keluaran imamat 28

 


dari hasil yang lama sampai kepada tahun yang 

kesembilan, sampai masuk hasilnya, kamu akan memakan yang lama.” 

Di sini kita temukan, 

I. Penetapan tahun Yobel (ay. 8, dst.).  

1. Kapan tahun ini dijalani: sesudah tujuh tahun Sabat (ay. 8). 

Apakah ini artinya jatuh pada tahun keempat puluh sembilan 

atau kelima puluh masih menjadi pertanyaan besar di antara 

kaum cendekiawan. Namun, bagi saya, tampaknya sangat 

mungkin kalau yang dimaksudkan yaitu  tahun Sabat yang 

ketujuh, yaitu tahun keempat puluh sembilan (yang dalam 

bahasa umumnya disebut tahun kelima puluh). Perhitungan 

ini juga dijelaskan, dengan menjawab berbagai keberatannya, 

oleh cendekiawan Calvisius. Namun, di sini bukanlah tempat 

untuk memperdebatkan masalah ini. Tujuh minggu Sabat 

dihitung dari mulai paskah hingga hari raya Pentakosta (atau 

hari kelima puluh, menurut arti kata pentakosta), dan 

demikian pula tujuh tahun Sabat dari satu perayaan Yobel ke 

perayaan Yobel yang lain, dan tahun Sabat yang ketujuh 

disebut tahun kelima puluh. Dan semua penghormatan ini 

diberikan pada tahun Sabat yang ketujuh untuk memuliakan 

hari perhentian Tuhan pada hari ketujuh dari karya penciptaan.  

2. Bagaimana tahun Sabat ketujuh ini harus dinyatakan, dengan 

bunyi sangkakala di segala penjuru negeri (ay. 9), untuk mem-

beri tahu kepada semua orang tentang hari raya ini  dan 

untuk mengungkapkan sukacita dan sorak sorai mereka akan 

tahun itu. Dan kata Yobel atau yubile dipahami artinya seba-

gai suatu bunyi sangkakala tertentu yang dibedakan dari 

bunyi sangkakala yang lain. Sebab sangkakala (atau nafiri – 

pen.) yang tidak mengeluarkan bunyi yang terang tidaklah ber-

guna (1Kor. 14:8). Sangkakala dibunyikan di penutupan hari 

penebusan. Sesudah itu tahun Yobel dimulai, dan itu sangat 

cocok. saat  mereka sudah merendahkan diri dan merun-

dung sebab  dosa, maka mereka akan dibuat untuk men-

dengar suara kegirangan dan suara sukacita (Mzm. 51:10). 

jika  mereka telah berdamai dengan Allah, maka kebebasan 

diberitakan. Sebab penghapusan kesalahan yaitu  perlu un-

tuk membuka jalan masuk bagi semua penghiburan yang 

sejati (Rm. 5:1-2). Dengan merujuk pada pemberitaan tahun 

Yobel ini, dinubuatkanlah tentang Tuhan Yesus kita bahwa Ia 

harus memberitakan tahun rahmat TUHAN (Yes. 61:2). Ia telah 

Kitab Imamat 25:8-22 

mengutus para rasul-Nya untuk memberitakan tahun rahmat 

TUHAN ini  dengan nafiri Injil yang kekal, yang harus 

mereka beritakan kepada setiap makhluk hidup. Dan tahun 

rahmat TUHAN ini  masih terus dikabarkan bahwa pada 

hari terakhir sangkakala akan berbunyi, yang akan melepas-

kan orang mati dari kungkungan kubur, dan mengumpulkan 

kita kembali kepada kaum milik kita.  

3. Apa yang harus dilakukan di tahun itu yaitu  luar biasa. Di 

samping istirahat yang umum bagi tanah, yang dijalani setiap 

tahun Sabat (ay. 11-12), dan pelepasan dari utang-utang pri-

badi (Ul. 15:2-3), juga harus ada pengembalian resmi kepada 

setiap orang Israel semua tanah miliknya dan semua kebebas-

an, yang telah terpisah darinya sejak Yobel yang lalu. Jadi, 

tidak pernah ada orang mana pun yang terjamin di dalam 

kebebasan dan tanah miliknya (yang merupakan kemuliaan 

suatu bangsa) seperti orang Israel pada waktu dulu itu. Mere-

ka harus menjaga kebebasan dan tanah milik mereka dengan 

baik dan harus tetap dekat dengan Allah, supaya semuanya 

itu tidak dirampas dari mereka oleh kejahatan orang lain, 

serta juga tidak hilang oleh kebodohan mereka sendiri.  

(1) Tanah milik yang dimiliki oleh setiap orang di dalam 

pembagian tanah Kanaan tidak dapat dipisahkan lagi dari 

pemiliknya sejak tahun Yobel itu, sebab  pada tahun itu 

orangnya harus kembali kepada tanah miliknya itu. Sejak 

itu ia memiliki hak milik atasnya yang tidak terbantahkan, 

dan kepemilikan atasnya tanpa dapat diganggu gugat lagi 

(ay. 10, 13): ”kamu harus masing-masing pulang ke tanah 

miliknya. Maka jika seseorang telah menjual atau mengga-

daikan tanahnya, atau sebagian dari tanahnya, tanah 

ini  harus kembali kepadanya atau kepada keturunan-

nya, bebas dari semua biaya dan beban. Nah, perbuatan 

pembebasan ini tidaklah berarti berbuat salah terhadap 

orang yang telah membeli tanah itu sebelumnya. Sebab, 

tahun Yobel telah ditetapkan, dan setiap orang tahu kapan 

waktu itu akan tiba, dan ia harus bersiap membuat pena-

waran yang sesuai. berdasar  hukum yang berlaku di 

kerajaan Inggris waktu itu, jika tanah dihibahkan kepada 

seseorang dan keturunannya, dengan syarat bahwa dia 

tidak boleh menjual tanah ini  atau memberi nnya 

kepada orang lain, maka hibah ini  berlaku sah,namun  

syaratnya batal dan tidak berlaku, sebab: Iniquum est 

ingenuis hominibus (kata para ahli hukum) non esse liberam 

rerum suarum alienationem – yaitu  tidak adil untuk men-

cegah orang merdeka untuk menjual atau mengalihkan 

tanah milik mereka sendiri kepada orang lain. Namun, dise-

pakati di dalam kitab hukum bahwa jika raja yang meng-

anugerahkan tanah kepada seseorang dengan syarat dia 

tidak boleh menjualnya, maka syarat ini  berlaku. 

Nah, demikian pula, Tuhan hendak menunjukkan kepada 

umat-Nya Israel bahwa negeri yang mereka diami itu ada-

lah milik kepunyaan-Nya, dan mereka yaitu  para penyewa 

yang menyewa tanah-Nya. Oleh sebab  itu, Ia mengikat 

mereka bahwa mereka tidak memiliki hak untuk menjual, 

tetapi hanya untuk menyewa selama beberapa tahun, yang 

tidak melampaui tahun Yobel berikutnya. Dengan cara ini, 

terjaminlah bahwa,  

[1] Garis keturunan mereka terpelihara dengan baik, yang 

akan berguna untuk menjernihkan silsilah Juruselamat 

kita.  

[2] Perbedaan suku-suku harus dijaga terus. Sebab kendati 

seseorang dapat membeli tanah dari suku lain, dia tidak 

dapat menguasainya lagi hingga tahun Yobel, dan tentu 

saja tanah ini  akan dikembalikan.  

[3] Tidak seorang pun dapat menjadi kaya-raya, dengan 

menyerobot rumah demi rumah dan mencekau ladang 

demi ladang (Yes. 5:8),namun  harus mencukupi diri de-

ngan menggarap tanah yang mereka miliki saja dan 

tidak memperluas tanah milik mereka. Kebijakan kekai-

saran Romawi dahulu yaitu , bahwa tidak seorang pun 

boleh menjadi tuan atas tanah lebih dari 500 hektar.  

[4] Tidak boleh ada keluarga yang menjadi terpuruk dan 

hancur, dan jatuh miskin untuk selamanya. Perhatian 

khusus ini dilakukan Tuhan untuk mendukung kehor-

matan umat, dan untuk memelihara tidak hanya negeri 

yang baik itu bagi bangsa itu seluruhnya,namun  juga 

untuk menjaga bagian setiap orang tetap menjadi milik 

keluarganya secara khusus, untuk diwariskan turun-

temurun. Dengan demikian, hal ini dapat dengan lebih 

Kitab Imamat 25:8-22 

baik memberi perlambangan bagi bagian yang terbaik 

itu, yang tidak akan diambil dari orang yang memiliki-

nya.  

(2) Kebebasan yang menjadi hak dari setiap orang sejak lahir-

nya, seandainya dijual atau diambil darinya, haruslah di-

kembalikan kepadanya pada tahun Yobel: kamu harus 

masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaum-

nya (ay. 10). Orang-orang yang dijual ke dalam keluarga 

lain, menjadi orang asing bagi kaumnya. Namun dalam 

tahun penebusan ini mereka harus dikembalikan. Hal ini 

merupakan gambaran dari penebusan kita oleh Kristus 

dari perbudakan dosa dan Iblis, dan pemulihan kita kepada 

kebebasan mulia menjadi anak-anak Allah. Beberapa orang 

menghitung bahwa tahun saat  Kristus mati yaitu  pada 

suatu tahun Yobel, dan merupakan Yobel terakhir yang 

dijalani orang Israel. Namun, apa pun itu, kita yakin bahwa 

Anak Allahlah yang memerdekakan kita, sehingga kita pun 

benar-benar merdeka.  

II. Sebuah hukum yang dikeluarkan untuk melawan penindasan di 

dalam jual beli tanah. Baik pembeli maupun penjual tidak boleh 

melampaui batas (ay. 14-17). Pendek kata, pembeli tidak boleh 

membayar kurang dan penjual tidak boleh menerima lebih dari 

nilai yang semestinya, sebab  mereka harus mempertimbangkan 

pengembalian tanah itu pada tahun Yobel. Harus ditetapkan nilai 

jual beli tanah itu dalam setahun, baru lalu  dihitung jum-

lah banyak tahun masa waktu pembeliannya sampai tahun Yobel. 

Tetapi mereka harus menghitung hanya jumlah tahun panen (ay. 

15), sehingga harus dipotong untuk tahun-tahun Sabat. Sebenar-

nya mudah untuk diamati bahwa semakin mendekati tahun Yobel 

maka nilai jual tanah harus makin lebih rendah. Makin kecil 

jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya (ay. 16). Namun, 

kita menemukan tidaklah mudah dalam kenyataannya untuk 

menyimpulkan bahwa makin dekat dunia kepada kesudahannya, 

makin rendah nilai yang harus kita berikan kepada segala sesua-

tu yang ada di dalamnya: Sebab dunia seperti yang kita kenal 

sekarang akan berlalu, maka hendaknya orang-orang yang mem-

pergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak 

mempergunakannya. Orang harus memberi harga yang rendah 


 910

untuk sebuah rumah tua, yang sudah mau roboh. Semua tawar-

menawar harus dibuat dengan aturan ini: Janganlah kamu meru-

gikan satu sama lain, atau mengambil keuntungan dari kelalaian 

atau kekurangan satu sama lain,namun  engkau harus takut akan 

Allahmu. Catatlah, takut akan Tuhan yang memerintah di dalam 

hati pasti mampu menahan kita untuk berbuat salah kepada 

sesama kita baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan. 

Sebab, kendati manusia tidaklah demikian, namun Tuhan ada-

lah pembalas terhadap orang-orang yang memperlakukan saudara-

nya dengan tidak baik atau memperdayakannya (1Tes. 4:6). Mung-

kin Nehemiah merujuk kepada hukum ini (Neh. 5:15), di mana ia 

memberi tahu kita bahwa ia tidak menindas orag-orang yang di 

bawah kekuasaannya, sebab  takut akan Allah.  

III. Jaminan yang diberikan kepada mereka bahwa mereka tidak akan 

menderita kerugian,namun  justru akan mendapat untung, dengan 

menjalani tahun-tahun perhentian ini. Dijanjikan:  

1. Bahwa mereka akan aman tenteram: kamu akan diam di 

tanahmu dengan aman tenteram (ay. 18) dan sekali lagi di da-

lam ayat 19. Janji ini menunjukkan ketenteraman lahiriah 

maupun keamanan batiniah dan keyakinan dalam roh mere-

ka, bahwa mereka akan baik-baik saja dan aman dari hal yang 

jahat maupun dari rasa takut terhadap yang jahat.  

2. Bahwa mereka akan menjadi kaya: kamu akan makan sampai 

kenyang. Perhatikanlah, jika kita menjalani kewajiban ibadah 

kita dengan cermat, maka dengan senang hati kita dapat 

memercayai Tuhan bahwa Ia pasti memenuhi kebutuhan kita.  

3. Bahwa mereka tidak akan kekurangan makanan pada tahun 

itu di mana mereka tidak menabur atau menuai: Aku akan me-

merintahkan berkat-Ku kepadamu dalam tahun yang keenam, 

supaya diberinya hasil untuk tiga tahun (ay. 21). Hal ini sung-

guh merupakan:  

(1) Suatu mujizat yang luar biasa. Sementara di waktu-waktu 

lain hasil satu tahun hanya cukup sampai tahun berikut-

nya, namun pada tahun Yobel ini, hasil ladang pada tahun 

keenam sanggup memenuhi kebutuhan sampai tahun yang 

kesembilan. Perhatikanlah, berkat Tuhan atas persediaan 

kita akan membuat yang sedikit menjadi sangat banyak,

Kitab Imamat 25:23-38 

 911 

 malah bisa memberi makan orang-orang miskin (Mzm. 

132:15).  

(2) Suatu kenangan abadi tentang roti manna yang diberikan 

dua kali lipat pada hari keenam selama dua hari.  

(3) Hal itu dimaksudkan untuk menguatkan hati seluruh umat 

Allah, di sepanjang zaman, untuk memercayai Dia dalam 

menjalani kewajiban ibadah mereka, dan untuk menyerah-

kan kekhawatiran mereka kepada-Nya. Tidak ada yang rugi 

oleh sebab  iman dan penyangkalan diri di dalam ketaatan.  

Penetapan tentang Penebusan Tanah  

(25:23-38) 

23 “Tanah jangan dijual mutlak, sebab  Akulah pemilik tanah itu, sedang 

kamu yaitu  orang asing dan pendatang bagi-Ku. 24 Di seluruh tanah 

milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. 25 jika  saudaramu 

jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang 

kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang 

dan menebus yang telah dijual saudaranya itu. 26 jika  seseorang tidak 

memiliki  penebus,namun  lalu  ia mampu, sehingga didapatnya yang 

perlu untuk menebus miliknya itu, 27 maka ia harus memasukkan tahun-

tahun sesudah penjualannya itu dalam perhitungan, dan kelebihannya 

haruslah dikembalikannya kepada orang yang membeli dari padanya, supaya 

ia boleh pulang ke tanah miliknya. 28namun  jikalau ia tidak mampu untuk 

mengembalikannya kepadanya, maka yang telah dijualnya itu tetap di tangan 

orang yang membelinya sampai kepada tahun Yobel; dalam tahun Yobel tanah 

itu akan bebas, dan orang itu boleh pulang ke tanah miliknya.” 29 “jika  

seseorang menjual rumah tempat tinggal di suatu kota yang berpagar tembok, 

maka hak menebus hanya berlaku selama setahun mulai dari hari penjual-

annya; hak menebus berlaku hanya satu tahun. 30namun  jikalau rumah itu 

tidak ditebus dalam jangka waktu setahun itu, rumah itu secara mutlak 

menjadi milik si pembeli turun-temurun; dalam tahun Yobel rumah itu 

tidaklah bebas. 31namun  rumah-rumah di desa-desa yang tidak dikelilingi pa-

gar tembok haruslah dianggap sama dengan ladang-ladang di negeri itu, 

atasnya harus ada hak menebus dan dalam tahun Yobel rumah itu harus 

bebas. 32 Mengenai rumah-rumah di kota-kota orang Lewi, hak menebus 

rumah-rumah itu ada pada orang-orang Lewi untuk selama-lamanya.  

33 Sekalipun dari antara orang Lewi yang melakukan penebusan,namun  

rumah yang terjual di kota miliknya itu haruslah bebas dalam tahun Yobel, 

sebab  segala rumah di kota-kota orang Lewi yaitu  milik mereka masing-

masing di tengah-tengah orang Israel. 34 Dan padang penggembalaan sekitar 

kota-kota mereka janganlah dijual, sebab  itu milik mereka untuk selama-

lamanya.” 35 “jika  saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup ber-

tahan di antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing 

dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu. 36 Janganlah engkau 

mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus 

takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu. 37 Ja-

nganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga 

makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba. 38 Akulah TUHAN, 

Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, untuk memberi  

kepadamu tanah Kanaan, supaya Aku menjadi Allahmu.  

Di sini,  

I. Suatu hukum tentang rumah-rumah orang Israel di tanah 

Kanaan dan pengalihan kepemilikannya.  

1. Tidak ada tanah yang boleh dijual untuk selamanya dari 

keluarga yang telah memilikinya berdasar  undian dalam 

pembagian tanah. Alasan yang diberikan yaitu , bahwa 

Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu yaitu  orang asing dan 

pendatang bagi-Ku (ay. 23).  

(1) Tuhan yang memiliki hak khusus atas tanah ini, sehingga 

dengan pembatasan ini, Ia menjaga agar orang Israel selalu 

sadar akan hal ini. Milik kepunyaan umat yang baik secara 

khusus telah menjadi milik Allah, saat  mereka menyerah-

kan diri kepada-Nya beserta segala yang mereka miliki. 

Oleh sebab  itu, mereka harus tunduk kepada Dia yang 

telah memiliki mereka dengan segala milik mereka itu.  

(2) Umat Israel yaitu  orang asing dan pendatang bagi-Ku di 

negeri ini . Mereka memiliki rumah TUHAN di antara 

mereka. sebab  itu, menjual bagian mereka atas tanah 

akan mengakibatkan mereka terputus dari persekutuan 

dan hubungan dengan Allah. Pemilikan atas tanah meru-

pakan tanda dan lambang dari persekutuan dan hubungan 

mereka dengan Allah. Untuk alasan inilah Nabot lebih 

memilih menerima murka seorang raja dibandingkan  berpisah 

dari harta warisan leluhurnya (1Raj. 21:3).  

2. jika  seseorang terpaksa sebab  kemiskinan menjual tanah-

nya demi kebutuhan hidup keluarganya, namun jika sesu-

dahnya ia sanggup, ia dapat menebus tahannya itu sebelum 

tahun Yobel (ay. 24, 26-27), dan harganya harus ditetapkan 

sesuai dengan jumlah tahun sejak penjualan dan sebelum 

tahun Yobel.  

3. jika  orang ini  tidak mampu untuk menebusnya, maka 

seorang dari kaumnya yang terdekat berhak untuk menebus-

nya (ay. 25): kaumnya yang terdekat harus datang dan mene-

bus yang telah dijual saudaranya itu. Kaum ini  disebut 

Goel, sang penebus (Bil. 5:8; Rut 3:9), seorang yang memiliki 

Kitab Imamat 25:23-38 

hak untuk menebus tanah. Dan hal ini menggambarkan Kris-

tus, yang telah mengenakan kodrat kita pada diri-Nya, supaya 

Ia dapat menjadi kaum kita, tulang dari tulang kita dan daging 

dari daging kita, dan, dengan menjadi satu-satunya kaum 

yang kita miliki yang dapat melakukannya, maka Dialah yang 

memiliki  hak untuk menebus. Sementara mengenai semua 

kaum kita yang lain, mereka harus menanggalkan “sebelah 

kasut atau sandal” mereka (Rut 4:6-7), sebagai tanda bahwa 

mereka tidak punya hak untuk menebus. Namun, Kristus 

dapat dan telah menebus warisan yang sebab  dosa telah 

hilang dan terpisah dari kita, dan Ia memberi  warisan itu 

kepada semua orang yang oleh iman telah disatukan dengan-

Nya. Kita tahu bahwa Penebus kita hidup (Ayb. 19:25). Dan 

sebagian penafsir mengartikan kewajiban menebus dari 

seorang kaum kerabat ini sebagai kasih persaudaraan yang 

harus ada di antara orang-orang Kristen, yang mewajibkan 

mereka untuk memulihkan orang-orang yang telah jatuh dan 

mengembalikan mereka dengan roh yang lemah lembut.  

4. jika  tanah tidak ditebus sebelum tahun Yobel, maka tanah 

ini  tentu saja harus kembali kepada orang yang telah 

menjual atau menggadaikannya: Dalam tahun Yobel tanah itu 

akan bebas (ay. 28). Ini yaitu  suatu perlambangan akan 

anugerah cuma-cuma Tuhan kepada kita di dalam Kristus, yang 

olehnya, dan bukan oleh harga yang kita beli atau jasa kita 

sendiri, kita dipulihkan kepada perkenan Allah, dan diberi hak 

untuk masuk Firdaus, dari mana orangtua pertama kita, dan 

kita di dalam mereka, telah diusir sebab  ketidaktaatan.  

5. Suatu perbedaan dibuat antara rumah-rumah di dalam kota-

kota yang berpagar tembok dan ladang-ladang di negeri di 

desa atau rumah-rumah di desa. Rumah-rumah di dalam 

kota-kota yang berpagar tembok lebih banyak merupakan 

hasil dari usaha mereka sendiri dibandingkan  tanah di desa, yang 

merupakan hadiah langsung dari kelimpahan Allah. Oleh 

sebab  itu, jika seseorang menjual sebuah rumah di dalam 

sebuah kota, ia dapat menebusnya kapan saja dalam kurun 

waktu setahun sesudah  penjualan, namun jika tidak rumah 

ini  mutlak menjadi milik pembeli untuk seterusnya dan 

tidak dapat dikembalikan, tidak, sekalipun di tahun Yobel (ay. 

29-30). Peraturan ini dibuat untuk mendorong orang asing dan 

pemeluk agama Yahudi yang baru untuk datang dan menetap 

di antara mereka. Meskipun mereka tidak dapat membeli 

tanah di Kanaan bagi mereka dan ahli waris mereka, namun 

mereka dapat membeli rumah-rumah di dalam kota-kota yang 

berpagar tembok, yang paling cocok bagi mereka yang hidup 

dengan berdagang. Akannamun , rumah-rumah di desa yang 

tidak berpagar tembok, tidak dapat dilepas, seperti halnya 

ladang-ladang.  

6. Suatu peraturan ditambahkan untuk mendukung orang-orang 

Lewi, sebagai pengecualian dari peraturan-peraturan yang lain-

nya:  

(1) Rumah-rumah yang didiami di dalam kota-kota orang Lewi 

dapat ditebus kapan saja, dan, jika tidak ditebus, dapat 

dikembalikan dalam tahun Yobel (ay. 32-33), sebab orang-

orang Lewi tidak memilik harta kekayaan selain dibandingkan  

kota-kota dan daerah pinggirannya. Dan Tuhan hendak me-

nunjukkan bahwa orang-orang Lewi ada dalam pemelihara-

an-Nya secara khusus. Hal ini juga supaya diketahui orang 

banyak bahwa mereka tidak seharusnya menjadi miskin 

atau disingkirkan dari harta pusaka mereka.  

(2) Ladang-ladang yang berdampingan dengan kota-kota orang 

Lewi (Bil. 35:4-5) tidak dapat dijual kapan pun, sebab 

ladang-ladang ini  yaitu  bukan milik orang-orang 

Lewi secara orang per orang, melainkan milik kota orang-

orang Lewi, sebagai seluruh suku secara bersama-sama, 

sehingga tidak dapat dijual tanpa merugikan segenap suku 

mereka. sebab  itu, jika ada di antara ladang ini  yang 

dijual, pembelian itu menjadi batal (ay. 34). Bahkan orang-

orang Mesir peduli untuk menjaga tanah para imam (Kej. 

47:22). sebab  itu, tidak ada alasan untuk tidak memeli-

hara pelayanan Injil di bawah perlindungan khusus dari 

pemerintahan Kristiani.  

II. Suatu hukum untuk melegakan orang miskin dan membantu 

para pengutang yang jatuh miskin. Kewajiban ini lebih umum dan 

berlaku seterusnya dibandingkan  kewajiban sebelumnya.  

Kitab Imamat 25:23-38 

1. Orang miskin harus dibantu (ay. 35). Di sini,  

(1) Kemiskinan dan kesulitan saudara kita dibicarakan: Apa-

bila saudaramu jatuh miskin.  Tidak hanya saudaramu se-

bangsa sebagai seorang Yahudi,namun  juga saudaramu se-

kodrat sebagai seorang manusia, sebab dilanjutkan: walau-

pun dia sebagai orang asing dan pendatang. Semua manusia 

harus dipandang dan diperlakukan sebagai seorang saudara, 

sebab kita sekalian memiliki  satu bapa (Mal. 2:10). Ken-

dati miskin, dia itu tetap saudaramu dan harus dikasihi 

dan diakui sebagai seorang saudara. Kemiskinan tidaklah 

menghancurkan hubungan. Kendati seorang anak Abra-

ham, dia tetap bisa jatuh miskin dan jatuh melarat. Per-

hatikanlah, kemiskinan dan kemelaratan sangatlah meme-

dihkan hati, dan sangat umum: Orang-orang miskin selalu 

ada padamu.  

(2) Kita diwajibkan: Engkau harus menyokong dia. Dengan sim-

pati, mengasihani orang miskin. Dengan pelayanan, berbuat 

sesuatu bagi mereka. Dan dengan sokongan, berilah sesuai 

kebutuhan mereka dan kesanggupan kita.  

2. Orang-orang miskin yang berutang janganlah ditekan: jika  

saudaramu jatuh miskin, dan meminjam uang dari engkau 

untuk keperluan hidup keluarganya, janganlah engkau meng-

ambil bunga uang atau riba dari padanya (ay. 36-37). Hingga 

sekarang ini hukum ini masih mengikat,namun  tidaklah ber-

laku bila uang dipinjam untuk membeli tanah, berdagang atau 

keperluan lain yang sifatnya untuk mencari untung. Sebab, 

jika maksudnya seperti itu, maka masuk akal jika si pemberi 

pinjaman berbagi untung dengan si peminjam. Hukum di sini 

jelas dimaksudkan untuk membantu orang miskin, di mana 

kepada mereka ini kadang-kadang merupakan suatu amal be-

sar untuk meminjamkan dengan cuma-cuma, sebab  nilainya 

sama dengan memberi. Amatilah alasan-alasan yang diguna-

kan di sini untuk melawan pemerasan:  

(1) Tuhan melindungi orang miskin: “Takutlah akan Allahmu, 

yang akan membalaskan kepadamu semua kerugian yang 

engkau perbuat terhadap orang miskin. Engkau tidak takut 

mereka,namun  takutlah kepada Dia.”  

(2) Sokonglah orang miskin, supaya saudaramu dapat hidup di 

antaramu, dan dengan suatu cara mereka dapat berguna 

bagimu. Orang kaya bisa mengharapkan tangan orang mis-

kin seperti halnya orang miskin bisa mengharapkan dom-

pet orang kaya.  

(3) Kata-kata pendahuluan pada Sepuluh Perintah Tuhan dipa-

kai untuk menegakkan ketetapan ini: Akulah TUHAN, Allah-

mu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir (ay. 38). 

Perhatikanlah, orang-orang yang telah menerima belas ka-

sihan patut menunjukkan belas kasihan juga. Tuhan telah 

sedemikian bermurah hati kepada kita, jadi tidak seha-

rusnya kita bersikap keras terhadap saudara-saudara kita.  

Penindasan Saudara-saudara Dilarang 

(25:39-55) 

39 jika  saudaramu jatuh miskin di antaramu, sehingga menyerahkan 

dirinya kepadamu, maka janganlah memperbudak dia. 40 Sebagai orang 

upahan dan sebagai pendatang ia harus tinggal di antaramu; sampai kepada 

tahun Yobel ia harus bekerja padamu.41 lalu  ia harus diizinkan keluar 

dari padamu, ia bersama-sama anak-anaknya, lalu pulang kembali kepada 

kaumnya dan ia boleh pulang ke tanah milik nenek moyangnya. 42 sebab  

mereka itu hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir, jangan-

lah mereka itu dijual, secara orang menjual budak.43 Janganlah engkau 

memerintah dia dengan kejam, melainkan engkau harus takut akan Allahmu. 

44namun  budakmu laki-laki atau perempuan yang boleh kaumiliki yaitu  

dari antara bangsa-bangsa yang di sekelilingmu; hanya dari antara mereka-

lah kamu boleh membeli budak laki-laki dan perempuan. 45 Juga dari antara 

anak-anak pendatang yang tinggal di antaramu boleh kamu membelinya dan 

dari antara kaum mereka yang tinggal di antaramu, yang dilahirkan di 

negerimu. Orang-orang itu boleh menjadi milikmu. 46 Kamu harus membagi-

kan mereka sebagai milik pusaka kepada anak-anakmu yang lalu , 

supaya diwarisi sebagai milik; kamu harus memperbudakkan mereka untuk 

selama-lamanya,namun  atas saudara-saudaramu, orang-orang Israel, jangan-

lah memerintah dengan kejam yang satu sama yang lain. 47 jika  seorang 

asing atau seorang pendatang di antaramu telah menjadi mampu, sedang  

saudaramu yang tinggal padanya jatuh miskin, sehingga menyerahkan 

dirinya kepada orang asing atau pendatang yang di antaramu itu atau 

kepada seorang yang berasal dari kaum orang asing, 48 maka sesudah ia 

menyerahkan dirinya, ia berhak ditebus, yakni seorang dari antara saudara-

saudaranya boleh menebus dia, 49 atau saudara ayahnya atau anak laki-laki 

saudara ayahnya atau seorang kerabatnya yang terdekat dari kaumnya atau 

kalau ia telah mampu, ia sendiri berhak menebus dirinya. 50 Bersama-sama 

dengan si pembelinya ia harus membuat perhitungan, mulai dari tahun ia 

menyerahkan dirinya kepada orang itu sampai kepada tahun Yobel, dan 

harga penjualan dirinya haruslah ditentukan menurut jumlah tahun-tahun 

itu; masa ia tinggal pada orang itu haruslah dihitung seperti masa kerja 

orang upahan. 51 Jikalau jumlah tahun itu masih besar, maka dari harga

Kitab Imamat 25:39-55 

pembeliannya harus dikembalikan sebagai penebus dirinya menurut jumlah 

tahun itu. 52 Jika waktu yang masih tinggal sampai kepada tahun Yobel sedi-

kit lagi saja, maka ia harus membuat perhitungan dengan orang itu; menurut 

jumlah tahun itulah ia harus membayar uang tebusan dirinya. 53 Demikian-

lah ia harus tinggal padanya sebagai orang upahan dari tahun ke tahun. 

Janganlah ia diperintah dengan kejam oleh orang itu di depan matamu. 54 

Tetapi jikalau ia tidak ditebus dengan cara demikian, maka ia harus diizin-

kan keluar dalam tahun Yobel, ia bersama-sama anak-anaknya.55 sebab  

pada-Kulah orang Israel menjadi hamba; mereka itu yaitu  hamba-hamba-

Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu.” 

Di sini kita membaca hukum tentang perbudakan, yang dirancang 

untuk menjaga kehormatan dari bangsa Yahudi sebagai umat yang 

merdeka, yang diselamatkan oleh suatu kuasa ilahi dari rumah 

perbudakan kepada kebebasan mulia sebagai anak-anak Allah, anak-

anak-Nya yang sulung. Nah, inilah hukumnya,  

I. Bahwa seorang suku Israel asli tidak boleh dijadikan seorang 

budak untuk selama-lamanya. jika  dia dijual sebab  utang 

atau sebab  suatu kejahatan oleh rumah pengadilan, dia harus 

melayani hanya selama enam tahun, dan harus bebas pada tahun 

yang ketujuh (Kel. 21:2). Namun jika dia menjual diri sendiri oleh 

sebab  jatuh miskin, tidak punya apa-apa yang tertinggal untuk 

mempertahankan hidupnya, dan jika ia menjual dirinya kepada 

salah satu dari orang-orang sebangsanya, maka inilah hukumnya:  

1. Bahwa dia tidak harus melayani sebagai seorang budak (ay. 

39), atau dijual, secara orang menjual budak (ay. 42). Yaitu, 

“hal ini  tidak boleh dipandang bahwa tuan yang telah 

membelinya memiliki hak mutlak atas dirinya seperti layaknya 

seorang tawanan yang diambil dalam perang, yang dapat dipa-

kai, dijual dan diwariskan sesukanya, seperti ternak pelihara-

an. Tidak! Ia harus melayanimu sebagai orang upahan, di 

mana tuannya hanya boleh mempergunakan dia,namun  tidak 

berkuasa mutlak dengan semena-mena atas dia.” Alasannya 

yaitu , bahwa mereka itu hamba-hamba-Ku (ay. 42). Tuhan 

tidak menjadikan hamba-hamba-Nya sebagai budak, maka 

demikian pula saudara-saudaranya jangan berbuat demikian. 

Tuhan telah menebus mereka dari Mesir, dan sebab nya mere-

ka tidak boleh diperjual-belikan sebagai budak. Sang rasul 

menerapkan hal ini secara rohani (1Kor. 7:23), Kamu telah 

dibeli dan harganya telah lunas dibayar. sebab  itu janganlah 

kamu menjadi hamba manusia, yaitu “menjadi budak nafsu 

manusia, tidak, bahkan dari nafsumu sendiri.” Sebab, sebagai 

hamba-hamba Allah, kita jangan membiarkan dosa berkuasa 

lagi di dalam tubuhmu yang fana (Rm. 6:12, 22).  

2. Bahwa di samping harus melayani, dia tidak boleh diperintah 

dengan keras, seperti orang Israel diperlakukan dahulu di 

Mesir (ay. 43). Pekerjaan dan perlakuan terhadapnya haruslah 

yang sesuai menurut kedudukannnya sebagai seorang ketu-

runan Abraham. Tuan-tuan diharuskan berlaku adil dan jujur 

terhadap hamba-hambanya (Kol. 4:1). Mereka boleh dikarya-

kan,namun  tidak boleh dilecehkan. Tuan-tuan yang masih 

terus menindas dan menguasai para hambanya, mengejek dan 

menghina mereka, yang menuntut mereka bekerja dan meng-

hardik mereka di luar batas, dan yang memerintah mereka 

dengan tangan yang teracung, benar-benar telah melupakan 

bahwa Tuan mereka ada di surga. Dan bisa apa tuan-tuan itu 

bila Tuhan bangkit membela hamba-hamba itu? Inilah yang 

dipikirkan Ayub yang saleh itu (Ayb. 31:13-14).  

3. Bahwa di tahun Yobel dia harus keluar dengan bebas, dia ber-

sama anak-anaknya, dan kembali kepada kaumnya (ay. 41). 

Hal ini menggambarkan penebusan kita dari perbudakan dosa 

dan Iblis oleh anugerah Tuhan di dalam Kristus, yang kebenar-

an-Nya memerdekakan kita (Yoh. 7:32). Para penulis Yahudi 

berkata bahwa, selama 10 hari sebelum nafiri Yobel ditiup, 

para hamba yang akan dibebaskan itu sungguh-sungguh 

mengungkapkan sukacita besar mereka dengan mengadakan 

perjamuan dan mengenakan karangan bunga di kepala mere-

ka. sebab  itulah tahun Yobel disebut nyanyian kegirangan 

(Mzm. 89:16, KJV). Demikian pula kita harus bersukacita kare-

na kemerdekaan yang kita terima oleh Kristus.  

II. Bahwa mereka dapat membeli budak-budak dari bangsa asing 

yang hidup di antara mereka atau dari orang-orang asing yang 

tinggal di antara mereka (kecuali dari tujuh bangsa yang akan 

dibinasakan). Mereka boleh berkuasa atas budak-budak asing itu, 

dan mewariskan budak-budak itu kepada keluarga mereka, sebab 

tahun Yobel tidak akan memberi kebebasan bagi mereka (ay. 44, 

46). Nah,  

1. Kekuasaan yang mereka miliki atas para budak yang mereka 

beli dari bangsa-bangsa di sekelilingnya itu yaitu  sesuai 

Kitab Imamat 25:39-55 

dengan berkat Yakub (Kej. 27:29), suku-suku bangsa akan 

sujud kepadamu.  

2. Kekuasaan mereka itu menubuatkan dibawa masuknya bang-

sa-bangsa bukan Yahudi ke dalam pelayanan Kristus dan 

gereja-Nya. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan 

Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu (Mzm. 2:8). Dan 

telah dijanjikan (Yes. 61:5), Orang-orang luar akan melayani 

kamu sebagai gembala kambing dombamu, dan orang-orang 

asing akan bekerja bagimu sebagai petani dan tukang kebun 

anggurmu. Lihat pula Wahyu 2:26-27. Orang benar akan ber-

kuasa atas mereka di pagi hari (Mzm. 49:15, KJV).  

3. Hal ini mengisyaratkan bahwa tak seorang pun akan mene-

rima berkat tahun Yobel Injili kecuali hanya mereka yang men-

jadi orang-orang Israel sejati dan anak-anak Abraham oleh 

iman. Sebab, bila orang terus menjadi kafir, ia akan terus 

menjadi budak. Lihatlah hal ini berbalik kepada orang-orang 

Yahudi yang tidak percaya (Gal. 4:25), di mana Yerusalem, 

saat  menolak Kristus, dikatakan hidup dalam perhambaan 

dengan anak-anaknya. Izinkan saya menambahkan di sini 

bahwa, kendati mereka tidak dilarang untuk memerintah 

budak-budak mereka dengan keras, namun ahli-ahli agama 

Yahudi berkata: “Sudah menjadi sifat belas kasihan dan jalan 

hikmat, bahwa seseorang harus penuh kasih sayang dan tidak 

menaruh kuk yang berat ke atas hambanya.”  

III. Bahwa jika seorang Israel menjual diri sebagai seorang budak 

kepada seorang asing yang kaya yang tinggal di antara mereka, 

maka perlu diperhatikan agar orang Israel itu harus memiliki hak-

hak yang sama seolah-olah dia telah menjual diri kepada seorang 

Israel, dan bahkan di dalam beberapa hal haknya lebih besar.  

1. Bahwa dia tidak boleh melayani sebagai seorang budak, me-

lainkan sebagai seorang upahan, dan tidak boleh diperintah 

dengan kejam, di depan matamu (ay. 53). Ini mengisyaratkan 

bahwa hakim Yahudi harus secara khusus mengawasi dia, 

dan, jika dia dilecehkan, harus bertanggung jawab atasnya 

dan mengurus penderitaannya, kendati hamba yang diper-

lakukan dengan tidak semestinya itu tidak mengadukan per-

karanya. Juga dia harus pergi dengan bebas di tahun Yobel 

(ay. 54). Kendati anak-anak orang asing dapat melayani orang 

Israel untuk selamanya, namun anak-anak Israel tidak boleh 

melayani orang-orang asing untuk selama-lamanya. Namun 

hamba ini  tadi, sebab  telah membuat dirinya menjadi 

budak atas kemauan dan perbuatannya sendiri, tidak boleh 

keluar pada tahun ketujuh, melainkan di tahun Yobel saja.  

2. Bahwa dia harus memiliki hak lebih lanjut untuk ditebus lagi 

sebelum tahun Yobel (ay. 48-49). Orang yang telah menjual 

diri sendiri kepada seorang Israel, jika dia sudah mampu, 

dapat menebus dirinya sendiri,namun  kaum kerabatnya tidak 

punya hak untuk menebusnya. “Namun, jika seorang Israel 

menjual dirinya sendiri kepada seorang asing,” kata orang 

Yahudi, “kaum kerabatnya didorong untuk menebusnya. Jika 

tidak, maka sudah sepatutnya jika dia ditebus oleh tanggung-

an orang banyak,” seperti yang kita temukan dalam Nehemia 

5:8. Harga tebusannya harus dihitung berdasar  harga di 

tahun Yobel (ay. 50-52), sama seperti di dalam penebusan 

tanah (ay. 15-16). Cendekiawan Uskup Patrick mengutip salah 

satu rabi Yahudi dalam menafsirkan makna Injil dari ayat 

48, seorang dari antara saudara-saudaranya boleh menebus 

dia. “Penebus ini,” kata sang rabi, “yaitu  Sang Mesias, Anak 

Daud.” Mereka menantikan Mesias untuk menjadi Penebus 

mereka keluar dari penawanan dan untuk memulangkan 

mereka kembali ke tanah milik mereka. Namun. kita menyam-

but Dia sebagai Penebus yang akan datang ke Sion dan 

akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub, sebab 

Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Dan 

dengan pikiran inilah ada orang-orang Israel yang menantikan 

kelepasan untuk Yerusalem. 

 


PASAL  26  

asal ini merupakan kesimpulan dari seluruh isi hukum imamat. 

Aturan dan ketetapan yang ada sesudah  pasal ini dan dalam kitab 

selanjutnya berkaitan dengan hal tertentu, atau hanya merupakan 

pengulangan dan penjelasan dari ketetapan-ketetapan yang sudah 

ada selama ini. Nah, pasal ini berisi peneguhan secara umum atas 

semua hukum ini, melalui janji-janji upah bagi yang taat di satu sisi, 

dan ancaman hukuman untuk ketidaktaatan di sisi lain. Janji-janji 

itu berdasar  pengharapan, sedang  ancaman hukuman ber-

dasarkan ketakutan. Kedua hal ini berurusan dengan jiwa. Keduanya 

menguasai dan mengatur jiwa. Dalam pasal ini kita jumpai, 

I.  Pengulangan dua atau tiga perintah utama (ay, 1-2). 

II. Janji yang mendatangkan semua hal yang baik, jika mereka 

mau memelihara perintah-perintah Tuhan (ay. 3-13). 

III. Ancaman mengerikan yang berisi penghakiman yang meng-

hancurkan akan ditimpakan kepada mereka jika  mereka 

memberontak atau tidak taat (ay. 14-39). 

IV. Janji anugerah mengenai kembalinya belas kasihan bagi 

sebagian dari mereka yang mau bertobat dan membaharui 

diri (ay. 40 dst.). Ulangan 28 sejalan dengan pasal ini. 

Janji-janji 

(26:1-13) 

1 “Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala 

janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempat-

kan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, 

Allahmu. 2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati 

tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN. 3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-

Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, 4 maka Aku 

akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi 

hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya. 5 Lama-

nya musim mengirik bagimu akan sampai kepada musim memetik buah ang-

gur dan lamanya musim memetik buah anggur akan sampai kepada musim 

menabur. Kamu akan makan makananmu sampai kenyang dan diam di 

negerimu dengan aman tenteram. 6 Dan Aku akan memberi damai sejahtera 

di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan 

oleh apapun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari negeri itu, dan 

pedang tidak akan melintas di negerimu. 7 Kamu akan mengejar musuhmu, 

dan mereka akan tewas di hadapanmu oleh pedang. 8 Lima orang dari 

antaramu akan mengejar seratus, dan seratus orang dari antaramu akan 

mengejar selaksa dan semua musuhmu akan tewas di hadapanmu oleh 

pedang. 9 Dan Aku akan berpaling kepadamu dan akan membuat kamu ber-

anak cucu serta bertambah banyak dan Aku akan meneguhkan perjanjian-

Ku dengan kamu. 10 Kamu masih akan makan hasil lama dari panen yang 

lampau, dan hasil lama itu akan kamu keluarkan untuk menyimpan yang 

baru. 11 Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di tengah-tengahmu dan 

hati-Ku tidak akan muak melihat kamu. 12namun  Aku akan hadir di tengah-

tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku.  

13 Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, 

supaya kamu jangan lagi menjadi budak mereka. Aku telah mematahkan 

kayu kuk yang di atasmu dan membuat kamu berjalan tegak.” 

Di sini kita melihat, 

I.  Penekanan atas perintah-perintah hukum imamat, yang akibat-

nya luar biasa besar. Melalui perintah-perintah ini, dampak yang 

paling besar terjadi, dan oleh perintah-perintah ini, terutama, 

ketaatan mereka diuji (ay. 1-2). Perintah-perintah ini yaitu  

intisari perintah kedua dan keempat, yang selain paling panjang 

di antara kesepuluh perintah Allah, juga paling sering ditekankan 

dalam bagian lain hukum Taurat. Hal ini seumpama seorang 

Tuan yang sudah menugaskan banyak hal kepada hambanya, dan 

dia menyudahi dengan mengulangi hal-hal yang paling penting, 

yang paling besar kemungkinan dilalaikan oleh hamba itu. Maka, 

Tuan itu mewanti-wanti dia, apa pun yang ia lakukan, pastikan 

untuk mengingat hal-hal itu. Begitu pula di sini, Allah, melalui 

Musa, sesudah  memberitahukan banyak perintah, menutup se-

muanya dengan wejangan khusus untuk memelihara kedua 

perintah besar ini.  

1. “Pastikanlah bahwa kamu sekali-kali tidak menyembah pa-

tung, ataupun membuat patung atau gambar apa pun untuk 

tujuan kegiatan ibadah” (ay. 1). Tidak ada dosa yang lebih 

membangkitkan murka Tuhan dibandingkan  dosa ini. Namun, juga 

tidak ada dosa lain yang lebih membuat mereka ketagihan, 

dan yang sesudah nya terbukti membawa akibat paling merusak 

Kitab Imamat 26:1-13 

bagi mereka dibandingkan  dosa ini. Selain memahami keberadaan 

Allah, bahwa Tuhan itu satu dan berkuasa penuh atas segala-

nya, kita juga perlu mengerti dan percaya bahwa Tuhan itu Roh 

yang tidak terbatas. Oleh sebab itu, jika kita menggambarkan 

Tuhan sebagai patung, yaitu dengan menciptakan patung itu, 

atau membatasi-Nya sebagai patung, yaitu dengan mengudus-

kan patung itu, dan menyembah-Nya melalui patung, yaitu 

dengan bersujud kepada patung itu, kita telah mengubah kebe-

naran-Nya menjadi dusta dan kemuliaan-Nya menjadi cela.   

2. “Pastikanlah bahwa kamu terus mengadakan ibadah pada 

hari-hari Sabat dan pertemuan-pertemuan raya” (ay. 2). Oleh 

sebab  tidak ada yang lebih mencemari agama dibandingkan  pemu-

jaan patung dalam ibadah, maka tidak ada yang lebih menyo-

kong agama selain memelihara hari-hari Sabat dan menghor-

mati tempat kudus. Keduanya menjadi bagian yang terutama 

dalam agama, yang membuat hal-hal yang terpenting dalam 

agama ditegakkan. Itulah sebabnya kita melihat di dalam kitab 

para nabi bahwa, selain dosa penyembahan berhala, tidak ada 

dosa yang lebih sering membuat bangsa Yahudi ditegur dan 

diancam dibandingkan  dosa menajiskan hari Sabat. 

II. Dorongan yang sangat besar diberikan kepada mereka untuk 

selalu hidup dalam ketaatan penuh pada semua perintah Allah. 

Dengan sungguh-sungguh mereka diyakinkan bahwa jika mereka 

taat sepenuhnya maka mereka akan menjadi bangsa yang berba-

hagia, dan akan diberkati dengan semua yang baik yang mereka 

inginkan. Pemerintahan manusia menegakkan hukum mereka 

dengan jalan memberi  hukuman kepada orang-orang yang 

melanggarnya. Namun, Tuhan akan dikenal sebagai pemberi upah 

kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Marilah kita 

cermati lebih dalam janji-janji yang sangat mulia dan berharga 

ini, yang meskipun terutama terkait dengan kehidupan mereka 

saat itu, dan dengan persoalan nasional bangsa itu,namun  juga 

menjadi ciri berkat rohani yang menyertai perjanjian anugerah 

bagi semua orang yang percaya melalui Kristus. 

1.  Hasil bumi yang melimpah-limpah. Mereka akan mendapat 

hujan sesuai musimnya, tidak terlalu sedikit, tidak pula ter-

lalu banyak,namun  sesuai dengan yang dibutuhkan tanah itu, 

yang diairi embun dari langit (Ul. 11:10-11), supaya tanah itu 

memberi hasilnya (ay. 4). Bergantungnya kesuburan bumi di 

bawah pada pengaruh langit di atas menjadi gambaran yang 

tepat bagi kita bahwa setiap pemberian yang baik dan setiap 

anugerah yang sempurna datangnya dari atas, diturunkan 

dari Bapa segala terang. Telah dijanjikan bahwa bumi akan 

memberi hasil yang sedemikian melimpah sehingga mereka 

akan terus bekerja, baik selama musim menuai, maupun mu-

sim memetik, untuk mengumpulkannya (ay. 5). Belum lagi me-

reka menuai jagung mereka, dan mengiriknya, tuaian sudah 

siap dipetik, dan belum lagi mereka selesai memetik, sudah 

datang waktunya untuk menabur. Bagi kita, waktu menuai 

yang berkepanjangan sering kali terjadi akibat cuaca yang 

buruk, namun bagi mereka, hal itu akan terjadi sebagai akibat 

pertambahan hasil panen yang sangat besar. Hal ini meng-

gambarkan kelimpahan anugerah yang akan dicurahkan pada 

masa Injil, saat  pembajak akan tepat menyusul penuai (Am. 

9:13), dan panen jiwa-jiwa yang sangat besar akan dikumpul-

kan di dalam Kristus. Kelimpahan itu akan sedemikian besar 

sehingga mereka harus mengeluarkan hasil yang lama untuk 

diberikan kepada orang miskin oleh sebab  hasil yang baru, 

supaya ada tempat untuk menyimpannya dalam lumbung 

mereka. Mereka tidak mau merombak lumbung-lumbung mere-

ka untuk membangun yang lebih besar, seperti yang dilakukan 

orang kaya yang bodoh itu (Luk. 12:18), sebab Tuhan memberi 

mereka kelimpahan ini untuk disalurkan bukan untuk 

ditimbun dari tahun ke tahun. Siapa menahan gandum, ia 

dikutuki orang (Ams. 11:26). Janji bahwa Aku akan mencurah-

kan berkat kepadamu sampai tidak ada cukup tempat (Mal. 

3:10, KJV) menjelaskan hal ini (ay. 10). Dan puncak dari berkat 

kelimpahan ini yaitu  (ay. 5), kamu akan makan makananmu 

sampai kenyang, yang menggambarkan bahwa mereka akan 

mendapatkan, bukan hanya kelimpahan,namun  juga keten-

teraman dan kepuasan. Mereka akan berkecukupan, dan me-

nyadari bahwa mereka berkecukupan. Demikianlah, orang 

yang rendah hati akan makan dan kenyang (Mzm. 22:27). 

2. Kedamaian dalam perlindungan ilahi: “Kamu akan diam di 

negerimu dengan aman tenteram” (ay. 5). Kedua-duanya, be-

nar-benar aman, dan aman dalam pandanganmu sendiri. Bu-

kan hanya takkan ada yang menyakitimu,namun  kamu juga 

Kitab Imamat 26:1-13 

tidak akan dikejutkan oleh apa pun (ay. 6; lihat Mzm. 4:9). Me-

reka tidak akan disesaki oleh binatang buas, binatang-bina-

tang itu akan dilenyapkan dari negeri itu, atau, seperti yang 

telah dijanjikan (Ayb. 5:23), akan berdamai dengan mereka. 

Tidak pula mereka dikejutkan oleh peringatan perang: Pedang 

tidak akan melintas di negerimu. Janji akan keamanan yang 

kudus ini menjadi bagian semua orang yang setia (Mzm. 91:1, 

dst.). Mereka pastilah tidur dengan tenteram sebab  mereka 

duduk dalam lindungan Tuhan (Ayb. 9:18-19).  

3. Kemenangan dan keberhasilan dalam perang di luar negeri, 

sementara mereka mengalami kedamaian dan ketenangan di 

dalam negeri (ay. 7-8). Mereka diberi jaminan bahwa tangan 

Tuhan akan sedemikian nyata menyertai mereka dalam pepe-

rangan sehingga ketidakseimbangan jumlah tidak akan mem-

buat mereka kalah: Lima orang dari antaramu akan memiliki 

keberanian untuk menyerang, dan kekuatan untuk mengejar 

serta mengalahkan seratus, seperti yang Yonatan lakukan 

(1Sam. 14:12), yang mengalami kebenaran perkataannya sen-

diri (1Sam. 14:6) bahwa sama saja bagi Tuhan menolong de-

ngan banyak orang maupun dengan sedikit orang.  

4. Bertambah-tambahnya jumlah mereka dalam bangsa itu: Aku 

akan membuat kamu beranak cucu serta bertambah banyak 

(ay. 9). Demikianlah, janji yang diberikan kepada Abraham 

harus digenapi, bahwa keturunannya akan seperti debu tanah 

banyaknya. Jumlah mereka pasti sudah jauh lebih banyak 

seandainya mereka tidak membuat diri mereka ditumpas 

sebab  dosa-dosa mereka. Janji telah diberikan kepada jemaat 

Injil bahwa mereka akan berbuah-buah (Yoh. 15:16). 

5. Perkenanan Allah, yang yaitu  sumber dari segala yang baik: 

Aku akan berpaling kepadamu (ay. 9). Jika mata iman kita 

mengarah kepada Allah, mata perkenanan-Nya akan diarah-

kan-Nya kepada kita. Lebih banyak yang tersirat dibandingkan  

yang tersurat dalam janji itu, hati-Ku tidak akan muak melihat 

kamu (ay. 11), seperti halnya dalam ancaman itu, Aku tidak 

berkenan kepadanya (Ibr. 10:38). Sekalipun di tengah-tengah 

mereka ada hal-hal yang memang menjauhkan Dia dari mere-

ka, tetap saja, jika mereka mau melekat erat pada ketetapan-

ketetapannya, Dia tidak akan muak melihat mereka. 

6. Pertanda kehadirannya dalam dan oleh ketetapan-ketetapan-

Nya: Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di tengah-tengah-

mu (ay. 11). Sungguh kebanggaan dan keberuntungan bagi 

mereka bahwa Kemah Suci Tuhan belum lama itu didirikan di 

tengah-tengah mereka. Namun, di sini Tuhan memberi tahu 

mereka bahwa keberlanjutan dan tegaknya Kemah Suci itu 

tergantung pada kebenaran tingkah laku mereka. Kemah Suci 

yang kini berdiri akan tetap berdiri jika mereka mau taat, jika 

tidak, tidak. Perhatikanlah, cara agar peraturan-peraturan 

Tuhan terpancang teguh di tengah-tengah kita, seperti paku ter-

tancap di tempat yang kuat menahannya, yaitu  dengan ber-

paut erat pada penetapan-penetapannya. Juga ditambahkan, 

“Aku akan hadir di tengah-tengahmu (ay. 12, KJV: Aku akan 

berjalan di tengah-tengahmu), dengan senang dan puas, seper-

ti seseorang yang berjalan-jalan di tamannya. Aku akan tetap 

menjaga persekutuan denganmu seperti seseorang berjalan 

dengan sahabatnya.” Hal ini tampaknya merujuk pada Wahyu 

2:1 yang menyebutkan bahwa Kristus berjalan di antara 

ketujuh kaki dian emas. 

7. Anugerah perjanjian itu, sebagai sumber dan fondasi, kema-

nisan dan jaminan, dari segala berkat ini: Aku akan meneguh-

kan perjanjian-Ku dengan kamu (ay. 9). jika  mereka mela-

kukan bagian mereka dalam perjanjian itu, maka Tuhan tidak 

akan lalai melakukan bagian-Nya. Segala berkat perjanjian ter-

kandung dalam perjanjian tentang ikatan hubungan (ay. 12): 

Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku. 

Dan semuanya itu didasarkan atas penebusan mereka: Akulah 

Allahmu sebab Aku yang membawa kamu keluar dari tanah 

Mesir (ay. 13). sesudah  membeli mereka, Dia ingin memiliki me-

reka, dan tidak akan pernah membuang mereka sampai mere-

ka yang membuang Dia. Dia mematahkan kuk mereka, dan 

membuat mereka berjalan tegak, artinya, sesudah  dibebaskan 

dari Mesir, mereka hidup tenang dan terhormat. Dengan demi-

kian, sesudah  terlepas dari tangan musuh-musuh mereka, 

mereka dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, masing-ma-

sing berjalan dalam kebenaran-Nya. Pada saat Israel menolak 

Kristus, dan sebab nya ditolak oleh-Nya, punggung mereka 

dikatakan terus-menerus dibungkukkan oleh beratnya beban

Kitab Imamat 26:14-39 

 rasa bersalah mereka, yang lebih berat dibandingkan  beban per-

budakan mereka di Mesir (Rm. 11:10). 

Ancaman-ancaman 

(26:14-39) 

14 “Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan 

segala perintah itu, 15 jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu muak 

mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-

Ku dan kamu mengingkari perjanjian-Ku, 16 maka Akupun akan berbuat 

begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk 

kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan 

sia-sia menabur benihmu, sebab  hasilnya akan habis dimakan musuhmu. 

17 Aku sendiri akan menentang kamu, sehingga kamu akan dikalahkan oleh 

musuhmu, dan mereka yang membenci kamu akan menguasai kamu, dan 

kamu akan lari, sungguhpun tidak ada orang mengejar kamu. 18 Dan jikalau 

kamu dalam keadaan yang demikianpun tidak mendengarkan Daku, maka 

Aku akan lebih keras menghajar kamu sampai tujuh kali lipat sebab  

dosamu, 19 dan Aku akan mematahkan kekuasaanmu yang kaubanggakan 

dan akan membuat langit di atasmu sebagai besi dan tanahmu sebagai tem-

baga. 20 Maka tenagamu akan habis dengan sia-sia, tanahmu tidak akan 

memberi hasilnya dan pohon-pohonan di tanah itu tidak akan memberi 

buahnya. 21 Jikalau hidupmu tetap bertentangan dengan Daku dan kamu 

tidak mau mendengarkan Daku, maka Aku akan makin menambah hukum-

an atasmu sampai tujuh kali lipat setimpal dengan dosamu. 22 Aku akan 

melepaskan kepadamu binatang liar yang akan memunahkan anak-anakmu 

dan yang akan melenyapkan ternakmu, serta membuat kamu menjadi 

sedikit, sehingga jalan-jalanmu menjadi sunyi. 23 Jikalau kamu dalam keada-

an yang demikianpun tidak mau Kuajar, dan hidupmu tetap bertentangan 

dengan Daku, 24 maka Akupun akan bertindak melawan kamu dan Aku 

sendiri akan menghukum kamu tujuh kali lipat sebab  dosamu, 25 dan Aku 

akan mendatangkan ke atasmu suatu pedang, yang akan melakukan pem-

balasan oleh sebab  perjanjian itu; bila kamu berkumpul kelak di kota-

kotamu, maka Aku akan melepas penyakit sampar ke tengah-tengahmu dan 

kamu akan diserahkan ke dalam tangan musuh. 26 Jika Aku memusnahkan 

persediaan makananmu, maka sepuluh perempuan akan membakar roti di 

dalam satu pembakaran. Mereka akan mengembalikan rotimu menurut 

timbangan tertentu, dan kamu akan makan,namun  tidak menjadi kenyang. 27 

Dan jikalau kamu dalam keadaan yang demikianpun tidak mendengarkan 

Daku, dan hidupmu tetap bertentangan dengan Daku, 28 maka Akupun akan 

bertindak keras melawan kamu dan Aku sendiri akan menghajar kamu tujuh 

kali lipat sebab  dosamu, 29 dan kamu akan memakan daging anak-anakmu 

lelaki dan anak-anakmu perempuan. 30 Dan bukit-bukit pengorbananmu 

akan Kupunahkan, dan segala pedupaanmu akan Kulenyapkan. Aku akan 

melemparkan bangkai-bangkaimu ke atas bangkai-bangkai berhalamu dan 

hati-Ku akan muak melihat kamu. 31 Kota-kotamu akan Kubuat menjadi 

reruntuhan dan tempat-tempat kudusmu akan Kurusakkan dan Aku tidak 

mau lagi menghirup bau persembahanmu yang menyenangkan. 32 Aku 

sendiri akan merusakkan negeri itu, sehingga musuhmu yang tinggal di situ 

akan tercengang sebab nya. 33namun  kamu akan Kuserakkan di antara 

bangsa-bangsa lain dan Aku akan menghunus pedang di belakang kamu, 

dan tanahmu akan menjadi tempat tandus dan kota-kotamu akan menjadi 

reruntuhan. 34 Pada waktu itulah tanah itu pulih dari dilalaikannya tahun-

tahun sabatnya selama tanah itu tandus dan selama kamu tinggal di negeri 

musuh-musuhmu; pada waktu itulah tanah itu akan menjalani sabatnya dan 

dipulihkan tahun-tahun sabat yang belum didapatnya. 35 Selama ketandus-

annya tanah itu akan menjalani sabat yang belum dijalaninya pada tiap-tiap 

tahun sabatmu, saat  kamu masih diam di situ. 36 Dan mengenai mereka 

yang masih tinggal hidup dari antaramu, Aku akan mendatangkan kecemas-

an ke dalam hati mereka di dalam negeri-negeri musuh mereka, sehingga 

bunyi daun yang ditiupkan anginpun akan mengejar mereka, dan mereka 

akan lari seperti orang lari menjauhi pedang, dan mereka akan rebah, 

sungguhpun tidak ada orang yang mengejar. 37 Dan mereka akan jatuh 

tersandung seorang kepada seorang seolah-olah hendak menjauhi pedang, 

sungguhpun yang mengejar tidak ada, dan kamu tidak akan dapat bertahan 

di hadapan musuh-musuhmu. 38 Dan kamu akan binasa di antara bangsa-

bangsa lain, dan negeri musuhmu akan memusnahkan kamu. 39 Dan siapa 

yang masih tinggal hidup dari antaramu, mereka akan hancur lebur dalam 

hukumannya di negeri-negeri musuh mereka, dan sebab  kesalahan nenek 

moyang mereka juga mereka akan hancur lebur sama seperti nenek moyang-

nya. 

sesudah  membentangkan berkat ke hadapan mereka (kehidupan dan 

kebaikan yang akan membuat mereka bahagia jika  mereka mau 

taat), di sini Tuhan memperhadapkan kutuk kepada mereka, kematian 

dan kejahatan yang akan membuat mereka sengsara jika  mereka 

tidak taat. Janganlah mereka berpikir bahwa mereka sudah sedemi-

kian berurat-berakar sehingga kuasa Tuhan tidak dapat menghancur-

kan mereka, ataupun sedemikian dikenan sehingga keadilan-Nya 

tidak akan menghancurkan mereka jika  mereka berbalik dari-Nya 

dan memberontak terhadap Dia. Tidak. Hanya kamu yang kukenal, 

sebab itu Aku akan menghukum kamu lebih cepat dan lebih berat 

(Am. 3:2). Amatilah, 

I. Bagaimana dosa mereka dibeberkan, dosa yang akan menimpa-

kan segala kesengsaraan ini atas mereka. Bukanlah dosa ketidak-

tahuan dan kelemahan, Tuhan telah menyediakan korban untuk 

dosa-dosa itu. Bukan pula dosa yang sudah mereka akui dan 

tinggalkan. Akannamun , dosa-dosa yang dilakukan dengan 

sengaja, dan terus-menerus dilakukan dengan degilnya. Ada dua 

hal yang pasti akan menimpakan kehancuran ini atas mereka: 

1. Penghinaan terhadap perintah-perintah Tuhan (ay. 14): “Jikalau 

kamu tidak mendengarkan Daku berbicara kepadamu melalui 

hukum Taurat, tidak pula melakukan segala perintah itu, 

yaitu, berkeinginan dan berikhtiar untuk melakukannya, dan 

saat  kamu melanggarnya, berusahalah untuk berbalik de-

ngan memakai  jalan keluar yang disediakan.” Jadi, dosa 

Kitab Imamat 26:14-39 

mereka tampaknya bermula dari sekadar kekhilafan, dan kela-

laian, dan kesilapan. Hal itu saja pun sudah buruk,namun  

mereka membuatnya lebih buruk lagi. Sebab bangsa itu di-

katakan (ay. 15): 

(1) Menolak ketetapan Allah, baik kewajiban yang diperintah-

kan maupun kewenangan yang memerintahkannya, mere-

mehkan hukum Taurat dan Sang Pembuat Hukum. Per-

hatikanlah, orang sedang bergegas menuju kehancurannya 

saat mereka mulai berpikir bahwa menjadi orang yang 

saleh itu merendahkan harga diri mereka. 

(2) Muak mendengar peraturan-Nya, jiwa mereka sangat muak 

pada peraturan-peraturan-Nya. Perhatikanlah, orang yang 

mulai meremehkan agama lama kelamaan akan muak pada 

agama. Dan pemikiran yang hina terhadap agama akan 

berkembang menjadi pikiran yang buruk tentang agama. 

Orang yang berbalik dari agama, akhirnya akan menyerang 

agama, dan hati mereka akan muak pada agama. 

(3) Mengingkari perjanjian-Nya. Meskipun pelanggaran terha-

dap satu perintah Tuhan tidak berarti mengingkari perjanji-

an (kita binasa jika demikian adanya), namun, saat  

kedurhakaan seseorang sedemikian besar sampai menolak 

dan muak terhadap perintah-perintah Allah, maka tak 

lama lagi ia akan menyangkal Allah, dan semua hubungan 

dengan-Nya. Orang yang menolak perintah-perintah-Nya, 

akhirnya akan meninggalkan perjanjian. Amatilah, perjanji-

an Allah-lah yang mereka ingkari, Allah-lah yang membuat 

perjanjian itu, namun mereka yang mengingkarinya. Per-

hatikanlah, saat  perjanjian dibuat antara Tuhan dan ma-

nusia, Allah-lah yang harus mendapat segala kemuliaan. 

Namun, jika  perjanjian itu diingkari, manusialah yang 

harus menanggung segala kesalahan: padanyalah akan di-

timpakan pengingkaran ini. 

2. Penghinaan terhadap teguran-teguran-Nya. Bahkan ketidak-

taatan mereka pun tidak akan menghancurkan mereka sean-

dainya mereka tidak berkubang dalam kedegilan mereka 

dalam dosa itu tanpa penyesalan, terlepas dari cara-cara yang 

Tuhan pakai untuk merebut mereka kembali. Penghinaan 

mereka terhadap Firman Tuhan tidak akan membawa mereka 

pada kehancuran jika penghinaan itu tidak ditambah dengan 

penghinaan terhadap tongkat didikan-Nya, yang seharusnya 

menuntun mereka pada pertobatan. Tiga ungkapan dipakai 

untuk menyatakan hal ini: 

(1) “Jikalau kamu dalam keadaan yang demikianpun tidak 

mendengarkan Daku” (ay. 18, 21, 27). Jikalau kamu tidak 

mau belajar taat dari penderitaan yang kamu alami,namun  

menulikan telinga terhadap peringatan keras penghakiman 

Tuhan sama seperti kamu menulikan telinga terhadap ajar-

an sehat dari Firman-Nya dan bisikan lirih hati nuranimu 

sendiri, maka kamu memang degil. 

(2) “Jikalau hidupmu tetap bertentangan dengan Daku” (ay. 21, 

23, 27). Hidup semua orang berdosa bertentangan dengan 

Allah, dengan kebenaran-Nya, hukum-Nya, dan nasihat-

Nya. Namun, orang-orang ini sudah sangat tidak dapat 

ditegur  lagi dengan penghakiman-penghakiman-Nya. Mak-

sud tongkat didikan yaitu  untuk menundukkan mereka, 

dan melunakkan mereka, dan menuntun mereka pada per-

tobatan. Namun, bukannya bertobat, hati mereka malah 

semakin keras dan geram terhadap Allah, dan dalam keada-

an terdesak mereka malah semakin berubah setia terhadap-

Nya (2Taw. 28:22). Inilah yang disebut hidup bertentangan 

dengan Allah. Beberapa penafsir membacanya, “Jikalau 

hidupmu bersama-Ku penuh dengan ketidakseriusan, cero-

boh dan gegabah, seolah-olah kamu tidak peduli ke mana 

kamu melangkah, apakah langkah itu benar atau salah, 

atau apakah yang sedang Tuhan perbuat denganmu, entah 

Dia di pihakmu atau melawanmu, maka kamu sedang 

melakukan kesalahan dengan bodoh dan sengaja.” 

(3) Jikalau kamu dalam keadaan yang demikianpun tidak mau 

Kuajar. Maksud Tuhan dalam menghukum yaitu  untuk 

mengubah, yaitu dengan memberi manusia kesadaran dan 

kepekaan akan jahatnya dosa, dan menuntun mereka un-

tuk mencari pertolongan-Nya. Inilah yang menjadi tujuan 

utamanya. Namun, orang-orang yang tidak mau diubah 

oleh penghakiman-penghakiman Tuhan pastilah akan dihan-

curkan oleh penghakiman-penghakiman itu. Mereka sepan-

tasnya berubah sesudah  begitu lama dan sering terkena 

tangan didikan Allah, namun mereka terus berjalan dalam 

Kitab Imamat 26:14-39 

jalan-jalan dosa, meskipun sakit dan menderita, tetap tidak 

mau berubah, meskipun dihajar dan melarat, tetap tidak 

mau berubah, diremukkan setiap kali melakukan pelang-

garan, namun tidak berbalik kepada Tuhan (Am. 4:6, dst.). 

II. Bagaimana kesengsaraan itu digambarkan, yaitu kesengsaraan 

yang akan ditimpakan kepada mereka oleh sebab  dosa mereka. 

Hal ini dibagi dalam dua bagian: 

1. Tuhan sendiri akan melawan mereka. Dan inilah akar dan 

penyebab semua kesengsaraan mereka.  

(1) Aku sendiri akan menentang kamu (ay. 17, KJV: Aku akan 

memalingkan muka-Ku melawanmu), yaitu, “Aku akan ber-

diri melawanmu, siap menghancurkanmu.” Orang-orang ber-

dosa yang sombong ini akan ditentang oleh Allah, dan Dia 

akan berhadapan muka dengan orang-orang yang menen-

tang kedaulatan-Nya. Atau muka-Nya dipalingkan untuk 

menunjukkan kemarahan: “Aku akan menunjukkan diri-

Ku sangat marah kepadamu.” 

(2) Akupun akan bertindak melawan kamu (ay. 24, 28, KJV: Aku 

akan berjalan melawan kamu). Terhadap orang yang beng-

kok Engkau berlaku belat-belit (Mzm. 18:27). jika  Tuhan 

dalam tindakan penyelenggaraan-Nya menggagalkan ran-

cangan orang – yang mereka pikir sudah mereka susun 

dengan baik, menghalang-halangi tujuan mereka, mema-

tahkan langkah-langkah mereka, membuat berantakan 

upaya mereka, dan memupuskan harapan mereka – maka 

artinya Dia sedang menentang mereka. Perhatikanlah, 

tidak ada yang dapat diperoleh dari berkelahi dengan Tuhan 

Yang Mahakuasa, sebab Dia akan mematahkan hati atau 

leher orang yang berbantah dengan-Nya, akan menuntun 

mereka entah pada kehancuran atau pertobatan. “Aku 

akan berjalan sembarangan dengan kamu,” begitu penafsir-

an beberapa orang. “Semua perjanjian kasih-setia akan 

dilupakan, dan Aku hanya akan menyisakan pemeliharaan 

yang seadanya.” Perhatikanlah, orang-orang yang mening-

galkan Tuhan sudah selayaknya ditinggalkan oleh Allah.  

(3) saat  mereka tetap degil, penghakiman akan makin ber-

tambah atas mereka. Jika tanda-tanda kemarahan Tuhan 

yang pertama tidak berhasil mencapai tujuannya, untuk 

menundukkan dan mengubah mereka, maka (ay. 18) Aku 

akan lebih keras menghajar kamu sampai tujuh kali lipat, 

dan lagi (ay. 21), Aku akan makin menambah hukuman 

atasmu sampai tujuh kali lipat, dan (ay. 24) Aku sendiri 

akan menghukum kamu tujuh kali lipat, dan (ay. 28), Aku 

sendiri akan menghajar kamu tujuh kali lipat sebab  

dosamu. Perhatikanlah, jika penghakiman kecil tidak ber-

hasil mencapai tujuannya, maka Tuhan akan mengirimkan 

penghakiman yang lebih besar. Sebab, saat Dia mengha-

kimi, Dia akan menang. Jika pertobatan sejati tidak terjadi, 

penghakiman itu akan terus berlanjut sampai hukuman 

mati dijatuhkan. Orang-orang yang degil dan tidak dapat 

diperbaiki lagi, begitu berhasil menaklukkan satu badai, 

harus menghadapi badai lain yang lebih keras. Dan, sebe-

rapa berat pun mereka dihukum, sesampainya mereka di 

neraka, mereka pasti berkata, “Ternyata masih ada yang 

lebih buruk di belakang,” kecuali jika mereka bertobat. Jika 

tukang lebur sampai saat itu melebur terus menerus dengan 

sia-sia (Yer. 6:29), perapian akan dibuat tujuh kali lebih 

panas, ungkapan perumpamaan, yang digunakan dalam 

Daniel 3:19, dan berulang-ulang dipanaskan lagi tujuh kali 

lebih panas. Maka, siapakah di antara kita yang dapat tahan 

dengan api yang sedemikian menghanguskan itu? Tuhan 

tidak langsung mengirimkan penghakiman yang terberat, 

untuk menunjukkan bahwa Dia Tuhan yang sabar, dan tidak 

berkenan pada kematian orang berdosa. Namun, jika mereka 

tidak bertobat, selanjutnya Dia akan mengirimkan yang 

terberat, untuk menunjukkan bahwa Dia itu benar, dan 

bahwa Dia tidak bisa dipermainkan atau dibantah.  

(4) Kesengsaraan mereka sempurna dalam ancaman ini: hati-

Ku akan muak melihat kamu (ay. 30). Tidak ada yang lebih 

sengsara dibandingkan  orang yang tidak akan dilihat Tuhan lagi 

sebab  rasa muak. Kemuakan Tuhan itu adil dan tepat. Oleh 

sebab itu, jika  seseorang mengundurkan diri, seperti 

yang dilakukan oleh orang-orang ini, maka Tuhan tidak ber-

kenan kepadanya (Ibr. 10:38), dan Dia akan memuntahkan 

mereka dari mulut-Nya (Why. 3:16). Perkataan ini terdengar 

Kitab Imamat 26:14-39 

aneh,namun  memang benar adanya, Telah merasa muakkah 

Engkau terhadap Sion? (Yer. 14:19). 

2. Seluruh ciptaan akan berperang melawan mereka. Semua 

penghakiman Tuhan yang berat-berat akan dikirimkan kepada 

mereka. Sebab Tuhan memiliki banyak anak panah dalam ta-

bung panah-Nya. Ancaman-ancaman dalam perikop ini sangat 

jelas dan rinci, sebab semua ancaman ini yaitu  nubuatan, 

dan Dia yang bisa melihat semua pemberontakan mereka di 

masa depan mengetahui bahwa nubuatan-nubuatan ini akan 

terjadi (lihat Ul. 31:16, 29). Rangkaian ancaman demi ancam-

an yang panjang ini menunjukkan bahwa kejahatan memang 

mengejar orang berdosa. Kita lihat di sini, 

(1) Ancaman penghakiman yang sifatnya sementara 

[1] Penyakit tubuh, yang akan menjadi wabah: Aku akan 

mendatangkan atasmu, seperti pengawas rodi yang me-

nindasmu dengan keras, kekejutan, batuk kering, serta 

demam (ay.16). Yang diterjemahkan sebagai kekejutan 

di sini, menurut beberapa orang, mengacu pada penya-

kit tertentu, mungkin (menurut cendekiawan Uskup 

Patrick) epilepsi, yang memang merupakan kekejutan. 

Semua penyakit kronis termasuk di dalam batuk kering, 

dan semua penyakit akut termasuk di dalam demam. 

Penyakit-penyakit ini membuat mata rusak, dan meng-

hasilkan penderitaan baik bagi orang yang terkena mau-

pun bagi sahabat dan keluarga yang melihatnya. Per-

hatikanlah, semua penyakit yaitu  hamba Tuhan yang 

melakukan hal-hal yang diperintahkan Tuhan kepadanya, 

dan sering kali dipakai sebagai cambukan untuk meng-

hukum orang-orang yang membangkitkan murka-Nya. 

Ancaman penyakit sampar (ay. 25) dikatakan akan 

menghantam mereka, saat mereka berkumpul di kota-

kota mereka sebab  takutnya mereka akan pedang. Se-

makin besar perkumpulan orang, semakin besar keru-

sakan yang dibuat penyakit sampar itu. Dan, saat  

sampar mengenai para prajurit yang harus menjaga 

suatu daerah, akibatnya akan paling mematikan. 

[2] Kelaparan dan kelangkaan makanan, yang akan terjadi 

pada mereka melalui beberapa cara. Pertama, melalui 

perampasan (ay. 16): musuhmu akan memakan habis 

hasilnya, dan membawanya pergi seperti yang dilaku-

kan oleh orang Midian (Hak. 6:5-6). Kedua, melalui 

cuaca yang buruk, terutama kekurangan hujan (ay. 19): 

Aku akan membuat langit di atasmu sebagai besi, yang 

tidak akan bisa menurunkan hujan, malah memantul-

kan panas, sehingga tanah tentu akan menjadi kering 

dan keras seperti tembaga, dan usaha orang untuk 

membajak dan menabur akan sia-sia (ay. 20). Sebab 

pertambahan hasil bumi lebih bergantung pada pemeli-

haraan Tuhan dibandingkan  pengusahaan manusia. Hal ini-

lah yang akan memusnahkan persediaan makanan (ay. 

26), yang menjadi tumpuan kehidupan, dan juga pe-

nyokongnya, yang mungkin telah lebih diandalkan 

dibandingkan  berkat Allah. Pastilah terjadi kekurangan gan-

dum yang begitu besar sehingga, yang biasanya setiap 

keluarga memenuhkan pembakaran roti keluarganya 

dengan roti untuk seisi rumahnya sendiri, kini sepuluh 

keluarga hanya perlu memakai  satu pembakaran 

roti. Hal ini pasti akan membuat mereka dan anak-anak 

mereka serta hamba-hamba mereka kekurangan, se-

hingga mereka akan makan,namun  tidak menjadi ke-

nyang. Semakin sedikit makanan yang mereka miliki, 

semakin besar hasrat mereka untuk mendapatkan ma-

kanan. Ketiga, melalui pengepungan kota-kota mereka, 

yang akan menyudutkan mereka sedemikian rupa sam-

pai mereka akan memakan daging anak-anak mereka 

lelaki dan anak-anak mereka perempuan (ay. 29). 

[3] Perang, dan berkuasanya musuh-musuh mereka atas 

mereka: “Kamu akan dikalahkan oleh musuhmu (ay. 17). 

Orang-orang pilihanmu akan mati di medan perang, 

dan mereka yang membenci kamu akan menguasai 

kamu, sebab  kamu tidak mau Tuhan yang mengasihimu 

memerintah atasmu” (2Taw. 12:8). Betapa sengsaranya 

orang-orang yang musuhnya menjadi pemerintahnya 

dan berkuasa atas mereka, atau orang-orang yang pe-

merintahnya menjadi musuhnya dan diam-diam meng-

inginkan kehancuran milik mereka yang berharga. 

Demikianlah, Tuhan akan mematahkan kekuasaan mere-

Kitab Imamat 26:14-39 

ka yang mereka banggakan (ay. 19). Tuhan telah mem-

beri mereka kuasa atas segala bangsa. Namun, saat  

mereka, bukannya berterima kasih atas kuasa itu, dan 

memanfaatkannya untuk melayani kerajaan Allah, dan 

menjadi sombong sebab nya, dan menyalahgunakan 

maksud Tuhan di dalamnya, maka adillah Tuhan jika  

Dia mematahkannya. Demikianlah Tuhan akan menda-

tangkan ke atas mereka suatu pedang, yang akan 

melakukan pembalasan oleh sebab  perjanjian-Nya (ay. 

25). Perhatikanlah, Tuhan akan melakukan pembalasan 

yang adil kepada mereka yang mengingkari perjanjian 

dengan-Nya, sebab Dia tidak mau dipermainkan oleh 

pemberontakan orang-orang durhaka. Dan, dengan cara 

apa pun Dia akan membalas pendurhakaan ini pada 

mereka yang bermain-main dengan-Nya. 

[4] Binatang liar, singa, beruang, dan serigala yang akan 

semakin banyak di sekitar mereka, dan akan mencabik-

cabik siapa saja yang dijumpainya (ay. 22), seperti yang 

kita baca saat  dua beruang dalam sekejap membunuh 

empat puluh dua orang anak (2Raj. 2:24). Hukuman ini 

yaitu  salah satu dari empat hukuman berat yang 

diancamkan dalam Yehezkiel 14:21, yang jelas mengacu 

pada pasal ini. Manusia diciptakan untuk berkuasa atas 

segala makhluk, dan, meskipun banyak makhluk yang 

lebih kuat dibandingkan  manusia, namun mestinya tidak 

satu pun dapat melukainya. Bahkan semua makhluk se-

harusnya melayaninya kalau saja bukan dia yang lebih 

dahulu mengebaskan kekuasaan Tuhan dan akhirnya 

kehilangan kekuasaannya sendiri. Sekarang, segala 

makhluk memberontak terhadap dia yang memberontak 

terhadap pencipta-Nya, dan, jika  Tuhan semesta alam 

itu berkehendak, makhluk-makhluk itu dapat dipakai-

nya sebagai algojo yang melaksanakan hukuman kema-

rahan-Nya, dan menjadi pelayan keadilan-Nya.  

[5] Penawanan, atau penyerakan: kamu akan Kuserakkan 

di antara bangsa-bangsa lain (ay. 33) di negeri musuh-

musuhmu (ay. 34). Belum pernah ada bangsa yang 

demikian terpadu dan bersatu seperti bangsa mereka. 

Namun, oleh sebab  dosa mereka, Tuhan akan menye-

rakkan mereka, sehingga mereka akan terhilang di 

antara bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa ini sebenar-

nya, sebab  anugerah, telah Tuhan pisahkan dari mere-

ka, namun dengan jahatnya mereka justru bercampur 

dengan bangsa-bangsa itu. Namun, sesudah  mereka di-

serakkan, keadilan ilahi masih belum selesai dengan 

mereka,namun  akan menghunus pedang di belakang 

mereka, yang akan mengejar mereka, dan mengikuti 

mereka di mana pun mereka berada. Penghakiman-

penghakiman Allah, bukan hanya tidak dapat dihindari, 

tetapi tidak pula dapat dijauhi. 

[6] Kebinasaan dan keruntuhan di negeri mereka. Kehan-

curan ini begitu dahsyatnya sampai musuh mereka sen-

diri, yang ikut membuat kehancuran itu, saat melihat 

kembali, akan tercengang sebab nya (ay. 32). Pertama, 

kota-kota mereka akan menjadi reruntuhan, ditinggal-

kan, tak berpenghuni, dan semua bangunannya pun 

akan diruntuhkan. Orang-orang yang selamat dari 

penghancuran perang akan membusuk dengan sendiri-

nya. Kedua, tempat-tempat kudus mereka akan menjadi 

reruntuhan, yaitu, rumah-rumah ibadat tempat mereka 

berkumpul setiap hari Sabat untuk mengadakan ibadah, 

dan juga Kemah Suci tempat mereka berkumpul tiga kali 

setahun. Ketiga, negeri itu sendiri akan menjadi rerun-

tuhan, tidak digarap dan tidak diusahakan (ay. 34-35). 

Pada waktu itulah tanah itu akan menikmati hari per-

hentiannya, yaitu tahun-tahun sabatnya, sebab mereka 

tidak memelihara tahun-tahun Sabat yang telah Tuhan 

tetapkan bagi mereka. Mereka membajak tanah itu keti-

ka Tuhan mau agar tanah itu diistirahatkan. Maka, adillah 

jika mereka diusir keluar dari tanah itu. Dan ungkapan 

ini menggambarkan bahwa tanah itu sendiri bahagia dan 

lega saat dibebaskan dari beban orang-orang berdosa 

seperti mereka, yang telah membuat tanah itu mengeluh 

(Rm. 8:20, dst.). Penawanan di Babel berlangsung tujuh 

puluh tahun, dan selama itu pula tanah itu dipulihkan 

dari akibat dilalaikannya tahun-tahun sabatnya, seperti 

yang dikatakan dalam 2 Tawarikh 36:21 dengan meng-

acu pada perikop ini. 

Kitab Imamat 26:14-39 

[7] Penghancuran berhala-berhala mereka, yang sebenar-

nya merupakan belas kasihan bagi mereka, dan bukan 

penghakiman. Namun, sebagai bagian yang penting dari 

keadilan Allah, hal ini disebutkan di sini, untuk menun-

jukkan dosa apakah yang akan menimpakan segala 

kesengsaraan ini atas mereka: Dan bukit-bukit pengor-

bananmu akan kupunahkan (ay. 30). Orang-orang yang 

tidak mau menjauh dari dosa-dosanya sebab  perintah 

Allah, akan dijauhkan dari dosa-dosanya melalui peng-

hakiman-penghakiman-Nya. sebab  mereka tidak mau 

menghancurkan bukit-bukit pengorbanan mereka, maka 

Tuhan yang akan melakukannya. Dan, untuk memper-

malukan mereka atas kecintaan mereka yang tak masuk 

akal pada berhala-berhala mereka, dikatakan bahwa 

bangkai-bangkai mereka akan dilemparkan ke atas bang-

kai-bangkai berhala mereka. Orang-orang yang diikat 

oleh hawa nafsunya, cepat atau lambat akan merasa 

muak juga. Berhala-berhala mereka tidak akan dapat 

menolong, baik dirinya sendiri maupun para penyem-

bahnya. Akannamun , orang-orang yang membuatnya 

dibuat menjadi sama seperti berhala-berhala itu, kedua-

nya akan dibinasakan dengan cara yang sama, dan 

akan jatuh seperti orang buta jatuh ke dalam lobang. 

(2) Ancaman penghakiman rohani di sini disampaikan. Hal ini 

pasti menyentak pikiran. Sebab Dia yang menciptakan 

pikiran bisa, jika Dia mau, membuat pedang-Nya menusuk 

pikiran. Di sini diancamkan, 

[1] Bahwa mereka tidak akan mendapat perkenanan dari 

Allah: Aku tidak mau lagi menghirup bau persembahan-

mu yang menyenangkan (ay. 31). Sekalipun penghakim-

an-penghakiman Tuhan atas mereka tidak memisahkan 

mereka dari dosa-dosa mereka, namun penghakiman-

Nya tetap menuntut ukupan dari mereka.namun  itu pun 

sia-sia, sebab ukupan mereka merupakan sebuah 

kejijikan (Yes. 1:13). 

[2] Bahwa mereka tidak akan memiliki keberanian untuk 

berperang, sebaliknya akan sangat berkecil hati dan 

patah semangat. Mereka bukan hanya akan takut dan 

lari (ay. 17),namun  juga takut dan rebah, sungguhpun 

tidak ada orang yang mengejar (ay. 36). Rasa bersalah 

dalam nurani mereka akan terus menghantui mereka, 

sehingga bukan hanya bunyi sangkakala, bahkan bunyi 

daun yang ditiupkan anginpun akan mengejar mereka. 

Perhatikanlah, orang-orang yang mengabaikan takut 

akan Tuhan membuka dirinya pada ketakutan akan 

segala hal (Ams. 28:1). Ketakutan mereka sendiri mem-

buat mereka jatuh tersandung seorang kepada seorang 

(ay. 37-38). Dan orang-orang yang sebelumnya saling 

menguatkan dalam rasa bersalah kini saling menguat-

kan dalam ketakutan. 

[3] Bahwa mereka tidak akan memiliki pengharapan akan 

pengampunan dosa (ay. 39): Mereka akan hancur lebur 

dalam hukumannya (KJV: dalam kesalahannya), dan 

bagaimanakah mereka dapat tetap hidup (Yeh. 33:10)? 

Perhatikanlah, adillah bagi Tuhan membiarkan mereka 

tanpa pengampunan sebab mereka telah bermain-main 

dengan dosa. Dan hanya oleh anugerahlah kita sendiri 

diluputkan dari kehancur-leburan sebab  kesalahan 

yang kita warisi sejak lahir dan yang kita hidupi.  

Janji-janji Perkenanan Tuhan 

(26:40-46) 

40namun  bila mereka mengakui kesalahan mereka dan kesalahan nenek 

moyang mereka dalam hal berubah setia yang dilakukan mereka terhadap 

Aku dan mengakui juga bahwa hidup mereka bertentangan dengan Daku 41 – 

Akupun bertindak melawan mereka dan membawa mereka ke negeri musuh 

mereka – atau bila lalu  hati mereka yang tidak bersunat itu telah 

tunduk dan mereka telah membayar pulih kesalahan mereka, 42 maka Aku 

akan mengingat perjanjian-Ku dengan Yakub; juga perjanjian dengan Ishak 

dan perjanjian-Ku dengan Abrahampun akan Kuingat dan negeri itu akan 

Kuingat juga. 43 Jadi tanah itu akan ditinggalkan mereka dan akan pulih dari 

akibat tahun-tahun sabat yang dilalaikan selama tanah itu tandus, oleh 

sebab  ditinggalkan mereka, dan mereka akan membayar pulih kesalahan 

mereka, tak lain dan tak bukan sebab  mereka menolak peraturan-Ku dan 

hati mereka muak mendengarkan ketetapan-Ku. 44 Namun demikian, jika  

mereka ada di negeri musuh mereka, Aku tidak akan menolak mereka dan 

tidak akan muak melihat mereka, sehingga Aku membinasakan mereka dan 

membatalkan perjanjian-Ku dengan mereka, sebab Akulah TUHAN, Tuhan 

mereka. 45 Untuk keselamatan mereka Aku akan mengingat perjanjian 

dengan orang-orang dahulu yang Kubawa keluar dari tanah Mesir di depan 

mata bangsa-bangsa lain, supaya Aku menjadi Tuhan mereka; Akulah

Kitab Imamat 26:40-46 

TUHAN.” 46 Itulah ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan serta 

hukum-hukum yang diberikan TUHAN, berlaku di antara Dia dengan orang 

Israel, di gunung Sinai, dengan perantaraan Musa. 

Di sini, pasal ini ditutup dengan janji-janji anugerah akan kembali-

nya perkenanan Tuhan atas mereka pada saat mereka bertobat, 

supaya mereka jangan (kecuali sebab  kesalahan mereka sendiri) 

hancur lebur dalam hukumannya. Lihatlah, dengan kekaguman, 

kekayaan belas kasihan Tuhan bagi orang-orang yang terus-menerus 

menolaknya, dan tidak pernah berpikir untuk berserah sampai mere-

ka tersudut dan tidak bisa apa-apa lagi. Meskipun begitu, kembalilah 

ke kota bentengmu, hai orang tahanan yang penuh harapan (Za. 9:12). 

Seburuk apa pun itu, keadaan masih bisa diperbaiki. Namun 

demikian masih ada harapan bagi Israel. Amatilah, 

I. Bagaimana pertobatan yang akan melayakkan mereka untuk 

menerima belas kasihan ini dijelaskan (ay. 40-41). Ada tiga hal 

yang diperlukan: 

1. Pengakuan, yang memberi  kemuliaan kepada Allah, dan 

mengakui kesalahan mereka sendiri. Haruslah ada pengakuan 

dosa, baik dosa mereka maupun dosa nenek moyang mereka. 

Dalam pengakuan ini, mereka harus meratapi kesalahan 

mereka sebab  mereka merasakan bijaksananya tindakan ini 

yang dapat menghindarkan murka yang harus mereka terima. 

Dalam pengakuan mereka, mereka harus menyadari dosa 

dengan segala sifatnya yang jahat, yaitu hidup yang berten-

tangan dengan Allah. Inilah kedurhakaan dosa, hal yang ter-

buruk dalam dosa, dan yang dalam pertobatan kita terutama 

harus kita sesali. Haruslah ada juga pengakuan tentang 

adanya murka. Mereka harus melihat melampaui hal-hal yang 

memicu  masalah bagi mereka dan penyebab-penyebab 

lainnya, serta mengakui bahwa Tuhan telah bertindak melawan 

mereka, dan memperlakukan mereka selaras dengan dosa-dosa 

mereka. Pengakuan semacam inilah yang kita lihat dibuat oleh 

Daniel tepat sebelum datangnya hari pembebasan mereka 

(Dan. 9), dan pengakuan-pengakuan lain yang serupa (Ezr. 9 

dan Neh. 9:2).  

2. Penyesalan dan dukacita ilahi sebab  dosa: Bila lalu  hati 

mereka yang tidak bersunat itu telah tunduk. Hati yang tanpa 

penyesalan, tidak percaya, dan tidak tunduk itu disebut hati 

yang tidak bersunat, yaitu hati seorang yang tidak mengenal 

Allah, dan bukan hati seorang Israel yang memiliki perjanjian 

dengan Dia. Sunat sejati ialah sunat di dalam hati (Rm. 2:29), 

yang tanpanya sunat daging tidak berguna (Yer. 9:26). Nah, 

dalam pertobatan, hati yang tidak bersunat ini ditundukkan, 

artinya, benar-benar hancur dan penuh penyesalan akan dosa. 

Perhatikanlah, hati yang tunduk di bawah tindakan penyeleng-

garaan Tuhan yang merendahkan dirinya, akhirnya akan men-

dapat kebebasan dan ketenangan yang sejati. 

3. Penundukan diri pada keadilan Tuhan dalam segala tindakan-

Nya. Jika mereka lalu  membayar pulih kesalahan mere-

ka (ay. 41 dan diulangi di ay. 43), artinya, jika mereka mem-

benarkan Tuhan dan menyalahkan diri sendiri, dengan tekun 

menanggung hukuman yang layak mereka terima, dan sepe-

nuhnya memenuhi tujuan yang telah Tuhan rancangkan, mene-

rimanya sebagai kebaikan, memandangnya sebagai tindakan 

penyembuhan, dan memanfaatkannya, maka mereka benar-

benar petobat sejati.  

II. Bagaimana belas kasihan yang akan mereka terima sesudah  per-

tobatan mereka dijelaskan.  

1. Mereka tidak akan ditinggalkan: Mereka menolak peraturan-

Ku, namun demikian, Aku tidak akan menolak mereka (ay. 43-

44). Dia berbicara seperti Bapa yang lembut yang tidak sampai 

hati menarik hak waris dari anak yang sangat membuat-Nya 

murka. Masakan Aku melakukan hal itu (Hos. 11:8-9)? Sampai 

sesudah  Dia meletakkan fondasi jemaat bagi diri-Nya sendiri di 

tengah-tengah bangsa lain, jemaat Yahudi tidak pernah benar-

benar ditinggalkan atau dibuang. 

2. Mereka akan diingat: Negeri itu akan Kuingat dengan perke-

nanan, yang didasarkan pada janji sebelumnya, Aku akan 

mengingat perjanjian-Ku (ay. 42 dan diulangi di ay. 45). Tuhan 

dikatakan mengingat perjanjian saat  Dia menggenapi janji-

janji dalam perjanjian itu. Penggenapan ini sepenuhnya oleh 

sebab  kesetiaan-Nya, dan bukan sebab  ada sesuatu di 

dalam kita yang membuat kita layak menerima perkenanan-

Nya,namun  hanya sebab  Dia baik, sama seperti Firman-Nya. 

Inilah yang menjadi permohonan jemaat (Mzm. 74:20), pan-

danglah kepada perjanjian. Dia akan mengingat ketetapan 

Kitab Imamat 26:40-46 

perjanjian itu, yang memberi kesempatan untuk pertobatan, 

dan menjanjikan pengampunan jika ada pertobatan. Dan 

Pengantara perjanjian itu, yang dijanjikan kepada Abraham, 

Ishak, dan Yakub, dikirimkan sesudah kegenapan waktu tiba, 

dalam mengingat perjanjian kudus itu. Kata perjanjian tiga 

kali diulang, untuk mengisyaratkan bahwa Tuhan selalu meng-

ingatnya dan Dia ingin agar kita pun demikian. Orang-orang 

yang terikat dalam perjanjian itu pun disebutkan dengan 

urutan yang tidak lazim, per modum ascensus – dalam urutan 

naik, mulai dari Yakub, terus naik secara bertahap ke janji 

yang paling tua, yang dibuat dengan bapa semua orang 

percaya. Demikianlah (Mi. 7:20) Dia dikatakan menunjukkan 

setia-Nya kepada Yakub, dan kasih-Nya kepada Abraham. Dia 

akan, demi keselamatan mereka (ay. 45), dan bukan sebab  

kebaikan mereka,namun  untuk keuntungan mereka, meng-

ingat perjanjian dengan orang-orang yang dahulu. Dan untuk 

itu, Dia akan menunjukkan kebaikan kepada mereka, sekali-

pun mereka sangat tidak layak. Mereka sebab nya dikatakan, 

mengenai pilihan, kekasih Tuhan oleh sebab  nenek moyang 

(Rm. 11:28). Perhatikanlah, jika  orang-orang yang telah 

hidup bertentangan dengan Tuhan berbalik kepada-Nya melalui 

pertobatan yang tulus, sekalipun Dia melawan mereka dengan 

jalan penghakiman, Dia akan kembali kepada mereka dengan 

jalan belas kasihan yang khusus, sesuai dengan perjanjian 

penebusan dan anugerah. Manusia tidak serta merta mau 

bersedia bertobat, namun tidak ada yang sama seperti Allah, 

Ia bersedia mengampuni segera saat ada pertobatan, melalui 

Kristus, yang diutus berdasar  perjanjian-Nya. 

Terakhir, hukum ini dikatakan sebagai hukum yang diberikan 

TUHAN, berlaku di antara Dia dengan orang Israel (ay. 46). Persekutu-

an-Nya dengan jemaat-Nya dipelihara melalui hukum-Nya. Dia bukan 

hanya menyatakan kekuasaan-Nya atas mereka,namun  juga perke-

nanan-Nya kepada mereka, dengan memberi mereka hukum ini. Dan 

mereka bukan hanya menyatakan rasa takut mereka yang kudus, 

tetapi juga rasa kasih mereka yang kudus, dengan memeliharanya. 

Dengan demikian, ketentuan ini berlaku di antara mereka lebih seba-

gai perjanjian dibandingkan  hukum, sebab Dia menarik mereka dengan 

tali kesetiaan.   

 

 

 

PASAL  27  

yat terakhir dalam pasal sebelum ini tampaknya menutup kitab 

ketetapan ini. Namun, pasal ini ditambahkan sebagai lampiran. 

sesudah  memberi  hukum-hukum mengenai berbagai kewajiban 

ibadah, di sini Musa memberi  petunjuk tentang nazar dan ibadah 

sukarela, yaitu persembahan sukarela yang mereka ucapkan. Boleh 

jadi beberapa orang yang sangat setia di antara mereka, sangat 

tersentuh dengan apa yang telah disampaikan Musa kepada mereka 

dalam pasal sebelum ini. Mereka seakan-akan tersentak dan berse-

mangat untuk menguduskan diri sendiri, anak-anak mereka, atau 

harta milik mereka bagi Dia. sebab  dimaksudkan dengan tulus, 

Tuhan bersedia menerimanya. Namun, sebab  manusia cenderung me-

nyesali nazar seperti itu, Ia memberi  kesempatan untuk menebus 

apa yang telah dikhususkan itu dalam taraf tertentu. Dalam pasal ini 

ada , 

I.   Hukum tentang apa yang telah dikuduskan bagi Allah, yaitu 

orang (ay. 2-8), hewan, baik kudus ataupun haram (ay. 9-13), 

rumah, dan ladang (ay. 15-25), kecuali hewan yang sulung 

(ay. 26-27). 

II.  Tentang apa yang telah dikhususkan (ay. 28-29). 

III. Tentang persembahan persepuluhan (ay. 30, dst.). 

Hukum Menyangkut Nazar 

(27:1-13) 

1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Berbicaralah kepada orang Israel dan 

katakan kepada mereka: jika  seorang mengucapkan nazar khusus 

kepada TUHAN mengenai orang menurut penilaian yang berlaku untuk itu,  

3 maka tentang nilai bagi orang laki-laki dari yang berumur dua puluh tahun 

sampai yang berumur enam puluh tahun, nilai itu harus lima puluh syikal 

perak, ditimbang menurut syikal kudus. 4namun  jikalau itu seorang perem-

A

puan, maka nilai itu harus tiga puluh syikal. 5 Jikalau itu mengenai seorang 

dari yang berumur lima tahun sampai yang berumur dua puluh tahun, maka 

bagi laki-laki nilai itu harus dua puluh syikal dan bagi perempuan sepuluh 

syikal. 6 Jikalau itu mengenai seorang dari yang berumur satu bulan sampai 

yang berumur lima tahun, maka bagi laki-laki nilai itu harus lima syikal 

perak, dan bagi perempuan tiga syikal perak. 7 Jikalau itu mengenai seorang 

yang berumur enam puluh tahun atau lebih, jikalau itu mengenai laki-laki, 

maka nilai itu harus lima belas syikal dan bagi perempuan sepuluh syikal.  

8namun  jikalau orang itu terlalu miskin untuk membayar nilai itu, maka 

haruslah dihadapkannya orang yang dinazarkannya itu kepada imam, dan 

imam harus menilainya; sesuai dengan kemampuan orang yang bernazar itu 

imam harus menentukan nilainya. 9 Jikalau itu termasuk hewan yang boleh 

dipersembahkan sebagai persembahan kepada TUHAN, maka apapun dari 

pada hewan itu yang dipersembahkan orang itu kepada TUHAN haruslah 

kudus. 10 Janganlah ia menggantinya dan janganlah ia menukarnya, yang 

baik dengan yang buruk atau yang buruk dengan yang baik.namun  jikalau ia 

menukar juga seekor hewan dengan seekor hewan lain, maka baik hewan itu 

maupun tukarnya haruslah kudus. 11 Jikalau itu barang seekor dari antara 

hewan haram yang tidak boleh dipersembahkan sebagai persembahan 

kepada TUHAN, maka hewan itu harus dihadapkannya kepada imam, 12 dan 

imam harus menetapkan nilainya menurut baik atau buruknya, dan seperti 

penilaian imam demikianlah jadinya. 13 Dan jikalau orang itu mau menebus-

nya juga, ia harus menambahkan seperlima kepada nilai itu. 

Inilah bagian hukum Taurat yang berkaitan dengan nazar khusus 

yang istimewa, yang meskipun tidak dituntut oleh Allah, namun 

dapat menyukakan hati-Nya jika  mereka bersikukuh dan hal itu 

sesuai dengan perintah umum. Perhatikanlah, janganlah kita hanya 

bertanya apa yang harus kita perbuat,namun  juga apa yang boleh kita 

lakukan demi kemuliaan dan kehormatan Allah? Sama seperti orang 

yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur (Yes. 32:8), demi-

kian pula orang saleh merancang hal-hal yang saleh. Hati yang 

lapang akan bersedia melakukan sesuatu yang luar biasa saat  

melayani seorang Tuan yang begitu baik seperti Allah. saat  kita 

menerima rahmat khusus, maka sungguh baik bila kita menghormati 

Tuhan dengan nazar khusus. 

I. Di sini disebutkan perihal orang-orang yang bernazar kepada 

Tuhan melalui nazar khusus (ay. 2). jika  seseorang mengudus-

kan diri atau anak untuk melayani di Kemah Suci, dan bekerja di 

situ untuk melakukan tugas biasa, seperti misalnya menyapu 

lantai, membawa keluar abu, mengerjakan tugas sebagai pesuruh, 

atau sejenisnya, maka orang yang dikhususkan itu diserahkan 

khusus kepada TUHAN, artinya, “Tuhan akan dengan penuh rah-

mat menerima niat baik itu.” Maksudmu itu memanglah baik 

(2Taw. 6:8). Namun, mengingat bahwa Ia tidak bisa memakai  

Kitab Imamat 27:1-13 

pelayanan mereka semuanya di Kemah Suci, sedang  seluruh 

suku layak memakai nya, maka orang-orang untuk siapa 

diucapkan nazar itu, haruslah ditebus, bila mereka tidak dapat 

kesempatan melayani di Kemah Suci sesuai nazar mereka. Uang 

yang dibayarkan untuk penebusan mereka digunakan untuk 

merawat tempat kudus atau keperluan lain, seperti yang ada 

dalam 2 Raja-raja 12:14, yang juga disebut uang yang ditentukan. 

Buku catatan nilai nazar juga tersedia, untuk dipakai para imam 

dalam membuat perkiraan. Di sini ada , 

1. Penilaian bagi orang-orang setengah baya, yakni berusia di 

antara dua puluh dan enam puluh tahun. Golongan ini dinilai 

paling tinggi, sebab mereka paling bisa diandalkan dalam pela-

yanan. Bagi yang laki-laki, nilainya lima puluh syikal perak, 

sedang  bagi yang perempuan tiga puluh syikal perak (ay. 

3-4). Pada masa itu, kaum perempuan dinilai lebih rendah, 

namun tidak begitu halnya dengan Kristus. Sebab di dalam 

Kristus Yesus tidak ada laki-laki atau perempuan (Gal. 3:28). 

Perhatikanlah, orang-orang yang berada di puncak usia dan 

waktu hidup mereka harus menganggap diri mereka wajib 

berbuat lebih banyak dalam pekerjaan Allah. Dengan demikian 

angkatan mereka dapat diharapkan berbuat banyak dan tidak 

perlu mengandalkan anak-anak di bawah umur yang belum 

tiba waktunya untuk bekerja, atau orang-orang lanjut usia 

yang masih bertahan hidup. 

2. Penilaian bagi kaum muda di antara lima dan dua puluh 

tahun, lebih rendah sebab mereka ini masih belum mampu 

melayani (ay. 5). 

3. Anak-anak kecil di bawah lima tahun dapat dinazarkan 

kepada Tuhan oleh orangtua mereka, bahkan sebelum mereka 

lahir, seperti halnya Samuel. Namun, mereka ini belum boleh 

diserahkan dan ditebus sebelum berusia satu bulan, supaya 

sama seperti satu hari Sabat berlalu sebelum mereka disunat, 

begitu pula satu bulan akan berlalu sebelum mereka dinilai. 

Penilaian untuk anak-anak ini cukup rendah (ay. 6). Samuel 

yang dinazarkan kepada Tuhan seperti itu, belum ditebus kare-

na ia anak orang Lewi. Selain itu, ia sangat disukai sehingga 

dalam masa kecilnya pun ia sudah melayani di rumah TUHAN. 

4. Orang-orang lanjut usia dinilai lebih rendah dibandingkan  orang 

muda,namun  lebih tinggi dibandingkan  anak-anak kecil (ay. 7). 

Orang Ibrani mengamati bahwa nilai perempuan lanjut usia 

hanya dua per tiga nilai laki-laki lanjut usia, sehingga dari segi 

usia, nilai perempuan hampir sama dengan nilai laki-laki. 

Akibatnya, ada ungkapan (yang di sini dikutip oleh Uskup 

Patrick) di antara mereka yang berbunyi, Perempuan tua di 

dalam rumah yaitu  harta karun bagi rumah itu. Rasul Paulus 

sangat menghargai perempuan lanjut usia, saat  ia menyebut 

mereka cakap mengajarkan hal-hal yang baik (Tit. 2:3). 

5. Orang miskin akan dinilai sesuai kemampuan mereka (ay. 8). 

Mereka memang harus membayar juga, supaya bisa belajar 

tidak bicara sembarangan dalam bernazar kepada Allah, 

sebab  Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh (Pkh. 5:4). 

Namun, mereka tidak dinilai melebihi kemampuan mereka, 

tetapi secundum tenementum – sesuai apa yang mereka miliki, 

supaya mereka tidak mencelakakan diri sendiri maupun 

keluarga mereka sebab  semangat mereka yang meluap. 

Perhatikanlah, Tuhan mengharapkan dan menghendaki sesuatu 

dari manusia sesuai yang mereka miliki, bukan sesuai yang 

tidak mereka miliki (Luk. 21:4). 

II.  Mengenai hewan-hewan yang hendak dikhususkan bagi Allah. 

1. jika  hewan itu tidak haram, seperti yang biasa dipersem-

bahkan sebagai korban, maka hewan itu atau bagian apa pun 

darinya tidak boleh ditebus. Hewan itu haruslah kudus (ay. 9-

10). sesudah  dikhususkan, hewan itu tidak boleh dimanfaatkan 

dalam penggunaan sehari-hari, atau ditukar sesudah  dipertim-

bangkan kembali. Hewan itu harus dipersembahkan di mez-

bah, atau bila sebab  bercela sehingga tidak boleh dipersem-

bahkan, maka dagingnya tidak boleh dimanfaatkan. Hanya 

para imam sajalah yang boleh memakai nya (sebab mere-

kalah penerima persembahan bagi Allah), atau dagingnya 

dijual untuk pelayanan tempat kudus. Hal ini mengajar orang 

untuk berhati-hati dalam membuat nazar, dan juga kesetiaan 

dalam melaksanakannya sesudah  nazar itu diucapkan. Sung-

guh merupakan jerat bagi manusia kalau ia tanpa berpikir 

mengatakan “Kudus,” dan baru menimbang-nimbang sesudah 

bernazar (Ams. 20:25). Sepertinya peraturan itu berkaitan de-

ngan hal ini (2Kor. 9:7), hendaklah masing-masing memberi  

menurut kerelaan hatinya. 

Kitab Imamat 27:14-25 


2. jika  hewan itu ternyata haram, maka imam boleh meng-

gunakannya sesuai nilainya. Namun, sesudah  membayar nilai-

nya dalam bentuk uang dan menambahkan seperlima bagian 

darinya, orang yang bernazar itu boleh menebusnya kalau 

mau (ay. 11-13). Sudah sepantasnya manusia bersedih atas 

ketidaksetiaan mereka. Tuhan sudah memberitahukan pikiran-

Nya kepada kita menyangkut pelayanan bagi-Nya, dan Ia tidak 

senang jika  kita tidak yakin dengan pikiran kita. Tuhan 

berharap supaya orang-orang yang berurusan dengan-Nya 

bersikap tegas dan berpegang pada apa yang mereka katakan. 

Hukum Menyangkut Hal-hal yang Dikuduskan 

(27:14-25) 

14 jika  seorang menguduskan rumahnya sebagai persembahan kudus 

bagi TUHAN, maka imam harus menetapkan nilainya menurut baik atau 

buruknya, dan seperti nilai yang ditetapkan imam demikianlah harus dipe-

gang teguh. 15namun  jikalau orang yang menguduskan itu mau menebus 

rumahnya, maka ia harus menambah harganya dengan seperlima dari uang 

nilainya dan rumah itu menjadi kepunyaannya pula. 16 Jikalau seseorang 

menguduskan sebagian dari ladang miliknya bagi TUHAN, maka nilainya 

haruslah sesuai dengan taburannya, yakni sehomer taburan benih jelai ber-

harga lima puluh syikal perak. 17 Jikalau ia menguduskan ladangnya mulai 

dari tahun Yobel, maka nilainya haruslah dipegang teguh. 18namun  jikalau ia 

menguduskan ladangnya sesudah tahun Yobel, maka imam harus menghi-

tung harganya bagi orang itu sesuai dengan tahun-tahun yang masih tinggal 

sampai kepada tahun Yobel, dan harga itu harus dikurangkan dari nilainya. 

19 Dan jikalau orang yang menguduskannya benar-benar mau menebus 

ladang itu, maka ia harus menambah harganya dengan seperlima dari uang 

nilainya dan ladang itu tetap dimilikinya. 20namun  jikalau ia tidak menebus 

ladang itu, malahan ladang itu telah dijualnya kepada orang lain, maka tidak 

dapat ditebus lagi. 21namun  pada waktu bebas dalam tahun Yobel, ladang itu 

haruslah kudus bagi TUHAN, sama seperti ladang yang dikhususkan bagi 

TUHAN. Imamlah yang harus memilikinya. 22 Dan jikalau ia menguduskan 

bagi TUHAN ladang yang telah dibelinya dan yang tidak termasuk ladang 

miliknya dahulu, 23 maka imam harus menghitung baginya harga nilainya 

sampai kepada tahun Yobel dan orang itu haruslah mempersembahkan nilai 

itu pada hari itu juga sebagai persembahan kudus bagi TUHAN. 24 Dalam 

tahun Yobel ladang itu harus dipulangkan kepada orang yang menjualnya 

kepadanya, yakni kepada orang yang mula-mula memiliki tanah itu. 25 Dan 

segala nilai harus menurut syikal kudus, syikal itu harus dua puluh gera 

beratnya. 

Di sini ada hukum menyangkut rumah dan ladang yang diper-

sembahkan bagi pekerjaan Tuhan melalui nazar khusus. 

I. jika  seseorang yang begitu bersemangat demi kehormatan 

Tuhan hendak menguduskan rumahnya sebagai persembahan 

kudus bagi TUHAN (ay. 14), rumah itu harus dinilai oleh imam 

dan uang hasil penjualannya harus digunakan untuk keperluan 

tempat kudus, yang secara bertahap menjadi sangat diperkaya 

dengan persembahan-persembahan kudus (1Raj. 15:15). Namun, 

jika  pemiliknya ingin menebusnya sendiri, ia tidak boleh 

menetapkan harga yang murah,namun  menambahkan seperlima 

bagian dari harga sebenarnya, sebab ia seharusnya mempertim-

bangkan terlebih dahulu sebelum bernazar (ay. 15). Bagi kaum 

miskin, Tuhan akan mengurangi nilainya (ay. 8). Sebaliknya, bagi 

orang yang berubah-ubah pikiran serta gemar bercanda, dan 

pertimbangan keduanya lebih cenderung kepada dunia serta 

kepentingan duniawinya dibanding pertimbangan pertama, maka 

Tuhan akan menaikkan harganya. Terpujilah Tuhan sebab  masih 

ada cara lain untuk menguduskan rumah kita bagi Tuhan, tanpa 

harus menjual atau menebusnya kembali. Jika kita melayani 

Tuhan dengan rumah kita, jika iman kepercayaan berkuasa di 

dalamnya, dan kita menjauhkan kejahatan darinya, bahkan 

mengadakan kebaktian di rumah kita, maka kekudusan bagi 

Tuhan tertulis di atasnya. Rumah itu yaitu  kepunyaan-Nya, dan 

Ia akan tinggal di dalamnya bersama kita. 

II.  jika  seseorang hendak menguduskan sebagian dari ladangnya 

bagi TUHAN, dan memberi nya untuk tujuan saleh, maka ha-

rus dibedakan antara tanah yang diwariskan kepada si pemberi 

dengan yang dibeli olehnya. Sesuai dengan hal itu, nilainya akan 

diubah. 

1. jika  tanah itu merupakan warisan dari para leluhurnya, 

yang di sini disebut ladang miliknya, dan termasuk milik keluar-

ganya sejak pembagian pertama tanah Kanaan, maka ia tidak 

boleh memberi  seluruhnya bagi tempat kudus. Tuhan tidak 

akan menerima semangat sebesar itu sehingga menghancurkan 

keluarga seseorang. Namun, ia boleh menguduskan atau mem-

persembahkan sebagian darinya (ay. 16). Dalam hal ini, 

(1) Ladang itu harus dinilai (sebagaimana yang biasa dilaku-

kan orang-orang di desa untuk menghitung nilai tanah) 

dengan sekian takar taburan benih jelai. Tanah dengan 

Kitab Imamat 27:14-25 

 949 

luas tertentu bernilai sehomer taburan benih jelai, atau 

sepuluh efa (Yeh. 45:11) (tidak seperti yang keliru ditafsir-

kan sebagian penafsir, yaitu satu gomer yang hanya seper-

sepuluh efa [Kel. 16:36]), yang dinilai lima puluh syikal 

perak, harga yang layak (ay. 16). Itu pun jika  tanah itu 

dikuduskan segera sesudah tahun Yobel (ay. 17). Namun, 

jika  dikuduskan beberapa tahun lalu , maka nilai-

nya harus dikurangi (ay. 18). 

(2) jika  nilainya sudah ditentukan, maka kalau mau, si 

pemberi tanah boleh menebusnya seharga enam puluh 

syikal perak untuk sehomer taburan benih jelai, yang su-

dah termasuk tambahan seperlima nilai semula. Uang hasil 

menebus itu lalu digunakan untuk tempat kudus, sedang-

kan tanah itu dikembalikan kepada orang yang telah me-

nguduskannya (ay. 19). Namun, jika  ia tidak hendak 

menebusnya, dan imam menjualnya kepada orang lain, 

maka pada tahun pertama Yobel, saat  sesudah itu 

penjualan tanah tidak dapat dilaksanakan lagi, maka tanah 

itu menjadi milik para imam untuk seterusnya (ay. 20-21). 

Perhatikanlah, apa yang telah diberikan kepada Tuhan 

tidak boleh diberikan dengan hak pembatalan. Apa yang 

telah dipersembahkan kepada Tuhan harus menjadi milik-

Nya sampai selamanya dengan perjanjian kekal. 

2. jika  tanah itu dibelinya sendiri dan bukan merupakan 

warisan para leluhurnya, maka bukan tanah itu melainkan 

nilainya harus diberikan kepada para imam untuk keperluan 

ibadah (ay. 22, 24). Saat itu tampaknya berlaku bahwa orang-

orang yang sebab  berkat Tuhan sudah menjadi begitu kaya 

untuk bisa membeli tanah, memandang diri mereka wajib 

menguduskan paling tidak sebagian dari tanah yang dibeli itu 

(dalam hal ini mereka tidak dibatasi. Sebaliknya, jika  suka, 

mereka boleh menguduskan seluruhnya) sebagai tanda terima 

kasih dan bagi pekerjaan Allah. Kita harus memberi sesuai 

dengan apa yang kita peroleh dari Tuhan (1Kor. 16:2). Secara 

khusus, para pembeli wajib beramal. Sekarang, mengingat 

bahwa akibat hukum sebelum itu tanah harus dikembalikan 

pada tahun Yobel kepada keluarga dari siapa tanah itu dibeli, 

maka Tuhan tidak mau jika  hukum itu dan tujuannya 

sampai dibatalkan hanya demi menjadikan tanah itu sebagai 

korban, atau persembahan (Mrk. 7:11). Sebaliknya, nilai tanah 

itu harus dihitung sesuai jumlah tahun mulai dari nazar 

sampai tahun Yobel. Hanya selama itulah tanah itu tetap men-

jadi miliknya, dan Tuhan membenci perampasan dan kecurang-

an untuk korban bakaran. Pelayanan kita tidak akan pernah 

dapat diterima Tuhan jika  memakai  hasil perbuatan 

curang terhadap sesama kita. Untuk sementara waktu, pemilik 

tanah itu harus menyerahkan uang beberapa  harganya, dan 

boleh mengelola tanah itu sendiri hingga tahun Yobel, saat 

tanah itu terbebas dari semua halangan, meskipun dipersem-

bahkan kepada orang dari siapa tanah itu dibeli. Nilai syikal 

perak yang dipakai untuk membuat semua perhitungan ini, 

ditetapkan di sini (ay. 25). Jumlah beratnya harus dua puluh 

gera, sedang  satu gera sama dengan berat enam belas jelai. 

Hal ini telah ditentukan sebelum itu (Kel. 30:13). Mengingat 

bahwa telah dibuat beberapa perubahan, hal ini kembali diten-

tukan melalui hukum-hukum dalam penglihatan Bait Suci 

yang diterima Yehezkiel (Yeh. 45:12), untuk menunjukkan 

bahwa Injil harus menjelaskan segala sesuatu sesuai patokan 

zaman dahulu. 

Hukum Menyangkut Hal-hal yang Dikuduskan 

(27:26-34) 

26 Akannamun  anak sulung, yang sebagai anak sulung menjadi hak TUHAN 

dari antara hewan, tidak boleh dikuduskan oleh siapapun, baik seekor lembu 

maupun seekor kambing atau domba, itu milik TUHAN. 27namun  jikalau itu 

dari antara hewan yang haram, maka haruslah orang menebusnya menurut 

nilainya dengan menambah seperlima dan jikalau tidak ditebus, haruslah 

dijual menurut nilainya. 28 Akannamun  segala yang sudah dikhususkan oleh 

seseorang bagi TUHAN dari segala miliknya, baik manusia atau hewan, 

maupun ladang miliknya, tidak boleh dijual dan tidak boleh ditebus, sebab  

segala yang dikhususkan yaitu  maha kudus bagi TUHAN. 29 Setiap orang 

yang dikhususkan, yang harus ditumpas di antara manusia, tidak boleh dite-

bus, pastilah ia dihukum mati. 30 Demikian juga segala persembahan perse-

puluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-

pohonan, yaitu  milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.  

31namun  jikalau seseorang mau menebus juga sebagian dari persembahan 

persepuluhannya itu, maka ia harus menambah seperlima. 32 Mengenai 

segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, 

maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, 

setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.  

33 Janganlah dipilih-pilih mana yang baik dan mana yang buruk, dan 

janganlah ditukar; jikalau orang menukarnya juga, maka baik hewan itu 

maupun tukarnya haruslah kudus dan tidak boleh ditebus.” 34 Itulah

Kitab Imamat 27:26-34 

perintah-perintah yang diperintahkan TUHAN kepada Musa di gunung Sinai 

untuk disampaikan kepada orang Israel. 

Di sini ada , 

I.   Peringatan yang diberikan supaya tidak seorang pun berolok-olok 

dengan menguduskan sesuatu seperti anak sulung hewan bagi 

TUHAN, sebab menurut hukum hewan itu memang sudah menjadi 

milik-Nya (ay. 26). Meskipun nazar umum merupakan hal yang 

sebelum ini diwajibkan kepada kita, misalnya janji sakramen, 

namun kita tidak terikat pada nazar khusus, menurut syarat di 

atas tadi. Hukum berkenaan dengan anak sulung hewan yang 

haram (ay. 27), sama dengan hukum sebelumnya (ay. 11-12). 

II. Di sini manusia atau segala sesuatu yang telah dikhususkan, di-

bedakan dengan segala sesuatu atau manusia yang hanya dikudus-

kan. 

1. Segala sesuatu yang telah dikhususkan yaitu  mahakudus 

bagi TUHAN, dan tidak dapat dikembalikan atau dipindahkan 

haknya (ay. 28). Sifatnya sama dengan korban persembahan 

yang disebut mahakudus, dan tidak boleh disentuh siapa pun 

selain para imam. Perbedaan di antara hal-hal ini dan segala 

sesuatu yang dikuduskan, timbul dari penyampaian nazar 

yang berbeda. jika  seseorang mengkhususkan apa pun 

bagi Allah, sambil mengikat diri dengan sumpah khidmat 

untuk tidak pernah memindahkan haknya bagi tujuan lain, 

maka hal itu telah dikhususkan. 

2. Setiap orang yang dikhususkan harus dihukum mati (ay. 29). 

Bukan berarti bahwa orangtua atau majikan berkuasa sedemi-

kian rupa hingga boleh mengkhususkan anak atau pelayannya 

hingga menemui ajal. Sebaliknya, hal ini dimaksudkan tentang 

musuh umum Israel, yang baik melalui penetapan Tuhan 

maupun keputusan hukuman oleh jemaat, telah dikhususkan, 

seperti halnya ketujuh bangsa yang tidak boleh mengikat 

persekutuan dengan mereka. Kota Yerikho telah dikhususkan 

seperti itu (Yos. 6:17). Penduduk Yabesh-Gilead dihukum mati 

sebab  melanggar kutuk yang dijatuhkan atas orang-orang 

yang tidak datang ke Mizpa (Hak. 21:9-10). Ada yang berpen-

dapat bahwa sebab  tidak adanya pemberitahuan tentang 

tujuan dan makna hukum ini dengan tepat, maka Yefta 

mengorbankan putrinya sebagai orang yang dikhususkan dan 

tidak boleh ditebus. 

III. Hukum berkenaan dengan persembahan persepuluhan, yang 

dibayarkan bagi pelayanan Tuhan di hadapan hukum, seperti  yang 

tampak pada Abraham yang memberi  persepuluhannya (Kej. 

14:20), dan janji Yakub tentang hal ini  (Kej. 28:22). Di sini 

hal itu ditetapkan, 

1. Supaya mereka memberi  persepuluhan dari seluruh keun-

tungan, gandum, pepohonan, dan ternak mereka (ay. 30, 32). 

Apa pun hasil yang mereka peroleh, kepentingan Tuhan harus-

lah dihormati dengan memberi  persepuluhannya, kalau 

memang memungkinkan. Dengan demikian mereka mengakui 

Tuhan sebagai pemilik tanah mereka, pemberi buah-buah yang 

dihasilkan. Mereka sendiri merupakan para pekerja-Nya yang 

bergantung kepada-Nya. Demikianlah mereka mengucap syu-

kur kepada-Nya atas kelimpahan yang telah mereka nikmati, 

dan memohon perkenan-Nya agar keadaan ini terus berlanjut. 

Kita juga diajar untuk  memuliakan TUHAN dengan harta kita 

(Ams. 3:9), terutama untuk menyokong dan memelihara para 

hamba-Nya, serta membagi segala sesuatu yang ada padanya 

dengan mereka (Gal. 6:6; 1Kor. 9:11). Saya tidak jelas bagai-

mana hal ini bisa kita laksanakan sekarang ini dengan cara 

yang lebih pantas dan sesuai jumlahnya dengan nilai perse-

puluhan yang telah ditetapkan Tuhan sendiri sejak dahulu kala. 

2. Apa yang sekali diputuskan sebagai persembahan persepuluh-

an tidak boleh diubah, sekalipun itu untuk tujuan yang lebih 

baik (ay. 33), sebab dengan penyelenggaraan-Nya Tuhan sendiri 

yang mengarahkan tongkat gembala untuk menandai hewan 

mana yang harus ditetapkan sebagai persepuluhan. Tuhan 

akan menerima persembahan itu meskipun bukan yang 

terbaik, dan kalaupun memang demikian halnya, mereka tidak 

boleh enggan memberi nya, sebab hewan itu sudah lewat di 

bawah tongkat gembala saat  dihitung. 

3. Bahwa persembahan persepuluhan itu janganlah ditebus, 

kecuali pemiliknya bersedia memberi  seperlima bagian 

lebih banyak untuk menebusnya (ay. 31). Jika ada orang yang 

ingin menandai hewan sebagai bagian perpuluhannya sebelum 

Kitab Imamat 27:26-34 

hasil ternaknya bertambah, maka sudah sepantasnya mereka 

membayar untuk hal itu. 

IV. Ayat terakhir sepertinya merujuk pada seluruh kitab ini, yang 

menjadi penutup kitab ini, Itulah perintah-perintah yang diperin-

tahkan TUHAN kepada Musa, untuk disampaikan kepada orang 

Israel. Banyak dari antara perintah-perintah ini berkaitan dengan 

akhlak dan merupakan kewajiban yang harus dilakukan selama-

nya. Perintah-perintah yang lain berkaitan dengan tata upacara 

ibadah dan khusus untuk orang Yahudi dalam mengatur kehi-

dupan mereka, namun mengandung makna rohani, dan  mengan-

dung pelajaran bagi kita yang diperlengkapi dengan kunci yang 

membawa kita kepada rahasia-rahasia yang ada di dalamnya. 

Dengan ketetapan-ketetapan itu, kepada kita diberitakan juga 

kabar kesukaan sama seperti kepada mereka (Ibr. 4:2). Mengenai 

semua hal ini, kita dapat melihat alasan untuk memuji Tuhan 

sebab  kita tidak datang kepada gunung Sinai (Ibr. 12:18). 

1. Bahwa kita tidak berada di bawah bayang-bayang gelap hu-

kum Taurat,namun  menikmati terang Injil yang menunjukkan 

kepada kita bahwa Kristus yaitu  kegenapan hukum Taurat 

(Rm. 10:4, KJV: Kristus yaitu  tujuan dari hukum Taurat untuk 

membenarkan kita). Ajaran tentang perdamaian kita dengan 

Tuhan melalui seorang Pengantara tidak dikaburkan oleh asap 

korban bakaran,namun  menjadi jelas berkat pengetahuan 

perihal Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. 

2. Bahwa kita tidak berada di bawah tanggungan berat hukum 

Taurat, dan segala peraturan-peraturannya yang hanya untuk 

hidup insani (istilah yang digunakan Rasul Paulus di Ibrani 

9:10) atau lahiriah saja, yang hanya berlaku sampai tibanya 

waktu pembaharuan. Tanggungan berat ini tidak dapat dipi-

kul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri (Kis. 

15:10). Sebaliknya, kita berada di bawah ketetapan Injil yang 

manis dan enak, yang menyatakan orang sebagai penyembah-

penyembah benar yang akan menyembah Bapa dalam roh dan 

kebenaran, melalui Kristus saja, dan di dalam nama-Nya. Ia 

yaitu  Imam, Bait Suci, mezbah, korban persembahan, pe-

murnian, dan segalanya bagi kita. Oleh sebab itu, janganlah 

kita berpikir bahwa sebab  kita tidak terikat pada segala tata 

upacara lahiriah hukum Taurat seperti pembasuhan, hari-hari 

perayaan, dan persembahan korban, maka sedikit perhatian, 

waktu dan pengeluaran saja sudahlah cukup untuk menghor-

mati Allah. Tidak. Kita harus lebih melapangkan hati kita 

dengan berbagai persembahan sukarela untuk memuliakan 

Dia, lebih bersemangat dengan kasih kudus dan sukacita, 

serta lebih bersunguh-sungguh dengan pikiran dan tulus de-

ngan niat kita. Oleh darah Yesus kita sekarang penuh kebe-

ranian dapat masuk ke dalam tempat kudus, sebab  itu mari-

lah kita menghadap Tuhan dengan hati yang tulus ikhlas dan 

keyakinan iman yang teguh, menyembah Tuhan dengan penuh 

sukacita dan keyakinan serta kerendahan hati, sambil tetap 

berkata, Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus! 

 

 

 

 



Related Posts:

  • keluaran imamat 28 dari hasil yang lama sampai kepada tahun yang kesembilan, sampai masuk hasilnya, kamu akan memakan yang lama.” Di sini kita temukan, I. Penetapan tahun Yobel (ay. 8, dst.).  1. Kapan tahun ini d… Read More