apan penulis, ef (x.j (Bukan perkataan selainNya).
Ini sebagai penolakan terhadap pendapat yar.g mengklaim bahwa
al-Qur'an yaitu ucapan Jibril di mana Allah mengilhamkannya
kepadanya, atau al-Qur'an dari Muhammad, atau ucapan-ucaPan
senada.
Kalau anda berkata: Ucapan penulis di sini, "Bukan perkataan
selainNya," menyelisihi Firman Allah,
{ @t;, (ry rg )*;rj @ -fl; 3i,llL}
" Sesunggulmya nl-Qur-an itu
yang diturunkan kepada) Rasul yang
perkatnnn seorang penyair. Sedikit
(Al-Haqqah: 40-41),
Dan FirmanNya,
yaitu bennr-bennr ruahyu (Allah
mulia, dan al-Qur'an itubuknnlsh
sekali kamu beriman kepndanya."
( @,9 ;;i's;'-* ii u,@ )fifi 3';i :iLy
"sesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang
dibarua oleh) utusnn yang mulia (libnu, yang mempunyai l<ekuatan, yang
ruentpunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai Arnsy."
(At-Takwir: 19-20).
Yang pertama Muhammad dan yffigkedua yaitu fibril.
Kami jawab: Tidak mungkin kita menafsirkan kedua ayat di
atas bahwa kedua rasul tersebut berbicara dengannya secara hakiki,
dan bahwa ia berasal dari keduanya, karena ucapan yang sahr tidak
keluar dari dua pembicara sekaligus.
ooo
ffi ffi
tU. ri, 'rrUt :i,*rr p* ,y {-s, {\Opt OJh.;u-\i,; (Tidak boleh
secara mutlak mengatakan bahwa al-Qur'an yaitu hikayat dari
Firman Allah, atau ungkapan dari Firman Allah.
Ucapan penulis, )Ft Ji.}l.i*ii (Tidak boleh secara mutlak
mengatakan); dan beliau tidak berkata, "Tidak boleh mengucaP-
kan." Maksudnya yaitu kita tidak boleh mengatakan, al-Qur'an
ini yaitu ungkapan Firman Allah: secara mutlak, kita juga tidak
boleh mengatakan, al-Qur'an yaitu hikayat dari Firman Allah
secara mutlak.
Yang mengatakan ucapan yang kedua yaitu al-Kullabiyah
dan yang mengatakan ucapan yang pertama yaitu al-Asy'ariyah.
Mereka (al-Kullabiyah dam al-Asy'ariyah) sepakat bahwa al-
Qur'an yang ada di mushaf bukan kata-kata Allah, akan tetapi ia
hanya hikayat atau ungkapan (dari Firman Allah). Perbedaan antara
A {"olrr3,i3f
.t"1r$t bJi G
'$r gx $J ."'ut'yW uv u *il .i
t;,iir i; ,(').,;Lait ;4\ a39lr 1lr gx
Tidak boleh secara mutlak mengatakan bahwa al-Qur'an ada-
lah hikayat dari Firman Allah atau ungkapan dari Firman
Allah(l), bahkan apabila orang-orang membaca al-Qur'an atau
menulisnya di mushaf (lembaran-lembaran buku), itu tidak me-
ngeluarkannya dari hakikatnya bahwa ia yaitu Firman Allah
yang sebenarnya, karena Firman (perkataan) hanya disandar-
kan secara hakiki kepada yang mengatakannya pertama kali,
bukan kepada yang mengatakannya untuk sekedar menyam-
paikan atau menunaikan(2). Al-Qur'an yaitu Firman Allah:
huruf-huruf dan makna-maknanya,(3) Firman Allah bukan se-
kedar huruf tanpa 6afu14(l) dan bukan pula makna tanpa L*qf.ts)
keduanya yaitu bahwa hikayat berarti kemiripan; yakni, seolah-
olah makna ini yang menurut mereka yaitu perkataan yang dipan-
tulkan dengan cermin, seperti gema menirukan ucapan orang ymtg
berbicara.
Sedangkan ungkapan, maka maksudnya yaitu bahwa pem-
bicara mengungkapkan ucapan yang ada dalam dirinya dengan
huruf dan suara yang diciptakan.
Kita tidak boleh mengatakan secara mutlak bahwa ia yaitu
hikayat atau ungkapan, akan tetapi dalam perincian bisa jadi boleh
bagi kita untuk mengatakan, orang yang membaca al-Qur'an meng-
ungkapkan atau menyampaikan Firman Allah, karena berucapnya
dia dengan al-Qur'an bukanlah Firman Allah.
Mengatakannya demikian dengan batasan tersebut tidak me-
ngapa, akan tetapi tidak boleh mengatakan secara mutlak bahwa
al-Qur'an yaitu ungkapan atau hikayat dari Firman Allah.
Ungkapan penulis begttu cer:rtat dan rinci, di mana beliau ber-
kata, "Tidak boleh mengatakan secara mutlak," akan tetapi harus
dengan batasan dan ketentuan.
t27.
(Bahkan apabila orang-orang membaca al-Qur'an atau me-
nulisnya di mushaf (lembaran-lembaran buku), itu tidak menge-
luarkannya dari hakikatnya bahwa ia yaitu Firman Allah yang
sebenarnya, karena Firman (perkataan) hanya disandarkan secara
hakiki kepada yang mengatakannya pertama kali bukan kepada
yang mengatakannya untuk sekedar menyampaikan atau menu-
naikan).
Yakni, walaupun al-Qur'an itu ditulis oleh manusia di lem-
baran-lembaran mushaf, atau dihafal oleh mereka di dada, atau
dibaca oleh lisan mereka, ia tetap Firman Allah, kemudian penulis
menjelaskan alasannya, beliau berkata, ,'Karena Firman (perkataan)
,Gt* UV U
ffi ffi
hanya disandarkan kepada yang mengatakan pertama kali."
Ini yaitu alasan yang jelas, Firman (ucapan) disandarkan
secara hakiki kepada yang mengucapkannya pertama kali. Adapun
penisbatannya kepada yang menyampaikan atau menunaikan, maka
hal itu demi keluasan semata. Kalau sekarang kita membaca,
Jr-q 3l! et,gt5ll.v s .r6;'yr au r:ril f.-
Maka bait syair ini secara hakiki dinisbatkan kepada Ibnul
Qayyim.
berkata,
t{
Maka ini dinisbatkan secara hakiki kepada Ibnu Malik.
Jadi perkataan disandarkan secara hakiki kepada pengucap-
nya yang pertama.
Maka al-Qur'an yaitu Firman Dzatyang berbicara dengan-
nya pertama kali, yaitu Allah elt$ bukan perkataan orang yang me-
nyampaikannya kepada selainnya.
[3]. Ucapannya, *.w3,nJf ,;urr>rs y'; (Al-Qur'an yaitu Fir-
man Allah: huruf-huruf dan makna-maknanya). Ini yaitu penda-
pat Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Mereka berkata, Allah berbicara
dengan al-Qur'an dengan huruf-huruf dan makna-maknanya.
[4]. Ucapan penulis, nr;it Jri -;14)trl,tiys r:1 (Firman Allah
bukan sekedar huruf tanpa makna).
Ini yaitu pendapat Mu'tazilah dan Jahmiyah, karena mereka
berkata: Firman bukanlah suatu makna yang ada (bersumber) pada
dzat Allah, akan tetapi ia yaitu sesuatu dari makhlukNya seperti
langit, bumi, unta, rumah dan lain-lain, ia bukan makna yang ber-
diri sendiri. Firman Allah yaitu huruf-huruf yang Allah ciptakan
dan menamakanNya Firman bagiNya, seperti Allah menciptakan
unta lalu dikatakan unta Allah, seperti Allah menciptakan rumah
dan menamakannya Baitullah (Rumah Allah).
Dari sini, maka Firman menurut Jahmiyah dan Mu'tazilah
yaitu huruf-huruf, karena kalam Allah menurut mereka yaitu
F,ps .*,t: s
Kalau anda
p<t -ef e*s i$u rjys
ffi ffi
ungkapan dari huruf dan suara yang Allah ciptakan lalu Dia me-
nisbatkannya kepada diriNya sebagai bentuk penghormatan dan
kemuliaan.
[5]. Ucapannya, q,--Jt bJ3 ;-.v])t Yj (Dan bukan pula makna
tanpa huruf).
Ini yaitu pendapat Kullabiyah dan Asy'ariyah. Firman Allah
menurut mereka yaitu makna pada DiriNya, kemudian Allah
menciptakan suara dan huruf yang menunjukkan makna tersebuU
baik dalam bentuk ungkapan atau hikayat.
Ketahuilah bahwa Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa jika
kita mengingkari bahwa Allah berbicara, maka kita telah memba-
talkan syariat dan takdir. Membatalkan syariat, karena risalah-risa-
lah datang dengan wahyu dan wahyu yaitu Firman yang disam-
paikan kepada penerimanya. Jika kita mengingkari Firman (bagi
Allah), berarti tidak ada wahyu.]ika tidak ada wahyu, berarti tidak
ada syariat. Dan itu membatalkan takdu, karena penciptaan terjadi
dengan perintahNya, dengan ucapanNya'kun' fiadilah), maka ter-
jadilah, sebagaimana Firman Allah,
( @ J,i<4 "{:iJL1qi;g\-6L;irrl}
" Sesungguhnya keadaanNya apabila Dia menghendaki sesuatu
lmnyalnh berkata kepadanya, 'Jadilah!' Maka terjadilah ia. " (Yasin: 82).
ooo
,1't, iL{)r ,+rrr *'*3 t it i)r b. iufi W Qi ,Fs is
,-,#Jl bJj W ,e:6y,u.l;Wt";;il (y" u3; *ySl
oyt-a.y ,!r ary ;;tt JJjvsj,<r)it-.-.r WJi "A t3;*b
4, ^;rj F l"lrr4l v|by A er'a:lt-*'*3j ."'*Si e
.t".,ju, iur ert- l*s t g,;)l )yt
ffi ffi
PASAL
Termasuk ke dalam iman kepada Allah, kitab-kitab dan Rasul-
rasulNya yang telah kami sebutkan yaitu beriman bahwa
orant-orang Mukmin akan melihatNya pada Hari Kiamat(l)
langsung dengan mata kepala(z), sebagaimana mereka melihat
matahari dalam keadaan cerah tanpa terhalang awan(3), dan se-
bagaimana mereka melihat rembulan di malam purnama, di
mana mereka tidak berdesak-desakan dalam melihatnya.(r)
Mereka melihatNya ketika mereka di Arashat Kiamat (Padang
Mahsyar){s), kemudian mereka akan melihatNya setelah mereka
masuk surga sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah dlt$(6)
PASAL
TENTANG BE RII}IAN BAHTTA ORANG.ORANG
MUKI}TIN AKAN MELIHAI TUHAN ITTEREKA PADA
HARI KIAIITAT DAN TE I}TPAT.TEMPATNYA
lU. *istl'q,lt+)r ,#ri *,i yrw)ri;uy1to td S,s t3
i;gt (tL3; (Termasuk ke dalam iman kepada Allah, kitab-kitab
dan Rasul-rasulNya yang telah kami sebutkan yaitu beriman
bahwa orang-or.rng Mukmin akan melihatNya pada Hari Kiamat)0)
Alasan mengapa beriman bahwa orang-orang Mukmin akan
melihat Allah pada Hari Kiamat termasuk iman kepada Allah ada-
lah jelas, karena hal ini termasuk perkara yang Allah beritakan,
jika kita beriman kepadanya, maka itu yaitu bagian dari iman
kepada Allah.
Mengapa ia termasuk iman kepada Kitab-kitab Allah? Karena
Kitab-kitab Allah mengabarkan bahwa Allah akan dilihat. ]adi
mempercayainya berarti memPercayai Kitab-kitab Allah.
Ia termasuk iman kepada malaikat karena wahyu melalui
malaikat, |ibril turun dengan wahyu dari Allah, iadi iman bahwa
Allah dilihat termasuk iman kepada malaikat. Begitu pula ia ter-
masuk iman kepada Rasul-rasul, karena merekalah yang menyam-
paikan itu kepada manusia, maka iman kepadanya termasuk iman
kepada Rasul-rasul.
ffi W
l2l. uV (langsung), yaitu dengan penglihatan mata.
[3]. liEr q:'' Ar3;; .--;-jJr c:UG (sebagaimana mereka
melihat matahari dalam keadaan cerah tanpa terhalang awan).
Dalilnya yaitu sabda Nabi ffi,
,il;i w|i ,A t3L^b u,il^Jr ;:37 t-s u37
"Knlian akan melihat Allah sebngaimann kalinn melihnt mntnhai
yang cernh tanpa terhnlnng mendung.t'l
Yang dimaksud dengan melihat yaitu melihat dengan mata,
sebagaimana hal itu ditunjukkan oleh penyamaarmya dengan me-
lihat matahari dalam keadaan cerah, tanpa terhalang awan.
l4l. *:'r,f ;tAAV rrar u, -;;A ojiu!;; (dan sebagaimana me-
reka melihat rembulan di malam purnama, mereka tidak ber-
desak-desakan dalam melihatNya).
Penjelasannya telah berlalu.
[5]. iit;iJt +ws A er'*t4 i3i (mereka melihatNya ffi ketika
mereka di Arashat Kiamat.
Lut:" yaitu jamak darily yang berarti tempat yang luas
lagi lapang yang tidak ada bangunan padanya, karena bumi diben-
tang seperti kulit sebagaimana sabda Nabi ffi.2
Orang-orang Mukmin akan melihat Allah di Arashat (padang
Mahsyar) pada Hari Kiamat sebelum mereka masuk surga seba-
gaimana Allah berfirman tentang orang-orang yang mendustakan
Hari Pembalasan,
(@i;;;i i;t;*;iYrb
" sekali-kali tidak, sesunggulmya mereka pada hari itu benar-benar
tertutttp dai (rahmat) Rabb mereka.,' (Al-Muthaffifin: 15).
{X;.y uPnda lmi itu" yakni, pada Hari Kiamat.
(@'$fris),.iuii7.;i.b
I Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Tauhit dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Ma?ifah Thariq
ar-Ru'yah.
2 Diriwayatkan oleh al-Hakim, 4/619.
ffi ffi
" (Yaitu) han (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta
alam? " (Al-Muthaffifin: 6).
Dan mereka juga melihat Allah setelah mereka masuk surga.
Di Arashat Kiamat manusia terbagi menjadi tiga:
1). Mukmin murni lahir batin.
2). Kafir murni lahir batin.
3). Mukmin lahir kafir batin, yaitu orang-orang munafik.
Yang pertama melihat Allah di Arashat dan setelah masuk
surga.
Yang kedua tidak melihat secara mutlak. Ada yang berkata:
Mereka melihat Allah, akan tetapi pandangan murka dan hukuman,
hanya saja zahir ayat menunjukkan bahwa mereka tidak melihat
Firman Allah,
{@'oi;A irei*;iyvb
" Sekali-knli tidnk, sesungguhnyn merekn padn hai itu benar-benar
tertutup dari (melihat) Rnbb mereka." (A1-Muthaffifin: 15).
Yang ketiga melihat Allah di Arashat Hari Kiamat kemudian
terhalangi dan mereka tidak melihat setelah itu.
[6J. Jui irr ;f; u3 ri:;jr )*t u;'iJr- P (Kemudian mereka me-
lihatNya setelah mereka masuk surga, sebagaimana yang dike-
hendaki oleh Allah)(t)
Yakni, mereka melihat sebagaimana yang Allah kehendaki,
tentang bagaimana mereka melihat waktu mereka melihat terse-
but dan dalam seluruh kondisi, yakni dengan cara yang Allah ke-
hendaki pada saat melihat Allah tersebut.
Jadi, kita tidak mengetahui tata cara melihat Allah ini, artinya,
seseorang tidak mengetahui bagaimana dia melihat Rabbnya, hanya
saja makna melihat yaitu maklum bahwa mereka melihatNya
sebagaimana mereka melihat rembulan, tapi dengan cara apa? Ini
yang tidak kita ketahui. Yang jelas dengan cara yang Allah kehen-
daki. Penjelasan yangrinci tentang pandangan ini telah berlalu.
ooo
$,('"riri b y3*u" J, i|,("'di.ii W tr* ;$l
!,'J.Ail;lyr W,*-l; oUyr rj1 rt"'r€ jt q:,r*.'rr*
PASAL
Termasuk iman kepada Hari Akhir yaitu : beriman kepada
seluruh apa yang diberitakan Nabi ffi yang akan teriadi setelah
kematian.(r) Mereka beriman kepada fitnah, azab dan nikmat
ftqls/z)' Adapun fitnah, maka manusia akan diujits) di dalam
kubur mereka(a), maka seorang laki-laki akan ditanya,(s) "Siapa
tuhanmu?(5) Apa agamamu? Q) Dan siapa Nabimu?"(e) Maka,
"Allah meneguhkan orang-orang yang beiman dengan kalimat
tauhid dalam kehidupan di dunia dan di Akhirat."(e) Maka se-
orang Mukmin menjawab Tuhanku yaitu Allah, agamaku
Islam dan Nabiku Muhammad.(10) Adapun orang yang ragu-ragu,
maka dia menjawab, "Hah.. hah.. aku tidak tahu, aku mendeng.u
oftrng-orang mengatakan sesuatu, maka aku meniruflyar'r(11) maka
dia dipukul(12) dengan palu dari besi,(ts) dia berteriak dengan
teriakan yang didengar oleh segala sesuatu(la), kecuali manusia,
dan kalau manusia mendengarnya, niscaya dia pingsan(ts)
WM 4t r,;riufi ieyi,;ir ?A\tWlt'*3
"'r^b;3 ,F)l ?l+r ,-&l r4;t*3p t"93it tr.
ffi ffi
PASAT
TENTANG BERIIUAN KEPADA HARI AKHIR
[1]. Penulis (Syaikhul Islam) mulai membahas Hari Akhir
dan akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah tentangnya'"Beliau berkata,
"Pasal: +.Nr q'afrq N #t l';,;l\ u Ss..,5uc)r ,vr p;J! suc)r a;
(Termasuk iman kepada Hari Akhir yaitu : beriman kepada
seluruh apa yang diberitakan Nabi ffi yang akan terjadi setelah
kematian)."
Beriman kepada Hari Akhir yaitu waiib, ia yaitu salah
satu rukun iman dalam Agama.
Beriman kepada Hari Akhir sering disandingkan dengan iman
kepada Allah, iman kepada permulaan dan iman kepada tempat
kembali, karena siapa yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak
mungkin beriman kepada Allah, karena orang yang tidak beriman
kepada Hari Akhir tidak akan beramal. Seseorang tidak beramal,
kecuali dengan landasan kemuliaan yang diharapkannya di Hari
Akhir dan hukuman serta azab yang ditakutkannya. Jika dia tidak
beriman kepadanya, maka keadaannya seperti yang dijelaskan oleh
Allal'r,
( f :ri $ f-iKg-r, 6 L;:' c:li 66 1v-6cilti' $
,'Dan merekn berknta, 'Kelddupan ini tidnk lnin lunynlah lcehidupan
di dunin saja, kita mati dan kita hidup dan tidak adn yang akan membi-
nasnknn kita selnin mfisfi'. " (Al-Jatsiyah:24)
Dinamakan Hari Akhir karena setelah itu tidak ada lagi ke-
hidupan, ia yaitu fase terakhir.
Manusia memPunyai lima fase: Belum ada, alam rahim, dunia,
Barzakh dan Akhirat.
Fase belum ada, dituniukkan oleh Firman Al1ah,
{ @ ('Fi$ k P }li'nA.r.lif ;t ,t i;Y
" Bukanknh telah datang atns manusin sntu ruaktu dai masn,
sednng dia l<ctika itu belum merupaknn sesuatu yang dapat disebut?"
(Al-Insan:1).
Dan Allah berfirman,
$it'{4rLf #,9
:y fr.ii1).;J{t ;if 6Y';;,i IrdrJ OL" ;o, f4ir r, '1.., 6 ,
-l e,9-.x cr r*
t1 .., - /t4 i.t Pt
,z:s ,>-lo
{@we-,Puffi
" Hai manusia, jika knmu dalam lceraguan tentang lcebangkitan
(dai kubur), nnkn Qcetahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan
knnru dai tannh, kemudian dai setetes mani, kemudian dai segumpal
darnh, kemudian dnri segumpal dagtng yang sempurna lcejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadnmu dan Kami tetapknn
dalnm ralim apa ynng Kami lcehendaki sampai ruaktu yang sudah diten-
tttknn, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) sampailah knmu lepada kedewasaan, dan di antara
knmu adn yang dhuafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipan-
jangknn umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuafu
pun ynng dahulunya telah dileetahuinya, dan kamu lihat bumi ini lceing,
kemudinn npabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplahbumi itu
dnn suburlnh dan menumbuhknn berbagai macam tumbuh-tumbuhan
ynng indah. " (Al-Hajj: 5).
Fase rahim, dituniukkan oleh Firman Allah tltS,
4, *"?Af ., * *'nGL ?{A er$ A'&y
"Din ruenjadiknn kamu dalnm perut ibumu kejadian demi lcejadian
dalnm tiga kegelapan." (Az-Zumar: 6).
Fase dunia, ditunjukkan oleh Firman Allah cJlS,
Caifi';;'W aA;{'Wi ,9, U r{;Afr,ty
{ @ <,;K;'(je i;"f'iL ;;iSi;
/4
ffi ffi
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam kendaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia membei kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (An-Nahl: 78).
Di fase-fase inilah tempat berputarnya kebahagiaan dan ke-
sengsaraan, ia yaitu rumah ujian dan cobaan, sebagaimana Firman
Allah tlt$,
( @ 3;,ii )riii'XW er -Kf {h"gt; a;ii t* oiib
"Ynng nrcnjadikan nmti dnn lidup, supnya Dia menguiimu, siapn
di antnrn knmu yang lebih bnik amalnya, dnn Dia Malmperknsa lngi
Mnhn Pengampun " (Al-Mulk: 2).
Fase Barzakh, ditunjukkan oleh Firman Allah tJW,
{@ i,fr.iht\| €,Y;,;'Y
" Dan di hndapan merekn ada dinding krlaru barzakh) sampni hnri
mereka dibangkitkan. " (Al-Mu'minun: 1"00).
Fase Akhirat, yang merupakan fase terakhir dan final, Allah
berfirman setelah menyebutkan fase-fase sebelumnya,
( @ 5fr' )1+ti ii- *t") @64 3^ft'':' At Y
" Kemudinn, sesudnh itu, senmgguhnya karuu sekalian bennr-benar
nknn runti. Kemudian, sesungguhnya knmu seknlinn nknn dibnngkitkan
(dni ktrburmu) di Hnri Kianmf. " (Al-Mu'minun: 15-16).
Ucapan penulis, "Beriman kepada seluruh aPa yang dikabar-
kan Nabi S4 setelah kematian." semua ini termasuk ke dalam iman
kepada Hari Akhir.
Hal itu karena jika manusia mati, maka dia masuk ke Hari
Akhir, dari sini maka dikatakan, siapa yang mati maka telah tiba
kiamatnya. semua yang terjadi setelah kematian termasuk Hari
Akhir.
Jadi alangkah dekatnya Hari Akhir bagi kita, antara kita de-
ngannya hanyalah kematian, kemudian masuk kepada Hari Akhir
yang padanya hanya ada pembalasan atas perbuatan. Oleh karena
itu kita wajib memperhatikan hal ini.
Renungkanlah wahai manusia, bahwa kamu dalam bahaya,
S Wna/" d qtla,A, W r*iil1irlnl,
karena waktu kematian tidaklah kita ketahui. Bisa jadi seseorang
pergi dari rumahnya dan tidak kembali, bisa jadi seseorang duduk
di kursi kantornya dan tidak berdiri lagi darinya, bisa jadi sese-
orang tidur di atas ranjangnya lalu diangkat ke ranjang pemandian.
Perkara ini mengharuskan kita memanfaatkan peluang umur de-
ngan taubat kepada Allah. Hendaknya seseorang selalu bertaubat
kepada Allah, kembali dan pulang kepadaNya sampai ajal tiba,
sementara dia dalam keadaan terbaik yang diharapkan.
l2l. y9;1 ,-;i,1ett.b3 ,it g:t*# (Mereka beriman kepada
fitnah, azab dan nik'mai).
Fitnah di sini yaitu ujian. Yang dimaksud dengan fitnah
kubur yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada mayit setelah dia
dikuburkan; ialah tentang Tuhan, agama dan Nabinya.
Y*g dimaksud penulis dengan ucapannya "mereka beriman"
yaitu Ahlus Sunnah wal Jama'ah yakni Ahlus Sunnah beriman
kepada fitnah kubur. Hal itu berdasarkan al-Qur'an dan Sunnah.
Dari al-Qur'an yaitu FirmanNya,
4,;*it i_, r;*-ti ;;Jt a *9i )s\gt(. <rii'ii ry- y
" Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beiman dengan ka-
linmt taulid dalam kehidupan di dunia dan di Akhirat." (Ibrahim: 27).
Ayat ini tentang fitrah kubur, sebagaimana yang diriwayat-
kan secara shahih dalam ash-sluhihainl danlainJain dari hadits al-
Bara'bin Azib dari Nabi ffi.
Dari as-Sunnah: Banyak hadits yang menetapkan bahwa ma-
nusia akan diuji dalam kuburnya, ia yaitu ujian yang disabdakan
oleh Nabi ffi,
gJFiJt
" Sesungguhnya telnh dhuahyukan kepadaku bahtoa kalian diuji di
1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Tafsir, fub Qauluhu Tabla, Yugabbitullah al-Ladzina
Amanu Bi al-Qauli aB-Tsabif, dan Muslim, Kitab al-Jannah wa Sifat Na,imiha.
* -b ?i ri- ,y f # e rr:i: #i gtqri $ tt
sru €qur LF.
ffi ffi
alam kubur seperti -atau mendekati- fitnah Dajjal."t
Fitnah Dajja1 yaitu fitnah terbesar sejak Allah menciptakan
Adam sampai Hari Kiamat sebagaimana dalam Shahih Muslim dari
Imran bin Hushain 4{,, beliau berkata, Aku mendengar Rasulullah
ffi bersabda,
.gil.+iJr b *1 y\ eA-tt pv JL{,T # d.u
'Tidak adn perkara (malapetaka) antara diciptnkannya Adam sam-
pai Hai Kiamat yanglebihbesar dai Dnjjal."z
Akan tetapi Nabi ffi telah bersabda kepada sahabatnya,bah-
kan kepada umatnya,
it1,6:iAi5r,,t,
'.l<g
v13 7;iLy
#f *#'iu6*F
"Knlau dia keluar *mentara alat masih furada di antara knlian, maka
akulnh ynng akan mengludapinya untuk l(nlian. Jika dia kelwr vmentara
aku tidak berada di antara kalian, maka masing-masing orang membela
diinya dan Allnh-lah (yang hidup abadi) setelahku (sebagai pelindung)
bngi setiap Muslim."3
Nabi telah mengajarkan kepada kita bagaimana menghadapi-
nya. Beliau telah memberitahukan sifat-sifat dan ciri-cirinya kepada
kita sehingga seolah-olah kita melihahrya dengan mata yang dengan
sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut kita bisa menghadapinya.
Oleh karena itu kami katakan, Fibrah Dajjal yaitu fiurah ter-
besar, dan Nabi ffi telah bersabda,
dqil *-bqiri-ef$ea##y
" sesungguhnya kalian akan diuji di alam kubur seperti -atau men-
delati- fitnah D aj j nl." e
Benar-benar fitnah besar! Karena pertanyaan yang diarahkan
I Diriwayatkan oln ,,-rr*n. ri, Kitab al-Wudht4,dan Muslim, Kitab at-Kusuf,
2 Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Fitan, tub Ahadib ad-Dalial .
3 Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Fitan, tub Dzik ad-Daiial.
' Telah lewat takhij'rya.
kepadanya tidak mungkin bisa dijawab kecuali dengan dasar akidah
yang benar dan amal shalih yang kuat.
l3l. Jlq;Ul l[ c.iruU (Adapun fitnah maka manusia akan
diuii).
Ini yaitu penjelasan awal bagaimana manusia akan diuji di
alam kubur.
Kata "manusia" yaitu umum, zahir ucapan penulis menun-
jukkan bahwa itu yaitu untuk seluruh manusia mencakup para
Nabi, shiddiqin, syuhada, orang-orang yang meninggal dalam ke-
adaan bersiap siaga di jalan Allah, orang-orangyang tidak terkena
beban taklif seperti anak kecil dan orang gila. Di sini harus dirinci,
kami katakan:
Pertama, para Nabi tidak masuk ke dalam kelompok yang
diuji, mereka tidak ditanya hal itu karena dua alasan:
1). Para Nabi lebih afdhnl daripada syuhada dan Nabi S telah
memberitakan bahwa orang yang mati syahid dilindungi dari fitnah
kubur, Nabi ffi bersabda,
qyli -v 4;jlr*:46
" Cukuplah kilau pedang di atas lcepalanya sebagai ujian baginya."
Diriwayatkan oleh an-Nasa' i.l
2). Salah satu pertanyaan yang ditujukan kepada penghuni
kubur yaitu tentang Nabinya, dia ditanya, "Siapa Nabimu?" Jadi
Nabi tidak ditanya siapa Nabinya. Oleh karena itu Nabi i* ber-
sabda,
tt'f*c
" Senmgguhnya dhoahyuknn lcepndaku bahtoa kalian akan diuji di
nlam kubur."
Hadits ini untuk umat di mana Nabi bersangkutan diutus
kepadanya, maka mereka tidak termasuk ke dalam golongan yang
akan diuji.
Kedtn, para shiddiqin juga tidak ditanya, karena derajat mereka
4fr
t Diriwayatkan oleh an-Nasa'i, 4/99.
a
4Jl
9
t. ffi ffi
lebih tinggi daripada derajat syuhada. Jika para syuhada tidak di-
tanya maka lebih-lebih shiddiqin karena shiddiqin sebagaimana sifat-
nya yaitu orang yang benar dan dibenarkan, kejujurannya telah
diketahui, maka tidak perlu lagi diuji, ujian hanya untuk yang ma-
sih diragukan apakah dia jujur atau dusta. Kalau dia jujur maka
tidak perlu ditanya. Sebagian ulama berkata, Shiddiqin juga ditanya
berdasarkan keumuman dalil. Wallahu a'lam.
Ketiga, para syuhada yang gugur di jalan Allah, mereka ini
tidak ditanya, karena kebenaran iman mereka telah terbukti dengan
jihadnya. Allah tJtS berfirman,
'^4i )i3 <],$"iV #1 <r-ulSi aij{'Kt"oLb
4oj&"!4^i,Wc5#-
" sesungguhnya Allah telah membeli dan orang-orang Mukmin
dii dan harta mereka dengan membeikan surga unfuk merekn, merekn
berperang pada jalan Allah, lalu merekn membunuh atau terbunuh."
(At-Taubah: 111). Dan Allah ultF berfirman,
('o:;i. #,i'""*A S &g S W eW r"ri'l;G{; }
" Jangnnlah kamu mengira bahtua orang-orang yang gugur di jalan
Allnh itu mati; bahknn mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan rnendapat
izki." (Ali Imran: 169).
Dan Nabi ffi bersabda,
q yl: -b 1k5t y*,6
" Cukuplnh kilau pedang di atas kepalanya sebagai ujian."
Jika orang yang gugur dalam keadaan bersiap siaga di jalan
Altah diberi rasa aman dari fibrah karena kebenaran imannya telah
terbukti, maka lebihJebih orang yang gugur di perang yang sebe-
narnya, karena dia mengorbankan lehernya di depan musuh Allah
demi meninggikan kalimat Allah dan membela agamaNya. Ini ter-
masuk bukti terbesar atas kebenaran imannya.
Keempnt, orang-orang yang mati dalam keadaan be9aga-iaga
di jalan Allah, mereka tidak ditanya. Di dalam Shnhih Muslim Rasu-
lullah ffi bersabda,
pi b\:
,llS ,git
"Berjaga-jngn sntu hnri sntu malam lebih baik dnipada puasa dan
slmlnt runlnnr lmri selnrnn safu bulnn. lika dia mati, makn amal yang biasa
dilakuknnnya ruengalir kepadanya. Begitu pula rizkinya dialirkan bagi-
nyn dnn din anmn dari fitnah (ujian) dua malaikat."l
Kelimn, anak-anak kecil dan orang-oranggila, apakah mereka
ditanya?
Sebagian ulama berkata: Mereka ditanya karena mereka ter-
masuk ke dalam keumuman dalil, karena beban taklif gugar dari
mereka di dunia, maka kehidupan kematian berbeda dengan ke-
hidupan dunia.
Sebagian lain berkata: Mereka tidak ditanya karena mereka
bukan mukallaf, kalau mereka bukan mukallaf, maka mereka tidak
dihisab karena hisab hanyalah atas orang yang mukallaf yang di-
hukum karena berbuat dosa. jadi mereka tidak dihukum, mereka
tidak mendapatkan kecuali pahala. lika mereka beramal shalih
maka mereka diberi pahala karenanya.
Jadi ada lima golongan yang tidak termasuk ke dalam ucapan
penulis, "Maka manusia" ialah: para Nabr, shiddiqin, syuhada, orang-
orang yang gugur pada saat bersiap siaga di jalan AUah dan orang-
orang yang tidak berakal seperti orang gila dan anak kecil.
Catatan: manusia ada tiga kategori: Mukmin murni dan
munafik, kelompok ini diuji dan yang ketiga yaitu kafir murni.
Apakall yang ketiga ini diuji? Terdapat perbedaan pendapat dan
Ibnul Qayyim dalam kitab ar-Ruh menyatakan: Yang rajih, mercka
akan diuji.
Apakah umat-umat terdahulu ditanya?
Sebagian ulama berpendapat -dan ini yang benar- bahwa
mereka akan ditanya, karena jika umat ini yang merupakan umat
terbaik ditanya, maka yang selainnya lebih pantas untuk ditanya.
[4]. Ucapan penulis e# e. (di dalam kubur mereka).
' Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Imarah, Bab Fadhlu ar-Ribath Fi Sabilillah.
'{-e ^!b 6'fi oV t)lj yWt )p eW b;* N3
.;t*st ;yi, a:t'* 4;iS'^t*
S,ra,ia/, d qt^dnlu'W ositAi7a/t,
i;i yaitu jamak f, tempat ditimbunnya orang-orang mati,
dan yang dimaksud dengannya yaitu apa yang lebih umum dari-
nya, maka ia meliputi alam Barzakh, yaitu alam antara kematian
dengan Hari Kiamat, baik mayit tersebut dikubur atau ditelan bina-
tang buas di daratan, atau akan dicaplok ikan di laut, atau dihan-
curkan oleh angin.
Dan yang zahir bahwa fiurah tidak terjadi, kecuali jika ke-
hiduparrnya di dunia telah selesai dan dia masuk alam Akhirat. Jika
penguburannya ditunda satu atau dua hari, maka dia tidak ditanya
sampai dia dikubur.
[5]. Ucapan penulis, ;-.']J.ir+ (matca seorang laki-laki akan
ditanya).
Yang akan bertanya yaitu dua orang malaikat yang akan
mendatangi si mayit di kuburnya, lalu duduk di hadapannya dan
bertanya kepadanya, sampai si mayit dapat mendengar bunyi
gerakan sandal orang-orang yang pulang setelah menguburkannya,
sementara kedua malaikat tersebut menanyainya. Oleh karena itu
salah satu Sunnah Nabi apabila selesai menguburkan mayat beliau
berdiri di atasnya dan bersabda,
.ilivr C$ ,c^;5t u gbry.i<+'Y Vi;n*t
" Mohon anrpunlnlt untuk' snudnia kalian, mintalnlt leteguhan untuk-
nyn, knrena din sekarang sedang ditanya."r
Di sebagian atsar tercantum bahwa namanya yaitu Munkar
dan Nakir. 2
Sebagian ulama mengingkari dua nama ini. Katanya, bagai-
mana dua orang malaikat itu dinamakan mungkar, padahal Allah
telah memberi sifat-sifat mulia bagi mereka, dan menurut orang
yang memiliki pendapat ini haditsnya yaitu dhaif.
Yang lain berpendapat bahwa hadits ini yaitu hujjah, nama
ini tidak berarti bahwa keduanya yaitu mungkar dari segi diri
mereka, akan tetapi keduanya mungkar (diingkari), karena mayit
t Dirlwayatkan oleh Abu Dawud, no. 3221.
2 Lihat Sunan at-Tirmidzi, no. 1083.
tidak mengetahuinya, dia tidak memiliki pengetahuan tentang ke-
duanya sebelumnya. Ibrahim sendiri telah berkata kepada tamu-
tamunya,
(@ t;S'"ily
" (Knmu) adrilah orang-orang yang tidak dilccnal." (Adz-Dzariyat:
25\.
karena dia tidak mengenal mereka. ]adi kedua malaikat ter-
sebut yaitu Mungkar dan Nakir karena keduanya tidak dikenali
oleh si mayit.
Apakah kedua malaikat ini yaitu malaikat baru yang ber-
tugas mengurusi perkara ahli kubur, ataukah keduanya yaitu
dua malaikat penulis yang selalu siap di kanan atau di kiri?
Ada yang berpendapat keduanya yaitu malaikat yang me-
nyertai manusia, karena setiap manusia memiliki dua malaikat
yang menulis amalnya di dunia dan keduanya menanyainya di
dalam kubur dengan tiga pertanyaan ini.
Ada yang berpendapat: Keduanya yaitu dua malaikat yang
lain, karena Allah berfirman,
"Dnn tidak ada yang mengetahui
sendii," (A1-Muddatstsir: 31).
{LJW:"ANviy
tentara Rabbmu melainkan Dia
Dan malaikat berjumlah banyak. Nabi ffi bersabda,
,(ewi &i ,i$ :i> f eq-r b.v ,1 'oi
A bt lt;-tt'+"ti
.-r.r; :i Avr:i * F.v Jk #i1
" Lnngit berderit dan ia berhak untuk berderit, tidak ada seienglal
pun -(atau, terupat seluo.s empat joi)-,lcecuali padanya terdapat malai-
knt yang slmlat atau rukuk atau sujud l<epada Allah,ttl padahal langit
sangatlah luas. Firman Allah dlS,
(@'oj=;i'$; #,W.;ra6Y
t Diriwayatkan oleh Ahmad,5/173; at-Tirmidzi, no. 23L2; dan Ibnu Majah, no.4190.
ffi ffi
"Dan langit itu Yrami bangun dengan Tangan (Kami) dan sesung-
guhnya Kami benar-benar berkuasa." (Adz-Dzariyat: 47\.
Yang penting, bukan sesuatu yang asing kalau Allah menda-
tangkan dua malaikat bagi mayit di kuburnya. Dan Allah Maha
Berkuasa atas segala sesuatu.
[6]. sui;, (Siapa tuhanmu?) Yakni, siapa tuhanmu yang
menciptakanmu, yang kamu sembah dan kamu ibadahi? Agar ka-
limat ini mencakup tauhidrububiyah dan tauhid uluhiyah.
177. t.:4; uj (Apa agamamu?) Yakni, apa amalmu yang de-
ngannya kamu beragama kepada Allah dan mendekatkan diri ke-
padaNya?
[8J. :,t',i;r.j (Dan siapa Nabimu?) Yakni, siapa Nabimu
yangkamu imani dan kamu ikuti?
[9]. -r;.$ tj r;'ti i.;1 a *9t )iu;t( oJi'i,i 3.$- (Attah mene-
grrhkan (iman) orang-orang yang beiman dengan ucapan yang te'
grrh ittt dalam kehidupan di dunia dan di Akhirat).
Ucapan yangtsabit yaitu kalimat tauhid. Firman Allah dt5,
{@)Aii.Gd
'Tidakknh kamu perlutiknn bagaimana Allah telah membuat per-
umpamann kalimnt yang baik seperti pohon yang baik, akarnya tegult
(tsnbit) dnn cnbangnyn (menjulang) lce lnngitT " (Ibrahim: 24).
Dan FirmanNya,
{l*Si -5
qii ti;Ji al (onlr*l<elddupan di dunia dnn di Alcltirat).
Ada kemungkinan ia berkait dengan 4:#- p (meneSuhkan) yakni,
Allah meneguhkan orang-orang yang beriman di dunia dan di Akhi-
rat. Ada pula kemungkinan bahwa ia berkaitan dengan utsnbitu (y*g
teguh) jadi ia yaitu sifat bagi ucapan/ yakni bahwa ucaPan yang
teguh ini di dunia dan di Akhirat.
Makna yang pertama lebih baik dan lebih dekat, karena AUah
berfirman,
( !F6'14 f^-l rliyYS( O,ti (,g
F
1girxi4?6-; p1 F
)) t'.
raJti
"Hai orangorang yang beiman, apabila lamu memerangi pasulan
(rnttstth), mnkn ber te guh hatilah kamu." (A[-Anfal: 45).
Dan Firman Allah rJtS,
4V( CJi W'.&r 6'.543i $, A3:,-r;_ iLy
" (lngntlall, l<etikn Rnbbmu merunhyuknn kepada para malaikat, 'Se-
zungguhnya Aku bersamamu, maka teguhlun (pendiian) orang-orang
yang telah beriman' ." (Al-Anfal: L2).
Mereka diteguhkan di dunia dan di Akhirat dengan ucapan
yang teguh.
[1O]. 3a i:;*t,,,#t f>l-jr; ,it u..t,c3ttj;al lS"otang Mukmin
meniawab, Tuhanku yaitu Allah, agamaku Islam dan Nabiku
Muhammad).
Seorang Mukmin menjawab, Tuhanku Allah, ketika dia ditanya
siapa tuhanmu? Dia menjawab, agamaku Islam, ketika ditanya
apa agamamu? Dan ketika dia ditanya siapa Nabimu? Dia men-
jaw ab, Nabiku Muhammad.
Inilah jawaban yang benar. Lalu seorang penyeru dari langit
berseru, "HambaKu benar, bentangkanlah karpet untuknya dari
surga, beri dia pakaian dari surga dan bukakanlah pintu untuknya
ke surga."
111]. Ucapan penulis, ;tJt c-;-;,6rliY riLi, il-o ,Jr;4 r.iuy)tvi1
'^li t=i ;:.,sa @dapun orang yang ragu-ragu maka dia meniawab,
"Hah.. hah.. aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang berkata
sesuatu, maka aku menirunya"). Orang yang ragu-ragu yaitu
orang munafik dan yang sepertinya, "Maka dia menjawab, 'Hah...
hah... aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang berkata sesuatu
maka aku menirunya." Yakni iman tidak masuk ke dalam hatinya,
dia hanya mengikuti perkataan orang-orang tanpa ada iman yang
masuk ke dalam hatinya.
Lil'ratlah perkataannya, "Hah... hah..." seperti ada sesuatu yang
tidak hadir di benaknya yang dia ingin mengingatnya. Ini sangat
menimbulkan penyesalan, seolah-olah dia mengetahui jawabnya
tetapi ternyata buntu, dia hanya menjawab, "Hah... hah..." kemu-
dian dia berkata, "Aku mendengar orang-orang mengucapkannya
maka aku menirunya."
Dia tidak menjawab, "Tuhanku Allah, agamaku Islam, Nabiku
Muhammad" karena di dunia dia yaitu orang yang ragu-ragu."
Or*g ini jika dia ditanya di kuburnya di mana dia dalam kon-
disi sangat membutuhkan jawaban yang benar, dia tidak mamPu
kecuali, "Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengata-
kan maka aku menirunya." Jadi imannya hanya ucapan saja.
JL27. +4 (maka dia dipukul) yakni, jika dia tidak meniawab,
baik dia kafir atau munafik dan yang memukulnya yaitu dua
malaikat yang bertanya kepadanya.
[13]. #+ b yly; (dengan palu dari besi); tercantum di
sebagian riwayat bahwa seandainya ahli Mina berkumpul untuk
memikulnya, niscaya mereka tidak mampu.
Jika dia dipukul, dia berteriak dengan teriakan yang didengar
oleh segala sesuafu, kecuali manusia.
ll4l. 1t ,y t4-!;*-'1;* e4+ (dia berteriak dengan teriakan
yang didengar oleh segala sesuatu) teriakan yar.g didengar oleh
segala sesuatu yang ada di sekitarnya yang mendengar suaranya,
tidak berarti segala sesuatu di penjuru dunia mendengarnya dan
terkadang yang mendengarnya terpengaruh dengan apa yang di-
dengarnya, sebagaimana ketika Nabi ffi melewati kuburan kaum
musyrikin dengan bighal (hewan) tunggangan beliau, tiba-tiba
hewan tersebut berontak sehingga Nabi hampir jatuh terlempar
karena bighal tersebut mendengar suara mereka yang sedang di-
azab.7
[15]. ;o-^j iu-j,jr W* l3ir::jr.j1 ftecuali manusia, kalau
manusia mendengarnya niscaya dia pingsan).
Ucapan penulis, it:..:,Jrrj1 (Kecuali manusia) yakni, manusia
tidak mendengar teriakan ini, hal itu karena hikmah-hikmah agung,
di antaranya:
Pertama, apa yang disabdakan Nabi ffi,
ii i,rr .ii't i r35r.r5 {
"Kalau bukan karena (aknn menyebabkan) kalian tidak saling me-
nguburkan, niscaya aku berdoa lcepada Allah agar membunt kalian men-
..,f[t -,t"; ;r, ii .jjr
I Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Jannah wa Sifatu Na'imiha.
3 yo4nlu d, q4da^h'W asithi4ah
dengar sebagian azab kubur."1
Kedua, menutupi rahasia (aib dan cela) si mayit.
Ketiga, agar tidak mengganggu keluarganyq karena jika me-
reka mendengar bahwa mayit mereka diazab, niscaya mereka tidak
bisa tenang.
Keempnt, tidak
akan berkata: Lihat
lain-lain.
Kelima, bisa jadi kita mati karenanya, karena ia bukan teriakan
ringan, akan tetapi teriakan yang membuat jantung benar-benar
copot, yang membuat orang mati atau minimal pingsan.
Keenant, kalau orang-orang mendengar teriakan orang-orang
yang diazab itu, niscaya iman kepada azab kubur termasuk iman
kepada sesuatu yang nyata bukan termasuk iman kepada yang
ghaib, dalam kondisi tersebut, hilanglah nilai ujiannya karena bisa
dipastikan bahwa manusia akan beriman kepada sesuatu yang me-
reka lihat, akan tetapi jika ia ghaib dan mereka tidak mengetahui-
nya kecuali melalui dalil, maka itulah iman kepada yang ghaib.
Peringatan-perlngatan pentinS:
Ucapan penulis ,!rl;jr W fiiuljr it1y Sstata'er* tt4+
;^^a.j. (Lalu dia berteriak dengan teriakan yang didengar oleh se-
gala sesuatu, kecuali manusia. Seandainya manusia mendengar-
nya, niscaya dia pingsan).
Ucapannya "Yang didengar oleh segala sesuatu, kecuali ma-
nusia", riwayatnya hanya ada pada teriakan jenazahyaflgdipikul
oleh orang-orang di pundak mereka, sebagaimana Nabi & bersab-
da,
t+).r.* 'djti
t.'-" . , - o. ol/w-f C]*,"'B
memperrnalukan keluarga, karena orang-orang
itu anakmu, itu bapakmu, itu saudaramu dan
u Ja4w
o;l+rr-
ov
e',
Js
" likn in baik,
tidak bnik, maka dia
makn dia
berkata,'
berkata, 'Kedepankanlah aku,' dan jika ia
'C*lnkn! Kemana mereka hendak membauta-
I lbid.
iF
,,
( 4r-o.rr
nya?' Suaranya didengar oleh xgala *suatu, lcecuali manusia, Seandai-
nya manusia mendengarnya, niscaya dia pingsan."l AdaPun teriakan
di kubur, maka Nabi ffi bersabda,
.j;i:t * *Ut;:tr-lr* 4
u Maka dia berteiak dengan teiakan yang didengar oleh orang yang
di dekatnya selain jin dan manusia."2
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dengan lafazh tersebut.
Kemudian setelah fitnah ini yaitu nikmat atau azab(1) samPai
tibalah Hari Kiamal fts!1a(z)
tU. i-j "Kemudian". Ini hanyalah menunjukkan urutan dan
bukan menunjukkan tenggang waktu, karena mayit akan langsung
mendapatkan nikmat atau azab sebagaimana telah disebutkan
bahwa jika dia menjawab, "tidak tahu" maka dia dipukul dengan
palu besi, dan bahwa mayit yang meniawab dengan benar langsung
dibukakan pintu surga untuknya dan kuburnya akan dilapangkan.
Nikmat atau azab ini, apakah untuk badan atau ruh atau ke-
duanya sekaligus?
Kami katakan, yang diketahui di kalangan Ahlus Sunnah wal
Jama,ah yaitu bahwa pada dasarnya nikmat dan azab itu untuk
ruh, sedangkan badan mengikutinya, sebagaimana azab di dunia
yaitu terhadap badan dan ruh mengikutinya, dan sebagaimana
hukum syar,i di dunia berlaku bagi badan secara zahirnya dan di
akhirat yaitu sebaliknya. Jadi di alam kubur, azab atau nikmat
itu dikenakan terhadap ruh, akan tetapi jasad terpengaruh secara
otomatis dan bukan independen. Dan bisa saja azab dikenakan ter-
hadap badan, sementara ruh mengikutinya, sedangkan nikmat
dikenakan terhadap ruh, sementara badan mengikutinya, hanya
saja ini sangat jarang terjadi, karena pada prinsipnya azab itu di-
kenakan terhadap ruh dan badan mengikutinya.
t Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ahlana'iz.
2 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Jana'iz, Bab Ma Ja' a Fi Adzab al-Qabr'
6;F@i$ b\ JL("clrii YV V LxL *ite;1,, q fl
3,/a,u^1" dCila^1,,'Wa6tlht lah
Ucapan penulis, itii,V\r ;5q"Nikmat atau azab" ini mene-
tapkan adanya nikmat darrr azab di alam kubur, dan hal itu telah
ditunjukkan oleh Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah #, bahkan
kita boleh mengatakan dan ijma'kaum Muslimin.
Dari Kitab Allah: Tiga kelompok di akhir surat al-Waqi'ah
secara jelas menetapkan azab dan nikmat kubur.
Firman Allah,
|ffi{$rsy{ii,$iaalJfr@";)i*5v
'c,( oi(t;@ # {grL6"d} @6ry,g i,hiu$ @
|*,* i uYVj;j@.+,; * iK"LYj[ @ 'qbiJ Ss:
'6)Aii+j{5iA'ohi(15@4;$"c1 jr-i?t::t@q;!l*I
{@*'g;@#eTi@
uMnkn mengapa ketika nyaTua sampai di kerongkongan, padahal
kamu ketikn itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daipada kamu,
tetnpi kamu tidnk melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh
Allah), knmu tidak mengembalikan nyatln itu (kepada tempatnya) jikn
kamu adalnh orang-orang yang funar? Adapun jika dia (orang yang mati)
termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), mala dia mem-
peroleh ketentraman dan izki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika
dia termasuk golongan kanan, maka lceselamatanlah bagimu knrena kamu
dai golongan kanan, Dan adapun jika dia termasuk golongan yang men-
dustaknn lagi sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan
dibakar di dalam neraka." (Al-Waqi'ah: 83-94).
Ini yaitu perkara yang nyata, bahwa orang yang sedang meng-
hadapi ajal akan terdengar menyambut malaikat yang datang ke-
padanya, dia berkata, "Selamat datang," dan terkadang dia berkata,
"Selamat datang, silahkan duduk di sini," sebagaimana disebutkan
oleh Ibnul Qayyim di dalam Kitab ar-Ruh dan terkadang akan di-
rasakan bahwa laki-laki tersebut ditimpa sesuatu yang menakutkan,
maka wajahnya berubah pada saat kematian apabila malaikat azab
turun kepadany a. N a' udzubillah.
r;;4fi
Di antara dalil al-Qur'an yaitu Firman Allah tentang Kaum
Fir'aun,
{wi 6r" q* <,r:;,x.,,6i *
"Kepada mereka dinampaklan neraka pada pagi dan petang." (Al-
Mu'min:46).
Ini sebelum datangnya Hari Kiamat dengan dalil FirmanNya,
( @ rtui'6 <r;'). 3t; $;:J Lai ifi iliy
"Dan pada hari terjadinya kiamat (dikntakan kepadn malaikat),
,Masukkanlah Fir,aun dan kaumnya l<e dalam azab yang sangat keras' ."
(Al-Mu'min:46).
Di antara dalil al-Qur'an yang lain yaitu ,
l-ry"i iKger, ;fi g,t Or+iili iy-s; fty
4'P5
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di ruaktu oranS-
orang yang zhalim berada dalam tekanan snkaraful maut, sednng para
malaiknt memukul dcngan tangannya, (sambil berkata), 'Keluarkanlah
nyaruamu' ." (A[-An'am: 93).
Sementara mereka tidak merelakan nyawa mereka dicabut, me-
reka tidak in&n nyawa tersebut keluar karena mereka telah diberi
kabar baik yaitu hukuman dan azab maka ruhnya menolak untuk
keluar, oleh karena itu Dia berfirman,
4. riit A(i d;i i,;srp5 r;ly
"Keluarkanlah nyaruamu", di hni ini kamu dibalas dengan siksa yang
sangat menghinakan." (Al-An'am: 93).
( ffiy (pada hari ini). Alif dan lam yaitu untuk perjanjian
yang hadir seperti FirmanNya,
{&,"F&i;AiY
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamantu.'' (Al-
ffi S y"*1, d Crd"/" W r,sttAry"h
Ma'idah: 3), yakni hari yang hadir ini.
Begitu pula { <;;i1flb.Dihai ini kamu dibalas." Alif lam ada-
lah untuk perjanjian yang hadir, maksudnya yaitu hari kehadiran
para malaikat untuk mencabut nyawa mereka. Ini menunjukkan
bahwa mereka diazab sejak nyawa mereka dicabuU inilah azab
kubur.
Di antara dalil al-Qur'an yang lainnya yaitu Firman Allah
dV,,
WT<$1i;isirj(F
"(Ynitu) orang4rang yang dhoafatknn dalam keadaan baik oleh para
rnalaiknt dengan mengataknn (lnpofu mereka), 'Salamun alaikum (semoga
salam sejnhtera ntas kalian), masuklah kamu ke dalam surga itu'." (An-
Nahl: 32). Dan hal itu pada saat wafat. Oleh karena itu, Nabi Mber-
sabda dalam hadits shahih,
"Dikataknn k"podo jhua yang beimnn, 'Keluarlah ruahni jhua yang
tennngk prdo ampunan dan keidhaan dai Allah' ,ut
maka ia berbahagia dengan berita gembira tersebut, ia keluar dengan
menurut dan mudah, meskipun terkadang badan merasakan sakit,
akan tetapi ruh menurut dan berbahagia.
Adapun dalil-dalil dari Sunnah tentang azab kubur, maka ia
nrutawatir, di antaranya yaitu hadits shahih dalam ash-Shahihain
dari hadits Ibnu Abbas #, bahwa Nabi ffi melewati dua kuburan.
Nabi bersabda,
c( i
J., l).
,,o
U-, ,|qr{ Lraj!
tidak disiksa karena"Sesungguhnya keduanya disiksa dan lcedunnya
perkara besar."2
I Takhriflya telah berlalu.
2 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-lana'iz, tub Adzab al-Qabr Min al'Ghibah wa al-Baul;
dan Muslim, Kitab ath-Thaharah, Bab ad-Dalil ala Naiasah al-Baul.
(1gji'\#I,K{ il; O}i
.)ry
a
dui6i
ffi ffi
Adapun ijma', maka semua kaum Muslimin berdoa dalam
shalat mereka,
... p:t lt^b b3 ft itb b e\'3Qi
"Aku berlindung kepada Allah dai azab Jahannm dan dnri azab
kubur..."
Kalau siksa kubur tidak ada maka tidak sah berlindung kepada
Allah darinya, karena untuk apa berlindung dari sesuahr yang tidak
ada. Ini menunjukkan bahwa mereka beriman kepadanya.
Kalau ada yang bertanya: Apakah azab atau nikmat di alam
kubur berlangsung terus atau terputus?
Maka jawabnya yaitu : Untuk orang kafir azabnya terus me-
nerus, tidak mungkin azab diangkat dari mereka, karena mereka
berhak mendapatkannya. Kalau seandainya azab diangkat dari me-
reka berarti mereka istirahat, padahal mereka tidak berhak istirahat,
mereka terus mendapat azab sampai Hari Kiamat, meskipun masa-
nya panjang. Kaum Nuh yang dahulu ditenggelamkan masih terus
diazab di kubur mereka, azab mereka berlangsung terus sampai
Hari Kiamat begitu pula Fir'aun dan kaumnya, api disodorkan ke-
pada mereka di pagi dan sore hari.
Sebagian ulama menyebutkan bahwa azab orang kafir diri-
ngankan dalam masa di antara dua tiupan sangkakala. Mereka
berdalil dengan Firman Allah,
{uS; acLiSI$.!JE F
" Mereka berkata, ' Aduhai celakalah kami, siapakah yang membang-
kitkan lcami dai tempat tidur kami Qcubur)' ." (Yasin: 52)
Akan tetapi hal itu tidak harus menunjukkan demikian, karena
kubur mereka yaitu tempat mereka tidur, meskipun mereka tetap
diazab di dalamnya.
Adapun pelaku maksiat dari kalangan orang-orang beriman,
di mana Allah dE menetapkan azab bagi mereka, maka ia bisa
terus dan bisa pula terputus, bisa lama bisa pula sesaat sesuai de-
ngan dosa mereka dan ampunan Allah €.
Azab kubur lebih ringan daripada azab Hari Kiamat, karena
azab kubur tidak membuat hina dan malu, lain dengan azab Akhi-
rat yang menghinakan dan memalukan, ia disaksikan oleh manu-
sia seluruhnya. Allah dE berfirman,
{ @ &,"ii iaii-t vlti {=J: aw( e-$i; s73 }ri6r }
" Sesungguhny a Kami menolong rasul-rasul Kami dnn oranS-orang
yang beiman dalam lcehidupan dunia dan pada hai berdinnya *ksi-saksi
(Hai Kiamaf)." (Al-Mu'min: 5L).
Kalau ada yang bertanya, Kalau ada orang yang tubuhnya
tercecer, dia dimangsa binatang buas, dan dihempas angin. Bagai-
mana azabnya, bagaimana dia akan ditanya oleh malaikat?
Jawab: Allah JIE Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Ini ada-
lah perkara ghaib. Allah mampu mengumpulkan semua itu di alam
ghaib, meskipun kita menyaksikannya di dunia tercerai berar, di alam
ghaib Allah bisa saja mengumPulkannya kembali.
Lihatlah malaikat yang turun untuk mencabut nyawa di tempat
yang sama sebagaimana Firman Allah,
{@ 'q#i Ss''6. ^IY6F'Y,,Dan Knmi lebih dekat kepadanya daipadn kamu. Tetapi kamu tidak
melihnt:, (Al-Waqi'ah: 85), meski begitu kita tidak melihat mereka.
Malaikat maut berbincang dengan ruh dan kita tidak mendengar.
Terkadang Jibril hadir kepada Rasulullah ffi dengan menye-
rupai bentuk seorang laki-laki, dia menyampaikan wahyu kepada
NaUl ai tempat itu sementara para sahabat yang hadir tidak men-
dengar dan tidak melihat.
Alam ghaib tidak mungkin disamakan dengan alam nyata,
ini yaitu salah satu hikmah Allah, jiwamu yang ada pada tubuhmu,
kamu tidak mengetahui bagaimana ia berkait dengan tubuhmu?
Bagaimana ia tersebar ke seluruh tubuh? Bagaimana ia keluar dari-
mu pada saat kamu tidur? Apakah kamu merasa bahwa ia kem-
bali pada saat kamu bangun? Dari mana ia masuk ke badanmu?
Alam ghaib, sikap yang ada hanyalah menerima, sama sekali
tidak bisa diqiynskan. Atlah ffi mampu mengumpulkan bagian
tubuh yang tercerai berai yang dilumat oleh angin kemudian dia
ditanya lalu diazab atau diberi nikmat. Allah Maha Berkuasa atas
segala sesuatu.
Kalau ada yang berkata: Seorang mayit dikubur di kuburan
yang sempit. Bagaimana ia dilapangkan sejauh mata memandang?
fawab: Alam ghaib tidak bisa diqiyaskan dengan alam nyata.
Seandainya ada orang yang menggali lubang seluas mata meman-
dang dan mengubur mayit di dalamnya lalu menutupnya dengan
tanah, maka orang lain yang tidak mengetahui lubang tersebut
apakah dia melihabrya atau tidak? Jelas tidak melihatnya, padahal
itu di alam nyata, dia tidak melihat keluasan tersebut dan tidak
mengetahuinya, kecuali orang yang telah menyaksikannya.
Kalau ada yang berkata: Kami melihat mayit kafir, setelah
satu atau dua hari kita gali kuburannya, kita lihat tulang-tulang
iganya masih seperti sedia kala, ia tidak rusak karena terhimpit?
]awabnya: sama, ini yaitu alam ghaib, sah saja kalau ia ber-
beda dengan alam nyata, jika ia dibuka, maka Allah mengemba-
likannya dan semuanya diletakkan olehNya di tempatnya untuk
menguji manusia, karena jika kita melihat tulang-tulang iganya
rusak, sementara pada waktu kita menguburkannya ia baik-baik
saja, maka itu berarti kita beriman dengan sesuatu yangnyata.
Kalau ada yang berkata: seperti ucapan orang-or.rng filsafat,
kita letakkan air raksa di atas mayit, ia yaitu benda yang paling
cepat bergerak dan tumpah, esok harinya kita lihat air raksa ter-
sebut masih sarna dengan yang kemarin padahal menurut kalian
malaikat datang dan mendudukkan mayit tersebut, jika orang itu
duduk bagaimana mungkin air tersebut tidak tumpah?
Jawabnya sama: Irri alam ghaib, kita wajib beriman dan mem-
benarkan, bisa saja Allah mengembalikan air raksa itu ke tempat-
nya setelah ia berubah akibat duduk.
Kami katakan juga: Lihatlah kepada orang yang sedang tidur
dan bermimpi, seandainya kejadiannya sebagaimana yang dia lihat
dalam mimpinya, niscaya dia tidak akan tetap di atas ranjangnya,
dan terkadang ia yaitu mimpi yang benar dari Allah, maka ia
terjadi seperti yang dilihabrya dalam mimpi, meskipun begitu kita
beriman kepada hal tersebut.
S WiA^h dCrda^lv W a*llk lah
Apabila seseorang melihat dalam mimpi sesuatu yang dia
benci, maka dia bangun dalam keadaan gelisah, apabila mimpinya
baik, maka dia berbinar-binar. Semua ini menunjukkan bahwa
perkara ruh bukan termasuk perkara nyata, perkara ghaib tidak
diqiyaskan dengan perkara nyata dan dalil-dalil yang shahih tidak
boleh ditolak hanya karena itu sulit dinalar menurut pandangan
kaca mata alam nyata.
PASAL
TENTANG KIAI}TAT KUBRA
[2]. Kiamat Kubra yaitu hari di mana manusia dibangkit-
kan dari kubur kepada Rabb alam semesta.
Ucapan penulis (Ibnu Taimiyah), 6;!Ar Lr+jr (Kiamat Besar)
menunjukkan adanya Kiamat Shughra (Kiamat Kecil), yaitu Kiamat
setiap orang ketika hari kematiarmya, siapa yang mati, maka Kia-
mabrya telah tiba.
Penulis tidak menyinggung
penulis hanya ingin membahas
hanyalah alamat dan peringatan
orang bersiap-siap.
Sebagian ulama ytmg menulis buku di bidang akidah menye-
butkan tanda Kiamat di sini, padahal sebenarnya ia tidak berkait
dengan iman kepada Hari Akhir, meskipun ia termasuk perkara
ghaib yang diisyaratkan oleh al-Qur'an dan dirinci oleh Nabi ffi di
dalam Sunnahnya.
ooo
tanda-tanda Hari Kiamat, karena
Hari Akhir, tanda-tanda Kiamat
bahwa ia telah dekat, agar orang-
u$ll i*:,(')rL;,q"itt,,,.l,f 4' t JL ai3-ir iai
."'6ii.l:it W (ils ,Lyi qQ -bi ,*V
Lalu ruh-ruh dikembalikan kepada jasad-iasad tr), dan tibatah
Hari Kiamat di mana Allah telah memberitakannya di dalam
kitabNya dan melalui sabda RasulNya serta disepakati oleh
kaum Muslimin. 0)
[1]. Perkara pertamaymrg terjadi pada Hari Kiamat yaitu
apa yang dikatakan oleh penulis,,u+\jt Jtdi:\t3t.ti " Lalu ruh-ruh
dikembalikan kepada jasad-jasad."
Ini yaitu perkara pertama, ia terjadi setelah tiupan sangkakala
kedua yaitu setelah keduanya terpisah oleh kematian. Pengembali-
an ini bukan pengembalian yang terjadi di alam Barzakh pada saat
mayat ditanya tentang Rabbnya, agamanya, dan Nabinya. Allah
menyuruh Israfil, maka Israfil meniup sangkakala, lalu siapa pun
yang ada di langit dan di bumi mati, kecuali yang dikehendaki oleh
Allah, kemudian dia meniupnya kembali lalu ruh-ruh berhamburan
dari sangkakala menuju ke jasad dan tinggal padanya.
Ucapan penulis, ;t*+\irJ! "Kepada jasad." Menunjukkan
bahwa ruh tidak tercipta dengan sangkakala kecuali setelah jasad
tercipta dengan sempurna. Jika ia tercipta dengan semPurna maka
sangkakala ditiup maka ruh dikembalikan kepada jasad.
Ucapan penulis, :k-+Vr Jt{::'it3tCl "Ruh-ruh dikembalikan
kepada jasad," yaitu dalil bahwa al-Ba' fs (kebangkitan) yaitu
pengembalian bukan penciptaan yang baru. Ia yaitu pengemba-
lian untuk sesuatu yang hilang dan berubah, karena jasad akan be-
rubah menjadi tanah, tulang menjadi lapuk,lalu Allah mengumpul-
kannya kembali sehingga terbentuklah jasad, maka ruh-ruh dikem-
balikan kepada jasadnya. Adapun orang yang mengklaim bahwa
jasad diciptakan dalam keadaan baru, maka klaim ini yaitu batil
dan dibantah oleh al-Qur'an, as-Sunnah dan akal.
Allah rB berfirman,
4 *:i" 5; ;' rU TdA( G 3;. uiti ;'Y
"Dan Dia-Iah yang menciptakan (manusia) dai permulaan, kemu-
dian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan
kembali itu yaitu lebih mudah bagrNya." (Ar-Rum: 27).
Yakni mengembalikan penciptaan yang Dia ciptakan pertama
kali. Dalam hadits qudsi,
.et6t,b *l$\jJr iSi A,tlrF rirr
"Allah berfirman, 'Penciptaan arual tidak lcbih mudah bagiKu
padn pengembaliannya'," 1 karena semuanya mudah bagi Altah.
FirmanNya,
4.f'^3r;aifGq
"Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama fugitulah
Kami akan mengulanginya." (Al- Anbiya' : 104).
FirmanNya,
{ @ .a}A {qiii'Kt"} @34 6{' C -fi? y
"Kemudian, sesudah itu, xsungguhnya kamu sekalian benar-benar
akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan
(dnri kuburmu) di Hari Kiamaf." (Al-Mu'minun: 15-16).
FirmanNya,
t ji @ 4J G;'rEji d: J Jti,",ifr- G$ ia6 €->_, y
{@ ry*,fr;;i;:ii-(;:ttcir
"Siapnkah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah
luncur luluh?" Katakanlah, 'la alan dihidupkan oleh Rabb yang men-
ciptalannya kali yang pertnma, dan Dia Maha mengetnhui tentang xgala
makhluk." (Yasin: 78-79).
Adapun dalil dari sunnah, maka banyak sekali hadits-hadits
yang menjelaskan akan hal ini, dimana Nabi g menjelaskan,
.nil;'er;* t44 oJFt- j$t
i "t.oJP-
dan-
ai
dl
I Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Tabir.
"Bahrua manusia alan dikumpullan di Hai Kiamat dalam keadaan
tidak furalas kaki, telanjang, dan belum dikhitan."l yang dikumpulkan
itu yaitu manusia bukan selainnya.
Yang jelas bahwa kebangkitan yaitu pengembalian jasad
yang telah diciptakan sebelumnya.
Kalau kamu berkata: Bisa jadi manusia dimangsa binatang
buas, tubuhnya menjadi makanan binatang tersebut, ia bercampur
dengan darahnya, dagingnya, dan tulangnya, kemudian akan ke-
luar melalui kotoran dan kencingnya. Bagaimana menjawabnya?
|awabnya: Sesungguhnya perkara ini sangatlah mudah bagi
Allah. Dia berfirman, "Kun" (iadilah), maka terjadilah. Jasad yang
akan dibangkitkan terbebas dari segala y;rng mencampurinya. Kuasa
AUah di atas bayangan kita, karena Allah Mahakuasa atas segala se-
suafu.
[2]. Ini yaitu tiga macam dalil: Kitab Allah dtF, Sunnah
RasulNya M, dan ijma' kaum Muslimin.
Adapun Kitab Allah, maka Allah telah menegaskan Hari Kiamat
di dalam kitabNya, Dia menyebutkannya dengan sifat-sifat agung
yang mengharuskan adanya rasa takut dan bersiap diri.
Allah tlt5 berfirman,
ii 4,t:i "SjJ i;3. ts u-l ;tti;j;tii-
{@
"Hni manusia, bertaktualah lcepada Rabbmu; sesungguhnya kegon-
ffingan Hari Kiamat itu adnlah suatu kejadinn yang sangat besar (dnhsyat).
(lngntlah) pada hari Q(etika) knmu melihat lcegoncangan itu,lalailah ymua
ruanita yang menyusui anaknya dai anak yang disusuinya dan gugur-
lah kandungnn segala uanita yang hnmil, dan kamu lilut mnnusia dalam
l<eadann nnbuk, padalwl sebennrnya nrcreka tidak nmbuk, aktur tetnpi nzab
t Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Anbiya ', dan Muslim, Kitab al-lannah.
H#ffiffi
r;3 @ 1# 25 iLAit$ at'H,tj? ;,ii t'j,l-F
41a e\:,3L afi, i;i|a'g*;l 3L;7itt{i
tr/
-J.r-\-i,
ffi
Allah itu sangatlahlccras.', (Al-Hajj: 1-2).
Firman Allah ell$,
( @ i{vi v,a;,';-vr@'.t[Li E @ t-,1i ]uHai Kiamat, apakah Hai Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah
Hai Kiamat itu?" (Al-Haqqah: 1-3).
Firman Allah r.Its,
,j3i iK i:; @'$Gii(, it;r'Jf, @'i,-r7rt 6@ A6if *
( @ i;Si c;;'t4 3r.4i iKt@ +j3i crii't1
"Hai Kiamat, apaknh Hai Kiamat itu? Tahukahknmu apakah Hai
Kismnt itu? Pada hai itu manusia xperti an-ai-anai yang bertebaran, dan
gunung- gunung seper ti bulu yang dihambur-hamburkan." (Al-eari'ah:
1-5).
sifat-sifat Kiamat di dalam al-eur'an berjumlah banyak, se-
muanya mengerikan dan menakutkan, karena ia sangatlah agung.
Kalau kita tidak beriman kepadanya, maka kita tidak akan beiamal
untuknya, karena tidak mungkin seseorang beramal untuk hari ini
sehingga dia beriman kepadanya dan sehingga Allah menyebut-
kan sifat-sifatnya yangmendorong untuk beramal demi hari ini.
Adapun as-sunnah, maka hadits-hadits tentang Kiamat ber-
jumlah sangat banyak, Rasulullah # menjelaskan di dalam hadits-
ha-dits tersebut apa yang teqadi padanya sebagaimana akan di-
sebutkan nanti -insya Allah- tentang haudh, siith, buku catatan
amal dan lain-lain yang dijelaskan oleh Nabi ffi.
Adapun Ijma'-yaitu dalil ketiga-, maka sungguh kaum Mus_
!1.ljd"t berijma'secara qath'i atas keimanan kepida Hari Kiamat.
oleh karena itu, barangsiapayangmengingkafinya, maka dia kafir,
kecuali jika dia orang bodoh atau tidak *".rg"ru Islam, maka dia
diberitahu, dan jika setelah itu dia tetap mengingkarinya, maka
dia kafir.
Ada bentuk dalil yang keempat yaitu kitab-kitab langit yang
bersepakat menetapkan adanya Hari Kiamat. oleh karena ifu-, orangl
orang Yahudi dan Nasrani beriman kepadanya, dan sampai seki-
rang mereka tetap beriman. Oleh karena itu, kamu mendengar me-
reka berkata, ,,Fulan almarhum atau rahimahullah atau yang seperti-
nya yang menunjukkan bahwa mereka beriman kepada Hari Akhir
sampai sekarang.
Ada bentuk dalil yang kelima yaitu akal. Penjelasannya ada-
lah; bahwa seandainya Kiamat tidak ada, niscaya penciptaan ma-
nusia hanyalah sia-sia belaka, sedangkan Allah JE disucikan dari
kesia-siaan. Lalu apa hikmah dari suatu kaum yang diciptakan,
diperintahkan, dilarang, diwajibkan, dianjurkan lalu mereka mati
tanpa hisab dan tanpa azab?
Oleh karena itu, Allah tJ$ berfirman,
,if itii @D 6#i.rqr'$6a'iGL*l f6y
(@ JEUi,i 'ir7fr!.' ; Jyifiyi 33 "\-1i
uMaka apaknh kamu mengira, bahtoa sesungguhnya Kami mencip-
takan kamu secara main-main (saja), dan bahtua kamu tidak akan dikem-
balikan kepada Kami? Maka Mahatinggr Allah, raia yang sebenarnya;
tidak ada tuhnn yang berhnk disembah selain Dia, Tuhan (yang mem-
punyai) Arasy yang mulia." (Al-Mu'minun: 115-116).
Dan Allah tiJtF juga berfirman,
4 16,!L!:{U dcisi I ;- "!'i
:'Yb
,'
se sun gguluty a y ang meruaj ibkan atasmu (melaks annkan hukum-
hukum) al-Qur'an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat
kembali." (Al-Qashash: 85).
Bagaimana Allah menurunkan al-Qur'an dan mewajibkan
kita untuk mengamalkannya, namun kemudian tidak ada Kiamat
di mana di sana kita dihisab atas pengalaman al-Qur'an yang di-
turunkan kepada kita?
Jadi dalil yang menetapkan Hari Akhir ada lima'
ooo
iXi,',,yp ';tpltt
;*JruJt ;). e$ b ,-i$t Vj
W L:F l;qt4t eYr {",j7jt patax_r,,',r:ifur 6i!
."';kjt juf
Lalu manusia bangkit dari kubur mereka kepada Rabb alam
semesta dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan be-
lum dikhitan(l), matahari mendekat kepada mereka(2), mereka
dikekang oleh keringat mereka(3), lalu timbangan-timbangan
diletakkan, kemudian dengannya amal manusia ditimbang. (r)
[1]. Perkara kedua yang terjadi pada Hari Kiamat yaitu
a_pa yang dikatakan oleh penulis, iti; itl; lulr f ) flF b,,r$ &r
v;1, "Lalu manusia bangkit dari kubur mereka kepada Rabb aiam
semesta dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum
dikhitan."
Ucapannyu el*;a "Dari kubur mereka". Ini berdasarkan ke-
pada yang umum, karena bisa jadi ada mayit yang tidak terkubur.
Ucapannya, "Kepada Rabb alam semesta" yakni, karena Allah
J& memanggil mereka. Allah eJtS berfirman,
'6i'iai3rq6@ y.t )* v ty)\ )C_i;&Gy
(@ s5rrt;;'aY'
"Dan dengarkanlah (xruan) pada hai Wnyeru (malaikat) menyeru
dari tempat ynng dekat. (Yaitu) pada hari mereka mendengar teiakan
dengan sebenar-bennrnya, itulah hai keluar (dai kubur).', (Qaaf: 4'!.-
42),lalu mereka bangkit kepada panggilan agung ini dari kubur
mereka kepada Rabb alam semesta.
Allah dqiberfirman,
'ri:-{i }
, <t4jr.;;,,iui ifr ;i. @ # &r- @3l# 6
{@'a}fri
ffi ffi
"Tidaklah orang-orang ifu menyangka, bahtt)a sesungguhnya me-
reka akan dibangkitkan, pada suntu hai yangbesar, (yaitu) hari (letika)
manusiaberdii menghadap Rabb semesta alam?" (Al-Muthaffifin: a-6).
Ucapannya, i1ir;'tt;;-,ir-3 (Tidak beralas kaki): tidak ber-
sandal dan tidak bersepatu, yakni kakinya tidak tertutup.
iry' (Telanjang): yakni fidak ada pakaian pada tubuh mereka.
.jy' lfiaat dikhitan): maksudnya, tidak ada sesuatu pun yang
berkurang dari tubuh mereka. jy'lr yaitu jamak dari JpL, yaitu yang
belum dikhitan. Maksudnya, daging di ujung penis yang dikhitan
di dunia kembali ke tempatnya pada Hari Kiamat, karena Allah
berfirman,
4,r#r;ailst
"Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah
Kami akan mengulanginyil' (Al-Anbiya': L04),
ia dikembalikan sempurna, tidak ada yang kurang sedikit pun,
mereka kembali dalam kondisi seperti itu, laki-laki berbaur dengan
wanita.
Manakala Nabi ffi menyampaikan itu Aisyah €F, berkata,
';i y\t ,iw su44 JL&k frLAV Jt+rt ,br ,SL,:U
j4; p_4r."i U
"Yn Rnsulullah,laki-laki dengan Perempuan saling melihat?" Nabi
menjaruab, "Perknranya lebih berat untuk sekedar memikirkan hal itu."
Dalam riwayat lain disebutkan,
',,,*r.JL#^e P-Li U
"Llntuk sekedar saling melihat antara sebagian mereka kepada
sebagian yang lain."l
Masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri,
t Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ar-Riqaq, Bab al-Hasyr, dan riwayat lain di Muslim, /(rtaD
al-Jannah, Bab Fana' ad-DunYa.
ffi ffi
,t .27. 1fut // . /.
fr\ f{-N9 \s'*'jo:
{@#."i6,;i'd
uPndn hnri ketika manusia lai dai saudaranya, dai ibu dan bapak-
nyn, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu
nrcmpunyai urusan yang cukup menyibukkannyt." (Abasa: 34-37).
Tidaklah laki-laki melihat kepada wanita atau sebaliknya, bah-
kan bapak atau anaknya berlari darinya karena khawatir dituntut
haknya. Kalau keadaannya demikian, maka tidak mungkin laki-
laki melihat perempuan atau sebaliknya. Perkaranya lebih besar
dan lebih dahsyat dari itu. Walaupun begitu, setelah itu mereka di-
beri pakaian. Dan orang pertama yang diberi pakaian yaitu Ibrahim
t4i sebagaimana disabdakan oleh Nabi ffi.1
[2]. Perkara ketiga pada saat Hari Kiamat yaitu aPa yang
diisyaratkan oleh penulis, ,'lJ.lr l* iri"Matahari mendekat kepada
mereka" sekitar satu mil.
Kata "Mil" dalam bahasa arab bisa berarti ukuran jarak tem-
puh, dan "Mil" bisa juga berarti botol celak, namun keduanya sama-
sama berjarak sangat dekat. Jika panasnya di dunia telah kita rasa-
kan padahal jaraknya dengan kita sangat jauh, lalu bagaimana jika
ia satu mil di atas kepala?2
Mungkin ada yang berkata: Sekarang telah diketahui bahwa
seandainya matahari didekatkan ke bumi dari orbitnya sehelai
rambut saja niscaya ia akan membakar bumi. Bagaimana mungkin
pada hari itu ia hanya berjarak satu mil tanpa membakar makhluk
(bumi beserta isinya)?
)awabnya yaitu : Bahwa manusia ketika dikumpulkan di
padang Mahsyar pada Hari Kiamat kelak tidaklah berkekuatan
sebagaimana kekuatan mereka tatkala di dunia, akan tetapi mereka
lebih kuat dan lebih bertahan.
Seandainya manusia sekarang berdiri selama lima puluh hari
I Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Anbiya' , tub Qauluhu Ta'ala, ' Wattakhadzallah lbrahin
Khaliladan Muslim, Kitab al-Jannah, Bab Fana' ad-Dunya,
2 Litnt Shahih Muslim, Kitab ahJannah, tub Fi Shifah al-Qiyamah.
,J!,.i;@# ,tTi;iy
ffi ffi
di bawah terik mata-hari tanpa naungan, tanpa makan, dan tanpa
minum; niscaya tidak akan mungkin bisa mereka lakukan, bahkan
mereka pasti mati. Akan tetapi, di Hari Kiamat kelak manusia ber-
diri selama lima puluh ribu tahun tanpa makan, tanpa minum, dan
tanpa naungan, kecuali orang-orang yang dinaungi oleh Allah J&.
Dan bersamaan dengan itu, mereka menyaksikan kengerian yang
sangat dahsyat; namun mereka tetap tahan.
Ambillah pelajaran dari penduduk neraka, bagaimana mereka
tahan sedemikian rupa,
4 W* (, #'6r$ i',;t4,# Wb
"Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan
kulit yang lain." (An-Nisa': 56).
Demikian pula dengan penghuni surga, seorang dari mereka
melihat kerajaannya sejauh perjalanan seribu tahun sampai ke ujung-
nya sebagaimana dia melihat kepada yang terdekat, sebagaimana
hal itu diriwayatkan dari Nabi #.1
Kalau ada yang bertanya: "Adakah yar:.g selamat dari mata-
hari?"
|awab: Ada, yaitu orang-orang yang dinaungi oleh Allah
dalam naunganNya pada hari di mana tidak ada naungan, kecuali
naunganNya. Nabi ffi bersabda,
,.}=u;lt e ;w ^I3 ,ytrbt *v Jt:-'t;r *u:"1 ,i# (v!
o(;iilt ^bt J.t3 ,f-b v*i * t;*t $l .,9 u,w 9*:r
ELAi, y*J3i ,hrs,ar .-l*i AL,iw, .3 #
lw *vt,qe ittt ;i,h:r,'o*- 6l! u ajrc # n *
"lmam ynng adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam lcetaatan
lcepada Allah , seorang laki-laki yang lutinya terkait dengan masjid, dua
orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, lceduanya berkumpul
dan berpisah karenaNya, seorang laki-laki yang diajak melakukan per-
I Diriwayatkan oleh Ahmad 2164, dan at-Tirmidzi, no. 2553.
buatnn keji oleh seorang ruanita yang memiliki kedudukan dan l<ecantil<an
lalu dia tnenja-tuab, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah', seorang
lnki-laki yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya sehingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang dinaftahkan oleh tangan kanannya,
dan seorang laki-laki ynng mengingat Allah dalam keadaan sendii lalu
berlinanglah ke dua matanya." 1
Ada pula kelompok lain yang dilindungi oleh Allah dengan
naunganNya pada hari di mana tidak ada naungan selain naungiu:l-
Nya'
Sabda Nabi,
tt6
.aLE )t r-E, e_ (J.
"Tidsk ada naungan, kecuali naunganNya." Yakni, kecuali nau-
ngan yang Allah ciptakan, tidak sebagaimana yang dibayangkan
oleh sebagian orang bahwa ia yaitu naungan dari bayanganDzat
Allah J8. Ini batil, karena hal itu berarti matahari di atas Altah J8.
Di dunia, kita membangun suatu naungan, tetapi di Hari Kia-
mat tidak ada naungan, kecuali yang Allah ciptakan untuk menau-
ngi hamba-hambaNy a ya gdikehendakiNya.
[3]. Perkara keempat yang terjadi pada Hari Kiamat yaitu
yang disebutkan oleh penulis, ,3yst p.i: "Mereka dikekang oleh
keringat mereka." Yakni keringat mereka sampai pada batas tali
kekang pada kuda yaitu mulutnya. Tetapi ini yaitu bagi orang
dengan keringat paling tinggi, karena di antara mereka ada yang
keringabrya mencapai dua mata kakinya, ada yang mencapai kedua
lututnya, ada yang mencapai pinggangnya, dan ada yang menca-
pai mulutnya. Keringat mereka berbeda-beda, dan mereka berkeri-
ngat karena panas yang sangat, karena kondisinya yaitu kondisi
sulit, penuh sesak dan matahari yang dekat, akibatnya manusia
berkeringat, tetapi keringat tersebut yaitu menurut amal mereka
masing-masing.
|ika kamu berkata: Bagaimana bisa demikian, padahal me-
reka berada di satu tempat?
I Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Adzan, Bab Man Jalasa fi al-Masjid Yantazhiru ash-
Shalah, dan Muslim, Kitab az-Zakat &ab Fadhlu lkhfa' ash-shadaqah.
j
ffi ffi
]awab: Kita telah meletakkan dasar kaidah yang harus dipe-
gfrig, yaitu bahwa perkara ghaib wajib kita imani dan kita percayai
tanpa berkata bagaimana dan mengaPa, karena ia yaitu sesuatu
di belakang akal kita, tidak mungkin kita mengetahui dan menge-
nalnya.
Lihatlah kepada dua orang yang dikubur dalam satu lubang;
yangpertama Mukmin dan yang kedua kafir. Yang pertama mem-
peroleh nikmat yang menjadi haknya dan yang kedua mendapat-
kan azab yang menjadi haknya, padahal keduanya berada di satu
liang kubur. Hal yang sama kita katakan untuk keringat pada Hari
Kiamat.
Kalau kamu berkata: Apakah kamu akan mengatakan bahwa
Allah mengumpulkan orang-orang yang berkeringat hingga sampai
mulut di satu tempat, sedangkan orang-orang yang keringatnya
sampai di kedua mata kakinya di tempat lain, dan orang-orang
yang keringatnya sampai ke lututnya di tempat tersendiri, serta
orang-orang yang keringatnya sampai ke pinggangnya di tempat
lainnya?
]awab: Kami tidak memastikan, wallahu a'lam. Akan tetapi
kami katakan, boleh-boleh saia orang yang keringatnya sampai
mata kakinya di samping orang yang keringatnya sampai mulut-
nya, karena Allah Maha berkuasa atas segala sesuatu. Sama halrrya
dengan cahaya yang dimiliki oleh orang-orang Mukmin, ia menyala
di depan dan di sebelah kanan mereka sementara ortrng-orang kafil
dalam kegelapan. Yang jelas, kita wajib beriman kepada aPa yang
terjadi di Hari Kiamat. Adapun bagaimana atau mengaPa, maka
itu bukan urusan kita.
[4]. Perkara kelima yang terjadi Pqda Hari Kiamat yaitu
apa yang disebutkan oleh penulis, ,gjt iwtW.'o:S l;:rltt+ 'a'il"Lalu
timbangan-timbangan diletakkan, kemudian dengannya amal ma-
nusia ditimbang."
Penulis berkata,'d)lt.'Ji' "Timbangan-timbangan" dengan ben-
frak jamak, sementara yang tercantum di dalam dalil yaitu dengan
bentttk jamak danjuga bentuk mufrad.
Benfiik jamak seperti Firman Allah t'JlS,
4.4i Ab*t'r;.fi'Cy
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hai Kiamat.,,
(Al-Anbiya':47).
Dan juga Firman Allah,
;i @ 'o;r$i'i 54:ftt b;$;i{: r;'3rii #;irji;y
4.#v+'"_5i,14-frh;$ jt
- "Timbangan pada hai itu ialah kebenaran (kenditan), barangsiapa
bernt timbangan kebaikannya, makn mereka itutah orang-orang yaig bir-
untung. Dan barangsiapa yang ingan timbangan kebaikainya, maka
itulah orang-orang yang merugikan diinya sendii.', (el-e,raf: g-9).
Adapun dalam bentuk mufrad, maka seperti sabda Nabi ffi,
:.rr;*]r e )W,yri:r Jb )t *i,,J,.-gt )I9tg )W
'Ada du"a knlimat yang dicintai Allah yang Maha penyaynng, yang
fta-nn nngan diucapkan, (namun) berat di timbangan yaitu, 'tvtihasuii
ALllh dnn dengan memujiNya, Mnlasuci Alkh yaig trtihaagung.',1 Nabi
Bagaimana kita mengkolerasikan antara ayat-ayat al-eur-an
dengan hadits ini?
lawabannya yaitu : kita katakan ia disebut dengan bentuk
jamak dengan melihat kepada apa yang ditimbang, di mana ia ber-
jumlah, dan ia disebut mufrad dengan melihat kelada timbangan-
1y1
atau timbangan setiap umat atau yang dimaksud dengan ,ubdu
Nabi, ,t';,Jt e oti*: "Berat di timbangan,i adilah berat timbaigannya.
- Akan tetapi yang jelas menurutku -tuallahu a,lam- bahwa tim-
bangannya yaitu satu, dan ia disebut dalam bentuk jamakdengan
melihat kepada apa yang ditimbang dengan dalil Firman AIIah,
Diriwayatkan oleh al-Bukhari , Ktab Da'awag hb Fadhlu at-Tasbih, dan Muslim, Ktab Dzikiq tub
Fadhlu at-Tahlil wa at-Tasbih.
t-
co.)ii-'j rljt rJti:,.,l.eil1lr iE+
$',J-:'ie#Y
" Maka b ar an gsi ap a b e r at timb angan l<eb aikannya. " (Al-A' raf : 8 ).
Akan tetapi seseorang tidak bisa memastikan; apakah timba-
ngan itu satu untuk seluruh umat, ataukah setiap umat dengan satu
timbangan, karena dalil-datil yang ada menunjukkan bahwa setiap
umat berbeda-beda dari segi balasannya.
Ucapan penulis, $t4t+..i{ "Timbangan-timbangan diletak-
kan". Zahirnya yaitu bahwa ia timbangan yang nyata dan bahwa
timbangannya seperti yang telah kita kenal dengan berat dan ringan.
Hal itu karena pada dasarnya kata-kata yang tercantum di dalam
al-Qur'an dan sunnah diberi makna sesuai dengan yang telah di-
ketahui dan dikenal, kecuali jika ada dalil yang menyelisihi hal itu
dan yang telah diketahui dan dikenal di kalangan orang-orang di
mana dalil-dalit tersebut ditujukan kepada mereka sejak turunnya
al-Qur'an al-Karim sampai hari ini yaitu bahwa timbangan ada-
lah nyata yang ada sisi berat dan sisi ringannya.
Ada beberapa kalangan yang menyelisihi ini:
Mu'tazilah berkata, "Tidak ada timbangan yang riil dan me-
mang tidak perlu, karena Allah telah mengetahui dan menghitung
amal-amal manusia, dan yang dimaksud dengan mizan (timbangan)
yaitu timbangan maknawi yaitu keadilan."
Tidak diragukan lagi bahwa pendapat Mu'tazilah ini yaitu
batil, karena ia menyelisihi zahir lalazh dalil dan ijma'Salaf, karena
kalau yang dimaksud dengan mizan yaitu keadilan, maka tidak
perlu kita ibaratkan dengan timbangan, akan tetapi cukup dengan
-keadilan,
karena ia lebih disukai oleh jiwa daripada kata timba-
ngan. Oleh karena itu, Allah *s berfirman,
( qc)i:s6\iY'i'\LYfi
,,sesungguhnyn Allnh menyuruh (kamu) berlaku adil dnn berbuat
lcebaj iknn." (An-Nahl: 90).
sebagian ulama berkata, Timbangan yang berat yaitu yang
terangkat ke atas, karena itu berarti ketinggian, akan tetapi yang
benaiyaitu memahaminya sebagaimana zahirnya, yakni bahwa
yangberat yaitu yang turun, hal ini dituniukkan oleh hadits bi-
ffi ffi
thaqah,l di mana di dalamnya disebutkan bahwa catatan-catatan ke
atas, karena kalah berat dengan bithaqah tersebut. Ini jelas bahwa
yang berat yaitu yangturun.
Ucapan penulis, rglrjwi WSj{,,Kemudian dengannya amal-
amal hamba ditimbang." Ucapan penulis ini jelas bahwa yang di-
timbang yaitu amal perbuatan.
Di sini ada dua pembahasan:
Pembahasan Pertama: Bagaimana amal bisa ditimb*g, pada-
hal ia yaitu sifat yang berdiri pada pelakunya dan ia bukanlah
jasad sehingga bisa ditimbang?
|awabnya yaitu : Kita katakan bahwa sesungguhnya Allah
$e menjadikan amal-amal tersebut sebagai jasad. Ini bukanlah se-
suatu yang aneh bagi kuasa Allah .g8. Ada hal lain yang sama de-
ngannya/ yaitu kematian. Sesungguhnya ia akan diwujudkan dalam
bentuk domba, lalu disembelih di antara surga dan nerak a.2 pad.a-
hal kematian yaitu suatu makna bukan jasad, dan yang menyem-
belihnya bukan malaikat maut, akan tetapi kematian itu sendiri di
mana Allah rJtF menjadikannya jasad yang bisa dilihat dan disak-
sikan. Begitu pula amal perbuatan, Allah ffi menjadikannya jasad
yang bisa ditimbang dengan timbangan tersebut.
Pembahasan kedua: Ucapan penulis secara jelas menunjuk-
kan bahwa yang ditimbang yaitu amal perbuatan baik dan buruk.
Inilah zahir al-Qur'an sebagaimana Firman Allah rlt$,
3\G. j-;. b:1 @ ;:i;r ii{(d,)3i 33J. #1.y
{ @; fr ;3" 1\4. iJ- o1i @,i; E t,1
'Pndn hari itu manusia keluar dai kuburnya dalam keadaan ber-
mncam-mncam, supaya diperlihatkan lcepada mereka @alasan) pelcerjaan
nrcreka, barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat atom pun, nis-
cnyn dia nkan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahntnn sebesar ntbm pun, niscaya dia akan *ilihot lbalian)nya pula.',
I Diriwayatkan oleh Imam Ahmad 2lzL3, at-nrmidzi, no. 2639 dan dia menghasankannya.2 Diriwayatkan oteh al-Bukhari, Kitab Tafsir, Bab Qauluhu Tabt4 wa eidrimm yauma at-
Hasrah, dan Muslim, Kitab al-Jannah, gab arNar yadkhuluha al-labbarun wa ar-rannah.
ffi ffi
(Az-Zalzalah: 6-8).
Ini jelas bahwa yang
atau yang buruk.
Nabi ffi bersabda,
.iu+Jr e )W,ykiJr
ditimbang yaitu amal, baik yang baik
Jtir;,J.";9t JL)w )w
"Adn dun knlimat yang dicintai oleh Allnh yang Penyaynng, ringan
diucapkan namun berat di timbangan."
Ini jelas juga bahkan secara tegas menetapkan bahwa yang
ditimbang yaitu amal yang baik maupun yang buruk, dan masih
banyak dalil-dalil dalam hal ini.
Akan tetapi terdapat dalil-dalil lain yang zahirnya mungkin
menyelisihi hadits ini.
Di antaranya yaitu hadits shnhibah bithaqah, di mana ada
seorang laki-laki dihadirkan di hadapan khalayak manusia, amal
perbuatannya disodorkan kepadanya dalam buku catatan yang
mencapai sembilan puluh sembilan buku, setiap buku mencapai
sejauh mata memandang, maka dia mengakuinya. Dia ditanya,
"Apakah kamu mempunyai alasan atau kebaikan." Dia menjawab,
"Tidak wahai Rabbku." Allah berfirman, "Kamu punya, kamu mem-
punyai kebaikan di sisi Kami." Maka dihadirkanlah sebuah bitlnqnll
itu.trl kecil di dalamnya yaitu iur ,Sy:.:tt;;; Li "4:i, i'tt '11 .11 tj :ti :^U'l
'Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah
dan aku bersaksi bahwa Muhammad yaitu Rasulullah M.' Dia
berkata, "Apa nilai kartu ini dibandingkan dengan buku-buku cata-
tan itu?" Maka dikatakan kepadanya, "sesungguhnya kamu tidak
dizhalimi." Lalu buku catatan itu diletakkan di daun timbangan dan
kartu itu di daun yang lain, maka buku catatan tersebut terangkat
ke atas dan kartu tersebut lebih berat darinya. .... Al-Hadits.t
Zahir hadits ini menunjukkan bahwa yang ditimbang yaitu
buku catatan amal perbuatan.
Ada pula dalil-dalil lain yang menunjukkan bahwa yang di-
timbang yaitu pelaku amal tersebut, seperti Firman Allah tlt5,
I Diriwayatkan oleh Ahmad 212t3, at-Tnmidzi, no. 2639, dan dia menghasankannya'
V,,{'rjt iti-iy)r6iiil'i\''&G,4 ar., - .z /./'*.ry*r:*-\
(@c;
"Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-nyat Rabb
ruerekn dnn (kufur terlmdap) perjumpaan dengan Dia, maka terhapuslah
anmlan-amalan merekn, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi
(nrualan) merekn pada Hari Kiamat." (Al-Kahfi: 105).
Meskipun pengambilan dalil dari ayat ini bisa disangkal
dengan mengatakan bahwa makna {@(5;{riiil}jriy, kata (;;
dalam ayat ini artinya yaitu t;-r; (penghargaan atau penilaian),
Seperti hadits shahih dari Ibnu Mas'ud &,
;1Nt dr+,,.;il3l &t #, ;$5 ,!tr\\ ;,56. t;- Jg iieJ,v'v"u-
a:\)ti:qk-i: e,M +tt Jt;o ,,M, r);*)t eJ^i) ,'^3";J
*i U Ft ttgt eq ts;,ri ,:lrs :iw .*u y:
"Bahtua din memnnjat pohon arok untuk mengambil ranting siroak
Ibnu Mas'ud, ini ndalah sahabat dengan kedua betis yang kecil, makn dia
digoyang oleh angin, sehingga para sahabat tertarua. Nabi M, bertanya,
'Mengapa kalian tertmua?' Mereka menjautab, "Karena kecilnya kedua
betisnyn." Mnka Nabi M, bersabda, 'Demi Dzat ynng jhuaku berada di
tanganNya, sungguh keduanya lebih berat dalam timbangan daipada
gunung Uhud'."1
Jadi ada tiga yang ditimbang menurut dalil-dalil yang ada:
amal perbuatan, pelaku dan buku catatan.
Sebagian ulama berkata, Untuk mengkorelasikan dalil-dalil
di atas, maka kita katakan, sebagian orang ada yang ditimbang
amalnya, sebagian yang lain ditimbang buku catatannya dan seba-
gian lain ada yang ditimbang dirinya.
Sebagian ulama lain berpendapat, untuk mengkolerasikan
antara dalil-dalil tersebut yaitu dengan mengatakan, bahwa se-
sungguhnya yang dimaksud dengan ditimbangnya amal yaitu
.)'
' Diriwayatkan oleh Ahmad 1/421.
ffi ffi
bahwa amal itu berada di dalam catatan-catatan. Sedangkan tim-
bangan bagi pelaku amal, maka itu berlaku untuk sebagian orang
saja.
Hanya saja kalau kita perhatikan, maka kita dapati bahwa
kebanyakan dalil-dalil menunjukkan bahwa yang ditimbang ada-
lah amal perbuatan. Adapun timbangan buku catatan amal atau
pelakunya, maka itu khusus untuk sebagian orang saja.
Adapun yang tercantum di hadits Ibnu Mas'ud dan hadits
shahib bithaqah, maka bisa jadi yaitu perkara yang Allah khusus-
kan untuk sebagian hamba yang dikehendakiNya.
ooo
{@ 'o;*3i'i A{*t,&.:6 # #y
"Maka barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya, maka
mereka itulah orang-orang yang beruntung." (al-A'raf: 8)(r)
tU. { # } purangsiapa) yaitu kata syarnf. Jawabannya
yaitu kalirirat, 4i,;$5i'i Ap;W'Mnka merekn itulnh orang-ornng
yangberuntung)'
Kalimat jawabnya hadir dalam bentuk jumlnhismiynh dengan
sifat pembatasan, 4'o|+15i'; Apfib uMaka mereka itulnh orang-
orfing yang beruntung." Dan jumlah ismiyah menunjukkan ketetapan
dan keberlangsungan.
Ia hadir dengan isim isyarat (kata tunjuk) yang menunjukkan
makna iu"h ( $fiY dan tidak berkata, i:3-s;:;tr pi',Merekalah orang-
orang yang beruntung." untuk menunjukkan ketinggian derajat me-
reka.
Ia hadir dengan sifat pembatasan pada FirmanNya, {i} tr,"-
reka), ia yaitu kata ganti pemisah yang menunjukkan maicni pem-
batasan dan penegasan serta pemisah antara klmbar dengan nn,at.
Orang yang beruntung yaitu orang yang meraih apa yang
diinginkannya dan selamat dari apa yang ditakutkannya. Eia ter-
hindar dari apa yang tidak disukainya dan mendapatkan apa yang
disukainya.
Yu.g dimaksud dengan berabrya timbangan yaitu berabrya
kebaikar-r di atas keburukan , ('o;$ti'i 6i)fit $;:,i;:ii 6l ai
dalam ayat ini terdapat persoalan dari segi bahasa, yaitu Firman-
r.,lyu, ( 4t$* dhamirnya yaitu mufrai dan { 'b}J}Xi'i $:lty
dlmnirny a yaitu j amak.
)awabnya yaitu : bahwa ; syarthiyyalr bisa untuk mufrad darr
jamak, jika dhamir yang kembali kepadanya yaitu mufrad, maka
hal itu dengan melihat kepada laf.azhnya, jika dhamir yang kembali
kepadanya yaitu jamak, maka hal itu dengan melihat kepada mak-
nanya.
Setiap kali ;., hadir, maka dhnmir yang
bolelr mufrnd dan jantak, ini banyak dijumpai
Allah IJW berfirman,
A.'q|'fi.rt \C/,y.,s/ * Li W
kembali kepadanya
di dalam al-Qur'an.
?.r// a? ? .,bs 9u,u2 F
?,.
-ll
a)r
t
ri l-
U:
,, ezt( (ri,friifr'A
"Dan bnrangsinpa beiman lcepada Allah dan mengeriakan amal
ynng slmlilt, niscnya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga
yang ruengnlir di bazuahnya sungni-sungai; mereka lcekal di dalamnya
selarua-lnmanyn. Sesungguhnya Allah memberikan rizki yang baik
kepndnnyn." (Ath-Thalaq: LL).
Dalam ayat ini terdapat dhamir mufrad dengan melihat
kepada lafazhnya bil :;:, kemudian dhamir jnmak dengan melihat
kepada maknanya (i+ttl) kemudian dhamir mufrad dengan melihat
kepada lafazhnya (tj).
ooo
ffi ffi
6lyL'& ;#t aL ifi agX,i!r;, ls .6, b
{@
t'Barangsiapa yang ringan timbangannya maka mereka ifylafu$)
orang-orang yang merugikan diinya sendii, di Neraka lahanam
mereka kekal."(2
[1]. Isyarat di sini untuk menyatakan kejauhan, karena ren-
dahnya derajat mereka, bukan karena tingginya derajat mereka.
[2]. Ucapannya 4'#i1t] ,,Merugikan diri sendiri,, orang
kafir merugikan diri sen-diri, keluirga dan hartanya,
{ i+r ;;. rt--fi 6 W'oi:r3glr,} }
"Katakanlah, 'Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-
orang yang merugikan dii mereka sendii dan l<eluarganya pada Hai
Kiamat," (Az-Zumar: 15). Lain halnya dengan seorang Mukmin yang
beramal shalih; dia menguntungkan diri sendiri, keluarga dan har-
tanya.
Orang-orang kafir itu merugikan diri sendiri, karena mereka
tidak mengambil manfaat sedikit pun dari keberadaan mereka di
dunia, bahkan mereka tidak mengambil, kecuali kemudharatan.
Mereka merugikan harta mereka, karena mereka tidak mengambil
manfaat darinya, bahkan apa yang mereka berikan kepada orang
lain supaya dimanfaatkan, mereka tidak mengambil manfaat dari-
nya, sebagaimana Allah ults berfirman,
4 .Airi $Vir?4 ;Ii J ; ;tfri ;*',F i : 1u 63 y
"Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diteima dai
mereka nafkah-nafkahnya melainkan lcarena mereka kafir l<epada Allah
dan RasulNya." (At-Taubah: 54).
Mereka merugikan keluarga mereka karena mereka juga di
neraka, penghuni neraka tidak berbahagia dengan keruarginya,
justru dia terkungkung seperti di dalam peti, tidak seorang pun
lebih berat azabnya darinya, sedangkan yang dimaksud dengan
ffi ffi
timbangan yang ringan yaitu lebih beratnya keburukan daripada
kebaikan, atau tidak adanya kebaikan sama sekali. Itu kalau kita
katakan bahwa amal orang-orang kafir pun ditimbang sebagaimana
hal itu ditunjukkan oleh zahir ayat di atas dan yang senada dengan-
nya, dan ini yaitu salah satu dari dua pendapat di kalangan ulama.
Pendapat kedua menyatakan bahwa amal orang-orang kafir
tidak ditimbang berdasarkan Firman Allah tlt$,
ifit;,!.ir, f+$"iiF
'i >^t;r6r{L? .16) e; *q V6'"-ri,!^i- i@ r:z :,;+.
{@6J}:gii|.l
"Kataknnlah, 'Apnkah akan Kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya?' Yaitu orang-orang yang
telah sin-sia perbuatannya dalam lcehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka balxua merekn furbuat sbaik-baiknya. Mereka iht orangorang
ynng telah k fu, terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia, maka terhapuslah amalan-amalan mereka, dan
Knmi tidnk mengndakan suatu penilaianbagi (amalan) mereka pada Hai
Kiamat." (Al-Kahfi: 103-105). Wallahu a'lam.
ooo
,<') l:p,i U.q +V,t"Jti;\it 4l;*b,?r, l" 5r6'ilt *uj",r#)ir u3J,q\qVT3
Kitab-kita!(r) yang merupakan i"*b*ur-lembaran *tutuo
"-"1perbuatan disebarluael6sl(z) Ada yang menerima buku catatan-
nya dengan tangan kanannya(s) dan ada pula yang menerimanya
dengan tangan kirinya atau dari belakang punggungnya. (r)
[U. Perkara keenam yang terjadi pada Hari Kiamat yaitu
ap a y ang disebutkan oleh penulis, j tt 3".t)t,rJ l "Kitab-kitab (catatan
amal) disebarluaskan."li-i yakni disebarluaskan dan dibuka untuk
pembacanya. Adapun kata 5:.11'.it yaitu bentuk jamak dari kata
'#l# i; V'dt ;Ilt e ;{- i,irj( @
ffi ffi
,1r;;.r.lryakni, buku catatan amal perbuatan, maka ada istilah ditoan
baitul mal, yaittt catatan baitul mal danyang sepertinya.
[2]. Yakni yang ditulis oleh para malaikat yang bertugas men-
catat perbuatan manusia. Allah tJtF berfirman,
u,;fr@ AJsft@a!,9'#$@ s.r! LiK S *y
{@43
"Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan Hai Pem-
balasan. Padahal sesungguhnya bagt kamu ada (malaiknt-malaikat) yang
mengautasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dnn mencatat (pe-
lcerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(Al-Infithar: 9-1.2).
Amal perbuatan tersebut ditulis, ia harus dipikul oleh pelaku-
nya di lehernya dan pada Hari Kiamat Allah mengeluarkan buku
catatan tersebut. Allah gll5 berfirman,
'^if.(? {*!t;;-|i cf':* Af&;;}i ,FL
't;, y
(@ q;a{';1\,1;,,u{,!is'61 @ 6r*
"Dan tiap-tiap manusin itu telah Kami tetapkan amal perbuntan-
nya (sebngnimana tetnpnya knlung) pada lehernya. Dan Kami kelunrkan
bnginyn pada Hnri Kiamat sebunh kitnb ynng dijumpainya terbu.kt. Baca-
lnh kitnbmu, cukuplah diimu sendii pada ruaktu ini sebagai penghisab
terhndapmu." (Al-Isra': 13-14).
Sebagran Salaf berkata, "Sungguh telah berlaku adil Dzat yang
telah menjadikan dirimu sendiri sebagai penghisab terhadap diri-
mu sendiri."
Tulisan di buku-buku catatan tersebut yaitu untuk kebaikan
atau keburukan, kebaikan yang ditulis yaitu apayang dilakukan
oleh seseorang/ apa yang diniatkannya dan apa yang diinginkan-
nya. Jadi ada tiga hal di sini:
Adapun amalnya jelas ditulis.
Adapun apa yang diniatkan, maka ia ditulis untuknya, akan
tetapi yang ditulis hanyalah pahala niatnya secara sempurna seba-
gaimana disebutkan di dalam hadits shahih tentang kisah seorang
laki-laki yang memiliki harta yang dia infakkan kepada jalan ke-
baikan, lalu ada seorang laki-laki miskin berkata, "Seandainya aku
mempunyai harta niscaya aku akan berbuat dengannya seperti
yang dilakukan fulan." Nabi # bersabda,
it. ..rly 6*u,*#
"Dia dengan niatnyn dan pahala lceduanya sama."l
Namun segi amal keduanya tidak sama pahalanya, hal ini
dituniukkan oleh hadits yang menjelaskan,
"BahTua orang4rang miskin dai kalangan Muhnjiin datang bpofu
Nnbi & dnn berkata, 'Ya Rasulullah, orang-orang berharta mendahului
kami (dalam hal mendapntkan pahala),' Lalu Nabi M bersabda leepada
merekn, 'Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setiap selesai shalat
(sebnnyak) tiga puluh tiga kali.' Ketika orang-orang kaya mendengar itu,
mereka pun melakukannya, maka orang-orang miskin kembali mengadu
kepada Nabi iW, maka Nabi bersabda, 'ltu yaitu karunia Allah yang Dia
beikrtn lcepada siapa yang dilcelundakiNyat .u2
Nabi tidak be