pembagian. Plot merupakan susunan peristiwa yang terjadi di
atas panggung.
Panuti Sudjiman dalam bukunya Kamus Istilah Sastra
memberi penjelasan, bahwa plat yaitu jalinan peristiwa pada
karya sastra (termasuk naskah drama atau lakon) untuk
mencapai efek tertentu. Pautannya dapat diwujudkan oleh
hubungan temporal (waktu) dan oleh hubungan kausal (sebab-
akibat). Plot atau alur yaitu rangkaian peristiwa yang direka
dan dijalin dengan seksama, yang menggerakkan jalan cerita
melalui perumitan (penggawatan atau komplikasi) kearah
klimaks selesaian. Menurut J.A. Cuddon dalam Dictionary of
Literaray Terms, plot atau alur yaitu kontruksi atau bagan atau
--
skema atau pola dari peristiwa-peristiwa dalam lakon, puisi atau
prosa dan selanjutnya bentuk peristiwa dan perwatakan itu
memicu pembaca atau penonton tegang dan ingin tahu.
Plot atau alur menurut Hubert C. Heffner, Samuel Selden dan
Hunton D. Sellman dalam Modern Theatre Practice, ialah
seluruh persiapan dalam permainan. Rikrik El Saptaria ( )
mengemukakan plot atau alur cerita merupakan rangkaian
peristiwa yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan
hukum sebab akibat. Plot disusun oleh pengarang dengan
tujuan untuk mengungkapkan buah pikirannya yang secara
khas. Pengungkapan ini lewat jalinan peristiwa yang baik
sehingga menciptakan dan mampu menggerakkan alur cerita
itu.
Plot berfungsi sebagi pengatur seluruh bagian
permainan dan pengawas utama dimana seorang penulis
naskah dapat menentukan bagaimana cara mengatur lima
bagian yang lain yaitu : Karakter, Tema, Diksi, Musik dan
Spektakel. Plot juga berfungsi sebagai bagian dasar sebuah
teater, keseluruhan perintah dari seluruh laku maupun semua
bagian dari kenyataan teater dan bagian penting dan utama
dalam drama atau teater.
Pembagian plot dalam lakon klasik atau konvensional
sudah jelas yaitu, bagian awal, bagian tengah (biasanya bagian
yang ruwet), dan bagian akhir. Seorang penulis seringkali
meletakkan berbagai informasi penting pada bagian awal,
misalnya tempat lakon ini terjadi, waktu kejadian, pelaku,
dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Pada bagian tengah
biasanya berisi tentang kejadian yang bersangkut paut dengan
masalah pokok yang disodorkan kepada penonton dan
membutuhkan jawaban. Bagian akhir berisi tentang jawaban
pertanyaan penonton atau sebuah lakon telah mencapai
klimaks besar.
Plot dalam teater ada beberapa macam, menurut
Soediro Satoto macam alur yang banyak dikenal umum yaitu
Alur menanjak (Rising Plot), Alur menurun (Falling Plot), Alur
maju (Progresif Plot), Alur mundur (Regressive Plot), Alur lurus (
Straig Plot), Alur patah (Break Plot), Alur melingkar (Circular
Plot), Alur linear (Linear Plot) dan Alur episodic (Episodic Plot).
) Tema
Pengarang atau penulis lakon menciptakan sebuah
lakon bukan hanya sekedar mencipta, namun juga
--
menyampaikan suatu pesan tentang persoalan kehidupan
manusia. Pesan itu bisa mengenai kehidupan lahiriah maupun
kehidupan batiniah. Keunggulan dari seorang pengarang ialah,
dia mempunyai kepekaan terhadap lingkungan, dan dari
lingkungan ini dia menyerap segala persoalan yang
menjadi ide dalam penulisan lakon. Pengarang yaitu seorang
warga warga yang mempunyai pendapat tentang masalah
politik dan sosial yang penting serta mengikuti isu jaman (Rene
Wellek dan Austin Warren, ). Ide, pesan, atau pandangan
terhadap persoalan yang ada dijadikan ide sentral atau tema
dalam menulis naskah lakon.
Tema sering disebut muatan intelektual dalam sebuah
permainan, ini mungkin bisa diuraikan sebagai keseluruhan
pernyataan dalam sebuah permainan : topik, ide utama atau
pesan, mungkin juga sebuah keadaan (Robert Cohen, ).
Adhy Asmara menyebut tema sebagai premis yaitu rumusan
intisari cerita sebagai landasan ideal dalam menentukan arah
tujuan cerita. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa
tema yaitu ide dasar, gagasan atau pesan yang ada dalam
naskah lakon dan menentukan arah jalannya cerita.
Tema dalam naskah lakon ada yang secara jelas
dikemukakan dan ada yang samar atau tersirat. Tema dalam
sebuah lakon bisa tunggal dan bisa juga lebih dari satu. Tema
dapat diketahui dengan dua cara :
a) apa yang diucapkan tokoh-tokohnya melalui dialog yang
disampaikan.
b) apa yang dilakukan tokoh-tokohnya.
) Setting
Setting cerita yaitu penggambaran dimana kejadian
cerita berlangsung. Guna mewujudkan pementasan cerita lakon
dibutuhkan penggambaran yang sanggup mencerminkan
dimana lakon yang sedang dinikmati terjadi. Latar cerita
mencakup tiga dimensi yaitu ruang atau tempat, waktu, dan
suasana. Dimensi ruang atau tempat, waktu dan suasana
dipakai untuk mencari latar cerita dalam naskah lakon dan
diwujudkan sebagai acuan pembuatan setting atau scenery
serta suasana tiap pengadeganan lakon.
Setting ruang atau tempat yaitu penggambaran ruang
atau tempat terjadinya peristiwa lakon. Ruang atau tempat bisa
diartikan sebagai ruang atau tempat sebagaimana arti harfianya
atau bisa juga sebagai daerah, negara atau kerajaan.
--
Kegunaan pengetahuan ini untuk menentukan properti, kostum
dan tata rias pemeran, serta sosiologi peran atau tokoh. Untuk
mengetahui dimensi ruang bisa dicari dari dialog tokoh atau
gambaran yang telah diberikan oleh penulis naskah.
Setting waktu yaitu penggambaran waktu yang terjadi
dalam seluruh cerita atau episode. Waktu diartikan sebagai
waktu siang, malam, pagi atau sore, dan bisa juga tahun,
musim, abad atau periodisasi masa dalam sejarah. Setting
waktu akan menuntun atau sebagai acuan aktor untuk bermain
serta bisa sebagai penggambaran tokoh dalam lakon.
Pengetahuan setting waktu juga bisa sebagai penata lain untuk
diwujudkan dalam tata artistik.
Setting suasana yaitu suasana yang melingkupi
seluruh kejadian cerita yang sedang berlangsung. Suasana bisa
suasana dalam satu adegan atau babak, bisa juga suasana
yang melatarbelakangi timbulnya cerita lakon ini . Setting
suasana terkadang dipenggaruhi oleh periodisasi sejarah atau
kejadian yang timbul dalam suatu masa. Setting ini dapat
dianalisis melalui dialog tokoh maupun kejadian yang dialami
oleh tokoh. Setting suasana akan mempengaruhi aktor atau
pemeran dalam memainkan peran. Suasana tertentu akan
mempengaruhi pada peran tertentu. Misalnya, suasana perang
akan mempengaruhi peran merespon suasananya
dibandingkan suasana belanja dalam masa damai.
) Tokoh
Permainan teater tersusun dari beberapa unsur yang
saling berkait. Salah satu unsur yang paling penting yaitu
tokoh. Tokoh yaitu bahan baku yang menggerakkan jalannya
cerita. Tokoh itu tidak hanya berfungsi menjalin alur cerita
(dengan jalan menjalin peristiwa atau kejadian) namun dapat
berfungsi sebagai pembentuk bahkan pencipta alur cerita.
Tokoh yaitu sumber utama plot, kejadian muncul dan
berkembang sebab sikap, ucapan tokoh, dan sikap berlawanan
antar tokoh. Tokoh teater atau tokoh yang akan di perankan
harus berpribadi atau berwatak, tokoh harus memiliki karakter
yang berguna untuk penciptaan wujud tokoh.
Tokoh teater dibagi menjadi tiga yaitu: pertama, tokoh
protagonis yaitu tokoh utama dalam lakon yang ingin
mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi untuk mencapai
cita-citanya. Kedua, tokoh antagonis yaitu tokoh yang
melawan atau menghalang-halangi cita-cita tokoh protagonis.
--
Ketiga, tokoh tritagonis yaitu tokoh yang berpihak pada kedua
kubu atau malah berada diluar kedua kubu, tokoh tritagonis
merupakan pihak ketiga.
. Analisis Karakter
a. Pengertian
Lakon ditulis oleh penulis lakon berdasarkan pengalaman
hidup, cita-cita atau ide yang disebut visi. Dengan dasar visi maka
karakter yang ada dalam lakon ini hidup. Penulis lakon tidak
pernah langsung menggambarkan karakter yang diciptakan, namun
karakter itulah yang berbicara dan hidup sebagai suatu imajinasi.
Kata-kata dan kalimat yang diucapkan oleh karakter akan
mengekspresikan visi seorang penulis lakon. Tugas seorang
pemeran yaitu menghidupkan dan memainkan karakter yang
menjadi visi penulis lakon. Untuk memainkan karakter perlu
analisis. Analisis karakter yaitu mencari gambaran keseluruhan
karakter peran yang akan dimainkan.
Tugas seorang pemeran yaitu membalikkan proses yang
dilakukan oleh penulis saat menulis lakon. saat menganalisis
karakter, pemeran harus mampu melihat naskah sebagai satu
kehidupan yang sedang terjadi dan tahu pesan apa yang
disampaikan oleh penulis lakon. Seorang pemeran harus mampu
melihat naskah dimana karakter bukan diciptakan dengan maksud
tertentu, namun sebagai bagian dari keseluruhan struktur yang saling
terkait. Pemeran tidak dapat mengerti siapa karakternya, jika tidak
mengenal bagaimana karakter terkait dengan seluruh struktur
naskah.
Langkah terpenting dalam menganalisis karakter yaitu
mempelajari seluruh naskah. Hal ini berarti membaca dari halaman
pertama sampai halaman terakhir. Walaupun kelihatan mudah
namun banyak pemeran yang tidak mempelajari kata perkata,
adegan peradegan dari keseluruhan naskah. Jika pemeran hanya
membaca adegan yang hendak dimainkan, maka saat harus
mementaskan seluruh naskah, ia hanya mampu memainkan peran
sebuah karakter yang tidak jelas dan tidak mempunyai tujuan.
Seorang pemeran harus menganalisis seluruh naskah untuk
menemukan karakter yang dibuat oleh penulis lakon.
Karakter yang ada dalam naskah lakon menggambarkan
manusia dan nilai kemanusiaan atau fisik dan intelektual. Manusia
terdiri dari raga atau jasmani, pikiran dan kualitas intelektual,
--
hubungan warga dan kualitas kewarga an. Tugas
seorang pemeran sebelum memainkan karakter yaitu
menganalisis naskah demi keberhasilan permainan. Metode
menganalisa karakter bermacam-macam, misalnya Yapi
Tambayong ( ) saat menganalisis karakter dengan membagi
empat segi yaitu segi historis, segi sosiologis, segi psikologis, dan
segi filosofis. Sedangkan Lajos Egri (Harymawan, )
mengemukakan karakter manusia dapat dikaji dengan tiga dimensi
yaitu dimensi fisiologis, dimensi sosiologis, dan dimensi pikologis.
Analisis karakter berarti menyelidiki karakter yang hendak
dimainkan dan ditinjau dari beberapa dimensi yang telah
digambarkan oleh penulis lakon. Penggambaran karakter oleh
penulis lakon bisa langsung dan bisa juga hanya tersirat dari dialog
antar karakter dalam lakon ini . Untuk menganalisis karakter,
langkah yang harus dilakukan oleh pemeran yaitu mencermati
keterangan penulis pada narasi, keterangan permainan, dan dialog
antar pemeran. Tujuan utama menganalisis karakter yaitu
mendapatkan gambaran tokoh atau karakter agar kita bisa
memainkan dan menghayati karakter ini . Hal yang perlu
diketahui terhadap karakter yang hendak dimainkan terdiri dari
beberapa dimensi dan ini akan membuat karakter tergambar
dengan jelas dan utuh.
b. Dimensi historis
Analisis karakter ditinjau dari segi historis yaitu proses
pencarian gambaran karakter dari segi sejarah karakter. Karakter
diciptakan oleh penulis lakon sesuai dengan sejarah dimana
karakter itu hidup. Karakter peran bisa sebagai simbol yang
representasikan jaman maupun tokoh yang ada pada jaman
ini . saat hendak memainkan karakter berarti harus
mempelajari jaman dimana karakter itu berada sekaligus
menganalisis sejarah peran dan sejarah penulis lakon itu hidup.
Ada yang menyebutkan bahwa seorang penulis yaitu wakil dari
jiwa jamannya atau diistilah dengan “kalau ingin mengetahui
keadaan jaman pada waktu itu, bacalah karya tulis penulis lakon
jaman itu”. Pencarian segi historis peran juga wajib menganalisis
makna peran ini mengandung simbol atau peran wantah
tanpa simbol. Dengan mengetahui sejarah peran, maka kita mudah
memainkan, sebab seolah kita hidup pada jaman peran ini
hidup. Selain itu berfungsi sebagai bahan rancangan penata artistik.
--
c. Dimensi sosiologis
Manusia yaitu makluk sosial yang hidupnya dipengaruhi
oleh struktur sosial warga . Struktur sosial yaitu perumusan
dan susunan hubungan antar individu. Struktur sosial suatu
warga dapat dipelajari dari aktivitas individu. Jadi kalau ingin
mengetahui dimensi sosiologis peran, maka bisa menganalisis
aktivitas individu warga nya. Analisis karakter dari segi
sosiologis yaitu proses mencari gambaran sifat kemanusiaan
secara sosial. Dalam analisis kita mencari gambaran status
ekonomi, kepercayaan, profesi, hubungan kekeluargaan, bangsa,
pendidikannya, dan lain-lain. Analisis penting sebab karakter yang
akan dimainkan memiliki dunianya sendiri dan hidup sesuai dengan
dunia ini . Tugas seorang pemeran yaitu menghidupkan
karakter sesuai dengan dunia karakter.
d. Dimensi psikologis
Analisis karakter dari segi psikologis yaitu proses mencari
gambaran kebiasaan, moralitas, keinginan, nafsu, motivasi, dan
lain-lain. Analisis psikologis mencari gambaran peran yang bersifat
emosional batiniah dan tingkat intelektualitas peran. Analisis
dilakukan dengan menginterpretasi dialog-dialog peran. dan dialog
karakter yang lain.
e. Dimensi fisiologis
Analisis karakter dari segi fisiologis yaitu analisis untuk
mencari gambaran tentang ciri fisik peran, termasuk jenis kelamin,
usia, postur tubuh, warna kulir, warna rambut, bentuk mata, dan
lain-lain. Analisis ini mencari gambaran sosok raga tokoh secara
utuh. Langkah menganalisis secara fisik yaitu .
) Baca keterangan dari penulis lakon, sebab kadang-kadang
penulis lakon sudah memberikan gambaran tentang fisik
karakter yang ditulis namun bisa juga tidak dituliskan.
) Baca keterangan permainan (stage direction), kadang keterang
fisik karakter dituliskan pada keterangan permainan oleh penulis
lakon.
) Cermati dialog karakter.
) Analisis dialog karakter lain, kadang ciri fisik karakter terdapat
pada dialog karakter lain.
) Analsis laku dari karakter.
) Kalau dari semua yang ini di atas tidak ada, berarti kita
harus menginterpretasi dari keseluruhan naskah ini .
--
f. Dimensi moral
Analisis karakter dari segi moral yaitu analisis untuk
mencari gambaran pandangan moralitas tokoh. Walaupun segi
moral sudah ditulis oleh penulis lakon, sering tidak menjadi bagian
objek analisis. Analisis ini perlu dilakukan oleh seorang pemeran
dengan tujuan untuk mencari matif atau alasan tokoh yang akan
dimainkan saat dia membuat keputusan yang bersifat moralitas.
Analisis ini berfungsi untuk mempersiapkan batin dan untuk
mengetahui motif peran. Kalau tahu motif dan alasan maka akan
dapat memainkan secara logis
. Roleplay Berbasis Teks
Roleplay berbasis teks yaitu roleplay yang dimainkan
dengan memakai teks yang telah dipersiapkan. Teks bisa lakon
utuh, kerangka lakon, potongan lakon, dan cerita dari karya sastra lain.
Teks lakon yang hendak dimainkan, bisa ditulis dan disusun sendiri,
namun bisa juga ditulis dan disusun orang lain. Teks yang ditulis sendiri
akan lebih mudah dimainkan daripada teks yang ditulis oleh orang lain.
Kelemahan kalau harus menulis teks sendiri yaitu memerlukan waktu
agak lama, dibandingkan memainkan teks orang lain. Langkah kerja
memain roleplay berbasis teks yaitu : menyiapkan teks lakon,
memahami kerangka cerita, memainkan teks lakon dan mengevaluasi
permainan maupun teks lakon.
a. Penyiapan teks lakon
Menyiapkan teks lakon yang akan dipakai sebagai bahan
roleplay yaitu langkah kerja awal yang harus dilakukan oleh
calon pemeran secara individu maupun kelompok. Langkah kerja ini
sangat penting, sebab langkah kerja awal bisa menentukan
kelancaran dalam memainkan roleplay . Jika teks lakon yaitu
karya orang lain, maka langkah selanjutnya yaitu memahami
kerangka cerita yang ada dalam teks lakon. Kelemahannya yaitu
pemeran roleplay harus merekontruksi pemikiran penulis lakon,
agar mendapatkan gambaran yang sesuai dengan pemikiran
penulis lakon. Sedang kalau menulis teks lakon sendiri, akan lebih
mudah, meski membutuhkan waktu agak lama. Dengan menulis
teks lakon sendiri, akan bisa mengakomodasi pemeran yang ada,
dan penyusunan peran bisa disesuaikan dengan calon pemeran
yang ada.
Pertimbangan yang harus dilakukan saat memainkan teks
lakon karya penulis lain yaitu : senang atau tidak terhadap teks
--
lakon ini . Bisa dimainkan oleh seluruh pemeran roleplay apa
tidak. Apakah teks lakon merupakan teks lakon lengkap atau hanya
kerangka teks lakon. Banyak hal yang perlu mendapat perhatian
saat memainkan teks lakon yang ditulis oleh penulis lain.
Keuntungan saat memainkan teks lakon yang ditulis oleh orang
lain yaitu tidak lagi memikirkan teks lakon dan latihan roleplay
bisa lebih cepat dimulai.
Teks lakon roleplay yang ditulis sendiri dengan
memanfaatkan pemeran dan gambaran peran sesuai dengan
pemeran disebut dengan teks lakon situasional atau sesuai dengan
situasi yang ada. Beberapa langkah untuk menyiapkan teks sendiri
yaitu : menentukan tema, menentukan persoalan, membuat
sinopsis atau ringkasan cerita, menentukan kerangka cerita,
menentukan tokoh peran, menentukan penyelesaian, dan
menuliskan teks lakon.
Pada materi ini, teks lakon yang dimainkan yaitu teks
lakon yang ditulis oleh penulis lakon, bukan hasil menyusun teks
lakon sendiri. Teks lakon berjudul Pung…..? Pung…! Karya Bakdi
Soemanto. Teks lakon ini yaitu potongan dan teks lakon yang
dikarang oleh Bakdi Soemanto.
a : Kenapa kita tidak membawa kendaraan sendiri
tadi?
b : Kenapa engkau sendiri juga tidak membawa, Tuan
Handoyo?
a : Witri bilang kita akan naik bus. Sebab...
b : Naaaaaaa.
a : (menirukan) Naaaaa, naaaaa, bisanya cuma
naaaa!
c : (menyambung) Apa sih, ni, kok ada naaaa, naaaa,
na.
d : Biasa. Sarpa dan Handoyo, ciri-ciri khasnya ya itu.
Naaaaaaa…naaa, na!
e : Betul, Han, kalau ciri-ciri khasmu begitu, naaaaa,
naaaaa,naaaa.
a : Bukan. Itu ciri khas Sarpa.
b : Naaa, belum, belum kan...
a : Naaaaa, ya enggak.
Yang lain : (bersama-sama) Iyaaaa.
--
b : (kepada Handoyo) Tapi kau kan bilang juga.
Naaaaa.
a : Untuk menunjukkan bahwa engkau yang punya ciri
itu, naaa!
b : Tapi, bagaimana bisa itu ciriku kalau engkau yang
bunyi begitu, naaa!
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
b : Ah, kau ini. Asal ngomong saja, se....
Bersama : Naaaaaaa! (berhenti dengan cepat begitu
mengucap)
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
Bersama : Naaaaaa!
b : Memang punya mulut kenapa nggak boleh ngo..
Bersama : Naaaaaa.
(mereka tertawa dengan riuh rendah. namun hanya Handoyo dan
Sarpa masih sama-sama tegang )
f : Konyol. Begitu saja dibuat kelahi. Kayak nggak
ada perkara lain.
e : Berangkali mereka ingin menunjukkan sebagai
militan.
f : Kalau mereka memang militan, kenapa tak ada
yang berusaha belikan es atau minuman.
Panasnya bukan main.
(mengipaskan sapu tangan, tangannya merentang dan
menghapus keringat di leher )
c : Di mana belinya?
g : Di tempat begini minta es. Kenapa kita tak
membawa tadi?
b : Naaaaa, kan malah menyalahkan orang.
g : Naaaaaa, engkau juga menyalahkan aku!
b : Soalnya kau menyalahkan Witri. Padahal,
mestinya...
Bersama : Naaaaa!
(mereka tertawa riuh rendah Sarpa sendiri yang menunjukkan
sikap tidak rileks)
--
Teks lakon ini menjadi bahan roleplay yang ditulis orang lain. untuk
bahan latihan roleplay lain, susunlah teks lakon sendiri dengan
bahan yang ada disekitar lingkungan sekolah, rumah atau tempat
lain.
b. Pemahaman kerangka cerita
Kerangka cerita yaitu keseluruhan struktur cerita yang
hendak dijadikan bahan roleplay. Cerita terdiri dari beberapa bagian
yang terbentuk menjadi keseluruhan cerita. saat hendak
memainkannya, langkah awal yaitu memahami kerangka cerita.
Kerangka cerita terdiri dari adegan awal yang berfungsi sebagai
pemikat minat penonton untuk menyaksikan kelanjutan dari cerita.
Adegan tengah yaitu adegan yang berisi tentang perseteruan
antara protagonis dan antagonis. Adegan akhir berisi tentang
penyelesaian atau jawaban yang menjadi permasalahan antara
peran protagonis dan peran antagonis.
) Tulis kerangka cerita dari teks lakon yang telah dipilih tadi dan
identifikasikan peran protagonis dan antagonisnya. Tulis juga
permasalahan dan penyelesaian dari teks lakon yang telah
ditetapkan.
) Tulis kerangka yang telah anda tulis sendiri dan identifikasikan
perannya. Tulis juga permasalahan dan penyelesaian dari teks
lakon yang telah anda tuliskan.
c. Memainkan teks lakon
Teks lakon terdiri dari struktur dan tekstur lakon. Struktur
lakon dibangun dengan tema, plot, setting dan tokoh, sedang
tekstur yaitu segala sesuatu yang tampak dalam pementasan
teks. saat membahas masalah tekstur lakon, maka sebenarnya
membahas apa yang tampak pada waktu pementasan teks
ini . Permainan peran yaitu salah satu bagian tekstur yang
paling menonjol, disamping artistik dan suasana permainan.
Pemeran dan permainan merupakan unsur yang paling penting
dalam tekstur lakon, sebab menggerakkan seluruh permainan
maka perlu mendapat perhatian lebih.
Pelatihan dan perhatian terhadap pemeran difokuskan pada
penguasaan peran yang dimainkan. Roleplay sebagai salah satu
media untuk pelatihan pemeran dalam menguasai peran bisa
dipakai . Roleplay berbasis teks yaitu roleplay yang dilakukan
berdasarkan teks cerita yang telah ditentukan. Bagi seorang calon
pemeran, saat menghadapi teks lakon permainan yaitu
--
menganalisis lakon dari sisi karakter peran. Analisis berfungsi untuk
mengetahui gambaran peran yang akan dimainkan. sesudah
mendapatkan gambaran peran, langkah selanjutnya yaitu melatih
peran sampai terkuasai dan dapat memainkan dengan baik dan
benar. Pelatihan calon pemeran difokuskan pada memainkan
roleplay status, roleplay peran, dan roleplay konteks.
) Mainkan roleplay dengan teks yang ada berdasarkan status
yang ada.
Pung…..? Pung…!
Karya Bakdi Soemanto
a : Kenapa kita tidak membawa kendaraan sendiri
tadi?
b : Kenapa engkau sendiri juga tidak membawa,
Tuan Handoyo?
a : Witri bilang kita akan naik bus. Sebab...
b : Naaaaaaa.
a : (menirukan) Naaaaa, naaaaa, bisanya cuma
naaaa!
c : (menyambung) Apa sih, ni, kok ada naaaa,
naaaa, na.
d : Biasa. Sarpa dan Handoyo, ciri-ciri khasnya ya
itu. Naaaaaaa…naaa, na!
e : Betul, Han, kalau ciri-ciri khasmu begitu,
naaaaa, naaaaa,naaaa.
a : Bukan. Itu ciri khas Sarpa.
b : Naaa, belum, belum kan...
a : Naaaaa, ya enggak.
Yang lain : (bersama-sama) Iyaaaa.
b : (kepada Handoyo) Tapi kau kan bilang juga.
Naaaaa.
a : Untuk menunjukkan bahwa engkau yang punya
ciri itu, naaa!
b : Tapi, bagaimana bisa itu ciriku kalau engkau
yang bunyi begitu, naaa!
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
b : Ah, kau ini. Asal ngomong saja, se....
Bersama : Naaaaaaa! (berhenti dengan cepat begitu
--
mengucap)
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
Bersama : Naaaaaa!
b : Memang punya mulut kenapa nggak boleh ngo..
Bersama Naaaaaa.
(mereka tertawa dengan riuh rendah. namun hanya Handoyo
dan Sarpa masih sama-sama tegang )
f : Konyol. Begitu saja dibuat kelahi. Kayak nggak
ada perkara lain.
e : Berangkali mereka ingin menunjukkan sebagai
militan.
f : Kalau mereka memang militan, kenapa tak ada
yang berusaha belikan es atau minuman.
Panasnya bukan main.
(mengipaskan sapu tangan, tangannya merentang dan
menghapus keringat di leher )
c : Di mana belinya?
g : Di tempat begini minta es. Kenapa kita tak
membawa tadi?
b : Naaaaa, kan malah menyalahkan orang.
g : Naaaaaa, engkau juga menyalahkan aku!
b : Soalnya kau menyalahkan Witri. Padahal,
mestinya...
Bersama : Naaaaa!
(mereka tertawa riuh rendah Sarpa sendiri yang menunjukkan
sikap tidak rileks)
) Mainkan roleplay dengan teks yang anda tuliskan berdasarkan
status yang ada.
) Mainkan roleplay dengan teks yang ada berdasarkan peran
yang ada.
Pung…..? Pung…!
Karya Bakdi Soemanto
a : Kenapa kita tidak membawa kendaraan sendiri
tadi?
b : Kenapa engkau sendiri juga tidak membawa,
Tuan Handoyo?
--
a : Witri bilang kita akan naik bus. Sebab...
b : Naaaaaaa.
a : (menirukan) Naaaaa, naaaaa, bisanya cuma
naaaa!
c : (menyambung) Apa sih, ni, kok ada naaaa,
naaaa, na.
d : Biasa. Sarpa dan Handoyo, ciri-ciri khasnya ya
itu. Naaaaaaa…naaa, na!
e : Betul, Han, kalau ciri-ciri khasmu begitu, naaaaa,
naaaaa,naaaa.
a : Bukan. Itu ciri khas Sarpa.
b : Naaa, belum, belum kan...
a : Naaaaa, ya enggak.
Yang lain : (bersama-sama) Iyaaaa.
b : (kepada Handoyo) Tapi kau kan bilang juga.
Naaaaa.
a : Untuk menunjukkan bahwa engkau yang punya
ciri itu, naaa!
b : Tapi, bagaimana bisa itu ciriku kalau engkau yang
bunyi begitu, naaa!
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
b : Ah, kau ini. Asal ngomong saja, se....
Bersama : Naaaaaaa! (berhenti dengan cepat begitu
mengucap)
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
Bersama : Naaaaaa!
b : Memang punya mulut kenapa nggak boleh ngo..
Bersama Naaaaaa.
(mereka tertawa dengan riuh rendah. namun hanya Handoyo dan
Sarpa masih sama-sama tegang )
f : Konyol. Begitu saja dibuat kelahi. Kayak nggak
ada perkara lain.
e : Berangkali mereka ingin menunjukkan sebagai
militan.
f : Kalau mereka memang militan, kenapa tak ada
yang berusaha belikan es atau minuman.
Panasnya bukan main.
--
(mengipaskan sapu tangan, tangannya merentang dan
menghapus keringat di leher )
c : Di mana belinya?
g : Di tempat begini minta es. Kenapa kita tak
membawa tadi?
b : Naaaaa, kan malah menyalahkan orang.
g : Naaaaaa, engkau juga menyalahkan aku!
b : Soalnya kau menyalahkan Witri. Padahal,
mestinya...
Bersama : Naaaaa!
(mereka tertawa riuh rendah Sarpa sendiri yang menunjukkan
sikap tidak rileks)
) Mainkan roleplay dengan teks yang anda tuliskan berdasarkan
peran yang ada.
) Mainkan roleplay dengan teks yang ada berdasarkan konteks
perannya (hubungan antara peran).
Pung…..? Pung…!
Karya Bakdi Soemanto
a : Kenapa kita tidak membawa kendaraan sendiri
tadi?
b : Kenapa engkau sendiri juga tidak membawa,
Tuan Handoyo?
a : Witri bilang kita akan naik bus. Sebab...
b : Naaaaaaa.
a : (menirukan) Naaaaa, naaaaa, bisanya cuma
naaaa!
c : (menyambung) Apa sih, ni, kok ada naaaa,
naaaa, na.
d : Biasa. Sarpa dan Handoyo, ciri-ciri khasnya ya
itu. Naaaaaaa…naaa, na!
e : Betul, Han, kalau ciri-ciri khasmu begitu, naaaaa,
naaaaa,naaaa.
a : Bukan. Itu ciri khas Sarpa.
b : Naaa, belum, belum kan...
a : Naaaaa, ya enggak.
Yang lain : (bersama-sama) Iyaaaa.
--
b : (kepada Handoyo) Tapi kau kan bilang juga.
Naaaaa.
a : Untuk menunjukkan bahwa engkau yang punya
ciri itu, naaa!
b : Tapi, bagaimana bisa itu ciriku kalau engkau yang
bunyi begitu, naaa!
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
b : Ah, kau ini. Asal ngomong saja, se....
Bersama : Naaaaaaa! (berhenti dengan cepat begitu
mengucap)
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
Bersama : Naaaaaa!
b : Memang punya mulut kenapa nggak boleh ngo..
Bersama Naaaaaa.
(mereka tertawa dengan riuh rendah. namun hanya Handoyo dan
Sarpa masih sama-sama tegang )
f : Konyol. Begitu saja dibuat kelahi. Kayak nggak
ada perkara lain.
e : Berangkali mereka ingin menunjukkan sebagai
militan.
f : Kalau mereka memang militan, kenapa tak ada
yang berusaha belikan es atau minuman.
Panasnya bukan main.
(mengipaskan sapu tangan, tangannya merentang dan
menghapus keringat di leher )
c : Di mana belinya?
g : Di tempat begini minta es. Kenapa kita tak
membawa tadi?
b : Naaaaa, kan malah menyalahkan orang.
g : Naaaaaa, engkau juga menyalahkan aku!
b : Soalnya kau menyalahkan Witri. Padahal,
mestinya...
Bersama : Naaaaa!
(mereka tertawa riuh rendah Sarpa sendiri yang menunjukkan
sikap tidak rileks)
) Mainkan roleplay dengan teks yang anda tuliskan berdasarkan
status yang ada.
--
) Mainkan roleplay dengan teks yang ada berdasarkan peran
yang ada.
Pung…..? Pung…!
Karya Bakdi Soemanto
a : Kenapa kita tidak membawa kendaraan sendiri
tadi?
b : Kenapa engkau sendiri juga tidak membawa,
Tuan Handoyo?
a : Witri bilang kita akan naik bus. Sebab...
b : Naaaaaaa.
a : (menirukan) Naaaaa, naaaaa, bisanya cuma
naaaa!
c : (menyambung) Apa sih, ni, kok ada naaaa,
naaaa, na.
d : Biasa. Sarpa dan Handoyo, ciri-ciri khasnya ya
itu. Naaaaaaa…naaa, na!
e : Betul, Han, kalau ciri-ciri khasmu begitu, naaaaa,
naaaaa,naaaa.
a : Bukan. Itu ciri khas Sarpa.
b : Naaa, belum, belum kan...
a : Naaaaa, ya enggak.
Yang lain : (bersama-sama) Iyaaaa.
b : (kepada Handoyo) Tapi kau kan bilang juga.
Naaaaa.
a : Untuk menunjukkan bahwa engkau yang punya
ciri itu, naaa!
b : Tapi, bagaimana bisa itu ciriku kalau engkau yang
bunyi begitu, naaa!
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
b : Ah, kau ini. Asal ngomong saja, se....
Bersama : Naaaaaaa! (berhenti dengan cepat begitu
mengucap)
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
Bersama : Naaaaaa!
--
b : Memang punya mulut kenapa nggak boleh ngo..
Bersama Naaaaaa.
(mereka tertawa dengan riuh rendah. namun hanya Handoyo dan
Sarpa masih sama-sama tegang )
f : Konyol. Begitu saja dibuat kelahi. Kayak nggak
ada perkara lain.
e : Berangkali mereka ingin menunjukkan sebagai
militan.
f : Kalau mereka memang militan, kenapa tak ada
yang berusaha belikan es atau minuman.
Panasnya bukan main.
(mengipaskan sapu tangan, tangannya merentang dan
menghapus keringat di leher )
c : Di mana belinya?
g : Di tempat begini minta es. Kenapa kita tak
membawa tadi?
b : Naaaaa, kan malah menyalahkan orang.
g : Naaaaaa, engkau juga menyalahkan aku!
b : Soalnya kau menyalahkan Witri. Padahal,
mestinya...
Bersama : Naaaaa!
(mereka tertawa riuh rendah Sarpa sendiri yang menunjukkan
sikap tidak rileks)
) Mainkan roleplay dengan teks yang ada berdasarkan konteks
situasi.
Pung…..? Pung…!
Karya Bakdi Soemanto
a : Kenapa kita tidak membawa kendaraan sendiri
tadi?
b : Kenapa engkau sendiri juga tidak membawa,
Tuan Handoyo?
a : Witri bilang kita akan naik bus. Sebab...
b : Naaaaaaa.
a : (menirukan) Naaaaa, naaaaa, bisanya cuma
naaaa!
c : (menyambung) Apa sih, ni, kok ada naaaa,
naaaa, na.
--
d : Biasa. Sarpa dan Handoyo, ciri-ciri khasnya ya
itu. Naaaaaaa…naaa, na!
e : Betul, Han, kalau ciri-ciri khasmu begitu, naaaaa,
naaaaa,naaaa.
a : Bukan. Itu ciri khas Sarpa.
b : Naaa, belum, belum kan...
a : Naaaaa, ya enggak.
Yang lain : (bersama-sama) Iyaaaa.
b : (kepada Handoyo) Tapi kau kan bilang juga.
Naaaaa.
a : Untuk menunjukkan bahwa engkau yang punya
ciri itu, naaa!
b : Tapi, bagaimana bisa itu ciriku kalau engkau yang
bunyi begitu, naaa!
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
b : Ah, kau ini. Asal ngomong saja, se....
Bersama : Naaaaaaa! (berhenti dengan cepat begitu
mengucap)
a : Mudah saja. Aku kan hanya menirukan kau,
naaaa.
Bersama : Naaaaaa!
b : Memang punya mulut kenapa nggak boleh ngo..
Bersama Naaaaaa.
(mereka tertawa dengan riuh rendah. namun hanya Handoyo dan
Sarpa masih sama-sama tegang )
f : Konyol. Begitu saja dibuat kelahi. Kayak nggak
ada perkara lain.
e : Berangkali mereka ingin menunjukkan sebagai
militan.
f : Kalau mereka memang militan, kenapa tak ada
yang berusaha belikan es atau minuman.
Panasnya bukan main.
(mengipaskan sapu tangan, tangannya merentang dan
menghapus keringat di leher )
c : Di mana belinya?
g : Di tempat begini minta es. Kenapa kita tak
membawa tadi?
--
b : Naaaaa, kan malah menyalahkan orang.
g : Naaaaaa, engkau juga menyalahkan aku!
b : Soalnya kau menyalahkan Witri. Padahal,
mestinya...
Bersama : Naaaaa!
(mereka tertawa riuh rendah Sarpa sendiri yang menunjukkan
sikap tidak rileks)
d. Evaluasi permainan
Evaluasi permainan sangat penting dilakukan, sebab dari
evaluasi bisa memperbaiki kekurangan yang dilakukan pada saat
latihan. Evaluasi sebagai media untuk mengukur ketercapaian dan
penguasaan materi yang pelajari. Misalnya sedang melakukan
roleplay peran, apakah peran sudah dimainkan dengan wajar dan
logis ?. Kalau belum, maka harus diperbaiki pada sesi selanjutnya.
Pada evaluasi juga didapatkan kemungkinan lain yang bisa
menyempurnakan permainan roleplay dengan teks maupun
penyempurnaan teks.
sesudah sesi evaluasi dilakukan, maka permainan roleplay
diulang sesuai dengan masukan pada sesi latihan. Perbaikan
dilakukan pada teknik permainan dan metode penguasaan peran
yang dimainkan. Perbaikan dilakukan pada teks lakon yang
dipakai sebagai bahan roleplay. Evaluasi dilakukan berulang-
ulang sampai mendapatkan hasil yang ditargetkan. Jika sudah
sesuai target, maka dilanjutkan menyusun bahan baru untuk
roleplay baru.
E. Rangkuman
Teknik roleplay merupakan pengembangan dari bentuk roleplay
yaitu status, peran dan konteks. Teknik dibalik yaitu melakukan roleplay
dengan cara segalanya dibalik, baik itu status, peran, maupun konteksnya.
Teknik dikecilkan yaitu roleplay yang memain peran dalam sebuah
cerita, namun peran ini diubah menjadi kecil. Teknik dibesarkan
yaitu teknik roleplay yang memainkan cerita dengan peran yang
dibesarkan. Teknik diubah cerita yaitu teknik dalam roleplay yang
dilakukan dengan cara mengubah cerita yang dipakai sebagai bahan
roleplay. Dalam roleplay, yang dimainkan yaitu cerita yang sudah ada
dan dikenal, namun cerita ini dibalik. Teknik disusun ulang yaitu
salah satu teknik dalam roleplay yang dilakukan dengan cara menyusun
ulang cerita yang dipakai sebagai bahan roleplay .
--
Materi lakon terdiri dari tema, peran, atau tokoh dan situasi atau
suasana. Tema yaitu inti atau dasar dari cerita lakon yang hendak ditulis.
Tema sering disebut premise, root idea, thought, aim, central idea, goal,
dan driving force. Peran merupakan sarana utama dalam sebuah lakon,
sebab dengan adanya peran maka timbul konflik. Situasi atau suasana
situasi yaitu sebagai setting cerita atau latar cerita. Yang perlu dituliskan
yaitu kapan peristiwa ini terjadi, dimana peristiwa terjadi, dalam
suasana seperti bagaimana peristiwa terjadi.
Alat yang dipakai untuk menyusun lakon yaitu dialog dan
gerak atau laku. Dialog yaitu percakapan dua peran atau lebih untuk
membahas suatu masalah. Dialog terjadi bila ada dua peran atau lebih.
Peran dalam lakon yaitu manusia sintetis atau hasil rekaan, memiliki
hidup dan laku, dan yang bisa mengkontrol laku atau gerak peran yaitu
penulis lakon.
Proses penyusunan teks lakon dilakukan dengan cara menyeleksi
materi dan menyusun kembali menjadi kerangka cerita. Materi yang sudah
terkumpul, baik tema, tokoh, suasana, konflik, dan kejadian, kemudian
diseleksi agar sesuai dengan tema lakon. Langkah selanjutnya yaitu
penyusunan kembali yang bertujuan untuk menciptakan laku dramatik dan
ketegangan dalam lakon. Penyusunan dimulai dengan melakukan
intensifikasi dalam arti mengutamakan salah satu segi sebagai fokus lakon.
Menyusun yaitu langkah terakhir dalam struktur lakon. Menyusun
terdiri dari pemaparan, penggawatan, klimaks, peleraian, dan
penyelesaian. Pemaparan berisi tentang keterangan tokoh, masalah,
tempat, waktu dan pengantar situasi awal lakon. Bagian penggawatan
merupakan keseimbangan yang tersusun dalam pemaparan sudah mulai
terganggu adanya bibit masalah dan kepentingan. Klimaks yaitu titik
paling ujung perselisihan atau konflik antara peran protagonis dan peran
antagonis, sehingga sudah tidak bisa lagi dikembangkan. Penyelesaian
berisi tentang jawaban yang menjadi permasalahan antara peran
protagonis dan antagonis.
Naskah lakon atau skenario yaitu instansi pertama yang berperan
sebelum ke tangan sutradara dan pemeran. Naskah lakon bisa berdiri
sendiri sebagai bacaan berupa buku cerita atau karya sastra. Naskah lakon
mempunyai struktur yang jelas, yaitu tema, plot, setting dan tokoh.
Plot atau alur yaitu rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin
dengan seksama, serta menggerakkan jalan cerita melalui perumitan
(penggawatan atau komplikasi) kearah klimaks selesaian. Plot berfungsi
sebagi pengatur seluruh bagian permainan, dan pengawas utama, dimana
seorang penulis naskah dapat menentukan bagaimana cara mengatur lima
bagian lain yaitu : karakter, tema, diksi, musik dan spektakel. Pembagian
--
plot dalam lakon klasik atau konvensional sudah jelas yaitu, bagian awal,
bagian tengah (biasanya disebut bagian yang ruwet), dan bagian akhir.
Tema disebut muatan intelektual dalam sebuah permainan,
diartikan sebagai keseluruhan pernyataan dalam sebuah permainan : topik,
ide utama atau pesan, dan keadaan. Tema dapat diketahui dengan dua
cara yaitu, apa yang diucapkan tokoh melalui dialog yang disampaikan dan
apa yang dilakukan tokoh.
Setting cerita yaitu dimana kejadian cerita berlangsung yang terdiri
dari ruang atau tempat, waktu, dan suasana. Setting ruang atau tempat
yaitu penggambaran tempat terjadinya peristiwa lakon.Setting waktu
yaitu penggambaran waktu yang terjadi dalam seluruh cerita atau
episode. Setting suasana yaitu suasana yang melingkupi seluruh
kejadian cerita yang sedang berlangsung.
Tokoh yaitu bahan baku yang menggerakkan jalan cerita. Tokoh
tidak hanya berfungsi menjalin alur cerita (dengan jalan menjalin peristiwa
atau kejadian) namun juga berfungsi sebagai pembentuk bahkan pencipta
alur cerita.
Analisis karakter yaitu mencari gambaran secara keseluruhan
karakter peran yang akan dimainkan. Analisis karakter berarti menyelidiki
karakter yang hendak dimainkan dan ditinjau dari beberapa dimensi yang
telah digambarkan oleh penulis lakon. Langkah terpenting dalam
menganalisis karakter yaitu membaca dan mempelajari seluruh naskah
dari halaman pertama sampai halaman terakhir. Proses analisis karakter
dalam lakon yaitu mencari gambaran peran yang terdiri dari gambaran
fisik, psikis, social, moral dan kesejarahan peran.
Analisis karakter dari segi historis yaitu proses pencarian
gambaran karakter dari segi sejarah karakter. Karakter diciptakan oleh
penulis lakon sesuai dengan sejarah dimana karakter itu hidup.Analisis
karakter dari segi sosiologis yaitu proses untuk mencari gambaran sifat
kemanusiaan secara sosial.Analisis karakter dari segi psikologis yaitu
proses kerja untuk mencari gambaran tentang kebiasaan, moralitas,
keinginan, nafsu, dan motivasi. Analisis karakter dari segi fisiologis yaitu
analisis untuk mencari gambaran tentang ciri fisik peran, termasuk jenis
kelamin, usia, postur tubuh, warna kulit, warna rambut, dan bentuk mata.
Analisis karakter dari segi moral yaitu analisis yan bertujuan untuk
mencari gambaran pandangan moralitas tokoh.
Roleplay berbasis teks yaitu roleplay yang dimainkan dengan
memakai teks yang telah dipersiapkan. Teks ini bisa lakon utuh,
kerangka lakon, potongan lakon, dan cerita dari karya sastra lain. Langkah
kerja memain roleplay berbasis teks yaitu menyiapkan teks lakon,
memahami kerangka cerita, memainkan teks lakon, dan mengevaluasi
permainan maupun teks lakon.
--
. Menyiapkan teks lakon yang akan dipakai sebagai bahan roleplay
yaitu langkah kerja awal yang harus dilakukan oleh calon pemeran
secara individu maupun kelompok. Jika teks lakon yaitu karya orang
lain, maka pemeran harus memahami kerangka cerita yang ada dalam
teks lakon. Teks lakon roleplay yang ditulis sendiri dengan
memanfaatkan pemeran dan gambaran peran sesuai dengan pemeran
disebut dengan teks lakon situasional atau sesuai dengan situasi yang
ada.
. Kerangka cerita yaitu keseluruhan struktur cerita yang hendak
dijadikan bahan roleplay .
. Teks lakon terdiri dari struktur dan tekstur lakon. Struktur lakon
dibangun dengan tema, plot, setting dan tokoh, sedang tekstur yaitu
segala sesuatu yang tampak dalam pementasan teks. sesudah
mendapatkan gambaran struktur dan tekstur lakon, maka langkah
terakhir yaitu memainkan teks lakon.
. Evaluasi permainan sangat penting dilakukan, sebab dari evaluasi bisa
memperbaiki kekurangan pada saat sesi latihan. Evaluasi juga sebagai
media untuk mengukur ketercapaian dan penguasaan materi yang
pelajari.
F. Latihan/Evaluasi
. Apa yang anda ketahui tentang roleplay berbasis teks?
. Cerita lakon disusun dengan memakai materi dan alat apa saja.
. Kenapa seorang calon pemeran harus menganalisis karakter peran
yang akan dimainkan.
. Bagaimana cerita lakon disusun oleh penulis lakon.
. Apa ayang anda ketahui tentang teknik roleplay ?
. Bagaimana roleplay berbasis teks dimainkan?
G. Refleksi
. Manfaat apakah yang anda peroleh sesudah mempelajari unit
pembelajaran ini?
. Apakah menurut anda unit pembelajaran ini mampu melatih calon
pemeranan?
. Bagaimana pendapat anda mengenai metode pelatihan peran dengan
memakai roleplay berbasis teks?
. Bagaimana pendapat anda mengenai roleplay berbasis teks?
. Menurut anda manfaat apa yang bisa diperoleh dengan mempelajari
roleplay berbasis teks ?
--
ROLEPLAY IMPROVISATORIS
A. Ruang Lingkup Pembelajaran
B. Tujuan Pembelajaran
sesudah mempelajari unit pembelajaran peserta didik diharapkan
mampu:
. Menjelaskan konsep dasar improvisasi
. Menganalisis ragam imrovisasi
. Menentukan fungsi improvisasi
. Menganalisis teknik improvisasi
. Melaksanakan latihan improvisasi
. Melaksanakan roleplay improvisatoris
Pembelajaran selama JP ( x JP)
Improvisasi
Roleplay
Improvisatoris
UNIT PEMBELAJARAN .
Ragam Improvisasi
Fungsi Improvisasi
Teknik Improvisasi
Latihan Improvisasi
Roleplay Improvisastoris
--
C. Kegiatan Belajar
. Mengamati
a. Menyerap berbagai informasi tentang improvisasi, ragam
improvisasi, fungsi improvisasi dan teknik improvisasi.
b. Mengamati pelatihan roleplay improvisatoris.
. Menanya
a. Menanyakan konsep improvisasi
b. Menanyakan ragam improvisasi
c. Menanyakan fungsi improvisasi
d. Menanya teknik improvisasi
e. Menanya teknik roleplay improvisatoris
. Mengeksplorasi
a. Mencobakan bentuk roleplay secara improvisasi
. Mengasosiasi
a. Membedakan ragam teknik improvisasi
b. Menentukan teknik improvisasi yang tepat
. Mengomunikasi
a. Melaksanakan roleplay improvisatoris (status, peran, konteks)
D. Materi
. Improvisasi
a. Konsep improvisasi
Improvisasi diartikan sebagai permainan tanpa persiapan
terlebih dahulu. Improvisasi merupakan aktifitas berpura-pura yang
dihasilkan secara spontan dengan mendayagunakan daya
imajinasi, kreatifitas, dan inovasi seorang pemeran berdasarkan
rangsangan yang diberikan. Improvisasi dalam arti sempit calon
pemeran yaitu latihan pengembangan dasar dari bentuk elemen
dasar dalam teater, misalnya olah vokal, olah tubuh, olah pikir dan
olah rasa, yang telah diperkenalkan kepada calon pemeran.
Dalam seni teater, improvisasi berarti permainan peran
tanpa memakai naskah lakon atau teks lakon yang harus
dihafalkan. Pemeran hanya diminta memahami jalan cerita yang
--
diberikan oleh seorang sutradara sebagai acuan bermain serta
menghayati karakter peran yang akan dimainkan. saat
memainkan lakon, seorang pemeran harus menyusun dialog secara
spontan tanpa harus dirancang terlebih dahulu. Penghayatan
karakter dan pembentukan suasana lakon tergantung pada
keahlian pemeran memainkan lakon.
Konsep improvisasi menurut Brain Way ( ), improvisasi
yaitu bermain tanpa naskah, sebab memang tidak membutuhkan
naskah. Permainan improvisasi tidak tergantung pada bentuk
pertunjukan, keterampilan khusus atau kemampuan khusus.
Improvisasi tidak memiliki tujuan belajar keterampilan khusus.
Kegiatan improvisasi bertujuan untuk mendapat suasana yang
menyenangkan, sebab tidak ada tujuan secara khusus dari
kegiatan ini . Improvisasi bisa dilakukan siapa saja dan tidak
mengenal batasan usia atau jumlah anggota. Latihan improvisasi
dapat melatih kepekaan (sensitifitas) dan daya imajinasi. Kebiasaan
latihan improvisasi membuat kita memahami isu terkini dan isu
sosial yang sedang berkembang, serta mencari bentuk solusi atau
pemecahan masalah yang sedang terjadi.
Ruth Beall Heining ( ), menjelaskan improvisasi yaitu
aktivitas teater yang dihasilkan secara spontan melalui suatu situasi
yang dirancang secara spontan. Semua kegiatan improvisasi
dilakukan secara spontan dalam situasi dramatis dan melibatkan
semua anggota permainan. Tujuan utama dari improvisasi yaitu
melatih dialog antar pemeran agar mencapai kondisi yang alami
atau berdialog sealami mungkin. Hal ini penting, sebab dalam
kehidupan sehari-hari orang lebih cenderung untuk menyuruh atau
memerintah. Dalam pelatihan pemeran, keadaan seperti itu hanya
mengasah keterampilan beraksi, sedang dalam kehidupan seni
teater, harus ada aksi reaksi atau beraksi dan bereaksi agar terjadi
dialog.
Improvisasi dilakukan melalui proses yang tidak formal,
spontan, dan bebas. Bebas bukan berarti tanpa arah, tujuan, atau
tanpa ide dasar. Kalau melakukan improvisasi betul-betul dalam
keadaan bebas, besar kemungkinan tidak mendapat satu pelajaran
yang berarti. Untuk menentukan arah supaya improvisasi
mempunyai tujuan, diperlukan beberapa langkah. Misalnya langkah
awal yaitu imrpovisasi sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh
calon pemeran, kemudian ditingkatkan menjadi improvisasi
bertema, ditingkatkan lagi dengan improvisasi bercerita (ada cerita
yang menjadi dasar dari improvisasi).
--
David A. Male ( ) menyebutkan bahwa improvisasi itu
berhubungan dengan latihan kata-kata (verbal) dan latihan aktivitas
gerak. Improvisasi memiliki aspek fisik dan kata-kata (verbal) yang
tidak harus diangap terpisah, dalam arti improvosasi tidak hanya
berupa kata-kata atau hanya gerak saja. Improvisasi yaitu
tanggapan dari segi fisik dan kata-kata (verbal) yang dirangsang
untuk mencapai suatu tindakan, mengungkapkan beberapa
pemikiran, atau untuk tujuan tertentu. Improvisasi dianggap sebagai
ekspresi dalam jangka waktu tertentu untuk sebuah penemuan,
eksplorasi, dan eksperimen. Ketiga cara ini membuktikan
bahwa untuk menyelesaian sebuah masalah dibutuhkan rasa bebas
dan ada kegelisahan untuk tahu, tidak pernah puas dengan solusi
yang didapatkan dan terus menerus kemungkinan pencarian yang
lain.
Berdasarkan semua pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa improvisasi yaitu aktivitas atau kegiatan latihan peran
yang dihasilkan secara spontan dengan mengutamakan daya
imajinasi, kreatifitas, dan inovasi dari seseorang berdasarkan
rangsangan yang diberikan. Improvisasi merupakan salah satu
teknik yang dipakai untuk mewadahi ekspresi atau meluapkan
perasaan dengan cara terbimbing agar terwujud menjadi pemikiran
baru dan menemukan kemungkinan yang lain. Improvisasi bisa
dipakai untuk melatih dan mengasah kreativitas calon pemeran.
b. Dasar improvisasi
Improvisasi yaitu pola permainan yang dilakukan secara
spontan dan tanpa rancangan. Improvisasi berfungsi
menumbuhkan daya aktif, inisiatif, kreatif, dan inovatif setiap calon
pemeran. Improvisasi sebagai media mengasah daya cipta, daya
khayal, dan keterampilan memainkan peran secara wajar. Calon
pemeran dituntut untuk bisa berfikir secara spontan di atas
panggung, berdialog dengan wajar dan logis, serta
memberdayakan bahasa tubuh (gesture, bisnis acting, dan
simbolisasi berbagai bentuk gerakan anggota tubuh). Bila ada
kesalahan atau lawan main lupa permainan, maka pemeran
diharapkan mampu memecahkan masalah yang tak terduga
ini . Pemeran juga harus mengasah kemampuan keterampilan
memainkan berbagai peran, dan waktu.
Improvisasi juga sebagai media latihan calon pemeran untuk
menghilangkan hambatan yang bisa merusak permainan di atas
panggung. Hambatan yang biasa dialami oleh calon pemeran
yaitu rasa minder dan rasa takut sehingga memunculkan nervous,
--
malas, tidak kreatif yang akhirnya susah untuk mengatasi masalah
yang timbul. Semua itu yaitu sesuatu yang negatif yang dialami
oleh calon pemeran. Calon pemeran seharusnya memiliki pola pikir
yang positif, percaya diri, penuh daya kreatif, dan inovatif sehingga
bisa bermain dengan baik dan wajar.
Bentuk Improvisasi dikategorikan sesuai dengan target
pencapaian atau fokus latihan yang diinginkan. Misalnya calon
pemeran memiliki kekurangan atau kelemahan keterampilan
berdialog, maka fokus latihan improvisasi diarahkan pada
improvisasi kata-kata. Bila calon pemeran memiliki kelemahan pada
gerak tubuh atau gestur, maka fokus latihan improvisasi diarahkan
pada improvisasi dengan gerak tubuh. Improvisasi kata-kata yaitu
media untuk melatih calon pemeran untuk mengasah keterampilan
berdialog dengan memakai bahasa verbal. Tugas pemeran
yaitu menyampaikan pesan yang ditulis oleh penulis lakon
kepada penonton melalui ekspresinya.
Bentuk ekspresi pemeran bisa memakai bahasa verbal
maupun bahasa tubuh. saat berekspresi memakai bahasa
verbal, maka keterampilan dan berdialog wajib dikuasai. Untuk
mendapatkan keterampilan berdialog dengan wajar, maka seorang
calon pemeran harus melatih dengan intensif dan salah satunya
dengan memakai media improvisasi. saat calon pemeran
berekspresi melalui bahasa tubuh maka calon pemeran harus
intensif melatih gerak tubuh dan bisnis aktingnya. Sebenarnya
antara bahasa tubuh dan bahasa verbal tidak bisa dipisahkan,
namun menyatu saat berekspresi. Bahasa tubuh yaitu penguat
bahasa verbal dan bahasa verbal tidak akan kuat dalam
menyampaikan pesan kalau tidak diperkuat bahasa tubuh.
c. Jenis improvisasi
) Improvisasi kata
Improvisasi kata-kata yaitu improvisasi yang dilakukan
dan difokuskan pada penyampaian kata-kata, baik berupa
dialog maupun monolog. Improvisasi ini bertujuan untuk melatih
calon pemeran agar memiliki keterampilan berbicara dan
berdialog secara wajar layaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam improvisasi ini juga melatih calon pemeran dalam
mengemukakan ide atau gagasan yang menjadi bahan dialog
dan dikemukakan secara runtut dan logis. Ide atau gagasan itu
bisa terduga maupun tak terduga.
--
) Improvisasi gerak
Improvisasi gerak yaitu improvisasi berbasis tubuh
yang difokuskan pada keterampilan bergerak dan
mendayagunakan tubuhnya, baik sebagai bisnis akting maupun
sebagai gesture atau bahasa tubuh. Improvisasi ini bertujuan
untuk melatih calon pemeran agar memiliki keterampilan
memakai tubuhnya sebagai penunjang bahasa verbal
maupun sebagai media penyampai pesan (bahasa tubuh) di
atas panggung. Dalam improvisasi ini juga melatih calon
pemeran dalam mengemukakan ide atau gagasan dalam
bentuk gerak maupun gesture. Ide atau gagasan itu bisa ide
atau gagasan yang terduga maupun yang tak terduga.
Improvisasi berbasis tubuh ini harus dibedakan dengan
pantomim.
. Ragam Improvisasi
a. Improvisasi tunggal
Improvisasi tunggal yaitu improvisasi yang dilakukan
sendirian dan tanpa peralatan serta tanpa naskah lakon yang
dipersiapkan. Dalam improvisasi ini, yang dilakukan calon pemeran
yaitu mempersiapkan diri secara keseluruhan, baik mental
maupun pribadinya. Improvisasi yang dilakukan bisa berdasar kata-
kata atau gerak. Improvisasi dengan kata-kata dilakukan dengan
menyusun dan melontarkan kata-kata yang ada didalam pikirannya.
Sedang improvisasi gerak dilakukan dengan bergerak sesuai
dengan apa yang dipikirkan dan yang terlintas dalam pikirannya.
Andaikan ada instruksi sebagai rangsangan, maka instruksi itu
harus diberikan seminim mungkin.
Proses improvisasi tunggal menuntut seorang calon
pemeran dapat mengeksplor dan memaksimal daya imajinasinya,
baik melalui kata-kata maupun melalui gerak. Misalnya calon
pemeran itu membayangkan dirinya ditengah keramaian pasar dan
tidak ada seorangpun yang dikenal, maka yang dilakukan yaitu
seolah-olah dia berada ditengah keramaian pasar dan melakukan
tindakan dan berkata-kata layaknya orang ditengah keramaian
pasar dengan kondisi tak satupun yang dikenal. Laku dan kata-kata
yang muncul itulah yang akan menjadi bahan evaluasi untuk
menjadi masukan dan rangsangan selanjutnya. Fungsi dari
improvisasi yaitu melatih daya imajinasi dan imajinasi itu
diwujudkan dalam kata-kata maupun laku.
--
b. Improvisasi dengan benda
Improvisasi dengan benda yaitu improvisasi yang
dilakukan dengan rangsangan benda atau perabot yang ada
disekitar tempat latihan. Benda atau perabot bisa apa saja dan
benda atau perabot bisa menjadi apa saja. Dalam improvisasi, yang
perlu dilakukan oleh calon pemeran yaitu mempersiapkan diri,
mental serta konsentrasi penuh. Calon pemeran tidak
diperbolehkan membuat antisipasi (tindakan dan pikiran yang
mendahului). Dia harus ikhlas dan jujur dengan apa yang akan
dihadapi. Kebiasaan membuat antisipasi akan membuat akting
menjadi jelek. Improvisasi ini bisa dilakukan sendiri atau kelompok.
Improvisasi dengan benda bisa dibantu dengan instruksi
sebagai rangsangan. Instruksi yang diberikan tidak bersifat perintah
apa yang harus dilakukan, namun lebih sebagai petunjuk tentang
benda atau perabot yang dipakai sebagai bahan improvisasi.
Improvisasi dengan benda harus menghadirkan benda atau perabot
yang hendak dipakai bahan improvisasi. Misalnya kursi, maka
ditempat latihan harus ada kursi dan kursi itu bisa kursi apa saja.
Kursi bisa diperlakukan sebagai apa saja dan bagaimana cara
memperlakukan kursi terserah hasil imajinasi calon pemeran. Kursi
bisa diperlakukan sebagaimana layak kursi dalam kehidupan
keseharian atau kursi sebagai simbol dan memiliki makna dibalik
kursi ini . Improvisasi dengan benda berfungsi sebagai latihan
untuk menanggapi sesuatu. Jadi saat menanggapi sesuatu pasti
ada proses berfikir dan pertimbangan pikiran yang akan diambil.
Hal ini berguna saat bermain dalam lakon dan menanggapi
pemeran lain. Permainan akan menjadi wajar dan tidak terkesan
mekanis sebab sudah hafal dialog dan laku peran yang lain.
Improvisasi dengan benda bisa dikembangkan dengan
mengunakan foto atau gambar. Foto atau gambar mengandung
cerita atau ada kisah dibalik foto atau gambar ini . Cerita atau
kisah inilah yang dipakai sebagai bahan improvisasi. Dengan
menganalisis atau mencermati foto atau gambar, maka akan
ditemukan sebuah kisah. Kisah bisa kisah nyata sesuai dengan foto
atau gambar, namun bisa kisah hasil imajinasi yang terangsang oleh
foto atau gambar yang menjadi bahan improvisasi.
c. Improvisasi dengan suasana
Improvisasi dengan suasana yaitu improvisasi yang
dilakukan dengan sumber rangsangan dari suasana yang diberikan
oleh pembimbing. Improvisasi ini bisa dilakukan sendirian, tapi bisa
dilakukan dengan cara kelompok. Tugas pembimbing yaitu
--
memberikan instruksi suasana seperti apa yang menjadi sumber
improvisasi. Tugas calon pemeran yaitu merespon apa yang
menjadi sumber rangsang improvisasi ini . Fungsi improvisasi
ini yaitu melatih kebiasaan atau membiasakan calon pemeran
dalam bermain wajar dalam suasana apapun. Suasana yang
menjadi sumber rangsang yaitu suasana kehidupan keseharian.
Misalnya suasana ramai, suasana sepi, suasana mencekam, dan
suasana menakutkan.
Pada tahap awal, suasana yang diberikan sebagai sumber
rangsang yaitu suasana umum. Instruksi tidak memicu
suasana yang detail, terperinci, dan tidak dijelaskan pembagian
peran atau status para pemerannya. Tugas calon pemeran yang
membuat rincian suasana maupun status peran yang bermain
dalam improvisasi. Calon pemeran tidak diperbolehkan membuat
rancangan suasana maupun status peran, namun semua dilakukan
secara spontan dan saling menanggapi antar pemeran. Hal ini
dilakukan untuk melatih kerjasama dan daya respon antar pemeran
terhadap suasana yang dibangun. Kerja sama dan daya respon
bisa terwujud apabila dalam melakukan kegiatan terbangun rasa
saling menghargai dan menghormati. Dalam realitas pementasan,
rasa kerjasama dan saling menghormati sangat diperlukan agar
terbangun suasana yang wajar dan tidak dibuat-buat.
saat latihan pada tahap awal sudah berjalan dengan baik
dan wajar, maka pada tahap selanjutnya instruksi yang diberikan
sudah mulai diberikan secara detail serta ada pembagian status
peran. Misalnya instruksi yang diberikan yaitu “suasana ramai”,
maka suasana ramai ini sudah mulai dibuat klasifikasi (ramai
di pasar, ramai di mall, ramai di tempat pesta, ramai di dalam kelas
dan lain-lain). Klasifikasi masih bisa dibuat detail lagi, misalnya
suasana ramai di tempat pesta pernikahan, pesta kelulusan
sekolah, pesta perayaan hari besar keagamaan, pesta ulang tahun
dan lain-lain. Detail suasana akan mempengaruhi imajinasi status
peran yang bermain dalam latihan improvisasi.
d. Improvisasi dengan bunyi
Improvisasi dengan bunyi yaitu bentuk improvisasi yang
memakai bunyi sebagai sumber rangsang. Bunyi yang
dipakai sebagai sumber rangsang yaitu bunyi apapun, seperti
bunyi musik, bunyi benda, bunyi yang beraturan, atau bunyi yang
tidak beraturan. Tugas calon pemeran yaitu merespon bunyi
ini dengan seluruh jiwa dan raga. Improvisasi ini dilakukan
dengan pendamping, baik pembimbing atau teman latihan. Fungsi
--
pendamping yaitu untuk memberikan rangsangan bunyi yang
dipakai sebagai bahan improvisasi. Apabila bunyi disediakan
sendiri, maka yang terjadi bukan sebuah rangsangan yang harus
direspon, namun sudah melaksanakan rancangan yang harus
dilakukan. Proses rancangan terjadi di dalam pikirannya, sebab
sudah tahu bunyi apa yang tersedia sebagai bahan rangsangan
improvisasi.
Tujuan improvisasi dengan bunyi yaitu melatih tanggapan
calon pemeran terhadap sumber bunyi dan merangsang timbulnya
irama batin calon pemeran. Fungsi dari latihan improvisasi dengan
bunyi yaitu untuk mempersiapkan calon pemeran agar akting
yang dilakukan di atas panggung, tidak hanya jelas dan tepat, namun
mengandung daya imajinasi yang mampu membuat penonton
terpesona. Irama batin calon pemeran sangat berarti bagi
pelaksanaan kerja aktingnya, sebab saat berakting semua
mengandung irama. saat pemeran berdialog di atas panggung,
maka dialog mengandung irama, saat bergerak maka gerak juga
mengandung irama. Irama inilah yang membuat penonton merasa
terpesona.
Bunyi juga bisa merangsang ingatan emosi seseorang,
saat mendengarkan bunyi tertentu maka orang akan mempunyai
kecenderungan untuk mengingat kejadian yang pernah dialami
dengan bunyi ini . Misalnya saat mendengar bunyi ledakan,
orang cenderung untuk membayangkan dalam suasana perang
yang penuh dengan bunyi tembakan dan bom, suasana lebaran
yang penuh dengan bunyi petasan, suasana tahun baru yang
penuh dengan kembang api atau bahkan membayangkan suasana
rumahnya yang hancur sebab tabung gas yang dipakai
meledak. Respon seseorang terhadap bunyi berbeda-beda sesuai
dengan ingatan emosi dan ingatan emosi penting bagi proses
akting di atas panggung.
e. Improvisasi dengan cerita
Improvisasi dengan cerita yaitu improvisasi yang dalam
pelaksanaannya memakai cerita sebagai bahan rangsang
improvisasi. Cerita yang dipakai dalam improvisasi ini bukan
cerita yang utuh dan detail, namun lebih berupa kerangka cerita yang
disebut plot. Latihan improvisasi ini mengadopsi proses
pementasan teater tradisional, dimana tidak ada naskah lakon yang
dimainkan, namun hanya cerita yang akan dimainkan. Latihan
improvisasi ini bertujuan melatih daya cipta dan menghayati proses
kerjasama yang terjadi selama proses latihan improvisasi.
--
Improvisasi ini dilakukan sendiri maupun berkelompok. Improvisasi
dengan cerita yang dilakukan sendiri akan melahirkan pementasan
tunggal atau disebut monolog, one man show, atau one man play.
Improvisasi yang dilakukan berkelompok menghasil pementasan
seperti pementasan teater tradisional yang mengutamakan
improvisasi dialog.
Latihan improvisasi dengan cerita juga akan membentuk
kesadaran diri terhadap pengertian daya cipta dan menghargai
proses penciptaan karya. Dengan menghargai prosesnya, maka
akan bisa menjaga mutu dari karya ini . Langkah persiapan
yang dilakukan untuk melaksanakan improvisasi dengan cerita
yaitu :
) Membuat kelompok
Membuat kelompok bertujuan untuk mencari anggota
kelompok dalam proses improvisasi. Anggota kelompok yang
akan bekerjasama dalam memerankan peran yang ada dalam
cerita. Anggota kelompok bisa berapa saja asal lebih dari dua
orang. Pada proses awal, anggota kelompok bisa tiga atau
empat orang pemeran, dan semakin lama semakin banyak
anggota kelompok yang ikut memainkan cerita. Semakin sedikit
anggota kelompok, semakin mudah untuk bekerja sama dan
semakin banyak anggota kelompok, maka semakin sulit untuk
bisa bekerja sama.
) Menentukan cerita
Langkah selanjutnya yaitu menentukan cerita yang
akan dipakai sebagai bahan improvisasi. Cerita yang
dimaksud yaitu cerita yang sudah ada berkembang di
warga , namun bisa juga ciptaan sendiri. Bahan cerita bisa
bersumber dari dongeng, legenda, fabel, hikayat, roman,
cerpen, atau cerita karangan sendiri yang berasal dari
pengalaman. Sumber cerita harus dipahami dan dimengerti oleh
semua anggota yang akan melakukan improvisasi. sesudah
cerita dipilih, kemudian diambil kerangka dan laku dari
perannya.
) Menentukan peran dan pemeran
Proses pemilihan cerita akan membawa dampak pada
proses identifikasi peran yang ada dalam cerita ini .
sesudah melakukan identifikasi peran yang ada kemudian mulai
mencari tahu ciri peran yang akan dimainkan ini agar bisa
memainkan dengan baik. Langkah selanjutnya yaitu memilih
--
pemeran yang akan memainkan peran. Proses pemilihan
pemeran yaitu dengan cara menawarkan peran kepada calon
pemeran dan tidak harus menunjuk seperti waktu casting
pemeran dalam sebuah pementasan. sesudah semua langkah
dilakukan, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan
kerjasama dalam berimprovisasi.
) Melakukan kerjasama dalam improvisasi
Melakukan kerjasama dalam improvisasi yaitu langkah
yang sulit, sebab harus menyatukan semua hasil pemikiran
dan interpretasi banyak orang. Improvisasi dilakukan sesuai
dengan kerangka cerita yang telah disepakati, dan berhasil atau
tidaknya mewujudkan cerita tergantung pada kreavifitas dan
kerelaan kerjasama antar pemeran. Improvisasi ini bisa
dilakukan berulang-ulang dengan melakukan sesuai hasil
evaluasi.
f. Improvisasi berpasangan
Improvisasi berpasangan yaitu improvisasi yang dilakukan
oleh dua orang. Improvisasi ini lakukan dengan cara setiap orang
melakukan improvisasi sesuai dengan apa yang dipikirkan dan
dibayangkan, kemudian disatukan dalam satu kegiatan improvisasi.
Calon pemeran yang terlibat dalam improvisasi tidak boleh
membuat kesepakatan lebih dulu, namun semua harus dilakukan
dengan cara yang wajar agar improvisasi dari dua calon pemeran
menyatu menjadi satu cerita utuh. Tampaknya memang sulit
menyatukan dua calon pemeran yang mempunyai “karangan”
sendiri-sendiri bertemu dalam satu lakon dan berpasangan.
Bagaimana dua karangan bisa bertemu begitu saja tanpa dirancang
terlebih dahulu. Hal ini bisa terjadi asalkan karangan ini bukan
merupakan karangan yang sudah seratus persen siap dalam arti
karangan yang baku. Masing-masing “karangan” harus sekedar
berada pada tahap permulaan. saat kedua permulaan karangan
bertemu barulah keduanya berkembang bersama menjadi satu
karangan.
Proses improvisasi bisa tidak menghasilkan cerita yang
menyatu secara utuh, bahkan bisa berkembang sendiri-sendiri
kalau tidak ada kerjasama yang kuat diantara dua calon pemeran.
Improvisasi tidak menghendaki untuk saling mengalahkan karangan
yang telah dibuat. Kalau terjadi proses saling mengalahkan atau
ada salah satu yang mengalah, maka improvisasi dianggap tidak
berhasil. Jadi yang sangat dibutuhkan dalam improvisasi yaitu
--
saling kerjasama dan saling mendukung antar pemeran dan
karangannya agar menjadi satu kesatuan cerita yang utuh.
g. Improvisasi berkelompok
Improvisasi kelompok yaitu improvisasi yang dilakukan
oleh beberapa orang dengan memainkan hasil karangan sendiri
dan disatukan dalam improvisasi. Improvisasi bisa dilakukan
dengan dua cara; yaitu membuat cerita sendiri dan memainkan
cerita sendiri atau membuat cerita bersama dan memainkan secara
bersama. Cerita yang dibuat belum detail sebagai sebuah cerita
yang siap dimainkan. Improvisasi berkelompok yaitu
pengembangan dari improvisasi berpasangan dan improvisasi
dengan cerita. Jadi yang dipelajari dalam imprivisasi berkelompok
ini yaitu improvisasi perpasangan yang dikembangkan dan
improvisasi dialog.
Improvisasi dialog banyak dilakukan oleh pemeran teater
tradisional. Para pemeran teater tradisional sangat terlatih dalam
improvisasi dialog. Kunci improvisasi dialog yaitu aksi reaksi dan
pengolahan kata kunci dari kalimat yang diucapkan oleh pemeran.
Pemeran yang tidak mau mendengar dan memahami kalimat dari
dialog pasangan, maka tidak akan bisa membuat kalimat dalam
dialognya dan ini yaitu hukum aksi reaksi. Latihan improvisasi
berkelompok merupakan media untuk melatih calon pemeran agar
cepat menyusun kalimat yang akan menjadi dialog.
. Fungsi Improvisasi
Improvisasi yaitu sebagai metode pelatihan calon pemeran
dan manfaatnya sangat efektif (bermain wajar, mudah mengolah kata-
kata, responsive, dan peka). Fungsi improvisasi yaitu :
a. Meningkatkan daya imajinasi
Improvisasi yaitu media pelatihan calon pemeran yang
mengutamakan cara bermain secara spontan atau tak terencana.
Pola ini akan meningkatkan daya imajinasi calon pemeran, sebab
dalam melakukan improvisasi dituntut untuk membayangkan
suasana seperti apa, berperan sebagai apa, dan bagaimana cara
melakukannya. Peningkatan daya imajinasi bisa dilakukan dengan
membiasakan diri dalam berfikir kreatif dan inovatif dalam
melaksanakan pekerjaannya. Pelatihan improvisasi dilakukan
dengan cara memberikan rangsangan awal sebagai bahan
--
improvisasi dan pelaksanaannya sangat membutuhkan daya
imajinasi untuk mewujudkan.
b. Melatih dialog
Improvisasi sebagai sarana untuk melatih penguasaan
bahasa dan keterampilan berdialog secara wajar. Keterampilan
berdialog didapat dari kebiasaan berbicara dengan sesama
anggota improvisasi. Peserta dibiasakan untuk berbicara apa saja,
tanpa konteks, tanpa tata bahasa yang baik dan benar, dan
dilakukan spontan. Dalam suasana kebebasan dan tanpa
hambatan, peserta akan merasa bebas dan tidak takut salah,
sehingga bisa mengutarakan apa yang dipikirkan dan dirasakan.
Kebiasaan akan membawa dampak pada cara bicara yang lancar
dan wajar, yang pada akhirnya bisa mengutarakan pemikiran
dengan runtut dan logis.
Improvisasi dilakukan dengan dasar kata-kata dan dengan
dasar gerak tubuh. Improvisasi dengan kata-kata melatih cara
berbicara dan berdialog dengan wajar dan logis. Improvisasi
dengan tubuh melatih peserta terhadap penguasaan tubuh dan bisa
dipakai untuk memperkuat dialog atau komunikasi verbal serta
komunikasi dengan bahasa tubuh atau gesture. Proses improvisasi
dimulai dari memperkenalkan diri dan berbicara secara bebas
dengan materi apa saja. Proses ini untuk melatih keberanian
peserta dan menghilangkan perasaan takut (takut salah, takut tidak
bisa, takut dikritik dan lain-lain). sesudah dapat menguasai diri,
maka improvisasi bisa ditingkatkan dengan memakai
rangsangan berupa suasana, konteks, maupun peran yang harus
dilakukan.
c. Mewujudkan suasana
Improvisasi dipakai sebagai media pelatihan, sebab
proses yang dilakukan lebih mengutamakan kebebasan dan
spontanitas. Improvisasi tidak harus memainkan peran atau
karakter lain, namun bisa memainkan karakter diri sendiri, hal inilah
yang bisa mewujudkan suasana menyenangkan. Selain itu,
improvisasi juga bisa dipakai untuk melatih bakat terpendam dari
pemeran yang memainkan peran, dan dari latihan improvisasi bisa
diketahui, apa bakat terpendam ini . Keinginan dan keahlian
tidak bisa disembunyikan dengan rapi, tapi kadang akan muncul
tanpa disadari. Pemeran melatih bakat-bakat itu bersama teman
lain atas bimbingan seseorang yang punya keahlian dibidangnya.
--
Berperan dalam improvisasi merupakan aktivitas yang
menyenangkan sebab dilakukan dalam suasana bermain.
Pemeran akan memainkan peran sesuai imajinasinya, bergerak,
dan berdialog secara bebas. Pemeran memainkan kerangka cerita
sebab hanya kerangka saja yang diberikan kepada pemain, isi dan
materinya diisi oleh pemeran dengan bebas. Improvisasi bisa
dilakukan sendiri, berpasangan, maupun berkelompok. Improvisasi
yang dilakukan secara berkelompok juga bisa dipakai sebagai
media kerjasama antar pemain.
d. Meningkatkan keyakinan diri
Improvisasi dilakukan secara langsung menanggapi
masalah yang dipakai sebagai rangsang bahan. Semua
dilakukan secara terbuka dihadapan peserta lain atau penonton.
Hal ini melatih peserta untuk lebih percaya diri dan membiasakan
peserta dalam suasana ditonton. Keyakinan diri didapat sebab
terbiasa dengan suasana bebas dan spontan. Semakin sering
dilakukan, maka semakin mudah menguasai diri dan lingkungan.
Penguasaan diri akan meningkatkan keyakinan diri, sebab merasa
siap melakukan kerja yang diberikan.
. Teknik Improvisasi
Improvisasi dilakukan dengan dua cara, yaitu improvisasi
berbasis kata-kata dan improvisasi berbasis gerak atau tubuh.
Improvisasi berdasarkan kata-kata berfungsi untuk melatih cara bicara
dan terbiasa dengan dialog yang diucapkan. Improvisasi berdasarkan
tubuh atau gerak berfungsi untuk penguasaan gerak tubuh, dan bisnis
acting yang dilakukan saat memainkan peran.
a. Berbasis kata
Improvisasi berbasis kata-kata yaitu improvisasi yang
dilakukan dan difokuskan pada penyampaian kata-kata, baik
berupa dialog maupun monolog. Improvisasi bertujuan untuk
melatih calon pemeran agar memiliki keterampilan berbicara dan
berdialog secara wajar seperti dalam kehidupan sehari-hari.
Improvisasi melatih calon pemeran dalam mengemukakan gagasan
secara runtut dan logis. Gagasan bisa berupa ide atau gagasan
yang terduga maupun yang tak terduga.
Improvisasi berbasis kata-kata dilakukan dengan berbagai
teknik, yaitu: teknik tunggal, teknik berperan, dan teknik bercerita.
--
) Teknik memainkan diri sendiri atau same
Teknik ini mengadopsi teknik improvisasi tunggal
dengan hanya memakai kata-kata sebagai bahan
improvisasinya. Pelaksanaan improvisasi dimulai dengan
memperkenalkan diri dan menceritakan tentang pengalaman
sendiri sebanyak mungkin. Proses bercerita bisa menceritakan
pengalaman yang dialami maupun tidak dialami sendiri
(monolog). saat bercerita, boleh memakai benda atau
properti sebagai penguat pesan yang ingin disampaikan atau
yang mendukung penciptaan suasana. Selama melakukan
improvisasi diharapkan tetap dalam keadaan sadar dan
menyadari apa yang sedang dilakukan. Hal ini sangat penting
demi proses pembelajaran sendiri.
Tahap berikutnya yaitu memainkan diri sendiri dengan
cara berpasangan. Dalam improvisasi ini pelaku improvisasi
memainkan diri sendiri dengan dipadukan lawan main.
Improvisasi ini memungkinkan terjadi dialog, namun dialog bisa
saja tidak ada kesinambungan, sebab masing-masing
memainkan diri sendiri dan rancangan sendiri. Bila terjadi dialog
maka itu terjadi sebab suatu kewajaran dan tidak dirancang
sebelumnya.
) Teknik memainkan peran
Teknik memainkan peran berdasar kata-kata yaitu
teknik improvisasi yang difokuskan pada dialog yang dilakukan
oleh pemeran dalam memainkan peran. Pada tahap awal
memainkan peran dirinya sendiri, dengan tetap fokus pada
improvisasi kata-kata. Tahap selanjutnya yaitu dengan
menirukan seseorang yang pernah dijumpai dan orang yang
ditirukan yang sangat berpengaruh pada pemikirannya.
Teknik improvisasi berbasis kata yang diterapkan dalam
memainkan peran, dilakukan dengan mempersiapkan diri
terhadap peran yang akan dimainkan. Metode ini bisa dilakukan
dengan dua cara, yaitu: metode kerangka cerita di sepakati
terlebih dahulu dan kerangka cerita yang akan dimainkan tidak
disepakati sama sekali. Metode kerangka cerita dimainkan
disepakati oleh sebagian calon pemeran ataupun seluruh calon
pemeran. Sedang metode kerangka cerita yang akan dimainkan
tidak diketahui harus disepakati oleh seluruh calon pemeran.
Metode kedua membutuhkan persiapan yang lebih
serius, baik mental, konsentrasi maupun persiapan tubuhnya,
sebab memiliki resiko yang lebih tinggi. Metode ini menganut
--
pemikiran Stanislavsky “Now and Here”, jadi calon pemeran
tidak mengetahui apapun, namun akan menanggapi apa yang
terjadi dan tengah terjadi di atas pentas. Calon pemeran akan
bisa memainkan, apapun yang terjadi, asal mau menyimak
semua dialog dan laku pemain lain. Syarat kedua yaitu tidak
merancang peran maupun permainan, sebab apa yang sudah
dirancang kemungkinan tidak bisa dilakukan. Apabila terjadi
kemacetan cerita, maka anda dituntut mengatasi dengan
mengerahkan segenap daya kreativitas anda.
Kendala yang dihadapi saat memakai metode
kedua yaitu jumlah pemain tidak bisa dikontrol dan jalan cerita
menjadi tidak jelas, sebab pemain bisa keluar masuk dengan
membawa pemikiran baru, sehinga cerita bisa tidak terkontrol.
Untuk mengatasi kendala ini, maka sebelum melakukan
improvisasi harus ada pembatasan jumlah pemain. Para
pemain berhak memilih peran yang diinginkan sesuai konteks
cerita dan masalah yang ditawarkan oleh peran pertama yang
lebih dulu bermain.
) Teknik memainkan cerita
Teknik improvisasi memainkan cerita dilakukan dengan
memainkan cerita yang telah disusun dan disepakati oleh
pemain lain. Cerita yang disusun hanya kerangka cerita dan
peran yang ada dalam cerita. Teknik ini sama dengan teknik
teater tradisi saat mementaskan cerita pada penonton.
Langkah awal yaitu menyampaikan cerita kepada calon
pemeran, yang berisi plot, dialog, dan serta laku pemeran
dikembangkan oleh pemeran. Kemudian pemeran memainkan
cerita dengan dialog dan laku sesuai dengan kemampuan
pemeran. sesudah melakukan pementasan improvisasi ini,
dilakukan evaluasi untuk perbaikan selanjutnya.
b. Berbasis tubuh
Improvisasi berbasis tubuh yaitu improvisasi yang
dilakukan dan difokuskan pada keterampilan bergerak dan
mendayagunakan tubuh, baik sebagai bisnis akting maupun
sebagai gesture atau bahasa tubuh. Improvisasi ini bertujuan untuk
melatih calon pemeran agar memiliki keterampilan memakai
tubuh sebagai penunjang bahasa verbal maupun sebagai media
penyampai pesan di atas panggung. Improvisasi ini melatih calon
pemeran dalam mengemukakan gagasan dalam bentuk gerak
maupun gesture. Gagasan bisa berupa ide atau gagasan yang
--
terduga maupun yang tak terduga. Improvisasi berbasis tubuh
harus berbeda dengan pantomim.
Improvisasi ini bisa dilakukan dengan: teknik tunggal, teknik
adegan, dan teknik berkelompok.
) Teknik tunggal
Teknik tunggal yaitu memainkan improvisasi sendirian dan
hanya melakukan improvisasi gerak atau memainkan tubuh.
Improvisasi ini disusun dan dilakukan sendiri oleh pelaku
improvisasi. Misalnya seseorang tergesa-gesa pergi ke sekolah
untuk mengikuti ujian akhir sebab terlambat. Sampai di halte, ia
semakin gelisah sebab mobil yang sudah lama ditunggu tidak
juga datang. Akhirnya, dengan rasa kecewa, rasa khawatir
bercampur keluh kesah dan putus asa ia putuskan untuk tidak
masuk sekolah. Adegan tadi dilakukan hanya dengan
memakai bahasa tubuh, atau gerak dan ekspresi saja.
) Teknik adegan
Teknik adegan yaitu teknik improvisasi yang dilakukan
dengan bahasa tubuh dalam memainkan sebuah adegan.
Proses memainkan adegan ini, pemeran tidak memakai
bahasa isyarat, namun lebih memakai bahasa tubuh dan
ekspresi. Fungsi teknik ini yaitu calon pemeran bisa
mengoptimalkan ekspresi dan bahasa tubuh. Hal ini penting,
sebab ekspresi dan bahasa tubuh bisa dipakai untuk
memperkuat bahasa verbal yang diucapkan oleh pemeran.
) Teknik berkelompok
Teknik berkelompok yaitu teknik improvisasi berbasis
tubuh yang dilakukan secara berkelompok. Dalam teknik ini
memain improvisasinya, dilakukan dengan gerak atau bahasa
tubuh. Setiap orang menciptakan gerak sendiri dan berdialog
dengan gerak tubuh. Bentuk improvisasi lebih pada gerak
ekspresi pemeran.
Teknik ini sesungguhnya tak jauh beda dengan metode
improvisasi berbasis kata-kata. Prinsipnya yaitu bentuk latihan
yang telah direncanakan, dan ada bentuk yang tidak
direncanakan sebelumnya di antara pemain dalam sebuah
kelompok sebelum memasuki panggung. Perbedaannya pada
fokus media yang dipakai . Pada bentuk improvisasi berbasis
tubuh, calon pemain harus melakukan dan memainkan semua
dengan bahasa tubuh.
--
. Latihan Improvisasi
Latihan improvisasi yaitu melaksanakan improvisasi
pengetahuan improvisasi yang telah dibahas. Pelaksanaannya dengan
melakukan improvisasi tunggal, improvisasi dengan benda, improvisasi
dengan suasana, improvisasi dengan bunyi, improvisasi dengan cerita,
improvisasi berpasangan dan improvisasi berkelompok. Teknik yang
dipakai dengan teknik kata-kata maupun teknik tubuh atau gerak.
a. Improvisasi tunggal
Improvisasi tunggal yaitu improvisasi yang dilakukan
sendirian, tanpa peralatan, dan tanpa naskah lakon. Improvisasi
bisa memakai kata-kata, gerak, atau keduanya. Latihan
improvisasi tunggal dilakukan dengan :
) Improvisasi sendiri dengan imajinasi sendiri
Improvisasi ini dilakukan sendirian dalam suasana dan situasi
yang dirancang sendiri tanpa bantuan siapapun. sesudah
melakukan improvisasi, baru dijelaskan pada pembimbing.
) Improvisasi sendiri dengan rangsang instruksi sederhana
Improvisasi ini dilakukan sendirian dan dilakukan dengan
bantuan rangsang dari pembimbing. Rangsang improvisasinya
sangat sederhana, misalnya suasana dan tempat yang dihadapi
oleh calon pemeran. Suasana dan tempat yang dihadapi tidak
diberikan secara detail.
) Improvisasi sendiri dengan rangsang instruksi lebih detail
Improvisasi ini dilakukan sendirian dan dilakukan dengan
bantuan rangsang dari pembimbing. Rangsang improvisasi
yang diberikan sudah lebih detail, misalnya suasana sedang
hujan lebat, angin ribut di lereng gunung dan dalam keadaan
lapar.
b. Improvisasi dengan benda
Improvisasi dengan benda yaitu improvisasi yang
dilakukan dengan rangsangan benda atau perabot yang ada
disekitar tempat latihan. Improvisasi dilakukan dengan bantuan
pembimbing atau teman latihan improvisasi. Fungsi dari bantuan
pembimbing atau teman latihan yaitu untuk menunjukan benda
apa yang dipakai untuk bahan improvisasi dan calon pemeran
menanggapi benda yang ditunjukkan. Misalnya benda itu yaitu
kursi.
) Lakukan improvisasi dengan kursi dihadapan anda.
--
) Lakukan improvisasi dengan kursi dihadapan anda dan kursi itu
yaitu kursi kesayangan dan orang lain tidak boleh menyentuh.
) Lakukan improvisasi dengan kursi dihadapan anda dan kursi itu
yaitu kursi terdakwa dalam ruang pengadilan dan siapa saja
yang menduduki kursi ini , maka hukuman mati harus
diterima.
c. Improvisasi dengan suasana
Improvisasi dengan suasana yaitu improvisasi yang dilakukan
dangan suasana yang diberikan oleh pembimbing sebagai sumber
rangsangan. Latihan yang dilakukan yaitu :
) Lakukan improvisasi dalam suasana pesta ulang tahun teman,
namun anda tidak diundang.
) Lakukan improvisasi dalam suasana pemakaman dan yang
dimakamkan yaitu sahabat karib.
) Lakukan improvisasi dalam suasana anda sedang mengalami
kecelakaan sehingga membuat teman anda luka parah.
d. Improvisasi dengan bunyi
Improvisasi dengan bunyi yaitu bentuk improvisasi yang
memakai bunyi sebagai sumber rangsang. Latihan yang
dilakukan yaitu dengan cara merespon bunyi ini :
) Dengarkan bunyi musik dangdut dan responlah bunyi ini .
) Dengarkan bunyi musik mars, respon dan tanggapi musik
ini .
) Dengarkan bunyi keributan yang dihasilkan oleh alat listrik
pertukangan.
e. Improvisasi dengan cerita
Improvisasi dengan cerita yaitu improvisasi yang pelaksanaannya
memakai rancangan cerita (hanya kerangka cerita sebagai
bahan rangsang improvisasi). Latihan dengan memakai cerita
rancangan sendiri, cerita dari rancangan orang lain, dan cerita
rancangan bersama.
) Rancanglah sebuah cerita sederhana yang terdiri dari
pemaparan, konflik dan penyelesaian. Cerita ini dengan
peran tunggal. Mainkan rancangan ini .
) Rancanglah sebuah cerita sederhana yang terdiri dari
pemaparan, konflik dan penyelesaian. Cerita ini dengan
dua peran. Mainkan rancangan ini dengan teman anda.
) Rancanglah sebuah cerita sederhana yang terdiri dari
pemaparan, konflik dan penyelesaian. Cerita ini dengan
--
peran tidak lebih dari empat peran. Mainkan rancangan
ini .
) Mainkan rancangan cerita yang dibuat teman anda, terlebih
dahulu analisis rancangan cerita untuk mengetahui alur cerita
dan peran yang ada dalam cerita ini .
) Rancanglah sebuah cerita bersama dengan teman anda, cerita
ini terdiri dari pemaparan, konflik dan penyelesaian.
Mainkan rancangan cerita ini .
f. Improvisasi berpasangan
Improvisasi berpasangan yaitu improvisasi yang dilakukan oleh
dua orang. Latihan dilakukan dengan cara:
) Lakukan improvisasi dengan teman anda, namun memainkan
rancangan sendiri-sendiri, anda dengan rancangan sendiri dan
teman anda dengan rancangan sendiri.
) Lakukan improvisasi berdua dengan teman anda, namun teman
anda hanya masuk pada akhir improvisasi anda.
) Lakukan improvisasi dengan teman anda dengan memainkan
cerita sederhana.
g. Improvisasi berkelompok
Improvisasi kelompok yaitu improvisasi yang dilakukan oleh
beberapa orang dengan memainkan hasil karangan sendiri-sendiri
dan disatukan dalam improvisasi. Latihan dilakukan dengan cara:
) Lakukan improvisasi dengan beberapa teman anda, dan tempat
peristiwa berada di taman kota.
) Lakukan improvisasi dengan beberapa teman anda, dan
masing-masing memainkan peran tertentu yang sejenis
) Lakukan improvisasi dengan beberapa teman anda dan
memainkan peran sendiri sampai menjadi satu cerita yang utuh.
. Roleplay Improvisasi
Roleplay improvisasi yaitu roleplay dengan cara improvisasi
yang dilakukan secara spontan dan tidak terencana. Roleplay
improvisasi memakai cerita sebagai bahan roleplay, maka cerita
ini yaitu cerita yang disusun berdasarkan improvisasi dan
hanya berupa kerangka cerita. Pada bagian akhir dari sesi ini,
praktikkan roleplay berdasarkan improvisasi, Roleplay ini berbeda
dengan roleplay berbasis teks.
--
a. Praktik roleplay improvisasi tunggal
) Roleplay improvisasi perkenalan
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi,
rileks, dan kuasai pernafasan.
b) Bayangkan anda didepan kelas, perkenalkan diri dan
pikiran anda, misalnya mulai dari nama, alamat, tinggal
dengan siapa, kenapa harus sekolah di jurusan teater dan
apa keinginan anda dalam hidup. Semua ceritakan dengan
santai dan tidak terburu-buru.
c) Lakukan perkenalan dengan teman terdekat anda dan
lakukan wawancara dengan materi perkenalan, mulai dari
nama, alamat, apa keinginan dan motivasi sekolah di
jurusan teater.
) Roleplay improvisasi cerita
a) Siapkan diri dan kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi,
rileks dan kuasai pernafasan.
b) Ceritakan sebuah dongeng atau cerita yang anda ketahui.
Bayangkan bahwa anda sedang mendongeng untuk anak
sekolah dasar.
c) Mendongenglah dengan mengoptimalkan bahasa verbal
dan bahasa tubuh (ekspresi), upayakan bahwa dongeng
ini yaitu nyata.
d) Lakukan evaluasi pada penampilan anda dengan meminta
masukan dan tanggapan penonton atau pengamat anda.
b. Praktik roleplay improvisasi dengan benda
) Roleplay dengan satu benda
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks
dan kuasai pernafasan.
b) Pergunakan satu benda yang ada di dekat anda sebagai
bahan roleplay improvisasi.
c) Perlakukan benda ini sebagai benda apa adanya,
mainkan benda dan fungsikan benda ini .
d) Roleplay improvisasi bisa memakai media kata-kata,
bahasa tubuh, dan ekspresi atau kombinasi keduanya.
) Roleplay dengan dua benda
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks
dan kuasai pernafasan.
b) Siapkan dua benda yang ada di dekat anda dan gunakan
benda ini sebagai bahan roleplay improvisasi.
--
c) Mainkan benda, yang satu sesuai fungsi sedang yang lain
sebagai properti main.
d) Roleplay improvisasi bisa memakai media kata-kata,
bahasa tubuh, dan ekspresi atau kombinasi keduanya
) Roleplay dengan tiga benda
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks,
dan kuasai pernafasan.
b) Siapkan tiga benda yang ada di dekat anda dan gunakan
benda ini sebagai bahan roleplay improvisasi.
c) Mainkan benda, yang satu sesuai fungsi, yang satunya lagi
sesuai simbol benda (misalnya, kursi simbol dari kekuasaan,
jabatan), dan yang satunya lagi sebagai properti main.
d) Roleplay improvisasi bisa memakai media kata-kata,
bahasa tubuh, dan ekspresi atau kombinasi keduanya
c. Praktik roleplay improvisasi dengan bunyi
) Bunyi musik
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks,
dan kuasai pernafasan.
b) Minta bantuan teman atau pembimbing untuk menentukan
musik yang dipergunakan sebagai bahan roleplay
improvisasi. Musik bahan roleplay improvisasi yaitu musik
yang tidak bersyair, atau musik instrumentalia.
c) Respon musik ini dengan roleplay improvisasi.
d) Roleplay improvisasi bisa memakai media kata-kata,
bahasa tubuh, dan ekspresi atau kombinasi keduanya.
) Bunyi benda
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks,
dan kuasai pernafasan.
b) Minta bantuan teman atau pembimbing untuk membunyikan
benda (benda elektrik maupun benda manual, bunyi ritmis
maupun bunyi dinamis) sebagai bahan roleplay improvisasi.
c) Respon bunyi benda ini dengan roleplay improvisasi.
d) Roleplay improvisasi bisa memakai media kata-kata,
bahasa tubuh, dan ekspresi atau kombinasi keduanya.
d. Praktik roleplay improvisasi dengan suasana
) Suasana sedih
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks,
dan kuasai pernafasan.
--
b) Mainkan satu cerita dalam suasana sedih, dan cerita yang
dimainkan yaitu kerangka cerita yang dibuat secara
improvisasi.
c) Mainkan sendiri cerita ini , baik dengan kata-kata,
gerak tubuh atau kombinasi keduanya. Improvisasi ini bisa
dilakukan dengan cara monolog.
) Suasana gembira
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks,
dan kuasai pernafasan.
b) Mainkan satu cerita dalam suasana gembira, dan cerita
yang dimainkan yaitu kerangka cerita yang dibuat secara
improvisasi.
c) Mainkan sendiri cerita ini , baik dengan kata-kata,
gerak tubuh, atau kombinasi keduanya. Improvisasi ini bisa
dilakukan dengan cara monolog.
) Suasana menakutkan
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks,
dan kuasai pernafasan.
b) Mainkan satu cerita dalam suasana menakutkan, dan cerita
yang dimainkan yaitu kerangka cerita yang dibuat secara
improvisasi.
c) Mainkan sendiri cerita ini , baik dengan kata-kata,
gerak tubuh atau kombinasi keduanya. Improvisasi ini bisa
dilakukan dengan cara monolog.
e. Praktik roleplay improvisasi dengan cerita
) Cerita peran manusia
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks,
dan kuasai pernafasan.
b) Susun sebuah kerangka cerita dengan pemeran manusia
dan permasalah kehidupan sehari-hari, terdiri dari bagian
awal, bagian tengah dan bagian akhir atau pemaparan,
konflik dan penyelesaian.
c) Mainkan kerangka cerita dengan kata-kata, gerak tubuh
atau kombinasi keduanya. Improvisasi ini bisa dilakukan
dengan cara monolog.
) Fable
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks
dan kuasai pernafasan.
--
b) Susun sebuah kerangka cerita dengan pemeran binatang,
terdiri dari bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir atau
pemaparan, konflik, dan penyelesaian.
c) Mainkan kerangka cerita ini baik dengan kata-kata,
gerak tubuh atau kombinasi keduanya. Improvisasi ini bisa
dilakukan dengan cara monolog.
f. Praktik roleplay improvisasi berpasangan
) Cerita sendiri
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks,
dan kuasai pernafasan.
b) Susunlah kerangka cerita terdiri dari bagian awal, bagian
tengah, dan bagian akhir atau pemaparan, konflik dan
penyelesaian, dan ajak teman anda menyusun kerangka
cerita sendiri.
c) Mainkan susunan kerangka cerita bersama dengan cerita
yang disusun oleh teman anda. Dalam roleplay bisa saja
cerita tidak berkaitan, namun tetap dimainkan bersama dan
dilakukan seperti dialog.
d) Mainkan roleplay improvisasi dengan memakai media
kata-kata atau media gerak.
e) Lakukan evaluasi terhadap permainan roleplay improvisasi.
) Cerita gabungan
a) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks,
dan kuasai pernafasan.
b) Susunlah kerangka cerita terdiri dari bagian awal, bagian
tengah, dan bagian akhir atau pemaparan, konflik, dan
penyelesaian, ajak teman anda menyusun kerangka cerita
ini .
c) Mainkan susunan kerangka cerita ini bersama
dengan teman anda.
d) Mainkan roleplay improvisasi dengan memakai media
kata-kata media gerak.
e) Lakukan evaluasi terhadap permainan roleplay improvisasi.
g. Praktik roleplay improvisasi berkelompok
) Siapkan diri, kosongkan pikiran, keadaan konsentrasi, rileks,
dan kuasai pernafasan.
) Susunlah kerangka cerita terdiri dari bagian awal, bagian
tengah, dan bagian akhir atau pemaparan, konflik, dan
--
penyelesaian, ajak kelompok teman anda untuk menyusun
cerita.
) Mainkan susunan kerangka cerita bersama dengan teman
anda.
) Mainkan roleplay improvisasi dengan memakai media
kata-kata atau media gerak.
) Lakukan evaluasi terhadap permainan roleplay improvisasi.
E. Rangkuman
Improvisasi diartikan sebagai permainan tanpa persiapan.
Improvisasi merupakan aktivitas berpura-pura yang dihasilkan secara
spontan dengan mendayagunakan daya imajinasi, kreativitas dan inovasi
seorang pemeran berdasarkan rangsangan yang diberikan. Improvisasi
yaitu aktifitas atau kegiatan latihan peran yang dihasilkan secara spontan
dengan mengutamakan daya imajinasi, kreativitas dan inovasi berdasarkan
rangsangan yang diberikan.
Improvisasi berfungsi menumbuhkan daya aktif, inisiatif, kreatif, dan
inovatif calon pemeran. Improvisasi sebagai media mengasah daya cipta,
daya khayal dan keterampilan memainkan peran secara wajar. Improvisasi
juga sebagai media latihan calon pemeran untuk menghilangkan hambatan
yang bisa merusak permainan di atas panggung. Bentuk-bentuk
Improvisasi dapat dikategorikan sesuai dengan target pencapaian atau
fokus latihan yang diinginkan. Improvisasi bisa dilakukan dengan dua cara,
yaitu: improvisasi dengan kata dan improvisasi dengan tubuh atau gerak.
Improvisasi kata-kata yaitu improvisasi yang dilakukan dan difokuskan
pada penyampaian kata-kata, baik berupa dialog maupun monolog.
Improvisasi berbasis tubuh yaitu improvisasi yang dilakukan dan
difokuskan pada keterampilan bergerak dan mendayagunakan tubuh, baik
sebagai bisnis akting maupun sebagai gesture atau bahasa tubuh.
Improvisasi tunggal yaitu improvisasi yang dilakukan sendirian
tanpa peralatan, dan tanpa naskah lakon. Cara yang dilakukan calon
pemeran yaitu mempersiapkan diri secara keseluruhan, baik mental
maupun pribadi. Dalam improvisasi ini, seorang calon pemeran
mengeksplor dan memaksimal daya imajinasi, baik melalui kata-kata
maupun melalui gerak. Improvisasi tunggal bisa dilakukan dengan kata-
kata, tubuh atau gerak, maupun keduanya.
Improvisasi dengan benda yaitu improvisasi yang dilakukan
dengan rangsangan benda atau perabot yang ada disekitar tempat latihan.
Benda atau perabot itu bisa apa saja, dan benda atau perabot itu bisa
menjadi apa saja. Dalam improvisasi tidak boleh membuat antisipasi dan
bisa dilakukan sendiri maupun berkelompok. Improvisasi dengan benda
--
bisa dibantu dengan instruksi sebagai rangsangan. Instruksi yang diberikan
tidak bersifat perintah, namun lebih sebagai petunjuk tentang benda atau
perabot yang dipakai sebagai bahan improvisasi. Improvisasi dengan
benda bisa dikembangkan dengan mengunakan foto atau gambar.
Improvisasi dengan suasana yaitu improvisasi yang dilakukan
sebagai sumber rangsangan dari suasana yang diberikan oleh
pembimbing. Tugas calon pemeran yaitu merespon apa yang menjadi
sumber rangsang improvisasi. Fungsi improvisasi yaitu melatih
kebiasaan calon pemeran agar bermain wajar dalam suasana apapun.
Improvisasi dengan bunyi yaitu bentuk improvisasi yang
memakai bunyi sebagai sumber rangsang. Bunyi yang dipakai
sebagai sumber rangsang yaitu bunyi musik, bunyi benda, bunyi yang
beraturan, atau bunyi yang tidak beraturan. Tujuan improvisasi dengan
bunyi yaitu melatih tanggapan calon pemeran terhadap sumber bunyi
dan merangsang timbulnya irama batin calon pemeran. Fungsi dari latihan
improvisasi dengan bunyi yaitu untuk mempersiapkan calon pemeran
agar akting yang dilakukan di atas panggung, tidak hanya jelas dan tepat,
namun mengandung daya imajinasi yang mampu membuat penonton
terpesona.
Improvisasi dengan cerita yaitu improvisasi yang pelaksanaannya
memakai cerita sebagai bahan rangsang improvisasi. Cerita yang
dipakai dalam improvisasi ini bukan cerita yang utuh dan detail, namun
lebih berupa kerangka cerita atau biasa disebut plot. Improvisasi dengan
cerita dilakukan dengan tahapan: menentukan kelompok, menentukan
cerita, menentukan peran dan pemeran, dan melakukan kerjasama dalam
improvisasi.
Improvisasi berpasangan yaitu improvisasi yang dilakukan oleh
dua orang. Improvisasi ini lakukan dengan cara setiap orang melakukan
improvisasi sesuai dengan apa yang dipikirkan dan dibayangkan,
kemudian disatukan dalam satu kegiatan improvisasi. Jadi yang sangat
dibutuhkan dalam improvisasi yaitu kerjasama dan saling mendukung
antar pemeran dan karangannya agar menjadi satu kesatuan cerita yang
utuh.
Improvisasi kelompok yaitu improvisasi yang dilakukan oleh
beberapa orang dengan memainkan hasil karangan sendiri-sendiri dan
disatukan dalam improvisasi. Improvisasi dilakukan dengan dua cara; yaitu
dengan membuat cerita sendiri dan memainkan cerita itu sendiri-sendiri
atau membuat cerita bersama dan memainkannya secara bersama.
Improvisasi berkelompok bisa dilakukan dengan improvisasi kata-kata,
tubuh atau gerak, atau gabungan keduanya.
--
Improvisasi yaitu permainan peran yang dilakuan secara spontan
dan tidak direncanakan. Roleplay improvisatoris memiliki fungsi sebagai
berikut:
. Pola akan meningkatkan daya imajinasi calon pemeran, sebab dalam
melakukan improvisasi dituntut untuk membayangkan dalam suasana
seperti apa, berperan sebagai apa dan bagaimana cara melakukan.
. Improvisasi dipakai sebagai sarana untuk melatih penguasaan
bahasa dan keterampilan berdialog secara wajar. Keterampilan
berdialog didapat dari kebiasaan berbicara dengan sesama anggota
dalam improvisasi.
. Improvisasi dipakai sebagai media pelatihan yang menyenangkan,
sebab proses yang dilakukan lebih mengutamakan kebebasan dan
spontanitas. Improvisasi tidak harus memainkan peran atau karakter
lain, namun bisa memainkan karakter diri sendiri, hal inilah yang bisa
mewujudkan suasana menyenangkan.
. Improvisasi dilakukan terbuka dan dihadapan peserta lain atau
penonton. Hal ini melatih peserta lebih percaya diri dan secara tidak
langsung membiasakan peserta dalam suasana untuk ditonton.
Pelaksanaan latihan improvisasi dilaksanakan dengan improvisasi
tunggal, improvisasi dengan benda, improvisasi dengan suasana,
improvisasi dengan bunyi, improvisasi dengan cerita, improvisasi
berpasangan, dan improvisasi berkelompok. Roleplay improvisasi yaitu
roleplay yang dilakukan dengan cara improvisasi dalam artian dilakuan
spontan dan tidak terencana.