Tampilkan postingan dengan label psikologi olahraga 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label psikologi olahraga 2. Tampilkan semua postingan

psikologi olahraga 2



 faktor -faktor interpersonal.  Istilah situasi 

kompetitif subyektif yang dipakai  dalam proses 

kompetitif mengarah pada suatu penilaian kognisi 

seseorang terhadap situasi-situasi kompetitif, yang 

yaitu suatu proses yang menentukan apakah respon 

kecemasan sebelum kompetisi akan terjadi atau tidak. 

jika  situasi kompetisi menghasilkan kekhawatiran, 

perasaan gelisah dan meningkatnya aktivitas fisiologis, 

maka akan diikuti dengan respon kecemasan. Berikut tiga 

tipe hasil subyektif yang berbeda dari situasi bersaing 

yaitu: 

a. Kompetitif.  Kompetitif yaitu  kenikmatan bertanding 

dan hasrat ingin berjuang dalam meraih keberhasilan 

dalam olahraga yang ditandingkan. Orang yang 

bertanding senang bersaing dan secara aktif mencari 

situasi kompetitif.  

b. Orientasi pada kemenangan. Orientasi pada 

kemenangan fokus pada perbandingan interpersonal 

dan memenangkan pertandingan, terutama 

4. Rangkuti (2007: 43) kerjasama yaitu  mau menerima 

saran, dan gagasan orang lain, bekerjasama secara 

harmonis dengan orang lain untuk mencapai tujuan. 

5. M. Yunus S.B. (2014: 153) kerja sama tim yaitu  usaha 

kooperatif oleh semua anggota organisasi untuk meraih 

tujuan bersama. Para atlet dalam cabang olahraga 

beregu harus menyadari bahwa tidak ada anggota tim 

yang selalu bisa menjadi bintang pada setiap 

permainan. 

6. Hann (2017: 77) Teamwork is essentially making the 

most of the team’s common purpose (core task) or in 

other words, to get as close to the core objectives as 

we can. 

7. Le May (2017: 25) Kerja tim bisa didefinisikan sebagai 

bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan 

bersama. 

berdasar pendapat di atas, dapat disimpulkan 

bahwa kerjasama yaitu suatu tindakan yang 

dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan 

tertentu. 

 

D. EF EK DARI KOMPETISI DAN KERJASAMA DALAM 

PENAMPILAN 

Efek negative bisa dilihat dari sebuah kompetisi ketika 

memandang hubungan antara pertandingan dan 

pertunjukan. Ketika seseorang menang, maka yang lain 

berarti kalah. Dalam situasi belajar, siswa akan mandiri 

 

 

C . DEF INISI KERJASAMA TIM (TEAM WORK) 

Proses lain keberhasilan kinerja dapat diukur dan dihargai 

yaitu  kerja sama. Kerjasama yaitu  sebuah kata yang 

sangat sering didengar dan sangat akrab di telinga. Kata 

kerjasama yaitu  gabungan dari kata kerja dan sama, 

yang berarti bekerja secara bersama-sama dalam 

mengerjakan sesuatu dan mencapai suatu tujuan. 

Kerjasama dibentuk sebab  adanya dua orang atau lebih 

yang bekerja sama untuk mencapai suatu keinginan atau 

tujuan yang ingin capai. Berikut ini beberapa definisi 

tentang kompetisi. 

1. Coakley  (1994: 79)  Kerjasama didefinisikan sebagai 

proses sosial melalui performa yang dinilai dan dihargai 

dengan istilah sekumpulan prestasi dari sekelompok 

orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan 

tertentu. 

2. Hall (2005: 40) teamwork as the work which is done 

by a group of people who posses individual expertise, 

who are responsible for  making individual decisions, 

who hold a common purpose and who meet together 

to communicate, share and consolidate knowledge 

from which plans are made, future decisions are 

influenced, and actions determined . 

3. Boller (2005:11) kerja tim yaitu  sebuah tindakan. 

Tindakan yaitu  sesuatu yang orang lakukan. Hal 

ini  dapat ditunjukkan baik dalam kelompok atau 

dalam tim. 

3. memakai akal. Penampilan maksimal fokus pada 

kesehatannya, perkembangannya, dan menemukan 

kembali dirinya sebab keseimbangan diperlukan untuk 

mengoptimalkan kemampuannya. 

4. Etika persiapan yang kuat. Persiapan yang baik akan 

memperoleh hasil yang baik pula. 

5. Suka tantangan dan perubahan. Seseorang yang 

menyukai tantangan sehingga bisa menilai 

kemampuannya. 

6. Kemampuan bekerjasama dengan tim. Individu yang 

hebat menghargai pentingnya berhubungan baik dan 

kerjasama dengan yang lain. 

 

F . MANF AAT KOMPETISI DAN KERJASAMA DALAM 

OLAHRAGA PERMAINAN 

Berikut ini beberapa manfaat kompetisi dan kerjasama 

dalam olahraga permainan antara lain: 

1. Sebagai pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan 

setiap orang. 

2. Struktur permainan untuk anak-anak mencakup unsur 

kompetitif dan kooperatif  

3. Ketika kompetisi menyebabkan persaingan sengit, 

kerjasama dapat dipergunakan untuk menyatukan 

kelompok bersama sama  

4. Memberikan umpan balik positif dan d orongan untuk 

siswa dan atlet terlepas dari hasil kompetisi  

 

 

dan bekerja sendiri dalam mencapai kesuksesan, sehingga 

kesuksesan dan kegagalan seseorang tidak akan 

berpengaruh terhadap kelompoknya. Sebaliknya dalam 

situasi yang kooperatif, interaksi dicirikan dengan adanya 

saling ketergantungan antar individu. Dalam situasi belajar 

di kelas, skor yang diperoleh seorang individu akan 

mempengaruhi skor terhadap kelompoknya, sehingga 

seorang individu akan bertanggung jawab terhadap 

keberhasilan dan kegagalan kelompok, atau untuk dapat 

menjadi juara harus bekerja sama untuk menjalankan pola 

permainan ayng telah diberikan oleh pelatih, sebab  

jika  ada satu anggota tim yang tidak menjalankan pola 

permainan maka pola ini  tidak akan berjalan dengan 

lancar. 

 

E. KOMPETISI DAN KERJASAMA DALAM MENC APAI 

PRESTASI 

Charles Garfield (1986) me ngidentifikasi 6 sifat yang 

berhubungan dengan kompetisi dan kerjasama seseorang 

dalam mencapai prestasi: 

1. Misi. Motivasi orang-orang yang punya misi yang 

sangat alami  sebab  pentingnya terikat pada sesuatu 

yang dinikmati dan percayai. 

2. Etika kerja keras. Penampilan yang dilakukan dan 

ditampilkan dengan tingkat usaha yang keras dalam 

mencapai tujuannya. 


A. DEF INISI IMAGERY 

Imagery sering disebut dengan guided imagery, 

visualization, latihan mental, atau self hypnosis . Imagery 

yaitu  teknik yang biasa dipakai  oleh psikolog 

olahraga untuk membantu seseorang memvisualisasikan 

atau melatih mental berkaitan dengan kegiatan yang akan 

dilakukan. Imagery dapat dalam kehidupan nyata dapat 

memancing reaksi emosional dan fisiologis (Morris, Spittle, 

& Watt, 2005: 4). Dalam konteks olahraga, imagery 

dipakai  untuk membantu atlet membuat 

visualisasi yang lebih nyata berkaitan dengan pertandingan 

atau kompetisi yang akan dijalaninya.  

1. Menurut Singgih D. Gunarsa, dkk (1996: 59) 

visualisasi/ imagery yaitu  daya pikir untuk 

membayangkan, mengkhayalkan, atau menciptakan 

gambaran atau kejadian dalam pikiran.  

2. Richardson (1999: 35) “….imagery is able to make a 

distinctive contribution to performance in objectively 

scorable tasks, and these are normally characterised as 

test of spatial ability”.  Artinya, imagery mampu 

memberikan kontribusi tersendiri terhadap kinerja 

dalam tugas yang implisit secara obyektif, dan ini 

biasanya ditandai sebagai tes kemampuan spasial. 

 

 

106 

 

5. Penekanan kerjasama dapat menghasilkan kepercayaan 

dan komunikasi terbuka. 

6. Memberikan kesempatan baik bagi belajar 

keterampilan olahraga dan praktek keterampilan ini 

dalam kompetisi. 

  

7. Menurut Dedy Dahlan (2009: 44) imagery/visualisasi 

yaitu  proses membuat gambaran dan situasi mental di 

dalam pikiran mengenai sesuatu hal. 

8. M. Yunus. S.B. (2014: 231) i magery/visualisasi yaitu  

membayangkan dengan sungguh-sungguh seperti 

kejadian yang sebenarnya, serta dapat memberi efek 

fisiologis dan psikologis yang nyata.  

berdasar pengertian di atas, imagery  dalam 

olahraga yaitu  membayangkan/menggambarkan/ 

mengingat/memunculkan kembali obyek dan peristiwa/ 

pengalaman keterampilan gerak yang benar di dalam 

pikiran. Imagery yaitu  teknik yang dapat dipakai  

untuk mengkonstruksikan penampilan sebagaimana yang 

diinginkan atau diharapkan, baik dalam latihan maupun 

dalam pertandingan. Teknik latihan mental ini  

melibatkan pemakaian  semua penginderaan, meliputi 

pikiran, perasaan, emosi dan penginderaan, seperti 

penglihatan, pendengaran, perasaan, maupun hormon 

adrenalin yang menciptakan pengalaman dalam pikiran. 

Imagery dapat meningkatkan kemampuan individu dalam 

menghadapi berbagai permasalahan. jika  atlet 

melakukan imagery, secara otomatis dapat melihat diri 

sendiri melakukan sesuatu seperti melihat diri sendiri 

dalam film di bioskop 

Imagery dalam belajar gerak dan penampilan gerak 

dalam olahraga menjadi sesuatu yang sangat penting 

  

 

3. Morris, Spittle, & Watt (2005: 213) “…..  imagery is that 

it is an extremely versatile technique that can be 

applied to a wide range of situations in sport and 

exercise”. Artinya, yaitu  teknik yang sangat serbaguna 

yang bisa diterapkan pada berbagai situasi dalam olah 

raga dan olah raga. 

4. Barker, et al. (2007: 356) imagery is a polysensorial 

and emotional creation or recreation of an exper ience 

that takes place in the mind. Artinya, imagery yaitu  

penciptaan polysensorial dan emosional atau rekreasi 

dari pengalaman yang terjadi dalam pikiran. 

5. Yusup Hidayat (2008: 207) menyatakan imagery 

yaitu bayangan dalam pikiran individu yang 

dapat mencakup apa saja yang dapat dilihat, didengar, 

diraba, dibaui, dan dicitarasakan. Imagery dilakukan 

dengan membentuk suatu khayalan/gambaran mental 

di dalam pikiran tentang suatu gerak motorik atau 

penampilan yang ingin dilakukan, atau prestasi yang 

ingin dicapai dalam pertandingan. 

6. Biasworo Adisuyanto (2009: 23-24) menyatakan 

imagery  yaitu teknik membayangkan sesuatu 

dalam pikiran yang dilakukan secara sadar dengan 

tujuan untuk mencapai target, mengatasi masalah, 

meningkatkan kewaspadaan diri, mengembangkan 

kreativitas, dan sebagai simulasi gerakan/kejadian 

dalam olahraga. 


Waktu melakukan imagery bagi atlet 

yaitu  pada saat sebelum, selama latihan dan sesudah 

latihan. Imagery membantu atlet untuk 

menciptakan gambaran yang nyata berkaitan dengan 

kesulitan dan masalah-masalah yang mungkin akan 

dihadapi oleh para atlet selama pertandingan. 

Seperti diketahui, atlet seringkali membuat 

gambaran yang tidak nyata baik tentang dirinya maupun 

tentang lawan yang akan dihadapi. Menganggap lawan 

lebih superior, kemampuan teknisnya masih rendah, atau 

lingkungan pertandingan yang menekan seringkali muncul 

di benak para atlet ketika menyiapkan diri untuk 

sebuah pertandingan. Efeknya, seringkali atlet 

merasa rendah diri dan akhirnya merasa cemas yang 

berlebihan. Jika berlanjut terus menerus, maka kecemasan 

ini  akan mengganggu performa atlet 

ini . Kecemasan yang muncul sebelum bertanding 

akan mengurangi konsentrasi dan membuat 

penampilannya menurun. 

Manfaat imagery antara lain yaitu  sebagai 

berikut: (1) meningkatkan konsentrasi, (2) meningkatkan 

rasa percaya diri, (3) mengendalikan responemosional, (4) 

memperbaiki latihan keterampilan, (5) mengembangkan 

strategi, dan (6) mengatasi rasa sakit. 


sebab  imagery dapat dipakai  sebagai latihan suplemen 

disela-sela waktu menunggu giliran latihan terutama jika 

atlet terlalu banyak namun  fasilitasnya sedikit.  

Dengan kata lain, bagian yang paling penting dari 

latihan imagery yaitu  perasaan subjektif/personal pada 

diri sendiri untuk menampilkan apa yang akan dilakukan. 

Oleh sebab itu, latihan imagery berkaitan dengan 

kepercayaan diri, pemusatan perhatian, serta kondisi 

waspada dan terkendali. Sehingga tidak heran jika  

banyak atlet yang memakai  latihan imagery 

untuk menciptakan  kepercayaan diri serta menimbulkan 

perasaan siap dalam menghadapi pertandingan penting. 

 

B. IMAGERY  DALAM  OLAHRAGA (WHERE, WHAT, 

WHEN, DAN WHY) 

Imagery dalam olahraga ditentukan oleh: (1) where 

(dimana imagery bisa dilakukan?), artinya imagery 

dilakukan pada saat latihan, pertandingan, off training, 

atau sesudah  latihan, (2) what (apa yang di-imagery-kan?), 

artinya imagery yang dilakukan yaitu  membayangkan 

keterampilan gerak cabang olahraga yang digeluti, (3) 

when (kapan imagery dilakukan?), artinya imagery 

dilakukan sebelum, selama, dan sesudah berlatih atau 

bertanding, dan (4) why (mengapa imagery dilakukan?), 

artinya imagery dilakukan untuk mengingat kembali 

keterampilan gerak yang telah dipelajari. 


8. Waktu imagery dilakukan sesuai dengan keadaan yang 

sebenarnya sebagain sarana untuk memindahkan 

kondisi imajiner ke kondisi realita. 

 

D. MANF AAT LATIHAN IMAGERY 

Adapun manfaat latihan imagery antara lain: 

1. Untuk mengembangkan kepercayaan diri atlet. 

Kepercayaan diri yaitu keyakinan akan 

kemampuan atlet untuk dapat sukses dalam 

mencapai tujuannya. Dengan latihan imagery, 

atlet akan mampu meningkatkan dan 

mengantisipasi apa yang akan terjadi. Jika sukses dalam 

latihan mental imagerymaka akan semakin yakin pada 

kemampuannya, dan peningkatan ini dapat 

meningkatkan kepercayaan dirinya. 

2. Untuk mengembangkan strategi pre-kompetisi dan 

kompetisi. atlet diajari  untuk memahami 

situasi baru sebelum turun di gelanggang yang 

sebenarnya, sehingga apa yang akan terjadi dapat 

diantisipasi oleh atlet, dan dengan antisipasi 

ini, mudah melakukan adaptasi terhadap berbagai 

kemungkinan hal yang terjadi, belajar untuk 

mempertahankan perasaan tenang di bawah tekanan 

sehingga emosi dapat dikendalikan secara konstruktif.  

3. Membantu atlet memfokuskan perhatian atau 

konsentrasinya pada suatu bentuk keterampilan 

 

 

112 

 

C . DASAR-DASAR LATIHAN IMAGERY  

Sebelum membahas dasar-dasar latihan imagery, ada salah 

satu teori yang mendasari mekanisme latihan imagery 

mental yaitu  “Ahseri’s Triple Code Model” yang 

mengemukakan tiga kondisi fundamental sebagai syarat 

terjadinya imagery antara lain sebagai berikut: (1) imagery 

harus terpusat pada munculnya sensasi dalam arti yang 

sesungguhnya seperti yang biasa dialami dalam kenyataan, 

(2) muncul pola respon somatik akibat dari kegiatan 

imagery, artinya terjadi perubahan psikofisiologis dalam 

badan saat sedang atau sesudah  melakukan imagery, dan 

(3) imagery yang dibentuk benar-benar bermakna artinya 

setiap imagery harus memiliki arti yang signifikan yang 

bersifat subjektif/dirasakan berbeda oleh setiap individu.  

Adapun dasar-dasar latihan imagery dalam 

olahraga yaitu  sebagai berikut: 

1. Ketajaman, dengan melakukan membayangkan hal-hal 

yang sudah sangat dikenal dan membayangkan suatu 

keterampilan khusus yang sudah dimiliki serta 

membayangkan keseluruhan panampilan secara baik.  

2. Keterkendalian, yaitu mengendalikan perilaku. 

3. Latihan imagery harus dilakukan setiap hari. 

4. Mengevaluasi keterampilan imagery. 

5. Kondisi rileks, yaitu prasyarat bagi bentuk-bentuk 

latihan imagery. 

6. Harapan yang realitis dan motivasi yang cukup. 

7. Bersikap positif . 


2. F aktor eksternal 

Faktor eksternal berupa kondisi/lingkungan di luar 

individu. Lamanya waktu latihan imagery tidak lebih dari 

20 menit, yakni masing-masing 10 menit sebelum latihan 

dan 10 menit sesudah  latihan teknik. Selain itu, 

keberhasilan latihan imagery juga mempengaruhi tugas-

tugas kognitif dan psikomotorik keterampilan gerak.  

 

F . PENGEMBANGAN PROGRAM LATIHAN IMAGERY 

Secara umum program latihan imagery dibangun oleh 4 

tahapan proses yakni tahap pemahaman, pengukuran, 

latihan imagery dasar, dan latihan imagery sebenarnya 

(Vealey & Walter, 1993; Yusuf Hidayat, 2008: 224).  

1. Tahap pemahaman. Tahap ini sangat penting sebab  

latihan imagery hanya akan berhasil jika  

meyakininya. Oleh sebab itu, perlu diberikan 

pemahaman tentang pentingnya latihan imagery dalam 

penguasaan keterampilan gerak teknik, pengembangan 

aspek psikologis, dan peningkatan prestasi.  

2. Tahap pengukuran. Tahap ini dimaksudkan untuk 

mengukur tingkat ketajaman/intentitas dan 

kemampuan atlet dalam mengendalikan 

gambaran yang sesuai. 

3. Tahap latihan imagery dasar. Tahap ini diberikan 

dengan tujuan untuk meningkatkan modalitas 

atlet yang diidentifikasi sebagai bagian penting 

tertentu yang sedang dilatihnya. ini  bisa dilakukan 

pada masa latihan (training session). 

4. Membantu atlet memfokuskan diri pada 

pertandingan. Bila ingin fokus pada pertandingan, 

mental imagery dapat dilakukan disaat dibutuhkan. 

Sewaktu-waktu bisa mengingat kembali atau 

membayangkan kembali keterampilan yang bisa 

dilakukan di saat mengalami kesulitan di lapangan.  

 

E. F AKTOR YANG MEMPENGARUHI EF EKTIV ITAS 

IMAGERY 

1. F aktor internal 

Faktor internal yaitu  faktor yang bersumber dari 

individu yang melakukan imagery. Kemampuan imagery 

yaitu  kemampuan untuk membayangkan performa 

gerak. Imagery akan lebih efektif jika individu memiliki 

kemampuan imagery yang lebih tinggi, artinya jika  

atlet dapat meningkatkan ketajaman dan 

kemampuan mengendalikan image-nya, maka 

performanya akan meningkat pula. namun , tingkat 

keterampilan atlet juga mempengaruhi 

keberhasilan imagery. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 

kemampuan imagery dan tingkat keterampilan 

atlet dapat mempengaruhi performanya.  

 

tentang keterbatasan fasilitas yang tersedia dan sering 

terjadinya over loading task. 

2. Pada dasarnya imagery yaitu proses penajaman 

kemampuan kognitif atau kemampuan atlet 

untuk berpikir, sebab ketika melakukan imagery maka 

saat itu pula terjadi proses pembentukan atau 

pengembangan mental blueprint (skema/progra m 

gerak) dalam sistem saraf pusat tentang keterampilan 

gerak yang akan dipelajari. 

3. Imagery sebagai aktivitas yang menyerupai pengalaman 

perseptual pada hakekatnya yaitu proses 

penguatan proposisi stimulus respon yang sangat 

bermanfaat dalam proses akse lerasi penguasaan 

keterampilan gerak dan pembentukan respon gerak 

yang lebih akurat. 

4. Dampak implikatif imagery dapat meningkatkan 

motivasi dan percaya diri, meminimalisir ketegangan 

dan kecemasan, memprogram tujuan, dan lain 

sebagainya. 


 

dalam penampilan olahraga dan meningkatkan 

kemampuan untuk mengendalikan image. 

4. Tahap latihan imagery sebenarnya. Untuk memperoleh 

hasil yang efektif, perlu diperhatikan hal -hal berikut ini: 

(a) rangkaian gerak/kejadian harus dibayangkan sejelas 

mungkin sehingga memperoleh gambaran yang jelas 

mengenai gerak/kejadian, (b) gerakan harus 

dibayangkan sepositif mungkin, (c) imagery harus 

dilakukan berulang-ulang, teratur, metodis, dan 

sistematis, (d) pola gerakan yang dibayangkan harus 

perlahan/slow motion, (e) dilakukan dalam kondisi 

rileks susaha  dapat berkonsentrasi penuh, (f) dilakukan 

di tempat/ruangan yang tenang,  (g) memakai 

multi modalitas sensori (visual, auditorial, kinestetik, 

penciuman, perabaan, pengecap), dan (h) sebaiknya 

dilakukan dengan mata tertutup sehingga dapat 

menghindari gangguan/hal yang dapat mengacaukan 

pikiran. 

 

G. APLIKASI IMAGERY 

Berikut ini beberapa aplikasi dari latihan imagery yang 

dapat dilakukan oleh atlet. 

1. Latihan imagery mental dapat dipakai  sebelum dan 

sesudah latihan atau sebagai latihan suplemen disela-

sela waktu menunggu giliran latihan sebenarnya. Hal 

ini didasari oleh adanya kecenderungan dan fakta 

internal, terutama kemampuan, untuk mencapai 

keberhasilan, maksudnya self confidence  berakar pada 

keyakinan dan harapan.  

5. Menurut Gunarsa (2008: 10) Self confidence 

yaitu aspek kepribadian yang mutlak yang harus 

dimiliki oleh seorang atlet bidang olahraga apa 

pun sebab  berkaitan dengan keyakinan “saya bisa”.  

6. Menurut Fodor (2009: 67) “self confidence is a key 

concept in today's success -driven society, which, for 

many people…” . Artinya, self confidence  yaitu  

konsep kunci dalam warga  yang berorientasi pada 

kesuksesan saat ini bagi banyak orang. 

7. Menurut Enung Fatimah (2010: 149) percaya diri 

yaitu  sikap positif seorang individu yang 

memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian 

positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap 

lingkungan/situasi yang dihadapinya.  

8. Menurut Tucker (2015: 18) self confidence is how you 

view your abilities and will vary from situation to 

situation. Artinya, Keyakinan diri yaitu  bagaimana 

Anda melihat kemampuan Anda dan akan bervariasi 

dari satu situasi ke situasi lainnya. 

berdasar pendapat di atas, dapat disimpulkan 

self confidence  yaitu  keyakinan pada diri sendiri untuk 

mencapai sesuatu/target yang telah ditentukan. Self 

confidence  yaitu  rasa percaya pada kemampuan sendiri 

bahwa mampu mencapai prestasi tertentu dan jika  

 

A. DEF INISI SELF  C ONF IDENC E (PERC AYA DIRI) 

Kepercayaan diri akan sangat membantu seseorang dalam 

melakukan pelbagai aktivitas. Sebagian besar pelatih atau 

atlet berpikir bahwa percaya diri berarti percaya 

timnya akan menang atau mengungguli lawannya. 

Kemenangan atau sukses dalam beberapa pertandingan 

dianggap sebagai satu-satunya cara nyata untuk meraih 

kepercayaan diri (Apta Mylsidayu, 2014: 103). Berikut ini 

definisi dari self confidence.  

1. Menurut Sudibyo Setyobroto (2002: 43) s elf 

confidence  yaitu modal utama seorang 

atlet untuk dapat maju sebab  pencapaian 

prestasi yang tinggi harus dimulai dengan percaya 

bahwa mampu dan sanggup melampaui prestasi yang 

pernah diraih  

2. Menurut Yusuf Al -Uqshari (2005: 14) self confidence  

yaitu  sebentuk keyakinan kuat pada jiwa, 

kesepahaman dengan jiwa, dan kemampuan menguasai 

jiwa.  

3. ) self confidence 

yaitu  keyakinan seseorang untuk dapat menaklukkan 

rasa takutnya mengadapi pelbagai situasi. 

4. ) mendefinisikan  self confidence  sebagai 

keyakinan bahwa seseorang memiliki sumber daya 

meningkatkan strategi permainan, menjaga momentum, 

dan mempengaruhi kinerja. Pada intinya, kepercayaan 

dapat mempengaruhi perilaku dan kognisi. Disini akan 

dibahas masing-masing manfaat dari percaya diri secara 

singkat. 

 

1. Membangkitkan emosi positif  

Ketika merasa yakin, seseorang mungkin bermain lebih 

tenang,dan santai (pikiran dan tubuh) untuk menjadi 

agresif dan tegas.Penelitian Jones (1995) telah 

mengungkapkan bahwa atlet dengan tingkat 

keyakinan yang tinggi akan dapat menafsirkan 

kecemasannya ke hal yang lebih positif daripada 

atlet yang kurang percaya.  

 

2. Memf asilitasi konsentrasi 

Ketika atlet merasa yakin, pikirannya bebas untuk 

fokus pada tugas dihadapannya. jika  kurang percaya 

diri maka cenderung khawatir tentang seberapa baik yang 

dilakukan atau seberapa baik orang lain berpikir yang 

dilakukan. 

 

3. Mencapai tujuan 

Orang percaya diri cenderung lebih mudah untuk 

mencapai apa yang diinginkan atau tujuan yang 

diinginkan. Self confidence memungkinkan untuk meraih 

  

 

prestasinya sudah tinggi makan individu ini  akan 

lebih percaya diri. Self confidence  akan menimbulkan rasa 

aman yang dapat dilihat dari sikap dan tingkah laku yang 

tampak tenang, tidak mudah ragu-ragu, tidak mudah 

gugup, dan tegas. atlet yang penuh percaya diri 

(full confidence)  biasanya menetapkan target sesuai 

dengan kemampuannya sehingga berusaha untuk 

mencapai target ini . jika  mengalami kegagalan, 

maka akan dihadapi dan diterima dengan lapang dada 

tanpa harus frustasi.  

Berikut aspek-aspek khusus tentang percaya diri 

dalam olahraga, antara lain: 

1. Keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk 

melaksanakan keterampilan fisik.  

2. Keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk 

memakai keterampilan psikologis. 

3. Kepercayaan untuk memakai keterampilan 

persepsi (pengambilan keputusan) 

4. Kebugaran fisik dan status pelatihan percaya diri dalam 

satu potensi belajar atau kemampuan untuk 

meningkatkan keterampilan seseorang. 

 

B. MANF AAT SELF  C ONF IDENC E 

Kepercayaan diri ditandai dengan harapan yang tinggi. 

Keberhasilan dapat membantu individu untuk 

membangkitkan emosi positif, memfasilitasi konsentrasi, 

mencapai tujuan, meningkatkan kepercayaan, usaha  


7 . Mempengaruhi kinerja 

Hubungan yang paling penting bagi praktisi yaitu  antara 

self confidence dan kinerja. F aktor yang mempengaruhi 

hubungan ini antara lain: (a) karakteristik kepribadian, (b) 

karakteristik demografi ( jenis kelamin, umur), (c) 

mempengaruhi kegairahan atau kecemasan, dan (d) 

mempengaruhi kognisi (atribusi untuk keberhasilan atau 

kegagalan). 

 

C . TIPE-TIPE SELF  C ONF IDENC E  

1. Percaya diri yang proporsional 

Percaya diri yang optimal berarti seseorang akan merasa 

menjadi begitu yakin dapat mencapai tujuan, akan 

berusaha keras untuk dapat melakukannya. Seseorang 

tidak akan selalu tampil baik, namun  penting untuk 

mencapai potensi. Keyakinan yang kuat akan membantu 

mengurangi kesalahan dan dengan  kesalahan akan 

berusaha untuk memperbaiki dan dapat menuju 

kesukesesan, serta setiap orang memiliki tingkat percaya 

diri yang optimal. Enung Fatimah (2010: 149) 

menyebutkan beberapa ciri atau karakterisrik individu 

yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional 

(optimal) yakni. 

a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga 

tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, 

ataupun hormat orang lain. 

 

 

tujuan danmenyadari potensi. Orang yang tidak percaya 

diri cenderung lebih  sulit untuk menetapkan tujuan. 

 

4 . Meningkatkan kepercayaan 

Berapa banyak usaha  seseorang memperluasdan 

berapalama atlet akan bertahan dalam mengejar 

tujuan sangat tergantung pada self confidence . 

 

5. Mempengaruhi strategi permainan 

Dalam olahraga atlet pada umumnya merujuk 

kepada " bermain untuk menang" . atlet yakin 

cenderung untuk bermain untuk menang, biasanya tidak 

takut untuk mengambil risiko sehingga yaitu suatu 

keuntungan untuk menguasai kompetisi. 

 

6. Mempengaruhi momentum psikologis 

Kepercayaan diri sangat mempengaruhi atlet dan 

pelatih dalam usaha  menang atau kalah dalam suatu 

pertandingan. Mampu menghasilkan momentum positif 

atau sebaliknya momentum negatif yaitu aset 

penting. Orang-orang yang percaya diri pada diri sendiri 

dan kemampuannya tidak mudah untuk menyerah, 

biasanya melihat situasi di mana hal-hal yang akan 

dijadikan motivasi dan tantangan. 

 

Kurang percaya diri artinya meragukan 

kemampuan sendiri.  Kurang percaya diri yaitu 

hambatan untuk mencapai prestasi. atlet akan 

merasa kurang mampu/kurang percaya atas 

kemampuannya jika  mengalami kegagalan. Akibatnya 

mudah putus asa dan jika  dituntut untuk berprestasi 

lebih tinggi maka akan mengalami frustasi. atlet 

yang lack of confidence  (kurang percaya diri) cenderung 

menetapkan target lebih rendah dari tingkat 

kemampuannya sehingga individu seperti ini tidak akan 

menjadi juara. 

Enung Fatimah (2010: 150) menyebutkan 

karakteristik individu yang kurang percaya diri sebagai 

berikut. 

a. Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata -mata 

demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan 

kelompok. 

b. Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap 

penolakan. 

c. Sulit menerima realita diri (terlebih menerima 

kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan 

diri sendiri, namun di lain pihak memasang harapan 

yang tidak realistik terhadap diri sendiri. 

d. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif.  

e. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan 

tidak berani memasang target untuk berhasil.  

 

b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis 

demi diterima oleh orang lain atau kelompok. 

c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang 

lain, berani menjadi diri sendiri. 

d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan 

emosinya stabil). 

e. Memiliki internal locus of control (memandang 

keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha 

diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau 

keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bant uan 

orang lain). 

f.  Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri 

sendiri, orang lain, dan situasi di luar dirinya. 

g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, 

sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap 

mampu melihat sisi positif diri nya dan situasi yang 

terjadi. 

 

2. Tidak percaya diri (Lack conf idence) 

Banyak orang memiliki keterampilan fisik untuk dapat 

meraih sukses akan namun  banyak yang kurang percaya diri 

pada kemampuannya pada waktu permainan ataupun 

pertandingan. Keraguan diri merusak kinerja yakni 

keraguan dapat menciptakan kegelisahan, memecahkan 

konsentrasi dan menimbulkan keraguan, individu yang 

kurang percaya diri menjadi terganggu, seseorang menjadi 

ragu akan kemampuan dia sendiri.  

D. MODEL SELF C ONF IDENC E DALAM OLAHRAGA 

Ada 4 model/komponen self confidence  dalam olahraga 

antara lain sebagai berikut: 

 

1. Membangun self  conf idence olahraga.  

Self confidence didefinisikan sebagai keyakinan atau 

tingkat kepastian bahwa proses kemampuan individu 

dalam kemampuan untuk menjadi sukses dalam olahraga. 

Selanjutnya, keyakinan olahraga dikonseptualisasikan 

sebagai multidimensi termasuk keyakinan tentang 

kemampuan fisik, keterampilan  psikologis dan persepsi, 

kemampuan beradaptasi, kebugaran dan tingkat 

pelatihan, potensi belajar, dan pengambilan keputusan. 

 

2. Sumber self  conf idence olahraga 

Sejumlah sumber yang diduga menggaris-bawahi dan 

mempengaruhi self confidence olahraga terfokus pada 

pencapaian, regulasi diri dan iklim sosial. 

 

3. Konsekuensi dari self  conf idence olahraga 

Konsekuensi ini mengacu pada atlet yang dapat 

mempengaruhi tingkat kepercayaannya dalam olahraga. 

Secara umum, tingkat kepercayaan yang tinggi 

membangkitkan emosi positif, terkait dengan perilaku 

prestasi produktif seperti usaha dan ketekunan, dan 

menghasilkan pemakaian  kemampuan yang lebih 

terampil dan efisien yang bersumber daya kognitif.   

 

f. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus 

(sebab  undervalue diri sendiri). 

g. Selalu menempatkan/memosisikan diri sebagai yang 

terakhir sebab  menilai dirinya tidak mampu. 

h. Mempunyai external locus of control (mudah 

menyerah pada nasib, sangat bergantung pada keadaan 

dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain).  

 

3. Terlalu Percaya diri (overconf idence) 

Seseorang yang terlalu percaya diri diartikan bahwa  

kepercayaannya lebih besar dari kemampuanya. Kinerja 

menjadi menurun sebab  percaya bahwa tidak perlu 

mempersiapkan diri atau mengerahkan usaha untuk 

mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin. 

atlet tidak bisa terlalu percaya, namun jika 

keyakinan anda didasarkan pada keterampilan dan 

kemampuan aktual sebagai aturan umum terlalu percaya 

diri bisa mengakibatkan kegagalan. 

Individu yang over confidence  mengakibatkan 

sesuatu yang kurang menguntungkan sebab  merasa tidak 

terkalahkan atau menganggap lemah lawan. Over 

confidence  ini terjadi sebab  atlet menilai 

kemampuan dirinya sendiri melebihi dari kemampuan 

yang dimiliki sehingga sering melakukan perhitungan yang 

salah dalam menghadapi pertandingan dan kalah. 

 

7. Lingkungan nyaman: merasa nyaman dalam 

lingkungan. 

8. Favorableness situasional: berhenti untuk melihat cara 

seseorang dan merasa segala sesuatu yang terjadi benar. 

 

F . MENILAI DAN MEMBANGUN SELF  C ONF IDENC E 

1. Menilai self  conf idence 

Langkah selanjutnya untuk mengidentifikasi tingkat self 

confidence dalam berbagai situasi, atlet dapat 

melakukan ini  dengan menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut: 

a. Kapan saya terlalu percaya diri?  

b. Bagaimana saya bisa mengoreksi kesalahan?  

c. Kapan saya harusragu pada diri?  

d. Apakah saya selalu percaya diri disetiap pertandingan?  

e. Apakah saya tentatif dan ragu -ragu dalam situasi 

tertentu?  

f.  Apakah saya terlihat berharap dan menikmati 

permainan yang sangat kompetitif ?  

g. Bagaimana saya bereaksi terhadap kesulitan?  

 

2. Membangun self  conf idence 

Self confidence dapat ditingkatkan/dibangun dalam 

berbagai cara antara lain seperti acompplising melalui 

kinerja, bertindak percaya diri, berpikir percaya diri, 

memakai citra, memakai tujuan maping, optimis 

 

 

4 . F aktor yang mempengaruhi self  conf idence olahraga 

Faktor yang mempenga ruhi self confidence dalam 

olahraga yaitu   budaya organisasi serta karakteristik 

demografi dan kepribadian . Budaya organisasi yaitu 

aspek struktural dan budaya dari subkultur olahraga yang 

dapat mencakup hal-hal seperti tingkat persaingan, iklim 

motivasi, perilaku pembinaan, dan harapan dari program 

olahraga yang berbeda. Selanjutnya karakteristik 

kepribadian fokus pada orientasi tujuan dan optimisme. 

sedang  karakteristik demografi berkaitan dengan jenis 

kelamin dan ras. 

 

E. SUMBER SELF  C ONF IDENC E DALAM OLAHRAGA 

Ada beberapa sumber self confidence  seseorang dalam 

olahraga yakni antara lain sebagai berikut:  

1. Penguasaan: mengembangkan dan meningkatkan 

kemampuan. 

2. Demonstrasi kemampuan: menunjukkan kemampuan 

dengan memenangkan dan mengalahkan lawan. 

3. Persiapan fisik dan mental : tetap fokus pada tujuan dan 

siap untuk memberikan usaha yang maksimal. 

4. Dukungan sosial: mendapatkan dorongan dari tim, 

pelatih, dan kemampuan diri sendiri. 

5. Kepemimpinan Pelatih: percaya keputusan dan 

kemampuan pelatih. 

6. Experiances perwakilan: melihat atlet yang 

berhasil dan berprestasi. 


 

menunjukkan sikap 

konformis  

3. Berani menjadi diri 

sendiri. 

4. Punya pengendalian diri 

yang baik  

5. Memiliki internal locus 

of control  

6. cara pandang positif  

7. Memiliki harapan 

realistik terhadap diri 

sendiri 

 


 

pada kondisi fisik , dan mempersiapkan semuanya sebelum 

bertanding. 

Ada beberapa cara untuk membangkitkan self 

confidence  pada diri atlet jika  mengalami 

penurunan self confidence  dalam pertandingan, yakni 

sebagai berikut: 

a. Bangkitkan kembali ingatan pada kesuksesan yang 

pernah diraih di masa lalu 

b. Ingatlah kembali kekuatan yang ada pada diri, kuatkan 

kenyataan bahwa telah bermain di masa lalu berarti 

dapat mengulanginya lagi. 

c. Percaya pada kemampuan dan diri sendiri. 

d. Hindari menghakimi diri sendiri. 

e. Jangan terlalu berhati-hati agar tidak melakukan 

kesalahan selama bertanding. 

 

G. INSTRUMEN PERC AYA DIRI 

berdasar pemaparan di atas, maka penulis membuat 

suatu kisi-kisi instrumen angket/kuesioner tentang percaya 

diri seperti berikut ini. 

 Tabel 10.1 

Kisi-kisi instrumen angket/kuesioner tentang percaya diri  

Dimensi Indikator Sub indikator 

Percaya 

diri 

proporsional 1. Percaya akan 

kompetensi/kemampuan 

diri 

2. Tidak terdorong untuk 


A. DEF INISI KOMUNIKASI 

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu 

communicatio yang berarti pemberitahuan atau 

pertukaran, kata sifatnya communis yang bermakna umum 

atau bersama-sama (Wiryanto, 2004: 5).  Komunikasi 

yaitu  interaksi yang tidak memiliki batasan apapun. 

Berikut ini beberapa definisi tentang komunikasi. 

1. Menurut Alo Liliweri (2002: 5) komunikasi yaitu 

suatu proses, suatu aktivitas simbolis, dan pertukaran 

makna antar manusia. 

2. Menurut Jowett & Lavallee (2007: 31) communication 

is a process for achieving shared knowledge and mutual 

understanding. Artinya Komunikasi yaitu  proses untuk 

memperoleh pengetahuan bersama dan saling 

pengertian. 

3. West & Turner (2008: 5) komunikasi yaitu  proses 

sosial di mana individu-individu memakai simbol-

simbol untuk menciptakan dan menginter-pretasikan 

makna dalam lingkungannya. 

4. Menurut Burton (2008: 16) communication is the act of 

expessing (or transmitting) ideas, information, 

knowledge, thoughts, and feeling s, as well as 

understanding what is expessed by others.  Artinya, 

Komunikasi yaitu  tindakan mengekspresikan (atau 

 

 


B. PROSES KOMUNIKASI 

Komunikasi yaitu  suatu proses. Proses komunikasi dapat 

diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari 

pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada 

penerima sebagai komunikas.  Semua komunikasi satu 

arah mengikuti proses dasar yang sama. Sebagai langkah 

pertama, satu orang memutuskan untuk mengirim pesan 

ke lain. Maka pengirim menerjemahkan (encode) pikiran 

ke dalam pesan. Sebagai langkah ketiga, pesan ini  

akan disalurkan (biasanya melalui kata-kata yang 

diucapkan tapi kadang-kadang melalui cara nonverbal, 

seperti bahasa isyarat) ke penerima. Selanjutnya, penerima 

menafsirkan ( decode) pesan. Akhirnya, penerima berpikir 

tentang pesan dan merespon secara internal, dengan 

menjadi tertarik, marah, atau merasa lega. Secara singkat, 

proses komunikasi berlangsung kontinu dari saat 

menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikan.  

 

C . TUJUAN KOMUNIKASI 

Tujuan komunikasi menjelaskan bahwa proses komunikasi 

secara spesifik mempelajari atau mengajarkan sesuatu, 

mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan 

perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang 

lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaikan 

sebuah masalah dan menyampaikan sebuah tujuan.  

Secara singkat, dalam proses komunikasi ini  

bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual 

mentransmisikan) gagasan, informasi, pengetahuan, 

pemikiran, dan perasaan, serta memahami apa yang 

diungkapkan oleh orang lain. 

5. Menurut Tommy Suprapto (2009: 3) komunikasi 

yaitu  suatu proses penyampaian pesan berupa 

lambang, suara, gambar, dan sebagainya dari suatu 

sumber kepada sasaran (audience) dengan 

memakai saluran tertentu.  

6. Menurut Herri Susanto (2014: 115) komunikasi 

didefinisikan s ebagai proses penyampaian pesan dari 

komunikator (sender) kepada komunikan (receiver) 

melalui media tertentu untuk menghasilkan efek atau 

tujuan dengan mengharapkan umpan balik. 

7. Menurut Tahrun (2016: 14) komunikasi yaitu  proses 

pembentukan, penyamaan penerimaan dan 

pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang 

dan/di antara dua orang atau lebih dengan tujuan 

tertentu. 

8. Menurut A. Anditha Sari (2017: 2) komunikasi 

yaitu serangkaian tindakan atau peristiwa yang 

terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama 

lainnya dalam kurun waktu tertentu. 

berdasar pendapat para ahli di atas, dapat 

disimpulkan definisi dari komunikasi yaitu  proses 

penyampaian pesan dari penyampai pesan ke penerima 

pesan melalui audio/visual.  

seseorang mencoba untuk menurunkan berat badan dan 

mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa dia kelihatan 

lebih ramping dan merasa baik. 

Pada dasarnya komunikasi dipakai  untuk 

menciptakan atau meningkatkan aktifitas hub ungan antara 

manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari dua, 

yaitu: 

 

1. Komunikasi V erbal (dengan Kata-kata) 

Komunikasi verbal harus disampaikan secara jelas agar bisa 

diterima dan diinterprestasikan dengan benar. Dampak 

pesan akan bergantung pada siapa yang menerima dan 

apa yang mau ambil dalam waktu itu (Parcell & Coplon, 

1995). Pada dasarnya, penyampai pesan harus memilih 

waktu dan tempat yang tepat untuk menyampaikan 

komunikasi. Hal negatifnya seperti kerusakan, terjadi 

sebab  pesan yang dikirim tidak efektif, tidak diterima 

atau disalah tafsirkan, dan kadang -kadang hanya masalah 

kurangnya kepercayaan. Berikut aspek-aspek yang 

mencakup dalam komunikasi verbal, yaitu : 

a. Vocabulary  (perbendaharaan kata), komunikasi tidak 

akan efektif bila pesan disam paikan dengan kata-kata 

yang tidak dimengerti. contoh: , seorang profesor pada 

saat seminar memakai kalimat bahasa Inggris pada 

audience yang tidak mengerti bahasa Inggris maka 

pesannya tidak akan sampai.  

understanding) antara kedua belah pihak yang terlibat 

dalam proses komunikasi. sedang  dalam olahraga juga 

bervariasi, sebagai contoh ada kemungkinan untuk 

membujuk seseorang agar mau menurunkan berat badan, 

untuk mengevaluasi seberapa baik prestasi yang sudah 

dicapai, untuk menginformasikan kepada atlet 

bagaimana cara melakukan keterampilan baru dalam 

bermain voli, lalu  untuk menangani konflik antara 

dua pemain dalam tim, dan komunikasi dapat 

menggabungkan beberapa tujuan sekaligus. Artinya, 

kemampuan berkomunikasi yaitu yaitu salah 

satu prediktor terbaik dalam keberhasilan pembinaan.  

 

D. JENIS-JENIS KOMUNIKASI 

Komunikasi dibagi menjadi dua cara dasar yaitu, 

interpersonally dan intrapersonally. Biasanya ketika 

berbicara tentang komunikasi interpersonally, artinya 

komunikasi melibatkan paling sedikit dua orang dan 

adanya pertukaran yang bermakna. Pengirim bermaksud 

untuk mempengaruhi tanggapan dari orang tertentu dan 

pesan dapat diterima oleh orang lain. sedang  

komunikasi intrapersonal (self -talk) yaitu  komunikasi 

dengan diri sendiri, ini  yaitu dialog batin dan hal 

ini sangat penting. Apa yang dikatakan kepada diri sendiri 

biasanya membantu bentuk dan memprediksi bagaimana 

bertindak dan melakukan sesuatu. Self -talk juga dapat 

mempengaruhi motivasi seseorang, seperti contohnya jika 

membaca, maka penerimaan pesan tidak akan sampai 

secara utuh. 

 

2. Komunikasi Non V erbal (Bahasa Tubuh) 

Komunikasi non verbal yaitu  penyampaian pesan tanpa 

kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti 

pada komunikasi verbal. Berikut yang termasuk dalam 

komunikasi non verbal, yaitu : 

a. Ekspresi wajah, wajah yaitu  bagian yang paling 

ekspresif bagian dari tubuh kita, sebab  ekspresi wajah 

cerminan suasana emosi seseorang, contoh:  ekspresih 

sedih, senyum, marah. 

b. Kontak mata, kontak mata sangat penting dalam 

berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata 

selama berinteraksi atau tanya jawab itu berarti orang 

ini  menghargai lawan bicaranya dengan 

kemampuan memperhatikan bukan cuma sekedar 

mendengarkan. 

c. Sentuhan yaitu  bentuk komunikasi personal 

mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada 

komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian 

yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih 

sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan. 

contoh: , saat seseorang bercerita tentang 

kegagalannya, kita mengusap punggungnya yang 

mengartikan sabar. 

 

 

b. Racing (kecepatan), komunikasi akan lebih efektif dan 

sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, 

tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. 

c. Intonasi suara, akan mempengaruhi arti pesan secara 

dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila 

diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. 

contoh: , orang Batak yang bertanya pada orang Solo 

dengan intonasi yang keras, akan menimbulkan makna 

yang berbeda. 

d. Humor, dapat meningkatkan kehidupan yng bahagia. 

Dugan (1989) memberikan catatan bahwa dengan 

tertawa dapat membantu menghilangkan stres dan 

nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis, 

dan harus diingat humor yaitu  yaitu satu-

satunya selingan dalam berkomunikasi. Dalam 

komunikasi hendaknya disisipkan humor agar 

komunikasi menjadi lebih santai dan tidak tegang. 

e. Singkat dan jelas, komunikasi akan efektif bila 

disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada 

pokok permasalahannya sehingga lebih mudah 

dimengerti oleh penerima pesan. 

f.  Timing (waktu yang tepat) yaitu  hal kritis yang perlu 

diperhatikan sebab  berkomunikasi akan berarti bila 

seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat 

menyediakan waktu untuk mendengar atau 

memperhatikan apa yang disampaikan. jika  kita 

mengajak seseorang berbicara namun  dia sedang 


2. Komunikasi berdasar besarnya sasaran 

a. Komunikasi masa, yaitu komunikasi dengan sasarannya 

kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya 

tidak dikenal. contoh: , komunikasi antara pemberi 

materi kepada audience pada saat seminar. 

b. Komunikasi kelompok yaitu  komunikasi yang 

sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat 

dihitung, dikenal dan yaitu komunikasi langsung 

dan timbal balik. contoh: , komunikasi yang terjadi 

antara atlet dengan pelatih. 

c. Komunikasi perorangan yaitu  komunikasi dengan 

tatap muka(face to face)  atau dengan lewat 

telpon,yang terdiri hanya 2 orang yakni pemberi dan 

penerima pesan. 

 

3. Komunikasi berdasar arah pesan 

a. Komunikasi satu arah yaitu  pesan disampaikan oleh 

sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau 

tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan 

umpan balik atau bertanya. contoh: , saat 

mendengarkan radio, televisi 

b. Komunikasi timbal balik yaitu  pesan disampaikan 

kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. 

Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan 

yaitu komunikasi timbal-balik. 

 

 

d. Postur tubuh dan gaya berjalan, cara orang berjalan, 

duduk, berdiri dan bergerak melihatkan ekspresi 

dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan 

emosi, konsep diri dan tingkat kesehatannya. 

e. Sound (suara) seperti rintihan, menarik nafas panjang, 

tangisan juga yaitu salah satu ungkapan perasaan 

dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan 

komunikasi. 

f.  Gerak isyarat yaitu  yang dapat mempertegas 

pembicaraan. memakai isyarat sebagai bagian 

total dari komunikasi, seperti mengetuk-ngetuk kaki 

atau menggerakan tangan selama berbicara 

menunjukkan seseorang dalam keadaan stres, bingung 

atau sebagai usaha  untuk menghilangkan stres. 

 

E. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI 

1. Komunikasi berdasar bentuknya 

a. Komunikasi langsung, yaitu komunikasi langsung tanpa 

memakai alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, 

gerakan-gerakan yang berarti khusus dan pemakaian  

isyarat. 

b. Komunikasi tidak langsung, biasanya memakai alat 

atau mekanisme untuk melipat gandakan jumlah 

penerima-penerima pesan (sasaran) ataupun untuk 

menghadapi hambatan geografis dan waktu.  contoh: , 

sms (short message service). 


 

instruktur latihan menanyakan kepada seorang wanita 

muda  bagaimana perasaannya.  Wanita muda ini  

mengangkat bahu, menatap ke bawah, mengerutkan dahi, 

dan berkomentar, “Oh, baik.”  Walaupun kata -katanya 

mengatakan segalanya baik,  instruktur ini  

menangkap sebaliknya dari pesan non verbal yang 

disampaikan. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan 

dalam pesan non verbal: 

1) Penampilan Fisik . Seringkali kesan pertama tentang 

seseorang  berasal  dari penampilan fisik. Sebagai 

contoh, atlet pria yang berusia 20 tahun yang 

berjalan ke ruangan seorang pelatih mengenakan 

anting-anting dan memakai baju robek,  dan sebuah 

pesan yang berbeda telah disampaikan. Anting-anting 

dan pakaian yang dipakai  dapat menyampaikan 

informasi yang sangat kuat. Oleh sabab itu, para atleit  

perlu berhati-hati menyampaikan informasi melalui 

pakaian. 

2) Postur. Seseorang dengan diri sendirinya juga dapat 

mengirim sebuah pesan. Seseorang yang berjalan 

lambat  dengan kepala menunduk  dan tangan berada 

di dalam kantongnya menyampaikan kesedihan, 

sedang  langkah yang gembira  mengemukakan 

perasaan kontrol dan kepercayaan. 

3) Gerakan isyarat. Gerak isyarat sering menyampaikan 

pesan, apa yang diinginkan atau tidak.  Sebagai contoh, 

dengan melipat lengan pada dada biasanya 

 


F . C ARA MENGIRIM PESAN DAN MENERIMA PESAN 

YANG EF EKTIF  

1. C ara mengirim pesan yang ef ektif  

a. Pesan verbal 

Pesan verbal harus dikirim dengan jelas dan diterima dan 

diinter-pretasikan secara tepat. Dampak dari pesan akan  

bergantung pada  orang yang menerimanya  dan yang 

diinginkan pada waktu itu. Gangguan terjadi sebab   

pesan dikirim secara tidak efektif,  tid ak diterima, atau  

salah diinterpretasikan. Kadang-kadang masalahnya yaitu  

kurangnya kepercayaan antara pelatih dan atlet, 

atau guru dan siswa.  

Masalah yang sering terjadi pada pesan verbal 

yaitu  pada pengiriman pesan yang terlalu banyak 

berbicara, melantur tentang hal-hal yang membosankan 

atau hal-hal lain yang membingungkan, orang lain 

berbicara  terlalu sedikit,  tidak mengkomunikasikan cukup 

informasi  

 

b. Pesan non verbal 

Banyak orang sering tidak menyadari banyaknya petunjuk 

non verbal yang dipakai  dirinya dalam berkomunikasi. 

Pesan non verbal  kurang memungkinkan dalam kontrol 

bawah sadar,  dan oleh sebab  itu lebih sulit  

disembunyikan dari pada pesan verbal.  Pesan non verbal 

dapat memberikan  perasaan dan sikap  yang tidak 

disadari.  Sebagai contoh,  sebelum memulai kelas aerobic,  

mengenai seberapa efektifnya komunikasi yang 

dilakukan. 

7) Karakteristik suara. Bunyi  dari sebuah suara  dapat  

memperkuat  atau melemahkan komunikasi verbal. 

Sebagaimana pepatah mengatakan, “Bukan apa yang 

dikatakan akan namun   bagaimana mengatakannya”. 

Kualitas suara sering memperlihatkan perasaan yang 

sesungguhnya, mood, dan sikap yang menyatakan apa 

yang tidak pernah dinyatakan secara verbal. 

Karakteristik suara meliputi pitch (tinggi/rendah), 

tempo (kecepatan), volume (keras atau lunak),  ritme 

(irama),  dan artikulasi (ucapan). 

sesudah  dijelaskan tentang cara mengirim pesan 

yang efektif baik secara verbal maupun non verbal di atas, 

berikut pedoman untuk mengirim  pesan verbal dan non 

verbal yang efektif ini : (a) bersifat langsung, (b) 

pesan dari diri sendiri, (c) bersifat lengkap dan spesifik, (d) 

bersifat jelas  dan konsisten, (e) nyatakan kebutuhan dan 

perasaan secara jelas, (f) pisahkan kenyataan dari opini, 

dan (g) fokus pada suatu waktu.  

 

2. Menerima pesan yang ef ektif  

a. Mendengar Aktif  

Cara terbaik untuk mendengar lebih baik yaitu  

mendengar secara aktif.  Mendengar secara aktif meliputi  

menyajikan gagasan-gagasan utama dan yang mendukung, 

mengakui dan merespon, memberikan feedback  yang 

 

mengungkapkan bahwa seseorang tidak terbuka pada 

orang lain. 

4) Posisi tubuh. Posisi tubuh benar-benar sebuah aspek 

yang mempelajari cara berkomunikasi dengan cara 

memakai ruang. Sebagai contoh, John Thompson, 

mantan pelatih bola basket Georgetown University 

dikelilingi dengan para pemain inti dan pemain 

cadangan. John duduk diantara pemain cadangan  

untuk membuat para pemain ini  merasa sebagai 

anggota tim yang dihargai. 

5) Sentuhan. Sentuhan yaitu   bentuk lain yang sangat 

kuat  dari komunikasi non verbal yang dapat dipakai  

untuk menenangkan seseorang  atau untuk 

mengungkapkan afeksi  atau perasaan lainnya, 

tergantung pada situasi. Penyampai pesan harus 

memastikan bahwa sentuhan yang dilakukan tepat  dan 

disambut baik oleh penerima pesan. 

6) Ekspresi wajah. Wajah yaitu bagian yang lebih 

ekspresif dari tubuh. Terutama kontak mata sangat 

penting dalam mengkomunikasikan perasaan. Ketika 

orang-orang  merasa tidak nyaman atau merasa 

dipermalukan, biasanya cenderung menghindari kontak 

mata langsung dan memandang jauh. Senyuman yaitu  

jembatan universal yang melintasi hambatan bahasa 

dan salah satu cara berkomunikasi yang paling efektif. 

Senyuman dan ekspresi wajah lain dapat mengundang 

komunikasi verbal dan mendatangkan f eedback 

tidak setuju dengannya. Gunakan perilaku menegaskan 

seperti mengulangi apa yang dikatakan  orang ini   

bersama dengan prilaku suportif  untuk 

memperlihatkan bahwa penerima pesan memberikan 

perhatian, menerima, dan memahami.   

3. Gunakan  perilaku mendengar verbal dan non verbal.  

Perilaku verbal harus mengkomunikasikan pemahaman 

dan  pengakuan tentang apa yang dikatakan dan 

dirasakan pembicara. 

4. Perilaku non verbal  yang mengkomunikasikan 

kepentingan dan perhatian, meliputi: (a) berdiri tidak 

jauh dari penyampai pesan, (b) mempertahankan 

kontak mata, (c) membuat  gerak isyarat wajah yang 

tepat, (d) menghadapi pembicara, dan (e) 

mempertahankan postur terbuka. 

 

c. Mendengar Dengan Sadar 

Menyadari bahwa orang-orang bereaksi secara berbeda  

dengan cara seseorang berkomunikasi.  Berikut ini 

beberapa tip  untuk mendengar dengan sadar: 

1) Bersifat fleksibel.  Tidak ada  satu strategi mendengar 

terbaik.  Situasi-situasi yang berbeda memerlukan 

strategi-strategi yang berbeda.  Orang-orang memilih 

atau merasa lebih nyaman dengan  satu gaya 

mendengarkan dibandingkan dengan gaya-gaya 

lainnya. 

  

 

tepat,  dan memberikan perhatian pada pembicara. 

Mendengar aktif juga meliputi komunikasi non verbal, 

seperti melakukan kontak mata langsung  dan 

mengangguk untuk menegaskan  bahwa penerima pesan 

memahami pembicara.  Pada hakekatnya, pendengar 

memperlihatkan perhatian untuk isi dan tujuan dari pesan  

dan perasaan dari pengirim. 

Semua hal yang dapat membuat perasaan 

seseorang diterima, signifikan, dan bermanfaat yaitu  

mendengarkan penyampai pesan. Jika seseorang benar-

benar menginginkan orang-orang  mempercayai dirinya, 

individu ini  harus berusaha  untuk mendengar 

penyampai pesan. Mendengar yang baik memperlihatkan 

sensitivitas  dan mendorong  terjadinya pertukaran 

gagasan dan perasaan. 

 

b. Mendengar Suportif  

Berikut ini beberapa tip untuk mejadi penerima pesan 

yang mendengar suportif:  

1. Gunakan perilaku suportif ketika mendengar. Ini 

mengkomunikasikan pesan bahwa  orang lain  diakui, 

dipahami, dan diterima. 

2. Gunakan perilaku menegaskan ketika mendengar. 

Bagian dari komunikasi efektif  yaitu  membuat orang -

orang mengetahui bahwa penerima pesan  bersama 

penyampai pesan dalam percakapan  dan penerima 

pesan memahami pesan yang disampaikan, sekalipun 

Tidak ada yang lebih frustrasi dari pada mendengar satu 

hal hari ini  dan  hal lain pada esok hari. Sebagai contoh, 

jika pelatih selalu bersifat suportif  selama  praktek  akan 

namun   bersifat  kasar dan kritis selama permainan, maka 

atlet menjadi bingung  dan bahkan dapat mundur 

selama kompetisi.  

 

2. Kegagalan Penerima Pesan. 

Penerima dan juga pengirim pesan dapat berkontribusi 

terhadap miss communication. Terlepas dari salah 

menginterpretasikan pesan, penerima menyebabkan 

berbagai masalah ketika gagal mendengar. Sebagai 

contoh, guru dapat menyampaikan informasi sangat baik, 

akan namun  jika  para siswanya melihat keluar jendela atau 

memikirkan tentang pesta, maka komunikasi akan 

terputus. Penerima berbagi tanggung jawab  dengan 

pengirim  dan penerima harus melakukan usaha  untuk 

mendengar. 

 

3. Memperbaiki Komunikasi. 

Komunikasi dapat diperbaiki walaupun ada  kendala-

kendala  tertentu  terhadap komunikasi yang efektif, yakni 

melalui latihan dan perhatian aktif. Cara lain untuk 

memperbaki komunikasi (khususnya dalam sebuah tim) 

yaitu  mengadakan beberapa pertemuan tim. Pertemuan 

tim dapat bersifat problematis jika p elatih tidak 

menentukan parameter atau aturan untuk pertemuan 

 

 

2) Bersifat waspada  untuk  berbagai hambatan dan 

gangguan dalam komunikasi.  Hambatan meliputi 

“keb isingan,”  seperti orang -orang lain yang sedang 

berbicara ketika penerima pesan mencoba 

mendengarkan orang-orang tertentu. Contohnya, 

komunikasi yang dilakukan pelatih kepada 

atletnya pada saat pertandingan, dimana 

kebisingan yang dihadapi berupa sorakan penonton, 

pelatih tim lawan, musik, dukungan motivasi dari 

pemain cadangan, dan lain sebagainya. 

 

G. GANGGUAN KOMUNIKASI 

Berkomunikasi secara efektif memerlukan keahlian dan 

usaha   pada pihak dari kedua orang yang terlibat. Proses 

ini  dapat dipersulit  dan sering terganggu. Isu umum 

lainnya yang menyebabkan gangguan komunikasi yaitu  

kurangnya kepercayaan diantara orang-orang, (contoh: ,  

teman-teman tim,  pelatih, pemimpin latihan, dan 

exerciser ). Komunikasi menjadi efektif jika  ada 

hubungan yang baik dan kejujuran antara orang-orang 

sebelum komunikasi. gangguan komunikasi biasanya 

berasal  dari kegagalan pengirim atau penerima pesan 

 

1. Kegagalan Pengirim Pesan.  

Pengirim dapat mengirim pesan dengan kurang 

baiksebab  pesannya membingungkan. Pesan yang tidak 

konsisten juga menyebabkan kegagalan komunikasi.  


Komunikasi 

 

 5. Singkat dan jelas  

6. Timing (waktu yang tepat) 

Non 

verbal  

1. Ekspresi wajah  

2. Kontak mata  

3. Sentuhan  

4. Postur tubuh dan gaya 

berjalan 

5. Sound (suara)  

6. Gerak isyarat  

 

Berikut ini contoh beberapa pernyataan untuk melihat 

komunikasiyang dilakukan atlet ketika bertanding 

yang bisa diberikan dengan memakai skala likert. 

 

Petunjuk Pengisian 

Berikan tanda check (√)  pada salah satu alternatif 

jawaban yang tersedia sesuai dengan pilihan dan 

pengalaman anda. 

Keterangan Alternatif   jawaban :  

SS    : Sangat setuju 

S      : Setuju 

R      : Ragu-ragu 

TS    : Tidak Setuju 

STS  : Sangat Tidak Setuju 

   

 

ini . Pertemuan-pertemuan ini harus dijadwalkan 

secara reguler (jangan menunggu masalah terlihat sebelum 

bertemu), harus berfokus pada kesulitan -kesulitan tim, dan 

harus memberikan pengkajian konstruktif terhadap situasi 

ini .  Aturan yang dikemukakan meliputi berikut ini: 

a. Setiap orang pada tim harus dapat menerima opini 

orang lain (jangan bersifat defensif  atau menolak).  

b. Bersifast konstruktif/tidak destruktif.  

c. Rahasiakan apapun yang didiskusikan dalam 

pertemuan. 

d. Setiap orang memiliki peluang untuk berbicara. 

e. Setiap anggota tim harus memiliki sedikitnya  satu hal 

positif untuk dikatakan tentang setiap orang.  

 

H. INSTRUMEN KOMUNIKASI 

berdasar pemaparan di atas, maka penulis 

membuat suatu kisi-kisi instrumen angket/kuesioner 

tentang komunikasi yang dilakukan pelatih kepada 

atlet seperti berikut ini. 

Tabel 11.1 

Kisi-kisi instrumen angket/kuesioner tentang komunikasi  

Dimensi Indikator Sub indikator 

Komunikasi 

 

 

Verbal  

 

 

1. Vocabulary  

(perbendaharaan kata) 

2. Racing (kecepatan) 

3. Intonasi suara 

4. Humor 


A. F EEDBAC K (UMPAN BALIK) 

Feedback  yaitu  perilaku guru untuk membantu setiap 

siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individu 

dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga lebih 

menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Feedback  

yang dilakukan guru antara lain memberikan penjelasan 

terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam 

menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung 

maupun tidak langsung. Dengan kata lain, feedback  

yaitu  koreksi terhadap jawaban-jawaban atas respon 

siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. selain itu, 

feedback  juga yaitu suatu proses dengan hasil atau 

akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya. Berikut ini 

beberapa definisi tentang feedback . 

1. Beashel, Sibson, & Taylor (2001: 115) feedback is vital 

information about our performances. By using feedback 

we are able to analyse and improve our performances.  

Artinya, Umpan balik yaitu  informasi penting tentang 

penampilan. Dengan memakai umpan balik, kita 

bisa menganalisa dan memperbaiki penampilan. 

2. Schempp (2003: 116) feedback is the resp onse teachers 

give to students about the quality and correctness of 

their skill performances . Artinya, umpan balik yaitu  

 

 


kemampuan siswa dan guru guna lebih meningkatkan 

kemampuan yang dimiliki oleh keduanya, baik dalam 

konteks pembelajaran maupun dalam pelatihan olahraga. 

Infor masi yang dimasud yaitu  berkaitan dengan apa 

yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa yang 

harus dilakukan untuk memperbaikinya.  

Feedback  berpengaruh terhadap keterampilan dan 

psikologi sebab  akan menghasilkan keterampilan yang 

baik sesuai harapan dan menghilangkan kebiasaan buruk 

atau teknik yang salah dalam berlatih. Feedback lebih 

menekankan pada aktivitas latihan yang berkenaan 

dengan informasi dari pelatih terkait dengan tingkat 

motor skill atau penampilan atletnya sebagai 

dasar dalam mengembangkan penampilan  atlet. 

Pada saat atlet sudah mampu 

melaksanakan tugas gerak dan memiliki pemahaman 

tentang apa yang sudah dilakukannya, maka pada saat itu 

pelatih tidak harus memberikan tantangan sebab 

atlet telah latihan sesuatu yang sesuai dengan 

tujuan dan harapan pelatih. Sebagai penggantinya, pada 

saat itu pelatih dapat memberikan feedback  yaitu sebagai 

salah satu usaha  mengobservasi atlet berkaitan 

dengan bagaimana atlet melakukan aktivitas serta 

apa yang harus dilakukan pelatih untuk meningkatkan 

kemampuan atlet. 

Pelatih yang baik harus berterus terang memberikan 

hasil observasinya terhadap kemampuan atlet 

respon yang diberikan guru kepada siswa tentang 

kualitas dan ketepatan penampilan keterampilan 

mereka. 

3.  umpan balik 

sangat penting untuk pembelajaran keterampilan, akan 

terasa sangat sulit untuk memperbaiki diri tanpa 

pengetahuan tentang seberapa baik kita melakukan 

keterampilan ini . 

4. Umpan balik (feedback ) yaitu  

penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi, 

yaitu tanggapan penerimaan pesan yang 

memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu 

pesan. 

5. Wulf (2007: 83) feedback is directed at certain 

components of the movement, often those that need 

the most improvement. Artinya, Umpan balik 

diarahkan pada komponen gerakan tertentu, seringkali 

yang membutuhkan perbaikan paling banyak. 

6. Hall (2007: 20) Feedback  (umpan balik) yaitu  suatu 

bentuk output yang dikirim kembali ke sistem sebagai 

sumber data. 

7. Wardana (2008: 4) feedback yaitu  faktor yang 

bertindak sebagai pengendali terhadap output yang 

tidak diinginkan, memodifikasi input sebagai masukan 

pada proses. 

berdasar pendapat di atas, dapat disimpulkan 

f eedback yaitu  infromasi yang berkenaan dengan 


1. Prinsip-prinsip F eedback 

Prinsip-prinsip dalam memberikan feedback  yaitu  

sebagai berikut: (a) feedback  harus ditawarkan, dan bukan 

dipaksakan, (b) feedback  harus bersifat deskriptif, dan 

bukan evaluatif, (c) feedback  harus bersifat spesifik, dan 

berhubungan dengan tingkah laku yang harus dirubah, (d) 

feedback  harus menekankan jenis positif, bukan yang 

negatif, (e) jika jenis negatif, maka feedback  harus diikuti 

oleh saran-saran positif, dan (f) memberi feedback  harus 

bertanggung jawab, dan feedback  harus disesuaikan 

dengan situasi atau orang lain.  

Pemakaian prinsip-prinsip ini  agar pemberian 

feedback  tidak menimbulkan rasa tidak senang, putus asa, 

dan menyudutkan posisi siswa. Dengan berpegang pada 

prinsip-prinsip di atas diharapkan pemberian feedback  

justru menimbulkan motivasi untuk pencapaian tujuan, 

yaitu meningkatkan prestasi belajar dan terjadinya 

perubahan perilaku yang sesuai dengan harapan guru dan 

warga .  

 

2. Manf aat dan F ungsi F eedback 

Manfaat feedback  bagi guru dapat dipergunakan 

dalam mengambil keputusan, apakah mata pelajaran yang 

telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau dilanjutkan, dan 

bagi siswa akan meningkatkan prestasi belajar secara 

konsisten. sedang  dalam pelatihan, manfaat feedback  

bagi pelatih dapat dipergunakan untuk bahan evaluasi 

dengan menceritakan hal yang sesungguhnya dengan cara 

yang tidak membuat atlet semakin terpuruk, 

semakin “minder” akibat kehilangan kepercayaan dirinya. 

Pelatih harus menghindarkan kata-kata “kamu tidak bisa”, 

“kamu tidak mengerti apa -apa”, namun  diutarakan dengan 

kata “belum bisa” ketika atlet belum mampu 

melakukan teknik sesuai dengan harapannya. Hal penting 

lainnya yaitu  pelatih harus memiliki pendirian yang 

konsisten terhadap ucapan dan perilakunya. Pelatih yang 

baik yaitu  pelatih yang selalu berusaha  mendengarkan 

dan memperhatikan segala hal yang diutarakan 

atlet, mampu mengerti dan menerima perasaan 

(berempati) terhadap atlet untuk memperbaiki 

fisik, teknik, taktik, dan mentalnya.  

Feedback dalam olahraga yaitu  perilaku pelatih 

untuk membantu setiap atletnya yang mengalami 

kesulitan dalam latihan baik fisik, teknik, taktik, dan 

mental sehingga atlet dapat menguasai keempat 

komponen ini  secara baik. contoh: , jika  

atlet melakukan teknik yang salah, atau 

atlet yang salah bergerak dalam pola permainan 

dan pertahanan, pelatih langsung membenarkan gerakan 

pada saat atlet melakukan kesalahan sehingga 

pelatih dapat melihat feedback  yang diberikan oleh 

atlet. 

memotivasi siswa. Feedback  juga memiliki tiga fungsi yaitu 

pemberitahuan atau informasi, reinforcement, dan 

motivasi. 

 

3. Jenis-Jenis F eedback 

a. Intrinsic F eedback. Berkaitan dengan penilaian 

terhadap dirinya sendiri, tentang sikap, aktivitas dan 

atau perilaku yang telah dilakukannya, serta tentang 

kemampuan yang telah ditunjukkannya sudah benar 

atau belum. contoh: , dalam melaksanakan tugas 

gerak, apakah aktivitas yang dilakukan telah sesuai 

dengan yang diinstruksikan guru, apakah sudah mampu 

menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakah merasa 

nyaman dengan alat bantu yang dipakai , atau 

menilai bahwa rangkaian gerakan senam telah sesuai 

dengan urutan yang harus dilakukan.  

b. Ex trinsic F eedback. Extrinsic feedback  yaitu  feedback  

yang berasal dari luar dirinya. contoh: , koreksi dari 

guru penjas atas gerakan yang sudah dilakukan, 

cemoohan rekan sebab  salah memberikan umpan 

ketika bermain bola, atau dari lingkungan sekitar 

seperti cuaca yang terlalu panas sehingga 

mengharuskannya sering beristirahat di tempat yang 

teduh. Feedback  dapat diberikan dalam beberapa jenis, 

contoh:  seperti knowledge of result, objective 

measures, self monitoring, snap judgement, video 

playback. 

apakah latihan perlu diubah modelnya atau lainnya, dan 

bagi atlet akan menignkatkan kemampuannya 

sehingga tidak melakukan kesalahan yang sama secara 

berulang-ulang. 

 Selanjutnya, ada beberapa keuntungan 

pemakaian  feedback  antara lain sebagai berikut:  

a. Mendorong siswa untuk terus berlatih. Proses 

pemberian feedback  kepada siswa secara tidak langsung 

akan memberi tahu siswa bahwa latihannya selalu 

dilihat dan diperhatikan oleh gurunya.  

b. Mencerminkan perilaku guru yang efektif. Dalam 

prosesnya, feedback  hanya akan diperoleh jika  guru 

aktif selama kegiatan pembelajaran. Guru harus selalu 

memperhatikan siswa, bergerak untuk memantau dan 

mengamati aktivitas belajar yang dilakukan oleh setiap 

siswa di sekitar tempat belajar (berlatih).  

c. Membantu siswa untuk menilai penampilan 

(kemampuan) yang tidak bisa dilihat dan dirasakannya 

sendiri.  

d. Mendorong guru untuk menilai seberapa relevansi 

antara aspek-aspek pembelajaran dengan tingkat 

kemampuan siswa dalam menguasai tugas gerak (bahan 

ajar) seperti yang diinginkan oleh gurunya.  

Fungsi feedback  yaitu  membantu siswa untuk 

menilai penampilan yang tidak dapat dilihat dan 

dirasakan oleh dirinya sendiri. Fun gsi feedback  lainnya 

yang paling sering disajikan guru yaitu  sebagai alat untuk 

ini  dapat dikatakan congruent feedback . 

sedang  yang berhubungan dengan stroke sebagai 

incongruent feedback , contoh:  yang berkaitan dengan 

stroke dalam bulu tangkis yaitu  cara memegang raket, 

follow through , dan aspek lainnya selain footwork .  

f . Simple F eedback. Simple feedback yaitu  feedback  

yang hanya terfokus pada satu komponen keterampilan 

pada saat tertentu. Simple feedback biasanya berisi satu 

atau dua buah kata kunci yang menggambarkan 

aktivitas penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai 

feedback  selama pembelajaran berlangsung. 

Keuntungan dari pemakaian  simple feedback 

diantaranya yaitu : (a) guru lebih mudah dan lebih 

akurat dalam memberikan feedback sebab  hanya 

terfokus pada satu komponen saja, (b) memudahkan  

siswa menerima dan melatih penyempurnaan gerakan 

yang menjadi fokus pembelajarannya., dan (c) siswa 

akan mengingat terus apa yang dipelajarinya pada 

kegiatan belajar ini .  

g. F eedback Netral. Feedback  netral yaitu  feedback  yang 

tidak merujuk secara khusus kepada siswa yang 

melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, namun  

secara netral mengingatkan kepada seluruh siswa yang 

sedang melakukan tugas gerak. contoh: , ketika 

berlatih menyundul bola, guru berkata “lihat bola”.  

h. F eedback Negatif . Feedback  negatif yaitu  lawan dari 

feedback  positif, meskipun jarang dianjurkan mengingat  

 

c. General F eedback. General feedback juga sering 

dikatakan sebagai feedback positif, biasanya berkaitan 

dengan gerakan umum, tingkah laku siswa, atau 

pakaian yang dipakai . General feedback dipakai  

guru untuk mendorong siswa terus belajar dan 

mencobanya. Biasanya feedback jenis ini diungkapkan 

dengan kata-kata seperti: bagus, hebat, mengagumkan. 

Ungkapan dengan kata-kata itu masih bersifat umum 

sehingga tidak mencerminkan informasi yang spesifik 

untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan 

siswa.  

d. Specif ik F eedback. Specifik feedback  berisikan informasi 

yang menyebabkan siswa mengetahui apa yang harus 

dilakukan dan mengetahui bagaimana seharusnya siswa 

melakukan tugas gerak dengan benar dan bagaimana 

harus berlatih. Feedback ini diberikan manakala siswa 

menyadari bahwa ia melakukan kesalahan akan namun  

belum atau tidak tahu bagaimana cara 

memperbaikinya. Contoh ungkapan specific feedback 

contoh: : “bagus mata kamu tidak terpejam pada saat 

menyundul bola itu”, atau “dapatkah l ututmu lebih 

ditekuk lagi”.  

e. C ongruent dan Incongruent F eedback. Congruent 

feedback yaitu  feedback  yang terfokus pada aktivitas 

belajar yang sedang dipelajari siswa, contoh:  pada saat 

siswa sedang mempelajari footwork  dalam stroke bulu 

tangkis. Feedback  yang berhubungan dengan footwork  

B. REINF ORC EMENT  (PENGUATAN) 

Reinforcement  mengandung makna menambahkan 

kekuatan pada sesuatu yang dianggap belum begitu kuat. 

Makna ini  ditujukan kepada tingkah laku individu 

yang perlu diperkuat. Pada proses pendidikan yang 

berorientasi perubahan tingkah laku, tujuan utama yang 

hendak dicapai melalui proses belajar yaitu  terjadinya 

tingkah laku yang baik, tingkah laku yang dapat diterima 

sesering mungkin sesuai dengan manfaat kemunculannya.  

Berikut ini beberapa definisi tentang reinforcement . 

1. Menurut Kimble dalam Wolman (1981: 174) a 

reinforcement is an event which, employed 

appropriately, increases the probability of occurrences 

of a response in a learning situation . Artinya, 

Penguatan yaitu  suatu peristiwa yang dilakukan 

dengan tepat, meningkatkan kemungkinan terjadinya 

suatu respon dalam situasi belajar. 

2. Menurut Kaplan (1986: 45) reinforcement is delivered 

following each instance the response.  Artinya, 

penguatan disampaikan mengikuti setiap contoh 

responnya. 

3. Menurut Banerjee (1995: 102) reinforcement is adding 

to the force already applied . Artinya reinforcement  

yaitu  menguatkan yang sudah diterapkan. 

4. Simamora (2009: 80) penguatan (reinforcement) 

yaitu  respons terhadap suatu perilaku yang dapar 

khawatir akan merusak kepercayaan diri siswa namun  

pemberian negatif feedback dilakukan cara-cara: (1) 

implisit (tidak langsung), contoh: , “pakai awalan 

sebelum melempar, jangan asal lempar saja”, (2) 

diberikan pada siswa yang tidak mengerti sesudah  

beberapa kali diberikan feedback , (3) diberikan pada 

siswa yang tidak memperhatikan penjelasan gurunya 

(biasanya siswa yang menjadi atlet atau yang 

sudah terampil atau atlet yang nakal). 

 

4 . pemakaian  F eedback dalam Latihan 

Walaupun beberapa pelatih memakai feedback  secara 

intensif selama atlet latihan, celakanya tipe -tipe 

dari feedback  seting tidak dipakai  secara maksimal 

dalam pembelajaran dan tugas. Beberapa masukan dalam 

pemakaian  feedback  agar efektif dan maksimal selama 

latihan: 

a. Feedback  harusnya berisi informasi yang relevan untuk 

menampilan ketrampilan yang benar. 

b. Feedback  seharusnya yang pantas untuk penampilan 

atau perilaku. 

c. Feedback  selama latihan seharusnya diberikan seketika 

mungkin. 

d. Feedback  seharusnya mempromosikan rangsangan 

tindakan seseorang untuk penampilan dan perilaku. 

e. Feedback  seharusnya pendek, tidak menghambat dan 

sesuai untuk tingkat umur penampil. 

ilmu, hukum, dan kebiasaan, yang diterima dan 

diberlakukan dalam kehidupan, (c) tugas perkembangan 

peserta didik yang hendaknya dipenuhi atau dicapai 

peserta didik untuk menjamin kesuksesan tahap 

perkembangan yang sedang berlangsung dan kesiapan 

tahap perkembangan berikutnya, (d) kebutuhan dasar dan 

kebutuhan perkembangan yang hendaknya terpenuhi 

untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan dan 

perkembangan peserta didik, (e) tujuan 

pendidikan/pembelajaran yang sedang dijalani peserta 

didik untuk menjamin kesuksesan pendidikan yang sedang 

dijalani sekarang dan pendidikan selanjutnya, dan  (f) 

keuntungan dan dampak positif yang diperoleh melalui 

tingkah laku ini , baik bagi peserta didik yang 

bersangkutan maupun bagi pihak-pihak lain yang terkait. 

 

1. Prinsip-prinsip Reinf orcement 

Prinsip dari reinforcement  banyak sekali tujuannya untuk 

mengubah perilaku menjadi baik, namun prinsip paling 

dasar yang efektif ada lah reinforcement. Pertama; jika 

melakukan sesuatu hasilnya akan berakibat baik (merasa 

berharga) seseorang akan cenderung mencoba mengulang 

perilaku positif yang dihargai, contohnya guru 

mengatakan lakukan smash keras menukit dari dekat net 

dengan lompatan tinggi, jika gerakan bagus sesuai dengan 

yang diinginkan lalu  guru berkata “gerakan bagus”, 

maka anak ini  akan melakukannya kembali dilain 

 

 

meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali 

perilaku ini . 

5. Prayitno (2009: 145) penguatan (reinforcement) 

yaitu usaha  untuk mendorong diulanginya lagi 

(sesering mungkin) oleh pelaku tingkah laku yang 

dianggap baik. 

6. Lulu April Farida (2010: 34) penguatan 

(reinforcement) yaitu respons terh adap suatu 

perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan 

berulangnya kembali perilaku ini  di lalu  

hari. 

7. Menurut Lulu April Farida (2016: 34) penguatan 

(reinforcement) yaitu respons terhadap suatu 

perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan 

berulangnya kembali perilaku ini  di lalu  

hari. 

berdasar pemaparan di atas, dapat disimpulkan 

reinforcement  yaitu  menguatkan yang sudah diterapkan 

sebab  dianggap belum begitu kuat. Artinya, 

reinforcement  dilakukan sesudah  pemberian feedback . 

Reinforcement  diperuntukkan bagi tingkah laku 

yang baik, tingkah laku yang dapat diterima bukan 

tingkah laku yang jelek. Tingkah laku yang dapat diterima 

yaitu  tingkah laku yang bernilai positif seperti: (a) harkat 

dan martabat manusia, termasuk hakikat manusia dan 

dimensi kemanusiaan yang seluruhnya normatif, (b) nilai 

dan moral yang bersumber pada agama, adat istiadat, 

a. Reinf orcement positif  

Diselenggarakan dengan jalan memberikan hal-hal positif 

berupa pujian, hadiah, atau hal-hal lain yang berharga 

kepada pelaku tingkah laku yang dianggap baik dan ingin 

ditingkatkan frekuensi penampilannya. Dengan pujian, 

hadiah dan lain-lain hal positif itu diharapkan si pelaku 

termotivasi untuk mengulangi tingkah laku atau 

perbuatannya yang dianggap baik itu. Pujian, hadiah dan 

hal-hal yang berharga itu disebut penguat. Sifat penguat 

disini yaitu  sesuatu atau stimulus yang membuat orang 

yang bersangkutan merasa dihargai, merasa senang, 

merasa dirinya berguna, merasa dirinya berhasil, dan hal-

hal positif  lainnya.  

 

b. Reinf orcement negatif  

Penguat pada reinforcement  negatif haruslah tetap berupa 

hal-hal yang menyenangkan bagi si pelaku, dengan cara 

mengurangi hal-hal tertentu yang selama ini dirasakan 

sebagai hukuman, atau tidak menyenangkan, atau 

menjadi sesuatu yang memberatkan bagi si pelaku. 

 

3. Petunjuk memakai Reinf orcement Positif  

Reinforcement  mencakup beberapa pujian verbal, 

senyuman atau perilaku non verbal yang kesemuanya 

yaitu  penghargaan tujuannya untuk meningkatkan 

prestasi. Ada juga yang memberikan reinforcement  

dengan mengambil tindakan pendekatan untuk motivasi 

waktu. Kedua; jika melakukan sesuatu yang hasilnya 

kurang menyenangkan (merasa terhukum) seseorang akan 

cenderung tidak mengulangi perilaku ini  dan 

berusaha melakukan pencegahan terhadap perilaku negatif 

ini , contohnya guru mengatakan letakkan peluru di 

samping leher lalu  tolakkan ke depan, namun siswa 

meletakkan peluru dipundak, lalu  guru berkata 

“ stop salah”, maka anak ini  akan berusaha 

memperbaiki kesalahannya dan tidak akan mengulangi 

gerakan yang salah. 

Prinsip reinforcement  sangat komplek sebab  orang 

akan bereaksi berbeda terhadap reinforcement  yang sama, 

terutama reinforcement  negatif, contoh “bodoh” ada 

seseorang yang menganggap kata itu menjadi motivasi 

menjadi lebih baik namun ada yang juga malah turuh 

penampilannya. Oleh sebab itu seorang guru atau pelatih 

harus mengetahui karakter siswa didik maupun 

atletnya dan memakai reinforcement  yang 

berbeda terhadap situasi yang berbeda pula. 

 

2. Jenis-jenis Reinf orcement 

Ada dua jenis reinforcement , yaitu reinforcement  positif 

dan reinforcement  negatif. Arah dan tujuan kedua jenis 

reinforcement  itu sama, yaitu mendorong lebih kuatnya 

tingkah laku baik yang telah ditampilkan, Namun bentuk 

dan materi reinforcement  berbeda. 

hendaknya jelas, dalam artian jelas bentuk tingkah 

lakunya serta jelas pula apanya yang baik. Lebih jauh, 

tingkah laku yang dianggap baik dan perlu diberi 

reinforcement  itu biasanya yaitu  tingkah laku yang 

selama ini belum pernah ditampilkan dan memang 

ditunggu-tunggu penampilannya. Dengan 

ditampilkannya tingkah laku baru yang baik itu berarti 

si pelaku sudah mengalami perubahan diri menjadi 

lebih baik. 

b. Waktu pemberian reinf orcement. Pelaksanaan 

pemberian reinforcement  hendaknya sesegera mungkin, 

jangan ditunda-tunda sebab kalau terlambat dapat 

menjadi basi dan tidak efektif. Dalam ini  perhatian 

dan spontanitas si pemberi reinforcement  sangat 

diperlukan. 

c. Jenis Reinf orcement. Jenis penguat hendaknya wajar, 

tidak terkesan berlebih-lebihan. Hindari kesan di buat-

buat atau kepura-puraan. Seringkali reinforcement  

berupa tepuk tangan, ucapan selamat, tepukan di bahu, 

bersalaman, acungan jempol sudah cukup efektif. 

Bentuk penguat tidak harus berupa sesuatu yang mahal, 

namun  jangan sampai tanpa makna sama sekali. Bentuk 

penguat juga dapat berupa sesuatu yang bisa ditukar 

dengan hal-hal yang secara langsung dapat dinikmati, 

seperti hadiah voucher yang dapat ditukarkan di toko 

atau kafe dengan barang tertentu atau makanan.  

mencakup pemakaian  reinforcement  sosial contoh 

pujian, senyuman, atau menempelkan muka dengan 

membisikkan kata untuk reinforcement . 

Penghargaan harus diterima dan dibutuhkan untuk 

mendapatkannya. Reinforcement  harus diketahui baik 

disukai maupun tidak disukai seseorang dalam 

pemakaian ya dan memilih reinforcement , oleh sebab itu 

reinforcement  terdiri dari: 

a. Reinforcement  sosial: pujian, senyuman, menepuk 

punggung, publikasi. 

b. Reinforcement  matrial: tropi, medali, pita, kaos. 

c. Reinforcement  kegiatan: bermain sebuah permainan 

dari pada latihan drill (terus menerus), bermain dengan 

posisi berbeda, berlatih tandang ke tim lain, 

mendapatkan waktu istirahat. 

d. Perjalanan spesial: pergi atau menonton pertandingan 

profesional, pesta tim , mendengarkan presentasi dari 

atlet profesional.  

 

4 . Pertimbangan Dalam Pemberian Reinf orcement 

Reinforcement  baik positif maupun negatif sebaiknya 

dilakukan secara tepat, tidak asal dilaksanakan. Pemberian 

reinforcement  hanya akan efektif jika  dilaksanakan 

dengan memenuhi sejumlah pertimbangan sebagai 

berikut: 

a. Sasaran reinf orcement. Tingkah laku atau bisa juga 

prestasi peserta didik yang hendak diberi reinforcement  

FEEDBACK DAN REINFORCEMENT  DALAM OLAHRAGAFEEDBACK DAN REINFORCEMENT  DALAM OLAHRAGA 169168

 

 

171 

 

5. Reinf orcement  Positif  Dan Hukuman 

Dalam konteks pembelajaran penjas, feedback  juga 

sebagai penguat atas tindakan atau perilaku yang sudah 

dilakukan siswa. Jika perilaku siswa itu sesuai dengan 

harapan guru maka hal itu harus diperkuat untuk tetap 

dipelihara. Sebaliknya jika perilaku itu tidak sesuai dengan 

harapan guru maka  harus ada hukuman (punishment) 

agar perilaku itu tidak terjadi dan terulang kembali, dan 

perilaku itu mengarah pada tindakan yang sesuai dengan 

harapan guru.   

Reinforcement  yang diberikan dapat memakai 

bentuk-bentuk penghargaan atau hukuman yang mungkin 

sekali dapat meningkatkan ataupun menurunkan respon 

serupa yang terjadi dilalu  hari. Pemberian 

penghargaan atau hukuman akan dapat memperkuat hasil 

belajar atau dapat juga menurunkan bahkan merusak hasil 

belajar siswa jika  pemberian penghargaan atau 

hukuman tidak efektif.  

Penghargaan tidak selalu dalam bentuk benda 

sebagai hadiah, namun  bisa melalui ungkapan-ungkapan. 

Contohnya ungkapan guru penjas yang mengatakan 

“Lemparan kamu sudah bagus, coba lempar ke sasaran 

yang lebih jauh ” sedang  punishment lebih bersifat 

memberikan penilaian buruk atas apa yang dilakukan oleh 

siswa. contoh:  pada ungkapan “Lemparan kamu ngawur, 

jangan asal lempar saja”. Selain itu, reinforcement  positif 

yaitu jalan paling utama untuk perubahan tingkah 

 

 

170 

 

d. C ara Pemberian Reinf orcement. Hendaknya juga wajar, 

menghindari kesan berlebihan, kepura-puraan dan 

dibuat-buat. Kewajaran ini disesuaikan dengan bentuk 

penguatnya. Cara yang dimaksud disini dapat sangat 

bervariasi, dari pemberian hadiah pada waktu 

diadakannya acara besar sampai sekadar jabat tangan 

atau isyarat ucapan selamat. 

e. Tempat Pemberian Reinf orcement. Diberikan di tempat 

penampilan tingkah laku yang diberi reinforcement  itu 

muncul. Untuk keperluan tertentu dan sesuai dengan 

kondisi pemberian reinforcement  itu sendiri, 

pelaksanaan pemberian hadiah, dan lain semacamnya 

dapat dilakukan di tempat berbeda. 

f . Pemberi Reinf orcement. Pemberi reinforcement  

hendaklah orang yang memiliki arti khusus bagi si 

pelaku, kalau bisa the significant person  namun ini tidak 

mutlak, teman sendiri pun dapat memberikan 

reinforcement . Hal yang paling penting yaitu  

pemberian penghargaan itu dirasakan sebagai sesuatu 

yang positif, sebagai pendorong untuk berperilaku 

seperti itu lagi, bagi si pelaku. Makin positif 

reinforcement  itu dirasakan oleh pelaku tingkah laku, 

makin efektiflah pemberian reinforcement  itu. Status 

pemberi reinforcement  dapat menambah makna dari 

penguat yang diberikan itu. 

 

 

A. DEF INISI KONSENTRASI 

Penting untuk diketahui bahwa konsentrasi yaitu 

keterampilan yang dapat dilatih setiap harinya. 

Memusatkan perhatian atau berkonsentrasi memang 

yaitu hal yang sangat sulit untuk dilakukan (Apta 

Mylsidayu, 2014: 111 ). Konsentrasi sangat dibutuhkan 

terutama untuk cabang olahraga yang menuntut 

konsentrasi tinggi salah satunya olahraga panahan sebab 

olahraga ini membutuhkan ketepatan, ketelitian, 

konsistensi, dan keajegan setiap tindakan dari setiap anak 

panah yang ditembakkan. Berikut ini beberapa definisi 

tentang konsentrasi. 

1. ) konsentrasi 

yaitu  pemusatan pikiran atau kesadaran pada suatu 

objek, situasi, atau proses mental dengan 

mengesampingkan hal-hal lain guna mendapatkan 

pemahaman. 

2. konsentrasi 

yaitu  suatu keadaan di mana atlet 

menunjukkan mempunyai kesadaran yang tertuju 

kepada sesuatu/obyek tertentu yang tidak mudah 

goyah. berdasar pendapat ini , konsentrasi 

yaitu  kemampuan individu untuk memusatkan/fokus 


laku, banyak fakta  dari penelitian menunjukkan 80-90% 

reinforcement  positif yang dapat meningkatkan 

penampilan. 

Dalam warga  luar, hukuman mungkin 

kebanyakan diartikan pengontrol perilaku. Beberapa 

pelatih mengasumsikan hukuman pada atlet 

dapat menghilangkan kesalahan yang dilakukan dan 

pemain takut pada kesalahan ini  dan mereka akan 

berusaha keras untuk tidak mengulanginya lagi. 

Pemberi penguatan (reinforcement)  hendaklah 

orang yang memiliki arti khusus bagi si pelaku. Hal yang 

paling penting yaitu  pemberian penghargaan ini  

dirasakan sebagai sesuatu yang positif, sebagai pendorong 

untuk berperilaku. Makin positif penguatan yang 

dirasakan makin efektiflah pemberian penguatan ini

lingkungan atau suasana ketika lingkungan berubah secara 

cepat pada pikiran tentang masa lalu atau masa depan 

menyebabkan isyarat-isyarat yang tidak bersangkut paut 

sering membuat penampilan kacau.  

Proses konsentrasi diawali dengan perhatian. 

Perhatian yaitu hal terpenting dalam berkonsentrasi, 

teori perhatian ataupun model fokus perhatian dapat 

dikelompokkan menjadi 3 bagian yakni:   

1. Single channel theories, di mana proses informasi 

disusun seperti terjadi terus-menerus, proses satu 

saluran dibatasi rangkaian yang dipelihara satu sinyal 

pada waktu tercepat atau informasi terbatas per detik.  

2. V ariable allocation theories, perhatian dipandang 

sebagai barang dagangan yang mudah ditukar, namun  

pada intinya penampilan dapat membeli perhatian 

lebih dari satu tugas. 

3. Multiple resource pools theories, perhatian dipandang 

dengan arus pemikiran sebagai rentetan dari kolam 

sumber penghasilan, pada intinya kapasitas perhatian 

dilihat tidak dari pusatnya, namun  cukup didistribusikan 

seluruhnya pada system nervous. 

Selanjutnya, stimuli pengganggu konsentrasi ada 

dua yaitu sebagai berikut: 

1. Stimuli eksternal, yaitu stimuli yang berasal dari luar 

tubuh yang dapat mengganggu konsentrasi ini  

contoh:  sorakan penonton, alunan musik yang keras, 

perhatian pada satu stimulus (obyek) dalam masa 

tertentu. 

3. The National Coaching Foundation  (2006: 17) 

concentration is about focusing all yout attention on 

those things which are relevant to whatever it is you 

are doing. Artinya, konsentrasi yaitu  tentang 

memusatkan semua perhatian Anda pada hal-hal yang 

relevan dengan apa pun yang Anda lakukan. 

4. Menurut Yusuf Hidayat (2008: 239) konsentrasi yaitu  

kemampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas 

dengan tidak terganggu dan terpengaruhi oleh stimuli 

yang bersifat eksternal dan internal, sedang  

pelaksanaannya mengacu kepada dimensi yang luas 

dan fokus pada tugas -tugas tertentu.  

5. Menurut Femi Olivia (2009: 40) konsentrasi yaitu  

pemusatan pikiran, atau terpusatnya perhatian 

terhadap informasi yang diperoleh seseorang.  

6. Menurut Brewer (2009: 18) konsentrasi yaitu  

kemampuan untuk fokus pada tugas yang ada dengan 

mengabaikan gangguan. 

7. M. Yunus S.B. (2014: 175) konsentrasi yaitu  

memusatkan mental terhadap suatu objek dan 

mempertahankannya dalam waktu yang cukup lama 

hingga pikiran lain tersingkirkan. 

berdasar pemaparan di atas dapat disimpulkan 

konsentrasi ialah kemampuan untuk mempertahankan 

fokus terhadap kegiatan -kegiatan yang ada didalam suatu 


berdasar gambar di atas, dapat dilihat bahwa 

sumber pengacau (gangguan) konsentrasi terdiri atas 3 

stimulus, yakni;  

1. Gangguan visual berupa barang/benda yang bergerak, 

besar, dan warnanya mencolok.  

2. Gangguan auditory berupa suara dari suporter dan 

cerita mengenai lawan bertanding.  

3. Gangguan kinestetik berupa semua hal yang dirasakan/ 

dilakukan, seperti kelelahan fisik, k elelahan mental, ada 

atau tidak adanya pelatih/orang yang dicintai pada saat 

pertandingan, lingkungan bertanding, dan peralatan 

bertanding. Yang menandakan bahwa individu kurang 

dapat berkonsentrasi jika  individu ini  

mengalami perhatian yang terpecah-pecah. 


kata-kata menyakitkan dari penonton atau pelatih, 

perilaku tidak sportif dari lawan, dan lain sebagainya.  

2. Stimuli dari internal contoh:  perasaan terganggu pada 

tubuh dan perasaan-perasaan lain yang mengganggu 

fisik dan psikis seperti “saya benar -benar lelah” atau 

“jangan nervous” , terlalu cemas, terlalu bergairah pada 

saat bertanding, faktor makanan yang mengganggu 

pencernaan, dan lain sebagainya.  

Oleh sebab itu, konsentrasi perlu dilatihkan pada 

atlet, sebab jika  tidak dilatihkan maka akan 

cenderung gagal dalam mengembangkan keterampilan 

konsentrasinya, dan bersamaan dengan itu atlet 

akan mengalami kegagalan dalam setiap pertandingan 

yang diikutinya.  

Kelelahan juga yaitu salah satu faktor 

permasalahan dalam perhatian. Konsentrasi dapat mudah 

hilang sebab  kelelahan oleh sebab itu kondisi tubuh 

sangat penting. Pada intinya kelelahan dapat mengurangi 

sedikit demi sedikit proses fokus perhatian pada situa si. 

Individu yang memiliki motivasi yang kurang maka dapat 

dipastikan akan kesulitan dalam berkonsentrasi. Pada 

prinsipnya suatu yang tidak berhubungan akan 

memudahkan terjadinya ganguan jika  salah satu tidak 

fokus. Berikut alur/proses terjadinya konsen trasi: 

2. memakai kata-kata kunci (use cue words) 

pemakaian  kata-kata kunci bertujuan memberikan 

instruksi/  motivasi kepada atlet dalam membantu 

meningkatkan konsentrasi agar atlet tetap mampu 

melakukan tugas sebagaimana mestinya. Kata-kata isyarat 

dipakai  untuk memfokuskan diri pada apa yang 

dihadapi yakni berupa instruksi dan motivasi. Instruksi dan 

motivasi ini  berupa kata yang simple dan mudah 

dimengertiContohnya, pada saat pelatih bolabasket 

mengatakan hands up, atlet meyakinkan bahwa 

kata-kata ini  untuk berhati-hati dalam defend . 

 

3. memakai pemikiran bukan untuk menilai (employ 

nonjudgement thinking) 

Saat atlet menilai penampilannya yang gagal, 

biasanya kestabilan emosional atlet akan hilang 

sehingga mengalami ketegangan otot yang berlebihan, 

konsentrasi hilang, dan tidak bisa membuat keputusan. 

Agar pikiran ini  hilang haruslah ada evaluasi 

terhadap apa yang ada sehingga menuntun pada 

performa yang baik. Menilai penampilan dan 

mengkategorikannya baik/buruk boleh -boleh saja namun  

tujuannya untuk belajar melihat penampilan, namun  bukan 

bertujuan untuk menilai namun  agar atlet mampu 

memperbaiki atau mengkoreksi kesalahan dan kekurangan 

yang ditampilkan. 

 

 

B. C IRI-C IRI KONSENTRASI 

Adapun ciri-ciri atlet yang sedang berkonsentrasi 

antara lain:  

1. Tertuju pada objek /benda pada saat itu  

2. Perhatiannya tetap pada obyek tertentu dan tidak ada 

perhatian dan pemikiran pada obyek lain 

3. Menenangkan dan memperkuat mental. 

 

C . C ARA MENINGKATKAN KONSENTRASI 

atlet dapat berkonsentrasi dengan baik 

tidak bisa dicapai dalam waktu yang relatif singkat, namun  

harus melalui proses latihan yang lama. Berikut beberapa 

cara untuk meningkatkan konsentrasi: 

 

1. Latihan dengan menghadirkan gangguan (distraction) 

Bentuk latihan ini dengan menghadirkan suara, bunyi-

bunyian, dan gerakan seseorang dalam kelompok. Latihan 

ini dilakukan sebab  pada olahraga kelompok biasanya 

penonton mengatakan yel-yel sambil melambaikan tangan 

membentuk aliran ombak, bertepuk tangan, bersorak-

sorai, dan lain sebagainya. atlet harus 

mempersiapkan diri mengatasi gangguan ini  dengan 

tetap fokus perhatian pada gerakan yang sedang 

dilakukan, segalam macam pergerakan benda/suara ya ng 

didengar harus diabaikan seolah-olah tidak mendengar 

apa-apa. jika  atlet terlatih dengan kondisi 

seperti itu maka atlet mampu mengatas 

di dinding. contoh: , saat pemain basket menembak di 

freethrow  di depan banyak penonton, pemain ini  

menjaga mata dengan cara menunduk dan mata melihat 

lantai hingga siap untuk memandang dan fokus pada ring 

basket. 

 

7 . Tetap memusatkan perhatian setiap saat (stay f ocused 

in the present) 

Memusatkan perhatian setiap saat yaitu  penting sebab 

pikiran individu terbuka untuk masuknya berbagai 

stimulus, oleh sebab itu individu tetap harus memfokuskan 

perhatian pada tugas-tugas yang dilakukan. 

 

D. METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN 

KONSENTRASI 

Konsentrasi pada latihan dan pertandingan harus tetap 

terjaga agar penampilan tetap efektif. Untuk bisa 

berkonsentrasi selama pertandingan, latihan konsentrasi 

dalam setiap sesi latihan harus diberikan. Ada beberapa 

strategi yang bisa dilakukan sebagai usaha  untuk 

membantu melatih keterampilan konsentrasi. Berikut ini 

beberapa latihan untuk meningkatkan konsentrasi  

 

1. Latihan Autogenik. 

Latihan autogenik yaitu  jenis self -hipnosis yang dilakukan 

untuk mencoba mengembangkan perasaan hangat dan 

berat. Program self -hypnosis ini memakai serangkaian  

 

4 . Menyusun kegiatan rutin (establish routine) 

Kegiatan sehari-hari dapat melatih fokus perhatian yang 

dapat memperbaiki penampilan. atlet secara 

rutin memfokuskan konsentrasinya untuk membantu 

mempersiapkan mental dalam penampilan. Efektivitas 

kegiatan rutin mempunyai dorongan yang kuat. Biasanya 

pikiran atlet tidak terfokus selama berhenti 

melakukan aktivitas. contoh: , atlet berkata 

“bisa,bisa, dan bisa” untuk memfokuskan perhatiannya 

sebelum memasuki lapangan. Kebiasaan rutin ini 

membantu atlet sebelum dan selama penampilan 

sehingga atlet dapat memfokuskan mentalnya.  

Sehingga sangat jelas bahwa rutinitas dapat menjadi 

penampilan otomatis sebab  dilakukan setiap hari.  

 

5. Rencana-rencana pengembangan kompetisi 

Rencana ini dapat membantu atlet untuk 

mempersiapkan kejadian-kejadian yang akan timbul, tidak 

hanya itu saja namun  juga dapat mempersiapkan hal-hal 

atau keaadan yang berbeda baik sebelum atau pun selama 

kompetisi. 

 

6. Berlatih mengendalikan mata (practice eye control) 

Mengendalikan mata yaitu  metode untuk memfokuskan 

konsentrasi. Berkut teknik yang bisa dipakai  untuk 

mengendalikan mata antara lain: (a) menjaga/memelihara 

mata pada lantai, (b) fokus pada alat, (c) fokus pada titik 

nyaman sesudah  itu ambil nafas yang dalam ketika anda 

nyaman dan rilek mulailah dengan:  

a. Memperhatikan apa yang didengar. Memperhatikan 

semua suara dan memahaminya. Jangan lewatkan 

semua yang telah ada dipikiran dan dengarkan semua 

suara seperti sedang mendengarkan musik.  

b. Sadarkan sensasi tubuh, seperti rasa pada kursi, tempat 

tidur dan lantai yang ada disekitar. Kerahkan semua 

perhatian pada hal-ini  . Sebelum beralih pada 

sensasi yang lain, biarkan sensasi ini  berada dalam 

pikiran dan mengamatinya secara perlahan-lahan. 

Terakhir cobalah untuk menggabungkan semua sensasi 

pada saat bersamaan. Inilah yang disebut fokus internal 

secara luas.  

c. Alihkan perhatianmu pada pemikiran dan emosi. 

Biarkan emosi dan pemikiran timbul. Jangan berfikir 

tentang yang lain, serta sisakan rasa relax  dan tentram. 

Sekarang coba satukan rasa dan fikiran secara 

bersamaan.  

d. Saat keluar dari pikiran, emosi dan relax, bu ka matamu 

dan arahkan pada obyek lurus pada ruangan, yang ada 

di depan. Ketika pada pandangan lurus, lihat bahwa 

ada banyak ruangan dan objek yang ada pada 

pandangan disekeliling. Sekarang coba arahkan fokus 

perhatian pada satu objek yang ada di tengah lanjutkan 

perhatian pada ini   sampai tinggal hanya satu 

objek saja. Pikirkan sampai dapat membayangkan 

  

 

kalimat, pernyataan atau pharase untuk memusatkan 

perhatian pada berbagai perasaan yang ingin 

dihasilkan.Pelatihan autogenik memerlukan waktu 

beberapa bulan untuk belajar bagaimana 

menggunakannya secara efektif dan  setiap sesi bisa 

berlangsung selama satu jam. Menurut Barker, et al. 

(2007: 355) program latihan autogenik memiliki enam 

tahap: 

a. Berat pada lengan dan tungkai, contoh:  kaki kiriku 

terasa berat 

b. Kehangatan di lengan dan tungkai, contoh:  kaki 

kananku terasa hangat 

c. Pengaturan aktivitas jantung, contoh:  detak jantung 

saya normal. 

d. Pengaturan pernapasan, contoh:  tingkat nafas saya 

normal 

e. Kehangatan perut, contoh:  perut saya terasa hangat 

f. Pendinginan dahi, contoh:  dahi saya terasa dingin. 

 

2. Belajar Untuk Mengubah Perhatian (Learning To Shif t 

Attention) 

Metode ini diterapkan untuk keseluruhan latihan. Latihan 

ini menunjukkan perspektif berbeda yang dibutuhkan 

untuk menampilkan keterampilan yang dibutuhkan dalam 

olahraga. Belajar mengenai perubahan perhatian sebelum 

latihan dimulai, duduk atau berbaringlah pada situasi yang 

c. Begitu merasa rileks, perhatikan irama napas (tanpa 

mengubah iramanya), lalu mulailah perlahan-lahan 

menghitungnya: tarikan napas diikuti satu hembusan 

napas dihitung sebagai satu, lalu  tarikan dan 

hembusan napas berikutnya sebagai dua, dan 

seterusnya.  

d. Saat mencapai hitungan ke sepuluh, kembali lagi 

kehitungan satu dan seterusnya. Jika kehilangan 

hitungan atau lupa angka hitungannya berarti 

konsentrasi mulai terganggu, sebab  itu berhentilah 

menghitung barang sejenak, lalu sesudah  konsentrasi 

kembali, mulai lagi menghitung dari satu.  

 

4 . Belajar latihan “ parkir”  (parking ex ercise) 

Pelatihan ini menuntun untuk menghilangkan pikiran 

negatif atau masalah yang ada dengan menaruhnya 

ditempat lain sampai penampilan selesai. Cara yang 

dipakai  yakni mengidentifikasi masalah yang dihadapi  

atlet dan menyuruh atlet menulisnya 

dikertas dan menaruhnya ditempat lain sampai 

pertandingan selesai. 

 

5. Strategi Eksternal Dan Internal 

Strategi untuk membangung dan memelihara konsentrasi 

dibagi menjadi dua faktor yakni faktor eksternal dan 

internal 

semua yang ada di ruangan. Pikirkan fokus eksternal 

seperti lensa pembesar. Praktekkan pembesaran dan 

pengecilan, arahkan pada pilihan. Latihan ini 

mendemonstrasikan bahwa cara pandang yang berbeda 

berpengaruh pada penampilan dan dibutuhkan dalam 

olahraga. 

 

3. Belajar Untuk Memelihara F okus (Leraning To Maintain 

F ocus) 

Belajar mempertahankan fokus perhatian yaitu  

menemukan tempat yang tenang tanpa ada gangguan. 

Pilih objek yang akan difokuskan. Raih objek ini  ke 

dalam tangan dapatkan semua rasa, warna, dan tekstur. 

Sekarang letakkan obyek di bawah dan perhatikan. Amati 

dengan detail. Jika pikiran mengendur, bawa kembali 

perhatian pada objek. Catat b erapa lama bisa 

berkonsentrasi. sesudah  itu berkonsentrasi kembali atau 

melakukan ini   disertai dengan gangguan yang 

ada disekitar.  

Selain itu, dapat dilakukan dengan latihan 

pernapasan. Sebagai permulaan, latihan ini cukup 

dilakukan dalam waktu sekitar delapan menit. Berikut 

latihan pernapasannya. 

a. Duduk tegak dikursi, kedua kaki menapak dilantai, 

kedua tangan di samping badan.  

b. Tutup mata, ambil napas dalam-dalam lalu keluarkan 

sampai ketegangan disekujur tubuh hilang.  

b. Strategi F aktor Internal 

1) Attentional cues and triggers. atlet dapat 

memakai kata kunci secara verbal dan kinestetik 

untuk memfokuskan konsentrasinya, dan 

membangkitkan kembali konsentrasi yang hilang sebab 

dapat membantu atlet untuk memfokuskan  

perhatian dalam melakukan tugas dan membantu 

menghindari berbagai gangguan terhadap pikiran dan 

perasaan. 

2) Mengalihkan kegagalan menjadi keberhasilan (turning 

failure into success). Strategi ini yaitu kebiasaan 

kognitif di mana mental atlet dilat ih sesudah  

mengalami kegagalan. Segera sesudah  atlet 

membuat kesalahan, mempelajari kesalahan yang telah 

terjadi, atlet melakukan latihan mental untuk 

menguasai keterampilan yang sempurna dari pada diam 

dalam kesalahan. atlet harus menghindari dan 

tidak boleh mengingat segala kejadian yang telah 

terjadi namun  fokus kembali pada gambaran 

penampilan sempurna berikutnya. 

3) memakai feedback elektrodermal.  Respon 

feedback elektrodermal  yaitu alat biofeedback 

yang dipakai  para atlet, dan respon ini 

terjadi kira-kira 2 detik yang dilihat dari perubahan 

dalam konduksi kulit.Hasil dari respon ini 

mengilustrasikan bagaimana pikiran berpengaruh pada 

tubuh dan penampilan, memonitor relaksasi fisiologis, 

 

a. Strategi F aktor Eksternal 

Strategi faktor eksternal yaitu  strategi konsentrasi yang 

ditujukan untuk mempertahankan konsentrasi. Jenis 

strategi ini yaitu  sebagai berikut: 

1) Dress rehearsal. Dress rehearsal yaitu strategi 

yang efektif untuk cabang olahraga senam, menyelam, 

dan renang. Stimulus yang diberikan berupa benda 

contoh:  seragam. pemakaian  seragam yang 

berbeda/baru yaitu  stimulus yang akan mengganggu 

penampilan sebab pakaian seragam harus dipakai  

secara berulang-ulang ketika atlet menguasai 

keterampilan baru, seragam baru yang dipakai  saat 

pertandingan dapat membuat perasaan atlet 

menjadi tidak nyaman. 

2) Latihan simulasi pengalaman bertanding. Tujuan 

berlatih simulasi membuat atlet terbiasa 

dengan suasana pertandingan yang sesungguhnya. 

Maksud pemberian simuasi ini yaitu  memberikan 

bekal pengalaman bertanding kepada atlet 

agar bisa mengatasi perasaan “grogi” . 

3) Latihan mental. Latihan mental harus dilakukan secara 

terprogram dan dalam jangka waktu yang lama serta 

dilakukan secara teratur dan sistematis. Salah satu 

program latihan mental yaitu  melalui 

mentalimagery/visualisasi sebab latihan ini terbukti 

dapat berpengaruh  terhadap keberhasilan 

atlet. 

E. INSTRUMEN KONSENTRASI 

berdasar pemaparan di atas, maka penulis membuat 

suatu kisi-kisi instrumen angket/kuesioner tentang 

konsentrasiseperti berikut ini. 

Tabel 13.2 

Kisi-kisi instrumen angket/kuesioner tentang konsentrasi  

Dimensi Indikator Sub indikator 

Konsentrasi  Stimuli pengganggu Internal 

Eksternal  

 

Berikut ini contoh beberapa pernyataan untuk melihat 

seberapa besar tingkat konsentrasi atlet dalam 

bertanding yang bisa diberikan dengan memakai 

skala likert. 

 

Petunjuk Pengisian 

Berikan tanda check (√)  pada salah satu alternatif 

jawaban yang tersedia sesuai dengan pilihan dan 

pengalaman anda. 

Keterangan Alternatif   jawaban :  

SS    : Sangat setuju 

S      : Setuju 

R      : Ragu-ragu 

TS    : Tidak Setuju 

STS  : Sangat Tidak Setuju 

 

  

 

mengidentifikasi komponen stres pa da penampilan 

atlet selama latihan imagery, dan memfasilitasi 

latihan konsentrasi. 

 

6. Mencari Kunci-Kunci Yang Relevan (Searching F or 

Relevant C ues) 

Cara yang dipakai  yaitu  mengamati objek (01, 02,03 

dst) dimana angka-angka ini  disusun secara acak, 

dengan membatasinya pada waktu tertentu. contoh:  

dalam satu menit berapa angka yang dapat ditemukan. 

Orang yang memiliki konsentrasi tinggi dapat mencapai 

20 sampai 30 angka dalam satu menit. Untuk 

meningkatkan latihan dapat mencobanya dalam kondisi 

yang banyak gangguan sehingga dapat mempertajam 

konsentrasi. Latihan ini bisa dimodifikasi dalam situasi 

yang berbeda. Angka-angka ini  yaitu : 

Tabel 12.1 

Angka-angka acak untuk latihan mempertajam konsentrasi