faktor -faktor interpersonal. Istilah situasi
kompetitif subyektif yang dipakai dalam proses
kompetitif mengarah pada suatu penilaian kognisi
seseorang terhadap situasi-situasi kompetitif, yang
yaitu suatu proses yang menentukan apakah respon
kecemasan sebelum kompetisi akan terjadi atau tidak.
jika situasi kompetisi menghasilkan kekhawatiran,
perasaan gelisah dan meningkatnya aktivitas fisiologis,
maka akan diikuti dengan respon kecemasan. Berikut tiga
tipe hasil subyektif yang berbeda dari situasi bersaing
yaitu:
a. Kompetitif. Kompetitif yaitu kenikmatan bertanding
dan hasrat ingin berjuang dalam meraih keberhasilan
dalam olahraga yang ditandingkan. Orang yang
bertanding senang bersaing dan secara aktif mencari
situasi kompetitif.
b. Orientasi pada kemenangan. Orientasi pada
kemenangan fokus pada perbandingan interpersonal
dan memenangkan pertandingan, terutama
4. Rangkuti (2007: 43) kerjasama yaitu mau menerima
saran, dan gagasan orang lain, bekerjasama secara
harmonis dengan orang lain untuk mencapai tujuan.
5. M. Yunus S.B. (2014: 153) kerja sama tim yaitu usaha
kooperatif oleh semua anggota organisasi untuk meraih
tujuan bersama. Para atlet dalam cabang olahraga
beregu harus menyadari bahwa tidak ada anggota tim
yang selalu bisa menjadi bintang pada setiap
permainan.
6. Hann (2017: 77) Teamwork is essentially making the
most of the team’s common purpose (core task) or in
other words, to get as close to the core objectives as
we can.
7. Le May (2017: 25) Kerja tim bisa didefinisikan sebagai
bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama.
berdasar pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa kerjasama yaitu suatu tindakan yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu.
D. EF EK DARI KOMPETISI DAN KERJASAMA DALAM
PENAMPILAN
Efek negative bisa dilihat dari sebuah kompetisi ketika
memandang hubungan antara pertandingan dan
pertunjukan. Ketika seseorang menang, maka yang lain
berarti kalah. Dalam situasi belajar, siswa akan mandiri
C . DEF INISI KERJASAMA TIM (TEAM WORK)
Proses lain keberhasilan kinerja dapat diukur dan dihargai
yaitu kerja sama. Kerjasama yaitu sebuah kata yang
sangat sering didengar dan sangat akrab di telinga. Kata
kerjasama yaitu gabungan dari kata kerja dan sama,
yang berarti bekerja secara bersama-sama dalam
mengerjakan sesuatu dan mencapai suatu tujuan.
Kerjasama dibentuk sebab adanya dua orang atau lebih
yang bekerja sama untuk mencapai suatu keinginan atau
tujuan yang ingin capai. Berikut ini beberapa definisi
tentang kompetisi.
1. Coakley (1994: 79) Kerjasama didefinisikan sebagai
proses sosial melalui performa yang dinilai dan dihargai
dengan istilah sekumpulan prestasi dari sekelompok
orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
2. Hall (2005: 40) teamwork as the work which is done
by a group of people who posses individual expertise,
who are responsible for making individual decisions,
who hold a common purpose and who meet together
to communicate, share and consolidate knowledge
from which plans are made, future decisions are
influenced, and actions determined .
3. Boller (2005:11) kerja tim yaitu sebuah tindakan.
Tindakan yaitu sesuatu yang orang lakukan. Hal
ini dapat ditunjukkan baik dalam kelompok atau
dalam tim.
3. memakai akal. Penampilan maksimal fokus pada
kesehatannya, perkembangannya, dan menemukan
kembali dirinya sebab keseimbangan diperlukan untuk
mengoptimalkan kemampuannya.
4. Etika persiapan yang kuat. Persiapan yang baik akan
memperoleh hasil yang baik pula.
5. Suka tantangan dan perubahan. Seseorang yang
menyukai tantangan sehingga bisa menilai
kemampuannya.
6. Kemampuan bekerjasama dengan tim. Individu yang
hebat menghargai pentingnya berhubungan baik dan
kerjasama dengan yang lain.
F . MANF AAT KOMPETISI DAN KERJASAMA DALAM
OLAHRAGA PERMAINAN
Berikut ini beberapa manfaat kompetisi dan kerjasama
dalam olahraga permainan antara lain:
1. Sebagai pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
setiap orang.
2. Struktur permainan untuk anak-anak mencakup unsur
kompetitif dan kooperatif
3. Ketika kompetisi menyebabkan persaingan sengit,
kerjasama dapat dipergunakan untuk menyatukan
kelompok bersama sama
4. Memberikan umpan balik positif dan d orongan untuk
siswa dan atlet terlepas dari hasil kompetisi
dan bekerja sendiri dalam mencapai kesuksesan, sehingga
kesuksesan dan kegagalan seseorang tidak akan
berpengaruh terhadap kelompoknya. Sebaliknya dalam
situasi yang kooperatif, interaksi dicirikan dengan adanya
saling ketergantungan antar individu. Dalam situasi belajar
di kelas, skor yang diperoleh seorang individu akan
mempengaruhi skor terhadap kelompoknya, sehingga
seorang individu akan bertanggung jawab terhadap
keberhasilan dan kegagalan kelompok, atau untuk dapat
menjadi juara harus bekerja sama untuk menjalankan pola
permainan ayng telah diberikan oleh pelatih, sebab
jika ada satu anggota tim yang tidak menjalankan pola
permainan maka pola ini tidak akan berjalan dengan
lancar.
E. KOMPETISI DAN KERJASAMA DALAM MENC APAI
PRESTASI
Charles Garfield (1986) me ngidentifikasi 6 sifat yang
berhubungan dengan kompetisi dan kerjasama seseorang
dalam mencapai prestasi:
1. Misi. Motivasi orang-orang yang punya misi yang
sangat alami sebab pentingnya terikat pada sesuatu
yang dinikmati dan percayai.
2. Etika kerja keras. Penampilan yang dilakukan dan
ditampilkan dengan tingkat usaha yang keras dalam
mencapai tujuannya.
A. DEF INISI IMAGERY
Imagery sering disebut dengan guided imagery,
visualization, latihan mental, atau self hypnosis . Imagery
yaitu teknik yang biasa dipakai oleh psikolog
olahraga untuk membantu seseorang memvisualisasikan
atau melatih mental berkaitan dengan kegiatan yang akan
dilakukan. Imagery dapat dalam kehidupan nyata dapat
memancing reaksi emosional dan fisiologis (Morris, Spittle,
& Watt, 2005: 4). Dalam konteks olahraga, imagery
dipakai untuk membantu atlet membuat
visualisasi yang lebih nyata berkaitan dengan pertandingan
atau kompetisi yang akan dijalaninya.
1. Menurut Singgih D. Gunarsa, dkk (1996: 59)
visualisasi/ imagery yaitu daya pikir untuk
membayangkan, mengkhayalkan, atau menciptakan
gambaran atau kejadian dalam pikiran.
2. Richardson (1999: 35) “….imagery is able to make a
distinctive contribution to performance in objectively
scorable tasks, and these are normally characterised as
test of spatial ability”. Artinya, imagery mampu
memberikan kontribusi tersendiri terhadap kinerja
dalam tugas yang implisit secara obyektif, dan ini
biasanya ditandai sebagai tes kemampuan spasial.
106
5. Penekanan kerjasama dapat menghasilkan kepercayaan
dan komunikasi terbuka.
6. Memberikan kesempatan baik bagi belajar
keterampilan olahraga dan praktek keterampilan ini
dalam kompetisi.
7. Menurut Dedy Dahlan (2009: 44) imagery/visualisasi
yaitu proses membuat gambaran dan situasi mental di
dalam pikiran mengenai sesuatu hal.
8. M. Yunus. S.B. (2014: 231) i magery/visualisasi yaitu
membayangkan dengan sungguh-sungguh seperti
kejadian yang sebenarnya, serta dapat memberi efek
fisiologis dan psikologis yang nyata.
berdasar pengertian di atas, imagery dalam
olahraga yaitu membayangkan/menggambarkan/
mengingat/memunculkan kembali obyek dan peristiwa/
pengalaman keterampilan gerak yang benar di dalam
pikiran. Imagery yaitu teknik yang dapat dipakai
untuk mengkonstruksikan penampilan sebagaimana yang
diinginkan atau diharapkan, baik dalam latihan maupun
dalam pertandingan. Teknik latihan mental ini
melibatkan pemakaian semua penginderaan, meliputi
pikiran, perasaan, emosi dan penginderaan, seperti
penglihatan, pendengaran, perasaan, maupun hormon
adrenalin yang menciptakan pengalaman dalam pikiran.
Imagery dapat meningkatkan kemampuan individu dalam
menghadapi berbagai permasalahan. jika atlet
melakukan imagery, secara otomatis dapat melihat diri
sendiri melakukan sesuatu seperti melihat diri sendiri
dalam film di bioskop
Imagery dalam belajar gerak dan penampilan gerak
dalam olahraga menjadi sesuatu yang sangat penting
3. Morris, Spittle, & Watt (2005: 213) “….. imagery is that
it is an extremely versatile technique that can be
applied to a wide range of situations in sport and
exercise”. Artinya, yaitu teknik yang sangat serbaguna
yang bisa diterapkan pada berbagai situasi dalam olah
raga dan olah raga.
4. Barker, et al. (2007: 356) imagery is a polysensorial
and emotional creation or recreation of an exper ience
that takes place in the mind. Artinya, imagery yaitu
penciptaan polysensorial dan emosional atau rekreasi
dari pengalaman yang terjadi dalam pikiran.
5. Yusup Hidayat (2008: 207) menyatakan imagery
yaitu bayangan dalam pikiran individu yang
dapat mencakup apa saja yang dapat dilihat, didengar,
diraba, dibaui, dan dicitarasakan. Imagery dilakukan
dengan membentuk suatu khayalan/gambaran mental
di dalam pikiran tentang suatu gerak motorik atau
penampilan yang ingin dilakukan, atau prestasi yang
ingin dicapai dalam pertandingan.
6. Biasworo Adisuyanto (2009: 23-24) menyatakan
imagery yaitu teknik membayangkan sesuatu
dalam pikiran yang dilakukan secara sadar dengan
tujuan untuk mencapai target, mengatasi masalah,
meningkatkan kewaspadaan diri, mengembangkan
kreativitas, dan sebagai simulasi gerakan/kejadian
dalam olahraga.
Waktu melakukan imagery bagi atlet
yaitu pada saat sebelum, selama latihan dan sesudah
latihan. Imagery membantu atlet untuk
menciptakan gambaran yang nyata berkaitan dengan
kesulitan dan masalah-masalah yang mungkin akan
dihadapi oleh para atlet selama pertandingan.
Seperti diketahui, atlet seringkali membuat
gambaran yang tidak nyata baik tentang dirinya maupun
tentang lawan yang akan dihadapi. Menganggap lawan
lebih superior, kemampuan teknisnya masih rendah, atau
lingkungan pertandingan yang menekan seringkali muncul
di benak para atlet ketika menyiapkan diri untuk
sebuah pertandingan. Efeknya, seringkali atlet
merasa rendah diri dan akhirnya merasa cemas yang
berlebihan. Jika berlanjut terus menerus, maka kecemasan
ini akan mengganggu performa atlet
ini . Kecemasan yang muncul sebelum bertanding
akan mengurangi konsentrasi dan membuat
penampilannya menurun.
Manfaat imagery antara lain yaitu sebagai
berikut: (1) meningkatkan konsentrasi, (2) meningkatkan
rasa percaya diri, (3) mengendalikan responemosional, (4)
memperbaiki latihan keterampilan, (5) mengembangkan
strategi, dan (6) mengatasi rasa sakit.
sebab imagery dapat dipakai sebagai latihan suplemen
disela-sela waktu menunggu giliran latihan terutama jika
atlet terlalu banyak namun fasilitasnya sedikit.
Dengan kata lain, bagian yang paling penting dari
latihan imagery yaitu perasaan subjektif/personal pada
diri sendiri untuk menampilkan apa yang akan dilakukan.
Oleh sebab itu, latihan imagery berkaitan dengan
kepercayaan diri, pemusatan perhatian, serta kondisi
waspada dan terkendali. Sehingga tidak heran jika
banyak atlet yang memakai latihan imagery
untuk menciptakan kepercayaan diri serta menimbulkan
perasaan siap dalam menghadapi pertandingan penting.
B. IMAGERY DALAM OLAHRAGA (WHERE, WHAT,
WHEN, DAN WHY)
Imagery dalam olahraga ditentukan oleh: (1) where
(dimana imagery bisa dilakukan?), artinya imagery
dilakukan pada saat latihan, pertandingan, off training,
atau sesudah latihan, (2) what (apa yang di-imagery-kan?),
artinya imagery yang dilakukan yaitu membayangkan
keterampilan gerak cabang olahraga yang digeluti, (3)
when (kapan imagery dilakukan?), artinya imagery
dilakukan sebelum, selama, dan sesudah berlatih atau
bertanding, dan (4) why (mengapa imagery dilakukan?),
artinya imagery dilakukan untuk mengingat kembali
keterampilan gerak yang telah dipelajari.
8. Waktu imagery dilakukan sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya sebagain sarana untuk memindahkan
kondisi imajiner ke kondisi realita.
D. MANF AAT LATIHAN IMAGERY
Adapun manfaat latihan imagery antara lain:
1. Untuk mengembangkan kepercayaan diri atlet.
Kepercayaan diri yaitu keyakinan akan
kemampuan atlet untuk dapat sukses dalam
mencapai tujuannya. Dengan latihan imagery,
atlet akan mampu meningkatkan dan
mengantisipasi apa yang akan terjadi. Jika sukses dalam
latihan mental imagerymaka akan semakin yakin pada
kemampuannya, dan peningkatan ini dapat
meningkatkan kepercayaan dirinya.
2. Untuk mengembangkan strategi pre-kompetisi dan
kompetisi. atlet diajari untuk memahami
situasi baru sebelum turun di gelanggang yang
sebenarnya, sehingga apa yang akan terjadi dapat
diantisipasi oleh atlet, dan dengan antisipasi
ini, mudah melakukan adaptasi terhadap berbagai
kemungkinan hal yang terjadi, belajar untuk
mempertahankan perasaan tenang di bawah tekanan
sehingga emosi dapat dikendalikan secara konstruktif.
3. Membantu atlet memfokuskan perhatian atau
konsentrasinya pada suatu bentuk keterampilan
112
C . DASAR-DASAR LATIHAN IMAGERY
Sebelum membahas dasar-dasar latihan imagery, ada salah
satu teori yang mendasari mekanisme latihan imagery
mental yaitu “Ahseri’s Triple Code Model” yang
mengemukakan tiga kondisi fundamental sebagai syarat
terjadinya imagery antara lain sebagai berikut: (1) imagery
harus terpusat pada munculnya sensasi dalam arti yang
sesungguhnya seperti yang biasa dialami dalam kenyataan,
(2) muncul pola respon somatik akibat dari kegiatan
imagery, artinya terjadi perubahan psikofisiologis dalam
badan saat sedang atau sesudah melakukan imagery, dan
(3) imagery yang dibentuk benar-benar bermakna artinya
setiap imagery harus memiliki arti yang signifikan yang
bersifat subjektif/dirasakan berbeda oleh setiap individu.
Adapun dasar-dasar latihan imagery dalam
olahraga yaitu sebagai berikut:
1. Ketajaman, dengan melakukan membayangkan hal-hal
yang sudah sangat dikenal dan membayangkan suatu
keterampilan khusus yang sudah dimiliki serta
membayangkan keseluruhan panampilan secara baik.
2. Keterkendalian, yaitu mengendalikan perilaku.
3. Latihan imagery harus dilakukan setiap hari.
4. Mengevaluasi keterampilan imagery.
5. Kondisi rileks, yaitu prasyarat bagi bentuk-bentuk
latihan imagery.
6. Harapan yang realitis dan motivasi yang cukup.
7. Bersikap positif .
2. F aktor eksternal
Faktor eksternal berupa kondisi/lingkungan di luar
individu. Lamanya waktu latihan imagery tidak lebih dari
20 menit, yakni masing-masing 10 menit sebelum latihan
dan 10 menit sesudah latihan teknik. Selain itu,
keberhasilan latihan imagery juga mempengaruhi tugas-
tugas kognitif dan psikomotorik keterampilan gerak.
F . PENGEMBANGAN PROGRAM LATIHAN IMAGERY
Secara umum program latihan imagery dibangun oleh 4
tahapan proses yakni tahap pemahaman, pengukuran,
latihan imagery dasar, dan latihan imagery sebenarnya
(Vealey & Walter, 1993; Yusuf Hidayat, 2008: 224).
1. Tahap pemahaman. Tahap ini sangat penting sebab
latihan imagery hanya akan berhasil jika
meyakininya. Oleh sebab itu, perlu diberikan
pemahaman tentang pentingnya latihan imagery dalam
penguasaan keterampilan gerak teknik, pengembangan
aspek psikologis, dan peningkatan prestasi.
2. Tahap pengukuran. Tahap ini dimaksudkan untuk
mengukur tingkat ketajaman/intentitas dan
kemampuan atlet dalam mengendalikan
gambaran yang sesuai.
3. Tahap latihan imagery dasar. Tahap ini diberikan
dengan tujuan untuk meningkatkan modalitas
atlet yang diidentifikasi sebagai bagian penting
tertentu yang sedang dilatihnya. ini bisa dilakukan
pada masa latihan (training session).
4. Membantu atlet memfokuskan diri pada
pertandingan. Bila ingin fokus pada pertandingan,
mental imagery dapat dilakukan disaat dibutuhkan.
Sewaktu-waktu bisa mengingat kembali atau
membayangkan kembali keterampilan yang bisa
dilakukan di saat mengalami kesulitan di lapangan.
E. F AKTOR YANG MEMPENGARUHI EF EKTIV ITAS
IMAGERY
1. F aktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari
individu yang melakukan imagery. Kemampuan imagery
yaitu kemampuan untuk membayangkan performa
gerak. Imagery akan lebih efektif jika individu memiliki
kemampuan imagery yang lebih tinggi, artinya jika
atlet dapat meningkatkan ketajaman dan
kemampuan mengendalikan image-nya, maka
performanya akan meningkat pula. namun , tingkat
keterampilan atlet juga mempengaruhi
keberhasilan imagery. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan imagery dan tingkat keterampilan
atlet dapat mempengaruhi performanya.
tentang keterbatasan fasilitas yang tersedia dan sering
terjadinya over loading task.
2. Pada dasarnya imagery yaitu proses penajaman
kemampuan kognitif atau kemampuan atlet
untuk berpikir, sebab ketika melakukan imagery maka
saat itu pula terjadi proses pembentukan atau
pengembangan mental blueprint (skema/progra m
gerak) dalam sistem saraf pusat tentang keterampilan
gerak yang akan dipelajari.
3. Imagery sebagai aktivitas yang menyerupai pengalaman
perseptual pada hakekatnya yaitu proses
penguatan proposisi stimulus respon yang sangat
bermanfaat dalam proses akse lerasi penguasaan
keterampilan gerak dan pembentukan respon gerak
yang lebih akurat.
4. Dampak implikatif imagery dapat meningkatkan
motivasi dan percaya diri, meminimalisir ketegangan
dan kecemasan, memprogram tujuan, dan lain
sebagainya.
dalam penampilan olahraga dan meningkatkan
kemampuan untuk mengendalikan image.
4. Tahap latihan imagery sebenarnya. Untuk memperoleh
hasil yang efektif, perlu diperhatikan hal -hal berikut ini:
(a) rangkaian gerak/kejadian harus dibayangkan sejelas
mungkin sehingga memperoleh gambaran yang jelas
mengenai gerak/kejadian, (b) gerakan harus
dibayangkan sepositif mungkin, (c) imagery harus
dilakukan berulang-ulang, teratur, metodis, dan
sistematis, (d) pola gerakan yang dibayangkan harus
perlahan/slow motion, (e) dilakukan dalam kondisi
rileks susaha dapat berkonsentrasi penuh, (f) dilakukan
di tempat/ruangan yang tenang, (g) memakai
multi modalitas sensori (visual, auditorial, kinestetik,
penciuman, perabaan, pengecap), dan (h) sebaiknya
dilakukan dengan mata tertutup sehingga dapat
menghindari gangguan/hal yang dapat mengacaukan
pikiran.
G. APLIKASI IMAGERY
Berikut ini beberapa aplikasi dari latihan imagery yang
dapat dilakukan oleh atlet.
1. Latihan imagery mental dapat dipakai sebelum dan
sesudah latihan atau sebagai latihan suplemen disela-
sela waktu menunggu giliran latihan sebenarnya. Hal
ini didasari oleh adanya kecenderungan dan fakta
internal, terutama kemampuan, untuk mencapai
keberhasilan, maksudnya self confidence berakar pada
keyakinan dan harapan.
5. Menurut Gunarsa (2008: 10) Self confidence
yaitu aspek kepribadian yang mutlak yang harus
dimiliki oleh seorang atlet bidang olahraga apa
pun sebab berkaitan dengan keyakinan “saya bisa”.
6. Menurut Fodor (2009: 67) “self confidence is a key
concept in today's success -driven society, which, for
many people…” . Artinya, self confidence yaitu
konsep kunci dalam warga yang berorientasi pada
kesuksesan saat ini bagi banyak orang.
7. Menurut Enung Fatimah (2010: 149) percaya diri
yaitu sikap positif seorang individu yang
memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian
positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan/situasi yang dihadapinya.
8. Menurut Tucker (2015: 18) self confidence is how you
view your abilities and will vary from situation to
situation. Artinya, Keyakinan diri yaitu bagaimana
Anda melihat kemampuan Anda dan akan bervariasi
dari satu situasi ke situasi lainnya.
berdasar pendapat di atas, dapat disimpulkan
self confidence yaitu keyakinan pada diri sendiri untuk
mencapai sesuatu/target yang telah ditentukan. Self
confidence yaitu rasa percaya pada kemampuan sendiri
bahwa mampu mencapai prestasi tertentu dan jika
A. DEF INISI SELF C ONF IDENC E (PERC AYA DIRI)
Kepercayaan diri akan sangat membantu seseorang dalam
melakukan pelbagai aktivitas. Sebagian besar pelatih atau
atlet berpikir bahwa percaya diri berarti percaya
timnya akan menang atau mengungguli lawannya.
Kemenangan atau sukses dalam beberapa pertandingan
dianggap sebagai satu-satunya cara nyata untuk meraih
kepercayaan diri (Apta Mylsidayu, 2014: 103). Berikut ini
definisi dari self confidence.
1. Menurut Sudibyo Setyobroto (2002: 43) s elf
confidence yaitu modal utama seorang
atlet untuk dapat maju sebab pencapaian
prestasi yang tinggi harus dimulai dengan percaya
bahwa mampu dan sanggup melampaui prestasi yang
pernah diraih
2. Menurut Yusuf Al -Uqshari (2005: 14) self confidence
yaitu sebentuk keyakinan kuat pada jiwa,
kesepahaman dengan jiwa, dan kemampuan menguasai
jiwa.
3. ) self confidence
yaitu keyakinan seseorang untuk dapat menaklukkan
rasa takutnya mengadapi pelbagai situasi.
4. ) mendefinisikan self confidence sebagai
keyakinan bahwa seseorang memiliki sumber daya
meningkatkan strategi permainan, menjaga momentum,
dan mempengaruhi kinerja. Pada intinya, kepercayaan
dapat mempengaruhi perilaku dan kognisi. Disini akan
dibahas masing-masing manfaat dari percaya diri secara
singkat.
1. Membangkitkan emosi positif
Ketika merasa yakin, seseorang mungkin bermain lebih
tenang,dan santai (pikiran dan tubuh) untuk menjadi
agresif dan tegas.Penelitian Jones (1995) telah
mengungkapkan bahwa atlet dengan tingkat
keyakinan yang tinggi akan dapat menafsirkan
kecemasannya ke hal yang lebih positif daripada
atlet yang kurang percaya.
2. Memf asilitasi konsentrasi
Ketika atlet merasa yakin, pikirannya bebas untuk
fokus pada tugas dihadapannya. jika kurang percaya
diri maka cenderung khawatir tentang seberapa baik yang
dilakukan atau seberapa baik orang lain berpikir yang
dilakukan.
3. Mencapai tujuan
Orang percaya diri cenderung lebih mudah untuk
mencapai apa yang diinginkan atau tujuan yang
diinginkan. Self confidence memungkinkan untuk meraih
prestasinya sudah tinggi makan individu ini akan
lebih percaya diri. Self confidence akan menimbulkan rasa
aman yang dapat dilihat dari sikap dan tingkah laku yang
tampak tenang, tidak mudah ragu-ragu, tidak mudah
gugup, dan tegas. atlet yang penuh percaya diri
(full confidence) biasanya menetapkan target sesuai
dengan kemampuannya sehingga berusaha untuk
mencapai target ini . jika mengalami kegagalan,
maka akan dihadapi dan diterima dengan lapang dada
tanpa harus frustasi.
Berikut aspek-aspek khusus tentang percaya diri
dalam olahraga, antara lain:
1. Keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk
melaksanakan keterampilan fisik.
2. Keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk
memakai keterampilan psikologis.
3. Kepercayaan untuk memakai keterampilan
persepsi (pengambilan keputusan)
4. Kebugaran fisik dan status pelatihan percaya diri dalam
satu potensi belajar atau kemampuan untuk
meningkatkan keterampilan seseorang.
B. MANF AAT SELF C ONF IDENC E
Kepercayaan diri ditandai dengan harapan yang tinggi.
Keberhasilan dapat membantu individu untuk
membangkitkan emosi positif, memfasilitasi konsentrasi,
mencapai tujuan, meningkatkan kepercayaan, usaha
7 . Mempengaruhi kinerja
Hubungan yang paling penting bagi praktisi yaitu antara
self confidence dan kinerja. F aktor yang mempengaruhi
hubungan ini antara lain: (a) karakteristik kepribadian, (b)
karakteristik demografi ( jenis kelamin, umur), (c)
mempengaruhi kegairahan atau kecemasan, dan (d)
mempengaruhi kognisi (atribusi untuk keberhasilan atau
kegagalan).
C . TIPE-TIPE SELF C ONF IDENC E
1. Percaya diri yang proporsional
Percaya diri yang optimal berarti seseorang akan merasa
menjadi begitu yakin dapat mencapai tujuan, akan
berusaha keras untuk dapat melakukannya. Seseorang
tidak akan selalu tampil baik, namun penting untuk
mencapai potensi. Keyakinan yang kuat akan membantu
mengurangi kesalahan dan dengan kesalahan akan
berusaha untuk memperbaiki dan dapat menuju
kesukesesan, serta setiap orang memiliki tingkat percaya
diri yang optimal. Enung Fatimah (2010: 149)
menyebutkan beberapa ciri atau karakterisrik individu
yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional
(optimal) yakni.
a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga
tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan,
ataupun hormat orang lain.
tujuan danmenyadari potensi. Orang yang tidak percaya
diri cenderung lebih sulit untuk menetapkan tujuan.
4 . Meningkatkan kepercayaan
Berapa banyak usaha seseorang memperluasdan
berapalama atlet akan bertahan dalam mengejar
tujuan sangat tergantung pada self confidence .
5. Mempengaruhi strategi permainan
Dalam olahraga atlet pada umumnya merujuk
kepada " bermain untuk menang" . atlet yakin
cenderung untuk bermain untuk menang, biasanya tidak
takut untuk mengambil risiko sehingga yaitu suatu
keuntungan untuk menguasai kompetisi.
6. Mempengaruhi momentum psikologis
Kepercayaan diri sangat mempengaruhi atlet dan
pelatih dalam usaha menang atau kalah dalam suatu
pertandingan. Mampu menghasilkan momentum positif
atau sebaliknya momentum negatif yaitu aset
penting. Orang-orang yang percaya diri pada diri sendiri
dan kemampuannya tidak mudah untuk menyerah,
biasanya melihat situasi di mana hal-hal yang akan
dijadikan motivasi dan tantangan.
Kurang percaya diri artinya meragukan
kemampuan sendiri. Kurang percaya diri yaitu
hambatan untuk mencapai prestasi. atlet akan
merasa kurang mampu/kurang percaya atas
kemampuannya jika mengalami kegagalan. Akibatnya
mudah putus asa dan jika dituntut untuk berprestasi
lebih tinggi maka akan mengalami frustasi. atlet
yang lack of confidence (kurang percaya diri) cenderung
menetapkan target lebih rendah dari tingkat
kemampuannya sehingga individu seperti ini tidak akan
menjadi juara.
Enung Fatimah (2010: 150) menyebutkan
karakteristik individu yang kurang percaya diri sebagai
berikut.
a. Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata -mata
demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan
kelompok.
b. Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap
penolakan.
c. Sulit menerima realita diri (terlebih menerima
kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan
diri sendiri, namun di lain pihak memasang harapan
yang tidak realistik terhadap diri sendiri.
d. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif.
e. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan
tidak berani memasang target untuk berhasil.
b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis
demi diterima oleh orang lain atau kelompok.
c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang
lain, berani menjadi diri sendiri.
d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan
emosinya stabil).
e. Memiliki internal locus of control (memandang
keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha
diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau
keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bant uan
orang lain).
f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri
sendiri, orang lain, dan situasi di luar dirinya.
g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri,
sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap
mampu melihat sisi positif diri nya dan situasi yang
terjadi.
2. Tidak percaya diri (Lack conf idence)
Banyak orang memiliki keterampilan fisik untuk dapat
meraih sukses akan namun banyak yang kurang percaya diri
pada kemampuannya pada waktu permainan ataupun
pertandingan. Keraguan diri merusak kinerja yakni
keraguan dapat menciptakan kegelisahan, memecahkan
konsentrasi dan menimbulkan keraguan, individu yang
kurang percaya diri menjadi terganggu, seseorang menjadi
ragu akan kemampuan dia sendiri.
D. MODEL SELF C ONF IDENC E DALAM OLAHRAGA
Ada 4 model/komponen self confidence dalam olahraga
antara lain sebagai berikut:
1. Membangun self conf idence olahraga.
Self confidence didefinisikan sebagai keyakinan atau
tingkat kepastian bahwa proses kemampuan individu
dalam kemampuan untuk menjadi sukses dalam olahraga.
Selanjutnya, keyakinan olahraga dikonseptualisasikan
sebagai multidimensi termasuk keyakinan tentang
kemampuan fisik, keterampilan psikologis dan persepsi,
kemampuan beradaptasi, kebugaran dan tingkat
pelatihan, potensi belajar, dan pengambilan keputusan.
2. Sumber self conf idence olahraga
Sejumlah sumber yang diduga menggaris-bawahi dan
mempengaruhi self confidence olahraga terfokus pada
pencapaian, regulasi diri dan iklim sosial.
3. Konsekuensi dari self conf idence olahraga
Konsekuensi ini mengacu pada atlet yang dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaannya dalam olahraga.
Secara umum, tingkat kepercayaan yang tinggi
membangkitkan emosi positif, terkait dengan perilaku
prestasi produktif seperti usaha dan ketekunan, dan
menghasilkan pemakaian kemampuan yang lebih
terampil dan efisien yang bersumber daya kognitif.
f. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus
(sebab undervalue diri sendiri).
g. Selalu menempatkan/memosisikan diri sebagai yang
terakhir sebab menilai dirinya tidak mampu.
h. Mempunyai external locus of control (mudah
menyerah pada nasib, sangat bergantung pada keadaan
dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain).
3. Terlalu Percaya diri (overconf idence)
Seseorang yang terlalu percaya diri diartikan bahwa
kepercayaannya lebih besar dari kemampuanya. Kinerja
menjadi menurun sebab percaya bahwa tidak perlu
mempersiapkan diri atau mengerahkan usaha untuk
mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.
atlet tidak bisa terlalu percaya, namun jika
keyakinan anda didasarkan pada keterampilan dan
kemampuan aktual sebagai aturan umum terlalu percaya
diri bisa mengakibatkan kegagalan.
Individu yang over confidence mengakibatkan
sesuatu yang kurang menguntungkan sebab merasa tidak
terkalahkan atau menganggap lemah lawan. Over
confidence ini terjadi sebab atlet menilai
kemampuan dirinya sendiri melebihi dari kemampuan
yang dimiliki sehingga sering melakukan perhitungan yang
salah dalam menghadapi pertandingan dan kalah.
7. Lingkungan nyaman: merasa nyaman dalam
lingkungan.
8. Favorableness situasional: berhenti untuk melihat cara
seseorang dan merasa segala sesuatu yang terjadi benar.
F . MENILAI DAN MEMBANGUN SELF C ONF IDENC E
1. Menilai self conf idence
Langkah selanjutnya untuk mengidentifikasi tingkat self
confidence dalam berbagai situasi, atlet dapat
melakukan ini dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut:
a. Kapan saya terlalu percaya diri?
b. Bagaimana saya bisa mengoreksi kesalahan?
c. Kapan saya harusragu pada diri?
d. Apakah saya selalu percaya diri disetiap pertandingan?
e. Apakah saya tentatif dan ragu -ragu dalam situasi
tertentu?
f. Apakah saya terlihat berharap dan menikmati
permainan yang sangat kompetitif ?
g. Bagaimana saya bereaksi terhadap kesulitan?
2. Membangun self conf idence
Self confidence dapat ditingkatkan/dibangun dalam
berbagai cara antara lain seperti acompplising melalui
kinerja, bertindak percaya diri, berpikir percaya diri,
memakai citra, memakai tujuan maping, optimis
4 . F aktor yang mempengaruhi self conf idence olahraga
Faktor yang mempenga ruhi self confidence dalam
olahraga yaitu budaya organisasi serta karakteristik
demografi dan kepribadian . Budaya organisasi yaitu
aspek struktural dan budaya dari subkultur olahraga yang
dapat mencakup hal-hal seperti tingkat persaingan, iklim
motivasi, perilaku pembinaan, dan harapan dari program
olahraga yang berbeda. Selanjutnya karakteristik
kepribadian fokus pada orientasi tujuan dan optimisme.
sedang karakteristik demografi berkaitan dengan jenis
kelamin dan ras.
E. SUMBER SELF C ONF IDENC E DALAM OLAHRAGA
Ada beberapa sumber self confidence seseorang dalam
olahraga yakni antara lain sebagai berikut:
1. Penguasaan: mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan.
2. Demonstrasi kemampuan: menunjukkan kemampuan
dengan memenangkan dan mengalahkan lawan.
3. Persiapan fisik dan mental : tetap fokus pada tujuan dan
siap untuk memberikan usaha yang maksimal.
4. Dukungan sosial: mendapatkan dorongan dari tim,
pelatih, dan kemampuan diri sendiri.
5. Kepemimpinan Pelatih: percaya keputusan dan
kemampuan pelatih.
6. Experiances perwakilan: melihat atlet yang
berhasil dan berprestasi.
menunjukkan sikap
konformis
3. Berani menjadi diri
sendiri.
4. Punya pengendalian diri
yang baik
5. Memiliki internal locus
of control
6. cara pandang positif
7. Memiliki harapan
realistik terhadap diri
sendiri
pada kondisi fisik , dan mempersiapkan semuanya sebelum
bertanding.
Ada beberapa cara untuk membangkitkan self
confidence pada diri atlet jika mengalami
penurunan self confidence dalam pertandingan, yakni
sebagai berikut:
a. Bangkitkan kembali ingatan pada kesuksesan yang
pernah diraih di masa lalu
b. Ingatlah kembali kekuatan yang ada pada diri, kuatkan
kenyataan bahwa telah bermain di masa lalu berarti
dapat mengulanginya lagi.
c. Percaya pada kemampuan dan diri sendiri.
d. Hindari menghakimi diri sendiri.
e. Jangan terlalu berhati-hati agar tidak melakukan
kesalahan selama bertanding.
G. INSTRUMEN PERC AYA DIRI
berdasar pemaparan di atas, maka penulis membuat
suatu kisi-kisi instrumen angket/kuesioner tentang percaya
diri seperti berikut ini.
Tabel 10.1
Kisi-kisi instrumen angket/kuesioner tentang percaya diri
Dimensi Indikator Sub indikator
Percaya
diri
proporsional 1. Percaya akan
kompetensi/kemampuan
diri
2. Tidak terdorong untuk
A. DEF INISI KOMUNIKASI
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu
communicatio yang berarti pemberitahuan atau
pertukaran, kata sifatnya communis yang bermakna umum
atau bersama-sama (Wiryanto, 2004: 5). Komunikasi
yaitu interaksi yang tidak memiliki batasan apapun.
Berikut ini beberapa definisi tentang komunikasi.
1. Menurut Alo Liliweri (2002: 5) komunikasi yaitu
suatu proses, suatu aktivitas simbolis, dan pertukaran
makna antar manusia.
2. Menurut Jowett & Lavallee (2007: 31) communication
is a process for achieving shared knowledge and mutual
understanding. Artinya Komunikasi yaitu proses untuk
memperoleh pengetahuan bersama dan saling
pengertian.
3. West & Turner (2008: 5) komunikasi yaitu proses
sosial di mana individu-individu memakai simbol-
simbol untuk menciptakan dan menginter-pretasikan
makna dalam lingkungannya.
4. Menurut Burton (2008: 16) communication is the act of
expessing (or transmitting) ideas, information,
knowledge, thoughts, and feeling s, as well as
understanding what is expessed by others. Artinya,
Komunikasi yaitu tindakan mengekspresikan (atau
B. PROSES KOMUNIKASI
Komunikasi yaitu suatu proses. Proses komunikasi dapat
diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari
pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada
penerima sebagai komunikas. Semua komunikasi satu
arah mengikuti proses dasar yang sama. Sebagai langkah
pertama, satu orang memutuskan untuk mengirim pesan
ke lain. Maka pengirim menerjemahkan (encode) pikiran
ke dalam pesan. Sebagai langkah ketiga, pesan ini
akan disalurkan (biasanya melalui kata-kata yang
diucapkan tapi kadang-kadang melalui cara nonverbal,
seperti bahasa isyarat) ke penerima. Selanjutnya, penerima
menafsirkan ( decode) pesan. Akhirnya, penerima berpikir
tentang pesan dan merespon secara internal, dengan
menjadi tertarik, marah, atau merasa lega. Secara singkat,
proses komunikasi berlangsung kontinu dari saat
menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikan.
C . TUJUAN KOMUNIKASI
Tujuan komunikasi menjelaskan bahwa proses komunikasi
secara spesifik mempelajari atau mengajarkan sesuatu,
mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan
perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang
lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaikan
sebuah masalah dan menyampaikan sebuah tujuan.
Secara singkat, dalam proses komunikasi ini
bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual
mentransmisikan) gagasan, informasi, pengetahuan,
pemikiran, dan perasaan, serta memahami apa yang
diungkapkan oleh orang lain.
5. Menurut Tommy Suprapto (2009: 3) komunikasi
yaitu suatu proses penyampaian pesan berupa
lambang, suara, gambar, dan sebagainya dari suatu
sumber kepada sasaran (audience) dengan
memakai saluran tertentu.
6. Menurut Herri Susanto (2014: 115) komunikasi
didefinisikan s ebagai proses penyampaian pesan dari
komunikator (sender) kepada komunikan (receiver)
melalui media tertentu untuk menghasilkan efek atau
tujuan dengan mengharapkan umpan balik.
7. Menurut Tahrun (2016: 14) komunikasi yaitu proses
pembentukan, penyamaan penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang
dan/di antara dua orang atau lebih dengan tujuan
tertentu.
8. Menurut A. Anditha Sari (2017: 2) komunikasi
yaitu serangkaian tindakan atau peristiwa yang
terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama
lainnya dalam kurun waktu tertentu.
berdasar pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan definisi dari komunikasi yaitu proses
penyampaian pesan dari penyampai pesan ke penerima
pesan melalui audio/visual.
seseorang mencoba untuk menurunkan berat badan dan
mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa dia kelihatan
lebih ramping dan merasa baik.
Pada dasarnya komunikasi dipakai untuk
menciptakan atau meningkatkan aktifitas hub ungan antara
manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari dua,
yaitu:
1. Komunikasi V erbal (dengan Kata-kata)
Komunikasi verbal harus disampaikan secara jelas agar bisa
diterima dan diinterprestasikan dengan benar. Dampak
pesan akan bergantung pada siapa yang menerima dan
apa yang mau ambil dalam waktu itu (Parcell & Coplon,
1995). Pada dasarnya, penyampai pesan harus memilih
waktu dan tempat yang tepat untuk menyampaikan
komunikasi. Hal negatifnya seperti kerusakan, terjadi
sebab pesan yang dikirim tidak efektif, tidak diterima
atau disalah tafsirkan, dan kadang -kadang hanya masalah
kurangnya kepercayaan. Berikut aspek-aspek yang
mencakup dalam komunikasi verbal, yaitu :
a. Vocabulary (perbendaharaan kata), komunikasi tidak
akan efektif bila pesan disam paikan dengan kata-kata
yang tidak dimengerti. contoh: , seorang profesor pada
saat seminar memakai kalimat bahasa Inggris pada
audience yang tidak mengerti bahasa Inggris maka
pesannya tidak akan sampai.
understanding) antara kedua belah pihak yang terlibat
dalam proses komunikasi. sedang dalam olahraga juga
bervariasi, sebagai contoh ada kemungkinan untuk
membujuk seseorang agar mau menurunkan berat badan,
untuk mengevaluasi seberapa baik prestasi yang sudah
dicapai, untuk menginformasikan kepada atlet
bagaimana cara melakukan keterampilan baru dalam
bermain voli, lalu untuk menangani konflik antara
dua pemain dalam tim, dan komunikasi dapat
menggabungkan beberapa tujuan sekaligus. Artinya,
kemampuan berkomunikasi yaitu yaitu salah
satu prediktor terbaik dalam keberhasilan pembinaan.
D. JENIS-JENIS KOMUNIKASI
Komunikasi dibagi menjadi dua cara dasar yaitu,
interpersonally dan intrapersonally. Biasanya ketika
berbicara tentang komunikasi interpersonally, artinya
komunikasi melibatkan paling sedikit dua orang dan
adanya pertukaran yang bermakna. Pengirim bermaksud
untuk mempengaruhi tanggapan dari orang tertentu dan
pesan dapat diterima oleh orang lain. sedang
komunikasi intrapersonal (self -talk) yaitu komunikasi
dengan diri sendiri, ini yaitu dialog batin dan hal
ini sangat penting. Apa yang dikatakan kepada diri sendiri
biasanya membantu bentuk dan memprediksi bagaimana
bertindak dan melakukan sesuatu. Self -talk juga dapat
mempengaruhi motivasi seseorang, seperti contohnya jika
membaca, maka penerimaan pesan tidak akan sampai
secara utuh.
2. Komunikasi Non V erbal (Bahasa Tubuh)
Komunikasi non verbal yaitu penyampaian pesan tanpa
kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti
pada komunikasi verbal. Berikut yang termasuk dalam
komunikasi non verbal, yaitu :
a. Ekspresi wajah, wajah yaitu bagian yang paling
ekspresif bagian dari tubuh kita, sebab ekspresi wajah
cerminan suasana emosi seseorang, contoh: ekspresih
sedih, senyum, marah.
b. Kontak mata, kontak mata sangat penting dalam
berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata
selama berinteraksi atau tanya jawab itu berarti orang
ini menghargai lawan bicaranya dengan
kemampuan memperhatikan bukan cuma sekedar
mendengarkan.
c. Sentuhan yaitu bentuk komunikasi personal
mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada
komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian
yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih
sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
contoh: , saat seseorang bercerita tentang
kegagalannya, kita mengusap punggungnya yang
mengartikan sabar.
b. Racing (kecepatan), komunikasi akan lebih efektif dan
sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik,
tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara, akan mempengaruhi arti pesan secara
dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila
diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.
contoh: , orang Batak yang bertanya pada orang Solo
dengan intonasi yang keras, akan menimbulkan makna
yang berbeda.
d. Humor, dapat meningkatkan kehidupan yng bahagia.
Dugan (1989) memberikan catatan bahwa dengan
tertawa dapat membantu menghilangkan stres dan
nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis,
dan harus diingat humor yaitu yaitu satu-
satunya selingan dalam berkomunikasi. Dalam
komunikasi hendaknya disisipkan humor agar
komunikasi menjadi lebih santai dan tidak tegang.
e. Singkat dan jelas, komunikasi akan efektif bila
disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada
pokok permasalahannya sehingga lebih mudah
dimengerti oleh penerima pesan.
f. Timing (waktu yang tepat) yaitu hal kritis yang perlu
diperhatikan sebab berkomunikasi akan berarti bila
seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat
menyediakan waktu untuk mendengar atau
memperhatikan apa yang disampaikan. jika kita
mengajak seseorang berbicara namun dia sedang
2. Komunikasi berdasar besarnya sasaran
a. Komunikasi masa, yaitu komunikasi dengan sasarannya
kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya
tidak dikenal. contoh: , komunikasi antara pemberi
materi kepada audience pada saat seminar.
b. Komunikasi kelompok yaitu komunikasi yang
sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat
dihitung, dikenal dan yaitu komunikasi langsung
dan timbal balik. contoh: , komunikasi yang terjadi
antara atlet dengan pelatih.
c. Komunikasi perorangan yaitu komunikasi dengan
tatap muka(face to face) atau dengan lewat
telpon,yang terdiri hanya 2 orang yakni pemberi dan
penerima pesan.
3. Komunikasi berdasar arah pesan
a. Komunikasi satu arah yaitu pesan disampaikan oleh
sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau
tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan
umpan balik atau bertanya. contoh: , saat
mendengarkan radio, televisi
b. Komunikasi timbal balik yaitu pesan disampaikan
kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik.
Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan
yaitu komunikasi timbal-balik.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan, cara orang berjalan,
duduk, berdiri dan bergerak melihatkan ekspresi
dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan
emosi, konsep diri dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (suara) seperti rintihan, menarik nafas panjang,
tangisan juga yaitu salah satu ungkapan perasaan
dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan
komunikasi.
f. Gerak isyarat yaitu yang dapat mempertegas
pembicaraan. memakai isyarat sebagai bagian
total dari komunikasi, seperti mengetuk-ngetuk kaki
atau menggerakan tangan selama berbicara
menunjukkan seseorang dalam keadaan stres, bingung
atau sebagai usaha untuk menghilangkan stres.
E. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
1. Komunikasi berdasar bentuknya
a. Komunikasi langsung, yaitu komunikasi langsung tanpa
memakai alat. Komunikasi berbentuk kata-kata,
gerakan-gerakan yang berarti khusus dan pemakaian
isyarat.
b. Komunikasi tidak langsung, biasanya memakai alat
atau mekanisme untuk melipat gandakan jumlah
penerima-penerima pesan (sasaran) ataupun untuk
menghadapi hambatan geografis dan waktu. contoh: ,
sms (short message service).
instruktur latihan menanyakan kepada seorang wanita
muda bagaimana perasaannya. Wanita muda ini
mengangkat bahu, menatap ke bawah, mengerutkan dahi,
dan berkomentar, “Oh, baik.” Walaupun kata -katanya
mengatakan segalanya baik, instruktur ini
menangkap sebaliknya dari pesan non verbal yang
disampaikan. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pesan non verbal:
1) Penampilan Fisik . Seringkali kesan pertama tentang
seseorang berasal dari penampilan fisik. Sebagai
contoh, atlet pria yang berusia 20 tahun yang
berjalan ke ruangan seorang pelatih mengenakan
anting-anting dan memakai baju robek, dan sebuah
pesan yang berbeda telah disampaikan. Anting-anting
dan pakaian yang dipakai dapat menyampaikan
informasi yang sangat kuat. Oleh sabab itu, para atleit
perlu berhati-hati menyampaikan informasi melalui
pakaian.
2) Postur. Seseorang dengan diri sendirinya juga dapat
mengirim sebuah pesan. Seseorang yang berjalan
lambat dengan kepala menunduk dan tangan berada
di dalam kantongnya menyampaikan kesedihan,
sedang langkah yang gembira mengemukakan
perasaan kontrol dan kepercayaan.
3) Gerakan isyarat. Gerak isyarat sering menyampaikan
pesan, apa yang diinginkan atau tidak. Sebagai contoh,
dengan melipat lengan pada dada biasanya
F . C ARA MENGIRIM PESAN DAN MENERIMA PESAN
YANG EF EKTIF
1. C ara mengirim pesan yang ef ektif
a. Pesan verbal
Pesan verbal harus dikirim dengan jelas dan diterima dan
diinter-pretasikan secara tepat. Dampak dari pesan akan
bergantung pada orang yang menerimanya dan yang
diinginkan pada waktu itu. Gangguan terjadi sebab
pesan dikirim secara tidak efektif, tid ak diterima, atau
salah diinterpretasikan. Kadang-kadang masalahnya yaitu
kurangnya kepercayaan antara pelatih dan atlet,
atau guru dan siswa.
Masalah yang sering terjadi pada pesan verbal
yaitu pada pengiriman pesan yang terlalu banyak
berbicara, melantur tentang hal-hal yang membosankan
atau hal-hal lain yang membingungkan, orang lain
berbicara terlalu sedikit, tidak mengkomunikasikan cukup
informasi
b. Pesan non verbal
Banyak orang sering tidak menyadari banyaknya petunjuk
non verbal yang dipakai dirinya dalam berkomunikasi.
Pesan non verbal kurang memungkinkan dalam kontrol
bawah sadar, dan oleh sebab itu lebih sulit
disembunyikan dari pada pesan verbal. Pesan non verbal
dapat memberikan perasaan dan sikap yang tidak
disadari. Sebagai contoh, sebelum memulai kelas aerobic,
mengenai seberapa efektifnya komunikasi yang
dilakukan.
7) Karakteristik suara. Bunyi dari sebuah suara dapat
memperkuat atau melemahkan komunikasi verbal.
Sebagaimana pepatah mengatakan, “Bukan apa yang
dikatakan akan namun bagaimana mengatakannya”.
Kualitas suara sering memperlihatkan perasaan yang
sesungguhnya, mood, dan sikap yang menyatakan apa
yang tidak pernah dinyatakan secara verbal.
Karakteristik suara meliputi pitch (tinggi/rendah),
tempo (kecepatan), volume (keras atau lunak), ritme
(irama), dan artikulasi (ucapan).
sesudah dijelaskan tentang cara mengirim pesan
yang efektif baik secara verbal maupun non verbal di atas,
berikut pedoman untuk mengirim pesan verbal dan non
verbal yang efektif ini : (a) bersifat langsung, (b)
pesan dari diri sendiri, (c) bersifat lengkap dan spesifik, (d)
bersifat jelas dan konsisten, (e) nyatakan kebutuhan dan
perasaan secara jelas, (f) pisahkan kenyataan dari opini,
dan (g) fokus pada suatu waktu.
2. Menerima pesan yang ef ektif
a. Mendengar Aktif
Cara terbaik untuk mendengar lebih baik yaitu
mendengar secara aktif. Mendengar secara aktif meliputi
menyajikan gagasan-gagasan utama dan yang mendukung,
mengakui dan merespon, memberikan feedback yang
mengungkapkan bahwa seseorang tidak terbuka pada
orang lain.
4) Posisi tubuh. Posisi tubuh benar-benar sebuah aspek
yang mempelajari cara berkomunikasi dengan cara
memakai ruang. Sebagai contoh, John Thompson,
mantan pelatih bola basket Georgetown University
dikelilingi dengan para pemain inti dan pemain
cadangan. John duduk diantara pemain cadangan
untuk membuat para pemain ini merasa sebagai
anggota tim yang dihargai.
5) Sentuhan. Sentuhan yaitu bentuk lain yang sangat
kuat dari komunikasi non verbal yang dapat dipakai
untuk menenangkan seseorang atau untuk
mengungkapkan afeksi atau perasaan lainnya,
tergantung pada situasi. Penyampai pesan harus
memastikan bahwa sentuhan yang dilakukan tepat dan
disambut baik oleh penerima pesan.
6) Ekspresi wajah. Wajah yaitu bagian yang lebih
ekspresif dari tubuh. Terutama kontak mata sangat
penting dalam mengkomunikasikan perasaan. Ketika
orang-orang merasa tidak nyaman atau merasa
dipermalukan, biasanya cenderung menghindari kontak
mata langsung dan memandang jauh. Senyuman yaitu
jembatan universal yang melintasi hambatan bahasa
dan salah satu cara berkomunikasi yang paling efektif.
Senyuman dan ekspresi wajah lain dapat mengundang
komunikasi verbal dan mendatangkan f eedback
tidak setuju dengannya. Gunakan perilaku menegaskan
seperti mengulangi apa yang dikatakan orang ini
bersama dengan prilaku suportif untuk
memperlihatkan bahwa penerima pesan memberikan
perhatian, menerima, dan memahami.
3. Gunakan perilaku mendengar verbal dan non verbal.
Perilaku verbal harus mengkomunikasikan pemahaman
dan pengakuan tentang apa yang dikatakan dan
dirasakan pembicara.
4. Perilaku non verbal yang mengkomunikasikan
kepentingan dan perhatian, meliputi: (a) berdiri tidak
jauh dari penyampai pesan, (b) mempertahankan
kontak mata, (c) membuat gerak isyarat wajah yang
tepat, (d) menghadapi pembicara, dan (e)
mempertahankan postur terbuka.
c. Mendengar Dengan Sadar
Menyadari bahwa orang-orang bereaksi secara berbeda
dengan cara seseorang berkomunikasi. Berikut ini
beberapa tip untuk mendengar dengan sadar:
1) Bersifat fleksibel. Tidak ada satu strategi mendengar
terbaik. Situasi-situasi yang berbeda memerlukan
strategi-strategi yang berbeda. Orang-orang memilih
atau merasa lebih nyaman dengan satu gaya
mendengarkan dibandingkan dengan gaya-gaya
lainnya.
tepat, dan memberikan perhatian pada pembicara.
Mendengar aktif juga meliputi komunikasi non verbal,
seperti melakukan kontak mata langsung dan
mengangguk untuk menegaskan bahwa penerima pesan
memahami pembicara. Pada hakekatnya, pendengar
memperlihatkan perhatian untuk isi dan tujuan dari pesan
dan perasaan dari pengirim.
Semua hal yang dapat membuat perasaan
seseorang diterima, signifikan, dan bermanfaat yaitu
mendengarkan penyampai pesan. Jika seseorang benar-
benar menginginkan orang-orang mempercayai dirinya,
individu ini harus berusaha untuk mendengar
penyampai pesan. Mendengar yang baik memperlihatkan
sensitivitas dan mendorong terjadinya pertukaran
gagasan dan perasaan.
b. Mendengar Suportif
Berikut ini beberapa tip untuk mejadi penerima pesan
yang mendengar suportif:
1. Gunakan perilaku suportif ketika mendengar. Ini
mengkomunikasikan pesan bahwa orang lain diakui,
dipahami, dan diterima.
2. Gunakan perilaku menegaskan ketika mendengar.
Bagian dari komunikasi efektif yaitu membuat orang -
orang mengetahui bahwa penerima pesan bersama
penyampai pesan dalam percakapan dan penerima
pesan memahami pesan yang disampaikan, sekalipun
Tidak ada yang lebih frustrasi dari pada mendengar satu
hal hari ini dan hal lain pada esok hari. Sebagai contoh,
jika pelatih selalu bersifat suportif selama praktek akan
namun bersifat kasar dan kritis selama permainan, maka
atlet menjadi bingung dan bahkan dapat mundur
selama kompetisi.
2. Kegagalan Penerima Pesan.
Penerima dan juga pengirim pesan dapat berkontribusi
terhadap miss communication. Terlepas dari salah
menginterpretasikan pesan, penerima menyebabkan
berbagai masalah ketika gagal mendengar. Sebagai
contoh, guru dapat menyampaikan informasi sangat baik,
akan namun jika para siswanya melihat keluar jendela atau
memikirkan tentang pesta, maka komunikasi akan
terputus. Penerima berbagi tanggung jawab dengan
pengirim dan penerima harus melakukan usaha untuk
mendengar.
3. Memperbaiki Komunikasi.
Komunikasi dapat diperbaiki walaupun ada kendala-
kendala tertentu terhadap komunikasi yang efektif, yakni
melalui latihan dan perhatian aktif. Cara lain untuk
memperbaki komunikasi (khususnya dalam sebuah tim)
yaitu mengadakan beberapa pertemuan tim. Pertemuan
tim dapat bersifat problematis jika p elatih tidak
menentukan parameter atau aturan untuk pertemuan
2) Bersifat waspada untuk berbagai hambatan dan
gangguan dalam komunikasi. Hambatan meliputi
“keb isingan,” seperti orang -orang lain yang sedang
berbicara ketika penerima pesan mencoba
mendengarkan orang-orang tertentu. Contohnya,
komunikasi yang dilakukan pelatih kepada
atletnya pada saat pertandingan, dimana
kebisingan yang dihadapi berupa sorakan penonton,
pelatih tim lawan, musik, dukungan motivasi dari
pemain cadangan, dan lain sebagainya.
G. GANGGUAN KOMUNIKASI
Berkomunikasi secara efektif memerlukan keahlian dan
usaha pada pihak dari kedua orang yang terlibat. Proses
ini dapat dipersulit dan sering terganggu. Isu umum
lainnya yang menyebabkan gangguan komunikasi yaitu
kurangnya kepercayaan diantara orang-orang, (contoh: ,
teman-teman tim, pelatih, pemimpin latihan, dan
exerciser ). Komunikasi menjadi efektif jika ada
hubungan yang baik dan kejujuran antara orang-orang
sebelum komunikasi. gangguan komunikasi biasanya
berasal dari kegagalan pengirim atau penerima pesan
1. Kegagalan Pengirim Pesan.
Pengirim dapat mengirim pesan dengan kurang
baiksebab pesannya membingungkan. Pesan yang tidak
konsisten juga menyebabkan kegagalan komunikasi.
Komunikasi
5. Singkat dan jelas
6. Timing (waktu yang tepat)
Non
verbal
1. Ekspresi wajah
2. Kontak mata
3. Sentuhan
4. Postur tubuh dan gaya
berjalan
5. Sound (suara)
6. Gerak isyarat
Berikut ini contoh beberapa pernyataan untuk melihat
komunikasiyang dilakukan atlet ketika bertanding
yang bisa diberikan dengan memakai skala likert.
Petunjuk Pengisian
Berikan tanda check (√) pada salah satu alternatif
jawaban yang tersedia sesuai dengan pilihan dan
pengalaman anda.
Keterangan Alternatif jawaban :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
ini . Pertemuan-pertemuan ini harus dijadwalkan
secara reguler (jangan menunggu masalah terlihat sebelum
bertemu), harus berfokus pada kesulitan -kesulitan tim, dan
harus memberikan pengkajian konstruktif terhadap situasi
ini . Aturan yang dikemukakan meliputi berikut ini:
a. Setiap orang pada tim harus dapat menerima opini
orang lain (jangan bersifat defensif atau menolak).
b. Bersifast konstruktif/tidak destruktif.
c. Rahasiakan apapun yang didiskusikan dalam
pertemuan.
d. Setiap orang memiliki peluang untuk berbicara.
e. Setiap anggota tim harus memiliki sedikitnya satu hal
positif untuk dikatakan tentang setiap orang.
H. INSTRUMEN KOMUNIKASI
berdasar pemaparan di atas, maka penulis
membuat suatu kisi-kisi instrumen angket/kuesioner
tentang komunikasi yang dilakukan pelatih kepada
atlet seperti berikut ini.
Tabel 11.1
Kisi-kisi instrumen angket/kuesioner tentang komunikasi
Dimensi Indikator Sub indikator
Komunikasi
Verbal
1. Vocabulary
(perbendaharaan kata)
2. Racing (kecepatan)
3. Intonasi suara
4. Humor
A. F EEDBAC K (UMPAN BALIK)
Feedback yaitu perilaku guru untuk membantu setiap
siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individu
dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga lebih
menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Feedback
yang dilakukan guru antara lain memberikan penjelasan
terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dengan kata lain, feedback
yaitu koreksi terhadap jawaban-jawaban atas respon
siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. selain itu,
feedback juga yaitu suatu proses dengan hasil atau
akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya. Berikut ini
beberapa definisi tentang feedback .
1. Beashel, Sibson, & Taylor (2001: 115) feedback is vital
information about our performances. By using feedback
we are able to analyse and improve our performances.
Artinya, Umpan balik yaitu informasi penting tentang
penampilan. Dengan memakai umpan balik, kita
bisa menganalisa dan memperbaiki penampilan.
2. Schempp (2003: 116) feedback is the resp onse teachers
give to students about the quality and correctness of
their skill performances . Artinya, umpan balik yaitu
kemampuan siswa dan guru guna lebih meningkatkan
kemampuan yang dimiliki oleh keduanya, baik dalam
konteks pembelajaran maupun dalam pelatihan olahraga.
Infor masi yang dimasud yaitu berkaitan dengan apa
yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa yang
harus dilakukan untuk memperbaikinya.
Feedback berpengaruh terhadap keterampilan dan
psikologi sebab akan menghasilkan keterampilan yang
baik sesuai harapan dan menghilangkan kebiasaan buruk
atau teknik yang salah dalam berlatih. Feedback lebih
menekankan pada aktivitas latihan yang berkenaan
dengan informasi dari pelatih terkait dengan tingkat
motor skill atau penampilan atletnya sebagai
dasar dalam mengembangkan penampilan atlet.
Pada saat atlet sudah mampu
melaksanakan tugas gerak dan memiliki pemahaman
tentang apa yang sudah dilakukannya, maka pada saat itu
pelatih tidak harus memberikan tantangan sebab
atlet telah latihan sesuatu yang sesuai dengan
tujuan dan harapan pelatih. Sebagai penggantinya, pada
saat itu pelatih dapat memberikan feedback yaitu sebagai
salah satu usaha mengobservasi atlet berkaitan
dengan bagaimana atlet melakukan aktivitas serta
apa yang harus dilakukan pelatih untuk meningkatkan
kemampuan atlet.
Pelatih yang baik harus berterus terang memberikan
hasil observasinya terhadap kemampuan atlet
respon yang diberikan guru kepada siswa tentang
kualitas dan ketepatan penampilan keterampilan
mereka.
3. umpan balik
sangat penting untuk pembelajaran keterampilan, akan
terasa sangat sulit untuk memperbaiki diri tanpa
pengetahuan tentang seberapa baik kita melakukan
keterampilan ini .
4. Umpan balik (feedback ) yaitu
penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi,
yaitu tanggapan penerimaan pesan yang
memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu
pesan.
5. Wulf (2007: 83) feedback is directed at certain
components of the movement, often those that need
the most improvement. Artinya, Umpan balik
diarahkan pada komponen gerakan tertentu, seringkali
yang membutuhkan perbaikan paling banyak.
6. Hall (2007: 20) Feedback (umpan balik) yaitu suatu
bentuk output yang dikirim kembali ke sistem sebagai
sumber data.
7. Wardana (2008: 4) feedback yaitu faktor yang
bertindak sebagai pengendali terhadap output yang
tidak diinginkan, memodifikasi input sebagai masukan
pada proses.
berdasar pendapat di atas, dapat disimpulkan
f eedback yaitu infromasi yang berkenaan dengan
1. Prinsip-prinsip F eedback
Prinsip-prinsip dalam memberikan feedback yaitu
sebagai berikut: (a) feedback harus ditawarkan, dan bukan
dipaksakan, (b) feedback harus bersifat deskriptif, dan
bukan evaluatif, (c) feedback harus bersifat spesifik, dan
berhubungan dengan tingkah laku yang harus dirubah, (d)
feedback harus menekankan jenis positif, bukan yang
negatif, (e) jika jenis negatif, maka feedback harus diikuti
oleh saran-saran positif, dan (f) memberi feedback harus
bertanggung jawab, dan feedback harus disesuaikan
dengan situasi atau orang lain.
Pemakaian prinsip-prinsip ini agar pemberian
feedback tidak menimbulkan rasa tidak senang, putus asa,
dan menyudutkan posisi siswa. Dengan berpegang pada
prinsip-prinsip di atas diharapkan pemberian feedback
justru menimbulkan motivasi untuk pencapaian tujuan,
yaitu meningkatkan prestasi belajar dan terjadinya
perubahan perilaku yang sesuai dengan harapan guru dan
warga .
2. Manf aat dan F ungsi F eedback
Manfaat feedback bagi guru dapat dipergunakan
dalam mengambil keputusan, apakah mata pelajaran yang
telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau dilanjutkan, dan
bagi siswa akan meningkatkan prestasi belajar secara
konsisten. sedang dalam pelatihan, manfaat feedback
bagi pelatih dapat dipergunakan untuk bahan evaluasi
dengan menceritakan hal yang sesungguhnya dengan cara
yang tidak membuat atlet semakin terpuruk,
semakin “minder” akibat kehilangan kepercayaan dirinya.
Pelatih harus menghindarkan kata-kata “kamu tidak bisa”,
“kamu tidak mengerti apa -apa”, namun diutarakan dengan
kata “belum bisa” ketika atlet belum mampu
melakukan teknik sesuai dengan harapannya. Hal penting
lainnya yaitu pelatih harus memiliki pendirian yang
konsisten terhadap ucapan dan perilakunya. Pelatih yang
baik yaitu pelatih yang selalu berusaha mendengarkan
dan memperhatikan segala hal yang diutarakan
atlet, mampu mengerti dan menerima perasaan
(berempati) terhadap atlet untuk memperbaiki
fisik, teknik, taktik, dan mentalnya.
Feedback dalam olahraga yaitu perilaku pelatih
untuk membantu setiap atletnya yang mengalami
kesulitan dalam latihan baik fisik, teknik, taktik, dan
mental sehingga atlet dapat menguasai keempat
komponen ini secara baik. contoh: , jika
atlet melakukan teknik yang salah, atau
atlet yang salah bergerak dalam pola permainan
dan pertahanan, pelatih langsung membenarkan gerakan
pada saat atlet melakukan kesalahan sehingga
pelatih dapat melihat feedback yang diberikan oleh
atlet.
memotivasi siswa. Feedback juga memiliki tiga fungsi yaitu
pemberitahuan atau informasi, reinforcement, dan
motivasi.
3. Jenis-Jenis F eedback
a. Intrinsic F eedback. Berkaitan dengan penilaian
terhadap dirinya sendiri, tentang sikap, aktivitas dan
atau perilaku yang telah dilakukannya, serta tentang
kemampuan yang telah ditunjukkannya sudah benar
atau belum. contoh: , dalam melaksanakan tugas
gerak, apakah aktivitas yang dilakukan telah sesuai
dengan yang diinstruksikan guru, apakah sudah mampu
menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakah merasa
nyaman dengan alat bantu yang dipakai , atau
menilai bahwa rangkaian gerakan senam telah sesuai
dengan urutan yang harus dilakukan.
b. Ex trinsic F eedback. Extrinsic feedback yaitu feedback
yang berasal dari luar dirinya. contoh: , koreksi dari
guru penjas atas gerakan yang sudah dilakukan,
cemoohan rekan sebab salah memberikan umpan
ketika bermain bola, atau dari lingkungan sekitar
seperti cuaca yang terlalu panas sehingga
mengharuskannya sering beristirahat di tempat yang
teduh. Feedback dapat diberikan dalam beberapa jenis,
contoh: seperti knowledge of result, objective
measures, self monitoring, snap judgement, video
playback.
apakah latihan perlu diubah modelnya atau lainnya, dan
bagi atlet akan menignkatkan kemampuannya
sehingga tidak melakukan kesalahan yang sama secara
berulang-ulang.
Selanjutnya, ada beberapa keuntungan
pemakaian feedback antara lain sebagai berikut:
a. Mendorong siswa untuk terus berlatih. Proses
pemberian feedback kepada siswa secara tidak langsung
akan memberi tahu siswa bahwa latihannya selalu
dilihat dan diperhatikan oleh gurunya.
b. Mencerminkan perilaku guru yang efektif. Dalam
prosesnya, feedback hanya akan diperoleh jika guru
aktif selama kegiatan pembelajaran. Guru harus selalu
memperhatikan siswa, bergerak untuk memantau dan
mengamati aktivitas belajar yang dilakukan oleh setiap
siswa di sekitar tempat belajar (berlatih).
c. Membantu siswa untuk menilai penampilan
(kemampuan) yang tidak bisa dilihat dan dirasakannya
sendiri.
d. Mendorong guru untuk menilai seberapa relevansi
antara aspek-aspek pembelajaran dengan tingkat
kemampuan siswa dalam menguasai tugas gerak (bahan
ajar) seperti yang diinginkan oleh gurunya.
Fungsi feedback yaitu membantu siswa untuk
menilai penampilan yang tidak dapat dilihat dan
dirasakan oleh dirinya sendiri. Fun gsi feedback lainnya
yang paling sering disajikan guru yaitu sebagai alat untuk
ini dapat dikatakan congruent feedback .
sedang yang berhubungan dengan stroke sebagai
incongruent feedback , contoh: yang berkaitan dengan
stroke dalam bulu tangkis yaitu cara memegang raket,
follow through , dan aspek lainnya selain footwork .
f . Simple F eedback. Simple feedback yaitu feedback
yang hanya terfokus pada satu komponen keterampilan
pada saat tertentu. Simple feedback biasanya berisi satu
atau dua buah kata kunci yang menggambarkan
aktivitas penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai
feedback selama pembelajaran berlangsung.
Keuntungan dari pemakaian simple feedback
diantaranya yaitu : (a) guru lebih mudah dan lebih
akurat dalam memberikan feedback sebab hanya
terfokus pada satu komponen saja, (b) memudahkan
siswa menerima dan melatih penyempurnaan gerakan
yang menjadi fokus pembelajarannya., dan (c) siswa
akan mengingat terus apa yang dipelajarinya pada
kegiatan belajar ini .
g. F eedback Netral. Feedback netral yaitu feedback yang
tidak merujuk secara khusus kepada siswa yang
melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, namun
secara netral mengingatkan kepada seluruh siswa yang
sedang melakukan tugas gerak. contoh: , ketika
berlatih menyundul bola, guru berkata “lihat bola”.
h. F eedback Negatif . Feedback negatif yaitu lawan dari
feedback positif, meskipun jarang dianjurkan mengingat
c. General F eedback. General feedback juga sering
dikatakan sebagai feedback positif, biasanya berkaitan
dengan gerakan umum, tingkah laku siswa, atau
pakaian yang dipakai . General feedback dipakai
guru untuk mendorong siswa terus belajar dan
mencobanya. Biasanya feedback jenis ini diungkapkan
dengan kata-kata seperti: bagus, hebat, mengagumkan.
Ungkapan dengan kata-kata itu masih bersifat umum
sehingga tidak mencerminkan informasi yang spesifik
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
siswa.
d. Specif ik F eedback. Specifik feedback berisikan informasi
yang menyebabkan siswa mengetahui apa yang harus
dilakukan dan mengetahui bagaimana seharusnya siswa
melakukan tugas gerak dengan benar dan bagaimana
harus berlatih. Feedback ini diberikan manakala siswa
menyadari bahwa ia melakukan kesalahan akan namun
belum atau tidak tahu bagaimana cara
memperbaikinya. Contoh ungkapan specific feedback
contoh: : “bagus mata kamu tidak terpejam pada saat
menyundul bola itu”, atau “dapatkah l ututmu lebih
ditekuk lagi”.
e. C ongruent dan Incongruent F eedback. Congruent
feedback yaitu feedback yang terfokus pada aktivitas
belajar yang sedang dipelajari siswa, contoh: pada saat
siswa sedang mempelajari footwork dalam stroke bulu
tangkis. Feedback yang berhubungan dengan footwork
B. REINF ORC EMENT (PENGUATAN)
Reinforcement mengandung makna menambahkan
kekuatan pada sesuatu yang dianggap belum begitu kuat.
Makna ini ditujukan kepada tingkah laku individu
yang perlu diperkuat. Pada proses pendidikan yang
berorientasi perubahan tingkah laku, tujuan utama yang
hendak dicapai melalui proses belajar yaitu terjadinya
tingkah laku yang baik, tingkah laku yang dapat diterima
sesering mungkin sesuai dengan manfaat kemunculannya.
Berikut ini beberapa definisi tentang reinforcement .
1. Menurut Kimble dalam Wolman (1981: 174) a
reinforcement is an event which, employed
appropriately, increases the probability of occurrences
of a response in a learning situation . Artinya,
Penguatan yaitu suatu peristiwa yang dilakukan
dengan tepat, meningkatkan kemungkinan terjadinya
suatu respon dalam situasi belajar.
2. Menurut Kaplan (1986: 45) reinforcement is delivered
following each instance the response. Artinya,
penguatan disampaikan mengikuti setiap contoh
responnya.
3. Menurut Banerjee (1995: 102) reinforcement is adding
to the force already applied . Artinya reinforcement
yaitu menguatkan yang sudah diterapkan.
4. Simamora (2009: 80) penguatan (reinforcement)
yaitu respons terhadap suatu perilaku yang dapar
khawatir akan merusak kepercayaan diri siswa namun
pemberian negatif feedback dilakukan cara-cara: (1)
implisit (tidak langsung), contoh: , “pakai awalan
sebelum melempar, jangan asal lempar saja”, (2)
diberikan pada siswa yang tidak mengerti sesudah
beberapa kali diberikan feedback , (3) diberikan pada
siswa yang tidak memperhatikan penjelasan gurunya
(biasanya siswa yang menjadi atlet atau yang
sudah terampil atau atlet yang nakal).
4 . pemakaian F eedback dalam Latihan
Walaupun beberapa pelatih memakai feedback secara
intensif selama atlet latihan, celakanya tipe -tipe
dari feedback seting tidak dipakai secara maksimal
dalam pembelajaran dan tugas. Beberapa masukan dalam
pemakaian feedback agar efektif dan maksimal selama
latihan:
a. Feedback harusnya berisi informasi yang relevan untuk
menampilan ketrampilan yang benar.
b. Feedback seharusnya yang pantas untuk penampilan
atau perilaku.
c. Feedback selama latihan seharusnya diberikan seketika
mungkin.
d. Feedback seharusnya mempromosikan rangsangan
tindakan seseorang untuk penampilan dan perilaku.
e. Feedback seharusnya pendek, tidak menghambat dan
sesuai untuk tingkat umur penampil.
ilmu, hukum, dan kebiasaan, yang diterima dan
diberlakukan dalam kehidupan, (c) tugas perkembangan
peserta didik yang hendaknya dipenuhi atau dicapai
peserta didik untuk menjamin kesuksesan tahap
perkembangan yang sedang berlangsung dan kesiapan
tahap perkembangan berikutnya, (d) kebutuhan dasar dan
kebutuhan perkembangan yang hendaknya terpenuhi
untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, (e) tujuan
pendidikan/pembelajaran yang sedang dijalani peserta
didik untuk menjamin kesuksesan pendidikan yang sedang
dijalani sekarang dan pendidikan selanjutnya, dan (f)
keuntungan dan dampak positif yang diperoleh melalui
tingkah laku ini , baik bagi peserta didik yang
bersangkutan maupun bagi pihak-pihak lain yang terkait.
1. Prinsip-prinsip Reinf orcement
Prinsip dari reinforcement banyak sekali tujuannya untuk
mengubah perilaku menjadi baik, namun prinsip paling
dasar yang efektif ada lah reinforcement. Pertama; jika
melakukan sesuatu hasilnya akan berakibat baik (merasa
berharga) seseorang akan cenderung mencoba mengulang
perilaku positif yang dihargai, contohnya guru
mengatakan lakukan smash keras menukit dari dekat net
dengan lompatan tinggi, jika gerakan bagus sesuai dengan
yang diinginkan lalu guru berkata “gerakan bagus”,
maka anak ini akan melakukannya kembali dilain
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
perilaku ini .
5. Prayitno (2009: 145) penguatan (reinforcement)
yaitu usaha untuk mendorong diulanginya lagi
(sesering mungkin) oleh pelaku tingkah laku yang
dianggap baik.
6. Lulu April Farida (2010: 34) penguatan
(reinforcement) yaitu respons terh adap suatu
perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku ini di lalu
hari.
7. Menurut Lulu April Farida (2016: 34) penguatan
(reinforcement) yaitu respons terhadap suatu
perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku ini di lalu
hari.
berdasar pemaparan di atas, dapat disimpulkan
reinforcement yaitu menguatkan yang sudah diterapkan
sebab dianggap belum begitu kuat. Artinya,
reinforcement dilakukan sesudah pemberian feedback .
Reinforcement diperuntukkan bagi tingkah laku
yang baik, tingkah laku yang dapat diterima bukan
tingkah laku yang jelek. Tingkah laku yang dapat diterima
yaitu tingkah laku yang bernilai positif seperti: (a) harkat
dan martabat manusia, termasuk hakikat manusia dan
dimensi kemanusiaan yang seluruhnya normatif, (b) nilai
dan moral yang bersumber pada agama, adat istiadat,
a. Reinf orcement positif
Diselenggarakan dengan jalan memberikan hal-hal positif
berupa pujian, hadiah, atau hal-hal lain yang berharga
kepada pelaku tingkah laku yang dianggap baik dan ingin
ditingkatkan frekuensi penampilannya. Dengan pujian,
hadiah dan lain-lain hal positif itu diharapkan si pelaku
termotivasi untuk mengulangi tingkah laku atau
perbuatannya yang dianggap baik itu. Pujian, hadiah dan
hal-hal yang berharga itu disebut penguat. Sifat penguat
disini yaitu sesuatu atau stimulus yang membuat orang
yang bersangkutan merasa dihargai, merasa senang,
merasa dirinya berguna, merasa dirinya berhasil, dan hal-
hal positif lainnya.
b. Reinf orcement negatif
Penguat pada reinforcement negatif haruslah tetap berupa
hal-hal yang menyenangkan bagi si pelaku, dengan cara
mengurangi hal-hal tertentu yang selama ini dirasakan
sebagai hukuman, atau tidak menyenangkan, atau
menjadi sesuatu yang memberatkan bagi si pelaku.
3. Petunjuk memakai Reinf orcement Positif
Reinforcement mencakup beberapa pujian verbal,
senyuman atau perilaku non verbal yang kesemuanya
yaitu penghargaan tujuannya untuk meningkatkan
prestasi. Ada juga yang memberikan reinforcement
dengan mengambil tindakan pendekatan untuk motivasi
waktu. Kedua; jika melakukan sesuatu yang hasilnya
kurang menyenangkan (merasa terhukum) seseorang akan
cenderung tidak mengulangi perilaku ini dan
berusaha melakukan pencegahan terhadap perilaku negatif
ini , contohnya guru mengatakan letakkan peluru di
samping leher lalu tolakkan ke depan, namun siswa
meletakkan peluru dipundak, lalu guru berkata
“ stop salah”, maka anak ini akan berusaha
memperbaiki kesalahannya dan tidak akan mengulangi
gerakan yang salah.
Prinsip reinforcement sangat komplek sebab orang
akan bereaksi berbeda terhadap reinforcement yang sama,
terutama reinforcement negatif, contoh “bodoh” ada
seseorang yang menganggap kata itu menjadi motivasi
menjadi lebih baik namun ada yang juga malah turuh
penampilannya. Oleh sebab itu seorang guru atau pelatih
harus mengetahui karakter siswa didik maupun
atletnya dan memakai reinforcement yang
berbeda terhadap situasi yang berbeda pula.
2. Jenis-jenis Reinf orcement
Ada dua jenis reinforcement , yaitu reinforcement positif
dan reinforcement negatif. Arah dan tujuan kedua jenis
reinforcement itu sama, yaitu mendorong lebih kuatnya
tingkah laku baik yang telah ditampilkan, Namun bentuk
dan materi reinforcement berbeda.
hendaknya jelas, dalam artian jelas bentuk tingkah
lakunya serta jelas pula apanya yang baik. Lebih jauh,
tingkah laku yang dianggap baik dan perlu diberi
reinforcement itu biasanya yaitu tingkah laku yang
selama ini belum pernah ditampilkan dan memang
ditunggu-tunggu penampilannya. Dengan
ditampilkannya tingkah laku baru yang baik itu berarti
si pelaku sudah mengalami perubahan diri menjadi
lebih baik.
b. Waktu pemberian reinf orcement. Pelaksanaan
pemberian reinforcement hendaknya sesegera mungkin,
jangan ditunda-tunda sebab kalau terlambat dapat
menjadi basi dan tidak efektif. Dalam ini perhatian
dan spontanitas si pemberi reinforcement sangat
diperlukan.
c. Jenis Reinf orcement. Jenis penguat hendaknya wajar,
tidak terkesan berlebih-lebihan. Hindari kesan di buat-
buat atau kepura-puraan. Seringkali reinforcement
berupa tepuk tangan, ucapan selamat, tepukan di bahu,
bersalaman, acungan jempol sudah cukup efektif.
Bentuk penguat tidak harus berupa sesuatu yang mahal,
namun jangan sampai tanpa makna sama sekali. Bentuk
penguat juga dapat berupa sesuatu yang bisa ditukar
dengan hal-hal yang secara langsung dapat dinikmati,
seperti hadiah voucher yang dapat ditukarkan di toko
atau kafe dengan barang tertentu atau makanan.
mencakup pemakaian reinforcement sosial contoh
pujian, senyuman, atau menempelkan muka dengan
membisikkan kata untuk reinforcement .
Penghargaan harus diterima dan dibutuhkan untuk
mendapatkannya. Reinforcement harus diketahui baik
disukai maupun tidak disukai seseorang dalam
pemakaian ya dan memilih reinforcement , oleh sebab itu
reinforcement terdiri dari:
a. Reinforcement sosial: pujian, senyuman, menepuk
punggung, publikasi.
b. Reinforcement matrial: tropi, medali, pita, kaos.
c. Reinforcement kegiatan: bermain sebuah permainan
dari pada latihan drill (terus menerus), bermain dengan
posisi berbeda, berlatih tandang ke tim lain,
mendapatkan waktu istirahat.
d. Perjalanan spesial: pergi atau menonton pertandingan
profesional, pesta tim , mendengarkan presentasi dari
atlet profesional.
4 . Pertimbangan Dalam Pemberian Reinf orcement
Reinforcement baik positif maupun negatif sebaiknya
dilakukan secara tepat, tidak asal dilaksanakan. Pemberian
reinforcement hanya akan efektif jika dilaksanakan
dengan memenuhi sejumlah pertimbangan sebagai
berikut:
a. Sasaran reinf orcement. Tingkah laku atau bisa juga
prestasi peserta didik yang hendak diberi reinforcement
FEEDBACK DAN REINFORCEMENT DALAM OLAHRAGAFEEDBACK DAN REINFORCEMENT DALAM OLAHRAGA 169168
171
5. Reinf orcement Positif Dan Hukuman
Dalam konteks pembelajaran penjas, feedback juga
sebagai penguat atas tindakan atau perilaku yang sudah
dilakukan siswa. Jika perilaku siswa itu sesuai dengan
harapan guru maka hal itu harus diperkuat untuk tetap
dipelihara. Sebaliknya jika perilaku itu tidak sesuai dengan
harapan guru maka harus ada hukuman (punishment)
agar perilaku itu tidak terjadi dan terulang kembali, dan
perilaku itu mengarah pada tindakan yang sesuai dengan
harapan guru.
Reinforcement yang diberikan dapat memakai
bentuk-bentuk penghargaan atau hukuman yang mungkin
sekali dapat meningkatkan ataupun menurunkan respon
serupa yang terjadi dilalu hari. Pemberian
penghargaan atau hukuman akan dapat memperkuat hasil
belajar atau dapat juga menurunkan bahkan merusak hasil
belajar siswa jika pemberian penghargaan atau
hukuman tidak efektif.
Penghargaan tidak selalu dalam bentuk benda
sebagai hadiah, namun bisa melalui ungkapan-ungkapan.
Contohnya ungkapan guru penjas yang mengatakan
“Lemparan kamu sudah bagus, coba lempar ke sasaran
yang lebih jauh ” sedang punishment lebih bersifat
memberikan penilaian buruk atas apa yang dilakukan oleh
siswa. contoh: pada ungkapan “Lemparan kamu ngawur,
jangan asal lempar saja”. Selain itu, reinforcement positif
yaitu jalan paling utama untuk perubahan tingkah
170
d. C ara Pemberian Reinf orcement. Hendaknya juga wajar,
menghindari kesan berlebihan, kepura-puraan dan
dibuat-buat. Kewajaran ini disesuaikan dengan bentuk
penguatnya. Cara yang dimaksud disini dapat sangat
bervariasi, dari pemberian hadiah pada waktu
diadakannya acara besar sampai sekadar jabat tangan
atau isyarat ucapan selamat.
e. Tempat Pemberian Reinf orcement. Diberikan di tempat
penampilan tingkah laku yang diberi reinforcement itu
muncul. Untuk keperluan tertentu dan sesuai dengan
kondisi pemberian reinforcement itu sendiri,
pelaksanaan pemberian hadiah, dan lain semacamnya
dapat dilakukan di tempat berbeda.
f . Pemberi Reinf orcement. Pemberi reinforcement
hendaklah orang yang memiliki arti khusus bagi si
pelaku, kalau bisa the significant person namun ini tidak
mutlak, teman sendiri pun dapat memberikan
reinforcement . Hal yang paling penting yaitu
pemberian penghargaan itu dirasakan sebagai sesuatu
yang positif, sebagai pendorong untuk berperilaku
seperti itu lagi, bagi si pelaku. Makin positif
reinforcement itu dirasakan oleh pelaku tingkah laku,
makin efektiflah pemberian reinforcement itu. Status
pemberi reinforcement dapat menambah makna dari
penguat yang diberikan itu.
A. DEF INISI KONSENTRASI
Penting untuk diketahui bahwa konsentrasi yaitu
keterampilan yang dapat dilatih setiap harinya.
Memusatkan perhatian atau berkonsentrasi memang
yaitu hal yang sangat sulit untuk dilakukan (Apta
Mylsidayu, 2014: 111 ). Konsentrasi sangat dibutuhkan
terutama untuk cabang olahraga yang menuntut
konsentrasi tinggi salah satunya olahraga panahan sebab
olahraga ini membutuhkan ketepatan, ketelitian,
konsistensi, dan keajegan setiap tindakan dari setiap anak
panah yang ditembakkan. Berikut ini beberapa definisi
tentang konsentrasi.
1. ) konsentrasi
yaitu pemusatan pikiran atau kesadaran pada suatu
objek, situasi, atau proses mental dengan
mengesampingkan hal-hal lain guna mendapatkan
pemahaman.
2. konsentrasi
yaitu suatu keadaan di mana atlet
menunjukkan mempunyai kesadaran yang tertuju
kepada sesuatu/obyek tertentu yang tidak mudah
goyah. berdasar pendapat ini , konsentrasi
yaitu kemampuan individu untuk memusatkan/fokus
laku, banyak fakta dari penelitian menunjukkan 80-90%
reinforcement positif yang dapat meningkatkan
penampilan.
Dalam warga luar, hukuman mungkin
kebanyakan diartikan pengontrol perilaku. Beberapa
pelatih mengasumsikan hukuman pada atlet
dapat menghilangkan kesalahan yang dilakukan dan
pemain takut pada kesalahan ini dan mereka akan
berusaha keras untuk tidak mengulanginya lagi.
Pemberi penguatan (reinforcement) hendaklah
orang yang memiliki arti khusus bagi si pelaku. Hal yang
paling penting yaitu pemberian penghargaan ini
dirasakan sebagai sesuatu yang positif, sebagai pendorong
untuk berperilaku. Makin positif penguatan yang
dirasakan makin efektiflah pemberian penguatan ini
lingkungan atau suasana ketika lingkungan berubah secara
cepat pada pikiran tentang masa lalu atau masa depan
menyebabkan isyarat-isyarat yang tidak bersangkut paut
sering membuat penampilan kacau.
Proses konsentrasi diawali dengan perhatian.
Perhatian yaitu hal terpenting dalam berkonsentrasi,
teori perhatian ataupun model fokus perhatian dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian yakni:
1. Single channel theories, di mana proses informasi
disusun seperti terjadi terus-menerus, proses satu
saluran dibatasi rangkaian yang dipelihara satu sinyal
pada waktu tercepat atau informasi terbatas per detik.
2. V ariable allocation theories, perhatian dipandang
sebagai barang dagangan yang mudah ditukar, namun
pada intinya penampilan dapat membeli perhatian
lebih dari satu tugas.
3. Multiple resource pools theories, perhatian dipandang
dengan arus pemikiran sebagai rentetan dari kolam
sumber penghasilan, pada intinya kapasitas perhatian
dilihat tidak dari pusatnya, namun cukup didistribusikan
seluruhnya pada system nervous.
Selanjutnya, stimuli pengganggu konsentrasi ada
dua yaitu sebagai berikut:
1. Stimuli eksternal, yaitu stimuli yang berasal dari luar
tubuh yang dapat mengganggu konsentrasi ini
contoh: sorakan penonton, alunan musik yang keras,
perhatian pada satu stimulus (obyek) dalam masa
tertentu.
3. The National Coaching Foundation (2006: 17)
concentration is about focusing all yout attention on
those things which are relevant to whatever it is you
are doing. Artinya, konsentrasi yaitu tentang
memusatkan semua perhatian Anda pada hal-hal yang
relevan dengan apa pun yang Anda lakukan.
4. Menurut Yusuf Hidayat (2008: 239) konsentrasi yaitu
kemampuan untuk memusatkan perhatian pada tugas
dengan tidak terganggu dan terpengaruhi oleh stimuli
yang bersifat eksternal dan internal, sedang
pelaksanaannya mengacu kepada dimensi yang luas
dan fokus pada tugas -tugas tertentu.
5. Menurut Femi Olivia (2009: 40) konsentrasi yaitu
pemusatan pikiran, atau terpusatnya perhatian
terhadap informasi yang diperoleh seseorang.
6. Menurut Brewer (2009: 18) konsentrasi yaitu
kemampuan untuk fokus pada tugas yang ada dengan
mengabaikan gangguan.
7. M. Yunus S.B. (2014: 175) konsentrasi yaitu
memusatkan mental terhadap suatu objek dan
mempertahankannya dalam waktu yang cukup lama
hingga pikiran lain tersingkirkan.
berdasar pemaparan di atas dapat disimpulkan
konsentrasi ialah kemampuan untuk mempertahankan
fokus terhadap kegiatan -kegiatan yang ada didalam suatu
berdasar gambar di atas, dapat dilihat bahwa
sumber pengacau (gangguan) konsentrasi terdiri atas 3
stimulus, yakni;
1. Gangguan visual berupa barang/benda yang bergerak,
besar, dan warnanya mencolok.
2. Gangguan auditory berupa suara dari suporter dan
cerita mengenai lawan bertanding.
3. Gangguan kinestetik berupa semua hal yang dirasakan/
dilakukan, seperti kelelahan fisik, k elelahan mental, ada
atau tidak adanya pelatih/orang yang dicintai pada saat
pertandingan, lingkungan bertanding, dan peralatan
bertanding. Yang menandakan bahwa individu kurang
dapat berkonsentrasi jika individu ini
mengalami perhatian yang terpecah-pecah.
kata-kata menyakitkan dari penonton atau pelatih,
perilaku tidak sportif dari lawan, dan lain sebagainya.
2. Stimuli dari internal contoh: perasaan terganggu pada
tubuh dan perasaan-perasaan lain yang mengganggu
fisik dan psikis seperti “saya benar -benar lelah” atau
“jangan nervous” , terlalu cemas, terlalu bergairah pada
saat bertanding, faktor makanan yang mengganggu
pencernaan, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, konsentrasi perlu dilatihkan pada
atlet, sebab jika tidak dilatihkan maka akan
cenderung gagal dalam mengembangkan keterampilan
konsentrasinya, dan bersamaan dengan itu atlet
akan mengalami kegagalan dalam setiap pertandingan
yang diikutinya.
Kelelahan juga yaitu salah satu faktor
permasalahan dalam perhatian. Konsentrasi dapat mudah
hilang sebab kelelahan oleh sebab itu kondisi tubuh
sangat penting. Pada intinya kelelahan dapat mengurangi
sedikit demi sedikit proses fokus perhatian pada situa si.
Individu yang memiliki motivasi yang kurang maka dapat
dipastikan akan kesulitan dalam berkonsentrasi. Pada
prinsipnya suatu yang tidak berhubungan akan
memudahkan terjadinya ganguan jika salah satu tidak
fokus. Berikut alur/proses terjadinya konsen trasi:
2. memakai kata-kata kunci (use cue words)
pemakaian kata-kata kunci bertujuan memberikan
instruksi/ motivasi kepada atlet dalam membantu
meningkatkan konsentrasi agar atlet tetap mampu
melakukan tugas sebagaimana mestinya. Kata-kata isyarat
dipakai untuk memfokuskan diri pada apa yang
dihadapi yakni berupa instruksi dan motivasi. Instruksi dan
motivasi ini berupa kata yang simple dan mudah
dimengertiContohnya, pada saat pelatih bolabasket
mengatakan hands up, atlet meyakinkan bahwa
kata-kata ini untuk berhati-hati dalam defend .
3. memakai pemikiran bukan untuk menilai (employ
nonjudgement thinking)
Saat atlet menilai penampilannya yang gagal,
biasanya kestabilan emosional atlet akan hilang
sehingga mengalami ketegangan otot yang berlebihan,
konsentrasi hilang, dan tidak bisa membuat keputusan.
Agar pikiran ini hilang haruslah ada evaluasi
terhadap apa yang ada sehingga menuntun pada
performa yang baik. Menilai penampilan dan
mengkategorikannya baik/buruk boleh -boleh saja namun
tujuannya untuk belajar melihat penampilan, namun bukan
bertujuan untuk menilai namun agar atlet mampu
memperbaiki atau mengkoreksi kesalahan dan kekurangan
yang ditampilkan.
B. C IRI-C IRI KONSENTRASI
Adapun ciri-ciri atlet yang sedang berkonsentrasi
antara lain:
1. Tertuju pada objek /benda pada saat itu
2. Perhatiannya tetap pada obyek tertentu dan tidak ada
perhatian dan pemikiran pada obyek lain
3. Menenangkan dan memperkuat mental.
C . C ARA MENINGKATKAN KONSENTRASI
atlet dapat berkonsentrasi dengan baik
tidak bisa dicapai dalam waktu yang relatif singkat, namun
harus melalui proses latihan yang lama. Berikut beberapa
cara untuk meningkatkan konsentrasi:
1. Latihan dengan menghadirkan gangguan (distraction)
Bentuk latihan ini dengan menghadirkan suara, bunyi-
bunyian, dan gerakan seseorang dalam kelompok. Latihan
ini dilakukan sebab pada olahraga kelompok biasanya
penonton mengatakan yel-yel sambil melambaikan tangan
membentuk aliran ombak, bertepuk tangan, bersorak-
sorai, dan lain sebagainya. atlet harus
mempersiapkan diri mengatasi gangguan ini dengan
tetap fokus perhatian pada gerakan yang sedang
dilakukan, segalam macam pergerakan benda/suara ya ng
didengar harus diabaikan seolah-olah tidak mendengar
apa-apa. jika atlet terlatih dengan kondisi
seperti itu maka atlet mampu mengatas
di dinding. contoh: , saat pemain basket menembak di
freethrow di depan banyak penonton, pemain ini
menjaga mata dengan cara menunduk dan mata melihat
lantai hingga siap untuk memandang dan fokus pada ring
basket.
7 . Tetap memusatkan perhatian setiap saat (stay f ocused
in the present)
Memusatkan perhatian setiap saat yaitu penting sebab
pikiran individu terbuka untuk masuknya berbagai
stimulus, oleh sebab itu individu tetap harus memfokuskan
perhatian pada tugas-tugas yang dilakukan.
D. METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN
KONSENTRASI
Konsentrasi pada latihan dan pertandingan harus tetap
terjaga agar penampilan tetap efektif. Untuk bisa
berkonsentrasi selama pertandingan, latihan konsentrasi
dalam setiap sesi latihan harus diberikan. Ada beberapa
strategi yang bisa dilakukan sebagai usaha untuk
membantu melatih keterampilan konsentrasi. Berikut ini
beberapa latihan untuk meningkatkan konsentrasi
1. Latihan Autogenik.
Latihan autogenik yaitu jenis self -hipnosis yang dilakukan
untuk mencoba mengembangkan perasaan hangat dan
berat. Program self -hypnosis ini memakai serangkaian
4 . Menyusun kegiatan rutin (establish routine)
Kegiatan sehari-hari dapat melatih fokus perhatian yang
dapat memperbaiki penampilan. atlet secara
rutin memfokuskan konsentrasinya untuk membantu
mempersiapkan mental dalam penampilan. Efektivitas
kegiatan rutin mempunyai dorongan yang kuat. Biasanya
pikiran atlet tidak terfokus selama berhenti
melakukan aktivitas. contoh: , atlet berkata
“bisa,bisa, dan bisa” untuk memfokuskan perhatiannya
sebelum memasuki lapangan. Kebiasaan rutin ini
membantu atlet sebelum dan selama penampilan
sehingga atlet dapat memfokuskan mentalnya.
Sehingga sangat jelas bahwa rutinitas dapat menjadi
penampilan otomatis sebab dilakukan setiap hari.
5. Rencana-rencana pengembangan kompetisi
Rencana ini dapat membantu atlet untuk
mempersiapkan kejadian-kejadian yang akan timbul, tidak
hanya itu saja namun juga dapat mempersiapkan hal-hal
atau keaadan yang berbeda baik sebelum atau pun selama
kompetisi.
6. Berlatih mengendalikan mata (practice eye control)
Mengendalikan mata yaitu metode untuk memfokuskan
konsentrasi. Berkut teknik yang bisa dipakai untuk
mengendalikan mata antara lain: (a) menjaga/memelihara
mata pada lantai, (b) fokus pada alat, (c) fokus pada titik
nyaman sesudah itu ambil nafas yang dalam ketika anda
nyaman dan rilek mulailah dengan:
a. Memperhatikan apa yang didengar. Memperhatikan
semua suara dan memahaminya. Jangan lewatkan
semua yang telah ada dipikiran dan dengarkan semua
suara seperti sedang mendengarkan musik.
b. Sadarkan sensasi tubuh, seperti rasa pada kursi, tempat
tidur dan lantai yang ada disekitar. Kerahkan semua
perhatian pada hal-ini . Sebelum beralih pada
sensasi yang lain, biarkan sensasi ini berada dalam
pikiran dan mengamatinya secara perlahan-lahan.
Terakhir cobalah untuk menggabungkan semua sensasi
pada saat bersamaan. Inilah yang disebut fokus internal
secara luas.
c. Alihkan perhatianmu pada pemikiran dan emosi.
Biarkan emosi dan pemikiran timbul. Jangan berfikir
tentang yang lain, serta sisakan rasa relax dan tentram.
Sekarang coba satukan rasa dan fikiran secara
bersamaan.
d. Saat keluar dari pikiran, emosi dan relax, bu ka matamu
dan arahkan pada obyek lurus pada ruangan, yang ada
di depan. Ketika pada pandangan lurus, lihat bahwa
ada banyak ruangan dan objek yang ada pada
pandangan disekeliling. Sekarang coba arahkan fokus
perhatian pada satu objek yang ada di tengah lanjutkan
perhatian pada ini sampai tinggal hanya satu
objek saja. Pikirkan sampai dapat membayangkan
kalimat, pernyataan atau pharase untuk memusatkan
perhatian pada berbagai perasaan yang ingin
dihasilkan.Pelatihan autogenik memerlukan waktu
beberapa bulan untuk belajar bagaimana
menggunakannya secara efektif dan setiap sesi bisa
berlangsung selama satu jam. Menurut Barker, et al.
(2007: 355) program latihan autogenik memiliki enam
tahap:
a. Berat pada lengan dan tungkai, contoh: kaki kiriku
terasa berat
b. Kehangatan di lengan dan tungkai, contoh: kaki
kananku terasa hangat
c. Pengaturan aktivitas jantung, contoh: detak jantung
saya normal.
d. Pengaturan pernapasan, contoh: tingkat nafas saya
normal
e. Kehangatan perut, contoh: perut saya terasa hangat
f. Pendinginan dahi, contoh: dahi saya terasa dingin.
2. Belajar Untuk Mengubah Perhatian (Learning To Shif t
Attention)
Metode ini diterapkan untuk keseluruhan latihan. Latihan
ini menunjukkan perspektif berbeda yang dibutuhkan
untuk menampilkan keterampilan yang dibutuhkan dalam
olahraga. Belajar mengenai perubahan perhatian sebelum
latihan dimulai, duduk atau berbaringlah pada situasi yang
c. Begitu merasa rileks, perhatikan irama napas (tanpa
mengubah iramanya), lalu mulailah perlahan-lahan
menghitungnya: tarikan napas diikuti satu hembusan
napas dihitung sebagai satu, lalu tarikan dan
hembusan napas berikutnya sebagai dua, dan
seterusnya.
d. Saat mencapai hitungan ke sepuluh, kembali lagi
kehitungan satu dan seterusnya. Jika kehilangan
hitungan atau lupa angka hitungannya berarti
konsentrasi mulai terganggu, sebab itu berhentilah
menghitung barang sejenak, lalu sesudah konsentrasi
kembali, mulai lagi menghitung dari satu.
4 . Belajar latihan “ parkir” (parking ex ercise)
Pelatihan ini menuntun untuk menghilangkan pikiran
negatif atau masalah yang ada dengan menaruhnya
ditempat lain sampai penampilan selesai. Cara yang
dipakai yakni mengidentifikasi masalah yang dihadapi
atlet dan menyuruh atlet menulisnya
dikertas dan menaruhnya ditempat lain sampai
pertandingan selesai.
5. Strategi Eksternal Dan Internal
Strategi untuk membangung dan memelihara konsentrasi
dibagi menjadi dua faktor yakni faktor eksternal dan
internal
semua yang ada di ruangan. Pikirkan fokus eksternal
seperti lensa pembesar. Praktekkan pembesaran dan
pengecilan, arahkan pada pilihan. Latihan ini
mendemonstrasikan bahwa cara pandang yang berbeda
berpengaruh pada penampilan dan dibutuhkan dalam
olahraga.
3. Belajar Untuk Memelihara F okus (Leraning To Maintain
F ocus)
Belajar mempertahankan fokus perhatian yaitu
menemukan tempat yang tenang tanpa ada gangguan.
Pilih objek yang akan difokuskan. Raih objek ini ke
dalam tangan dapatkan semua rasa, warna, dan tekstur.
Sekarang letakkan obyek di bawah dan perhatikan. Amati
dengan detail. Jika pikiran mengendur, bawa kembali
perhatian pada objek. Catat b erapa lama bisa
berkonsentrasi. sesudah itu berkonsentrasi kembali atau
melakukan ini disertai dengan gangguan yang
ada disekitar.
Selain itu, dapat dilakukan dengan latihan
pernapasan. Sebagai permulaan, latihan ini cukup
dilakukan dalam waktu sekitar delapan menit. Berikut
latihan pernapasannya.
a. Duduk tegak dikursi, kedua kaki menapak dilantai,
kedua tangan di samping badan.
b. Tutup mata, ambil napas dalam-dalam lalu keluarkan
sampai ketegangan disekujur tubuh hilang.
b. Strategi F aktor Internal
1) Attentional cues and triggers. atlet dapat
memakai kata kunci secara verbal dan kinestetik
untuk memfokuskan konsentrasinya, dan
membangkitkan kembali konsentrasi yang hilang sebab
dapat membantu atlet untuk memfokuskan
perhatian dalam melakukan tugas dan membantu
menghindari berbagai gangguan terhadap pikiran dan
perasaan.
2) Mengalihkan kegagalan menjadi keberhasilan (turning
failure into success). Strategi ini yaitu kebiasaan
kognitif di mana mental atlet dilat ih sesudah
mengalami kegagalan. Segera sesudah atlet
membuat kesalahan, mempelajari kesalahan yang telah
terjadi, atlet melakukan latihan mental untuk
menguasai keterampilan yang sempurna dari pada diam
dalam kesalahan. atlet harus menghindari dan
tidak boleh mengingat segala kejadian yang telah
terjadi namun fokus kembali pada gambaran
penampilan sempurna berikutnya.
3) memakai feedback elektrodermal. Respon
feedback elektrodermal yaitu alat biofeedback
yang dipakai para atlet, dan respon ini
terjadi kira-kira 2 detik yang dilihat dari perubahan
dalam konduksi kulit.Hasil dari respon ini
mengilustrasikan bagaimana pikiran berpengaruh pada
tubuh dan penampilan, memonitor relaksasi fisiologis,
a. Strategi F aktor Eksternal
Strategi faktor eksternal yaitu strategi konsentrasi yang
ditujukan untuk mempertahankan konsentrasi. Jenis
strategi ini yaitu sebagai berikut:
1) Dress rehearsal. Dress rehearsal yaitu strategi
yang efektif untuk cabang olahraga senam, menyelam,
dan renang. Stimulus yang diberikan berupa benda
contoh: seragam. pemakaian seragam yang
berbeda/baru yaitu stimulus yang akan mengganggu
penampilan sebab pakaian seragam harus dipakai
secara berulang-ulang ketika atlet menguasai
keterampilan baru, seragam baru yang dipakai saat
pertandingan dapat membuat perasaan atlet
menjadi tidak nyaman.
2) Latihan simulasi pengalaman bertanding. Tujuan
berlatih simulasi membuat atlet terbiasa
dengan suasana pertandingan yang sesungguhnya.
Maksud pemberian simuasi ini yaitu memberikan
bekal pengalaman bertanding kepada atlet
agar bisa mengatasi perasaan “grogi” .
3) Latihan mental. Latihan mental harus dilakukan secara
terprogram dan dalam jangka waktu yang lama serta
dilakukan secara teratur dan sistematis. Salah satu
program latihan mental yaitu melalui
mentalimagery/visualisasi sebab latihan ini terbukti
dapat berpengaruh terhadap keberhasilan
atlet.
E. INSTRUMEN KONSENTRASI
berdasar pemaparan di atas, maka penulis membuat
suatu kisi-kisi instrumen angket/kuesioner tentang
konsentrasiseperti berikut ini.
Tabel 13.2
Kisi-kisi instrumen angket/kuesioner tentang konsentrasi
Dimensi Indikator Sub indikator
Konsentrasi Stimuli pengganggu Internal
Eksternal
Berikut ini contoh beberapa pernyataan untuk melihat
seberapa besar tingkat konsentrasi atlet dalam
bertanding yang bisa diberikan dengan memakai
skala likert.
Petunjuk Pengisian
Berikan tanda check (√) pada salah satu alternatif
jawaban yang tersedia sesuai dengan pilihan dan
pengalaman anda.
Keterangan Alternatif jawaban :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
mengidentifikasi komponen stres pa da penampilan
atlet selama latihan imagery, dan memfasilitasi
latihan konsentrasi.
6. Mencari Kunci-Kunci Yang Relevan (Searching F or
Relevant C ues)
Cara yang dipakai yaitu mengamati objek (01, 02,03
dst) dimana angka-angka ini disusun secara acak,
dengan membatasinya pada waktu tertentu. contoh:
dalam satu menit berapa angka yang dapat ditemukan.
Orang yang memiliki konsentrasi tinggi dapat mencapai
20 sampai 30 angka dalam satu menit. Untuk
meningkatkan latihan dapat mencobanya dalam kondisi
yang banyak gangguan sehingga dapat mempertajam
konsentrasi. Latihan ini bisa dimodifikasi dalam situasi
yang berbeda. Angka-angka ini yaitu :
Tabel 12.1
Angka-angka acak untuk latihan mempertajam konsentrasi