Tampilkan postingan dengan label sumber daya manusia 4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sumber daya manusia 4. Tampilkan semua postingan

sumber daya manusia 4

 


dalam meningkatkan ketrampilan 

sehingga warga  memiliki  ketrampilan yang 

dapat digunakan untuk bekerja. 

h. Azas yang seperti ini sangat baik jika dimanfaatkan 

untuk program Gerdutaskin (Gerakan Pengentasan 

Rakyat Miskin) atau kalau disekolah disebut life skill  

yaitu pembekalan ketrampilan bagi murid sekolah 

yang miskin, dengan harapan setelah lulus sekolah 

dapat memanfaatkan ketrampilannya untuk bekerja.

8. Sifat-Sifat Pelatihan 

Sifat pelatihan antara lain, (a) bersifat fleksibel yaitu 

pelatihan yang tidak terikat oleh lama latihan, tetapi yang 

ingin dicapai adalah kemampuan ketrampilan yang 

diharapkan, begitu pula tidak diperlukan persyaratan 

yang ketat, serta jumlah siswa; (b) bersifat efektif dan 

efisien, maksudnya dalam penyelenggaraannya tidak 

harus dengan biaya besar, namun bisa  

memanfaatkan fasilitas yang bisa diajak kerja sama 

seperti peralatan bisa sewa, instruktur bisa minta bantuan 

dari lembaga lain, tempatnya tidak harus membuat 

gedung dahulu tapi bisa dilakukan dengan sewa. (c) bisa 

dilakukan dalam waktu yang singkat atau bergantung 

kebutuhan, (d) bersifat luwes, maksudnya bisa mengikuti 

keinginan peserta latihan, mudah dan murah serta dapat 

diselesaikan dalam waktu yang singkat. 

 

9. Scope Peserta Pelatihan        

Scope pelatihan meliputi, (a) anak-anak yang putus 

sekolah yang sudah mencapai usia kerja, (b) orang dewasa 

yang memerlukan ketrampilan, (c) pekerja yang ingin 

meningkatkan keahliannya, (d)  pekerja yang 

mendapatkan peralatan baru untuk memahami merakit 

maupun mengoperasikan peralatan. 

 

10. Pendekatan Peserta Pelatihan 

Yang dimaksud pendekatan peserta pelatihan yaitu 

cara mempengaruhi peserta pelatihan sekaligus 

memotivasi peserta latihan misalnya, setelah selesai latihan 

peserta latihan agar membuka usaha mandiri. Ide yang 

seperti ini ditanamkan dihati peserta latihan dan diberi 

jalan solusinya. Pendekatan ini ditanamkan berbagai 

gagasan baru yang sekiranya menguntungkan untuk masa 

depannya. 

 

C. PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA 

1. Program pelatihan institusional. 

Program ini bertujuan untuk melatih para  pencari 

kerja untuk mengisi lowongan jabatan pekerjaan yang ada 

diperusahaan atau  usahamandiri             

Di Balai Latihan Kerja Industri yang ada di institusi 

Pemerintah Departemen Tenaga Kerja memiliki  

kebijaksanaan  dalam latihan yang disebut Trilogi Latihan 

Kerja yaitu:1) Latihan kerja harus sesuai dengan 

kebutuhan pasar/kesempatan kerja.2)  Latihan    kerja  

harus senantiasa mutakhir dengan perkembangan dan  

kemajuan pengetahuan dan teknologi 3) Latihan kerja 

merupakan kegiatan yang bersifat terpadu artinya 

keterpaduan antara Depnaker dengan institusi lainnya. 

Sedangkan program latihannya meliputi bidang latihan 

teknis, bidang   latihan kewirausahaan dan bidang latihan 

manajerial . Dari ketiga program ini  tertuang didalam 

materi latihan dalam bentuk kurikulum dan silabus 

latihan, dengan lama latihan 960 jam latihan.  

Pelatihan institusional ini pada umumnya peserta 

pelatihan tidak dipungut biaya pelatihan atau pelatihanya 

diberi secara gratis mulai dari buku pegangan, buku tulis 

dan alat tulis. Jika pelatihan ini  ada prakteknya maka 

peserta diberi pakain praktek dengan cuma-cuma. Bisa 

juga peserta pelatihan diberi uang saku atau living cost  

selama pelatihan berlangsung. Sasaran peserta untuk 

pelatihan ini diprioritaskan bagi warga  miskin, yatim 

piatu, anak terlantar, tuna netra, tuna rungu maupun cacat 

mental, putus sekolah, dan pengangguran serta anak  

gelandangan. 

 

2. Program latihan non institusional.  

Pelaksanaan program pelatihan non institusional   

bertujuan untuk melatih angkatan kerja dan pekerja 

terutama didaerah pedesaan sesuai kebutuhan 

lingkungannya. Pada program ini peserta mendapat  

ketrampilan  untuk  meningkatkan   produktivitas  kerja 

menuju usaha mandiri dilaksanakan diluar institusi 

dengan menggunakan kerjasama antara pemerintah, 

lembaga latihan dengan warga . 

Lingkup  latihan terfokus kepada kebutuhan 

warga  yang berada di pedesaan yang digunakan 

untuk cara mengolah pendayagunaan sumber alam.  

Disamping pedesaan bisa pula untuk warga  

di perkotaan yang oreantasi warga  kota lebih 

berkonsentrasi kepada tambahan pengetahuan yang 

bersifat ketrampilan teknik seperti pelatihan komputer, 

pelatihan air condition, pelatihan servis otomotif  dan 

ketrampilan lain yang dibutuhkan oleh warga  saat 

kini. 

Pelatihan ini  bisa juga terjadi  di warga  

terpencil, yaitu warga  yang tinggal didaerah terpencil 

dan terasing dariwarga  sekitarnya. Masyarakat yang 

seperti ini perlu didorong dengan cara diberi pelatihan 

ketrampilam.   

 

3. Mobile Training Unit  (MTU)  

Pelatihan model  MTU cocok untuk pelatihan ke 

daerah pinggiran kota dan pedesaan berarti pelaksanaan 

latihan lebih merata keseluruh pelosok dan memberi  

lebih banyak warga negara menikmati latihan ketrampilan 

untuk kebutuhan usaha mandiri atau peningkatan 

ketrampilan dari suatu pekerja yang sudah ada dan untuk 

penempatan di perusahaan maupun industri yang 

membutuhkan. 

Sasaran pelatihan model MTU umumnya 

digunakan untuk meningkatkan produktivitas para 

pekerja yang ada dipedesaan dengan demikian daerah 

ini  akan berkembang sehingga dapat mengendalikan 

perpindahan/migrasi dari desa ke kota dengan 

memotivasi warga  pedesaan untuk menghasilkan 

pendapatan didaerahnya masing-masing.    

Fungsi MTU adalah untuk melaksanakan kegiatan 

pelatihan ketrampilan bagi daerah yang jauh dari lembaga 

pelatihan antara lain, 

1. Daerah terpencil 

2. Daerah  yang warga nya miskin 

3. Daerah yang susah dijangkau oleh tranportasi umum 

4. Daerah yang warga nya tertinggal 

5. Daerah yang memiliki  potensi alam yang belum 

dimanfaatkan dengan optimal.  

 

Pelaksanaan latihan MTU bisa dilakukan dengan 

cara: 

1. Menghimpun data yang telah ada, tentang keadaan 

tenaga kerja, potensi wilayah misalnya pertanian, 

industri dan sumber alam. 

2. Memilih desa yang sesuai untuk pelatihan  MTU. 

3. Mencari informasi dari pejabat setempat, tokoh 

warga   

4. Penetapan kebutuhan latihan meliputi peserta latihan, 

tempat latihan,  

5. bahan latihan, instruktur. 

6. Penetapan kurikulum, mempergunakan kurikulum 

sesuai dengan kebutuhan latihan  yang  diperlukan. 

Maka  perlu  ada  survai  kebutuhan  latihan  yang 

telah disusun oleh team survai. Selanjutnya hasil dari 

survai disusun kurikulum dilengkapi  dengan  rencana 

pengajaran teori maupun praktek.      

7. Evaluasi dan monitoring latihan dilakukan  oleh  

institusi  intern maupun  ekstern. Pelaksanaannya 

bergantung kondisi penyelenggaranya.  

 

Kalau penyelenggaranya Institusi Pemerintah maka ada 

keterlibatan yang terkait seperti Pemerintah Kabupaten 

ikut memonitor mulai dari rekrutmen, proses pelatihan  

sampai kepada evaluasi pelatihan dan manfaat pelatihan, 

outcome.               

Misal melibatkan institusi lain seperti Balai Pelatihan 

dan Produktivitas  Usaha Mandiri Sektor Informal 

(BPP UMSI), Dewan Latihan Kerja Daerah (DLKD). 

Contoh yang mendasari diselenggarakan pelatihan 

MTU adalah, 

1. Adanya permintaan dari warga  

2. Pemerintah daerah mendukung atau peduli terhadap 

kebutuhan warga  

3. Dasar pendidikan yang dimiliki warga  memenuhi 

syarat untuk tujuan latihan yang hendak dicapai. 

4. Adanya pembinaan lululusan 

5. Tersedianya dana pelatihan yang cukup memadai 

6. Adanya tujuan dan status pelatihan yang jelas  

7. Penyelenggraan pelatihan yang efisien dan efektif

         Mengingat lokasi pelatihan jauh dari 

perkotaan dan difokuskan pada daerah pinggiran kota dan 

pedesaan, maka lebih dahulu diadakan survey oleh tim 

yang menyelenggarakan pelatihan misal pelatihan MTU 

yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten, maka 

tim proyek ini  meliputi, 

1. Dari penyelelenggara dana pelatihan, misal Bapeda  

2. Dari penyelenggara  pelatihan, misal balai latihan 

kerja. 

3. Dari pemerintah daerah, misal dinas sosial, dinas  

tenaga kerja  

4. Dari unit yang terkait, misal kelurahan   

 

Personil tim ini  bekerja dengan menjalin 

koordinasi melalui working  party untuk merumuskan 

segala sesuatu yang diperlukan  dalam survey ini .  

Hasil survey  ini  digunakan untuk, 

1. Menyiapkan data-data sebagai masukan untuk bahan 

pertimbangan bagi tim yang diperlukan untuk 

mengambil keputusan dalam menyiapkan rencana 

program pelatihan. 

2. Perlu data yang kongkrit dilapangan, berawal dari 

bawah untuk diusulkan ke atas sebagai data dalam 

menyusun program pelatihan. 

3. Tujuannya adalah untuk menyusun rencana 

bagaimana cara memenuhi kebutuhan latihan yang 

telah diidentifikasi dan dianalisa. 

4. Digunakan untuk menyusun metodologi ketrampilan 

yang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana tempat 

latihan diselenggarakan dan didukung oleh 

mekanisme yang baik, tertib dan lancar

5. Menetapkan dimana pelatihan ini  

diselenggarakan, yaitu dengan melihat dan 

mempertimbangkan daerah potensial yang mendapat 

prioritas sebagai tempat lokasi pelatihan. 

6. Menetapkan kapan pelatihan ini  dilaksanakan, 

berapa lama latihan ini  diselenggarakan. 

7. Menetapkan siapa yang melakukan, lembaga mana 

yang akan menyelenggarakan. 

 

Didalam memilih desa yang dikunjungi 

seyogyanya dipertimbangkan, 

1. Keadaan sarana transportasi didesa ini , dengan 

memperhatikan faktor kesulitannya. 

2. Situasi kemajuan dibidang industri, pertanian, 

peternakan, perikanan, yang cenderung diminati oleh 

warga  atau yang cenderung dikembangkan oleh 

warga . 

3. Adanya kebutuhan tenaga kerja dari sektor industri 

kecil, menengah maupun besar untuk mengisi 

lowongan pekerjaan atau usaha mandiri. 

4. Adanya potensi daerah yang perlu dikembangkan 

melalui ketrampilan tertentu yang bisa dikembangkan, 

sehingga warga  dapat memanfaatkan bahan baku 

yang ada didaerah menjadi barang produktif. 

 

Setelah diketahui tempat pelatihan, maka perlu 

ditetapkan kebutuhan latihan, antara lain  

1. Penetapan keadaan angkatan kerja, yang dimaksud 

angkatan kerja adalah seseorang yang telah berusia  14 

tahun. 

2. Penetapan keadaan wilayah, adalah  untuk mengetahui 

potensi daerah atau wilayah terhadap perluasan kerja 

dengan memanfaatkan  potensi daerah untuk 

pembangunan perluasan kerja. Potensi yang perlu 

diketahui antara lain meliputi potensi sumber  daya 

alam, potensi industri, potensi pertanian dan lain-lain. 

Dengan mempertimbangkan keadaan wilayah, maka 

keadaan ini  dapat digunakan sebagai 

pertimbangan perlunya  diadakan pelatihan 

ketrampilan kerja. 

3. Penetapan data proyek pembangunan, maksudnya 

adalah untuk mengetahui proyek-proyek yang ada 

diwilayah/daerah dapat diketahui jumlah dan 

jenis/bidang  

4. tenaga kerja yang diperlukan guna mengisi kesemptan 

kerja  yang ada didaerah ini . 

5. Penetapan data dari kelembagaan desa, maksudnya 

untuk mengetahui dan menentukan prioritas desa 

mana yang nantinya dapat dipertimbangkan guna 

mendukung rencana tujuan pelaksanaan kegiatan 

pelatihan. 

6. Penetapan perumusan masalah dan tujuan, dengan 

mempeljari data dan informasi tentang keadaan 

ini  di atas akan mempermudah didalam 

menyusun rencana kebutuhan pelatihan. 

7. Penetapan kegiatan MTU, dengan memperhatikan 

perumusan masalah dan tujuan ini , maka melalui 

sistim keterpaduan kegiatan ini  dapat 

dilaksanakan. 

 

Pelatihan model MTU ini lebih baik jika  dilakukan 

secara terpadu dari berbagi institusi yang terkait, 

mengingat bahwa masing-masing institusi pada masa 

reformasi memiliki  kegiatan pelatihan oleh sebab 

kegiatan pelatihan ini  akan  

lebih bermanfaat jika dipadukan menjadi satu pilot 

proyek untuk mengangkat desa yang miskin dan 

tertinggal. Dengan melalui keterpaduan ini  akan 

dapat menyelesaikan kemiskinan  dengan tuntas melalui 

upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan 

memberi ketrampilan 

kerja, pemberian atau peminjaman modal, 

peningkatan permodalan, dan pengembangan usaha. 

Dampak yang diharap dalam pelatihan MTU 

adalah peningkatan sumber daya manusia sehingga 

mampu menanggulangi kemiskinan atau meningkatkan 

kesejahteraan warga . 

Mekanisme koordinasi rekrut calon peserta latihan 

dapat dilakukan dengan memanfaatkan data yang telah 

terkumpul dari kelurahan yang sudah dibentuk  

kelompok. Pembentukan kelompok agar pelayanan 

pelatihan terhadap warga  miskin dapat  terarah 

sesuai dengan kebutuhan masing-masing  kelompok. 

Pelatihan yang diajukan hendaknya diusulkan, melalui 

usulan kegiatan.  

Agar kegiatan yang diusulkan dapat memenuhi 

sasaran pelatihan yang diharapkan. Yang bertanggung 

jawab atas kelompok ini  adalah lurah atau kepala 

desa yang diketahui oleh kecamatan. Selain menyiapkan 

pelaksanaan rekrutmen, pemerintah daerah yang ada 

paling bawah kecamatan atau kelurahan hendaknya 

memberi  suport keberhasilan pelatihan antara lain 

sebagai berikut, 

1. Membantu menyediakan fasilitas lokasi 

penyelenggaraan pelatihan 

2. Ikut serta dalam proses rekrutmen dan seleksi calon 

peserta pelatihan 

3. Ikut  serta dalam suport lulusan guna memperoleh 

bantuan kridit dari bank 

4. Ikut serta membina para lulusan latihan  

5. Ikut serta dalam mengadakan monitoring dan evaluasi 

terhadap lulusan yang sudah membentuk usaha 

kelompok   

       

Pelatihan ketrampilan  yang diselenggarakan 

dengan cara MTU meliputi beberapa bidang ketrampilan 

yang berbeda bergantung kebutuhannya. Karena bidang 

ketrampilan berbeda alangkah baiknya jika melibatkan 

pula instansi yang terkait untuk ikut serta berperan 

didalamnya. Tujuannya adalah   untuk   membantu    

dalam   rangka   pembinaan dan pengembangan misal 

kebutuhan tenaga ahli,peralatan dan perlengkapan yang 

dimilki oleh lembaga yang kurang lengkap perangkatnya, 

baik hard ware maupun soft ware. Dengan melibatkan 

berbagai fihak yang berkompeten dalam kejuruan 

pelatihan sangat membantu kelancaran pelaksanaan 

pelatihan terutama dalam hal konsultasi mengenai 

pengembangan dan tindak lanjut dari peserta pelatihan. 

Mengingat berbagai macam ketrampilan yang dibutuhkan 

oleh warga  yang sejalan dengan laju kebutuhan yang 

selalu berubah dan berkembang.  

Oleh sebab itu ketrampilan yang disajikan selalu 

ada hubungannya dengan kemampuan ketrampilan yang 

siap pakai, mutakhir dan dibutuhkan warga , kondisi 

ini  harus memperoleh prioritas utama bagi 

warga  dalam rangka pencarian nafkah atau 

pekerjaan.  Disamping itu sangat membantu pula dalam 

hal permodalan, justru permodalan itulah yang sangat 

dibutukan bagi warga  miskin.    

Rencana operasional tim survey untuk kebutuhan 

latihan keliling, dilakukan dengan tujuan agar dapar 

mendapatkan calon siswa yang sesuai dengan harapan 

penyelenggara latihan. 

Tim bekerja bersama-sama tim dari desa untu 

melaksankan rekrutmen siswa, dari kedua tim ini  

dikaji bersama – sama dengan tim analisis. Dari hasil tim 

ini  menentukan kejuruan mana yang sesuai dengan 

kebutuhan. Kemudian dari hasil kebutuhan pekerjaan 

ini  dibuat kurikulum latihan  oleh tim penyusus 

kurikulum  dan dibuatlah kedalam elemen latihan . 

Setelah elemen latihan dibuat maka disusunlah 

persiapan latihan yang sesuai dengan kebutuhan elemen  

latihan yang dibutuhkan. Dari hasil persiapan latihan  

maka dilanjutkan untuk pelaksanaan pelatihan. Jika terjadi 

siswa tidak memenuhi syarat kelulusan perlu diadakan 

kaji ulang dengan berbagai pertimbangan untuk diadakan 

ualng pemberian materi sampai yang bersangkutan 

memenuhi kritera lulus.   

Pelaksanaan pelatihan MTU dapat dilakukan 

dengan beberapa persiapan  antara lain, 

 

1. Analisa kebutuhan pelatihan 

Analisa kebutuhan latihan yang dimaksudkan 

adalah sampai sejauh mana kebutuhan  latihan ini  

diperlukan oleh warga , dengan sendirinya kebutuhan 

ini  disesuaikan dengan potensi  yang ada didaerah, 

misalnya bahan baku mudah dijangkau baik dari segi 

tempat maupun harga, disamping itu hasil barang 

produksi ini  diperlukan oleh warga .       

Maka dari itu, sebagai tim survey agar bisa 

menelusuri kebutuhan ini  secara cermat sehingga  

pelatihan yang akan dilaksanakan tepat pada sasaran yang 

diharap oleh warga . 

 

2. Tim Penyusun Kurikulum 

Dalam penyusunan kurikulum agar tim ada upaya 

untuk mengutamakan perkembangan kebutuhan 

warga  yang bersifat humanistik. Hal ini dapat 

dilakukan bila warga  punya keinginan atau 

kehendak untuk melengkapi  kekurangannya. Untuk itu 

perlu diberi kebebasan, kemandirian dalam menentukan 

kurikulumnya. Ada seorang  Paulo Freire melaksanakan 

pendekatan kepada warga , ia berusaha agar orang 

menyadari tentang kulturnya dimana ia hidup agar 

mereka bergerak untuk mengubahnya dan memperbaiki 

nasibnya. Jadi penetapan kurikulum melekat dengan 

kebutuhannya, bukan mengikuti kehendak penyelenggara 

pelatihan. Kalau penetapan kurikulum berdasar 

pengajarnya maka inovasi kurikulum bergantung kepada 

pengajar dan pada umumnya pengajar tidak pernah 

terlibat dalam penelitian kebutuhan yang ada di 

warga .  

Dengan oreantasi seperti ini maka perlu patokan, 

pegangan yang memberi  corak atau warna terhadap 

kurikulum yang akan disusun sesuai dengan tujuan yang 

hendak dicapai oleh warga . Paling tidak dalam 

penyusunan ini  harus ada hubungan antara 

kurikulum dengan warga  antara lain 

Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan 

keadaan yang ada di warga . 

a. Isi kurikulum hendaknya mencakup pengetahuan, 

ketrampilan dan sikap yang dapat digunakan untuk 

menimba pengetahuan saat kini yang berguna untuk 

menghadapai tantangan serta kebutuhan di 

warga . 

b. Masyarakat sebagai peserta pelatihan hendaknya 

didorong untuk belajar berkat kegiatannya sendiri dan 

tidak sekedar penerima pasif. 

c. Development task, konsep dari Havighurst  untuk 

mempertemukan kebutuhan pengelola dan kebutuhan 

warga   sehingga apa yang dicanangkan dalam 

pelatihan tidak sia-sia. 

d. Penyusunannya hendaknya tetap berpegang kepada 

struktur kurikulum  dan pelaksanaannya lebih baik 

jika memakai learning unit. 

e. Tim penyusun harus memiliki  sifat inovatif yaitu 

kreatif, berani menghadapi kritik, idealisme yang 

benar, terbuka, dan selalu tidak puas. 

f. Tim penyusun selalu berupaya untuk mengadakan 

pembaharuan dengan melakukan penelitian di 

warga , interaksi dengan warga , dan 

mencAri pemecahan masalah.           

          

3. Penyiapan Elemen Belajar  

Untuk menyiapkan elemen belajar yang perlu 

diketahui antara lain, tujuan belajar kemudian materi yang 

akan diajarkan.  

Dalam penyajian materi ini  harus 

dipersiapkan lebih dahulu elemen-elemen materi mana 

yang akan disampaikan. Didalam penyiapan ini  

antara lain yang diperhatikan adalah, materi, waktu, 

tempat, fasilitas, dan pengajarnya. 

Bagian yang  dipersiapkan antara lain, 

instruktur/pengajarnya, peralatan, bahan,  kurikulum,  

jadwal,  laporan dan evaluasi serta monitoring,

Intruktur dituntut penuh atas tercapainya pelatihan 

sehingga tujuan pelatihan tercapai. Disamping itu 

instruktur bertangung jawab tentang tertibnya 

pelaksanaan administrasi pelatihan, pemeliharaan 

peralatan pelatihan, serta pertanggungan jawab 

pelaksanaan pelatihan MTU.    

Dalam evaluasi mencakup tanggapan semua unsur 

yang terlibat dalam pelatihan terhadap komponen-

komponen pelatihan MTU tediri dari tanggapan 

instruktur, tanggapan peserta, tanggapan terhadap 

penyelenggara pelatihan serta tanggapan lainnya seperti 

Pemerintah daerah, sampai kepada desa yang ditempati 

pelatihan. 

Yang dimaksud monitoring adalah kegiatan dalam 

merekam dan mengumpulkan data secara sistimatis 

tentang pelaksanaan pelatihan MTU, mulai dari 

pelaksanaan sampai kepada evaluasi.   

                 

4. Program pelatihan pesanan (Tailor made training).  

 Program ini bertujuan untuk melatih pekerja 

dalam berbagai kejuruan sesuai dengan kebutuhan yang 

diminta oleh perusahaan atau instansi tertentu, untuk 

meningkatkan ketrampilannya dalam bekerja.  

Penyelenggaraan pelatihan ini dilakukan ditempat 

lembaga latihan atau di tempat perusahaan sesuai dengan 

permintaan siswa. Demikian pula waktu dan materi 

disesuaikan dengan kualitas ketrampilan yang diingini. 

Pelatihan ini bisa dilakukan perorangan atau rombongan 

dengan berlatih satu ketrampilan yang sama. 

Waktu dan tempat tergantung kesepakatan 

kemauan peserta latihan, penyelenggara latihan lebih 

mengutamakan kebutuhan peserta latihan termasuk 

program yang diinginkan.  

Konsentrasi pelatihan ini terfokus kepada 

kebutuhan peserta pelatihan. Pertama-tama yang harus 

dilakukan adalah mengelompokkan kebutuhan pelatihan 

dari beberapa peserta latihan, kemudian mengidentifikasi 

kebutuhan pelatihan dari masing-masing kelompok yang 

memiliki  keinginan yang sama, setelah itu dibuat 

program pelatihan.  

Pelatihan yang seperti ini membutuhkan persiapan 

awal yang cukup lama  antara lain: 

1. Pengelompokkan atau penggolongan usia peserta 

pelatihan 

2. Penggolongan dasar pendidikan  

3. Pengelompokkan kebutuhan pelatihan yang spesifik 

4. Pengelompokkan  waktu pelatihan yang diinginkan 

5. Pengelompokkan akhir ketrampilan yang ingin dicapai 

 

Dengan adanya pengelompokkan seperti ini akan 

mempermudah dalam menyampaikan materi latihan, 

bahan latihan dan kurikulum silabus latihan. Disamping 

itu untuk mempermudah pretest baik dari sisi materi test 

maupun evaluasi pretest.  

Pelatihan model pesanan memerlukan fasilitas 

yang beragam dan selalu siap untuk mengikuti keadaan 

perkembangan yang ada diwarga , permintaan 

warga  harus bisa dipenuhi dengan tepat cepat dan 

akurat. Tepat dalam memberi  materi maupun hasil 

yang hendak dicapai, cepat dalam menangani program 

dan pelaksanaan pelatihan, serta akurat dalam materi yang 

diberikan sesuai dengan teori dan praktek. 

Kepuasan bagi peserta pelatihan menjadi sebuah 

tolok ukur akan keberhasilannya. Jika peserta pelatihan 

tidak puas akan memicu warga  tidak percaya 

lagi kepada lembaga pelatihan. Oleh sebab itu perlu 

diadakan test awal sebelum pelatihan dilaksanakan dan tes 

akhir sesudah pelatihan dilaksanan yang menyangkut 

tentang, materi pelatihan, sarana pelatihan, penyelenggara 

pelatihan, instruktur yang melatih dan yang dicapai 

apakah sudah sesuai dengan tujuan pelatihan.       

Apa yang terjadi jika warga  pengguna 

pelatihan tidak puas, paling tidak peserta pelatihan akan 

berkomentar kepada orang lain dan orang lain ini  

menyampaikan kembali kepada yang lain. 

Dampak dari komentar warga  ini  

menjadi sebuah nyanyian yang tidak sedap di warga  

akibatnya lembaga ini  tidak dipercaya lagi kepada 

msyarakat.  

 

D. DASAR PENYUSUNAN PROGRAM  LATIHAN 

Dalam pelaksanaan pelatihan  dibutuhkan 

penyusunanan  program latihan yang tepat dan 

pelaksanaan ini  tidaklah mudah dilakukan. Ada 

kaitan atau  ketergantungan antara isi program latihan 

dengan sasaran latihan, dan erat pula  hubungannya 

dengan penempatan. Pelatihan sangat berpengaruh 

terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan. 

Akan sia-sialah suatu program latihan, bila hasil 

latihan ini  tidak memenuhi persyaratan kwalifikasi 

jabatan yang dibutuhkan. Hal ini dipicu oleh 

kelemahan  kurikulum yang berlanjut pada kelemahan 

didalam penyusunan materi instruksional pengajarnya. 

Begitu pula dengan kelemahan yang mungkin terjadi di 

atas akan dipengaruhi lagi dengan para instruktur atau 

pengajar di dalam mempersiapkan penyajian dan 

prosesyang penyajian sendiri. Adakalanya suatu  

penyajian yang sangat menarik dapat terjadi  tetapi  

disayangkan  bahwa  materi  yang disajikan ini  sama 

sekali jauh menyimpang dari tujuan atau sasaran tujuan 

kurikulum. 

Untuk menyusun program ini , perlu dilandasi 

dengan jenis ketrampilan yang harus dikuasai atau 

mampu dilaksanakan sesuai sesuai dengan kebutuhan dan 

persyaratan pekerjaan yang dilatihkan. Untuk ini maka 

pendekatan latihan pada hakekatnya bukan tergantung 

pada waktu / lamanya program latihan. Pendekatan 

pelatihan harus benar-benar secara murni pada kebutuhan 

jenis-jenis ketrampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang 

diperlukan. Dengan demikian penyusunan                     

mataeri penyajian atau materi instruksional adalah tahap 

yang terpenting sesudah program latihan atau kurikulum 

dan silabus diperoleh. Penyusunan ini tidaklah semudah 

yang dibayangkan. Landasan dasar penyusunan suatu 

materi perlu mempertimbangkan aspek-aspek antara lain, 

(1). Hubungan antara instruktur dan siswa, yang 

menyangkut tentang paedagogik maupun sosiologinya. 

(2). Teknis aplikasinya, yang meliputi kebijakan, dan 

tujuan yang hendak dicapai. (3). Dana , menyangkut 

tentang bahan, dan jumlah jam latih. 

Dasar analisa dalam penyusunan program 

pelatihan ini  perlu ada penyesuaian tentang, nama 

judul materi yang akan disampaikan, isi informasi yang 

tercantum didalamnya serta peralatan  pelatihan yang 

diperlukan, waktu yang diperlukan, dan pedoman 

pelaksanaan. 

Tahapan perencanaan ini  dapat dibuat alur 

perencanaan sebgai berikut 

 

Pada analisa kebutuhan latihan meliputi kwalitas 

dan kwantitas latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan 

latihan. Setelah kebutuhan latihan ini  dianalisa yang 

sesuai dengan kebutuhan, lalu dilanjutkan dengan analisa 

perencanaan  pelatihan.  

Dari analisa ini  mewujutkan program 

pelatihan, dilaksanakan berdasar  kurikulum dan 

uraian silabus. berdasar  uraian silabi ini  dibuat 

urut-urutan pelaksanaan pelatihan dibuat dalam matrik 

materi latihan latihan.  Dari masing-masing materi ini  

dibuat rencana materi instruksional. 

Jika pelatihan ini  konsentrasi kepada 

pelatihan tenaga kerja, maka perlu diketahui lebih dahulu 

jabatan apa yang dikehendaki 

 

1. Teknik Penyusunan Program Latihan 

Untuk membedakan antara fungsi dan tugas yang 

dibebankan pada jabatan diuraikan pada deskripsi jabatan 

(Job Description).  

Sedangkan penjelasan tentang berbagai fungsi-

fungsi kerja umumnya dapat dilihat pada suatu ikhtiar 

tugas (job summary) dan tugas-tugasnya diperinci pada isi 

tugas (job content) yang meliputi berbagai uraian elemen-

elemen tugas-tugas pekerjaan pada setiap jabatan atau 


 

Dalam menganalisa suatu uraian ikhtisar tugas 

pada salah satu fungsi jabatan, berawal dengan 

menentukan topik jabatan. Dengan adanya topik jabatan 

bermanfaat sebagai nama bentuk pekerjaan yang akan di 

lakukan.  

 Fungsi jabatan merupakan  merupkan peranan 

jabatan yang akan dilakukan. Tugas jabatan  menyangkut 

tentang  jenis macam pekerjaan. Elemen kerja merupakan 

jenis pekerjaan yang dilakukan yang dituangkan dalam 

urut-urutan kerja.Aksi merupakan tindakan atau aktivitas. 


Didalam analisa tugas merupakan uraian ihtisar  

pada salah satu tugas jabatan maka secara terperinci hal ini 

memerlukan analisa tertentu yang dikeal sebagai analisa 

tugas (task analisis), dengan mengunakan suatu nalisa yang 

sederhana maka akan diperoleh gambaran tentang uraian 

suatu tugas yang meliputi : 

i. Frekuensi Kerja 

Banyaknya ulangan pekerjaan yang sama dalam 

periode waktu tertentu kriteria frekuensi dalam 

katagori jarang dilakukan sehari-hari beberapa kali 

dilakukan atau sering dilakukan. 

j. Tingkat peranan 

Keadaan kriterianya jenis tugas yang dapat 

diakatagorikan dalam        prioritas antara lain penting 

atau tinggi, sedang atau menengah, tidak  penting atau 

rendah. 

k. Kesulitan 

Kesulitan didalam melakukan tugas ini  dan cara 

pengajaran        yangdikatagorikan atas,mudah sekali, 

mudah, cukup sulit, sulit. 

 

Untuk menganalisa ini diperlukan formulir analisa 

tugas, yaitu untuk menyusun Suatau uraian tugas maka 

hasil analisa di atas  harus dijadikan dasar penyusunan 

materi instruksional, pedoman kerja untuk melakukan 

pekerjaan yang dibutuhkan yang disusun dengan bentuk 

isi program latihan. Dalam menetapkan langkah-langkah 

operasionalnya, agar dipertimbangkan teknik metoda 

penyajian, cara penyelenggaraannya dan  berbagai hal lain 

yang terkait perlu dijelaskan selurunya.Sebagai contoh 

lembaran analisa tugas 

 

 

 


 

Setelah diketahui data dari analisa tugas dari 

masing-masing calon peserta maka, hasil ini  perlu 

dianalisa. Hasil dari analisa ini  digunakan sebagai 

pedoman didalam menetapkan jenis pelatihan yang akan 

diselenggarakan. 

Untuk menganalisa ketrampilan yang diperlukan 

agar dicermati dengan betul tugas yang akan 

dilaksanakan, frekwensi kerja artinya sampai berapa tahun 

tugas ini  akan dilaksanakan, tingkat peranan kerja 

sebagai apa, dan kesulitan kerja terletak dimana. 

Untuk menyusun suatu program atau kurikulum, 

program latihan perlu dilandasi pada jenis-jenis 

ketrampilan yang harus dikuasai atau mampu 

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan 

pekerjaan yang dilatihkan. Untuk itu maka pendekatan 

latihan pada hakekatnya bukan tegantung pada  lamanya 

program latihan, tetapi bergantung kepada kebutuhan 

ketrampilan. Ada beberapa aspek yang perlu 

dipertimbangkan landasan dasar dalam penyusunan 

materi, antara lain ada beberpa aspek:  

a. Bersifat humaniora yaitu bersifat kekeluargaan dengan 

pendekatan yang akrab meliputi peadagogik, 

andragogik, psikologis dan sosiologis. 

b. Teknis yang terkait dengan aplikasi teknologi yang 

berkembang. 

c. Ekonomi yang terkait dengan sumber dana untuk 

membiayai pelaksanaannya. 

Hubungan antara klasifikasi latihan dan klasifikasi 

jabatan memiliki  hubungan yang sangat erat, karena 

terkait dengan pelatihan yang hendak dicapai terhadap 

pekerjaan yang diharapkan. Analisa ini tentu didasarkan 

pada analisa jabatan untuk kebutuhan latihan. Kebutuhan 

latihan terkait pula dengan penyusunan materi 

intruksional yang harus dilakukan dan dapat dilakukan 

pada lembaran instruksional, lembaran penugasan, 

lembaran informasi dan berbagai macam kelengkapan 

lainnya seperti diktat, alat dan perangkat latihan lainnya.   

 

2. Tipe Ketrampilan 

Ada lima tipe ketrampilan antara lain  

Recall, yaitu ketrampilan yang sifatnya untuk 

mengingat kembali ketrampilan yang pernah diberikan. 

Descrimination yaitu ketrampilan untuk membedakan.  

Problem solving yaitu ketrampilan untuk 

memecahkan permasalahan misalnya bagaimana cara 

membuat kaburator untuk bahan bakar minyak gas.     

Dengan dasar pengetahuan terhadap aplikasi 

kelima tipe ketrampilan ini  diatas yang diperlukan 

pada proses penyajian, maka penyusunan materi 

intruksional atau materi pengajaran, proses dan metoda 

yang diperlukan, peralatan latihan mengajar yang 

dibutukan khusus menyangkut materi bersangkutan akan 

dipersiapkan sebelumnya. 

Suatu analisa ketrampilan yang sederhana yang 

digunakan pada setiap elemen atau unit pengajaran, 

elemen akatifitas latihan memerlukan informasi yang jelas  

dari setiap macam ketrampilan. Untuk analisa ini maka 

perlulah diuraikan berbagai macam ketrampilan atau 

pengetahuan yang akan disajikan dalam : 1). Tata uraian 

langkah kerja, 2) tipe ketrampilan yang digunakan, 3) 

tehnik ketrampilan yang digunakan, 4) mesin dan 

peralatan, bahan dan sebagainya yang diperlukan, 4) serta 

berbagai informasi lainnya. 

Dengan gambaran analisa ketrampilan ini  di 

atas maka akan diperoleh penjelasan selengkapnya tentang 

unit-unit materi yang perlu disajikan. Hal ini akan dapat 

digunakan sebagai pedoman dalam menuisun materi 

intruksional dengan harapan bisa memenuhi proses 

pengajaran penyajian secara efektif dan efisien. 


Analisa ini  perlu  uraian tentang ketrampilan 

yang akan disajikan yang memuat tentang uraian langkah 

kerja, tipe ketrampilan yang digunakan, tehnik 

ketrampilan yang digunakan, mesin dan peralatan 

maupun bahan yang diperlukan serta informasi   

 

3. Pendekatan Dalam Penyusunan Program Latihan 

Seperti diuraikan sebelumnya, suatu program 

latihan bergantung pada kebutuhan pekerjaan atau dengan 

kata lain harus beroreantasi kepada penempatan lapangan 

pekerjaan . Dengan demikian setiap program latihan harus 

memiliki  tujuan yang jelas dan pasti, dan keberhasilan 

latihan ini  harus dapat terukur (measureble). 

Pengukuran ini  dapat dilakukan di akhir program 

pelatihan dengan apa yang disebut sebagai post-test. Hal 

ini akan menggambarkan keberhasilan yang dicapai  

Dalam mengikuti program latihan atau mampu 

melaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan jabatan yang 

tercermin pada program latihan. Ukuran keberhasilan ini 

masih perlu memperhatikan pengukuran keberhasilan 

pada tahap tindak lanjut latihan. Yaitu tercapainya usaha 

penempatan pada lapangan kerja sesuai dengan program 

pelatihan yang diperoleh. 

Persyaratan yang dibutuhkan harus sesuai dengan 

programnya, meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan, 

pengalaman, umur, jenis kelamin, kemampuan fisik, yang 

menyangkut kebutuhan minimal yang diperlukan untuk 

mengikuti program pelatihan. 

Dalam merumuskan penyusunan elemen 

pengajaran, antara lain mencakup: 

a. Tata susunan Kurikulum dan Silabus mata pelajaran 

yang akan disajikan. Kelengkapan ini akan 

mencerminkan persiapan program pelatihan yang 

dilaksanakan. Setiap pengajar harus harus menyusun 

materi instruksionalnya dengan dasar silabus ini   

di atas. Sehingga pengendalian dalam pencapaian 

sasaran atau tujuan latihan ynag ditetapkan dalam 

program latihan pelaksanaanya akan mudah 

dilakukan. 

b. Penyusunan tata penyelenggaraan atau metodologi 

penyajian kurikulum perlu dilakukan dengan 

penyesuaian tahap dan langkah penyajian antara mata 

pelajaran, antar silabus, dan hubungan ketergantungan 

antara tehnik dan metoda penyajian yang diberikan. 

c. Pengadaan fasilitas penyajian latihan meliputi 

persiapan pengajaran seperti pengadaan alat-alat 

peraga, bahan-bahan latihan yang diperlukan, 

peralatan mesin dan kondisi lingkungan latihan yang 

memenuhi persyaratan minimum.      

 

4. Penyusunan Kurikulum dan Silabus 

Untuk menyususn kurikulum perlu dituliskan 

dalam kalimat pasif dan mata pelajaran yang tercantum 

ini  akan mencerminkan fungsi kegitana kerja dalam 

struktur alatihan atau jabatan yang sesuai dengan program 

latihannya. Untuk penyusunan silabus dilandasi dengan 

pelaksanaan tugas pekerjaan dan berbentuk kalimat aktif 

dan terbatas dengan tingkat ketrampilan tertentu yang 

mencerminkan elemen belajar maupun langkah-langkah 

pengajaran. Semakin jelas uraian program  

latihannya akan membuat semakin jelas dalam 

uraian penyajian latihan. Menurut James B Macdonald ( 

Piner, 1975) untuk menyusun kurikulum hendaknya :1). 

Bisa memberi  kerangka pegangan dalam 

pengembangan dan pengarahan kegiatan kurikulum, 2) 

bisa mengidentifikasi dan menjelaskan variabel-variabel 

dan hubungannya dengan aspek kurikulum yang dapat 

divalidasi secara empiris, 3) memberi  suatu perangkat 

prinsip-prinsip dan hubungan yang dapat diuji secara 

empiris didalam pengembangan kurikulum.   

Perlu diperhatikan bahwa kurikulum selalu 

memiliki  implikasi bagi perbuatan dan tindakan 

dengan memperhatikan hasil yang dicapai dalam 

pelatihan yang tercakup didalamnya terlibat aspek 

epistemologi atau pengetahuan, ontologi atau keberadaan 

eksistensi maupun realita dan aksiologi yang berupa nilai-

nilai. 

 

Pengetahuan diwujutkan dalam bentuk konseptual 

yang dapat diaplikasikan, realitas mengutamakan masalah 

kultural atau yang saat ini diperlukan oleh user  atau 

pemakai peserta lulusan. Nilai menonjolkan pada 

pengalaman belajar apakah bahan pelajaran didasarkan 

atas pengetahuan  dan nilai ketrampilan antara lain 

meliputi tujuan pelatihan, bahan pelatihan, prosel belajar 

mengajar, dan penilaian. Dalam pelatihan ada tiga sumber 

yang harus diperhatikan yaitu pengetahuan, user/ 

pengguna lulusan, dan peserta latihan. biasanya 

peserta latihan siswanya sangat hiterogin yang tidak 

terikat oleh basic pendidikan yang sama. 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan  dalam 

menyusun materi kurikulum latihan kerja antara lain: 

a. Membentuk tim penyusunan  kurikulum 

b. Melibatkan pengguna lulusan 

c. Sesuai dengan kebutuhan kerja 

d. Menyesuaikan dengan peralatan kerja 

e. Mengandung muatan teoritis 

f. Mengandung muatan praktis 

g. Mengandung muatan peraturan kerja  

h. Mengandung muatan kerja dan etika pekerja 

i. Mengandung muatan keselamatan kerja 

j. Alokasi waktu disesuaikan dengan jumlah jam kerja, 

misalnya  waktu    pelatihan perhari 8 jam atau satu 

minggu 40 jam kerja. 

 

Dalam kurikulum ini  dibuat sedemikian rupa 

dengan harapan  siswa akan terbiasa melaksanakan 

kegiatan latihan seperti  suasana waktu kerja. 

Mengkondisikan keadaan seperti ini agar sisw terlatih 

untuk bekerja yang sesuai dengan suasana waktu kerja, 

umumnya mulai jam 08.00 sampai dengan jam 16.00.  

 

E. PRINSIP PELAKSANAAN PELATIHAN 

1. Merencana Materi Latihan 

Didalam merencanakan rencana materi latihan 

hendaknya memperhatikan sayarat sebagai berikut: 

a. Lengkap, mencakup semua komponen pelajaran 

b. Mudah diikuti atau dimengerti 

c. Diatur dalam bentuk dan susunan yang sistimatik 

d. Berisi langkah-langkah yang penting, kata-kata, 

catatan, dan pertanyaan  yang diperlukan 

e. Berisi hanya bahan materi yang berhubungan dengan 

materi latihan 

f. Digunakan oleh Instruktur, bukan oleh siswa 

g. Digunakan sebagai pedoman dalam penyampaian 

materi latihan. 

 


 

Fungsi dan tujuan rencana materi latihan 

(pelajaran) antara lain : 

a. Sebagai alat alat bantu bagi instruktur 

b. Sebagai petunjuk bagi Instruktur, agar tidak 

menyimpang dari tujuan pelatihan. 

c. Agar penyajiannya sistimatis 

d. Mengurangi kekeliruan yang mungkin dilakukan 

Instruktur. 

e. Efisiensi pemakaian  waktu 

f. Sebagai pedoman dalm mengembangkan isi pelajaran.    

 

2. Format Rencana Pelajaran (mata latihan) 

Rencana pelajaran disusun untuk digunakan bagi 


instruktur dalam membedakan lembaran pengajaran. 

Antara lain rencana rencana ini  berurutan sebagai 

berikut: 

a. Judul materi, judul hendaknya ditulis dengan jelas 

tujuannya untuk menyatakan pada instruktur dan 

siswa secara pasti bagian materi yang akan diajarkan. 

Sekaligus berfungsi sebagai batas dari materi 

latihan,mengarahkan instruktur atau siswa ke arah 

yang yang diinginkan 

b. Tujuan latihan, menyatakan secara singkat dan teliti 

perubahan yang diharapkan pada kemampuan siswa 

setelah selesai latihan,  

c. menekankan perubahan kemampuan siswa dalam 

bentuk yang dapat diamati dan dapat diukur atau 

dinilai, membantu dalam dalam menentukan luas 

bahasan, menentukan batasan yang tetap dari isi 

pelajaran. 

d. Alat peraga, alat yang akan dipakai ditulis dengan 

mensertakan daftar dari lata yang akan digunakan 

dalam mengajar, sekaligus mengingatkan kepada 

instruktur alat peraga apa yang akan disiapkan dalam 

mengajar. 

e. Metoda mengajar, metoda hendaknya dipersiapkan 

metoda mana yang paling cocok untuk mengajar 

materi ini , apakah dengan soft tolk, demonstrasi, 

tanya jawab, ceramah dan lain-lain. 

f. Pendahuluan, sebagai langkah awal atau pemanasan 

yang diawali dengan mengabsen peserta , 

mengingatkan kembali materi yang telah dibahas 

sebelumnya dan memperkenalkan topik yang akan 

disajikan, menjelaskan tujuan belajar dalam materi 

yang akan diajarkan, mengecek pengeahuan yang 

sudah dimiliki sekedar menggugah materi yang lalu. 

g. Penyajian, pada langkah penyajian dalam rencana 

pelajaran dituliskan kerangka isi pelajaran secara teliti, 

pemakaian  secara garis besar dari pelajaran tahap 

demi tahap, langkah-langkah penting dan kunci-kunci 

kerja, keselamatan kerja, kegiatan siswa, alat peraga, 

kegiatan instruktur. 

h. Aplikasi, , langkah-langkah dalam aplikasi berisikan 

Pernyataan tugas siswa untuk mencobakan 

ketrampilan atau pengetahuan yang sudah disajikan 

pada langkah-langkah penyajian dengan bantuan 

instruktur bilaman perlu, menguraikan secara tegas 

semua pertanyaan siswa. 

i. Evaluasi, berisikan tentang pernyataan yang jelas 

tentang kegiatan yang harus dilaksanakan siswa 

tentang test praktek, test obyektiv, tugas pekerjaan 

rumah,dan tugas-tugas lainnya, dan prosedur evaluasi.   

 

3. Menyusun Tujuan Belajar 

Dengan menyusun tujuan belajar yaitu untuk 

mengetahui kemampuan yang diharapkan oleh siswa yang 

dapat diukur keberhasilannya. Fungsi tujuan belajar tidak 

lain untuk menentukan pedoman dalam, pemilihan isi 

pelajaran latihan, menyusun evaluasi hasil belajar, 

penyiapan bahan serta peralatan latihan, penentuan urutan 

penyajian latihan serta lama latihan. Definisi belajar adalah 

proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. 

Seseorang dikatakan telah belajar jika ada perubahan 

dalam tingkah laku yang berupa pengetahuan maupun 

ketrampilan serta sikap . Kalau sampai terjadi siswa belum 

mengalami perubahan dalam peningkatan pengetahuan 

maupun ketrampilan yang sesuai dengan tujuan belajar 

yang sudah ditetapkan , maka guru atau pengajar belum 

mengajar dengan baik. Pengajar hendaknya: 

 

a. Mengenal siswa dan mengetahui kemampuan 

masing-masing siswa. 

b. Menguasai bidang kejuruan dan mampu mengajarkan 

kepada siswa. 

c. Mempunyai sikap mental yang baik dan bisa menjadi 

contoh bagi siswa. 

d. Mengikut sertakan siswa aktif secara individu 

maupun kelompok. 

e. Mencerminkan komunikasi dua arah, artinya pengajar 

tidak hanya sekedar menyampaian informasi tanpa 

mengembangkan mental, tetapi hendaknya pengajar 

mampu mengembangkan cara belajar siswa agar 

materi pelajaran dapat dipahami dengan penuh 

keyakinan. 

Selain itu didalam mengarahkan siswa pada pokok 

permasalahannya hendaknya dapat dilakukan kegiatan 

tentang pengulasan langsung pengalaman yang pernah 

dilakukan atau dialami oleh siswa maupun pengajar pada 

waktu sebelumnya . Begitu pula pengajar mampu 

membangkitkan dengan cara melontarkan pendapat, atau 

saran, maupun gambar-gambar yang bisa memotivasi 

siswa. 

Didalam proses belajar mengajar menurut 

Suryosubroto (1997), menjelaskan bahwa proses belajar 

mengajar hendaknya selalu mengikut sertakan siswa 

secara aktif guna mengembangkan kemampuan-

kemampuan siswa antara lain kemampuan mengamati, 

menginterpretasikan, meramalkan,    mengaplikasikan 

konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian serta 

mengkomunikasikan hasil penemuannya.  Contoh tujuan 

belajar  

a. Siswa akan mampu mengukur  besarnya kompressi 

pada motor disel 

b. Siswa akan mampu memasang nozel pada motor disel 

c. Siswa mampu menggambarkan kelistrikan otomotiv 

d. Siswa mampu memperbaiki membuat pagar  

e. Siswa mampu memperbaiki TV berwarna 

Didalam proses pembelajaran ketrampilan pengajar 

hendaknya mampu membedakan antara mengawasi 

dalam pekerjaan dan mengajar. Kalau mengawasi 

pekerjaan, menitik beratkan pada hasil produksi, pekerja 

menghasilkan brang jadi, bahan yang digunakan menurut 

ketentuan, perlu pengawasan  agar pekerjaan ini  

dilaksanakan dengan baik. Melatih fokusnya pada siswa, 

bahan yang digunakan sesuai dengan rencana latihan, 

pengajar mengajar sesuai dengan elemen  tugas dengan 

cara yang mudah difahami siswa. 

Fungsi tujuan belajar, tujuan belajar merupakan 

pedoman dalam : 1) pemilihan isi pelatihan, 2) 

penyusunan evaluasi hasil belajar, 3) penyiapan bahan 

maupun peralatan pelatihan, 4) penentuan urutan 

penyajian pelajaran, 5) perencanaan lama pelatihan. 

Contoh tujuan belajar: 1) kejuruan elektronika, siswa akan 

mampu mengukur besar tahanan dalam transistor  2) 

kejuruan perhotelan siswa akan mampu menata ruang 

tamu dengan serasi dan nyaman 

 Tujuan belajar dsamping fungsi  ada pula komponen 

belajar yang terdiri dari: 1) terminal behaviour, yaitu 

mengetahui apa yang nantinya siswa lakukan setelah 

selesai belajar. Kemampuan ini merupakan tidakan (action

verb) atau perbuatan yang dapat diukur misalnya 

dinyatakan dalam kata kerja seperti: membuat daftar, 

membandingkan, menyusun, mengelompokkan, 

mengukur, mengemudikan, menggambarkan dan lain-

lain. 2) condition, yaitu bagaimana siswa akan 

melaksanakan kemampuan, hal ini bergantung kepada 

lingkungan dmana hal itu dilaksanakan, alat peralatan 

yang digunakan, bahan yang digunakan, perangkat alat 

bantu yang digunakan, batasan kemamapuan fasilitas 

yang digunakan dan kegiatan fisik yang dilakukan. 

Contoh: 

a. Kemampuan  : mengukur besarnya tahanan dalam   

tansistor   

Kondisi      : dengan Ohm meter.  

b. Kemampuan : mengasah pahat pukul 

Kondisi     :  dengan asahan beraneka ukuran pahat.                                                                                                  

4. Standart, yaitu komponen dari tujuan belajar yang 

berkaitan dengan kemampuan minimal yang harus 

dicapai. Standart merupakan kriteria penentuan 

tingkat mutu dari kemampuan yang harus dicapai oleh 

siswa. Standart terkait dengan program yang 

dicanangkan atau program yang diikuti, hal ini 

dibedakan dalam tiga tipe yaitu : 1) ketelitian, 2) 

kecepatan, 3) kemampuan,  contoh 

a. Kemampuan: mengukur  transistor 

    Kwalitas: bisa mengetahui tahanan dalam transisstor 

b. Kemampuan: membuat kue basah 

    Kwalitas: membuat koci-koci, nogosari 

c. Kemampuan : bisa membubut  pipa 7 inchi 

    Kwalitas :  membubut batres trade dengan toleransi 

0,004 inchi      

Pedoman  tujuan belajar, dalam menentukan 

pedoman tujuan belajar antara lain harus diperhatikan hal-

hal sebagai berikut: 

a. Tujuan harus jelas 

b. Belajar harus melalui proses latihan 

c. Belajar 

 harus bisa diukur 

d. Belajar harus realistik dan cocok dengan kegiatan belajar 

   

5. Penyusunan Materi Instruksional 

Materi instruksional diartikan sebagai bagian 

tertentu dari mata latihan /pelajaran yang diajarkan oleh 

instruktur atau pengajar. Dalam penyajian materi 

hendaknya dimulai dengan cara bertahap dimulai dari 

materi pelajaran yang mudah menuju materi pelajaran 

yang sulit, sepertihalnya naik tangga. Atau dari yang harus 

diketahui menuju kepada yang baik diketahui, dari yang  

nyata ke yang abstrak, dari yang sederhana menuju ke 

yang lengkap dan dari hal menyeluruh menuju hal yang 

rinci. 

Materi pelajaran hendaknya memuat hal-hal 

tentang 1) tujuan belajar, , 2) berisi kegiatan belajar, 3) 

isinya lengkap, 4) materinya berhubungan dengan 

pelajaran lain, 5) memuat hal yang baru Dilihat dari isi 

pelajaran dapat diprioritaskan menjadi tiga hal penting 

yaitu Must know , (harus diketahui)  yaitu  

pengetahuan yang harus diketahui, should now (penting 

diketahui) yaitu pengetahuan jika diketahui (mau 

mengetahui) akan mempermudah penyelesaiannya, nice 

now (sebaiknya diketahui) yaitu jika diketahui akan bisa 

nyaman dalam menambah wawasan   


           Sebuah diagram dibawah ini merupakan ilustrasi 

atau saran yang sebagai tahapan bahan dalam mengajar. 

Sebagai guru yang baik  adalah memiliki  tanggungan  

yang sedang dihadapai pada suatu obyek yang   

berlangsung dengan perencanaan dengan penuh hati-hati  

didalam mengambil  jalan lintas. 

Tahapan ini  berawal dengan  must know, 

should nor dan nice now. Dengan demikian siswa akan 

menjadi lebih jelas tentan maksud materi yang disajikan 

oleh guru.  


Disamping memilih pelajaran berdasar prioritas, 

memilih pelajaran ditentukan berdasar  waktu 

maksudnya materi pelajaran yang diberikan harus 

dipertimbangkan  waktu yang tersedia, berdasar  isi 

pelajaran, frekuensi penyajian dan bobot pelajaran.  

Menurut RS. Bloom, tujuan belajar dibagi menjadi 

tiga yaitu cognitive, psychomotor dan affective, Cognitive 

menurut Gagne terdiri dari verbal information, intellectual 

skill dan cognitive strategi. Verbal information siswa mampu 

menyebutkan secara tulisan atau atau mengingat informasi 

dengan menghafal misal siswa mampu menghafal bagian-

bagian dari mesin, menghafal bagian-bagian struktur 

tumbuhan jagung, Intellectual skill, siswa mampu 

membedakan atau merumuskan fakta. 

Psychomotor, terfokus pada ketrampilan  yang 

terkait dengan otot dan otak  maupun dengan indera 

lainnya dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan misal 

kemampuan dalam menjalankan kendaraan, kemampuan 

praktek   di laboratorium. Affective, terfokus kepada sikap 

dalam melaksanakan sesuatu yang berpengaruh pada 

lingkungan akibat dai perubahan sikap mental melalui 

pengalaman. Sikap ini merupakan penggabungan dari 

pengetahauan dan pengalaman ketrampilan yang pernah 

dialami. 

Didalam penyusunan materi instruksional, 

ada  dua hal antara lain trainee manual (pedoman siswa 

penuntun belajar) and intructional manual (pedoman 

pengajar atau petunjuk mengajar) 

Pedoman penuntn belajar, isinya lebih menekankan 

kepada pelaksanaan tugas atau penjelasan yang berisi 

pengetahuan.  Pedoman pengajar isinya tentang tata cara

mengajarkan materi yang sesuai dengan kebutuhan. 

Jenis materi instruksional antara lain: 1) lembar 

instruksional (instructioanl Sheet/ information sheet), 2) 

lembar kerja (job sheet atau assigment sheet), 3) bahan 

pegangan(hand out material), 4) manual latihan(training 

manual), 5) paket belajar(learning package), petunjuk 

latihan(training guidelines). 

Pedoman Instruktur terdiri dari: 1) pedoman 

pengajar / instruktur (instructor guide atau instructor 

manual), 2) manual pelatih atau petunjuk melatih ( trainer 

manual atau guideline), 3) paket latihan bagi instruktur 

(instructor learning package), 4) petunjuk latihan (training 

guidelines).  

Disamping pedoman  siswa dan pedoman 

pengajar, ada pula pedoman untuk pengelompokkan   

penyusunan materi latihan antara lain: 1) lembar 

informasi, yang berisi tentang penjelasan tentang lingkup 

pengetahuan, 2) lembar instruksional mencakup judul 

materi, tujuan dan waktu pelaksanaan, alat dan bahan 

yang digunakan, hasil pengertian yang harus dicapai oleh 

siswa, daftar evaluasi atau pengujian. Jika mengajar terkait 

dengan praktek harus ada: 1) lembar tugas,  berisi tentang 

penyajian yang berupa pelaksanaan tugas atau perintah 

kerja yang terkait dengan praktek, 2) lembar kerja berisi 

tentang judul, tujuan perintah kerja, alat, perlengkapan 

yang digunakan, langkah-langkah kerja, hasil pelaksanaan, 

daftar penilaian, gambar-gambar kerja .  

Untuk evaluasi ada lembaran pencapaian tugas 

(performance sheet), digunakan untuk pengendalian 

program, lembaran ini berisikan materi yang akan diuji 

yang sesuai dengan bobot kepentingan. Untuk  

pembobotan perlu ada klasifikasi yang bersifat 

baku yang digunakan pedoman dalam memberi  

penilaian yang sesuai dengan bobot materi yang diberikan.   

    

F. PENGERTIAN OUTPUT DAN OUTCOME 

Didalam sistim pelatihan pelaksanaanya mulai dari 

masukan, proses, keluaran,  kemudian menuju ke dunia 

kerja atau penempatan  kerja. Dunia kerja  merupakan 

dampak dari pelatihan. Jadi output merupakan lulusan 

latihan , outcome itu merupakan dampak dari pelatihan 

sehingga mampu bekerja di perusahaan maupun bekerja 

sendiri diat