dalam meningkatkan ketrampilan
sehingga warga memiliki ketrampilan yang
dapat digunakan untuk bekerja.
h. Azas yang seperti ini sangat baik jika dimanfaatkan
untuk program Gerdutaskin (Gerakan Pengentasan
Rakyat Miskin) atau kalau disekolah disebut life skill
yaitu pembekalan ketrampilan bagi murid sekolah
yang miskin, dengan harapan setelah lulus sekolah
dapat memanfaatkan ketrampilannya untuk bekerja.
8. Sifat-Sifat Pelatihan
Sifat pelatihan antara lain, (a) bersifat fleksibel yaitu
pelatihan yang tidak terikat oleh lama latihan, tetapi yang
ingin dicapai adalah kemampuan ketrampilan yang
diharapkan, begitu pula tidak diperlukan persyaratan
yang ketat, serta jumlah siswa; (b) bersifat efektif dan
efisien, maksudnya dalam penyelenggaraannya tidak
harus dengan biaya besar, namun bisa
memanfaatkan fasilitas yang bisa diajak kerja sama
seperti peralatan bisa sewa, instruktur bisa minta bantuan
dari lembaga lain, tempatnya tidak harus membuat
gedung dahulu tapi bisa dilakukan dengan sewa. (c) bisa
dilakukan dalam waktu yang singkat atau bergantung
kebutuhan, (d) bersifat luwes, maksudnya bisa mengikuti
keinginan peserta latihan, mudah dan murah serta dapat
diselesaikan dalam waktu yang singkat.
9. Scope Peserta Pelatihan
Scope pelatihan meliputi, (a) anak-anak yang putus
sekolah yang sudah mencapai usia kerja, (b) orang dewasa
yang memerlukan ketrampilan, (c) pekerja yang ingin
meningkatkan keahliannya, (d) pekerja yang
mendapatkan peralatan baru untuk memahami merakit
maupun mengoperasikan peralatan.
10. Pendekatan Peserta Pelatihan
Yang dimaksud pendekatan peserta pelatihan yaitu
cara mempengaruhi peserta pelatihan sekaligus
memotivasi peserta latihan misalnya, setelah selesai latihan
peserta latihan agar membuka usaha mandiri. Ide yang
seperti ini ditanamkan dihati peserta latihan dan diberi
jalan solusinya. Pendekatan ini ditanamkan berbagai
gagasan baru yang sekiranya menguntungkan untuk masa
depannya.
C. PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA
1. Program pelatihan institusional.
Program ini bertujuan untuk melatih para pencari
kerja untuk mengisi lowongan jabatan pekerjaan yang ada
diperusahaan atau usahamandiri
Di Balai Latihan Kerja Industri yang ada di institusi
Pemerintah Departemen Tenaga Kerja memiliki
kebijaksanaan dalam latihan yang disebut Trilogi Latihan
Kerja yaitu:1) Latihan kerja harus sesuai dengan
kebutuhan pasar/kesempatan kerja.2) Latihan kerja
harus senantiasa mutakhir dengan perkembangan dan
kemajuan pengetahuan dan teknologi 3) Latihan kerja
merupakan kegiatan yang bersifat terpadu artinya
keterpaduan antara Depnaker dengan institusi lainnya.
Sedangkan program latihannya meliputi bidang latihan
teknis, bidang latihan kewirausahaan dan bidang latihan
manajerial . Dari ketiga program ini tertuang didalam
materi latihan dalam bentuk kurikulum dan silabus
latihan, dengan lama latihan 960 jam latihan.
Pelatihan institusional ini pada umumnya peserta
pelatihan tidak dipungut biaya pelatihan atau pelatihanya
diberi secara gratis mulai dari buku pegangan, buku tulis
dan alat tulis. Jika pelatihan ini ada prakteknya maka
peserta diberi pakain praktek dengan cuma-cuma. Bisa
juga peserta pelatihan diberi uang saku atau living cost
selama pelatihan berlangsung. Sasaran peserta untuk
pelatihan ini diprioritaskan bagi warga miskin, yatim
piatu, anak terlantar, tuna netra, tuna rungu maupun cacat
mental, putus sekolah, dan pengangguran serta anak
gelandangan.
2. Program latihan non institusional.
Pelaksanaan program pelatihan non institusional
bertujuan untuk melatih angkatan kerja dan pekerja
terutama didaerah pedesaan sesuai kebutuhan
lingkungannya. Pada program ini peserta mendapat
ketrampilan untuk meningkatkan produktivitas kerja
menuju usaha mandiri dilaksanakan diluar institusi
dengan menggunakan kerjasama antara pemerintah,
lembaga latihan dengan warga .
Lingkup latihan terfokus kepada kebutuhan
warga yang berada di pedesaan yang digunakan
untuk cara mengolah pendayagunaan sumber alam.
Disamping pedesaan bisa pula untuk warga
di perkotaan yang oreantasi warga kota lebih
berkonsentrasi kepada tambahan pengetahuan yang
bersifat ketrampilan teknik seperti pelatihan komputer,
pelatihan air condition, pelatihan servis otomotif dan
ketrampilan lain yang dibutuhkan oleh warga saat
kini.
Pelatihan ini bisa juga terjadi di warga
terpencil, yaitu warga yang tinggal didaerah terpencil
dan terasing dariwarga sekitarnya. Masyarakat yang
seperti ini perlu didorong dengan cara diberi pelatihan
ketrampilam.
3. Mobile Training Unit (MTU)
Pelatihan model MTU cocok untuk pelatihan ke
daerah pinggiran kota dan pedesaan berarti pelaksanaan
latihan lebih merata keseluruh pelosok dan memberi
lebih banyak warga negara menikmati latihan ketrampilan
untuk kebutuhan usaha mandiri atau peningkatan
ketrampilan dari suatu pekerja yang sudah ada dan untuk
penempatan di perusahaan maupun industri yang
membutuhkan.
Sasaran pelatihan model MTU umumnya
digunakan untuk meningkatkan produktivitas para
pekerja yang ada dipedesaan dengan demikian daerah
ini akan berkembang sehingga dapat mengendalikan
perpindahan/migrasi dari desa ke kota dengan
memotivasi warga pedesaan untuk menghasilkan
pendapatan didaerahnya masing-masing.
Fungsi MTU adalah untuk melaksanakan kegiatan
pelatihan ketrampilan bagi daerah yang jauh dari lembaga
pelatihan antara lain,
1. Daerah terpencil
2. Daerah yang warga nya miskin
3. Daerah yang susah dijangkau oleh tranportasi umum
4. Daerah yang warga nya tertinggal
5. Daerah yang memiliki potensi alam yang belum
dimanfaatkan dengan optimal.
Pelaksanaan latihan MTU bisa dilakukan dengan
cara:
1. Menghimpun data yang telah ada, tentang keadaan
tenaga kerja, potensi wilayah misalnya pertanian,
industri dan sumber alam.
2. Memilih desa yang sesuai untuk pelatihan MTU.
3. Mencari informasi dari pejabat setempat, tokoh
warga
4. Penetapan kebutuhan latihan meliputi peserta latihan,
tempat latihan,
5. bahan latihan, instruktur.
6. Penetapan kurikulum, mempergunakan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan latihan yang diperlukan.
Maka perlu ada survai kebutuhan latihan yang
telah disusun oleh team survai. Selanjutnya hasil dari
survai disusun kurikulum dilengkapi dengan rencana
pengajaran teori maupun praktek.
7. Evaluasi dan monitoring latihan dilakukan oleh
institusi intern maupun ekstern. Pelaksanaannya
bergantung kondisi penyelenggaranya.
Kalau penyelenggaranya Institusi Pemerintah maka ada
keterlibatan yang terkait seperti Pemerintah Kabupaten
ikut memonitor mulai dari rekrutmen, proses pelatihan
sampai kepada evaluasi pelatihan dan manfaat pelatihan,
outcome.
Misal melibatkan institusi lain seperti Balai Pelatihan
dan Produktivitas Usaha Mandiri Sektor Informal
(BPP UMSI), Dewan Latihan Kerja Daerah (DLKD).
Contoh yang mendasari diselenggarakan pelatihan
MTU adalah,
1. Adanya permintaan dari warga
2. Pemerintah daerah mendukung atau peduli terhadap
kebutuhan warga
3. Dasar pendidikan yang dimiliki warga memenuhi
syarat untuk tujuan latihan yang hendak dicapai.
4. Adanya pembinaan lululusan
5. Tersedianya dana pelatihan yang cukup memadai
6. Adanya tujuan dan status pelatihan yang jelas
7. Penyelenggraan pelatihan yang efisien dan efektif
Mengingat lokasi pelatihan jauh dari
perkotaan dan difokuskan pada daerah pinggiran kota dan
pedesaan, maka lebih dahulu diadakan survey oleh tim
yang menyelenggarakan pelatihan misal pelatihan MTU
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten, maka
tim proyek ini meliputi,
1. Dari penyelelenggara dana pelatihan, misal Bapeda
2. Dari penyelenggara pelatihan, misal balai latihan
kerja.
3. Dari pemerintah daerah, misal dinas sosial, dinas
tenaga kerja
4. Dari unit yang terkait, misal kelurahan
Personil tim ini bekerja dengan menjalin
koordinasi melalui working party untuk merumuskan
segala sesuatu yang diperlukan dalam survey ini .
Hasil survey ini digunakan untuk,
1. Menyiapkan data-data sebagai masukan untuk bahan
pertimbangan bagi tim yang diperlukan untuk
mengambil keputusan dalam menyiapkan rencana
program pelatihan.
2. Perlu data yang kongkrit dilapangan, berawal dari
bawah untuk diusulkan ke atas sebagai data dalam
menyusun program pelatihan.
3. Tujuannya adalah untuk menyusun rencana
bagaimana cara memenuhi kebutuhan latihan yang
telah diidentifikasi dan dianalisa.
4. Digunakan untuk menyusun metodologi ketrampilan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana tempat
latihan diselenggarakan dan didukung oleh
mekanisme yang baik, tertib dan lancar
5. Menetapkan dimana pelatihan ini
diselenggarakan, yaitu dengan melihat dan
mempertimbangkan daerah potensial yang mendapat
prioritas sebagai tempat lokasi pelatihan.
6. Menetapkan kapan pelatihan ini dilaksanakan,
berapa lama latihan ini diselenggarakan.
7. Menetapkan siapa yang melakukan, lembaga mana
yang akan menyelenggarakan.
Didalam memilih desa yang dikunjungi
seyogyanya dipertimbangkan,
1. Keadaan sarana transportasi didesa ini , dengan
memperhatikan faktor kesulitannya.
2. Situasi kemajuan dibidang industri, pertanian,
peternakan, perikanan, yang cenderung diminati oleh
warga atau yang cenderung dikembangkan oleh
warga .
3. Adanya kebutuhan tenaga kerja dari sektor industri
kecil, menengah maupun besar untuk mengisi
lowongan pekerjaan atau usaha mandiri.
4. Adanya potensi daerah yang perlu dikembangkan
melalui ketrampilan tertentu yang bisa dikembangkan,
sehingga warga dapat memanfaatkan bahan baku
yang ada didaerah menjadi barang produktif.
Setelah diketahui tempat pelatihan, maka perlu
ditetapkan kebutuhan latihan, antara lain
1. Penetapan keadaan angkatan kerja, yang dimaksud
angkatan kerja adalah seseorang yang telah berusia 14
tahun.
2. Penetapan keadaan wilayah, adalah untuk mengetahui
potensi daerah atau wilayah terhadap perluasan kerja
dengan memanfaatkan potensi daerah untuk
pembangunan perluasan kerja. Potensi yang perlu
diketahui antara lain meliputi potensi sumber daya
alam, potensi industri, potensi pertanian dan lain-lain.
Dengan mempertimbangkan keadaan wilayah, maka
keadaan ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan perlunya diadakan pelatihan
ketrampilan kerja.
3. Penetapan data proyek pembangunan, maksudnya
adalah untuk mengetahui proyek-proyek yang ada
diwilayah/daerah dapat diketahui jumlah dan
jenis/bidang
4. tenaga kerja yang diperlukan guna mengisi kesemptan
kerja yang ada didaerah ini .
5. Penetapan data dari kelembagaan desa, maksudnya
untuk mengetahui dan menentukan prioritas desa
mana yang nantinya dapat dipertimbangkan guna
mendukung rencana tujuan pelaksanaan kegiatan
pelatihan.
6. Penetapan perumusan masalah dan tujuan, dengan
mempeljari data dan informasi tentang keadaan
ini di atas akan mempermudah didalam
menyusun rencana kebutuhan pelatihan.
7. Penetapan kegiatan MTU, dengan memperhatikan
perumusan masalah dan tujuan ini , maka melalui
sistim keterpaduan kegiatan ini dapat
dilaksanakan.
Pelatihan model MTU ini lebih baik jika dilakukan
secara terpadu dari berbagi institusi yang terkait,
mengingat bahwa masing-masing institusi pada masa
reformasi memiliki kegiatan pelatihan oleh sebab
kegiatan pelatihan ini akan
lebih bermanfaat jika dipadukan menjadi satu pilot
proyek untuk mengangkat desa yang miskin dan
tertinggal. Dengan melalui keterpaduan ini akan
dapat menyelesaikan kemiskinan dengan tuntas melalui
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan
memberi ketrampilan
kerja, pemberian atau peminjaman modal,
peningkatan permodalan, dan pengembangan usaha.
Dampak yang diharap dalam pelatihan MTU
adalah peningkatan sumber daya manusia sehingga
mampu menanggulangi kemiskinan atau meningkatkan
kesejahteraan warga .
Mekanisme koordinasi rekrut calon peserta latihan
dapat dilakukan dengan memanfaatkan data yang telah
terkumpul dari kelurahan yang sudah dibentuk
kelompok. Pembentukan kelompok agar pelayanan
pelatihan terhadap warga miskin dapat terarah
sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok.
Pelatihan yang diajukan hendaknya diusulkan, melalui
usulan kegiatan.
Agar kegiatan yang diusulkan dapat memenuhi
sasaran pelatihan yang diharapkan. Yang bertanggung
jawab atas kelompok ini adalah lurah atau kepala
desa yang diketahui oleh kecamatan. Selain menyiapkan
pelaksanaan rekrutmen, pemerintah daerah yang ada
paling bawah kecamatan atau kelurahan hendaknya
memberi suport keberhasilan pelatihan antara lain
sebagai berikut,
1. Membantu menyediakan fasilitas lokasi
penyelenggaraan pelatihan
2. Ikut serta dalam proses rekrutmen dan seleksi calon
peserta pelatihan
3. Ikut serta dalam suport lulusan guna memperoleh
bantuan kridit dari bank
4. Ikut serta membina para lulusan latihan
5. Ikut serta dalam mengadakan monitoring dan evaluasi
terhadap lulusan yang sudah membentuk usaha
kelompok
Pelatihan ketrampilan yang diselenggarakan
dengan cara MTU meliputi beberapa bidang ketrampilan
yang berbeda bergantung kebutuhannya. Karena bidang
ketrampilan berbeda alangkah baiknya jika melibatkan
pula instansi yang terkait untuk ikut serta berperan
didalamnya. Tujuannya adalah untuk membantu
dalam rangka pembinaan dan pengembangan misal
kebutuhan tenaga ahli,peralatan dan perlengkapan yang
dimilki oleh lembaga yang kurang lengkap perangkatnya,
baik hard ware maupun soft ware. Dengan melibatkan
berbagai fihak yang berkompeten dalam kejuruan
pelatihan sangat membantu kelancaran pelaksanaan
pelatihan terutama dalam hal konsultasi mengenai
pengembangan dan tindak lanjut dari peserta pelatihan.
Mengingat berbagai macam ketrampilan yang dibutuhkan
oleh warga yang sejalan dengan laju kebutuhan yang
selalu berubah dan berkembang.
Oleh sebab itu ketrampilan yang disajikan selalu
ada hubungannya dengan kemampuan ketrampilan yang
siap pakai, mutakhir dan dibutuhkan warga , kondisi
ini harus memperoleh prioritas utama bagi
warga dalam rangka pencarian nafkah atau
pekerjaan. Disamping itu sangat membantu pula dalam
hal permodalan, justru permodalan itulah yang sangat
dibutukan bagi warga miskin.
Rencana operasional tim survey untuk kebutuhan
latihan keliling, dilakukan dengan tujuan agar dapar
mendapatkan calon siswa yang sesuai dengan harapan
penyelenggara latihan.
Tim bekerja bersama-sama tim dari desa untu
melaksankan rekrutmen siswa, dari kedua tim ini
dikaji bersama – sama dengan tim analisis. Dari hasil tim
ini menentukan kejuruan mana yang sesuai dengan
kebutuhan. Kemudian dari hasil kebutuhan pekerjaan
ini dibuat kurikulum latihan oleh tim penyusus
kurikulum dan dibuatlah kedalam elemen latihan .
Setelah elemen latihan dibuat maka disusunlah
persiapan latihan yang sesuai dengan kebutuhan elemen
latihan yang dibutuhkan. Dari hasil persiapan latihan
maka dilanjutkan untuk pelaksanaan pelatihan. Jika terjadi
siswa tidak memenuhi syarat kelulusan perlu diadakan
kaji ulang dengan berbagai pertimbangan untuk diadakan
ualng pemberian materi sampai yang bersangkutan
memenuhi kritera lulus.
Pelaksanaan pelatihan MTU dapat dilakukan
dengan beberapa persiapan antara lain,
1. Analisa kebutuhan pelatihan
Analisa kebutuhan latihan yang dimaksudkan
adalah sampai sejauh mana kebutuhan latihan ini
diperlukan oleh warga , dengan sendirinya kebutuhan
ini disesuaikan dengan potensi yang ada didaerah,
misalnya bahan baku mudah dijangkau baik dari segi
tempat maupun harga, disamping itu hasil barang
produksi ini diperlukan oleh warga .
Maka dari itu, sebagai tim survey agar bisa
menelusuri kebutuhan ini secara cermat sehingga
pelatihan yang akan dilaksanakan tepat pada sasaran yang
diharap oleh warga .
2. Tim Penyusun Kurikulum
Dalam penyusunan kurikulum agar tim ada upaya
untuk mengutamakan perkembangan kebutuhan
warga yang bersifat humanistik. Hal ini dapat
dilakukan bila warga punya keinginan atau
kehendak untuk melengkapi kekurangannya. Untuk itu
perlu diberi kebebasan, kemandirian dalam menentukan
kurikulumnya. Ada seorang Paulo Freire melaksanakan
pendekatan kepada warga , ia berusaha agar orang
menyadari tentang kulturnya dimana ia hidup agar
mereka bergerak untuk mengubahnya dan memperbaiki
nasibnya. Jadi penetapan kurikulum melekat dengan
kebutuhannya, bukan mengikuti kehendak penyelenggara
pelatihan. Kalau penetapan kurikulum berdasar
pengajarnya maka inovasi kurikulum bergantung kepada
pengajar dan pada umumnya pengajar tidak pernah
terlibat dalam penelitian kebutuhan yang ada di
warga .
Dengan oreantasi seperti ini maka perlu patokan,
pegangan yang memberi corak atau warna terhadap
kurikulum yang akan disusun sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai oleh warga . Paling tidak dalam
penyusunan ini harus ada hubungan antara
kurikulum dengan warga antara lain
Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan
keadaan yang ada di warga .
a. Isi kurikulum hendaknya mencakup pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang dapat digunakan untuk
menimba pengetahuan saat kini yang berguna untuk
menghadapai tantangan serta kebutuhan di
warga .
b. Masyarakat sebagai peserta pelatihan hendaknya
didorong untuk belajar berkat kegiatannya sendiri dan
tidak sekedar penerima pasif.
c. Development task, konsep dari Havighurst untuk
mempertemukan kebutuhan pengelola dan kebutuhan
warga sehingga apa yang dicanangkan dalam
pelatihan tidak sia-sia.
d. Penyusunannya hendaknya tetap berpegang kepada
struktur kurikulum dan pelaksanaannya lebih baik
jika memakai learning unit.
e. Tim penyusun harus memiliki sifat inovatif yaitu
kreatif, berani menghadapi kritik, idealisme yang
benar, terbuka, dan selalu tidak puas.
f. Tim penyusun selalu berupaya untuk mengadakan
pembaharuan dengan melakukan penelitian di
warga , interaksi dengan warga , dan
mencAri pemecahan masalah.
3. Penyiapan Elemen Belajar
Untuk menyiapkan elemen belajar yang perlu
diketahui antara lain, tujuan belajar kemudian materi yang
akan diajarkan.
Dalam penyajian materi ini harus
dipersiapkan lebih dahulu elemen-elemen materi mana
yang akan disampaikan. Didalam penyiapan ini
antara lain yang diperhatikan adalah, materi, waktu,
tempat, fasilitas, dan pengajarnya.
Bagian yang dipersiapkan antara lain,
instruktur/pengajarnya, peralatan, bahan, kurikulum,
jadwal, laporan dan evaluasi serta monitoring,
Intruktur dituntut penuh atas tercapainya pelatihan
sehingga tujuan pelatihan tercapai. Disamping itu
instruktur bertangung jawab tentang tertibnya
pelaksanaan administrasi pelatihan, pemeliharaan
peralatan pelatihan, serta pertanggungan jawab
pelaksanaan pelatihan MTU.
Dalam evaluasi mencakup tanggapan semua unsur
yang terlibat dalam pelatihan terhadap komponen-
komponen pelatihan MTU tediri dari tanggapan
instruktur, tanggapan peserta, tanggapan terhadap
penyelenggara pelatihan serta tanggapan lainnya seperti
Pemerintah daerah, sampai kepada desa yang ditempati
pelatihan.
Yang dimaksud monitoring adalah kegiatan dalam
merekam dan mengumpulkan data secara sistimatis
tentang pelaksanaan pelatihan MTU, mulai dari
pelaksanaan sampai kepada evaluasi.
4. Program pelatihan pesanan (Tailor made training).
Program ini bertujuan untuk melatih pekerja
dalam berbagai kejuruan sesuai dengan kebutuhan yang
diminta oleh perusahaan atau instansi tertentu, untuk
meningkatkan ketrampilannya dalam bekerja.
Penyelenggaraan pelatihan ini dilakukan ditempat
lembaga latihan atau di tempat perusahaan sesuai dengan
permintaan siswa. Demikian pula waktu dan materi
disesuaikan dengan kualitas ketrampilan yang diingini.
Pelatihan ini bisa dilakukan perorangan atau rombongan
dengan berlatih satu ketrampilan yang sama.
Waktu dan tempat tergantung kesepakatan
kemauan peserta latihan, penyelenggara latihan lebih
mengutamakan kebutuhan peserta latihan termasuk
program yang diinginkan.
Konsentrasi pelatihan ini terfokus kepada
kebutuhan peserta pelatihan. Pertama-tama yang harus
dilakukan adalah mengelompokkan kebutuhan pelatihan
dari beberapa peserta latihan, kemudian mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan dari masing-masing kelompok yang
memiliki keinginan yang sama, setelah itu dibuat
program pelatihan.
Pelatihan yang seperti ini membutuhkan persiapan
awal yang cukup lama antara lain:
1. Pengelompokkan atau penggolongan usia peserta
pelatihan
2. Penggolongan dasar pendidikan
3. Pengelompokkan kebutuhan pelatihan yang spesifik
4. Pengelompokkan waktu pelatihan yang diinginkan
5. Pengelompokkan akhir ketrampilan yang ingin dicapai
Dengan adanya pengelompokkan seperti ini akan
mempermudah dalam menyampaikan materi latihan,
bahan latihan dan kurikulum silabus latihan. Disamping
itu untuk mempermudah pretest baik dari sisi materi test
maupun evaluasi pretest.
Pelatihan model pesanan memerlukan fasilitas
yang beragam dan selalu siap untuk mengikuti keadaan
perkembangan yang ada diwarga , permintaan
warga harus bisa dipenuhi dengan tepat cepat dan
akurat. Tepat dalam memberi materi maupun hasil
yang hendak dicapai, cepat dalam menangani program
dan pelaksanaan pelatihan, serta akurat dalam materi yang
diberikan sesuai dengan teori dan praktek.
Kepuasan bagi peserta pelatihan menjadi sebuah
tolok ukur akan keberhasilannya. Jika peserta pelatihan
tidak puas akan memicu warga tidak percaya
lagi kepada lembaga pelatihan. Oleh sebab itu perlu
diadakan test awal sebelum pelatihan dilaksanakan dan tes
akhir sesudah pelatihan dilaksanan yang menyangkut
tentang, materi pelatihan, sarana pelatihan, penyelenggara
pelatihan, instruktur yang melatih dan yang dicapai
apakah sudah sesuai dengan tujuan pelatihan.
Apa yang terjadi jika warga pengguna
pelatihan tidak puas, paling tidak peserta pelatihan akan
berkomentar kepada orang lain dan orang lain ini
menyampaikan kembali kepada yang lain.
Dampak dari komentar warga ini
menjadi sebuah nyanyian yang tidak sedap di warga
akibatnya lembaga ini tidak dipercaya lagi kepada
msyarakat.
D. DASAR PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN
Dalam pelaksanaan pelatihan dibutuhkan
penyusunanan program latihan yang tepat dan
pelaksanaan ini tidaklah mudah dilakukan. Ada
kaitan atau ketergantungan antara isi program latihan
dengan sasaran latihan, dan erat pula hubungannya
dengan penempatan. Pelatihan sangat berpengaruh
terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan.
Akan sia-sialah suatu program latihan, bila hasil
latihan ini tidak memenuhi persyaratan kwalifikasi
jabatan yang dibutuhkan. Hal ini dipicu oleh
kelemahan kurikulum yang berlanjut pada kelemahan
didalam penyusunan materi instruksional pengajarnya.
Begitu pula dengan kelemahan yang mungkin terjadi di
atas akan dipengaruhi lagi dengan para instruktur atau
pengajar di dalam mempersiapkan penyajian dan
prosesyang penyajian sendiri. Adakalanya suatu
penyajian yang sangat menarik dapat terjadi tetapi
disayangkan bahwa materi yang disajikan ini sama
sekali jauh menyimpang dari tujuan atau sasaran tujuan
kurikulum.
Untuk menyusun program ini , perlu dilandasi
dengan jenis ketrampilan yang harus dikuasai atau
mampu dilaksanakan sesuai sesuai dengan kebutuhan dan
persyaratan pekerjaan yang dilatihkan. Untuk ini maka
pendekatan latihan pada hakekatnya bukan tergantung
pada waktu / lamanya program latihan. Pendekatan
pelatihan harus benar-benar secara murni pada kebutuhan
jenis-jenis ketrampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang
diperlukan. Dengan demikian penyusunan
mataeri penyajian atau materi instruksional adalah tahap
yang terpenting sesudah program latihan atau kurikulum
dan silabus diperoleh. Penyusunan ini tidaklah semudah
yang dibayangkan. Landasan dasar penyusunan suatu
materi perlu mempertimbangkan aspek-aspek antara lain,
(1). Hubungan antara instruktur dan siswa, yang
menyangkut tentang paedagogik maupun sosiologinya.
(2). Teknis aplikasinya, yang meliputi kebijakan, dan
tujuan yang hendak dicapai. (3). Dana , menyangkut
tentang bahan, dan jumlah jam latih.
Dasar analisa dalam penyusunan program
pelatihan ini perlu ada penyesuaian tentang, nama
judul materi yang akan disampaikan, isi informasi yang
tercantum didalamnya serta peralatan pelatihan yang
diperlukan, waktu yang diperlukan, dan pedoman
pelaksanaan.
Tahapan perencanaan ini dapat dibuat alur
perencanaan sebgai berikut
Pada analisa kebutuhan latihan meliputi kwalitas
dan kwantitas latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan
latihan. Setelah kebutuhan latihan ini dianalisa yang
sesuai dengan kebutuhan, lalu dilanjutkan dengan analisa
perencanaan pelatihan.
Dari analisa ini mewujutkan program
pelatihan, dilaksanakan berdasar kurikulum dan
uraian silabus. berdasar uraian silabi ini dibuat
urut-urutan pelaksanaan pelatihan dibuat dalam matrik
materi latihan latihan. Dari masing-masing materi ini
dibuat rencana materi instruksional.
Jika pelatihan ini konsentrasi kepada
pelatihan tenaga kerja, maka perlu diketahui lebih dahulu
jabatan apa yang dikehendaki
1. Teknik Penyusunan Program Latihan
Untuk membedakan antara fungsi dan tugas yang
dibebankan pada jabatan diuraikan pada deskripsi jabatan
(Job Description).
Sedangkan penjelasan tentang berbagai fungsi-
fungsi kerja umumnya dapat dilihat pada suatu ikhtiar
tugas (job summary) dan tugas-tugasnya diperinci pada isi
tugas (job content) yang meliputi berbagai uraian elemen-
elemen tugas-tugas pekerjaan pada setiap jabatan atau
Dalam menganalisa suatu uraian ikhtisar tugas
pada salah satu fungsi jabatan, berawal dengan
menentukan topik jabatan. Dengan adanya topik jabatan
bermanfaat sebagai nama bentuk pekerjaan yang akan di
lakukan.
Fungsi jabatan merupakan merupkan peranan
jabatan yang akan dilakukan. Tugas jabatan menyangkut
tentang jenis macam pekerjaan. Elemen kerja merupakan
jenis pekerjaan yang dilakukan yang dituangkan dalam
urut-urutan kerja.Aksi merupakan tindakan atau aktivitas.
Didalam analisa tugas merupakan uraian ihtisar
pada salah satu tugas jabatan maka secara terperinci hal ini
memerlukan analisa tertentu yang dikeal sebagai analisa
tugas (task analisis), dengan mengunakan suatu nalisa yang
sederhana maka akan diperoleh gambaran tentang uraian
suatu tugas yang meliputi :
i. Frekuensi Kerja
Banyaknya ulangan pekerjaan yang sama dalam
periode waktu tertentu kriteria frekuensi dalam
katagori jarang dilakukan sehari-hari beberapa kali
dilakukan atau sering dilakukan.
j. Tingkat peranan
Keadaan kriterianya jenis tugas yang dapat
diakatagorikan dalam prioritas antara lain penting
atau tinggi, sedang atau menengah, tidak penting atau
rendah.
k. Kesulitan
Kesulitan didalam melakukan tugas ini dan cara
pengajaran yangdikatagorikan atas,mudah sekali,
mudah, cukup sulit, sulit.
Untuk menganalisa ini diperlukan formulir analisa
tugas, yaitu untuk menyusun Suatau uraian tugas maka
hasil analisa di atas harus dijadikan dasar penyusunan
materi instruksional, pedoman kerja untuk melakukan
pekerjaan yang dibutuhkan yang disusun dengan bentuk
isi program latihan. Dalam menetapkan langkah-langkah
operasionalnya, agar dipertimbangkan teknik metoda
penyajian, cara penyelenggaraannya dan berbagai hal lain
yang terkait perlu dijelaskan selurunya.Sebagai contoh
lembaran analisa tugas
Setelah diketahui data dari analisa tugas dari
masing-masing calon peserta maka, hasil ini perlu
dianalisa. Hasil dari analisa ini digunakan sebagai
pedoman didalam menetapkan jenis pelatihan yang akan
diselenggarakan.
Untuk menganalisa ketrampilan yang diperlukan
agar dicermati dengan betul tugas yang akan
dilaksanakan, frekwensi kerja artinya sampai berapa tahun
tugas ini akan dilaksanakan, tingkat peranan kerja
sebagai apa, dan kesulitan kerja terletak dimana.
Untuk menyusun suatu program atau kurikulum,
program latihan perlu dilandasi pada jenis-jenis
ketrampilan yang harus dikuasai atau mampu
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan
pekerjaan yang dilatihkan. Untuk itu maka pendekatan
latihan pada hakekatnya bukan tegantung pada lamanya
program latihan, tetapi bergantung kepada kebutuhan
ketrampilan. Ada beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan landasan dasar dalam penyusunan
materi, antara lain ada beberpa aspek:
a. Bersifat humaniora yaitu bersifat kekeluargaan dengan
pendekatan yang akrab meliputi peadagogik,
andragogik, psikologis dan sosiologis.
b. Teknis yang terkait dengan aplikasi teknologi yang
berkembang.
c. Ekonomi yang terkait dengan sumber dana untuk
membiayai pelaksanaannya.
Hubungan antara klasifikasi latihan dan klasifikasi
jabatan memiliki hubungan yang sangat erat, karena
terkait dengan pelatihan yang hendak dicapai terhadap
pekerjaan yang diharapkan. Analisa ini tentu didasarkan
pada analisa jabatan untuk kebutuhan latihan. Kebutuhan
latihan terkait pula dengan penyusunan materi
intruksional yang harus dilakukan dan dapat dilakukan
pada lembaran instruksional, lembaran penugasan,
lembaran informasi dan berbagai macam kelengkapan
lainnya seperti diktat, alat dan perangkat latihan lainnya.
2. Tipe Ketrampilan
Ada lima tipe ketrampilan antara lain
Recall, yaitu ketrampilan yang sifatnya untuk
mengingat kembali ketrampilan yang pernah diberikan.
Descrimination yaitu ketrampilan untuk membedakan.
Problem solving yaitu ketrampilan untuk
memecahkan permasalahan misalnya bagaimana cara
membuat kaburator untuk bahan bakar minyak gas.
Dengan dasar pengetahuan terhadap aplikasi
kelima tipe ketrampilan ini diatas yang diperlukan
pada proses penyajian, maka penyusunan materi
intruksional atau materi pengajaran, proses dan metoda
yang diperlukan, peralatan latihan mengajar yang
dibutukan khusus menyangkut materi bersangkutan akan
dipersiapkan sebelumnya.
Suatu analisa ketrampilan yang sederhana yang
digunakan pada setiap elemen atau unit pengajaran,
elemen akatifitas latihan memerlukan informasi yang jelas
dari setiap macam ketrampilan. Untuk analisa ini maka
perlulah diuraikan berbagai macam ketrampilan atau
pengetahuan yang akan disajikan dalam : 1). Tata uraian
langkah kerja, 2) tipe ketrampilan yang digunakan, 3)
tehnik ketrampilan yang digunakan, 4) mesin dan
peralatan, bahan dan sebagainya yang diperlukan, 4) serta
berbagai informasi lainnya.
Dengan gambaran analisa ketrampilan ini di
atas maka akan diperoleh penjelasan selengkapnya tentang
unit-unit materi yang perlu disajikan. Hal ini akan dapat
digunakan sebagai pedoman dalam menuisun materi
intruksional dengan harapan bisa memenuhi proses
pengajaran penyajian secara efektif dan efisien.
Analisa ini perlu uraian tentang ketrampilan
yang akan disajikan yang memuat tentang uraian langkah
kerja, tipe ketrampilan yang digunakan, tehnik
ketrampilan yang digunakan, mesin dan peralatan
maupun bahan yang diperlukan serta informasi
3. Pendekatan Dalam Penyusunan Program Latihan
Seperti diuraikan sebelumnya, suatu program
latihan bergantung pada kebutuhan pekerjaan atau dengan
kata lain harus beroreantasi kepada penempatan lapangan
pekerjaan . Dengan demikian setiap program latihan harus
memiliki tujuan yang jelas dan pasti, dan keberhasilan
latihan ini harus dapat terukur (measureble).
Pengukuran ini dapat dilakukan di akhir program
pelatihan dengan apa yang disebut sebagai post-test. Hal
ini akan menggambarkan keberhasilan yang dicapai
Dalam mengikuti program latihan atau mampu
melaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan jabatan yang
tercermin pada program latihan. Ukuran keberhasilan ini
masih perlu memperhatikan pengukuran keberhasilan
pada tahap tindak lanjut latihan. Yaitu tercapainya usaha
penempatan pada lapangan kerja sesuai dengan program
pelatihan yang diperoleh.
Persyaratan yang dibutuhkan harus sesuai dengan
programnya, meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan,
pengalaman, umur, jenis kelamin, kemampuan fisik, yang
menyangkut kebutuhan minimal yang diperlukan untuk
mengikuti program pelatihan.
Dalam merumuskan penyusunan elemen
pengajaran, antara lain mencakup:
a. Tata susunan Kurikulum dan Silabus mata pelajaran
yang akan disajikan. Kelengkapan ini akan
mencerminkan persiapan program pelatihan yang
dilaksanakan. Setiap pengajar harus harus menyusun
materi instruksionalnya dengan dasar silabus ini
di atas. Sehingga pengendalian dalam pencapaian
sasaran atau tujuan latihan ynag ditetapkan dalam
program latihan pelaksanaanya akan mudah
dilakukan.
b. Penyusunan tata penyelenggaraan atau metodologi
penyajian kurikulum perlu dilakukan dengan
penyesuaian tahap dan langkah penyajian antara mata
pelajaran, antar silabus, dan hubungan ketergantungan
antara tehnik dan metoda penyajian yang diberikan.
c. Pengadaan fasilitas penyajian latihan meliputi
persiapan pengajaran seperti pengadaan alat-alat
peraga, bahan-bahan latihan yang diperlukan,
peralatan mesin dan kondisi lingkungan latihan yang
memenuhi persyaratan minimum.
4. Penyusunan Kurikulum dan Silabus
Untuk menyususn kurikulum perlu dituliskan
dalam kalimat pasif dan mata pelajaran yang tercantum
ini akan mencerminkan fungsi kegitana kerja dalam
struktur alatihan atau jabatan yang sesuai dengan program
latihannya. Untuk penyusunan silabus dilandasi dengan
pelaksanaan tugas pekerjaan dan berbentuk kalimat aktif
dan terbatas dengan tingkat ketrampilan tertentu yang
mencerminkan elemen belajar maupun langkah-langkah
pengajaran. Semakin jelas uraian program
latihannya akan membuat semakin jelas dalam
uraian penyajian latihan. Menurut James B Macdonald (
Piner, 1975) untuk menyusun kurikulum hendaknya :1).
Bisa memberi kerangka pegangan dalam
pengembangan dan pengarahan kegiatan kurikulum, 2)
bisa mengidentifikasi dan menjelaskan variabel-variabel
dan hubungannya dengan aspek kurikulum yang dapat
divalidasi secara empiris, 3) memberi suatu perangkat
prinsip-prinsip dan hubungan yang dapat diuji secara
empiris didalam pengembangan kurikulum.
Perlu diperhatikan bahwa kurikulum selalu
memiliki implikasi bagi perbuatan dan tindakan
dengan memperhatikan hasil yang dicapai dalam
pelatihan yang tercakup didalamnya terlibat aspek
epistemologi atau pengetahuan, ontologi atau keberadaan
eksistensi maupun realita dan aksiologi yang berupa nilai-
nilai.
Pengetahuan diwujutkan dalam bentuk konseptual
yang dapat diaplikasikan, realitas mengutamakan masalah
kultural atau yang saat ini diperlukan oleh user atau
pemakai peserta lulusan. Nilai menonjolkan pada
pengalaman belajar apakah bahan pelajaran didasarkan
atas pengetahuan dan nilai ketrampilan antara lain
meliputi tujuan pelatihan, bahan pelatihan, prosel belajar
mengajar, dan penilaian. Dalam pelatihan ada tiga sumber
yang harus diperhatikan yaitu pengetahuan, user/
pengguna lulusan, dan peserta latihan. biasanya
peserta latihan siswanya sangat hiterogin yang tidak
terikat oleh basic pendidikan yang sama.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun materi kurikulum latihan kerja antara lain:
a. Membentuk tim penyusunan kurikulum
b. Melibatkan pengguna lulusan
c. Sesuai dengan kebutuhan kerja
d. Menyesuaikan dengan peralatan kerja
e. Mengandung muatan teoritis
f. Mengandung muatan praktis
g. Mengandung muatan peraturan kerja
h. Mengandung muatan kerja dan etika pekerja
i. Mengandung muatan keselamatan kerja
j. Alokasi waktu disesuaikan dengan jumlah jam kerja,
misalnya waktu pelatihan perhari 8 jam atau satu
minggu 40 jam kerja.
Dalam kurikulum ini dibuat sedemikian rupa
dengan harapan siswa akan terbiasa melaksanakan
kegiatan latihan seperti suasana waktu kerja.
Mengkondisikan keadaan seperti ini agar sisw terlatih
untuk bekerja yang sesuai dengan suasana waktu kerja,
umumnya mulai jam 08.00 sampai dengan jam 16.00.
E. PRINSIP PELAKSANAAN PELATIHAN
1. Merencana Materi Latihan
Didalam merencanakan rencana materi latihan
hendaknya memperhatikan sayarat sebagai berikut:
a. Lengkap, mencakup semua komponen pelajaran
b. Mudah diikuti atau dimengerti
c. Diatur dalam bentuk dan susunan yang sistimatik
d. Berisi langkah-langkah yang penting, kata-kata,
catatan, dan pertanyaan yang diperlukan
e. Berisi hanya bahan materi yang berhubungan dengan
materi latihan
f. Digunakan oleh Instruktur, bukan oleh siswa
g. Digunakan sebagai pedoman dalam penyampaian
materi latihan.
Fungsi dan tujuan rencana materi latihan
(pelajaran) antara lain :
a. Sebagai alat alat bantu bagi instruktur
b. Sebagai petunjuk bagi Instruktur, agar tidak
menyimpang dari tujuan pelatihan.
c. Agar penyajiannya sistimatis
d. Mengurangi kekeliruan yang mungkin dilakukan
Instruktur.
e. Efisiensi pemakaian waktu
f. Sebagai pedoman dalm mengembangkan isi pelajaran.
2. Format Rencana Pelajaran (mata latihan)
Rencana pelajaran disusun untuk digunakan bagi
instruktur dalam membedakan lembaran pengajaran.
Antara lain rencana rencana ini berurutan sebagai
berikut:
a. Judul materi, judul hendaknya ditulis dengan jelas
tujuannya untuk menyatakan pada instruktur dan
siswa secara pasti bagian materi yang akan diajarkan.
Sekaligus berfungsi sebagai batas dari materi
latihan,mengarahkan instruktur atau siswa ke arah
yang yang diinginkan
b. Tujuan latihan, menyatakan secara singkat dan teliti
perubahan yang diharapkan pada kemampuan siswa
setelah selesai latihan,
c. menekankan perubahan kemampuan siswa dalam
bentuk yang dapat diamati dan dapat diukur atau
dinilai, membantu dalam dalam menentukan luas
bahasan, menentukan batasan yang tetap dari isi
pelajaran.
d. Alat peraga, alat yang akan dipakai ditulis dengan
mensertakan daftar dari lata yang akan digunakan
dalam mengajar, sekaligus mengingatkan kepada
instruktur alat peraga apa yang akan disiapkan dalam
mengajar.
e. Metoda mengajar, metoda hendaknya dipersiapkan
metoda mana yang paling cocok untuk mengajar
materi ini , apakah dengan soft tolk, demonstrasi,
tanya jawab, ceramah dan lain-lain.
f. Pendahuluan, sebagai langkah awal atau pemanasan
yang diawali dengan mengabsen peserta ,
mengingatkan kembali materi yang telah dibahas
sebelumnya dan memperkenalkan topik yang akan
disajikan, menjelaskan tujuan belajar dalam materi
yang akan diajarkan, mengecek pengeahuan yang
sudah dimiliki sekedar menggugah materi yang lalu.
g. Penyajian, pada langkah penyajian dalam rencana
pelajaran dituliskan kerangka isi pelajaran secara teliti,
pemakaian secara garis besar dari pelajaran tahap
demi tahap, langkah-langkah penting dan kunci-kunci
kerja, keselamatan kerja, kegiatan siswa, alat peraga,
kegiatan instruktur.
h. Aplikasi, , langkah-langkah dalam aplikasi berisikan
Pernyataan tugas siswa untuk mencobakan
ketrampilan atau pengetahuan yang sudah disajikan
pada langkah-langkah penyajian dengan bantuan
instruktur bilaman perlu, menguraikan secara tegas
semua pertanyaan siswa.
i. Evaluasi, berisikan tentang pernyataan yang jelas
tentang kegiatan yang harus dilaksanakan siswa
tentang test praktek, test obyektiv, tugas pekerjaan
rumah,dan tugas-tugas lainnya, dan prosedur evaluasi.
3. Menyusun Tujuan Belajar
Dengan menyusun tujuan belajar yaitu untuk
mengetahui kemampuan yang diharapkan oleh siswa yang
dapat diukur keberhasilannya. Fungsi tujuan belajar tidak
lain untuk menentukan pedoman dalam, pemilihan isi
pelajaran latihan, menyusun evaluasi hasil belajar,
penyiapan bahan serta peralatan latihan, penentuan urutan
penyajian latihan serta lama latihan. Definisi belajar adalah
proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman.
Seseorang dikatakan telah belajar jika ada perubahan
dalam tingkah laku yang berupa pengetahuan maupun
ketrampilan serta sikap . Kalau sampai terjadi siswa belum
mengalami perubahan dalam peningkatan pengetahuan
maupun ketrampilan yang sesuai dengan tujuan belajar
yang sudah ditetapkan , maka guru atau pengajar belum
mengajar dengan baik. Pengajar hendaknya:
a. Mengenal siswa dan mengetahui kemampuan
masing-masing siswa.
b. Menguasai bidang kejuruan dan mampu mengajarkan
kepada siswa.
c. Mempunyai sikap mental yang baik dan bisa menjadi
contoh bagi siswa.
d. Mengikut sertakan siswa aktif secara individu
maupun kelompok.
e. Mencerminkan komunikasi dua arah, artinya pengajar
tidak hanya sekedar menyampaian informasi tanpa
mengembangkan mental, tetapi hendaknya pengajar
mampu mengembangkan cara belajar siswa agar
materi pelajaran dapat dipahami dengan penuh
keyakinan.
Selain itu didalam mengarahkan siswa pada pokok
permasalahannya hendaknya dapat dilakukan kegiatan
tentang pengulasan langsung pengalaman yang pernah
dilakukan atau dialami oleh siswa maupun pengajar pada
waktu sebelumnya . Begitu pula pengajar mampu
membangkitkan dengan cara melontarkan pendapat, atau
saran, maupun gambar-gambar yang bisa memotivasi
siswa.
Didalam proses belajar mengajar menurut
Suryosubroto (1997), menjelaskan bahwa proses belajar
mengajar hendaknya selalu mengikut sertakan siswa
secara aktif guna mengembangkan kemampuan-
kemampuan siswa antara lain kemampuan mengamati,
menginterpretasikan, meramalkan, mengaplikasikan
konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian serta
mengkomunikasikan hasil penemuannya. Contoh tujuan
belajar
a. Siswa akan mampu mengukur besarnya kompressi
pada motor disel
b. Siswa akan mampu memasang nozel pada motor disel
c. Siswa mampu menggambarkan kelistrikan otomotiv
d. Siswa mampu memperbaiki membuat pagar
e. Siswa mampu memperbaiki TV berwarna
Didalam proses pembelajaran ketrampilan pengajar
hendaknya mampu membedakan antara mengawasi
dalam pekerjaan dan mengajar. Kalau mengawasi
pekerjaan, menitik beratkan pada hasil produksi, pekerja
menghasilkan brang jadi, bahan yang digunakan menurut
ketentuan, perlu pengawasan agar pekerjaan ini
dilaksanakan dengan baik. Melatih fokusnya pada siswa,
bahan yang digunakan sesuai dengan rencana latihan,
pengajar mengajar sesuai dengan elemen tugas dengan
cara yang mudah difahami siswa.
Fungsi tujuan belajar, tujuan belajar merupakan
pedoman dalam : 1) pemilihan isi pelatihan, 2)
penyusunan evaluasi hasil belajar, 3) penyiapan bahan
maupun peralatan pelatihan, 4) penentuan urutan
penyajian pelajaran, 5) perencanaan lama pelatihan.
Contoh tujuan belajar: 1) kejuruan elektronika, siswa akan
mampu mengukur besar tahanan dalam transistor 2)
kejuruan perhotelan siswa akan mampu menata ruang
tamu dengan serasi dan nyaman
Tujuan belajar dsamping fungsi ada pula komponen
belajar yang terdiri dari: 1) terminal behaviour, yaitu
mengetahui apa yang nantinya siswa lakukan setelah
selesai belajar. Kemampuan ini merupakan tidakan (action
verb) atau perbuatan yang dapat diukur misalnya
dinyatakan dalam kata kerja seperti: membuat daftar,
membandingkan, menyusun, mengelompokkan,
mengukur, mengemudikan, menggambarkan dan lain-
lain. 2) condition, yaitu bagaimana siswa akan
melaksanakan kemampuan, hal ini bergantung kepada
lingkungan dmana hal itu dilaksanakan, alat peralatan
yang digunakan, bahan yang digunakan, perangkat alat
bantu yang digunakan, batasan kemamapuan fasilitas
yang digunakan dan kegiatan fisik yang dilakukan.
Contoh:
a. Kemampuan : mengukur besarnya tahanan dalam
tansistor
Kondisi : dengan Ohm meter.
b. Kemampuan : mengasah pahat pukul
Kondisi : dengan asahan beraneka ukuran pahat.
4. Standart, yaitu komponen dari tujuan belajar yang
berkaitan dengan kemampuan minimal yang harus
dicapai. Standart merupakan kriteria penentuan
tingkat mutu dari kemampuan yang harus dicapai oleh
siswa. Standart terkait dengan program yang
dicanangkan atau program yang diikuti, hal ini
dibedakan dalam tiga tipe yaitu : 1) ketelitian, 2)
kecepatan, 3) kemampuan, contoh
a. Kemampuan: mengukur transistor
Kwalitas: bisa mengetahui tahanan dalam transisstor
b. Kemampuan: membuat kue basah
Kwalitas: membuat koci-koci, nogosari
c. Kemampuan : bisa membubut pipa 7 inchi
Kwalitas : membubut batres trade dengan toleransi
0,004 inchi
Pedoman tujuan belajar, dalam menentukan
pedoman tujuan belajar antara lain harus diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Tujuan harus jelas
b. Belajar harus melalui proses latihan
c. Belajar
harus bisa diukur
d. Belajar harus realistik dan cocok dengan kegiatan belajar
5. Penyusunan Materi Instruksional
Materi instruksional diartikan sebagai bagian
tertentu dari mata latihan /pelajaran yang diajarkan oleh
instruktur atau pengajar. Dalam penyajian materi
hendaknya dimulai dengan cara bertahap dimulai dari
materi pelajaran yang mudah menuju materi pelajaran
yang sulit, sepertihalnya naik tangga. Atau dari yang harus
diketahui menuju kepada yang baik diketahui, dari yang
nyata ke yang abstrak, dari yang sederhana menuju ke
yang lengkap dan dari hal menyeluruh menuju hal yang
rinci.
Materi pelajaran hendaknya memuat hal-hal
tentang 1) tujuan belajar, , 2) berisi kegiatan belajar, 3)
isinya lengkap, 4) materinya berhubungan dengan
pelajaran lain, 5) memuat hal yang baru Dilihat dari isi
pelajaran dapat diprioritaskan menjadi tiga hal penting
yaitu Must know , (harus diketahui) yaitu
pengetahuan yang harus diketahui, should now (penting
diketahui) yaitu pengetahuan jika diketahui (mau
mengetahui) akan mempermudah penyelesaiannya, nice
now (sebaiknya diketahui) yaitu jika diketahui akan bisa
nyaman dalam menambah wawasan
Sebuah diagram dibawah ini merupakan ilustrasi
atau saran yang sebagai tahapan bahan dalam mengajar.
Sebagai guru yang baik adalah memiliki tanggungan
yang sedang dihadapai pada suatu obyek yang
berlangsung dengan perencanaan dengan penuh hati-hati
didalam mengambil jalan lintas.
Tahapan ini berawal dengan must know,
should nor dan nice now. Dengan demikian siswa akan
menjadi lebih jelas tentan maksud materi yang disajikan
oleh guru.
Disamping memilih pelajaran berdasar prioritas,
memilih pelajaran ditentukan berdasar waktu
maksudnya materi pelajaran yang diberikan harus
dipertimbangkan waktu yang tersedia, berdasar isi
pelajaran, frekuensi penyajian dan bobot pelajaran.
Menurut RS. Bloom, tujuan belajar dibagi menjadi
tiga yaitu cognitive, psychomotor dan affective, Cognitive
menurut Gagne terdiri dari verbal information, intellectual
skill dan cognitive strategi. Verbal information siswa mampu
menyebutkan secara tulisan atau atau mengingat informasi
dengan menghafal misal siswa mampu menghafal bagian-
bagian dari mesin, menghafal bagian-bagian struktur
tumbuhan jagung, Intellectual skill, siswa mampu
membedakan atau merumuskan fakta.
Psychomotor, terfokus pada ketrampilan yang
terkait dengan otot dan otak maupun dengan indera
lainnya dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan misal
kemampuan dalam menjalankan kendaraan, kemampuan
praktek di laboratorium. Affective, terfokus kepada sikap
dalam melaksanakan sesuatu yang berpengaruh pada
lingkungan akibat dai perubahan sikap mental melalui
pengalaman. Sikap ini merupakan penggabungan dari
pengetahauan dan pengalaman ketrampilan yang pernah
dialami.
Didalam penyusunan materi instruksional,
ada dua hal antara lain trainee manual (pedoman siswa
penuntun belajar) and intructional manual (pedoman
pengajar atau petunjuk mengajar)
Pedoman penuntn belajar, isinya lebih menekankan
kepada pelaksanaan tugas atau penjelasan yang berisi
pengetahuan. Pedoman pengajar isinya tentang tata cara
mengajarkan materi yang sesuai dengan kebutuhan.
Jenis materi instruksional antara lain: 1) lembar
instruksional (instructioanl Sheet/ information sheet), 2)
lembar kerja (job sheet atau assigment sheet), 3) bahan
pegangan(hand out material), 4) manual latihan(training
manual), 5) paket belajar(learning package), petunjuk
latihan(training guidelines).
Pedoman Instruktur terdiri dari: 1) pedoman
pengajar / instruktur (instructor guide atau instructor
manual), 2) manual pelatih atau petunjuk melatih ( trainer
manual atau guideline), 3) paket latihan bagi instruktur
(instructor learning package), 4) petunjuk latihan (training
guidelines).
Disamping pedoman siswa dan pedoman
pengajar, ada pula pedoman untuk pengelompokkan
penyusunan materi latihan antara lain: 1) lembar
informasi, yang berisi tentang penjelasan tentang lingkup
pengetahuan, 2) lembar instruksional mencakup judul
materi, tujuan dan waktu pelaksanaan, alat dan bahan
yang digunakan, hasil pengertian yang harus dicapai oleh
siswa, daftar evaluasi atau pengujian. Jika mengajar terkait
dengan praktek harus ada: 1) lembar tugas, berisi tentang
penyajian yang berupa pelaksanaan tugas atau perintah
kerja yang terkait dengan praktek, 2) lembar kerja berisi
tentang judul, tujuan perintah kerja, alat, perlengkapan
yang digunakan, langkah-langkah kerja, hasil pelaksanaan,
daftar penilaian, gambar-gambar kerja .
Untuk evaluasi ada lembaran pencapaian tugas
(performance sheet), digunakan untuk pengendalian
program, lembaran ini berisikan materi yang akan diuji
yang sesuai dengan bobot kepentingan. Untuk
pembobotan perlu ada klasifikasi yang bersifat
baku yang digunakan pedoman dalam memberi
penilaian yang sesuai dengan bobot materi yang diberikan.
F. PENGERTIAN OUTPUT DAN OUTCOME
Didalam sistim pelatihan pelaksanaanya mulai dari
masukan, proses, keluaran, kemudian menuju ke dunia
kerja atau penempatan kerja. Dunia kerja merupakan
dampak dari pelatihan. Jadi output merupakan lulusan
latihan , outcome itu merupakan dampak dari pelatihan
sehingga mampu bekerja di perusahaan maupun bekerja
sendiri diat