lukas 1-12 3


 utamakan saat  sunat dilembagakan. Me-

reka bersukacita atas kelahiran anak itu dan datang bersama-

sama untuk menyunatkan dia. Perhatikanlah, kebahagiaan terbe-

sar yang bisa kita terima di dalam anak-anak kita yaitu  menye-

rahkan mereka kepada Tuhan  , serta mengakui hubungan kovenan 

mereka dengan Dia. Hendaknya baptisan anak-anak kita lebih 

menjadi sukacita kita dibandingkan dengan kelahiran mereka.  

Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk memberikan nama 

kepada anak-anak mereka pada saat penyunatan, sebab  saat  

Abram disunat, Tuhan   memberinya sebuah nama baru, dan me-

manggilnya Abraham. Bukanlah suatu hal yang buruk bila mem-

biarkan mereka tidak bernama sampai tiba saatnya menyerahkan 

mereka kepada Tuhan  . Sekarang perhatikan baik-baik, 

1.  Beberapa orang mengusulkan untuk menamainya Zakharia, 

menurut nama bapanya. Kami tidak menemukan contoh di 

dalam Alkitab bahwa seorang anak harus menyandang nama 

bapanya; mungkin hal itu menjadi kebiasaan yang datang ke-

mudian di kalangan orang-orang Yahudi, seperti halnya de-

ngan kita. Dengan melakukan hal ini mereka bermaksud un-

tuk menghormati sang ayah yang besar kemungkinan tidak 

akan memiliki anak lagi. 

2.  Sang ibu menentangnya, dan menghendaki supaya ia dinamai 

Yohanes. Elisabet menyadari bahwa Tuhan   menetapkan nama 

ini (ay. 60) setelah mengetahuinya melalui ilham Roh Kudus 

(yang paling mungkin) atau melalui informasi tertulis dari 

suaminya. Ia harus dinamai Johanan – Yang penuh anugerah, 

sebab  ia akan memperkenalkan Injil Kristus, yang menyinar-

kan anugerah Tuhan   dengan lebih terang daripada yang belum 

pernah terjadi selama ini.  

3.  Para kerabat keberatan dengan nama itu (ay. 61): “Tidak ada 

di antara sanak saudaramu, tidak ada di antara kerabat ke-

luargamu, yang bernama demikian. sebab  itu, jika ia tidak 

boleh menyandang nama ayahnya, namakan dia dengan salah 

satu nama sanak saudara ayahnya. Si saudara itu akan meng-

anggapnya sebagai tanda rasa hormat kepadanya sebab  

namanya dipakai untuk anak yang menakjubkan itu.” Per-

hatikanlah, mereka yang memiliki sahabat harus menunjukkan 

rasa persahabatan mereka itu, dan begitu pula mereka yang 

memiliki pertalian keluarga harus menunjukkan pertalian itu 

seperti yang diwajibkan untuk dilakukan kepada sanak sau-

dara.  

4. Mereka minta petunjuk kepada sang ayah, dan mencoba me-

ngetahui apa yang ada di dalam benaknya; sebab  tugasnya-

lah untuk memberi nama kepada anak itu (ay. 62). Mereka 

memberi isyarat kepadanya, yang menunjukkan bahwa ia tuli 

dan bisu; atau mungkin tampaknya ia bahkan sudah kehilang-

an akal sama sekali. Bila tidak, orang lain akan berpikir seha-

rusnya mereka terlebih dahulu meminta dia menulis nama 

anaknya, seandainya ia pernah berkomunikasi secara tertulis 

sejak ia menderita tuli dan bisu secara tiba-tiba. Namun, me-

reka menyampaikan masalah itu sebisa-bisanya, dan mem-

bantunya memahami perbantahan yang sedang terjadi sebab  

hanya dia sendiri yang bisa menetapkan nama anak itu. Ke-

mudian ia membuat isyarat kepada mereka agar memberinya 

sebuah batu tulis, seperti yang biasa mereka pergunakan, lalu 

dengan sebatang alat tulis ia menulis kata-kata ini, Namanya 

yaitu  Yohanes (ay. 63). Perhatikanlah, ia tidak menulis 

“Namanya akan begini,” atau “Aku ingin namanya begini,” 

namun  dengan tegas, “Namanya yaitu  begini.” Nama itu telah 

ditetapkan sebelumnya; malaikat telah memberinya nama itu. 

Perhatikanlah, saat  Zakharia tidak dapat berbicara, ia menu-

lis. saat  mulut para pelayan Tuhan dibungkam sehingga me-

reka tidak bisa berkhotbah, mereka masih bisa berbuat baik 

selama tangan mereka tidak terikat sampai tidak bisa menulis. 

Banyak di antara para martir yang dipenjarakan menulis surat 

kepada sahabat-sahabat mereka, yang lalu   ternyata 

menjadi sesuatu yang sangat berguna. Rasul Paulus yang 

terberkati itu juga melakukan hal yang sama. Nama yang 

ditulis oleh Zakharia persis sama seperti nama yang telah 

dipilih oleh Elisabet, dan hal itu sangat mengejutkan banyak 

orang. Mereka pun heran semuanya, sebab  mereka mengeta-

hui bahwa dengan alasan apa pun akibat ketulian dan kebisu-

annya, mereka tidak dapat bercakap-cakap satu sama lain, 

namun mereka berdua dibimbing oleh Roh yang satu dan 

sama. Atau mungkin juga mereka merasa heran sebab  ia 

mampu menulis dengan begitu jelas dan cerdas, sesuatu yang 

belum pernah dilakukannya sebelumnya (serangan yang dide-

ritanya dengan tiba-tiba itu mirip dengan kelumpuhan saraf). 

5. Kemampuan berbicaranya lalu   dipulihkan (ay. 64). Seke-

tika itu juga terbukalah mulutnya. Waktu yang ditetapkan sebe-

lumnya untuk berdiam diri yaitu  sampai kepada hari, di 

mana semuanya yang membahagiakan ini terjadi (ay. 20); 

bukan semua hal yang terjadi sebelum pelayanan Yohanes, 

melainkan hal-hal yang berkaitan dengan kelahiran dan nama-

nya (ay. 13). Sekarang waktu itu sudah berakhir, maka peng-

halang itu pun diambil, dan Tuhan   membuat mulutnya terbuka 

lagi, seperti yang dilakukan-Nya terhadap Yehezkiel (Yeh. 

3:27). Dr. Lightfoot membandingkan kasus Zakharia ini de-

ngan yang terjadi pada Musa (Kel. 4:24-26). Akibat ketidakper-

cayaannya, kehidupan Musa ada dalam bahaya. Demikian 

pula halnya Zakharia yang melakukan kesalahan yang sama, 

ia menjadi bisu secara tiba-tiba, namun  pada saat anaknya di-

sunat dan imannya dipulihkan, bahaya itu pun dilalukan. 

Ketidakpercayaan mengunci mulutnya, dan sekarang, saat  ia 

percaya, mulutnya terbuka lagi; ia percaya, sebab  itu ia berbi-

cara. Daud didera rasa bersalah sejak anaknya mulai dikan-

dung sampai beberapa hari setelah anak itu dilahirkan; kemu-

dian Tuhan menjauhkan dosanya setelah ia bertobat, dan ia 

tidak akan mati. Zakharia tidak bisu lagi, mulutnya terbuka, 

lalu ia berkata-kata dan memuji Tuhan  . Perhatikanlah, saat  

Tuhan   membuka bibir kita, mulut kita harus mengalirkan puji-

an kepada Tuhan  . Alangkah sayangnya seandainya kita tidak 

menggunakan kemampuan berbicara kita untuk memuji Tuhan  , 

sebab  lidah kita yaitu  kemuliaan kita yang paling utama bila 

dipakai  untuk kemuliaan Tuhan  . 

6. Hal ini menjadi buah tutur di seluruh pelosok negeri, menghe-

rankan semua orang yang mendengarnya (ay. 65-66). Pikiran 

dan perasaan orang bukanlah untuk diremehkan, namun  untuk 

diperhatikan.  

Dikatakan di sini: 

(1) Segala peristiwa itu menjadi buah tutur dan pembicaraan 

umum di seluruh pegunungan Yudea. Sayang sekali cerita 

mereka tidak langsung ditulis dan segera dipublikasikan ke 

seluruh dunia.  

(2) Sebagian besar orang yang mendengar hal ini menjadi 

gempar: Ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitar-

nya. Bila kita tidak memiliki suatu pengharapan yang baik 

seperti yang seharusnya kita miliki, yaitu pengharapan 

yang dibangun di atas Injil, maka berita mengenai Injil itu 

akan memenuhi diri kita dengan ketakutan. Mereka per-

caya dan gemetar, padahal seharusnya mereka percaya dan 

melonjak kegirangan.  

(3) Hal itu meningkatkan harapan orang banyak mengenai 

anak ini dan membuat mereka harus memperhatikan dia 

untuk melihat apa yang akan terjadi dirinya kelak. Mereka 

merenungkan pertanda ini di dalam hati mereka, me-

nyimpannya baik-baik di dalam pikiran dan ingatan me-

reka, sebab  akan tiba saatnya mereka harus menghadir-

kan kembali ingatan ini  saat  nubuat ini  dige-

napi. Perhatikanlah, apa pun yang kita dengar dan yang 

mungkin dapat kita gunakan nanti, harus kita simpan 

baik-baik untuk kita sampaikan demi kebaikan orang lain, 

baik itu hal baru maupun lama. saat  saatnya tiba, kita 

bisa menengok ke belakang pada pertanda tadi dan ber-

kata, “Itulah yang kita harapkan.” Mereka berkata-kata di 

dalam hati masing-masing dan di antara mereka sendiri, 

“Menjadi apakah anak ini nanti? Apa buahnya bila semua 

hal ini menjadi tunasnya, atau bilakah saatnya akan 

tumbuh tunas dari tanah kering?” Perhatikanlah, saat  

anak-anak dilahirkan ke dalam dunia ini, sangat tidak da-

pat dipastikan menjadi apakah mereka nantinya. Namun, 

kadang-kadang ada petunjuk awal bahwa ada sesuatu yang 

luar biasa akan terjadi pada mereka kelak, seperti pada 

kelahiran Musa, Simson, Samuel, dan dalam hal ini Yoha-

nes Pembaptis. Kita memiliki alasan untuk berpikir bahwa 

tentunya ada beberapa orang yang hidup pada masa saat  

Yohanes Pembaptis memulai pelayanan umumnya, masih 

ingat akan hal-hal ini dan menghubungkannya dengan 

peristiwa-peristiwa lainnya, sehingga banyak orang tertarik 

untuk mengikutinya.  

7.  Akhirnya, dikatakan bahwa tangan Tuhan menyertai dia. Ini 

berarti Yohanes berada di bawah perlindungan Yang Maha-

kuasa sejak kelahirannya sebagai seorang yang ditentukan un-

tuk melakukan pekerjaan besar dan penting, dan banyak con-

toh yang menunjukkan tentang hal ini. Tampaknya Roh Kudus 

juga bekerja sangat dini di dalam jiwanya. Segera setelah ia 

mulai mampu berbicara atau berjalan, Anda bisa melihat se-

suatu yang sangat luar biasa di dalam dirinya. Perhatikanlah, 

Tuhan   memiliki cara-cara-Nya sendiri saat  Ia bekerja dalam 

diri anak-anak selama masa bayi mereka, dan ini ada di luar 

pengetahuan kita. Tidak ada satu jiwa pun yang diciptakan 

Tuhan   kalau Ia tidak tahu menguduskan-Nya. 

Nyanyian Pujian Zakharia 

(1:67-80) 

67 Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, kata-

nya: 68 “Terpujilah Tuhan, Tuhan   Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan mem-

bawa kelepasan baginya, 69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan 

bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, 70 – seperti yang telah 

difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus – 71 

untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang 

yang membenci kita, 72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek mo-

yang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, 73 yaitu sumpah 

yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia menga-

runiai kita, 74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah 

kepada-Nya tanpa takut, 75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya

seumur hidup kita. 76 Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Tuhan   Yang 

Mahatinggi; sebab  engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk memper-

siapkan jalan bagi-Nya, 77 untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian 

akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, 78 

oleh rahmat dan belas kasihan dari Tuhan   kita, dengan mana Ia akan melawat 

kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, 79 untuk menyinari mereka yang 

diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki 

kita kepada jalan damai sejahtera.” 80 Adapun anak itu bertambah besar dan 

makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia 

harus menampakkan diri kepada Israel. 

Di sini kita membaca nyanyian yang dipakai  Zakharia untuk me-

muji Tuhan   saat  mulutnya terbuka. Dalam nyanyian itu dikatakan 

bahwa ia bernubuat (ay. 67), dan ia melakukannya sesuai dengan 

pengertian bernubuat yang sebenarnya; sebab  ia mengatakan hal-

hal yang akan terjadi mengenai kerajaan Mesias yang telah dinubuat-

kan oleh para nabi.  

Perhatikanlah: 

I.  Bagaimana ia layak untuk bernubuat: Ia penuh dengan Roh Ku-

dus, ia dilengkapi dengan kelengkapan yang luar biasa untuk 

maksud ini, ia mendapat ilham dari sorga. Tuhan   bukan hanya 

mengampuni ketidakpercayaan dan kesangsiannya (yang ditandai 

dengan dibebaskannya ia dari hukumannya), namun  juga sebagai 

contoh anugerah melimpah yang disediakan bagi orang-orang per-

caya, Ia memenuhinya dengan Roh Kudus, memberikan kehormat-

an ini kepadanya, dan menggunakan dia untuk kemuliaan-Nya. 

II. Isi nyanyiannya. Dalam nyanyian ini  tidak sedikit pun ia 

menyebut-nyebut kepentingan pribadi keluarganya, penghapusan 

aib keluarga, dan kehormatan yang diperoleh melalui kelahiran 

anak ini, walaupun pastilah ia akan mencari kesempatan untuk 

bersyukur kepada Tuhan   atas kelahiran anaknya ini bersama ke-

luarganya. Sebaliknya, dalam nyanyian ini ia sepenuhnya ber-

bicara mengenai kerajaan Mesias dan berkat bagi orang banyak 

yang dibawa oleh kerajaan itu. Mungkin ia sudah bersenang-

senang mengenai pokok anggurnya yang subur dan tunas pohon 

zaitunnya, seandainya ia tidak memandang kebahagiaan Yeru-

salem, damai sejahtera atas Israel, dan berkat bagi keduanya dari 

Sion (Mzm. 128:3, 5-6). Nubuat di dalam Perjanjian Lama sering 

diungkapkan dalam bentuk pujian dan nyanyian baru, demikian 

juga halnya nubuat pada awal Perjanjian Baru, “Terpujilah Tuhan, 

Tuhan   Israel.” Ia disebut Tuhan   seluruh bumi. Namun, Zakharia yang 

berbicara mengenai karya penebusan, menyebut Dia Tuhan, Tuhan   

Israel, sebab  nubuat, janji, dan segala pertanda penebusan 

diberikan kepada bangsa Israel hingga kini, dan kepada mereka-

lah diberikan penawaran dan rencana pertama dari karya pene-

busan itu. Israel sebagai bangsa pilihan, merupakan suatu per-

lambang dari umat pilihan Tuhan   yang dipilih-Nya dari segala 

bangsa, yang menjadi pusat perhatian-Nya saat  mengutus Sang 

Juruselamat. sebab  alasan inilah Ia disebut Tuhan, Tuhan   Israel. 

Sekarang Zakharia memuji Tuhan  , 

1. Untuk karya keselamatan yang akan dikerjakan oleh Sang 

Mesias sendiri (ay. 68-75). Inilah yang memenuhi dirinya, keti-

ka ia penuh dengan Roh Kudus, dan ini jugalah yang harus 

memenuhi mereka yang memiliki Roh Kristus. 

(1) Dengan jalan mengutus Sang Mesias, Tuhan   telah melaku-

kan lawatan penuh belas kasih kepada umat-Nya, setelah 

selama berabad-abad Ia tampak seakan tidak mengindah-

kan dan menjauhi mereka. Ia melawat mereka seperti se-

orang sahabat, untuk mencari tahu apa yang menjadi ma-

salah mereka. Dikatakan bahwa Tuhan   melawat umat-Nya 

yang sedang dalam perbudakan saat  Ia membebaskan 

mereka (Kel. 3:16; 4:31), melawat umat-Nya yang tengah 

kelaparan saat  Ia memberi mereka makanan (Rut 1:6). 

Kerap kali Ia mengutus nabi-nabi-Nya kepada mereka dan 

terus menjalin hubungan dengan mereka; namun  sekarang, 

Ia sendiri yang melawat mereka. 

(2) Ia telah mengerjakan penebusan itu bagi mereka: Ia telah 

membawa kelepasan bagi umat-Nya. Ini yaitu  tujuan 

Kristus datang ke dunia ini, yaitu untuk menebus mereka 

yang terjual sebab  dosa dan terjual di bawah kuasa dosa. 

Walaupun mereka yaitu  umat Tuhan   sendiri, Israel milik 

kepunyaan-Nya, anak-Nya, anak sulung-Nya, anak yang 

memiliki hak sebab  kelahiran, mereka juga perlu ditebus, 

dan akan binasa bila tidak ada penebusan. Kristus mene-

bus mereka dengan harga dari keadilan Tuhan  , menebus 

mereka dengan kuasa dari tangan Iblis yang kejam, seperti 

Israel keluar dari Mesir. 

(3) Ia menggenapi perjanjian (kovenan) kerajaan yang dibuat 

dengan raja Perjanjian Lama yang paling terkenal, yaitu 

Daud. Hal-hal yang mulia telah dikatakan tentang keluarg-

anya, bahwa pada dirinyalah, seorang yang perkasa, perto-

longan itu akan datang, dan bahwa tanduknya akan diting-

gikan, dan anak-cucunya akan ada sampai kekal (Mzm. 

89:20-21, 25, 30). namun  keluarga itu telah lama dalam 

keadaan tertolak dan terbuang (Mzm. 89:39). Sekarang ke-

luarga ini akan dimuliakan, sebab  menurut janji ini , 

tanduk Daud akan ditumbuhkan (Mzm. 132:17); Ia menum-

buhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam ke-

turunan Daud, hamba-Nya itu (ay. 69), di mana Ia dijanji-

kan dan diharapkan akan muncul. Daud disebut hamba-

Nya, bukan hanya sebagai seorang yang baik, namun  juga 

sebagai seorang raja yang memerintah bagi Tuhan  ; dan ia 

menjadi alat bagi keselamatan Israel melalui penetapannya 

sebagai raja dalam pemerintahan Israel. Demikianlah, 

Kristus menjadi Sang Pelaksana penebusan kekal hanya 

bagi mereka yang taat kepada-Nya. Di dalam Kristus, dan 

hanya di dalam Dia saja, keselamatan itu menjadi milik kita, 

dan menjadi tanduk keselamatan, sebab : 

[1] Itu yaitu  keselamatan yang mulia. Diangkat lebih ting-

gi di atas semua keselamatan lainnya, tiada yang dapat 

dibandingkan dengannya: di dalam keselamatan itu, 

Sang Penebus dan yang ditebus ditinggikan, dan tanduk 

mereka meninggi dalam kemuliaan.  

[2] Itu yaitu  keselamatan yang melimpah. Itu yaitu  

cornucopia – tanduk kelimpahan, keselamatan yang di 

dalamnya kita diberkati dengan berkat-berkat rohani, 

dalam perkara-perkara sorgawi dengan berlimpah-lim-

pah.  

[3] Itu yaitu  keselamatan yang dengan kuasa: kekuatan 

seekor binatang terletak di dalam tanduknya. Ia mem-

berikan sebuah keselamatan yang akan merobohkan 

musuh-musuh rohani kita, dan melindungi kita dari 

mereka. Di dalam kereta-kereta keselamatan ini Sang 

Juruselamat akan maju terus sebagai pemenang untuk 

merebut kemenangan.  

(4) Ia menggenapi janji-janji mulia yang diberikan kepada 

umat-Nya melalui nabi-nabi Perjanjian Lama yang sangat 

termasyhur, seperti yang telah difirmankan-Nya sejak pur-

bakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus (ay. 70). Ajar-

an-Nya tentang keselamatan melalui Sang Mesias diteguh-

kan oleh seruan melalui nabi-nabi-Nya, dan ajaran-Nya ini 

disertai bukti-bukti untuk memperkuat keagungan dan 

pentingnya keselamatan itu. Keselamatan inilah yang di-

serukan oleh nabi-nabi itu, sehingga layak diharapkan dan 

disambut. Itu yaitu  keselamatan yang telah diselidiki dan 

diteliti oleh nabi-nabi (1Ptr. 1:10-11), dan sebab  itu tidak 

boleh diremehkan atau dianggap tidak bernilai. Sekarang 

Tuhan   mengerjakan apa yang telah dikatakan-Nya pada za-

man dahulu kala, sebab  itu dikatakan, “Berdiam dirilah, 

hai segala makhluk, di hadapan Tuhan, dan dengarkan 

Dia.”  

Perhatikanlah:  

[1] Betapa kudusnya nubuat keselamatan itu. Nabi-nabi 

yang menyampaikan semua nubuat ini  yaitu  

nabi-nabi yang kudus, yang tidak berani berdusta, yang 

bertugas untuk meningkatkan kesalehan di antara 

umat manusia; sementara yang berbicara melalui mere-

ka yaitu  Tuhan   yang kudus sendiri.  

[2] Betapa purbakalanya nubuat itu, sejak permulaan du-

nia ini. Tuhan   telah berjanji pada permulaan dunia ini 

bahwa keturunan wanita  ini akan meremukkan ke-

pala ular itu, yang disampaikan saat  Adam memberi 

nama Hawa yang berarti kehidupan kepada istrinya. 

Demi benih wanita  ini, saat  Hawa melahirkan 

Kain, ia berkata, “Aku telah mendapat seorang anak 

laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” lalu  , seorang 

anak lagi dinamakan Set yaitu, menetap. Lalu Nuh 

memperoleh nama yang berarti perhentian, dan bernu-

buat bahwa Tuhan   akan tinggal dalam kemah-kemah 

Sem. Tidak lama setelah dunia baru dimulai dalam ke-

hidupan Nuh, janji ini  diberikan kepada Abraham, 

bahwa oleh keturunannya semua bangsa di bumi akan 

mendapat berkat.  

[3] Betapa indahnya keselarasan dan keserasian nubuatan 

yang kita temukan di antara para nabi itu. Tuhan   menga-

takan hal yang sama melalui mereka semua, dan ka-

rena itu dikatakan sebagai dia stomatos, bukan melalui 

mulut-mulut, namun  melalui mulut nabi-nabi, sebab  me-

reka semua berbicara tentang Kristus seolah-olah se-

perti dengan satu mulut.  

Sekarang, keselamatan seperti apa yang dinubuatkan ini? 

Pertama, itu yaitu  penyelamatan dari kedengkian 

musuh-musuh kita, suatu sōtērian ex echthrōn hēmōn – 

keselamatan yang melepaskan kita dari musuh-musuh 

kita, dari antara mereka, dan melepaskan kita dari ta-

ngan semua orang yang membenci kita (ay. 71). Itu 

yaitu  keselamatan dari dosa dan dari kekuasaan Iblis 

atas kita, baik melalui kecemaran di dalam batin kita 

maupun melalui godaan di luar diri kita. Orang-orang 

Yahudi yang duniawi berharap agar mereka dibebaskan 

dari kuk bangsa Romawi, namun  sejak dulu telah diper-

lihatkan bahwa penebusan itu lain sifatnya. Dia akan 

menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka, sehingga 

dosa tidak lagi berkuasa atas mereka (Mat. 1:21) 

Kedua, keselamatan itu yaitu  sebuah pemulihan 

kepada perkenan Tuhan  ; untuk menunjukkan rahmat-Nya 

kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanji-

an-Nya yang kudus (ay. 72). Sang Juruselamat bukan 

hanya menghancurkan kepala ular yang menjadi penye-

bab kehancuran kita, namun  ia juga akan memulihkan 

kita kembali supaya hidup di dalam rahmat Tuhan   dan 

mengembalikan kita ke dalam perjanjian (kovenan)-Nya. 

Ia akan membawa kita seperti ke dalam taman Firdaus 

lagi, seperti yang ditunjukkan melalui janji-janji yang 

disampaikan kepada nenek moyang kita dan melalui 

perjanjian (kovenan) kudus yang dibuat dengan mereka, 

yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, 

bapa leluhur kita (ay. 73).  

Perhatikanlah:  

1.  Bahwa apa yang dahulu dijanjikan kepada nenek 

moyang kita dan lalu   digenapkan bagi kita 


 68

yaitu  rahmat, semata-mata rahmat. Semuanya bu-

kan sebab  kelayakan kita (kita layak mendapat 

murka dan kutuk), namun  melulu sebab  rahmat 

Tuhan  , yang merancang anugerah dan kehidupan 

bagi kita: ex mero motu – menurut kerelaan-Nya 

sendiri. Ia mengasihi kita sebab  ia mau mengasihi 

kita.  

2. Tuhan   dengan ini memperhatikan kovenan-Nya, kove-

nan-Nya yang kudus yaitu kovenan dengan Abra-

ham, “Aku akan menjadi Tuhan  mu dan keturunanmu.” 

Keturunan ini benar-benar menjadi terhukum kare-

na pelanggaran mereka. Tampaknya Ia telah melupa-

kan mereka dengan menimpakan kesengsaraan 

kepada mereka, namun  sekarang ia akan mengingat 

keturunan-Nya itu kembali. Sekarang Ia akan me-

nunjukkan bahwa Ia mengingat mereka, sebab  rah-

mat-Nya datang kembali, “Maka Aku akan mengingat 

perjanjian-Ku” (Im. 26:42). 

Ketiga, keselamatan itu merupakan syarat supaya 

kita dilayakkan untuk beribadah kepada Tuhan  . Dengan 

keselamatan itu kita juga didorong untuk beribadah 

kepada-Nya. Inilah sumpah yang diucapkan-Nya kepada 

Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia akan mengaruniai 

kita kuasa dan anugerah untuk beribadah kepada-Nya, 

dengan cara yang berkenan kepada-Nya dan yang me-

nyenangkan bagi diri kita (ay. 74-75). Tampaknya pem-

bebasan bangsa Israel dari perhambaan di negeri Mesir 

mengandung sebuah kiasan di sini, yaitu saat  Tuhan   

berkata kepada Musa bahwa Ia sedang menggenapi 

kovenan yang Ia buat dengan Abraham (Kel. 3:6-8), dan 

bahwa rancangan-Nya untuk membawa mereka keluar 

dari Mesir yaitu  agar mereka dapat beribadah kepada 

Tuhan   di gunung ini (Kel. 3:12).  

Perhatikanlah, rancangan besar anugerah Injil bu-

kanlah membebaskan kita dari tugas beribadah, namun  

justru melibatkan dan mendorong kita untuk beribadah 

kepada Tuhan  . Berdasarkan pengertian ini, Kekristenan 

harus selalu dipandang dengan maksud untuk mem-

buat kita benar-benar saleh, mengizinkan kita beriba-

Injil Lukas 1:67-80 

 69

dah kepada Tuhan  , mengikat kita pada kewajiban ber-

ibadah itu, dan membangkitkan hasrat kita untuk ber-

ibadah. Oleh sebab  itu, kita dibebaskan dari kuk dosa, 

supaya bahu kita bisa diletakkan di bawah kuk Yesus 

yang nyaman dan ringan. Ikatan-ikatan kita yang di-

buka-Nya mengikat kita dengan lebih cepat kepada-Nya 

(Mzm. 116:16).  

Dengan demikian kita dapat:  

1.  Beribadah kepada Tuhan   tanpa takut – aphobōs. Kita 

dibawa pada keadaan keselamatan yang kudus su-

paya kita dapat beribadah kepada Tuhan   dengan ke-

amanan yang kudus dan keteduhan pikiran, bebas 

dari rasa takut terhadap yang jahat. Kita harus ber-

ibadah dengan rasa takut yang mengandung rasa 

hormat seperti seorang anak, ketakutan yang me-

ngandung rasa hormat dalam kepatuhan. Rasa ta-

kut yang membangkitkan dan menghidupkan, bu-

kan dengan rasa takut yang penuh kepura-puraan, 

seperti seorang pelayan yang malas, yang menyama-

kan Tuhan   seperti seorang tuan yang kejam dan tidak 

punya akal sehat. Bukan dengan rasa takut yang 

mengandung siksaan dan keheranan di dalamnya, 

juga bukan dengan rasa takut terhadap hukum, ka-

rena ada roh perbudakan, namun  dengan keberanian 

oleh roh Injili, roh pengangkatan sebagai anak.  

2. Beribadah kepada-Nya dalam kekudusan dan kebe-

naran, yang mencakup melakukan semua kewajiban 

manusia terhadap Tuhan   dan sesama. Inilah maksud 

dan tujuan langsung Injil, yaitu untuk memulihkan 

gambar dan rupa Tuhan   pada kita sebagaimana ma-

nusia diciptakan pada mulanya, yang terdiri dari ke-

benaran dan kekudusan yang sesungguhnya.  

3.  Untuk beribadah di hadapan-Nya, menyembah Dia, 

yaitu mempersembahkan diri di hadapan Tuhan, 

untuk beribadah kepada-Nya dengan selalu meman-

dang kepada-Nya, dan selalu memandang mata-Nya 

yang tertuju kepada kita, ke dalam manusia batiniah 

kita. Inilah beribadah kepada-Nya di hadapan-Nya.  

4. Beribadah kepada-Nya seumur hidup kita. Rancang-

an Injil yaitu  melibatkan kita dalam kesetiaan dan 

ketekunan dalam beribadah kepada Tuhan  , dengan 

menunjukkan kepada kita bahwa hendaknya kita 

tidak mengundurkan diri, dan dengan menunjukkan 

kepada kita betapa Kristus mengasihi kita sampai 

pada akhirnya. sebab  itulah Injil mengajak kita 

untuk mengasihi Dia sampai pada akhirnya.  

2.  Zakharia memuji Tuhan   atas karya persiapan untuk keselamat-

an ini, yang akan dilaksanakan oleh Yohanes Pembaptis (ay. 

76), “Engkau, hai anakku, meskipun sekarang baru berumur 

delapan hari, engkau akan disebut nabi Tuhan   Yang Maha-

tinggi.” Yesus Kristus yaitu  Yang Mahatinggi, sebab  Ia ada-

lah Tuhan   di atas segalanya, yang harus dipuji sampai selama-

lamanya (Rm. 9:5), setara dengan Bapa. Yohanes Pembaptis 

yaitu  nabi-Nya, sama seperti Harun yang menjadi nabi bagi 

Musa (Kel. 7:1). Apa yang dikatakan Yohanes seakan keluar 

dari mulut-Nya sendiri, apa yang dilakukannya yaitu  seperti 

seorang pembuka jalan bagi-Nya.  Nubuat telah lama berhenti, 

namun  muncul kembali dalam diri Yohanes, seperti yang terjadi 

di dalam diri Samuel, yang juga dilahirkan oleh seorang ibu 

berusia lanjut.  

Pekerjaan Yohanes Pembaptis yaitu : 

(1) Untuk menyiapkan orang bagi keselamatan itu, dengan 

memberitakan pertobatan dan perubahan hidup sebagai 

kewajiban-kewajiban agung Injili, “Engkau akan berjalan 

mendahului Tuhan, hanya sedikit di depan-Nya, untuk mem-

persiapkan jalan bagi-Nya, memanggil banyak orang untuk 

menyediakan diri bagi-Nya, dan siap menyambut lawatan-

Nya.” Biarlah semua yang menghalangi langkahnya, mem-

persulitnya, atau merintangi orang-orang yang mau datang 

kepada-Nya, disingkirkan (Yes. 40:3-4). Biarlah setiap lem-

bah ditutup, dan bukit diratakan. 

(2) Untuk memberikan pengertian umum mengenai keselamat-

an kepada umat-Nya, agar mereka mengetahui bukan ha-

nya apa yang harus dilakukan, namun  juga apa yang diha-

rapkan, sebab  ajaran yang dikhotbahkannya yaitu , “Ke-

rajaan Sorga sudah dekat.”  

Anda perlu mengetahui bahwa keselamatan ini terdiri 

dari dua hal: 

[1] Pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang telah kita 

perbuat. Keselamatan itu terjadi melalui pengampunan 

dosa, dosa yang merintangi keselamatan, yang sebab -

nya kita semua akan binasa dan terhukum (ay. 77). 

Yohanes Pembaptis memberikan pengertian kepada 

umat-Nya bahwa meskipun keadaan mereka sangat 

menyedihkan akibat dosa, mereka tidak perlu berputus 

asa sebab  pengampunan bisa diperoleh melalui rahmat 

dan belas kasihan dari Tuhan   kita (tepatnya dari sumber 

terdalam belas kasihan Tuhan  ), bukan sebab  diri kita, 

namun  keadaan menyedihkan inilah yang mengundang 

belas kasihan Tuhan  . 

[2] Arah untuk berbuat lebih baik di lalu   hari. Kese-

lamatan Injil bukan hanya mendorong kita agar berha-

rap bahwa pekerjaan-pekerjaan kegelapan kita akan 

diampuni, namun  juga menyediakan cahaya yang terang 

dan sejati, supaya dengan demikian kita bisa mengatur 

arah langkah kita dengan benar. Di dalamnya Surya 

pagi dari tempat yang tinggi akan melawat kita (ay. 78), 

ini juga oleh rahmat dan belas kasihan dari Tuhan   kita. 

Kristus disebut anatolē – Surya Pagi, Surya Kebenaran 

yang terbit (Mal. 4:2). Injil membawa serta terang de-

ngannya (Yoh. 3:19), sehingga kita tidak dibiarkan me-

ngembara di dalam kegelapan kebodohan orang-orang 

yang tidak mengenal Tuhan  , atau di dalam samar-samar 

cahaya bulan segala pertanda atau perlambangan 

Perjanjian Lama, namun  di dalam terang surya pagi. Di 

dalam diri Yohanes Pembaptis, terang ini mulai mere-

kah, semakin cepat, dan kian bertambah terang sampai 

rembang tengah hari. Kita memiliki  banyak alasan 

untuk menyambut zaman Injil ini dan menikmatinya 

seperti orang menyambut pagi setelah lama menanti-

nantikannya.  

Pertama, Injil itu menemukan, menunjukkan bahwa 

kita sebelumnya diam di dalam kegelapan (ay. 79). Ka-

rena itu, ia menyinari mereka yang diam di dalam kege-

lapan, dengan terang dari pengetahuan tentang kemulia-

an Tuhan   yang nampak pada wajah Kristus. Surya pagi 

ini melawat dunia yang gelap ini untuk membuka mata 

bangsa-bangsa bukan Yahudi (Kis. 26:18).  

Kedua, Injil itu menghidupkan kembali. Itu menyinari 

mereka yang diam dalam bayang-bayang maut, yang 

terpidana di dalam penjara bawah tanah, dan membawa 

kabar pengampunan bagi mereka, setidaknya penang-

guhan hukuman dan peluang memperoleh pengampun-

an; Injil itu mengumumkan kelepasan dari penjara (Yes. 

61:1), membawa terang kehidupan. Betapa menyenang-

kannya terang itu.  

Ketiga, Injil itu mengarahkan; ia membimbing kaki 

kita kepada jalan damai sejahtera, menuju jalan yang 

pada akhirnya membawa damai sejahtera. Bukan hanya 

terang bagi mata kita, namun  juga bagi kaki kita (Mzm. 

119:105). Injil membawa kita kepada jalan perdamaian 

dengan Tuhan  , menjaga persekutuan yang menyenang-

kan dengan-Nya. Jalan damai ini yang pernah kita ting-

galkan saat  kita mengembara sebagai orang berdosa 

dan tidak kita kenal (Rm. 3:17), dan tidak akan pernah 

bisa kita kenal. 

Pada ayat terakhir, kita memiliki catatan singkat 

mengenai masa muda Yohanes Pembaptis. Meskipun ia 

anak seorang imam, saat  masih anak-anak ia tidak 

pergi melayani di hadapan Tuhan seperti yang dilaku-

kan Samuel, sebab  ia akan mempersiapkan jalan yang 

lebih baik untuk tugas imamatnya.  

Di sini dikatakan kepada kita: 

1. Mengenai kelebihannya sebagai seorang manusia ro-

hani. Kemampuan berpikir anak itu tumbuh lebih 

besar daripada anak-anak lainnya, sehingga rohnya 

menjadi semakin kuat. Ia menilai segala sesuatu de-

ngan baik dan memiliki ketetapan hati yang teguh. 

Penalaran dan hati nurani (keduanya merupakan 

cahaya lilin dari Tuhan) begitu kuat di dalam dirinya 

sehingga sudah sejak mudanya dengan sempurna ia 

bisa menguasai hasrat akan makanan dan nafsunya. 

Jelas di sini bahwa sejak dini ia sudah dipenuhi oleh 

Roh Kudus, sebab  mereka yang kuat di dalam 

Tuhan juga kuat di dalam roh. 

2. Mengenai keterpencilannya sebagai seorang manusia 

lahiriah: Ia tinggal di padang gurun. Ia tidak hidup 

sebagai seorang pertapa yang melepaskan diri dari 

masyarakat umum. Tidak, ada cukup alasan bahwa 

ia juga pergi ke Yerusalem pada hari-hari raya, dan 

sering ke sinagoga pada hari Sabat, namun  tempat 

tinggal tetapnya ada di salah satu dari antara ru-

mah-rumah yang letaknya berjauhan dan terpencil 

di padang belantara tanah Zuf dan gurun Maon, 

yang kita baca di dalam riwayat Daud. Di sanalah ia 

menghabiskan sebagian besar waktunya, merenung 

dan menyembah. Ia tidak memperoleh pendidikan di 

sekolah atau di kaki para rabi. Perhatikanlah, ba-

nyak orang menjadi layak untuk dipakai dalam per-

kara-perkara besar setelah mereka dikuburkan hi-

dup-hidup. Banyak orang dikuburkan lama-lama 

seperti itu untuk dirancang menjadi lebih berguna 

lagi pada akhirnya. Yohanes Pembaptis tinggal di 

padang gurun sampai pada hari ia harus menampak-

kan diri kepada Israel, saat  usianya tiga puluh 

tahun. Perhatikanlah, penampakan pertolongan bagi 

Israel yang sudah disediakan itu sudah ditentukan 

waktunya, sebab penglihatan itu masih menanti saat-

nya, namun  ia bersegera menuju kesudahannya de-

ngan tidak menipu.  

PASAL  2  

i dalam pasal ini, kita memiliki catatan mengenai kelahiran dan 

masa kanak-kanak Yesus, Tuhan kita, setelah dalam pasal se-

belumnya kita mempelajari bagaimana Ia dikandung, dan bagaimana 

pendahulu-Nya lahir dan dibesarkan. Yang Sulung dibawa ke dalam 

dunia ini, marilah kita menyambut-Nya dengan sorak hosana, diber-

katilah Dia yang datang. Di sini diungkapkan:  

I.  Tempat dan kenyataan lain seputar kelahiran-Nya, yang 

membuktikan Dia sebagai Mesias yang sejati, Mesias yang 

kita butuhkan, namun  bukan seperti yang diharapkan oleh 

bangsa Yahudi (ay. 1-7).  

II.  Pemberitahuan malaikat mengenai kelahiran-Nya kepada 

para gembala yang tengah berada di kawasan itu, nyanyian 

pujian yang dinaikkan para malaikat pada kesempatan itu, 

dan penyebaran berita ini  oleh para gembala (ay. 8-

20).  

III. Kristus disunat dan diberi nama (ay. 21).  

IV. Yesus dipersembahkan di Bait Tuhan   (ay. 22-24).  

V.  Kesaksian Simeon dan Hana, nubuat mengenai diri-Nya (ay. 

25-39).  

VI. Pertumbuhan dan kemampuan Yesus (ay. 40-52).  

VII. Yesus merayakan Paskah pada umur dua belas tahun, dan 

bersoal jawab dengan para alim ulama di Bait Tuhan   (ay. 41-

51). Bagian ini, digabungkan dengan apa yang telah kita 

temukan (Mat. 1 dan 2), semuanya berbicara tentang Tuhan 

kita Yesus, sampai Ia memasuki pelayanan umum-Nya di 

tengah masyarakat pada usia-Nya yang ketiga puluh. 

Kelahiran Yesus 

(2:1-7) 

1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh 

mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. 2 Inilah pendaftaran yang per-

tama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. 3 Maka per-

gilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. 4 

Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota 

Daud yang bernama Betlehem, – sebab  ia berasal dari keluarga dan ketu-

runan Daud – 5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunang-

annya, yang sedang mengandung. 6 saat  mereka di situ tibalah waktunya 

bagi Maria untuk bersalin, 7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anak-

nya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di 

dalam palungan, sebab  tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. 

Penggenapan waktunya sekarang telah tiba, saat  Tuhan   mengutus 

Anak-Nya, yang lahir dari seorang wanita  dan takluk di bawah 

hukum Taurat, dan telah dinubuatkan bahwa Ia akan lahir di Betle-

hem. Sekarang kita memiliki catatan mengenai waktu, tempat, dan 

cara kelahiran-Nya itu. 

I.  Waktu saat  Tuhan Yesus dilahirkan. Beberapa hal yang dikum-

pulkan dari ayat-ayat ini meyakinkan kita bahwa waktu itu ada-

lah waktu yang sesuai. 

1.  Ia dilahirkan saat  kerajaan keempat sedang berada di pun-

cak kejayaannya, lebih besar daripada tiga kerajaan sebelum-

nya, kerajaan ini sedang menjadi sebuah kerajaan yang men-

dunia. Ia dilahirkan pada masa pemerintahan Kaisar Agustus, 

saat  kekaisaran Romawi memperluas diri menjadi lebih luas 

daripada sebelum atau sesudah waktu itu, termasuk di dalam-

nya kawasan Partia di satu sisi, dan Britania di sisi lain. Kare-

na itu, kekaisaran ini dinamakan Terraram orbis imperium – 

Kekaisaran segenap bumi; dan di sini kekaisaran itu disebut 

seluruh dunia (ay.1), sebab  hampir tidak ada bagian dunia 

beradab yang tidak bergantung pada kekaisaran ini. Sekarang-

lah saatnya Mesias akan dilahirkan, sesuai dengan nubuat 

Daniel (Dan. 2:44): namun  pada zaman raja-raja, yakni raja-raja 

dari kerajaan keempat, Tuhan   semesta langit akan mendirikan 

suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-laman-

ya. 

2. Ia dilahirkan saat  Yudea dijadikan provinsi kekaisaran itu, 

dan membayar upeti kepadanya. Buktinya, saat  seluruh ke-

kaisaran Romawi didaftarkan, orang Yahudi juga harus ikut

 didaftarkan. Yerusalem direbut oleh Pompey, seorang jenderal 

Romawi, sekitar enam puluh tahun sebelum ini. lalu   ia 

menyerahkan pemerintahan keagamaan kepada Hyrcanus, 

namun  bukan pemerintahan negara. Berangsur-angsur kekua-

saannya semakin berkurang, sampai akhirnya Yudea diperin-

tah oleh Kirenius, wali negeri Romawi di Siria (ay. 2): para pe-

nulis Romawi menyebutnya Sulpitius Quirinus. Pada titik inilah 

Sang Mesias akan segera dilahirkan, seperti yang dinubuatkan 

Yakub menjelang ajal, bahwa Dia yang berhak atasnya akan 

datang saat  tongkat kerajaan beranjak dari Yehuda, dan lam-

bang pemerintahan dari antara kakinya (Kej. 49:10). Ini yaitu  

pendaftaran pertama yang dilaksanakan di Yudea, lambang 

pertama dari penaklukan mereka oleh bangsa lain, dan sebab  

itu sekarang Silo harus datang untuk mendirikan kerajaan-

Nya. 

3.  Ada keadaan lain lagi yang menyertai masa itu, seperti yang 

tersirat dalam pendaftaran umum atas semua wilayah takluk-

an dari kekaisaran ini, yaitu keadaan sangat aman dan damai 

di segenap wilayah kekaisaran. Kuil Janus, dewa Romawi, se-

karang telah ditutup dan tidak akan pernah dibuka lagi sam-

pai perang dimulai. Jadi, sekaranglah saat yang tepat bagi 

Sang Raja Damai untuk dilahirkan, yang selama masa-Nya 

pedang-pedang ditempa menjadi mata bajak. 

II. Tempat di mana Tuhan kita Yesus dilahirkan sangat jelas diketa-

hui. Ia dilahirkan di Betlehem. Demikianlah yang dinubuatkan 

(Mi. 5:2), ahli-ahli Taurat juga memahaminya demikian (Mat. 2:5, 

6), begitu pula dengan rakyat kebanyakan (Yoh. 7:42). Nama tem-

pat itu sangat penting. Betlehem berarti rumah roti; tempat yang 

cocok bagi-Nya untuk dilahirkan, sebab  Dia sendiri yaitu  Roti 

Hidup, Roti yang turun dari sorga. Namun, itu belum semuanya, 

Betlehem yaitu  kota Daud, tempat raja Daud dilahirkan, dan 

sebab  itu di sana juga Ia yang yaitu  Anak Daud harus dilahir-

kan. Sion juga disebut kota Daud (2Sam. 5:7). Namun, Kristus 

tidak dilahirkan di sana, sebab  Betlehem yaitu  kota Daud tem-

pat Daud dilahirkan dalam kemiskinan, untuk menjadi seorang 

gembala. Begitu juga Juruselamat kita, saat  Ia merendahkan 

dirinya, Ia memilih tempat yang sama sebagai tempat kelahiran-

Nya. Ia tidak memilih Sion, sebab  ini tempat Ia memerintah de-

ngan kuasa dan kemakmuran, yang menjadi pertanda bagi gereja 

Kristus, yaitu Gunung Sion itu. Sekarang, saat  Perawan Maria 

sedang mengandung anak itu dan sudah dekat waktunya untuk 

bersalin, Tuhan   mengatur sedemikian rupa sehingga melalui perin-

tah sang Kaisar, semua warga kekaisaran Romawi harus didaftar-

kan, yaitu mereka harus mencatatkan nama mereka pada pejabat 

yang sah. Mereka harus dicatat dan didaftarkan menurut keluar-

ga mereka, yang yaitu  arti yang cocok untuk kata asli yang digu-

nakan di sini. Dikenakan pajak hanyalah tujuan kedua. Tujuan 

yang utama yaitu  agar mereka membuat pengakuan kepada ke-

kaisaran Romawi bahwa mereka yaitu  bangsa taklukan, mung-

kin dengan mengucapkan kata-kata tertentu, atau setidaknya de-

ngan cara membayar sejumlah kecil upeti, sebagai bukti kesetiaan 

mereka, seperti seorang penyewa membayar sewanya. Jadi mere-

ka yaitu  orang-orang taklukan yang terdaftar, dan itu terjadi ka-

rena kesalahan mereka sendiri.  

Menurut perintah itu, orang-orang Yahudi (yang dengan sangat 

teliti membedakan suku dan keluarga mereka) diharuskan meng-

ingat-ingat dengan baik nama suku dan keluarga ini . Jadi 

dengan bodohnya mereka menyimpan bayang-bayang dengan pe-

nuh perhatian, sementara mereka telah kehilangan substansi atau 

intisarinya. 

Apa yang dirancang Kaisar Agustus itu mungkin untuk me-

muaskan keangkuhannya bahwa ia mengetahui jumlah rakyat-

nya, dan bisa mengumumkannya ke seluruh dunia. Atau ia mela-

kukannya demi tujuan politis untuk memperkuat kepentingannya 

sendiri serta membuat pemerintahannya tampak lebih menakjub-

kan. Namun, Tuhan   memiliki tujuan lain dalam hal ini. Seluruh 

dunia disibukkan oleh pendaftaran ini, termasuk Yusuf dan Ma-

ria. Pendaftaran ini mengharuskan mereka berangkat dari kota 

Nazaret di Galilea menuju kota Betlehem di Yudea, sebab  mereka 

berasal dari keluarga dan keturunan Daud (ay. 4-5). Mungkin 

sebab  begitu miskin dan rendahnya status sosial mereka, garis 

keturunan kerajaan mereka ini justru menjadi beban dan pembo-

rosan, dan bukannya kebanggaan bagi mereka. Sulit untuk mem-

perkirakan bahwa setiap orang Yahudi (baik wanita  maupun 

laki-laki) yang diwajibkan untuk kembali ke kota nenek moyang 

mereka dan mendaftar di sana, akan bisa melakukan hal ini, 

mengingat mereka sudah tidak lagi tinggal di dalam wilayah suku-

suku mereka seperti dahulu. Oleh sebab  itu, bisa ditarik kesim-

pulan bahwa ketepatan yang luar biasa mengenai garis keturunan 

mungkin hanya berlaku pada keluarga Daud saja. Dan sebab  

statusnya sebagai keluarga kerajaan, yang masih terus dibicara-

kan dalam kalangan Yahudi demikian, maka mungkin saja kaisar 

mengeluarkan perintah khusus untuk melakukan pendaftaran itu 

supaya dia dapat mengetahui jumlah dan kekuatan dari keluarga 

Daud itu. Walaupun begitu, Tuhan   Sang Pemelihara memakai ran-

cangan ini untuk melayani tujuan-tujuan-Nya yang berbeda. 

1.  Melalui peristiwa ini Perawan Maria dibawa ke Betlehem dalam 

keadaan hamil tua, untuk bersalin di sana, sesuai dengan 

yang telah dinubuatkan, sementara ia sendiri telah berencana 

untuk melahirkan di Nazaret. Lihatlah bagaimana manusia 

merencanakan dan Tuhan   yang menentukan, bagaimana Tuhan   

Sang Pemelihara mengatur segala sesuatu untuk menggenapi 

Firman-Nya. Ia memanfaatkan rancangan-rancangan manusia, 

yang manusia gunakan untuk memenuhi keinginan mereka 

sendiri, untuk melayani rencana-Nya, jauh di luar maksud 

manusia. 

2.  Melalui peristiwa ini menjadi jelaslah bahwa Yesus Kristus 

yaitu  keturunan Daud, sebab  apa lagi yang membawa ibu-

Nya ke Betlehem sekarang, kalau bukan bahwa ia berasal dari 

keluarga dan keturunan Daud? Hal itu sangat penting dan 

perlu dibuktikan dengan bukti asli. Justin Martir dan Ter-

tullian, dua pembela agama Kristen mula-mula, menunjuk 

pada daftar dan catatan kekaisaran Romawi ini sebagai bukti 

bahwa Kristus dilahirkan sebagai keluarga Daud. 

3.  Melalui peristiwa ini tampak jelas bahwa Ia takluk di bawah 

hukum, sebab  Ia menjadi warga kekaisaran Romawi begitu 

dilahirkan, Ia menjadi hamba penguasa-penguasa (Yes. 49:7). 

Banyak yang beranggapan bahwa sebab  dilahirkan pada 

masa pendaftaran, maka Ia pun ikut didaftarkan seperti ayah 

dan ibu-Nya, supaya jelas bagi kita bagaimana Ia mengosong-

kan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba. Bu-

kannya memiliki raja-raja taklukan, Ia sendiri malah menjadi 

orang taklukan saat  datang ke dunia ini. 

III. Keadaan yang menyertai kelahiran-Nya, begitu rendah dan terjadi 

di dalam semua kondisi yang bisa disebut hina. Ia memang se-

orang anak sulung, namun  begitu hina untuk menjadi anak sulung 

yang dilahirkan wanita  miskin seperti Maria, yang tidak me-

miliki warisan yang layak untuk Dia sebagai anak sulung.  

1.  Ia rapuh seperti anak-anak pada umumnya. Ia dibungkus de-

ngan lampin, sama seperti anak-anak lainnya saat  baru 

dilahirkan, seolah-olah Ia dapat dibatasi atau perlu dijaga agar 

tetap lurus. Ia yang membuat kekelaman menjadi kain bedung 

bagi lautan, ternyata Ia sendiri dibungkus dengan lampin (Ayb. 

38:9). Bapa yang kekal menjadi seorang anak waktu, dan 

manusia berkata tentang Dia yang berasal dari kekekalan, 

“Tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya” (Yoh. 7:27). 

Yang Lanjut Usianya menjadi seorang bayi yang hanya sebatas 

waktu. 

2.  Ia mengalami keadaan rendah dan hina yang khusus bagi diri-

Nya.  

(1) Ia dilahirkan di rumah penginapan. Anak Daud yang men-

jadi kemuliaan keluarga bapa-Nya ini tidak memiliki waris-

an apa pun untuk dipakai-Nya sekalipun di kota Daud sen-

diri. Tidak ada seorang sahabat pun yang bisa menyedia-

kan tempat berteduh bagi ibu-Nya yang sedang mengalami 

kesulitan mendapatkan tempat bermalam untuk tidur. 

Kristus dilahirkan di rumah penginapan, untuk menunjuk-

kan bahwa Ia datang ke dunia ini untuk sebuah kunjungan 

singkat, seperti memasuki rumah penginapan, dan Ia 

mengajarkan kepada kita untuk melakukan hal yang sama. 

Sebuah rumah penginapan menerima semua pendatang, 

begitu juga Kristus. Ia mengangkat panji-panji kasih seba-

gai lambang-Nya, dan siapa pun juga yang datang kepada-

Nya tidak akan ditolak-Nya. Bedanya dengan penginapan 

lain, Ia menyambut mereka yang datang tanpa uang, gratis. 

Semua tersedia dengan cuma-cuma. 

(2) Ia dilahirkan di dalam kandang; beberapa orang menduga 

kata ini berarti palungan, tempat meletakkan makanan ter-

nak agar dapat dimakan sambil berdiri. sebab  tidak ada 

tempat bagi mereka di rumah penginapan, dan sebab  tidak 

ada tempat nyaman, oh tidak, sebab  benda yang dibutuh-

kan memang tidak ada, maka Ia dibaringkan saja di dalam 

palungan, dan bukannya dalam sebuah buaian bayi. Kata

 yang kita terjemahkan sebagai lampin, diambil oleh sebagi-

an orang dari suatu kata yang berarti mengoyak atau mero-

bek, dan ini menunjukkan bahwa kain untuk alas tidur 

bayi yang baik pun tidak tersedia bagi Dia. Yang ada hanya 

kain kasar yang sudah koyak di sana sini. Kenyataan bah-

wa Ia dilahirkan di dalam sebuah kandang dan dibaringkan 

di atas palungan dapat dijadikan contoh,  

[1]  Tentang kemiskinan orangtua-Nya. Seandainya mereka 

kaya, akan tersedia ruangan yang baik. Namun, sebab  

mereka miskin, mereka harus berusaha sebaik-baiknya.  

[2] Tentang kerusakan moral dan buruknya tingkah laku 

manusia pada masa itu; bahwa seorang wanita  de-

ngan reputasi baik dan terhormat diperlakukan begitu 

biadab. Kalau saja ada sedikit rasa kemanusiaan yang 

lazim di antara mereka, mereka tidak akan membiarkan 

seorang wanita  yang sedang sakit bersalin berada 

di kandang binatang.  

[3] Hal itu dapat dijadikan contoh bagaimana Yesus Tuhan 

kita direndahkan. Akibat dosa, kita menjadi seperti bayi 

yang dibuang, tak berdaya, dan merana kesepian. Se-

perti inilah Kristus adanya. Dengan demikian Ia meme-

nuhi pertanda Musa, seorang nabi besar dan sang pem-

beri Hukum Perjanjian Lama, yang saat  masih bayi di-

buang dalam sebuah keranjang pandan, seperti Kristus 

di dalam palungan. Melalui peristiwa ini Kristus me-

mandang rendah semua kemuliaan duniawi dan meng-

ajar kita untuk mengabaikan semua itu. sebab  orang-

orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya, jangan-

lah kita heran bila mereka juga tidak menerima kita. 

Penampakan Malaikat kepada Para Gembala;  

Kunjungan Para Gembala kepada Kristus 

(2:8-20) 

8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawan-

an ternak mereka pada waktu malam. 9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat 

Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan 

mereka sangat ketakutan. 10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan 

takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar 

untuk seluruh bangsa: 11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu 

Kristus, Tuhan, di kota Daud. 12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan 

menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam 

palungan.” 13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu se-

jumlah besar bala tentara sorga yang memuji Tuhan  , katanya: 14 “Kemuliaan 

bagi Tuhan   di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara 

manusia yang berkenan kepada-Nya.” 15 Setelah malaikat-malaikat itu me-

ninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata se-

orang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa 

yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” 16 Lalu 

mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, 

yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan saat  mereka melihat-Nya, 

mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang 

Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang 

dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 namun  Maria menyimpan 

segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembali-

lah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Tuhan   sebab  segala 

sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa 

yang telah dikatakan kepada mereka.       

Semua hina dina yang dialami Kristus diikuti oleh beberapa pengung-

kapan mengenai kemuliaan-Nya, untuk mengimbangi kehinaan itu 

dan mengenyahkan sakit aib itu. sebab  meskipun Ia merendahkan 

diri-Nya sendiri, Tuhan   juga mempermuliakan Dia dan memberikan 

jaminan akan pemuliaan-Nya di masa yang akan datang. saat  kita 

melihat Dia dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di dalam 

palungan, kita mungkin bisa tergoda untuk berkata, “Pasti ini bukan 

Anak Tuhan  .” namun  melihat bagaimana kelahiran-Nya diiringi, seperti 

yang terjadi di sini, dengan paduan suara malaikat, maka kita pasti 

akan berkata, “Tidak bisa lain, pasti ini Anak Tuhan  , yang mengenai-

Nya telah dikatakan bahwa saat  Ia dibawa ke dunia, biarlah semua 

malaikat Tuhan   menyembah Dia” (Ibr. 1:6). 

Di dalam Injil Matius kita membaca bagaimana kedatangan Sang 

Duta ini, Sang Pangeran dari sorga, diberitahukan kepada orang-

orang bijak, yang bukan orang Yahudi, melalui sebuah bintang. Di 

dalam Injil Lukas ini Tuhan   mengutus malaikat-Nya untuk memberi-

tahukan hal itu kepada para gembala yang yaitu  orang-orang 

Yahudi. Dengan begitu, Tuhan   memilih untuk berbicara kepada setiap 

orang dalam bahasa yang paling dipahaminya. 

I.  Di sini kita menyaksikan bagaimana keadaan para gembala saat  

menerima pemberitahuan ini. saat  itu mereka sedang tinggal di 

padang, di pinggiran Betlehem, sedang menjaga kawanan ternak 

mereka pada waktu malam (ay. 8). Malaikat itu tidak diutus ke-

pada imam kepala atau tua-tua (mereka belum siap menerima 

kabar ini), namun  kepada sekelompok gembala miskin, yang seperti 

Yakub, seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah, bukan 

seperti Esau, seorang yang pandai berburu. Nenek moyang mereka 

yaitu  gembala. Musa dan Daud secara khusus dipanggil untuk 

memerintah umat Tuhan   saat  sedang menjaga domba. Dengan 

contoh ini Tuhan   ingin menunjukkan bahwa Ia masih menyukai 

pekerjaan yang tulus ini. Berita mengenai pembebasan Israel ke-

luar dari negeri Mesir disampaikan kepada Musa saat  ia sedang 

menjaga domba, dan kepada para gembala yang besar kemung-

kinan yaitu  orang-orang saleh, disampaikan berita keselamatan 

yang lebih besar.  

Perhatikanlah:  

1.  Mereka tidak sedang tidur di atas tempat tidur saat  berita ini 

disampaikan kepada mereka (meskipun banyak juga yang me-

nerima berita sorga ini saat  sedang berbaring di atas tempat 

tidur), namun  sedang tinggal di padang, dan sedang berjaga-

jaga. Mereka yang ingin mendengar Tuhan   harus terjaga dan 

bangun. Mereka benar-benar terjaga, dan sebab  itu pandang-

an dan pendengaran mereka tidak dapat ditipu seperti halnya 

orang-orang yang setengah tidur.  

2.  Pada saat itu mereka sedang bekerja, bukan sedang beriba-

dah. Mereka sedang melakukan pekerjaan yang menjadi pang-

gilan mereka, yaitu menjaga kawanan ternak mereka, untuk 

mengamankan ternak ini dari pencuri dan serangan binatang 

pemangsa. Kemungkinan besar peristiwa ini terjadi pada mu-

sim panas, saat untuk membiarkan ternak mereka berada di 

padang semalam-malaman dan tidak dikandangkan, seperti 

yang kita lakukan sekarang. Perhatikanlah, kita tidak luput 

dari kunjungan ilahi bila kita melakukan pekerjaan yang men-

jadi panggilan kita dengan tulus dan melibatkan Tuhan   di da-

lamnya. 

II.  Betapa terkejutnya mereka dengan kemunculan malaikat itu (ay. 

9), Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka, 

epestē – berdiri di atas mereka, besar kemungkinan malaikat itu 

melayang di udara di atas kepala mereka, sebab  datang langsung 

dari sorga. Kita membaca di sini, seorang malaikat, seakan-akan 

sama dengan malaikat yang pernah muncul dan berulang-ulang 

muncul di pasal sebelumnya, yaitu malaikat Gabriel, sebab  ia 

terbang dengan cepat. namun  hal ini tidaklah pasti. Kedatangan 

malaikat di dekat mereka menunjukkan bahwa mereka jarang me-

mikirkan atau mengharapkan terjadinya hal semacam ini. Demi-

kianlah kunjungan-kunjungan mulia dari sorga terjadi, sebelum 

kita menyadarinya. Agar mereka yakin bahwa yang datang yaitu  

malaikat dari sorga, mereka melihat dan mendengar kemuliaan 

Tuhan bersinar meliputi mereka; kemuliaan yang mengubah ma-

lam seperti siang, kemuliaan yang biasanya mengikuti penampak-

an Tuhan  , sebuah kemuliaan sorgawi, atau kemuliaan yang luar 

biasa agung, sehingga membuat mereka tidak tahan memandang 

kecemerlangannya yang menyilaukan. Hal ini membuat mereka 

sangat ketakutan, dan mati terpana, seperti ketakutan mengha-

dapi kabar buruk. saat  kita menyadari keadaan kita yang begitu 

banyak kesalahan, kita memiliki  alasan untuk takut mengha-

dapi setiap berita dari sorga, kalau-kalau yang datang yaitu  

utusan murka Tuhan  .  

III. Pesan yang harus disampaikan malaikat itu kepada para gembala 

(ay. 10-12).  

1. Ia memberikan kata-kata penegasan untuk menghentikan keta-

kutan mereka, “Jangan takut, sebab  kami tidak akan menga-

takan hal-hal yang menakutkanmu; kamu tidak perlu takut ke-

pada musuh-musuhmu, dan jangan takut kepada sahabat-

sahabatmu.”  

2.  Ia melengkapi mereka dengan sukacita yang berlimpah-lim-

pah, “Sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan 

besar, dengan sungguh-sungguh aku menyatakan, dan sung-

guh layak bila kamu menyambutnya, sebab  kabar ini akan 

memberikan kesukaan besar untuk seluruh bangsa, bukan ha-

nya kepada bangsa Yahudi saja; bahwa hari ini telah lahir 

bagimu, pada saat ini, seorang Juruselamat, Sang Juruselamat 

yang telah begitu lama dinanti-nantikan, yaitu Kristus, Tuhan, 

di kota Daud” (ay. 11). Yesus yaitu  Kristus, Sang Mesias, 

Yang Diurapi. Ia yaitu  Tuhan, Tuhan di atas segalanya. Ia 

yaitu  Raja yang berkuasa. Bahkan, Ia yaitu  Tuhan  , sebab  

Tuhan dalam Perjanjian Lama berpadanan dengan Yehova. Ia 

yaitu  seorang Juruselamat, dan Ia akan menjadi Jurusela-

mat bagi mereka yang menerima Dia sebagai Tuhan. “Juruse-

lamat itu telah lahir, Ia dilahirkan hari ini, dan sebab  merupa-

kan kesukaan besar untuk seluruh bangsa, hal ini tidak boleh 

dirahasiakan, kamu harus menyatakannya, harus memberita-

hukannya kepada siapa pun yang kamu sukai. Ia dilahirkan di 

suatu tempat yang telah dinubuatkan sebelumnya, di kota 

Daud. Ia dilahirkan bagimu, pertama-tama bagimu wahai 

orang-orang Yahudi, untuk memberkatimu; untukmu wahai 

para gembala, meskipun kamu miskin dan tidak berharga di 

dunia ini.” Hal ini merujuk pada Yesaya 9:5, Sebab seorang 

anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan un-

tuk kita. Bagimu, wahai umat manusia, bukan bagi kami, ma-

laikat-malaikat. Ia tidak mengambil rupa malaikat dalam diri-

Nya. Ini benar-benar sukacita bagi seluruh bangsa, sukacita 

besar. Yang telah lama dinanti-nantikan, akhirnya datang 

juga. Biarlah langit dan bumi bersukacita di hadapan Tuhan 

ini, sebab Ia datang.  

3. Malaikat ini memberikan tanda untuk menegaskan iman me-

reka mengenai hal ini. “Bagaimana kita dapat menemukan 

anak ini di kota Betlehem yang sekarang dipenuhi oleh ketu-

runan Daud?” Kamu akan menemukan Dia dengan tanda ini: 

“Ia terbaring di dalam palungan, pasti belum pernah ada se-

orang bayi yang baru dilahirkan dibaringkan di tempat seperti 

ini.” Tentunya para gembala ini berharap malaikat itu akan 

berkata, “Meskipun Ia masih seorang bayi, kamu akan mene-

mukan Dia mengenakan jubah kebesaran, dibaringkan dalam 

sebuah rumah terbaik di kota, berbaring dalam kemewahan, 

dikelilingi sejumlah besar pengunjung dalam segala kemewah-

an kekayaan mereka.” “Tidak, kamu akan menjumpai seorang 

bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palung-

an.” saat  Kristus masih berada di atas muka bumi ini, Ia 

membuat diri-Nya sendiri berbeda, dan membuat diri-Nya ter-

nama hanya dengan keteladanan kehinaan-Nya.  

IV. Puji-pujian malaikat-malaikat bagi Tuhan   dan ucapan selamat me-

reka bagi manusia atas kesempatan yang khidmat ini (ay. 13-14). 

Setelah pesan ini disampaikan oleh satu malaikat (yang bisa pergi 

secepat kilat), tiba-tiba tampak sejumlah besar bala tentara sorga 

bersama malaikat itu. Pastilah jumlah mereka itu cukup untuk 

membentuk sebuah paduan suara, yang didengar oleh para gem-


 86

bala itu sedang menyanyikan puji-pujian bagi Tuhan  , dan pastilah 

nyanyian mereka itu bukannya nyanyian yang tidak seorang pun 

dapat mempelajarinya (Why. 14:3), sebab  nyanyian itu dirancang 

agar kita semua dapat mempelajarinya.  

1. Biarlah Tuhan   memperoleh penghormatan atas pekerjaan ini: 

Kemuliaan bagi Tuhan   di tempat yang mahatinggi. Kehendak 

baik Tuhan   dinyatakan dengan mengirim Sang Mesias, sehingga 

sangat layak pujian itu dikembalikan kepada-Nya. Lagi pula, 

malaikat-malaikat yang berada di sorga yang mahatinggi tidak 

ingin merampas kemuliaan ini bagi mereka sendiri, mereka 

merayakan hal ini bagi kemuliaan-Nya (Why. 5:11-12). Kemu-

liaan bagi Tuhan  , yang telah merancang kesukaan ini dalam 

kebaikan dan kasih-Nya, dan yang dalam kebijaksanaan-Nya 

telah merancang sedemikian rupa sehingga satu atribut ilahi 

tidak boleh dimuliakan dengan mengorbankan atribut ilahi 

yang lain, sebaliknya, kehormatan semua atribut ilahi sama-

sama tetap dijaga dan dimuliakan. Semua karya Tuhan   lainnya 

yaitu  bagi kemuliaan-Nya, namun  penebusan dunia ini yaitu  

bagi kemuliaan-Nya di tempat yang mahatinggi.  

2. Biarlah manusia memperoleh sukacita ini: damai sejahtera di 

bumi, kehendak baik bagi manusia (KJV). Kehendak baik Tuhan   

dalam mengirim Sang Mesias membawa serta damai sejahtera 

di dunia bawah ini, mematahkan perseteruan yang ditimbul-

kan dosa antara Tuhan   dan manusia, dan menetapkan kembali 

hubungan damai di antara keduanya. Jika Tuhan   berdamai 

dengan kita, semua damai sejahtera akan mengalir dari situ: 

hati nurani yang damai, damai dengan para malaikat, damai di 

antara bangsa Yahudi dan bangsa bukan-Yahudi. Damai di 

sini yaitu  bagi semua kebaikan, semua yang baik yang meng-

alir dari penjelmaan Kristus. Semua kebaikan yang kita miliki 

atau yang kita harapkan, semuanya bersumber pada kehen-

dak baik atau perkenan Tuhan  . Dan jika kita mendapatkan 

penghiburan dari semua kebaikan itu, maka Dia harus mem-

peroleh kemuliaan atas semuanya itu. Dan oleh sebab  itu 

juga, tidak akan ada damai sejahtera dan kebaikan dapat di-

peroleh melalui cara yang tidak sejalan dengan kemuliaan 

Tuhan  , tidak melalui jalan dosa atau jalan lain apa pun, selain 

melalui seorang Pengantara. Inilah damai yang dinyatakan 

dengan penuh kekhidmatan. sebab  itu, siapa pun yang mau, 

biarlah mereka datang dan menerima manfaat dari perdamai-

an yang ditawarkan Tuhan  . Itulah damai sejahtera di bumi bagi 

manusia yang berkehendak baik (begitulah terjemahan bebe-

rapa salinan naskah), en anthrōpois eudokias; bagi manusia 

yang memiliki kehendak baik kepada Tuhan   dan yang bersedia 

diperdamaikan, atau bagi manusia yang kepadanya Tuhan   ber-

kenan atau menyatakan kehendak baik-Nya, sebab  belas ka-

sihan-Nya. Lihatlah betapa tergugahnya perasaan para malai-

kat bagi manusia, akan kesejahteraan dan kebahagiaannya. 

Betapa senangnya para malaikat atas penjelmaan Anak Tuhan  , 

walaupun Ia tidak mengambil rupa mereka. Jadi, tidakkah 

hati kita akan lebih tergugah lagi sebab  hal itu? Ini yaitu  

pernyataan kesetiaan, yang disaksikan dan dibenarkan oleh 

kawanan malaikat yang tak terhitung jumlahnya, dan layak 

untuk diterima dengan baik, yaitu bahwa kehendak baik atau 

perkenan Tuhan   kepada manusia yaitu  kemuliaan bagi Tuhan   

di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi.  

V. Kunjungan para gembala kepada Juruselamat yang baru lahir.  

1.  Para gembala itu berkata seorang kepada yang lain mengenai 

hal itu (ay. 15). Sementara para malaikat melantunkan nyanyi-

an pujian mereka, para gembala itu hanya dapat memusatkan 

perhatian mereka pada nyanyian itu. namun , setelah malaikat-

malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga (kare-

na malaikat, saat  muncul, tidak akan tinggal lama, mereka 

akan segera kembali setelah melaksanakan tugas mereka), 

gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain, “Mari-

lah kita pergi ke Betlehem.” Perhatikanlah, saat  kita tahu 

pesan-pesan luar biasa dari dunia atas sudah tidak akan da-

tang lagi, kita harus mengarahkan hati kita untuk meningkat-

kan sarana-sarana yang kita punyai guna meneguhkan iman 

kita serta memelihara persekutuan kita dengan Tuhan   di dunia 

bawah ini. Kita tidak akan mengurangi kebenaran kesaksian 

malaikat atau bahkan kesaksian ilahi itu sendiri bila kita 

membuktikannya lagi dengan penglihatan dan pengalaman 

sendiri. Perhatikan baik-baik, para gembala ini tidak ragu-ragu 

saat  berkata, “Marilah kita pergi dan melihat, apakah benar 

seperti itu atau tidak.” Sebaliknya, mereka sangat yakin, Mari-

lah kita pergi untuk melihat apa yang terjadi di sana. Apa yang 

harus diragukan lagi jika Tuhan telah memberitahukan kepada 

mereka? Sebab firman yang dikatakan dengan perantaraan 

malaikat tetap berlaku dan benar-benar tidak perlu dipertanya-

kan lagi.  

2. Mereka segera berkunjung ke sana (ay. 16). Mereka tidak 

membuang-buang waktu, namun  justru cepat-cepat berangkat 

ke tempat itu, sebuah tempat yang mungkin telah dijelaskan 

oleh malaikat dengan lebih terperinci daripada yang tercatat di 

sini (“Pergilah ke sebuah  kandang di penginapan anu”) dan di 

sanalah mereka menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang 

sedang berbaring di dalam palungan. Kemiskinan dan keku-

rangan yang mereka jumpai dalam Kristus Tuhan tidak meng-

guncang iman mereka sebab mereka sendiri mengetahui apa 

arti menjalani kehidupan dalam persekutuan yang menye-

nangkan bersama Tuhan   dalam keadaan miskin dan kekurang-

an. Beralasan jika kita menduga bahwa para gembala ini juga 

memberitahukan Yusuf dan Maria tentang penampakan para 

malaikat yang baru mereka lihat dan tentang nyanyian ma-

laikat yang telah mereka dengar, yang pasti sangat menguat-

kan hati mereka berdua, lebih menyenangkan daripada kun-

jungan nyonya-nyonya terhormat dari kota itu sekalipun. Dan 

mungkin juga Yusuf dan Maria bercerita kepada para gembala 

itu tentang berbagai penglihatan mereka perihal Anak itu. 

Dengan saling menyampaikan pengalaman masing-masing, 

mereka saling memperkuat iman masing-masing secara lebih 

kuat lagi.  

VI. Kepedulian para gembala untuk menyebarluaskan apa yang telah 

dikatakan kepada mereka tentang Anak itu (ay. 17). saat  mere-

ka melihat-Nya, sekalipun mereka tidak melihat sesuatu dalam 

diri Anak itu yang dapat membuat mereka percaya bahwa Dia 

yaitu  Kristus Tuhan, namun, segala keadaan, walaupun miskin-

nya keluarga ini, benar-benar sesuai dengan tanda yang telah di-

beritahukan oleh malaikat itu, dan mereka pun merasa sangat 

puas. Sama seperti orang-orang yang sakit kusta berkata seorang 

kepada yang lain (2Raj. 7:9, Tidak patut yang kita lakukan ini. 

Hari ini ialah hari kabar baik, namun  kita ini tinggal diam saja), 

maka mereka pun memberitahukan ke mana-mana seluruh kisah 

yang telah dikatakan kepada mereka, baik oleh para malaikat 

maupun oleh Yusuf dan Maria tentang Anak itu, bahwa Ia yaitu  

Sang Juruselamat, bahkan Ia yaitu  Kristus Tuhan. Di dalam Dia 

ada damai sejahtera di bumi, Ia dikandung melalui kuasa Roh 

Kudus, dan dilahirkan oleh seorang perawan. Hal ini mereka beri 

tahukan kepada semua orang sesuai dengan kesaksian mereka. 

Dan sekarang, kalau Ia telah ada di dalam dunia ini, namun  dunia 

ini tidak mengenal-Nya, maka itu salah mereka sendiri, sebab 

telah cukup banyak pemberitahuan diberikan kepada mereka. 

Apa kesan pemberitaan ini  terhadap banyak orang? Sesung-

guhnya, semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang 

dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka (ay. 18). Para gem-

bala itu yaitu  orang-orang sederhana, bersahaja, dan jujur, dan 

orang banyak tidak bisa mencurigai mereka telah merancang se-

suatu untuk menipu. sebab  itu, besar kemungkinan apa yang 

mereka katakan itu benar adanya. Dan sebab  hal yang diberita-

kan itu benar, tidak bisa tidak orang banyak itu menjadi heran 

mendengar bahwa Sang Mesias harus dilahirkan dalam sebuah 

kandang, dan bukan di dalam sebuah istana, bahwa para malai-

kat harus membawa kabar itu kepada para gembala miskin dan 

bukan kepada imam-imam kepala. Mereka merasa heran namun  

tidak pernah berusaha menyelidiki lebih lanjut mengenai Sang 

Juruselamat itu, mengenai kewajiban mereka kepada-Nya, atau 

mengenai manfaat-manfaat yang akan mereka peroleh dari-Nya. 

Sebaliknya, mereka membiarkan semuanya berlalu begitu saja. 

Oh, betapa luar biasa bodohnya orang-orang dari generasi itu! 

Sungguh pantas memang bila hal-hal yang perlu bagi damai 

sejahtera mereka disembunyikan dari mata mereka, saat  dengan 

sengaja mereka sendiri menutup mata terhadap hal-hal itu.  

VII. Bagaimana orang-orang yang percaya memanfaatkan kabar ten-

tang Juruselamat ini.  

1.  Perawan Maria menjadikannya sebagai bahan renungan pri-

badinya. Ia tidak banyak berbicara, namun  menyimpan segala 

perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya (ay. 19). Ia 

mengumpulkan semua bukti itu bersama-sama dan menyim-

pannya baik-baik untuk dibandingkan dengan penemuan-

penemuan lain yang dialaminya sesudah itu. Maria diam dan 

menyerahkan hal kemurnian moralnya yang dicurigai orang 

(sebab  dia hamil di luar nikah) kepada Tuhan   yang akan 

membersihkan sangkaan orang-orang itu. Demikian pula, ia 

diam dan menyerahkan halnya kepada Tuhan   untuk menyata-

kan kehormatannya kepada umum walaupun hal itu masih 

terselubung sekarang ini. Sungguh sangat puas hatinya me-

nyaksikan bahwa walau tidak seorang pun memperhatikan 

kelahiran Anak-nya itu, malaikat memperhatikannya. Per-

hatikanlah, kebenaran tentang Kristus layak untuk dipeli-

hara, dan cara untuk memeliharanya agar aman yaitu  de-

ngan merenungkannya. Merenungkan merupakan cara ter-

baik untuk membantu kita mengingat-ingat.  

2. Para gembala lebih menjadikan kabar tentang Kristus itu se-

bagai puji-pujian kepada orang banyak. Jika orang-orang lain 

tidak tergugah hati mereka dengan hal-hal itu, para gembala 

itu sangat tersentuh (ay. 20). Maka kembalilah gembala-gem-

bala itu sambil memuji dan memuliakan Tuhan   sesuai dengan 

apa yang telah dikatakan malaikat kepada mereka. Bilamana 

orang-orang lain tidak menghargai kabar yang telah mereka 

sampaikan, Tuhan   akan menerima ucapan syukur yang me-

reka persembahkan kepada-Nya. Mereka memuji Tuhan   atas 

segala sesuatu yang telah mereka dengar dari malaikat itu, 

dan atas apa yang telah mereka lihat, yaitu seorang bayi di-

bungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan, se-

muanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada 

mereka. Mereka bersyukur kepada Tuhan   bahwa mereka telah 

melihat Kristus, meskipun dalam keadaan penuh kehinaan. 

Meskipun seperti sekarang palungan Kristus, dan lalu   

salib-Nya, menjadi kebodohan dan batu sandungan bagi se-

bagian orang, namun sebagian orang lain lagi melihat, 

mengagumi, dan memuji kebijaksanaan Tuhan   dan kuasa 

Tuhan   di dalam hal-hal ini.  

Kristus Dipersembahkan di dalam Bait Tuhan   

(2:21-24) 

21 Dan saat  genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama 

Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-

Nya. 22 Dan saat  genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, 

mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 

23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung ha-

rus dikuduskan bagi Tuhan  ,” 24 dan untuk mempersembahkan korban menu-

rut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung 

tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 

Tuhan kita Yesus, dengan dilahirkan oleh seorang wanita , takluk 

kepada hukum Taurat (Gal. 4:4). Dia bukan saja anak dari seorang 

putri Adam, yang takluk kepada hukum alam, namun  juga anak dari 

seorang putri Abraham yang takluk kepada hukum Musa. Dia 

meletakkan leher-Nya di bawah kuk itu, sekalipun berat kuk itu, dan 

di bawah bayangan dari keselamatan yang akan datang. Walaupun 

segala ketetapan dari hukum itu miskin dan menurut roh-roh dunia, 

seperti yang disebut oleh Rasul Paulus, Kristus tetap tunduk kepada-

nya, supaya Dia bisa dengan lebih mulia membatalkan dan meniada-

kan hukum itu bagi kita. 

Sekarang kita lihat dua contoh bagaimana Ia takluk kepada hu-

kum Taurat itu. 

I.  Dia disunat tepat pada hari yang ditetapkan menurut hukum Tau-

rat (ay. 21): Dan saat  genap delapan hari, hari itu genap tujuh 

malam sejak Dia dilahirkan, dan mereka menyunati Dia.  

1. Sekalipun sunat itu menyakitkan (Sesungguhnya engkau pe-

ngantin darah bagiku, kata Zipora kepada Musa, sebab  meng-

ingat sunat itu, Kel. 4:25, 26), Kristus mau saja melakukannya 

bagi kita, bahkan lebih dari itu. sebab  kitalah Ia mau tunduk 

untuk disunat, untuk memberikan contoh kepatuhan-Nya se-

jak masa dini-Nya, sampai mengorbankan darah-Nya. Ia men-

curahkan darah-Nya setetes demi setetes, dan kelak sesudah 

itu Ia menumpahkannya dalam kucuran-kucuran.  

2.  Sekalipun dengan sunat itu Ia dianggap seperti seorang asing, 

dan harus mengikuti upacara itu supaya diakui untuk menik-

mati kovenan dengan Tuhan  . Padahal sebelum ini Ia selalu me-

rupakan Anak-Nya yang terkasih. Bahkan lebih dari itu, Ia di-

anggap sebagai seorang pendosa, yang kejahatan-Nya perlu di-

singkirkan. Padahal, tidak ada aib cela yang harus dibersihkan 

dari-Nya. Namun begitu, Ia tunduk saja pada hukum itu. Ia 

mau tunduk supaya Ia menjadi serupa dengan kita, bukan ha-

nya serupa dalam daging, namun  bahkan dalam daging yang 

dikuasai dosa (Rm. 8:3).  

3.  Sekalipun Ia membuat diri-Nya wajib melakukan seluruh hu-

kum Taurat (Gal. 5:3), Ia tetap tunduk pada hukum itu. Ia mau 

tunduk supaya Ia dapat mengenakan rupa seorang hamba 

pada diri-Nya, walaupun sebenarnya Ia lahir sebagai orang 

merdeka. Kristus disunat,  

(1) Supaya Ia boleh mengakui diri-Nya sendiri sebagai ketu-

runan Abraham, dan keturunan bangsa yang untuk mereka-

lah, mengenai hal kedagingan, Ia datang, dan supaya da-

lam segala hal Ia sama dengan saudara-saudara-Nya dari 

keturunan Abraham (Ibr. 2:16).  

(2) Supaya Ia boleh mengakui diri-Nya sendiri sebagai jaminan 

bagi dosa-dosa kita dan sebagai pengusaha keselamatan 

kita. Sunat (menurut Dr. Goodwin) yaitu  suatu persetuju-

an yang dengannya kita mengakui diri kita sebagai orang-

orang yang wajib tunduk pada hukum itu. Demikianlah 

Kristus, dengan disunat, melakukan sunat itu sebab  ta-

ngan-Nya terikat pada persetujuan itu, sebab  Ia dibuat 

menjadi dosa untuk kita. Hukum Taurat yang penuh upa-

cara itu melibatkan banyak pengorbanan. Kristus di sini 

mengo


Related Posts:

  • lukas 1-12 3 utamakan saat  sunat dilembagakan. Me-reka bersukacita atas kelahiran anak itu dan datang bersama-sama untuk menyunatkan dia. Perhatikanlah, kebahagiaan terbe-sar yang bisa kita terima di dalam anak-anak kita yaitu… Read More