lukas 1-12 4


 rbankan diri-Nya sendiri, bukan darah kerbau atau 

kambing domba, namun  darah-Nya sendiri, dan hal ini tidak 

pernah dilakukan siapapun sebelumnya yang menyunat-

kan dirinya untuk mengorbankan dirinya.  

(3) Supaya dengan sunat ini Ia mengesahkan dan menghor-

mati persembahan bayi atau anak kepada Tuhan   yang dila-

kukan di gereja. Persembahan anak ini merupakan meterai 

perjanjian (kovenan) yang sudah disahkan dan merupakan 

kebenaran dengan iman, yaitu upacara sunat di zaman 

dahulu (Rm. 4:11) dan baptisan di zaman ini. Sudah pasti 

bahwa penyunatan-Nya pada usia-Nya yang ke delapan 

hari itu lebih memberi arti bagi persembahan anak yang 

dilakukan oleh orang-orang Kristen yang setia melalui 

pembaptisan mereka saat masih bayi dibandingkan dengan 

pembaptisan-Nya pada usia-Nya yang ketiga puluh. Per-

ubahan dari upacara sunat menjadi baptisan tidaklah 

mengubah intisari dari kedua acara ini . 

Pada upacara penyunatan-Nya ini, sesuai adat istiadat, 

Ia diberi nama. Ia dinamai Yesus atau Yosua, sebab  demi-

kianlah Ia dinamai oleh malaikat itu kepada Maria ibu-Nya 

sebelum Ia sendiri dikandung (Luk. 1:31), dan juga kepada 

Yusuf ayah-Nya (Mat. 1:21).  

[1] Ini sebuah nama yang umum di kalangan orang Yahudi, 

seperti nama Yohanes (Kol. 4:11), supaya dengan begitu 

Ia menjadi serupa dengan saudara-saudara-Nya.  

[2] Ini nama yang sama dengan nama dua orang menjadi 

pertanda-Nya dalam zaman Perjanjian Lama, yaitu Yo-

sua, pengganti Musa, yang menjadi pemimpin bangsa 

Israel dan penakluk tanah Kanaan, dan Yosua, sang 

Imam Besar, yang dimahkotai untuk menggambarkan 

Kristus sebagai Imam di atas takhta-Nya (Zah. 6:11, 13).  

[3] Nama ini punya arti yang sangat khusus bagi usaha 

yang dilakukan-Nya. Yesus berarti Penyelamat. Ia dina-

mai bukan berdasarkan kemuliaan sifat ilahi-Nya, me-

lainkan berdasarkan rancangan mulia-Nya sebagai Per-

antara. Ia membawa keselamatan. 

II.  Ia dipersembahkan di dalam Bait Tuhan  . Ini dilakukan dengan ma-

ta yang tertuju pada hukum Taurat dan pada waktu yang ditetap-

kan oleh hukum Taurat, saat  umur-Nya empat puluh hari, 

saat  genap waktu pentahiran (ay. 22). Banyak salinan, yang me-

rupakan salinan asli, menerjemahkan kata auton for autes, hari-

hari pentahiran mereka, yakni baik pentahiran sang ibu maupun 

sang anak, sebab  demikianlah yang dimaksudkan oleh hukum 

Taurat. Yesus Tuhan kita, walaupun tidak ada aib dosa dalam 

diri-Nya untuk dibersihkan, tetap tunduk pada hukum itu, seperti 

yang dilakukan-Nya dengan upacara sunat, sebab  Dia dibuat 

menjadi dosa untuk kita. Seperti halnya oleh penyunatan Kristus, 

kita dapat disunat, melalui penyatuan dan persekutuan kita de-

ngan-Nya, dengan sunat rohani yang bukan dilakukan oleh manu-

sia (Kol. 2:11), demikian pula, dengan pentahiran Kristus, kita 

juga dapat dimurnikan secara rohani dari kenajisan dan kejahatan 

yang kita bawa bersama kita ke dalam dunia ini. Nah, sesuai de-

ngan hukum Taurat, 

1.  Kanak-kanak Yesus, sebagai anak laki-laki sulung, diserahkan 

kepada Tuhan, di dalam salah satu pelataran Bait Tuhan  . Se-

perti ada tertulis dalam hukum Tuhan (ay. 23), Semua anak 

laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Tuhan  , sebab  dengan 

kuasa pemeliharaan khususlah anak-anak sulung Israel dise-

lamatkan namun  anak-anak sulung orang Mesir dibunuh oleh 

malaikat maut. Demikianlah Kristus, sebagai yang sulung, 

menjadi Imam sebab  hak, melebihi yang diperoleh oleh ketu-

runan Harun. Kristus merupakan yang sulung dari antara se-

mua saudara, dan dinamai yang dikuduskan bagi Tuhan  , dan 

tidak pernah ada orang yang seperti Dia. Walaupun demikian, 

Ia tetap diserahkan kepada Tuhan seperti layaknya anak-anak 

laki-laki sulung lainnya. Meskipun Ia baru saja keluar dari 

pangkuan Bapa, Ia diserahkan juga kepada-Nya oleh tangan 

seorang imam, seolah-olah Ia yaitu  seorang asing yang perlu 

diperkenalkan oleh seseorang. Diserahkannya Dia kepada 

Tuhan menandakan bahwa Dia sendiri menyerahkan diri-Nya 

kepada Tuhan sebagai Pengantara, saat  Dia dibuat maju dan 

mendekat kepada-Nya (Yer. 30:21). Namun, menurut hukum 

Taurat, Ia ditebus (Bil. 18:15). Semua yang terdahulu lahir 

harus kamu tebus, dan nilainya yaitu  lima syikal perak (Im. 

27:6; Bil. 18:16). namun , mungkin kalau keluarga itu miskin, 

maka imam diperbolehkan untuk menerima harga yang ku-

rang, atau malah tidak sama sekali, sebab  mengenai Kristus 

harganya tidak disebutkan di sini. Kristus diserahkan kepada 

Tuhan, dan bukan dikembalikan, sebab  Ia akan melayani 

Tuhan selamanya. Walaupun Ia tidak tinggal di Bait Tuhan   

seperti Samuel untuk melayani di sana, namun Ia diserahkan 

kepada Tuhan seperti Samuel selama hidupnya dan melayani-

Nya di Bait Tuhan   yang sejati yang tidak dibuat oleh manusia. 

2. Sang ibu membawa persembahannya (ay. 24). saat  menye-

rahkan anaknya kepada Tuhan, anaknya yang akan menjadi 

korban persembahan yang agung, sang ibu mungkin saja 

dibebaskan dari kewajiban membawa persembahan lainnya. 

Namun, menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, 

yang masih berlaku saat  itu dan sebab  itu harus dijalan-

kan, ia harus mempersembahkan sepasang burung tekukur 

atau dua ekor anak burung merpati. Bila ia seorang yang mam-

pu, ia harus membawa seekor domba sebagai korban bakaran 

dan seekor merpati sebagai korban penghapus dosa. Namun, 

sebab  miskin dan tidak mampu membeli seekor domba, ia 

membawa dua ekor merpati, yang seekor untuk korban bakar-

an dan yang lainnya lagi untuk korban penghapus dosa (Im. 

12:6, 8). Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam setiap 

ibadah kita kepada Tuhan   dan terutama dalam peristiwa-peris-

tiwa khusus, kita harus mengucap syukur kepada Tuhan   atas

 belas kasih-Nya kepada kita dan juga mengakui dengan duka 

cita dan malu bahwa kita telah berdosa terhadap Dia. Dalam 

kedua hal ini kita harus memuliakan Dia, janganlah kita lupa 

melakukan kedua hal ini. Kristus tidak dikandung dan dilahir-

kan dalam dosa, seperti orang lain, jadi kedua hal di atas tadi 

tidak perlu dilakukan dalam kasus-Nya. Hanya saja, sebab  Ia 

dibuat takluk pada hukum Taurat, Ia memenuhi kewajiban itu 

juga. Dengan demikian, Ia mau memenuhi segala yang benar. 

Kalau Kristus saja mau melakukan hal yang demikian, terlebih 

lagi kita manusia, kita harus mengakui segala dosa kita, ka-

rena siapa yang dapat berkata bahwa dia telah mentahirkan 

hatinya?  

Kristus, Simeon, dan Hana di Bait Tuhan    

(2:25-40) 

25 yaitu  di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan 

saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 

26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan 

mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang 

ke Bait Tuhan   oleh Roh Kudus. saat  Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh 

orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum 

Taurat, 28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Tuhan  , 

katanya: 29 “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai 

sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat kesela-

matan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala 

bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan 

menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat 

heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon member-

kati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak 

ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di 

Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 – 

dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata 

pikiran hati banyak orang.” 36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perem-

puan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. 

Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, 37 dan 

sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah 

meninggalkan Bait Tuhan   dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan 

berdoa. 38 Dan pada saat  itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap 

syukur kepada Tuhan   dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang 

yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. 39 Dan setelah selesai semua 

yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota 

kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. 40 Anak itu bertambah besar dan 

menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Tuhan   ada pada-Nya.  

Meskipun Ia merendahkan diri-Nya sendiri, masih tetap ada penghor-

matan yang diberikan kepada-Nya untuk mengimbangi aib keadaan 

hina-Nya itu. Agar kita tidak tersandung dengan kelahiran-Nya yang 

hina, maka para malaikat mempermuliakan-Nya. Dan sekarang, agar 

tidak malu dengan keadaan-Nya saat Ia diserahkan di Bait Tuhan  , se-

perti layaknya anak-anak lain yang dilahirkan di dalam dosa, maka 

Simeon dan Hana dengan ilham Roh Kudus mempermuliakan Dia, 

dalam kerumunan anak-anak lain, sekalipun saat itu Ia hanya dise-

rahkan dengan diam-diam tanpa semarak upacara khidmat.  

I. Sebuah kesaksian yang sangat mempermuliakan Dia diberikan 

oleh Simeon. Sebuah kesaksian yang meninggikan nama Anak itu 

dan membesarkan hati orangtua-Nya, serta mungkin merupakan 

pendahuluan yang menyenangkan bagi para imam untuk menge-

nal Juruselamat ini, seandainya saja pengawal-pengawal umat 

Tuhan   ini tidak buta. Sekarang, perhatikanlah hal-hal berikut ini, 

1.  Catatan yang ada mengenai Simeon atau Simon ini. Ia tinggal 

di Yerusalem dan dikenal sebab  kesalehannya dan kedekat-

annya dengan Tuhan  . Sejumlah pakar yang akrab dengan para 

penulis Yahudi menemukan bahwa pada masa itu memang 

ada seseorang yang bernama Simeon, seorang yang terkemuka 

di Yerusalem, yang yaitu  anak Hillel dan yang menjadi orang 

pertama yang memperoleh gelar Rabban, gelar tertinggi yang 

mereka berikan kepada alim ulama mereka dan hanya diberi-

kan kepada tujuh orang di antara mereka. Ia menggantikan 

kedudukan ayahnya, Hillel, sebagai pemimpin sekolah tinggi 

yang didirikan ayahnya, dan juga sebagai pemimpin majelis 

Sanhedrin. Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa ia dikaru-

niai roh nubuat, dan ia digeser dari kedudukannya sebab  ia 

bersaksi menentang pandangan umum orang-orang Yahudi 

perihal kerajaan sementara Sang Mesias. Para pakar ini  

mengamati juga bahwa namanya tidak disebut-sebut dalam 

kitab Mishna atau artikel  mengenai tradisi-tradisi orang Yahudi, 

yang menunjukkan bahwa ia tidak menjadi pendukung kebo-

dohan bangsa ini. Satu hal yang tidak mendukung dugaan ini 

yaitu  bahwa pada masa ini, Hillel, ayahnya masih hidup, dan 

bahwa ia sendiri juga hidup bertahun-tahun lamanya setelah 

peristiwa ini sebagaimana tercatat dalam sejarah bangsa Ya-

hudi. Namun, mengenai keberatan ini, kita mengetahui bahwa 

di sini tidak dikatakan bahwa ia yaitu  seorang yang sudah 

lanjut usia, dan perkataannya, Sekarang biarkanlah hamba-Mu 

ini pergi dengan damai sejahtera, menunjukkan bahwa ia ber-

sedia mati sekarang, namun  tidak berarti ia meninggal dunia se-

gera sesudah itu. Rasul Paulus hidup bertahun-tahun lama-

nya setelah ia menyatakan bahwa kematiannya sudat dekat 

(Kis. 20:25). Hal lain yang tidak mendukung yaitu  bahwa 

putra Simeon ternyata yaitu  Gamaliel, seorang Farisi, dan 

menjadi musuh Kekristenan. Tentang hal ini, bukan sesuatu 

yang aneh kalau seseorang yang dengan setia mengasihi 

Kristus memiliki anak yang menjadi seorang Farisi fanatik.  

Catatan tentang Simeon di sini yaitu :  

(1) Bahwa ia seorang yang benar dan saleh, yakni benar terha-

dap sesama manusia dan bersikap saleh terhadap Tuhan  . 

Kedua hal ini harus berjalan bersama-sama, masing-ma-

sing akan saling mendukung satu sama lain dan tidak 

akan saling merugikan.  

(2) Bahwa ia menantikan penghiburan bagi Israel, yakni da-

tangnya Sang Mesias, yang hanya di dalam diri-Nya saja 

bangsa Israel yang sekarang menderita sengsara sebab  

teraniaya dan tertekan akan mendapat penghiburan. 

Kristus bukan hanya menjadi penghibur umat-Nya, namun  

merupakan penghiburan dan dasar penghiburan itu sen-

diri, penghiburan bagi Israel. Mereka yang percaya akan ke-

datangan-Nya, terus menantikan, merindukan kedatangan-

Nya, dan mengharapkan kedatangan-Nya dengan penuh ke-

sabaran. Dapat saya katakan bahwa yang dimaksud yaitu  

menunggu dengan tingkat ketidaksabaran tertentu sampai 

penghiburan itu tiba. Simeon memahami hal ini melalui 

kitab-kitab lama, seperti Kitab Daniel, bahwa saatnya su-

dah dekat, sebab  itu sekarang dinanti-nantikannya de-

ngan pengharapan yang lebih besar. Orang-orang Yahudi 

yang tidak percaya, yang masih mengharapkan apa yang 

sebenarnya telah tiba sekarang, menggunakan hal ini seba-

gai sumpah serapah atau ungkapan kemarahan, “Hal ini 

benar, sama seperti saya benar-benar berharap melihat 

penghiburan bagi Israel.” Perhatikanlah, penghiburan bagi 

Israel itu harus dinantikan, layak untuk dinantikan, dan 

akan sangat disambut oleh mereka yang telah lama 

menanti-nantikan dan terus menantikannya.  

(3) Roh Kudus ada di atasnya, bukan hanya sebagai Roh keku-

dusan, namun  juga sebagai Roh nubuat. Ia dipenuhi oleh 

Roh Kudus, dan dimampukan mengatakan hal-hal yang 

melampaui dirinya sendiri.  

(4) Ia memperoleh janji yang indah bagi dirinya sendiri, bahwa 

ia tidak akan mati sebelum ia melihat Sang Mesias (ay. 26). 

Ia menyelidiki waktu yang dimaksudkan oleh Roh Kristus 

melalui para nabi dalam Perjanjian Lama, apakah waktu 

itu bukan sekarang yang sudah dekat ini, dan ia menerima 

pernyataan Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum 

ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Perhati-

kanlah, mereka, dan hanya mereka yang melihat Kristus 

dengan iman sajalah, yang dapat melihat kematian dengan 

penuh keberanian dan menatapnya tanpa rasa gentar.            

2. Kedatangan Simeon di Bait Tuhan   bertepatan dengan saat 

Kristus dipersembahkan di sana (ay. 27). Pada saat itu, saat  

Yusuf dan Maria membawa Anak itu untuk didaftarkan seperti 

yang biasa dilakukan dalam artikel  jemaat untuk anak-anak 

sulung, datanglah Simeon ke Bait Tuhan  , oleh petunjuk Roh 

Kudus. Roh yang sama, yang telah memberikan dukungan da-

lam pengharapannya, sekarang menyediakan jalan bagi suka-

citanya. Ada bisikan di telinganya, “Datanglah sekarang ke 

Bait Tuhan  , dan engkau akan melihat apa yang ingin engkau 

lihat.” Perhatikanlah, siapa yang ingin melihat Kristus harus 

datang ke Bait-Nya, sebab  di sanalah Tuhan yang kamu cari 

akan datang dengan tiba-tiba menemui kamu, sebab  itu di 

sanalah kamu harus siap menemui Dia.     

3.  Rasa puas yang menyertai saat  ia menyambut apa yang se-

dang dilihatnya. Ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya 

(ay. 29), ia memeluk Anak itu dengan penuh kasih sayang yang 

tak terlukiskan, menempelkan-Nya ke atas dadanya, sedekat 

mungkin dengan hatinya yang sarat dengan sukacita. Ia mena-

tang Anak itu dan mengangkat-Nya dan menyerahkan-Nya ke-

pada Tuhan (demikianlah beberapa orang berpikir), untuk me-

lakukan bagian yang seharusnya dilakukan oleh orangtua-Nya 

atau para imam, sebab  berbagai penulis kuno mengatakan 

bahwa ia sendiri yaitu  seorang imam. saat  dengan iman 

yang hidup kita menerima berita Injil mengenai Kristus dan 

dengan kasih dan kepasrahan hati kita sambut apa yang dita-

warkannya mengenai Kristus, maka saat itulah kita menatang 

Kristus. Kepada Simeon dijanjikan bahwa ia akan melihat 

Kristus, namun ia menerima lebih daripada yang dijanjikan: ia 

juga menatang Anak itu.  

4.  Ungkapan khidmat yang diberikan lalu   oleh Simeon. Ia 

memuji Tuhan  , katanya, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-

Mu ini pergi dalam damai sejahtera” (ay. 29-32). 

(1) Ia menerima gambaran masa depan yang menyenangkan 

tentang dirinya, yang merupakan suatu pencapaian besar 

yang jauh di atas rasa cinta terhadap kehidupan dan takut 

akan kematian.  Bahkan ia mencapai tingkat rasa yang ku-

dus untuk kurang menyukai kehidupan dan merindukan 

kematian, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi 

dalam damai sejahtera, sebab mataku telah melihat kesela-

matan yang dari pada-Mu yang telah dijanjikan kepadaku 

sebelum aku mati.”  

Di sini kita melihat:  

[1] Sebuah pengakuan bahwa Tuhan   sama baiknya seperti 

Firman-Nya. Seperti yang diakui Salomo bahwa tidak 

ada satu pun janji-Nya yang baik yang tidak ditepati 

(1Raj. 8:56). Perhatikanlah, siapa yang percaya pada 

Firman Tuhan  , pengharapannya tidak akan dipermalu-

kan.  

[2] Ucapan syukur untuk hal itu. Ia memuji Tuhan   sebab  ia 

telah melihat keselamatan di dalam pelukannya, kesela-

matan yang ingin dilihat oleh banyak nabi dan raja, na-

mun mereka tidak pernah dapat menyaksikannya.  

[3]  Sebuah pengakuan atas imannya, bahwa Anak yang 

ada di dalam pelukannya yaitu  Sang Juruselamat, Ke-

selamatan itu sendiri, keselamatan yang daripada-Mu, 

keselamatan yang telah Engkau tetapkan, keselamatan 

yang telah Engkau sediakan dan rancang dengan luar 

biasa sempurna. Sekalipun harus menunggu lama un-

tuk dinyatakan, keselamatan itu sedang dalam persiap-

an.  

[4] Sebuah ucapan selamat tinggal terhadap dunia ini, “Se-

karang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam da-

mai sejahtera, mataku telah diberkati dengan apa yang 

kulihat sekarang ini, biarlah sekarang aku menutup 

mata dan tidak melihat apa pun dalam dunia ini.” Mata 

tidak kenyang melihat (Pkh. 1:8), sampai mata itu meli-

hat Kristus, dan saat itulah akhirnya ia menjadi ke-

nyang. Betapa hinanya dunia ini di mata orang yang 

memiliki Kristus dalam pelukannya dan keselamatan 

dalam matanya! Sekarang, selamat tinggal semua saha-

bat dan rekan-rekanku, semua kesenangan dan peker-

jaanku di sini, bahkan Bait Tuhan   juga.  

[5] Sebuah ucapan selamat datang pada kematian, “Seka-

rang, biarkanlah hamba-Mu ini pergi.” Perhatikanlah, ke-

matian yaitu  sebuah kepergian, jiwa pergi keluar me-

ninggalkan tubuh, dari dunia wujud menuju dunia roh. 

Kita tidak boleh dengan sengaja mencari kematian sam-

pai Tuhan memanggil kita, sebab  kita yaitu  hamba-

hamba-Nya, dan kita tidak boleh meninggalkan tugas 

pelayanan yang telah ditetapkan bagi kita sampai kita 

telah menggenapkan waktu kita. Kepada Musa dijanji-

kan bahwa ia akan melihat tanah Kanaan, baru kemu-

dian mati; namun  ia berdoa agar ketetapan ini  

dapat diubah (Ul. 3:24-25). Kepada Simeon dijanjikan 

bahwa ia tidak akan melihat kematian sampai ia telah 

melihat Kristus. Ia bersedia menafsirkan janji ini  

melebihi apa yang telah dinyatakan. Secara tidak lang-

sung ia mengartikan bahwa setelah melihat Kristus, ia 

akan mati. Tuhan jadilah kehendak-Mu, jadi, sekarang 

biarkanlah hamba-Mu ini pergi.  

Perhatikan di sini:  

Pertama, betapa menyenangkannya kematian se-

orang yang baik. Sebagai seorang hamba Tuhan  , ia pergi 

dari tempat yang penuh kesulitan dan kerja keras me-

nuju tempat perhentian. Ia pergi dalam damai sejahtera, 

damai dengan Tuhan  , damai dengan hati nuraninya sen-

diri. Juga damai dengan kematian, yang telah diterima 

dan dikenal dengan baik. Ia pergi sesuai dengan Firman 

Tuhan  , seperti halnya Musa yang juga pergi sesuai de-

ngan Firman Tuhan (Ul. 34:5). Kata-kata dalam perintah 

berkata, “Pergi dan matilah” sedangkan kata-kata dalam 

janji berkata, “Aku akan datang kembali dan membawa 

kamu ke tempat-Ku.”  

Kedua, apa yang menjadi alasan dari penghiburan 

ini? Sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari 

pada-Mu. Hal ini menunjukkan sesuatu yang lebih dari-

pada rasa puas sebab  telah melihat, seperti yang telah 

dialami Yakub (Kej. 46:30), Sekarang bolehlah aku mati, 

setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa 

engkau masih hidup. Hal ini menunjukkan pengharapan 

yang penuh kepercayaan akan adanya keadaan yang 

bahagia di seberang kematian. Keselamatan yang telah 

dilihatnya sekarang bukan saja menghilangkan kengeri-

an kematian, namun  juga memberi keuntungan (Fil. 

1:21). Perhatikanlah, mereka yang telah menyambut 

Kristus juga akan bisa menyambut kematian.  

(2) Ia menerima gambaran masa depan yang menyenangkan 

tentang dunia ini dan tentang jemaat Tuhan. Keselamatan 

ini akan menjadi,   

[1] Sebuah berkat bagi dunia ini. Keselamatan ini telah di-

sediakan di hadapan segala bangsa. Bukan tersem-

bunyi di sebuah sudut, namun  diberitahukan kepada se-

mua bangsa; sebagai terang yang menerangi bangsa-

bangsa lain yang sekarang tinggal dalam kegelapan. 

Mereka akan memiliki pengetahuan tentang Dia dan 

Tuhan  , serta dunia lain yang diperoleh melalui Dia. Hal 

ini berkaitan dengan pernyataan di dalam Yesaya 49:6, 

Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-

bangsa, sebab  Kristus datang untuk menjadi terang 

dunia, bukan menjadi sebuah pelita di atas kaki dian 

bangsa Yahudi, namun  menjadi Surya kebenaran.  

[2] Sebuah berkat bagi jemaat orang percaya, menjadi ke-

muliaan bagi umat-Mu, Israel. Merupakan sebuah kehor-

matan bagi bangsa Yahudi sebab  Sang Mesias berasal 

dari salah satu suku mereka. Mesias dilahirkan, hidup, 

dan mati di antara bangsa Yahudi. Bagi mereka yang 

merupakan bangsa Israel sejati, yakni Israel secara ro-

hani, Ia menjadi kemuliaan, penerang yang abadi (Yes. 

60:19). Mereka akan bermegah di dalam Dia. Seluruh 

keturunan Israel akan nyata benar dan akan bermegah 

di dalam Tuhan (Yes. 45:25). saat  memerintahkan 

murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada se-

mua bangsa, Kristus menjadikan diri-Nya terang yang 

menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain. saat  Ia 

menambahkan kata-kata, “mulai dari Yerusalem,” Ia 

menjadikan diri-Nya kemuliaan bagi umat-Nya Israel.  

5.  Nubuat mengenai Anak ini, yang disampaikan Simeon seraya 

memberkati Yusuf dan Maria. Bapa dan ibu-Nya amat heran 

akan segala hal yang semakin banyak dan semakin jelas dika-

takan tentang Anak itu (ay. 33). sebab  hati mereka tersentuh 

dan iman mereka dikuatkan oleh perkataan yang disampaikan 

kepada mereka, maka lebih banyak lagi yang dikatakan ke-

pada mereka. 

(1) Simeon menunjuk kepada Yusuf dan Maria mengapa mere-

ka harus bersukacita. sebab  Anak itu memberkati mereka 

(ay. 34). Ia menyatakan bahwa mereka diberkati sebab  

mendapat kehormatan untuk berkerabat dengan Anak ini, 

dan dipercayakan untuk membesarkan Dia. Ia berdoa bagi 

mereka, agar Tuhan   memberkati mereka, dan mengharapkan 

orang lain juga melakukan hal yang sama. Mereka memiliki 

alasan untuk bersukacita sebab  Anak ini, bukan saja ka-

rena Dia menjadi penghiburan dan kehormatan bagi mere-

ka, namun  juga bagi semua orang. Sesungguhnya Anak ini 

ditentukan akan membangkitkan banyak orang di Israel, 

artinya untuk pertobatan mereka yang telah mati dan 

terkubur di dalam dosa agar dapat hidup kembali di dalam 

Tuhan  . Juga untuk penghiburan bagi banyak umat Tuhan 

yang terpuruk dan tenggelam dalam penderitaan dan rasa 

putus asa. Mereka yang ditetapkan untuk dijatuhkan kare-

na Dia mungkin sama dengan mereka yang ditetapkan 

untuk dibangkitkan sebab  Dia pula. Anak ini ditentukan 

untuk eis ptōsin kai anastasin – untuk menjatuhkan mereka 

agar mereka dapat bangkit kembali. Untuk merendahkan 

dan menghinakan mereka, mengeluarkan mereka dari se-

mua kepercayaan terhadap diri sendiri, agar mereka dapat 

dipermuliakan dengan bersandar pada Kristus. Dialah yang 

meremukkan dan Dialah yang menyembuhkan, Paulus 

jatuh, dan bangkit kembali.  

(2) Demikian pula, ia menunjukkan alasan mengapa mereka 

harus bersukacita dengan gemetar, sesuai dengan nasihat 

dahulu kala berkenaan dengan kerajaan Sang Mesias 

(Mzm. 2:11). Supaya jangan sampai Yusuf, dan khususnya 

Maria, meninggikan diri sebab  pernyataan-pernyataan 

yang luar biasa itu. Inilah duri dalam daging bagi mereka, 

untuk mendiamkan sukacita mereka yang berlebihan. Itu-

lah yang kadang-kadang kita perlukan juga.  

[1] Benar bahwa Yesus akan menjadi berkat bagi Israel, na-

mun ada juga sebagian orang di Israel yang ditentukan 

untuk dijatuhkan, yaitu mereka yang merasa gusar ka-

rena kejahatannya diungkap, mereka akan berprasang-

ka dan menjadi sangat marah kepada-Nya. Mereka juga 

akan merasa tersinggung dan jengkel sebab  dosa dan 

kehancuran mereka dinyatakan oleh Yesus Kristus. 

Mereka menyerap racun bagi diri sendiri dari balsam di 

Gilead, dan memecahkan jiwa mereka di atas gunung 

batu keselamatan, bagi merekalah batu penjuru yang 

mahal itu akan menjadi batu sandungan. Hal ini meru-

juk pada nubuatan dalam Yesaya 8:14-15, Ia akan men-

jadi tempat kudus bagi sejumlah orang, namun  jerat bagi 

yang lain (1Ptr. 2:7-8). Perhatikanlah, memang sangat-

lah menyenangkan untuk memikirkan berapa banyak 

orang yang menjadikan Kristus dan Injil-Nya sebagai 

aroma pembawa kehidupan, namun, sangat menyedih-

kan juga untuk memikirkan berapa banyak orang yang 

justru menjadikan Dia sebagai aroma pembawa kemati-

an. Ia ditetapkan untuk menjadi tanda untuk dikagumi 

oleh sejumlah orang, namun bagi banyak orang lain Ia 

justru menimbulkan perbantahan. Ia menjadi tanda, se-

hingga banyak orang memerhatikan Dia selama pelayan-

an-Nya di masyarakat luas, namun  banyak orang melon-

tarkan tuduhan melawan Dia. Ia terus ditentang dan 

dilecehkan dalam hal-hal yang sebenarnya sepeleh de-

ngan berbagai perbantahan dan celaan dari orang-orang 

berdosa. Akibat perbantahan ini ialah pikiran dan hati 

banyak orang menjadi nyata (ay. 35), artinya melalui 

perbantahan inilah mereka menunjukkan keadaan mere-

ka sendiri sehingga terungkaplah keadaan dan perbeda-

an diri mereka. Keadaan pikiran dan sifat baik yang ter-

sembunyi dari sejumlah orang akan terungkap melalui 

tindakan mereka untuk menerima Kristus dan berada 

di dekat-Nya. Kejahatan dan sifat jahat yang tersem-

bunyi akan tampak sangat jelas melalui kebencian dan 

amarah orang-orang terhadap Kristus. Manusia akan 

dihakimi menurut apa yang ada dalam hati mereka, 

menurut apa yang mereka pikirkan mengenai Kristus. 

Apakah mereka berada di pihak-Nya atau melawan Dia? 

Firman Tuhan   akan menyatakan pikiran dan maksud hati 

manusia, dan melalui hal inilah kita akan menemukan 

diri kita sendiri dan selanjutnya dihakimi. 

[2] Benar bahwa Kristus akan menjadi penghiburan bagi 

ibu-Nya. namun  janganlah engkau terlampau bangga 

akan hal itu ibu, sebab  suatu pedang akan menembus 

jiwamu sendiri. Anak itu akan menjadi Yesus yang 

menderita.  

Pertama, “Engkau akan menderita bersama-Nya, me-

lalui simpatimu kepada-Nya yang melebihi sahabat-

sahabat-Nya yang lain, sebab  kedekatan hubunganmu 

dan kasihmu yang kuat kepada-Nya.” saat  Ia dileceh-

kan, hal itu akan menjadi pedang yang menembus tu-

lang ibu-Nya. saat  ibu-Nya berdiri di dekat salib-Nya 

dan melihat-Nya dalam keadaan sekarat, kita dapat 

meyakini bahwa penderitaan batin ibu-Nya begitu he-

bat, sehingga tepatlah perkataan yang diungkapkan 

Simeon, “Suatu pedang akan menembus jiwanya, mem-

belah sampai ke dalam hatinya.”  

Kedua, engkau akan menderita bagi-Nya. Banyak 

yang mengartikan hal ini sebagai nubuat tentang kema-

tian ibu-Nya sebagai seorang martir, dan memang bebe-

rapa penulis kuno membenarkan hal ini. Perhatikanlah, 

di tengah-tengah sukacita dan keberhasilan yang luar 

biasa di dunia ini, baik sekali untuk mengingat bahwa 

rintangan dan masalah selalu menyertai kita.     

II.  Anak ini diperhatikan oleh seseorang yang bernama Hana atau 

Ana, seorang nabi wanita . Dengan demikian, seorang dari 

masing-masing jenis kelamin bisa memberikan kesaksian tentang 

Dia, yang mengundang baik laki-laki maupun wanita  untuk 

percaya kepada-Nya, agar mereka semua bisa diselamatkan.  

Perhatikan baik-baik:  

1.  Catatan tentang siapa sebenarnya Hana ini. Ia yaitu :  

(1) Seorang nabi wanita . Roh nubuat sekarang mulai 

bangkit kembali, setelah terhenti selama lebih dari tiga 

ratus tahun di tanah Israel. Mungkin tidak diragukan lagi 

ia yaitu  seorang yang memiliki pemahaman tentang Kitab 

Suci di atas kebanyakan wanita  pada umumnya, dan 

ia mengajar wanita -wanita  muda hal-hal mengenai 

Tuhan  . Meskipun masa itu merupakan masa kemunduran 

umat Tuhan  , namun Tuhan   bukan tidak menyatakan diri-Nya 

dengan berbagai-bagai kebajikan.  

(2) Ia yaitu  anak Fanuel. Menurut bapa gereja Grotius, nama 

ayah Hana disebut untuk mengingatkan kita tentang Peniel 

di zaman Yakub (Kej. 32:30), bahwa sekarang rahasia itu 

harus diungkapkan, yaitu di dalam Kristus kita seperti me-

lihat Tuhan   dengan berhadapan muka, namun  nyawa kita 

tertolong. Nama wanita  ini berarti penuh anugerah.  

(3) Ia berasal dari suku Asyer yang ada di Galilea. Menurut se-

bagian orang, fakta ini disebut di sini untuk menolak pen-

dapat orang banyak yang menyatakan bahwa tidak ada 

nabi yang datang dari Galilea. saat  roh nubuat mulai 

bangkit kembali, nubuat itu datang dari Galilea.  

(4) Ia sudah sangat lanjut umurnya, seorang janda yang ber-

umur sekitar delapan puluh empat tahun. Beberapa orang 

menduga bahwa ia telah menjanda selama delapan puluh 

empat tahun, sehingga sekarang ia berusia lebih dari sera-

tus tahun. Namun, menurut anggapan sebagian orang lain 

lagi, orang yang sudah sangat tua seperti itu mungkin ti-

dak mampu untuk berpuasa dan berdoa seperti yang ia la-

kukan, jadi mungkin ia baru berusia delapan puluh empat 

tahun saat  itu, dan telah lama menjanda. Meskipun ia 

seorang janda muda, sebab  ia hidup bersama suaminya 

hanya selama tujuh tahun, namun ia tidak pernah meni-

kah lagi, ia tetap menjadi janda sampai akhir hayatnya, 

dan hal ini disebutkan sebagai pujian baginya.  

(5) Ia tinggal di Bait Tuhan   atau setidaknya pengunjung tetap 

Bait Tuhan   ini . Beberapa orang menduga ia menginap 

di seputaran pelataran Bait Tuhan  . Mungkin ia tinggal di 

rumah penampungan yang dikelola oleh badan amal Bait 

Tuhan  , atau mungkin juga ia disediakan suatu tempat di 

sana mengingat ia yaitu  seorang nabi wanita , supaya 

orang yang berhasrat mengetahui kehendak Tuhan   dapat 

dengan mudah meminta arahan dan nasihat darinya. Seba-

gian orang lagi berpendapat bahwa kalimat ia tidak pernah 

meninggalkan Bait Tuhan   tidak punya maksud lain selain 

daripada bahwa ia selalu berada di Bait Tuhan   untuk mela-

yani Tuhan. Terlebih lagi bila ada pekerjaan baik yang ha-

rus dilakukan, maka ia selalu siap untuk menggabungkan 

diri bersama orang lain di sana. Sangat mungkin ia memi-

liki rumah sendiri di sekitar Bait Tuhan  , sehingga di sam-

ping ia selalu hadir saat ibadah umum bersama jemaat, ia 

juga senantiasa melakukan ibadah pribadi di rumahnya, 

sebab  dikatakan bahwa siang malam ia beribadah dengan 

berpuasa dan berdoa. sebab  ia tidak memiliki pekerjaan 

duniawi atau sudah tidak memiliki pekerjaan lagi, ia mem-

baktikan diri sepenuhnya pada kegiatan ibadah. Ia tidak 

hanya berpuasa dua kali dalam seminggu, namun  ia men-

jalani kehidupan yang menyangkali keinginan tubuh 

jasmani. Ia menghabiskan waktu dengan melakukan ke-

giatan-kegiatan keagamaan, sementara orang lain mengha-

biskan waktu dengan makan, minum, dan tidur. Ia bukan 

hanya memperhatikan jam-jam doa, namun  ia berdoa siang 

dan malam. Ia selalu berada dalam keadaan berdoa, men-

jalani kehidupan doa, membaktikan diri untuk berdoa, se-

ring hanyut dalam doa-doa yang khusyuk, sering membawa 

pujian dalam doa, berdoa dengan penuh khidmat, dan 

terperinci dalam mendoakan orang secara khusus. Dengan 

melakukan hal-hal ini, ia melayani Tuhan  , dan hanya itulah 

yang dipandangnya sebagai ibadah yang berarti dan ung-

gul. Orang-orang Farisi sering berpuasa dan menaikkan 

doa yang panjang-panjang, namun  mereka melayani diri sen-

diri. Mereka berpuasa dan berdoa demi kesombongan dan 

ketamakan mereka. namun  wanita  yang baik ini bukan 

hanya melakukan sesuatu yang baik, namun  melakukannya 

dengan suatu dasar pemikiran dan tujuan yang baik. Ia 

melayani Tuhan   dan memuliakan Dia dengan berpuasa dan 

berdoa.  

Perhatikanlah:  

[1] Penyembahan yaitu  sesuatu yang harus kita lakukan 

secara berkesinambungan, sementara tugas-tugas lain 

dapat kita lakukan hanya pada waktu-waktunya. Kita 

harus berdoa senantiasa.  

[2] Sangat menyenangkan bila kita melihat orang-orang 

Kristen yang telah lanjut usia melakukan penyembahan 

bersama-sama. Orang-orang yang tidak jemu-jemu ber-

buat baik dan tidak mementingkan diri sendiri di atas 

ibadah ini atau merasa bangga sebab  dahulu pernah 

melakukannya. Orang-orang yang semakin merasa per-

lu untuk lebih melakukannya, terus-menerus sampai 

mereka pergi ke sorga.  

[3] Mereka yang rajin dan setia dalam mengembangkan te-

rang dan berbagai sarana yang mereka miliki, akan se-

makin menemukan berbagai hal baru yang terungkap 

bagi mereka. Sekarang Hana akhirnya mendapatkan 

upah yang berlimpah atas kehadirannya selama berta-

hun-tahun di Bait Tuhan  .    

2.  Kesaksian Hana tentang Tuhan Yesus (ay. 38), Pada saat  itu 

juga datanglah ia ke situ saat anak itu diserahkan dan Simeon 

sedang berbicara mengenai-Nya. Hana yang tidak pernah me-

ninggalkan Bait Tuhan  , tidak akan kehilangan peluang ini.  

Sekarang:  

(1) Ia mengucap syukur kepada Tuhan  , sama seperti Simeon. 

Mungkin seperti Simeon, ia juga berharap untuk pergi da-

lam damai sejahtera. Perhatikanlah, mereka yang diberi-

tahukan mengenai Kristus memiliki cukup alasan untuk 

bersyukur kepada Tuhan   atas karunia yang istimewa ini. 

Kita harus bergembira atas tugas-tugas itu sebab  menda-

tangkan pujian dan ucapan syukur ke atas orang lain. 

Mengapa kita tidak mengucap syukur juga seperti mereka? 

Hana sepakat dengan Simeon, dan membantu membuat 

keserasian. Ia mengaku kepada Tuhan   (begitulah yang bisa 

dibaca). Ia membuat pengakuan terbuka mengenai Anak 

ini.  

(2) Sebagai seorang nabi wanita , ia memberikan anjuran 

kepada orang lain mengenai Anak ini. Ia berbicara tentang 

Anak itu kepada semua orang yang percaya bahwa Sang 

Mesias akan datang dan kepada semua orang yang menan-

tikan kelepasan untuk Yerusalem. Kelepasan yaitu  sesua-

tu yang diinginkan, dinantikan, dan diharapkan. Kelepasan 

di Yerusalem, sebab  dari sanalah akan keluar firman 

Tuhan (Yes. 2:3). Ada sedikit orang di Yerusalem yang me-

nantikan kelepasan untuk Yerusalem. Walaupun sedikit, 

tampaknya Hana mengenal mereka semua, yang bersama-

sama dengan dia menantikan Sang Mesias. Ia mengetahui 

tempat untuk berjumpa dengan mereka, dan mereka juga 

mengetahui tempat untuk bertemu dengannya. sebab  

itulah ia memberitahukan kabar baik itu kepada mereka 

semua, bahwa ia telah melihat Tuhan. Kabar itu yaitu  

kabar yang luar biasa, yaitu perihal kelahiran-Nya, sama 

luar biasanya seperti kabar tentang kebangkitan-Nya nanti. 

Perhatikanlah, mereka yang mengenal Kristus secara pri-

badi harus berusaha sekuat tenaga untuk membawa orang 

lain juga mengenal Dia.    

Terakhir, berikut ini yaitu  catatan singkat perihal 

masa bayi dan masa kanak-kanak Tuhan kita Yesus. 

1.  Tempat Ia menghabiskan masa kecil-Nya itu (ay. 39). 

saat  upacara penyerahan Anak itu dan upacara pen-

tahiran ibu-Nya telah usai, kembalilah mereka ke Gali-

lea. Lukas tidak mencatat apa-apa lagi sampai mereka 

kembali ke Galilea. namun  dari Injil Matius (pasal 2) 

tampaklah bahwa dari Yerusalem mereka kembali ke 

Betlehem, dan di situlah orang-orang Majus dari Timur 

menemukan mereka. Dan mereka tinggal terus di sana 

sampai mereka dipimpin untuk menyingkir ke Mesir, 

melarikan diri dari kebencian dan amarah Herodes. Ke 

sanalah juga mereka kembali lagi saat  Herodes telah 

mati. Setelah itu mereka dipimpin untuk kembali ke ru-

mah mereka yang lama di Nazaret, tempat yang telah 

lama mereka tinggalkan, mungkin telah bertahun-tahun 

lamanya. Inilah tempat yang disebut kota kediaman me-

reka, sebab  mereka pernah tinggal cukup lama di 

sana, lagi pula kaum kerabat mereka juga ada di sana. 

Ia diperintahkan untuk menjauhi Yerusalem, sebab  ke-

rajaan-Nya dan jabatan imamat-Nya tidak ada kaitan-

nya dengan pemerintahan jemaat Yahudi atau pun ne-

gara Yahudi. Ia diutus ke tempat tidak terkenal dan pe-

nuh celaan. Untuk hal ini dan banyak hal lainnya, Ia 

merendahkan diri-Nya dan mengosongkan diri-Nya sen-

diri. 

2.  Bagaimana Ia menghabiskan masa kecil-Nya (ay. 40). 

Dalam semua hal, Ia dijadikan sama seperti saudara-

saudara-Nya. Oleh sebab  itu, Ia harus menjalani masa 

kecil dan masa kanak-kanak-Nya sama seperti anak-

anak lain, namun tanpa dosa, bahkan menunjukkan 

sifat (natur) ilahi di dalam diri-Nya. Sama seperti anak-

anak lain, Ia bertumbuh dalam tubuh jasmani-Nya dan 

berkembang dalam pengertian dalam jiwa kemanusiaan-

Nya, sehingga tubuh jasmaniah-Nya akan menjadi gam-

baran dari tubuh rohaniah-Nya. Walaupun tubuh ro-

hani-Nya digerakkan oleh suatu roh yang sempurna, 

namun tubuh itu tetap bertumbuh sendiri sampai men-

capai kedewasaan penuh (Ef. 4:13, 16).  

Namun:  

(1) Bila anak-anak lain sangat lemah dalam pengertian 

dan pemecahan masalah, sebaliknya Ia kuat di da-

lam roh. Oleh Roh Tuhan  , jiwa kemanusiaan-Nya di-

anugerahi dengan kekuatan luar biasa, sehingga 

semua kemampuan tubuh dan jiwa-Nya dapat men-

jalankan tugas secara luar biasa. Daya nalar-Nya 

sangat kuat dan penilaian-Nya sangat tajam.  

(2) Bila anak-anak lain memiliki kebodohan yang mele-

kat pada hati mereka, yang tampak dalam apa yang 

mereka katakan atau lakukan, sebaliknya, Ia dipe-

nuhi dengan hikmat, bukan melalui pengajaran dan 

pendidikan, namun  sebab  pekerjaan Roh Kudus. Se-

mua yang Ia katakan dan lakukan, dikatakan dan 

dikerjakan dengan bijaksana, jauh melampaui usia-

Nya.  

(3) Bila anak-anak lain menunjukkan kerusakan watak 

di dalam diri mereka dan benih-benih lalang dosa 

tumbuh bersama benih gandum yang baik, Ia me-

nunjukkan bahwa yang ada di atas-Nya hanyalah 

anugerah Tuhan   semata (gandum itu tumbuh tanpa 

lalang). Bila anak-anak lain secara alami merupakan 

anak-anak kegusaran, sebaliknya Ia sangat dikasihi 

Tuhan   dan menyenangkan hati Tuhan  . Tuhan   mengasihi 

Dia dan menyayangi-Nya, serta memelihara-Nya se-

cara khusus.   

Yesus Duduk Bersama Para Alim Ulama  

(2:41-52) 

41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya 

Paskah. 42 saat  Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke 

Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. 43 Sehabis hari-hari peraya-

an itu, saat  mereka berjalan pulang, tinggTuhan   Yesus di Yerusalem tanpa 

diketahui orang tua-Nya. 44 sebab  mereka menyangka bahwa Ia ada di 

antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalan-

an jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. 

45 sebab  mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem 

sambil terus mencari Dia. 46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia da-

lam Bait Tuhan  ; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mende-

ngarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. 47 

Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya 

dan segala jawab yang diberikan-Nya. 48 Dan saat  orang tua-Nya melihat 

Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah 

Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas 

mencari Engkau.” 49 Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari 

Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-

Ku?” 50 namun  mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mere-

ka. 51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup 

dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam 

hatinya. 52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya 

dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Tuhan   dan manusia.  

Di sini kita memiliki satu-satunya penggalan kisah yang dicatat ber-

kenaan dengan Juruselamat kita yang diberkati, mulai dari masa 

kecil-Nya sampai Ia menampilkan diri di hadapan bangsa Israel pada 

usia dua puluh sembilan tahun. Oleh sebab  itu kita harus memetik 

manfaat sebesar-besarnya dari semua yang sudah ada ini, sebab  

sia-sialah saja untuk mengharapkan keterangan lebih banyak dari-

pada yang telah tercatat di sini.  

Di sini diceritakan perihal: 

I.  Kepergian Kristus bersama orangtua-Nya ke Yerusalem pada hari 

raya Paskah (ay. 41-42).  

1. Kegiatan ini lazim mereka lakukan sesuai dengan hukum Tau-

rat, walaupun harus menempuh perjalanan jauh, dan lagi pula 

mereka itu miskin, sehingga tanpa mengencangkan ikat 

pinggang, mungkin mereka tidak akan cukup mampu menang-

gung biaya perjalanan ini . Perhatikanlah, aturan-aturan 

keagamaan yang dilakukan bersama-sama harus sering kita 

ikuti, dan kita tidak boleh menjauhkan diri dari pertemuan-

pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang. 

Kegiatan duniawi harus mengalah dan memberikan tempat 

bagi hal-hal rohani. Dalam keluarga mereka, Yusuf dan Maria 

memiliki  seorang Anak yang sebenarnya mampu mengajar 

mereka jauh lebih baik dibandingkan dengan semua rabi di 

Yerusalem. Namun demikian, mereka pergi ke sana juga se-

perti yang lazim pada hari raya itu. Tuhan lebih mencintai pin-

tu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman 

Yakub, demikian jugalah hendaknya kita. Kita cukup punya 

alasan untuk menduga bahwa Yusuf juga pergi ke Yerusalem 

untuk menghadiri hari raya Pentakosta dan Pondok Daun, 

selain hari raya Paskah, sebab  semua laki-laki harus hadir di 

sana sebanyak tiga kali dalam setahun, sedangkan Maria cu-

kup hadir pada hari raya Paskah, yaitu hari raya terbesar di 

antara ketiga hari raya orang Yahudi. Lagi pula, hari raya 

Paskah mengandung lebih banyak makna Injil di dalamnya.  

2.  Yesus, yang telah berusia dua belas tahun, pergi bersama 

mereka. Para ulama Yahudi mengatakan bahwa anak-anak 

yang telah menginjak usia dua belas tahun harus mulai ber-

puasa sekali-sekali, sehingga mereka dapat belajar berpuasa 

pada hari pendamaian, dan setelah itu pada usia ketiga belas, 

mereka dapat mulai menjadi seorang anak hukum Taurat, 

artinya mulai wajib menjalankan tugas-tugas keanggotaan je-

maat dewasa, sebagai kelanjutan dari upacara penyunatan 

yang telah dilakukan saat  masih bayi pada saat ia dikukuh-

kan sebagai seorang anak perjanjian. Tidak dikatakan di sini 

bahwa Yesus pergi untuk pertama kalinya ke Yerusalem untuk 

beribadah pada hari raya itu. Mungkin Ia telah melakukannya

selama beberapa tahun sebelumnya, sebab  Ia memiliki roh 

dan kebijaksanaan yang melebihi usia-Nya, dan setiap orang 

yang dapat mendengar dan mengerti harus hadir dalam ibadah 

raya ini  (Neh. 8:3). Demikianlah halnya, anak-anak yang 

lebih unggul dalam hal-hal lain harus diupayakan maju dalam 

hal kerohanian. Anak-anak harus mengikuti ibadah raya demi 

kehormatan Kristus, dan Ia berkenan dengan sorak hosana 

mereka. Anak-anak yang sejak kecil telah dipersembahkan 

kepada Tuhan   harus dibimbing untuk menghadiri Paskah Injil, 

yaitu Perjamuan Tuhan, saat  sudah bertumbuh, sehingga de-

ngan kemauan dan tindakan sendiri mereka akan mengikut 

Tuhan.          

II. Kristus tinggal di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. De-

ngan tinggal di sana tanpa sepengetahuan orangtua-Nya, Ia ber-

maksud memberikan sebuah contoh awal tentang tujuan kehi-

dupan yang sudah disediakan bagi-Nya.  

1.  Orangtua-Nya tidak kembali ke tempat asal mereka sebelum 

hari perayaan itu berakhir. Mereka tetap tinggal di Yerusalem 

selama tujuh hari masa perayaan itu berlangsung, meskipun 

sebenarnya mereka tidak diharuskan untuk tinggal melebihi 

dua hari pertama pada masa perayaan itu. Sesudah dua hari 

pertama itu biasanya cukup banyak orang sudah pulang ke 

tempat masing-masing. Perhatikanlah, sangat baik untuk ting-

gal sampai suatu ketentuan ibadah itu usai, dan menjadi se-

perti mereka yang berkata, betapa bahagianya berada di tem-

pat ini, dan tidak tergesa-gesa pergi, seolah-olah kita seperti 

Doëg, orang yang dikhususkan melayani Tuhan.   

2.  Anak itu tinggal di Yerusalem, bukan sebab  Ia enggan pulang 

atau merasa malu berjalan bersama orangtua-Nya, namun  kare-

na Ia memiliki  pekerjaan yang harus dikerjakan di sana. Ia 

ingin agar orangtua-Nya tahu bahwa Ia memiliki Bapa di 

Sorga, yang harus lebih diperhatikan daripada mereka. Meng-

hormati Bapa-Nya tidak boleh diartikan sebagai tidak meng-

hormati mereka. Beberapa dugaan yang muncul perihal meng-

apa Ia tetap tinggal di Bait Tuhan   mengatakan bahwa telah 

menjadi kebiasaan di antara orang-orang Yahudi yang saleh 

untuk terlebih dahulu pergi ke Bait Tuhan   dan menyembah 

Tuhan   di sana pada pagi hari sebelum mereka pulang. Di sana-

lah Ia berada, dan merasa terhibur sampai Ia ditemukan kem-

bali. Ada juga yang berpendapat bahwa mungkin Ia tinggal di 

rumah tempat mereka menginap, atau di rumah teman-teman 

lain (Anak seperti Dia akan disukai oleh banyak orang, dan 

setiap orang pasti akan berusaha menarik perhatian-Nya), dan 

dari sana Ia pergi ke Bait Tuhan   hanya pada saat-saat ibadah. 

Begitulah jadinya Ia tertinggal di sana. Betapa indahnya meli-

hat anak-anak muda bersedia tinggal di rumah Tuhan. Mereka 

akan menjadi seperti Kristus.   

3. Orangtua-Nya telah berjalan sehari perjalanan jauhnya tanpa 

curiga bahwa Ia tertinggal di Yerusalem, sebab  mereka me-

nyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan me-

reka (ay. 44). Pada saat-saat seperti itu, khususnya pada per-

jalanan hari pertama, kerumunan orang sangat padat. Jalanan 

dipenuhi orang, sebab  itu mereka menyangka bahwa Ia ber-

jalan bersama beberapa tetangga mereka. Mereka lalu mencari 

Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka yang berjalan 

pulang ke kampung halaman mereka. Tolong, apakah engkau 

melihat Anak kami? Atau, apakah engkau melihat Dia? Sama 

seperti yang ditanyakan oleh mempelai wanita , Apakah 

kamu melihat jantung hatiku? Yesus ibarat permata yang layak 

dicari. Mereka tahu bahwa semua orang sangat ingin berjalan 

bersama-Nya, dan Ia pun mau berbuat baik di antara kaum 

keluarga dan kenalan mereka, namun  di antara mereka pun, 

bapa dan ibu-Nya tidak menemukan Dia (ay. 45). Ada banyak, 

bahkan terlampau banyak kaum keluarga dan kenalan kita, 

sehingga kita tidak dapat menghindar untuk berbincang-bin-

cang dengan mereka, namun, di antara mereka kita hanya 

menjumpai sedikit keterangan mengenai Kristus atau bahkan 

tidak menemukan keterangan apa-apa. saat  tidak mende-

ngar apa pun tentang keberadaan-Nya di sini atau di antara 

orang-orang lain yang sedang dalam perjalanan, mereka masih 

tetap berharap akan berjumpa dengan-Nya di tempat mereka 

akan menginap pada malam itu. Namun, bahkan di sana pun 

mereka tidak mendengar kabar apa-apa mengenai Dia. Ban-

dingkan keadaan ini dengan Ayub 23:8-9.   

4.  saat  pada malam hari mereka tidak dapat menemukan Dia 

di penginapan, keesokan harinya kembalilah mereka ke Yeru-

salem sambil terus mencari Dia. Perhatikanlah, mereka yang 

ingin menemukan Kristus harus terus mencari sampai mereka 

menemukannya, sebab  pada akhirnya mereka yang mencari 

akan menemukan Dia, dan akan mendapat upah yang melim-

pah. Mereka yang telah kehilangan penghiburan di dalam 

Kristus dan mulai menunjukkan tanda-tanda kehilangan mi-

nat kepada-Nya, harus menguji diri sendiri, di mana, bila-

mana, dan bagaimana mereka mulai kehilangan Dia. Mereka 

harus kembali lagi ke tempat terakhir mereka bersama-Nya. 

Mereka harus ingat betapa dalamnya mereka telah jatuh. Berto-

batlah, dan lakukan lagi apa yang semula engkau lakukan, dan 

kembalilah kepada kasihmu yang semula (Why. 2:4-5). Mereka 

yang telah kehilangan perkenalan mereka dengan Kristus dan 

ingin menemukannya kembali, harus pergi ke Yerusalem, kota 

pertemuan raya kita, tempat yang akan dipilih Tuhan untuk 

menegakkan nama-Nya di sana. Mereka harus rajin mengiringi 

Dia secara teratur di dalam ibadah-ibadah dan ketetapan-Nya, 

dalam Paskah Injil. Di sanalah mereka boleh berharap akan 

menemukan Dia.     

5.  Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia di Bait Tuhan  , di da-

lam salah satu ruangan Bait Tuhan   yang dipakai  oleh para 

alim ulama, bukan sebagai tempat untuk mengadili perkara, 

namun  lebih banyak dipakai  sebagai ruang pertemuan atau 

tempat bersoal jawab. Di sanalah mereka menemukan Dia se-

dang duduk di tengah-tengah alim ulama (ay. 46), bukan ber-

diri seperti seorang calon baptisan atau calon pengaku iman 

yang sedang diuji atau diajar oleh mereka, sebab  Ia telah 

memiliki cukup pengetahuan dan kebijaksanaan untuk itu, 

sehingga mereka pun menerima Dia duduk di antara mereka 

sebagai seorang rekan atau anggota perkumpulan mereka. Hal 

ini merupakan contoh bahwa Ia bukan hanya penuh hikmat 

(ay. 40), namun  juga memiliki hasrat yang kuat untuk mening-

katkan dan menyampaikan hikmat itu. Dalam hal ini Ia men-

jadi contoh bagi anak-anak dan orang-orang muda, supaya 

mereka belajar dari Kristus, untuk lebih suka berkumpul ber-

sama teman-teman yang bisa menjadikan mereka lebih baik 

lagi dan duduk di antara para alim ulama daripada duduk-

duduk untuk hanya main-main saja. Biarlah mereka mulai 

pada usia dua belas tahun dan lebih cepat lagi untuk mencari 

pengetahuan dan bergaul dengan orang-orang yang dapat 

mengajar mereka. Kalau sedari muda orang sudah mengingin-

kan pengajaran, ini memberi pertanda yang penuh harapan 

dan menjanjikan. Banyak anak muda seusia Kristus sekarang 

hanya bermain-main saja dengan anak-anak kalau berada di 

Bait Tuhan  , namun  Kristus, Ia duduk dengan para alim ulama di 

dalam Bait Tuhan  .  

(1) Ia mendengarkan mereka. Mereka yang ingin belajar hen-

daknya cepat untuk mendengar.  

(2) Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka; 

apakah dalam kedudukan sebagai seorang guru (Ia memi-

liki wewenang seperti itu untuk bertanya) atau sebagai se-

orang murid (Ia memiliki kerendahan hati seperti itu untuk 

bertanya), saya tidak tahu. Bisa juga Ia bertanya sebagai 

sesama rekan atau sesama pencari kebenaran yang harus 

menemukan sesuatu melalui pembahasan bersama yang 

panjang dan penuh persahabatan.  

(3) Ia memberikan jawaban kepada mereka, jawaban yang sa-

ngat mengejutkan dan memuaskan mereka (ay. 47). Ke-

bijaksanaan dan kecerdasan-Nya tersirat dalam pertanya-

an-pertanyaan yang diajukan-Nya dan dalam jawaban-ja-

waban yang Ia berikan, sehingga semua orang yang mende-

ngar Dia merasa sangat heran. Mereka belum pernah men-

dengar seseorang yang masih begitu muda, juga dari 

antara para alim ulama mereka yang paling hebat sekali-

pun, yang mampu berbicara dengan penuh pengertian se-

perti Dia. Sama seperti Daud, Ia lebih berakal budi dari 

pada semua pengajarnya, ya, lebih mengerti dari pada 

orang-orang tua (Mzm. 119:99-100). Sekarang Kristus me-

nunjukkan sejumlah berkas sinar kemuliaan-Nya, yang 

pada saat itu juga ditarik kembali. Ia memberikan mereka 

merasakan sekecap (menurut Calvin) hikmat dan pengeta-

huan ilahi-Nya. Menurut saya, penampilan Kristus di ha-

dapan umum sebagai seorang guru di Bait Tuhan   ini mirip 

dengan upaya awal Musa membebaskan bangsa Israel 

sebagaimana dijelaskan oleh Stefanus. Dengan membunuh 

orang Mesir itu, Musa menyangka bahwa saudara-saudara-

nya akan mengerti, bahwa Tuhan   memakai dia untuk menye-

lamatkan mereka (Kis. 7:24-25). Seharusnya mereka dapat 

menerima petunjuk ini dan lalu   diselamatkan, namun  

mereka tidak mengerti. Begitu pula dengan para alim ulama 

ini, sebenarnya mereka dapat menerima Kristus sekarang 

(setahu saya) untuk memulai pekerjaan-Nya, namun, mere-

ka hanya merasa heran dan tidak mengerti petunjuk itu. 

Oleh sebab  itu, sama seperti Musa, Ia kembali memasuki 

keadaan yang penuh ketidakjelasan lagi. Mereka tidak 

pernah mendengar tentang Dia lagi selama bertahun-tahun 

setelah itu.   

6. Ibu-Nya membicarakan hal itu secara  pribadi dengan-Nya. Ke-

tika pertemuan para alim ulama itu bubar, Ibu-Nya membawa 

Dia ke samping dan menanyakan hal itu dengan penuh kelem-

butan dan kasih sayang (ay. 48). Yusuf dan Maria tercengang 

menemukan Dia di tempat itu, mendapati bahwa Ia begitu 

dihormati sebab  diakui dan diperbolehkan duduk di antara 

para alim ulama, serta begitu diperhatikan. Ayah-Nya tidak 

berkata apa-apa, sebab ia menyadari bahwa ia hanyalah se-

orang ayah angkat.  

namun :  

(1) Ibu-Nya mengungkapkan betapa cemas hati mereka, “Nak, 

mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? 

Mengapa Engkau membuat kami begitu ketakutan?” Me-

reka siap berkata seperti Yakub, ayah Yusuf, “Binatang 

buas telah memakan-Nya,” atau “Ia jatuh ke tangan musuh 

yang kejam, yang lalu   mengetahui bahwa Ialah si 

anak kecil yang nyawa-Nya dicari-cari oleh Herodes bebe-

rapa tahun yang lalu.” Kita bisa menduga, mereka meng-

khawatirkan Dia dengan ribuan khayalan, yang satu lebih 

menakutkan daripada yang lain. “Sekarang, mengapa Eng-

kau membuat kami ketakutan seperti ini? Bapa-Mu dan 

aku dengan cemas mencari Engkau. Bukan hanya khawatir 

kehilangan Engkau, namun  juga mencemaskan diri kami 

sendiri kalau-kalau kami kurang hati-hati dalam membawa 

Engkau bersama-sama dengan kami.” Perhatikanlah, ba-

nyak orang hanya mengeluhkan kerugian mereka sebab  

menyangka telah kehilangan Kristus. namun  cucuran air 

mata Yusuf dan Maria tidak menghalangi mereka untuk 

menabur. Mereka tidak hanya duduk dalam kesusahan dan 

berputus asa, namun  mereka merasa susah dan terus men-

cari. Perhatikanlah, jika kita ingin menemukan Kristus, 

kita harus mencari Dia dengan rasa susah, merasa susah 

sebab  telah kehilangan Dia, sebab  kita telah membuat 

Dia meninggalkan kita, dan kita harus segera mencari Dia. 

Pada akhirnya, mereka yang mencari-cari Dia dengan rasa 

susah seperti ini akan menemukan Dia dengan sukacita 

yang sangat besar.  

(2) Dengan lembut Kristus menegur kekhawatiran mereka 

yang berlebihan tentang Dia (ay. 49): “Mengapa kamu men-

cari Aku? Kamu harus percaya kepada-Ku, Aku akan me-

nyusul kamu pulang bila pekerjaan yang harus Aku kerja-

kan di sini telah selesai. Aku tidak akan tersesat di Yeru-

salem. Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada, en 

tois tou patros mou – di dalam rumah Bapa-Ku?” Beberapa 

orang membaca seperti ini, “Di mana lagi Sang Anak harus 

berada selain daripada tinggal selamanya di rumah Bapa? 

Di sanalah Aku harus berada,”  

[1] “Di bawah pemeliharaan dan perlindungan Bapa-Ku, 

sebab  itu kamu harus meletakkan kekhawatiranmu 

tentang Aku kepada Bapa dan tidak menanggung sen-

diri beban kekhawatiran itu.” Kristus yaitu  sebuah 

anak panah runcing yang disembunyikan dalam tabung 

panah Bapa-Nya (Yes. 49:2). Sama seperti itulah Ia 

menjaga jemaat-Nya, sebab  itu janganlah kita meragu-

kan dan kehilangan harapan atas pemeliharaan-Nya.  

[2] “Dalam pekerjaan Bapa-Ku,” (begitulah pengertian kita): 

“Aku harus selalu mengerjakan pekerjaan Bapa-Ku, ka-

rena itu Aku tidak dapat pulang dengan segera seperti 

kamu. Tidakkah kamu tahu? Belum mengertikah kamu 

tentang Aku, bahwa Aku telah menyerahkan diri-Ku 

untuk pekerjaan Bapa, sehingga Aku harus melibatkan 

diri-Ku dalam pekerjaan-Nya?” Dalam hal ini Ia mening-

galkan sebuah contoh bagi kita. sebab  sungguh 

menyenangkan bagi anak-anak Tuhan  , seperti halnya 

Kristus, untuk selalu berada di dalam pekerjaan Bapa-

Nya, dan menyisihkan semua pekerjaan lainnya demi 

pekerjaan Bapa. Firman Kristus sekarang dapat kita pa-

hami dengan sangat baik sebab  Ia telah menjelaskan-

nya melalui perbuatan dan perkataan-Nya. Inilah yang 

menjadi tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini, makanan 

dan minuman-Nya dalam dunia ini, yaitu melakukan 

kehendak Bapa-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. 

Akan namun , pada saat itu kedua orangtua-Nya tidak 

mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka (ay. 

50). Mereka tidak mengerti pekerjaan apa yang harus Ia 

lakukan di Bait Tuhan   untuk Bapa-Nya. Mereka percaya 

bahwa Ia yaitu  Sang Mesias, yang akan menjadi pemi-

lik takhta Daud, bapa-Nya, sehingga mereka mengira 

bahwa seharusnya Ia berada di istana raja dan bukan 

berada di Bait Tuhan  . Mereka tidak mengerti tugas-Nya 

sebagai seorang nabi, dan bahwa Ia harus melakukan 

banyak hal dengan jabatan-Nya ini.   

Terakhir, di sinilah catatan tentang perjalanan mere-

ka kembali ke Nazaret. Kilasan kemuliaan-Nya saat itu 

hanya berlangsung singkat. Sekarang semuanya telah 

berlalu. Ia tidak mendesak orangtua-Nya untuk pindah 

dan menetap di Yerusalem atau untuk membiarkan Ia 

tinggal di sana (meskipun Yerusalem yaitu  tempat un-

tuk meningkatkan diri dan menjadi pilihan utama, serta 

tempat yang dapat memberikan peluang terbaik bagi-

Nya untuk menunjukkan hikmat-Nya), namun  dengan 

penuh kesukarelaan Ia kembali ke tempat persembunyi-

an-Nya, tempat Ia dikuburkan hidup-hidup selama ber-

tahun-tahun. Tidak diragukan lagi bahwa Ia tetap pergi 

tiga kali dalam setahun ke Yerusalem untuk beribadah 

pada hari-hari raya, namun tidak diceritakan apakah Ia 

pergi ke Bait Tuhan   untuk berbincang-bincang kembali 

dengan para alim ulama di sana. Mungkin saja. namun , 

yang pasti kita diberitahukan di sini: 

1.  Bahwa Ia tunduk kepada orangtua-Nya. Meskipun Ia 

pernah satu kali meninggalkan orangtua-Nya untuk 

menunjukkan bahwa Ia lebih daripada seorang ma-

nusia biasa dan pergi untuk melakukan pekerjaan 

Bapa-Nya, Ia tidak melakukannya lagi, setidaknya 

bertahun-tahun setelah kejadian itu. Sebaliknya, ia 

tunduk kepada mereka, mematuhi perintah-perintah 

mereka, pergi dan datang seperti yang diarahkan 

mereka, dan seperti yang mungkin demikian, Ia be-

kerja dengan ayah-Nya sebagai seorang tukang 

kayu. Dalam hal ini Ia ingin memberikan contoh ke-

pada anak-anak agar belajar memenuhi kewajiban 

dan mematuhi orangtua mereka di dalam Tuhan. 

sebab  lahir dari seorang wanita , Ia dibuat 

tunduk pada perintah Tuhan   yang kelima, supaya 

dengan demikian Ia dapat mengajar keturunan 

orang-orang yang setia agar meneladani Dia sebagai 

keturunan yang setia. Meskipun keadaan orangtua-

Nya miskin dan rendah, meskipun ayah-Nya hanya-

lah seorang ayah angkat, Ia tetap tunduk kepada 

mereka. Meskipun Ia bertumbuh menjadi kuat dan 

penuh hikmat di dalam Roh, bahkan meskipun Ia 

yaitu  Anak Tuhan  , Ia tetap tunduk kepada orang-

tua-Nya. Jadi, kalau Dia saja sudah demikian, ba-

gaimana mungkin kita yang sudah bodoh dan lemah 

ini tidak mau tunduk kepada orangtua kita?      

2.  Bahwa ibu-Nya yang meskipun tidak dapat mengerti 

sepenuhnya perkataan-perkataan Anaknya, menyim-

pan semua perkara itu di dalam hatinya, dan berha-

rap pada suatu saat nanti ia akan mengerti sepe-

nuhnya serta mengetahui bagaimana memanfaat-

kannya. Meskipun kita mungkin mengabaikan per-

kataan-perkataan manusia yang tidak jelas (Si non 

vis intelligi debes negligi – jika tidak dapat dimengerti, 

artinya tidak ada harganya), kita tidak boleh mem-

perlakukan Firman Tuhan   seperti itu. Sesuatu yang 

pada mulanya tampak belum jelas, mungkin pada 

suatu saat nanti akan menjadi jelas, sebab  itu kita 

harus menyimpannya untuk masa-masa selanjutnya 

(Yoh. 2:22). Mungkin kita dapat menggunakannya 

pada suatu saat nanti, meskipun sekarang kita tidak 

mengerti kegunaannya. Seorang pelajar menyimpan 

kaidah-kaidah tata bahasa yang sekarang masih be-

lum dipahami di dalam ingatannya, sebab  ia telah 

diberi tahu bahwa pada suatu saat nanti hal itu 

akan bermanfaat baginya. Demikian jugalah yang 

harus kita lakukan dengan perkataan-perkataan 

Kristus.     

3.  Bahwa Yesus makin bertambah besar dan dikagumi 

(ay. 52): Yesus makin bertambah besar dan bertam-

bah hikmat-Nya. Tidak mungkin ada penambahan 

dalam kesempurnaan natur ilahi-Nya, namun yang 

dimaksudkan di sini yaitu  dalam natur kemanu-

siaan-Nya, tubuh-Nya menjadi makin bertambah 

tinggi dan besar, Ia makin bertambah besar di masa 

pertumbuhan-Nya. Jiwa-Nya juga makin bertumbuh 

di dalam hikmat, dan dalam semua kemampuan 

yang berkaitan dengan jiwa manusia. Meskipun Fir-

man yang Kekal telah menyatu sejak Ia masih ada di 

dalam kandungan ibu-Nya, sifat keilahian yang ting-

gal di dalam diri-Nya mewujudkan diri pada sifat ke-

manusiaan-Nya secara bertahap, ad modum recipien-

tis – sebanding dengan pertumbuhan kemampuan ke-

manusiaan-Nya. Sementara kemampuan kejiwaan 

manusiawi-Nya bertumbuh makin bertambah besar, 

anugerah yang diterima dari sifat ilahi juga semakin 

banyak diungkapkan keluar. Dikatakan bahwa Ia 

makin dikasihi oleh Tuhan   dan manusia, artinya se-

mua hal yang Ia sampaikan dapat diterima oleh 

Tuhan   dan manusia. Dengan cara ini Kristus menye-

suaikan diri-Nya dengan keadaan-Nya yang hina ka-

rena Dia sedang merendahkan diri-Nya. Dia meren-

dahkan diri-Nya sebagai seorang bayi, seorang anak, 

seorang pemuda, supaya gambar Tuhan   bersinar se-

makin cerah di dalam diri-Nya pada saat Ia tumbuh 

menjadi seorang pemuda, yang tentunya tidak akan 

sama seperti saat  Ia masih menjadi seorang bayi 

atau seorang anak. Perhatikanlah, orang-orang mu-

da yang bertumbuh makin tinggi dan besar, juga ha-

rus bertumbuh di dalam hikmat, dan sementara me-

reka bertumbuh di dalam hikmat, mereka juga akan 

semakin dikasihi Tuhan   dan manusia.  

PASAL  3  

idak ada yang diceritakan mengenai Yesus Tuhan kita dari umur 

12 tahun sampai masuk-Nya ke pelayanan pada umur 30 tahun. 

Kita sering berpikir bahwa akan menyenangkan dan bermanfaat bila 

kita memiliki  catatan harian atau paling sedikit ringkasan tentang 

Dia. namun , yang kita miliki yaitu  apa yang menurut pemikiran Ke-

bijaksanaan Kekal sesuai untuk disampaikan kepada kita, dan jika 

ini saja tidak bisa kita manfaatkan, maka percuma juga seandainya 

kita memiliki catatan mengenai riwayat hidup-Nya itu. Tujuan utama 

dari para penulis Injil yaitu  menyampaikan Injil Kristus kepada 

kita, yang harus kita percayai dan yang melaluinya kita bisa 

berharap akan memperoleh keselamatan. Pemberitaan Injil ini 

dimulai dengan pelayanan dan baptisan Yohanes, sehingga sebab  

itulah, dengan tidak menjelaskan masa hidup Kristus tadi, para pe-

nulis Injil ini ingin cepat-cepat untuk langsung saja berbicara menge-

nai berita Injil. Mungkin juga, kita ingin agar Lukas melewati saja 

seluruh bagian yang sudah disinggung oleh Matius dan Markus dan 

hanya menulis hal-hal yang baru saja, seperti yang dilakukannya da-

lam dua pasal pertamanya. Akan namun  sudah menjadi kehendak Roh 

Kudus agar beberapa hal harus diteguhkan bukan hanya dari dua 

namun  tiga mulut saksi. Kita tidak boleh menganggapnya sebagai 

pengulangan yang tidak perlu, dan kita tidak akan beranggapan 

demikian jika kita memperbarui renungan kita atas hal-hal ini 

dengan sepenuh hati. Dalam bab ini kita melihat:  

I.  Permulaan dari baptisan Yohanes dan ruang lingkup serta 

tujuannya (ay. 1-6). Seruannya kepada banyak orang (ay. 7-

9) dan petunjuk-petunjuk khususnya kepada orang-orang 

yang ingin mengetahui mengenai kewajiban-kewajiban mere-

ka (ay. 10-14).  

II.  Peringatannya kepada mereka mengenai kedatangan Mesias 

yang sudah dekat (ay. 15-18), yang diikuti dengan pemen-

jaraannya (ay. 19-20).  

III. Kristus datang untuk dibaptis oleh Yohanes dan dengan 

demikian memulai tugas kenabian-Nya (ay. 21-22).  

IV. Catatan garis silsilah Yesus Kristus sampai Adam (ay. 23-38). 

Pelayanan Yohanes Pembaptis 

(3:1-14) 

1 Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, saat  Pon-

tius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Fili-

pus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wila-

yah Abilene, 2 pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datang-

lah firman Tuhan   kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. 3 Maka 

datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: “Bertobatlah 

dan berilah dirimu dibaptis dan Tuhan   akan mengampuni dosamu, 4 seperti 

ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru 

di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-

Nya. 5 Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan men-

jadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan dira-

takan, 6 dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.” 7 Lalu 

ia berkata kepada orang banyak yang datang kepadanya untuk dibaptis, ka-

tanya: “Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan ke-

pada kamu supaya melarikan diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasil-

kanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir 

dalam hatimu: Abraham yaitu  bapa kami! sebab  aku berkata kepadamu: 

Tuhan   dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 9 Kapak 

sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan 

buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.” 10 Orang banyak 

bertanya kepadanya: “Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?”  

11 Jawabnya: “Barangsiapa memiliki  dua helai baju, hendaklah ia mem-

baginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa memiliki  makanan, 

hendaklah ia berbuat juga demikian.” 12 Ada datang juga pemungut-pemu-

ngut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: “Guru, apakah 

yang harus kami perbuat?” 13 Jawabnya: “Jangan menagih lebih banyak dari 

pada yang telah ditentukan bagimu.” 14 Dan prajurit-prajurit bertanya juga 

kepadanya: “Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?” Jawab Yohanes 

kepada mereka: “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah 

dirimu dengan gajimu.” 

 

Yohanes Pembaptis memperkenalkan tata aturan baru (dispensasi) 

baru, dan sangat penting bagi kita untuk mengetahui uraian khusus 

mengenai hal ini. Hal-hal mulia dikatakan tentang Yohanes, betapa ia 

layak menjadi kesukaan Sorga, dan betapa ia menjadi berkat yang 

besar bagi bumi ini (1:15, 17). Namun kita malah kehilangan dia di 

padang gurun, dan di sanalah dia tinggal sampai hari ia menampak-

Injil Lukas 3:1-14 

 123 

kan diri kepada Israel (1:80). Akhirnya fajar pun menyingsing, dan 

tibalah hari yang dinanti-nantikan banyak orang melebihi datangnya 

pagi.  

Perhatikan baik-baik di sini: 

I. Waktu dimulainya baptisan Yohanes yaitu saat saat  dia mun-

cul. Hal ini dicatat Lukas di sini, namun  tidak diperhatikan oleh 

para penulis Injil lainnya, supaya kebenaran mengenai hal ini 

dapat dikuatkan dengan catatan waktu yang tepat.  

Peristiwa ini ditandai dengan waktu:  

1. Oleh pemerintahan bangsa kafir. Di bawah penguasaannya 

bangsa Yahudi berada, dan ini untuk menunjukkan bahwa 

mereka yaitu  suatu bangsa taklukkan. sebab  itu, inilah 

waktunya bagi Mesias untuk datang dan membangun sebuah 

kerajaan rohani dan kekal, di atas reruntuhan kemuliaan dan 

kekuasaan Daud serta Yehuda yang sementara saja sifatnya 

itu. 

(1)  Waktunya ditandai dengan masa pemerintahan kekaisaran 

Romawi. Saat itu yaitu  tahun kelima belas pemerintahan 

Kaisar Tiberius, kaisar ketiga dari dua belas kaisar, se-

orang yang sangat jahat, sangat serakah, pemabuk, dan 

kejam. Manusia seperti ini yang disebutkan pertama di sini 

(kata Dr. Lightfoot), untuk mengajarkan kita apa sebenar-

nya yang bisa didapat dari kota yang kejam dan mengeri-

kan itu yang di dalamnya Iblis memerintah di segala zaman 

dan di setiap penguasa yang silih berganti. Bangsa Yahudi, 

setelah perjuangan yang panjang, akhirnya menjadi salah 

satu provinsi dari kekaisaran dan berada di bawah kekua-

saan Tiberius ini. Suatu negeri yang di masa lampau dipan-

dang begitu agung, dan banyak negara-negara lain mengi-

rimkan upeti kepadanya, yaitu waktu zaman pemerintahan 

Daud dan Salomo, sekarang menjadi bagian dari kekaisar-

an Romawi yang tidak diperhatikan, dinjak-injak dan di-

hina. En quo discordia cives, Perduxit miseros – Pertentang-

an dalam masyarakat menimbulkan bencana. 

Lambang pemerintahan sekarang sudah beranjak dari 

Yehuda, dan sebagai bukti mengenai hal ini, segala kegiat-

an yang terjadi dalam masyarakat mereka ditandai waktu-

nya menurut masa pemerintahan kekaisaran Romawi, dan 

sebab  itu sekaranglah waktunya bagi Silo untuk datang. 

(2) Ditandai dengan penempatan sejumlah wali negeri yang 

memerintah atas nama kaisar Roma di beberapa bagian Ta-

nah Suci. Tata pemerintahan seperti ini memberikan gam-

baran lain tentang keadaan bangsa Yahudi sebagai bangsa 

terjajah. Telah terjadi perubahan yang menyedihkan atas 

bangsa yang sebelumnya selalu diperintah oleh orang-orang 

dari antara mereka sendiri (Yer. 30:21), yang menjadi ke-

muliaan mereka. Sekarang mereka harus tunduk kepada 

pemerintahan wali negeri yang semuanya yaitu  orang-

orang asing. Ah, sungguh pudar emas itu!  

[1] Pilatus di sini disebut sebagai wali negeri, kepala peme-

rintahan, dan prokurator (wakil Kaisar yang mengurus 

masalah keuangan dan administrasi – pen.) di Yudea. 

Beberapa penulis lain menganggapnya sebagai orang 

yang jahat dan tidak peduli dengan kebohongan. Ia me-

merintah dengan kejam dan akhirnya digantikan oleh 

Vitellius, penguasa Siria. Pilatus lalu   dikirim ke 

Roma untuk mempertanggungjawabkan pemerintahan-

nya yang bobrok. 

[2] Tiga orang lainnya disebut raja wilayah (tetrarkh). Dili-

hat dari negeri yang mereka perintah, masing-masing 

memerintah atas seperempat wilayah yang berada di 

bawah pemerintahan Raja Herodes Agung. Beberapa pe-

nulis lain berpendapat bahwa mereka diberi gelar raja 

wilayah sebagai sebutan jabatan kehormatan dalam 

pemerintahan yang menduduki urutan keempat atau 

pemerintah tingkat keempat. Kaisar berada di urutan 

pertama, wali negeri yang memerintah daerah setingkat 

provinsi di urutan kedua, seorang raja berada di urutan 

ketiga, dan raja wilayah berada di urutan keempat. De-

mikianlah pendapat yang dikemukakan oleh Dr. Light-

foot (theolog Inggris abad ketujuh belas – pen.). 

2. Kegiatan dalam masyarakat mereka juga ditandai dengan 

masa-masa di mana orang Yahudi sendiri dikuasai oleh orang-

orang mereka sendiri, untuk menunjukkan bahwa mereka 

yaitu  bangsa yang rusak, dan sebab  itu sudah waktunya 

bagi Mesias untuk datang memperbarui mereka (ay. 2). Saat 

itu Hanas dan Kayafas merupakan imam-imam besar. Tuhan   

telah menentukan bahwa harus ada satu Imam Besar di suatu 

masa saja, namun  di sini ada dua, untuk melayani jika salah 

satu sakit, atau satu melayani satu tahun dan yang lain tahun 

berikutnya, demikian pendapat sebagian orang. Yang satu 

yaitu  Imam Besar dan yang lainnya sagan, seperti julukan 

yang diberikan oleh bangsa Yahudi, untuk menggantikan se-

mentara saat  Imam Besar berhalangan. Atau seperti bebe-

rapa orang katakan, yang satu yaitu  Imam Besar dan mewa-

kili Harun, dalam hal ini Kayafas; sedangkan yang satunya 

lagi, yakni Hanas, yaitu  nasi atau kepala Mahkam


Related Posts:

  • lukas 1-12 4 rbankan diri-Nya sendiri, bukan darah kerbau atau kambing domba, namun  darah-Nya sendiri, dan hal ini tidak pernah dilakukan siapapun sebelumnya yang menyunat-kan dirinya untuk mengorbankan dirinya. … Read More