rbankan diri-Nya sendiri, bukan darah kerbau atau
kambing domba, namun darah-Nya sendiri, dan hal ini tidak
pernah dilakukan siapapun sebelumnya yang menyunat-
kan dirinya untuk mengorbankan dirinya.
(3) Supaya dengan sunat ini Ia mengesahkan dan menghor-
mati persembahan bayi atau anak kepada Tuhan yang dila-
kukan di gereja. Persembahan anak ini merupakan meterai
perjanjian (kovenan) yang sudah disahkan dan merupakan
kebenaran dengan iman, yaitu upacara sunat di zaman
dahulu (Rm. 4:11) dan baptisan di zaman ini. Sudah pasti
bahwa penyunatan-Nya pada usia-Nya yang ke delapan
hari itu lebih memberi arti bagi persembahan anak yang
dilakukan oleh orang-orang Kristen yang setia melalui
pembaptisan mereka saat masih bayi dibandingkan dengan
pembaptisan-Nya pada usia-Nya yang ketiga puluh. Per-
ubahan dari upacara sunat menjadi baptisan tidaklah
mengubah intisari dari kedua acara ini .
Pada upacara penyunatan-Nya ini, sesuai adat istiadat,
Ia diberi nama. Ia dinamai Yesus atau Yosua, sebab demi-
kianlah Ia dinamai oleh malaikat itu kepada Maria ibu-Nya
sebelum Ia sendiri dikandung (Luk. 1:31), dan juga kepada
Yusuf ayah-Nya (Mat. 1:21).
[1] Ini sebuah nama yang umum di kalangan orang Yahudi,
seperti nama Yohanes (Kol. 4:11), supaya dengan begitu
Ia menjadi serupa dengan saudara-saudara-Nya.
[2] Ini nama yang sama dengan nama dua orang menjadi
pertanda-Nya dalam zaman Perjanjian Lama, yaitu Yo-
sua, pengganti Musa, yang menjadi pemimpin bangsa
Israel dan penakluk tanah Kanaan, dan Yosua, sang
Imam Besar, yang dimahkotai untuk menggambarkan
Kristus sebagai Imam di atas takhta-Nya (Zah. 6:11, 13).
[3] Nama ini punya arti yang sangat khusus bagi usaha
yang dilakukan-Nya. Yesus berarti Penyelamat. Ia dina-
mai bukan berdasarkan kemuliaan sifat ilahi-Nya, me-
lainkan berdasarkan rancangan mulia-Nya sebagai Per-
antara. Ia membawa keselamatan.
II. Ia dipersembahkan di dalam Bait Tuhan . Ini dilakukan dengan ma-
ta yang tertuju pada hukum Taurat dan pada waktu yang ditetap-
kan oleh hukum Taurat, saat umur-Nya empat puluh hari,
saat genap waktu pentahiran (ay. 22). Banyak salinan, yang me-
rupakan salinan asli, menerjemahkan kata auton for autes, hari-
hari pentahiran mereka, yakni baik pentahiran sang ibu maupun
sang anak, sebab demikianlah yang dimaksudkan oleh hukum
Taurat. Yesus Tuhan kita, walaupun tidak ada aib dosa dalam
diri-Nya untuk dibersihkan, tetap tunduk pada hukum itu, seperti
yang dilakukan-Nya dengan upacara sunat, sebab Dia dibuat
menjadi dosa untuk kita. Seperti halnya oleh penyunatan Kristus,
kita dapat disunat, melalui penyatuan dan persekutuan kita de-
ngan-Nya, dengan sunat rohani yang bukan dilakukan oleh manu-
sia (Kol. 2:11), demikian pula, dengan pentahiran Kristus, kita
juga dapat dimurnikan secara rohani dari kenajisan dan kejahatan
yang kita bawa bersama kita ke dalam dunia ini. Nah, sesuai de-
ngan hukum Taurat,
1. Kanak-kanak Yesus, sebagai anak laki-laki sulung, diserahkan
kepada Tuhan, di dalam salah satu pelataran Bait Tuhan . Se-
perti ada tertulis dalam hukum Tuhan (ay. 23), Semua anak
laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Tuhan , sebab dengan
kuasa pemeliharaan khususlah anak-anak sulung Israel dise-
lamatkan namun anak-anak sulung orang Mesir dibunuh oleh
malaikat maut. Demikianlah Kristus, sebagai yang sulung,
menjadi Imam sebab hak, melebihi yang diperoleh oleh ketu-
runan Harun. Kristus merupakan yang sulung dari antara se-
mua saudara, dan dinamai yang dikuduskan bagi Tuhan , dan
tidak pernah ada orang yang seperti Dia. Walaupun demikian,
Ia tetap diserahkan kepada Tuhan seperti layaknya anak-anak
laki-laki sulung lainnya. Meskipun Ia baru saja keluar dari
pangkuan Bapa, Ia diserahkan juga kepada-Nya oleh tangan
seorang imam, seolah-olah Ia yaitu seorang asing yang perlu
diperkenalkan oleh seseorang. Diserahkannya Dia kepada
Tuhan menandakan bahwa Dia sendiri menyerahkan diri-Nya
kepada Tuhan sebagai Pengantara, saat Dia dibuat maju dan
mendekat kepada-Nya (Yer. 30:21). Namun, menurut hukum
Taurat, Ia ditebus (Bil. 18:15). Semua yang terdahulu lahir
harus kamu tebus, dan nilainya yaitu lima syikal perak (Im.
27:6; Bil. 18:16). namun , mungkin kalau keluarga itu miskin,
maka imam diperbolehkan untuk menerima harga yang ku-
rang, atau malah tidak sama sekali, sebab mengenai Kristus
harganya tidak disebutkan di sini. Kristus diserahkan kepada
Tuhan, dan bukan dikembalikan, sebab Ia akan melayani
Tuhan selamanya. Walaupun Ia tidak tinggal di Bait Tuhan
seperti Samuel untuk melayani di sana, namun Ia diserahkan
kepada Tuhan seperti Samuel selama hidupnya dan melayani-
Nya di Bait Tuhan yang sejati yang tidak dibuat oleh manusia.
2. Sang ibu membawa persembahannya (ay. 24). saat menye-
rahkan anaknya kepada Tuhan, anaknya yang akan menjadi
korban persembahan yang agung, sang ibu mungkin saja
dibebaskan dari kewajiban membawa persembahan lainnya.
Namun, menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,
yang masih berlaku saat itu dan sebab itu harus dijalan-
kan, ia harus mempersembahkan sepasang burung tekukur
atau dua ekor anak burung merpati. Bila ia seorang yang mam-
pu, ia harus membawa seekor domba sebagai korban bakaran
dan seekor merpati sebagai korban penghapus dosa. Namun,
sebab miskin dan tidak mampu membeli seekor domba, ia
membawa dua ekor merpati, yang seekor untuk korban bakar-
an dan yang lainnya lagi untuk korban penghapus dosa (Im.
12:6, 8). Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam setiap
ibadah kita kepada Tuhan dan terutama dalam peristiwa-peris-
tiwa khusus, kita harus mengucap syukur kepada Tuhan atas
belas kasih-Nya kepada kita dan juga mengakui dengan duka
cita dan malu bahwa kita telah berdosa terhadap Dia. Dalam
kedua hal ini kita harus memuliakan Dia, janganlah kita lupa
melakukan kedua hal ini. Kristus tidak dikandung dan dilahir-
kan dalam dosa, seperti orang lain, jadi kedua hal di atas tadi
tidak perlu dilakukan dalam kasus-Nya. Hanya saja, sebab Ia
dibuat takluk pada hukum Taurat, Ia memenuhi kewajiban itu
juga. Dengan demikian, Ia mau memenuhi segala yang benar.
Kalau Kristus saja mau melakukan hal yang demikian, terlebih
lagi kita manusia, kita harus mengakui segala dosa kita, ka-
rena siapa yang dapat berkata bahwa dia telah mentahirkan
hatinya?
Kristus, Simeon, dan Hana di Bait Tuhan
(2:25-40)
25 yaitu di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan
saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan
mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang
ke Bait Tuhan oleh Roh Kudus. saat Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh
orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum
Taurat, 28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Tuhan ,
katanya: 29 “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai
sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat kesela-
matan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala
bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan
menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat
heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon member-
kati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak
ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di
Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 –
dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata
pikiran hati banyak orang.” 36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perem-
puan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya.
Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, 37 dan
sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah
meninggalkan Bait Tuhan dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan
berdoa. 38 Dan pada saat itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap
syukur kepada Tuhan dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang
yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. 39 Dan setelah selesai semua
yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota
kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. 40 Anak itu bertambah besar dan
menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Tuhan ada pada-Nya.
Meskipun Ia merendahkan diri-Nya sendiri, masih tetap ada penghor-
matan yang diberikan kepada-Nya untuk mengimbangi aib keadaan
hina-Nya itu. Agar kita tidak tersandung dengan kelahiran-Nya yang
hina, maka para malaikat mempermuliakan-Nya. Dan sekarang, agar
tidak malu dengan keadaan-Nya saat Ia diserahkan di Bait Tuhan , se-
perti layaknya anak-anak lain yang dilahirkan di dalam dosa, maka
Simeon dan Hana dengan ilham Roh Kudus mempermuliakan Dia,
dalam kerumunan anak-anak lain, sekalipun saat itu Ia hanya dise-
rahkan dengan diam-diam tanpa semarak upacara khidmat.
I. Sebuah kesaksian yang sangat mempermuliakan Dia diberikan
oleh Simeon. Sebuah kesaksian yang meninggikan nama Anak itu
dan membesarkan hati orangtua-Nya, serta mungkin merupakan
pendahuluan yang menyenangkan bagi para imam untuk menge-
nal Juruselamat ini, seandainya saja pengawal-pengawal umat
Tuhan ini tidak buta. Sekarang, perhatikanlah hal-hal berikut ini,
1. Catatan yang ada mengenai Simeon atau Simon ini. Ia tinggal
di Yerusalem dan dikenal sebab kesalehannya dan kedekat-
annya dengan Tuhan . Sejumlah pakar yang akrab dengan para
penulis Yahudi menemukan bahwa pada masa itu memang
ada seseorang yang bernama Simeon, seorang yang terkemuka
di Yerusalem, yang yaitu anak Hillel dan yang menjadi orang
pertama yang memperoleh gelar Rabban, gelar tertinggi yang
mereka berikan kepada alim ulama mereka dan hanya diberi-
kan kepada tujuh orang di antara mereka. Ia menggantikan
kedudukan ayahnya, Hillel, sebagai pemimpin sekolah tinggi
yang didirikan ayahnya, dan juga sebagai pemimpin majelis
Sanhedrin. Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa ia dikaru-
niai roh nubuat, dan ia digeser dari kedudukannya sebab ia
bersaksi menentang pandangan umum orang-orang Yahudi
perihal kerajaan sementara Sang Mesias. Para pakar ini
mengamati juga bahwa namanya tidak disebut-sebut dalam
kitab Mishna atau artikel mengenai tradisi-tradisi orang Yahudi,
yang menunjukkan bahwa ia tidak menjadi pendukung kebo-
dohan bangsa ini. Satu hal yang tidak mendukung dugaan ini
yaitu bahwa pada masa ini, Hillel, ayahnya masih hidup, dan
bahwa ia sendiri juga hidup bertahun-tahun lamanya setelah
peristiwa ini sebagaimana tercatat dalam sejarah bangsa Ya-
hudi. Namun, mengenai keberatan ini, kita mengetahui bahwa
di sini tidak dikatakan bahwa ia yaitu seorang yang sudah
lanjut usia, dan perkataannya, Sekarang biarkanlah hamba-Mu
ini pergi dengan damai sejahtera, menunjukkan bahwa ia ber-
sedia mati sekarang, namun tidak berarti ia meninggal dunia se-
gera sesudah itu. Rasul Paulus hidup bertahun-tahun lama-
nya setelah ia menyatakan bahwa kematiannya sudat dekat
(Kis. 20:25). Hal lain yang tidak mendukung yaitu bahwa
putra Simeon ternyata yaitu Gamaliel, seorang Farisi, dan
menjadi musuh Kekristenan. Tentang hal ini, bukan sesuatu
yang aneh kalau seseorang yang dengan setia mengasihi
Kristus memiliki anak yang menjadi seorang Farisi fanatik.
Catatan tentang Simeon di sini yaitu :
(1) Bahwa ia seorang yang benar dan saleh, yakni benar terha-
dap sesama manusia dan bersikap saleh terhadap Tuhan .
Kedua hal ini harus berjalan bersama-sama, masing-ma-
sing akan saling mendukung satu sama lain dan tidak
akan saling merugikan.
(2) Bahwa ia menantikan penghiburan bagi Israel, yakni da-
tangnya Sang Mesias, yang hanya di dalam diri-Nya saja
bangsa Israel yang sekarang menderita sengsara sebab
teraniaya dan tertekan akan mendapat penghiburan.
Kristus bukan hanya menjadi penghibur umat-Nya, namun
merupakan penghiburan dan dasar penghiburan itu sen-
diri, penghiburan bagi Israel. Mereka yang percaya akan ke-
datangan-Nya, terus menantikan, merindukan kedatangan-
Nya, dan mengharapkan kedatangan-Nya dengan penuh ke-
sabaran. Dapat saya katakan bahwa yang dimaksud yaitu
menunggu dengan tingkat ketidaksabaran tertentu sampai
penghiburan itu tiba. Simeon memahami hal ini melalui
kitab-kitab lama, seperti Kitab Daniel, bahwa saatnya su-
dah dekat, sebab itu sekarang dinanti-nantikannya de-
ngan pengharapan yang lebih besar. Orang-orang Yahudi
yang tidak percaya, yang masih mengharapkan apa yang
sebenarnya telah tiba sekarang, menggunakan hal ini seba-
gai sumpah serapah atau ungkapan kemarahan, “Hal ini
benar, sama seperti saya benar-benar berharap melihat
penghiburan bagi Israel.” Perhatikanlah, penghiburan bagi
Israel itu harus dinantikan, layak untuk dinantikan, dan
akan sangat disambut oleh mereka yang telah lama
menanti-nantikan dan terus menantikannya.
(3) Roh Kudus ada di atasnya, bukan hanya sebagai Roh keku-
dusan, namun juga sebagai Roh nubuat. Ia dipenuhi oleh
Roh Kudus, dan dimampukan mengatakan hal-hal yang
melampaui dirinya sendiri.
(4) Ia memperoleh janji yang indah bagi dirinya sendiri, bahwa
ia tidak akan mati sebelum ia melihat Sang Mesias (ay. 26).
Ia menyelidiki waktu yang dimaksudkan oleh Roh Kristus
melalui para nabi dalam Perjanjian Lama, apakah waktu
itu bukan sekarang yang sudah dekat ini, dan ia menerima
pernyataan Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum
ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Perhati-
kanlah, mereka, dan hanya mereka yang melihat Kristus
dengan iman sajalah, yang dapat melihat kematian dengan
penuh keberanian dan menatapnya tanpa rasa gentar.
2. Kedatangan Simeon di Bait Tuhan bertepatan dengan saat
Kristus dipersembahkan di sana (ay. 27). Pada saat itu, saat
Yusuf dan Maria membawa Anak itu untuk didaftarkan seperti
yang biasa dilakukan dalam artikel jemaat untuk anak-anak
sulung, datanglah Simeon ke Bait Tuhan , oleh petunjuk Roh
Kudus. Roh yang sama, yang telah memberikan dukungan da-
lam pengharapannya, sekarang menyediakan jalan bagi suka-
citanya. Ada bisikan di telinganya, “Datanglah sekarang ke
Bait Tuhan , dan engkau akan melihat apa yang ingin engkau
lihat.” Perhatikanlah, siapa yang ingin melihat Kristus harus
datang ke Bait-Nya, sebab di sanalah Tuhan yang kamu cari
akan datang dengan tiba-tiba menemui kamu, sebab itu di
sanalah kamu harus siap menemui Dia.
3. Rasa puas yang menyertai saat ia menyambut apa yang se-
dang dilihatnya. Ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya
(ay. 29), ia memeluk Anak itu dengan penuh kasih sayang yang
tak terlukiskan, menempelkan-Nya ke atas dadanya, sedekat
mungkin dengan hatinya yang sarat dengan sukacita. Ia mena-
tang Anak itu dan mengangkat-Nya dan menyerahkan-Nya ke-
pada Tuhan (demikianlah beberapa orang berpikir), untuk me-
lakukan bagian yang seharusnya dilakukan oleh orangtua-Nya
atau para imam, sebab berbagai penulis kuno mengatakan
bahwa ia sendiri yaitu seorang imam. saat dengan iman
yang hidup kita menerima berita Injil mengenai Kristus dan
dengan kasih dan kepasrahan hati kita sambut apa yang dita-
warkannya mengenai Kristus, maka saat itulah kita menatang
Kristus. Kepada Simeon dijanjikan bahwa ia akan melihat
Kristus, namun ia menerima lebih daripada yang dijanjikan: ia
juga menatang Anak itu.
4. Ungkapan khidmat yang diberikan lalu oleh Simeon. Ia
memuji Tuhan , katanya, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-
Mu ini pergi dalam damai sejahtera” (ay. 29-32).
(1) Ia menerima gambaran masa depan yang menyenangkan
tentang dirinya, yang merupakan suatu pencapaian besar
yang jauh di atas rasa cinta terhadap kehidupan dan takut
akan kematian. Bahkan ia mencapai tingkat rasa yang ku-
dus untuk kurang menyukai kehidupan dan merindukan
kematian, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi
dalam damai sejahtera, sebab mataku telah melihat kesela-
matan yang dari pada-Mu yang telah dijanjikan kepadaku
sebelum aku mati.”
Di sini kita melihat:
[1] Sebuah pengakuan bahwa Tuhan sama baiknya seperti
Firman-Nya. Seperti yang diakui Salomo bahwa tidak
ada satu pun janji-Nya yang baik yang tidak ditepati
(1Raj. 8:56). Perhatikanlah, siapa yang percaya pada
Firman Tuhan , pengharapannya tidak akan dipermalu-
kan.
[2] Ucapan syukur untuk hal itu. Ia memuji Tuhan sebab ia
telah melihat keselamatan di dalam pelukannya, kesela-
matan yang ingin dilihat oleh banyak nabi dan raja, na-
mun mereka tidak pernah dapat menyaksikannya.
[3] Sebuah pengakuan atas imannya, bahwa Anak yang
ada di dalam pelukannya yaitu Sang Juruselamat, Ke-
selamatan itu sendiri, keselamatan yang daripada-Mu,
keselamatan yang telah Engkau tetapkan, keselamatan
yang telah Engkau sediakan dan rancang dengan luar
biasa sempurna. Sekalipun harus menunggu lama un-
tuk dinyatakan, keselamatan itu sedang dalam persiap-
an.
[4] Sebuah ucapan selamat tinggal terhadap dunia ini, “Se-
karang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam da-
mai sejahtera, mataku telah diberkati dengan apa yang
kulihat sekarang ini, biarlah sekarang aku menutup
mata dan tidak melihat apa pun dalam dunia ini.” Mata
tidak kenyang melihat (Pkh. 1:8), sampai mata itu meli-
hat Kristus, dan saat itulah akhirnya ia menjadi ke-
nyang. Betapa hinanya dunia ini di mata orang yang
memiliki Kristus dalam pelukannya dan keselamatan
dalam matanya! Sekarang, selamat tinggal semua saha-
bat dan rekan-rekanku, semua kesenangan dan peker-
jaanku di sini, bahkan Bait Tuhan juga.
[5] Sebuah ucapan selamat datang pada kematian, “Seka-
rang, biarkanlah hamba-Mu ini pergi.” Perhatikanlah, ke-
matian yaitu sebuah kepergian, jiwa pergi keluar me-
ninggalkan tubuh, dari dunia wujud menuju dunia roh.
Kita tidak boleh dengan sengaja mencari kematian sam-
pai Tuhan memanggil kita, sebab kita yaitu hamba-
hamba-Nya, dan kita tidak boleh meninggalkan tugas
pelayanan yang telah ditetapkan bagi kita sampai kita
telah menggenapkan waktu kita. Kepada Musa dijanji-
kan bahwa ia akan melihat tanah Kanaan, baru kemu-
dian mati; namun ia berdoa agar ketetapan ini
dapat diubah (Ul. 3:24-25). Kepada Simeon dijanjikan
bahwa ia tidak akan melihat kematian sampai ia telah
melihat Kristus. Ia bersedia menafsirkan janji ini
melebihi apa yang telah dinyatakan. Secara tidak lang-
sung ia mengartikan bahwa setelah melihat Kristus, ia
akan mati. Tuhan jadilah kehendak-Mu, jadi, sekarang
biarkanlah hamba-Mu ini pergi.
Perhatikan di sini:
Pertama, betapa menyenangkannya kematian se-
orang yang baik. Sebagai seorang hamba Tuhan , ia pergi
dari tempat yang penuh kesulitan dan kerja keras me-
nuju tempat perhentian. Ia pergi dalam damai sejahtera,
damai dengan Tuhan , damai dengan hati nuraninya sen-
diri. Juga damai dengan kematian, yang telah diterima
dan dikenal dengan baik. Ia pergi sesuai dengan Firman
Tuhan , seperti halnya Musa yang juga pergi sesuai de-
ngan Firman Tuhan (Ul. 34:5). Kata-kata dalam perintah
berkata, “Pergi dan matilah” sedangkan kata-kata dalam
janji berkata, “Aku akan datang kembali dan membawa
kamu ke tempat-Ku.”
Kedua, apa yang menjadi alasan dari penghiburan
ini? Sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari
pada-Mu. Hal ini menunjukkan sesuatu yang lebih dari-
pada rasa puas sebab telah melihat, seperti yang telah
dialami Yakub (Kej. 46:30), Sekarang bolehlah aku mati,
setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa
engkau masih hidup. Hal ini menunjukkan pengharapan
yang penuh kepercayaan akan adanya keadaan yang
bahagia di seberang kematian. Keselamatan yang telah
dilihatnya sekarang bukan saja menghilangkan kengeri-
an kematian, namun juga memberi keuntungan (Fil.
1:21). Perhatikanlah, mereka yang telah menyambut
Kristus juga akan bisa menyambut kematian.
(2) Ia menerima gambaran masa depan yang menyenangkan
tentang dunia ini dan tentang jemaat Tuhan. Keselamatan
ini akan menjadi,
[1] Sebuah berkat bagi dunia ini. Keselamatan ini telah di-
sediakan di hadapan segala bangsa. Bukan tersem-
bunyi di sebuah sudut, namun diberitahukan kepada se-
mua bangsa; sebagai terang yang menerangi bangsa-
bangsa lain yang sekarang tinggal dalam kegelapan.
Mereka akan memiliki pengetahuan tentang Dia dan
Tuhan , serta dunia lain yang diperoleh melalui Dia. Hal
ini berkaitan dengan pernyataan di dalam Yesaya 49:6,
Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-
bangsa, sebab Kristus datang untuk menjadi terang
dunia, bukan menjadi sebuah pelita di atas kaki dian
bangsa Yahudi, namun menjadi Surya kebenaran.
[2] Sebuah berkat bagi jemaat orang percaya, menjadi ke-
muliaan bagi umat-Mu, Israel. Merupakan sebuah kehor-
matan bagi bangsa Yahudi sebab Sang Mesias berasal
dari salah satu suku mereka. Mesias dilahirkan, hidup,
dan mati di antara bangsa Yahudi. Bagi mereka yang
merupakan bangsa Israel sejati, yakni Israel secara ro-
hani, Ia menjadi kemuliaan, penerang yang abadi (Yes.
60:19). Mereka akan bermegah di dalam Dia. Seluruh
keturunan Israel akan nyata benar dan akan bermegah
di dalam Tuhan (Yes. 45:25). saat memerintahkan
murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada se-
mua bangsa, Kristus menjadikan diri-Nya terang yang
menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain. saat Ia
menambahkan kata-kata, “mulai dari Yerusalem,” Ia
menjadikan diri-Nya kemuliaan bagi umat-Nya Israel.
5. Nubuat mengenai Anak ini, yang disampaikan Simeon seraya
memberkati Yusuf dan Maria. Bapa dan ibu-Nya amat heran
akan segala hal yang semakin banyak dan semakin jelas dika-
takan tentang Anak itu (ay. 33). sebab hati mereka tersentuh
dan iman mereka dikuatkan oleh perkataan yang disampaikan
kepada mereka, maka lebih banyak lagi yang dikatakan ke-
pada mereka.
(1) Simeon menunjuk kepada Yusuf dan Maria mengapa mere-
ka harus bersukacita. sebab Anak itu memberkati mereka
(ay. 34). Ia menyatakan bahwa mereka diberkati sebab
mendapat kehormatan untuk berkerabat dengan Anak ini,
dan dipercayakan untuk membesarkan Dia. Ia berdoa bagi
mereka, agar Tuhan memberkati mereka, dan mengharapkan
orang lain juga melakukan hal yang sama. Mereka memiliki
alasan untuk bersukacita sebab Anak ini, bukan saja ka-
rena Dia menjadi penghiburan dan kehormatan bagi mere-
ka, namun juga bagi semua orang. Sesungguhnya Anak ini
ditentukan akan membangkitkan banyak orang di Israel,
artinya untuk pertobatan mereka yang telah mati dan
terkubur di dalam dosa agar dapat hidup kembali di dalam
Tuhan . Juga untuk penghiburan bagi banyak umat Tuhan
yang terpuruk dan tenggelam dalam penderitaan dan rasa
putus asa. Mereka yang ditetapkan untuk dijatuhkan kare-
na Dia mungkin sama dengan mereka yang ditetapkan
untuk dibangkitkan sebab Dia pula. Anak ini ditentukan
untuk eis ptōsin kai anastasin – untuk menjatuhkan mereka
agar mereka dapat bangkit kembali. Untuk merendahkan
dan menghinakan mereka, mengeluarkan mereka dari se-
mua kepercayaan terhadap diri sendiri, agar mereka dapat
dipermuliakan dengan bersandar pada Kristus. Dialah yang
meremukkan dan Dialah yang menyembuhkan, Paulus
jatuh, dan bangkit kembali.
(2) Demikian pula, ia menunjukkan alasan mengapa mereka
harus bersukacita dengan gemetar, sesuai dengan nasihat
dahulu kala berkenaan dengan kerajaan Sang Mesias
(Mzm. 2:11). Supaya jangan sampai Yusuf, dan khususnya
Maria, meninggikan diri sebab pernyataan-pernyataan
yang luar biasa itu. Inilah duri dalam daging bagi mereka,
untuk mendiamkan sukacita mereka yang berlebihan. Itu-
lah yang kadang-kadang kita perlukan juga.
[1] Benar bahwa Yesus akan menjadi berkat bagi Israel, na-
mun ada juga sebagian orang di Israel yang ditentukan
untuk dijatuhkan, yaitu mereka yang merasa gusar ka-
rena kejahatannya diungkap, mereka akan berprasang-
ka dan menjadi sangat marah kepada-Nya. Mereka juga
akan merasa tersinggung dan jengkel sebab dosa dan
kehancuran mereka dinyatakan oleh Yesus Kristus.
Mereka menyerap racun bagi diri sendiri dari balsam di
Gilead, dan memecahkan jiwa mereka di atas gunung
batu keselamatan, bagi merekalah batu penjuru yang
mahal itu akan menjadi batu sandungan. Hal ini meru-
juk pada nubuatan dalam Yesaya 8:14-15, Ia akan men-
jadi tempat kudus bagi sejumlah orang, namun jerat bagi
yang lain (1Ptr. 2:7-8). Perhatikanlah, memang sangat-
lah menyenangkan untuk memikirkan berapa banyak
orang yang menjadikan Kristus dan Injil-Nya sebagai
aroma pembawa kehidupan, namun, sangat menyedih-
kan juga untuk memikirkan berapa banyak orang yang
justru menjadikan Dia sebagai aroma pembawa kemati-
an. Ia ditetapkan untuk menjadi tanda untuk dikagumi
oleh sejumlah orang, namun bagi banyak orang lain Ia
justru menimbulkan perbantahan. Ia menjadi tanda, se-
hingga banyak orang memerhatikan Dia selama pelayan-
an-Nya di masyarakat luas, namun banyak orang melon-
tarkan tuduhan melawan Dia. Ia terus ditentang dan
dilecehkan dalam hal-hal yang sebenarnya sepeleh de-
ngan berbagai perbantahan dan celaan dari orang-orang
berdosa. Akibat perbantahan ini ialah pikiran dan hati
banyak orang menjadi nyata (ay. 35), artinya melalui
perbantahan inilah mereka menunjukkan keadaan mere-
ka sendiri sehingga terungkaplah keadaan dan perbeda-
an diri mereka. Keadaan pikiran dan sifat baik yang ter-
sembunyi dari sejumlah orang akan terungkap melalui
tindakan mereka untuk menerima Kristus dan berada
di dekat-Nya. Kejahatan dan sifat jahat yang tersem-
bunyi akan tampak sangat jelas melalui kebencian dan
amarah orang-orang terhadap Kristus. Manusia akan
dihakimi menurut apa yang ada dalam hati mereka,
menurut apa yang mereka pikirkan mengenai Kristus.
Apakah mereka berada di pihak-Nya atau melawan Dia?
Firman Tuhan akan menyatakan pikiran dan maksud hati
manusia, dan melalui hal inilah kita akan menemukan
diri kita sendiri dan selanjutnya dihakimi.
[2] Benar bahwa Kristus akan menjadi penghiburan bagi
ibu-Nya. namun janganlah engkau terlampau bangga
akan hal itu ibu, sebab suatu pedang akan menembus
jiwamu sendiri. Anak itu akan menjadi Yesus yang
menderita.
Pertama, “Engkau akan menderita bersama-Nya, me-
lalui simpatimu kepada-Nya yang melebihi sahabat-
sahabat-Nya yang lain, sebab kedekatan hubunganmu
dan kasihmu yang kuat kepada-Nya.” saat Ia dileceh-
kan, hal itu akan menjadi pedang yang menembus tu-
lang ibu-Nya. saat ibu-Nya berdiri di dekat salib-Nya
dan melihat-Nya dalam keadaan sekarat, kita dapat
meyakini bahwa penderitaan batin ibu-Nya begitu he-
bat, sehingga tepatlah perkataan yang diungkapkan
Simeon, “Suatu pedang akan menembus jiwanya, mem-
belah sampai ke dalam hatinya.”
Kedua, engkau akan menderita bagi-Nya. Banyak
yang mengartikan hal ini sebagai nubuat tentang kema-
tian ibu-Nya sebagai seorang martir, dan memang bebe-
rapa penulis kuno membenarkan hal ini. Perhatikanlah,
di tengah-tengah sukacita dan keberhasilan yang luar
biasa di dunia ini, baik sekali untuk mengingat bahwa
rintangan dan masalah selalu menyertai kita.
II. Anak ini diperhatikan oleh seseorang yang bernama Hana atau
Ana, seorang nabi wanita . Dengan demikian, seorang dari
masing-masing jenis kelamin bisa memberikan kesaksian tentang
Dia, yang mengundang baik laki-laki maupun wanita untuk
percaya kepada-Nya, agar mereka semua bisa diselamatkan.
Perhatikan baik-baik:
1. Catatan tentang siapa sebenarnya Hana ini. Ia yaitu :
(1) Seorang nabi wanita . Roh nubuat sekarang mulai
bangkit kembali, setelah terhenti selama lebih dari tiga
ratus tahun di tanah Israel. Mungkin tidak diragukan lagi
ia yaitu seorang yang memiliki pemahaman tentang Kitab
Suci di atas kebanyakan wanita pada umumnya, dan
ia mengajar wanita -wanita muda hal-hal mengenai
Tuhan . Meskipun masa itu merupakan masa kemunduran
umat Tuhan , namun Tuhan bukan tidak menyatakan diri-Nya
dengan berbagai-bagai kebajikan.
(2) Ia yaitu anak Fanuel. Menurut bapa gereja Grotius, nama
ayah Hana disebut untuk mengingatkan kita tentang Peniel
di zaman Yakub (Kej. 32:30), bahwa sekarang rahasia itu
harus diungkapkan, yaitu di dalam Kristus kita seperti me-
lihat Tuhan dengan berhadapan muka, namun nyawa kita
tertolong. Nama wanita ini berarti penuh anugerah.
(3) Ia berasal dari suku Asyer yang ada di Galilea. Menurut se-
bagian orang, fakta ini disebut di sini untuk menolak pen-
dapat orang banyak yang menyatakan bahwa tidak ada
nabi yang datang dari Galilea. saat roh nubuat mulai
bangkit kembali, nubuat itu datang dari Galilea.
(4) Ia sudah sangat lanjut umurnya, seorang janda yang ber-
umur sekitar delapan puluh empat tahun. Beberapa orang
menduga bahwa ia telah menjanda selama delapan puluh
empat tahun, sehingga sekarang ia berusia lebih dari sera-
tus tahun. Namun, menurut anggapan sebagian orang lain
lagi, orang yang sudah sangat tua seperti itu mungkin ti-
dak mampu untuk berpuasa dan berdoa seperti yang ia la-
kukan, jadi mungkin ia baru berusia delapan puluh empat
tahun saat itu, dan telah lama menjanda. Meskipun ia
seorang janda muda, sebab ia hidup bersama suaminya
hanya selama tujuh tahun, namun ia tidak pernah meni-
kah lagi, ia tetap menjadi janda sampai akhir hayatnya,
dan hal ini disebutkan sebagai pujian baginya.
(5) Ia tinggal di Bait Tuhan atau setidaknya pengunjung tetap
Bait Tuhan ini . Beberapa orang menduga ia menginap
di seputaran pelataran Bait Tuhan . Mungkin ia tinggal di
rumah penampungan yang dikelola oleh badan amal Bait
Tuhan , atau mungkin juga ia disediakan suatu tempat di
sana mengingat ia yaitu seorang nabi wanita , supaya
orang yang berhasrat mengetahui kehendak Tuhan dapat
dengan mudah meminta arahan dan nasihat darinya. Seba-
gian orang lagi berpendapat bahwa kalimat ia tidak pernah
meninggalkan Bait Tuhan tidak punya maksud lain selain
daripada bahwa ia selalu berada di Bait Tuhan untuk mela-
yani Tuhan. Terlebih lagi bila ada pekerjaan baik yang ha-
rus dilakukan, maka ia selalu siap untuk menggabungkan
diri bersama orang lain di sana. Sangat mungkin ia memi-
liki rumah sendiri di sekitar Bait Tuhan , sehingga di sam-
ping ia selalu hadir saat ibadah umum bersama jemaat, ia
juga senantiasa melakukan ibadah pribadi di rumahnya,
sebab dikatakan bahwa siang malam ia beribadah dengan
berpuasa dan berdoa. sebab ia tidak memiliki pekerjaan
duniawi atau sudah tidak memiliki pekerjaan lagi, ia mem-
baktikan diri sepenuhnya pada kegiatan ibadah. Ia tidak
hanya berpuasa dua kali dalam seminggu, namun ia men-
jalani kehidupan yang menyangkali keinginan tubuh
jasmani. Ia menghabiskan waktu dengan melakukan ke-
giatan-kegiatan keagamaan, sementara orang lain mengha-
biskan waktu dengan makan, minum, dan tidur. Ia bukan
hanya memperhatikan jam-jam doa, namun ia berdoa siang
dan malam. Ia selalu berada dalam keadaan berdoa, men-
jalani kehidupan doa, membaktikan diri untuk berdoa, se-
ring hanyut dalam doa-doa yang khusyuk, sering membawa
pujian dalam doa, berdoa dengan penuh khidmat, dan
terperinci dalam mendoakan orang secara khusus. Dengan
melakukan hal-hal ini, ia melayani Tuhan , dan hanya itulah
yang dipandangnya sebagai ibadah yang berarti dan ung-
gul. Orang-orang Farisi sering berpuasa dan menaikkan
doa yang panjang-panjang, namun mereka melayani diri sen-
diri. Mereka berpuasa dan berdoa demi kesombongan dan
ketamakan mereka. namun wanita yang baik ini bukan
hanya melakukan sesuatu yang baik, namun melakukannya
dengan suatu dasar pemikiran dan tujuan yang baik. Ia
melayani Tuhan dan memuliakan Dia dengan berpuasa dan
berdoa.
Perhatikanlah:
[1] Penyembahan yaitu sesuatu yang harus kita lakukan
secara berkesinambungan, sementara tugas-tugas lain
dapat kita lakukan hanya pada waktu-waktunya. Kita
harus berdoa senantiasa.
[2] Sangat menyenangkan bila kita melihat orang-orang
Kristen yang telah lanjut usia melakukan penyembahan
bersama-sama. Orang-orang yang tidak jemu-jemu ber-
buat baik dan tidak mementingkan diri sendiri di atas
ibadah ini atau merasa bangga sebab dahulu pernah
melakukannya. Orang-orang yang semakin merasa per-
lu untuk lebih melakukannya, terus-menerus sampai
mereka pergi ke sorga.
[3] Mereka yang rajin dan setia dalam mengembangkan te-
rang dan berbagai sarana yang mereka miliki, akan se-
makin menemukan berbagai hal baru yang terungkap
bagi mereka. Sekarang Hana akhirnya mendapatkan
upah yang berlimpah atas kehadirannya selama berta-
hun-tahun di Bait Tuhan .
2. Kesaksian Hana tentang Tuhan Yesus (ay. 38), Pada saat itu
juga datanglah ia ke situ saat anak itu diserahkan dan Simeon
sedang berbicara mengenai-Nya. Hana yang tidak pernah me-
ninggalkan Bait Tuhan , tidak akan kehilangan peluang ini.
Sekarang:
(1) Ia mengucap syukur kepada Tuhan , sama seperti Simeon.
Mungkin seperti Simeon, ia juga berharap untuk pergi da-
lam damai sejahtera. Perhatikanlah, mereka yang diberi-
tahukan mengenai Kristus memiliki cukup alasan untuk
bersyukur kepada Tuhan atas karunia yang istimewa ini.
Kita harus bergembira atas tugas-tugas itu sebab menda-
tangkan pujian dan ucapan syukur ke atas orang lain.
Mengapa kita tidak mengucap syukur juga seperti mereka?
Hana sepakat dengan Simeon, dan membantu membuat
keserasian. Ia mengaku kepada Tuhan (begitulah yang bisa
dibaca). Ia membuat pengakuan terbuka mengenai Anak
ini.
(2) Sebagai seorang nabi wanita , ia memberikan anjuran
kepada orang lain mengenai Anak ini. Ia berbicara tentang
Anak itu kepada semua orang yang percaya bahwa Sang
Mesias akan datang dan kepada semua orang yang menan-
tikan kelepasan untuk Yerusalem. Kelepasan yaitu sesua-
tu yang diinginkan, dinantikan, dan diharapkan. Kelepasan
di Yerusalem, sebab dari sanalah akan keluar firman
Tuhan (Yes. 2:3). Ada sedikit orang di Yerusalem yang me-
nantikan kelepasan untuk Yerusalem. Walaupun sedikit,
tampaknya Hana mengenal mereka semua, yang bersama-
sama dengan dia menantikan Sang Mesias. Ia mengetahui
tempat untuk berjumpa dengan mereka, dan mereka juga
mengetahui tempat untuk bertemu dengannya. sebab
itulah ia memberitahukan kabar baik itu kepada mereka
semua, bahwa ia telah melihat Tuhan. Kabar itu yaitu
kabar yang luar biasa, yaitu perihal kelahiran-Nya, sama
luar biasanya seperti kabar tentang kebangkitan-Nya nanti.
Perhatikanlah, mereka yang mengenal Kristus secara pri-
badi harus berusaha sekuat tenaga untuk membawa orang
lain juga mengenal Dia.
Terakhir, berikut ini yaitu catatan singkat perihal
masa bayi dan masa kanak-kanak Tuhan kita Yesus.
1. Tempat Ia menghabiskan masa kecil-Nya itu (ay. 39).
saat upacara penyerahan Anak itu dan upacara pen-
tahiran ibu-Nya telah usai, kembalilah mereka ke Gali-
lea. Lukas tidak mencatat apa-apa lagi sampai mereka
kembali ke Galilea. namun dari Injil Matius (pasal 2)
tampaklah bahwa dari Yerusalem mereka kembali ke
Betlehem, dan di situlah orang-orang Majus dari Timur
menemukan mereka. Dan mereka tinggal terus di sana
sampai mereka dipimpin untuk menyingkir ke Mesir,
melarikan diri dari kebencian dan amarah Herodes. Ke
sanalah juga mereka kembali lagi saat Herodes telah
mati. Setelah itu mereka dipimpin untuk kembali ke ru-
mah mereka yang lama di Nazaret, tempat yang telah
lama mereka tinggalkan, mungkin telah bertahun-tahun
lamanya. Inilah tempat yang disebut kota kediaman me-
reka, sebab mereka pernah tinggal cukup lama di
sana, lagi pula kaum kerabat mereka juga ada di sana.
Ia diperintahkan untuk menjauhi Yerusalem, sebab ke-
rajaan-Nya dan jabatan imamat-Nya tidak ada kaitan-
nya dengan pemerintahan jemaat Yahudi atau pun ne-
gara Yahudi. Ia diutus ke tempat tidak terkenal dan pe-
nuh celaan. Untuk hal ini dan banyak hal lainnya, Ia
merendahkan diri-Nya dan mengosongkan diri-Nya sen-
diri.
2. Bagaimana Ia menghabiskan masa kecil-Nya (ay. 40).
Dalam semua hal, Ia dijadikan sama seperti saudara-
saudara-Nya. Oleh sebab itu, Ia harus menjalani masa
kecil dan masa kanak-kanak-Nya sama seperti anak-
anak lain, namun tanpa dosa, bahkan menunjukkan
sifat (natur) ilahi di dalam diri-Nya. Sama seperti anak-
anak lain, Ia bertumbuh dalam tubuh jasmani-Nya dan
berkembang dalam pengertian dalam jiwa kemanusiaan-
Nya, sehingga tubuh jasmaniah-Nya akan menjadi gam-
baran dari tubuh rohaniah-Nya. Walaupun tubuh ro-
hani-Nya digerakkan oleh suatu roh yang sempurna,
namun tubuh itu tetap bertumbuh sendiri sampai men-
capai kedewasaan penuh (Ef. 4:13, 16).
Namun:
(1) Bila anak-anak lain sangat lemah dalam pengertian
dan pemecahan masalah, sebaliknya Ia kuat di da-
lam roh. Oleh Roh Tuhan , jiwa kemanusiaan-Nya di-
anugerahi dengan kekuatan luar biasa, sehingga
semua kemampuan tubuh dan jiwa-Nya dapat men-
jalankan tugas secara luar biasa. Daya nalar-Nya
sangat kuat dan penilaian-Nya sangat tajam.
(2) Bila anak-anak lain memiliki kebodohan yang mele-
kat pada hati mereka, yang tampak dalam apa yang
mereka katakan atau lakukan, sebaliknya, Ia dipe-
nuhi dengan hikmat, bukan melalui pengajaran dan
pendidikan, namun sebab pekerjaan Roh Kudus. Se-
mua yang Ia katakan dan lakukan, dikatakan dan
dikerjakan dengan bijaksana, jauh melampaui usia-
Nya.
(3) Bila anak-anak lain menunjukkan kerusakan watak
di dalam diri mereka dan benih-benih lalang dosa
tumbuh bersama benih gandum yang baik, Ia me-
nunjukkan bahwa yang ada di atas-Nya hanyalah
anugerah Tuhan semata (gandum itu tumbuh tanpa
lalang). Bila anak-anak lain secara alami merupakan
anak-anak kegusaran, sebaliknya Ia sangat dikasihi
Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan . Tuhan mengasihi
Dia dan menyayangi-Nya, serta memelihara-Nya se-
cara khusus.
Yesus Duduk Bersama Para Alim Ulama
(2:41-52)
41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya
Paskah. 42 saat Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke
Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. 43 Sehabis hari-hari peraya-
an itu, saat mereka berjalan pulang, tinggTuhan Yesus di Yerusalem tanpa
diketahui orang tua-Nya. 44 sebab mereka menyangka bahwa Ia ada di
antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalan-
an jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
45 sebab mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem
sambil terus mencari Dia. 46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia da-
lam Bait Tuhan ; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mende-
ngarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. 47
Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya
dan segala jawab yang diberikan-Nya. 48 Dan saat orang tua-Nya melihat
Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah
Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas
mencari Engkau.” 49 Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari
Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-
Ku?” 50 namun mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mere-
ka. 51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup
dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam
hatinya. 52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya
dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Tuhan dan manusia.
Di sini kita memiliki satu-satunya penggalan kisah yang dicatat ber-
kenaan dengan Juruselamat kita yang diberkati, mulai dari masa
kecil-Nya sampai Ia menampilkan diri di hadapan bangsa Israel pada
usia dua puluh sembilan tahun. Oleh sebab itu kita harus memetik
manfaat sebesar-besarnya dari semua yang sudah ada ini, sebab
sia-sialah saja untuk mengharapkan keterangan lebih banyak dari-
pada yang telah tercatat di sini.
Di sini diceritakan perihal:
I. Kepergian Kristus bersama orangtua-Nya ke Yerusalem pada hari
raya Paskah (ay. 41-42).
1. Kegiatan ini lazim mereka lakukan sesuai dengan hukum Tau-
rat, walaupun harus menempuh perjalanan jauh, dan lagi pula
mereka itu miskin, sehingga tanpa mengencangkan ikat
pinggang, mungkin mereka tidak akan cukup mampu menang-
gung biaya perjalanan ini . Perhatikanlah, aturan-aturan
keagamaan yang dilakukan bersama-sama harus sering kita
ikuti, dan kita tidak boleh menjauhkan diri dari pertemuan-
pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang.
Kegiatan duniawi harus mengalah dan memberikan tempat
bagi hal-hal rohani. Dalam keluarga mereka, Yusuf dan Maria
memiliki seorang Anak yang sebenarnya mampu mengajar
mereka jauh lebih baik dibandingkan dengan semua rabi di
Yerusalem. Namun demikian, mereka pergi ke sana juga se-
perti yang lazim pada hari raya itu. Tuhan lebih mencintai pin-
tu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman
Yakub, demikian jugalah hendaknya kita. Kita cukup punya
alasan untuk menduga bahwa Yusuf juga pergi ke Yerusalem
untuk menghadiri hari raya Pentakosta dan Pondok Daun,
selain hari raya Paskah, sebab semua laki-laki harus hadir di
sana sebanyak tiga kali dalam setahun, sedangkan Maria cu-
kup hadir pada hari raya Paskah, yaitu hari raya terbesar di
antara ketiga hari raya orang Yahudi. Lagi pula, hari raya
Paskah mengandung lebih banyak makna Injil di dalamnya.
2. Yesus, yang telah berusia dua belas tahun, pergi bersama
mereka. Para ulama Yahudi mengatakan bahwa anak-anak
yang telah menginjak usia dua belas tahun harus mulai ber-
puasa sekali-sekali, sehingga mereka dapat belajar berpuasa
pada hari pendamaian, dan setelah itu pada usia ketiga belas,
mereka dapat mulai menjadi seorang anak hukum Taurat,
artinya mulai wajib menjalankan tugas-tugas keanggotaan je-
maat dewasa, sebagai kelanjutan dari upacara penyunatan
yang telah dilakukan saat masih bayi pada saat ia dikukuh-
kan sebagai seorang anak perjanjian. Tidak dikatakan di sini
bahwa Yesus pergi untuk pertama kalinya ke Yerusalem untuk
beribadah pada hari raya itu. Mungkin Ia telah melakukannya
selama beberapa tahun sebelumnya, sebab Ia memiliki roh
dan kebijaksanaan yang melebihi usia-Nya, dan setiap orang
yang dapat mendengar dan mengerti harus hadir dalam ibadah
raya ini (Neh. 8:3). Demikianlah halnya, anak-anak yang
lebih unggul dalam hal-hal lain harus diupayakan maju dalam
hal kerohanian. Anak-anak harus mengikuti ibadah raya demi
kehormatan Kristus, dan Ia berkenan dengan sorak hosana
mereka. Anak-anak yang sejak kecil telah dipersembahkan
kepada Tuhan harus dibimbing untuk menghadiri Paskah Injil,
yaitu Perjamuan Tuhan, saat sudah bertumbuh, sehingga de-
ngan kemauan dan tindakan sendiri mereka akan mengikut
Tuhan.
II. Kristus tinggal di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. De-
ngan tinggal di sana tanpa sepengetahuan orangtua-Nya, Ia ber-
maksud memberikan sebuah contoh awal tentang tujuan kehi-
dupan yang sudah disediakan bagi-Nya.
1. Orangtua-Nya tidak kembali ke tempat asal mereka sebelum
hari perayaan itu berakhir. Mereka tetap tinggal di Yerusalem
selama tujuh hari masa perayaan itu berlangsung, meskipun
sebenarnya mereka tidak diharuskan untuk tinggal melebihi
dua hari pertama pada masa perayaan itu. Sesudah dua hari
pertama itu biasanya cukup banyak orang sudah pulang ke
tempat masing-masing. Perhatikanlah, sangat baik untuk ting-
gal sampai suatu ketentuan ibadah itu usai, dan menjadi se-
perti mereka yang berkata, betapa bahagianya berada di tem-
pat ini, dan tidak tergesa-gesa pergi, seolah-olah kita seperti
Doëg, orang yang dikhususkan melayani Tuhan.
2. Anak itu tinggal di Yerusalem, bukan sebab Ia enggan pulang
atau merasa malu berjalan bersama orangtua-Nya, namun kare-
na Ia memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan di sana. Ia
ingin agar orangtua-Nya tahu bahwa Ia memiliki Bapa di
Sorga, yang harus lebih diperhatikan daripada mereka. Meng-
hormati Bapa-Nya tidak boleh diartikan sebagai tidak meng-
hormati mereka. Beberapa dugaan yang muncul perihal meng-
apa Ia tetap tinggal di Bait Tuhan mengatakan bahwa telah
menjadi kebiasaan di antara orang-orang Yahudi yang saleh
untuk terlebih dahulu pergi ke Bait Tuhan dan menyembah
Tuhan di sana pada pagi hari sebelum mereka pulang. Di sana-
lah Ia berada, dan merasa terhibur sampai Ia ditemukan kem-
bali. Ada juga yang berpendapat bahwa mungkin Ia tinggal di
rumah tempat mereka menginap, atau di rumah teman-teman
lain (Anak seperti Dia akan disukai oleh banyak orang, dan
setiap orang pasti akan berusaha menarik perhatian-Nya), dan
dari sana Ia pergi ke Bait Tuhan hanya pada saat-saat ibadah.
Begitulah jadinya Ia tertinggal di sana. Betapa indahnya meli-
hat anak-anak muda bersedia tinggal di rumah Tuhan. Mereka
akan menjadi seperti Kristus.
3. Orangtua-Nya telah berjalan sehari perjalanan jauhnya tanpa
curiga bahwa Ia tertinggal di Yerusalem, sebab mereka me-
nyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan me-
reka (ay. 44). Pada saat-saat seperti itu, khususnya pada per-
jalanan hari pertama, kerumunan orang sangat padat. Jalanan
dipenuhi orang, sebab itu mereka menyangka bahwa Ia ber-
jalan bersama beberapa tetangga mereka. Mereka lalu mencari
Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka yang berjalan
pulang ke kampung halaman mereka. Tolong, apakah engkau
melihat Anak kami? Atau, apakah engkau melihat Dia? Sama
seperti yang ditanyakan oleh mempelai wanita , Apakah
kamu melihat jantung hatiku? Yesus ibarat permata yang layak
dicari. Mereka tahu bahwa semua orang sangat ingin berjalan
bersama-Nya, dan Ia pun mau berbuat baik di antara kaum
keluarga dan kenalan mereka, namun di antara mereka pun,
bapa dan ibu-Nya tidak menemukan Dia (ay. 45). Ada banyak,
bahkan terlampau banyak kaum keluarga dan kenalan kita,
sehingga kita tidak dapat menghindar untuk berbincang-bin-
cang dengan mereka, namun, di antara mereka kita hanya
menjumpai sedikit keterangan mengenai Kristus atau bahkan
tidak menemukan keterangan apa-apa. saat tidak mende-
ngar apa pun tentang keberadaan-Nya di sini atau di antara
orang-orang lain yang sedang dalam perjalanan, mereka masih
tetap berharap akan berjumpa dengan-Nya di tempat mereka
akan menginap pada malam itu. Namun, bahkan di sana pun
mereka tidak mendengar kabar apa-apa mengenai Dia. Ban-
dingkan keadaan ini dengan Ayub 23:8-9.
4. saat pada malam hari mereka tidak dapat menemukan Dia
di penginapan, keesokan harinya kembalilah mereka ke Yeru-
salem sambil terus mencari Dia. Perhatikanlah, mereka yang
ingin menemukan Kristus harus terus mencari sampai mereka
menemukannya, sebab pada akhirnya mereka yang mencari
akan menemukan Dia, dan akan mendapat upah yang melim-
pah. Mereka yang telah kehilangan penghiburan di dalam
Kristus dan mulai menunjukkan tanda-tanda kehilangan mi-
nat kepada-Nya, harus menguji diri sendiri, di mana, bila-
mana, dan bagaimana mereka mulai kehilangan Dia. Mereka
harus kembali lagi ke tempat terakhir mereka bersama-Nya.
Mereka harus ingat betapa dalamnya mereka telah jatuh. Berto-
batlah, dan lakukan lagi apa yang semula engkau lakukan, dan
kembalilah kepada kasihmu yang semula (Why. 2:4-5). Mereka
yang telah kehilangan perkenalan mereka dengan Kristus dan
ingin menemukannya kembali, harus pergi ke Yerusalem, kota
pertemuan raya kita, tempat yang akan dipilih Tuhan untuk
menegakkan nama-Nya di sana. Mereka harus rajin mengiringi
Dia secara teratur di dalam ibadah-ibadah dan ketetapan-Nya,
dalam Paskah Injil. Di sanalah mereka boleh berharap akan
menemukan Dia.
5. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia di Bait Tuhan , di da-
lam salah satu ruangan Bait Tuhan yang dipakai oleh para
alim ulama, bukan sebagai tempat untuk mengadili perkara,
namun lebih banyak dipakai sebagai ruang pertemuan atau
tempat bersoal jawab. Di sanalah mereka menemukan Dia se-
dang duduk di tengah-tengah alim ulama (ay. 46), bukan ber-
diri seperti seorang calon baptisan atau calon pengaku iman
yang sedang diuji atau diajar oleh mereka, sebab Ia telah
memiliki cukup pengetahuan dan kebijaksanaan untuk itu,
sehingga mereka pun menerima Dia duduk di antara mereka
sebagai seorang rekan atau anggota perkumpulan mereka. Hal
ini merupakan contoh bahwa Ia bukan hanya penuh hikmat
(ay. 40), namun juga memiliki hasrat yang kuat untuk mening-
katkan dan menyampaikan hikmat itu. Dalam hal ini Ia men-
jadi contoh bagi anak-anak dan orang-orang muda, supaya
mereka belajar dari Kristus, untuk lebih suka berkumpul ber-
sama teman-teman yang bisa menjadikan mereka lebih baik
lagi dan duduk di antara para alim ulama daripada duduk-
duduk untuk hanya main-main saja. Biarlah mereka mulai
pada usia dua belas tahun dan lebih cepat lagi untuk mencari
pengetahuan dan bergaul dengan orang-orang yang dapat
mengajar mereka. Kalau sedari muda orang sudah mengingin-
kan pengajaran, ini memberi pertanda yang penuh harapan
dan menjanjikan. Banyak anak muda seusia Kristus sekarang
hanya bermain-main saja dengan anak-anak kalau berada di
Bait Tuhan , namun Kristus, Ia duduk dengan para alim ulama di
dalam Bait Tuhan .
(1) Ia mendengarkan mereka. Mereka yang ingin belajar hen-
daknya cepat untuk mendengar.
(2) Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka;
apakah dalam kedudukan sebagai seorang guru (Ia memi-
liki wewenang seperti itu untuk bertanya) atau sebagai se-
orang murid (Ia memiliki kerendahan hati seperti itu untuk
bertanya), saya tidak tahu. Bisa juga Ia bertanya sebagai
sesama rekan atau sesama pencari kebenaran yang harus
menemukan sesuatu melalui pembahasan bersama yang
panjang dan penuh persahabatan.
(3) Ia memberikan jawaban kepada mereka, jawaban yang sa-
ngat mengejutkan dan memuaskan mereka (ay. 47). Ke-
bijaksanaan dan kecerdasan-Nya tersirat dalam pertanya-
an-pertanyaan yang diajukan-Nya dan dalam jawaban-ja-
waban yang Ia berikan, sehingga semua orang yang mende-
ngar Dia merasa sangat heran. Mereka belum pernah men-
dengar seseorang yang masih begitu muda, juga dari
antara para alim ulama mereka yang paling hebat sekali-
pun, yang mampu berbicara dengan penuh pengertian se-
perti Dia. Sama seperti Daud, Ia lebih berakal budi dari
pada semua pengajarnya, ya, lebih mengerti dari pada
orang-orang tua (Mzm. 119:99-100). Sekarang Kristus me-
nunjukkan sejumlah berkas sinar kemuliaan-Nya, yang
pada saat itu juga ditarik kembali. Ia memberikan mereka
merasakan sekecap (menurut Calvin) hikmat dan pengeta-
huan ilahi-Nya. Menurut saya, penampilan Kristus di ha-
dapan umum sebagai seorang guru di Bait Tuhan ini mirip
dengan upaya awal Musa membebaskan bangsa Israel
sebagaimana dijelaskan oleh Stefanus. Dengan membunuh
orang Mesir itu, Musa menyangka bahwa saudara-saudara-
nya akan mengerti, bahwa Tuhan memakai dia untuk menye-
lamatkan mereka (Kis. 7:24-25). Seharusnya mereka dapat
menerima petunjuk ini dan lalu diselamatkan, namun
mereka tidak mengerti. Begitu pula dengan para alim ulama
ini, sebenarnya mereka dapat menerima Kristus sekarang
(setahu saya) untuk memulai pekerjaan-Nya, namun, mere-
ka hanya merasa heran dan tidak mengerti petunjuk itu.
Oleh sebab itu, sama seperti Musa, Ia kembali memasuki
keadaan yang penuh ketidakjelasan lagi. Mereka tidak
pernah mendengar tentang Dia lagi selama bertahun-tahun
setelah itu.
6. Ibu-Nya membicarakan hal itu secara pribadi dengan-Nya. Ke-
tika pertemuan para alim ulama itu bubar, Ibu-Nya membawa
Dia ke samping dan menanyakan hal itu dengan penuh kelem-
butan dan kasih sayang (ay. 48). Yusuf dan Maria tercengang
menemukan Dia di tempat itu, mendapati bahwa Ia begitu
dihormati sebab diakui dan diperbolehkan duduk di antara
para alim ulama, serta begitu diperhatikan. Ayah-Nya tidak
berkata apa-apa, sebab ia menyadari bahwa ia hanyalah se-
orang ayah angkat.
namun :
(1) Ibu-Nya mengungkapkan betapa cemas hati mereka, “Nak,
mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?
Mengapa Engkau membuat kami begitu ketakutan?” Me-
reka siap berkata seperti Yakub, ayah Yusuf, “Binatang
buas telah memakan-Nya,” atau “Ia jatuh ke tangan musuh
yang kejam, yang lalu mengetahui bahwa Ialah si
anak kecil yang nyawa-Nya dicari-cari oleh Herodes bebe-
rapa tahun yang lalu.” Kita bisa menduga, mereka meng-
khawatirkan Dia dengan ribuan khayalan, yang satu lebih
menakutkan daripada yang lain. “Sekarang, mengapa Eng-
kau membuat kami ketakutan seperti ini? Bapa-Mu dan
aku dengan cemas mencari Engkau. Bukan hanya khawatir
kehilangan Engkau, namun juga mencemaskan diri kami
sendiri kalau-kalau kami kurang hati-hati dalam membawa
Engkau bersama-sama dengan kami.” Perhatikanlah, ba-
nyak orang hanya mengeluhkan kerugian mereka sebab
menyangka telah kehilangan Kristus. namun cucuran air
mata Yusuf dan Maria tidak menghalangi mereka untuk
menabur. Mereka tidak hanya duduk dalam kesusahan dan
berputus asa, namun mereka merasa susah dan terus men-
cari. Perhatikanlah, jika kita ingin menemukan Kristus,
kita harus mencari Dia dengan rasa susah, merasa susah
sebab telah kehilangan Dia, sebab kita telah membuat
Dia meninggalkan kita, dan kita harus segera mencari Dia.
Pada akhirnya, mereka yang mencari-cari Dia dengan rasa
susah seperti ini akan menemukan Dia dengan sukacita
yang sangat besar.
(2) Dengan lembut Kristus menegur kekhawatiran mereka
yang berlebihan tentang Dia (ay. 49): “Mengapa kamu men-
cari Aku? Kamu harus percaya kepada-Ku, Aku akan me-
nyusul kamu pulang bila pekerjaan yang harus Aku kerja-
kan di sini telah selesai. Aku tidak akan tersesat di Yeru-
salem. Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada, en
tois tou patros mou – di dalam rumah Bapa-Ku?” Beberapa
orang membaca seperti ini, “Di mana lagi Sang Anak harus
berada selain daripada tinggal selamanya di rumah Bapa?
Di sanalah Aku harus berada,”
[1] “Di bawah pemeliharaan dan perlindungan Bapa-Ku,
sebab itu kamu harus meletakkan kekhawatiranmu
tentang Aku kepada Bapa dan tidak menanggung sen-
diri beban kekhawatiran itu.” Kristus yaitu sebuah
anak panah runcing yang disembunyikan dalam tabung
panah Bapa-Nya (Yes. 49:2). Sama seperti itulah Ia
menjaga jemaat-Nya, sebab itu janganlah kita meragu-
kan dan kehilangan harapan atas pemeliharaan-Nya.
[2] “Dalam pekerjaan Bapa-Ku,” (begitulah pengertian kita):
“Aku harus selalu mengerjakan pekerjaan Bapa-Ku, ka-
rena itu Aku tidak dapat pulang dengan segera seperti
kamu. Tidakkah kamu tahu? Belum mengertikah kamu
tentang Aku, bahwa Aku telah menyerahkan diri-Ku
untuk pekerjaan Bapa, sehingga Aku harus melibatkan
diri-Ku dalam pekerjaan-Nya?” Dalam hal ini Ia mening-
galkan sebuah contoh bagi kita. sebab sungguh
menyenangkan bagi anak-anak Tuhan , seperti halnya
Kristus, untuk selalu berada di dalam pekerjaan Bapa-
Nya, dan menyisihkan semua pekerjaan lainnya demi
pekerjaan Bapa. Firman Kristus sekarang dapat kita pa-
hami dengan sangat baik sebab Ia telah menjelaskan-
nya melalui perbuatan dan perkataan-Nya. Inilah yang
menjadi tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini, makanan
dan minuman-Nya dalam dunia ini, yaitu melakukan
kehendak Bapa-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Akan namun , pada saat itu kedua orangtua-Nya tidak
mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka (ay.
50). Mereka tidak mengerti pekerjaan apa yang harus Ia
lakukan di Bait Tuhan untuk Bapa-Nya. Mereka percaya
bahwa Ia yaitu Sang Mesias, yang akan menjadi pemi-
lik takhta Daud, bapa-Nya, sehingga mereka mengira
bahwa seharusnya Ia berada di istana raja dan bukan
berada di Bait Tuhan . Mereka tidak mengerti tugas-Nya
sebagai seorang nabi, dan bahwa Ia harus melakukan
banyak hal dengan jabatan-Nya ini.
Terakhir, di sinilah catatan tentang perjalanan mere-
ka kembali ke Nazaret. Kilasan kemuliaan-Nya saat itu
hanya berlangsung singkat. Sekarang semuanya telah
berlalu. Ia tidak mendesak orangtua-Nya untuk pindah
dan menetap di Yerusalem atau untuk membiarkan Ia
tinggal di sana (meskipun Yerusalem yaitu tempat un-
tuk meningkatkan diri dan menjadi pilihan utama, serta
tempat yang dapat memberikan peluang terbaik bagi-
Nya untuk menunjukkan hikmat-Nya), namun dengan
penuh kesukarelaan Ia kembali ke tempat persembunyi-
an-Nya, tempat Ia dikuburkan hidup-hidup selama ber-
tahun-tahun. Tidak diragukan lagi bahwa Ia tetap pergi
tiga kali dalam setahun ke Yerusalem untuk beribadah
pada hari-hari raya, namun tidak diceritakan apakah Ia
pergi ke Bait Tuhan untuk berbincang-bincang kembali
dengan para alim ulama di sana. Mungkin saja. namun ,
yang pasti kita diberitahukan di sini:
1. Bahwa Ia tunduk kepada orangtua-Nya. Meskipun Ia
pernah satu kali meninggalkan orangtua-Nya untuk
menunjukkan bahwa Ia lebih daripada seorang ma-
nusia biasa dan pergi untuk melakukan pekerjaan
Bapa-Nya, Ia tidak melakukannya lagi, setidaknya
bertahun-tahun setelah kejadian itu. Sebaliknya, ia
tunduk kepada mereka, mematuhi perintah-perintah
mereka, pergi dan datang seperti yang diarahkan
mereka, dan seperti yang mungkin demikian, Ia be-
kerja dengan ayah-Nya sebagai seorang tukang
kayu. Dalam hal ini Ia ingin memberikan contoh ke-
pada anak-anak agar belajar memenuhi kewajiban
dan mematuhi orangtua mereka di dalam Tuhan.
sebab lahir dari seorang wanita , Ia dibuat
tunduk pada perintah Tuhan yang kelima, supaya
dengan demikian Ia dapat mengajar keturunan
orang-orang yang setia agar meneladani Dia sebagai
keturunan yang setia. Meskipun keadaan orangtua-
Nya miskin dan rendah, meskipun ayah-Nya hanya-
lah seorang ayah angkat, Ia tetap tunduk kepada
mereka. Meskipun Ia bertumbuh menjadi kuat dan
penuh hikmat di dalam Roh, bahkan meskipun Ia
yaitu Anak Tuhan , Ia tetap tunduk kepada orang-
tua-Nya. Jadi, kalau Dia saja sudah demikian, ba-
gaimana mungkin kita yang sudah bodoh dan lemah
ini tidak mau tunduk kepada orangtua kita?
2. Bahwa ibu-Nya yang meskipun tidak dapat mengerti
sepenuhnya perkataan-perkataan Anaknya, menyim-
pan semua perkara itu di dalam hatinya, dan berha-
rap pada suatu saat nanti ia akan mengerti sepe-
nuhnya serta mengetahui bagaimana memanfaat-
kannya. Meskipun kita mungkin mengabaikan per-
kataan-perkataan manusia yang tidak jelas (Si non
vis intelligi debes negligi – jika tidak dapat dimengerti,
artinya tidak ada harganya), kita tidak boleh mem-
perlakukan Firman Tuhan seperti itu. Sesuatu yang
pada mulanya tampak belum jelas, mungkin pada
suatu saat nanti akan menjadi jelas, sebab itu kita
harus menyimpannya untuk masa-masa selanjutnya
(Yoh. 2:22). Mungkin kita dapat menggunakannya
pada suatu saat nanti, meskipun sekarang kita tidak
mengerti kegunaannya. Seorang pelajar menyimpan
kaidah-kaidah tata bahasa yang sekarang masih be-
lum dipahami di dalam ingatannya, sebab ia telah
diberi tahu bahwa pada suatu saat nanti hal itu
akan bermanfaat baginya. Demikian jugalah yang
harus kita lakukan dengan perkataan-perkataan
Kristus.
3. Bahwa Yesus makin bertambah besar dan dikagumi
(ay. 52): Yesus makin bertambah besar dan bertam-
bah hikmat-Nya. Tidak mungkin ada penambahan
dalam kesempurnaan natur ilahi-Nya, namun yang
dimaksudkan di sini yaitu dalam natur kemanu-
siaan-Nya, tubuh-Nya menjadi makin bertambah
tinggi dan besar, Ia makin bertambah besar di masa
pertumbuhan-Nya. Jiwa-Nya juga makin bertumbuh
di dalam hikmat, dan dalam semua kemampuan
yang berkaitan dengan jiwa manusia. Meskipun Fir-
man yang Kekal telah menyatu sejak Ia masih ada di
dalam kandungan ibu-Nya, sifat keilahian yang ting-
gal di dalam diri-Nya mewujudkan diri pada sifat ke-
manusiaan-Nya secara bertahap, ad modum recipien-
tis – sebanding dengan pertumbuhan kemampuan ke-
manusiaan-Nya. Sementara kemampuan kejiwaan
manusiawi-Nya bertumbuh makin bertambah besar,
anugerah yang diterima dari sifat ilahi juga semakin
banyak diungkapkan keluar. Dikatakan bahwa Ia
makin dikasihi oleh Tuhan dan manusia, artinya se-
mua hal yang Ia sampaikan dapat diterima oleh
Tuhan dan manusia. Dengan cara ini Kristus menye-
suaikan diri-Nya dengan keadaan-Nya yang hina ka-
rena Dia sedang merendahkan diri-Nya. Dia meren-
dahkan diri-Nya sebagai seorang bayi, seorang anak,
seorang pemuda, supaya gambar Tuhan bersinar se-
makin cerah di dalam diri-Nya pada saat Ia tumbuh
menjadi seorang pemuda, yang tentunya tidak akan
sama seperti saat Ia masih menjadi seorang bayi
atau seorang anak. Perhatikanlah, orang-orang mu-
da yang bertumbuh makin tinggi dan besar, juga ha-
rus bertumbuh di dalam hikmat, dan sementara me-
reka bertumbuh di dalam hikmat, mereka juga akan
semakin dikasihi Tuhan dan manusia.
PASAL 3
idak ada yang diceritakan mengenai Yesus Tuhan kita dari umur
12 tahun sampai masuk-Nya ke pelayanan pada umur 30 tahun.
Kita sering berpikir bahwa akan menyenangkan dan bermanfaat bila
kita memiliki catatan harian atau paling sedikit ringkasan tentang
Dia. namun , yang kita miliki yaitu apa yang menurut pemikiran Ke-
bijaksanaan Kekal sesuai untuk disampaikan kepada kita, dan jika
ini saja tidak bisa kita manfaatkan, maka percuma juga seandainya
kita memiliki catatan mengenai riwayat hidup-Nya itu. Tujuan utama
dari para penulis Injil yaitu menyampaikan Injil Kristus kepada
kita, yang harus kita percayai dan yang melaluinya kita bisa
berharap akan memperoleh keselamatan. Pemberitaan Injil ini
dimulai dengan pelayanan dan baptisan Yohanes, sehingga sebab
itulah, dengan tidak menjelaskan masa hidup Kristus tadi, para pe-
nulis Injil ini ingin cepat-cepat untuk langsung saja berbicara menge-
nai berita Injil. Mungkin juga, kita ingin agar Lukas melewati saja
seluruh bagian yang sudah disinggung oleh Matius dan Markus dan
hanya menulis hal-hal yang baru saja, seperti yang dilakukannya da-
lam dua pasal pertamanya. Akan namun sudah menjadi kehendak Roh
Kudus agar beberapa hal harus diteguhkan bukan hanya dari dua
namun tiga mulut saksi. Kita tidak boleh menganggapnya sebagai
pengulangan yang tidak perlu, dan kita tidak akan beranggapan
demikian jika kita memperbarui renungan kita atas hal-hal ini
dengan sepenuh hati. Dalam bab ini kita melihat:
I. Permulaan dari baptisan Yohanes dan ruang lingkup serta
tujuannya (ay. 1-6). Seruannya kepada banyak orang (ay. 7-
9) dan petunjuk-petunjuk khususnya kepada orang-orang
yang ingin mengetahui mengenai kewajiban-kewajiban mere-
ka (ay. 10-14).
II. Peringatannya kepada mereka mengenai kedatangan Mesias
yang sudah dekat (ay. 15-18), yang diikuti dengan pemen-
jaraannya (ay. 19-20).
III. Kristus datang untuk dibaptis oleh Yohanes dan dengan
demikian memulai tugas kenabian-Nya (ay. 21-22).
IV. Catatan garis silsilah Yesus Kristus sampai Adam (ay. 23-38).
Pelayanan Yohanes Pembaptis
(3:1-14)
1 Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, saat Pon-
tius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Fili-
pus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wila-
yah Abilene, 2 pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datang-
lah firman Tuhan kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. 3 Maka
datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: “Bertobatlah
dan berilah dirimu dibaptis dan Tuhan akan mengampuni dosamu, 4 seperti
ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru
di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-
Nya. 5 Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan men-
jadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan dira-
takan, 6 dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.” 7 Lalu
ia berkata kepada orang banyak yang datang kepadanya untuk dibaptis, ka-
tanya: “Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan ke-
pada kamu supaya melarikan diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasil-
kanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir
dalam hatimu: Abraham yaitu bapa kami! sebab aku berkata kepadamu:
Tuhan dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 9 Kapak
sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan
buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.” 10 Orang banyak
bertanya kepadanya: “Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?”
11 Jawabnya: “Barangsiapa memiliki dua helai baju, hendaklah ia mem-
baginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa memiliki makanan,
hendaklah ia berbuat juga demikian.” 12 Ada datang juga pemungut-pemu-
ngut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: “Guru, apakah
yang harus kami perbuat?” 13 Jawabnya: “Jangan menagih lebih banyak dari
pada yang telah ditentukan bagimu.” 14 Dan prajurit-prajurit bertanya juga
kepadanya: “Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?” Jawab Yohanes
kepada mereka: “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah
dirimu dengan gajimu.”
Yohanes Pembaptis memperkenalkan tata aturan baru (dispensasi)
baru, dan sangat penting bagi kita untuk mengetahui uraian khusus
mengenai hal ini. Hal-hal mulia dikatakan tentang Yohanes, betapa ia
layak menjadi kesukaan Sorga, dan betapa ia menjadi berkat yang
besar bagi bumi ini (1:15, 17). Namun kita malah kehilangan dia di
padang gurun, dan di sanalah dia tinggal sampai hari ia menampak-
Injil Lukas 3:1-14
123
kan diri kepada Israel (1:80). Akhirnya fajar pun menyingsing, dan
tibalah hari yang dinanti-nantikan banyak orang melebihi datangnya
pagi.
Perhatikan baik-baik di sini:
I. Waktu dimulainya baptisan Yohanes yaitu saat saat dia mun-
cul. Hal ini dicatat Lukas di sini, namun tidak diperhatikan oleh
para penulis Injil lainnya, supaya kebenaran mengenai hal ini
dapat dikuatkan dengan catatan waktu yang tepat.
Peristiwa ini ditandai dengan waktu:
1. Oleh pemerintahan bangsa kafir. Di bawah penguasaannya
bangsa Yahudi berada, dan ini untuk menunjukkan bahwa
mereka yaitu suatu bangsa taklukkan. sebab itu, inilah
waktunya bagi Mesias untuk datang dan membangun sebuah
kerajaan rohani dan kekal, di atas reruntuhan kemuliaan dan
kekuasaan Daud serta Yehuda yang sementara saja sifatnya
itu.
(1) Waktunya ditandai dengan masa pemerintahan kekaisaran
Romawi. Saat itu yaitu tahun kelima belas pemerintahan
Kaisar Tiberius, kaisar ketiga dari dua belas kaisar, se-
orang yang sangat jahat, sangat serakah, pemabuk, dan
kejam. Manusia seperti ini yang disebutkan pertama di sini
(kata Dr. Lightfoot), untuk mengajarkan kita apa sebenar-
nya yang bisa didapat dari kota yang kejam dan mengeri-
kan itu yang di dalamnya Iblis memerintah di segala zaman
dan di setiap penguasa yang silih berganti. Bangsa Yahudi,
setelah perjuangan yang panjang, akhirnya menjadi salah
satu provinsi dari kekaisaran dan berada di bawah kekua-
saan Tiberius ini. Suatu negeri yang di masa lampau dipan-
dang begitu agung, dan banyak negara-negara lain mengi-
rimkan upeti kepadanya, yaitu waktu zaman pemerintahan
Daud dan Salomo, sekarang menjadi bagian dari kekaisar-
an Romawi yang tidak diperhatikan, dinjak-injak dan di-
hina. En quo discordia cives, Perduxit miseros – Pertentang-
an dalam masyarakat menimbulkan bencana.
Lambang pemerintahan sekarang sudah beranjak dari
Yehuda, dan sebagai bukti mengenai hal ini, segala kegiat-
an yang terjadi dalam masyarakat mereka ditandai waktu-
nya menurut masa pemerintahan kekaisaran Romawi, dan
sebab itu sekaranglah waktunya bagi Silo untuk datang.
(2) Ditandai dengan penempatan sejumlah wali negeri yang
memerintah atas nama kaisar Roma di beberapa bagian Ta-
nah Suci. Tata pemerintahan seperti ini memberikan gam-
baran lain tentang keadaan bangsa Yahudi sebagai bangsa
terjajah. Telah terjadi perubahan yang menyedihkan atas
bangsa yang sebelumnya selalu diperintah oleh orang-orang
dari antara mereka sendiri (Yer. 30:21), yang menjadi ke-
muliaan mereka. Sekarang mereka harus tunduk kepada
pemerintahan wali negeri yang semuanya yaitu orang-
orang asing. Ah, sungguh pudar emas itu!
[1] Pilatus di sini disebut sebagai wali negeri, kepala peme-
rintahan, dan prokurator (wakil Kaisar yang mengurus
masalah keuangan dan administrasi – pen.) di Yudea.
Beberapa penulis lain menganggapnya sebagai orang
yang jahat dan tidak peduli dengan kebohongan. Ia me-
merintah dengan kejam dan akhirnya digantikan oleh
Vitellius, penguasa Siria. Pilatus lalu dikirim ke
Roma untuk mempertanggungjawabkan pemerintahan-
nya yang bobrok.
[2] Tiga orang lainnya disebut raja wilayah (tetrarkh). Dili-
hat dari negeri yang mereka perintah, masing-masing
memerintah atas seperempat wilayah yang berada di
bawah pemerintahan Raja Herodes Agung. Beberapa pe-
nulis lain berpendapat bahwa mereka diberi gelar raja
wilayah sebagai sebutan jabatan kehormatan dalam
pemerintahan yang menduduki urutan keempat atau
pemerintah tingkat keempat. Kaisar berada di urutan
pertama, wali negeri yang memerintah daerah setingkat
provinsi di urutan kedua, seorang raja berada di urutan
ketiga, dan raja wilayah berada di urutan keempat. De-
mikianlah pendapat yang dikemukakan oleh Dr. Light-
foot (theolog Inggris abad ketujuh belas – pen.).
2. Kegiatan dalam masyarakat mereka juga ditandai dengan
masa-masa di mana orang Yahudi sendiri dikuasai oleh orang-
orang mereka sendiri, untuk menunjukkan bahwa mereka
yaitu bangsa yang rusak, dan sebab itu sudah waktunya
bagi Mesias untuk datang memperbarui mereka (ay. 2). Saat
itu Hanas dan Kayafas merupakan imam-imam besar. Tuhan
telah menentukan bahwa harus ada satu Imam Besar di suatu
masa saja, namun di sini ada dua, untuk melayani jika salah
satu sakit, atau satu melayani satu tahun dan yang lain tahun
berikutnya, demikian pendapat sebagian orang. Yang satu
yaitu Imam Besar dan yang lainnya sagan, seperti julukan
yang diberikan oleh bangsa Yahudi, untuk menggantikan se-
mentara saat Imam Besar berhalangan. Atau seperti bebe-
rapa orang katakan, yang satu yaitu Imam Besar dan mewa-
kili Harun, dalam hal ini Kayafas; sedangkan yang satunya
lagi, yakni Hanas, yaitu nasi atau kepala Mahkam