lukas 13-24 10


 -kesusahan yang mereka timpakan kepada-

mu (ay. 18): Tidak sehelai pun dari rambut kepalamu 

akan hilang.” Akankah beberapa dari antara mereka ke-

hilangan kepala mereka, namun tidak kehilangan ram-

but sehelai pun? Ini yaitu  semacam peribahasa yang 

menyatakan keadaan aman tenteram, dan sering digu-

nakan baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian

Baru dengan arti ini . Sebagian orang berpikir bah-

wa hal ini  mengacu kepada perlindungan terhadap 

nyawa semua orang Kristen yang berada di antara orang 

Yahudi saat  mereka dibinasakan oleh orang Romawi. 

Para ahli sejarah memberi tahu kita bahwa tidak ada 

seorang Kristen pun yang binasa dalam kehancuran ter-

sebut. Sebagian yang lain menghubungkannya dengan 

kematian banyak orang sebab  Kristus dan mengang-

gap perkataan itu sebagai sebuah kiasan yang mengan-

dung pengertian yang sama seperti perkataan Kristus, 

“Barangsiapa kehilangan nyawanya sebab  Aku, ia 

akan memperolehnya.” “Tidak ada sehelai rambut pun 

dari kepalamu yang akan hilang,” sebaliknya, Pertama, 

“Aku akan memperhatikannya.” Mengenai hal ini, Ia te-

lah berkata (Mat. 10:30), “Rambut kepalamupun terhi-

tung semuanya”; semuanya ada tercatat, sehingga tidak 

ada sehelai pun yang akan hilang, sebab  Ia peduli. Ke-

dua, “Hal itu sangat dihargai.” Kita tidak menganggap-

nya sebagai kehilangan atau kebinasaan bila ditujukan 

untuk tujuan yang baik dan memperhitungkannya 

sebagai suatu kebaikan. Jika kita mengabaikan tubuh 

sendiri demi nama Kristus, tubuh itu tidak akan binasa, 

namun akan diperhitungkan dengan sebagaimana mes-

tinya. Ketiga, “Hal itu akan diganti dengan berlimpah. 

saat  kamu menghitung untung ruginya, kamu akan 

menemukan bahwa tidak ada yang hilang, namun  seba-

liknya kamu mendapat untung besar dan penghiburan 

pada masa sekarang ini, dan terlebih lagi kamu akan 

mendapat sukacita hidup yang kekal.” Oleh sebab  itu, 

walaupun saat ini kita menjadi pecundang-pecundang 

demi Kristus, namun pada akhirnya, kita tidak akan, 

dan tidak dapat menjadi pecundang-pecundang oleh ka-

rena Dia. 

[4] “Oleh sebab  itu, sudah menjadi  kewajiban dan kepen-

tinganmu untuk menjaga ketulusan hati yang kudus 

dan kejernihan pikiran selama masa-masa penderitaan-

mu dan penderitaan bangsa itu, supaya kamu tetap 

tenang (ay. 19): Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan 

memperoleh hidupmu, perhatikan dan jagalah hidup-

mu.” Sebagian orang memahami hal ini sebagai janji, 

“Kamu dapat atau akan memiliki hidupmu.” Semuanya 

memang terkait satu sama lain. Perhatikanlah, pertama, 

mengamankan kepemilikan hidup kita sendiri merupa-

kan hak dan kewajiban sepanjang masa, khususnya 

dalam masa pencobaan yang susah, bukan saja supaya 

hidup kita tidak hancur dan binasa selamanya, namun  

juga supaya hidup kita tidak kacau atau kepemilikian 

kita terhadapnya terganggu dan terputus pada masa se-

karang ini. “Milikilah hidupmu, jadilah dirimu sendiri, 

tetaplah kuasai dan kendalikan akal budimu, dan jauh-

kanlah dirimu dari pergumulan nafsu supaya baik duka 

maupun ketakutan tidak dapat menguasaimu, atau 

menjauhkanmu untuk memiliki dan menikmati dirimu 

sendiri.” Dalam masa-masa sulit, saat  kita tidak dapat 

menjaga kepemilikan terhadap apa pun juga, hendaklah 

kita memastikan apa yang dapat dipastikan, jadi, miliki-

lah hidup kita. Kedua, dengan kesabaranlah, yaitu ke-

sabaran sebagai pengikut Kristus, kita memiliki hidup 

kita sendiri. “Dalam masa-masa penderitaan, pakailah 

kesabaran untuk menjaga benteng hidupmu; dengan 

kesabaran, jagalah hidupmu tetap tenang dan utuh, 

dan jauhkan segala tekanan yang dapat membebani 

dan membuatmu kehilangan kesabaran.” 

Hari Kiamat Dinubuatkan 

(21:20-28) 

20 “jika  kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahui-

lah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. 21 Pada waktu itu orang-orang yang 

berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang 

berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di 

pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, 22 sebab itulah masa pembalas-

an di mana akan genap semua yang ada tertulis. 23 Celakalah ibu-ibu yang 

sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang 

kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, 24 

dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke 

segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang 

tidak mengenal Tuhan , sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.” 25 “Dan 

akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di 

bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora 

laut. 26 Orang akan mati ketakutan sebab  kecemasan berhubung dengan 

segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 

27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan 

dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 28 jika  semuanya itu mulai 

terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah 

dekat.” 

sesudah  memberikan mereka gambaran mengenai apa yang akan ter-

jadi sekitar tiga puluh delapan tahun yang akan datang, Ia di sini 

kemudian menunjukkan kepada mereka apa yang pada akhirnya 

akan terjadi, yaitu kehancuran Yerusalem dan tersebarnya bangsa 

Yahudi yang tidak terhindarkan. Semua itu akan menjadi kiamat 

kecil, sebagai pertanda dan gambaran akan kedatangan Kristus yang 

kedua kali, yang tidak dibicarakan secara lengkap di sini seperti 

dalam perikop yang sejenis dalam Matius 24. Namun, hal ini dibahas 

sekilas di sini sebab  kehancuran Yerusalem, sebagaimana yang me-

mang terjadi demikian nantinya, akan menjadi kehancuran dunia 

bagi mereka yang hatinya tertambat kepadanya.  

I.  Ia memberi tahu mereka bahwa mereka akan melihat Yerusalem 

dikepung, dikepung oleh tentara-tentara (ay. 20), tentara-tentara 

Romawi. saat  mereka melihat hal ini, mereka dapat menyimpul-

kan bahwa keruntuhannya sudah dekat, sebab  pengepungan itu 

pasti akan berakhir, walaupun terjadinya lama. Perhatikanlah, se-

perti saat  menunjukkan belas kasih-Nya, demikian pula saat  

menghakimi, Tuhan  memulai, namun  juga akan mengakhiri.  

II.  Ia memperingatkan mereka, melalui tanda yang diberikan ini, un-

tuk meninggalkan tempat ini  demi keselamatan mereka sen-

diri (ay. 21): “Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea 

hendaknya meninggalkan negeri ini  dan melarikan diri ke pe-

gunungan dan orang-orang yang berada di dalam kota” (Yeru-

salem) “harus keluar, sebelum kota ini  tertutup rapat, dan 

sebelum kubu-kubu dibuka (seperti yang kita ketahui sekarang). 

Janganlah mereka yang ada di pedesaan dan pedusunan mema-

suki kota ini , sebab  mengira bahwa mereka akan aman di 

sana. Tinggalkanlah kota dan negeri yang kamu lihat telah dite-

lantarkan Tuhan  dan diserahkan-Nya ke dalam kebinasaan. Keluar-

lah dari Yerusalem, hai umat-Ku.” 

III. Ia menubuatkan kekacauan besar yang akan menimpa bangsa 

Yahudi (ay. 22): Itulah masa pembalasan yang begitu sering dise-

but oleh nabi-nabi Perjanjian Lama, yang akan menggenapi 

kebinasaan orang-orang yang memberontak itu. Semua nubuat 

mengenai mereka akan digenapi sekarang, dan darah setiap mar-

tir dalam Perjanjian Lama akan dituntut dari mereka sekarang. 

Pada akhirnya akan genap semua yang ada tertulis. sesudah  hari-

hari kesabaran panjang diabaikan, akan datang hari pembalasan 

dendam, sebab  penundaan hukuman bukanlah berarti diam-

puni.  

Kehancuran besar itu dinyatakan:  

1.  Melalui akibat yang ditimbulkannya. Ini yaitu  murka atas 

bangsa ini, murka Tuhan , yang akan membangkitkan api yang 

menelan habis semuanya ini.  

2.  Melalui kengerian tertentu yang akan menimpa perempuan-

perempuan yang sedang hamil dan ibu-ibu malang yang se-

dang menyusui. Celakalah mereka, bukan hanya sebab  mere-

kalah yang paling cepat merasa takut dan paling lemah dalam 

melarikan diri untuk mencari selamat, namun  juga sebab  sa-

ngatlah menyiksa bagi mereka kalau memikirkan bahwa mere-

ka telah melahirkan dan menyusui anak-anak hanya untuk di-

bunuh.  

3.  Melalui kebingungan yang terjadi di mana-mana di seluruh 

negeri ini . Akan ada kesesakan yang dahsyat atas selu-

ruh negeri, sebab  orang tidak akan tahu jalan mana yang ha-

rus diambil ataupun bagaimana harus menolong diri sendiri. 

IV. Ia menggambarkan peperangan antara orang-orang Yahudi mela-

wan orang-orang Romawi, dan apa yang pada akhirnya akan ter-

jadi atas mereka.  

Secara singkat:  

1.  Banyak dari mereka akan tewas oleh mata pedang. Dalam pe-

perangan bangsa Yahudi ini  terhitung bahwa orang yang 

tewas oleh pedang berjumlah lebih dari sejuta seratus ribu 

orang. Pengepungan terhadap Yerusalem itu pada dasarnya 

menjadi ladang pembantaian bagi para tentara.  

2.  Mereka yang tersisa akan dibawa sebagai tawanan, tidak ke 

dalam satu bangsa, seperti saat  mereka ditaklukkan oleh 

bangsa Kaldea, yang memberi mereka kesempatan untuk tetap 

berkumpul bersama, namun terserak ke segala bangsa, yang 

membuat mereka mustahil berhubungan satu dengan yang 

lain, apalagi untuk bersatu.  

3.  Yerusalem sendiri akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang 

tidak mengenal Tuhan . Orang-orang Romawi, saat  telah 

menguasai tempat ini , hanya membiarkannya terlantar, 

layaknya kota yang durhaka dan jahat, yang hanya menyakiti 

raja-raja dan wilayah-wilayahnya.     

V.  Ia menggambarkan kengerian besar yang akan melingkupi orang-

orang. Banyak tanda-tanda yang mengerikan pada matahari dan 

bulan dan bintang-bintang, hal-hal yang tidak lazim muncul di 

langit, dan juga di dunia bawah sini, laut yang berderu dan berge-

lora, disertai badai dan puting beliung yang mengerikan, yang 

belum pernah tejadi sebelumnya, di luar batas kejadian alam yang 

normal. Akibat dari semuanya ini yaitu  terjadinya kebingungan 

di segala tempat dan kecemasan di bumi, bangsa-bangsa akan ta-

kut dan bingung (ay. 25). Dr. Hammond memahami bangsa-bang-

sa sebagai pemerintahan gabungan yang mencakup bangsa Ya-

hudi, Yudea, Samaria, dan Galilea. Mereka sungguh akan mene-

mui kebinasaan yang sepenuh-penuhnya. Orang akan mati keta-

kutan sebab  kecemasan (ay. 26), apopsychontōn anthrōpōn – 

manusia menjadi tidak berjiwa, rohnya seperti terbang, mati jiwa, 

sekarat dalam ketakutan. Dengan demikian, mereka berada da-

lam bahaya maut sepanjang hari, seperti yang dialami rasul-rasul 

Kristus (Rm. 8:36). Mereka berada dalam ketakutan akan dibu-

nuh sepanjang hari. Sekalipun sudah berlindung, tetap saja mere-

ka gemetar sebab  takut akan hal yang lebih buruk lagi, sebab  

melihat segala yang datang menimpa bumi ini. Walaupun rumah 

Tuhan  sendiri yang harus pertama-tama dihakimi, hal itu tidak 

akan berhenti sampai di situ. Halnya akan terjadi seakan-akan 

seluruh dunia runtuh berkeping-keping. Jadi, di manakah orang 

dapat mencari aman? Kuasa-kuasa langit akan goncang dan pilar-

pilar bumi akan bergetar. Menurut Dr. Clarke, seluruh rangkaian 

malapetaka yang tiada tandingannya ini akan menghancurkan 

seluruh hikmat, agama, hukum, dan pemerintahan Yahudi, dan 

menimbulkan kebingungan yang luar biasa. Namun, Juruselamat 

kita menggunakan ungkapan-ungkapan kiasan ini sebab  pada 

akhir zaman semua ini akan digenapi secara harfiah, saat  me-

nyusutlah langit bagaikan gulungan kitab, dan semua kuasa langit 

tidak hanya goncang, namun juga dipatahkan, dan bumi dan se-

gala yang ada di atasnya akan hilang lenyap (2Ptr. 3:10, 12). Se-

bagaimana pada hari itu segala kengerian dan kehancuran 

menimpa orang-orang Yahudi yang tidak percaya, begitu juga hal 

itu akan menimpa semua orang yang tidak percaya pada hari kia-

mat. 

VI. Ia menjelaskan cara kemunculan Anak Manusia: Orang akan meli-

hat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan 

dan kemuliaan-Nya (ay. 27). Kehancuran Yerusalem secara khu-

sus merupakan suatu tindakan penghakiman oleh Kristus, peng-

hakiman yang diserahkan kepada Anak Manusia. Agama-Nya 

tidak dapat benar-benar dimantapkan jika Bait Tuhan  belum di-

hancurkan dan jabatan keimaman kaum Lewi dan tatanannya 

belum dihentikan, sebab  bahkan hati orang-orang Yahudi dan 

banyak orang bukan-Yahudi masih terpaut ke sana, dan oleh se-

bab itu, hal ini harus dihancurkan dulu. Jadi, tepatlah kalau 

kemunculan Anak Manusia dipandang sebagai kedatangan Anak 

Manusia, dengan segala kekuasaan dan kemuliaan, namun belum 

secara kelihatan, namun  dalam awan-awan, sebab  dalam menja-

lankan penghakiman seperti ini, awan dan kegelapan mengelilingi-

Nya.  

Nah, ini yaitu :  

1.  Bukti dari kedatangan Mesias yang pertama, seperti yang di-

pahami oleh sebagian orang. Pada saat itu, saat  semuanya 

sudah terlambat, orang Yahudi yang tidak percaya baru akan 

mengerti bahwa Yesus yaitu  Mesias. Mereka yang menolak 

melihat-Nya datang dalam kuasa anugerah-Nya untuk menye-

lamatkan mereka akan dibuat melihat-Nya datang dalam kua-

sa murka-Nya untuk membinasakan mereka. Mereka yang 

menolak-Nya menjadi Raja atas mereka akan mendapati-Nya 

berkuasa atas mereka.  

2.  Ini yaitu  suatu kesungguhan mengenai kedatangan-Nya yang 

kedua. Kemudian pada hari-hari yang mengerikan ini , 

mereka akan melihat Anak Manusia datang dalam awan 

beserta segala kengerian hari-hari terakhir. Mereka akan me-

nyaksikan suatu contoh peristiwa yang akan memberi gambar-

an mengenai hal ini . Jika kehancuran Yerusalem saja 

sudah begitu buruk, bagaimana jadinya nanti dengan hari-

hari terakhir itu?  

VII. Ia menguatkan hati semua murid-murid-Nya yang setia berkena-

an dengan kengerian pada hari itu (ay. 28): “jika  semuanya 

itu mulai terjadi, saat  Yerusalem dikepung, dan semua hal ter-

jadi bersamaan dengan kebinasaan orang-orang Yahudi, maka 

pandanglah ke atas saat  semua yang lain memandang ke ba-

wah. Pandanglah dalam iman, pengharapan, dan doa ke arah 

sorga, dan angkatlah mukamu dalam sukacita dan iman, sebab 

penyelamatanmu sudah dekat.”  

1. saat  Kristus datang untuk membinasakan orang-orang Ya-

hudi, Ia akan datang untuk menebus orang-orang Kristen 

yang dianiaya dan ditindas oleh mereka. Dan pada saat itu-

lah jemaat-jemaat berada dalam keadaan damai.  

2.  saat  Ia datang untuk menghakimi dunia pada hari-hari ter-

akhir, Ia akan menebus semua yang yaitu  milik-Nya dari 

segala penderitaan mereka. Nubuat mengenai hari itu sama 

melegakannya bagi semua orang Kristen yang baik sebagai-

mana hal ini  sangat mengerikan bagi mereka yang fasik 

dan tidak mengenal Tuhan . Kematian orang-orang Kristen 

yang benar itu juga demikian adanya. saat  mereka melihat 

bahwa hari itu mendekat, mereka dapat mengangkat muka 

mereka dengan sukacita, sadar bahwa penyelamatan mereka 

sudah dekat, sebab  mereka akan pergi menemui Penebus 

mereka. 

VIII. Di sini ada satu perkataan nubuat yang memandang jauh ke de-

pan melebihi apa yang terjadi dengan kehancuran bangsa Ya-

hudi, namun maksudnya tidak mudah untuk dimengerti. Per-

kataan ini  ada  dalam ayat 24: Yerusalem akan diinjak-

injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan , sampai 

genaplah zaman bangsa-bangsa itu.  

1.  Sebagian orang, seperti Dr. Hammond, memahaminya seba-

gai peristiwa yang telah berlalu. Orang-orang bukan-Yahudi, 

yang telah menaklukkan Yerusalem, akan memilikinya dan 

terus menguasainya hingga masa kaum bukan-Yahudi dige-

napi, yaitu hingga sebagian besar dunia bukan-Yahudi men-

jadi Kristen. Kemudian sesudah  Yerusalem dibangun kembali 

oleh Kaisar Adrian, dengan mengusir semua orang Yahudi 

dari tempat itu, banyak orang Yahudi akan berbalik menjadi 

Kristen, dan menggabungkan diri dengan orang-orang Kris-

ten bukan-Yahudi untuk mendirikan suatu jemaat di Yerusa-

lem yang akan berkembang di sana dalam jangka waktu yang 

lama.  

2.  Sebagian yang lain, seperti Dr. Whitby, memahaminya seba-

gai hal yang akan datang. Yerusalem akan dikuasai oleh 

orang-orang bukan-Yahudi, dari bangsa yang satu ke bangsa 

yang lain, sampai waktunya tiba saat  bangsa-bangsa yang 

masih kafir akan memeluk iman Kekristenan, saat  keraja-

an-kerajaan dunia akan menjadi kerajaan-kerajaan Kristus, 

dan semua orang Yahudi dipertobatkan. sesudah  itu Yerusa-

lem akan dihuni oleh mereka, dan baik mereka maupun kota 

mereka tidak akan diinjak-injak lagi oleh orang-orang yang 

tidak mengenal Tuhan . 

Nasihat Supaya Berjaga-jaga  

(21:29-38) 

29 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah 

pohon ara atau pohon apa saja. 30 jika  kamu melihat pohon-pohon itu 

sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah 

dekat. 31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, 

bahwa Kerajaan Tuhan  sudah dekat. 32 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya 

angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. 33 Langit dan 

bumi akan berlalu, namun  perkataan-Ku tidak akan berlalu.” 34 “Jagalah diri-

mu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta 

kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan 

tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. 35 Sebab ia akan menimpa 

semua penduduk bumi ini. 36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, su-

paya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, 

dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” 37 Pada siang 

hari Yesus mengajar di Bait Tuhan  dan pada malam hari Ia keluar dan ber-

malam di gunung yang bernama Bukit Zaitun. 38 Dan pagi-pagi semua orang 

banyak datang kepada-Nya di dalam Bait Tuhan  untuk mendengarkan Dia. 

Di sini, pada akhir uraian ini: 

I.  Kristus meminta murid-murid-Nya untuk mengamati tanda-tanda 

zaman yang dapat mereka tentukan dengan keyakinan dan kepas-

tian yang sama sebagaimana mereka dapat menentukan datang-

nya musim panas dari pohon-pohon yang bertunas, jika mereka 

memperhatikan arahan-arahan yang diberikan sebelumnya (ay. 

29-31). Seperti dalam kerajaan alam ada rangkaian sebab akibat, 

begitu juga dalam kerajaan Tuhan  Sang Pemelihara ada rangkaian 

sebab akibat antara kejadian yang satu dengan yang lain. saat  

kita melihat sebuah bangsa sedang memenuhi ukuran kefasikan-

nya, kita dapat menyimpulkan bahwa kebinasaan mereka telah 

dekat. saat  kita melihat kehancuran segala kuasa yang menin-

das sudah semakin mendekat, kita dapat menyimpulkan saat itu 

bahwa Kerajaan Tuhan  sudah dekat, bahwa bilamana perlawanan 

terhadap Kerajaan itu sedang disingkirkan, maka itulah saatnya 

bagi Kerajaan ini  untuk menancapkan dirinya. Sebagaimana 

kita dapat dengan tepat memperkirakan perubahan-perubahan 

musim saat  tanda-tandanya mulai kelihatan, begitu juga, 

dengan mengamat-amati peristiwa-peristiwa yang terjadi, kita da-

pat berharap bahwa sesuatu yang tidak lazim akan terjadi, saat  

Tuhan  telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus (Zak. 

2:13). Pada saat itu, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari 

Tuhan.  

II.  Ia memerintahkan mereka untuk tidak ragu terhadap hal-hal ini 

dan tidak menganggapnya sebagai hal yang jauh (sebab  dengan 

begitu mereka akan waspada terhadap peringatan-Nya itu dengan 

sebagaimana mestinya), namun sebagai sesuatu yang pasti dan 

sangat dekat.  

Kehancuran bangsa Yahudi:  

1. Sudah dekat (ay. 32): Sesungguhnya angkatan ini tidak akan 

berlalu, sebelum semuanya terjadi. Sebagian dari mereka yang 

masih hidup pada masa itu akan menyaksikannya, yaitu seba-

gian dari mereka yang mendengar nubuat mengenainya.  

2. Sudah pasti, ketetapannya tidak dapat diubah. Ini yaitu  kebi-

nasaan yang sudah pasti. Perintah sudah dinyatakan (ay. 33): 

“Langit dan bumi akan berlalu lebih cepat daripada setiap per-

kataan-Ku. Ya, semuanya itu pasti akan berlalu, namun  per-

kataan-Ku tidak akan berlalu. Apakah mereka menyimaknya 

atau tidak, firman-Ku itu akan tetap terlaksana, dan tidak ada 

satu pun darinya akan gugur” (1Sam. 3:19) 

III. Ia memperingatkan mereka terhadap kenyamanan dan pengejaran 

hawa nafsu, sebab  hal-hal ini akan menjadikan diri mereka tidak 

siap dalam menghadapi masa-masa ujian yang sedang mendekat, 

dan akibatnya akan membuat mereka terkejut dan ngeri saat  

berhadapan dengan ujian-ujian itu (ay. 34-35): Jagalah dirimu. Ini 

yaitu  perintah yang diberikan kepada semua murid-murid 

Kristus: “Jagalah dirimu, supaya engkau jangan dikuasai oleh 

godaan-godaan, atau dibelokkan oleh kecemaran-kecemaran hati-

mu sendiri.” Perhatikanlah, kita tidak dapat selamat jika kita me-

rasa sudah aman dan terjamin. Kita harus selalu waspada, sepan-

jang waktu, terutama pada waktu-waktu tertentu.   

Perhatikanlah di sini:  

1.  Apa yang menjadi bahaya bagi kita: Hari kebinasaan dan kia-

mat akan mendatangi kita dengan tidak disangka-sangka 

seperti suatu jerat, saat  kita tidak mengira hari itu akan da-

tang dan tidak siap menghadapinya. Awaslah, jangan sampai 

terjadi saat  kita dipanggil untuk menghadap Tuhan kita, hal 

yang harus ada dekat dalam hati kita justru ada  jauh dari 

akal pikiran kita. Kalau ini sampai terjadi, maka hari itu akan 

jatuh ke atas diri kita seperti suatu jerat. Demikianlah yang 

akan jatuh ke atas sebagian besar orang, yang tinggal di atas 

bumi, yang hanya memikirkan perkara-perkara duniawi dan 

tidak mengindahkan sorga. Bagi mereka hal itu akan menjadi 

seperti suatu jerat (Pkh. 9:12). Hal itu akan menjadi kengerian 

dan kehancuran bagi mereka. Hal itu akan membuat mereka 

ketakutan tak terhingga dan lebih meneguhkan lagi kebinasa-

an mengerikan atas mereka.   

2.  Apa yang menjadi kewajiban kita dalam menghadapi bahaya 

ini: kita harus menjaga diri dan menguasai hati kita, supaya 

hati kita tidak dibebani dan kelebihan beban sampai tidak 

mampu lagi melakukan persiapan untuk menghadapi kema-

tian dan penghakiman. Ada dua hal yang kita harus waspadai, 

supaya hati kita tidak dibebani secara demikian:  

(1) Pemuasan keinginan daging dengan membolehkan diri kita 

memuaskan diri dengan keinginan-keinginan indrawi se-

cara berlebihan: Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan 

sarat oleh pesta pora dan kemabukan, makan dan minum 

secara berlebihan, yang membebani hati, bukan hanya oleh 

rasa bersalah yang diakibatkannya, namun juga oleh pe-

ngaruh buruk terhadap akal budi yang diakibatkan raga 

yang tidak terkendali ini . Semuanya itu membuat ma-

nusia lamban dan tidak bergairah terhadap kewajiban me-

reka, lumpuh dan tidak berdaya untuk melaksanakan ke-

wajiban mereka. Semua itu membodohi hati nurani, dan 

menyebabkan akal budi mati rasa terhadap hal-hal yang 

menyentuh sekalipun.  

(2) Pengejaran yang berlebihan terhadap hal-hal atau benda-

benda duniawi. Hati manusia dikuasai oleh perkara-per-

kara duniawi. Yang pertama tadi menjadi jerat bagi mereka 

yang dikuasai oleh nafsu kenikmatan, yang ini akan men-

jadi jerat bagi para pedagang, yang ingin kaya raya. Kita 

perlu menjaga kedua tangan kita bukan hanya untuk ber-

jaga-jaga terhadap kematian yang datang sewaktu-waktu, 

melainkan juga terhadap hati kita, jangan sampai dipenuhi 

dengan keinginan untuk mengejar benda-benda duniawi 

ini. Kewaspadaan kita terhadap dosa dan perhatian kita 

atas jiwa kita sendiri harus dilakukan terus-menerus tanpa 

henti. 

IV. Ia menasihati mereka untuk bersiap menghadapi hari kiamat 

ini  (ay. 36).  

Perhatikanlah di sini:  

1.  Apa yang seharusnya menjadi tujuan kita, yaitu supaya kita 

dapat beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan ter-

jadi itu; supaya saat  penghakiman Tuhan  tiba, kita dapat 

terpelihara dari kesesakan penghakiman itu; supaya kita 

terhindar dari malapetaka-malapetaka yang terjadi di mana-

mana; supaya kita boleh diluputkan dari hal-hal yang akan 

menimpa semua orang yang lain; supaya kita boleh melolos-

kan diri dari sengatannya, yang yaitu  murka Tuhan  dan 

kutukan neraka. Meskipun demikian, kita harus menetapkan 

tujuan untuk tidak hanya luput dari semua yang akan terjadi 

itu, namun juga untuk tahan berdiri di hadapan Anak Manu-

sia. Tidak hanya untuk tahan berdiri dengan dibenarkan di 

hadapan-Nya sebagai Hakim kita (Mzm. 1:5), dan berani meng-

hadapi hari Kristus (yang dimaksudkan di sini dengan kita 

luput dari semuanya itu), namun juga untuk tahan berdiri di 

hadapan-Nya, menemui-Nya sebagai Tuan kita, berdiri terus di 

hadapan takhta-Nya, dan melayani-Nya siang dan malam 

dalam bait-Nya (Why. 7:15), serta selalu memandang wajah-

Nya, seperti yang dilakukan para malaikat (Mat. 18:10). 

Orang-orang kudus dikatakan di sini beroleh kekuatan (KJV: di-

anggap layak), seperti yang dikatakan sebelumnya (20:35). 

Melalui pekerjaan baik anugerah-Nya dalam diri mereka, Tuhan  

membuat mereka bisa mengecap kebahagiaan ini , dan 

melalui kehendak baik-Nya lewat anugerah-Nya kepada mere-

ka, Ia memandang mereka layak untuk menerima kebahagiaan 

itu. Akan namun , seperti yang Grotius katakan di sini, sebagian 

besar kelayakan kita diperoleh melalui pengakuan kita menge-

nai ketidaklayakan kita.  

2.  Apa yang seharusnya menjadi tindakan-tindakan kita dalam 

mencapai tujuan-tujuan ini: Berjaga-jagalah senantiasa sambil 

berdoa. Berjaga-jaga dan berdoa harus berjalan beriringan 

(Neh. 4:9). Mereka yang ingin luput dari murka yang akan 

datang dan memastikan sukacita yang akan datang harus 

berjaga-jaga dan berdoa, dan harus selalu melakukannya, dan 

harus menjadikannya sebagai kegiatan pokok dalam hidup 

mereka yang dilakukan terus-menerus:  

(1) Untuk mewaspadai diri mereka sendiri. “Waspyaitu  terha-

dap dosa, bersiagalah dalam melakukan setiap kewajiban 

dan gunakanlah segala kesempatan untuk berbuat baik. 

Sadarlah, dan tetaplah sadar dalam menantikan kedatang-

an Tuhanmu, supaya kamu dapat berada dalam keadaan 

yang layak untuk menerima-Nya dan menyambut-Nya.”  

(2) Menjaga persekutuan mereka dengan Tuhan : “Senantiasa 

berdoa, senantiasa membiasakan diri untuk memenuhi 

kewajiban ini , jangan mangkir dari waktu yang telah 

ditetapkan, banyak-banyaklah berdoa, lakukanlah dalam 

segala kesempatan.” Mereka yang akan dianggap layak 

untuk menjalani hidup yang penuh puji-pujian di dunia 

yang lain yaitu  mereka yang menjalani hidup yang penuh 

dengan tindakan doa di dunia ini.  

V.  Pada dua ayat terakhir ini kita menemukan catatan mengenai 

bagaimana Kristus mengucilkan diri selama tiga atau empat 

hari antara saat saat  Ia memasuki Yerusalem dengan me-

nunggangi keledai dalam kemenangan-Nya dan malam sewak-

tu Ia dikhianati.  

1. Ia mengajar di Bait Tuhan  siang dan malam. Kristus berkhot-

bah sepanjang minggu, termasuk di hari Sabat. Ia yaitu  

pengkhotbah yang tidak kenal lelah. Ia tetap berkhotbah 

walaupun mendapat perlawanan, dan tetap berkhotbah di 

antara orang-orang yang Ia tahu sedang mencari kesempat-

an untuk melawan-Nya.  

2.  Pada malam hari, Ia pergi untuk menumpang di rumah se-

orang sahabat-Nya di bukit Zaitun, sekitar satu mil [kira-

kira satu setengah kilo] ke luar kota. Mungkin Ia mempu-

nyai beberapa orang sahabat di kota yang dengan senang 

hati akan memberi tumpangan bagi-Nya, namun, Ia lebih 

suka mengucilkan diri dari kebisingan kota pada malam 

hari, supaya bisa punya lebih banyak waktu untuk beriba-

dah secara pribadi, apalagi kini waktu-Nya sudah semakin 

dekat.  

3.  Pagi-pagi sekali Ia sudah berada di Bait Tuhan  lagi, untuk 

mengajar mereka yang ingin mendengar Dia pada pagi hari. 

Orang-orang sangat ingin mendengar Dia yang mereka 

anggap luar biasa dalam berkhotbah (ay. 38): Pagi-pagi se-

mua orang banyak datang, berduyun-duyun ke Bait Tuhan , 

seperti merpati-merpati menuju rumah-rumah mereka, 

untuk mendengarkan Dia, walaupun imam-imam kepala 

dan ahli-ahli Taurat berbuat semampu mereka untuk 

menghasut orang-orang melawan-Nya. Kadang-kadang 

penghargaan dan sukacita yang terpancar dari orang-orang 

yang penuh perhatian, jujur, dan sederhana dalam mende-

ngarkan khotbah yang bagus lebih dihargai dan dinilai 

daripada pendapat orang-orang pintar dan terpelajar, dan 

orang-orang yang berkuasa. 

 

PASAL  22  

i samping hal-hal yang tidak mereka tulis, para penulis Injil 

memberikan kepada kita laporan khusus perihal kematian dan 

kebangkitan Kristus, sebab  Ia mati bagi dosa-dosa kita dan bangkit 

untuk membenarkan kita. Penulis Injil ini, selengkap-lengkapnya se-

perti yang lain, menambahkan sejumlah gambaran keadaan dan 

catatan-catatan lain yang tidak pernah kita miliki sebelumnya. Dalam 

pasal ini diceritakan mengenai:  

I.  Rencana untuk membunuh Yesus, serta masuknya Yudas 

dalam persekongkolan itu (ay. 1-6).  

II.  Kristus makan perjamuan Paskah bersama murid-murid-

Nya (ay. 7-18).  

III. Penetapan perjamuan Tuhan (ay. 19-20).  

IV.  Percakapan Kristus dengan murid-murid-Nya sesudah  perja-

muan perihal berbagai pokok (ay. 21-38).  

V. Penderitaan-Nya di taman Getsemani (ay. 39-46).  

VI.  Penangkapan Yesus dengan bantuan Yudas (ay. 47-53).  

VII. Petrus menyangkal Yesus (ay. 54-62).  

VIII. Pelecehan yang dilakukan terhadap Kristus oleh orang-

orang yang menangkap Dia serta pengadilan dan tuntutan 

yang diajukan di hadapan Mahkamah Agama (ay. 63-71). 

Yudas Mengkhianati Yesus 

(22:1-6) 

1 Hari raya Roti Tidak Beragi, yang disebut Paskah, sudah dekat. 2 Imam-

imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan, bagaimana mereka dapat 

membunuh Yesus, sebab mereka takut kepada orang banyak. 3 Maka ma-

suklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua be-

las murid itu. 4 Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-

kepala pengawal Bait Tuhan  dan berunding dengan mereka, bagaimana ia da-

pat menyerahkan Yesus kepada mereka. 5 Mereka sangat gembira dan ber-

mupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya. 6 Ia menyetujuinya, 

dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerah-

kan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak. 

Tahun penuntutan bela sekarang telah tiba. Tahun yang telah ditetap-

kan dari kekekalan dalam rancangan ilahi, yakni tahun yang telah 

lama dicari oleh mereka yang menantikan penghiburan bagi Israel. 

sesudah  mengalami berbagai kesesakan selama berabad-abad, masa 

itu akhirnya datang juga (Yes. 63:4). Dapat diamati di sini bahwa 

pada bulan pertama tahun yang sama itu dimulailah penebusan itu. 

Begitu cepatnya Sang Juruselamat melaksanakan tanggung jawab-

Nya, betapa susahnya Ia sebelum penebusan itu berlangsung. Hal itu 

terjadi pada bulan yang sama, yaitu pada saat yang sama pada bulan 

itu (yang menjadi bulan pertama tiap-tiap tahun, Kel. 12:2), saat  

Tuhan  melalui Musa membawa umat Israel keluar dari Mesir. Dengan 

demikian, sekarang terjawab sudah peristiwa yang menjadi perlam-

bangan bagi penebusan itu. Kristus mulai diserahkan saat  hari 

raya Roti Tidak Beragi sudah dekat (ay. 1). Jauh-jauh hari sebelum 

perayaan itu tiba, orang mulai membuat persiapan untuk menyam-

but perayaan itu. Demikian juga halnya dengan persiapan untuk 

Paskah yang dipersembahkan bagi kita.  

Di sini kita temukan:  

I.  Musuh-musuh lama yang telah bersumpah untuk membunuh 

Yesus merencanakan pembunuhan ini  (ay. 2). Mereka ada-

lah imam-imam kepala, yaitu orang-orang yang menjunjung tinggi 

kesucian, dan ahli-ahli Taurat, yaitu orang-orang yang terpelajar. 

Mereka mencari jalan bagaimana dapat membunuh Yesus, baik 

dengan cara kekerasan secara langsung maupun melalui perse-

kongkolan. Sebenarnya, begitu mereka menginginkannya, mereka 

dapat saja langsung melaksanakannya, namun  mereka takut ke-

pada orang banyak, sebab  sekarang mereka melihat bahwa 

semakin banyak orang yang rajin mendengarkan Ia berkhotbah.  

II.  Seorang murid pengkhianat bergabung dengan mereka dan da-

tang untuk menawarkan bantuan, yaitu Yudas yang disebut 

Iskariot [pengkhianat]. Dikatakan di sini bahwa ia yaitu  seorang 

dari kedua belas murid itu, sebuah angka yang dimuliakan itu. 

Banyak orang merasa heran mengapa Kristus, yang mengenal hati 

semua manusia, harus mengambil seorang pengkhianat untuk 

menjadi seorang di antara kedua belas murid itu, dan mengapa 

seorang dari antara jumlah itu, yang tidak bisa tidak pasti menge-

nal Kristus, menjadi begitu biadabnya sampai mau mengkhianati 

Dia. Namun, Kristus memiliki tujuan yang bijaksana dan kudus 

dalam mengambil Yudas sebagai seorang murid. Mengenai bagai-

mana ia yang mengenal Kristus dengan begitu baik itu dapat 

mengkhianati Dia, dikatakan di sini: masuklah Iblis ke dalam 

Yudas (ay. 3). Pengkhianatan ini yaitu  pekerjaan Iblis, yang 

mengira bahwa dengan melakukan hal ini ia dapat menghancur-

kan rencana penebusan Kristus, dapat menghancurkan kepala-

Nya, namun ternyata hanya mampu membuat lecet tumit-Nya. 

Siapa pun yang mengkhianati Kristus, kebenaran-Nya, atau jalan-

jalan-Nya, Iblislah yang membuat mereka melakukan hal itu. 

Yudas tahu betapa kuatnya hasrat imam-imam kepala untuk 

menangkap Kristus. Ia juga tahu bahwa mereka tidak akan dapat 

melakukannya dengan aman tanpa bantuan orang seperti dirinya 

yang mengetahui tempat Kristus berada untuk beristirahat. Oleh 

sebab  itu, ia sendiri pergi menemui mereka dan mengajukan 

usulan (ay.4). Perhatikanlah, sulit untuk dikatakan apakah keja-

hatan terhadap kerajaan Kristus itu lebih banyak dilakukan oleh 

kekuasaan dan rencana pihak-pihak yang secara nyata memu-

suhi Injil atau melalui pengkhianatan dari dalam oleh pihak yang 

berpura-pura menjadi sahabat. Bukan hanya itu, tanpa bantuan 

para pengkhianat, musuh-musuh Kristus tidak akan berhasil 

mencapai tujuan mereka. Bila kita melihat Yudas berunding de-

ngan imam-imam kepala, maka pastilah mereka sedang berse-

kongkol untuk melakukan sesuatu yang jahat, dan bukan duduk 

bersama-sama untuk membicarakan sesuatu yang baik.  

III. Pokok-pokok kesepakatan di antara mereka.  

1. Yudas harus menyerahkan Yesus kepada mereka. Ia harus 

membawa mereka ke suatu tempat yang memungkinkan me-

reka menangkap Dia tanpa menimbulkan keributan. Inilah 

yang membuat mereka sangat gembira.  

2.  Mereka harus memberikan sejumlah uang kepada Yudas un-

tuk melakukan hal itu. Inilah yang menyukakan hatinya (ay. 

5): mereka bermupakat untuk memberikan sejumlah uang ke-

padanya. Mungkin dengan diam-diam ia mencari keterangan 

dari Petrus dan Yohanes yang lebih akrab dengan Sang Guru 

daripada dia, di manakah Dia berada pada saat itu, dan apa-

kah Ia akan beristirahat sesudah  perjamuan Paskah. Kedua 

murid itu tidak cukup peka untuk mencurigai dia. Bagaimana-

pun juga, tidak lama kemudian ia mendapatkan apa yang di-

cari-carinya itu dan bisa menentukan waktu dan tempat di 

mana penangkapan itu akan dilakukan, tanpa orang banyak 

dan tanpa keributan.  

Paskah dan Penetapan Perjamuan Malam 

(22:7-20) 

7 Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus 

menyembelih domba Paskah. 8 Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, 

kata-Nya: “Pergilah, persiapkanlah perjamuan Paskah bagi kita supaya kita 

makan.” 9 Kata mereka kepada-Nya: “Di manakah Engkau kehendaki kami 

mempersiapkannya?” 10 Jawab-Nya: “jika  kamu masuk ke dalam kota, 

kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah 

dia ke dalam rumah yang dimasukinya, 11 dan katakanlah kepada tuan ru-

mah itu: Guru bertanya kepadamu: di manakah ruangan tempat Aku ber-

sama-sama dengan murid-murid-Ku akan makan Paskah? 12 Lalu orang itu 

akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan atas yang besar yang sudah 

lengkap, di situlah kamu harus mempersiapkannya.” 13 Maka berangkatlah 

mereka dan mereka mendapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada 

mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. 14 saat  tiba saatnya, Yesus 

duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. 15 Kata-Nya kepada 

mereka: “Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, 

sebelum Aku menderita. 16 Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan 

memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Tuhan .” 17 

Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: 

“Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. 18 Sebab Aku berkata kepada 

kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur 

sampai Kerajaan Tuhan  telah datang.” 19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap 

syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-

Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi 

peringatan akan Aku.” 20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah 

makan; Ia berkata: “Cawan ini yaitu  perjanjian baru oleh darah-Ku, yang 

ditumpahkan bagi kamu.”  

Betapa besarnya harapan kita saat  melihat Kristus melakukan 

banyak pekerjaan baik melalui khotbah-khotbah-Nya yang disampai-

kan di Bait Tuhan  selama masa hari raya Roti Tidak Beragi, yang 

berlangsung selama tujuh hari berturut-turut, saat  setiap pagi, dan 

bahkan pagi-pagi sekali, banyak orang mendengarkan Dia dengan

penuh perhatian! namun  di sini berakhirlah semuanya itu. Ia harus 

memasuki tahap baru dan melakukan jenis pekerjaan lain. Namun, 

dalam pekerjaan ini Ia akan melakukan sesuatu yang jauh lebih baik 

dibandingkan dengan pekerjaan lainnya, sebab  masa sengsara 

Kristus dan jemaat-Nya tidak akan berlangsung dengan sia-sia.  

Di sini kita melihat:  

I.  Persiapan yang dilakukan bagi Kristus dan murid-murid-Nya un-

tuk makan domba Paskah tepat pada hari raya Roti Tidak Beragi, 

yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paskah sesuai 

dengan ketentuan dalam hukum Taurat (ay. 7). Kristus tunduk 

pada hukum Taurat dan mematuhi ketentuan-ketentuannya, 

khususnya tentang Paskah. Maksud-Nya yaitu  untuk mengajar 

kita supaya mematuhi ketentuan-ketentuan Injil-Nya, khususnya 

mengenai perjamuan Tuhan, agar kita tidak mengabaikannya. 

Mungkin di pagi hari saat  Ia pergi untuk mengajar di Bait Tuhan , 

Ia menyuruh Petrus dan Yohanes untuk mempersiapkan perjamu-

an Paskah. Mereka yang mempunyai banyak pelayan untuk 

menjalankan pekerjaan duniawi yang sangat banyak, tidak boleh 

mengira bahwa dengan begitu mereka berdiam diri saja. Sebalik-

nya, mereka harus lebih giat lagi melibatkan diri dalam pekerjaan 

rohani atau melayani masyarakat luas. Ia mengarahkan mereka 

yang Ia suruh ke tempat yang mereka harus tujui (ay. 9-10): 

mereka harus mengikuti orang yang membawa kendi berisi air, dan 

orang itulah yang akan menjadi penunjuk jalan menuju rumah 

yang dimaksud. Bisa saja Kristus cukup menggambarkan saja 

rumah ini  kepada mereka; mungkin rumah itu sudah mere-

ka kenal, dan sebab  itu cukuplah kalau Ia hanya berkata, Pergil-

ah ke rumah si anu, atau ke rumah yang terletak di jalan anu, de-

ngan ciri-ciri anu, dan seterusnya. Namun, Ia tidak mengarahkan 

mereka dengan cara demikian, untuk mengajar mereka bergan-

tung pada bimbingan Sang Pemelihara, dan mengikuti petunjuk-

Nya langkah demi langkah. Mereka pergi, tanpa mengetahui 

tempat yang mereka tuju, dan mereka juga tidak tahu siapa itu 

yang mereka ikuti. jika  mereka sampai di rumah itu, mereka 

harus berharap bahwa tuan rumah itu akan menunjukkan se-

buah ruang kepada mereka (ay. 11), dan tuan rumah itu akan 

melakukan hal itu (ay. 12). Tidak dikatakan dengan jelas di sini, 

apakah rumah yang dimaksud merupakan rumah seorang saha-

bat atau rumah yang disewakan kepada umum. Namun murid-

murid itu menemukan penunjuk jalan mereka, berikut rumah 

dan ruangan yang dimaksud, sesuai dengan yang dikatakan-Nya 

kepada mereka. (ay. 13). Barangsiapa pergi sesuai dengan perka-

taan Kristus, tidak perlu khawatir mengalami kekecewaan. Sesuai 

dengan perintah yang diberikan kepada mereka, mereka menda-

pati semuanya telah siap untuk perjamuan Paskah (ay. 11).  

II.  Kekhidmatan perjamuan Paskah menurut hukum Taurat. saat  

tiba saatnya mereka harus pergi ke perjamuan malam itu, Yesus 

duduk, mungkin di kepala meja, dan kedua belas rasul-Nya juga 

duduk bersama-Nya, tak terkecuali Yudas, sebab  orang-orang 

yang hatinya dipenuhi Iblis dan segala macam kejahatan sangat 

mungkin tetap giat dalam hidup keagamaan mereka dan tampak 

saleh dalam ibadah luar mereka. Sementara kejahatan itu ber-

langsung di dalam hati mereka, kejahatan itu tidak keluar dalam 

bentuk kecemaran apa pun. Kejahatan seperti itu tidak dapat 

menghilangkan segala hak istimewa lahiriah yang mereka peroleh 

melalui pengakuan iman lahiriah mereka. Meskipun Yudas telah 

berdosa melakukan tindakan pengkhianatan secara terbuka, hal 

itu belum diketahui oleh masyarakat luas, dan Kristus mengizin-

kan dia ikut duduk bersama rekan-rekannya yang lain pada per-

jamuan Paskah.  

Sekarang perhatikanlah:  

1.  Bagaimana Kristus menyambut kedatangan perjamuan Paskah 

ini, untuk mengajarkan kita agar menyambut perayaan Pas-

kah-Nya, perjamuan Tuhan, dengan kerinduan yang sama se-

perti Dia (ay. 15): “Aku sangat rindu, Aku sungguh-sungguh 

sangat rindu, makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, 

sebelum Aku menderita.” Ia tahu bahwa kesempatan ini meru-

pakan pendahuluan dari penderitaan-Nya, sebab  itu Ia sangat 

merindukannya, sebab  hal itu selaras dengan kemuliaan 

Bapa-Nya dan penebusan umat manusia. Ia sangat bersuka 

untuk melakukan bagian dari kehendak Tuhan  mengenai diri-

Nya sebagai Sang Perantara. Jadi, akankah kita mundur dari 

ibadah kepada-Nya, padahal Ia telah begitu bersemangat  maju 

dalam karya keselamatan bagi kita? Lihatlah kasih-Nya ke-

pada murid-murid-Nya. Ia sangat rindu makan bersama-sama 

mereka, supaya Ia dan mereka dapat bersama-sama untuk 

sejenak saja, tanpa kehadiran orang lain, untuk bercakap-

cakap dengan mereka secara pribadi. Kesempatan yang demi-

kian tidak dapat mereka lakukan di Yerusalem selain pada 

saat ini saja. Sekarang tiba saatnya Ia akan meninggalkan me-

reka, namun Ia sangat merindukan makan Paskah ini ber-

sama-sama dengan mereka, sebelum Ia menderita, seakan-

akan ini menjadi penghiburan bagi-Nya agar dapat menjalani 

penderitaan yang akan segera datang dengan penuh sukacita 

dan membuat penderitaan ini menjadi lebih mudah ditang-

gung. Perhatikanlah, Paskah Injil kita, yang kita makan de-

ngan iman bersama-sama Yesus, sungguh menyiapkan hati 

kita untuk menghadapi penderitaan, pencobaan, dan kematian 

itu sendiri.  

2. Bagaimana Kristus minta diri dan meninggalkan semua perja-

muan Paskah. Dengan ini Ia membatalkan semua ibadah hu-

kum upacara keagamaan, yang salah satunya yaitu  perjamu-

an Paskah, yang merupakan yang salah satu ibadah yang 

paling awal diadakan serta paling utama dan paling dihormati 

(ay. 16): “Aku tidak akan memakannya lagi, dan perjamuan ini 

juga tidak akan dirayakan lagi oleh murid-murid-Ku, sampai ia 

beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Tuhan .”  

(1) Hal itu telah digenapi saat  Kristus, anak domba Paskah 

kita disembelih bagi kita (1Kor. 5:7). sebab  itu, perlambang 

dan bayang-bayang yang menjadi gambaran dari yang 

sejati akan disisihkan, sebab yang sejati dan yang menjadi 

penggantinya sekarang telah datang dalam kerajaan Tuhan .  

(2) Hal itu telah digenapi dalam perjamuan Tuhan, yang meru-

pakan sebuah ibadah kerajaan Injil, dan di dalamnya perja-

muan Paskah telah digenapi. sesudah  pencurahan Roh Ku-

dus, murid-murid Tuhan sering merayakan perjamuan ini, 

seperti yang kita baca dalam Kisah Para Rasul 2:42, 46. 

Mereka makan perjamuan itu, dan dapat dikatakan Kristus 

juga turut makan bersama mereka, sebab  ada persekutu-

an rohani bersama Dia dalam ibadah perjamuan itu. Dika-

takan bahwa Ia makan bersama-sama mereka dan mereka 

bersama-sama dengan Dia, (Why. 3:20). Namun,  

(3) Kegenapan sempurna dari peringatan kemerdekaan itu 

akan berlangsung dalam kerajaan kemuliaan, saat  selu-

ruh Israel rohani Tuhan  akan dibebaskan dari ikatan 

kematian dan dosa serta ditempatkan di tanah perjanjian. 

Apa yang telah Ia katakan perihal makan anak domba Pas-

kah, diulangi kembali dalam hal minum anggur Paskah, 

yaitu cawan berkat atau cawan ucapan syukur. Pada ke-

sempatan itu, orang-orang yang hadir mengikat janji ber-

sama-sama dengan Sang Pemimpin perjamuan pada akhir 

perjamuan Paskah. Menurut kebiasaan yang berlaku, Ia 

mengambil sebuah cawan dan mengucap syukur atas pem-

bebasan umat Israel dari tanah Mesir serta atas penyela-

matan anak-anak sulung dari kematian, lalu berkata: Am-

billah ini dan bagikanlah di antara kamu (ay. 17). Mungkin 

sebab  bobot dan nilainya yang sangat tinggi sebagai da-

rah-Nya sendiri dalam Perjanjian Baru, Ia membagikan ca-

wan ini kepada semua orang, untuk mengajar mereka un-

tuk menerapkannya bagi jiwa mereka sendiri. Mengingat 

bahwa upacara cawan Paskah itu akan dihapuskan, Ia 

tidak mengatakan sesuatu seperti yang biasa dikatakan se-

telah upacara sakramen cawan itu. Ia cukup berkata, “Am-

billah ini dan bagikanlah di antara kamu, lakukan apa yang 

kamu ingin lakukan dengan itu, sebab  kita tidak akan 

melakukan hal ini lagi (ay. 18). Mulai dari sekarang ini Aku 

tidak akan minum lagi hasil pokok anggur, Aku tidak akan 

minum lagi, sampai Kerajaan Tuhan  datang, sampai Roh di-

curahkan, dan kemudian kamu akan berada di dalam iba-

dah perjamuan Tuhan untuk merayakan penebusan yang 

jauh lebih mulia, yang selama ini dilambangkan oleh peris-

tiwa penyelamatan Israel keluar dari Mesir dan perayaan 

Paskah. Kerajaan Tuhan  sekarang sudah begitu dekat saat-

nya untuk didirikan, sehingga kamu tidak perlu makan 

dan minum lagi sampai Kerajaan itu datang.” Kematian 

Kristus pada hari berikutnya telah membuka pintu bagi 

datangnya Kerajaan itu. sebab  Kristus dengan sangat se-

nang hati meninggalkan semua perayaan yang hanya 

bersifat hukum lahiriah saja (termasuk perayaan Paskah) 

demi ibadah-ibadah yang Injili, baik yang bersifat rohaniah 

maupun yang bersifat sakramen, demikian pula hendaknya 

orang-orang Kristen yang baik harus dengan penuh suka-

cita beralih dari aturan-aturan berjemaat yang kaku kepa-

da perayaan yang penuh kemenangan, dan bahkan dengan 

penuh sukacita mengubah makanan rohani mereka yang 

lebih bersifat sakramen untuk perayaan yang bersifat ke-

kal.  

III. Penetapan perjamuan Tuhan (ay. 19-20). Paskah dan pembebasan 

umat Israel keluar dari negeri Mesir merupakan tanda-tanda khas 

dan bersifat nubuatan mengenai kedatangan Kristus, yang melalui 

kematian-Nya akan membebaskan kita dari dosa dan kematian 

serta penindasan Iblis. Mereka tidak akan lagi berkata, Demi 

Tuhan yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah 

Mesir, sebab  suatu pembebasan yang jauh lebih besar akan 

menutupi kemuliaan seruan itu, dan sebab  itu perjamuan Tuhan 

ditetapkan menjadi ibadah yang menunjukkan tanda atau peri-

ngatan bahwa Kristus telah datang, bahwa melalui kematian-Nya 

Ia telah membebaskan kita, dan dalam ibadah itu kematian-Nya 

secara khusus dibentangkan di hadapan kita.  

1.  Pemecahan tubuh Kristus sebagai pengorbanan bagi kita di sini 

dilambangkan dengan upacara pemecahan roti, sementara 

pengorbanan menurut hukum Taurat disebut santapan Tuhan  

kita (Im. 21:6, 8, 17): Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi 

kamu. Ada perayaan yang diselenggarakan pada upacara pe-

ngorbanan yang ditetapkan itu, dan kita harus merayakannya 

bagi diri kita sendiri serta memetik berkat dan penghiburan -

yang ada di dalamnya. Roti yang diberikan kepada kita ini, 

diberikan agar dapat menjadi makanan bagi jiwa kita, sebab 

tidak ada yang lebih menyehatkan dan memuaskan jiwa kita 

selain pengajaran yang menyatakan bahwa Kristus telah men-

jadi pendamaian bagi dosa-dosa kita dan menjamin kepen-

tingan kita dalam pendamaian itu. Roti ini dipecah-pecahkan 

dan diberikan kepada kita untuk memenuhi tuntutan atas 

dosa-dosa kita, dipecah-pecahkan dan diberikan kepada kita 

untuk memuaskan hasrat dan kerinduan jiwa kita. Hal ini kita 

lakukan sebagai peringatan tentang apa yang telah Ia perbuat 

bagi kita saat  Ia mati bagi kita dan sebagai peringatan ten-

tang apa yang kita perbuat dalam menjadikan diri kita menjadi 

bagian dari Dia, serta mengikat diri kita kepada-Nya dalam 

sebuah perjanjian yang kekal, seperti batu yang didirikan 

Yosua untuk menjadi saksi (Yos. 24:27). 

2.  Penumpahan darah Kristus, yang dengannya pendamaian itu 

dibuat bagi kita (sebab  darah itu menjadi pendamaian bagi 

nyawa kita, Im. 17:11), seperti dilambangkan dengan anggur 

di dalam cawan. Cawan berisi anggur itu menjadi tanda dan 

bukti Perjanjian Baru atau wasiat baru yang dibuat dengan 

kita. Cawan anggur ini memperingati ditebusnya wasiat itu 

melalui darah Kristus dan menegaskan semua janji yang ada 

dalam wasiat ini , yang yaitu  Ya dan Amin di dalam Dia. 

Hal ini akan menghidupkan dan menyegarkan jiwa kita, seper-

ti anggur yang menyukakan hati manusia. Setiap kali kita 

memperingati penumpahan darah Kristus itu, kita harus ingat 

bahwa darah itu ditumpahkan bagi kita. Kita membutuhkan-

nya, kita berpegang teguh padanya, dan berharap memperoleh 

berkat melalui penumpahan darah itu; Anak Tuhan  yang telah 

mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Dalam 

semua penghormatan kita pada Perjanjian Baru, kita harus 

ingat akan darah Kristus yang memberi hidup dan keberadaan 

pada perjanjian itu serta yang telah memeteraikan semua janji 

yang ada di dalamnya bagi kita. Kalau bukan sebab  darah 

Kristus, kita tidak akan pernah memiliki Perjanjian Baru, dan 

kalau bukan sebab  Perjanjian Baru, kita tidak akan pernah 

mengenal arti penumpahan darah Kristus. 

Kristus Menguatkan Hati Murid-murid-Nya 

(22:21-38) 

21 “namun , lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan 

Aku di meja ini. 22 Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang te-

lah ditetapkan, akan namun , celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!” 23 

Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan 

berbuat demikian. 24 Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid 

Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. 25 Yesus 

berkata kepada mereka: “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah warga  mere-

ka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-

pelindung. 26 namun  kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di an-

tara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin seba-

gai pelayan. 27 Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau 

yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? namun  Aku ada di tengah-

tengah kamu sebagai pelayan. 28 Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama 

dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. 29 Dan Aku menentu-

kan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentu-

kannya bagi-Ku, 30 bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku 

di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk meng-

hakimi kedua belas suku Israel. 31 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut 

untuk menampi kamu seperti gandum, 32 namun  Aku telah berdoa untuk 

engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah 

insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” 33 Jawab Petrus: “Tuhan, aku berse-

dia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” 34 namun  Yesus 

berkata: “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, 

sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.” 35 Lalu 

Ia berkata kepada mereka: “saat  Aku mengutus kamu dengan tiada mem-

bawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?” 36 

Jawab mereka: “Suatu pun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “namun  seka-

rang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, 

demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya 

hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. 37 Sebab Aku berkata 

kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan ter-

hitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang 

Aku sedang digenapi.” 38 Kata mereka: “Tuhan, ini dua pedang.” Jawab-Nya: 

“Sudah cukup.”  

Dalam perikop ini kita membaca perihal percakapan Kristus dengan 

murid-murid-Nya sesudah  makan malam. Banyak di antaranya meru-

pakan hal yang baru di sini, sementara dalam Injil Yohanes kita akan 

menemukan sejumlah tambahan lain. Kita harus meneladani cara 

Kristus untuk menghibur dan mencerahkan hati keluarga dan saha-

bat-sahabat kita dengan percakapan semacam itu di meja makan, 

sebab  cara ini sangat baik dan dapat digunakan untuk mencerah-

kan hati serta menyalurkan kasih karunia kepada pendengar. Khu-

susnya sesudah  kita berhimpun untuk mengikuti perjamuan Tuhan, 

kita dapat melakukan persekutuan Kristen agar dapat saling me-

nguatkan dan tetap berada dalam keadaan yang baik. Hal-hal yang 

dibicarakan Kristus di sini yaitu  hal-hal yang berbobot dan sesuai 

dengan keadaan sekarang. 

I.  Kristus berbicara dengan murid-murid-Nya perihal orang yang 

akan mengkhianati Dia, orang yang juga turut hadir pada saat 

itu.  

1. Ia menunjukkan kepada mereka bahwa pengkhianat itu seka-

rang ada di antara mereka dan ia yaitu  salah satu dari me-

reka (ay. 21). Dengan menempatkan percakapan ini sesudah  

penetapan perjamuan Tuhan, meskipun dalam Injil Matius 

dan Markus ditempatkan sebelum penetapan itu, tampak jelas 

bahwa Yudas juga turut menerima perjamuan Tuhan, turut 

makan dari roti itu dan minum dari cawan itu. sebab , sesudah  

kekhidmatan itu berlalu, Kristus berkata, “Lihat, tangan orang 

yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini.” 

Akan selalu ada orang-orang yang telah makan roti bersama-

sama dengan Kristus namun juga menyerahkan Dia.  

2.  Ia menubuatkan bahwa pengkhianatan yang direncanakan itu 

akan terjadi (ay. 22): Anak Manusia memang akan pergi seperti 

yang telah ditetapkan, pergi ke tempat Ia akan diserahkan ka-

rena Ia akan diserahkan oleh rancangan dan sepengetahuan 

Tuhan , sebab kalau tidak, Yudas tidak akan mampu menyerah-

kan Dia. Kristus tidak dipaksa untuk menerima penderitaan-

Nya, sebaliknya dengan penuh sukacita Ia mendatangi penderi-

taan itu. Ia berkata, “Sungguh, Aku datang.”  

3.  Ia mengancam si pengkhianat: Celakalah orang yang olehnya 

Ia diserahkan. Perhatikanlah, kesabaran orang-orang kudus 

dalam penderitaan mereka serta rancangan Tuhan  perihal pen-

deritaan mereka tidak akan menjadi alasan untuk memaafkan 

orang-orang yang menimbulkan penderitaan itu atau yang 

menganiaya mereka. Meskipun Tuhan  telah menetapkan bahwa 

Kristus akan diserahkan dan Ia sendiri dengan penuh sukacita 

menyerahkan Diri kepada penderitaan itu, dosa atau hukum-

an Yudas sama sekali tidak akan berkurang.  

4. Dengan mengatakan bahwa orang itu yaitu  salah satu dari 

antara mereka tanpa menyebut nama yang bersangkutan (ay. 

23), Ia menimbulkan ketakutan para murid lainnya sehingga 

mereka mencurigai diri mereka sendiri: Lalu mulailah mereka 

mempersoalkan, memeriksa diri sendiri, mempertanyakan diri 

sendiri, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian, 

yang sedemikian hina sampai mau melakukan yang seperti itu 

terhadap Sang Guru yang begitu baik. Pertanyaannya bukan-

lah, “Kamukah itu?” atau, “Apakah orangnya seperti anu?”, 

namun , “Apakah aku?” 

II.  Perihal pertengkaran di antara mereka tentang siapa yang paling 

terkemuka dan terbesar. 

1.  Lihatlah apa yang mereka pertengkarkan: Siapakah yang da-

pat dianggap terbesar di antara mereka. Banyaknya persaingan 

di antara para murid untuk memperebutkan kehormatan dan 

kekuasaan, yang terjadi sebelum Roh Kudus dicurahkan ke 

atas mereka, merupakan pertanda buruk tentang apa yang 

akan terjadi di kemudian hari. Kelak, sesudah  Roh Kudus 

didukakan dan terpaksa meninggalkan jemaat, banyak orang 

akan mempertengkarkan hal serupa sebab  mencintai kebe-

saran dan kekuasaan di dalam gereja. Betapa tidak selarasnya 

ayat ini dengan ayat sebelumnya! Sebelumnya mereka mem-

pertanyakan siapa yang akan menjadi pengkhianat, dan seka-

rang mereka mempertengkarkan siapa yang akan menjadi 

pemimpin. Bagaimana mungkin kerendahan hati dan kesom-

bongan serta keangkuhan seperti ini bisa ada di dalam diri 

orang-orang yang sama dan begitu akrab satu sama lain? Ini 

seperti air tawar dan air pahit keluar dari mata air yang sama. 

Betapa hati manusia yang menipu itu sarat dengan perten-

tangan diri!  

2.  Lihatlah apa yang dikatakan Kristus mengenai pertengkaran 

ini. Ia tidak memarahi mereka seperti yang mungkin diduga 

orang (Ia sering menegur mereka sebab  hal yang sama), namun  

dengan lembut Ia menunjukkan dosa dan kebodohan mereka. 

(1) Pertengkaran ini akan membuat mereka sama seperti raja-

raja bangsa-bangsa, yang menyukai kegagahan duniawi 

dan kekuasaan duniawi (ay. 25). Mereka memerintah warga  

mereka dan berusaha memerintah penguasa-penguasa lain 

yang ada di sekitar mereka, bila tidak sekuat mereka, mes-

kipun penguasa-penguasa itu sama baiknya seperti mere-

ka. Perhatikanlah, kalau memiliki keinginan memerintah, 

lebih baik menjadi raja-raja bangsa-bangsa daripada men-

jadi pelayan Kristus. namun  amatilah, orang-orang yang 

menjalankan kuasa atas orang-orang lain, dan mengemban 

kekuasaan dan menetapkan hukum, mereka ini disebut 

pelindung-pelindung – Euergetas. Begitulah mereka menye-

but diri mereka sendiri. Demikian juga para penjilat mereka 

dan orang-orang yang melayani kepentingan mereka me-

manggil mereka. Mereka berpura-pura menjadi pelindung, 

dan sebab  tanggung jawab itu, mereka merasa memiliki 

wewenang untuk menetapkan peraturan. Dalam menjalan-

kan kekuasaan itulah mereka merasa diri sebagai pelin-

dung. Bagaimanapun juga, sesungguhnya mereka melayani 

diri mereka sendiri, meskipun mereka menganggap bahwa 

mereka melayani negeri mereka. Salah satu raja dari di-

nasti Ptolemy di Mesir Kuno memiliki nama belakang 

Euergetes – Sang Pelindung. Sekarang, dengan memperhati-

kan pertengkaran murid-murid ini, Juruselamat kita me-

nunjukkan:  

[1] Bahwa berbuat baik jauh lebih terhormat daripada men-

jadi orang besar. Bukan para penguasa, yang suka me-

nimbulkan ketakutan di dunia orang-orang hidup, yang 

disebut orang terhormat, melainkan mereka yang ber-

buat baik bagi orang miskin. sebab  itu, berdasarkan 

pengakuan mereka sendiri, seharusnya seorang yang 

berbuat baik bagi negerinya jauh lebih terpuji daripada 

seorang penguasa negeri.  

[2] Bahwa berbuat baik merupakan cara paling pasti untuk 

menjadi besar. Kalau tidak, pastilah orang-orang yang 

ingin menjadi penguasa tidak akan begitu berhasrat di-

sebut Pelindung-pelindung. sebab  itu, Ia menghendaki 

agar murid-murid-Nya percaya bahwa kehormatan me-

reka yang terbesar yaitu  melakukan semua hal yang 

baik di dunia ini. Mereka akan benar-benar menjadi pe-

lindung-pelindung bagi dunia ini dengan memberitakan 

Injil kepada dunia ini. Biarkan dunia sendiri yang mem-

berikan gelar penghargaan itu kepada mereka, gelar 

yang sesungguhnya memang layak diberikan kepada 

mereka. Mereka tidak perlu saling bertengkar satu sama 

lain tentang siapa yang terbesar, sebab mereka semua 

akan menjadi pembawa berkat yang terbesar kepada 

umat manusia dibandingkan dengan raja-raja dunia ini 

yang memerintah atas mereka. Jika mereka ingin diakui 

sebagai pelindung-pelindung yang terbesar, biarlah me-

reka memandang rendah keinginan untuk menjadi pe-

nguasa.  

(2) Pertengkaran itu akan membuat mereka tidak seperti mu-

rid-murid Kristus dan tidak seperti Kristus sendiri, “Kamu 

tidaklah demikian,” (ay. 26-27). “Kamu tidak pernah dimak-

sudkan untuk memerintah atas orang lain, kecuali oleh 

kuasa kebenaran dan anugerah; sebaliknya, kamu harus 

melayani.” saat  para pemimpin jemaat lebih menyukai 

penampilan dan kekuasaan lahiriah dan menyokong diri 

dengan kepentingan dan pengaruh duniawi, mereka meren-

dahkan jabatan mereka; dan ini merupakan suatu tanda 

kemunduran seperti halnya bangsa Israel yang meminta 

seorang raja untuk memerintah mereka seperti pada segala 

bangsa-bangsa lain di sekitar mereka, padahal Tuhan ada-

lah Raja atas mereka.  

Lihatlah di sini:  

[1] Peraturan yang diberikan Kristus kepada murid-murid-

Nya: Siapa yang terbesar di antara kamu, yang paling di-

tuakan, yang diutamakan sebab  usianya, hendaklah 

menjadi yang termuda, baik dalam hal kedudukan (hen-

daklah ia duduk bersama-sama dengan yang lebih 

muda, bersikap bebas dan akrab dengan mereka), mau-

pun dalam hal kegiatan dan pekerjaan. Biasanya kita 

mengatakan, Juniores ad labores, seniores ad honores – 

Hendaknya yang muda bekerja, dan yang tua menerima 

kehormatan. Namun, sebaiknya, hendaknya yang tua 

ikut menanggung beban bersama yang muda. Usia dan 

kehormatan bukanlah jaminan bahwa mereka boleh 

enak-enak, namun  justru sebaliknya mereka harus be-

kerja dua kali lipat. Dan ia yang menjadi pemimpin, ho 

hēgoumenos – ketua kelompok atau jemaat, hendaknya 

menjadi orang yang melayani, hōs ho diakonōn – sebagai 

pelayan jemaat. Jika ada kesempatan, hendaknya ia 

merendahkan dirinya untuk melakukan pelayanan yang 

paling rendah dan paling melelahkan demi kepentingan 

orang banyak.  

[2] Contoh yang diberikan Kristus sendiri mengenai per-

aturan tadi: Sebab siapakah yang lebih besar: yang 

duduk makan, atau yang melayani? Yang melayani atau 

yang dilayani? Sekarang Kristus berada di antara mu-

rid-murid-Nya seperti seorang yang melayani tamu-

tamu makan. Ia jauh dari sikap menganggap diri lebih 

tinggi atau mau enak-enak saja. Sebaliknya, dengan 

mengundang mereka mengikuti Dia, Dia menyediakan 

diri untuk melakukan segala pekerjaan baik dan pela-

yanan bagi mereka. Saksikanlah bagaimana Ia mencuci 

kaki murid-murid-Nya. Akankah mereka mengambil 

rupa sebagai seorang penguasa padahal mereka menye-

but diri mereka pengikut Dia yang mengambil rupa se-

orang hamba? 

(3) Seharusnya mereka tidak bertengkar soal kehormatan dan 

kebesaran duniawi, sebab  Kristus telah menyediakan ke-

hormatan yang lebih baik bagi mereka, yang sifatnya lain, 

yaitu sebuah kerajaan, sebuah pesta, dan sebuah mahkota. 

Setiap orang akan mendapatkan yang sama, jadi tidak 

perlu mencari-cari siapa yang lebih utama (ay. 28-30).  

Perhatikanlah di sini:  

[1] Kristus menghargai kesetiaan murid-murid-Nya kepada-

Nya. Penghargaan-Nya sudah merupakan suatu kehor-

matan bagi mereka, jadi mereka tidak perlu mengejar 

yang lebih besar lagi. Pujian-Nya kepada mereka sangat 

menyanjung: “Kamulah yang tetap tinggal bersama-

sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku 

alami, kamulah orang-orang yang tetap berdiri di sam-

ping-Ku dan berpihak kepada-Ku sementara yang lain 

telah meninggalkan dan membelakangi Aku.” Kristus 

telah mengalami banyak pencobaan. Ia telah dilecehkan 

dan ditolak banyak orang, dituduh dan dikecam dengan 

tajam, serta menanggung bantahan dari pihak orang-

orang berdosa. Namun, murid-murid-Nya selalu bersa-

ma Dia dan turut menderita bersama-Nya. Itu hanyalah 

bantuan kecil yang dapat mereka berikan kepada-Nya, 

atau pelayanan kecil yang dapat mereka lakukan bagi-

Nya. Meskipun begitu, Ia sangat menghargai bahwa me-

reka tetap tinggal bersama-sama Dia, dan mengakui 

kebaikan hati mereka itu, walaupun sebenarnya hanya 

berkat bantuan anugerah-Nyalah mereka dapat ber-

tahan untuk bersama-sama Dia. Murid-murid Kristus 

penuh dengan kekurangan dalam melaksanakan tugas-

tugas mereka. Kita melihat betapa mereka sering mela-

kukan banyak kesalahan dan memiliki banyak kele-

mahan, mereka begitu lamban untuk mengerti dan be-

gitu mudah lupa, serta sering melakukan kesalahan 

besar sebab  kurang berhati-hati. Namun, Guru mereka 

mengabaikan semua hal itu dan melupakannya. Ia tidak 

membentak atau menegur mereka atas semua kelemah-

an ini, namun  justru memberikan kesaksian yang patut 

dikenang tentang mereka, Kamulah yang tetap tinggal 

bersama-sama dengan Aku. Begitulah Ia memuji mereka 

pada saat perpisahan, untuk menunjukkan betapa Ia 

menghargai mereka yang berhati jujur dan tulus ke-

pada-Nya.  

[2] Pahala yang Ia rancang atas kesetiaan mereka: Aku me-

nentukan, diatithemai, Aku memberikan hak-hak Kera-

jaan bagi kamu. Atau dengan perkataan lain, Aku me-

nentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti 

Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan 

makan dan minum bersama-sama dengan Aku. Ini arti-

nya, pertama, apa yang akan dilakukan-Nya bagi mere-

ka di dunia ini. Tuhan  memberikan bagi Anak-Nya se-

buah kerajaan di antara umat manusia, jemaat yang 

Injili. Ia yang menjadi Kepala, menghidupkan, mengge-

rakkan, dan memerintah kerajaan ini. Kerajaan inilah 

yang Ia tetapkan bagi murid-murid-Nya dan para pene-

rus mereka dalam pelayanan Injil, sehingga mereka 

dapat menikmati penghiburan dan hak-hak istimewa 

dari Injil, meneruskannya kepada orang lain melalui 

ketentuan-ketentuan Injil, dan duduk di atas takhta 

sebagai pejabat jemaat. Mereka bukan hanya dinyata-

kan, namun  didorong untuk menghakimi kedua belas 

suku Israel yang tetap bertahan dalam ketidaksetiaan 

mereka, dan untuk menyatakan murka Tuhan  terhadap 

mereka, serta memerintah bangsa Israel yang Injili, 

bangsa Israel rohani, sesuai dengan peraturan jemaat 

yang telah dilembagakan, dan melakukannya dengan 

penuh kelemahlembutan dan kasih. Inilah kehormatan 

yang disediakan bagi kita semua. Atau, kedua, apa yang 

akan Ia lakukan bagi mereka dalam kehidupan yang 

akan datang, yang saya anggap sebagai tujuan utama 

Kristus. Biarlah mereka melanjutkan pelayanan mereka 

di dunia ini, namun hendaknya tujuan utama mereka 

yaitu  dalam kehidupan yang akan datang. Tuhan  akan 

memberikan kepada mereka kerajaan, yang di dalam-

nya mereka pasti akan memiliki:  

1.  Hidangan yang terbaik; sebab  mereka akan makan 

dan minum semeja dengan Kristus di dalam Kera-

jaan-Nya, seperti yang telah Ia katakan sebelumnya 

(ay. 16, 18). Mereka akan turut mengambil bagian 

dalam sukacita dan kesenangan yang Ia dapatkan 

melalui pelayaan dan penderitaan-Nya. Jiwa mereka 

akan sangat dipuaskan saat  melihat dan menik-

mati hadirat Tuhan . Di sanalah mereka akan mene-

mukan kumpulan yang terbaik, seperti layaknya 

dalam pesta, yang penuh dengan kasih mesra yang 

sempurna.  

2. Penghormatan tertinggi: “Kamu bukan hanya akan 

makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Ke-

rajaan-Ku, seperti Mefiboset yang makan sehidangan 

dengan Daud, namun  kamu juga akan duduk bersa-

ma-sama dengan Aku di atas takhta-Ku (Why. 3:21). 

Pada hari yang mulia itu kamu akan duduk di atas 

takhta, membantu Kristus untuk membenarkan dan 

mendukung penghakiman-Nya atas kedua belas 

suku Israel.” Kalau orang-orang kudus akan meng-

hakimi dunia (1Kor. 6:2), terlebih lagi jemaat orang 

percaya.  

III. Perihal penyangkalan Petrus terhadap Dia.  

Dalam bagian percakapan ini, kita dapat mengamati: 

1. Pemberitahuan yang disampaikan kepada Petrus perihal ren-

cana Iblis terhadap dirinya serta murid-murid lainnya (ay. 31): 

Tuhan bersabda, Simon, Simon, perhatikan baik-baik yang Aku 

katakan; Iblis telah menuntut untuk menguasai kamu semua, 

supaya ia dapat menampi kamu seperti gandum. Petrus yang 

biasanya menjadi mulut bagi mereka semua untuk berbicara 

kepada Kristus, di sini dibuat menjadi telinga bagi mereka se-

mua. Apa yang dirancang untuk memberi peringatan kepada 

mereka semua (kamu semua akan tergoncang imanmu sebab  

Aku), sekarang ditujukan kepada Petrus seorang, sebab  dia-

lah yang menjadi sasaran utama si penggoda: Iblis telah me-

nuntut kamu. Mungkin Iblis telah mendakwa murid-murid itu 

di hadapan Tuhan  bahwa mereka itu seperti tentara bayaran 

saja dalam mengiring Kristus, bahwa mereka tidak mengingin-

kan apa pun selain untuk memperkaya dan memajukan diri 

sendiri di dunia ini, seperti yang dituduhkan kepada Ayub. 

“Tidak,” kata Tuhan , “Mereka yaitu  orang-orang yang jujur 

dan dapat dipercaya.” “Izinkanlah aku mencobai mereka,” kata 

Iblis, “dan khususnya Petrus.” Iblis menginginkan mereka se-

mua, agar ia dapat menampi mereka, supaya dapat menun-

jukkan bahwa mereka hanyalah kulit ari, dan bukan gandum. 

Masalah yang sedang menghadang mereka sekarang yaitu  

penampian, untuk menguji apa yang ada di dalam diri mereka. 

Itu belum semuanya; Iblis menuntut untuk menampi mereka 

dengan pencobaan-pencobaannya dan berusaha keras mena-

rik mereka agar berbuat dosa dengan kesulitan-kesulitan itu, 

untuk mengacaukan dan membingungkan mereka, seperti 

butiran jagung yang bila ditampi akan menerbangkan semua 

kulit arinya, atau lebih seperti gandum yang bila ditampi 

hanya akan menyisakan kulit ari belaka. Perhatikanlah, Iblis 

tidak dapat mencobai mereka jika Tuhan  tidak memberikan izin 

kepadanya: Ia telah menuntut mereka, seperti ia memohon izin 

kepada Tuhan  untuk menguji dan mencobai Ayub. Exetesato – 

“Ia telah menantang kamu, berusaha keras untuk membukti-

kan bahwa kamu yaitu  orang-orang munafik, khususnya 

Petrus, yang terdepan di antara kamu.” Sebagian orang me-

ngatakan bahwa Iblis menuntut izin untuk menampi mereka 

sebagai hukuman atas pertengkaran yang mereka lakukan 

tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Dalam 

pertengkaran itu, mungkin Petruslah yang paling bersikeras, 

sehingga Iblis berkata, “Serahkan mereka kepadaku, aku akan 

menampi mereka sebab  pertengkaran itu.” 

2.  Dorongan khusus yang Ia berikan kepada Petrus sehubungan 

dengan ujian ini, “namun  Aku telah berdoa untuk engkau, sebab 

meskipun Iblis menuntut mereka semua, ia diizinkan untuk 

memberikan pukulan awal yang terberat hanya kepadamu. 

Engkau yang akan diserang dengan sangat ganas, namun  Aku 

telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur, agar 

imanmu jangan gugur sepenuhnya yang pada akhirnya mem-

buat engkau sama sekali gugur.”  

Perhatikanlah:  

(1) Jika iman tetap terpelihara pada saat pencobaan, sekali-

pun jatuh, kita tidaklah akan sampai tergeletak. Iman akan 

memadamkan semua panah api Iblis. Meskipun ada  

banyak kegagalan dalam iman orang-orang yang sungguh-

sungguh percaya, iman mereka tidak akan gugur sepenuh-

nya. Benih dan akar iman itulah yang tetap ada di dalam 

diri mereka.  

(3) Semua itu dapat terjadi berkat doa dan permohonan sya-

faat Tuhan Yesus Kristus, sehingga iman murid-murid-Nya 

yang meskipun adakalanya sangat terguncang, tetap tidak 

akan tenggelam. Jika mereka ditinggal sendirian, mereka 

akan gugur. namun  mereka dipelihara dalam kekuatan 

Tuhan  dan doa Kristus. Doa permohonan yang dinaikkan 

Kristus bukan hanya bersifat umum, bagi semua orang 

yang percaya, namun  juga bersifat khusus bagi orang-orang 

percaya tertentu (Aku telah berdoa untuk engkau). Ini ber-

arti kita perlu berdoa bagi diri kita sendiri dan orang lain 

juga.  

3.  Tugas yang Ia berikan kepada Petrus untuk menolong orang 

lain seperti dia sendiri telah ditolong oleh Tuhan : “Jikalau eng-

kau sudah


Related Posts:

  • lukas 13-24 10 -kesusahan yang mereka timpakan kepada-mu (ay. 18): Tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.” Akankah beberapa dari antara mereka ke-hilangan kepala mereka, namun tidak kehilangan ram-but sehelai pun? In… Read More