lukas 13-24 9

 


u sumber kewe-

nangan-Nya kepada mereka yang mengetahui bahwa bap-

tisan Yohanes Pembaptis berasal dari sorga namun tidak 

mau memercayainya dan mengakui apa yang  mereka keta-

hui sendiri (ay. 7-8).   

Perumpamaan mengenai Kebun Anggur  

dan Penggarap-penggarapnya 

(20:9-19) 

9 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada orang banyak: “Seorang 

membuka kebun anggur; kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-

penggarap lalu berangkat ke negeri lain untuk waktu yang agak lama. 10 Dan 

saat  sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada peng-

garap-penggarap itu, supaya mereka menyerahkan sebagian dari hasil kebun 

anggur itu kepadanya. namun  penggarap-penggarap itu memukul hamba itu 

dan menyuruhnya pulang dengan tangan hampa. 11 Sesudah itu ia menyu-

ruh seorang hamba yang lain, namun  hamba itu juga dipukul dan dipermalu-

kan oleh mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa. 12 Selanjutnya 

ia menyuruh hamba yang ketiga, namun  orang itu juga dilukai oleh mereka, 

lalu dilemparkan ke luar kebun itu. 13 Maka kata tuan kebun anggur itu: 

Apakah yang harus kuperbuat? Aku akan menyuruh anakku yang kekasih; 

tentu ia mereka segani. 14 namun  saat  penggarap-penggarap itu melihat 

anaknya itu, mereka berunding, katanya: Ia yaitu  ahli waris, mari kita bu-

nuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita. 15 Lalu mereka melemparkan 

dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang akan 

dilakukan oleh tuan kebun anggur itu dengan mereka? 16 Ia akan datang dan 

membinasakan penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun anggur 

itu kepada orang-orang lain.” Mendengar itu mereka berkata: “Sekali-kali 

jangan!” 17 namun  Yesus memandang mereka dan berkata: “Jika demikian 

apakah arti nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah 

menjadi batu penjuru? 18 Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur, 

dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.” 19 Lalu ahli-ahli Taurat 

dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia pada saat itu juga, sebab 

mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpama-

an itu, namun  mereka takut kepada orang banyak.   

Kristus mengatakan perumpamaan ini untuk menentang mereka 

yang bersikeras tidak bersedia mengakui kewenangan-Nya, walaupun 

buktinya sudah sangat jelas dan meyakinkan. Perumpamaan ini sa-

ngatlah tepat diberikan pada saat itu untuk menunjukkan bahwa de-

ngan mempertanyakan kewenangan-Nya, mereka kehilangan kewe-

nangan mereka sendiri. Dengan tidak mengakui tuan pemilik kebun 

anggur itu, dengan sendirinya mereka juga memutuskan masa sewa 

mereka atas kebun anggur ini , dan kehilangan segala hak me-

reka.   

I. Tidak ada hal yang ditambahkan dalam perumpamaan ini diban-

ding dengan apa yang telah kita temukan sebelumya dalam Injil 

Matius dan Markus. Maksud perumpamaan ini yaitu  untuk me-

nunjukkan bahwa bangsa Yahudi, dengan menganiaya para nabi, 

dan Kristus sendiri pada akhirnya, telah membangkitkan amarah 

Tuhan  untuk mengambil segala hak-hak istimewa mereka sebagai 

umat Tuhan , dan membiarkan mereka binasa.  

Ini mengajarkan kepada kita:  

1.  Bahwa orang-orang yang menikmati berbagai keistimewaan se-

bagai anggota jemaat di dunia sekarang ini yaitu  seperti pe-

nyewa dan penggarap yang menyewa dan mengelola kebun 

anggur. Dengan membangun agama yang mendapat pewahyu-

an dari Dia dan dengan menetapkan berbagai perintah-Nya di 

dunia ini, Tuhan  telah menanami sebuah kebun anggur. Kebun 

anggur ini Ia percayakan kepada orang-orang di mana tempat 

kediaman-Nya berada (ay. 9). Jadi orang-orang ini mempunyai 

pekerjaan yang harus dilakukan di kebun anggur itu. Pekerja-

an ini sangat diperlukan dan harus dilakukan terus. Walau-

pun begitu, pekerjaan ini menyenangkan dan memberikan 

keuntungan. Walaupun sebab  dosa, manusia telah dikutuk 

untuk mengusahakan tanah, mereka yang diterima dalam 

jemaat dipulihkan untuk melakukan pekerjaan Adam yang 

mula-mula yang tanpa dosa, untuk menghiasi taman dan me-

meliharanya. Kumpulan jemaat yaitu  firdaus dan Kristus 

yaitu  pohon kehidupan di dalamnya. Mereka juga berkewa-

jiban untuk mempersembahkan buah-buah anggur kepada 

sang Tuan pemilik kebun anggur. Ada biaya sewa yang harus 

dibayarkan dan pelayanan yang harus dilakukan, yang sekali-

pun tidak seimbang dengan syarat-syarat sewa-menyewa yang 

ditetapkan, tetap harus dilakukan dan dibayarkan.  

2.  Bahwa pekerjaan para pelayan Tuhan  yaitu  untuk memanggil 

mereka yang menikmati keistimewaan sebagai anggota gereja 

untuk turut mengeluarkan buah yang sesuai. Mereka yaitu  

para penagih sewa Tuhan , untuk mengingatkan jemaat akan 

tunggakan sewa mereka yang telah jatuh tempo, atau lebih 

tepatnya untuk mengingatkan mereka bahwa mereka memiliki 

seorang tuan tanah yang berharap untuk mendengar dari me-

reka, dan untuk menerima pengakuan bahwa mereka bergan-

tung pada Dia dan mempunyai berbagai kewajiban terhadap-

Nya (ay. 10). Nabi-nabi Perjanjian Lama diutus kepada jemaat 

Yahudi untuk melaksanakan tugas ini, untuk menuntut dari 

mereka kewajiban dan ketaatan yang menjadi utang mereka 

kepada Tuhan .  

3.  Bahwa sering kali para pelayan Tuhan  yang setia dianiaya de-

ngan keji oleh penyewa-penyewa-Nya sendiri. Mereka dipukuli 

dan diperlakukan secara memalukan oleh orang-orang yang 

bersikeras menyuruh mereka pulang dengan tangan hampa. 

Mereka yang bersikeras tidak mau memenuhi kewajiban mere-

ka kepada Tuhan , tidak dapat tahan jika dipanggil untuk me-

menuhi kewajiban mereka itu. Beberapa orang terbaik di 

dunia ini telah mendapat perbuatan yang sungguh keras sede-

mikian itu akibat pelayanan terbaik yang mereka berikan.  

4.  Bahwa Tuhan  mengutus Anak-Nya ke dunia untuk meneruskan 

tugas yang sama yang diberikan kepada para nabi, untuk me-

ngumpulkan buah-buah kebun anggur itu untuk Tuhan . Orang 

pasti akan berpikir bahwa Anak-Nya ini  akan dihormati 

dan diterima. Para nabi berbicara sebagai hamba-hamba, de-

ngan berkata, beginilah firman (kata) Tuhan, namun  Kristus 

sebagai Anak, langsung berkata di antara milik-Nya sendiri de-

ngan, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu.” Dengan mem-

berikan kehormatan seperti ini ke atas mereka dengan mengi-

rimkan Anak-Nya, orang akan berpikir, pasti akan berhasil.  

5. Bahwa mereka yang menolak para pelayan Kristus akan meno-

lak Kristus sendiri jika Ia datang kepada mereka. Hal ini telah 

dicoba, dan terbukti bahwa para penganiaya dan para pem-

bunuh para nabi hamba-Nya yaitu  para penganiaya dan para 

pembunuh-Nya sendiri. Mereka berkata, “Ia yaitu  ahli waris, 

mari kita bunuh dia.” saat  mereka membunuh seorang dari 

hamba-Nya, ada hamba-hamba lain yang diutus lagi. “Namun, 

jika kita dapat membunuh Anak-Nya, maka tidak akan ada 

lagi Anak yang akan diutus, sehingga kita tidak akan disusah-

kan dengan tuntutan-tuntutan ini. Tanpa terasa lagi kita akan 

memiliki kebun anggur ini untuk kita sendiri.” Para ahli Tau-

rat dan kaum Farisi berjanji pada diri mereka sendiri bahwa 

jika mereka dapat menyingkirkan Kristus, mereka selamanya 

akan menjadi penguasa-penguasa dalam jemaat Yahudi. Oleh 

sebab  itu, mereka mengambil langkah nekat: Lalu mereka 

melemparkan dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya.  

6.  Bahwa dengan membinasakan Kristus, mereka menggenapkan 

seluruh tindakan keji kaum Yahudi dan membawa kebinasaan 

yang tidak terhindarkan ke atas diri mereka. Tidak ada hal lain 

yang dapat diharapkan selain dari bahwa Tuhan  akan membina-

sakan penggarap-penggarap jahat itu. Mereka mulai dengan 

tidak membayarkan sewa mereka, namun kemudian berlanjut 

dengan memukul dan membunuh hamba-hamba-Nya, dan 

pada akhirnya Tuan muda itu sendiri. Perhatikanlah, mereka 

yang hidup dengan mengabaikan kewajiban mereka terhadap 

Tuhan  tidak sadar betapa besar dosa dan kebinasaan yang se-

dang mereka hadapi. 

II.  Di sini ditambahkan tanggapan terhadap perumpamaan ini , 

yang tidak kita temukan dalam kitab-kitab Injil sebelumnya, 

yakni permohonan mereka mengenai kebinasaan yang akan ter-

jadi (ay. 16). Mendengar itu mereka berkata, “Sekali-kali jangan!” 

Mē genoito – janganlah hal ini dilakukan, begitulah yang seharus-

nya diartikan. Walaupun mereka mengakui bahwa hukuman 

ini  layak diberikan atas dosa seperti itu dan bisa diduga 

akan terjadi, tetap saja mereka tidak tahan saat  mendengarnya. 

Perhatikanlah, inilah contoh mengenai kesia-siaan dan kebodoh-

an para pendosa, bahwa mereka terus saja berjalan dalam jalan-

jalan dosa mereka walaupun pada saat yang sama mereka telah 

melihat akibatnya sebelumnya dan merasa ngeri terhadap kebina-

saan yang menanti mereka pada akhir jalan ini . Lihat bagai-

mana mereka menipu diri mereka sendiri dengan berpikir bahwa 

mereka dapat menghindarinya dengan hanya berteriak, “Sekali-

kali jangan; Tuhan  menjauhkannya,” padahal mereka sendiri tidak 

berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Apakah dengan cara begini 

mereka dapat menjadikan ancaman ini batal? Tidak, mereka akan 

mengetahui kata-kata siapa yang akan terbukti, kata-kata Tuhan  

atau mereka. Sekarang perhatikanlah apa yang Kristus katakan 

sebagai jawaban terhadap permohonan kekanak-kanakan mereka 

untuk tidak dibinasakan.  

1.  Ia memandang mereka. Hal ini hanya diperhatikan oleh penu-

lis Injil ini (ay. 17). Ia menatap mereka dengan rasa kasihan 

dan keprihatinan, sedih melihat mereka menipu diri sendiri 

dengan kebinasaan mereka. Ia memandang mereka, untuk 

melihat apakah mereka malu dengan kebodohan mereka sen-

diri atau adakah tanda-tanda penyerahan diri dalam raut wa-

jah mereka.  

2.  Ia mengarahkan mereka kepada Kitab Suci: “Jika demikian 

apakah arti nas ini? Bagaimana kamu dapat lepas dari peng-

hakiman Tuhan , sedangkan kamu tidak dapat mencegah Tuhan  

meninggikan Dia yang kamu rendahkan dan tolak itu? Firman 

Tuhan  telah berkata, Batu yang dibuang oleh tukang-tukang 

bangunan telah menjadi batu penjuru.” Tuhan Yesus akan di-

tinggikan di sebelah kanan Bapa. Ke dalam tangan-Nya dise-

rahkan segala penghakiman dan kuasa. Ia yaitu  batu pen-

juru dan batu utama dalam gereja, dengan demikian musuh-

musuh-Nya tidak dapat mengharapkan apa-apa selain kebina-

saan mereka. Bahkan mereka yang merendahkan-Nya, yang 

tersandung dan jatuh ke atas-Nya, akan hancur – mereka akan 

menemui kebinasaan mereka. Akan namun , mereka yang tidak 

hanya menolak-Nya, namun  juga membenci dan menganiaya-

Nya, seperti halnya kaum Yahudi, akan ditimpa dan dihancur-

kan sampai berkeping-keping oleh-Nya. Mereka akan remuk. 

Hukuman atas para penganiaya yang hatinya penuh dengan 

kebencian akan lebih hebat daripada orang-orang kafir yang 

tak acuh.    

Terakhir, kita diceritakan bagaimana imam-imam kepala dan ahli-

ahli Taurat menjadi sangat murka dengan perumpamaan ini (ay. 19): 

Sebab mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya de-

ngan perumpamaan itu, dan memang benar demikian. Hati nurani 

yang bersalah tidak perlu penuduh; namun mereka bukannya me-

nyerah kepada tuduhan hati nurani, malah menjadi murka terhadap 

Dia yang membangunkan singa yang sedang tidur, dan mereka ber-

usaha menangkap Dia. Kecemaran-kecemaran mereka memberontak 

terhadap keyakinan hati mereka, dan kecemaran itu berjaya. Jika 

sekarang mereka tidak menyerang dan mencekik-Nya, hal itu bu-

kanlah sebab  mereka memiliki rasa takut akan Tuhan  atau murka-

Nya, namun sebab  mereka takut kepada orang banyak. Hampir saja 

mereka menggenapi kata-kata-Nya, “Ia yaitu  ahli waris, mari kita 

bunuh dia.” Perhatikanlah, saat  hati anak manusia benar-benar 

bertekad melakukan kejahatan, segala peringatan yang sebaik apa 

pun terhadap dosa yang hendak mereka lakukan maupun akibat-

akibatnya tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap mereka. Kristus 

memberitahu mereka bahwa bukannya mencium Anak Tuhan , mereka 

malah mau membunuh-Nya, padahal seharusnya mereka berkata, 

“Apakah hambamu ini, yang tidak lain dari anjing saja?” Namun, se-

baliknya inilah yang mereka katakan, “Dan begitulah yang akan kami 

perbuat, serang Dia sekarang.” Dengan demikian, walaupun sekarang 

mereka mengharapkan hukuman atas dosa itu tidak terjadi, namun 

dalam sekejap mata mereka merencanakan untuk melakukan dosa 

ini  lagi. 

Musuh-musuh Kristus Dibuat Heran 

(20:20-26) 

20 Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka 

menyuruh kepada-Nya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, su-

paya mereka dapat menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerah-

kan-Nya kepada wewenang dan kuasa wali negeri. 21 Orang-orang itu meng-

ajukan pertanyaan ini kepada-Nya: “Guru, kami tahu, bahwa segala perkata-

an dan pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan 

dengan jujur mengajar jalan Tuhan . 22 Apakah kami diperbolehkan membayar 

pajak kepada Kaisar atau tidak?” 23 namun  Yesus mengetahui maksud mereka 

yang licik itu, lalu berkata kepada mereka: 24 “Tunjukkanlah kepada-Ku sua-

tu dinar; gambar dan tulisan siapakah ada padanya?” Jawab mereka: “Gam-

bar dan tulisan Kaisar.” 25 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Kalau begitu 

berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan 

kepada Tuhan  apa yang wajib kamu berikan kepada Tuhan !” 26 Dan mereka 

tidak dapat menjerat Dia dalam perkataan-Nya di depan orang banyak. 

Mereka heran akan jawab-Nya itu dan mereka diam. 

Kita temukan di sini Kristus menghindari jebakan yang dipasang oleh 

musuh-musuh-Nya dengan mengajukan pertanyaan kepada-Nya me-

ngenai hal pajak. Kita juga menemukan perikop ini dalam Injil Matius 

dan Markus.  

Di sini diceritakan: 

I.  Niat jahat yang direncanakan terhadap-Nya, yang disinggung de-

ngan lebih lengkap di sini daripada dalam Matius dan Markus. 

Maksud rencana jahat itu yaitu  untuk menyerahkan-Nya kepa-

da wewenang dan kuasa wali negeri (ay. 20). Mereka sendiri tidak 

dapat membunuh Dia melalui jalur hukum, apalagi dengan meng-

hasut orang banyak, yang tidak dapat mereka andalkan. Oleh ka-

rena tidak dapat menjadi hakim atas Dia, mereka bersedia turun 

menjadi penganiaya dan pendakwa, dan bersaksi melawan Dia. 

Mereka berharap bisa berhasil jika mereka dapat memanas-ma-

nasi wali negeri untuk melawan-Nya. Perhatikanlah, menjadikan 

kuasa penguasa dunia sebagai alat kekejian dan membantu raja-

raja dunia melakukan pekerjaan kotor untuk menganiaya para 

pemimpin gereja telah menjadi siasat licik yang umum digunakan. 

Padahal, seandainya tidak dipanas-panasi, para penguasa ini bisa 

membiarkan sesamanya hidup berdampingan dengan damai, se-

perti yang dilakukan Pilatus terhadap Kristus, sampai akhirnya 

imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat menyerahkan Dia ke ha-

dapannya. Walaupun demikian, begitulah firman Kristus harus 

digenapi lewat cara-cara licik mereka yang terkutuk itu, bahwa Ia 

akan diserahkan ke dalam tangan orang-orang bukan-Yahudi.      

II. Orang-orang yang mereka gunakan. Matius dan Markus mem-

beritahu kita bahwa mereka yaitu  murid-murid kaum Farisi, 

dan juga ada beberapa pengikut Herodes. Di sini ditambahkan 

bahwa mereka yaitu  mata-mata, yang berlaku seolah-olah orang 

jujur. Perhatikanlah, bukanlah hal baru jika orang-orang jahat 

menyamar sebagai orang benar dan menutupi rencana-rencana 

jahat mereka dengan tampilan-tampilan palsu yang menarik dan 

meyakinkan. Iblis dapat menyamar sebagai malaikat terang, dan 

seorang Farisi dapat tampil dengan mengenakan jubah dan ber-

bicara seperti layaknya murid Kristus. Seorang mata-mata harus 

menyamar. Mata-mata ini harus menghargai penilaian Kristus, 

dan bergantung pada perkataan-Nya itu sebagai berasal dari 

Tuhan , dan sebab  itu harus mengingini nasihat-Nya dalam urus-

an hati nurani. Perhatikanlah, para pelayan Tuhan hendaknya 

waspada terhadap beberapa orang yang menyamar sebagai orang 

jujur, dan harus cerdik seperti ular saat  berada di tengah ketu-

runan ular beludak dan kalajengking. 

III. Pertanyaan yang mereka ajukan, dengan harapan untuk men-

jerat-Nya. 

1.  Sapaan mereka sangatlah sopan: Guru, kami tahu, bahwa se-

gala perkataan dan pengajaran-Mu benar (ay. 21). Begitulah 

mereka memuji-muji Dia supaya Ia tidak waspada dan tidak 

curiga terhadap mereka, dan dengan begitu berhasillah mak-

sud mereka. Memang, orang-orang yang angkuh dan suka di-

puji biasanya akan termakan pujian dan berbicara baik-baik 

dengan mereka yang memuji-memuji itu. Namun, mereka 

membuat kesalahan besar jika berpikir dapat menggunakan 

siasat ini terhadap Yesus yang rendah hati. Ia tidak merasa 

senang ataupun merasa dihormati dengan kesaksian orang-

orang munafik seperti ini. Benar bahwa Ia tidak mencari muka, 

namun juga benar bahwa Ia mengetahui hati semua orang, 

dan mengetahui hati mereka, dan tujuh kekejian yang ada di 

sana, walaupun mereka berbicara dengan jujur. Tidak diragu-

kan lagi bahwa Ia dengan jujur mengajar jalan Tuhan , namun  

mengenai orang-orang ini, Ia tahu mereka tidak layak untuk 

diajari-Nya, sebab  mereka datang untuk menjerat Dia dengan 

kata-kata-Nya, dan bukan untuk diperangkap oleh kata-kata-

Nya itu.  

2.  Pokok pertanyaan mereka sangat baik, “Apakah diperbolehkan 

menurut hukum bagi kami” (ini ditambahkan di sini dalam 

Injil Lukas) “untuk membayar pajak kepada Kaisar?” “Kami ini 

yaitu  kaum Yahudi, kami yaitu  keturunan Abraham yang 

merdeka, kami yang memberikan penghormatan kepada Tuhan , 

boleh membayar pajak kepada Kaisar?” Keangkuhan dan keta-

makan membuat mereka enggan membayar pajak, namun ke-

mudian mereka mempertanyakan apakah hal ini  diper-

bolehkan menurut hukum atau tidak. Sekarang, jika Kristus 

akan menjawab bahwa hal itu diperbolehkan, orang-orang itu 

tidak akan menerimanya, sebab  mereka berharap bahwa Ia 

yang ditetapkan sebagai Mesias harusnya lebih dulu membe-

baskan mereka dari kuk orang Romawi dan membela mereka 

untuk menolak membayar pajak kepada Kaisar. Namun, jika 

Ia berkata bahwa hal itu tidak diperbolehkan, seperti yang me-

reka harapkan (sebab  pikir mereka, Ia tidak akan dikasihi lagi 

oleh orang-orang seperti sebelum-sebelumnya jika Ia tidak 

demikian), maka mereka akan mendapat alasan untuk menu-

duh-Nya di hadapan wali negeri, dan inilah yang mereka ingin-

kan.   


IV. Ia menghindar dari jebakan yang mereka pasang untuk-Nya: Ia 

mengetahui maksud mereka yang licik itu (ay. 23). Perhatikanlah, 

tidak peduli dengan cara-cara selicik dan tersembunyi apa pun, 

orang-orang yang bermaksud menentang Kristus dan Injil-Nya 

tidak akan dapat menyembunyikan diri dari pengetahuan Kristus. 

Ia dapat melihat penyamaran-penyamaran yang penuh dengan 

cara-cara terlicik sekalipun,  dan menerobos hancur jebakan apa 

pun yang paling berbahaya, sebab  percumalah jaring dibentang-

kan di depan mata segala yang bersayap. Ia tidak memberikan 

jawaban langsung kepada mereka, namun  menegur mereka yang 

ingin menjebak-Nya, “Mengapa kamu mencobai Aku?” Dia memin-

ta mereka menunjukkan sekeping mata uang, uang yang berlaku 

saat itu, “Tunjukkanlah kepada-Ku suatu dinar.” Ia bertanya kepa-

da mereka, “Uang siapa itu, gambar siapa yang dicap di atasnya, 

dan siapa yang mencetaknya.” Mereka mengakui, “Uang itu milik 

Kaisar. “Kalau begitu,” kata Kristus, “kamu hendaknya bertanya 

terlebih dahulu apakah diperbolehkan untuk membayar dan me-

nerima uang Kaisar di antara kamu sendiri dan mengakuinya se-

bagai alat jual beli. Namun, berdasarkan kesepakatan bersama 

kalian telah menerima dan mengakuinya, dan oleh sebab  itu 

kalian harus menerima akibat dari tindakanmu itu sendiri. Tidak 

bisa tidak, kalian harus membayar pajak kepada dia yang telah 

menyediakan semua kemudahan ini kepada kamu untuk meng-

adakan jual-beli. Kalian harus melindungi hakmu atas uang itu, 

dan memberikan kewenangannya untuk menetapkan nilai uang-

mu itu. Oleh sebab  itu, kamu wajib memberikan kepada Kaisar 

apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar. Dalam hal-hal warga 

negara, kamu harus tunduk kepada kuasa negara. sebab  itu, 

jika Kaisar melindungi hak-hakmu sebagai warga negara melalui 

hukum dan tata peradilan, maka kamu wajib membayar pajak 

kepadanya. Namun, dalam hal-hal ibadah, hanya Tuhan  yang men-

jadi Rajamu. Kamu tidak terikat untuk memeluk agama Kaisar, 

kamu harus berikan kepada Tuhan  apa yang wajib kamu berikan 

kepada Tuhan . Kamu harus menyembah dan memuja Dia saja, dan 

bukan gambar emas apa pun yang ditetapkan Kaisar.” Kita harus 

menyembah dan memuja Dia menurut cara-cara yang telah Ia 

tetapkan, dan bukan menurut cara-cara buatan Kaisar. Hanya 

Tuhan  sendiri yang memiliki kewenangan untuk berkata, “Anakku, 

berikanlah hatimu kepada-Ku.”  

V.  Mereka dibuat heran dengan ini (ay. 26).  

1.  Jebakan mereka hancur: Mereka tidak dapat menjerat Dia da-

lam perkataan-Nya di depan orang banyak. Mereka tidak dapat 

mengandalkan apa pun yang dapat digunakan untuk mema-

nas-manasi wali negeri ataupun orang banyak untuk mela-

wan-Nya.  

2.  Kristus dimuliakan. Bahkan murka manusia dibuat untuk me-

muji diri-Nya. Mereka heran akan jawab-Nya, sangat dalam 

dan luar biasa. Ia telah memberi bukti mengenai hikmat dan 

ketulusan-Nya yang membuat wajah bersinar.  

3.  Mulut-mulut mereka dibungkamkan, mereka diam. Tidak ada 

yang dapat mereka tentang. Mereka tidak berani bertanya-

tanya lagi kepada-Nya, takut kalau-kalau Ia akan memperma-

lukan dan menyingkapkan kedok mereka.   

Pertanyaan Orang Saduki tentang Kebangkitan  

(20:27-38) 

27 Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak meng-

akui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 28 “Guru, Musa me-

nuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara 

laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, namun  ia tidak meninggalkan anak, 

saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan 

bagi saudaranya itu. 29 yaitu  tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin 

dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. 30 

Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, 31 dan oleh yang ketiga dan 

demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati 

dengan tidak meninggalkan anak. 32 Akhirnya perempuan itupun mati. 33 Ba-

gaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu 

yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah 

beristerikan dia.” 34 Jawab Yesus kepada mereka: “Orang-orang dunia ini ka-

win dan dikawinkan, 35 namun  mereka yang dianggap layak untuk mendapat 

bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang 

mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. 36 Sebab mereka tidak dapat mati 

lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka yaitu  anak-anak 

Tuhan , sebab  mereka telah dibangkitkan. 37 Tentang bangkitnya orang-orang 

mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di 

mana Tuhan disebut Tuhan  Abraham, Tuhan  Ishak dan Tuhan  Yakub. 38 Ia bu-

kan Tuhan  orang mati, melainkan Tuhan  orang hidup, sebab di hadapan Dia 

semua orang hidup.” 

Perbincangan dengan kaum Saduki telah kita temukan sebelumnya 

dalam Injil Matius dan Markus, persis seperti yang ada  di sini, 

hanya saja gambaran yang Kristus berikan mengenai dunia yang 

akan datang lebih lengkap dan luas di sini.  



Amatilah:  

I.  Di setiap zaman ada saja manusia-manusia dengan pikiran ce-

marnya berusaha untuk merombak pokok-pokok ajaran agama 

wahyu. Seperti halnya pada zaman kita ada kaum deis (yang me-

nolak campur tangan ilahi atas hukum alam), yang menyebut diri 

mereka pemikir-pemikir bebas, namun sebenarnya yaitu  pemi-

kir-pemikir palsu. Begitu juga pada masa Juruselamat kita, ada 

kaum Saduki yang mencela ajaran mengenai kebangkitan dari 

antara orang mati dan kehidupan di dunia yang akan datang, 

walaupun hal ini  dengan jelas disingkapkan dalam Perjan-

jian Lama dan merupakan dasar iman Yahudi. Kaum Saduki tidak 

mengakui adanya kebangkitan dan dunia yang akan datang apa 

pun, demikian yang diartikan dengan anastasis. Bukan hanya 

raga tidak akan kembali hidup, jiwa pun tidak berlanjut dalam 

kehidupan, tidak ada dunia roh, tidak ada upah dan ganjaran 

atas apa yang telah dilakukan secara ragawi. Jika hal-hal ini dite-

rima, maka runtuhlah agama kita ini seluruhnya. 

II. Biasanya orang-orang yang berencana untuk memutarbalikkan 

suatu kebenaran dari dan tentang Tuhan  akan mengaduk-aduk 

dan membebani kebenaran itu dengan berbagai persoalan. Inilah 

yang dilakukan kaum Saduki. saat  bermaksud melemahkan 

iman orang mengenai ajaran kebangkitan, mereka mengajukan 

pertanyaan yang meragu-ragukan kebenaran ajaran ini . De-

ngan pertanyaan ini, mereka berharap tidak akan ada jawaban 

memuaskan yang bisa meyakinkan orang. Pokok masalahnya 

mungkin sesuatu yang nyata, setidaknya mungkin begitu, menge-

nai seorang perempuan yang mempunyai tujuh suami. Sekarang, 

dalam hal kebangkitan, siapakah di antara orang-orang itu yang 

menjadi suaminya?, walaupun tidak penting lagi siapa yang men-

jadi suaminya sebab  saat  kematian mengakhirinya, hubungan 

ini  juga tidak akan berlanjut. 

III. Ada perbedaan besar antara keadaan anak-anak manusia di bumi 

ini dan keadaan anak-anak Tuhan  di sorga, suatu ketidaksamaan 

yang sangat jauh antara dunia ini dan dunia yang lain itu. sebab  

itu, kita melakukan kesalahan kepada diri kita sendiri, dan mela-

kukan kesalahan terhadap kebenaran Kristus, jika kita memben-

tuk pemahaman kita mengenai dunia roh itu berdasarkan kehi-

dupan ragawi kita dalam dunia ini sekarang ini. 

I.  Anak manusia di dunia ini kawin dan dikawinkan, hyioi tou 

aiēnos toutou – anak-anak zaman ini, generasi ini, baik yang 

baik maupun yang jahat, kawin dan mengawinkan anak-anak 

mereka. Sebagian besar urusan kita di dunia ini yaitu  untuk 

membesarkan dan membangun keluarga dan menafkahi mere-

ka. Sebagian besar kesenangan kita di dunia ini diperoleh da-

lam kerabat-kerabat kita, istri dan anak-anak kita; secara 

alamiah ini memang sudah begini. Perkawinan dibentuk untuk 

kenyamanan hidup manusia, dengan keberadaannya, di mana 

kita memiliki tubuh ragawi. Perkawinan itu juga disediakan 

sebagai obat untuk melawan hubungan badan di luar nikah, 

supaya nafsu alamiah tidak menjadi liar, melainkan berada 

dalam arahan dan kendali. Anak-anak dunia ini akan mati dan 

lenyap, dan sebab  itulah mereka kawin dan mengawinkan 

anak-anak mereka, supaya mereka dapat memenuhi dunia 

umat manusia ini dengan manusia-manusia baru yang me-

mang diperlukan, sehingga jika satu generasi berlalu maka 

generasi yang lain akan datang, sehingga mereka memiliki 

suatu keturunan untuk mewarisi buah jerih payah mereka, 

khususnya supaya umat pilihan Tuhan  di masa depan dapat di-

hasilkan, sebab  keturunan ilahi yang dicari yaitu  yang dida-

pat melalui perkawinan (Mal. 2:15), suatu keturunan untuk 

melayani Tuhan, yang akan menjadi suatu keturunan yang 

dikhususkan bagi Dia.  

2.  Dunia yang akan datang sangatlah berlainan. Dunia ini dise-

but dalam Injil Lukas ini sebagai dunia yang lain itu, dengan 

penekanan khusus. Perhatikanlah, ada lebih dari satu dunia, 

yaitu dunia sekarang yang kelihatan dan dunia yang akan da-

tang yang tidak kelihatan. Sangatlah penting bagi kita semua 

untuk membanding-bandingkan kedua dunia ini , yaitu 

dunia ini dan dunia yang lain itu, dan memberikan keutamaan 

dan kepedulian kepada masing-masing sesuai dengan apa 

yang pantas bagi keduanya.  

Sekarang perhatikanlah: 

(1) Siapa yang akan menjadi penghuni-penghuni dunia yang 

lain itu: Orang-orang yang dipandang layak untuk menda-

pat bagian dalam dunia yang lain itu yaitu  mereka yang 

tertarik pada karya penebusan Kristus, yang dibeli-Nya 

untuk kita dan yang penggenapannya dilakukan oleh Roh 

Kudus, yang bertugas mempersiapkan kita untuk mene-

rima karya Kristus itu. Secara hukum, apa pun yang kita 

miliki atau lakukan tidaklah melayakkan kita untuk mene-

rima karya penebusan itu. Yang membuat kita layak ada-

lah karya Injil, yaitu harga yang tak ternilai yang dibayar 

Kristus dalam menebus kita. Berdasarkan kelayakan inilah 

kita dimuliakan, dan berdasarkan pembenaran inilah kita 

dibenarkan; kataxiothentes, kita dibuat menjadi layak bagi 

dunia yang lain itu. Segala sesuatu yang tercela yang ter-

dapat dalam sifat kita yang cemar disingkirkan, begitu juga 

dengan kecenderungan-kecenderungan jiwa kita, semuanya 

diselaraskan melalui anugerah Tuhan  supaya sesuai dengan 

keadaan dari dunia yang lain itu. Oleh kasih karunialah 

kita dibuat dan dipandang layak untuk mendapat bagian 

dalam dunia yang lain itu. Hal ini menyiratkan adanya 

rintangan atau kesukaran tertentu untuk menggapai dunia 

yang lain itu, namun  juga ada bahayanya jika kita sampai 

gagal dalam menggapainya. Oleh sebab  itu, kita harus ber-

lari untuk mendapatkannya, supaya kita memperoleh ke-

bangkitan dari antara orang mati, yaitu kebangkitan yang 

penuh berkat, dan bukannya memperoleh kebangkitan un-

tuk dihukum (seperti Kristus menyebutnya dalam Yoh. 

5:29), dalam kematian, kematian yang kedua, kematian 

yang kekal. 

(2) Apa yang akan menjadi sukacita para penghuni dunia yang 

lain itu tidak dapat kita ungkapkan atau pikirkan (1Kor. 

2:9). Lihatlah apa yang Kristus katakan di sini mengenai 

hal ini .  

[1] Mereka tidak kawin dan dikawinkan. Mereka yang telah 

masuk ke dalam sukacita Tuhan benar-benar menjadi 

larut di dalamnya dan tidak lagi memerlukan sukacita 

pengantin laki-laki akan mempelainya. Kasih yang ada 

dalam dunia cinta kasih ini  semuanya bersifat se-

perti malaikat, sehingga menutup dan menyingkirkan 

cinta kasih yang paling murni dan menyenangkan yang 

menjadi sumber kebahagiaan kita dalam dunia indrawi 

ini. Jika yang ada hanyalah tubuh rohani, semua kese-

nangan indrawi akan dienyahkan, dan jika ada kesem-

purnaan dalam kekudusan, maka tidak diperlukan lagi 

perkawinan sebagai penangkal dosa. Di dalam Yerusa-

lem baru hal-hal yang najis tidak akan masuk.  

[2] Mereka tidak dapat mati lagi, dan ini menjadi alasan 

mengapa mereka tidak kawin. Dalam dunia yang fana 

ini harus ada perkawinan untuk memenuhi kekosongan 

yang ditinggalkan oleh kematian, namun jika pemakam-

an sudah tidak ada lagi, maka perkawinan juga tidak 

diperlukan lagi. Hal ini memahkotai sukacita dalam du-

nia yang lain itu sebab  di sana tidak ada lagi kematian 

yang menodai segala keindahan dan merusak segala su-

kacita dalam dunia ini. Di sini kematian berkuasa, na-

mun di sana kematian disingkirkan untuk selamanya.  

[3] Mereka sama seperti malaikat-malaikat. Oleh penginjil-

penginjil yang lain dikatakan bahwa mereka seperti ma-

laikat – ōs angeloi, namun di sini dikatakan bahwa me-

reka sama seperti malaikat-malaikat, isangeloi – rekan-

rekan para malaikat. Mereka memiliki kemuliaan dan 

sukacita yang tidak lebih rendah daripada yang dialami 

para malaikat yang kudus. Mereka akan melihat cahaya 

yang sama, ditugasi pekerjaan yang sama, dan berbagi 

sukacita yang sama dengan para malaikat yang kudus. 

Orang-orang kudus, saat  masuk sorga, akan menjadi 

warga negara yang sama, dan walaupun pada dasarnya 

orang asing, namun sesudah  mendapatkan hak-hak yang 

sama dengan harga yang mahal, yang dibayarkan oleh 

Kristus bagi mereka, mereka dalam segala hal memper-

oleh hak-hak istimewa yang sama seperti para malaikat 

yang bebas, para malaikat yang merupakan penghuni 

asli dunia ini . Mereka akan menjadi sahabat-saha-

bat para malaikat dan bercengkerama dengan jiwa-jiwa 

yang diberkati itu yang mengasihi mereka dengan sepe-

nuh hati ini , dan sahabat-sahabat yang tidak ter-

hitung jumlahnya yang kepadanya mereka datang da-

lam iman, pengharapan, dan kasih.  

[4] Mereka yaitu  anak-anak Tuhan , dan memang demikian-

lah adanya mereka, sama seperti para malaikat yang 

disebut anak-anak Tuhan . saat  pewarisan terhadap 

anak dilakukan, maka pengangkatan sebagai anak pun 

terpenuhilah. Oleh sebab  itu, orang-orang percaya di-

katakan menantikan pengangkatan sebagai anak, bah-

kan  pembebasan tubuh (Rm. 8:23), sebab  sebelum tu-

buh ditebus dari kuburan, pengangkatan sebagai anak 

belumlah dirampungkan. Sekarang kita yaitu  anak-

anak Tuhan  (1Yoh. 3:2). Kita memiliki sifat dan tabiat se-

bagai anak, namun  hal itu belum akan sempurna sampai 

saat  kita masuk ke dalam sorga.  

[5]  Mereka yaitu  anak-anak yang telah dibangkitkan, yang 

berarti bahwa mereka dimungkinkan untuk mengalami 

dan menikmati kehidupan di dalam dunia yang akan 

datang. Mereka dilahirkan ke dalam dunia yang lain itu, 

dan menjadi bagian dari keluarga di dalamnya. Mereka 

dididik di dunia sini, dan mendapatkan warisan mereka 

di dunia sana. Mereka yaitu  anak-anak Tuhan , sebagai 

anak-anak yang telah dibangkitkan. Perhatikanlah, yang 

diakui Tuhan  sebagai anak-anak-Nya hanyalah mereka 

yang telah dibangkitkan, yang dilahirkan dari dunia 

atas, yang bersekutu dengan dunia roh, yang menyedia-

kan diri untuk dunia itu dan menjadi anak-anak dari 

keluarga yang menghuni dunia itu.   

IV. Merupakan kebenaran yang tidak terbantahkan lagi bahwa ada 

kehidupan yang lain sesudah  ini, dan ada penemuan-penemuan 

penting mengenai kebenaran ini pada masa-masa awal gereja (ay. 

37-38): Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak 

duri, dan hal ini ditunjukkannya kepada kita saat ia menyebut 

Tuhan, seperti Tuhan menyebut diri-Nya sendiri, sebagai Tuhan  

Abraham, Tuhan  Ishak dan Tuhan  Yakub. Abraham, Ishak, dan 

Yakub pada saat itu telah mati menurut pandangan dunia kita. 

Mereka telah meninggalkan dunia kita ini bertahun-tahun lama-

nya, dan jasad mereka telah menjadi debu dalam gua Makhpela. 

Jadi, bagaimana mungkin Tuhan  dapat berkata, “Aku (sekarang ini) 

yaitu  Tuhan  Abraham?” Mengapa Ia tidak berkata, “Aku dulunya 

yaitu  Tuhan  Abraham?” Tidak masuk akal bahwa Tuhan  yang 

 hidup dan Sumber kehidupan masih terus mengait-ngaitkan diri-

Nya dengan mereka sebagai Tuhan  mereka jika tidak ada lagi yang 

tersisa dari mereka selain apa yang tersimpan di dalam gua terse-

but, yang tidak dapat dibedakan dari debu biasa. Dengan demi-

kian, kita harus menyimpulkan bahwa mereka pada waktu itu 

sedang berada di dunia yang lain, sebab  Ia bukan Tuhan  orang 

mati, melainkan Tuhan  orang hidup. Lukas di sini menambahkan, 

“Sebab di hadapan Dia semua orang hidup,” yakni mereka semua, 

seperti Abraham, Ishak dan Yakub, yang sungguh-sungguh per-

caya. Walaupun mereka mati, namun mereka sungguh-sungguh 

hidup; jiwa mereka, yang kembali kepada Tuhan  yang mengarunia-

kannya (Pkh. 12:7), terus hidup bersama-Nya sebagai Bapa dari 

segala roh: dan tubuh mereka akan hidup kembali pada akhir 

zaman oleh kuasa Tuhan , sebab  Ia menyebut hal-hal yang tidak 

ada seakan-akan ada, sebab  Ia yaitu  Tuhan  yang menghidupkan 

orang mati (Rm. 4:17). Namun, masih ada maksud lain lagi saat  

Tuhan  sendiri menyebut diri-Nya Tuhan  para leluhur ini . Ia 

hendak mengatakan bahwa Ia yaitu  sukacita dan bagian dari 

mereka, Tuhan  Yang Maha Kuasa bagi mereka (Kej. 17:1), upah 

yang sangat besar bagi mereka (Kej. 15:1). Sekarang jelas terlihat 

melalui sejarah para leluhur ini bahwa Tuhan  tidak pernah mela-

kukan hal-hal ini  bagi mereka saat  mereka masih hidup di 

dunia ini, jadi pasti ada kehidupan lain sesudah  ini, dan di sanalah 

janji-Nya untuk memenuhi mereka dengan niat agung-Nya 

digenapi-Nya dengan sepenuh-penuhnya, yaitu bahwa Ia akan 

menjadi Tuhan  mereka sekalipun mereka telah mati, yang mampu 

dilakukan-Nya, sebab  di hadapan Dia semua orang hidup. De-

ngan demikian, Ia telah membuat semua jiwa yang tinggal de-

ngan-Nya berbahagia, semua orang, setiap orang. 

Ahli-ahli Taurat Dibuat Heran 

(20:39-47) 

39 Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: “Guru, jawab-Mu itu tepat 

sekali.” 40 Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada 

Yesus. 41 namun  Yesus berkata kepada mereka: “Bagaimana orang dapat me-

ngatakan, bahwa Mesias yaitu  Anak Daud? 42 Sebab Daud sendiri berkata 

dalam kitab Mazmur: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di 

sebelah kanan-Ku, 43 sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan 

kaki-Mu. 44 Jadi Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anak-

nya pula?” 45 saat  semua orang banyak mendengarkan, Yesus berkata ke-

pada murid-murid-Nya: 46 “Waspyaitu  terhadap ahli-ahli Taurat yang suka 

berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di 

pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat 

terhormat dalam perjamuan, 47 yang menelan rumah janda-janda dan yang 

mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka itu pasti 

akan menerima hukuman yang lebih berat.” 

Para ahli Taurat yaitu  sarjana-sarjana atau ahli dalam hal hukum 

Taurat, dan mereka menafsirkan hukum itu bagi orang-orang. Mere-

ka dipandang sebagai orang-orang yang bijak dan terhormat, namun 

sebagian besar dari mereka yaitu  musuh-musuh Kristus dan Kabar 

Baik-Nya. Sekarang kita menemukan beberapa dari antara mereka 

mengikuti Dia. Ada empat hal yang dikisahkan dalam ayat-ayat ini 

mengenai mereka, yang telah kita temukan sebelumnya dalam 

Matius dan Markus: 

I.  Di sini kita melihat mereka memuji jawaban yang Kristus berikan 

kepada kaum Saduki mengenai kebangkitan: Beberapa ahli Taurat 

berkata: “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali” (ay. 39). Kristus menda-

pat kesaksian dari penentang-penentang-Nya bahwa apa yang Ia 

katakan yaitu  tepat. Para ahli Taurat itu menjadi musuh-mu-

suh-Nya, sebab  Ia tidak bersedia tunduk pada tradisi para tetua. 

Walaupun begitu, saat  Ia menjelaskan kebenaran tindakan-

tindakan ibadah yang pokok dalam agama mereka dan tampil 

untuk membela tindakan-tindakan ini , para ahli Taurat pun 

memuji perbuatan-Nya, dan mengakui bahwa apa yang Ia kata-

kan itu tepat. Banyak orang yang menyebut diri orang Kristen pun 

bahkan tidak memiliki jiwa seperti para ahli Taurat ini. 

II. Kita melihat di sini bahwa mereka terkagum-kagum terhadap 

Kristus, dan terhadap hikmat dan kewenangan-Nya (ay. 40): Me-

reka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus, sebab  

mereka berkata bahwa Ia terlalu berat bagi semua yang melawan-

Nya. Namun, murid-murid-Nya, walaupun lemah, berani untuk 

menanyakan sesuatu kepada-Nya, sebab  mereka bersedia mene-

rima ajaran-Nya. Di lain pihak, kaum Saduki yang memperten-

tangkan dan berkeberatan dengan ajaran-Nya, malah tidak berani 

menanyakan apa pun kepada-Nya. 

III. Di sini kita melihat mereka dibuat heran dan tidak bisa berbuat 

apa-apa dengan pertanyaan mengenai Mesias (ay. 41). Banyak ba-

gian dalam Kitab Suci dengan jelas menyebutkan bahwa Kristus 

yaitu  Anak Daud, bahkan orang buta pun mengetahuinya (Luk. 

18:39); dan sudah disebutkan dengan jelas pula bahwa Daud 

memanggil sang Mesias dengan Tuanku (ay. 42, 44), majikannya, 

pemimpinnya dan pemberi berkatnya: Tuhan telah berfirman ke-

pada Tuanku. Tuhan  berfirman kepada sang Mesias (Ams. 110:1). 

Sekarang jika Kristus yaitu  anak Daud, mengapa Daud me-

manggilnya Tuanku? Jika Ia yaitu  Tuan dari Daud, mengapa 

pula kita memanggil-Nya Anak Daud? Ia membiarkan mereka 

mempertimbangkannya, namun mereka tidak dapat menyatukan 

hal yang kelihatannya bertentangan ini. namun , syukurlah kepada 

Tuhan  bahwa kita dapat mengerti hal ini, bahwa Kristus, sebagai 

Tuhan , yaitu  Tuan Daud, namun , Kristus, sebagai manusia, yaitu  

Anak Daud. Ia yaitu  tunas dan keturunan Daud (Why. 22:16). 

Dalam kemanusiawian-Nya, Ia yaitu  keturunan Daud, keturunan 

dari keluarganya. Akan namun , dalam keilahian-Nya, Ia yaitu  

tunas Daud, yang dari-Nya Daud memperoleh keberadaan dan 

kehidupannya, dan segala sumber anugerah.  

 

IV. Kita melihat bahwa para ahli Taurat di sini digambarkan dengan 

tabiat-tabiat mereka yang jelek, sehingga murid-murid diperingat-

kan secara terbuka untuk waspada terhadap mereka (ay. 45-47). 

Hal ini juga kita temukan dalam Markus 12:38, persis seperti 

yang dikisahkan di sini, dan lebih luas lagi dalam Matius 23. 

Kristus meminta murid-murid-Nya supaya waspada terhadap 

ahli-ahli Taurat, yang maksudnya: 

1.  “Waspyaitu  supaya jangan sampai ditarik ke dalam dosa oleh 

mereka, berhatilah-hatilah dalam mempelajari cara-cara mere-

ka, waspyaitu  jangan sampai mengikuti pandangan-pan-

dangan mereka, waspyaitu  terhadap apa yang menguasai 

jiwa-jiwa seperti itu. Janganlah kamu berlaku seperti mereka 

di dalam jemaat Kristen seperti mereka dalam jemaat Yahudi.” 

2. “Waspyaitu  agar jangan sampai dicelakakan oleh mereka,“ 

dalam arti yang sama seperti yang Ia katakan dalam Matius 

10:17, “Waspyaitu  terhadap semua orang”; sebab  ada yang 

akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; waspyaitu  

terhadap ahli-ahli Taurat, sebab  mereka akan berbuat demi-

kian. Waspyaitu  terhadap mereka, sebab :  

(1) “Mereka angkuh dan sombong bukan kepalang. Mereka 

suka berjalan-jalan di jalanan dengan memakai jubah pan-

jang, layaknya saudagar-saudagar (sebab  saudagar-sau-

dagar berjalan-jalan dengan memakai ikat pinggang yang 

diikatkan tinggi-tinggi), dan seperti penguasa-penguasa dan 

tuan-tuan tanah.“ Cedant arma togae – Kuasa ditunjukkan 

dengan pakaian. Mereka sangat suka melihat orang mem-

bungkuk kepada mereka di pasar, supaya orang tahu beta-

pa terhormatnya mereka itu. Mereka sangat bangga kalau 

didahulukan di tempat-tempat pertemuan. Mereka suka 

duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat 

terhormat dalam perjamuan, dan kalau sudah begini, mere-

ka memandang tinggi diri sendiri dengan sangat sombong-

nya dan memandang rendah semua yang ada di sekitar me-

reka. Aku bertakhta seperti ratu.  

(2) “Mereka sangat tamak dan suka menindas, dan menjadikan 

agama mereka sebagai jubah dan tameng untuk melaku-

kan kejahatan.” Mereka menelan rumah janda-janda, me-

nguasai harta benda mereka, dan kemudian dengan siasat 

tertentu menjadikannya milik mereka. Mereka hidup dari 

janda-janda itu, dan memakan habis segala yang dimiliki 

janda-janda itu. Janda-janda yaitu  mangsa yang empuk 

bagi mereka, sebab  mereka cenderung mudah untuk di-

buai dengan perkataan ahli-ahli Taurat yang indah-indah: 

yang mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-

panjang, mungkin dengan doa-doa panjang kepada janda-

janda yang sedang berduka, seakan-akan bukan hanya 

berbelas kasihan, namun  juga sangat mengasihi mereka. 

Dengan cara ini mereka berusaha merebut hati janda-janda 

dan mendapatkan uang dan harta benda mereka. Orang-

orang yang kelihatannya saleh seperti ini kalau diberikan 

emas yang banyak, mereka akan memberikan pertang-

gungjawaban sesuai anggapan mereka sendiri. 

Kristus memastikan kebinasaan mereka dengan perkataan 

yang singkat. “Mereka itu pasti akan menerima hukuman yang 

lebih berat,” hukuman yang dua kali lebih hebat, baik untuk 

perbuatan mereka yang melecehkan janda-janda yang malang, 

yang rumah-rumahnya ditelan mereka, dan juga untuk per-

buatan mereka yang melecehkan agama, khususnya dalam hal 

doa, yang mereka manfaatkan sebagai kedok untuk menjalan-

kan rencana-rencana duniawi dan jahat mereka supaya lebih 

masuk akal serta lebih berhasil lagi. Kesalehan yang penuh 

kepura-puraan yaitu  pelanggaran yang berlipat ganda. 

PASAL  2 1  

Dalam pasal ini kita temukan:  

I.  Perhatian Kristus dan pujian yang diberikan-Nya kepada se-

orang janda malang yang memasukkan dua peser ke dalam 

peti persembahan (ay. 1-4).  

II.  Nubuatan mengenai peristiwa-peristiwa di masa depan, 

sebagai jawaban atas pertanyaan murid-murid-Nya menge-

nai hal-hal ini  (ay. 5-7).  

1.  Mengenai apa yang akan terjadi di antara hal-hal terse-

but dan kehancuran Yerusalem, kristus-kristus palsu 

bermunculan, peperangan yang dahsyat dan pengania-

yaan terhadap pengikut-pengikut Kristus (ay. 8-19).  

2.  Mengenai kehancuran itu sendiri (ay. 20-24).  

3.  Mengenai kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali un-

tuk menghakimi dunia, dan tanda-tanda dan kejadian-

kejadian yang akan menyertai hal ini  (ay. 25-33).  

III.  Hal-hal yang harus dilakukan dengan semuanya ini, melalui 

kewaspadaan dan nasihat (ay. 34-36); penyampaian menge-

nai khotbah Kristus dan kehadiran orang-orang di situ (ay. 

37-38). 

Kristus Memuji Janda yang Miskin 

(21:1-4) 

1 saat  Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya mema-

sukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. 2 Ia melihat juga 

seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. 3 Lalu Ia 

berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi 

lebih banyak dari pada semua orang itu. 4 Sebab mereka semua memberi 

persembahannya dari kelimpahannya, namun  janda ini memberi dari keku-

rangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.” 

Perikop mengenai kisah yang pendek ini telah kita temukan sebelum-

nya dalam Injil Markus.  

Jadi, kisah ini dicatat sampai dua kali, untuk mengajarkan kita:  

1.  Bahwa amal kepada orang miskin yaitu  suatu hal yang utama 

dalam agama kita. Tuhan kita Yesus Kristus menggunakan setiap 

kesempatan untuk memuji dan menganjurkannya. Ia baru saja 

menyebutkan kebiadaban para ahli Taurat, yang menelan janda-

janda yang malang (ps. 20), dan mungkin di sini Ia bermaksud 

untuk menyinggung perbuatan mereka itu, dengan memperlihat-

kan bahwa janda-janda yang malang itu merupakan penyumbang 

terbaik dalam persembahan umum yang sering dimanfaatkan oleh 

para ahli Taurat dengan wewenang yang ada pada mereka.  

2.  Bahwa Yesus Kristus memperhatikan dan mengamati apa yang ki-

ta berikan kepada orang miskin, dan apa yang kita sumbangkan 

untuk berbuat saleh dan beramal. Kristus, walaupun perhatian-

Nya tertumpah untuk mengajar, Dia masih menyempatkan diri 

untuk melihat persembahan apa yang dimasukkan ke dalam peti 

persembahan (ay. 1). Ia mengamati apakah kita memberi dengan 

banyak dan lapang hati sesuai dengan apa yang kita miliki, atau 

apakah kita menghindar dan pelit untuk memberi. Bukan itu 

saja, mata-Nya melihat lebih jauh lagi, Ia mengamati apakah kita 

memberi dengan murah hati dan dengan hati yang rela, atau 

dengan menggerutu dan ogah-ogahan. Ini hendaknya membuat 

kita merasa was-was jangan-jangan kita gagal dalam menjalankan 

kewajiban kita yang satu ini. Manusia dapat ditipu dengan alas-

an-alasan yang Kristus tahu tidak berdasar. Jadi, ini hendaknya 

mendorong kita untuk banyak-banyak beramal, tanpa ada niat 

supaya diketahui manusia. Cukup hanya Kristus yang tahu. Ia 

melihatnya dengan diam-diam, dan akan menghargainya dengan 

terang-terangan.  

3. Bahwa Kristus mengamati dan menerima secara khusus perbuat-

an amal orang yang miskin. Orang-orang yang tidak memiliki apa-

apa untuk diberikan, masih bisa melakukan perbuatan amal yang 

besar dengan cara melayani mereka yang miskin, membantu me-

reka, memohon bantuan bagi mereka yang tidak berdaya atau 

yang tidak bisa memohon bantuan bagi diri mereka sendiri. Wa-

laupun demikian, di sini kita mendapati seseorang yang walaupun 

ia sendiri miskin, namun ia memberikan miliknya yang sedikit itu 

ke dalam peti persembahan. Walaupun hanya dua peser, jumlah 

yang tidak berarti, namun Kristus membesarkannya sebagai per-

buatan amal yang melebihi semua yang lain: Sesungguhnya janda 

miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. 

Kristus tidak menyalahkannya atas tindakannya yang kurang per-

timbangan, dengan memberikan apa yang sebenarnya diperlukan-

nya sendiri. Kristus pun tidak menganggap pemberian itu sebagai 

hal yang sia-sia di tengah-tengah persembahan orang kaya. Seba-

liknya, Ia justru memuji kemurahan hatinya dan kerelaannya un-

tuk berpisah dengan miliknya yang sangat sedikit demi kemuliaan 

Tuhan , yang bersumber dari iman dan ketergantungan terhadap 

pemeliharaan Tuhan  untuk menjaga dirinya. Jehovah-jireh – Tuhan 

akan menyediakan.  

4.  Bahwa kita harus menghargai apa pun yang bisa disebut sebagai 

persembahan kepada Tuhan , dan sesuai dengan kemampuan kita, 

ya, bahkan melebihi kemampuan kita, kita memberi dengan se-

nang hati untuk persembahan ini . Inilah yang disebut de-

ngan memberikan persembahan (kepada Tuhan ). Semua yang dibe-

rikan untuk menyokong pekerjaan pelayanan dan Injil, menyebar-

kan agama, mengajar orang muda, membebaskan tahanan-tahan-

an, memberikan kelegaan kepada janda-janda dan orang-orang 

asing, dan menjaga keluarga-keluarga yang miskin, semuanya ini 

diberikan sebagai persembahan (kepada Tuhan ), dan sungguh akan 

berkenan bagi Tuhan  dan mendapat ganjaran dari-Nya. 

Penghakiman Dinubuatkan 

(21:5-19) 

5 saat  beberapa orang berbicara tentang Bait Tuhan  dan mengagumi ba-

ngunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-

bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: 6 “Apa yang kamu lihat di situ 

– akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terle-

tak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.” 7 Dan murid-murid 

bertanya kepada Yesus, katanya: “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan 

apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” 8 Jawab-Nya: “Waspyaitu , supa-

ya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan mema-

kai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah 

kamu mengikuti mereka. 9 Dan jika  kamu mendengar tentang peperangan 

dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus 

terjadi dahulu, namun  itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” 10 


Ia berkata kepada mereka: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kera-

jaan melawan kerajaan, 11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di 

berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi 

juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. 12 

namun  sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu 

akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu 

akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh sebab  

nama-Ku. 13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. 14 Se-

bab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih 

dahulu pembelaanmu. 15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu 

kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-

lawanmu. 16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-

saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang 

di antara kamu akan dibunuh 17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh 

sebab  nama-Ku. 18 namun  tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan 

hilang. 19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” 

Perhatikanlah di sini:  

I.  Dengan penuh kekaguman beberapa orang berbicara mengenai 

keagungan dan kemegahan Bait Tuhan . Di antara mereka ada 

beberapa dari murid-murid Kristus sendiri juga. Mereka berusaha 

menarik perhatian-Nya terhadap bangunan itu yang dihiasi de-

ngan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang 

persembahan (ay. 5). Bagian luarnya dibangun dengan mengguna-

kan batu-batu yang indah-indah dan bagian dalamnya dipercan-

tik dan diperkaya dengan barang-barang persembahan yang diper-

sembahkan untuk maksud ini ; semuanya dipajang di situ. 

Mereka mengira bahwa Guru mereka akan sama terpesonanya 

dengan barang-barang ini  seperti halnya mereka, dan akan 

sangat menyesali kehancurannya sama seperti mereka. saat  

kita berbicara tentang Bait Tuhan , harusnya kita berbicara menge-

nai kehadiran Tuhan  di dalamnya, dan semua ketetapan Tuhan  dija-

lankan di dalamnya, dan persekutuan yang dimiliki umat-Nya de-

ngan-Nya di sana. Namun, sangatlah disayangkan jika saat  kita 

berbicara mengenai gereja, kita hanya memusatkan pembicaraan 

kita mengenai kemegahan dan kekayaannya, keagungan dan 

kekuasaan pejabat-pejabat dan pemimpin-pemimpin di dalamnya. 

sebab  keindahan raja ada di dalam. 

II. Kristus begitu memandang rendah keagungan bangunan Bait 

Tuhan  ini saat  berbicara mengenainya, dan dengan sedemikian 

pastinya Ia membicarakan kehancurannya yang tidak lama lagi 

akan terjadi (ay. 6): “Apa yang kamu lihat di situ, semua yang 

indah-indah yang sangat kamu kasihi itu, lihatlah, akan datang 

harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak 

di atas batu yang lain, dan beberapa orang yang masih hidup 

sekarang ini akan tetap hidup untuk menyaksikannya. Bangunan 

ini, yang kelihatannya sangat indah sehingga tidak ada seorang-

pun yang tega untuk merobohkannya dan yang kelihatannya 

begitu kokoh sehingga tidak ada seorang pun yang berpikir bahwa 

ada orang yang mampu merobohkannya, akan luluh lantak. Hal 

ini akan terjadi segera sesudah  Bait Tuhan  rohani dari gereja Injili 

(yang merupakan inti dari Bait bayangan ini ) mulai berkem-

bang di dunia ini.” Jika jauh-jauh hari kita sudah bisa melihat 

dengan iman bahwa semua kemuliaan yang tampak dari luar itu 

akan hancur dan pudar, kita seharusnya tidak mengarahkan hati 

kita kepadanya seperti orang-orang yang tidak dapat melihat atau 

tidak ingin melihat jauh ke depan.  

III. Dengan rasa penasaran, mereka yang berada di dekat-Nya berta-

nya-tanya kapan kehancuran yang dahsyat itu akan terjadi: Guru, 

bilamanakah hal itu akan terjadi? (ay. 7). Biasanya kita cenderung 

ingin mengetahui hal-hal di masa depan dan waktu terjadinya, 

padahal hal ini bukanlah menjadi bagian kita untuk mengetahui-

nya. Sebetulnya, yang harus kita pedulikan untuk kita ketahui 

yaitu  apa yang menjadi kewajiban kita dalam menantikan hal-

hal ini , dan bagaimana kita dapat mempersiapkan diri un-

tuk menghadapinya. Mereka bertanya mengenai apakah tanda-

nya, kalau itu akan terjadi? Mereka tidak bertanya mengenai sua-

tu tanda untuk sekarang ini untuk meneguhkan kebenaran nu-

buat itu sendiri supaya mereka dapat memercayainya (sebab  per-

kataan Kristus sudah cukup untuk itu), sebaliknya mereka ber-

tanya mengenai tanda-tanda yang akan tampak nanti saat  

penggenapan nubuat ini  mendekat, untuk mengingatkan 

mereka nanti. Tanda-tanda zaman inilah yang Kristus ajarkan 

kepada mereka untuk diamati. 

IV. Dengan begitu jelasnya dan lengkapnya Kristus menjawab perta-

nyaan-pertanyaan mereka, sejauh yang perlu untuk mengarahkan 

mereka dalam menjalankan kewajiban mereka; sebab  segala pe-

ngetahuan layak untuk dicari sejauh hal itu untuk dijalankan. 

1.  Mereka hendaknya mengerti bahwa mereka akan mendengar 

mengenai kemunculan Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi 

palsu (ay. 8): Banyak orang akan datang dengan memakai 

nama-Ku. Ia tidak memaksudkan dalam nama Yesus, walau-

pun ada beberapa penipu yang berpura-pura diutus oleh-Nya 

(Kis. 19:13). Yang dimaksudkan-Nya yaitu  mereka yang ber-

pura-pura menyandang gelar Mesias dan bertindak seperti 

Dia. Banyak orang berlagak bahwa merekalah yang akan 

membebaskan bangsa Yahudi dari orang Romawi. Mereka me-

netapkan kapan saat pembebasan itu akan terjadi. Dengan be-

gitu, mereka menjerat banyak orang menemui kebinasaan me-

reka. Mereka akan berkata, “Hoti egō eimi – Akulah Dia,” atau 

“Akulah,” seakan-akan memakai nama Tuhan  yang tidak bisa 

diucapkan itu, Akulah, yang dengannya Ia membuat diri-Nya 

dikenal saat  Ia datang untuk membebaskan Israel keluar 

dari Mesir. Mereka menyemangati orang untuk mengikuti me-

reka dengan menambahkan, “Waktunya semakin dekat saat  

kerajaan akan dipulihkan kepada bangsa Israel, dan semua 

orang yang mengikutiku akan memperoleh bagian di dalam-

nya.” Mengenai hal ini, Kristus memberikan mereka peringatan 

yang penting:  

(1) “Waspyaitu , supaya kamu jangan disesatkan; jangan 

mengkhayal bahwa Aku akan datang kembali dalam kemu-

liaan lahiriah untuk merebut takhta segala kerajaan. Tidak, 

kamu tidak boleh mengharapkan hal-hal demikian, sebab  

kerajaan-Ku bukan berasal dari dunia ini.” saat  mereka 

bertanya dengan penuh rasa ingin tahu dan penuh sema-

ngat, “Guru, bilamanakah itu akan terjadi?”, perkataan per-

tama yang Kristus ucapkan yaitu : “Waspyaitu , supaya 

kamu jangan disesatkan.” Perhatikanlah, mereka yang sa-

ngat suka bertanya-tanya dengan penuh rasa ingin tahu 

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan  (walau-

pun hal itu yang sangat baik) berada dalam ancaman yang 

paling besar untuk disesatkan, dan paling perlu mewas-

padai diri.  

(2) “Janganlah kamu mengikuti mereka. Kamu tahu bahwa Me-

sias akan datang sehingga kamu hendaknya tidak mencari-

cari yang lain. Oleh sebab  itu, janganlah kamu mende-

ngarkan apa pun yang keluar dari mulut mereka, atau ber-

urusan dalam hal apa pun dengan mereka.” Jika kita yakin 

bahwa Yesus-lah Kristus itu, dan ajaran-Nya yaitu  sung-

guh-sungguh Injil yang benar itu, yang berasal dari Tuhan , 

kita harus tuli terhadap segala Kristus lain dan Injil lain 

yang diperkenalkan. 

2.  Mereka harus siap mendengar bahwa akan terjadi kekacauan 

besar di antara bangsa-bangsa, dan banyak tanda-tanda kia-

mat mengerikan yang akan ditimpakan ke atas orang-orang 

Yahudi dan sesama mereka.  

(1) Akan ada peperangan yang dahsyat (ay. 10): Bangsa akan 

bangkit melawan bangsa. Salah satu pihak dari bangsa 

Yahudi akan bangkit melawan pihak lain dari bangsa itu 

sendiri, atau seluruh bangsa ini  akan melawan orang 

Romawi. Didorong oleh kristus-kristus palsu, dengan jahat-

nya mereka akan mencoba mematahkan kuk Romawi, de-

ngan mengangkat senjata melawan segala kekuasaan Ro-

mawi. Mereka telah menolak kebebasan yang ditawarkan 

Kristus, yang dengannya Ia akan memerdekakan mereka. 

sebab  itu Ia membiarkan mereka sendirian berusaha me-

raih kebebasan sipil mereka dengan cara-cara berdosa, dan 

sebab  itu tidak dapat berhasil.  

(2) Akan ada gempa bumi, gempa bumi yang dahsyat, di ber-

bagai tempat, yang tidak hanya akan menakutkan orang-

orang, namun juga menghancurkan kota-kota dan rumah-

rumah, dan menguburkan banyak orang di dalam rerun-

tuhan itu.  

(3) Akan ada kelaparan dan penyakit sampar, yang merupakan 

akibat-akibat umum dari peperangan, yang akan menghan-

curkan hasil-hasil bumi. sebab  manusia rapuh terhadap 

cuaca yang buruk dan kekurangan makanan, akan timbul 

penyakit-penyakit menular. Tuhan  memiliki berbagai macam 

cara untuk menghukum orang-orang yang memberontak. 

Empat macam kiamat yang sering dibicarakan nabi-nabi 

Perjanjian Lama sebagai ancaman juga ditegaskan oleh 

nabi-nabi Perjanjian Baru. Walaupun tanda-tanda kiamat 

atau hukuman secara rohani lebih umum ditimpakan pada 

masa Injil, namun Tuhan  juga menggunakan tanda-tanda 

kiamat atau hukuman jasmani atau lahiriah.  

(4) Akan ada hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda dari 

langit, penampakan-penampakan di langit yang tidak bia-

sanya, bintang-bintang berekor dan bintang-bintang yang 

terbakar, yang menakutkan orang-orang awam yang meli-

hatnya. Semua tanda ini biasanya dianggap sebagai pertan-

da buruk yang menandakan sesuatu yang buruk. Sekarang, 

mengenai hal ini, peringatan yang Ia berikan kepada me-

reka yaitu , “Janganlah kamu terkejut. Orang-orang lain 

akan takut sebab nya, namun janganlah kamu takut (ay. 

2). Terhadap hal-hal yang mengejutkan itu, janganlah kamu 

takut, hai kalian yang memandang ke atas, ke sorga, ke 

takhta pemerintahan Tuhan  di sorga yang paling tinggi. 

Janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun 

bangsa-bangsa gentar terhadapnya (Yer. 10:2). Dan menge-

nai kelaparan dan penyakit sampar, kamu berada dalam 

perlindungan tangan Tuhan , yang telah berjanji kepada me-

reka yang yaitu  milik-Nya bahwa mereka akan menjadi 

kenyang pada hari-hari kelaparan, dan bahwa Ia akan men-

jaga mereka dari penyakit sampar yang busuk. Oleh sebab  

itu, percayalah kepada-Nya, dan janganlah gentar. Ya, wa-

laupun kamu mendengar mengenai peperangan-peperang-

an, saat  di luar ada pertikaian-pertikaian dan di dalam 

ada kecemasan-kecemasan, janganlah kamu gentar. sebab  

kamu mengetahui hal terburuk yang dapat ditimpakan oleh 

kiamat-kiamat ini ke atas dirimu, janganlah gentar terha-

dap mereka,” sebab :  

[1] “Yang dapat kamu lakukan hanyalah berbuatlah se-

baik-baiknya dengan semuanya itu, sebab  segala keta-

kutanmu tidak dapat mengubahnya: Sebab semuanya 

itu harus terjadi dahulu. Tidak ada penangkal, kamu 

hendaknya berhikmat untuk membuat dirimu tenang 

dengan menyesuaikan dirimu dengan semuanya itu.”  

[2] “Akan ada hal yang lebih buruk menanti. Janganlah 

menghibur-hibur dirimu dengan angan-angan bahwa 

segera kamu akan melihat akhir dari segala tanda-tan-

da kiamat itu. Tidak, tidak secepat yang kamu pikirkan: 

Itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera, ti-

dak dengan tiba-tiba. Janganlah gentar, sebab  jika be-

lum apa-apa kamu sudah mulai kehilangan semangat, 

bagaimana mungkin kamu dapat bertahan dalam hal-

hal yang masih akan terjadi lagi di hadapanmu?” 

3.  Mereka harus sadar bahwa mereka sendiri akan menjadi tan-

da-tanda dan mujizat-mujizat di Israel. saat  mereka dianiaya, 

itulah yang menjadi pertanda awal akan terjadinya kehan-cur-

an kota ini  dan Bait Tuhan  seperti yang telah Ia nubuat-

kan sekarang. Bahkan, ini akan menjadi pertanda pertama 

mengenai kebinasaan mereka yang mendekat: “Sebelum se-

muanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya. Kiamat akan 

dimulai dari rumah Tuhan . Kamu harus lebih dulu menderita 

kesusahan sebagai peringatan atas mereka, sehingga jika me-

reka masih bisa menimbang, mereka dapat memikirkannya: 

Jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah 

yang akan terjadi dengan kayu kering? (1Ptr. 4:17-18) Namun 

ini belumlah semua. Hal ini harus dilihat bukan hanya sebagai 

penderitaan atas yang dianiaya, namun sebagai dosa dari para 

penganiaya. Sebelum penghakiman Tuhan  ditimpakan ke atas 

mereka, mereka akan memenuhi ukuran kefasikan mereka 

dengan menganiaya kamu.” Perhatikanlah, kebinasaan seke-

lompok orang selalu didahului oleh dosa mereka, dan tidak 

ada hal yang mengakibatkan kebinasaan menjadi lebih pasti 

dan lebih menyakitkan daripada dosa penganiayaan. Ini ada-

lah pertanda bahwa murka Tuhan  sedang menimpa sekelompok 

orang dengan sepenuh-penuhnya, yaitu saat  murka mereka 

menimpa hamba-hamba Tuhan  dengan sepenuh-penuhnya.  

Mengenai hal ini: 

(1)  Kristus memberi tahu mereka kesusahan-kesusahan se-

perti apa yang akan mereka derita demi nama-Nya. Intinya 

kurang lebih sama seperti apa yang Ia beri tahukan kepada 

mereka saat  Ia pertama kali memanggil mereka untuk 

mengikuti-Nya (Mat. 10): Mereka harus mengetahui upah 

dari mengikuti-Nya, sehingga mereka dapat duduk dahulu 

membuat anggaran biayanya. Rasul Paulus, yang merupa-

kan pekerja paling keras dan yang paling menderita di 

antara mereka semua, yang tidak berada di antara mereka 

sekarang, diberi tahu oleh Kristus sendiri betapa banyak 

penderitaan yang harus ia tanggung oleh sebab  nama-Nya 

(Kis. 9:16). Hal ini begitu pentingnya sehingga semua orang 

yang akan hidup saleh dalam Kristus Yesus tidak akan 

luput dari penganiayaan. Orang-orang Kristen saat itu, 

yang asalnya orang-orang Yahudi juga, dan yang juga ma-

sih sama-sama menunjukkan rasa hormat terhadap Per-

janjian Lama dan dasar-dasar agama Yahudi seperti orang-

orang Yahudi lainnya, walaupun hanya berbeda dalam hal 

tata cara ibadah, bisa saja berharap akan mendapat rasa 

iba dari sesama mereka para penganiaya Yahudi itu. Na-

mun, Kristus meminta mereka untuk tidak mengharapkan-

nya: “Tidak, mereka justru akan menjadi orang-orang yang 

paling keji dalam menganiaya engkau.”  

[1] “Mereka akan menggunakan kuasa gereja mereka sen-

diri untuk melawan engkau: Kamu akan diserahkan ke 

dalam rumah-rumah ibadat untuk dihukum dengan 

keras di sana, dan direndahkan dengan kutukan-kutuk-

an mereka.”  

[2] “Mereka akan memanas-manasi wali-wali negeri untuk 

melawan kamu: mereka akan menyerahkan kamu ke 

dalam penjara-penjara, sehingga kamu akan dihadap-

kan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh kare-

na nama-Ku, dan dihukum oleh mereka.”  

[3] “Kerabat-kerabatmu sendiri akan mengkhianati engkau 

(ay. 16), orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluar-

gamu dan sahabat-sahabatmu, sehingga kamu tidak 

tahu siapa lagi yang bisa dipercayai, atau di mana lagi 

ada tempat yang aman.”  

[4] “Amal ibadahmu akan dipandang sebagai suatu keja-

hatan yang layak mendapat hukuman mati, dan kamu 

akan dipaksa mencucurkan darah. Beberapa orang di 

antara kamu akan dibunuh. Kamu harus membuang 

jauh-jauh harapan akan kehormatan dan kekayaan, 

dan tidak ada yang bisa diharapkan selain daripada 

kematian saja, kematian dalam bentuknya yang paling 

mengerikan dan paling menakutkan. Ya.”  

[5] “Kamu akan dibenci semua orang oleh sebab  nama-Ku.” 

Hal ini lebih buruk dari kematian itu sendiri, dan peng-

genapannya terjadi saat  para rasul tidak hanya dija-

tuhi hukuman mati, namun  juga dijadikan tontonan bagi 

dunia, dianggap sampah dunia, dan kotoran dari segala 

sesuatu, dan dibenci dengan rasa jijik oleh setiap orang 

(1Kor. 4:9, 13). Mereka dibenci oleh semua orang, yaitu 

oleh semua orang yang jahat, yang tidak tahan terhadap 

terang Injil (sebab  Injil menyingkapkan segala perbuat-

an jahat mereka). sebab  itu mereka membenci orang-

orang yang membawa terang ini , menentang mere-

ka, dan akan mencabik-cabik mereka. Dunia yang fasik 

ini, yang benci untuk diubahkan, membenci Kristus 

Sang Pengubah yang agung, dan semua yang menjadi 

milik-Nya yang bekerja demi Dia. Penguasa-penguasa 

gereja Yahudi mengetahui dengan baik bahwa jika Injil 

diterima di antara orang-orang Yahudi, maka kuasa 

yang mereka salahgunakan akan berakhir. sebab  itu-

lah mereka menggalang segala kekuatan untuk menen-

tangnya, menjelek-jelekkan namanya, menjejali pikiran 

orang-orang dengan segala prasangka buruk mengenai-

nya, sehingga membuat para pengkhotbah dan orang-

orang yang memercayainya dibenci oleh orang banyak. 

(2) Ia menguatkan mereka untuk bertahan dalam menghadapi 

cobaan dan terus melanjutkan pekerjaan mereka, walau-

pun ada tantangan yang harus mereka hadapi. 

[1] Tuhan  akan membuat penderitaan-penderitaan menjadi 

kemuliaan bagi diri-Nya sendiri dan bagi mereka: “Hal 

itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi (ay. 

13). Oleh sebab  itu, kamu akan menjadi tanda. Dengan 

dianiaya di hadapan umum, kamu akan semakin mena-

rik perhatian, dan ajaran serta mujizat-mujizatmu akan 

semakin dicari-cari. Dengan dihadapkan kepada raja-

raja dan penguasa-penguasa, kamu akan mendapat ke-

sempatan untuk mewartakan Injil kepada mereka, yang 

kalau tidak demikian mungkin tidak akan pernah dide-

ngarkan oleh mereka. Penderitaan berat yang kamu 

alami, dengan dibenci oleh orang-orang yang paling keji, 

orang-orang yang hidup dalam kefasikan, akan menjadi 

kesaksian bahwa kamu yaitu  pribadi yang adil benar, 

sebab  kalau tidak demikian, kamu tidak akan dimu-

suhi orang-orang jahat ini . Keberanianmu, suka-

citamu, dan keteguhanmu dalam menghadapi penderi-

taan-penderitaan akan memberi kesaksian mengenai 

engkau, bahwa kamu memang memercayai apa yang 

kamu wartakan itu, bahwa kamu disokong oleh kuasa 

ilahi, dan bahwa Roh Tuhan  dan kemuliaan-Nya ada di 

dalam dirimu.” 

[2] “Tuhan  akan berada di pihakmu, dan mengakuimu dan 

membantumu dalam menghadapi ujian-ujianmu. Kamu 

yaitu  pembela-pembela-Nya dan sebab  itu kamu 

akan diperlengkapi-Nya dengan segala petunjuk (ay. 14-

15). Janganlah memusatkan perhatianmu untuk ber-

usaha mencari-cari jawaban atas berbagai pertanyaan, 

dakwaan, tuntutan,  tuduhan, dan interogasi yang akan 

ditanyakan kepadamu dalam pengadilan agama dan 

pengadilan negara. Sebaliknya, tetapkanlah di dalam 

hatimu, teguhkan hatimu, keraskan hatimu supaya ja-

ngan memikirkan dahulu pembelaanmu. Jangan bergan-

tung pada kepandaian dan kemampuanmu, kecermatan 

dan kebijakanmu, dan jangan meragukan atau merasa 

putus asa akan pertolongan anugerah ilahi, sebab  

pertolongan-Nya akan datang segera dengan cara yang 

luar biasa. Jangan mundur dari kepentingan Kristus, 

namun  yakinkan dirimu sendiri, bahwa ada bantuan dari 

Sang Pemelihara ilahi, sebab Aku menjanjikan bagimu 

bantuan anugerah ilahi yang istimewa. Sebaliknya, 

peganglah janji itu, sebab  Aku menjanjikan pertolong-

an anugerah ilahi yang khusus kepadamu: Aku sendiri 

akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat” (KJV: 

Aku akan memberikan kepadamu mulut dan hikmat). 

Ini membuktikan bahwa Kristus yaitu  Tuhan , sebab  

memberi hikmat yaitu  hak istimewa Tuhan  saja dan 

selain Dia tidak ada yang lain. Dialah yang membuat 

lidah manusia (KJV: mulut). Perhatikanlah, pertama, mu-

lut dan hikmat sama-sama memperlengkapi seseorang 

dalam pelayananan dan penderitaan. Hikmat untuk 

mengetahui apa yang harus dikatakan, dan mulut un-

tuk mengatakan apa yang harus dikatakan. Kita harus 

sangat bersyukur bahwa kita memiliki alat ucap dan 

kata-kata untuk memuliakan Tuhan  dan berbuat kebaik-

an. Kita harus bersyukur diperlengkapi dengan akal 

budi yang menyimpan hal-hal yang baru dan lama, dan 

alat tutur kata untuk mengeluarkan hal-hal ini . Ke-

dua, mereka yang membela tujuan Kristus dapat meng-

andalkan Dia untuk memberi mereka kata-kata hikmat. 

Inilah cara yang dihendaki dari mereka, yaitu untuk 

meminta kata-kata hikmat dari Dia, khususnya saat  

diperhadapkan dengan hakim-hakim negeri oleh sebab  

nama-Nya. Tidak dikatakan bahwa Ia akan mengutus 

seorang malaikat dari sorga untuk menjawab bagi 

mereka, walaupun Ia dapat melakukan hal ini. Namun, 

Ia akan memberi mereka kata-kata hikmat supaya 

mereka dapat menjawab bagi diri mereka sendiri, dan 

cara ini akan membawa kehormatan yang lebih besar 

bagi mereka, sebab  mereka harus menggunakan segala 

karunia dan anugerah yang Kristus perlengkapi dalam 

diri mereka, sehingga lebih memuliakan Tuhan  lagi, yang 

membungkamkan musuh dan pendendam dengan mulut 

bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu dengan mele-

takkan dasar kekuatan bagi mereka. Ketiga, saat  

Kristus memberikan kata-kata bijak kepada saksi-saksi-

Nya, mereka diberi kemampuan untuk menyatakan 

bahwa baik Dia maupun mereka sendiri tidak dapat 

ditentang atau dibantah lawan-lawan mereka, sehingga 

musuh-musuh mereka dibungkamkan dan dibuat 

heran. Hal ini digenapi dengan luar biasa pada masa itu 

sesudah  pencurahan Roh Kudus, yang melalui-Nya 

Kristus memberikan murid-murid-Nya mulut dan hik-

mat, saat  para rasul itu dihadapkan kepada imam-

imam kepala dan para penguasa. Para rasul menjawab 

semua pertanyaan mereka sehingga membuat mereka 

dipermalukan (Kis. 4, 5, dan 6). 

[3] “Kamu tidak akan benar-benar dibinasakan oleh semua 

kesusahan


Related Posts:

  • lukas 13-24 9 u sumber kewe-nangan-Nya kepada mereka yang mengetahui bahwa bap-tisan Yohanes Pembaptis berasal dari sorga namun tidak mau memercayainya dan mengakui apa yang  mereka keta-hui sendiri (ay. 7-8).   P… Read More