Yehezkiel 25

  


pintu Bait Suci, namun  di sini pintu itu sama lebarnya secara 

keseluruhan. Sebab pada zaman Injil, jalan ke tempat yang kudus 

itu dibuat lebih terbuka daripada di bawah Perjanjian Lama (Ibr. 

9:8), dan sebab  itu pintunya lebih lebar. Pintu-pintu ini digam-

barkan (ay. 23-24). Ruang besar dan tempat kudus memiliki  

pintunya masing-masing, dan pintu-pintu itu memiliki dua daun 

pintu, pintu-pintu lipat.  

4. Di sini kita mendapati gambaran tentang mezbah pembakaran 

ukupan, yang di sini dikatakan sebagai mezbah dari kayu (ay. 22). 

Tidak disebutkan bahwa mezbah itu disalut dengan emas. namun  

pasti mezbah itu dimaksudkan demikian, sebab kalau tidak, ia 

tidak akan sanggup menahan api yang akan membakar ukupan 

itu, kecuali kita menduga bahwa mezbah itu hanya dipakai untuk 

meletakkan pedupaan di atasnya. Atau kalau tidak, hal itu 

menyiratkan bahwa dupa yang akan dipersembahkan dalam bait 

Injil akan murni berupa dupa rohani, dan apinya api rohani, yang 

tidak akan menghanguskan mezbah dari kayu. Oleh sebab  itulah 

mezbah ini disebut meja. Inilah meja yang ada di hadirat TUHAN. 

Di sini, seperti sebelumnya, kita mendapati mezbah itu diubah 

menjadi meja. sebab  sekarang korban agung sudah dipersem-

bahkan, maka yang harus kita lakukan selanjutnya yaitu  

berpesta menyantap korban itu di meja Tuhan.  

5. Di sini ada pintu-pintu dan jendela-jendela yang dihiasi dengan 

pohon-pohon kurma, supaya  semuanya menyatu dengan dinding-

dinding Bait Suci (ay. 25-26). Demikian pula halnya, bait-bait 

yang hidup dihiasi bukan dengan emas, atau perak, atau perhias-

an yang mahal-mahal, melainkan dengan manusia batiniah yang 

tersembunyi, dengan perhiasan yang tidak binasa. 

 

 

PASAL 42  

asal ini melanjutkan dan menutup penggambaran dan pengukur-

an Bait Suci rohani dan misteri ini, yang perincian seni bangun-

annya sangat sulit dipahami, namun lebih sulit lagi memahami 

makna rohani dan misterinya. Di sini ada,  

I. Gambaran tentang bilik-bilik yang ada di sekitar pelataran-

pelataran, letak dan bentuknya (ay. 1-13), dan untuk keper-

luan-keperluan apa bilik-bilik itu dirancang (ay. 13-14).  

II. Peninjauan atas keliling tanah secara keseluruhan yang me-

nampung Bait Suci, dan pelataran-pelataran yang menjadi 

bagiannya (ay. 15-20). 

Penglihatan tentang Bait Suci 

(42:1-14) 

1 Lalu diiringnya aku ke pelataran luar bagian utara dan dibawanya aku ke 

bilik-bilik sebelah utara yang berhadapan dengan lapangan tertutup dan 

berhadapan dengan bangunan yang di ujung barat. 2 Panjang bangunan 

bilik-bilik itu di sebelah utara ialah seratus hasta dan lebarnya lima puluh 

hasta. 3 Berhadapan dengan yang dua puluh hasta dari pelataran dalam dan 

berhadapan dengan lantai batu yang ada  di pelataran luar ada serambi 

yang berhadap-hadapan dan yang bertingkat tiga. 4 Di depan bilik-bilik itu 

ada gang menuju ke dalam yang lebarnya sepuluh hasta dan panjangnya 

seratus hasta dan pintu-pintu masuknya yaitu  di sebelah utara. 5 Bilik-bilik 

di tingkat atas yaitu  lebih kecil dari bilik-bilik di tingkat bawah dan tingkat 

menengah dari bangunan itu oleh sebab  serambi-serambi itu memakan 

lebih banyak tempat dari bilik-bilik itu. 6 Sebab bilik-bilik itu bertingkat tiga 

dan tidak memiliki  tiang-tiang seperti yang ada di pelataran luar. Itulah 

sebabnya bilik-bilik atas lebih kecil dari bilik-bilik bawah atau tengah. 7 Di 

luar ada tembok yang sejajar dengan barisan bilik-bilik, berdekatan dengan 

pelataran luar dan ada  di hadapan bilik-bilik; panjangnya lima puluh 

hasta. 8 Sebab barisan bilik yang berbatasan dengan pelataran luar panjang-

nya yaitu  lima puluh hasta, namun  barisan bilik yang berbatasan dengan 

Bait Suci panjangnya seratus hasta. 9 Di bagian bawah bilik-bilik ini ada  

pintu masuk dari jurusan timur, kalau orang dari pelataran luar ingin masuk 

ke dalamnya, 10 dan pintu itu ada  pada pangkal tembok luar. Di sebelah 

selatan di hadapan lapangan tertutup itu dan di hadapan bangunan yang di 

ujung barat ada juga bilik-bilik 11 dan di depannya ada gang. Bilik-bilik ini 

serupa dengan bilik-bilik yang di sebelah utara, panjangnya dan lebarnya, 

pintu-pintu keluar dan rancangannya. Seperti pintu-pintu masuk di sebelah 

utara 12 begitulah pintu-pintu masuk bilik-bilik yang di sebelah selatan. Ada 

juga pintu pada pangkal jalan yang melintang di sisi tembok, yaitu pintu dari 

jurusan timur, kalau orang ingin masuk ke dalam bilik-bilik. 13 Lalu ia ber-

kata kepadaku: “Bilik-bilik yang di utara dan bilik-bilik yang di selatan yang 

menghadap ke lapangan tertutup, itulah bilik-bilik kudus, di mana imam-

imam, yang mendekat kepada TUHAN, memakan persembahan-persembahan 

maha kudus. Di sana mereka akan menaruh persembahan-persembahan 

maha kudus, korban sajian, korban penghapus dosa dan korban penebus 

salah, sebab tempat itu kudus. 14 Kalau para imam masuk ke tempat kudus, 

mereka tidak akan keluar ke pelataran luar, sebelum mereka menanggalkan 

pakaian mereka di sana, yang dipakainya waktu menyelenggarakan kebakti-

an, sebab pakaian-pakaian itu yaitu  kudus. Mereka harus memakai pakai-

an yang lain, barulah mereka boleh datang ke tempat umat TUHAN.” 

Sang nabi sudah melihat dengan sangat terperinci Bait Suci dan ba-

ngunan-bangunan yang menjadi bagiannya, dan sekarang ia dibawa 

kembali ke pelataran luar, untuk mengamati bilik-bilik yang ada di la-

pangan itu. 

I.   Di sini ada gambaran tentang bilik-bilik ini, yang tampak (seperti 

apa yang digambarkan sebelumnya) sangat membingungkan dan 

rumit bagi kita, sebab  kita tidak menguasai bahasa Ibrani dan 

aturan-aturan seni bangunan pada masa itu. Kita hanya akan 

mengamati, secara umum,  

1. Bahwa di sekitar Bait Suci, yang merupakan tempat ibadah 

umum, ada bilik-bilik pribadi, untuk mengajar kita bahwa 

ibadah kita kepada Allah dalam kumpulan jemaat tidak melu-

putkan kita dari kewajiban-kewajiban ibadah pribadi. Kita 

tidak hanya harus beribadah di pelataran-pelataran rumah 

Allah, namun  juga, baik sebelum maupun sesudah beribadah di 

sana, harus masuk ke bilik pribadi kita, masuk ke kamar kita 

sendiri, dan membaca serta merenung, dan berdoa kepada 

Bapa kita yang ada di tempat tersembunyi. Banyak sekali 

penghiburan yang sudah didapat umat Allah dalam 

persekutuan mereka dengan Allah secara pribadi.  

2. Bahwa bilik-bilik ini ada banyak. Bilik-bilik itu ada tiga ting-

kat, dan, meskipun tingkat-tingkat yang lebih tinggi tidak 

begitu luas seperti tingkat-tingkat yang lebih rendah, namun 

semuanya bisa dipakai dengan baik untuk menyendiri (ay. 5-

Kitab Yehezkiel 42:1-14  

6). Bilik-bilik itu ada banyak, untuk memudahkan orang-orang 

saleh seperti Hana, nabi perempuan itu, yang tidak pernah me-

ninggalkan Bait Allah siang malam (Luk. 2:37). Di rumah Bapa-

Ku banyak tempat tinggal. Di rumah-Nya di bumi juga ada 

banyak tempat tinggal. Banyak orang melalui iman sudah ber-

diam di tempat kudus-Nya, namun  sekalipun demikian masih 

ada tempat.  

3. Bahwa bilik-bilik ini, meskipun untuk keperluan pribadi, na-

mun berada di dekat Bait Suci, dalam jarak pandangnya, da-

lam jangkauannya, untuk mengajar kita supaya  lebih men-

dahulukan ibadah umum daripada ibadah pribadi (TUHAN 

lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tem-

pat kediaman Yakub, dan kita pun harus demikian), dan 

supaya  kita mengaitkan ibadah pribadi kita dengan ibadah 

umum. Ibadah-ibadah yang kita lakukan di kamar pribadi kita 

haruslah dilakukan untuk mempersiapkan kita bagi ibadah-

ibadah yang dilakukan di depan umum, dan untuk semakin 

memajukan kita dalam menjalankan ibadah-ibadah umum itu, 

sesuai dengan kesempatan yang ada pada kita.  

4. Bahwa di depan bilik-bilik ini ada gang menuju ke dalam yang 

lebarnya lima meter (ay. 4). Di gang itu orang-orang yang tinggal 

di bilik-bilik ini bisa bertemu untuk bercakap-cakap, bisa ber-

jalan-jalan dan berbincang-bincang untuk membangun satu 

sama lain, bisa menceritakan pengetahuan dan pengalaman-

pengalaman mereka. Sebab kita tidak boleh menghabiskan 

seluruh waktu kita antara jemaat dan kamar pribadi, meskipun 

banyak waktu dapat dihabiskan untuk tujuan yang sangat baik 

di dalam jemaat maupun kamar pribadi. namun  manusia dicip-

takan untuk hidup bermasyarakat, dan orang-orang Kristen 

diciptakan untuk bersekutu dengan orang-orang kudus. Kewa-

jiban-kewajiban dari persekutuan itu harus kita jalankan 

dengan kesadaran hati nurani, dan kita harus mendapat peng-

hiburan dari hak-hak istimewa dan kesenangan-kesenangan 

persekutuan itu. Dijanjikan kepada Yosua, yang merupakan 

imam besar di Bait Suci kedua, bahwa Allah akan mengizin-

kannya masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini 

(Za. 3:7). 

II.  Di sini ditetapkan kegunaan bilik-bilik ini (ay. 13-14). 

1. Bilik-bilik itu yaitu  untuk imam-imam yang mendekat kepada 

Tuhan, supaya  mereka bisa selalu dekat dengan pekerjaan 

mereka dan tidak menjadi penduduk luar. Inilah alasan bilik-

bilik itu disebut bilik-bilik kudus, sebab bilik-bilik itu dipakai 

untuk keperluan orang-orang yang melayani hal-hal yang ku-

dus sewaktu mereka sedang menjalankan pelayanan itu. 

Orang-orang yang memiliki  pekerjaan umum yang harus 

dilakukan bagi Allah dan jiwa-jiwa manusia perlu sering me-

nyendiri, untuk melayakkan mereka bagi pekerjaan itu. Ham-

ba-hamba Tuhan harus menghabiskan banyak waktu di bilik-

bilik mereka, dengan membaca, merenung, dan berdoa, supaya  

kemajuan mereka nyata kepada semua orang Dan mereka 

harus diberi kemudahan-kemudahan untuk tujuan ini.  

2. Di sana para imam harus menaruh persembahan-persembah-

an maha kudus, bagian-bagian persembahan yang menjadi 

bagian mereka. Dan di sana mereka harus memakannya, 

mereka dan keluarga-keluarga mereka, dengan mengikuti tata 

cara agama, sebab tempat itu kudus. Dan dengan demikian 

mereka harus membuat pembedaan antara pesta perjamuan 

korban dan makanan-makanan lain.  

3. Di sanalah (di antara kegunaan-kegunaan lain) mereka harus 

meletakkan jubah-jubah mereka, yang telah ditetapkan Allah 

untuk mereka pakai saat  mereka mengadakan kebaktian di 

mezbah, semua efod, kemeja, ikat pinggang, dan destar mere-

ka. Kita membaca tentang penyediaan pakaian-pakaian bagi 

para imam sesudah  mereka kembali dari pembuangan (Neh. 

7:70, 72). sesudah  mereka selesai mengadakan kebaktian di 

mezbah, mereka harus menyimpan pakaian-pakaian itu, un-

tuk menandakan bahwa kegunaan pakaian-pakaian itu hanya 

berlangsung selama tugas pelayanan mereka. namun  mereka 

harus memakai pakaian yang lain, seperti yang dipakai orang 

lain, saat  mereka datang ke tempat umat TUHAN, yaitu un-

tuk melakukan bagian pelayanan mereka yang berhubungan 

dengan umat, untuk mengajar mereka hukum Taurat dan 

menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Pakaian-pakaian 

kudus mereka harus ditanggalkan, supaya  mereka tetap ber-

sih dan sopan, yang akan membawa pujian bagi pelayanan 

mereka.

Kitab Yehezkiel 42:15-20 

Penglihatan tentang Bait Suci 

(42:15-20) 

15 Sesudah ia selesai dengan mengukur seluruh bangunan dalam itu, ia 

mengiring aku menuju pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, lalu 

mengukur sekeliling lingkungan Bait Suci itu. 16 Ia mengukur sisi timur 

dengan tongkat pengukur: lima ratus hasta menurut tongkat pengukur. Lalu 

ia berputar 17 dan mengukur sisi utara: lima ratus hasta menurut tongkat 

pengukur. Ia berputar lagi 18 ke sisi selatan dan mengukurnya: lima ratus 

hasta menurut tongkat pengukur. 19 Kemudian ia berputar ke sisi barat dan 

mengukurnya: lima ratus hasta menurut tongkat pengukur. 20 Keempat 

sisinya diukur. Sekeliling lingkungan itu ada tembok: panjangnya lima ratus 

hasta dan lebarnya lima ratus hasta, untuk memisahkan yang kudus dari 

yang tidak kudus. 

Kita sudah mengiringi pengukuran Bait Suci rohani dan misteri ini, 

dan sekarang akan melihat seberapa jauh tanah suci yang kita injak 

ini membentang. Tanah suci itu juga diukur di sini, dan didapati 

sangat luas kelilingnya. Amatilah, 

1.  Berapa ukuran-ukurannya. Tanah Suci itu terbentang lima ratus 

hasta menurut tongkat pengukur di setiap sisinya (ay. 16-19), 

dengan satu tongkat pengukur di atas tiga meter. Jadi setiap 

sisinya mencapai seribu lima ratus meter, yang, sebab  tanahnya 

berbentuk persegi, kelilingnya di atas enam ribu meter. Demikian-

lah luasnya pinggiran-pinggiran (kalau saya boleh menyebutnya 

demikian) Bait Suci rohani dan misteri ini. Ini menandakan 

sangat luasnya jemaat pada zaman Injil, saat  semua bangsa di-

muridkan dan kerajaan-kerajaan dunia dijadikan kerajaan-keraja-

an Kristus. Harus diberikan ruang di pelataran-pelataran Allah 

bagi khalayak ramai dari bangsa-bangsa bukan Yahudi yang akan 

datang berbondong-bondong ke sana, seperti yang dinubuatkan 

(Yes. 49:18; 60:4). Hal ini sudah dipenuhi sebagiannya dengan 

masuknya bangsa-bangsa bukan Yahudi ke dalam jemaat. Dan 

kita percaya bahwa itu akan digenapi secara lebih penuh saat  

jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain masuk dan seluruh 

Israel diselamatkan.  

2. Mengapa ukuran-ukurannya dibuat sedemikian luas. Hal itu 

dimaksudkan untuk membuat pemisahan, dengan membuat jarak 

yang sangat jauh antara yang kudus dan yang tidak kudus. Itulah 

sebabnya ada dinding yang mengelilinginya, untuk menjauhkan 

orang-orang yang najis dan memisahkan antara yang berharga 

dan yang hina. Perhatikanlah, harus dibuat pembedaan antara 

hal-hal umum dan hal-hal sakral, antara nama Allah dan nama-

nama lain, antara hari-Nya dan hari-hari lain, kitab-Nya dan 

kitab-kitab lain, ketetapan-ketetapan-Nya dan ibadah-ibadah lain. 

Dan harus diberikan jarak antara tindakan-tindakan duniawi kita 

dan tindakan-tindakan ibadah kita, hingga kita dapat tetap 

menyembah Allah dengan waktu jeda yang khidmat. 

 

 

 

 

PASAL 43  

ang nabi telah memperlihatkan kepada kita Bait Suci yang rohani 

dan misteri, yaitu jemaat Injil, sebagaimana ia menerimanya dari 

Tuhan. supaya  tampak bahwa Bait Suci itu tidak didirikan dengan 

sia-sia, ia perlu menggambarkan, dalam pasal ini dan pasal berikut-

nya, ibadah penyembahan yang akan dijalankan di dalamnya, namun  

dengan menggunakan ibadah-ibadah Perjanjian Lama sebagai per-

lambang. Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Dikuasainya Bait Suci ini, oleh kemuliaan Allah yang meme-

nuhinya (ay. 1-6).  

II. Sebuah janji yang diberikan tentang kelanjutan hadirat Allah 

bersama umat-Nya, dengan syarat mereka kembali kepada 

cara ibadah yang ditetapkan, dan terus menjalankannya, dan 

meninggalkan berhala-berhala mereka dan penyembahan 

berhala mereka (ay. 7-12). 

III. Sebuah gambaran tentang mezbah untuk korban-korban ba-

karan (ay. 13-17).  

IV. Petunjuk-petunjuk yang diberikan untuk menahbiskan mez-

bah itu (ay. 18-27). Yehezkiel tampaknya di sini berdiri di 

antara Allah dan Israel, seperti yang dilakukan Musa hamba 

Tuhan saat  tempat kudus pertama kali didirikan. 

Penglihatan tentang Bait Suci 

(43:1-6) 

1 Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang, yaitu pintu gerbang yang menghadap 

ke sebelah timur. 2 Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah 

timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu dan 

bumi bersinar sebab  kemuliaan-Nya. 3 Yang kelihatan kepadaku itu yaitu  

seperti yang kelihatan kepadaku saat  Ia datang untuk memusnahkan kota 

itu dan seperti yang kelihatan kepadaku di tepi sungai Kebar, maka aku 

sembah sujud. 4 Sedang kemuliaan TUHAN masuk di dalam Bait Suci melalui 

pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, 5 Roh itu mengangkat aku 

dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh ke-

muliaan TUHAN. 6 Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam 

Bait Suci itu – orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku. 

sesudah  Yehezkiel dengan sabar melihat-lihat bait Allah, kemuliaan 

terbesar di bumi ini, ia diperbolehkan masuk ke bagian yang lebih 

tinggi, dan diberi kehormatan dengan melihat kemuliaan-kemuliaan 

dunia atas. Dikatakan kepadanya, Naiklah ke mari. Ia sudah melihat 

Bait Suci, dan melihatnya sangat luas dan megah. namun  , 

sebelum kemuliaan Allah datang kepadanya, Bait Suci itu hanya 

seperti mayat-mayat yang sudah dilihatnya dalam penglihatan (ps. 

37), yang tidak memiliki nafas hidup sampai Roh kehidupan masuk 

ke dalamnya. Oleh sebab itulah di sini ia melihat Bait Suci itu di-

penuhi dengan kemuliaan Allah. 

I. Ia mendapat penglihatan tentang kemuliaan Allah (ay. 2), kemulia-

an Allah Israel, Allah yang mengikat kovenan dengan Israel, yang 

mereka abdi dan sembah. Berhala-berhala bangsa kafir tidak 

memiliki  kemuliaan selain yang diberikan kepada mereka oleh 

tukang emas atau pelukis. namun  ini yaitu  kemulia-an Allah 

Israel. Kemuliaan ini datang dari sebelah timur, dan sebab  itu ia 

dibawa ke pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur, untuk 

menantikan kemunculan dan kedatangannya. Bintang Kristus 

terlihat di Timur, dan Dialah malaikat lain yang muncul dari tempat 

matahari terbit itu (Why. 7:2). Sebab Dia yaitu  bintang timur, Dia 

yaitu  surya kebenaran. Dua hal yang diamatinya dalam pe-

nampakan kemuliaan Allah ini:  

1. Kuasa firman Allah yang didengarnya: Terdengarlah suara 

seperti suara air terjun yang menderu, yang terdengar sangat 

jauh, dan menimbulkan berbagai kesan. Suara pusaran su-

ngai itu menyenangkan, sedangkan suara deru laut mengeri-

kan (Why. 1:15; 14:2). Injil Kristus, yang dalam kemuliaannya 

Ia bersinar, harus diberitakan dengan lantang, kabar tentang-

nya harus didengar di tempat-tempat yang jauh. Untuk sebagi-

an orang, Injil menjadi bau kehidupan, dan untuk sebagian 

yang lain bau kematian, tergantung seperti apa orangnya. 

2. Cemerlang penampilan-Nya yang dilihatnya: Bumi bersinar 

sebab  kemuliaan-Nya. Sebab Allah yaitu  terang, dan tak se-

Kitab Yehezkiel 43:1-6 

orang pun tahan memandang kemilau cahaya-Nya, tak se-

orang pun pernah melihatnya atau bisa melihatnya. Perhati-

kanlah, kemuliaan Allah yang bersinar di dalam jemaat ber-

sinar atas dunia. saat  Allah tampil bagi Daud, sinar di ha-

dapan-Nya menyerakkan awan-awan (Mzm. 18:13). Penampak-

an kemuliaan Allah kepada Yehezkiel ini diamatinya sama 

dengan penglihatan yang dilihatnya saat  ia pertama kali 

menerima penugasannya (ps. 1:4), seperti yang kelihatan ke-

padaku di tepi sungai Kebar (ay. 3). sebab  Allah itu sama, Ia 

berkenan menyatakan diri-Nya dengan cara yang sama, sebab 

pada-Nya tidak ada perubahan. “Penglihatan itu sama,” kata 

Yehezkiel, “seperti yang kelihatan kepadaku saat  aku datang 

untuk memusnahkan kota itu (KJV), yaitu, untuk menubuatkan 

kehancuran kota itu.” Ia melakukannya dengan wewenang dan 

keberhasilan yang sedemikian rupa, dan kejadiannya begitu 

tepat menggenapi nubuatnya, sehingga ia dapat dikatakan 

telah memusnahkan kota itu saat ia mengatakannya. Sebagai 

hakim, dalam nama Allah, ia menjatuhkan hukuman atas kota 

itu, yang dilaksanakan dengan segera. Allah menampakkan 

diri dengan cara yang sama saat  Ia mengutusnya untuk 

menyampaikan kata-kata yang penuh kengerian, dan saat  Ia 

mengutusnya untuk menyampaikan kata-kata penghiburan. 

Sebab dalam kedua-duanya Allah dimuliakan dan akan 

dimuliakan. Dialah yang mematikan dan yang menghidupkan, 

Dia telah meremukkan, namun  Dialah yang menyembuhkan (Ul. 

32:39). Dari tangan yang sama yang telah menghancurkan 

itulah kita harus mencari kelepasan kita. Dialah yang telah 

memukul dan yang akan membalut. Una eademque manus 

vulnus opemque tulit – Tangan yang sama menimbulkan luka 

dan menyembuhkan luka itu. 

II.  Sang nabi mendapat penglihatan tentang masuknya kemuliaan ini 

ke dalam Bait Suci. saat  ia melihat kemuliaan ini, ia sembah 

sujud (ay. 3), sebab  tidak sanggup memandang kemilau kemulia-

an Allah, atau lebih tepatnya seperti orang yang bersedia mem-

beri-Nya kemuliaan atas kejadian itu dengan pemujaan yang 

penuh kerendahan hati dan penghormatan. namun  Roh itu meng-

angkat dia (ay. 5) saat  kemuliaan TUHAN sudah masuk di dalam 

Bait Suci (ay. 4), supaya  ia dapat melihat betapa Bait Suci itu 

penuh dengan kemuliaan Tuhan. Ia sudah melihat bagaimana ke-

muliaan Tuhan dalam penampakan yang sama ini meninggalkan 

Bait Suci, sebab  Bait Suci itu dinajiskan, yang membuatnya 

sangat sedih. Sekarang ia akan melihat kemuliaan Tuhan itu 

kembali ke Bait Suci, yang membuatnya penuh rasa syukur (Lihat 

ps. 10:18-19; 11:23). Perhatikanlah, meskipun mungkin Allah me-

ninggalkan umat-Nya untuk sesaat, namun Ia akan kembali 

dengan kasih setia yang kekal. Kemuliaan Allah memenuhi Bait 

Suci itu seperti Ia dahulu memenuhi Kemah Suci yang didirikan 

Musa dan Bait Suci yang dibangun Salomo (Kel. 40:34; 1Raj. 

8:10). Nah, kita tidak mendapati bahwa Shekinah atau kemuliaan 

Allah pernah menguasai Bait Suci yang kedua dengan cara itu, 

dan sebab  itu penglihatan ini akan digenapi dalam kemuliaan 

anugerah ilahi yang bersinar begitu terang dalam jemaat Injil, dan 

memenuhinya. Di sini tidak disebutkan tentang awan yang 

memenuhi Bait Suci seperti sebelumnya, sebab sekarang kita 

dengan muka yang tidak berselubung melihat kemuliaan Tuhan, 

dalam wajah Kristus, dan tidak seperti pada waktu dulu melalui 

awan-awan perlambangan. 

III. Sang nabi menerima petunjuk-petunjuk dari kemuliaan Tuhan 

secara lebih langsung, seperti yang diterima Musa saat  Allah 

menguasai Kemah Suci (Im. 1:1): Lalu aku mendengar Dia ber-

firman kepadaku dari dalam Bait Suci itu (ay. 6). sebab  kemulia-

an Allah bersinar di dalam jemaat, maka kita harus bersiap 

bahwa pastilah kita juga akan menerima sabda-sabda ilahi. Orang 

yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku. Kita tidak akan 

tahan mendengar suara Allah, sama seperti kita tidak akan tahan 

melihat wajah Allah, jika Yesus Kristus tidak berdiri di samping 

kita sebagai Pengantara. Atau, jika orang ini yaitu  malaikat 

ciptaan, dapat diamati bahwa saat  Allah mulai berbicara kepada 

Yehezkiel, ia berdiri di samping dan memberi jalan, sebab tidak 

memiliki  apa-apa lagi untuk dikatakan. Bahkan, ia berdiri di 

samping sang nabi, sebagai orang yang ikut belajar bersamanya. 

Sebab kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, 

kepada para malaikat sendiri, yang ingin mengetahui hal-hal ini, 

diberitahukan oleh jemaat pelbagai ragam hikmat Allah (Ef. 3:10). 

Orang itu berdiri di sampingnya untuk memimpinnya ke tempat 

Kitab Yehezkiel 43:7-12 

di mana ia bisa menerima penyingkapan-penyingkapan yang lebih 

jauh (44:1). 

Penglihatan tentang Bait Suci 

(43:7-12) 

7 dan Ia berfirman kepadaku: “Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku 

dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah 

orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan 

menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, 

dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah 

mati; 8 juga tidak dengan meletakkan ambang pintu mereka dekat ambang 

pintu-Ku atau mendirikan tiang-tiang pintu mereka dekat tiang-tiang pintu-

Ku, sehingga hanya dinding yang memisahkan Aku dari mereka. Mereka 

menajiskan nama-Ku yang kudus dengan perbuatan-perbuatan mereka yang 

keji, maka dari itu Aku menghabiskan mereka dalam amarah-Ku. 9 Sekarang, 

mereka akan menjauhkan ketidaksetiaan mereka dan mayat raja-raja mereka 

dari pada-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengah mereka untuk selama-

lamanya. 10 Maka engkau, hai anak manusia, terangkanlah kepada kaum 

Israel tentang Bait Suci ini, agar mereka menjadi malu melihat kesalahan-

kesalahan mereka, juga bagaimana Bait Suci itu kelihatan dan rancangan-

nya. 11 Dan kalau mereka merasa malu melihat segala sesuatu yang dilaku-

kan mereka, gambarlah Bait Suci itu, bagian-bagiannya, pintu-pintu keluar 

dan pintu-pintu masuknya dan seluruh bagannya; beritahukanlah kepada 

mereka segala peraturannya dan hukumnya dan tuliskanlah itu di hadapan 

mereka, agar mereka melakukan dengan setia segala hukumnya dan peratur-

annya. 12 Inilah ketentuan mengenai Bait Suci itu: seluruh daerah yang di 

puncak gunung itu yaitu  maha kudus. Sungguh, inilah ketentuan menge-

nai Bait Suci itu.” 

Allah di sini, pada dasarnya, memperbarui kovenan-Nya dengan 

umat-Nya Israel, sesudah  Ia kembali menguasai Bait Suci, dan Yehez-

kiel merundingkan perkaranya, seperti yang dilakukan Musa sebe-

lumnya. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi para tawanan pada saat 

mereka kembali, baik untuk mendapat arahan maupun dorongan. 

namun  ini melihat lebih jauh, kepada orang-orang yang diberkati 

dengan hak-hak istimewa Bait Suci Injil, supaya  mereka mengerti 

bagaimana mereka harus berperilaku baik di hadapan-Nya. 

I.  Allah, melalui sang nabi, mengingatkan mereka akan tindakan-

tindakan mereka sebelumnya yang menyulut murka-Nya, yang 

sebab nya mereka tertindih lama di bawah tanda-tanda kemurka-

an-Nya. Pernyataan yang menyatakan kesalahan mereka di masa 

lalu ini disampaikan kepada mereka untuk membuka jalan bagi 

penghiburan-penghiburan yang dirancang untuk mereka. Meski-

pun Allah memberi dengan tidak membangkit-bangkit, namun 

sudah sepatutnya kita, saat  Ia mengampuni, menegur diri kita 

sendiri atas perilaku kita yang tidak layak terhadap-Nya. Oleh 

sebab itu, biarlah sekarang mereka ingat,  

1.  Bahwa sebelumnya mereka telah menajiskan nama Allah yang 

kudus, telah mencemarkan dan melecehkan semua hal sakral 

yang melaluinya Ia menyatakan diri-Nya di antara mereka (ay. 

7). Mereka dan raja-raja mereka telah mendatangkan peng-

hinaan terhadap agama yang mereka akui, dan terhadap 

hubungan mereka dengan Allah, dengan persundalan rohani 

mereka, penyembahan berhala mereka, dan dengan menyem-

bah patung-patung, yang mereka sebut raja-raja mereka 

(sebab demikianlah arti Molokh) atau tuan-tuan mereka (sebab 

demikianlah arti Baal). namun  sebenarnya itu yaitu  mayat 

raja-raja, bukan hanya tak bernyawa dan tak berguna, namun  

juga memuakkan dan menjijikkan seperti bangkai-bangkai, di 

bukit-bukit pengorbanan mereka, yang didirikan untuk meng-

hormati berhala-berhala mereka. Mereka telah menajiskan 

nama Allah dengan perbuatan-perbuatan mereka yang keji. 

Dan apa gerangan perbuatan-perbuatan mereka yang keji itu? 

Dengan meletakkan ambang pintu mereka dekat ambang pintu-

Ku, dan mendirikan tiang-tiang pintu mereka dekat tiang-tiang 

pintu-Ku, yaitu, mereka menambahkan temuan-temuan mere-

ka sendiri ke dalam ketetapan-ketetapan Allah, dan mendesak 

semua orang untuk mematuhinya, seolah-olah semua temuan 

mereka itu sama-sama berwenang dan berhasil, padahal ajar-

an yang mereka ajarkan ialah perintah manusia (Yes. 29:13). 

Atau, lebih tepatnya, mereka mendirikan mezbah-mezbah bagi 

berhala-berhala mereka bahkan di pelataran-pelataran Bait 

Suci, dan tidak ada penghinaan lain yang lebih kurang ajar 

terhadap Keagungan Ilahi daripada perbuatan mereka ini. 

Demikianlah mereka mendirikan sebuah dinding yang memi-

sahkan Dia dari mereka, yang menghentikan aliran perkenan-

an-perkenanan-Nya kepada mereka dan merusak keberkenanan 

ibadah-ibadah mereka kepada-Nya. Lihatlah betapa besar peng-

hinaan yang diberikan orang-orang berdosa kepada Allah, saat  

mereka mendirikan dinding-dinding melawan dinding-dinding-

Nya, dan menggusur Dia keluar dari apa yang menjadi hak-Nya. 

Dan lihatlah bagaimana mereka mencederai diri mereka sendiri, 

sebab semakin dekat orang datang kepada Allah dengan dosa-

Kitab Yehezkiel 43:7-12  

dosa mereka, semakin jauh mereka menjauhkan Dia dari diri 

mereka sendiri. Sebagian orang memahami hal ini demikian: 

Rumah-rumah mereka dekat dengan rumah Allah, tiang-tiang 

dan ambang-ambang pintu mereka dekat dengan tiang-tiang 

dan ambang-ambang pintu-Nya, sehingga mereka bisa dikata-

kan sebagai tetangga-tetangga sebelah-Nya, hanya ada dinding 

yang memisahkan Aku dari mereka (demikian dalam tafsiran 

yang agak luas). Dengan begitu, bisa diharapkan bahwa mere-

ka mau memperkenalkan diri kepada-Nya dan ambil peduli 

untuk menyenangkan hati-Nya. Namun demikian, mereka 

tidak seramah itu sebagai tetangga. Perhatikanlah, sering 

terbukti benar, semakin dekat dengan tempat ibadah, semakin 

jauh dari Allah. Mereka, melalui pengakuan iman mereka, 

mengikat kovenan dengan Allah, namun mereka menajiskan 

tempat takhta-Nya dan tempat tapak kaki-Nya, yaitu Bait Suci-

Nya, di mana Ia berdiam dan memerintah. Yerusalem disebut 

kota Allah kita (Mzm. 48:2) dan tumpuan kaki-Nya (Mzm. 99:5; 

132:7). Perhatikanlah, jika  ketetapan-ketetapan Allah dina-

jiskan, nama-Nya yang kudus dicemarkan.  

2. Bahwa sebab  itu Allah mengadakan perseteruan dengan 

mereka dalam kesusahan-kesusahan yang menimpa mereka 

belakangan ini. Mereka tidak bisa mengecam dan menyalah-

kan Dia, sebab Ia hanya menimpakan ke atas mereka sesuai 

yang pantas mereka dapatkan sebab  dosa-dosa mereka: Maka 

dari itu Aku menghabiskan mereka dalam amarah-Ku. Perhati-

kanlah, orang-orang yang mencemarkan nama Allah yang ku-

dus jatuh di bawah murka-Nya yang adil. 

II.  Allah memanggil mereka untuk bertobat dan memperbarui diri, 

dan untuk itu mereka harus malu dengan pelanggaran-pelanggar-

an mereka (ay. 9): “Sekarang, mereka akan menjauhkan ketidak-

setiaan mereka. Mereka sekarang menderita begitu parah sebab  

perbuatan mereka itu, dan sekarang juga Allah sedang kembali 

dalam rahmat kepada mereka dan mendirikan tempat kudus-Nya 

lagi di tengah-tengah mereka, jadi hendaklah sekarang mereka 

membuang berhala-berhala mereka dan tidak berurusan lagi 

dengannya, supaya  mereka tidak lagi kehilangan hak-hak isti-

mewa mereka. saat  kehilangan hak-hak itu, mereka diajarkan 

untuk menyadari betapa berharganya hak-hak istimewa itu. Jadi 

hendaklah mereka menyingkirkan berhala-berhala mereka, mayat 

raja-raja mereka yang menjijikan itu, jauh dari pada-Ku, supaya  

tidak menyulut murka-Ku.” Ini yaitu  nasihat yang diberikan 

tepat pada waktunya, sebab  pada saat itu sang nabi memiliki  

pola atau rancangan Bait Suci untuk diperlihatkan ke hadapan 

mereka. Sebab,  

1. Jika mereka melihat rancangan itu, mereka pasti akan merasa 

malu atas dosa-dosa mereka (ay. 10). saat  mereka melihat 

betapa besar rahmat yang disediakan Allah untuk mereka, 

meskipun mereka sepenuhnya tidak layak mendapatkannya, 

mereka akan merasa malu memikirkan perilaku mereka yang 

tidak tulus terhadap-Nya. Perhatikanlah, kebaikan Allah ter-

hadap kita haruslah memimpin kita kepada pertobatan, ter-

utama rasa malu yang disertai pertobatan. Hendaklah mereka 

mengukur rancangan itu sendiri (KJV), dan melihat betapa 

rancangan itu melebihi rancangan yang dulu, dan mengira-

ngira perkara-perkara besar apa yang disediakan Allah untuk 

mereka. Pasti mereka akan kehilangan muka saat  memikir-

kan apa yang pantas mereka dapatkan sesuai dosa-dosa 

mereka. Dan kemudian,  

2. Jika mereka merasa malu atas dosa-dosa mereka, mereka pasti 

akan melihat lebih banyak lagi tentang rancangan itu (ay. 11). 

Jika mereka merasa malu melihat segala sesuatu yang dilaku-

kan mereka, sesudah  melihat secara keseluruhan kebaikan 

Allah, maka biarlah mereka mendapat gambaran yang lebih 

terang dan terperinci tentang Bait Suci. Perhatikanlah, orang-

orang yang memanfaatkan apa yang mereka lihat dan ketahui 

tentang kebaikan Allah akan melihat dan mengetahui lebih ba-

nyak lagi tentangnya. Dan kita pun bisa memenuhi syarat 

untuk mendapat perkenanan-perkenanan Allah, hanya saat  

kita benar-benar dibuat merendah atas semua kebodohan kita 

sendiri. “Gambarlah Bait Suci itu (KJV: Tunjukkanlah kepada 

mereka bentuk Bait Suci itu). Biarlah mereka melihat betapa 

megah susunannya nanti. Dan bersamaan dengan itu tunjuk-

kanlah kepada mereka ketetapan-ketetapan dan hukum-

hukumnya.” Perhatikanlah, dengan mengetahui terlebih dulu 

penghiburan-penghiburan kita, sudah sepatutnya kita mencari 

tahu tentang kewajiban kita. Dengan mendapat hak-hak 

istimewa rumah Allah, kita harus berusaha mengenal aturan-

Kitab Yehezkiel 43:7-12  

aturannya. Tunjukkan kepada mereka ketetapan-ketetapan ini, 

supaya  mereka mematuhinya dan melakukannya. Perhatikan-

lah, itulah sebabnya kita dibuat mengetahui kewajiban kita, 

yaitu supaya  kita melakukannya, dan diberkati dalam perbuat-

an kita. 

III. Ia berjanji bahwa mereka akan menjadi seperti yang seharusnya, 

dan kemudian bagi mereka Ia akan menjadi seperti yang mereka 

inginkan (ay. 7).  

1. Kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus. 

Inilah Injil yang murni. Perintah hukum Taurat berkata, eng-

kau tidak boleh menajiskan nama-Ku, sedangkan anugerah 

Injil berkata, engkau tidak akan menajiskan nama-Ku. Demi-

kianlah apa yang dituntut dalam kovenan, dijanjikan dalam 

kovenan itu (Yer. 32:40).  

2. Pada saat itu Aku akan diam di tengah-tengah mereka untuk 

selama-lamanya, dan hal yang sama lagi (ay. 9). Allah men-

jamin bagi kita iktikad baik-Nya dengan meneguhkan dalam 

diri kita pekerjaan baik-Nya. Jika kita tidak menajiskan nama-

Nya, kita bisa yakin bahwa Ia tidak akan pergi meninggalkan 

kita. 

IV. Hukum umum dari rumah Allah ditetapkan (ay. 12), bahwa, kalau 

sebelumnya hanya mimbar, atau tempat kudus, yang yaitu  

maha kudus, maka sekarang seluruh puncak gunung Bait Suci 

akan kudus juga. Seluruh daerahnya, termasuk semua pelataran 

dan semua bilik, akan menjadi seperti tempat maha kudus, yang 

menandakan bahwa di zaman Injil,  

1. Seluruh jemaat akan mendapat hak istimewa dari tempat 

maha kudus, hak istimewa untuk masuk dan dekat dengan 

Allah. Semua orang percaya pada saat ini, di bawah Injil, 

dengan penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus 

(Ibr. 10:19), dengan keuntungan ini, bahwa kalau di masa lalu 

imam besar masuk berkat darah lembu dan kambing, kita 

masuk berkat darah Yesus. Dan, di mana pun kita berada, 

kita melalui Dia diperbolehkan masuk kepada Bapa.  

2. Seluruh jemaat akan terikat kewajiban yang amat besar untuk 

terus maju menuju kesempurnaan kekudusan, sebab Dia yang 

telah memanggil kita yaitu  kudus. Sekarang semuanya harus 

menjadi maha kudus. Bait Allah layak kudus untuk selama-

lamanya, dan lebih kudus lagi di zaman Injil daripada sebe-

lumnya. Lihatlah, ini yaitu  ketentuan mengenai Bait Suci itu. 

Janganlah orang berharap akan mendapat perlindungannya 

jika mereka tidak mau tunduk kepada ketentuan ini. 

Penglihatan tentang Bait Suci 

(43:13-27) 

13 Inilah ukuran-ukuran mezbah itu dalam hasta, yaitu hasta yang setapak 

tangan lebih panjang dari hasta biasa: paritnya yaitu  satu hasta dalamnya 

dan satu hasta lebarnya dan sekeliling parit itu ada tepi yang tingginya satu 

jengkal. Dan inilah tinggi mezbah itu: 14 dari parit yang di dalam tanah 

sampai jalur keliling yang terbawah yaitu  dua hasta dan lebar jalur keliling 

itu yaitu  satu hasta. Dari jalur keliling yang terbawah sampai jalur keliling 

yang di atas ada empat hasta dan lebar jalur keliling itu satu hasta juga.  

15 Tempat perapian itu yaitu  empat hasta tingginya dan dari tempat 

perapian itu muncul ke atas empat tanduk. 16 Tempat perapian itu panjang-

nya dua belas hasta dan lebarnya dua belas hasta, jadi empat persegi.  

17 Jalur yang mengelilingi perapian itu panjangnya empat belas hasta dan 

lebarnya empat belas hasta, jadi empat persegi juga. Sekeliling mezbah itu 

ada parit, yang satu hasta lebarnya dan sekeliling parit itu ada tepinya, yang 

setengah hasta lebarnya. Tangga mezbah itu yaitu  sebelah timur. 18 Lalu Ia 

berfirman kepadaku: “Hai anak manusia, beginilah firman Tuhan ALLAH: 

Beginilah peraturan mengenai mezbah itu: saat  sudah selesai dibuat dan 

hendak mempersembahkan korban bakaran di atasnya dan menyiramkan 

darah padanya, 19 berikanlah kepada imam-imam orang Lewi dari keturunan 

Zadok seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa, sebab 

merekalah yang boleh mendekat kepada-Ku untuk menyelenggarakan kebak-

tian, demikianlah firman Tuhan ALLAH. 20 Dan ambillah sedikit dari darah 

itu dan bubuhlah itu pada keempat tanduk mezbah itu dan pada keempat 

sudut jalur keliling itu dan pada tepinya sekeliling; dengan demikian engkau 

menyucikan mezbah itu dan mengadakan pendamaian baginya. 21 Ambillah 

lembu jantan untuk korban penghapus dosa itu dan orang harus membakar-

nya di tempat yang sudah ditentukan sekitar Bait Suci, di luar tempat kudus. 

22 Pada hari kedua engkau harus mempersembahkan seekor kambing jantan 

yang tidak bercela sebagai korban penghapus dosa dan orang harus menyu-

cikan mezbah itu seperti sudah disucikan dengan lembu jantan. 23 Sesudah 

upacara penyucian itu engkau selesaikan, engkau harus mempersembahkan 

seekor lembu jantan muda yang tidak bercela dan seekor domba jantan dari 

antara domba-domba, yang tidak bercela. 24 Engkau harus membawanya ke 

hadapan TUHAN dan imam-imam harus menaburkan garam ke atasnya dan 

mempersembahkannya sebagai korban bakaran bagi TUHAN. 25 Selama tujuh 

hari engkau harus mengolah setiap hari seekor kambing sebagai korban 

penghapus dosa; harus diolah juga seekor lembu jantan muda dan domba 

jantan dari antara domba-domba, yang tidak bercela. 26 Tujuh hari lamanya 

mereka harus mengadakan pendamaian bagi mezbah itu serta mentahirkan-

nya, dan dengan demikian mentahbiskan mezbah itu. 27 Sesudah hari-hari 

itu berakhir, maka pada hari kedelapan dan seterusnya imam-imam akan 

mengolah korban-korban bakaranmu dan korban-korban keselamatanmu di 

Kitab Yehezkiel 43:13-27 

 

atas mezbah itu dan Aku akan berkenan kepada kamu, demikianlah firman 

Tuhan ALLAH.” 

Perikop ini berkaitan dengan mezbah dalam Bait Suci rohani dan 

misteri ini, dan mezbah itu bersifat rohani dan misteri juga, sebab 

Kristus yaitu  mezbah kita. Orang-orang Yahudi, sesudah  kembali 

dari pembuangan, sudah memiliki  mezbah jauh sebelum mereka 

memiliki  Bait Suci (Ezr. 3:3). namun  ini yaitu  mezbah di Bait 

Suci. Sekarang di sini kita mendapati, 

I.   Ukuran-ukuran mezbah (ay. 13). Ukurannya lima meter persegi di 

bagian atas dan enam meter persegi di bagian bawah, dan tinggi-

nya empat meter. Mezbah itu memiliki  bangku rendah atau 

rak, yang di sini disebut jalur keliling, satu meter dari tanah, yang 

di atasnya sebagian dari para imam berdiri untuk mengadakan 

kebaktian, dan dua meter lagi di atasnya, di mana sebagian yang 

lain dari mereka berdiri. Tiap-tiap bangku ini luasnya setengah 

meter, dan ada pagar-pagar di kedua sisinya, supaya  mereka 

dapat berdiri dengan kokoh di atasnya. Korban-korban disembelih 

di atas meja yang dibicarakan sebelumnya (40:39). Apa yang 

harus dibakar di atas mezbah diberikan kepada orang-orang di 

bangku yang lebih rendah, dan diserahkan oleh mereka kepada 

orang-orang di bangku yang lebih tinggi, dan orang-orang ini 

meletakkannya di atas mezbah. Demikianlah, dalam melayani 

Allah kita harus membantu satu sama lain. 

II. Peraturan-peraturan mezbah. Di sini diberikan petunjuk-petunjuk,  

1. Mengenai penahbisan mezbah pada awalnya. Tujuh hari harus 

dihabiskan untuk menahbiskan mezbah itu, dan setiap hari 

korban-korban harus dipersembahkan di atasnya, khususnya 

seekor kambing untuk korban penghapus dosa (ay. 25), selain 

seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa 

pada hari pertama (ay. 19). Ini mengajar kita supaya  dalam 

semua ibadah kita harus mengarahkan pandangan kepada 

Kristus sebagai korban agung penghapus dosa. Diri kita atau-

pun perbuatan-perbuatan kita tidak dapat berkenan kepada 

Allah kecuali dosa dihapuskan, dan dosa tidak dapat dihapus-

kan kecuali oleh darah Kristus, yang menguduskan mezbah 

itu (sebab Kristus masuk dengan membawa darah-Nya sendiri, 

Ibr. 9:12) dan yang juga merupakan persembahan di atas 

mezbah itu. Juga harus ada seekor lembu jantan dan seekor 

domba jantan yang dipersembahkan sebagai korban bakaran 

(ay. 24), yang dimaksudkan semata-mata demi kemuliaan 

Allah. Hal ini untuk mengajar kita supaya  kita mengarahkan 

pandangan kepada kemuliaan Allah dalam semua ibadah kita. 

Kita mempersembahkan diri kita sebagai korban-korban yang 

hidup, dan mempersembahkan ibadah-ibadah kita sebagai 

korban-korban rohani, supaya  kita dan ibadah-ibadah kita 

menjadi ternama, terpuji, dan terhormat bagi-Nya. Penahbisan 

mezbah itu di sini disebut menyucikan dan mentahirkannya 

(ay. 20, 26). Kristus, mezbah kita, meskipun tidak memiliki 

kecemaran untuk disucikan, namun Ia menguduskan diri-Nya 

sendiri (Yoh. 17:19). Dan saat  kita menahbiskan mezbah hati 

kita kepada Allah, supaya  api kasih yang kudus selalu 

menyala di atasnya, kita harus memastikan supaya  hati kita 

dimurnikan dan dibersihkan dari cinta dunia dan hawa nafsu 

kedagingan. Dapat diamati bahwa ada sejumlah perbedaan 

antara upacara-upacara penahbisan di sini dan upacara-

upacara penahbisan yang ditetapkan dalam Keluaran 29, 

untuk mengisyaratkan bahwa ketetapan-ketetapan upacara 

yaitu  hal yang bisa berubah, dan perubahan-perubahan di 

dalamnya yaitu  pertanda berakhirnya upacara-upacara itu di 

dalam Kristus. Hanya di sini, sesuai hukum umum, bahwa 

semua korban harus dibumbui dengan garam (Im. 2:13), 

dengan diberikan perintah-perintah khusus (ay. 24), bahwa 

para imam harus menaburkan garam ke atas korban-korban 

itu. Kasih yaitu  garam yang dengannya semua tindakan 

ibadah kita harus dibumbui (Kol. 4:6). Kovenan yang kekal 

disebut perjanjian garam, sebab kovenan itu tidak dapat 

binasa. Kemuliaan yang disediakan bagi kita tidak dapat 

binasa dan tak tercemarkan. Dan anugerah yang dikerjakan 

dalam diri kita yaitu  manusia batiniah yang tersembunyi, 

dengan perhiasan yang tidak binasa. 

2. Mengenai keharusan untuk terus menggunakan mezbah itu, 

sesudah  ditahbiskan: Mulai dari sekarang para imam akan 

mengolah korban-korban bakaran mereka dan korban-korban 

keselamatan mereka di atas mezbah itu (ay. 27), sebab itulah 

alasan mezbah itu dikuduskan, supaya  ia menguduskan 

Kitab Yehezkiel 43:13-27  

persembahan yang dipersembahkan di atasnya. Amatilah lebih 

jauh,  

(1) Siapa yang harus melayani di mezbah: Imam-imam dari 

keturunan Zadok (ay. 19). Keluarga Zadok dijadikan sebagai 

pengganti keluarga Abyatar oleh Salomo, dan Allah mene-

guhkannya. Nama Zadok berarti benar, sebab keturunan 

yang adil dan benarlah yang menjadi imam-imam bagi 

Allah, melalui Kristus TUHAN keadilan kita.  

(2) Bagaimana mereka harus mempersiapkan diri untuk pela-

yanan ini (ay. 26): Mereka akan mentahbiskan mezbah itu 

(KJV: Mereka akan mentahbiskan diri mereka sendiri), akan 

memenuhi tangan mereka dengan persembahan-persem-

bahan, sebagai pertanda bahwa mereka menyerahkan diri 

mereka beserta persembahan-persembahan mereka kepada 

Allah dan untuk melayani Dia. Perhatikanlah, sebelum kita 

melayani Tuhan dalam hal-hal yang kudus, kita harus 

menahbiskan diri kita sendiri dengan membuat tangan dan 

hati kita penuh dengan hal-hal yang kudus itu. 

(3) Bagaimana mereka akan berhasil di dalamnya (ay. 27): Aku 

akan berkenan kepada kamu. Jika sekarang Allah mene-

rima pekerjaan-pekerjaan kita, jika pelayanan-pelayanan 

kita menyenangkan hati-Nya, itu sudah cukup, kita tidak 

perlu apa-apa lagi. Orang-orang yang menyerahkan diri 

mereka kepada Allah akan diterima oleh Allah, pertama-

tama diri mereka, dan kemudian perbuatan-perbuatan me-

reka, melalui Sang Pengantara. 

 

 

 

PASAL  44  

Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Pemberian izin khusus mengenai pintu gerbang timur Bait 

Suci bagi sang raja (ay. 1-3).  

II. Sebuah teguran diberikan kepada kaum Israel atas tindakan-

tindakan mereka dulu yang menajiskan tempat kudus Allah, 

beserta perintah kepada mereka supaya  berlaku lebih ketat 

untuk waktu ke depan (ay. 4-9).  

III. Diturunkannya orang-orang Lewi yang dulu bersalah atas 

penyembahan berhala dan ditegakkannya imamat dalam 

kaum keturunan Zadok, yang sudah menjaga kelurusan dan 

kesetiaan hati mereka (ay. 10-16).  

IV. Berbagai hukum dan ketetapan mengenai para imam (ay. 17-

31). 

Pesan untuk Kaum Israel 

(44:1-3) 

1 Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu gerbang luar dari tempat 

kudus, yang menghadap ke timur; gerbang ini tertutup. 2 Lalu TUHAN berfir-

man kepadaku: “Pintu gerbang ini harus tetap tertutup, jangan dibuka dan 

jangan seorangpun masuk dari situ, sebab TUHAN, Allah Israel, sudah 

masuk melaluinya; sebab  itu gerbang itu harus tetap tertutup. 3 Hanya raja 

itu, oleh sebab  ia raja boleh duduk di sana makan santapan di hadapan 

TUHAN. Raja itu akan masuk melalui balai gerbang dan akan keluar dari 

situ.” 

Sang nabi di sini dibawa untuk meninjau kembali apa yang pernah 

dia lihat-lihat sebelumnya. Sebab, sekalipun kita sudah sering men-

dalami perkara-perkara tentang Allah, perkara-perkara itu masih bisa 

dilihat-lihat lagi, demikianlah kelimpahan yang ada di dalamnya.

Pelajaran-pelajaran yang sudah kita pelajari harus tetap kita ulangi 

kepada diri kita sendiri. Setiap kali kita melihat kembali susunan 

yang sakral dari hal-hal yang kudus, yang kita dapati dalam Kitab 

Suci, kita masih akan menemukan sesuatu yang baru yang tidak kita 

perhatikan sebelumnya. Sang nabi dibawa untuk kali ketiga ke pintu 

gerbang timur, dan mendapatinya tertutup, yang menyiratkan bahwa 

semua pintu gerbang lain terbuka sepanjang waktu bagi orang-orang 

yang ingin beribadah. namun  penjelasan yang sedemikian rupa diberi-

kan tentang pintu gerbang yang dalam keadaan tertutup ini hingga 

memberi  kehormatan,  

1. Kepada Allah Israel. Untuk kehormatan-Nyalah pintu gerbang 

pelataran dalam itu, yang melaluinya kemuliaan-Nya masuk keti-

ka Ia menguasai Bait Suci, senantiasa tertutup, dan tak seorang 

pun boleh masuk melaluinya (ay. 2). Perbedaan yang dibuat 

seterusnya antara pintu gerbang ini dan pintu-pintu gerbang lain, 

bahwa pintu gerbang ini tertutup sementara yang lain terbuka, 

dimaksudkan untuk mengabadikan kenangan akan masuknya 

kemuliaan Tuhan secara khidmat ke dalam Bait Suci (yang akan 

tetap menjadi bukti turun-temurun dari kebenarannya). Juga un-

tuk memenuhi pikiran orang-orang dengan rasa hormat terhadap 

Keagungan Ilahi, dan dengan pemikiran-pemikiran yang penuh 

kekaguman akan kemuliaan-Nya yang melampaui dunia ini. Ini 

jugalah yang dimaksudkan dalam perintah Allah kepada Musa di 

semak duri, Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu. Allah akan 

masuk lewat jalan-Nya sendiri.  

2. Kepada raja Israel (ay. 3). Suatu kehormatan baginya bahwa mes-

kipun ia tidak boleh masuk melalui gerbang ini, sebab siapa pun 

tidak boleh, namun,  

(1) Ia akan duduk di pintu gerbang ini untuk memakan bagiannya 

dari korban-korban keselamatan, makanan yang sakral itu, di 

hadapan TUHAN.  

(2) Ia akan masuk melalui balai gerbang, melalui semacam pintu 

atau gang kecil, di pintu gerbang itu atau di sebelahnya, yang 

disebut balai gerbang. Ini untuk menandakan bahwa Allah 

memberi  sebagian dari kemuliaan-Nya kepada para pem-

besar, kepada raja-raja umat-Nya, sebab Ia telah berfirman, 

Kamu yaitu  allah. Sebagian orang memahami raja di sini 

sebagai imam-imam besar, atau tua-tua atau imam kedua.

Kitab Yehezkiel 44:4-9  

Dan bahwa dia sajalah yang diizinkan masuk melalui pintu 

gerbang ini, sebab dia yaitu  wakil Allah. Kristus yaitu  Imam 

Besar yang kita akui, yang masuk sendiri ke dalam tempat 

kudus, dan membukakan kerajaan sorga bagi semua orang 

percaya. 

Penyembahan Berhala Kaum Lewi 

(44:4-9) 

4 Lalu dibawanya aku melalui pintu gerbang utara ke depan Bait Suci; aku 

melihat, sungguh, rumah TUHAN penuh kemuliaan TUHAN, maka aku sujud 

menyembah. 5 TUHAN berfirman kepadaku: “Hai anak manusia, perhatikan-

lah baik-baik, lihatlah dengan teliti dan dengarlah dengan sungguh-sungguh 

segala sesuatu yang hendak Kufirmankan kepadamu mengenai peraturan-

peraturan rumah TUHAN dan tentang segala hukumnya dan perhatikanlah 

baik-baik siapa yang diperbolehkan masuk ke dalamnya: dan siapa yang 

harus ditolak dari tempat kudus. 6 Katakanlah kepada kaum pemberontak, 

yaitu kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Cukuplah perbuatan-

perbuatanmu yang keji itu, hai kaum Israel, 7 yang membiarkan orang-orang 

asing, yaitu orang-orang yang tidak bersunat hatinya maupun dagingnya ma-

suk dalam tempat kudus-Ku dan dengan kehadirannya mereka menajiskan-

nya waktu kamu mempersembahkan santapan-Ku, yaitu lemak dan darah. 

Dengan berbuat begitu kamu lebih mengingkari perjanjian-Ku dari pada 

dengan segala perbuatanmu yang keji yang sudah-sudah. 8 Kamu tidak me-

melihara barang-barang-Ku yang kudus dan kamu mengangkat mereka 

untuk memelihara kewajibanmu terhadap Aku di dalam tempat kudus-Ku.  

9 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak seorang pun dari 

orang-orang asing yang hatinya dan dagingnya tidak bersunat, boleh masuk 

dalam tempat kudus-Ku, ya setiap orang asing yang ada di tengah-tengah 

orang Israel. 

Maksud dari perikop ini banyak sama dengan apa yang kita dapati di 

awal pasal 43. Sama seperti sang nabi harus melihat lagi apa yang 

sudah dia lihat sebelumnya, demikian pula ia harus diberi tahu lagi 

apa yang sudah dia dengar sebelumnya. Di sini, seperti sebelumnya, 

ia melihat Bait Suci penuh dengan kemuliaan TUHAN, yang membuat-

nya takjub, sehingga ia sujud menyembah sewaktu melihatnya, sikap 

tubuh yang paling merendah yang menunjukkan pemujaan dan ung-

kapan rasa takjub yang kudus: Aku sujud menyembah (ay. 4). Per-

hatikanlah, semakin kita melihat kemuliaan Allah, semakin rendah 

kita akan bersujud dalam pandangan kita sendiri. Sekarang di sini, 

I.  Allah memerintahkan sang nabi untuk memperhatikan dengan 

saksama semua yang dia lihat, dan semua yang dikatakan ke-

padanya (ay. 5): “Lihatlah dengan teliti apa yang ditunjukkan ke-

padamu, terutama siapa yang diperbolehkan masuk ke dalam 

rumah TUHAN dan siapa yang harus ditolak darinya (KJV: setiap 

orang yang masuk ke dalam rumah TUHAN dan setiap orang yang 

keluar darinya), semua jalan masuk dan semua jalan keluar dari 

tempat kudus.” Itulah yang harus diperhatikannya dengan sak-

sama. Perhatikanlah, dalam berusaha mengenal perkara-perkara 

ilahi, janganlah kita berusaha membuat dugaan-dugaan yang 

tidak nyata adanya mengenai perkara-perkara itu, namun  hendak-

lah kita berusaha memahami semua perkara ilahi itu secara jelas 

dan nyata dengan cara yang sudah ditetapkan, yaitu dengan lang-

sung bergaul dan bersekutu dengan perkara-perkara itu, supaya  

dengan begitu kita dapat masuk dan keluar dan menemukan 

padang rumput.  

Allah memerintahkan sang nabi, Dengarlah dengan sungguh-

sungguh segala sesuatu yang hendak Kufirmankan kepadamu 

mengenai peraturan-peraturan rumah TUHAN dan tentang segala 

hukumnya, yang harus dia ajarkan kepada orang banyak. Perhati-

kanlah, orang-orang yang ditunjuk sebagai guru perlu menjadi 

pendengar yang sangat tekun dan penuh perhatian, supaya  mere-

ka tidak lupa akan hal-hal apa saja yang dipercayakan kepada 

mereka atau keliru memahaminya. 

II. Allah mengutusnya untuk suatu tugas kepada orang banyak, 

kepada kaum pemberontak, yaitu kaum Israel (ay. 6). Sungguh se-

dih memikirkan bahwa kaum Israel sampai pantas digambarkan 

dengan tabiat ini oleh Dia yang mengenal mereka dengan sempur-

na, bahwa bangsa yang mengikat kovenan dengan Allah sampai 

memberontak terhadap-Nya. Siapa yang menjadi rakyat-Nya jika 

kaum Israel menjadi pemberontak? namun  suatu contoh rahmat 

Allah yang kaya bahwa, meskipun mereka sudah memberontak, 

namun, sebab  mereka yaitu  kaum Israel, Ia tidak membuang 

mereka, namun  mengirimkan seorang utusan kepada mereka, 

untuk mengajak dan mendorong mereka supaya  kembali kepada 

kesetiaan mereka. Hal ini tidak akan dilakukan-Nya seandainya Ia 

berkenan untuk membunuh mereka. Seluruh umat manusia telah 

jatuh ke dalam tabiat yang di sini digambarkan tentang kaum 

Israel. namun  Yesus Tuhan kita, saat  naik ke tempat tinggi, 

menerima persembahan-persembahan di antara manusia, bahkan 

Kitab Yehezkiel 44:4-9  

dari pemberontak-pemberontak supaya , seperti di sini, TUHAN 

Allah dapat diam di sana di antara mereka (Mzm. 68:19). 

1. Sang nabi harus memberi tahu mereka tentang kesalahan-ke-

salahan mereka, harus menunjukkan kepada mereka pembe-

rontakan-pemberontakan mereka, harus menunjukkan kepada 

kaum Yakub dosa-dosa mereka. Perhatikanlah, orang-orang 

yang diutus untuk menghibur umat Allah harus terlebih dulu 

meyakinkan mereka, dan dengan demikian mempersiapkan 

mereka bagi penghiburan. Cukuplah perbuatan-perbuatanmu 

yang keji itu (ay. 6). Perhatikanlah, sudah saatnya orang-orang 

yang lama hidup dalam dosa memandangnya sudah cukup 

lama, bahkan terlalu lama, dan mulai berpikir untuk meman-

faatkan waktu dengan baik, dan meninggalkan jalan-jalan 

mereka yang jahat. “Sebab telah cukup banyak waktu kamu 

pergunakan, dan pada saat ini, kamu pasti sudah kenyang 

dengan tindakan-tindakanmu yang keji dan merasa muak 

dengannya” (1Ptr. 4:3). Apa yang didakwakan kepada mereka 

di sini yaitu ,  

(1) Bahwa mereka sudah memberi  hak-hak istimewa dari 

tempat kudus kepada orang-orang yang tidak berhak atas-

nya. Sedangkan Allah sudah berfirman, orang awam yang 

mendekat harus dihukum mati. Mereka tidak hanya mem-

biarkan orang-orang asing menerobos masuk ke tempat 

kudus, namun  juga mereka sendiri memperkenalkan orang-

orang itu kepadanya (ay. 7): Engkau membiarkan masuk 

orang-orang asing, yaitu orang-orang yang tidak bersunat 

dagingnya, yang menurut hukum Taurat tidak boleh ma-

suk ke tempat kudus. Itu suatu tindakan yang mengingkari 

perjanjian sunat, merobohkan pagar mereka sebagai bang-

sa yang istimewa, dan menjadikan diri mereka sama saja 

dengan semua bangsa lain di dunia. Namun, andaikata 

orang-orang asing ini saleh dan baik, maka meskipun 

mereka tidak bersunat, kejahatannya tidak akan begitu 

besar. namun   mereka tidak bersunat hati juga, tidak 

merendah, tidak diperbarui, dan sungguh asing bagi Allah 

dan semua kebaikan. saat  mereka datang untuk mem-

persembahkan korban, mereka membawa serta orang-

orang ini untuk berpesta memakan korban itu bersama 

mereka, sebab  mereka suka ditemani orang-orang itu. 

Dan ini merupakan salah satu tindakan keji mereka, yang 

dengannya mereka menajiskan tempat kudus Allah. Itu 

sama saja memberi  barang yang kudus kepada anjing 

(Mat. 7:6). Perhatikanlah, memperbolehkan orang yang se-

cara terang-terangan fasik dan durhaka untuk mengikuti 

upacara-upacara ibadah khusus merupakan perbuatan 

yang mencemarkan tempat kudus Allah dan sangat menyu-

lut murka-Nya.  

(2) Bahwa mereka telah mempekerjakan orang-orang untuk me-

layani tempat kudus, padahal orang-orang itu tidak pantas 

untuk itu. Meskipun tak ada orang lain selain imam-imam 

dan orang-orang Lewi yang harus mengadakan kebaktian di 

tempat kudus, namun kita dapat menduga bahwa tidak 

semua imam dan orang Lewi langsung hadir di sana. 

Hanya yang terpilih dari antara mereka, yang paling 

memenuhi syarat, yang paling bijaksana, yang bersungguh-

sungguh, yang bertindak dengan mengikuti hati nurani, 

dan yang paling mungkin menjaga barang-barang kudus 

dengan hati-hati. namun  , dalam membuat pilihan ini, 

mereka tidak mengindahkan kelayakan dan syarat untuk 

pekerjaan itu: “Kamu mengangkat mereka untuk memeli-

hara kewajibanmu terhadap Aku di dalam tempat kudus-Ku, 

yaitu orang-orang yang kamu sukai atau sayangi sebab  

suatu alasan, orang-orang yang dari mereka kamu telah 

mendapat uang, atau berharap untuk mendapatkannya. 

Atau orang-orang yang mau menuruti keinginan-keinginan-

mu dan melanggar hukum-hukum tempat kudus untuk 

menyenangkan hatimu. Dengan begitu kamu tidak meme-

lihara barang-barang-Ku yang kudus.” Perhatikanlah, jika 

orang-orang yang mendapat kuasa untuk memilih penjaga 

barang-barang kudus memilih orang-orang yang tidak 

layak dan tidak setia, untuk memenuhi suatu tujuan du-

niawi atau pribadi, maka sudah sewajarnya jika mereka di-

mintai pertanggungjawaban, sebab  mereka telah meng-

khianati barang-barang yang kudus dengan menempatkan-

nya dalam tangan yang jahat. 

2. Ia harus memberi tahu mereka kewajiban mereka (ay. 9): “Tidak 

seorang pun dari orang-orang asing boleh masuk dalam tempat

Kitab Yehezkiel 44:10-16 

kudus-Ku, sampai ia terlebih dulu tunduk kepada hukum-

hukumnya.” namun  , supaya  jangan ada yang berpikir 

bahwa ini mengucilkan bangsa-bangsa bukan Yahudi yang 

bertobat dan percaya dari jemaat, orang asing yang digambar-

kan di sini yaitu  orang yang tidak bersunat hati, yang tidak 

menyetujui dengan tulus kovenan itu, atau yang tidak mem-

bersihkan kenajisan jasmani. Sedangkan bangsa-bangsa bu-

kan Yahudi yang percaya telah disunat, bukan dengan sunat 

yang dilakukan oleh manusia (Kol. 2:11). Sunat hati ini, yang 

dilakukan secara rohani, bukan secara hurufiah, yaitu  apa 

yang asing bagi orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan 

sesuatu yang tidak mereka pedulikan. Di lain pihak mereka 

malah bersemangat menjauhkan bangsa-bangsa bukan Ya-

hudi yang tidak bersunat dari tempat kudus. Lihat saja kege-

raman mereka terhadap Paulus saat  mereka curiga bahwa 

dia telah membawa orang-orang Yunani ke dalam Bait Allah 

(Kis. 21:28). 

Imam-imam Penyembah Berhala Diturunkan 

(44:10-16) 

10 namun  orang-orang Lewi yang menjauh dari pada-Ku waktu Israel sesat 

dari pada-Ku dengan mengikuti berhala-berhala mereka, akan menanggung 

hukumannya. 11 Di dalam tempat kudus-Ku merekalah yang mendapat tugas 

penjagaan di pintu-pintu gerbang Bait Suci dan tugas pelayanan di dalam 

Bait Suci; merekalah yang menyembelih korban bakaran dan korban sem-

belihan bagi bangsa itu dan bertugas bagi bangsa itu untuk melayaninya.  

12 Oleh sebab  mereka telah melayani bangsa itu di hadapan berhala-berhala 

mereka, dan mereka bagi kaum Israel telah menjadi batu sandungan, yang 

menjatuhkannya ke dalam kesalahan, oleh sebab  itu Aku bersumpah 

mengenai mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH, bahwa mereka akan 

menanggung hukumannya sendiri. 13 Mereka tidak akan mendekati Aku 

untuk melaksanakan tugas imam di hadapan-Ku ataupun mendekati segala 

barang-Ku yang kudus atau persembahan-persembahan maha kudus; mere-

ka akan menanggung nodanya yang timbul sebab  perbuatan-perbuatan 

mereka yang keji. 14 Aku menetapkan mereka untuk bertugas di Bait Suci 

dan melakukan segala pelayanan yang berhubungan dengan itu dan 

melakukan segala sesuatu yang perlu di situ. 15 namun  mengenai imam-imam 

orang Lewi dari bani Zadok yang menjalankan tugas-tugas di tempat kudus-

Ku waktu orang Israel sesat dari pada-Ku, merekalah yang akan mendekat 

kepada-Ku untuk menyelenggarakan kebaktian dan bertugas di hadapan-Ku 

untuk mempersembahkan kepada-Ku lemak dan darah, demikianlah firman 

Tuhan ALLAH. 16 Merekalah yang akan masuk ke dalam tempat kudus-Ku 

dan yang akan mendekati meja-Ku untuk menyelenggarakan kebaktian dan 

mereka akan menjalankan tugasnya terhadap Aku. 

Sang Tuan rumah, sebab  hendak mendirikan kembali rumah itu, 

menimbang-nimbang para hamba-Nya yaitu imam-imam, dan melihat 

siapa yang pantas dikeluarkan dari tempat mereka dan siapa yang 

tetap di situ, dan mengambil langkah sesuai dengan pertimbangan-

Nya itu. 

I.   Orang-orang yang sudah berkhianat diturunkan dan ditempatkan 

di tempat yang lebih rendah, yaitu orang-orang Lewi atau imam-

imam yang terbawa arus kemurtadan Israel sebelumnya, yang 

sesat dari pada Allah dengan mengikuti berhala-berhala mereka 

(ay. 10). Mereka sudah mengikuti raja-raja Israel atau Yehuda 

yang menyembah berhala, dan melayani bangsa itu di hadapan 

berhala-berhala mereka (ay. 12). Mereka tunduk bersama raja-raja 

itu di kuil Rimon, atau mendirikan mezbah-mezbah untuk ber-

hala-berhala itu, seperti yang dilakukan Uria untuk Ahas. Dengan 

begitu mereka telah menjatuhkan kaum Israel ke dalam kesalah-

an, menuntun mereka pada dosa dan mengeraskan mereka di 

dalam dosa. Sebab, jika imam-imam sesat, banyak orang akan 

mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu. Mungkin 

di Babel sebagian dari imam-imam Yahudi telah mengikuti para 

penyembah berhala di tempat itu, yang mendatangkan aib besar 

bagi agama mereka. Sekarang imam-imam ini, yang sudah ber-

sekongkol seperti itu, dengan sewajarnya ditindih di bawah tanda 

murka Allah. Atau, jika mereka sudah mati (seperti yang mungkin 

demikian, jika kejahatan itu dilakukan sebelum pembuangan), 

maka pelanggaran itu akan dibalaskan kepada anak-anak mere-

ka. Atau mungkin seluruh keluarga Abyatar-lah yang bersalah 

atas pelanggaran ini, yang sekarang dipanggil untuk bertanggung 

jawab atasnya. Dan,  

1. Mereka dijatuhi hukuman akan diturunkan, secara sebagian, 

dari jabatan mereka, dan martabat mereka sebagai imam ditu-

runkan menjadi orang-orang Lewi biasa. Allah telah mengang-

kat tangan-Nya melawan mereka (KJV), telah mengatakannya 

dan bersumpah, bahwa mereka akan menanggung hukuman-

nya sendiri (ay. 12). Pasti mereka akan menderita sebab nya, 

akan menderita kehinaan sebab nya. Mereka akan menang-

gung nodanya (ay. 13), sebab meskipun mereka bertobat dari-

nya (demikian kita berharap dengan murah hati), namun 

mereka tidak akan mendekati Aku untuk melaksanakan tugas 

Kitab Yehezkiel 44:10-16  

imam di hadapan-Ku, yaitu bagian-bagian tugas yang khusus 

untuk mereka saja. Mereka tidak akan mendekati segala ba-

rang-Ku yang kudus di tempat kudus (ay. 13). Perhatikanlah, 

orang-orang yang telah merampas kehormatan Allah dengan 

adil akan dirampas kehormatannya. Dan sungguh hukuman 

yang besar untuk dilarang mendekat kepada Allah. Sudah 

sewajarnya orang-orang yang pernah pergi jauh dari-Nya di-

tolak sebagai yang tidak layak untuk datang mendekat 

kepada-Nya, dan dijauhkan untuk selama-lamanya.  

2. Namun hukuman ini bercampur dengan belas kasihan. Allah 

tidak berlaku keras, seperti yang bisa saja dilakukan-Nya, ter-

hadap mereka yang telah berlaku khianat terhadap-Nya, namun  

meringankan hukuman itu (ay. 11, 14). Mereka dicopot, namun  

secara sebagian, ab officio – dari jabatan mereka, dan, sejauh 

yang tampak, sama sekali tidak à beneficio – dari upah mereka. 

Mereka akan membantu menyembelih korban, yang boleh dila-

kukan orang-orang Lewi, dan yang di Bait Suci ini dilakukan, 

bukan di atas mezbah, melainkan di atas meja-meja (40:43). 

Mereka akan menjadi penunggu-penunggu pada pintu-pintu 

gerbang Bait Suci, dan mereka akan ditetapkan untuk bertugas 

di Bait Suci dan melakukan segala pelayanan yang berhubung-

an dengan itu. Perhatikanlah, orang-orang yang mungkin tidak 

pantas dipekerjakan dalam satu pelayanan bisa jadi pantas 

untuk dipekerjakan dalam pelayanan lain. Dan bahkan orang-

orang yang sudah membuat pelanggaran bisa saja tetap 

dipakai, dan tidak disingkirkan, apalagi dibuang. 

II. Orang-orang yang sudah setia dihormati dan dikukuhkan (ay. 15-

16). Mereka ini secara luar biasa dibedakan dari yang lain. “Bani 

Zadok, yang tetap menjaga kelurusan hati mereka pada saat 

terjadi kemurtadan di mana-mana, yang tidak sesat pada waktu 

yang lain sesat, merekalah yang akan mendekat kepada-Ku, yang 

akan mendekati meja-Ku.” Perhatikanlah, Allah akan memberi  

tanda-tanda kehormatan kepada orang-orang yang memberi  

bukti-bukti kesetiaan dan keteguhan mereka terhadap-Nya pada 

masa-masa yang penuh goncangan dan cobaan. Dan Ia akan 

mempekerjakan di dalam pelayanan-Nya orang-orang yang tetap 

setia melayani-Nya saat  yang lain meninggalkan pelayanan itu 

dan mundur darinya. Dan kira patut memandangnya sebagai 

upah yang sesungguhnya dan yang besar atas kemantapan dalam 

melaksanakan kewajiban jika kita diteguhkan di dalam kewajiban 

itu. Jika kita tetap dekat pada Allah, Allah akan menjaga kita 

supaya  tetap dekat dengan-Nya. 

Petunjuk-petunjuk mengenai Para Imam 

(44:17-31)  

17 Maka kalau mereka hendak masuk dari pintu-pintu gerbang pelataran 

dalam, mereka harus mengenakan pakaian lenan; mereka tidak boleh 

memakai pakaian bulu domba waktu mereka bertugas di pintu-pintu gerbang 

pelataran dalam atau waktu menyelenggarakan kebaktian dalam Bait Suci.  

18 Mereka harus memakai destar lenan dan memakai celana lenan, namun  

jangan memakai ikat pinggang yang menimbulkan keringat. 19 Dan waktu 

mereka keluar ke pelataran luar menjumpai umat TUHAN itu, mereka harus 

menanggalkan pakaian mereka yang mereka pakai dalam menyelenggarakan 

kebaktian dan menyimpannya dalam bilik-bilik kudus, kemudian mengena-

kan pakaian yang lain, supaya  umat itu jangan menjadi kudus disebabkan 

kena kepada pakaian imam-imam itu. 20 Rambut mereka tidak boleh dicukur 

atau dibiarkan tumbuh panjang, melainkan harus dipotong pendek. 21 Imam-

imam tidak boleh minum anggur, kalau mereka hendak masuk dalam 

pelataran dalam. 22 Janda atau seorang perempuan yang telah diceraikan 

oleh suaminya jangan mereka ambil menjadi isteri, namun  hanya seorang 

perawan dari keturunan kaum Israel, atau seorang janda imam boleh mereka 

ambil. 23 Mereka harus mengajar umat-Ku tentang perbedaan antara yang 

kudus dengan yang tidak kudus dan memberitahukan kepada mereka 

perbedaan antara yang najis dengan yang tahir. 24 Di dalam sesuatu perkara 

mereka harus bertindak sebagai hakim dan mereka harus menghakiminya 

menurut peraturan-peraturan-Ku; mereka harus berpegang pada hukum-

hukum-Ku dan ketetapan-ketetapan-Ku pada hari-hari raya-Ku dan mengu-

duskan hari-hari Sabat-Ku. 25 Mereka tidak boleh melihat orang mati oleh 

sebab  dengan demikian mereka menjadi najis. Hanya dengan mayat bapak-

nya atau ibunya, anaknya lelaki atau perempuan, kakak adiknya lelaki, 

kakak adiknya perempuan yang belum kawin, mereka boleh menajiskan 

dirinya. 26 Sesudah pentahirannya ia harus menghitung tujuh hari, 27 dan 

pada hari ia masuk lagi ke tempat kudus, ke pelataran dalam, untuk menye-

lenggarakan kebaktian di tempat kudus, ia harus mempersembahkan korban 

penghapus dosanya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. 28 Mereka tidak men-

dapat bagian milik pusaka, sebab Akulah milik pusakanya, dan janganlah 

berikan kepada mereka tanah milik di Israel, sebab Akulah milik mereka.  

29 Persembahan, korban penghapus dosa dan korban penebus salah, 

merekalah yang harus memakannya dan segala yang dikhususkan di tanah 

Israel yaitu  bagian mereka. 30 Dan yang terbaik dari buah sulung apapun 

dan segala persembahan khusus dari apapun, dari segala persembahan khu-

susmu yaitu  bagian imam-imam; juga yang terbaik dari tepung jelaimu 

harus kamu berikan kepada imam supaya  rumah-rumahmu mendapat 

berkat. 31 Segala burung atau binatang yang sudah mati atau yang menjadi 

sisa mangsa binatang buas janganlah dimakan oleh imam-imam.” 

Imam-imam Allah harus mengikuti aturan, dan bukan mengikuti 

dunia. Oleh sebab  itu di sini ditetapkan aturan-aturan bagi mereka

Kitab Yehezkiel 44:17-31  

untuk mengatur diri mereka, dan diberikan dorongan yang semesti-

nya kepada mereka untuk memenuhi aturan-aturan itu. Di sini 

diberikan petunjuk-petunjuk, 

I. Mengenai pakaian mereka. Mereka harus mengenakan pakaian 

lenan saat  masuk untuk bertugas atau melakukan pelayanan 

apa saja di pelataran dalam, atau di tempat kudus, dan tidak 

boleh mengenakan pakaian bulu domba, sebab  akan menimbul-

kan keringat (ay. 17-18). Mereka harus mengenakan pakaian yang 

sejuk, supaya  bisa lebih sigap mengerjakan tugas mereka. Mereka 

memiliki  lebih banyak keperluan untuk berbuat demikian 

sebab  mereka harus mengadakan kebaktian di mezbah, yang di 

atasnya api selalu menyala. Mereka harus mengenakan pakaian 

yang bersih dan rapi, dan menghindari segala sesuatu yang 

menimbulkan keringat dan kotor, untuk menandakan kemurnian 

pikiran yang dengannya ibadah kepada Allah harus dijalankan. 

Keringat timbul bersama dosa dan merupakan bagian dari kutuk-

an. Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu. Pakaian 

timbul bersama dosa, pakaian dari kulit binatang. Oleh sebab  itu 

para imam harus mengenakan pakaian yang sesedikit dan 

seringan mungkin, dan yang tidak menimbulkan keringat. saat  

mereka selesai menjalankan tugas pelayanan, mereka harus 

mengganti pakaian mereka lagi, dan menyimpan pakaian lenan 

mereka di bilik-bilik yang sudah ditetapkan untuk itu (ay. 19), 

seperti sebelumnya (42:14). Mereka tidak boleh pergi menemui 

orang-orang dengan mengenakan pakaian kudus mereka, supaya  

jangan sampai orang-orang membayangkan diri mereka menjadi 

kudus dengan menyentuh pakaian itu. Atau, mereka akan 

menguduskan umat, yaitu (seperti yang dijelaskan dalam pasal 

42:14), mereka akan datang ke tempat umat TUHAN, dengan 

mengenakan pakaian biasa. 

II. Mengenai rambut mereka. Dalam hal itu mereka harus menghin-

dari tindakan yang berlebihan (ay. 20): Rambut mereka tidak boleh 

dicukur, dengan meniru para imam bangsa-bangsa bukan Yahudi, 

dan seperti yang dilakukan imam-imam dari gereja tertentu. 

Namun juga, mereka tidak boleh membiarkannya tumbuh panjang, 

seperti pesolek, dan juga supaya  mereka tidak disangka sebagai 

orang-orang Nazir, padahal sebenarnya bukan. Sebaliknya, mere-

ka harus berwibawa dan bersahaja, rambut mereka harus dipo-

tong pendek dan dijaga tetap pendek. Jika seorang laki-laki, ter-

utama hamba Tuhan, berambut panjang, itu tidak pantas (1Kor. 

11:14), itu seperti perempuan. 

III. Mengenai makanan mereka. Mereka harus memastikan bahwa 

mereka tidak minum anggur saat  hendak melakukan tugas pela-

yanan, supaya  jangan sampai mereka minum secara berlebihan, 

minum dan melupakan aturan yang telah ditetapkan (ay. 21). 

Tidaklah pantas bagi raja meminum anggur, lebih daripada yang 

baik untuknya, apalagi para imam (Lihat Im. 10:9; Ams. 31:4-5). 

IV. Mengenai pernikahan mereka (ay. 22). Di sini mereka harus 

mengutamakan nama baik jabatan mereka, dan tidak menikahi 

perempuan yang telah diceraikan, yang setidak-tidaknya dicurigai 

berperilaku asusila, atau janda, kecuali janda dari seorang imam, 

yang sudah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan keluarga imam. 

Apa yang boleh dilakukan orang lain tidak boleh dilakukan 

hamba-hamba Tuhan, dan mereka harus menyangkal diri dari-

nya, sebagai penghormatan terhadap tabiat imamat mereka. Istri 

mereka dan juga mereka sendiri haruslah menjadi bahan pem-

bicaraan yang baik. 

V. Mengenai khotbah mereka dan pemerintahan mereka atas jemaat.  

1. yaitu  bagian dari pekerjaan mereka untuk mengajar orang. 

Dan dalam hal ini mereka harus membuktikan diri mereka 

ahli dan juga setia (ay. 23): Mereka harus mengajar umat-Ku 

tentang perbedaan antara yang kudus dengan yang tidak 

kudus, antara yang baik dan yang jahat, yang halal dan yang 

haram. Ini supaya  mereka tidak segan melakukan apa yang 

halal atau tidak berani melakukan apa yang haram, supaya  

mereka tidak mencemarkan apa yang kudus atau mencemar-

kan diri mereka dengan apa yang najis. Hamba-hamba Tuhan 

harus bersusah payah memberitah


Related Posts:

  • Yehezkiel 25  pintu Bait Suci, namun  di sini pintu itu sama lebarnya secara keseluruhan. Sebab pada zaman Injil, jalan ke tempat yang kudus itu dibuat lebih terbuka daripada di bawah Perjanjian Lama (Ibr. 9… Read More