benar-benar telah muncul di
tengah-tengah kita." Mereka pun memberikan masukan, "Setahu kami, tidak
ada yang biasa berkhitan kecuali kaum Yahudi. Sekarang mereka berada di
bawah kekuasaanmu. Habisilah mereka sekarang juga!"
saat Kaisar dan para penasihatnya sedang mempermasalahkan mimpi
tersebut, tiba-tiba datang seorang utusan Gubemur Bushra dengan membawa
seorang pria Arab. "Padu.ka," kata utusan itu, "Ini adalah orang Arab. Ia ingin
sekali menceritakan tentang suatu peristiwa aneh yang terjadi di negaranya."
Kesempurnaan Prtbadt Nabl Muhammad
Heraklius berkata kepada penerjemahnya, "Tanyakan kepadanya/ apa
yang telah terjadi di negaranyaltlr?"
Maka pria Arab itu mulai menuturkan, "Di daerah kami ada orang yang
mengaku diri sebagai Nabi. Sebagian warga telah menjadi pengikutnya,
sedangkan sebagian yang lain mengingkarinya. Sekarang ini, peperangan
hebat masih berkecamuk diantara mereka."
"Dekatkan dia kemari!" perintah Heraklius. Temyata, setelah diperiksa
kemaluannya, orang Arab itu dalam keadaan dikhitan. Heraklius pun berkata,
"Inilah ciri-ciri yang aku lihat dalam mimpi. Sekarang kenakan kembali
pakaiannya, dan pergilah! "
Kemudian Kaisar memanggil kepala bagian keamanan seraya berseru,
"Obrak-abriklah Negeri Syam, luar dan dalam, sampai kamu membawa
kepadaku seorang pria dari kalangan Arab yang mengaku dirinya sebagai
Nabi!"
Abu Sufyan menuturkan, "saat itu saya sedang dalam perjalanan niaga.
Lalu kami diserang oleh pasukan keamanan Kaisar. Pemimpinnya bertanya,
"Apakah kalian termasuk kaum Arab?" "Benar," jawab kami. Maka kami pun
dipanggil untuk menghadapnya."
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas bahwa Rasulullah ffi n"rnrtl
mengirim surat resminya kepada Kaisar berisi ajakan untuk memeluk Islam.
Diutuslah Dihyah Al-Kalbi untuk membawa suratnya tersebut. Rasulullah
menyuruhnya a1ar surat itu diberikan kepada Gubernur Bushra untuk
disampaikan kepada Kaisar. Kaisar dikenal sebagai Raja Romawi yang
berhasil menaklukkan tentara Persia dan wilayahnya mencakup Himsh sampai
Iliya dan Ajarbeizan.
Lanjut Ibnu Abbas, surat Rasulullah itupun sampai di tangan Kaisar.
Setelah membacanya, Kaisar berkata, "Carilah untukku seorang dari kalangan
Arab, aku akan bertanya kepadanya tentang jati diri Rasulullah!"
Abu Sufyan bin Harb mengabarkan kepada saya,kata Ibnu Abbas, bahwa
suatu hari ia berada di Syam bersama para saudagar Quraisy lainnya dalam
perjalanan niaga. saat itu Rasulull"h W dan kaum kafir Quraisy sedang
bertikai. "Datanglah seorang utusan Kaisar. Ia membawa saya bersama teman-
teman saya menghadap Kaisar. Saat itu Kaisar dengan mahkota di kepalanya
sedang duduk di singgasana. Di sekitarnya para petinggi Romawi tampak
berjejer.
Kesempurnaan Pribadi Nabl Muhammad
Kaisar berkata kepada penerjemahnya, "Tanyakan mereka, siapa diantara
mereka yang paling dekat nasabnya kepada Muhammad?" Saya menjawab,
"Sayalah orangnya." "Apa hubungarunu dengan Muhammad?,' tanry aKaisar.
"Dia adalah keponakankt," jawab saya tenang. saat itu, diantara para
saudagar Arab tidak ada seorang dari keturunan Abdi Manaf selain saya.
"Bawalah ia kemari!" seru kaisar. Kemudian ia menyuruh teman-teman
saya untuk tetap berada di belakang saya. Lalu ia berkata kepada
penerjemahnya. "Katakan pada teman-temannya itu, aku bertanya kepada
orang ini (Abu sufyan) tentang Muhammad. ]ika ia berdusta kepadaku, maka
mereka harus mengatakan bahwa ia telah berdusta."
Abu Sufyan membatin, "Demi Allah, jika pada saat itu saya tidak malu
pada teman-teman dikatakan sebagai pendusta, maka saya akan berdusta
kepada Kaisar saat ia menanyakan saya tentang Muhammad. Tetapi saya
malu dikatakan oleh mereka sebagai pendusta, maka saya pun berkata jujur
kepadanya."
Kemudian Kaisar berkata kepada penerjemahnya, "Katakan padanya,
bagaimana nasab orang itu (Muhammad) di tengah kalian?"
Saya (Abu Sufyan) menjawab, "Ia memiliki nasab yangbaik."
"Apakah apa yang diucapkannya itu (ajarannya) pemah diucapkan oleh
orang sebelumnya?"
"Belum."
"Apakah kalian menuduhnya berkata dusta sebelum ia memulai
perkataannya?"
"Tidak-"
"Apakah dari nenek moyangnya ada yang pemah menjadi raja?,'
"Tidak ada."
"Apakah ajarannya itu diikuti oleh kaum terhormat atau kaum lemah?,,
"Pengikutnya adalah orang-orang yang lemah."
"Apakah mereka semakin bertambah atau berkurang?"
"Semakin bertambah."
"Setelah masuk agamanya, apakah ada diantara mereka ada yang
murtad dan benci kepada agamanya?"
"Tidak ada."
Kesempurnaan Prlbadl Nabt Muhammad
"Apakah ada yang mengkhiana tiny a? "
"Tidak ada. Sekarang kami berada pada masa-masa khawatir dalam
menghadapinya." Abu Sufyan kembali membatin, "Saya tidak berani berkata
dusta sedikit pun, karena takut hal itu berdampak buruk pada saya."
Ia bertanya kembali, "Apakah kalian dan dia saling berperang?"
"Ya."
"Bagaimana bentuk peperangan antara dia dan kalian?"
"Kami melancarkan serangan dengan saling bergantian. Terkadang suatu
saat kami yang diserang, dan terkadang ia yang kami serang."
"Ajaran apa sebenarnya yang ia dakwahkan kepada kalian?"
"Ia menyuruh kami untuk menyembah Allah semata dengan tidak
menyekutukan dengan sesuatu, dan melarang kami menyembah berhala
yang disembah oleh nenek moyang kami. Ia juga menyuruh kami melakukan
shalat, berlaku jujur, menjaga soPan santun, menyambung tali silaturahim,
menepati janji, dan menunaikan amanah."
Selanjutnya Kaisar menjelaskan maksud dari semua pertanyaan di atas.
Ia berkata kepada penerjemahnya, " Aktt tadi sudah bertanya tentang nasab
Muhammad di tengah-tengah kalian. Temyata termasuk golongan kalian.
Begitulah, para rasul terdahulu juga diutus di tengah-tengah kaumnya sendiri.
saat aku bertanya, apakah ajarannya itu pemah disampaikan oleh orang
sebelumnya, maka aku sudah menduga pasti jawabannya tidak ada. Aku
katakan pada kalian, jlka ajarannya itu pernah diucapkan oleh orang
sebelumnya, pasti ia (Muhammad) telah mencontoh perkataan sebelumnya.
Kemudian tadi aku bertanya, apakah kalian sudah menuduhnya berdusta
sebelum ia berkata, maka jawabannya pasti tidak. Aku tahu bahwa ia pdsti
tidak berdusta kepada manusia, karena hal itu berarti ia mendustakan Allah.
Terus aku bertanya, apakah nenek moyangnya ada yang menjadi raja, maka
aku sudah menduga bahwa jawaban kalian pasti tidak. Sebab jika ada diantara
nenek moyangnya menjadi raja, maka berarti ia adalah orang yang menuntut
kembali tahta kerajaan yang pemah diembannenek moyangnya'
Selanjutnya aku tadi bertanya, apakah para pengikutnya itu terdiri dari
orang-orang terhormat atau orang-orang lemah, maka jawabannya pasti orang-
orang lemah. Sebab merekalah yang selama ini pengikut para rasul yang setia.
Lalu aku bertanya, apakah jumlah mereka kian bertambah atau berkurang,
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
maka jawabannya pasti bertambah. Begitulah keimanan akan terus ada hingga
sempuma.
Terus tadi aku bertanya, apakah diantara pengikutnya ada yang keluar
dari agamanya karena benci dengan ajaran agamanya, maka sudah kuduga
jawabannya pasti tidak ada. Demikianlah keimanan apabila telah merasuk
dalam hati manusia. Kemudian aku bertanya tadi, apakah ia pemah berkhianat,
maka jawabannya pasti tidak pernah. sebab para rasul itu tidak mungkin
berkhianat.
Lalu apakah kalian dan dia saling berperang, maka sudah kuduga bahwa
peperangan itu diantara kalian pasti terjadi. peperangan itu salingbergantian,
terkadang ia menyerang kalian, dan terkadang kalian menyerangnya. Begitu
pula para rasul terdahulu, mereka juga diuji dengan peperangan, meskipun
pada akhimya mereka yang memenangkannya.
Berikutnya tadi aku bertanya, ajaran apayangia perintahkan, tadi kalian
menjawab bahwa ia menyuruh kalian untuk beribadah kepada Allah semata
dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu, dan melarang kalian beribadah
seperti nenek moyang kalian (menyembah berhala). selain itu, ia juga, kata
kalian, menyuruh untuk berlaku jujur, memenuhi janji, dan melaksanakan
amanah. Ini semua adalah ciri dari seorang Nabi. Aku sungguh yakin bahwa
Nabi itu telah keluar. Tetapi aku tidak menyangka bahwa ia temyata berasal
dari kalangan kalian.
|ika apa yang kamu (Abu sufyan) katakan itu benar, maka ia pasti akan
menguasai tempat singgasanaku ini. Demi Allah, jika aku tahu bahwa ia
telah hadir, maka aku lebih memilih untuk bertemu dengannya. Kemudian
jika aku berada di sampingnya, maka aku akan segera membasuh kedua
kakinya." Demikian Kaisar Heraklius dengan turus mengakui kenabian
Rasulullah.
"selanjutnya, kata Abu sufyan, Kaisar minta dibawakan secarik surat
dari Rasulullah lalu menyuruh seseorang unfuk membacakannya. Isi surat ifu
adalah:
"Dengan menyebut Nama AllahYang Maha pengasihlagi Maha penyayang.
Dari Muhammad Hamba Allah dan Rasul-Nya kepada Heraklius Raja
Romawi. salam sejahtera semoga tercurah pada orang yang mengihtti petunjuk-
Nya
Kesempurnaan Prlbadl Nabl Muhammad
Amma ba'du, aku mengajak Anda atas nama Islam. Masuk Islamlah, maka
Anda selamat dan Allah aknn memberikanmu pahala dua knli lipat. lika Anda
tidakbersedia, makn Anda menanggung dosanya para penguasa. "Kntakanlah:
"Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang
tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah
kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak
(pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tnhan selain
Allah. likn merekn berpaling makn kntakanlah kepada merekn: "saksiknnlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (Ali
Imran:64)
Setelah surat itu selesai dibacakan, lanjut Abu Sufyan, para petinggi
Romawi di sekililing Kaisar terdengar ricuh dan gaduh. Entah apa yang
mereka katakan, kami tidak memahaminya. Lalu Kaisar mengizinkan kami
hengkang dari hadapannya.
Begitu saya (Abu Sufyan) dan teman-teman sampai di luar istana, saya
berkata kepada mereka, "Amru bin Abi Kabsyah (julukan kaum musyrikin
Makkah pada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam sebagai pelecehan) tinggi
juga derajatnya! Sungguh R j, Bani Ashfar (Romawi) dibuat takut dengan
kehadirannya."
"Sebenamy4 Abu Sufyan bercerita, saya yakin bahwa dia (Muhammad)
akan meraih kemenangan. Saat itu, Allah memberikan hidayah Islam di hatiku,
tetapi aku masih tidak mau mengikutinya." (HR. Abu Nu'aim dalam Dala'il
An-Nubuwwah)
Kami dikabari oleh Az-Zv,hri bahwa salah seorang tokoh beragama
Nashrani bercerita, "Suatu hari, Heraklius dikirimi sepucuk surat dari
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Setelah menyuruh saya membacanya,
ia kemudian menyurati seorang gubemumya di Rumiyah yang memahami
bahasa lbrani. Diharapkan temannya nanti akan memberikan kabar balasan
kepadanya.
Maka Gubemur Rumiyah itu membalas surat tersebut. Isinya adalah,
"Pengirim surat itu tidak ragu lagi adalah benar seorang Nabi yang kita
tunggu-tunggu kehadirannya. Ikutilah dan berimanlah kepadanya!" ucap
teman Heraklius dalam surat ifu.
Menanggapi hal itu, Heraklius langsung memerintahkan para penasihat
dan pemuka Romawi untuk rapat bersama di aula istana (Daskarah). Rapat
Kesempurnaan Prlbadt Nabl Muhammad @
itu dilaksanakan dalam keadaan tertutup. Mereka khawatir itu akan membawa
petaka bagi kerajaan.
Kaisar berpidato, "Wahai para pemuka Romawi, ada sebuah surat datang
kepadaku dari Muhammad yang megajakku untuk memeluk agamanya.
Demi Allah, dia benar-benar seorang Nabi yang selama ini kita tunggu-
tunggu kehadirannya sebagaimana yang tercantum dalam kitab suci kita.
Oleh karena itu, mari kita semua mengikuti ajarannya, niscaya kita nanti akan
selamat baik di dunia maupun di akhirat."
Mendengar hal itu, kontan saja mereka mencibir, lalu berhamburan
menuju pintu keluar. Tetapi semua pintu di Daskarah dalam keadaan terkunci.
"Suruh mereka kembali!" perintah Kaisar. Selanjutnya ia melanjutkan
pidatonya, "Aku sampaikan demikian karena ingin tahu bagaimana sikap
keteguhan iman kalian pada agama kalian. Dan temyata aku melihat bahwa
kalian sungguh menggembirakanku." Maka mereka pun sujud kepada Kaisar
lalu pergi keluar ruangan. (HR. Abu Nu'aim)
Dihyah bin Khalifah menuturkan, "Nabi ffi -unyrruh saya untuk
mengantarkan sebuah surat resmi ke Kaisar Romawi yang beristana di
Damaskus. Saya langsung mengambil surat itu setelah beliau membubuhkan
stempel cincin di dalamnya. Sesampainya di Damaskus, saya berikan surat
itu kepada Kaisar yang saat itu sedang duduk di singgasananya.
Setelah membacanya, ia memanggil semua pemuka Nashrani dan
kaumnya. Ia berpidato di atas bantal-bantal yut g ditumpuk sebagaimana Para
penguasa Persia dan Romawi lainnya, tanpa menggunakan mimbar. "Ini
adalah surat dari Nabi yang kedatangannya membawa kabar gembira
sebagaimana yang dijanjikan oleh Isa Al-Masih. Ia berasal dari keturunan
Ismail bin Ibrahim," ujar Kaisar. Sesaat itu pula, mereka mencibir dan
berceloteh tidak karuan. Kemudian Kaisar minta agar semuanya diam. Lalu
ia berkata, "Ini aku sampaikan hanya untuk mencoba sejauh mana kesetiaan
kalian untuk membela agama Nashrani."
Esok harinya, Kaisar secara sembunyi-sembunyi meminta saya untuk
menghadap kepadanya. Saya disuruh masuk ke sebuah ruangan yang besar.
Di dalamnya terdapat 313 gambar. Ternyata itu adalah gambar-gambar dari
sekian para nabi dan para rasul. "Kayaknya gambar Nabi ffi p"t.,un kulihat
di sini!" katanya sambil mecari gambar Nabi Muhammad. "Inilah beliau!"
Kesempurnaan Prtbadi Nabl Muhammad
tunjuk saya. "Ya, betul ini dia," ujarnya membenarkan. Lalu ia bertanya,
"Siapakah gambar orang yang ada di samping kanannya iri?" "Ia adalah salah
satu sahabatnya bernama Abu Bakar," jawab saya. "Terus siapa orang yang
ada sebelah kirinya?" tanyanya lagi. "Itu adalah sahabatnya juga bernama
Umar bin Al-Khathab i' jelas saya. Kemudian ia berkata, "Setahuku dalam Al-
Kitab (injil), dengan kedua orang sahabatnya inilah, Allah menjadikan
agama Islam mencapai kemenangan."
Setelah itu saya pulang dan mengabarkan semuanya kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau berkata, "Memang benar yang ia (Kaisar)
kataknn. Dengan Abu Bakar dan Umar, Allah menjadiknn agama ini sempurna dan
mencapai kemenangan."
Ibnu Ishaq mengisahkan dari beberapa pakar ulama, bahwa Heraklius
berkata kepada Dihyah, "Demi Allah, aku sungguh mengetahui bahwa
temanmu itu adalah seorang Nabi dan Rasul. Dia adalah orang yang kami
tunggu kehadirannya selama ini. Tetapi aku takut hal itu mengancam posisiku
(sebagai Raja) di Romawi. Jika tidak karena itu, aku pasti menjadi
pengikutnya."
Ibnu Ishaq juga mendapat kabar dari Khalid bin Sinan, dari seorang
tokoh di Romawi. Ia menuturkan, "Di saat Heraklius mau pergi dari Syiria
menuju Konstantinopel, sampailah kepadanya surat resmi dari Rasulullah ffi
untuk menyeru masuk Islam. Ia pun langsung mengumpulkan para petinggi
Romawi. "Aku kemukakan suatu hal pada kalian yang sangat penting untuk
didiskusikan " ucap Heraklius membuka pembicaraan. "Tentang apakah ifu?"
tanya mereka penasaran. Selanjutnya Heraklius menjelaskan, "Kalian pasti
tahu bahwa pengirim surat ini adalah benar-benar seorang Nabi dan Rasul
sebagaimana yang kita ketahui bersama tentang sifat-sifatnya di Al-Kitab
(Injil).Oleh karena itu, marilah kita menjadi pengikutnya."
"Jika demikian, berarti engkau berada di bawah kekuasan bangsa Arab!"
jawab mereka. Heraklius berkelit, "Nanti aku akan memberikan jizyah
kepadanya setiap tahun, agar dia tidak memerangi kita."
"Tidak, demi Tuhan, kita harus menundukkan bangsa Arab sampai
mereka hina di bawah kita," tandas mereka. Kemudian Kaisar mengajukan
usulannya, "Aku akan melimpahkan sejumlah wilayah kekuasaan kepadanya
di tanah Suriah. Yaitu meliputi Palestina, Yordania, Damaskus, dan wilayah
Himasha kecuali Darb."
Kesempurnaan Prlbadt Nabl Muhammad
"Kami tidak setuju," ncap mereka. Maka Kaisar berkata, "Demi Allah,
kalian mungkin jauh lebih baik jika terus menetap di Kota kalian."
Kemudian Heraklius naik ke punggung keledainya dan pergi. Tiba di
Darb, ia memandang ke arah Syam sambil berucap, "Salam sejahtera bagimu,
wahai tanah Suriah, selamat tinggal!" lalu ia melanjutkan perjalanan sampai
masuk ke wilayah Konstantinopel. (HR. Ibnu Hisyam)
Menurut catatan penulis, setelah Rasulullah watat,I(halifah Abu Bakar
juga mengirim delegasinya untuk menemui Kaisar Heraklius.
Diriwayatkan dari Musa bin Uqbah, bahwa Hisyam bin Al-Ash dan
Nu'aim bin Abdillah serta seorang pria diutus ke Raja Romawi pada masa
Khalifah Abu Bakar. "Kami semua masuk ke rumah Jabalah bin Al-Aiham yang
saat itu menutupi badannya. Ternyata ia memakai pakaian hitam. Dan
setelah diperhatikan, pemandangan di sekitarnya semua serba hitam," kata
para utusan menuturkan.
"Saya mengenakan ini semua karena bernadzar dan tidak akan
mencopotnya hingga saya dapat mengusir kalian dari semua wilayah
Syam," ujar Jabalah. "Tenang, jangan terburu-buru. Demi Allah, kami akan
mengambil Suriah dari tanganmu dan Kaisarmt, insya Allah.Halitu telah lama
diinformasikan oleh Nabi kami."
"Jadi kalian adalah kaum Sumara'?" tanyaJabalah. "Bukan," jawab kami
singkat. "Siapakah kaum Sumara' yarrgkamu maksudkan itu?" kata kami balik
bertanya. Maka Jabalah menjelaskan, "Mereka adalah yang berpuasa di siang
hari dan beribadah (shalat) di malam hari."
"Jika itu yang dimaksud, demi Allah, kami memang termasuk golongan
mereka," ucap kami. Lalu Iabalah kembali bertanya, "Bagaimana praktik shalat
kalian?" Maka kami pun menjabarkan semuanya." Lalu ia berkata, "Demi
Allah, warna hitam itu telah meliputinya hingga berbekas di wajahnya
menyerupai potongan bejana." Setelah itu ia menyuruh kami pergi menghadap
Raja.
Kami pun lekas melanjutkan perjalanan. Di pintu gerbang Kota, kami
bertemu seor:u:lg utusan. Ia menawarkan jasa, "jika kalian mau, saya akan
membawakan kalian keledai atau hewan tunggangan lainnya." "Tidak,
terima kasih. Biarlah kami masuk dengan keadaan seperti ini," jawab kami.
Kesempurnaan Prtbadl Nabt Muhammad
"LJtusan itu dikirim karena mereka dianggap Ya'bun. Selanjutnya ia
membiarkan mereka melanjutkan perjalanan," kata perawi (Musa bin
Uqbah).
Kami, dengan bersenjata pedang akhimya masuk istana dan sampai di
pintu kerajaan. Di sana terdapat ruangan yang tinggi khusus Raja. Raja
memandangi kami satu persatu. Kami pun mengangkat kepala ke arahnya
sambil berkata, "(In llaha illallnh) Tidak ada Tuhan selain Allah."
"Wallahu a'lam,rrrangan besar itu langsung roboh hingga bagaikan tandan
anggur yang diterpa angin " kata perawi. Lalu Raja meny'uruh seorang utusan
menegur kami, "Di tempat ini, kalian tidak pantas menampakkan syiar agama
kalian padaku." Kemudian ia menyuruh kami masuk ke dalam ruangan. Di
sana, tampak Raja Romawi duduk di singgasananya yang beratap. Saat itu ia
mengenakan setelan pakaian berwarna merah. Dan setelah diperhatikan,
semuanya serba berwarna merah. Di sampingnya tampak duduk para
penasihat kerajaan.
Ia meminta kami agar berbincang-bincang dengan ajudannya. Kami
pun menolaknya, "Tidak, kedatangan kami ke sini tidak untuk berbincang-
bincang dengan ajudan. Tetapi kami sengaja diutus hanya untuk menemui
Paduka. Sekarang, jika Paduka ingin kami berbicara, izinkanlah kami untuk
berbicara langsung pada Paduka."
saat kami masuk ke ruangan ajudan yang dimaksud, ia menyambut
kami dengan tersenyum. Ternyata ia fasih berbahasa Arab. Kami berkata
kepadanya, "I-a llaha lllallah." Maka, wallahu a'lam,robohlah atap ruangannya
hingga ia dan teman-temannya mengangkat kepala karena heran.
"Sungguh kalimat itu memiliki kekuatan luar biasa di sisi kalian!" kata
si ajudan. "Kalimat yang mana?" tantya kami. Ia menjawab, "Kalimat (tauhid)
yang barusan kalian katakan sebelumnya." "Oh, iya, kami mengerti."
Kemudian ia bertanya, "Apakah jika kalian mengucapkan kalimat itu di
negeri musuh, maka atap-atap ruangan akan roboh?" "Tidak jug ," jawab
kami. "Terus jika kalimat itu diucapkan di negeri kalian, atap-atap akan roboh
juga?" tanyanya kembali. "Demi Allah, tidak," ujar kami, "Kalimat itu tidak
dapat merobohkan atap-atap ruangan, kecuali karena suatu keistimewaan yang
ada pada diri Anda."
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
"Alangkah indahnya kejujuran kalian! Apa yang biasa kalian ucapkan
saat memasuki wilayah musuh?"
"La llaha illallah wa Allahu Akbar (tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah
Mahabesar)."
"La llaha illallah itu berarti Allah tidak memiliki suatu sekutu bagiNya.
Dan Allahu Akbar berarti Allah Mahabesar dari segalanya. Benarkah
demikian?"
"Benar."
"Kenapa kalian tidak memberikan salam penghormatan pada saya
seperti salamnya Nabi kalian?"
"Salam penghormatan Nabi kami tidak halal bagi Anda. Begitu pula
salam penghormatan Anda tidak halal bagi kami. Maka kami mengucapkan
salam pada Anda dengan kata-kata tersebut."
"flcapan salam apakah yang biasa tersebar di kalangan kalian?"
"Salamnya penduduk sorga."
"Dengannya kalian mengormati Nabi kalian?"
"Ya,benat."
"Siapa yang berhak waris mewaris dalam keluarga kalian?"
"Yaitu orang yang paling dekat hubungan kekerabatannya."
"Apakah ruja-rajakalian juga sama seperti itu?
"Ya,berrar."
Setelah itu, Heraklius menyuruh pelayannya agar memberikan fasilitas
tempat yang bagus pada kami untuk tinggal selama tiga hari. Pada suatu
malam, ia mengutus ajudannya agar kami menemuinya. Lalu kami masuk ke
dalam ruangannya, tetapi tidak ada seorang pun yang menemaninya. la
meminta kami agar merahasiakan pembicaraan. Kami pun berjanji untuk tidak
membocorkannya.
Tiba-tiba ia menun;'ukkan sebuah tempat yang terbuat dari emas persegi
empat berukuran besar. Ternyata di dalamnya terdapat pintu-pintu kecil. Ia
membuka satu pintu, lalu mengeluarkan sehelai kain sutera hitam yang di
dalamnya terdapat gambar berwarna putih. Setelah diperhatikan, temyata itu
adalah gambar seorang pria berperawakan tinggi dan berambut sangat lebat.
"Tahukah kalian, siapa ini?" katanya sambil menunjuk gambar. "Tidak," jawab
Kesempurnaan Pribadl Nabl Muhammad
kami sejujurnya. "Ini adalah gambar Nabi Adam." Setelah itu, ia
mengembalikan gambar itu ke tempatnya semula.
Kemudian ia membuka pintu kecil lainnya, lalu mengeluarkan kain sutera
berwarna hitam yang di dalamnya terlukis sebuah gambar berwarna putih.
Ternyata itu adalah gambar seorang pria berkepala besar, rambutnya lebat,
pantatnya sangat besar, dan kedua matanya merah. "Tahukah kalian, siapa
dia?" tanyanya."Tidak," jawab kami. Lalu ia menjelaskan, "Ini adalah gambar
Nabi Nuh. Selanjutnya ia mengembalikan lagi gambar itu ke tempatnya.
Lalu ia membuka pintu kecil lainnya. Ia mengeluarkan kain sutera hitam
yang mencantumkan sebuah gambar berwarna putih. Begitu melihatnya,
kami langsung mengenali gambar itu. "Ini adalah Nabi W," kata kami. Ia
pun membenarkan, "Ya, ini adalah gambar Muhammad Rasulullah." Wallahu
a'lam,lanjtt perawi, ia berdiri sebentar lalu duduk lagi. Kemudian ia kembali
bertanya, "Apakah Allah rela pada agama kalian, dan ia sebagai nabi kalian?"
Kami pun menjawab, "Ya, Allah rela pada agama kami dan beliau sebagai
nabi kami."
"Sebenamya, ini adalah pintu yang terakhir. Tetapi aku ingin mengetahui
secepatnya pendapat kalian tentang hal-hal berikut," katanya. Kemudian ia
membuka pintu kecil dan mengeluarkan kain berwama hitam yang memuat
sebuah gambar berwarna putih. Ternyata ia adalah seorang pria, kedua
bibirnya mengerut, kedua matanya cekung, gigi-giginya tersusun rapi,
janggutnya tebal, dan bermuka masam. "Tahukah kalian, siapa dia?" tanyanya.
Kami menjawab, "Tidak tahu." Lalu ia menjelaskan, "Ini adalah gambar Nabi
Musa." Di samping gambar Nabi Musa itu, tampak seorang pria yang mirip
dengannya. Hanya saja pria itu bermata bulat dan di kepalanya ada bundaran.
"Nah, ini adalah gambar Nabi Harury" jelasnya.
Kemudian ia mengembalikan kain itu ke tempatnya semula. Selanjutnya
ia membuka pintu yang lain lalu mengeluarkan kain hitam di dalamnya.
Tampak di kain itu sebuah gambar berwarna merah atau putih yang
menggambarkan seorang pria yang berperawakan sedang, badannya mirip
dengan perawakan seorang nenek. "Tahukah kalian, siapa dia?" tanyanya.
"Tidak," jawab kami sejujurnya. "Ini adalah gambar Nabi Dawud," katanya
menjelaskan. Setelah itu, ia mengembalikan gambar itu ke tempatnya.
Berikutnya ia membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera
hitam dari dalamnya. Temyata di kain itu terdapat gambar berwarna putih,
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
tampak seorang pria sedang menunggang kuda. Kuda itu memiliki dua kaki
yang panjang dan punggung yang pendek serta sayap di setiap anggota
tubuhnya. Pria itu terlihat dikelilingi oleh angin. "Tahukah kalian, siapa dia?"
ujarnya. "Tidak," jawab kami. "Itu adalah gambar Nabi Sulaiman," katanya
menuturkan.
Di pintu yang lain, ia mengeluarkan kain sutera hitam yang di dalamnya
terdapat sebuah gambar berwarna putih. Setelah diperhatikan, gambar itu
menampakkan seorang pemuda yang di atasnya terdapat wama hitam yang
memanjang sampai ke dahi. Dia memiliki janggut yang indah. "Tahukah kalian,
siapa ini?" tanyanya. "Tidak tahu," jawab kami. Maka ia menjelaskan, "Ini
adalah gambar Nabi Isa bin Maryam. Kemudian ia mengembalikan gambar-
gambar itu ke tempatnya.
Selanjutnya kami menyatakan rasa heran yang selama ini dipendam,
"]ika gambar Nabi Muhammad ffi, tr*t mudah mengenalnya, karena kami
telah melihat sosok beliau yang aslinya. Adapun gambar-gambar lain yang
belum kami lihat, bagaimana kami tahu bahwa itu adalah gambar para
nabi?"
Akhimya Kaisar menjelaskan, "Nabi Adam pemah memohon kepada
Tuhannya agar diperlihatkan gambar nabi-nabi setelahnya. Maka Tuhan
mengeluarkan gambar-gambar mereka dalam beberapa helai kain sutera dari
sorga. Dzulqarnain menemukan gambar-gambar tersebut di lemari Nabi
Adam yang terletak di ufuk barat. saat Daniel mereka ulang gambar-
gambar tersebut, maka itu berdasarkan contoh aslinya.
Demi Allah, seandainya jiwaku memberikan aku luang untuk melepaskan
tahtaku ini membiarkan aku nantinya menjadi seorang hamba sahaya, maka
sungguh aku akan berikan kerajaan ini pada kalian. Akan tetapi, rupanya
jiwaku tidak merelakan diriku melakukan hal itu." Ia memperlakukan kami
dengan baik dan membiarkan kami pergi dari kerajaannya dengan selamat."
(HR. Abu Nu'aim dalam Dala'il An-Nubuwwah)
Hisyam bin Al-Ash menceritakan, "Abu Bakar Ash-Shiddiq mengutus
saya bersama seorang Quraisy untuk menemui Heraklius Penguasa Romawi
dalam rangka misi Islam. Kami pun pergi hingga tiba di Ghuthah. Di sana,
kami singgah di rumah |ablah bin Al-Aiham. Ia banyak bercerita tentang sifat-
sifat Nabi Luth, Nabi Ishaq, Nabi Ya'qub, Nabi Isma'il, dan Nabi Yusuf.
Kesempurnaan Pribadi Nabl Muhammad
Singkat cerita, kami pulang lalu menghadap Abu Bakar dan menceritakan
semua pengalaman di atas kepadanya. Mendengar penuturan kami itu, Abu
Bakar menangis seraya berkata, "Kasihan dia, seandainya saja Allah
menghendaki kebajikan pada orang itu (dengan masuk Islam), tentu Dia akan
melakukannya. Rasuluffah ffi jauh hari telah memberi tahu kita bahwa
mereka (kaum Nashrani) dan kaum Yahudi sebenarnya telah mengetahui
sifat-sifat Muhammad, sebagaimana Allah ffi berfirman,
[r ov:;r.,o!r] @ +, i,;:^;r"rei 4iy(,;<1 ,L)i*
"... merekn dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka..."
(Al-A'raf:157)."
Mengirim Delegasi Ke Kisra
Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma menuturkan, "Rasulullah
mengutus Abdullah bin Hudzafah untuk memberikan suratnya pada Kisra.
Maka Abdullah memberikan surat itu pada Gubemur Bahrain yang kemudian
dilanjutkan pada Kisra. saat Kisra membacanya, maka surat itu langsung
disobeknya." (HR. Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqat Al-Kubra)
Ibnu Syihab berkata, "Menurut saya, Al-Musayyab menceritakan bahwa
dari situ, Rasulullah mendoakan agar mereka juga disobek-sobek dan
dihancurkan sehancur-hancumya."
Riwayat dari Muhammad bin Ishaq mengatakan, "Rasulullah,ffi
mengutus Abdullah bin Hudzafah bin Qais ke Kisra bin Hurmuz Raja Persia
untuk menyerahkan sebuah surat. Surat itu berbunyi:
" Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad Rnsulullah pada Kisra Penguasa
Persia. Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk-Nya. Berimanlah
kepada Allah dan Rnsul-Nyal Aku mengajak Anda dengan ajakan Allah. Knrena
aku adalah Rasul yang Allah utus pada umat manusia seluruhnya untuk
memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan pastilah
(ketetapan adzab) terhadap orang-orang kafir. Masuk lslamlah, makn Anda
selamat! lika Anda membangfutng, maka dosa orang Majusi ditanggung oleh
Anda."
Selesai membaca surat Rasulullah itu, Kisra langsung merobeknya.
Kemudian ia menulis surat pada Badzandi Yamary yang berbunyi: "Utuslah
Kesempurnaan Pribadi Nabl Muhammad
pada orang Hijaz ini (Muhammad) dua orang yang kuat dari ajudanmu. Lalu
suruhlah kedua orang itu untuk membawanya datang kepadaku!"
Maka Badzan mengirim prajurit kuatnya yang bemama Babawaih. Ia
seorang sekretaris sekaligus ahli hitung. Untuk menemani Babawaih, Badzan
menyertakan seorang pria Persia ikut bersamanya. Kemudian ia menitipkan
surat pada dua orangnya itu untuk diberikan kepada Rasulullah ffi. Sr.u,
itu berisi perintah agar Rasulullah ikut pergi bersama dua orang itu untuk
menghadap Kisra. Teman Babawaih mengajak bicara, "Coba teliti keadaan
orang itu dan gaya bicaranya, lalu sampaikan padaku."
Singkat cerita, saat sampai di Thail mereka keduanya bertanya pada
penduduk di sana tentang Muhammad. "Dia ada di Madinah," kata mereka
memberi petunjuk. Mereka menampakkan kegembiraannya karena Kisra tentu
akan mengalahkankannya. "Orang itu (Muhammad) ternyata cukup
merepotkan kalian," kata mereka.
Kemudian dua orang utusan tersebut melanjutkan perjalanan hingga
sampai di Madinah, dan langsung menuju Rasulullah W.ruAu*uih berkata
kepada Rasulullah, "Paduka Raja Agung Kisra, menginstruksikan Raja Badzan
melalui sebuah surat untuk mengutus orang suruhannya kepada Anda yang
akan membawa Anda ke hadapannya. Sekarang, dia telah mengutusku untuk
menemui Anda dan membawa Anda pergi bersamaku. Jika Anda bersedia,
maka aku akan mengirim surat kepada Paduka Raja Agung yang berisi
permohonan agar jiwa Anda selamat. Tetapi jika Anda menolak, maka
sebagaimana yang Anda ketahui, Paduka Raja Agung adalah orang yang
bengis, dia akan membinasakan Anda dan kaum Anda semua, sekaligus
meluluhlantakkan negeri Anda ini."
Dua orang itu datang kepada Rasulullah dalam keadaan tidak berjenggot
tetapi berkumis panjang. Rasulullah tidak mau melihat tampang mereka.
Beliau berkata, "Celaka knlian, siapa yang menyuruh knlian berdua bertampang
seperti ini?" Mereka menjawab, "Kami diperintahkan oleh Tuhan kami, yaitu
Kisra." Beliau menimpali, "Kalau Ttrhanku menyuruhku untuk memanjangknn
jenggot dan memotong kumis. Sekarang kalinn pulang dulu, nanti besokknlian datang
lagikemari."
Setelah mereka pulang, Rasulullah mendapat kabar bahwa Allah telah
membinasakan Kisra. Puteranya sendiri, Syirwaih telah membunuh Kisra pada
bulan sekian dan malam sekian karena peristiwa pada malam sekian.
Prtbadi Nabi Muhammad
Keesokan harinya, begitu kedua orang Persia itu datang, Rasulutlah,ffi
Iangsung mengabarkan, " S e xtn g guhny n T uhanktr t elah me mb unuh T uhanmu p ada
malam sekian. ln tewas dibunuh oleh puteranya sendiri Syirwaih." Keduanya
langsung naik pitam, "Tahukah Anda dampak apa yang Anda katakan
barusan? Kami telah melaksanakan tugas ini dengan sangat berbaik hati pada
Anda. Tetapi Anda seperti itu. Apakah perlu kami melaporkan hal ini pada
Paduka Raja Agung sekarang juga?" katamereka mengancam.
"silahkan, kntakan padanya tentnng sikapku ini, lalu laporknn padanya bahwa
agamaku dan wilayah kekuasaanku aknn meluas sampai semua wilaynh kekuasaan
Kisra, dan berakhir sampai ujung Khaf dan Hafir. Kemudian beritahukan padanya,
jika dia masuk lslam, makn aku akan memberiknn wilayah kekuasaan yang sekarang
dia pegang. Selain itu, aku aknn memberiknn wewenang kekuasaan padanya untuk
memimpin knumnya, yaitu seluruh orang Persia di Yaman," ujar Rasulullah.
Kemudian mereka memberikan sejumlah emas dan perak pada Rasulullah
seperti yang mereka lakukan pada raja-raja lainnya.
Selanjutnya, kedua utusan itu pergi meninggalkan Nabi untuk kembali
menghadap Badzan. Setelah mereka melaporkan semuanya tanpa ada yang
ditutupi, Badzan menyimpulkan, "Demi Allah, itu bukan perkataan seorang
raja. Menurutku, dia adalah seorang Nabi sebagaimana yang dikemukakannya'
Kita akan lihat nanti apakah perkataannya itu benar. Jika benar, berarti ia
memang seorang Nabi dan Rasul. Tetapi jika salah, maka kita akan lihat nanti
putusan selanjutnya."
Belum lama Badzan berkata demikian, tiba-tiba datang padanya sebuah
surat dari Syirwaih. Surat ifu berbunyi, "Amma Ba'du. Aku telah membunuh
Kisra. Aku membunuhnya hanya karena rasa benciku pada orang Persia. Ia
telah membunuh para tokoh terkemuka Persia dan melemparinya dengan bahr
sampai mati. fika suratku ini telah sampai padamu, maka kamu harus
menyatakan patuh kepadaku. Lalu telitilah orang yang kamu disurati Kisra
untuk membawanya datang kepadanya, janganlah kamu bertindak kepadanya
sebelum ada perintah dariku."
Setelah BadzNrmembaca surat dari putera Kisra itu, ia berkata, "Sungguh
orang itu (Muhammad) adalah benar utusan Tuhan." Maka ia menyatakan
masuk Islam yang kemudian langkahnya itu diikuti oleh semua orang Persia
di Yaman. (HR. Ath-Thabari dan Ibnu Katsir)
Kesempurnaan Prlbadi Nabi Muhammad
Riwayat dari Al-Maqburi mengatakary "Fairuz Ad-Dailami datang pada
Rasulullah W.r^ berkata, "sesungguhnya Kisra menyurati Badzan agar ia
menyuruhku pergi ke kotamu ini untuk mencari seorang Nabi. Jika ditemukan,
maka ia meminta agar aku mengikatnya untuk dibawa ke hadapannya."
Kemudian Nabi menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku murka pada Tuhanmu. Dia
telah membinasaknnnya melalui tangan anaknya sendiri pada suatu saat." Maka
Fairuz pamitan untuk kembali ke daerahnya. Di sana ia mendapat kabar seperti
yang Nabi katakan. Maka ia menyatakan masuk Islam dan mengamalkan
a;'arannya dengan baik.
Mengirim Delegasi dan Surat Resmi ke Najasyi
Sejarahwan Ibnu Ishaq menuturkan, "Rasulullah ffi mengutus Amr bin
Umayyah bersama fa'far bin Abu Thalib dan teman-temannya ke Najasyi.
Beliau menitipkan sebuah surat pada mereka untuk diberikan kepadanya,
yang berbu nyi: " Bismill ahirr ahmanirr ahim, dari Muhammad Rasulullah pada
Najasyi Raja Habasyah (Ethiopia). Aku menyanjungmu, Allah Yang tiada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera,
Yang Mengaruniakan kEamanan, Yang Maha Memelihara. Aku bersaksi bahwa lsa
putera Maryam adalah Ruh Allah dan Kalimat-Nya yang ditiupknn pada Maryam,
wanita yang suci (perawan) lagi baik, yang kemudian mengandung Isa. Aku mengajak
engkau untuk menyembah Allah sematt, tidak ada sekutu apapun bagi-Nya. Aku pun
mengajak engkau untuk mengikuti dan mengimani ajaran yang aku bawa. Knrena
aku adalah utusan Allah. Bersama dengan ini, aku telahmengutuskeponakanku Ja'far
beserta sekelompok kaum muslimin untuk menghadapmu. Salam sejahtera bagi orang
y ang mengikuti petunjuk-N y a. "
Setelah membaca surat tersebut, Najasyi langsung menulis surat
jawabannya yang ditujukan pada Rasulullah. Isi surat itu berbunyi,
"Bismillahirrahmanirrahim, dari Najasyi pada Muhammad Rasulullah.
Salam sejahtera bagimu, wahai Nabi Allah, rahmat dan keberkahan Allah
senantiasa tercurah padamu. Dia-lah Allah Yang tidak ada Tuhan melainkan
Dia, telah memberikan hidayah-Nya padaku untuk memeluk Islam.
Amma Ba'du, Wahai Rasulullah, suratmu yang menjelaskan tentang Isa,
telah sampai pada tangan kami. Demi Tuhan Langit dan Bumi, sesungguhnya
Nabi Isa sama sekali tidak lebih dari yang engkau kemukakan. Beliau memang
seperti itu. Sekarang, kami telah mengetahui isi surat yang engkau kirim pada
Prtbadi Nabt Muhammad
kami. Keponakanmu dan teman-temannya telah sampai di tempat kami. Aku
bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah. Aku sungguh telah membaiatmu
(sumpah setia) juga keponakanmu. Aku diislamkan olehnya karena Allah
Tuhan semesta alam. Bersama ini, aku mengirim puteraku padamu. Wahai
Rasulullah, jika engkau membutuhkanku, aku akan datang padamu kapan saja.
Aku sungguh bersaksi bahwa apa yang engkau katakan adalah benar.
Demikian. Salam sejahtera, rahmat dan keberkahan Allah semoga selalu
tercurah padamu." (HR. Ibnu Hisyam)
Dalam catatan Ibnu Ishaq, Raja Najasyi mengirim puteranya bersama
enam puluh orang Habasyah pada Nabi,ffi. M"r"t, menggunakan perahu
besar untuk transportasi. Hingga di tengah lautan, perahu mereka tenggelam.
Semuanya tewas sesaat .
Al-Waqidi mendapat kisah dari guru-gurunya bahwa Rasulullah ffi
mengirim dua surat pada Najasyi. Surat pertama berisi ajakan beliau agar
Najasyi masuk Islam. Dalam surat itu, beliau membacakan ayat suci Al-Qur'an.
Setelah membacanya, Najasyi meletakan surat itu di matanya. Kemudian ia
turun dari singgasananya dan duduk di lantai dengan rendah diri. Selanjutnya
ia menyatakan masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimah syahadat.
"seandainya aku dapat bertemu dengannya, maka aku tentu akan berusaha
untuk menemuinya," Ltjar Najasyi. Lalu ia menulis surat jawaban pada
Rasulullah yang berisi bahwa ia beriman dan membenarkan Rasulullah,
sekaligus menginformasikan bahw a J a' far telah mengislamkannya.
Sedangkan surat Nabi yang kedua berisi perintah beliau pada Najasyi
agar menikahkannya dengan Ummu Habibah binti Abu Sufyan. Ummu
Habibah telah hijrah ke Habasyah bersama Ubaidillah bin ]ahsya Al-Asadi.
Ubaidillah menjadi penganut Nashrani di sana lalu meninggal dunia. Dalam
surat itu, beliau meminta Najasyi agar mengirim Ummu Habibah padanya
bersama para utusan beliau yang telah datang sebelumnya. Maka Najasyi pun
melakukannya.
Abu Qatadah meriwayatkan, "saat para utusan Naiasyi itu sampai
pada Rasulullah, beliau sendiri yang menjamu mereka. Para sahabat yang hadir
merasa tidak enak. "Biarkan kami saja yang melakukannya," kata mereka
menawarkan jasa. Tetapi beliau menampiknya. "Mereka itu telah memuliakan
para sahabatku (saat berkunjung ke sana), maka aku ingin membalas
kebaikan mereka itu di sini."
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
Abu Hurairah menuturkan, "Saat terdengar kabar Najasyi meninggal
dunia, Rasulullah ffi t"t.ru. menuju lapangan. Beliau mengatur barisan
para sahabat di belakangnya, lalu takbir empat kali (shalat ghaib) atasnya."
(HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa'i, dan Ahmad)
Dalam riwayat Aisyah diberitakan, "saat Najasyi meninggal dunia,
kami memperbincangkannya. Ada cahaya yang terus menerus memancar
dari kubumya."
Ada juga sebuah riwayat yang mengatakan bahwa Najasyi yang disurati
Rasulullah bukanlah Najasyi yang beliau shalati.
Anas bin Malik meriwayatkan, "Nabi ffi ^".,girim
beberapa surat,
masing-masing ditujukan pada Kisra, Kaisar, Najasyi, dan para penguasa saat
itu. Beliau mengajak mereka untuk menyembah Allah semata. Najasyi yang
dikirimi surat oleh beliau bukanlah Najasyi yang beliau shalati." (HR. Muslim,
At-Tirmidzi, dan Ahmad)
Delegasi untuk Harits bin Abu Syimr Al.Ghassani
Riwayat Al-Waqidi yang diterima dari guru-gurunya menuturkan,
"Rasulullah ffi *".,grrus Syuja'bin Wahb Al-Asadi untuk menemui Harits
bin Abu Syimr dalam rangka misi menyebarkan Islam. Beliau juga menitipkan
surat pada Syuja' untuknya.
Syuja' menceritakan perjalannya, "Setibanya saya di wilayah Harits, ia
saat itu berada di Guthah Damaskus sedang menyediakan beberapa jamuan
dan hadiah yang akan dikirimkan pada Kaisar dari Himsh ke Iliya. Maka saya
bermukim sementara di depan rumahnya selama dua atau tiga hari. Saya
katakan kepada pengawalnya bahwa saya adalah utusan Rasulullah ,ffi.
Pengawal itu berkata, "Kamu jangarr menghubunginya hingga ia keluar
pada hari sekian." Selanjutnya saya dan pengawal, yang temyata keturunan
Romawi itu, terlibat pembicaraan. Ia bertanya kepada saya tentang Rasulullah
ffi. Vut.udengan mendetail, saya menjelaskan sifat-sifat beliau kepadanya.
Tiba-tiba ia melemah sampai-sampai terlihat mau menangis. "Saya sungguh
telah membaca Kitab Injil," katanya mengungkapkan, "Di sana saya
menemukan sifat dan identitas Nabi ini dengan jelas. Maka saya menyatakan
beriman dan membenarkannya. Tetapi saya takut jika Harits tahu, maka
saya akan dibunuhnya. Padahal selama ini, dia telah memberi dan berbaik
hati pada saya."
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
Suatu hari, Harits keluar. Ia duduk di singgasana dengan memakai
mahkota di kepalanya. Setelah ia mengizinkan saya menghadap,saya
pun memberikan surat Rasulullah ffi tepaaanya. Usai membacanya, ia
langsung melemparkannya. "Siapa yang berani merampas kerajaan ini dari
tanganku?" katanya dengan geram, "Aku akan menyerangnya bersama
rakyatku." Kemudian ia beranjak dari duduknya sambil menyuruh
pengawalnya untuk menyiapkan kuda-kuda agar diberikan sePatu
semuurnya.
"Beritahukan pada sahabatmu itu (Muhammad) seperti yang kau lihat
sekarang!" ujarnya menyuruh saya. Lalu ia menyurati Kaisar guna
memberitahukan apa yang sedang terjadi di kerajaannya. Dalam surat
balasannya, Kaisar memberikan instruksi, "Kamu jangan menyerangnya,
berilah bagianku di Iliya padanya."
Setelah mendapat jawaban dari Kaisar, Harits memanggil saya. "Kapan
kamu pulang dan menghadap sahabatmu (Muhammad)?" tanyanya' Saya
menjawab, "Besok." Kemudian ia memberi saya seratus dinar emas.
Pengawalnya menemui saya, ia memberikan bekal makanan dan pakaian
untuk saya, sambil berkata, "sampaikan salam saya pada Rasululhh ffi!"
Singkat cerita, saya tiba di hadapan Rasulullah lalu menceritakan
semuanya kepada beliau. Beliau bers abda, "Ketaiaannya akan sima." (HR. Ibnu
Hisyam)
Harits bin Abu Syamr meninggal dunia pada tahun pembebasan Kota
Makkah.
Mengirim Delegasi ke Haudzah bin Ali Al.Hanafi
Riwayat Al-Waqidi yang diterima dari guru-gurunya rnenuturkan,
"Rasulullah ffi *ut gr,us Salith bin Amr Al-Amiri pada Haudzah bin Ali
Al-Hanafi untuk mengajaknya masuk Islam. Beliau Pun menyertakan
sebuah surat untuk diserahkan kepadanya.
saat utusan Rasulullah itu sampai di rumah Haudzah, Haudzah
mempersilahkannya masuk lalu menjamunya' Setelah membaca surat
Rasulullah ffi, rulangsung menulis jawabannya, yang berbunyi:
"Alangkah indahnya ajaran yang engkau serukary aku adalah penyair
terkemuka yang ditokohkan di kaumku. Posisiku sangat disegani oleh seluruh
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
orang Arab. Tunjukkan dan buktikan padaku beberapa hal saja bagiku untuk
mengikutimu."
Kemudian ia memberikan hadiah kepada salith bin Amr dan pakaian.
semua pemberian itu diserahkan oleh salith pada Rasulullah
shallallahu Alaihi wa sallam.Ia pun melaporkan hasil kunjungannya lalu
menyerahkan surat Haudzah pada beliau. Usai membaca surat tersebut, beliau
bersabda,
"seandainya ia meminta padaku, maka aku tidak akan melakukannyn.
Kemampuannya itu aknn musnah."
saat Rasulullah pulang dari Fathu Makkah, fibril memberitahukan
bahwa Haudzah meninggal dunia.
Mengirim Surat pada Jabalah bin Al-Aiham
Rasulullah ffi *u.,gt.im sebuah surat pada Raja Ghassan Jabalah bin
Al-Aiham untuk menyerunya masuk Islam. |abalah pun masuk Islam. Ia lalu
menulis surat balasan pada Rasulullah yang menyatakan keislamannya.
Islamnya Jabalah masih terus berlanjut sampai pada masa kekhalifahan
Umar bin Al-Khathab. Hingga suatu saat , ia thawaf di Baitullah. Tiba-tiba
kainnya terinjak oleh seorang pria dari Bani Fazarah hingga ia jatuh. |ablah
tak kuasa menahan marahnya, ia langsung menampar pria itu sampai
hidungnya keluar darah. Pria itu pun mengadu pada Umar.
Umar memanggil ]abalah dan berkata, "Kamu boleh pilih, memaafkan
pria itu atau aku suruh dia membalas perlakuanmu." Jabalah menjawab,
"Kalau begihr, aku lebihbaik kembali menjadi seorangNashrani." Mendengar
jawaban itu, Umar kesal, "Kalau kamu kembali menjadi Nashrani, aku akan
memenggal lehermu." Jabalah pun miris, "Baiklah, tunggulah keputusanku
malam ini." Kemudian pada malam harinya, ia dan teman-temannya keluar
menuju Konstantinopel. Di sana, ia menjadi seorang Nashrani sampai akhir
hayalnya."
Kisah ini sudah kami kemukakan dalam kitab Al-Mttntazham.
Mengirim Surat untuk Dzul Kila'
Dzul Kila' adalah julukan seorang raja dari sekian raja di rhaif. Nama
aslinya adalah samaifa' bin Hausyab. Ia telah menganggap dirinya sebagai
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
yang Maha Tinggi hingga mengaku sebagai tuhan. Rasulullah,ffi mengirim
surat kepadanya melalui Jarir bin Abdillah. Sebelum Jarir kembali, Rasulullah
wafat.
Dzul Kila' berkuasa dengan keadaannya itu sampai pada masa
kekhalifahan Umar. Kemudian ia tertarik untuk masuk Islam. Ia bertandang
pada Umar bersama delapan puluh orang hamba sahaya. Semuanya
menyatakan masuk Islam. Ia berkata kepada Umar, "Aku memiliki dosa yang
mungkin Allah tidak akan berkenan mengampuninya." "Dosa apakah itu?"
tanya Umar. Ia menjawab, "Suatu saat , aku bersembunyi dari orang yang
menyembahku. Kemudian aku muncul, dan mereka yang berjumlah ratusan
ribu sujud kepadaku." "Kalau begihr," kata Umar memberikan nasehat,"kamu
harus tobat dengan penuh ketulusan. Semoga dosamu itu mendapat
ampunan."
Ilwan bin Dawud mendapat kabar dari seorang kaumnya, ia menuturkan,
,,Padamasa
Jahiliyah, aku pernah diutus oleh kaumku untuk mengantarkan
hadiah pada Dzul Kila'. selama setahun, hadiah itu kudiamkan dan tidak
kusampaikan padanya. Kemudian setelah itu, ia keluar dari istananya. Setiap
orang yang melihatnya langsung bersujud kepadanya. Beberapa selang
kemudian setelah ia masuk Islam, aku melihatnya membeli daging seharga
satu dirham. Tidak ada seorang pun, saat itu, yang membantu membawa-
kannya. Ia sendiri yang mengangkat daging itu ke atas kudanya. Ia sekarang
sudah berubah."
Surat Nabi Pada Farwah Al-Judzami
Wa'il bin Amr menuturkan, "Farwah Al-|udzami adalah salah seorang
gubemur Romawi. Ia masuk Islam dan mengirim surat kepada Rasulullah
untuk menyatakan keislamannya. Menyertai surat itu, ia mengutus seorang
pria dari kalangannya dengan seekor keledai putih, kuda, himar, dan
beberapa helai pakaian. Ia juga mengirim sutra halus yang dijahit dengan
benang emas.
Kemudian Rasulullah ffi *unlu*ab surat tersebut, yang berbunyi,
"Dari Muhammad Rasulullah untuk Farwah bin Amr. Amma Ba'du.
LLtusanmu sudah datang padaku dan memberikan semua barang bawaannya.
la mengabarknn tentang keislamanmu. Semoga engknu selalu berada dalam
petunjuk Allah."
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
Lalu beliau menyuruh Bilal untuk memberikan dua belas setengah uang
perak pada utusan Farwah.
Kabar masuk Islamnya Farwah itu tersiar sampai pada Raja Romawi.
Maka Raja pun memanggilnya, "Kembalilah pada agamamu semula
(Nashrani)!" Dengan tegas, Farwah menjawab, "Aku tidak akan keluar dari
agama Muhammad ffi. orart, juga tahu bahwa Nabi Isa telah memberikan
kabar gembira akan datangnya Muhammad, tetapi paduka tidak mau
mengikutinya karena takut kehilangan tahta." Akhirnya Raja menjebloskan
Farwah ke ruang tahanan. Beberapa lama kemudian, ia mengeluarkannya lalu
membunuh dan menyalibnya.
Surat Nabi Pada Jaifar dan Abdun Putera Al.Julandi
Rasulullah ffi mengrirn surat pada |aifar dan Abdun. Keduanya putera
Al-Julandi yang menjadi penguasa di oman. Melalui Amr bin Al-Ash, beliau
mengajak mereka berdua untuk memeluk Islam. Amr bin Al-Ash pertama kali
mendatangi Abdun, ia berkata, "saya adalah utusan Rasulullah yang diutus
unfuk menemui Anda dan saudara Anda.,, Abdun menjawab, ,,Saudaraku
flaifar) lebih tua usianya dan lebih dulu memimpin kerajaan. sebaiknya aku
mengantarmu padanya."
"Maka saya (Amr) masuk ke rumahnya dan menyerahkan surat yang
sudah distempel kepadanya. setelah membacanya, ia berkata, ,'Untuk hari ini
kamu pulang dulu, nantibesok silahkan datang lagi!,,
Keesokan harinya, saya menemuinya lagi. Kali ini, ia memberi keputusan.
Katanya, "setelah seru;rnmu itu kupertimbangkan, aku adalah orang Arab
yang paling lemah jika kuserahkan kerajaan ini pada orang yang tentara
berkudanya tidak ada satu pun yang sampai kemari. Jika tentara berkudanya
itu sampai kemari, tentu peperangan itu terjadi tidak seperti perangnya
orang yang lembek." Mendengar jawaban tersebut, saya langsung pamitan
padanya untuk pulang besok.
Pada pagi harinya, ada seorang utusan datang pada saya mengabarkan
bahwa Jaifar dan saudaranya menyatakan diri masuk Islam. Mereka berdua
melepas kepergian saya dengan sejumlah harta sedekah. saya pun
mengambilnya untuk diberikan kepada fakir miskin yang ada di daerahnya.
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
Mengirim LJtusan pada Al-Mundzir
Rasulullah,ffi mengutus Al-Ala' bin Al-Hadhrami pada Al-Mundzir bin
Sawa Al-Abdi di Bahrain. Setelah membaca surat tersebut, Al-Mundzir
membalasnya dengan menyatakan bahwa ia masuk Islam dan membenar-
kan risalah Rasulullah,ffi.
Surat Nabi untuk Raja-raja Himyar
Riwayat Muhammad bin Ishaq dari Abdullahbin Abu Bakar menuturkan,
"Ada surat dari raja-raja Himyar sampai pada Rasulullat. ffisaat Perang
Tabuk tentang Islamnya Harits bin Abdi Kulal, Nu'aim bin Abdi Kulal,
Nu'man Qail Dzi Ru'ain, Hamdan, dan Ma'afir. Rasulullah membalas surat
itu, yang berbunyi,
"Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad Rasulullah untuk Hnrits bin
Abdi Kulal, Nu'aim bin Abdi Kulal, Nu'man Qal Dzi Ru'ain, Hamdan, dan
Ma'afir.
Amma Ba'du. Segala puji bagi Allah Yang Tidak ada Tuhan melainkan Dia.
Utusan kalian dnri tanah Romawi telah sampai pada kami. la menemui kami di
Madinah untuk menyampaikan pesan knlian. la mengabarkan pada kami tentang
keislaman knlian dan siknp knlian dalam memerangi kaum musyrikin. Allah
sungguh telah memberiknn hidayah-Nya pada knlian, jika kalian berbuat baik,
tnat kepada Allah dan Rnsul-Nya, mendiriknn shalat, mengeluarknn harta zakat,
dan menyalurkan seperlima harta rnmpasan perang untuk Allah dan seperlima
unttk Nabi dan kekasih-Nya, serta harta-harta yang Allah wajibkan atas orang-
orang yang buiman. Siapa yang masih tetap dalam agama Yahudi atatr Nashrani,
makn biarknnlah ia dengan keadaannya, tetapi ia wajib mengeluarkan jizyah
(pajak)." (HR. Ibnu Hisyam)
Selain itu, masih banyak lagi utusan dan surat yang telah dikirimkan
oleh Rasulullah ffidalam rangka misi Islam. Kami hanya cukupkan sampai
di sini. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan untuk melakukan
kebaikan.
Ibnu Aqil berkata, "Di antara dalil yang menunjukkan atas absahnya
kenabian dan kerasulan Nabi kita Muhammad, W, yaitu kegiatan surat
menyurat beliau pada Kisra, Kaisar, dan yang lainnya. Begitu pula administrasi
beliau dalam mengurusi semua urusan umatnya dapat berjalan dengan baik
dan lancar, terutama di kalangan bangsa Arab secara keseluruhan."
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
Kemudian urusan pembagian hasil harta rampasan perang dari Kisra
dilaksanakan di masjid Nabi. Beliau berbicara tentang tingginya Islam setelah
dakwahnya tersebar luas hingga mampu mengalahkan semua kerajaan.
Keberhasilan itu membuktikan bahwa semua yang beliau prediksi adalah
benar. Apakah perkataan beliau tentang hal-hal yang ghaib dapat terbukti lebih
cepat dari ini? Tentu saja kita harus percaya penuh pada Dzat yang
mengutusnya. Inilah yang dapat dijadikan bukti oleh seorang ilmuwan untuk
membenarkannya. Alangkah buramnya kritik nalar orang-orang yang
meragukan kenabian Rasulullah jika digandengkan dengan cahava kemilau
yang membenarkan kenabiannya."
**x**
naan Pribadi Nabi Muhammad@
PARA DELEGASI YANG DIKIRIM
UNTUK MENEMUI NABI
Delegasi Sa'ad bin Bakr
/fAaufian bin Abbas menuturkan, "Bani Sa'ad bin Bakr mengirim
fillrnr*rm bin Tsa'labah sebagai delegasi untuk menghadap Rasulullah
W.rnt-am datang ke Madinah dan langsung mengikat ontanya di pintu
niasjid. Setelah itu, ia masuk ke dalam masjid dan menemukan Rasulullah
ffi ""ao,gduduk
bersama para sahabatnya'
Dhimam adalah seorang pria yang kasar dan berambut lebat. Di dalam
masjid, ia langsung berjalan menuju kerumunan hingga berhenti tepat
dekat kepala Rasulullah. "Manakah di antara kalian yang termasuk keturunan
Abdul Muthalib?,' tanya Dhimam. "Aku sendiri," jawab Rasulullah. "Engkau
yang bernama Muhammad?" ujarnya. "Ya, benar," kata Rasulullah dengan
tenang.
,,Hai cucu Abdul Muthalib, saya bertanya padamu sesuatu yang begitu
berat. Saya mohon engkau tidak ada marah," kata Dhimam mengutarakan
maksud kedatangannYa.
"Tidnk apa-apa, silahknn utarnkan pertanyaanmul" jawab Nabi'
"Saya bertanya padamu, atas nama Allah, Tuhanmu dan Tuhan yang
sesungguhnya bagi manusia sebelum dan sesudahmu' Apakah Allah
mengutusmu pada kami sebagai seorang Rasul?"
"Ya,benar."
"Saya bertanya padamu, atas nama Allah, Tuhanmu dan Tuhan yang
sesungguhnya bagi manusia sebelum dan sesudahmu. Apakah Allah
Kesempurnaan Pribadi Nabt Muhammad
{,4r.#rsg$iq
w{.41
ryE Ilti+
menyuruhmu untuk memerintahkan kami untuk beribadah kepada Allah
semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan melepas semua sekutu berupa
berhala-berhala yang disembah selain Allah?,,
"Ya,benar."
"saya bertanya padamu, atas nama Allah, Tuhanmu dan Tuhan yang
sesungguhnya bagi manusia sebelum dan sesudahmu. Apakah Allah
menyuruhmu untuk memerintahkan kami melakukan shalat lima waktu?,,
"Ya,benar."
Kemudian Dhimam menyebutkan satu persatu kewajiban dalam Islam,
yaitu mengeluarkan zakat, berpuasa, haji, dan syariat-syariat Islam lainnya.
setiap kali menyebutkan satu kewajiban, sebagaimana di atas, ia selalu
menanyakannya kepada Rasulullah, benarkah itu semua merupakah
perintah Allah kepadanya.
Pada akhirnya, saat Rasulullah membenarkan semua pertanyaan
yang diajukary Dhimam berkata, "|ika demikian, saya bersaksi bahwa tidak
Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa
Muhammad benar-benar utusan Allah. saya akan melaksanakan kewajiban-
kewajiban tersebut dan akan meninggalkan apa saja yang engkau larang.
Tidak lebih dan tidak kurang."
setelah itu, ia keluar dan kembali pada ontanya. Rasulullah ffibersabda,
"Jiknbenar dengan yang dikntakannya, maka ia akan masuk surga.,,
Dhimam langsung melesat dengan ontanya menuju kaumnya. Di sana,
mereka telah berkumpul untuk menunggu kabar yang akan disampaikannya.
Maka Dhimam berkata, "sungguh persetan dengan Lata dan lJzzat,, Mereka
pun tercengang dan segera mengingatkannya, "sst..Dhimam, hati-hatilahl
Ucapanmu itu memancing penyakit kulit, lepra, dan gila!,,
Tetapi Dhimam tidak bergeming, ia malah membentak kaumnya,
"Celaka kalian, demi Allah, Lata dan lJzza iht sama sekali tidak memberikan
manfaat maupun mudharat pada kalian. sesungguhnya Allah telah mengutus
seorang Rasul dan menurunkan sebuah kitab suci kepadanya, agar kalian
selamat dari kesesatan selama ini. Saya sendiri telah bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan melainkan Allah, Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya,
dan saya membenarkan bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan
Rasul-Nya. saya datang pada kalian untuk mengabarkan ajaran yang saya
Kesempurnaan Pribadi Nabl Muhammad
peroleh dari beliau, yaitu berupa perintah dan larangan yang harus kalian
perhatikan."
Demi Allah, kata perawi, setiap hari ada saja orang yang datang kepada
Dhimam, baik pria mauPun wanita, untuk menyatakan diri masuk Islam.
(HR.Ibnu Hisyam, Al-Baihaqi dalam Dala'il An-Nubuwwah, dan Ahmad)
Berkenaan dengan Dhimam, Ibnu Abbas berkomentar, "Kami belum
pernah mendengar delegasi suatu kaum yang lebih utama dari seorang
delegasi bemama Dhimam bin Tsa'labah."
Delegasi Muzainah
Katsir bin Abdullah Al-Muzani menuturkan, "Delegasi pertama kali
yang dikirim dari Mudhar untukmenghadap Rasululhhffiberjumlah empat
ratus orang yang kesemuanya dari suku Muzainah. Pendelegasian itu terjadi
pada bulan Rajab tahun ke-5 H. Saat itu, Rasulullah ffi menjadikan wilayah
mereka sebagai tujuan hijrah bagi mereka. Beliau bersabda,
"Ihlian berhijrah ke tempat dimana kalian berada. Pulanglah untuk memelihara
hartaknlian!"
Maka mereka pun pulang ke daerah asalnya masing-masing"' (HR.
Ahmad, Ath-Thabarani, dan Ibnu Sa'ad)
Delegasi Fazarah
Abu Wajzah As-Sa'idi meriwayatkan, "Di saat Rasulullah ffi pulang dari
perang Tabuk, datanglah delegasi dari Bani Fazarah. Mereka berjumlah lebih
dari sepuluh orang, diantaranya adalah Kharijah bin Hishn dan Al-Hurr bin
Qais, dengan mengendarai hewan yang kurus. Tujuan kedatangan mereka
adalah untuk menyatakan diri masuk Islam. Begitu sampai, Rasulullah
bertanya kepada mereka tentang keadaan daerahnya. Salah seorang dari
mereka menjawab, "Daerah kami sekarang dalam keadaan kemarau
berkepanjangan. Hewan-hewan ternak kami mati, tanah kami kering, dan
anggota keluaraga kami kelaparan. Kami mohon kiranya engkau berdoa
kepada Tuhan untuk keselamatan kami."
Maka Rasuluflah ffi naik mimbar lalu berdoa,
"Ya Allah, siramilah daerah-Mu,limpahknn rahmat-Mu, dan hidupkm kembali
tanah-Mu yang mati (kering).Yang Allah, turunkanlahhujan yang deras, segar,
Kesempurnaan Pribadt Nabl Muhammad
subur, dan menyeluruh. Yaitu hujan yang meluas dengnn segera tnnpa ditunda-
tmtda, dan hujan yang bermanfaat, bttfum yang membawa petakn. ya Allah,
berilah kami htrjan yang membaua rnhmat, bukan yang menimbtikan azab,
kehancuron, kebanjiran, dan kematian. ya Allah, berilah kami htrjan, dnn
tolo nglah knmi untuk menghanutkan musuh-musuh !,,
Tidak lama kemudian, hujan turun tidak henti-henti. Mereka sama
sekali tidak melihat langit cerah. Maka Rasuluuan ffi kembali naik mimbar
seraya berdoa,
"Ya Allah, curahfumlah hujan di sekililing kami, bukan di atas (tempat tinggat)
kami. Ya Allah, turunkanlah hujan pada knnar-kannl, lembahlembah, dan
tempat-tempat tumbuhnya pepohonan." Usai berdoa, tiba-tiba awan menjadi
pecah sehingga mengitari Madinah." (Lrh. Zad Al-Ma,ad)
Delegasi Thjib
Al-Huwairits mengisahkan, "Delegasi dari Tajib datang kepada
Rasulullah ffi r"o^ tahun ke-9 H. Mereka berjumrah tiga belas orang yang
masing-masing membawa harta zakat mereka unfuk diserahkan.
Rasulullah menyambut kedatangan mereka dengan gembira, "Marhaban,
mari silahkan!" sambu.t beliau ramah. Beliau menghormati mereka dan
menyuruh Bilal untuk menjamu mereka dengan baik. selain itu, beliau
banyak memberikan sejumlah hadiah pada mereka melebihi delegasi-
delegasi lainnya.
"Adakah orang yang tidak kalian ajak kemari?,, tanya beliau. Mereka
menjawab, " Ada, yaitu seorang bocah yang masih sangat belia.,, ,,Bawalah
bocah
itu kemari!" ujar beliau. selang beberapa kemudian, datanglah bocah yang
dimaksud itu pada Rasulullah ffi.
Ia berkata, "saya adalah seorang anak dari Bani Abdza, yaitu rombongan
yang barusan datang padamu, yang engkau cukupi semua kebutuhannya.
Sekarang saya mohon agar engkau memenuhi permintaan saya.', ,,Apa
permohonanmu?" tNrya Rasulullah. Maka bocah itu berkata, "saya ingin engkau
memohon kepada Allah agar mengampuni saya, merahmati saya, dan
menjadikan kekayaan di dalam hati saya." Beliau pun berdoa, ,,ya Allah,
ampunilah dia, rahmati dia, dan berilah kekayaan di dalam hatinya.,,
setelah itu, beliau memperlakukan bocah tersebut sebagaimana para
sahabatnya yang lain.
Pribadi Nabl Muhammad
Mereka pulang kembali ke daerahnya. Pada tahun ke-10 Hijriyah,
tepatnya pada musim haji di Mina, mereka kembali bertemu dengan
Rasulullah. Saat itu Rasulullah menanyakan keadaan bocah itu pada mereka.
Mereka menjawab, "Kami belum pernah melihat orang seperti dia yang begitu
qana'ah (menerima dan mensyukuri) dengan apa yang dikaruniakan Allah
padanya." (HR.Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqat)
Delegasi Sa'ad Hudzaim dari Yaman
Riwayat dari Farwah bin Sa'id, dari ayahnya, dari kakeknya menuturkan,
"Saat itu, kami bersama Rasulullah ffi. a".r",raian datang beberapa delegasi
dari Negeri Yaman. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, Allah telah
memberikan kehidupan pada kami dengan dua bait syair dari Imra'ul Qais."
" Bagaimana bunyi kedua bait tersebut? " tanya Rasulullah. Mereka menjawab,
"Kami menghadapmu karena ada tujuan. saat kami berada di suatu
tempat, kami tidak menemukan air di sana. Maka kami singgah ke tempat
Thalha dan Samar. Setiap orang dari kami berjalan menuju pohon untuk
berteduh agar dapat meninggal dunia di sana. saat kami sedang dalam
kondisi kritis seperti itu, datanglah seorang penunggang kuda pada kami. Lalu
salah seorang dari kami bersyair,
"saat ia (*orang gadis) melilat bahwa air yangmengalir adalahkinginannya,
urat lehernya yang putih menimbulkan gejolak darahkt
la merulu ke sebuah mata air di dekat Dlarij.
Tempatnya begitu rindang, lumutnya membuatku nyaman."
"siapakah penyair bait-bait tersebut?" Tanya penunggang itu. Teman
kami menjawab, "Imru'ul Qais." Kemudian penunggang tersebut berkata,
"Demi Allah, Dharij itu (sebuah tempat di daerah Abasa) posisinya sudah dekat
di depan kalian." Selanjutnya ia menyaksikan kesungguhan kami untuk
mencapai tempat tersebut. Temyata kami menempuh jarak untuk sampai ke
tempat itu sekitar lima puluh hasta. Dan memang benar sebagaimana
yang dikatakan Imru'ul Qais. Di Dharij ini terdapat lumut yang asri untuk
berteduh.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
"Begitulah, dia (lmru'ul Qais) adalah seorang yang terkenal di dunia ini, tetapi
di akhirat nanti dia celakn. Di dunia, dia dieluk-elukan, tetapi pada Hari Kiamat,
dia datang dengan membawa bendera syair yang aknn menuntun mereka (para
fanatiknya) merurju nernka." (HR. Ahmad)
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
Delegasi Muharib
Abu Wajzah As-Sa'idi menuturkan, "Delegasi dari Muharib datang pada
tahun ke-10 H, yaitu bertepatan dengan musim haji wada'. Mereka berjumlah
sepuluh orang, termasuk diantaranya adalah Sawa' bin Al-Harits dan
puteranya yang bemama Khuzaimah. Mereka semua menyatakan diri masuk
Islam dan mengikrarkan bahwa tidak ada seorang pun dari mereka yang
bersikap keras pada Rasulullah ffi.
Di antara mereka ada seorang pria yang dikenali Rasulullah W.r^
berkata pada Rasulullah, "Segala puji bagi Allah yang telah meyakinkan saya
sehingga saya membenarkan kerasulanmu." Rasulullah menjawab,
"Sesungguhnyahati (marursia) ini ada dalam genggaman Allah." Kemudianbeliau
mengusap wajah Khuzaimah. Maka sesaat itu pula, wajah Khuzaimah
tampak putih bercahaya. Selanjutnya, Rasulullah memberikan mereka
beberapa hadiah sebagaimana yang diberikannya pada delegasi-delegasi
yang lain. Setelah itu, mereka pun pulang." (HR. Ath-Thabarani dan Ibnu
Sa'ad)
Delegasi Bajilah
Diriwayatkan dari Abdul Hamid binJa'far, dari ayahnya, ia berkata,"larir
bin Abdullah Al-Bajali datang ke Madinah pada tahun ke-10 H, bersama
seratus lima puluh orang dari kaumnya. Rasululfafr ffi bersabda, "Akan
muncul pada kalian, dari penjuru ini, seorang tokoh terkemuka di Yaman. Di
wajahnya terdapat bekas tahta kerajaan." Tidak lama kemudian, Jarir
muncul dengan mengendarai hewan hinggangannya. Dia datang bersama
kaumnya untuk menyatakan diri masuk Islam dan berbaiat (sumpah setia)
kepada Nabi ffi.
|arir menuturkan, "Rasulullah ffi *".,grrlurkan tangannya. Beliau
membaiat saya,
"Kamu harus bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan aku adalah
Rasulullah. Knmu harus mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa
Rnmadhan, dan menasehati kebaiknn pada kaum muslimin. Kamu juga harus
patuh kepada pemimpin (terpilih), meskipun (nyatanya) in seorang hamba
sahaya yang berdarah Habasyah (Ethiopia)."
|arir pun menjawab, "Baiklah, saya bersedia melakukannya."
Kesempurnaan Pribadi Nabl Muhammad
Setelah itu, Rasulullah selalu bertanya kepada Jarir tentang keadaan di
daerahnya. Jarir menjawab, "Wahai Rasulullah, Allah sungguh telah
menampakkan cahaya dan dakwah Islam di sana. Para kabilah telah
menghancurkan berhala-berhala yang tadinya disembah."
"Ittlu bagaimana dengan Dzul Khalashah?," tanya Rasul. Dz;.;I. Khalashah
adalah sebuah rumah ibadah yang menjadi Ka'bahnya orang Yaman, di
dalamnya terdapat berhala yang bemama Khalashah. "Ia masih tetap seperti
semula," jawab Jarir. Kemudian Rasulullah menyuruh Jarir untuk
menghancurkan Dzul Khalashah sambil menyematkan panji padanya.
"Saya tidak bisa menunggang kuda," ujar ]arir. Kemudian Rasulullah
mengusap dada Jarir sambil berdoa, "Ya Allah, tetapknnlah larir (di atas kuda),
jadikanlah in sebagai orang yang membimbing dan mendapat bimbingan."
Setelah itu, Jarir dengan kudanya pergi menuju kaumnya yang berjumlah
sekitar dua ratus orang. Selang beberapa saat kemudian, ia kembali pada
Rasulullah. "Apaknh kamu sudah menghancurknnnya?" tanya Rasulullah. Jarir
menjawab, "Demi Dzat yarrg telah mengutus engkau dengan benar, berhala
itu sudah kubakar dengan api. Sekarang tempat itu luluh lantak." Maka
Rasulullah W r"" memberikan selamat pada mereka." (HR. Al-Bukhari,
Muslim, danlbnu Majah)
Delegasi Nahd
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa delegasi Nahd datang pada
Rasulullah,ffi. Di antara mereka terdapat Thihfah bin Zuhair. Mereka berkata,
"Wahai Rasulullah, kami datang dari padang rumput yang tandus. Kekeringan
telah melanda kami. Kami memanen awurn putih yang mengumpul, berupa
tanaman-tanaman. Kami mengharap ada awan mendung yang menurunkan
air hujan. Tetapi air hujan itu turun hanya beberapa tetes yang tidak dapat
menl'uburkan tanah, karena awan itu ternyata tidak mengandung curahan
airnya. Awan itu datang dari tempat yang sangat jauh dan tanah yang keras.
Lubang gunung telah gersang, akar-akar tanaman telah kering kerontang,
dahan-dahan pohon telah berjatuhan, dan sebagiannya lagi telah mati. Kami
mohon padamu, wahai Rasulullah, agar terbebas dari berhala, keluhan, dan
gejala alam (yang tidak menyenangkan). Temak-temak kami tidak ada yang
menggembala. Kambing kami sedikit mengeluarkan susu dan sering lepas ke
lapangan. Masa kemarau (kriris) telah melanda kami. Tanaman berguguran
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
dan kantong kelenjar susu binatang kekeringan karena tidak mendapatkan
minuman."
Maka Rasululhh ffi berdoa, "Ya Allah, berkahilah mereka dengan air sttsu
binatang ternak, baik air suslt ynng murni maupun air susu yang bercampur air.
ladikan pepohonan mereka berbuah, fimgsikan kembali waduk air merekn dengan
curahan hujan, dan berknhilah keturunan merekn."
Kemudian beliau menulis sebuah surat yang isinya sebagai berikut:
"Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad Rasulullah untuk Nahd.
Assalamu'alaikum. Siapa yang mendirikan shalat, maka ia adalah seorflng rnukmin.
Siapa yang mengeluarkan zakat, maka ia adalah seornng muslim. Dan siapn yang
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, maka ia tidak ditttlis sebagai pelupa.
Kalian berhak melakukan pekerjaan apa saja, selagi tidak berbuat kekerasan,
menyalahi janji, dan memakan riba."
Saya, kata Ali bin Abi Thalib, berkata pada beliau, "Wahai Rasulullah,
saya rela menjadi tebusanmu, kita adalah berasal dari keturunan yang sama.
Kita juga tumbuh dewasa di tempat yang sama. Tetapi engkau sungguh
berbeda. Engkau dapat berbicara pada delegasi-delegasi Arab dengan bahasa
yang dapat dipahami oleh kebanyakan dari mereka." Beliau menjawab,
"Sesungguhnya Allah telah mendidikku sehingga menjadi baik, dan aku tumbuh
dewasa dikalangan Bani Sa'ad."
Delegasi Amir bin Sha'sha'ah
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari A