kesempurnaan nabi muhammad 20


 shim bin Umar bin Qatadah, ia berkata,

"Delegasi Bani Amir datang pada Rasuluhnffi.Di antara mereka terdapat

Amir bin Ath-Thufail, Arbad bin Qais, dan Jabbar bin Salma. Mereka bertiga

adalah para pemimpin kaum yangberjiwa setan.

Suatu saat , seorang dari kaum tersebut berkata pada Amir, "Masuk

Islamlah, karena kaummu semuanya telah memeluk Islam." Amir menjawab,

"Demi Tuhan, aku telah bertekad bahwa tidak akan pemah berhenti berjuang

sebelum orang-orang Arab berada di bawah ketiakku. Bagaimana aku bisa

mengikuti pemuda itu (Rasulullah)."

Kemudian ia berkata pada Arbad, "Jika kita sudah berada di hadapan

orang itu (Rasulullah), aku akan berisyarat dengan memalingkan wajahku

padamu, maka saat itulah kamu tebaskan pedangmu padanya."

Pribadi Nabl Muhammad

Singkat cerita, datanglah mereka pada Rasulullah. Amir berbincang-

bincang dengan Rasulullah sambil menunggu Arbad melancarkan aksinya.

"Demi Allah, aku akan mengepung wilayahmu dengan tentara berkuda dan

para prajurit pejalan kaki dari pasukanku yang tangguh," kata Amir membatin.

saat  ia memalingkan wajahnya, Rasulullah ffi berdoa, "Ya Allah,

jauhkanlah aku dari tipu daya Amir bin Ath-Thufail." (HR. Ibnu Hisyam dan

Al-Baihaqi dalam Dala' il An-N ubuwwah)

Melihat Arbad diam saja, Amir berkata, "Hai tolol, kenapa kamu tidak

melakukan aksimu seperti yang aku perintahkan?" Mendapat kecaman

begitu, Arbad marah, "Demi Allah, aku tidak mau melakukan hal itu, kecuali

kamu sendiri yang mengadukanku dengan orang itu (Rasulullah). Apakah

aku perlu memenggalmu dengan pedang?"

Akhirnya mereka pulang ke negara mereka. Di tengah jalan, Allah

mengirim tha'un (wabah penyakit) pada Amir hingga mati. Sedangkan Arbad

disambar petir hingga tubuhnya hangus terbakar.

Diriwayatkan dari Amir bin Ath-Thufail, Rasulullah menggelar tempat

duduk baginya, lalu berkata, "Hai Amir, masuk Islamlah!" Amir menjawab

dengan nada cemooh, "Bagiku bulu onta dan bagimu lumpur." Rasulullah pun

berpaling. Kemudian Amir berdiri, sambil marah ia berkata, "Demi Allah, aku

akan mengepung wilayahmu dengan tentara berkuda dan para prajurit

pejalan kaki dari pasukanku. Aku akan mengikatkan seekor kuda pada setiap

pohon korma."

Nabi ffi berkata, "Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya,

seandainya dia (Amir) dan Bani Amir masuk lslam, makn tentu knum Quraisy aknn

berdesaknn memenuhi mimbar merekn (semuanya beragama Islam, penj.)."

Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdoa, lalu menyeru

mereka (Bani Amir) , "Wahaiknum,berimanlah!" Beliauberdoa, "Ya Allah,berilah

petunjuk bagi Bani Amir, jauhkanlah aku dari segala tipu daya Amir bin Ath-

Thufail, tindaklah ia sesuai kehendak-Mul" (HR. Ibnu Hisyam dan Al-Baihaqi

dalam D al a' il An -N ubuwwah)

Maka Amir pun keluar untuk pulang. Di perjalanan, wabah penyakit yang

biasa menyerang onta menjangkiti dirinya. Ia mati di rumah seorang wanita

Saluliyah. Ia berkata, "Wahai kematian, tampakkan dirimu padaku!

Menghadaplah untuk terbang ke langit!" Selanjutnya, kata perawi, penyakit

Kesempurnaan Prtbadt Nabl Muhammad

yang mewabah pada onta menyerang dirinya, ia pun mati di rumah seorang

perempuan Saluliyah.

Delegasi Abdul Qais

Ibnu Abbas menuturkan, "saat  delegasi Abdul Qais datang pada

Rasulullah, Rasulullah langsung menyuruh mereka untuk beriman. "Tahukah

kalian apakah yang dimaksud dengan beriman kepada Allah?" ucap Rasulullah.

"Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui maksudnya," jawab mereka.

Kemudian beliau menjelaskan , "Yaiht bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainknn

Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarknn zaknt,

puasa Ramadhan, dan menyerahknn seperlima dari harta rampasan perang." (HR.

Al-Bukhari dan Muslim)

Delegasi Bani Hanifah

Ibnu Ishaq mendapat kabar dari beberapa gurunya bahwa Bani Hanifah

datang dengan membawa Musailamah menghadap Rasulullah. Mereka

menutupi Musailamah dengan kain. Kemudian mereka berikrar tentang

kenabiannya. Saat itu Rasulullah@membawa pelepah korma. Musailamah

berbicara pada Rasulullah dan memintanya. Maka Rasulullah menjawab, "jika

kamu meminta pelepah korma ini padaku, maka aku tidak akan

memberikannya padamu." (HR. Al-Baihaqi, Ath-Thabarani, dan Ibnu Hisyam).

Mereka pun pulang ke Yamamah. Sementara itu, Musailamah

menyatakan keluar dari Islam (murtad).

Masih banyak lagi delegasi-delegasi lainnya yang datang pada Rasulullah

W.o, antaranya adalah delegasi Bani Asad, delegasi Kilab, delegasi Ad-

Dariyin, delegasi Bani Al-Bakka, delegasi Thayyi, delegasi Sulaman, delegasi

Zabid, delegasi Abasa, dan delegasi Khaulan.

Muhammad bin Sa'ad dalam kitabnya Ath-Thabaqaf melansir bahwa

delegasi-delegasi itu semuanya berjumlah tujuh puluh. Dalam hal ini, kami

tidak ingin berpanjang lebar menceritakannya satu persatu. Yang terpenting,

Rasulullah ffi saat  didatangi delegasi suatu kaum, beliau selalu mengena-

kan pakaianny a y trrg paling bagus.

Kesempurnaan Pribadi Nabl Muhammad

**xrr

NABI PASCA HAJI WAD/(

Rasulullah Beristighfar untuk Penghuni Baqi'

fiebhkami riwayatkan dari hadits Abu Muwaihibah bahwa Rasulullah

I ffibkeluar rumah, lalu beristighfar untuk penghuni Baqi' (Baqi' adalah

nama salah satu tempat pemakaman di Madinah). Ini terjadi pada bulan

Muharram sekembalinya beliau dari haji Wada.

Abu Muwaihibah, seorang sahaya yang dimerdekakan oleh Rasulullah

ffi, *".,,l,urkan, "Pada tengah malam, Rasulullah ffi -"-u.,ggilku.

"wahai Abu Muwaihibah, sesungguhnya aku diperintahknnkan unhrk memintakan

ampunan bagi penguni Baqi' . Untuk itu, ikutlah knmu bersamaku."

Maka saya pun ikut bersama beliau menuju Baqi'. saat  sampai di

tengah-tengah ahli kubur, beliau berkata,

" Assalamu'alaikum, wahai ahli kubur sanua! Knlinn sudah tidak lagi merasaknn

apa yang terjadi pada manusia seknrang. likn saia lulian mengetahui peristiwa

yang Allah selamatknn kalian dari bahayanya, fitnah-fitnah terus terjadi

bagaikan malam hari yang gelap gulita, terus datang silih berganti. Masa-masa

belakangan lebih buram daripada masa-masa sebelumnya."

Kemudian beliau melirik saya dan berkata, "Hai Abu Muwaihibah, sungguh

nku diberi seluruh kunci dunia dan hidup kekal di dalamnya beserta surga. Lalu aku

disuruh memilih antara itu semua dan l<esempatan bertemu dengan Tuhnnku beserta

surga."

Maka saya, kata Abu Muwaihibah, memberi pertimbangan, "Demi Allah,

ambillah kunci-kunci dunia dan hidup kekal di dalamnya beserta surga."

Rasulullah menjawab, "Wahai Abu Muwaihibah, aku telah memilih untukbertemu

Kesempurnaan Prtbadl Nabl Muhammad

dengan Tuhanku dnn surga." setelah itu beliau beristighfar (memintakan

ampunan) untuk ahli kubur di Baqi'.

Mulai dari sinilah, Rasulullah ffi mulal sakit-sakitan sampai pagi

hingga akhirnya dipanggil untuk menghadap oleh Allah subhanahu wa Ta'ara."

(HR. Ibnu Katsir dalam Al-Bidayahwa An-Nihayaft, Al-I{aitsami dalam Majma'

Az-Zawa'id, dan Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqat Al-Kubrn)

Masih dari Abu Muwaihibah, diriwayatkan, "Rasulullah W

diperintahkan untuk shalat (mendoakan) ahli Baqi'. Maka beliau pun

mendoakan mereka tiga kali dalam semalam. Pada malam ketiganya, beliau

berkata, "wahai Abu Muwaihibah,pasangknnlah pelanakudaku. Tuntunlah sampai

tiba di tengah para penghuni Baqi'." Setibanya di sana, beliau turun. Sedangkan

kudanya saya pegang. Beliau berdiri di tengah-tengah mereka, lalu berkata,

"Kalian sudah tidak lagi merasaknn apa yang terjadi pada manusia sekarang.

Fitnah-fitnah datang sepertibagian-bagian di malam yang gelap gulita,bagian

yang satu masuk pada baginn yang lain. Mnsa depan lebih bun* dai masa silam.

Makq beruntunglah knlian tidak mengetahuinya."

Kemudian beliau pulang dan berkata , "Wahai Abu Muwaihibah, aku telah

diknruniai atau telah diberikan opsi untuk memilih kemenangan dari Allah untuk

umatku (berupa kekuasaan di dunia, penerj) setelah aku wafat dan surga, atau memilih

bertemu dengan Tuhanktt." Maka saya, kata Abu Muwaihibah, menjawab,

"Wahai Rasulullah, pilih saja salah satunya." Kemudian beliau berkata, "Aku

lebih memilih untukbertemu dengan Tuhanku."

Tidak lama setelah itu, selang tujuh atau delapan hari kemudian,

Rasulullah ffi *^f^1." (Disebutkan oleh Muhammad bin Abd Al-Wahhab

dalam Mukht ashar As- S ir ah)

Mengangkat Usamah bin Zaid Sebagai Panglima

Ahli sejarah menuturkan, Rasulullah ffi *"*ur,ggil Usamah seraya

berkata, "Pergilah ke tempat ayahmu dibunuh. Seranglah merekn dengan pasukan

kuda." Usamah pun langsung menyiapkan tentaranya. Tampak di antara

barisan tentara tersebut adalah Abu Bakar, IJmar, Sa'ad, Sa'id, dan Abu

Ubaidah. Ada di antara kaum yang mengomentari hal itu, "Beliau telah

mempercayakan pemuda ini (Usamah) untuk memimpin kaum muhajirin

senior," kata mereka seolah-olah tidak terima atas instruksi Nabi tersebut.

Kesempurnaan Pribadt Nabi Muhammad

Rasulullah ffi t"tru. dalam keadaan marah yang sangat. Kepala beliau

diikat karena sedang sakit. Setelah naik mimbar, beliau berkata,

"Amma ba'du. Adn perkntaan yang sampai padaku mengomentari instruksiktt

pada Usamah. lika knlian mencela instruksiktr pada Usannh, makn kalian berarti

telah mencela instn*siktr pada ayahnya tempo hari. Aktt bersumpah, demi

Allah, seandninya kekuasann itu ada penggantinya, makn putera yang hidtrp

setelahnya berhak untuk memangktt kekuasaan tersebut."

Tidak lama setelah itu, rasa sakit RasulullahWbertambah parah.

Munculnya Musailamah

Musailamah datang pada Rasuluhn ffidan bersaksi di hadapan beliau

bahwa ia adalah seorang Nabi. la berkata, "Aku diikutsertakan untuk menjadi

nabi bersamanya."

Setelah pulang ke negerinya, Musailamah menulis surat pada Rasulullah,

yangberbunyi,

"Dari Musailamah utusan Allah untuk Muhammad utusan Allah,

salam sejahtera bagimu, amma ba'du. Sesungguhnya aku diangkat untuk

menemanimu dalam berdakwah. Kita memiliki separo dari bumi ini,

sedangkan separonya lagi adalah milik kaum Quraisp tetapi kaum Quraisy

adalah kaum yang melewati batas."

Maka surat itu langsung dijawab oleh Rasulullahffidengan sebuah surat

yangberbunyi,

"Dari Muhammad utusan Allah untuk Musailamah Al-Kadzdzab (pendusta),

amma ba'du. Sesungguhnya tanah (bumi) ini milik Allah dan akan diberikan

kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya." (HR. Ibnu Hisyam)

Munculnya Al.Aswad

Al-Aswad ditengarai muncul untuk pertama kalinya setelah Rasulullah

ffin"ii wada'. Kaum Madzhaj menyuratinya bahwa mereka bersekutu

dengan kaum Najran. Mereka mengusir Amr bin Hazrn dan Khalid bin Sa'id.

Kekuatan mereka bertambah solid bersamaan dengan sakitnya Rasulullah,ffi.

Mereka mendekati tepi-tepi pantai. Kaum muslimin pun mencegahnya.

Kemudian Fairuz berhasil membunuh Al-Aswad. Peristiwa ini lalu disebarkan

oleh Rasulullah Wpada khalayak luas.

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

Riwayat dari Abu Hurairah menuturkan bahwa Rasululhh @ bersabda,

" saat  tidur, aku bermimpi diberi (kunci-hmci) gudang kekayaan dtmia. Ktmci-

kunci itu diletakkan di tanganku. Saat aku melihat tanganku, di sana ada dua

gelang emas. Dua gelang itu membuatkttbangga dan suka melihatnya. Kemudian

aku diwahyukan untuk meniup keduanya. Setelah aku tittp, dua gelang tersebut

terbang. Menurutku, takwil dari kedua gelang itu adalah dua orang pendusta

yang muncul di tengah-tengahku; yaitu orang Shan'a dan orang Yamamah."

(HR. Al-Bukhari)

Munculnya Thulaihah Setelah Al-Aswad dan Musailamah

Thulaihah mengukuhkan diri sebagai Nabi. Sekelompok orang menjadi

pengikutnya. Rasulullah ffi ^".y,rtatinya 

untuk berpamitan. Maka kekuatan

Thulaihah hancur. Kemudian ia masuk Islam dan terbunuh pada sebuah

perang di Nahawand.

*.:.x**

Kesempurnaan Pribadl Nabl Muhammad

TENTANG SAKIT DAN

WAFATNYA RASULULLAH

Nabi Diracun

O:::nff ,:il ;ff ,il#:l; :; il:f, .T'ffi ; il"IilH:

Maka Rasulullah memakannya. Beliau berkata, "Perempuan itu telah membuat

racun dalam makanan ini." Para sahabat cemas, "Wahai Rasulullah, apakah

tidak lebih baik kita bunuh saja perempuan itu?" Beliau menjawab, "langan."

Saya mengetahui dampak racun tercebut dari langit-langit mulut Rasulullah

W." (ro.Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud)

Abu Hurairah meriwayatkan, seorang perempuan Yahudi

menghadiahkan daging kambing yang telah ditaburi racun pada Rasulullah.

Rasulullah mengetahui hal itu. Beliau berkata pada para sahabatnya, " Awas,

daging knmbing itu beracun." Kemudian beliau berpaling pada perempuan itu

lalu bertanya, "Apa yang mendorongmu untukmelakukan ini semua?" Perempuan

tersebut menjawab, "Saya hanya ingin tahu, jika benar engkau seorang Nabi,

maka Allah akan menunjukkan racun itu padamu. Tetapi jika engkau seorang

pendusta, maka biarlah manusia bebas dari pengaruhmu selamanya."

(Muttafaq'Alaih)

Abu Salamah menuturkan bahwa Rasulullah W biasa menerima

hadiah dan tidak pemah menerima harta zakat. Suatu hari seorang perempuan

Yahudi di Khaibar mengirimkan hadiah pada beliau berupa sate daging

kambing. Beliau dan Bisyr bin Al-Bara'menyantap daging tersebut.

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

Setelah dicicipi, Nabi ffi sadar bahwa daging itu beracun. Maka beliau

mengutus seseorang pada perempuan itu untuk menanyakan motif apa yang

menyebabkan ia melakukan hal itu semua. Perempuan tersebut menjawab,

"Jika benar engkau seorang Nabi, maka racun itu tidak akan berdampak apa-

.apa padamu. Tetapi jika engkau seorang raja, maka saya ingin manusia bebas

dari pengaruhmu." saat  sakit, Nabi,ffi berkata, "Racun makanan yang pernah

aku makan di Khaibar masih terasa menyakitkan. Ini pertanda otot-ototku mulai

melemah." (HR. Ibnu Ishaq dalam Al-Maghazi, Al-Bukhari, dan Ahmad)

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, "Seorang perempuan Yahudi dari

Khaibar menaburkan racun pada daging kambing yang dibakarnya. Ia

memberikan daging itu pada Rasulullah ffi t"A^guL hadiah. Saat itu,

Rasululhh ffi mengambil daging lengan dari kimbing itu lalu mencicipi-nya.

Para sahabat pun mengikutinya dan menyantap daging itu bersama beliau.

Kemudian beliau tiba-tiba berseru, "Awas, jangan makan daging itu!"

Selanjutnya beliau mengutus seseorang untuk menemui perempuan Yahudi

tadi. Setelah perempuan itu datang, beliau memanggilnya, "Apakah kamu

mencampuri daging ini dengan racun?" Perempuan itu menjawab, "Benat,

siapakah yang telah memberitahumu?" Nabi menjawab, "Daging ini," kata

beliau sambil menunjukkan daging lengan kambing yang ada di tangannya.

"Sebenarnya apa motifmu melakukan ini semua?" tanya beliau. Perempuan ifu

menjawab, "Saya berpikir, jika Muhammad ifu seorang Nabi, maka racun ini

tidak akan membahayakannya. Tetapi jika ia bukan seorang Nabi, maka kami

bisa merasakan tentram dari ulahnya." Akhimya Rasulullah ffi *"*rrfk"r,

perempuan itu. Beliau tidak memberikan sanksi hukuman apa-apa." (HR. Ibnu

Sa'ad dalam Ath-Thabaqaf,Ibnu Ishaq, dan Abu Dawud)

Beberapa sahabat Nabi yang memakan daging kambing tersebut

meninggal dunia keracunan. Nabi ffi pun membekam darahnya pada

seorang ahli karena pengaruh racun dalam tubuhnya. Orang yang membekam

Nabi saat itu bemama Abu Hind, sahayanya Bani Bayadhah yang kemudian

dibebaskan. la membekam Nabi dengan menggunakan tanduk dan pisau

besar.

Dalam catatan penulis, nama perempuan yang meracuni Nabi ifu adalah

Zatnab binti Al-Harits, istri dari Sallam bin Masykam. Ibnu Sa'ad menuturkan

bahwa pendapat dan riwayat yang benar menurutnya yaitu Nabi ffi

mengeksekusi mati perempuan Yahudi itu.

Prtbadl Nabl Muhammad

Nabi Mendekati Ajalnya

Ibnu Abbas meriwayatkar.,"Di saat sebuah ayat Al-Qur'an turun, yaitu,

"Apnbila telah datang pertolongan Allah dan kemennngan." (An-Nashr:1),

Rasululhh ffi memanggil putrinya, Fatimah,

"Sungguh ajal kematian telah dikabarkan padaku."

Fatimah pun menangis mendengar ujaran ayahandanya ltu. "langanlah

kau menangis, karena kan adalah orang yang pertama knli menyusulku," kata beliau

menghiburnya. Maka Fatimah pun tersenyum."

Nabi Memperdengarkan Bacaan Al.Qulan pada Jibril Sebelum Wafat

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas bahrva Rasulullah ffi senantiasa

menyetorkan bacaan Al-Qur'an pada Jibril setiap bulan Ramadhan. Kemudian

di saat bulan wafatnya, beliau menyetorkan bacaan Al-Qur'an pada Jibril

sebanyak dua kali. (HR. Ahmad)

Kesehatan Nabi Mulai Memburuk

Nabi ffi mulai jatuh sakit dengan kepala pusing pada akhir bulan Shafar

tahun ke-l1 Hijriah. Menurut Al-Waqidi, dua malam terakhir bulan Shafar.

Ada juga yang berpendapat pada malam terakhir bulan Shafar. Bahkan ada

yang mengatakan bahwa beliau jatuh sakit pada permulaan bulan Rabi'ul

Awwal.

Aisyah menuturkan, -Nabi ffi muUi mengeluhkan sakitnya di rumah

Maimunah. Kemudian hari itu juga beliau masuk ke rumah saya. saat  itu

saya sedang sakit kepala. "Duh, sakitnya kepala ini!" ujar saya. Beliau pun

menimpali, " Saya juga merasa betapa sakitnya kepala ini!"

Lalu beliau pulang kembali ke rumah Maimunah. Di sana, sakit beliau

tambah parah. Beliau meminta izin kepada istri-istrinya agar dirawat di

rumah Aisyah. Maka mereka pun mengizinkannya. Kemudian dengan langkah

tertatih-tatih, beliau berjalan ke rumah Aisyah.

Aisyah kembali mengisahkan, "Suatu hari, saat  Rasulullah,ffi R"hnS

sehabis mengantarkan jenazah ke Baqi', beliau mendapatkan saya sedang

sakit kepala. "Duh, betapa sakitnya kepala ini!" ujar saya mengaduh. Beliau

berkata, "Apa pendapatmu, jika kau meninggal lebih dulu dariku, lalu aku

memandiknn dan mengkafanimu, kemudian menshalatkan dan menguburknnmu."

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

Saya (Aisyah) langsung menjawabnya, "Demi Allah, mungkin nanti saya

yang melakukannya padamu. Menurut saya, jika engkau selesai melakukan

itu semua, engkau pasti akan pulang ke rumahku untuk bersenang-senang

dengan beberapa istrimu." Nabi, lanjut Aisyah, tersenyum mendengar

perkataan saya itu. Tidak lama kemudian, kesehatan beliau mulai memburuk

hingga akhirnya wafat." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Masih dari Aisyah, diriwayatkan bahwa saat  Rasulullah ffi satit,

beliau bertanya-tanya, "Baginn di nrmah siapa aku besok? Bagian di rttmah siapa

aku besok?" kata beliau seraya ingin menjalani hari-hari sakitnya di rumah

Aisyah. Maka istri-istri beliau pun mengizinkannya sesuai dengan keinginan

beliau. Beliau pun menetap di rumah Aisyah sampai ajal menjemputnya.

Abu Bakar Merawat Nabi

Ibnu Salim meriwayatkan, suatu hari Abu Bakar menjenguk Nabi ffi.tu

berkata, "Wahai Rasulullah, izinkan saya untuk merawatmu. Saya yang

akan melaksanakan apa saja untukmu." Nabi ffi menjawab,

"Wahai Abu Bakar, aku tidak ingin musibahku ini membuat repot istri-istri dan

puteri-puteriku. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan pahala

bagimu."

Nabi Tetap Gilir Meskipun Sakit

Diriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya,bahwa Nabi ffi

diambilkan pakaiannya untuk menggilir rumah istri-istrinya. Meskipun

saat itu sedang sakit, beliau tetap menggilir mereka. (HR. Ibnu Sa'ad dalam

Ath-Thabaqat dan Az-Zabidi dalam lthaf As-Sadah Al-Muttaqin)

Kesehatan Nabi Semakin Memburuk

Aisyah menuturkan bahwa Nabi ffi mengaduh dan membolak-balikkan

badannya di tempat tidur. Saya, kata Aisyah, berkata, "Seandainya ini adalah

akibat ulah seseorang, pasti engkau akan menemukannya." Nabi menjawab,

"Se*ngguhnya orang-orang mukmin diberatkan musibahnya atas merekn." (HR.

Ibnu Hibban dan Al-Haitsami dalam Majma' Az-Zawa'id)

Abdullah mengisahkan,"sayamasuk rumah Nabi ffi dan mendapatkan

beliau sedang sakit panas. Sambil mengusap beliau, saya berkata, "Wahai

Kesempurnaan Prlbadi Nabi Muhammad

Rasulullah, badan engkau terasa panas sekali!" Beliau menjawab, "Betul, aku

sedang sakit panas seperti sakitnya dtta orang dari kalian." "Berarti engkau

mendapatkan dua pahala," timpal saya. Beliau kembali menjawab, "Ya, demi

Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, tidak ada seorang muslim di muka

bumi ini ynng ditimpa penderitaan karena sakit kecuali Allah menghapusknn

kesalahan-kesalahan darinya sebagaimnna sebuah pohon yang menggugurknn daun-

daunnya." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ad-Darimi)

Senada dengan itu, Aisyah pemah menuturkan, "Saya belum pemah

melihat seorang yang begitu parah saki[nya melebihi Rasulullah ,ffi."

Diriwayatkan dari Abi Sa'id Al-Khudri, suatu saat  kami berkunjung

ke rumah Nabi ffi. Saat itu beliau sedang demam dengan kadar panas yang

tinggi. Hampir-hampir tidak ada seorang pun dari kami yang tangannya

merasa kuat menahan panas badannya beliau. Maka kami pun membaca

tasbih. Beliau bersabda,

"Tidak ada seorang pun yang lebih berat cobnannya dibanding para nabi.

Sebagaimann cobaan bagi kami dilipatgandakan, demikian pula pahala bagi

knmi aknn dilipatgandakar. " (HR. Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqat Al-Kubra)

Diriwayatkan dari Fatimah, bibinya Abu Ubaidah, "Di saat kami bersama

kaum wanita lainnya sedang menengok Rasulullah ffi, tiba-tlba air

keringat mengucur banyak dari tubuh beliau disebabkan demam yang sangat

panas. Ucap kami, "Wahai Rasulullah, baiknya engkau berdoa kepada Allah

agar segera diberi kesembuhan." Beliau menjawab, "Sesungguhnya manusia

yang paling berat menerima cobaan adalnh para nabi, kemudian tingkntan dibawah-

nya dnn seterusnya." (Lrh. Majma' Az-Zawa'id danAth-Thabaqat Al-Kubra)

Aisyah menuturkan, "saat  Rasulullah menjelang waf.at, saya melihat

sebuah bejana berisi air di sisi beliau. Beliau mencelupkan tangannya pada

air dalam bejana tersebut, kemudian mengusapkannya pada wajah beliau

seraya berdoa,

"Ya Allah,berilah pertolongan padaku untuk (mudah dalam) saknratul maut."

(HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)

Aisyah juga menuLurkan, "Saya tidak senang seseorang dipermudah ajal

kematiannya, setelah saya melihat langsung betapa beratnya Rasulullah,ffi

meninggal dunia."

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

Diriwayatkan dari Anas, "saat  Rasulullah ffi *u.urukan betapa

payahnya beliau menghadapi ajal, Fatimah berkata, "Duh, kasihan sekali

ayahanda, engkau begitu payah." Beliau menjawab, "Setelah ini, nynhanda tidak

aknn merasaknn payah apa-apa. Sekarang telah datang pada ayahanda sesuatu (ajal

kematian) yang tidak dapat menghindarknn seorang manusia pun darinya,kecuali Hari

Kiamat telah tibn padanya." (HR. Al-Bukhari, Ath-Thabarani, Ibnu Sa'ad)

Nabi Menyuruh Menuangkan Air Untuk Kekuatannya

Diriwayatkan dari Aisyah, "Tatkala kondisi Rasulullah ,ffi

memprihatinkan dan rasa sakitnya bertambah, beliau berkata, "Ttmngkan nir

padaku dari tujuh qirbah (tempat air yang terbuat dari kulit) yang belum dilepasknn

ikntan tali penutupnyn. Mudah-mudahan nanti aku bisa memberikan wasiat pada

umat."

Kami pun mendudukkan beliau di mikhdhab (tempat mencuci pakaian

dari tembaga) kepunyaan Hafshah. Kemudian kami menuangkan air pada

beliau hingga beliau berisyarat pada kami, "Cukup,kalian telah melakukannya."

Selanjutnya beliau keluar untuk menemui umat, lalu shalat bersama mereka

dan memberikan materi ceramah." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Al-Baihaqi

dalam Dala' il An-N ubuwwah)

Masih dari Aisyah, "Nabi ffi arU..r sakitnya berkata, "Tuangkan padaku

tujuh qirbah air dari tujuh *ngai yang berbeda-beda, hingga aku kuat untuk keluar

menemui orang-orang, demi memberikan wasiat pada mereka."

Selanjutnya kami mendudukkan beliau di mikhdhab miliknya Hafshah.

Terus kami tuangkan air tersebut pada beliau. Setelah itu, beliau terlihat segar/

lalu keluar dan naik mimbar. Di atas mimbar, beliau memanjatkan puji

syukur kepada Allah dan memintakan ampunan untuk para syuhada yang

wafat di medan perang Uhud. Beliau tampak khusyu mendoakan mereka.

Kemudian beliau berkata, "Amma Bn'du, sesungguhnyakattm Anshar adalah

tempat berharga yang aku berlindung di dalamnya. Makn muliaknnlah orang yang

terhormat dari mereka, dan amptrnilah orang yang salah dari merekn, kecuali jika

menyangkut masalah pidana (hadd). Ketahtilah, seorang hamba Allah telah diminta

untuk memilih antara kekal di dunia dan kebahagiaan di sisi Allah, ternyata ia lebih

memilih kebahagiaan di sisi Allah."

Kesempurnaan pribadi Nabi Muhammad

Abu Bakar tak kuat menahan rasa harunya hingga menangis. Ia menduga

bahwa hamba Allah yang dimaksud adalah beliau sendiri. "Tenanglah Abu

Bnkar!" kata Nabi ffi, "tutrrploh oleh knlian pintu-pinttt di jalan mennjtt masjid ini

kectnli pintunya Abu Bakar. Aktr tidak mengetahui sesuatu yang lebih utama di

sisiku nanti, melainkan bersahnbat dengan Abu Baknr." (HR. Al-Bukhari dan

Muslim)

Nabi Menghukumi Dirinya Sendiri

Al-Fadhl bin Abbas menuturkan, "Rasulullah ffi mendatangi rumah

saya. saya pun keluar untuk menemuinya. Ternyata beliau dalam keadaan

sakit dengan kepala dibalut. "Peganglah kedua tanganku!" pinta beliau. Maka

saya pun menuntunnya. Beliau berjalan hingga akhimya duduk di mimbar,

kemudian berkata, " Panggillah orang-orang kemari! "

setelah orang-orang berkumpul semua, beliau memulai dengan membaca

hamdalah dan pujian bagi Allah. Setelah itu, beliau berkata,

"Amma Ba'du, wahai manusia sekalian, bau busuk dari knlian rupanya

semakin mendefuftiku. (Lih. 297)Siapa saja yang pernah aku dera punggungnya,

maka ini punggungku, silahkan ukur! Siapa saja yang pernah aku ambil

hartanya, makn ini hartaku, (silahknn hitung!). Siapa yang pernah aku caci

maki kehormatannya, makn ini kehormatanku, silahkan balas! langan sampai

ada orang berknta, nanti takut Rnsulullah dendam dan memusuhi. lngatlah,

permuxthan dan dendam kesumat itu bukan watak dan sifutku. Camkanlah

bahwn orang yang paling kusukai adalah orang yang mengambil haknya

sendiri atau orang yang menghalalknn haknyn untukku, sehingga aht dapat

bertemu Allah dengan jiwa yang bersih. Menurutku, pernyataan ini sudah

cttkup, sehingga aku tidak perlu berdiri untuk mengulanginy a lagi.,,

Kemudian beliau turun dari mimbar untuk menunaikan shalat Zhuhur.

setelah itu, beliau naik kembali ke mimbar dan mengulangi pemyataannya di

atas. Maka akhimya ada seorang pria berdiri untuk angkat bicara, "Baiklah,

demi Allah, engkau masih berhutang pada saya tiga dirham.,, ,,Silahkan,

beriknnlah haknya! " kata Rasulullah. Selanjutnya beliau berseru,

"Wahai manusia seknlian, siapa saja yang memiliki utang, maka bayarlah!

langanlah seselrang mengatakan bahwa hal ittt merupakan aib di dunia.

Ketahuilah, sesungguhnya aib di dunia itu lebih ringan daipada aib di at*irat."

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

Seorang pria berdiri unhrk angkat bicara, "Wahai Rasulullah, saya pemah

mengambil uang tiga dirham dari harta fi sabilillah." "Kenapa kamu

melakt*nnnya?" tanya Rasul. "Saat itu saya sangat membutuhkanrrya," jawab

pria itu. Kemudian Rasulullah berkata, "silahknn, ambil tiga dirhnm darinya."

(HR. Al-Baihaqi dalam Daln'il An-Nubttwwah dan Ibnu Katsir dalam A/-

Bidaynh wa An-Nihayah)

Abdullah bin Abu Bakar menuturkan, "saat  perang Khaibar, saya

berdesakan dengan Rasulullah ffi.Saatitu saya memakai sandal yang kasar.

Sandal saya menginjak kaki beliau. Beliau langsung menyambit saya dengan

cambuk yang ada di tangannya seraya berkata, "Bismillah, kamu telah

menyakitiku."

Saya, Abdullah, membatin sambil mencela diri saya sendiri, "Sungguh

tadi siang, saya telah menyakiti Rasulullah ffi." *"^udian saya tertidur.

Pada keesokan harinya, ada seorang pria berkata, "Di mana si Fulan?"

Saya menjawab, "Demi Allah, ini orangnya yar.g kemarin berdekatan

denganku." Kemudian saya berjalan menjauhi mereka karena takut ada apa-

apa. Tiba-tiba Rasulullah ffi b"tt rt, pada saya, "Kemarin lumu telah menginiak

knkiku dengan sandalmu sehingga aku sakit. Ialu aku memukulmu sekeras mungkin

dengan cambuk. Makn sebagai penebusnya, delapan puluh ekor knmbing untukmtt.

Ambillah!" (HR. Ad-Darimi. Dalam riwayat ini, peristiwa terjadi pada Perang

HunairL bukan Perang Khaibar)

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, suatu hari Rasulullah ffi memberikan

motivasi kepada para sahabat untuk berjihad. Mereka pun berkumpul

hingga beliau tertutup oleh kerumunan mereka. saat  itu, beliau membawa

pelapah korma yang sudah dikupas duri-durinya. Tetapi temyata masih ada

satu duri yang belum terkupas. Sepintas duri itu tidak terlihat. Beliau

berkata, " Menyingkirlah, sungguh knlian menyebabknn aku susah bergernk."

Tanpa disadari, pelapah korma yang beliau Pegang mengenai perut

seseorang hingga mengeluarkan darah. Orang itu tidak terima, ia langsung

berteriak, "Ini adalah akibat ulah Nabimu pada saya-" Umar mendengamya.

Ia pun melaporkannya pad.a Rasulullah ffi. O"tiu, memanggil orang itu,

"Apakah benar aku telah melukaimu?" "Berlar," jawab orang itu. "Lalu apa

maumu?" tanya beliau. Tanpa dinyana, orang itu menjawab, "Saya ingin

membalasnya." Maka beliau memberikan kepada orang itu pelepah korma.

Lalu beliau membuka kain yang menutupi perutnya. Tiba-tiba, orang itu

Kesempurnaan Pribadi Nabt Muhammad

langsung melemparkan pelepah korma tersebut kemudian mencium pusar

Rasulullah W." (oir"uutkan dalam Musnad Abu ya'kr dan Majma' Az-Zazon,id).

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri, bahwa ada seorang Muhajirin

yang lemah datang pada Rasulullah ffi ,r,rrr suatu keperluan. Ia ingin

mengajak beliau keluar untuk membicarakan keperluannya itu. saat itu,

Rasulullah ffi sedang berada di dalam kemah dekat sungai. pada malam

harinya, beliau thawaf di Baitullah hingga pagi. Kemudian beliau shalat

subuh berjamaah bersama orang-orang.

suatu malam, beliau tidur sampai pagi hingga tidak sempat thawaf.

saat  beliau berada di atas ontanya, seorang pria muncul lalu memegang tali

kekang onta beliau seraya berkata, "wahai Rasulullah, saya butuh bantuan

Anda." "Kebutuhanmu aknn tercukttpi," jawab beliau. Tetapi orang itu tidak

terima. Ia malah terus merengek. Karena khawatir perjalanannya dihalangi,

maka beliau mengepakkan cambuknya hingga mengenai orang ifu. Kemudian

beliau berjalan untuk shalat subuh berjamaah bersama mereka.

setelah itu, beliau menghadapkan wajahnya pada orang banyak. Mereka

tahu persis, jika beliau melakukan itu, pasti ada sesuatu yang terjadi. Maka

mereka berkumpul mengelilingi beliau. "Mana orang yang tadi aku dera (dengnn

cambuk)?" tanya beliau. Karena tidak ada yang menyahutinya, beliau pun

mengulanginya. "lika orang ittr ada di sini, maka berdirilah!" Tidak lama

kemudiary seorang pria berdiri dan berkata, "sayaberlindung kepada Allah

dan Rasul-Nya." Pandangan Rasulullah mengarah pada orang itu. "sttruh ia

mendekat padaku!" seru beliau.

Kemudian Rasulullah duduk di depan orang itu dan menyerahkan

sebuah cambuk kepadanya, seraya berkata, "Ambillah cambuk ini, deralah aktr

dengan sesuai!" orang itu menjawab, "saya berlindung kepada Allah untuk

tidak mendera Nabi-Nya." "lika demikian, maaJkan aku," tjarbeliau. Maka orang

itu melemparkan cambuk sambil berkata, "saya sungguh memaafkan engkau,

wahai Rasulullah!"

Abu Dzar berdiri, lalu berkata, "wahai Rasulullah, saya ingat saat 

malam Aqabah. saat itu, saya mengendalikan ontamu sedangkan engkau tidur.

|ika saya tarik menggiringnya, onta itu memperlambat jalannya. Jika saya

mengambil tali kekangnya, maka onta itu malah membangkang. Maka saya

membangunkan engkau dengan cambuk seraya berkata, suatu kaum telah

mendekati engkau. Dan engkau menjawab, tidak apa-apa. Dan sekarang,

Kesempurnaan Prtbadl Nabi Muhammad

ambillah cambuk ini dan balaslah sayal" Rasulullah,ffi *"niu*ab, "Aku telnh

memaafkanmtr." Abu Dzar pun kembali meminta, "saya lebih suka jika engkau

membalasnya." Akhirnya Rasulullah mendera Abu Dzar. saya (perawi)

sungguh melihat Abu Dzar menggeliat menahan rasa sakit dari cambuk

Rasulullah,ffi yang menderanya.

selanjutnya beliau bersabda, "walmi manusin sekalian, bertaktoalah knlian

kepada Allah! Demi Allah, seorang mukmin yang menzhalimi mukmin lainnya,

makn Allah pasti akan menyiksanya pada Hari Kiamat." (Hadits ini belum diketahui

sumbernya)

Diriwayatkan dari Muhammad bin LJmar, di saat Rasulullah ffi sedang

berjalan dari Thaif menuju Ji'ranah, sedangkan Abu Zunaim berada di

samping Rasulullah hingga merapat pada onta beliau. Kata Abu Zunaim,

,,saat  itu, ujung sandal saya mengenai betis Rasulullah hingga beliau

merasa sakit." Rasulullah ffi mengaduh lalu berkata, "Kamu telahmenynkitiku,

mana knkimu?" Lalu beliau memukulkan cambuknya ke kaki saya. saat itu,

saya takut akan turunnya Al-Qur'an berkenaan dengan tingkah saya yang

sudah keterlaluan pada Rasuluhnffi.

Pagi harinya di |i'ranah, saya keluar untuk shalat Zhuhur. Ini adalah hari

yang menegangkan bagi saya. Kemudian ada seorang utusan Nabi mencari

saya. Setelah rombongan pergi, saya bertanya. Mereka menjawab, "Rasulullah

ffi -"..utimu." Kemudian saya menemui Rasulullah dengan penuh cemas'

getiau berkata, "Kakimu telah membuatku sakit, maka aku memukulmu dengan

cambuk sehingga membuntmu sakit. Sekarang, ambillah domba-domba ini sebagai

penebus kesalahanku." (HR. Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqat)

,,Ridha beliau pada saya lebih saya sukai daripada dunia dan segala

isinya,,, kata Abu Zunaim. Kemudian Rasulullah mengutus ia pada kaumnya

untuk menyerukan Perang di Tabuk.

Nabi Menyuruh Abu Bakar Menjadi Imam Shalat

Rasulullah ffi sakit selama dua belas hari. Riwayat lainnya

mengatakan empat belas hari. selama itu, beliau tetap aktif shalat berjamaah'

Hanya tiga hari beliau absen. sebagai penggantinya, beliau menyuruh Abu

Bakar. "suruh Abu Bakar untuk mengimami iamaah!" seru beliau. (HR. Al-

Bukhari)

Kesempurnaan Prtbadi Nabi Muhammad

Aisyah menuturkan, "Tatkala Rasulullah ffi sudan merasakan payah,

Bilal datang pada beliau memberitahukan waktu shalat. Beliau memberikan

instruksi, " Surtililah Abu Bakar tmtuk mengimami jamaah!"

Saya, tutur Aisyah, berkata pada beliau, "Wahai Rasulullah, Abu Bakar

itu orang yang mudah menangis. Jika ia menggantikan engkau untuk menjadi

imam, nanti suaranya tidak dapat didengar oleh jamaah. Bagaimana jika

engkau suruh saja Umar?" Beliau menjawab, "Suruh Abtt Bnkar untuk

mengimami ! " Kemudian saya minta dukungan Hafshah agar, " Coba sekarang

giliran kamu yang bilang pada beliau!" Maka Hafshah berkata, "Wahai

Rasulullah, Abu Bakar itu orangnya mudah menangis. Jika ia menjadi imam,

nanti suaranya tidak dapat didengar oleh jamaah. Bagaimana jika engkau suruh

saja Umar?" Tetapi Rasulullah tetap dengan pendiriannya. Beliau menjawab,

"Knlian itu seperti teman-teman perempltannya Nabi Ytrsuf. Sudahlah, suruh Abu

Bakar untuk menjadi imam! "

Maka mereka mendaulat Abu Bakar untuk menjadi imam shalat. saat 

Abu Bakar maju unfuk mengimami dan memulai shalat, Rasulullah merasa

agak baikkan. Maka beliau berdiri untuk ikut shalat berjamaah. Sambil

dipapah oleh dua orang/ beliau melangkahkan kedua kakinya hingga masuk

ke dalam masjid.

Rupanya, kehadiran Rasulullah itu dirasakan oleh Abu Bakar. Maka ia

pun mundur dari posisinya. Tetapi Rasulullah berisyarat agar ia tetap di

posisinya semula. Kemudian Rasulullah duduk di sebelah kiri Abu Bakar.

Saat itu, Rasulullah ffi shalat dengan posisi duduk, sementara Abu Bakar

shalat dalam keadaan berdiri. Abu Bakar makmum pada Rasulullah,

sedangkan para jamaah tetap makmum pada Abu Bakar." (HR. Al-Bukhari

dan Muslim)

Dari Anas bin Malik diriwayatkan, "Abu Bakar mengimami para jamaah

di saat Rasulullah ffi sakit keras menjelang wafat. Hingga pada suatu hari,

yaitu hari Senin, tatkala para jamaah terlihat rapi dalam barisan shalat,

Nabi ffi berdiri lalu menyingkapkan kain kamarnya agar dapat melihat

kami yang sedang shalat. Wajah beliau tampak bersih bagaikan secarik

kertas putih. Senyum tersimpul menghiasinya. Kami sungguhbahagia melihat

beliau.

Kemudian Abu Bakar mundur perlahan memberikan tempat shalat pada

Nabi ffi. Mungkin ia mengira bahwa Nabi mau ikut shalat bersama para

Kesempurnaan pribadi Nabt Muhammad

jamaah. Maka Nabi pun berisyarat agar mereka meneruskan shalatnya.

Setelah itu beliau menutup kembali kain kamamya. Pada hari itu juga, beliau

wafat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Nabi Ingin Menulis Surat Untuk Abu Bakar

Aisyah menuturkan, "saat  kondisi kesehatan Rasulullah semakin

memburuk, beliau berkata kepada Abdurrahman bin Abu Bakar, "Bawakan

padaku tulang atau papan (untuk menulis), aku akan menulis sebuah catatan

untuk Abu Bakar yang isinya tidak akan menuai perselisihan." Di saat

Abdurrahman berdiri hendak mengambilkan alat tulis tersebut, Rasulullah

berkata,

"Allah dan kaum mukminin tidak menghendakinya sehingga kamu nanti aknn

dip er sel ihknn, w ahai Ab u B aknr. "

Dalam riwayat yang lain, beliau hendak menulis sebuah surat, tetapi tidak

menyebutkan nama Abu Bakar. (HR. Ahmad dan Ibnu Sa'ad)

Abdullah bin Abbas mengisahkan, "Saat-saat menjelang wafatnya

Rasulullah, beliau berkata, "Bawakan alat tulis, aku akan menulis sebuah catatan

untuk kalian sehingga sepeninggalku nanti, knlian tidak aknn tersesat."

Di dalam rumah beliau saat itu ada beberapa orang, diantaranya adalah

Umar bin Al-Khathab. Umar berkata, "Rasulullah,ffi t"kutu.tg sedang sakit

keras. Kalian memiliki kitab suci Al-Qur'an. Cukup Kitabullah saja yang kita

jadikan pegangan."

Maka orang-orang yang ada di dalam rumah riuh sesaat . Mereka

memperselisihkan makna dari ucapan Nabi di atas. Diantara mereka ada yang

berpendapat bahwa Rasulullah ffi hendak menulis sebuah catatan untuk

mereka, sedangkan yang lainnya sependapat dengan Umar. saat  perselisihan

dan debat semakin meruncing hingga Rasulullah ffi merasa risih, maka beliau

menyuruh mereka pergi, "Menjauhlah dariku!" (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan

Al-Baihaqi)

Ibnu Abbas menyebutkan, "Ini memang musibah yang dahsyat hingga

Rasulullah ffi terhatangi untuk menulis sebuah catatan yang isinya

diharapkan untuk melerai mereka yang sedang berselisih.

Kesempurnaan Pribadi Nabt Muhammad

Menginfakkan Harta yang Masih Tersisa

Diriwayatkan dari sahl bin sa'ad bahwa Rasulullah @ *"*tttti uang

tujuh dinar yang beliau simpan di Aisyah. saat  sakit, beliau berkata, "wahai

Aisyah, beriktnlah emns ynng ada padamu itu kepada Ali."

setelah berucap seperti itu, beliau langsung tidak sadarkan diri. Aisyah

pun sibuk mengurusnya. Ia langsung mengirimkan emas yang ada padanya

kepada Ali untuk disedekahkan. Pada sore hari menjelang malam senin,

Rasulullah ffi sudah mendekati ajalnya. Aisyah menyerahkan lampunya

pada seorang perempuan seraya berpesan, "Tolong nyalakan lampu saya ini

dengan minyak tanahmu, karena sakit Rasulullah ffi sudah parah."

(Disebutkan dalam Majma' Az-Zawa'id dan Ath-Thabaqat Al-Kubra)

Muthalib bin Hanthab meriwayatkan bahwa saat itu Rasulullah sedang

menyandarkan kepala beliau di dada Aisyah. Beliau berkata, "wahai Aisyah,

dimanaknh sejumlah uang emas ittt?" Aisyah menjawab, ,,Semuanya ada pada

saya." "sedekahkanlah uang emas itu!" pinta beliau sambil tetap bersandar di

dada Aisyah.

Tidak lama kemudiary beliau langsung pingsan. Begitu sadar kembali,

beliau bertanya pada Aisyah, "sudahkah kamu sedekahkan emas-emas itu?"

"Belum," jawab Aisyah. Maka Rasulullah meminta Aisyah untuk

membawakan emas itu padanya. Kemudianbeliau meletakkannya di telapak

tangan untuk dihitung satu persatu. Temyata semua ada enam keping emas

(dinar). Beliau pun berkata, "Apa jadinya Muhammad di hadapan Tuhannya,

seandainya ia bertemu dengan Allah sementara keping-keping emas itu masih ada

padanya!" Setelah itu, beliau langsung menginfakkan keping emas itu

semuanya. Pada hari itu juga, beliau wafat." (HR. Ibnu Hibban dari riwayat

Musa binJubair,Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqaf, dan Ahmad)

Memerdekakan Hamba Sahaya Menjelang Wafat

sahl bin Yusuf meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Nabi

W O, masa sakitnya telah memerdekakan empat puluh orang hamba

sahayanya.

Nabi Memberitahukan Hari Wafatnya Pada Fatimah

Diriwayatkan dari Aisyah, "suatu hari Fatimah datang. Gaya berjalannya

persis seperti Rasulullahffi.o"r.,t,rtlah langsungmenyambutnya, "Kemarilah,

Kesempurnaan Pribadt Nabi Muhammad

putriku!" Kemudian beliau mempersilahkannya duduk. Kepada Fatimah,

putrinya, beliau menceritakan sesuatu. Tiba-tiba Fatimah menangis. Saya

pun, lanjut Aisyah, menyapa Fatimah, "Rasulullah ffi nu.,yu memilih dirimu

untuk mendengar ceritanya sehingga kamu menangis."

Selanjutnya beliau memberitahukan kabar gembira pada putrinya

sehingga Fatimah pun tersenyum mendengarnya. Saya kembali menyapanya,

"Saya belum pemah melihat kebahagiaan yang lebih dekat daripada kesedihan

seperti hari ini."

Bersiwak Menjelang Wafat

Diriwayatkan dari Aisyah, ia menuturkan,"Diantara kenikmatan Allah

yang dianugerahkan pada saya adalah Rasulullah ffi V^"2 wafat di rumah

saya, pada giliran malam saya, di antara pelukan dada saya. Sesungguhnya

Allah telah menyatukan liur saya dengan liur beliau saat  beliau wafat.

Abdurrahman datang pada saya membawakan siwak sementara beliau

sedang bersandar di pelukan saya. Tampak beliau menatap saya. Saya pun

mengetahui bahwa beliau ingin bersiwak. "Apakah perlu saya ambilkan

unbukmu! " Beliau menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan. Kemudian

saya melemaskan siwak itu dan memakaikannya pada beliau.

Di antara kedua tangan beliau terdapat sebuah wadah yang terbuat dari

kulit atau dari tulang (perawi yaitu Umar, ragu dalam hal ini) yang berisi air.

Beliau tampak memasukkan kedua tangannya pada wadah air tersebut, lalu

mengusapkannya pada wajah, seraya berdoa, "I^aa llaaha lllallah (tiada Tuhan

selain Allah), sungguh sakarat ini mengiringi aial kematian."

Kemudian beliau mengangkat tangannya dan berkata, "Menuju Tuhan

Yang Maha Pengasih dan Mahatinggi." Setelah itu, beliau wafat dengan

tangannya melemas.

Diminta Untuk Memilih Antara Kekal di Dunia dan Kematian

Diriwayatkan dari Bisyr bin Sa'id bahwa Rasulullah ffi b"t.".umah di

depan umum, "Se*nggulmya Allah ffi meminta seorang hamba untuk memilih

antara dunia dan kebahagiaan di sisi Allah, maka hamba itu lebih memilih kebahagiaan

di sisi Allah."

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

Mendengar ucapan tersebut, Abu Bakar menangis. Kami kaget melihat

Abu Bakar menangis setelah mendengar kabar dari Rasulullah,ffi tentang

seorang hamba yang diminta untuk menentukan pilihannya. Dan belakangan

diketahui bahwa Rasulullah-lah orangnya yang diminta untuk menentukan

pilihannya itu. Ternyata Abu Bakar, dengan tangisnya, memberitahu kami

tentang itu semua." (HR. Al-Bukhari dan Ahmad)

Aisyah menuturkan, "Saya mendengar bahwa seorang nabi tidak akan

wafat sebelum ia disuruh untuk memilih antara dunia dan akhirat. Begitupula

Rasulullah ffi. X"titu sakit, saya mendengar beliau mengeluarkan suara

dengan keras,

"Bersama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-

nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan

merekn itulah teman yang sebaik-baiknya." Dari ucapannya, saya tahu bahwa

beliau disuruh untuk menentukan pilihannya." (HR. Al-Bukhari, Muslim,

Ibnu Majah, dan Ahmad)

Mengumpulkan Para Sahabat Untuk Diberikan Wasiat

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa Nabi ffi mengumumkan hari

wafatnya pada kami sebulan sebelumnya. Ayah, ibu, dan jiwa saya sendiri

rela menjadi tebusan baginya, saat  masa'berpisah' itu semakin dekat, kami

(para sahabat) berkumpul semua di rumah Bunda Aisyah.

"Mnrhaban, silahkan, semoga Allah memanjangkan umur knlian, memelihara

knlian, memberkahi knlian, melimyiahkan rizki pada knlian, memberi manfaat,

tempat berlindung, dan menjaga knlian (dari neraka). Aku berutasiat pada knlian

agar bertakwa kepada Allnh, aku juga meminta Allah agar memelihara kalian

dan aku menyerahknn urusan knlian kepada-Nya.

Aku mengingatkan knlian pada Allah, sebab aku adalah pemberi peringatan

ynng nyata, bahwa kalian janganlah menjajah hamba-hamba Allah dan

wilayahnya, knrena sesungguhnya Allah berfirman padaku dan juga pada kalian,

"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin

menyombongknn diri dan berbuat kerusaknn di (mukn) bumi. Dan kesudahan

Kesempurnaan Pribadi Nabl Muhammad

(yang baik) itu adalah bagi orang-orang ynng bertakwa." (Al-Qashash: 83),

dan firman-Nya,

"Bttknnknh di neraka lahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang ynng

knfi r ? " (Az-Ztrrnar :32)

Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, kapan ajal engkau tiba?" Beliau

menjawab, "Perpisahan semakian dekat,kembalikepada Allah, menuju stffga tempat

tinggal, sidratul muntaha, pembagian dan kehidupan yang bahagia."

Kami kembali bertanya, "Wahai Rasulullah, siapa yang akan

memandikanmu nanti?" Beliau menjawab, "Kaum pria dari ahlul baitku. Mulai

dari yang paling deknt sampai seterusnya."

"Wahai Rasulullah, kain apa yang kami gunakan untuk mengkafanimu?"

tanya kami. Beliau menjawab, "lika kalian mau, knfanilah aku dengan pakaian-

pakaianku ini, atnuboleh juga denganbnhan pafuian dari Mesir atauYaman."

Kemudian kami bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang akan

menshalatkanmu?" Mendengar pertanyaan itu, beliau menangis, maka kami

pun menangis semua. Selanjutnya beliau berkata,

" Pelan-pelan, semoga kalian dirahmati Allah, semoga kebaikan kalian pada Nabi

knlinn dibalas oleh Allah. Setelah knlinn memandiknnku dan mengknfaniku, maka

letakknn jenazahku di tempat tidurku ini pada sisi kuburanku yang terletak di

rumahku ini. Kemudian tinggalknn jenazahku sejenak. Saat itu, orang yang

pertama kali menshalatiku adalah kekasihku tercinta Malaiknt Jibril, Disusul

kemudian Malaiknt Miknil,lalu Malaiknt Maut bersama pasuknn tentara dari

knlangan malaikat. Setelah itu, masuklah kalian secara bergantian untuk

m enshalatkanku dan men do akanku. I an ganl ah kalian meny akitiku dengan

tangisan atau rintihnn. Gelombang pertama yang menshalatknnku adalahkaum

pria dari ahlul baitku kemttdian kaum wanitanya. Setelah semuanya selesai,

silahkan knlian menyusul mereka untttk menshalatknnku. Sampaikan salamku

pada para sahabatku yang tidak hadir di sini, juga pada orang-orang yang

mengikuti agamaku sampai Hari Kiamat."

"Wahai Rasulullah, siapakah yang akan memasukkan engkau ke dalam

kubur?" tanya kami. Beliau menjawab, "Keluargaku bersama para malaikat yang

jumlahnya sangat banyak, mereka melihat knlian tetapi knlian tidak dapat melihat

mereka." (Disebutkan oleh Az-Zabidi dalam lthaf As-Sadah Al-Muttaqir dan Ibnu

Sa'ad dalam Ath-Thabaqat Al-Kubra)

Kesempurnaan Prlbadi Nabi Muhammad

Berwasiat Untuk Selalu Shalat

Anas bin Malik menuturkan, tatkala ajal menjemput Rasulullah ,M,

beliau berwasiat, "(Perhatikanlah) shalat dan hamba-hamba sahayamu!",beliau

terus mengatakan itu hingga nafas beliau menyesak di dada dan lidah beliau

menjulur. (HR. Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Sa'ad)

Masih dari Anas, "Wasiat terakhir yang disampaikan Rasulullah ,ffi

saat  nafas beliau menyesak di dada dan lidah beliau hampir terjulur,

adalah "bertaqttalahkepada Allah, (perhatikanlah) shalat, (perhatiknnlah) shnlat, dan

(jagalah) hamba-hamba sahayamu!" (HR. Ibnu Majah)

Nabi Tidak Berwasiat Harta Dunia

Thalhah meriwayatkan/ saya berkata kepada Abdullah bin Abi Aufa,

apakah Rasulullah,ffi berwasiat (harta)? Abdullah menjawab, "Tidak." Saya

pun kembali bertanya, "Bagaimana mungkin beliau menyuruh kaum

mukminin untuk berwasiat, sementara beliau sendiri tidak melakukannya?"

Akhimya Abdullah menjelaskary "Beliau berwasiat untuk memegang teguh

Kitabullah Al-Qur'an." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Aisyah menuturkary "Rasulullah ffi tia^U berwasiat masalah dinar,

dirham, kambing, dan onta, beliau tidak berwasiat sedikit pun (dari harta

dunia)." (HR. Muslim dan Ahmad)

Nabi Melarang Kuburannya Dijadikan Masjid

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Aisyah, "Di saat ajal turun pada

Rasulullah, beliau langsung menutupkan kain wolnya pada wajah beliau.

saat  terasa sesak, kain wol itu dilepaskannya seraya bersab da, "Laknat Allah

atas kaum Yahudi dan knum Nasrani yang telah menjatliknn kuburan nabi-nabi

mereka sebagai tempat ibadah." Beliau memperingatkan umatnya agar tidak

melakukan hal yang serupa padanya." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu

Sa'ad)

Jibril Menjenguk Nabi Selama Tiga Hari

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, saat  Nabi ffi dahm keadaan sakit

yang menyebabkannya wafat, ]ibril menjenguk beliau seraya berkata,

"Sesungguhnya Allah mengucapkan salam padamu. Dia bertanya, bagaimana

Kesempurnaan Prlbadt Nabl Muhammad

kabarmu sekarang?" Nabl ffi menjawab, "Wahai kepercayaan Allah, aktr dalam

keadaan sakit."

Keesokan harinya, |ibril kembali menjenguk, "Wahai Muhammad, Allah

mengucapkan salam padamu. Dia menanyakan tentang kabarmu." Beliau

menjawab, "Wahai kepercayaan Allah, aku dalam keadaan sakit." Pada hari yang

ketiga, jibril datang ditemani oleh Malaikat Maut seraya berkata, "Wahai

Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu mengucapkan salam padamu. Dia

menanyakan kabarmu.' Nabi W O"" menjawab, "Wahai kepercayaan Allah,

aku dalam keadaan sakit." "Siapa yang ikut bersamamu?" tanya beliau. "Malaikat

Maut," jawab Jibril, "Inilah masa terakhirku berada di dunia setelah engkau

wafat. Ini pula masa terakhirmu hidup di dunia. Aku tidak akan turun

kembali ke dunia (untuk menurunkan wahyu) pada seorang manusia setelah

engkau tiada."

Selanjutnya Nabi menghadapi sakaratul maut. Di samping beliau

terdapat bejana berisi air. Setiap kali sakarat itu menghampirinya, beliau

mengambil air di dalam bejana tersebut untuk kemudian diusapkan pada

wajahnya, seraya berdoa, "Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi saknrat

maut." (HR. Al-Baihaqi dalam Dala'il An-Nubuwwah dan Ibnu Sa'ad dalam Afh-

Thabaqat Al-Kubra)

Diriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, bahwa saat 

tiga hari menjelang wafatnya Rasulullah ffi, fiArtt datang menjenguk. Ia

berkata, "Wahai Muhammad, Allah ffi mengutusku padamu khusus untuk

memuliakan dan mengagungkanmu. Dia bertanya padamu tentang sesuatu

yang Dia lebih mengetahui (jawabannya) daripada kamu. Dia menanyakan

bagaimana kabarmu." Rasulullah menjawab, "Wahai libril, aku dalam keadaan

susah dan payah."

Pada hari yang kedua, Jibril kembali turun dan berkata, "Wahai

Muhammad, Allah mengutusku padamu khusus untuk memuliakan dan

mengagungkanmu. Dia bertanya padamu tentang sesuatu yang Dia lebih

mengetahui (jawabannya) daripada kamu. Dia menanyakan bagaimana

kabarmu." Rasulutlah,ffi menjawab, "WahaiJibril, aku dalam keadaan susah

dan payah."

Pada hari yang ketiga, jibril turun lagi. Kali ini, ia ditemani oleh seorang

malaikat bernama Ismail. Malaikat Ismail ini sama sekali tidak pernah naik ke

langit, karena ia tempat tinggatnya di udara. Ia iuga tidak pernah turun ke

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad@

bumi semenjak hari pertama bumi diciptakan. Ia bersama 70 ribu malaikat

lainnya. |ibril mendahului mereka semua, seraya berkata, "Wahai Muhammad,

Allah mengutusku padamu khusus untuk memuliakan dan mengagung-

kanmu. Dia bertanya padamu tentang sesuatu yang Dia lebih mengetahui

(jawabannya) daripada kamu. Dia menanyakan bagaimana kabarmu."

Rasulullah menjawab, "Wahai libril, aku dalam keadann susah dan payah."

Kemudian Malaikat Maut meminta izin masuk. ]ibril pun

memperkenalkannya, "Wahai Muhammad, dia adalah Malaikat Maut,

datang kemari untuk meminta izin padamu. Padahal sebelum kamu, dia tidak

pernah meminta izin terlebih dahulu untuk melaksanakan tugasnya.

Demikian pula dia tidak akan meminta izin untuk melaksanakan tugasnya

setelah kamu wafat."

"lzinkanlah!" jawab Nabi. Maka Malaikat maut masuk dan berdiri di

hadapan Rasululhh ffi. "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah mengutusku

padamu dan menyuruhku unhtk menaati setiap perintahmu padaku. Jika

engkau menyuruhku untuk mencabut nyawamu, maka aku pun akan

melakukannya. Begitu pula, jika engkau menyuruhku untuk meninggalkarunu,

maka aku pun akan menaatinya." Nabi menjawab, "L"akukanlah tugasmu, wahai

Malaiknt Maut!" Malaikat Maut menjawab, "Baiklah, jika itu yang engkau

perintahkan, maka aku akan menaati apa saja yang engkau perintahkan

padaku."

"Allah sungguh telah rindu padamu," ucap |ibril. Nabi ffi hngsung

menjawab, "Lnksanaknn segerfr, wahai Malaiknit Maut, tugasmu!" Jibril kembali

berkata, "Salam sejahtera bagimu, wahai Rasulullah. Ini adalah saat yang

terakhir bagiku berada di muka bumi, karena kepentinganku di dunia hanya

untuk melayani kebutuhanmu." Maka Rasulullah ffi ,"" wafat. (HR. Al-

Baihaqi dalam Dala' il An-Nubuwwah)

Mencela Jiwanya yang Thkut Menghadapi Kematian

Diriwayatkan dari Abu Al-Huwairits bahwa Rasulullah ffi setiap kati

mengeluhkan rasa sakitnya, beliau selalu memohon kepada Allah untuk

kesembuhannya. Tetapi saat  beliau sakit keras menjelang wafatnya, beliau

tidak berdoa untuk kesembuhannya, melainkan berkata,

"Wahai jiwaku, kamu tidak mampu merasakan lagi segala kelezatan (dunia)!"

(HR. Al-Baihaqi)

Kesempurnaan Pribadt Nabl Muhammad

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah ,ffi sena.,tiasa meminta

perlindungan untuk kesehatan dirinya dengan berdoa, "Wahai Tuhannya

manusia, hilangkanlah kesusahnn ini. Sembuhknnlah aku, karena Engkau adnlah Tuhan

yang menyembuhkan. Tidak adn kesembuhan sedikit pun kecuali kesembuhan

pemberian-Mu, (yaitu kesembuhnn) yang tidak mudah kembali sakit."

Aisyah menambahkan, "Tatkala sakit Rasulullah ffibertambah paratr,

saya mengambil tangan beliau lalu mengusapnya dan berdoa untuk

kesembuhannya. Tetapi beliau melepaskan tangan saya, lalu berdoa, "Ya

Tuhanku, ampunilah dosaku dan pertemukanlah aku dengan-Mu Yang Maha

Pengnsih." Ucapan itulah yang terakhir kali saya dengar dari beliau. (HR. Al-

Bukhari, Muslim, Ahmad,Ibnu Majah, dan Abu Dawud)

Keluarnya Ruh Nabi yang Suci

Aisyah menuturkan, "saat  Rasulullah ffi*^fut,kepala beliau berada

dalam pelukanku (antara dada dan leher). Pada saat ruhnya keluar, saya sama

sekali tidak pemah menghirup aroma yang lebih wang daripadanya."

Pakaian Nabi saat  Wafat

Diriwayatkan dari Abu Burdah bahwa Aisyah memperlihatkan pada

kami pakaian yang ditambal dan kain sarung yang kasar. Ia berkata,

"Rasulullah Wwatatdengan memakai dua kain ini.- (HR. Al-Bukhari dan

Muslim)

Hari Wafatnya

Rasulullah ,ffi wafat pada hari Senin, di siang bolong mungkin juga bisa

dikatakan di pagi hari menjelang siang (waktu dhuha), pada tanggal dua belas

Rabi'ul Awwal tahun kesebelas Hijriah.

Aisyah juga menuturkan, "Rasulullah ffiwatatpada hari Senin." (HR.

Al-Baihaqi danAhmad)

Para Sahabat Belum Siap Ditinggal Nabi Wafat

Diriwayatkan dari Abu Salamah, Aisyah memberitahu padanya bahwa

Abu Bakar menaiki kudanya, melaju dari kediamannya di Sunhi hingga tiba

di Masjid Nabawi. Beliau turun lalu masuk ke dalamnya. Sementara itu, orang-

Prlbadl Nabl Muhammad

orang tutup mulut hingga Abu Bakar masuk ke rumah Aisyah. Ia langsung

menuju jasad Rasulullah yang diselimuti pakaian yang dihiasi dengan tenunan.

Kemudian ia membuka wajah Rasulullah lalu menciuminya sambil menangis.

Ia berkata, "Demi ayah dan ibu, saya rela menjadi penebusmu, demi Allah,

Allah tidak mengumpulkan dua kematian padamu. Adapun kematian yang

sekarang sungguh telah engkau penuhi." (HR. Al-Bukhari, An-Nasa'i, dan

Ahmad)

Abu Salamah juga meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Abu

Bakar keluar, sementara Umar bin Al-Khathab sedang berbincang-bincang

bersama orang banyak. "Duduklah, Umarl" kata Abu Bakar. Tetapi Umar

enggan untuk duduk. Maka hadirin yang lain berpaling pada Abu Bakar.

Mereka meninggalkan Umar pun sendirian. Abu Bakar dengan tegas berkata,

"Amma Ba'du. Siapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya

Muhammad telah mati. Siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya

Allah Mahahidup dan tidak akan pernah mati. Allahberfirman,

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang n rri, sungguh telah berlalu

sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh knmu

berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belaknng, makn ia

tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun; dan Allah dknn

memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."

Perawi mengatakan, "Demi Allah, orang-orang yang hadir saat itu seolah-

olah belum mengetahui telah turunnya ayat tersebut sebelum dibacakan oleh

Abu Bakar. Maka setelah itu, mereka pun serempak membacakannya. Tidak

ada seorang pun manusia saat  itu, kecuali saya mendengamya membacakan

ayat tersebut." (HR. Al-Bukhari dan Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Sa'id bin Al-Musayyib, bahwa Umar berkata, "Demi

Allah, tiada lain (yang menyadarkan saya) adalah setelah saya mendengar

Abu Bakar membacakan ayat itu. Saya duduk termenung, kedua kaki saya

terasa berat melangkah hingga akhirnya dapat menapak kembali ke tanah

Kesempurnaan Pribadt Nabi Muhammad

saat  saya mendengar Abu Bakar membacakannya. Ia mengabarkan pada

kami bahwa Rasulullah ffi t"Uf, meninggal dunia." (HR. Al-Bukhari)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah ffi watat pada hari

Senin. ]enazah beliau dibiarkan selama dua hari dua malam. Hingga pada

malam Rabunya, baru kemudian beliau disemayamkan. Mereka berkata,

"Rasulullah ffi U"trr., wafat, melainkan naik dengan membawa ruhnya

sebagaimana naiknya ruh Nabi Musa. Umar berdiri dan berkata, "Rasulullah

belum meninggal, melainkan ruhnya naik (ke langit) sebagaimana ruh

Nabi Musa pun demikian. Demi Allah, Rasulullah tidak meninggal. Siapa

saja yang mengabarkannya, maka kedua tanganku akan mematahkan

lidahnya." Dalam keadaan Umar masih berkoar seperti itu hingga ia tidak

sadar dengan apa yang diucapkannya.

Maka Abbas berdiri dan berkata, "sesungguhnya Rasulullah,ffi telah

wafat. Beliau pasti akan mengalami perubahan seperti halnya manusia

biasa. Wahai kaumku, semayamkanlah saudara kalian! Karena itu lebih mulia

bagi Allah daripada Dia mencabut nyawa beliau untuk yang kedua kali.

Apakah seorang kalian mengalami kematian hanya satu kali atau dua kali?

Beliau lebih mulia bagi Allah daripada itu semua. Wahai kaumku,

semayamkanlah saudara kalian! Jika benar seperti yang kalian katakan, maka

tidaklah mulia bagi Allah membukakan sendiri tanah untuk mengubur jasad

Nabi-Nya. Rasulullah ffi*atat dengan meninggalkan jalan yang lurus dan

jelas, telah menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, telah

mensyariatkan pemikahary perceraian, peperangan, dan perdamaian. Wahai

kaumku, semayamkanlah saudaramu ini!"

Ummu Aiman menangis saat  mendengar perkataan tersebut. Ia

berkata, "Saya tidak menangisi Rasulullah ffik^r"n beliau telah pergi ke

tempat yang lebih baik baginya daripada dunia, tetapi saya menangis karena

bagaimana nantinya wahyu (Allah) dari langit akan terputus." (Ibnu Sa'ad

dalam Ath-Thab aq at Al -Kub r a)

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, "saat  Rasulullah ffi datang di

Madinah, segala sesuatu yang ada di sana menjadi terang benderang. Tetapi

saat  pada hari Rasulullah wafat, semua yang ada di Madinah pun menjadi

gelap gulita. Tangan kami tak kuasa menyentuh tanah makam Rasulullah,

hingga hati kami luluh."

Kesempurnaan Prtbadl Nabl Muhammad

Usia Nabi

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, "Rasulullah ffi wafat pada usia enam

puluh tiga tahun." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Anas meriwayatkan, "Rasulullah ffi diangtat menjadi Rasul pada usia

empat puluh tahun. Beliau mukim di Makkah selama sepuluh tahun, kemudian

di Madinah selama sepuluh tahun. Selanjutnya Allah memanggil beliau ke

haribaan-Nya saat  beliau berusia enam puluh tahun pertama." (HR. Al-

Bukhari dan Muslim)

Daghfal bin Hanzhalah menyebutkan bahwa Nabi ffi wafat pada usia

enam puluh lima tahun. (HR. Al-Baihaqi dalam Dala'il An-Nubuwwah)

Menurut penulis, pendapat yang shahih adalah pendapat yang pertama.

Ulama yang mengatakan beliau wafat pada usia enam puluh tahun,

maksudnya adalah enam puluhan. Terkadang seorang manusia berkata, usiaku

empat puluh tahun, padahal kenyataannya lebih dari itu, hanya saja

tambahannya tersebut tidak melebihi angka sepuluh.

Peninggalan Nabi

Diriwayatkan dari Amr bin Al-Harits, saudaranya Juwairiyah binti Al-

Harits yang berarti saudara ipamya Rasulullah W, berkata, "Demi Allah,

Rasulullah ffi *atat tidak meninggalkan dinar, dirham, hamba sahaya

(baik laki-taki maupun perempuan), tidak juga binatang temak. Yang beliau

tinggalkan hanya seekor keledainya yang berwarna putih dan sebidang

tanah yang dijadikan beliau untuk sedekah."

Diriwayatkan dari Aisyah, Rasululhh ffi bersabda, "Knmi tidak menerima

waris. Harta yang knmi tinggalknn adalah untuk sedeknh. " (HR. Al-Bukhari, Abu

Dawud, An-Nasa'i, At-Tirmidzi, dan Ahmad)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi ffi bersaUa a, "Warisan dariku

tidak dibagi, baik berupa dinar maupun dirham (harta keknyaan), knrena setelah uang

belanja istri-istriku dan upah pelayanku dibayarkan, makn sisanya adalah untuk

sedeknh."

Abu Bakar meriwayatkan, Nabi ,ffi bersaUa a, " Kami tidak menerima waris.

Harta yang knmi tinggalknn adalah untuk sedeknh. " (HR. Al-Bukhari)

Umar bin Al-Khathab bertanya pada Abdurrahman dau,;r Az-Zubai,"Saya

mencari tahu pada kalian, demi Allah, apakah kalian pemah mendengar bahwa

Kesempurnaan Pribadl Nabi Muhammad

Rasulullah ffibersaAla, "Kami tidak menerima waris. Harta yang kami

tinggalkan adalah untuk sedekah?" Mereka menjawab, "Ya,benar." Kemudian

Umar menanyakan hal serupa pada Al-Abbas dan Ali. Jawaban mereka sama."

(HR. Al-Bukhari)

Muhammad bin Sa'ad meriwayatkan dari Muhammad bin Sahl bin Abi

Hatsmah, ia berkata, "Harta-harta Bani Nadhir yang disedekahkan oleh

Rasulullah,ffi ada tujuh, yaitu Al-A'raf, Ad-Dalal, Al-Mitsab, Burqah, Husna,

dan Masyribah Ummi Ibrahim. Dinamakan Masyribah Ummi Ibrahim

karena ibunya Ibrahmim yaitu Mariyah pemah tinggal di situ. Harta tersebut

diberikan pada Sallam bin Misykum An-Nadhiri."

Menurut Umar bin Al-Khathab, Rasululhh m memiliki tiga rampasan

perang, yaitu (1) rampasan Bani Nadhir untuk membiayai musibah yang

menimpa beliau, (2) rampasan Fadak untuk biaya Ibnu Sabil, (3) dan rampasan

Khaibar untuk biaya rumah tangga beliau. Seperlima harta telah beliau bagi

menjadi tiga bagian, /aitu dua bagian untuk kaum muslimin, satu bagian

untuk biaya keluarga beliau, dan jika masih ada kelebihan, maka kelebihan

itu beliau kembalikan pada kaum fakir dari kalangan muhajirin." (HR. Ibnu

Sa'ad dalam Ath-Thabaqat Al-Kubra)

Jenazah Nabi Dimandikan

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, setelah para sahabat berkumpul untuk

memandikan jenazah Rasulullah ffi,"uu,itu di dalam rumah yang ada hanya

keluarga beliau. Mereka terdiri dari Al-Abbas (paman beliau), Ali bin Abi

Thalib, Al-Fadhl bin Al-Abbas, Qutsam bin Al-Abbas (keponakan beliau,

Usamah bin Zaid dan Shalih (sahaya beliau yang kemudian dibebaskan).

Semuanya berkumpul untuk memandikan beliau. Di belakang pintu rumatr,

Anas bin Khali Al-Anshari (pejuang Badar) memanggil Ali bin Abi Thalib.

"Wahai Ali, izinkan saya dengan nama Allah untuk mendapatkan hak kami

dari Rasulullahffi" kata Anas bin Khali. "Masuklah!" iawabAli. Maka Anas

pun masuk dan menyaksikan langsung proses pemandian jenazah Rasulullah

ffi sehingga tidak ada sedikit pun yang terlewatkan dari pantauannya.

Kemudian, lanjut perawi, Ali menyandarkan tubuh Nabi ffi fada

dadanya dalam keadaan berpakaian. Al-Abbas, Al-Fadhl, dan Qutsam beserta

Ali bersama-sama membolak-balikkan tubuh beliau. Sedangkan Usamah dan

Shalih memberikan sabun (aroma wangi) pada air mandi. Kemudian Ali

Kesempurnaan Prtbadt Nabi Muhammad

memandikannya. Ia tidak melihat sedikit pun dari Rasululhh ffi sesuatu yang

lazim ia temui pada diri seorang mayat. Ia berkata, "Saya rela menjadi

penebusmu! Sungguh betapa harumnya jasadmu, baik saat  masih hidup

maupun sesudah wafat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Aisyah menuturkan, "saat  mereka hendak memandikan Rasulullah

ffi, ^"r"ku bimbang seraya berkata, "Demi Allah, kami tidak tahu harus

bagaiamana, apakah pakaian Rasulullah dilepas sebagaimana yang kami

lakukan pada mayat biasa, atau kami memandikan beliau dalam keadaan

berpakaian?" Pada saat silang pendapat seperti itu, Allah mengirim rasa kantuk

pada mereka. Demi Allah, tidak ada seorang pun dari mereka kecuali tidur

dengan dagu menempel di dada.

Kemudian,lanjut Aisyah, dari pojok rumah, ada suara takberwujud, y*g

mereka tidak mengenalinya. Suara itu berkata, "Mandikanlah Nabi dalam

keadaan berpakaian!" Maka mereka langsung memandikan Nabi ffi alu

keadaan berpakaian. Kemudian dituangkan air dan daun bidara (dedaunan

yang beraroma wangi, penj.) pada tubuh beliau, lalu beberapa orang

menggosok-gosoknya dengan kain pakaian..." (HR. Al-Hakim dalam A/-

Mustadrak)

Diriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, ia berkata,

"Rasulullah ffi aimanaikan oleh Ali, Al-Fadhl, Al-Abbas, dan Usamah bin

Zaid. Beliau dibasuh tiga kali dengan air dan daun widara yang berasal dari

sumur Sa'ad bin Khaitsamah. Beliau (semasa hidupnya) mengambil air

minum dari sumur tersebut." (HR. Ibnu Hisyam, Ibnu Ishaq, dan Al-Baihaqi).

Dalam sebuah riwayat disebutkan, sumur itu bemama sumur pengantin.

Al-Hasan menuturkan, "setelah Rasulullah ffi *uf^1, mereka

menemukan aroma parfum kesturi di semua pakaian beliau. Maka mereka

pun menggunakan pakaian-pakaian tersebut unfuk wangi-wangian." (HR. Al-

Baihaqi dan Ibnu Sa'ad)

Kain Kafan Nabi

Riwayat Ibnu Abbas menyebutkan, "Setelah mereka memandikan jasad

Rasulullah ffi, -"r"ka pun mengeringkannya lalu memperlakukannya

seperti halnya pada mayat biasa. Kemudian jasad beliau dibungkus dengan

dua kain kafan berwama putih dan selendang yang terbuat dari bahan katun.-

(HR. Ahmad)

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

Riwayat Ibnu Umar menuturkary "Rasulullah ffiarf^t^ni dengan tiga

kain; dua kain berasal dari Sahul (sebuah desa di Yaman), dan satu kain lagi

adalah selendang yang terbuat dari bahan katun." (HR. Al-Bukhari dan

Muslim)

Dalam riwayat Aisyah disebutkan, "Rasulullah ffiaik^f^ni dengan tiga

lapis kain berwarna putih yang berasal dari Sahul, tidak ada satu pun di

antaranya berupa kain baju (gamis) atau sorban." (HR.Al-Bukhari dan Muslim)

Menshalati Nabi

Diriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, ia berkata,

"Rasulullah ffi airf,uUti dengan tanpa imam. Kaum muslimin masuk ke

rumah silih berganti secara berkelompok untuk menshalati, lalu mereka keluar

lagi. Setelah semuanya selesai, Umar berkata, "Tinggalkan jenazah bersama

keluarganya!"

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi, dari ayahnya, dari kakeknya,

ia berkata, "saat  Rasulullah ffi wafat, beliau pun dikafani lalu di tempatkan

di tempat tidurnya. Masyarakat menshalati beliau secara berkelompok.

Tidak ada seorang pun yang tampil menjadi imam bagi mereka. Setelah kaum

pria selesai menshalati, maka giliran berikutnya adalah kaum wanita."

(Disebutkan oleh Ibnu Hisyam dalam As-Sirah An-Nabau:iyah)

Al-Husain menuturkan, "Mereka memandikan Nabi ffi, tutu

mengkafani, memberikan wangi-wangian, kemudian menempatkannya di

tempat tidur." (HR. Al-Bukhari)

Tempat Pemakaman Nabi

Diriwayatkan dari Ibnu |uraij, dari ayahnya, bahwa para sahabat Nabi

tidak mengetahui dimanakah Nabi ffi akan dimakamkan, hingga akhimya

Abu Bakar berkata, "Saya mendengar Rasulullah ffi (r"-^r, hidupnya)

bersabda, "Seorang Nabi tidak dimakamkan kecuali di tempat ia meninggal."

Mereka pun menggeser tempat tidur Nabi, lalu menggali tanah di bawahnya."

(HR. Al-Baihaqi dalam Dala' il An-Nubuwwah)

Diriwayatkan dari Aisyah, saat  Rasulullah W wafat, mereka (para

sahabat) berselisih mengenai tempat pemakaman beliau. Abu Bakar berkata,

"Saya pemah mendengar sebuah perkataan dari Rasuluhh ffi yang tidak

Kesempurnaan Prlbadt Nabl Muhammad@

akan saya lupakan. Beliau bersab


Related Posts:

  • kesempurnaan nabi muhammad 20 shim bin Umar bin Qatadah, ia berkata,"Delegasi Bani Amir datang pada Rasuluhnffi.Di antara mereka terdapatAmir bin Ath-Thufail, Arbad bin Qais, dan Jabbar bin Salma. Mereka bertigaadalah para pemimpin kaum yangberjiwa … Read More