kesempurnaan nabi muhammad 18

 


mereka lari.

Nabi pun beristirahat di bawah sebuah pohon. Datanglah Ghaurats bin

Al-Harits dengan pedang di tangannya. "Siapa yang akan bisa menyelamat-

kanmu dari ancamanku sekarang?" tanya Ghaurats sambil menodongkan

pedangnya. Dengan tegas Nabi menjawab, "Allah." Maka pedang Ghaurats

jatuh. Lalu Nabi mengambil pedang itu sambil menodongkannya ke Ghaurats.

"Seknrang, siapayang aknn menolongmu?" gertakNabi. Ghaurats diam dan

akhimya ia menyatakan masuk Islam. Setelah itu, Rasulullah kembali ke

Madinah.

Perang Bani Sulaim

Perang ini terjadi pada awal bulan ke-27 hijrah di salah satu sudut lembah.

Pemicu adalah sebuah kabar yang sampai ke Nabi bahwa di sana terdapat

sekelompok orang dari bani Sulaim yang akan melancarkan serangan. Nabi

pun keluarbersama pasukannya. Tetapi mereka malah kabur dan pecah.

Perang Uhud

saat  kaum musyrikin yang selamat dalam perang Badar kembali ke

Kota Makkah, mereka menemukan barang-barang yang diangkut oleh onta

Kesempurnaan Prtbadt Nabi Muhammad

yang dibawa oleh Abu Sufyan diletakkan di Dar An-Nadwah. Para petinggi

Quraisy menghampiri Abu Sufyan. "Kita adalah orang-orang yang terhormat.

Bagaimana jika keuntungan dari barang-barang ini, kita bagikan untuk para

tentara yang menyerang pasukan Muhammad i' $ar mereka. "Aku orang

pertama yang akan melakukan itu. Bani Abdi Manaf ikut bersamaku," tegas

Abu Sufyan setuju.

Setelah sepakat, akhirnya mereka menjual barang-barang itu untuk

difukar dengan emas. Barang-barang tersebut, berupa onta sebanyak seribu

ekor dan berupa uang sebanyak 50.000 dinar. Setelah semua hasil pokok dari

penjualan itu diserahkan kepada para pemilik modal, lalu labanya dialokasikan

untuk biaya perang. Para pemuka Quraisy itu dengan gencar memobilisasi

orang Arab untuk ikut berperang. Mereka pun menggerakkan kaum wanita

untuk keluar rumah. Secara bersama-sama, mereka memompa semangat

warganya dengan memberi peringatan bahwa perang Badar ifu telah memakan

korban yang banyak di kalangan mereka.

Semua kaum kafir Quraisy keluar. Tampak di tengahtengah mereka Abu

Amir, sang rahib. Semuanya berjumlah 3000 tentara 700 diantaranya berbaju

besi. Ikut bersama mereka 200 ekor kuda dan 3000 ekor onta. Sedangkan

pasukan dari kalangan wanita berjumlah 15 orang. Mereka semua berjalan

sehingga tiba di Dzul Hilaifah.

Sementara itu, pasukan Madinah pun siap siaga. Sa'ad bin Muadz, Sa'ad

bin Ubadah, dan Usaid bin Hudhair beqaga-jaga bersama beberapa orang

lainnya di pintu rumah Rasulullah ffi. Xot" Madinah pun dijaga dengan

ketat.

Saat itu, Rasulullah ffi b"rp"naapat agar kaum muslimin tidak keluar

dari Madinah. Tetapi beberapa pemuda yang tidak sempat ikut dalam perang

Badar, mengajukan keberatannya seraya memohon agar mereka'keluar dari

Madinah untuk menjemput syahid.

Pada khutbah Jumat, Nabi ffi menyampaikan pesan takwanya kepada

para jamaah dan memerintahkan kepada mereka untuk bersungguh-sungguh

dan berjihad. saat  waktu sudah menunjukkan saatnya shalat Ashar, Nabi

pun menunaikan shalat Ashar lalu masuk ke rumahnya. Beliau diikuti oleh

Abu Bakar dan Umar. Keduanya memakaikan surban dan baju perang untuk

beliau. Di luar rumah, kaum muslimin berbaris dengan rapi. Kemudian Nabi

keluar dengan memakai pakaian perang lengkap dengan senjatanya berupa

Kesempurnaan Prlbadl Nabt Muhammad

pedang, tombak dan beberapa anak panah di busurnya. Untuk urusan

sementara Kota Madinah, beliau serahkan kepada Ibnu Ummi Maktum.

Dengan gagah, beliau menunggang kudanya dalam keadaan bersenjata.

Kaum muslimin yang ikut berperang saat itu berjumlah 1000 orang. semuanya

berbaju besi.

Pasukan dibagi dua kompi. Pertama dengan jumlah 300 personel

dipimpin oleh Ibnu I-Jh.ay, sedangkan sisanya dengan jumlah 700 personel

dipimpin langsung oleh Rasuluffah ffi. Beliau mengarahkan pasukannya

untuk merapihkan barisan, sedangkan posisi Bukit uhud saat  itu berada

di belakangnya. Beliau menghadap ke arah kiblat sambil memasang pasukan

pemanah sebanyak 50 personel yang siap tempur.

Sementara itu, formasi pasukan kafir Quraisy sayap kanan dikawal oleh

Panglima Khalid bin Al-WaIid, dan sayap kiri diserahkan pada panglima

Shafwan bin Umayah. Adapun kaum wanita, mereka berperan sebagai

penabuh genderang sambil menyanyikan syair-syair yang membakar

semangat juangmereka.

saat  kaum musyrikin itu tiba di Uhud, dengan cepat kaum muslimin

menyambutrrya dengan genderang perang. Kaum musyrikin berhasil didepak

mundur. Maka kaum muslimin pun merangsek ke depan untuk mengambil

harta-harta rampasan. Begitu pula pasukan pemanah yang sudah

diinstruksikan untuk tinggal di tempat, tergiur untuk mengambil harta-harta

tersebut bersama teman-temannya yang lain.

Kelengahan itu tidak diabaikan oleh Panglima Khalid bin AI-Walid.

Insting kemiliterannya mengarahkan ia untuk menarik kudanya menuju bukit

yang ditinggalkan oleh kaum muslimin. Langkah itu diikuti oleh Ikrimah.

Akhimya barisan kaum muslimin pecah danberhasil dipukul mundur. Di saat

genting seperti itu, Iblis berkoar, "Muhammad terbunuh!!"

Rasulullah,ffi sendiri dalam keadaan yang sangat kritis. Beliau dikurung

oleh sekelompok sahabatnya karena terluka parah.Gigi geraham beliau pecah,

sedangkan hidung dan wajah beliau terluka parah karena dilempari batu besar

oleh Ibnu Qami'ah. Dalam perang itu Rasulullahffirberhasil menusuk Ubay

bin Khalaf dengan tombak pendeknya sampai mati.

Diriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqqaslu ia berkata, "saat  perang

berkecamuk, saya melihat di sebelah kanan dan kiri Rasulullah W ada a:ua

Kesempurnaan Prlbadl Nabt Muhammad

orang

@

berpakaian putih berperang dengan semangat untuk membentengi

beliau dari musuh-musuhnya. Pemandangan seperti ini belum pernah saya

Iihat sebelumnya maupun sesudahnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Anas bin Malik menceritakan, saat  perang Uhud, gigi geraham dan

wajah Nabi ffi terluka parah. Beliau menyeka darah segar yang mengalir di

wajahnya seraya berkata, "Bagaimana suatu kaum dapat bahagia iika merekn

melukai wajah Nabinya, padahal ia mengajak merekn untukberibadah kepada Allah."

Rupanya pemyataan Nabi tersebut didengar Allah. Sebagai jawabannya,

Allahberfirman,

ap #;a_"rl w;A3i \a ;,:<i ,y d ;4

Ilr,r,rtr.-,J-']@ 3]U

"Tak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu, Allah (bisa

saja) menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya

merekn itu orang-orang yang zhalim." (Ali Imran:128) (HR. Muslim)

Abu Bisyr Al-Mazini menuturkan, "Saya ikut perang Uhud. saat  itu,

saya masih kecil. Saya melihat Ibnu Qami'ah menebaskan pedangnya ke arah

Rasulullah. Maka Rasulullah pun roboh di depan Ibnu Qami'ah. Tubuh beliau

tersungkur ke tanah. Saya, yang masih kanak-kanak, langsung berteriak

meminta tolong. Maka datanglah orang-orang untuk membantu Rasulullah.

Saya melihat Thalhah bin Ubaidillah tampil untuk memapah Nabi sehingga

beliau berdiri tegak."

Dari Ibnu Yusuf Al-Firyabi, ia berkata,"Sayamendapat informasi bahwa

orang-orang yang telah memecahkan gigi geraham Nabi, tidak memiliki anak

kecuali dalam keadaan gigi gerahamnya hilang."

Diriwayatkan dari Az-Ztbair bin Bakkar, ia berkata, "Umayah bin Khalaf

terbunuh pada perang Badar. saat  itu saudaranya yaitu Ubay bin Khalaf

dalam stafus tawanan perang. Setelah ada orang yang menebusnya, akhirnya

Ubay dibebaskan. Saat itu, ia mengancam pada Rasulullah, "Aku memiliki

seekor kuda yang sudah dilatih setiap hari. Dengannya, aku akan

membunuhmu nanti." Rasulullah menjawab, "Tidak, insya Allah nanti akulah

yang aknn membunuhmu."

Pada perang Uhud, kaum muslimin menempati pinggiran bukit Uhud.

Ubay melihat posisi Rasulullah W.t^ langsung mendekati beliau untuk

Kesempurnaan Prtbadi Nabi Muhammad

bersikeras untuk membunuhnya. Tetapi siasatnya itu diketahui oleh Az-Zubair

bin Al-Awwam. Dengan sigap, ia menghalangi langkah Ubay. Kemudian

Rasulullah mengambil tombak yang dibawa oleh Az-Zubair lalu diarahkannya

pada Ubay. Tidak lama kemudian, Ubay terjatuh dan tersungkur dari kudanya.

Kaum musyrikin yang mengetahuinya langsung memberikan pertolongan

untuk membantunya berdiri. "Kasihan sekali kamu!" kata mereka. Lalu Nabi

menimpali, "Dia pernah berknta kepadaku, bahwa nanti aknn membunuhku." Tidak

menunggu lama, mereka membawa fubuh Ubay yang terkulai lemas sampai

mati di Marri Adh-Dhahran, sebuah tempat yang berjarak beberapa mil dari

Kota Makkah." (HR. Ibnu Hisyam,Ibnu Sa'ad, dan As-Suyuthi)

Diriwayatkan dari Sa'ad bin Mu'adz, ia berkata kepada Umayafu "Saya

mendengar Rasulullah ffiail^ngbahwa ia akan membunuhmu."

"Maksud perkataannya itu, ujar Sa'ad,mungkin beliau sendiri yang akan

membunuh Umayahbin Khalaf pada perang Badar dan membunuh Ubaybin

Khalaf pada perang Uhud, atau mungkin para sahabatnyalah yang akan

melakukannya."

Diceritakan dari Al-Bara'bin Azib,ia berkata, "Rasulullah ffi *u-b.rut

formasi pasukan pemanah pada perang Uhud sebanyak 50 personel. Pasukan

itu dipimpin oleh Abdullah bin Jubair. Beliau memberikan instruksi,

"fika kalian melihat kami sedang diluluhlantakkan, maka jangan

menampakkan diri sebelum aku mengirim utusan pada kalian. Begitu pula

jika kalian melihat kami dalam keadaan menang, maka janganlah kalian

menampakkan diri sebelum aku mengirim utusan pada kalian."

Dengan taktik seperti itu, kaum muslimin berhasil mendepak mundur

kaum musyrikin. Demi Allah, saya melihat kaum wanita bersikeras menaiki

bukit. Betis dan gelang kaki mereka terlihat karena pakaian yang mereka

kenakkan diangkat tinggi-tinggi demi menuju ke sana. Para anggota pasukan

yang dipimpin Abdullah bin Jubair berteriak, "Harta-harta rampasan itu

sekarang sudah di depan mata. Apalagi yang kalian tunggu, ayo ambil

semua!!" Seruan ini membuat Abdullah bin Jubair marah. "Apakah kalian

sudah lupa apa yang dipesankan oleh Rasulullah?" kata Abdullah. Tetapi

mereka malah menjawab, "Hal itu mudah. Nanti kita beritahukan teman-

teman yang lain lalu kita bersama-sama mendapatkan harta-harta rampasan

yang banyak itu."

Kesempurnaan Prlbadl Nabt Muhammad

saat  mereka meninggalkan pos untuk memberitahukan teman-

temannya yang lain, pasukan musuh dengan cepat melancarkan serangan ke

arah mereka. Akhimya kekuatan pasukan kaum muslimin berhasil dipatahkan.

Saat itu, pengawal Rasulullah hanya tinggal 12 personel lagi. Sebanyak 70

personel lainnya meninggal dunia.

Hal ini berbeda dengan Perang Badar. Pasukan Rasulullah kala itu

berhasil mengalahkan 140 personel dari kalangan musyrikin;70 orang

meninggal dunia, lalu 70 orang lagi selamat dan sebagai tawanan perang.

Melihat pasukan kaum muslimin hancur, Abu Sufyan berkoar, "Apakah

diantara yang korban itu ada Muhammad?" Ia mengulangi pertanyaan itu

sampai tiga kali. Saat itu, Rasulullah ffi ^"nyr.uh para pengikutnya untuk

tidak menjawab apa-apa. Kemudian Abu Sufyan betanya, "Apakah diantara

yang korban itu ada Abu Quhafah (Abu Bakar)?" Ia mengulangi pertanyaan-

nya itu sampai tiga kali. Karena tidak ada yang menjawabnya, Abu Sufyan

kembali bertanya, "Apakah diantara korban-korban itu ada Umar bin Al-

Khathab?" Setelah mengulanginya pertanyaan itu sampai tiga kali, Abu

Sufyan lalu menemui para pengikutnya. "Mereka semua telah terbunuh.

Dengannya, urusan kalian terhadap mereka sudah terbalas."

Rupanya Umar tidak kuat menahan untuk angkat bicara, ia berkata,

"Wahai musuh Allah, Demi Allah, kamu telah berdusta. Sesungguhnya orang-

orang yang kamu sebut tadi, semuanya masih hidup. Sekarang ini, kamu

tinggal menanti balasan yang akan menghancurkanmu."

"Bagaimana mereka dapat menghancurkanmu?" jawab Abu Sufyan

seraya bersyair, "Maha Tingg Hubal, Maha Tinggi Hubal"

Mendengar itu, Rasulull ah@langsung memberikan instruksi. "Tidakkah

lulian nrcnjawab syairnya itu?" prntabeliau. "Bagaimana kami harus menjawab-

nya, wahai Rasulullah?" tanyamereka. Maka Rasulullah bersabda,

"I(ntaknnlah: "Allah adalah Penolong knmi, buknn Penolongmu." (HR. Al-

Bukhari, Abu Dawud, dan Ahmad)

Perang llamra'Al-Asad

Di permulaan bulan ke-32 tahun Hijri, pecahlah perang Hamra'Al-Asad.

Perang ini terjadi setelah perang Uhud. Tepatnya, saat  mereka pulang dari

Uhud, mereka langsung bermalam di suatu tempat sambil melepas lelah dan

Kesempurnaan Pribadt Nabl Muhammad

mengobati luka perang. Keesokan harinya, setelah Rasulullah,ffi shalat subuh,

beliau menyuruh Bilal untuk membacakan komandonya. Bilal pun dengan

sigap membacakannya di depan umum, "Rasulullah menyuruh kalian untuk

mencari musuh kalian. Tidak keluar bersama kami kecuali orang yang

menyaksikan musuhnya terbunuh kemarin."

Rasulullah keluar dengan wajah dan kedua bibir terluka. Sedangkan para

tentara ditugaskan untuk mengusir musuh di Hamra' Al-Asad agar jalan

pulang menuju Madinah lancar.

Perang Bani An.Nadhir

Perang Bani An-Nadhir terjadi pada awal bulan ke-37 dari tahun hijrah.

Saat itu, Rasulullah berdiplomasi dengan mereka untuk membantunya

dalam membayar diyat (uang tebusan) dua orang yang sudah beliau jamin

keselamatannya. Tetapi kemudian dua orang itu dibunuh oleh Amr bin

Umayah. "Kamilah yang melakukannya," sahut mereka.

Amr bin |ahsy berkata, "saya akan mendatangi rumahnya lalu

melemparkan batu besar ke arahnya." Sallam bin Misykam menghardiknya,

"Jangan kalian lakukan itu! Demi Allah, ia (Rasulullah) akan mengabarkan

suara hati kalian."

saat  informasi itu sampai kepadanya, maka ia bergegas untuk

mengungsi ke Madinah. Ada utusan Rasulullah datang kepada mereka,

mengantarkan sebuah pesan, "Keluarlah dari negeriku, karena aku akan

menaklukan kalian dalam sepuluh hari." Mendengar pesan itu, mereka

berhamburan pergi.

Ibnu Ubay bin Salul, seorang dedengkot kaum munafik Madinah,

membalas seruan itu dengan mengirim utusan yang berpesan, "Tenang saja,

kalian jangan keluar dari Madinah. Aku memiliki pengikut 2000 orang lebih,

baik berasal dari kaumku sendiri maupun dari yang lainnya. Orang Quraidzah

dan sekutu-sekutu kalian dari Ghatfan akan membantu nasib kalian."

Huyay merasa tertarik dengan seruan itu. "Kami tidak akan hengkang dari

sini," ujarnya. Selanjutnya ia bergabung dengan pasukan Ibnu Ubay.

Di pihak sana, Ali bin Abi Thalib membawa panji perang. Urusan

Madinah dilimpahkan kepada Ibnu Ummi Maktum. Kaum muslimin berhasil

menduduki benteng mereka setelah melakukan peperangan yang sengit

Kesempurnaan Prlbadl Nabl Muhammad

diantara kedua belah pihak. Bani Quraidzah menyingkir dari sekutunya. Maka

Ibnu Ubay dan para sekutunya dari Ghathafan mempermalukannya.

Akhirnya mereka berhasil didepak mundur dan dibabat habis semuanya.

Setelah itu mereka bertekuk lutut, "Kami akan keluar dari negerimu." Lalu

mereka pun membawa onta yang masih hidup sebanyak enam ratus ekor.

Rasulullah berkata, "Keluarlah, makn knlian akan selamat " Tidak ada satu

ekor pun onta yang membawa barang-barang berharga mereka kecuali hanya

gelang kaki. Senjata perang mereka dirampas semua, yaitu berupa 50 buah

baju besi,50 buah tombak, dan 340 budah pedang. Itu semua diperuntukkan

untuk beliau, tidak seorang pun selain beliau yang berhak untuk memilikinya.

Perang Badar II

saat  Abu Sufyan meninggalkan bukit Uhud, ia berkata, "sesuai

kesepakatan di antara kita, waktu perang berikutnya adalah pada permulaan

tahun yangbertempat di Badar kecil ."

Setelah waktu yang ditentukan semakin dekat, Abu Sufyan enggan untuk

keluar Makkah. Sementara itu, Rasululhnffikeluar Madinah bersama 1500

pasukan. Panji perang dibawa oleh Ali bin Abi Thalib. Mereka membawa

barang-barang dagangan menuju Badar kecil. Badar kecil adalah sebuah

pasar yang ramai dikunjungi pada Bulan Dzulqa'dah. Di pasar inilah, saat 

Bulan Dzulqa'dah tiba, mereka bemiaga dan mengais laba.

Sebetulnya Abu Sufyan mencoba untuk keluar Makkah dengan

membawa barang dagangan sampai di Marra Azh-Zhahran. Kemudian ia

pulang lagi sembari berkata, "Tahun ini adalah musim kemarau (paceklik)."

Imam Mujahid (seorang ulama Tafsir) mengomentari firman Allah yang

berbunyi: "(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul-Nya) yang kepada

mereka ada orang-orang yang mengatakan: "sesungguhnya manusia telah

mengumpulkan pasukan untukmenyerangknmu,karena itu takutlahkepada mereka",

makn perkntaan itu menambah keimanan mereka dan merekn menjawab: "Cukuplnh

Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (Ali

Imran:173), "Ini adalah tingkahnya Abu Sufyan. Ia berkata, "Wahai

Muhammad, tempat yang kita janjikan itu adalah Badar, sebuah tempat yang

banyak mamakan korban dari kalangan kami." (perkataan ini bernada

ultimatum, penj.)

Kesempurnaan Prtbadl Nabt Muhammad

Maka Nabi ffiVu4^t^nmenuju tempat yang dijanjikan itu hingga para

pengikutnya menjadikan tempat tersebut sebagai pasar. Hal ini adalah

maksud dari firman Allah: " Makn mereka kembali dengan nikmat dan knrunia (yang

besnr) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa..." (Ali Imran:774).

Karunia di sini adalah berbentuk laba yang banyak dari hasil niaga. Sedangkan

tempat itu (yang kemudian dijadikan pasar) adalah Badar Ash-Shugra.

Perang Dzat Ar-Riqa'

Perang ini terjadi pada awal bulan ke-17 tahun Hijrah. Mulanya, Rasulullah

mendapat kabar bahwa rombongan musuh telah berhasil mengumpulkan

barang-barang untuknya. Maka beliau melimpahkan mandat Madinah

kepada Utsman bin Affan, dengan maksud untuk mendatangi tempat mereka

diDzat Ar-Riqa'. Dzat Ar-Riqa' adalah sebuah gunung yang didalamnya

terdapat tanah merah, hitam, dan putih.

Setelah berhasil mendakinya, beliau hanya menemukan beberapa

orang perempuan. Maka beliau membawa mereka untuk turun ke bawah dan

pulang. Dalam sebuah riwayat, saat  itu datanglah Ghaurats bin Al-Harits

seraya berkata kepada Nabi, "Siapa sebenarnya yang menghalangiku untuk

mencelakakarlmu?"

Perang Daumah A[-Jundal

Perang ini terjadi di permulaan bulan ke-49 hijrah. Sebuah informasi

sampai kepada Nabi ffi bahwa di Daumah Al-Jundal ada komplotan dalam

jumlah yang banyak, mereka selalu menganggu dan menganiaya orang-orang

yang lewat di tempat mereka. Maka beliau merespon informasi itu dengan

mengeluarkan pasukan sebanyak seribu orang. Setelah urusan Madinah

dimandatkan kepada Siba'bin Arfathah, Nabi bersama pasukannya keluar

Madinah menuju Daumah Al-Jundal. Beliau berhasil menguasai tanah dan

hewan temak mereka dengan membela yang benar dan memerangi yang salah.

Setelah itu beliau kembali ke Madinah.

Perang Al-Muraisi'

Al-Muraisi'adalah nama sumber air milik Bani Al-Mushthaliq. Pemimpin

mereka adalah Al-Harits bin Abi Dhirar. Mereka berkomplot untuk memerangi

Rasulullah ffi. Uenaapat ancaman tersebut, Rasulutlah bersama pasukannya

Prtbadi Nabl Muhammad

keluar Madinah untuk melawan. Beberapa saat kemudian, mereka saling

melepaskan anak panah, dan perang pun berkecamuk. Lalu Rasulullah

menginstruksikan agar para sahabat menambah lagi pasukannya. Akhirnya

peperangan dimenangkan oleh kaum muslimin. Dari kelompok musuh,

sebanyak sepuluh orang terbunuh dan sisanya menjadi tawanan. Sedangkan

dari kelompok muslim, hanya satu orang saja yang meninggal dunia. Pada

peperangan itu juga, Rasulullah menawan penduduk Bani Mushthaliq, baik

kaum pria maupun kaum wanita dan anak-anak mereka. Selain itu, binatang-

binatang temak yang mereka miliki turutpulabeliau bawa ke Madinah.Jumlah

total semuanya adalah; unta sebanyak 2000 ekor, kambing 5000 ekor, dan 200

keluarga.

Hak kepemilikan |uwairiyah binti Al-Harits diberikan kepada Tsabit bin

Qais dan sepupunya. Keduanya menjadikan fuwairiyah sebagai sahaya

mukatab (yaitu sahaya yang diberikan hak pembebasannya dengan cara

menyicil). Riwayat lain menyebutkan, ]uwairiyah jatuh ke tangan Tsabit bin

Qais sendiri. Kemudian |uwairiyah menghadap Rasulullah ffi ugu,

membantu dirinya dalam cicilan pembebasannya. Maka beliau melunasi

cicilan tersebut, lalu menikahi ]uwairiyah.

Setelah pernikahan tersebut, orang-orang berkata, "Keluarga mertua

Rasulullah harus diperlakukan dengan baik!!" Maka mereka langsung

membebaskan status sahaya dari kalangan keluarga fuwairiyah (mertua

Rasulullah) yang berada dalam kekuasaan mereka.

Perang Khandaq

Perang ini dinamakan pula dengan perang Ahzab. Pada saat Rasulullah

ffi bertrasit menaklukan Bani An-Nadhir, sekelompok orang terkemuka dari

kalangan Bani Nadhir pergi dari kampung mereka menuju Makkah. Mereka

meminta dukungan kaum Quraisy dan mengajaknya untuk bersekutu.

Akhimya setelah tercapai kata mufakat, kedua belah pihak sepakat untuk

bersama-sama membunuh Nabi. Selanjutnya mereka menegoisasi Orang

Ghathafan dan Bani Sulaim untuk ikut bersekutu bersama mereka.

Singkat cerita, kaum Quraisy berkumpul dan mempersiapkan segala

perlengkapan untuk berperang. Panji mereka dikibarkan di Dar An-Nadwah.

Pasukan dilengkapi dengan 300 ekor kuda dan 1500 onta. Semuanya ada

dibawah komando Abu Sufyan. Bani Sulaim menjemput kedatangan mereka

Kesempurnaan Prlbadt Nabl Muhammad

di Marri Adz-Dzahran dengan jumlah pasukan sebanyak 700 personel. Selain

Bani Sulaim, ikut bergabung juga dalam pasukan sekutu yaitu Bani Asad dan

Fazarah yang mengirim pasukan sebanyak 1000 personel. Begitu pula Asfla'

dengan pasukan sebanyak 400 personel dan Bani Murrah dengan pasukan

sebanyak 400 personel. Jumlah total dari keseluruhan pasukan sekutu sebanyak

10.000 personel. Mereka itu terdiri dari berbagai golongan (Al-Ahzab).

Informasi akan kedatangan pasukan dari Makkah dalam jumlah yang

begitu besar akhirnya sampai pada Rasulullah. Beliau pun dengan sigap

mengumpulkan beberapa delegasi. Mereka dimintai pertimbangan. Salman,

salah seorang dari delegasi, mengusulkan kepada beliau agar dibuatkan parit

(khandaq). Usulan itu disetujui Rasulullah. Beliau langsung mengumpulkan

tentara sebanyak 3000 personel untuk menyelesaikan penggalian parit. Dan

dalam jangka waktu enam hari, proyek ini dapat terselesaikan. Rasulullah

sendiri terjun langsung dalam pembuatan parit tersebutbersama pasukannya.

Diriwayatkan dari Al-Bara' bin 'Azib, ia berkata, "saat  Rasulullah

menyuruh kami untuk menggali parit, ada sebuah tanah yang susah digali

dengan cangkul karena ada onggokan batu yang sangat besar dan keras. Maka

hal itu kami laporkan pada Nabi ffi. Mendengar laporan itu, beliau terjun ke

lapangan dan melihat langsung lokasinya. Selanjutnya beliau membuka

pakaianrrya dan menggali sendiri tanah tersebut dengan cangkul. "Bismillah,"

kata Nabi memulai cangkulannya. Begitu dicangkulnya satu kali, batu itu

pecah sepertiganya. Beliau bersabda, "Allahu Akbar, aku diberi kunci-kunci

gudang kekayaan Negeri Syam. Demi Allah, aku melihat istana-istananya berwarna

merah."

Kemudian Nabi mencangkulnya untuk yang kedua kali, maka batu itu

pecah menjadi duapertiganya. Beliau bersabda, "Allahu Akbar, aku diberikunci-

kunci Negeri Persia. Demi Allah, aku melihat istana-istananya putih-putih berupa

barang-barang tambang. "

Lalu sambil memulainya dengan ucapan "Bismillah", beliau mencangkul

batu itu untuk kali yang ketiga, maka batu yang besar dan keras itu pecah

semuanya. Beliau bersabda, " Allahu Akbar, aku diberi kunci-kunci Negeri Yaman.

Demi Allah, dari tempatktt seknrang ini, aku sungguh melihat pintu-pintu Shan'a."

(HR, An-Nasa'i dan Ahmad)

Menurut catatan para pakar Sirah Nabawiyah, menjelang Perang

Khandak, semua orang diselimuti rasa cemas dan takut yang sangat. Mereka

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

kehilangan semangat karena mengkhawatirkan nasib keluarga dan harta benda

mereka yang ditinggalkan. Sementara itu, kaum musyrikin mencari jalan

sempit dari parit yang telah dibuat oleh kaum muslimin itu agar kuda-kuda

mereka bisa lewat. Tampak diantara mereka Amr bin Abdi Wadd. Dia, yang

saat itu sudah mencapai usia tujuh puluh tahun, mengajak kaumnya menuju

tanah lapang. Pada kesempatan itu, Ali bin Abi Thalib muncul dan langsung

membunuhnya.

Pada keesokan harinya, mereka berkumpul dalam satu batalyon yang

besar. Diantara mereka terdapat Panglima Khalid bin Al-Walid. Mereka

berperang sampai malam. Bahkan saat  itu, Rasulullah sampai tidak sempat

shalat Zhuhur dan Ashar. Beliau bersabda,

"Kita terlalu sibttkberpernng sehingga hrya belttm shalat Ashar. Semoga Allah

memenuhikuburuan merekn dengan api nerakn." (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah dan para sahabatnya terkurung di tempat selama sepuluh

malam. Riwayat lain mengatakan dua puluh empat malam. Singkat cerita,

Nu'aim bin Mas'ud masuk Islam. Ia berjalan menemui orang-orang Quraisy

dan orang-orang Quraizhah sambil menginformasikan, bahwa diantara mereka

tidak ada lagi hubungan kerjasama dalam bidang keamanan. Kemudian angin

berhembus sangat kencang. Abu Sufyan berkata kepada para pengikutnya,

"Kalian bukan berada di posisi yang telah ditentukan. fejak sepatu dan bekas

kaki kuda telah memperdayai kita. Orang-orang Quraizhah tidak lagi bersatu,

mereka terpecah. Sekarang, dengan angin itu, kita menjumpai apa yang kalian

saksikan. Maka ayo bersama-sama, kita pergi dan melarikan diri!" teriak Abu

Sufyan.

Pada peperangan tersebut, korban mati terbunuh dari kaum musyrikin

sebanyak tiga orang, sedangkan dari kaum muslimin sebanyak enam orang.

Perang Bani Quraizhah

Sekembalinya Rasulullah ffi dari Perang Khandaq, fibril datang untuk

menyampaikan wahyu. "Sesungguhnya Allah menyuruh engkau untuk

menempuh perjalanan menuju Bani Quraizhah. Aku bersedia mengalahkan

mereka. Nanti aku akan meluluhlantakkan benteng pertahanannya.

Diriwayatkan dari Aisyah, setelah Rasulullah selesai memimpin Perang

Khandaq atau Perang Ahzab, ada seseorang menghadap beliau untuk

menumpang mandi. Kemudian ]ibril datang kepada beliau dan berkata,

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

"Apakah kalian telah meletakkan senjata? Sungguh para malaikatbelum ada

yang meletakkan senjatanya. Aku sendiri sekarang akan menuju Bani

Quraizhah."

Aisyah menuturkary "Saya seolah-olah melihat Jibril berada di sela-sela

daun pintu. Kepalanya penuh dengan debu."

Para pakar Sirah Nabawiyah menjelaskan, saat itu Rasulullah menyuruh

seorang muadzin untuk mengumandangkan pengumuman. "Rasulullah

menginstruksikan kepada kalian supaya tidak shalat Ashar (hari ini), kecuali

di Bani Quraizhah!" seru muadzin. Kemudian Rasul memberikan mandat

kepada Ibnu Ummi Maktum untuk urusan Madinah.

Selanjutnya beliau meninggalkan Madinah dan berjalan ditemani oleh

tiga ribu personel. Pihak musuh merasa sangat terkurung. Mereka mengufus

seseorang menemui Rasulullah. "Utuslah Abu Lubabah bin Abdil Mundzir

pada kami!" tegas utusan tersebut. Maka beliau pun mengutusnya.

Mereka meminta pendapat Abu Lubabah. Maka Abu Lubabah

mengacungkan tangannya ke arah mereka, "Dia (Rasul) harus menjadi

korban!" Kemudian ia menyesali ucapannya tersebut seraya berkata, "Aku

telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya." Lalu ia mengikat dirinya di

tiang masjid, dan tidak bemiat melepaskannya sehingga Allah menerima

tobatnya.

Mereka lalu mendatangi Rasulullah untuk meminta putusan. Beliau

memerintahkan Muhammad bin Maslamah untuk menangani masalah

mereka. Dengan pelan-pelan, mereka berjalan pergi meninggalkan istri dan

anak cucu. Barang bawaan mereka yang dikumpulkan terdiri dari 1500 buah

pedang, 300 buah baju besi, 2000 buah tombak, 500 busur dan anak panah,

serta beberapa onta.

Suku Aus berbicara pada Rasulullah agar menyerahkan mereka kepada

kelompoknya. Bagi suku Aus, mereka adalah sekutunya. Untuk menyelesaikan

masalah di antara mereka itu, Rasulullah menyerahkan sepenuhnya kepada

Sa'ad bin Muadz.

Berdasarkan keputusan Sa'ad, bahwa setiap orang yang berkomplot

untuk memusuhi Nabi, maka ia harus dibunuh, hewan ternaknya jadi

rampasan perang, istri-istri dan anak-anaknya jadi tawanan, kemudian harta

kekayaannya dibagi-bagikan.

Kesempurnaan Pribadi Nabl Muhammad

Menanggapi keputusan itu, Rasulull uhffibersabd4 "Knmu sungguh telah

memberi putusan kepada merekn sesuai dengan putusan Allah di atas langit ketujuh

sana."

Perang Bani Lihyan

Mereka berada di pinggiran Daerah Ghifar. Peristiwa ini terjadi pada

Rabi'ul Awwal tahun ke-6 Hijriah. Rasulullah,ffi t"rr". untuk memerangi

mereka. Peperangan terjadi di kawasan pegunungan. Setelah memastikan

kemenangannya, beliau pun kembali ke Madinah.

Perang Al-Ghabah

Perang ini terjadi pada Rabi'ul Awwal tahun ke-6 Hijriah, sama seperti

Perang Bani Lihyan. Konflik bermula dari sikap Uyainah bin Hishn yang

menyerang onta-onta betina (yang mempunyai air susu yang subur karena

mau melahirkan anak-anaknya) milik Rasulullah. Tidak cukup sampai di situ,

Uyainah melukai onta-onta tersebut dan membunuh para penggembalanya.

Kemudian ada seorang pria berteriak minta tolong. Ia melaporkan hal itu

kepada Rasulullah.

Maka Rasulullah keluar dari Madinah untuk perang. Urusan sementara

kota Madinah, diserahkan kepada Ibnu Ummi Maktum. Sa'ad bin Ubadah

memimpin pasukan sebanyak 300 personel untuk berlaga-jaga di Madinah.

Bendera diusung oleh Al-Miqdad. "Terus jalan, saya akan selalu bersamamu!"

tegas al-Miqdad. Tampak di belakang mereka Salamah bin Al-Akwa'.

Kemudian Rasulullah datang. salamah pun mendekati beliau dan berkata,

"Wahai Rasulullah, kaum (yang akan diserang) itu sedang dalam kehausan.,'

Maka beliau menjawab, " Knlau begitu, kasihanilah mereka, meskipun kamu sudah

siap memeranginya!" Setelah itu Rasulullah kembali ke Madinah.

Peristiwa Hudaibiyah

Pada tahun ke-6 Hiiriah, Rasulullah ffi menyuruh para sahabatnya untuk

berumrah. Mereka pun bersegera melaksanakan perintah tersebut. Beliau

sendiri pergi bersama mereka. Urusan Madinah saat itu sementara

dilimpahkan kepada Ibnu Ummi Maktum. Tidak ada senjata yang dibawa

kecuali berupa pedang.

Kesempurnaan Prtbadt Nabt Muhammad

Beliau dan para sahabatnya berjalan dengan menggiring onta gemuk.

Beliau shalat zhuhur di Dzilhulaifah. Kemudian meminta agar onta itu

dibawa ke hadapannya. Beliau memasangkan kain pada onta tersebut, lalu

memukul punuknya yang sebelah kanan dengan besi sampai keluar darah.

Kemudian beliau mengalungkan sesuatu pada onta itu. Hal itu sebagai

pertanda bahwa onta tersebut akan dijadikan sebagai kurban.

sikap itu diikuti oleh para sahabat. |umlah onta semuanya ada 70 ekor

onta yang gemuk dan seekor onta milik Abu Jahal yang dirampas saat  perang

Badar. Setelah itu, beliau ihram danmembaca talbiyah.

Berita tentang perjalanan Rasulullah ffi it" terdengar oleh kaum

musyrikin Makkah. Mereka pun bersidang dan bersepakat untuk menolak

kedatangannya. Mereka memasang beberapa prajurit di perbatasan Makkah.

semuanya berjumlah 200 personel berkuda yang diperintahkan untuk

mendekati posisi Rasulullah.

Maka Rasulullah melakukan shalat khauf (shalat dengan tatacara yang

khusus dipraktekkan saat  dalam situasi genting, perang misalnya. penerj),

lalu mendekati Kota Makkah dan menderumkan tunggangannya di sana.

"Hal..hal..(kata-kata yang digunakan oleh orang Arab pada onta saat  berjalan

lambat)," ujar kaum muslimin pada onta mereka. Tetapi onta itu enggan

berjalan. "Al-Qashwa (nama unta Nabi -Edt)ini mogok untuk jalan," kata

mereka.

"Ia tidak mogok melainkan tertahan oleh apa yang telah menahan

pasukan gajah dahulu! Demi Allah, jika hari ini mereka minta kepadaku usulan

demi mengagungkan Tanah Haram ini, maka aku akan memberikannya

kepada mereka."

selanjutnya beliau menaiki tunggangannya untuk kembali ke tempat

semula sampai tiba di sebuah tepi sumur Hudaibiyah yang berair sedikit. Di

tempat ini, beliau dan pasukannya singgah. saat  beliau mengeluarkan anak

panah dari sarungnya, maka air keluar dengan lebat di dalam sarung

panahnya, menjadikan mereka dengan leluasa mengambil air dari sungai

sepuasnya.

Datanglah Budail bin Warqa'. Ia berkata, "Kami sungguh telah berada

di tengah-tengah kaummu. Mereka mengerahkan orang-orang Habasyah dan

para pengikutnya. Bersama mereka, tampak hewan-hewan ternak, kaum

Kesempurnaan Prlbadl Nabl Muhammad

wanita, dan anak-anak. Mereka bersumpah tidak akan membiarkan engkau

mendekati Baitullah sampai mereka kalah."

Rasulullah menjawab, " Kedatangan knmi tidak untuk membtmuh. Knmi kemari

hanya untttk thawaf di Baitullah. siapa saja yang menghalangi kami untuk tujuan

itu, maka kami akan membunuhnya."

Budail pun pulang dan melaporkan hasil pertemuannya itu kepada kaum

Quraiys. Mereka kemudian mengirim Urwah bin Mas'ud untuk berdiplomasi,

tetapi hasilnya sama dengan sebelumnya. Akhirnya mereka berkata, "Kita

cegah dia untuk melakukan thawaf pada tahun ini."

Rasulullah mengutus Utsman bin Affan untuk menemui penduduk

Makkah. saat  itu terdengar isu bahwa Utsman dibunuh. Maka orang-orang

berkumpul di bawah sebuah pohon yang dulu digunakan untuk Baiat

Ridhwan. Mereka bersepakat akan menempuh jalur damai untuk menyelesai-

kan kemelut ini. Maka ditulislah butir-butir perjanjian yang berbunyi:

"Tulisan ini adalahbukti damai yang ditempuh oleh Muhammad bin Abduttah

(Rnsulullah) dan Suhail bin Amr (mewakili kaum Quraisy). Kedua belah pihak sepaknt

untuk gencatan senjata selama sepuluh tahun. Pada tenggang waktu tersebut, semua

orang dalam keadaan aman dan harus menghentiknn permusuhan antara pihak satu

dengan pihnklainnya.

Semenjak itu, tidak ada lagi peperangan. Permusuhan di antara kita harus

ditutupi bersama. Siapa yang mau bergabung dengan kelompok Quraisy, makn ia

dipersilahknn. Siapa di antara ornng Quraisy yang datang kepada Muhammad tanpa

izin dari walinya, makn ia harus dikembalikan. Adapun dari pengikut Muhammad

yang datang kepada kaum Quraisy, maka ia tidak dikembaliknn. Muhammad pada

tahun ini aknnkembalike Madinahbesamaparapengikutnya. Sekelompokknbilah dari

pengikutnya boleh masuk kepada kalangan kami untuk bermukim. Tidak ada senjata

yang boleh masuk kepada wilayah kami kecuali hanya pedang seorang musafir (yang

d ilet akan di sar un gny a). "

Perjanjian ini disaksiknn oleh Abu Bakar, Umar, Lltsman, Abdurrahman, Sa'ad,

Abu Llbaidah, Ibnu Maslamah, dan Huwaithib. Sedangknn yang menjadi sekretaris

Rasulullah saat itu adalah Alibin AbiThalib."

Naskah surat tersebut ada bersama Rasululhh ffi, sedangkan salinannya

ada bersama Suhail bin Amr. Kemudian Rasulullah menyembelih korban

damnya. Lalu turun ayat Al-Qur'an kepadanya,

Kesempurnaan Prtbadl Nabl Muhammad

"Sexmgguhnya Kami

(Al-Fath:1)

[r:6-i16,q \k3iitzrtut"

telah memberikm kepadamu kemenangan ynng nynto.:'

Perang Khaibar

Rasulullah ffi t"t..r. Madinah menuju Khaibar. Begitu beliau dan

pasukannya tiba di sana, orang-orang Khaibar langsung masuk ke dalam

benteng-benteng mereka untuk melancarkan serangan. Perang pun

berkecamuk. Dari kalangan mereka, pasukan yang terbunuh sebanyak

sembilan puluh tiga orang. Sedangkan dari kaum muslimin, yang mati syahid

ada lima belas orang.

Rasulullah bersama pasukannya berhasil menguasai benteng musuh

satu persatu. Hal itu membuat Marhab (tokoh Khaibar) keluar, maka Ali

dengan serta merta membunuhnya. Kemenangan ada di tangan kaum

muslimin.

Peristiwa Fathu Makkah

Setelah Rasulullah mempersiapkan segala sesuatunya untuk perang

Fathu Makkah, beliau pun merahasiakan niatnya, seraya berdoa,

"Ya Allah, semoga Engknu mengambil penglihatan mereka sehingga mereka

tidak melihntku kecuali samar." (Disebutukan oleh Az-Zarqani dalam Kitab

Al-Mnwahib)

Rasulullah mengirim utusan ke segenap penjuru Arabia, yaitu wilayah

Aslam, Ghifar, Muzainah, Juhainah, As1\a', dan Sulaim. Kaum muslimin saat

itu berjumlah 10.000 orang. Urusan sementara Madinah, beliau limpahkan

kepada Ibnu Ummi Maktum. Saat itu pada hari Rabu, tanggal 10 Ramadhan'

Beliau dan iringan pasukannya berangkat dengan panji-panji dan bendera-

bendera yang dikibarkan.

Sebelum pasukan kaum muslimin tiba di Makkah, kaum Quraisy

mengutus Abu Sufyan sebagai mata-mata. Mereka meminta, "Jika kamu

bertemu dengan Muhammad, maka mintalah kepadanya jaminan keselamatan

untuk kita."

Abu Sufyan pun keluar Makkah ditemani oleh Hakim bin Hizam dan

Budail bin Warqa'. saat  mereka melihat tentara kaum muslimin sedemikian

Kesempurnaan Prtbadi Nabi Muhammad

banyaknya, mereka terperanjat kaget dan menjerit. Al-Abbas mendengar

mengenail betul suara Abu Sufyan. "Hai Abu Hanzhalah!" seru Al-Abbas.

"Ya," jawab Abu Sufyan gugup. "Dia adalah Rasulullah bersama pasukannya

sebanyak 10.000 orang," kata Al-Abbas memperingatkan. Maka Abu Sufyan

pun meminta jaminan keselamatan kepada beliau. Ia bersama kedua temannya

menyatakan diri masuk Islam.

Rasulullah ffitut"mengumumkan kepada pasukannya , "Siapa saja yang

masuk rumah Abu Sufyan, maka ia selamat. Dan siapayang menutttp pintunya, mnka

ia juga selamat."

Mendengar hal itu, Abu Sufyan berbisik kepada Al-Abbas, "Sekarang,

kekuasaan yang dimiliki keponakanmu sungguh besar." "Celaka kamu, itu

bukan kekuasaan melainkan kenabian," balas Al-Abbas.

Dalam perang ini, Rasulullah hanya menyuruh pasukannya untuk

membunuh enam oriu:rg pria dan empat orang perempuan. Selebihnya tidak

diperbolehkan. Mereka yang dijadikan target untuk dibunuh itu, diantaranya

adalah Ikrimah bin Abu jahal. Ia melarikan diri, kemudian istrinya yang

bernama Ummu Hakim bin Al-Harits meminta jaminan keselamatan untuk

suaminya, maka Rasulullah pun mengamankannya. Selain Ikrimah adalah

Habbar bin Al-Aswad dan Abdullah bin Sa'ad bin Abu Sarah. Mengenai

keselamatan Abdullah bin Sa'ad, Utsman mengajukan jaminan keamanan

untuknya, karena Abdullah adalah saudara satu susuan dengannya.

Berikutnya adalah Miqyas bin Shubabah yang berhasil dibunuh oleh

Numailah bin Abdillah Al-Laitsi, Al-Huwairits bin Nuqaid y*g dibunuh oleh

Ali bin Abi Thalib, dan Abu Abdillah bin Hilal bin Khathal yang dibunuh oleh

Barzah. Dari pihak perempuan terdapat nama Hindun binti Utbah, namun ia

selamat karena masuk Islam. Ada juga yang mati terbunuh, yaitu Sarrah

sahayanya Amr bin Hasyim dan Quraibah. Sedangkan Fartana berhasil

menyelamatkan diri karena ia menyatakan beriman. Ia baru meninggal pada

masa kekhalifahan Utsman.

Semua panglima tentara Rasulullah tidak ada yang bertemu dengan

komplotan kaum Quraisy, kecuali Khalid. Khalid didatangi oleh Shafwan bin

Umayah, Suhail bin Amr, dan Ikrimah yang dikawal oleh komplotan kaum

Quraisy di Khandamah (salah satu nama gunung di Makkah). Mereka

menghalangi Khalid masuk Kota Makkah. Tidak cukup sampai di situ, mereka

Kesempurnaan Prlbadi Nabi Muhammad

mengacungkan pedang dan memasang busur panah yang siap digunakan

untuk berperang.

Metihat itu, Khalid memekikkan komando kepada para pengikutnya

untuk menyerang dan membunuh mereka. Saat itu, dua puluh empat orang

dari kalangan Quraisy mati terbunuh. Empat orang diantaranya berasal dari

Hudzail. saat  kabar itu sampai pada telinga Rasulullah, beliau terkejut,

"Bukankah aku telah melarang knlian untuk melakukan pembunuhan atas

merekn?"

Salah seorang tentara berkata, "Khalid yang melakukan itu semua, ia

mengorbankan dirinya untuk menumPas mereka."

Rasulullah pun masuk Kota Makkah dengan penuh wibawa. Semua

penduduk Makkah menyatakan diri masuk Islam, baik dengan rela maupun

terpaksa. Kemudian beliau berthawaf di Baitullah dengan menunggangi

ontanya. saat  itu, di sekitar Ka'bah terdapat 360 buah berhala. Setiap kali

Rasulullah melewati berhala-berhala itu, beliau menunjuk dengan tongkat ke

arahnya seraya berkata,

" Kebenaran telah datang maka hancurlah kebatilan ! "

Lalu sesaat  itu pula, berhala-berhala tersebut terjatuh dan hancur,

termasuk Hubal, berhala yang paling besar yang letaknya menghadap Ka'bah.

Kemudian beliau berjalan menuju Maqam Ibrahim dan shalat dua rakaat di

belakangnya, lalu duduk di sebelahnya.

Setelah itu, Rasulullah menyuruh Bilal untuk menemui Utsmanbin Abi

Thalhah guna meminta kunci Ka'bah darinya. Tidak lama, Bilal pun

membawakannya. Rasulullah lalu mengambil kunci itu dan membuka

Ka'bah. Setelah melakukan shalat dua rakaat di dalamnya, beliau memanggil

Utsman bin Abi Thalhah untuk menyerahkan kembali kunci Ka'bah. Beliau

berpesan kepadanya, "Hai Bani AbiThnlhnh,peganglahkunci Ka'bah ini selamanya,

tidak ada yang berhak mengambil alih kunci ini dari kalian kecuali orang yang zhalim."

(Disebutkan oleh Az-Zarqani dalam Kitab Al-Mawahib)-

saat  itu, Rasululhn ffishalat dhuha sebanyak delapan rakaat. Bilal

mengumandangkan adzan zhuhur di atas Ka'bah. Berhala-berhala hancur

semua. Kemudian Rasulullah memberikan khutbahnya dibukit Shafa.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah 4S, bahwa saat  Rasulullah berjalan

menuju Ka'bah, beliau naik ke bukit Shafa, lalu berkhutbah di depan orang

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

banyak. Saat itu orang-orang Anshar berbisik-bisik antara satu dengan yang

lain. "Lihat orang itu, ia lemah lembut kepada kaumnya dan mencintai

kampung halamannya," kata mereka. Kemudian Allah memberitahukan

perkataan orang-orang Anshar itu kepada Rasulullah. Beliau berkata,

"Wahai kaum Anshar, engknu tadi mengatakan bahwa orang ittt menyayangi

knttmnya dan mencintai kampung halamannya. ladi, aku ini siapa? lngat, demi

Allah, aku adalah hamba Allah dan Raai-Nya. Hidup dan mati knlian harus

senantiasa meminta perlindtmgan Allah."

Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, demi Allah, kami mengatakan itu

tiada lain karena kami khawatir engkau nanti akan meninggalkan kami

(kaum Anshar)." Mendengar hal itu, Nabi pun menenangkan mereka, "Kalian

adalah orang-orang yang jujur di hadapnn Allah dan Rnsul-Nya. " Demi Allah, lanjut

Abu Hurairah, tidak ada satu pun dari mereka melainkan semuanya

menggelinang-kan air mata karena rasa haru dan sedih. (HR. Muslim dan Ibnu

Hibban)

Dalam catatan penulis, setelah Rasulullah duduk di bukit Shafa, semua

orang yang hadir secara silih berganti membait Nabi ffi. Peristiwa Fathu

Makkah ini terjadi pada hari Jum'at, tanggal 10 Ramadhan. Beliau bermukim

di sana selama lima belas malam. Kemudian melanjutkan perjalanannya

menuju Hunain. Sebelumnya, beliau tidak lupa menyuruh Attab bin Usaid

untuk menjadi imam shalat di Makkah dan mengangkat Mu'adz bin Jabal

sebagai guru hadits (sunnah Nabi) dan fiqh (tatacara ibadah) bagi mereka.

Perang Hunain

Perang Hunain disebut juga dengan perang Hawazin. Hunain adalah

nama sebuah lembah yang terletak tiga mil dari Kota Makkah.

Penyebab utama perang ini adalah sebagai berikut. saat  Rasulullah

berhasil menaklukkan Kota Makkah, kaum Hawazin dan kaum Tsaqif

berkumpul untuk memobilisasi kekuatan. Mereka ada di bawah komando

Malik bin Auf An-Nashri. Tampak diantara mereka, kaum wanita dan hamba

sahaya di kalangan mereka. Tidak lupa dalam menyusun kekuatan itu, harta

kekayaan dan logistik pun dikumpulkan. Mereka juga menyuruh orang buta

Duraid bin Ash-Shimah yang berusia 170 tahun untuk ikut bersama mereka.

Ia ditandu di atas Syijar, sebuah tandu yang biasanya disediakan untuk

kendaraan kaum ibu. Mereka berjalan hingga tiba di Authas.

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

Rasulullah ,ffi t"t.rrr dari Makkah bersama i2.000 pasukan. Begitu

sampai di tempat mereka, beliau langsung mengatur barisan pasukannya

hingga rapi. Beliau sendiri menunggang keledainya yang bemama Duldul,

dengan dua baju besi; penutup kepala dan dari besi.

saat  pasukan Rasulullah berhadapan dengan kelompok Hawazin,

maka perang pun berkecamuk. Setelah mereka dipastikan kalah, Rasulullah

bersabda, "Wahai para penolong agama Allnh dan Rnsulullah, aku adalah hamba

Allah dan Rnsul-Nya."

Kemudian beliau kembali ke barisan tentaranya. Diantara para sahabat

beliau yang ikut berperang saat itu adalah Abu Bakar, lJmar, Ali, Al-Abbas,

Al-Fadhl, Abu Sufyan bin Al-Harits, Rabi'ah bin Al-Harits, dan Usamah.

Abdullah bin Mas'ud menuturkan , "Saya ikut bersama Nabi W p"au

perang Hunain. Banyak orang yang berpaling dari beliau. Sedangkan yang

ikut bersama beliau saat itu hanya delapan puluh orang, dari kalangan

Muhajirin dan Anshar. Dalam jumlah yang sedikit itu, kami sama sekali tidak

gentar dan pantang mundur. Rasulullah pun dengan semangat memacu

keledainya ke depan. Rupanya hewan tunggangan Nabi itu agak ketakutan.

Ia tidak mau menuruti tali kendali. Maka saya berkata, "Hai keledai, naiklah!

niscaya Allah akan mengangkat derajatmu."

Nabi ffi berkata, "Berikan sekepal tanah padakul" Setelah itu beliau

menaburkan tanah itu ke arah muka mereka hingga mata mereka dipenuhi

debr. "Mana kaum Muhajirin dan kaum Anshar?" tanya beliau. Saya pun

menjawab, "Mereka ada di belakang." "Panggilah mereka segera!" kata beliau

memberikan komando. Setelah saya memanggil mereka, serentak mereka pun

berduyun-duyun datang dengan membawa pedang di tangan kanan. Mereka

sangat banyak sekali sehingga membuat kaum musyrikin mundur ke

belakang." (HR. Ahmad)

Diriwayatkan dari Abbas bin Abdul Muthalib, ia menceritakan, "Saya

ikut bersama Rasulullah dalam perang Hunain. Tidak ada satu pun yang saya

lihat menemani beliau kecuali saya sendiri dan Abu Sufyan bin Al-Harits.

Kami terus mengawal beliau yang saat itu menunggang seekor keledai

berwama kelabu. Sebelumnya beliau bersama keledainya itu mendapat teror

dari Farwah bin Nufatsah Al-Judzami." (HR.Abu Ya'la dan Muslim)

Prtbadi Nabi Muhammad

saat  pasukan kaum muslimin berpapasan dengan pasukan kafir,

banyak diantara kaum muslimin yang kembali mundur dari medan perang.

Sementara itu, Rasulullah sendiri memacu keledainya ke arah kaum kafir.

Saya, lanjut Abbas, memegang tali kendali keledai beliau untuk

mencegahnya. Tetapi beliau tetap naik tunggangannya menuju ke arah kaum

musyrikin. Sedangkan Abu Sufyan bin Al-Harits mengambil tongkat kayu

Rasulullah ffi Vu"Ztertancap di tanah.

"Hai Abbas," kata Rasulullah, "Panggilah merekn dengnn ucapan, "Wahai para

pemegang janji di bawah pohon (maksudnya yang dulu berbaiat di bawah pohon -

Ed$/" komando beliau. Saya adalah seorang pria yang memiliki suara yang

keras. Maka saya memanggil mereka dengan suara sekeras-kerasnya, "Wahai

para pemegang janji di bawah pohon, dimanakah kalian?" Demi Allah, saat 

mereka mendengar suaraku, mereka langsung iba bagaikan rasa kasih yang

ditunjukkan induk sapi kepada anak-anaknya. Mereka pun menjawab,

" Iabbaik, kami memenuhi panggilanmu."

Maka kaum muslimin pun berdatangan dengan bersenjata lengkap untuk

berperang melawan kaum kafir. Rasulullah sendiri mengambil beberapa

kerikil, lalu dilempamya ke arah muka kaum kafir, seraya berkata, "DemiTuhnn

Pemelihara Kn' bah, kalahlah kalian."

Demi Allah, tidak ada seorang pun dari mereka kecuali terkena lemparan

kerikil beliau. Saya sendiri melihat, lambat laun kekuatan mereka berkurang,

kemudian mundur, hingga pada akhimya Allah membuat mereka kalah. Saya

seolah-olah, saat itu, melihat Rasulullah di atas keledainya mengejar di

belakang mereka," demikian Abbas menutup ceritanya.

Diberitakan oleh Abu Abdirrahman Al-Fihri, ia berkata, "Pada perang

Hunain, saya ada bersama Rasulullah. Sebelum peran& kami berjalan di siang

bolong dengan terik matahari yang sangat panas. Hingga tiba di suatu pohon

besar, kami pun melepas telah. Di saat matahari condong, saya mendekati

kelompok saya, lalu menunggang kuda menuju Rasulullah ffi."Arrolo*,

'alaikum, wahai Rasulullah! Saatnya kita melanjutkan perjalanary" kata saya.

Maka Beliau memberikan instruksi, "Wahai Bilal!" "l-abbaik wa sa'daik, apa

yang bisa saya lakukan?" ujar Bilal. Beliau menjawab, "sekarang kamu pasang

pelana kudaku." Maka Bilal pun mengeluarkan pelana beliau yang berisi irisan

kayu (yang biasa didapatkan setelah digergaji) yang sangat sederhana.

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

Setelah memasang pelananya, beliau mununggang kudanya, dan kami pun

demikian.

Barisan demi barisan selalu kami rapihkan, baik saat  siang maupun di

kala malam. Tetapi banyak kaum muslimin yangmemilih untuk mundur dari

barisan. Maka Rasulullah berbicara, "Wahai hambn-hamba Allah, aktt ini adalah

seorang hamba Allah dan Rasul-Nya. " Kemudian beliau merunduk dari kudanya

untuk mengambil sekepal tanah. Kemudian tanah itu ditaburkan ke arah

wajah mereka. Maka Allah menjadikan pasukan musuh itu kalah dan mundur.

(HR. Abu Dawud)

Ya'la bin Atha berkata, "Anak-anak mereka mengabarkan informasi pada

saya tentang pengalaman orang tua mereka sewaktu perang Hunain. Kata

orangtua mereka, "Tidak ada seorang pun dari pihak kami kecuali dalam

keadaan mata dan mulut terlumpuri debu. Saat itu, kami mendengar suara

gemuruh antara langit dan bumi, bagaikan batang besi yang terus menerus

menabuh ember besi.

Al-Bara' meriwayatkan sebuah hadits, ia berkata, "Saya melihat

Rasulullah Wp^a^perang Hunain. Saat itu Abu Sufyan bin Al-Harits bin

Abdil Muthalib mengambil tongkat kayu Rasulullah yang tertancap di tanah

seraya berkata, "Wahai Nabi, saya tidak berdusta bahwa saya juga keturunan

Abdul Muthalib."

Diriwayatkan dari Yazid bin Amir, bahwa pada perang Hunain,

Rasulullah mengambil segenggam tanah lalu menaburkannya ke arah muka

kaum musyrikin. "Pulanglah (dengan keknlahnn)!" kata beliau sambil melempar.

Maka tidak ada seorang pun dari pihak musuh y*g selamat kecuali masing-

masing dari mereka mengeluh kepada temarmya agar membersihkan debu di

kedua matanya.

Dari Jubair bin Muth'im, ia menuturkan, "Menjelang kekalahan pihak

musuh, sementara perang berkecamuk, saya melihat sesuatu seperti kain

pakaian hitam turun dari langit. Benda itu jatuh tepat di tengah-tengah kami

dan pihak musuh. Temyata segerombolan semut hitam tersebar memenuhi

lembah. Tidak ragu lagi, itu semua adalah para malaikat. Dan saya yakin

bahwa pasukan musuh akan segera kalah." (HR. Ibnu Katsir dan Ath-

Thabarani)

Dalam catatan ulama Sirah, para malaikat tersebut turun saat  itu

bagaikan hamparan surban berwarna merah.

Kesempurnaan Prtbadt Nabi Muhammad

Rasulullah pulang ke Madinah. Utusan Hawazin datang untuk meminta

Rasulullah agar menyerahkan kembali semua harta yang dirampasnya dari

mereka. Diantara utusan tersebut ada seorang pria dari keturunan Sa'ad bin

Bakr. Bani Sa'ad adalah keturunan orang yang pernah menyusui dan

mengasuh Rasulullah saat  kecil.

Pria itu berkata, "Kami jika menyusui dan mengasuh Al-Harits bin Abi

Syamr atau An-Nu'man bin Al-Mundzir, tentu sekarang kami berharap belas

kasihnya." Kemudian ia bersyair,

"Walmi Rasulullah, berilah kami anugerah.

Karena engkau adalah orang yang kanti harapkan."

Rasulullah ffi 0"" iba, beliau bertanya, "Apa yang paling kalian inginkan,

anak istri atau harta?" Mereka menjawab, "Anak-anak dan istri-istri kami."

Beliau kembali berkata,

"Apa yang menjadi milikku dan keturunan Abdul Muthalib, semua milikmu

juga. saat  aku selesai shalat berjamaah, knlian ucapknn, "Knmi meminta syafaat

dengan keagungan Rnsulullah untuk knum muslimin, dan pertolongan kaum muslimin

untuk Rasulullah dalam menyelamatknn anak-anak dan istri-istri kami. Makn aku

aknn memberikan permohonan knlian, dan memintaknn keselamatan untuk knlian."

Mereka pun berdiri. Rasulullah bersabda, "Apa yang menjadi milikku dan

milikfuturunan Abdtrl Muthalib adalah milikknlin juga."

Kaum muhajirin yang mendengar sabda beliau tersebut, langsung

menjawab, "Kami juga, apa yangmenjadi milik kami adalahmilik Rasulullah."

Jawaban tersebut diikuti oleh kaum Anshar dengan penuh antusias.

Kemudian Rasulullah menyuruh mereka agar mengumpulkan semua

harta rampasan perang. Jumlah total semuanya adalah; tawanan sebanyak 6000

orang/ onta sebanyak 24.000 ekor, domba sebanyak 40.000 ekor, dan 4000

keping perak.

Abu Sufyan diberi 40 keping perak dan 100 ekor onta. "untuk anak saya

Muawiyah, mana?" Maka akhirnya diberikan lagi dalam nominal yang sama

kepadanya unfuk Mu'awiyah. "Untuk anak saya yang lain, Yazid, mana?"

Maka akhirnya diberikan lagi dalam nominal yang sama kepadanya untuk

Yazid. Selanjutnya Nabi memberikan Hakim bin Hizam 100 ekor onta.

Kemudian Hakim memintanya lagi. Tetapi Nabi memberikan jatah selanjut-

nya untuk para jamaah.

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

Tiba-tiba ada seorang pria bernama Dzul Khuwaisharah, ia berkata,

"Berbuat adillah, engkau sungguh tidak berlaku adil." Nabi pun terhenyak

kaget, "Celaka knmu, siapa yang mampu adil jika aku sendiri tidak berlaht adil?"

kata beliau dengan nada keras.

Perang Thaif

Rasululhhffi meninggalkan Hunainmenuju Thaif. Tsaqif, suku di Thaii

telah membentengi daerahnya dan merehabilitasi semua perlengkapan dalam

setahun. Semuanya dipersiapkan untuk berperang.

Rasulullah tiba di dekat benteng. Bani Tsaqif menyambut kedatangan

kaum muslimin tersebut dengan melancarkan anak-anak panah ke arah

mereka. Maka mereka pun terkurung selama delapan belas hari.

Selanjutnya Rasulullah memasang alat pelempar batu ke arah mereka.

Seorang prajurit pengawal Rasulullah berteriak, "Siapa saja yang berstatus

hamba sahaya yang turun kemari, maka ia menjadi merdeka!" Akhimya dari

dalam benteng, keluarlah lebih dari sepuluh orang. Abu Bakrah mengawali

turun pertama kali. Pada perang itu, Rasulullah belum diizinkan untuk

menaklukkan Thaif. Maka beliau pun kembali ke Madinah.

Perang Thbuk

Perang ini terjadi pada bulan Rajab tahun ke-9 H. Awal mulanya, saat 

itu RasululUn ffi mendapat informasi bahwa imperium Romawi telah

mengumpulkan pasukan dalam jumlah yang besar. Kaisar Heraklius telah

membiayai pasukannya itu selama satu tahun. Ia mengikutsertakan dalam

pasukan itu para penderita penyakit kulit dan kabilah Ghassan. Mereka

mengirimkan tokoh-tokoh mereka menuju Balqa.

Rasulullah mengutus beberapa orang dan mengarahkannya menuju

suatu tempat unfuk mempersiapkan perang. Beliau pun mengutus mereka ke

Makkah dan kabilah-kabilah Arab untuk pergi berperang, padahal saat itu

cuaca panas sekali.

Datanglah orang-orang yang mengadukan keberatannya pada Nabi.

Nabi menjawab, " Aku tidak menemuknn alasan yang tepat bagi keberatan knlian."

Berikutnya datanglah orang-orang yang merasa keberatan. Mereka ramai-

ramai mengutarakan keberatannya.

Kesempurnaan Pribadl Nabi Muhammad

Rasulullah melimpahkan mandat Madinah ke tangan Muhammad bin

Maslamah. Tetapi Ibnu Ubay dan para pengikutnya membangkang. Mereka

berjumlah tiga orang.

Nabi mendatangi Tabuk bersama pasukannya yang berjumlah 30.000

personel. Ikut bersamanya 10.000 pasukan berkuda. Di Tabuk inilah, beliau

menginap selama duapuluh malam. Kemudian beliau melanjutkan kembali

perjalanan dengan tanpa rintangan.

Semboyan Nabi dalam Berperang

Salamah bin Al-Akwa' menuturkan, "semboyan Nabi ffi al^

berperang adalah, "Habisi dia!" (HR. Al-Qurthubi)

Zaidbn Ali berkata, "Semboyan Nabi, "Hai orang yang ditolong (oleh

Allah), habisi dia!"

Diriwayatkan dari Al-Muhallab bin Abi Shufrah, seorarng sahabat pemah

mendengar Nabi ffi bersabda, "|ika kalian bertemu musuh, semboyan kalian

adalah, "Hamiim, semoga merekn tidak diberiknn kemenangan. " (Disebutkan oleh

Ibnu'Adiy dalam Al-Kamil fi Dhu' afa Al-Rijal)

{.* X.:.*

Kesempurnaan Prtbadt Nabl Muhammad

PEPERANGAN YANG TIDAK

DIIKUTI NABI (SARIYAH)

ila Rasulullah ffi fiart Keluar dalam Sebuah Peperangan, Maka Beliau

engutus Pasukan Kecil ( S ar iy ah)

Nabi Berhalangan Perang

Diriwayatkan dari Abu Hurairah {9, bahwa Rasulullah ffi bersabda,

"lika aku tidak memberatkan atas knum muslimin (untuk melaksanaknnnya),

makn aku tidak akan berhalangan untuk ikut berperang di jalan Allah selamanya.

Tetapi aku tidak mampu untuk itu. Kemudian mereka mengikuti jejakku,lalu

jiwa merelu tidak aknn merasa nyaman, sehingga merekn meninggalknn sunnahku

setelah aku meninggal. Demi Dzat yang jiwakuberada dalam genggaman-Nya,

sungguh aku ingin sekali berperang terus di jalan Allah,lalu terbunuh,kemudinn

kembali perang, lalu terburuth lagi, terus berperang dan kemudian terbunuh lagi."

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Jumlah Soriyah

Rasulullah,ffi telah mengirim beberapa panglimanya untuk memimpin

perang sebanyak lima puluh enam kali. Kami tidak perlu berpanjang lebar

menyebutkannya satu persatu. Tetapi kami hanya menguraikan peperangan-

peperangan yang diikuti oleh Nabi (ghazwah) sebagaimana yang telah

disebutkan pada bab sebelumnya. Karena ghazwah-lah peperangan yang

langsung berhubungan langsung dengan praktik hidup (sururah) Nabi.

Abul Wafa' bin Aqil mengungkapkan bahwa orang-orang ateis yang

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

awam

@

dengan sejarah Islam mengatakan, "Muhammad itu diutus dengan

$r4i!rEe*q

pedang." Pernyataan ini mustahil. Karena Nabi Muhammad itu menyebarkan

risalahnya dengan bekal dalil-dalil yang kuat dan bukti-bukti yang akurat.

saat  mereka tidak mau menerimanya, maka mereka harus diperangi

dengan pedang sebagai pengganti adzab Allah yang telah diturunkan pada

umat-umat terdahulu.

Pesan Nabi Untuk Panglima Sariyoh

Sulaiman bin Buraidah menerima kabar dari ayahnya, bahwa saat 

Rasulullah melepas panglima pasukan dalam suatu sariyah, beliau berwasiat

kepadanya agar senantiasa bertakwa kepada AllahTa'ala dan memperlaku-

kan prajurit kaum muslimin yang ikut bersamanya dengan baik. Kemudian

beliau berpesary

"Peranglah di jalan Allah dengan menyebut nama-Nya,lalu perangilah orang

yangkufitrkepada-Nya. Peranglah dengan tidakberlaku curang,khianat, dan membabi

buta. langanlah kalian membunuh hanya kepada satu orang. lika bertemu dengan

musuh kalian dari knlangan kaum musyrikin, ajaklah mereka pada tiga pilihan. lika

mereka memilih salah satunya, maka terimalah merekn dengan selamat.

(1) Ajaklah mereka untuk memeluk lslam! likn mereka menerimanya, maka

mereka selamat. (2) Serukan pada mereka agar pindah tempat tinggal ke daerah kaum

muhajirin. Knbarkan bahwa jikn mereka memilih ini, makn hak dan kewajiban mereka

sama seperti hak dan kewajiban kaum muhajirin. likn mereka menolak untuk pindah

daerah, knbarknn pada merekn bahwn status mereka sama seperti status orang-orang

Arab yang beragama Islam. Artinya, hukum Allah ynng berlaku atas kaum mukminin,

berlaku juga atas merekn. Mereka sama seknli tidak aknn mendapatknn jatah harta

rampasan perang maupun harta hasil lainnya kecuali merekn ikut berperang bersamn

knum muslimin.

lika merekn menolaknya, makn (3) mintalah merela jizyah. likn mereka bersedia,

makn terimalah jizyah itu dan biarkan merekn selamat. lika merekn menolak (ketiga

opsi) itu semua, maka minta pertolonganlah kepada Allah untukberperang melawan

merekn.

likn knlian berhasil mengurung para penjaga benteng, lalu mereka menginginkan

knlian menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai jaminan, makn kalian jangan beriknn

jaminan Allah dan Nabi-Nya kepada merekn, tetapi jadiknnlah bagi mereka jaminan

dari knlian dan para prajurit knlian. Knrena menepati jaminan kalian dan para prajurit

knlian lebih mudah bagi knlian daripada menepati jaminan Allah dan Rasul-Nya.

Kesempurnaan Prlbadt Nabl Muhammad

Begittr ptila, jikn knlian berhasil mengttrung para penjaga benteng, kemudian

merekn menginginkan knlian untukmenghukumi merekn sesuai dengan futkum Allah,

maka janganlah kalian menghukuminya dengan hukum Allah. Hukumlah mereka

sesuai dengan hukum ynng knlian putuskan. Karena kalian tidak tahu persis apaknh

hukum Allah pada merekn itu sudah tepat atau belum." (HR. Muslim)

Nabi Memprotes Perilaku Panglima yang Menyimpang

Diriwayatkan dari Salim, dari ayahnya, bahwa Rasululhh ffi mengirim

Panglima Khalid bin Al-Walid ke Bani fudzaimah. Khalid pun mengajak

mereka untuk memeluk agama Islam. Tetapi mereka menjawabnya dengan

jawaban yang tidak diharapkan. "Kami penyembah bintang, kami penyembah

bintang," kata mereka. Maka Khalid berang dan langsung memerangi dan

menawan mereka. Masing-masing kami, para prajurit yang ikut Panglima

Khalid, diberikan satu orang tawanan.

Sampai pada suatu hari, Ktralid menyuruh kami agar membunuh masing-

masing tawanan yang ada pada kami. Saya saat  itu berkata, "Demi Allah,

saya tidak akan membunuh tawanan saya." Ternyata tindakan saya unfuk

tidak membunuh tawanan diikuti oleh teman-teman saya yang lain. Sampai

akhimya kami datang menghadap Rasulullah ffi dan melaporkan semuanya.

Maka beliau mengangkat tangannya seraya bersabda,

"Ya Allah, aku tidakbertanggung jawab kepada-Mu atas kebijakan yang telah

ditempuh Khalid." Beliau mengucapkannya sampai dua kali. (HR. An-

Nasa'i, Ahmad, dan Ibn Sa'ad)

**x{.*

Kesempurnaan Pribadi Nabt Muhammad

!r!Niidd+,{{sr

DELEGASI DAN SURAT RESMI

NABI PADA RAJA.RAJA

Surat Nabi Pada Al.Muqauqis

asulullah,ffi mengutus Hathib bin Abi Balta'ah untuk menghadap Al-

Muqauqis. Setibanya Hathib, Al-Muqauqis menyambutnya dengan

hangat dan memuliakannya. Kemudian ia membaca surat Nabi, lalu menulis

jawabannya dalam secarik kertas. Surat balasan itu berisi, "Sungguh aku

mengetahui beihwa seorang Nabi telah datang, dan aku hormati kerasulanmu."

Selanjutnya Al-Muqauqis menghadiahkan empat orang budak

perempuan kepada Nabi, salah satunya bernama Mariyah (Maria), dan

seekor baghal yang bernama Afir, serta seekor keledai yang bernama Duldul.

Ia menulis jawaban surat Nabi namun ia sendiri tidak bersedia memeluk

agama Islam.

Hathib pun menyerahkan jawaban surat itu kepada Rasulullah,ffi

dengan hadiah-hadiah yang diperuntukkan untuk beliau. Rasul pun

bersabda, "Ia tidak meninggalkan keburukan dalam kerajaannya, padahal

kernjaannya itu tidak akan kekal baginya." (HR. Ibn Sa'ad)

Rasulullah lalu menerima hadiah-hadiah pemberian Al-Muqauqis itu

dan memilih Mariyah untuk dijadikan istrinya. Dari rahim Mariyah inilah,

beliau dikarunia seorang anak bernama Ibrahim. Keledainya dijual untuk

biaya beliau pada haji Wada, sedangkan bighalnya tetap hidup sampai pada

masa Muawiyah.

Diriwayatkan dari Ibnu Ja'far, saat  Rasulullah ffi pulang aari

Hudaibiyah pada bulan Dzulqa'dah tahun keenam hijratr, beliau langsung

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

mengirim Hathib bin Abi Balta'ah untuk menghadap Al-Muqauqis Raja

Iskandariyah. Mengiringi utusan itu, disertakan sebuah surat resmi dari Nabi

berisi seruan untuk masuk Islam kepada Al-Muqauqis.

Al-Muqauqis menerima Hathib dengan tangan terbuka. Lalu ia

mengambil surat yang distempel Nabi dan membacanya. Setelah itu, ia

menyerahkan surat tersebut kepada pelayannya. Kemudian ia mengirim

surat balasan kepada Rasulullah dan menyatakan diri tidak mau memeluk

Islam. Selanjutnya ia mengirim beberapa hadiah kepada Rasulullah,

berupa seorang budak bemama Mariyah, keledai bemama Ya'fur, dan bighal

bernama Duldul. Duldul adalah satu-satunya bighal berwarna putih di tanah

Arab saat  itu.

Al-Muqauqis menyadari betul bahwa Nabi Muhammad ffi adalatt

benar-benar seorang Nabi setelah ia mengetahui sifat-sifatnya dari para

pendeta Ahli kitab. Hanya saja ia tetap tidak mau beriman.

Al-Mughirah, sebelum masuk Islam, pernah menemui Al-Muqauqis

bersama Bani Malik. Setibanya mereka di hadapan Al-Muqauqis, Raja itu

bertanya, "Bagaimana kalian meminta perlindunganku, sementara

Muhammad dan para pengikutnya berada di antara klta?"

Mereka mmjawab, "Kami menemukan lautan tetapi itu samar bagi kami."

"Bagaimana tanggapan kalian pada ajarannya yang telah diserukan pada

kalian?" tanya Al-Muqauqis.

"Tidak ada seorang pun dari kami yang mengikutinya."

"Kertapa?"

"Dia (Muhammad) datang kepada kami dengan membawa agama

baru yang belum pemah dianut oleh nenek moyang dan para raja. Sedangkan

kami sendiri adalah penganut setia agama nenek moyang kami."

"Bagaimana kaumnya memperlakukan? "

"Ia banyak diikuti oleh kalangan kaum muda. Tetapi pada umumnya,

kaumnya sendiri dan orang-orang Arab di berbagai wilayah menentang-

nya. Terkadang hal itu merugikan mereka, dan terkadang pula menguntung-

kan."

"Maukah kalian menjawabku dan membenarkanku tentang misi apa yang

ia emban?" Tanya Al-Muqauqis. "Ia mengajak agar kita menyembah Allah

semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, melepas keyakinan yang dianut nenek

Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

moyang (yaitu menyembah berhala), dan menyeru kita untuk menunaikan

shalat darrrzakat."

"Apakah dalam pelaksanaan shalat dan zakat itu terdapat waktu

tertentu dan nisabnya?" tjar Al-Muqauqis yang kemudian ia jawab sendiri,

"Mereka shalat lima kali sehari semalam. Semuanya sesuai dengan wakfu

dan bilangan rakaat yang sudah ditentukan. Mereka pun mengeluarkan

harta zakat setiap emas mereka sampai pada dua puluh mitsqal." "Lalu

bagaimana dengan zakat harta, kepada siapa mereka berikan?" tanya Al-

Muqauqis seraya melanjutkan perkataannya, "Zakat itu diberikan kepada

kaum fakir yang ada di daerah mereka."

"Ia pun, lanjut Al-Muqauqis, menyuruh untuk bersilaturahim (menjalin

hubungan kekerabatan) dan memenuhi janji yang diucapkan. Ia juga

mengharamkan riba, zina, dan khamar (minuman keras), dan tidak memakan

hewan yang disembelih untuk selain Allah.

Ia adalah seorang Nabi dan Rasul yang diutus pada seluruh umat

manusia. Seandainya penduduk Qibthi dan Romawi menemuinya, mereka

pasti mengikuti ajarannya. Hal ini diperintahkan oleh Nabi Isa bin Maryam

kepada mereka. Demikianlah, para nabi sebelumnya telah mensifatinya.

Nanti, pada akhirnya tidak ada seorang pun yang berani menentangnya.

Agamanya akan menyebar ke seantero dunia, sampai ke ujung lautan.

Hampir saja ia dibunuh oleh kaumnya sendiri dengan tombak." Demikian

Al-Muqauqis menuturkan ciri-ciri Nabi Muhamm ^dffi.

Mendapat keterangan panjang lebar tersebut, Al-Mughirah dan Bani

Malik berkata, "Jika semua orang masuk agamanya, kami tetap tidak akan

mengikutinya." Kata Al-Mughirah sambil menggelengkan kepala. "Kalian

memang main-main," ujar Al-Muqauqis.

Kemudian Al-Muqauqis bertanya, "Bagaimana nasab (garis keturunan)

dia di tengah kaumnya?" Kami pun menjawab, "Biasa-biasa aja." Tidak

dinyana, ia langsung menimpali, "Begitu pula Isa bin Maryam dan para nabi

yang lain. Mereka diutus dari nasab kaumnya sendiri."

"Apakah dia adalah orang yang jujur?" tanya Al-Muqauqis. Kami pun

menjawab, "Ia digelari'Al-Amin' (orang yang jujur terpercaya) karena

kejujurannya."

Kesempurnaan Prtbadt Nabt Muhammad

Kemudian Al-Muqauqis kembali berkata, "Coba kalian pikirkan, orang

yang jujur di hadapan kalian, apakah pantas ia mendustakan Allah! Dari

kalangan mana para pengikutnya?" Kami menjawab, "Mereka kebanyakan

kaum kelas bawah."

"Mereka dan Isa Al-Masih mengikuti petunjuk nabi-nabi yang terdahulu,"

kata Muqauqis. "Apa sikap Yahudi Yatsrib (Madinah), yang ahli Kitab Taurat

itu, terhadap Muhammad?" tanyanya kembali. Mughirah menjawab,

"Mereka menentangnya dengan keras. Tetapi Muhammad mampu

mengantisipasinya. Kemudian mereka diperangi dan ditawan. Akhirnya

mereka berpecah belah dalam segala hal."

Al-Muqauqis menimpali, "ltu karena mereka adalah kaum penghasut.

Mereka dengki kepada Muhammad. Padahal sebenarnya mereka kenal

siapa Muhammad sebagaimana yang kami (kaum Nashrani) ketahui."

Al-Mughirah menuturkan, "Setelah itu, kami berdiri dan hengkang di

hadapannya. Kami telah mendengar penuturan yang tulus tentang

Muhammad yang membuat kami malu dibuatnya. Raja-raja'ajam (non-Arab)

membenarkan risalah Muhammad dan merasa takut jika melepaskan

hubungan persaudaraan dengannya. Sedangkan kami tidak mau ikut

bergabung bersamanya. Padahal kami semua adalah para kerabat dan

tetangga-tetNrggany a," ucap Al-Mughirah seraya berseru, "Wahai kaumku,

sungguh seorang dai telah hadir di tengah-tengah kita!" (HR. Abu Nu'aim

dalam Dala' il An-N ubuwwah)

Surat Nabi Pada Kaisar Romawi

Suatu hari, Kaisar Romawi Heraklius merasa bingung dan cemas. "Ada

apa paduka?" tanya para penasihatnya. Kaisar menjawab, "Malam tadi, aku

bermimpi bahwa kerajaan orang yang dikhitan


Related Posts:

  • kesempurnaan nabi muhammad 18  mereka lari.Nabi pun beristirahat di bawah sebuah pohon. Datanglah Ghaurats binAl-Harits dengan pedang di tangannya. "Siapa yang akan bisa menyelamat-kanmu dari ancamanku sekarang?" tanya Ghaurats sambil menodongkanped… Read More