sambil mengamati gua
tersebut. Padahal di dalam sana, Rasulullah berada dan tinggal selama tiga
malam.
Muhammad bin Ka'ab Al-Qurazhi mengisahkan, pada saat kaum
musyrikin berada di depan pintu rumahnya, beliau keluar dan mengambil
segenggam debu lalu ditaburkan ke arah mereka. Dengannya, mereka sama
sekali tidak mampu melihat fVabi ffi. Pada saat itu, beliau membaca firman
Allah,
e,:-eAtLA4, b: r* **i y}Lkr
[c,.,--] @b'fA-!rii3
"Dan Knmi adaknn di hadapan merekn dinding dan di belakang mereka dinding
(pula). Kami juga menutup merekn sehingga merekn tidak dapat melihat."
(Yasin:9).
Kemudian beliau pergi meninggalkan rumahnya.
Setelah itu, datang seseorang yang tidak ikut dalam pengepungan. Ia heran
melihat mereka kebingungan. " Ap^ yang sedang kalian tunggu." Mereka
menjawab, "Kami sedang menunggu Muhammadl," jawab mereka. Orang itu
kembali berkata, "Demi Tuhan, dia telah keluar tadi di depan kalian semua."
Mereka pun bergegas menuju ke dalam rumah dan didapatinya Ali sedang
tidur memakai selimut Rasulullah. Mereka berkata, "Ini adalah selimut
Muhammad." Lalu mereka membangunkan Ali karena hari sudah pagi.
Ali berkata, "Aku bangkit dari kamar tidur dan pandangan mereka
semuanya tertuju padaku." (HR. Al-Waqidi)
Al-Waqidi meriwayatkan dari para gurunya bahwa orang-orang yang
melakukan pengepungan dan menunggu Nabi keluar rumah adalah Abu
jahal, Al-Hakam bin Abu AI-Ash, Uqbah bin Abu Mu'aith, An-Nadhr bin Al-
Harits, Umayyah bin Khalal Ibnu Al-Ghaithalah, Zam'ah bin Al-Aswad,
Tham'ah bin Adi, Abu Lahab, Ubay bin Khalaf, Nabih dan Munabbih bin Al-
Hajjaj.
Kesempurnaan Prtbadt Nabi Muhammad
**x**
HIJRAH NABIKE MADINAH
Rasulullah Keluar dari Makkah
iriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata, "Pada suatu
hari di saat terik matahari di siang bolong, kami berada di rumah Abu
Bakar. Seseorang berkata kepada Abu Bakar, "Rasulullah saat ini sedang
menyembunyikan dirinya. Padahal sebelumnya beliau tidak begitu kepada
kita."
Abu Bakar menjawab, "Demi Allah, pasti saat ini ada sesuatu yat g terjadi
padanya."
Tidak lama kemudian, lanjut Aisyah, Rasulullah ffi aut*rg.setelah beliau
meminta izin masuk, maka Abu Bakar pun mempersilahkannya.
Beliau meminta Abu Bakar agar menyuruh orang-orang di dalam rumah
untuk keluar dulu.
"Mereka adalah keluarga Anda sendiri, wahai Rasulullah!" kata Abu
Bakar.
Setelah dianggap aman, kemudian beliau mengutarakan maksud
kedatangannya. "Aku telah diizinknn untukkeluar dari Makkah."
"Apakah saya yang harus menemani Anda, wahai Rasulullah?" tantya
Abu Bakar.
" Y a, betul," kata Rasulullah.
"Kalau begitu, ambillah satu dari kedua hewan tungganganku ini," kata
Abu Bakar.
" Baiklah, nanti aku bayar i' ujar Rasulullah.
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
Kemudian, lanjut Aisyah, kami menyiapkan segala sesuatu untuk mereka
berdua. Kami juga memasukkan perbekalan makanan mereka pada sebuah
kantong. Asma' binti Abu Bakar menggunting pita rambutnya untuk mengikat
kantong tersebut. Karena itulah, Asma'dijuluki sebagai perempuan yang
memiliki dua pita.
Singkat cerita, Rasulullah ffi meninggalkan Kota Makkah. Sesampainya
di sebuah gua yang terletak di gunung Tsaur, beliau bertemu dengan Abu
Bakar. Di tempat inilah, mereka berdua bermalam selama tiga hari.
Orang ketiga yang menemani mereka berdua di dalam gua adalah
Abdullah bin Abu Bakar. Dia adalah seorang pemuda yang kuat dan cerdas.
Setiap malam ia menimba air untuk keduanya. Pada pagi harinya, ia bersama
orang Quraisy sebagai tukang air. Informasi seputar kepergian Abu Bakar dan
Rasulullah, ia simpan dengan rapat. saat malam tiba, ia'bergegas menemui
keduanya.
Selain Abdullah bin Abu Bakar, ada Amir bin Fuhairah. Ia adalah
sahayanya Abu Bakar. Setiap hari ia memberikan air susu kambing untuk
dinikmati Abu Bakar dan Rasulullah ffi. Biasanya dalam mengirim air
susu tersebut, Amir bin Fuhairah memanggilnya di luar gua dengan bersuara
seperti burung gagak di kegelapan. Rutinitas itu berlangsung setiap hari
selama tiga malam.
Rasululhh ffi dan Abu Bakar menyewa seorang penunjuk jalan dari Bani
Ad-Dail. Ia masih memeluk agama kaum kafir Quraisy. Mereka berdua
mempercayainya untuk mengarahkan hewan tunggangan mereka ke arah gua
Tsaur. Setelah bermalam tiga hari lamanya, mereka berdua menyunth guide
tersebut melanjutkan perjalanan." Demikian Aisyah. (HR. Bukhari dan Al-
Baihaqi)
Ada riwayat dari AisyahRadhiyallahu Anhabahwa Rasulullah ffi t"tit ,
hendak keluar dari Kota Makkah, beliau menemui Abu Bakar. Keduanya
keluar dari jendela rumah Abu Bakar menuju gua Tsaur." (HR. Ibnu Abdil
Barr)
Al-Waqidi menerima sebuah riwayat dari guru-gurunya bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam berada di rumah Abu Bakar sampai tiba waktu
malam. Setelah itu, keduanya keluar menuju sebuah gua.
Hal itu terjadi pada tiga hari terakhir bulan Shafar.
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad@
Kejadian di Dalam Gua
Diriwayatkan dari sahabat Anas, bahwa Abu Bakar telah bercerita
padanya. Ia berkata, "saat kami berada di dalam gua, saya berkata kepada
Nabi, "jika salah seorang dari mereka (kaum kafir Quraisy) melihat jejak
kedua telapak kakinya, niscaya mereka akan mengetahui kita." (Maksudnya
jejak mereka berdua akan dapat diketahui oleh musuh dengan mengamati
bekas telapak kaki, penj.)
Beliau menjawab, "Wahai Abu Baknr, dugaanmu meleset. Karena Allahlah
yang ketiga dari dua orang yang ada." (HR. Bukhari dan Muslim)
Masih dari Anas, saat malam hari tiba, mereka berdua sampai di mulut
gua. Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, izinkan saya untuk memasukinya
terlebih dahulu. |ika ada sesuatu yang terjadi, maka hal itu akan menimpa
saya lebih dulu." Maka beliau pun mempersilahkan Abu Bakar masuk gua
terlebih dahulu.
Abu Bakar masuk gua sambil menopang dengan kedua tangannya.
Setiap kali menemukan lubang, ia langsung merobek bajunya demi menutupi
lubang tersebut. Begitulah seterusnya, sampai-sampai kain baju yang
dikenakannya habis semua. Tinggal satu lubang yang belum tertutup. Maka
tumitnya ia gunakan untuk menutupi lubang tersebut.
Setelah itu, RasululUn ffimenyusul masuk ke dalam gua. Dilihatnya
Abu Bakar tidak mengenakan baju. "Di mana pakaianmu, wahai Abu Bakar?" ,
tanya beliau. Abu Bakar menjelaskan sebab-musabab ia melepaskan bajunya.
Mendengar hal itu, beliau lanpung mengangkat kedua tangannya seraya berdoa,
"Ya Allah, jadikanlah derajat Abu Baknr setara dengankunanti diharikiamat."
Maka Allah menginformasikan kepada Nabi bahwa doanya itu telah
dikabulkan-Nya. (HR. Abu Nu'aim)
Diriwayatkan bahwa Umar bin Al-Khatthab berkata, "Derni Allah, ada
suatu malam dari kenangan Abu Bakar dan ada suatu hari yang baik dari
kenangan keluarga Umar? Tahukah kaliaru malam dan hari apakah itu?" Para
sahabat lainnya berkata serempak, "Wahai Amirul Mukminin, ceritakanlah
semua ifu, kami ingin mengetahuinya!"
"Malam itu, -kisah IJmar-, Rasulullah ffiUutu , dari Makkah dengan
sembunyi-sembunyi. Abu Bakar mengikutinya. Terkadang ia berjalan di depan
beliau dan terkadang di belakang beliau. Bahkan sesekali ia pindah ke sebelah
kanan beliau lalu ke sebelah kiri beliau.
Kesempurnaan Prtbadt Nabl Muhammad
Rasulullah menanyakan hal itu kepada Abu Bakar. " Apa maksudnya kamu
melqkuknn hal yang tidaklazim ini, wahai Abu Baknr?"
Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, saat saya ingat ada musuh
di depan, maka saya berjalan di depan engkau. saat saya ingat ada musuh
mengintaidaribelakang maka saya punpindah kebelakang. Begitu pula, setiap
saya mengingat ancaman musuh, saya berusaha untuk melindungi engkau,
dari segala arah. Terus terang, saya mengkhawatirkan keselamatan engkau,
wahai Rasulullah."
Kemudian, lanjut umar, pada malam itu Rasulullah menyusuri jalan
dengan jari kakinya, sampai-sampai kedua alas kakinya rusak. Mengetahui
hal itu, Abu Bakar langsung menggendong beliau sampai tiba di depan gua.
Setelah itu, baru ia menurunkan beliau.
Setibanya di mulut gua, ia berkata, "Demi Tuhan yang telah mengutus
engkau dengan membawa kebenaran, sebaiknya engkau jangan masuk
terlebih dahulu sebelum saya memasukinya. ]ika ada sesuatu di dalam sana,
maka saya yang pertama kali menerimanya." Kemudian Abu Bakar memasuki
gua tersebut dan menyatakan aman untuk dimasuki Rasululhh ffi.
Di dalam gua ada sebuah lubang ular yang penuh dengan ular-ular
berbisa. Abu Bakar khawatir bisa ular itu akan menyakiti Rasulullah. Maka ia
menutup lubang itu dengan tumitnya. Akhirnya, ia menjadi mangsa yang
empuk bagi ular-ular berbisa di dalam lubang tersebut. Abu Bakar tidak kuat
menahan rasa sakit. Air matanya mengalir tak henti-hentinya. Hal itu ditengarai
Rasulullah, . Beliauberkata,"Wahai AbuBakar, janganlahbersedih,kvena Allah
selalu bersama kita." Maka Allah memberikan ketenangan dan ketentraman
pada Abu Bakar sehingga rasa sakitnya tidak terasa.
Itulah malam kenangan dari Abu Bakar," kata Umar menutup kisahnya.
Al-Waqidi meriwayatkan dari para gurunya bahwa kaum kafir Quraisy
terus menerus mengejar Rasulullah sampai tiba di depan mulut gua. Seorang
dari mereka berkata, "Gua ini dipenuhi oleh sarang laba-laba. Dan itu sudah
ada sebelum Muhammad lahir." Akhirnya mereka membubarkan diri.
Asma'binti Abu Bakarberkata, "Kami tidak tahu persis kisah selanjutnya
tentang perjalanan Rasulullah. Sampai akhirnya ada seseorang dari bangsa
jin yang berasal dari dataran bawah Makkah menyambut kedatangan beliau
dengan nyanyian Arab. Orang-orang yang hadir saat itu mengikuti lirik
nyanyian tersebut. Mereka hanya bisa mendengarkan suaranya, tetapi tidak
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
mampu melihat siapa yang menyanyikannya. Kemudian ada suara dari
dataran atas Makkah,
"Semoga Allah, Tuhan seknliqn manusin, memberiknn balasan sebaik-baiknya
pada orang-orang yang menemani hingga kedua tenda Ummu Ma'bad."
Perjalanan Nabi Menuju Madinah
Abu Al-Hasan bin Al-Bara berkata, "Rasulu llah ffi keluar dari gua pada
malam Kamis Rabi'ul Awwal."
Sedangkan dalam riwayat Muhammad bin Sa'ad, Rasulullah ffi t"tru,
dari gua pada malam Senin, tanggal empat Rabi'ul Awwal.
Menurut saya, Rasulullah berada di dalam gua selama tiga hari. Setelah
itu, beliau keluar bersama Abu Bakar dan Amir bin Fuhairah. Terlihatbersama
mereka seorang penunjuk jalan yaitu Abdullah bin Uraiqith Al-Laitsi yang
saat itu masih memeluk agama leluhumya. Dengan penuh tanggung jawab, ia
membimbing mereka untuk melanjutkan perjalan;ux men)rusuri pesisir pantai.
Dari Al-Barabin Azlb, ia mengisahkan, suatu saat Abu Bakar bin Azib
membeli pelana di sebuah toko. "Suruhlah Al-Bara untuk membawa pelana
itu ke rumahku!" kata Abu Bakar.
Al-Bara berkata, "Tidak, aku tidak mau membawanya sebelum engkau
menceritakan kepada kami tentang perjalanan engkau bersama Rasulullah."
Maka Abu Bakar mulai bercerita. "Siang dan malam kami menyusuri
perjalanan. Pada suatu hari, saat itu terik matahari berada di atas kepala. Saya
mencari tempat yang cocok untuk berteduh. Tiba-tiba saya menemukan batu
besar. Di bawah bayangan batu tersebut, saya bersama Rasulullah berteduh.
Setelah mengukur batas bayangan itu dengan badan Rasulullah, maka saya
meminta beliau untuk beristirahat sambil merebahkan badannya.
Kemudian saya bangkit untuk memeriksa kondisi keamanan di luar.
Pandangan saya menyapu ke setiap penjuru. Tiba-tiba saya melihat seorang
pengembala kambing. Lalu saya mendekatinya dan bertanya, "Majikanmu
siapa?" Pengembala itu menjawab, "Saya bekerja pada seorang pria dari
kalangan Quraisy." Setelah ia menyebutkan nama majikannya, saya pun
mengenalinya. " Apakah dombamu ini ada air susunya? Bolehkah saya
memintamu untuk memeraskan unfuksaya?" "Ya,boleh," jawab si pengembala
itu singkat. Maka saya suruh ia untuk mengikat seekor kambing. Agar air susu
kambing itu bersih, pertama-tama saya menyuruh pengembala itu untuk
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
membersihkan pentil susu kambing tersebut. Lalu saya suruh ia untuk
membersihkan tangannya. Setelah itu, ia memeras susu kambingnya sampai
isi bejana penuh.
Kemudian saya membawa bejana yang berisi air susu itu kepada
Rasulullah. "Silahkan diminum, wahai Rasulullah!" Beliau pun meminumnya
sampai saya lega melihatnya. "Sekarang sudah waktunya kita melanjutkan
perjalanan," kata saya mengingatkan beliau.
Sementara itu, kaum kafir Quraisy gencar mencari jejak kami. Tidak ada
satu pun dari mereka yang berhasil menemukan kami kecuali'Suraqah bin
Malik bin Ju'syum. Ia menunggang kuda. Saya membisiki Rasulullah, "Wahai
Rasulullah! Sepertinya orang itu bemiat mencari kita." Beliau berkata, "Jangan
ber se dih, sesungguhny a Allah senantiasa bersama kita. "
saat jarak orang itu semakin dekat kepada kami, sekitar tiga tombak,
saya berkata kembali kepada beliau. "Wahai Rasulullah! Orang yang mencari
kita itu sudah ada dihadapan kita." Tidak kuatmenahanrasa cemas dansedilu
saya akhimya menangis. " Kenapa knmu menangis?" tanya beliau. Saya menjawab,
"Demi Allah, saya tidak mengkhawatirkan keselamatan saya. Yang saya
cemaskan adalah engkau, wahai Rasulullah."
Lalu Rasulullah Wberdoa, "Ya Allah, semoga Engkau menghentiknn tipu
daya orang itu sesuai yang Engkau kehendaki."
Maka keempat kaki kuda yang ditunggangi Suraqah itu masuk tenggelam
ke dalam tanah. Tidak terelakkan lagi, ia pun terpelanting jatuh. Ia berkata,
"Hai Muhammad, aku tahu bahwa ini semua adalah perbuatanmu. Sekarang,
mintalah kepada Allah agar Dia menyelamatkanku dari musibah ini. Demi
Tuhan, -lanjutnya- aku akan menyembunyikan keberadaanmu dari orang-
orang yang sedang mencarimu. Sebagai jaminannya, engkau dapat mengambil
semua anak panah yang ada di tabungku ini. Di depan sana, engkau akan
menjumpai onta dan dombaku. Engkau dapat mengambil semuanya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari."
Rasulullah ffi ^"ni^*ab,
"Aku tidak butuh itu semua." setelah berdoa
kepada Allah, akhirnya Suraqah dan kudanya kembali seperti semula. Lalu
Suraqah pun pergi meninggalkan kami dan pulang menemui kaumnya." (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Dari Abdurrahman bin Malik Al-Mudliji, ia berkata "Ayahnya pemah
bercerita bahwa ia mendengar Suraqah mengisahkan tentang petualangannya
Kesempurnaan Pribadt Nabl Muhammad
memburu Rasulullah, "Beberapa utusan kaum kafir Quraisy datang kepada
kami. Mereka mengumumkan bahwa siapa saja yang mamPu membunuh
atau meniu:rgkap hidup-hidup Muhammad dan Abu Bakar, maka ia akan
mendapat imbalan sebesar uang tebusan dari kematian keduanya."
saat aku sedangberada dalam suatu pertemuanbersama kaumku yang
lain, tiba-tiba seorang pria bangkit untuk bicara. "Wahai Suraqah," katanya
dengan suara keras, "Sungguh tadi aku melihat orang yang kita cari berada di
tepi pesisir. Aku yakin, saat itu di sana ada Muhammad dan sahabatnya."
Kemudian Suraqah menanggapinya. "Anda tahu betul bahwa mereka
, adalah yang kita cari. Tetapi menurutku, itu bukan mereka. Mungkin saat itu
Anda melihat dua orang yang sedang berjalan untuk mencari barang mereka
yanghilang."
Karena adanya kebimbangan, maka aku berdiam sejenak di tempat
pertemuan itu. Setelah aku yakin dengan firasatku, maka aku pergi menuju
rumahku. Di sana, aku menyuruh pembantu rumahku untuk mengeluarkan
kudaku di belakang. Tidak lupa, aku mengambil anak panah dan perlengkapan
lainnya. setelah itu, aku menunggangi kuda dan memacunya dengan keras
menuju tempatdi sekitar tepi pesisir. Sampai akhirnya jarak antara aku dengan
mereka semakin dekat. Tiba-tiba kaki kudaku tergelincir dan jatuh terguling'
Aku pun terpelanting. Dengan susah payah, akhirnya aku dapat bangkit dan
kembali menunggang kuda. Tanganku merogoh tabung untuk mengambil
beberapa anak panah. "Semoga saja panahku ini dapat membinasakan mereka,"
gumamku. Tiba-tiba ada sesuatu yang tidak aku harapkan terjadi. Anak-anak
panah tidak mau mengarah kepada mereka. saat itu, aku mendengar
Muhammad berdoa. Beliau sama sekali tidak menengok ke arahku. Hanya Abu
Bakar, sahabat yang menemani beliau, yang paling sering menengok ke arahku.
Tidak lama kemudian, kedua kaki kudaku bagian depan terperosok sampai
Iututke dalam tanah. Aku punkembali terjatuh. Kemudian akumencobauntuk
bangkitdanmengangkatkakikudaku dari dalam tanah. Setelah kuda itu dapat
berdiri seperti semula, tibatiba kaki kuda itu diterpa debu yangbersinar dari
langit seperti awan. Aku kembali memasang anak panah pada busumya. Tetapi
tiba-tiba muncul sesuatu yang tidak aku inginkan. Aku pun menyerah dan
meminta mereka untuk melepaskanku. Baru setelah itu, aku dapat mendekati
mereka untuk menyampaikan berita.
Aku berkata kepada Rasulullah, "Sesungguhnya kaum Quraisy sekarang
telah menjadikan engkau sebagai buronan. Siapa yang berhasil menangkap
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
engkau akan diberikan uang seharga tebusan nyawa." Selanjutnya aku
menawarkan perbekalan dan harta milikku. Tetapi rupanya mereka tidak mau
menerimanya. Beliau hanya memintaku untuk menjauh dan menyembunyi-
kan jejaknya.
Selanjutnya aku meminta beliau untuk menulis jaminan keamanan
bagiku. Maka beliau pun menyuruh Amir bin Fuhairah untuk menuliskannya
di atas sepotong kain yang terbuat dari kulit. Setelah itu Beliau melanjutkan
perjalanannya. (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Baihaqi)
Az-Zri^hri berkata, "Saya dikabari oleh Urwah bin Az-Zubair bahwa
Rasu lullah,ffi bertemu Az-Zub air berada dalam rombongan kaum muslimin.
Mereka sedang dalam perjalanan niaga dari Syam (sekarang bemama Suriah).
Saat itu, Az-Zubair memakaikan baju putih pada Rasulullah dan Abu Bakar."
Kisah Ummu Ma'bad
Abu Ma'bad Al-Khuza'i mengisahkan, setelah Rasululhh ffi menempuh
perjalananbersama Abu Bakar, Amir bin Fuhairatu dan Abdullahbin Uraiqith
(penunjuk jalan), dari Makkah ke Madinah, mereka melewati dua tenda
Ummu Ma'bad Al-Khuza'iyyah. Ummu Ma'bad adalahwanita agungberbudi
luhur. Ia berdiam diri sambil duduk di halaman tendanya. Kemudian ia bangkit
untuk menyuguhkan minuman dan makanan.
Mereka meminta dari Ummu Ma'bad korma dan daging untuk mereka
beli. Belum sempat mereka menerimanya, tiba-tiba datang orang-orang miskin
yang hidup di daerah tandus. Ummu Ma'bad, berkata, "Demi Allah, jika kami
memiliki rezeki yang cukup, tentu kalian tidak akan miskin seperti ini."
Rasulullah ffi mettrat seekor kambing betina di samping tenda. Beliau
bertanya, " W ahni Ummu Ma' bad, apafuh knmbing ini bisa dimanfaatkan? " Ummu
Ma'bad menjawab, "Ini adalah kambing kurus yang ditinggal oleh pejantan-
nya."
"Apakah air susunya ada?" tanya beliau. "Kambing ini sulit sekali
mengeluarkan air susunya," ujar Ummu Ma'bad. Kemudian beliau berkata,
"Bolehkah aku memeras susunya?" "Dengan senang hati, silahkan engkau
memerasnya jika yakin kambing ini ada air susunya."
Selanjutnya Rasulullah ffi menghampiri kambing itu lalu mengusap
pentil susunya sambil membacakan basmalah. Beliau berdoa, "Ya Allah,
semoga Engknu memberkahikambing Ummu Ma'bad ini."
Kesempurnaan Pribadi Nabt Muhammad
Tidak lama kemudian kambing itu merenggangkan kedua kakinya,lalu
mengeluarkan air susu dengan deras. Beliau meminta dibawakan wadah agar
orang-orang dapat meminumnya. Banyak sekali air susu yang mengalir dari
kambing itu sampai-sampai buih aimya membumbung ke atas.
Kemudian beliau mengambilkan jatah air susu untuk diminum Ummu
Ma'bad. ]atah berikutnya, beliau berikan kepada para sahabatnya. Rasulullah
sendiri baru meminum air susu tersebut setelah semua orang yang hadir
kebagian jatahnya. Mereka merasa puas dan segar setelah bergantian minum
air susu. Rasa dahaga mereka pun hilang.
Setelah itu, beliau kembali memeras air susu kambing itu lalu pamitan
kepada Ummu Ma'bad untuk melanjutkan perjalanannya.
Tidak lama kemudian, suami Ummu Ma'bad, yaitu Abu Ma'bad, datang.
Ia menggiring kambing-kambing yang kurus kerempeng, mandul, dan tidak
mengeluarkan air susu.
saat melihat air susu sedemikian banyaknya, ia merasa heran. "Dari
mana air susu ini, istriku? Kambing kita baru selesai digembala, sementara di
rumah saat aku pergi tidak terdapat air susu sama sekali."
Maka Ummu Ma'bad menjelaskan semua kejadian yang baru dialaminya
secara perinci kepada suaminya. "Dia adalah orang mulia. Gaya bicaranya
teratur."
Mendengar hal itu, Abu Ma'bad terperangah. "Demi Allah, jangan-jangan
dia adalah orang Quraisy yang sedang buron itu. Sekarang, ceritakanlah
padaku ciri-ciri orang tersebut, wahai Ummu Ma'badl"
Ummu Ma'bad pun berterus terang. "Dia adalah seorang pria yang
mukanya bersinar dan ramah. Akhlaknya mulia. Tubuhnya sedang dan
wajahnya terang. Dia cerdik sekali dalam membagi jatah. Kedua matanya hitam.
Bulu alis dan rambut matanya lebat. Suaranya agak serak. Matanya bagus,
bulu matanya lentik, wamanya sangat hitam seperti dicelak. Rambutnya hitam
pekat. Lehemya panjang.fa.rggutnya lebat. |ika diam, ia tenang. ]ika berbicara,
tangan dan kepalanya ikut bergerak. Aura wibawanya pun keluar. Seolah-olah
perkataannya bagaikan manik-manik yang disusun rapi untuk digulirkan.Ia
berkata dengan singkat dan padat, tanpa ada sedikit pun yang sia-sia. Dari
kejauhan, ia tampak sangat tampan dan paling menonj ol di antara orang banyak.
Sedangkan dari dekat, ia tampak lebih manis dan sempurna. Perawakannya
sedang. Tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek. Ia memang paling
berwibawa di antara yang lainnya. Beberapa orang ikut bersamanya. Mereka
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
selalu menjaganya. Jika ia berkata, mereka menyimaknya dengan seksama.
fika ia menyuruh, mereka dengan segera melaksanakannya' Ia cekatan dan
lihai mengatur kekuatan. Raut mukanya tidak masam dan tidak ketuaan."
DemikianUmmu Ma'bad.
Abu Ma'bad y*g dari tadi mendengarkan penjelasan istrinya semakin
yakin bahwa orang itu adalah yang selama ini dicari oleh kaum Quraisy' "Demi
Allah, jika saya bertemu dengannya, saya akan ikut bergabung untuk
menemaninya. Saya akan melakukan apa saja unfuknya."
Kemudian tiba-tiba ada suara di atas langit Kota Makkah' Meskipun
mereka tidak bisa melihat siapa yang mengucapkannya, tetapi suara itu dapat
mereka dengar dengan jelas. Intinya suara itu menegaskan tentang kenabian
Muhammad dan kabar gembira bagi siapa saja yang mengikutinya. Dan
sebagai salah satu bukti kemukjizatannya adalah air susu kambing miliknya
UmmuMa'bad.
Kaum yang mendengar suara itu sadar bahwa nabi mereka telah pergi.
Mereka bergegas menuju tendanya Ummu Ma'bad. Hassan bin Tsabit
menjawab suara tersebut denganbersyair. Intinya, ia menegaskan kembali akan
pentingnya keberadaan seorang Nabi di tengah mereka. Dan sekarang Nabi
itu telah datang. Ia dari keturunan Bani Ka'ab. Ia diberi Kitabullah untuk
dijadikan sebagai pedoman bagi kaum muslimin.l)
Diriwayatkan dari Ummu Ma'bad, ia berkata, "Kami didatangi empat
orang dengan dua onta yang ditungganSlnya. Mereka singgah di rumahku
untuk beristirahat. Saya langsung membawakan seekor kambing kepada
Rasulullah. Saya ingin menyembelihnya untuk dihidangkan kepada beliau.
Tiba-tiba kambing itu, air susunya menjadi subur. Kemudian beliau memegang
susu kambing itu dan meminta saya untuk tidak menyembelihnya.
Maka aku pun melepaskannya dan mencari kambing lainnya untuk
disembelih dandimasak. Rasulullah danpara sahabatnya makan siang dengan
lauk daging kambing yang saya suguhkan. Tidak lupa saya masukkan beberapa
potong daging untuk mereka bawa sebagai bekal di perjalanan. Sedangkan
sisanya, saya simpan di rumah.
Adapun kambing yang susunya disentuh oleh Rasuluhh ffi, usianya
masih hidup sampai pada masa kekhalifahan lJmar, yaitu pada tahun ke-12
Hijriyah. Selama itu, setiap pagi dan sore, kami selalu memeras air susunya'"
(HR. Ahmad)
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
r HR. Abu Nu'aim dalam KitabAd-Dala'il.
Siasat Abu Bakar Sepanjang Perjalanan Mereka Menuju Madinah
Diriwayatkan dari Anas, ia berkata, "Padasaat Rasululhh ffi berhijratu
beliau menunggangi onta, sementara Abu Bakar membonceng di belakang-
nya.
saat dalam perjalanan, Abu Bakar banyak dikenal oleh orang-orang
yang berpapasan dengannya. Hal ini dikarenakan ia sering pulang pergi dari
Makkah ke Syiria. Suatu saat , ia bertemu dengan sekelompok kaum yang
dikenalnya. Mereka pun menyapa, "Wahai Abu Bakar, siapakah yang ada di
sampingmu itu?" Dengan jawaban diplomatis, Abu Bakarberkata, "Ini adalah
pembimbing saya dalam menempuh perjalanan.l)"
Setelah mendekati Kota Madinalu beliau mengutus orang-orang Islam
dari kalangan Anshar (penduduk asli Madinah), untuk menemui Abu Umamah
dan teman-temannya. Mereka pun beramai-ramai keluar menyambut
kedatangan Rasululla dan Abu Bakar. "Silahkan masuk di negeri kami dengan
aman sentosa. Kami siap melayani Anda berdua." Baru setelah itu, mereka
berdua memasuki Kota Madinah.
Saya, -lanjut Anas- tidak pernah melihat hari yang cerah dan lebih baik
daripada hari masuknya Rasulullah ffidan Abu Bakar ke Kota Madinah.
Saya menyaksikan langsung wafatnya Rasulullah. saat itu, saya tidak
pemah melihat hari yang lebih gelap dan tidak menyenangkan daripada hari
wafatnya Rasulullah,ffi .- (HR. ahmad)
Pertemuan Rasulullah dengan Buraidah Al-Aslami
Diriwayatkan dari Abdullah bin Buiaidatr, dari ayahnya, bahwa Nabi ffi
tidak pemah bersikap pesimis. Dalam menghadapi apa saja, beliau selalu
optimis. Bahkan saat kaum Quraisy di Makkah mengadakan sayembara
untuk memburunya dengan imbalan seratus ekor onta. Dalam sayembara ifu,
mereka menginginkan agar Nabi, yang sedang melakukan perjalanan menuju
Kota Madinah, ditangkap dan diserahkan kepada mereka.
Mendengar imbalan yang menggiurkan tersebut, salah seorang peserta
sayembara yaitu Buraidah langsung memacu hewan tunggangannya. la
berangkat bersama tujuh puluh orang keluarganya dari Bani Sahm. Di
I Ungkapan ini *ngaja diuepkan agar bemaknabim, bis dipahmi bahwa Rasulullah adalah pembimbingjalan
menuju Madinah, dan biu pula maksudnya beliau adalah yang membimbing perjalanm Abu Bakar menuju
akhirat. Dan makna terakhir inilah yang dimaksud Abu Bakar, sementara orang yang diajak berbiera salah
memahaminya dengan makna yang pertama- (Edt).
Kesempurnaan Prtbadi Nabt Muhammad
pe4alanan, ia bertemu Nabi. "Siapakah Anda?" Nabi mendahului bertanya'
"Nama saya Buraidah," jawab Buraidah singkat.
Ia berpaling pada Abu Bakar Ash-Shiddiq. "Hai Abu Bakar, urusan kita
telah dingin (baruda, maksudnya aman -Edt) dan beres." "Dari manakah asal
Anda?" tanya Abu Bakar. Buraidah menjawab, "Sayadari Aslam." Kemudian
Rasulullah berkata kepada Abu Bakar, "Kita telah selamat!" Abu Bakar
kembali bertanya, "Dari kabilah mana asal Anda?" Buraidah menjawab, "Saya
berasal dari Bani Sahm." Kemudian Rasulullah berkata, "Hai Abu Bakar,
panahmu (sahm) telah keluar!"
Melihat keganjilan tersebut, Buraidah merasa kagum dengan kepribadian
orang yang menyuruh Abu Bakar tersebut. "Siapakah engkau sebenarnya?"
tanyanya kepada Nabi. Beliau menjawab, " Aku adalah Muhammadbin Abdullah,
utusan Allah."
Buraidah pun langsung berikrar, "Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Allah. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya."
Buraidah masuk Islam. Begitu pula orang-orang yang ikut bersamanya.
Semuanya berikrar unfuk memeluk agama Islam.
Pada keesokan harinya, ia berkata kepada Nabi, "Sebaiknya engkau
memasuki Madinah dengan membawa bendera." Lalu Buraidah melepas
surbannya untuk diikatkan diujung tombak sebagai bendera. Kemudian ia
berjalan di hadapan Nabi. "Wahai Rasulullah, singgahlah di tempat sayat" kata
Buraidah. Nabi menjawab, "Ontaku ini berjalan sesuai perintah (dari Allah,
maksudnya ia tahu dimana akan singgah-Edt)."
Buraidah bersyukur atas semuanya. "Segala puji bagi Allah yang telah
menjadikan Bani Sahm memeluk Islam dengan suka rela tanpa ada paksaan
sedikit pun." (HR. Al-Hakim At-Tirmidzi dalam Kitab Nawadir Al-Ushulf Hadits
Ar-Rasul)
Penduduk Madinah Menyambut Rasulullah
Diriwayatkan dari Aisyah Rndhiyallahu Anha, iaberkata, "Kaum muslimin
di Madinah mendengar kabar bahwa Rasulullah ffi t"Uf, t"luar dari Makkah.
Mereka bersegera berangkat ke Harrah demi menunggu kedatangan beliau di
negeri mereka. Sampai akhirnya panas terik matahari membubarkan mereka
untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
Kesempurnaan Pribadi Nabt Muhammad
Setelah sekian lama dalam penantian, tiba saatnya hari itu datang. Orang-
orang saat itu sedang berada di rumah. Seorang Yahudi menaiki salah satu
benteng mereka untuk melihat kedatangan beliau. Tiba-tiba ia pun melihat
Rasulullah dan para pengiringnya. Mereka berpakaian putih-putih.
Yahudi itu tidak tahan lagi. Ia berteriak histeris, "Wahai bangsa Arab, ini
adalah panutan yang selama ini kalian nantikan. Ia telah datang."
Kaum muslimin pun riuh keluar dengan membawa senjata. Mereka
bertemu Rasulullah di dataran Harrah. Beliau menyuruh rombongan untuk
belok ke arah kanan. Di sana, ia singgah di rumah Bani Amr bin Auf.
Abu Bakar, saat itu tetap berdiri. Sementara Rasulullah sendiri duduk
dan tidak mengucapkan kata-kata sedikit pun." (HR. Bukhari dan Muslim)
Waktu Tiba Rasulullah di Madinah
Az-Zuhriberkata, "Rasulullah ffittudi Madinah pada hari Senin, 12
RabiulAwwal."
Dalam riwayat Hanasy Ash-Shan'ani, Ibnu Abbas berkata, "Rasululah
ffi Unir paaa hari Senin, diangkat menjadi Nabi pada hari Senin, mengembali-
kan Hajar Aswad ke tempatnya semula pada hari Senin, meninggalkan
Makkah menuju Madinah pada hari Senin, tiba di Madinah juga pada hari
Senin, dan wafatnya pula pada hari Senin." (HR. Ahmad, Ath-Thabarani, dan
Ath-Thabari)
Tempat Singgah Rasulullah saat Memasuki Madinah
Abu Bakar Ash-Shiddiq mengisahkan, "Rasulullah ffi d^n
"uy^menempuh perjalanan sedemikian jauhnya sampdi athimya tiba di Madinah.
Di jalan-jalan, para penduduk Madinah menyambut beliau dengan hangat.
Ada pula di antara mereka yang menunggang onta. Anak-anak dan para
pelayan tumpah ruah di jalan. Semuanya berseru, "Allahu Akbar, Muhammad
Rasulullah telah datang! !"
Mereka berselisih demi merebutkan siapa yang berhak disinggahi
pertama kali oleh Rasulullah ,ffi.
Akhimya beliau memutuskannya sendiri,
"Pada malam ini, aku aknn singgah di Bani Najjar. Merekn adalah paman-
pamannya Abdul Muthalib, knkeL*u. Oleh knrena itu, aku ingin memuliaknn
mereka."
Kesempurnaan Pribadi Nabl Muhammad
Besok pagjnya, beliau pamitan untuk bersinggah di tempat yang lain."
Demikian Abu Bakar menutup kisahnya.
Adapun sebab kekerabatan Abdul Muthalib tersebut, adalah karena
Hasyim, moyang Rasulullah, menikahi Perempuan dari kalangan Bani Adiy
bin An-Najjar. Dari istri Hasyim inilah, Abdul Muthalib, kakek beliau lahir."
Sudah kami singgung dalam hadits Aisyah Rndhiyallahu Anha di atas,
bahwa Rasulullah ffi *".y"*patkan diri untuk singgah di perkampungan
Bani Amr bin Auf. Mereka adalah penduduk daerah Quba.
Ibnu Ishaq menuturkan, setibanya Rasulullah W O, Madinah, beliau
singgah di rumah Kultsum bin Al-Hadm yang terletak di Bani Amr bin Auf.
Dalam riwayat lairy beliau singgah di rumah Sa'ad bin Khaitsamah. Beliau
memilih Sa'ad karena hidupnya masih sendiri, belum bekeluarga.
Rasulullah tinggal di Quba, yaitu di perkampungan Bani Amr bin Auf
selama empat hari, mulai hari Senin sampai dengan hari Kamis. Selama di
Quba ini, beliau mendirikan masjid. Kemudian pada hari Jum'atnya, beliau
melanjutkan kembali perjalanannya.
Dalam sebuah riwayat, beliau tinggal di Quba selama empat belas hari.
Kemudian Rasulullah ffi menaitci ontanya sambil melunakkan tali
kekangnya. Setiap kali beliau melewati rumah-rumah penduduk, mereka
dengan cepat menawarkan diri untuk disinggahi. "Silahkan mampir ke rumah
kami, wahai Rasulullah!" ujar mereka dengan ceria. Mendapat tawaran
sedemikian banyaknya dari penduduk setempat, akhirnya beliau berkata
dengan bljak, "Tolong lepasknn tali kekangnya. Biarkan onta yang kutung;gangi ini
menentukan pilihanny a sendir i. "
Onta itu berjalan pelan sampai pada suatu tempat yang kemudian di
tempat itulah Masjid Nabawi dibangun. Ia menderum tepat di pintu masjid
yang pada saat itu masih berupa lahan. Rasulullah ffi tia* mau turun di
tempat itu. Lalu onta itu jalan kembali. Tetapi akhirrrya ia kembali pada
tempatnya yang semula, yaitu di depan pintu masjid. Di situlah ia diam dan
kembali menderum, sampai-sampai lehemya yang panjang menyentuh tanah.
Maka Rasulullah pun turun. Kemudian Abu Ayyub menurunkan pelananya
dan mempersilahkan beliau masuk ke rumahnya.
Beliau singgah di rumah Abu Ayyub. Kemudian di samping rumah Abu
Ayyub ini, beliau membangun masjid dan rumah kediamannya." (HR. Ibnu
Ishaq dalam Kitab As-Sirah An-Nabawiyah)
Kesempurnaan pribadt Nabl Muhammad
Al-Waqidi meriwayatkan dari para gurunya bahwa saat Rasulullah
ffi ttA" di Madinah, beliau tinggal di rumah Bani Amr bin Auf. Pada hari
|um'at di siang bolong, beliau melanjutkan perjalanannya. Para penduduk
mengiringi onta beliau, dari sebelah kanan dan kiri. Setiap kali beliau melewati
rumah-rumah penduduk, para penghuninya dengan ceria menawarkan diri
untuk disinggahi. Dengan mengucapkan terima kasih terlebih dahulu, beliau
menolak tawaran mereka dengan halus, "Biarkan onta ini menentuknn pilihannya
sendiri."
Onta itu menderum di suatu tempat dimana Masjid Nabawi dibangun.
Rasulullah pun turun. Abu Ayyub datang untuk menurunkan pelananya.
Selanjutnya ia mempersilahkan Nabi untuk masuk ke rumahnya. Nabi ffi
bersabda,
" Seseorang akan beradn bersama pelanany a." (HR. Ath-Thabarani)
Kemudian As' adbinZtxarah datang. Ia mengambil tali kekang onta Nabi
untuk disimpannya.
Setiap malam, tidak kurang dari empat orang datang silih berganti pada
Rasulullah, sampai-sampai waktu istirahatnya terganggu. Di rumah Abu
Ayyrb inilah, beliau tinggal selama sepuluh bulan.
Rasulullah ffi -utg..ros Zaidbin Haritsah dan Abu Rafi' ke Makkah.
Mereka berdua dibekali uang 500 dirham dan dua ekor onta. Mereka ditugasi
untuk membawa putri beliau yaitu Fatimah dan Ummu Kultsum, istri beliau
yaitu Saudah, dan anak angkat beliau yaitu Usamah bin Zaid.
Sedangkan keluarga Abu Bakar, di antaranya yaitu istri beliau Aisyah,
dikawal keluar Makkah oleh Abdullah bin Abu Bakar.
Setibanya di Madinah, mereka menetap sementara di rumah fariyah bin
An-Nu'man
Muhammad bin Habib Al-Hasyimi menuturkan, saat Rasulullah ffi
tiba di perbatasan Madinah, beliau singgah di Quba terlebih dahulu yaitu di
rumahnya Kultsum. Beliau pula berbincang-bincang di rumahnya Sa'ad bin
Khaitsamah. Ia adalah pria lajang yang belum berumah tangga. Setelah itu
beliau melanjutkan perjalanannya menuju Madinah. Masih di wilayah
Quba, tepatnya di Bani Sulaim, beliau melakukan shalat Jum'at. Dan shalat
Jum'at inilah tercatat sebagai shalat Jum'at yang pertama dalam sejarah
Islam.
Kesempurnaan Pribadi Nabt Muhammad
.
AL-WAFA
@
Suasana Ceria Penduduk Madinah Menyambut Kedatangan Nabi
Diriwayatkan dari sahabat Anas, ia menuturkan bahwa saat Rasulullah
ffi aAu di Madinah, beliau disambut oleh kaum perempuan Habasyah
(sekarang Ethiopia) yang menari-nari dengan suka cita.
Masih dari sahabat Anas, bahwa di saat Nabi ffi melewati gadis-gadis
dari kalangan Anshar, mereka dengan riang menyambut beliau dengan
nyanyian. Di antara syairnya yaitu,
Knmi gadis-gadis Bani Najjar,
bahagia sekali dapat bertetangga dengan Muhammad.
Rasulullah WA"rgo am, "Allah mengetahui betul bahwa aku mencintai
merekn." (HR. Al-Khathib Al-Baghdadi dalam KitabTarik:]t Baghdad)
Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu Anha mengisahkan, pada saat
Rasulullah ffi t*ru di Madinah, saat itu kaum wanita, anak-anak kecil,
dan gadis-gadis remaja menyambutnya dengan nyanyian;
Purnama itu telah terbit di hadapan kita,
ia berjalan dari bebukitan Wada'.
Kita harus menyambut dengan suka cita,
Seorang dai yang menyeru di jalan AlkhTa'ala." (Ibnu Hibban dalam Kitab
Ats-Tsiqat dan Al-Baihaqi dalam Kitab Dala'il An-Nubuwwah)
Pertemuan Nabi dengan Abdullah bin Salam
Abdullah bin Salam berkisah, "saat Nabi ffi tiba di Madinah, para
penduduk tumpah ruah keluar menyambutnya. Saya merasa penasaran,
siapa kiranya yang datang. Setelah melihat wajahnya, saya tahu betul bahwa
dia adalah tipe orang jujur. Saya mendengar dia berkata,
t*,, iui,r' t#?: ir.,'!r t*i iytu'
j",
I lt o ..l)*.t ajJl l;Ir.l,
t#i J.$t r{)
lL; '-6t-. uilu
\ - U Jl)-,.
"Wahnipendudukseknlian, sebarknnlah salam, sambungkanlah talikekerabatan,
berilah merekn maknnan, shalatlah di waktu malam ketikn orang-orang sedang
nyenyak tiduran, niscaya dengannya knlian akan masuk surga dengan aman."
(HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ad-Darimi)
Kesempurnaan Pribadl Nabi Muhammad
Keutamaan Kota Madinah
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa ia mendengar mendengar
Rasulullah ffi b".dor,
.k;t'U'zEe 'rk u'ura:,*b arr"r:.i! ';J;l'i1l;l
"Ya Allah, semoga Engkau meniadikan keberkahan Kota Madinah dua knli
lipat darikeberknhan Kota Maleknh." (HR.Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat Imam Muslim, sahabat Sa'ad mengatakan bahwa
Rasulullah,ffi bersabda,
.{r;irr i';11,;3" {* \L6:-rri'#liV &Lii*\
"rrrrororf Oorf **ibertahanketikn Madin'ol, alonaomasa sulit, maka dihari
kiamat nanti, aku akan memberinya pertolongarz' " (HR. Muslim).
Dari Ibnu IJmar, Rasulullah ffibersabdv,
"Jangan khawatir untuk meninggal dunia di Madinah. Karena barangsiapa
yang meninggal dunia di Madinah, makn di Hari Kiamat nanti, aku akan
memberiny a pertolongan." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).
Masih dari Ibnu lJmar, Rasululhh ffi bersabda,
"Puasa Ramadhan di Kota Madinah, pahalanya seperti puasa seribu bulan
Ramadhan di Kota lainnya. shalat Jum'at di Kota Madinah, pahalanya seperti
shalat lum'at seribu knli di Kota lainnya." (Dikutip oleh Al-'Ajluni dalam
Kitabnya Khasyful Khrfr' ).
Dari Abu Tsabit, Rasulullah Sm bersabda, "Debunya Kota Madinah adalah
obat untukpenyakitkusta." (Kutipan hadits dalam Kitab Faidhul Qadir).
Dari Abu Uurairah 4S, Rasulullah ffi bersaU6 a, " Madinah sebagaikubah
Islam dan jantung keimanan. Di sanalah ketentuan halal dan hatam diturunknn."
(HR. Ath-Thabarani dan Al-Mundziri)
Pembangunan Masjid Nabawi
Diriwayatkan dari Aisyah Rndhiyallahu Anha, "Rastlullah ffi tinggal di
Bani Amr bin Auf selama sepuluh malam lebih. Di sana, beliau membangun
masjid yang didirikan di atas dasar ketakwaan. Setelah shalat di dalamnya,
beliau melanjutkan perjalanannya. Masyarakat sekitar tumpah ruah mengawal
beliau, dari arahkanan dan kirimenuju Kota Madinah. Onta tungganganbeliau
Kesempurnaan Pribadt Nabl Muhammad
memilih berhenti di lokasi yang nantinya dibangun masjid Nabawi. Beliau
menyempatkan shalat di lokasi itu yang kemudian diikuti oleh kaum
muslimin yang hadir.
Setelah itu beliau menambatkan ontanya pada pohon korma kepunyaan
Sahal dan Suhail. Keduanya adalah anak-anak yatim dibawah asuhan As'ad
bin Zurarah. saat ontanya menderum di sana, Rasulullah berkata, "Insya
All ah, inil ah tempat ny a. "
Kemudian beliau memanggil dua anak yatim tersebut untuk menawar
harga tanah mereka berdua. Dengan penuh keikhlasan, kedua anak itu
berkata, "Kami menghibahkan tanah itu pada engkau, wahai Rasulullah."
Setelah semua selesai, baru kemudian pembangunan masjid dimulai. Selain
mengomandani, beliau juga ikut terjun langsung bekerja bersama kaum
muslimin lainnya." Demikian Aisy ah Radhiy allahu Anha menuturkan.
Dari Anas, ia berkata, "saat Rasulullah ffi ti1^ di Madinah, beliau
singgah di suatu kampung bernama Bani Amr bin Auf.
Nabi bermukim di sana selama empat belas malam. Kemudian beliau pergi
ke Bani Najjar. Kedatangan beliau disambut dengan acungan pedang-pedang.
Saat itu, saya melihat Nabi berada di atas ontanya. Sementara Abu Bakar dengan
setia membonceng di belakangnya. Dengan penuh semangat, Bani Najjar
mengawal perjalanan Nabi sampai tiba di halaman rumahnya Abu Ayyub.
Dan salah satu kebiasaanbeliau adalah melaksanakanshalat dimana waktunya
tiba dan beliau ada di situ. Terpaksa beliau melaksanakannya di samping
kandang domba. Di lokasi inilah, beliau meny.uruh kaum muslimin untuk
mendirikan masjid. Lalu beliau mendatangi Bani Najjar. "Wahai Bani Najjar,
berapakah uang yang harus aku bayar untuk mengganti kebun kalian ini (untuk
pembangunan masjid nabawi, penj) ? " Mereka menj awab, "Demi Allah, kami tidak
meminta ganti rugL karena yang kami harapkan hanya pahala dari AllahTa'ald."
"Saya sampaikan pada kalian, -kata Anas melanjutkan riwayatnya-, di
lokasi pembanguum masjid itu terdapat kuburan kaum musyrikin, reruntuhan
bangunan, dan pohon korma. Kuburan kaum musyrikin diperintahkan Nabi
untuk digali, reruntuhan bangunan yang ada untuk diratakan, sedangkan
pohon korma di lokasi itu agar ditebas semuanya. Kaum muslimin
membariskan batang-batang dari pohon korma itu sebagai kiblat masjid.
Bebatuan mereka jadikan sebagai kusennya. Mereka bekerja bersama dalam
mengangkat batu-batu yang besar. Dalam pembangunan masjid ini, Nabi ikut
bergabung dan terlibat di lapangan bers;una kaum muslimin yang lain. Beliau
Kesempurnaan Prlbadt Nabi Muhammad
berkata, "Ya Allah, tidak ada kebaikan selain kebaikan akhirat. Semoga Engkau
menurunknn ampunan pada knum Anshar dan Muhajirin." (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata, "Masjid pada masa Rasulullah,
bahan bangunannya dari tanah liat, atapnya dari pelepah korma, dan tiang-
tiangnya terbuat dari kayu pohon korma. Pada masa Abu Bakar, masjid ini
tidak mengalami perubahan sedikit pun. Baru kemudian pada masa Umarbin
Al-Khathab, masjid ini direnovasi dengan komposisi bahan bangunan yang
sama seperti pada masa Rasulullah. Pada masa Utsman bin Affan, masjid
kembali direnovasi. Bahkan banyak sekali penambahan bangunan di sana-sini.
Dinding masjid dan tiang-tiangnya dibuat dari batu-batu yang dipahat,
sedangkan atapnya dibuat dari kayu." (HR. Al-Bukhari dan Al-Baihaqi)
Keutamaan Masjid Nabawi
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r*5, dari Nabi W,b"lr^ubersabda,
6r,,.;) ft-lt r-.2 3*t;
^|fi e yf iflr t# )
t /
iz
/ t
o/a o
Lsr,":.^l -J i>Gj *;!' :.:;)tj
v.
.r.. tr, / c .?, 1,, t,,,.llFl l>**Jl Y! ol3-,
Jbl qy
,irtFt
"Shalat di masjidku ini lebih utama dari pada seribu kali shalat di masjid-masjid
lainnya, kecuali Masjidil Haram." (HR. Abdur Razzaq, Abu Yusuf, An-
Nasa'i, dan Ahmad)
Menurut Ibnu Uqail, sabda beliau "di masjidku ini", menunjuk secara
khusus pada Masjid Nabawi di masa Rasulullah, bukan pada masjid Nabawi
Kesempurnaan Prlbadt Nabl Muhammad
L;'eY*
cO
/ c / .. - .. t.z z
J.a.*"-Jl Yl ol_g"" L=i
/a
' o. '; o,
lt q Jzti
"Janganlahbepergiankecualiketigamasjid.Yaitu; Masjidil Haram (di Mal&nh),
Masjidku (di Madinah), dan Masjidil Aqsha (di Palestina). Shalat di masjidku
lebih utama daripada seribuknli shalat ili masjid-masjid lainnyakecuali Masjidil
Haram." (HR. Muslim, At-Tirmidzi, danAhmad).
Dari )ubair bin Muth'im, bahwa Rasululhh ffi bersabda,
n/
, i ;y,4
c
;Y,4 ,-ill 'J,
di masa setelahnya yang telah banyak mengalami perubahan dan perluasan
tanah.
Abu Sa'id mengisahkan, saat itu ada dua orang yang berselisih seputar
masjid yang didirikan sejak awal pendiriannya atas dasar takwa (sebagaimana
yang dimaksud dalam QS. At-Taubah:108). Satu dari mereka berpendapat
bahwa masjid itu adalah masjid Quba. Sedangkan yang lainnya berpendapat
bahwa masjid itu adalah Masjid Rasulullah (Masjid Nabawi). Melihat hal
itu, Rasulullah bersabda,
"Masjid tersebut adalah masjidku (Masjid Nabauti)." (HR. Muslim, At-
Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim)
Rumah Kediaman Rasulullah
Dari Abdullah bin Zaid bahw aRasulullah ffibersabda,
rl / e/&ss
"Tempat di antara rumahku dan mimbar masjidku adalah salah satu taman di
sur ga." (HR. Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad, dan An-Nasa'i)
Dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Rndhiyallahu Anhumabahwa Rasulullah
4 / O, / O/ r/**s &,t w
t,? , o
.ii.,-Jl j\: tf
ffibetsabda,
.q; &q;iF f,4*':,€it i,;6
"Tempat di antara rumahku dan mimbar masjidku adalah salah satu taman di
surga. ktak mimbarku di surga nanti berada di atas telagaku." (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).
Dari Jabir bin Abdullah, bahwa Rasulullah ffibersabda,
"Tempat di antara knmarku dan mimbar masjidku adalah salah satu taman di
surga. Sesungguhnya letak mimbarku berada di atas salah satu taman di surga.
Begitu pula tempat di antara mimbar dan rumah Aisyah merupaknn salah satu
taman di surga." (HR. Ahmad, Abu Ya'la, dan Al-Bazzar)
Rumah Kediaman Para Istri Rasulullah
Muhammad bin Umar be rkata, " Say abertanya kepada Malik bin Abi Raja'
tentang letak rumah kediaman para istri Nabi. Dia mengabarkan pada saya
berdasarkan informasi dari ayahnya, dari ibunya, bahwa semua rumah
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
kediaman para istri Nabi berada di sebelah kiri mimbar masjid. "fika engkau
shalat menghadap imam yang ada di mimbar, maka rumah mereka adalah
yang terjauh (setelah mimbar)," katanya.
saat Zainab binti Khuzaimah meninggal dunia, beliau Nabi menyuruh
Ummu Salamah masuk ke rumahnya.
Dalam riwayat Muhammad bin Umar, Haritsah bin An-Nu'man memiliki
rumah-rumah kecil yang dekat di sekitar Masjid Nabawi. saat Rasulullah
berbicara padanya tentang penginapan istri-istri beliau, maka Haritsah bin
An-Nu'man menghibahkan semua rumah-rumah tersebut kepada Rasulullah."
Ibnu Sa'ad berkata, "Saudah (salah seorang istri Nabi) berwasiat pada
Aisyah untuk menempati rumahnya."
Para wali (kerabat) Shafiyah binti Huyay (salah seorang istri Nabi)
menjual rumah Shafiyah ke Mu'awiyah seharga 180.000 dirham. Mu'awiyah
pun membeli rumah Aisyah (salah seorang istri Nabi) dengan harga yang
sama, yaitu 180.000 dirham. Menurut riwayat lairy rumah itu dibeli dengan
harga 80.000 dirham.
saat Hafshah (salah seorang istri Nabi) wafat, ia meninggalkan pusaka
berupa rumah yang kemudian diwariskan pada Abdullah bin Umar. Rumah
itu, oleh Abdullah bin Umar, tidak dijual, melainkan dihibahkan untuk
perluasan lokasi Masjid Nabawi.
Ibnu Sa'ad menuturkan bahwa Abdullah bin Yazid Al-Hudzali berkata,
"Saya melihat rumah-rumah kediaman para istri Nabi. saat itu, Umar bin
Abdul Aziz menjabat sebagai Gubemur Madinahpada masa kekhalifahanAl-
Walid bin Abdul Malik. Ia menghancurkan rumah-rumah tersebut untuk
perluasan Masjid Nabawi. Berdasarkan pengamatan saya, rumah-rumah itu
dibangun dengan tanah liat. Kamar-kamarnya dibuat dari pelepah pohon
korma. Semuanya ada sembilan rumah (dalam bentuk) kamar-kamar. Saat itu,
saya melihat rumahUmmu Salamah, dimanabatasnya terbuat dari tanahliat."
Ibnu Syihab meriwayatkan, saat Rasululhh ffi melakukan peperangan
di Daumatul Jandal, Ummu Salamah membangun rumahnya dari tanah liat.
Setelah beliau pulang, beliau bertanya kepada Ummu Salamah, "Apa tujuanmu
membangun rumah seperti ini (dengan batu-batu)?" Llmmu Salamah
menjawab, "Saya tidak ingin orang-orang di luar melihat kita."
Atha' Al-I(rurasani menuturkan, "Saya menemukan kamar-kamar para
istri Rasulullah terbuat dari pelepah pohon korma. Di atas pintu-pintunya
Kesempurnaan Pribadl Nabi Muhammad
terdapat hiasan dari bulu berwama hitam. Saya pun membaca surat Khalifah
Al-Walid yang menginstruksikan agar kamar-kamar para istri Rasulullah
tersebut dimasukkan dalam lokasi Masjid Nabawi. Maka saya tidak melihat
banyak orang menangis sebanyak hari itu.
saat itu, JanjutAtha'-, saya mendengar Sa'id bin Al-Musayyib berkata,
"Demi Allah, sungguh saya ingin rumah-rumah tersebut mereka biarkan sesuai
aslinya. Di kemudian hari nanti, banyak orang yang akan berkunjung ke
Madinah. Dengan melihat rumah-rumah itu, mereka akan tersentuh hatinya
dan memulai hidup mereka dengan sederhana, jauh dari kemewahan dan
berlebih-lebihan."
Doa Nabi untuk Keberkahan Madinah
Diriwayatkan dari Aisyah Rndhiyallahu Anha, saat Nabi ffi tiUu ai
Madinah, saat itu Madinah sedang dilanda wabah penyakil. Tampak di antara
kaum Muhajirin yang sakit adalah Abu Bakar dan Bilal. Keduanya terserang
demam. Abu Bakar pasrah dan selalu ingat bahwa ajal kematian semakin
dekat. Sementara Bilal berdoa, "Ya Allah, semoga Engkau melaknat Utbah bin
Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, dan Umayyah bin Khalaf. Karena merekalah,
kami terusir dari Makkah."
t+r qytQt,=* 4t\:l6llr
.a;l-,lr dt sI:'&ti c:4 t4'v e\l
"Ya Allah, semoga Engkau membuat diri knmi (kaum Muhajirin) mencintai
Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah, atau bahkan lebih dari itu.
Ya Allah, sehatkanlah penduduk Madinah, berilah knmi kcberkahan dari setiap
jengknl tanah Madinah. Ya Allah, pindahkanlah wabah penyakit ini dai Madinah
ke luhfahlt."
Pengalihan Kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah
Sahabat Al-Bara' meriwayatkan, "Kami shalat bersama Rasulullah,ffi
menghadap ke Baitul Maqdis (di Palestina) selama enam belas atau tujuh belas
Kesempurnaan Pribadi Nabt Muhammad
Melihat banyak para sahabatnya yang mengeluh, Rasulullah,ffi berdoa,
at ,.. .zo dz -
$-,,t1_l 14.>,2,4
a,a
J*1,1 k
1 Juhfah adalah sebuh kampungyangteletaksejauh 82 mil dari Makkah.
bulan. Kemudian setelah itu, kiblat dialihkan ke arah Ka'bah (di Makkah)."
(HR. Al-Bukhari).
Peristiwa Pengalihan Kiblat
Muhammad bin Habib Al-Hasyimi menuturkan, "Rasulullah ffi
mengunjungi Ummu Basyarbin Al-Bara'bin Ma'rur di daerah Bani Salamah.
Peristiwa itu terjadi pada hari Selasa pertengahan bulan Sya'ban. Beliau
bersama para sahabatnya makan siang di sana. saat waktu zhuhur tiba,
beliau bersama para sahabatnya melaksanakan shalat zhuhur (qashar) dua
rakaat ke arah Syam (letak Baitul Maqdis, pmj).
Kemudian turun perintah untuk menghadap Ka'bah. Maka shaf (barisan
dalam shalat) jamaah yang berada di belakang beliau berputar untuk
berbalik arah. Selanjutnya mereka meneruskan ibadah shalat sampai
selesai. Karena peristiwa itulah, masjid tersebut dinamai dengan Masjid Al-
Qiblatain (yaitu memiliki dua kiblah)."
Dalam riwayat Al-Waqidi, peristiwa itu terjadi pada hari Senin
pertengahan bulan Rajab di awal bulan ke-17 setelah berkiblat ke Baitul
Maqdis.
Sedangkan menurut riwayat As-Suddiy, peralihan kiblat itu terjadi di
awal bulan ke-18 setelah berkiblat ke Baitul Maqdis.
Turunnya Kewajiban Puasa Ramadhan
Dari Abu Sa'id Al-Khudri, ia berkata, "Puasa Ramadhan diwajibkan
setelah sebulan dari peristiwa peralihan kiblat ke Ka'bah. saat itu, Rasulullah
,ffi *"tyotuh kaum muslimin untuk mengeluarkan zakat fitrah. Adapun
zakatharta, saat itu, belum diwajibkan."
.
Rasulullah Menjaga Keamanan Madinah
Aisyah Radhiyallahu Anha meriwayatkan, "Rasulullah ffi prd, trut.t
malam sulit sekali untuk tidur. Beliau berdoa,
./ O
.atlr
"Ya Allah, setnoga Engkau memberikan seorang saleh dari para sahabatku untuk
menjagakeamananku di malam ini."
Kesempurnaan Prlbadt Nabt Muhammad
G--'H G.*i a aG >v 1';;i'"gi
Tiba-tiba saya, Janjut Aisyah-, mendengar suara pedang di luar rumah.
"Siapa itu?" tanya Rasulullah. Sa'ad bin Abi Waqqash menjawab, "SayaSa'ad,
wahai Rasulullah. Saya datang ke sini untuk menjaga keamanan Anda."
Mendengar hal itu, Rasululhh ffi merasa tenang. Akhimya beliau tertidur
dengan nyenyak." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam salah satu riwayat Aisyah dikisahkaru setelah turun ayat,
" 6-' '
[.r v :;.rur] @,_r!i'U,l:*;;'iiti
"Allah memeliharamu dari gangguan manusia (yang bermaksud jahat)." (Al-
Ma'idah:57),
Rasulullah ffi mengeluarkan kepalanya di lubang jendela sambil
berkata pada para sahabatnya di luar rumah, "Knlian pulang saja, knrena Allah
T a' al a t elah menj amin kesel am at anku. " (HR. Al-Hakim dan Ibnu Ka tsir).
**x**
Kesempurnaan Prlbadl Nabl Muhammad
MUKJIZAT.MUKJIZAI
NABI MUHAMMAD
Dari ciri-ciri fisik Nabi Muhammad, memberikan petunjuk pada para ahli
bahwa dia adalah seorang yang jujur.
Oleh karena itu, Abdullah bin Salam berkata, "Setelah aku melihat wajahnya
aku yakin sekali bahwa dia bukan tipe pendusta."
Barangsiapa yang mendengar perkataannya dan melihat etika hidupnya,
tentu dia tidak akan meragukannya sedikit pun.
Semenjak kecil, beliau dikenal sebagai orang yang jujur, terpercaya, dan
berperilaku mulia.
Dalam hadits Abu Sufyan, Kaisar Heraklius berkomentar tentang Nabi,
"Dia tidak mungkin berbuat dusta untuk menyesatkan manusia dengan
mendustakaan Allah Ta' ala."
* Pada pembahasan di bawah ini, kami akan membahas tentang pokok-
pokok mukjizat Nabi Muhammad.
Al-Qur' an Sebagai Mukjizat Terbesar
saat ilmu sihir digandrungi masyarakat pada masa Nabi Musa, maka
Allah memberikan mukjizat pada Nabi Musa yang sejenis dengannya, yaitu
berupa kemampuan untuk membelah lautan dan merubah tongkatnya
menjadi ular.
saat ilmu kedokteran dijadikan panutan pada masa Nabi Isa, maka
Allah memberikan mukj izat yang sejenis dengarrny+ yaitu berupa kemampuan
untuk menghidupkan kembali orang mati dan menyembuhkan orangbuta.
Kesempurnaan Prlbadt Nabt Muhammad
Begitu pula saat ilmu keindahan bahasa, syair, sajak, dan prosa,
merebak pada masa Nabi Muhammad, maka Allah memberikan mukjizat
kepada Nabi Muhammad ffi ,r,,rU mengalahkannya, yaitu dengan
menurunkan kitab suci Al-Qur'an.
Sisi-sisi kemukjizatan Al-Qur'an antara lain;
Pertama, redaksi Al-Qur'an mencakup keindahan bahasa (fashahah) dart
retorika (balaghnh).
Kedua, Al-Qur'an membuat redaksi yang berbeda antara gaya bahasa
penuturan dan rima-rima dalam syair.
Dengan dua hal ini, orang Arab membanggakan diri mereka. Setelah
mendengar redaksi Al-Qur'an, mereka lemah, tidak berdaya, dan mengakui
atas keutamaan Al-Qur'an. Bahkan Al-Walid bin Al-Mughirah berucap, "Demi
Tuhan, sungguh Al-Qur'an memiliki keindahan dan keelokan bahasa yang
tak terbandingkan."
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Padasaat pekan musim haji
tiba, Al-Walid bin Al-Mughirah, y*g dikenal sebagai orang yang dituakan
oleh kaumnya, berkumpul bersama sekelompok kaum Quraisy. Ia berkata,
"Sesungguhnya delegasi-delegasi Arab akan datang pada musim kali ini. Dan
tentunya mereka sudah mendengar tentang orang ini (yaitu Muhammad).
Sekarang, kalian harus sepakat dalam pandangan kalian tentangnya, jangan
sampai kalian saling berselisih pendapat tentangnya."
Kemudian mereka berkata, "Bagaimana menurut Anda tentang dia?
Berikan kepada kami sebuah pandangan yang harus kami katakan tentang-
nya."
"Tidak, sebaiknya kalian dulu yang bicara, baru kemudian aku
menanggap ir:ry a," ucap Al-I{aIid.
"Kita katakan bahwa dia adalah dukun."
"Tidak, dia bukan seorang dukun. Aku mengenal banyak dukun. Tetapi
dia tidak memakai sihir dan jampi-jampi yang biasa diucapkan oleh seorang
dukun."
"Berarti dia seorang yang gila."
"Tidak, dia tidak gila. Aku sering melihat orang-orang gila atau kesurupan.
Tetapi dia tidak seperti itu."
"Kalau begitu, dia adalah pujangga."
Kesempurnaan Prlbadl Nabl Muhammad
"Tidak, dia bukan pujangga (atau penyair). Aku tahu persis karakteristik
syair berikut pola-polanya. Tetapi apa yang dikatakannya itu tidak bisa
dikategorikan sebagai syair."
"|ika bukan pujangga, berarti dia adalah tukang sihir."
"Tidak, dia bukan tukang sihir. Banyak para penyihir yang mendemons-
trasikan ilmu sihirnya di hadapanku. Tetapi dia pernah menyembul atau
membuat simpulan tali layaknya seorang penyihir."
"Lalu, menurutAnda, wahai Abu Abdi Syams, siapakah diasebenamya?"
Al-Walid menjawab, "Demi Tuhan, perkataannya dari awal sampai
akhir indah dan enak sekali didengar. Tidak ada satu pun dari pendapat
kalian tadi yang tepat. Mungkin, pendapat yang mendekati kebenaran yaitu
bahwa dia adalah penyihir. Maka sepakatilah bahwa ia seorang penyihir
yang dengan kekuatan sihirnya, dia mampu memisahkan antara suami
dengan istri dan anak-anaknya." (HR. Al-Hakim)
Setelah hasil rapat rnemutuskan bahwa Muhammad adalah penyihir,
maka mereka pun bubar.
Diriwayatkan bahwa An-Nadhr bin Al-Harits bin Kaldah berkata, "Wahai
kaum Quraisy sekalian, sungguh telah turun suatu perkataan yang indah
dan tidak ada bandingannya (pada Muhammad). Demi Tuharu dia bukan
seorang penyihir, dukury penyair, atau orang gila."
Pada saat Utbah bin Rabi'ah mendatangi Rasulullah ffi, beliau
melantunkan ayat Al-Qur'an di hadapannya.
(v? ,L.r;-r;;i^bry @,n;Si F')i'i ,l-F @;
Y # €jL\ *t09 6r{) ,@t&*u:;
1a6;3i-)t" @r;ff.u.;tit; i; 91,11*73 q"4 i,!''Ii_)rrt
cl c1t"F O'r# Cr" ;;.t 4+ 4:I
p G)'o;* ct,,w e# q'n, r;,
KXtt rJl 'it :-+)r,rr4;,i3\S iit,l*!t,-d1 ,)t, b;.- t I t c
fl ilu,Ji t;* I ;.{i @'efi, ;:s';r'i:;ii
Kesempurnaan Prlbadl Nabl Muhammad
"L{
drr$i i#'t i;v,,,$i 3! g'ay l r}*
,. t1,. LJ
6z6!\ ,'rq -!\:J,3a:ii-,{_
@%it
**';1$O e;a1'fr
c e5, t1';,4 6l crruli +i a.:r\irni ,ts
z -r. z -7 t,'rrLl.4l
ru?\\ar
F|f e F:i3 vr
Vi ,r"t'X) q
'{y.f,';A1-1^;13i
ew,'rni q4):st 4.+J WF
Jttu L'a,',e't pi dt. &'fii'?
a?r* €r'.i:2r$ t*\Ut3 t3f ")1
1*4,;3)i;ai s:i:"w;i
^*rxi'J,illr:.',zt;F @ ;ei ,iiry !u;i"ti:;t
[r r- r :*r"il @ t;'J tG z3.L',P +{*
"Haa Miim. Diturunkan dariTuhnnYang Maha Pemurahlagi Maha Penyayang.
Kitabyang dijelasknn ayat-ayatnya,yalotibacaan dalambahnsa Arab, untuklaum
yang mengetahui. Y ang membawa beita gembira dan yang membawa peingatan,
tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya), maka mereka tidak mau
mendengarkan. Mereka berkata, "Hati kami berada dalnm tutupan (yang
menutupi) apa yang knmu seru knmi kepadanya, di telinga knmi ada sumbatan,
dan di antara knmi dan kamu ada dinding penghalang, maka belcerjalah kamu,
sesungguhnya knmi bekerja (pula)." Kntaknnlah, "Bahwasanya aku hanyalah
seor ang manusin sepertimu, diw ahyukan kepadaku bahwa T uhanmu adalah T uhan
Yang Maha Esa, makn tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan
mohonlah ampun kepada-Nya. Dan celaka besar bagi orang-orang yang
mempersekutukan-Nya. Yaitu orang-orang yang tidak menunaiknn zakat dan
merekn tidakpercnya akan adanya kehidupan akhirat. Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, mereka mendapat pahala yang
tidak ada putus-putusnya." Kntakanlah, " Sesungguhnya patutkah knmu ingkar
kepada Yang menciptakan bumi dalam dua hari dan (patutkah) kamu
menyekutuknn-Nya? Y ang bersifat demikian itulah Tuhan semesta alam." Dan
dia menciptaknn di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberknhinya. Dia menentuknn padanya kadar makanan-maknnan untuk
penghuninya dalamempathari. Penjelasan itu sebagai jawabanbagi orang-orang
yang bertanya. Kemudian Dia menuju langit yang saat itu masih merupakan
Kesempurnaan Prtbadl Nabl Muhammad
At_-wA
asap. Dia berknta kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kalian berdua untuk
menaati perintah-Ku dengan sukn hnti atau terpaksa." Keduanya menjawab,
"Knmi datang dengan sukn hati." Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam
duahari. Dan Dia mewahyuknn pada tiap-tiap langit urusannya (masing-masing).
Dan Kamihiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan
Knmi memelihara itu semua dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang
Maha P erknsa lagi Maha Mengetahui." I ika merekn berpaling, maka kntaknnlah,
" Aku telah memperingatknn kamu dengan petir..." (Fushshilat: l-13),
Pada bacaan inilah, Utbah langsung menutup mulut (Rasulullah). Ia
meminta atas nama hubungan kekerabatan kepada Nabi ,ffi agar
menghentikan bacaan tersebut. "Saya takut adzab itu turun pada kaliary" kata
Utbah pada teman-temannya.
Setelah mereka kehabisan akal danbingung saat Al-Qur'an dibacakan,
mereka termenung, diam, dan terkesima. Tiba-tiba datang ayat untuk
melemahkan nyali mereka. Ayat tersebut menantang mereka untuk membuat
ayat-ay at semisal Al-Qur'an. Allah berfirman,
"Buatlah satu surat saja yang semisal Al-Qur'an!" (A1-Baqarah:23).
Kemudian Allah berf irmary
[rt:;;,:r] @1],7: Jrir&d uF
"Maka jikn knmu tidak dapat membuatnya dan pasti knmu tidak a*an aapot
membuat ny a. " (Al-B aqar ahz 241
Sudah menjadi kelazimary bahwa jiwa-jiwa yang engganmenerima, jika
diserang dengan tantangan seperti itu, maka tenfu mereka akan semakin
meningkatkan usaha perlawanannya.
saat mereka bermaksud untuk mengadakan konfrontasi dan
peperangan secara fisik, baik dengan melakukan penawanan maupun
perampasan, hal itu justru menunjukkan atas kelemahan mereka untuk
menandingi Al-Qur'an. Padahal mereka dikenal sebagai gudangnya para
pujangga yang ahli dalam bidang keindahan bahasa dan retorika. Sementara
bahasa Al-Qur'an sendiri termasuk rumpun bahasa mereka, yaitu bahasa Arab.
Suatu saat, tampillah seorang tokoh pujangga di kalangan mereka untuk
mendemonstrasikan kebolehannya. Ia ingin menandingi surat-surat pendek
dalam Al-Qur'an. Karena, menurutnya, pemaparan dengan redaksional yang
panjang menjadikan keindahan bahasa melampaui batas yang wajar.
Kesempurnaan Prlbadi Nabt Muhammad @
Untuk menandingi keindahan Surat Al-Fil, ia berkata,
Ui d ,,Vt tr':)tt\i tti ,yi
t tor'-i ,.2, 1. c
.J#J l+_r jB .-,
'Gajah, tahuknh kamu apa itu gajah? Ia memiliki ekor yang pendek dan belalai
yang panjang. Itu semua sungguh kecil bagi Tuhan kita untuk menciptaknnnya."
Kemudian dia berkata,
.,,'oi. ..i ...'.o/ .o9.to'-! . o..o | .l.t c
:il;Lt):At €3$i ,;rli € e,f* e4:1 L+U'd *r;lt,t, i:* kir v1Pt e
"Wahai kodok, kamu dapat menjinakkan dua kodok dengan membersihkan
sarangnya. Kamu yang paling atas ada di air dan kamu yang paling bawah ada
di dalam tanah. Tidak ada air yang kamu kotori dan tidak ada air minum yang
knmuhalangi."
Dia juga berkata,
.'6i cl '4x ir';it3, ,-t.tl*:,st
"Di antara hal-hal yang aneh yaitu seekor domba berwarna hitam
mengeluarknn air susu yang berwarna putih."
Dari penuturannya di atas, tampaklah sejauh mana tingkat keindahan
bahasa mereka. ]ika mereka diam, tidak melayani tantangan Allah untuk
membuat semisal Al-Qur'an, tentu itu lebih baik bagi mereka. Karena
dengannya, kelemahan mereka tidak kelihatan.
Di antara orang yang hatinya telah tertutup adalah Abul 'Ala Al-Ma'arri.
Ia menyusun dan mengumpulkan kalimat-kalimat yang ia namakan dengan
"Al-Fushul wal Ghayat". Dengan karyanya ini, ia mengira dapat menandingi
keindahan bahasa dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Padahal, setelah saya melihat
redaksional dari susunan kalimat tersebut, saya menyimpulkan bahwa
bahasanya sangat buruk dan dingi+ tidak mengandung estetika dan retorika
sedikit pun.
Abul 'Ala menyesuaikan setiap akhir kalimatnya dengan huruf muJam
(alfabet Arab). Dari huruf alif, misalnya, ia menulis, "Orang-orangyangbersepatu
dengan bersandar pada tongkat dahan akasia menempuh perjalanan dengan tertatih-
Kesempurnaan Prtbadt Nabl Muhammad
u) o, ,,t;* i*';:,h.:
U)
dapat
tatih dikegelapan. Saat itu, cahnya rembulan dan mataharibersembunyi diperaduannya.
Ia dengan tenang meninggalkan mereka yang lemas dan haus terdampar di tanah
sahara. Tanah itu dikelilingi srigala dan ular berbisa yang siap memangsa pangkal
paha. Air susu pun menjadi tertahan frarenanya. Karena tempat hewnn pemangsa itu
lebih rendah dari tanah sahara."
Tulisannya ini sama sekali dingin dan tidak ada keindahan bahasa
sedikit pun.
Ibnu Aqil menuturkan, seorang pakar ilmu nahwu (ilmu gramatika bahasa
Arab) Abu Muhammad bin Muslim menceritakan pada saya, "Pada saat
kami menguraikan kemukjizatan bahasa Al-Qur'ary ada seorang syekh yang
sangat dimuliakan karena keluasan ilmunya. Menurutnya/ orang-orang yang
berilmu tinggi tidak akanbisa dikalahkan oleh Al-Qur'an.
Selanjutnya, ia masuk ke ruangan pribadinya sambil membawa secarik
kertas dan tintanya. Ia berjanji akan memanggil para penduduk bahwa ia
mampu menandingi bahasa AI-Qur'an dalam tempo tiga hari.
Setelah masa yang dijanjikan itu tiba, seorang dari penduduk masuk ke
ruangan syekh tersebut. Ia menemukan syekh itu bersandar lemas, sama sekali
tidak mampu menuliskan apa yang ada dibenaknya untuk menandingi Al-
Qur'an."
**rF
Al-Murtadha Al-Alawi pemah menuturkan bahwa AllahTa'ala sengaja
menumbuhkan keinginan bagi orang-orang Arab untuk menulis karya yang
bisa menandingi Al-Qur'an. Dan ternyata, mereka semuanya bertekuk lutut,
tidak ada seorang pun yang mamPu untuk menyamainya.
Menurut Ibnu Aqil, hal tersebut menunjukkan bahwa orang-orang Arab
memiliki kemampuan untuk menulis karya sastra yang indah. Meskipun
pada hakekatnya kemampuan mereka itu berubah menjadi kelemahan yang
mereka rasakan. Pada hakekatnya, Al-Qur'an sendiri dalam kandungan isinya,
melarang keras untuk membuat karya yang seruPa dengan Al-Qur'an. Hal ini
dikarenakan keutamaan dan semantik Al-Qur'an yang sangat tinggi dan agung.
Jika dibuat-buat, maka keagungan itu akanberkurang.
Pendapat ulama yang mengatakan bahwa Allah memberi nyali pada
orang-orang Arab untuk menyamai Al-Qur'an, maka itu harus dipahami lebih
lanjut. Sebenamya, pendapat tersebut sama dengan pendapat ulama yang
Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
mengatakan bahwa pandangan orang-orang yang hadir saat Musa
mendemonstrasikan tongkatnya di depan para penyihir, mereka melihat
dengan mata kepala mereka bahwa tongkat itu berubah menjadi ular yang
besar. Padahal, pada hakekatnya, pandangan mata mereka telah terbalik.
Menurut hemat Ibnu 'Aqil, menantang orang yang sudah dikendalikan
(diketahui ketidakberdayaannya) merupakan suatu hal yang tidak elegan.
Karena hal itu sama juga dengan menantang lomba berbahasa Arab pada
orang yang tidak bisa berbahasa Arab.
Adapun saya sendiri (Ibnul ]auzy) berpendapat, bahwa orang-orang Arab
yang diberi nyali untuk menandingi Al-Qur'an, tiada lain dimaksudkan agar
mereka, setelah mencobanya, menyadari bahwa Al-Qur'an adalah sebuah
mu'jizat yang agung. Sekaligus bertujuan untuk mengukur sejauh mana nilai
kesusasteraan Arab saat itu. Apakah ada di antaranya yang mirip dengan Al-
Qur'an atau tidak ada sama sekali.
{.**
Sisi kemukjizatan Al-Qur'an yang ketiga adalah dilihat dari isi
kandungannya. Al-Qur'an memuat berita dan kisah kaum-kaum terdahulu
dan sejarah perjalanan hidup para nabi yang dikenal luas oleh kalangan Ahli
Kitab. Pembawa kabamya sendiri (yaitu Rasulullah) adalah orang yang buta
huruf, tidak bisa menulis dan membaca. Ia tidak pemah berguru pada tukang
dongeng atau para dukun. Sementara orang-orang Arab yang pandai membaca,
menulis, dan berguru pada tukang dongeng, tidak ada safu pun dari mereka
yang pernah mengetahui sebelumnya cerita-cerita yang disampaikan oleh Al-
Qur'an.
Keempat, AlQur'an menginformasikan hal-hal yang ghaib dan peristiwa-
peristwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan
atas kebenaran Al-Qur'an. Sebab semua yang diprediksikannya ternyata
memang terjadi pada masa-masa berikutnya. Misalnya Allah berf irm arr, " Maka
inginilah kematianmu." Kemudian Dia berfirman pada ayat berikuttya, "Dan
sekali-knli mereka tidak aknn mengingini kematian itu selama-lamanya." (Al-Baqarah:
94-es)
Contoh lainnya, Allah berfirmart, "Buatlah satu surat saja yang semisal Al-
Qur' an." Kemudian Dia berfirman pada ayat berikutnya, " Dan pasti kamu tidak
aknn dapat membuatnya. " (Al-Baqar ah:23-24)
Kesempurnaan Pribadi Nabl Muhammad
Allah berfirman, "Katakanlah kepada orang-orang knfir, "Kamu pasti akan
dikalahkan(diduniaini)." (Ahlmran:L2).Dankenyataannya/merekadikalahkan
oleh umat Islam.
Allah berfirman, "Sungguh kalian pasti akan memnsuki Masjidil llaram,
insya Allah dalamkeadaan aman." (Al-Fath:27). Nyatanya, pada Fathu Makkah,
kaum muslimin dapat memasuki Makkah dengan aman.
Firman Allah yang ditujukan pada Abu Lahab, 'Kelak dia akan masukke
dalam api yang bergejolak." (Al-Lahab:3). Ayat ini menunjukkan bahwa Abu
Lahab dan istrinya akan mati dalam keadaan kafir. Itu