Induk agama Islam 16

 .


! "Y "Kese-

lamatan hati dan lidah mereka terhadap para sahabat Rasulullah

ffi." Penulis tidak berkata, "Dan perbuatan mereka." Karena per-

buatan tidak mungkin dilakukan setelah kematian para sahabat.

Kalaupun ada seseorang yang membongkar kubur mereka dan

*"rrg"lrurkan jasad mereka, hal itu tidak menyakiti dan memba-

hayalan mereka, akan tetapi yang mungkin dilakukan terhadap

mereka setelah kematian mereka yaitu  aPa yang ada di dalam

hati dan apa yang diucapkan dengan lisan.

Di antara prinsip Ahlus sunnah wal Jama'ah yaitu  kesela-

matan hati mereka dan lidah mereka terhadap sahabat Rasulullah

&. Keselamatan hati dari kebencian, kemarahan dan iri hati dan

keselamatan lidah mereka dari segala ucapan yarlg tidak layak

dengan kedudukan mereka.

Hati Ahlus sunnah wal Jama'ah bersih dari semua itu, ia penuh

dengan kecintaan, penghormatan dan penghargaan kepada saha-

bat Nabi ffi sesuai dengan kedudukan mereka'

Mereka mencintai sahabat Nabi ffi dan mengutamakan me-

reka di atas seluruh manusia, karena mencintai mereka termasuk

mencintai Rasulullah M, dan mencintai Rasulullah & termasuk

mencintai Allah. Lidah mereka juga bersih dari hinaan, celaan,

laknat, pemberian gelar fasik, kafir, dan lain-lain yang dilontarkan

oleh ahii bid'ah. Jika hati mereka bersih dari semua itu, berarti ia

sarat dengan pujian, doa ridha dan rahmat kepada mereka, serta

istighfar a1n tiin-lain. Hal itu karena perkara-perkara berikut ini:

Pertama, mereka yaitu  generasi terbaik di seluruh umat, se-

bagaimana secara jelas dinyatakan oleh Rasulullah ffi,

G)t F,€.9 ,ygt F

" sebaik-baik manusia yaitu  generasiku, kemudian oranS-oran*

sesudnh mereka, kemudian oranS-orang sesudah mereka'"l

Kedua, mereka yaitu  perantara antara Rasulullah *5 dengan

e*Grt F'&*

t Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Fadha'il ash-Shahabah, dan Muslim, Kitab yang sama'

umatnya, dari merekalah umat menerima syariat.

Ketiga, jasa penaklukan yang besar lagi luas melalui tangan-

tangan mereka.

Keempat, mereka menebarkan kemuliaan di kalangan umat:

Kejujuran, nasihat, akhlak, dan adab yang tidak bisa ditemukan

pada selain mereka. Hal ini tidak diketahui oleh orang yang mem-

baca tentang mereka dari balik tembok, bahkan hal ini tidak dike-

tahui kecuali oleh orang yang hidup dalam sejarah mereka dan

mengenal keutamaan-keutamaan, jasa-jasa, pengorbanan-pengor-

banan, dan ketaatan mereka kepada Allah dan RasulNya ffi.

Kami menjadikan Allah il$ sebagai saksi atas kecintaan kami

kepada mereka dan memuji mereka dengan lisan kami sesuai de-

ngan yang berhak mereka dapatkan. Kami berlepas diri dari dua

jalan: jalan orang-orang Rafidhah (syi'ah) yang mencaci sahabat

dan berlebih-lebihan terhadap Ahlul Bait dan dari jalan orang-orang

Nawashib yang membenci Ahlul Bait. Menurut kami Ahlul Bait

-jika dia termasuk sahabat- memiliki tiga hak: hak sahabat, hak

iman dan hak kekerabatan dari Rasulullah ffi.

Ucapan penulis *#.bt ,y-t', it;-b\. "Terhadap para sahabat

Rasulullah ffi". Telah dijelaskan bahwa sahabat yaitu  orang ya.r:.g

bertemu Rasulullah ffi, beriman kepadanya dan wafat di atas iman.

Dinamakan sahabat, karena jika dia bertemu Rasulullah ffi dalam

keadaan beriman kepadanya, maka dia telah berikrar mengikuti-

nya. Ini salah satu keistimewaan persahabatan dengan Rasulullah

ffi. Adapun selain Rasulullah #, maka seseorang belum dianggap

sahabat sebelum dia bergaul dengannya dalam waktu yang pan-

jang yang karenanya dia berhak disebut sahabat.

[3]. Penulis berdalil untuk sikap Ahlus Sunnah wal Jama'ah

dengan ucapannya,l)g fY ,i . itt ;1;*11i3 "sebagaimana Allah

menyifati mereka di dalam FirmanNya dI$",

6ji e:;\; 13 *\ c5 <,j;i_ C+-;b $: <r56y

( @'{,3;{ g;ie:\ ;;6)Ir.fuqfi a i+7 ;e-it" $*"

"DAn orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan

Anshar), merekn berdoa, 'Ya Rabb l<ami, bei ampunlah kami dan ssudara-

saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah

Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap oranS-oran9

yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Mnha Penyantun

lagi Mahn Penyayang'." (Al-Hasyr: 10).

Ayat ini hadir sesudah dua ayat sebelumnya, yaita Firman

Allah ffi,

Gi6b'oi:{.;4. ,;113 €*.: c6 Aii tsdsi i1^-Y

{ @'oi\t;i I $i?l;;'fi (''));'' (fri 

^i"(luga) bagi orang fakir yang berhiirah yang diusir dai kampung

lnlnman dan dai harta bend^a mereka (knrena) mencai knrunia dai Allnh

dan keidhaanNya dan merekn menolong Allah dan RasulNya. Merekn

itulah orang-orfing yang benar," (Al-Hasyr: 8),

Para penghulu orang-orang Muhajirin itu yaitu  Abu Bakar,

I-Imar, Utsman dan Ali *0.

FirmanNy a, {Vli ii'l'ii;t'ri-}. " Mencari knrultia dai Allah

dnn kei dlunnN y a," mengandung keiknlasan niat. 4 iitl6'7i i'i6;b

,,Merekn menolong Allah dan RasulNyn," merupakan realisasi perbuat-

ut . { 3}};;i'iryi$ "Merekn itulah oranS-orang yang benar'" Maksud-

,,yu,'-ur"ka tidak melakukan itu karena riya dan sum'nh, akan

tetapi dari niat yang benar.

Kemudian Allah berfirman tentang orang-orang Anshar,

,-ti,'4.J; AI;6 g'o$- ry,t'c*1it 5\1i ;:i5 t-5i5\

{UG b 5( J; a:a ;S; 6:?:ij'GJw11Y s2:!t

"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah

beriman (Anshnr) sebelum (kedatangan) mereka (Muhniirin), merekn

(Anshnr) ,mencintni' orang yang berhijrnh kepada mereka (Muhnjiin).

Dan mereka (Anslur) tiada mennruh keinginan dnlnm hati mereka ter'

ludap npa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dnn mereka

mengutamaknn (orang-orang Muhaiiin), ntas diri mereka sendii, sekali-

pun mereka memerlukan (apa yang merekabeikan itu)." (Al-Hasyr: 9).

Allah menyifati mereka dengan tiga sifaf

4 dt;S J 'o;ifi " Mereka (Anshar) ' mencintai' orang yang ber-

hij r ah iii, a dn me reka (tvtrlroi irin ) .' ('t;,J 

-g'tAv p2:1:. e i'."*1 {ifi " D an

mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap

apa-npa yang dibeiknn kepada mereka (Muhajinn).' J; i-r;,f iF <rt jjb

4'4C ;o1("Dan ntereka mengutamnkan (orang-orang Muhajiin), atis

dii merekn sendii, sekalipun merekn memerluknn (apa yang mereka bei-

kan itu)."

Kemudian Allah berfirman setelah itu,

<rii ej;t;6 *ieJ 1j;i-e-,b riv <r56y

{ @ F 3)1.: ifs:\}tr;'u;t:-fue-fi c t-4 7 iqr), r, $6

"Dan orang-ornng ynng datang sesudnh mereka (Muhnjirin dan

Anslur), merekn berdoa, 'Ya Rabb knmi, bei ampunlah kami dan saudara-

snudara knmi yang telah beiman lebih dulu dai kami, dnn janganlah

Engkau membiarknn kedengkian dalam hati kami terludap orang-orang

yang beiman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyanfun

lagt Mahn Penyayang'." (Al-Hasyr: 10).

Mereka itu yaitu  (tabi'in) orang-orang yang mengikuti para

sahabat dengan baik dan para pengikut mereka sampai Hari Kiamat.

Mereka telah memuji para sahabat dengan menganggap mereka

sebagai saudara, dan bahwa mereka (para sahabat) mendahului

mereka dalam hal iman, mereka memohon kepada Allah agar

tidak menjadikan kebencian di hati mereka kepada para sahabat.

Siapa pun yang menyelisihi dalam hal ini, mencela mereka dan

tidak mengakui hak mereka, maka dia bukan termasuk orang-orang

di mana Allah berfirman tentang mereka, 5jfi- Cy b ;:V O.flVY

4 q;\; \1! ;-)\ V5 " D an ornng-orang y ang da tan g x sudah mereka (Muhit-

jirin dan Anshnr), mereka berdoa, 'Ya Rabb kami, bei ampunlah kami

dan saudnra-saudnra kami' ."

Ketika Aisyah ditanya tentang suatu kaum yang mencaci sa-

habat, dia menjawab, "Janganlah heran, mereka (para sahabat) ada-

lah suatu kaum di mana amal mereka terhenti dengan kematian,

maka Allah ingin mengalirkan pahala untuk mereka setelah mereka

mati."

FirmanNy a, {\ iir; ir-)$- i.- qfr a,V I ib " D an j anganlah Engkau

membiarkan kedengkiin dalam hati kami terhadap oranS-orang yang be-r-

iman," Dan tidak dikatakan, "TerhadaP orang-orang yang menda-

hului kami dalam urusan iman." Supaya hal tersebut mencakup

orang-orang yang telah mendahului dan yang datang sesudahnya

sampai Hari Kiamat'

{';bl3digi* "Ya Rnbb kami, sesungguhnyn Engknu Mahn

rrryr)iui lngi Mahla penyayang.,' Karena kasih sayang dan kemu-

rahinMu, kami memohon ampun untuk diri kami dan untuk sau-

dara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan keimanan'

l4t. wv "Menaati" diikutkan (ma'thufl kepada ucapannya

L.J-: ,'keselamatan" yakni di antara prinsip Ahlus sururah wal Jama-

'ah yaitu  menaati Nabi... dan seterusnya'

[5]. Sabda beliau M,, tit { "}anganlah mencela"' i3i "Men-

cula" yakni menjelek-jelekkan dan mengungkit aib, jika hal itu di-

lakukan di belakang orangnya, maka ia yaitu  ghibnh'

[6]. g1t^-.ai "Pata sahabatku" yakni orang-orangytrtg menyer-

tainya. p"fiunuUutan dengan Nabi ffi jelas berbeda: ada persaha-

batan lama sebelum Fathu Mtkkah, dan ada persahabatan baru se-

telah Fntlu Mnkkah.

Rasulullah ffi berbicara kepada Khalid bin al-Walid ketika

terjadi peselisihan antara dirinyi dengan Abdurrahman bin Auf

t"rrtur',g Bani Jad'zimah, maka Nabi ffi bersabda kepada Khalid'

,.u*>\'k I "Jnngan mencela sahnbatku'" Dan yang harus diperhati-

kan yaitu  keumuman lafazh.

Tanpa ragu Abdurrahman bin Auf dan orang-orang yang

seangkatin derigannya lebih utama daripada Khalid bin al-Walid

dari fegi masuk-Islam yang_ lebih dahulu daripada di1, oleh karena

itu Naii ffi bersabd u, ni\t#i "Jnngnn menceln salubatku'" Sabda-

nya ini tertuju kepada i(nafa dan orang-orang sepertinya'

JikainiuntukKhaliddanorang-orangyangsemisatnya,lalu

bagaimana halnya dengan orang-orang yang datang sesudah me-

reka?

I7!. t*,? 4lti "Demi Dzat yangjiwaku ada di Tangan-

Nya."-Nabi idUe*rmpah, meski beliau yaitu  orang yang jujur

dan baik walaupun tanpa bersumpah.

'u ;,L V ,Vi>

t. +ri & J1:i €oi'"ri i

"ti i,r+i *i b J1:i

"Senndninyn salnh seorang dari kalian menginfakknn emfis seperti

gunung Ulrud, makn ia tetnp tidak menandingi satu mud bnhknn sete-

ngnlmya ynng diinfnkkan oleh salnh seorang dnri rnerekn,"l

t8]. .r-1 "IJhud": gunung besar yang terkenal di Madinah.

[9]. ,lit "Mud", seperempat sha' .

[1O]. '+*ii "Bahkan setengahnya". Sebagian ulama berpen-

dapat, maksudnya infak berupa makanan, karena yang diukur

dengan nrud dan setengah mud yaitu  makanan, adapun emas,

maka ia ditimbang. Sebagian yang lain berpendapat, maksudnya

yaitu  infak emas dengan dalil konteks hadits tersebut, karena

Nabi *iE bersabda,

fci

. "Seandninya salnh seorang dni kalinn menginfakknn emas seperti

gunung Uhud mnkn ia tetnp tidnk menandingi satu ntud bnltknn setengnh-

nyn yang diinfakknn oleh snlah seorang dni merekn," yakni berupa emas.

Yang jelas, kalau kita katakan berupa makanan, maka (bisa

saja) ia berupa makanan, kalau kita katakan berupa emas, maka

(bisa saja) ia berupa emas. Dan satu mud atau setengahnya diban-

dingkan dengan gunung Uhud sama sekali tidak ada apa-apanya.

Apabila ada seseorang berinfak emas seperti Uhud, maka

nilainya tidak menandingi satu mud atau setengahnya yang diin-

fakkan oleh sahabat, padahal infaknya sama, pemberinya sama,

dan yang diberi juga sama, mereka sama-sama manusia, akan tetapi

manusia tidaklah sama, para sahabat & itu memiliki keutamaan,

kelebihan, keikhlasan dan ketaatan yang tidak dimiliki oleh selain

mereka. Keikhlasan mereka besar, ketaatan mereka kuat, maka

mereka mengungguli siapa pun dari selain mereka dalam perkara

infak.

I Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Fadha'il ash-Shahabah; dan Muslim, Kitab Fadha'il ash-

Shahabah, Bab Tahrim Sabb ash-Shahabah.

ffi ffi

Larangan dalam hadits di atas menunjukkan pengharaman.

Tidak halaibagi siapa pun mencela sahabat secara umum, tidak

pula mencela silah satu dari mereka secara khusus. Jika ada yang

mencela mereka secara umum maka dia telah kafit, bahkan tidak

ada keraguan akan kekufuran orang yang meragukan kekufuran-

nya. Adfiun jika ada yang mencela secara khusus, maka pendo-

,orrgrryu iit"titi terlebih dahulu; karena bisa Jadi dia mencela karena

uluJu" bentuk tubuh atau perilaku akhlak atau agama, masing-

masing memiliki hukumnYa'

o@@

[1J. Ucapan Penulis, o#:

Sunnah wal Jama'ah.

"Mereka menerima" Yakni, Ahlus

[2J. Ucapan penulis , &tv; frtt;.t U '1-l;.iri ig1 it'5)t )'"V v

"Keutamaan-keutamaan dan tingicatan-tingkatan mereka yang

disebutkan al-Qur'an, Sunnah, dan ijma""

"'@,j3 &;t;;i Lr+i V iji./r:!l ,r\ v"'riiJ

a -b 5's;3v..At * fi *t,y b Ji\ t oj:ai.'

o*9.:

,fiv

.t"rua;\it .*"'Gr@l J't& l",1,o3 t4 b di

rtw\ *t-*: *U ex Vs'r )q #\itt a,r 3t

.,"#,tPfr

Mereka(l) menerima keutamaan-keutamaan dan tingkatan-ting-

katan mereka yang disebutkan al-Qur'an, sunnah, dan iima'(z).

Mereka mengunggulkan sahabat yang berinfak dan berperang

sebelum Fati,y"f."i perianjian damai Hudaibiyah atas sahabat

yang berinfak dan beiperang sesudahnya(a). Mereka mendahu-

lukan orang-orang luuna;irinlrl di atas orang-orang Anshar.(s)

Mereka berihan bahwa Allah telah berfirman kepada ahli Badar

yang berjumlah tiga ratus sekian belas orang, "Lakukanlah apa

t^irkalian inginkan, karena sungguh Aku telah mengampuni

ft1llan.'r(6)

;.uz;St "keutamaan-keutamaan" yaitu  benhrk iamak dari kata

4i r\r, yaitu apa yang dengannya seseor.rng mengungguli orang lain

dan ia dianggap sebagai kebanggaan baginya.

:-;t -At yaitu Lt+'r3-st " tingkatan-tingka tan ", karena p ara sahabat

itu bertingkat-tingkat sebagaimana yang akan disebutkan oleh

penulis.

Keutamaan-keutamaan dan tingkatan-tingkatan para sahabat

Nabi diterima oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Sebagai contoh, Ahlus Sunnah menerima (mempercayai) ba-

nyaknya shalat atau sedekah atau Puasa atau haji atau jihad atau

keutamaan-keutamaan lain dari mereka.

Mereka menerima -misalnya- keutamaan Abu Bakar & yang

hadir kepada Nabi ffi dengan seluruh hartanyal pada saat Nabi &

menganjurkan para sahabat untuk ber-sedekah. Ini yaitu  keuta-

maan.

Mereka menerima keterangan yang ada di dalam al-Qur'an

dan Sunnah bahwa Abu Bakarlah seorang yang menemani Rasu-

lullah & dalam hijrah ketika di goa.

Mereka menerima sabda Nabi ffi tentang Abu Bakar,

;1 ^*-zJ lV e cb dgt;ri U

"sesunggultnya orang yang paling banynk jasanya terhndapku

lnru hnrta dan persnltnbatnnnya adnlah Abu Baknr."2

Begitu pula keterangan-keter,Lngiu:t tentang keutamaan IJmar,

Utsman, Ali dan sahabat-sahabat r.4r, yang lain. Semua itu diterima

oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Begitu pula dengan tingkatan-tingkatan, Ahlus Sunnah wal

Jama'ah menerima keterangan tentang tingkatan-tingkatan derajat

mereka. Derajat tertinggi umat ini diraih oleh Khulafa' Rasyidin,

yang tertinggi dari mereka yaitu  Abu Bakar, kemudian Umar,

kemudian Utsman, kemudian Ali, sebagaimana yang akan disebut-

t Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 1678; dan at-Tirmidzi, no. 3675, dia berkata, "HadiE

hasan shahih."

2 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Manaqib al-Anshar, Bab Hijrah an-Nabi {E; dan Muslim,

Kitab Fadha' il ash-Shahabah.

a

,J!

da-

kan oleh penulis.

[5]. Ucapan penulis , ,]siryi4j' i* *tclleJ+ :y,fii U;tit&:

ilvi q b ,Pl U * "Mereka mengunggulkah sahabat yang ber-

infak dan berperang sebelamFath,yakni perianiian damai Hudai-

biyah atas sahabat yang berinfak dan berperang sesudahnya."

Dalilnya yaitu  Firman Allah.ltS,

. .'i? . - lzzz

,st-Al 4 a>;>

{'6:ir(,;i 3;r tq\lu; 3;,'n\i;\

"Tidnk snmn di nntnra karnu orang yang mennftahkan Qurtanya)

dnn berpernng sebelum pennklukan (Makknh). Mereka lebih tinggt dern-

jntnya dnipndn orflng-orang yang menafknhknn Qurtanya) dnn berperang

sesudah itu. Allah menjanjikan l<epadn masing-masing merekn @nlasan)

ynng lebih bnik.' (Al-Hadid: 10).

Para sahabat yang berinfak dan berperang sebelum perdamai-

an Hudaibiyah lebih afdlul daripada orang-orang yang berinfak

dan berperang setelahnya. Perdamaian Hudai-biyah terjadi pada

bulan Dzulqa'dah tahun enam hijriyah. Orang-orang yang masuk

Islam, berinfak dan berperang sebelum itu yaitu  lebih utama dari-

pada orang-orang yang berinfak dan berperang sesudahnya.

Kalau ada yang bertanya: Bagaimana kita mengetahui itu?

]awab: Yang demikian itu dapat diketahui melalui sejarah

keislaman mereka, kita merujuk kepada al-lshnbah fi Tnmyiz ash-

Shnlmbnh milik Ibnu Hajar, atau nl-lsti'nb fi Mn'rifnh nl-Ashlub milik

Ibnul Bar, atau buku-buku lainnya tentang sahabat &; dari sana

dapat diketahui sahabat ini masuk Islam sebelum atau sesudah-

nya.

Ucapan penulis -#.At * tt "Ia yaitu  perdamaian Hudai-

biyah". Ini yaitu  salah satu pendapat dari dua pendapat tentang

ayat ini, dan inilah yang benar. Dalilnya yaitu  kisah antara Abdur-

rahman bin Auf dengan Khalid dan ucapan al-Barra btn Azib, "Kalian

menganggap Fnth yaitu  Fatlu Makkth, memang Fathu Mnkknh ada-

lah sebuah Fath, sementara kami menganggap bahwa Fnth yaitu 

Bni,at Ridlnunn pada Hari Hudaibiyah." Diriwayatkan oleh al-Bu-

dr,#,r.,*1 1L"#\y2 4'.e72 z-

eliljl J.,_r

khari.l

Ada yang berkata: yang dimaksud dengan Fath yaitu  Fathu

Mnkkah dan ini yaitu  pendapat kebanyakan ahli tafsir.

[4]. Mul'rajirin yaitu  orang-orang yang hijrah ke Madinah

pada zaman Nabi ffi sebelum Fatlru Mnkkah.

[5]. Ansllar yaitu  penduduk Madinah di mana Nabi ffi ber-

hijrah kepada mereka.

Ahlus Sunnah wal Jama'ah mendahulukan Muhajirin di atas

Anshar, karena kaum Muhajirin telah melakukan dua hal besar,

yaitu hijrah dan pertolongan (nushrah) terhadap Rasulullah Sr,

sementara kaum Anshar hanya melakukannusfuah saia.

Muhajirin meninggalkan keluarga dan harta mereka serta tanah

kelahiran mereka, mereka pindah ke bumi yang asing, semua itu

yaitu  hijrah kepada Allah dan RasulNya demi menolong Allah

dan RasulNya.

Adapun Anshar, maka Nabi ffi mendatangi mereka di negeri

mereka, mereka menolong Nabi, tanpa ragu mereka melindungi

Nabi seperti mereka melindungi istri dan anak-anak mereka.

Dalil didahulukannya Muhajirin daripada Anshar yaitu 

Firman Allah dlS,

G *,\, ii::t:r l(iS,i t r ciAi i"t !'j*i 67r7riiy

{1Liii'i#xi

"Ornng-orang ynng terdnhulu lagt ynng ryrtamn-tnma (masuk lslnm)

dnri golongnn Mulujiin dnn Anshar dan orang-orang yang mengikuti

ruerekn dengnn bnik, Allah ridln kepada mereka dan merekn pun ridha

kepadn Allah," (At-Taubah: 100), ayat ini menyebut Muhajirin se-

belum Anshar. Dan FirmanNya eltS,

{l:.i'lr) <r#151') ,#i*'a <.( Jy

"sesungguhnya Allah telah meneima taubat Nabi, orang-orang

Mulmjiin dnn orang-orang Anshar." (At-Taubah: 1L7). Ayat ini men-

t Diriwayatkan ofeh al-Bukhari, Kitab abMaghazi, tub Ghazwah Hudaibiyah,

dahulukan Muhajirin.

Serta Firman Allah ult$ tentangfai,

{eir: €*-t c 6\ i$i';*ixt ;t'"\Y

" (luga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dai kampung

hnlaman dan dai harta benda mereka." (Al-Hasyr: 8)'

Kemudian Dia berfirman,

(4F"t'cb'iii 3\iri ;ii tiiSy

"Dnn ornng-ornng yang telah menempnti kota Mndinnh dan telalt

beirunn (Anshnr) sebelum Qcedatangan) mereka (Mulujiin)'" (Al-Hasyr:

e).

t6]. :{ #! ir; ar':t\;.t*l: "Mereka beriman bahwa Allah telah

berfirman'keirada ahli Badar." Derajat ahli Badar yaitu  derajat sa-

habat tertinggi.

Badar yaitu  tempat yang dikenal, terjadi padanya Perang

yang masyhur yang terjadi di Bulan Ramadhan tahun kedua hijri-

yah, harinya diberi nama oleh Allah tJtS dengan Ynumul Furqan

(hari pemisah antara yang haq dan yang batil)'

Penyebabnya yaitu  bahwasanya Nabi *& mendengar Abu

Sufyan kembali dari Syam ke Makkah dengan rombongan dagang-

nya, maka Nabi mengajak sahabat-sahabatnya untuk menghadang

kafilah dagang tersebut. Ajakan Nabi ini disambut oleh tiga ratus

clitambah belasan orang dengan tujuh puluh ekor unta dan dua

ekor kuda. Mereka berangkat dari Madinah tanpa maksud berpe-

rang, akan tetapi AUah S mempertemukan mereka dengan musuh

mereka dengan hikmahNya.

Ketika hal itu didengar oleh Abu Sufyan, bahwa Nabi & be-

rangkat untuk menghadang kafilah dagangnya, maka Abu Sufyan

mengambil jalan menyusuri pantai dan mengirimkan utusan kepada

penduduk Makkah memohon bantuan, maka penduduk Makkah

bersiap-siap, tidak ketinggalan para pembesar, pemimpin dan orang-

orang terhormat, mereka berangkat dalam keadaan seperti yang

dijelaskan oleh Allah,

{,f i,W & 1t':Ai4AI i6i: 6Ly

"Dengnn rnsn nngkuh dnn dengnn mnksud riya' kepada manusin

sertn ruenghnlnngi (ornng) dni jnlan Allah." (Al-Anfal: 47).

Di tengah perjalanan mereka mendapatkan berita baru bahwa

Abu Sufyan dan kafitah dagangnya telah selamat, maka mereka pun

berniat untuk kembali ke Makkah, hanya saja Abu Jahal berkata,

"Demi Allah, kita tidak akan pulang sebelum tiba di Badar, di sana

kita singgah, menyembelih unta, minum khamar, para penyanyi

mendendangkan nyanyian untuk kita, lalu orang-orang Arab men-

clengar apa yang kita lakukan dan mereka akan selalu merasa takut

kepada kita."

Ucapan yang menunjukkan keangkuhan, kesombongan, dan

bangga diri, akan tetapi -alhnmdulillnh- perkaranya terjadi sebalik-

nya dari apa yang dikatakannya, orang-orang Arab mendengar

kekalahan mereka yang sangat menyakitkan. Akibatnya harga diri

mereka merosot tajam di mata orang-orang Arab.

Mereka datang ke Badar, dua pasukan bertemu dan Allal'r eltS

mewahyukan kepad a para malaikat,

t2 24ot)-v U)

{@ 't1\3(L'P-$)L6V

"sesunggultnya Aku bersamn knmu, mnkn teguhknn (pendiinn)

ornng-ornng ynng telnh beiman. Kelak akan Aku jatuhkan rasn ketnkutan

ke dnlnru hnti ornng-orang kafir, maka penggallnh lcepala mereka dan pan-

cunglnh tinp-tinp ujung jni mereka. (Ketentuan) yang demikinn itu yaitu 

knrenn xsunggulmyn merela nrcnentnng Allah dnn RasulNyn; dnn barang-

siapn ntenentnng Allnh dan RasulNyn, makn sesungguhnya Allnh amat

kerns siksnnnNyn, Itulah Qukum dunia yang ditimpakan atasmu), maka

rnsnkanlnh ltukumnn itu. Sesungguhnyabagi orang-orang yang knfir itu

ndn (lngi) nzab neraka." (Al-Anfal:12-1'4).

'iit\ ,-;Gi

-za

ffi ,-6.ii irt\7>-

'it\ 59'r{-{;t

'rt;;, -;1i't;6 3;i @ 9G'JL i+\i,t| 63f'li 3;

Terjadilah perang antara dua kubu, alhamdulll/ah kekalahan

berpihak kepada orang-orang musyrik dan kemenangan yang nyata

berpihak kepada orang-orang Mukmin. Mereka membunuh tujuh

puluh orang musyrik dan menawan tujuh puluh dari mereka, di

antara yang terbunuh tersebut ada dua puluh empat orang dari

pembesar dan tokoh Makkah. Mereka diseret dan dilemparkan ke

sumur busuk lagi buruk di Badar.

Tiga hari setelah perang Nabi ffi mengendarai untanya, Nabi

berdiri memanggil nama mereka dan nama bapak mereka,

v u+r fr w td-rrs lnr p,ti {4i f 'A,,/$ ,j i), u

,br Jyti u- :tlta rw pK.: -a: v F+t M lo U.'t v:G3

ii " 9, q .; e$rs,jrll tgt C::i { ;u-*i b # v

&i4iqg;:u,

,'wnhni 

fulan bin fulnn, alnngknh bahngianya kalinn *kirnnya lalian

ruennnti Allnh dnn RasulNya. sungguh kami telnh mendnpatknn aPa yanS

dijnnjiknn Rnbb knmi kepnda kami sebagai lcebenaran. Apaknh kalian telah

nrendnpntknn npa yang dijnnjikan tulun knlian sebagni kebennrnn?u Me-

rekn (pnrn snlnbat) bertnnya, "Ya Rasulullah M,, apa gunnnyn berbicara

kepndn jnsnd yang tidnk bernyawn?' Nabi bersnbda, "Demi Dzat yang

jiiunkn berndn di TanganNya, knlinn tidaklebih mendengar npa yang nku

katnknn dnipada mereka ?"1

Nabi ffi berdiri di atas mereka sebagai penghinaan, celaan,

dan agar mereka benar-benar menyesal, dan sungguh mereka telah

mendipatkan janji Allah sebagai kebenaran. Allah rJtS berfirman,

{@ ,t3i3t1i'P-;{J6Y'i3'ii "?)t 

Y

,,ltulnh (hukum dunia yang ditimpakan atasmu), mnka rnsaknnlah

lrukuman itu. sesungguhnyn bagi orang-ornng ynng kafir itu nda Qngi)

nznb nernkn " (Al-Anfal: 14).

Mereka mendapatkan neraka seiak mereka mati dan mengeta-

I Diriwayatkan oleh al'8ukhari, Kitab al-Maghazi, fub Qatl Abi Jahl.

hui bahwa Rasulullah ffi yaitu  benar, akan tetapi bagaimana mung-

kin mereka dapat mengambil kebenaran itu dari tempat yang tak

terjangkau.

Ahli Badar yaitu  orang-orang di mana Allah mewujudkan

kemenangan yang nyata dan furqan (pembeda) melalui tangan-

tangan mereka, yang dengannya orang-orang Arab merasa segan

kepada Rasulullah ffi dan sahabat-sahabatnya, Mereka ini memiliki

kedudukan khusus di sisi Altah setelah kemenangan tersebut, Allah

berfirman kepada mereka,

€L* ,# u tl*,b\o '-a

I49

"Lnkuknn fipn ynng knlian mnu lakuknn knrena Aku telah mengnn't'

puni knlinn "l Dosa apa pun yang mereka lakukan akan diampuni

karena kebaikan besar iti yu.g Allah tlts karuniakan melalui tangan

mereka.

Hadits ini menunjukkan bahwa dosa apa Pun yang mereka

lakukan akan diampuni. Hadits ini juga mengandung berita gem-

bira bahwa mereka tidak akan mati di atas kekufuran, karena mereka

telah diampuni. Hal ini menuntut satu dari dua perkara:

Bahwa mereka tidak mungkin kafir setelah itu, atau kalaupun

salah satu dari mereka ditakdirkan kafir, maka dia akan diberi tau-

fik untuk taubat dan kembali kepada Islam.

Apa pun yang terjadi, ini yaitu  berita gembira besar bagi

mereka dan kita tidak mengetahui seorang pun dari mereka yang

kafir setelah itu.

ooo

,M- ,9t y, *i w ta';-!:ll ci.; 8u, 3ti;Sr .p.! {

Ae

a, !-l

t Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Jihad, Bab al-Jasuq, dan Muslim, no. 2494.

& tr-'rS il, e' e) i1 J.

(\) :ir

. 4J \-!

i t'. .o; ,.

t3 4t b Ft tltsS (l)

v,u: ,"';3A\3 ,t"ffi st Jy) '4 3# p il;, orr4^r-3

.elv*L)l;y ef3,(qu,itr i. d i

Bahwa tidak seorang pun masuk neraka dari orang-orang yang

berbai'at di bawah pohon sebagaimana hal itu dikabarkan oleh

Nabi ffi, Allah telah meridhai mereka dan mereka Pun ridha

kepada Allah, dan jumtah mereka seribu empat ratus lebihc).

Mereka juga memastikan (bersaksi akan masuk) surga bagi

siapa saja yang dijamin oleh Rasulullah ffi(2) sePerti sepuluh

orang sahabat(3) Tsabit bin Qais bin Syampae(r) dan sahabat-

sahabat yang lain.(s)

[1]. Ucapan penulis, i;-lt 'J; gu,'t;i {ilt #q V iile "Bahwa

tidak seorang pun masuk neraka dari orang-orang yang berbai'at

di bawah pohon." Mereka yaitu  para sahabat yang menyaksikan

(mengikuti) Bni' nt Ridlxuan.l

Penyebab bai'at ini yaitu  ketika Nabi ffi pergi ke Makkah

hendak umrah, beliau membawa ludyu (kurban sembelihan) dan

diiringi sahabat-sahabatnya yang berjumlah sekitar seribu empat

ratus orang, mereka hanya ingin umrah. Ketika mereka tiba di

Huclaibiyah, sebuah tempat dekat Makkah, -sekarang ia berada di

jalan menuju Jeddah, sebagian daerahnya masuk ke area tanah

halal dan sebagian lain masuk ke area tanah haram-, kaum musyri-

kin mengetahui hal itu, mereka menghalang-halangi Rasulullah *!i

dan sahabat-sahababrya, karena mereka merasa sebagai tuan rumah

dan pelindung Ka'bah,

{L;g\'t t ;iQJ iLl: dal rj\1 6iy

"Dnn nrcreka buknnlnh orang-ornng yfing berhnk ntengunsninyn,

ornng-ornng ynng berlmk mengunsni(nyn) hanyalnh ornng-orang ynng

bertnkton,,' (Al-Anfal: 34), maka terjadilah perundingan antara mereka

dengan Nabi &.

t Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Maghazi, tub Ghazwah al-Hudaibiyak dan Muslim, Kitab

Fadha' il ash-Shahabah.

ffi ffi

3 Wr/" d Ci^dah W **it/.iaah

Di perang ini Allah tJtF menunjukkan kepada NabiNya seba-

gian tanda-tanda kekuasaanNya yang menjadi indikator bahwa

akan lebih baik jika Rasulullah ffi dan para sahabat mengalah karena

ia mengandung kebaikan dan kemaslahatan, tanda tersebut yaitu 

menderumnya unta Rasulullah ffi dan menolak untuk berjalan sam-

pai mereka berkata, "Qaswa' mogok." Nabi membelanya,

.v^uL@bi

"Qnslt,n- tidak mogok, itu bukan tabiatnya, nlean tetapi ia dilrcnti-

knn oleh yang menghentiknn gajah.' Kemudinn Nabi bersabdn, "Demi Dzat

ynng jirunku berada di TnnganNya, tidaklah mereka memintaku suatu

Ltntsnn (sy nrnt) ynng denganny n merekn mengagungknn bntasan-batasan

Allnh, keumli nku nkan berikan kepada nrcrekn."1

Teryadilah perundingan, Rasulullah ffi mengirim Utsman bin

Affan, karena dia memiliki kerabat di Makkah yang melindunginya.

Nabi mengutusnya ke Makkah untuk mengajak mereka masuk Islam

dan menyampaikan bahwa Nabi hanya datang untuk umrah dan

mengagungkan Ka'bah. Lalu muncul desas-desus bahwa Utsman

dibunuh. Hal itu merupakan kejahatan besar menurut kaum Mus-

limin, maka Nabi mengundang para sahabat untuk berbai'at. Nabi

membai'at mereka untuk siap berperang melawan penduduk Mak-

kah yang telah n'rembunuh utusan Rasulullah S. Karena memang

utusan itu tidak boleh dibunuh, maka sahabat membai'at Nabi ffi

untuk berperang dan tidak lari dari kematian.

Ta&ala itu Nabi ffi berada di bawah sebuah pohon untuk mem-

bai'at para sahabat. Beliau ffi mengulurkan tangannya dan kemu-

ciian para sahabat menyatakan janji setia kepadanya dengan bai'at

yang penuh dengan keberkahan. Tentang pembai'atan itu Allah $S

berfirman,

( * *t 3; ;1r'i'av,4Et;Li(hc. 6.tr( 6Ly

I Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab asy-Sfruth, Bab asy-syarth fr al-Jihad.

.,

d

I

a

Yl

V-9 ,'rl'";;ll oiii U

:JU

,'Bahtunsanyn orang-orang yanS berlanji setin l<epada kamu sesung-

guhnya merekn berianji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan

merekfl ." (Al-Fath: 10)'

Kemudian terungkaplah bahwa ternyata Utsman tidak ter-

bunuh. Para utusan datang dan pergi silih berganti antara Rasu-

lullah ffi dan kaum Quraisy, hingga berakhir dengan suatu kese-

pakatan damai yang kemudian menjadi jalan untuk kemenangan

yang nyata bagi Rasulullah ffi.

Allah $6 berfirman tentang para sahabat yang menyatakan

janji setia tersebut,

fu.$ ov &,'+3t U 4i!;iy6uii;;xi G,Lay

irs V *',i{';:;: @ ri; # "6\'d;'^g$i i;6

{@\5;b;ti'i

,'sesungguhnya Atlah telah ridhn terhadap oranS-orang Mukmin

l@tika mereki berjanji setia kepadamu di barunh pohon, maka Allah me-

ngetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan

alas merekn dan membei balasan kepada mereka dengnn kemenangan

yang dekat ftuaktunya). Serta harta rampasan yang banyak yang dapat

meieka ambil. Dan-Allah Mahaperknsa lagi Mnlubijaksann." (Al-Fath:

18-1e).

Di antara para pembai'at tersebut yaitu  Abu Bakar,IJmar,

Utsman dan Ali,&,'

Allah menyifati mereka dengan iman, ini yaitu  rekomendasi

dari Allah Jg bahwa sahabat yang membai'at di bawah pohon ada-

lah Mukmin yang diridhai, dan Nabi sendiri telah bersabda,

.;;kt G: 6u,3;i :tht.1-i V

,'Tidak akan ruasuk neraka seoranS pun yanT berbai'at di baruah

pohon.,'Keridhaan bagi mereka ditetapkan oleh al-Qur'an dan ke-

selamatan dari neraka ditetapkan oleh Sunnah'

Sabda Nabi, e';-\r ,t;; eU'rti ,Ot SLx.i'Tidak akan masuk neraka

seorang pun yang berbai'at dibaruah-pohon." Mungkin ada y11g.b:,1:

kutu, ti'uguirri*ikitu menggabungliannya dengan Firman AUah tll#,

{ @ VaIc 45 J' a(V:"vJ t }Q ob b

"Dan tidak ada seorang pun dai padamu, melainkan mendatangi

nernka itu. Hnl itu bagi Rabbmu adalnh suatu l<emestian yang sudah di-

tetapkan." (Maryam: 71).

Penggabungannya dengan satu dari dua aspek:

Pertnmn, ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud dari

rturud (mendatanginya), sebagian dari mereka berkata, Ia yaitu 

melewati sirnth, karena tanpa ragu ini yaitu  bentuk tt'urud, seba-

gaimana Firman Allah JlF,

4 ajfi.,rai <; zA v.6 tt <ii i(:;;6i Y

"Dnn tntknln ia sampai di sumber air negei Madyan ia meniumpai

di snnn sekumpulan ornng yang sedang meminumkan (ternaknya)." (Al'

Qashash:23).

Dan sudah dimaklumi bahwa ia tidak mencebur ke dalam air,

akan tetapi berada di dekat sekitarnya. Berdasarkan hal ini, maka

tidak ada pertentangan sama sekali, maka selesailah persoalannya.

Kedua, di antara ahli tafsir ada yang mengatakan bahwa yang

dimaksud dengan zwtrud yaitu  masuk, bahwa tidak ada seorang

manusia pun kecuali dia akan masuk neraka. Berdasarkan kepada

pendapat ini maka maksud dari sabda Nabi ffi di atas yaitu  tidak

masuk neraka untuk diazab dan disiksa akan tetapi hanya sekedar

untuk memenuhi sumpah,

4\;r\r$:{.+bby

"Dnn tidnk nda seorang pun dni padnmu, melainkan mendatangi

nerakn itu." (Mary am: 71).

Atau dikatakan: Ini termasuk dalil umum yang dikhususkan

dengan ahli B ni' at Ridhtuan.

Ucapan penulis i.6:li"Pohon" pohon ini yaitu  pohon bidara.

Ada yang berkata, Pohon Samur. Ini yaitu  perbedaan yang tidak

bermanfaat. Pohon ini memiliki naungan. Nabi ffi duduk di bawah-

nya membai'at para sahabat. Pohon ini ada pada masa Nabi, Abu

Bakar, dan permulaan Khilafah Umar, ketika ada orang yang mela-

,.ffi

por kepada Umar bahwa orang-orang mendatangrnya untuk shalat

di sana, maka Umar menebangnYa.

Ibnu Hajar dalam nl-Fnthl berkata, "Saya menemukarurya pada

riwayat Ibnu Sa'ad dengan sanad yang shahih. Akan tetapi di Shnltilr

al-Bukhnri2 dari Ibnu Umar cw,, dia berkata, 'Kami kembali tahun

depan -yakni setelah perdamaian Hudaibiyah-, maka tidak ada

seorang pun di antara kami yang memiliki pendapat yang sama

tentang pohon di mana kami membai'at Rasulullah P& di bawahnya'

Ini adilah rahmat dari Allah.' Dan demikian juga yang dikatakan

oleh al-Musayyib, bapak sa'id, 'Ketika kami pergi di tahun sesu-

dahnya, kami tidak lagi mengingatnya, kami tidak mengetahui-

nya'."

Ini tidak bertentangan dengan apa yang disebutkan oleh Ibnu

Hajar dari Ibnu Sa'ad, karena lupanya terhadap pohon tersebut

tidak berarti ia tidak ada, dan iuga tidak berarti tidak diingat kem-

bali setelahnya. Wallahu a'\nru.

Irri yaitu  jasa baik Umar 4|1,, karena jika pohon tersebut tum-

buh sampai sekarang, maka tidak menutup kemungkinan ia akan

disembah selain Allah.

127. M br 'lyt: u V F1ZiU';t:W: "Mereka iuga memastikan

(bersaksi akan masuk) surga bagi siapa saja yang diiamin oleh

Iiasulullah ffi" yakni, Ahlus Sunnah wal Jama'ah'

Persaksian bahwa seseorang akan masuk surga ada dua ma-

cam: Berkait dengan sifat dan berkait dengan pribadi.

Yang pertama yaitu  kita bersaksi bahwa setiap Mukmin itu

di surga, dan setiap orang yang bertakwa di surga tanpa menentu-

kan pribadi tertentu.

Ini yaitu  kesaksian umum yang wajib kita lakukan, karena

Allah ull5 telah menyatakan demikian. Dia berfirman,

;,i',;rur.*>@ #i 5L?,*rq\WEi 6Ji "')y

(@ '1gti 3r\'';'iL

Fath al-Bari,7l448.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Maghazi, &ab Ghazwah al'Hudaibiyah.

" Sesungguhnya orang-orang yang beiman dan mengerj akan amal-

nmnl slulih, bagi mereka surga-surga yang penuh lcenikmatan, mereka

keknl di dalamnyn; xbagai janji Allah yangbenar. Dan Dia-lahyang Mahn-

perknsn lngi Mnlubijaksnna." (Luqman: 8-9). Dan Dia berfirman,

,r'i;,F.,ui'rl$3i\iv ,fr H,: i{#

{@'4*5-

" Dnn bersegeralah kamu l<epada ampunan dari Rabbmu dan kepada

surgn yang lunsnyn seluas langit dan bumi yang disediakan unfuk oranS-

ornng ynng bertnktlra." (Ali Imran: L33).

Adapun kesaksian yang berkait dengan pribadi tertentu,

seperti kita bersaksi bahwa fulan di surga atau kelompok tertentu

di surga, maka ini yaitu  kesaksian khusus, kita bersaksi bagi siapa

pun di mana Rasulullah ffi bersaksi untuknya, baik itu untuk satu

orang atau untuk sekelompok orang tertentu.

[3]. Contohnya yaitu  apa yang dikatakan penulis, ,"u,Jts

"seperti sepuluh orang sahabat" yang dijamin masuk surga, me-

reka dijuluki demikian karena Nabi # menyebutkan nama-nama

mereka dalam satu hadib. Mereka yaitu  Abu Bakar, Llmar, Utsman,

Ali, Sa'id bin Zaid, Sa'ad bin Abu Waqqash, Abdurrahman bin

Auf, Thalhah bin Ubaidillah, az-Zubair bin al-Awwam, dan Abu

Ubaidah Amir bin al-Jarrah. Biografi mereka bisa dilihat di buku-

buku rujukan.

Nama-nama selain Khulafa' Rasyidin dikumpulkan dalam

satu bait, janganlah dilupakan!

i;.xjr X,trs * ybs * "e;*1 eF ;;t1 3;;i 3v;

Sa'id, Sa'nd, lbnu Auf, dnn Tlullmlt

Aruir dari mnrgn Fib dan az-Zubair ynng terpuii

Mereka itulah orang-orangyang diberi berita gembira oleh

" Abu Baknr di surgn, Umar di surgn...."7 Oleh karena itu mereka di-

t Diriwayatkan oleh Ahmad 1/187, 188 dan 189; Abu Dawud no. 4649i dan at-Tirmidzi, no.

3748.

Jyrhs'b

kenal dengan sepuluh orang yang dijamin surga, kita wajib bersaksi

bahwa mereka di surga berdasarkan kesaksian Nabi ffi'

[4]. Tsabit bin Qais *& yaitu  salah satu khatib Nabi ffi, dia

bersuara lantang. Ketika ayat ini turun,

);i\ ii'\':4{' 6i oii.'i;''&5:t W} { tiit;'"ji QG. Y

"Hai ornng-orang yang berimnn, janganlah kanru meninggiknn

suaramu melebihi tuain Nabi, dnn jangnnlah knntu berkata kepadanya

dengan sufira yang keras, sebagaimnna kerasnya sunra sebaginn kamu

teiadap sebagian yang lnin, supaya tidak terlmpus (pahaln) flmalnnnru,

se dangkan kamu tidak meny adari," (Al-Huju t at: 2),

dia takut amalnya terhapus sementara dia tidak menyadarinya maka

dia bersembunyi di rumah, sehingga Nabi ffi merasa kehilangan

dia, lalu beliau mengutus seseorang untuk menanyakan kepada-

nya tentang alasannya bersembunyi. Tsabit berkata, "Allah telah

menurunkan aYat,

)i\ii,\r:4 {;4i o-; e} ',&tIr;s}i \fr(iliqub

{ @'o'ifi { ;'V'F:C t; 6 d-:e4:' F

,Hni orang-orcmg yang beriman, janganlnh knnru meninggiknn

suarflmu metebihi suaia nabi, dan janganlah knmu berkatn kepadmya

dengan sutffa yang keras, sebagaimana lcerasnya suara sebngian kamu

teriadap sebagTan yang lain, supaya tidak terhapus (palula) amnlanmu,

se dangkan kamu tidak meny adari.' (Al-Hujurat: 2)'

Aku yaitu  orang yang mengangkat suara di atas suara Nabi

ffi, amalku terhapus, aku termasuk penghuni neraka." Laki-laki ter-

sebut kemudian kembali kepada Nabi ffi dan menyampaikan apa

yang dikatakan Tsabit. Maka Nabi ffi bersabda,

1:ar y\ U r:L.<i,r8r ,.pi i. 'a eu1.il ,P 41...-!t

"Kembalilah kepadanya, katakan lcepadanya, 'Knmu bukan terma-

suk penghuni rurala, aknn tetapi lamu termasuk penghuni surSa,t .ttl

I Diriwayau<an oleh al-Bukhari , Ktab ah4anaqiL dan Muslim, Kitab ahlman, Bab Makhafat al'

:ffi ffi

Nabi ffi menyampaikan berita gembira kepadanya bahwa dia

penduduk surga.

[5]. Ucapan penulis, .i.t;-.ill U efr "Dan sahabat-sahabat

yang lain" sepertt Ummahatul Mukminin (para istri Rasulullah ffi),

karena mereka akan bersama Rasulullah ffi (di surga), juga di an-

tara mereka yaitu  Bilal, Abdullah bin Salam, Ukasyah bin Mihshan

dan Sa'ad bin Mu'adz &.

ooo

,*arG &,i i.* e*t *i * Fr y,irya,;)3HJ

t*-: 1"3;L ft ,f J3.i 

,Wr{ flt e* p'oi U 1f r

e+i Lisj ,iuYt aa, *is u.s ,t"& *,3F,13 {"or*,

?'

-sl. oi

(o) t.

c ")tt

;,

F# * C") q#-',*S iLib 

=et:";xA 

i

rr.., :i ,g:s,-,1 Jt;l ry {a tjAi Li ,*l

.'"'tiig ig3 ,"'w U rtts

Mereka menetapkan riwayat yang mutawatir dari amirul Muk-

min Ali bin Abu Thalib aS dan lainnya, bahwa orang terbaik

pada umat ini setelah Nabinya yaitu  Abu Bakar, kemudian

Umar,(1) mereka menempatkan Utsman di urutan ketiga,(2) AIi

di urutan keempat,(s) sebagaimana hal itu ditunjukkan oleh

atsar-atsar dan sebagaimana para sahabat telah bersepakat

mendahulukan Utsman dalam bai'at.(4) Meskipun sebagian

Ahlus Sunnah wal jama'ah telah berbeda pendapat tentang

Utsman dan Ali, siapa yang lebih utama? Setelah mereka ber-

sepakat mendahulukan Abu Bakar dan Umar. Ada yang men-

dahulukan Utsman dan diam atau m n Ali di nomor

Mu'min an Yahbatha Amaluhu.

empat.(s) Ada yang mendahulukan Ali (6) dan ada pula yang

tidak berpendapat.0)

[1]. Ucapan penulis,,Ft y, ly a. ;s3yl3 "Mereka menetapkan

riwayat yang mutawatir." Mutawatir yaitu  berita yang menetap-

kan ilmu yakin, yaitu riwayat yang dinukil oleh sekelompok orang

yang mustahil sepakat berdusta.

Di Shahih nl-Bukharil dan lainnya dari Ibnu Umal '$-r,, dia ber-

kata, Kami pernah menyatakan siapa yang terbaik di antara manu-

sia di zaman Nabi, lalu kami menyatakan bahwa yang terbaik ada-

lah Abu Bakar, kemudian Umar bin al-Khaththab, kemudian Utsman

bin Affan.

Di Shahih al-Bukharizjuga, bahwa Muhammad bin al-Hanafi-

yah3 berkata, "Aku pernah bertanya kepada bapakku, 'Siapa yang

terbaik setelah Rasulullah M?' Dia (Ali) menjawab, 'Abu Bakar'.

Aku bertanya, 'Lalu siapa?' Dia menjawab, 'Kemudian Umar'' Aku

khawatir dia berkata kemudian Utsman, maka aku berkata, kemu-

dian engkau? Dia menjawab, 'Aku hanyalah salah seorang dari

kaum Muslimin'."

Jika Ali & berkata begitu pada zaman kekhalifahannya, yaitu

bahwa sebaik-baik umat setelah Nabi ffi yaitu  Abu Bakar, kemu-

dian Umar, maka hancurlah hujjah Rafidhah yang mendahulukan

Ali di atas keduanya.

Ucapan penulis, l'fi3"Dan lainnya", yakni selain Ali dari kala-

ngan sahabat dan tabi'in. Ini disepakati oleh para imam. Imam

Malik berkata, "Aku tidak melihat seorang Pun yang ragu dalam

mendahulukan keduanya. Asy-Syafi'i berkata, "Para sahabat dan

tabi,in tidak berbeda pendapat dalam mendahulukan Abu Bakar

dan Umar."

Barangsiapa menyimPang dari ijma' ini, maka dia telah me-

t Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Fadha'il ash-Shahabah, &ab Fadha'il Abu Bakar BaAa an-

Nabi *t'.

2 DiriwayaU<an oleh al-Bukhari, Kitab fadha'il ash-Shahabah,

3 Muhammad yaitu  salah seorang putra Ali bin Abi Thalib dari istrinya yang bernama Khaulah

blnU Ja'far al-Hanaflyah, yang kemudian dia lebih dikenal dengan lbnu al-Hanafiyah.

ngikuti jalan selain jalan orang-orang Mukmin.

l2l. $*-yakni Ahlus Sunnah wal Jama'ah, mereka menomor-

tigakan Utsman.

l3l. * J 3*i mereka menomorempatkan Ali.

Berdasarkan hal ini, maka manusia terbaik dari umat ini (se-

telah Rasulullah #) yaitu  empat orang ini: Abu Bakar, kemudian

Umar, kemudian Utsman, kemudian Ali.

[4]. Dalam menyusun urutan ini penulis berdalil kepada

kedua dalil.

Pertnma, ucapannya, 3u$ lois w "Sebagaimana hal itu ditun-

iukkan oleh atsar-atsar." sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.

Kedun, ucapannya ji,Jt,; JUJj, i-t6 J'i;.tt^il| &i*: "sebagai-

mana para sahabat telah bersepakat mendahulukan Utsman dalam

bai'at."

Jadi, dalam hal mendahulukan Utsman di atas Ali'1#'terdapat

clukungan atsnr-atsar naqli dan juga dalil aqli yaita kesepakatan

para sahabat mendahulukan Utsman dalam bai'at. Kesepakatan

mereka ini berarti Utsman lebrh afdhal daripada Ali, dan memang

demikian; karena hikmah Allah menolak mengangkat seseorang

di atas generasi terbaik sementara di sana ada yang lebih baik dari-

nya sebigaimana disebutkan di sebuah atsar, ;342,),iy$t* 

useba-

gnimana lcendnnn knlian, Wrti itu pula diiadiknn pemimpin atas kalian."

Sebaik-baik generasi hanya layak dipimpin oleh orang terbaik.

t5]. ,* ry'', :i a33-5lt;cL iF jfii "Ada kelompok yang men-

dahulukari Utsman dan diam atau menempatkan Ali di nomor

empat" Mereka berkata, Abu Bakar, kemudian LJmar, kemudian

Utsman,lalu diam atau berkata, kemudian Ali.

16]. qF ii ,fi: "Ada kelompok yang mendahulukan Ali." Me-

reka berkata, Abu Bakar kemudian Umar, kemudian Ali, kemudian

Utsman. Ini yaitu  salah satu pendapat di kalangan Ahlus Sunnah

wal Jama'ah.

lZl. rqi ijjj "Dan ada pula kelompok yang tidak berpen'

dapat." Mereka'berkata, Abu Bakar kemudian IJmar, lalu mereka

diam dalam hal siapakah yang lebih utama, Utsman atau Ali? Ini

lain dari pendapat yang pertama.

ffiffiHffi

|adi ada empat pendapat:

Pendapat yang masyhur: Abu Bakar, kemudian Umar, kemu-

dian Utsman, kemudian Ali.

Pendapat yang kedua: Abu Bakar, kemudian lJmar, kemudi-

an Utsman, kemudian diam.

Pendapat yang ketiga: Abu Bakar, kemudian lJmar, kemu-

dian Ali, kemudian Utsman.

Pendapat yang keempat: Abu Bakar, kemudian IJmar, kemu-

dian tidak berpendapat, mana yang lebih afdhal Utsman atau Ali?

Pendapat keempat ini berkata, Kami tidak mengatakan, Utsman

lebih utama dan tidak pula Ali lebih utama, akan tetapi tidak se-

orang pun yang mengungguli keduanya dalam keutamaan selain

Abu Bakar dan Umar.

ooo

t{$.

'o1w

. .i'.r J>l

"2. .ri(r\J 

-9,ll

,r'13^ F,*3

t/. 2c

,Pt#

Akan tetapi pendapat akhir Ahlus Sunnah wal ]ama'ah mene-

tapkan bahwa Utsman lebih utama (daripada Ali)o) meskipun

masalah ini -masalah Utsman dan Ali- bukan termasuk perkara

pokok di mana penyelisihnya dinyatakan sesat menurut ium-

hur Ahlus Sunnah wal ]ama'fi.(z) trft6n tetapi masalah yang

padanya dinyatakan sesat yaitu  masalah khilafah(3) hal itu

karena Ahlus Sunnah wal |ama'ah mengimani bahwa khalifah

setelah Raeulullah S yaitu  Abu Bakar, kemudian LJmar,

kemudian Utsman, kemudian Ali.(4) Barangsiapa menggugat

HHHf,(

khilafah salah seorang dari mereka, maka dia lebih dungu

daripada keledainya sendiri.6)

[1]. Inilah pendapat akhfu Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Mereka

berkata, Umat terbaik setelah Nabi ffi yaitu  Abu Bakar, kemudian

Umar, kemudian Utsman, kemudian Ali sesuai urutan mereka da-

lam memegang khilafah. Inilah pendapat yang benar, sebagaimana

telah dijelaskan dalilnya.

[2]. Perbandingan antara Utsman dengan Ali bukan termasuk

prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah di mana penyelisihnya dinyata-

kan sesat. Siapa yang berkata, Ali lebih utama daripada Utsman,

maka kita tidak katakan dia sesat, akan tetapi kita katakan bahwa

ini yaitu  salah satu pendapat Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan kita

tidak berkomentar selain itu.

[5]. Kita wajib berkata, Khalifah umat setelah Nabi ffi yaitu 

Abu Bakar, kemudian I-Imar, kemudian Utsman, kemudian Ali.

Barangsiapa berkata bahwa Khilafah hanyalah hak Ali seorang tan-

pa ketiganya, maka dia yaitu  orang sesat. Barangsiapa berkata

bahwa ia untuk Ali setelah Abu Bakar dan I-Imar, maka dia sesat

karena telah menyelisihi iima' sahabat &.

[4]. Ini yaitu  kesepakatan Ahlus Sunnah wal Jama'ah da-

lam perkara khilafah.

[5]. Orang yang menggugat khilafah salah seorang dari me-

reka dan berkata, Dia tidak berhak atau dia lebih berhak daripada

yang sebelumnya, maka dia lebih dungu daripada keledainya sen-

diri.

Penulis mengibaratkan dengan ungkapan ini, karena ia ada-

lal-r ungkapan Imam Ahmad 'irl#. Dan memang tanpa ragu dia

lebih dungu daripada keledainya sendiri. Disinggungnya keledai

di sini karena ia yaitu  hewan terdungu. Ia yaitu  hewan paling

bodoh. Menggugat khilafah salah seorang dari mereka atau meng-

gugat urutannya berarti menggugat seluruh sahabat.

Kita wajib meyakini bahwa khalifah setelah Rasulullah #

yaitu  Abu Bakar, kemudian LImat, kemudian Utsman, kemudian

Ali. Hak mereka dalam khilafah sesuai dengan urutan mereka agar

ffi ffi

kita tidak berkata, Ada kezhaliman dalam khilafah sebagaimana

yang diklaim oleh Rafidhah. Kata mereka Abu Bakar, Ijmar, Utsman

dan semua sahabat yaitu  orang-orang zhalim, karena mereka

menzhalimi Ati bin Abi Thalib dengan merampas khilafah dari-

nya.

Adapun setelah mereka, maka kita tidak bisa mengatakan

bahwa khilafah yang diangkat untuk memimpin yaitu  orang yang

paling berhak daripada orang lain, karena sesudah mereka bukan-

lah generasi terbaik, justru pada mereka terjadi kezhaliman, kefa-

sikan dan penyimpangan yang karenanya mereka berhak untuk

dipimpin oleh orang yang bukan paling berhak, sebagaimana Allah

til6 berfirman,

( @'orl*-ll(q%. |rr\fii 6 J.j',+rg' Y

"Dan demikianlah Kami jadikan sebagian oranS-orang ynng zhalim

itu menjadi teman bngi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka

usahakan." (Al-An'am : 1.29).

Ketahuilah bahwa urutan keutamaan seperti tersebut di atas

tidak berarti bahwa siapa yang memiliki keutamaan atas orang

lain secara otomatis dia mengungguli orang tersebut dalam segala

hal, karena bisa jadi yang di bawahnya dalam hal keutamaan itu

memiliki keutamaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun. Dan

keistimewaan satu dari empat khulafa' tersebut atas selain mereka

yang dengannya dia mengungguli yang lain tidak menunjukkan

keutamaannya secara mutlak. ]adi harus dibedakan antara kemut-

lakan dan pembatasan.

oo@

ffit"+rt ):-,: Ut

#16 C,("Dy#.

@ :tib;x"J t"&ifr3 ,M, "'+r ,-ir t *. j;i oH.t

'^'ri'A3 ;o

Mereka mencintai Ahlul Bait Rasulullah ffi(t). l\zlsleka loyal

kepada Ahlul Bait tz) mereka menjaga wasiat Rasulullah S

tentang Ahtut Bait, di 6ana(3) beliau bersabda di hari Ghadir

Khum, "Aku mengingatkan kalian kepada Allah pada Ahlul

Baitku.n(4| Nabi juga bersabda(s) kepada al-Abbas Pamannya

ketika dia mengadukan kepada Nabi bahwa sebagian orant

Quraisy membenci(6) Bani Hasyim.(z) Nabi bersabda, "Demi

Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, mereka tiilak beiman

sebelum mereka mencintai kalian karena Allah dan karena

kekerabatanftll,ttls)

[U. ffi iur 1lt:,r4,yi JJ*iJ"Mereka mencintai Ahlul Bait Ra-

sulullah S", yakni di antara prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah

yaitu  mencintai keluarga Rasulullah ffi karena dua alasan: Iman

dan hubungan kekerabatan dengan Rasulullah ffi, Ahlus Sunnah

wal Jama'ah tidak membenci Ahlul Bait.

Hanya saja Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak sependapat de-

ngan Rafidhah yang berkata, Siapa Pun yang mencintai Abu Bakar

dan Umar berarti membenci Ali. Jadi tidak mungkin mencintai Ali

tanpa membenci Abu Bakar dan Umar. Seolah-olah Abu Bakar dan

Umar yaitu  musuh Ali, padahal riwayat-riwayat yang mutawatir

menetapkan pujian Ali kepada keduanya di atas mimbarnya'

Kami katakan, Kami meniadikan Allah sebagai saksi atas

kecintaan kami kepada keluarga dan kerabat Rasulullah M, kami

mencintai mereka karena kecintaan kami kepada Allah dan Rasul-

Nya.

Termasuk keluarga Nabi yaitu  istri-istri beliau. Allah tiltS

berfirman,

;(- ;. *i;r:r;-@ t1"{. fr |K" ei$-"6';il "oy';i*ii

S W "^h 

dqil"/"'W r",l/"r/"h

$e ixS <,6'#+ 4(:3Q -#;'# ,7oL,:'K"

eir6-Ai'ry" i:ti 49;; i1"3.;5. a1i @ U

'ij6i eL'fii G ;lL.t 4i ry. @ *k 6i 6 (' rrl'

a'o;5@6#1;{ufii Y; -# 4a5i'& 8i\'#>i6

i;Clilt;7r'6t-2ti';5"1j'li*ln*it'&1<;;;iJK.#

,;;),'J,J G)i H Arl.tt\ii. (3;''{sfr'';i'i ';t6

(@ WflFi

"Hai Nabi, katakanlah l<epada isti-istimu, 'lika kamu sekalian

menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannyq maka mailah supaya

fuUiAWn kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang

baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki Qcendhnan) Allah dan Rasul-

Nya serta'Qcesenangan) di negei Akhirat, maka sesungguhnya Allah me-

niediakan bagi siapa yang birbuat baik di antaramu pahala yang besar.

ftoi itm-itti-Nabi, siipa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan

l<eji yang nyata, niscaya aknn dilipatgandaknn siksaankepada merekn dua

*atitipit, ion yong iemikian itu yaitu  mudnh bagi Allah. Dan barang

siapa di antari kahu sekalian (istn-isr": Nabi) tetap taat kepada Allah

dnn RasulNya dan mengeriakan amal yang shalih, nilc\Va Kami membe-

rikan lcepadanya pahali dua knli lipat dan Kami sediakan bagtnya rizki

yang mulia. Hai istri-istri Nabi, knmu *kalian tidaklah seperti ruanita

yoig toir, jika kamu bertakttra, maka janganlah kamu tunduk dnlam ber-

"aiio 

xhi'ngga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hntinya

dan ucapluiih perkatin yang baik, dan lendaklah knmu tetap di rumah-

mu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti oranS-oran9

lahiliyai yaig dahulu dnn diikanlah slulat, tunnikanlah zakat dan tanti-lah

Allai dan RasutNya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menS-

hilanglan dosa daimu, hai e-lrtut Bait dan membersihkanmu sebersih-

bersiinya;,(Al-Ahzab: 28-33). Ahlul bait di dalam ayat ini mencakup

istri-istri Rasulullah M tanp a ragu.

Termasuk Ahlul Bait juga yaitu  kerabat Rasulullah ffi, yaitu

Fathimah, A[i, al-Hasan, al-Husain, dan selain mereka seperti al-

:ffi ffi

Abbas bin Abdul Muththalib dan anak-anaknya.

Kami mencintai mereka karena kekerabatan mereka dengan

Rasulullah ffi dan iman mereka kepada Allah.

Kalau mereka kafir, maka kita tidak mencintai mereka, mes-

kipun dia yaitu  kerabat Rasulullah ffi; seperti Abu Lahab yang

merupakan paman Rasulullah ffi. Kita tidak boleh mencintainya

dalam kondisi apa pun, justru kita wajib membencinya karena ke-

kufurannya dan sikap buruknya kepada Rasulullah ffi. Sama halnya

dengan Abu Thalib, kita wajib membencinya karena kekufurannya,

akan tetapi kita mencintai perbuatannya berupa perlindungan dan

bantuannya yang diberikan kepada Rasulullah ffi.

[2]. Ucapan penulis, 4;if: "Mereka loyal kepada Ahlul

Bait" yakni, Ahlus Sunnah wal Jama'ah menjadikan Ahlul Bait se-

bagai wali-wali mereka. Wali memiliki beberapa arti bisa berarti

kawan, orang dekat, pengurus suatu perkara, pendukung dan orang

yang loyal. Di sini ia mencakup pembelaan, perkawanan, dan ke-

cintaan.

[5]. Ucapan penulis, ffi ir )yt V: ;* $'ry"x: "Dan mereka

menjaga wasiat Rasulullah ffi tentang Ahlul Bait", yakni, wasiat

yang dipesankan oleh Nabi ffi kepada umatnya.

[4]. Ucapan penulis, ,#,yi Ainr;sysi,f ]..* il.iv * "Di mana

beliau *ffi bersabda di hari Ghadir Khum, 'Aku mengingatkan kalian

kepada Allah pada ahli baitku'," yaitu hari kedelapan belas Dzul-

hijjah. ;ri, (tempat genangan air) ini dinisbatkan kepada seorang

laki-laki bernama Khum, ia berada di jalan antara Makkah dan

Madinal'r, dekat dengan Juhfah. Rasulullah ffi singgah padanya

pada saat pulang dari haji Wada'. Nabi berkhutbah dan bersabda,

+* J^i ,l irr isy;\ "Aku nrcngingntknn kalian kepadn Allah pada Ahlul

Baitku."l Nabi mengucapkannya tiga kali, yakni, ingatlah Allah,

ingatlah kemarahan dan pembalasanNya apabila kalian menyia-

nyiakan hak Ahlul Bait dan ingatlah rahmat dan pahalanya apabila

kalian menunaikan hak mereka.

[5]. Ucapan penulis,b) ivi "Beliau juga bersabda." Kata, ui;ii

yaitu  bentuk rnnshdar dari ,.2#-;i yang artinya kembali, ia ada-

I Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab Fadha'il ash-Shahabah, Bab Fadha'il Ali bin Abu Thalib'&.

lah mashdnr bagi fi'il yang terbuang (mahdzhufl, dan maknanya

adatah kembali kepada yang sebelumnya'

[6]. Ucapan penulis , g4tt .i t4,-ir.i ,-rl.';t\ At;<::'t'rJ; "Dia

mengadukan kepada Nabi bahwa sebagian orang Quraisy mem-

benci Bani Hasyim." Kata ,14-, ar1nya yaitu  memandang rendah

dan tidak menYukai.

[7]. Hasyim yaitu  kakek bagi bapak Rasulullah &'

[8]. Rasulullah ffi bersabd a, t*.Q* .*Jti "Demi Dzat yang

fiwaku berada di TanganNya." Beliau g bersumpahl bahwa me-

reka tidak beriman dengan iman yang semPurna sehingga mereka

mencintai kalian karena Allah. Kecintaan ini juga berlaku bagi kaum

Muslimin secara umum, karena sudah menjadi kewajiban seorang

Mustim mencintai setiap orang yang beriman kepada Allah' Hanya

saja Nabi ffi menambahkan, d.tAi"dan karena l<ekerabatanku".Ini

yaitu  kecintaan tambahan di atas kecintaan karena Allah yang

khusus dimiliki Ahlul Bait, kerabat Rasulullah ffi'

Ucapan Abbas, ,'sesungguhnya sebagian Quraisy membenci Bani

Hasyim,,mengandung bukti bahwa kebencian ini telah ada pada

*u* hidup Risulullah ffi. Hal itu karena hasad telah menjadi tabiat

manusia, kecuali orang yang dijaga oleh Allah J8. Mereka iri ke-

pada Ahlut Bait Rasulullah ffi karena nikmat kekerabatan kepada

ihsulullah M y*gAltah berikan kepada mereka, akibatrya mereka

membenci dan tidak menunaikan hak-hak Ahlul Bait'

Akidah Ahlus sunnah wal Jama'ah berhubungan dengan sikap

kepada ahli bait yaitu  mencintai mereka, bersikap loyal kepld-a

mereka, menjaga wasiat Rasulullah #agat selalu ingat kepada Allah

untuk tidak mlnyia-nyiakan hak mereka, dan tidak mendudukkan

mereka di atas posisi mereka yang sebenarnya, bahkan berlepas

diri dari orang-orang yang mengkultuskan mereka sampai ke posisi

ketuhanan, seUagaii',ur,u yu.,g dilakukan oleh Abdullah bin Saba'

kepada Ali ketila berkata, "Kamu yaitu  A11ah." Sebagaimana

diiebutkan dalam kisah yang terkenal'

t Diriwayatkan oleh Ahmad, U207.

ooo

,"',+L6 ,i ,_#"j b fuv {"*} tq u "iwti,"tS

.dLi g.bi..t;wti

Nabi *ffi bersabda, "sesunggrrhnya Allah memilih anak-anak

Ismail,o Dia memilih Kinanah dai anak-anak Ismail,@ pia

memilih Quraisy dari Kinanah,Ql plo memilih Bani Hasyhn dari

Quraisy@ dan Dia memilihku dai Bani Hasyim."(s\

ffi ffi

[1]. Ismail yaitu  putra Ibrahim al-Klulil, dialah anak di mana

Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyembelihnya. Kisahnya

tersebut di dalam surat ash-Shaffat.

[2]. Kinanah yaitu  bapak keempat belas bagi Rasulullah ffi.

[3]. Quraisy yaitu  bapak kesebelas bagi Rasulullah M, ia

yaitu  Fihr bin Malik. Ada yang berkata, Bapak ketiga belas yaitu

an-Nadhr bin Kinanah.

[4]. Hasyim yaitu  bapak ketiga Rasulullah ffi.

o@@

+bJ *\"*g: l"bYst.?Wi Mbr 4-,-,: UJ t,il:

3; ili:,q;\i-ii fi fi vQb' 

<');q-y "'vJi 

""a;-yl 

.,i

&.#t3.o'Luit 

'i:'",Jt 

'g q ,tB j /')r;i ;; it;V j "'r, aT

z{t & *:;.v J,a ,M dt te iu'64t ,qW.,(n)e+AI ci

"'.p'-rL' iv ,rV *|t ;r*

Ahlus Sunnah wal |ama'ah bersikap loyal kepada istri-istri

Rasulullah ffi Ummahatul Mukminin(r). Mereka mengimani

bahwa istri-ishi Rasulullah flffi yaitu  istri-istrinya di Akhirat(2),

khususnya(r) (ftxdiiah @trl, ibu dari itas anak-anak Ra-

,}.u;t,g :y,}L*t1 l" rgwt d ,jy;tar .1t ,M jut

diri

6).

3 WrLa^A, d qtfn^l"'W at*tlul4ah ffi

[1]. Ucapan penulis *y)tgLirl "Ummahatul Mukminin"'

Ini yaitu  sifat bagiistri-istri Rasulullah ffi' Istri-istri Rasulullah ffi

aclalah ibu kita dalam hal penghormatan, penghargaan, dan hubu-

ngan. Allah tlt5 berfirman,

q# #;;\i A# u a":A\ Jii Pi b

,'Nnbl ittt (lrcndnknyn) lebih utnmn bagi orang-ornn| Mukmin dai

merekn sendii dan isti-istinya yaitu  ibu-ibu mereka." (Al-Ahzab:

Kita loyal kepada mereka dengan menolong dan membela me-

reka serta meyakinl bahwa mereka yaitu  wanita-wanita terbaik

clari penduduk bumi, karena mereka yaitu  istri-istri Rasulullah ffi'

Ini yaitu  datil bahwa Bani Hasyim yaitu  orang-orang yang

terpilih di sisi Allah.

[2]. Ucapan penulis, a.S$ 4 +tt)i "i\;t*y: "Mereka meng-

imani bahwa istri-istri Rasulullah ffi yaitu  istri-istrinya di

Akhirat." Berdasarkan hadits-hadits yang menjelaskan hal itu dan

berdasarkan Firman Allah tllF,

iiri:u .r(,j,$ (iJ *,';),#-Ii; AS J'A'bJzr-r( F

WG V('"-,;t EEWr'^r4 t 6''JL e i-t G5 \yt; l$g

J: ,<,t;, ,li gs * Ai+t'Ygi@ 6A;r; C; W

( @ $est 15i a\ ayw.i." @t* glit; r:&

*t"ff"n ffi, orang yang pertama beriman kepada 113!i(s), dan

menolong urusannya(e) dan dia memiliki kedudukan yang tinggi

di hati Rasulullah Sta, dan ash-shiddiqah binti ash-Shiddiq

qig(8) di mana Nabi ffi bersabda tentangnya, "Keutamaan Aisyah

di atas utanita-wanita (selainnya) yaitu  sepefii keutamaan

tsaridl atas makanan yang ltin.t'(e)

I Semacam roti daging yang merupakan makanan paling istimewa saat itu'

"(Mnlniknt-mnlniknt) ynng memikul Arnsy dnn mnlniknt ynng ber-

ndn di sekelilingnyn bertnsbih memuji Rnbb mereka, dnn mereka beiman

kepndnNyn sertn memintnkan antpun bngi ornng-ornng yang beriman

(sernyn rtrcngucnpknn), 'Ya Rnbb karui, rahmat dqn ilmuMu nteliputi

segnln sesuntu, mnka berilnh antpunan kepadn oranS-orang yang bertau-

bnt dnn nrcngileuti jalnnMu, dan peliharnlah nrcreka dari siksnan nernkn

ynng nrcnynln-nynla, yn Rnbb knmi, dnn mnsukkanlnh merekn ke dnlam

Surgn Adn ynng telnh Engkau janjikan kepndn merekn dnn orang-orang

ynng slmlih di nntnrn bnpak-bapak merekn, dnn istri-istri ruerekn, dan

keturunnn nrcreks sentuft. Sesungguhnyn Engkatt-lnh ynng Mnlmperknsn

lagi Mnhnbij aksnna." (Al-Mu'min: 7-8).

FirmanNy a, { ;gii\:fi " Is tri-is tri mereka." Allah menetapkan

hubungan suami istri setelah masuk surga. Ini menunjukkan bah-

wa istri seseorang di dunia yaitu  istrinya di Akhirat apabila ke-

duanya masuk surga.

[3]. Ucapan penulis, *, z#i; wJ, "Khususnya Khadijah

W,." wlai: Mnshdnrbagift'il yang tidak disebutkan, yakni (aku

mengkhususkan secara khusus).

[4]. Khadijah binti Khuwailid yaitu  istri pertama Rasulullah

S, Rasulullah g-9 menikahinya dalam usia dua puluh lima tahun

sementara dia empat puluh tahun. Dia yaitu  wanita cerdas. Nabi

gE banyak mengambil manfaat darinya, karena dia yaitu  wanita

pintar dan cerdik. Selama Khadijah hidup Rasulullah #!; tidak ber-

poligami.

Khadijah sebagaimana yang dikatakan oleh penulis .,v;liili

"lbu dari mayoritas anak-anaknya (Rasulullah)" putra dan putri.

Penulis tidak berkata "Ibu dari anak-anaknya (Khadijah)," karena

Rasulullah $ mempunyai anak yang bukan darinya yaitu Ibrahim

dari Maria al-Qibthiyah.

Anak Rasulullah ffi dari Khadijah ada enam orang: dua laki-

laki dan empat wanita. Yarg laki-laki yaitu : al-Qasim dan Abdul-

lah yang dikenal dengan atbTluyyib dan ath-Thahir. Puhi-putrinya

yaitu : Zaenab, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Ruqayyah. Putra

terbesar yaitu  al-Qasim dan putri terbesar yaitu  Zaenab.

t5]. Ucapan penulis, y. Ui Uiiii "Orang yang pertama ber-

SW,*l, dqrl"/"'Wa ttk /a/"

iman kepada Nabi." Tanpa ragu bahwa dia yaitu  orang pertama

yang beriman kepada Nabi *g6, karena ketika Nabi pulang dari goa

-Hiri 

au" menyampaikan apa yang didapatkan di sana, dia berkata,

',Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya."

Khadijah beriman kepada Nabi, lalu membawanya kepada wara-

qah bin Naufal dan menceritakan berita Nabi kepadanya. Waraqah

berkata kepadanya, "Ini yaitu  Namus yang hrrun kepada Musa."1

Namus yaitu  pemilik rahasia (Jibril +w). waraqah pun beriman

kepada Nabi.

Oleh karena itu kami katakan, Wanita pertama yang beriman

kepada Nabi yaitu  Khadijah dan laki-taki pertama yang beriman

kepada beliau yaitu  Waraqah bin Naufal'

[6]. Ucapan penulis , ,/\ & travi "Dan menolong urusan-

nya." Yakni, membantunya. siapa pun yang membaca sirnlr Nabi

#, maka dia pasti mengakui bahwa dukungan Khadijah Cs'ke-

pada Nabi tidak diungguli oleh seorang Pun dari istri-istri Nabi

yang lain.

[7]. Ucapan penulis 4tJtd'fJt qQ oCi "Dia memiliki kedu-

dukan yang tinggi di hati Rasulullah *ffi." sampai-sampai Nabi ffi

tetap mengingatnya setelah dia wafat, beliau mengirim hadiah

tepacta teman-teman Khadijah dan bersabda, C;rsS'{-;Bs i:o Y!

-liW "Dia itu begini dnn begini, aku memiliki nnnk dainya'"z Nabi

memujinya. Ini menunjukkan kedudukannya yang tinggi di sisi

Rasulullah &.

[8]. Ucapan penulis,eb 444tq,,i$t1 "Dan ash-Shiddiqah

(Aisyah) binti ash-Shiddiq (Abu Bakar) {rr." Aisyah disebut ash-

shiddiqnh, karena imannya yang sempurna kepada Rasulullah &,

clan karena kejujurannya dalam bergaul dengan Rasulullah g,

serta kesabarannya dalam menghadapi tekanan berat ketika terjadi

kisalr "nl-lfktt" (tuduhan dusta) yang ditujukan kepadanya' Kamu

bisa mengetahui kejujurarurya dan kebenaran imarurya dari ucapan-

nya ketika Allah JB menurunkan kesaksian kebebasannya atas

I Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Bad'u al-Wahyif dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Bad'u al-

Wahyi.

2 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Manaqib al-Anshar.

3 W4"/, dq,lah cl,l/ asitAu1aA, ffi

kisah dusta tersebut, dia berkata, "Sesungguhnya aku tidak memuii

kecuali Allah." Ini yaitu  bukti kejujuran dan kesempurnapn iman-

nya'

Dia yaitu  bintt ash-Shiddiq karena hal yang sama, ayahnya

(Abu Bakar) yaitu  asbShiddiq di tubuh umat ini, bahkan dia ada-

lah nslrShiddiq dari seluruh uma$ karena umat ini yaitu  umat

terbaik, jika dia yaitu  ash-Shiddiq umat ini, berarti dia juga ash-

Sliddiq umat-umat yang lain.

[9]. Sabda Rasulullah &, pui.lr j,v * *-lt,F rqt,* *r.v,F

"Keutatnaan Aisyah di atas wanita-wanita (selainnya) yaitu 

seperti keutamaan tsarid atas makanan yang lain." Sabda beliau,

,41 & "Di atas utnnitn-zuanita". Zahirnya berlaku umum, yakni atas

selurull wanita. Ada yang berpendapat bahwa maksud keutamaan

Aisya}r atas wanita-wanita; wanita di sini yaitu  istri-istri beliau ffi

yang masih hidup (kala itu). Jadi Khadijah tidak termasuk di dalam-

nya.

Akan tetapi zahir hadits berlaku umum, karena Rasulullah

S.E bersabda,

troo

UT iL. r.t ;y,tr;. ilJ,F 4q! b,F

a$G cpr ,*-; - 

q*.e ,otia c;,

.?ful iv -v */l

"Inki-laki yang sempurna berjumlah banyak, dan tidak sempurna

dai knlangnn ruanita kecuali Aisyah, isti Fir'aun, Maryam binti lmran,

Khndijnh binti Khuruailid, dan keutamaan Aisyah atas ruanita-ruanita

yaitu  seperti keutamnan tsaid atas makanan-makanan yang lain." Diri-

wayatkan oleh asy-Syaikhain tanpa Khadijah.l Ini menunjukkan

bahwa dia yaitu  wanita terbaik secara mutlak.

Hanya saja dari segi nasab dia tidak lebih unggul dari Fathi-

mah, karena tidak diragukan lagi bahwa Fathimah lebih mulia

nasabnya dari Aisyah.

Aisyah sendiri memiliki kedudukan besar yang tidak digapai

1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Fadha'il ash-shahabah, Bab Fadhtu A'isyahi dan Muslim,

Kitab Fadha'il ash-Shahabah, 1ab Fadha'il Khadijah<!p,.

i14t

J'

FYt

'F8

,bFy

,t-11

S W "^h 

dqrlaA, W 

^rt/",,/a/,

oleh wanita manaPun.

Zahir ucaPan penulis ,i;'l# menunjukkan bahwa kedua istri

Nabi ini berkedudrkutt sama, karena dia berkata, "Khususnya

Khadijah... dan ash-shiddiqaft." Dan dia tidak berkata, "Kemudian

ash-shiddiqah;'

Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini'

sebagian berkata, Khadijah afdhal, karena dia memiliki keisti-

mewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki Aisyah'

Yanglainberkata,Aisyahafdhalberdasarkanhaditsini,dan

karena dia memiliki keistimewaan-keistimewaan yang tidak di-

miliki oleh Khadijah'

Sebagian ulama membuat perincian, yaitu bahwa masing-

masing mJmiliki keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki

oleh ylng lain. Di awal dakwah Nabi g, Khadijah memiliki keisti-

mewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki clan tidak disaingi oleh

Aisyah, akan tetapi setetah itu dan setelah Rasulullah M wafat,

Aisyah berjasa beiar dalam menyebarkan Sunnah dan ilmu serta

hidayahkepadaumatyangtidakdimilikiolehKhadijah.Jadiogik

sahmengunggulkansaurrsatunyadiatasyanglainsecaramutlak,

akan tetapi k"i[a katakan, ni afdhal dari satu segi dan itu afdhal dati

segi yang lain. Dengan ini kiia berjalan di atas keadilan, kita tidak

*Jtrputln keistimiwaan-keistimewaan ini, kita juga tidak melu-

pakan keistimewaan-keistimewaan itu, sehingga dengan mefnli

hal tersebut, apa yang ingin kita raih dapat tercapai. Khadijah,

Aisyah dan istri-istri Rasul yang lain semuanya di surga'

ooo

telw e

."' & 3*: a;tt^ut o :4- Grt Ct3! rt* b ;:3"'*-:

.u'J* 3i Q?s-#l i;i 8:ry-,vit #ttlt #-* b3

fr;Fr1(:ir .u -ut,,Sr*3 

l')a1r;i)t d H vb J3'*L)-3

:;:])]'.* * e'< -

Lir; ,j3kj J1t6.t V1

'"',sifi a3"taA

Mereka berlepas diri dari ialan orang-orang Rafidhah yang

membenci dan mencaci sahabat(t). Mereka berlepas diri dari

jalan orang-orang nawashib yang menyakiti Ahlul Bait

dengan perkataan dan perbuatan.(z) Mereka menahan diri dari

perselisihan yang terjadi di antara snftn!nf(:). Mereka berkata,

Atsar-atsar yang diriwayatkan tentang keburukan mereka, di

antaranya yaitu  kedustaan. Di antaranya ada yang telah

ditambah dan dikurangi serta dirubah dari yang sebenarnya.

Adapun yang shahih dari atsar-atsar tersebut, maka mereka

harus dimaklumi, karena bisa jadi mereka yaitu  orang-orang

yan9 berijtihad lalu benar atau orang-orang yang beriitihad

1u1r, s2l2h(e).

[1]. Ucapan penulis, ,,il_tilt q* U bjl#J "Mereka berlepas

diri dari jalan orang-orang Rafidhah." Rafidhah yaitu  kelompok

yang bersikap berlebih-lebihan (glulutu) terhadap Ali bin Abu Thalib

dan Ahlul Bait, mereka yaitu  ahli bid'ah yang paling sesat dan

paling membenci sahabat -$r. Siapa yang ingin mengetahui kese-

satan mereka, maka silakan membaca buku-buku mereka dan buku-

buku yang membantah mereka.

Mereka disebut Rafidhah karena mereka rnfadlm (menolak)

Zaid bin Ali bin al-Husain bin Ali bin Abu Thalib ketika mereka

bertanya kepadanya tentang Abu Bakar dan Umar. Zaid bin Ali

bin al-Husain memuji keduanya dan berkata, "Mereka berdua ada-

lah pendukung kakekku. "

Adapun Nawashib, maka mereka yaitu  orang-orang yang

menegakkan (rnslaba) permusuhan kepada Ahlul Bait, serta menghina

dan mencaci maki Ahlul Bait. Mereka ini yaitu  lawan Rafidhah.

Rafidhah menyerang sahabat dengan hati dan lisan.

Hati mereka membenci dan memusuhi para sahabat, kecuali

orang-orang yang menjadi perantara mereka untuk meraih ambisi

mereka dan mereka pun bersikap berlebih-lebihan pada orang-

l"*"-Utj #3

orang tersebut, dan orang-orang tersebut yaitu  Ahlul Bait.

Lisan mereka melaknat dan mencaci sahabat. Mereka berkata,

para sahabat yaitu  orang-orang zhalim. Mereka berkata, Mereka

murtad setelah Nabi ffi 

-wafat, kecuali sedikit dari mereka' dan

masih banyak lagi. semua itu bisa dilihat di buku-buku mereka'

Sebenarnya,mencaciparasahabat&tidaksekedarpelecehan

terhadap *"r"ku, lebih dari itu ia yaitu  pelecehan terhadap me-

reka, terhadap Nabi P-E, terhadap syariat Allah, bahkan terhadap

Dzat Allah ffi'

Adapuncacianterhadapparasahabatyaitu pelecehanter-

hadapmereka,makahalitusudahjelasdanmerupakanpelecehan

terhadap Nabi ffi, karena sahabat yaitu  orang-orang kepercaya-

annya .iur, p"rr"rusnya dalam menghadapi orang-orang keii' dari

sisi lain ia berarti mendustakan Nabi M-yangtelah menetapkan ke-

utamaan clan keistimewaan mereka'

Iayaitu pelecehanterhaclapsyariatAllah,.karenamereka-

lah perantara antara kita dengan Rasulullah ffi dalam mengemban

,yuriut, jika keadilan meriwiyatkan gugur' maka tidak ada lagi

kup"r.uyuan dalam syariat yang mereka sampaikan'

Seclangkaniayaitu pelecehanterhadapAllahj6,karena

hal itu meilandur,g pur,g"itian adanya anggaPan bahwa Allah

mengutus NuUiNyuiit"fti.gi oleh manusia-manusia keii, Allah

mem-ilih mereka rntut menyertai Nabi, memikul syariat dan me-

nyampaikannya kePada umat'

Lihatlah akibat buruk yang begitu besar dari mencaci sahabat '&"

Kita berlepas cliri dari jalan orang-orang Rafidhah yang me-

musuhi dan mencaci sahabat. kita meyakini bahwa mencintai mereka

aclalah wajib, clan menahan diri clari keburukan mereka yaitu  wailb,

lrati kita -allmnululillnF dipenuhi dengan kecintaan kepada mereka,

karena keimanan dan ketakwaan yang nereka miliki serta penye-

baran ilmu dan dukungan kepada Nabi # yang mereka berikan'

[2]. Ucapan penulis, ,f t 44s+Jr J'il ;t3i3, g-$ 'r+tflr-Y'* Ui

,,Dan mereka berlepas diri'dari-jaian otang-orang nawashib yang

menyakiti ahli bait i"r,g* perkataan dan perbuatan." Yakni, Ahlus

Sunnah wal Jama'ah beiepai diri dari jalan orang-orang Nawashib'

Mereka ini yaitu  kebalikan dari orang-orang Rafidhah yang

mengkultuskan Ahlul Bait, sehingga mereka mengangkatnya dari

lingkaran kemanusiaan kepada lingkaran kewalian yang tidak

mungkin salah.

Adapun naruaslib, maka mereka menghadapi bid'ah dengan

bid'ah, ketika mereka melihat Rafidhah bersikap berlebih-lebihan

terhadap Ahlul Bait maka mereka berkata, Kalau begitu kita me-

musuhi dan mencela Ahlul Bait, sebagai reaksi terhadap Rafidhah

yang berlebih-lebihan dalam mencintai dan memuji Ahlul Bait.

Sikap pertengahan selalu menjadi yang terbaik, meresPon bid'ah

dengan bid'ah hanya menguatkan bid'ah itu sendiri.

[5]. Ucapan penulis , fi '# w ;:35-..x.3 "Meteka menahan

diri dari perselisihan yang terjadi di antara sahabat." Setelah ter-

bunuhnya Umar bin al-Khaththab, di kalangan sahabat terjadi per-

selisihan-perselisihan, ia semakin memuncak setelah Utsman ter-

bunuh, maka terjadilah di antara mereka peristiwa yang menimbul-

kan peperangan.

Ini perkara yang masyhur, yar.g terjadi -tanpa ragu- karena

takwil dan ijtihad, yakni bahwa masing-masing pihak mengira

berada di atas kebenaran. Tidak mungkin bagi kita untuk menyata-

kan bahwa Aisyah dan az-Zubair bin al-Awwam memerangi Ali

dalam keadaan mereka yakin di atas kebatilan, sedangkan Ali di

atas kebenaran.

Keyakinan mereka bahwa mereka benar tidak berarti bahwa

mereka memang benar, akan tetapi kalau mereka salah dan kita

mengetahui bahwa mereka tidak melakukan hal ini kecuali berda-

sarkan kepada ijtihad, maka Nabi ffi telah menetapkan bahwa,

'F ++6 €t3t) +t;iw,ovai F Wv foj' frttL

*i&,Ui

"Jikn seorang lakim merutapknn hukum lalu dia benjtilnd dan benar,

makn dia memperoleh dua pahala. lika dia menetapkan hukum lalu ber-

ijtihad dan snlah, maka dia memperoleh satu pahala."7

I Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-I'tishary dan Muslim, Ktab al-Aqdhiyah.

#ffi

Maka kita katakan bahwa mereka yaitu  orang-orang yang

berijtihad dan salah, maka mereka memperoleh satu pahala'

Inilah yangterjadi, dan sikap kita terhadap Permasalahan ini

yaitu  dari dua sisi, pertama: hukum terhadap pelaku' dan kedua:

sikap kita terhadaP Pelaku.

Yang pertama telah dijelaskan yaitu bahwa apa yang kita

yakini di f,adapan Altah adaiah bahwa apa yang terjadi pada me-

rekaberasaldarihasilijtihad,danpelakui|tihadyangsalahdiam-

puni dan dimaklumi.

Adapunsikapkitakepadapelakumakakitawajibmenahan

diridariapayangmerekaperselisihkan.Mengapakitajadikanper-

buatan mereka sebagai lahan untuk mencaci' mencela' dan mele-

cehkan mereka dan tal itu memicu kebencian di antara kita, pada-

hal kalau kita melakukannya, maka bisa jadi kita salah atau tidak

bersalah dan kedua-duanya tidaklah menguntungkan'

Yang wajib bagi kita dalam perkara sepeti ini yaitu  menahan

diri dari apa yang tI4aai di antaia para sahab"t' ld.i.k 

usah mem-

baca berita mereka dan sejarah dalam hal ini kecuali jika diperlukan

secara mendesak.

[4]. Ucapan penulis, ..'t*. 'p:v Cfu-lAr;r'l{r e9 

'ot|}ft "Y"-

reka berk ata, Atsar-atsar yang aiiiwiyatkan tentang keburukan

mereka, di antaranya...".p"tl"tlt membagi riwayat tentang kebu-

rukan mereka menjadi tiga:

Pertnnm, dusta murni, yang tidak pernal'r terjadi pada mereka'

Ini banyak sekali ditemukan daiam riwayat narunshib tentang Ahlul

Bait clan riwayat Rafidhah tentang selain Ahlul Bait'

Kedttn, riwayat yang memiliki asal usul' hanya saia ia telah

clitambah atau diturur,giu,u., dibelokkan dari aslinya' Kedua ba-

gian ini wajib ditolak.

Ketign,riwayat shahih' Apa komentar kita padanya?

Penulis menjelaskannya dengan ucaPannya' 4 e.'i *tt

o*:J $aauLt ,;)H-t;:li<:.'U7:;;333i:; "Adapun yang shahih clarr

atsar-atsar,".rui',ri, t""ra meieka harus dimaklumi, karena bisa

jadi mereka yaitu  orang-orang yang berijtihad lalu benar atau

orang-orang yang beriitihad lalu salah.''

Seorang ahli ijtihad meraih dua pahala jika benar dan satu

pahala jika salah berdasarkan sabda Nabi ffi,

J49$ ,€; tip , q;\ o:,' ,aV\ f ,W$ ,€u;lt fr,ttt

'*1 '"V'&jI ft

" J ikn seo rnng lukim mene tapknn hukum lalu dia beij tilud dan benar,

nmkn din mentperoleh dun palmla. likn dia menetapknn hukum lolu beij-

tilmd dnn snlnlr, nmka din meruperoleh satu pnlula."

Apa yang terjadi antara Ali dan Muawiyah ds, berawal dari

ijtihad dan takwil. Akan tetapi tidak diragukan lagi bahwa Ali lebih

dekat kepada kebenaran daripada Muawiyah, bahkan kita hampir

memastikan bahwa Alilah yang benar, hanya saja Muawiyah ada-

lah orang y ar.g berijtihad.

Yang menunjukkan bahwa Ali lebih dekat kepada kebenaran

yaitu  sabda Nabi *,5,

i{.Jt'd:,fr t:w z-ts,\-

"Dulmi Ammar! Din nkan dibunuh oleh kelompok pembangknng.ul

Dan ternyata yang membunuh Ammar yaitu  teman-teman

Muawiyah. Dengan ini kita tahu bahwa merekalah kelompok pem-

bangkang yang memberontak kepada imam. Hanya saja mereka

melakukan itu karena takwil, dan kebenaran berada di pihak Ali

dengan yakin atau dengan dugaan.

oo@

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ash-shalah, Bab at-Ta'awun fi Bina'i ahMasjid, dan

Muslim, Kitab al-Fitan.

;,Us f lW el;At a +ltr jt'"oi ;)Jril6-Y .1)i e {3

b &3."'ru+jr A +i'iJt telb 3;; 

"f, 

,"'r;e*, ilt

,p. l')rt*:rt& 3L4V;*^ fiV ,j.t;At3 &.till

. aiiil ,iir{ F fx.n i**tgt;.;Jt b &j! r,"^rr lr:. *Y t" +tq3t b & *

3,/n4n^h dyla^h cW asitAqah

[1]. Ada bagian keempat yaitu kesalahan-kesalahan yang

terladidari mereka"bukan karena ijtihad dan bukan karena takwil'

Peirulis menjelaskannya dengan mengatakan, "Meskipun begitu

mereka ticlak meyakini bahwa setiap sahabat ma'shum dari dosa

besar dan kecil." Mereka tidak meyakini ifr kalena 

)iO'O:*"OU7;

.i33.1'J1t 'gruljt F3 iu; ftl ,i E

,,setinp Bnni Adnm ndnlnh pelaku kesnlnlmn dnn sebaik-bnik pelaku

kesnlnlnn ndnlnh ynng selnlu bertnubnt'"l

o t .iP

(l )r

o

u'.0&'V

Meskipun begitu mereka tidak meyakini bahwa setiap sahabat

ma,shinn dari dosa besar dan kecil,(t) bahkan bisa jadi mereka

melakukan dosa secara umum.(2) Para sahabat itu memiliki ke-

baikan-kebaikan di atas selain mereka dan keutamaan-keuta-

maan yang membuat aPa yang mereka lakukan -kalau dilaku-

kan- iiaripuni,(a) laftl6an keburukan mereka diampuni' hal

mana ia tidak diampuni untuk orang-orang sesudah mereka'

Dan telah tsabit dengan sabda Rasulullah *ffi, bahwa mereka

yaitu  generasi terbaik, dan bahwa satu mud salah seorang

dari mereka jika disedekahkan mengungguli ellas sebesar

uhud yang d-isedekahkan oleh siapa pun sesudah_ mereka.(a)

Kalauiun salah seorang dari mereka melakukan dosa, maka

dia teiah bertaubat darinya,(s) atau melakukan kebaikan yang

menghapusnya,(5) atau diampuni karena keutamaan sebagai

orang terdahulu dalam keimanan'(7)

I Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad 3/198; dan at-Tirmidzi, no.2499.

pvqqtH,gl

ffi

Akan tetapi yang mn'sltum yaitu  dalam perkara ijma' me-

reka, maka tidak mungkin mereka bersepakat atas dosa besar atau

dosa kecil lalu mereka menghalalkannya atau melakukannya'

Secara personal, dosa besar mungkin teqadi dari sebagian

mereka, sebagaimana yang teryadi pada Hassan bin Tsabit, Misthah

bin Utsathah dan Hamnah binti Jahsy pada kisah tuduhan dusta

(nl-lfku) yang ditujukan kepada Aisyahl, akan tetapi mereka telah

bersilr darinya dengan dilaksanakannya hnd kepada mereka.

[2]. Ucapan penulis, ii;;jr ; +ibr * )F,,1q "Bahkan bisa

jadi mereka melakukan dosa secara umum." Yakni sama dengan

manusia yang lain, hanya saja mereka memiliki keistimewaan yang

tidak dimiliki oleh orang lain; yaitu seperti yang dikatakan oleh

penulis, "Para sahabat itu memiliki kebaikan-kebaikan di atas se-

lain mereka dan keutamaan-keutamaan yang membuat apa yang

mereka lakukan -kalau dilakukan- diampuni."

[5]. Ucapan penulis, #'tqur*r fiu A-6ti e,tiat'u &t

t-w bL "Mereka memiliki kebaikan-kebaikan di atas selain mereka

dan keutamaan-keutamaan yang membuat aPa yang mereka la-

kukan -kalau dilakukan- diampuni." Ini yaitu  salah satu sebab

Allah menghapus dosa-dosa kecil dan dosa besar yang mereka

lakukan, yaitu kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan yang

tidak ditandingi oleh seorang pun; mereka membela Nabi ffi, ber-

jihad dengan harta dan jiwa, mengorbankan nyawa mereka untuk

menjunjung tinggi kalimat A1lah, ini menyebabkan amPunan untuk

apa yang mereka lakukan meskipun ia termasuk dosa besar, selama

tidak sampai pada tingkat kekufuran.

Salah satunya yaitu  kisah Hathib bin Abu Balta'ah ketika

dia mengirim surat kepada orang-orang Quraisy menyamPaikan

keberangkatan Rasulullah $$ kepada mereka, sampai Allah mem-

beritahu NabiNya tentang itu, sehingga suratnya tidak sampai

kepada mereka. Maka Umar meminta izin kepada Nabi ffi untuk

memancungnya, namun Nabi ffi bersabda,

tiu,i\, jw ,)4 ,f\ * 4tr irt ,p ,ql-v-v3 ,t'r{. q tl,

1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Tafsiri dan Muslim, Kitab at-Taubah, flab Fi HadiB al-Iki.

S W*^1, dqrl"/"'W *ttilk4rh

"Din furpernn sertn dalam pernng Badnr, apa yanS membeitahumu

(knlau dia berluk dibunuh)? bisa jadi Allah telnh melihnt langsung kepada

nlili Bndar,lnlu berfirman, 'Lakuknnlah apa yang kalian suka karena Aku

telnh mengampuni kalinn' ."

[4]. Ucapan penulis, ... ffi $ qFi )?qij "Dan telah tsabit

dengan sabda Rasululah ffi ...".Yakni dalam sabda beliau s,

A? '''tgl F

" Seb aik-b aik mnnusi a ndnlnh ge nerasiku (p arn s nlmb nt)'" 1

Dan sabdanYa,

l4; *\ J, i:t;l-ii Ai j 1* ? ,3+)ti ,e.,ryi t-*i i

'^;+4 V; e+\ 

'U 

4iu

"Jnngnn mencnci snhnbnt-snhnbntku, demi Dzat ynng ihuaku adn di

TnngnnNyn, seandninya salah seorang dni kalian menginfakkan emns se-

perti gunung l,Jlrud, mnka in tetnp tidnk menandingi satu mud bahkan

'setengnhnyn-ynng 

diinfakknn oleh snlah seornng dai merekn'"2

[5]. Ucapan penulis, + +u ir;t# ':..i1 p+;i b -,t* I ors r11 p

"Kalaupun salah r"bturg dari mereka melakukan dosa, maka dia

telah bertaubat darinya." Yakni, apabila sahabat yang melakukan

closa tersebut bertaubat darinya, maka dia akan terbebas dari akibat

buruknya; berdasarkan Firman Allah il[',

Jy;,it; ;'i 61\tj5.7i ?(,Ayit a6i+JtlriiF

ri,at::a'; Ja3,-@ (61 '6i; -)Y' ,Y,")u't <;;;i;:;;\

@ 6t.#.";'iuu'*IiitArSej*j <j\r;G ,;

{@qsbxitt'

"Dnn orflng-ornng Ynng tidnk

€ Li;b fr,#v

a

YI

"*a cg':n3n4$i1

nrenyembnh ilnh ynng lnin beserta

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Fadha'it ash-shahabak dan Muslim, Kitab yang sama'

Takhrny a telah disebutkan sebelu mnya,

Allnh fum tidak membunuh jhun ynng diluramknn Allnh (membunuhnya)

kerunli dengan (nlasan) yang benar, dan tidak berzina, bnrangsiapa yang

melakttkan demikinn itu, niscaya dia mendapnt (pembalasan) dosa(nya).

(Ynkni) aknn dilipatgnndaknn azab untuknya pada Hnri Kiamat dan dia

aknn keknl dalam azab itu, dnlam keadaan terhinn. Kecuali oranS-orang

ynng bertnubnt, berimnn dnn mengerjakan amnl slulih; maka kejahatan

nrereka dignnti Allah dengan kebajiknn. Dan Allah Maha Pengampun

lngi Mnlu Penyaynng." (Al-Furqan: 68-70).

Barangsiapa bertaubat dari suatu dosa maka dia seperti orang

yang tidak berdosa. Jadi ia tidak berpengaruh padanya.

[6]. Ucapan penulis, '4-;; e,t-;;.;i3i "Atuu melakukan ke-

baikan yang menghapusnya." Berdasarkan Firman Allah,

$.*r+i'6+i. o4 iY-y

" Sesungguhnya perbuntan-perbuntan ynnI bnik itu menglnpusknn

(dosn) perbuatnn-perbuntan ynngburuk " (Hud: 1.14)'

[7]. Ucapan penulit, *v #;\ i 7; 3i "Atau dia diampuni

karena keutamaan sebagai orang terdahulu dalam keimanan."

Berdasarkan Firman Allah EltS di dalam hadits qudsi tentang ahli

Badar,

"Lnkuknnlah npa yang kalian mau, karenn Aku telah mengnmpuni

knlinn."

ooo

€ Li"' ii ,# v t;l;"bl

,\, #t ,i l"gt;t.rrtilt Jri t ,*Jt M r:;,-t *w7 :i

-. e tt .

-j:$ tiii>,)ly-ilJf d l$ .')t5 llF .()'ob y, F Wjlf +

,: ,i , ; ' ,, o t-"t$l JtJ Qt'*.l &t nrvl o!: jt*t) W, t;,s.rl ilY!

,tr b'FJ.*ltiiir 'uye ;\fu\Lii6,;4; *i W

'u"'p*w: 

?Pt "13.\;3 * e 3W "ti M @

S Wrn/, d qr,k/"'W ̂ rt/rrl"/"

I Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al'Mardha, bab Wad'i al-Yad Ala al-Mandh dan Muslim'

Kitab at-ilir wa ash-flhilah, *ab Tsawab al-Mukmin Fima Yushibuhu Min Marad aw Huzn'

[1]. Ucapan penulis, *Y nilr 6;i p ,i+Jl M F'*W i\ "Atau

dengan syafa;at Muhammad ffi di mana mereka yaitu  orang-

orurig yang pating berhak mendapatkannya." Telah dijelaskan

bahwa-Nabi ;Eq memberi syafa'at untuk umatnya, dan umat ya4g

paling berhak mendapatkannya yaitu  sahabat ;$0"

[2]. Ucapan penulis, & v,:S U'jJl,/ ?*,dtri "Atau dia diuji

di dunia dengan suatu uiian yan'dapit melebur kesalahannya."

Allah tJ6 akan melebur dosa dengan ujian yang didapatkan oleh

seseorang, sebagaimana sabda Rasulullah ffi,

b e;i 'a*q3" * :). v

? ' ')l'"LlJ.Wt3;t1;

"Tidak adn seorang Muslimpun yanS ditimpa sesuntu yang menyakit-

kan, berupa snkit dan selainnya, kecuali Allah meluruhkan kesalahan-

lcesnlnlnnnya seperti pohon meni atuhlan daun-dnuflflya.t' 1 Hadits-hadits

dalam bab ini berjumlah banyak dan terkenal'

\.t7.

V!; ,qf/' * ittt L; Y! ,61;,, W &Y

ooto

"lit; 

;'*113 ,6?113 ,$;

l'.

2ti',;tj,ly-,5 +$t iQ)lcl

IJ,

.(")JL5t ir 'q,F-cli)l

g_ u____ J g

Atau dengan syafa'at Muhammad ffi di mana mereka yaitu 

orang-orang yang pating berhak mendapatkannya(r) atau dia

diuji di dunia dengan suatu uiian yang dapat melebur kesala-

hannya.(z) |ika dalam dosa yang pasti urusannya yaitu  demi-

kian, lalu bagaimana dengan perkara-perkara yang mana me-

reka beriitihad padanya; kalau benar, mereka memperoleh dua

pahala dan kalau salah, maka mereka memperoleh satu pahala,

ian kesalahannya diampuni.(g) Kemudian kadar yang diingkari

dari perbuatan sebagian dari mereka sangatlah sedikit, yang

tenggelam oleh keutamaan dan kebaikan merekn(e)lgmpa [<g-

iminan kepada Allah, iihad di ialanNya, hijrah, dukungan

kepada Nabi, itmu yang bermanfaat, dan amal shalih'(s)

3 *a4a/1, d@o/, W r"rilrt l"/"

, [5]. Ucapan penulis , 6:G jlt )yl\$ tfu,ir /li:r 4.r.ii 36 11[

'r3:,:;la; rr3,bV *1 # tr;I,;.I';:13,;1t.-;l 4l qiwl'01,6..tt*.t q;i "|ika dalam

dosa yang pasti urusannya yaitu  demikian, lalu bagaimana

dengan perkara-perkara yang mana mereka berijtihad padanya:

kalau benar mereka memperoleh dua pahala dan kalau salah maka

mereka memperoleh satu pahala, dan kesalahannya diampuni."

Dalilnya telah disebutkan, jadi hal ini lebih layak untuk tidak di-

jadikan sebab mencela dan mencaci para sahabat.

Sebab-sebab yang disebutkan oleh penulis melindungi saha-

bat dari celaan, ia terbagi menjadi dua:

Pertnnm, khusus untuk mereka, yaitu kebaikan dan keutamaan

mereka.

Kedun, umum yaitu taubat, kebaikan-kebaikan penghapus

dosa, syafa'at Nabi Pi dan ujian.

[4]. Ucapan penulis ,')W ".,i ,b g ,y U f3- 4i[t ilJilt it1;:

@Vir 1.it 

"p.A * e "Kemudian kadar yahg diingkari dari per-

buatan sebagian dari mereka sangatlah sedikit, yang tenggelam

oleh keutamaan dan kebaikan mereka." Kadar yang layak diing-

kari dari perbuatan sebagian dari mereka sangatlah sedikit, lebih

sedikit dari sedikit. Oleh karena itu penulis berkata, * €.'tW

i*vi3 p$t gU "Tenggelam oleh keutamaan dan kebaikan me-

reka."

Memang tidak diragukan lagi bahwa sebagian dari mereka

pernah mencuri, minum khamar, qadzaf (menuduh zina terhadap

wanita baik-baik), dan zina, baik muhshnn mauPun bukan muh-

shan, akan tetapi semua dosa ini tidak ada apa-aPanya di depan

kebaikan dan keutamaan mereka, dan dari sebagian dosa tersebut

telah dilaksanakan had atasnya. Jadi ia sebagai pelebur untuknya.

ooo

't)l$t"'+lt

Barangsiapa melihat kepada perjalanan hidup mereka dengan

landasan ilmu dan bashirah, dan melihat keutamaan yang Allah

limpahkan kepada mereka, niscaya dia akan mengetahui dengan

yukL bahwa mereka yaitu  manusia terbaik setelah para Nabi,o)

iia* ada dan tidak akan pernah ada yang seperti mereka,(2) 6s-

reka yaitu  orang-orang pilihan dari generasi umat ini yang

merupakan umat terbaik dan termulia di sisi Allah dlts.tsl

[1]. Ucapan penulis, rs' r+ #t e iln$,- *' P 64 "BNang;

siapa melihat ...; r,ir.uya dii akan meyakini bahwa mereka ada-

lati manusia terbaik setelah para Nabi." Hal ini berdasarkan ke-

pada hadits shahih dari Rasulullah ffi,

i4*'u.$t F '&*-'c t € 'e9 d$t F

" s eb aik-b aik manu sia yaitu  gene r asiku, ke mudian o ran *-oran I

sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudnh mereka." Diriwayatkan

oleh al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abdullah bin Umar l#f'.

Berdasarkan ini, maka kebaikan mereka di atas selain mereka

dari para pengikut Nabinabi, terbukti dengan dalil dan kajian ter-

hadap kehidupan mereka.

Apabila kamu melihat dengan ilm:ubasldra/r serta sikap obyek-

tlf pada kebaikan mereka dan keutamaan yang Allah berikan kepada

meieka, niscaya kamu akan mengetahui dengan yakin bahwa me-

reka yaitu  orang-orang terbaik setelah para nabi, mereka lebih

baik daripada Hawariyin, para sahabat Isa, mereka lebih baik dari-

pada orang-orang terpilih dari sahabat Musa, dan lebih baik dari-

pada oran[-otut g yang beriman kepada Nuh, Hud, dan selain me-

reka. Tidak ada seorang pun dari pengikut para nabi yang lebih

o,

,J

Y,

,?

baik daripada sahabat,&. Perkara ini yaitu  perkara yang maklum

lagi jelas berdasarkan Firman AUah tJtS,

"Kamu yaitu  umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

{o6u &.FiA a.. .t a,

j" (.^-f

t  manus

)zt

f;jj

ia

(Ali Imran: 110).

Orang-orang terbaik dari kita yaitu  para sahabat, karena

orang terbaik yaitu  Nabi S, maka sahabatnya yaitu  sahabat

terbaik.

Ini menurut Ah1us Sunnah wal Jama'ah, lain urusannya me-

nurut Rafidhah, kalau menurut mereka, para sahabat yaitu  orang-

orang terburuk, kecuali beberapa orang yang mereka kecualikan.

[5]. Ucapan penulis, #'b!*j; irt3' ! "Tidak ada dan tidak

akan pernah ada yang seperti mereka." Hal ini berdasarkan sabda

Rasulullah ffi,

,9..? r-t$l F

'sebnik-bnik manusia adnlah gmerasiht." Jadi, secara mutlak tidak

ada manusia (setelah para nabi) yang semisal para sahabat,#; tidak

sebelum dan tidak pula setelah mereka.

[4]. Ucapan penulis, Vlli r\ *,",ltIlr:+ ,ii Uii]ar Si

)t,* "Mereka yaitu  orang-orang pilihan dari generasi umat ini

yang merupakan umat t


Related Posts:

  • Induk agama Islam 16 .! "Y "Kese-lamatan hati dan lidah mereka terhadap para sahabat Rasulullahffi." Penulis tidak berkata, "Dan perbuatan mereka." Karena per-buatan tidak mungkin dilakukan setelah kematian para sahabat.Kalaupun ada seseora… Read More