Tampilkan postingan dengan label keilmuan islam 8. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keilmuan islam 8. Tampilkan semua postingan

keilmuan islam 8


 sar

ilmu laut, menjelaskan karakteristik-karakteristiknya dari berbagai segi

naturalnya, geologi, biologi, kimia dan hukum-hukumnya.ts

Selain yang kami sebutkan di atas masih banyak karya-karya geografi

yang ditulis para ilmuwan peradaban Islam dan para petualang muslim

seperti Sulaiman As-Sairafi, Abu Hamid Al-Gharnathi, Ibnu Jubair, Ibnu

Bathutah dan lainnya.

Ilmu geografi berhutang budi pada para ilmuwan dan para petualang

ini yang telah meletakkan dasar-dasarnya, asas-asasnya, dan pelurusan

terhadap pemahaman-pemahaman yang salah tentang geografi. Sehingga

hal ini membantu untuk mengarahkan pemikiran dunia kepada hasil

yang penting dengan ditemukannya benua Amerika oleh Colombus yang

seandainya ia tidak percaya bahwa bumi ini yaitu bulat, maka tidak akan

terbayang dalam pikirannya untuk sampai ke India lewat jalur Barat dan

tidak akan ada karya-karya ilmiah di Italia danSpanyol yang menjelaskan

pemikiran-pemikiran ini selain karya-karya ilmuwan muslim.

Suasana ilmiah di bawah naungan Islam membantu berkembangnya

ilrnu-ilmu dan menjauhakan khurafat-khurafat sebab lingkunganny a y arrg

penuh dengan kecintaary keadilan, keamanary penghormatan terhadap

ilmu, dorongan untuk menunfut ilmu pengetahuan. Sementara orang-orang

Romawi menahan orang-orang asing dan menjadikannya sebagai budak

mereka. Orang-orang Yahudi meyakini bahwa mereka bisa mendekat kepada

Allah dengan membunuh atau mengkhianati kelompok-kelompok lain.

Memasuki negara-negara mereka hanya akan menimbulkan kehancuran.

Sementara ifu dalam naungan Islam kondisi sangat berbeda sama sekali.

Al-Bairuni menceritakan bahwa setelah menyebarnya agama Islam

dan menguatnya pondasi Islam di negara-negara jauh dan dekat, di mana

Islam masuk ke negara India, China, Andalusia, Ethopia, Afrika, Turki,

Sicilia, maka situasi dan kondisi berubah; keamanan menjadi stabil,

hubungan-hubungan antara sesama semakin erat, memperoleh informasi￾informasi berkaitan dengan tempat-tempat di berbagai penjuru bumi lebih

mudah dan aman daripada sebelumnya.

Seruan Islam untuk menuntut ilmu dan perhatian para khalifah untuk

mengetahui geografi dunia Islam mendorong sejumlah petualang yang

menelorkan karya-karya dalam warisan klasik Islam untuk mengetahui

topografi bumi, menambah pengetahuan tentang tradisi dan kepercayaan

penduduk sebagian negeri, menjaga warisan peninggalan pendahulu dari

masa Potalemus lalu menerjemahkan dan mengembangkannya untuk

menjadi referensi bagi ilmuwan Barat di era kebangkitan Eropa.Kata-kata Arab masih tetap terpakai dalam berbagai bahasa Eropa

sebagai bukti pengaruh peradabaa Islam dalam perkembangan dan kemajuan

ilmu. Kami menegaskan bahwa pembicaraan tentang perkembangan ilmu

geografi pada masa kemajuan Islam terfokus pada dua hakikat:

1.- Mengikuti metode eicsperimen dalam penelitian dan pencarian untuk

sampai kepada informasi-informasi geografi yang benar berdasarkan

asas ilmiah yang benar yang berasaskan pada pengamatan, penglihatan

langsung dan pengambilan kesimpulan dalam bentuk hakikat-hakikat

ilmiah baru.

Di sini terkadang tampak bagi sebagian bahwa Peran eksperimen

dalam penelitian geografi tidak jelas seperti pada penelitian-penelitian

ilmu alamiah lainnya berikut perkembangannya. Akan tetapi ahli geogr#i

kontemporer melihat bahwa petualangan itu sendiri ini yaitu mata gebgrafi

yang melihat dalam kajian lapangan dan menjadikan ilmu geografi modern

pada abad ke 20 sebagai ilmu praktik yang sePerti ilmu empiris lainnya

memiliki laborat atau alat uji joba yang terwujud dalam petualangan

geografi lapangan bampai pada ruang tertentu dalam bingkai realita

geografi alami dan manusiawi. Dalam sorotan hakikat penting ini warisan

geografi peradaban Islam mengakui para ilmuwan Arab dan muslim

mendahului lainnya dalam konsep penelitian geografi dan keberhasilarurya

melalui petualangan lapangan. Hal ini sebelum muculnya ahli geografi

yang terkenal Iskandar Hampolt yang dianggap sebagai salah satu raksasa

geografi di abad 19 M. Sebagian menisbatkan kepada dirinya petualangan

geografi khusus ketika ia keluar dalamperjalannyayang mencapai tempat￾tempat di Amerika Latiry Eropa Timur danSiberia,lalu ia pulang dari sana

dan menjadi ahli geografi yang terkenal.

2- Mendorong gerakan aktivias geografi empiris yang berhasil sehingga

menjamin berkibamya bendera kemajuan dan pembaruan, di mana

seorang peneliti bisa mendapatkan dalam w4risan geografi Islami

dasar-dasar bagi cabang-cabang pengetahuan yang sekarang masuk

dalam disiplin ilmu geografi.

Sebelumnya kami telah membahas tentang sebagian cabang geografi

modern dalam karya-karya ilmuwan peradaban Islam dan para penjelajah

muslim seperti Al-Mas'udi, Al-Maqdisi, Al-Idrisi, Ibnu Rastah,Ibnu Hauqal

dan lainnya. Di sini kami perlu menegaskan juga pentingnya pemikiran

Islam dan pengaruhnya dalam tulisan-tulisan ilmuwan kebangkitan Eropa

modern. Roger Bacon menukil banyak dari pendapat-pendapat dan teori

tentang sistem planet, pasang surut, posisi-posisi bulary perhitungan garis

lintang dan garis bujur. Ia juga menunjuk pada teori Arab tentang kubah

bumi atau Arin yaitu garis bujur yang melewati kampung di India Ogain,

darinya dimulai perhitungan bujur-bujur geografi menurut orang India.

Orang-orang Arab mengubah namanya menjadi Arin dan menyebutnya

pada titik yang padanya terpisah-pisah garis ini bersama garis

khatulistiwa. Titik itu dinamaknan dengan kubah atau kubah Arin.

Teori ini juga disebutkan dalam buku Shurah Al:Alam karya seorang

Kardinal bernama Perdi Aili pada abad 15 M. Christoper Colombus

mempelajari buku ini dan dari buku ini ia berkeyakinan bahwa bentuk

bumi ini yaitu seperti buah pir. Ia juga mengambil kesimpulan bahwa kubah

Arin seharusnya berhadapan dengan kubah lainnya di separuh Barat

dunia. Ia menentukan posisinya di dekat hilir sungai Orinoko. Demikianlah

penemuan dunia baru mendapatkan dasar-dasar ilmiah yang benar dalam

warisan peninggalan peradaban Islam. E

Bangsa Arab telah mengenal informasi-informasi yang berkai

dengan ilmu Biologi, meskipun berserakan dalam buku-buku sejarah,

Geografi, ilmu tentang benda-benda yang ada dalam bumi dan ilmu-ilmu

alam yang lain. Mereka membahasnya di tengah usaha-usaha mereka yang

sungguh-sungguh dalam menafsirkan fenomena-fenomena alam yang jauh

dari khurafat dan pemikiran-pemikiran metafisika. Dengan itu mereka

meletakkan prinsip-prinsip penelitian ilmiah yang benar dan berdiri di atas

pengalaman dan pengamatan. Kemudian ilmu-ilmu modem datang sebagai

perpanjangan dari metode ilmiah di kalangan kaum muslimin. Penemuan

alat-alat canggih di bidang ilmu pengetahuan menjadi pendorong kuat

terhadap perkembangannya.

Di antara karya-karya yang berperan dalam memunculkan pendapat￾pendapat dan teori-teori Geologi, antara lain:

1.. Al-Ma'adin wa Al-Atsar Al-Ulwiyah dari kitab Asy-Syifa' karya Ibnu

Sina.

Di dalamnya Ibnu Sina menyebutkan bahwa gunung-gunung

umumnya terbentuk dari tanah liat yang mengering dalam waktu yang

lama dan membatu dalam masa-masa yang tidak terdeteksi. Daerah￾daerah yang makmur ini dulunya tidaklah makmur, bahkan tertutupi

lautan. Ia membatu dalam masa-masa yang tidak terdeteksi dalam sejarah.

Adakalanya ia tersingkap sedikit demi sedikit dan adakalanya berada

di bawah lautan karena panas yang tinggi yang tertahan di bawah lauttersebut. Dugaan yang paling kuat, hal itu terjadi setelah penyingkapan

dan kondisi tanahnya membantunya dalam proses menjadi batu karena

tanahnya tanah liat. Ini dapat dibuktikan dengan apa yang banyak ditemu￾kan dalam batu-batu tatkala bagian-bagian dari hewan-hewan air dipecah,

misalnya hewan kerang dan sejenisnya.

Tidak mustahil kekuatan logam muncul di sana sehingga ikut berperan

dalam proses pembatuan. Air juga berubah menjadi batu. Akan tetapi,

terbentuknya gunung-gunung ini disebabkan semua faktor ini dan

banyaknya batu-batu di sana karena laut mengandung banyak tanah,

kemudian gunung-gunung ini muncul karena banjir dan angin yang

menimpanya.

Pandangan Ibnu Sina tentang terbentuknya gunung-gunung sesuai

dengan sebagian teori Geologi modern yang mengatakan bahwa gunung￾gunung terbentuk karena menyusupnya materi-materi dari air laut,

kemudian air laut surut dan karena terjadinya sebagian gerakan-gerakan

bumi yang membuatnya menjadi tinggi dari aslinya.

Berkaitan dengan bidang ini para ahli Geologi Arab telah melakukan

kajian terhadap permukaan bumi, pengaruh-pengaruh sinar matahari,

bulan dan bintang-bintang dan faktor-faktor pembersihan dalam proses

pembetukannya.

Dalam Rasa'il Ikhwan Ash-Shafa disebutkan bahwa sesungguhnya

gunung-gunung, karena panasnya sinar matahari, bulan dan bintang￾bintang dalam rentang waktu yang panjan& basahnya terserap dan menjadi

tambah kering, terputus dan terpecah-pecah, terutama ketika banyak

halilintar menerjang; ia menjadi batu-batu besar, batu-batu kecil, kerikil

dan pasir. Kemudian hujan dan banjir menurunkan batu-batu tersebut

ke perut lembah-lembah dan sungai-sungai. Hal itu membuatnya cepat

berjalan ke arah laut, dataran rendah dan benteng-benteng.

Dan bahwasanya laut, karena gelombangnya yang besar, menyebarkan

pasir-pasir, tanah dan kerikil-kerikil ini di dasarnya sehingga

membentuk lapisan-lapisan dalam waktu yang panjan& mengeras, salingmengikat dan tumbuh di dasar laut dalam bentuk gunung-gunung dan

bukit-bukit.

Pendapat-pendapat yang ilmiah ini menjelaskan peran bangsa Arab

dalam teori Geomorfologi modem yang mengatakan bahwa perkembangan

bentuk-bentuk permukaan bumi berdasarkan kepada faktor-faktor erosi,

endapan dan gerakan-gerakan bumi.

Berdasarkan makna ini, dapat dikatakan bahwa pendapat-pendapat

ini menyangkut apa yang dikenal ilmu Geologi modern bahwa gunung￾gunung menjadi tanatu tanah menjadi laut, kemudian menjadi bumi lagi.

Hal itu dalam koridor teori perubahan nisbi terhadap sesuatu yang kering

dan berair. Dia termasuk teori Geomorfologi modern yang berdasarkan

pada gerakan-gerakan vertikal dan gerakan-gerakan horizontal.

Tentang terbentuknya batu-batu dan macam-macamnya, Ibnu Sina

mengatakan, "Sesungguhnya batu terbentuk dari air, atau tanah liat

atau api. Banyak batu yang terbentuk dari esensi yang mana mayoritas

penyusunnya ini yaitu unsur tanah dan banyak juga esensi yang mana

mayoritas penyusunnnya ini yaitu unsur air. Banyak tanah yang mengering

dan pertama kalinya berubah antara batu dan tanah, yaitu batu yang

lunak, kemudian berubah menjadi batu. Tanah yang paling utama adalah

tanah liat. Jika tanah tidak liat, maka umumnya dia akan terpecah-pecah

sebelum membatu."

Pendapat-pendapat ini memiliki padanan-padanannya dalam

ilmu Geologi modern tentang terbentuknya batu endapan dan macam￾macarmya. Ibnu Sina menjelaskan pemikiran tentang terbentuknya batu￾batu dari air dan menjelaskan hubungan laut dan bumi saat pasang dan

surut. Ia mengatakary "Bisa jadi air laut meluap sedikit demi sedikit ke

daratan yang bercampur dengan dataran dan pegunungan. Jika ia telah

berubah menjadi tanah, maka kemudian mengering dan dataran berubah

menjadi tanah. Adapun gunung tidak berubah. Jika ia telah berubah

menjadi tanah, maka ia telah siap menjadi batu ketika terbuka dan unsur

batunya kuat. Jika keterbukaan terjadi pada apa yang sudah membatu,

bisa jadi batu yang lama bersiap untuk terpecah-pecah. Boleh jadi te4adi

padanya kebalikan atas apa yang terjadi pada tanah. yaitu dia menjadi

basalu lunak dan kembali menjadi tanah. Dengan itu dia telah siap menjadi

batlu."

Sang filosof, dokter dan ahli eksperimen ini mengambil bukti￾bukti seperti ini. Dia mengatakary "sebagaimana bata, debu dan tanah

direndam dalam air, kemudian bata, debu dan tanah dipanaskan pada

api, perendaman ini menambahnya siap untuk terpecah-pecah dengan api

untuk yang kedua kalinya, sedangkan debu dan tanah siap untuk berubah

menjadi batu yang kuat."

Dengan penjelasannya tentang terbentuknya bermacam-macam batu

dari api tatkala dimatikan tatkala dipadamkan, Ibnu sina mengisyaratkan

batu-batu api yang keluar dari vulva gunung berapi di tengah-tengah

aktivitasnya, lalu padam lagi, kemudian dingin dan menjadi jenis batu

yang lain.

Ibnu Sina menuturkan pernyataan ilmiah tentang sebab-sebab gempa.

Ia mengatakan,Ta"Gempa ini yaitu gerakanyang terjadi pada bagian tertentu

dari bumi yang didorong oleh apa-apa yang ada di bawahnya. Tidak

mustahil faktor ini ini yaitu pergerakan, lalu menggerakkan apa yar.g

ada di atasnya. Materi yang bergerak di bumi dan menggerakkan bumi

adakalanya materi asap yang kuat hembusannya seperti angin, materi

cairan api (lava), materi udara, materi api maupun materi tanah. Materi api

tidaklah murni api, bahkan tidak mustahil dia berbentuk asap yang kuat,

panas dan menyembur. Materi tanah tidak mengalami pergerakan kecuali

karena faktor seperti ini sehingga ia menjadi faktor utama terjadinya

gempa. Adapun materi angin, baik ia mengandung api atau tidak, ia

mesti menjadi pembangkit di bawah tanah yang seringkali menyebabkan

guncangan-guncangan tanah. "

Ibnu sina menyebutkan bahwa kebanyakan sebab-sebab gempa adalah

angin yang tertahan.Ts lbnu sina menunjukkan bukti atas hal itu dengan

mengatakan bahwa negeri-negeri yang banyak mengalami gempa, apabila

dilakukan penggalian terhadap sumur-sumur dan saluran-saluran di sana

hingga angin dan uap banyak yang keluar, maka menjadi sedikitlah gempa.

Gempa banyak terjadi ketika tidak ada angin yang keluar karena materi

angin tertahan di dalam. Disamping itu gempa banyak terjadi di negeri￾negeri yang banyak daerah curamnya atau permukaannya tertutupi air

yang mengalir atau air melimpah yang tidak dapat dialirkan angin.

Ibnu Sina menyebutkan manfaat-manfaat gempa yaitu membuka

saluran-saluran mata air dan menggetarkan hati orang-orang fasik terhadap

adzab Allah."76Ibnu Sina menyifati macam-macam gempa. Ia mengatakary

"Adayang mengarah ke atas dan ada yang condong ke arah (samping).

Arah gempa tidaklah sama. Ada sebagian gempa yang sangat besar seolah

bumi akan terlempar ke atas. Ada gempa yang melintang dan bergetar.

Ada gempa yang condong ke dua arah yang dinamakan den gan Al-Qithqith.

Dan ada gempa yang melintang, juga mengarah ke atas yang dinamakan

dengan Sullami (berbentuk tangga)." n

Para ilmuwan Geologi modem mengomentari bahwa keterangan Ibnu

Sina menguatkan temuan ilmu Geologi modern bahwa amblesnya bumi

sebagai efek dari getaran-getaran bumi terjadi karena keluarnya lava atau

adanya ruang kosong di bawah permukaan bumi di daerah-daerah yang

di situ terdapat banyak batu kapur. Sebagai akibat dari goncangan bumi

permukaan bumi menurun atau terkadang terjadi erosi tanah di tengah￾tengah gempa.

Adapun menurunnya jumlah gempa di daerah-daerah yang di situ

dilakukan penggalian sumur-sumur atau dan saluran-saluran, tidak

ditemukan sandaran ilmiahnya hingga sekarang ini. Hal ini disebabkan

sumber gerakan-gerakan bumi yang berujung pada gempa berada di

kedalaman 40 hingga 435 mil di bawah permukaan tanah.

Adapun faidah-faidah gempa dalam membuka mata air adalah

benar dari sisi ilmiah. Gempa menyebabkan terbukanya mata air-mata air,

terutama mata air mineral.

Begitu juga Ikhwan Ash-Shafa berusaha menjelaskan sebab-sebab

terjadinya gempa. Dalam juz II dari Rasa'il disebutkan bahwa gua-gua dan

terowongan-terowongan di dalam bumi dan gua, ketika tidak memiliki

saluran keluar untuk air, maka air ini tertahan di dalamnya, lalu

terurai sampai lembut, menjadi uap, naik ke atas dan mencari ruang yang

lebih luas. Jika tanahnya memiliki banyak rongga, maka uap-uap itu

keluar. Jika permukaan tanah sangat rapat, maka ia menahan uap itu dari

usaha keluar dari dalam tanah. Ia tertahan dan menggelombang di dalam

ruang di bawah tanah untuk mencari jalan keluar. Terkadang sebagian

tanah terbelah sehingga angin keluar dengan cepat, tanah ambles dan

menimbulkan suara dan gempa. Ruang kosong di dalam tanah sangat

panas dan mengandung air belerang atau minyak. Karena itu, udara di

bawah beterbangan dan menyatu dengan belerang sehingga menimbulkan

kekuatan letusary asap dan api."78

Ilmu modern yang mengkaji fenomena gempa, sebab-sebabnya,

karakteristiknya dan pengaruh-pengaruhnya, dari sisi-sisi Geografl, kosmik

dan Fisika dikenal dengan ilmu Gempa atau Seismologi, sebuah kata yang

berasal dari bahasa Yunani.

Ilmu modem melihat bahwa gempa tidak lain merupakan guncangan￾gunjangan yang cepat dan susul menyusul terhadap permukaan bumi

yang kita diami sebagai akibat dari sampainya energi gempa kepadanya.

Energi ini datang dalam bentuk gelombang-gelombang gempa dari

pusat gempa yang jauh berada di bawah permukaan tanah dengan jarak

sepuluh atau ratusan kilometer di wilayah gempa.

Adapun dahsyatrya guncangan gempa di suatu wilayah dapat diukur

dengan skala-skala yang dibuat oleh ilmuwan Richter. Ia menetapkan

bahwa gempa ringan berkisar antara L hingga 3 SR, gempa sedang berkisar

antara 4 sampai 5 SR dan gempa besar berkisar antara 6 sampai 7 SR dan

gempa yang yang berdampak kerusakan total ketika mencapai derajat 8

atau lebih SR.

Gelombang-gelombang gempa yang muncul dari pusat gempa secara

garis besar terbagi menjadi tiga macam: gelombang pertama yang bersifat

saling menekary gelombang kedua yang bersifat meluas dan gelombang

ketiga yang bersifat lambat.

Gelombang-gelombang ini dapat direkam dengan alat Seismograf.

Akan tetapi, ilmu modern masih tetap lemah untuk memperkirakan secara

detil waktu, tempat dan dahsyatnya gempa sebelum terjadi. Meskipun

demikian, harapan untuk menyelamatkan manusia dari gempa yang

menghancurkan mendorong para ilmuwan untuk melanjutkan penelitian

yang telah dimulai para ilmuwan perdaban Islam tentang sebab-sebab

terjadinya gempa, upaya-upaya mengontrol kedahsyatannya dan

meringankan dampak-dampaknya yang menghancurkan.

2. Kitab Tahdid Al-Amakin li Tashih Masafat Al-Masakin, Al-Qanun Al￾Mas'udi, Tahqiq Ma li Al-Hind min Maqulah Maqbulah fi Al-Aql au

Mardzulah, Al-Atsar Al-Baqiyah min Al-Qurun Al-Khaliyah dan Al￾I amahir fi Ma' rifah Al-J awahir, kary a Al-Bairuni.

Dalam kitab-kitab ini Al-Bairuni menyebutkan informasi￾informasi berharga tentang Geologi, penelitian-penelitian dan kajian-kajian

tentang umur bumi serta kejadian-kejadian yang dialaminya berupa letusan

gunung berapi, gempa dan faktor-faktor erosi. Al-Bairuni menyebutkan

pendapat-pendapat tentang terbentuknya kulit bumi, terbentuknya dataran

bumi, pengujian terhadap benda-benda logam dan mutiara-mutiara. Ia

mencapai suatu kesimpulan tentang persamaan untuk mengukur keliling

bumi yang hingga sekarang dikenal dengan namanya. Ia juga melakukan

penelitian dan ujicoba-ujicoba tentang ketebalan batu-batu.

Al-Bairuni bersungguh-sungguh dalam menyifati waktu-waktu

Geologi. Ia mengatakan, "Ketika kita mempelajari rekaman-rekaman

batu dan peninggalan-peninggalan kuno, maka kita mengetahui bahwa

perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan ini pasti

menghabiskan waktu yang lama di bawah tekanan dingin atau panas,

sesuatu yang tidak kita ketahui sifat atau kadarnya. Kita menyaksikan air

dan udara hingga hari-hari ini membutuhkan waktu yang lama dalam

menyempurnakan prosesnya. Adapun perkembangan-perkembangan

yang muncul di zaman- zamansejaratr, maka telah dikaji dan tertulis dalam

lembaran-lembaran."

Di antara hal yang menunjukkan dalamnya renungan_renung Al_

Bairuni dan perhatiannya terhadap Georogi ini yaitu teorinya tentang

terbentuknya dataran Hindustan. Ia mengatakaru ,,Negeri India dari

daratan-daratan itu, di sisi selatannya diliputi laut mereka (sekarang laut

India) dan sisi-sisi yang lain diliputi gunung-gunung yang tinggi. Gunung￾gunung inilah tempat air mereka. Negeri mereka dulunya tidak rain adalah

lautan yang terpenuhi dengan materi_materi yang dibawa banjir.,,

Ia juga berkata, "Tanah padang pasir Arab dulunya ini yaitu rautan,

lalu tertimbun materiar-material. Bekas-bekasnya jelas daram penggarian

terhadap sumur-sumur dan kolam-koram. Tanah-tanah yang digali

memperlihatkan lapisan-lapisan dari tanah, pasir, batu kerikil. Di dalamnya

juga terdapat tembikar, kaca, dan turang-turang yang tidak mungkin

manusia secara sengaja memendamnya di sana. Bahkan kamu dapat

mengeluarkan batu-batu di sana yang ketika dipecalr, maka ia mengandung

kerang, rumah siput dan apa yang dinamakan dengan'teringa ikan., Benda￾benda ini adakalanya utuh sebagaimana adanya dan adakaranya terah

hancur, hanya tersisa tempatrya yang kosong yang membentuk tubuhnya.,,

Perlu diperhatikan, bahwa Al-Bairuni dalam teks ini telah

meletakkan prinsip ilmu penggalian (fosil-fosil). Ia mengenalkan bahwa

fosil-fosil ini yaitu makhruk yang hidup pad.a zaman dahuru. Ia sampai

pada apa yang kita kenal sekarang bahwa dia ini yaitu alam itu sendiri

dengan segala bagian-bagiannya, seperti fosil_fosil semut, nyamuk, dan

yang lainnya.

Begitu juga ungkapan Ar-Bairuni yang ringkas mengukuhkan bahwa

ia ini yaitu orang terdahuru yang mengatakan har penting bahwa perubahan￾perubahan yang dialami kulit bumi dalam masa-masa Geologi terjadi

sangat lamban. Ia juga berbicara tentang revorusi-revolusi Georos yang

dialami kulit bumi dan kejadian-kejadian yang dimuncurkannya seperti

pembelokan, peninggian dan penurunan menyebabkan berdirinya rantaigunung-gunung dan rendahnya wilayah-wilayah lain yang luas di bawah

permukaan laut.

Kitab Al-lamahir fi Ma'rifah Al-lawahir termasuk karya tulis terbaik

pada masa kebangkitan Islam. Hal ini karena ia mengkaji benda-benda

logam dan kristal dan meletakkan dasar dua cabang ilmu Geologi modern

yang bersandar kepada metodologi ilmiah dan eksperimen. Metode ini

mendorong seluruh pergerakan ilmiah menuju kemajuan dan mewujudkan

penyingkapan-penyingkapan dan inovasi-inovasi yang menjadi pondasi

teknologi modern.

Al-Bairuni menyifati sejumlah benda logam, metal dan batu-batu

mulia yang di antaranya Yaqut, berlian, mutiara, batu merjart, zamrud,

air raksa dan sebagainya.

Ia berkata tentang Yaqut, "Sesungguhnya Yaqut ada yang putih, Akhab,

kuning dan merah." Tentang warna Akhab, ia menjelaskan bahwa ketika

malam hari dalam keadaan gelap ia tampak merah dan ketika kembali

ke sinar matahari, maka ia kembali dalam bentuk aslinya. Ada juga jenis

Bahramani, Lahmi, lalnari. Dia ini yaitu sifat-sifat yang membedakan dari

Yaqut merah. Ia juga menyebutkan bahwa Yaqut Rumani ada di Irak dan

Yaqut Bahramani ada di Khurasan. Di antara jenis Yaqut ini yaitu Al-Qurmuzi,

Al- | um ai dan Al -B an afs anj i.

Al-Bairuni melakukan perbandingan antara jenis-jenis Yaqut, lalu ia

menyebutkan bahwa jenis Yaqut yang paling baik ini yaitu Bahramani dan

yang paling murah ini yaitu yang mendekati putih.

Ia menyebutkan bahwa cacat Yaqut ada lima, yait:.t An-Namsy, cacatini

tidak dapat kita hilangkanketika telahmenyebar dan mendalam, campuran

batu, yaitu batu-batu yang menyertainya, Ar-Raim, yaitu kotorary lobang

yang mencegah transparan dan tembusnya cahaya dan perbedaan warna

di bagian-bagiannya, yaitu sebagiannya tebal dan sebagiannya lagi tipis.

Al-Bairuni berbicara tentang tempat-tempat keberadaannya dan

cara-cara menggalinya dan mengeluarkannya. Ia menjelaskan susahnya

penggalian dan pencapaian ke tempat pertambangannya. Ia menjelaskanpembentukannya. Ia mengatakary "sesunggufnya semua batu transparan

berasal dari benda cair, kemudian membatu. Hal ini dibuktikan dengan

percampurannya dengan sesuatu yang bukan jenisnya, seperti tiupan

udara atau tetesan air."

Pendapat-pendapat ini sesuai dengan penelitian-penelitian terbaru

dan pendapat-pendapat para ilmuwan Geologi modern. setelah itu ia

menyebutkan industri Yaqut dan bagaimana cara mendapatkannya

dari bahan mentah logamnya, yakni membersihkannya dari campuran￾campuran lain.

Al-Bairuni menjelaskan benda-benda yang menyerupai yaqut. Ia

mengatakan, "Yaitu Yaqut-yaqut yang berbeda dengannya di tempat￾tempatnya, antara lain Al-Ihrkand, Al-Karkahan, Al-Gariz dan Al-Baijadzi

Adz-Dzihni." Benda-benda ini termasuk rumpun batu akik dalam ilmu

modern. Ia menyebutkan cara membedakan Yaqut dengan benda-benda

yang serupa dengannya, kemudian berbicara tentang sumber-sumber yaqut

dalam Sarnadib dengan panjang lebar.

Al-Bairuni menyebutkan kuarsa dan menamakannya dengan kristal.

Ia menjelaskan bahwa kuarsa ini yaitu batu yang ditemukan di negeri Arab,

berwarna putitr, transparan dan bercahayapadamalam hari seperti api. Ia

dinamakan dengan'batu rembulan'. Ia bersifat sangat keras yang sering

digunakan untuk memotong mutiara-mutiara.

Al-Bairuni juga berbicara tentang kaca. Ia mengatakan, "sesungguhnya

kaca terbuat dari pasir. orang yang berpikir tentang pasir, ia melihatnya

mengandung bermacam-macam logam yang memiliki banyak warna, yang

di antaranya hitam, merah, putih dan berwana kristal."

Al-Bairuni juga berbicara tentang berlian dan sifat kerasnya. Ia

mengatakan, "Sesungguhnya posisi berlian di antara mutiara-mutira yang

lain seperti posisi tuan yang ditaati di antara para budak dan rakyat jelata."

Ia mengatakan, "Ada yang berwarna putih, Az-Zaiti (warna minyak),

kuning, merah, hijau, Akhab dan hitam. Berlian ini yaitu mutiara yang paling

keras, kemudian di bawahnya ada Yaqut dan mutiara-mutiara yang

menyerupai Yaqut."

Demikianlah Al-Bairuni menyifati sifat-sifat alami khusus terhadap

benda-benda logam dengan detil, teliti, indah dan tepat sasaran. Ia

melakukan pemeriksaan, kajian dan analisis terhadap jumlah lain dari

unsur-unsur dan logam-logam, yaitu perak, emas, besi, seng, tembaga,

air raksa dan benda-benda yang serupa dengan seng dan tembaga. Ia

menyebutkan tempat-tempat keberadaanny a, caramengeluarkannya dari

tempat pertambangannya, keistimewaannya, faidah-faidahnya, cara-cara

pertambangannya dan campuran-campuran yang ditemukan bersamanya.

Akan tetapi, pekerjaan-pekerjaan ini sekarang masuk dalam ilmu Fisika

pertambangan.

Ada informasi-informasi Geologi lain yang terdapat dalam buku￾buku para peneliti Arab dan kaum muslimin yang berkaitan dengan

pertambangan dan persebaran bermacam-macam logam di berbagai

belahan bumi.

Ibnu Hauqal telah mengumpulkan informasi-informasi ini dalam

Kitab Al-Masalik wa Al-Mamalik Ia berbicara tentang penambangan air

raksa dari negeri MaWara' An-Nahr (Transoxiana), tembaga dari Farghana

dan Kirmary celak mata dari Asfahan, marmer dari Tabriz, belerang dari

Syria dan Palestina, minyak tanah dari Baku, garam dari Abdan, garam

Al-Barud dari Bukhara, Yaqut, Zamrud dan Akik dari Mesir, Khurasan

dan semenanjung jazirah Arab.

Ibnu Hauqal berbicara tentang tempat penambangan emas di Al-Alaqi

yang jaraknya dari Aswan lima belas hari perjalanary tempat penambangan

emas dan perak di Khurasary tempat penambangan perak di Hindukustu

dan tempat penambangan besi di Khurasan, Spanyol dan Persia.

Al-Maqdisi juga menyebutkan bahwa ada beberapa tempat penam￾bangan besi di Beirut. Al-Mas'udi menyebutkan secara pasti tempat

penambangan garam amoniak di tengah pegunungan di jalan menuju

China.

Ibnu Hauqal menyifati lorong di gunung Al-Batm yang terletak di

Ma Wara' An-Nahr tempat ditemukannya amoniak. Ia mengatakary "Di

Al-Batm terdapat benteng-benteng yang sangat kokoh. Di dalamnya

terdapat penambangan emas, perak, asam belerang dan amoniak yang

dibawa ke banyak tempat dan negeri. Di setiap gunung darinya terdapat

semacam gua yang ada bangunannya seperti rumah. Pintu-pintu dan

celah-celahnya diperkuat. Di dalamnya juga terdapat sumber-sumber yang

darinya keluarlah semacam asap pada waktu siang dan semacam api pada

waktu malam. Ketika asap ini mengepul di dinding-dinding rumah ini dan

atapnya, maka amoniak-amoniak diambil darinya.

Hawa di dalam rumah ini sangat panas. Setiap orang yang masuk

ke dalamnya terbakar, kecuali memakai baju permadani yang dibasahi

dengan air, masuk seperti pencuri (bergerak cepat) dan mengambil apa

yang mampu dia ambil."

Dalam kitab Al-Jauharatain Al- Atiqatain, Al-Hamdani menuturkan

tempat-tempat penambangan emas dan perak yang terkenal di jazirah

Arab, negeri Ajam, negeri Nubia dan Hapashah (Abissinia). Ia memberikan

perhatian terhadap sifat-sifat penambangan di Yamary Tihamah dan Nejed.

Ia menukil apa yang dikatakanMu'addinu Adz-Dzahab bahwa di Khurasan

dan lainnya tidak ada logam seperti logam Ar-Radhradh yang terletak di

Haddinihim (di Tenggara Shan'a) di jalan menuju Ma'rib dan Mikhlaf Yam

dari negeri Hamadzan.

Berkat informasi-informasi Geologi ini, misi survei Geofisika untuk

mengetahui sumber-sumber logam dan minyak di Yaman mendapat

petunjuk dalam mengungkap obyek-obyek penambangan yang penting.

Studi analisis terhadap manfaat ekonomi obyek-obyek pertambangan ini

dilakukaru terutama setelah mendapat kepastian tentang melimpahnya

bahan-bahan seng/ besi dan tembaga dan perak dengan jumlah komersial.

Demikianlah Ibnu Sina dan Al-Farabi meletakkan kaidah-kaidah

cabang ilmu Geologi dalam konsep ilmiah yang benar. Keduanya juga

diikuti oleh sejumlah ilmuwan, meskipun dengan peran yang masih di

bawah peran keduanya. Para ilmuwan ini seperti A1-Qazwini, An￾Nazham, Ar-Razi, Al-Kindi, Al-Hamdani, Al-Idrisi, Yaqut Al-Hamawi

dan ilmuwan-ilmuwan lain yang mewariskan pendapat-pendapat ilmiah

yang berharga tentang fenonema-fenomena Geologi. Apa yang mereka

lakukan membuat para peneliti dan para orientalis merasa terheran-heran.

Sigrid Hunke mengatakary "Warisan ilmiah para ilmuwan itu cocok untuk

setiap zaman dan tempat, dan untuk abad kesepuluh atau keempat belas,

di Asfahan atau di Andalusia."

Dia cocok untuk pandangan ilmuwan yang memandang setiap

peristiwa hidup sebagai proses perkembangan. Dia cocok untuk upaya

pengalaman pribadi dan penelitian ilmiah untuk menafsirkan hakikat￾hakikat dengan kembali kepada sebab-sebabnya dan cocok untuk manusia

yang tidak puas kecuali dengan bukti-bukti materi fisik yang dapat disentuh

atau dilihat dengan mata telanjang. Di dunia Arab yang berbeda dengan

dunia di luar Arab telah menyebar ungkapan-ungkapan seperti ini, "Aku

telah memperhatikaru aku telah menyaksikan dengan mataku." Manusia

biasa membaca hasil penelitian-penelitian ilmiah seperti hasil penelitian

Ibnu Sina yang di dalamnya ia mengatakan, "Terkadang lumpur mengering

dan berubah menjadi materi yang bukan lumpur dan bukan batu. Artinya

ia berubah menjadi batu yang lunak, kemudian berubah menjadi batu yang

keras. Pada masa kecilku, aku menyaksikan lumpur di pinggir sungai.

Lumpur ini biasa digunakan manusia untuk membasuh kepala

mereka. Beberapa waktu setelah itu, aku menyaksikan lumpur ini telah

berubah menjadi batu lunak. Perubahan ini memakan waktu selama dua

puluh tiga tahun."

Memang, umat Islam patut berbangga di setiap zaman dan tempat

dengan para ilmuwannya dan tokoh-tokohnya yang telah membawa lentera

ilmu dan peradaban ke seluruh dunia dan mereka memiliki keistimewaan

sifat-sifat dan akhlak-akhlak terpuji. Betapa kita butuh menjadikan mereka

sebagai teladan dan contoh dan kita mengajak generasi muda umat

Islam untuk meniru langkah-langkah mereka dalam mencintai ilmu dan

bersungguh-sungguh di dalam mencarinya dan meraihnya.E


mu Biologi dalam konsep modern merupakan salah satu cabang ilmu

alam yang melakukan kajian terhadap makhluk hidup yang bertumbuh

dari segala aspeknya: sifat,lingkungan, perilaku, anatomi tubuh, fisiologi

dan genetika. Nilai pentingnya ilmu Biologi bertambah banyakpadazaman

modern karena keterkaitannya secara langsung dengan cabang-cabang

ilmu alam lain dan hubungannya yang kuat dengan bidang penerapan

dalam ekonomi, kedokteran, pertaniary kekayaan alam, penelitian ruang

angkasa dan lainnya.

Makhluk hidup yang menjadi obyek pembahasan ilmu biologi

mencakup tumbuhan dan hewan beserta macam-macarnnya, keajaiban￾keajaibannya, manfaat-manfaatnya dan bahaya-bahayanya.

Pada masa lampau manusia tidak banyak memperhatikan ilmu Biologi

kecuali yang dibutuhkannya dari tumbuhan dan hewan yang dijadikan

makanary pakaian atau obat. Gambar-gambar yang ada di dinding-dinding

gua menunjukkan bahwa manusia p ada zamanlampau telah memahai ilmu

bedah dan mengenal sebagian dari karakteristik tumbuhan dankebiasaan￾kebiasaan hewan.

Peradaban-peradaban besar yang ada di Mesir, Babilonia, India dan

China telah mewariskan sebagian ilmu Biologi karena mata pencaharian

mereka bertumpu pada pertanian. selain itu mereka juga memperhatikan

kedokteran dan pengobatan. Akan tetapi, jasa dalam kodifikasi ilmu ini dan

penyusunannya dalam gaya ilmiahkembali kepada para ilmuwanyunani

secara umum dan para ilmuwan Alexandria secara khusus.

Hal itu pasti tidak mengurangi peran peradaban-peradaban sebelum

peradaban Yunani karena pengalaman peradaban-peradaban merupakan

fase eksperimen yang mendahului fase teorisasi dan filsafat ilmu di tangan

para ilmuwan Yunani.

Kami mengatakan demikian karena para penuls sejarah ilmu

pengetahuan dan peradaban senantiasa merasa nyaman dalam menisbatkan

jasa peletakan pertama kemajuan ilmu pengetahuan kepada orang-orang

Yunani saja. Kemajuan ilmu seperti itu sama dengan makhluk hidup yang

terus tumbuh dan berkembang. Ilmu Yunani tidak mungkin muncul secara

tiba-tiba dari kekosongan. Tidak diragukan lagi bahwa ilmu pengetahuan

Yunani berhutang kepada semua peradaban yang mendahuluinya, baik

secara langsung maupun tidak langsung, sebagai hasil dari hubungan

yang tetap antar berbagai peradaban dan saling tukar ilmu pengetahuan

dan pengalaman.

Pertanyaan filosofi pertama yang dilontarkan para ilmuwan Yunani

pada abad keenam belas ini yaitu tentang asal usul kehidupan. Pertanyaan

ini dijawab dengan penelitian tentang materi tetap di tengah-tengah

perubahan alam. Materi ini memberikan kekuatan kepadanya dan

menyebabkan gerakan-gerakannya sesuai dengan hukum tertentu. Thales

meyakini bahwa materi utama ini ini yaitu air. Hal ini karena ia melihat

makhluk hidup tumbuhan senantiasa basah selama dia hidup dan ketika

telah mati, maka ia menjadi kering. Anaximander berpendapat bahwa asal

kehidupan ini yaitu inti materi yang tidak tidak ada batas. Dia mengandung

empat unsur yang saling berlawanan dan saling mengikat, yaitu basah,

kering, panas dan dingin. Kemudian inti ini terpisah dari materi yang tidak

ada batasnya sehingga menyebabkan muncul alam-alam yang tidak ada

batas, di antara alam kita.

Sementara itu Onixmans, filosof ketiga dari para filosof alam

berdasarkan zamannya mengatakary "Sesungguhnya materi awal adalah

uap yang memunculkan alam kita dengan mengental dan melakukan

filterisasi."

Pada abad kelima sebeum Masehi, onbadhukulais (430-490 sM)

mengatakary "sesungguhnya asal alam realita ini yaitu empat unsur: air,

udara, tanah dan api dan bahwasanya kehidupan anggota tubuh muncul

dari tanatu bermula dari tumbuhan, kemudian hewan.,,

onbadhukulais mengikuti pendapat reinkarnasi yang diyakini kaum

Phytagoras, yaitu perpindahannyawa dari satu makhlukke makhluklain.

onaxajuras menganggap asal realitas materi ini yaitu materi-materi

awal yang tidak terbatas jumlahnya. Ia menyebutkan bahwa akal atau roh

merupakan penyebab gerakannya.

Pada abad keempat sebelum Masehi, Democritus meletakkan madzhab

atom untuk menafsirkan alam dan mengukuhkan realita kekosongan yang

dipenuhi roh. Ia juga mengikuti pendapat Alcameon phytagoras bahwa

otak ini yaitu pusat kegiatan pemikiran.

Democritus ini yaitu orang yang pertama kali berusaha membagi

hewan-hewan berdasarkan jenis-jenisnya. Ia menyebutkan tabiat-tabiatnya

dan manfaat-manfaatnya dalam buku "Hewan". Kemudian Aristoteles

menyusurr beberapa buku tentang ilmu Biologi, yang paling masyhur

antara lain s ej aralt Yunani, Reproduksi Hcwan dan Macam-macam Hanan. rbnu

Al-Bathriq telah mengalihbahasakan buku ini ke dalam bahasa Arab.

Hal terpenting yang menjadi keistimewaan Aristoteles pada masa itu

ini yaitu ia berdasar kepada pengamatan langsung, disamping teori. Hal

itu membantu terwujudnya permulaan yang baik untuk ilmu Biologi. Ia

mengumpulkannya dari orang-orang yang memiliki pengalaman di bidang

perburuan dan dari realita pengamatannya dan perhatiannya terhadap

hewan-hewan laut yang ada di teluk pulau Labsus.

Hal terpenting yang dinisbatkan kepada Aristoteles di bidang ini

ini yaitu ia mengklasifikan hewan menjadi dua jenis. pertama, hewan yang

memiliki darah merah/hewan yang bertulang belakang dan hewan yang

tidak berdarah merah/hewan yang tidak bertulang belakang. Aristoteles

juga mengklasifikasikan hewan-hewan berdasarkan bagian-bagian

tubuhnya, cara hidupnya, reproduksinya dan kebiasaan-kebiasaannya.

Ia menjadikan Dolphin dan ikan Hiu sebagai bagian dari hewan yang

menyusui. Ia membagi hewan dengan pembagian dasar yang umum:

manusia, ikan, hewan yang berkaki empat dan melahirkan, burung-burung

dan hewan yang memiliki empat kaki yang hidup di dua alam dan bertelur,

seperti buaya, sebagian besar hewan melata, ular dan ikan-ikan.

Pada abad ketiga sebelumMasehi, ilmu Biologi mengalamikemajuan

di bidang anotomi oleh Herovilaus dari Alexandria dan Erostaratus yang

sezaman dengannya. Begitu juga muncul sebagian buku-buku tentang

tumbuhary karakteristiknya dan manfaat-manfaat baiknya. Antara lain,

buklr Sejarah Tumbuhan, karya Theochrates, Obat-obat Indioidu, karya

Veoscorivos. Menurut perkiraary buku-buku Yunani tentang tumbuh￾tumbuhan dan hewan yang sampai kepada bangsa Arab bersumber dari

ilmu Biologi yang telah tertulis dari peradaban-peradaban kuno. Kecuali

ilmu pengetahuan yang mereka kumpulkan selama persinggungan mereka

dengan peradaban-peradaban ini melalui perjalanan-perjalanan

perdagangan atau setelah perluasan-perluasan kekuasaan Islam. ETWAI-Qur'an memuat segala hal dan menanggung kehidupan tentram

dan damai untuk kaum muslimiry meletakkan prinsip-prinsip membangun

masyarakat Islami yang benar dan mengajak mereka untuk menyebarkan

ajaran-ajaran Islam di seluruh penjuru bumi. Al-Qur'an juga membebaskan

mereka dari segala khurafat dan kepercayaan-kepercayaan kuno yang

rusak, mendorong mereka untuk menggunakan akal untuk berpikir tentang

ciptaan-ciptaan Allah yang dipersiapkan untuk manusia dan berwasiat

kepada mereka untuk mempelajari hukum-hukum alam semesta dan

kehidupan demi mewujudkan hakikat yang besar dan iman kepada Allah

yang Esa dan Rasulullah.

Di sini kami mengukuhkan apa yang telah kami katakan berulangkali

bahwa Al-Qur'an bukanlah kitab ilmu pengetahuan alam dan memang

tidak dituntut seperti itu. Demikian karena jika seperti itu, maka tersisalah

tugas akal sebagai intisari yang paling penting yang diciptakan Allah agar

manusia mencapai iman kepada-Nya.

Akan tetapi, kami mengatakan bahwa sesungguhnya Al-Qur'an

menjelaskan kepada manusia perkara-perkara agama, dunia dan akhirat,

memberikan petunjuk kepada mereka atas sesuatu yang bermanfaat untuk

mereka, mendorong mereka unfuk melakukan penelitian dalam batas-batas

obsesi akal yang dititipkan Allah kepadanya dan membantu mereka dengan

hakikat-hakikat ilmiah yang membangkitkan mereka untuk mencintai ilmu

dan menggali ilmu pengetahuan.

Tidak diragukan lagi bahwa ayat-ayat Al-Qur'an tentang asal usul

makhluk dan fenomena-fenomena kehidupan dan semesta alam berperan

besar dalam mendorong pergerakan keilmuan Islam.

Allah berfirman,

" Katakanlah, " Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah)

memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang

akhir." (Al-Ankabuh 20)

Allah berfirmary

" Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di

segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslahbagi mereka

bahwa Al-Qur'an itu adalahbenar." (Fushshilafi 5)

Allah mengisyaratkan dalam banyak ayat bahwa air ini yaitu sumber

kehidupary sebab kehidupan dan yang ditetapkan kepada kehidupan dalam

setiap makhuk hidup dari manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan hingga

waktu yang dikehendaki Allah. Allah berfirman,

" Kami j adikan s e gala sesuatu y an g hidup b er as al dari air. " (Al-Anbiya' : 30)

Dia juga berfirman,

"Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai

penciptaan manusia dari tanah." (As-Saidah: 7)

Di sini secara ringkas Al-Qur'an mengukuhkan hakikat asal makhluk

yang menyibukkan pemikiran manusia sepanjang sejarahnya. Dan dalam

waktu yang sama Al-Qur'an memberikan kebebasan kepada akal untuk

melakukan berpikir tentang hakikat ini, dimensi-dimensi dan rahasia￾rahasianya.

Ilmu pengetahuan hingga hari ini tidak menambahi apa-apa atas

hakikat ini. Melalui pengamatan, pengalaman dan penelitian manusia

mendapatkan kesimpulan bahwa kehidupan tidak ditemukan dalam

sesuatu kecuali mengandung kadar tertentu dari air. Kehidupan tidak

ditemukan dalam sesuatu yang kering karena kering menghentikan

perubahan-perubahan kimiawi yang merupakan syarat utama perubahan￾perubahan tubuh makhluk hidup dan menyebabkan kematian.

Darah yang membawa nutrisi ke seluruh bagian tubuh, kemudian

membawa sampah-sampahnya tidak lain ini yaitu cairan yang membawa

bahan-bahan kimia, nutrisi dan hormon-hormon yang teratur dan lebur

dalam air.

Seluruh proses kehidupan tidak sempuma kecuali di dalam air. Ketika

manusia furun ke permukaan bulan, maka perhatian utamanya adalah

mencari air untuk mengetahui jika di sana ada kehidupan.

Begitu juga Al-Qur'an mengukuhkan hakikat yang lain yang telah

dibahas para ulama dan para filosof dalam waktu yang lama, yaitu semua

bentuk kehidupan dalam hewan dan burung-burung sama dengan pola

kehidupan yang ada dalam umat manusia. Allah berfirman,

"Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung

yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan

umat-umat (juga) seperti kamu." (Al-An'am: 38 )

Tentang fase-fase perkembangan janin Al-Qur'an menyebutkan

secara umum kekuasaan Allah dan ilmu-Nya yang sempurna dan

membiarkan akal manusia melakukan penelitian tentang rincian-rincian

dan mengungkap rahasia-rahasia. Allah berfirmao

" D ia menj adikan kamu dalam p erut ibumu kej adian demi kej adian dalam ti ga

kegelapan. Yang @erbuat) demikian itu ini yaitu Allah, Tuhankamu, Tuhan

Yang memiliki kerajaan." (Az-Zuman 5l

Akan tetapi, proses penciptaan dan pemberian roh atau pencabutan

roh dari makhluk senantiasa menjadi bukti kekuasaan dan kebesaran Allah

dan rahasia besar di antara rahasia-rahasia kehidupan dan semesta alam.

Allah tidak ingin menampakkannya kepada seorang pun sehingga kegaiban

menjadi bagian dari hakikat ilmiah. Allah berfirman,

" Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk

menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri

mereka sendii." (Al-Kahfi: 51)Dia berfirman,

"Dan kunci-kunci semua yang ghaib ada pada-Nya; tidak ada yang

mengetahui selain Dia." (Al-An'am: 5)

Dia juga berfirman,

"Dan rnereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah,

"Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan

hanya sedikit." (Al-Israa': 5)

Ilmu pengetahuan modern mengalami perkembangan, manusia

menempuh jarak yang jauh di atas bumi dan di antara bintang-bintang, dan

mengendalikan pesawat ruang angkasa dan kapal selam dengan cahaya

laser, radar dan komputer. Akan tetapi, ia tetap tak berdaya di hadapan

rahasia-rahasia yang dikandung perempuan dalam perutnya. Maha agung

Allah, Maha Perkasa, Maha kuasa dan mengetahui perkara ghaib. Maka

Dia tidak memperlihatkan ghaib kepada seorang Pun.

Tentang tumbuh-tumbuhan Al-Qur'an berbicara bahwa air adalah

sumber utama pertumbuhannya. Allah berfirman,

" D an kamu lihat bumi ini keing, kemudian apabila telnh Kami turunkan air

(huj an) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menj adi subur dan menumbuhkan

berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah." (Al-Haii: 5)

Al-Qur'an berbicara tentang bermacam-macam tumbuhan dan

mengajak untuk melakukan penelitian dan berpikir tentang rincian￾rinciannya dan mengimani kekuasaan Sang Pencipta yang Esa. Allah

berfirmary

"Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun

anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan yang tidak

bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi IGmi lebihkan tanaman

yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh, pada yang

demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orangyang

mengerti." (Ar-Ra'd: 4)

Al-Qur'an juga berbicara tentang Peran angin dalam Proses Per￾kawinan antara tumbuhan dan pembentukan awan. Allah berfirman,Dan Kami telahmeniupkan angin untukmengawinkan danKami turunkan

hujan darilangit,lalu Kamiberi minumkamu dengan (air) itu, danbukanlah

kamu y ang meny imp anny a. " (Al-Hiir: 221

Akan tetapi, rahasia proses proses penciptaan dalam tumbuhan

tetap menjadi keajaiban Tuhan yang mengukuhkan hakikat ghaib. Allah

berfirman,

"Sungguh, Allah menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (kurma). Dia

mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati

dari yang hidup. ltulah (kekuasaan) Allah, maka mengapa kamu masih

berpaling? " (Al-An'am: 5)

Di sisi yang lain, Al-Qur'an mengisyaratkan tabiat-tabiat yang

diciptakan Allah terhadap makhluk dan keistimewaan-keistimewaannya.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan firman Allatu

"Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan bentuk kejadian kepada

segala sesuatu, kemudian memberinya petunjuk." (Thaha: 50)

setelah itu, Al-Qur'an membiarkan manusia memenuhi obsesi-obsesi

akalnya dalam meneliti rincian-rincian hukum umum ini dan berlomba￾lomba dalam mengungkap hakikat ini dari berbagai sisinya. Di antara

manusia ada yang memperhatikan definisi tabiat dan macam-macamnya.

Mereka mengatakan, "sesungguhnya tabiat ini yaitu perasaan alami

dan perbuatan tanpa diinginkan yang diciptakan Allah pada makhluk￾makhlukNya demi hikmah yang tinggi. Mereka membaginya menjadi

bermacam-macam. Antara lain tabiat takut, tabiat waspada dari bahaya,

tabiat keibuan dan sebagainya.

Di antara manusia ada yang memperhatikan masalah-masalah

lingkungan dan hubungannya dengan makhluk-makhluk, misalnya warna

bunglory hewan landak, tanaman bunga matahari, hewan kerang dan rebah

yang bekerja dalam kerajaan yang menakjubkan agar mengeluarkan madu

yang bermacam-macam warnanya dari dalam perutnya yang mengandung

obatbagi manusia. sebagian orang ada yang meneliti hubungan-hubungan

antara kupu-kupu Yucca dan tanaman Yucca yang tergolong dalam jenis

tumbuhan bunga bakung.TanamanYucca terurai ke bawah dan anggota jenis betina lebih turun

daripada anggota jenis jantan. Adapun bagian atas bunga (stigma) yang

menerima butir-butir penyerbukan dari anggota jantan berbentuk gelas.

Dia tercipta dengan bentuk yang tidak memungkinkan butir-butir jatuh ke

dalamnya. Butir-butir ini harus pindah dengan perantara serangga

Yucca dengan cara menyimpannya dalam mulutnya yang diciptakan

khusus untuk melakukan tugas ini, kemudian ia terbang ke tumbuhan

lain yang sejenis dengannya, membedah ovumnya dengan alat khusus

di bagian belakang tubuhnya yang bentuk ujungnya seperti jarum, lalu

dari ini turunlah telur. Kupu-kupu Yucca meletakkan satu telur atau

lebitu kemudian merangkak ke bawah hingga sampai pena. Di sana ia

meninggalkan butir-butir penyerbukan yang telah ia kumpulkan dalam

bentuk bola di atas ujung bunga. Tumbuhan menghasilkan jumlah besar bijl

sebagiannya digunakan untuk makanan kumbang dan sebagiannya matang

untuk melanjutkan siklus kehidupan. Mahasuci Dzat yang menciptakan

wuiud ini, mengaturnya dan memberikan bentuk terhadap segala sesuatu,

kemudian memberikan petunjuk.

Demikianlah Islam menjadi pendorong paling getol terhadap kaum

musimin untuk melakukan penelitian ilmiah yang benar dalam berbagai

cabang ilmu Biologi. Pendorong ini bertambah pada masa kebangkitan

Islam karena lingkungan ilmiah berupa perhatian yang baik terhadap

ilmu pengetahuan dan para ilmuwan dan pemenuhan fasilitas-fasilitas

yang diperlukan untuk mewujudkan kreativitas dan karya yang orisinil.

Perhatianterhadap ilmu Biologi tidak kalah penting dengan perhatian

terhadap cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain, terlebih faidah￾faidah yang baik yang dimiliki tumbuh-tumbuhan dan hewary berupa

faidah ekonomi, sosial dan keindahan. Banyak karya tulis ilmiah yang

menunjukkan perhatian ini dan memberikan bahan yang kaya informasi

yang berdasarkan pengamatan langsung dan penelitian yang terus menerus

tentang fenomena-fenomena kehidupan tumbuhan dan hewan. Akan tetapi,

kebanyakan karya-karya ini bukanlah buku-buku yang khusus membahas

tentang ilmu Biologi. Ia mencakup sisi-sisi sastra dan sejarah dan digunakan

untuk kepentingan kedokteran, farmasi dan pertanian.

sebagian ilmuwan pada zaman Islam menempuh metode para firsuf

Yunani dalam menafsirkan semesta alam, asal usul kehidupan dan teori

perkembangan.

Di antara mereka Ikhwan Ash-Shafa yang menjadikan urutan￾urutan kehidupan ada empat yang dimulai dengan bahan logam,

kemudian tumbuhan, hewan dan manusia. Ibnu Thufail berpendapat

bahwa kehidupan berkembang secara alami di pulau yang berada di

garis khatulistiwa yang merupakan daerah bumi yang paling sedang dan

air serta panas yang dibutuhkan air dalam fase pertamanya terpenuhi

di sana. Ibnu Khaldun menjelaskan secara panjang lebar dan jelas teori

perkembangan dalam kitab Al-Muqaddimah. Akan tetapi, di sini kita tidak

membahas sisi ini di bidang Biologi karena kami tidak yakin dengan

teori Evolusi yang setelah itu dinisbatkan kepada Darwin dantelah terbukti

kesalahannya secara telak.

Di bawah ini kami akan menjelaskan bagaimana ilmu Biologi

mengalami perkembangary dari teori-teori kuno sampai kajian-kajian ilmiah

yang berbasis praktik. Kami akan berusaha menyimpulkan sejauh mana

informasi-informasi yang dicapai kaum muslimin tentang tumbuhan dan

hewan sesuai dengan makna yang kita kenal. Hal itu meralui beberapa

karya tulis umum maupun khusus yang memenuhi warisan Islam kita,

seperti berikut ini:

1,. Kitab An-Nabat,karya Abu Hanifah Ad-Dinawari yang dijuluki guru

besar ilmu tumbuhan.

Kitab ini terdiri dari enam bagian yang mengumpulkan informasi￾informasi tentang tumbuhan dengan menggunakan bahasa Arab hingga

akhir abad kesembilan belas.

Yang menjadi perhatian kita dari kitab ini ini yaitu manuskrip yang

terdiri dari 330 halaman dari juz kelima. Manuskrip ini ditahqiq dan

diterbitkan pada tahun 1953 oleh seorang orientalis dari swedia, Lewin

di Universitas Opasla.

Di dalam kitab ini Abu Hanifah menjelaskan metodenya daram

menyusun kitabnya tersebut. Ia mengatakan, "Kami telah menyampaikan

apa yang kami anggap baik untuk didahulukan dalam bab-bab awal

dari kitab ini sebelum menyebutkan tumbuhan satu per satu. Kami akan

segera menyebutkannya dan menjelaskan sifatnya sesuai dengan informasi

yang sampai kepada kami atau sesuai dengan yang kami saksikan. ]ika

terdapat perbedaan dalam hal itu sekira perlu disebutkan, maka kami

akan menyebutkannya, insya Allah. Kami menyebutkan macam-macam

tumbuhan itu berdasarkan urutan abjad meskipun tidak urut sesuai

dengan jenis-jenisnya, disamping nama pohon bercampur dengan nama

rumput, sayuran, semak belukar dan jenis-jenis lainnya sebagaimana

yang telah kami klasifikasikan di awal. Menyebutkannya satu per satu

akan membuat pembacanya yang telah memahami klasifikasi terdahulu

menyusulkannya sesuai dengan jenisnya. Kami lebih memilih penyusunan

seperti ini sesuai dengan hujuf abjad karena itu lebih mudah dipahami dan

lebih memudahkan pencarian."

Demikianlah metode ilmiah Ad-Dinawari dalam menyusun bukunya

yang menyangkut penyifatan beberapa ratus tumbuhan yang telah dia lihat

secara langsung atau telah ia dengar dari orang-orang Arab pedalaman

dan orang-orang yang terpercaya.

Meskipun tujuan awal dari kitab Ad-Dinawari ini yaitu bidang bahasa,

namun ia menjadi buku rujukan para dokter dan ahli farmasi. Kitab-kitab

tentang obat-obatan yang terbesar, misalnya Muftadat Al-Adwiyah karya

Ibnu Al-Baithar mengutip darinya.

Setelah kitab An-Nabat karya Ad-Dinawari muncullah karya￾karya tentang ilmu tumbuh-tumbuhan. Semuanya mirip dalam sistem

penyusunannya. Para penulisnya menyebutkan semua informasi yang

telah terdapat dalam kitab-kitab terdahulu dan berupaya menambahkan

informasi-informasi baru ke dalamnya.

Adapun dari sisi materi ilmiah, kitab-kitab ini terkadang

memperhatikan sisi penyifatan dengan tujuan pemaparan kemampuan

bahasa dan sastra dan menampakkan sisi-sisi ensiklopedi pengetahuan.

Sebagai contotL kitab Aja'ib Al-Makhluqat wa Ghara'ib Al-Maujudat karyaAl-Qazwini yang memuat makalah-makalah di bidang semua cabang ilmu

pengetahuan pada masanya dan mengumpulkan informasi-informasi yang

tersebar tentang laut, sungai, bintang-bintang, angiry musim-musim, ikan,

hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, udara dan burung-burung. Tidak ada

larangan membicarakan masalah ilmu tentang janin dan fungsi-fungsi

anggota tubuh. Namun, dengan tujuan menjelaskan hikmah Allah dalam

penciptaan-Nya dan ajakan untuk berpikir dan mengambil pelajaran.

Kebanyakan kitab-kitab tentang tumbuh-tumbuhan membahas

tumbuh-tumbuhan dengan tujuan menetapkan manfaat-manfaatnya dari

sisi kedokteran dan obat-obatan. Contoh kitab-kitab semacam ini banyak

sekali. Kami telah membahas sebagiannya secara terperinci ketika kami

membahs ilmu Farmasi. Kami menambahkan kitab A/-A dwiyah Al-Mufradah

karya Al-Ghafaqi, Tafsir Asma' Al-Adwiyah Al-Mufradah, karya Abu Al￾Abbas bin Ar-Rumiyah, Al-lami' fi Al-Adwiyah Al-Mufradah,karya lbnu Al￾Baithar, Al-Adwiyah Al-Muftadah,karya Rasyid Ad-Din Ash-Shuwari dan

Al-lami' li Shifat Asytat An-NabatwnDhurub Anwa' Al-Mufradat min Al-Asyjar

wa Ats-Tsimar wa Al-Hasya'isy wa Al-Azhar wa Al-Hayawanat wa Al-Ma'adin

wa Tafsiri Asma-iha bi As-Saryaniyah wa Al-Yunaniyah wa Al-Lathiniyah wa

Al-B arb ariy ah, kary a Asy-Syarif Al-Idrisi.

Tidak mengapa kita mengambil contoh dengan sebagian yang

tercantum dalam dua kitab terakhir ini karya Rasyid Ad-Din Ash￾Shuwari dan Asy-Syarif Al-Idrisi untuk mengukuhkan kepiawaian bangsa

Arab dalam mengukuhkan metodologi ilmiah dan eksperimental. Ibnu

Abi Ashiba'ah menyebutkan bahwa Rasyid Ad-Din Ash-Shuwari ditemani

pelukis yang membawa kelengkapan warna-warna, kemudian berkeliling

ke tempat-tempat tumbuhan. Rasyid Ad-Din meminta kepada pelukis

untuk menggambar tumbuhan di lingkungannya dengan warna-warna

alaminya dan bersungguh-sungguh dalam menirunya. Terkadang Rasyid

Ad-Din meminta kepadanya untuk menggambar tumbuhan dalam fase-fase

kehidupannya: tumbuh, subur, berkembang, berbuah dan layu. Dengan

demikiaru penelitian menjadi lebih sempuma dan ilmu tentangnya menjadi

lebih jelas.Tentang Asy-Syarif Al-Idrisi kita cukup mengutip dengan apa yang

ia katakan sendiri dalam kitabnya Al-lami' li Shifat Asytat An-Nabat.Ia

mengatakan, "Sesungguhnya aku melihat kitab-kitab sebelumku dan aku

membandingkannya antara satu dengan yang lain. Aku melihat sebagianya

panjang lebar, sebagian yang lain ringkas, sebagiannya mengumpulkan

pendapat-pendapat dan memberikan pendapat atas perselisihan dan

sebagiannya meninggalkan perkara yang tidak diketahui dan menyebutkan

perkara yang diketahui.

Disamping itu, aku melihat laut yang darinya mereka mengambil

manfaat-manfaat dan simpanan-simpanan. Terdapat buku yang disusun

Viaskorivos dari Yunani untuk menjelaskan informasi-informasi tentang

obat-obatan dari tumbuhary hewan dan bahan mineral. Aku menyimpan

ilmunya secara umum setelah aku mencari sesuatu yang ditinggalkannya,

misalnya tanaman myrobalan kuning, myrobalan India, myrobalan Kabul,

asam jawa, cengkeh, tanaman A/-As (semak yang berbunga putih), tanaman

Mahaleb, tanaman Bahman putih, merah dan lainnya. Aku menyebutkan

semua jenis tumbuhary manfaat-manfaatnya dan khasiat-khasiatnya sekira

aku mendapatinya bermanfaat menurut para ahli zarnat\ dahulu yang

terpercaya dan para ahli mutaakhirin yang agung. Aku datang dengan

semua itu yang sudah diringkas dan diedit."

Dua contoh ini mengandung isyarat yang cukup untuk mengakui

keutamaan orang-orang terdahulu dan berpegang kepada pengamatan

langsung, percobaan dan penelitian ilmiah dalam mengambil pendapat

dan teori-teori.

2. Kitab Al-Hayawan karya Al-]ahizh.

Kitab ini terdiri dari tujuh juz.Dia memberikan potret ilmu hewan

pada abad ketiga Hijriyah, ditambah lagi ia mencerminkan kecenderungan

ilmiah yang dilalui oleh Al-Jahizh berdasarkan pengamatan langsung dan

percobaan.

Kitab Al-Jahizh membagi hewan

dan hewan yang tidak dapat bicara.

menjadi hewan yang dapat bicara

Hewan yang dapat bicara adalah

manusia danhewan yang tidak dapatbicara adalahhewan serain manusia.

Hewan yang tidak bicara mengeruarkan suara-suara khas yang tidak sama

dengan yang lain.

Al-Jahizh mengatakan suatu perkataan yang mirip dengan apa

yang kita kenal sekarang dengan ilmu genetika. Ia mendefinisikan hasil

perkawinan silang bahwa dia adarah kerahiran antara dua jenis yang

berbeda dari hewan atau manusia. sebagian hasil perkawinan silang dan

keturunannya lebih besar daripada yang asli.

Perkawinan silang dapat terjadi antara berbagai jenis hewan: antara

serigala dan anjing, antara keredai dan kuda, dan antara merpati riar dan

merpati jinak. Namury perkawinan silang juga tidak mungkin dilakukan

antara jenis hewan tertentu, misalnya antara kambingAt-Tais dan kambing

betina Na'jah, dan antara sapi dan kerbau meski ada kemiripan di antara

keduanya dari segi bentuk dan ukuran.

Al-Jahizh ini yaitu firosof aram yang mengikuti Iangkah An-Nazham

dari segi manhaj dan pembebasan akal yang menganggap ragu dan

percobaan sebagai asas penelitian sebelum percaya dan yakin.

Al-Jahizh mengambil metode tidak menerima sesuatu kecuari sesuatu

itu masuk akal. Bahkan firsafat Aristoteles dan firsafat-firsafat yunani

lainnya tidak lepas dari kritikannya.

Dalam kitab Ar-HayawanAl-Jahizh menyebutkan sumber-sumber yang

ia jadikan rujukan. Ia mengatakan, "Ini adarah kitab dimana keinginan umat_

umat terhadapnya sama, orang Arab dan non Arab serupa di dalamnya.

Meskipun kitab ini berbahasa Arab, Islami dan bersifat golongan, namun ia

telah mengambil ujung-ujung filsafat, mengumpurkan antara pengetahuan

yang didapat dari mendengarkan dan pengetahuan yang didapat dari

pengalaman. Kitab ini mengumpulkan antara ilmu Kitab dan As-sunnah,

antara penemuan indra dan hasrat. Buku-buku India telah dinukfl, hikmah_

hikmah Yunani telah diterjemahkan dan adab-adab persia terah diubah.

sebagiannya bertambah baik dan sebagiarurya tidak berkurang. Buku-buku

ini telah dinukil dari satu umat ke umat yang rain, dari satu kota kekota lain, dari satu bahasa ke bahasa lain hingga sampai kepada kita dan

kita ini yaitu akhir orang yang mewarisinya dan melihatr:rya."n

Al-Jahizh menyadari konsep hakiki proses perkembangan pemikiran

manusia, peran akal dan kehendak manusia dalam mendorong proses ini ke

depan secara terus menerus. Dia mengatakan dalam kitab tadi, "Hendaknya

jalan kita bagi orang-orang setelah kita seperti jalan orang-orang sebelum

kita bagi kita.

Kita telah mendapat pelajaran lebih banyak daripada apa yang telah

mereka dapatkan, sebagaimana orang-orang setelah kita mendapatkan

lebih banyak daripada apa yang kita dapatkan. Semua pengetahuan

bersifat Dharuri. Dia tidak lahir dari perbuatan-perbuatan manusia. Tidak

ada usaha dari manusia selain keinginan dan bahwasanya perbuatan￾perbuatan muncul dari manusia secara alami. Semua ilmunya muncul

dari pemberian Allah."

Madzhab eksperimen Al-Jahizh tampak lebih jelas dan kuat ketika

kita mengetahui bahwasanya dia senantiasa menggunakan eksperimen

untuk membuktikan kebenaran suatu teori atau suatu pendapat. Setiap

eksperimen memiliki tujuan. Terkadang ia memotong sejumlah anggota

tubuh atau memberikan racun kepada sebagian hewan. Terkadang dalam

melakukan eksperimery ia ingin mengetahui telur hewan dan meneliti

sifat-sifahrya. Terkadang ia menyembelih hewan untuk meneliti bagian

dalamnya.

Terkadang ia memendam hewan di sebagian tumbuhan untuk

mengetahui gerakan-gerakannya dan terkadang ia mencicipi hewan.

Terkadang ia membedah perut hewan untuk mengetahui kadar anaknya

dan terkadang ia mengumpulkan hewan-hewan yang berlawanan di dalam

suatu wadah untuk mengetahui pertengkaran mereka. Dalam suatu waktu

ia menggunakan bahan kimia untuk mengetahui pengeruhnya terhadap

hewan.

Al-Jahizh melanjutkan syarah terhadap dimensi manhajnya. Ia

menjelaskan bahwa ia tidak berhenti dengan penelitian-penelitian yang ia

lakukan dan menempuh metode khusus untuk setiap penelitian itu. Bahkan

sering kali ia meragukan hasil-hasil yang dicapainya. Ia meragukannya

lagi dan mengulangi eksperimennya kembali. Bahkan ia mengajak untuk

menempuh cara ini untuk mencapai kebenaran suatu teori atau

pendapat, tampaknya hakikat dan mengetahui tempat-tempat yakin dan

keadaan-keadaan yang mengharuskan yakin.

Dalam membahas isi-isi Ki tab Al-Hayawarz kita tidak ingia membuktikan

praktik Al-Jahizh terhadap manhaj ilmiah eksperimen sebagaimana para

ilmuwan sekarang melakukannya. Al-Jahizh ini yaitu ulama abad kesembilan

Masehi. Tidaklah adil jika menilainya dengan standar zaman sekarang.

Akan tetapi, kita berpendapat sebagaimana pendapat Qadri Thauqan

bahwa Al-Jahizh membawa sifat-sifat seorang ilmuwan yang melakukan

eksperiman dan peneliti yang jeli. Dia termasuk para pionir hakikat dan

berusaha sampai kepadanya melalui jalur eksperimen dan dengan bantuan

materi dan akal.

Tidak diragukan lagi bahwa bagian ilmu hewan dengan konsepnya

yang kita kenal sekarang sedikit sekali dalam turats (warisan) Islam jika

dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam yang lain. Begitu juga buku-buku

tentang tumbuhan sebagaimana yang telah kami sebutkan seperti karya

Ad-Dinawari dan Al-Qazwini. Tulisan-tulisan tentang hewan, macam￾macarrnya dan tabiat-tabiatnya umum dalam rangka melengkapi sisi￾sisi ensiklopedi pengetahuan yang ditulis para ilmuwan. Cukuplah

kita mengambil contoh dari buku Hayah Al-Hayawan Al-Kubra karya

Kamaluddin Ad-Damiri yang terdiri dari dua juz dan memuat nama-nama

hewan yang hidup di air tawar dan air laut, nama-nama burung dan nama￾nama serangga sesuai dengan urutan huruf Hijaiyah.

3. KitabAsy-Syifa'karya lbnu Sina

Kitab ini terdiri dari dua puluh delapan jilid dan memuat pasal-pasal

tentang ilmu mantiq, ilmu pengetahuan alam dan ilmu filsafat. Kitab ini

telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa.

Dalam bagian khusus tentang ilmu pengetahuan alam, Ibnu Sina

mengkaji sisi-sisi yang berbeda tentang ilmu tumbuhan dan ilmu tentang

hewan.

Berkaitan dengan masalah tumbuhan Ibnu Sina menyebutkan banyak

teori dan pendapat tentang reproduksi tumbuhan, jenis kelaminnya dan

emosinya. Ia rnenyebutkan bahwa tumbuhan sama dengan hewan dalam

hal perbuatan dan reaksi-reaksi yang berkaitan dengan makanan dengan

cara mendistribusikannya ke badan. Makanan ditarik oleh anggota badan

karena kekuatan alami bukan karena syahwat. Ia hanya menerima makanan

yang dapat tertarik oleh tubuh, bukan karena keinginannya. Tumbuhan

tidak memiliki syahwat. Tumbuhan tidak memiliki kemampuan untuk

memerangi setiap perkara yang merugikannya dan tidak dapat meminta

sesuatu yang bermanfaat untuknya. Dia bersifat pasif.

Manusia yang paling jauh dari kebenaran ini yaitu manusia yang

menganggap tumbuhan memiliki akal dan pemahaman. Perilaku tumbuhan

yang muncul karena makanan menunjukkan dia hidup, namun tidak

menunjukkan dia memiliki pemahaman dan keinginan.

Ibnu Sina ju ga membahas tema jenis jantan dan jenis betina tumbuhary

buah-buahan dari bermacam-macam fumbuhan, duri, tumbuhan pantai,

tumbuhan tanah bergaram, tumbuhan pasir, tumbuhan air, tumbuhan

gunung. Ibnu Sina juga berbicara tentang okulasi, tumbuhan yang

senantiasa hijau dan tumbuhan yang daun-daunnya gugur pada musim

tertentu.

Tentang hewary lbnu Sina melakukan kajian-kajian dan pengamatan￾pengamatan terkait dengan macam-macam hewan dan burung. Ia

mengklasifikasikan hewan air menjadi Lujjiyah (jenis laut), Syatthiyah

(jenis pantai), Thiniyah (jenis tanah) dan Shakhriyah fienis batu). Di antara

hewarr air ada yang menempati rumah yang selalu menempel, seperti

jenis-jenis kerang dan ada yang telaniang badan seperti ikan dan katak.

Setelah panjang lebar menjelaskan bermacam-macam hewan air,Ibnu Sina

berpindah ke hewan-hewan darat dan berbicara tentang anggota-anggota

tubuh yang serupa, anggota-anggota tubuh yang tidak serupa, otot, uratdaratu urat syaraf, paru-paru, jantung, gerakan yang disadari dan gerakan

yang tidak disadari.

Sang Dokter Ibnu Sina banyak memperhatikan perbandingan anatomi

antar bermacam-macam hewan, burung dan ikan. Ia menulis pengamatan￾pengamatannya tentang otot, alat percematrn, peredaran daratr, reproduksi

dan pernafasan.

Ibnu Sina juga memperhatikan tumbuhan-tumbuhan dan hewan￾hewan dari sudut pandang kedokteran dan farmasi. Hal ini menjadikannya

mengkhususkan bagian yang besar dari bukunya Al-Qanun fi Ath￾Thibb, sebuah buku yang diutamakan orang-orang Arab atas karya￾karya sebelumnya karena baiknya sistematika buku, data yang akurat,

pengamata