logam, seperti alat peniup (semacam pompa),
alat penumbuk, wadah tempat melebur logam dan alat pemutar. Sedang
P,edua; alat untuk mencairkan atau melelehkan obat-obatan, seperti gelas
dengan aneka ragamnya, botol-botol, alat-alat penyuling, alat pembakar,
dapur api dan lain sebagainya.
Ar-Razi dalam kitab Ar-Asl4r maupun karyanya yang lain telah
menjelaskan lebih dari dua puluh perangkat eksperimen, yar.g mana
sebagian perangkat ini terbuat dari kaca dan sebagian lagi terbuat dari
logam. Ar-Razi memberikan penjelasan detail tentang tata cara menyusun
komponen-komponen tersebut, merawat dan tata cara Penggunaannya
supaya terhindari dari kesalahan, seperti keterangan yang kita temukan
dalam buku-buku modern ketika menjelaskan tentang tata cara riset dan
eksperimen ilmiah.
Pada bagian ketiga dari kitab Al-Asrar, Ar-Razi mengupas untuk
pertama kalinya tata cara melakukan eksperimen meramu obat-obatan
dan mengidentifikasikan proses Kimiawi yang digunakan serta langkahlangkah reaksi Kimiawi dan hasil-hasil yang diperoleh darinya. Dia
memperkenalkan untuk pertama kalinya dalam Ilmu Kimia dasar-dasar
ilmiah untuk memproses pemurnian, seperti dengan penyaringan,
pemurnian suatu zat padat dengan memanaskan hingga menjadi gas,
merebus hingga tersisa menjadi sedikit, pengapuran, memasak dan
peleburan serta proses-proses penguraian dan pembentukan ikatan-ikatan
senyawa.
Di sini, saya tidak sepantasnya memaparkan simpul perbandingan
untuk menjelaskan sejauh mana keselarasan antara metodologi yang
digunakan oleh para ilmuwan modern dalam eksperimen mereka dengan
metodologi yang digunakan oleh Ar-Razi dalam melakukan eksperimen,
yang diawali dengan memilih bahan-bahan yang digunakan dalam
eksperimen, obat-obatan dan perangkat yang digunakan, penjelasan pointpoint eksperimen dan memperdebatkan hasil-hasil yang diperoleh setelah
menyiapkan semua bahan.
Berkat keunggulan metodologi ilmiah yang digunakan, maka Ar-Razi
telah mampu menemukan banyak unsur-unsur baru, seperti asam belerang
yang diberi nama minyak vitriol hijau. Sebagaimana dia menggunakan
arang tulang-tulang binatang untuk pertama kalinya dalam membatasi
pemberian warna, dan cara ini senantiasa digunakan di dunia modern
untuk menghilangkan warna dan aroma dari bahan-bahan organisme.
Hal paling penting yang dapat dinisbatkan kepada Ar-Razi di bidang
Kimia ini yaitu dia menghubungkan iknu Kimia dengan ilmu kedokteran
dan farmasi serta menetapkan standarisasi reaksi Kimia-fisika sebagai
implikasi dari pengaruh obat di dalam tubuh.
Ar-Razi mampu membuat alkohol dari bahan-bahan pemanis dan
tembakau yang sudah difregmentasikan. Dia menggunakan bahan-bahan
ini di laborat farmasinya untuk memproduksi obat-obatan dan bahanbahan pengobatan. Sebagaimana dia telah mempelajari keistimewaankeistimewaan air raksa dan susunan-susunannya untuk digunakan sebagai
obat bagi beberapa penyakit.
Ar-Razi menelurkan banyak buku di bidang Kimia, namun mayoritas
membicarakan tentang langkah-langkah perubahan barang-barang
tambang kelas rendah menjadi emas atau perak serta penelitian tentang
eliksir.
Kitab-kitab karangan Ar-Razi telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Eropa. Kitab-kitab k"ry" Ar-Razi dan kitab-kitab fabir bin Hayyan telah
memberikan andil besar dalam membuat Kimia sebagai Ilmu Terapan,
berkembang dan bersinar atas dasar keilmuan yang benar, jauh dari
ketidak-jelasan, tertutup dan jauh dari khurafat sebagaimana sebelumnya
dalam mengubah barang-barang tambang kelas rendah menjadi emas atau
perak yang jauh dari Kimia kuno.
Kitab penting lainnya dalam bidang Kimia yang mempunyai pengaruh
besar dalam khazanah peradaban Islam di antaranya ini yaitu Al-lamahir fi
Ma'ifah Al-lawahir karya Abu ,-Ar-Raihan Al-Bairuni.
Dalam kitab ini, Al-Bairuni mernulai pembahasannya dengan
mengupas masalah bahasa, dengan memuat syair-syair pengobar semangat
yang disampaikan oleh para penyair Arab ketika memberikan sifatbarangbarang tambang, barang'barang permata, kristal, batu-batu mulia dan baja.
Dia memaparkan pendapat-pendapat ilmuwan terdahulu tentang batu-batu
permata dan logam mulia serta memberikan ulasan tentang teori air raksa
dan belerang dalam membentuk barang-barang tambang di bumi.
Setelah itu, dia berbicara tentang emas/ perak, tembaga, besi dan
selainnya lalu mensifatinya sesuai dengan sifat-sifat dan keistimewaankeistimewaan yang dimiliki barang-barang tersebut, baik secara alami
maupun Kimiawi. Sebagaimana dia juga menjelaskan tempat-tempat
dimana bahan-bahan mentahnya berada dan cara-cara mengeluarkannya
dari bahan mentahnya. Dalam konteks ini, dia menggunakan standar varian
untuk menemukan perbedaan kandungan barang-barang tersebut. Dia juga
membahas tentang emas atau perak batangan yang dilebur lalu dituang ke
dalam cetakan. Sebagaimana pula dia menjelaskan tehnik+ehnik Kimiawi
untuk menciptakan bahan-bahan ramuan dimana sebagian tehnik yang
dipaparkanya tidak banyak berbeda dengan tehnik-tehnik ilmu modern.
Kitab Al-lamahir fiMa'ffih Al-lawahir ini telah ditahqiq oleh Kramkov,
seorang orientalis Uni Soviet, sebagaimana sebagian pasal-pasalnya telah
ditahqiq oleh DR. Edward Skhao dan diterbitkan di tondon tahun 1878
M. dan dicetak ulang pada tahun 1910 M..
Kitab Al-Jamahir fi Ma'rifah Al-lawahir termasuk sumber referensi
penting dalam bidang Ilmu Pertambangan, Ilmu Pengkristalan, Ilmu
Kimia dan llmu Geologi. Kitab ini bukan hanya mengumpulkan pendapatpendapat ilmuwan terdahulu tentang berbagai disiplin keilmuan serta
tambahan-tambahan dari temuan-temuan baru, akan tetapi kitab ini
juga telah mengekpresikan tentang kecintaan para ilmuwan pada saat
itu untuk melakukan penelitian secara seksama terhadap permasalahan-
permasalahan dan teori-teori yang berhubungan dengan tabiat barang
dan alam.
Al-Bairuni berpendapat bahwa ilmu yang meyakinkan tidak diperoleh
kecuali dari hal-hal yang dirasakan kemudian disusun oleh akal melalui
tahapan-tahapan yang logis. Berpijak dari sini, maka Al-Bairuni terlihat jelas
mengambil Metodologi llmiah yang menonjolkan sisi kedetailan analisa,
kecermatan dan pemikiran yang terarah dan teratur yang sejajar dengan
para ilmuwan terlatih dan berpengalaman.
Al-Bairuni mengatakan tentang tembaga yang ditemukan dari tempat
penambangannya bahwasanya tembaga hampir sama dengan emas. Hal ini
merupakan sebuah hakikat ilmiah yang sekarang ini baru bisa diketahui
setelah melalui penelitian yang sangat teliti, sebab sebagian barang
tambang kuningan terkadang mengandung unsur yang menyerupai emas,
sebagaimana yang telah dikatakan Al-Bairuni, "Sesungguhnya sebagian
barang tambang kuningan mengandung unsur timah. Para Kimiawan lalu
mengubah sebagian komponen susunannya sesuai dengan kebutuhan
mereka."
Adapun sebagian pemyataan Al-Bairuni tentang emas, sesungguhnya
emas disebut demikian karena ia cepat menghilang dan jarang yang
bertahan lama di tangan pemiliknya. Untuk mengeluarkan emas, Al-Bairuni
berkata, "Apabila emas yang belum dimasak diambil lalu dibersihkan
dari batunya, maka emas dapat dikumpulkan dengan air raksa. Setelah
itu, biii-biji emas diayak dengan sepotong kulit sampai air raksa keluar
dari pori-pori kulit, kemudian bahan-bahan yang tersisa dibuang dengan
diterbangkan di atas api, maka emas yang tersisa disebut emas yang berair
raksa."
Istilah ini senantiasa masih digunakan sampai sekarang. Dan
barangkali cara ini sampai sekarang masih dianut oleh para penambang
emas.
Sebagai penutup, sebagaimana sudah saya singgung di depan, di
antara ilmuwan yang menolak teori Aristoteles tentang mengubah barangbarang tambang kelas rendah menjadi emas atau perak ini yaitu ilmuwan
muslim Al-Hasan bin Ahmad Al-Hamdani yang mendapat julukanLisan
Al-Yaman.
Saya berpikir untuk memperkenalkan sosok Al-Hamdani kepada
khalayak umat Islam prihal pengaruhnya dalam khazanah peradaban
Islam, setelah menyampaikan pandangan Al-Hamdani dan perannya
dalam mengkristalkan metodologi penelitian ilmiah bagi berbagai
macam ilmu pengetahuan alam pada masa kebangkitan Islam. Saya akan
memaparkannya melalui makalah, penelitian dan artikel yang disampaikan
di Shan'a' University, bulan Oktober tahun L98L M., dalam diskusi
Intemasional untuk mengenang jasa-jasanya.
Beberapa makalah yang disampaikan dalam acara ini menguak
kehebatan Al-Hamdani dalam bidang ilmu pengetahuan alam. Al-Hamdani
seperti para pakar terkemuka muslim lainnya pada masa kebangkitan Islam
menguasai berbagai macam disiplin keilmuan, seperti ilmu-ilmu sejaratr,
geografi, astronomi, matematika, Kimia, ilmu tentang binatang atau zoologi
dan tanamaru filsafat dan sastra.
Saya sangat kagum pada figur Al-Hamdani sampai ketika saya
membahasnya dalam salah satu artikel saya yang dimuat oleh surat
kabar Ats-Tsaurah Al-Yamaniyah tentang peran yang dimainkan bangsa
Arab dalam mengusung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sesungguhnya saya cenderung memberikan gelar kepada Al-Hamdani
bukan hanya Lisan Al-Yaman,baltdr.an gelar 'Aql Al-Yaman.83
Di antara kitab karangan Al-Hamdani yang paling banyak membahas
masalah-masalahyang berkenaan dengan ilmu pengetahuan alam adalah
Al-lauharatain Al:Atiqatain.Kitab ini telah ditahqiq dan diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin oleh seorang orientalis Swedia bernama Christopher
Tool, yang juga turut hadir dalam acara tersebut.eLetak keistimewaan intelektual Al-Hamdani dalam kitab ini adalah
bahwasanya ia merupakan sosok ilmuwan yang melakukan riset dengan
detail dan akurat serta menggunakan analisa yang tepat. Di dalam buku ini,
Al-Hamdani memuat setiap pandangan para ilmuwan sebelumnya dan para
pakar ahli yang hidup pada masanya. Dan dia tidak mengambil pendapat
dari mereka kecuali yang bersandarkan pada bukti dan eksperimen serta
selaras dengan logika. Sebagai bukti atas semua ini ini yaitu bahwasanya AlHamdani menolak keras teori Aristoteles tentang benda-benda metal dan
logamJogam mulia serta teori air raksa dan belerang, seperti keterangan
yang sudah saya jelaskan di depan. Demikian pula, Al-Hamdani berbeda
pendapat dengan An-Nazhzham, salah seorang tokoh terkemuka pengikut
paham Mu'tazilah sekaligus pencetus konsep pembebasan akal yang
menganggap keraguan dan eksperimen merupakan dua pondasi dalam
penelitian sebelum munculnya keimanan dan keyakinan.
Abu Ishaq Ibrahim An-Nazhzham pada pertengahan abad VIII
meyakini teofi Azh-Zhuhur wa Al-Kumzn (unsur yang terlihat dan tidak
terlihat). Yang berarti sesungguhnya aksi atau reaksi semua materi, seperti
terbakar, kedinginan dan kepanasan menempel pada sebuah materi
disebabkan oleh tabiat materi itu sendiri. Aksi atau reaksi ini tidak terlihat
jika suatu materi berada pada kondisinya yang normal. Apabila materi ini
mengalami suatu kondisi emergency atau bersinggungan dengan sesuafu
yang dapat menarik salah satu elemen penyusunnya, maka elemen dalam
materi ini akan memperlihatkan aksi atau reaksinya.
An-Nazhzham memberikan sebuah perumpamaan pada pembakaran
kayu dengan mengatakan, "Kita menemukan kayu ketika bagian-bagiannya
terurai dan sendi-sendi penopangnya bercerai-berai, dimana bagian dan
sendi yang ada pada kayu ini sebelum terbakar terikat dan menyatu
dalam safu kesafuan, maka ia tersusun dari empat elemery yaifu: api, asap,
air dan arang." Disamping itu, kita menemukan api mempunyai elemen
panas dan cahaya. ]ika demikiary sesungguhnya pembakaran kairy kayu
dan kapas, hanyalah sebuah proses keluarnya elemen api darinya.
Seperti inilah penjelasan tentang pembakaran. Elemen api yangtersimpan pada kayu, tatkala bersinggungan dengan api lain dari luar,
maka keduanya (api yang tersimpan dalam kayu dan api lain dari luar)
mempunyai daya semakin kuat untuk membakar. Padahal sebelum
bersinggungan dengan api lairu maka elemen api dalam kayu tidak mampu
membakar kayu. Namun ketika muncul api lain, maka elemen api dalam
kayu membakar kayu sampai kayu menjadi arang kering dan beterbangan.
Mengacu dari keterangan ini, maka An-Nazhzham termasuk pengikut
teori empat unsur dan teori dominasi unsur atas unsur lain.
Al-Hamdani kurang memperhatikan teori-teori ini seluruhnya,
dimana di antara isinya ini yaitu bahwa barang-barang tambang dapat
berubah menjadi emas, karena Al-Hamdani menolaknya, baik teorinya
maupun praktiknya.
Kitab karya Al-Hamdani ini memuatkajian terperinci meliputi setiap
barang tambang yang dikenal pada waktu itu, baik ditinjau dari sisi bahan
mentahnnya, tata cara memurnikannya sampai mendiagnosa kekhususankekhususan tabiat dan unsur Kimiawinya. Al-Hamdani tidak berpikir
sedikit pun tentang eliksir atau batu hikmah para filsafat yang sudah
menjebak impian para pengiktt Ash-Shun'ah.
Al-Hamdani dalam Kitab Al-lauharatain Al-,Atiqataln telah
mengkhususkan satu juz tebal untuk menjelaskan tentang diagnosa
mengeluarkan emas dan perak serta memurnikan emas dan perak
dari berbagai unsur campurannya. Dia menguraikan langkah-langkah
diagnosa ini dari berbagai arah: teori, pemprosesan dan teknologl mulai
memperoleh bahan mentah dari sumber penambangannya dan berakhir
sampai menuangkannya ke cetakan emas murni atau perak mumi.
Dia juga menjelaskan penggururzm emas mumi atau perak murni untuk
membuat perhiasan, menjadikannya sebagai pelapis mahkota, sebagai
hiasan mushaf dan lain sebagainya.
Al-Hamdani juga memberikan penjelasan rinci tentang proses
memasak dan melebur serta proses penyatuan Kimiawi untuk memisahkan
unsur-unsur campuran dari intinya, keistimewaan-keistimewaan elemenelemery bahan-bahan yang digunakan dan tehnik-tehnik mensenyawakan
atau menyusunnya. Di dalam semua proses ini, dia menggunakan standar
taksiran kuantitatif.
Perhatian Al-Hamdani dalam bidang Kimia bahkan melebar sampai
teori penggalian barang tambang, mengolah barang-barang tambang selain
emas dan peral seperti besi mentah dan memproduksi baja murni untuk
membuat pedang serta berbagai macam persenjataan.
Kitab Al-lauhnratain Al-'Atiqatain karya Al-Hamdani juga menyimpan
informasi-informasi berharga tentang hubungan Ilmu Kimia dengan
kedokteran serta pengaruh uap dan gas yang muncul di saat proses
memasak dan pengaruh penggalian barang tambang terhadap anggota
tubuh manusia, cara-cara rnenghindari pengaruhnya atau mengobatinya.
Seperti irrilah, Al-Hamdani bukan hanya seorang intelektual, pujangga,
sastra$/an atau filosuf, namun dia juga -sebagaimana pernyataan Christoper
Tool- ini yaitu sosok ilmuwan yang mahir memaparkan seluk-beluk masalahmasalah Kimia, penggalian barang tambang dan penciptaan teknologi.
Adapun Ilrnuwan Arab dan muslim lain yang telah berkiprah dalam
dunia ilmu Kimia dan telah memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan
dengan karya-karya mereka yang sangat berharga di antaranya adalah:
1,. Abu Al-Manshur Al-Muwaffaq bin Ali Al-Harawi.
Dia ini yaitu sosok ilmuwan yang memperkenalkan alkali, memproduksi
karbonat sodium dan karbonat potasium dan yang menemukan cara
membedakan antara keduanya.
2. Ahmad bin Maslamah Al-Mujrithi.
Dia ini yaitu penulis kitab be4udul Rutbah Al-Hakim. Di dalam kitab ini,
dia menjelaskan tentang pentiflgnya memahami ilmu-ilmu lain bagi
orang yang ingin menekuni Kimia. Uraian dan penjelasan dalam kitab
ini sangat mernbantu dalam hal mengingat, mengenali dan pemikiran
serius dalarn menjalankan proses-proses Kimiawi dan bahan-bahan
Kimia.
3. Abu Al-Qasim Al-Iraqi.
Dia ini yaitu penulis kitab Al-Muktasab fi Shina'ah Adz-Dzahab.
4. Abdullah Al-Kasyi.
Di antaranya karyanya ini yaitu kitab Shina,ah Al_eaisyani.
5. lzzuddinAl-Jaldaki.
rzzuddin Al-Jaldaki merupakan ilmuwan pertama yang mampu
memisahkan unsur emas dari perak dengan asam nitrat, karena asam
nitrat dapat mencairkan perak dan meninggalkan emas. cara inilah
yang digunakan orang-orang sekarang untuk memisahkan logamlogam mulia dari logam-logam kelas rendah.
Al-Jaldaki dianggap sebagai ilmuwan pertama yang mempersembahkan
cara-cara terperinci untuk melindungi diri dan upaya-upaya menjaga
keselamatan ketika melakukan praktik di laboratorium Kimia. Dia
menciptakan seperangkat alat pengamarL seperti masker dari kapas dan
kain untuk melindungi diri dari bahaya menghirup uap gas yang dihasilkan
dari reaksi Kimia.s
Al-Jaldaki dalam risetnya merupakan orang pertama yang
menemukan cara agar bahan-bahan Kimiawi satu sama lain tidak saling
memberikan reaksi kecuali dalam kadar ukuran tertentu. Dengan begitu,
dia mampu meletakkan dasar Hukum perbandingan Tetap kesatuan
unsur-unsur Kimiawi. Kitabnya At-Taqrib fi Asrar At-Tarkib seakan-akan
menjadi eksiklopedia terlengkap tentang Kimia yang mencakup banyak
pembahasan dan teori-teori Kimia.
Di sana juga ada Dzu An-Nun Al-Mashri, Ikhwan Ash_Shafa Ath_
Thaghra'i dan selainnya dari ilmuwan dan Kimiawan Arab, namun dalam
kesempatan ini tidak mungkin membahas mereka satu persatu.
Ketika khazanah peradaban Islam yang kaya dan melimpah ini
berpindah tangan ke Erop4 maka para ilmuwan Eropa meliha! menemukan
dan mencermati hasil-hasil penemuan umat Islam ini. para ilmuwan dan
Kimiawan Eropa pun mengambil esensi-esensi penting kemajuan ilmu
pengetahuan dan mempraktikkan metodologi-metodologi yang ditemukan
umat Islam ini. Mereka juga berpegang dengan perangkat-perangkat dan
alat-alat praktik untuk mengukur kuantitas dan kualitas riset secara akuratdisamping bersandarkan dasar-dasar ilmu Kimia dan kaidah-kaidah
praktis yang diwariskan peradaban Islam. Tidak ada jalan lain di depan
para ilmuwan Eropa seluruhnya kecuali mereka harus mengikuti metode
ilmiah yang telah diciptakan oleh para ilmuwan muslim pada masa-masa
kebangkitan Islam
ini yaitu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang mempunyai cabang-cabang beragam demi memelihara vitalitas kesehatan
manusia agar tidak jatuh sakit atau memulihkan kesehatan bagi makhluk
yang sakit melalui pengobatan dengan menyuplai gizi makanan dan
mengkonsumsi obat-obatan.
Ungkapan bijak mengatakan, "Menjaga diri dari penyakit lebih baik
dari pada mengobati." Ungkapan ini memberikan pesan tentang betapa
pentingnya memelihara kesehatan. Karena memelihara kesehatan jauh
lebih penting dari pada mengobati penyakit."
Sistem kedokteran secara sedehana sudah dikenal manusia sejak
lama, yaitu tatkala manusia membutuhkan pengobatan atas luka atau
patah tulang akibat perang, perkelahian, persengketa.rn maupun diserang
binatang buas. Berpijak dari situ, sudah menjadi tabiat manusia apabila
perjalanan dunia kedokteran dan teori-teorinya mengalami perkembangan
seiring dengan perkembangan akal dan kemajuan peradaban manusia
yang panjang.
Bangsa Arab mengambil ilmu kedokteran dari bangsa Yunani pasca
tansfer buku-buku klasik mereka. Walaupun pada hakikatrya, kedokteran
merujuk jauh sebelum bangsa Yunani. Karena orang-orang Yunani mengambil kedokteran dari peradaban-peradaban umat terdahulu sebelum ada
Yunani.
Kita tidak ingin membahas secara terperinci tentang sejarah
kedokteran masa kuno, karena yang demikian itu sudah banyak dikupasoleh para ahli sejarah. Hanya saja saya akan mengupas secara singkat
pandangan-pandangan atau pemikiran-pemikiran yang berkembang
pada kedokteran kuno, sehingga kita mengetahui dan mampu mengukur
tingkat perkembangan dankemajuan kedokteranyang dicapai pada Masa
Peradaban Arab Islam. Setelah itu, kita akan memberikan kesimpulan
betapa pentingnya penemuan-penemuan yang disumbangkan para
ilmuwan Arab dan dokter-dokter muslim khususnya.
1. Kedokteran di Zaman Mesir Kuno
Pada masyarakat Mesir kuno, beberapa cabang ilmu kedokteran
menduduki tingkatan tertinggr, terutama dalam bidang pengobatan luk4
pembedahan dan pengawetan mayat. Bukti atas semua itu ini yaitu dengan
ditemukannya bekas-bekas pembedahan pada anggota tubutu dada dan
tulang tengkorak mayat-mayat dan mumi-mumi mereka yang sampai
sekarang masih utuh.
Di sana juga ditemukan beberapa papyrus yang memperkuat
eksistensi kemajuan peradaban mereka di berbagai aspek kehidupan,
seperti Papyrus Pepres yang tertulis tahun 1550 sebelum masehi. Papyrus
Pepres ini memuatbanyak penjelasan tentang resep-resep kedokteran dan
keterangan beberapa penyakit seperti penyakit trachoma, sakit persendian,
sakit cacing dan penyakit yang sekarang dikenal dengan penyakit Billharsia.
Di sana juga ditemukan Papyrus Edwin Smith yang ditulis tahun
1600 sebelum masehi. Papyrus Edwin Smith ini memuat sifat menyeluruh
macam-macam penyakit berikut faktor penyebabnya serta cara-cara
mengobatinya.
Di sisi lairy penduduk Mesir kuno juga berkeyakinan tentang adanya
hasud, tentang adanya pengobatan dengan menggunakan sihir, jima!
barang yang diberi tulisan mantera-mantera dan ramalan ahli nujum.
Generasi demi generasi masyarakatMesir kuno berikutnya mengutip
sistem kedokteran ini, termasuk di antaranya ini yaitu pengobatan dengan
menggunakan sihir dan mantera-mantera yang sampai sekarang
pengaruhnya masih terasa.2. Kedokteran di Mesopotamia
Adapun kedokteran di daerah-daerah yang terletak di daerah
Mesopotamia atau daerah-darah yang terletak di antara sungai Jihury maka
terdapat catatan di papan Hamurabi yang berisi tentang tanggung jawab
seorang dokter terhadap para pasiennya. sebagaimana pula ditemukan
papan-papan yang berhubungan dengan dunia kedokteran yang berlaku
pada bangsa Babilonia dan Asyiria.
Bangsa Babilonia sangat serius dalam mengkaji masalah hati, karena
mereka berkeyakinan bahwa hati ini yaitu pusat kehidupan dan perasaan
emosional. Adapun kalbu, maka bangsa Babilonia berkeyakinan bahwa
kalbu ini yaitu pusat logika.
3. Kedokteran di Daerah Timur ]auh
Bangsa Cina sudah mengenal beberapa penyakit melalui perbedaaan
detak jantung atau denyut nadi. Dalam melakukan pengobatary mereka
berpegang pada obat-obat kedokterary ramuan-ramuan herbal dan tehniktehnik alamiyah.
Shin Nang (2698-2738 sebelum masehi) dianggap sebagai orang
pertama yang mempelajari beberapa khasiat pohon Avedra. Dia meraciknya
menjadi ramuan Avedrin yang dipergunakan dalam bidang kedokteran
untuk mencegah penyumbatan oksigen ketika seseorang pingsan, yaitu
dengan mengoleskannya ke hidung, mengobati gejala-gejala asma atau
kembung dan lain sebagainya.
4. Kedokteran di India
Penduduk India lebih mengutamakan pemeliharaan kesehatan atau
tehnik pencegahan penyakit dengan cara-cara alami. Mereka berpegang
dengan olah raga Yoga untuk menjaga kesehatan badan dan mengobati
beberapa penyakit.
Kedokteran di Yunani
a. Hipocrates (460-360 SM.)
Hipocrates (460-365sebelum masehi) dianggap sebagai orang pertama
yang mengajarkan pengobatan kepada pasien. Hipocrates mengajarkan
penemuannya itu agar pengetahuan yang sudah ditemukannya itu tidak
musnah.
Di dunia kedokteran, Hipocrates mengacu pada empat elemen
badan yaitu: dingin, panas, kering dan basah. Keempat elemen ini
diperumpamakan dengan elemen lendir dan darah serta hitam dan kuning
empedu yang berhadapan dengan elemen air, udara, tanah dan api.
Tubuh akan sehat apabila empat elemen dalam tubuh manusia
mempunyai tabiat seimbang, masing-masing memegang kontrol secara
kualitatif dan kuantitatif. Apabila kadar salah satu elemen bertambah
meningkat, berkurang atau tidak berfungsi dan bercampur denganelemenelemen lain, maka kesehatan tubuh manusia akan terganggu dan badan
akan sakit.
Hipocrates berpandangan bahwa seorang tabib harus membekali
dirinya dengan menguasai banyak pengetahuan, seperti filsafat, musik
astronomi dan Ilmu Pengetahuan Alam disamping menguasai susunan
anatomi tubuh manusia dan binatang. Sebagaimana dia menegaskan bahwa
dalampengobatan, peran psikologi sang pasien dalam mengobati penyakit
mempunyai pengaruh signifikan.
Dikisahkan bahwa suatu hari Hipocrates mendatangi pasien.
Hipocrates berkata, "Aku, kamu dan penyakit ini yaitu tiga kubu. Apabila
kamu bersekutu denganku melawan penyakit, maka kita akan dapat
mengalahkannya. Namun jika kamu bersekutu dengan penyakit melawan
aku, maka kamu dan penyakit dapat mengalahkan aku, setelah itu penyakit
akan mengalahkan kamu."
Dasar pengobatan Hipocrates ini yaitu menggunakan bahan-bahan
herbal, pasien tidak dianjurkan mengkonsumsi obat kecuali dalam keadaan
terpaksa.
Disebutkan dalam kitab Al-ushul fi syarh Al-Fushul At-Hicqrathiyah
karya Ibnu Al-Qaf bahwa cara pengobatan tubuh manusia menurut
Hipocrates ada lima macam, yaitu: (1) penyakit di kepala diobati dengan
berkumur, (2) penyakit di rambung diobati dengan muntatr, (3) penyakit di
dalam tubuh diobati dengan pembuangan isi perut, (4) penyakit di tubuh
diobati dengan berkeringa! (5) penyakit di pembuluh darah atau di daram
pembuluh darah diobati dengan melancarkan sirkulasi peredaran darah.
Materi pengobatan pada zaman Hipocrates yang diajarkan kepada
murid-muridnya mempunyai beban yang sama dengan materi yang
diperoleh oleh seorang dokter masa kini pasca mereka diwisuda dari
fakultas kedokteran.
Menurut Hipocrates ada beberapa har yang harus diperhatikan:
1' seorang dokter harus memberikan manfaat kepada or.rng-orang sakit
dalam segala urusan kesehatan mereka dan merahasiakan rahasiarahasia penyakit yang mereka derita.
2. seorang dokter dilarang memberikan obat yang dapat menyebabkan
kematian atau memberikan obat yang dapat menggugurkan janin
dalam kandungan si pasien
3. Tidak melakukan praktik kecuali sesuai dengan spesialisasinya.
Apabila pasien mengeruhkan penyakit yang bukan spesiarisasinya,
maka hendaknya dia menyerahkan pengobatannya kepada dokter
lain yang membidanginya.
4. Hendaknya mendahulukan pasien miskin dalam pengobatan dari
pada pasien kaya, waraupun pengobatan yang diberikan kepada orang
miskin tidak ada biaya penggantinya.
b. Gallienus (130-201 S.M.)
Gallienus (l3o-201, sebelum masehi) ini yaitu dokter yunani paling
masyhur bagi orang-orang Arab. Kelebihan pengobatan Gallienus adalah
dengan menjadikan kedokteran sebagai ilmu terapan yang disandarkan
pada dasar-dasar logika. Dia mengobati penyakit pasien sesuai dengan hasil
diagnosa penyakit yang diderita sang pasien melalui pemeriksaan fases dan
urine pasien. Gallienus sangat perhatian dalam hal pembedahary karena
menurutnya bedah merupakan kunci kesuksesan dalam pengobatan.
Yang perlu diperhatikan di sini ini yaitu bahwasanya pengertian ilmu
terapan dalam kedokteran Yunani belum memPunyai definisi baku.
Karena mereka belum mempunyai pengertian yang berbasis ilmu untuk
melakukan pengobatan terhadap suatu penyakit. Oleh karena itu, seorang
dokter pada masa Yunani bergantung kepada sekumpulan reseP-reseP yang
diyakininya dapat menyembuhkan semua jenis penyakit. Apabila resep
yang diberikarurya belum rulmpu menyembuhkan penyakit ini maka
sang dokter akan mencoba memberikan resep lain dan begitu seterusnya.
5. Kedokteran di Romawi
Adapun di Romawi, maka perkembangan kedokteran bergantung
kepada dokter-dokter Yunani dan dokter-dokter Mesir yang datang ke
Roma. Di antara sistem kedokteran paling masyhur dalam pengobatan
luka ini yaitu operasi amputasi dan operasi pengangkatan kanker payudara.
Begitu pula proses persalinan melalui bedah Perut yang kemudian
dikenal dengan istilah Cesar yang dinisbatkan kepada Julius Cesar, raja
Romawi (1104 sebelum masehi) yang ibunya meninggal di saat Proses
melahirkannya, sehingga perutnya dibedah dan janinnya dikeluarkan dari
rahim sang ibu. Dari situ, maka julukan'Kaisar Romawi' disandangkan
kepada ruja-raja Romawi pasca ]ulius Cesar.
7. Kedokteran di Persia
Di Persia, sistem pengobatan bercampur dari sistem pengobatan
Yunani, pengobatan Mesir dan pengobatan India. Sekolah kedokteran
pertama-tama didirikan di Ar-Reha pada tahun 272 masehi, kemudian
disusul sekolah kedokteran di kota Jandisabur dan Bimaristan, sebuah
rumah sakit besar yang namanya sudah dikenal masyarakat luas.
8. Kedokteran di Masa Arab ]ahiliyah
Sistem pengobatan penduduk Arab jahiliyah bergantung pada
paranormal, tukang ramal dan besi yang dibakar dengan api serta
berkonsultasi dengan orang-orang tua dan orang-orang berpengalaman
tentang beberapa penyakit, seperti penyakit demam, mararia, penyakit
kuning, penyakit hati, penyakit kandung kemih dan kencing batu.
sebagian dokter Arab jahiliyah mengadopsi pengobatan dari
daerah-daerah sekitar di saat mereka melakukan bepergian ke daerahdaerah tersebut. Mereka menyaksikan pengobatan versi kedokteran
India, kedokteran bangsa Kaldani (Babilonia), persia dan Romawi dan
menemukan mereka mahir dalam pengobatan dengan sistem kedokteran
yang sudah mengikuti pola ilmu-ilmu terapan.
Penduduk Arab melihat mereka sudah mengenar penanganan luka
dan kecantikan, memberikan resep obat untuk sakit mata, gigi dan gusi
serta beberapa penyakit menular, seperti kudis dan lepra.
a. Al-Harits bin Kildah Ats-Tsaqafi
Al-Harits bin Kildah Ats-Tsaqafi merupakan salah satu dokter
terkenal Arab jahiliyah yang hidup sampai datangnya risalah Islam. Dia
lahir di rhaif pada abad keenam masehi dan belajar kedokteran di sekolah
Jindisabur Persia. Perhatiannya terfokus mempelajari Ilmu Kesehatan
Umum dan Ilmu Kedokteran Preventif. Dia menekankan manusia supaya
makan tidak melampaui batas dan tidak mandi setelah makan. Dia juga
menyarankan manusia agar menjauhi makan terlampau kenyang serta tidak
memikirkan beban hidup di saat sedang makan atau ketika hendak tidur.
Dia membedakan antara pengobatan dengan tehnik bekam, mengeluarkan
daratu diet makan dan penyembuhan penyakit dengan obat-obatan.
Di antara perkataannya yang terkenal tentang rarangan mengkonsumsi
obat kecuali dalam keadaan terpaksa. Dia mengatakary "sesungguhnya obat
tidak membenahi apa pun kecuali kerusakan yang ditimbulkan sebanding
dengan pembenaha nny a."
Al-Harits terkenal dengan karyanya Al-Muhawarahfi Ath-Thibb yang
berisi tentang perbincangan-perbincangannya dalam urusan medis bersama
Kisra Anusyarwan, raja Persia.
Tatkala turun risalah Islam, Al-Harits masih menekuni profesinya
dan Rasulullah menempatkan dirinya dekat dengan beliau. Dia mendapat
julukan 'Thabib Al:Arab (Dokter Arab)' pada masanya.
b. Zuhair bin ]annab Al-Humaii,Zaenab dan Ibnu |udzaim
Di antara dokter Arab jahiliyahyang lain ini yaitu ZuhairbinJannab AlHumairi, Zaenab seorang dokter perempuan Bani Aud yang spesialisasinya
mengobati penyakit mata, dan Ibnu Judzaim. Sebuah PerumPamaan
tentang pengetahuan Ibnu Judzaim di bidang pengobatan dikatakan,
"Tidak ada yang lebih mahir dalam pengobatan melebihi Ibnu Judzaim."
c. Ibnu Abi Ratsmah At-Tamimi
Dia merupakan salah seorang dokter Arab yang hidup antara masa
Arab jahiliyah dan Arab Islam. Dia menekuni sistem pengobatan penyakit
dengan operasi pembedahan luka dan otopsi.
d. An-Nadhr bin Al-Harits
An-Nadhr bin Al-Harits mewarisi bakat ayahnya, Al-Harits bin Kildah
dalam bidang pengobatan. Dia telah menemukan biji urus-urus yang
namanya dinisbatkan kepadanya sebagai obat penyakit kuning.
Pada masa Nabi, perkembangan pengobatan sistemkedokteran tidak
mengalami banyak perbedaan dengan zam€rn sebelumnya Arab jahiliyah.
Namun demikiaru seiring dengan munculnya Islam dan furunnnya ayatayat suci Al-Qur'an, dunia kedokteran mengalami warna baru yang
selanjutnya dikenal dengan nama'Pengobatan Islam'.
dengan turunnya risalah Islam dan turunnya wahyu ayat-ayat
'an, perkembangan pengobatan atau kedokteran mengalami
baru yang dikenal dengan nama'Pengobatan Islam'. Artinya, sistem
pengobatan yang didasarkan pada penemuan beberapa rahasia yang
disebutkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits nabawi dalam pengobatan
dan kesehatan.
Sesungguhnya Imam Al-Bukhari telah mengumpulkan sejumlah hadits
yang khusus membahas tentang penyakit dan tata cara pengobatannya
dalam dua tema dalamkitab Shahih-nya,yaitu: pertama; diberi judul Kitab;
Al-Mardha, terdiri dari dua puluh dua bab, haditsnya berjumlah tiga puluh
delapan hadits tentang menjenguk dan mendoakan orang sakit .Dankedua;
diberi judul Kitab: Ath-Thib, yang terdiri dari lima puluh delapan bab,
sehingga haditsnya berjumlah sembilan puluh satu hadits.
Di antara sembilanpuluh satu hadits ini ada yang menyebutkan
beberapa penyakit, seperti sakit kepala, pusing, sakit mata, kusta, demam,
diare, radang paru-paru, wabah penyakit menular, digigit serangga
(kalajengking) dan dipatuk ular. Dalam hadits-hadits ini juga diisyaratkan
tehnik pengobatan, seperti dengan mengkonsumsi madu, dengan baja
panas dan bekam, resep susu unta, penggunazln beberapa oba! seperti
habbah as-saada' (iinten hitam), audhindi,w antimonium dan lain sebagainya.
Tema pengobatan versi Islam sangat menarik perhatian para
ilmuwan muslim, seperti Adz-Dzahabi, Al-Hamawi dan Ibnul Qayyim.
Sungguh sangat disayangkan, apabila di sana ada sebagian muslim
tidak berkeyakinan bahwa di dalam firman Allah (Al-Qur'an) dan
sabda Rasulullah terdapat masalah-masalah yang berhubungan dengan
urusan kedokteran. Mereka beralasan bahwa Rasulullah hanya diutus
Allah untuk mengajarkan kita tentang syariat-syariat Islam, dan beliau
tidak diutus untuk memperkenalkan kedokteran kepada kita dan tidak
pula mengajarkan urusan-urusan adat kebiasaan. Mereka berupaya
menyandarkan pendapat mereka pada beberapa hadits dan kejadiankejadian pada masa Nabi, kemudian memaknainya dengan takwil yang
berlebih-lebihan.
Dalam konteks ini, Ibnu Khaldun mengatakan, "Sesungguhnya
Rasulullah telah bersabda, "Kalian lebih mengetahui urusan duniakalian,"sT
maka seyogyanya tidak boleh ada pemahaman sedikitpun bahwasanya
keterangan yang sudah disebutkan hadits-hadits tentang pengobatan
ini yaitu disyariatkan, karena tidak ada dalil yang menunjukkannya, kecuali
jika hadits-hadits ini dilaksanakan atas dorongan ingin ber- tabamtk."
Ibnu Sha'id Al-Andalusi berkata, "Penduduk Arab di permulaan
turunnya risalah Islam tidak menyebut sesuatu sebagai sebuah disiplin
ilmu kecuali namanya saja dan mengetahui hukum-hukum syariatnya,
selain dalam masalah kedokteran. Karena masalah kedokteran sudah
tertanam kuat dalam diri setiap penduduk Arab, dengan tidak ada yang
mengingkari keberadaannya sebab kebutuhan manusia terhadap ilmu
ini. Disamping disebabkan adanya Atsar dari Nabi yang telah bersabda,
" Walui lwmba-hnmba Allah, hmdakny a kalian berobat. Sesungguhny a Allah tidak
menurunkan suatu puryakit kecuali Dia juga menurunkan obatnya, kecuali satu
(penyakit) yaitu penyakit tua."$
Namun sayan& kebanyakan ahli sejarah Ilmu Pengetahuan Alam,
satu sama lain saling mendukung pemahaman semacam ini tanpa
memperhatikan pengaruh negatifnya. Mereka tidak jeli bahwa pemahaman
semacam ini dapat menimbulkan keragu-raguan dan bahkan bisamenghambat kebangkitan umat. Kebanyakan ahli sejarah menjadikan
dalil apa yang disampaikan Ibnu Khaldun ketika berkomentar tentang
kedokteran nabawi yang diriwayatkan dari Muhammad Rasulullah sebagaimana telah disebutkan di dalam kitab-kitab hadits yang mengatakan,
"Sesungguhnya pengobatan yang disebutkan hadits-hadits nabawi
merupakan bentuk pengobatan yang sudah diketahui penduduk Arab
pada masa jahiliyah, terlebih mereka orang-orang baduwi yang tinggal di
pedalaman. Pengobatan Nabawi bukan bersumber dari wahyu. Sehingga
pengobatan Nabawi ini terkadang benar dan terkadang pula salatu karena
dibangun atas dasar eksperimen-eksperimen kecil yang sangat berbatas,
dan tidak didasarkan pada kaidah-kaidah Ilmu Kedokteran."
Adz-Dzahabi menjelaskan bahwa kaidah-kaidah pengobatan
pada masa Rasulullah bersandar pada hakikat bahwa akhlak seseorang
tergantung pada kondisi tubuh orang tersebut. Setiap kali akhlak
seseorang baik, maka kondisi badan akan stabil. Kaidah-kaidah ini pada
hakikatnya merupakan penjabaran terhadap teori-teori Yunani kuno
tentang pengobatan. Dengan kata lain bahwa teori-teori kedokteran Yunani
kuno bersandar pada alam metafisika, perenungan-perenungan teori dan
filsafat. Sehingga jika dalam satu kesempatan benar, maka dalam banyak
kesempatan yang lain tidaklah benar.
Apabila kita merujuk pada pernyataan yang disampaikan Ibnu
Khaldun, maka kita menemukan bahwasanya Ibnu I(raldun telah menentang
pemyataannya sendiri. Karena dalam paragraf yang sama, Ibnu Khaldun
berkata, " Meskipun pengetahuan-pengetahuan tentang pengobatan yang
disebutkan dalam kitab-kitab hadits ini yaitu benar adanya, namun keterangan
pengobatan yang disebutkan hadits tidak wajib diamalkan. Hanya saja
apabila pengetahuan-pengetahuan tentang pengobatan yang disebutkan
hadits nabawi dilaksanakan atas dorongan ingin beytabarruk dan sebagai
bentuk implementasi keimanan yang kuat, maka ia mempunyai pengaruh
besar dalam diri orang yang sedang berobat."
Alangkah jelasnya kontradiksi ini! Sungguh untuk menemukan
kontradiksi ini, seseorang tidak butuh mencurahkan banyak tenaga dan
pikiran. Akan tetapi, untuk mengikis gelombang yang ditimbulkan dari
stateman ini, maka ia butuh orang yang dapat menguraikannya serta
mengikis pengaruh negatifnya pada generasi umat Islam seluruhnya, baik
dalam aspek akhlak, akidah maupun aspek pendidikan.
Barangkali masalah ini menjadi salah satu sebab pendorong yang
membuat saya tertarik mengupas tema Pengobatan Islam dalam buku
ini. Apalagi secara khusus, dalam pasal-pasal buku ini seluruhnya, sesuai
dengan kondisi dan kemampuan, saya berupaya menampilkan peran
sebenarnya ajaran Islam dalam mendorong gerakan ilmiah di permulaan
Masa Peradaban Islam, yaitu sebuah peran yang didahului oleh faktorfaktor dan nilai-nilai untuk membangun peradaban agung dan mercusuar
sepanjang abad pertengahary sebuah abad dimana para pakar sejarah
ilmu pengetahuan dan peradaban manusia sudah bersepakat mengakui
keagungannya. Kedudukan agung ini telah diperkuat oleh dominasi
peradaban Islam pada waktu itu di antara peradaban-peradaban berbagai
umat manusia sepanjang sejarah di dunia.
Tatkala kita percaya dan beriman bahwa Islam ini yaitu agama yang
komprehensif dan menyeluruh, ajaran Islam datang untuk membimbing
gerak kehidupan manusia seluruhnya, maka iman ini harus semakin
bertambah kuat di depan setiap upaya yang bertujuan memisahkan ilmu
dari agama. Karena sesungguhnya agama Islam merupakan ilmu paling
penting dari ilmu apa pury sebab Islam ini yaitu jalan yang dapat mengantarkan kita menuju kampung akhirat dan kebahagian abadi. Berpijak dari
uraian ini, maka wajib bagi kita mempelajari ajaran agama Islam agar kita
menjadi manusia beruntung.
Al-Qur'an Al-Karim diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi manusia
seluruhnya, walaupun kadar kemampuan akal, tabiat dan persiapan
masing-masing orang berbeda-berbeda. Ayat-ayat Al-Qur'an bukanlah
catatan terperinci bagi setiap disiplin keilmuan, seni, kisah, perumpamaan
dan segala urusan. Sebab jika demikian, maka Al-Qur'an akan kehilangan
tujuan dan hikmahnya. Ayat-ayat Al-Qur'an hanya menyebutkan
keilmuan-keilmuan sesuai kadar yang dibutuhkan sesuai pemahaman
manusia, karena Al-Qur'an memberikan Lhitab kepada setiap lapisan akal
manusia yang bermacam-macam corak dan tingkatannya serta berbedabeda kemampuan dan kesiapannya.
Maha suci Allah dari berfirman dalam kitab suci-Nya tentang sesuatu
yang bertentangan dengan makhluk dan perbuatan-Nya pada manusia,
alam semesta dan kehidupan. Dan begitu juga bagi Rasul-Nya Muhammad
Al-Ummi Al-Amim untuk berbicara dengan mengikuti hawa nafsu beliau.
Beliau amat jauh dari setiap orang yang berupaya menciptakan perseteruan
antara agama dengan ilmu pengetahuan yang membahas hukum-hukum
Allah di alam semesta dan kehidupan ini. Mengenai masalah yang
berhubungan dengan Pengobatan Islam, sesungguhnya Rasulullah sendiri
telah menyeru untuk berobat dan mempelajari ilmu kedokteran.
Disebutkan dalam kitab lkhbar Al:Ulama'bi Akhbar Al-Hukama'karya
Jamaluddin Al-Qafthi, sesungguhnya Sa'ad berkata, "Ketika aku sakit,
maka Rasulullah datang menjengukku. Rasulullah lalu meletakkan tangan
beliau di antara dua dadaku sampai aku menemukan rasa dingin tangan
beliau di kalbuku. Beliau bersabda, "Kamu sedang mengalami gangguan
jantung. Datanglah ke Al-Harits bin Kildah, saudara Tsaqif, sesungguhnya dia
menekuni ilmu pengobatan. Peintahkan dia supayammgambil tujuhbutir kurma
kering,lalu menumbuknya sampailembutbeikutbiji-bijinya dicantpur susu atau
metttega, dan peintahkan dia sup aya meminumkanny a kepadamu. "se
Diriwayatkan Muhammad bin Ishaq dari Ismail bin Muhammad
bin Sa'ad bin Abi Waqash dari Sa'ad bin Abi Waqash, dia berkata, "Sa'ad
sakit, sementara dia bersama rombongan Rasulullah dalam haji Wada'.
Ketika Rasulullah menjenguk Sa'ad, Sa'ad berkata, "Wahai Rasulullah,
aku tidak ingin mati sebab sakitku ini."eo Rasulullah kemudian bersabda,
"sesungguhnya aku berharap, Allah menyembuhkan penyakitmu sampai kaum
(musuh lslam) mendapat mudhnrat sebab kamu dan kaum yang lain (umat lslam)
mendapat manfaat sebab kamu." Setelah itu, Rasulullah bersabda kepada AlHarits bin Kildah, 'Obatilalrpenyakit SA'ad." Beliau menambahkan, "Demi
Allah, sesungguhny a aku berharap obatny a bersama Sa' ad dalam rombonganny a.
Apakah kalian masih aila yang membawa kurma kering Al-'Ajwah?" Mereka
menjawab, " Ada." Al-Harits bin Kildah lalu menumbuk kurma Al-'Aiwah
yang sudah dikeringkan sebagai obat dicamPur susu lalu mengaduknya
dengan keju kemudian meminumkannya, sehingga Sa'ad seolah-olah
terbebas dari jerat penyakit yang membelenggu dirinya."
Disebutkan dalam kitab Ath-Thibb An-Nabawib.arya Ibnul Qayyim AlJauziyah, sesungguhnya Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dalam lami' -nya
-dari Zaidbin Arqam- bahwasanya Nabi telah bersabda, " Hendal"nya kalian
berobat dai Dzat Al-lanbi (radang selaput dada) dengan Al-Qisht Al-Bahi ilan
zait (minyak)."n
Dzat Al-lanDi -menurut para dokter- ada dua yaitu: pertama disebut
hakiki, yaitu pembengkaan yang terasa sangat panas yang membentang di
sisi-sisi dada bagian dalam tulang rusuk. Sedanglceilua disebut non-hakiki,
yaitu rasa sakityang membentang di sisi-sisi sebelah dada dan terasa sakit,
ia menusuk di antara kulit-kulit bagian bawah dan bagian dalam, sehingga
menimbulkan rasa sakit yang mendekati sakitnya Dzat Al-lanbi hakiki.
Hanya saja, sakit yang disebabkan non-hakiki terasa menyebar, sedangkan
sakit yang disebabkan hakiki bersifat terpusat.
Rasulullah telah memperingatkan manusia dari kebodohan para
dokter dengan bersabda, "Barangsiapa mengaku sebagai tabib (dokter), namun
dia tidak dikenal sebagai ilokter sebelum itu, maka dia bertanggung iawab (atas
kerusakan y ang diseb abkan iliiny a). "e
Rasulullah telah memperingatkan dari bahaya penyakit menular.
Disebutkan dalam Shahih Muslim darilabv bin AHillah, dia menceritakan
bahwa di antara utusan Tsaqif yang hendak menemui Rasulullah, ada
seseorang yang menderita penyakit kusta. Nabi kemudian mengutus
seseorang menemuinya dan menyamPaikan sabda beliau kepadanya,
Hendaknyakamu pulang. Sesungguhnya aku sudah membaiat kamu."%
Adapun tentang menghindari penyebaran wabah penyakit, maka
Rasulullah telah bersabda, "Tha'un (wabah penyakit) ini yaitu penyakit yang
dikirim (Allah) kepada sekelompok bani lsrael dan kepada umat-umat sebelum
kalian. Maka apabila kalian mendengar ada wabah penyakit di suatu daerah, maka
hendaknya kalian tidak masuk ke sana, Namun apabila terjadi wabah penyakit
di suatu daerah, sementara kalian sudah (terlanjur) berada di daerah itu, maka
hendaknya kalian tidak keluar darinya karena ingin lari darinya."ea
Sesungguhnya sistem pengobatan Islam telah tumbuh dan berkembang
melalui tangan-tangan ilmuwan muslim yang ikhlas. Ilmu kedokteran
menjadi cabang disiplin keilmuan yang membahas tentang rahasia-rahasia
Al-Qur'ary hukum-hukum dan syariat-syariat serta membahas tentang
hubungannya dengan berbagai aspek pembahasan di bidang kedokteran.
Sebagai contohnya ini yaitu hikmah berpuasa yang terkandung dalam
firman Allah,
"BulanRamadhan ini yaitu (bulan) yang di dalnmnya diturunkan Al-eur'an,
seb agai p e tunj uk b agi manusia dan p enj elas an-p utj elasan men genai petunj uk
itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa
di antarakamu ada dibulan itu, makaberpuasalah." (Al-Baqarah:185)
Kita senantiasa bertanya tentang faidah-faidah atau manfaat-manfaat
diperintahkannya manusia berpuasa? Manfaat-manfaat itu, tidak dapat
diragukan lagi meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, sehingga
sebuah keharusan apabila beberapa manfaat kedokteran menjadi bagian di
dalamnya.orang-orang yang menekuni bidang kedokteran, baik bertindak
atas nama pribadi maupun asosiasi, mulai melakukan riset tentang
pengaruh puasa bagi kesehatan manusia.
Pada awalnya, para pakar Fisika telah menemukan bahwa manusia
bukanlah satu-satunya makhluk hidup yang berpuasa. Bahkan seluruh
makhluk hidup di alam semesta ini senantiasa melewati fase puasa
dengan keinginannya sendiri, walaupun makanan tersedia melimpahdi alam sekitarnya. Setelah diamati, ternyata makhluk-makhluk hidup
ketika keluar dari fase puasa, maka mereka lebih energik dan lebih prima
disamping ditemukan realitas bahwa pertumbuhan mereka setelah
berpuasa bertambah optimal dan fisiknya semakin sehat.
Para fisikawan telah berupaya menafsirkan atau mengidentifikasikan
penemuan mereka, namun mereka tidak mamPu mencaPai lebih dari
makhluk-makhluk yang hidup sesuai fitrahnya, puasanya dianggap sebagai
fenomena psikologi dan sebagai respons atas faktor-faktor alamiah. Para
ilmuwan menganggap bahwa puasa makhluk-makhluk hidup itu sebagai
feneomena umum dan mereka menamakannya'fenom ena al-bay a{ .
Adapun puasa dinisbatkan kepada manusia yang mamPu menggunakan akalnya untuk berpikir dengan kadar lebih besar daripada mengikuti
instingnya, maka para ilmuwan Interbiologi, yaitu ilmu yang mempelajari
tentang manusia, mengatakan bahwa sesungguhnya manusia sudah
mengenal puasa pada zamankuno karena mengikuti fitrah dan instingnya
sebelum turunnya Kitab-Kitab Samawi.
Ini semua memperkuat bahwa semua makhluk hidup berpuasa
dikarenakan fitrah mereka. Hal itu dikarenakan fitrah menemukan banyaknya manfaat dalam berpuasa dimana fitrah tidak mampu menghitung
manfaat-manfaat berpuasa tersebut. Akan tetapi, fitrah mengembalikan
manfaat-manfaat puasa karena puasa merupakan kebutuhan primer
psikologi makhluk hidup, seperti makan, minum, bernafas, bergerak dan
tidur. Berpijak dari situ, maka menolak berpuasa akan menimbulkan
dampak negatif bagi kesehatan.
Manfaat pertama dalam berpuasa dapat kita temukan dalam riset
Kimiawi dan biologi yang ada di dalam tubuh ketika lapar saat berpuasa.
Dalam kondisi berpuasa, tubuh mulai menghancurkan sisa-sisa bahan
makanan yang tersimpan di dalamnya. Apabila simpanan makanan sudah
habis, fase berikutnya ini yaitu tubuh mulai menghancurkan tumpukan
protein yang melekat pada anggota tubuh yang beraneka ragam. Protein
pertama yang dihancurkan ini yaitu protein yang ada di dalam hati dan
protein-protein di dalam otot dengan mengubahnya menjadi energi atau
melepaskannya.
Apabila puasa dilakukan dalam tenggang waktu tertentu dan tidak
keluar dari standar logika, seperti puasa Ramadhan, maka pelepasan
protein-protein di dalam anggota tubuh akan membuat sel-sel dalam tubuh
lebih siap melakukan regenerasi dan pembaharuan sehingga sel-sel tersebut
akan kembali muda, hidup dan aktif lagi.
Artinya, puasa berarti memperbaharui dan mengaktifkan kembali
susunan jarirg* dalam tubutr, khususnya jaringan kelenjar yang bertugas
mengontrol pertumbuhan, gerakan dan proses-proses percernaan disamping berpuasa dapat menciptakan sel-sel tubuh.
Fakta ini menjelaskan kepada kita tentang perkembangan dan
pertumbuhan yang lebih cepat pada binatang-binatang, burung-burung
dan serangga-serangga pasca mereka berpuasa atau munculnya fenomena
al-bayat menurut istilah ilmuwan.
Hakikat ini justru bertolak belakang dengan gambaran atau asumsi
sebagian orang bahwa puasa akan menyebabkan badan menjadi kurus,
lemah atau kurang darah. Sudah pasti, sebab-sebab yang demikian itu
tidak ada, asalkan puasa dijalankan sesuai aturan yang logis sebagaimana
ketentuan yang ditetapkan dalam syariat Islam.
DR. Faiq Al-Jauhari dalam buku karyanya Ash-Shaum wa An-Nafs
mengatakan bahwa puasa ini yaitu salah satu pilihan menuju kesehatan.
Puasa merupakan media untuk membersihkan badan dari kemungkinan
kelebihan kolesterol- kolesterol jahat dan berbahaya atau $zi makanan
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Kita dapat menemukan pemyataan
ini di dalam Ensiklopedia Kesehatary Bab: Pengobatan dengan Makanan.
DR. Abdul Aziz Ismail mengatakan bahwa puasa dapat digunakan
sebagai media pengobatan dalam banyak kasus. Banyak perintah agama
yang masih belum terlihat hikmah-hikmah di baliknya, namun seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka hikmah-hikmah tersebut
pastilah akan terkuak. Sudah jelas bahwa puasa sangat efektif mengobati
gangguan-gangguan lambung akut disertai peragian disamping sangat
efektif mengobati berbagai kondisi hipertensi dan kencing manis.
Sebagai penjelasan dari uraian ini, saya menegaskan bahwa kadar
kuantitas gula dalam darah akanberkurang denganberpuasa sampai taraf
mendekati standar. Hal ini berarti memberi kesempatan kelenjar pankreas
untuk beristirahat. Sudah diketahui bersama bahwa pankreas memfilter
bahan insulin yang mempengaruhi gula dalam darah lalu mengubahnya
menjadi bahan-bahan tepung dan lemak yang diserap dan disimpan dalam
jaringan-jaringan tubuh. Akan tetapi apabila kadar makanan melebihi
kemampuan pankreas memfilter insulin, maka kelenjar pankreas akan
mengalami over muatan dan melemah sampai akhirnya akan lemah
menjalankan tugasnya, sehingga gula akan menumpuk dalam darah dan
kadar keseimbangarumya akan semakin bertambah dari tahun ke tahun
yang berikutnya sampai timbullah penyakit gula.
Puasa mempunyai banyak manfaat dalam mengobati penyakitpenyakit kulit dan penyakit encok. Riset ilmiah senantiasa menemukan
banyak hal baru tentang manfaat-manfaat berpuasa.
DR. Alexis Karel seorang yang pernah memperoleh penghargaan
dunia dalam bidang kedokteran dan bedah mengatakan bahwa rasa lapar
yang disebabkan berpuasa akan menjaga kestabilan proses pencerrnan.
Rasa lapar yang harus dirasakan oleh manusia kemudian diwajibkan
oleh agama akan menjaga eksistensi umat manusia. Disamping banyak
lagi manfaat dari berpuasa, baik dalam bidang ruhiyatr, etika maupun
pendidikan.
Perbincangan mengenai sisi kedokteran dalam Islam dengan
berbagai macam cabangnya yang berhubungan dengan kesehatan,
penjagaan,l pengobatan, pendidikan, psychosomatic
dan lainnya merupakan perbincangan yang panjang. Namun kami
bermaksud untuk menjelaskan bahwa hal ini telah menjadi cabang
keilmuan yang berdiri sendiri di masa sekarang.
Telah didirikaninstitusi khusus di berbagai negara Islamyangbekerja
untuk mendorong adanya penelitiary karya tulis, tahqiq, terjemah, dan
pembuatan data di lingkup kedokteran Islam, serta penulisan kembali
tentang turats (buku-buku peninggalan) kedokteran Islam.
Dari waktu ke waktu, muktamar dunia dilaksanakan di ibukota
negara-negara Islam untuk mempelajari sejauh mana keberhasilan yang
telah dicapai di masa kebangkitan Islam di bidang kedokteran dan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengannya, serta penelitian tentang
praktik kedokteran dalam peradaban Islam setelah melalui penelitian
ilmiah, dengan metode kontemporer, dan penggunaan konstitusi moral
profesi medis yang digunakan di masa kita sekarang ini yang diambil
dari ajaran-ajaran Islam serta pengenalan sisi ilmiah dalam arahan yang
diberikan oleh Islam dengan teks-teksnya, ajarannya, perintah dan
larangannya, serta mengenai pengaruhnya terhadap kesehatan manusia
baik jasmani maupun ruhani.
Dan tidak diragukan lagi jerih payah ini mempunyai andil besar dalam
melayani kemanusiaan di bidang kedokteran dan kesehatan
L. Terjemah dan Karya Ilmiah dalam Bidang
Pada masa setelah Islam, pengembangan sisi ilmiah dan
tentang kedokteran dimulai pada masa dinasti Umayah dimana bidang
kedokteran mulai terpengaruh dengan aliran Yunani.
Ketika memeriksa pasien, seorang dokter menggunakan patokan
dengan melihat wajah pasiery kedua matanya,lidahnya, kuku-kukunya,
meneliti denyut jantung dan memeriksa urine sang pasien.
Mu'awiyah bin Abu Sufyan mempunyai dua dokter Nasrani yang
berasal dari Damaskus. Mu'awiyah bin Abu Sufyan menggunakan jasa
salah satu dari mereka yaitu yang bernama Ibnu Atsal yang merupakan
seorang yang ahli dalam meramu obat dan racun, untuk menyingkirkan
musuh-musuhnya. Sedangkan dokter yang satunya yang bernama AlHakam bin Al-Hakam Ad-Dimasyqi jas€rnya dimanfaatkan oleh Mu'awiyah
untuk mengobati dirinya dan anggota keluarganya.
Ketika Sakinah binti Al-Husain terjangkiti penyakit bisul yang tumbuh
semakin besar di bawah matanya, maka dokter Badraqis membelah kulit
wajahnya dan membukanya hingga tampaklah isi dari bisul tersebut,
kemudian bisul ini diangkat dan dihilangkan kotorannya/ sehingga
wajah Sakinah dapat kembali seperti semula kecuali bekas tempat luka
tersebut.
Meskipun peran dinasti Umayah dalam kemajuan ilmu alam secara
umum masih sedikit dan terbatas dikarenakan konsentrasi mereka
terhadap peperangan dan penaklukan-penaklukary namun aktifitas ilmiah
di masanya memasuki masa pertama dalam menuju kemajuannya yang
ditandai dengan adanya penerjemahan sebagian buku-buku Yunani dalam
bidang kedokteran ke dalam bahasa Arab yang dilakukan oleh Khalid bin
Yazid bin Mu'awiyah.
Demikian pula penerjemahan b*u Ahid Al-lskandari yang terkenal
dengan sebutan Al-Kunnasy yang dilakukan oleh Masirujuwaih yang
berasal dari Bashrah yang merupakan dokter pribadi bagi Marwan bin
Al-Hakam, khalifah keempat Bani Umayah.
Di masa dinasti Umayah muncul banyak dokter berkualitas, di
antaranya ini yaitu Abdul Malik bin Abhar Al-Kannani, yang merupakan
dokter pribadi khalifah Umar bin Abdul Azrzdao,:tlsa bin Al-Hakam AdDimasyqi yang merupakan penulis buku Al-Kannasy Al-Kabir.
Al-kmnasy ini yaitu sebuah buku yang memuat beragam pengobatan
kedokteran dan pengetahuan-pengetahuan lain yang dapat dengan mudah
dan cepat dipahami oleh pembaca.
Di masa dinasti Abbasiyah, aktifitas penerjemahan sangat marak
dilakukan semenjak kekhalifahan Abu Ja'f.ar Al-Manshur yang telah
menugaskan ]urjis bin Bakhtisyu' An-Nasthuri untuk menerjemahkan
banyakbuku tentang kedokteran dari bahasa Persia ke dalambahasa Arab.
Dari sini, keluarga besar Bakhtisyu' secara turun temurun mewarisi
profesi kedokteran, baik mengenai penerjemahan, karya tulis, pendidikan
maupun praktik di wilayah dinasti Abbasiyah hampir selama tiga abad.
Masa kekhalifahan Al-Ma'mun dianggap sebagai puncak masa
keemasan bagi perkembangan aktifitas penerjemahan dengan digelontorkannya dana yang sangat besar yang sulit dicari tandingannya. Di bidang
penerjemahan dan penulisan, muncul Abu Ya'qub Yohana bin Masaweh
yang merupakan seorang dokter Nasrani yang berasal dari Damaskus.
Ar-Rasyid memberikan tugas kepadanya untuk menerjemahkan
banyak buku tentang kedokteran dan hikmah, seperti buku-buku
Hippocrates, Galinus, dan lainnya. Yohana kemudian digantikan oleh
muridnya yang bernama Hanin bin Ishaq AlJbadi yang dijuluki sebagai
Pakar Penerjemahan di masa dinasti Abbasiyah. Hanin telah menerjemahkan
tujuh buku dari buku Hippocrates yang berjumlah sepuluh ke dalam bahasa
Arab. Dia juga menerjemahkan buku Galinus yang berjumlah sembilan
puluh lima ke dalam bahasa Suryaniah dan menerjemahkan tiga puluh
sembilan darinya ke dalam bahasa Arab yang kemudian diabadikan oleh
buku AFTa syrih danbuku Al-Burhan, yang dikomentari oleh Hanin dengan
mengatakan, "Sesungguhnya aku melanglang buana untuk mencarinya
di segala penjuru [rak, Syria, Palestina, dan Mesir, namun tidak dapat
menemukannya kecuali hanya sekitar setengahnya saja di Damaskus."
Gerakan penerjemahan ilmiah -yang bermula semenjak khalifah Abu
Ja'far Al-Manshur dan semakin giat di masa Ar-Rasyid dengan dorongan
dari menteri Al-Burmuki serta semakin berkembang di masa Al-Ma'mun
dan berlangsung hingga pertengahan abad keempat Hijriyah atau abad
kesepuluh masehi- tidak hanya memperkaya perpustakaan dan sarana
pendidikan Arab dengan peninggalan berharga dari para pendahulu,
melainkan juga memberikan kesempatan sepenuhnya kepada para pemikir,
cendekiawan dan penerjemah untuk melakukan penelitian terhadap
peninggalan ini dan membekali diri dengan peradaban masa lalu kemudian
berproses untuk membuat karya yang asli.
Sebagian penerjemah berusaha untuk menambahkan sesuatu yang
baru. Mereka menulis buku, ringkasan, dan karya tulis yang sebagian besar
pada mulanya berkisar tentang kedokteran, seperti buku Al-Asyru Maqalat
fi Al: Ain (sepuluh tulisan tentang mata) yang ditulis oleh Hanin bin Ishaq
dan dilengkapi dengan gambar detail tentang anatomi mata.
Buku ini telah diterbitkan dan ditahqiq oleh Max Mayerhof dan
dianggap sebagai buku paling kuno yang berisi tentang kedokteran mata
dan ditulis dengan benar secara ilmiah.
Demikian pula buku Al-ludzam (lepra) karya Yohana bin Masawetu
buku Ar-Raudhah Ath-Thibbiyah karya Jibril bin Bakhtisyu', ditambah lagi
dengan sejumlah tulisan karya Ishaq bin Hanin, Tsabit bin Qarrah, Qisthan
bin Luqa Al-Ba'labaki dan lainnya.
Karya ilmiah ini menjadi bukti bahwa pemikiran Arab Islam dalam
waktu yang singkat telah mampu menguasai ilmu-ilmu para pendahulu
mereka dan dengan cepat melesat memasuki era baru dalam membuat
karya tulis mengenai kedokteran yang disandarkan pada penelitian dan
pemikiranyang independen danterbebas dari segala tekanan dan khurafat.
Masa permulaan munculnya karya tulis tampak semenjak pertengahan
abad ketiga Hijriyah (kesembilan Masehi) pada buku Firdnus Al-Hikmah
karya Ali bin Sahal bin Raban Ath-Thabari yang lahir di kota Moro yang
termasuk wilayah Thabaristan pada tahun 770lld (153 H), dan juga pada
Ar-Rasa'il Ath-Thibbiyah Al-lhda rua Al-lsyrin karya Ya'qub Al-Kindi yang
lahir di Kufah di sekitar tahun 801 M (175 H) dan meninggal di Baghdad
pada tahun 867 M (252H).
Tidak berselang lama, kebangkitan Islam dalam hal ilmu pengetahuan
merambah ke segala macam keilmuan. Pemikiran Islam cepat melambung
tinggi. Setelah itu, karya tulis mencapai puncaknya baik dari sisi kuantitas
maupunkwantitas berkatmunculnya banyak pakar dalam ilmu kedokteran
yang membuahkan banyak karya, penemuan besar dan metode serta
pemikiran yang benar.
Tulisan ini tentunya tidak akan mencakup dan membahas karya
mereka semua, namun kami akan mengambil empat dokter Arab dan
muslim yang paling terkenal; yaitu Galinus Al-Arab; Abu Bakar Ar-Razi,
pakar operasi Arab; Abu Al-Qasim Az-Zatwawi, Syaikh Ibnu Sina yang
dijuluki sebagai Aristoteles Islam, dan pakar kedokteran di masanya; Ibnu
An-Nafis.
Para pakar ini telah memberikan pengabdian mulia terhadap
peradaban manusia yang terwujud dalam buku karyanya yang sangat
berharga yang menghapus dahaga bangsa Eropa di abad pertengahan.
Sebagian karya tulis ini masih tetap dipelajari di berbagai
perguruan tinggi Eropa hingga saat ini dan mempunyai peran penting
dalam kemajuan dan perkembangan ilmu kedokteran di masa sekarang.
SedangkanAbu Bakar Muhammad binZakaria Ar-Razi dilahirkan di
wilayah Selatan Teheran yang menjadi ibukota negeri Persia pada tahun
854 M (240 H) dan meninggal di Baghdad pada tahun 923 M (311 H). Ketika
waktu pertama kali Ar-Razi datang ke Baghdad pada tahun 880 M, bukubuku referensi kedokteran telah diterjemahkan dan diterbitkan ke dalam
bahasa Arab dari berbagai bahasa, baik dari bahasa Yunani, India, Persia
maupun dari bahasa Suryani.
Ar-Razi terkenal sebagai ahli dalam bidang kedokteran dan kimia.
Karya tulis Ar-Razi dalam bidang kedokteran mencapai sekitar 56 buku
atau risalah dan yang terkenal adalah:
a. Kitab Al-Hauti
Terdiri dari sepuluh juz. Masing-masing bagian berisi tentang pengobatan salah satu anggota tubuh atau lebih. Dalam buku ini, Ar-Razi
mencantumkan pendapat-pendapat para pakar yang telah mendahuluinya
baik dokter maupun pengarang tentang berbagai penyakit dan cara
pengobatannya serta memberikan tambahan dari eksperimen dan
penelitiannya sendiri. Ar-Razi menisbatkan segala sesuatu yang dinukilnya
kepada si empunya pendapat.
Edward Brawn menganggap bahwa buku ini merupakan buku
berbahasa Arab tentang kedokteran yang paling besar dan paling penting.
Pada tahun 1.279 M, Faraj bin Salim, seorang dokter Yahudi menerjemahkannya ke dalam bahasa Latin dan setelah ittt Al-Hawl berulang
kali diterbitkan, karena urgensinya sebagai referensi penting dalam
pembelajaran kedokteran di perguruan tinggi Eropa hingga setelah masa
Renaissance.
Meskipun sebagian orang menganggap buruk bukr Al-Hawi;karena
ketebalan dan kebesarannya telah membuatnya sulit untuk didapatkan;
namun manfaat buku Al-Hawi ini dalam hal kedokteran telah membuat
Louis Kesebelas terpaksa harus membayar sejumlah besar emas dan perak
hanya untuk meminjamnyaagar dapat digandakan dan kemudian menggunakannya sebagai rujukan ketika terdapat penyakit yang mengancam
kesehatannya dan kesehatan keluarganya.b. Kitab Al-Manshui
Kitab atau buku ini terdiri dari sepuluh makalah tentang anatomi
tubuh. Buku ini dihadiahkan oleh Ar-Razi kepada Al-Manshur bin Ishaq,
yang menjabat sebagai Amir di Khurasan pada sekitar tahun 293 H (905 M.).
Sejumlah terjemahan buku ini telah diterbitkan di masa pertengahan
dan terjemahannya yang berbahasa Latin telah dicetak di masa Kebangkitan
Eropa pada tahun 1489 M, sebagaimana juga diterbitkan tiga cetakan kuno
terjemahan buku ini ke dalam bahasa ltalia pada tahun 1900 M.
c. Tulisan Tentang Penyakit Cacar dan Campak
Tulisan ini merupakan riset pertama mengenai sejarah wabah
penyakit yang menyertlng tubuh pengidapnya dan membuatrya menyebar.
Sejarahwan kedokteran temama, Neoberger menganggap tulisan ini sebagai
keindahan dalam kedokteran Arab. Terjemahan tulisan ini ke dalam bahasa
Latin muncul pada tahun 1498 M, dengan bahasa Yunani pada tahun 1548
M, dengan bahasa Perancis pada tahun1763M, dengan bahasa Jerman pada
tahun 1848 M dan dengan bahasa Inggris pada tahun 1911 M.
d. Buku Tentang Batu Ginjal dan Kandung Kemih
Diterbitkan oleh seorang Orientalis yang bernama De Kong dengan
menggunakan bahasa Arab dan disertai dengan terjemahannya yang
berbahasa Perancis dari sebuah naskah yang masih berbentuk manuskrip
di Leden pada tahun 1896 M. Buku dan tulisan Ar-Razi yang lain tentang
kedokteran tidak kalah pentingnya dari buku-buku yang telah disebutkan
tersebut.
Dalam bukuBar-u Sa'ah, Ar-Razi menyebutkan cara mengobati segala
penyakit yang mungkin dapat disembuhkan dalam satu waktu, seperti
sakit kepala, pilek, sakit mata, sakit gigi, encok dan lairunya.
Dalam buku Man La Y ahdhuruhu Ath-Thabib (orang yang tidak disertai
dokter) yang terkenal sebagai buku petunjuk pengobatan orang-orang
miskin, terdapat penjelasan untuk pertolongan pertama yang harus
dilakukan hingga datangnya seorang dokter.
Dalam buku Ath-Thib Al-Muluki yang dihadiahkan kepada seorang
Amir di wilayah Asfahan pada sekitar tahun 303 H (915 M) terdapat
pendapat-pendapat yang berharga tentang cara mengobati berbagai
penyakit yang menyerang tubuh manusia dengan berbagai makanan yang
beraneka ragam atau mencampur obat dengan makanan apabila memang
terpakqa agar orang yang sakit mau memakannya.
Dalam buku Qashash wa Hikayat Al-Mardha, Bapak Kedokteran Arab
ini menceritakan kisah penelitiannya dan apa yang disaksikannya.
Dalam buku-buku kedokteran yang lain, Ar-Razi membahas mengenai
kedokteran jiwa, kedokteran mata dan kesehatan anak-anak, manfaat
makanan, penyakit-penyakit yang diidap perempuan, persalinan, penyakit
di musim gugur dan musim semi dan tema-tema lain yang menunjukkan
kegeniusan, ketelitian, amanah dan keaslian metode ilmiahnya dalam
melakukan riset dan membuat karya tulis. Buku-buku dan teorinya
bermanfaat bagi dunia Timur dan Barat.
Ar-Razi menempati posisi puncak, sebagaimana dikatakan oleh para
orientalis dan orang yang berkecimpung dalam sejarah kedokteran dengan
menobatkannya sebagai dokter terbesar yang dilahirkan oleh kebangkitan
ilmu pengetahuan Islam.
Sedangkan dokter atrli bedah kebanggaan Arab, Abu Al-Qasim Khalaf
bin Abbas Az-Zalrawi lahir di Az-Zal:ua' yang merupakan bagian wilayah
Cordova di Andalusia pada tahun 325 H (936 M) dan meninggal pada
tahun 404H (1013 M).
Kitabnya yang berjudul Afh -Tashif li Man' Aj aza an At-Ta' lif merupakan
buku karangannya yang paling besar dan paling terkenal. Buku ini berisi
tentang ensiklopedia kedokteran yang terdiri dari tiga puluh juz dan
dilengkapi dengan lebih dari dua ratus macam peralatan dan perlengkapan
bedah yang digunakan oleh Az-Zaltawi dan sebagian besar alat tersebut
merupakan buatannya sendiri.
Buku ini mendapatkan banyak perhatian oleh para dokter Eropa dan
menjadi buku diktat yang dipelajari di berbagai perguruan tinggr di Eropa
dalam waktu beberapa abad.
Bahasa yang pertama kali dipergunakan untuk menerjemahkan
buku ini ketika pertama kali muncul ini yaitu bahasa Ibrani, kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun L495 M, ke dalam bahasa
Venice pada t