sarkan pada hawa nafsu. Islam menegaskan bahwa tidak
ada keputusasaan dalam menyembuhkan orang yang sakit. Tidak ada
penyakit yang tidak dapat diobati. Ketika terdapat penyakit-penyakit
yang tidak dapat ditangani oleh ilmu pengetahuan hingga sekarang, maka
tinjaulah kembali keterbatasan keilmuan kita. Kita wajib melanjutkan riset
dan belajar hingga menemukan obat yang mujarab dengan seizin Allah;
karena sesungguhnya tidak ada suatu keilmuan bagi makhluk kecuali apa
yang telah diajarkan oleh Allah kepada mereka.
Apabila kita merenungkan hadits-hadits di depan, maka kita
dapat melihat bahwa Rasulullah menggantungkan kesembuhan dengan
mengenanya obat terhadap penyakit serta kesesuaiannya. Ketika dosis
obat melebihi kadar penyakit, maka akan berubah menjadi penyakit yang
lain. Ketika dosis obat kurang dari kadar penyakit, maka obat tidak dapat
mengalahkan penyakit, sehingga pengobatan menjadi tidak sempurna.
Ketika anggota tubuh yang diobati tidak terkena obat, maka kesembuhan
tidak dapat terjadi. Ketika waktunya tidak sesuai untuk obat tersebut, maka
obat menjadi tidak berguna. Ketika tubuh tidak mau menerima jenis obat
ini -yaitu di masa sekarang yang dikenal dengan alergi terhadap obat
tertentu- atau tubuh tidak mampu menerima beban obat, atau terdapat
sesuatu yang menghalangi pengaruh obat tersebut, maka kesembuhan
menjadi tidak berhasil karena tidak adanya kesesuaian. Namun jika terjadi
kesesuaian, maka kesembuhan pun tentu didapatkan.
Ketika sedang sakit, Rasulullah tidak mengobati dirinya sendiri,
melainkan mengundangpara dokter untuk mengobatinya. Mengenai hal
ini, Aisyah mengatakary "Sesungguhnya Rasulullah sakit yang membawa
pada kematian beliau. Para dokter Arab dan Ajam berdatangan kepadanya.
Mereka memberikan resep-resep kepadanya, dan aku mengobatinya
dengan resep-resep 1s1ss!s1."101
Rasulullah juga memberikan resep sebagian obat dan nasihat
kedokteran yang dikenal di masanya. Rasulullah melarang menggunakan
obat yang dapat membahayakan manusia. Hal ini dapat dilihat dalam ayat
Al-Qur'an dan hadits tentang madu lebah.
Allah berfirman,
:rW'tG, ),i,Xifi W 3. rr6,L, b
"Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkanbagimunusia."
(An-Nahl:69)
Diriwayatkan bahwa terdapat seorang lelaki datang kepada Nabi.
Lelaki ini berkata, "Sesungguhnya saudaraku mengeluhkan sakit di
perutnya." Maka Rasulullah bersabda, "Minumilah din madu," Kemudian
lelaki ini pergi namun kembali dan berkata, "Aku telah memberikan
minuman madu kepadanya, namun tidak bermanfaat apa-apa -dua atau
tiga kali-. Setiap kali didatangi lakiJaki tersebut, Rasulullah berkata
kepadanya, " Minumillh dia madu." Maka untuk yang ketiga atau keempat
kalinya, Rasulullah bersabda kepadanya, " Maha Benar Allah, dan perut
saudaramulah yang bohong." 'o'
Ketika menjelaskan hadits ini103, Ibnu Al-Qayyim berkata, "Dalam
pengulangan pemberian minum madu terdapat kandungan nasihat
kedokteranyang menarik; yaitu bahwa sesungguhnya obatharus diberikan
sesuai dengan kadar dan kandungan menurut kondisi penyakit. Apabila
dosis obat lebih sedikit dari kadar penyakit, maka obat tidak dapat
menghilangkan penyakit secara tuntas. Apabila obat melebihi kadar
penyakit maka akan melemahkan kekuatan sehingga dapat menyebabkan
efek negatif yang lain.
Ketika lelaki ini berulang kali mendatangi Rasulullatu maka
Rasulullah menegaskan kepadanya agar pengobatan dilakukan hingga
sampai dosis yang dapat melawan penyakit dan kesembuhan dapat dicapai
dengan izin Allah. Penyakit yang membandel bukan karena obatnya yang
tidak mujarab, melainkan karena perut yang bohong dan banyaknya isi
yang tidak sehat di dalamnya."
Madu merupakan sesuatu yang menjadi perhatian manusia sebagai
bahan yang sangat bermanfaat semenjak dahulu kala. Di pekuburan Fiy'aun
ditemukan simpanan madu semenjak lebih dari lima ribu tahun yang
lal.u. Mereka meyakini bahwa ketika manusia bangkit dari kematiannya
di hari kebangkitan, maka dia akan minum madu sehingga dengannya
kesehatannya akan pulih. Dan hebatnya, madu ini masih terjaga rasa dan
karakteristiknya dalam wadah tempat menyimpannya dan tidak berubah
kecuali wamanya yang menjadi cenderung kehitaman.
Madu pernah disebutkan dalam syair-syair para pendahulu bangsa
India sebagai makanan dan obat. Madu juga disebutkan dalam kitab Taurat
di masa Nabi Ya'qub AS. Ketika putera-putera mereka pergi ke Mesir, maka
Nabi Ya'qub menasehati mereka agar membawakan madu untuk diberikan
kepada Fiy'aun Mesir sebagai hadiah.
Madu menjadi pilihan para pendahulu. Dalam buku-buku mereka,
madu disebut sebagaimakanan, obat, minuman, manisary danpenyenang.
Bangsa Arab mengetahuinya sebagai sesuatu yang memPunyai manfaat
yang besar. Madu dapat menghilangkan kotoran yang berada di syaraf
dan lambung dan lainnya, bermanfaat untuk oranS-orang fua dan orang
yang banyak dahak (balgham), melembutkan, menjaga kekuatan bahan,
membersihkan hati, melancarkan kencing, obat batuk yang disebabkan
oleh dahak, meminumnya ketika dalam kondisi pergt kosong dapat
mengusir dahak dan membersihkan lambung serta menghangatkan otot
dengannyaman. Pengaruh madu sangat positif untuk jantung, ginjal dan
kandung kemih.
Efek negatif madu minimal bisa untuk menstabilkan jantung dan limpa
jika dibanding dengan bahan manis yang lain. Rasulullah meminum madu
dicampurair ketika sedang perut kosong untuk menjaga kesehatanbeliau.
Di masa keemasan kebangkitan Islam, madu merupakan bahan
penting yang turut memperkaya obat-obatan yang digunakan oleh para
dokter muslim untuk mengobati berbagai macam penyakit. Ar-Razi
menyajikannya dengan jus buah-buahan dan digunakan untuk membalut
biji obat yang pahit agar mudah diminum oleh pasien.
Ibnu Sina memberikan resep agar meminum campuran dari madu
dan sari mawar untuk penyembuhan tahap pertama bagi penyakit TBC,
terlebih apabila diminum di saat perut kosong sebelum makan.
Keilmuan kontemporer masih saja terus menemukan rahasiarahasia madu yang diisyaratkan oleh Al-Qur'an dan hadits secara umum.
Disebutkan bahwa madu mengandung sembihn belas kandungan materi
yang bermanfaat bagi tubuh manusia, di antaranya ini yaitu protein yang
berfungsi untuk memberikan kekuatan kalori dan membantu pertumbuhan,
karbohidrat yang bermanfaat untuk asupan orang yang sedang sakit karena
mudah dicerna dan mudah diserap oleh tubutu serta berbagai vitamin
bermanfaat yang berfungsi untuk mengobati syaraf., kesemutan, bibir
pecah-pecafu sariawan, radang mata dan lain sebagainya.
Madu juga mengandung sodium, potassium, kalsium, magnesium,
zatbesi, pospor, dan lainnya.
Penelitian kontemporer menegaskan bahwa bahan-bahan ini,
meskipun kandungannya yang berada di dalam madu hanya sedikit namun
kadarnya seimbang sehingga membuat tubuh manusia dapat dengan
mudah menyerapnya.
Pada masa sekarang ini, madu lebah telah menjadi bahan yang
dijadikan andalan oleh ilmu pengobatan herbal. Telah terbukti, madu
mampu menyembuhkan sejumlah besar penyakit seperti kurang daratu
kelumpuhan anak-anak dan bayi, ngompol, pengobatan luka dan luka
bakar, lambung dan usus dua belas jari, radang hati, kedinginaru pilek,
radang tenggorokan, batuk, dan sebagai obat keracunan alkohol dan
kejang otot.
Penelitian mengenai madu lebah tidak hanya berhenti sampai di
sini. Riset serius masih terus dilakukan untuk mengetahui manfaat yang
diberikan oleh Allah dalam madu sehingga dapat menyembuhkan manusia.
Di antara hasil penelitian ini ini yaitu apa yang ditemukan oleh salah
satu cendekiawan di masa sekarang mengenai keberhasilan madu lebah
untuk mengobati radangmata, sakit mata dan mata rabun pada anak-anak.
Sebagaimana juga ditemukan bahwa enzim yang terdapat pada madu
lebah dalam menghentikan pertumbuhan mikroba. Enzim ini juga dapat
merangsang kesehatan tubuh manusia dan berfungsi meningkatkan zat
antibodi untuk melawan penyakit yang menyerang.
Hal ini telah disampaikan pada muktamar kedua bagi kedokteran
Islam yang dilaksanakan di Kuwait pada tahun 1982M dan dihadiri oleh
dua puluh empat negara/ baik dari Arab, negara Islam maupun Eropa.
Demikianlah, penelitian ilmiah turut membantu dalam menjelaskan
pengetahuan tentang madu lebah dan menjelaskan kemukjizatan ayat
Al-Qur'an yang telah memberitahukan kepada manusia semenjak lebih
dari empat belas abad yang lalu mengenai manfaat madu dan khasiatnya
yang dapat menyembuhkan. Pada saat itu, tidak ada seorang pun yang
mengetahui bahwa madu dapat membunuh kuman dan mengobati luka
dan penyakit. Maha Benar Allah dengan firman-Nya,
"Untuk setiap berita (yang dibaura oleh rasul-rasul) ada @taktu) terjadinya
dan kelak kamu akan men get ahui." (Al-An'am: 67)
Benar juga apa yang disampaikan oleh Rasulullah ketika bersabda,
;<1, ,r1';,J;lr € 6.',r;: 'tl7ti tet; ,S i iti:, Sl:i
..pt, CTlt :nirtijJt
"Madu ini yaitu penyenfuuh bagi segala penyakit dan Al-Qur'an adalah
penyembuh terhadap apa yang ada di dalam dadn. Maka bagi kalian terdapat
dua penyembuh; Al-Qur'nn dan madu./'104
Tidak mungkin kita meninggalkan pendapat Islam dalam pengobatan
sebelum kita menyebutkan larangan Islam terhadap pengobatan dengan
sesuatu yang diharamkan seperti khamer, yang disandarkan pada sabda
Rasulullah, " Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada apa
y an g dihar antkan oleh-N y a t e rhadap kali an. " I o s
Definisi Khamer menurut Islam ini yaitu segala sesuatu yang
memabukkan. Hal ini disandarkan pada sabda Rasulullah, " Setiap sesuatu
yang memabukkan adalahkhamer dan setiap khamer adalahharam."106
Hal ini memperluas makna sehingga mencakup segala sesuatu yang
memabukkan atau kecanduan, meskipun sesuatu ini bukan khamer
seperti narkoba.
Ilmu modern sekarang menegaskan efek negatif khamer terhadap
syaraf manusia. Khamer dapat mempengaruhi kerja otak, kesadaran diri,
perilaku sosial, kesehatan tubuh, kandungan oksigen dalam daratr, jantung,
kekuarangan vitamin dan kemampuan biologis.
Satu persen alkohol dapat menyebabkan bertambahnya detak
jantung dari detak normal sehingga memperberat kerja otot jantung. Di
zaman dahulu terdapat kepercayaan bahwa alkohol dapat melebarkan
pembuluh yang menuju ke jantung. Oleh karena itu, para dokter hingga
pada waktu dekat ini, memberikan resep dengan menggunakan alkohol
untuk mengobati sesak jantung dan nyeri dada.
Namun penelitian kedokteran di masa sekarang menegaskan
kesalahan teori ini dan efek negatif yang ditimbulkannya. Ternyata alkohol
tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap pembuluh yang menuju
ke jantung. Perasaan dengan hilangnya rasa sakit ini yaitu perasaanwahm
karena pengaruh alkohol yang membius pusat rasa sakit di otak. Ketika
kadar alkohol diberikan secara berlebihan maka dapat menyebabkan
keracunan di otot jantung dan membuatnya menjadi tertekan.
Perasaan nyaman yang diakibatkan oleh alkohol serta hilangnya rasa
sakit membuat pasien tidak mempedulikan bahaya sakit, sehingga dia tidak
mau istirahat di pembaringan dan semakin bertambahlah resiko kematian.
Oleh karena itu, para dokter memberikan nasehat kepada semua
orang yang merasakan nyeri jantung agar berhenti merokok dan menjauhi
minuman khamer.
Demikianlah, penelitian ilmiah yang ada menegaskan bahwa AlQur'an ini yaitu kitab suci yang tidak terdapat kesalahan di dalamnya, serta
untuk menjelaskan hikmah di balik diharamkannya sesuatu di dalam Islam.
Kami telah menjelaskan madu dan khamer sebagai contoh yang
menjelaskan hikmah di balik pembolehan atau pengharaman sesuatu,
namun selain itu juga AlQur'an ini yaitu suatu kitab suci yang berbicara
kepada akal manusia di sepanjang waktu dan tempat untuk mendorongnya
agar menemukan lebih banyak lagi aturan-aturan Tuhan di dunia dan
kehidupan ini.
Setiap kali seseorang menemukan fakta ilmiah, maka dia akan
menyadari bahwa temyata fakta ilmiah ini tidak bertentangan dengan
Al-Qur'an; karena penciptaan alam dan kehidupan dilakukan oleh Allah,
dan Al-Qur'an ini yaitu merupakan Kalamullatu sehingga tidak mungkin
antara Kalamullah dan perbuatan Allah saling bertentangan. Maha suci
Allah sebagai Dzat y ang Maha Bijaksana.
Tidak ada keraguan lagi bahwa setiap isyarat dan petunjuk ilmi"h y*g
ada dalam ayat-ayat Al-Qur'an atau pada sabda Rasulullah, mempunyai
pengaruh besar untuk mendorong para ulama untuk melanjutkan penelitian
dan pemikiran terhadap segala karunia yang telah diberikan oleh Allah
untuk dimanfaatkan oleh manusia.
Perkembangan ilmu farmasi di masa kebangkitan Islam sejalan
dengan kemajuan ilmu kedokteran, langkah demi langkatu baik dari
sisi terwujudnya karya tulis, penerjemahan, atau dari sisi praktik dan
penemuan-penemuan. Karya tulis tentang obat-obatan bagi orang Arab
terwujud dalam pengumpulan obat-obatan dalam bentuk-bentuknya,
pilihan antara yang baik dari berbagai macam ragamnya, sendirian atau
susunan dari beberapa obat, dan disusun dengan sebaik-baiknya oleh
pakarnya.
Al-Bairuni menjelaskan definisi obat-obatan sebagaimana aPa yang
kita pahami sekarang, ia mengatakan, "Obat-obatan terdiri dari satuan
atau susunan dari beberapa obat. Satuan obat-obatan disebut dengan
Aqaqir sebagai kata jam ak dari Aqqar. Dalam bahasa Suryani artinya adalahpangkal dari tumbuhan dan cabang-cabmgnya, karena dasar dari obatobatan ini yaitu pangkal dari tumbuhan. Kemudian setelah itu pemahaman
obat-obatan atau Aqqar mencakup juga sesuatu yang bukan tumbuhan."
Farmasi kemudian menjadi cabang keilmuan yang luas yang berdiri
sendiri yang berarti pembelajaran tentang obat-obatan, karakteristiknya,
pengaruhnya, cara menyajikan obat-obatan yang tersusun dari beberapa
obat, dengan memperhatikan bahwa dasar dari suatu obat bisa jadi
berupa tumbuhan, hewani, atau mineral; meskipun pada umumnya obatobatan terdiri dari tumbuhan atau sari dari tumbuhan, sehingga di masa
dahulu para dokter dan apoteker dikenal dengan sebutanAl-Asyabin (alii
tumbuhan) karena pengetahuan mereka tentang karakteristik tumbuhtumbuhan.
Dari farmasi muncul keilmuan Al-Aqrabazin. Pada mulanya berarti
penyusunan obat-obatan dan tata caranya. Di masa sekarang, keilmuan
ini dikenal sebagai ilmu tentang obat-obatan dan karakteristiknya.
Para dokter dan para apoteker berusaha untuk membukukan obat-obatan
yang mereka resepkan terhadap suatu penyakit. Mereka menjelaskan
susunannya, pengaruhyu, cara meminurrnya, masa berlakunya, cara
penggunaannya dan cara menjaganya. Mereka mengumpulkan hal tersebut
dalam buku Dzstur Al-Adwiyah yang merupakan ringkasan dari hasil
riset mengenai ilmu Al-Aqrabazin yang semakna dengan kata Yunani
Pharmacopociayangberasal dari Varmxa, bahasa bangsa Mesir kuno.
Demikianlah, farmasi telah menjadi suatu cabang keilmuan yang
mempunyai landasan, kaidah, dan metode ilmiah yang benar. Hal tersebut
berkat jasa para ulama dan ahlirisetyangmuliayang mendapatkan ilham
dari Allah untuk mencintai ilmu, sehingga Allah menunjukkan mereka
pada penemuan-penemuan dan karya yang besar setelah mengalami
perkembangan, pemikirary penelitiary ujicoba, dan penerapan.
Kerja keras mereka turut andil dalam memberikan sebaik-baik saham
dalam memperkaya dan memajukan pemikiran umat manusia dan ia telah
menjadi bukti nyata atas apa yang telah dicapai oleh peradaban Arab dan
kaum muslimin di bawah naungan agama Islam yang logis.
Para dokter dan para apoteker menggunakan metode yang jelas yang
disandarkan pada keilmuan yang benar dalam menerjuni dunia obat-obatan
dan cara membuat karya tulis mengenai hal tersebut. Filosofi mereka dalam
melakukan pengobatan secara umum disandarkan pada pengaruh makanan
sebagai penyebab penyakit dan kesembuhan' Di antara mereka ada yang
menggunakan reseP pengobatan pada pengaturan pola makan, sebagai
ganti dari ketergantungan sePenuhnya pada obat, baik tunggal mauPun
susunan beberapa obat.
Dalam melakukan pengobatary Ar-Razi mengatakary "Apabila sakit
ini dapat diobati dengan pengaturan pola makary maka jangan diobati
dengan obat-obatan. Dan apabila sakit ini dapat diobati dengan obat
tunggal, maka jangan diobati dengan susunan beberapa obat."
Bahkan dalam banyak haf Ar-Razi lebih memilih obat yang disesuaikan
dengan jenis makanan yang sering dimakary karena keyakinannya bahwa
umat atau kelompok orang yang terbiasa dengan makanan sederhana, maka
penyakitnya pun sedikit. Dan pengobatannya digunakan dengan obat yang
tunggal atau sederhana. Sedangkan penduduk kota yang terbiasa dengan
makanan yang bermacam-macam, maka mereka membutuhkan obat yang
terdiri dari berbagai macam obat, karena penyakit mereka kebanyakan
banyak. Berbeda dengan penduduk pedalaman yang sudah cukup dengan
obat tunggal dan sederhana karena penyakit mereka yang sederhana.
Dawud Al-Anthaki menambahkan cara pengobatan dengan dua hal,
yaitu: waktu mengambil tumbuhan dan lingkungan tempat hidup pasien.
Hal ini disandarkan pada perkataan Hipocrates, "Obati orang yang sakit
dengan obat-obatan lingkungannya. Sesungguhnya hal ini lebih
mujarab untuk mengembalikan kesehatannya."
Di samping itu, para dokter dan apoteker juga mengikuti metode
ilmiah yang disandarkan pada eksperimen dan melihat langsung. Filosofi
ini tercermin dalam setiap buku yang ditulis tentang ilmu pengobatan
yang mendapatkan perhatian besar dari para pakar Timur dan Barat dan
banyak mempengaruhi mereka.
Berikut ini akan kami sampaikan sebagian karya tulis yang ada disertai
dengan penjelasan sejauh mana terpenuhinya unsur-unsur metode ilmiah
eksperimental serta filosofi pengobatan dengan makanary obat tunggal dan
obat kombinasi. Perlu diketahui bahwa ilmu farmasi ini yaitu sebagaimana
ilmu yang lain yang bermula dari masa percobaan dan penguasaan
terhadap ilmu-ilmu terdahulu, kemudian masuk dalam masa mensarikan
dan mensyarahi dan akhirnya sampai pada tingkatan penemuan dan karya
cipta di masa keemasanperadabanlslam, mulai dari abad kesepuluhmasehi
hingga akhir abad ketiga belas.
Pada masa penerjemahan, Hanin bin Ishaq membawa buku
Veaskorivos tentang Al-Adwiyah Al-Mufradah dan membawanya juga ke
Andalusia di masa Abdurrahman Ats-Tsalits, sehingga banyak orang yang
dapat mengambil manfaat darinya.
Mengenai hal ini, Al-Bairuni mengatakan dalam bukunya yang
berjudul Ash-Shaidalah fi Ath-Thlb (obat dalam kedokteran), "Andai
Veaskorivos hidup di sekeliling kita, dan dia melakukan upayanya untuk
mengenali apa yang ada di gunung dan lembah kita, niscaya seluruh
tumbuh-tumbuhannya akan menjadi obat dan apa yang dipetiknya sesuai
dengan eksperimennya. Namun wilayah Maghrib beruntung dengan
keberadaannya dan keberadaan orang yang semisalnya dengan segala
karyanya dalam ilmu dan amal yang patut disyukuri.Hanin bin Ishaq juga memberikan perhatian khusus untuk menerjemahkan karya-karya Galinus dalam kedokteran dan obat-obatan. Hanin
bin Ishaq memobilisasi murid-muridnya agar membantunya dalam
melakukan hal itu. Isa bin Yahya menukil buktr Al-Adwiyalr Al-Muqabilahlil
Adwa'(obat-obatan yang sesuai untuk penyakit) dan Habisy bin Al-A'sam
menukil btkuTarkib Al-Adryiyah (penyusunan obat-obatan) yang memuat
tujuh belas makalah.
Sedangkan di masa pensarian dan mensyarahi yang banyak dilakukan
di masa abad ketiga Hijriyah (kesembilan Masehi), para penerjemah tidak
puas dengan hanya menerjemahkan teks-teks kuno. Mereka be(usaha
untuk memberikan sentuhan warna tertentu pada karya tulis yang
berbentuk penyarian (ringkasan) buku-buku kuno dan mensyarahinya
atau memberikan komentar terhadap buku tersebut.
Dalam hal ini, Hanin bin Ishaq membuat buku tentang perawatan
orang yang sudah sembuh namun masih lemah, obat yang meringankan,
dan tentang menu makanan.
Yohana bin Masawaih menulis buku Ktab Al-Ughdiyah (buku tentang
makanan).
Ali bin Razin Ath-Thabari mengarang buku Manafi' Al-Ath'imah wa
Al-Asyibahwa Al-Aqaqir (manfaat makanan, minuman dan obat-obatan)'
Ketika kita mengetahui bahwa Ali ini temyata ini yaitu guru dari Abu
Bakar Ar-Razi, maka kita bisa memahami bagaimana masa penyarian
danpensyarahan dipersiapkan untuk sampai pada masa karya cipta yang
mengiringinya di abad kesepuluh Masehi.
Setiap cendekiawan selalu berusaha untuk mengerahkan uPayanya
sesuai dengan kemampuannya untuk turut serta dalam membangun
kebangkitan Islam, sesuai dengan arahan yang diberikan oleh ahli filsafat
Arab, Ya'qub bin Ishaq Al-Kindi, bahwasanya tidak semestinya kita malu
pada kebenaran dan mengikuti kebenaran dari manaPun datangnya
kebenaran tersebu! meskipun kebenaran ini datang daribangsa yang
keras terhadap kita dan dari umat yang berbeda dengan kita.
Sesungguhnya tidak ada yang lebih utama bagi pencari kebenaran
selain dari kebenaranitu sendiri. Tidak selayaknya kebenaran direndahkan
dan orang yang menyampaikannya dan orang yang membawanya
dikecilkan."
Al-Kindi pun turut memperkaya dengan ensiklopedia tentang
berbagai cabang pengetahuan; mulai dari filsafat, astronomi, kedokterary
fisika, matematika dan logika. Al-Kindi menyajikan ilmu tentang obatobatan dengan uslub yang dapat dipahami di masanya.
Al-Kindi menulis buku tentang makanan dan obat-obatan serta
buku tentang dupa yang dapat memperbaiki udara dari wabah penyakit
bukt Al-Adwiyah Al-Musyfryah min Ar-Rawa' ih Al-Mu' dziyah (obat-obatan
yang menyembuhkan dari aroma yang tidak enak), buklu Kaifryyati Ishal
Al-Adwiyah, buku Asyfiyah As-Sumum, dan buku tentang Al-Aqrabazin.
Semua buku ini disebutkan dalam buku lkhbar Al-Ulama' bi Akhbar
Al -Hukama' kary a Al-Qaf thi.
Sedangkan di masa kematangan ilmiah dan pemikirary serta di masa
ketika sudahmulai mampu membuatkarya cipta danmembuatteori yang
benar setelah melakukan riset, eksperimen, dan kritikan maka muncullah
para pakar kedokteran dan ahli obat-obatan. Mereka memperkaya
perpustakaan Arab dan lslam dengan karya mereka yangbanyak danhasil
pemikiran mereka yang tulen.
Kami akan menyebutkan sebagian karya mereka dalam bidang ilmu
obat-obatan:
7. Buku Manafi' Al-Ughiliyah (manf.aat makanan) karya Abu Bakar
Ar-Razi.
Terdiri dari sembilan belas bab yang dimulai dengan menjelaskan
sebab mengarang buku ini. Bab berikutnya menjelaskan tentang manfaat
sejumlah makanaru seperti gandum, roti, air dingin, air panas, daging segar,
daging kering ikan, macam-macam semangka, keju, susu, telur, kacangkacangan, rempatr, buah-buahan basah, buah-buahan kering, dan manisan.
Dalam bab ini juga dijelaskan efek negatif (bahaya) makanan-makanan
ini, disamping penjelasan tentang manfaat-manfaatnya, beberapa kondisi
dimana tidak dimakan atau sebaliknya, sebaiknya dimakan. Kebalikan
dari buku ini ini yaitu Falsafah Al-llaj bi Al-Ughdiyah (hlsafat pengobatan
dengan makanan) serta penggunaan cara ini sebelum menggunakan
obat-obatan.
Ar-Razi mempunyai karangan bagus lain seperti Sirrul Asrar, AlMursyid, Shaidalah Ath-Thibb, dan Al-Hawf. Dalam buku-buku tersebut
disebutkan mengenai sifat-sifat obat, warnanya, rasanya, aromanya/
kandungannya, kondisi baiknya, kondisi buruknya dan ramuannya.
Ar-Razi juga menggunakan bahan kimia untuk kedokteran dan
menggunakan sejumlah alat untuk melakukan eksperimennya dengan
sangat teliti dan menggunakan zat kimia baru untuk pengobatan.
Keyakinannya tentang ketundukan tubuh terhadap sistem kimia
membuatnya ingin menggunakan hal ini untuk menyembuhkan
penyakit, sehingga dia melakukan upaya reksi kimia yang dilakukan di
dalam tubuh.
Dalam buku Mihnah Ath-Thabib, Ar-Razi menyarankan agar ilmu
tentang farmasi dipisahkan dari kedokteran dan menganggapnya sebagai
cabang keilmuan yang berdiri sendiri, karena ketidakmengertian seorang
dokter terhadap ilmu obat-obatan merupakan sesuatu kekurangan yang
sedikit yang tidak sampai menghalangi seseorang untuk melakukan praktik
kedokteran.
Ar-Razi menjelaskan bahwa pembuatan obat-obatan ini lebih baik
ditangani oleh ahli obat dari pada ditangani oleh dokter yang mengobati
sendiri.
2. Buku Al-Mulki atau, Kamil Ash-Shina'ah Ath-Thibbiyah karya Ali
bin Al-Abbas Al-Majusi.
Juz kedua dari buku ini dikhususkan berisi tentang cara Pengobatan.
Dalam salah satu makalahnya, Ali bin Al-Abbas mengobati dengan obatobatan sederhana, cara mengujinya, dan manfaatnya. Disebutkan juga cara
membuktikan kekuatan obat terhadap tubuh, penyakit, dan menguji obat
dilihat dari kecepatannya dan sulitnya larut, kecepatan dan kesulitannya
membeku, rasanya/ aromanya, wamanya/ mengetahui kadar kekuatan obat
yang menghilangkan rasa sakit, dan obat penghancur bafu, pelancar air
kencing, darah haid, dan susu. Membagi obat-obatan tunggal dan pengaruh
masing-masing dari obat ini serta kadar kekuatannya.
Dibicarakan juga perihal obat-obatan dari tumbuhan dan kekuatannya.
Dimulai dari biji-bijian kemudian daun-daunan, bunga dan buah-buahan.
Kemudian juga tentang minyak, sari buah, getah dan akar-akaran.
Dibicarakan juga mengenai obat-obatan dari bahan mineral seperti tanatu
batu, tembaga dan lainnya. Sebagaimana juga disebutkan mengenai obatobatan dari unsur hewani yang berupa manfaat-manfaat dari air kencing,
kotorary dan manfaat anggota tubuh hewan.
Ditulis pula tentang Al-Aqrabazin dan kaidah obat-obatan kombinasi,
cara meminuru:rya, dan cara penggunaannya. Disebutkan juga penjelasan
tentang manfaat penangkal, adonary biji-bijian, minyak, salep, alkohol,
bahan bubuhan yang dibalutkan di tempat luka, pembalut, minumary
pil, mendesis, obat mulut, anak lidatu obat muntah dan adonan untuk
meringankan dan lain sebagainya.
3. Terdapat banyak karya tulis lain yang tidak dapat disebutkan
semuanya di sini, seperti buku Ath-Tashifkarya Az-Zahrawi.
Dalam buku ini dibahas mengenai obat-obatan dengan sagala
macamnya dan karakteristiknya serta tentang penamaan obat-obatan
dengan berbagai macam bahasa, penggantinya dan usia obat-obatan
kombinasi serta penjelasan mengenai nama-nama yang terdapat dalam
buku-buku kedokteran, dan timbangan.
Demikian juga dengan buku Nuzhah An-Nufus uta Al-Aftar min Ma' rifah
An-Nabat wa Al-Ahjar wa Al-Asyjar (rnenghibur jiwa dan pikiran dari
mengetahui tumbuhan, bebatuan dan pepohonan) karya Abdurrahman
Ad-Dawawi Al-Andalusi, Tadzkirah Ulil Albab wa Al-lami' lil 'Ajb Al:Ujab
karya Dawud Al-Anthaki, Al-lfadah wa Al-l'tibar karya Al-Baghdadi, Allami' li Sifat Asytat An-Nabat karya Al-Idrisi, Al-lami' fi Al-Asyribah wa
Al-Ma' junatkaryalbnuZahar,Al-AdutiyahAl-Muft adahkaryalbnuWaf id,
Al-Aqaqir karya Masawaih Al-Maridini, Maqalah fi D zikri Al-Adwiy ah allatiLam Y adzkurha D ziy asquidzus fi Kitabih kary albnu juljul dan buku Al-Qawi
karya Al-Hamdani.
Kitab dan buku-buku ini di era sekarang ini muncul kembali setelah
sekian lama terpendam dan tidak ada kabar beritanya seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Hal ini sejalan dengan usaha para
cendekia Eropa dan Amerika untuk menilik kembali dan mengembangkan
eksperimen yang telah digariskan oleh kitab-kitab ini dalam menguak
obat-obatan penyembuh penyakit-penyakit baru yang berkembang
belakangan ini.
Akhir-akhir ini perusahan-perusahan obat-obatan Jerman, Denmark,
Belanda, Italia dan Amerika meningkatkan perhatian mereka dalam
masalah ini. Disamping mereka juga meminta Mesir dan negara-negara
Timur untuk mau menjual tumbuh-tumbuhan tertentu kepada mereka
untuk dijadikan obat.D
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan beberapa
peradaban Arab Islam di bidang ilmu farmasi yaitu sebagai berikut:
7. Menerjemahkan karya-karya para tokoh terdahulu kemudian
mengkajinya lalu melakukan penyusunan dan inovasi dimana hal itu
telah membantu dalam menjaga warisan peradaban terdahulu serta
mendokumentasikan tambahan-tambahan penting yang telah dicapai
di era kebangkitan Islam sehingga peradaban Eropa modern dapat
memperoleh manf aat darinya.
2. Memberikan perhatian terhadap farmasi sebagai cabang ilmu
tersendiri yang terlepas dari ilmu kedokteran. Ia memiliki kaidahkaidah dan metode keilmuan tersendiri yang berlandaskan pada riset
dan uji coba. Sebagaimana juga dilakukan penyusunan terhadap ilmu
farmasi dan undang-undang pengobatan oleh Sabur bin Sahal dan
Amin Ad-Daulah bin At-Tilmidz.
3. Pengungkapan beberapa jenis obat yang senantiasa menggunakan
nama-nama Arab dalam beberapa bahasa asing seperti Al-Hina
(pohon pacar), Al-Hanzhal (jenis tanaman labu), Al-Kafur (kamper
atau kapur barus), Al-Kurkum (kunyit), Al-Kamun (pohoh cumin)
dan lain sebagainya. Kemudian menciptakan alat-alat yang lazim
digunakan untuk mengobati tubuh dan meracik obat.
4. Menciptakan obat-obat baru dari bahan nabati, hewani dan mineral
serta membuat metode pengobatan baru yang didasarkan pada kimia
kedokteran.
Dan Ar-Razi terhitung sebagai orang pertama yang menjadikan
kimia dalam dunia pengobatan. Ia menciptakan banyak ramuan
yang memiliki kemampuan untuk mengobati seperti ramuan kaustik,
salmiak, nitrat perak, potasium, arsenik dan lain sebagainya serta
menciptakan berbagai bahan emulsi.
5. Melapisi obat-obat yang pahit dengan menggunakan lapisan yang
terbuat dari gula atau sari buah agar terasa lebih enak bagi pasien
sebagaimana yang telah dilakukan oleh Ar-Razi. Atau melapisinya
dengan emas dan perak yang bermanfaat bagi hati sebagaimana yang
dilakukan oleh Ibnu Sina.
6. Telah sampai pada upaya pembuatan anti toksin yang diracik dari
puluhan jenis obat-obatan.
Hal itu seperti Syarab Al-Ushul (obat sirup) oleh Musa bin Al-Azir
pada masa Al-Mu'iz Al-Alawi. Ia menuturkan bahwa sirup yang ia buat
ini berkhasiat untuk membuka penyumbatan-penyumbatan dan
menghilangkan mulas-mulas yang diderita oleh para wanita pada saat
sedang datangbulan dan membersihkan rahim serta bermanfaat terhadap
ginjal dan juga kandung kemih.
Sebagaimana yang diceritakan bahwasanya seorang tabib bernama
Al-Harani datang dari wilayah Timur menuju Andalusia dengan membawa
obat penangkal sakit perut yang diramunya dalam dosis yang tepat. Ketika
beberapa temannya mencoba untuk meramu obat ini setelah mereka
mencicipinya terlebih dahulu dengan satu kali tegukarL mereka kemudian
memberitahukan kepada Al-Harani tentang bahan-bahan yang terkandung
di dalamnya sekaligus takarannya, Al-Harani berkata, "Kalian sudah benar
dalam masalah bahan-bahary namun kalian salah dalam masalah takaran."
]amaluddin Al-Qafthi menuturkan bahwasanya di suatu hari yang
cukup panas, Ar-Rasyid mengalami sakit kepala dan hampir membuat
penglihatannya kabur. Lalu didatangkanlah beberapa tabib kota namun
mereka saling berselih pendapat di hadapannya. Kemudian Abu Quraisy
Ash-Shaidalani berkata kepada para tabib tersebut, "Kalian tidak akan
selesai berselisih hingga Ar-Rasyid keburu kehilangan penglihatannya."
Abu Quraisy Ash-Shadalani pun kemudian meminta agar disediakan
minyak dari sebuah tanaman kemudian air mawar dan juga minuman
kerasyang sudahberubah menjadi cuka,lalu ia meletakannya pada sebuah
wadah kemudian mengaduknya hingga benar-benar tercampur menjadi
satu, dan setelah itu dioleskan pada bagian tengah kepala Ar-Rasyid dan
menyuruhnya untuk sedikit bersabar sampai sakit kepala ini hilang.
7. Melakukan penelitian dan riset terhadap obat-obat sebelum mempergunakannya guna mengetahui karakteristik, efektifitas, pengaruh
dan kemujarabannya. Itu semua merupakan hal-hal yang senantiasa
menjadi perhatian para peneliti sampai sekarang di berbagai
laboratorium medis dan juga apotek-apotek serta ilmu-ilmu farmasi.
8. Mengatur tugas atau fungsi farmasi dan menjadikannya tunduk di
bawahNizham Al-Hisbalt (aturan atau badan pengawasan obat) untuk
menghindari adanya pemalsuan dan peredaran obat secara ilegal.
Dan memilih kepala farmasi guna mengatur peran dan tugas para
apoteker.
9. Mendirikan beberapa apotek dan mensinergikannya dengan beberapa
rumah sakit.
Demikianlah, tampak jelas bahwa ilmu farmasi merupakan sumbangsih
peradaban Islam. Ketika buku-buku Arab diterjemahkan ke dalambahasa
latin dan pihak Barat melihat keberhasilan negara Timur, Federik tI
yang menjadi penguasa Jerman saat itu kemudian memerintahkan agar
dikeluarkan aturan pertama yang melar4ng melakukan tugas kedokteran
dan farmasi kecuali telah lulus dalam ujian. Sang raja ini pun membuka
pintu kerajaannya untuk para ilmuwan Arab Islam di samping para
ilmuwan Eropa dan juga Timur.
Mulailah nyala api peradaban Islam bersinar di fakultas kedokteran
Salarno dan Universitas Napoli, dan dari situ cahaya keilmuan Islam
kemudian bersinar di seluruh penjuru Eropa.
Rektor Universitas Berlin sekaligus dekan fakultas kedokteran di
Universitas ini memberikan kesaksian mengenai hal itu pada saat
berpidato dalam sebuah acara yang diadakan di kampus belum lama
ini, "Wahai para mahasiswa Arab, sekarang perkenankanlah kami untuk
mengajarkan kepada kalian apa yang telah kami ambil dan kami pelajari
dari bapak-bapak kalian."
DR. Zigred Hunke juga memberikan kesaksian terhadap keunggulan
Arab atas Barat dalam bidang ilmu farmasi seraya mengatakan, "Semua
rumah sakit beserta aturan yang ada di dalamnya dan semua apotek serta
tempat penyimpanan obat yang ada sekarang, sesungguhnya adalah
peninggalan dari kepandaian orang Arab. Demikian pula semua tablet
obat, yang dilapisi emas ataupun dilapisi rasa manis, semuanya adalah
kenang-kenangan kecil yang mengingatkan kita pada dua tokoh besar Arab
di bidang kedokteran sekaligus guru negaraBarat." Yang ia maksudkan
ini yaitu Ar-Razi dan Ibnu Sina.0
Dalam kurun waktu terakhir ini terlihat adanya peningkatan perhatian
terhadap ilmu-ilmu peradaban Arab Islam, baik itu dari kalangan peneliti
Arab Islam sendiri maupun dari kalangan para Orientalis, filosuf dan ahli
sejarah keilmuan Barat. Namun sebagian dari mereka terkadang bertanyatanya mengenai faidah dari penelitian yang dilakukan terhadap bukubuku klasik yang menarik kita pada ribuan tahun ke belakang. Mereka
mengatakan, "Kenapa mesti repot-repot mencurahkan segala tenaga
dalam upaya mengumpulkan, menyusun, memperbaiki, dan menjaga
manuskrip-manuskrip zaman dahulu kemudian meneliti teksnya dan
mengurai problematikanya lalu memahaminya dalam rangka mencari
maklumat atau informasi yang terkandung di dalamnya yang terkadang
memberikan manfaat dan terkadang juga tidak?"
Para pendukung pandangan ini dalam berinteraksi dengan keilmuan
klasik -meskipun jumlah mereka sedikit- benar-benar telah mengingkari
masa lalu dan meremehkan segala bentuk upaya yang dilakukan dalam
rangka membangkitkan khazanah keilmuan.
Dalam kancah pemikiran Arab, didapati pula orang yang menganut
pemikiran ini yang menolak segala bentuk keterkaitan antara masa
lalu dengan masa sekarang, dengan alasan bahwa keterkaitan seperti itu
tidak mampu menghadapi segala bentuk analisis yang bersifat rasional.
Hingga meskipun hal itu secara lahiriyah bermanfaat dalam membangkit-
kan dan meningkatkan semangat namun dalam sejarah manusia tidak
ada keluhuran semangatyangberpindah ke bagian dari gen suatu bangsa/
dan senantiasa tersembunyi pada diri individu-individunya dalam bentuk
kesiapan untuk bangkit menanti saat yang tepat agar dapat benar-benar
terwujud.loT
Bahkan yang sangat disayangkan, ada generasi kita -masyarakat
Arab Islam sendiri- yang hidup di tengah-tengah kita, menyatakan
secara terang-terangan bahwa menghidupkan sejarah ini yaitu dengan cara
membinasakannya.lB
]ika para pendukung kelompok yang bernama Al-Qathi'ah AlMa' iftyahmemiliki dalil-dalil dan justifikasi mereka maka sesungguhnya
masalah pembelaan terhadap keilmuan klasik dan urgensinya merupakan
bagian dari masalah yang sengaja dihembuskan dari waktu ke waktu
dalam berbagai muktamar dan seminar-seminar internasional. Pembahasan
mengenai keilmuan klasik -senantiasa- dikaitkan dengan pembahasan
sejarah ilmu dan filsafahya. Robert Holl dalam pidatonya yang disampaikan
di hadapan komunitas masyarakat Inggris untuk sejarah ilmu tahun L959
bertanya-tanya mengenai mampukah sejarah ilmu menjadi sebuah sejarah?
(Can the story of science be history)?
Pada tahun 1991, di Florensa pemah digelar sebuah seminar untuk
mendiskusikan posisi yang mungkin dapat ditempati oleh ilmu klasik pada
masyarakat Eropa modern.
Kemudian di bulan september tahun 1997,Jhon Hedley Brooke
menyampaikan kalimat dalam perayaan ulang tahun emas komunitas
masyarakat Inggris untuk sejarah ilmu bekerja sama dengan organisasi
masyarakat Inggris untuk kemajuan ilmu, dengan tema, "Apakah sejarah
ilmu memiliki masa depan? (Does thehistory of sciencehaoe afuture?)?
Hal yang mendorong dirinya untuk mengajukan pertanyaan tersebut
ini yaitu bahwasanya kita terkadang mendengar slogan-slogan yang
menyebutkan bahwa akhir sebuah ilmu telah dekat dan tidak akan ada lagi
ilmu yang kita butuhkan setelah kita mampu melakukan pengkloningan
terhadap manusia dan telah sampai pada penafsiran proses penciptaan.
Bukankah akhir sebuah ilmu sama halnya dengan akhir bagi sejarah ilmu?
Kemudian Brooke berkata seraya mengomentari pertanyaanny a,"Dari
awal telah dapat dilihat bahwa hal itu tidaklah mungkin. Meski demikian,
para ahli sejarah sibuk degan masalah tersebutyang dalambeberapa kurun
waktu terakhir semakin gencar diperbincan gkarr." too
Kami di sini menyampaikan secara singkat beberapa permasalahan
yang mengemuka dalam kancah nasional dan internasional untuk
mengetahui urgensi khazanah keilmuan kita di masa sekarang dan yang
akan datang, dan juga agar kita paham terhadap apa yang terjadi dalam
pemikiran dunia yang lebih luas.E
Gerakan penghidupan kembali khazanah keilmuan dalam
dekade terakhir melihat adanya aktifitas yang terorganisir dalam skala
internasional yang bertujuan untuk menerbitkan kembali karya-karya para
ulama (ahli ilmu) dengan alasan bahwa warisan ini ini yaitu milik bersama
umat manusia dan juga tanggung jawab semua pihak yang memerlukan
kerja sama dari seluruh negara termasuk di dalamnya negara-negara maju
dan juga negara berkembang.
Lembaga yang bertanggung jawab terhadap penerbitan karya-karya
ilmiah seorang ilmuwan terkenal yang bernama Barnoli telah melakukan
penggalangan dana untuk mendukung usahanya itu, dan sekarang tengah
berlangsung pencetakan kembali terhadap karya-karya ini melalui
kerja-sama antara tujuh negara lebih. Dan bagian-bagian cetakan tersebut
akan diterbitkan dalam empat puluh lima jilid. Penerbitan hasil karya
ilmuwan terkenal di bidang ilmu matematika yakni Olier juga dapat
diwujudkan melalui kerja-sama di antara enam negara meskipun pusat
kegiatan penerbitan secara geografis berada di negara Swiss.
Amerika serikat baru-baru ini juga melakukan penerbitan terhadap
karya-karya dari para ilmuwan seperti Galilio di Italia, Newton di Inggris,
Jaws di Jerman, kemudian Dekart dan Laplas di Perancis serta ilmuwanimuwan lainnya.
Mungkinorang akan kaget melihat lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan upaya ini ditambah lagi dengan besarnya biaya
yanmg diperlukan. Penerbitan hasil karya ilmuwan matematika terkenal
yakni Kosyi memerlukan waktu lebih dari lima puluh tahun.
Perhatian internasional terhadap upaya penghidupan kembali
khazanah keilmuan ini dibarengi dengan usaha serius dalam
mengurai persoalan sejarah ilmu, hal itu terlihat dalampendirian beberapa
institut dan lembaga-lembaga pendidikan di beberapa universitas di
berbagai negara dan juga dalam penerbitan lebih dari seratus majalah
berkala yang khusus membahas tentang sejarah ilmu secara umum atau
mengenai salah satu dari beberapa pembahasan sejarah ilmu ataupun juga
mengenai salah satu tahapan perkembangannya dari waktu ke waktu.
Ditambah lagi dengan adanya seminar-seminar tingkat internasional
yang diselenggarakan tentang sejarah ilmu secara berkala dalam setiap
tiga atau empat tahun sejak tahun 1929 yangsampai sekarang jumlahnya
telah mencapai22kali seminar, dan salah satunya ini yaitu diselenggarakan
di Al-Quds tahun 1"953.
Dalam komentar kami atas paparan singkat tentang peta perhatian
dunia terhadap persoalan khazanah keilmuan di atas, kami tidak
menemukan suatu hal yang lebih menarik dari ungkapan Jean Dhombres
yang mengatakan bahwa khazanah keilmuan senantiasa menjadi lahan
garapan luas yang belum selesai. Ia juga menyatakan adanya lubang besar
dan bentengyangkokoh dalam upaya-upaya yang digalang oleh kegiatan
itemasional, karena ilmuwan-ilmuwzul non barat sama sekali tidak ada di
dalamnya, mereka juga tidak mendapatkan pemberitaan yang menyeluruh
tentang diri mereka. Lebih dari itu, ilmuwan-ilmuwan matematika dan
astronomi muncul lebih jelas daripada ilmuwan geologi dan sejarah alam.
Hal ini memperlihatkan adanya sentimen negatif dalam berinteraksi
terhadap khazanah keilmuan.
Kita sekarang senantiasa mengenal tokoh-tokoh mulai dari Tsabitbin
Qarrah hingga Edlard Al-Batsi, dan dari Grarr Al-Krimuni hingga Umar
Al-Khayam yang tidak mungkin dilupakan sebagai seorang penyair dan
ilmuwan matematika.llKita menambahkan bahwa keberpihakan yang terlihat jelas pada
perhatian dunia terhadap warisan para ilmuwan barat dan bukan yang
lainnya ini harus dihadapi dengan uPaya serius dari pihak pemilik
berbagai peradaban yang telah ikut andil dalam mencetak kemajuan
keilmuan dari waktu ke waktu, terutama para genarasi pemilik peradaban
Arab lslam yang telah menyaksikan kelanggengan dan penyebar-luasan
yang belum pernah dicapai oleh peradaban lain, selain itu para tokohtokohnya dalam kurun waktu lebih dari delapan abad juga senantiasa
menebarkan ilmu, seni, sastra dan peradaban kepada dunia.
Kita sekarang tidak mengetahui apa pun tentang sebagian besar
karya-karya mereka yang hilang atau senantiasa belum terjamah di
tempat-tempatnya yang berada di berbagai penjuru dunia dan menanti
orang yang mencari dan menghidupkannya kembali untuk diteliti dengan
menggunakan penelitian modern.
Para ahli di bidang manuskrip memperkirakan jumlah manuskrip
yang ada di wilayah Arab dan luar Arab tidak kurang dari tiga juta
manuskrip. Dan ratio atau porsi khazanah keilmuan (saintisme) mencapai
2lo/onya.Itu merupakan warisan yang cukup besar dari segi kuantitas dan
juga kualitas sekaligus. Selain itu juga memiliki keaneka ragaman antara
filsafat, kedokteran, arsitektur, astronomi, matematika, fisika dan lain
sebagainya. Bahkan mencakup berbagai pengetahuan berharga dalam
ilmu-ilmu modern seperti geologi, genetika, mekanika, lingkungan dan
lain sebagainya.
Tidak diragukan lagi bahwa penelitian terhadap karya klasik seperti
ini dengan sendirinya telah menjelaskan tentang pentingnya penelitian
secara rasional terhadap sejarah ilmu dan tehnikalnya, sehingga tidak
mungkinbagi seorang peneliti netral manapun kecuali ia akan meletakkan
kegiatan keilmuan dan tehnikal pada koridor sejarahnya secara umum,
dengan dasar bahwa kegiatan ini merupakan sebuah upaya yang terus
menerus dan berkelanjutan sepanjang zamatt, dan tidak akan ditemukan
pemahaman realistis atas suatu ilmu tanpa adanya kritik yang berkelanjutan
terhadapnya.Tidak ada sedikitpun pengetahuan manusia yang tidak kehilangan
ciri keilmuannya bilamana orang-orang melupakan kondisi dimana
pengetahuan itu muncul, dan mengabaikan persoalan-persoalan
yang berusaha dijawab olehnya serta menyimpang dari tujuan dasar
ditemukannya pengetahuan tersebut.
Dari sini maka mustahil untuk memisahkan antara khazanah keilmuan
dengan tahapan-tahapan sejarahnya karena melihat pentingnya sejarah
ilmu dalam rumus teori dan filsafat umumnya. Ketika ketidak-tahuan
terhadap sejarah ilmu menguasai suatu ilmu, maka sudah pasti ilmu itu
akan dianggap gagal dalam misinya.111
Sesungguhnya persoalan khazanah keilmuan Islam dalam esensinya
ini yaitu persoalan eksistensi dan urgensi yang mungkin akan menguak
hakikat jati diri dan kemampuan kita,yangakan menuntunkita pada jalan
dan cita-cita luhur, dan itu merupakan persoalan yang dimensinya adalah
lintas zama+ yakni mencakup zaman dahulu, sekarang dan yang akan
datang. selain itu juga melintasi ruang sehingga melewati batas negara
Arab kita./'112
Dalam kalimat di atas, penguraian persoalan khazanah keilmuan
ini yaitu pada tiga unsur penting yaitu: zaman, ruang dan penetapan jati
diri.113E
Jika pengetahuan manusia selalu menuntun kita untuk mengambil
pelajaran terhadap berbagai pelajaran sejarah, maka sesungguhnya
sejarah ilmu tidak saja menunjukkan kita pada tahapan perubahan yang
disaksikannya akan tetapi kita juga dapat belajar darinya bahwa persoalan
keilmuan yang menghampiri kita sekarang bukanlan hal baru. Dan cara
yang digunakan untuk memecahkan persoalan itu dalam berbagai macam
kondisi di sepanjang masa pun tidak akan berbeda dari apa yang mungkin
digunakan sekarang atau besok.
Maka dari itu, teori apa pun yang dilontarkan untuk mengkritik ilmu
pada masa dahulu dan sekarang pada intinya diperoleh dari pembenaran
rasional yang disampaikan sebagai upaya pengesahan untuk menelaah
kembali sejarah ilmu pada phase yang dicapai dari perkembangannya
berdasarkan pembaharuan pemikiran yang berhubungan dengan berbagai
macam teori ilmu dan keahliary dimana dari penelaahan modern ini
kemudian dijadikan sebagai pondasi mengurai realitas dan pencerahan
terhadap masa depan.
Dari sini kita dapat menemukan sebab sesungguhnya di balik
perhatian dunia yang berlebih untuk menganalisa kembali sejarah ilmu dan
keahlian dengan pandangan yang seobyektif mungkin melalui lembagalembaga akademik, majalah periodik, penerjemahan dan penulisan serta
penghidupan kembali peninggalan para tokoh dalam berbabagai macam
cabang ilmu.
Dari sini juga terlihat jelas urgensi penghidupan kembali khazanah
keilmuan peradaban Arab Islam, dan mengembalikan -melalui kajian
penelusuran- ilmu-ilmu modern pada asalnya dalam masyarakat yang
menjadi saksi atas kelahirannya, mengenal tabiat keadaan yang telah
memberikan izin terhadap berbagai pemikiran yang muncul untuk tumbuh
dan berkembang, kemudian setelah itu menjadi cabang pada pohon
pengetahuan dan tentu saja memperkaya peradaban umat manusia.
Hal itu karena realitas keilmuan tidak semuanya mendapatkan
perhatian yang sama ketika diambil oleh ahli sejarah untuk diteliti dan
dipahami dalam masa marupun. Demikian pula halnya bahwa kedudukan
ulama diukur berdasarkanhasil keilmuanyang mereka capai dan seberapa
besar pengaruhnya dalam mendorong laju kemajuan keilmuan dan
peradaban.lla
Hingga ketika kita mempelajari persoalan dari prespektif masyarakat
lokal (Arab) tentang hal yang berkaitan dengan khazanah keilmuan Arab,
kita menemukan hal yang serupa di Eropa dimana sejarah ilmu Eropa pada
saat sekarang mendapat perhatian yang berlebih dalam rangka melakukan
konsolidasi terhadap budaya keilmuan Eropa.
Berdasarkan hasil ketetapan seminar sejarah ilmu dan pendidikan di
Eropa yang diselenggarakan di Florensa pada tahun 1991 untuk membahas
upaya penghidupan kembali khazanah keilmuan di Eropa modem dan
posisiyang dapat ditempati oleh sejarahilmu dantehnik pada masyarakat
Eropa modern;11s dinyatakan bahwa ilmu dan tehnik dianggap sebagai
unsur penting bagi kemajuan bangsa, maka dari itu sejarah keduanya
lebih condong pada bentuk pembelaan dan pembanggaan dalam hal yang
berkaitan dengan kelompok akademik negara tertentu, dan di antara ciricirinya yang menonjol di sebagaian besar negara-negara Eropa adalah
kecenderungannya pada kemajuan nasional secara prioritas meskipun
pertemuan-pertemuan di antara para peneliti telah banyak diselenggarakan.
Dan keberpihakan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja itu tampak
jelas dalam diri ahli sejarah suatu negara pada saat mereka memilih topiktopik pembahasan. Di antaranya ini yaitu periode sejarah atau keberhasilankeberhasilan yang menjelaskan keunggulan suatu negara atas negara lairy
seperti: revolusi industri (baja, uap dan tekstil) di Inggris pada abad L8 dan
awal abad ke L9. Kemudian industri besi dan baja di Swedia pada abad
ke 18. Mekanika dan hidrolika di Italia pada masa Renaissance. Tehnik
persenjataan dan pelayaran di Spanyol pada era discoveri dan seterusnya.
Kesimpulan terhadap fenomena ini ini yaitu potret buram perkembangan
ilmu dan tehnik di Eropa, dan itu seperti pemandangan alam yang tidak
terlihat kecuali hanya sebuah puncak gunung.
Ketetapan penting ini juga mengindikasikan adanya kesamaran
besar yang menyelimuti topik "Metode Nasioanl mengenai Sejarah
Ilmu," dan juga banyaknya pendapat seputar tokoh-tokoh dalam lingkup
keberagaman kebudayaan Eropa. Para ilmuwan yang hadir dalam seminar
ini menganggap topik ini pantas untuk dibahas secara sistematis.
Dalam upaya untuk menjelaskan urgensi sejarah ilmu dan tehnik di
Eropa sekarang dan meluasnya pemahaman yang mendalam terhadap
keilmuan dan tehnikal pada masa lalu, ketetapan difokuskan pada poinpoin berikut:
a. Poin pertama yang perlu diperhatikan tentang sejarah ilmu dan
keahlian di Eropa ini yaitu bahwasanya sejarah ini hidup dan berada di
bawah perlindungan sekelompok besar para peneliti di berbagai negara
Eropa, namun aktifitas yang bersifat kelembagaannyaris tidak ada di mana
para peneliti banyak bertebaran di berbagai bidang akademik: fakultasfakultas ilmu, sejarah, berbagai departemen filsafat dan seterusnya.
Sebagian orang pun mengusulkan terhadap pendirian persatuan
Eropa dan menerbitkan jurnal periodik untuk sejarah ilmu dan tehnik,
ditambah dengan pelaksanaan proyek bersama berdasarkan kerja-sama,
seperti pencetakan karya-karya ilmuwan besar.
b. Jika pada zaman sekarang ilmu dikategorikan sebagai pengetahuan
tanpa memori, dan jalan ke depannya |uga akan sangat sulit karena
para peneliti di zaman sekarang selalu menutup diri dan bergantung
pada referensi-referensi yang hanya berumur beberapa tahun saja, maka
kehilangan memori ini telah turut menyokong dalam peningkatan efektifitas
proyek keilmuan, akan tetapi kini malah menjadi kontra produktif.
Para peneliti yang kehilangan pendidikan sejarah dan lepas dari dasardasar yang menjadi landasan ilmu mereka, akan lebih rentan tersesat dan
kesalahan mereka akan menjadi lebih banyak. Sebagaimana yang terlihat
jelas dari riwayat (Dzakirah Al-Ma') yang telah kami tunjukkan. Karena
sesungguhnya para peneliti ini senantiasa berputar dalam lingkaran
kogong, yakni pada lintasan yang telah dikuak sebelumnya, dan sudah
tampak jelas bahwa ujung-ujungnya akan berakhir pada kebuntuan.
Beberapa penemuan yang dipresentasikan sekarang yang dianggap
sebagai keberhasilan dan penemuan baru yang belum pernah ada
sebelumnya , padakenyataannya tidak lain hanyalah penyusunan kembali
terhadap beberapa pemikiran terdahulu yang diabaikan atau telah lama
terkubur.
c. Para peserta dalam seminar konsolidasi Eropa terhadap ilmu ini
yang pembahasanya hanya dibatasi pada penyelasaian masalah dalam
lingkup Eropa saja, menaruh harapan terhadap peneletian sejarah ilmu
dan tehnik agar dapat memegang peranan penting di masa depan dan
menduduki posisi yang signifikan di bidang pendidikan serta peranan inti
di berbagai medan pelatihan dasar dan juga saat pengabdian. Ini artinya
memprioritaskan pelatihan terhadaP Para peneliti, dan itu juga diterapkan
pada para insinyur, para mahasiswa ilmu-ilmu humaniora dan juga
ilmu kesusastraan yang dapat memberi mereka pengantar singkat untuk
memahami laju ilmu dan tehnik serta mengerti seluk beluk apa yang ada
di dalamnya.
Ada pula kelompok-kelompok lain yaitu para aktifis yang konsen
terhadap masalah ini, seperti pembuat keputusan yakni para politikus
beserta penasehat mereka, pakar politik keilmuary pakar ekonomi danparapengamat yang berupaya untuk memperoleh informasi dan sarana yang
dapat membuat mereka mampu menghadapi persoalan-persoalan modern.
Bahkan beberapa peserta seminar ini berpendapat tentang pentingnya
sejarah ilmu bagi seluruh lapisan masyarakat baik di desa maupun di kota,
karena merupakanbatas minimal dari pengetahuan terhadap ilmu sejarah
dan filsafatnya secara umum, dengan sisi sosial, politik dan keilmuannya
agar dapat menjalankan hak bersuara.
Dan sekarang, apakah kita dapat menemukan sesuatu untuk diri
kita pada apa yang telah kami sampaikan tentang perhatian dunia dan
juga Eropa terhadap persoalan khazanah keilmuan? Yakni perhatian
yang semakin bertambah secara signifikan semenjak pertengahan abad
yang lalu terutama setelah muncul penelitian yang berkaitan dengan
sejarah ilmu dan filsafabrya bahwa seorang peneliti yang baik ini yaitu yang
memahami betul terhadap hal terbaru yang dicapai oleh teman-temarurya
di bidang sepesialisasinya dan di waktu yang sama juga mengenal baik
terhadap dasar-dasar pemahaman ilmiah yang berhubungan dengan
topik pembahasannya, dan itu melalui penelitian detail yang dilakukan
terhadap karakteristik pertumbuhannya melalui tahapan-tahapan
perkembangannya.
Ini artinya bahwa penggabungan antara orisinalitas dan modernitas
dalam ilmu-ilmu alam, dikategorikan sebagai ciri utama peneliti handal
yang tentu saja lebih mampu daripada yang lainnya untuk melakukan
penelitian ilmiah dengan pandangan yang lebih luas dan metode yang
lebih benar serta kredibilitas yang tinggi.tr
Khazanah keilmuan (dalam bidang sains) Islam mencakup sebagain
besar dari sejarah peradaban Islam dan pelopor dalam perjalanan
peradaban manusia, dengan mendapatkan kesaksian dari para ahli sejarah
netral. Namun beberapa pengamat melalaikan peranan Islam yang penting
itu di saat mereka berusaha untuk mencatat teori ilmu menurut Plato dan
Aristoteles pada peradaban Yunani, atau menurut Bacon, Dekart dan para
pelopor kebangkitan keilmuan modern. Bahkan kita mendapati orang
yang banyak memberikan pujian terhadap aPa yang disebut dengan Al-
'llm Al:lbri (ilmu Ibrani) danAl:Ilm Al-Masihi (ilmu kristen), sebagaimana
penyertaan ungkapan Israel dalam peradaban besar terdahulu di wilayah
Timur, dan memberikan sanjungan dengan istilah era keemasan terhadap
kegeniusan bangsa semit dalam peradaban Babilonia dan Asyuria.116
sebagian ahli sejarah modem yang memiliki kenetralan lebih terhadap
peradaban Arab Islam, tidak dapat menyembunyikan kecondongan
rasialisnya ketika berbicara tentang apa yang kami sebut dengan (kehebatan
bangsa Yunani) dan keunggulannya atas peradaban di sekitarnya dengan
mengatakary "Pembicaraan kita tentang masa lalu dibatasi oleh beberapa
hal, salah satunya ini yaitu bahwa kita harus membatasi diri pada para
pendahulu kita saja. Kenyataannya, kebudayaan kita yang berasal daribangsa Yunani dan Ibrani ini yaitu kebudayaan yang banyak menjadi fokus
perhatian kita meski bukan menjadi keseluruhan fokus kita. Anggapan
bahwa ia ini yaitu kebudayaan yang paling tinggi merupakan anggapan
yang keliru, karena jika saya lebih tinggi dari tetangga saya maka saya
tidak perlu mengucapkannya namun cukup merekalah yang mengatakan
hal itu. |ika saya menganggap diri saya mulia, mereka tidak akan bisa
menerima ataupun mempercayainya. Sesungguhnya semua itu tidak akan
menghasilkan apa pun kecuali permusuhan di antara k7ta."777
Di dalam bttk:u Al-llm fi At-Tarikh, sang penulis (Jhon Dizmond
Barnall) tidak dapat menyembunyikan keberpihakannya yang nyata pada
Yunani, Persia dan Romania pada saat ia melontarkan berbagai macam
tuduhan terhadap Islam dan orang-orang Islam tanpa adanya penjelasan
atau pembuktian. Islam -menurut sangkaan Barnall- telah mendirikan
kebudayaan yang senantiasa lestari hingga sekarang meskipun itu bukan
kebudayaan yang bersifat progessif. Bahasa Arab -masih menurut Barnalladalahyang telah menutupi peranbesar Persia dalam ilmu-ilmu keislaman
timur. Orang-orang Islam bertanggung jawab atas adanya penghalang
antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu humaniora hingga sekarang, dengan
alasan bahwasanya mereka belum menerjemahkan ilmu-ilmu humaniora
Yunani sebagaimana mereka menerjemahkan khazanah keilmuan (sains)
dan filsafat, sehingga ilmu-ilmu humaniora berpindah ke kebudayaan
modern melalui dua jalan yang berbeda.
Bamall mengingkari prestasi para ilmuwan Islam seraya mengatakan,
"Sebagian besar ilmuwan Islam senang terhadap type ilmu-ilmu klasik yang
kuno, dan mereka mendokumentasikan type ini. Mereka tidak memiliki
ambisi besar untuk memperbaikinya dan mereka juga tidak memiliki ambisi
apa pun untuk mengembangkannya."ll8
Patut disampaikan pula dengan singkat beberapa bentuk keberpihakan
dari para ahli sejarah pada saat mereka menyusun sejarah ilmu dan tehnikuntuk menyulut kecondongan yang bersifat rasial dimana kita mendapati
di antara mereka ada yang menulis tentang ilmu non Arab bukan untuk
memastikan hak peradaban lain yang Peranannya Sugur dari laju
sejarah manusia, akan tetapi untuk membuktikan hikayat ras Arya dan
keunggulannya, dan menyatakan bahwa ilmu tidak mungkin kecuali dari
barat.
Ketika Josep Needham bersama teman-temannya menyusun tujuh
jilid besar (yang penerbitannya dimulai pada tahun 1954) tentang ilmu
dan peradaban di China, mereka berusaha untuk menafsirkan penyebab
yang menghalangi tanpa mengikuti perkembangan yang terjadi di China
sebagaimana perjalanan yang mengiringi revolusi keilmuan modern di
Eropa. Dari situ mereka kemudian berasumsi bahwa ilmu dan tehnik yang
telah mematangkan kebangkitan di Eropa ini yaitu bersifat mendunia, dan
semua yang berbau Eropa sudah semestinya mendunia.
Mayoritas ahli sejarah yang memiliki sifat keberpihakan tersebut
melontarkan permasalahan ilmu yang bersifat kedaerahan dalam bentuk
persaingan di mana setiap kelompok berupaya sekuat tenaga untuk
menangkis semua yang meremehkan mereka dalam kancah pemikiran
dunia.11e
senada dengan apa yang diperbuat oleh Needham terhadap keilmuan
China, Toby Haff baru-baru ini berupaya untuk menjawab pertanyaan yang
menyebutkan: kenapa ilmu modern muncul di Eropa, padahal dunia Arab
Islamlebih dahulu maju dari dunia barat dan Eropa? Sudahbarang tentu ia
mempublikasikan beberapa kekeliruan sejarah dalam kritikannya terhadap
kebudayaan Islam, namun ia tidak dapat menyembunyikan sisi kemajuan
yang telah dicapai oleh dunia Arab Islam dan juga keunggulannya atas
dunia barat pada periode yang disebut dengan Fair Al-llm Al-Hadits
(permulaan ilmu modern)."oMereka yang berupaya untuk menerobos kebudayaan Islam melalui
penelitian mereka terhadap khazanah keilmuan kita, telah menggedor
benteng akidah Islam dan mempublikasikan pemikiran-pemikiran yang
salah tentang Islam dan juga orang-orang Islam.
Di antara mereka ini yaitu Emili sifig semith dalam sebuah peneritian
baru seputar (orientasi-orientasi yang terjadi dalam penelitian ilmu
dan kedokteran pada orang-orang Islam di masa pertengahan) yang
menuturkan sebuah pernyataan yang prematur tentang pengobatan nabi
dan karya-karya yang disusun oleh tokoh-tokoh agama dan bukan oleh ahli
kedokteran dengan berdasarkan keyakinan mereka bahwa pengetahuan
dapat dicapai hanya melalui jalan wahyu dan Nabi Muhammad serta
pendapat para sahabat-sahabat nabi yang terdekat.
Dalam penelitiannya, Smith mengira bahwa karya-karya pengobatan
nabi beredar dalam rangka menandingi pengobatan Yunani yang dilakukan
oleh para dokter ahli seperti Ibnu Jami'.121
Dalam tulisan yang lain dengan jud ul Al: llm fi. Kltidmah Ad-Din, David
King melalui penelitiannya terhadap khazanah Arab Islam menulis sebuah
pengantar dengan maksud untuk mempublikasikan pemikiran yang salah
tentang Islam. Ia menjadikan tabir keilmuan ini sebagai kedok dimana
dari pemikiran itu terlihat seolah-olah merupakan ungkapan yang benar
tentang realita Islam dan orang-orang Islam.
Di saat ia sibuk dengan permasalahan khazanah keilmuan Islam
yang berkaitan dengan persoalan penentuan arah kiblat dan penyelidikan
terhadap permulaan bulan Qamariyah, kami mendapati dirinya
melontarkan pertanyaan yang bukan menjadi bidang pendidikannya,
misalnya ia bertanya-tanya tentang sebab kepercayaan orang-orang Islam
terhadap lima shalat fardhu saja, dengan menyangka bahwa pembatasan
ini tidak disebutkan oleh nash yang jelas di dalam ayat-ayat Al-eur'an
Al-Karim ataupun di dalam hadits-hadits Rasulullah.
Dan tampak melalui diskusinya terhadap persoalan ini yang ia sisipkan
pada topik penelitiannya bahwasanya ia mencamPur-adukkan antara
shalat-shalat fardhu dan shalat-shalat sururah. Ia pun menyebutkan riwayatriwayat yang ia buat dan dinisbatkan kepada Rasulullah bahwasanya
shalat Dhuha ini yaitu bid'ah yang diwariskan, dan ini merupakan penyebab
-menurut yang ia sangkakan- bingungnya ulama-ulama modern dalam
memasukkan shalat Dhuha dalam kelompok lima shalat fardhu.122
Silap keberpihakan secara berlebihan kepada keilmuan baratbahkan
segala hal yang berbau barat pada pencapaian peradaban umat lain pada
umumnya dan umat Arab Islam pada khususnya, dan tuduhan-tuduhan
yang dibuat-buat untuk melawan Islam serta perusakan terhadap realita
sejarah dan juga ilmu, adalahyangmendorongkita untuk selalu melakukan
penelitian terhadap kekayaan khazanah keilmuan Suna mengkonsolidasi
kebudayaan Islam kita dan mengembalikan formulasinya yang sesuai degan
irama modern dan proyeksi-proyeksi masa depary dan itu berada dalam
frame kesadaran terhadap ciri-ciri khusus peradaban yang membedakan
kita dengan yang lain.
Di sisi lain kita wajib mengapresiasi atas segala uPayayangdilakukan
oleh para peneliti barat berupa perhatian yang berlebih terhadap khazanah
keilmuan Arab dan orang Islam serta atas keunggulan mereka dari segi
lembaga-lembaga yang mereka miliki di bidang ini dibandingkan yang
ada di dunia Arab Islam, yakni suatu hal yang mengharuskan kita untuk
meningkatkan segala upaya agar dapat menyusul mereka dalam menulis
sejarah keilmuan dan peradaban yang kita miliki
sesungguhnya manfaat yang dapat kita petik dari penyelidikan
dan penelitian terhadap khazanah keilmuan kita sangatlah banyak dan
bermacam-macam, dan kami akan menuturkan sebagiannya saja sebagai
contoh dan bukan sebagai pembatasan:
1. Memperkayapengantarsejarahdalammenelitiilmu danmenumbuhkan kepekaan kritik dan kepercayaan diri pada Para Pemula serta
memahami perkembangan keilmuan dan sistimatika penelitian di
berbagai bidang ilmu.
2. Menguak berbagai bentuk pemalsuan pemikiran dan pembajakan
keilmuan dari beberapa ahli sejarah dan para orientalis terhadap hak
khazanah keilmuan Arab Islam kita serta para tokoh-tokohnya'
3. Upaya konsolidasi yang baik terhadap berbagai cabang ilmu modern
(ilmu optik , slJara, genetika, lingkungan, geologi, astronomi dan
seterusnya).
4. Menguak lebih banyak teori-teori dan karya-karya maju dalam
khazanah Islam, seperti: hukum gerak dan grafitasi yang berhasil
diungkap oleh Ibnu Milka Al-Baghdadi dan Al-Hasan Al-Hamdani
pada beberapa abad sebelum Newton.12Tidak patut kiranya berinteraksi dengan teks-teks peninggalan atau
warisan zaman dahulu tanpa melihat perbedaan zaman. Bukan suatu
yang berlebihan -sebagaimana yang dikatakan oleh Spicer dan De Grafpernyataan yang menyebutkan bahwa hanya sekitar L2 siswa saja yang
membaca dan meneliti buku Principia yang ditulis oleh Newton pada tahun
1,678M dalam kurun waktu lima puluh tahun setelah penerbitannya, dan
sekelompok kecil orang yang mempelajarinya dalam dua setengah abad
setelahnya.
Hal itu disebabkan oleh teramat sulitnya topik pembahasan dan
ketidak jelasan bahasa yang dipergunakan, bahkan beberapa persamaan
populer yang dinisbatkan kepada Newton yang terdapat di dalam bukunya,
tidak ditemukan dalam gambaran yang dikenal pada zaman sekarang,
persamaan dibuat dalam gambaran yang kita kenal tidak lain ini yaitu pada
tahun 1750 M oleh seorang ilmuwan yang bernama Oweler, buku tersebut
hanya memuat sebagian kecil saja dari rumus-rumus yang detail. Newton
membatasi penelitiannya pada jaringan yang memiliki kelengketan titik
dan mengupas sedikit objek yang kaku serta sama sekali tidak mengupas
objek yang lunak.12a
]ika kita menginginkan contoh yang lain, David King menunjukkan
bahwasanya risalah sultan Al-Asyraf Al-Yamani (wafat 1.296) memberikan
petunjuk awal dalam ilmu astronomi pada kompas magnetis, kendati sang
sultan tidak menisbatkan penemutut itu kepada dirinya. Risalah tersebut
menyebabkan diberikannya dua ljazah akademik dari dua gurunya yang
membuktikan keabsahan enarn astrolabe (alat teropong model lama) yang
diciptakansendiri olehAl-Asyraf. Salah satu dari astrolabe ini sekarang
berada di museum seni Metropolitan di New York, kendati orisinalitasnya
sempat diperdebatkan sebelum diterbitkannya katalog (David Ki.g).
Perlu disampaikan di sini bahwa David King pada tahun 1983
menerbitkan sebuah buku tentang ilmu astronomi di Yaman pada masa
pertengahan, yang di dalamnya diungkapkan ada lebih dari seratus.manuskrip astronomi Yaman yang disimpan di beberapa perpustakaan
Eropa dan Timur Tengah, dan mengemukakan lebih dari lima puluh ahli
astronomi Yaman beserta karya-karya mereka setelah memaparkan sejarah
ilmu astronomi di Yaman dari abad ke sepuluh hingga permulaan abad
dua puluh.
Buku ini juga mengulas tentangbeberapa penulis dibidang ilmu
hitung, ilmu ukur dan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
penenfuan bagian warisan.
5. Memungkinkan untuk difungsikannya teks-teks yang bagus dari
khazanah keilmuan Arab dengan tujuan mengkonsolidasi metode
penelitian keilmuan dan teori filsafat ilmu modern. Di sini kami
cukup mencontohkan apa yang disampaikan oleh Ibnu Al-Haitsam di
dalam pendahuluan bukunya Al-Munadzhir tentang metode keilmuan
dan perbandingannya dengan pendapat Fransis Bacon dan lainnya,
dan juga apa yang ia sampaikan di dalam pengantar bukunya Fi
Asy - Sy ukuk' ala B athlimus dan perbandingannya dengan prinsip
penyangkalan yang dinisbatkan kepada Karl Buber.
Di sini, pemerhati khazanah keilmuan kita akan menemukan dukungan
besar dan terus menerus terhadap penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan masa depan dibandingkan di bidang pemikiran keilmuan.ls
6. Manuskrip-manuskrip ilmu berisi informasi-informasi yang dapat
memperkaya wawasan para ahli sejarah peradaban. Hal itu seperti
buku karya Abu Al-Wafa' Al-Buzjani yang menjelaskan secara detail
tentang pajak dan aturanperpajakanyang tidak ditemukanpada buku
atau kitab lainnya. Bukt At-Taisir fi Shina' ah At-Tadbir karya Ibnu Zahr
Al-Isybili berisi penjelasan-penjelasan penting tentang konflik intem
dalam keluarga Daulah Al-Murabithun di Maroko. Buku tersebut
ini yaitu buku kedokteran dimana peneliti biasanya tidak sengaja
mendapatkan informasi seperti itu.126Dari khazanah keilmuan Islam dapat diperoleh informasi mengenai
berbagai bidang aplikasi, di antaranya:127
a. Melalui informasi tentang geologi dan pertambangan yang dikupas
dalam buku Al-lauhratain karya Al-Hamdani, ekspedisi geofisika
untuk mengetahui sumber tambang dan minyak bumi negara
Yaman mendapatkan petunjuk dalam penemuan bahan tambang
penting yang mencakup seng, besi dan timah serta perak dalam
jumlah besar seperti yang telah kami kupas pada pasal khusus
tentang ilmu kimia.
b. Seorang peneliti Barat menulis tentang baja Damaskus bahwasanya
baja ini merupakan jenis baja yang paling keras. Ia
memaparkan sejarah penelitiannya ini kepada orang-orang
Eropa dan menunjukkan urgensinya dalam perindustrian modern.
c. Dalam beberapa buku klasik terdapat penggambaran secara detail
terhadap goncangan gempa yang melanda wilayah-wilayah Arab
Islam pada beberapa abad yang lalu yang di antaranya:Bu,ku (Sifah
Jazirah Al-Arab)karya Al-Hamdani , Bada'i' Az-Zuhur waWaqa'i' AdDuhur karya Ibnu lyas, Kasyf Ash-Shalshalah'anWashfi Al-Zalzalah
karya Jalauddin As-Suyuthi dan lain sebagainya.
Tidak diragukan lagi bahwa karya-karya klasik ini dikategorikan
sebagai dokumentasi gempa berdasarkan penelitian dan eksperimen.
Pengambilan petunjuk pada keterangan yang ada di dalam buku-buku
ini tentang semua hal yang berkaitan dengan fenomena gempa,
sejarah terjadinya dantingkat pengaruhnya di wilayah Arab pada beberapa
abad yang lalu merupakan hal penting bagi penelitian-penelitian modern
manapun yang berhubungan dengan peta lokasi gempa dan prediksi
terjadinya gempa di suatu wilayah, terutama setelah munculnya indikasi
yang menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Arab berada tidak jauh
dari aktifitas kegempaan di beberapa wilayah di dunia.
d. Warisan Islam penuh dengan karya-karya di bidang ilmu tentang
tumbuh-tumbuhan, hewan, pertanian dan pengairan. Kami
sebutkan di antaranya: An-Nabat karya Ad-Dainuri,lami' Fawa'id
Al-Mallahahfilawami' Fawa-id Al-Fallahah karya Radhi Ad-Din bin
Muhammad Al-Ghazi, Al-F allahah An-Nibthiyah kary a Abu Bakar
Ahmad bin Wahsyiyah, Al-Fallahah Al-Andalusiyah karya Abu
Zakariya Muhammad bin Al-Awwam Al-Isybili.
Kitab yang terakhir ini telah diterjemahkan pada abad yang lalu
ke dalam bahasa Spanyol dan Perancis. Anton Pasi dalam pernyataan yang
ia presentasikan pada Asosiasi Pertanian Nasional Perancis di tahun 1859
berkomentar mengenai buku itu dengan mengatakan, "Sesungguhnya
buku ini merupakan ensiklopedia pertanian yang tiada duanya pada
abad kedua belas."
Ahli sejarah peradaban yaitu Will Durant berkomentar tentang buku
ini dengan mengatakary "Sesungguhnya buku itu merupakan karya
tuIis yang paling sempuma dalam ilmu pertanian yang pernah ditulis pada
abad pertengahan."
Dari buku-buku klasik ini dapat diambil manfaat pada masa
sekarang dan yang akan datang dalam menentukan faktor-faktor yang
banyak berpengaruh dalam menelusuri kadar keasinan dan kekeringan di
berbagai wilayah-wilayah Arab yang saat sekarang tidak mampu memenuhi
kebutuhan penduduknya setelah di masa kejayaan Islam berhasil memikat
orzrng-orang Eropa dengan pesona dan keindahan wilayahnya. Tinggal
orang-orangyang memiliki kepedulian untuk meneliti berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang ada di wilayah ini dan bagaimana cara
mengembangkan serta memeliharanya beserta lingkungannya.
Nama-nama Arab untuk tumbuh-tumbuhan sangatlah banyak dalam
ilmu pertanian klasik, dan memerlukan kesungguhan dari para peneliti
Arab untuk menguak kekayaan keilmuan untuk genarasi mendatang.
e. Terdapat banyak sekali karya klasik yang dapat diambil manfaatrya
di bidang pengobatan herbal dimana para ulama terdahulu sangat
mahir dalam bidang ini dan senantiasa dipercaya oleh banyak
negara. India, China dan Pakistan telah mendirikan akademiakademi dan fakultas-fakultas untuk mempelajarinya, dan juga
telah dilakukan penelitian-penelitian di berbagai lembaga-lembaga
di Mesir dan Saudi Arabia. Beberapa peneliti barat mengajak untuk
mempelajari kembali pengobatan Arab serta menyusun daftar
dokter-dokter dan apotek-apotek yang menjalankan pengobatan
herbal tersebut.
Hal yang patut untuk dicatat ini yaitu bahwasanya ilmuwan-ilmuwan
Eropa dan Amerika sudah mulai kembali membaca karya-karya klasik
ini setelah sebelumnya mereka tidak begitu menaruh perhatian.
Mereka melakukan uji coba terhadap karakteristik herbal yang ada di
dalam buku-buku ini dalam upaya untuk menyingkap obat-obat baru
bagi berbagai penyakit. Di tahun-tahun terakhir, perhatian perusahaanperusahaan obat Jerman, Denmark Belanda, Italia dan Amerika semakin
bertambah dalam masalah ini. Mereka meminta Mesir dan beberapa negara
timur untuk mau menjual beberapa tumbuh-tumbuhan seperti daun
ganja untuk membuat obat bius, biji tumbuhan purslane untuk mengobati
insomnia dan lain sebagainya kepada mereka.
Jika kita mengetahui bahwa ada banyak penyakit yang senantiasa
menanti perkembangan pengobatary para ilmuwan pun mencari di semua
tempat di dalam hutan terhadap tumbuhan-tumbuhan herbal yang dapat
membebaskan manusia dari berbagai penyakit yang sulit dicarikan obabrya
dan juga bahwasanya buku-buku klasik senantiasa menjadi harta yang
belum terjamah oleh tangan para peneliti, maka kita akan dapat mengetahui
betapa pentingnya warisan ini di masa kita sekarang ini, dan akan
semakinbertambah kebutuhankita terhadapnya di masa yang akan datang.
f . Para peneliti modern menaruh perhatian terhadap penelitian dasar
keilmuan perancangan arsitektur dimana teknik kubah dengan
berbagai bentuk dan hiasannya didasarkan padanya. Di satu sisi hal
itu bertujuan untuk menunjukkan nilai keindahary dan di sisi yang
lain ini yaitu untuk memberikan petunjuk kepada para penanggung
jawab pelestarian benda purbakala sebelum mereka melakukan
perbaikary renovasi dan penghiasan.
Di sini kami menunjukkan pentingnya penelitian seputar teknik
arsitektur Islam yang tengah berlangsung di akademi purbakala pangeran
Wils di London. Beberapa peneliti juga mempratikkan apa yang ada di
dalam buku-buku keilmuan klasik dengan menggunakan komputer,
mereka berhasil dengan karya yang sangat detail serta indah. Dari situ
diketahui bahwa beberapa peneliti menggunakan rumus matematika
yang ada di dalam buku Miftah Al-Hisab karya Jamsyid Al-Kasyi tentang
perancangan kubalu dan memasukkan rumus ini ke dalam komputer
untuk menghasilkan rancangan modern pada bangunan Islam.128
g. Buku-buku keilmuan klasik memberikan banyak sekali manfaat
di bidang pendidikan untuk melatih para siswa dalam menyusun
kembali beberapa peralatan yang sederhana. Para insinyur dan
teknisi di masa peradaban Arab Islam mengikuti metode keilmuan
yang menonjol dalam berbagai karya mereka. Dalam kasus-kasus
yang sulit, mereka mengawali dengan membuat rancangan yang
ditulis dengan tangan kemudian membuat miniatur terhadap apa
yang akan mereka kerjakan.
Para arsitek modern membangun kembali berbagai susunan dan
peralatan dengan mengikuti pejelasan yang disampaikan oleh para ahli
tehnik Islam di dalam tulisan-tulisan mereka, seperti buku Al-Hil karya
Bani Musa bin Syakir, buku Al-lami' baina Al:Ilm wa Al:Amal An-Nafi' fi
Shina' ah Al-Hil kary a Badi' uzzaman Al-Jaziri, buku Ath-Thuruq Al-B aniy ah
fi Al-Alaat Ar-Ruhaniyahkarya Taqiyuddin bin Ma'ruf Ad-Dimasyqi dan
buku Al-Asrar fiNata'ij Al-Afkar karya Ahmad bin Khalaf Al-Muradi.
Hal yang sama juga berlaku pada peralatan ilmiah dan astronomi yang
dikembangkan oleh para ulama peradaban Arab Islam. Karya-karya seperti
itu memberikanbanyak sekali manfaat dalam berbagai tujuan pendidikan
sebagaimana bermanfaat pula untuk kepentingan pameran-pameran dan
museum-museum ilmu.
Beberapa peneliti telah melakukan pembaharuan interaksi terhadap
maklumat-maklumat klasik untuk menentukan waktu shalat dan
menenfukan momen-momen penting Islam dari rumus matematika yang
dikutip dari buku-buku klasik, serta menggunakan alat bantu komputer
untuk membuat jadwal baru bagi setiap kota di seluruh dunia dalam
kalender Syamsyiyah.
Di zaman sekarang kita mendapati alat yang serupa dengan astrolabe
garis yaitu Slide Rule yang merupakan alat ukur modern yang sangat
diperlukan dalam berbagai penelitian ilmiah sebelum tiga puluh tahun
yang lalu di saat munculunya komputer.
Sekarang, setelah kita berusaha untuk menjawab dengan sangat singkat
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan terkait kegunaan karya klasik dan
manfaat yang dapat diberikan oleh ilmu klasik kepada umat manusia di
masa sekarang dan yang akan datang, kini kita diminta untuk mengambil
sikap membela terhadap turats atau warisan atau hazanah dan mencari
dalil-dalil yang dapat membuktikan urgensi dan kedudukannya dalam
kehidupan kita sekarang dan yang akan datang di saat peradaban orang lain
mulai lenyap dan tergerus oleh zaman, bahasa mereka pun menjadi asing
hingga oleh orang-orang yang condong kepadanya, meskipun demikian
mereka tetap merasa bangga terhadap apa yang mereka sebut dengan
peradabanmereka walau mereka belum pernah memberikan sumbangsih
kepada umat manusia kecuali hanya tragedi dan tragedi.
Jika kita mengetahui urgensi dari warisan kita dan tidak mau
melakukan upaya untuk menjaganya serta memberdayakannya di masa
sekarang dan yang akan datang, maka itu merupakan sebuah musibah.
Namun jika kita tidak mengetahuinya, niscaya itu merupakan musibah
yang jauh lebih besar dan lebih besar lagi.O
Tokoh-tokoh Peradaban Sebelum Islam
- Thales (536-545 SM.)
- Anaximader (610-545 SM.)
- Brahmagubta (580-500 SM.)
- Phytagoras (580-500SM).
- Al-Harits bin Jablah (527 -569 M.)
- Herodotos (484-425 SM.)
- Zinun Al-Ibli (490420 SM.)
- Sokrates (469-339 SM.)
- Democritus (a60-370 SM.)
- Hamid Al-Khajnadi (..-391H.)
- Ibnu Yunus (..-339 H.)
- Ammar Al-Mushili (..-400 H.)
- Muhammad Al-Karji (...-419 H.)
- Az-Zahrawi (. . .-427 H.)
- Ibnu Sina (370-428 H.)
- Ibnu Al-Haitsam (354-430 H.)
- Hippocrates (450-337 SM.)
- Plato (427-347 SM.)
- Aristoteles (384-332 SM.)
- Epicurus (371-241 SM.)
- Aristarchus (310-230 SM.)
- Arcimedes (287 -212 SIlv/')
- Ariel Mostyn (275-1945M.)
- Galenos (131-201SM.)
- Claudius Ptolemy (90-167 M.)
Tokoh-tokoh Peradaban Islam
Abu Al-Ha'ik Al-Hamdani (280- - Ibnu An-Nadim (...-380 H.)
334 H.)
Abu Al-Hasan Ash-Shufi (291.- -MuhammadbinRusyd(520-595H.)
376H.)
- Abu Al-Wafa' Al-Buzjani (328- - Al-Jazari (...-602 H.)
388 H.)
- Abdul Lathif Al-Baghdadi (557-
62eH.)
- Ibnu Ar-Rumiyah (561-637 H.)
- Ibnu Ash-Shuri (573-539H.)
- Ibnu Yunus Al-Mushili (551-639 H.)
- Al-Hasan Al-Marakisyi (...-550 H.)
- Nashiruddin Ath-Thusi (597 472H.)
- Hasan Ar-Ramah (...-674H.)
Al-Bairuni (362-440H.) - Ahmad Al-Qarafi (...-687 H.)
- Iabir bin Al-Aflah (...-450 H.) - Ibnu An-Nafis (607-687 H.)
- Sha'id Al-Andalusi(420-462H.) - Quthbuddin Asy-Syairuzi (634-
710 H.)
- Ibnu Ash-Sha'id (...475H.) - Ibnu Taimiyah (661-728H.)
- Abu Ubaid Al-Bakri (400487 H.) - Ibnu Al-Qayim Al-Jauziyah (691.-
710H.)
-Ibnu Az-Zarqalah(420493H.) -ZainuddinAl-Amudi (...-71.4H.)
- Hujjatul Islam Al-Ghazali (450- - Ibnu Ad-Duraihim(712-762H.)
505 H.)
- fulfiyah (...-setelah 542H.) - Al-Jaldaki (...-762H.)
- Al-Khazin (...-550 H.) - Ali bin Asy-Syathir (704-777 H.)
- Ibnu Zahar (464-557 H.) - Ibnu Khaldun (732-808 H.)
- Al-Idrisi 9493-560H.) - Al-Kasyi (...-832 H.)
- Ibnu Al-Awam (...-580 H.) - Al-Qalshadi (815-891H.)
- Ibnu Majid (...-setelah 904 H.)