MIHFATUL JANAH 2


 para hafidz yang mengetahui bahasa Arab, agama Islam dan

yang menjalankan apa yang ditulis dalam kitab-kitab para

mazhab. Al-Quran al-Karim yang ditulis dengan bahasa latin tidak

bisa dibaca dengan benar. Akan kurang dan salah. Al-Quran al￾Karim itu tafsirnya yang disusun. Bukan terjemahannya. Al-Quran berbahasa turki yang disebutkan oleh orang yang tidak

beragama dan bermazhab itu sesuatu yang tidak benar. Salah dan

merusak. Setiap muslim wajib pergi ke tempat pengajaran Al￾Quran, lalu belajar huruf-huruf Islam dengan begitu ia akan bisa

membaca Al-Quran dan doa-doa dengan benar. Maka salat yang

didalamnya dibaca dengan benar maka akan diterima. Taghribus

Sholah mengatakan, “Jika bacaan seseorang dalam salat tidak

sesuai dengan bacaan sembilan alim ulama namun hanya sesuai

dengan bacaan salah satu alim saja, maka tidak boleh mengatakan

bahwa salatnya itu ditolak.”]

Rukuk terlaksana dengan tiga perkara: menunduk dengan

sempurna ke arah kiblah. Pinggang dan kepala sejajar. Diam

dengan tumaninah.

Sujud juga terlaksana dengan tiga perkara: bersujud untuk

sunnah. Kening dan hidung diletakkan dilantai dan menghadap

kiblah dengan rapih. Serta dilakukan dengan tumaninah.

[Walaupun seseorang yang sehat diperbolehkan untuk sujud

dengan jarak dua puluh lima sentimeter dari lantai, tapi itu adalah

sesuatu yang makruh. sebab   Rasulullah dan para sahabat sama

sekali tidak pernah sujud seperti itu. Jika ia sujud lebih tinggi dari

itu maka salatnya tertolak.]

Duduk tahiyat akhir terlaksana dengan tiga perkara juga: 1-

Bagi laki-laki untuk duduk diatas kaki kirinya dengan kaki kanan

ditekuk, untuk perempuan ini yaitu dengan tawarruq, yakni

meletakkan bujur ke lantai dan mengeluarkan kedua kaki ke arah

kanan. 2- Membaca tahiyat dengan serius. 3- Membaca shalawat

dan dua di akhir. Untuk dzikir dan doa yang dibaca setelah salat

bisa dilihat di halaman 251.









[Allahu te’ala menciptakan seluruh makhluk. Dahulu segala

sesuatu itu tidak ada. Hanya Allahu te’ala yang ada. Dia selalu

ada. Bukan ada setelahnya. Jika sebelumnya tidak ada maka harus

ada kekuatan yang menjadikan-Nya ada. sebab   jika tidak ada

kekuatan yang dapat menciptakan sesuatu yang tidak ada maka ia

akan selalu tidak ada dan tidak akan muncul. Jika ada kekuatan

yang selalu ada maka Dia-lah Allahu te’ala, wujud pemilik

kekuatan yang abadi. Namun sebaliknya jika Dia dianggap

pemilik kekuatan namun Dia ada setelahnya, maka adanya

pencipta ini yaitu sebuah keharusan. Maka ini mengarah kepada

jumlah pencipta yang tidak terbatas. Hal ini berarti tidak adanya

awal dari pencipta itu sendiri. Ketiadaan pencipta pertama berarti

juga ketiadaan para pencipta setelahnya. Ketika pencipta itu tidak

ada, maka sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada seperti

alam ruh dan jasad yang kita saksikan dan dengar ini seharusnya

tidak ada. Namun sebab   jasad dan ruh ini ada maka harus ada

penciptanya dan harus selalu ada.

Pertama-tama Allahu te’ala menciptakan ruh, malaikat dan

objek-objek sederhana terlebih dahulu. Objek-objek sederhana

itu sekarang kita sebut sebagai elemen-elemen. Hari ini ada lebih

dari seratus lima elemen yang diketahui. Allahu te’ala selalu

menciptakan segala sesuatu menggunakan seratus lima elemen ini.

Besi, sulfur, karbon, oksigen, klorin ini yaitu beberapa dari elemen

ini  . Allahu te’ala tidak menyebutkan berapa juta tahun yang

lalu diciptakannya elemen-elemen ini. Ia pun tidak menyebutkan

kapan dimulainya penciptaan bumi, langit dan makhluk hidup

yang merupakan hasil dari elemen-elemen ini. Semua makhluk

hidup dan mati memiliki umur masing-masing. Maka Ia pun menciptakan sesuatu pada masanya dan mematikan pada masanya

pula. Ia tidak hanya menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada

namun juga menciptakan sesuatu dari sesuatu, secara perlahan

atau sekaligus maka ia pun hilang dan terganti dengan sesuatu

yang baru.

Allahu te’ala menciptakan manusia pertama dari benda mati

dan ruh. Manusia sebelumnya tidak ada. Hewan-hewan,

tumbuhan, jin dan malaikat ada sebelum manusia pertama ini.

Nama manusia pertama ini ini yaitu Adam Alaihissalam. Dan

darinya diciptakanlah wanita pertama yang bernama Hawa.

Seluruh manusia berasal dari dua manusia ini. Hewan pun

diturunkan dari jenisnya masing-masing. Kita melihat bahwa

segala makhluk hidup dan mati selalu berubah sepanjang waktu.

Sedangkan sesuatu yang kekal tidaklah berubah. Dalam hukum

fisika, bentuk dan massa dari suatu benda selalu berubah. Dan

dalam hukum kimia, inti merubah struktur-struktur. Benda-benda

lenyap dan diganti dengan yang baru. Dalam perkara inti pun

elemen lenyap dan berubah menjadi energi. Perkembangan yang

terjadi dari segala sesuatu ini tidak mungkin berasal dari

kekekalan. Ia harus diciptakan dari zat atau senyawa pertama

yang tadinya tidak ada menjadi ada. sebab   kekekalan berarti

tidak adanya awal mula.

Untuk memperdaya anak-anak kaum muslimin para musuh￾musuh Islam memakai kedok ilmuwan sains. Mereka berkata

bahwa manusia tercipta dari transformasi kera. Mereka

bersandarkan ucapan yang disampaikan oleh Darwin, seorang

dokter Inggris. Mereka berkata bohong. Padahal Darwin sama

sekali tidak mengatakan hal yang seperti itu. Ia menjelaskan

bahwasannya para makhluk hidup itu saling berjuang dalam

proses kehidupannya. Dalam buku The Origin of Species

dijelaskan bahwa makhluk hidup itu beradaptasi terhadap

lingkungan sekitarnya sehingga mereka bermutasi dalam skala

kecil. Ia pun tidak mengatakan bahwa satu spesies berubah

menjadi spesies lain. Seorang dosen di Universitas Swansea, Prof.

John Durrant dalam konferansi Persatuan Ilmu Pengetahuan

Inggris di Salford mengatakan, “Pendapat Darwin tentang asal

muasal manusia merupakan sebuah mitos modern. Mitos ini

hanyalah memberikan mudarat pada perkembangan ilmu dan

perkembangan sosial kita semua. Mitos revolusi ini pun berefek

dramatik pada penelitian keilmuan. Dan juga menyebabkan

distorsi, perdebatan yang tidak penting dan penyalahgunaan besar

terhadap ilmu pengetahuan. Hari ini teori Darwin itu telahterbongkar dan meninggalkan ide dan teori rusak yang besar”[1]

.

Pendapat Prof. Durant ini merupakan salah satu jawaban yang

sangat menarik dalam lingkup pengetahuan dihadapan para

pendukung teori Darwin. Pada saat ini penyebab perlunya teori

evolusi dijelaskan kepada orang-orang yang memiliki latar

belakang budaya yang berbeda ini yaitu ideologi. Bukan hanya ilmu

semata mata. Teori ini menjadi alat untuk menyampaikan falsafah

meterealistis. Pernyataan bahwa manusia berasal dari monyet

bukanlah pernyataan ilmu pengetahuan. Apalagi pernyataan

ilmiah. Bukan pula penyataan Darwin. Itu hanyalah kebohongan

dari para musuh Islam yang bodoh dan jauh dari pada ilmu

pengetahuan dan sains. Seorang ilmuwan dan saintis tidak akan

pernah mengatakan hal bodoh seperti ini. Seseorang yang telah

lulus dari sebuah universitas lalu ia mulai berfoya-foya dan

tenggelam dalam hiburan, lalu ia tidak belajar mengkaji ilmu yang

didalaminya sehingga lupa apa yang telah dipelajarinya dahulu

maka ia tidak bisa disebut sebagai ilmuwan ataupun sainstis.

Apalagi jika ia mulai menjadi musuh Islam dan menyebarkan

pernyataan, tulisan, ilmu dan sains yang bohong dan salah, maka

ia tidak lain ini yaitu pengkhianat yang rendah dan berbahaya bagi

masyarakat. Pangkat dan jabatan serta cara berbicaranya

hanyalah pertunjukan untuk mengecoh para pemuda. Para

ilmuwan palsu yang hanya menyebarkan kebohongan dan fitnah

atas nama ilmu pengetahuan ini disebut penipu sains.

Allahu te’ala menghendaki agar manusia hidup di alam dunia

dengan nyaman dan tenang serta meraih kebahagiaan yang kekal

di akhirat. Oleh sebab   itu Ia memerintahkan segala sesuatu yang

bermanfaat bagi kebahagiaan. Dan melarang segala sesuatu yang

mudharat. Barang siapapun yang menghidupkan hukum-hukum

Islam secara sadar ataupun tidak maka ia akan hidup dalam

kenyamanan dan ketenangan di dunia, baik itu orang yang

beragama ataupun tidak dan beriman ataupun tidak. Laksana

orang yang sembuh dari sakit dan masalah ketika ia menggunakan

obat yang mujarab. Saat ini penyebab orang-orang yang tidak

beragama dan tidak beriman, kebanyakan mereka sukses dalam

pekerjaan ini yaitu sebab   mereka berkerja sesuai tuntunan Al￾Quran al-Karim. Sedangkan untuk meraih kebahagiaan yang

kekal ini yaitu dengan mengikuti tuntunan Al-Quran al-Karimdisertai iman dan percaya kepadanya.

Perintah pertama Allahu te’ala ini yaitu beriman. Sedangkan

larangan pertama-Nya ini yaitu kufur. Arti dari iman adalah

mempercayai bahwa nabi besar Muhammad Shallallahu Alaihi

Wassalam ini yaitu rasul terakhir Allahu te’ala. Allahu te’ala

memberi wahyu kepadanya tentang perintah dan larangan-Nya

melalui perantara. Yakni melalui malaikat-Nya. Maka rasulullah

pun menyampaikannya semuanya kepada manusia. Firman

Allahu te’ala yang disampaikan melalui malaikat itu disebut Al￾Quran al-Karim. Al-Quran al-Karim bukanlah perkataan nabi

Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam. Tidak ada seorang pun

manusia yang bisa mengeluarkan kalam sebaik itu. Sedangkan

seluruh apa yang ada dalam Al-Quran al-Karim disebut Islam.

Dan manusia yang percaya semua hal itu disebut Mukmin dan

Muslim. Jika ia tidak suka atau tidak beriman dengan salah satu

ajaran Islam maka disebut Kafir [musuh Allah]. Pada hari kiamat

nanti percaya pada jin dan malaikat serta beriman bahwa nabi

Adam Alaihissalam ini yaitu bapak dari seluruh manusia dan nabi

pertama hanya bisa dilakukan dengan hati. Semua ini disebut

dengan ajaran Iman, Itikad dan Aqaid. Ajaran yang dilakukan

dengan hati dan badan perlu diimani dan dilakukan ataupun

dijauhi. Ini disebut hukum-hukum Islam. Beriman kepadanya

berarti iman. Melaksanakan dan menjauhinya berarti Ibadah.

Menjalankan hukum-hukum islam disertai dengan niat disebut

Beribadah. Perintah dan larangan Allahu te’ala disebut Hukum￾hukum Islam dan Hukum-hukum Ilahi. Fardhu ini yaitu segala

sesuatu yang diperintahkan. Sedangkan Haram ini yaitu apa-apa

yang dilarang. Maka bagi siapa saja yang tidak percaya dan tidak

merasakan pentingnya ibadah sebagai sebuah tugas maka menjadi

Kafir [musuh Allah]. Sedangkan bagi yang percaya namun tidak

melaksanakan ibadah tidaklah menjadi kafir. Namun Fasik.

Untuk orang mukmin yang percaya ajaran Islam dan

melaksanakan ibadah sekuat yang ia mampu disebut muslim yang

shalih [orang baik]. Sedangkan bagi orang muslim yang masuk

Islam untuk mendapat ridho dan cinta Allahu te’ala, dan

mengikuti seorang ulama maka disebut Shalih [orang baik]. Arif

dan Wali ini yaitu sebutan untuk orang yang telah mendapatkan

ridho dan cinta Allahu te’ala. Dan jika ia menjadi wasilah kepada

orang lain untuk mendapatkan cinta ini maka disebut Mursyid.

Dan semua orang terpilih ini disebut dengan Siddiq. Mereka

semua ini yaitu orang salih. Orang mukmin yang shalih tidak akan

masuk neraka. Sedangkan orang kafir pasti masuk neraka, merekaakan kekal didalamnya dalam keadaan terazab. Seorang kafir

yang masuk Islam maka dosa-dosanya akan langsung terampuni.

Dan jika orang yang fasik bertaubat dan mulai menjalankan

ibadah-ibadahnya maka ia tidak akan masuk neraka, namun

langsung masuk surga seperti orang shalih. Namun jika tidak

bertaubat maka ia bisa masuk surga hanya dengan syafaat, yang

menjadikan dosa-dosanya terampuni tanpa syarat lalu masuk

surga, atau bahkan ia akan dibakar dahulu di neraka hingga

dosanya hangus baru setelah itu dimasukkan ke surga.

Al-Quran al-Karim turun dalam bahasa Arab yang sesuai

dengan bahasa orang-orang pada waktu itu dan dalam bentuk

puisi berirama. Penuh dengan kehalusan dan kesulitan bahasa

Arab. Dan juga sesuai dengan ilmu sastra Badi’, Bayan, Ma’ani

dan Balaghah. Oleh sebab   itu perlu usaha yang lebih untuk

memahaminya. Seorang yang tidak mengetahui detail bahasa

Arab tidak akan mengerti baik Al-Quran al-Karim walaupun dia

bisa menulis dan membaca bahasa Arab. Orang-orang yang

mengetahui kedetailannya pun tidak bisa langsung mengetahuinya

begitu saja, banyak perkara yang dijelaskan oleh nabi Shallallahu

Alaihi Wassalam. Penjelasan rasulullah Shallallahu Alaihi

Wassalam inilah yang disebut dengan Hadist. Para sahabat nabi

“radhiallahu anhum”[1] mendengar dan belajar dari rasulullah

Shallallahu Alaihi Wassalam, lalu menyampaikannya kepada para

pemuda. Seiring berjalannya waktu hati-hati semakin meredup,

apalagi bagi orang-orang yang baru masuk Islam mencoba untuk

mentafsirkan Al-Quran al-Karim menggunakan akal dan

pandangan mereka yang sempit. Besar kemungkinannya bahwa

mereka mengerti sesuatu yang tidak diajarkan rasulullah. Para

musuh-musuh Islam pun menyeret kepada perpecahan, dengan

begitu muncullah tujuh puluh dua kepercayaan dan keyakinan

yang rusak dan batil. Maka orang muslim yang percaya dengan

kepercayaan dan keyakinan ini bisa disebut sebagai Ahli

Bid’ah dan Ahli Dholalah. Tujuh puluh dua kepercayaan dan

keyakinan ini semua akan masuk neraka, namun sebab   mereka

ini yaitu orang mukmin maka mereka tidak kekal di neraka ini  

dan lalu masuk ke dalam surga. Jika keimanan yang ia pegang

tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan secara terang dan jelas

oleh Al-Quran al-Karim dan hadist sahih maka imannya bisalepas. Orang ini disebut Mulhid. Mulhid ini yaitu orang yang

mengira bahwa dirinya seorang muslim.

Salah satu ilmu agama yang harus dipelajari ini yaitu ilmu

I’tiqad, para ulama yang mempelajari ilmu ini dengan benar dari

para sahabat “radhiallahu anhum” dan menuangkannya kedalam

karya-karya tulisnya disebut ulama Ahlu Sunnah “radhiallahu

anhu”. Mereka ini yaitu para alim ulama yang berijtihad pada salah

satu dari empat mazhab. Para alim ulama ini tidak menafsirkan

makna dari Al-Quran al-Karim dengan akal mereka dan pendapat

mereka sendiri, mereka hanya percaya kepada apa yang telah

diajarkan para sahabat. Mereka juga tidak mengikuti apa yang

mereka pahami tapi mereka hanya menyebarkan jalan yang telah

diajarkan oleh rasulullah. Kekhalifan Utsmani dulu ini yaitu negara

Islam dan berada dijalan ahlu sunnah.

Setelah apa yang dipahami diatas begitu banyak buku

bermanfaat yang telah ditulis, bisa diambil kesimpulan bahwa kita

harus beriman lalu belajar dan mengikuti pedoman seperti yang

diajarkan para ulama Ahlu sunnah “radhiallahu anhum” agar

selamat dari musibah di dunia dan akhirat dan hidup tentram dan

tenang. Barang siapa yang tidak berada di jalan Ahlu sunnah maka

ia ini yaitu seorang ahli bid’ah, yakni muslim yang sesat. Atau

bahkan Mulhid yakni menjadi kafir. Lalu tugas kedua seorang

mukmin yang benar imannya ini yaitu menjadi sholih. Yakni

berupaya mendapatkan ridho dan cinta Allahu te’ala. Untuk itu ia

harus belajar ilmu Islam tentang perkara perintah yang harus

dilakukan dan dijauhi baik dengan hati ataupun dengan badan,

lalu hidup dengannya. Yakni beribadah. Para alim ulama ahlu

sunnah “rahimahumullah” dalam menjelaskan ilmu ibadah terbagi

menjadi empat. Maka muncullah empat Mazhab[1]

. sebab   dalam

pendapat mereka hanya terdapat perbedaan kecil dalam hal-hal

yang tidak terlalu penting mereka salingmencintai dan

menghormati satu sama lain, selain sebab   bersatunya iman

mereka. Seorang muslim harus beribadah sesuai salah satu dari

mazhab ini. Barang siapa yang tidak mengikuti salah satu dari

empat mazhab ini maka ia terlepas dari jalan ahlu sunnah, hal ini

dijelaskan di dalam Darrul Muhtar bagian Zebaih karya Tahtawi.

Ketika seorang kafir mengatakan bahwa saya beriman pada masamenjadi tawanan perang atau pada masa sulh, maka harus

dipercaya. Namun ia harus segera mengimani dan mempelajari

Rukun Iman yang enam. Jika sudah datang waktu dan kelapangan

padanya maka ia wajib mempelajari dan mempraktekkan hal-hal

yang wajib dan haram baginya. Jika ia tidak mempelajari atau

mengacuhkan setidaknya satu hal dari apa yang telah ia pelajari

maka Allahu te’ala akan mengacuhkan imannya dan imannya

akan hilang. Seseorang yang telah kehilangan imannya dengan

cara seperti ini maka disebut Murtad. Orang-orang murtad yang

memakai kedok ulama lalu memperdayai kaum muslimin disebut

dengan Zindiq. Jangan sampai tertipu daya oleh orang zindiq dan

segala kebohongannya. Seperti yang ditulis dalam versi bahasa

Turki Siyar-i Kabir halaman seratus enam belas dan juga dalam

bagian akhir menikah dengan orang kafir di buku Darul Mukhtar

bahwa seseorang yang telah mencapai masa balighnya namun ia

tidak tahu pengertian Islam dan tidak berusaha untuk

menghidupkannya maka ia termasuk orang murtad walaupun ia

tidak tertipu dengan dunia fani. Di bagian akhir menikah dengan

orang kafir di buku Darul Mukhtar dijelaskan bahwa seorang

wanita yang telah menikah, ketika ia mencapai masa balighnya

tidak mengetahui apa itu Islam maka nikahnya batal. [Yakni

menjadi murtad]. Maka perlu untuk disampaikan sifat-sifat Allahu

te’ala kepadanya. Dia harus mengulangi dan menyatakan bahwa

saya beriman. Ketika menjelaskan hal ini Ibnu Abidin

“rahimahullah” mengatakan bahwa “seorang gadis ketika masih

kecil ia akan menjadi muslimah mengikuti ayah dan ibunya.

Ketika sudah baligh ia tidak serta merta tetap ikut kepada ayah

dan ibunya. Jika ia baligh dalam keadaan tidak tahu Islam maka ia

termasuk murtad. Seseorang telah mendengar sesuatu tentang

keimanan lalu mengucapkan kalimat tauhid, “Laa ilaha illallah

Muhammadur rasulullah” tanpa disertai dengan iman maka tidak

bisa masuk Islam. Yang bisa masuk Islam ini yaitu seseorang yang

beriman kepada enam rukun iman yang ada di “Amantu billahi...”

dan berkata bahwa dirinya menerima perintah dan larangan

Allahu te’ala”. Maka dapat dipahami disini bahwa seorang muslim

wajib mengahafalkan “Amantu billahi wa malaaikatihi wa

kutubihi wa rosulihi wa yaumil akhir wa bil qodari khairihi wa

syarrihi minallahi taala, Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu

anna muhammadur rasulullah” dan mengajarkan makna yang

tepat kepada anak-anaknya. Lalu jika anak ini tidak

mempelajari enam rukun dan perintah larangan dalam Islam dan

tidak berkata bahwa dirinya beriman maka ketika ia akil balighbelum termasuk muslim, melainkan menjadi murtad. Rukun yang

enam ini terdapat di buku “Iman yang Wajib Bagi Semua” dan

dijelaskan secara rinci. Setiap muslim wajib membaca dan

membacakannya kepada anak-anaknya serta menyarankan

kepada sanak saudara dan kerabatnya membaca buku ini agar

keimanan mereka menjadi kuat. Oleh sebab   itu kita harus

waspada agar tidak mendidik anak kita menjadi murtad. Kita

harus dengan sangat untuk mengajarkan iman, islam, wudhu,

taharah dan salat sejak dini. Tugas pertama para orang tua adalah

mendidiknya menjadi seorang muslim.

Sebagaimana disebut dalam kitab yang berjudul Durer wa

Ghurer disebutkan bahwa ““masuk Islam lah kamu” boleh

disampaikan kepada seorang laki-laki murtad. Lalu jelaskanlah

sesuatu yang diragukannya. Jika ia menginginkan waktu maka

penjarakanlah selama tiga hari. Jika ia bertobat maka akan

diterima. Jika tidak maka boleh dibunuh sesuai keputusan hakim.

Sedangkan wanita murtad tidak boleh dibunuh. Tapi akan

dipenjara sampai ia kembali menjadi muslim. Jika ia pergi ke darul

harb maka ia tidak bisa menjadi jariya selama di darul harb.

Namun jika ditawan maka ia bisa menjadi jariya. Kalau ia murtad

maka nikahnya batal. Dan seluruh hartanya akan lepas dari

tangannya. Jika ia kembali menjadi muslim maka harta bendanya

akan kembali. Harta benda itu akan jatuh kepada pewaris lain

yang muslim ketika ia meninggal atau pergi ke darul harb [atau

jika ia murtad di darul harb]. [Jika tidak ada pewarisnya maka itu

menjadi haknya orang-orang yang berhak dari baitul mal].

Seorang yang murtad tidak bisa menjadi pewaris seorang yang

murtad pula. Pun harta benda yang didapat ketika masih murtad

tidak bisa dimiliki. Itu akan diberikan kepada kaum muslimin.

Segala transaksinya seperti jual beli, perjanjian sewa dan

pemberian hadiah akan dinyatakan batil. Mereka akan kembali ke

negara asal mereka dan menjadi shahih jika ia kembali menjadi

muslim. Ia pun tidak perlu menqadha ibadah-ibadah yang telah

terlewat. Namun ia perlu menunaikan ibadah haji”. Berwudhu,

ghusl dan salat ini yaitu hal pertama yang perlu dipelajari setelah

iman.

Enam rukun Iman: ini yaitu beriman bahwa Allahu te’ala ada,

esa dan termasuk sifat-sifat-Nya yang lain, beriman kepada

Malaikat, Nabi dan Rasul, Kitab-kitabnya, hari Kiamat dan Qadha

dan Qadar. Masing-masing akan dijelaskan secara rinci.

Ringkasnya, seseorang harus patuh terhadap perintah dan

larangan Islam dengan hati dan jasadnya, dan hatinya harus selaluwaspada dari kelalaian. Barang siapa yang hatinya tidak waspada

[yakni terhadap keberadaan, kebesaran Allahu te’ala dan

terhadap nikmat surga dan siksa neraka] maka jasadnya akan

terasa sulit untuk taat kepada Islam. Para ulama fiqih memiliki

tugas untuk memberikan fatwa. Yang mana itu ini yaitu tugas

daripada hamba Allah untuk mempermudah manusia dalam

beribadah. Agar jasad ini terasa mudah untuk menjalankan Islam

maka hati harus dalam keadaan bersih dan suci. Namun jika ia

hanya mementingkan hati yang bersih dan akhlaq yang baik saja

tanpa disertai dengan jasad yang patuh kepada Islam “ibadah”

maka itu disebut dengan Mulhid. Kemampuan luarbiasa seseorang

seperti dapat memprediksi masa depan atau dapat

menyembuhkan orang lain dengan tiupan ini yaitu Istidraj yang

dapat menyeret pelaku maupun pengagumnya ke neraka. Hati

yang bersih lagi patuh [muthmainah] ditandai dengan patuhnya

jasad pada Islam dengan perasaan sukacita. Perkataan “Hatiku

bersih. Perhatikanlah hatiku” bagi orang-orang yang tidak bisa

menuntun organ perasaan dan jasadnya kepada Islam adalah

omong kosong belaka. Dengan berkata seperti itu sebenarnya

mereka sedang menipu dirinya sendiri dan orang-orang

sekitarnya].








Allah Subhanahu Wa Taala mengutus nabi Muhammad

Shallallahu Alaihi Wasallam kepada manusia agar mereka

memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, hidup tenang dan

nyaman, menyatukan hati mereka dan hidup dalam persaudaraan,

dan juga untuk mengajarkan cara beribadah kepada-Nya. Dia

memberitahukan kepada para hambanya tuntunan hidup terbaik

melalui zat terpilih yang agung diantara para manusia dari segala

aspek itu. Dia juga memberitakan bahwa nabi besar Muhammad

Shallallahu Alaihi Wasallam merupakan nabi yang paling mulia

dari seluruh nabi dan juga penutup para nabi ini ini yaitu nabi

dan rasul dari seluruh manusia yang hidup dimana pun hingga hari

kiamat. Allahu ta’ala menyampaikan perintah dan larangannya

dalam kitab suci “Al-Qur’an Al Karim” yang diturunkan kepada

rasul-Nya tercinta melalui malaikat selama dua puluh tiga tahun.

sebab   Al-Qur’an al-Karim turun dalam bahasa Arab dan

memiliki ilmu yang rinci, yang tidak dapat dijangkau akal manusia

maka nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

menjelaskannya dari awal sampai akhir kepada sahabatnya

“alaihimurridwan”. Ia bersabda “Barang siapa yang menjelaskan

Al-Qur’an al-Karim dengan cara yang berbeda dari yang aku

sampaikan maka ia kafir”. Para ulama islam “rahimahumullahu

taala” mendengar penjelasan yang disampaikan nabi Muhammad

Shallallhu Alaihi Wasallam dari Ashabul Kiram lalu menulisnya

ke dalam kitab-kitab tafsir dengan metode yang dapat dipahami

oleh semua orang. Para ulama ini disebut, ulama Ahlu Sunnah wal

Jamaah. Karya yang mereka tulis dengan berbagai penelitian itu

disebut “Ilmu Haal”, yang mana itu diambil dari penjelasan Al￾Qur’an al-Karim dan juga hadist-hadist nabi Shallallahu Alaihi

Wasallam. Allahu te’ala berfirman bahwa bagi siapapun yang

ingin mempelajari “Agama Islam” dengan benar dan kuat

sebagaimana yang disampaikan di Al-Qur’an al-Karim, maka

wajib untuk mempelajari kitab-kitab ilmu haal.

Judul buku ini ini yaitu “Panduan Jalan Menuju Surga” yang

kami persembahkan sekarang ini dengan judul “Miftahul

Jannah”, yakni berarti kunci surga. Penulisnya adalah

Muhammed bin Kutbuddin Izniki “rahimahullah” yang wafat

pada tahun 885 hijriah “1480 masehi” di Edirne.

Ulama Islam, Said Abdulhakim Efendi “rahimahullah”

menyampaikan bahwa penulis buku yang berjudul “Miftahul

Jannah” ini yaitu seorang yang shalih. Buku ini sangat bermanfaat

bagi para pembacanya. Oleh sebab   alasan itu kami pun

menerbitkannya. Di beberapa penjelasan diletakkan didalam

tanda kurung kotak. Penjelasan ini diambil dan ditambahkan dari

beberapa buku pilihan. Oleh sebab  nya mereka itu bukanlah

pemikiran pribadi seseorang. Mudah-mudahan Allahu ta’ala

melindungi kita dari terpecah belah akibat para musuh islam dan

dari tipu daya para pengkhianat agama, para anti mazhab juga dari

pendukung reformasi agama. Semoga Dia menyatukan kita di

jalan rasul-Nya tercinta “Shallallahu Alaihi Wassalam” dan

mazhab ahlu Sunnah wal Jamaah. Dan menakdirkan kecintaan

dan saling tolong menolong antara kita ! Amin.

[Sebelum seseorang melakukan suatu pekerjaan, maka khatara

(Ide, gagasan) masuk ke dalam hatinya. Hasrat inilah yang

dinamakan dengan niat. Ia memerintahkan kepada organ-organ

tubuhnya untuk melakukan pekerjaan itu, dan itu disebut juga

dengan Qasd, Tasabbu “maksud”. Kasb ini yaitu pekerjaan yang

dilakukan oleh anggota tubuh. Sedangkan sesuatu yang dilakukan

oleh hati disebut ahlaq “perilaku”. Khatara masuk ke hati melalui

enam pintu: Khatara yang datang dari Allahu te’ala disebut

wahyu. Wahyu hanya bisa masuk kedalam hati para nabi dan

rasul. Khatara yang disampaikan oleh malaikat disebut dengan

ilham. Ilham bisa masuk kedalam hati nabi Shallallahu Alaihi

Wassalam dan juga para Sholihin. Sedangkan khatara yang

diberikan oleh para sholihin disebut nasihat. Wahyu, ilham dan

nasihat selalu bersifat baik dan bermanfaat. Sebaliknya, khatara

yang datang dari syaitan disebut waswasah, yang datang dari

dalam nafsu seseorang disebut hawa[1]

, sedangkan yang datang dari

bisikan sahabat yang buruk ini yaitu ighfal. Nasihat itu bisa

disampaikan kepada seluruh manusia. Sedangkan waswasah dan

hawa bisa masuk kedalam hati orang-orang kafir dan musliman

yang fasik[2]

. Dua hal itu sangatlah buruk dan berbahaya. Segala

sesuatu yang diridai dan disukai Allahu te’ala bisa kita sebut baik.Sedangkan yang tidak disukai disebut buruk. sebab   Allahu te’ala

memiliki sifat Maha Penyayang, Ia memberitahukan segala yang

baik dan buruk ini didalam Al-Quran al-Karim. Ia

perintahkan segala yang baik dan melarang segala yang buruk.

Perintah dan larangan ini disebut dengan Hukum-hukum Islam.

Sebuah hati yang cenderung kepada nasihat sahabat yang baik dan

hukum-hukum islam yang disertai dengan akal, maka ia akan

bersih dan bercahaya. Dan akan mencapai ketenangan dan

kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika hati cenderung

mengikuti kata-kata seseorang yang buruk, bisikan sahabat yang

buruk, penipu, juga cenderung menuruti nafsu dan bisikan syaitan

serta tidak mematuhi hukum-hukum Islam maka ia akan

menghitam dan rusak. Hati yang bersih dan bercahaya cenderung

untuk mematuhi hukum-hukum Islam. Sedangkan hati yang telah

hitam dan rusak cenderung untuk mengikuti sahabat yang buruk,

hawa nafsu dan juga syaitan. Sekali lagi, sebab   sifat Maha

Penyayangnya Allahu te’ala, seluruh bayi yang lahir didunia ini Ia

ciptakan dalam keadaan bersih dan suci hatinya. Maka ayah, ibu,

teman yang buruk dan termasuk dirinya sendirilah yang nantinya

akan menghitamkan hati itu ini  .]


Para ulama ahlu sunnah menyebutkan bahwa rukun Iman ada

enam :

AMANTU BILLAHI: saya percaya dan beriman

bahwasannya Allahu te’ala ada dan esa.

Allahu te’ala itu ada dan esa.

Tidak ada baginya sekutu dan serupa.

Tidak terpaut dengan tempat. “Tidak berada disuatu tempat”

Dia sempurna dengan sifat-sifat kamalnya. Dan Ia memiliki

sifat ini  .

Dan jauh dari sifat ketidaksempurnaan. Tidak terdapat pada￾Nya.

Sifat-sifat yang sempurna hanyalah milik Allahu te’ala.

Sedangkan sifat kekurangan hanyalah milik kita.

Sifat kekurangan yang ada pada diri kita itu seperti tanpa

tangan dan/atau tanpa kaki dan/atau tanpa mata, rasa sakit dan

sehat, dan juga makan dan minum.

Sifat-sifat yang ada pada Allahu te’ala ini yaitu Maha Pencipta

seluruh makhluk yang ada di bumi, langit, udara, air, tanah dan

bawah tanah, dan Maha Ada disetiap makhluk yang Ia ciptakan

baik itu makhluk yang terlintas dipikiran kita maupun tidak

sebab   keterbatasan akal kita, dan Maha Pemberi Rizki seluruh

makhluk-Nya, dan sifat-sifat sempurna lainnya. Ia ini yaitu Qadir-i￾mutlaq “Maha Kuasa”. Setiap makhluk ini yaitu karya dari sifat￾sifat kesempurnaan Allahu te’ala.

Sifat-sifat Allahu te’ala yang harus kita ketahui ada dua puluh

dua sifat wajib. Dan juga dua puluh dua sifat muhal.

Wajib artinya lazim. Yakni sifat-sifat ini pasti ada pada Allahu

te’ala. Sedangkan muhal tidak. Ia ini yaitu lawan dari wajib. Yakni

tidak mungkin ada pada Allahu te’ala.

Terdapat satu sifat yang disebut sifat nafsiyyah yang dimiliki

Allahu te’ala dan wajib bagi kita untuk tahu: Wujud, yakni ada.

Literatur yang menjadi dalil bahwa Allahu te’ala ada, yaitu

firman Allahu te’ala “Innani Anallahu”. Sedangkan dalil secara

akal ini yaitu bahwa harus ada pencipta yang menciptakan seluruh

alam ini [dari yang tadinya tidak ada menjadi ada], maka Ia ada.Tidak mungkin kalau tidak ada.

Arti dari sifat nafsiyyah: bahwa zat tanpa Dia “pencipta” dan

Dia tanpa zat tidak bisa dibayangkan dan dipikirkan.

SIFAT DZATIYYAH

Ada lima sifat dzatiyyah yang wajib kita ketahui tentang

Allahu te’ala: Sifat-sifat ini disebut juga dengan Sifat Uluhiyyah.

1. Qidam, yakni tidak ada awal dari keberadaan Allahu te’ala

2. Baqa, kita sebut dengan wajibul wujud yang berarti tida ada

akhir dari keberadaan Allahu te’ala pula. Dalil literaturnya

terdapat pada surah Al-Hadid ayat ketiga. Sedangkan dalil

akalnya, jika Ia mempunyai awal dan akhir maka berarti Ia ada

dikemudian hari, serta lemah dan tidak lengkap. Sesuatu yang

lemah dan kurang tidak bisa menciptkan sesuatu. Maka itu suatu

yang mustahil dalam perkara Allahu te’ala.

3. Qiyamuhu bi nafsihi, dalam zat-Nya, sifat-sifat-Nya dan

pekerjaan-Nya Allahu te’ala tidak butuh dengan sesuatu apapun.

Dalil literatur disebutkan di ayat terakhir dari surah Muhammad

“Shallallahu Alaihi Wassalam”. Dalil akalnya, Dia akan menjadi

lemah dan kurang jika tidak ada sifat ini dalam zat-Nya. Dan itu

suatu yang mustahil didalam perkara Allahu te’ala.

4. Mukhalafatuhu lil hawaditsi, yakni dalam zat dan sifat-Nya

Ia tidak diserupai oleh sesuatu apapun. Dalil literaturnya ada di

surah Syura ayat kesebelas. Dalil akalnya Dia akan menjadi lemah

dan kurang jika tidak ada sifat ini dalam zat-Nya. Dan itu suatu

yang mustahil didalam perkara Allahu te’ala.

5. Wahdaniyyah, dalam zat-Nya, sifat-sifat-Nya dan pekerjaan￾Nya Allahu te’ala tidak mempunyai sekutu dan tandingan. Dalil

literaturnya ada di surah Al-Ihlas ayat pertama. Sedangkan dalil

akalnya, jika Ia memiliki sekutu maka alam ini akan berantakan

dan musnah ketika salah satu ingin menciptakan dan lainnya ingin

memusnahkannya.

[Menurut kebanyakan dari para alim ulama sifat Ada, yakni

Wujud ini yaitu salah satu dari sifat-sifat diatas. Dengan begitu

maka Sifat Dzatiyyah menjadi enam].SIFAT TSUBUTIYAH

Ada delapan sifat tsubutiyah yang wajib kita ketahui tentang

Allahu te’ala: Hayat, Ilmun, Sama’, Bashar, Iradah, Qadir, Kalam

dan Takwin.

Makna dari sifat-sifat ini ini yaitu :

1. Hayat, Allahu te’ala itu hidup. Dalil literaturnya ada pada

bagian awal ayat kedua ratus lima puluh lima dalam surat Al￾Baqarah. Dalil akalnya, jika Allahu te’ala tidak hidup maka tidak

akan ada makhluk.

2. ‘Ilm, Allahu te’ala itu memiliki pengetahuan. Dalil

literaturnya disebutkan di surah Hasyr ayat dua puluh dua. Dalil

akalnya bahwa jika Ia tidak memiliki pengetahuan maka hal ini

menjadi lemah dan kurang. Sedangkan itu ini yaitu hal yang

mustahil.

3. Sama’, Allahu te’ala Maha Mendengar. Dalil literaturnya

disebutkan didalam surah Isra ayat pertama. Dalil akalnya bahwa

jika Ia tidak memiliki pendengaran maka hal ini menjadi lemah

dan kurang. Sedangkan itu ini yaitu hal yang mustahil.

4. Bashar, Allahu te’ala Maha Melihat. Dalil literaturnya

disebutkan di surah Isra ayat pertama. Dalil akalnya bahwa jika Ia

tidak memiliki penglihatan maka hal ini menjadi lemah dan

kurang. Sedangkan itu ini yaitu hal yang mustahil.

5. Iradah, yakni Allahu te’ala memiliki kehendak. Apa yang Ia

kehendakilah yang akan terjadi. Apa yang tidak dikehendaki

maka tidak akan terjadi. Ia berkehendak kepada makhluk hidup

lalu Ia cipkatan mereka. Dalil literaturnya disebutkan dalam surah

Ibrahim ayat dua puluh tujuh. Dalil akalnya bahwa jika Ia tidak

memiliki kehendak maka hal ini menjadi lemah dan kurang.

Sedangkan itu ini yaitu hal yang mustahil untuk-Nya.

6. Qudrah, Allahu te’ala mempunyai kekuatan atas segala

sesuatu. Dalil literaturnya disebutkan di surah Ali Imran ayat

seratus enam puluh lima. Dalil akalnya bahwa jika kekuatan yang

Allahu te’ala miliki lemah maka hal ini menjadi lemah dan kurang.

Sedangkan itu ini yaitu hal yang mustahil.

7. Kalam, Allahu te’ala Maha Berbicara. Dalil literaturnya

disebutkan di surah An Nisa ayat seratus enam puluh empat. Dalil

akalnya bahwa jika Ia tidak mampu berbicara maka hal inimenjadi lemah dan kurang. Sedangkan itu ini yaitu hal yang

mustahil.

8. Takwin, yakni Allahu te’ala ini yaitu Zat Pencipta. Ia lah

yang menciptakan segala sesuatu, dari tidak ada menjadi ada.

Tiada pencipta selain Dia. Dalil literaturnya disebutkan di surah

Zumar ayat enam puluh dua. Dalil akalnya ini yaitu bahwa

terdapat macam-macam makhluk yang luar biasa di langit dan

bumi. Barang siapa yang mengatakan bahwa makhluk-makhluk

diciptakan oleh zat lain maka termasuk kafir. Manusia tidak bisa

menciptakan apapun.

Sifat-sifat maknawiyyah tentang Allahu te’ala yang perlu kita

ketahui ada delapan. Hayyun, A’limun, Sami’un, Bashirun,

Muridun, Qadirun, Mutakalliman dan Mukawwiyun.

Makna dari sifat-sifat ini ini yaitu :

1- Hayyun, Allahu te’ala itu Maha Hidup.

2- Sami’un, Allahu te’ala itu Maha Mendengar.

3- Bashirun, Allahu te’ala itu Maha Melihat.

4- Muridun, Allahu te’ala Maha Berkehendak dengan iradah

yang abadi.

5- A’limun, Allahu te’ala Maha Tahu dengna ilmu yang abadi.

6- Qadirun, Allahu te’ala Maha Kuasa dengan kekuatan

abadi-Nya.

7- Mutakalliman, Allahu te’ala Maha Berbicara secara

kekuatan abadi-Nya.

8- Mukawwiyun, Allahu te’ala Maha Pencipta segala sesuatu.

Sedangkan lawan dari sifat-sifat Allahu te’ala ini ada sifat-sifat

yang mustahil bagi-Nya.

WA MALAIKATIHI: saya pun percaya dan beriman kepada

para malaikat-malaikat Allahu te’ala. Allahu te’ala mempunyai

malaikat-malaikat. Ia menciptakan mereka dari cahaya. Mereka

merupakan benda. [Yang dimaksud dengan benda disini

bukanlah benda yang dijelaskan di buku-buku fisika]. Mereka

tidak makan dan tidak minum. Mereka tidak memiliki jenis

kelamin. Mereka turun ke bumi dari langit dan sebaliknya.

Mereka juga masuk dari suatu benda ke benda lain. Mereka tidak

pernah tidak taat pada Allahu te’ala dan juga tidak melakukandosa seperti kita. Dan juga ada muqarrab dan nabi diantara

mereka.

Para malaikat yang mulia diantara mereka adalah, Jibril,

Mikail, Israfil dan Izrail “alaihissalam”. Mereka berempat adalah

nabi bagi para malaikat. Dan Allahu te’ala menugaskan setiap dari

mereka untuk berkhidmah. Dan itu dilakukan hingga hari kiamat.

WA KUTUBIHI: aku pun percaya dan beriman kepada kitab￾kitab Allahu te’ala.

Terdapat kitab-kitab Allahu te’ala. Dan ada seratus empat

kitab yang disebut dalam Al-Quran al-Karim. Seratus

diantaranya ini yaitu kitab kecil yang disebut dengan suhuf. Dan

kitab suci yang besar ada empat. Taurat, diwahyukan kepada nabi

Musa ‘alaihissalam’, Zabur, diwahyukan kepada nabi Daud, Injil,

yang diwahyukan kepada nabi Isa, sedangkan Al-Quran al-Karim

diwahyukan kepada nabi Muhammad “shallallahu alaihi

wassalam”. Dalam Al-Quran al-Karim terdapat informasi￾informasi yang lengkap mengenai kitab-kitab “Taurat dan Injil”

yang mereka baca pada saat ini.

Dari seratus suhuf, nabi Adam “alaihissalam” menerima

sepuluh suhuf, nabi Syis “alaihissalam” lima puluh suhuf, nabi

Idris “alaihissalam” tiga puluh suhuf, nabi dan Ibrahim

“alaihissalam” sepuluh suhuf. Semua diturunkan oleh Jibril

“alaihissalam”. Al-Quran al-Karim turun setelah semua itu. Al￾Quran al-Karim turun berangsur-angsur, ayat demi ayat selama

dua puluh tiga tahun dan akan berlaku sampai hari kiamat. Ia pun

dijaga dari pembatalan hukum dan penggantian oleh manusia.

WA RASULUH: saya pun percaya dan beriman kepada nabi￾nabi dan rasul-rasul “alaihimussalatu wassalam”.

Allahu te’ala memiliki nabi-nabi dan rasul-rasul

“alaihimussalatu wassalam”. Mereka semua ini yaitu manusia.

Nabi pertama ini yaitu nabi Adam “alaihissalam” dan yang

terakhir ini yaitu nabi Muhammad “shallallahu alaihi wassalam”.

Dan diantara keduanya terdapat banyak nabi dan rasul yang telah

diutus “alaihimussalatu wassalam”. Hanya Allahu te’ala yang

tahu jumlah pasti mereka.

Sifat-sifat yang wajib kita ketahui tentang para nabi dan rasul

“alaihimussalatu wassalam” ada lima: Sidiq, Amanah, Tabligh,Ismat dan Fathonah.

1- Sidiq, para nabi dan rasul “alaihimussalatu wassalam” selalu

jujur dalam perkataannya. Dan perkataannya ini yaitu kebenaran.

2- Amanah, mereka tidak pernah khianat pada amanah.

3- Tabligh, mereka mengetahui perintah dan larangan Allahu

te’ala, lalu menginformasikan dan menyampaikan ke ummatnya.

4- Ismah, mereka jauh dari segala macam dosa, baik kecil

maupun besar. Mereka sama sekali tidak berbuat dosa. Nabi dan

rasul “alaihimussalatu wassalam” ini yaitu orang yang ma’sum

“bersih dari dosa” dari kalangan manusia. [Jika ada yang

mengatakan bahwa ada juga yang masum selain nabi dan rasul

“alaihimussalatu wassalam”, maka mereka ini yaitu orang syiah].

5- Fathonah, para nabi dan rasul “alaihimussalatu wassalam”

lebih cerdas daripada para penyair.

Ada lima sifat yang wajib bagi para nabi dan rasul

“alaihimussalatu wassalam”. Mereka makan, minum, sakit, wafat

dan juga berganti dunia. Dan mereka tidak cinta kepada dunia.

Ada dua puluh delapan nabi dan rasul “alaihimussalatu

wassalam” yang disebut dalam Al-Quran al-Karim. Wajib untuk

mengetahui para nabi dan rasul “alaihimussalatu wassalam”

ini  .

Nama-nama nabi dan rasul “alaihimussalatu wassalam”

ini  : Adam, Idris, Nuh, Hud, Shis, Shalih, Luth, Ibrahim,

Ismail, Ishak, Yakub, Yusuf, Syuaib, Musa, Harun, Daud,

Sulaiman, Yunus, Ilyas, Ilyasa, Dzulkifli, Ayub, Zakariya, Yahya,

Isa dan Muhammad “alaihimussalatu wassalam”. Ada perbedaan

pada nabi Uzair, Luqman dan Zulkarnain. Para alim ulama ada

yang berpendapat bahwa mereka dan nabi Khidir ini yaitu nabi,

sebagian lagi ini yaitu wali. Dalam Maktubat Masumiyyah kedua,

risalah ke 36 dijelaskan bahwa ada kabar berita yang kuat yang

menyebutkan bahwa Khidir ini yaitu seorang nabi. Pada risalah ke

182 dijelaskan bahwa penampakan wujud manusia Kidir dan

beberapa pekerjaan yang ia lakukan tidak serta merta

membuktikan bahwa ia hidup. sebab   Allahu te’ala pernah

berkehendak menciptakan ruh dalam wujud manusia untuk dia

dan beberapa nabi serta wali. Oleh sebab  nya melihat mereka

bukanlah bukti bahwa mereka hidup.

Hal pertama bagi kita yang harus disyukuri adalahmengucapkan bahwa aku ini yaitu keturunanmu wahai Adam

“alaihissalam” dan aku masuk dalam agamamu dan termasuk

umatmu wahai Muhammad “shallallahu alaihi wassalam”. Orang￾orang wahabi tidak percaya bahwa Adam “alaihissalam’ adalah

nabi. Maka mereka kafir disebabkan sebab   mengingkarinya dan

menyebut kaum muslimin ini yaitu musyrik.

WAL YAWMIL AKHIR: dan aku percaya dan beriman

kepada hari akhir. sebab   Allahu te’ala telah mengabarinya. Hari

kiamat dimulai saat dibangkitkannya manusia dari kuburnya.

Dan berlanjut sampai mereka masuk ke neraka atau ke surga.

Kita akan mati dan dibangkitkan kembali. Surga, neraka, mizan,

shiratal mustaqim, hasyr dan nasyr, siksa kubur, pertanyaan

malaikat Munkar dan Nakir ini yaitu suatu kebenaran. Dan akan

terjadi.

WA BIL QADARI KHAIR WA SYARIIHI MINALLAHU

TE’ALA: aku percaya dan beriman kepada takdir baik dan buruk

yang telah dan akan terjadi sebab   izin Allahu te’ala, sebab   ilmu

yang abadi-Nya, kehendak-Nya dan penciptaan-Nya pada

waktunya, dan sebab   ketetapan-Nya dalam Lauhul Mahfudz.

Dan tidak ada keraguan didalam hatiku.

Asyhadu an la ilaha illa-Llah wa asyhadu anna Muhammadar

Rasulullah.

Dan juga aku bermazhab Ahlu sunnah wal Jamaah dalam

i’tikad. Inilah mazhabku. Sedangkan tujuh puluh dua

kepercayaan lain itu salah dan rusak. Mereka akan masuk neraka.

Orang-orang yang mencintai para sahabat tanpa terkecuali

disebut ahlu sunnah. Para sahabat ini yaitu orang yang berilmu dan

adil. Mereka telah ikut serta dalam majelis dan khidmat kepada

Rasulullah “shallallahu alaihi wassalam” dan menolong dalam

dakwahnya. Walaupun ia hanya ikut sedikit saja dari majelis

rasulullah itu sudah membuatnya lebih tinggi derajatnya dari

seorang wali. sebab   jiwa hasil dari majelis dan diskusi dengan

kekasih Allahu te’ala, dan kesempurnaan yang nampak dari

pandangan dan nafasnya, tidak diturunkan kepada siapapun yang

tidak mendapatkan ketenangan dan keakraban itu. Para sahabat

“radhiallahu anhum ajmain” sudah selamat dari mengikuti hawa

nafsu mereka pada majelis rasullullah pertama. Kami

diperintahkan untuk mencintai mereka semua. Dalam penjelasanShiratul Islam bagian-bagian pertama dituliskan bahwa

hendaklah mengatakan hal-hal yang baik mengenai para sahabat

“radhiallahu anhum ajmain” dan jangan mencelanya. Adapun

diantara tujuh puluh dua ajaran sesat ini  , beberapa dari

mereka membawa masalah ini terlalu jauh, sementara yang lain

justru melalaikannya, ada juga yang mereka percaya diri pada

akalnya, sementara yang lain justru tertipu oleh para filsafat dan

filsuf Yunani. Oleh sebab   itu mereka melakukan sesuatu yang

tidak ada di Islam bahkan sesuatu yang dilarang sekalipun.

Mereka tenggelam dalam bid’ah. Dan meninggalkan sunnah

yakni Islam. Maka muncul orang-orang yang membenci Abu

Bakar Assidiq dan Umar bin Khattab yang merupakan sahabat

termulia menurut pendapat ijma’, bahkan mereka kebencian

itupun sampai dirasakan kepada nabi kita Muhammad

“shallallahu alaihi wassalam”. Mereka mengingkari perjalanan

miraj ruh dan wujud rasul “shallallahu alaihi wassalam”.

Sangat disayangkan bahwa pada masa kita ada orang-orang

rendah yang dikenal sebagai seorang alim, berasal dari salah satu

yang paling berbahaya “Ismailliyah” dari tujuh puluh dua

keyakinan. Mereka berusaha untuk membohongi dan meracuni

pikiran para pemuda kita yang suci dengan tulisan-tulisan

mengenai kafirnya leluhur nabi kita “alahissalam” dan bahwa

sebelum menerima wahyu rasullullah memotong hewan kurban,

lalu mereka menambahkan beberapa teori dari buku-buku syiah.

Oleh sebab   itu maksud mereka sudah jelas ini yaitu untuk

memecah belah islam,mencuri iman para pemuda dan menyeret

mereka ke dalam kekafiran. Dalam hadits sahih disebutkan

“Barang siapa yang menafsirkan Alquran alkarim dengan akal

mereka maka kafir”. Para alim ulama agama ini yaitu orang yang

beradab. Mereka hati-hati dalam berbicara dan menulis. Mereka

lebih banyak berfikir agar salah berbicara. Berbicara besar dan

mencoba untuk menerangkan ide dan pemikiran yang salah dan

rusak tanpa didasari oleh empat sumber ilmu “Adilla Syariah”,

bukan hanya para alim ulama tapi juga bukanlah sesuatu yang

dikerjakan oleh seorang muslim. Kita harus mengetahui bahwa

pernyataan dan tulisan-tulisan para orang jahil yang tidak

mengerti keagungan nabi “shallallahu alaihi wasallam” dan para

sahabat “radhiallahuanhun”.

Terjemahan dari farisi misra :Saya gemetaran seperti daun yang gugur bahwa mereka akan

menyerang iman saya.

Semoga allah menanmbahkan rasa cinta kepada hati kita. Dan

menjauhkan kita dari cinta kepada para musuh islam. Tanda dari

adanya iman dihati kita ini yaitu rasa cinta kepada orang-orang

yang Allah cintai dan rasa benci kepada orang-orang yang Allah

benci.

Ada empat mazhab dalam beramal: Imam Syafii, Imam malik,

Ahmad bin hambal dan Imam hanafi “rahmatullahu anhum”.

Wajib untuk mengikuti salah satu dari emapt mazhab ini.

Keempatnya ini yaitu hak dan benar. Keempanyat juga adalah

ahlu sunnah. Kita mengikuti Imam hanafi dan orang-orang itu

disebut Hanafiyyah. Kita bisa mengatakan bahwa mazhab imam

Hanafi ini yaitu benar dan tsawab. Tapi bisa juga salah. Tiga

mazhab lain salah. Namun bisa juga benar.

Dan juga ada enam syarat dan sebab kekal dan lenyapnya

iman kita :

1- Kita beriman kepada yang gaib. İman kita gaib bukan zahir.

sebab   kita tidak bisa melihat Allahu te’ala dengan mata kita.

Namun kita percaya dan beriman seperti melihatnya. Sama sekali

tidak ada keraguan dalam hal ini.

2- Di langit dan di bumi tidak ada yang mengetahui sesuatu

yang gaib dalam diri manusia,jin,malaikat dan para nabi

“alaihissalam”. Hanya Allahu te’ala yang mengetahui gaib dan

memberitakannya kepada yang Ia kehendaki dari orang-orang

yang Ia kehendaki pula [ Gaib berarti sesuatu yang tidak bisa

dimengerti oleh panca indra atau oleh perhitungan dan

pengalaman.]

3- Mengetahui yang haram itu haram dan mempercainya.

4- Mengetahui yang halal itu halal dan mempercainya.

5- Tidak merasa aman dari azab Allahu te’ala dan selalu takut.

6- Tidak putus asa dari rahmat Allahu te’ala seberapapun

berdosanya kita.

Barangsiapa yang memiliki lima hal ini namun satunya

tidak, atau memiliki satu hal namun limanya tidak maka iman dan

islamnya tidak shahih.

Jika iman kita telah ada, maka sekarang ada empat puluh [40]hal yang bisa menyebabkan hilangnya iman kita dikemudian hari:

1- Mengikuti bid’ah. Yakni itikadnya rusak. [Barang siapa

yang menyimpang walaupun sedikit dari apa yang telah diajarkan

oleh para ulama ahlu sunnah, maka ia tersesat atau menjadi kafir.

Jika tidak mengimani sesuatu yang bersifat wajib maka langsung

masuk kekufuran. Dan mengingkari sesuatu yang tidak wajib

maka itu Bid’ah atau Sesat. Maka itu menyebabkan ia wafat

dalam keadaan tidak beriman].

2- Iman yang lemah, yakni iman yang tidak disertai amal.

3- Membiarkan sembilan anggota tubuh untuk pergi ke jalan

yang salah.

4- Terus menerus melakukan dosa besar. [Untuk itu janganlah

minum minuman keras dan janganlah para perempuan dan gadis

muslim menunjukkan kepala, rambut dan tangan mereka pada

laki-laki asing.

5- Tidak bersyukur dengan adanya nikmat Islam.

6- Tidak takut menuju ke akhirat tanpa iman.

7- Berbuat zalim.

8- Tidak mendengarkan azan saat dikumandangkan. [Akan

masuk kedalam kekafiran bagi siapapun yang tidak menghargai

azan].

9- Tidak berbuat baik kepada orang tua. Menolak dengan

sangat perintah mereka yang sesuai atau boleh dalam Islam.

10- Selalu bersumpah, walaupun ia benar.

11- Meninggalkan ta’dil arkan pada salatnya, rukunya,

qiyamnya, dua sujudnya dan duduk diantaranya. Tadi’l arkan

ini yaitu diam dengan tuma’ninah selama ucapan subhanallah.

12- Mengira bahwa salat ini yaitu ibadah yang tidak penting,

lalu ia tidak peduli dalam belajar dan mengajarkannya kepada

anak-anaknya, dan juga menghalangi orang-orang untuk salat.

13- Minum khamr dan minuman yang memabukkan walaupun

sedikit. [Minum bir juga termasuk haram].

14- Menindas kaum muslim.

15- Membuat kebohongan akan status kewalian dan menjual

ajaran agama. Mengenalkan dirinya sebagai ulama tanpa

mempelajari ilmu ahlu sunnah. [Maka janganlah membaca buku-buku yang mereka tulis. Juga jangan mendengar perkataan dan

anjurannya].

16- Melupakan dosa-dosa yang telah dibuat dan

meremehkannya.

17- Sombong, yakni egois atau cinta diri sendiri.

18- Ujub, yakni membanggakan amal dilakukan dan ilmu yang

dimiliki.

19- Munafik, bermuka dua.

20- Hasad, iri hati kepada saudara sesama muslim.

21- Tidak patuh kepada pemerintah dan perkataan guru yang

tidak menyimpang dari Islam. Dan malah menolak perintah

mereka yang menentang Islam.

22- Mengatakan kepada seseorang bahwa dirinya baik,

padahal belum mengujinya.

23- Bersikeras dalam berbohong.

24- Menjauhi ulama. [Tidak membaca karya-karya tulisan

ulama ahlu sunnah].

25- Memanjangkan kumis lebih dari yang disunnahkan.

26- Memakai sutera bagi laki-laki. Diperbolehkan untuk

memakai sutera sintetis atau bahan yang ditenun dengan benang

sutera dan kapas lungsin.

27- Bersikeras dalam ghibah.

28- Menindas tentangga walaupun ia kafir.

29- Terlalu berlebihan bersikap untuk urusan dunia.

30- Riba, memberi dan mengambil bunga.

31- Memanjangkan ujung lengan baju dan ujung rok untuk

menyombongkan diri.

32- Melakukan sihir.

33- Meninggalkan ziarah kepada saudara kandung yang masih

muslim dan shalih.

34- Tidak mencintai orang-orang yang Allahu te’ala cintai dan

mencintai orang-orang yang berusaha merusak Islam.

35- Menyimpang benci kepada saudara sesama muslimnya

lebih dari tiga hari.

36- Terus menerus dalam zina.37- Sodomi dan tidak bertaubat. Sodomi ini yaitu memasukkan

kemaluan laki-laki ke lubang dubur.

38- Tidak mengumandangkan azan sesuai waktu yang telah

dijelaskan dalam kitab-kitab fiqh dan juga tidak

mengumandangkannya sesuai sunnah. Dan ketika mendengar

azan yang sesuai malah tidak menghormatinya.

39- Melihat sesuatu yang batil namun tidak menghentikannya

padahal memiliki kekuatan untuk mencegahnya dengan bahasa

yang baik.

40- Meridhoi istrinya, putrinya dan wanita-wanita yang berhak

menerima nasihat darinya untuk pergi keluar dalam keadaan

terbuka rambut, kepala dan kakinya, terhias berlebihan dan

semerbak harum.

Iman ini yaitu membenarkan dengan hati dan mengikrarkan

dengan lisan apa yang dibawa oleh para nabi dari Allahu te’ala.

Sedangkan Islam ini yaitu iman kepada Muhammad “shallallahu

alaihi wassalam” dan beramal seperti yang telah beliau

sampaikan.

Din dan Millat ini yaitu sama. Artinya ini yaitu itikad yang

dibawa oleh nabi “shaallallahu alaihi wassalam”

Sesuatu yang nabi kita “shallallahu alaihi wassalam” bawa dari

Hak Taala mengenai amal ibadah ini yaitu Islam atau Hukum￾hukum Islam.

Iman ijmali yakni singkatnya beriman saja itu sudah cukup.

“Yakni bagi orang yang mau masuk Islam”. Tidak perlu

mengetahui detail dari iman ini  . Seorang muqallidin yakni

orang yang tidak paham namun ia beriman, maka ia termasuk

mukmin. Hanya dibeberapa tempat saja diperlukan detail-detail.

Iman ada tiga macam: Iman taklidi, Iman istidlali dan Iman

hakiki.

Iman taklidi, yakni dia tidak mengetahui apa itu fardhu, wajib,

sunnah dan mustahab. Dia beriman dengan meniru ibu dan

bapaknya dalam beribadah. Iman seperti ini sangat rawan.

Iman istidlali, yakni dia mengetahui apa itu fardhu, wajib,

sunnah dan mustahab dan juga mengamalkannya. Ia mengetahui

ajaran Islam dan mengajarkannya. sebab   ia mempelajarinya

dari guru-guru dan bukunya maka imannya kuatIman hakiki, jikalau seluruh semesta alam dan isinya

berkumpul dan mengingkari Tuhan, ia tidak akan melakukannya.

Syirik dan keraguan tidak akan masuk kedalam hatinya. Imannya

seperti iman para nabi. Maka iman seperti ini lebih tinggi dari dua

iman lainnya.

Dan hukum-hukum Islam juga berkaitan dengan amal ibadah.

Bukan dengan iman. Hanya dengan iman kita bisa masuk surga.

Namun tidak bisa masuk surga hanya dengan amal. Iman tanpa

amal itu diterima. Namun amal tanpa iman tidak. Amal ibadah,

perkerjaan baik dan sedekah yang dilakukan oleh orang yang

tidak mempunyai iman tidak akan berguna di hari kiamat. Iman

tidak bisa dihadiahkan ke orang lain, namun pahala dari amal

bisa. Iman pun tidak bisa diwasiatkan. Namun amal bisa

diwasiatkan untuk dilakukan. Orang yang meninggalkan amal

ibadah tidak menjadi kafir namun sebaliknya jika meninggalkan

iman dan tidak menghargai amal, ia akan menjadi kafir. Orang

yang memiliki uzur syar’i dan yang tidak mampu maka ia

dibebaskan dari amal ini  . Namun iman tidak bisa

terbebaskan seperti itu.

Hanya ada satu iman yang disampaikan oleh seluruh nabi.

Namun ada perbedaan dalam hukum-hukum, ajaran dan amal

ibadah mereka.

Dan juga iman terbagi menjadi dua jenis. Pertama iman khilqi

dan iman kasbi.

Iman khilqi, pernyataan BALA “Ya” ketika perjanjian

dengan Allahu te’ala.

Iman kasbi, iman yang didapat setelah baligh. Iman seluruh

mukmin sama. Tapi amalnya tidak.

Iman fardhu daimi “selalu wajib”. Sedangkan amal fardhu

ketika waktunya datang.

Iman wajib terhadap orang muslim dan kafir. Namun amal

hanya wajib pada orang-orang muslim.

Iman ada delapan kategori:

Iman matbu’, iman para malaikat.

Iman masum, iman para nabi.

Iman makbul, iman para kaum mukmin.

Iman mawquf, iman rusak para ahli bid’ah.

Iman mardud, iman yang bohong yang diucapkan para

munafiq.

Iman taklid, iman orang yang berasal dari ibu dan ayahnya,

dan tidak mempelajari dari seorang guru pun. Iman macam ini

rentan.

Iman istidlali, iman orang yang mengetahui Maula mutalli

dengan dalil yang didapat.

Iman hakiki, jikalau seluruh semesta alam dan isinya

berkumpul dan mengingkari tuhan, ia tidak akan melakukannya.

Syrik dan keraguan tidak akan masuk kedalam hatinya. Dan

inilah iman tertinggi dari semua yang telah disebutkan diatas.

Hukum iman ada tiga:

Yang pertama, lehernya selamat dari pedang.

Yang kedua, hartanya selamat dari jizya dan kharaj.

Yang ketiga, badannya selamat dari bakaran api neraka yang

selamanya.

“Amantu billah...” disebut juga sifat iman, mukminun bihi, zat

iman dan asil iman. Didasari oleh keagunan dan kehormatan￾Nya.

Dan ada dua madar iman, yakni waktu dimana iman menjadi

wajib ada dua: berakal dan baligh.

Sebab iman juga ada dua: penciptaan alam semesta dan

turunnya Al-Quran al-Karim.

Dalil juga ada dua: dalil akal dan dalil literatur.

Rukun iman juga ada dua: melafalkan dengan lisan dan

membenarkan dengan hati. Dan syarat dari itupun ada dua:

Syarat hati ini yaitu tidak syirik, adapun syarat lisan adalah

mengucapkan apa yang ia telah ketahui.

Apakah iman itu makhluk ? Iman bukanlah makhluk dalam

rangka penghormatan hidayah dari Allahu te’ala. Namun ia

makhluk jika dipandang dari pengikraran dan pembenaran

manusia.

Apakah iman itu kolektif, suatu kesatuan atau majemuk ?

Ia suatu yang kolektif dalam hati dan majemuk dalam anggota

tubuh.

Yakin, mengetahui zat Allahu te’ala dengan sempurna.

Khauf, takut kepada Allahu te’ala.

Roja, tidak berputus asa dalam mengharap ridho Allahu te’ala.

Muhabbatullah, cinta kepada Allahu te’ala, nabi-Nya

“shallallahu alaihi wassalam”, agama Islam dan para mukmin.

Haya, malu terhadap Allahu te’ala dan rasul-Nya “shallallahu

alaihi wassalam”.

Tawakkul, mempercayakan seluruh pekerjaan kepada Allahu

te’ala. Menyerahkan kepada-Nya ketika memulai pekerjaan.

Dan juga apa yang disebut dengan iman, islam dan ihsan ?

Iman, berarti mempercayai apa yang dibawa oleh Muhammad

“shallallahu alaihi wassalam”

Islam, melaksanakan segala perintah Allahu te’ala, menjauhi

dan berlindung dari larangan-Nya.

Ihsan, beribadah seakan melihat Allahu te’ala.

Iman, membenarkan apa yang mutlak. Membenarkan dan

beriman kepada enam rukun iman disebut iman.

Ma’rifat, mengetahui bahwa Allahu te’ala memiliki sifat-sifat

sempurna dan jauh dari sifat lemah dan kurang.

Tauhid, mengesakan Allahu te’ala. Tidak menyekutukan-Nya

dengan apapun.

Islam “Ajaran Islam”, berarti perintah dan laranga Allahu

te’ala.

Din wa Millat, berpegang teguh pada sesuatu yang perlu

diimani sampai mati.

Dan iman juga dilindungi oleh lima benteng:

1- Yakin.

2- Ikhlas.

3- Mendirikan yang fardhu dan menjauhi yang haram.

4- Mengerjakan yang sunnah.

5- Menjaga adab.

Barang siapa yang menjaga kelima hal ini maka ia telah

menjaga imannya. Dan barang siapa yang meninggalkan walau

satu saja maka musuh telah menang darinya. Adapun musuh dari

iman ada empat. Teman yang buruk dikanan, hawa nafsu dikiri,

cinta dunia didepan dan setan yang ingin mengambil imanmudibelakang. Teman yang buruk bukan hanya teman yang

mengambil harta, uang atau sesuatu yang berbau dunia saja. Yang

paling buruk dari itu ini yaitu yang berusaha untuk merusak

agamanya, imannya, adabnya, rasa malunya dan akhlaknya dan

dengan begitu ia telah menyerang dunianya, akhiratnya serta

kehidupan abadi akhiratnya. Semoga Allahu te’ala menjaga iman

kita dari keburukan musuh-musuh Allahu te’ala dan kebohongan

para musuh Islam.

Arti dari Kalimat Tauhid atau pengucapan Laa ilaha illa Allah

ini yaitu bersaksi bahwa hanya Dia yang layak dan berhak

disembah, dan tidak ada zat selain Allahu te’ala. Hanya Allahu

te’ala. Dia selalu ada dan esa. Tidak ada sekutu baginya. Dan

tidak terpaut waktu dan tempat.

Makna pengucapan dari Muhammadur rasulullah adalah

kesaksian bahwa nabi Muhammad “shallallahu alaihi wassalam”

ini yaitu hamba dan rasul yang hak dari Allahu te’ala. Dan

alhamdulillah kita termasuk dalam ummatnya.

Ada delapan nama kalimat tauhid:

1- Kalimat syahadat.

2- Kalimat tauhid.

3- Kalimat ikhlas.

4- Kalimat takwa.

5- Kalimat thayyibah.

6- Dakwatul hak.

7- Urwatul wusqa.

8- Kalimah tsamaratul jannah

Syarat ikhlas ini yaitu niat, mengetahui artinya dan

melafalkannya dengan lisan.

Ada empat perkara yang dibutuhkan oleh seseorang yang

sedang berdzikir, tasdik, tadhim, halawah, hurmat.

Orang yang meninggalkan tasdik maka ia munafik. Dan orang

yang meninggalkan tadhim maka ia ahli bid’ah. Sedangkan yang

meninggalkan halawah maka ia hipokrit, riya. Dan yang

meninggalkan hurmat ini yaitu fsik. Jikalau ia mengingkarinya

maka termasuk orang kafir.

Dan juga ada tiga macam dzikir:1- Dzikir awam.

2- Dzikir khawas.

3- Dzikir akhas.

Dzikir awam ini yaitu dzikirnya orang jahil. Dzikir khawas

ini yaitu dzikir para alim ulama sedangkan dzikir akhs ini yaitu dzikir

para nabi.

Dan ada tiga anggota tubuh yang berdzikir:

1- Dzikir yang dilakukan lidah ini yaitu mengucapkan kalimat

syahadat.

2- Membaca tauhid, tasbih dan Al-Quran al-Karim.

3- Berdzikir dengan hati.

Ada tiga macam dzikir dengan hati:

1- Mengkufurkan tanda-tanda dari dalil-dalil yang

menyesatkan sifat-sifat Allahu te’ala.

2- Bertafakur akan dalil-dalil hukum-hukum Islam.

3- Bertafakur akan rahasia dari para makhluk.

Para alim ulama menafsirkan surah Al-Baqarah ayat seratus

lima puluh dua dan menyebutkan bahwa Allah berfirman “Wahai

para hambaku ! jika kalian berdzikir padaku dengan ketaatan

maka aku akan berdzikir dengan rahmatku pada kalian. Dan jika

kalian berdzikir kepadaku dengan doa maka aku akan berdzikir

dengan ijabah. jika kalian berdzikir padaku dengan ketaatan

maka aku akan berdzikir dengan nikmatku [Surgaku]. Dan jika

kalian berdzikir kepadaku dalam kesunyian maka aku akan

berdzikir kapada kalian di jamiatu kubra [Padang mahsyar]. Dan

jika kalian berdzikir kepadaku dalam kemiskinan maka aku akan

berdzikir kapada kalian dengan pertolonganku. Dan jika kalian

berdzikir kepadaku dengan ijabat maka aku akan berdzikir

kapada kalian dengan hidayahku. Dan jika kalian berdzikir

kepadaku dengan ikhlas dan sidiq maka aku akan berdzikir

kapada kalian dengan khalas dan nejat [Pertolongan]. Dan jika

kalian berdzikir kepadaku dengan surat Al-Fatihah dan

rububiyah yang ada didalamnya maka aku akan berdzikir kapada

kalian dengan rahmatku”.

Dan juga para ulama menyatakan bahwa ada seratus lebih

manfaat dari berdzikir. Mari kita bahas beberapa diantaranya:

Allahu te’ala meridhai orang-orang yang berdzikir. Paramalaikat pun ikut ridha. Para syaitan was-was. Hatinya akan

lunak dan lembut. Ia pun akan bersemangat dan bergairah dalam

menjalankan ibadah. Rasa was-was akan lenyap. Dan

menyejukkan hati. Mencerahkan wajah. Tertanam dalam dirinya

keberanian. Dan menghasilkan muhabbatullah. Dan dibukakan

pintu dari pintu ma’rifatullah. Dapat mengambil manfaat dari

para awliya. Dan akan dihiaskan delapan puluh akhlakul

hamidiyah.

Dan arti pengucapan “Asyhadu anna Muhammadun abduhu

wa rasullullah” ini yaitu bahwa Muhammad “shallallahu alaihi

wassalam” nabi akhir zaman, seorang hamba dan rasul yang hak

dari Allahu te’ala.

Dia makan dan minum serta menikahi wanita. Mempunyai

anak laki-laki dan perempuan. Semua lahir dari Khadijah

“radhiallahu anha”. Hanya Ibrahim yang lahir dari jariyah

bernama Mariyah. Namun wafat sebelum disapih. Semua anak￾anaknya wafat sebelum dirinya, kecuali Fatimah “radhiallahu

anha” wafat sebelum dirinya. Dan ia dinikahkan dengan Ali

“karamhullahu wajhah”. Sayyidina Hasan dan Husein adalah

anak dari pernikahan mereka. Dan dari anak-anak

perempuannya, Fatimah ini yaitu yang utama. Dan juga kekasih

rasulullah “shallallahu alaihi wassalam”.

Rasulullah “shallallahu alaihi wassalam” mempunyai sebelas

istri. Mereka ini yaitu Khadijah, Sawda, Aisyah, Hafsah, Ummu

Salamah, Ummu Habibah, Zainab binti Jahsyi, Zainab binti

Huzaimah, Maymunah, Juwayriyyah dan Shafiyyah “radhiallahu

anhunna”.

Buku Adillah Syariyyah disusun dari empat sumber, yakni

Kitab, Sunnah, Ijma Ummat dan Qiyas mujtahid. Para alim ulama

mengambil ajaran Islam dari empat sumber ini. Kitab adalah

firman Allahu te’ala. Sunnah ini yaitu perkataan, perbuatan dan

pengesahan Rasulullah “shallallahu alaihi wassalam”. Ijma

ummah ini yaitu ijma para mujtahid, seperti ijma para sahabat

“radhiallahu anhum” atau mazhab yang empat. Qiyas adalah

penyerupaan suatu perkara dengan perkara lain yang dilakukan

oleh para mujtahid.

Dan juga mazhab berarti suatu jalan. Kita mempunyai dua

jalan: satu jalan itikad, dan yang kedua ini yaitu jalan amal

“ibadah”.Pedoman kita dalam hal itikad ini yaitu Abu Mansur Maturidi

“rahimahumullah”. Ia juga disebut Ahlu sunnah. Sedangkan

dalam jalan ibadah kita mengikuti panduan Iman Hanafi

“rahimahumullah”. Dan juga disebut dengan mazhab Hanafi.

Nama dari Abu Mansur Maturidi ini yaitu Muhammad, nama

bapaknya Muhammad, dan nama kakeknya juga Muhammad,

sedangkan nama gurunya ini yaitu Abu Nasr Iyaddir

“rahimahumullah”.

Nama Abu Nasr Iyaddir “rahimahumullah” ini yaitu Abu

Bakar Jurjani dan nama gurunya ini yaitu Abu Sulaiman Jurjani

dan nama guru Abu Sulaiman Jurjani ini yaitu Abu Yusuf dan

Imam Muhammad Syabani. Dan guru dari dua guru ini adalah

Imam Abu Hanifah “rahimahumullah”. Maka dapat dilihat

bahwa sumber dari kedua jalan itikad dan ibadah ini ini yaitu Imam

Hanafi.

Imam para manusia ada tiga, dan mengetahui mereka adalah

fardhu. Imam kita yang memberikan perintah dan larangan

ini yaitu Al-Quran al-Karim. Imam kita yang memberitakan

tentang Islam ini yaitu Rasulullah “shallallahu alaihi wassalam”.

Sedangkan imam kita yang menyusun semua itu dengan susah

payah ini yaitu pemimpin negara Islam sebagai penerus nabi.

Nama gurunya Imam Hanafi ini yaitu Hammad, dan nama

ugurunya ini yaitu Ibrahim Nehai, dan nama gurunya adalah

Alkama bin Kays dan pamanya. Nama guru mereka adalah

Abdullah bin Mas’ud “rahimahumullah”. Yang mana ia belajar

dari rasulullah “shallallahu alaihi wassalam”.

Dan Rasullullah “shallallahu alaihi wassalam” mendapat

wahyu “ajaran Islam” dari Jibril “alaihissalam”. Dan Jibril

“alaihissalam” mengambil perintah dari Allahu te’ala.

Allahu te’ala memberikan empat perhiasan kepada anak-anak

Adam: akal, iman, haya dan fiil yakni amal shalih.

Dan juga syarat-syarat dikabulkannya doa dan amal-amal ada

lima: Iman, Ilmu, Niat, ikhlas dan tidak ada hak hamba

didalamnya. Pertama-tama wajib untuk berada dalam itikad ahlu

sunnah, lalu mengetahui syarat-syarat sah suatu ibadah.

[Terdapat perbedaan antara sahnya suatu ibadah dan amal

dengan dikabulkanya. Ada syarat-syarat dan fardhu dari masing￾masing ibadah agar ia menjadi sah. Jika kurang satu saja makaibadah itu tidak sah. Dan ibadah itu seperti belum dilakukan. Dan

hukuman dan azab-Nya tidak terelakkan. Ibadah yang sah namun

tidak diterima, maka ia tidak akan diazab sebab  nya, namun juga

tidak akan mendapat pahalanya. Agar ibadah diterima atau

dikabulkan maka pertama-tama ia harus sah, lalu harus terpenuhi

lima syarat yang telah disebutkan diatas. Hak seorang hamba pun

termasuk darinya]. Imam Rabbani “rahimahullah” menyebutkan

dalam jilid kedua mektub ke delapan puluh tujuh bahwa barang

siapa yang mengerjakan ibadah dengan tekun seperti para nabi

namun terdapat hutang atau hak orang lain yang belum terbayar,

maka itu belum terbayar ia tidak akan masuk surga. [Doa-doanya

pun tidak akan dikabulkan].

Dan dala