sumber daya manusia 2



 n keahlian seorang pekerja  

untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. 

Menurut Jan Bella seperti yang dikutip Hasibuan 

(1997) menyatakan bahwa : ”pendidikan dan latihan sama 

dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan 

keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial.” Pendidikan 

berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, 

berlangsung lama dan biasanya menjawab why. Latihan 

berorientasi pada praktek dilakukan di lapangan 

berlangsung singkat dan biasanya menjawab how. 

Seringkali istilah pengembangan diartikan sama 

dengan istilah pendidikan untuk kalangan industri. Hal ini 

tidaklah salah, memang pengembangan itu sendiri 

mencakup pendidikan dan latihan. Karena bagaimanapun 

juga pengembangan pekerja  menyangkut peningkatan 

pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas. 

Gilley and Steven (1991) menjelaskan bahwa human 

resources development adalah organized learning activities 

arranged within an organization in order to improve 

performance and/or personal growth for the purpose of 

improving the job, the individual and/or organization. 

(Pengembangan sumber daya manusia adalah aktivitas 

belajar yang diorganisasi dan dirancang dalam suatu 

organisasi untuk meningkatkan performan dan/atau 

meningkatkan pribadi guna mencapai tujuan dari 

peningkatan tugas individu dan/atau organisasi). 

Sementara itu ada juga perusahaan yang 

menggunakan istilah ”training”. Alasan pemakaian  

training agar lebih menyesuaikan dengan kondisi praktek 

tanpa mengurangi arti pengembangan pekerja  dalam 

suatu organisasi. Namun bagaimanapun juga 

pengembangan sumber daya manusia berkenaan dengan 

pengembangan orang dalam organisasi 

2. Tujuan Pengembangan 

Tujuan pengembangan pekerja  adalah 

memperbaiki efektivitas pekerja  dalam mencapai hail 

kerja yang telah ditetapkan. Perbaikan efektivitas kerja 

dapat dilakukan dengan cara memperbaiki pengetahuan. 

Keterampilan maupun sikap pekerja  tentang tugas yang 

diembannya. Gilley and Steven (1991) menyatakan bahwa 

tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah untuk 

meningkatkan knowledge, skills, attitude and behavior dalam 

melaksanakan suatu organisasi.  

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan 

penyelenggaraan pengembangan pekerja  yaitu : 

1. Meningkatkan produktivitas kerja 

2. Meningkatkan efisiensi 

3. Mengurangi kerusakan 

4. Menghindari (mengurangi) kecelakaan 

5. Meningkatkan pelayanan (konsumen) 

6. Memperbaiki dan meningkatkan moral pekerja  

7. Meningkatkan karier 

8. Meningkatkan cara berfikir secara konseptual 

9. Meningkatkan kepemimpinan 

10. Meningkatkan prestasi yang pada akhirnya berdampak 

pada peningkatan balas jasa (gaji). 

Dengan kata lain pengembangan pekerja  akan 

memberi  manfaat bagi perusahaan, pekerja  dan 

warga  konsumen dalam mencapai tujuannya. 

Manfaat lain yang dapat dipetik dari 

dilaksanakannya program pengembangan dan pelatihan 

adalah menumbuhkan dan memelihara hubungan yang 

serasi antara para anggota organisasi. 

Hal ini dapat terjadi karena : 

1) Terjadi proses komunikasi yang efektif; 

2) Adanya persepsi yang sama tentang tugas yang 

dilaksanakan; 

3) Ketaatan semua fihak kepada berbagai ketentuan yang 

bersifat normatif; 

4) ada nya iklim yang baik bagi pertumbuhan 

seluruh pegawai; dan  

5) Menjadikan organisasi sebagai tempat yang lebih 

menyenangkan untuk berkarya 

Pengembangan pekerja  meliputi seluruh aspek 

pengetahuan keterampilan dan sikap. Karena pengetahuan 

dan keterampilan saja disarakan belum cukup, maka perlu 

ditambahkan pengembangan sikap pekerja  dalam 

menghadapi tugas. 


Adanya perbedaan objek pengembangan  

(pengetahuan, keterampilan dan sikap) akan membawa 

koneskuensi dalam pemakaian  metode pengembangan. 

Perkembangan pengetahuan yang merupakan proses 

intelektual dapat dilaksanakan dengan cara sekolah, 

kuliah, program pengajaran. Pengembangan sikap 

dilakukan melalui proses dinamika kejiwaan, yaitu melalui 

metode permainan, sensitivity trainning, sedangkan 

pengembangan keterampilan dilakukan dengan 

latihan/praktek. 

 

a.  Proses Pengembangan pekerja  

Agar pengembangan pekerja  dapat mencapai hasil 

yang optimal, maka pengembangan ini  harus 

mendasarkan pada prosedur yang benar. 

Langkah-langkah ini  meliputi : 

1. Penentuan kebutuhan 

2. Penentuan sasaran 

3. Penetapan isi program 

4. Identifikasi prinsip-prinsip belajar 

5. Pelaksanaan program 

6. Penilaian pelaksanaan program 

Penentuan Kebutuhan 

Penentuan kebutuhan mutlak dilakukan untuk 

mengetahui perlu tidaknya dilakukan program 

pengembangan. Karena pelaksanaan program 

pengembangan berkait erat dengan dana. Ada dua hal 

penting yang perlu diidentifikasi dalam penentuan 

kebutuhan yaitu : masalah yang dihadapi saat ini dan 

berbagai tantangan baru yang diperkirakan akan timbul di 

masa yang akan datang. 

Dalam mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan 

dan pengembangan, paling tidak ada tiga pihak yang 

terlibat yaitu : (1) satuan organisasi yang mengelola 

sumber daya manusia, (2) manajer berbagai satuan, dan (3) 

pegawai yang bersangkutan. 

Informasi kebutuhan dan keinginan bekerja ketiga 

pihak itulah yang kemudian dibahas bersama bagian 

pelatihan dan pengembangan pegawai.  Selain informasi 

dari ketiga fihak ini  bagian pengembangan pekerja  

juga dapat memanfaatkan sumber lain seperti : 

a. perencanaan karier pegawai yang telah disusun 

sebelumnya 

b. daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan 

c. catatan tentang produksi 

d. berbagai laporan tentang keluhan, keselamatan kerja, 

dan kemangkiran 

e. data mutasi pegawai 

f. hasil ”exit interview” 

Penentuan Sasaran 

berdasar  analisis kebutuhan akan pelatihan dan 

pengembangan dapat ditetapkan berbagai sasaran. Sasaran 

yang ingin dicapai dapat bersifat keterampilan teknis 

dalam mengerjakan suatu pekerjaan (technical skill) 

ataukah untuk meningkatkan kecakapan memimpin 

(managerial skill) dan conceptual skill. Penetapan sasaran ini 

harus didasarkan pada kebutuhan jabatan atau pekerjaan 

dari pekerja  yang bersangkutan. 

Manfaat diketahuinya sasaran kegiatan 

pengembangan adalah : (1) sebagai tolok ukur untuk 

menentukan berhasil tidaknya program pengembangan 

ini , (2) pijakan untuk menentukan kurikulum dan 

metode pelatihan. 

Penentuan Isi Program  

Bentuk dan sifat suatu program paling tidak 

ditentukan oleh hasil analisis kebutuhan dan sasaran yang 

hendak dicapai (technical, managerial atau conceptual skill). 

Dalam program pelatihan dan pengembangan harus 

jelas diketahui apa yang ingin dicapai. Tujuan dari materi 

yang akan diberikan dalam rangka mencapai tujuan 

ini  dituangkan dalam kurikulum pelatihan. 

Kurikulum atau nama pelajaran yang akan diberikan 

harus mendukung untuk tercapainya sasaran dari 

pengembangan. Kurikulum ditetapkan secara sistematis 

termasuk jumlah jam pertemuan, metode dan sistem 

evaluasinya. 

Prinsip-prinsip Belajar 

Agar hasil yang dicapai dapat optimal, maka 

program pengembangan pekerja  harus memperhatikan 

prinsip-prinsip belajar. Ada lima prinsip yang harus 

diperhatikan yaitu: partisipatif, repetisi, relevansi, dan 

umpan balik. 

Partisipatif mengacu pada metode pembelajaran 

yang besifat langsung melakukan sendiri (teori dan 

praktek yang dilakukan). Repetitif (pengulangan) 

menyangkut pada perbuatan yang selalu diulang, agar apa 

yang dipelari tinggal dalam ingatannya. Relevansi 

berkaitan dengan pengalaman yang telah dimiliki. Umpan 

balik bermanfaat untuk mengetahui apakah peserta didik 

telah menguasai materi dan mencapai tujuan belajar 

sehingga akan tercapai kepuasan pada diri peserta belajar. 

Belajar pada program pelatihan dilakukan dengan 

menggunakan pendekatan ”andragogi”, mengingat 

peserta pengembangan ini adalah orang dewasa. 

Dalam penerapan pendekatan ”andragogi” ada 

beberapa prinsip yang harus diperhatikan adalah : 

a. peserta didik hendaknya mengerti dan menyetujui 

tujuan pendidikan dan pelatihan 

b. peserta didik memiliki kemauan untuk belajar 

c. menciptakan situasi belajar yang bersahabat (tidak 

formal) 

d. penataan ruang menyenangkan 

e. peserta didik berperan serta dalam penyelenggaraan 

latihan dan pendidikan 

f. menggunakan pengalaman peserta didik sebagai 

bahan belajar (saling membelajarkan) 

g. menggunakan metode yang bervariasi (Atmadja, 1985) 

Pelaksanaan Program 

Penyelenggaraan program pelatihan dan 

pengembangan sifatnya sangat situasional.  Artinya 

dengan perhitungan kepentingan organisasi dan  

kebutuhan para peserta, penerapan prinsip belajar dapat 

berbeda dalam aksentuasi dan intensitas, yang pada 

gilirannya tercermin pada pemakaian  teknik dalam 

proses pembelajaran. 

Melaksanakan program pelatihan dan 

pengembangan pada prinsipnya melaksanakan proses 

belajar mengajar, artinya ada pelatih yang mengajarkan 

suatu mata ajaran. Oleh karena itu tepat tidaknya suatu 

teknik mengajar tergantung pada pertimbangan yang ingin 

ditonjolkan, seperti penghematan dalam pembiayaan, 

materi dan fasilitas yang tersedia, kemampuan peserta, 

kemampuan pelatih dan prinsip belajar yang digunakan. 

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam 

pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan antara 

lain 

a) On the job 

b) Vestibule 

c) Apprenticeship 

d) Classroom methods 

 

On the job, atau pelatihan dalam jabatan, merupakan 

teknik pelatihan di mana para peserta dilatih langsung di 

tempat dia bekerja. Sasarannya adalah meningkatkan 

kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang 

sekarang. Yang bertindak sebagai pelatih bisa seorang 

pelatih formal, atasan langsung, atau rekan sekerja yang 

lebih senior dan berpengalaman. 

Pelatihan dalam jabatan ini meliputi empat tahap 

yaitu : (1) peserta pelatihan memperoleh informasi tentang 

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan hasil 

yang diharapkan, kesemuanya dikaitkan dengan relevansi 

pelatihan dengan peningkatan kemampuan peserta 

pelatihan yang bersangkutan. (2) pelatih 

mendemonstrasikan cara yang baik melaksanakan 

pekerjaan tertentu untuk dicontoh oleh pegawai yang 

sedang dilatih, (3) peserta pelatihan disuruh 

mempraktekkannya sendiri apa yang telah 

didemonstrasikan pelatih, (4) pegawai menunjukkan 

kemampuan bekerja menurut cara yang telah dipelajarinya 

secara mandiri. 

Vestibule, merupakan metode pelatihan untuk 

meningkatkan keterampilan terutama yang bersifat 

teknikal, di tempat pekerjaan, akan tetapi tanpa 

menggangu kegiatan organisasi sehari-hari. Ini berarti 

organisasi harus menyediakan lokasi dan fasilitas khusus 

untuk berlatih, sehingga tidak mengganggu pekerjaan 

yang sebenarnya. 

Sebagai misal sebuah hotel, agar pelatihan tidak 

mengganggu kegiatan hotel, maka disediakan satu ruang 

khusus yang digunakan berlatih seperti menata kamar 

tidur (mengganti sprei, sarung bantal, perlengkapan kamar 

mandi dsb), juga kegiatan penerimaan tamu, di restoran, 

bar dsb. 

Apprenticehsip (magang), biasa dipergunakan untuk 

pekerjaan yang membutuhkan keterampilan (skill) yang 

relatif tinggi. Program ini biasanya mengkombinasikan on 

the job training dengan pengalaman sistem magang ini 

dapat mengambil empat macam kegiatan yaitu : (1) 

seorang pegawai belajar dari pegawai lain yang lebih 

berpengalaman, (2)  coaching dalam hal mana seorang 

pemimpin mengajarkan cara-cara kerja yang benar kepada 

bawahannya di tempat pekerjaan dan cara-cara yang 

diajarkan atasan ini  ditini oleh pegawai yang sedang 

mengikuti latihan, (3) menjadikan pegawai yang dilatih 

sebagai ”asisten”, (4) menugaskan pegawai tertentu untuk 

duduk dalam berbagai panitia, sehingga yang 

bersangkutan mendapat pengalaman lebih banyak. 

Classroom Method, model ini dirancang dalam bentuk 

pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan 

metode ceramah diskusi. Aktivitas pembelajaran pada 

umumnya berjalan sepihak yang instruktur aktif 

memberi  informasi atau pengetahuan kepada peserta. 

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan 

metode ini, diantaranya adalah faktor peserta, bahan 

belajar, instruktur. Semakin banyak jumlah peserta dalam 

suatu ruang belajar biasanya semakin kurang efektif (satu 

kelas lebih dari lima puluh orang). Demikian juga dengan 

bahan belajar, bila instruktur tidak menyediakan bahan 

belajar (hand out) memicu  peserta kesulitan 

mengikuti jalannya pembelajaran. Hal yang tidak kalah 

pentingnya adalah instruktur, untuk model kuliah 

diperlukan instruktur yang benar-benar mampu 

menguasai kelas dengan berbagai keahliannya. 

Penilaian pelaksanaan program 

Sebagaimana program-program yang lain, program 

pengembangan pekerja  baik yang operasional maupun 

manajerial perlu dinilai keberhasilannya. 

Pelaksanaan program pengembangan dikatakan 

berhasil bila pada diri peserta ada  peningkatan 

kemampuan dalam melaksanakan tugas, dan terjadi 

perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin 

dan etos kerja. 

Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan ini  

perlu dilakukan penilaian. Pelaksanaan evaluasi yang baik 

meliputi : 

a. Penentuan kriteria penilaian (ditetapkan sebelum 

program pengembangan dilaksanakan) dengan tolok 

ukur yang jelas. 

b. Pelaksanaan tes untuk mengetahui pencapaian 

kemampuan, keterampilan, dan sikap yang telah 

dinimuskan dalam program pengembangan, di 

samping untuk mengetahui tepat tidaknya program 

pelatihan dan pengembangan ini  dilaksanakan. 

c. Pemantauan setelah pasca pelatihan, pada saat peserta 

didik sudah kembali melaksanakan tugas 

d. Tindak lanjut yang berkesinambungan. 

 

Karena investasi yang dibuat oleh organisasi di 

bidang sumber daya manusia tidak kecil (biaya,  tenaga 

dan waktu) sehingga perlu diupayakan benar-benar agar 

program pelatihan dan pengembangan disusun 

berdasar  analisis kebutuhan, penerapan prinsip belajar 

yang paling relevan, pemakaian  teknik pembelajaran 

yang cocok dan penilaian berdasar  kriteria kriteria 

yang objektif. 

Tolok Ukur Keberhasilan Program Pengembangan  

a. Prestasi kerja pekerja  meningkat 

b. Kedisiplinan pekerja  meningkat 

c. Absensi pekerja  rendah 

d. Tingkat kerusakan produksi, alat dan mesin rendah 

e. Tingkat kecelakaan rendah 

f. Tingkat pemborosan bahan baku, tenaga dan waktu 

rendah 

g. Tingkat kerja sama pekerja  meningkat 

h. Tingkat upah insentif pekerja  meningkat 

i. Prakarsa pekerja  meningkat 

j. Kepemimpinan dan keputusan manajer lebih bijaksana 

 

3. Konsep Pemberdayaan 

Setiap pekerjaan atau pembangunan memerlukan 

sumber daya (resources), yang berupa manusia (human 

resources) maupun sumber daya alam (nature resources). 

Kedua sumber daya ini  sangat penting dalam 

pekerjaan, berhasil atau tidak bergantung dari dua 

kondisi sumber ini . Keberhasilan suatu 

pembangunan, apapun bentuk pengembangannya  peran 

human resources merupakan bagian yang sangat 

menentukan. Jepang sebuah negara yang pernah tidak 

berdaya, namun karena gigihnya dan semangat human 

resourcesnya maka akhirnya menjadi negara maju yang 

ada di asia. Sebaliknya jika nature resources yang banyak 

dan tidak dimbangi dengan kemajuan sumber daya 

manusianya maka sumber alam ini  tidak bisa tergali 

dengan maksimal. 

Jadi sumber daya manusia merupakan kebutuhan  

organisasi yang tidak bisa ditinggalkan dalam 

menjalankan semua aspek pekerjaan, baik dalam usaha 

jasa maupun produksi.   

Didalam menjalankan perencanaan sumber daya 

manusia, menurut Siagian (2001), perlu diawali dengan 

menginventarisasi yang menyangkut: 

1. Jumlah tenaga kerja dan kualifikasi yang ada 

2. Masa kerja masing-masing 

3. Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, baik 

secara formal maupun non formal. 

4. Bakat yang masih perlu dikembangkan 

5. Minat personil, yang terkait dengan kegiatan  tugas. 

 

     Agar unit kerja memperoleh tenaga kerja yang 

benar-benar sesuai dengan kebutuhan, titik tolak yang 

tidak boleh dilupakan adalah: 

1. Tujuan dan sasaran strategik yang ingin dicapai 

dalam satu kurun tertentu di masa depan. 

2. Tenaga kerja yang sudah berkarya dalam organisasi 

dilihat bukan  hanya dari segi jumlah dan tugasnya 

sekarang, akan tetapi juga potensi yang dimilikinya 

yang perlu dan dapat dikembangkan sehingga 

mampu melaksanakan tugas baru nanti 

3. Adanya penanganan kerja yang mencakup, 

identitas pekerja   

4. Adanya keunggulan personil seperti: kemampuan 

bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja tuntas dan 

bekerja ihlas. 

5. Tidak mengenal lelah, tidak mengajukan tuntutan, 

tidak terlibat dalam konflik.    

 

Dari masing-masing personil mampu menunjukkan 

sikap yang mencakup: 

1. Kejujuran, dalam menjalankan semua kegiatan 

2. Transparan, keterbukaan dalam melaksanakan 

tanggung jawab 

3. Komitmen, memegang teguh kebijakan yang sudah 

disepakati bersama. 

4. Kerjasama, menjalin kebersamaan dalam 

menjalankan tugas atau dengan membentuk tim 

kerja. 

5. Disiplin, mematuhi aturan dan peraturan  

6. Tanggung jawab, semua pekerjaan bisa 

dipertanggung jawabkan. 

   

Pelaksanaan dalam bekerja harus ada prestasi  yang 

standart , sebagai ukuran keberhasilan personal dalam 

lingkup kerja, paling sedikit ada enam alasan kuat 

antara lain:  

1. Standart prestasi kerja merupakan ukuran dalam 

penilaian pekerja . 

2. Standart kerja merupakan alat pengendali perilaku, 

3. Standart kerja merupakan alat koreksi dalam 

melaksanakan pekerjaan 

4. Standart kerja merupakan patokan prestasi minimal 

5. Standart kerja sebagai rujukan dalam melaksanakan 

kegiatan tugas. 

6. Standart kerja sebagai syarat kerja bagi pekerja  di 

unit kerja agar mendapatkan kwalifikasi  akreditai 

di unit kerja.  

Penempatan personal kerja dalam lingkup unit 

organisasi atau unit kerja sangat menentukan 

kelangsungan pekerja  dalam melanjutkan kariernya , 

antara lain bisa memperhatikan dan 

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 

1. Apakah pekerja atau personal ini  cocok 

ditempatkan di tempat kerja ini . 

2. Apakah pekerja mampu melaksanakan tugas yang 

baik. 

3. Apakah pegawai ini  mendapat simpati dari 

teman lainnya. 

4. Apakah pekerja ini  mampu beradaptasi  

5. Apakah pekerja mampu menjaga keseimbangan 

antara keperluan pribadi dan dinas. 

 

Pekerja atau pekerja  akan bisa melakukan kerja 

dengan baik jika ada sarana pendukung kerja yang 

memadai, antara lain meliputi lingkungan kerja  dan 

fasilitas kerja. 

Lingkungan kerja dapat menumbuhkan kegairahan 

kerja, semangat dan kecepatan kerja termasuk  gaji atau 

itensif yang diterima tiap bulan. Gaji adalah pendorong 

orang untuk mau bekerja dengan rajin dan fasilitas lain 

seperti kesehatan, tunjangan khusus dan perhatian 

semuanya akan bisa  mendorong mau bekerja dengan baik. 

Fasilitas kerja merupakan perangkat untuk bekerja  

atau sumber daya peralatan kerja  meliputi peralatan kerja, 

bahan, dan sarana prasarana yang bisa mempengaruhi 

pelaksanaan kerja, dengan memperhatikan : 

1. Pengguna fasilitas kerja atau kualitas fisiknya. 

2. Intelektualnya 

3. Cara melakukan atau menggunakannya 

 

Dalam pemanfaatan personal yang penting adalah 

bagaimana memberdayakan  tugas  ini  dilingkungan  

warga  antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut: 

1. Peningkatan pelayanan, yaitu bisa melayani 

warga  dengan baik. 

2. Akuntabilitas, dengan mengembangkan keterbukan, 

membuka akses warga  untuk berperan sebagai 

korektor, dilaksanakan dengan riil. 

3. Sesuai dengan peradaban yang ada di warga    

 

Untuk memotivasi tenaga kerja staf maupun 

fungsional paling tidak  harus mengetahui kebutuhan 

psikologi pekerja  antara lain: 

1. Peluang untuk mengerjakan tugasnya  

2. Perasaan mampu melaksanakan tugas 

3. Kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya sendiri 

4. Perasaan mendapatkan penghargaan 

5. Mendapatkan pengakuan dari sekitarnya 

6. Perasaan nyaman dan aman dalam bekerja 

 

Selain itu pekerja merasa nyaman bekerja jika ada 

imbalan yang memadai dengan prestasi yang dimiliki. 

Menurut Gibson (1985), imbalan itu ada imbalan intrinsik 

yaitu yang berkaitan dengan imbalan pekerjaan itu sendiri,  

misalnya: 

1. Penyelesaian pekerjaan, yaitu memberi arti dari tugas 

yang sudah diselesaikan dengan baik dan 

mendapatkan imbalan dari dampak penyelesaian 

pekerjaan ini . 

2. Pencapaian prestasi, kemampuan dalam 

menyelesaikan tugas yang mendesak dan menantang. 

Seseorang yang menyenangi tugas seperti ini 

mendapatkan imbalan yang seimbang.  

3. Pertumbuhan pribadi, kemamuan untuk 

mengembangkan kemampuan  dalam setiap peluang 

untuk mengembangkan. 

        

Imbalan ekstrinsik, yaitu imbalan yang berasal dari 

prestasi kerja pekerja itu sendiri yang berupa jaminan 

sosial, premi, dan bonus. 

Imbalan finansial, yaitu berupa gaji yang 

diterimakan perbulan dan  diberikan secara rutin. 

Penghargaan, seseorang mendapat penghargaan jika 

memiliki   prestasi  yang disumbangkan untuk unit kerja 

misalnya sumbangan pengabdian, menyelamatkan 

sekolahan,  atau prestasi lain yang dirasakan bermanfaat 

bagi unit kerja, caranya bermacam-macam diberikan 

berupa uang, lencana penghargaan, piagam dan lain-lain. 

Menurut Indriyo (1999), peran uang juga sebagai 

metode memotivasi prestasi dan ada tiga kondisi yang 

diperlukan dalam memotivasi prestasi seseorang antara 

lain: 

3. Pekerja harus memiliki keyakinan yang kuat 

prestasi yang baik akan menghasilkan pembayaran 

yang tinggi. 

4. Persepsi negatif tentang prestasi yang baik harus 

dihilangkan 

5. Harus diciptakan adanya suatu lingkungan bahwa 

prestasi juga berkaitan dengan imbalan yang lain di 

luar finansial, seperti penghargaan, pengakuan dan 

pengembangan karier.  

Keterkaitan dengan motivasi cara di atas, 

memerlukan kebijakan pimpinan dalam  menyikapi 

prestasi personal, staf dan semua pekerja  yang terlibat 

dalam unit organisasi  ini . Pengelolaan seperti ini 

lebih mudah dilakukan di lingkungan swasta 

dibandingkan dilingkungan pemerintah..  

          Pemberdayaan (empowerment) merupakan hal 

penting dan strategis untuk memperbaiki  dan 

meningkatkan kinerja organisasi baik organisasi yang 

bergerak dalam.kegiatan pernerintahan maupun 

organisasi yang bergerak dalam kegiatan wirausaha. 

Mengapa penting dan strategis karena pemberdayaan, 

dalam suatu organisasi adalah memberi  suport l 

seperti: unsur-unsur dalam organisasi/manajemen, 

aspek-aspek / komponen-komponen, organisasi atau 

manajemen, kompetensi, wewenang dan tanggung jawab 

dalam organisasi/manajemen ini . Pemberdayaan 

dimaksudkan dalam hal ini adalah memberi  "daya" 

(energi atau power) yang lebih daripada sebelumnya, 

artinya dapat ditunjukkan dalam hal : tenaga, daya, 

kernampuan, kekuatan, peranan, wewenang dan 

tanggung jawab. 

           Sebagai contoh dapat dilihat sebagai berikut: 

Seorang wali murid  melapor kepada wali kelas tentang 

keluhan anaknya yang tidak mengerti tentang aljabar di 

kelas dua SMP Dalam kondisi yang seperti itu wali kelas 

bersilahturahmi ketempat wali murid, sambil menanyakan 

kesulitan yang dialami siswanya. Kemudian wali kelas 

ini  memberi  solusi khusus bagi siswa ini . 

           Dengan kondisi seperti itu wali murid tanpa 

menunggu perintah dari kepala sekolah dan langsung 

memiliki  inisiatif untuk melangkah demi kemajuan 

siswa.  

Selanjutnya apa yang terjadi ? wali murid  ini  sangat 

kaget, karena dalam waktu yang relatif pendek sang wali 

kelas mau berkunjung kerumahnya untuk meminta maaf 

secara langsung  sekaligus mau memberi penjelasan 

kepada anaknya. 

 Hal ini menggambarkan pemberdayaan. di suatu 

organisasi, bahwa pekerja  ini  memiliki wewenang, 

inisiatif, tanggung jawab dan menggunakan potensinya 

guna menjaga kelangsungan organisasi. Ingat: wali murid 

adalah raja, maka dalam hal ini ,pekerja  ini  

melebihi tugasnya, fungsinya sehari-hari 

          bila  diperhatikan dari uraian ini  diatas, 

maka konsep pemberdayaan sangat luas cakupannya dan 

sifatnya komprehensif dan saling terkait secara sinergis 

dalam rangka pencapaian, tujuan dan sasaran organisasi 

sebagaimana ditetapkan'.dan diharapkan. 

 

4. Batasan Pemberdayaan (Empowerment) 

Pemberdayaan sebagai  kata memiliki  pengertian 

yang umum yaitu pengertian etimologis. 

Apa arti empowering ? Asalnya dari kata "power" yang 

artinya "control, authority, dominion" Awalan "emp"artinya 

on put on to" atau to cover with - jelasnya "More Power, jadi 

empowering artinya is passing on authority and 

responsibility"yaitu lebih berdaya dari sebelumnya da lam 

arti wewenang dan tanggung jawabnya termasuk 

kemampuan individual yang dimilikinya. Ini ada 

hubungannya dengan profesignalisme yang pada awalnya 

selalu dimiliki oleh individual - Oleh karena itu  yang maknanya ada peningkatan 

tanggung jawab pekerja . 

Walaupun demikian dalam pengertian power termasuk 

"energi" pemberdayaan berarti juga "energinya.", jadi  

pemberdayaan berarti juga "energinya" ditingkatkan. 

           Orang menghendaki perubahan yang terencana, 

sedangkan dalam kejadian-kejadian yang tidak bisa 

diperhitungkan, dan direncanakan sehingga segala 

sesuatunya dapat dipersiapkan sebelumnya. 

Orang menghendaki perubahan yang terencana, sedangkan 

dalarn kejadian-kejadian yang tidak bisa diperhitungkan, 

dan direncanakan sehingga segala sesuatunya dapat 

dipersiapkan sebelumnya. 

-Empowered individuals know that their jobs belong to them. 

Given a say in how things are done, employees fee/more 

responsible. When they f6el responsible, they show more 

initiative in their work, get more done, and enjoy the 

work more." (Wellins, 1991:22) 

Maknanya manakala, pekerja  lebih merasa bertanggung 

jawab maka mereka akan menunjukkan lebih memiliki  

inisiatif, hasil pekerjaannya lebih banyak dan lebih 

menikmati pekerjaannya). 

Sejak terbitnya buku Osbome dari Gabriel Reinventing 

Government, (1992) pengertian empowerimg mempun. 

Yai konotasi yang lain dimulai dengan konsep 

enterpreuneurial spirit yang seharusnya ada pada 

birokrasi yang dapat diartikan bahwa empowerment 

adalah sesuatu peningkatan kemampuan yang 

sesungguhnya potensinya ada, yang usahanya adalah dari 

kurarig berdaya menjadi lebih berdaya.

Misalnya untuk meningkatkan stamina tidak bisa dimulai 

dari tubuh yang sakit akan tetapi dari tubuh yang 

staminanya kurang. Jadi dari sesuatu yang bebas dari 

beban masalah setelah menyelesaikan masalahnya barulah 

dapat diberdayakan. Mungkin juga bisa bersikap 

kebetulan, suatu masalah dapat dijadikan indikator bahwa 

salah satu kemungkinan mengatasinya dengan usaha 

pemberdayaan. 

Dalam kenyataannya bisa membereskan masalah sambil 

menanamkan pemberdayaan sehingga prosesnya lebih 

cepat selesai, walaupun sudah dapat diperkirakan 

kesulitannya. 

Untuk membereskan masalah bisa dilaksanakan dengan 

koordinasi maupun kolabarasi. Koordinasi lebih terfokus 

antar struktural namun kolaborasi terfokus pada antar 

individu.atau kelompok kecil. 

 

5. Keterkaitan Pemberdayaan. 

        Yang dimaksud keterkaitan pemberdayaan yaitu 

adanya konsep lain yang terkait misalnya: 

a. Hubungan antara pemberdayaan dengan adanya 

perubahan, dalam hal ini adanya perubahan 

peningkatan, perbaikan reformasi dan penyempurnaan. Jadi 

dengan adanya pemberdayaan mampu merubah 

adanya perbaikan. 

b.  Perubahan yang direncanakan, artinya perubahan 

yang memang dikehendaki (planned change). Ada 

pula perubahan secara alami atau (unexpected change) 

yaitu perubahan yang berubah dengan sendirinya, 

tanpa ada usaha.  

     Perubahan yang dibiarkan atau secara alami mengalami 

proses yang lebih lama    direncanakan akan mengalami 

proses waktu yang lebih disesuaikan dengan tujuannya. 

Dalam keadaan yang linear orang menghendaki 

perubahan yang  terencana, sedangkan  dalam 

kejadian-kejadian yang tidak bisa diperhitungkan, un-

expected result, unpredictable orang sering 

terpaksamenerima perubahan yang tidak 

direncanakan,perubahan yang mendadak, bahkan 

perubahan yangsebelumnya ridak terduga atau  bahkan 

tidak terpikirkan. 

 biasanya orang senang.menerima perubahan 

yang bisa diperhitungkan dan direncanakan 

sebelumnya. Pemberdayaan sudah tidak lagi 

mengandalkan kepada organisasi struktural yang 

bersifat hirarkis, melainkan sudah berubah andalannya 

kepada kelompok yaitu antar individual dengan 

lingkup yang lebih kecil. 

c. Pemberdayaan dan peranan pengaruh lingkungan 

perubahan yang direncanakan tidak jarang terialu 

statis, orang enggan meherima perubahan lingkungan 

yang seharusnya disuaikan. 

Pernberdayaan terkait juga dengan perubahan yang 

bisa dilakukan dalam keadaan terencana atau tidak 

terencana. Jadi peserta tidak usah khawatir bahwa 

pernberdayaan memerlukan persyaratan tertentu 

sehingga sifat dinamika menjadi berkurang. 

d. Kelompok-kelompok yang mungkin dihadapi pada 

waktu menjalankan perencanaan pernberdayaan, tidak 

mestiberjalan mulus karena anggota satu dan yang lain 

memiliki  perilaku dan cara berfikir yang berbeda-

beda. Oleh sebab itu perlu ada komitmen dari 

kelompok ini . Anggota kelompok ini  

memiliki  perilaku yang berbeda-beda, ada yang 

pasif, aktif, netral dan penghambat. 

 

6. Pemberdayaan SDM 

Pemberdayaan SDM (Empowerment of Human 

Resources), merupakan  suatu aspek manajemen yang 

sangat strategis, karena SDM merupakan daya yang 

bersumber dari manusia yang akan memberi daya 

terhadap sumber-sumber lainnya dalm suatu manajemen. 

bila  manusia tidak dapat menunjukkan daya dan 

memberi  daya terhadap sumber lainnya, maka dapat 

dipastikan manajemen dalam organisasi ini  akan 

tidak tidak efisien.  

Dalam Pemberdayaan Sumber Daya Manusia ada 2 

hal yang perlu dipahami pengertiannya yaitu : 

Pemberdayaan dan Sumber Daya Manusia. Kedua 

perkataan ini disatukan menjadi satu yaitu "Pemberdayaan 

Sumber Daya Manusia". Pengertian tentang 

pemberdayaan telah dikemukakan pada uraian di muka, 

dan selanjutnya akan disajikan tentang pengertian Sumber 

Daya Manusia. 

Untuk memahami pengertian Sumber Daya Manusia 

(SDM) , sebaiknya diawali dari kata kuncinya dahulu 

yaitu:  Daya (energi) dalam konteks SDM adalah"Daya 

yang bersumber dari manusia berupa tenaga atau 

kekuatan yang ada pada diri manusia itu sendiri, yang 

memiliki kemampuan (competency) untuk dinamika, 

artinya untuk bisa maju-positif dalam setiap aspek  

kegiatan dalam lembaga .  

Kegiatan membangun, atau melakukan kegiatan 

pembangunan, adalah suatu proses kegiatan yang 

sistematik, yang ada kelanjutannya untuk lebih baik  

dibandingkan dengan keadaan sebelumnya, baik bagi diri 

manusia itu sendiri, maupun lembaga di mana ia bekerja 

maupun bagi warga  lingkungan dimana kemampuan 

manusia ini  dilaksanakan. Mampu membangun 

berarti"Daya" (energi ) dan adanya kemauan untuk bekerja 

dengan benar dan baik dan  tanggung jawab. Dari 

pengertian SDM ini menunjukkan bahwa tidak semua 

manusia dapat disebut sebagai SDM, karena manusia yang 

tidak memiliki /memiliki daya dalarn arti kemampuan, 

maka itu tidak layak disebut sebagai SDM. 

Menurut  Nawawi mengatakan ada tiga pengertian Sumber 

Daya. Manusia Yaitu: 

a. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di 

lingkungan suatu lembaga (disebut juga personil, 

tenaga kerja, pekerja atau pekerja ) 

b. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi 

sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan 

eksistensinya. 

c. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang 

merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non 

material/non finansial) di dalam organisasi bisnis yang 

dapat diwujudkan menjadi potensi nyata  secara fisik 

dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi. 

         Kata Pemberdayaan dan Sumber Daya Manusia, 

bila  disatukan adalah menjadi "Pemberdayaan Sumber 

Daya Manusia", maka dalam konteks  ini, pengertiannya 

adalah : suatu proses kegiatan usaha untuk lebih 

memberdayakan "Daya manusia" melalui perubahan dan 

pengembangan manusia itu sendiri, berupa kemampuan 

(competency), kepercayaan(confidence), wewenang

(authority), dan tanggung Jawab (responsibility) dalam 

rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan (actifities) organisasi 

untuk meningkatkan kinerja (performance) sebagaimana 

diharapkan dalam bidang lain maupun dalam bidang 

pendidikan. 

            Setiap pemberdayaan merupakan kekuatan yang 

ada pada sebuah lembaga atau organisasi. Sumber daya 

yang tidak berdaya  sama halnya dengan tidak adanya 

sumber daya manusia, walaupun memiliki  

perlengkapan yang lengkap. Peralatan yang lengkap jika 

tidak ada yang bisa mengoperasikan sama halnya 

peralatan ini  tidak ada. 

      Maka dari itu betapa pentingnya pemberdayaan SDM 

dalam suatu lembaga, karena melalui semangat daya yang 

ada pada SDM itu akan  

      dapat memanfaatkan berbagai resources yang ada  

dalam lembaga ini . 

      Peran dalam SDM antara lain: 

1. Tool of management yaitu sebagai alat . 

2. Changes management, pembaharu untuk 

meningkatkan kinerja lembaga. 

3. Sebagai Mediator, dalam rangka meningkatkan 

kinerja 

4. Sebagai Pemikir dalam rangka pengembangan 

organisasi atau lembaga.     

Tujuan dan arti penting sumber daya manusia dapat 

diuraikan sebagai berikut:   

 

a. Tujuan Pemberdayaan SDM 

           Sebagaimana diketahui bahwa sumber dari 

sumber-sumbe (Resources) yang ada dalam manajemen, 

keberadaan SDM dalam manajemen sungguh sangat 

strategis bahkan merupakan kunci untuk keberhasilan 

manajemen dalam rangka pelaksanaan berbagai 

aktifitas untuk mencapai tujuan sebagaimana 

ditetapkan. Hal ini dapat dimaklumi karena betapapun 

ketersediaan dan kelengkapan sumber-sumber lainnya 

hanya dapat bermanfaat, bila  sumber-sumber 

ini  diberdayakan oleh Sumber Daya Manusia yang 

tepat dan handal.  

Oleh karena itu tidak mustahil bahwa usaha 

pencapaian 

tujuan organisasi menjadi tidak efisien dan tidak efektif 

karena daya dalam Surnber Daya Manusia tidak 

menunjukkan dan tidak menggambarkan sebagaimana 

diharapkan. Artinya daya yang bersumber dad manusia 

berupa tenaga atau kekuatan yang ada pada diri 

manusia itu sendiri tidak mampu memberdayakan 

sumber-sumber lainnya (Non Human Resources) sehingga 

tidak memberi manfaat/hasil dalam suatu organisasi. 

Berkaitan dengan hal ini , maka tujuan 

Pemberdayaan SDM adalah terwujudnya SDM yang 

memiliki   kemampuan (competency) yang kondusif, 

adanya wewenang (authority) yang jelas dan dipercayai 

serta adanya tanggung jawab (responsibility) yang 

akuntabel dalam rangka pelaksanaan misi organisasi. 

4. Arti penting Sumber Daya Manusia, sebagaimana 

diketahui, bahwa unsur-unsur manajemen terdiri dari: 

manusia (men), uang (money), metode (method), 

peralatan/perlengkapan (material), mesin (machine) dan 

pasar (market). Unsur-unsur ini  merupakan suatu 

hal yang harus ada dalam manajemen, karena dengan 

tidak adanya salah satu unsur dan unsur-unsur 

dimaksud kecuali manusia akan sangat mempengaruhi 

terhadap tingkat keberhasilan dari manajemen ini . 

Akan tetapi jika manusia tidak ada dalam manajemen, 

maka manaiernen pasti tidak ada. Harold Koontz dan C. 

O'Donnel dalarn bukunya .Principles of An'alysis of 

Managerial Function mengatakan bahwa manajemen 

adalah upaya mencapai tujuan organisasi melalui 

kegiatan orang lain (Management is The Accomplishing of a 

pre-determined obyective through, the effort of the other 

people)  

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, 

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan 

pengendalian sumber daya yang ada (terutama sumber 

daya manusia) untuk mencapai tujuan yang telah 

ditetapkan terlebih dahulu. 

Dari kedua definisi manajemen ini , jelas 

menunjukkan betapa pentingnya SDM dalam manajemen, 

bahkan tercapainya tujuan organisasi sangat ditentukan 

oleh "usaha manusia", baik dalam kegiatan perencanaan, 

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan 

pengendalian. Dengan demikian dapat dikatakan 

keberhasilan manajemen dalam suatu organisasi, baik 

organisasi yang bergerak pada bidang pemerntahan, 

maupun organisasi yang bergerak dalam bidang usaha 

(bisnis), sangat dftentukan oleh SDM yang ada pada 

organisasi ini . Artinya dalam hal ini adalah manusia 

yang memiliki daya, kemampuan sesuai dengan tuntutan 

kebutuhan dalam setiap pelaksanaan kegiatan-kegiatan 

organisasi sehingga terwujudnya kinerja sebagaimana 

diharapkan. 

Ada hal yang sangat penting dalam memperlakukan 

pekerja  struktural maupun fungsional maupun dalam 

kehidupan pada warga .  

           Dalam kehidupan berwarga  atau sosial, bahwa 

pada umumnya seseorang dapat dianggap -sudah dewasa 

bila  orang ini  telah memiliki  usia diatas 14 

tahun, telah kawin, memiliki  anak, memiliki  

pekerjaan sebagai mata pencarian. Konteks seperti ini 

apakah dapat diberlakukan sama halnya dengan seseorang 

pegawai yang telah bekerja dalam suatu organisasi, baik 

organisasi pemerintah maupun swasta dalam bidang 

pendidkan maupun  organisasi bisnis/usaha atau 

organisasi bidang sosial, bahwa pegawai ini  secara 

serta merta dianggap telah dewasa ? Barangkali 

jawabannya dalam hal ini adalah boleh ya dan boleh tidak. 

Untuk lebih jelasnya perlu dipahami apa yang diartikan 

dengann organisasi, prinsip-prinsip suatu organisasi. 

          Pengertian organisasi, yaitu suatu pola kerjasama 

antara orang-orang yang terlibat dalam kegiatan yang 

saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu atau 

ada yang mengartikan sebuah perserikatan  

antara dua orang atau lebih bekerja bersama-sama untuk 

mencapai tujuan yang sudah disepakati. 

           Dari pengertian ini  menunjukkan bahwa 

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sangat 

ditentukan oleh orang-orang yang ada dalam organisasi 

ini , dengan landasan azas-azas ataupun prinsip-

prinsip yang menjadi acuan dalam organisasi ini . 

          Prinsip-prinsip organisasi, dapat digunakan sebagai 

acuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan 

prinsip-prinsip ini  antara lain sebagai berikut: 

a. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai. 

b. Pemahaman tujuan oleh para anggota  

c. Penerimaan tjuan oleh para anggota 

d. Adanya kesatuan arah 

e. Kesatuan perintah 

f. Fungsionalisasi 

g. Pembagian tugas 

h. Kesederhanaan struktural 

i. Adanya pola pendelegasian wewenang 

j. Rentang pengawasan 

k. Keseimbangan antara jasa dan imbalan 

 

           Dengan prinsip-prinsip ini  dipahami dan 

dilaknasakan leh setiap anggota organisasi dalam aktifitas-

aktifitasnya, maka organisasi ini  diharapkan dapat 

berjalan secara efsien dan efektif.          

         Keberadaan dan peran pegawai dalam organisasi 

seperti diketahui, tidak ada organisasi yang bergerak 

dalam suasana vacum, akan tetapi senantiasa bergerak 

dalam suasana dinamis. Hal ini seiring dengan kemajuan 

ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai tuntutan 

kebutuhan akibat berbagai faktor-faktor yang 

mempengaruhi. Mengingat demikian halnya, maka 

keberadaan clan peran pegawai dalam suatu organisasi 

adalah sangat menentukan, karena berhasil tidaknya atau 

mundur majunya organisasi ini  sangat tergantung 

kepada pegawai yang bersangkutan, baik kedudukannya 

sebagai pimpinan maupun kedudukannya sebagai 

pelaksana. 

            Dalam kaitan ini, maka perlu dijawab pertanyaan 

sebagai berikut: 

a. Siapa yang melakukan dan apa yang dilakukan. 

          Hal ini menyangkut penempatan dan penugasannya 

personil. Dan harus disesuaikan dengan tugas job 

diskripsi, analisis jabatan, dan kalsifikasi jabatan. Setelah 

mengetahui tugasnya berapa orang yang diperlukan 

bergantung dengan: (1) kesulitan pekerjaan, (2) waktu 

yang dibutuhkan (3) tingkat kepentingan  

          bila  pertanyaan menyangkut kualifikasi sudah 

barang tentu berkaitan dengan Kemampuan (competency) 

yang dimiliki oleh pegawai yang sesuai denganjabatan 

dalam organisasi ini . Kemampuan yang dimaksud 

dalam hal ini adalah kemampuan manajedal yaitu 

seseorang pegawai dituntut dari mereka dalam 

menduduki berbagai jenjang jabatan Kepemimpinan 

senantiasa memiliki . Kemarnpuan manajerial. 

sedangkan kemampuan teknis (pelaksana) yaitu seseorang 

pegawai dituntut dari mereka dalam melaksanakan tugas 

memiliki  kemampuan operasional. 

Kepada siapa bekerjaan ini  harus dipertanggung 

jawabkan.. Semua itu bergantung dari siapa pekerjaan 

ini  didapat dengan berdasar hirarki yang ada dalam 

struktur organisasi yang sudah menjadi komitmen 

bersama-sama.Dengan demikian maka, organisasi harus 

menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan 

tanggung jawab. Ketidak jelasan tentang wewenang dan 

tanggung jawab justru mencerminkan pegawai tidak jelas 

pula apa yang seharusnya dikerjakan. Ini akan 

menimbulkan pekerjaan menjadi terlantar, terhambat dan 

tidak terselesaikan sesuai dengan program.  

6. Aspek-aspek komponen Pemberdayaan SDM 

Pada uraian-uraian diatas telah dikemukakan, 

bahwa SDM dalam organisasi sangat strategis dan 

menentukan, bahkan keberhasilan organisasi untuk 

mencapai tujuan yang dketapkan justru ditentukan oleh 

faktor sumber daya manusianya. Oleh karena itu suimber 

daya manusia selaku pegawai yang tidak memberi daya 

adalah tidak dikatagorikan sebagai sumber daya manusia 

dalam suatu organisasi. 

Sehubungan dengan itu, maka aspek-aspek atau 

komponen-komponen yang pertu mendapat perhatian 

dalam rangka pemberdayaan sumber daya manusia 

adalah: 

a. Kemampuan (competency) pegawai meliputi 

pengetahuan      (knowledge), keterampilan (skill) dan 

sikap atau perilaku (affitude) 

b. Penempatan pegawai yang sesuai dengan tuntutan 

kebutuhan jabatan, dalam suatu organisasi, artinya 

pegawai yang ditempatkan dalam suatu jabatan 

senantiasa dikaitkan dengan kemampuan yang 

dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan the Right men 

in the Right place). 

c. Kewenangan yang jelas, artinya seseorang pegawai 

yang ditempatkan atau yang diserahi tugas, harus jelas 

kewenangannya. Karena seseorang yang tidak jelas 

kewenangannya akan menimbulkan keragu-raguan 

dalam setiap melakukan kegiatan. bila  demikian 

halnya, maka pegawai (SDM) ini  kurang berdaya 

atau tidak efektif didalam melaksanakan tugas 

tugasnya. 

d. Tanggung jawab pegawai yang jelas, artinya seseorang 

pegawai melakukan tugas atau wewenangnya, 

senantiasa diikuti dengan tanggung jawab. Karena 

dengan demikianlah si pegawai ini  senantiasa 

dituntut bertindak menampilkan yang terbaik dalam 

arti secara efektif dan efisien. 

e.   Kepercayaan terhadap pegawai yang bersangkutan, 

     artinya bahwa seseorang pegawai yang ditugasi atau 

diserahkan wewenang dengan pertimbangan yang 

matang dari berbagai aspek-aspek yang pada 

hakekatnya dapat disimpulkan bahwa yang 

bersangkutan adalah dipercayai atau diberi 

keperdayaan sepenuhnya untuk mengemban tugas, 

wewenang dimaksud. 

f.  Dukungan terhadap pegawai yang bersangkutan 

artinya pegawai ini  kita yakini dan dipercaya 

untuk mengemban misi organisasi. Dalam hal 

memerlukan dukungan dari pihak lain senantiasa 

dapat memberi dukungan untuk keberfiasilan misi 

dan peningkatan, kinerja organisasi. Dukungan yang 

dimaksud baik dari pihak pimpinan maupun 

pihak-pihak lainnya. 

Dukungan dari beberapa pihak yang terkait menjadi 

suatu kekuatan didalam support dalam 

melangsungkan keberhasilan dari sebuah visi maupun 

misi yang diinginkan dalam organisasi. 

Dukungan yang paling bermanfaat, dalam support 

ini  yaitu  minimal menjalankan komitmen yang 

telah dibangun atau disepakati bersama .   

g. Kepemimpinan (leadership) adalah kegiatan 

mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja 

sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan

kepernimpinan sebagaimana dimaksud akan 

menggambarkan: 

- Kemampuan mmpengaruhi orang lain, bawahan,   

atau.kelompok  

- Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan 

atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi 

atau kelompok 

 

h.  Motivasi, merupakan semua kekuatan yang ada dalam 

diri seseorang yang memberi daya, memberi arah dan 

memelihara tingkah laku. Dalam kehidupan 

sehari-hari, motivasi diartikan sebagai keseluruhan 

proses pemberian dorongan atau rangsangan kepada 

para pekerja  (pegawai) sehingga mereka bersedia 

bekerja dengan rela tanpa dipaksa. Dengan demikian 

bahwa pemberian motivasi merupakan hal yang 

sangat penting terhadap sumber daya manusia, agar 

mereka .tetap dan mau melaksanakan pekerjaan (misi) 

lembaga  sesuai dengan kemampuan yang mereka 

miliki dengan ikhlas dan sepenuh hati. Dengan 

motivasi yang tumbuh pada setiap individu yang ada 

pada personil dalam lingkup lembaga akan memberi 

kekuatan pada lajunya organisasi atau lembaga yang 

didasari atas kesadaran pribadi masing-masing.   

 

B. PERENCANAAN PEMBERDAYAAN SDM 

            Mengingat pemberdayaan sumber daya manusia 

Merupakan kunci yang sangat strategis dan menentukan 

terhadap proses kegiatan pelaksanaan roda atau lembaga, 

organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah 

ditetapkan, maka tidak dapat dipungkiri bahwa 

pembentukan sosok sumber daya manusia yang 

dipersyaratkan adalah merupakan  sumber daya manusia 

memiliki  tujuan dai korelasi yang sangat signifikan 

terhadap lembaga, mencakup: 

1 . Produktifitas kerja 

Dengan pemberdayaan, maka produktifitas kerja 

pegawai semakin meningkat kualitas dan kuantitas 

produk., semakin baik, karena technical skill, human skill 

dan managerial skill pegawai semakin baik. 

2. Efisiensi 

Pemberdayaan pegawai memiliki  korelasi yang 

sangat signifikan terhadap peningkatan efisiensi 

tenaga, waktu bahan baku, mengurangi ausnya mesin, 

pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil 

sehingga daya saing organisasi/perusakan berpeluang 

besar. 

3. Pelayanan 

Pemberdayaan senantiasa berorientasi pada 

peningkatan pelayanan yang hakekatnya berorientasi 

pada kepuasan pelanggan (satisfaction customer service), 

karena pemberian pelayanan yang memuaskan akan 

menjadi daya tarik yang sangat penting bagi rekanan 

perusahaan bersangkutan. 

4. Konseptual 

Melalui pemberdayaan, maka setiap pegawai semakin 

cakap dan cepat mengenali berbagai hal dalam 

kehidupan organisasi karena technical skill, human skill 

dan managerial skilinya semakin berkualitas artinya 

tingkat kemampuannya (competency) semakin baik 

5. Kepemimpinan 

Dengan pemberdayaan, kepemimpinan seseorang 

manajer akan lebih baik, human relationsnya lebih luwes, 

motivasi lebih terarah, pembinaan kerjasama baik 

secara vertikal, horizontal maupun diagonal semakin 

baik dan harmonis. 

         Memperhatikan tujuan pemberdayaan sumber daya 

manusia ini , maka dalam rangka pemberdayaannya, 

diperlukan kegiatan perencanaan SDM yang baik dan 

terncana sehingga kegiatan pemberdayaan yang 

dilakukan sesuai dengan yang diharapkan 

         Dalam hubungan perencanan sumber daya manusia, 

ini , ada empat langkah pokok yang dilakukan yaitu: 

1. Perencanaan untuk kebutuhan masa depan. 

Berapa orang dengan kemampuan apa yang 

dibutuhkan organisasi untuk dipertahankan dalam 

operasi selama suatu jangka waktu yang dapat 

diperkirakan dimasa depan. 

2. Perencanaan untuk keseimbangan masa depan. 

Berapa banyak pekerja  yang sekarang.ada dapat 

diharapkan tetap tinggal dalam organisasi. Selisih 

antara angka ini dengan angka yang akan dibutuhkan 

oleh organisasi membawa kelangkah beriknya. 

3. Perencanaan untuk pengadaan dan seleksi atau untuk 

pernberhentian sementara.Bagaimana organisasi 

dapat mencapai jumlah orang yang akan 

diperkirakan. 

4. Perencanaan untuk pengernbangan 

Bagaimana seharusnya pelatihan dan penggeseran 

orang-orang dalam organisasi diatur sehingga 

organisasi akan terjamin dalam hal pengisian yang 

kontinyu akan tenaga-tenaga yang berpengalaman.   

Stoner/Wankel melalui langkah-langkah ini akan 

clapat menentukan kebutuhan sumber daya manusia atau 

pegawai dengan mengkaitkan faktor lingkungan dalam 

organisasi clan faktor lingkungan luarnya. Untuk 

kebutuhan ini  pimpinan akan dapat menetapkan 

bagaimana prosedur rekrutmen, pelatihan dan 

pengembangan yang perlu diikuti, sehingga sumber daya 

manusianya senantiasa dapat tersedia dan up to date sesuai 

dengan tuntutan kebutuhan organisasi. maka selanjutnya 

disajikan dari  sisi  proses perencanaan sumber daya 

manusis yang menekankan pada dua kegiatan utama yang 

harus dilakukan, yaitu 

a. Kegiatan analisis volume dan beban kerja  yang terdiri 

dari tiga kegiatan sebagai berikut : 

1) Melakukan usaha memastikan sebab-sebab 

kebutuhan tenaga keda berdasar  volume dan 

beban kerja yang bersumber dari rencana strategis 

dan rencana  operasional  organisasi. 

2) Memilih teknik peramalan (prediksi) yang  akan 

dipergunakan untuk menetapkan tenaga keda yang 

dibutuhkan, baik kuantitatif maupun kualitatif. 

3) Menetapkan prakiraan kebut bahan tenaga keda 

untuk jangka pendek dan jangka panjang. 

b. Kegiatan analisis kekuatan/kemampuan sumber 

daya manusia yang dimiliki organisasi, dengan dua 

kegiatan sebagai berikut: 

1) Melakukan analisis sumber daya manusia untuk 

mengetahui jumlah clan keterampilan/keahlion 

sumber daya manusia yang dimiliki organisasi. 

2) Hasil analisis ini  diatas dipergunakan' 

untuk merumuskan perkiraan persediaan 

(supp!y) sumber daya manusia baik dari dalam 

maupun dari luar organisasi. 

Maka untuk memastikan dan memutuskan kebutuhan 

sumber daya manusia merupakan suatu yang harus 

dikaitkan dan diselaraskan dengan strategi lembaga baik 

untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 

Dengan menyimak uraian-uraian ini  ditas, makna 

manfaat perencanaan sumber daya manusia adalah 

sebagai  berikut 

a.  Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya 

manusia yang sudah ada.dalam organisasi secara 

lebih baik. 

b.  Melalui sumber daya manusia yang matang, 

produktifitas kerja dari tenaga yang sudah ada dapat 

ditingkatkan. 

c. Perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan 

penentuan akan kebutuhan akan tenaga yang potensi 

kerja dimasa depan, baik dalam arti jumlah dan 

kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan 

menyelenggarakan berbagai aktifitas baru kelak. 

d. Salah satu segi  

yang dewasa ini dirasakan semakin penting ialah 

penanganan informasi kebutuhan personil yang akan 

menempati posisi  kerja.. 

e. Untuk melaksanakan  kegiatan pendahuluan dalam 

melakukan perencanaan termasuk perencanaan 

sumber daya manusia dapat dilakukan melalui 

penelitian. 

f. Rencana sumber daya manusia merupakan dasar 

bagi penyusunan program kerja bagi satuan kerja 

yang menangani sumber daya manusia organisasi. 

 

            Menurut Sondang P. Siagian Pada uraian dimuka 

telah dikemukakan bahwa keberhasilan organisasi sangat

tergantung pada tingkat kemampuan sumber daya 

manusianya, oleh karena itu perencanaan pengembangan 

sumber daya manusia merupakan keharusan atau mutlak 

guna menjamin tersedianya sumber daya manusia yang 

tepat jumla