ermakna ….
A. menambahkan D. melanjutkan
B. mempertentangkan E. menegasikan
C. membandingkan
16. Argumentasi dinyatakan dalam kalimat ….
A. kesatu dan kedua
B. kesatu dan ketiga
C. kedua dan ketiga
D. kesatu
E. ketiga
(Cuplikan di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 17‑18)
Seorang remaja berinisial AAL, gara-gara mencuri sandal, ia harus dimeja hijaukan, kemudian
divonis bersalah. Masyarakat memandang bahwa aparat penegak hukum sudah keterlaluan,
berlaku sistem tebang pilih. Kasus hukum yang ecek‑ecek diperkarakan, sementara masih
banyak kejahatan serius yang dipandang sebelah mata. Koruptor yang menggasak uang
negara miliaran, bahkan triliunan rupiah, dibiarkan melenggang bebas, tidak diotak-atik, tanpa
tersentuh hukum.
17. Cuplikan ini bertopik tentang ….
A. ketidakadilan hukum
B. kriminalitas di masyarakat
C. aparat penegak hukum yang korup
D. kondisi peradilan di Indonesia
E. separuh remaja yang berbuat kriminal
18. Argumentasi dalam cuplikan di atas dinyatakan dalam kalimat ….
A. pertama dan kedua
B. kedua dan ketiga
C. ketiga dan keempat
D. kedua dan keempat
E. pertama dan ketiga
-- 42
(Cuplikan di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 19‑20)
(1) Banyak pejabat daerah, bahkan anggota dewan, tampak berlomba-lomba ingin menunjukkan
perhatian terhadap prestasi mereka. (2) Itulah hal yang diberitakan banyak media akhir-akhir
ini. (3) Namun, sayangnya sangat kurang pemberitaan yang menyoroti pola pendidikan yang
diterapkan di SMK ini selama ini. (4) Seberapa besar pula biaya yang dipungut sekolah
pada para siswanya? (5) Masyarakat tentunya sangat penasaran dengan semuanya itu. (6)
Penularan pola pendidikan yang berlaku di sana sangat penting agar terjadi penyebaran prestasi
dan kreativitas. (7) Kalau toh kurikulumnya sama, fasilitas dan kompetensi gurunya juga tidak
jauh berbeda, seharusnya prestasi seperti itu muncul juga dari sekolah-sekolah menengah atas
(SLTA) lainnya.
19. Pernyataan yang bersifat persuasif dalam cuplikan ini dinyatakan dalam kalimat
bernomor ….
A. (1), (2) D. (4), (5)
B. (2), (3) E. (6), (7)
C. (3), (4)
20. Konjungsi pertentangan dinyatakan dalam kalimat bernomor ….
A. (1) D. (5)
B. (2) E. (7)
C. (3)
Laporan Hasil Observasi 43
A Pengertian
Perhatikanlah teks berikut.
Alunan nada yang membentuk harmonisasi lagu menggema di halaman kampus Universitas
Padjadjaran Jln. Dipati Ukur Bandung, Senin (27/8) siang. Lebih dari sepuluh ribu pasang
tangan memainkan alat musik tradisional angklung dan memanjakan ribuan pasang telinga
yang mendengarnya. Ribuan mahasiswa baru dan ”civitas academica” Unpad memainkan alat
musik tradisional angklung. Mereka begitu kompak. Permainan mereka begitu memukau para
penonton. Acara yang merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-50 Unpad itu membuat
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik ikut terpukau.
(www.angklung‑web‑institute.com)
Teks di atas merupakan contoh laporan hasil observasi karena teks ini mengemukakan
fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Dengan teks ini , pembaca memperoleh
sejumlah pengetahuan ataupun wawasan, bukan hasil imajinasi.
Perhatikanlah teks di bawah ini!
Sekitar dua ratus pelajar SMA, SMK, dan sederajat, berkumpul di depan kantor PDAM
Bandung, Jalan Badaksinga, Minggu (12/8). Setelah melakukan beberapa persiapan, kelompok
pelajar ini melakukan pawai melewati Taman Cikapayang, menyusuri Jalan Ir. H. Juanda,
menuju Bandung Indah Plaza (BIP).
Rombongan ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Paling depan, deretan siswi-siswi
imut. Mereka asyik memainkan mayoret, melakukan koreografi memakai benderanya
masing-masing. Kelompok mayoret ini diikuti dengan marching band, disusul dengan
sejumlah pelajar yang menempeli tubuh mereka dengan papan yang bertuliskan hak-hak
yang patut dituntut remaja. Rombongan diakhiri dengan sekelompok pelajar yang berbaris di
dalam “selimut” berbentuk spanduk yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari sejumlah
sekolah di Bandung.
Informasi yang Anda dapatkan setelah membaca teks di atas, yakni pelaksanaan karnaval
yang dilakukan oleh ratusan pelajar. Karena sifatnya yang informatif, paragraf-paragraf di atas
diklasifikasikan ke dalam jenis laporan. Hal ini sesuai dengan karakteristik laporan, yakni
teks yang bertujuan untuk memberi pengetahuan atau informasi yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca.
III Laporan Hasil Observasi
-- 44
Karakterstik lainnya dari suatu laporan adalah dipenuhinya teks itu dengan fakta. Perhatikan
paragraf pertama pada teks di atas. Setiap kalimat dalam paragraf ini berupa fakta.
1. Sekitar dua ratus pelajar SMA, SMK, dan sederajat, berkumpul di depan kantor PDAM
Bandung, Jalan Badaksinga, Minggu (12/8). (fakta)
2. Setelah melakukan beberapa persiapan, kelompok pelajar ini melakukan pawai melewati
Taman Cikapayang, menyusuri Jalan Ir. H. Juanda, menuju Bandung Indah Plaza (BIP).
(fakta)
berdasar contoh-contoh di atas, laporan hasil observasi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
1. Menyajikan fakta-fakta tentang keadaan peristiwa, tempat, benda, atau orang. Misalnya,
contoh 1 menggambarkan keadaan peristiwa dan contoh 2 keadaan tempat.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembacanya.
Fakta-fakta dari hasil observasi akan lebih jelas dan menarik apabila disertai dengan gambar
yang berupa tabel, grafik, atau bagan. Ketiga jenis gambar grafis itu juga mudah kita jumpai
dalam bacaan-bacaan, bukan? Tabel, grafik, dan bagan di dalam suatu laporan juga berfungsi
untuk membantu memperjelas fakta di samping menjadikan suatu laporan itu lebih menarik.
Seperti halnya tabel, kehadiran grafik dalam suatu laporan berfungsi untuk memvisualisasikan
fakta-fakta sehingga lebih jelas dan mudah dipahami. Dengan pemanfaatan grafik, pembaca akan
lebih mudah memahami laporan yang dimaksud oleh penulisnya.
B Fungsi, Struktur, dan Kaidah Teks Laporan Observasi
1. Fungsi Teks Laporan Observasi
Teks laporan observasi tergolong ke dalam jenis teks faktual.Teks ini bertujuan
memaparkan informasi atau fakta-fakta mengenai suatu objek tertentu. Objek yang dimaksud
bisa keadaan alam, perilaku sosial, kondisi budaya, benda, dan sejenisnya. Cara pengumpulan
faktanya dapat dilakukan dengan pengamatan biasa, wawancara, ataupun penelitian lapangan
dan laboratorium secara intensif. Dengan cara ini , suatu objek dapat digambarkan
dengan kata-kata secara jelas. Dengan demikian, pembaca dapat memperoleh gambaran
umum tentang suatu objek, baik itu berupa suasana alam, pelaksanaan suatu kegiatan,
keberadaan organisasi, ataupun yang lainnya.Wujud teksnya dapat berupa artikel, makalah,
ataupun laporan penelitian.
Contoh laporan observasi dapat disajikan dalam bentuk populer. Pilihan kata dalam
bentuk populer cenderung subjektif dan banyak kata konotatif di dalamnya. Selain itu, sebuah
laporan observasi dapat disajikan pula secara formal atau bergaya karya tulis ilmiah. Kata-
kata yang dipakai dalam bentuk formal bersifat lugas (denotatif). Baik yang berbentuk
formal ataupun populer, secara umum teks laporan observasi bertujuan untuk menyampaikan
fakta dengan sejelas-jelasnya.
Adapun dalam posisinya sebagai suatu laporan, baik yang menjelaskan kegiatan,
perjalanan, penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan sejenisnya, teks ini
berfungsi sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban atas suatu kegiatan yang dilaksanakan
Laporan Hasil Observasi 45
penulisnya. Dengan laporan ini , penulis harus memaparkan berbagai hal yang telah
dilakukan. Demikian halnya dengan laporan hasil observasi, penulis harus menjelaskan
kegiatan-kegiatan penting yang telah dilakukan selama melakukan observasi atas objek
tertentu beserta hasil-hasilnya.
Langkah-langkah kegiatan observasi dan hasilnya kemudian dituangkan dalam bentuk
laporan. Tujuannya agar kegiatan yang telah dilakukan dapat diketahui secara jelas oleh
pihak yang memberi tugas atau yang berkepentingan. Melalui laporan observasi kondisi
nyata tentang objek yang diobservasi dapat dipahami secara jelas dan terperinci.
Misalnya, objek yang diobservasi itu tentang kebiasaan masyarakat tertentu dalam
merayakan upacara pernikahan. Fakta-fakta penting dalam upacara itu dapat disajikan dengan
lengkap karena disertai dengan foto-foto, gambar-gambar grafis, dan berbagai informasi
lainnya. Dengan paparan-paparan yang tersaji dalam laporan itu, kita dapat mengetahui dan
memahami tata cara pernikahan masyarakat itu secara terperinci, mulai dari awal hingga
upacara berakhir.
Perhatikan teks berikut.
Ribuan orang menyaksikan upacara adat tradisional Grebek (sesaji) dari Keraton
Kesultanan Yogyakarta, yang berlangsung di alun-alun utara keraton itu, Senin (17/12)
lalu.
Upacara adat tradisional Grebek yang diadakan setahun sekali, yakni pada Lebaran
atau Lebaran hari kedua, berlangsung sekitar 40 menit, sejak pukul 09.50 WIB hingga
pukul 10.30 WIB. Berbagai uborampe (barang) dan udik‑udik (sesaji), berupa jenis
sayuran, buah-buahan, dan makanan tradisional yang ditata dan disusun seperti bentuk
gunung, dikirab oleh para prajurit abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan rute dari dalam
keraton (Pagelaran).
Pada saat dibawa keluar dari dalam Keraton Yogyakarta, dikirabkan di alun-alun utara
keraton ini dan dibawa ke Pengulon atau salah satu gedung yang berada di sebelah
Masjid Besar keraton itu, gunungan (sesaji berbentuk gunung) menjadi tontonan menarik
ribuan penonton. Sesampainya di Pengulon, sesaji antara lain apel, jeruk, kacang panjang,
telur rebus, dan jadah (makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan) itu didoakan
oleh para abdi dalem terlebih dahulu, baru selanjutnya diperebutkan oleh para warga yang
menonton.
Sebagian warga mempunyai keyakinan bahwa sesaji itu bisa mendatangkan berkah
atau keselamatan dan berbagai hal yang positif bagi orang yang memilikinya. Penonton
upacara adat tradisional ini tidak hanya datang dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ada juga yang berasal dari luar provinsi Yogyakarta, seperti dari Solo (Jateng). Bahkan,
sebagian kecil adalah wisatawan mancanegara.
(Sumber: Suara Karya Online dengan beberapa penyesuaian).
Teks di atas melaporkan prosesi upacara Grebek di Keraton Kesultanan Yogyakarta.
Laporan itu tentu saja bermanfaat bagi banyak pihak, termasuk warga masyarakat pada umumnya.
Dengan membaca teks ini , kita mengetahui secara jelas tentang tata pelaksanaan upacara
Grebek yang biasa dilaksanakan di Keraton Kesultanan Yogyakarta, termasuk sikap warga
atas pelaksanaan upacara ini , misalnya, ingin menyaksikan langsung upacara itu pada
suatu kesempatan. Mungkin pula muncul sikap kecintaan terhadap budaya bangsa sendiri
dan keinginan untuk melestarikannya.
-- 46
2. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Struktur laporan observasi dapat disajikan secara populer dan ilmiah. Kedua bentuk
laporan ini kelengkapan bagian yang berbeda. Laporan populer memiliki bagian-bagian
yang lebih fleksibel, tetapi bagiannya tidak lengkap. Hal itu sebagaimana yang tampak pada
artikel dalam surat kabar atau majalah. Sementara itu, laporan ilmiah memiliki bagian lebih
lengkap dan sistematika yang teratur.
Laporan hasil observasi pada umumnya disajikan dalam bentuk karya tulis atau yang
lazim disebut dengan makalah. Adapun yang dimaksud dengan makalah adalah karya tulis
yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan masalah berdasar hasil membaca
atau hasil pengamatan lapangan. Makalah biasanya disusun untuk diskusi-diskusi resmi,
seperti simposium, seminar, atau lokakarya. Makalah sering pula disebut paper, yakni tugas
tertulis pada suatu mata pelajaran yang penyusunannya bisa berupa hasil kajian hasil obervasi
lapangan.
Makalah disajikan dalam bagian-bagian sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas meliputi, latar belakang masalah,
perumusan masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika pembahasan.
b. Pembahasan
Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengembangkan
jawaban terhadap masalah yang dirumuskan. Pembahasan masalah dilengkapi dengan
data lapangan (hasil observasi) serta pendapat-pendapat penulis itu sendiri. Bagian ini
boleh saja disusun lebih dari satu bagian.
c. Kesimpulan
Kesimpulan adalah pemaknaan kembali terhadap uraian yang telah dibuatnya pada
bagian pembahasan. Bagian ini merupakan hasil pemaknaan kembali pembahasan,
bukan ringkasan isi. Dalam mengambil kesimpulan ini penulis harus mengacu pada
permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
Adapun sebagai suatu teks pada umumnya, terlepas bentuknya berupa makalah ataupun
artikel populer, struktur laporan observasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut: definisi
umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi kegunaan.
S
tru
kt
ur
T
ek
s
La
po
ra
n
O
bs
er
va
si
Definisi Umum
Deskripsi per bagian
Deskripsi kegunaan
Bagian I
Bagian II
Bagian III, dst.
Laporan Hasil Observasi 47
a. Definisi umum, menjelaskan objek yang diobservasi, baik itu tentang karakteristik,
keberadaan, kebiasaan, pengelompokan, dan berbagai aspek lainnya.
Contoh:
Makhluk di muka bumi ini dapat dikelompokkan atas persamaan dan perbedaannya,
baik itu berdasar kehidupannya, kebiasaan, dan karakteristik umum lainnya.
b. Deskripsi per bagian, menjelaskan aspek-aspek tertentu dari objek yang diobservasi.
Contoh:
Semua makhluk di dunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu
benda hidup dan benda mati. Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang
kedua disebut benda mati. Benda hidup mempunyai ciri-ciri umum, seperti bergerak,
bernapas, tumbuh, dan mempunyai keturunan. Benda hidup juga membutuhkan
makanan. Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai
ciri-ciri umum ini . Kera, tumbuh-tumbuhan, ikan, dan bunga adalah contoh benda
hidup. Sementara itu, kaca, air, plastik, baja, dan oksigen adalah contoh benda mati.
c. Deskripsi manfaat, menjelaskan kegunaan dari paparan tema yang dinyatakan sebelumnya.
Dengan adanya pengelompokan ini , kita menjadi mudah dalam mempelajari
makhluk-makhluk itu, termasuk dalam memanfaat kan nya.
Berikut contoh analisis lainnya.
Teks Struktur
Ragam Cara Berbagi, Peduli Korban Banjir Judul
Musibah banjir di Jakarta sudah merupakan musibah tahunan.
Musibah ini bukan semata melumpuhkan akses transportasi
yang kemudian membatasi aktivitas warga dan merugikan
berbagai pihak. Banjir telah memakan banyak korban, jumlah
pengungsi pun terus bertambah di sejumlah titik banjir di Jakarta
hingga Bekasi. Berbagai pihak pun mulai mengulurkan tangan
untuk memberi bantuan dan menunjukkan kepedulian. Dari
bantuan komunitas, yayasan, organisasi internasional, relawan,
hingga situs belanja online juga turun tangan.
Definisi umum berupa
penjelasan tentang kon -
disi banjir di Jakarta
Sementara itu, organisasi kemanusiaan internasional yang
fokus pada pemenuhan hak anak, Plan Indonesia berkoordinasi
dengan BNPB untuk menyalurkan bantuan nonpangan.Pada 18
Januari 2013, Plan Indonesia mendistribusikan paket bantuan non
pangan untuk 2668 warga yang tinggal di tenda-tenda darurat,
tepatnya di Ke lu rahan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
“berdasar pantauan tim tanggap darurat Plan Indonesia,
kondisi kesehatan anak-anak di Rawa Buaya mulai terganggu.
Sedikitnya ada 100 kasus diare dan saluran pernapasan, yang
dilaporkan ke petugas kesehatan setiap hari, sejak Rabu lalu.Plan
berharap anak-anak di lokasi pengungsian mendapatkan prioritas
bantuan,” kata Country Director Plan Indonesia, Peter La Raus,
dalam siaran persnya.
Deskripsi bagian, yaitu
tentang peran Plan
Indo nesia, sebagai salah
satu organisasi kema-
nusiaan internasional
dalam membantu masa-
lah banjir di Jakarta
-- 48
Bantuan nonpangan ini berupa selimut, perlengkapan sanitasi
dan kebersihan. Tak hanya di Cengkareng, bantuan ini juga akan
didistribusikan di Kampung Melayu dan Bendungan Hilir.
Tak hanya Plan yang cepat tanggap dengan kondisi korban
banjir di pengungsian.Yayasan Lampu Hati berkolaborasi dengan
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, Relawan UI dan Tower
Bersama Infrastruktur Grup juga bergerak bersama melakukan
evakuasi, mendistribusikan bantuan, termasuk mendirikan posko
bantuan dan kesehatan.
Posko bantuan didirikan untuk membantu para pengungsi
dengan menyediakan berbagai kebutuhan seperti air mineral,
nasi bungkus, mie instan, biskuit, bubur bayi, susu, teh, diaper,
selimut hingga pembalut wanita.
“Yayasan Lampu Hati bergerak sangat cepat melihat kondisi
ini. Kami berkoordinasi dengan tim relawan UI untuk segera
melakukan evakuasi bekerja sama dengan tim PKPU. Dengan
kekuatan sosial media kami melakukan broad cast message
memakai berbagai platform. Tujuannya untuk mendapat
dukungan dari teman-teman, sahabat, kerabat dan masyarakat
banyak untuk membantu semampunya. Alhamdulillah, berbagai
respons dan bantuan kami peroleh dengan cepat juga,“ ujar Vinna
Novetri pendiri sekaligus Ketua Yayasan Lampu Hati. Kegiatan
evakuasi dan memberi bantuan akan terus dilakukan sampai
kondisi banjir sudah membaik dan masyarakat sudah kembali ke
tempat tinggal masing-masing. Selanjutnya, Lampu Hati berharap
tindak lanjut dan upaya Pemerintah mengatasi banjir dilakukan
dengan berbagai proyek nyata.
Deskripsi bagian, yaitu
tentang peran Yayasan
Lampu Hati dalam mem-
bantu masalah banjir di
Jakarta.
Berbagai pihak tergerak untuk menjadi relawan memberi
bantuan secara mandiri dengan tetap berkoordinasi agar bantuan
tepat sasaran. Inilah yang juga dilakukan relawan jurnalis fashion‑
lifestyle, yang menggalang dana melalui broadcast message.
Dalam 24 jam, sejumlah bantuan terkumpul, baik pakaian,
keperluan anak hingga dewasa, juga nasi bungkus. Dengan
mendapatkan bantuan dari marinir untuk modal transportasi
dan pengamanan, bantuan berhasil didistribusikan di sejumlah
kawasan, seperti kawasan Lapangan Ros Tebet, pemukiman
Kampung Arus Cawang, juga kawasan Pesing, Grogol pada
Sabtu, 19 Januari 2013.
Deskripsi bagian, yaitu
tentang peran pihak
lainnya dalam mem-
bantu masalah banjir di
Jakarta.
Anda pun bisa bertindak nyata untuk meringankan beban korban
banjir. Dengan menyalurkan bantuan sesuai kemampuan, melalui
berbagai wadah yang berkoordinasi dengan berbagai posko agar
bantuan bisa tepat sasaran. (Kompas)
Deskripsi manfaat,
yaitu tentang pengaruh
positif dari adanya
bantuan-bantuan bagi
korban banjir.
Laporan Hasil Observasi 49
3. Kaidah Teks Laporan Observasi
Laporan observasi yang bersifat populer tampak pada kata-katanya yang subjektif.
Banyak kata konotatif di dalamnya. Adapun laporan observasi yang bersifat ilmiah tampak
pada kata-katanya yang lugas dan baku. Laporan ilmiah mengutamakan kejelasan dan
keakuratan fakta. Oleh karena itu, laporan ini sering dilengkapi dengan gambar-gambar
grafis, seperti tabel, grafik, dan bagan.
Perhatikan contoh berikut.
Bencana yang Terjadi di Desa Sagalaherang
Tahun 2010-2012
Jenis Bencana 2010 2011 2012
1. Tanah longsor 12 11 9
2. Banjir bandang 4 5 7
3. Kebakaran 8 9 12
Tabel di atas menjelaskan laporan hasil obervasi tentang peristiwa bencana yang
didengar dan disaksikan oleh Pak Gani selama ia tinggal di Desa Sagalaherang. berdasar
hasil pengamatan lapangannya, ia kemudian menuangkannya ke dalam catatan seperti yang
tampak pada tabel di atas. Dengan sajian tabel itulah, fakta-fakta yang diperoleh Pak Gani
menjadi lebih jelas dan mudah dipahami pembacanya.
Selain dalam bentuk tabel, fakta-fakta atau data seperti itu dapat pula diungkapkan dalam
bentuk grafik atau bagan.
Gambar
Jumlah Bencana Alam di Kota Salakadangda Tahun 2010-2012
Seperti halnya tabel, kehadiran grafik dalam suatu laporan berfungsi untuk memvisuali-
sasikan fakta-fakta sehingga lebih jelas dan mudah dipahami. Melalui grafik, pembaca sangat
mudah memahami laporan yang hendak disampaikan oleh penulisnya.
Adapun kaidah teks laporan observasi berdasar kebahasaannya adalah sebagai berikut.
a. Banyak memakai kata benda atau peristiwa umum sebagai objek utama
pemaparannya. Benda-benda yang dimaksud bisa berupa gunung, sungai, keadaan
penduduk, peristiwa banjir, bencana alam, dan peristiwa budaya.
-- 50
b. Banyak memakai kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan
suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa.
Contoh:
Musibah banjir di Jakarta bukan semata melumpuhkan akses transportasi yang
kemudian membatasi aktivitas warga dan merugikan berbagai pihak. Banjir telah
memakan banyak korban, jumlah pengungsi pun terus bertambah di sejumlah titik
banjir di Jakarta hingga Bekasi. Berbagai pihak pun mulai mengulurkan tangan untuk
memberi bantuan dan menunjukkan kepedulian. Dari bantuan komunitas, yayasan,
organisasi internasional, relawan, hingga situs belanja online juga turun tangan.
c. Banyak memakai kopula, yakni kata adalah, merupakan, yaitu. Kata-kata itu
dipakai dalam menjelaskan pengertian atau konsep.
Contoh:
1) Darah adalah cairan merah yang kental. ada sekitar 3,5 liter darah pada rata-
rata tubuh manusia dan dapat digolongkan menjadi golongan A, B, O, dan AB.
2) ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Pembuluh darah
arteri adalah pembuluh darah yang lebar. Pembuluh darah jenis ini menyalurkan
darah ke seluruh bagian tubuh. Darah pada pembuluh arteri berwarna merah cerah
dan mengandung oksigen. Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang
sempit. Pembuluh darah jenis ini memiliki dinding yang tipis dan tidak elastis.
Adapun pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil.
3) Jantung adalah organ yang berbentuk seperti kerucut. Jantung terletak di tengah
dada bagian dalam. Jantung merupakan organ yang tebal, berotot, dan mempunyai
empat bilik. Rata-rata jantung mempunyai ukuran panjang kira-kira 13 cm, lebar 9
cm, dan tebal 6 cm. Berat jantung sekitar 300 gram.
d. Banyak memakai kata yang menyatakan pengelompokan, perbedaan, atau
persamaan.
Contoh:
1) Semua benda di dunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu benda
hidup dan benda mati.
2) Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai ciri-
ciri umum ini .
3) Harimau (Panthera tigris) digolongkan ke dalam mamalia, yaitu binatang yang
menyusui.
e. Banyak memakai kata yang menggambarkan sifat atau perilaku benda, orang, atau
suatu keadaan. Ini berkaitan dengan kepentingan di dalam memaparkan suatu objek
dengan sejelas-jelasnya.
Contoh:
1) Sekitar dua ratus pelajar SMA, SMK, dan sederajat, berkumpul....
2) Kelompok pelajar ini melakukan pawai...
3) Rombongan ini terbagi....
4) Mereka asyik memainkan....
5) ... sekelompok pelajar yang berbaris
6) di dalam “selimut” berbentuk spanduk....
7) ... yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari sejumlah sekolah di Bandung.
Laporan Hasil Observasi 51
Contoh lainnya.
Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Tumbuh-
tumbuhan tidak mempunyai otak, jantung, paru-paru, dan darah, tetapi hidup. Selain
itu, tumbuh-tumbuhan dapat melakukan sesuatu yang sangat penting yang tidak dapat
dilakukan oleh binatang. Tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan makanan sendiri,
sedangkan binatang tidak. Rumput, gandum, dan tanaman keras adalah jenis tumbuh-
tumbuhan. Namun, tidak semua tumbuh-tumbuhan mempunyai bunga. Oleh karena
itu, tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tumbuh-tumbuhan berbunga
dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga. Mawar, jagung, dan tanaman buah mempunyai
bunga, tetapi jamur, lumut, dan pakis tidak.
Dalam contoh di atas, pemaparan tumbuhan didahului oleh penggunaan kata
mempunyai. Di samping itu, dapat pula digambarkan langsung oleh penggunaan kata-
kata yang menyatakan keadaan, seperti bergerak, melakukan, menghasilkan, berbunga,
dan sejenisnya.
f. Banyak memakai kata-kata teknis (istilah ilmiah) berkaitan dengan tema (isi) teks.
Hal ini terkait dengan sifat laporan itu sendiri yang pada umumnya merupakan teks yang
bersifat keilmuan.
Contoh:
Binatang dapat dibagi menjadi vertebrata dan invertebrata. Makhluk vertebrata
mempunyai tulang belakang yang meliputi manusia, burung, anjing, katak, dan lain-
lain. Sementara invertebrata tidak mempunyai tulang belakang yang meliputi ubur-
ubur, kupu-kupu, dan laba-laba. ada lima kelompok vertebrata, yaitu mamalia,
burung, amfibi, reptilia, dan ikan.
Istilah vertebrata, invertebrata, dan yang lainnya merupakan kata-kata teknis bidang
biologi. Kata-kata itu muncul terkait dengan tema teks yang berkenaan dengan masalah
ilmu hayat.
g. Banyak melesapkan kata yang mengatasnamakan penulis (bersifat impersonal). Kata-
kata saya, kami, penulis, dan peneliti sering dihilangkan dengan digantikan oleh bentuk
kalimat pasif.
Contoh:
Personal Impersonal
1) Di Indonesia, saya menemukan
harimau di hutan dan hutan bakau di
Pulau Sumatra dan Jawa.
Di Indonesia harimau dapat ditemukan di
hutan dan hutan bakau di Pulau Sumatra
dan Jawa.
2) Yang pertama kami sering me nye-
butnya makhluk hidup dan yang kedua
kami menyebutnya makhluk mati.
Yang pertama sering disebut makhluk hidup
dan yang kedua disebut makhluk mati.
3) Semua benda di dunia ini dapat penulis
klasifikasi menjadi dua kelompok,
yaitu benda hidup dan benda mati.
Semua benda di dunia ini dapat diklasifikasi-
kan menjadi dua kelompok, yaitu benda
hidup dan benda mati.
-- 52
C Perbandingan Teks Laporan Observasi
1. Teks Laporan Observasi dengan Teks Eksposisi
Teks laporan observasi tergolong ke dalam genre faktual, seperti halnya teks prosedur,
eksposisi, eksplanasi, dan negosiasi. Namun, dari segi fungsi teks ini dapat dikelompok-
kan ke dalam teks paparan, yakni teks yang bertujuan untuk menjelaskan suatu topik tertentu
dengan sejelas-jelasnya. Untuk itulah, teks ini sering kali memakai media-media
grafis, seperti tabel, grafik, dan bagan.
Perhatikanlah kedua cuplikan teks di bawah ini.
Teks 1 Teks 2
Sekitar dua ratus pelajar SMA, SMK, dan
sederajat, berkumpul di depan kantor PDAM
Bandung, Jalan Badaksinga, Minggu (12/8).
Setelah melakukan beberapa persiapan,
kelompok pelajar ini melakukan pawai
melewati Taman Cikapayang, menyusuri
Jalan Ir. H. Juanda, menuju Bandung Indah
Plaza (BIP) (Pikiran Rakyat).
Aduh, hari ini aku harus belajar untuk ujian
matematika untuk besok. Pulang sekolah
ada janji mau kerja kelompok biologi. Tugas
prakarya bahasa Indonesia belum selesai
lagi. Bagaimana nih?
Kalau kamu sering mengalami hal seperti
itu, hati-hati lho... Mungkin kamu punya
kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Kalau
semua pekerjaan harus dikerjakan dalam
waktu yang bersamaan, kamu akan kehabisan
napas. Waktu terasa sempit, dan pekerjaan
yang dilakukan pun hasilnya tidak akan
optimal. (Ridho Muhammad Zulkarnaen)
Teks yang telah Anda baca memiliki karakter yang berbeda. Teks yang pertama
menyajikan fakta-fakta tentang adanya suatu peristiwa atapun kejadian. Sementara itu, teks
yang kedua berisi pendapat-pendapat ataupun saran-saran. Teks yang pertama itulah yang
dikategorikan sebagai teks laporan observasi. Dikatakan demikian karena di dalamnya tersaji
sejumlah fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan. Dengan contoh ini dapat
disimpulkan bahwa teks yang berupa laporan berisikan sejumlah fakta. Sementara itu, teks
yang di luar kategori ini wujudnya bukan fakta, melainkan hanya berupa pendapat-
pendapat atau saran-saran; mungkin pula berupa imajinasi atau sesuatu yang lain. Cuplikan
ini merupakan bagian dari teks eksposisi.
Pemilihan kata merupakan syarat lain yang harus diperhatikan dalam suatu penyajian
laporan. Kata-kata dalam laporan berbeda dengan yang ada pada teks lainnya, misalnya
anekdot. Laporan mensyaratkan penggunaan kata yang berbeda dengan yang biasa dipakai
dalam karya sastra ataupun kata-kata sehari-hari. Kata-kata dalam suatu laporan harus lugas
dan terbebas dari makna kias.
1. Makna lugas atau makna denotatif adalah makna yang tidak mengalami perubahan
ataupun penambahan. Makna itu sesuai dengan konsep asalnya. Lugas dalam hal ini
disebut juga ‘makna asal’. Makna inilah yang harus dipakai dalam karya ilmiah.
Misalnya, apabila dipakai kata panas, maka makna panasi dalam karangan ilmiah
harus berarti ‘suhu’ dan tidak boleh bermakna yang lainnya.
Laporan Hasil Observasi 53
2. Makna kias atau makna konotasi adalah makna yang berdasar perasaan atau pikiran
seseorang. Makna konotasi sebenarnya merupakan makna denotasi yang telah mengalami
penambahan. berdasar perasaan atau pikirannya, seseorang melakukan penambahan-
penambahan makna, baik itu yang berupa pengkiasan ataupun perbandingan dengan benda
atau hal lainnya. Misalnya, dalam makna kias, kata panas bisa bermakna lain-lain.
Contoh:
1) Setelah dia bicara, diskusi itu semakin panas.
2) Hatiku panas mendengar ocehan orang itu.
Makna kata panas dalam kedua kalimat di atas tidak berarti ‘suhu’, melainkan ‘marah’
atau emosi.
Suatu laporan harus menghindari penggunaan kata-kata bermakna konotasi. Kata-kata
yang dipakai dalam laporan bersifat apa adanya. Kata-kata yang dipakai dalam laporan
diupayakan memiliki maksud yang jelas. Oleh karena itulah, dalam suatu laporan banyak
dijumpai definisi, untuk menjelaskan suatu kata atau konsep agar diperoleh keajegan makna
dan dapat terhindari dari kesimpangsiuran maksud antara penulis dengan pembacanya.
Jenis Teks Ragam Bahasa
1. Laporan observasi Lugas, baku
2. Karya sastra Bahasa sastra, konotatif, ada rekayasa.
3. Anekdot Bahasa sehari-hari
Penulisan laporan tidak bisa lepas dari penggunaan istilah, baik itu istilah yang
berhubungan dengan kegiatan observasi maupun dalam bidang penulisan laporan itu
sendiri. Dalam kaitannya dengan kegiatan observasi, akan muncul istilah-istilah seperti
metodologi, populasi, sampel, asumsi, dan sebagainya. Apabila bidang pembahasannya
tentang kependudukan, akan muncul istilah-istilah seperti natalitas, mortalitas, migrasi,
dan angka pengangguran. Sementara itu, apabila pembahasan atau hal yang diobservasi itu
berkenaan dengan bidang pendidikan, muncullah istilah siswa, kurikulum, pembelajaran, dan
sejenisnya. Dalam bidang ilmu hayat, dipakai kata-kata seperti vertebrata, invertebrata,
mamalia, atau proses oksidasi.
Perhatikan cuplikan teks berikut!
Semangat kerja keras dan disiplin yang tinggi harus dipupuk terus menerus. Untuk itu,
diperlukan kemampuan organisasi untuk membangkitkan suatu mekanisme pemantauan
atau pengawasan terhadap perilaku bawahan sehari-hari. Pada batas tertentu, sebagai
tindak lanjut pengawasan preventif secara dini dapat diterapkan secara konsisten peraturan-
peraturan disiplin pegawai. Dengan disiplin yang tinggi, segala persoalan dapat teratasi.
Cuplikan teks di atas pun lebih banyak mengemukakan pendapat. Teks ini
mengemukakan pentingnya semangat kerja keras dan disiplin dari seorang pegawai.Untuk
menyatakan pendapatnya itu, penulis mengemukakan alasan-alasan, contoh-contoh, dan
fakta-fakta. Dalam teks di atas, penulis mengemukakan alasan, yakni dinyatakan pada bagian
terakhir: “Dengan disiplin yang tinggi, segala persoalan dapat teratasi.” Alasan, contoh,
ataupun fakta-fakta itu dipakai penulis untuk meyakinkan pembaca bahwa pendapat yang
dikemukakannya itu benar.
-- 54
Dengan demikian, walaupun memiliki banyak kesamaan bentuk dengan laporan observasi,
teks di atas lebih tepat disebut sebagai bagian dari teks eksposisi yang berbentuk esai. Di
dalam eksposisi, ada sejumlah pendapat ataupun argumen di samping fakta-fakta. Dalam
hal inilah ada kesamaan antara eksposisi dengan laporan observasi. Kedua jenis teks ini
sama-sama memerlukan fakta. Hanya saja dalam artikel, fakta fungsinya sebagai sarana untuk
meyakinkan pembaca akan suatu pendapat. Sementara itu, dalam laporan observasi, fakta
memiliki fungsi utama sebagai sarana untuk memperjelas hasil pengamatan itu sendiri.
Berikut contoh cuplikan esai lainnya.
Figur dokter Puskesmas bukanlah figur dokter rumah sakit. Mereka dokter lapangan yang
menyisihkan dua pertiga jam kerjanya bukan di kamar praktik. Mereka harus menyatu
dengan masyarakat, memberi penyuluhan, dan motivasi tentang hidup sehat, bahkan
sebagai sumber gagasan dan gerakan sosial masyarakat. Dokter Puskesmas juga harus
dapat bertindak sebagai manajer sekaligus sebagai klinisi.
Paragraf ini tidak tergolong ke dalam bagian dari laporan karena di dalamnya
lebih banyak mengandung pendapat. Penulis bertujuan meyakinkan pembacanya bahwa
figur dokter Puskesmas tidak sama dengan figur dokter rumah sakit. Untuk itu, kemudian ia
mengemukakan sejumlah pernyataan lainnya yang bisa meyakinkan pendapat sebelumnya
Hanya saja di dalam paragraf ini tidak ada alasan, contoh, ataupun fakta-fakta.
Untuk lebih jelasnya mengenai persamaan dan perbedaan laporan observasi dengan
eksposisi (esai) adalah sebagai berikut.
a. Persamaan
1) Teks eksposisi dan laporan observasi sama-sama menjelaskan suatu tema,
permasalahan, atau kondisi tertentu.
2) Teks eksposisi dan laporan observasi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat
atau diperjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lainnya.
3) Teks eksposisi dan laporan observasi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis
dalam pembahasannya.
4) Teks eksposisi dan laporan observasi sama-sama memerlukan pengamatan, sikap,
dan keyakinan.
b. Perbedaan
1) Tujuan laporan observasi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca
memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Teks eksposisi pada umumnya
bertujuan untuk memengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa
pendapat, sikap, dan keyakinan penulis itu benar.
2) Laporan observasi memakai contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan
sesuatu yang kita kemukakan. Teks ekposisi memberi contoh, grafik, dan lain-
lainnya itu untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
3) Penutup pada akhir laporan observasi menegaskan tentang manfaat dari sesuatu
yang telah diuraikan sebelumnya. Penutup pada akhir eksposisi berupa penegasan
ulang uraian sebelumnya.
Laporan Hasil Observasi 55
2. Teks Laporan Observasi dengan Teks Cerita dan Teks Nonfaktual
Lainnya
Perhatikanlah teks berikut.
Cerita rakyat Tengger ini bermula dari sepasang suami istri bernama Ki Umah dan
istri serta anaknya bernama Joko Tengger. Kehidupan mereka bertiga cukup tenteram.
Joko Tengger seorang pemuda yang baik hati, ramah dan suka menolong orang lain.
Pada suatu hari Joko Tengger disuruh menjual hasil ladang ayahnya ke kota. Kekuatan
badannya sungguh luar biasa, dia dapat membawa seluruh hasil panennya dengan selaras
batang cemara. Keistimewaan dan kekuatan badan Joko Tengger sampai terdengar pada Sri
Sultan di Ker tasura. Raja memberi perintah memanggil Joko Tengger agar menghadap. Sri
Sultan ingin membuktikan kekuatan yang dimiliki Joko Tengger. Joko Tengger akhirnya
mengabdi di kerajaan Kertasura.
Pada suatu hari Sri Sultan bertanya kepada Joko Tengger, “Joko Tengger, senjata
apakah yang kau miliki?”
Joko Tengger berkata penuh hormat, “Ampun Sri Sultan, hamba tak memi liki senjata
apa pun karena orangtua hamba tak pernah mewariskan kepada hamba.”
Bersabdalah Sri Sultan, “Sayang sekali, engkau tak memiliki senjata, padahal senjata
itu perlu bagi dirimu sebagai seorang prajurit, Joko Tengger.”
Dengan sepintas membaca teks di atas, kita dengan mudah memperoleh gambaran
perbedaannya dengan laporan observasi. Perbedaan-perbedaan itu tampak pada banyak
hal, baik isi, struktur, dan kaidah bahasanya.Teks di atas tergolong ke dalam cerita ulang
(recount).
a. Isi teks ini tentang suatu cerita ulang yang bersifat imajinatif ataupun khayalan.
Hal itu berbeda dengan laporan observasi yang berangkat dari fakta, sesuatu yang benar-
benar nyata. Keberadaannya harus dapat dipertanggungjawabkan.
b. Susunan teks itu berisi cerita atau rangkaian peristiwa. Secara umum, rangkaian cerita
ulang terdiri atas pengenalan situasi cerita (orientasi), pengungkapan peristiwa, menuju
pada konflik, puncak konflik (event), dan penyelesaian (reorientasi). Rangkaian cerita
rakyat dinyatakan dengan perilaku atau gerak-gerik tokoh. Di dalamnya ada pula
dialog. Adapun dalam suatu laporan observasi, peristiwa atau keadaan-keadaan itu
tidak dinyatakan dalam bentuk cerita, melainkan di dalam pernyataan-pernyataan lugas
dan gambar-gambar grafis. Laporan observasi tidak dibagi ke dalam lima tahapan itu,
melainkan terbagi ke dalam pola pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan.
c. Bahasa dalam cerita ulang memakai bahasa sehari-hari kecuali cerita yang berbentuk
biografi tokoh. Di dalam cerita ulang ada yang lugas dan konotatif, baku dan populer, yang
penggunaannya disesuaikan dengan isi cerita. Akan tetapi, di dalam laporan observasi,
pilihan katanya harus terjaga secara konsisten sehingga bisa memberi pemahaman
yang jelas kepada pembacanya.
-- 56
Perhatikan pula teks berikut.
Anak Laut
oleh Asrul Sani
Sekali ia pergi tiada bertepi
Ke pantai landasan matahari
Dan bermimpi tengah hari
Akan negeri di jauhan.
Pasir dan air seakan
Bercampur. Awan
tiada menutup
mata dan hatinya rindu
melihat laut terbentang biru.
“Sekali aku pergi
dengan perahu
ke negeri jauhan
dan menyanyi
kekasih hati
lagu merindukan
daku.”
“Tenggelam matahari
Ufuk sana tiada nyata
bayang-bayang bergerak perlahan
aku kembali kepadanya ”
Sekali ia pergi tiada bertepi
Ke pantai landasan matahari
Dan bermimpi tengah hari
Akan negeri di jauhan.
(Waluyo, 1987: 223)
Setelah membacanya, tentu dengan mudah Anda bisa menjelaskan bahwa teks ini
tidak berkategori laporan observasi.Walaupun demikian, mungkin saja penulis mengawali
penulisan teks ini dengan serangkaian kegiatan observasi terhadap suasana laut dan
Laporan Hasil Observasi 57
kehidupan anak-anak di tempat itu.Teks ini merupakan puisi yang secara struktur dan
kaidah penulisannya berbeda dengan laporan observasi.
a. Puisi disajikan dalam bentuk bait dan larik-larik, seperti yang tampak pada puisi “Anak
Laut” di atas. Puisi ini terdiri atas lima bait dan setiap baitnya berupa larik-larik
dengan jumlah yang bervariasi. Larik merupakan kalimat yang pemenggalannya bebas
dan pada umumnya tidak memenuhi satu baris.
b. Kata-kata dalam puisi mengutamakan keindahan dan kepadatan makna. Kata-kata
dalam puisi juga mengandung banyak makna. Dalam puisi ini , misalnya, ada kata
matahari. Kata ini tidak saja merujuk pada benda langit yang kita kenal sehari-hari.
Akan tetapi, matahari dalam puisi itu juga berfungsi sebagai suatu lambang. Matahari
mengandung maksud tertentu, yakni lambang dari ‘sesuatu yang sangat diharapkan atau
didambakan’. Anak laut juga merupakan lambang dari sosok bocah ulet dan pekerja keras.
Perhatikan pula cuplikan puisi berikut.
Seruling di pasir ipis merdu
antara gundukan pohon pina
tembang menggema di dua kaki
Burangrang-Tangkuban Perahu
Embun di pucuk-pucuk
Embun di air tipis menurun
(“Tanah Kelahiran”, Ramadhan K.H.)
Dalam cuplikan puisi di atas ada beberapa kata yang mengandung makna konotasi,
misalnya embun yang melambangkan ‘kesejukan’. Nama Gunung Burangrang dan Tangkuban
Perahu lambang ‘keagungan’, dan seruling melambangkan ‘kemerduan’.
Dengan contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kata-kata dalam puisi jauh
berbeda dengan yang dipakai dalam laporan.Kata-kata dalam puisi banyak memakai
makna konotatif untuk menyatakan maksud tertentu.
Berikut beberapa kata dalam puisi yang secara khusus memiliki makna tertentu.
Kata
Bunga
Emas
Gubuk
Hujan
Kapas
Napas
Sampah
Perlambang
Kecantikan
Kemewahan
Kesengsaraan
Kesuburan
Kelembutan, kesucian
Kehidupan
Kenistaan
-- 58
Perbedaan Jenis Teks
Cerita Ulang (Recount) Laporan Observasi Puisi
• Genre cerita (story
gendres)
• Bersifat imajinatif (cerita
rakyat)
• Ragam bahasa sehari-hari
• Genre faktual (factual
gendres)
• Mengutamakan fakta-
fakta
• Ragam bahasa ilmiah
• Genre sastra (nonfaktual)
• Mengutamakan ungkapan
rasa, imajinatif
• Ragam bahasa sastra
D Menulis Teks Laporan Observasi
Berbeda dengan anekdot, eksposisi, dan jenis teks lainnya, untuk menulis laporan, penulisnya
harus mengawalinya dengan kegiatan observasi atau pengamatan lapangan. Dari kegiatan itu
kemudian diharapkan terkumpul sejumlah fakta yang bisa disajikan ke dalam bentuk laporan.
Melakukan
pengamatan
Mendaftar
topik-topik
penting
Menyusun
kerangka
laporan
Mengembangkan
laporan secara
utuh
Langkah-langkah Menulis Laporan Observasi
Adapun langkah-langkah yang lebih sistematis adalah sebagai berikut.
1. Melakukan observasi atau pengamatan lapangan dengan kriteria objek menarik dan dikuasai.
Topik observasi, misalnya tentang kegiatan karnaval.
2. Mendaftar topik-topik kecil yang dapat dikembangkan menjadi laporan.
Contoh:
a. Karnaval sebagai kegiatan rutin tahunan
b. Deretan peserta karnaval
c. Kegiatan peserta karnaval
d. Keadaan para penonton
e. Kegiatan lain di dalam karnaval
f. Manfaat karnaval
Laporan Hasil Observasi 59
3. Menyusun kerangka laporan sesuai dengan sistematika umum sebuah teks laporan observasi
yaitu definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi manfaat.
Struktur Umum Rincian Topik Pengembangan
a. Definisi umum • Karnaval sebagai kegiatan
rutin tahunan
b. Deskripsi per bagian • Deretan peserta karnaval
• Kegiatan peserta karnaval
• Keadaan para penonton
• Kegiatan lain di dalam
karnaval
c. Deskripsi manfaat • Manfaat karnaval
4. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi suatu teks yang padu. Dalam tahap ini
kita pun perlu memerhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang menjadi karakteristik dari teks
laporan observasi. Dengan demikian, hasilnya benar-benar sesuai dengan kaidah-kaidahnya
itu dan tidak berubah wujud menjadi teks jenis lainnya.
Contoh pengembangan teks:
Karnaval merupakan kegiatan rutin di kota kami. Kegiatan ini dilaksanakan
setahun sekali di akhir tahun, menjelang perpisahan sekolah. Para pesertanya adalah
utusan dari masing-masing sekolah. Mereka menyajikan berbagai atraksi dengan kostum
yang bermacam-macam; kemudian berbaris membentuk kelompok masing-masing
Rombongan ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Paling depan, deretan siswi-siswi
imut. Mereka asyik memainkan mayoret, melakukan koreografi memakai benderanya
masing-masing. Kelompok mayoret ini diikuti dengan marching band, disusul dengan
sejumlah pelajar yang menempeli tubuh mereka dengan papan yang bertuliskan hak-hak
yang patut dituntut remaja. Rombongan diakhiri dengan sekelompok pelajar yang berbaris
di dalam “selimut” berbentuk spanduk yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari
sejumlah sekolah di Bandung.
Mengasyikkan memang acara itu. Hampir semua peserta merasa senang, termasuk
masyarakat yang berjubel menyaksikannya. Mereka semua terhibur. Selain itu, karnaval
meningkatkan solidaritas dan kekompakan di antara pelajar, khususnya di Kota Bandung.
Mudah-mudahan dengan kegiatan seperti itu mereka semakin berprestasi dan terjauh
pula dari berbagai tawuran dan kegiatan-kegiatan tidak produktif lainnya yang sering kali
melanda kalangan remaja di kota-kota lainnya.
-- 60
Soal-soal Latihan
Pilihlah jawaban yang paling benar!
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 1‑2)
Alunan nada yang membentuk harmonisasi lagu menggema di halaman kampus Universitas
Padjadjaran Jln. Dipati Ukur Bandung, Senin (27/8) siang. Lebih dari sepuluh ribu pasang
tangan memainkan alat musik tradisional angklung dan memanjakan ribuan pasang telinga
yang mendengarnya. Ribuan mahasiswa baru dan “civitas academica” Unpad memainkan alat
musik tradisional angklung. Mereka begitu kompak. Permainan mereka begitu memukau para
penonton. Acara yang merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-50 Unpad itu membuat
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik itu ikut terpukau.
(www.angklung‑web‑institute.com)
1. Teks di atas merupakan contoh laporan hasil observasi karena ....
A. menceritakan suatu kegiatan
B. memakai kata-kata sifat untuk suatu benda
C. mengungkapkan pendapat penulisnya
D. tidak berdasar imajinasi atau khayalan
E. mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan
2. Fakta-fakta yang diungkapkan dalam cuplikan ini diperoleh melalui ....
A. survei
B. wawancara
C. penyebaran angket
D. observasi lapangan
E. pencatatan
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 3‑4)
Rombongan ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Paling depan, deretan siswi-siswi imut.
Mereka asyik memainkan mayoret, melakukan koreografi memakai benderanya masing-
masing. Kelompok mayoret ini diikuti dengan marching band, disusul dengan sejumlah pelajar
yang menempeli tubuh mereka dengan papan yang bertuliskan hak-hak yang patut dituntut
remaja. Rombongan diakhiri dengan sekelompok pelajar yang berbaris di dalam “selimut”
berbentuk spanduk yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari sejumlah sekolah di
Bandung.
3. Teks di atas disusun dengan pola ....
A. perbandingan
B. pengklasifikasian
C. penyebaban
D. kronologis
E. keruangan
Laporan Hasil Observasi 61
4. Dalam struktur teks laporan observasi teks ini tergolong ke dalam ....
A. tesis
B. abstrak
C. definisi umum
D. deskripsi per bagian
E. deskripsi manfaat
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 5‑6)
Upacara adat tradisional Grebek yang diadakan setahun sekali, yakni pada Lebaran atau
Lebaran hari kedua, berlangsung sekitar 40 menit, sejak pukul 09.50 WIB hingga pukul 10.30
WIB. Berbagai uborampe (barang) dan udik-udik (sesaji), berupa jenis sayuran, buah-buahan
dan makanan tradisional yang ditata dan disusun seperti bentuk gunung, dikirab oleh para
prajurit abdi dalem Kraton Yogyakarta dengan rute dari dalam kraton (Pagelaran).
5. Teks di atas menjelaskan hal-hal berikut, kecuali ....
A. macam-macam kegiatan
B. nama kegiatan
C. pelaku kegiatan
D. manfaat kegiatan
E. proses pelaksanaan kegiatan
6. Fakta dalam cuplikan ini diperoleh melalui ....
A. perekaman
B. proses pencatatan
C. wawancara dengan narasumber
D. pengamatan lapangan
E. penyebaran angket
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 7‑8)
Pada saat dibawa keluar dari dalam Keraton Yogyakarta, dikirabkan di alun-alun utara kraton
ini , dan dibawa ke Pengulon atau salah satu gedung yang berada di sebelah Masjid Besar
keraton itu, gunungan (sesaji berbentuk gunung) menjadi tontonan menarik ribuan penonton.
Sesampainya di Pengulon, sesaji berupa apel, jeruk, kacang panjang, telur rebus dan jadah
(makanan tradisonal yang terbuat dari beras ketan) itu didoakan oleh para abdi dalem terlebih
dahulu, baru selanjutnya diperebutkan oleh para warga yang menonton.
7. Teks di atas disusun dengan pola ....
A. spasial
B. kronologis
C. kausalitas
D. umum khusus
E. komparasi
-- 62
8. Dalam struktur teks laporan observasi, cuplikan ini termasuk ke dalam bagian ....
A. abstrak D. krisis
B. deskripsi umum E. koda
C. deskripsi per bagian
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 9‑11)
Setiap malam berpuluh ribu tikus menyerbu desa- desa di Kecamatan Pracimantoro. Segala
macam tanaman, sampai kepada pohon petai cina yang sudah tua, habis digerogoti tikus.
Binatang piaraan seperti ayam, kambing, dan sapi, tidak luput dari serangan tikus yang ganas
itu. Apalagi bahan makanan. Memang itu yang dicari. Habis tandas ditelan tikus. Bahkan
penduduk beberapa desa terpaksa diungsikan karena ketakutan. Sampai sekarang masih ada
orang yang tidak mau pulang ke kampung halamannya.
9. Teks di atas melaporkan ….
A. keganasan ribuan tikus
B. ketakutan penduduk desa
C. keadaan suatu perkampungan
D. kondisi tanaman di suatu tempat
E. kehidupan penduduk pedesaan
10. Cuplikan di atas disusun dengan pola ....
A. sebab akibat D. khusus umum
B. akibat sebab E. pengklasifikasian
C. umum khusus
11. Kata yang menggambarkan tindakan atau perilaku adalah ....
A. menyerbu D. berbentuk
B. ketakutan E. terbuat
C. tandas
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 12‑13)
Peserta perubahaan inti rakyat (PIR) kelapa sawit, di Desa Suka Makmur bukan hanya
memerlukan rumah yang layak huni. Mereka tahu betul arti rumah yang sehat dan indah. Untuk
bisa memilih rumah, mereka melakukan arisan di antara kelompok tani. Sekarang di desa itu
telah berdiri 200 rumah permanen dengan ukuran rata-rata 12 × 14 meter. Dua puluh anggota
kelompok tani Bunga Kantil memiliki rumah baru dan permanen.
12. Teks di atas melaporkan ….
A. keperluan peserta PIR akan rumah
B. jenis-jenis rumah untuk peserta PIR
C. peserta PIR yang tidak punya rumah
D. kehidupan peserta PIR di Desa Suka Makmur
E. arisan peserta PIR untuk bisa memiliki rumah
Laporan Hasil Observasi 63
13. Kalimat terakhir cuplikan di atas menjelaskan ....
A. perilaku
B. kebiasaan
C. kepemilikan
D. keadaan per bagian
E. komponen-komponen
14. Contoh pernyataan yang tidak mengandung fakta ….
A. Para siswa merayakan tahun baru bersama dengan mengadakan pentas seni di
sekolahnya.
B. Masyarakat Desa Sukamaju melakukan gotong royong dalam membersihkan selokan
yang sering tersumbat saat hujan.
C. Para pengendara bermotor mendapat pelayanan kesehatan gratis setelah mereka
terhambat perjalanannya gara-gara sebuah truk yang mogok di Tanjakan Nagreg.
D. Terjadi tawuran antarkampung di wilayah tengah sehingga beberapa rumah ikut porak
poranda.
E. Acara kejutan seharusnya ditiadakan dalam perayaan itu karena dikhawatirkan
menimbulkan salah pengertian pada penduduk setempat.
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 15‑17)
(1) Sebagai tempat hidup, laut mempunyai kelebihan dibandingkan darat. (2) Kelebihan-
kelebihan laut, antara lain, suhu jarang berubah-ubah, dukungan yang lebih banyak untuk
melawan gravitasi bumi, air yang cukup tersedia. (3) Dengan air yang cukup ini , makhluk
hidup di laut dapat menyerap air langsung masuk sistem tubuh. (4) Makhluk hidup di laut dapat
memperoleh oksigen dan karbon.
15. Untuk menulis teks di atas, observasi harus dilakukan terhadap ….
A. kondisi umum laut dan darat
B. keadaan permukaan bumi
C. makhluk hidup di bumi
D. ketersediaan air dalam sistem tubuh
E. perubahan suhu di laut dan darat
16. Gagasan utama teks di atas dinyatakan dalam kalimat ….
A. (1) D. (4)
B. (2) E. (1), (4)
C. (3)
17. Kata teknis dalam cuplikan teks di atas adalah, kecuali ….
A. oksigen D. makhluk
B. karbon E. sistem tubuh
C. gravitasi
-- 64
18. (1) Kayu ramin diimpor oleh pedagang-pedagang Singapura dan Kalimantan Barat.
(2) Di sana diolah menjadi perabot rumah tangga
(3) Tentu saja harga sudah tujuh atau delapan kali lipat harga di Kalimantan Barat.
(4) Kemudian dikirim ke Jakarta, dan terkenal sebagai kayu jati Singapura.
Susunan kalimat tepat adalah ....
A. (2) – (3) – (1) – (4)
B. (1) – (2) – (4) – (3)
C. (3) – (2) – (1) – (4)
D. (1) – (2) – (3) – (4)
E. (1) – (3) – (4) – (2)
19. Topik : Pantai Natsepa
(1) Pantai Natsepa terletak kurang lebih sepuluh kilometer dari pusat kota.
(2) Pantai ini terlihat jelas karena letaknya hanya seratus meter dari jalan utama.
(3) Di Pantai Natsepa ini, ada dua tempat yang telah dilengkapi fasilitas penginapan.
(4) Di beberapa tempat yang agak condong ke laut mengalami kerusakan.
(5) Pantai ini sering dikunjungi wisatawan asing.
(6) Bahkan biasanya pengunjung sampai ke Pantai Liang.
Kalimat laporan yang sesuai dengan topik di atas adalah ....
A. (1), (2), (3), dan (5)
B. (1), (2), (3), dan (4)
C. (1), (3), (5), dan (6)
D. (2), (3), (5), dan (6)
E. (3), (4), (5), dan (6)
20. Contoh kalimat laporan yang mengungkapkan suatu masalah ….
A. Para siswa merayakan tahun baru bersama dengan mengadakan pentas seni di
sekolahnya.
B. Masyarakat Desa Sukamaju melakukan gotong royong untuk membersihkan selokan
yang sering tersumbat saat hujan.
C. Para pengendara bermotor mendapat pelayanan kesehatan gratis setelah mereka
terhambat perjalanannya gara-gara sebuah truk yang mogok di Tanjakan Nagreg.
D. Terjadi tawuran antarkampung di wilayah tengah sehingga beberapa rumah ikut porak
poranda.
E. Acara kejutan ditiadakan dalam perayaan itu karena dikhawatirkan menimbulkan salah
pengertian pada penduduk setempat.
Prosedur Kompleks 65
A Pengertian
Bacalah teks di bawah ini dengan baik.
Kiat Belajar yang Efektif
Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar. Namun, sudah efektifkah cara
belajarmu selama ini? Berikut beberapa kiat yang dapat menjadi masukan agar cara belajarmu
menjadi lebih efektif.
1. Buat Rencana Belajar
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Ada baiknya
jika kamu membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah
kegiatan belajar yang kamu lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Buatlah daftar
target lengkap dan mulai belajar sesuai urutan daftar. Berpindahlah ke target nomor dua
apabila target nomor satu telah tercapai. Biasakan untuk belajar setiap hari pada jadwal
yang telah kamu tetapkan?
2. Pilih Waktu Belajar yang Tepat
Buat tubuhmu sesegar-segarnya dengan begitu pikiranmu juga akan menjadi lebih
cling untuk belajar. Setiap orang berbeda-beda dalam mengondisikan waktu belajarnya.
Ada yang menyukai belajar di siang hari, ada juga yang malam hari. Namun, sesungguhnya
waktu yang paling efektif untuk belajar adalah sebelum makan malam dan beberapa jam
sesudahnya. Pada waktu-waktu ini proses belajar akan lebih cepat sehingga kita tidak
perlu belajar sampai larut malam.
3. Cari Suasana yang Paling Nyaman
Ciptakan suasana ruang belajarmu senyaman mungkin supaya kamu betah berada
di sana. Bisa dengan memutar musik, menghiasi kamarmu dengan kata-kata yang bisa
memberi motivasi atau dengan menggantungkan piagam penghargaan yang kamu dapat
sehingga kamu menjadi lebih termotivasi untuk kembali berprestasi. Selain di kamar,
kamu bisa mencari tempat lain yang menurutmu nyaman dan dapat membantumu untuk
lebih berkonsentrasi. Bisa di taman, di tempat sunyi, perpustakaan, atau tempat lainnya.
Aturlah penerangan agar sesuai dengan keperluanmu, tidak terlalu redup dan tidak pula
terlalu menyilaukan.
IV Prosedur Kompleks
-- 66
4. Kenalilah Kepribadian Diri Sendiri
Setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Beberapa orang bisa belajar
hanya dengan membaca, sebagian lain dengan mendengar, sedangkan yang lainnya lagi
dengan menulis. Nah, kamu harus bisa menentukan sendiri gaya belajar seperti apa yang
tepat untuk kamu terapkan. Jika kamu sudah tahu betul gaya belajar yang paling sesuai,
saat kamu mempelajari sesuatu akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Setelah itu,
lakukanlah secara konsisten.
5. Buatlah Catatan-catatan Kecil
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku
kecil yang dapat dibawa-bawa sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Ini akan
membantumu mengingat dan sekaligus memudahkan bila mengulang kembali. Tulis
catatan-catatan kecil itu dengan kalimatmu sendiri. Kalian dapat menuliskannya kembali
dalam bentuk apa saja. Gambar, coretan, dan yang terbaik adalah catatan tertulis buatan
tanganmu sendiri. Setelah itu, gunakan warna yang menarik pada gambar atau tulisan
tanganmu ini . Warna dapat berefek pada daya ingat dan kata-kata ini akan
selalu menempel di pikiran. Hal ini dapat mengefektifkan belajar dan membuat kamu terus
mengingat materi yang sedang dipelajari. Kemudian, susunlah hubungan-hubungan yang
terjadi dari catatan-catatan kecil ini . Buatlah semacam kerangka yang menjelaskan
dari awal sampai akhir. Ini akan membantumu untuk memahami pelajaran. Dengan
demikian, otak akan terlatih pula untuk menganalisis sebuah permasalahan.
6. Buat Kesimpulan
Baca ulang catatan pelajaran ataupun catatan kecil yang telah kamu susun, kemudian
buatlah kesimpulan dengan kata-katamu sendiri. Dengan demikian, kamu akan mendapat-
kan inti dari keseluruhan materi yang telah dipelajari.
7. Pelajari Materi yang Masih Belum Dipahami
Pelajari materi yang paling sulit atau yang membosankan terlebih dahulu. Biasanya
orang akan cenderung untuk mengesampingkan sesuatu yang tidak disukainya. Padahal, sering
kali penyelesaian masalah ini membutuhkan energi dan menguras daya pikir yang
lebih banyak. Sebaiknya simpan pelajaran yang kamu sukai untuk dipelajari belakangan
sebagai hadiah setelah mempelajari bagian yang sulit. Jika sudah merasa mantap dengan
pelajaran ini , ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah itu, periksalah hasilnya
dan cocokkan soal dengan kunci jawabannya. Kemudian, pelajari kembali soal-soal yang
jawabannya salah.
8. Hindari SKS (Sistem Kebut Semalam)
Biasanya hal yang sering dilakukan oleh pelajar jika waktu ujian atau ulangan sudah
dekat adalah dengan belajar hingga larut malam. Sebaiknya, hindari belajar dengan cara
seperti itu karena akan membuat badan kamu menjadi meriang dan sakit. Otak manusia
itu punya keterbatasan. Otak dirancang untuk bekerja efisien. Apabila ada pemahaman
baru, pemahaman yang lama akan dihapus dan diganti dengan pemahaman baru ini .
Pemahaman yang kita peroleh sifatnya bertahap yang semakin lama akan semakin bagus.
Nah, ini yang disebut dengan kemampuan belajar.
Prosedur Kompleks 67
9. Belajarlah secara Berkelompok
Cara termudah untuk belajar adalah bila dilakukan secara bersama-sama. Prinsip
belajar ini hampir selalu efektif bagi setiap orang, apa pun karakter belajar yang dimilikinya.
Selain itu, belajar menjadi terasa lebih menyenangkan dan ringan apabila dilakukan secara
bersama-sama. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin
belajar agar yang lebih pandai ini bisa membantu menjelaskan materi pelajaran kepada
teman-temannya yang lain. Mengajari teman lain tentang materi yang baru diulang bisa
membuatmu selalu ingat akan materi ini . Kamu pun akan menjadi lebih paham akan
materi ini .
10. Jangan Lupa Istirahat
Kalau sudah jenuh istirahatlah beberapa saat untuk mengendurkan otot termasuk mata.
Kamu dapat berdiri, berjalan keliling ruangan atau ngemil. Setelah itu, mulailah fokus lagi
pada pelajaran. Dengan begitu, tidak terasa otak akan bertahan cukup lama untuk belajar.
Nah, langkah di atas hanya merupakan masukan untuk membantu kamu dalam belajar.
Karena kadang-kadang setiap orang sudah memiliki gaya dan cara belajarnya masing-masing.
Tidak kalah pentingnya adalah utamakan prioritasmu sendiri. Jadi, coba buat target yang kamu
percaya kamu mampu meraihnya, dan bukan apa yang dipikirkan orang lain. Oleh sebab itu,
pilih cara terbaik mana yang paling sesuai dengan kondisimu.
Sumber: www.engineeringtown.com
Teks di atas dikategorikan sebagai teks prosedur kompleks. Istilah populernya adalah trik
atau kiat. Prosedur kompleks merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap,
jelas, dan terperinci tentang cara melakukan sesuatu, yang dalam hal ini tentang cara atau trik
belajar efektif.
Dalam teks ini ada sepuluh langkah yang dapat dilakukan pembaca agar dapat
belajar secara efektif. Langkah-langkah ini disusun secara berurutan sehingga pembaca
lebih mudah dalam memahami dan mempraktikkannya.
B Fungsi, Struktur, dan Kaidah Teks Prosedur Kompleks
1. Fungsi Teks Prosedur Kompleks
berdasar fungsinya, prosedur kompleks tergolong ke dalam teks paparan. Teks
ini bertujuan untuk memberi penjelasan tentang tata cara melakukan sesuatu
dengan sejelas-jelasnya. Keberadaan teks semacam itu sangat diperlukan oleh seseorang
yang akan mempergunakan suatu benda atau melakukan kegiatan yang belum jelas cara
penggunaannya.
Bayangkanlah apabila kita membeli sebuah alat elektronik dan kita belum tahu cara
mengoperasikannya. Kita akan mengalami kebingungan, bahkan mungkin muncul rasa
khawatir. Kebingungan dan kekhawatiran itu akan lenyap saat ada teks yang menjelaskan
petunjuk penggunaannya. Dengan demikian, teks ini sangat penting keberadaannya.
Dengan teks ini kita dapat memakai suatu alat dengan benar, tanpa membahayakan
dan merusak alat itu sendiri.
-- 68
Prosedur kompleks tidak hanya berkenaan dengan penggunaan alat. Suatu prosedur
kompleks dapat pula berisi cara-cara melakukan aktivitas tertentu dan kebiasaan hidup.
Misalnya, tentang cara belajar yang baik, cara berpidato, cara menulis cerpen, cara mengatasi
banjir, cara memasak makanan, cara hidup sehat, cara membangkitkan rasa percaya diri, atau
cara hidup bahagia.
Model-model teks seperti di atas kerap kita jumpai di berbagai tempat. Bahkan, hampir
setiap peralatan elektronik, kendaraan, obat-obatan, dan aneka bahan makanan berkemasan,
tidak lepas dari petunjuk penggunaan. Di beberapa majalah, surat kabar, dan internet, teks sejenis
banyak kita jumpai dengan isi dan sebutan yang beragam. Misalnya, ada yang menamainya
dengan resep, kiat, trik, cara jitu, tips, petunjuk penggunaan, atau cara pemakaian.
• Tercapainya harapan-
harapan itu secara
benar dan efektif
• Peralatan tidak rusak
• Tidak mem-
bahaya kan
• Pelaksanaan lebih
mudah
• Terhindar dari kesalahan
• Makanan
menjadi enak
• Cepat dalam
pembuatannya
Petunjuk hidup,
bahagia, jauh dari
kebosanan, dsb.
Petunjuk melamar
pekerjaan, menulis
surat, berpidato,
dsb.
Petunjuk
penggunaan
peralatan elektronik,
kendaraan, dsb.
Petunjuk pembuatan
makanan (resep),
pakaian, dsb.
Beragam Petunjuk dan Manfaatnya
2. Struktur Teks
Tampak pada contoh di atas bahwa prosedur kompleks menyerupai artikel. Seperti artikel
pada umumnya, teks ini terbagi ke dalam perumusan tujuan (pendahuluan), langkah-
langkah pembahasan, dan penutup.
a. Tujuan berisi pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan dikemukakan pada bagian
pembahasan. Dalam contoh teks berjudul “Kiat Belajar yang Efektif”, pendahuluan
ada pada paragraf pertama. Pada bagian ini mungkin pula dikemukakan tujuan dari
penulisan petunjuk itu sendiri.
b. Langkah-langkah pembahasan diisi dengan petunjuk pengerjaan sesuatu yang disusun
secara sistematis. Pada umumnya, penyusunannya mengikuti urutan waktu dan bersifat
kronologis. Namun, dalam contoh di atas, penyusunan sub-sub judul tidak mengikuti
pola kronologis, melainkan urutannya berdasar hal penting ke yang kurang penting.
Dalam petunjuk yang berupa resep, bagian ini berisikan penjelasan tentang alat, bahan,
dan langkah-langkah pengerjaannya.
Prosedur Kompleks 69
ada tiga kategori pembahasan pada isi suatu teks prosedur kompleks.
1) Teks yang berisi cara-cara memakai alat, benda, ataupun perangkat lain yang
sejenis. Misalnya, cara memakai komputer atau cara mengendarai mobil secara
manual.
2) Teks yang berisi cara-cara melakukan suatu aktivitas. Misalnya, cara-cara melamar
pekerjaan, cara membaca buku secara efektif, atau cara-cara berolahraga untuk
penderita sakit jantung.
3) Teks yang berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat tertentu. Misalnya, cara-cara
menikmati hidup atau cara-cara melepaskan kebosanan.
c. Penutup diisi dengan kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa kesimpulan. Bahkan,
dalam contoh di atas penutup itu seperlunya saja, yakni terdiri atas dua kalimat. Seolah-
olah kalimat ini hanya berfungsi sebagai penanda bahwa teks itu sudah selesai.
Sumber lain menjelaskan bahwa petunjuk dibentuk oleh bagian-bagian berikut: tujuan,
bahan dan alat, dan langkah-langkah. Sistematika ini dikenal sebagai resep. Petunjuk-
petunjuk yang lebih kompleks, seperti petunjuk penggunaan alat-alat elektronik atau petunjuk
tentang suatu perilaku, tidak memerlukan penjelasan alat dan bahan.
Struktur Teks Prosedur
Untuk lebih jelasnya perhatikan pula teks prosedur berikut beserta analisis bagian-
bagiannya.
Struktur Teks
Prosedur
Isi Teks
Judul Apa yang Harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?
Tujuan Di Indonesia banyak pengendara kendaraan ber motor. Jika pengendara
melakukan pelanggaran, tentu pihak berwajib akan menilangnya.
Pengendara kendaraan bermotor perlu mengetahui prosedur penilangan.
Berikut ini hal yang harus Anda perhatikan saat dikenakan surat
bukti pelanggaran berlalu lintas. Dengan memerhatikan hal ini, saat
melakukan pelanggaran, Anda tidak akan dirugikan dan akan mendapat
sanksi sesuai dengan peraturan.
-- 70
Langkah-langkah
kegiatan
Pertama, kenali si petugas. Cobalah mengenali nama dan pangkat polisi
yang tercantum di pakaian seragamnya. Mereka mempunyai kewajiban
menunjukkan tanda pengenal. Nama dan pangkat polisi menjadi penting
apabila polisi bertindak di luar prosedur. Jangan hentikan kendaraan
Anda jika ada orang berpakaian preman mengaku sebagai polisi lalu
lintas (polantas)!
Kedua, pahami kesalahan Anda. Tanyakanlah apa kesalahan Anda, pasal
berapa yang dilanggar, dan berapa dendanya. Sebagai pembimbing
masyarakat, polisi harus menjelaskan kesalahan pengendara agar
kesalahan ini tidak terulang kembali. Alasan pelanggaran dan
besarnya denda juga harus berdasar hukum yang berlaku.
Ketiga, pastikan tuduhan pelanggaran. Pengendara sudah selayaknya
mengecek tuduhan pelanggaran polisi ini , benar atau tidak. Jika
polisi menyatakan Anda dilarang belok ke kiri karena ada tanda dilarang
belok kiri, Anda harus yakin bahwa tanda ini benar-benar ada.
Keempat, jangan serahkan kendaraan atau STNK (surat tanda nomor
kendaraan) begitu saja. Polisi tidak berhak menyita kendaraan bermotor
atau STNK, kecuali kendaraan bermotor itu diduga hasil tindak pidana,
pelanggaran itu mengakibatkan kematian, pengemudi tidak dapat
menunjukkan STNK, atau pengemudi tidak dapat menunjukkan SIM.
Jadi, utamakanlah SIM (surat izin pengemudi) sebagai surat yang
ditahan oleh polantas!
Kelima, terima atau tolak tuduhan. Setiap pengemudi mempunyai dua
alternatif terhadap tuduhan pelanggaran yang diajukan polantas, yaitu
menerima atau menolak tuduhan ini . Apabila menerima tuduhan,
Anda harus bersedia membayar denda ke bank. Anda akan diberi surat
tilang berwarna biru. Tanda tanganilah surat bukti pelanggaran berlalu
lintas itu. Di baliknya ada bukti penyerahan surat atau kendaraan
yang dititipkan. Surat atau kendaraan yang ditahan dapat diambil jika
Anda dapat menunjukkan bukti pembayaran denda. Jika menolak
tuduhan, katakan keberatan Anda dengan sopan. Anda akan diberi surat
bukti pelanggaran berlalu lintas berwarna merah sebagai undangan
untuk mengikuti sidang. Penentuan hari sidang memerlukan waktu
5–12 hari. Barang sitaan baru dapat dikembalikan kepada pelanggar
setelah ada keputusan hakim.
Prosedur Kompleks 71
3. Kaidah Teks Prosedur Kompleks
Beberapa kaidah yang berlaku pada teks prosedur kompleks adalah sebagai berikut.
a. Karena merupakan petunjuk, teks prosedur kompleks banyak memakai kalimat
perintah (command). Bahkan, dalam contoh di atas, kalimat perintah itu pun dipakai
sebagai anak judul, yakni sebagai berikut.
1) Buatlah daftar target lengkap, mulai belajar sesuai urutan daftar.
2) Ciptakan suasana ruang belajarmu senyaman mungkin supaya kamu betah berada di
sana.
3) Aturlah penerangan agar sesuai dengan keperluanmu, tidak terlalu redup dan tidak
pula terlalu menyilaukan.
4) Setelah itu, lakukanlah secara konsisten.
5) Buatlah semacam kerangka yang menjelaskan dari awal sampai akhir.
6) Baca ulang catatan pelajaran ataupun catatan kecil yang telah kamu susun, kemudian
buatlah kesimpulan dengan kata-katamu sendiri.
7) Pelajari materi yang paling sulit atau yang membosankan terlebih dahulu.
b. Konsekuensi dari penggunaan kalimat perintah, banyak pula pemakaian kata kerja
imperatif, yakni kata yang menyatakan perintah, keharusan, atau larangan. Contoh:
buatlah, ciptakan, aturlah, carilah, harus, jangan, perlu, tak perlu.
c. Di dalam teks prosedur kompleks juga banyak dipakai konjungsi temporal atau kata
penghubung yang menyatakan urutan waktu kegiatan, seperti dan, lalu, kemudian,
setelah itu, selanjutnya. Kata-kata ini hadir sebagai konsekuensi dari langkah-
langkah penggunaan sesuatu yang bersifat kronologis. Akibatnya, teks semacam itu
menuntut kehadiran konjungsi yang bermakna kronologis pula.
d. Dalam teks yang sejenis, banyak pula dipakai kata-kata penunjuk waktu, seperti
beberapa menit kemudian, setengah jam. Kata-kata itu terutama banyak dipakai
dalam resep makanan.
e. Kadang-kadang memakai kata-kata yang menyatakan urutan langkah kegiatan,
seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
f. Banyak memakai keterangan cara, misalnya dengan cepat, dengan lembut, dengan
perlahan‑lahan.
g. Banyak memakai kata-kata teknis, sesuai dengan temanya. Misalnya, petunjuk
berlalu lintas, lebih banyak memakai kata-kata seperti SIM, STNK, polantas, denda,
tindak pidana, bukti pelanggaran, sidang, keputusan hakim.
h. Dalam petunjuk yang berupa resep, dikemukakan pula gambaran rinci tentang nama
benda yang dipakai, termasuk jumlah, urutan, ataupun bentuknya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan pula analisis struktur dan kaidah untuk teks prosedur
berikut ini.
-- 72
Gaya Minimalis yang Sedang Tren
Hendriani Madewa, S.D.Int.,HDII
Yang namanya gaya minimalis marak sekali saat ini. Setiap sudut kota-kota besar,
terutama di Jakarta dan Bandung, sekarang ini dipenuhi oleh berbagai bentuk bangunan
dengan gaya minimalis, mulai dari toko kecil, kafe, factory outlet, hotel, kantor, sampai
rumah-rumah tinggal. Belum lagi majalah-majalah, buku-buku, dan tabloid tentang rumah
tiba-tiba saja bermunculan laksana jamur di musim hujan, berlomba menarik minat dan
perhatian masyarakat. Ada kesan seolah-olah masyarakat di kota besar khawatir dianggap
ketinggalan zaman kalau tidak masuk ke dalam arus gaya minimalis.
Apa sih yang disebut gaya minimalis ini ? Namanya juga minimalis, jadi pasti
sebagian besar elemen-elemen ruang dirancang minimal, secukupnya, seperlunya, tidak
mengada-ada, begitu prinsipnya. Konsep seperti itu tampaknya untuk masa-masa krismon
seperti sekarang pasti cocok, ya?
Boleh-boleh saja ikut arus. Akan tetapi, tetap ingat juga tempat kita berpijak agar
identitas bangsa tidak hilang. Siapa lagi yang akan mengemban pesan dan peninggalan
nenek moyang dan leluhur bangsa kalau bukan kita sendiri. Iya,kan? Kita tahu dan sadar
bahwa Indonesia kita tercinta ini punya ragam kebudayaan yang sangat kaya. Setiap
provinsi dan suku bangsa mempunyai karakter yang berbeda satu sama lain, juga latar
belakang budaya yang berbeda. Masing-masing provinsi memiliki bentuk penampilan,
mempunyai keunikan yang sangat indah, kaya akan warna, bentuk, detail-detail, dan
ornamen-ornamen unik dan penuh identitas kedaerahan. Tentunya semua itu tidak akan
pernah dan tidak boleh dilupakan hanya karena ingin ikut arus gaya minimalis.
Memang sih, untuk menyeimbangkan tata cara kehidupan di kota-kota besar yang
kebanyakan masyarakatnya sudah begitu sibuk dan kekurangan waktu bersosialisasi,
fasilitas untuk mendukung kegiatannya pun harus disesuaikan. Selain aktivitas yang begitu
banyak, faktor ekonomi memegang peranan penting karena untuk merawat rumah dengan
segala isinya dibutuhkan waktu, tenaga, dan dana yang tidak sedikit. Sementara itu, gaya
minimalis merupakan salah satu cara menyiasatinya. Jadi, apa yang harus dilakukan agar
kedua hal ini dapat dipenuhi?
Nah, dengan pandai-pandainya kita mengawinkan kedua hal yang saling bertolak
belakang ini , rasanya akan tercipta sebuah ruang yang memenuhi persyaratan secara
fungsional, tapi juga kita tetap berpijak di bumi Indonesia. Dalam memilih dan menentukan
Prosedur Kompleks 73
gaya pengolahan rumah dan ruang-ruangnya pun sebaiknya selaras dengan bentuk
bangunan luarnya, agar atmosfer yang diinginkan terwujud dengan sempurna. Jangan
bentuk luarnya saja yang bergaya minimalis. Namun, pemilihan bentuk, warna, material
ruang, dan perabotan pelengkapnya bertolak belakang. Malah kadang-kadang tidak ada
hubungannya dengan bentuk luar bangunan. Harus konsekuen!
Aktivitas para penghuni rumah akan membutuhkan fasilitas. Sementara itu, fasilitas
ruang akan membutuhkan “wadah” atau area atau lahan. Jadi, sudah jelas aktivitas para
penghuni rumah akan menjadi cerminan atmosfer ruang-ruang di dalam rumah.
Gaya minimalis sebenarnya tidak bisa dijadikan tren saja, namun memang merupakan
kebutuhan para penghuninya. Sebagai contoh, apabila para penghuni rumah lebih banyak
melakukan aktivitas di luar rumah, kegiatan di dalam rumah mungkin hanya sekadar
beristirahat dan tidur. Mungkin pula sebaliknya, apabila sebagian besar penghuni memiliki
aktivitas di dalam rumah, sangat mungkin setiap sudut di dalam rumah akan menjadi area
kegiatannya.
Dengan demikian, dalam memperlakukan ruangnya pun harus berbeda.Para penghuni
rumah dengan banyak kegiatan di luar rumah, tentunya tidak akan membutuhkan sebuah
rumah dengan ruang-ruang yang dipenuhi oleh berbagai ornamen, ruang yang berliku-
liku penuh sudut, dan profil lengkap dengan berbagai bentuk pernik sebagai komponen
pengisi ruang. Untuk itu, akan dibutuhkan waktu, tenaga, dan perhatian khusus di samping
biaya yang tidak sedikit. Apalagi waktu untuk menikmatinya pun akan sangat sedikit. Jadi,
untuk rumah dengan habitat penghuni rumah seperti ini di atas, gaya minimalis akan
sangat sesuai. Bangunan rumah tidak perlu terlalu besar dan luas. Ruang-ruang cukup yang
dibutuhkan saja, perabotan yang praktis (sederhana bentuknya agar mudah dibersihkan), dan
warna-warna yang teduh, tenang, tidak mencolok, dan tidak membuat letih secara mental.
Gaya minimalis diterapkan untuk pengolahan lantai, dinding, dan langit-langit sebagai
elemen utama interior dalam ruangan, yaitu material bernuansa alam dengan bentuk-
bentuk sederhana dan tekstur yang tidak terlalu kasar. Pemilihan perabotan sebaiknya juga
disesuaikan dengan nuansa material untuk elemen utama interior tadi.
Penampilan ruang gaya minimalis masih standar seperti yang sering kita lihat pada
umumnya. Penampilan seperti demikian jangan dibiarkan karena dapat membuat rumah
berkesan tidak atau belum selesai akibat terlalu bersih, bahkan cenderung gersang. Sebuah
rumah tinggal, betapa pun sederhananya tetap harus ada sentuhan manusiawi agar lebih
hidup.
Untuk menampakkan wajah gaya minimalis yang membumi, tentu harus ada sentuhan-
sentuhan khusus. Hal ini agar hasil akhirnya benar-benar bisa memenuhi keinginan untuk
memiliki ruang-ruang bergaya minimalis namun tetap bernuansa Indonesia. Sentuhan-
sentuhan yang dimaksud salah satunya bisa dengan penambahan elemen-elemen dekorasi
bernuansa Indonesia, yang selain akan menambah suasana lebih hidup, elemen dekorasi
ini pun akan mencerminkan identitas pemilik rumah. Tidak perlu terlalu banyak, apalagi
berkesan seolah ingin memamerkan layaknya sebuah toko, beberapa saja dengan pilihan
dan penataan yang dibuat khusus (sarana peraga dengan pencahayaan khusus). Percaya
deh, rumah minimalis kita bakal lebih berkesan manusiawi dan mengindonesia.
Sumber: Pikiran Rakyat
-- 74
Teks ini tergolong ke dalam prosedur kompleks karena dari struktur dan kaidah
sudah memenuhi ciri-ciri dari jenis teks ini .
1. Dari segi struktur, teks ini terdiri atas pendahuluan, langkah-langkah kegiatan, dan
penutup. Namun, pemenggalan ketiga bagiannya itu tidak dinyatakan secara eksplisit.
a. Pendahuluan diwakili oleh paragraf pertama. Di dalam paragraf ini digambarkan
tentang maraknya rumah-rumah yang bergaya minimalis. Bagian ini dikelompokkan
ke dalam bagian pendahuluan karena belum membahas sosok rumah minimalis
itu sendiri serta petunjuk-petunjuk pengembangannya. Namun, dalam bagian ini
tidak dijelaskan secara tersurat tentang penyampaian petunjuk sebagaimana yang
seharusnya ada dalam sebuah prosedur kompleks.
b. Langkah-langkah kegiatan diisi dengan penjelasan tentang pengertian rumah
bergaya minimalis serta langkah-langkah pembuatannya. Bagian ini dinyatakan
dalam paragraf ke-2 sampai ke-10. Dalam bagian ini dibahas tentang keharusan
atas bentuk, warna, material ruang, perabotan pelengkapnya, serta fasilitas-fasilitas
pendukung rumah miniminalis.
c. Penutup dinyatakan dalam paragraf ke-11. Pada bagian ini dikemukakan tentang
sentuhan-sentuhan akhir yang harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki rumah
bergaya minimalis.
2. Dari segi kaidah, teks ini begitu banyak memakai kalimat perintah. Kalimat-
kalimat yang dimaksud, antara lain, sebagai berikut.
a. Akan tetapi, tetap ingat juga tempat kita berpijak agar identitas bangsa tidak hilang.
b. Tentunya semua itu tidak akan pernah dan tidak boleh dilupakan hanya karena ingin
ikut arus gaya minimalis.
c. Dalam memilih dan menentukan gaya pengolahan rumah dan ruang-ruangnya pun
sebaiknya selaras dengan bentuk bangunan luarnya, agar atmosfer yang diinginkan
terwujud dengan sempurna.
d. Jangan bentuk luarnya saja yang bergaya minimalis.
e. Dalam memperlakukan ruangnya pun harus berbeda.
f. Penampilan seperti demikian jangan dibiarkan karena dapat membuat rumah
berkesan tidak atau belum selesai akibat terlalu bersih, bahkan cenderung gersang.
g. Sebuah rumah tinggal, betapa pun sederhananya tetap harus ada sentuhan manusiawi
agar lebih hidup.
h. Untuk menampakkan wajah gaya minimalis yang membumi, tentu harus ada
sentuhan-sentuhan khusus.
i. Tidak perlu terlalu banyak, apalagi berkesan seolah ingin memamerkan layaknya
sebuah toko, beberapa saja dengan pilihan dan penataan yang dibuat khusus (sarana
peraga dengan pencahayaan khusus)
Di dalam kalimat-kalimat ini , terkandung pula kata-kata kerja bermakna perintah
(imperatif), yakni ingat juga, tidak boleh, sebaiknya, jangan, harus, tidak perlu. Berbeda
dengan prosedur kompleks pada umumnya, teks ini tidak banyak memakai
konjungsi yang bermakna kronologis. Hal ini dapat dipahami karena petunjuk-petunjuk
yang tersaji di dalamnya tidak berupa urutan.Petunjuk-petunjuknya itu disusun berdasar
kepentingannya; dengan kata lain, disusun dari bagian yang penting ke bagian yang kurang
penting.
Prosedur Kompleks 75
C Perbandingan Teks Prosedur Kompleks
1. Teks Prosedur dan Teks Laporan
Perhatikan pula teks berikut.
Sapuan angin yang mempermainkan anak-anak rambut, terasa, sejuk kala menjejakkan
kaki di Desa Wisata Cikadu Indah, Tanjung Lesung, Pandeglang, pagi itu. Lamat-la mat
terdengar suara kincir angin yang khas bagaikan musik alam. “Ah, damai sekali rasanya,”
celetuk seorang teman. Rasanya penat perjalanan selama dua jam yang kami tempuh dari
Jakarta tertebus sudah saat melihat pemandangan nan damai.
Dari tempat kami berdiri, dilembahnya terlihat perkampungan penduduk asli yang hanya
berjarak sekitar 200 me ter. Sejauh mata memandang tampak atap rumah-rumah penduduk
yang me nyembul di antara pohon kelapa dan palem. “Selamat pagi, Bu. Selamat datang di
kampung kami,” sapa Madyo, pria ber kacamata, salah satu pendamping tamu dengan ramah.
Setelah berbasa-basi sejenak, Madyo mengajak kami duduk di dalam sebuah pondok bambu
yang sekaligus berfungsi sebagai kantin.
Meja dan kursi kayu dengan dinding bambu serta atap dari dedaunan, mem beri kesan
kesederhanaan yang alami se hingga membuat orang merasa akrab dan betah; tak hanya untuk
makan, tetapi juga untuk bercengkerama. Sembari menikmati teh manis panas dengan pisang
goreng yang masih mengepul, Madyo menjelaskan lokasi-lokasi yang dapat kami kunjungi di
sekitar perkampungan. Setelah mengobrol sejenak dengan Pur nomo SR, Direktur Pengelola
Kawasan Pariwisata Terpadu Tanjung Lesung, Madyo memandu kami menyusuri kampung
wisata binaan kelompok usaha Banten West Java.
Dari kantin kami melintasi sederet guest house dan melewati jalan menuju per kampungan.
“Ini salah satu alternatif tempat menginap,” jelas Madyo sembari menunjuk deretan bangunan
bercat putih. Bunga-bunga aneka warna tampak menghias setiap halaman guest house.
Menurutnya, guest house yang masing- masing terdiri atas dua kamar tidur ber-AC, dapur dan
ruang tamu itu, memang disediakan bagi tamu yang ingin mengi nap. Tarifnya hanya Rp40 ribu
per malam (Sumber: Amanah).
ada kesamaan teks ini dengan teks prosedur kompleks, yakni sama-sama tersusun
secara kronologis. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penggunaan keterangan waktu,
seperti adanya penggunaan kata sejak, pagi itu, setelah, selama, sembari. Meskipun demikian,
teks ini bukanlah teks prosedur kompleks karena minimnya kalimat perintah ataupun kata
kerja imperatif di dalamnya.Teks ini merupakan bagian dari teks laporan.
Perbandingan Teks Prosedur dengan Teks Laporan
Aspek
Jenis Teks
Teks Prosedur Teks Eksposisi
Persamaan Disusun secara kronologis
Perbedaan ada perincian langkah-langkah
secara sistematis; berupa kalimat
perintah.
Lebih banyak berupa fakta-fakta.
-- 76
2. Teks Prosedur dan Cerita (Narasi)
Bandingkan pula teks prosedur kompleks dengan teks berikut.
Pagi-pagi dia sudah menyambutku dengan seikat mawar putih dan kuning. Dan kami
berpandangan.Sepasang mata yang sudah amat kukenal itu berbinar-binar, penuh kasih.
Aku tersipu-sipu. Jantungku berdegup kencang.Perasaan seperti ini hampir tak pernah lagi
kurasakan akhir-akhir ini, sejak aku mulai pacaran dengannya dua tahun silam.
Yang pasti, ini bukan apa yang disebut cinta pada pandangan pertama. Sebelum
pacaran dengannya, aku sudah cukup baik mengenalnya, tanpa perasaan istimewa sedikit
pun. Karena, dia pun tidak istimewa. Mana ada cowok sastra yang istimewa. Kalau tidak
aneh bak seniman tanggung, tentu agak feminim-lah. Untunglah dia termasuk kategori yang
pertama.Tak apa-apalah.
Pada mulanya dulu, telingaku sering mendengar gosip bahwa dia naksir aku. Ah, apa
iya? Aku tak terlalu berminat pada gosip semacam itu.Kalau saja aku masih muda seperti
dulu (aku sudah merasa tua sekarang), tentu sudah kudatangi dia, dan “kusemprot” habis-
habisan. Tapi...ah, harus kuakui kalau aku mulai memerhatikannya. Paling tidak, aku ingin
tahu seperti apa lagi sih, orang yang naksir padaku kali ini. Aha, seorang lelaki muda,
jangkung, agak kurus, dan berambut ikal.
Ada kesamaan teks di atas dengan teks prosedur kompleks, yakni keduanya tersusun
secara kronologis atau berdasar urutan waktu. Tampak pula dalam contoh di atas
penggunaan kata-kata yang merujuk pada keterangan waktu, seperti pagi‑pagi, akhir‑akhir
ini, sejak…, sebelum…, pada mulanya…. Hal itu merupakan ciri lain dari teks prosedur
kompleks. Meskipun demikian, cuplikan ini tidak terkategori sebagai teks prosedur
kompleks. Lebih tepatnya cuplikan ini merupakan bagian dari cerpen.Di dalamnya tidak
terkandung petunjuk pelaksanaan kegiatan, melainkan unsur-unsur yang biasa terkandung
dalam cerpen, yakni latar, penokohan, alur, dan sudut pandang.
Unsur Cerita Uraian
1. Latar Pada pagi hari
2. Penokohan a. Aku, tidak senang gosip, mudah grogi saat mulai berpacaran.
b. Dia, lelaki jangkung, agak kurus, berambut ikal, berpenampilan
seperti seniman tanggung.
3. Alur Sorot balik:
a. Dia menyambutku dengan seikat mawar.
b. Dia dan aku berpacaran.
c. Aku sudah mengenalnya sebelum berpacaran.
d. Aku sering mendengar gosip tentangnya.
4. Sudut pandang Orang pertama, tokoh aku sebagai pelaku.
berdasar tujuannya, teks ini dapat pula digolongkan ke dalam narasi. Adapun
yang dimaksud dengan narasi adalah teks yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa
sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan itu.
Narasi ditandai oleh tiga unsur utama yang merupakan karakteristik dari narasi yaitu
tokoh, latar ruang dan waktu, dan urutan kejadian. Ketiganya disebut dengan unsur pokok
Prosedur Kompleks 77
narasi. Akan lebih bagus lagi kalau dalam karangan narasi tersaji konflik. Pembaca akan
lebih menikmati peristiwa yang kita sajikan ini .
Apabila prosedur kompleks terbagi ke dalam tiga jenis, narasi terbagi ke dalam dua.
Pertama, narasi artistik, yakni narasi yang menyajikan sejumlah pengalaman estetis dengan
tujuan untuk menghibur pembacanya.Karangan ini ada di dalam cerpen, novel, dan
sejenisnya. Kedua, narasi informasional, yakni narasi yang menyajikan sejumlah peristiwa
faktual, informasi, dan pengetahuan. Narasi semacam itu ada dalam biografi ataupun
kisah perjalanan.
Jenis-jenis
narasi
Narasi artistik
Narasi
informasional
Cerpen,
dongeng
Novel
Biografi
Kisah
perjalanan
Narasi dapat dikembangkan dengan berbagai pola. Salah satunya adalah dengan pola
urutan waktu. Pola ini sering pula disebut pola kronologis dengan contoh seperti di atas.
Dalam pola ini urutan peristiwa disampaikan dengan urutan dari pagi hingga siang atau dari
sore malam sampai pagi, dari dulu ke zaman sekarang, dari permulaan hingga selesai, dan
sebagainya.
Berikut contoh lainnya.
Tak seorang juga yang dapat sungguh-sungguh tidur sepanjang malam, dan saat
bunyi kokok ayam hutan berderai-derai menandakan dini hari telah dekat, mereka pun
segera bangun. Kini mereka memandangi rimba sekelilingnya dengan lebih awas dan
cermat. Mereka memasak air dan makan, mengambil air sembahyang dan sembahyang,
dengan selalu sebagian utama pancaindra mereka memeriksa dan mengamati rimba di
sekelilingnya. Rimba yang kini mengandung ancaman dan maut.
Narasi dapat pula disajikan dengan pola lain, misalnya dengan urutan ruang atau pola
spasial. Kejadian-kejadian dalam teks itu disusun dengan mengikuti bagian-bagian dari suatu
tempat. Misalnya, dari barat ke timur, dari pinggir ke tengah, dari dalam ke bagian luar.
Perbandingan Teks Prosedur dengan Teks Narasi
Aspek
Jenis Teks
Teks Prosedur Teks Narasi
Persamaan Disusun secara kronologis
Perbedaan Disusun dengan pola langkah-
langkah yang berupa kalimat
perintah.
Mengandung unsur tokoh, latar, rangkaian
peristiwa.
Dapat disusun dengan pola keruangan
ataupun kausalitas.
-- 78
D Menulis Teks Prosedur Kompleks
Secara umum, untuk bisa menulis teks prosedur kompleks, kita harus menentukan topiknya
terlebih dahulu. Pilihlah topik yang kita kuasai dan bermanfaat untuk pembaca. Dibandingkan
dengan topik-topik tentang politik, hukum, dan kriminal, topik tentang pendidikan tentu lebih kita
kuasai karena hampir setiap hari kita berada di lingkungan pendidikan. Topik tentang kehidupan
remaja dapat pula kita pilih karena kita sendiri masih berusia remaja.
Berikut beberapa jenis topik yang berkaitan dengan dunia pendidikan dan keremajaan.
Pendidikan Keremajaan
1. Cara belajar kelompok yang efektif 1. Tips menghindari pergaulan bebas
2. Langkah-langkah berdiskusi yang benar 2. Kiat jitu agar disayang teman
3. Cara sehat untuk menjadi sang juara 3. Langkah-langkah terbebas tawuran
4. Kiat cepat mengingat pelajaran 4. Cara sehat menurunkan berat badan
5. Tips mengintip sekolah unggulan 5. Langkah-langkah menuju remaja penuh
percaya diri
Tulisan akan menjadi lebih menarik dan mendalam apabila kita memiliki bahan-bahannya
yang banyak. Bahan untuk menulis karangan tidak selalu harus mengandalkan pengetahuan
ataupun pengalaman langsung. Bahan-bahan ini juga dapat diperoleh melalui bacaan.
Kamus, buku, surat kabar, majalah, dan internet merupakan sumber inspirasi yang sangat kaya
untuk menulis karangan. Dari bahan-bahan ini kita dapat memperoleh aneka pengetahuan
dan beragam informasi yang dapat memperkaya wawasan untuk menulis. Semakin banyak sumber
yang dibaca, akan semakin luas dan semakin bertambah pandangan kita mengenai suatu hal.
Untuk memperoleh bahan dari berbagai sumber bacaan, kita perlu mengusahakannya dengan
langkah-langkah berikut.
1. Membaca sumber-sumber ini secara intensif.
2. Mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang telah
ditentukan.
Jika topiknya tentang cara belajar, kita perlu membaca sumber-sumber berkenaan dengan
hal-hal berikut:
1. pengertian belajar;
2. faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar;
3. langkah-langkah belajar yang baik.
Namun, jika topiknya itu tentang cara menghindari pergaulan bebas, bahan-bahan yang dapat
dikumpulkan adalah sebagai berikut:
1. pengertian pergaulan bebas;
2. ciri-ciri pergaulan bebas;
3. hal-hal negatif dari pergaulan bebas;
4. cara-cara menghindari pergaulan bebas;
5. kegiatan-kegiatan positif yang menggantikan pergaulan bebas.
Prosedur Kompleks 79
Apabila bahan-bahan itu sudah terkumpul, langkah selanjutnya adalah menyusun kerangka
karangan. Catatlah hal-hal penting dari sumber-sumber ini dan jadikanlah sebagai kerangka
karangan. Cukup gagasan-gagasan pokoknya saja. Keberadaan kerangka karangan sangat penting
untuk menjadikan susunan tulisan kita lebih lengkap dan sistematis. Lebih-lebih tulisan kita itu
merupakan suatu petunjuk, harus jelas dan benar sistematikanya, baik berpola kronologis, berpola
penting-tidak penting, ataupun pola-pola lainnya.
Dengan adanya kerangka karangan, kemungkinan terlewatinya langkah atau petunjuk dapat
terhindarkan. Manfaat kerangka karangan lainnya adalah sebagai berikut:
1. memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih teratur;
2. memudahkan penempatan bagian karangan yang penting dengan yang tidak penting;
3. menghindari timbulnya pengulangan pembahasan;
4. membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
Perhatikanlah kerangka karangan berikut untuk topik “menjadi pribadi yang penuh percaya
diri”.
1. Menerima apa adanya
2. Mengenali kekurangan dan kelebihan diri
3. Bertanya tentang kekurangan dan kelebihan diri
4. Keyakinan pada diri sendiri
5. Selalu bersyukur
6. Bersyukur menambah kebahagiaan
7. Banyak tersenyum secara tulus
8. Senyum membawa kebahagiaan
Kerangka karangan itu kita susun berdasar bahan-bahan yang kita peroleh melalui kajian
dari berbagai sumber. Semakin banyak bahan, semakin jelas dan terperinci pula kerangka karangan
itu. Namun, kita tidak perlu kaku di dalam pengembangannya. Kita bisa saja menambahkan
atau bahkan menghilangkan beberapa bagian. Susunannya pun bisa kita ubah sesuai dengan
keperluan.
Berikut contoh teks sebagai pengembangan dari kerangka karangan di atas.
Menjadi Pribadi Penuh Pecaya Diri
Untuk menjadi pribadi yang percaya diri, Anda harus menerima diri apa adanya. Ini
sangatlah penting karena begitu Anda menerima diri Anda apa adanya, Anda merasa senang
dengan diri Anda sendiri. Artinya, Anda menerima apa pun kelebihan dan kekurangan yang
melekat pada diri Anda selama ini. Tentunya, yang dimaksud dengan menerima kekurangan
disini bukan sama sekali membiarkan kekurangan diri Anda begitu saja. Sebaliknya, Anda
terdorong untuk memperbaiki kekurangan dengan sepenuh hati, tanpa putus asa.
Langkah pertama dengan menanyakan kepada diri Anda tentang hal-hal berikut dan
jawablah sejujurnya.
1. Apa saja kekurangan diri saya selama ini yang harus saya perbaiki, demi mencapai impian
mulia saya?
2. Hal apakah dari diri saya yang kurang disukai orang lain atau teman saya?
-- 80
Adapun yang dimaksud dengan kelebihan disini adalah hal-hal positif diri Anda yang patut
Anda syukuri dan maksimalkan. Cara mengenali kelebihan diri Anda ini sangatlah mudah.
Untuk mengenali kelebihan Anda, jawablah pertanyaan berikut.
1. Hal positif apa sajakah yang teman saya sukai dari diri saya?
2. Apa yang saya sukai dari diri saya selama ini?
3. Apa yang orang lain rindukan dari diri saya?
Langkah kedua, yakinlah pada diri Anda sendiri. Keyakinan adalah fondasi kehidupan.
Sekali kita yakin kepada diri sendiri, sejak itulah kita lebih mudah melangkah dalam meraih
impian.
Langkah ketiga, bersyukurlah atas apa pun yang Anda dapatkan. Bersyukur adalah bukti
kebahagiaan seseorang. Semakin kita pandai bersyukur, semakin tinggi kebahagiaan yang kita
dapatkan. Dengan bersyukur, kita telah mengakui setiap kebaikan yang kita dapatkan serta
menikmati setiap kebaikan yang kita lakukan.
Langkah keempat, tersenyumlah dengan tulus kepada setiap orang, termasuk orang yang
pernah menyakiti diri Anda. Senyum adalah doa. Setiap doa adalah kebaikan. Setiap kebaikan
adalah awal dari kebahagiaan. Itulah sebabnya semakin sering kita tersenyum dengan tulus,
semakin bahagialah diri kita. Semakin kita bahagia, semakin percaya dirilah diri kita.
Selamat menjadi pribadi yang percaya diri dan penuh bahagia! (Sumber: Ainy Fauziyah
dalam Kompas)
Soal-soal Latihan
Pilihlah jawaban yang paling benar!
(Teks berikut dipakai untuk menjawab soal nomor 1‑3)
Boleh-boleh saja ikut arus. Akan tetapi, tetap ingat juga tempat kita berpijak agar identitas bangsa
tidak hilang. Siapa lagi yang akan mengemban pesan dan peninggalan nenek moyang dan leluhur
bangsa kalau bukan kita sendiri. Iya, kan? Kita tahu dan sadar bahwa Indonesia kita tercinta ini
punya ragam kebudayaan yang sangat kaya. Setiap provinsi dan suku bangsa mempunyai karakter
yang berbeda satu sama lain, juga latar belakang budaya yang berbeda. Masing-masing provinsi
memiliki bentuk penampilan, mempunyai keunikan yang sangat indah, kaya akan warna, bentuk,
detail-detail, dan ornamen-ornamen unik dan penuh identitas kedaerahan. Tentunya semua itu
tidak akan pernah dan tidak boleh dilupakan hanya karena ingin ikut arus gaya minimalis.
1. Kata kerja imperatif dalam cuplikan teks di atas adalah ….
A. tidak boleh D. mengemban pesan
B. kita tahu E. ikut arus
C. mempunyai
2. Contoh konjungsi yang menyatakan syarat ….
A. dan D. agar
B. yang E. akan tetapi
C. kalau
Prosedur Kompleks 81
3. Cuplikan di atas mengandung petunjuk tentang ….
A. gaya hidup
B. pola budaya
C. bentuk rumah
D. cara mempertahankan budaya bangsa
E. penampilan dalam berkeluarga
(Teks berikut dipakai untuk menjawab soal nomor 4‑5)
(1) Sampai di sini penampilan ruang masih standar gaya minimalis seperti yang sering kita lihat
pada umumnya. (2) Jangan dibiarkan karena dapat membuat rumah berkesan tidak atau belum
selesai akibat terlalu bersih, bahkan cenderung gersang. (3) Sementara itu, sebuah rumah tinggal,
betapa pun sederhananya tetap harus ada sentuhan manusiawi agar lebih hidup.
4. Kalimat yang menyatakan perintah ditandai dengan nomor ….
A. (1) D. (1), (2)
B. (2) E. (2), (3)
C. (3)
5. Konjungsi yang menyatakan penguatan dinyatakan dalam kalimat ….
A. (1) D. (1), (2)
B. (2) E. (2), (3)
C. (3)
(Teks berikut dipakai untuk menjawab soal nomor 6‑7)
Seandainya kita berkesempatan berkunjung ke Kutub Utara dan Kutub Selatan, ada pemandangan
langit menakjubkan yang hanya ada di daerah itu. Terlihat cahaya berwarna-warni biru, merah,
kuning, melengkung, meliuk, menjuntai, dan berpendar puluhan bahkan ratusan kilometer disertai
suara desis di kesunyian malam. Aurora bak tirai cahaya di ketinggian 90 km hingga 800 km yang
membungkus dataran es.
6. Bacaan di atas terkategori sebagai jenis teks ….
A. ekspalansi
B. anekdot
C. eksposisi
D. laporan pengamatan
E. ulasan
7. Aspek yang berbeda dari teks ini dengan prosedur kompleks adalah ada pada ….
A. penggunaan konjungsi
B. penggunaan keterangan waktu
C. penggunaan kata kerja imperatif
D. penentuan topik tentang hal yang diamati
E. kalimat-kalimatnya yang tidak berupa perintah
-- 82
(Teks berikut dipakai untuk menjawab soal nomor 8‑10)
Yakinkan calon pemberi dana bahwa bekerja sama dalam bentuk pemberian dana dari mereka
adalah tindakan yang sangat berharga dan merupakan investasi yang baik. Gambarkan secara jelas
manfaat yang akan ditimbulkan atas bantuan mereka. Keuntungan yang lain (jika ada) mestinya
juga harus kita paparkan kepada pemberi dana untuk masa depan. Misalnya, setelah kegiatan
berakhir, apakah masih ada rencana tindak lanjut yang mungkin menguntungkan mereka, baik
secara psikologis, sosial, politik, maupun ekonomi.
8. Kalimat yang tidak bernada perintah berada pada urutan ….
A. pertama
B. kedua
C. ketiga
D. keempat
E. ketiga dan keeempat
9. Contoh kata kerja imperatif dalam teks di atas adalah ….
A. yakinkan dan gambarkan
B. bekerja sama dan merupakan
C. menguntungkan dan mestinya
D. berakhir dan tindakan
E. misalnya dan maupun
10. Bahwa kalimat ketiga berbentuk pasif ditandai oleh kata-kata ….
A. keuntungan
B. jika ada
C. kita paparkan
D. juga harus
E. kepada pemberi dana
(Cuplikan di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 11‑12).
(1) Saat Anda bermaksud mencari peluang kerja, mulailah dengan mencari informasi sebanyak-
banyaknya. (2) Sering-seringlah membaca koran atau mendengarkan radio. (3) Kedua jenis media
itulah yang kini menjadi corong utama bagi banyak perusahaan dalam merekrut karyawan baru.
11. Contoh kata kerja impertif dalam teks di atas adalah ….
A. itulah
B. merekrut
C. bermaksud
D. mulailah
E. sebanyak-banyaknya
12. Kalimat yang memakai keterangan penunjuk waktu adalah .…
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (1), (2)
E. (2), (3)
Prosedur Kompleks 83
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 13‑15)
(1) Teori Wiwin jitu. (2) Tak berapa lama menekuni pekerjaan server, ia terpilih menjadi trainer
para server baru. (3) Selama bekerja, Wiwin terus mengembangkan diri dan mengasah ide-ide
untuk perusahaan. (4) Ia pun akhirnya dilirik untuk menjadi asisten personnel manager. (5)
Merasa punya bekal lumayan, Wiwin sempat tergoda untuk pindah ke perusahaan lain. (6) Namun,
pimpinannya menawarkan posisi aduhai, menjadi purchasing manager. (7) Dari situ ia ditawari
lagi menjadi cost controller manager dan akhirnya public relation manager.
13. Teks di atas dikembangkan dengan pola ….
A. umum-khusus
B. sebab-akibat
C. keruangan
D. kronologis
E. penting-tidak penting
14. Kata-kata yang menunjukkan urutan waktu, kecuali ….
A. tak beberapa lama
B. akhirnya
C. selama bekerja
D. akhirnya
E. sempat tergoda
15. Kalimat yang memakai konjungsi antarkalimat .…
A. (2)
B. (3)
C. (5)
D. (6)
E. (7)
(Teks di bawah ini dipakai untuk menjawab soal nomor 16‑18)
(1) Sebelum memutuskan untuk melamar atau bahkan menerima pekerjaan itu, usahakan untuk
mengetahui dengan jelas pekerjaan yang harus dilakukan. (2) Sumber yang paling tepat untuk
ditanya adalah manajer yang langsung menangani pekerjaan yang akan dilamar. (3) Bisa juga
menghubungi kenalan yang pernah menangani pekerjaan semacam itu. (4) Cara ini penting
dilakukan untuk menghindari ‘mimpi’ akan perusahaan yang menawarkan gaji dan keuntungan
muluk yang kenyataannya boleh jadi di luar dugaan Anda.
16. Kalimat yang menyatakan perintah ditandai dengan nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (1), (4)
-- 84
17. Kalimat yang memakai keterangan waktu ada pada nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (1), (2)
18. Contoh kata tidak baku dalam teks adalah ….
A. bahkan
B. usahakan
C. mimpi
D. dugaan
E. muluk
(Teks ini dipakai untuk menjawab soal nomor 19‑20)
(1) Yang terjadi pada era globalisasi sekarang ini sesungguhnya adalah westernisasi. (2) Pengaruh
negara-negara Barat atau negara-negara maju terus menjejali budaya bangsa-bangsa terbelakang,
termasuk kita, sehingga budaya kita sendiri menjadi terkikis. (3) Kita kehilangan identitas karena
rapuhnya pondasi mental di samping kepercayaan diri yang sangat lemah. (4) Kita lebih bangga
dengan atribut-atribut bangsa lain dan merasa malu dengan identitas bangsa sendiri.
19. Cuplikan di atas merupakan bagian dari jenis teks ....
A. prosedur kompleks
B. eksposisi
C. eksplanasi
D. cerita ulang
E. laporan observasi
20. Kalimat yang memakai konjungsi kausalitas ditandai dengan nomor ....
A. (1), (4)
B. (2), (3)
C. (2), (4)
D. (3), (4)
E. (1), 2)
Negosiasi 85
A Pengertian
Amatilah teks berikut.
Sansan : “Maaf, Bu. Bisa meminta waktu sebentar?”
Bu Lita : “Ada apa, ya, San?”
Sansan : “Saya ingin mengajukan cuti kerja.”
Bu Lita : “O, ya. Pasti karena kehamilanmu itu, kan?”
Sansan : “Betul, Bu.”
Bu Lita : “Sudah berapa bulan kandungannya?”
Sansan : “Sudah delapan bulan, Bu.”
Bu Lita : “Kan, masih sebulan lagi. Nanti saja kalau sudah dekat waktunya lahir.”
Sansan : “Sudah terasa berat, Bu. Lagi pula untuk jaga-jaga, khawatir waktunya di luar
dugaan.”
Bu Lita : “Begini saja, bagaimana kalau menunggu dua minggu lagi supaya nanti cutinya
lebih panjang setelah melahirkan? Sekarang bekerja dulu.Ya, bekerjanya jangan
yang berat-berat. Pilih-pilih.”
Sansan : “Maaf, ya, Bu. Memang Ibu memberi waktu cutinya berapa lama?”
Bu Lita : “Tiga bulan. Cukup, kan?”
Sansan : “Iya, saya kira cukup. Mudah-mudahan selama itu, saya dan si bayi nanti sudah
sehat dan kuat lagi.”
Bu Lita : “Ya, tapi sekarang kamu jangan dulu cuti. Nunggu dua minggu lagilah karena memang
Ibu sangat membutuhkan tenaga kamu. Jangan khawatir kecepetan lahir. Ibu juga
sudah pengalaman dalam masalah itu mah. Ibu, kan, sudah dua kali melahirkan.”
Sansan : “Mudah-mudahan, ya, Bu. Terima kasih atas kebaikan Ibu.”
Teks di atas merupakan