teks 2



 ermakna ….

A. menambahkan D. melanjutkan

B. mempertentangkan E. menegasikan

C. membandingkan

16. Argumentasi dinyatakan dalam kalimat ….

A. kesatu dan kedua 

B. kesatu dan ketiga 

C. kedua dan ketiga

D. kesatu

E. ketiga

(Cuplikan di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 17‑18)

Seorang remaja berinisial AAL, gara-gara mencuri sandal, ia harus dimeja hijaukan, kemudian 

divonis bersalah. Masyarakat memandang bahwa aparat penegak hukum sudah keterlaluan, 

berlaku sistem tebang pilih. Kasus hukum yang ecek‑ecek diperkarakan, sementara masih 

banyak kejahatan serius yang dipandang sebelah mata. Koruptor yang menggasak uang 

negara miliaran, bahkan triliunan rupiah, dibiarkan melenggang bebas, tidak diotak-atik, tanpa 

tersentuh hukum.

17. Cuplikan ini  bertopik tentang ….

A. ketidakadilan hukum

B. kriminalitas di masyarakat

C. aparat penegak hukum yang korup

D. kondisi peradilan di Indonesia

E. separuh remaja yang berbuat kriminal

18. Argumentasi dalam cuplikan di atas dinyatakan dalam kalimat ….

A. pertama dan kedua 

B. kedua dan ketiga 

C. ketiga dan keempat

D. kedua dan keempat

E. pertama dan ketiga

-- 42

(Cuplikan di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 19‑20)

(1) Banyak pejabat daerah, bahkan anggota dewan, tampak berlomba-lomba ingin menunjukkan 

perhatian terhadap prestasi mereka. (2) Itulah hal yang diberitakan banyak media akhir-akhir 

ini. (3) Namun, sayangnya sangat kurang pemberitaan yang menyoroti pola pendidikan yang 

diterapkan di SMK ini  selama ini. (4) Seberapa besar pula biaya yang dipungut sekolah 

pada para siswanya? (5) Masyarakat tentunya sangat penasaran dengan semuanya itu. (6) 

Penularan pola pendidikan yang berlaku di sana sangat penting agar terjadi penyebaran prestasi 

dan kreativitas. (7) Kalau toh kurikulumnya sama, fasilitas dan kompetensi gurunya juga tidak 

jauh berbeda, seharusnya prestasi seperti itu muncul juga dari sekolah-sekolah menengah atas 

(SLTA) lainnya.

19.  Pernyataan yang bersifat persuasif dalam cuplikan ini  dinyatakan dalam kalimat 

bernomor ….

A. (1), (2) D. (4), (5)   

B. (2), (3) E. (6), (7)

C. (3), (4)  

20. Konjungsi pertentangan dinyatakan dalam kalimat bernomor ….

A. (1) D. (5) 

B. (2) E. (7) 

C. (3)     

Laporan Hasil Observasi 43

A Pengertian

Perhatikanlah teks berikut.

Alunan nada yang membentuk harmonisasi lagu menggema di halaman kampus Universitas 

Padjadjaran Jln. Dipati Ukur Bandung, Senin (27/8) siang. Lebih dari sepuluh ribu pasang 

tangan memainkan alat musik tradisional angklung dan memanjakan ribuan pasang telinga 

yang mendengarnya. Ribuan mahasiswa baru dan ”civitas academica” Unpad memainkan alat 

musik tradisional angklung. Mereka begitu kompak. Permainan mereka begitu memukau para 

penonton. Acara yang merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-50 Unpad itu membuat 

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik ikut terpukau.

(www.angklung‑web‑institute.com)

Teks di atas merupakan contoh laporan hasil observasi karena teks ini  mengemukakan 

fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Dengan teks ini , pembaca memperoleh 

sejumlah pengetahuan ataupun wawasan, bukan hasil imajinasi. 

Perhatikanlah teks di bawah ini!

Sekitar dua ratus pelajar SMA, SMK, dan sederajat, berkumpul di depan kantor PDAM 

Bandung, Jalan Badaksinga, Minggu (12/8). Setelah melakukan beberapa persiapan, kelompok 

pelajar ini melakukan pawai melewati Taman Cikapayang, menyusuri Jalan Ir. H. Juanda, 

menuju Bandung Indah Plaza (BIP).

Rombongan ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Paling depan, deretan siswi-siswi 

imut. Mereka asyik memainkan mayoret, melakukan koreografi memakai  benderanya 

masing-masing. Kelompok mayoret ini diikuti dengan marching band, disusul dengan 

sejumlah pelajar yang menempeli tubuh mereka dengan papan yang bertuliskan hak-hak 

yang patut dituntut remaja. Rombongan diakhiri dengan sekelompok pelajar yang berbaris di 

dalam “selimut” berbentuk spanduk yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari sejumlah 

sekolah di Bandung.

Informasi yang Anda dapatkan setelah membaca teks di atas, yakni pelaksanaan karnaval 

yang dilakukan oleh ratusan pelajar. Karena sifatnya yang informatif, paragraf-paragraf di atas 

diklasifikasikan ke dalam jenis laporan. Hal ini  sesuai dengan karakteristik laporan, yakni 

teks yang bertujuan untuk memberi  pengetahuan atau informasi yang sejelas-jelasnya kepada 

pembaca. 

III Laporan Hasil Observasi

-- 44

Karakterstik lainnya dari suatu laporan adalah dipenuhinya teks itu dengan fakta. Perhatikan 

paragraf pertama pada teks di atas. Setiap kalimat dalam paragraf ini  berupa fakta.

1. Sekitar dua ratus pelajar SMA, SMK, dan sederajat, berkumpul di depan kantor PDAM 

Bandung, Jalan Badaksinga, Minggu (12/8). (fakta)

2. Setelah melakukan beberapa persiapan, kelompok pelajar ini melakukan pawai melewati 

Taman Cikapayang, menyusuri Jalan Ir. H. Juanda, menuju Bandung Indah Plaza (BIP). 

(fakta)

berdasar  contoh-contoh di atas, laporan hasil observasi memiliki ciri-ciri sebagai 

berikut.

1. Menyajikan fakta-fakta tentang keadaan peristiwa, tempat, benda, atau orang. Misalnya, 

contoh 1 menggambarkan keadaan peristiwa dan contoh 2 keadaan tempat.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembacanya.

Fakta-fakta dari hasil observasi akan lebih jelas dan menarik apabila disertai dengan gambar 

yang berupa tabel, grafik, atau bagan. Ketiga jenis gambar grafis itu juga mudah kita jumpai 

dalam bacaan-bacaan, bukan? Tabel, grafik, dan bagan di dalam suatu laporan juga berfungsi 

untuk membantu memperjelas fakta di samping menjadikan suatu laporan itu lebih menarik.

Seperti halnya tabel, kehadiran grafik dalam suatu laporan berfungsi untuk memvisualisasikan 

fakta-fakta sehingga lebih jelas dan mudah dipahami. Dengan pemanfaatan grafik, pembaca akan 

lebih mudah memahami laporan yang dimaksud oleh penulisnya. 

B Fungsi, Struktur, dan Kaidah Teks Laporan Observasi

1. Fungsi Teks Laporan Observasi

Teks laporan observasi tergolong ke dalam jenis teks faktual.Teks ini  bertujuan 

memaparkan informasi atau fakta-fakta mengenai suatu objek tertentu. Objek yang dimaksud 

bisa keadaan alam, perilaku sosial, kondisi budaya, benda, dan sejenisnya. Cara pengumpulan 

faktanya dapat dilakukan dengan pengamatan biasa, wawancara, ataupun penelitian lapangan 

dan laboratorium secara intensif. Dengan cara ini , suatu objek dapat digambarkan 

dengan kata-kata secara jelas. Dengan demikian, pembaca dapat memperoleh gambaran 

umum tentang suatu objek, baik itu berupa suasana alam, pelaksanaan suatu kegiatan, 

keberadaan organisasi, ataupun yang lainnya.Wujud teksnya dapat berupa artikel, makalah, 

ataupun laporan penelitian.

Contoh laporan observasi dapat disajikan dalam bentuk populer. Pilihan kata dalam 

bentuk populer cenderung subjektif dan banyak kata konotatif di dalamnya. Selain itu, sebuah 

laporan observasi dapat disajikan pula secara formal atau bergaya karya tulis ilmiah. Kata-

kata yang dipakai  dalam bentuk formal bersifat lugas (denotatif). Baik yang berbentuk 

formal ataupun populer, secara umum teks laporan observasi bertujuan untuk menyampaikan 

fakta dengan sejelas-jelasnya. 

Adapun dalam posisinya sebagai suatu laporan, baik yang menjelaskan kegiatan, 

perjalanan, penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan sejenisnya, teks ini  

berfungsi sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban atas suatu kegiatan yang dilaksanakan 

Laporan Hasil Observasi 45

penulisnya. Dengan laporan ini , penulis harus memaparkan berbagai hal yang telah 

dilakukan. Demikian halnya dengan laporan hasil observasi, penulis harus menjelaskan 

kegiatan-kegiatan penting yang telah dilakukan selama melakukan observasi atas objek 

tertentu beserta hasil-hasilnya.

Langkah-langkah kegiatan observasi dan hasilnya kemudian dituangkan dalam bentuk 

laporan. Tujuannya agar kegiatan yang telah dilakukan dapat diketahui secara jelas oleh 

pihak yang memberi tugas atau yang berkepentingan. Melalui laporan observasi kondisi 

nyata tentang objek yang diobservasi dapat dipahami secara jelas dan terperinci.

Misalnya, objek yang diobservasi itu tentang kebiasaan masyarakat tertentu dalam 

merayakan upacara pernikahan. Fakta-fakta penting dalam upacara itu dapat disajikan dengan 

lengkap karena disertai dengan foto-foto, gambar-gambar grafis, dan berbagai informasi 

lainnya. Dengan paparan-paparan yang tersaji dalam laporan itu, kita dapat mengetahui dan 

memahami tata cara pernikahan masyarakat itu secara terperinci, mulai dari awal hingga 

upacara berakhir. 

Perhatikan teks berikut.

Ribuan orang menyaksikan upacara adat tradisional Grebek (sesaji) dari Keraton 

Kesultanan Yogyakarta, yang berlangsung di alun-alun utara keraton itu, Senin (17/12) 

lalu.

Upacara adat tradisional Grebek yang diadakan setahun sekali, yakni pada Lebaran 

atau Lebaran hari kedua, berlangsung sekitar 40 menit, sejak pukul 09.50 WIB hingga 

pukul 10.30 WIB. Berbagai uborampe (barang) dan udik‑udik (sesaji), berupa jenis 

sayuran, buah-buahan, dan makanan tradisional yang ditata dan disusun seperti bentuk 

gunung, dikirab oleh para prajurit abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan rute dari dalam 

keraton (Pagelaran).

Pada saat dibawa keluar dari dalam Keraton Yogyakarta, dikirabkan di alun-alun utara 

keraton ini  dan dibawa ke Pengulon atau salah satu gedung yang berada di sebelah 

Masjid Besar keraton itu, gunungan (sesaji berbentuk gunung) menjadi tontonan menarik 

ribuan penonton. Sesampainya di Pengulon, sesaji antara lain apel, jeruk, kacang panjang, 

telur rebus, dan jadah (makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan) itu didoakan 

oleh para abdi dalem terlebih dahulu, baru selanjutnya diperebutkan oleh para warga yang 

menonton.

Sebagian warga mempunyai keyakinan bahwa sesaji itu bisa mendatangkan berkah 

atau keselamatan dan berbagai hal yang positif bagi orang yang memilikinya. Penonton 

upacara adat tradisional ini  tidak hanya datang dari Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Ada juga yang berasal dari luar provinsi Yogyakarta, seperti dari Solo (Jateng). Bahkan, 

sebagian kecil adalah wisatawan mancanegara.

(Sumber: Suara Karya Online dengan beberapa penyesuaian).

Teks di atas melaporkan prosesi upacara Grebek di Keraton Kesultanan Yogyakarta. 

Laporan itu tentu saja bermanfaat bagi banyak pihak, termasuk warga masyarakat pada umumnya. 

Dengan membaca teks ini , kita mengetahui secara jelas tentang tata pelaksanaan upacara 

Grebek yang biasa dilaksanakan di Keraton Kesultanan Yogyakarta, termasuk sikap warga 

atas pelaksanaan upacara ini , misalnya, ingin menyaksikan langsung upacara itu pada 

suatu kesempatan. Mungkin pula muncul sikap kecintaan terhadap budaya bangsa sendiri 

dan keinginan untuk melestarikannya.

-- 46

2. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi

Struktur laporan observasi dapat disajikan secara populer dan ilmiah. Kedua bentuk 

laporan ini  kelengkapan bagian yang berbeda. Laporan populer memiliki bagian-bagian 

yang lebih fleksibel, tetapi bagiannya tidak lengkap. Hal itu sebagaimana yang tampak pada 

artikel dalam surat kabar atau majalah. Sementara itu, laporan ilmiah memiliki bagian lebih 

lengkap dan sistematika yang teratur. 

Laporan hasil observasi pada umumnya disajikan dalam bentuk karya tulis atau yang 

lazim disebut dengan makalah. Adapun yang dimaksud dengan makalah adalah karya tulis 

yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan masalah berdasar  hasil membaca 

atau hasil pengamatan lapangan. Makalah biasanya disusun untuk diskusi-diskusi resmi, 

seperti simposium, seminar, atau lokakarya. Makalah sering pula disebut paper, yakni tugas 

tertulis pada suatu mata pelajaran yang penyusunannya bisa berupa hasil kajian hasil obervasi 

lapangan.

Makalah disajikan dalam bagian-bagian sebagai berikut.

a. Pendahuluan 

Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas meliputi, latar belakang masalah, 

perumusan masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika pembahasan.

b. Pembahasan 

Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengembangkan 

jawaban terhadap masalah yang dirumuskan. Pembahasan masalah dilengkapi dengan 

data lapangan (hasil observasi) serta pendapat-pendapat penulis itu sendiri. Bagian ini 

boleh saja disusun lebih dari satu bagian.

c. Kesimpulan

Kesimpulan adalah pemaknaan kembali terhadap uraian yang telah dibuatnya pada 

bagian pembahasan. Bagian ini merupakan hasil pemaknaan kembali pembahasan, 

bukan ringkasan isi. Dalam mengambil kesimpulan ini  penulis harus mengacu pada 

permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.

Adapun sebagai suatu teks pada umumnya, terlepas bentuknya berupa makalah ataupun 

artikel populer, struktur laporan observasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut: definisi 

umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi kegunaan.

S

tru

kt

ur

 T

ek

 

La

po

ra

O

bs

er

va

si

Definisi Umum

Deskripsi per bagian

Deskripsi kegunaan

Bagian I

Bagian II

Bagian III, dst.

Laporan Hasil Observasi 47

a. Definisi umum, menjelaskan objek yang diobservasi, baik itu tentang karakteristik, 

keberadaan, kebiasaan, pengelompokan, dan berbagai aspek lainnya. 

Contoh:

Makhluk di muka bumi ini dapat dikelompokkan atas persamaan dan perbedaannya, 

baik itu berdasar  kehidupannya, kebiasaan, dan karakteristik umum lainnya.

b. Deskripsi per bagian, menjelaskan aspek-aspek tertentu dari objek yang diobservasi. 

Contoh:

Semua makhluk di dunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu 

benda hidup dan benda mati. Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang 

kedua disebut benda mati. Benda hidup mempunyai ciri-ciri umum, seperti bergerak, 

bernapas, tumbuh, dan mempunyai keturunan. Benda hidup juga membutuhkan 

makanan. Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai 

ciri-ciri umum ini . Kera, tumbuh-tumbuhan, ikan, dan bunga adalah contoh benda 

hidup. Sementara itu, kaca, air, plastik, baja, dan oksigen adalah contoh benda mati.

c. Deskripsi manfaat, menjelaskan kegunaan dari paparan tema yang dinyatakan sebelumnya.

Dengan adanya pengelompokan ini , kita menjadi mudah dalam mempelajari 

makhluk-makhluk itu, termasuk dalam memanfaat kan nya.

Berikut contoh analisis lainnya.

Teks Struktur

Ragam Cara Berbagi, Peduli Korban Banjir Judul

Musibah banjir di Jakarta sudah merupakan musibah tahunan. 

Musibah ini  bukan semata melumpuhkan akses transportasi 

yang kemudian membatasi aktivitas warga dan merugikan 

berbagai pihak. Banjir telah memakan banyak korban, jumlah 

pengungsi pun terus bertambah di sejumlah titik banjir di Jakarta 

hingga Bekasi. Berbagai pihak pun mulai mengulurkan tangan 

untuk memberi  bantuan dan menunjukkan kepedulian. Dari 

bantuan komunitas, yayasan, organisasi internasional, relawan, 

hingga situs belanja online juga turun tangan.

Definisi umum berupa 

penjelasan tentang kon -

disi banjir di Jakarta

Sementara itu, organisasi kemanusiaan internasional yang 

fokus pada pemenuhan hak anak, Plan Indonesia berkoordinasi 

dengan BNPB untuk menyalurkan bantuan nonpangan.Pada 18 

Januari 2013, Plan Indonesia mendistribusikan paket bantuan non 

pangan untuk 2668 warga yang tinggal di tenda-tenda darurat, 

tepatnya di Ke lu rahan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.

“berdasar  pantauan tim tanggap darurat Plan Indonesia, 

kondisi kesehatan anak-anak di Rawa Buaya mulai terganggu. 

Sedikitnya ada  100 kasus diare dan saluran pernapasan, yang 

dilaporkan ke petugas kesehatan setiap hari, sejak Rabu lalu.Plan 

berharap anak-anak di lokasi pengungsian mendapatkan prioritas 

bantuan,” kata Country Director Plan Indonesia, Peter La Raus, 

dalam siaran persnya.

Deskripsi bagian, yaitu 

tentang peran Plan 

Indo nesia, sebagai salah 

satu organisasi kema-

nusiaan internasional 

dalam membantu masa-

lah banjir di Jakarta

-- 48

Bantuan nonpangan ini berupa selimut, perlengkapan sanitasi 

dan kebersihan. Tak hanya di Cengkareng, bantuan ini juga akan 

didistribusikan di Kampung Melayu dan Bendungan Hilir.

Tak hanya Plan yang cepat tanggap dengan kondisi korban 

banjir di pengungsian.Yayasan Lampu Hati berkolaborasi dengan 

Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, Relawan UI dan Tower 

Bersama Infrastruktur Grup juga bergerak bersama melakukan 

evakuasi, mendistribusikan bantuan, termasuk mendirikan posko 

bantuan dan kesehatan.

Posko bantuan didirikan untuk membantu para pengungsi 

dengan menyediakan berbagai kebutuhan seperti air mineral, 

nasi bungkus, mie instan, biskuit, bubur bayi, susu, teh, diaper, 

selimut hingga pembalut wanita.

“Yayasan Lampu Hati bergerak sangat cepat melihat kondisi 

ini. Kami berkoordinasi dengan tim relawan UI untuk segera 

melakukan evakuasi bekerja sama dengan tim PKPU. Dengan 

kekuatan sosial media kami melakukan broad cast message 

memakai  berbagai platform. Tujuannya untuk mendapat 

dukungan dari teman-teman, sahabat, kerabat dan masyarakat 

banyak untuk membantu semampunya. Alhamdulillah, berbagai 

respons dan bantuan kami peroleh dengan cepat juga,“ ujar Vinna 

Novetri pendiri sekaligus Ketua Yayasan Lampu Hati. Kegiatan 

evakuasi dan memberi  bantuan akan terus dilakukan sampai 

kondisi banjir sudah membaik dan masyarakat sudah kembali ke 

tempat tinggal masing-masing. Selanjutnya, Lampu Hati berharap 

tindak lanjut dan upaya Pemerintah mengatasi banjir dilakukan 

dengan berbagai proyek nyata.

Deskripsi bagian, yaitu 

tentang peran Yayasan 

Lampu Hati dalam mem-

bantu masalah banjir di 

Jakarta.

Berbagai pihak tergerak untuk menjadi relawan memberi  

bantuan secara mandiri dengan tetap berkoordinasi agar bantuan 

tepat sasaran. Inilah yang juga dilakukan relawan jurnalis fashion‑

lifestyle, yang menggalang dana melalui broadcast message. 

Dalam 24 jam, sejumlah bantuan terkumpul, baik pakaian, 

keperluan anak hingga dewasa, juga nasi bungkus. Dengan 

mendapatkan bantuan dari marinir untuk modal transportasi 

dan pengamanan, bantuan berhasil didistribusikan di sejumlah 

kawasan, seperti kawasan Lapangan Ros Tebet, pemukiman 

Kampung Arus Cawang, juga kawasan Pesing, Grogol pada 

Sabtu, 19 Januari 2013. 

Deskripsi bagian, yaitu 

tentang peran pihak 

lainnya dalam mem-

bantu masalah banjir di 

Jakarta.

Anda pun bisa bertindak nyata untuk meringankan beban korban 

banjir. Dengan menyalurkan bantuan sesuai kemampuan, melalui 

berbagai wadah yang berkoordinasi dengan berbagai posko agar 

bantuan bisa tepat sasaran. (Kompas)

Deskripsi manfaat, 

yaitu tentang pengaruh 

positif dari adanya 

bantuan-bantuan bagi 

korban banjir.

Laporan Hasil Observasi 49

3. Kaidah Teks Laporan Observasi

Laporan observasi yang bersifat populer tampak pada kata-katanya yang subjektif. 

Banyak kata konotatif di dalamnya. Adapun laporan observasi yang bersifat ilmiah tampak 

pada kata-katanya yang lugas dan baku. Laporan ilmiah mengutamakan kejelasan dan 

keakuratan fakta. Oleh karena itu, laporan ini  sering dilengkapi dengan gambar-gambar 

grafis, seperti tabel, grafik, dan bagan. 

Perhatikan contoh berikut.

Bencana yang Terjadi di Desa Sagalaherang

Tahun 2010-2012

Jenis Bencana 2010 2011 2012

1. Tanah longsor 12 11 9

2. Banjir bandang 4 5 7

3. Kebakaran 8 9 12

Tabel di atas menjelaskan laporan hasil obervasi tentang peristiwa bencana yang 

didengar dan disaksikan oleh Pak Gani selama ia tinggal di Desa Sagalaherang. berdasar  

hasil pengamatan lapangannya, ia kemudian menuangkannya ke dalam catatan seperti yang 

tampak pada tabel di atas. Dengan sajian tabel itulah, fakta-fakta yang diperoleh Pak Gani 

menjadi lebih jelas dan mudah dipahami pembacanya.

Selain dalam bentuk tabel, fakta-fakta atau data seperti itu dapat pula diungkapkan dalam 

bentuk grafik atau bagan.

Gambar

Jumlah Bencana Alam di Kota Salakadangda Tahun 2010-2012

Seperti halnya tabel, kehadiran grafik dalam suatu laporan berfungsi untuk memvisuali-

sasikan fakta-fakta sehingga lebih jelas dan mudah dipahami. Melalui grafik, pembaca sangat 

mudah memahami laporan yang hendak disampaikan oleh penulisnya.

Adapun kaidah teks laporan observasi berdasar  kebahasaannya adalah sebagai berikut.

a. Banyak memakai  kata benda atau peristiwa umum sebagai objek utama 

pemaparannya. Benda-benda yang dimaksud bisa berupa gunung, sungai, keadaan 

penduduk, peristiwa banjir, bencana alam, dan peristiwa budaya.

-- 50

b. Banyak memakai  kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan 

suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa.

Contoh: 

Musibah banjir di Jakarta bukan semata melumpuhkan akses transportasi yang 

kemudian membatasi aktivitas warga dan merugikan berbagai pihak. Banjir telah 

memakan banyak korban, jumlah pengungsi pun terus bertambah di sejumlah titik 

banjir di Jakarta hingga Bekasi. Berbagai pihak pun mulai mengulurkan tangan untuk 

memberi  bantuan dan menunjukkan kepedulian. Dari bantuan komunitas, yayasan, 

organisasi internasional, relawan, hingga situs belanja online juga turun tangan.

c. Banyak memakai  kopula, yakni kata adalah, merupakan, yaitu. Kata-kata itu 

dipakai  dalam menjelaskan pengertian atau konsep.

Contoh:

1) Darah adalah cairan merah yang kental. ada  sekitar 3,5 liter darah pada rata-

rata tubuh manusia dan dapat digolongkan menjadi golongan A, B, O, dan AB.

2) ada  tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Pembuluh darah 

arteri adalah pembuluh darah yang lebar. Pembuluh darah jenis ini menyalurkan 

darah ke seluruh bagian tubuh. Darah pada pembuluh arteri berwarna merah cerah 

dan mengandung oksigen. Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang 

sempit. Pembuluh darah jenis ini memiliki dinding yang tipis dan tidak elastis. 

Adapun pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil.

3) Jantung adalah organ yang berbentuk seperti kerucut. Jantung terletak di tengah 

dada bagian dalam. Jantung merupakan organ yang tebal, berotot, dan mempunyai 

empat bilik. Rata-rata jantung mempunyai ukuran panjang kira-kira 13 cm, lebar 9 

cm, dan tebal 6 cm. Berat jantung sekitar 300 gram.

d. Banyak memakai  kata yang menyatakan pengelompokan, perbedaan, atau 

persamaan. 

Contoh:

1) Semua benda di dunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu benda 

hidup dan benda mati. 

2) Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai ciri-

ciri umum ini . 

3) Harimau (Panthera tigris) digolongkan ke dalam mamalia, yaitu binatang yang 

menyusui.

e. Banyak memakai  kata yang menggambarkan sifat atau perilaku benda, orang, atau 

suatu keadaan. Ini berkaitan dengan kepentingan di dalam memaparkan suatu objek 

dengan sejelas-jelasnya.

Contoh:

1) Sekitar dua ratus pelajar SMA, SMK, dan sederajat, berkumpul....

2) Kelompok pelajar ini melakukan pawai...

3) Rombongan ini terbagi....

4) Mereka asyik memainkan....

5) ... sekelompok pelajar yang berbaris

6) di dalam “selimut” berbentuk spanduk....

7) ... yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari sejumlah sekolah di Bandung.

Laporan Hasil Observasi 51

Contoh lainnya.

Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Tumbuh-

tumbuhan tidak mempunyai otak, jantung, paru-paru, dan darah, tetapi hidup. Selain 

itu, tumbuh-tumbuhan dapat melakukan sesuatu yang sangat penting yang tidak dapat 

dilakukan oleh binatang. Tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan makanan sendiri, 

sedangkan binatang tidak. Rumput, gandum, dan tanaman keras adalah jenis tumbuh-

tumbuhan. Namun, tidak semua tumbuh-tumbuhan mempunyai bunga. Oleh karena 

itu, tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tumbuh-tumbuhan berbunga 

dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga. Mawar, jagung, dan tanaman buah mempunyai 

bunga, tetapi jamur, lumut, dan pakis tidak.

Dalam contoh di atas, pemaparan tumbuhan didahului oleh penggunaan kata 

mempunyai. Di samping itu, dapat pula digambarkan langsung oleh penggunaan kata-

kata yang menyatakan keadaan, seperti bergerak, melakukan, menghasilkan, berbunga, 

dan sejenisnya.

f. Banyak memakai  kata-kata teknis (istilah ilmiah) berkaitan dengan tema (isi) teks. 

Hal ini terkait dengan sifat laporan itu sendiri yang pada umumnya merupakan teks yang 

bersifat keilmuan.

Contoh:

Binatang dapat dibagi menjadi vertebrata dan invertebrata. Makhluk vertebrata 

mempunyai tulang belakang yang meliputi manusia, burung, anjing, katak, dan lain-

lain. Sementara invertebrata tidak mempunyai tulang belakang yang meliputi ubur-

ubur, kupu-kupu, dan laba-laba. ada  lima kelompok vertebrata, yaitu mamalia, 

burung, amfibi, reptilia, dan ikan.

Istilah vertebrata, invertebrata, dan yang lainnya merupakan kata-kata teknis bidang 

biologi. Kata-kata itu muncul terkait dengan tema teks yang berkenaan dengan masalah 

ilmu hayat.

g. Banyak melesapkan kata yang mengatasnamakan penulis (bersifat impersonal). Kata-

kata saya, kami, penulis, dan peneliti sering dihilangkan dengan digantikan oleh bentuk 

kalimat pasif.

Contoh: 

Personal Impersonal

1) Di Indonesia, saya menemukan 

harimau di hutan dan hutan bakau di 

Pulau Sumatra dan Jawa.

Di Indonesia harimau dapat ditemukan di 

hutan dan hutan bakau di Pulau Sumatra 

dan Jawa.

2) Yang pertama kami sering me nye-

butnya makhluk hidup dan yang kedua 

kami menyebutnya makhluk mati.

Yang pertama sering disebut makhluk hidup 

dan yang kedua disebut makhluk mati.

3) Semua benda di dunia ini dapat penulis 

klasifikasi menjadi dua kelompok, 

yaitu benda hidup dan benda mati.

Semua benda di dunia ini dapat diklasifikasi-

kan menjadi dua kelompok, yaitu benda 

hidup dan benda mati.

-- 52

C Perbandingan Teks Laporan Observasi

1. Teks Laporan Observasi dengan Teks Eksposisi

Teks laporan observasi tergolong ke dalam genre faktual, seperti halnya teks prosedur, 

eksposisi, eksplanasi, dan negosiasi. Namun, dari segi fungsi teks ini  dapat dikelompok-

kan ke dalam teks paparan, yakni teks yang bertujuan untuk menjelaskan suatu topik tertentu 

dengan sejelas-jelasnya. Untuk itulah, teks ini  sering kali memakai  media-media 

grafis, seperti tabel, grafik, dan bagan.

Perhatikanlah kedua cuplikan teks di bawah ini.

Teks 1 Teks 2 

Sekitar dua ratus pelajar SMA, SMK, dan 

sederajat, berkumpul di depan kantor PDAM 

Bandung, Jalan Badaksinga, Minggu (12/8). 

Setelah melakukan beberapa persiapan, 

kelompok pelajar ini melakukan pawai 

melewati Taman Cikapayang, menyusuri 

Jalan Ir. H. Juanda, menuju Bandung Indah 

Plaza (BIP) (Pikiran Rakyat).

Aduh, hari ini aku harus belajar untuk ujian 

matematika untuk besok. Pulang sekolah 

ada janji mau kerja kelompok biologi. Tugas 

prakarya bahasa Indonesia belum selesai 

lagi. Bagaimana nih?

Kalau kamu sering mengalami hal seperti 

itu, hati-hati lho... Mungkin kamu punya 

kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Kalau 

semua pekerjaan harus dikerjakan dalam 

waktu yang bersamaan, kamu akan kehabisan 

napas. Waktu terasa sempit, dan pekerjaan 

yang dilakukan pun hasilnya tidak akan 

optimal. (Ridho Muhammad Zulkarnaen)

Teks yang telah Anda baca memiliki karakter yang berbeda. Teks yang pertama 

menyajikan fakta-fakta tentang adanya suatu peristiwa atapun kejadian. Sementara itu, teks 

yang kedua berisi pendapat-pendapat ataupun saran-saran. Teks yang pertama itulah yang 

dikategorikan sebagai teks laporan observasi. Dikatakan demikian karena di dalamnya tersaji 

sejumlah fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan. Dengan contoh ini  dapat 

disimpulkan bahwa teks yang berupa laporan berisikan sejumlah fakta. Sementara itu, teks 

yang di luar kategori ini  wujudnya bukan fakta, melainkan hanya berupa pendapat-

pendapat atau saran-saran; mungkin pula berupa imajinasi atau sesuatu yang lain. Cuplikan 

ini  merupakan bagian dari teks eksposisi.

Pemilihan kata merupakan syarat lain yang harus diperhatikan dalam suatu penyajian 

laporan. Kata-kata dalam laporan berbeda dengan yang ada pada teks lainnya, misalnya 

anekdot. Laporan mensyaratkan penggunaan kata yang berbeda dengan yang biasa dipakai  

dalam karya sastra ataupun kata-kata sehari-hari. Kata-kata dalam suatu laporan harus lugas 

dan terbebas dari makna kias.

1. Makna lugas atau makna denotatif adalah makna yang tidak mengalami perubahan 

ataupun penambahan. Makna itu sesuai dengan konsep asalnya. Lugas dalam hal ini 

disebut juga ‘makna asal’. Makna inilah yang harus dipakai  dalam karya ilmiah.  

Misalnya, apabila dipakai  kata panas, maka makna panasi dalam karangan ilmiah 

harus berarti ‘suhu’ dan tidak boleh bermakna yang lainnya.

Laporan Hasil Observasi 53

2. Makna kias atau makna konotasi adalah makna yang berdasar  perasaan atau pikiran 

seseorang. Makna konotasi sebenarnya merupakan makna denotasi yang telah mengalami 

penambahan. berdasar  perasaan atau pikirannya, seseorang melakukan penambahan-

penambahan makna, baik itu yang berupa pengkiasan ataupun perbandingan dengan benda 

atau hal lainnya. Misalnya, dalam makna kias, kata panas bisa bermakna lain-lain.

Contoh:

1) Setelah dia bicara, diskusi itu semakin panas.

2) Hatiku panas mendengar ocehan orang itu.

 Makna kata panas dalam kedua kalimat di atas tidak berarti ‘suhu’, melainkan ‘marah’ 

atau emosi.

Suatu laporan harus menghindari penggunaan kata-kata bermakna konotasi. Kata-kata 

yang dipakai  dalam laporan bersifat apa adanya. Kata-kata yang dipakai  dalam laporan 

diupayakan memiliki maksud yang jelas. Oleh karena itulah, dalam suatu laporan banyak 

dijumpai definisi, untuk menjelaskan suatu kata atau konsep agar diperoleh keajegan makna 

dan dapat terhindari dari kesimpangsiuran maksud antara penulis dengan pembacanya.

Jenis Teks Ragam Bahasa

1. Laporan observasi Lugas, baku

2. Karya sastra Bahasa sastra, konotatif, ada rekayasa.

3. Anekdot Bahasa sehari-hari

Penulisan laporan tidak bisa lepas dari penggunaan istilah, baik itu istilah yang 

berhubungan dengan kegiatan observasi maupun dalam bidang penulisan laporan itu 

sendiri. Dalam kaitannya dengan kegiatan observasi, akan muncul istilah-istilah seperti 

metodologi, populasi, sampel, asumsi, dan sebagainya. Apabila bidang pembahasannya 

tentang kependudukan, akan muncul istilah-istilah seperti natalitas, mortalitas, migrasi, 

dan angka pengangguran. Sementara itu, apabila pembahasan atau hal yang diobservasi itu 

berkenaan dengan bidang pendidikan, muncullah istilah siswa, kurikulum, pembelajaran, dan 

sejenisnya. Dalam bidang ilmu hayat, dipakai  kata-kata seperti vertebrata, invertebrata, 

mamalia, atau proses oksidasi.

Perhatikan cuplikan teks berikut! 

Semangat kerja keras dan disiplin yang tinggi harus dipupuk terus menerus. Untuk itu, 

diperlukan kemampuan organisasi untuk membangkitkan suatu mekanisme pemantauan 

atau pengawasan terhadap perilaku bawahan sehari-hari. Pada batas tertentu, sebagai 

tindak lanjut pengawasan preventif secara dini dapat diterapkan secara konsisten peraturan-

peraturan disiplin pegawai. Dengan disiplin yang tinggi, segala persoalan dapat teratasi.

Cuplikan teks di atas pun lebih banyak mengemukakan pendapat. Teks ini  

mengemukakan pentingnya semangat kerja keras dan disiplin dari seorang pegawai.Untuk 

menyatakan pendapatnya itu, penulis mengemukakan alasan-alasan, contoh-contoh, dan 

fakta-fakta. Dalam teks di atas, penulis mengemukakan alasan, yakni dinyatakan pada bagian 

terakhir: “Dengan disiplin yang tinggi, segala persoalan dapat teratasi.” Alasan, contoh, 

ataupun fakta-fakta itu dipakai  penulis untuk meyakinkan pembaca bahwa pendapat yang 

dikemukakannya itu benar.

-- 54

Dengan demikian, walaupun memiliki banyak kesamaan bentuk dengan laporan observasi, 

teks di atas lebih tepat disebut sebagai bagian dari teks eksposisi yang berbentuk esai. Di 

dalam eksposisi, ada  sejumlah pendapat ataupun argumen di samping fakta-fakta. Dalam 

hal inilah ada kesamaan antara eksposisi dengan laporan observasi. Kedua jenis teks ini  

sama-sama memerlukan fakta. Hanya saja dalam artikel, fakta fungsinya sebagai sarana untuk 

meyakinkan pembaca akan suatu pendapat. Sementara itu, dalam laporan observasi, fakta 

memiliki fungsi utama sebagai sarana untuk memperjelas hasil pengamatan itu sendiri.

Berikut contoh cuplikan esai lainnya.

Figur dokter Puskesmas bukanlah figur dokter rumah sakit. Mereka dokter lapangan yang 

menyisihkan dua pertiga jam kerjanya bukan di kamar praktik. Mereka harus menyatu 

dengan masyarakat, memberi penyuluhan, dan motivasi tentang hidup sehat, bahkan 

sebagai sumber gagasan dan gerakan sosial masyarakat. Dokter Puskesmas juga harus 

dapat bertindak sebagai manajer sekaligus sebagai klinisi.

Paragraf ini  tidak tergolong ke dalam bagian dari laporan karena di dalamnya 

lebih banyak mengandung pendapat. Penulis bertujuan meyakinkan pembacanya bahwa 

figur dokter Puskesmas tidak sama dengan figur dokter rumah sakit. Untuk itu, kemudian ia 

mengemukakan sejumlah pernyataan lainnya yang bisa meyakinkan pendapat sebelumnya 

Hanya saja di dalam paragraf ini  tidak ada alasan, contoh, ataupun fakta-fakta.

Untuk lebih jelasnya mengenai persamaan dan perbedaan laporan observasi dengan 

eksposisi (esai) adalah sebagai berikut.

a. Persamaan

1) Teks eksposisi dan laporan observasi sama-sama menjelaskan suatu tema, 

permasalahan, atau kondisi tertentu.

2) Teks eksposisi dan laporan observasi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat 

atau diperjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lainnya.

3) Teks eksposisi dan laporan observasi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis 

dalam pembahasannya.

4) Teks eksposisi dan laporan observasi sama-sama memerlukan pengamatan, sikap, 

dan keyakinan.

b. Perbedaan

1) Tujuan laporan observasi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca 

memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Teks eksposisi pada umumnya 

bertujuan untuk memengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa 

pendapat, sikap, dan keyakinan penulis itu benar.

2) Laporan observasi memakai  contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan 

sesuatu yang kita kemukakan. Teks ekposisi memberi contoh, grafik, dan lain-

lainnya itu untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.

3) Penutup pada akhir laporan observasi menegaskan tentang manfaat dari sesuatu 

yang telah diuraikan sebelumnya. Penutup pada akhir eksposisi berupa penegasan 

ulang uraian sebelumnya.

Laporan Hasil Observasi 55

2. Teks Laporan Observasi dengan Teks Cerita dan Teks Nonfaktual 

Lainnya

Perhatikanlah teks berikut.

Cerita rakyat Tengger ini bermula dari sepasang suami istri bernama Ki Umah dan 

istri serta anaknya bernama Joko Tengger. Kehidupan mereka bertiga cukup tenteram. 

Joko Tengger seorang pemuda yang baik hati, ramah dan suka menolong orang lain. 

Pada suatu hari Joko Tengger disuruh menjual hasil ladang ayahnya ke kota. Kekuatan 

badannya sungguh luar biasa, dia dapat membawa seluruh hasil panennya dengan selaras 

batang cemara. Keistimewaan dan kekuatan badan Joko Tengger sampai terdengar pada Sri 

Sultan di Ker tasura. Raja memberi perintah memanggil Joko Tengger agar menghadap. Sri 

Sultan ingin membuktikan kekuatan yang dimiliki Joko Tengger. Joko Tengger akhirnya 

mengabdi di kerajaan Kertasura.

Pada suatu hari Sri Sultan bertanya kepada Joko Tengger, “Joko Tengger, senjata 

apakah yang kau miliki?”

Joko Tengger berkata penuh hormat, “Ampun Sri Sultan, hamba tak memi liki senjata 

apa pun karena orangtua hamba tak pernah mewariskan kepada hamba.”

Bersabdalah Sri Sultan, “Sayang sekali, engkau tak memiliki senjata, padahal senjata 

itu perlu bagi dirimu sebagai seorang prajurit, Joko Tengger.”

Dengan sepintas membaca teks di atas, kita dengan mudah memperoleh gambaran 

perbedaannya dengan laporan observasi. Perbedaan-perbedaan itu tampak pada banyak 

hal, baik isi, struktur, dan kaidah bahasanya.Teks di atas tergolong ke dalam cerita ulang 

(recount).

a. Isi teks ini  tentang suatu cerita ulang yang bersifat imajinatif ataupun khayalan. 

Hal itu berbeda dengan laporan observasi yang berangkat dari fakta, sesuatu yang benar-

benar nyata. Keberadaannya harus dapat dipertanggungjawabkan.

b. Susunan teks itu berisi cerita atau rangkaian peristiwa. Secara umum, rangkaian cerita 

ulang terdiri atas pengenalan situasi cerita (orientasi), pengungkapan peristiwa, menuju 

pada konflik, puncak konflik (event), dan penyelesaian (reorientasi). Rangkaian cerita 

rakyat dinyatakan dengan perilaku atau gerak-gerik tokoh. Di dalamnya ada pula 

dialog. Adapun dalam suatu laporan observasi, peristiwa atau keadaan-keadaan itu 

tidak dinyatakan dalam bentuk cerita, melainkan di dalam pernyataan-pernyataan lugas 

dan gambar-gambar grafis. Laporan observasi tidak dibagi ke dalam lima tahapan itu, 

melainkan terbagi ke dalam pola pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan. 

c. Bahasa dalam cerita ulang memakai  bahasa sehari-hari kecuali cerita yang berbentuk 

biografi tokoh. Di dalam cerita ulang ada yang lugas dan konotatif, baku dan populer, yang 

penggunaannya disesuaikan dengan isi cerita. Akan tetapi, di dalam laporan observasi, 

pilihan katanya harus terjaga secara konsisten sehingga bisa memberi  pemahaman 

yang jelas kepada pembacanya.

-- 56

Perhatikan pula teks berikut.

Anak Laut 

oleh Asrul Sani 

Sekali ia pergi tiada bertepi 

Ke pantai landasan matahari 

Dan bermimpi tengah hari 

Akan negeri di jauhan.

Pasir dan air seakan 

Bercampur. Awan 

tiada menutup 

mata dan hatinya rindu 

melihat laut terbentang biru. 

“Sekali aku pergi 

dengan perahu 

ke negeri jauhan 

dan menyanyi 

kekasih hati 

lagu merindukan 

daku.” 

“Tenggelam matahari 

Ufuk sana tiada nyata 

bayang-bayang bergerak perlahan 

aku kembali kepadanya ” 

Sekali ia pergi tiada bertepi 

Ke pantai landasan matahari 

Dan bermimpi tengah hari 

Akan negeri di jauhan.

(Waluyo, 1987: 223)

Setelah membacanya, tentu dengan mudah Anda bisa menjelaskan bahwa teks ini  

tidak berkategori laporan observasi.Walaupun demikian, mungkin saja penulis mengawali 

penulisan teks ini  dengan serangkaian kegiatan observasi terhadap suasana laut dan 

Laporan Hasil Observasi 57

kehidupan anak-anak di tempat itu.Teks ini  merupakan puisi yang secara struktur dan 

kaidah penulisannya berbeda dengan laporan observasi.

a. Puisi disajikan dalam bentuk bait dan larik-larik, seperti yang tampak pada puisi “Anak 

Laut” di atas. Puisi ini  terdiri atas lima bait dan setiap baitnya berupa larik-larik 

dengan jumlah yang bervariasi. Larik merupakan kalimat yang pemenggalannya bebas 

dan pada umumnya tidak memenuhi satu baris.

b. Kata-kata dalam puisi mengutamakan keindahan dan kepadatan makna. Kata-kata 

dalam puisi juga mengandung banyak makna. Dalam puisi ini , misalnya, ada kata 

matahari. Kata ini  tidak saja merujuk pada benda langit yang kita kenal sehari-hari. 

Akan tetapi, matahari dalam puisi itu juga berfungsi sebagai suatu lambang. Matahari 

mengandung maksud tertentu, yakni lambang dari ‘sesuatu yang sangat diharapkan atau 

didambakan’. Anak laut juga merupakan lambang dari sosok bocah ulet dan pekerja keras.

Perhatikan pula cuplikan puisi berikut.

Seruling di pasir ipis merdu

antara gundukan pohon pina

tembang menggema di dua kaki

Burangrang-Tangkuban Perahu

Embun di pucuk-pucuk

Embun di air tipis menurun

(“Tanah Kelahiran”, Ramadhan K.H.)

Dalam cuplikan puisi di atas ada beberapa kata yang mengandung makna konotasi, 

misalnya embun yang melambangkan ‘kesejukan’. Nama Gunung Burangrang dan Tangkuban 

Perahu lambang ‘keagungan’, dan seruling melambangkan ‘kemerduan’.

Dengan contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kata-kata dalam puisi jauh 

berbeda dengan yang dipakai  dalam laporan.Kata-kata dalam puisi banyak memakai  

makna konotatif untuk menyatakan maksud tertentu.

Berikut beberapa kata dalam puisi yang secara khusus memiliki makna tertentu.

Kata 

Bunga 

Emas

Gubuk

Hujan

Kapas

Napas 

Sampah

Perlambang

Kecantikan

Kemewahan

Kesengsaraan

Kesuburan

Kelembutan, kesucian

Kehidupan 

Kenistaan

-- 58

Perbedaan Jenis Teks

Cerita Ulang (Recount) Laporan Observasi Puisi

• Genre cerita (story 

gendres)

• Bersifat imajinatif (cerita 

rakyat)

• Ragam bahasa sehari-hari

• Genre faktual (factual 

gendres)

• Mengutamakan fakta-

fakta

• Ragam bahasa ilmiah

• Genre sastra (nonfaktual)

• Mengutamakan ungkapan 

rasa, imajinatif

• Ragam bahasa sastra

D Menulis Teks Laporan Observasi

Berbeda dengan anekdot, eksposisi, dan jenis teks lainnya, untuk menulis laporan, penulisnya 

harus mengawalinya dengan kegiatan observasi atau pengamatan lapangan. Dari kegiatan itu 

kemudian diharapkan terkumpul sejumlah fakta yang bisa disajikan ke dalam bentuk laporan.

Melakukan 

pengamatan

Mendaftar  

topik-topik  

penting

Menyusun 

kerangka  

laporan

Mengembangkan 

laporan secara 

utuh

Langkah-langkah Menulis Laporan Observasi

Adapun langkah-langkah yang lebih sistematis adalah sebagai berikut.  

1. Melakukan observasi atau pengamatan lapangan dengan kriteria objek menarik dan dikuasai. 

Topik observasi, misalnya tentang kegiatan karnaval.

2. Mendaftar topik-topik kecil yang dapat dikembangkan menjadi laporan.

Contoh:

a. Karnaval sebagai kegiatan rutin tahunan

b. Deretan peserta karnaval

c. Kegiatan peserta karnaval

d. Keadaan para penonton

e. Kegiatan lain di dalam karnaval

f. Manfaat karnaval

Laporan Hasil Observasi 59

3. Menyusun kerangka laporan sesuai dengan sistematika umum sebuah teks laporan observasi 

yaitu definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi manfaat.

Struktur Umum Rincian Topik Pengembangan

a. Definisi umum • Karnaval sebagai kegiatan 

rutin tahunan

b. Deskripsi per bagian • Deretan peserta karnaval

• Kegiatan peserta karnaval

• Keadaan para penonton

• Kegiatan lain di dalam 

karnaval

c. Deskripsi manfaat • Manfaat karnaval

4. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi suatu teks yang padu. Dalam tahap ini 

kita pun perlu memerhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang menjadi karakteristik dari teks 

laporan observasi. Dengan demikian, hasilnya benar-benar sesuai dengan kaidah-kaidahnya 

itu dan tidak berubah wujud menjadi teks jenis lainnya. 

Contoh pengembangan teks:

Karnaval merupakan kegiatan rutin di kota kami. Kegiatan ini  dilaksanakan 

setahun sekali di akhir tahun, menjelang perpisahan sekolah. Para pesertanya adalah 

utusan dari masing-masing sekolah. Mereka menyajikan berbagai atraksi dengan kostum 

yang bermacam-macam; kemudian berbaris membentuk kelompok masing-masing

Rombongan ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Paling depan, deretan siswi-siswi 

imut. Mereka asyik memainkan mayoret, melakukan koreografi memakai  benderanya 

masing-masing. Kelompok mayoret ini diikuti dengan marching band, disusul dengan 

sejumlah pelajar yang menempeli tubuh mereka dengan papan yang bertuliskan hak-hak 

yang patut dituntut remaja. Rombongan diakhiri dengan sekelompok pelajar yang berbaris 

di dalam “selimut” berbentuk spanduk yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari 

sejumlah sekolah di Bandung.

Mengasyikkan memang acara itu. Hampir semua peserta merasa senang, termasuk 

masyarakat yang berjubel menyaksikannya. Mereka semua terhibur. Selain itu, karnaval 

meningkatkan solidaritas dan kekompakan di antara pelajar, khususnya di Kota Bandung. 

Mudah-mudahan dengan kegiatan seperti itu mereka semakin berprestasi dan terjauh 

pula dari berbagai tawuran dan kegiatan-kegiatan tidak produktif lainnya yang sering kali 

melanda kalangan remaja di kota-kota lainnya. 

 

-- 60

Soal-soal Latihan

Pilihlah jawaban yang paling benar!

(Teks di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 1‑2)

Alunan nada yang membentuk harmonisasi lagu menggema di halaman kampus Universitas 

Padjadjaran Jln. Dipati Ukur Bandung, Senin (27/8) siang. Lebih dari sepuluh ribu pasang 

tangan memainkan alat musik tradisional angklung dan memanjakan ribuan pasang telinga 

yang mendengarnya. Ribuan mahasiswa baru dan “civitas academica” Unpad memainkan alat 

musik tradisional angklung. Mereka begitu kompak. Permainan mereka begitu memukau para 

penonton. Acara yang merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-50 Unpad itu membuat 

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik itu ikut terpukau.

(www.angklung‑web‑institute.com)

1. Teks di atas merupakan contoh laporan hasil observasi karena ....

A. menceritakan suatu kegiatan

B. memakai  kata-kata sifat untuk suatu benda

C. mengungkapkan pendapat penulisnya

D. tidak berdasar  imajinasi atau khayalan

E. mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan

2. Fakta-fakta yang diungkapkan dalam cuplikan ini  diperoleh melalui ....

A. survei

B. wawancara

C. penyebaran angket

D. observasi lapangan

E. pencatatan 

(Teks di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 3‑4)

Rombongan ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Paling depan, deretan siswi-siswi imut. 

Mereka asyik memainkan mayoret, melakukan koreografi memakai  benderanya masing-

masing. Kelompok mayoret ini diikuti dengan marching band, disusul dengan sejumlah pelajar 

yang menempeli tubuh mereka dengan papan yang bertuliskan hak-hak yang patut dituntut 

remaja. Rombongan diakhiri dengan sekelompok pelajar yang berbaris di dalam “selimut” 

berbentuk spanduk yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari sejumlah sekolah di 

Bandung.

3. Teks di atas disusun dengan pola ....

A. perbandingan

B. pengklasifikasian

C. penyebaban

D. kronologis

E. keruangan

Laporan Hasil Observasi 61

4. Dalam struktur teks laporan observasi teks ini  tergolong ke dalam ....

A. tesis 

B. abstrak

C. definisi umum

D. deskripsi per bagian

E. deskripsi manfaat

(Teks di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 5‑6)

Upacara adat tradisional Grebek yang diadakan setahun sekali, yakni pada Lebaran atau 

Lebaran hari kedua, berlangsung sekitar 40 menit, sejak pukul 09.50 WIB hingga pukul 10.30 

WIB. Berbagai uborampe (barang) dan udik-udik (sesaji), berupa jenis sayuran, buah-buahan 

dan makanan tradisional yang ditata dan disusun seperti bentuk gunung, dikirab oleh para 

prajurit abdi dalem Kraton Yogyakarta dengan rute dari dalam kraton (Pagelaran).

5. Teks di atas menjelaskan hal-hal berikut, kecuali ....

A. macam-macam kegiatan

B. nama kegiatan

C. pelaku kegiatan

D. manfaat kegiatan

E. proses pelaksanaan kegiatan

6. Fakta dalam cuplikan ini  diperoleh melalui ....

A. perekaman

B. proses pencatatan

C. wawancara dengan narasumber

D. pengamatan lapangan

E. penyebaran angket

(Teks di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 7‑8)

Pada saat dibawa keluar dari dalam Keraton Yogyakarta, dikirabkan di alun-alun utara kraton 

ini , dan dibawa ke Pengulon atau salah satu gedung yang berada di sebelah Masjid Besar 

keraton itu, gunungan (sesaji berbentuk gunung) menjadi tontonan menarik ribuan penonton. 

Sesampainya di Pengulon, sesaji berupa apel, jeruk, kacang panjang, telur rebus dan jadah 

(makanan tradisonal yang terbuat dari beras ketan) itu didoakan oleh para abdi dalem terlebih 

dahulu, baru selanjutnya diperebutkan oleh para warga yang menonton.

7. Teks di atas disusun dengan pola ....

A. spasial 

B. kronologis 

C. kausalitas

D. umum khusus

E. komparasi

-- 62

8. Dalam struktur teks laporan observasi, cuplikan ini  termasuk ke dalam bagian ....

A. abstrak D. krisis

B. deskripsi umum E. koda

C. deskripsi per bagian

(Teks di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 9‑11)

Setiap malam berpuluh ribu tikus menyerbu desa- desa di Kecamatan Pracimantoro. Segala 

macam tanaman, sampai kepada pohon petai cina yang sudah tua, habis digerogoti tikus. 

Binatang piaraan seperti ayam, kambing, dan sapi, tidak luput dari serangan tikus yang ganas 

itu. Apalagi bahan makanan. Memang itu yang dicari. Habis tandas ditelan tikus. Bahkan 

penduduk beberapa desa terpaksa diungsikan karena ketakutan. Sampai sekarang masih ada 

orang yang tidak mau pulang ke kampung halamannya.

9. Teks di atas melaporkan ….

A. keganasan ribuan tikus

B. ketakutan penduduk desa

C. keadaan suatu perkampungan

D. kondisi tanaman di suatu tempat

E. kehidupan penduduk pedesaan

10. Cuplikan di atas disusun dengan pola ....

A. sebab akibat D. khusus umum

B. akibat sebab E. pengklasifikasian

C. umum khusus

11. Kata yang menggambarkan tindakan atau perilaku adalah ....

A. menyerbu D. berbentuk

B. ketakutan E. terbuat

C. tandas

(Teks di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 12‑13)

Peserta perubahaan inti rakyat (PIR) kelapa sawit, di Desa Suka Makmur bukan hanya 

memerlukan rumah yang layak huni. Mereka tahu betul arti rumah yang sehat dan indah. Untuk 

bisa memilih rumah, mereka melakukan arisan di antara kelompok tani. Sekarang di desa itu 

telah berdiri 200 rumah permanen dengan ukuran rata-rata 12 × 14 meter. Dua puluh anggota 

kelompok tani Bunga Kantil memiliki rumah baru dan permanen.

12. Teks di atas melaporkan ….

A. keperluan peserta PIR akan rumah

B. jenis-jenis rumah untuk peserta PIR

C. peserta PIR yang tidak punya rumah

D. kehidupan peserta PIR di Desa Suka Makmur

E. arisan peserta PIR untuk bisa memiliki rumah

Laporan Hasil Observasi 63

13. Kalimat terakhir cuplikan di atas menjelaskan ....

A. perilaku

B. kebiasaan

C. kepemilikan

D. keadaan per bagian

E. komponen-komponen

14. Contoh pernyataan yang tidak mengandung fakta ….

A. Para siswa merayakan tahun baru bersama dengan mengadakan pentas seni di 

sekolahnya.

B. Masyarakat Desa Sukamaju melakukan gotong royong dalam membersihkan selokan 

yang sering tersumbat saat  hujan.

C. Para pengendara bermotor mendapat pelayanan kesehatan gratis setelah mereka 

terhambat perjalanannya gara-gara sebuah truk yang mogok di Tanjakan Nagreg.

D. Terjadi tawuran antarkampung di wilayah tengah sehingga beberapa rumah ikut porak 

poranda.

E. Acara kejutan seharusnya ditiadakan dalam perayaan itu karena dikhawatirkan 

menimbulkan salah pengertian pada penduduk setempat.

(Teks di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 15‑17)

(1) Sebagai tempat hidup, laut mempunyai kelebihan dibandingkan darat. (2) Kelebihan-

kelebihan laut, antara lain, suhu jarang berubah-ubah, dukungan yang lebih banyak untuk 

melawan gravitasi bumi, air yang cukup tersedia. (3) Dengan air yang cukup ini , makhluk 

hidup di laut dapat menyerap air langsung masuk sistem tubuh. (4) Makhluk hidup di laut dapat 

memperoleh oksigen dan karbon.

15. Untuk menulis teks di atas, observasi harus dilakukan terhadap ….

A. kondisi umum laut dan darat 

B. keadaan permukaan bumi

C. makhluk hidup di bumi

D. ketersediaan air dalam sistem tubuh

E. perubahan suhu di laut dan darat

16. Gagasan utama teks di atas dinyatakan dalam kalimat ….

A. (1) D. (4) 

B. (2) E. (1), (4) 

C. (3)   

17. Kata teknis dalam cuplikan teks di atas adalah, kecuali ….

A. oksigen D. makhluk

B. karbon E. sistem tubuh

C. gravitasi

-- 64

18. (1) Kayu ramin diimpor oleh pedagang-pedagang Singapura dan Kalimantan Barat.

(2)  Di sana diolah menjadi perabot rumah tangga

(3) Tentu saja harga sudah tujuh atau delapan kali lipat harga di Kalimantan Barat.

(4) Kemudian dikirim ke Jakarta, dan terkenal sebagai kayu jati Singapura.

Susunan kalimat tepat adalah ....

A. (2) – (3) – (1) – (4) 

B. (1) – (2) – (4) – (3) 

C. (3) – (2) – (1) – (4)

D. (1) – (2) – (3) – (4)

E. (1) – (3) – (4) – (2)

19. Topik : Pantai Natsepa

(1)  Pantai Natsepa terletak kurang lebih sepuluh kilometer dari pusat kota.

(2)  Pantai ini terlihat jelas karena letaknya hanya seratus meter dari jalan utama.

(3)  Di Pantai Natsepa ini, ada  dua tempat yang telah dilengkapi fasilitas penginapan.

(4) Di beberapa tempat yang agak condong ke laut mengalami kerusakan.

(5)  Pantai ini sering dikunjungi wisatawan asing.

(6)  Bahkan biasanya pengunjung sampai ke Pantai Liang.

Kalimat laporan yang sesuai dengan topik di atas adalah ....

A. (1), (2), (3), dan (5)

B. (1), (2), (3), dan (4)

C. (1), (3), (5), dan (6)

D. (2), (3), (5), dan (6)

E. (3), (4), (5), dan (6)

20. Contoh kalimat laporan yang mengungkapkan suatu masalah ….

A. Para siswa merayakan tahun baru bersama dengan mengadakan pentas seni di 

sekolahnya.

B. Masyarakat Desa Sukamaju melakukan gotong royong untuk membersihkan selokan 

yang sering tersumbat saat  hujan.

C. Para pengendara bermotor mendapat pelayanan kesehatan gratis setelah mereka 

terhambat perjalanannya gara-gara sebuah truk yang mogok di Tanjakan Nagreg.

D. Terjadi tawuran antarkampung di wilayah tengah sehingga beberapa rumah ikut porak 

poranda.

E. Acara kejutan ditiadakan dalam perayaan itu karena dikhawatirkan menimbulkan salah 

pengertian pada penduduk setempat.

Prosedur Kompleks 65

A Pengertian

Bacalah teks di bawah ini dengan baik.

Kiat Belajar yang Efektif

Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar. Namun, sudah efektifkah cara 

belajarmu selama ini? Berikut beberapa kiat yang dapat menjadi masukan agar cara belajarmu 

menjadi lebih efektif.

1.  Buat Rencana Belajar

Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Ada baiknya 

jika kamu membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah 

kegiatan belajar yang kamu lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Buatlah daftar 

target lengkap dan mulai belajar sesuai urutan daftar. Berpindahlah ke target nomor dua 

apabila target nomor satu telah tercapai. Biasakan untuk belajar setiap hari pada jadwal 

yang telah kamu tetapkan?

2.  Pilih Waktu Belajar yang Tepat

Buat tubuhmu sesegar-segarnya dengan begitu pikiranmu juga akan menjadi lebih 

cling untuk belajar. Setiap orang berbeda-beda dalam mengondisikan waktu belajarnya. 

Ada yang menyukai belajar di siang hari, ada juga yang malam hari. Namun, sesungguhnya 

waktu yang paling efektif untuk belajar adalah sebelum makan malam dan beberapa jam 

sesudahnya. Pada waktu-waktu ini proses belajar akan lebih cepat sehingga kita tidak 

perlu belajar sampai larut malam.

3.  Cari Suasana yang Paling Nyaman

Ciptakan suasana ruang belajarmu senyaman mungkin supaya kamu betah berada 

di sana. Bisa dengan memutar musik, menghiasi kamarmu dengan kata-kata yang bisa 

memberi motivasi atau dengan menggantungkan piagam penghargaan yang kamu dapat 

sehingga kamu menjadi lebih termotivasi untuk kembali berprestasi. Selain di kamar, 

kamu bisa mencari tempat lain yang menurutmu nyaman dan dapat membantumu untuk 

lebih berkonsentrasi. Bisa di taman, di tempat sunyi, perpustakaan, atau tempat lainnya. 

Aturlah penerangan agar sesuai dengan keperluanmu, tidak terlalu redup dan tidak pula 

terlalu menyilaukan.

IV Prosedur Kompleks

-- 66

4.  Kenalilah Kepribadian Diri Sendiri

Setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Beberapa orang bisa belajar 

hanya dengan membaca, sebagian lain dengan mendengar, sedangkan yang lainnya lagi 

dengan menulis. Nah, kamu harus bisa menentukan sendiri gaya belajar seperti apa yang 

tepat untuk kamu terapkan. Jika kamu sudah tahu betul gaya belajar yang paling sesuai, 

saat kamu mempelajari sesuatu akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Setelah itu, 

lakukanlah secara konsisten.

5.  Buatlah Catatan-catatan Kecil

Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku 

kecil yang dapat dibawa-bawa sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Ini akan 

membantumu mengingat dan sekaligus memudahkan bila mengulang kembali. Tulis 

catatan-catatan kecil itu dengan kalimatmu sendiri. Kalian dapat menuliskannya kembali 

dalam bentuk apa saja. Gambar, coretan, dan yang terbaik adalah catatan tertulis buatan 

tanganmu sendiri. Setelah itu, gunakan warna yang menarik pada gambar atau tulisan 

tanganmu ini . Warna dapat berefek pada daya ingat dan kata-kata ini  akan 

selalu menempel di pikiran. Hal ini dapat mengefektifkan belajar dan membuat kamu terus 

mengingat materi yang sedang dipelajari. Kemudian, susunlah hubungan-hubungan yang 

terjadi dari catatan-catatan kecil ini . Buatlah semacam kerangka yang menjelaskan 

dari awal sampai akhir. Ini akan membantumu untuk memahami pelajaran. Dengan 

demikian, otak akan terlatih pula untuk menganalisis sebuah permasalahan.

6. Buat Kesimpulan

Baca ulang catatan pelajaran ataupun catatan kecil yang telah kamu susun, kemudian 

buatlah kesimpulan dengan kata-katamu sendiri. Dengan demikian, kamu akan mendapat-

kan inti dari keseluruhan materi yang telah dipelajari.

7.  Pelajari Materi yang Masih Belum Dipahami

Pelajari materi yang paling sulit atau yang membosankan terlebih dahulu. Biasanya 

orang akan cenderung untuk mengesampingkan sesuatu yang tidak disukainya. Padahal, sering 

kali penyelesaian masalah ini  membutuhkan energi dan menguras daya pikir yang 

lebih banyak. Sebaiknya simpan pelajaran yang kamu sukai untuk dipelajari belakangan 

sebagai hadiah setelah mempelajari bagian yang sulit. Jika sudah merasa mantap dengan 

pelajaran ini , ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah itu, periksalah hasilnya 

dan cocokkan soal dengan kunci jawabannya. Kemudian, pelajari kembali soal-soal yang 

jawabannya salah.

8.   Hindari SKS (Sistem Kebut Semalam)

Biasanya hal yang sering dilakukan oleh pelajar jika waktu ujian atau ulangan sudah 

dekat adalah dengan belajar hingga larut malam. Sebaiknya, hindari belajar dengan cara 

seperti itu karena akan membuat badan kamu menjadi meriang dan sakit. Otak manusia 

itu punya keterbatasan. Otak dirancang untuk bekerja efisien. Apabila ada pemahaman 

baru, pemahaman yang lama akan dihapus dan diganti dengan pemahaman baru ini . 

Pemahaman yang kita peroleh sifatnya bertahap yang semakin lama akan semakin bagus. 

Nah, ini yang disebut dengan kemampuan belajar.

Prosedur Kompleks 67

9.  Belajarlah secara Berkelompok            

Cara termudah untuk belajar adalah bila dilakukan secara bersama-sama. Prinsip 

belajar ini hampir selalu efektif bagi setiap orang, apa pun karakter belajar yang dimilikinya. 

Selain itu, belajar menjadi terasa lebih menyenangkan dan ringan apabila dilakukan secara 

bersama-sama. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin 

belajar agar yang lebih pandai ini bisa membantu menjelaskan materi pelajaran kepada 

teman-temannya yang lain. Mengajari teman lain tentang materi yang baru diulang bisa 

membuatmu selalu ingat akan materi ini . Kamu pun akan menjadi lebih paham akan 

materi ini .

10. Jangan Lupa Istirahat

Kalau sudah jenuh istirahatlah beberapa saat untuk mengendurkan otot termasuk mata. 

Kamu dapat berdiri, berjalan keliling ruangan atau ngemil. Setelah itu, mulailah fokus lagi 

pada pelajaran. Dengan begitu, tidak terasa otak akan bertahan cukup lama untuk belajar.

Nah, langkah di atas hanya merupakan masukan untuk membantu kamu dalam belajar. 

Karena kadang-kadang setiap orang sudah memiliki gaya dan cara belajarnya masing-masing. 

Tidak kalah pentingnya adalah utamakan prioritasmu sendiri. Jadi, coba buat target yang kamu 

percaya kamu mampu meraihnya, dan bukan apa yang dipikirkan orang lain. Oleh sebab itu, 

pilih cara terbaik mana yang paling sesuai dengan kondisimu. 

Sumber: www.engineeringtown.com

Teks di atas dikategorikan sebagai teks prosedur kompleks. Istilah populernya adalah trik 

atau kiat. Prosedur kompleks merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, 

jelas, dan terperinci tentang cara melakukan sesuatu, yang dalam hal ini tentang cara atau trik 

belajar efektif.

Dalam teks ini  ada  sepuluh langkah yang dapat dilakukan pembaca agar dapat 

belajar secara efektif. Langkah-langkah ini  disusun secara berurutan sehingga pembaca 

lebih mudah dalam memahami dan mempraktikkannya. 

B Fungsi, Struktur, dan Kaidah Teks Prosedur Kompleks

1. Fungsi Teks Prosedur Kompleks

berdasar  fungsinya, prosedur kompleks tergolong ke dalam teks paparan. Teks 

ini  bertujuan untuk memberi  penjelasan tentang tata cara melakukan sesuatu 

dengan sejelas-jelasnya. Keberadaan teks semacam itu sangat diperlukan oleh seseorang 

yang akan mempergunakan suatu benda atau melakukan kegiatan yang belum jelas cara 

penggunaannya.

Bayangkanlah apabila kita membeli sebuah alat elektronik dan kita belum tahu cara 

mengoperasikannya. Kita akan mengalami kebingungan, bahkan mungkin muncul rasa 

khawatir. Kebingungan dan kekhawatiran itu akan lenyap saat  ada teks yang menjelaskan 

petunjuk penggunaannya. Dengan demikian, teks ini  sangat penting keberadaannya.

Dengan teks ini  kita dapat memakai  suatu alat dengan benar, tanpa membahayakan 

dan merusak alat itu sendiri.

-- 68

Prosedur kompleks tidak hanya berkenaan dengan penggunaan alat. Suatu prosedur 

kompleks dapat pula berisi cara-cara melakukan aktivitas tertentu dan kebiasaan hidup. 

Misalnya, tentang cara belajar yang baik, cara berpidato, cara menulis cerpen, cara mengatasi 

banjir, cara memasak makanan, cara hidup sehat, cara membangkitkan rasa percaya diri, atau 

cara hidup bahagia. 

Model-model teks seperti di atas kerap kita jumpai di berbagai tempat. Bahkan, hampir 

setiap peralatan elektronik, kendaraan, obat-obatan, dan aneka bahan makanan berkemasan, 

tidak lepas dari petunjuk penggunaan. Di beberapa majalah, surat kabar, dan internet, teks sejenis 

banyak kita jumpai dengan isi dan sebutan yang beragam. Misalnya, ada yang menamainya 

dengan resep, kiat, trik, cara jitu, tips, petunjuk penggunaan, atau cara pemakaian.

•  Tercapainya harapan- 

   harapan itu secara  

   benar dan efektif

• Peralatan tidak rusak

• Tidak mem- 

bahaya kan

• Pelaksanaan lebih  

  mudah

• Terhindar dari kesalahan

• Makanan  

menjadi enak

• Cepat dalam  

pembuatannya

Petunjuk hidup, 

bahagia, jauh dari 

kebosanan, dsb.

Petunjuk melamar 

pekerjaan, menulis 

surat, berpidato, 

dsb.

Petunjuk 

penggunaan 

peralatan elektronik, 

kendaraan, dsb.

Petunjuk pembuatan 

makanan (resep), 

pakaian, dsb.

 Beragam Petunjuk dan Manfaatnya

2. Struktur Teks

Tampak pada contoh di atas bahwa prosedur kompleks menyerupai artikel. Seperti artikel 

pada umumnya, teks ini  terbagi ke dalam perumusan tujuan (pendahuluan), langkah-

langkah pembahasan, dan penutup. 

a. Tujuan berisi pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan dikemukakan pada bagian 

pembahasan. Dalam contoh teks berjudul “Kiat Belajar yang Efektif”, pendahuluan 

ada  pada paragraf pertama. Pada bagian ini mungkin pula dikemukakan tujuan dari 

penulisan petunjuk itu sendiri.

b. Langkah-langkah pembahasan diisi dengan petunjuk pengerjaan sesuatu yang disusun 

secara sistematis. Pada umumnya, penyusunannya mengikuti urutan waktu dan bersifat 

kronologis. Namun, dalam contoh di atas, penyusunan sub-sub judul tidak mengikuti 

pola kronologis, melainkan urutannya berdasar  hal penting ke yang kurang penting. 

Dalam petunjuk yang berupa resep, bagian ini berisikan penjelasan tentang alat, bahan, 

dan langkah-langkah pengerjaannya.

Prosedur Kompleks 69

ada  tiga kategori pembahasan pada isi suatu teks prosedur kompleks.

1) Teks yang berisi cara-cara memakai  alat, benda, ataupun perangkat lain yang 

sejenis. Misalnya, cara memakai  komputer atau cara mengendarai mobil secara 

manual.

2) Teks yang berisi cara-cara melakukan suatu aktivitas. Misalnya, cara-cara melamar 

pekerjaan, cara membaca buku secara efektif, atau cara-cara berolahraga untuk 

penderita sakit jantung.

3) Teks yang berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat tertentu. Misalnya, cara-cara 

menikmati hidup atau cara-cara melepaskan kebosanan.

c. Penutup diisi dengan kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa kesimpulan. Bahkan, 

dalam contoh di atas penutup itu seperlunya saja, yakni terdiri atas dua kalimat. Seolah-

olah kalimat ini  hanya berfungsi sebagai penanda bahwa teks itu sudah selesai.

Sumber lain menjelaskan bahwa petunjuk dibentuk oleh bagian-bagian berikut: tujuan, 

bahan dan alat, dan langkah-langkah. Sistematika ini  dikenal sebagai resep. Petunjuk-

petunjuk yang lebih kompleks, seperti petunjuk penggunaan alat-alat elektronik atau petunjuk 

tentang suatu perilaku, tidak memerlukan penjelasan alat dan bahan. 

Struktur Teks Prosedur

Untuk lebih jelasnya perhatikan pula teks prosedur berikut beserta analisis bagian-

bagiannya.

Struktur Teks 

Prosedur 

Isi Teks

Judul Apa yang Harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?

Tujuan Di Indonesia banyak pengendara kendaraan ber motor. Jika pengendara 

melakukan pelanggaran, tentu pihak berwajib akan menilangnya. 

Pengendara kendaraan bermotor perlu mengetahui prosedur penilangan. 

Berikut ini hal yang harus Anda perhatikan saat  dikenakan surat 

bukti pelanggaran berlalu lintas. Dengan memerhatikan hal ini, saat  

melakukan pelanggaran, Anda tidak akan dirugikan dan akan mendapat 

sanksi sesuai dengan peraturan.

-- 70

Langkah-langkah 

kegiatan

Pertama, kenali si petugas. Cobalah mengenali nama dan pangkat polisi 

yang tercantum di pakaian seragamnya. Mereka mempunyai kewajiban 

menunjukkan tanda pengenal. Nama dan pangkat polisi menjadi penting 

apabila polisi bertindak di luar prosedur. Jangan hentikan kendaraan 

Anda jika ada orang berpakaian preman mengaku sebagai polisi lalu 

lintas (polantas)!

Kedua, pahami kesalahan Anda. Tanyakanlah apa kesalahan Anda, pasal 

berapa yang dilanggar, dan berapa dendanya. Sebagai pembimbing 

masyarakat, polisi harus menjelaskan kesalahan pengendara agar 

kesalahan ini  tidak terulang kembali. Alasan pelanggaran dan 

besarnya denda juga harus berdasar  hukum yang berlaku.

Ketiga, pastikan tuduhan pelanggaran. Pengendara sudah selayaknya 

mengecek tuduhan pelanggaran polisi ini , benar atau tidak. Jika 

polisi menyatakan Anda dilarang belok ke kiri karena ada tanda dilarang 

belok kiri, Anda harus yakin bahwa tanda ini  benar-benar ada.

Keempat, jangan serahkan kendaraan atau STNK (surat tanda nomor 

kendaraan) begitu saja. Polisi tidak berhak menyita kendaraan bermotor 

atau STNK, kecuali kendaraan bermotor itu diduga hasil tindak pidana, 

pelanggaran itu mengakibatkan kematian, pengemudi tidak dapat 

menunjukkan STNK, atau pengemudi tidak dapat menunjukkan SIM. 

Jadi, utamakanlah SIM (surat izin pengemudi) sebagai surat yang 

ditahan oleh polantas!

Kelima, terima atau tolak tuduhan. Setiap pengemudi mempunyai dua 

alternatif terhadap tuduhan pelanggaran yang diajukan polantas, yaitu 

menerima atau menolak tuduhan ini . Apabila menerima tuduhan, 

Anda harus bersedia membayar denda ke bank. Anda akan diberi surat 

tilang berwarna biru. Tanda tanganilah surat bukti pelanggaran berlalu 

lintas itu. Di baliknya ada  bukti penyerahan surat atau kendaraan 

yang dititipkan. Surat atau kendaraan yang ditahan dapat diambil jika 

Anda dapat menunjukkan bukti pembayaran denda. Jika menolak 

tuduhan, katakan keberatan Anda dengan sopan. Anda akan diberi surat 

bukti pelanggaran berlalu lintas berwarna merah sebagai undangan 

untuk mengikuti sidang. Penentuan hari sidang memerlukan waktu 

5–12 hari. Barang sitaan baru dapat dikembalikan kepada pelanggar 

setelah ada keputusan hakim.

Prosedur Kompleks 71

3. Kaidah Teks Prosedur Kompleks

Beberapa kaidah yang berlaku pada teks prosedur kompleks adalah sebagai berikut.

a. Karena merupakan petunjuk, teks prosedur kompleks banyak memakai  kalimat 

perintah (command). Bahkan, dalam contoh di atas, kalimat perintah itu pun dipakai  

sebagai anak judul, yakni sebagai berikut.

1) Buatlah daftar target lengkap, mulai belajar sesuai urutan daftar.

2) Ciptakan suasana ruang belajarmu senyaman mungkin supaya kamu betah berada di 

sana.

3) Aturlah penerangan agar sesuai dengan keperluanmu, tidak terlalu redup dan tidak 

pula terlalu menyilaukan.

4) Setelah itu, lakukanlah secara konsisten.

5) Buatlah semacam kerangka yang menjelaskan dari awal sampai akhir.

6) Baca ulang catatan pelajaran ataupun catatan kecil yang telah kamu susun, kemudian 

buatlah kesimpulan dengan kata-katamu sendiri.

7) Pelajari materi yang paling sulit atau yang membosankan terlebih dahulu.

b. Konsekuensi dari penggunaan kalimat perintah, banyak pula pemakaian kata kerja 

imperatif, yakni kata yang menyatakan perintah, keharusan, atau larangan. Contoh: 

buatlah, ciptakan, aturlah, carilah, harus, jangan, perlu, tak perlu. 

c. Di dalam teks prosedur kompleks juga banyak dipakai  konjungsi temporal atau kata 

penghubung yang menyatakan urutan waktu kegiatan, seperti dan, lalu, kemudian, 

setelah itu, selanjutnya. Kata-kata ini  hadir sebagai konsekuensi dari langkah-

langkah penggunaan sesuatu yang bersifat kronologis. Akibatnya, teks semacam itu 

menuntut kehadiran konjungsi yang bermakna kronologis pula.

d. Dalam teks yang sejenis, banyak pula dipakai  kata-kata penunjuk waktu, seperti 

beberapa menit kemudian, setengah jam. Kata-kata itu terutama banyak dipakai  

dalam resep makanan.

e. Kadang-kadang memakai  kata-kata yang menyatakan urutan langkah kegiatan, 

seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.

f. Banyak memakai  keterangan cara, misalnya dengan cepat, dengan lembut, dengan 

perlahan‑lahan.

g. Banyak memakai  kata-kata teknis, sesuai dengan temanya. Misalnya, petunjuk 

berlalu lintas, lebih banyak memakai  kata-kata seperti SIM, STNK, polantas, denda, 

tindak pidana, bukti pelanggaran, sidang, keputusan hakim.

h. Dalam petunjuk yang berupa resep, dikemukakan pula gambaran rinci tentang nama 

benda yang dipakai, termasuk jumlah, urutan, ataupun bentuknya.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan pula analisis struktur dan kaidah untuk teks prosedur 

berikut ini.

-- 72

Gaya Minimalis yang Sedang Tren

Hendriani Madewa, S.D.Int.,HDII

Yang namanya gaya minimalis marak sekali saat ini. Setiap sudut kota-kota besar, 

terutama di Jakarta dan Bandung, sekarang ini dipenuhi oleh berbagai bentuk bangunan 

dengan gaya minimalis, mulai dari toko kecil, kafe, factory outlet, hotel, kantor, sampai 

rumah-rumah tinggal. Belum lagi majalah-majalah, buku-buku, dan tabloid tentang rumah 

tiba-tiba saja bermunculan laksana jamur di musim hujan, berlomba menarik minat dan 

perhatian masyarakat. Ada kesan seolah-olah masyarakat di kota besar khawatir dianggap 

ketinggalan zaman kalau tidak masuk ke dalam arus gaya minimalis.

Apa sih yang disebut gaya minimalis ini ? Namanya juga minimalis, jadi pasti 

sebagian besar elemen-elemen ruang dirancang minimal, secukupnya, seperlunya, tidak 

mengada-ada, begitu prinsipnya. Konsep seperti itu tampaknya untuk masa-masa krismon 

seperti sekarang pasti cocok, ya?

Boleh-boleh saja ikut arus. Akan tetapi, tetap ingat juga tempat kita berpijak agar 

identitas bangsa tidak hilang. Siapa lagi yang akan mengemban pesan dan peninggalan 

nenek moyang dan leluhur bangsa kalau bukan kita sendiri. Iya,kan? Kita tahu dan sadar 

bahwa Indonesia kita tercinta ini punya ragam kebudayaan yang sangat kaya. Setiap 

provinsi dan suku bangsa mempunyai karakter yang berbeda satu sama lain, juga latar 

belakang budaya yang berbeda. Masing-masing provinsi memiliki bentuk penampilan, 

mempunyai keunikan yang sangat indah, kaya akan warna, bentuk, detail-detail, dan 

ornamen-ornamen unik dan penuh identitas kedaerahan. Tentunya semua itu tidak akan 

pernah dan tidak boleh dilupakan hanya karena ingin ikut arus gaya minimalis.

Memang sih, untuk menyeimbangkan tata cara kehidupan di kota-kota besar yang 

kebanyakan masyarakatnya sudah begitu sibuk dan kekurangan waktu bersosialisasi, 

fasilitas untuk mendukung kegiatannya pun harus disesuaikan. Selain aktivitas yang begitu 

banyak, faktor ekonomi memegang peranan penting karena untuk merawat rumah dengan 

segala isinya dibutuhkan waktu, tenaga, dan dana yang tidak sedikit. Sementara itu, gaya 

minimalis merupakan salah satu cara menyiasatinya. Jadi, apa yang harus dilakukan agar 

kedua hal ini  dapat dipenuhi?

Nah, dengan pandai-pandainya kita mengawinkan kedua hal yang saling bertolak 

belakang ini , rasanya akan tercipta sebuah ruang yang memenuhi persyaratan secara 

fungsional, tapi juga kita tetap berpijak di bumi Indonesia. Dalam memilih dan menentukan

Prosedur Kompleks 73

gaya pengolahan rumah dan ruang-ruangnya pun sebaiknya selaras dengan bentuk 

bangunan luarnya, agar atmosfer yang diinginkan terwujud dengan sempurna. Jangan 

bentuk luarnya saja yang bergaya minimalis. Namun, pemilihan bentuk, warna, material 

ruang, dan perabotan pelengkapnya bertolak belakang. Malah kadang-kadang tidak ada 

hubungannya dengan bentuk luar bangunan. Harus konsekuen!

Aktivitas para penghuni rumah akan membutuhkan fasilitas. Sementara itu, fasilitas 

ruang akan membutuhkan “wadah” atau area atau lahan. Jadi, sudah jelas aktivitas para 

penghuni rumah akan menjadi cerminan atmosfer ruang-ruang di dalam rumah.

Gaya minimalis sebenarnya tidak bisa dijadikan tren saja, namun memang merupakan 

kebutuhan para penghuninya. Sebagai contoh, apabila para penghuni rumah lebih banyak 

melakukan aktivitas di luar rumah, kegiatan di dalam rumah mungkin hanya sekadar 

beristirahat dan tidur. Mungkin pula sebaliknya, apabila sebagian besar penghuni memiliki 

aktivitas di dalam rumah, sangat mungkin setiap sudut di dalam rumah akan menjadi area 

kegiatannya.

Dengan demikian, dalam memperlakukan ruangnya pun harus berbeda.Para penghuni 

rumah dengan banyak kegiatan di luar rumah, tentunya tidak akan membutuhkan sebuah 

rumah dengan ruang-ruang yang dipenuhi oleh berbagai ornamen, ruang yang berliku-

liku penuh sudut, dan profil lengkap dengan berbagai bentuk pernik sebagai komponen 

pengisi ruang. Untuk itu, akan dibutuhkan waktu, tenaga, dan perhatian khusus di samping 

biaya yang tidak sedikit. Apalagi waktu untuk menikmatinya pun akan sangat sedikit. Jadi, 

untuk rumah dengan habitat penghuni rumah seperti ini  di atas, gaya minimalis akan 

sangat sesuai. Bangunan rumah tidak perlu terlalu besar dan luas. Ruang-ruang cukup yang 

dibutuhkan saja, perabotan yang praktis (sederhana bentuknya agar mudah dibersihkan), dan 

warna-warna yang teduh, tenang, tidak mencolok, dan tidak membuat letih secara mental.

Gaya minimalis diterapkan untuk pengolahan lantai, dinding, dan langit-langit sebagai 

elemen utama interior dalam ruangan, yaitu material bernuansa alam dengan bentuk-

bentuk sederhana dan tekstur yang tidak terlalu kasar. Pemilihan perabotan sebaiknya juga 

disesuaikan dengan nuansa material untuk elemen utama interior tadi.

Penampilan ruang gaya minimalis masih standar seperti yang sering kita lihat pada 

umumnya. Penampilan seperti demikian jangan dibiarkan karena dapat membuat rumah 

berkesan tidak atau belum selesai akibat terlalu bersih, bahkan cenderung gersang. Sebuah 

rumah tinggal, betapa pun sederhananya tetap harus ada sentuhan manusiawi agar lebih 

hidup.

Untuk menampakkan wajah gaya minimalis yang membumi, tentu harus ada sentuhan-

sentuhan khusus. Hal ini agar hasil akhirnya benar-benar bisa memenuhi keinginan untuk 

memiliki ruang-ruang bergaya minimalis namun tetap bernuansa Indonesia. Sentuhan-

sentuhan yang dimaksud salah satunya bisa dengan penambahan elemen-elemen dekorasi 

bernuansa Indonesia, yang selain akan menambah suasana lebih hidup, elemen dekorasi 

ini pun akan mencerminkan identitas pemilik rumah. Tidak perlu terlalu banyak, apalagi 

berkesan seolah ingin memamerkan layaknya sebuah toko, beberapa saja dengan pilihan 

dan penataan yang dibuat khusus (sarana peraga dengan pencahayaan khusus). Percaya 

deh, rumah minimalis kita bakal lebih berkesan manusiawi dan mengindonesia. 

Sumber: Pikiran Rakyat

-- 74

Teks ini  tergolong ke dalam prosedur kompleks karena dari struktur dan kaidah 

sudah memenuhi ciri-ciri dari jenis teks ini .

1. Dari segi struktur, teks ini  terdiri atas pendahuluan, langkah-langkah kegiatan, dan 

penutup. Namun, pemenggalan ketiga bagiannya itu tidak dinyatakan secara eksplisit. 

a. Pendahuluan diwakili oleh paragraf pertama. Di dalam paragraf ini  digambarkan 

tentang maraknya rumah-rumah yang bergaya minimalis. Bagian ini dikelompokkan 

ke dalam bagian pendahuluan karena belum membahas sosok rumah minimalis 

itu sendiri serta petunjuk-petunjuk pengembangannya. Namun, dalam bagian ini 

tidak dijelaskan secara tersurat tentang penyampaian petunjuk sebagaimana yang 

seharusnya ada dalam sebuah prosedur kompleks.

b. Langkah-langkah kegiatan diisi dengan penjelasan tentang pengertian rumah 

bergaya minimalis serta langkah-langkah pembuatannya. Bagian ini dinyatakan 

dalam paragraf ke-2 sampai ke-10. Dalam bagian ini dibahas tentang keharusan 

atas bentuk, warna, material ruang, perabotan pelengkapnya, serta fasilitas-fasilitas 

pendukung rumah miniminalis.

c. Penutup dinyatakan dalam paragraf ke-11. Pada bagian ini dikemukakan tentang 

sentuhan-sentuhan akhir yang harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki rumah 

bergaya minimalis. 

2. Dari segi kaidah, teks ini  begitu banyak memakai  kalimat perintah. Kalimat-

kalimat yang dimaksud, antara lain, sebagai berikut.

a. Akan tetapi, tetap ingat juga tempat kita berpijak agar identitas bangsa tidak hilang. 

b. Tentunya semua itu tidak akan pernah dan tidak boleh dilupakan hanya karena ingin 

ikut arus gaya minimalis.

c. Dalam memilih dan menentukan gaya pengolahan rumah dan ruang-ruangnya pun 

sebaiknya selaras dengan bentuk bangunan luarnya, agar atmosfer yang diinginkan 

terwujud dengan sempurna. 

d. Jangan bentuk luarnya saja yang bergaya minimalis. 

e. Dalam memperlakukan ruangnya pun harus berbeda. 

f. Penampilan seperti demikian jangan dibiarkan karena dapat membuat rumah 

berkesan tidak atau belum selesai akibat terlalu bersih, bahkan cenderung gersang. 

g. Sebuah rumah tinggal, betapa pun sederhananya tetap harus ada sentuhan manusiawi 

agar lebih hidup. 

h. Untuk menampakkan wajah gaya minimalis yang membumi, tentu harus ada 

sentuhan-sentuhan khusus. 

i. Tidak perlu terlalu banyak, apalagi berkesan seolah ingin memamerkan layaknya 

sebuah toko, beberapa saja dengan pilihan dan penataan yang dibuat khusus (sarana 

peraga dengan pencahayaan khusus)

Di dalam kalimat-kalimat ini , terkandung pula kata-kata kerja bermakna perintah 

(imperatif), yakni ingat juga, tidak boleh, sebaiknya, jangan, harus, tidak perlu. Berbeda 

dengan prosedur kompleks pada umumnya, teks ini  tidak banyak memakai  

konjungsi yang bermakna kronologis. Hal ini  dapat dipahami karena petunjuk-petunjuk 

yang tersaji di dalamnya tidak berupa urutan.Petunjuk-petunjuknya itu disusun berdasar  

kepentingannya; dengan kata lain, disusun dari bagian yang penting ke bagian yang kurang 

penting.

Prosedur Kompleks 75

C Perbandingan Teks Prosedur Kompleks

1. Teks Prosedur dan Teks Laporan 

Perhatikan pula teks berikut.

Sapuan angin yang mempermainkan anak-anak rambut, terasa, sejuk kala menjejakkan 

kaki di Desa Wisata Cikadu Indah, Tanjung Lesung, Pandeglang, pagi itu. Lamat-la mat 

terdengar suara kincir angin yang khas bagaikan musik alam. “Ah, damai sekali rasanya,” 

celetuk seorang teman. Rasanya penat perjalanan selama dua jam yang kami tempuh dari 

Jakarta tertebus sudah saat melihat pemandangan nan damai.

Dari tempat kami berdiri, dilembahnya terlihat perkampungan penduduk asli yang hanya 

berjarak sekitar 200 me ter. Sejauh mata memandang tampak atap rumah-rumah penduduk 

yang me nyembul di antara pohon kelapa dan palem. “Selamat pagi, Bu. Selamat datang di 

kampung kami,” sapa Madyo, pria ber kacamata, salah satu pendamping tamu dengan ramah. 

Setelah berbasa-basi sejenak, Madyo mengajak kami duduk di dalam sebuah pondok bambu 

yang sekaligus berfungsi sebagai kantin.

Meja dan kursi kayu dengan dinding bambu serta atap dari dedaunan, mem beri kesan 

kesederhanaan yang alami se hingga membuat orang merasa akrab dan betah; tak hanya untuk 

makan, tetapi juga untuk bercengkerama. Sembari menikmati teh manis panas dengan pisang 

goreng yang masih mengepul, Madyo menjelaskan lokasi-lokasi yang dapat kami kunjungi di 

sekitar perkampungan. Setelah mengobrol sejenak dengan Pur nomo SR, Direktur Pengelola 

Kawasan Pariwisata Terpadu Tanjung Lesung, Madyo memandu kami menyusuri kampung 

wisata binaan kelompok usaha Banten West Java.

Dari kantin kami melintasi sederet guest house dan melewati jalan menuju per kampungan. 

“Ini salah satu alternatif tempat menginap,” jelas Madyo sembari menunjuk deretan bangunan 

bercat putih. Bunga-bunga aneka warna tampak menghias setiap halaman guest house.

Menurutnya, guest house yang masing- masing terdiri atas dua kamar tidur ber-AC, dapur dan 

ruang tamu itu, memang disediakan bagi tamu yang ingin mengi nap. Tarifnya hanya Rp40 ribu 

per malam (Sumber: Amanah).

ada  kesamaan teks ini  dengan teks prosedur kompleks, yakni sama-sama tersusun 

secara kronologis. Hal ini  dibuktikan dengan banyaknya penggunaan keterangan waktu, 

seperti adanya penggunaan kata sejak, pagi itu, setelah, selama, sembari. Meskipun demikian, 

teks ini  bukanlah teks prosedur kompleks karena minimnya kalimat perintah ataupun kata 

kerja imperatif di dalamnya.Teks ini  merupakan bagian dari teks laporan.

Perbandingan Teks Prosedur dengan Teks Laporan

Aspek

Jenis Teks

Teks Prosedur Teks Eksposisi

Persamaan Disusun secara kronologis

Perbedaan ada  perincian langkah-langkah 

secara sistematis; berupa kalimat 

perintah. 

Lebih banyak berupa fakta-fakta. 

-- 76

2. Teks Prosedur dan Cerita (Narasi)

Bandingkan pula teks prosedur kompleks dengan teks berikut.

Pagi-pagi dia sudah menyambutku dengan seikat mawar putih dan kuning. Dan kami 

berpandangan.Sepasang mata yang sudah amat kukenal itu berbinar-binar, penuh kasih.

Aku tersipu-sipu. Jantungku berdegup kencang.Perasaan seperti ini hampir tak pernah lagi 

kurasakan akhir-akhir ini, sejak aku mulai pacaran dengannya dua tahun silam.

Yang pasti, ini bukan apa yang disebut cinta pada pandangan pertama. Sebelum 

pacaran dengannya, aku sudah cukup baik mengenalnya, tanpa perasaan istimewa sedikit 

pun. Karena, dia pun tidak istimewa. Mana ada cowok sastra yang istimewa. Kalau tidak 

aneh bak seniman tanggung, tentu agak feminim-lah. Untunglah dia termasuk kategori yang 

pertama.Tak apa-apalah.

Pada mulanya dulu, telingaku sering mendengar gosip bahwa dia naksir aku. Ah, apa 

iya? Aku tak terlalu berminat pada gosip semacam itu.Kalau saja aku masih muda seperti 

dulu (aku sudah merasa tua sekarang), tentu sudah kudatangi dia, dan “kusemprot” habis-

habisan. Tapi...ah, harus kuakui kalau aku mulai memerhatikannya. Paling tidak, aku ingin 

tahu seperti apa lagi sih, orang yang naksir padaku kali ini. Aha, seorang lelaki muda, 

jangkung, agak kurus, dan berambut ikal.

Ada kesamaan teks di atas dengan teks prosedur kompleks, yakni keduanya tersusun 

secara kronologis atau berdasar  urutan waktu. Tampak pula dalam contoh di atas 

penggunaan kata-kata yang merujuk pada keterangan waktu, seperti pagi‑pagi, akhir‑akhir 

ini, sejak…, sebelum…, pada mulanya…. Hal itu merupakan ciri lain dari teks prosedur 

kompleks. Meskipun demikian, cuplikan ini  tidak terkategori sebagai teks prosedur 

kompleks. Lebih tepatnya cuplikan ini  merupakan bagian dari cerpen.Di dalamnya tidak 

terkandung petunjuk pelaksanaan kegiatan, melainkan unsur-unsur yang biasa terkandung 

dalam cerpen, yakni latar, penokohan, alur, dan sudut pandang.

Unsur Cerita Uraian

1. Latar Pada pagi hari

2. Penokohan a. Aku, tidak senang gosip, mudah grogi saat  mulai berpacaran.

b. Dia, lelaki jangkung, agak kurus, berambut ikal, berpenampilan 

seperti seniman tanggung.

3. Alur Sorot balik:

a. Dia menyambutku dengan seikat mawar.

b. Dia dan aku berpacaran.

c. Aku sudah mengenalnya sebelum berpacaran.

d. Aku sering mendengar gosip tentangnya.

4. Sudut pandang Orang pertama, tokoh aku sebagai pelaku.

berdasar  tujuannya, teks ini  dapat pula digolongkan ke dalam narasi. Adapun 

yang dimaksud dengan narasi adalah teks yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa 

sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan itu.

Narasi ditandai oleh tiga unsur utama yang merupakan karakteristik dari narasi yaitu 

tokoh, latar ruang dan waktu, dan urutan kejadian. Ketiganya disebut dengan unsur pokok 

Prosedur Kompleks 77

narasi. Akan lebih bagus lagi kalau dalam karangan narasi tersaji konflik. Pembaca akan 

lebih menikmati peristiwa yang kita sajikan ini .

Apabila prosedur kompleks terbagi ke dalam tiga jenis, narasi terbagi ke dalam dua.

Pertama, narasi artistik, yakni narasi yang menyajikan sejumlah pengalaman estetis dengan 

tujuan untuk menghibur pembacanya.Karangan ini  ada  di dalam cerpen, novel, dan 

sejenisnya. Kedua, narasi informasional, yakni narasi yang menyajikan sejumlah peristiwa 

faktual, informasi, dan pengetahuan. Narasi semacam itu ada  dalam biografi ataupun 

kisah perjalanan.

Jenis-jenis  

narasi

Narasi artistik

Narasi 

informasional

Cerpen, 

dongeng

Novel

Biografi

Kisah 

perjalanan

Narasi dapat dikembangkan dengan berbagai pola. Salah satunya adalah dengan pola 

urutan waktu. Pola ini sering pula disebut pola kronologis dengan contoh seperti di atas. 

Dalam pola ini urutan peristiwa disampaikan dengan urutan dari pagi hingga siang atau dari 

sore malam sampai pagi, dari dulu ke zaman sekarang, dari permulaan hingga selesai, dan 

sebagainya.

Berikut contoh lainnya.

Tak seorang juga yang dapat sungguh-sungguh tidur sepanjang malam, dan saat  

bunyi kokok ayam hutan berderai-derai menandakan dini hari telah dekat, mereka pun 

segera bangun. Kini mereka memandangi rimba sekelilingnya dengan lebih awas dan 

cermat. Mereka memasak air dan makan, mengambil air sembahyang dan sembahyang, 

dengan selalu sebagian utama pancaindra mereka memeriksa dan mengamati rimba di 

sekelilingnya. Rimba yang kini mengandung ancaman dan maut.

Narasi dapat pula disajikan dengan pola lain, misalnya dengan urutan ruang atau pola 

spasial. Kejadian-kejadian dalam teks itu disusun dengan mengikuti bagian-bagian dari suatu 

tempat. Misalnya, dari barat ke timur, dari pinggir ke tengah, dari dalam ke bagian luar.

Perbandingan Teks Prosedur dengan Teks Narasi

Aspek

Jenis Teks

Teks Prosedur Teks Narasi 

Persamaan Disusun secara kronologis

Perbedaan Disusun dengan pola langkah-

langkah yang berupa kalimat 

perintah. 

Mengandung unsur tokoh, latar, rangkaian 

peristiwa.

Dapat disusun dengan pola keruangan 

ataupun kausalitas.

-- 78

D Menulis Teks Prosedur Kompleks

Secara umum, untuk bisa menulis teks prosedur kompleks, kita harus menentukan topiknya 

terlebih dahulu. Pilihlah topik yang kita kuasai dan bermanfaat untuk pembaca. Dibandingkan 

dengan topik-topik tentang politik, hukum, dan kriminal, topik tentang pendidikan tentu lebih kita 

kuasai karena hampir setiap hari kita berada di lingkungan pendidikan. Topik tentang kehidupan 

remaja dapat pula kita pilih karena kita sendiri masih berusia remaja.

Berikut beberapa jenis topik yang berkaitan dengan dunia pendidikan dan keremajaan.

Pendidikan Keremajaan

1. Cara belajar kelompok yang efektif 1. Tips menghindari pergaulan bebas 

2. Langkah-langkah berdiskusi yang benar 2. Kiat jitu agar disayang teman

3. Cara sehat untuk menjadi sang juara 3. Langkah-langkah terbebas tawuran

4. Kiat cepat mengingat pelajaran 4. Cara sehat menurunkan berat badan

5. Tips mengintip sekolah unggulan 5. Langkah-langkah menuju remaja penuh 

percaya diri 

Tulisan akan menjadi lebih menarik dan mendalam apabila kita memiliki bahan-bahannya 

yang banyak. Bahan untuk menulis karangan tidak selalu harus mengandalkan pengetahuan 

ataupun pengalaman langsung. Bahan-bahan ini  juga dapat diperoleh melalui bacaan. 

Kamus, buku, surat kabar, majalah, dan internet merupakan sumber inspirasi yang sangat kaya 

untuk menulis karangan. Dari bahan-bahan ini  kita dapat memperoleh aneka pengetahuan 

dan beragam informasi yang dapat memperkaya wawasan untuk menulis. Semakin banyak sumber 

yang dibaca, akan semakin luas dan semakin bertambah pandangan kita mengenai suatu hal. 

Untuk memperoleh bahan dari berbagai sumber bacaan, kita perlu mengusahakannya dengan 

langkah-langkah berikut.

1. Membaca sumber-sumber ini  secara intensif. 

2. Mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang telah 

ditentukan. 

Jika topiknya tentang cara belajar, kita perlu membaca sumber-sumber berkenaan dengan 

hal-hal berikut:

1.  pengertian belajar;

2.  faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar;

3.  langkah-langkah belajar yang baik.

Namun, jika topiknya itu tentang cara menghindari pergaulan bebas, bahan-bahan yang dapat 

dikumpulkan adalah sebagai berikut:

1.  pengertian pergaulan bebas;

2.  ciri-ciri pergaulan bebas;

3.  hal-hal negatif dari pergaulan bebas;

4.  cara-cara menghindari pergaulan bebas;

5.  kegiatan-kegiatan positif yang menggantikan pergaulan bebas.

Prosedur Kompleks 79

Apabila bahan-bahan itu sudah terkumpul, langkah selanjutnya adalah menyusun kerangka 

karangan. Catatlah hal-hal penting dari sumber-sumber ini  dan jadikanlah sebagai kerangka 

karangan. Cukup gagasan-gagasan pokoknya saja. Keberadaan kerangka karangan sangat penting 

untuk menjadikan susunan tulisan kita lebih lengkap dan sistematis. Lebih-lebih tulisan kita itu 

merupakan suatu petunjuk, harus jelas dan benar sistematikanya, baik berpola kronologis, berpola 

penting-tidak penting, ataupun pola-pola lainnya.

Dengan adanya kerangka karangan, kemungkinan terlewatinya langkah atau petunjuk dapat 

terhindarkan. Manfaat kerangka karangan lainnya adalah sebagai berikut:

1. memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih teratur;

2. memudahkan penempatan bagian karangan yang penting dengan yang tidak penting;

3. menghindari timbulnya pengulangan pembahasan;

4. membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.

Perhatikanlah kerangka karangan berikut untuk topik “menjadi pribadi yang penuh percaya 

diri”.

1. Menerima apa adanya

2. Mengenali kekurangan dan kelebihan diri

3. Bertanya tentang kekurangan dan kelebihan diri

4. Keyakinan pada diri sendiri

5. Selalu bersyukur

6. Bersyukur menambah kebahagiaan

7. Banyak tersenyum secara tulus

8. Senyum membawa kebahagiaan

Kerangka karangan itu kita susun berdasar  bahan-bahan yang kita peroleh melalui kajian 

dari berbagai sumber. Semakin banyak bahan, semakin jelas dan terperinci pula kerangka karangan 

itu. Namun, kita tidak perlu kaku di dalam pengembangannya. Kita bisa saja menambahkan 

atau bahkan menghilangkan beberapa bagian. Susunannya pun bisa kita ubah sesuai dengan 

keperluan.

Berikut contoh teks sebagai pengembangan dari kerangka karangan di atas.

Menjadi Pribadi Penuh Pecaya Diri

Untuk menjadi pribadi yang percaya diri, Anda harus menerima diri apa adanya. Ini 

sangatlah penting karena begitu Anda menerima diri Anda apa adanya, Anda merasa senang 

dengan diri Anda sendiri. Artinya, Anda menerima apa pun kelebihan dan kekurangan yang 

melekat pada diri Anda selama ini. Tentunya, yang dimaksud dengan menerima kekurangan 

disini bukan sama sekali membiarkan kekurangan diri Anda begitu saja. Sebaliknya, Anda 

terdorong untuk memperbaiki kekurangan dengan sepenuh hati, tanpa putus asa.

Langkah pertama dengan menanyakan kepada diri Anda tentang hal-hal berikut dan 

jawablah sejujurnya.

1. Apa saja kekurangan diri saya selama ini yang harus saya perbaiki, demi mencapai impian 

mulia saya? 

2. Hal apakah dari diri saya yang kurang disukai orang lain atau  teman saya?

-- 80

Adapun yang dimaksud dengan kelebihan disini adalah hal-hal positif diri Anda yang patut 

Anda syukuri dan maksimalkan. Cara mengenali kelebihan diri Anda ini sangatlah mudah.

Untuk mengenali kelebihan Anda, jawablah pertanyaan berikut.

1. Hal positif apa sajakah yang teman saya sukai dari diri saya? 

2. Apa yang saya sukai dari diri saya selama ini? 

3. Apa yang orang lain rindukan dari diri saya? 

Langkah kedua, yakinlah pada diri Anda sendiri. Keyakinan adalah fondasi kehidupan.

Sekali kita yakin kepada diri sendiri, sejak itulah kita lebih mudah melangkah dalam meraih 

impian.

Langkah ketiga, bersyukurlah atas apa pun yang Anda dapatkan. Bersyukur adalah bukti 

kebahagiaan seseorang. Semakin kita pandai bersyukur, semakin tinggi kebahagiaan yang kita 

dapatkan. Dengan bersyukur, kita telah mengakui setiap kebaikan yang kita dapatkan serta 

menikmati setiap kebaikan yang kita lakukan.

Langkah keempat, tersenyumlah dengan tulus kepada setiap orang, termasuk orang yang 

pernah menyakiti diri Anda. Senyum adalah doa. Setiap doa adalah kebaikan. Setiap kebaikan 

adalah awal dari kebahagiaan. Itulah sebabnya semakin sering kita tersenyum dengan tulus, 

semakin bahagialah diri kita. Semakin kita bahagia, semakin percaya dirilah diri kita.

Selamat menjadi pribadi yang percaya diri dan penuh bahagia! (Sumber: Ainy Fauziyah 

dalam Kompas)

Soal-soal Latihan

Pilihlah jawaban yang paling benar!

(Teks berikut dipakai  untuk menjawab soal nomor 1‑3)

Boleh-boleh saja ikut arus. Akan tetapi, tetap ingat juga tempat kita berpijak agar identitas bangsa 

tidak hilang. Siapa lagi yang akan mengemban pesan dan peninggalan nenek moyang dan leluhur 

bangsa kalau bukan kita sendiri. Iya, kan? Kita tahu dan sadar bahwa Indonesia kita tercinta ini 

punya ragam kebudayaan yang sangat kaya. Setiap provinsi dan suku bangsa mempunyai karakter 

yang berbeda satu sama lain, juga latar belakang budaya yang berbeda. Masing-masing provinsi 

memiliki bentuk penampilan, mempunyai keunikan yang sangat indah, kaya akan warna, bentuk, 

detail-detail, dan ornamen-ornamen unik dan penuh identitas kedaerahan. Tentunya semua itu 

tidak akan pernah dan tidak boleh dilupakan hanya karena ingin ikut arus gaya minimalis.

1. Kata kerja imperatif dalam cuplikan teks di atas adalah ….

A. tidak boleh D. mengemban pesan

B. kita tahu E. ikut arus

C. mempunyai

2. Contoh konjungsi yang menyatakan syarat ….

A. dan D. agar

B. yang E. akan tetapi

C. kalau

Prosedur Kompleks 81

3. Cuplikan di atas mengandung petunjuk tentang ….

A. gaya hidup

B. pola budaya

C. bentuk rumah

D. cara mempertahankan budaya bangsa

E. penampilan dalam berkeluarga

(Teks berikut dipakai  untuk menjawab soal nomor 4‑5)

(1) Sampai di sini penampilan ruang masih standar gaya minimalis seperti yang sering kita lihat 

pada umumnya. (2) Jangan dibiarkan karena dapat membuat rumah berkesan tidak atau belum 

selesai akibat terlalu bersih, bahkan cenderung gersang. (3) Sementara itu, sebuah rumah tinggal, 

betapa pun sederhananya tetap harus ada sentuhan manusiawi agar lebih hidup. 

4. Kalimat yang menyatakan perintah ditandai dengan nomor ….

A. (1) D. (1), (2) 

B. (2) E. (2), (3) 

C. (3)  

5. Konjungsi yang menyatakan penguatan dinyatakan dalam kalimat ….

A. (1) D. (1), (2)

B. (2) E. (2), (3)

C. (3)

(Teks berikut dipakai  untuk menjawab soal nomor 6‑7)

Seandainya kita berkesempatan berkunjung ke Kutub Utara dan Kutub Selatan, ada pemandangan 

langit menakjubkan yang hanya ada di daerah itu. Terlihat cahaya berwarna-warni biru, merah, 

kuning, melengkung, meliuk, menjuntai, dan berpendar puluhan bahkan ratusan kilometer disertai 

suara desis di kesunyian malam. Aurora bak tirai cahaya di ketinggian 90 km hingga 800 km yang 

membungkus dataran es.

6. Bacaan di atas terkategori sebagai jenis teks ….

A. ekspalansi 

B. anekdot 

C. eksposisi

D. laporan pengamatan

E. ulasan

7. Aspek yang berbeda dari teks ini  dengan prosedur kompleks adalah ada  pada ….

A. penggunaan konjungsi

B. penggunaan keterangan waktu

C. penggunaan kata kerja imperatif

D. penentuan topik tentang hal yang diamati

E. kalimat-kalimatnya yang tidak berupa perintah

-- 82

(Teks berikut dipakai  untuk menjawab soal nomor 8‑10)

Yakinkan calon pemberi dana bahwa bekerja sama dalam bentuk pemberian dana dari mereka 

adalah tindakan yang sangat berharga dan merupakan investasi yang baik. Gambarkan secara jelas 

manfaat yang akan ditimbulkan atas bantuan mereka. Keuntungan yang lain (jika ada) mestinya 

juga harus kita paparkan kepada pemberi dana untuk masa depan. Misalnya, setelah kegiatan 

berakhir, apakah masih ada rencana tindak lanjut yang mungkin menguntungkan mereka, baik 

secara psikologis, sosial, politik, maupun ekonomi.

8. Kalimat yang tidak bernada perintah berada pada urutan ….

A. pertama 

B. kedua 

C. ketiga

D. keempat

E. ketiga dan keeempat

9. Contoh kata kerja imperatif dalam teks di atas adalah ….

A. yakinkan dan gambarkan

B. bekerja sama dan merupakan

C. menguntungkan dan mestinya

D. berakhir dan tindakan

E. misalnya dan maupun

10. Bahwa kalimat ketiga berbentuk pasif ditandai oleh kata-kata ….

A. keuntungan

B. jika ada

C. kita paparkan

D. juga harus

E. kepada pemberi dana

(Cuplikan di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 11‑12).

(1) Saat Anda bermaksud mencari peluang kerja, mulailah dengan mencari informasi sebanyak-

banyaknya. (2) Sering-seringlah membaca koran atau mendengarkan radio. (3) Kedua jenis media 

itulah yang kini menjadi corong utama bagi banyak perusahaan dalam merekrut karyawan baru.

11. Contoh kata kerja impertif dalam teks di atas adalah ….

A. itulah

B. merekrut

C. bermaksud

D. mulailah

E. sebanyak-banyaknya

12. Kalimat yang memakai  keterangan penunjuk waktu adalah .…

A. (1)

B. (2)

C. (3)

D. (1), (2)

E. (2), (3)

Prosedur Kompleks 83

(Teks di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 13‑15)

(1) Teori Wiwin jitu. (2) Tak berapa lama menekuni pekerjaan server, ia terpilih menjadi trainer 

para server baru. (3) Selama bekerja, Wiwin terus mengembangkan diri dan mengasah ide-ide 

untuk perusahaan. (4) Ia pun akhirnya dilirik untuk menjadi asisten personnel manager. (5) 

Merasa punya bekal lumayan, Wiwin sempat tergoda untuk pindah ke perusahaan lain. (6) Namun, 

pimpinannya menawarkan posisi aduhai, menjadi purchasing manager. (7) Dari situ ia ditawari 

lagi menjadi cost controller manager dan akhirnya public relation manager.

13. Teks di atas dikembangkan dengan pola ….

A. umum-khusus

B. sebab-akibat

C. keruangan

D. kronologis

E. penting-tidak penting

14. Kata-kata yang menunjukkan urutan waktu, kecuali ….

A. tak beberapa lama

B. akhirnya

C. selama bekerja

D. akhirnya

E. sempat tergoda

15. Kalimat yang memakai  konjungsi antarkalimat .…

A. (2)

B. (3)

C. (5)

D. (6)

E. (7) 

(Teks di bawah ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 16‑18)

(1) Sebelum memutuskan untuk melamar atau bahkan menerima pekerjaan itu, usahakan untuk 

mengetahui dengan jelas pekerjaan yang harus dilakukan. (2) Sumber yang paling tepat untuk 

ditanya adalah manajer yang langsung menangani pekerjaan yang akan dilamar. (3) Bisa juga 

menghubungi kenalan yang pernah menangani pekerjaan semacam itu. (4) Cara ini penting 

dilakukan untuk menghindari ‘mimpi’ akan perusahaan yang menawarkan gaji dan keuntungan 

muluk yang kenyataannya boleh jadi di luar dugaan Anda.

16. Kalimat yang menyatakan perintah ditandai dengan nomor ….

A. (1)

B. (2)

C. (3)

D. (4)

E. (1), (4)

-- 84

17. Kalimat yang memakai  keterangan waktu ada  pada nomor ….

A. (1)

B. (2)

C. (3)

D. (4)

E. (1), (2)

18. Contoh kata tidak baku dalam teks adalah ….

A. bahkan

B. usahakan

C. mimpi 

D. dugaan

E. muluk

(Teks ini dipakai  untuk menjawab soal nomor 19‑20)

(1) Yang terjadi pada era globalisasi sekarang ini sesungguhnya adalah westernisasi. (2) Pengaruh 

negara-negara Barat atau negara-negara maju terus menjejali budaya bangsa-bangsa terbelakang, 

termasuk kita, sehingga budaya kita sendiri menjadi terkikis. (3) Kita kehilangan identitas karena 

rapuhnya pondasi mental di samping kepercayaan diri yang sangat lemah. (4) Kita lebih bangga 

dengan atribut-atribut bangsa lain dan merasa malu dengan identitas bangsa sendiri.

19. Cuplikan di atas merupakan bagian dari jenis teks ....

A. prosedur kompleks

B. eksposisi

C. eksplanasi

D. cerita ulang

E. laporan observasi

20. Kalimat yang memakai  konjungsi kausalitas ditandai dengan nomor ....

A. (1), (4)

B. (2), (3)

C. (2), (4)

D. (3), (4)

E. (1), 2)

Negosiasi 85

A Pengertian

Amatilah teks berikut.

Sansan : “Maaf, Bu. Bisa meminta waktu sebentar?”

Bu Lita : “Ada apa, ya, San?”

Sansan : “Saya ingin mengajukan cuti kerja.”

Bu Lita : “O, ya. Pasti karena kehamilanmu itu, kan?”

Sansan : “Betul, Bu.”

Bu Lita : “Sudah berapa bulan kandungannya?”

Sansan : “Sudah delapan bulan, Bu.”

Bu Lita : “Kan, masih sebulan lagi. Nanti saja kalau sudah dekat waktunya lahir.”

Sansan : “Sudah terasa berat, Bu. Lagi pula untuk jaga-jaga, khawatir waktunya di luar 

dugaan.” 

Bu Lita : “Begini saja, bagaimana kalau menunggu dua minggu lagi supaya nanti cutinya 

lebih panjang setelah melahirkan? Sekarang bekerja dulu.Ya, bekerjanya jangan 

yang berat-berat. Pilih-pilih.”

Sansan : “Maaf, ya, Bu. Memang Ibu memberi waktu cutinya berapa lama?”

Bu Lita : “Tiga bulan. Cukup, kan?”

Sansan : “Iya, saya kira cukup. Mudah-mudahan selama itu, saya dan si bayi nanti sudah 

sehat dan kuat lagi.”

Bu Lita : “Ya, tapi sekarang kamu jangan dulu cuti. Nunggu dua minggu lagilah karena memang 

Ibu sangat membutuhkan tenaga kamu. Jangan khawatir kecepetan lahir. Ibu juga 

sudah pengalaman dalam masalah itu mah. Ibu, kan, sudah dua kali melahirkan.”

Sansan : “Mudah-mudahan, ya, Bu. Terima kasih atas kebaikan Ibu.”

Teks di atas merupakan