KITAB KELUARAN
Tafsiran Kitab Keluaran Disertai Renungan Praktis 3
PASAL 1 5
I. Suku-suku Israel di Mesir (1:1-7) 5
II. Orang Israel Ditindas di Mesir (1:8-14) 7
III. Pembunuhan Anak-anak Israel (1:15-22) 12
PASAL 2 17
I. Kelahiran Musa (2:1-4) 18
II. Penyelamatan Musa (2:5-10) 21
III. Musa Membunuh Seorang Mesir; Musa Menegur
Seorang Ibrani yang Bertengkar (2:11-15) 24
IV. Pernikahan Musa (2:16-22) 31
V. Seruan Orang Israel yang Tertindas (2:23-25) 35
PASAL 3 39
I. Semak Duri Menyala (3:1-6) 40
II. Belas Kasihan Tuhan terhadap Umat Israel (3:7-10) 46
III. Musa Diberi Petunjuk (3:11-15) 49
IV. Musa Diberi Petunjuk (3:16-22) 54
PASAL 4 57
I. Keberatan Musa Diatasi (4:1-9) 58
II. Keberatan Musa Diatasi (4:10-17) 62
III. Musa Kembali ke Mesir (4:18-23) 67
IV. Penyunatan Anak Laki-laki Musa (4:24-31) 70
PASAL 5 75
I. Musa dan Harun Menghadap Firaun (5:1-2) 75
II. Perintah untuk Menindas Israel (5:3-9) 78
III. Pengarah-pengarah Firaun Melaksanakan Penindasan
(5:10-13) 80
IV. Keluhan Mandur Israel kepada Musa; Keluhan Musa
kepada Tuhan (5:15-23) 82
PASAL 6 87
I. Janji akan Pembebasan (5:24-6:8) 88
II. Keberatan Musa (6:9-12) 91
III. Garis Keturunan Musa dan Harun (6:13-29) 93
PASAL 7 97
I. Musa Menerima Tugasnya (7:1-7) 97
II. Ahli-ahli Sihir Mesir (7:8-13) 100
III. Tulah-tulah di Mesir (7:14-25) 102
PASAL 8 109
I. Tulah-tulah Mesir (8:1-15) 110
II. Tulah-tulah Mesir (8:16-19) 115
III. Tulah-tulah Mesir (8:20-32) 117
PASAL 9 123
I. Tulah-tulah Mesir (9:1-7) 123
II. Tulah-tulah Mesir (9:8-12) 126
III. Tulah-tulah Mesir (9:13-21) 129
IV. Tulah-tulah Mesir (9:22-35) 132
PASAL 10 137
I. Tulah di Mesir (10:1-11) 137
II. Tulah di Mesir (10:12-20) 141
III. Tulah di Mesir (10:21-29) 145
PASAL 11 151
I. Tulah-tulah Mesir (11:1-3) 151
II. Tulah-tulah Mesir (11:4-10) 154
PASAL 12 159
I. Penetapan Paskah; Perayaan Roti Tidak Beragi
(12:1-20) 160
II. Paskah (12:21-28) 168
III. Kematian Anak Sulung (12:29-36) 172
IV. Keberangkatan Orang-orang Israel (12:37-42) 176
V. Petunjuk-petunjuk mengenai Paskah (12:43-51) 180
PASAL 13 183
I. Pengudusan Anak Sulung (13:1-10) 183
II. Tuntutan Tuhan atas Anak Sulung (13:11-16) 187
III. Tiang Awan dan Tiang Api (13:17-22) 189
PASAL 14 197
I. Orang Israel Dikejar oleh Firaun (14:1-9) 198
II. Orang Israel Dikejar oleh Firaun (14:10-14) 202
III. Tiang Awan (14:15-20) 206
IV. Kehancuran orang Mesir (14:21-31) 210
PASAL 15 219
I. Nyanyian Kemenangan Israel (15:1-21) 219
II. Air di Mara (15:22-27) 229
PASAL 16 235
I. Bangsa Israel Bersungut-sungut tentang Makanan
(16:1-12) 235
II. Manna Turun dari Langit (16:13-21) 242
III. Sabat di Padang Gurun (16:22-31) 246
IV. Buli-buli Berisi Manna Disimpan (16:32-36) 248
PASAL 17 251
I. Bangsa Israel Bersungut-sungut Meminta Air (17:1-7) 251
II. Peperangan Melawan Orang Amalek;
Kekalahan Orang Amalek (17:8-16) 257
PASAL 18 265
I. Kunjungan Yitro kepada Musa (18:1-6) 265
II. Kunjungan Yitro kepada Musa (18:7-12) 268
III. Nasihat Yitro kepada Musa (18:13-27) 272
PASAL 19 281
I. Perjanjian Sinai (19:1-8) 281
II. Kedatangan Tuhan Diumumkan (19:9-15) 288
III. Hadirat Ilahi di Gunung Sinai (19:16-25) 292
PASAL 20 297
I. Sepuluh Perintah Tuhan (20:1-11) 297
II. Sepuluh Perintah Tuhan (20:12-17) 310
III. Kengerian yang Menyertai Pemberian Hukum
(20:18-21) 315
IV. Hukum tentang Mezbah (20:22-26) 318
PASAL 21 323
I. Peraturan-peraturan tentang Budak (21:1-11) 324
II. Hukum-hukum tentang Kekerasan
terhadap Orang Lain (21:12-21) 327
III. Hukum-hukum tentang Kekerasan
terhadap Orang Lain (21:22-36) 330
PASAL 22 337
I. Hukum-hukum yang Berkaitan
dengan Pelanggaran Hak Milik (22:1-6) 337
II. Hukum tentang Harta Titipan dan Peminjaman
(22:7-15) 340
III. Percabulan, Persetubuhan dengan Binatang,
Sihir, Berhala, dan Penindasan (22:16-24) 342
IV. Pemerasan, Penghinaan terhadap Pemuka,
Persembahan, dan Kekudusan (22:25-31) 347
PASAL 23 351
I. Hukum-hukum Peradilan (23:1-9) 351
II. Perayaan-perayaan Suci (23:10-19) 357
III. Perintah-perintah dan Janji-janji (23:20-33) 361
PASAL 24 367
I. Bangsa Israel Menerima Hukum-hukum dari Tuhan
(24:1-8) 368
II. Tuhan Menyatakan Diri-Nya (24:9-11) 373
III. Musa Naik ke Gunung Tuhan (24:12-18) 375
PASAL 25 379
I. Kemah Suci dan Perabotannya (25:1-9) 379
II. Tabut dan Perlengkapannya (25:10-22) 385
III. Kemah Suci dan Perabotannya (25:23-30) 388
IV. Rancangan Kandil dari Emas (25:31-40) 389
PASAL 26 393
I. Kemah Suci (26:1-6) 393
II. Penudung Kemah Suci (26:7-14) 395
III. Papan-papan Kemah Suci (26:15-30) 397
IV. Tabir dalam Kemah Suci (26:31-37) 398
PASAL 27 401
I. Mezbah Tembaga (27:1-8) 401
II. Mengenai Pelataran Kemah Suci dengan Layar-layarnya
(27:9-19) 403
III. Tentang Minyak untuk Lampu (27:20-21) 404
PASAL 28 407
I. Pakaian Imam (28:1-5) 407
II. Baju Efod (28:6-14) 410
III. Pakaian Harun (28:15-30) 411
IV. Gamis dan Patam (28:31-39) 415
V. Arahan mengenai Pakaian Imam Besar
dan Imam-imam yang Lebih Rendah (28:40-43) 418
PASAL 29 421
I. Pentahbisan Imam-imam (29:1-37) 421
II. Korban Sehari-hari Ditetapkan (29:38-46) 432
PASAL 30 435
I. Mezbah Pembakaran Ukupan (30:1-10) 435
II. Uang Pendamaian (30:11-16) 439
III. Bejana Tembaga (30:17-21) 441
IV. Minyak Urapan dan Ukupan (30:22-38) 442
PASAL 31 447
I. Penunjukan Bezaleel dan Aholiab (31:1-11) 447
II. Pemeliharaan Hari Sabat (31:12-18) 451
PASAL 32 457
I. Anak Lembu Emas (32:1-6) 458
II. Kepengantaraan Musa (32:7-14) 468
III. Musa Menghancurkan Kedua Loh Batu Hukum Tuhan
(32:15-20) 475
IV. Musa Mencerca Harun;
Pemusnahan Para Penyembah Berhala (32:21-29) 479
V. Musa Menengahi (32:30-35) 488
PASAL 33 497
I. Umat Israel Ditegur (33:1-6) 497
II. Kemah Pertemuan (33:7-11) 501
III. Kepengantaraan Musa (33:12-23) 505
PASAL 34 517
I. Musa Menghadap Tuhan di Sinai (34:1-4) 517
II. Pertemuan Tuhan dan Musa (34:5-9) 520
III. Peringatan terhadap Penyembahan Berhala (34:10-17) 527
IV. Perayaan-perayaan Khidmat Ditetapkan (34:18-27) 530
V. Selubung Musa (34:28-35) 534
PASAL 35 541
I. Perintah-perintah mengenai Hari Sabat
dan Kemah Suci (35:1-19) 541
II. Sumbangan-sumbangan untuk Kemah Suci (35:20-29) 545
III. Bezaleel dan Aholiab (35:30-35) 550
PASAL 36 553
I. Penugasan Bezaleel dan Aholiab; Persembahan Khusus
(36:1-7) 553
II. Pembangunan Kemah Suci (36:8-13) 557
III. Pembangunan Kemah Suci (36:14-34) 588
IV. Pembangunan Kemah Suci (36:35-38) 599
PASAL 37 561
I. Pembuatan Tabut (37:1-9) 561
II. Meja Sajian dan Kandil (37:10-24) 564
III. Mezbah Emas, Minyak Urapan, dan Ukupan (37:25-29) 565
PASAL 38 567
I. Mezbah Korban Bakaran dan Bejana Pembasuhan
(38:1-8) 567
II. Pembuatan Pelataran Kemah Suci (38:9-20) 570
III. Daftar Bahan-bahan Pendirian Kemah Suci (38:21-31) 571
PASAL 39 575
I. Pakaian-pakaian Kudus (39:1-31) 575
II. Pekerjaan Kemah Suci Diselesaikan (39:32-43) 578
PASAL 40 583
I. Pendirian Kemah Suci (40:1-15) 583
II. Pendirian Kemah Suci (40:16-33) 586
III. Kemah Suci Dipenuhi dengan Kemuliaan (40:34-38) 588
KITAB IMAMAT
Tafsiran Kitab Imamat Disertai Renungan Praktis 595
PASAL 1 597
I. Hukum tentang Persembahan (1:1-2) 597
II. Hukum tentang Korban Bakaran (1:3-9) 600
III. Hukum tentang Korban Bakaran (1:10-17) 604
PASAL 2 607
I. Hukum tentang Korban Sajian (2:1-10) 607
II. Hukum tentang Korban Sajian (2:11-16) 611
PASAL 3 615
I. Hukum tentang Korban Keselamatan: Lembu (3:1-5) 615
II. Hukum tentang Korban Keselamatan: Kambing Domba
(3:6-17) 619
PASAL 4 623
I. Hukum Korban Penghapus Dosa: Imam (4:1-12) 623
II. Hukum Korban Penghapus Dosa: Seluruh Jemaat
(4:13-21) 628
III. Hukum Korban Penghapus Dosa: Pemuka (4:22-26) 630
IV. Hukum Korban Penghapus Dosa: Rakyat Jelata
(4:27-35) 632
PASAL 5 635
I. Hukum tentang Korban Penebus Salah (5:1-6) 636
II. Hukum tentang Korban Penebus Salah (5:7-13) 638
III. Hukum tentang Korban Penebus Salah (5:14-19) 640
PASAL 6 643
I. Hukum tentang Korban Penebus Salah (6:1-7) 643
II. Hukum tentang Korban Bakaran (6:8-13) 646
III. Hukum tentang Korban Sajian (6:14-23) 649
IV. Hukum tentang Korban Penghapus Dosa (6:24-30) 652
PASAL 7 655
I. Hukum tentang Korban Penebus Salah (7:1-10) 655
II. Hukum tentang Korban Keselamatan (7:11-34) 657
III. Penutup dari Hukum-hukum mengenai Korban
(7:35-38) 666
PASAL 8 669
I. Pengudusan Harun dan Anak-anaknya (8:1-13) 669
II. Pengudusan Harun dan Anak-anaknya (8:14-30) 673
III. Perayaan Pentahbisan Tujuh Hari (8:31-36) 675
PASAL 9 679
I. Harun dan Anak-anaknya Memulai Jabatan Mereka
(9:1-7) 679
II. Pelaksanaan Mempersembahkan Korban (9:8-22) 683
III. Kemuliaan dan Api dari Tuhan (9:23-24) 685
PASAL 10 691
I. Kematian Nadab dan Abihu (10:1-2) 691
II. Perkabungan terhadap Nadab dan Abihu (10:3-7) 698
III. Peringatan untuk Para Imam (10:8-11) 706
IV. Musa Marah terhadap Eleazar dan Itamar (10:12-20) 708
PASAL 11 713
I. Pembedaan Daging-daging Binatang (11:1-8) 713
II. Aturan Umum tentang Ikan dan Burung (11:9-19) 717
III. Tentang Serangga dan Binatang yang Merayap;
Aturan Kenajisan (11:20-42) 720
IV. Tujuan dari Hukum tentang Makanan (11:43-47) 723
PASAL 12 727
I. Pentahiran Perempuan yang Baru Melahirkan (12:1-5) 727
II. Korban bagi Perempuan yang Sudah Melahirkan
(12:6-8) 729
PASAL 13 731
I. Hukum tentang Penyakit Kusta (13:1-17) 731
II. Hukum tentang Penyakit Kusta (6:18-37) 737
III. Hukum tentang Penyakit Kusta (13:38-46) 738
IV. Hukum tentang Penyakit Kusta (13:47-59) 741
PASAL 14 743
I. Pentahiran Penyakit Kusta (14:1-9) 743
II. Pentahiran Penyakit Kusta (14:10-20) 748
III. Pentahiran Orang Kusta yang Miskin (14:21-32) 752
IV. Tanda Kusta di Rumah (14:33-53) 753
V. Kesimpulan Hukum Penyakit Kusta (14:54-57) 756
PASAL 15 759
I. Hukum Kenajisan bagi Laki-laki (15:1-18) 759
II. Hukum Kenajisan bagi Perempuan (15:19-33) 762
PASAL 16 767
I. Hari Pendamaian Agung (16:1-4) 768
II. Hari Pendamaian Agung (16:5-14) 771
III. Hari Pendamaian Agung (16:15-19) 774
IV. Hari Pendamaian Agung (16:20-28) 776
V. Hari Pendamaian Agung (16:29-34) 779
PASAL 17 787
I. Petunjuk mengenai Korban-korban (17:1-9) 787
II. Larangan Makan Darah (17:10-16) 793
PASAL 18 797
I. Peringatan atas Kebiasaan Orang-orang yang Tidak
Mengenal Tuhan (18:1-5) 797
II. Perbuatan Mesum di antara Kerabat
Diatur dan Dilarang (18:6-18) 800
III. Hukum-hukum terhadap Kejahatan (18:19-30) 804
PASAL 19 811
I. Hukum Menyangkut Upacara Keagamaan dan Akhlak
(19:1-10) 813
II. Hukum Menyangkut Akhlak (19:11-18) 817
III. Hukum-hukum Lain (19:19-29) 823
IV. Hukum Beribadah dan Akhlak (19:30-37) 828
PASAL 20 833
I. Kejahatan-kejahatan yang Diganjar Hukuman Mati
(20:1-9) 833
II. Hukum tentang Persetubuhan (20:10-21) 839
III. Kekudusan Bangsa Israel (20:22-27) 842
PASAL 21 847
I. Hukum-hukum tentang Para Imam (21:1-9) 847
II. Hukum untuk Imam Besar (21:10-15) 852
III. Aturan bagi Harun dan Keturunannya (21:16-24) 855
PASAL 22 859
I. Hukum-hukum tentang Para Imam (22:1-9) 859
II. Orang Awam Dilarang Memakan Persembahan Kudus
(22:10-16) 862
III. Hukum-hukum tentang Berbagai Korban (22:17-33) 866
PASAL 23 871
I. Hari Sabat (23:1-3) 871
II. Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi (23:4-14) 874
III. Hari Raya Pentakosta atau Tujuh Minggu (23:15-22) 878
IV. Hari Raya Meniup Serunai dan Pendamaian (23:23-32) 881
V. Hari Raya Pondok Daun (23:33-44) 884
PASAL 24 889
I. Hukum-hukum tentang Lampu (24:1-9) 889
II. Hujatan Anak Selomit;
Hukuman terhadap Anak Selomit (24:10-23) 892
PASAL 25 901
I. Tahun Sabat (25:1-7) 902
II. Penetapan Tahun Yobel (25:8-22) 905
III. Penetapan tentang Penebusan Tanah (25:23-38) 911
IV. Penindasan Saudara-saudara Dilarang (25:39-55) 916
PASAL 26 921
I. Janji-janji (26:1-13) 921
II. Ancaman-ancaman (26:14-39) 927
III. Janji-janji Perkenanan Tuhan (26:40-46) 938
PASAL 27 943
I. Hukum Menyangkut Nazar (27:1-13) 943
II. Hukum Menyangkut Hal-hal yang Dikuduskan
(27:14-25) 947
III. Hukum Menyangkut Hal-hal yang Dikuduskan
(27:26-34) 950
usa yaitu hamba TUHAN yang menulis dan bertindak bagi
Tuhan dengan memakai pena dan tongkat-Nya di tangan-
nya. Di dalam kitab pertama mengenai sejarah-Nya (Kitab Kejadian –
pen.), Musa memelihara dan meneruskan kepada kita catatan-
catatan mengenai sejarah jemaat-Nya. Pada mulanya jemaat-Nya itu
baru berupa keluarga-keluarga tersendiri saja. Sekarang di dalam
kitab keduanya ini, ia memberi gambaran perihal perkembangan
mereka menjadi sebuah bangsa yang besar. Jika kitab pertama
melengkapi kita dengan gambaran mengenai keadaan kehidupan
mereka seperti kebutuhan hidup dan harta benda, maka kitab kedua
ini mengenai tata aturan dan pemerintahan mereka sebagai sebuah
bangsa. Bagian awal dari kitab pertama menunjukkan bagaimana
Tuhan menjadikan dunia untuk diri-Nya sendiri. Bagian awal dari
kitab kedua ini menunjukkan bagaimana Ia menjadikan bangsa
Israel bagi diri-Nya sendiri. Dan kedua-duanya memperlihatkan
kemuliaan-Nya (Yes. 43:21). Di kitab pertama kita melihat penciptaan
dunia dalam sejarah, sedang di kitab kedua ini kita temukan
penebusan dunia dalam bentuk perlambangan. Para penerjemah
Yunani menyebut kitab kedua ini kitab Exodus (yang berarti kebe-
rangkatan atau pergi keluar), sebab diawali dengan kisah keluarnya
bangsa Israel dari Mesir. Beberapa penafsir mengamati nama-nama
kitab ini dan kitab sebelumnya, dan melihat bahwa langsung sesu-
dah Kitab Genesis, yang berarti awal mula atau asal usul, mengikuti
Kitab Exodus, yang berarti keberangkatan. Sebab, masa kelahiran
segera diikuti masa kematian. Begitu memasuki dunia, kita harus
segera memikirkan masa untuk meninggalkannya, dan keluar dari
dunia. saat kita mulai hidup, kita juga sedang mulai mati. Pem-
bentukan orang Israel menjadi sebuah bangsa merupakan sebuah
penciptaan baru. Sama seperti bumi pada mulanya dikeluarkan dari
dalam air, lalu diperindah dan dilengkapi, demikian juga Israel
pada mulanya dikeluarkan oleh suatu kekuatan yang mahakuasa
dari dalam perbudakan di Mesir, dan lalu diperkaya dengan
hukum Taurat dan Kemah Suci Allah. Kitab ini memberi kita,
I. Penggenapan janji-janji yang sebelumnya diberikan kepada Abra-
ham (ps. 1-19), dan sesudah itu,
II. Pengukuhan ketetapan-ketetapan yang lalu dijalankan oleh
bangsa Israel (ps. 20-40). Sama seperti Cæsar, di dalam kitab ini
Musa mengawali dengan menulis tafsirannya sendiri, bahkan jauh
lebih hebat dibandingkan yang dilakukan Cæsar. Namun, selanjutnya
sang penulis menjadi sang pahlawan, yang memberi kita sejarah
tentang hal-hal yang dilihat dan didengarnya sendiri, et quorum
pars magna fuit – yang di dalamnya ia ikut mengambil bagian yang
sangat besar. Di dalam kitab ini mungkin ada lebih banyak
perlambang tentang Kristus dibanding kitab-kitab lain di Perjan-
jian Lama, sebab Musa telah menulis tentang Dia (Yoh. 5:46).
Cara manusia diperdamaikan dengan Allah, dan masuk ke dalam
perjanjian serta persekutuan dengan-Nya melalui Pengantara,
digambarkan dalam kitab ini dengan berbagai bentuk. Sungguh
sangat bermanfaat bagi kita untuk menjelaskan Perjanjian Baru,
sesudah memperoleh penjelasan dari Perjanjian Lama.
PASAL 1
Dalam pasal ini kita temukan,
I. Kebaikan Tuhan terhadap Israel, dengan memperbanyak jum-
lah mereka dengan luar biasa (ay. 1-7).
II. Kejahatan orang Mesir terhadap mereka, dengan
1. Menindas serta memperbudak mereka (ay. 8-14).
2. Membunuh anak-anak mereka (ay. 15-22).
Demikianlah, bangsa yang diberkati oleh sorga, dikutuki oleh negeri
Mesir, hanya sebab Tuhan telah berbaik hati kepada bangsa yang
diberkati-Nya itu.
Suku-suku Israel di Mesir
(1:1-7)
1 Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan
Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing: 2 Ruben, Simeon,
Lewi dan Yehuda; 3 Isakhar, Zebulon dan Benyamin; 4 Dan serta Naftali, Gad
dan Asyer. 5 Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh
jiwa.namun Yusuf telah ada di Mesir. 6 lalu matilah Yusuf, serta semua
saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia. 7 Orang-
orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah
banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi
mereka.
Di dalam ayat-ayat ini ada ,
1. Nama-nama kedua belas bapa leluhur, demikianlah mereka
disebut (Kis. 7:8). Nama-nama mereka sering disebutkan di Kitab
Suci, supaya tidak terdengar asing bagi kita seperti halnya nama-
nama lain yang sulit diingat. Namun, sebab begitu sering mun-
cul, nama-nama itu menjadi akrab bagi kita. Selain itu, untuk
menunjukkan betapa sangat berharga Israel rohani bagi Allah,
dan betapa Dia bersuka dalam mereka.
2. Catatan tentang jumlah anggota keluarga Yakub pada waktu
mereka memasuki negeri Mesir, yakni tujuh puluh jiwa (ay. 5),
sesuai perhitungan yang kita dapati di dalam Kejadian 46:27. Ini
hanyalah jumlah bangsa yang mendiami bumi, sesuai catatan
yang diberikan di dalam Kejadian 10. saat Sang Mahatinggi
membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, saat Ia
memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah
bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel (Ul. 32:8),
sebagaimana yang diamati Musa. Di sini hal itu dicatat supaya
pertambahan jumlah mereka di Mesir bisa tampak lebih luar
biasa. Perhatikanlah, sungguh baik jika mereka yang sudah
menghasilkan banyak keturunan sering kali mengingat betapa
kecil mereka pada mulanya (Ayb. 8:7).
3. Kematian Yusuf (ay. 6). Semua orang yang seangkatan dengan dia
habis secara bertahap. Boleh jadi semua putra Yakub mati dalam
waktu berdekatan, sebab selisih usia di antara yang sulung dan
bungsu tidak lebih dari tujuh tahun, kecuali Benyamin. saat
kematian terjadi dalam sebuah keluarga, adakalanya seluruh
anggotanya juga habis dalam waktu singkat. saat Yusuf, sang
tulang punggung keluarga, mati, yang tersisa juga menyusul
dengan cepat. Perhatikanlah, kita harus memandang diri sendiri,
saudara-saudara kita, dan semua orang dengan siapa kita bergaul
akrab, sebagai orang-orang yang sedang dijemput ajal dan
bergegas meninggalkan dunia. Angkatan ini akan berlalu seperti
angkatan sebelumnya yang telah pergi lebih dahulu.
4. Pertambahan tidak biasa jumlah orang Israel di Mesir (ay. 7). Ini-
lah empat hal untuk menggambarkannya: Mereka beranak cucu,
dan tak terbilang jumlahnya, bagaikan ikan atau serangga, sehing-
ga mereka bertambah banyak, dan sebab pada umumnya ber-
tubuh sehat dan kuat, mereka dengan dahsyat berlipat ganda,
sehingga jumlah mereka mulai melebihi penduduk asli. Di mana-
mana negeri itu penuh dengan mereka, setidaknya di Gosyen,
jatah tanah mereka sendiri. Amatilah,
(1) Meskipun tidak diragukan lagi bahwa jumlah mereka memang
sudah bertambah cukup banyak sebelumnya, namun tampak-
nya baru sesudah kematian Yusuf-lah hal ini diperhatikan
sebagai hal yang luar biasa. Demikianlah, saat mereka tidak
Kitab Keluaran 1:8-14
lagi mengenyam perlindungan dari Yusuf, Tuhan membuat
jumlah mereka yang besar itu menjadi benteng mereka, dan ke-
mampuan mereka pun menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya
untuk memikul tanggung jawab atas diri mereka sendiri. saat
Tuhan tetap memberi teman dan sanak keluarga kepada kita
pada waktu kita paling membutuhkan kehadiran mereka, ke-
mudian menjauhkan mereka dari kita saat hal itu memung-
kinkan, maka biarlah kita mengakui bahwa Dia bijaksana.
Janganlah mengeluh dengan berkata bahwa Dia bersikap
keras terhadap kita. Sesudah kematian Kristus, yang seperti
Yusuf kita, umat Israel Injil-Nya mulai bertambah banyak de-
ngan luar biasa. Dan itu sebab kematian-Nya yang memberi
dampak. Hal ini seperti biji gandum yang ditabur, yang jika
mati, justru menghasilkan banyak buah (Yoh. 12:24).
(2) Pertambahan jumlah yang luar biasa dari bangsa Israel ini
merupakan penggenapan janji yang dibuat jauh sebelum itu
kepada para bapa leluhur. Mulai dari panggilan kepada Abra-
ham, saat Tuhan pertama kalinya berkata kepadanya bahwa
Ia akan membuatnya menjadi bangsa besar, sampai kepada
pembebasan keturunan Abraham dari Mesir, memakan waktu
430 tahun. Selama 215 tahun pertama, jumlah keturunannya
hanya bertambah sebanyak tujuh puluh orang. Namun, se-
lama pertengahan rentang sisa waktu selebihnya, ketujuh pu-
luh orang itu sudah berlipat ganda menjadi 600 ribu pejuang.
Perhatikanlah,
[1] Adakalanya pemeliharaan Tuhan cukup lama terasa seperti
tidak sesuai dengan janji-janji-Nya dan bahkan terlihat se-
akan-akan berlawanan.namun itu yaitu untuk menguji
iman umat-Nya, dan supaya kuasa-Nya semakin ditinggikan.
[2] Walaupun penggenapan janji-janji Tuhan adakalanya terasa
lamban, namun senantiasa pasti.namun ia bersegera menu-
ju kesudahannya dengan tidak menipu (Hab. 2:3).
Orang Israel Ditindas di Mesir
(1:8-14)
8 lalu bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang
tidak mengenal Yusuf. 9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: “Bangsa Israel
itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. 10 Marilah kita
bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertam-
bah banyak lagi dan – jika terjadi peperangan – jangan bersekutu nanti de-
ngan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini.” 11 Sebab itu
pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka
dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbe-
kalan, yakni Pitom dan Raamses. 12namun makin ditindas, makin bertambah
banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang
Israel itu. 13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu me-
ngerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang,
ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada
mereka itu.
Di sini, negeri Mesir akhirnya menjadi tempat perbudakan, meskipun
sampai saat itu negeri ini merupakan tempat perlindungan dan
tempat kediaman yang menyenangkan bagi mereka. Perhatikanlah,
tempat yang tadinya memuaskan bagi kita, bisa saja akan akan men-
jadi tempat penderitaan kita, dan hal itu bisa saja terbukti menjadi
salib terberat bagi kita, padahal dahulu kita berkata tempat itu mem-
beri kepada kita penghiburan. Adakalanya yang berbalik menjadi mu-
suh besar kita justru orang-orang yang orangtuanya dahulu yaitu
sahabat-sahabat setia kita. Bahkan, orang-orang yang mengasihi kita
mungkin saja berbalik dan membenci kita. Oleh sebab itu, berhenti-
lah mengandalkan manusia, dan jangan berkata tentang tempat
mana pun di dunia ini, Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya.
Perhatikanlah di sini,
I. Kewajiban orang Mesir terhadap Israel sesuai pengaturan Yusuf
telah dilupakan: lalu bangkitlah seorang raja baru, sesudah
beberapa pergantian raja, yang tidak mengenal Yusuf (ay. 8).
Semua orang yang mengenal Yusuf, mengasihinya dan bersikap
baik terhadap para kerabatnya demi dirinya. Namun, sesudah
mati, ia pun terlupakan, dan kenangan akan tugas-tugas yang
telah dilaksanakannya dengan baik itu tidak dipelihara atau
dihargai, bahkan tidak berpengaruh sama sekali atas penguasa
mereka. Perhatikanlah, pelayanan terbaik yang paling bermanfaat
dan pantas yang diberikan kepada manusia jarang diingat lagi
sesudah kematian mereka sebagai ganjaran kepada mereka, atau
kepada keturunan mereka (Pkh. 9:5, 15). Oleh sebab itu, yang
harus kita peduli dengan sangat yaitu melayani Tuhan saja dan
menyenangkan hati-Nya. Tuhan senantiasa berlaku adil dan tidak
akan melupakan pekerjaan dan jerih payah kita yang penuh kasih
kepada-Nya (Ibr. 6:10). Ia tidak seperti manusia. jika kita ha-
Kitab Keluaran 1:8-14
nya bekerja untuk manusia, maka pekerjaan kita akhirnya akan
mati bersama kita. Sebaliknya, jika kita bekerja untuk Allah,
pekerjaan itu akan mengikuti kita (Why. 14:13). Raja Mesir ini
tidak mengenal Yusuf, dan sesudah dia, muncul raja lain yang
lancang untuk berkata, Tidak kenal aku TUHAN itu (5:2). Perhati-
kanlah, barang siapa tidak mengindahkan orang-orang yang su-
dah berbuat baik kepadanya, sangat mungkin ia juga akan melu-
pakan Sang Penolong yang Agung (1Yoh. 4:20).
II. Alasan-alasan perihal keadaan yang membuat mereka bertindak
keras terhadap Israel (ay. 9-10).
1. Orang Israel dianggap lebih banyak dan kuat dibandingkan orang
Mesir. Sebenarnya tidak demikian halnya,namun saat hen-
dak menindas mereka, raja Mesir beranggapan seperti itu dan
memandang mereka sebagai bangsa yang mengancam.
2. Oleh sebab itu, disimpulkannya bahwa jika tidak diambil tin-
dakan untuk menekan mereka, maka bangsa itu akan menjadi
berbahaya bagi pemerintah. saat terjadi peperangan, mereka
bisa berpihak kepada musuh dan memberontak dari sumpah
setia mereka kepada kerajaan Mesir. Perhatikanlah, sudah
menjadi siasat para penganiaya untuk menganggap Israel,
umat Allah, sebagai bangsa berbahaya, yang selalu menda-
tangkan kerugian kepada raja-raja dan daerah-daerah, tidak
pantas dipercayai, bahkan tidak layak dibiarkan. Dengan begi-
tu mereka selalu memiliki alasan untuk membuat rencana
keji terhadap bangsa itu (Ezr. 4:12 dst.; Est. 3:8). Amatilah,
mereka takut kalau-kalau orang Israel lalu pergi dari negeri ini,
boleh jadi sebab orang Mesir mendengar mereka selalu
berbicara tentang janji yang telah diberikan kepada para bapa
leluhur, bahwa mereka akan menetap di Kanaan. Perhatikan-
lah, siasat para musuh jemaat ditujukan untuk menggagalkan
janji-janji yang diberikan Tuhan kepada jemaat,namun usaha
mereka sia-sia saja. Rencana Tuhan akan tetap berlaku.
3. sebab itu Firaun mengambil tindakan untuk mencegah per-
tumbuhan jumlah mereka: Marilah kita bertindak dengan bijak-
sana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah ba-
nyak lagi. Perhatikanlah,
(1) Pertumbuhan bangsa Israel menyusahkan bangsa Mesir,
dan untuk melawannya, segala kuasa dan siasat neraka
dilancarkan menyerang mereka.
(2) saat manusia bertindak jahat, sudah biasa bagi mereka
untuk berencana agar mereka bertindak bijaksana. Na-
mun, pada akhirnya kebodohan dosa akan dinyatakan di
hadapan semua orang.
III. Cara yang mereka gunakan untuk menekan bangsa Israel dan
mengendalikan jumlah mereka (ay. 11, 13-14). Sikap orang Israel
begitu suka damai dan bersahabat hingga orang Mesir tidak dapat
menemukan alasan untuk berperang melawan mereka dengan
tujuan melemahkan mereka. Oleh sebab itu,
1. Mereka berusaha membuat bangsa itu tetap miskin, dengan
menuntut beban-beban berat dari mereka, yang menurut
pendapat beberapa orang, mencakup kerja paksa yang harus
mereka jalani.
2. Dengan cara ini, orang Mesir berhasil membuat mereka men-
jadi budak. Sepertinya orang Israel pekerja keras yang jauh
lebih rajin dibandingkan orang Mesir, dan oleh sebab itu Firaun
mencarikan pekerjaan bagi mereka, baik di bidang pemba-
ngunan (mereka membangun kota-kota perbekalan baginya),
maupun di bidang pertanian, dan bahkan berbagai-bagai
pekerjaan di padang. Hal ini dituntut dari mereka dengan
keras dan kejam. Di sini ada beberapa ungkapan yang dipakai
untuk menyentuh hati kita dengan keadaan umat Allah.
Pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka, dan orang-
orang ini tidak saja menyuruh orang Israel bekerja keras,
tetapi juga sebanyak mungkin menindas mereka dengan kerja
paksa, dan merencanakan cara untuk membuat mereka su-
sah. Orang Mesir tidak saja menyuruh mereka melayani, yang
sebenarnya sudah cukup menguntungkan bagi Firaun,namun
dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, su-
paya kehidupan mereka menjadi pahit. Dengan cara ini, orang
Mesir bermaksud,
(1) Mematahkan semangat orang Israel, dan menjadikan mere-
ka bodoh dan merana.
Kitab Keluaran 1:8-14
(2) Menghancurkan kesehatan dan memendekkan umur mere-
ka, sehingga dengan demikian mengurangi jumlah mereka.
(3) Membuat mereka tawar hati untuk menikah, sebab anak-
anak mereka yang lahir nanti akan dijadikan budak.
(4) Mengharuskan mereka meninggalkan kewarganegaraan
Ibrani, dan menggabungkan diri dengan bangsa Mesir. De-
ngan demikian, Firaun berharap dapat menghapus nama
Israel, sehingga tidak diingat orang lagi. Mereka dibuat
takut kalau-kalau penindasan yang mereka alami itu me-
ninggalkan dampak buruk ke atas mereka, sehingga ba-
nyak dari antara mereka yang bergabung dengan orang
Mesir dalam penyembahan berhala. Kita telah membaca
bahwa mereka melayani alah-alah lain di Mesir (Yos.
24:14). Meskipun di sini tidak disebutkan tentang kisah ini,
kita mendapati bahwa Tuhan telah mengancam untuk mem-
binasakan mereka sebab hal itu, bahkan saat mereka
masih berada di negeri Mesir (Yeh. 20:8). Walaupun demi-
kian, mereka tetap dipelihara sebagai bangsa yang terpisah
dan tidak berbaur dengan orang Mesir. Adat istiadat
mereka pun terpisah dari kebiasaan orang Mesir, dan ini
terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib.
IV. Pertambahan menakjubkan bangsa Israel, meskipun ditindas
hingga mengerang (ay. 12).namun makin ditindas, makin bertam-
bah banyak dan berkembang mereka, sampai membuat jengkel
dan kehilangan akal orang Mesir. Perhatikanlah,
1. Masa penderitaan sering kali justru menjadi masa pertumbuh-
an jemaat. Sub pondere crescit – sebab ditekan, justru bertum-
buh. Kekristenan paling berkembang saat dianiaya: darah
para martir merupakan benih jemaat.
2. Orang-orang yang bermufakat melawan Tuhan dan Israel umat-
Nya hanyalah mengkhayalkan perkara yang sia-sia (Mzm. 2:1),
dan malah mendatangkan kekesalan yang jauh lebih besar bagi
diri sendiri. Neraka dan bumi tidak mampu mengurangi jumlah
orang-orang yang ditambahkan oleh Sorga.
Pembunuhan Anak-anak Israel
(1:15-22)
15 Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong pe-
rempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya:
16 “jika kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu
harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus
membunuhnya,namun jika anak perempuan, bolehlah ia hidup.” 17namun
bidan-bidan itu takut akan Tuhan dan tidak melakukan seperti yang dikata-
kan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. 18 Lalu
raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: “Meng-
apakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?” 19 Jawab
bidan-bidan itu kepada Firaun: “Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan
perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka
telah bersalin.” 20 Maka Tuhan berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertam-
bah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda. 21 Dan sebab bidan-
bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.
22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: “Lemparkanlah
segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil;namun
segala anak perempuan biarkanlah hidup.”
Panas hati orang Mesir terhadap orang Israel semakin bertambah,
meskipun banyak kesukaran mereka datangkan atas orang Israel.
Akhirnya mereka memakai cara-cara yang sangat biadab dan
tidak berperikemanusiaan untuk menindas bangsa Israel, yakni de-
ngan membunuh anak-anak mereka. Sungguh aneh bahwa mereka
tidak mau menghadapi orang-orang dewasa, yang pasti bisa mereka
dapatkan alasannya. Bertindak begitu kejam terhadap anak-anak ke-
cil yang tidak berdosa, merupakan dosa yang terpaksa harus mereka
sembunyikan. Perhatikanlah,
1. Di dalam hati manusia yang cemar ada lebih banyak kekejian
dibandingkan yang bisa dibayangkan orang (Rm. 3:15-16). Rasa per-
musuhan yang ada di dalam keturunan ular terhadap ketu-
runan perempuan itu merampas manusia dari perikemanusiaan-
nya, dan membuat mereka melupakan rasa iba. Orang tidak akan
pernah menyangka ada manusia yang begitu biadab dan haus
darah seperti para penganiaya umat Tuhan (Why. 17:6).
2. Bahkan mengaku tidak bersalah sekalipun bukanlah pembelaan
terhadap permusuhan yang sudah berlangsung sejak lama itu.
Darah apa yang lebih tidak berdosa dibandingkan darah bayi yang
baru lahir? Sekalipun begitu, darah itu tercurah deras bagaikan
air, dan direguk dengan nikmat bagaikan susu atau madu. Firaun
dan Herodes telah membuktikan diri sebagai kaki tangan naga
merah padam yang besar, yang berdiri untuk menelan Anaknya,
segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya (Why. 12:3-4). Pila-
Kitab Keluaran 1:15-22
tus menyerahkan Kristus untuk disalibkan, sesudah ia mengakui
bahwa ia tidak mendapati kesalahan di dalam diri-Nya. Sungguh
baik bagi kita, bahwa meskipun manusia mampu membunuh
tubuh, hanya itulah yang dapat dilakukannya. Jadi ada dua mak-
lumat berdarah yang telah dikeluarkan untuk memusnahkan
semua bayi laki-laki yang dilahirkan orang Ibrani.
I. Para bidan diperintahkan membunuh mereka. Amatilah,
1. Perintah-perintah yang diberikan kepada mereka (ay. 15-16).
Kebiadaban semakin diperparah lagi dengan diperintahkannya
bidan-bidan untuk melakukan pembunuhan bayi-bayi itu.
Bidan-bidan dibuat tidak saja menumpahkan darah,namun
juga berkhianat. Mereka dipaksa mengkhianati kepercayaan
yang mereka terima dan memusnahkan orang-orang yang se-
harusnya mereka selamatkan dan tolong. Firaun mengira jenis
kelamin mereka memperbolehkan terjadinya kekejaman sema-
cam itu, dan pekerjaan mereka mengizinkan pengkhianatan
hina seperti itu. Perhatikanlah, orang-orang biadab menyang-
ka bisa mendapatkan atau membuat orang lain sama biadab-
nya dengan mereka. Firaun berencana dengan diam-diam me-
nyuruh para bidan mencekik bayi-bayi itu begitu dilahirkan,
lalu menimpakan kesalahannya pada sulitnya persalinan atau
nasib buruk yang biasa terjadi dalam kejadian semacam itu
(Ayb. 3:11). Di sini disebutkan nama kedua bidan yang disu-
ruh olehnya untuk melakukan perintahnya itu. Ada kemung-
kinan bahwa pada masa itu, yakni lebih dari delapan puluh
tahun sebelum orang Israel keluar dari Mesir, kedua bidan itu
cukup untuk melayani semua perempuan Ibrani, setidaknya
mereka yang tinggal di dekat kawasan istana. Hal ini jelas ter-
lihat dalam pasal 2:5-6, dan Firaun paling waspada terhadap
mereka. Para bidan itu disebut bidan-bidan yang menolong
perempuan Ibrani, dan boleh jadi mereka bukanlah orang
Ibrani (sebab Firaun tentunya tidak akan pernah bisa berha-
rap mereka mampu bertindak sekejam itu kepada bangsa
mereka sendiri), dan sudah biasa dimintai pertolongan oleh
orang-orang Ibrani. sebab mereka orang Mesir, Firaun berha-
rap dapat melaksanakan niatnya dengan bantuan mereka.
2. Ketidaktaatan mereka yang saleh terhadap perintah yang tidak
saleh ini (ay. 17). Bidan-bidan itu takut akan Allah, menghor-
mati hukum-Nya, dan lebih takut akan murka-Nya dibanding
murka Firaun, dan oleh sebab itu mereka menyelamatkan
nyawa bayi-bayi itu. Perhatikanlah, jika perintahi-perintah
manusia berlawanan dengan perintah-perintah Allah, kita harus
menaati Tuhan dan bukannya manusia (Kis. 4:19, 29). Tidak satu
pun kuasa di bumi ini yang dapat menuntut, apalagi memaksa
kita untuk berbuat dosa terhadap Allah, Tuhan kita yang agung.
Sekali lagi, jika takut akan Tuhan memerintah di dalam hati,
maka hal ini akan melindunginya dari jerat yang disebabkan
oleh rasa takut berlebihan akan manusia.
3. Bagaimana kedua bidan itu membela diri dalam ketidaktaatan
mereka, saat mereka dituduh melakukan kejahatan (ay. 18).
Mereka memberi alasan, yang sepertinya merupakan janji
Tuhan yang menyertai mereka dengan rahmatnya, bahwa
mereka datang terlambat, sehingga bayi-bayi itu lahir sebelum
mereka tiba (ay. 19). Saya tidak melihat alasan bagi kita untuk
meragukan kebenaran alasan ini. Sudah jelas bahwa orang
Ibrani sekarang sedang diberkati dengan pertambahan jumlah
mereka, sehingga sebagai akibatnya kaum perempuan Ibrani
menjalani persalinan yang cepat dan mudah. Baik ibu mau-
pun anak ada dalam keadaan sehat walafiat, sehingga jarang
membutuhkan pertolongan bidan. Hal ini diperhatikan oleh
kedua bidan itu, bahwa hal terjadi dengan campur tangan
Allah, sehingga mereka pun berani untuk tidak menaati raja.
Mereka lebih memilih berpihak kepada orang-orang yang di-
perkenan Sorga. Demikianlah, dengan alasan ini mereka mem-
bela diri di hadapan Firaun, saat ia memanggil mereka un-
tuk mempertanggungjawabkan tindakan mereka. Beberapa
ahli Yahudi dari masa lalu menjelaskannya sebagai berikut,
Sebelum bidan tiba, mereka (ibu-ibu orang Ibrani – pen.) ber-
doa kepada Bapa mereka di sorga, dan Ia menjawab doa mere-
ka, sehingga mereka pun melahirkan. Perhatikanlah, dibanding
penolong lain, Tuhan lebih bersedia menolong umat-Nya yang
berada dalam kesulitan, dan sering kali telah menyediakan
berkat kebaikan-Nya kepada mereka jauh sebelumnya. Per-
tolongan semacam itu menuntut kewajiban-kewajiban khusus
yang harus dikerjakan oleh orang-orang Ibrani dengan sung-
guh-sungguh.
Kitab Keluaran 1:15-22
4. Imbalan yang diberikan Tuhan kepada kedua bidan itu atas
kelembutan hati mereka terhadap umat-Nya: Maka Tuhan ber-
buat baik kepada bidan-bidan itu (ay. 20). Perhatikanlah, Tuhan
tidak akan berlambat-lambat membalas setiap kebaikan yang
diberikan kepada umat-Nya, sebab Ia menganggap kebaikan
itu sebagai hal yang dilakukan bagi diri-Nya sendiri. Secara
khusus, Ia membuat mereka berumah tangga (ay. 21), mem-
buat mereka berkeluarga, memberkati anak-anak mereka, dan
membuat mereka berhasil dalam segala sesuatu yang mereka
kerjakan. Perhatikanlah, pelayanan yang diberikan kepada
umat Israel milik Allah, sering kali dibalas dengan berlimpah.
Para bidan itu melindungi rumah tangga orang Israel, dan se-
bagai imbalan, Tuhan membuat mereka berumah tangga. Amati-
lah, imbalan itu ada hubungannya dengan dasar pegangan
mereka: sebab bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia
membuat mereka berumah tangga. Perhatikanlah, agama dan
kesalehan bersahabat dengan kemakmuran lahiriah. Takut
akan Tuhan di dalam keluarga akan turut membangun dan
menegakkannya. Dugaan Dr. Lightfoot tentang hal ini yaitu ,
bahwa sebab kesalehan mereka, para bidan itu lalu menikah
dengan orang Israel, dan keluarga Ibrani ditegakkan oleh
mereka.
II. saat rencana ini tidak berhasil, Firaun memberi perintah di
hadapan seluruh rakyatnya untuk menenggelamkan semua bayi
laki-laki orang Ibrani (ay. 22). Boleh kita perkirakan bahwa hu-
kuman berat akan dijatuhkan kepada setiap orang yang mengeta-
hui kelahiran bayi laki-laki Israel, dan tidak melaporkannya ke-
pada mereka yang ditugaskan menenggelamkan bayi di sungai.
Perhatikanlah, musuh-musuh jemat tidak henti-hentinya berupa-
ya keras menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi
(Dan. 7:25). Namun, Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa
(Mzm. 2:4).
PASAL 2
asal ini mengawali kisah tentang Musa, orang termasyhur itu,
yang terkenal sebab hubungan dekatnya dengan Sorga dan jasa-
nya yang menakjubkan semasa hidupnya di dunia. Ia juga menjadi
perlambang paling luar biasa yang menggambarkan Kristus, yakni
sebagai nabi, penyelamat, pemberi hukum, dan pengantara di dalam
seluruh Perjanjian Lama. Orang Yahudi sendiri memiliki kitab ten-
tang kehidupan Musa yang menceritakan banyak kisah tentang diri-
nya,namun patut diduga kisah-kisah itu hanyalah khayalan belaka.
Apa yang telah dicatatnya tentang dirinya sendiri itulah yang dapat
kita andalkan, sebab kita tahu bahwa catatannya itu benar. Kita
boleh puas dengan catatannya itu, sebab itulah yang menurut Sang
Hikmat Tak Terhingga pantas dipelihara serta diteruskan kepada
kita. Di dalam pasal dua ini kita mendapati,
I. Bahaya-bahaya yang dihadapi Musa pada waktu kelahiran
dan masa kecilnya (ay. 1-4).
II. Pemeliharaan terhadap dirinya di tengah bahaya-bahaya ter-
sebut, dan kehidupannya yang bagus di masa kanak-kanak
dan masa mudanya (ay. 5-10).
III. Pilihan saleh yang diambil saat Musa sudah lebih dewasa,
yaitu bertanggung jawab atas umat Allah.
1. Ia menawarkan bantuannya kepada mereka pada waktu
itu, jika mereka bersedia menerimanya (ay. 11-14).
2. Ia menyingkir, supaya bisa mempersiapkan diri bagi pela-
yanan selanjutnya sesudah itu (ay. 15-22).
IV. Terbitnya hari penyelamatan umat Israel (ay. 23, dst.).
P
Kelahiran Musa
(2:1-4)
1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan
Lewi; 2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. saat
dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.
3namun ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diam-
bilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkan-
nya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di
tepi sungai Nil; 4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh
untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.
Musa yaitu seorang Lewi, baik dari garis keturunan ayah maupun
ibu. Yakub meninggalkan Lewi dengan mendapatkan nama buruk
(Kej. 49:5). Walaupun demikian, sesudah itu Musa muncul sebagai
keturunannya, supaya dapat melambangkan Kristus, yang datang
dengan mengambil rupa manusia berdosa dan dibuat kutuk demi
kita. Suku Lewi ini mulai dibedakan dari yang lain melalui kelahiran
Musa, sebab sesudah itu suku ini menjadi semakin terkenal
melalui banyak kesempatan lain. Amatilah hal-hal menyangkut bayi
yang baru lahir ini,
I. Bagaimana ia disembunyikan. Sepertinya, tepat pada saat kelahir-
annyalah ketetapan yang bengis itu dibuat, yakni untuk mem-
bunuh semua bayi laki-laki orang Ibrani. Tidak diragukan lagi
bahwa banyak dari antara mereka yang tewas saat ketetapan itu
dijalankan. Kedua orangtua Musa sudah memiliki Miryam dan
Harun yang lebih tua dibandingkan nya. Keduanya lahir sebelum mak-
lumat itu diumumkan, dan orangtua mereka membesarkan ke-
duanya tanpa harus menghadapi bahaya itu. Akannamun , mereka
yang pada awalnya hidup di dunia dalam kedamaian, tidak tahu
masalah apa yang mungkin mereka hadapi sebelum mengalami-
nya sendiri. Boleh jadi ibunda Musa dicekam kecemasan saat
menantikan kelahiran Musa, mengingat ketetapan itu sedang
dilaksanakan, sehingga mungkin saja ia ingin berkata, Berbaha-
gialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah
melahirkan (Luk. 23:29). Ini lebih baik dibandingkan melahirkan anak
untuk diserahkan kepada sang pembunuh (Hos. 9:13). Namun,
anak ini terbukti justru membawa kemuliaan bagi rumah tangga
ayahnya. Demikianlah, hal yang sangat kita takuti sering kali
justru terbukti menjadi sukacita kita yang terbesar. Amatilah
keindahan pemeliharaan Allah: tepat saat kekejaman Firaun
Kitab Keluaran 2:1-4
memuncak, sang penyelamat pun lahir, meskipun ia belum mun-
cul sampai bertahun-tahun sesudahnya. Perhatikanlah, saat
manusia sedang merancang keruntuhan jemaat, Tuhan sedang
mempersiapkan penyelamatannya. Musa sendiri, yang di kemudi-
an hari harus membawa umat Israel keluar dari rumah perbudak-
an ini, menghadapi bahaya menjadi korban murka sang penindas.
Namun, Tuhan mengatur supaya sesudah diberitahu tentang hal ini,
Musa akan semakin terdorong dengan semangat kudus untuk
menyelamatkan saudara-saudaranya dari tangan orang-orang
yang haus darah itu.
1. Orangtuanya mengamati bahwa anak itu cantik, lebih dibandingkan
sekadar berparas bagus. Ia elok di mata Tuhan (Kis. 7:20). Mere-
ka membayangkan, di air mukanya ada kemilau yang me-
lebihi manusia biasa, dan ini tampaknya merujuk pada wajah-
nya yang bersinar-sinar lama sesudah itu (Kel. 34:29). Perhati-
kanlah, Tuhan terkadang memberi tanda-tanda terlebih
dahulu tentang karunia-Nya, dan adakalanya menyatakan diri
melalui orang-orang kepada siapa dan oleh siapa Ia bermak-
sud melakukan perkara-perkara besar. Dengan cara itulah Ia
sejak dini telah memberi kekuatan besar di dalam diri Sim-
son (Hak. 13:24-25), kesiapan kepada Samuel (1Sam. 2:18),
mengerjakan penyelamatan terlebih dahulu bagi Daud (1Sam.
17:37), dan mulai lebih awal dengan Timotius (1Tim. 3:15).
2. Oleh sebab itu, orangtua Musa semakin gigih mencari peme-
liharaan-Nya, sebab mereka memandang hal ini sebagai petun-
juk perihal rencana Tuhan menyangkut diri Musa. Mereka meli-
hat suatu pertanda tentang sesuatu yang besar dan membaha-
giakan. Perhatikanlah, iman yang hidup dapat digerakkan
sekalipun hanya dengan melihat suatu perkenan ilahi yang
sangat kecil. Petunjuk pemeliharaan Tuhan yang penuh rahmat
akan membesarkan hati orang-orang yang jiwanya bertekun
mencarinya. Tiga bulan lamanya mereka menyembunyikan
Musa di kamar rumah mereka, walaupun hal ini membahaya-
kan nyawa mereka sendiri bila ketahuan. Di dalam hal ini
Musa merupakan perlambang Kristus, yang saat masih bayi,
terpaksa melarikan diri, dan ke Mesir juga (Mat. 2:13). Di sana
Ia terpelihara dengan cara menakjubkan, sementara banyak
bayi lain yang tidak berdosa dibantai. Dikatakan bahwa Musa
disembunyikan oleh orang tuanya sebab iman (Ibr. 11:23). Ada
yang berpendapat mereka menerima pewahyuan khusus ten-
tang sang penyelamat yang akan muncul dari keturunan
mereka. Bagaimanapun, secara umum mereka telah menerima
janji tentang pemeliharaan umat Israel. berdasar janji itu-
lah mereka bertindak dalam iman dan menyembunyikan anak
mereka. Mereka tidak takut akan hukuman yang berkaitan
dengan perintah raja. Perhatikanlah, iman terhadap janji Tuhan
sama sekali tidak menggantikan,namun mendorong seseorang
agar memakai sarana-sarana yang sah untuk mendapat-
kan belas kasihan. Kewajiban yaitu bagian kita, sedang
peristiwa merupakan bagian Allah. Sekali lagi, iman kepada
Tuhan akan memampukan kita mengatasi ketakutan terhadap
manusia yang menjerat kita.
II. Bagaimana Musa ditemukan. Sesudah tiga bulan berlalu, mung-
kin sebab prajurit Firaun mencari-cari anak-anak yang masih
disembunyikan, orangtua Musa tidak dapat menyembunyikannya
lebih lama lagi (boleh jadi iman mereka sekarang mulai lemah).
sebab itu, mereka menempatkannya di dalam sebuah keranjang
yang terbuat dari anyaman pandan dan diletakkan di tepi sungai
Nil (ay. 3). Mereka menyuruh kakak perempuannya yang masih
kecil berdiri di kejauhan untuk memperhatikan apa yang terjadi
padanya, dan ke tangan siapa ia jatuh (ay. 4). Tuhan menanamkan
rencana ini di dalam hati mereka untuk memenuhi rancangan-
Nya. Melalui cara ini Tuhan mengatur agar Musa jatuh ke tangan
putri Firaun, dan melalui peristiwa penyelamatan Musa dari ba-
haya ini, Ia memberi tanda perihal penyelamatan jemaat-Nya yang
saat itu sedang dalam bahaya. Perhatikanlah,
1. Tuhan memelihara orang-orang buangan Israel dengan khusus
(Mzm. 147:2). Mereka yaitu orang-orang terbuang kepunya-
an-Nya (Yes. 16:4). Sepertinya Musa ditinggalkan teman-te-
mannya. Bahkan ibunya sendiri pun tidak berani mengakui-
nya sebagai anak.namun sekarang Tuhan mengangkat dan
melindunginya (Mzm. 27:10).
2. Di tengah masa kesusahan besar, sungguh baik untuk mem-
beranikan diri mengandalkan pemeliharaan Allah. Demikian-
lah, jika membawa Musa ke dalam bahaya, sementara mereka
sebenarnya masih bisa melindungi dia, orangtuanya dapat
saja dikatakan mencobai Allah. Namun, saat tidak mampu
Kitab Keluaran 2:5-10
melakukannya, mereka harus memercayai pemeliharaan-Nya.
“Tanpa memberanikan diri, tidak ada yang didapat.” Kalau ter-
paksa aku mati, biarlah aku mati.
Penyelamatan Musa
(2:5-10)
5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-
dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang
di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk
mengambilnya. 6 saat dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak
itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentu-
lah ini bayi orang Ibrani.“ 7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri
Firaun: “Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari
perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?” 8 Sahut
puteri Firaun kepadanya: “Baiklah.” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu
bayi itu. 9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: “Bawalah bayi ini
dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.”
lalu perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 10 saat
anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkat-
nya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “sebab aku
telah menariknya dari air.”
Di sini kita lihat,
I. Musa diselamatkan dari maut. Mari kita lihat tempat di mana
laki-laki agung itu pernah berbaring saat masih kecil. Ia diletak-
kan di dalam keranjang anyaman daun pandan di tepi sungai.
Seandainya tetap berada di situ, ia pasti akan mati dalam waktu
singkat sebab kelaparan, kalau tidak dihanyutkan arus atau
dilahap buaya. Andaikata dia jatuh ke tangan lain dan bukan ke
tangan putri Firaun, orang tidak akan mau atau berani bertindak
selain langsung melemparkannya ke dalam sungai. Namun, peme-
liharaan Tuhan membawa orang yang tidak lebih rendah keduduk-
annya dari seorang putri Firaun sendiri. Ia dibawa tepat ke tempat
di mana bayi malang itu terbaring, dan hatinya dibuat merasa iba
untuk bertindak, yang hanya berani dilakukan olehnya saat
orang lain tidak ada yang berani. Belum pernah ada bayi malang
yang menangis, dengan begitu gembira, pada saat tepat seperti
bayi ini: anak itu menangis, sehingga jatuhlah belas kasihan sang
putri, tentunya saat melihat betapa elok rupanya (ay. 5-6). Per-
hatikanlah,
1. Pastilah orang sudah mengeras hatinya kalau tidak memiliki
belas kasihan terhadap bayi yang tidak berdaya. Sangatlah me-
nyentuh hati bila melihat bagaimana Tuhan menyatakan belas
kasihan-Nya terhadap umat Israel melalui kejadian mengharu-
kan ini! (Yeh. 16:5-6).
2. Sungguh sangat terpuji jika orang memiliki jiwa luar biasa
seperti ini sampai mau memperhatikan kesusahan mereka
dari golongan terendah, serta mau membantu dan menyantuni
mereka.
3. Pemeliharaan Tuhan terhadap kita saat kita masih bayi, patut
kita sebut-sebut dan puji. Meskipun kita tidak terpapar tanpa
perlindungan seperti yang dialami Musa (ini yaitu berkat
belas kasihan Allah), namun sebenarnya ada banyak bahaya
yang mengelilingi kita semasa kita masih bayi, dan Tuhan
menyelamatkan kita dari semua bahaya itu (Mzm. 22:10-11).
4. Tuhan sering kali membangkitkan teman-teman bagi umat-Nya,
bahkan dari antara musuh-musuh mereka. Dengan kejam
Firaun berusaha memusnahkan bangsa Israel,namun putrinya
sendiri justru jatuh kasihan kepada seorang bayi Ibrani. Tidak
hanya itu, tanpa direncanakan olehnya, ia memelihara sang
penyelamat umat Israel juga. Ya TUHAN, Engkau telah melak-
sanakan rancangan-Mu yang ajaib.
II. Musa dicarikan seorang pengasuh yang baik, yang tidak kurang
dibandingkan ibunya sendiri (ay. 7-9). Putri Firaun berpikir lebih baik
bayi itu disusui seorang pengasuh Ibrani (sungguh disayangkan
jika bayi seelok itu disusui sembarangan orang). Lalu, dengan
fasih dan cerdik, kakak perempuan Musa menawarkan ibunya
sebagai seorang pengasuh, sehingga sangat menguntungkan si
bayi. Sungguh, seorang ibu yaitu seorang pengasuh terbaik, dan
benar-benar tidak adil jika ibu yang memperoleh berkat air
susu bersama anak yang lahir dari rahimnya, tidak mengembali-
kannya kepada anak yang dilahirkannya itu. Selain itu, ini juga
merupakan sukacita tidak terkatakan bagi sang ibu, yang kini
menerima kembali anaknya yang seperti hidup lagi dari kematian.
Sekarang ia dapat menikmati anaknya itu tanpa rasa takut.
Luapan sukacitanya atas kembalinya sang anak itu dapat kita
anggap cukup bisa memperlihatkan bahwa dialah ibu kandung-
Kitab Keluaran 2:5-10
nya (bila ada yang curiga akan hal ini), bahkan bagi mata yang
tidak sejeli mata Salomo (1Raj. 3:27).
III. Musa memilih menjadi anak putri Firaun (ay. 10). Boleh jadi,
dalam hal ini orangtuanya tidak saja mengalah kepada kepenting-
an, sebab telah menyusui anak itu untuk puteri Firaun itu,namun
juga terlampau senang dengan kehormatan yang diberikan ke-
pada putra mereka. Senyuman dunia memang merupakan godaan
yang lebih kuat dibandingkan kernyit dahinya, dan lebih sulit ditolak.
Menurut kisah turun-temurun orang Yahudi, putri Firaun itu
tidak memiliki anak kandung, dan dia sendiri yaitu anak
tunggal sang ayah. Oleh sebab itu, saat diangkat sebagai anak,
Musa layak mewarisi takhta. Apa pun jadinya, pada waktunya
nanti ia memang pantas menerima kedudukan terbaik di dalam
istana. Namun, sebelum memperoleh tempat tinggi itu, ia berun-
tung bisa mengecap pendidikan dan berbagai keuntungan terbaik
di istana. Dengan bantuan ini, ditambah kenyataan bahwa ia me-
mang seorang yang sangat cerdas, ia pun menjadi pakar berbagai
ilmu orang Mesir (Kis. 7:22). Perhatikanlah,
1. Tuhan Sang Pemelihara adakalanya berkenan mengangkat
orang yang hina dari dalam debu untuk didudukkan di antara
kaum bangsawan (Mzm. 113:7-8). Banyak orang yang sejak
lahir tampak tidak dikenal dan miskin, melalui kejadian meng-
herankan dari pemeliharaan Tuhan lalu dibawa untuk
menempati kedudukan tinggi di dunia, guna memberitahukan
kepada manusia bahwa Sorgalah yang memiliki kekuasaan.
2. Bagi mereka yang dipilih-Nya untuk melakukan pekerjaan
besar, Tuhan mencarikan jalan agar memenuhi syarat dan di-
persiapkan sebelumnya. Dengan memperoleh pendidikan di
istana, Musa lebih pantas menjadi pemimpin dan raja di Yes-
yurun. Dengan memperoleh pendidikan bersama kaum terpela-
jar di istana (seperti itulah orang Mesir pada zaman itu), ia
semakin layak menjadi seorang sejarawan, dan dengan memper-
oleh pendidikan di istana Mesir, ia semakin pantas dipekerja-
kan, atas nama Allah, sebagai duta bagi kalangan istana.
IV. Musa diberi nama. Orang Yahudi memberitahu kita bahwa pada
saat menyunat Musa, ayahnya memberinya nama Joachim,namun
putri Firaun menamai dia Musa, yang dalam bahasa Mesir berarti
ditarik dari air. Panggilan terhadap sang pemberi hukum Yahudi
dengan nama Mesir merupakan pertanda baik bagi orang-orang
bukan Yahudi, dan memberi harapan perihal hari itu, saat
akan dikatakan, Diberkatilah Mesir, umat-Ku (Yes. 19:25). Dan
masa pembelajarannya di istana itu merupakan jaminan akan
terlaksananya janji itu, raja-raja akan menjadi pengasuhmu dan
permaisuri-permaisuri mereka menjadi inangmu (Yes. 49:23).
Musa Membunuh Seorang Mesir;
Musa Menegur Seorang Ibrani yang Bertengkar
(2:11-15)
11 Pada waktu itu, saat Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan sau-
dara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah se-
orang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
12 Ia menoleh ke sana sini dan saat dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya
orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. 13 saat ke-
esokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi.
Ia bertanya kepada yang bersalah itu: “Mengapa engkau pukul temanmu?”
14namun jawabnya: “Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin
dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama
seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?” Musa menjadi takut,
sebab pikirnya: “Tentulah perkara itu telah ketahuan.” 15 saat Firaun men-
dengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa.namun
Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia
duduk-duduk di tepi sebuah sumur.
Sekarang Musa telah melewati empat puluh tahun pertama dalam
hidupnya di istana Firaun. Selama itu ia telah mempersiapkan diri
untuk melaksanakan tugasnya. Sekarang tibalah waktu baginya
untuk mulai bertindak, dan,
I. Dengan berani ia mengambil dan membela perkara umat Allah:
Pada waktu itu, saat Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan
saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka (ay. 11).
Kita mendapatkan uraian terbaik dari kata-kata ini dari si penulis
yang diilhami Tuhan (Ibr. 11:24-26), yang menjelaskan bahwa
dengan cara ini Musa menyatakan,
1. Rasa tidak sukanya yang kudus terhadap kehormatan dan
kesenangan kalangan istana Mesir. Ia menolak disebut anak
puteri Firaun, sebab ia keluar. Godaan yang dialaminya me-
mang sangat kuat. Ia memiliki kesempatan bagus (seperti yang
biasa kita katakan) untuk meraup keuntungan besar, sekali-
Kitab Keluaran 2:11-15
gus bisa berjasa bagi bangsa Israel juga dengan kepentingan
yang dimilikinya di istana. Ia memiliki kewajiban, dalam
bentuk ungkapan terima kasih maupun kepentingan, kepada
putri Firaun, namun melalui iman ia meraih kemenangan
telak atas godaan itu. Menurut pendapatnya, jauh lebih ter-
hormat dan menguntungkan menjadi anak Abraham dibandingkan
menjadi anak putri Firaun.
2. Keprihatinannya terhadap saudara-saudaranya yang malang
dan dalam perbudakan, dengan siapa (meskipun ia dapat de-
ngan mudah menghindarinya) ia lebih suka menderita seng-
sara. Ia memandang penderitaan mereka sebagai sesuatu yang
tidak saja membuatnya menaruh iba terhadap mereka,namun
juga bertekad untuk menghadapi bahaya bersama mereka dan
bila perlu menghadapi bahaya demi mereka.
II. Musa memberi contoh tentang hal-hal besar yang di lalu
hari akan dilakukannya bagi Tuhan dan umat Israel, melalui dua
kejadian yang terutama diceritakan oleh Stefanus (Kis. 7:23, dst.).
Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana nenek moyang
mereka selalu menentang Roh Kudus (ay. 51). Bahkan terhadap
Musa sendiri, saat ia muncul pertama kali sebagai penyelamat
mereka, mereka sengaja menutup mata terhadap hari pembebas-
an yang akan membuat mereka menjadi bangsa besar. Tidak
diragukan lagi bahwa Musa mendapati diri ada di bawah pimpin-
an dan dorongan ilahi dalam segala sesuatu yang dilakukannya,
dan bahwa ia terpanggil oleh Tuhan melalui cara yang luar biasa.
Sekarang amatilah,
1. Di lalu hari Musa dipakai untuk menjatuhkan tulah ke
atas bangsa Mesir sebab perbuatan-perbuatan jahat mereka
terhadap umat Israel kepunyaan Allah. Sebagai contoh tentang
hal itu, ia membunuh orang Mesir yang telah memukul orang
Ibrani. Boleh jadi orang Mesir itu salah satu dari pengawas
yang didapatinya sedang menyiksa seorang budak Ibrani, yang
(menurut pendapat beberapa orang) masih berkerabat dengan
Musa, jadi dari satu suku yang sama dengannya. Melalui
wewenang khusus dari Sorga (yang tidak bisa diteladani dalam
perkara-perkara biasa), Musa membunuh orang Mesir itu dan
menyelamatkan saudaranya yang tertindas. Menurut cerita
turun-temurun orang Yahudi, Musa tidak membunuhnya de-
ngan senjata apa pun,namun seperti cara Petrus mematikan
Ananias dan Safira, yakni melalui perkataan mulutnya. Tin-
dakan menyembunyikan mayatnya dalam pasir itu menanda-
kan bahwa sesudah kejadian itu, Firaun dan seluruh orang
Mesir yang mengikutinya, di bawah kendali tongkat Musa,
akan terkubur di dalam pasir Laut Merah. Sikap hati-hatinya
untuk melaksanakan keadilan ini dengan diam-diam, saat
tidak ada orang lain melihatnya, merupakan bentuk kebijak-
sanaan dan sikap berhati-hati, hanya supaya aman. Mungkin
juga di kala itu imannya masih lemah, sehingga ia bertindak
dengan agak bimbang. Orang-orang yang di lalu hari
memiliki iman kuat, biasanya mengawali dengan iman yang
lemah, dan pada awalnya berkata-kata dengan gemetar.
2. Di lalu hari, Musa dipakai untuk memerintah bangsa
Israel, dan sebagai contoh mengenai hal ini, di sini kita melihat
dia berusaha mengakhiri pertengkaran di antara dua orang
Ibrani. Dalam upayanya itu, ia terpaksa (seperti yang kemu-
dian akan dialaminya selama empat puluh tahun) menderita
sebab perilaku mereka. Amatilah di sini,
(1) Pertengkaran menyedihkan di antara dua orang Ibrani yang
dilihat Musa (ay. 13). Sepertinya tidak jelas apa yang menye-
babkan kejadian itu. Namun, apa pun penyebabnya, yang
jelas, sungguh sangat tidak pantas bagi orang Ibrani untuk
saling menyerang, saat mereka semua sedang ditindas dan
diperintah dengan kasar oleh orang-orang Mesir. Apakah
mereka belum cukup menerima pukulan dari orang Mesir,
sehingga harus saling memukul lagi? Perhatikanlah,
[1] Bahkan penderitaan yang dialami bersama tidak selalu
mempersatukan orang-orang percaya kepunyaan Allah,
seperti yang mungkin diharapkan orang.
[2] saat Tuhan memunculkan berbagai sarana keselamat-
an bagi jemaat, maka itu cukup untuk membantu mere-
ka menahan orang-orang Mesir yang menindas, dan
juga untuk mendamaikan orang-orang Israel yang ber-
tengkar.
(2) Cara yang dipilih Musa untuk menangani mereka. Ia men-
cari siapa yang telah menyebabkan pertikaian itu, yang
telah melakukan kesalahan, dan dengan lemah lembut
Kitab Keluaran 2:11-15
berurusan dengannya: Mengapa engkau pukul temanmu?
Orang Mesir yang berbahaya itu dibunuh, sedang orang
Ibrani yang membahayakan itu hanya ditegur. Sebab, apa
yang dilakukan orang Mesir tadi berakar dari kebencian,
sedang yang dilakukan orang Ibrani itu hanyalah
terpicu pancingan sesaat. Tuhan yang bijaksana, demikian
juga semua pemimpin bijaksana yang mengikuti teladan-
Nya, membedakan di antara satu pelanggar dengan yang
lain, menurut kualitas pelanggarannya. Musa berusaha
mendamaikan kedua orang itu, yang merupakan tindakan
yang baik. Kita mendapati Kristus sering kali menegur per-
selisihan yang terjadi di antara murid-murid-Nya (Luk.
9:46, dst.; 22:24, dst.), sebab seperti halnya Musa, Ia ada-
lah seorang nabi yang menyembuhkan dan pendamai, yang
mengunjungi saudara-saudara-Nya dengan tujuan meng-
hapus semua permusuhan. Teguran yang diberikan Musa
dalam kejadian ini masih berlaku, Mengapa engkau pukul
temanmu? Perhatikanlah, memukul sesama kita sungguh
tidak baik, terutama di antara sesama orang Ibrani, baik
itu memukul dengan lidah atau tangan, maupun melalui
penganiayaan ataupun perselisihan dan pertengkaran.
Pikirkanlah siapa yang kaupukul. Dia yaitu sesamamu,
makhluk ciptaan seperti dirimu, sesama orang Kristen,
sesama pelayan, dan rekan sependeritaan. Renungkanlah
perkaranya, Mengapa engkau pukul dia? Boleh jadi tidak
ada alasannya sama sekali, atau tanpa alasan yang benar,
atau tidak ada harganya.
(3) Akibat buruk yang dihasilkan upayanya (ay. 14): Siapakah
yang mengangkat engkau menjadi pemimpin? Demikianlah
orang yang bersalah itu bertengkar dengan Musa. Seperti-
nya pihak yang dirugikan cukup bersedia untuk berdamai,
tetapi orang yang bersalah itu justru mudah tersinggung.
Perhatikanlah, sikap tidak sabar saat menerima teguran
merupakan tanda bahwa orang itu bersalah. Sering kali
lebih mudah membujuk pihak yang terluka untuk bersedia
menerima perlakuan salah, dibandingkan pihak yang melukai
itu untuk mengakui bahwa ia telah melakukan ketidakadil-
an (1Kor. 6:7-8). Teguran yang diberikan Musa kepada
orang Ibrani pemberang ini sebenarnya sangat ringan dan
bijaksana,namun orang itu tidak bisa menerimanya. Ia
justru menyanggah teguran itu (Kis. 9:5), dan melontarkan
pertanyaan kepada penegurnya.
[1] Ia menantang wewenangnya: Siapakah yang mengang-
kat engkau menjadi pemimpin? Seseorang tidak membu-
tuhkan wewenang besar untuk memberi teguran
bersahabat, sebab ini merupakan tindakan yang baik.
Namun, orang ini merasa perlu menganggapnya sebagai
tindakan menguasai, dan menunjukkan si penegur se-
bagai orang yang sok berkuasa dan angkuh. Demikian-
lah saat orang tidak menyukai tutur kata yang baik
atau teguran yang pantas, mereka akan menyebutnya
menggurui. Mereka seperti menganggap orang tidak bisa
berbicara bagi Tuhan dalam menentang dosa, sehingga
orang lain dipandang hanya bicara banyak. Walaupun
begitu, Musa sungguh-sungguh seorang pemimpin dan
hakim, dan ia mengetahui hal itu. Ia menyangka orang-
orang Ibrani tentunya sudah memahami hal ini dan ber-
juang bersamanya. Namun, mereka ternyata bertindak
menurut pendapat sendiri, dan menolak Musa (Kis.
7:25, 27).
[2] Ia mencela Musa sebab telah membunuh orang Mesir
itu: Apakah engkau bermaksud membunuh aku? Lihat-
lah bagaimana niat jahat selalu mereka-reka yang jahat
terhadap perkataan dan tindakan yang maksudnya
baik. sebab Musa menegurnya, orang itu langsung me-
nuduh Musa hendak membunuhnya. Upaya yang ditu-
jukan kepada dosanya justru diartikan sebagai upaya
untuk mencabut nyawanya. Tindakan Musa membunuh
orang Mesir itu dianggap cukup untuk membenarkan
kecurigaannya, seolah-olah Musa tidak membedakan
antara orang Mesir dan Ibrani. Jika sebab membela
orang Ibrani yang terluka, Musa melindungi nyawa
orang itu dan membunuh orang Mesir, sudah seharus-
nya orang itu tunduk kepadanya, bukan saja sebagai
sahabat orang Ibrani, melainkan juga sebagai sahabat
yang memiliki lebih dari sekadar kuasa dan semangat
biasa. Namun, orang itu justru menganggapnya sebagai
kejahatan, meskipun tindakan itu dilakukan dengan
Kitab Keluaran 2:11-15
gagah berani, dan dimaksudkan sebagai contoh penye-
lamatan yang telah dijanjikan bagi orang Ibrani. Sean-
dainya orang-orang Ibrani telah menangkap petunjuk
itu dan menerima Musa sebagai pemimpin mereka,
maka mungkin saja mereka segera diselamatkan saat
itu. Namun, sebab mencemooh penyelamat mereka,
maka sudah dengan sendirinya penyelamatan mereka
itu ditangguhkan. Perbudakan mereka pun diperpan-
jang sampai empat puluh tahun, sama seperti sikap
memandang rendah Kanaan membuat mereka tidak
boleh memasukinya selama empat puluh tahun lagi.
Aku rindu,namun kamu tidak mau. Perhatikanlah, manu-
sia tidak tahu apa yang mereka perbuat, dan betapa
mereka memusuhi hal yang sebenarnya justru mengun-
tungkan diri mereka, saat mereka menolak dan me-
mandang rendah teguran yang tulus dari penegurnya.
saat orang-orang Ibrani melawan Musa, Tuhan mengi-
rim dia ke Midian, dan mereka tidak pernah lagi mende-
ngar tentang dirinya selama empat puluh tahun. Demi-
kianlah, hal-hal yang membawa kedamaian bagi mereka
tersembunyi dari mata mereka, sebab mereka tidak
mengetahui hari saat Tuhan melawat mereka. Menge-
nai Musa, kita dapat memandang hal ini sebagai kese-
dihan dan kekecewaan baginya. Sekarang ia lebih suka
menderita sengsara dengan umat Tuhan dan menyambut
penghinaan sebab Kristus. Sekarang, saat ia pertama
kalinya pergi dari sana, penderitaan dan celaan mereka
itu merupakan pencobaan berat atas ketetapan hatinya
itu. Ia bisa saja berkata, “Jika seperti inilah tabiat orang
Ibrani, aku akan kembali ke istana lagi dan menjadi
anak putri Firaun.” Perhatikanlah, Pertama, kita harus
berhati-hati agar tidak berprasangka buruk terhadap
cara-cara yang dipakai Tuhan dan terhadap umat Allah,
saat kita menghadapi kebodohan dan kekesalan sege-
lintir orang yang mengaku-ngaku percaya Tuhan. Ke-
dua, bukanlah hal baru jika sahabat-sahabat jemaat
menjumpai perlawanan sengit dan keputusasaan dalam
upaya mereka untuk menyembuhkan serta menyelamat-
kan orang. Perlawanan itu bisa datang bahkan dari
anak-anak ibu mereka sendiri. Kristus sendiri dibuang
oleh tukang-tukang bangunan, dan masih saja ditolak
oleh mereka yang hendak diselamatkan-Nya.
(4) Pelarian Musa ke Midian sebagai akibatnya. Penghinaan
yang dialaminya selama ini justru membawa kebaikan bagi-
nya. Ia menjadi sadar mengapa pembunuhan yang dilaku-
kannya terhadap orang Mesir itu terkuak, sehingga dengan
begitu ada waktu untuk melarikan diri. Seandainya tidak,
maka murka Firaun akan menimpanya tanpa terduga dan
mengambil nyawanya. Perhatikanlah, Tuhan dapat meng-
gunakan percekcokan lidah sekalipun dan mendatangkan
kebaikan bagi umatnya dengan satu atau lain cara. Ada
yang memberitahukan kepada Firaun (alangkah baiknya
jika hal ini tidak dilakukan sendiri oleh orang Ibrani
yang ditegur Musa itu) perihal pembunuhan yang dilaku-
kan Musa terhadap orang Mesir itu. Dalam waktu singkat
dikeluarkan perintah untuk menangkap Musa, yang mem-
buatnya menyingkir demi keselamatannya sendiri. Ia me-
larikan diri ke tanah Midian (ay. 15).
[1] Dengan bijak Musa melakukan ini demi menyelamatkan
nyawanya sendiri. Oleh sebab itu, tindakannya mening-
galkan Mesir disebut sang rasul sebagai tindakan iman
(Ibr. 11:27). Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa
setiap kali kita menghadapi masalah dan bahaya sebab
menjalankan kewajiban ibadah kita, maka kasih karu-
nia iman akan sangat bermanfaat bagi kita, dalam
mengambil tindakan tepat demi melindungi diri. Walau-
pun begitu, di Surat Ibrani dikatakan, ia tidak takut
akan murka raja, sedang di sini dikatakan, Musa
menjadi takut (ay. 14). Ia bukan merasa takut dengan
rasa gentar dan terkejut, yang mampu melumpuhkan
dan menyiksa, melainkan takut dengan penuh kesigap-
an, yang mendorongnya mengambil jalan yang dibuka
Tuhan Sang Pemelihara baginya untuk menyelamatkan
diri.
[2] Tuhan telah mengatur semuanya itu untuk tujuan yang
bijaksana dan kudus. Belum tiba waktunya bagi penye-
lamatan umat Israel: takaran kejahatan orang Mesir
Kitab Keluaran 2:16-22
31
belum mencapai puncaknya. Orang-orang Ibrani belum
cukup merendahkan diri, dan jumlah mereka belum
sebanyak yang direncanakan Allah. Musa masih harus
dipersiapkan untuk mampu mengemban tugasnya, dan
oleh sebab itu ia dipimpin untuk menyingkir sementara
waktu, sampai tiba waktu perkenanan bagi Israel. Tuhan
membimbing Musa ke Midian, sebab orang Midian me-
rupakan keturunan Abraham. Mereka masih tetap me-
nyembah Tuhan yang benar, sehingga Musa tidak saja
akan mendapatkan tempat tinggal yang aman,namun juga
nyaman di tengah mereka. Melalui negeri inilah ia di
lalu hari akan memimpin bangsa Israel. Dengan
demikian (supaya ia mampu melaksanakannya dengan
lebih baik), ia sekarang memperoleh kesempatan untuk
menyesuaikan diri. Ke sanalah ia datang, dan duduk di
tepi sebuah sumur. Dengan letih ia berpikir dengan
bingung, sambil menanti ke mana Tuhan Sang Pemeli-
hara akan membimbingnya. Saat itu merupakan per-
ubahan yang sangat besar baginya, mengingat baru
sehari sebelumnya ia hidup tenteram di istana Firaun.
Demikianlah Tuhan menguji imannya, dan memang ter-
bukti patut mendapat pujian dan hormat.
Pernikahan Musa
(2:16-22)
16 Adapun imam di Midian itu memiliki tuj