Ekslopedi kiamat 13

 


dari golongan kalian."

Lantas para shahabat berteriak, 'Allahu Akbar."

selanjutnya Nabi bersabda, "Demi Allah, aku berharap agar jumlah kalian

seperempat dari penduduk surga. Demi Allah, aku berharap agar jumlah kalian

sepertiga dari penduduk surga. Demi Allah, aku berharap agar jumlah kalian setengah

dari penduduk surga."

Lantas para shahabat pun bertakbir. selanjutnya Nabi bersabda, "sungguh

perbandingan kalian dengan umat-umat yang lain seperti sehelai bulu putih pada

tubuh seekor sapi jantan hitam. Ataq seperti bulu hitam pada tubuh seekor sapi jantan

putih."'

Abu Hurairah juga mengabarkan bahwa Nabi bersabd+ "orang pertama yang akan

dipanggil pada hari kiamatialahAdam. Anak keturunanAdam pun dapatmelihatnya

dengan jelas. Lalu, difirmankan kepada mereka, 'Inilah bapak kalian Adam.,

Adam berkata, Aku penuhi panggilan-Mu, kebahagiaan ada di tangan-Mu.,

Atlah berfirman, 'keluarkanlah penduduk neraka di antara keturunan-

kefurunanmu!'

Adam berkata, 'Wahai Rabb, berapa jumlah yang harus saya keluarkan?,


Allah berfirmarL 'Dari setiap 100 orang ambillah 99 orarrgl.'."

Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, jika setiap 100 orang dari kita diambil

99 orxrg,lantas berapa lagi yang tinggal dari kita?"

Beliau bersabd+ "Sungguh perbandingan umatku dengan umat-umat yang lain

seperti sehelai bulu putih pada tubuh seekor sapi jantan hitarn.""

Perhatian:

Dalam sebuah hadits disebutkan, "Dari setiap 1000 orang, ambillah 999

orang!" Sedang dalam hadits lainnya beliau bersabda, "Dari setiap 100 orang,

ambillah 99 orang!"

Secara lahiriah, dua hadits ini  seakan-akan berbeda. Akan tetapi,

kami katakan bahwa hadits Abu Sa'id ini  mencakup keseluruhan anak cucu

Adam, maka dari setiap 1000 orang, ada satu orang yang tinggal. Sedangkan

hadits Abu Hurairah ini  mencakup manusia selain Ya'juj dan Ma'juj, maka

setiap dari 1000 orang ada sepuluh orang yang tinggal.

Selanjutnya, haditsAbu Sa'id berkaitan dengan seluruh makhluk, sedangkan

hadits Abu Hurairah hanya berkaitan dengan umat Muhammad ini saja.

Penyebab Banyaknya Jumlah Penduduk Neraka

Setiap mukmin akan mengetahui dengan sebenar-benarnya bahwa Allah tidaklah

berbuat zalim terhadap hamba-hamba-Nya. Allah juga telah menyifati diri-Nya bahwa

Dia bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya.

Allah o# berfirman:


"(Akan dikatakankepadanya),'Yang demikianitu disebabkanperbuatanyang dikerjakan

kedua tanganmu dahulu dan sungguh Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-

hamba-Ny a." (Al-Hajj: 10).

Dia juga berfirman, "Siapa sajayang mengerjakan amal saleh, (pahalanya) untuk dirinya

sendiri dan siapa saja yang mengerjakan kejahatan, (dosanya) untuk dirinya sendiri. Dan

sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiayahamba-hambaNya." (Fushshilat: 46).

Penyebabnya bukan pula belum sampainya risalah Allah kepada umat manusia.

Sebab Allah telah mengutus para rasul untuk memberi petunjuk kepada mereka

semuanya sebagaimana yang tertera dalam Al-Qur'an Al-Karim. Tidaklaf terfinggal

3l HR Al-Bukhari, Al-Fath: Xlv/178.

llengintip Ngerinqa Neraka

satu umat pun melainkan Allah telah mengutus seorang Rasul kepada umat ini 

sebagai pemberi peringatan.

Allah berfirman, ".. .Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah adapadanya seorang

p emb eri peringat an. " (FAthir: 24).

Allah juga telah menjelaskan dalam kitab-Nya yang muli4 bahwa Dia tidak akan

mengazab umat yang belum diutus seorang rasul kepada mereka.

Allah berfirnary " ...Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang

rasul." (Al-IsrA': 15).

Namun, penyebab hakiki di balik banyaknya penduduk neraka ini  ialah

dari sekian kaum ini  hanya sedikit yang memenuhi seruan rasul-rasul mereka.

Sedangkan sebagian besar bersikukuh dalam kekafiran, membangkang, dan sombong.

Dalam Al-Qur'an telah tercantum penjelas.rn mengenai hal ini.

Adapun mengapa mereka menolak seruan para rasuf kafir kepada Rabb mereka,

serta membangkang dan tidak menyembah-Nya, tidak lain karena mereka lebih

mengutamakan kehidupan dunia daripada akhirat, serta lebih mengikuti syahwat.

Allah xi berfirman:


"Maka datanglah pengganti (yang jelek) sesudah mereka, yang menyia-nyiakan shalat

dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan."

(Maryam:59).

Dia juga berfirman, "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-

apa yang diingini, yaitu: Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,

kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sautah ladang. ltulah kesenangan hidup di dunia,

dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (Ali-ImrAn: 14).

Umat-umat ini  berkubang dalam syahwat dan kesenangan yang sementara,

sehingga mereka pun menganggap dakwah para rasul itu hanyalah dongeng

orang-orang terdahulu. Sampai-sampai mereka meminta kepada para rasul untuk

membuktikan kebenaran dakwahnya yaitu dengan membangkitkan nenek moyang

mereka dari kubur-kuburnya.

Allah berfirman, "OrAng-orang yang kafr berkata, 'Apakah setelah kita menjadi tanah

dan (begitu pula) bapak-bapak kita; apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)?

Sungguh kami telah diberi ancaman dengan ini dan (juga) bapak-bapakkami dahulu. lni tidak

I ain h any al ah don gen g or an g-or an I t er dahulu. " (An-Naml: 67 -68).

Allah juga berfirman, "Dan apnbila dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas kepada mereka,

tidak ada bantahan (dari) mereka selain mengatakan, 'Datangkanlah nenek moyang kami, jika

kamu adalah orang-orang yang benar." (Al-|Atsiyah: 25).

Ensiklopedi Hari Akhir: Surya dan Neruka

Saat Allah menghadapkan mereka ke neraka pada hari kiamat Dia berfirman

sebagaimana dalam sebuah ayat:

Allah berfirman, "Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka

kepada mereka dikatakan), 'Kamu telah mmghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan

duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya. Maka pada hari ini, kamu

dibalas dengan azab yang menghinakankarena kamu telah menyombongkan diri di mukabumi

t anp a hak dan knrena kamu telah fasik' . " (Al- AhqAf : 20).

Ketika berada di neraka, saat ditanya mengenai sebab keberadaannya di neraka

penduduk neraka akan menggambarkan keadaan diri mereka sendiri dengan

menjawab bahwa mereka tidak mendengarkan dan memikirkan peringatan Rasul.

Allah berfirman, "Dan merekaberkata, 'Sekiranyakami mendengarkan atau memikirkan

(peringatan itu), niscaya kami tidak termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-

nyala'." (Al-Mulk 10).

Ditutupnya hati dan pendengaran ini disebabkan mereka mengikuti syahwat dan

ikut-ikutan kepada ajaran nenek moyang tanpa mempelajari dan memperhatikan

hakikat dan sebab keberadaan mereka.

Allah berfirman, "Dan demikianlah, Kami tidak mengutus seorang pemberi peringntan

pun sebelummu (Muhammad) dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yanghidup mantah

di negeri itu berkata, 'Sungguh kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu (agama)

dan sungguhkami adalahpengikut jejak-jejakmereka.' (Rasul itu) berkata, 'Apakah (kamu akan

mengikutinya juga) sekalipun aku membauta untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi

petunjuk daripada apa yang kamu peroleh dari (agama) yang dianut bapak-bapakmu?' Mereka

menjawab, 'Sungguh kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannyA' ."

(Az-Zukhruf:23-24).

Ibnu Rajab Al-Hanbali Al-Baghdadi Ad-Dimsyaqi memberi komentar seputar

sebab banyaknya penduduk neraka. Beliau berkata, "Hadits-hadits beserta maknanya

ini  menunjukkan bahwa mayoritas keturunan Adam adalah penghuni neraka. Ia

jugamenunjukkanbahwa pengikutpara rasul sangatsedikit jumlahnya dibandingkan

dengan jumlah mereka yang ingkar.

Selain pengikut para rasul, seluruhnya berada di nerak+ kecuali bagi siapa yang

belum tersampaikan dakwah kepadanya, atau karena belum dapat memahami dakwah

karena adanya perselisihan pendapat.

Adapun orang-orang yang menisbatkan diri kepada pengikut rasul, kebanyakan

memegang teguh agama yang telah terhapus dan kitab yang sudah diubah, mereka

juga termasuk penduduk neraka. Sebagaimana firman Allah, '...Dan barangsiapa di

antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur'an,

maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya...' (H0'd:17).

Adapun orang-orang yang menisbatkan diri kepada kitab yang kokoh, syariat yang

I'lengintip Ngeringa Nerafta

kuat, dan agama yang benar (secara lahir saja-edt), akan tetapi mereka juga termasuk

sebagai penduduk neraka maka mereka adalah orang-orang munafik yang menempati

dasar neraka Jahannam.

Adapun orang-or.rng yang menisbatkan diri kepada kitab yang benar, baik secara

lahir maupun batiry n€unun kebanyakan dari mereka terfibrah oleh syubhat, maka

mereka adalah para pelaku bid'ah dan kesesatan.

Telah diriwayatkan dalamberbagaihaditsbahwaumatini akan terpecahmenjadiTS

golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu. Kebanyakan terkena fitnah syahwat

yang mendapat ancaman dengan api neraka-meski tidak mengharuskan kekekalan

di dalamnya-namun mereka tidak selamat dari iulcarnan neraka ini .

Akibatnya umat ini tidak ada yang berhak mendapatkan surga, kecuali satu

golongan saja. Yakni umat yang berpegang teguh dengan ajaran Nabi ffi dan para

shahabat berada di atasnya, baik lahir maupun batiry serta selamat dari fitnah syahwat

dan syubhat. Namun, jumlah mereka sangatlah sedikit, apalagi padazaman sekarang

ini.""

Abu Hurairah oc memberitakan sebuah hadits:


"Ketika Allah menciptakan neraka, Dia berfirman kepada Jibril, 'Pergilah dan lihatlah

neraka!' Jibril pun pergi ke neraka dan melihatnya, lalu ia kembali dan berkata, 'Demi

kebesaran-Mu, tidak seorang pun yang mengSarnya melainkan ia akan memasukinya.'

Allah lalu memerintahkan agar neraka dikelilingi oleh syahwat-syahwat, kemudian

Dia berfirman kepada libril, 'Pergilah dan lihatlah neraka!' Lalu, Jibril pergi untuk

melihatnya lagi, lalu ia kembali dan berkata, 'Demi kebesaran-Mu, aku khawatir tidak

akan tertinggal seorang pun melainkan ia akan munasukinya'.""

Beliau juga mengabarkan hadits yang lain:


"Neraka itu diselubungi dengan syahwat-syahwat dan surga itu diselubungi dengan

hal-hal yang tidak disenangi.""

lbnu Rajab Al-Hanbali Al-Baghdady Ad-Dimsyaqi, kitab At-Takhwif min An-NAr(2"141.

ttR Arfirmidzi dalam Sunan-nya, dan Abu Daud. An-Nasii menambahkan sesudah lalal 'idzhab fanzhur

ilaiha' dengan lafal 'wa il6 mA a'dadtu liahlihi frha', lAmi'ul Ushil: N520.


Kita memohon kepada Allah agar kita terlindung dari syahwat dan dijauhkan dari

api neraka. Pun agar kita tidak menaati nafsu-nafsu kita yang cenderung mengajak

kepada kejelekan. Sehingga kita senantiasa dapat beriltizam dengan syariat Rabb

kita.

Penyebab Wanita Sebagai Mayoritas Penghuni Neraka

Dalam kitab At-Tadzkirah, Al-Qurthubi berkomentar mengenai sedikitnya jumlah

penduduk surga dan banyaknya penduduk neraka dari kaum wanita.

tseliau berkata, "Bahwasanya kaum wanita menjadi penduduk surga yang paling

sedikit jumlahnya, karena mereka terkuasai hawa nafsu dan kecondongan kepada

perhiasan dunia yang sementara. Hal itu lantaran kurangnya akal mereka untuk

menggunakan kecerdasan mereka terhadap akhirat. Sehingga, menjadi lemahlah diri

mereka dalam beramal dan bersiap-siap menghadapi negeri akhirat.

Di samping itu, mereka sendiri juga merupakan sebab-sebab duniawi yang paling

kuat dalam memalingkan kaum lakiJaki dari urusan akhirat, sebab pada diri mereka

ada  daya tarik yang memikat laki-laki.

Maka kebanyakan mereka berpaling dari prioritas akhirat lantaran jiwa-jiwa

mereka, mengarahkan pandangannya kepada urusan selain akhirat, cepat tertipu

dengan seruan orang-orang yang akan memalingkan mereka dari agama, dan sulit

untuk menyambut seruan orang yang bertakwa.

Meski demikian, dalamkomunitas merekapunbanyakada wanita-wanita salehah

yang menegakkan hukum-hukum Allah, beriltizam dengan syariat-Nya serta menaati

Allah dan Rasul-Nya sehingga akan masuk surga. Bahkan banyak pula dari mereka yang

marnpu mengungguli kaum laki-laki dengan keimanan dan amal saleh mereka.

Orang-orang kafir, musyrik, dan munafik, seluruhnya akan masuk neraka. Sama

saja baik kaum laki-laki maupun kaum wanitanya.

Adapun ahli tauhid, hadits-hadits mulia menunjukkan banyaknya jumlah wanita

yang ada dalam neraka.

Abu Sa'id Al-Khudri mengabarkan bahwa Rasulullah ffi bersabda:


"Wahai knum wanita, bersedekahlah kalian! Sesungguhnya, aku melihat mayoritas dari

kalian sebagai penduduk neraka." Merekabertanya, " Mengapabegitu, wahai Rasulullah? "


Beliau menjawab, "Karetttlulian sering mclabtat dan morykufuri suami.'*

Ibnu Abbas menceritakan bahwa saat khutbah gerhan4 Nabi ffi bersabda:


"Aku melihat neraka dan aku dapati sebagianbesar penduduknya adalahkaumutanita.""

Utsamah bin Zaidjuga mengabarkan sebuah hadits:

"Akuberdiri di depan pintu neraka, dan aku melihat sebagianbesar yang memasukinya

adalah kaum wanita.""

Hal ini tidak terjadi pada wanita-wanita beriman secara umum. Sebab, di antara

wanita-wanita beriman ada yang akan mendapatkan kedudukan tioggr jika mereka

beramal dengan ketaatan kepada AUah. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-

nyiakan amal seseorang, baik laki-laki maupun perempuan. Dary bagi wanita-wanita

salehah ini  telah Allah siapkan pahala yang besar.

Atlah berfirman, "Maka Rabb merekn memperkenankan permohonannya (dengan

berfirman), 'sungguh Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara

kamu, baik laki-laki mnupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian

yang lain,. .. "(Ali-Imr6n: 195).

Allah pun telah memberikan pujian untuk wanita-wanita salehah. Allah

berfirman:

" ...Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika

suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) .. . . " (An-Nis d' : 34).

Allah pun telah menyediakan pahala yang besar bagi wanita-wanita yang banyak

menyebut nama-Ny4 yang memelihara kehormatan dan tetap dalam ketaatan.

Allah berfirrnEut, "sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan

perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki'laki

dan perempuan yang benar, lqki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang

khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,

laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang

banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala


Ayat-ayat ini  menjelaskan bahwa Allah tidak akan menzalimi seorang pun

dari mereka. Setiap wanita mukminah dan muslimah mengetahui bahwa seor.rng

yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.

seorang wanita mukminah yang menginginkan surga abadi sebagai tempat

kembalinya mengharuskannya menetapi jalan Allah yang lurus. Jaugan sampai

ia menjadikan dunia sebagai puncak cita-cita dan ilmunya. Sebab, dunia beserta

perhiasannya bersifat fana. Tidak mempunyai nilai yang bisa diingat. Ttelah banyak

nash Al-Qur'an dan hadits mulia yang membicarakan hal ini, sebagaimana yang telah

kami jelaskan terdahulu.

ffillengintip Ngeringa Neraha

"sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,

laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan

perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki

dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan

yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk,

taki-taki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan

perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan

yang memelihara kehormatannyat laki-laki dan

perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah

telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala

yang besar." (Al-Ahzib: 35).


PASAL KEENAM

MEREKA TETAP MEMPEROLEH AZAB

elah ditetapkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah bahwa para pelaku maksiat dan

dosa besar dari kalangan kaum muslimin akan diazab di neraka sesuai dengan

kemaksiatan mereka masing-masing.

Harits bin Qais mengabarkan bahwa Rasulullah ffi bersabda:


"Sesungguhnya, di antara umatku ada yang masuk surga dengan syafaatnya yang

lebih banyak daripadapenduduk Mudhar. Dan di antara umatku ada yang (badannya)

membesar untuk neraka hingga ia menjadi salah satu sudutnya."'

Hadits ini mengisyaratkan bahwa pelaku maksiat dan dosa besar dari kalangan

umat Muhammad ada yang diazab dengan azab yarrgpedih lalu tubuhnya diperbesar

hingga menjadi salah satu sudut neraka Jahannam. Ada pula yang dilahap api neraka

hingga mata kakin/a, lututnya, pinggangny4 dan ada pula yang dilahap sampai

dadanya.

Samurah bin Jundab mengabarkan sebuah hadits, "Di antara mereka ada yang dilahap

api neraka hingga kedua mata kakinya, ada yang dilahap api neraka hingga kedua lututnya, ada

yang dilahap api neraka hingga pinggangnya, dan ada yang disentuh api neraka hingga tulang

dada atas (selangka)nya." (HR Muslim).

Hadits ini-wallfrhu a'lam-berkenaan dengan para pelaku maksiat dan dosa besar

dari kalangan umat ini (Ahli tauhid).

Al-Faqih Abu Bakr bin Burjan telah menyebutkan bahwa hadits riwayat Muslim

ini  berkenaan dengan makna firman Allah uA :


"Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan

agar Allah mencukupkan bagt mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang

mereka tiada dirugikan." (Al-AhqAf: 19).

Beliau berkata "Saya berpandangan-wallhhu a'lam-bahwa orang-orang yang

digambarkan dalam ayat ini adalah ahli tauhid. Sebab, tubuh orarlg kafir tidak

terlewatkan oleh api neraka sedikit pun. Sebagaimana ia telah diliputi kekafiran saat

di duni+ maka di akhirat ia juga diliputi api neraka."

Allah berfirman, "Di atas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan di bautah mereka pun

juga ada lapisan-lapis an ( dari api) . . .. " (Az-Zumar: 76).

Ibnu Qutaibah dalam kitabnya Uyfinil Akhbdr menyebutkan secara marfu'dari Abu

Hurairah. Bahwasanya Rasulullah S bersabda kepada Abu Hurairah, "Sungguh iika

Allah telah memberikan keputusan di tengah-tengah makhluk dan kebaikan seorang hamba

lebih banyak (daripada kejelekannya), ia masuk surga. Namun, jika kebaikan dan kejelekannya

seimbang, in akan tertahan di atas shirat selama empat puluh tahun, kemudian setelah itu

ia akan masuk surga. Adapun jika kejelekannya lebih banyak daripada kebaikannya, ia akan

dimasukkan ke neraka dari pintu (altli) tauhid, lalu mereka akan diazab sesuai dengan kadar

amalan mereka. Di antara mereka ada yang dilahap api neraka sampai kedua mata kakinya, ada

yang sampai kedua lututnya, dan ada yflng sampai pinggangnya." (Lalu ia menyebutkan

hadits yang diriwayatkan oleh Muslim di atas yang berkenaan dengan masalah ini).

Dosa dan Kemaksiatan Ahli Tauhid yang Mendapat Ancaman Neraka

Sangat banyak nash yang menyebutkan secara spesifik tentang dosa-dosa, kemaksiatan,

dan dosa-dosa besar yang menyebabkan ahli tauhid masuk neraka. Namun, tidak

berarti mereka kekal di dalamnya. Mereka masuk ke neraka dalam masa yang hanya

diketahui oleh Allah. Kemudian mereka akan dikeluarkan lantaran syafaat. Dengan

rahmat-Nya Allah juga akan mengeluarkan banyak manusia dari neraka, bahkan yang

belum pemah beramal kebaikan sekali pury asalkan bukan termasuk orang musyrik

ataupun kafir. Dosa-dosa dan kemaksiatan ini  di antaranya:

O Berdusta Atas Nama Rasulullah g

Ali bin Abi Thalib u* mengabarkan bahwa Rasulullah ffi bersabda:

)at e

"langanlah kalian berdusta atas namaku, sebab siapa yang berdusta atas namaku akan

masuk neraka.'"

Salamah bin Al-Akwa' pernah mendengar Rasulullah bersabda:


" Siapa saja yang berkata atas namaku apa yang tidak pernah aku ucopkan, hendaklah ia

mempersiapkan untuk dirinya tempat tinggal di neraka!"'

Dari Al-Mughirah bin Syu'bah, Rasulullah bersabda:


"Sesungguhnya, berdusta atas namaku itu tidak sama dengan berdusta atas nama

selainku. Maka barangsiapa berdusta atas namaku secara sengaja, hendaklah ia

mempersiapkan untuk dirinya tempat tinggal di neraka."'

Abdullah bin Zubair bin Awwam mendengar sebuah hadits dari ayahnya:


"Barangsiapa berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan

untuk dirinya tempat tinggal di neraka.'^

Berbuat dusta atas nama Rasulullah ffi akan membahayakan syariat Allah karena

Rasulullah tidak pemah berucap menurut hawa nafsunya. Ucapan beliau tidak lain

adalah wahyu dari Allah. Karenanya, siapa saja yang berdusta atas narna Rasulullah

ffi seakan-akan ia berdusta atas namaAllah.

Para pemalsu dan orang-orang yang berbuat dusta atas nama Rasulullah telah

banyak bermunculan di sepanjang sejarah Islam. Mereka hanya menginginkan

kepentingan-kepentingan duniawi, memenuhi ketamakanny4 atau karena alasan

tertentu demi merealisasikan tujuan.

Namun, Allah telah mempersiapkan para tokoh yang mampu menyingkap

kepalsuan hadits di tengah-tengah umat. Begitu pula untuk menunjukkan mana

hadits yang shahih, hasan, dhaif (lemah), dan dhaif jiddan (lemah sekali). Ini merupakan

karunia agung dari Allah bagi umat Muhammad iW. Yakni Allah telah menjaga Kitab-

Nya yang mulia, ag.una Islam, dan juga Sunnah Nabi ini .

O Membunuh Jiwa Tanpa Alasan yang Benar

Allah telah menciptakan manusia dan Dia Maha Penyantun dan Maha Penyayang

terhadap mereka semua. Dia memuliakan mereka dan menundukkan apa yang ada di

langit dan di bumi untuk mereka. Dia melimpahkan rezeki bagi mereka dan membuat

mereka tenteram di muka bumi.


Allah pun mengharamkan mereka untuk berbuat zalim, sombong, congkak, serta

saling membunuh, kecuali dengan alasan yang benar yang telah disyariatkan oleh

Allah.

Allah berfirnan, "Dan sesungguhnya, telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami

angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami bqi mereka rezki dari yang baik'baik dan Kami

lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami

ciptakan." (Al-IsrA': 70).

Dia jugaberfirman:


"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan

di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allalt.... " (Ar-Ra'd: 11).

Maksud Al-Mu'aqqibdt adalah para malaikat yang senantiasa menjaganya atas

perintah Allah.

Allah juga berfirman, "Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya

(memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada

cahaya (yang terang). Dan Dia adalah Maha Penyayang kepada orany-orang yang beriman'"

(Al-AhzAb:43).

'Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telalt menunduklc.an untuk (kepentingan)

mu apa yang di tangit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir

dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu

pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi Penerangan." (LuqmAn: 20).

Allah memberatkan hukuman membunuh seorang mukmin yang mentauhidkan

Allah, dikarenakan besamya penghormatan Allah baginya di sisi-Nya. Allah juga

sangat murka kepada orang yang membunuh seorang mukmin dan melaknatrya serta

menganc.rrrnya dengan neraka Jahannam dan kekal di dalamnya.

Allah u4 berfirman:


"Dan barangsiapa membunuh seorang mulonin dengan sengaja makabalasannya ialah

lahannam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta

menyediakan azab yangbesar baginya." (An-NisA': 93).

Para mufasir berkomentar tentang ayat ini: Barangsiapa membunuh seorang

mukmin, padahal ia tahu bahwa yang ia bunuh adalah ol€u18 yang beriman, dan

sengaia membunuhnya lantaran keimanannya maka balasannya ialah Jahannam, ia

kekal di dalamnya.

Demikian pula orang yang menghalalkan membunuh seorang mukmiry

sebagaimana perkataan Ibnu Abbas. Menurut jumhur ulama, dengan menghalalkan

pembunuhan ini  ia menjadi kafir. Ia juga akan mendapat kemurkaan dari Allah,

dijauhkan dari rahmat Allah, serta baginya azab yang pedih di akhirat."

Adapun dalam shafwatul Baydn Li Ma'frnil Qur'6n disebutkan, "Dan barangsiapa

membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, ia kekat di

dalamnya, maksud dari kekal dalam ayat ini ialah menetap dalam waktu lama, bukan

selamanya. Sebab, telah jelas nash-nash bahwa pelaku maksiat dari kalang.rn orang-

orang mukmin tidak kekal di neraka.

Juga menurut jumhur, jika pembunuh ini  bertaubat dan beramal saleh, Allah

akan mengganti kejelekannya dengankebaikan.Allahjuga akanmemberi ganti kepada

orang yang terbunuh, membuatnya ridh4 dan tidak menuntut si pembunuh (kelak di

akhirat-edt).

Adapun jika ada yang mengatakan bahwa tidak ada taubat bagi orang yang

membunuh orang mukmin secara sengai4 berarti ia telah melebih-lebihkan dalam

pelarangan.'

Dalam Tafstr lbnu Katsir disebutkary "Dan barangsiapa yang membunuh seorang

mukmin dengan sengaja, ini merupakan gertakan dan ancaman yang tegas bagi orang

yang mengerjakan dosa besar ini, yang mana ia dikaitkan dengan perbuatan syirik

kepada Allah tidak hanya dalam satu ayat dalam kitab Allah.

Allah berfirman dalam surat Al-FurqAn:


"Dan orang'orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak

membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang

benar.... " (Al-FurqAn: 68).

Dia jugaberfirman:


"...Dan janganlah kamu membunuh jiuta yang diharamkan Allah (membunuhnya)

melainkan dengan sesuatu (sebab) yangbenar.... " (Al-An'im: 151).

Shafwatut Iaf,isir, Ash-Shabuni (h.275).

Shafwatul Bayin Li Ma'6nil Qur'6n, Husnain Muhammad Makhluf 

Banyak kita jumpai ayat ataupun hadist mengenai pengharaman pembunuhan. Di

antaranya hadits yang diriwayatkan secara shahih dalam kitab Shahihaln dari Ibnu

Mas'ud. Rasulullah ffi bersabda:


"Perklra yang pertama kali disidangkan di antara manusia pada hari kiamat adalah

perkara darah."

Dalarn hadits lain:


"Sungguh, hancurnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada membunuh seorang

muslim."'


"seandainya penduduk langit dan bumi bercekongkol untuk membunuh seorang

mukmin, pasti Allnh akan menelungkupkan mereka di dalam nerlkt.""

"Barangsiapa ikut membantu dalam membunuh seorang muslim meski hanya dengan

setengah kata, ia akan datang pada hari kiamat dengan tulisan di antara kedua matanya,

'Orang yang putus ass dari rahmat Allah'."'"

Adapun Ibnu Abbas berpandangan bahwa tidak ada taubat bagi orang yang

membunuh seorang mukmin secara sengaja.

Al-Bukhari menceritakan bahwa Al-Mughirah bin Nu'man mendengar Ibnu )ubair

berkata "Penduduk kuffah berselisih pendapat dalam masalah ini . Mereka

pun menemui Ibnu Abbas dan menanyakan masalah itu kepadanya. Ibnu Abbas

menjawab, Ayat berikut ini, Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja

maka balasannya ialah lahannam, ialah ayat yang terakhir turun (dalam masalah ini-

edt). Sehingga, tiada suatu (ayat) pun yang me-nasaldt-nya (menghaPus).'Ibnu Abbas

juga berkata mengenai ayat 151 dari surat Al-An'Am bahwa ayat ini turun berkenaan

dengan orang-or.rng musyrik."

Ibnu jarir meriwayatkan bahwa Sa'id bin Jubair berkatA 'Aku bertanya kepada

Ibnu Abbas tentang firman Allah, 'Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan

HR An-Nasa'i no.3998 dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib.

HR Tirmidzi no.1459 dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib.

HR lbnu Majah no.271B dan dishahihkan dalam Shahih wa Dha'if Al-JAmi' Ash-9hAghir.


sengaiamakabalasannyaialahJahunnlm',Ibnu Abbas menjawab, Apabila seseorang telah

mengetahui Islam dan syariatnya kemudian membunuh seorang mukmin dengan

sengaja, balasannya ialah Jahannam, tidak ada taubat baginya.'Lalu, aku beritahukan

hal itu kepada Mujahid maka ia berkata 'Kecuali jika ia menyesalinya'."

Salim bin Abu Al-]a'd berkata, "Kami pemah berada di sisi Ibnu Abbas saat matanya

telah buta. Lalu, Ibnu Abbas didatangi seor.rng laki-laki dan berkata kepadanya,

'Wahai Abdullah bin Abbas, bagaimana pendapahnu jika ia (pembunuh) bertaubat

dan beramal saleh kemudian mendapatkan hidayah?'

Ibnu Abbas menjawab, 'Celakalah i4 bagaimana bisa ia diterima taubatnya dan

mendapatpetunjuk?DemiZatyangjiwakuberadaditangan-Nya akutelahmendengar

Nabi ffi bersabda:

'Celakalah orang yang membunuh seorang mukmin secara sengaja, (yang dibunuh)

akan datang pada hai kiamat sambil menyeret si pembunuh dengan tangan kanannya

menuiukehadapan Arsy Ar-Rahman, sedang dariuratlehernyamengalir darah.Tangan

kiri (orang yang dibunuh) menyeretnya dan tangan kanan memegang kepalanya serata

berkata, 'Wahai Rabbku, tanyalah orang ini! Mengapa ia membunuhku'.,

Derni zat yang jiwa Abdullah berada dalam genggaman-Nya, sungguh ayat ini

telah diturunkan, sementara tidak ada satu ayat pun yang me-nasakh-nya hingga Nabi

kalian waf.at, serta tidak ada satu keterangan pun yang diturunkan setelahnya,.,,,,

(Dikeluarkan Ibnu Jarir).

Abdullah bin Mas'ud menuturkan bahwa Nabi bersabda, "Pada hari kiamat, orang

yang dibunuh akan datang bergantungan pada pembunuhnya, sambil memegang kepala

pembunuh dengan salah satu tangannya. Lalu ia berkata, 'Wahai Rabbku, tanyailah orang

ini, mengapa ia membunuhku.' Pembunuh menjawab, 'Aku membunuhnya demi kemuliaan

seseorang.' Allah brfirmAn, 'Kemuliaan itu bukan miliknya.' Maka, ia kembali dengan

(membawa) dosa (membunuh) nya. Kemudian ia ditemparkan ke neraka tujuh putuh tahun."

(HR Ahmad dan An-Nasa'i).

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Idris dari Mu'awiyy&,bahwa Nabi s

bersabda:

i,ifi:r,#;i

"setiap dosa bisa saja Allah mengarnpuninya, kecuali seseorang yang mati dalam

keadaan kafir atau seseorang yang membunuh seorang mukmin secara sengaja."

Adapun pendapat yang dipegang oleh jumhur, baik ulama salaf maupun khalal

bahwa orang yang membunuh tetap memiliki kesempatan taubatnya diterima.

]ika ia bertaubat, khusyuk, tunduk dan beramal saleh, Allah pun akan mengganti

11 Hadits riwayat Ahmad dalam Musna&nya.

llengintip Ngerinqa Neraka

frzl qi JlX 

"V.'Sr 

ji Vs Lr:i ,Vlt\)* lt

Jt

kejelekannya dengan kebaikary serta akanmemberi ganti kepada orangyangterbunuh,

membuatnya ridha, dan tidak menuntut si pembunuh.

Firman Allah, "Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan

tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang

benar-sampai pada firman-Nya -kecuali orang-orang yang bertaubat dan mengeriakan

amal saleh," (Al-FurqAn:68-70), bahwa pemberitahuan ini tidak boleh di-nasakh dan

dibawa pengertiannya kepada orang-orimg musyrik. Membawa pengertian ayat ini

kepada selain orang-orang mukmin ialah menyelisih lahiriah ayat dan menuntut

adanya dalil yang melandasin y a. W all ahu a' I am.

Firman Allah, "Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri

mereka iendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah...." (Az'Zttmar: 53).

Ini berlaku umum untuk seluruh dosa, baik berupa kekafiran, kesyirikary keraguary

kenifakary pembunuhary kefasikan, mauPun yang lainnya. ]adi, setiap yang bertaubat

akan diterima taubatnya.

Allah berfirman, "sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia

mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu...." (An-Nisa': 48).

Ayat ini berlaku umum untuk seluruh dosa selain syirik yang disebutkan dalam surat

ini, yakni sebelum dan sesudah ayat ini, untuk menguatkan harapan. Wallahu a'lam.

Telah disebutkan secara shahitu kisah seorang bani Israil yang telah membunuh

seratus jiwa manusia. Lantas ia bertanya kepada seorang alim, 'Apakah taubatku

akan diterima?" Orang alim itu menjawab, "Siapa yang dapat menghalangi antara

dirimu dan taubat?" Kemudian orang alim itu menganjurkan agar ia pergi ke negeri'

Di sana, ia dapat beribadah kepada Allah. Lantas pergilah ia. Namun, baru di tengah

perjalanan ia meninggal dunia. Kemudian ia direnggut oleh malaikat rahmat.

Jika diterimanya taubat berlaku pada seorang bani Israil, tentunya umat ini lebih

layak dan lebih utama untuk diterima taubatnya. Karena Allah telah meletakkan dari

kita beban-beban dan belenggu-belenggu yang dahulu berada di atas mereka, serta

telah mengutus Nabi kita dengan agarna yang lurus lagi mudah.

Adapun mengenai firman Allah, "Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin

dengan sengaja," Abu Hurairah dan beberapa ulama salaf berkata "Inilah balasan

baginya jika Allah akan mengazabnya, demikian pula setiap anc€unan atas setiap

dosa. Namury bisa juga ada hal yang dapat memalingkarr azab dariny+ yaitu berupa

amal saleh, sehingga balasan ini  tercegah darinya. lnilah pendapat orang-oriuxg

yang berprinsip bahwa antara dosa dan pahala dapat seimbang atau salah satunya

mengalahkan yang lain. Inilah pendapat terbaik dalam menyikapi ayat-ayat ancaman/

w allahu a'lam bish shaw ab."

Menurut jumhur, sekalipun pembunuh tidak mempunyai amal saleh yang dapat

menghalanginya dariazab,ia tetap tidakkekal di dalamnya. Maksud kekal di sini ialah

Ensiklopedi. Hari Akhir: Surga dan Neraka

dalam waktu yang lama karena telah diriwayatkan hadits-hadits secara mutawatir,

bahwa Allah akan mengeluarkan siapa saja dari neraka yang di hatinya ada 

keimanan sekalipun hanya seberat zarrah.

Adapun hadits Mu'awiyyah, "setiap dosa itu bisa saja Allah mengampuninya, kecuali

seseorang yang mati dalam keadaan kafir atau seseorang yang membunuh seorang mukmin

secara sengaja."

Kata'asa di sini sebagai suatu pengharapan. Jika tidak ada harapan pada keduanya,

pastilah tidak ada harapan juga pada salah satunya, yakni pembunuhan. Sebagaimana

dalil-dalil yang telah kami sebutkan. Adapun orang yang mati dalam keadaan kafir,

maka tidak ada harapan sama sekali.

Adapun mengenai tuntutan orang yang terbunuh kepada si pembunuh di hari

kiamat nanti, ini merupakan salah satu hak anakAdam yang tidak dapat gugur karena

taubat. Tapi harus dengan pengembalian hak-hak ini  kepada mereka.

Tidak ada perbedaan antara orang yang terbunuh, dicuri, dituduh berzin4 atau

yang berkaitan dengan hak-hak anak Adam yang lain. Sebab, ulama bersepakat dengan

dalil-dalil yang ada bahwa hak-hak anak Adam tidak akan gugur dengan bertaubat,

namun harus dengan pengembalian hak-hak ini  kepada mereka, agar taubatnya

menjadi sah.

Akan tetapi, jika ia tidak dapat melakukannya di duni+ niscaya akan ada

penuntutan pada hari kiamat. Hanya saj+ tuntutan ini  tidak mengharuskan

pembalasan (hukuman). Sebab terkadang pembunuh ini  memiliki amal-amal

kebaikan yang bisa dipindahkan ke orang yang terbunuh. Lantas tersisalah pahala

milikny+ yang dengannya ia bisa masuk surga. Ataupun AUah memberi ganti kepada

orang yang terbunuh dengan karunia yang Dia kehendaki, berupa istana surga beserta

kenikmatanny+ diangkat derajatrya, atau yang semisal dengan itu.Waltahu a'lam."

Berdasarkan hal ini, jiwa seorang muslim tidak boleh dibunuh kecuali karena

tiga alasan, sebagaimana dalam hadits berikut. Ibnu Mas'ud mengabarkan bahwa

Rasulullah ffibersabda:


"Tidak halal darah seorang muslim yang bersaki bahwa tiada ilah (yang haq) selain

Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali karetta tiga alasan: liwa dibalas

dengan jiwa, orang yang telah menikah melakukan zina, dan orang yang meninggalkan

agamanya yang berpisah dari jamaah.""


Ibnu Umar juga mengabarkan sebuah hadits:

"seorang muktnin akan tettp brada dalam kelapangan agamanya, selagi ia belum

menump ahkan dar ah har am ( seor ang muslim ). ""

Telah diriwayatkan pula dari Ibnu Umar:

*

"sesungguhnya salah satu dari sekianperkarayangmembinasakan yang tidak ada ialan

keluar bagi siapa yang menjmtmuslean diri ke dalamnya ialah menumpahkan darah

haram tanpa alasan yang dihalalkan."

Rasulullahtelahmengingatkankaummusliminagartidaksalingmembunuh.Beliau

juga memberitahukanbahwa olangyangmembunuh dan yang dibunuh tempatrya di

neraka.

Abu Bakrah menuturkan bahwa Rasulullah bersabda "Jika ilua orang muslim saling

berhadapan dengan pedang keduanya tethunus, maka orang yang membunuh dan yang

dibunuh di neraka."

Abu Bakrah (atau seseorang) bertanya, "Wahai Rasulullah, yang membunuh bisa

dimengerti, tapi bagaimana dengan yang dibunuh?"

Beliau menjawab, " sungguh ia iuga sangat ingin untuk membunuh laurannya'""

Karena itulah, salah seorang anak Adam yang saleh akan menolak untuk melawan

saudaranya, karena rasa takut menjadi salah safu penduduk neraka. Sebab, orang

yang membunuh akan kembali denganmembawa dosanya dan dosa saudaranyayang

dibunuh.

" Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang

sebenarnya,ketikakeduanyamempersembahkankorban,makaditerimadarisalahseorang

dnri merekaberdua HabiD dan tidak diterima dari yanglain (Qabil). laberkata (Qabil),

'Aht pasti membunuhmu.' Habil berkata, 'sungguh Allah hanya menerima (korban)

dari orang-orang yang bertalrua. Sungguh kalau kamu menggeralckan tanganmu

kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggeralckan tanganku

kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya, aku takut kepada Allah, Rabb semesta

a|am. Sungguh aku ingin agar kamukembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku

dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian

itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim' ." (Al-Maidah: 27-29).


juga sebagaimana sebuah hadits yang telah disebutkan dalam Tafs?r lhnu Katsir,

" Seandainy a penduduk langit dan bumi bersatu padu untuk membunuh seorang muslim, pasti

Allah akan menelungkupkan merekake dalam neraka.""

O SombongdanCongkak

Dalam banyak ayat, Allah telah mencela sifat sombong dan congkak. Bahkan Dia

menganc.un orang yang menyombongkan diri dengan neraka ]ahannam.

Allah wr berfirman:

.

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri

terhadapny a, mereka itu penghuni-penghuni neraka. . .." (Al-A'rAf : 36).

Diajugaberfirman, "...Makapadahaiinikamudibalasdenganazabyangmenghinakan

karena knmu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak.... " (Al-Ahqdt:20).

"...Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk

neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (GhAfir: 60).

" ...Bukankahdalamnerakalahannamituadatempatbagiorang-orangyangmenyombongkan

diri?" (Az-Zumar:60).

Oleh karena itu, siapa yang menyombongkan diri dari beriman kepada Allah, baginya

neraka Jahannam, ia kekal di dalamnya. Siapa saja yang menyombongkan diri dari

beribadah kepada Allah, menaati-Ny4 menjalankan kewajiban-Nya tidak menjauhi

larangan-larangan-Nya, dan tidak memerintah dengan perintah-perintah-Nya juga

akan dimasukkan oleh Allah ke neraka ]ahann€un dalam keadaan hina dina.

Dalam sebuah hadits qudsq dari Abu Hurairah ry disebutkan:


" Kes omb on g an adal ah j ub ah-Ku, ke agun gan adalah p aknian-Ku. B ar angsiap a meny aingi-

Kupada salah satunya, Aku akan memasukkannyake nerakfl.""

Dalam riwayat yang lain: Adzaqtuhu an-nfrra, akan Aku jadikan ia merasakan

neraka.

Ibnu Mas'ud mengabarkan bahwa Rasulullah bersabda:


"Tidak aknn masuk surga seseorang yang di dalam hatinya ada  seberat zarrah

kesombongan." Seseorang bertanya, "(Bagaimana) dengan seseorang yang senang iika

bajunya bagus dan sandalnya bagus?" Beliau meniawab, "Sesungguhnya Allah itu

bagus dan mencintai yangbagus. Sombong adalah menolakkebenaran dan meremehkan

manusia."'"

Sungguh tepat sabda Rasulullah il#, karena seorang yang sombong adalah orang

yang berbangga diri dan merasa tinggi dari orang lain. Dalam hatinya hanya ada 

penolakan kebenaran dan meremehkan manusia, atau meremehkan urusztll mereka.

Di dalam hatinya juga tidak ada kecenderungan baik, yang dengannya bisa

mendorongnya untuk mengerjakan kebaikan, bermurah hati bersedekatu dan tidak

pula ada keinginan untuk menolong orang yang membutuhkan. Bagaimana mungkin

orang yang sombong akan membanfu mereka?

Padahal Allah adalah Maha Penyayang yang menuntut kita agar berbelas kasih

terhadap hamba-hamba-Nya, saling berkasih sayan& bersimpati, membantu, dan

saling bersedekah.

Karena itulah, azab bagi orang-or€rng yang sombong dan zalim ialah azab yang

menghinakan di neraka ]ahannam. Ia akan diinjak-injak oleh manusia di hari kiama9

sekalipun ia orang muslim.

Amru bin Syu'aib mengabarkan dari ayahnya, bahwa kakeknya mendengar

Rasulullah itg bersabda:

"Diharikiamnt, orang-orangyangmenyombongkan diiakan dikumpulkanbagaiknn anak

semut dalamwujud seorflnglaki-laki. Mer*n diselimutikehinaan dai segala arah."'"

O Bunuh Diri

Seorang hamba dilarang untuk membunuh dirinya sebab hidup dan mati ialah

urusan Allah. Siapa yang menyakiti diri sendiri hingga mati, balasannya ialah neraka

Jahannam, ia kekal di dalamnya. Hal itu disebabkan Allah telah memerintahkan agar

kita tidak membunuh diri kita apa pun sebabnya. Sebab, dunia merupakan ujian dan

cobaan.



Adakalanya Allah memperberat ujian dan cobaan manusia, untuk melihat kadar

kesabaran dan ketabahan mereka dalam mencari ridha-Nya. Adakalanya seseorang

sakit paralr, hingga hartanya terkuras. Terkadang ia menghadapi kesakitan, pukulan,

penghinaary penjar4 dan siksaan. Semua itu untuk mengukur kadar keimanarL

kesabaran, dan kesanfunan seseor.rng.

Mengenai hal itu, Allah telah membuat perump€unaan untuk kita. Allah berfirman,

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surgo, padahal belum nyata bagi Allah

orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." (Ali-

ImrAn:142).

Dia juga berfirman, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)

mengatakan, 'Kami telahberiman', sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami

telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui

orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (Al-

Ankabot 2-3).

Oleh karena itu, Allah memerintahkan agar tidak membunuh diri sendiri sebab

Allah Maha Penyayang kepada mereka.

Allah berfirman, "...Dan janganlah kamu membunuh dirimu! Sesungguhnya, Allah

adal ah Maha P eny ay an g kep ad arzu. " (An-NisA' : 29).

Oleh karena itu, apa pun sebabnya, bagaimanapun pedihnya musibatr, betapa pun

sempitnya bumi diras4 tetap tidak dibenarkan untuk membunuh dirinya. Karena

jiwanya bukanlah miliknya tetapi milik Allah. Ia tidak bisa berbuat sesuka hatinya.

Dialah yang telah menciptakannya dan mengadakannya. Mak4 Allahlah satu-satunya

yang berhak untuk melakukan apa saja terhadap jiwa ini .

Rasulullah telah menjelaskan tentang balasan pada hari kiamat bagi orang yang

bunuh diri. Yaitu azab dineraka Jahannam yang akan ia terima.

Abu Hurairah mengabarkan bahwa Rasulullah ffi bersabda:


"Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi (benda tajam), besi ini  aknn

selalu berada di tangannya untuk menikam penttnya sendiri di neraka jahannam utnuk

selamanya. Barangsiapayang membunuh diinya dengan rncun, racun itu akan selalu di

tangannya di nerakakelak untuk ia minum selamanya. Barangsiapa menjatuhkan diri dai

gunung dan mati, ia akan menjatuhkan dirinya untuk selamanya kelak di nerakn.""


Beliau juga mengabarkan hadits yang lain:

"Orang yang mencekik dirinya, ia akan mencekik dirinya di neraka, dan orang yang

menikam dirinya, ia juga akan menikam dirinya di neraka.""

Para mufasir berkomentar mengenai ayat 29 dari surat An-NisA'di atas:

Dalam Shafwatul Bayin,Ibnu Makhluf berkata "Wa lfr taqtulfi anfusakum, janganlah

kalian membinasakannya dengan mengerjakan dosa-dosa. Seperti memakan harta

dengan cara batil, membunuh jiwa tanpa alasan yang benar, dan bunuh diri."

Dalam Shafwatut Tafistr, Ash-Shabuni berkata, "Yakni janganlah kalian saling

menumpahkan darah. Adapun mengenai ungkapan ayat di atas dengan kata

'membunuh diri'adalah untrtkmubalaghah, memberikan penekanan dalam pelarangan.

Atau, ia sebagaimana lahiriyah ayatyangbermakna bunuh diri. Larangan bunuh diri

itu dikarenakan sifat kasih sayang Allah terhadap kalian."

Dalam kitab Al-Mausfiah Al-Quriniyah Al-Muyassarah berkata, "Yakni janganlah

kalian saling membunuh dengan melanggar hak dan menganiaya tanpa alasan yang

benar sesuai syariat. Serta janganlah seseorang membunuh dirinya dengan sengaja.

Sungguh Allah Maha Penyayang kepada kalian dengan mengharamkan kalian

melakukan perkara-perkara ini . "

Ibnu Katsir, dalam Mukhtashar Tafsir lbni Katsir, berkata, "Firman Allah, 'Dan

janganlahkamu membunuh dirimu!'Yakni dengan mengerjakan larangan-larangan Allah

dan melakukan kemaksiatan, serta memakan harta di antara sesama kalian dengan

cara yang bat'tl. 'sesungguhnya, Allah adalah Maha Penyayang kepndamu', yakni dalam

perkara-perkara yang Dia perintahkan dan Dia larang bagi kalian.

Tatkala Amru bin Al-Ash diutus oleh Nabi pada perangDzktus Salfrsil, ia berkata,

"Pada suatu malam yang amat sangat dingin, saya mimpi basah. Namun, saya khawatir

jika saya mandi nanti akan celaka. Maka, saya bertayammum, kemudian menunaikan

shalat Shubuh bersama shahabat-shahabatku.

Setelah kami bertemu kembali dengan Nabi, saya ceritakan peristiwa ini 

kepada beliau. Beliau bersabda 'Wahai Amru, engkau shalat bersama Para shahabatmu,

padahal engkau junub?'sayapun menjawab, 'Wahai Rasulullah, saya mimpi basah pada

malam yang sangat dingin. Saya khawatir jika saya mandi, akan celaka. Saya ingat

firman Allah M , 'Dan janganlah kamu membunuh dirimu! Sesungguhnya, Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu' Lantas saya bertayalnmum, kemudian menunaikan shalat

Shubuh.'Setelah mendengarnya, Rasulullah tertawa dan tidak mengucapkan apa-

aPa."


Mengenaiayatini,IbnuMarduwiyahmeriwayatkandariAbuHurairah,bahwasanya

Rasulullah ffi bersabd4 "Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan besi (benda

tajam), besi ini  akan selaluberada di tangannyauntukmenikamperutnya sendiri di neraka

lahannam untuk selamanya. Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan racun, racun itu

akan selalu di tangannya untuk ia minum di nerakakelak selamanya."

Dalam Shahihain diriwayatkan:


"Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, pada hari kiamat kelak ia akan

disiksn dengan sesuatu itu."

Dalam Shahihain juga diriwayatkan dari ]arir bin Abdullah Al-Bajali yang

mengatakan bahwa Rasulullah ffi bersabda:

"Dahulu pada umat sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang terluka. Lalu, ia tidak

sabar lantas mengambil pisau dan memotong tangannya dengan pisau itu. Belum

sampai darahnya berhenti, orang itu meninggal dunia. Maka, Allah berfirman, 'Hamba-

Ku telah mendahului-Ku terhadap nyawanya, maka Akuharamkanbaginya surgt'."

Karena ifulah, Allah berfirman, "Dan barang siapa berbuat demikian dengan cara

melanggarhukumdanzalin, " (An-NisA':30) yakni siapayangmengerjakan laranganAllah

dengan melanggar hak dan berbuat aniaya, dengan kata lain ia tahu keharamannya

tapi nekat menerjangnya. Akan Kami masukkan ia ke neraka, ini merupakan gertakan

dan ancaman yang sangat tegas. Maka, setiap orang yang punya akal dan pandai yang

bisa menggunakan telinga dan matany4 hendaknya selalu waspada terhadapnya.""

O Para Alim (Orang yang Berilmu) yang Tidak lkhlas Untuk Allah

Jabir mengabarkan bahwa Rasulullah & bersabda:


"Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakan diri di hadapan ulama, untuk

mendebat orang-orang yang bodoh, dan untuk memilih tempat duduk terbaik. Sebab,

siapa yang mengerjakan hal itu, (baginya) neraka dan neraka.""



Abu Hurairah juga mengabarkan sebuah hadits:

"Barangsiapa mempelajari ilmu yang semestinya ilmu itu hanya untuk mencari wajah

Allah, tapi ia tidak mempelajarinya kecuali untuk memperoleh materi dunia, maka di

harikiamat ia tidak akan dapat menciumwangt surga.""

Dari Ibnu Umar, Rasulullah &bersabda:

"Barangsiapa menuntut suatu ilmu untuk selain Allah, atau dengan ilmu itu ia

mengharap selain Allah, hendaknya ia bersiap-siap menempati tempat duduknya dari

neraka.""

Abu Hurairah juga menuturkan bahwa Rasulullah ffi bersabda:


"sesungguhnya, Allah membenci setiap orang yang ahk dengan dunia namun jahit

dengan akhirat.""

O Minum dengan Bejana Emas dan Perak

Dari Ummu Salamah bahwasanya Rasulullah ffi bersabda:

"Orangyangminumdenganbejanaemas danperak,sebenarnyaiahanyamengalirkankan

api lahannam ke perutnya.""

Ummu Salamah juga menyampaikan hadits yang lain:

"Sesungguhnya, orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak,

sebenarnya ia hanya mengalirkan api Jahannam ke perutnya.""

HR lbnu Majah, Abu Dawud, lbnu Hibban dalam Shahih-nya, dan Al-Hakim mengomentari bahwa hadits

ini  shahih atas syarat Al-Bukhari dan Muslim.



Beliau melarang kita makan dan minum dengan bejana emas dan perak, juga

melarang kita memakai kain sutra, baik halus maupun kasar.

Hudzaifah pernah mendengar Rasulullah ffi bersabda:


"Janganlah kalian memakai kain sutra yang halus dan kasar, janganlah kalian minum

dengan bejana emas dan perak, dan janganlah kalian makan dengan bejananya. Sebab,

benda-benda itu milikmereka di dunia dan milikkalian di akhirat.'*

Abu MusaAl-Asy'ari berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:


"Dihalalkan emas dan sutra ,ntuk umatku yang Perempuan dan dihatamkan atas


O Pelukis (Pemahat) yang Membuat Patung-Patung

Di antara manusia yang mendapat siksa paling pedih di hari kiamat ialah para pelukis

yang mencoba menyamai ciptaan Allah dan para pembuat patung yang bertujuan

menyamai ciptaan-Nya.

Ibnu Abbas pernah mendengar Rasulullah ffi bersabda:


"setiap tukang gambar akan berada di neraka. Setiap gambar yang ia buat akan diberi

nyuara, lalu menyiksanya di neraka lahannam." (Muttafaq alaihi).

Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah bersabda mengenai sebuah bantal yang

dihiasai gambar-gambar:

"sesungguhnya, orang-orang yang membuat gambar ini akan disiksa di hari kiamat.

Akan dikatakan kepada mereka, 'Hidupkanlah ,P, yang telah kalian buat itlt!'."

(Muftafaq alaihi).

Selain itu, beliau juga menuturkan hadits yang lain:

l

" Manusia yang paling pedih siksaannya di hari kiamat ialah orang-orang yang mencoba

menyamai ciptaan Allah." (Muttafaq alaihi).

Abu Hurairahrymengatakan bahwa beliau mendengar Rasulullah ffi bersabda:

*tfu'rii1iGi*;t* i,X

"Allah uan berfirman, 'Siapokah orang yang lebih zalim daripada orang yang berusaha

membuat ciptaan seperti ciptaan-Ku. Maka, hendaklah mereka membuat sebutir zarrah,

ntau membuat sebutir biji, atau sebutir jewalout'." (Muftafaq alaihi).

bahwa Abdullah bin Mas'ud mendengar

"Manusia yang paling pedih siksaannya di sisi Allalt ialah para tuknng gambar."

Telah jelaskan sebelumnya, bahwa maksud tukang gambar di sini ialah orang-

orang yang mencoba untuk menyamai ciptaan Allah. Adapun pemotretan dan

gambar fotografi untuk hal-hal yang bersifat darura! tidaklah mengapa. Sebab, amal

itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan memperoleh sesuai dengan apa yang

dia niatkan.

Abdullah bin Mas'ud memberitakan bahwa Rasulullah ffi bersabda:


"sesungguhnya, manusia yang paling pedih siksaannya ili hari kiamai ialah orang

yang membunuh nabi atau dibunuh oleh nabi, atau tukang gambar yang menggambar

( memahat) patung-patuzg. " (HR Ahmad: U 40n.

Hadits mulia ini mengisyaratkan kepada perbuatan membuat patung-patung,

sebagaimana yang terjadi pada masa jahiliyyah yang dijadikan sesembahan.

Allah telah memberitahukan kepada kita, seandainya seluruh manusia bersatu

untuk menciptakan semisal ciptaan Allah, pastilah mereka tidak akan mampu

melakukannya. Sampai-sampai menciptakan seekor lalat pun-meski ia makhluk

yang kecil-pasti tidak akan bisa.

Allah berfirman, "Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu

Perumpamaan itu. Sesungguhnya, segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat

menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu

merampas sesuatu dari mereka, tiadaloh mereka dapat merebutnyakembali dari lalat itu. Amat

lemahlah yang menyembah dan amat lemalt (pulalah) yang disembah." (Al-Hajj:73).

6',**i;i,kif ',i;;

Dalam Shahthain juga disebutkan

Rasulullah ffi bersabda:

Ensiklopedi Hart Akhir: Sarga dan Neraka

O Para Pecandu Minuman Keras (Khamer)

Kita semua tahu, Allah telah mengharamkan khamer secara tegas. Dia telah

memperingatkan para peminumnya dengan azabyangpedih di neraka Jahannam, jika

ia mati dalam keadaan belum bertaubat. Sebab, ia telah menyelisihi perintah Allah.

Khamer mempunyai dua dampak negatif bagi peminumnya di kehidupan dunia.

Pertama: Khamer dapat melalaikan peminumnya dari berzikir kepada Allah dan

melupakan kewajiban-kewajiban syar'i-nya.

Kedua: Khamer dapat membuat peminumnya hilang akal.

Apalagi jika peminumnya adalah seorang kepala keluarga tentunya akan

merugikan keluarganya. Di samping kepala keluarganya telah rusak, hartanya juga

ludes untuk sesuatu diharamkan.

Allah berfirman:

ii:tltt ata"lry 'r,r;;i: ';g t71 1;t;

"Hai orang-orang yang beriman, sungguh (meminum) khamen berjudi, (b,erkorba,

untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah termasuk perbuatan setan. Maka,

jauhilah perbuatan-perbuatnn itu agar kamu mendapat keberuntungan." (Al-MAidah:

e0).

Dalam banyak hadits juga disebutkan bahwa pada hari kiamat peminum khamer

tidak akan diajak berbicara oleh Allah, tidak disucikan, dan tidak pula dimasukkan ke

surga.

Dari penyampaian Ibnu Umar, Rasulullah bersabda:


"Tiga golongan manusia yang Allah haramkan surga bagi mereka: Pecandu khamer,

pendurhaka kedua orang tua, dan dayyuts, yaitu orang yang tidak peduli dengan

kehormat an istriny a. ""

Umar ua menjelaskan bahwa Rasulullah ffi bersabda:


"Tiga golongan orang yang tidak akan masuk surga: Pendurhaka kedua orang tuanya,

pecandu khamen dan orang yang mengungkit-ungkit pemberian.'n'

Ammar bin Yasir menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:


"Tiga golongan manusia yang tidak akan masuk surga selama-lamanya: Yaitu orang

yang tidak peduli dengan kehormatan istrinya, wanita yang menyerupai lelaki, dan

pecandu lchamer."^'

O Bermudohanah (Cari Muka) dan Cenderung" kepada Orang-Orang

Zalim

Orang zalim akan diazab dengan azab yarrtg pedih di neraka ]ahannam. Selain itu,

Allah juga telah mengancam orang-orangyangmencari muka dan cenderung kepada

orang-orang zalim karena kemunafikan dirinya dan karena suafu kepentingan.

Seakan-akan mereka membanfu orurng zalim dalam berbuat kezaliman.

Allah o* berfirman:

"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan

kamu disentuh api neraka.... " (Hird: 1.L3).

Makna ayat ini ialah janganlah kalian condong pada kezaliman para pemimpin-

pemimpin fasik, durhaka, dan yang semisal yang mengakibatkan kalian disentuh api

neraka.

Al-Baidhawi berkata, "Ar-Rukfin adalah kecenderungan sedikit, yakni janganlah

kalian cenderung kepada orang yang mempunyai sifat zalim. Lantas bagaimana

pendapat Anda dengan kecenderungan kepada or;rng-orang zalim yang mempunyai

sifat zalim?"

O Durhaka Kepada Orang Tua

Dalam kitab-Nya yang muli4 Allah telah menegaskan tentang ketaatan dan berbuat

baik kepada kedua orang tua. Hal ini merupakan perintah-Nya di dalamAl-Qur'an.

Allah ug berfirman:

/z-\,

HR lmam Ahmad dalam Musnad-nya, An-Nasa'i dalam As-Sunan, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak.

HR Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Kabir, hadits shahih.

Cenderung kepada orang yang zalim maksudnya bergaul dengan mereka dan meridhai perbuatannya.


"Dan Rabbmu telah memerintal*an supflya kamu jangan menyembah selain Dia dan

hendaklaltkamuberbuatbaikpadaibubrpahnu dangan sebaik-ba*nya.... " (Al-IsrA': 23).

Dia juga berfirman, "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua

orang ibu bapaknya.. .. " (Al-AhqAf: 15).

Berbuat baik kepada kedua orang tua hukumnya wajib, kecuali jika keduanya

meminta agar dirinya berbuat kekafiran, maka ia tidak boleh menaati keduanya dalam

perintah itu.

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang

tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah engkau mengikuti keduanya,

dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. . . ." (LuqmAn: 15).

Rasulullah s juga telah menekankan melalui hadits-haditsnya yang mulia. Agar

kita taat dan wajib berbuat baik kepada kedua orang tua. Beliau juga mengingatkan

kaum mukminin bahwa Allah telah menyiapkan azab yang pedih bagi orang yang

durhaka kepada keduanya, serta bahwa orang ini  akan terhalang dari rahmat

Allah dan surga-Nya di hari kiamat. Sebab, ketaatan kepada kedua orang tua

mempunyai urgensi-urgensi yang sangat agung.

Abdullah bin Amru menuturkan bahwa Rasulullah ffi bersabda:


"Tiga golongan manusia ynng Allah tidak akan melihat kepada mereka di hari kiamat:

Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, annita yang kepria-priaan dan

menyerupai laki-laki, dan orang yang tidak peduli dengan kehormatan istrinya.'^'

Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar disebutkan, "Tiga golongan manusiayang Allah

haramkan surgabagimerekaialah: PecanduWtamer,pendurhakakedua orang tua, dan dayyuts,

y aitu orang y ang tidak peduli dengan kehormatan istriny a.""

Adapun dari Umarry, Rasulullah ffi bersabda:


"Tiga golongan orang yang tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat: Orang yang

durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang kepria-priaan dan menyerupai laki-

laki, dan orang yang tidak peduli dengan kehormatan istrinya. Tiga golongan orang

yang tidak akan masuk surga: Orangyang durhakakepadakedua orang tuanya, pecandu

khamer, dan orang yang mengungkit-ungkit pemberiafi.""

O Menyakiti Manusia

Menyakiti manusia memiliki beberapa makna. Bisa siksaan fisik atau siksaan jiwa.

Melalui lisan Nabi Muhammad S" Allah mengancam dan menakut-nakuti orang-

orang yang suka menyakiti manusia dengan azab yang pedih di hari kiamat kelak.

Khalid bin Al-Walid mengabarkan bahwa Rasulullah bersabda:


"Manusia ynng paling pedih siksinlfa di hari kiamat ialih irang yang paling kejam

siksanya terhadap manusia semasa di dunia."*

Hisyam bin Hakim bin Hizam pernah menjumpai beberapa petani Iran di Syam

yang dijemur di bawah terik matahari. Ia bertanya 'Ada apa dengan mereka?"

Seseorang menjawab, "Mereka ditangkap karena masalah jizyah."

Lantas Hisyam berkata, 'Aku bersaksi bahwa aku benar-benar pernah mendengar

Rasulullah s bersabda:

'Sesungguhnya, Allah v;j. akan mengazab orang-orang yang suka menyiksa manusia di

dunia'."'"

Setelah gubernur setempat mendengar peristiwa ini , ia pun menghentikan

perbuatannya itu.

O Memerintahkan Kebaikan Tetapi la Tidak Mengerjakannya, dan

Mencegah Kemungkaran Tetapi la Melanggarnya

Mereka itulah orang-orang yang memerintahkan manusia untuk berbuat baik namun

mereka sendiri tidak mengerjakannya sedikit pun, serta mencegah kemungkaran

namun mereka sendiri justru mengerjakannya.

Selain itu, mereka bersembunyi dari penglihatan manusia, tetapi mereka tidak bisa

bersembunyi dari Allah karena Allah senantiasa melihat mereka.

Allah berfirman, "Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapnt

bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka

menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridhai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi terhadap

apa yang mereka kerjakan." (An-NisA': 108).

Usamah binZaid pernah mendengar Rasulullah ffi bersabda:



"seseorang ,t on aiaoirnglr* ,f,ror7ori kio*ot),'rrr, orr*oritrn t, neraka hingga

terburailah isi perutnya. Lalu ia berkeliling di dalamnya sebagaimana keledai yang

berkeliling disekitar tambatannya. Penduduknerakapun mengitarinya serayabertanya,

'Wahai fulan, bukankah engkau dahulu memerintahkan perbuatan baik dan mencegah

perbuatan mungkar?' Orang itu menjawab, 'Benflr, dahulu aku memerintahkan

perbuatan baik, tapi aku sendiri tidak mengerjakannya, dan aku dahulu mencegah

perbuatan mungkar, tapi aku sendiri justru mengerjakannya'.""'

Adapun dalam riwayat yang lain disebutkan:


"Seseorang akan didatangkan pnda hari kiamat, lalu dilemparkan ke neraka hingga

terburailah isi perutnya. Lalu, iaberjalankeliling dengan isi perut ini  sebagaimana

keledai yang berkeliling di sekitar tambatan. Penduduk neraka pun berkumpul di

sekelilingnya seraya bertanya, 'Wahai fulan bin fulan, mengapa engkau? Bukankah

engkau dahulu memerintahkan perbuatan baik dan mencegah perbuatan mungkar?'

Orang itu menjawab, 'Benar, dahulu aku memerintahkan perbuatan baik, tapi aku

sendiri tidak mengerjakannya, dan aku dahulu mencegah perbuatan mungkar, tapi aku

sendiri justru mengerj akanny A' . ""

O Ahli Khutbah yang Tidak Mau Mengamalkan

Para ahli khutbah dari umat ini dipercaya untuk menyebarkan dakwah yang benar,

mengajarkan perkara-perkara din, dan mengajarkan tentang halal dan haram

disebabkan mereka telah diberi ilmu dan telah membaca kitab Allah.

Melalui lisan Nabi Muhammad ffi, Allah telah mengancam dengan azab yang

pedih dan keras, bagi siapa saja yang menyuruh untuk mengerjakan perintah Allah

padahal ia sendiri tidak mengerjakannya, serta membacakan kitab Allah agar mereka

beramal dengannya padahal ia sendiri tidak mengerjakannya.

HR Al-Bukhari (3267).

HR Muslim (2989).


mengabarkan bahwa Rasulullah bersabda:

"Padamalam aku diisra'kan, akubertemu ilengankaumyanglidah-Uaot,*rrrldipotong

dengan alat pemotong dari neraka. Setiap kali lidah mereka dipotong, ia dikembalikan

seperti semula. Akupunbertanya,'Siapamercka, wahaiJibril?' librilmenjawab,'Mereka

adalah para ahli khutbah dari umatmu yang pandai bicara tapi tidak mengerjakannya,

dan telah membaca kitab Allah tapi tidak mengamalkannya.'."42

Allah sangatmembenci orang-orangyang pandaiberbicara tapi tidakmau beramal.

Allah berfirrnan, "wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu

yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah, jika kamu mengatakan apa-apa

y ang tidak kamu kerj akan. " (Ash-Shaff: 2-3).

Allahjugamengingatkanor;rng-orangyangmenyuruhmanusiauntukmengerjakan

kebaikary namun mereka melupakan diri mereka sendiri, dan tidak mau berpikir:

"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjaknn) kebajikan, sedang kamu sendiri

melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu

mengerti? " (Al-Baqarah: 44).

O Orang-Orang Zalim

Kezaliman merupakan kegelapan di hari kiamat apa pun jenisnya, gambaranny4 dan

bentuknya. Siapa saja yang melakukanny+ merugilah ia. Allah berfirman:

"Dan semuawajah tertunduk dihadapan (Allah) yang Hidup aoryong nrrdii Sendiri.

Sun gguh rugi or ang y ang melakukan kezaliman. " (ThAhA: L 1 L ).

Allah telah mengharamkan kezalimanbagi-Nya dan memerintahkan manusia agar

tidak saling menzalimi.

Telah diriwayatkan hadits qudsi oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya dari Abu

DzarAl-Ghifari dari Nabi ffi bahwasanyaAllah u6 berfirman:


"Wahai hamba-Ku, Aku sungguh mengharamknn kezaliman atas diri-Ku. Dan Aku

jadikan ia di antara knlian sebagai suatu hal yang diharamkan, maka janganlah kalian

saling menzalimi."

42 HR Abu Na'im: lll387 &V11349, Al-Khatib Al-Baghdadi (1 1l), dan sanadnya dihasankan oleh Syaikh Al-

Albani.


Allah juga tidak akan menzalimi seor.rng pury meskipun seberat zarrah. Allah

berfirman, " Sesungguhnya, Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan

jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan

dari sisi-Nya pahala yang besar." (An-NisA': 40).

Ada banyak ayat yang menyinggung masalah kezaliman dan pelakunya. Orang-

orang kafir dan musyrik adalah or.rng-orang yang zalim. Bahkan perbuatan mereka

merupakan bentuk kezaliman yang paling besar. Allah telah menyifati mereka dalam

ayat-Nya " . . .Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim." (Al-Baqarah : 254).

Kezaliman yang tingkatannya di bawah kesyirikan dan kekafiran ialah zalim

terhadap diri sendiri dan zalim terhadap orang lain. Ini banyak dilakukan oleh

orang-or.rng yang bertauhid dari umat ini. Di hari kiamat, mereka akan diazab sesuai

dengan kezaliman mereka, tindak aniaya mereka terhadap kesuciary hart+ jiwa dan

kehormatan manusia.

Allah berfirman, "Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada

waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim, 'Ya Rabb

kami,beri tangguhlahkami (kembalikanlahkamike dunia) walaupun dalamwaktuyang sedikit,

niscayakami akan mematuhi seruan-Mu dan akanmengikutirasu-rasul...'." (Ibr6him: 44).

" ...Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan

kemb ali. " (Asy-Syu'ard' : 227).

" Maka mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan. Dan orang-orang

yang zalim di antara mereka akan ditimpa akibat buruk dari usahanya dan mereka tidak dapat

melepaskan diri" (Az-Zumar: 51).

" ...LAlu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim, yakni siksaan hari yang

p edih (kiamat ). " (Az-Zuk'hruf : 65).

" . . .Dan barangsiapa di antara knmu berbuat zalim, niscaya Kami timpakan kepadanya rasa

azab yang besf,r." (Al-FurqAn: 19).

Seorang hamba akan mengetahui kelak di hari kiamat, bahwa Allah akan

memperlihatkan kepadanya tindak kezaliman dan dosanya, baik yang besar maupun

yang kecil. Sebab, timbangan keadilan dan kebijaksanaan-Nya sangat teliti.

Allah berfirman, "Barangsiapn yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya ia

akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesm zarrah pun,

niscaya dia akan melihat (balasan)nyapula." (Az-Zalzalah: 7-8).

Karena itu, hendak ke manakah orang-or.rngzalim kelak? Padahal mereka berada

di hadapan Allah yang tidak ada kezaliman seberat zarcah pun yang tersembunyi

dari-Nya. Semoga Allah melindungi kita dari kezaliman dan pelakunya.

llengintip Ngerinqa Neraka

O Memakan Harta Orang lain Secara Batil dengan Melanggar Hak dan

Berbuat Aniaya

Harta benda merupakan penggerak kehidupan. Ia juga termasuk bagian dari ujian

terbesar. Sebab, acap kali problematik4 perselisihary dan permusuhan manusia dipicu

seputar kekayaan dan harta benda. Karena ifulah, Allah menganc.un orang-orang yang

memakan harta orang lain secara batil dengan azab neraka yang pedih dan dahsyat.

Adapun ayat ini adalah untuk orang-orang mukmin. Allah berfirm an, "HAi orang-

orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antaramu. Dan

j anganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhny a, Allah adalah Maha P enyay ang kepadamu.

Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan

memasukkannya ke neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (An-NisA': 29-30).

Semua amal tergantung niatnya. Orang yang bemiat memakan harta sesama

dengan melanggar hak berlaku aniaya, dan dengan tekad yang kuat, maka dialah

yang diancam dengan azab neraka.

Adapun orang yang meminjam harta ses€una dan berniat mengembalikannya-

Allah-lah Yang Maha Mengetahui jiwa-jiwa mereka-akan tetapi ia menderita

kerugian, maka inilah yang mendapatkan ampunan dari Allah. Karenanya, Allah

meminta kepada pemberi pinjaman agar bersabar dan menyedekahkan utangnya

kepada peminjam yang berada dalam kesukaran, karena suatu kerugian.

Allah berfirman, "Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah

tangguh sampai ia lapang. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu ialah lebih

b aik b a gimu, j ika kamu m en ge t ahui. " (Al-Baqarah: 280).

Telahdiriwayatkandalam Ash-Shahih,jikaorangyangmeminjammengalamikesukaran

dan tetap bemiat mengembalikanny+ n;unun kematian terlebih dahulu mendatanginya

maka Allah-lah yang akan membayar utangnya pada hari kiamat dan membuat ridha

orang yang memberikan pinjaman serta memberikan gantinya. Wallahu a'lam.

O Melarikan Diridari Medan Perang

Orang-orang mukmin yang melarikan diri dari medan perang saatperangberkecamuk

diancam oleh Allah dengan neraka Jahannam. Allah berfirman, "Hai orang-orangyang

beriman, apabila kamu bertemu dengan ornng-orang yang kafir yang sedang menyerangmu,

maka janganlahkamumembelakangimereka(mundur). Barangsiapayangmembelakangimereka

(mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan

diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa

kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat

kemb alinya." (Al-AnfAl: 15-1 6).

Rasulullah ffi mengabarkan bahwa salah satu dari perkara yang membinasakan


di hari kiamat ialah melarikan diri dari medan perang. Disampaikan oleh Abu

Hurairah mabahwa Rasulullah bersabda:


"Jauhilah tujuh perknra yang membinasakan, di antaranya: Syirik kepada Allah, sihir,

membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali karena alasan yang dibenarkan,

memakan riba, memaknn harta anak yatim, lari dari medan pertempuran, dan menuduh

wanita mukminah baik-baik telah berzina.""

O Menuduh Wanita Mukminah Baik-Baik Berbuat Berzina

Salah satu perkara terbesar yang diharamkan bagi kaum mukminin ialah menuduh

wanita mukminah baik-baik telah berzina, mendakwanya dengan suatu kedustaan,

serta menzalimi kehormatan dan kemuliaannya. Ini termasuk perkara yang tidak

diampuni, karena akan memberi dampak bagi hak-hak orang lain' Orang yang

menuduh wanita mukminah baik-baik telah berzina akan beroleh kehinaan dan azab

di hari kiamat.

Allah berfirman, "Sesungguhnya, orang-orang yang menuduh peremPuan'peremPuan

baik, yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di

akhirat, mereka akan mendapat azab yang besar. Pada hari, (ketika) lidah, tangan, dan kaki

mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu,

Allah akan menyempurnakanbalasan yang sebenarnyabagi mereka, dan tahulah merekabahwa

Allah Mahabenar, Maha Menjelaskan " (An-N0r: 23-25).

Ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah ini sangat banyak. Rasulullah pun

mengkatagorikan perbuatan ini sebagai salah satu dari tujuh perkara yang membinasakan.

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di pembahasan sebelumnya.

Hudzaifah pernah mendengar Rasulullah ffi bersabda:

" sesungguhnya, menuduh wanita (mukminah) baik-baik, akan menghancurkan amalan

seratus tahun." (HR Al-Bazzar, Ath-Thabrani, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak.

Tambahan atas Al-J 6m| ush Shaghir).

O Wanita yang Berpakaian TapiTelanjang dan Orang yang Suka Memukul

Manusia dengan Cemeti

Pada akhir-akhir zaman ini, manusia jenis ini sering kita jumpai. Telah banyak

bermunculan wanita-wanita mukminah yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang

dengan bentuk yang sangat jelas dan memalukan. Padahal Allah telah mensyariatkan

43 t-lR Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan An-Nasa'i.

tllen gi ntip N geri n ya Neraka

hijab dan mereka wajib menutup seluruh tubuh mereka tidakmenampakkan perhiasan

mereka kepada seorang pun yang bukan mahramnya.

Allah berfirm an, "Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan

pandangannya dan kemaluannya, dan janganlah m*eka menampakkan perhiasannya, kecuali

yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke

dadanya...'. " (An-NOr: 31).

Ayat ini ditujukan kepada wanita-wanita mukminah. Lalu, keadaan apa yang akan

terjadipadawanita-wanitayangmendurhakaiperintah-perintahAllah?Yangbersikeras

untuk menampakkan perhiasan mereka kepada or.rng-orimg yang diharamkan Allah

atas mereka.

Abu Hurairah mengabarkan bahwa Rasulullah ffi bersabda:


"Dua tipe manusia di antara penghuni neraka yang belum pernah aku lihat. Yaitu,

suatu kaum yang memiliki cemeti seperti ekor sapi yang digunakan untuk memukul

manusia dan wanita-utanita yang berpakaian tapi telanjang, yang berlenggak-lenggok

dan genit, kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang miing. Mereka tidak

masuk surga, bahkan tidak dapat mencium baunya. Padahal bau surga dapat tercium

dalam jarak sekian dan sekian.""

O Hakim (Qadhi) yang BerbuatZalim Dalam Memutuskan perkara

Allah telah menurunkan Kitab-Nya bersamaan dengan diutusnya para rasul, supaya

mereka melaksanakan keadilan dan memberikan kepufusan hukum di antara manusia

berdasarkan Kitab-Nya.

Allah berfirrnan, "...Dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca

(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan...." (Al-Hadid: 25).

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran,

supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allatt wahyukan kepadamu. . . ."

(An-NisA':105).

"...DAn (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu

menetapkan dengan adil...." (An-NisA': 58).

Orang-orang yang mengadili manusia ialah para hakim, merekalah yang

menganalisis antara yang benar dan yang salah dengan aturan yang ada dalam Al-

44 HR Muslim, Silsilatul Ahidits Ash-Shahihah 032q.


Qur'an dan As-Sunnah yang telah Allah berikan kepada mereka.

Buraidah bin Al-Hushaib mengabarkan bahwa Rasulullah ffi bersabda:


"Hakim itu ada tiga jenis: Seorang akan masuk surga, dan dua orang akan masuk

nerakn. Yang masuk surga ialah orangyang mengetahuikebenaran,lalu ia memutuskan

hukum dengannya. Adapun orang yang mengetahui kebenaran tapi ia berbuat zalim

dalam memutuskan hukum, ia masuk neraka. D an orang y ang memutuskan hukum atas

dasar kebodohan, ia juga masuk neraka.""

O Orang-Orang yang Enggan Berhijrah

Dalam kitab-Ny+ Allah telah mengancarn orang-orang yang enggan berhijrah ke negeri

lain ketika mereka menghadapi suatu fitnah, paksaan, dan penghinaan di negeri kafir.

Sebab, bumi seluruhnya ini milik Allah. Jika seorang mukmin terancam agamanya/

disyariatkan untuk hijrah. ]ika ia mati dan tidak berhijrah, berarti ia menzalimi diri

sendiri dan agamanya.

Allah berfirm an, " sesungguhnya orang-orang yang diwafatknn malaikat dalam keadaan

menzalimi diri sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, 'Bagaimana kamu ini?' Mereka

menjawab, 'Kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).' Para malaikat berkata,

'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?' Maka, oranS-

orang itu tempatnya di neraka Jahannam, dan Qahannam) itu seburuk-buruk ternpat kembali.

Kecualimerekayang tertindasbaiklaki-laki atauwanita dan anak-anakyang tidakberdaya dan

tidak men get ahui j alan (untuk hijr ah). " (An-NisA' : 97 -98).

Dalam Sltafwatut Tafhs?r, Muhammad Ali Ash-Shabuni berkata mengenai penafsiran

kedua ayat ini:

"sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menzalimi diri

sendiri," yakni malaikat mewafatkan mereka dalam keadaan menganiaya diri sendiri,

lantaran bertempat tinggal dengan orang-orang kafir di negeri kaum musyrikin dan

tidak mau berhijrah menuju negeri Islam.

"Mereka (para malaikat) bertanya, 'Bagaimana kamu ini?' Mereka menjautab, 'Kami

orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)'.'Yakni malaikat bertanya kepada mereka

"Dimana posisi kalian terhadap ajaran agama?" Ini merupakan pertanyaan cercaan.

Mereka pun mengemukakan alasan, "Kami adalah orang-orang yang tertindas di

negeri Mekatu yang tidak mampu menegakkan agama di dalamnya."

45 HR Abu Dawud, l6mi'ul UshAhN167.


l

"Para malaikat berkata, 'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di

bumi itu?'." Yakni malaikat bertanya kepada mereka sebagai cercaan, "Bukankah bumi

Allah itu luas, sehingga kalian dapat berhijrah dari negeri kafir menuju ke negeri yang

di dalamnya kalian mampu menegakkan agama Allah, sebagaimana yang dilakukan

oleh orang-orang yang berhijrah menuju negeri Madinah dan Habasyah?"

Allah pun berfirman menjelaskan balasan atas kesalahan mereka, "Maka, orang-

orang itu tempatnya di neraka Jahannlm, dan (Jahannam) itu seburuk-buruk tempat kembali."

Yakni tempat tinggal mereka ialah di neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-

buruk tempat kembali.

Dalam Tafsir-nya Ibnu Katsir berkat4 'Ayat ini turun bersifat umum bagi siapa

saja yang bertempat tinggal di tengah-tengah orang musyrik dan tidak marnpu

menegakkan agamanya, padahal ia mampu berhijrah. Maka ia telah menganiaya diri

sendiri, dan mengerjakan suatu hal yang diharamkan menurutijma,.',

Catatan

Semua yang telah saya sebutkan dalam pasal ini merupakan sejumlah amalan yang

dapat menyebabkan pelakunya, dari kalangan orang-orang yang bertauhid, masuk

neraka. sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an dan sunnah.

Namury masih ada pertanyaan yang tersisa. Yakni mengapa kami tidakmenyebutkan

hukum meninggalkan kewajiban seperti shalat, zakat, puasa, dan haji?

Hukum meninggalkan berbagai macam kewajiban ataupun salah satunya saja,

lalu ia meninggal dunia tetap dalam keadaan itu, telah kami sebutkannya dalam juz

kedelapan dari ensiklopedi hari akhir ini."

Namun, tidak diragukan lagi bahwa orang yang meninggalkan kewajiban yang

disyariatkao padahal ia mampu mengerjakannya, maka ia akan memperoleh hukuman

di sisi Allah, dan akan diazab di neraka sesuai dengan kadar perbuatannya.

saya sampaikan juga bahwa amalan-amalan yang dapat menyebabkan pelakunya

diazab di neraka ini , bisa jadi pelakunya akan selamat jika ia telah bertaubat

sebelum mati, dengan taubat yang sebenar-benarnya, telah mengembalikan hak-hak

yang ia ambil secara zalim kepada pemiliknya, dan memohon ampunan kepada Allah

dengan hati yang jujur.

Hal ini berdasarkan firman Allah, "Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan

mengeriakan amal saleh, maka kejahatan mereka diganti oleh Allah dengan kebaikan. Dan

adalah Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Al-FurqAn: 70).

46 Telalr diterbitkan dengan judul Melintas shirath Menggapai syafaat(Aqwam)-edt.


PASAL KETUJUH

KONDISI-KONDISI DI NERAKA DAN

KENGERIANNYA YANG WAIIB DIMENGERTI

Menghindari Neraka dengan Doa

Doa merupakan salah satu kebutuhan pokok seorang mukmin. Sebab, Allah telah

menyuruh kita agar senantiasa berdoa dan memohon kepada-Nya dalam kehidupan

ini.

Allah u.;t berfirman:

" . . .Berdoalah kEada-Ku, niscaya aknn Aku perkenankan bagimu.. . . " (Al-Mukmin: 60).

Doa merupakan ibadah, bahkan inti dari ibadah itu sendiri. Ia juga merupakan

madrasah pembinaan akhlak mulia, sebagaimana yang telah diajarkan dalam Al-

Qurhn dan sunnah yang mulia. siapa yang tidak mau memohon kepada Allah, akan

dimurkai-Nya.

Doa bisa terkabul di duni+ atau akan disimpan untuk kita pada hari kiamat, atau

akan menghapuskan kesalahan kita sesuai kadar doa kita.

Abu Hurairah ua menuturkan bahwa Rasulullah ffi bersabda:

'Tidaklah seseorfrng berdoa kepada Allah dengan suatu doa, melainkan akan diberikan

jawaban baginya, akan disegerakan untuknya (jawaban) di dunia, atau akan simpan

untuknya di akhirat, atau akan dihapuskan kesalahannya sesuai dengan kadar doanya."

(HR At-Tirmidzi dalam Sunan-nya).

Salah satu perkara yang diperintahkan oleh Allah ialah doa untuk tujuan akhirat.

Dia menyuruh kita untuk memohon kepada-Nya agar dihindarkan, dijauhkan, dan

dijaga dari azab dan kejelekan neraka. Di antaranya dengan doa sebagaimana yang

termaktub dalam Al-Qur'an:



" ...Ya Rabb kami, berilahkamikebaikan di dunia dankebaikan di akhirat danpeliharalah

kami dari siksa neraka. " (Al-Baqarah: 201).

@;6i*t,to t:cs6;t\

"...Ya Rabb kami, sungguh kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan

peliharalah kami dari siksa neraka. " (Ali-ImrAn: 16).

"...Ya Rabb kami, tidaHah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau,

maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Ali-ImrAn: 191).

Pada hari kiamat, doa-doa ini pasti akan terjawab. Sebab, Allah tidak akan menyia-

nyiakan amalan, do4 permintaan, dan permohonan ampun seorang hamba. Unfuk

itu, jika Anda berdoa kepada Allah dengan hati yang jujur, takut dan penuh harap

agar Dia menjaga Anda dari azab neraka, pasti Anda akan mendapatkannya kelak,

berkat daya kekuatan, dan keluasan ampunan-Nya. Jika tidak, tentu Allah tidak akan

meminta kita berdoa kepada-Nya.

Karena itulah, Dia menyuruh kita berdoa kepada-Nya dengary "Faqinfr adzhban

ndr," peliharalah kami dari siksa nerak4 sehingga dengan rahmat-Nya kita akan

mendapatkan penjagaan dari api neraka Jahannam dan di semua tempat pada hari

kiamat.

Namury makna doa ini-sebagaimana ayat 201, dari Al-Baqarah-bukan berarti

kita hanya meminta satu kebaikan di dunia dan akhirat serta minta diselamatkan dari

neraka, akan tetapi ia mempunyai makna beragam.

Sesungguhnya, doa ini menghimpun semua kebaikan dan menjauhkan segala

keburukan di dunia. Sebab, kebaikan di dunia mencakup banyak hal baik kesehatan,

anak berbakti, rumah yang luas, istri jelita rezeki yang lapang, ilmu bermanfaat amal

saleh, maupun yang lain yang tergolong dalam ungkapan-ungkapan para mufasir.

Dalam hal ini tidak ada pertentangan sebab semuanya tercakup dalam kebaikan di

dunia.

Adapun kebaikan tertinggi di akhirat ialah masuk surga diikuti dengan rasa

aman dari kedahsyatan hari kiamat, padang mahsyar, serta diringankannya hisab,

dan perkara-perkara akhirat yang baik lainnya. Memohon keselamatan dari neraka

mencakup kemudahan dalam menjauhi dosa-dosa, menjaga diri dari larangan-

larangary serta kemudahan dalam meninggalkan perkara syubhat dan haram.

Al-Qasim Abu Abdurrahman berkata, "Orang yang diberi hati yang bersyukur,

lisan yang berzikir, jasad yang bersabar, berarti ia telah diberi kebaikan di dunia dan

di akhirat, serta dipelihara dari azab neraka." Karena inilah, ada  banyak hadits

yang memberikan dorongan untuk berdoa.


Ensiklopedi Hari Akhir: Surga dau Neraka

Anas bin Malik mengabarkan bahwa Nabi ffi senantiasa berdoa:

"Ya Allah, Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan

p elihar alah kami dari siks a ner aka. "'

Setiap kali Anas w berdo4 ia berdoa dengannya. Jika ingin berdoa dengan doa

yang lairy ia selalu menyertakannya.

Anas mengabarkan bahwa Rasulullah pernah menjenguk seorang muslim yang

badannya sangat lemah lantaran sakitnya. Beliau menanyainya, "Apakah engkauberdoa

sesuatu kep ada Allah atau memohon sesuatu kepada-Nya? "

Orang itu menjaw ab, "Benar, aku berdoa, 'Ya Allah, aPfl Pun siksaan yang akan Engkau

timpakankepadaku di akhirat maka segerakanlah ia di dunia""

Lantas beliau bersabda, "Mahasuci Allah, engkau tidak akan mampu dan tidak akan

sanggup (menerima hukuman-Nya). Mengapa engkau tidak berdoa, 'Ya Rabb kami, berilah

kami kebaikan di dunia dan kebaikan di aHrirat dan peliharalah kami dari siksa neraka' ."

Anas berkata, "Kemudian Rasulullah M mendoakannya dan Allah pun

menyembuhklnnya."'

Menghindari Neraka Meski Hanya dengan Secuil Kurma

Rasulullahffitelahmemberitahukitabahwasedekahdapatmenjagakitadarikengerian

hari kiamat. Ia dapat menjaga dari matahari yang amat rendah di padang mahsyar,

sehingga orang yang gemar bersedekah dapatberteduh di bawah naungannya hingga

keadaan yang mengerikan yang waktunya sangat lama di bawah terik matahari yang

membakar ini  berakhir.

Dari Adi bin Hatim d# dari Nabi ffi beliau bersabda:

"Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali Rabbnya akan berbicnra kepadanya. Tanpa

adaperantara antara dirinya dan Allah sehingga orang itumelihatke sampingkanannya,

namun ia tidak melihat kecuali amalan y nng telah ia kerj akan, lalu ia melihat ke samping

HR Al-Bukhari.

HR Muslim, dan hanya beliau yang meriwayatkannya. Mukhtashar Tafsir tbnu Katsir, h.182, juz Surat Al-

Baqarah.


kirinya, ntmun ia tidak melihat kecuali npa yang telah iakerjakan. Kemudian ia melihnt

ke depannya, namun ia tidak melihat kecuali neraka berada di hadapannya. Maka,

jauhilah neraka meski hanya dengan menyedekahkan secuil kurma.'n

Adi bin Hatim mengabarkan bahwa Nabi ffi bersabda:

Wr;x3+ ji,6r

"Siapa di antara kalian yang maffipu membentengi dirinya dari neraka meski hanya

dengan menyedekahkan secuil kurma, hendaknya ia mengerjakannya."'

Beliau juga mengabarkan hadits yang lain, "Benar-benar salah seorang di antarakalian

akan diberdirikan dihadapan Allah, tidak adapenghalang atau penerjemah (perantara) antara

dirinya dan Allah. Kemudian Allah bertanya kepadanya, 'Bukankah Aku telah memberimu

harta?' Orang itu menjatoab, 'Benar.' Kemudian Dia bertanya lagt, 'Bukankah Aku telah

mengutus kepadamu seorang Rasul?' Orang itumenjawab,'Benar.' Lalu iamelihatke samping

kanannya, namun tidak melihat sesuatu kecuali neraka. Kemudian ia melihat ke samping

kirinya, namun tidak melihat sesuatu kecuali neraka. Maka, hendaknya setiap dari kalian

menjaga dirinya dari neraka meski hanya dengan menyedekahkan secuil kurma. Akan tetapi,

jika ia tidnk mampu maka dengan ucapan yangbaik."'

Takut Terhadap Neraka Akan Menyelamatkan dariAzab-Nya

thk diragukan lagi, bahwa orang yang takut kepada Allah, azab, dan neraka-Nya

semasa di dunia, akan dijaga oleh Allah dari azab neraka di akhirat. Bagi orang yang

merasakan demikian, lantas ia barengi dengan doa kepada Allah agar dijauhkan dari

neraka, maka Allah tidak akan menghimpunkan padanya dua ketakutan. Sehingga,

siapa yang takut kepada Allah semasa di dunia, Allah akan memberikan keamanan

kepadanya di akhirat.

Allah berfirman, "Danhamba-hamba Ar-Rahman Yang Maha Penyayang itu ialah orang-

orang yang berjalan di atus bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa

mereka (dengankata-katayangmenghina), merekamengucapkankata-kata(yangmengandung)

keselamatan. Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kEada

Rabb mereka dengan bersujud dan berdiri. Dnn orang-orang yang berkata, 'Ya Rabb kami,

jauhkanlah azab lahannam dari kami, karena sungguh azabnya itu membuat kebinasaan yang

kekal.' Sesungguhnya, lahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman."

(Al-FurqAn: 63-66).

Allah telah menyebutkan orang-orang mukmin yang senantiasa mengharap

rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya:

HR Al-Bukhari dan Muslim dan Shahihain.

HR Muslim dalam Shahih-nya.

HR Al-Bukhari dalam Shahih-nya

"Orang-orang yang mereka seru itu, merekn sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka

siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-

Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya, azab Rabbmu adalah suatu yang (harus)

ditakuti," (Al-IsrA': 57).

Maknanya ialah dengan beribadah kepada Allah, mereka mengharapkan rahmat-

Nya, takut akan azab-Nya dan saling bersegera meraih ridha-Nya. Hal itu dikarenakan

azab Allah itu sangat pedih sehingga sudah sepantasnya seorang hamba berhati-hati

terhadapnya dan takut akan menimpa dirinya.

Allah ua berfirman, " D an Kami pasti akan menempatkanknmu di negeri-negeri itu sesudah

mereka. Yang demikian itu (ialah untuk) orang-orang yang takut (menghadap) kehadirat-Ku

dan takut akan ancaman-Ku. Dan mereka memohon diberi kemenangan dan binasalah semua

orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala. Di hadapannya ada lahannam dan ia

akan diberi minuman dengan air nanah." (IbrAhim: 1,4-1,6).

Allah juga berfirman mengenai kedudukan orang yang takut kepada Allah dan

khawatir akan azab-Nya, "Dan orang-orang yang takut terhadap azab Rabbnya." (Al-

Ma'fuij:27).

Dia juga berfirman, "Dan sebagian mereka berhadap-hadapan satu sama lain saling

bertegur sapa. Merekaberkata, 'Sesungguhnya, kami dahulu sewak

tuberada di tengah-tengah
keluarga kami merasa takut (aknn diazab). Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan
memelihara kami dari azab neraka'. " (Ath-ThOr:. 25-27).
Rasulullah S seringkali meminta perlindungan darineraka, baikdi dalammaupun
di luar shalat. Anas & menuturkan, "Doa yang patingbanyak diucapkan Nabi ialah:
,6t ,*,tG t|')'tc rn\ ,i)'e:G ri'lt Cd)g;
'Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di aldtirat dan peliharalah
knmi dari siksa neraka'."
Jabir menceritakan bahwa Nabi pernah bertanya kepada seorang laki-lakl "Doa apa
yang engkau baca dnlam shalat? "
Ia menjawab, 'Aku membaca tasyahud kemudian membaca, 'Allahumma innt
as'alukal jannah, wa a'fidzubikn minan ndr (Ya Allah, aku memohon surga kepada-Mu,
dan berlindung kepada-Mu dari neraka).'Aku tidak mengetahui doa lirihmu dan juga
doa lirih Mu'adz."
l,lengintip Ngeriuga Nerafta
Maka beliau bersabda, " seputar itulah kami berdoa dengan pelan ini .""
Sulaim Al-Anshari juga menceritakan bahwa Nabi pernah bertanya kepadanya,
"Ya Sulaim, (doa) apayang engkauhafal dari Al-Qur'an?"
Sulaim menjawab, 'Aku memohon surga kepada Allah dan berlindung kepada-Nya
dari neraka. Demi Allah, Aku tidak mengetahui doa lirihmu dan juga doa lirih Mn'adz."
Lalu, Nabi bersabda, "Tidak ada yang aku baca dalam doa lirihku dan iuga doa Muadz,
selainkami memohon surgakepada Allah danberlindungkepada-Nya dari neraka?"'
Abu Na'im menuturkan bahwa Umarbin Khaththab berkata, "Seandainya ada yang
menyeru dari langit, 'Wahai manusia, sesungguhnya kalian semua akan masuk surga
kecuali satu orang', maka aku sungguh khawatir jangan-jangan akulah orangnya."
Imam Ahmad menyebutkan bahwa Abdullah bin Ar-Rumi mendengar sebuah kabar
bahwa Utsman ur berkata "seandainya aku berada di antara surga dan neraka-dan
aku tidak tahu ke manakah aku disuruh (memasukinya)-sungguh aku akan memilih
untuk menjadi abu sebelum aku tahu ke mana aku akan bertempat tioggul di antara
keduanya."
Demikianlah contoh rasa takut dalam diri shahabat terhadap azab Allah, neraka,
dan azab-Nya. Mereka itulah yang termasuk orang-orang yang saleh dan bertakwa.
Mak+ kita berharap kepada-Nya semoga hati kita dipenuhi rasa takut kepada-Nya,
mengagungkan-Nya, khawatir terhadap azab-Nya, serta rakus akan karunia-Nya,
rahmat-Nya dan ampunan-Nya.
Adapun ukuran rasa takut yang wajib dimiliki ialah yang membawa seseorang
untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban dan menjauhi larangan-larangan.
]ika lebih dari itu sehingga mendorong jiwanya untuk bersegera melakukan
amalan nafilah, meninggalkan yang makruh sekecil aPa Pun, dan menyederhanakan
diri dalam hal yang mubah maka hal ini  merupakan perbuatan yang terpuji.
Namun, jika ia berlebih-lebihan sehingga menyebabkan kesusahan dan sakit yang
terus menerus, bahkan menjadi penghalang unfuk mencari keutamaan-keutamaan
yang dicintai Allah, maka yang demikian itu tidak terpuji.
Kami tidak memungkiri bahwa rasa takut, hormat, Pengagungan, dan pemuliaan
kepada Allah juga menjadi tujuan dan anjuran. Akan tetapi rasa takut yang bermanfaat
itu tetap mempunyai takaran, yakni selama ia membantu untukmendekatkan diri kepada
Allah dengan mengerjakan aPa yang Dia cintai dan meninggalkan apa yang Dia benci.
Apabila rasa takutrya justru menghalanginya dari hal-hal ini , atau dalam arti
telah berbalik dari tujuannya, maka pelakunya akan tetap dimaafkan asalkan hal itu
terjadi memang di luar kesanggupannya untuk mengendalikan."
HR Abu Dawud dalam Sunan-nya dan lbnu Majah.
HR lmam Ahmad dalam Musnad-nya.
lbnu Rajab Al-Hanbali, kitab At-Takhwif mrnan Nir(h.34).

Di Dunia Berlindung dari Neraka, di Akhirat Akan Diiaga Darinya
Dari penuturan Abu Hurairah, Nabi ;is telah mengabirkan tentang para malaikat yang
mencari-cari majelis-majelis zikir bahwa Allah W" bertanya kepada merek4 padahal
Dialah yang paling tahu tentang mereka.
Allah bertanya, "Mereka (yang berada dalam majelis zikir) meminta perlindungan dari
apa?"
Malaikat menjawab,
Dia bertanya lagi, " Apakah mereka pernah melihatnya? "
Malaikat menjawab, " Demi Allah, mereka belum pernah melihatny a."
Allah bertanya, " B agaimana seandainy a mereka melihatny a? "
Malaikat menjawab, "seandainya mereka melihatnya, mereka akan semakin lari dan
s emakin t akut d ariny a. "
Allah berfirrnan, "sesungguhnya, Aku menjadikankalian sebagai saksibahasa Aku telah
mengampuni mereka.'n
Anas menuturkan bahwa Rasulullah ffi bersabda:

"Siapa yang meminta surga kepada Allah tiga kali, surga aknn berkata, 'Ya Allah
masukkanlah ia ke dalam surga' . Dan siapa yang meminta perlindungan dari neraka
tigakali, neraka akan berkata, 'Ya Allah,lindungilah ia dari neraka'."'o
Hal itu disebabkan Allah akan menjaga setiap olang yang meminta kepada-Nya
agar dijaga dari azab Jahannam. Sehingga orang-orang yang mengingat Allah siang
malam, baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring, mereka itulah oranS-
orang yang takut akan r.eraka dan yang meminta perlindungan darinya'
Allah berfirman tentang mereka, "(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk atau dalamkeadanberbaring, dan merekamemikirkan tentangpenciptaan langit
dan bumi (seraya berkata), 'Ya Rabb kami, tidaklah Engkau menciptakan semut ini sia-sia,
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari siksa neraka." (Ali-ImrAn: 191). Sampai kepada
firman-Nya, "Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya.... " (Ali-ImrAn: 195)'

Seruan Penduduk Surga kepada Penduduk Neraka dan Sebaliknya
Allah u;,i berfirman
"Dan para penghuni surga menyeru para penghuni neraka, 'Sesungguhnya, kami telah
memperoleh dengan sebenarnyn apa dijanjikan Rabb kami kepada kami. Maka apakah
kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa yang diianiikan Rabbmu kepadamu?'
Mereka menjawab, 'Betul'. Kemudian penyeru (malaikat) mengumumkan di antara
mereka, 'Laknnt Allah bagi orang-orang yang zalim' ." (Al-A'rif: 44).
Ini merupakan salah satu kebahagiaan penduduk surga, bahwa Allah telah
mengizinkanmerekauntukmenyerupenduduknerakayangdahuluselalumencemooh
dan membodoh-bodohkan mereka.
Cemoohan mereka saat di dunia telah tertera dalam Al-Qur'an, " ...Apakahkami akan
beriman sebagaimana ornng-orang yang bodoh itu beriman?..." (Al-Baqarah: 13). Mereka
itulah orang-orang yang berdosa, "sesungguhnya, ornng-orang yang berdosa ialah tnereka
yang menertawnknn orang-orang yang berimarz. " (Al-Muth afhfrn:29).
Mereka juga saling mengedipkan mata untuk mencemooh dan menghina mereka,
" Dan apabila orang-orang yang bcriman melintas di hadapan mereka, mereka saling mengedip-
n gedipkan mat any a. " (Al-Muthaffifin: 30).
Bahkan mereka menuduh orang-orang yang beriman sebagai orang-orang yang
sesat, "Dan apabilamerekamelihat orang-orangmukmin,merekamengatakan,'Sesungguhnya,
mereks itu benar-benar orang-orang yang sesat'." (Al-Muthaffifin: 32).
Setelah para penduduk surga menyem dan melihat penduduk neraka, mereka
akan mengatakan sungguh kami telah memperoleh dengan sebenarnya apa dijanjikan
Rabb kami kepada kami. Yakni berupa janji-Nya yang pasti terjadi dan firman-Nya
yang benar:
"Allah, tidak adq ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan
mengumpulkanmu pada hari kiamat, yang tidak ada keraguan akan terjadinya. Dan
siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah? " (An-NisA': 87).
Inilah Janji-Nya yang lain:

"Dan orang-orang yang beriman dan mengeriakan amalan-amalan yang saleh, kelak
mereka akan IQmi masukkan ke surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai.
Mereka kekal di dalamnya. Mereka mempunyai isteri-isteri yang suci di dalamnya, dan
Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman " (An-NisA': 57)'
Mereka mengatakan, "sesungguhnya, kami telah memperoleh dengan sebenarnya
apa dijanjikan Rabb kami kepada kami. Kami saat ini berada dalam nikmat-nikmat
Allah dan surga-Nya yang abadi. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan
sebenarnya apa yang dijanjikan Rabbmu kepadamu? Setelah kalian berkeyakinan
bahwa kalian tidak akan dibangkitkan dan tidak akan dihisab?"

"Orang-orang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.
Katakanlah, 'Memnng, demi Rabbku, kamu benar-benar akan dibangkitkan, kemudian
akan diberitakan kepadamu apn yang telah kamu kerjakan'. Yang demikian itu adalah
mudah b agi Allah. " (Ath-ThaghAbun: 7).
Orang-orang kafir itu memberikan jawaban kepada orang-orang mukmin, "Betul,
kami telah memperoleh dengan sebenarnya aPa yang dijanjikan oleh Rabb kami, yaitu
Dia akan memasukkan kami ke neraka Jahannam yang selama ini kami dustakan, dan
saat ini kami telah berada di dalamnya."
Lalu seorang penyeru (malaikat) diperintahkan untuk mengumumkan bahwa
laknat Allah ditimpakan bagi orang-orang kafir. Penduduk neraka pun menyeru
penduduk surga, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an Al-Karim.
Allah berfirman:

"...'Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan
Allah kEadamu'. Mereka (penghuni surga) menjawab, 'Sesungguhnya, Allah telah
m en ghar amkan ke du any a i tu at as or an 8- or an I k afir. " (Al-A' rAf : 50).
Allah mengabarkan tentang percakapan yang terjadi antara penduduk neraka dan
penduduk surgo yakni setelah ditetapkan keputusan bagi mereka dan masing-masing
menempati tempat tinggalnya. |uga permintaan tolong mereka kepada penduduk
surga saat turunnya siksaan yang keras, berupa rasa kehausan dan kelaparan yang
amat sangat.


Penduduk neraka berseru dengan bermaksud agar penduduk surga menolong
mereka dengan sedikit air atau minuman apa pun yang telah Allah rezekikan, agar
panas api dan rasa dahaga berkurang. Sebab, rasa haus telah membinasakan mereka.
Akan tetapi, "Sesungguhnya, Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang
kafir.'Yakni minuman dan makan.m surga terlarang bagi orang-orang kafir.
Ibnu Abbas menufurkary "Seseorang menyeru saudaranya dan ayahnya, Aku telah
terbakar, untuk itu limpahkanlah kepadaku sedikit air atau apa saja yang telah Allah
rezekikan kepada kalian'. Lalu, dikatakan kepada merek4 ')awablah mereka'. Maka
mereka pun mengatakan, 'Sesungguhny4 Allah telah mengharamkan keduanya itu
bagi orang-orang kafir'.""
Allah juga telah menggambarkan sifat orang-orang kafir:
"(Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda
gurau... " (Al-A'rAf: 5L).
Mereka telah mengolok-olok agama Allah dan menjadikannya sebagai bahan ejekan
dan senda gurau. Ibnu Katsir menafsirkan ayat mulia ini, 'Allah memberitahukan
tentang kehinaan penduduk neraka serta permohonan mereka kepada penduduk
surga berupa minuman dan makanan, dan bahwa permintaan mereka ini  tidak
dikabulkan."
As-Sa'dy berkat+ "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah
direzekikan Allah kep adamu, y akri makanan."
Ibnu Aslam berkata, "Mereka meminta makanan dan minuman (penduduk
surga)."
Sa'id bin |ubair berkata, "Seseorang menyeru saudaranya atau ayahnya Aku
telah terbakar, untuk itu limpahkanlah kepadaku sedikit air'. Lalu, dikatakan kepada
mereka, 'Jawablah mereka'. Mereka pun mengatakan, 'Sesungguhnya, Allah telah
mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kofir'.'
Ibnu Aslam mengatakan bahwa "Sesungguhnya, Allah telah mengharamkan keduanya
itu atas orang-orangkafir," yakni makanan dan minuman penduduk surga.
Ibnu Abbas pernah ditanya "sedekah apa yang paling utama?"
Dia menjawab, 'Air. Rasulullah ffi bersabda, 'Sedekah yang paling utama ialah air.
Tidaklcah kalian memerhatikan penduduk neraka tatkala mereka meminta pertolongan kepada
penduduk surga. Mereka mengatakan, 'Limpahknnlah kepada kami sedikit air atau makanan
yang telah direzekikan Allah kepadamu'."
Allah juga berfirman mengenai pembicaraan penduduk surga dengan penduduk
neraka, "Lalu sebaginn mereka berhadap-hadapan dengan yang lain sambil bercakap-cakap.
Salah seorang di antara mereka berkata, 'sesungguhnya, aku dahulu (di dunia) memyunyai
seorang teman yang berkata, 'Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yeng
membenarkan (hariberbangkit)? Apakahbilakita telah mati dankita telah menjadi tanah dan
tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi
pembalasan?' Iaberkatapula, 'Maukahkamu meninjau (temanku itu)?' Maka ia meninjaunya,
lalu ia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala. la berkata (pula), 'Demi
Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku. Jikalau bukan knrena nikmat
Rabbku, pastilalr aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka). Maka apakah kita tidak
akan mati? Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan
disiksa (d.i akhirat ini)?' Sesungguhnya, ini benar-benar kemenangan yang besar. tlntuk
kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja" (Ash-ShAffAt 50-61).
Lantas Allah mengabarkan perbincangan penduduk surga karena saking senang
dan bahagianya merek4 sementara mereka berada di meja-meja minuman dan
menikmati segala kenikmatan, serta bersenang-senang dengan berbagai percakapan
yang menarik hati.
Allah berfirman, "Lalu sebagian mereka berhadap-hadapan dengan yang lain sambil
bercakap'cakap," yakni mereka duduk dan berbincang-bincang mengenai hal yang
terjadi pada diri mereka semasa di dunia. Juga saling mengingat kebahagiaan mereka,
keadaan dunia serta buah dari keimanan.
" Salah seorang di antara merekaberkata, 'sesungguhnya, aku dahulu (ili dunia) mempunyai
seorang temtn'." Seseorang dari penduduk surga ifu berkata, "semasa di duni4 aku
mempunyai seorang teman yang mengingkari kebangkitan."
"Yangberkata,'Apakahkamu sungguh-sungguh termasukorang-orangyangmembenarkan
(hari berbangkit)?'.' Yakni dia berkata kepadaku, 'Apakah engkau membenarkan
adanya kebangkitan dan pembal asan?"
"Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah
sesungguhnyakitabenar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberipembalasanT" Yakni apakah
bila kita telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sungguh kita
benar-benar akan dihisab dan diberikanbalasan atas amal-amal kita? Dia mengatakan
hal ini  dengan penuh kesombongan, pendustaan, dan menganggap mustahil.
"laberkatapula, 'Maukahkamu meninjau (temanku itu)?'." Orang mukmin itu berkata
kepada rekan-rekannya di surga, "Maukah kalian meninjau neraka, guna melihat
bagaimana keadaan temanku itu?"
Allah berfirmarr, "Maka ia meninjaunya, lalu ia melihat temannya itu di tengalt-tengah
neraka menyala-nyala." Maka, ia pun meninjaunya dan melihat rekannya yang kafir itu
sedang berada di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala dengan kobaran apinya.
ilengintip Ngerinqa Neraka
"laberkata(pula),'Demi Allah, sesungguhnyakamubenar-benarhampirmencelakakanku'."
Orang mukmin itu berkata kepadanya sebagai cercaan, "Demi Allah, hampir saja
engkau membinasakanku dengan semua rayuan dan kesesatanmu."
"J*alau bukan karena nikmat Rabbku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret
(ke neraka)." Yakni jika bukan karena anugerah Allah dengan meneguhkanku di atas
keimanary pasti aku akan diseret dan diazab bersamamu di neraka yang menyala-
nyala.
Kemudian orang mukmin itu mencemooh dan menghinanya sebagaimana orang
kafir itu telah mencemoohnya dahulu. 'Maka apakah kita tidak akan mati? Melainkan
hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di akhirat
ini)?" Yakni apakah engkau masih tetap dalam keyakinanmu bahwa kita tidak akan
mati melainkan hanya sekali mati di dunia. Dan bahwa tidak akan ada kebangkitan,
perhitungao pembalasary dan azab?
Ini merupakan uslub (gaya bahasa) yang tajam dan pedas yang mengandung obat
bagi hati dari temanyang kafir ini , juga dengan membicarakan mengenai nikmat-
nikmat Allah.
Allah berfirman, "sesungguhnya, ini benar-benar kemenangan yang besar." Yakni
kenikmatan yang diperoleh penduduk surga ini, sesungguhnya merupakan sebuah
kemenangan yang besar.
"l.l.ntuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orany-orang yang bekeria," Yakni
untuk kemenangan seperti ini, hendaklah orang-orang berusaha dan bersungguh-
sungguh menggapainya.
Para mufasir berkata "Ayat-ayatmulia ini mengisyaratkan tentang kisah dua orang
sekutu, di mana keduanya memiliki harta sebanyak 8000 dirham. Salah satu dari
mereka lebih cenderung untuk beribadah kepada Allah serta membatasi perdagangan
dan urusan-urusan dunia. Adapun yang lain lebih suka memperbanyak hartanya.
Lantas orang yang kedua memisahkan diri dari sekutunya lantaran ambisinya
yang lemah terhadap dunia. Setiap kali ia membeli rumah, budak, kebun, atau yang
semacamnya, ia akan menunjukkannya kepada orang mukmin itu dan membanggakan
dirinya dengan hartanya yang berlimpah.
Adapun sang mukmin, apabila ia mendengar hal ini , ia akan bersedekah
dengan hal yang seruPa, guna membeli sebuah rumah yang ada di surga untuknya'
Ketika rekannya menjumpainya, ia mengatakatt, "Apa yang telah engkau perbuat
dengan hartamu?"
Orang mukmin itu menjawab,'Aku menyedekahkannya untuk Allah."
Orang ini  mengolok-olok sang mukmin, 'Apakah engkau termasuk orang
yang membenarkan adanya (hari pembalasan)?"
Easiklopedi tlafi Alchir: Sutga daa Nuafta
Lalu, terjadilah antara mereka berdua sebagaimana yang telah Allah kisahkan
dalam kitab-Nya yang mulia. (ShafwatutTafisir, Muhammad Ali Ash-Shabuni).
Allah juga berfirman mengenai percakapan penduduk surga dan penduduk
neraka. "Setiap orang akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya, kecuali
golongan kanan, berada di dalam surga, mereka saling menanyakan, tentang (keadaan) orang-
orang yang berdosa, 'Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?' Mqeka
menjawab, 'Dahulukami tidak termasuk orang-orangyang mengerjakan shalat, dankami juga
tidak memberi makan orang miskin, bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang batil),
bersama orang-orangyang membicarakannya, dankamimendustakanharipembalasan, sarnpai
datang kematian kepada klmi' ." (Al-Muddatstsir: 38-47).
"Setiap orang akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya." Yakni setiap
jiwa tertahan oleh amalannya, serta tergadaikan di sisi Allah karena perbuatannya
dan tidak akan bisa terlepas hingga ia menunaikan hak-hak dan kewajibannya.
"Kecuali golongan kanan," yakni kecuali golongan yang berbahagia dari kalangan
orang-ortmg mukmin. Sebab mereka telah melepaskan dan membebaskan leher-leher
mereka dari penjara dan azab dengan keimanan serta ketaatan mereka kepada Ar-
Rahman.
"Berada di dalam surga, mereka saling menanyakan, tentang (keadaan) orang-orang yang
berdosa," yakni mereka di surga-surga dan kebun-kebun yang tidak bisa dijangkau
gambaran (keindahan)nya. Mereka saling menanyakan keadaan para pendosa yang
ada di neraka. Pertanyaan ini  semata-mata untuk menambah celaan dan kecaman
terhadap para pendosa serta menambah penderitaan dan kesedihan dalam jiwa-jiwa
mereka.
Orang-orang mukmin itu berkata kepada merek4 "Apa yang menyebabkan kamu
masukke dalam (neraka) Saqar?" Yakni apa yang menyebabkan kalian masuk ke neraka
Jahanam sehingga kalian harus merasakan kobaran apinya?
Dikatakan dalam kitab Al-Bahru Al-Muhith, "Pertanyaan itu merupakan pertanyaan
kecaman dan cemoohan. Karena penduduk surga sungguh telah mengetahui-rdp?
penyebab mereka masuk neraka.""
" Mereka menjawab, 'Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat' ."
Orang-orang yang berdosa itu memberi jawaban, "Kami dahulu tidak termasuk orang-
orang yang mengerjakan shalat untuk Rabb penguasa alam semesta."
"Dankami jugatidakmemberimakan orangmiskin," yakni kami juga tidakbersedekah
dan berbuat baik kepada orang-orang fakir miskin. Ibnu Katsir berkata, "Maksud
mereka dalam dua ayat ini  ialah kami tidak menyembah Rabb kami dan tidak
berbuat baik kepada makhluk-Nya yang sejenis dengan kami.""
Al-Bahru:Ylll/380.
Mukhtashar Tafsir lbnu Katsin llU573.


"Bahkan kami biasa berbincang (untuk tujumt yang batil), bersama oranS-orang yang
membicarakannya," ya}cri kami membicarakan hal-hal yang batil bersama dengan
orang-or.rng yang berdosa dan sesa! serta kami terjerumus bersama mereka dalam
berbagai kebatilan.
Dikatakan dalam At-Tashil, "Al-Kuudh-yang tertera dalam ayat-adalah banyak
berbicara dalam hal-hal yang batil dan sejenisnluyangtidak tidak perlu.""
"Dankamimendustakanharipembalasan," yakni kami mendustakan hari kiamat, hari
pembalasan, dan tempat kembali.
Diakhirkannya kalimat pendustaan terhadap hari kiamat ialah sebagai bentuk
pengagungan terhadap hari kiamat. Sebab, itulah dosa mereka yang paling besar dan
keji.
"sampai datang kernatian kepadaknmi," yakni hingga datang kematian kepada kami
sementara kami tenggelam dalam kemungkaran dan kesesatan.
Allah melanjutkan firman-Nya sebagai komentar atas pengakuan mereka terhadap
dosa-dosa tersebu! "Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orf,ng yang
memberikan syafaat," (Al-Muddatstsir: 48), yakni bagi mereka tidak ada pemberi syafaat
yang menyelamatkan mereka dari azab Allah. Bahkan seandainya seluruh penduduk
bumi memberikan syafaat bagi mereka niscaya syafaat ini  tidak akan diterima.
Ibnu Katsir berkata, "Barangsiapa yang mempunyai sifat-sifat ini, pada hari kiamat
kelak tidak akan bermanfaat lagi syafaat para pemberi syafaat baginya. Sebab syafaat
ini  hanya berguna bagi orang yang berhak mendapatkannya. Adapun orEmg
yang mati dalam keadaan kafir, ia akan kekal di neraka."
Azab Terpedih Bagi Penduduk Neraka ialah Mereka Terhalang dari
MelihatAllah
Allah si& berfirman:
'
"sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati merekn.
Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari melihat
Rabb mereka. Kemudian sesungguhnya mereka benar'benar masuk neraka. Kemudian
dikatakan (kepadamereka), 'lnilah azab yang dahuluknmu dustakan'. " (Al-Muthaffifin:
14-77).

'14 At-Tashil li'ulAmi At-Tanzil: lYl162.
Dalam tafsir dijelaskan, "Orang fajir ini benar-benar akan terperanjat dengan
perkataan yang batil itu. Sebab, Al-Qur'an bukanlah dongeng orang-or,rng terdahulu.
Namury hati mereka telah tertutup lantaran dosa-dosa mereka sehingga rusaklah
kecerdasan mereka dan tidak mengetahui petunjuk dari kesesatan."
Para mufasir berkata, "Ar-Rfrna adalah dosa di atas dosa hingga hati menjadi
hitam."
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi disebutkan:
"Sesungguhnya, bila seorang hamba melakukan suatu dosa, akan ditorehkan pada
hatinya sebuah noktah hitam. Jika ia meninggalkannya, beristighfar, dan bertobat kepada
Allah maka hatinya akan bening. N amun, apabila ia kembali melakukan dosa maka akan
bertambah pula noktah hitam ini . Dan itulah kerak penutup (hati) yang disebutkan
Allah w dalam kit ab-N y a,' S ekali-kali tidak! B ahkan ap a y an I mereka kerj akan itu telah
menutupi hati mereka'."
"Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari melihat
Rabb mereka." Yakni orang-or.rng yang mendustakan itu benar-benar akan terperanjat
atas kekeliruan dan kesesatan mereka. Di akhirat mereka akan terhalang dari melihat
Allah.
Asy-Syafi'i berkata, 'Ayat ini mengandung dalil bahwa orang-orang mukmin akan
melihat Allah." Malik berkata "Ketika musuh-musuh-Nya terhalang sehingga tidak
dapat melihat-Nya, Dia pun meniunpakkan diri kepada para wali-wali-Nya hingga
mereka dapat melihat-Nya. ""
"Kemudian sesungguhnya mereka benar-benar masuk nerakn." Yakni sesungguhnya
selain mereka terhalang dari melihat Ar-Rahman, mereka benar-benar akan masuk
neraka yang menyala-nyala dan merasakan azabnya.
"Kemudian dikatakan (kepada mereka), 'lnilah azab yang dahulu kamu dustakan'." Yalcni
malaikat penjaga neraka Jahanam herkata kepada mereka sebagai bentuk kecaman
dan cemoohan, "Inilah azab yarrg telah kalian dustakan semasa di dunia."
Dalam ayat-ayat mulia ini, Allah menyebutkan tiga bentuk azab, yalcrri: Mereka
terhalang dari melihat-Nya dimasukkan ke neraka, dan dicemooh dengan azab yang
telah mereka dustakan semasa di dunia.
15 TafsirAl-Qurtlruby.

Allah juga menggambarkan adanya kerak yang menutupi hati mereka. Yakni karat-
karat dosa yang menghitamkan hati sehingga makrifatullah dan bukti kebesaran-Nya
tidak akan sampai ke hati ini  sedikit pun. Mereka akan terhalang dari melihat-
Nya kelak di akhirat. Ini sangat berlawanan dengan keadaan penduduk surga.
Allahll.a berfirman:

"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah
mereka melihat. " (Al-Qiyamah : 22-23).
Dia juga berfirman, "Bagi orang-orangyangberbuatbaik, adapahalayang terbaik Gurga)
dan tambahannya. Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dnn tidak (pula) kehinann.
Mereka itulah penghuni surga, merekakekal di dalamnya." (YOnus: 26).
Yang dimaksud dengan tambahan (Az-Ziyfrdah) dalam ayat ini ialah memandang
wajah Allah Yangmulia kelak di surga.
Ja'far bin Sulaiman menyebutkan bahwa ia mendengar Abu Imran Al-Juny berkato
"Sekali-kali, tidaklah Allah melihat manusia melainkan Dia akan merahmatinya. Dan
seandainya Dia melihat kepada penduduk nerak4 niscaya Dia akan merahmati mereka.
Akan tetapi, Dia telah menetapkan bahwa Dia tidak akan melihat ke arah mereka."
Penduduk Neraka Terus Berharap Dapat Keluar dari Neraka Hingga
Kematian Disembelih
Abdur Razaq menyebutkan dalam tafsirnya, dari Abdullah bin Isa, dari Ziyad Al-
Khurasani, yang ia sandarkan kepada sebagian ahli ilmu yang berkata, "Jikadikatakan
kepada mereka,'Tinggallah denganhina di dalamnya, dan janganlahkamuberbicara dengan-
Kn.'(Al-Mu'min0n: 108). Diamlah kalian!Mak+ mereka tidak diperdengarkan suara
kecuali seperti suara dengungan tong."
Penduduk neraka terus berharap bisa keluar darinya hingga kematian disembelih.
Saat itulah rasa putus asa muncul dan semakin bertambah pula kepedihan dan
kesedihan mereka.
Diriwayatkan dalam Shahthain dari Abu Sa'id bahwa Nabi ffi bersabd4 "Kematian
akan digiring seperti seekor dombabertanduk. Ikmudian ia diberdirikan di antara surga dan
neraka. Lalu dikatakan, 'Wahaipenduduk surga, apakahkalian tahu apa ini?'
Mereka mengangkat kepala untuk melihatnya dan berkata, 'Ya, itu adalah
kematian'.
Kepada penduduk neraka juga dikatakaru'Wahai penduduk neraka, apakah kalian
tahu apa ini?'
Ensiklopedi ltafi Akhir: Surga dan Neraka
Mereka mengangkat kepala untuk melihahrya dan berkata, 'Ya, itu adalah
kematian'.
Kemudian diperintah agar kematian disembelih. Lalu dikatakan, 'Wahai penduduk surga,
kehidupan kekal, tidak ada lagi kematian. Wahai penduduk neraka, kehidupan kekal, tidak ada
lagi kematian'."
Kemudian Rasulullah ffi membacakan firman Allah:

"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara
telah diputus sedang mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman." (Maryarr:
3e).
At-Tirmidzi meriwayatkan hadits yang semakna dengan tambahan:

"Kalaulah bukan karena Atlah telah menetapkan bagi penduduk ,urf, O*rOupan'dan
kekekalan di dalamnya, niscaya mereka akan mati karena kegembiraan. Dan kalaulah
tidak karena Allah telah menetapkan bagi penduduk neraka kehidupan dan kekekalan di
dalamnya, pastilah mereka akan mati karena kesedihan. "
Imam Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah juga meriwayatkan hadits yang
semakna dari Abu Hurairah:
" Sesungguhnya penduduk surga itu melihat dengan penuhketakutan dan kekhawatiran,
jika mereka akan dikeluarkan dari tempat yang telah merekn tempati. Sedangkan
penduduk neraka itu melihat dengan keoptimisan harapan agar mereka dapat dikeluarkan
dari tempat yang telah mereka tempati."
Sedangkan dalam riwayat At-Tirmidzi:
" Optimis dalam menghar apkan sy afaat. "
Diriwayatkan pula dalam Sha]fihain dari Ibnu Umar bahwa Nabi ffi bersabda:

"Kegembiraanpenduduk surgapun semakinbertambah dankesedihanpenduduk neraka
pun semakin bertambah pula."
At-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Sa'id secara ringkas:

"lika ada seseorang yang mati lantaran kegembiraan, niscaya penduduk surga akan
mati. Dan jika ada seseorang yang mati lantaran kesedihan, niscaya penduduk neraka
akan mati."
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa hadits yang semakna
dengan hadits ini tidak marfu'. Dengan tambahan, "Sesungguhny4 diserukan kepada
penduduk surga dan penduduk neraka bahwa kekekalan abadi untuk selamanya."
Dia berkata, "Penduduk surga sangat bergembira. Seandainya ada seseorang yang
mati karena kegembiraan, niscaya mereka akan mati. Penduduk neraka juga akan
sangat bersedih. Seandainya ada seseorang yang mati lantaran kesedihan, niscaya
penduduk neraka pasti akan mati."
Itulah firman Allah u* :

"Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat, yaitu) ketika hati
(menyesak) sampai di lcerongkongan karena menahan kesedihan.... " (GhAfir: L8).
"Yaumul6zifah," yakni hari kiamat. Dinamakan demikian karena saking dekatnya
hari itu.
"ldzil qulfibu ladal hanfrjira," yakni hati sampai di kerongkongan. Ini merupakan
gambaran dahsyatnya rasa takut dan kesedihan.
"Yaumul hasrah," yakni hari penyesalan yang amat sangat atas semua yang telah
hilang. Yaitu hari kiamat.
Allah rr berfirman:

"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara
telah diputus.... " (Maryam: 39).
Maksudnya, hari kiamat merupakan hari kesedihan dan penyesalan bagi orang-
orang kafir dan para pelaku maksiat. Sebab, tidak ada lagi harapan untuk selamat
dan bertobat karena segala perkara telah diputuskan oleh Allah dengan tibanya hari
perhitungan, pembalasan, dan hukuman.

Ibnu Abi Dunya meriwayatkan bahwa Hasyim bin Hisan berkata "Suatu saat Umar
bin Khaththab melewati sebuah bukit pasir, lantas beliau menangis. Dikatakan kepada
beliau, Apa yang menyebabkan Anda menangis, wahai Amirul Mukminin?'
Beliau menjawab, Aku mengingat penduduk neraka. Seandainya mereka
kekal di neraka itu sejumlah bilangan pasir ini, niscaya mereka akan memiliki
waktu (kesempatan) untuk berharap. Tapi mereka kekal di neraka ini  untuk
selamanya."
Ibnu Mas'ud juga telah meriwayatkan sebuah hadits yang semakna, secara marfu'
dan mauquf. Kami akan menyebutkannya pada kesempatan yang lain lnsya Allah.'"
Penduduk Neraka Meminta Dikeluarkan dara Neraka, Dimatikan, atau
Diringankan Azabnya
AUah dl# berfirman:
"Merekaberkata,'YaRabbkami,kamitelahdikuasaiolehkejahatankami, dankamiadalah
orang-orang yang sesat. Ya Rabb kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah
kami ke dunia). lika kmni masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh kami adalah
orang-orang yang zalim'. Allah berfirman, 'Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan
j anganlah kamu berbicara dengan-Ku. " (Al-Mukmin0n: L06-108)'
Dia juga berfirman, " Mereka berseru, 'Hai Malik, biarlah Rabbmu membunuh kami saia' .
Diamenjawab, 'Kamu akan tetap tinggal (di neraknini)'." (Az-Zulchtuf:77).
Dia juga berfirman, "Dan orang-orang yang berada di neraka berknta kepada peniaga-
penjaga nerakn lahannam, 'Mohonkanlalrkepada Rabbmu supnya Dia meringankan azab dari
kami barang sehari'. Penjaga Jahannam berkata, 'Dan apakah belum datang kepada kamu
rasul-rasulmu dengan membauta keterungan-keterangan?' Mereka menjawab, 'Bettar, sudah
datang' . Penjaga-penjaga Jahannam berkata, 'Berdoalah kamu' . Dan doa oranS-orang kafir itu
hany alah sia-sia belaka." (Ghffir: 49-50).
Dia juga berfirman, "Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, 'Ya Rabb kami,
keluarkanlah kami (dari neralu), niscaya kami akan mengtjakan kebajikan, yang berlainan
denganyangtelahkamikerjakandahulu'.(Dikatakankepadamereka,)'BukankahlGmitelah
memanjangkan umurmu untukberpikir bagi orang yang mau berpikix padahal telah datang
kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan bagi orany-orang
yang zalim tidak ada seorung penolong pun." (Fitlir:37).
G--xit^O at-t"*ndf minan NAr,lbnu Rajab Al-Hanbali Al-Baghdadi Ad-Dimsyaqi (h. 214).

Dalam hadits Al-A'masy, dari Syamar bin'Ithiyah, dari Syahr bin Hausyab, dari
Ummu Darda', dari suaminya bahwa dalam menyebutkan tentang penduduk neraka,
beliau bersabda "Penduduk neraka berkata, 'Panggillah malaikat penjaga lahanam!' Lalu,
penjaga lahannam itu berkata, 'Dan apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dengan
membawa keterangan-keterangan?' Mereka menjawab, 'Benar, telah datang'. Penjaga-penjaga
Jahannam berkata, 'Berdoalah kamu'. Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka."
(Ghhfir: 50). Mereka kembali berkata, 'Panggillah Mal*!' Lantas mereka pun berseru, 'Hai
Malik, biarlqh Rabbmu membunuh kami saja'. Dia menjawab, 'Kamu akan tetap tinggal (di
neraka ini)'."
Al-A'masy berkata "Telah diberitakan kepadaku bahwa jarak antara permohonan
mereka dan jawaban Malik ialah 1000 tahun."
Mereka kembali berkat+ "Serulah Rabb kalian! Sesungguhnya tidak ada satu
pun yang lebih baik dari Rabb kalian." Mereka berkat+ "Ya Rabb kami, kami telah
dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami adalah or.rng-orang yang sesat. Ya Rabb kami,
keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia). Jika kami masih juga
kembali (kepada kekafiran), sungguh kami adalah or.rng-oran g y{rg zalim."
Lalu, Allah memberi jawaban kepada mereka, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan
janganlah kamu berbicara dengan-Ku." Saat itu, merekapun berputus asa dari setiap kebaikan,
bersedih hati, mendesah dan meratap. (HR At-Tirmidzi secara marfu' dan mauquf kepada
Abu Darda').
Diriwayatkan oleh Abu Ma'syar bahwa Muhammad bin Ka'ab Al-Qurazhi berkata,
"Penduduk neraka itu mempunyai lima permohonan, empat di antaranya diberi
jawaban dan yang kelima didiamkan serta mereka tidak diajak berbicara. Mereka
berkata "Ya Rabb kami, Engkau telah mematikankami duakali dan telah menghidupkan kami
dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami)
untukkcluar (dari neraka)?" (GhAfir: 11).
Lalu dijawab, "Yang demikian itu adalah knrena kamu kafir apabila Allah saja yang
dis emb ah. D an kamu ? er c ay a ap ab il a All ah dip er s ekutukan. " (GhAfir : 1 2).
Kemudian mereka berkata, " ...Ya Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka
kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnyakami adalah
orang-orf,ng yang yakin." (As-Sajdah: 12).
Mereka diberi jawaban, "Dan kalau IGmi menghendaki niscaya akan Kami berikan
petunjukkepada tiapiiap jiwa...." (As-Sajdah: 13). Hingga ayat ke 14.
Kemudian mereka berkata, "Ya Rabb kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami
ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscayakami akan mematuhi seruan-Mu dan
akan mengikut i r asul-r asul. " (Ibr Ahim: 44).
Mereka diberi jawaban, "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa
sekali-knlikamu tidak akanbinasa? " (IbrAhim: 44).

Lantas mereka berkata "YaRabbkami,keluarlunlahkaminiscayakami akanmengerjakan
amal kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami krjakan dahulu." (Fithir: 37).
Mereka diberi jawaban, "Bukankah Kami telalt memanjangkan umurmu untukberpikir
bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? "
(Fithir:37).
Mereka berkata lagi, "Ya Rabb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami
adalah orang-orang yang sesat. Ya Rabb knmi, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah
kami ke dunia). Jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh kami adalah orang-
orang yang zalim." (Al-Mukmintn: 106-L07).
Lantas mereka diberi jawaban, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah
kamuberbicara dengan-Ku. Sesungguhnya, adasegolongan daihamba-hamba-Kuyangberdoa
(di dunia), 'Ya Rabb kami, kami telahberiman maka ampunilahkami dan berilahknmi rahmat.
Engkau-lah pemberi rahmat yang terbaik'. Lalu, kamu jadikan mereka buah ejekan sehingga
kamu lupa mengingat-Ku, dan kamu selalu menertawakan meteka." (Al-Mukminffn: 108-
110).
Muhammad bin Ka'ab melanjutkan, "Sesudah itu, mereka pun tidak lagi berbicara."
(Dikeluarkan oleh Adam bin Abi Iyas dan Ibnu Abi Hatim).
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dari Qatadah, dari Abu Ayyub Al-Ataki
bahwa Abdullah bin Amru berkata, "Penduduk neraka berseru, 'Hai Malik, biarlah
Rabbmu membunuh kami s aj a' .
Mereka pun diabaikan selama 40 tahun, kemudian diberikan jawaban,'Kamu akan
tetap tinggal (di neraka ini)'.
Mereka kembali berkat+ 'Ya Rabb kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah
kami ke dunia). Jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh kami adalah orang-
orang yang zalim'.
Mereka pun diabaikan selama kehidupan dunia, kemudian diberikan jawaban,
'Tinggallah denganhina di dalamnya, dan janganlahkamuberbicara dengan-Ku'. Tertutuplah
harapan dan mereka putus asa setelah mendengarnya, yfrE ada hanya suara
desahan."
Atha'bin As-Sa'ib menceritakan dari Abu Al-Hasan tentang ayat, "Mereka berkata,
'Hai Malik, biarlah Rabbmu membunuhkami saja'." Bahwa mengenai ayat ini  Ibnu
Abbas berkata, "Mereka diabaikan selama 1000 tahun. Kemudian Malik menjawab,
'Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)'." (Az-Zukhruf: 77). (Diriwayatkan oleh Al-
Baihaqi dari Atha').
Sunaid menyebutkan dalam tafsirny+ 'Hajaj menceritakan kepada kami bahwa
Ibnu ]uraijberkata bahwa penduduk neraka menyeru kepada penjaga-penjaga neraka
]ahannam, 'Mohonkanlah kepada Rabbmu supaya Dia meringankan azab dai kami barang
lfiengintip Ngeringa Neraka
sehai'. Namun, mereka tidak dijawab sampai batas waktu yang dikehendaki oleh Allah
dan baru dijawab kepada mereka setelah sekian lama. Penjaga-penjaga neraka itu berkata
kepada mereka, 'Berdoalah kamu! Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka' .
Kemudian mereka kembali berseru, 'Hai Malik, biarlah Rabbmu membunuh kami saja' .
Malik sang penjaga Jahanam mendiamkan mereka selama 40 tahun. Lantas memberi
jawaban, 'Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)'.
Selanjutnya or:rng-ortrng yang celaka itu menyeru Rabbnya, 'Ya Rabb kami, kami
telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orung-orang yang sesat. Ya Rabb kami,
keluarkanlah kami darinya Gan kembalikanlah knmi ke dunia), maka jika kami kembali (juga
kepada kekafiran), sungguh kami adalah orang-orang yang zalim'.
Mereka didiamkan selama umur duni4 kemudian dijawab, 'Tinggallah dengan hina
di dalamnya dan j anganlah kamu berbicara dengan-Ku'."
Tangis dan Teriakan Penduduk Neraka
Di dalam neraka, penduduknya menangis dan berteriak minta tolong lantaran
pedihnya penderitaan, kengerian, dan kehinaan yang menimpa merek4 demikian
pula cercaan dan celaan penjaga neraka bagi mereka. Itulah balasan setimpat atas
kekafiran, kesyirikary dan kezaliman mereka.
Allah ur berfirman:
lzt
. I -'-worPet
"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu." (Fdtlir:37).
"Yashtharikhttn," yakri mereka berteriak meminta tolong dengan tangis dan ratapan
yang sangat keras dan meraung-raung.
Mu'awiyah bin Shalih meriwayatkan dari Salim bin Amir, dari Abu Umamah
bahwa Nabi ffi bersabda "Aku pernah bermimpi." Lalu, beliau menyebutkan sebuah
hadits yang panjang. Di dalamnya beliau bersabda, "Kemudiankamiberanjakpergi. Tiba-
tibakami melihat asap dan mendengar rintihan. Akubertanya, 'Apaitu?'Diamenjawab,'Itu
adal ah n er aka J ah ann am' . " "
Dalam hadits Haritsah disebutkaru "Seakan-akan aku melihat penduduk neraka
merintih di dalamnya." Sebagaim.ula terdahulu.
Anas mengabarkan sebuah hadits, "Tangisan dilemparkan ke atas penduduk neraka,
mereka pun menangis hingga air mata mereka habis. Lalu, mereka menangis mengeluarkan
darah hingga pada wajah mereka berbekas seperti bentuk anak sungai. Dan seandainya kapal-
kap al dil ep askan di dal amny a, p as til ah ia bis a b erl ay ar. "'"
HR At-Thabrani dan selainnya.
HR lbnu Malah.


Salam bin Miskin meriwayatkan dari Qatadah, dari Abu Bardah, dari Musa bahwa
ayahnya berkata, "sesungguhnya penduduk neraka benar-benar akan menangis
mengeluarkan air mata di neraka hingga apabila kapal-kapal dilayarkan di atas air
mata mereka, pasti bisa berlayar. Kemudian sungguh, mereka benar-benar akan
menangis mengeluarkan darah setelah mengeluarkan air mata-"
Shalih Al-Mary berkat+ "Telah sampai kabar kepadaku bahwa penghuni neraka
akan berteriak-teriak minta tolong di neraka. Apabila kapal-kapal dilayarkan di atas
air mata mereka, pastilah bisa berlayar. Sungguh mereka benar-benar akan menangis
mengeluarkan darah setelah air mata."
Dari Muhammad bin Ka'ab, Ibnu Ishaq berkata, "Mereka akan mengeluarkan
nafas panjang di neraka Jahannam, neraka pun bergemuruh. Mereka akan terisak-
isak hingga neraka pun akan mengeluarkdl suaranya yang mengerikan, disebabkan
mereka telah menghalalkan larangan-larangan Allah." Dia juga berkata, "Zafir itlr
berasal dari nafas sedang syahiq itu berasal dari tangisan.""
Hidangan Pertama Penduduk Neraka
Sesungguhnya, penduduk neraka akan dibangkitkan dan menghadapi kiamat dalam
kehausan, begitu pula saat mereka dihalau menuju Jahannam, juga dalam kehausan'
Allah ,u; berfirman
"Dnn kami akan menggiring orang-orang yctng duthaka ke neraka lahannam dalam
keadaan dahaga." (Maryam: 86).
Abu Amran Al-Juni berkat+ 'Telah sampai kabar kepada kami bahwa penduduk
neraka akan dibangkitkan dalam keadaan dahaga. Begitu pula saat mereka berdiri
menyaksikan pemandangan hari kiamat, juga dalam keadaan dahaga."
Mujahid menafsirkan ayat yang muli+ "Dankami akan menggiring orang-orangyang
durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan ilahaga," bahwa leher-leher mereka terputus
lantaran dahaga.
Mathar Al-Waraq berkata "Dalam keadaan dahaga dan kehausan."
Ayub berkata dari Al-Hasan, "Bagaimana pendapatmu dengan kaum yang berdiri
selama 50.000 tahun tanpa makan dan minum sesuatu pun. Hingga leher mereka
putus lantaran kehausan dan perut mereka terbakar karena kelaparan. Lantas mereka
dibawa ke neraka dan diberi minum dengan air dari sumber yang telah memuncak
panas dan titik didihnya,"
19 At-Takhwif minan Nil lbnu Raiab Al-Hanbali Al-Baghdadi Ad-Dimsyaqi (h. 206).

Allah menjelaskan hidangan bagi orang-orang kafir dan sesat yang telah
mendustakan:

"Kemudian sesungguhnya kamu wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan.
Benar-benar akan memakan pohon zaqqum. Maka akan penuh perutmu dengannya.
Sesudah itu, kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti
unta (yang sangathaus) minum.ltulahhidangan untukmerekapadaharipembalasan."
(Al-WAqi'ah: 51-56).
Nuzul adalah hidangan yang dipersiapkan untuk tamu ketika tiba.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa saat penduduk neraka masuk neraka, mereka
diberi hidangan makanan dari pohon zaqqum dan minuman dari hamtm (air yang
sangat panas). Setelah mereka dihalau ke neraka ]ahannam dalam keadaan dahaga.
Inilah hidangan penduduk neraka untuk menyambut mereka. Inilah yang mereka
terima pada kunjungan pertama kali mereka. Setelah berada di padang mahsyar,
berdiri di hadapan Allah untuk dipaparkan amalannya, dan dihisab.
Semoga Allah melindungi kita dari hidangan ini , dan menjadikan kita
termasuk orang-or.rng yang memberi dan mendapat petunjuk.
Orang Kafir Didatangi Kematian dari Segala Arah di Neraka Jahannam,
Namun la Tidak Pernah Mati
Pada hari kiamat, Allah telah menetapkan bahwa ruh orang-orang kafir tidak akan
keluar dari jasad mereka. Sehingga, mereka tetap merasakan azab selama-lamanya,
mereka tidak mendapatkan keringanary dan tidak akan diberhentikan dengan
kematian.
Sementara di duni+ Allah memberikan rahmat kepada kita dengan kematian.
Dengannya, seseorang yang sakit betapa pun beratny1 atau seseorang yang lemah
dan pikun separah apa pun, akan segera terbebas dari penderitaan, kelemahary dan
kepikunannya ini .
Adapun di nerakalahannam, meski kulit dan jasad or.rng-orang kafir telah terbakar
bahkan api juga membakar hati mereka, Allah tidak menghendaki ruh mereka keluar
jasad mereka keluar dari jasad. Sehingga, azab dan penderitaan ini  berlangsung
terus-menerus tanpa pernah terhenti.


Allah berfirmart, "Dan mereka memohon dibri kemenangan dan binasalah semua orang
yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala. Di hadapannya ada lahannam dan ia
akan diberi minuman dengan air nanah, diteguknya (air nanah itu) dan ia hampir tidak bisa
menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi ia tidak juga
mati, dan dihadapannya (masih ada) azab yangberat." (IbrAhim: 1,5-17).
Kebakaran, kelaparan, kehausan serta terburainya usus merupakan sebagian
sebab kematian di dunia. Namun, itu tidak berlaku lagi di neraka, padahal mereka
mendatangi orang-orang kafir dari segenap penjuru, n,unun orang-orang kafir tidak
juga mati di dalamnya.
Ruh akan tetap berada dalam jasad mereka meski mereka telah dibakar. Kulit
mereka memang terbakar, tapi kemudian dikembalikan lagi seperti semula, dibakar
lagi kemudian dikembalikan lagi, begitu seterusnya tiada akhir, sementara ruhnya
tidak akan keluar selamanya. Ini merupakan kekuasaan Allah yang Dia kehendaki
bagi orang-orang munafik kafir, dan musyrik. Karena dunia merupakan negeri sebab-
sebab dan akhirat adalah negeri keajaiban.
Para mufasir menafsirkan ayat "Datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap
penjuru, tetapi ia tidak juga mati, dan dihadapannya (masih ada) azab yang berat," ialah
kematian mendatanginya dengan berbagai mac€un sebab dan mengelilinginya dari
berbagai arah, namun ia tidak juga mati agar azabnya menjadi sempurna. Sementara
di hadapannya ada  azab yang lebih pedih dan lebih berat daripada sebelumnya.
Makna ini sesuai dengan firman Allah uar :
<DUf lsWbtryi
"Kemudinn ia tidak akan mati dan tidak (pula) hidup di dalamnya. " (Al-A'lA: 13).
Maksudnya, ia tidak mati sehingga bisa beristirahat tidak pula hidup dengan
kehidupan yang baik. Namun, ia tetap berada di tengah-tengah azab dan
kesengsaraan.
Dr.Az-Zuharli,dalamTafstrAl-Munir,berkata, "Orangyangkekaldinerakasehingga
ia tidak mati dan tidak pula hidup itu sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

' ...Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari
mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir' ." (FAthir:
36).

Golongan dan Sifat Penduduk Neraka dalam Hadits
Dalam banyak hadits telah disebutkan golongan dan sifat calon penghuni neraka.
Sifat-sifat mereka yang paling dominan ialah sombong, zalim, berhati keras, durhaka,
serta sifat-sifat buruk yang lain.
Harits bin Wahb mengabarkan sebuah hadits:

"Maukahkalian akuberitahutentangpenghunisurga,yaitu setiap orangyanglemah dan
dianggap lemah, jika ia bersumpah atas nama Allah niscaya Dia akan mengijabahinya.
Maukahkalian akuberitahu tentangpenghunineraka,yaitusetiap orangyang'utul (kaku
lagi kasar ), j awwazh (b akhill congkak dalam berj alan), dan mustalchir ( sombong). "''
'Utul adalah orang yang kuat menurut Mujahid dan Ikrimah. Atau orang yang
sehat, menurut Abu Razin.
Atha'bin Yasar menuturkan bahwa Wahb Adz-Dzarnari berkata, "Langit dan bumi
akan menangis lantarEul seseorang yang telah disempurnakan penciptaannya oleh
Allah, dibuat senang hatiny+ dan diberi bagian yang besar dari dunia kemudian ia
justru menjadi orang-orang yang menzalimi dan menganiaya manusia. Mereka itulah
yang disebut dengan 'utul (orangyang kaku lagi kasar) danzanim (orang yang terkenal
kejahatannya)".
Ibrahim An-Nakha'i berkata "Utul adalah orang yang durhaka, zanim adalah
manusia yang berperangai jahat."
Adapun mustakbir adalah orang sombong dan bangga diri terhadap manusia.
Allah o# berfirman:

"...Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang
meny ombon gkan diri? " (Az-Zumar : 60).
Kami telah menyebutkan hadits yang senada di pembahasan sebelumnya:
"Di hari kiamat, orang-orang yang menyombongkan diri akan dikumpulkan bagaikan
anak semut, dan diseret menuju penjara di neraka, yang disebut dengan Bulas. Api

yang menyala-nyala meliputi mqekn dan kehinaan akan mendatangi mereka dari segala
arah.""
]adi, hukuman bagi kesombongan ialah kehinaan dan kerendahan. Sebagaimana
firman Allah aA :
" ...Makapadahari inikamu dibalas dengan azab yang menghinakankarenakamu telah
menyombongkan diri di mukabumi tanpahak...." (Al-AhqAf: 20).
Abu Hurairah mengabarkan sebuah hadits qudsi, Allah od berfirman:

"Kesombongan adalah jubah-Ku dnn keagungan adalah pakaian-Ku. Barangsiapa
menyaingi-Ku salah satu saja darinya, akan Aku campakkan iake neraka.""
Syahr bin Hausyab meriwayatkan sebuah hadits dari Abdurrahman bin Ghanmin:

"Tidak akan masuk surga jatrutfrzh (orang yang bakhil), ja'zhari (orang yang keras
lagi kasar), serta'utul (orang yang kaku lagi kasar) dan zantm (orang yang terkenal
kejahatannya)."
Seseorang bertanya, 'Apa maksud dari jawwazh, ja'zhari, uful, dan zarfmitu?"
"lawwazh adalah orang yang mengumpulkan harta dan menahannya (bakhil), sedang
ja'zhari adalah orang yangkeras lagikasAr," jawab Rasulullah.
Allah berfirman, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranyakamubersikapkeras lagiberhatikasar, tentulah merekamenjauhkan
diri dari sekelilingmu. . . . " (Ali-ImrAn: 159).
Adapun 'utul zanim adalah orang yang keras perangainya. Yang diberi kesenangan
hati dan kesehatan, suka makan dan banyak minum, narnun suka menzalimi
manusia.
Abu Sa'id Al-Khudri mengabarkan sebuah hadits:
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia mengatakan hasan shahih, namun Al-Albani mengatakan hasan, juga
diriwayatkan oleh Bukhari dalam 'Adabul Mufrad yangjuga dihasankan oleh Al-Albani.
HR Ahmad, Abu Dawud, dan lbnu Majah.


"Surga dan neraka salingberbangga diri. N*akaberkata, 'Wahai Rabb, yang masukkc
dalamku ialah orang-orang yang zalim, sombong, para raja, dan orang-orang mulia.'
Surga berkata, 'Wahai Rabb, yang rnasuk ke dalamku ialah orang-orang lemah, fakir,
dan miskin'."
Disebutkan pula hadits yang senada. Adapun penyebabnya ialah karena Allah
mengelilingi surga dengan berbagai hal yang dibenci dan mengelilingi neraka dengan
berbagai hal yang disukai syahwat. Sebagaimana firman Allah:"
"Adapun orang yang melarnpaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia.
Maka sungguh nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adopun orang-orang yang takut
kEada kebesaran Rabbnya dan menahan dii dari keinginan hawa nafsunya. Maka
sungguh surgalah tempat tinggal(ny a). " (An-NAzi' et 37 -47).
Abu Hurairah mengabarkan bahwa Nabi ffi bersabda "Surga dan neraka saling
berbantah. Neraka berkata, 'Dipilihkan untul*u orang-orang yang sombong dan zalim'.
Surga berkata, 'Kenapa tidak ada yang memasukiku kecuali manusia-manusia
yang lemah dan rendahan (tapi besar di sisi Allah-penerj)?'
Allah berfirman kepada surg+ 'Engkaulah rahmat-Ku, yang denganmu aku
merahmati hamba-Ku yang Aku kehendaki'. Dia lalu berfirman kepada neraka,
'Sesungguhnya engkaulah azab-Ku. Denganmu, Aku akan menghukum hamba-Ku
yang Aku kehendaki. Masing-masing kalian ada penghuninya.'
Namun, neraka tidak akan terisi penuh sampai Dia menginjakkan kaki-Nya di dalamnya.
Lalu neraka berkata, 'Cukup, cukup'. Maka saat itulah ia penuh terisi dan neraka akan saling
merangkul (menciut). Allah tidak akan menzalimi seorang pun dari makhluk-Nya. Adapun
surgn, maka Allah menciptakan makhluk lain bagtnya.'"'
Ibnu Abi Hatim juga mengeluarkan sebuah hadits:

"Neraka berkata, 'Kenapa tidak ada yang memasukiku kecuali orang-orang yang zalim,
sombong, mulia, dan pemilik hlrta' . "
Dengan hadits berikut jelaslah bahwa bersenang-senang dengan syahwat
sombong, dan merasa tinggi atas makhluk-Nya merupakan sifat-sifat penghuni


neraka. Termasuk tidak menaati-Nya, tunduk kepada syahwat, suka melampaui batas
dan permusuhan yang disebabkan harta dan kesombongannya. Walhasil, semua itu
merupakan penyebab yang mengantarkan seseor;rng masuk neraka.
Abu Hurairah menuturkan bahwa Nabi bersabda, "Ketika Allah menciptakan surga
dan neraka, Dia mengutus Jibrilke surga Eerayaberfirman, 'Lihatlahke surga serta lihatlah apa
yang telah Aku siapkan di dalamnya untukpenghuninya!'
]ibril pun pergi dan melihat ke surga serta melihat apa yang telah disiapkan oleh
Allah di dalamnya bagi penghuninya. Lalu ia kembali kepada-Nya seraya berkata,
'Demi kemuliaan-Mu, tidak ada seorang pun yang mendengar tentangnya kecuali ia
akan memasukinya'.
Lalu, Allah memerintahkan agar surga dikelilingi dengan berbagai maciun
kesukaran. Kemudian Dia berfirman kepada Jibril 'Kembali lihatlah ke surga dan
lihatlah apa yang telah Aku siapkan di dalamnya untuk penghuninya!'
]ibril pun kembali melihat surga. Temyata surga telah dikelilingi dengan berbagai
macam kesukaran. Lalu ia kembali seraya berkata, 'Demi kemuliaan-Mu, aku khawatir
tidak ada seorang pun yang dapat memasukinya'.
Kemudian Allah berfirman, 'Pergi dan lihatlah ke neraka serta lihatlah apa yang
telah Aku siapkan di dalamnya untuk penghuninya!'
]ibril pun melihat ke neraka. Temyata neraka itu berlapis-lapis. Lalu ia kembali dan
berkata 'Demi kemuliaan-Mu, tidak ada seorang pun yang mendengar tentangnya
lalu akan memasukinya'.
Lalu Allah memerintahkan agar neraka dikelilingi dengan berbagai macam hawa
nafsu. Kemudian Dia berfirman kepada ]ibril, 'Kembalilah dan lihatlah apa yang telah
Aku siapkan di dalamnya untuk penghuninya!'
libril pun kembali melihat neraka. Kemudian ia kembali dan berkata, 'Demi kemuliaan-Mu,
sungguh aku l&awatir tak seorang pun selamat darinya, kecuali akan memasukinya'.""
Dengan dasar ini, sangat jelas bahwa bersenang-senang dengan syahwat dunia
sombong, dan merasa lebih tinggi dari orang lain merupakan sifat-sifat penghuni
neraka yang disebutkan dalam hadits Harist bin Wahb. Semua itu merupakan
perbuatan yang melampaui batas dan mengakibatkan permusuhan. Sebagaimana
sebuah ayat, "Ketahuilah! Sesungguhnya mnnusia benar-benar melampaui batas, karena ia
melihat dirinya serba cukup." (Al-Alaq: 6-7).
Bahkan perbuatan melampaui batas sefta lebih mengutamakan kehidupan dunia dan
syahwat-syahwatnya termasuk dari penyebab seseorang masuk neraka. Sebagaimana frman
Allah, "Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mmgutamakan kehidupan dunia.
Maka sesungguhny a nerakalah tempat tinggal(ny a). " (An-NAzi' et: 37 -39).
25 HR lmam Ahmad, Abu Dawud, ArTirmidzi, hadits shahih.
llengintip Ngerinya Neraka
Abu Hurairah mengabarkan bahwa Nabi iS bersabda, "Maukah kalian aku beritahu
tentang sifit-sifat p enghuni surga? "
Para shahabat menjawab, "Mau, wahai Rasulullah ffi"
Beliau bersabda, "setiap orang yang lemah dan dianggap lemah, serta orang yang
mempunyai pakaian lusuh, jika ia b*sumpah atas nama Allah, pasti akan diiiabahi."
" Mauknh kalian aku beritahu tentang (sifat) penghuni neraka? "
Para shahabat menjawab, "Mau, wahai Rasulullah ffi"
Beliau bersabda, "Setiap ja'zhari dan mustakbir."
Lalu, aku (Abu Hurairah) bertanya, "Apaitu ja'zhari?"
Beliau menjawab, " Orang yang berbadan besarl gemuk."
Aku bertanyalag, "Apa itu mustakbir?"
Beliau menjawab, " Orang yang moryombongkan diri.""
Dari Iyadhbin Himar, Nabi Sbersabda di dalam khutbahnya:
"Penduduk surga itu ada tiga golongan: Penguasa yang adil dan gemar bersedekah;
seseorang yang pengasih dan berhati lembut kepada setiap kerabat dan setiap muslim;
dan seorang yang memiliki tanggungan keluarga yang menalran diri dari hal haram dan
meminta-minta. Penduduk neraka itu ada tiga golongan: Orang lemah tidak memiliki
akal yang dapat menahannya dari berbuat yang tidak layak, mereka menjadi pengikut
kalian dan tidak mengharapkan keluarga dan harta; penglcltianat yang ketamakannya
tidak bisa tersembunyi baginya meski ia kecil kecuali dilchianatinya; dan seseorang yang
tidak berada di pagt hari dan sore hari kecuali ia akan menipumu tentang keluargamu
dan hartamu." Beliau juga menyebutkan: Bnkhil, dusta, berakhlakburuk lagi keii."
Dalam hadits mulia ini, beliau telah membagi penduduk neraka menjadi lima
golongan:
Pertama: Orang lemah yang tidak mempunyai akal yang bisa dimanfaatkan untuk
beramal saleh. Sehingga tidak dapat menyelamatkan dirinya dari azab neraka pada
hari kiamat. Maksudnya ialah akalnya digunakan untuk perkara dunia saja dan ia
bukan orang yang gila.
Kedua: Pengkhianat yang ketamakannya tidak tersembunyi meski pada hal yang
kecil, semua akan dikhianatinya yakni ia tidak mampu menghadapi sifat khianat meski
pada hal kecil dan remeh, ia akan bersegera menujunya dan memanfaatkannya.
Ketiga: Penipu yang gemar menipu manusia dalam masalah harta dan keluarga
mereka, dan menjadi kebiasaannya terus-menerus. Golongan ini termasuk golongan
orang-orang munafik.

Keempat Orang yang bakhil dan gemar berdusta. Kedua sifat ini merupakan sifat
yang paling tercela pada diri manusia yang termasuk penghuni neraka. Sebab, dalam
dua sifat ini ada  bahaya yang besar bagi anak, keluarg+ masyarakat, dan umat
seluruhnya.
Kelima: Orang yang berakhlak buruk dan keji. Para mufasir menafsirkan makna ini
bahwa ia berperangai buruk dan keji, lantaran kejahatan akhlak, lisan, dan tangannya,
serta kehitaman hatinya. .
Aisyah menuturkan sebuah hadits:

" Sesungguhnya, di antara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada
hari kiamat ialah orang yang ditinggalknn manusia karena kekejianny a."'
Surga dan Neraka dalam Kitab Kubri Al-Yaqiniyydt Al-Kauniyyah
Saya akan mengakhiri juz ini dengan salah satu karya besar dari Dr. Muhammad
Sa'id Ramadhan Al-Buthi, seputar pandangan beliau tentang surga, neraka, dan
kekekalannya. Berikut tentang surga yang merupakan kenikmatan hakiki dan nyata.
Puru bahwa azab neraka adalah hakiki dan nyata. Dengan ini, saya ingin membantah
pendapat yang menyelisihi keterangan dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
Dr. Al-Buthi berkata:
Surga, neraka, dan keabadian di keduanya merupakan kesudahan kehidupan
manusia dan pasti akan berakhir di salah satunya. Ia merupakan kesudahan yang final
dan tak ada lagi kesudahan setelahnya.
Tak ada ruang yang cukup untuk menggambarkan kengerian dan azab neraka,
juga untuk menggambarkan kenikmatan surga dan sebab-sebab meraih kebahagiaan
di dalamnya. Sebab, pembicaraan mengenai hal itu sangatlah panjang. Semua oran&
tidak bisa menggambarkan sedikit pun realitas dari hal ini . Pada hari ini, itu
semua merupakan perkara yang gaib bagi manusia seluruhnya, hingga datang masa
yang telah diketahui dan ditetapkan oleh ilmu Allah /alla Jalfrlah ini .
Hanya saja, pembicaraiul kita ini berkaitan dengan penjelasan tentang dua hakikat
yang harus dipahami seorang muslim dan diyakini dengan keyakinan yang mantap.
Hakikat Pertama: Surga dan neraka adalah dua hal yang kongkrit.
Benar, surga dan neraka adalah dua hakikat kongkrit yang diperuntukkan bagi
jiwa dan jasad bersamaan dan bukan khayalan yang diperuntukkan bagi jiwa atau ruh
saja.

Sebab jika keduanya hanya untuk jiwa saja, tentu tidaklah ada artinya tempat
kembalinya jasad seperti yar,g telah kita bahas sebelumnya dan tidak bermakna juga
semua keterangan yang ada  pada kitab Allah yang telah banyak menyebutkan,
menegaskary dan memperingatkan akan kesudahannya yang tidak akan
terbantahkan.
Tak pelak lagi, bahwa or;mg yang mengingkari kongkritnya surga dan neraka,
berarti ia telah mengingkari semua perkara sebelumnya berupa pengumpulan dan
tempat kembalinya jasad serta kembalinya ruh-ruh ke tubuhnya,
Di antara dalil yang jelas dan gamblang mengenai hakikat ini ialah metode Al-Qur'an
dalammenggambarkankeduanya.Yangterkadangmengundangpertanyaanbagisebagian
manusia tentang hikrnah perhatian dan pengamatan AlQur'an kepada keduanya.
Di antara hikmahnya ialah pengungkapan bahwa kenikmatan surga ialah nyata
dan kongkrit yang akan dirasakan oleh jasad dan ruh secara bersamaan. Selain itu, ia
juga sebagai penegasan tentang hakikat ini dengan gaya bahasa Arab yang tegas.
Perhatikan ayat-ayat yang menggambarkan tentang surga dan penghuninya
berikut ini:
"Banyak muka pada hari itu berseri-seri. Merasa senang karena usahanya. Dalam surga
yang tinggi. Di dalamnya kamu tidak mendengar perkataan yang tidak berguna. Di
dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada tahta-talrta yang ditinggikan.
Dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya). Danbantal-bantal sandaranyang tersusun.
D an permadani-permadani y ang terhampar. " (Al-GhAsyiyyah: 8-16).
]uga ayat-ayat berikut "Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan
itu. Berada di antara pohon bidara yang tak berduri. Dan pohon pisang yang bersusun-susun
(buahnya). Dan naungan yang terbentang luas. Dan air yang tercurah. Dan buah-buahan
yang banyak. Yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya. Dan kasur-
kasur yang tebal lagi empuk." (Al-WAqi'ah:27-34).
Lalu apa hikmah dari penggambaran bagian-bagi.rn surga dan kenikmatannya
ini ? Padahal sudah maklum, jika kita menggambarkan salah satu fenomena
kenikmatary terkadang tidak perlu menyebutkan seluruh bagiannya secara rinci?
]awabannya ialah: Inilah puncak gambaran yang dapat diungkapkan oleh gaya
bahasa Arab dalam menegaskan bahwa kenikmatan surga merupakan sesuafu yang
Ensiklopedi Hari Akhir: Surya daa Nerafta
kongkrit. Di dalamnya manusia hidup dengan seluruh indera dan perasaannya, bukan
sekadar kenikmatan ruh semat+ sebagaimana yang banyak digambarkan oleh orang
yang ingin menengahi antara keimanan dan kekafiran. Padahal, perbuatan mereka itu
merupakan kekafiran itu sendiri, yang tampil dengan corak yang tidak masuk akal.
Cermati ayat-ayat yang menggambarkan tentang neraka dan penghuninya
berikut ini:
"Banyak muka pada hari itu tunduk terhina. Bekerja keras lagi kepayahan. Memasuki
api yang sangat panas (neraka). Diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat
panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. Yang tidak
menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lap ar. " (Al-GhAsyiyy ah: 2-7).
Juga dalam ayatberikut, "Kemudian sesungguhnyakamuwahai orang-orangyang sesat
lagi mendustakan. Benar-benar akan memakan pohon zaqqum. Maka akan penuh perutmu
dengannya. Sesudah itu, kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum
seperti unta (yang sangat haus) minum. ltulahhidangan untuk mereka pada hari pembalasan."
(Al-WAqi'ah: 51-56).
Juga dalam firman-Nya "Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam
kesesatan (di dunia) dan dalam neraka. (lngatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka
mereka. (Dikatakan kepada mereka), 'Rasakanlalt sentuhan api neraka!'." (Al-Qamar: 47-48).
Dan dalam firman-Ny+ " Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami,
kelak akan Kami masukkan mereka ke neraka. Setiop kali kulit mereka hangus, Kami ganti
kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasaknn azab. Sesungguhnya Allah
Mahaperkasa lagi Mahabij aksana. " (An-Nisi': 56).
Lantas, apa hikmah dari penggambaran rinci ini ?
Sungguh, ia juga merupakan penjelasan bagi seluruh manusia bahwa azab
merupakan sesuatu yang kongkrit dan tampak. Jadi, indera, jasad, dan perasaan
orang-or,rng kafir akan terbenam di neraka, ini bukan sekadar kesengsaraan ruh
semata sebagaimana persangkaan orang yang puas dengan kesombongan dan
keterpedayaan.
Mereka hendak menggapai puncak kesombongan yang telah mereka bangun sejak
bertahun-tahun dari umur mereka yang pendek dan pikiran mereka yang terbatas,
untuk menyebarkan ideologi mereka tentang proses kejadian alam semesta, tentang
kehidupan dan kematian, serta kejadian sesudahnya. Termasuk juga tentang surg4
neraka, perhitungan amal dan azab neraka.

t_,/urbll*,€)zi6
Seakan-akan mereka adalah sekutu Allah dalam mengatur alam semesta ini. Mereka
juga tidak merasa menjadi sosok yang lemah yang hanya hidup sekejap bila dibanding
umur zaman ini. Padahal mereka tak ada wujudnya di tengah-tengah alam semesta
ini sebelumnya, yan1kemudian mereka pun menjadi mayat dalam perut bumi, untuk
menantikan waktu yang telah ditentukan dan hari yang telah dijanjikan.
Hakikat Kedua: Segala yang ada di surga dan neraka adalah kekal.
Sungguh, kenikmatan surga adalah kekal, demikian pula azab neraka Jahannam.
Banyak ayat Al-Qur'an yang menjelaskan dengan gamblang hakikat ini.
Di antaranya ialah firman Allah o;; :

"sesungguhnya, orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah
surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Merekn kekal di dalamnya, mereka tidak ingin
b erpindah dariny a." (Al-Kahfi: 1 07-108).

"sesungguhnya, orang-orangyangberdosakekal di dalam azab nerakalahannam, Tidak
diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnyaberputus asa." (Az-Zukhruf:
74-75).
Juga firman Allah, "Mereknberseru, 'Hai Malik, biarlah Rabbmu membunuhkami saja'.
Dia menjawab, 'Kamu akan tetap tinggal (di neraknini)'." (Az-Zulchrfi:77).
As-Sunnah juga lebih menegaskannya dalam banyak hadits. Di antaranya
diriwayatkan oleh Syaik:hdni dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah {ffi bersabda:
"Apabila para penghuni surga telah sampai di surga dan para penghuni neraka telah
sampai di neraka, kematian akan didatangkan hingga berada di antara surga dan
neraka, lalu disembelih. Kemudian ada yang berseru, 'Wahai penduduk surgh tidak ada
lagi kematian. Wahai penduduk neraka, tidak ada lagi kematian'. Maka, kegembiraan
penduduk surga pun semakin bertambah dan kesedihan penduduk neraka pun semakin
bertambah."

Penggambaran kematianbaik dalambentuk fisikseperti lahir hadits maupunhanya
sekadar kiasan saj+ itu tidak ada bedanya, keduanya memiliki maksud dan makna
yang sama, bahwa kematian telah sirna dan tidak ada wujudnya lagi. Karena hadits di
atas-bagaimana pun keadaannya-mengandung gaya bahasa dan uslub yang sangat
fasih dan mendalam untuk rnenegaskan kekekalan surga dan neraka. Pun, kita tidak
mendapatkan faktor untuk menakwil atau memalingkan makna lahir hadits di atas.
Orang-orang yang kekal dalam azab Allah ialah orang-orang kafir dengan berbagai
golongan, orang-orang musyrik, dan ahli kitab yang tidak mengimani nubuwwah
para nabi. Adapun pelaku maksiat dari kalangan orang mukmin akan tetap kembali-
entah berapa pun lamanya mereka diazab-kepada ampunan dan surga Allah."
Mungkin ada sedikit kesulitan dalam memahami masalah di atas dengan yang
ada  dalam ayat, "Adapun orang-orang yang celaka, (tempatnya) di dalam neraka,
Di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka keknl
di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecaali jika Rabbmu menghutdaki (yang lain).
Sesungguhnya, Rabbmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-
orang yang berbahagia, tempatnya di dalam surga, merekakekal di dalamnya selama ada langit
dan bumi, kecuali jika Rabbmu menghendaki (yang lain), sebagai karunia yang tiada putus-
putusnya." (Hff d: 106-108).
Keterangannya ialah bahwa firman-Nya, 'Orang-orung yang celaka' dau,:t 'Arang-
orang yang berbahagia'bermakna bahwa seluruh orang-or.rng yang celaka itu kekal di
neraka kecuali jika Allah menghendaki bahwa di antara mereka ada yang tidak kekal,
yaitu para pelaku kemaksiatan dari kalangan or.rng-orang mukmiry sebagaimana
yang telah jelaskan oleh banyak dalil-dalil lainnya. Dan bahwa or,mg-orang yang
berbahagia itu kekal di surga kecuali jika Allah menghendaki bahwa ada di antara
mereka yang diazab di neraka hingga beberapa waktu sebelum masuk surg4 yaitu
orang-orErng yar.g kehidupan mereka tenggelam dalam beragam kemaksiatan dan
dosa, dari kalangan orang-or.rng mukmin dan tidak ditetapkan bagi mereka syafaat.
Hanya saja, pengecualiannya menggunakan kalimat, "Kecuali jika Rabbmu
menghendaki (yanglain)." (iilAmd sy6'arabbuka). Tidak menggunakan kalimat, "Kecuali
jika Rabbmu menghendaki orang lain." (illi man sy6'a rabbuka), agar sesuai dengan yang
Berhati-hatilah, jangan sampai pikiran Anda terkotori oleh kebodohan yang menimpa sebagian orang-orang
bodoh, munafik, dan dari kalangan orang-orang yang meyakini bahwa ahli kitab sebagai orang yang berimai
dan bahwa mereka ialah suatu kelompok lain di luar orang-orang kafir, sehingga mereki tidak akin diberi azab
sep.erti hukuman orang-orang kafir dan mereka tidak akan kekal di neraka sebigaimana kekalnya orang-orang
kafir. Keyakinan ini lelas-jelas merupakan penolakan terang-terangan terhadap-firman Allah *s: -

"Sesungguhnya orang-otang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka
)ahannam; mereka kekal di d1lamryg. Mereka itu adalah sebiruk-biiuk makhiuk." (Al-Bayyinah: 6. Jadi,
ayat in.i dengan jelas menyatakan .bahwa orang-orang kafir terdiri dari ahli Kitab dan orang-orang musyrik.
Kemudian.ayat ini mencakup keseluruhan mereka dalam ancaman yang mengerikan ini  (mazuk neiaka
dengan kekal).
Kitab Kubri Al-Yaqiniyyit Al-Kauniyyah, Dr. Muhammad Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthi (h. 358-
363).
30

dikecualikan. Sebab, maksud yang dikecualikan hanya jumlah bilangan, bukan
orangnya, sehingga tetap mengandung makna dan mencakup mereka yang berakal
(bukanbenda mati). Hal ini sebagaimana firmanAllah:

"...Makakawinilahwanita-wanita(lain) yangkamusenangi: Dua, tiga, atau empat...."
(An-NisA':3).
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tentang wanita dengan kata, 'mfr' ketika
yang menjadi fokus perhatian adalah jumlah, bukan orangnya.
Inilah sejumlah hakikat perkara-perkara gaib yang wajib dipahami dan diyakini
dengan mantap setelah beriman kepada Allah, rasul-rasul-Nya dan kitab-kitab-Nya.
Secara akal tidak mungkin terpisahkan antara keimanan kepada Allah dan keimanan
kepada perkara-perkara gaib ini, sebab keduanya saling berkaitan secara jelas bagi
orang yang berakal.s
Seruan Terbuka
Terhindar dari neraka dan masuk surga ialah seruan terbuka dari Zat Yang Maha
Penyayang kepada para hamba-Nya di muka bumi hingga matahari terbit dari barat.
MaksudsayaialahtaubatdankembalikepadaAllahdariberagamdosa,kemaksiatan,
kekejian, memperturutkan hawa nafsu, dan meninggalkan ketaatan kepada Allah.
Yaitu hal-hal yang dapat mengantarkan hamba-jika ia mati saat itu-ke neraka.
Allah telah menciptakan surga yang dapat memuat seluruh makhluk-Ny+ berikut
kenikmatan, keluasan, serta kedudukan mulia dan aman. Maka Allah menyeru kita
menuju surga-Nya dan tidak menuju neraka-Nya.
Allah berfirman:
" Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertalaoa." (Ali-
ImrAn:133).
Dia juga berfirman, "Berlomba-lombalalt kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari
Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang
yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. ltulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah metnpunyai karunia yang besar." (Al-Hadid: 21).
Demikian pula Allah telah menyerukan hingga berkali-kali dalam kitab-Nya agar
kita bertaubat dan kembali kepada-Nya serta meninggalkan berbagai kemaksiatan
dan dosa. Sebab, Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sehingga, Dia
akan memasukkan mereka yang menyambut seruan-Nya ke surga yang kekal.
Allah berfirman, "Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
P eny ay ang' . " (Az-Zumar: 53).
Dia juga berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan
taubatannasuha (tobat yang semurni-murninya). Muilabmudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke surga yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi ilan orang-orang muktnin yang
bersamanya; sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan di sebelahkanan mereka, sambil
mengatakan, 'Ya Rabb kami, serupurnakanlah bagi kami cahaya kami dan arnpunilah Kami.
Sesungguhnya, Engkau Maltakuasa atas segala sesulttt'." (At-Tahrim: 8).
Sehingga manusia tidak berputus asa dari rahmat Allah dan diterima tobatrya,
atau takut kalau-kalau AUah tidak menerima taubatlya setelah ia mengerjakan
berbagai macEun dosa dan kekejian. Bila tobat tidakberguna lagi, lantas apa yang akan
ia perbuat dalam sisa-sisa umurnya di hadapan dosa-dosa dan kemaksiatannya?
Sesungguhnya Allah telah menyatakan kepada seluruh hamba-Nya tanpa
memilah-milahnya, jika mereka kembali, memohon.unpunan, dan bertobat kepada-
Nya dengan tobat yang sebenar-benamy4 maka Dia tidak hanya akan menerima
tobat mereka saj+ tapi Dia akan mengganti seluruh kejahatannya menjadi kebaikan,
meski kejahatannya ini  besar, banyak dan bermactun-macarn. Yang demikian
itu, supaya hamba tidak merasa bahwa dosa-dosanya sangatlah besar dibandingkan
dengan rahmatAllah serta keagungan ampunan dan kemurahan hati-Nya.
Allah berfirman, "Kecuali orang-orang yang bertobat, berimnn dan mengerjakan anal
saleh; makakejahatan merela diganti oleh Allah dmgankebaikan. Allah Maha Pengarupunlagi
Maha Penyayang. Danbarangsiapabertobat danmengerjakan amal saleh, makn sesungguhnya
dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya." (Al-FurqAn:70-71).
Maka, adakah rahmat yang lebih besar terhadap hamba-hamba-Nya daripada
rahmatllahiini ?YakniDiamenggantikejahatanmenjadikebaikan, mengampuni,
dan memasukkan mereka dalam golongan hamba-hamba-Nya yang saleh?
Pena bagaimana yang marnpu mengungkapkannya, meski ia diben jawt'miul kalfrm
(ungkapan singkat bermakna luas) serta memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas?
Dalam Juz inl telah panjang lebar saya jelaskan mengingat pentingnya. Demikian
pula, penjelasan dalam juz sepuluh tentang surga dan kenikmatannya.
Sebab tempat kembali sesudah peristiwa-peristiwa dahsya! kehidupan yang kita
lalui, dan alam barzah ini  ialah ke surga atau ke neraka. Keduanya ialah tempat
terakhir bagi setiap manusia. Sebab, setiap kehidupan dan peristiwa mempunyai batas

akhir, kecuali surga dan neraka. Keduanya tidak memiliki batas akhir, yang ada hanya
kekekalan.
Karena itulah, telah panjang lebar saya jelaskan dalam membahas keduanya agar
setiap manusia mengetahui bahwa inilah tempat kembali terakhimya. Serta agar ia
memilih mana yang lebih utama menurutrya, surga atau neraka.
Pun, Allah telah membedakan antara keduanya. Dia berfirmarr, "Sesungguhnya,
orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, merekn tidak tersembunyi dari Kami. Maka
apakah orang-orang yang dilemparkan ke neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang
dengan aman sentosapadaharikiamat? Perbuatlah apayangkamulcchendaki! Sesungguhnya,
Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakar. " (Fushshilat 40).
Maka tidaklah termasuk orang yang berakal setelah membaca juz ini, ia ridha
menjadi penghuni neraka. Sebab, Allah telah membukakan pintu-pintu rahmat bagi
kita untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya meski kesalahan kita besar, dosa-
dosa kita banyak, dan kita telah berusia lanjut. Karena dengan keluasan rahmat-Nya
Allah menjadikan taubat dari hamba selalu diterima selama ruh belum sampai ke
kerongkongan. Yakni, saat menjelang kematiannya.
Ahmad, At-TirmidzL dan Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa Rasulullah ffi
bersabda:

"sesungguhnya Allah menerima tobat seorang hamba selagi ruh
kerongkongnn."
Mak+ tidakadaalasanlagibagimanusiapadaharikiamatkelak, setelahterbukanya
pintu-pintu rahmat yang berada di hadapannya ini .
Siapa di antara kita yang malnpu menahan Panasnya api meski hanya semenit?
Lantas bagaimana dengan kekekalannya?
Saudaraku mukmin, apakah Anda akan kembali kepada Allah ataukah Anda akan
tetap bermaksiat, sampai pendengaran dan akal Anda terkunci, tidak menyambut
seruan, hingga Anda termasuk or.rng-orang yang berkata sebagaimana dalam ayat
"...Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (pringatan itu) niscaya tidaklah kami
termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-ny ala." (Al-Mulk 10)'
Lantaran keagungan rahmat-Nya Allah tidak menyeru m€ulusia menuju neraka.
Dia menyeru mereka agar bersegera menuju tobat dan kembali kepada-Nya sebelum
tempat kembalinya berubah menjadi gelap pekat dan menyakitkan di neraka
|ahannam. Saat orang-orang zalim akan menggigit kedua tangannya serta kerugian
dan penyesalan akan memeras hati orang-orang yang tidak menyambut seruan Rabb
merek4 juga tidak bertobat dan meminta ampunan kepada-Nya.

belum sampai ke

Allah berfirma n, " D an kemb alilah kamu kep aila Rabbmu, dan berserahdirilah kepada-Ny a
sebelum datang azab kepadamukemudiankamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-
baik apayang telah diturunkankepadamu dariRabbmu sebelum datang azabkepadamu dengan
tiba-tiba, sedangkamu tidakmenyadarinya. supaya jangan adaorangyangmengatakan,'Amat
besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku
sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-ololckan (agama Allah)'. Atau supaya
jangan ada yang berkata, 'Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku
termasuk orang-orang yang bertalaaa' . Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat
azab, 'Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang
berbuat baik'. (Bukan demikian,) sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku kEadamu
lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-
orang yang kofir." (Az-Zumar: 54-59).
Demikianlah seruan Allah dalam ayat-ayat-Nya yang mulia kepada makhluk-Nya
dari kalangan manusia. Maka siapa yang tidak mau menyambutnya, pada hari kiamat
kelak janganlah ia menyalahkan dan mencela orang lain. Sekali-kali tidaklah Rabb
Anda menganiaya hamba-hamba-Nya, dan tidak akan binasa seseorang di sisi Allah,
kecuali orang yang membinasakan dirinya sendiri.
Benarlah sabda Rasulullah & dalam khutbahnya bahwa penduduk neraka itu ada
lima golongan, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits. Yang pertama di
antara mereka adalah orang lemah yang tidak memiliki akal.
Ya Allatu ilhamkanlah kepada kami taubat, inabah, dan istighfar. Maafkanlatr,
ampunilalr, dan rahmatilah kami. Lindungilah kami dari neraka. Ilhamkanlah kepada
kami petunjuk dan kebenaran.Ilhamkanlah kepada semua orang yang mendurhakai-
Mu serta menjadi pelaku dosa-dosa dan kemaksiatary agar mereka mau kembali dan
bertobat kepada-Mu. Supaya mereka menjadi or.rng-or.rng yang mendapat karuni4
kemurahan, dan rahmat-Mu. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuafu.
lle ng i ntip N gerin ga N eruka
ffiil
"Banyak muka pada hari itu berseri-seri. Merasa
senang karena usahanya. Dalam surga yang tinggi. Di
dalamnya kamu tidakmendengarperkataan yangtidak
berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir.
Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan. Dan
gelas-gelas yang terletak (di dekatnya). Dan bantal-
bantal sandaran yang tersusun. Dan permadani-
permadani yang terhampar." (Al-Ghisyiyyah: B-1 6).
Ensiklopedi llai Akhtu: Surga dan Neraka
PENUTUP
enap juz dari ensiklopedi ini mempunyai penutup. Saya menulis penutup
ini  dengan hati gembira dan bahagia karena dengan taufik-Nya-lah saya
telah menyelesaikan trap juz dari ensiklopedi ini .
Demikian pul4 saya tetap optimis dalam penulisan setiap juznya, baik dalam
meneliti tafsir-tafsir dan referensi, saat menulis, maupun dalam menganalisis berbagai
mactun kondisi dan peristiwa, kecuali saat menulis juz ke sembilan ini.
Sebab, saya telahmenghabiskan lebihbanyakwaktu daripada juzyanglain. Sebab,
saya banyak mengkaji berbagai ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah ffi serta
tafsir para ulama, pendapat fuqaha', dan analisa ahli ilmu seputar neraka.
Telah banyak saya merenung dan senantiasa berdoa semoga Aliah melindungi
kita dari neraka beserta kengeriary kehinaan, dan kepedihannya.
Demikian pula, saya banyak memohon kepada Allah agar Dia menjauhkan kita
dari neraka Jahannam, tidak memperdengarkan suaranya serta tidak menjadikan kita
termasuk orang-orang yang mempunyai keinginan terhadapnya meski hanya sesaat.
Saya merasa prihatin dengan orang-orang muslim yang terus-menerus dalam
kemaksiatannya.
Saya banyak memohon kepada Allah agar menerima tobat para pelaku kemaksiatan
yang telah meninggalkan ketaatan dan beribadah kepada-Nya serta agar membalas
mereka dengan memberi hidayah pada mereka lantaran rasa takut saya al<an azab dahsyat
yang akan menimpa mereka. Yaitu suatu hari ketika tiap-tiap diri hanya membela dirinya
sendi4 tak ada seorang yang menjadi penebusnya serta ia tidak bisa menjadikan dirinya
sendiri sebagai tebusan, meski ia mendatangkan emas sepenuh bumi.
Juz ini berbicara tentang neraka dan kengeriannya. Maka, orang berakal yang
telah membacany4 sudah semestinya harus kembali kepada jalan lurus-Nya, bertobat
dari dosa-dosa dan kemaksiatannya, serta kembali kepada Allah dan rahmat-Nya.
Agar ia memperoleh pahala dan balasan yang ada di sisi Allah. Jangan sampai ia
kembali kepada murka Allah dengan kemaksiatannya, sehingga pada hari kiamat ia
memperoleh azab neraka disebabkan apa yang telah ia perbuat.
Dalam juz ini telah saya bicarakan cukup terperinci tentang segala yang berkaitan
dengan neraka, Jahannam, pinfu-pintunya, mac,un-macam azab di dalamny4 serta
kesengsaraan penduduknya, azab, dan kehinanaan bagi mereka.
lllengintip Ngeringa Neruka
S
Telah saya bicarakan juga tentang bahan bakar neraka dari manusia dan batu serta
tentang gunung-gunung dan lembah-lembahnya.
|uga telah saya bicarakan tentang besarnya tubuh dan hitamnya wajah olang-
orang yang masuk neraka serta pertengkaran penduduknya yang saling melaknat.
Saya bicarakan juga tentang permintaan tolong, teriakan, tangisan, dan permintaan
mereka kep ada Allah agar diperingankan azab b ar ang sehari.
Sayabicarakan juga tentang pelaku kemaksiatan dan dosa-dosabesar dari kalangan
orang-orang yang bertauhid. Berikut saya jelaskan tentang azab dan kehinaan yang
tak tertahankan yang akan mereka peroleh.
Saya juga menyebutkan tafsir para mufasir, pendapat ahlul ra'yi dan ahli ilmu,
selain dari pendapat, analisis dan penafsiran yallg saya sampaikan. Selain itu, saja juga
menjauhi segala hadits yang tidak shahih dan dhaif yang tidak ada sanad periwayatan
dan asaLnya.
Benar, dalam juz ini, telah banyak saya jelaskan agar manusia berhati-hati dan
bersiap-siap dalam menghadapi hari kiamat.
Saya berharap kepada Allah agar saya telah membuat Rabb kami ridha dengan
apa-apa yang membuat-Nya ridha yakni berupa pembicaraan tentang neraka dan
kengeriannya. Selain itu, saya juga berharaP agar saya termasuk orang yang benar
dalam mayoritas tulisan saya ini. Sebab, tidak ada yang benar selain kitab Allah.
Sedangkan kitab manusia mengandung banyak kekurangary kesalahan, dan lupa.
Sebagaimana firman Allah, " . ..Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah
mereka mendapat pertentangan yangbanyak di dalamnya. " (An-NisA': 82).
Karena itulah, saya mohon kepada Allah agar Dia mengampuni ketergelinciran,
kealpaan, dan kesalahan saya dalam juz ini. Sebab, saya tidak menyengaja berbuat
kesalahan, dan saya tidak mau berbuat salah kepada seorang pun, karena semata-
mata mencari perkataan yang benar.
Allah-lah yang menjadi saksi bahwa saya telah mengerahkan segala kesungguhan
saya dalam juz ini dan dalam seluruh juz ensiklopedi hari akhir saya dengan aPa-aPa
yang diridhai Allah, serta yang dapat membantu manusia untuk memahami akhirat
beserta kebahagiaan atau kesengsaraan di dalamnya.
TiadaharapanlainselainagarAllahmenerimaamalanini, danagarmeletakkannya
dalam timbangan kebaikan saya dan kebaikan siapa saja yang telah memberikan
sumbangsih bersama saya, pada hari saat harta dan anak-anak tidak berguna kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan hdti yang bersih.
Dan, penutup doa kami, Alhamdulillilhi Rabbil'ilamin.
Easilclopedi Harl Akhir: Surga dao Neraha

Related Posts:

  • Ekslopedi kiamat 13 dari golongan kalian."Lantas para shahabat berteriak, 'Allahu Akbar."selanjutnya Nabi bersabda, "Demi Allah, aku berharap agar jumlah kalianseperempat dari penduduk surga. Demi Allah, aku berharap agar jumlah kaliansepe… Read More