keluaran imamat 13


 , atau mengambil jabatan imamat itu, yang bersifat turun-

temurun, untuk keluarganya sendiri. Sebaliknya, ia sangat 

senang melihat kakaknya Harun memegang jabatan itu, dan juga 

anak-anaknya sesudah  dia, sedang  anak-anak Musa hanya 

menjadi orang Lewi biasa, betapapun hebatnya Musa. Inilah con-

toh kerendahan hati orang besar ini, dan bukti ketulusan hatinya 

untuk mendahulukan kemuliaan Allah, sehingga ia sama sekali 

tidak mengutamakan keluarganya sendiri. Harun, yang dengan 

rendah hati melayani sebagai nabi bagi Musa adiknya, dan tidak 

menolak jabatan ini (7:1), kini diangkat menjadi imam, imam 

besar bagi Allah. Demikianlah Tuhan akan meninggikan orang-

orang yang merendahkan dirinya. Lagi pula, tidak seorangpun 

yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, kecuali ia 

dipanggil untuk itu oleh Tuhan (Ibr. 5:4). Tuhan telah berfirman 

bahwa semua orang Israel akan menjadi kerajaan imam bagi-Nya 

(19:6). Namun, sebab  orang-orang yang melayani mezbah harus 

Kitab Keluaran 28:1-5 

 409 

memberi  diri sepenuhnya untuk pelayanan ini, dan sebab  

tugas yang disebut tugas semua orang pada akhirnya tidak akan 

ada yang mengerjakan, maka Tuhan di sini memilih satu keluarga 

di antara mereka untuk menjadi keluarga imam, sang ayah dan 

keempat anak laki-lakinya. Dan dari keturunan Harunlah berasal 

semua imam jemaat Yahudi, yang mengenai mereka sering kali 

kita baca, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. 

Sungguh suatu berkat saat kekudusan yang sejati berlangsung, 

bersama dengan kekudusan upacara ibadah, secara turun-

temurun dalam sebuah keluarga. 

II. Pakaian imam yang ditetapkan, sebagai perhiasan dan kemuliaan 

(ay. 2). beberapa  bahan yang paling mewah akan disediakan (ay. 

5), dan seniman-seniman terbaik akan dipekerjakan dalam pem-

buatannya, yang keahliannya akan Tuhan karuniakan, dengan 

karunia khusus untuk maksud ini, sampai ke tingkat yang sangat 

tinggi (ay. 3). Perhatikanlah, kemahiran, bahkan dalam keteram-

pilan sehari-hari pun, yaitu  karunia Allah. Karunia itu berasal 

dari-Nya, dan, jika ada kesempatan, harus dipergunakan untuk-

Nya. Tuhan yang mengajar petani akan keahliannya, juga mengajar 

pedagang akan keahliannya. Oleh sebab itu, keduanya harus 

menghormati Tuhan dengan penghasilan mereka. Pembelajaran ma-

nusia haruslah terutama diabdikan untuk pelayanan keimaman, 

dan dipergunakan untuk menghiasi orang-orang yang melayani 

perkara-perkara kudus. Pakaian yang ditetapkan di sini,  

1. Empat potong, yang dipakai baik oleh imam besar maupun 

imam yang lebih rendah, yaitu, celana lenan, kemeja lenan, 

ikat pinggang lenan yang diikatkan pada tubuh mereka, dan 

destar atau serban (penutup bagian kepala – pen.).  

2. Empat potong lagi, yang khusus dipakai oleh imam besar, 

yaitu, baju efod, beserta dengan sabuknya, tutup dada pernya-

taan keputusan, gamis panjang (jubah – pen.) dengan giring-

giring dan buah-buah delima di bagian bawahnya, serta patam 

(pelat) emas di dahi imam besar. Pakaian yang megah ini 

ditetapkan, 

(1) Agar para imam sendiri menyadari martabat jabatan 

mereka, dan bertingkah laku sesuai dengan jabatannya. 


 410

(2) Agar umat terpukau dengan rasa takut dan hormat yang 

kudus kepada Tuhan yang pelayan-pelayan-Nya tampak 

sedemikian megah. 

(3) Agar para imam menjadi perlambang Kristus, yang harus 

mempersembahkan dirinya tanpa cacat kepada Allah, dan 

perlambang semua orang Kristen, yang dihiasi dengan 

keindahan kekudusan, dan dalam kekudusan itu mereka 

dikuduskan bagi Allah. Perhiasan kita, kini berdasar  

Injil, baik sebagai pelayan Tuhan maupun orang Kristen, 

bukanlah berupa emas, mutiara, dan pakaian yang mahal-

mahal,namun  berupa pakaian keselamatan, dan jubah 

kebenaran (Yes. 61:10; Mzm. 132:9, 16). Seperti pakaian 

kotor yang dipakai imam besar Yosua melambangkan kesa-

lahan yang melekat pada keimamannya, yang harus diber-

sihkan (Za. 3:3-4), demikian pula, pakaian kudus itu me-

lambangkan kemurnian sempurna yang ada dalam jabatan 

imamat Kristus. Kristus kudus, tanpa cacat, dan tanpa 

cela. 

Baju Efod 

(28:6-14) 

6 Baju efod itu harus dibuat mereka dari emas, kain ungu tua dan kain ungu 

muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: buatan seorang 

ahli. 7 Haruslah ada pada baju efod itu dua tutup bahu yang disambung 

kepadanya, pada kedua ujungnyalah harus baju efod itu disambung. 8 Sabuk 

pengikat yang ada pada baju efod itu haruslah sama buatannya dan seiras 

dengan baju efod itu, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain 

kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya. 9 Haruslah kauambil dua 

permata krisopras dan mengukirkan nama para anak Israel pada permata 

itu, 10 enam dari nama mereka itu pada permata yang pertama dan keenam 

nama lagi pada permata yang kedua, menurut urutan kelahirannya. 11 Seperti 

buatan seorang pengasah permata, diukirkan seperti meterai, demikianlah 

harus kauukirkan pada kedua permata itu nama para anak Israel; dililit 

dengan ikat emas harus kaubuat permata itu. 12 lalu  haruslah kau-

taruh kedua permata itu pada kedua tutup bahu baju efod sebagai permata 

peringatan untuk mengingat orang Israel; maka ke hadapan TUHAN haruslah 

Harun membawa nama mereka di atas kedua tutup bahunya menjadi tanda 

peringatan. 13 Haruslah kaubuat ikat emas 14 dan dua untai dari emas murni; 

sebagai utas haruslah kaubuat itu, yang buatannya sebagai tali berjalin dan 

haruslah kaupasang untai berjalin itu pada ikat itu.  

Di sini Musa diberi petunjuk-petunjuk mengenai baju efod, yaitu 

pakaian imam besar sebelah luar. Baju efod dari kain lenan dipakai 

oleh imam-imam yang tingkatannya lebih rendah (1Sam. 2:18). 

Kitab Keluaran 28:15-30 

 411 

Samuel memakai baju efod semacam ini saat  dia masih kanak-

kanak (1Sam. 2:18), dan David mengenakannya saat  dia menari-

nari di hadapan tabut perjanjian (2Sam. 6:14). Namun, baju efod 

yang hanya dipakai oleh imam besar disebut baju efod emas, sebab  

ditenun dengan banyak emas. Baju efod ini berupa mantel pendek 

tanpa lengan, dikencangkan ke tubuh imam besar dengan sabuk 

yang terbuat dari bahan yang sama (ay. 6-8). Tutup-tutup bahunya 

disambung dengan dua batu mulia yang dililit dengan tali emas, satu 

batu pada setiap bahu, yang telah diukir dengan nama-nama para 

anak Israel (ay. 9-12). Sesuai dengan penggambaran ini,  

1.  Kristus, imam besar kita, menampakkan diri pada Yohanes de-

ngan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas, seperti sabuk 

yang meliliti baju efod (Why. 1:3). Kebenaran menjadi ikat ping-

gang-Nya (Yes. 11:5), dan haruslah menjadi ikat pinggang kita 

juga (Ef. 6:14). Kristus berlilitkan kekuatan untuk melakukan 

karya keselamatan bagi kita, dan Dia siap melakukannya.  

2.  Lambang pemerintahan dikatakan ada di atas bahunya (Yes. 9:5), 

seperti Harun membawa nama seluruh Israel di atas bahunya da-

lam batu mulia. Kristus mempersembahkan bagi diri-Nya sendiri 

dan bagi Bapa-Nya suatu jemaat yang cemerlang (Ef. 5:27, KJV). 

Dia memiliki kuasa untuk menopang mereka, memberi jaminan 

bagi mereka, dan dalam Dia-lah mereka diingat dengan kemuliaan 

dan perkenanan. Harun mengenakan batu-batu itu di hadapan 

Tuhan sebagai tanda peringatan (ay. 12), yang menyatakan bahwa 

kedatangannya ke hadapan Tuhan yaitu  sebagai perwakilan bagi 

seluruh Israel dan sebagai pembela bagi mereka. 

Pakaian Harun 

(28:15-30) 

15 Haruslah engkau membuat tutup dada pernyataan keputusan: buatan 

seorang ahli. Buatannya sama dengan baju efod, demikianlah harus engkau 

membuatnya, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi 

dan lenan halus yang dipintal benangnya haruslah engkau membuatnya.  

16 Haruslah itu empat persegi, lipat dua, sejengkal panjangnya dan sejengkal 

lebarnya. 17 Haruslah kautatah itu dengan permata tatahan, empat jajar 

permata: permata yaspis merah, krisolit, malakit, itulah jajar yang pertama; 

18 jajar yang kedua: permata batu darah, lazurit, yaspis hijau; 19 jajar yang 

ketiga: permata ambar, akik, kecubung, 20 jajar yang keempat: permata pirus, 

krisopras dan nefrit. Dengan berikatkan emas, demikianlah permata-permata 

itu dalam tatahannya. 21 Sesuai dengan nama para anak Israel, permata itu 

haruslah dua belas banyaknya; dan pada tiap-tiap permata haruslah ada, 


 412

diukirkan seperti meterai, nama salah satu suku dari yang dua belas itu.  

22 Juga haruslah kaubuat untuk tutup dada itu untai berpilin, yang buatan-

nya sebagai tali berjalin, dari emas murni. 23 Juga haruslah kaubuat untuk 

tutup dada itu dua gelang emas dan kedua gelang itu harus kaupasang pada 

kedua ujung tutup dada. 24 Haruslah kedua untai emas yang berjalin itu 

kaupasang pada kedua gelang itu, pada ujung tutup dada. 25 Kedua ujung 

lain dari kedua untai berjalin itu haruslah kaupasang pada kedua ikat emas 

itu, demikianlah kaupasang pada tutup bahu baju efod, di sebelah depannya. 

26 Haruslah engkau membuat dua gelang emas dan membubuhnya pada 

kedua ujung tutup dada itu, pada pinggirnya yang sebelah dalam, yang 

berhadapan dengan baju efod. 27 Juga haruslah engkau membuat dua gelang 

emas dan memasangnya pada kedua tutup bahu baju efod, di sebelah bawah 

pada bagian depan, dekat ke tempat persambungannya, di sebelah atas 

sabuk baju efod. 28 lalu  haruslah tutup dada itu dengan gelangnya 

diikatkan kepada gelang baju efod dengan memakai tali ungu tua, sehingga 

tetap di atas sabuk baju efod, dan tutup dada itu tidak dapat bergeser dari 

baju efod. 29 Demikianlah di atas jantungnya harus dibawa Harun nama para 

anak Israel pada tutup dada pernyataan keputusan itu, jika  ia masuk ke 

dalam tempat kudus, supaya menjadi tanda peringatan yang tetap di 

hadapan TUHAN. 30 Dan di dalam tutup dada pernyataan keputusan itu 

haruslah kautaruh Urim dan Tumim; haruslah itu di atas jantung Harun, 

jika  ia masuk menghadap TUHAN, dan Harun harus tetap membawa 

keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya, di hadapan TUHAN. 

Perhiasan imam besar yang paling megah yaitu  tutup dada ini, 

sepotong kain yang mewah, dikerjakan dengan teliti dari emas, kain 

ungu, dst., panjangnya dua jengkal dan lebarnya sejengkal, sehingga, 

sebab  dilipat dua, luasnya sejengkal kali sejengkal (ay. 16). Tutup 

dada ini diikatkan ke baju efod dengan untai-untai emas yang 

berjalin (ay. 13-14, 22, dst.), di atas dan di bawah, sehingga tutup 

dada itu tidak dapat bergeser dari baju efod (ay. 28). Baju efod yaitu  

pakaian pelayanan dan tutup dada pernyataan keputusan yaitu  

lambang kehormatan. Keduanya itu tidak boleh dipisahkan dengan 

alasan apa pun. Jika seseorang ingin melayani Tuhan, dan melaku-

kan kehendak-Nya, ia harus tahu ajaran-Nya. Pada tutup dada ini, 

I.  Suku-suku Israel dibawa ke hadapan Tuhan dalam dua belas batu 

mulia (ay. 17-21). Beberapa penafsir bertanya-tanya apakah ada 

batu mulia yang diberi nama Lewi. Jika tidak ada, maka Efraim 

dan Manasye ditulis terpisah, seperti yang diperintahkan Yakub. 

Dan sang imam besar sendiri, sebagai kepala suku Lewi, cukup 

untuk mewakili suku itu. Jika ada batu mulia untuk Lewi, seperti 

yang tersirat dalam ayat ini, bahwa mereka diukir menurut urutan 

kelahirannya (ay. 10), maka Efraim dan Manasye menjadi satu 

dalam Yusuf. Harun membawa nama mereka supaya menjadi 

tanda peringatan yang tetap di hadapan TUHAN. Sebagai seorang 

Kitab Keluaran 28:15-30 

 413 

yang ditetapkan bagi manusia, untuk mewakili mereka dalam 

hubungan mereka dengan Allah, di sini Harun menjadi perlam-

bang untuk Imam Besar Agung kita, yang selalu datang ke hadap-

an Tuhan bagi kepentingan kita.  

1.  Meskipun umat dilarang mendekat, dan harus menjaga jarak, 

tetapi oleh imam besar, yang membawa nama-nama mereka 

pada tutup dadanya, mereka bisa masuk ke ruang maha 

kudus. Demikian pula orang percaya, bahkan saat  mereka 

masih di sini di bumi ini, mereka bukan hanya masuk ke 

ruang maha kudus,namun  dengan iman duduk bersama dengan 

Kristus di Sorga (Ef. 2:6, KJV). Nama masing-masing suku di-

ukir pada sebuah batu mulia, untuk memperlihatkan betapa 

berharga orang-orang percaya dalam pandangan Allah, dan 

betapa terhormat mereka (Yes. 43:4). Mereka akan menjadi 

milik-Nya pada hari Dia menyiapkan permata-permata-Nya 

(Mal. 3:17, KJV). Betapapun kecil atau miskinnya suatu suku, 

suku itu merupakan sebuah batu mulia pada tutup dada 

imam besar. Demikianlah semua orang kudus sangat dikasihi 

oleh Kristus, dan Ia bersuka di dalam mereka, Ia memandang 

mereka sebagai orang-orang mulia di bumi, sekalipun manusia 

memandang mereka sebagai belanga-belanga tanah (Rat. 4:2). 

3.  Imam besar membawa nama-nama mereka di atas bahunya 

dan juga di atas dadanya, yang menggambarkan kuasa dan 

juga kasih yang dimiliki Tuhan Yesus kita dalam menjadi 

pengantara bagi orang-orang yang menjadi milik-Nya (ay. 29). 

Dia bukan hanya membawa mereka di atas jantungnya, seperti 

yang dinyatakan di sini (ay. 29),namun  juga membawa mereka 

di dadanya (Yes. 40:11, KJV) dengan rasa kasih sayang yang 

terdalam. Betapa dekat seharusnya nama Kristus di hati kita, 

sebab  Dia juga dengan senang hati meletakkan nama kita 

dekat dengan hati-Nya! Dan sungguh suatu penghiburan bagi 

kita, dalam segala permohonan kita kepada Allah, bahwa 

Imam Besar Agung yang kita imani membawa nama-nama 

semua umat-Nya Israel di atas dada-Nya ke hadapan Tuhan 

untuk menjadi tanda peringatan, dan mempersembahkan me-

reka kepada Tuhan sebagai umat pilihan-Nya, serta membuat 

mereka berkenan di dalam Yang Terkasih! sebab  itu, jangan-

lah sampai orang Kristen yang benar merasa bahwa Tuhan telah 

melupakan mereka, ataupun mempertanyakan apakah Dia 


 414

peduli dengan mereka dalam segala perkara, sebab  mereka 

bukan hanya dilukiskan di telapak tangan-Nya (Yes. 49:16), 

tetapi juga diukir di atas jantung dari Sang Pengantara Agung 

itu (lihat Kid. 8:6).  

II. Urim dan Tumim, yang digunakan untuk mencari tahu kehendak 

Tuhan saat menghadapi persoalan yang meragukan, ditempatkan 

pada tutup dada ini, dan sebab  itu tutup dada ini disebut tutup 

dada pernyataan keputusan (ay. 30). Urim dan Tumim melam-

bangkan cahaya dan keutuhan. Ada banyak dugaan di antara 

para cendekiawan mengenai apa itu Urim dan Tumim. Tidak ada 

alasan bagi kita untuk berpikir bahwa Urim dan Tumim yaitu  

sesuatu yang baru yang harus dibuat Musa selain yang sudah 

ada sebelumnya. Oleh sebab  itu, entah Tuhan sendiri yang 

membuat Urim dan Tumim lalu memberi nya kepada Musa 

untuk ditempatkan pada tutup dada, saat  benda-benda lain 

sedang disiapkan (Im. 8:8), atau Urim dan Tumim itu tiada lain 

dibandingkan  yang sudah ada sebelumnya, dan Tuhan hanya memberi 

petunjuk tambahan untuk dipakai selanjutnya. Saya pikir ayat 

ini  dapat dibaca sebagai berikut, Dan kepada tutup dada 

pernyataan keputusan itu haruslah kau berikan, atau bubuhkan, 

atau pancarkan, cahaya dan kesempurnaan, dan cahaya dan 

kesempurnaan itu akan terpancar di atas jantung Harun. Dengan 

kata lain, “Harun akan dikaruniakan kuasa untuk mengetahui 

dan memberi tahu pikiran Tuhan dalam setiap persoalan yang sulit 

dan meragukan, baik yang berkaitan dengan masalah kemasya-

rakatan maupun keagamaan bangsa itu.” Pemerintahan mereka 

bersifat theokrasi. Tuhan yaitu  Raja mereka, sedang  imam 

besar, yang ada di bawah Allah, yaitu  pemimpin mereka, dan 

Urim dan Tumim yaitu  dewan penasihatnya. Mungkin Musa 

menuliskan pada tutup dada itu, atau menenunkan ke dalamnya 

kata-kata ini, Urim dan Tumim, untuk menunjukkan bahwa imam 

besar, yang memakai tutup dada ini dan meminta petunjuk Tuhan 

dalam setiap masalah mendesak yang berkaitan dengan umat, 

harus dituntun untuk melakukan tindakan ini, dan menyampai-

kan nasihat, yang akan diberitahukan oleh Allah. Jika imam be-

sar berdiri di hadapan tabut perjanjian (tetapi tanpa tirai), maka 

ia mungkin akan menerima petunjuk dari atas tutup pendamaian, 

seperti yang terjadi pada Musa (25:22), dan sepertinya juga pada

Kitab Keluaran 28:31-39 

 415 

Pinehas (Hak. 20:27-28). Jika imam besar berada jauh dari tabut 

perjanjian, seperti yang terjadi pada Abyatar saat  dia meminta 

petunjuk Tuhan untuk Daud (1Sam. 23:6, dst.), maka jawaban 

diberikan dengan suara dari sorga atau mungkin dengan suatu 

dorongan dalam hati imam besar. Kemungkinan kedua ini yang 

mungkin dimaksudkan dalam pernyataan ini, dia harus tetap 

membawa keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya. Memin-

ta petunjuk Tuhan seperti ini sangat penting bagi Israel. Yosua 

mencari petunjuk Tuhan dengan cara ini (Bil. 27:21), dan, seperti-

nya, demikian pula dengan hakim-hakim sesudah  dia. Kebiasaan 

ini hilang semasa orang Israel ada dalam pembuangan, dan tidak 

pernah muncul lagi sesudah nya, walaupun, tampaknya, mereka 

mengharapkannya (Ezr. 2:63). Namun, kebiasaan meminta petun-

juk Tuhan ini hanyalah bayangan dari hal-hal baik yang akan 

datang, dan hal yang sesungguhnya yaitu  Kristus. Dia-lah 

petunjuk Tuhan bagi kita. Melalui Kristus, Tuhan di zaman akhir ini 

menyatakan diri-Nya dan pikiran-Nya kepada kita (Ibr. 1:2; Yoh. 

1:18). Pewahyuan ilahi berpusat pada Dia, dan datang kepada kita 

melalui Dia. Dia-lah terang itu, terang yang sebenarnya, saksi 

yang setia, kebenaran itu sendiri, dan dari Dia-lah kita menerima 

Roh kebenaran, yang memimpin ke dalam seluruh kebenaran. 

Penggabungan tutup dada dengan baju efod menggambarkan 

bahwa jabatan kenabian-Nya didirikan di atas jabatan keimaman-

Nya. Dan oleh kematian-Nyalah Dia membeli kehormatan ini bagi 

diri-Nya dan perkenanan ini bagi kita. Hanya Anak Domba yang 

telah disembelihlah yang layak menerima gulungan kitab itu dan 

membuka materai-materainya (Why. 5:9).  

Gamis dan Patam  

(28:31-39) 

31 Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya. 32 Le-

hernya haruslah di tengah-tengahnya; lehernya itu harus memiliki  pinggir 

sekelilingnya, buatan tukang tenun, seperti leher baju zirah haruslah leher-

nya itu, supaya jangan koyak. 33 Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah 

delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling 

ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas: 4 sehingga 

satu giring-giring emas dan satu buah delima selalu berselang-seling, pada 

ujung gamis itu. 35 Haruslah gamis itu dipakai Harun, jika  ia menyeleng-

garakan kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran, jika  ia masuk ke 

dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan jika  ia keluar pula, supaya 

ia jangan mati. 36 Juga haruslah engkau membuat patam dari emas murni 


 416

dan pada patam itu kauukirkanlah, diukirkan seperti meterai: Kudus bagi 

TUHAN. 37 Haruslah patam itu engkau beri bertali ungu tua, dan haruslah itu 

dilekatkan pada serban, di sebelah depan serban itu. 38 Patam itu haruslah 

ada pada dahi Harun, dan Harun harus menanggung akibat kesalahan terha-

dap segala yang dikuduskan oleh orang Israel, yakni terhadap segala persem-

bahan kudusnya; maka haruslah patam itu tetap ada pada dahinya, sehingga 

TUHAN berkenan akan mereka. 39 Haruslah engkau menenun kemeja dengan 

ada raginya, dari lenan halus, dan membuat serban dari lenan halus dan 

haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang berwarna-warna.  

Di sini,  

1. Arahan diberikan mengenai gamis baju efod (ay. 31-35). Gamis 

atau jubah ini dipakai sebelum baju efod, dan panjangnya sampai 

ke lutut, tanpa lengan, dan dipakai lewat kepala, memiliki lubang 

di bagian samping untuk memasukkan lengan, atau, seperti yang 

diterangkan oleh cendekiawan Yahudi, Maimonides, bagian-bagian 

sampingnya tidak disatukan dengan jahitan sama sekali. Lubang 

di sebelah atas, tempat memasukkan kepala, dikelim berkeliling 

dengan teliti, agar jangan koyak pada saat dipakai. Dalam ibadah, 

apa pun harus dilakukan untuk menyingkirkan segala sesuatu 

yang dapat mengganggu pikiran orang yang sedang beribadah, 

atau yang membuat ibadah menjadi tidak layak. Di sekeliling 

ujung bawah gamis atau jubah itu digantung giring-giring emas, 

dan tiruan buah-buah delima yang terbuat dari benang berwarna-

warni. Buah-buah delima mempercantik gamis itu, dan suara 

giring-giring menjadi pemberitahuan bagi umat di pelataran atau 

halaman luar Kemah Suci saat imam besar masuk ke dalam 

tempat kudus untuk membakar ukupan, supaya umat dapat me-

musatkan perhatian dalam beribadah pada waktu yang bersama-

an (Luk. 1:10). Dengan memusatkan perhatian ini , umat 

turut mengikuti apa yang sedang dilakukan imam besar saat  

mempersembahkan korban persembahan, dan bersama dia me-

naikkan harapan-harapan mereka melalui doa kepada Tuhan keti-

ka sang imam besar mempersembahkan ukupan kepada Allah. 

Harun harus datang mendekat kepada Tuhan untuk melayani 

dengan memakai  pakaian yang ditetapkan baginya, supaya 

ia jangan mati. Berbahaya bagi Harun jika ia mendekat dengan 

tidak mengikuti perintah yang ditetapkan. Hal ini menggambar-

kan bahwa kita harus melayani Tuhan dengan rasa takut dan 

gentar yang kudus, menyadari bahwa kita pantas mati, dan ada 

dalam bahaya besar kalau kita sampai melakukan kesalahan. 

Beberapa orang menafsirkan giring-giring yang ada pada gamis 

Kitab Keluaran 28:31-39 

 417 

kudus itu sebagai perlambang bagi bunyi kumandang Injil Kristus 

di dunia, yang mengumandangkan masuknya Kristus ke dalam 

tirai yang memisahkan ruang maha kudus itu bagi kita. Berba-

hagialah orang-orang yang mendengar bunyi kesukaan ini (Mzm. 

89:16, KJV). Adanya buah-buah delima, buah yang harum, melam-

bangkan bau Injil yang harum, beserta bunyi kesukaan yang 

mengiringinya, sebab  Injil yaitu  bau kehidupan yang meng-

hidupkan. Jemaat Kristus disebut juga kebun pohon-pohon delima. 

2. Arahan diberikan mengenai patam atau pelat kecil yang dikena-

kan di dahi Harun, yang harus diukir dengan kata-kata, Kudus 

bagi TUHAN (ay. 36-37), atau Kudus bagi Yehova. Dengan adanya 

patam ini, Harun diingatkan bahwa Tuhan itu kudus, dan sebab  

itu imam-imam-Nya pun harus kudus. Kekudusan harus ada di 

dalam rumah-Nya dan rumah tangga-Nya. Imam besar harus di-

bersihkan dari segala kecemaran, dan dikuduskan bagi Tuhan un-

tuk pelayanan dan kehormatan-Nya, dan demikian pula halnya 

dengan semua pelayan-pelayan-Nya. Setiap orang yang datang ke 

rumah Tuhan harus berukirkan Kudus bagi Tuhan pada dahinya, 

artinya, mereka haruslah kudus, beribadah dan mengabdikan diri 

sepenuhnya kepada Tuhan, dan memuliakan Dia dalam segala 

yang mereka lakukan. Patam ini harus tampak pada dahi mereka, 

yaitu berupa pengakuan iman di depan umum akan hubungan 

mereka dengan Allah, tidak malu mengakui iman mereka itu, dan 

mewujudkan pengakuan itu dalam seluruh tingkah laku hidup 

mereka di dunia ini. Patam itu harus diukirkan seperti mengukir-

kan tanda pada cincin, terukir dalam-dalam, sehingga tahan 

lama, tidak hilang saat  diusap atau dicuci,namun  penuh ketu-

lusan dan abadi. Demikianlah Kudus bagi Tuhan itu harus ada 

pada diri kita. Harun haruslah memakai patam ini pada dahinya, 

supaya ia menanggung akibat kesalahan terhadap segala yang 

dikuduskan (ay. 38), dan supaya TUHAN berkenan akan mereka. 

Di sini, Harun menjadi perlambang Kristus, Sang Pengantara 

Agung antara Tuhan dan manusia, yang melalui-Nya kita dapat 

berurusan dengan Tuhan dalam hal-hal sebagai berikut.  

(1) Melalui Kristus, apa yang salah dalam segala ibadah kita ke-

pada Tuhan diampuni. Hukum ilahi itu ketat, dalam banyak hal 

kita melakukan kesalahan dalam menjalankan kewajiban kita, 

sehingga tidak bisa tidak hati nurani kita terus mengingatkan 

kita pada banyaknya kesalahan yang kita lakukan, termasuk 


 418

hal-hal yang kudus. Saat kita ingin berbuat baik, justru yang 

jahat yang kita perbuat. Semua ini akan membawa kehancur-

an kepada kita jika  Tuhan sampai mengadili kita. Akan 

tetapi, Kristus, Sang Imam Besar kita, menanggung semua 

kesalahan kita ini, menanggungnya bagi kita agar dapat men-

jauhkannya dari kita. Dan melalui Dia, kesalahan kita itu 

diampuni dan tidak diperhitungkan lagi atas kita. 

(2) Melalui Kristus, hal-hal yang baik menjadi layak. Diri kita dan 

segala perbuatan kita berkenan kepada Tuhan sebab  pengan-

taraan Kristus. Semuanya sia-sia tanpa pengantaraan-Nya 

(1Ptr. 2:5). Pengudusan-Nya bagi Tuhan membuat orang-orang 

yang menerima kebenaran-Nya mendapatkan perkenanan ilahi 

dan diselubungi dengan Roh-Nya. sebab  itulah Dia berkata 

bahwa bagi kitalah Dia menguduskan diri-Nya (Yoh. 17:19). 

Dengan memiliki Imam Besar yang seperti ini, kita dapat meng-

hampiri takhta kasih karunia dengan penuh keberanian (Ibr. 

4:14-16). 

3.  Bagian-bagian lain dari pakaian imam besar hanya disebutkan 

saja (ay. 39), sebab tidak ada yang istimewa di dalamnya. Kemeja 

beragi yang ditenun dari lenan halus yaitu  pakaian imam yang 

paling dalam. Kemeja ini panjangnya sampai ke kaki, panjang 

lengannya sampai ke pergelangan tangan, dikencangkan ke tubuh 

dengan ikat pinggang atau sabuk dari tenunan yang berwarna-

warna. Serban, atau jamang, dibuat dari lenan, seperti yang 

dipakai raja-raja timur zaman dahulu, yang menjadi perlambang 

bagi jabatan rajawi Kristus. Dia yaitu  imam di atas takhta (Za. 

6:13), imam yang bertakhtakan mahkota. Kedua jabatan ini, yaitu 

raja dan imam besar, telah disatukan oleh Allah, maka kita tidak 

boleh memisahkannya. 

Arahan mengenai Pakaian Imam Besar  

dan Imam-imam yang Lebih Rendah  

(28:40-43) 

40 Juga bagi anak-anak Harun haruslah kaubuat kemeja-kemeja dan harus-

lah kaubuat ikat-ikat pinggang bagi mereka, dan destar-destar haruslah kau-

buat bagi mereka untuk menjadi perhiasan kemuliaan. 41 Maka semuanya itu 

haruslah kaukenakan kepada abangmu Harun bersama-sama dengan anak-

anaknya, lalu  engkau harus mengurapi, mentahbiskan dan mengudus-

kan mereka, sehingga mereka dapat memegang jabatan imam bagi-Ku.

Kitab Keluaran 28:40-43 

 419 

42 Buatlah celana-celana lenan bagi mereka untuk menutupi daging aurat-

nya: celana itu haruslah dari pinggang sampai paha panjangnya. 43 Harun 

dan anak-anaknya haruslah memakainya, jika  mereka masuk ke dalam 

Kemah Pertemuan atau jika  mereka datang ke mezbah untuk menyeleng-

garakan kebaktian di tempat kudus, supaya mereka jangan membawa kesa-

lahan kepada dirinya, lalu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lama-

nya baginya dan bagi keturunannya.” 

Dalam ayat-ayat di atas kita dapati, 

1.  Arahan khusus mengenai pakaian imam-imam yang lebih rendah 

tingkatannya. Mereka harus memakai kemeja, ikat pinggang, dan 

destar yang terbuat dari bahan yang sama dengan pakaian yang 

dipakai imam besar. Namun, destar mereka dan serban imam 

besar berbeda bentuk. Destar mereka, seperti serban imam besar, 

sebagai kemuliaan dan keindahan (ay. 40, KJV) sehingga mereka 

kelihatan megah dalam pelayanan mereka. Meskipun demikian, 

semua kemuliaan ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan 

dengan kemuliaan kasih karunia, dan keindahan ini tidak dapat 

dibandingkan dengan indahnya kekudusan, yang dilambangkan 

oleh pakaian-pakaian kudus ini. Mereka secara khusus diperin-

tahkan, dalam pelayanannya, untuk memakai celana-celana lenan 

(ay. 42). Hal ini mengajarkan kita akan kesopanan dan kepantas-

an baik dalam berpakaian maupun bertingkah laku dalam segala 

keadaan, terutama dalam ibadah raya, di mana penutup badan 

yang pantas harus dikenakan (1Kor. 11:5-6, 10). Celana-celana 

lenan ini juga memberi arti bahwa jiwa kita perlu ditutupi saat 

kita datang ke hadapan Allah, agar jangan kelihatan ketelanjang-

anmu yang memalukan. 

2. Aturan umum mengenai pakaian imam besar dan imam-imam 

yang lebih rendah tingkatannya, yang berlaku sama bagi kedua-

nya. Pakaian ini harus dipakaikan kepada mereka, saat pertama 

kali mereka ditahbiskan, sebagai tanda akan pengukuhan mereka 

dalam jabatan imam (ay. 41). Selanjutnya, mereka harus mema-

kainya dalam setiap tugas pelayanan mereka,namun  tidak di wak-

tu-waktu yang lain (ay. 43), dan berbahaya bagi mereka jika 

mereka melakukannya, supaya mereka jangan membawa kesalah-

an kepada dirinya lalu mati. Orang-orang yang bersalah sebab  

lalai dalam tugasnya, atau melalaikan tugasnya, akan membawa 

kesalahan kepada dirinya. Jika imam melakukan tugas pelayanan 

yang ditetapkan, dan tidak memakai pakaian yang seharusnya, 

maka pelayanan itu, menurut ahli-ahli agama Yahudi, ibarat 


 420

dilakukan oleh seorang awam, dan orang awam yang mendekat 

harus dihukum mati. Tuhan tidak akan membiarkan kelancangan 

dan ketidaksopanan, sekalipun dilakukan oleh orang-orang yang 

oleh kehendak-Nya dapat datang mendekat kepada-Nya. Bahkan 

jika Harun sendiri menganggap remeh ketetapan ilahi, dia tetap 

menanggung kesalahannya dan pasti mati. Bagi kita, semua 

kelengkapan pakaian ini menjadi perlambang akan, 

(1) Kebenaran Kristus. Jika kita datang di hadapan Tuhan tanpa 

memakai pakaian ini, kita menanggung kesalahan sendiri dan 

pasti mati. Pantaskah kita menghadiri pesta perkawinan tanpa 

mengenakan pakaian pesta, atau menghampiri mezbah Tuhan 

tanpa imam-imam-Nya mengenakan pakaian imam? (Mat. 

22:12-13) 

(2) Perlengkapan senjata Tuhan yang dijelaskan dalam Efesus 6:13. 

Jika kita bertempur tanpa mengenakan perlengkapan ini, maka 

musuh-musuh rohani kita akan membunuh jiwa kita, dan 

kitalah yang menanggung akibat kesalahan sendiri, darah kita 

tertimpa kepada kita sendiri. Oleh sebab  itu, berbahagialah 

orang yang berjaga-jaga dan memperhatikan pakaiannya (Why. 

16:15). 

3.  Peraturan ini dikatakan harus menjadi suatu ketetapan untuk 

selama-lamanya, artinya, ketetapan ini terus berlaku selama ja-

batan imamat itu masih berlangsung. Namun, kelanjutan ketetap-

an ini ada pada hal sesungguhnya yang dilambangkan oleh semua 

pakaian ini, yang hanya merupakan bayangan dari hal yang 

sesungguhnya itu. 

 

 

 

  

PASAL  29  

Perintah-perintah khusus diberikan dalam pasal ini,  

I. Mengenai pentahbisan imam-imam dan pengudusan mezbah 

(ay. 1-37).  

II. Mengenai korban sehari-hari, (ay. 38-41). Kepada perintah-pe-

rintah ini Tuhan menambahkan janji-janji yang penuh dengan 

kemurahan hati-Nya, bahwa Tuhan akan mengakui dan mem-

berkati mereka dalam semua kebaktian mereka (ay. 42, dst.).  

Pentahbisan Imam-imam 

(29:1-37) 

1 “Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mere-

ka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu 

jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela, 2 roti yang tidak 

beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan 

roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum 

yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu. 3 Kautaruhlah semuanya 

dalam sebuah bakul dan kaupersembahkanlah semuanya dalam bakul itu, 

demikian juga lembu jantan dan kedua domba jantan itu. 4 Lalu kausuruhlah 

Harun dan anak-anaknya datang ke pintu Kemah Pertemuan dan haruslah 

engkau membasuh mereka dengan air. 5 lalu  kauambillah pakaian itu, 

lalu kaukenakanlah kepada Harun kemeja, gamis baju efod, dan baju efod 

serta tutup dada; kaukebatkanlah sabuk baju efod kepadanya; 6 kautaruhlah 

serban di kepalanya dan jamang yang kudus kaububuh pada serban itu.  

Sesudah itu kauambillah minyak urapan dan kautuang ke atas kepalanya, 

dan kauurapilah dia. 8 Kausuruhlah anak-anaknya mendekat dan kaukena-

kanlah kemeja-kemeja itu kepada mereka. 9 Kauikatkanlah ikat pinggang 

kepada mereka, kepada Harun dan anak-anaknya, dan kaulilitkanlah destar 

itu kepada kepala mereka, maka merekalah yang akan memegang jabatan 

imam; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya. Demikianlah engkau 

harus mentahbiskan Harun dan anak-anaknya. 10 lalu  haruslah kau-

bawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan 

anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu.  

11 Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan TUHAN di depan pintu 

Kemah Pertemuan. 12 Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu 


 422

dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala da-

rah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah. 13 Kemu-

dian kauambillah segala lemak yang menutupi isi perut, umbai hati, kedua 

buah pinggang dan segala lemak yang melekat padanya, dan kaubakarlah di 

atas mezbah. 14namun  daging lembu jantan itu, kulitnya dan kotorannya ha-

ruslah kaubakar habis dengan api di luar perkemahan, itulah korban peng-

hapus dosa. 15 lalu  haruslah kauambil domba jantan yang satu, lalu 

haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala 

domba jantan itu. 16 Haruslah kausembelih domba jantan itu dan kauambil-

lah darahnya dan kausiramkan pada mezbah sekelilingnya. 17 Haruslah kau-

potong-potong domba jantan itu menurut bagian-bagian tertentu, kaubasuh-

lah isi perutnya dan betis-betisnya dan kautaruh itu di atas potongan-

potongannya dan di atas kepalanya. 18 lalu  haruslah kaubakar seluruh 

domba jantan itu di atas mezbah; itulah korban bakaran, suatu persembah-

an yang harum bagi TUHAN, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.  

19 lalu  haruslah kauambil domba jantan yang lain, lalu haruslah 

Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala domba 

jantan itu. 20 Haruslah kausembelih domba jantan itu, kauambillah sedikit 

dari darahnya dan kaububuh pada cuping telinga kanan Harun dan pada 

cuping telinga kanan anak-anaknya, pada ibu jari tangan kanan dan pada 

ibu jari kaki kanan mereka, dan darah selebihnya kausiramkanlah pada 

mezbah sekelilingnya. 21 Haruslah kauambil sedikit dari darah yang ada di 

atas mezbah dan dari minyak urapan itu dan kaupercikkanlah kepada Harun 

dan kepada pakaiannya, dan juga kepada anak-anaknya dan pada pakaian 

anak-anaknya; maka ia akan kudus, ia dan pakaiannya, dan juga anak-

anaknya dan pakaian anak-anaknya. 22 Dari domba jantan itu haruslah kau-

ambil lemaknya, ekornya yang berlemak, lemak yang menutupi isi perutnya, 

umbai hatinya, kedua buah pinggangnya, lemak yang melekat padanya, paha 

kanannya – sebab itulah domba jantan persembahan pentahbisan – 23 kau-

ambillah juga satu keping roti, satu roti bundar yang berminyak dan satu roti 

tipis dari dalam bakul berisi roti yang tidak beragi, yang ada di hadapan 

TUHAN. 24 Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan 

ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan 

semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN. 25 lalu  

haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas 

mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di 

hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN. 26 Selanjutnya 

haruslah kauambil dada dari domba jantan yang yaitu  bagi pentahbisan 

Harun dan kaupersembahkan sebagai persembahan unjukan di hadapan 

TUHAN, dan itulah bagian untukmu. 27 Demikianlah harus kaukuduskan 

dada persembahan unjukan dan paha persembahan khusus yang dipersem-

bahkan dari domba jantan yang yaitu  bagi pentahbisan Harun dan anak-

anaknya. 28 Itulah yang menjadi bagian untuk Harun dan anak-anaknya 

menurut ketetapan yang berlaku untuk selama-lamanya bagi orang Israel, 

sebab inilah suatu persembahan khusus, maka haruslah itu menjadi persem-

bahan khusus dari pihak orang Israel, yang diambil dari korban keselamatan 

mereka, dan menjadi persembahan khusus mereka bagi TUHAN. 29 Pakaian 

kudus kepunyaan Harun itu haruslah turun kepada anak-anaknya yang 

lalu , supaya mereka memakainya jika  mereka diurapi dan ditahbis-

kan. 30 Tujuh hari lamanya haruslah pakaian itu dikenakan oleh imam peng-

gantinya dari antara anak-anaknya, yang akan masuk ke dalam Kemah 

Pertemuan untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus. 31 Domba 

jantan persembahan pentahbisan itu haruslah kauambil dan dagingnya kau-

masak pada suatu tempat yang kudus. 32 Haruslah Harun dan anak-anaknya 

memakan daging domba jantan itu serta roti yang ada di dalam bakul di 

depan pintu Kemah Pertemuan. 33 Haruslah mereka memakan semuanya itu 

Kitab Keluaran 29:1-37 

 423 

yang dipakai untuk mengadakan pendamaian pada waktu mereka ditahbis-

kan dan dikuduskan,namun  orang awam janganlah memakannya, sebab per-

sembahan kudus semuanya itu. 34 Jika ada yang tinggal dari daging persem-

bahan pentahbisan dan dari roti itu sampai pagi, haruslah kaubakar habis 

yang tinggal itu dengan api, janganlah dimakan, sebab persembahan kudus 

semuanya itu. 35 Maka haruslah kauperbuat demikian kepada Harun dan 

kepada anak-anaknya, tepat seperti yang Kuperintahkan kepadamu; selama 

tujuh hari haruslah kautahbiskan mereka. 36 Tiap-tiap hari haruslah engkau 

mengolah seekor lembu jantan menjadi korban penghapus dosa untuk meng-

adakan pendamaian dan haruslah kausucikan mezbah itu, dengan mengada-

kan pendamaian baginya; haruslah engkau mengurapinya untuk mengudus-

kannya. 37 Tujuh hari lamanya haruslah engkau mengadakan pendamaian 

bagi mezbah itu; haruslah engkau menguduskannya, maka mezbah itu akan 

menjadi maha kudus; setiap orang yang kena kepada mezbah itu akan 

menjadi kudus.” 

Dalam perikop di atas kita temukan,  

I. Hukum mengenai pentahbisan Harun dan anak-anaknya untuk 

memangku jabatan imam, yang harus dilaksanakan dengan ba-

nyak upacara dan penuh kesungguhan. Maksudnya supaya de-

ngan segala upacara ini Harun dan anak-anaknya sadar sepenuh-

nya akan keagungan tugas panggilan mereka, dan supaya bangsa 

itu dapat belajar memuliakan jabatan itu dan jangan ada yang 

mencoba-coba mengacaukannya.  

1. Upacara-upacara yang harus dilaksanakan itu ditetapkan 

Tuhan secara lengkap dan terinci, sebab upacara-upacara se-

macam itu belum pernah dilakukan sebelumnya, dan sebab  

upacara-upacara itu akan dijadikan suatu ketetapan yang ber-

laku untuk selama-lamanya, bahwa Imam Besar harus ditah-

biskan secara resmi seperti itu. Nah,  

(1) Pekerjaan yang harus dilakukan yaitu  pentahbisan orang-

orang yang telah dipilih Tuhan untuk menjadi imam-imam. 

Dengan pentahbisan ini para imam itu mengabdikan dan 

memberi  diri untuk melayani Allah, dan Tuhan menyata-

kan penerimaan-Nya atas mereka. Dengan upacara pentah-

bisan itu pula bangsa itu diberitahukan bahwa tidak se-

orang pun boleh mengambil kehormatan itu bagi dirinya 

sendiri, dan bahwa para imam itu tidak mencari hormat 

dengan menjadi imam,namun  mereka dipanggil oleh Tuhan 

untuk pekerjaan itu (Ibr. 5:4-5). Dengan demikian mereka 

dibedakan dari orang-orang kebanyakan, disisihkan dari 

pelayanan-pelayanan umum, dan dipisahkan bagi Tuhan 


 424

dan langsung melayani-Nya. Perhatikanlah, semua orang 

yang dipekerjakan bagi Tuhan harus dikuduskan bagi-Nya. 

Pertama-tama orang itu harus mendapat perkenan-Nya, 

baru lalu  melakukan pekerjaannya. Ungkapan baha-

sa Ibrani untuk pentahbisan (ay. 9) yaitu  memenuhi 

tangan. Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak 

tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya, 

dan domba jantan persembahan pentahbisan yaitu  domba 

jantan yang ditaruh ke atas telapak tangan (ay. 22, 26). 

Pentahbisan itu yaitu  untuk penyempurnaan mereka juga. 

Tentang Kristus dikatakan bahwa Ia telah menjadi sempurna 

sampai selama-lamanya (Ibr. 7:28, KJV: Ia dibuat sempurna 

atau dikuduskan dan ditahbiskan untuk selama-lamanya). 

Mungkin ungkapan di atas dipinjam dari tindakan mena-

ruh persembahan ke atas telapak tangan mereka, untuk di-

unjukkan di hadapan TUHAN (ay. 24).namun  hal ini me-

nunjukkan,  

[1] Bahwa tangan hamba-hamba Tuhan itu harus penuh. 

Mereka tidak memiliki  waktu untuk disia-siakan, 

begitu agung, begitu melimpah, dan begitu terus-mene-

rusnya pekerjaan mereka berlangsung.  

[2] Bahwa tangan mereka harus selalu terisi. Kebutuhan 

mereka yang pasti yaitu  sesuatu untuk dipersembah-

kan, dan mereka tidak dapat menyediakannya sendiri, 

harus diberikan dari sorga. Mereka tidak dapat meme-

nuhi hati umat jika Tuhan tidak mengisi tangan mereka. 

Oleh sebab  itu kepada Dia-lah mereka harus datang, 

dan menerima dari kepenuhan-Nya.  

(2) Orang yang harus melakukan upacara pentahbisan itu 

yaitu  Musa, sesuai keputusan Allah. Walaupun ia ditah-

biskan untuk manusia, namun bangsa itu tidak dapat 

mentahbiskan dia. Musa, hamba TUHAN itu, dan perpan-

jangan tangan-Nya, harus melakukannya. Oleh penetapan 

khusus dari Allah, sekarang ia melakukan pekerjaan imam, 

dan oleh sebab  itu apa yang menjadi bagian pekerjaan 

imam dalam mempersembahkan korban, di sini diperintah-

kan kepadanya (ay.26).  

Kitab Keluaran 29:1-37 

 425 

(3) Tempatnya yaitu  di pintu Kemah Pertemuan (ay. 4). Tuhan 

berkenan diam di dalam Kemah Suci, sedang  umat 

yang turut menghadiri berdiri di pelataran. Maka pintu di 

antara pelataran dan Kemah Suci merupakan tempat pa-

ling cocok bagi orang yang ditahbiskan, yang menjadi peng-

antara antara Tuhan dan manusia, dan berdiri di antara 

keduanya, dan seolah-olah meletakkan tangan mereka di 

atas keduanya. Mereka ditahbiskan di pintu, sebab mereka 

yaitu  penjaga-penjaga pintu.  

(4) Semua itu dilakukan dengan banyak upacara. 

[1] Mereka harus dibasuh terlebih dahulu dengan air (ay. 

4), yang menunjukkan bahwa orang-orang yang meng-

angkat perkakas rumah TUHAN harus suci (Yes. 52:11). 

Mereka yang ingin menyempurnakan kekudusan harus 

menyucikan diri dari semua pencemaran jasmani dan 

rohani (2Kor. 7:1; Yes.1:16-18). Sekarang mereka diba-

suh seluruh tubuh mereka, namun saat  sudah men-

jabat sebagai hamba Tuhan, mereka hanya membasuh 

tangan dan kaki saja (30:19). Sebab, barangsiapa telah 

mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi (Yoh. 13:10). 

[2] Mereka akan mengenakan pakaian kudus (ay. 5-6, 8-9), 

untuk menunjukkan bahwa pakaian biasa tidak cukup 

bagi mereka untuk menghentikan pencemaran dosa, dan 

sebab  itu mereka harus mengenakan kasih karunia 

Roh, yaitu dengan berpakaian kebenaran (Mzm. 132:9). 

Kepada mereka harus mengenakan ikat pinggang, seperti 

orang laki-laki yang dipersiapkan dan diperkuat untuk 

melakukan pekerjaan mereka. Mereka juga harus menge-

nakan baju efod dan jamang yang kudus, sebagai pekerja 

yang memandang pekerjaan dan jabatan mereka sebagai 

kehormatan sejati mereka sendiri.  

[3] Imam Besar harus diurapi dengan minyak urapan ku-

dus (ay. 7), supaya jemaat dapat dipenuhi dan dise-

nangkan dengan bau harum pelayanannya (sebab mi-

nyak dan wewangian akan menggirangkan hati), dan 

sebagai tanda pencurahan Roh ke atasnya, untuk mela-

yakkannya bagi pekerjaannya. Kita ingat juga, kasih per-

saudaraan dibandingkan dengan minyak yang digunakan 

untuk mengurapi Harun (Mzm. 133:2). Berlainan dengan 


 426

Imam Besar, imam-imam yang lebih rendah tingkatan-

nya dikatakan diurapi bukan di atas kepala mereka 

seperti halnya Imam Besar (Im.21:10),namun  minyaknya 

hanya dicampur dengan darah dan dipercikkan ke atas 

pakaian mereka.  

[4] Persembahan korban dipersembahkan untuk mereka. 

Perjanjian jabatan imam, sebagaimana halnya dengan 

perjanjian-perjanjian lain, harus dibuat berdasar  

korban sembelihan.  

Pertama, harus ada persembahan korban penghapus 

dosa, untuk mengadakan pendamaian bagi imam-imam 

(ay. 10-14). Hukum Taurat membuat imam-imam itu 

memiliki kelemahan, dan oleh sebab  itu pertama-tama 

mereka harus mempersembahkan korban untuk dosa 

mereka sendiri, sebelum mereka dapat mengadakan 

pendamaian bagi umat (Ibr. 7:27-28). Mereka harus 

meletakkan tangan mereka di atas kepala korban itu 

(ay. 10), mengakui bahwa mereka layak mati atas dosa-

dosa mereka sendiri, dan sebab  itu memohon kepada 

Tuhan agar penyembelihan binatang korban itu dapat 

menebus dosa mereka, dan diterima sebagai pengganti 

yang menebus mereka. Persembahan ini digunakan 

seperti korban-korban penghapus dosa lainnya. Hanya 

saja, sementara daging korban-korban penghapus dosa 

lain dimakan oleh imam-imam (Im. 10:18) sebagai tanda 

penghapusan dosa umat oleh imam, daging korban per-

sembahan yang ini harus dibakar sampai habis semua-

nya di luar perkemahan (ay. 14), untuk menunjukkan 

ketidaksempurnaan hukum Taurat, (sebagaimana peng-

amatan Uskup Patrick [cendekiawan Irlandia abad ke-

enam belas – pen.]). Sebab, dosa-dosa para imam itu 

sendiri tidak dapat dihapus oleh korban-korban itu, se-

hingga mereka harus menantikan seorang Imam Besar 

yang lebih baik dan suatu korban persembahan yang 

juga lebih baik dari pada itu.  

Kedua, harus ada persembahan korban bakaran, se-

ekor domba jantan yang dibakar keseluruhannya, demi 

kehormatan Allah, sebagai tanda pengabdian mereka 

sepenuhnya kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya, yang di-

Kitab Keluaran 29:1-37 

 427 

kobarkan semangatnya dengan nyala api dan membum-

bung tinggi dalam nyala kasih yang kudus (ay. 15-18). 

Korban penghapus dosa harus dipersembahkan terlebih 

dahulu dan lalu  korban bakaran. Sebab, sebelum 

kesalahan dihapuskan, tidak ada kebaktian yang dapat 

diterima boleh dilaksanakan (Yes. 6:7).  

Ketiga, harus ada persembahan korban pendamaian, 

yang disebut domba jantan persembahan pentahbisan, 

sebab  ada lebih banyak keistimewan dalam pelaksana-

an persembahan ini dari pada dua persembahan korban 

lainnya. Dalam persembahan korban bakaran Tuhan 

menerima kemuliaan dari imamat atau jabatan imam 

mereka, sedang  dalam persembahan korban penda-

maian ini mereka mendapat penghiburan dari jabatan 

imamat mereka itu. Dan, sebagai tanda perjanjian 

bersama antara Tuhan dan mereka,  

1. Darah korban itu dibagi antara Tuhan dan mereka 

(ay. 20-21). Sebagian darah itu dipercikkan pada 

mezbah dan sekelilingnya, sebagian lain dibubuhkan 

di atas tubuh mereka (ay. 20), dan dipercikkan atas 

pakaian mereka (ay. 21). Dengan demikian manfaat 

penebusan yang diadakan oleh persembahan korban 

itu diterapkan dan diteguhkan bagi mereka, sehing-

ga segenap tubuh mereka dari kepala sampai kaki 

dikuduskan untuk melayani Tuhann Allah. Darah 

itu dibubuhkan di bagian-bagian tubuh yang paling 

ujung, untuk menunjukkan bahwa segenap tubuh 

ditutup dan dikhususkan bagi Allah, termasuk cu-

ping telinga dan ujung ibu jari pun tidak dikecuali-

kan. Kami bisa menduga bahwa minyak dan darah 

korban yang dipercikkan ke atas pakaian-pakaian 

para imam itu menodai dan mengotorinya. Namun 

minyak kudus dan darah korban yang dipercikkan 

di atas pakaian mereka itu, harus dipandang sebagai 

hiasan terbesar tak terbayangkan bagi mereka, se-

bab darah dan minyak itu menunjuk kepada darah 

Kristus dan kasih karunia Roh Kudus, yang merupa-

kan dan melengkapi keindahan kekudusan, dan me-

layakkan diri kita di hadapan Allah. Dalam Kitab 


 428

Suci kita membaca mengenai jubah-jubah yang men-

jadi putih dicuci dalam darah Anak Domba.  

2. Daging korban sembelihan, yang digabungkan de-

ngan korban sajian, juga dipisahkan antara bagian 

Tuhan dan bagian mereka, supaya dengan penuh rasa 

hormat, Tuhan dan mereka dapat makan bersama-

sama, sebagai tanda persahabatan dan persekutuan.  

(1) Sebagian dari persembahan itu pertama-tama 

harus diunjukkan di hadapan TUHAN, lalu  

dibakar di atas mezbah. Sebagian dari korban 

sembelihan (ay. 22), dan sebagian dari roti, sebab 

roti dan daging harus disandingkan bersama-

sama (ay. 23). Pertama-tama seluruhnya harus 

ditaruh di atas telapak tangan Harun untuk di-

unjukkan bolak-balik, sebagai tanda bahwa roti 

itu dipersembahkan kepada TUHAN (yang walau-

pun tidak kelihatan, namun melingkungi kita di 

segenap sisi kita), dan lalu  akan dibakar di 

atas mezbah (ay. 24-25), sebab mezbah itu ada-

lah untuk menghanguskan bagian TUHAN dari 

persembahan itu. Demikianlah Tuhan mengakui 

Harun dan anak-anaknya menjadi hamba-ham-

ba-Nya, dan melayani meja-Nya, mengambil alas 

mezbah dari tangan mereka. Sesudah itu tibalah 

hukum mengenai bagian imam-imam dari per-

sembahan korban pendamaian itu. Dada dan 

paha domba jantan sekarang dibagi. Musa mene-

rima bagian dada, dan bagian paha dibakar di 

atas mezbah sebagai bagian TUHAN (ay. 26-28). 

(2) Bagian lainnya, baik sisa daging domba jantan 

maupun roti selebihnya, harus dimakan oleh 

Harun dan anak-anak laki-lakinya di depan pin-

tu Kemah Pertemuan (ay. 31-33), untuk menun-

jukkan bahwa Ia tidak menyebut mereka lagi ham-

ba,namun  sahabat (Yoh. 15:15). Ia makan bersama 

mereka dan sebaliknya mereka dengan Dia. Me-

makan makanan yang dipakai untuk mengadakan 

pendamaian itu menunjukkan bahwa mereka 

setuju dan menerima pendamaian itu, yang dalam 

Kitab Keluaran 29:1-37 

 429 

Surat Roma 5:11 dikatakan bahwa mereka meng-

ucap syukur atas kebaikan dari pendamaian itu 

serta atas persekutuan mereka dengan Tuhan yang 

penuh dengan sukacita. Inilah yang merupakan 

maksud dan makna sesungguhnya dari sebuah 

perjamuan untuk menikmati suatu persembahan 

korban. Jika ada yang tersisa dari persembahan 

itu haruslah dibakar sampai habis, supaya tidak 

membusuk, dan untuk menunjukkan bahwa per-

sembahan itu yaitu  sebuah persembahan kor-

ban pendamaian yang luar biasa.  

2. Waktu yang dibutuhkan untuk mengadakan upacara pentah-

bisan itu: Selama tujuh hari haruslah kautahbiskan mereka (ay. 

35). Meskipun semua upacara diselenggarakan pada hari per-

tama, namun,  

(1) Mereka tidak boleh memandang pentahbisan mereka sele-

sai sebelum akhir tujuh hari itu, yang memberi kesan beta-

pa agungnya pengakuan atas mereka untuk menduduki 

jabatan imamat itu, dan membuat suatu jarak antara ke-

adaan mereka sekarang ini dan sebelumnya. Lamanya wak-

tu tujuh hari ini juga mewajibkan mereka untuk memasuki 

pekerjaan mereka dengan sebuah jeda waktu, supaya 

memberi  mereka kesempatan untuk merenungkan 

betapa berat dan pentingnya pekerjaan mereka ini. Keten-

tuan ini harus dipatuhi sepanjang masa (ay. 30). Orang 

yang akan menggantikan Harun sebagai Imam Besar harus 

menggenakan pakaian kudus tujuh hari lamanya, untuk 

menunjukkan suatu masa peralihan baginya dalam mema-

suki jabatannya dengan berhati-hati dan perlahan-lahan, 

supaya satu hari sabat berlalu selama masa pentahbisan-

nya.  

(2) Setiap hari selama tujuh hari itu, dalam pentahbisan yang 

pertama ini, seekor lembu jantan dipersembahkan sebagai 

korban penghapus dosa (ay. 36), yang dimaksudkan untuk 

memberitahukan kepada mereka bahwa,  

[1] Sangatlah penting bagi mereka untuk memastikan agar 

dosa-dosa mereka diampuni, sehingga meskipun pen-

damaian sudah diadakan, dan mereka memperoleh 


 430

penghiburan olehnya, namun mereka harus tetap sadar 

akan keberdosaan mereka dengan penuh pertobatan, 

dan sering mengulang-ulang pengakuan pertobatan me-

reka.  

[2] Persembahan-persembahan korban yang dipersembah-

kan secara tetap tiap-tiap hari untuk mengadakan pen-

damaian itu tidak mungkin menyempurnakan mereka 

yang datang mengambil bagian di dalamnya. Sebab, jika 

korban-korban persembahan itu memang bisa menyem-

purnakan pertobatan mereka, maka pastilah mereka 

tidak harus mempersembahkan korban terus-menerus 

seperti itu. Inilah yang ditegaskan oleh Rasul Paulus 

(Ibr. 10:1-2). Oleh sebab  itu, mereka harus mengha-

rapkan datangnya atau timbulnya pengharapan yang 

lebih baik.    

3. Pentahbisan imam-imam ini hanyalah bayangan saja dari 

keselamatan yang akan datang.  

(1) Tuhan Yesus kita yaitu  Imam Besar Agung pada peng-

akuan iman kita, yang dipanggil oleh Tuhan demikian. Ia 

telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya, diurapi 

dengan Roh melebihi teman-teman sekutu-Nya (itulah se-

babnya mengapa Ia disebut Mesias, Kristus), yang menge-

nakan pakaian kudus, bahkan dengan kemuliaan dan 

keindahan, dikuduskan dengan darah-Nya sendiri, bukan 

dengan darah domba jantan dan darah anak lembu (Ibr. 

9:12), disempurnakan atau ditahbiskan dengan penderita-

an-Nya (Ibr. 2:10). Dengan demikian, di dalam Dia hal ini 

menjadi ketetapan untuk selama-lamanya (ay. 9). 

(2) Semua orang percaya yaitu  imam-imam rohani, untuk 

mempersembahkan korban-korban persembahan rohani 

(1Ptr. 2:5), dibasuh dalam darah Kristus, yang dengan demi-

kian membuat kita menjadi imam-imam bagi Tuhan (Why. 1:5-

6). Mereka juga berpakaian keindahan kekudusan, dan telah 

menerima pengurapan-Nya (1Yoh. 2:27). Tangan-tangan me-

reka dipenuhi pekerjaan, yang harus mereka kerjakan terus-

menerus. Dan, melalui Kristus-lah, Sang Korban Persem-

bahan Agung itu, mereka dikuduskan untuk melakukan 

pelayanan ini. Darah-Nya dipercikkan ke atas hati nurani 

Kitab Keluaran 29:1-37 

 431 

mereka dan menyucikan mereka dari segala perbuatan 

yang sia-sia, supaya sebagai imam-imam, mereka berbakti 

kepada Tuhan yang hidup dan melayani-Nya. Roh Tuhan 

(sebagaimana pengamatan Henry Ainsworth [rohaniwan 

Inggris abad ketujuh belas – pen.]) disebut sebagai jari 

Tuhan (Luk. 11:20, bdk. Mat. 12:28), dan oleh-Nya  jasa 

Kristus diberlakukan atas jiwa kita, seperti halnya di sini 

Musa dengan memakai  jarinya membubuhkan darah 

korban persembahan kepada Harun. Hal ini juga menun-

jukkan bahwa para pelayan Injil harus sungguh-sungguh 

dikuduskan bagi pekerjaan pelayanan mereka dengan pe-

nuh kesaksamaan dan kesungguhan, baik oleh orang yang 

mengutus maupun yang diutus, sebagai orang-orang yang 

ditugaskan menangani suatu pekerjaan besar dan diper-

cayakan dengan tanggung jawab yang besar.  

II. Pentahbisan mezbah yang dilakukan bersamaan dengan pentah-

bisan imam-imam, dan korban penghapus dosa yang dipersem-

bahkan setiap hari secara bersama-sama, tampaknya memiliki 

hubungan dengan mezbah dan juga imam-imam itu sendiri, (ay. 

36-37). Pendamaian harus diadakan bagi mezbah itu. Meskipun 

mezbah itu bukanlah sesuatu yang dapat berbuat dosa, dan juga 

sebab  belum pernah digunakan sebelumnya, maka mezbah itu 

dapat dikatakan tercemar oleh dosa-dosa bangsa itu. Sejak keja-

tuhan manusia tidak ada pengudusan bagi Allah, dan sebab  itu 

pertama-tama harus ada pendamaian sebab  dosa, yang menun-

jukkan bahwa kita tidak layak untuk dipekerjakan bagi TUHAN. 

sebab  itu mezbah itu juga dikuduskan, tidak saja dipisahkan 

khusus untuk digunakan dalam kebaktian kudus,namun  juga 

dikuduskan untuk menguduskan korban-korban yang dipersem-

bahkan di atasnya (Mat. 23:19). Kristus yaitu  mezbah kita, yang 

demi kepentingan kitalah Ia menguduskan diri-Nya, supaya kita 

dan segala perbuatan kita dapat dikuduskan dan berkenan 

kepada Tuhan (Yoh. 17:19).  


 432

Korban Sehari-hari Ditetapkan 

(29:38-46) 

38 “Inilah yang harus kauolah di atas mezbah itu: dua anak domba berumur 

setahun, tetap tiap-tiap hari. 39 Domba yang satu haruslah kauolah pada 

waktu pagi dan domba yang lain kauolah pada waktu senja. 40 Dan beserta 

domba yang satu kauolah sepersepuluh efa tepung yang terbaik dengan 

minyak tumbuk seperempat hin, dan korban curahan dari seperempat hin 

anggur. 41 Domba yang lain haruslah kauolah pada waktu senja; sama seper-

ti korban sajian dan korban curahannya pada waktu pagi harus engkau 

mengolahnya sebagai persembahan yang harum, suatu korban api-apian bagi 

TUHAN, 42 suatu korban bakaran yang tetap di antara kamu turun-temurun, 

di depan pintu Kemah Pertemuan di hadapan TUHAN. Sebab di sana Aku 

akan bertemu dengan kamu, untuk berfirman kepadamu. 43 Di sanalah Aku 

akan bertemu dengan orang Israel, dan tempat itu akan dikuduskan oleh 

kemuliaan-Ku. 44 Aku akan menguduskan Kemah Pertemuan dan mezbah 

itu, lalu Harun dan anak-anaknya akan Kukuduskan supaya mereka meme-

gang jabatan imam bagi-Ku. 45 Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel 

dan Aku akan menjadi Tuhan mereka. 46 Maka mereka akan mengetahui, 

bahwa Akulah, TUHAN, Tuhan mereka, yang telah membawa mereka keluar 

dari tanah Mesir, supaya Aku diam di tengah-tengah mereka; Akulah TUHAN, 

Tuhan mereka 

Dalam perikop di atas dituturkan tentang, 

I. Ibadah sehari-hari ditentukan. Seekor anak domba harus dikor-

bankan di atas mezbah setiap pagi, dan seekor lagi setiap senja. 

Masing-masing dengan korban sajian, keduanya diolah dengan 

dibakar, sebagai suatu korban bakaran yang tetap di antara 

mereka turun-temurun (ay. 38-42). Apakah ada persembahan-

persembahan korban lain atau tidak, persembahan-persembahan 

yang ditetapkan ini harus tetap dipersembahkan dan dibebankan 

kepada seluruh umat, demi kepentingan serta kesejahteraan selu-

ruh Israel, sebagai pendamaian atas dosa-dosa yang mereka laku-

kan setiap hari, dan sebagai pengakuan kepada Tuhan atas kasih 

setia yang mereka terima dari Dia setiap hari. Inilah tugas setiap 

hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu. Penghapusan korban 

sehari-hari ini oleh Antiokhus (raja Yunani penakluk Israel tahun 

175 SM – pen.) selama sekian banyak senja dan pagi hari, meru-

pakan bencana luar biasa yang menimpa jemaat, yang telah 

dinubuatkan sebelumnya dalam Daniel 8:11. Perhatikanlah, 

1. Persembahan korban sehari-hari ini melambangkan kepengan-

taraan tanpa henti yang senantiasa dilakukan Kristus dengan 

kebangkitan-Nya, oleh sebab  jasa penebusan-Nya. untuk me-

nguduskan jemaat-Nya terus-menerus. Walaupun Ia mengor-

Kitab Keluaran 29:38-46 

 433 

bankan diri-Nya satu kali untuk selama-lamanya, namun 

pengorbanan yang dilakukan-Nya satu kali itu menjadi per-

sembahan yang berlaku untuk seterusnya. 

2.  Hal ini mengajar kita untuk memberi  persembahan doa 

dan pujian setiap hari, baik pagi maupun petang, di mana 

dengan rendah hati kita mengakui ketergantungan kita pada-

Nya serta kewajiban kita kepada-Nya. Ibadah kita setiap hari 

harus dipandang sebagai tugas sehari-hari kita yang paling 

diperlukan, dan sebagai penghiburan sehari-hari kita yang pa-

ling menyenangkan. Apa pun itu kesibukan yang kita hadapi, 

ibadah ini tidak pernah boleh diabaikan, baik pagi maupun 

petang. Saat teduh harus dilakukan seperti halnya waktu 

makan. Korban sehari-hari bagaikan waktu makan sehari-hari 

di rumah Allah, dan oleh sebab itu senantiasa diselenggarakan 

dengan memakai  roti dan anggur. Orang-orang yang tidak 

senantiasa hadir di takhta kasih karunia sama saja dengan 

membuat jiwa mereka mati kelaparan. 

II. Janji-janji besar dan mulia diberikan Tuhan kepada Israel sebagai 

kebaikan hati-Nya, dan sebagai tanda kehadiran-Nya yang isti-

mewa di antara mereka, selama mereka memelihara ketetapan-

ketetapan-Nya. Ia sangat senang saat  menyampaikan ketetap-

an-Nya mengenai persembahan korban sehari-hari. Sebab, sebe-

lum Ia melanjutkan dengan ketetapan lain berikutnya, Ia terlebih 

dahulu memberi  janji-janji ini. Kesetiaan beribadahlah yang 

membawa penghiburan ibadah itu kepada kita. Ia berjanji, 

1. Bahwa Ia akan senantiasa memelihara persekutuan dengan 

mereka. Ia tidak saja akan bertemu dengan Musa dan ber-

bicara kepadanya,namun  juga bertemu dengan orang Israel (ay. 

43), untuk menyambut korban sehari-hari yang dipersembah-

kan demi kepentingan mereka. Perhatikanlah, Tuhan pasti akan 

senantiasa menemui mereka yang dengan setia dan tulus 

menantikan Dia dalam ketetapan-ketetapan yang telah diten-

tukan-Nya sendiri. 

2. Bahwa Ia akan mengakui semua kelembagaan dan ketetapan-

Nya sendiri, seperti Kemah Suci, mezbah, dan jabatan imam 

(ay. 43-44). Ia akan mengambil sebagai milik-Nya apa yang 

telah dikhususkan dan dikuduskan bagi-Nya. Perhatikanlah, 

apa yang dikuduskan bagi kemuliaan Tuhan akan dikuduskan 


 434

oleh kemuliaan-Nya. Bila kita melakukan bagian kita, maka 

Tuhan akan melakukan bagian-Nya, serta akan menandai dan 

melayakkan bagi diri-Nya hal yang dengan tulus telah diper-

sembahkan kepada-Nya itu.  

3. Bahwa Ia akan tinggal bersama mereka sebagai Tuhan yang 

mengikat perjanjian dengan mereka. Ia akan memberi mereka 

tanda-tanda yang pasti dan menenteramkan hati perihal per-

kenan-Nya yang istimewa kepada mereka serta kehadiran-Nya 

yang khusus di antara mereka (ay. 45-46): Aku akan diam di 

tengah-tengah orang Israel. Perhatikanlah, di tempat Tuhan 

mendirikan kemah ketetapan-Nya, di situ jugalah Ia akan ting-

gal. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai ke-

pada akhir zaman (Mat. 28:20). Orang-orang yang tinggal di 

dalam rumah Tuhan akan tinggal bersama-Nya juga. Aku akan 

menjadi Tuhan mereka. Maka mereka akan mengetahui bahwa 

Aku memang demikian adanya. Perhatikanlah, orang-orang 

yang memiliki hak perjanjian dengan Tuhan dan mengalami 

buktinya yang menenteramkan hati, mereka itu sungguh-

sungguh berbahagia. Jika kita memiliki hal ini, maka itu 

sudah cukup, dan kita tidak membutuhkan lebih dari itu lagi 

untuk membuat kita bahagia. 

 

 

 

 

  

PASAL 30  

Musa, dalam pasal ini, diberi petunjuk lebih jauh,  

I. Tentang mezbah pembakaran ukupan (ay. 1-10).  

II. Tentang uang pendamaian yang harus dibayarkan orang-

orang Israel, jika  mereka dihitung jumlahnya (ay. 11-16).  

III. Tentang bejana tembaga, yang ditempatkan untuk para imam 

membasuh diri (ay. 17-21).  

IV. Tentang pembuatan minyak urapan, dan penggunaannya (ay. 

22-33). 

V. Tentang ukupan dan wangi-wangian yang harus dibakar di 

atas mezbah emas (ay. 34, dst.). 

Mezbah Pembakaran Ukupan 

(30:1-10) 

1 “Haruslah kaubuat mezbah, tempat pembakaran ukupan; haruslah kau-

buat itu dari kayu penaga; 2 sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, se-

hingga menjadi empat persegi,namun  haruslah dua hasta tingginya; tanduk-

tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu. 3 Haruslah kausalut itu 

dengan emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, 

serta tanduk-tanduknya. Haruslah kaubuat bingkai emas sekelilingnya.  

4 Haruslah kaubuat dua gelang emas untuk mezbah itu di bawah bingkainya; 

pada kedua rusuknya haruslah kaubuat gelang itu, pada kedua bidang 

sisinya, dan haruslah gelang itu menjadi tempat memasukkan kayu pengu-

sung, supaya dengan itu mezbah dapat diangkut. 5 Haruslah kaubuat kayu 

pengusung itu dari kayu penaga dan kausalutlah dengan emas. 6 Haruslah 

kautaruh tempat pembakaran itu di depan tabir penutup tabut hukum, di 

depan tutup pendamaian yang di atas loh hukum, di mana Aku akan 

bertemu dengan engkau. 7 Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan 

dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, jika  ia membersihkan lampu-lampu, 

haruslah ia membakarnya. 8 Juga jika  Harun memasang lampu-lampu itu 

pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di 

hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun. 9 Di atas mezbah itu 

janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran 


 436

ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di 

atasnya. 10 Sekali setahun haruslah Harun mengadakan pendamaian di atas 

tanduk-tanduknya; dengan darah korban penghapus dosa pembawa pen-

damaian haruslah ia sekali setahun mengadakan pendamaian bagi mezbah 

itu di antara kamu turun-temurun; itulah barang maha kudus bagi TUHAN.“  

I. Perintah-perintah yang diberikan mengenai mezbah pembakaran 

ukupan yaitu ,  

1. Bahwa mezbah itu harus dibuat dari kayu, dan dilapisi dengan 

emas, emas murni, sekitar satu meter tingginya dan setengah 

meter persegi, dengan tanduk-tanduk pada sudut-sudutnya, 

dan mahkota emas di sekelilingnya, dengan gelang-gelang 

emas dan kayu-kayu pengusung berlapiskan emas, untuk 

memudahkan membawanya (ay. 1-5). Tidak tampak bahwa 

ada kisi-kisi pada mezbah ini untuk menampung abu-abu 

yang jatuh untuk dibuang.namun , saat  mereka membakar 

pedupaan, sebuah perbaraan emas dibawa dengan bara-bara 

di dalamnya, dan ditempatkan di atas mezbah. Dalam perbara-

an itu ukupan dibakar, dan dengan perbaraan itu semua bara 

diangkut, sehingga tidak ada bara ataupun abu yang jatuh ke 

atas mezbah. Ukuran mezbah pembakaran ukupan dalam Bait 

Suci Yehezkiel dua kali lipat dibandingkan  ukuran mezbah di sini 

(Yeh. 41:22), dan dalam Yehezkiel mezbah itu disebut mezbah 

dari kayu, dan tidak disebutkan tentang emas. Hal ini untuk 

menandakan bahwa ukupan itu, pada zaman Injil, akan 

bersifat rohani, bahwa ibadahnya sederhana, dan pelayanan 

kepada Tuhan diperluas, sebab di setiap tempat dibakar dan 

dipersembahkan korban (Mal. 1:11).  

2. Bahwa mezbah pembakaran ukupan itu harus ditempatkan di 

depan tabir penutup, di bagian luar dari pemisah itu,namun  di 

depan tutup pendamaian, yang ada di dalam tabir (ay. 6). 

Sebab meskipun orang yang melayani di mezbah tidak dapat 

melihat tutup pendamaian itu, sebab  terhalang oleh tabir, 

namun ia harus melihat ke arahnya, dan mengarahkan ukup-

annya ke sana. Hal ini untuk mengajar kita bahwa kita tidak 

bisa, dengan mata jasmani kita, melihat takhta anugerah, 

tutup pendamaian yang terberkati itu. Sebab takhta itu yaitu  

takhta kemuliaan yang begitu rupa hingga Allah, dalam belas 

kasihan terhadap kita, menutupi pemandangan takhta-Nya, 

dan melingkupinya dengan awan-Nya. Namun demikian, kita, 

Kitab Keluaran 30:1-10 

 437 

di dalam doa dengan iman, harus menempatkan diri kita di 

depannya, mengarahkan doa kita ke sana, dan menengadah ke 

atas.  

3. Bahwa Harun harus membakar ukupan dari wangi-wangian di 

atas mezbah ini, setiap pagi dan senja, yang beratnya kira-kira 

kurang dari setengah kilogram setiap kali. Hal ini dimaksud-

kan bukan hanya untuk menghilangkan bau tidak enak dari 

daging yang dibakar setiap hari di atas mezbah tembaga, 

melainkan juga demi kehormatan Allah, dan untuk menunjuk-

kan bahwa ibadah-ibadah umat-Nya berkenan kepada-Nya, 

dan bahwa mereka harus bersuka dalam melayani-Nya (ay. 7-

8). Sama seperti melalui persembahan-persembahan di atas 

mezbah tembaga, apa yang sudah dilakukan yang tidak ber-

kenan pada Tuhan dibayar lunas, demikian pula, melalui per-

sembahan di atas mezbah ini, kebaikan yang mereka lakukan 

dipersembahkan untuk kiranya mendapat perkenanan ilahi. 

Sebab dua kepedulian besar kita di hadapan Tuhan yaitu  

dibebaskan dari kesalahan dan diterima sebagai orang benar 

dalam pandangan-Nya.  

4. Bahwa tidak ada yang boleh dipersembahkan di atas mezbah 

itu selain ukupan, dan tidak boleh sembarang ukupan selain 

apa yang sudah ditetapkan (ay. 9). Tuhan ingin supaya ibadah 

kepada-Nya dilakukan menurut ketetapan-Nya sendiri, dan 

bukan dengan cara lain.  

5. Bahwa mezbah ini harus disucikan dengan darah korban 

penghapus dosa yang dibubuhkan pada tanduk-tanduknya, 

setiap tahun, pada hari pendamaian (ay. 10 dan Im. 16:18-19). 

Imam besar harus mengangkut mezbah ini pada saat ia keluar 

dari ruang maha kudus. Hal ini untuk menunjukkan kepada 

mereka bahwa dosa-dosa para imam yang melayani di mezbah 

ini, dan dosa-dosa umat yang untuknya mereka melayani, 

membuat mezbah ini najis secara hukum, dan sebab  itu 

mezbah ini harus dibersihkan dengan darah penebusan. 

II.  Mezbah pembakaran ukupan ini melambangkan,  

1. Kepengantaraan Kristus. Mezbah tembaga di pelataran yaitu  

perlambang akan Kristus yang sedang menghadapi kematian 

di bumi. Mezbah emas di tempat kudus yaitu  perlambang 

akan Kristus yang sedang menjadi pengantara di sorga, berkat 


 438

karya penebusan-Nya. Mezbah ini ada di depan tutup penda-

maian, sebab Kristus selalu tampil di hadapan Tuhan bagi kita. 

Dialah pengantara kita pada Bapa (1Yoh. 2:1), dan doa ke-

pengantaraan-Nya yaitu  bau yang harum di depan Allah. 

Mezbah ini dipasangi dengan mahkota. Sebab Kristus mene-

ngahi sebagai Raja. Ya Bapa, Aku mau (Yoh. 17:24).  

2. Ibadah pemujaan dari orang-orang kudus, yang doa-doanya 

dikatakan dipersembahkan di hadapan Allah, yaitu  seperti 

ukupan (Mzm. 141:2). Sama seperti asap ukupan membum-

bung ke atas, demikian pula keinginan-keinginan kita terha-

dap Tuhan naik tinggi dalam doa, sebab  dinyalakan dengan api 

kasih yang kudus dan perasaan-perasaan saleh. saat  imam 

sedang membakar ukupan, seluruh umat berdoa (Luk. 1:10), 

untuk menandakan bahwa doa yaitu  ukupan yang sebenar-

nya. Ukupan ini dipersembahkan setiap hari, itu yaitu  ukup-

an yang tetap (ay. 8). Sebab kita harus selalu berdoa, yaitu, 

kita harus menjaga waktu-waktu yang tetap untuk berdoa 

setiap hari, pagi dan sore setidak-tidaknya, dan tidak pernah 

melewatkannya,namun  harus berdoa seperti itu tanpa henti. 

Lampu-lampu dibersihkan atau dipasang pada waktu yang 

sama saat  ukupan dibakar. Hal ini mengajar kita bahwa 

membaca Kitab Suci, yang yaitu  terang dan pelita kita, ada-

lah bagian dari pekerjaan kita sehari-hari, dan harus senan-

tiasa menemani doa-doa dan puji-pujian kita. saat  kita ber-

bicara dengan Allah, kita harus mendengarkan apa yang di-

katakan Tuhan kepada kita, dan dengan demikian persekutuan 

itu menjadi lengkap. Ibadah dan pemujaan dari jiwa-jiwa yang 

dikuduskan sungguh berkenan kepada Allah, seperti bau yang 

harum. Doa orang-orang kudus dibandingkan dengan bau 

yang harum (Why. 5:8),namun  kemenyan yang ditambahkan 

Kristus ke dalam doa-doa itulah yang membuatnya berkenan 

kepada Tuhan (Why. 8:3), dan darah-Nyalah yang menebus 

kesalahan yang melekat pada ibadah-ibadah kita yang terbaik 

itu. Dan, jika hati dan hidup kita tidak kudus, bahkan bau per-

sembahan yaitu  kejijikan (Yes. 1:13), dan orang yang mem-

persembahkannya seolah-olah memuja berhala (Yes. 66:3).

 

Kitab Keluaran 30:11-16 

 439 

Uang Pendamaian  

(30:11-16)  

11 TUHAN berfirman kepada Musa: 12 “jika  engkau menghitung jumlah 

orang Israel pada waktu mereka didaftarkan, maka haruslah mereka masing-

masing mempersembahkan kepada TUHAN uang pendamaian sebab  nyawa-

nya, pada waktu orang mendaftarkan mereka, supaya jangan ada tulah di 

antara mereka pada waktu pendaftarannya itu. 13 Inilah yang harus diper-

sembahkan tiap-tiap orang yang akan termasuk orang-orang yang terdaftar 

itu: setengah syikal, ditimbang menurut syikal kudus – syikal ini dua puluh 

gera beratnya –; setengah syikal itulah persembahan khusus kepada TUHAN. 

14 Setiap orang yang akan termasuk orang-orang yang terdaftar itu, yang ber-

umur dua puluh tahun ke atas, haruslah mempersembahkan persembahan 

khusus itu kepada TUHAN. 15 Orang kaya janganlah mempersembahkan 

lebih dan orang miskin janganlah mempersembahkan kurang dari setengah 

syikal itu pada waktu dipersembahkan persembahan khusus itu kepada 

TUHAN untuk mengadakan pendamaian bagi nyawa kamu sekalian. 16 Dan 

haruslah engkau memungut uang pendamaian itu dari orang Israel dan 

memakai nya untuk ibadah dalam Kemah Pertemuan; supaya itu 

menjadi peringatan di hadapan TUHAN untuk mengingat kepada orang Israel 

dan untuk mengadakan pendamaian bagi nyawa kamu sekalian.” 

Sebagian orang mencermati bahwa diulanginya perkataan berfirman-

lah TUHAN kepada Musa, di sini dan sesudahnya (ay. 17, 22, 34), 

menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyampaikan perintah-perintah 

ini kepada Musa di atas gunung sekaligus dalam sebuah percakapan, 

melainkan dalam beberapa kali percakapan berselang-seling. Dengan 

demikian Ia memberi  waktu kepada Musa untuk menuliskan 

lebih dahulu apa yang dikatakan kepadanya, atau setidak-tidaknya 

menanamkan apa yang dikatakan itu ke dalam ingatannya. Kristus 

memberi  perintah-perintah kepada para murid-Nya sesuai ke-

mampuan mereka untuk mendengarkannya. Musa di sini di


Related Posts:

  • keluaran imamat 13 , atau mengambil jabatan imamat itu, yang bersifat turun-temurun, untuk keluarganya sendiri. Sebaliknya, ia sangat senang melihat kakaknya Harun memegang jabatan itu, dan juga anak-anaknya sesudah  dia, s… Read More