keluaran imamat 14


 perintah-

kan untuk memungut uang dari bangsa Israel menurut jumlah 

kepala, sekian banyak uang per kepala, untuk ibadah di Kemah Suci. 

Hal ini harus dilakukannya saat  ia menghitung jumlah mereka. 

Sebagian orang berpendapat bahwa pemungutan uang itu hanya 

merujuk pada penghitungan jumlah mereka untuk pertama kali, 

saat  Kemah Suci didirikan. Dan bahwa pajak ini bertujuan untuk 

menutupi kekurangan sumbangan sukarela untuk menyelesaikan 

pekerjaan pendirian Kemah Suci, atau lebih tepatnya saat  memulai 

ibadah di Kemah Suci untuk pertama kalinya. Sebagian yang lain 

berpendapat bahwa pemungutan uang itu diulangi sesudahnya pada 

setiap keadaan darurat dan selalu pada saat jumlah umat dihitung, 

dan bahwa Daud melakukan pelanggaran dengan tidak menuntutnya 

saat  ia menghitung jumlah rakyat.namun  banyak dari para penulis 


 440

Yahudi, dan disetujui banyak orang, berpendapat bahwa pemungut-

an uang itu harus menjadi upeti tahunan, hanya saja pemungutan 

itu dimulai saat  Musa pertama kali menghitung jumlah umat. 

Inilah uang pajak yang dibayar Kristus itu, supaya jangan membuat 

batu sandungan bagi musuh-musuh-Nya (Mat. 17;27), walaupun Ia 

memberi alasan yang baik juga mengapa Ia seharusnya terbebas dari 

pajak itu. Orang-orang tertentu ditunjuk di setiap kota untuk 

menerima pembayaran ini setiap tahun. Nah,  

1. Upeti yang harus dibayarkan yaitu  setengah syikal. Orang kaya 

tidak boleh memberi lebih, dan orang miskin tidak boleh memberi 

kurang (ay. 15), untuk menandakan bahwa jiwa orang kaya dan 

orang miskin sama berharganya, dan bahwa Tuhan tidak mem-

bedakan orang (Kis. 10:34; Ayb. 34:19). Dalam persembahan-

persembahan lain, orang harus memberi  sesuai kemampuan 

mereka.namun  persembahan ini, yang merupakan uang penda-

maian bagi nyawa, harus sama jumlahnya untuk semua orang. 

Sebab orang kaya sangat membutuhkan Kristus sama halnya 

seperti orang miskin, dan orang miskin sangat disambut oleh-Nya 

sama halnya seperti orang kaya. Mereka sama-sama memberi  

sumbangsih bagi pemeliharaan ibadah di Bait Suci, sebab  

keduanya memiliki  kepentingan yang sama di dalamnya dan 

mendapat manfaat yang sama olehnya. Dalam Kristus dan kete-

tapan-ketetapan-Nya, orang kaya dan orang miskin bertemu. Yang 

membuat mereka semua ialah TUHAN, Tuhan Kristus yaitu  

Penebus mereka semua (Ams. 22:2). Orang-orang Yahudi berkata, 

“Jika orang menolak membayar upeti ini, maka ia tidak ikut 

ditebus.”  

2. Upeti ini harus dibayarkan sebagai uang pendamaian sebab  nya-

wa mereka, supaya jangan ada tulah di antara mereka. Dengan 

begitu mereka mengakui bahwa mereka menerima hidup mereka 

dari Allah, bahwa mereka telah menyerahkan hidup mereka ke-

pada-Nya, dan bahwa mereka bergantung pada kuasa dan kesa-

baran-Nya untuk kelangsungan hidup mereka. Dan dengan demi-

kian mereka memberi  penghormatan kepada Tuhan yang 

empunya hidup mereka, dan menjauhkan tulah-tulah yang pan-

tas mereka dapatkan sebab  dosa-dosa mereka.  

3. Uang yang terkumpul ini akan dipakai untuk ibadah di Kemah 

Suci (ay. 16). Dengan uang itu mereka membeli korban-korban, 

tepung, ukupan, anggur, minyak, bahan bakar, garam, pakaian

Kitab Keluaran 30:17-21 

 441 

 para imam, dan semua hal lain yang menjadi kepentingan seluruh 

jemaat. Perhatikanlah, orang-orang yang mendapat keuntungan 

dari Kemah Suci Tuhan di antara mereka harus rela membiayai 

pengeluaran-pengeluaran untuk Kemah Suci itu, dan tidak meng-

gerutu dalam menanggung biaya-biaya yang diperlukan dalam 

ibadah umum kepada Allah. Demikianlah kita harus menghormati 

Tuhan dengan harta benda kita, dan memandang bahwa apa yang 

dikeluarkan untuk ibadah kepada Allah, dikeluarkan untuk 

kepentingan yang terbaik. Uang memang tidak bisa mengadakan 

pendamaian bagi nyawa,namun  dapat digunakan untuk menghor-

mati Dia yang telah membuat pendamaian itu, dan untuk meme-

lihara Injil yang mengerjakan pendamaian itu. 

Bejana Tembaga  

(30:17-21) 

17 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 18 “Haruslah engkau membuat bejana 

dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan kautempatkanlah 

itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke dalamnya. 

19 Maka Harun dan anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki 

mereka dengan air dari dalamnya. 20 jika  mereka masuk ke dalam Kemah 

Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya 

mereka jangan mati. Demikian juga jika  mereka datang ke mezbah itu 

untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian 

bagi TUHAN, 21 haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya 

mereka jangan mati. Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk 

selama-lamanya, bagi dia dan bagi keturunannya turun-temurun.” 

Di sini diberikan perintah-perintah,  

1. Untuk membuat bejana, atau bak, dari tembaga, bejana yang 

lebar, yang akan menampung cukup banyak air, yang akan di-

tempatkan di dekat pintu Kemah Suci (ay. 18). Pastilah alas tem-

baganya dirancang begitu rupa untuk menampung air, yang di-

biarkan mengalir ke dalamnya dari bejana itu melalui pipa penya-

lur atau keran. Pada waktu itu mereka hanya memiliki  bejana 

untuk para imam membasuh diri,namun  bagi kita sekarang ada 

sumber air yang terbuka bagi Yehuda dan Yerusalem untuk mem-

basuh diri (Za. 13:1), sumber air yang hidup yang tiada habis-

habisnya, sehingga kita sendirilah yang salah jika kita tetap 

cemar.  

2. Perintah-perintah untuk memakai  bejana ini. Harun dan 

anak-anaknya harus membasuh tangan dan kaki mereka dengan 


 442

air dari bejana ini setiap kali mereka masuk untuk menyeleng-

garakan kebaktian, setiap pagi setidak-tidaknya (ay. 19-21). Un-

tuk tujuan inilah air bersih yang baru dimasukkan ke dalam 

bejana itu setiap hari. Meskipun mereka sudah membasuh diri 

dengan begitu bersih di rumah mereka sendiri, itu tidak cukup. 

Mereka harus membasuh diri di bejana itu, sebab bejana itu di-

tetapkan untuk membasuh (2Raj. 5:12-14). Hal ini dimaksudkan,  

(1) Untuk mengajar mereka tentang kemurnian dalam semua 

pelayanan mereka, dan untuk memenuhi mereka dengan rasa 

hormat terhadap kekudusan Tuhan dan rasa ngeri terhadap 

pencemaran-pencemaran dosa. Mereka tidak hanya harus 

membasuh diri dan dibuat bersih saat  pertama kali ditahbis-

kan,namun  juga harus membasuh diri dan tetap bersih setiap 

kali mereka masuk untuk menyelenggarakan kebaktian. Ha-

nya orang yang bersih tangannya dan murni hatinya yang boleh 

berdiri di tempat Tuhan yang kudus (Mzm. 24:3-4). Dan,  

(2) Untuk mengajar kita, yang setiap hari harus pergi menghadap 

Allah, supaya setiap hari memperbaharui pertobatan kita dari 

dosa dan menerima dengan penuh iman penebusan darah 

Kristus atas jiwa kita untuk mendapatkan pengampunan dosa. 

Sebab kita setiap hari membuat pelanggaran dan tercemar 

dalam banyak hal (Yoh. 13:8, 10; Yak. 3:2). Ini yaitu  persiap-

an yang harus kita buat untuk ibadah-ibadah yang khidmat. 

Tahirkanlah tanganmu dan sucikanlah hatimu, dan sesudah itu 

mendekatlah kepada Tuhan (Yak. 4:8). Hukum inilah yang diru-

juk oleh Daud dalam Mazmur 26:6, Aku membasuh tanganku 

tanda tak bersalah, lalu berjalan mengelilingi mezbah-Mu, ya 

TUHAN. 

Minyak Urapan dan Ukupan 

(30:22-38) 

22 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 23 “Ambillah rempah-rempah pilihan, 

mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari itu, 

yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh 

syikal, 24 dan kayu teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, 

dan minyak zaitun satu hin. 25 Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi 

minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur 

dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; 

itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus. 26 Haruslah engkau 

mengurapi dengan itu Kemah Pertemuan dan tabut hukum, 27 meja dengan

Kitab Keluaran 30:22-38 

 443 

segala perkakasnya, kandil dengan perkakasnya, dan mezbah pembakaran 

ukupan; 28 mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya, bejana pem-

basuhan dengan alasnya. 29 Haruslah kaukuduskan semuanya, sehingga 

menjadi maha kudus; setiap orang yang kena kepadanya akan menjadi 

kudus. 30 Engkau harus juga mengurapi dan menguduskan Harun dan anak-

anaknya supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku. 31 Dan kepada 

orang Israel haruslah kaukatakan demikian: Inilah yang harus menjadi 

minyak urapan yang kudus bagi-Ku di antara kamu turun-temurun. 32 

Kepada badan orang biasa janganlah minyak itu dicurahkan, dan janganlah 

kaubuat minyak yang semacam itu dengan memakai campuran itu juga: 

itulah minyak yang kudus, dan haruslah itu kudus bagimu. 33 Orang yang 

mencampur rempah-rempah menjadi minyak yang semacam itu atau yang 

membubuhnya pada badan orang awam, haruslah dilenyapkan dari antara 

bangsanya.” 34 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ambillah wangi-wangian, 

yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta 

kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya. 35 Semuanya ini 

haruslah kaubuat menjadi ukupan, suatu campuran rempah-rempah, seperti 

buatan seorang tukang campur rempah-rempah, digarami, murni, kudus. 36 

Sebagian dari ukupan itu haruslah kaugiling sampai halus, dan sedikit dari 

padanya kauletakkanlah di hadapan tabut hukum di dalam Kemah Per-

temuan, di mana Aku akan bertemu dengan engkau; haruslah itu maha ku-

dus bagimu. 37 Dan tentang ukupan yang harus kaubuat menurut campuran 

yang seperti itu juga janganlah kamu buat bagi kamu sendiri; itulah bagian 

untuk TUHAN, yang kudus bagimu. 38 Orang yang akan membuat minyak 

yang semacam itu dengan maksud untuk menghirup baunya, haruslah 

dilenyapkan dari antara bangsanya.”     

Di sini diberikan petunjuk-petunjuk tentang bahan-bahan campuran 

untuk minyak urapan yang kudus dan ukupan yang akan digunakan 

dalam ibadah di Kemah Suci. Dengan semuanya ini Tuhan harus 

dihormati, dan sebab  itu Ia menetapkan cara pembuatannya. Sebab, 

tak ada yang datang kepada Tuhan selain apa yang datang dari Dia.  

1. Minyak urapan yang kudus yang di sini diperintahkan untuk 

dibuat, ditentukan bahan-bahan dan jumlahnya (ay. 23-25). Para 

penafsir tidak sepakat tentang bahan-bahan dan jumlah itu. Kita 

yakin bahwa, secara umum, bahan-bahan dan jumlah itu yaitu  

yang terbaik dan paling cocok untuk tujuan itu. Pasti demikian 

halnya jika  hikmat ilahi menetapkannya untuk kemuliaan 

ilahi. Minyak itu harus dibuat dari bahan-bahan campuran 

secundum artem – seperti buatan seorang tukang campur rempah-

rempah (ay. 25). Rempah-rempah, yang semuanya hampir seberat 

25 kilogram, harus dicampurkan ke dalam minyak, yang kira-kira 

sebanyak lima atau enam liter, dan lalu  disaring, dan 

meninggalkan bau harum yang mengagumkan dalam minyak itu. 

Dengan minyak ini kemah Tuhan dan semua perabotannya harus 

diurapi. Minyak itu juga harus digunakan dalam penahbisan para 

imam (ay. 26-30). Pengurapan minyak ini harus diteruskan di 


 444

antara mereka turun-temurun (ay. 31). Menurut kepercayaan 

turun-temurun bangsa Yahudi, minyak ini, yang dipersiapkan 

oleh Musa sendiri, bertahan sampai mendekati masa pembuang-

an.namun  uskup Patrick menunjukkan betapa tidak mungkinnya 

kepercayaan itu, dan menganggap bahwa pembuatan minyak itu 

diulangi menurut resep yang ditetapkan di sini, sebab Salomo 

diurapi dengannya (1Raj. 1:39), dan juga beberapa raja lain. Dan 

semua imam besar diurapi dengan minyak itu dalam jumlah yang 

begitu banyak hingga minyak itu meleleh ke leher jubah mereka. 

Dan kita membaca tentang pembuatan minyak ini (1Taw. 9:30). 

Namun semuanya sependapat bahwa dalam Bait Suci kedua tidak 

ada minyak kudus ini, yang menurut sang uskup terjadi sebab  

gagasan yang dimiliki orang-orang Yahudi pada saat itu, bahwa 

mereka tidak diperbolehkan membuat minyak itu. Penyelenggara-

an ilahi sudah mengatur bahwa tidak adanya minyak itu merupa-

kan pertanda akan adanya urapan yang lebih baik, yaitu oleh Roh 

Kudus pada zaman Injil, yang keragaman karunia-Nya diperlam-

bangkan oleh beberapa  bahan rempah-rempah yang harum ini. 

Untuk menunjukkan keunggulan dari kekudusan, dalam Kemah 

Suci itu harus ada sesuatu yang memuaskan penglihatan mau-

pun penciuman dalam tingkatan yang setinggi-tingginya. Nama 

Kristus dikatakan seperti minyak yang tercurah (Kid. 1:3), dan 

nama baik orang-orang Kristen lebih baik dibandingkan  minyak yang 

mahal (Pkh. 7:1).  

2. Ukupan yang dibakar di atas mezbah emas dipersiapkan dari 

wangi-wangian juga, meskipun tidak begitu langka jenisnya dan 

beraneka ragam seperti wangi-wangian yang dicampurkan dalam 

minyak urapan (ay. 34-35). Ukupan ini dipersiapkan setahun 

sekali menurut orang-orang Yahudi, setengah kilogram untuk se-

tiap hari sepanjang tahun, dan lebih dari satu setengah kilogram 

untuk hari pendamaian. saat  digunakan, ukupan itu harus di-

giling sampai halus. Demikianlah Tuhan berkenan meremukkan 

sang Penebus saat  Ia mempersembahkan diri-Nya sebagai kor-

ban yang harum.  

3. Mengenai kedua persiapan ini, hukum yang sama diberikan di 

sini (ay. 32-33, 37-38), bahwa bahan-bahan campuran seperti itu 

tidak boleh dibuat untuk keperluan biasa. Demikianlah Tuhan 

ingin menanamkan dalam pikiran umat itu suatu penghormatan 

terhadap ketetapan-ketetapan-Nya sendiri. Ia ingin mengajar kita 

Kitab Keluaran 30:22-38 

 445 

untuk tidak mencemarkan atau menyalahgunakan apa saja yang 

dengannya Tuhan menyatakan diri-Nya, seperti yang dilakukan 

oleh orang-orang yang menciptakan bagi diri mereka sendiri dan 

untuk hiburan sehari-hari mereka, alat-alat musik seperti yang 

diciptakan Daud (Am. 6:5). Suatu penghinaan yang besar kepada 

Tuhan jika kita menjadikan barang-barang yang suci sebagai 

bahan gurauan, khususnya jika kita mempermainkan firman dan 

ketetapan-ketetapan Allah, atau memperlakukannya dengan re-

meh (Mat. 22:5). Apa yang merupakan kesayangan Tuhan tidak 

boleh digunakan sebagai hal yang biasa. 

 

  

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 3 1  

alam pasal ini Tuhan sebentar lagi akan mengakhiri hal-hal yang 

hendak dikatakan-Nya kepada Musa di atas gunung, di mana Ia 

sudah ada bersamanya sekarang selama empat puluh hari empat 

puluh malam. Sekalipun begitu lama, tidak semua apa yang dikata-

kan kepada Musa sepanjang waktu itu yang dicatat selain yang 

sudah kita baca dalam keenam pasal sebelumnya. Dalam pasal ini,  

I. Tuhan menunjuk pekerja-pekerja yang akan dipakai untuk 

membangun dan melengkapi perabotan Kemah Suci (ay. 1-11).  

II. Ia mengulangi hukum Sabat, dan kepatuhan untuk menja-

lani hari itu dengan saleh (ay. 12-17). 

III. Ia menyerahkan kepada Musa dua loh hukum Tuhan pada 

saat berpisah (ay. 18). 

Penunjukan Bezaleel dan Aholiab 

(31:1-11) 

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 2 “Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin 

Uri bin Hur, dari suku Yehuda, 3 dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, 

dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam 

pekerjaan, 4 untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari 

emas, perak dan tembaga; 5 untuk mengasah batu permata supaya ditatah; 

untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan.  

6 Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin Ahisamakh, dari 

suku Dan; dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian. Haruslah 

mereka membuat segala apa yang telah Kuperintahkan kepadamu: 7 Kemah 

Pertemuan, tabut untuk hukum, tutup pendamaian yang terletak di atasnya, 

dan segala perabotan kemah itu, 8 yakni meja dengan perkakasnya, kandil 

dari emas murni dengan segala perkakasnya, mezbah pembakaran ukupan,  

9 mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya, bejana pembasuhan 

dengan alasnya, 10 pakaian jabatan, baik pakaian kudus kepunyaan imam 

Harun, maupun pakaian anak-anaknya, untuk memegang jabatan imam,  

11 minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian untuk tempat kudus; 


 448

tepat seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu haruslah mereka membuat 

semuanya.“ 

Tuhan memerintahkan banyak pekerjaan halus untuk dilakukan me-

nyangkut Kemah Suci. Bahan-bahannya harus disediakan oleh umat, 

tetapi siapa yang harus mengerjakannya? Musa sendiri terdidik da-

lam segala pengetahuan orang Mesir, bahkan, ia mengenal baik fir-

man Tuhan dan penglihatan-penglihatan dari Yang Mahakuasa.namun  

ia tidak tahu bagaimana mengukir atau menyulam. Kita dapat men-

duga bahwa ada sedikit orang yang sangat terampil di antara orang-

orang Israel. Akannamun , sebab  sepanjang hidup di Mesir mereka 

tinggal setiap hari dalam perbudakan, kita tidak bisa berpikir ada 

dari antara mereka yang diajarkan dalam keahlian-keahlian yang 

rumit ini. Mereka tahu bagaimana membuat batu bata dan bekerja 

dengan tanah liat,namun  bekerja dengan emas dan mengasah berlian 

merupakan pekerjaan yang tidak pernah mereka pelajari. Jadi bagai-

mana pekerjaan pembangunan Kemah Suci itu bisa mereka lakukan 

dengan kerapian dan ketepatan yang tinggi, padahal tidak ada pandai 

emas atau ahli perhiasan di antara mereka, selain tukang batu dan 

tukang bangunan? Pastilah ada cukup banyak orang yang dengan 

senang hati mau dipekerjakan, dan mau bekerja dengan sebaik-baik-

nya. Namun, pastilah sulit juga untuk menemukan orang yang tepat 

untuk mengerjakan pekerjaan ini. Siapakah yang sanggup menunai-

kan tugas yang demikian? Akannamun , Tuhan mengurus perkara ini 

juga. 

I. Ia mengangkat orang-orang yang pantas untuk dipekerjakan. Su-

paya jangan orang berlomba-lomba memperebutkan pekerjaan 

itu, atau iri hati terhadap mereka yang diangkat, maka Tuhan sen-

diri yang menentukan pilihan.  

1. Bezaleel akan menjadi ahli bangunan, atau pemimpin atas 

semua pekerja (ay. 2). Ia berasal dari suku Yehuda, suku yang 

kepadanya Tuhan bersuka memberi  kehormatan. Dia yaitu  

cucu Hur, mungkin Hur yang membantu menopang tangan 

Musa itu (ps. 17), dan pada saat ini diberi tugas bersama Ha-

run untuk memerintah bangsa itu selama Musa tidak ada 

(24:14). Dari kaum yang terpandang di Israel itulah sang arsi-

tek dipilih. Hal itu menambah kehormatan yang tidak sedikit 

terhadap kaum itu bahwa tunas darinya dipekerjakan, meski-

pun hanya sebagai seorang tukang, atau pengrajin tangan, 

Kitab Keluaran 31:1-11 

 449 

untuk ibadah di Kemah Suci. Menurut kepercayaan turun-

temurun orang Yahudi, Hur yaitu  suami Miryam. Dan, jika 

benar demikian, maka memang sudah seharusnyalah bahwa 

Tuhan yang menunjuk dia untuk pekerjaan ini, sebab kalau 

tidak, seandainya Musa sendiri yang menunjuknya, maka ia 

akan dianggap pilih kasih terhadap kerabatnya sendiri, apalagi 

Harun saudaranya juga sudah diangkat menjadi imam. Tuhan 

hendak mengaruniakan kehormatan kepada saudara-saudara 

Musa,namun  Ia melakukannya sedemikian rupa supaya jelas 

bahwa Musa tidak mencari kehormatan itu untuk dirinya 

sendiri atau keluarganya, melainkan bahwa itu yaitu  per-

buatan Tuhan semata-mata.  

2. Aholiab, dari suku Dan, ditunjuk di samping Bezaleel, dan 

menjadi rekannya (ay. 6). Berdua lebih baik dibandingkan  seorang 

diri. Kristus mengutus murid-murid-Nya yang akan mem-

bangun Kemah Injil secara berdua-dua, dan kita membaca 

tentang dua saksi-Nya. Aholiab berasal dari suku Dan, yang 

merupakan salah satu suku yang kurang begitu terhormat, 

supaya suku Yehuda dan Lewi tidak menjadi besar kepala, 

seolah-olah merekalah yang harus mendapatkan semua ke-

dudukan. Untuk mencegah perpecahan dalam tubuh jemaat, 

Tuhan memberi  kehormatan kepada anggota-anggota yang 

tidak mulia (1Kor. 12:24). Kepala tidak dapat berkata kepada 

kaki: “Aku tidak membutuhkan engkau.” Hiram, yang merupa-

kan kepala pekerja dalam membangun Bait Suci Salomo, juga 

berasal dari suku Dan (2Taw. 2:14).  

3. Ada beberapa  pekerja lain juga yang dipekerjakan oleh, dan di 

bawah, Bezaleel dan Aholiab dalam beberapa  pekerjaan me-

nyangkut Kemah Suci (ay. 6). Perhatikanlah, jika  Tuhan 

memiliki  pekerjaan untuk dilakukan, Ia tidak akan pernah 

kekurangan alat-alat untuk mengerjakannya, sebab semua 

hati dan kepala ada di bawah pandangan mata-Nya dan di da-

lam tangan-Nya. Dan siapa saja pasti akan bersedia menjalan-

kan pekerjaan bagi Allah, dan terus melakukannya, bila ia 

sadar betul bahwa Allahlah yang memanggil dia untuk mela-

kukan pekerjaan itu. Sebab, siapa yang dipanggil-Nya, orang 

itu akan diakui dan ditopang-Nya. 


 450

II.  Tuhan membekali kedua orang ini supaya memenuhi syarat untuk 

pekerjaan itu (ay. 3): Telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah. Dan 

(ay. 6) dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian. Per-

hatikanlah, 

1. Keterampilan dalam berbagai seni dan pekerjaan yaitu  karu-

nia Allah. Dari Dialah berasal baik kemampuan maupun 

pengembangan dari kemampuan itu. Dialah yang menaruh hik-

mat dalam batin (Ayb. 38:36, KJV). Dia mengajarkan kebijak-

sanaan kepada petani (Yes. 28:26), dan kepada pedagang juga. 

Dan Dia harus mendapatkan pujian untuk semuanya itu.  

2. Tuhan membagikan karunia-karunia-Nya secara beragam, satu 

karunia kepada satu orang, dan karunia lain kepada orang 

lain, dan semuanya demi kebaikan seluruh tubuh, baik demi 

umat manusia maupun jemaat. Musa paling pantas dari se-

muanya untuk memerintah Israel,namun  Bezaleel lebih pantas 

dibandingkan  dia untuk membangun Kemah Suci. Keuntungan 

bersama sangat banyak didukung oleh berbagai kemampuan 

dan kecenderungan dari semua orang. Kecerdasan sebagian 

orang menuntun mereka untuk berguna dengan satu cara, 

dan kecerdasan orang lain dengan cara lain, dan semuanya ini 

dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama (1Kor. 12:11). 

Hal ini melarang kesombongan, iri hati, penghinaan, dan per-

saingan yang bersifat kedagingan, dan memperkuat ikatan 

kasih satu sama lain.  

3. Orang-orang yang dipanggil Tuhan untuk melakukan suatu 

pekerjaan, mereka akan dicari dan dipanggil oleh Dia, dan di-

buat-Nya layak untuk pekerjaan itu. Jika Tuhan memberi tugas 

kepada seseorang, maka Ia akan mengaruniakan orang itu 

kemampuan sampai tingkat tertentu sesuai dengan pekerjaan-

nya. Pekerjaan yang harus dilakukan di sini yaitu  membuat 

Kemah Suci dan perkakas-perkakasnya, yang di sini dijelas-

kan secara khusus (ay. 7, dst.). Dan untuk itu orang-orang 

yang dipekerjakan dimampukan untuk bekerja dengan emas, 

perak dan tembaga. saat  Kristus mengutus para rasul-Nya 

untuk membangun Kemah Injil, Ia mencurahkan Roh-Nya ke 

atas mereka, untuk memampukan mereka berkata-kata dalam 

bahasa-bahasa lain tentang karya-karya Tuhan yang ajaib. Me-

reka harus bekerja bukan pada logam, melainkan pada manu-

sia. Jauh lebih unggul karunia-karunia itu, sebab kemah yang

Kitab Keluaran 31:12-18 

 451 

 akan dipasang yaitu  kemah yang lebih besar dan yang lebih 

sempurna, sebagaimana sang rasul menyebutnya (Ibr. 9:11). 

Pemeliharaan Hari Sabat 

(31:12-18) 

12 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 13 “Katakanlah kepada orang Israel, 

demikian: Akannamun  hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah 

peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengeta-

hui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu. 14 Haruslah kamu 

pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar 

kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang 

melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara 

bangsanya. 15 Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan,namun  pada 

hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus 

bagi TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pasti-

lah ia dihukum mati. 16 Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, 

dengan merayakan sabat, turun-temurun, menjadi perjanjian kekal. 17 An-

tara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk selama-

lamanya, sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan 

pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat.” 18 Dan 

TUHAN memberi  kepada Musa, sesudah  Ia selesai berbicara dengan dia di 

gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.  

Di sini ada,  

I.   Sebuah perintah yang ketat untuk menguduskan hari Sabat (ay. 

13-17). Hukum Sabat sudah diberikan kepada mereka sebelum 

hukum-hukum lain, untuk menyiapkan mereka (16:23). Hukum 

Sabat sudah disisipkan dalam hukum tentang perbuatan baik 

dan buruk, dalam perintah keempat. Hukum Sabat juga sudah 

ditambahkan ke dalam hukum peradilan (23:12). Dan di sini 

hukum Sabat ditambahkan ke dalam bagian pertama dari hukum 

keupacaraan, sebab  pemeliharaan hari Sabat memang merupa-

kan pembendung dan pagar dari hukum Taurat secara keseluruh-

an. jika  hari Sabat tidak dipelihara dengan kesadaran hati 

nurani, maka selamat tinggTuhan kesalehan maupun kejujuran. 

Sebab, dalam hukum tentang perbuatan baik dan buruk, hukum 

Sabat berdiri di tengah-tengah di antara dua loh batu. Sebagian 

orang berpendapat bahwa hukum Sabat dimasukkan di sini 

sebab  alasan lain. Pada waktu itu Tuhan memerintahkan mereka 

untuk mendirikan Kemah Suci dan melengkapinya dengan pera-

bot-perabot secepat-cepatnya supaya mereka menjalankan ibadah 

kepada-Nya. Akannamun , supaya jangan sampai mereka berpikir 


 452

bahwa sifat pekerjaan itu dan kecepatan yang dituntut untuk 

menyelesaikannya akan membenarkan mereka untuk mengerja-

kan semua itu pada hari-hari Sabat, supaya mereka dapat menye-

lesaikannya dengan lebih cepat. Jadi peringatan ini ditambahkan 

di sini tepat pada waktunya. Sesungguhnya, atau akannamun , 

hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara. Meskipun mereka harus 

mengerjakan pendirian Kemah Suci cepat-cepat, namun mereka 

tidak boleh tergesa-gesa sampai berlebihan. Mereka tidak boleh 

melanggar hukum Sabat dalam ketergesa-gesaan mereka. Bahkan 

pekerjaan Kemah Suci pun harus memberi tempat bagi istirahat di 

hari Sabat. Begitu cemburunya Tuhan bagi kehormatan hari Sabat-

Nya. Cermatilah apa yang dikatakan di sini mengenai hari Sabat. 

1. Hakikat, arti, dan maksud dari hari Sabat, yang dengan me-

nyatakannya Tuhan memberi  kehormatan kepadanya, dan 

mengajar kita untuk menghargainya. Berbagai hal dikatakan 

di sini tentang hari Sabat.  

(1) Itulah peringatan antara Aku dan kamu (ay. 13, 17). Pene-

tapan hari Sabat yaitu  sebuah tindakan besar dari per-

kenanan Tuhan kepada bangsa Israel, dan sebagai tanda 

(atau peringatan) bahwa Ia telah membedakan mereka dari 

semua bangsa lain. Dan pemeliharaan hari Sabat dalam 

ibadah yaitu  sebuah tindakan besar dari kewajiban dan 

ketaatan mereka kepada-Nya. Allah, dengan menguduskan 

hari ini di antara mereka, membiarkan mereka tahu bahwa 

Ia menguduskan mereka, dan memisahkan mereka bagi 

diri-Nya dan untuk melayani-Nya. Sebab, seandainya tidak 

demikian adanya, maka Ia tidak akan menyingkapkan 

kepada mereka hari-hari Sabat-Nya yang kudus, untuk 

menjadi penyokong bagi ibadah di antara mereka. Atau itu 

mungkin merujuk pada hukum tentang hari Sabat, yaitu 

hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sehingga kamu 

mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan 

kamu. Perhatikanlah, jika Tuhan dengan anugerah-Nya men-

condongkan hati kita untuk memelihara hukum dari perin-

tah keempat, maka itu akan menjadi bukti dari pekerjaan 

baik yang dikerjakan-Nya dalam diri kita melalui Roh-Nya. 

Jika kita menguduskan hari Allah, maka itu yaitu  tanda 

antara Dia dan kita bahwa Ia telah menguduskan hati kita. 

Kitab Keluaran 31:12-18 

 453 

Maka dari itulah tabiat orang yang diberkati yaitu  bahwa 

ia memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya (Yes. 

56:2). Orang-orang Yahudi, dengan memelihara satu dari 

tujuh hari, sesudah  bekerja enam hari, bersaksi dan menya-

takan bahwa mereka menyembah Tuhan yang telah menjadi-

kan dunia dalam enam hari dan beristirahat pada hari 

ketujuh. Dan dengan demikian mereka membedakan diri 

mereka dari bangsa-bangsa lain, yang, sesudah  pertama-

tama kehilangan hari Sabat, yang ditetapkan untuk men-

jadi peringatan akan penciptaan, secara perlahan-lahan ke-

hilangan pengetahuan akan sang Pencipta, lalu memberi-

kan kepada makhluk ciptaan kehormatan yang seharusnya 

diberikan kepada Dia saja.  

(2) Itulah hari kudus bagimu (ay. 14), yaitu, “Hari itu dirancang 

demi keuntunganmu dan juga demi kehormatan Allah.” 

Hari Sabat diadakan untuk manusia. Atau, “Hari itu harus 

kamu pandang kudus, dan dengan demikian harus dipeli-

hara sebagai hari yang kudus pula, dan kamu harus me-

mandang perbuatan yang menajiskannya sebagai suatu 

penistaan.”  

(3) Ini yaitu  hari perhentian penuh, hari kudus bagi TUHAN 

(ay. 15). Hari itu dipisahkan dari pekerjaan-pekerjaan bia-

sa, dan dirancang untuk menghormati dan melayani Allah. 

Dan dengan memeliharanya kita diajar untuk beristirahat 

dari mengejar hal-hal duniawi dan dari memenuhi keingin-

an daging, dan mengabdikan diri kita, segenap hati kita, 

semua yang kita miliki, dan yang dapat kita lakukan, un-

tuk kemuliaan Allah.  

(4) Hari itu harus dipelihara secara turun-temurun, di sepan-

jang zaman, untuk menjadi perjanjian kekal (ay. 16). Ini 

akan menjadi salah satu tanda yang paling langgeng dari 

perjanjian antara Tuhan dan Israel. 

2. Hukum Sabat. Mereka harus memeliharanya (ay. 13-14, 16), 

memeliharanya sebagai harta, sebagai barang kepercayaan, 

memeliharanya dan melestarikannya, memeliharanya dan ti-

dak menajiskannya, menjaganya sebagai peringatan atau tan-

da antara Tuhan dan mereka, memeliharanya dan tidak pernah 

berpisah dengannya. Bangsa-bangsa bukan Yahudi mempu-

nyai pesta-pesta peringatan untuk menghormati dewa-dewa 


 454

mereka, namun khusus untuk bangsa Yahudi saja bahwa 

mereka memiliki suatu perayaan setiap minggu. Oleh sebab 

itu, perayaan ini haruslah mereka pelihara dengan hati-hati.  

3. Alasan untuk hari Sabat. Sebab hukum-hukum Tuhan tidak 

hanya disokong dengan wewenang tertinggi,namun  juga didu-

kung dengan alasan terbaik. Teladan Tuhan sendiri yaitu  alas-

an yang agung (ay. 17). Sama seperti karya penciptaan layak 

untuk diperingati seperti itu, demikian pula sang Pencipta yang 

agung layak diteladani seperti itu, melalui suatu hari istirahat 

yang kudus, pada hari ketujuh, sesudah  bekerja enam hari. 

Terutama sebab  kita berharap, dalam mengikuti teladan yang 

sama lebih jauh lagi, untuk tidak lama lagi beristirahat de-

ngan-Nya dari semua pekerjaan dan jerih lelah kita.  

4. Hukuman yang akan dijatuhkan atas pelanggaran hukum ini: 

“Siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, dengan 

melakukan pekerjaan pada hari itu selain pekerjaan kesalehan 

dan belas kasihan, orang itu harus dilenyapkan dari antara 

bangsanya (ay. 14). Pastilah ia dihukum mati (ay. 15). Hakim 

harus melenyapkannya dengan pedang keadilan jika kejahatan 

itu terbukti benar. Jika tidak, atau jika sang hakim lalai, dan 

tidak melakukan tugasnya, maka Tuhan akan mengambil alih 

sendiri pekerjaan itu, dan melenyapkan penjahat itu dengan 

hantaman dari sorga, dan keluarganya akan dicabut sampai 

ke akar-akarnya dari Israel.” Perhatikanlah, penghinaan dan 

pencemaran terhadap hari Sabat yaitu  kejahatan yang akan 

dihukum oleh hakim-hakim. Dan, jika manusia tidak menghu-

kumnya, maka Tuhan akan melakukannya, di sini atau di kehi-

dupan nanti, kecuali orang bertobat dari perbuatannya itu. 

II. Diserahkannya dua loh hukum Tuhan kepada Musa. Tuhan telah 

menjanjikan kedua loh batu ini kepada Musa saat  Ia memang-

gilnya naik ke atas gunung (24:12). Dan sekarang, saat  Ia 

mengutus Musa untuk turun, Ia memberi  kedua loh batu itu 

kepadanya, untuk disimpan dalam tabut perjanjian dengan hati-

hati dan penuh penghormatan (ay. 18).  

1. Kesepuluh perintah yang telah disampaikan Tuhan di atas gu-

nung Sinai dengan didengar oleh semua orang, sekarang ditulis 

in perpetuam rei memoriam – sebagai peringatan yang abadi, 

sebab apa yang tertulis akan tetap ada.  

Kitab Keluaran 31:12-18 

 455 

2. Kesepuluh perintah itu ditulis dalam loh-loh batu yang telah 

dipersiapkan bukan oleh Musa, melainkan tampaknya sebab 

tersirat dalam pasal 24:12, bahwa ia mendapati loh-loh batu 

itu sudah tertulis saat  ia naik di gunung, oleh pelayanan para 

malaikat. Hukum itu ditulis dalam loh-loh batu, untuk me-

nunjukkan keberlangsungannya yang kekal sebab  apa yang 

bisa berlangsung lebih lama dibandingkan  yang tertulis di atas batu 

dan tersimpan di dalamnya? Dan juga untuk menunjukkan 

kekerasan hati kita. Orang bisa menulis di atas batu dengan 

lebih mudah dibandingkan  menulis sesuatu yang baik dalam hati 

kita yang rusak dan penuh dosa.  

3. Kesepuluh perintah itu ditulis oleh jari Allah, yaitu, oleh ke-

hendak dan kuasa-Nya secara langsung, tanpa memakai  

alat apa pun. Tuhan sajalah yang dapat menuliskan hukum-

Nya di dalam hati. Ia memberi  hati yang taat, dan kemu-

dian, oleh Roh-Nya, yang merupakan jari Allah, Ia menuliskan 

kehendak-Nya pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia 

(2Kor. 3:3).  

4. Kesepuluh perintah itu ditulis dalam dua loh batu, sebab  

dirancang untuk mengarahkan kita dalam kewajiban kita baik 

terhadap Tuhan maupun terhadap manusia.  

5. Kesepuluh perintah itu disebut loh-loh kesaksian (ITB: loh hu-

kum Allah), sebab  hukum yang tertulis ini bersaksi tentang 

kehendak Tuhan menyangkut bangsa Israel dan juga tentang 

itikad baik-Nya terhadap mereka, dan akan menjadi kesaksian 

melawan mereka jika mereka tidak taat.  

6. Loh-loh hukum Tuhan itu diserahkan kepada Musa, dan mung-

kin disertai sebuah perintah, sebelum ia meletakkannya dalam 

tabut perjanjian, untuk menunjukkannya di depan umum, 

supaya loh-loh itu dilihat dan dibaca oleh semua orang. Dan 

dengan demikian, apa yang telah mereka dengar dengan 

telinga, sekarang dapat ditanamkan ke dalam ingatan mereka. 

Demikianlah hukum Taurat diberikan oleh Musa,namun  kasih 

karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 

 

 

 

  

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 32  

isah di dalam pasal ini memuat gangguan yang teramat mengo-

yak hati yang menimpa pendirian jemaat dan penegakan agama 

di tengah-tengah bangsa Yahudi. Segala sesuatu berjalan baik 

dengan mengagumkan, membawa bangsa itu menuju tanah bahagia: 

Tuhan telah menunjukkan diri-Nya sebagai Mahapemurah, dan bang-

sa itu juga tampak sungguh-sungguh taat. Musa pada saat ini ham-

pir menuntaskan masa empat puluh harinya berada di atas gunung, 

dan, dapat kita duga, hatinya bersukacita sebab  membayangkan 

dirinya akan disambut dengan penuh kegirangan begitu kembali ke 

perkemahan Israel. Dan sesudah  itu pastilah ia tidak sabar lagi untuk 

segera mendirikan Kemah Suci di tengah mereka. Akannamun , 

lihatlah, semua rencana hancur berantakan. Dosa Israel mengenyah-

kan semua kebaikan itu dari mereka, dan menghentikan aliran ke-

baikan dari Allah. Coba bayangkan, dosa yang melakukan kejahatan 

itu yaitu  penyembahan patung anak lembu emas. Pernikahan 

antara Tuhan dan bangsa Israel sudah siap dirayakan, namun Israel 

malah melacurkan diri, sehingga perjodohan itu pun bubar dan tidak 

mudah disatukan kembali. Inilah yang kita temukan dalam pasal ini, 

I. Dosa bangsa Israel, khususnya dosa Harun, dalam membuat 

patung anak lembu emas sebagai Tuhan (ay. 1-4), dan me-

nyembahnya (ay. 5-6). 

II. Peringatan yang diberikan Tuhan mengenai kejadian ini ke-

pada Musa, yang sekarang sedang ada bersama-Nya di atas 

gunung (ay. 7-8). Tuhan menyatakan hukuman sebab  murka-

Nya atas bangsa Israel (ay. 9-10). 

III. Permohonan ampun demi mereka segera dilakukan Musa di 

atas gunung (ay. 11, 13), dan kekuatan tindakan pengantara-

annya itu (ay. 14). 


 458

IV. Turunnya Musa dari atas gunung, dan melihat sendiri pemu-

jaan berhala yang sedang berlangsung (ay. 15-19), dan di da-

lam kebencian akan hal itu, serta sebagai ungkapan kema-

rahan yang benar, ia menghancurkan kedua loh batu (ay. 19) 

dan membakar patung anak lembu emas itu (ay. 20). 

V. Pengusutan terhadap Harun mengenai peristiwa ini (ay. 21-

24). 

VI. Penghukuman dilaksanakan terhadap para pemimpin pem-

berontakan yang bertanggung jawab atas pemujaan berhala 

itu (ay. 25-29). 

VII. Tindakan pengantaraan lebih lanjut yang dilakukan Musa 

demi bangsa Israel untuk memalingkan murka Tuhan dari 

mereka (ay. 30-32), dan penangguhan hukuman pun diberi-

kan kepada bangsa itu. Namun, itu hanya menyimpan mere-

ka untuk menantikan hukuman pembalasan di lalu  

hari (ay. 33, dll.). 

Anak Lembu Emas 

(32:1-6) 

1 saat  bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari 

gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata 

kepadanya: “Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di de-

pan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah 

Mesir – kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.“ 2 Lalu berkatalah 

Harun kepada mereka: “Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada 

telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya 

kepadaku.” 3 Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang 

ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun. 4 Diterimanyalah 

itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari 

padanya anak lembu tuangan. lalu  berkatalah mereka: “Hai Israel, ini-

lah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!” 5 saat  

Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. 

Berserulah Harun, katanya: “Besok hari raya bagi TUHAN!” 6 Dan keesokan 

harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan 

korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan 

minum; lalu  bangunlah mereka dan bersukaria. 

 

saat  Musa sedang berada di atas gunung dan menerima hukum 

dari Allah, bangsa Israel sesungguhnya memiliki waktu merenungkan 

apa yang sudah Tuhan sampaikan kepada mereka, serta mempersiap-

kan diri menerima apa yang akan diungkapkan lebih lanjut, dan 

empat puluh hari pun masihlah kurang untuk melakukan semuanya 

itu. Akannamun , bukannya melakukan hal itu, beberapa orang dari 

Kitab Keluaran 32:1-6 

 459 

mereka malah bersekongkol untuk melanggar baik hukum yang telah 

mereka terima maupun yang akan disampaikan lagi kepada mereka. 

Pada hari ketiga puluh sembilan dari empat puluh hari itu, pecahlah 

rencana pemberontakan terhadap Tuhan itu. Inilah, 

I. Desakan keras orang Israel kepada Harun, yang dipercaya me-

mimpin mereka di tengah kepergian Musa: Mari, buatlah untuk 

kami allah, yang akan berjalan di depan kami (ay. 1). 

1. Lihatlah dampak buruk ketidakhadiran Musa dari antara mere-

ka. Bila Musa tidak dipanggil Tuhan untuk pergi dan tinggal di 

atas gunung, tentulah ia tidak sepenuhnya bebas dari kesalah-

an. Mereka yang merupakan para pemimpin bagi orang lain, 

seperti para hakim, gembala jemaat, dan kepala keluarga, tidak 

boleh tanpa sebab yang jelas meninggalkan tanggung jawab 

mereka, supaya Iblis jangan beroleh keuntungan dari hal itu. 

2. Lihatlah murka dan kegarangan orang banyak saat  mereka 

dipengaruhi dan dicemari oleh kebohongan dan tipu daya di 

tengah penantian mereka. Kemungkinan pada awalnya, hanya 

ada segelintir orang yang dikuasai oleh pikiran konyol ini, 

sementara orang lain, yang tidak akan pernah berpikir demi-

kian seandainya mereka tidak memasukkannya ke dalam hati, 

akhirnya terbawa mengikuti jalan yang jahat ini. Dan seka-

rang, begitu banyak orang terhasut, demikian banyaknya 

sehingga segelintir orang yang merasa jijik dan benci terhadap 

gagasan itu pun tidak berani menyanggah mereka. Lihatlah, 

betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar! 

Sekarang, apa sebenarnya masalah orang banyak yang begitu 

sembrono ini? 

(1) Mereka lelah menanti untuk tiba di tanah perjanjian. Mere-

ka merasa telah tertahan sedemikian lama di gunung Sinai. 

Meskipun di sana mereka tinggal dengan sangat aman dan 

mudah, mendapat makanan dan pengajaran yang baik, 

namun mereka tetap tidak sabar untuk bergerak maju. 

Mereka memiliki Tuhan yang tinggal dan memperlihatkan 

penyertaan-Nya bersama mereka dalam wujud awan,namun  

semua ini belum cukup. Mereka harus memiliki Tuhan yang 

berjalan di depan mereka. Mereka tidak sabar untuk men-

capai negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, 


 460

sehingga tidak bisa tinggal lagi sementara untuk membawa 

serta agama mereka. Perhatikan, mereka yang menanti-

nantikan petunjuk Tuhan umumnya menjadi tergesa-gesa 

sendiri. Kita pertama-tama harus menantikan hukum Tuhan 

sebelum mendapatkan janji-janji-Nya. Orang yang percaya 

pasti tidak akan tergesa-gesa, tidak akan mendahului 

waktu yang semestinya. 

(2) Mereka lelah menunggu kembalinya Musa. saat  Musa 

naik ke atas gunung, ia tidak mengatakan kepada mereka 

berapa lama ia akan tinggal di sana sebab  memang Tuhan 

tidak memberitahu dia. sebab  itu, saat  Musa pergi lebih 

lama dari waktu yang mereka tetapkan sendiri, meski da-

lam segala hal mereka berkecukupan di tengah ketidak-

hadirannya, beberapa orang yang tidak bertanggung jawab 

mengutarakan sangkaan, yang saya sendiri tidak tahu apa 

terkait alasan keterlambatan Musa: Sebab Musa ini, orang 

yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir – kami 

tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia. Amati, 

[1] Betapa dengan menghinanya mereka berkata mengenai 

orang ini – Musa ini. Sedemikian tidak tahu berterima-

kasihnya mereka kepada Musa, yang begitu memper-

hatikan keadaan mereka, dan dengan demikian, betapa 

mereka telah berjalan menyimpang dari Allah. Semen-

tara Tuhan berkenan menaruh kehormatan atas Musa, 

mereka malah bersuka untuk menaruh kehinaan atas 

dirinya, dan ini mereka lakukan di depan muka Harun, 

kakaknya, yang sekarang menjadi wakilnya. Perhatikan, 

bahkan jasa-jasa terbaik pun tidak dapat menghindar-

kan manusia dari penghinaan dan cercaan terburuk di 

dunia yang tidak tahu berterima kasih ini. 

[2] Betapa curiganya mereka berbicara tentang keterlam-

batan Musa: Kami tidak tahu apa yang telah terjadi 

dengan dia. Mereka pikir Musa telah hangus terbakar 

api atau mati kelaparan sebab  ketiadaan makanan, 

seakan-akan Allah, yang menjaga dan memberi makan 

mereka yang sangat tidak layak menerima semuanya 

itu, tidak peduli untuk melindungi dan mencukupi ke-

butuhan Musa, yang merupakan orang kesayangan-

Nya. Beberapa orang Israel, yang masih berharap yang 

Kitab Keluaran 32:1-6 

 461 

baik bagi Musa, mungkin berpendapat bahwa ia diang-

kat ke sorga seperti Henokh, sementara sebagian lain 

lagi yang tidak peduli akan pikiran mereka yang sangat 

jahat mengenai Musa, mengolok-olok bahwa ia telah 

mengabaikan tanggung jawabnya sebab  tidak mampu 

melakukannya dan kembali kepada ayah mertuanya 

untuk menggembalakan ternak. Segala pikiran ini tidak 

berdasar dan aneh, tidak ada yang seaneh ini. Jelas 

mudah bagi mereka untuk mengatakan apa yang telah 

terjadi dengan dia: Musa jelas terlihat masuk ke dalam 

awan, dan awan yang berada di atas gunung ini masih 

dapat dilihat oleh segenap bangsa Israel. Mereka punya 

segala alasan untuk menyimpulkan bahwa Musa baik-

baik saja di sana. Jika Tuhan ingin membinasakan dia, 

tentu Ia tidak akan memperlihatkan kepadanya semua 

kebaikan yang telah dilakukan-Nya. Jika Musa tinggal 

di atas gunung begitu lama, itu sebab  ada banyak hal 

yang Tuhan ingin sampaikan kepadanya demi kebaikan 

bangsa Israel. Ia tinggal di atas gunung sebagai duta 

orang Israel, sehingga tentu ia akan segera kembali 

sesudah  menyelesaikan urusannya dengan Tuhan di sana. 

Akannamun , mereka tetap memakai  alasan ini 

sebagai dasar pikiran mereka yang jahat: Kami tidak 

tahu apa yang telah terjadi dengan dia. Perhatikan, per-

tama, mereka yang bersikeras untuk berpikiran jahat, 

walaupun mereka punya segala alasan untuk berpikir-

an baik, umumnya berpura-pura tidak tahu apa yang 

seharusnya mereka pikirkan. Kedua, pemikiran yang 

salah mengenai lamanya kedatangan Juruselamat kita 

menjadi celah bagi kejahatan untuk menyusup. Tuhan 

Yesus telah naik ke atas gunung kemuliaan, dan di 

sana ia tampil di hadapan Tuhan demi kita,namun  ini 

semua tidak dapat kita lihat. Sorga harus menutupi-

Nya, menyelubungi-Nya, agar kita hidup oleh iman. Di 

sanalah Ia berada untuk sekian lama, dan di sanalah Ia 

tetap ada sampai sekarang. Oleh sebab  itu, orang yang 

tidak percaya akan berkata bahwa mereka tidak tahu 

apa yang terjadi dengan Dia, dan bertanya, Di manakah 

janji tentang kedatangan-Nya itu? (2Ptr. 3:4), seolah-


 462

olah, sebab  Ia belum datang, Ia tidak akan pernah da-

tang. Hamba yang jahat membesarkan hatinya sendiri 

di dalam kekurangajarannya dengan pikiran ini, Tuanku 

tidak datang-datang. Ketiga, kelelahan dalam menanti 

mengundang banyak godaan bagi kita. Inilah cikal 

bakal kehancuran Saul, saat  ia menunggu Samuel 

hingga jam terakhir dari waktu yang telah ditentukan, 

tetapi ia tidak sabar untuk menunggu di jam ini  

(1Sam. 13:8, dst.) Demikian halnya dengan bangsa 

Israel di sini. Andaikan mereka dapat menunggu untuk 

satu hari lagi, mereka akan melihat apa yang terjadi 

dengan Musa. Tuhan yaitu  Tuhan yang adil dan harus 

dinanti-nantikan sampai Ia datang, dan tetap dinanti-

nantikan meski Ia berlama-lama. Dengan demikian, kita 

tidak akan kehilangan untung dari jerih lelah kita, 

sebab  Ia yang berjanji akan datang, pasti akan datang, 

dan tidak akan berlama-lama.   

(3) Mereka lelah menantikan penetapan Tuhan mengenai tata 

cara beribadah di antara mereka, sebab  inilah yang se-

dang mereka nanti-nantikan. Mereka diberitahu untuk ber-

ibadah kepada Tuhan di gunung ini, dan mereka tak sabar 

menikmati segala kemeriahan dan upacara ibadah terse-

but. Akannamun , sebab  yang dinantikan itu tak kunjung 

datang sesuai waktu yang mereka inginkan, maka mereka 

pun memutar otak untuk merancang sendiri tanda-tanda 

kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka, dan bersuka de-

ngan tanda-tanda rancangan mereka itu. Mereka mencipta-

kan sendiri gaya beribadah, mungkin yang serupa dengan 

apa yang mereka dahulu lihat di tengah-tengah orang 

Mesir.  Sebab, Stefanus berkata bahwa saat  orang Israel 

mendesak Harun, Buatlah untuk kami beberapa allah, 

jelaslah bahwa dalam hati mereka ingin kembali ke tanah 

Mesir (Kis. 7:39-40). Ini yaitu  tindakan yang sangat aneh, 

Mari, buatlah untuk kami beberapa allah. Bila mereka tidak 

tahu apa yang terjadi dengan Musa dan menganggapnya 

telah hilang, selayaknyalah mereka mengadakan perka-

bungan raya baginya selama beberapa hari. Akannamun , 

lihatlah betapa cepatnya mereka melupakan seorang peno-

long besar. Andaikan mereka berkata, “Musa telah hilang, 

Kitab Keluaran 32:1-6 

 463 

maka angkatlah untuk kami seorang pemimpin,” ini masih 

masuk akal, meski tetap saja mencerminkan rasa tidak 

tahu berterima kasih yang besar dalam mengenang jasa-

jasa Musa, dan juga sangat menghina Harun dan Hur yang 

merupakan wakil Musa di tengah ketidakhadirannya. Akan 

tetapi, perkataan “Musa telah hilang, buatlah untuk kami 

allah” merupakan hal yang teramat tidak masuk akal sehat. 

Apakah Musa itu Tuhan mereka? Pernahkah ia bertindak 

seolah-olah ia allah? Apapun yang terjadi dengan Musa, bu-

kankah masih terbukti dan tidak terbantahkan lagi bahwa 

Tuhan masih bersama-sama dengan mereka? Lebih lagi, apa-

kah ada celah bagi mereka untuk mempertanyakan ke-

pemimpinan Musa, yang setiap hari mampu mencukupkan 

kebutuhan di dalam perkemahan mereka? Apakah ada 

Tuhan lain yang mampu mencukupkan mereka sedemikian 

baiknya seperti yang selama ini sudah dilakukan-Nya, bah-

kan yang sekarang sedang dilakukan-Nya? Lagi pula, 

dengan berkata, Buatlah untuk kami beberapa allah, yang 

akan berjalan di depan kami! Beberapa allah! Berapa 

banyak Tuhan yang mereka perlukan? Bukankah satu saja 

cukup? Buatlah untuk kami beberapa allah! Lalu, apa 

gunanya allah-Tuhan buatan tangan mereka sendiri bagi 

mereka? Mereka harus memiliki beberapa Tuhan yang 

berjalan di depan mereka, Tuhan yang tidak bisa berjalan 

sendiri sehingga harus mereka panggul. Begitu bodoh dan 

mabuknya para penyembah berhala, mereka menjadi gila 

oleh berhala-hala mereka (Yer. 50:38). 

II. Inilah permintaan Harun kepada bangsa Israel untuk menyerah-

kan segala perhiasan mereka: Tanggalkanlah anting-anting emas 

yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, 

dan bawalah semuanya kepadaku (ay. 2). Kita tidak menemukan 

satu kata pun yang memperlihatkan penolakan Harun terhadap 

gagasan bangsa Israel ini . Ia tidak menegur kekurangajaran 

mereka, tidak berbantah dengan mereka untuk meyakinkan mere-

ka akan dosa dan kebodohan dari permintaan itu,namun  tampak-

nya setuju dengan tindakan mereka itu, dan tidak memperlihat-

kan keengganan untuk melawan mereka. Kita mungkin berharap 

bahwa Harun awalnya hanya bermaksud mengolok-olok bangsa 


 464

Israel, dan, dengan membuat satu patung yang tidak masuk akal di 

tengah-tengah mereka, ia berusaha mengungkap dan menelanjangi 

kebodohan mereka. Akannamun , jika memang benar demikian, per-

buatan seperti itu sama saja dengan bersenda gurau dengan dosa. 

Ini sama seperti lalat yang tidak sadar dirinya sedang bermain-main 

di sekeliling lilin yang menyala, suatu tindakan yang sangat berba-

haya. Beberapa penafsir lain ada yang berbaik hati dengan ber-

anggapan bahwa saat  Harun meminta orang Israel menanggal-

kan anting-anting dan membawa semua itu kepadanya, ia mela-

kukannya dengan maksud menghancurkan gagasan itu, sebab  ia 

percaya bahwa meski ketamakan membuat mereka mau menge-

luarkan emas dari dalam kantongnya untuk dijadikan patung 

sembahan (Yes. 46:6), namun keangkuhan hati akan mencegah 

mereka menanggalkan anting-anting emas kepunyaan mereka. Na-

mun, jangan pernah coba-coba menguji seberapa jauh nafsu dosa 

manusia dapat membawa mereka di jalan dosa, dan seberapa besar 

mereka mau membayar harga. Tindakan uji-coba seperti ini 

terbukti sangat berbahaya.  

III. Inilah kisah pembuatan anak lembu emas (ay. 3-4). 

1. Mereka menyerahkan anting-anting mereka kepada Harun, 

yang memintanya, dan bukan malah mematahkan gagasan 

mereka ini . Tindakan Harun ini bahkan mungkin me-

muaskan takhayul bangsa Israel dan membuahkan satu 

pikiran konyol di tengah-tengah mereka, bahwa emas yang di-

ambil dari telinga mereka akan menjadi emas yang paling 

layak dan akan menciptakan Tuhan yang paling berharga. Biar-

lah kesediaan mereka berpisah dengan anting-anting mereka 

untuk dijadikan patung sembahan membuat kita malu akan 

keengganan kita melayani Tuhan yang sejati. Apakah mereka 

undur diri saat  harus membayar harga demi penyembahan 

berhala yang akan mereka lakukan? Dan akankah kita meng-

gerutu saat  harus membayar harga demi ibadah kita, atau 

harus menderita kelaparan demi sesuatu yang baik? 

2. Harun melebur anting-anting yang telah dikumpulkan itu, dan 

di atas cetakan yang telah dipersiapkan sebelumnya, ia me-

nuang emas leburan, lalu membentuknya menjadi anak lembu, 

dan memberi sentuhan akhir dengan pahat. Beberapa orang 

menduga bahwa Harun sengaja memilih bentuk ini sebagai 

Kitab Keluaran 32:1-6 

 465 

tanda atau bukti kehadiran ilahi, sebab  ia berpikir bahwa 

kepala dan tanduk anak lembu tepat mewakili kuasa ilahi, 

tetapi sebab  patung buatannya begitu polos dan biasa-biasa 

saja, ia berharap orang Israel tidak dengan bodohnya mau 

menyembahnya. Namun, mereka kemungkinan belajar dari 

orang Mesir untuk membuat patung yang mewakili dewa mere-

ka, sebab  dikatakan (Yeh. 20:8), Mereka tidak meninggalkan 

berhala-berhala Mesir, dan (Yeh. 23:8), Ia tidak meninggalkan 

persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir. Demi-

kianlah mereka menukar Kemuliaan mereka dengan bangunan 

sapi jantan (Mzm. 106:20), dan mengumumkan kebodohan 

mereka sendiri, yang jauh melampaui kebodohan para pe-

nyembah berhala lain yang menyembah bala tentara langit. 

IV. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah 

kepada patung tuangan (Mzm. 106:19). sebab  melihat bahwa 

orang-orang Israel menyukai anak lembu tuangan ini , Harun 

melangkah lebih jauh lagi untuk meladeni mereka dan mendirikan 

mezbah di depan anak lembu itu, lalu mengumumkan perayaan 

untuk menghormatinya (ay. 5), suatu perayaan pengakuan diri 

untuk tunduk. Namun demikian, Harun menyebutnya sebagai 

hari raya bagi Tuhan. Oleh sebab  dibuat menyerupai binatang, 

orang Israel tidak membayangkan bahwa patung itu sendiri ada-

lah allah, dan mereka juga tidak ingin penyembahan mereka ber-

henti sebatas di patung itu,namun  mereka menetapkannya sebagai 

gambaran Tuhan yang sejati, yang hendak mereka sembah di 

dalam dan melalui patung ini. Namun niat ini tidak membebaskan 

mereka dari kenyataan bahwa mereka melakukan penyembahan 

berhala yang menjijikkan. Orang Israel segera bergegas meraya-

kan hari raya ini (ay. 6): Dan keesokan harinya pagi-pagi maka 

mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban kesela-

matan untuk menunjukkan betapa senangnya mereka dengan 

upacara ini, dan menurut ritual upacara kuno, mereka memper-

sembahkan korban bagi dewa buatan baru ini, lalu makan, 

minum dan bersukaria atas korban ini . Dengan demikian, 

sesudah  menciptakan sendiri Tuhan dari anting-anting, mereka 

berusaha membuat dewa ini berkenan dengan rela mempersem-

bahkan hewan ternak kepunyaan mereka sendiri. Andai saja 

mereka mempersembahkan korban langsung kepada Tuhan tanpa 


 466

perantaraan suatu patung, persembahan mereka ini  (sepe-

ngetahuan saya) pasti akan diterima Tuhan (20:24). Akannamun , 

sebab  mereka telah mendirikan patung di hadapan mereka yang 

melambangkan kehadiran Allah, dan dengan demikian mengubah 

kebenaran Tuhan menjadi kebohongan, korban mereka itu pun 

menjadi suatu kekejian yang paling keji. saat  pemujaan berhala 

ini dibahas di dalam Perjanjian Baru, perayaan mereka atas kor-

ban ini  dikutip dan dirujuk sebagai berikut (1Kor. 10:7): 

Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum dari sisa 

korban, lalu  bangunlah mereka dan bersukaria, berbuat 

asusila dan percabulan. Seperti Tuhan yang disembah, begitu pula 

jenis persembahan yang diperbuat mengikutinya. Mereka tidak 

mungkin menjadikan seekor anak lembu sebagai Tuhan mereka 

bila mereka tidak terlebih dahulu menjadikan perut mereka seba-

gai Tuhan mereka. Akannamun , bila allahnya yaitu  suatu olok-

olokan, tidak heran bila kebaktian untuknya pun juga menjadi 

semacam hiburan. Oleh sebab  pikiran mereka menjadi sia-sia, 

penyembahan mereka pun sia-sia, luar biasa kesia-sian ini. Nah, 

sekarang mari kita lihat,  

1. Sungguhlah aneh bahwa ada saja orang-orang dari bangsa itu, 

bahkan begitu besar jumlahnya, yang mau melakukan per-

buatan seperti itu. Bukankah kemarin, di tempat yang persis 

sama, mereka baru saja mendengar suara Tuhan Tuhan ber-

bicara kepada mereka dari tengah-tengah api, Jangan mem-

buat bagimu patung yang menyerupai apapun? Bukankah 

mereka telah mendengar suara guruh-gemuruh, menyaksikan 

kilat sambar-menyambar, dan merasakan guncangan gempa 

bumi, yang semuanya dengan sungguh teramat menakutkan 

menyertai hukum ini saat diberikan kepada mereka? Bukan-

kah mereka secara khusus telah diperingatkan untuk tidak 

membuat Tuhan emas? (20:23). Bahkan lebih dibandingkan  itu, 

bukankah mereka sendiri telah mengikat diri dengan sungguh 

hati di dalam perjanjian dengan Allah, dan berjanji bahwa apa-

pun yang Ia katakan, mereka akan lakukan dan dengarkan? 

(24:7). Namun demikian, sebelum mereka beranjak dari tem-

pat di mana perjanjian ini telah disahkan dengan sungguh-

sungguh, dan sebelum awan pergi dari puncak gunung Sinai, 

mereka telah melanggar perintah yang baru saja diberikan, 

serta memberontak terhadap peringatan yang baru saja diku-

Kitab Keluaran 32:1-6 

 467 

mandangkan, bahwa Ia akan membalaskan kesalahan bapa 

kepada anak-anaknya. Bagaimana menjelaskan ini semua? 

Jelas ini yaitu  tanda jelas, bahwa hukum Taurat hanya 

dapat membenarkan dan tidak lagi mampu menguduskan. 

Bahwa hukum itu memberi pengetahuan akan adanya dosa 

tetapi tidak menyediakan penawar dosa. Kenyataan ini diper-

jelas dengan penekanan terhadap tempat dosa itu diperbuat 

(Mzm. 106:19). Mereka membuat anak lembu di Horeb, tempat 

hukum Tuhan diberikan. Hal yang sebaliknya terjadi pada 

mereka yang menerima Injil, yakni mereka segera berbalik dari 

berhala-berhala (1Tes. 1:9). 

2. Terutama sungguh teramat mencengangkan bahwa Harun pun 

terlibat begitu jauh di dalam dosa ini, bahwa ia ikut membuat 

patung anak lembu dan mengumumkan hari raya untuknya! 

Inikah Harun itu, orang kudus Tuhan, kakak Musa, yang ada-

lah nabi-Nya, yang pandai bicara (4:14),namun  yang malah 

tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk melawan pe-

nyembahan berhala ini? Bukankah ia ini orang yang tidak 

hanya menyaksikan,namun  turut dipakai Tuhan untuk meme-

rintahkan tulah-tulah di Mesir dan menjatuhkan berbagai 

penghakiman ke atas dewa-dewa orang Mesir? Aduh! Dan ia 

sendiri malah meniru penyembahan berhala Mesir yang telah 

mereka tinggalkan itu? Bagaimana mereka dapat mengatakan 

mengenai berhala itu, Inilah Allahmu (KJV: allah-allahmu) yang 

menuntun engkau keluar dari tanah Mesir, sementara mereka 

membawa pemujaan berhala Mesir (yang menjadi hal terburuk 

di sini) bersama mereka? Bukankah ini Harun, yang bersama-

sama dengan Musa di atas gunung (19:24; 24:9), dan yang 

mengetahui bahwa tidak ada suatu rupa pun yang terlihat di 

sana yang bisa menjadi gambaran untuk dijadikan patung 

oleh mereka? Bukankah ini Harun yang dipercaya untuk 

memelihara orang Israel di tengah kepergian Musa? Apakah ia 

membantu dan mendukung pemberontakan terhadap Tuhan? 

Bagaimana mungkin ia dapat berbuat dosa besar seperti itu? 

Entah ia dibuat terkaget-kaget saat  diberitahu mengenai 

gagasan itu, sehingga melakukannya dalam keadaan setengah 

sadar, atau ia dibuat ketakutan oleh murka orang banyak. 

Cerita turun-temurun yang beredar di kalangan orang Yahudi 

mengatakan bahwa sejawat Harun, Hur, menentang gagasan 


 468

orang Israel itu dan ia dikeroyok orang banyak lalu dirajam 

hingga mati sebab  itu kita tidak lagi mendengar tentangnya. 

Hal ini membuat Harun ketakutan dan akhirnya terpaksa 

mengikuti kemauan mereka. Dan Tuhan pun membiarkan dia, 

[1] Untuk mengajarkan kepada kita, apa yang terjadi dengan 

manusia terbaik sekalipun saat  mereka ditinggalkan, 

agar kita jangan berharap pada manusia, dan agar ia yang 

menyangka bahwa ia teguh berdiri, berhati-hati supaya ia 

jangan jatuh.  

[2] Harun pada saat ini sesungguhnya telah ditetapkan oleh 

perintah ilahi untuk menududuki jabatan Imam Besar. 

Meskipun ia tidak mengetahui akan hal itu, namun Musa 

yang berada di atas gunung mengetahuinya. Nah, agar 

Harun tidak meninggikan diri oleh kehormatan yang akan 

disematkan kepadanya ini, maka seorang utusan Iblis pun 

diizinkan mengalahkan dia, agar ingatan akan hal ini 

senantiasa membuatnya rendah hati sepanjang hidupnya. 

Ia yang dahulu mempermalukan dirinya begitu rendah 

sampai mendirikan mezbah bagi seekor anak lembu emas, 

harus mengakui dirinya sungguh tidak layak berada di 

hadapan mezbah Allah, dan sepenuhnya bergantung ke-

pada kemurahan kasih karunia-Nya. Demikianlah, kesom-

bongan dan keangkuhan hati dibungkam untuk selama-

lamanya, dan kebaikan pun dihasilkan dari suatu sebab 

yang buruk. Dengan cara ini pula kita melihat bahwa hu-

kum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemah-

an menjadi Imam Besar, yang pertama-tama harus memper-

sembahkan korban untuk dosa-dosanya sendiri (KJV). 

Kepengantaraan Musa 

(32:7-14) 

7 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu 

yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. 8 Segera juga 

mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka 

telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyem-

bah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allah-

mu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” 9 Lagi firman 

TUHAN kepada Musa: “Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka 

yaitu  suatu bangsa yang tegar tengkuk. 10 Oleh sebab itu biarkanlah Aku, 

supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasa-

Kitab Keluaran 32:7-14 

 469 

kan mereka,namun  engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.” 11 Lalu 

Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: “Meng-

apakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa 

keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang 

kuat? 12 Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar 

dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh 

mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari 

murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesTuhan sebab  malapetaka yang 

hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu. 13 Ingatlah kepada Abraham, Ishak 

dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah ber-

sumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan 

membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang 

telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimiliki-

nya untuk selama-lamanya.” 14 Dan menyesTuhan TUHAN sebab  malapetaka 

yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.  

Pada bagian ini, 

I. Tuhan memberitahu Musa apa yang terjadi di perkemahan Israel 

saat  ia tidak ada di sana (ay. 7-8). Tuhan bisa saja memberitahu 

Musa lebih cepat, segera sesudah  upaya pertama pemberontakan 

itu terjadi, dan memintanya segera turun untuk mencegah hal itu. 

Akannamun , Tuhan mengizinkannya terjadi hingga sedemikian 

parahnya, untuk tujuan yang bijaksana dan suci, baru lalu  

mengutus Musa turun untuk menjatuhkan hukuman sebab  per-

buatan itu. Perhatikan di sini, kesucian Tuhan sama sekali tidak 

tercemar saat  Ia membiarkan suatu dosa terjadi, sebab  Ia tidak 

hanya mengetahui cara mengekang dosa itu saat  Ia berkenan 

melakukannya,namun  juga tahu bagaimana membiarkan dosa itu 

untuk mendatangkan kemuliaan bagi diri-Nya sendiri. Amati apa 

yang Tuhan katakan di sini kepada Musa terkait dosa ini. 

1. Bahwa mereka telah rusak lakunya. Dosa yaitu  suatu 

kerusakan atau kemerosotan moral dari si pembuat dosa, dan 

dosa merusak diri sang pendosa dengan sendirinya. Tiap-tiap 

orang dicobai oleh keinginannya sendiri sebab  ia diseret dan 

dipikat olehnya.  

2. Bahwa mereka telah menyimpang dari jalan. Dosa yaitu  

penyimpangan dari jalan tanggung jawab kita menuju jalan lain. 

saat  mereka berjanji melaksanakan semua perintah Allah, 

mereka sebenarnya sudah memulainya dengan baik,namun  

sekarang mereka telah kehilangan arah dan menyimpang. 

3. Bahwa mereka menyimpang dengan cepat, segera sesudah  hu-

kum Tuhan diberikan dan sesudah  mereka berjanji mematuhi-

nya, segera sesudah  Tuhan telah melakukan berbagai perbuatan 


 470

besar bagi mereka dan menyatakan niat baik-Nya untuk me-

ngerjakan perbuatan yang lebih besar lagi. Segera mereka 

melupakan perbuatan-perbuatan-Nya. Jatuh ke dalam dosa 

segera sesudah  kita memperbarui perjanjian kita dengan Tuhan 

atau menerima belas kasihan istimewa dari-Nya merupakan 

perbuatan yang sangat membangkitkan amarah. 

4. Tuhan secara terperinci memberitahu Musa apa yang mereka 

telah lakukan: Mereka telah membuat anak lembu tuangan, 

dan kepadanya mereka sujud menyembah. Perhatikan, segala 

dosa kita yang tersembunyi dari pemimpin kita terlihat jelas 

dan terbuka di hadapan Allah. Ia mampu melihat apa yang 

para pemimpin kita tidak dapat lihat, dan tiada satu pun keja-

hatan di dunia ini yang tersembunyi dari-Nya. Kita tidak akan 

tahan menyaksikan bahkan hanya seperseribu dari perbuatan 

manusia yang membangkitkan amarah yang Tuhan saksikan 

tiap hari, namun Ia memilih diam. 

5. Tuhan tampaknya tidak mau lagi mengakui bangsa Israel saat  

berkata kepada Musa, mereka yaitu  bangsamu yang kaupim-

pin keluar dari tanah Mesir. Seakan-akan Tuhan berkata, “Aku 

tidak sudi mengakui memiliki hubungan apa pun dengan me-

reka atau peduli dengan mereka. Jangan sekali-kali menga-

takan bahwa mereka itu umat-Ku, atau bahwa Akulah yang 

membawa mereka keluar dari tanah Mesir.” Perhatikan, mere-

ka yang merusak dirinya sendiri tidak hanya mempermalukan 

diri sendiri,namun  Tuhan sendiri turut menjadi malu akan 

mereka dan malu telah berbuat baik terhadap mereka. 

6. Tuhan mengutus Musa turun secepat mungkin kepada mereka: 

Pergilah, turunlah. Musa bahkan sampai harus menghentikan 

persekutuannya dengan Tuhan untuk pergi dan melaksanakan 

tugas penghakimannya di tengah-tengah bangsa Israel. Demi-

kianlah juga yang terjadi dengan Yosua di lalu  hari (Yos. 

7:10). Segala sesuatu indah pada waktunya.  

II. Tuhan mengungkapkan murka-Nya terhadap Israel atas dosa ini, 

dan Ia bertekad memperlihatkan keadilan-Nya untuk membinasa-

kan mereka (ay. 9-10).  

1. Tuhan mengungkapkan tabiat sesungguhnya dari bangsa itu: 

“Mereka yaitu  suatu bangsa yang tegar tengkuk, tidak layak 

ada di bawah kuk hukum ilahi. Mereka ini seolah-olah dikua-

Kitab Keluaran 32:7-14 

 471 

sai oleh roh yang suka melawan, suka membenci semua hal 

yang baik dan hatinya condong pada semua hal yang jahat. 

Mereka menolak keras semua cara yang diupayakan untuk 

kesembuhan mereka.” Perhatikan, Tuhan yang mahabenar tidak 

hanya melihat apa yang kita perbuat,namun  juga siapa diri kita 

sesungguhnya, tidak hanya tindak-tanduk hidup kita,namun  

juga tabiat roh kita, dan Ia memperhatikan dengan sungguh-

sungguh semuanya itu di dalam setiap pekerjaan-Nya. 

2. Tuhan mengumumkan hukuman yang pantas bagi bangsa itu, 

bahwa murka-Nya akan bangkit terhadap mereka, membinasa-

kan mereka sesaat , dan menghapuskan nama mereka dari 

kolong langit (Ul. 9:14). Ia tidak hanya akan membuang mereka 

keluar dari perjanjian,namun  juga mengusir mereka keluar dari 

dunia. Catatlah, dosa menghadapkan kita kepada murka Allah, 

dan murka itu akan membakar habis kita seperti mengha-

nguskan batang gandum kering, jika saja belas kasihan ilahi 

tidak meredakan murkanya itu. Adillah Tuhan untuk mem-

biarkan hukum-Nya berlaku atas para pendosa serta meng-

habisi mereka segera saat  perbuatan dosa dilakukan. Dan bila 

Tuhan bertindak demikian, itu tidak membawa kerugian atau 

penghinaan bagi-Nya. 

3. Tuhan menolak bujukan Musa yang hendak menjadi penengah 

bagi bangsa Israel: Oleh sebab itu, biarkanlah Aku. Apa yang 

dapat dilakukan Musa, atau lebih tepatnya, apa daya Musa 

untuk mencegah Tuhan membinasakan mereka? saat  Tuhan 

bertekad bulat meninggalkan suatu bangsa, dan sekali kepu-

tusan-Nya untuk menghancurkan telah diutarakan-Nya, maka 

tidak ada campur tangan apa pun yang dapat mencegah kepu-

tusan-Nya (Yeh. 14:14; Yer. 15:1). Demikianlah Tuhan menyata-

kan kedahsyatan amarah-Nya yang benar terhadap bangsa 

Israel layaknya manusia, yang tidak ingin memiliki  pene-

ngah saat  sudah bertekad bulat ingin menindak orang lain 

dengan keras. Akannamun , Tuhan juga menghormati doa, untuk 

menyatakan bahwa tiada lain selain syafaat Musa yang dapat 

menyelamatkan bangsa Israel dari kehancuran, supaya Musa 

bisa menjadi gambaran Kristus, yang melalui perantaraan-

Nyalah saja Tuhan mau mendamaikan dunia dengan diri-Nya. 

Agar perantaraan Musa ini tampak lebih agung, Tuhan dengan 

adil memberi pilihan kepada Musa, bahwa bila ia memilih 


 472

untuk tidak menengahi bangsa Israel dalam masalah ini, maka 

ia akan dibuat Tuhan menjadi bangsa yang besar, entah, seiring 

dengan berjalannya waktu, ia akan mendirikan bangsanya 

sendiri, atau dengan cara tertentu ia segera akan membangkit-

kan suatu bangsa besar lainnya di bawah kepemimpinan dan 

tuntunannya. Dengan demikian Musa tidak akan menderita 

kerugian apa pun oleh kehancuran bangsa Israel itu. Jika saja 

Musa lebih mementingkan dirinya sendiri, ia mungkin sudah 

menyetujui tawaran ini. Akannamun , ia lebih memilih men-

dahulukan keselamatan bangsa Israel dibandingkan  kedudukan 

terhormat bagi kaum keluarganya sendiri. Inilah sosok seorang 

pemimpin yang tepat. 

III. Dengan sepenuh hati Musa menjadi penengah bagi bangsa Israel 

di hadapan Tuhan (ay. 11-13): Ia mencoba melunakkan hati Tuhan 

Allahnya. Jika Tuhan tidak berkenan dipanggil Tuhan Israel, setidak-

nya ia berharap dapat memanggil-Nya sebagai Allahnya. Perke-

nanan apa saja yang kita miliki di hadapan takhta kasih karunia 

harus kita kembangkan demi kepentingan jemaat Tuhan dan saha-

bat-sahabat kita. Saat ini, Musa berdiri di tengah-tengah untuk 

meredakan murka Tuhan (Mzm. 106:23). Musa dengan bijaksana 

menangkap isyarat yang diberikan Tuhan saat  Ia berkata, biar-

kanlah Aku, yang meski seolah-olah bermaksud mencegah Musa 

untuk menengahi bagi bangsa Israel, sesungguhnya mendorong 

Musa untuk melakukannya. Hal ini menunjukkan betapa besar 

kekuatan doa yang disampaikan dengan penuh iman kepada 

Allah. Dalam hal ini, Tuhan hendak melihat apakah ada orang yang 

sudi tampil, sudi membela (Yes. 59:16). Perhatikan, 

1. Doa Musa (ay. 12): Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-

nyala itu. Ini tidaklah berarti bahwa ia melihat Tuhan itu tidak 

adil untuk marah,namun  ia memohon agar Tuhan tidak begitu 

murka hingga membinasakan bangsa Israel. “Biarlah belas 

kasihan menang atas penghakiman. MenyesTuhan sebab  mala-

petaka yang hendak Kaudatangkan. Ubahlah hukuman kehan-

curan menjadi hukuman peringatan.” 

2. Permohonan Musa. Musa menyampaikan segala penjelasannya 

bukan untuk menggugah Allah,namun  untuk mengungkapkan 

imannya dan melipatgandakan semangatnya sendiri dalam 

doa. Ia mengemukakan, 

Kitab Keluaran 32:7-14 

 473 

(1) Kepentingan Tuhan dalam bangsa itu, segala perbuatan 

besar yang telah dilakukan-Nya bagi mereka, serta segenap 

kebaikan dan mujizat yang telah dilimpahkan-Nya ke atas 

bangsa itu (ay. 11). Sebelumnya Tuhan berfirman kepada 

Musa (ay. 7), mereka yaitu  bangsamu yang kaupimpin ke-

luar dari tanah Mesir,namun  Musa dengan rendah hati 

menyerahkan mereka kembali kepada Allah. “Mereka yaitu  

umat-Mu, dan Engkaulah Tuhan dan Yang Empunya mere-

ka. Aku hanyalah pelayan mereka. Kaubawa mereka keluar 

dari tanah Mesir. Aku hanyalah alat di tangan-Mu, untuk 

melaksanakan pembebasan mereka yang sesungguhnya ha-

nya mampu dilakukan oleh Engkau saja.” Meskipun men-

jadi umat-Nya merupakan alasan mengapa Tuhan murka 

kepada bangsa itu, namun menjadi umat-Nya juga meru-

pakan alasan seharusnya Ia tidak menjadi sedemikian 

murkanya hingga mau membinasakan mereka. Wajarlah 

bagi seorang ayah untuk menegur anaknya,namun  tidaklah 

wajar jika seorang ayah membinasakan anaknya. Selain 

itu, seperti halnya hubungan antara Tuhan dan bangsa Is-

rael, “mereka umat-Mu,” merupakan dasar yang baik un


Related Posts:

  • keluaran imamat 14 perintah-kan untuk memungut uang dari bangsa Israel menurut jumlah kepala, sekian banyak uang per kepala, untuk ibadah di Kemah Suci. Hal ini harus dilakukannya saat  ia menghitung jumlah mereka. Seb… Read More