penerangan; 15 mezbah pembakaran ukupan dengan kayu
pengusungnya, minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian; tirai pintu
untuk pintu Kemah Suci; 16 mezbah korban bakaran dengan kisi-kisi tem-
baganya, kayu pengusungnya dan segala perkakasnya, bejana pembasuhan
dengan alasnya; 17 layar pelataran, tiangnya, alasnya dan tirai pintu gerbang
pelataran itu; 18 patok Kemah Suci dan patok pelataran dan talinya; 19 pakai-
an jabatan untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus, dan pakai-
an kudus bagi imam Harun, dan pakaian anak-anaknya untuk memegang
jabatan imam.”
Dikatakan secara umum (34:32), Musa menyampaikan kepada mere-
ka segala perintah yang diucapkan TUHAN kepadanya.namun , sebab
mendirikan dan melengkapi Kemah Suci yaitu pekerjaan yang
harus segera mereka kerjakan sekarang, disebutkan secara khusus
tentang perintah-perintah yang diberikan menyangkut pekerjaan itu.
I. Seluruh jemaat dipanggil untuk hadir (ay. 1). Yaitu, kepala-kepala
dan pemimpin-pemimpin jemaat, perwakilan-perwakilan dari se-
jumlah suku, yang harus menerima petunjuk-petunjuk dari Musa
sebagaimana ia telah menerimanya dari Tuhan, dan harus
menyampaikannya kepada bangsa itu. Demikian pula Yohanes,
sebab diperintahkan untuk menulis kepada tujuh jemaat apa
yang sudah diwahyukan kepadanya, menuliskannya kepada ma-
laikat-malaikat, atau hamba-hamba Tuhan, dari ketujuh jemaat
itu.
II. Musa memberi mereka semua perintah, dan hanya itu, yang telah
diperintahkan Tuhan kepadanya. Dengan demikian ia membukti-
kan dirinya setia kepada Tuhan maupun Israel, yang di antara
mereka ia menjadi seorang utusan atau pengantara. Seandainya
ia menambahkan, mengubah, atau mengurangi, maka ia sudah
berbuat ingkar terhadap keduanya.namun , sebab kedua belah
pihak sudah memberinya kepercayaan, maka ia berlaku setia
terhadap kepercayaan itu. Namun ia setia hanya sebagai hamba,
sedang Kristus sebagai Anak (Ibr. 3:5-6).
Kitab Keluaran 35:1-19
543
III. Musa memulai dengan hukum Sabat, sebab hukum itu banyak
ditegaskan dalam petunjuk-petunjuk yang sudah diterimanya (ay.
2-3): Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, pekerjaan
untuk Kemah Suci, pekerjaan tiap hari yang sekarang harus
dilakukan pada harinya. Dan mereka tidak memiliki banyak
hal lain untuk dilakukan di padang gurun ini, di mana mereka
tidak memiliki lahan ataupun barang dagangan, makanan untuk
dicari ataupun pakaian untuk dibuat.namun pada hari yang
ketujuh engkau tidak boleh mengangkat tanganmu untuk bekerja,
sekalipun untuk pekerjaan Kemah Suci. Kehormatan hari Sabat
berada di atas kehormatan tempat kudus, lebih tua dan lebih
langgeng. Hari Sabat itu harus menjadi bagimu hari yang kudus,
yang diabdikan kepada Allah, dan tidak dihabiskan untuk urusan
biasa. Itu yaitu hari perhentian Sabat. Itu yaitu Sabat segala
Sabat, demikian sebagian orang membacanya, lebih terhormat
dan unggul dibandingkan perayaan-perayaan lainnya, dan harus tetap
bertahan di atas semua perayaan itu. Sabat dari persabatan,
demikian sebagian yang lain membacanya, sebab hari itu yaitu
perlambang dari persabatan atau perhentian, yang sifatnya rohani
dan juga kekal, yang masih tersedia bagi umat Tuhan (Ibr. 4:9). Itu
yaitu hari perhentian Sabat, yaitu, hari di mana istirahat dari
semua pekerjaan duniawi harus dijalankan dengan sangat hati-
hati dan ketat. Itu yaitu hari Sabat dan Sabat kecil, demikian
sebagian orang Yahudi ingin ayat itu dibaca. Mereka tidak hanya
memelihara sepanjang hari sebagai hari Sabat,namun juga satu
jam sebelum Sabat dimulai, dan satu jam sesudah Sabat ber-
akhir, yang mereka tambahkan dari perhitungan waktu mereka
sendiri, dan menyebutnya sebagai Sabat kecil. Hal itu untuk
menunjukkan betapa senangnya mereka saat Sabat sudah
dekat, dan betapa enggannya mereka untuk berpisah dengannya.
Itu yaitu hari perhentian Sabat,namun itu perhentian bagi
Tuhan, yang untuk kehormatan-Nya hari itu harus diabdikan.
Sebuah hukuman ditambahkan di sini atas pelanggarannya: Se-
tiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah
dihukum mati. Juga ada larangan khusus memasang api pada
hari Sabat untuk suatu pekerjaan yang berat, seperti pekerjaan
pandai besi, atau tukang pipa, dll.
544
IV. Musa memerintahkan supaya dibuat persiapan untuk mendirikan
Kemah Suci. Dua hal yang harus dilakukan:
1. Semua orang yang mampu harus menyumbang: Ambillah
persembahan khusus dari barang kepunyaanmu (ay. 5). Kemah
Suci itu akan dipersembahkan bagi kehormatan Allah, dan
digunakan untuk beribadah kepada-Nya. Oleh sebab itu, apa
yang dibawa untuk mendirikan dan melengkapi Kemah Suci
yaitu persembahan bagi TUHAN. Kebaikan kita tidak akan
sampai kepada Allah,namun apa yang dikeluarkan untuk
menyokong kerajaan dan kepentingan-Nya di antara manusia,
berkenan diterima-Nya sebagai persembahan bagi diri-Nya
sendiri. Dan Ia menuntut pengakuan-pengakuan bahwa kita
menerima semua milik kita dari Dia, dan menuntut per-
buatan-perbuatan yang menyatakan bahwa kita mengabdikan
semua milik kita kepada-Nya. Aturannya yaitu , setiap orang
yang terdorong hatinya harus membawanya. Itu bukanlah
pajak yang dikenakan atas mereka, melainkan kebajikan atau
sumbangan sukarela, untuk menunjukkan kepada kita,
(1) Bahwa Tuhan tidak membuat kuk kita menjadi berat. Dia
yaitu penguasa yang tidak membebani rakyat-Nya dengan
pajak-pajak, atau memberati mereka dengan menuntut
korban sajian,namun menarik mereka dengan tali kesetiaan,
dan menyerahkan kepada kita untuk memutuskan sendiri
apa yang benar. Pemerintahan-Nya tidak akan dikeluhkan
dengan alasan apa apun, sebab Ia tidak memerintah
dengan keras.
(2) Bahwa Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan hati
gembira, dan paling berkenan pada persembahan sukarela.
Pelayanan-pelayanan yang berkenan pada-Nya yaitu
pelayanan-pelayanan yang timbul dari hati yang rela dari
bangsa yang merelakan diri (Mzm. 110:3).
2. Semua orang yang memiliki keahlian harus bekerja: Segala
orang yang ahli di antara kamu haruslah datang untuk mem-
buat segala yang diperintahkan (ay. 10). Lihatlah bagaimana
Tuhan membagi-bagikan karunia-karunia-Nya secara beragam.
Dan, layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia
yang telah diperoleh tiap-tiap orang (1Ptr. 4:10). Orang yang
kaya harus membawa bahan-bahan untuk dikerjakan. Orang
Kitab Keluaran 35:20-29
545
yang pandai harus melayani Kemah Suci dengan kepandaian
mereka. Sama seperti orang kaya membutuhkan orang pandai,
demikian pula Kemah Suci membutuhkan kedua-duanya
(1Kor. 12:7-21). Pekerjaan itu besar kemungkinan akan ber-
lanjut jika sebagian orang membantu dengan dompet me-
reka, sebagian yang lain dengan tangan mereka, dan kedua-
duanya dengan hati yang rela. Sama seperti Musa sudah mem-
beri tahu mereka apa yang harus diberikan (ay. 5-9), demikian
pula ia memberi mereka petunjuk-petunjuk penting dari apa
yang harus dibuat (ay. 11-19). Supaya, dengan melihat berapa
banyak pekerjaan yang ada di hadapan mereka, mereka dapat
mengerjakannya dengan lebih giat, dan setiap tangan menjadi
sibuk. Dan itu memberi mereka gagasan yang begitu rupa
tentang bangunan yang dirancang, sehingga mereka tidak bisa
tidak pasti rindu untuk melihat pekerjaan itu rampung.
Sumbangan-sumbangan untuk Kemah Suci
(35:20-29)
20 Lalu pergilah segenap jemaah Israel dari depan Musa. 21 Sesudah itu
datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang terdorong
jiwanya, membawa persembahan khusus kepada TUHAN untuk pekerjaan
melengkapi Kemah Pertemuan dan untuk segala ibadah di dalamnya dan
untuk pakaian kudus itu. 22 Maka datanglah mereka, baik laki-laki maupun
perempuan, setiap orang yang terdorong hatinya, dengan membawa anting-
anting hidung, anting-anting telinga, cincin meterai dan kerongsang, segala
macam barang emas; demikian juga setiap orang yang mempersembahkan
persembahan unjukan dari emas bagi TUHAN. 23 Juga setiap orang yang
memiliki kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu
kambing, kulit domba jantan yang diwarnai merah dan kulit lumba-lumba,
datang membawanya. 24 Setiap orang yang hendak mempersembahkan
persembahan khusus dari perak atau tembaga, membawa persembahan
khusus yang kepada TUHAN itu, dan setiap orang yang memiliki kayu
penaga membawanya juga untuk segala pekerjaan mendirikan itu. 25 Setiap
perempuan yang ahli, memintal dengan tangannya sendiri dan membawa
yang dipintalnya itu, yakni kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan
lenan halus. 26 Semua perempuan yang tergerak hatinya oleh sebab ia ber-
keahlian, memintal bulu kambing. 27 Pemimpin-pemimpin membawa permata
krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada,
28 rempah-rempah dan minyak untuk penerangan, untuk minyak urapan dan
untuk ukupan dari wangi-wangian. 29 Semua laki-laki dan perempuan, yang
terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala pekerjaan yang
diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk dilakukan – mereka
itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi TUHAN.
546
sebab Musa sudah memberitahukan kehendak Tuhan kepada mere-
ka, maka mereka pulang dan langsung melaksanakan apa yang su-
dah mereka dengar (ay. 20). Oh, kalau saja setiap jemaat mau pergi
seperti itu sesudah mendengarkan firman Allah, dengan tekad yang
penuh untuk menjadi pelaku-pelaku firman! Amatilah di sini,
I. Persembahan-persembahan yang dibawa untuk pelayanan Kemah
Suci (ay. 21, dst.), yang tentangnya banyak hal dapat diperhati-
kan.
1. Tersirat bahwa mereka membawa persembahan-persembahan
mereka dengan segera. Mereka segera pergi ke tenda-tenda
mereka untuk mengambil persembahan mereka, tanpa meng-
ulur-ulur waktu, supaya semangat mereka tidak menjadi ken-
dor sebab ditunda-tunda. Kewajiban apa yang diyakinkan
Tuhan kepada kita, dan yang kepadanya kita dipanggil, harus-
lah mulai kita kerjakan dengan segera. Tidak ada waktu yang
lebih tepat dibandingkan sekarang.
2. Dikatakan bahwa setiap orang terdorong jiwanya (ay. 21, KJV:
roh mereka membuat mereka bersedia), dan terdorong hatinya
(ay. 29). Apa yang mereka lakukan, mereka lakukan dengan
riang hati, dan berdasar pegangan yang baik. Mereka ber-
sedia, dan bukan sebab bujukan dari luar yang membuat me-
reka demikian, melainkan oleh dorongan roh mereka. Mereka
bersedia memberi persembahan berdasar kasih kepada
Tuhan dan pelayanan kepada-Nya, berdasar keinginan akan
hadirat-Nya bersama mereka dalam ketetapan-ketetapan-Nya,
rasa syukur atas perkara-perkara besar yang sudah diperbuat-
Nya untuk mereka, dan iman terhadap janji-Nya tentang apa
yang akan diperbuat-Nya lebih jauh atau, setidak-tidaknya,
dengan menimbang hal-hal ini sekarang. Apa yang kita beri-
kan dan lakukan untuk Tuhan akan berkenan pada-Nya, apa-
bila itu timbul dari dasar pegangan yang baik di dalam hati
dan roh.
3. saat dikatakan bahwa setiap orang yang terdorong hatinya
membawa persembahan-persembahan mereka (ay. 22), tam-
pak seolah-olah ada sebagian orang yang tidak terdorong hati-
nya, yang lebih mencintai emas mereka dibandingkan Tuhan mere-
ka, dan tidak mau berpisah dengannya, sekalipun untuk iba-
dah di Kemah Suci. Ada orang-orang seperti itu, yang akan
Kitab Keluaran 35:20-29
547
disebut sebagai orang Israel, namun tidak akan tergerak oleh
apa yang adil, oleh apa yang dinantikan Tuhan dari mereka, dan
oleh contoh-contoh yang baik dari orang-orang di sekitar me-
reka, untuk berpisah dari apa saja demi kepentingan-kepen-
tingan kerajaan Allah. Mereka mau benar-benar ikut agama se-
jauh tidak mengeluarkan biaya mahal dan tidak menuntut apa-
apa dari mereka.
4. Persembahan-persembahan itu bermacam-macam jenisnya,
sesuai apa yang mereka miliki. Orang-orang yang memiliki
emas dan batu-batu mulia membawa emas dan batu-batu
mulia itu. Bagi mereka, tidak ada barang yang terlalu bagus
atau terlalu mahal untuk dilepaskan demi kehormatan Allah.
Orang yang tidak memiliki batu-batu mulia untuk dibawa,
membawa bulu kambing dan kulit domba jantan. Jika kita
tidak bisa berbuat sebanyak orang lain untuk Allah, kita tidak
boleh sebab itu duduk diam dan tidak berbuat apa-apa.
Walaupun persembahan-persembahan yang lebih hina, yang
sesuai dengan kemampuan kita, yang tidak membuat nama
kita dikenal di hadapan manusia, namun persembahan-per-
sembahan itu tidak akan gagal mendapat perkenanan dari
Allah, yang menuntut berdasar apa yang ada padamu,
bukan berdasar apa yang tidak ada padamu (2Kor. 8:12;
2Raj. 5:23). Uang sepeser dari orang miskin lebih berkenan
dibandingkan sekian juta dari orang yang kaya raya. Tuhan meman-
dang hati si pemberi dibandingkan nilai pemberiannya.
5. Banyak dari yang mereka persembahkan yaitu perhiasan-
perhiasan mereka, anting-anting hidung dan cincin meterai,
dan kerongsang atau medali (ay. 22). Dan bahkan kaum
perempuan melepaskan semuanya ini. Dapatkah seorang dara
melupakan perhiasannya? Sedemikian jauh mereka melupa-
kan perhiasan-perhiasan mereka itu, hingga mereka lebih
memilih memperindah tempat kudus dibandingkan menghiasi diri
mereka sendiri. Hendaklah ini mengajar kita, secara umum,
untuk berpisah dengan apa yang sangat kita sayangi, yang
kita hargai, dan yang dengannya kita menghargai diri kita
sendiri, demi Allah, jika Ia memintanya. Dan secara khusus,
ini mengajari kita untuk menanggalkan perhiasan-perhiasan
kita, dan menyangkal diri kita darinya, jika itu menjadi
batu sandungan bagi orang lain atau menambah kesombongan
548
kita sendiri. Jika kita berpikir bahwa aturan-aturan Injil ten-
tang pakaian kita terlalu ketat (1Tim. 2:9-10; 1Ptr. 3:3-4), saya
takut bahwa kita belum ada apa-apanya dibandingkan dengan
orang-orang Israel ini. Jika mereka berpikir bahwa perhiasan-
perhiasan mereka sangatlah mulia untuk diberikan bagi
Kemah Suci, tidakkah seharusnya kita berpikir bahwa memi-
liki anugerah-anugerah Roh lebih baik dibandingkan segala per-
hiasan? (Ams. 1:9).
6. Barang-barang mewah yang mereka persembahkan ini, dapat
kita duga, sebagian besar yaitu barang jarahan dari orang
Mesir. Sebab orang-orang Israel di Mesir dibuat tetap miskin,
sampai mereka meminta dari orang-orang Mesir saat hendak
berangkat. Dan kita dapat menduga bahwa para penguasa
memiliki barang-barang yang lebih baik (ay. 27), sebab ,
dengan memiliki pengaruh yang lebih besar di antara orang-
orang Mesir, mereka meminta dalam jumlah yang lebih ba-
nyak. Siapa yang akan menyangka bahwa kekayaan Mesir
akan dimanfaatkan dengan baik seperti itu?namun demikian-
lah Tuhan sering kali membuat bumi datang menolong perem-
puan itu (Why. 12:16). Oleh pemeliharaan Tuhan yang istimewa
dan oleh janji-Nyalah orang-orang Israel mendapatkan semua
jarahan itu, dan sebab itu sangat pantas jika mereka meng-
abdikan sebagian darinya untuk melayani Allah, yang kepada-
Nya mereka berutang semuanya. Hendaklah setiap orang
memberi sesuai dengan apa yang mereka peroleh (1Kor. 16:2.
KJV: sebagaimana Tuhan telah membuatnya makmur). Keber-
hasilan-keberhasilan yang luar biasa haruslah diakui dengan
persembahan-persembahan yang luar biasa. Hal ini termasuk
juga pengetahuan manusia, seni dan ilmu pengetahuan, yang
tampaknya diperoleh dari orang Mesir. Orang-orang yang di-
perkaya dengan hal-hal ini haruslah mengabdikan semuanya
itu untuk melayani Tuhan dan kemah-Nya. Hal-hal itu dapat
dipakai untuk membantu memahami Kitab Suci, dan sebagai
perhiasan-perhiasan atau abdi-abdi bagi ilmu tentang keilahi-
an. Akannamun , mereka perlu sangat berhati-hati agar dewa-
dewa Mesir tidak bercampur baur dengan emas-emas Mesir.
Musa, meskipun terdidik dalam semua pengetahuan orang
Mesir, tidaklah sebab itu berlagak sedikitpun untuk memper-
baiki contoh Kemah Suci yang ditunjukkan kepadanya di atas
Kitab Keluaran 35:20-29
549
gunung. Diperlengkapinya Kemah Suci dengan kekayaan-keka-
yaan Mesir mungkin merupakan pertanda baik bagi bangsa-
bangsa bukan Yahudi, yang, dalam kegenapan waktu, akan
dibawa ke dalam Kemah Injil, beserta perak dan emas mereka
(Yes. 60:9). Dan akan dikatakan, diberkatilah Mesir, umat-Ku
(Yes. 19:25).
7. Kita dapat menduga bahwa ingatan akan persembahan-per-
sembahan yang dibuat untuk anak lembu emas membuat
mereka lebih tergerak lagi dalam mempersembahkan persem-
bahan-persembahan ini. Orang-orang yang pada saat itu
menanggalkan anting-anting mereka untuk anak lembu emas,
ingin membuktikan pertobatan mereka dengan memberi
semua perhiasan mereka yang lain untuk melayani Allah.
Dukacita yang menurut kehendak Tuhan mengerjakan pem-
balasan seperti itu (2Kor. 7:11). Dan orang-orang yang telah
menjaga diri mereka tetap murni dari penyembahan berhala
terhadap anak lembu emas itu, sekalipun demikian bertanya
pada diri mereka sendiri, “Mereka saja begitu tergerak untuk
menyumbang kepada berhala, masakan kita menarik diri atau
menyelinap pergi tidak membawa persembahan-persembahan
kita kepada Tuhan?” Demikianlah suatu kebaikan timbul
bahkan dari kejahatan itu.
II. Pekerjaan yang dilakukan untuk ibadah di Kemah Suci (ay. 25):
Setiap perempuan memintal dengan tangannya sendiri. Sebagian
memintal barang yang halus, kain yang berwarna biru dan ungu.
Sebagian yang lain memintal barang yang kasar, dari bulu
kambing, namun pekerjaan mereka juga dikatakan dilakukan
dalam hikmat (ay. 26, KJV). Sama seperti bukan hanya pemberian-
pemberian yang mahal yang diterima Allah, demikian pula bukan
hanya pekerjaan yang halus yang diterima-Nya. Di sini dicatat
khusus tentang pekerjaan dari perempuan-perempuan yang baik
untuk Allah, seperti juga pekerjaan Bezaleel dan Aholiab. Tangan
yang paling hina yang bekerja untuk kehormatan Allah, akan
diberi upah yang terhormat. Pengurapan kepala Kristus oleh
Maria akan diceritakan untuk mengingat dia (Mat. 26:13). Dan
disimpan catatan tentang perempuan-perempuan yang bekerja
untuk kemah Injil (Flp. 4:3), dan teman-teman sekerja yang
membantu Paulus dalam Kristus Yesus (Rm. 16:3). yaitu bagian
550
dari tabiat isteri yang cakap bahwa tangannya ditaruhnya pada
jentera (Ams. 31:19). Pekerjaan ini di sini dimanfaatkan untuk
keperluan yang saleh, seperti yang bisa tetap demikian, meskipun
kita tidak harus membuat tirai-tirai untuk Kemah Suci, dengan
mencontoh karya amal Dorkas, yang membuat baju dan pakaian
untuk janda-janda miskin (Kis. 9:39). Bahkan orang-orang yang
tidak berkemampuan untuk memberi amal, dapat bekerja untuk
amal. Dan dengan demikian orang miskin dapat meringankan
sesama orang miskin, dan orang-orang yang tidak memiliki
apa-apa selain anggota-anggota tubuh dan pancaindra mereka,
bisa beramal sangat besar dalam usaha kasih.
Bezaleel dan Aholiab
(35:30-35)
30 Berkatalah Musa kepada orang Israel: “Lihatlah, TUHAN telah menunjuk
Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, 31 dan telah memenuhinya de-
ngan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala
macam pekerjaan, 32 yakni untuk membuat berbagai rancangan supaya
dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; 33 untuk mengasah batu permata
supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala ma-
cam pekerjaan yang dirancang itu. 34 Dan TUHAN menanam dalam hatinya,
dan dalam hati Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan, kepandaian untuk
mengajar. 35 Ia telah memenuhi mereka dengan keahlian, untuk membuat
segala macam pekerjaan seorang tukang, pekerjaan seorang ahli, pekerjaan
seorang yang membuat tenunan yang berwarna-warna dari kain ungu tua,
kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, dan pekerjaan seorang tu-
kang tenun, yakni sebagai pelaksana segala macam pekerjaan dan perancang
segala sesuatu.
Di sini ada ketetapan ilahi yang mengangkat kepala-kepala pekerja,
supaya tidak ada perselisihan untuk jabatan itu, dan supaya semua
orang yang bekerja dalam pekerjaan itu bisa mendapat pimpinan dari
kepala-kepala pengawas ini, dan memberi pertanggungjawaban
kepada mereka. Sebab Tuhan yaitu Tuhan yang menghendaki keter-
tiban, dan bukan kekacauan. Amatilah,
1. Orang-orang yang diangkat Tuhan dengan menyebut nama untuk
pelayanan ini dipenuhi-Nya dengan Roh Allah, untuk membekali
mereka bagi pekerjaan itu (ay. 30-31). Keterampilan dalam peker-
jaan-pekerjaan duniawi yaitu karunia Allah, dan datangnya dari
atas (Yak. 1:17). Dari Dialah berasal kemampuan, dan pengem-
bangan dari kemampuan itu. Oleh sebab itu, untuk kehormatan-
Nyalah semua pengetahuan harus diabdikan, dan kita harus
Kitab Keluaran 35:30-35
551
mencari tahu bagaimana melayani Dia dengan semua pengetahu-
an itu. Pekerjaan yang dirancang untuk Bezaleel itu luar biasa,
dan sebab itu ia dibekali secara luar biasa untuk itu. Demikian
pula saat para rasul ditetapkan sebagai kepala tukang bangun-
an dalam mendirikan Kemah Injil, mereka dipenuhi dengan Roh
Allah, dengan keahlian dan pengertian.
2. Mereka ditunjuk, tidak hanya untuk merancang,namun juga
untuk bekerja (ay. 32), untuk membuat segala macam pekerjaan
(ay. 35). Mereka yang diberi karunia-karunia yang unggul, yang
mampu memimpin orang lain, tidak boleh berpikir bahwa karu-
nia-karunia ini akan memberi mereka alasan untuk bermalas-
malasan. Banyak orang cukup pandai dalam menugaskan peker-
jaan bagi orang lain, dan dapat mengatakan apa yang harus dila-
kukan orang ini dan orang itu.namun beban-beban yang mereka
ikatkan pada orang lain, mereka sendiri tidak mau menyentuhnya
dengan jari mereka. Orang-orang ini termasuk dalam tabiat
hamba-hamba yang malas.
3. Mereka tidak hanya harus merancang dan bekerja sendiri,namun
juga harus mengajar orang lain (ay. 34). Bezaleel tidak hanya
memiliki kuasa untuk memerintah,namun juga ia harus ber-
susah payah untuk mengajar. Orang-orang yang memerintah
harus mengajar. Dan orang-orang yang sudah diberi pengetahuan
oleh Allah, harus bersedia untuk menyampaikan pengetahuan itu
demi kepentingan orang lain, dan tidak boleh berhasrat untuk
menguasainya sendiri.
PASAL 36
Di dalam pasal ini,
I. Pekerjaan mendirikan Kemah Suci dimulai (ay. 1-4).
II. Rakyat dicegah membawa persembahan lagi (ay. 5-7).
III. Uraian terperinci tentang pembuatan Kemah Suci, dan
tentang tenda-tendanya dari kain halus (ay. 8-13). Tenda-
tenda dari bahan kasar (ay. 14-19). Papan-papannya (ay. 20-
30). Kayu-kayu lintangnya (ay. 31-34). Tabir pemisah (ay. 35-
36). Tirai untuk pintu kemah (ay. 37, dst.)
Penugasan Bezaleel dan Aholiab;
Persembahan Khusus
(36:1-7)
1 Demikianlah harus bekerja Bezaleel dan Aholiab, dan setiap orang yang
ahli, yang telah dikaruniai TUHAN keahlian dan pengertian, sehingga ia tahu
melakukan segala macam pekerjaan untuk mendirikan tempat kudus, tepat
menurut yang diperintahkan TUHAN.“ 2 Lalu Musa memanggil Bezaleel dan
Aholiab dan setiap orang yang ahli, yang dalam hatinya telah ditanam
TUHAN keahlian, setiap orang yang tergerak hatinya untuk datang melaku-
kan pekerjaan itu. 3 Mereka menerima dari pada Musa seluruh persembahan
khusus, yang telah dibawa oleh orang Israel untuk melaksanakan pekerjaan
mendirikan tempat kudus.namun orang Israel itu masih terus membawa
pemberian sukarela kepada Musa tiap-tiap pagi. 4 Dan segala orang ahli yang
melakukan seluruh pekerjaan untuk tempat kudus itu, datanglah masing-
masing dari pekerjaan yang dilakukannya, 5 dan berkata kepada Musa: “Rak-
yat membawa lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengerjakan pekerja-
an yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan.” 6 Lalu Musa memerintah-
kan, supaya dimaklumkan di mana-mana di perkemahan itu, demikian:
“Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu
menjadi persembahan khusus bagi tempat kudus.” Demikianlah rakyat itu
dicegah membawa persembahan lagi. 7 Sebab bahan yang diperlukan mereka
telah cukup untuk melakukan segala pekerjaan itu, bahkan berlebih.
554
I. Para pekerja segera datang tanpa menunda-nunda. Mereka lalu
bekerja (ay. 1). Saat Tuhan telah melengkapi mereka dengan keca-
kapan supaya layak untuk melaksanakan pekerjaan itu, mereka
pun menjalankannya. Perhatikanlah, talenta yang dipercayakan
kepada kita tidak boleh disimpan dan ditimbun,namun dikeluar-
kan dan dibagikan. Tidak boleh disembunyikan,namun dijalankan.
Untuk apakah kita menerima semua karunia, selain untuk ber-
buat baik dengannya? Mereka mulai bekerja saat Musa memang-
gil mereka (ay. 2). Bahkan mereka yang telah dipersiapkan Tuhan
untuk memenuhi syarat dan digerakkan hatinya untuk mendiri-
kan Kemah Suci itu pun harus menunggu sampai mendapat
panggilan, baik secara istimewa seperti halnya para nabi dan
rasul, atau secara umum seperti halnya para gembala dan peng-
ajar. Amatilah siapa saja yang dipanggil Musa: orang-orang yang
telah dikaruniai TUHAN keahlian dan pengertian di luar kemam-
puan alami mereka untuk tujuan ini, dan setiap orang yang ter-
gerak hatinya untuk datang melakukan pekerjaan itu. Perhatikan-
lah, orang-orang yang dipanggil untuk mendirikan kemah Injil
yaitu mereka yang melalui kasih karunia Tuhan dijadikan layak
melaksanakan pekerjaan itu dan bebas untuk turut mengambil
bagian di dalamnya. Kemampuan dan kesediaan hati disertai
kebulatan hati, merupakan dua hal yang perlu diperhatikan
dalam panggilan para pelayan Tuhan. Bukankah Tuhan juga mem-
beri mereka hikmat selain pengetahuan? Sebab orang-orang yang
hendak memenangkan jiwa-jiwa harus bertindak bijaksana, dan
tergerak hatinya untuk datang melakukan pekerjaan itu, bukan
demi kehormatan semata. Melaksanakannya, dan tidak sekadar
membicarakannya. Biarlah mereka datang untuk bekerja dan
bertekad melaksanakannya sampai tuntas. Bahan-bahan yang
disumbangkan rakyat diberikan Musa kepada para pekerja (ay. 3).
Mereka tidak akan dapat mendirikan Kemah Suci, artinya mem-
buatnya tanpa adanya bahan, ataupun bekerja, kecuali sudah
ada bahan untuk dikerjakan. Oleh sebab itu rakyat membawakan
bahan-bahannya, dan Musa memberi nya kepada para pekerja
itu. Jiwa-jiwa berharga merupakan bahan-bahan bagi kemah Injil.
Mereka dipergunakan untuk pembangunan suatu rumah rohani
(1Ptr. 2:5). Untuk tujuan ini mereka harus rela memberi diri se-
cara cuma-cuma sebagai persembahan kepada TUHAN, demi
pekerjaan-Nya (Rm. 15:16). Baru sesudah itulah mereka diper-
Kitab Keluaran 36:1-7
555
cayakan kepada para pelayan-Nya, yang merupakan para pekerja,
untuk dibentuk dan dikerjakan atau dididik, supaya dengan
demikian mereka bertumbuh dalam kekudusan, sampai menjadi
tenda-tenda Kemah Suci, yaitu mencapai kesatuan iman, menjadi
bait Tuhan yang kudus (Ef. 2:21-22; 4:12-13).
II. Sumbangan dari umat dihentikan. Umat Israel terus membawa-
kan pemberian sukarela tiap-tiap pagi (ay. 3). Perhatikanlah, kita
harus senantiasa membawa pemberian setiap pagi kepada Tuhan,
yaitu persembahan rohani berupa doa dan puji-pujian, serta hati
yang hancur yang diserahkan sepenuhnya kepada Allah. Inilah
kewajiban sehari-hari yang diminta dari kita. Belas kasih Tuhan
senantiasa baru setiap pagi, jadi seperti itu jugalah harusnya
kewajiban kita kepada-Nya. Mungkin awalnya ada beberapa
orang yang agak enggan memberi persembahan,namun kesi-
gapan tetangga mereka telah menggerakkan hati dan membuat
mereka merasa malu. Semangat beberapa orang telah membang-
kitkan semangat banyak orang. Ada orang-orang yang cukup puas
mengikuti teladan namun belum tertarik untuk memimpin peker-
jaan yang baik. Memang sangatlah baik untuk menjadi orang
yang berani maju. Namun, lebih baik terlambat dibandingkan tidak
pernah sama sekali. Atau juga, mungkin ada sebagian orang yang
memang sudah memberi pada awalnya,namun lalu sesudah
berpikir-pikir, lalu memberi lebih banyak lagi. Mereka sama sekali
tidak menggerutu akan apa yang telah mereka sumbangkan, se-
hingga mereka pun melipatgandakan pemberian mereka. Demi-
kianlah, dalam menunjukkan kasih terhadap sesama, berikanlah
bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang. Sesudah
memberi banyak, berikan lebih banyak lagi. Sekarang amatilah,
1. Kejujuran para pekerja. sesudah mereka selesai mempersiap-
kan bahan-bahan yang diperlukan dan mendapati bahwa
persediaan bahan sudah mencukupi, mereka bersama-sama
mendatangi Musa untuk menyampaikan bahwa rakyat tidak
perlu membawa pemberian lagi (ay. 4-5). Andaikata mereka
mencari keuntungan sendiri, maka sekarang inilah mungkin
kesempatan emas mereka untuk memperkaya diri dengan
pemberian umat itu. Sebab, sesudah menyelesaikan pekerja-
an, mereka bisa saja memanfaatkan kelebihan bahan dan me-
ngeruk keuntungan bagi diri sendiri. Namun, mereka yaitu
556
orang-orang jujur yang tidak mau melakukan hal sejahat itu
dan mengeruk keuntungan dari pemberian umat untuk mem-
perkaya diri dengan benda-benda yang telah dipersembahkan
kepada TUHAN. Menipu orang banyak merupakan kecurangan
terbesar. Jika membunuh banyak orang lebih buruk dibandingkan
membunuh satu orang, maka berdasar aturan yang sama,
menipu masyarakat dan merampok gereja atau pemerintah,
merupakan kejahatan yang jauh lebih berat dibandingkan menco-
pet satu orang. Begitulah, para pekerja ini tidak saja siap
mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah mereka
terima,namun juga bersedia tidak menerima lebih banyak dari-
pada yang dapat mereka ambil. Mereka tidak mau jatuh dalam
pencobaan atau dicurigai mengambil untuk kepentingan sen-
diri. Inilah orang-orang yang tahu kapan mereka sudah cukup
memiliki.
2. Kemurahan hati rakyat. Meskipun melihat betapa berlimpah
persembahan yang sudah diberikan, namun mereka terus
memberi, sampai mereka harus dilarang melalui maklumat
(ay. 6-7). Ini benar-benar kejadian yang langka! Kebanyakan
orang perlu didorong supaya mau memberi sumbangan. Hanya
sedikit orang yang dipaksa untuk dilarang memberi lagi, dan
orang-orang ini termasuk dalam jumlah yang sedikit ini.
Andaikata Musa bertujuan memperkaya diri, dia mungkin
akan membiarkan mereka terus membawa persembahan. Dan,
sesudah pekerjaan itu selesai, dia dapat mengambil sisanya un-
tuk diri sendiri. Namun, dia pun mendahulukan kepentingan
umum dibanding kepentingan diri sendiri, sehingga dengan
demikian menjadi teladan yang baik bagi kita bagaimana
memperlakukan kepercayaan yang diberikan orang banyak
kepada kita. Dikatakan kepada orang banyak (ay. 6) bahwa
tidak usah lagi ada yang membuat sesuatu menjadi persembah-
an khusus. Umat itu menganggap ini sebagai larangan bagi
mereka untuk berbuat lebih banyak bagi Kemah Suci. Begitu
besar semangat orang-orang itu, yang memberi menurut
kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak para
pengumpul derma untuk menerima pemberian itu (2Kor. 8:3-
4). Inilah buah-buah kasih mula-mula. Pada zaman akhir ini,
Kitab Keluaran 36:8-13
557
sifat dermawan sudah begitu dingin sehingga kita sulit meng-
harapkan hal-hal semacam ini.
Pembangunan Kemah Suci
(36:8-13)
8 Lalu semua ahli di antara tukang-tukang itu membuat Kemah Suci dari
sepuluh tenda dari lenan halus yang dipintal benangnya dan dari kain ungu
tua, kain ungu muda dan kain kirmizi; dengan ada kerubnya, buatan ahli
tenun, dibuat orang semuanya itu. 9 Panjang tiap-tiap tenda dua puluh
delapan hasta dan lebar tiap-tiap tenda empat hasta: semua tenda itu sama
ukurannya. 10 Lima dari tenda itu dirangkap menjadi satu, dan yang lima lagi
juga dirangkap menjadi satu. 11 Pada rangkapan yang pertama, di tepi satu
tenda yang di ujung, dibuatlah sosok-sosok kain ungu tua dan demikian juga
di tepi satu tenda yang paling ujung pada rangkapan yang kedua. 12 Lima
puluh sosok dibuat orang pada tenda yang pertama dan lima puluh sosok
pada tenda yang di ujung pada rangkapan yang kedua, sehingga sosok-sosok
itu tepat berhadapan satu sama lain. 13 Dibuatlah lima puluh kaitan emas
dan disambunglah tenda-tenda Kemah Suci, yang satu dengan yang lain,
dengan memakai kaitan itu, sehingga menjadi satu.
Hal pertama yang mereka kerjakan yaitu menegakkan kemah itu,
yang harus dilakukan sebelum perabotannya dipersiapkan. Kemah
ini tidak dibuat dari kayu atau batu,namun dari kain-kain tenda yang
disulam dengan cermat, lalu dirangkaikan. Hal ini melambangkan
keadaan jemaat di dunia ini, yang menjadi istana kerajaan Tuhan di
antara manusia.
1. Walaupun Kemah Suci didirikan di atas tanah, namun dasarnya
bukanlah di dalam tanah seperti halnya dasar sebuah bangunan
biasanya. Tidak, kerajaan Kristus bukanlah berasal dari dunia ini
atau didirikan dasarnya di dalamnya.
2. Kemah Suci ini berbentuk sederhana dan mudah berubah serta
selalu dalam keadaan giat bergerak. Para gembala tinggal di
dalam tenda, dan Tuhan yaitu Gembala Israel. Para prajurit juga
tinggal di tenda, dan Tuhan yaitu pahlawan perang. Jemaat-Nya
berbaris masuk menembus kawasan musuh, maju bertempur.
Para raja di bumi berlindung di balik kayu aras (Yer. 22:15),namun
tabut Tuhan hanya ditempatkan di dalam kain-kain tenda.
3. Walaupun begitu keadaannya, ada keindahan dalam kekudusan.
Kain-kain tenda itu disulam indah, dan begitu pula jemaat yang
dihiaskan dengan berbagai karunia dan anugerah Roh, bagaikan
pakaian bersulam berwarna-warna (Mzm. 45:15)
558
4. Berbagai golongan orang percaya dipersatukan, dan seperti kain-
kain tenda yang dirangkai di sini, semuanya menjadi satu Kemah
Suci, sebab hanya ada satu Tuhan, satu iman, dan satu
baptisan.
Pembangunan Kemah Suci
(36:14-34)
14 Dibuatlah tenda-tenda dari bulu kambing menjadi atap kemah yang
menudungi Kemah Suci, sebelas tenda dibuat orang. 15 Panjang tiap-tiap ten-
da tiga puluh hasta dan empat hasta lebarnya tiap-tiap tenda: yang sebelas
tenda itu sama ukurannya. 16 Disambunglah lima dari tenda itu dengan
tersendiri dan enam dari tenda itu dengan tersendiri. 17 Dibuatlah lima puluh
sosok pada rangkapan yang pertama di tepi satu tenda yang di ujung, dan
dibuat lima puluh sosok di tepi satu tenda pada rangkapan yang kedua. 18
Dibuat oranglah lima puluh kaitan tembaga untuk menyambung tenda-tenda
kemah itu, sehingga menjadi satu. 19 Juga dibuatlah untuk kemah itu
tudung dari kulit domba jantan yang diwarnai merah, dan tudung dari kulit
lumba-lumba di atasnya lagi. 20 Dibuat oranglah untuk Kemah Suci itu
papan dari kayu penaga yang berdiri tegak, 21 sepuluh hasta panjangnya satu
papan dan satu setengah hasta lebarnya tiap-tiap papan. 22 Tiap-tiap papan
ada dua pasaknya yang disengkang satu sama lain; demikianlah diperbuat
dengan segala papan Kemah Suci. 23 Dibuat oranglah papan-papan untuk
Kemah Suci, dua puluh papan pada sebelah selatan. 24 Dan empat puluh
alas perak dibuat orang di bawah kedua puluh papan itu, dua alas di bawah
satu papan untuk kedua pasaknya, dan seterusnya dua alas di bawah setiap
papan untuk kedua pasaknya. 25 Juga dibuat orang untuk sisi yang kedua
dari Kemah Suci, pada sebelah utara, dua puluh papan 26 dengan empat
puluh alas peraknya: dua alas di bawah satu papan dan seterusnya dua alas
di bawah setiap papan. 27 Untuk sisi belakang Kemah Suci, pada sebelah
barat, dibuat oranglah enam papan. 28 Dua papan dibuat orang untuk sudut
Kemah Suci, di sisi belakang. 29 Kedua papan itu kembar pasaknya di
sebelah bawah dan seperti itu juga kembar pasaknya di sebelah atas, di
dekat gelang yang satu itu, demikianlah dibuat orang dengan kedua papan
yang untuk kedua sudutnya itu. 30 Jadi ada delapan papan dengan alas
peraknya: enam belas alas; dua-dua alas di bawah satu papan. 31 Dibuatlah
juga kayu lintang dari kayu penaga: lima untuk papan-papan pada sisi yang
satu dari Kemah Suci, 32 lima kayu lintang untuk papan-papan pada sisi
yang kedua dari Kemah Suci, dan lima kayu lintang untuk papan-papan
Kemah Suci yang merupakan sisi belakangnya, pada sebelah barat. 33 Dibuat
oranglah kayu lintang yang di tengah menjadi melintang terus di tengah-
tengah papan-papan itu dari ujung ke ujung. 34 Papan-papan itu disalut de-
ngan emas, gelang-gelang itu dibuat dari emas sebagai tempat memasukkan
kayu-kayu lintang itu, dan kayu-kayu lintang itu disalut dengan emas.
Di sini,
1. Tudung dan perlindungan khusus yang menaungi jemaat dilam-
bangkan dengan tenda-tenda yang terbuat dari bulu kambing
yang dibentangkan di atas Kemah Suci, serta tudung dari kulit
domba jantan dan kulit lumba-lumba (ay. 14-19). Tuhan telah
Kitab Keluaran 36:35-38
559
menyediakan tempat bernaung pada waktu siang terhadap panas
terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin
ribut dan hujan bagi umat-Nya (Yes. 4:6). Mereka terlindung dari
segala cuaca. Sinar matahari dan bulan tidak akan menerpa
mereka dengan perihnya. Mereka dilindungi dari badai murka
ilahi, hujan batu yang akan menyapu bersih perlindungan bohong
(Yes. 28:17). Orang-orang yang tinggal di tempat kediaman Tuhan
akan mendapati bahwa hujan tidak akan menerpa masuk meski-
pun angin ribut menerjang dengan ganasnya atau hujan turun
tanpa henti.
2. Kekuatan dan keteguhan jemaat, walaupun hanya berupa sebuah
kemah, dilambangkan dengan papan-papan dan kayu-kayu lin-
tang yang menyangga kain-kain tenda yang dirangkai menjadi
satu itu (ay. 20-34). Papan-papan itu disatukan dan dihubungkan
memakai kayu lintang yang mengeratkan papan-papan itu.
Persatuan dan kesatu-hatian anggota jemaat, yang menjadi peno-
pang dan pendukung jemaat, sungguh berperan penting menguat-
kan dan meneguhkan jemaat.
Pembangunan Kemah Suci
(36:35-38)
35 Dibuatlah tabir itu dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi
dan lenan halus yang dipintal benangnya; dibuat dengan ada kerubnya,
buatan ahli tenun. 36 Dibuat oranglah untuk itu empat tiang dari kayu
penaga dan disalutlah itu dengan emas, dengan ada kaitannya dari emas,
lagi dituanglah empat alas perak untuk tiang itu. 37 Juga dibuat oranglah
tirai untuk pintu kemah itu dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain
kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: tenunan yang berwarna-
warna; 38 dan kelima tiangnya dengan kaitan untuk tiang itu; disalutlah
ujungnya dan penyambung-penyambungnya dengan emas, dan kelima
alasnya itu yaitu dari tembaga.
Dalam mendirikan bangunan, banyak pekerjaan yang harus dilaku-
kan untuk membuat pintu-pintu dan sekat-sekatnya. Di dalam Ke-
mah Suci, sisa kain dipergunakan untuk membuat benda-benda ini.
Tirai digunakan sebagai pintu, sedang tabir sebagai sekat.
1. Dibuatlah tabir sebagai pemisah tempat kudus dan tempat maha
kudus (ay. 35-36). Hal ini menandakan kegelapan dan jauhnya
jarak antara masa penyelenggaraan hukum Taurat dengan masa
penyelenggaraan Perjanjian Baru, yang menyatakan kemuliaan
Tuhan dengan lebih jelas kepada kita, dan mengajak kita untuk
560
datang mendekat. Tabir pemisah itu juga menandakan kegelapan
dan jauhnya jarak keadaan kita sekarang ini bila dibandingkan
dengan sorga, tempat kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya
yang sebenarnya.
2. Dibuatlah tirai untuk pintu Kemah Suci (ay. 37-38). Di depan
pintu inilah rakyat berkumpul, namun mereka dilarang masuk.
Sebab, selama kita masih dalam keadaan seperti sekarang, kita
harus datang mendekat kepada Tuhan sebisa mungkin.
PASAL 37
Bezaleel dan para pekerjanya masih sibuk membuat,
I. Tabut beserta tutup pendamaian dan kerubnya (ay. 1-9).
II. Meja beserta segala perkakasnya (ay. 10-16).
III. Kandil beserta semua perlengkapannya (ay. 17-24).
IV. Mezbah emas untuk membakar ukupan (ay. 25-28).
V. Minyak kudus dan ukupan (ay. 29). Ketentuan khusus peri-
hal masing-masing perlengkapan ini sebelumnya telah kita
dapati dalam pasal 25 dan 30.
Pembuatan Tabut
(37:1-9)
1 Bezaleel membuat tabut itu dari kayu penaga, dua setengah hasta panjang-
nya, satu setengah hasta lebarnya, dan satu setengah hasta tingginya. 2 Disa-
lutnyalah itu dengan emas murni, dari dalam dan dari luar, dan dibuatnya-
lah bingkai emas sekelilingnya. 3 Dituangnyalah empat gelang emas untuk
tabut itu, pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang
satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua. 4 Dibuatnyalah kayu pengu-
sung dari kayu penaga dan disalutnyalah itu dengan emas. 5 Dan dimasuk-
kannyalah kayu pengusung itu ke dalam gelang yang pada rusuk tabut itu,
supaya tabut dapat diangkut. 6 Dibuatnyalah tutup pendamaian dari emas
murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya.
7 Dibuatnyalah dua kerub dari emas, dari emas tempaan dibuatnya itu, pada
kedua ujung tutup pendamaian itu, 8 satu kerub pada ujung sebelah sini dan
satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu
dibuatnya kerub itu pada kedua ujungnya. 9 Kerub-kerub itu mengembang-
kan kedua sayapnya ke atas, sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian
itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pen-
damaian itulah menghadap muka kerub-kerub itu.
I. Mungkin orang menganggapnya aneh bahwa Musa, yang telah
mencatat sepenuhnya seluruh petunjuk yang diberikan kepada-
nya di atas gunung tentang cara membuat semua benda ini, di
562
sini juga mencatat pembuatan benda-benda itu dengan sama
terperincinya. Padahal, sudah cukup jika dalam beberapa kata
disebutkan saja bahwa setiap benda ini dibuat tepat sesuai semua
petunjuk yang telah disampaikan sebelumnya. Namun, kita yakin
bahwa Musa, saat menulis di bawah ilham ilahi, tidak mengguna-
kan pengulangan dengan percuma. Tidak ada perkataan yang
tidak ada gunanya di dalam Kitab Suci. Lalu, mengapa ada begitu
banyak pasal yang dipakai untuk menggambarkan uraian ini,
sehingga kita tergoda menganggapnya tidak berguna dan mem-
bosankan? Kita harus mengingat,
1. Bahwa Musa menulis terutama untuk umat Israel. Dan, sung-
guh bermanfaat bagi mereka jika mereka sering membaca
dan mendengar tentang harta ilahi dan kudus yang dipercaya-
kan kepada mereka ini. Hiasan-hiasan yang melengkapi Ke-
mah Suci ini tidak boleh mereka lihat, dan hanya para imamlah
yang boleh melihatnya. Oleh sebab itu, penjelasan panjang
lebar tentang semua perlengkapan itu perlu sekali diberikan
kepada mereka. Hal yang harus mereka baca lagi supaya
mereka tidak keliru mengerjakannya, dituliskan berulang kali.
Begitu juga, bagian-bagian cerita yang sama perihal sejarah
Kristus di Perjanjian Baru, diceritakan oleh dua atau tiga, dan
adakalanya oleh empat penulis Injil, untuk alasan yang sama.
Hal-hal besar tentang hukum dan Injil Tuhan perlu berulang
kali ditanamkan dalam diri kita. Menuliskan hal yang sama,
kata Rasul Paulus, tidaklah berat bagiku dan memberi kepasti-
an kepadamu (Flp. 3:1).
2. Musa hendak menunjukkan betapa berhati-hatinya dia dan
para pekerja dalam membuat setiap benda tepat seperti pola
yang ditunjukkan kepadanya di atas gunung. sesudah sebelum
ini ia memberi kita uraian tentang pola yang asli, di sini ia
memberi kita salinannya, supaya kita bisa membandingkan
keduanya dan mengamati betapa sesuainya semua uraian itu.
Dengan demikian ia meminta setiap pembaca memperhatikan
kesetiaannya kepada Dia yang telah menunjuknya, dalam
segenap rumah-Nya serta seluruh bagiannya (Ibr. 3:5). Demi-
kianlah ia mengajar kita untuk menghormati semua perintah
Allah, bahkan setiap iota dan titik di dalamnya.
3. Di sini disiratkan bahwa Tuhan berkenan akan ketaatan tulus
umat-Nya. Ia memelihara catatan terperinci tentang hal itu,
Kitab Keluaran 37:1-9
563
yang akan menjadi bukti bagi kehormatan mereka pada saat
kebangkitan orang-orang benar. Tidak seorang pun mampu
melaksanakan kewajiban ibadah mereka dengan tepat dan
teliti,namun Tuhan tepat dan teliti dalam memperhatikan setiap
kewajiban yang dilaksanakan orang. Ia bukan tidak adil, se-
hingga Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang dilakukan
kapan saja (Ibr. 6:10).
4. Dengan ini kekayaan dan keindahan rohani kemah Injil di-
anjurkan untuk sering kita renungkan dengan sungguh. Kun-
jungilah Sion ini, pandang dan tinjaulah dia. Semakin sering
Anda merenungkan keagungan jemaat, semakin Anda akan
mengagumi dan mengasihinya. Ketetapan hak-hak istimewa-
nya, dan uraian tentang ketetapannya sangat layak dibaca
ulang.
II. Di dalam ayat-ayat di atas tadi kita mendapati uraian tentang
pembuatan tabut beserta perlengkapannya yang agung dan paling
penting, yakni tutup pendamaian dan dua kerub. Renungkanlah
ketiga benda ini secara bersamaan, dan ketiganya akan menggam-
barkan kemuliaan Tuhan yang suci, ketulusan sebuah hati yang
kudus, dan persekutuan yang ada di antara mereka semua, baik
di dalam maupun melalui Sang Pengantara.
1. Merupakan kemuliaan Tuhan yang suci bahwa Ia tinggal di
antara dua kerub. Artinya, Ia senantiasa disertai dan dipuja
malaikat-malaikat yang terberkati, yang kesigapan dan kege-
sitannya ditandai dengan wajah-wajah mereka yang saling ber-
hadapan.
2. Merupakan tabiat orang yang lurus hatinya bahwa, seperti
halnya tabut hukum, tersembunyi dan tersimpan hukum Tuhan
di dalamnya.
3. Melalui Yesus Kristus, Sang Pendamai Agung, terjadi penda-
maian dan persekutuan di antara kita dengan Allah. Ia mene-
ngahi di antara kita dan kegusaran Allah. Namun tidak hanya
sampai di situ, melalui Dia kita beroleh hak untuk menerima
perkenanan Allah. Jika Ia menuliskan hukum-Nya dalam hati
kita, Ia akan menjadi Tuhan bagi kita dan kita akan menjadi
umat-Nya. Dari tutup pendamaian Ia akan mengajar kita, me-
nerima kita, dan menyatakan diri dengan penuh rahmat
564
terhadap ketidakbenaran kita. Dan di bawah bayang-bayang
sayap-Nya kita akan aman dan tenteram.
Meja Sajian dan Kandil
(37:10-24)
10 Dibuatnyalah meja itu dari kayu penaga, dua hasta panjangnya, sehasta
lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. 11 Disalutnyalah itu dengan
emas murni dan dibuatnya bingkai emas sekelilingnya. 12 Dibuatnyalah seke-
lilingnya jalur pinggir yang setapak tangan lebarnya dan dibuatnya bingkai
emas sekeliling jalur pinggirnya itu. 13 Dituangnyalah untuk meja itu empat
gelang emas dan dipasangnyalah gelang-gelang itu di keempat penjurunya,
pada keempat kakinya. 14 Dekat ke jalur pinggirnyalah gelang itu, yakni tem-
pat memasukkan kayu pengusung, supaya meja itu dapat diangkut. 15 Di-
buatnyalah kayu pengusung itu dari kayu penaga dan disalutnya dengan
emas, yaitu supaya meja itu dapat diangkut. 16 Dan dibuatnyalah perkakas
yang di atas meja itu, yakni pinggannya, cawannya, piala dan kendinya, yang
dipakai untuk persembahan curahan, semuanya dari emas murni. 17
Dibuatnyalah kandil itu dari emas murni; dari emas tempaan dibuatnya
kandil itu, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya – dengan tombolnya dan
kembangnya – dibuat seiras dengan kandil itu. 18 Ada enam cabang timbul
dari sisinya: tiga cabang kandil itu dari sisi yang satu dan tiga cabang dari
sisi yang lain. 19 Tiga kelopak yang berupa bunga badam pada cabang yang
satu – dengan tombol dan kembangnya – dan tiga kelopak yang serupa pada
cabang yang lain – dengan tombol dan kembangnya – ;demikian juga dibuat
keenam cabang yang timbul dari kandil itu. 20 Pada kandil itu sendiri ada
empat kelopak berupa bunga badam – dengan tombolnya dan kembangnya.
21 Juga ada satu tombol di bawah sepasang cabang yang pertama yang tim-
bul dari kandil itu, dan satu tombol di bawah yang kedua, dan satu tombol di
bawah yang ketiga; demikianlah juga dibuat keenam cabang yang timbul dari
situ. 22 Tombol dan cabang itu timbul dari kandil itu, dan semuanya itu
dibuat dari sepotong emas tempaan yang murni. 23 Dibuatnyalah pada kandil
itu tujuh lampu dengan sepitnya dan penadahnya dari emas murni. 24 Dari
satu talenta emas murni dibuatnyalah kandil itu dengan segala perkakasnya.
Di sini ada ,
1. Pembuatan meja yang akan dipakai untuk meletakkan roti sajian.
Tuhan yaitu pengurus rumah yang baik, yang senantiasa me-
nyiapkan meja perjamuan dengan berlimpah. Apakah dunia me-
rupakan kemah-Nya? Dengan pemeliharaan-Nya di dalam dunia,
Tuhan membentangkan meja perjamuan bagi seluruh ciptaan-Nya:
Ia memberi roti kepada segala makhluk. Apakah jemaat meru-
pakan kemah-Nya? Dengan kasih karunia-Nya di dalamnya, Tuhan
menyiapkan meja perjamuan bagi semua orang percaya, lengkap
dengan roti hidupnya. Namun, amatilah betapa masa penyeleng-
garaan Injil melebihi masa penyelenggaraan hukum Taurat. Wa-
laupun di masa penyelenggaran Hukum Taurat ini ada meja
Kitab Keluaran 37:25-29
565
yang diperlengkapi, namun di atasnya hanya ada roti sajian, roti
yang hanya untuk dipandang dan tidak untuk dimakan selama
roti itu berada di atas meja ini, dan nanti lalu hanya para
imam yang boleh memakannya. sedang di meja yang diben-
tangkan oleh Kristus selama masa perjanjian baru, semua orang
Kristen sejati diundang sebagai tamu, dan kepada mereka dikata-
kan, Marilah, makanlah rotiku. Apa yang diberikan hukum Taurat
hanya sebatas untuk dipandang dari jauh, diberikan oleh Injil
untuk dinikmati, disertai sambutan hangat untuk menikmatinya.
2. Pembuatan kandil yang tidak terbuat dari kayu bersalut emas,
tetapi seluruhnya dari emas murni yang ditempa (ay. 17, 22). Ini
melambangkan terang pewahyuan ilahi yang senantiasa mene-
rangi jemaat Tuhan di bumi (yang merupakan kemah Tuhan di
antara manusia), sebab senantiasa dipenuhi minyak baru dari
pohon zaitun Kristus (Za. 4:2-3). Penyataan Tuhan di dunia ini
hanyalah bagaikan cahaya lilin bila dibandingkan dengan terang
siang hari dari keadaan mendatang di sorga nanti. Alkitab yaitu
sebuah kandil emas yang terbuat dari emas tua (Mzm. 19:11).
Dari situ terpancar terang ke setiap bagian Kemah Suci Allah,
supaya dengannya imam-imam rohani-Nya dapat melihat dengan
jelas untuk melayani TUHAN, dan melaksanakan tugas di tempat
kudus-Nya. Kandil ini tidak saja memiliki tempat untuk
meletakkan lilin,namun juga ukiran dan kembang sebagai hiasan.
ada banyak hal yang dipakai Tuhan pantas untuk memper-
indah firman-Nya. Dengan demikian kita tidak bisa memberi
alasan lebih lagi mengenai tujuan mengapa ada segala ukiran dan
kembang-kembang itu, sebab pastilah benda-benda ini ditam-
bahkan untuk suatu tujuan yang baik. Marilah kita memuji Tuhan
atas kandil ini, memperhatikannya senantiasa, disertai rasa takut
kalau-kalau kandil itu dipindahkan dari tempatnya.
Mezbah Emas, Minyak Urapan, dan Ukupan
(37:25-29)
25 Dibuatnyalah mezbah pembakaran ukupan itu dari kayu penaga, sehasta
panjangnya dan sehasta lebarnya, empat persegi,namun dua hasta tingginya;
tanduk-tanduknya seiras dengan mezbah itu. 26 Disalutnyalah itu dengan
emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta
tanduk-tanduknya. Dibuatnyalah bingkai emas sekelilingnya. 27 Dibuatnya-
lah dua gelang emas untuk mezbah itu di bawah bingkainya, pada kedua
rusuknya, pada kedua bidang sisinya, sebagai tempat memasukkan kayu
566
pengusung, supaya dengan itu mezbah dapat diangkut. 28 Dan dibuatnyalah
kayu pengusung itu dari kayu penaga dan disalutnya dengan emas. 29 Dan
dibuatnyalah minyak urapan yang kudus itu dan ukupan murni dari wangi-
wangian, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah.
Di sini ada ,
1. Pembuatan mezbah emas, yang di atasnya akan digunakan untuk
membakar ukupan setiap hari. Pembakaran ukupan ini meng-
gambarkan doa-doa para orang kudus dan pengantaraan Kristus,
yang berperan bagi diterimanya doa-doa. Gelang-gelang dan kayu
pengusung serta seluruh perlengkapan mezbah ini disalut dengan
emas, seperti halnya semua perkakas meja dan kandil yang ter-
buat dari emas, sebab benda-benda ini digunakan di tempat
kudus. Tuhan itu yang terbaik, dan kita harus melayani-Nya
dengan milik kita yang terbaik. Akannamun , apa pun yang terbaik
yang kita miliki di dunia ini dan yang kita pakai untuk melayani-
Nya di pelataran-Nya, semuanya itu hanyalah bagaikan tembaga
dibandingkan dengan emas. Emas itu seperti kesempurnaan tan-
pa dosa dan noda, yang akan dipakai nanti di sorga oleh orang-
orang kudus-Nya dalam melayani Dia.
2. Cara mempersiapkan ukupan yang akan dibakar di atas mezbah
ini, beserta minyak urapannya yang kudus (ay. 29), sesuai dengan
cara peramuannya (30:22, dst.). Tuhan juga mengajarkan keahlian
ini kepada Bezaleel. Jadi meskipun belum pernah melakukannya,
ia mampu membuat bahan-bahan ini seperti buatan tukang
campur rempah-rempah, sama terampil dan tepatnya seolah-olah
ia memang dididik untuk melakukan pekerjaan ini. Bila Tuhan
memberi hikmat dan kasih karunia, pemberian-Nya itu akan
membuat sang abdi Tuhan ini diperlengkapi untuk setiap
perbuatan baik.
PASAL 38
Dalam pasal ini digambarkan tentang,
I. Pembuatan mezbah korban bakaran dari kayu penaga (ay. 1-
7), dan bejana pembasuhan (ay. 8).
II. Persiapan untuk memasang layar-layar yang menutupi pela-
taran tempat Kemah Suci akan didirikan (ay. 9-20).
III. Sebuah daftar tentang emas, perak, dan tembaga, yang telah
disumbangkan dan digunakan dalam pendirian Kemah Suci
(ay. 21, dst.).
Mezbah Korban Bakaran
dan Bejana Pembasuhan
(38:1-8)
1 Dibuatnyalah mezbah korban bakaran itu dari kayu penaga, lima hasta
panjangnya dan lima hasta lebarnya, empat persegi,namun tiga hasta tinggi-
nya. 2 Dibuatnyalah tanduk-tanduknya pada keempat sudutnya; tanduk-tan-
duknya itu dibuat seiras dengan mezbah itu dan disalutnya dengan tembaga.
3 Dibuatnyalah segala perkakas mezbah itu, yakni kuali-kuali, sodok-sodok,
bokor-bokor penyiraman, garpu-garpu dan perbaraan-perbaraan, semua
perkakasnya itu dibuatnya dari tembaga. 4 Dibuatnyalah untuk mezbah itu
kisi-kisi, yakni jala-jala tembaga, di bawah jalur, mulai dari sebelah bawah
sampai setengah tingginya. 5 Dituangnyalah empat gelang pada keempat
ujung kisi-kisi tembaga itu, yakni tempat memasukkan kayu pengusung.
6 Dibuatnyalah kayu-kayu pengusung itu dari kayu penaga dan disalutnya
dengan tembaga. 7 Dan dimasukkannyalah kayu-kayu pengusung itu ke
dalam gelang-gelang yang pada rusuk mezbah itu, supaya dengan itu mezbah
dapat diangkut. Mezbah itu dibuatnya berongga dan dari papan. 8 Dibuat-
nyalah bejana pembasuhan dan juga alasnya dari tembaga, dari cermin-
cermin para pelayan perempuan yang melayani di depan pintu Kemah
Pertemuan.
Semua perlengkapan perabot emas, walaupun yang paling mahal
biayanya, nanti akan diletakkan di tempat yang paling jauh dari
568
penglihatan di dalam Kemah Suci. Nah, sesudah selesai mengerjakan
semua pekerjaan emas ini, Bezaleel melanjutkan pekerjaan untuk
mendirikan bagian pelataran, yang bisa dilihat oleh semua umat.
Dua benda melengkapi pelataran, dan keduanya terbuat dari tem-
baga:
I. Sebuah mezbah korban bakaran (ay. 1-7). Di atas mezbah inilah
semua korban dipersembahkan, dan mezbah ini yang, sesudah
dikuduskan tujuannya oleh penetapan ilahi, menguduskan per-
sembahan yang dipersembahkan dalam iman di atasnya. Kristus
sendiri yaitu mezbah bagi korban penebusan yang dipersembah-
kan-Nya sendiri, sehingga dengan demikian Ia yaitu yang berhak
untuk menerima semua korban persembahan kita. Kita harus
memandang Dia di dalam mempersembahkan korban persembah-
an kita, sebagaimana Tuhan juga menerima korban persembahan
kita dengan memandang Dia.
II. Sebuah bejana pembasuhan, untuk menampung air guna para
imam membersihkan diri saat mereka masuk untuk melayani
(ay. 8). Hal ini menunjukkan apa yang telah disediakan dalam Injil
Kristus untuk pembasuhan jiwa kita dari kecemaran moral akibat
dosa, yaitu jasa dan anugerah Kristus, sehingga oleh-Nya kita
dapat layak untuk melayani Tuhan yang kudus saat kita beriba-
dah kepada-Nya. Bejana ini dikatakan di sini dibuat dari cermin-
cermin para pelayan perempuan yang melayani di depan pintu
Kemah Pertemuan.
1. Sepertinya perempuan-perempuan ini sangat terkemuka dan
menjadi teladan dalam hal beribadah, sebab mereka hadir
lebih sering dan bersungguh-sungguh di tempat ibadah umum,
dibandingkan orang-orang lain. sebab itu, mereka dicatat di
sini sebagai sebuah kehormatan bagi mereka. Lama sesudah
peristiwa ini, Hana yaitu salah satu dari para perempuan
seperti ini, yang tidak pernah meninggalkan Bait Tuhan dan
siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa (Luk.
2:37). Sepertinya di setiap masa jemaat selalu ada beberapa
orang yang mengkhususkan diri melalui kesalehan mereka
yang sungguh-sungguh. Sebab perempuan-perempuan yang
takut akan Tuhan yaitu perempuan-perempuan yang ter-
kemuka dan terhormat (Kis. 13:50), dan kehormatan mereka
Kitab Keluaran 38:1-8
569
ini tidak berkurang sedikit pun meskipun mereka sering
diolok-olok sebagai perempuan yang bodoh-bodoh. Mungkin
perempuan-perempuan ini dikenal saleh sebab menunjukkan
kesungguhan mereka pada waktu itu, dengan membantu pe-
kerjaan yang sekarang ini sedang berlangsung bagi pelayanan
Kemah Suci. Mereka berkumpul dalam pasukan-pasukan,
demikian istilahnya. Suatu pemandangan yang terberkati,
untuk menyaksikan begitu banyak, begitu bersemangat dan
begitu kompak, di dalam pekerjaan yang baik ini.
2. Perempuan-perempuan ini rela berpisah dengan cermin-cer-
min mereka yang terbuat dari tembaga terbaik, dan yang di-
gosok mengkilap guna tujuan ini , bagi pelayanan Kemah
Suci. Para perempuan ini yang mengagumi kecantikan mere-
ka, yang jatuh cinta dengan bayangan diri sendiri dan men-
jadikan hiasan tak terhingga nilainya, pastilah sangat menya-
yangi cermin-cermin mereka itu. Walaupun begitu, mereka rela
mempersembahkan cermin-cermin mereka itu kepada Allah,
entah,
(1) Sebagai tanda atas pertobatan mereka atas penyalahguna-
an cermin mereka di masa lalu untuk mendukung kebang-
gaan dan kesombongan diri mereka. Kini mereka telah
insaf akan kebodohan mereka dan mengabdikan diri untuk
melayani Tuhan di depan pintu Kemah Suci. Dan sebagai
akibatnya, mereka membuang apa yang, kendati tidak ada
salahnya dan berguna, telah membuka kesempatan bagi
mereka untuk berbuat dosa di masa lalu itu. Demikianlah
juga Maria Magdalena, yang dahulunya seorang pendosa,
saat bertobat, menyeka kaki Kristus dengan rambutnya.
Atau,
(2) Sebagai tanda akan tekad besar mereka untuk melayani
Kemah Suci. dibandingkan para pekerja kekurangan tembaga,
atau tidak memiliki bahan yang terbaik, para perempuan
ini lebih memilih melepaskan cermin-cermin mereka, ken-
dati mereka tidak dapat bersolek tanpanya. Pelayanan dan
kemuliaan Tuhan harus selalu lebih diutamakan oleh kita
dibandingkan kepuasan atau kepentingan diri kita sendiri. Hen-
daknya kita tidak pernah mengeluh tentang ketiadaan sua-
tu hal atau benda yang telah kita lepaskan demi menghor-
mati Allah.
570
3. Cermin-cermin ini dipakai untuk membuat bejana pembasuh-
an. Mungkin cermin-cermin ini secara indah digabung ber-
sama atau dilelehkan dan dibentuk baru. Mungkin bejana itu
digosok mengkilap sehingga sisi-sisinya masih dapat berfungsi
sebagai cermin, sehingga para imam, saat mereka masuk
untuk membasuh diri, dapat melihat wajah mereka, dan
menemukan noda-noda kotoran sehingga dapat dibersihkan
hingga bersih. Perhatikanlah, saat kita bertobat, kita perlu
bercermin diri untuk membasuh diri. Firman Tuhan yaitu
sebuah cermin, di dalamnya kita dapat melihat muka kita
sendiri (Lihat Yak. 1:23). Dan dengan Firman Tuhan kita harus
membandingkan hati dan kehidupan kita sehingga, saat
menemukan noda-noda dosa, kita dapat membersihkannya
dengan berduka, dengan mengakui darah Kristus bagi jiwa
kita. Biasanya bila kita mengakui suatu dosa secara khusus,
semakin besar penghiburan yang kita rasakan, bahwa kita
diampuni.
Pembuatan Pelataran Kemah Suci
(38:9-20)
9 Dibuatnyalah pelataran itu; pada sebelah selatan: layar pelataran itu dari
lenan halus yang dipintal benangnya, seratus hasta panjangnya; 10 kedua
puluh tiang layar itu dengan kedua puluh alas tiang itu dari tembaga,namun
kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya dari perak. 11 Pada
sebelah utara: seratus hasta; kedua puluh tiang layar itu dengan kedua
puluh alas tiang itu dari tembaga,namun kaitan-kaitan tiang itu dan penyam-
bung-penyambungnya dari perak. 12 Pada sebelah barat: layar lima puluh
hasta; dengan sepuluh tiangnya dan sepuluh alas tiang itu, dan kaitan-
kaitan tiang itu serta penyambung-penyambungnya dari perak. 13 Dan pada
sebelah timur: lima puluh hasta, 14 yakni layar lima belas hasta untuk sisi
yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tiga tiangnya dan tiga alas
tiang itu; 15 dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu –
sebelah-menyebelah pintu gerbang pelataran itu ada layar – lima belas hasta,
dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu. 16 Segala layar yang mengelilingi
pelataran, yaitu dari lenan halus yang dipintal benangnya. 17 Alas-alas
untuk tiang-tiang itu yaitu dari tembaga,namun kaitan-kaitan tiang itu dan
penyambung-penyambungnya dari perak, juga salut kepalanya dari perak.
Dihubungkanlah dengan penyambung-penyambung dari perak segala tiang-
tiang pelataran itu. 18 Tirai pintu gerbang pelataran itu tenunan yang ber-
warna-warna dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan dari
lenan halus yang dipintal benangnya; dua puluh hasta panjangnya,namun
tingginya – yang juga lebar kain itu – yaitu lima hasta, sama dengan tinggi
layar pelataran itu. 19 Keempat tiangnya dan keempat alas tiang itu dari
tembaga;namun kaitan-kaitannya dari perak, dan juga salut kepalanya, serta
Kitab Keluaran 38:21-31
571
penyambung-penyambungnya dari perak. 20 Segala patok untuk Kemah
pertemuan dan untuk pelataran itu, sekelilingnya, yaitu dari tembaga.
Tembok-tembok pelataran atau halaman Kemah Suci, seperti tirai-
tirai atau layar-layar lainnya, dibuat sesuai dengan apa yang telah
ditentukan (27:9, dst.). Hal ini mewakili keadaan jemaat Perjanjian
Lama, yang seperti sebuah taman yang dipagari di sekelilingnya.
Orang-orang yang menyembah dibatasi dalam sebuah tempat kecil.
Tetapi, sebab yang dipakai untuk memagari hanyalah berupa tirai-
tirai, maka itu menyiratkan bahwa pembatasan jemaat dalam satu
bangsa tertentu tidaklah bersifat kekal. Masa penyelenggaraan per-
aturan pembatasan ini sendiri hanya berlaku selama masa kemah
pertemuan, yang dapat berubah dan dipindah-pindahkan. Pada wak-
tunya nanti layar pembatas ini akan diturunkan dan dilipat, saat
tempat pertemuan harus diperluas dan tali-tali pancangnya diper-
panjang, untuk menyediakan ruangan bagi bangsa bukan Yahudi,
sebagaimana dinubuatkan dalam Yesaya 54:2-3. Jemaat di atas bumi
ini yaitu pelataran rumah Allah, dan berbahagialah mereka yang
melangkah masuk ke dalam pelataran ini dan mekar di sana. Namun,
melalui pelataran ini kita sedang berjalan menuju ke tempat kudus di
atas. Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah Allah, mereka
akan terus-menerus memuji-muji Dia. Dipagarinya sebuah pelataran di
depan kemah pertemuan mengajar kita bahwa kita sedang berjalan
pelan-pelan mendekati Allah. Para imam yang melayani harus mele-
wati pelataran suci sebelum mereka masuk ke ruang suci. Jadi, sebe-
lum menjalankan segala ketetapan ibadah dengan khidmat, harus
ada persiapan yang khidmat pula di dalam pelataran yang terpisah
dan yang dipagari, sehingga di situ kita membasuh tangan kita dan
datang mendekat dengan hati yang sungguh-sungguh.
Daftar Bahan-bahan Pendirian Kemah Suci
(38:21-31)
21 Inilah daftar biaya untuk mendirikan Kemah Suci, yakni Kemah Suci,
tempat hukum Allah, yang disusun atas perintah Musa, oleh orang Lewi di
bawah pimpinan Itamar, anak imam Harun. 22 Bezaleel bin Uri bin Hur, dari
suku Yehuda, membuat segala yang diperintahkan TUHAN kepada Musa,
23 dan bersama-sama dengan dia turut Aholiab, anak Ahisamakh, dari suku
Dan, seorang tukang dan ahli, seorang yang membuat tenunan yang ber-
warna-warna dari kain ungu tua, dari kain ungu muda, dari kain kirmizi dan
dari lenan halus. – 24 Segala emas yang dipakai untuk segala pekerjaan men-
dirikan tempat kudus itu, yakni emas dari persembahan unjukan, ada dua
572
puluh sembilan talenta dan tujuh ratus tiga puluh syikal, ditimbang menurut
syikal kudus. 25 Perak persembahan mereka yang didaftarkan dari antara
jemaah itu ada seratus talenta dan seribu tujuh ratus tujuh puluh lima syikal,
ditimbang menurut syikal kudus: 26 sebéka seorang, yaitu setengah syikal,
ditimbang menurut syikal kudus, untuk setiap orang yang termasuk orang-
orang yang terdaftar, yang berumur dua puluh tahun ke atas, beberapa enam
ratus tiga ribu lima ratus lima puluh orang. 27 Seratus talenta perak dipakai
untuk menuang alas-alas tempat kudus dan alas-alas tiang tabir itu, seratus
alas sesuai dengan seratus talenta itu, jadi satu talenta untuk satu alas.
28 Dari yang seribu tujuh ratus tujuh puluh lima syikal itu dibuatnyalah
kaitan-kaitan untuk tiang-tiang itu, disalutnyalah kepala tiang itu dan
dihubungkannya tiang-tiang itu dengan penyambung-penyambung. 29 Tem-
baga dari persembahan unjukan itu ada tujuh puluh talenta dan dua ribu
empat ratus syikal. 30 Dari padanya dibuatnyalah alas-alas pintu Kemah
Pertemuan, dan mezbah tembaga dengan kisi-kisi tembaganya, segala perka-
kas mezbah itu, 31 alas-alas pelataran sekelilingnya, alas-alas pintu gerbang
pelataran itu, segala patok Kemah Suci dan segala patok pelataran sekeliling-
nya.
Di sini kita memiliki sebuah daftar tentang perincian yang, oleh
penugasan Musa, dibuat dan disimpan oleh orang-orang Lewi, ten-
tang emas, perak, dan tembaga, yang dipakai untuk pembuatan
Kemah Suci, dan bagaimana bahan-bahan ini dikelola. Itamar
anak imam Harun ditunjuk untuk menyusun daftar penghitungan
ini. Dengan demikian, dengan dilatih untuk mengerjakan sebuah
pekerjaan kecil, ia dilayakkan untuk tugas yang lebih besar (ay. 21).
Bezaleel dan Aholiab harus membuat laporan penggunaan barang-
barang itu (ay. 22-23), dan Itamar harus memeriksanya dengan teliti,
baru lalu melaporkannya kepada Musa. Laporan perhitungan
itu demikian,
1. Semua emas yaitu suatu persembahan sukarela. Setiap orang
membawa emas berdasar kemampuan dan kerelaan mereka,
dan berjumlah 29 talenta, dan 730 syikal. Dari semua emas ini di-
buatlah perabotan dan bejana-bejana.
2. Perak dipungut melalui pembayaran pajak. Setiap orang dibebani
setengah syikal, semacam uang retribusi, yang seluruhnya berjum-
lah hingga 100 talenta dan 1775 syikal (ay. 25-26). Dari semua
perak ini mereka membuat alas-alas untuk menyambungkan la-
yar-layar Kemah Suci, dan untuk menyanggahnya, sehingga alas-
alas itu berfungsi sebagai dasar dari Kemah Suci (ay. 27). Pengum-
pulan emas melalui persembahan sukarela dan perak melalui
pungutan pajak menunjukkan bahwa cara apa pun dapat diambil
untuk pembiayaan biaya masyarakat, asal saja dilakukan secara
adil.
Kitab Keluaran 38:21-31
573
3. Tembaga, kendati kurang berharga, berguna tidak hanya untuk
mezbah tembaga,namun juga untuk alas-alas bagi tiang pelataran,
yang mungkin untuk tenda-tenda lain terbuat dari kayu. Telah
dinubuatkan (Yes. 60:17), sebagai ganti kayu, tembaga. Lihatlah
betapa murah hatinya umat dalam memberi dan betapa setianya
para pekerja, dan keduanya menunjukkan keteladanan yang
patut untuk diikuti.
PASAL 39
asal ini memberi kita penjelasan tentang penyelesaian dari peker-
jaan Kemah Suci.
I. Hal-hal terakhir yang disiapkan yaitu pakaian-pakaian ku-
dus. Baju efod dan sabuk pengikatnya (ay. 1-5). Permata
krisopras untuk bahu (ay. 6-7). Tutup dada dengan batu-batu
permata di dalamnya (ay. 8-21). Gamis baju efod (ay. 22-26).
Kemeja, destar, dan celana lenan untuk imam-imam yang
lebih rendah jabatannya (ay. 27-29). Dan patam, jamang yang
kudus (ay. 30-31).
II. Ringkasan dari seluruh hasil pekerjaan Kemah Suci dan
perabotnya itu, seperti yang diserahkan kepada Musa sesudah
semuanya selesai (ay. 32, dst.).
Pakaian-pakaian Kudus
(39:1-31)
1 Dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi dibuat merekalah
pakaian jabatan yang dipakai jika diselenggarakan kebaktian di tempat
kudus; juga dibuat mereka pakaian-pakaian kudus untuk Harun, seperti
yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 2 Dibuatnyalah baju efod dari
emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang
dipintal benangnya. 3 Mereka menempa emas papan dan dipotong-potong-
nyalah itu menjadi benang emas, untuk dipakankan pada kain ungu tua,
pada kain ungu muda, pada kain kirmizi dan pada lenan halus: buatan se-
orang ahli. 4 Dibuat merekalah tutup bahu pada baju efod itu, yang disam-
bung kepadanya, dikedua ujungnyalah baju efod itu disambung. 5 Sabuk
pengikat yang ada pada baju efod itu yaitu seiras dan sama buatannya
dengan baju efod itu, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain
kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya, seperti yang diperintahkan
TUHAN kepada Musa. 6 Dikerjakan merekalah permata krisopras, yakni dililit
dengan ikat emas, diukirkan padanya nama para anak Israel, yang diukirkan
seperti meterai. 7 Ditaruhnyalah itu pada kedua tutup bahu baju efod sebagai
permata peringatan untuk mengingat orang Israel, seperti yang diperintah-
P
576
kan TUHAN kepada Musa. 8 Dibuatnyalah tutup dada, buatan seorang ahli.
Buatannya sama dengan baju efod, yakni dari emas, kain ungu tua, kain
ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya. 9 Empat
persegi dibuatnya itu; lipat dua dibuat mereka tutup dada itu, sejengkal
panjangnya dan sejengkal lebarnya. 10 Ditatah merekalah itu dengan empat
jajar permata: permata yaspis merah, krisolit, malakit, itulah jajar yang
pertama; 11 jajar yang kedua: permata batu darah, lazurit, yaspis hijau;
12 jajar yang ketiga: permata ambar, akik, kecubung; 13 jajar yang keempat:
permata pirus, krisopras dan nefrit. Dililit dengan ikat emas, demikianlah
permata-permata itu dalam tatahannya. 14 Sesuai dengan nama para anak
Israel, permata itu yaitu dua belas banyaknya; dan pada tiap-tiap permata
ada diukirkan seperti meterai, nama salah satu suku dari yang dua belas itu.
15 Juga dibuat merekalah untuk tutup dada itu untai berpilin, yang
buatannya sebagai tali berjalin, dari emas murni. 16 Dibuat merekalah dua
ikat emas dan dua gelang emas dan kedua gelang itu dipasang pada kedua
ujung tutup dada. 17 Dipasang merekalah kedua untai emas yang berjalin itu
pada kedua gelang itu di