keluaran imamat 17


 penerangan; 15 mezbah pembakaran ukupan dengan kayu 

pengusungnya, minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian; tirai pintu 

untuk pintu Kemah Suci; 16 mezbah korban bakaran dengan kisi-kisi tem-

baganya, kayu pengusungnya dan segala perkakasnya, bejana pembasuhan 

dengan alasnya; 17 layar pelataran, tiangnya, alasnya dan tirai pintu gerbang 

pelataran itu; 18 patok Kemah Suci dan patok pelataran dan talinya; 19 pakai-

an jabatan untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus, dan pakai-

an kudus bagi imam Harun, dan pakaian anak-anaknya untuk memegang 

jabatan imam.” 

Dikatakan secara umum (34:32), Musa menyampaikan kepada mere-

ka segala perintah yang diucapkan TUHAN kepadanya.namun , sebab  

mendirikan dan melengkapi Kemah Suci yaitu  pekerjaan yang 

harus segera mereka kerjakan sekarang, disebutkan secara khusus 

tentang perintah-perintah yang diberikan menyangkut pekerjaan itu. 

I. Seluruh jemaat dipanggil untuk hadir (ay. 1). Yaitu, kepala-kepala 

dan pemimpin-pemimpin jemaat, perwakilan-perwakilan dari se-

jumlah suku, yang harus menerima petunjuk-petunjuk dari Musa 

sebagaimana ia telah menerimanya dari Tuhan, dan harus 

menyampaikannya kepada bangsa itu. Demikian pula Yohanes, 

sebab  diperintahkan untuk menulis kepada tujuh jemaat apa 

yang sudah diwahyukan kepadanya, menuliskannya kepada ma-

laikat-malaikat, atau hamba-hamba Tuhan, dari ketujuh jemaat 

itu. 

II. Musa memberi mereka semua perintah, dan hanya itu, yang telah 

diperintahkan Tuhan kepadanya. Dengan demikian ia membukti-

kan dirinya setia kepada Tuhan maupun Israel, yang di antara 

mereka ia menjadi seorang utusan atau pengantara. Seandainya 

ia menambahkan, mengubah, atau mengurangi, maka ia sudah 

berbuat ingkar terhadap keduanya.namun , sebab  kedua belah 

pihak sudah memberinya kepercayaan, maka ia berlaku setia 

terhadap kepercayaan itu. Namun ia setia hanya sebagai hamba, 

sedang  Kristus sebagai Anak (Ibr. 3:5-6). 

Kitab Keluaran 35:1-19 

 543 

III. Musa memulai dengan hukum Sabat, sebab  hukum itu banyak 

ditegaskan dalam petunjuk-petunjuk yang sudah diterimanya (ay. 

2-3): Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, pekerjaan 

untuk Kemah Suci, pekerjaan tiap hari yang sekarang harus 

dilakukan pada harinya. Dan mereka tidak memiliki  banyak 

hal lain untuk dilakukan di padang gurun ini, di mana mereka 

tidak memiliki lahan ataupun barang dagangan, makanan untuk 

dicari ataupun pakaian untuk dibuat.namun  pada hari yang 

ketujuh engkau tidak boleh mengangkat tanganmu untuk bekerja, 

sekalipun untuk pekerjaan Kemah Suci. Kehormatan hari Sabat 

berada di atas kehormatan tempat kudus, lebih tua dan lebih 

langgeng. Hari Sabat itu harus menjadi bagimu hari yang kudus, 

yang diabdikan kepada Allah, dan tidak dihabiskan untuk urusan 

biasa. Itu yaitu  hari perhentian Sabat. Itu yaitu  Sabat segala 

Sabat, demikian sebagian orang membacanya, lebih terhormat 

dan unggul dibandingkan  perayaan-perayaan lainnya, dan harus tetap 

bertahan di atas semua perayaan itu. Sabat dari persabatan, 

demikian sebagian yang lain membacanya, sebab  hari itu yaitu  

perlambang dari persabatan atau perhentian, yang sifatnya rohani 

dan juga kekal, yang masih tersedia bagi umat Tuhan (Ibr. 4:9). Itu 

yaitu  hari perhentian Sabat, yaitu, hari di mana istirahat dari 

semua pekerjaan duniawi harus dijalankan dengan sangat hati-

hati dan ketat. Itu yaitu  hari Sabat dan Sabat kecil, demikian 

sebagian orang Yahudi ingin ayat itu dibaca. Mereka tidak hanya 

memelihara sepanjang hari sebagai hari Sabat,namun  juga satu 

jam sebelum Sabat dimulai, dan satu jam sesudah Sabat ber-

akhir, yang mereka tambahkan dari perhitungan waktu mereka 

sendiri, dan menyebutnya sebagai Sabat kecil. Hal itu untuk 

menunjukkan betapa senangnya mereka saat  Sabat sudah 

dekat, dan betapa enggannya mereka untuk berpisah dengannya. 

Itu yaitu  hari perhentian Sabat,namun  itu perhentian bagi 

Tuhan, yang untuk kehormatan-Nya hari itu harus diabdikan. 

Sebuah hukuman ditambahkan di sini atas pelanggarannya: Se-

tiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah 

dihukum mati. Juga ada larangan khusus memasang api pada 

hari Sabat untuk suatu pekerjaan yang berat, seperti pekerjaan 

pandai besi, atau tukang pipa, dll. 


 544

IV. Musa memerintahkan supaya dibuat persiapan untuk mendirikan 

Kemah Suci. Dua hal yang harus dilakukan: 

1. Semua orang yang mampu harus menyumbang: Ambillah 

persembahan khusus dari barang kepunyaanmu (ay. 5). Kemah 

Suci itu akan dipersembahkan bagi kehormatan Allah, dan 

digunakan untuk beribadah kepada-Nya. Oleh sebab itu, apa 

yang dibawa untuk mendirikan dan melengkapi Kemah Suci 

yaitu  persembahan bagi TUHAN. Kebaikan kita tidak akan 

sampai kepada Allah,namun  apa yang dikeluarkan untuk 

menyokong kerajaan dan kepentingan-Nya di antara manusia, 

berkenan diterima-Nya sebagai persembahan bagi diri-Nya 

sendiri. Dan Ia menuntut pengakuan-pengakuan bahwa kita 

menerima semua milik kita dari Dia, dan menuntut per-

buatan-perbuatan yang menyatakan bahwa kita mengabdikan 

semua milik kita kepada-Nya. Aturannya yaitu , setiap orang 

yang terdorong hatinya harus membawanya. Itu bukanlah 

pajak yang dikenakan atas mereka, melainkan kebajikan atau 

sumbangan sukarela, untuk menunjukkan kepada kita,  

(1) Bahwa Tuhan tidak membuat kuk kita menjadi berat. Dia 

yaitu  penguasa yang tidak membebani rakyat-Nya dengan 

pajak-pajak, atau memberati mereka dengan menuntut 

korban sajian,namun  menarik mereka dengan tali kesetiaan, 

dan menyerahkan kepada kita untuk memutuskan sendiri 

apa yang benar. Pemerintahan-Nya tidak akan dikeluhkan 

dengan alasan apa apun, sebab Ia tidak memerintah 

dengan keras. 

(2) Bahwa Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan hati 

gembira, dan paling berkenan pada persembahan sukarela. 

Pelayanan-pelayanan yang berkenan pada-Nya yaitu  

pelayanan-pelayanan yang timbul dari hati yang rela dari 

bangsa yang merelakan diri (Mzm. 110:3). 

2. Semua orang yang memiliki  keahlian harus bekerja: Segala 

orang yang ahli di antara kamu haruslah datang untuk mem-

buat segala yang diperintahkan (ay. 10). Lihatlah bagaimana 

Tuhan membagi-bagikan karunia-karunia-Nya secara beragam. 

Dan, layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia 

yang telah diperoleh tiap-tiap orang (1Ptr. 4:10). Orang yang 

kaya harus membawa bahan-bahan untuk dikerjakan. Orang

Kitab Keluaran 35:20-29 

 545 

 yang pandai harus melayani Kemah Suci dengan kepandaian 

mereka. Sama seperti orang kaya membutuhkan orang pandai, 

demikian pula Kemah Suci membutuhkan kedua-duanya 

(1Kor. 12:7-21). Pekerjaan itu besar kemungkinan akan ber-

lanjut jika  sebagian orang membantu dengan dompet me-

reka, sebagian yang lain dengan tangan mereka, dan kedua-

duanya dengan hati yang rela. Sama seperti Musa sudah mem-

beri tahu mereka apa yang harus diberikan (ay. 5-9), demikian 

pula ia memberi mereka petunjuk-petunjuk penting dari apa 

yang harus dibuat (ay. 11-19). Supaya, dengan melihat berapa 

banyak pekerjaan yang ada di hadapan mereka, mereka dapat 

mengerjakannya dengan lebih giat, dan setiap tangan menjadi 

sibuk. Dan itu memberi mereka gagasan yang begitu rupa 

tentang bangunan yang dirancang, sehingga mereka tidak bisa 

tidak pasti rindu untuk melihat pekerjaan itu rampung. 

Sumbangan-sumbangan untuk Kemah Suci 

(35:20-29)  

20 Lalu pergilah segenap jemaah Israel dari depan Musa. 21 Sesudah itu 

datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang terdorong 

jiwanya, membawa persembahan khusus kepada TUHAN untuk pekerjaan 

melengkapi Kemah Pertemuan dan untuk segala ibadah di dalamnya dan 

untuk pakaian kudus itu. 22 Maka datanglah mereka, baik laki-laki maupun 

perempuan, setiap orang yang terdorong hatinya, dengan membawa anting-

anting hidung, anting-anting telinga, cincin meterai dan kerongsang, segala 

macam barang emas; demikian juga setiap orang yang mempersembahkan 

persembahan unjukan dari emas bagi TUHAN. 23 Juga setiap orang yang 

memiliki  kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu 

kambing, kulit domba jantan yang diwarnai merah dan kulit lumba-lumba, 

datang membawanya. 24 Setiap orang yang hendak mempersembahkan 

persembahan khusus dari perak atau tembaga, membawa persembahan 

khusus yang kepada TUHAN itu, dan setiap orang yang memiliki  kayu 

penaga membawanya juga untuk segala pekerjaan mendirikan itu. 25 Setiap 

perempuan yang ahli, memintal dengan tangannya sendiri dan membawa 

yang dipintalnya itu, yakni kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan 

lenan halus. 26 Semua perempuan yang tergerak hatinya oleh sebab  ia ber-

keahlian, memintal bulu kambing. 27 Pemimpin-pemimpin membawa permata 

krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada,  

28 rempah-rempah dan minyak untuk penerangan, untuk minyak urapan dan 

untuk ukupan dari wangi-wangian. 29 Semua laki-laki dan perempuan, yang 

terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala pekerjaan yang 

diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk dilakukan – mereka 

itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi TUHAN.  


 546

sebab  Musa sudah memberitahukan kehendak Tuhan kepada mere-

ka, maka mereka pulang dan langsung melaksanakan apa yang su-

dah mereka dengar (ay. 20). Oh, kalau saja setiap jemaat mau pergi 

seperti itu sesudah  mendengarkan firman Allah, dengan tekad yang 

penuh untuk menjadi pelaku-pelaku firman! Amatilah di sini, 

I. Persembahan-persembahan yang dibawa untuk pelayanan Kemah 

Suci (ay. 21, dst.), yang tentangnya banyak hal dapat diperhati-

kan.  

1. Tersirat bahwa mereka membawa persembahan-persembahan 

mereka dengan segera. Mereka segera pergi ke tenda-tenda 

mereka untuk mengambil persembahan mereka, tanpa meng-

ulur-ulur waktu, supaya semangat mereka tidak menjadi ken-

dor sebab  ditunda-tunda. Kewajiban apa yang diyakinkan 

Tuhan kepada kita, dan yang kepadanya kita dipanggil, harus-

lah mulai kita kerjakan dengan segera. Tidak ada waktu yang 

lebih tepat dibandingkan  sekarang.  

2. Dikatakan bahwa setiap orang terdorong jiwanya (ay. 21, KJV: 

roh mereka membuat mereka bersedia), dan terdorong hatinya 

(ay. 29). Apa yang mereka lakukan, mereka lakukan dengan 

riang hati, dan berdasar  pegangan yang baik. Mereka ber-

sedia, dan bukan sebab  bujukan dari luar yang membuat me-

reka demikian, melainkan oleh dorongan roh mereka. Mereka 

bersedia memberi  persembahan berdasar  kasih kepada 

Tuhan dan pelayanan kepada-Nya, berdasar  keinginan akan 

hadirat-Nya bersama mereka dalam ketetapan-ketetapan-Nya, 

rasa syukur atas perkara-perkara besar yang sudah diperbuat-

Nya untuk mereka, dan iman terhadap janji-Nya tentang apa 

yang akan diperbuat-Nya lebih jauh atau, setidak-tidaknya, 

dengan menimbang hal-hal ini sekarang. Apa yang kita beri-

kan dan lakukan untuk Tuhan akan berkenan pada-Nya, apa-

bila itu timbul dari dasar pegangan yang baik di dalam hati 

dan roh.  

3. saat  dikatakan bahwa setiap orang yang terdorong hatinya 

membawa persembahan-persembahan mereka (ay. 22), tam-

pak seolah-olah ada sebagian orang yang tidak terdorong hati-

nya, yang lebih mencintai emas mereka dibandingkan  Tuhan mere-

ka, dan tidak mau berpisah dengannya, sekalipun untuk iba-

dah di Kemah Suci. Ada orang-orang seperti itu, yang akan 

Kitab Keluaran 35:20-29 

 547 

disebut sebagai orang Israel, namun tidak akan tergerak oleh 

apa yang adil, oleh apa yang dinantikan Tuhan dari mereka, dan 

oleh contoh-contoh yang baik dari orang-orang di sekitar me-

reka, untuk berpisah dari apa saja demi kepentingan-kepen-

tingan kerajaan Allah. Mereka mau benar-benar ikut agama se-

jauh tidak mengeluarkan biaya mahal dan tidak menuntut apa-

apa dari mereka.  

4. Persembahan-persembahan itu bermacam-macam jenisnya, 

sesuai apa yang mereka miliki. Orang-orang yang memiliki 

emas dan batu-batu mulia membawa emas dan batu-batu 

mulia itu. Bagi mereka, tidak ada barang yang terlalu bagus 

atau terlalu mahal untuk dilepaskan demi kehormatan Allah. 

Orang yang tidak memiliki  batu-batu mulia untuk dibawa, 

membawa bulu kambing dan kulit domba jantan. Jika kita 

tidak bisa berbuat sebanyak orang lain untuk Allah, kita tidak 

boleh sebab  itu duduk diam dan tidak berbuat apa-apa. 

Walaupun persembahan-persembahan yang lebih hina, yang 

sesuai dengan kemampuan kita, yang tidak membuat nama 

kita dikenal di hadapan manusia, namun persembahan-per-

sembahan itu tidak akan gagal mendapat perkenanan dari 

Allah, yang menuntut berdasar  apa yang ada padamu, 

bukan berdasar  apa yang tidak ada padamu (2Kor. 8:12; 

2Raj. 5:23). Uang sepeser dari orang miskin lebih berkenan 

dibandingkan  sekian juta dari orang yang kaya raya. Tuhan meman-

dang hati si pemberi dibandingkan  nilai pemberiannya.  

5. Banyak dari yang mereka persembahkan yaitu  perhiasan-

perhiasan mereka, anting-anting hidung dan cincin meterai, 

dan kerongsang atau medali (ay. 22). Dan bahkan kaum 

perempuan melepaskan semuanya ini. Dapatkah seorang dara 

melupakan perhiasannya? Sedemikian jauh mereka melupa-

kan perhiasan-perhiasan mereka itu, hingga mereka lebih 

memilih memperindah tempat kudus dibandingkan  menghiasi diri 

mereka sendiri. Hendaklah ini mengajar kita, secara umum, 

untuk berpisah dengan apa yang sangat kita sayangi, yang 

kita hargai, dan yang dengannya kita menghargai diri kita 

sendiri, demi Allah, jika Ia memintanya. Dan secara khusus, 

ini mengajari kita untuk menanggalkan perhiasan-perhiasan 

kita, dan menyangkal diri kita darinya, jika  itu menjadi 

batu sandungan bagi orang lain atau menambah kesombongan 


 548

kita sendiri. Jika kita berpikir bahwa aturan-aturan Injil ten-

tang pakaian kita terlalu ketat (1Tim. 2:9-10; 1Ptr. 3:3-4), saya 

takut bahwa kita belum ada apa-apanya dibandingkan dengan 

orang-orang Israel ini. Jika mereka berpikir bahwa perhiasan-

perhiasan mereka sangatlah mulia untuk diberikan bagi 

Kemah Suci, tidakkah seharusnya kita berpikir bahwa memi-

liki anugerah-anugerah Roh lebih baik dibandingkan  segala per-

hiasan? (Ams. 1:9).  

6. Barang-barang mewah yang mereka persembahkan ini, dapat 

kita duga, sebagian besar yaitu  barang jarahan dari orang 

Mesir. Sebab orang-orang Israel di Mesir dibuat tetap miskin, 

sampai mereka meminta dari orang-orang Mesir saat  hendak 

berangkat. Dan kita dapat menduga bahwa para penguasa 

memiliki  barang-barang yang lebih baik (ay. 27), sebab , 

dengan memiliki pengaruh yang lebih besar di antara orang-

orang Mesir, mereka meminta dalam jumlah yang lebih ba-

nyak. Siapa yang akan menyangka bahwa kekayaan Mesir 

akan dimanfaatkan dengan baik seperti itu?namun  demikian-

lah Tuhan sering kali membuat bumi datang menolong perem-

puan itu (Why. 12:16). Oleh pemeliharaan Tuhan yang istimewa 

dan oleh janji-Nyalah orang-orang Israel mendapatkan semua 

jarahan itu, dan sebab  itu sangat pantas jika mereka meng-

abdikan sebagian darinya untuk melayani Allah, yang kepada-

Nya mereka berutang semuanya. Hendaklah setiap orang 

memberi sesuai dengan apa yang mereka peroleh (1Kor. 16:2. 

KJV: sebagaimana Tuhan telah membuatnya makmur). Keber-

hasilan-keberhasilan yang luar biasa haruslah diakui dengan 

persembahan-persembahan yang luar biasa. Hal ini termasuk 

juga pengetahuan manusia, seni dan ilmu pengetahuan, yang 

tampaknya diperoleh dari orang Mesir. Orang-orang yang di-

perkaya dengan hal-hal ini haruslah mengabdikan semuanya 

itu untuk melayani Tuhan dan kemah-Nya. Hal-hal itu dapat 

dipakai untuk membantu memahami Kitab Suci, dan sebagai 

perhiasan-perhiasan atau abdi-abdi bagi ilmu tentang keilahi-

an. Akannamun , mereka perlu sangat berhati-hati agar dewa-

dewa Mesir tidak bercampur baur dengan emas-emas Mesir. 

Musa, meskipun terdidik dalam semua pengetahuan orang 

Mesir, tidaklah sebab  itu berlagak sedikitpun untuk memper-

baiki contoh Kemah Suci yang ditunjukkan kepadanya di atas 

Kitab Keluaran 35:20-29 

 549 

gunung. Diperlengkapinya Kemah Suci dengan kekayaan-keka-

yaan Mesir mungkin merupakan pertanda baik bagi bangsa-

bangsa bukan Yahudi, yang, dalam kegenapan waktu, akan 

dibawa ke dalam Kemah Injil, beserta perak dan emas mereka 

(Yes. 60:9). Dan akan dikatakan, diberkatilah Mesir, umat-Ku 

(Yes. 19:25).  

7. Kita dapat menduga bahwa ingatan akan persembahan-per-

sembahan yang dibuat untuk anak lembu emas membuat 

mereka lebih tergerak lagi dalam mempersembahkan persem-

bahan-persembahan ini. Orang-orang yang pada saat itu 

menanggalkan anting-anting mereka untuk anak lembu emas, 

ingin membuktikan pertobatan mereka dengan memberi  

semua perhiasan mereka yang lain untuk melayani Allah. 

Dukacita yang menurut kehendak Tuhan mengerjakan pem-

balasan seperti itu (2Kor. 7:11). Dan orang-orang yang telah 

menjaga diri mereka tetap murni dari penyembahan berhala 

terhadap anak lembu emas itu, sekalipun demikian bertanya 

pada diri mereka sendiri, “Mereka saja begitu tergerak untuk 

menyumbang kepada berhala, masakan kita menarik diri atau 

menyelinap pergi tidak membawa persembahan-persembahan 

kita kepada Tuhan?” Demikianlah suatu kebaikan timbul 

bahkan dari kejahatan itu. 

II. Pekerjaan yang dilakukan untuk ibadah di Kemah Suci (ay. 25): 

Setiap perempuan memintal dengan tangannya sendiri. Sebagian 

memintal barang yang halus, kain yang berwarna biru dan ungu. 

Sebagian yang lain memintal barang yang kasar, dari bulu 

kambing, namun pekerjaan mereka juga dikatakan dilakukan 

dalam hikmat (ay. 26, KJV). Sama seperti bukan hanya pemberian-

pemberian yang mahal yang diterima Allah, demikian pula bukan 

hanya pekerjaan yang halus yang diterima-Nya. Di sini dicatat 

khusus tentang pekerjaan dari perempuan-perempuan yang baik 

untuk Allah, seperti juga pekerjaan Bezaleel dan Aholiab. Tangan 

yang paling hina yang bekerja untuk kehormatan Allah, akan 

diberi upah yang terhormat. Pengurapan kepala Kristus oleh 

Maria akan diceritakan untuk mengingat dia (Mat. 26:13). Dan 

disimpan catatan tentang perempuan-perempuan yang bekerja 

untuk kemah Injil (Flp. 4:3), dan teman-teman sekerja yang 

membantu Paulus dalam Kristus Yesus (Rm. 16:3). yaitu  bagian 


 550

dari tabiat isteri yang cakap bahwa tangannya ditaruhnya pada 

jentera (Ams. 31:19). Pekerjaan ini di sini dimanfaatkan untuk 

keperluan yang saleh, seperti yang bisa tetap demikian, meskipun 

kita tidak harus membuat tirai-tirai untuk Kemah Suci, dengan 

mencontoh karya amal Dorkas, yang membuat baju dan pakaian 

untuk janda-janda miskin (Kis. 9:39). Bahkan orang-orang yang 

tidak berkemampuan untuk memberi amal, dapat bekerja untuk 

amal. Dan dengan demikian orang miskin dapat meringankan 

sesama orang miskin, dan orang-orang yang tidak memiliki  

apa-apa selain anggota-anggota tubuh dan pancaindra mereka, 

bisa beramal sangat besar dalam usaha kasih. 

Bezaleel dan Aholiab 

 (35:30-35) 

30 Berkatalah Musa kepada orang Israel: “Lihatlah, TUHAN telah menunjuk 

Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, 31 dan telah memenuhinya de-

ngan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala 

macam pekerjaan, 32 yakni untuk membuat berbagai rancangan supaya 

dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; 33 untuk mengasah batu permata 

supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala ma-

cam pekerjaan yang dirancang itu. 34 Dan TUHAN menanam dalam hatinya, 

dan dalam hati Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan, kepandaian untuk 

mengajar. 35 Ia telah memenuhi mereka dengan keahlian, untuk membuat 

segala macam pekerjaan seorang tukang, pekerjaan seorang ahli, pekerjaan 

seorang yang membuat tenunan yang berwarna-warna dari kain ungu tua, 

kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, dan pekerjaan seorang tu-

kang tenun, yakni sebagai pelaksana segala macam pekerjaan dan perancang 

segala sesuatu.  

Di sini ada ketetapan ilahi yang mengangkat kepala-kepala pekerja, 

supaya tidak ada perselisihan untuk jabatan itu, dan supaya semua 

orang yang bekerja dalam pekerjaan itu bisa mendapat pimpinan dari 

kepala-kepala pengawas ini, dan memberi  pertanggungjawaban 

kepada mereka. Sebab Tuhan yaitu  Tuhan yang menghendaki keter-

tiban, dan bukan kekacauan. Amatilah,  

1. Orang-orang yang diangkat Tuhan dengan menyebut nama untuk 

pelayanan ini dipenuhi-Nya dengan Roh Allah, untuk membekali 

mereka bagi pekerjaan itu (ay. 30-31). Keterampilan dalam peker-

jaan-pekerjaan duniawi yaitu  karunia Allah, dan datangnya dari 

atas (Yak. 1:17). Dari Dialah berasal kemampuan, dan pengem-

bangan dari kemampuan itu. Oleh sebab itu, untuk kehormatan-

Nyalah semua pengetahuan harus diabdikan, dan kita harus

Kitab Keluaran 35:30-35 

 551 

  mencari tahu bagaimana melayani Dia dengan semua pengetahu-

an itu. Pekerjaan yang dirancang untuk Bezaleel itu luar biasa, 

dan sebab  itu ia dibekali secara luar biasa untuk itu. Demikian 

pula saat  para rasul ditetapkan sebagai kepala tukang bangun-

an dalam mendirikan Kemah Injil, mereka dipenuhi dengan Roh 

Allah, dengan keahlian dan pengertian.  

2. Mereka ditunjuk, tidak hanya untuk merancang,namun  juga 

untuk bekerja (ay. 32), untuk membuat segala macam pekerjaan 

(ay. 35). Mereka yang diberi karunia-karunia yang unggul, yang 

mampu memimpin orang lain, tidak boleh berpikir bahwa karu-

nia-karunia ini akan memberi mereka alasan untuk bermalas-

malasan. Banyak orang cukup pandai dalam menugaskan peker-

jaan bagi orang lain, dan dapat mengatakan apa yang harus dila-

kukan orang ini dan orang itu.namun  beban-beban yang mereka 

ikatkan pada orang lain, mereka sendiri tidak mau menyentuhnya 

dengan jari mereka. Orang-orang ini termasuk dalam tabiat 

hamba-hamba yang malas.  

3. Mereka tidak hanya harus merancang dan bekerja sendiri,namun  

juga harus mengajar orang lain (ay. 34). Bezaleel tidak hanya 

memiliki  kuasa untuk memerintah,namun  juga ia harus ber-

susah payah untuk mengajar. Orang-orang yang memerintah 

harus mengajar. Dan orang-orang yang sudah diberi pengetahuan 

oleh Allah, harus bersedia untuk menyampaikan pengetahuan itu 

demi kepentingan orang lain, dan tidak boleh berhasrat untuk 

menguasainya sendiri. 

 

 

  

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 36  

Di dalam pasal ini, 

I. Pekerjaan mendirikan Kemah Suci dimulai (ay. 1-4). 

II. Rakyat dicegah membawa persembahan lagi (ay. 5-7). 

III. Uraian terperinci tentang pembuatan Kemah Suci, dan 

tentang tenda-tendanya dari kain halus (ay. 8-13). Tenda-

tenda dari bahan kasar (ay. 14-19). Papan-papannya (ay. 20-

30). Kayu-kayu lintangnya (ay. 31-34). Tabir pemisah (ay. 35-

36). Tirai untuk pintu kemah (ay. 37, dst.) 

Penugasan Bezaleel dan Aholiab;  

Persembahan Khusus 

(36:1-7) 

1 Demikianlah harus bekerja Bezaleel dan Aholiab, dan setiap orang yang 

ahli, yang telah dikaruniai TUHAN keahlian dan pengertian, sehingga ia tahu 

melakukan segala macam pekerjaan untuk mendirikan tempat kudus, tepat 

menurut yang diperintahkan TUHAN.“ 2 Lalu Musa memanggil Bezaleel dan 

Aholiab dan setiap orang yang ahli, yang dalam hatinya telah ditanam 

TUHAN keahlian, setiap orang yang tergerak hatinya untuk datang melaku-

kan pekerjaan itu. 3 Mereka menerima dari pada Musa seluruh persembahan 

khusus, yang telah dibawa oleh orang Israel untuk melaksanakan pekerjaan 

mendirikan tempat kudus.namun  orang Israel itu masih terus membawa 

pemberian sukarela kepada Musa tiap-tiap pagi. 4 Dan segala orang ahli yang 

melakukan seluruh pekerjaan untuk tempat kudus itu, datanglah masing-

masing dari pekerjaan yang dilakukannya, 5 dan berkata kepada Musa: “Rak-

yat membawa lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengerjakan pekerja-

an yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan.” 6 Lalu Musa memerintah-

kan, supaya dimaklumkan di mana-mana di perkemahan itu, demikian: 

“Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu 

menjadi persembahan khusus bagi tempat kudus.” Demikianlah rakyat itu 

dicegah membawa persembahan lagi. 7 Sebab bahan yang diperlukan mereka 

telah cukup untuk melakukan segala pekerjaan itu, bahkan berlebih. 


 554

I.  Para pekerja segera datang tanpa menunda-nunda. Mereka lalu 

bekerja (ay. 1). Saat Tuhan telah melengkapi mereka dengan keca-

kapan supaya layak untuk melaksanakan pekerjaan itu, mereka 

pun menjalankannya. Perhatikanlah, talenta yang dipercayakan 

kepada kita tidak boleh disimpan dan ditimbun,namun  dikeluar-

kan dan dibagikan. Tidak boleh disembunyikan,namun  dijalankan. 

Untuk apakah kita menerima semua karunia, selain untuk ber-

buat baik dengannya? Mereka mulai bekerja saat Musa memang-

gil mereka (ay. 2). Bahkan mereka yang telah dipersiapkan Tuhan 

untuk memenuhi syarat dan digerakkan hatinya untuk mendiri-

kan Kemah Suci itu pun harus menunggu sampai mendapat 

panggilan, baik secara istimewa seperti halnya para nabi dan 

rasul, atau secara umum seperti halnya para gembala dan peng-

ajar. Amatilah siapa saja yang dipanggil Musa: orang-orang yang 

telah dikaruniai TUHAN keahlian dan pengertian di luar kemam-

puan alami mereka untuk tujuan ini, dan setiap orang yang ter-

gerak hatinya untuk datang melakukan pekerjaan itu. Perhatikan-

lah, orang-orang yang dipanggil untuk mendirikan kemah Injil 

yaitu  mereka yang melalui kasih karunia Tuhan dijadikan layak 

melaksanakan pekerjaan itu dan bebas untuk turut mengambil 

bagian di dalamnya. Kemampuan dan kesediaan hati disertai 

kebulatan hati, merupakan dua hal yang perlu diperhatikan 

dalam panggilan para pelayan Tuhan. Bukankah Tuhan juga mem-

beri mereka hikmat selain pengetahuan? Sebab orang-orang yang 

hendak memenangkan jiwa-jiwa harus bertindak bijaksana, dan 

tergerak hatinya untuk datang melakukan pekerjaan itu, bukan 

demi kehormatan semata. Melaksanakannya, dan tidak sekadar 

membicarakannya. Biarlah mereka datang untuk bekerja dan 

bertekad melaksanakannya sampai tuntas. Bahan-bahan yang 

disumbangkan rakyat diberikan Musa kepada para pekerja (ay. 3). 

Mereka tidak akan dapat mendirikan Kemah Suci, artinya mem-

buatnya tanpa adanya bahan, ataupun bekerja, kecuali sudah 

ada bahan untuk dikerjakan. Oleh sebab itu rakyat membawakan 

bahan-bahannya, dan Musa memberi nya kepada para pekerja 

itu. Jiwa-jiwa berharga merupakan bahan-bahan bagi kemah Injil. 

Mereka dipergunakan untuk pembangunan suatu rumah rohani 

(1Ptr. 2:5). Untuk tujuan ini mereka harus rela memberi diri se-

cara cuma-cuma sebagai persembahan kepada TUHAN, demi 

pekerjaan-Nya (Rm. 15:16). Baru sesudah itulah mereka diper-

Kitab Keluaran 36:1-7 

 555 

cayakan kepada para pelayan-Nya, yang merupakan para pekerja, 

untuk dibentuk dan dikerjakan atau dididik, supaya dengan  

demikian mereka bertumbuh dalam kekudusan, sampai menjadi 

tenda-tenda Kemah Suci, yaitu mencapai kesatuan iman, menjadi 

bait Tuhan yang kudus (Ef. 2:21-22; 4:12-13). 

II. Sumbangan dari umat dihentikan. Umat Israel terus membawa-

kan pemberian sukarela tiap-tiap pagi (ay. 3). Perhatikanlah, kita 

harus senantiasa membawa pemberian setiap pagi kepada Tuhan, 

yaitu persembahan rohani berupa doa dan puji-pujian, serta hati 

yang hancur yang diserahkan sepenuhnya kepada Allah. Inilah 

kewajiban sehari-hari yang diminta dari kita. Belas kasih Tuhan 

senantiasa baru setiap pagi, jadi seperti itu jugalah harusnya 

kewajiban kita kepada-Nya. Mungkin awalnya ada beberapa 

orang yang agak enggan memberi  persembahan,namun  kesi-

gapan tetangga mereka telah menggerakkan hati dan membuat 

mereka merasa malu. Semangat beberapa orang telah membang-

kitkan semangat banyak orang. Ada orang-orang yang cukup puas 

mengikuti teladan namun belum tertarik untuk memimpin peker-

jaan yang baik. Memang sangatlah baik untuk menjadi orang 

yang berani maju. Namun, lebih baik terlambat dibandingkan  tidak 

pernah sama sekali. Atau juga, mungkin ada sebagian orang yang 

memang sudah memberi pada awalnya,namun  lalu  sesudah  

berpikir-pikir, lalu memberi lebih banyak lagi. Mereka sama sekali 

tidak menggerutu akan apa yang telah mereka sumbangkan, se-

hingga mereka pun melipatgandakan pemberian mereka. Demi-

kianlah, dalam menunjukkan kasih terhadap sesama, berikanlah 

bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang. Sesudah 

memberi banyak, berikan lebih banyak lagi. Sekarang amatilah, 

1. Kejujuran para pekerja. sesudah  mereka selesai mempersiap-

kan bahan-bahan yang diperlukan dan mendapati bahwa 

persediaan bahan sudah mencukupi, mereka bersama-sama 

mendatangi Musa untuk menyampaikan bahwa rakyat tidak 

perlu membawa pemberian lagi (ay. 4-5). Andaikata mereka 

mencari keuntungan sendiri, maka sekarang inilah mungkin 

kesempatan emas mereka untuk memperkaya diri dengan 

pemberian umat itu. Sebab, sesudah menyelesaikan pekerja-

an, mereka bisa saja memanfaatkan kelebihan bahan dan me-

ngeruk keuntungan bagi diri sendiri. Namun, mereka yaitu  


 556

orang-orang jujur yang tidak mau melakukan hal sejahat itu 

dan mengeruk keuntungan dari pemberian umat untuk mem-

perkaya diri dengan benda-benda yang telah dipersembahkan 

kepada TUHAN. Menipu orang banyak merupakan kecurangan 

terbesar. Jika membunuh banyak orang lebih buruk dibandingkan  

membunuh satu orang, maka berdasar  aturan yang sama, 

menipu masyarakat dan merampok gereja atau pemerintah, 

merupakan kejahatan yang jauh lebih berat dibandingkan  menco-

pet satu orang. Begitulah, para pekerja ini tidak saja siap 

mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah mereka 

terima,namun  juga bersedia tidak menerima lebih banyak dari-

pada yang dapat mereka ambil. Mereka tidak mau jatuh dalam 

pencobaan atau dicurigai mengambil untuk kepentingan sen-

diri. Inilah orang-orang yang tahu kapan mereka sudah cukup 

memiliki. 

2. Kemurahan hati rakyat. Meskipun melihat betapa berlimpah 

persembahan yang sudah diberikan, namun mereka terus 

memberi, sampai mereka harus dilarang melalui maklumat 

(ay. 6-7). Ini benar-benar kejadian yang langka! Kebanyakan 

orang perlu didorong supaya mau memberi sumbangan. Hanya 

sedikit orang yang dipaksa untuk dilarang memberi lagi, dan 

orang-orang ini termasuk dalam jumlah yang sedikit ini. 

Andaikata Musa bertujuan memperkaya diri, dia mungkin 

akan membiarkan mereka terus membawa persembahan. Dan, 

sesudah  pekerjaan itu selesai, dia dapat mengambil sisanya un-

tuk diri sendiri. Namun, dia pun mendahulukan kepentingan 

umum dibanding kepentingan diri sendiri, sehingga dengan 

demikian menjadi teladan yang baik bagi kita bagaimana 

memperlakukan kepercayaan yang diberikan orang banyak 

kepada kita. Dikatakan kepada orang banyak (ay. 6) bahwa 

tidak usah lagi ada yang membuat sesuatu menjadi persembah-

an khusus.  Umat itu menganggap ini sebagai larangan bagi 

mereka untuk berbuat lebih banyak bagi Kemah Suci. Begitu 

besar semangat orang-orang itu, yang memberi  menurut 

kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. 

Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak para 

pengumpul derma untuk menerima pemberian itu (2Kor. 8:3-

4). Inilah buah-buah kasih mula-mula. Pada zaman akhir ini,

Kitab Keluaran 36:8-13 

 557 

 sifat dermawan sudah begitu dingin sehingga kita sulit meng-

harapkan hal-hal semacam ini. 

Pembangunan Kemah Suci 

(36:8-13) 

8 Lalu semua ahli di antara tukang-tukang itu membuat Kemah Suci dari 

sepuluh tenda dari lenan halus yang dipintal benangnya dan dari kain ungu 

tua, kain ungu muda dan kain kirmizi; dengan ada kerubnya, buatan ahli 

tenun, dibuat orang semuanya itu. 9 Panjang tiap-tiap tenda dua puluh 

delapan hasta dan lebar tiap-tiap tenda empat hasta: semua tenda itu sama 

ukurannya. 10 Lima dari tenda itu dirangkap menjadi satu, dan yang lima lagi 

juga dirangkap menjadi satu. 11 Pada rangkapan yang pertama, di tepi satu 

tenda yang di ujung, dibuatlah sosok-sosok kain ungu tua dan demikian juga 

di tepi satu tenda yang paling ujung pada rangkapan yang kedua. 12 Lima 

puluh sosok dibuat orang pada tenda yang pertama dan lima puluh sosok 

pada tenda yang di ujung pada rangkapan yang kedua, sehingga sosok-sosok 

itu tepat berhadapan satu sama lain. 13 Dibuatlah lima puluh kaitan emas 

dan disambunglah tenda-tenda Kemah Suci, yang satu dengan yang lain, 

dengan memakai kaitan itu, sehingga menjadi satu. 

Hal pertama yang mereka kerjakan yaitu  menegakkan kemah itu, 

yang harus dilakukan sebelum perabotannya dipersiapkan. Kemah 

ini tidak dibuat dari kayu atau batu,namun  dari kain-kain tenda yang 

disulam dengan cermat, lalu dirangkaikan. Hal ini melambangkan 

keadaan jemaat di dunia ini, yang menjadi istana kerajaan Tuhan di 

antara manusia. 

1. Walaupun Kemah Suci didirikan di atas tanah, namun dasarnya 

bukanlah di dalam tanah seperti halnya dasar sebuah bangunan 

biasanya. Tidak, kerajaan Kristus bukanlah berasal dari dunia ini 

atau didirikan dasarnya di dalamnya. 

2. Kemah Suci ini berbentuk sederhana dan mudah berubah serta 

selalu dalam keadaan giat bergerak. Para gembala tinggal di 

dalam tenda, dan Tuhan yaitu  Gembala Israel. Para prajurit juga 

tinggal di tenda, dan Tuhan yaitu  pahlawan perang. Jemaat-Nya 

berbaris masuk menembus kawasan musuh, maju bertempur. 

Para raja di bumi berlindung di balik kayu aras (Yer. 22:15),namun  

tabut Tuhan hanya ditempatkan di dalam kain-kain tenda. 

3. Walaupun begitu keadaannya, ada keindahan dalam kekudusan. 

Kain-kain tenda itu disulam indah, dan begitu pula jemaat yang 

dihiaskan dengan berbagai karunia dan anugerah Roh, bagaikan 

pakaian bersulam berwarna-warna (Mzm. 45:15) 


 558

4. Berbagai golongan orang percaya dipersatukan, dan seperti kain-

kain tenda yang dirangkai di sini, semuanya menjadi satu Kemah 

Suci, sebab hanya ada satu Tuhan, satu iman, dan satu 

baptisan. 

Pembangunan Kemah Suci 

(36:14-34) 

14 Dibuatlah tenda-tenda dari bulu kambing menjadi atap kemah yang 

menudungi Kemah Suci, sebelas tenda dibuat orang. 15 Panjang tiap-tiap ten-

da tiga puluh hasta dan empat hasta lebarnya tiap-tiap tenda: yang sebelas 

tenda itu sama ukurannya. 16 Disambunglah lima dari tenda itu dengan 

tersendiri dan enam dari tenda itu dengan tersendiri. 17 Dibuatlah lima puluh 

sosok pada rangkapan yang pertama di tepi satu tenda yang di ujung, dan 

dibuat lima puluh sosok di tepi satu tenda pada rangkapan yang kedua. 18 

Dibuat oranglah lima puluh kaitan tembaga untuk menyambung tenda-tenda 

kemah itu, sehingga menjadi satu. 19 Juga dibuatlah untuk kemah itu 

tudung dari kulit domba jantan yang diwarnai merah, dan tudung dari kulit 

lumba-lumba di atasnya lagi. 20 Dibuat oranglah untuk Kemah Suci itu 

papan dari kayu penaga yang berdiri tegak, 21 sepuluh hasta panjangnya satu 

papan dan satu setengah hasta lebarnya tiap-tiap papan. 22 Tiap-tiap papan 

ada dua pasaknya yang disengkang satu sama lain; demikianlah diperbuat 

dengan segala papan Kemah Suci. 23 Dibuat oranglah papan-papan untuk 

Kemah Suci, dua puluh papan pada sebelah selatan. 24 Dan empat puluh 

alas perak dibuat orang di bawah kedua puluh papan itu, dua alas di bawah 

satu papan untuk kedua pasaknya, dan seterusnya dua alas di bawah setiap 

papan untuk kedua pasaknya. 25 Juga dibuat orang untuk sisi yang kedua 

dari Kemah Suci, pada sebelah utara, dua puluh papan 26 dengan empat 

puluh alas peraknya: dua alas di bawah satu papan dan seterusnya dua alas 

di bawah setiap papan. 27 Untuk sisi belakang Kemah Suci, pada sebelah 

barat, dibuat oranglah enam papan. 28 Dua papan dibuat orang untuk sudut 

Kemah Suci, di sisi belakang. 29 Kedua papan itu kembar pasaknya di 

sebelah bawah dan seperti itu juga kembar pasaknya di sebelah atas, di 

dekat gelang yang satu itu, demikianlah dibuat orang dengan kedua papan 

yang untuk kedua sudutnya itu. 30 Jadi ada delapan papan dengan alas 

peraknya: enam belas alas; dua-dua alas di bawah satu papan. 31 Dibuatlah 

juga kayu lintang dari kayu penaga: lima untuk papan-papan pada sisi yang 

satu dari Kemah Suci, 32 lima kayu lintang untuk papan-papan pada sisi 

yang kedua dari Kemah Suci, dan lima kayu lintang untuk papan-papan 

Kemah Suci yang merupakan sisi belakangnya, pada sebelah barat. 33 Dibuat 

oranglah kayu lintang yang di tengah menjadi melintang terus di tengah-

tengah papan-papan itu dari ujung ke ujung. 34 Papan-papan itu disalut de-

ngan emas, gelang-gelang itu dibuat dari emas sebagai tempat memasukkan 

kayu-kayu lintang itu, dan kayu-kayu lintang itu disalut dengan emas. 

Di sini,  

1. Tudung dan perlindungan khusus yang menaungi jemaat dilam-

bangkan dengan tenda-tenda yang terbuat dari bulu kambing 

yang dibentangkan di atas Kemah Suci, serta tudung dari kulit 

domba jantan dan kulit lumba-lumba (ay. 14-19). Tuhan telah

Kitab Keluaran 36:35-38 

 559 

 menyediakan tempat bernaung pada waktu siang terhadap panas 

terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin 

ribut dan hujan bagi umat-Nya (Yes. 4:6). Mereka terlindung dari 

segala cuaca. Sinar matahari dan bulan tidak akan menerpa 

mereka dengan perihnya. Mereka dilindungi dari badai murka 

ilahi, hujan batu yang akan menyapu bersih perlindungan bohong 

(Yes. 28:17). Orang-orang yang tinggal di tempat kediaman Tuhan 

akan mendapati bahwa hujan tidak akan menerpa masuk meski-

pun angin ribut menerjang dengan ganasnya atau hujan turun 

tanpa henti. 

2. Kekuatan dan keteguhan jemaat, walaupun hanya berupa sebuah 

kemah, dilambangkan dengan papan-papan dan kayu-kayu lin-

tang yang menyangga kain-kain tenda yang dirangkai menjadi 

satu itu (ay. 20-34). Papan-papan itu disatukan dan dihubungkan 

memakai  kayu lintang yang mengeratkan papan-papan itu. 

Persatuan dan kesatu-hatian anggota jemaat, yang menjadi peno-

pang dan pendukung jemaat, sungguh berperan penting menguat-

kan dan meneguhkan jemaat.  

Pembangunan Kemah Suci 

(36:35-38) 

35 Dibuatlah tabir itu dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi 

dan lenan halus yang dipintal benangnya; dibuat dengan ada kerubnya, 

buatan ahli tenun. 36 Dibuat oranglah untuk itu empat tiang dari kayu 

penaga dan disalutlah itu dengan emas, dengan ada kaitannya dari emas, 

lagi dituanglah empat alas perak untuk tiang itu. 37 Juga dibuat oranglah 

tirai untuk pintu kemah itu dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain 

kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: tenunan yang berwarna-

warna; 38 dan kelima tiangnya dengan kaitan untuk tiang itu; disalutlah 

ujungnya dan penyambung-penyambungnya dengan emas, dan kelima 

alasnya itu yaitu  dari tembaga. 

Dalam mendirikan bangunan, banyak pekerjaan yang harus dilaku-

kan untuk membuat pintu-pintu dan sekat-sekatnya. Di dalam Ke-

mah Suci, sisa kain dipergunakan untuk membuat benda-benda ini. 

Tirai digunakan sebagai pintu, sedang  tabir sebagai sekat. 

1. Dibuatlah tabir sebagai pemisah tempat kudus dan tempat maha 

kudus (ay. 35-36). Hal ini menandakan kegelapan dan jauhnya 

jarak antara masa penyelenggaraan hukum Taurat  dengan masa 

penyelenggaraan Perjanjian Baru, yang menyatakan kemuliaan 

Tuhan dengan lebih jelas kepada kita, dan mengajak kita untuk 


 560

datang mendekat. Tabir pemisah itu juga menandakan kegelapan 

dan jauhnya jarak keadaan kita sekarang ini bila dibandingkan 

dengan sorga, tempat kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya 

yang sebenarnya. 

2. Dibuatlah tirai untuk pintu Kemah Suci (ay. 37-38). Di depan 

pintu inilah rakyat berkumpul, namun mereka dilarang masuk. 

Sebab, selama kita masih dalam keadaan seperti sekarang, kita 

harus datang mendekat kepada Tuhan sebisa mungkin. 

 

 

 

 

  

PASAL 37  

Bezaleel dan para pekerjanya masih sibuk membuat, 

I.  Tabut beserta tutup pendamaian dan kerubnya (ay. 1-9). 

II. Meja beserta segala perkakasnya (ay. 10-16). 

III. Kandil beserta semua perlengkapannya (ay. 17-24). 

IV. Mezbah emas untuk membakar ukupan (ay. 25-28). 

V. Minyak kudus dan ukupan (ay. 29). Ketentuan khusus peri-

hal masing-masing perlengkapan ini sebelumnya telah kita 

dapati dalam pasal 25 dan 30. 

Pembuatan Tabut 

(37:1-9) 

1 Bezaleel membuat tabut itu dari kayu penaga, dua setengah hasta panjang-

nya, satu setengah hasta lebarnya, dan satu setengah hasta tingginya. 2 Disa-

lutnyalah itu dengan emas murni, dari dalam dan dari luar, dan dibuatnya-

lah bingkai emas sekelilingnya. 3 Dituangnyalah empat gelang emas untuk 

tabut itu, pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang 

satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua. 4 Dibuatnyalah kayu pengu-

sung dari kayu penaga dan disalutnyalah itu dengan emas. 5 Dan dimasuk-

kannyalah kayu pengusung itu ke dalam gelang yang pada rusuk tabut itu, 

supaya tabut dapat diangkut. 6 Dibuatnyalah tutup pendamaian dari emas 

murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya.  

7 Dibuatnyalah dua kerub dari emas, dari emas tempaan dibuatnya itu, pada 

kedua ujung tutup pendamaian itu, 8 satu kerub pada ujung sebelah sini dan 

satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu 

dibuatnya kerub itu pada kedua ujungnya. 9 Kerub-kerub itu mengembang-

kan kedua sayapnya ke atas, sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian 

itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pen-

damaian itulah menghadap muka kerub-kerub itu. 

I. Mungkin orang menganggapnya aneh bahwa Musa, yang telah 

mencatat sepenuhnya seluruh petunjuk yang diberikan kepada-

nya di atas gunung tentang cara membuat semua benda ini, di 


 562

sini juga mencatat pembuatan benda-benda itu dengan sama 

terperincinya. Padahal, sudah cukup jika  dalam beberapa kata 

disebutkan saja bahwa setiap benda ini dibuat tepat sesuai semua 

petunjuk yang telah disampaikan sebelumnya. Namun, kita yakin 

bahwa Musa, saat menulis di bawah ilham ilahi, tidak mengguna-

kan pengulangan dengan percuma. Tidak ada perkataan yang 

tidak ada gunanya di dalam Kitab Suci. Lalu, mengapa ada begitu 

banyak pasal yang dipakai untuk menggambarkan uraian ini, 

sehingga kita tergoda menganggapnya tidak berguna dan mem-

bosankan? Kita harus mengingat, 

1. Bahwa Musa menulis terutama untuk umat Israel. Dan, sung-

guh bermanfaat bagi mereka jika  mereka sering membaca 

dan mendengar tentang harta ilahi dan kudus yang dipercaya-

kan kepada mereka ini. Hiasan-hiasan yang melengkapi Ke-

mah Suci ini tidak boleh mereka lihat, dan hanya para imamlah 

yang boleh melihatnya. Oleh sebab itu, penjelasan panjang 

lebar tentang semua perlengkapan itu perlu sekali diberikan 

kepada mereka. Hal yang harus mereka baca lagi supaya 

mereka tidak keliru mengerjakannya, dituliskan berulang kali. 

Begitu juga, bagian-bagian cerita yang sama perihal sejarah 

Kristus di Perjanjian Baru, diceritakan oleh dua atau tiga, dan 

adakalanya oleh empat penulis Injil, untuk alasan yang sama. 

Hal-hal besar tentang hukum dan Injil Tuhan perlu berulang 

kali ditanamkan dalam diri kita. Menuliskan hal yang sama, 

kata Rasul Paulus, tidaklah berat bagiku dan memberi kepasti-

an kepadamu (Flp. 3:1). 

2. Musa hendak menunjukkan betapa berhati-hatinya dia dan 

para pekerja dalam membuat setiap benda tepat seperti pola 

yang ditunjukkan kepadanya di atas gunung. sesudah  sebelum 

ini ia memberi kita uraian tentang pola yang asli, di sini ia 

memberi kita salinannya, supaya kita bisa membandingkan 

keduanya dan mengamati betapa sesuainya semua uraian itu. 

Dengan demikian ia meminta setiap pembaca memperhatikan 

kesetiaannya kepada Dia yang telah menunjuknya, dalam 

segenap rumah-Nya serta seluruh bagiannya (Ibr. 3:5). Demi-

kianlah ia mengajar kita untuk menghormati semua perintah 

Allah, bahkan setiap iota dan titik di dalamnya. 

3. Di sini disiratkan bahwa Tuhan berkenan akan ketaatan tulus 

umat-Nya. Ia memelihara catatan terperinci tentang hal itu, 

Kitab Keluaran 37:1-9 

 563 

yang akan menjadi bukti bagi kehormatan mereka pada saat 

kebangkitan orang-orang benar. Tidak seorang pun mampu 

melaksanakan kewajiban ibadah mereka dengan tepat dan 

teliti,namun  Tuhan tepat dan teliti dalam memperhatikan setiap 

kewajiban yang dilaksanakan orang. Ia bukan tidak adil, se-

hingga Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang dilakukan 

kapan saja (Ibr. 6:10). 

4. Dengan ini kekayaan dan keindahan rohani kemah Injil di-

anjurkan untuk sering kita renungkan dengan sungguh. Kun-

jungilah Sion ini, pandang dan tinjaulah dia. Semakin sering 

Anda merenungkan keagungan jemaat, semakin Anda akan 

mengagumi dan mengasihinya. Ketetapan hak-hak istimewa-

nya, dan uraian tentang ketetapannya sangat layak dibaca 

ulang. 

II. Di dalam ayat-ayat di atas tadi kita mendapati uraian tentang 

pembuatan tabut beserta perlengkapannya yang agung dan paling 

penting, yakni tutup pendamaian dan dua kerub. Renungkanlah 

ketiga benda ini secara bersamaan, dan ketiganya akan menggam-

barkan kemuliaan Tuhan yang suci, ketulusan sebuah hati yang 

kudus, dan persekutuan yang ada di antara mereka semua, baik 

di dalam maupun melalui Sang Pengantara.  

1. Merupakan kemuliaan Tuhan yang suci bahwa Ia tinggal di 

antara dua kerub. Artinya, Ia senantiasa disertai dan dipuja 

malaikat-malaikat yang terberkati, yang kesigapan dan kege-

sitannya ditandai dengan wajah-wajah mereka yang saling ber-

hadapan. 

2. Merupakan tabiat orang yang lurus hatinya bahwa, seperti 

halnya tabut hukum, tersembunyi dan tersimpan hukum Tuhan 

di dalamnya. 

3. Melalui Yesus Kristus, Sang Pendamai Agung, terjadi penda-

maian dan persekutuan di antara kita dengan Allah. Ia mene-

ngahi di antara kita dan kegusaran Allah. Namun tidak hanya 

sampai di situ, melalui Dia kita beroleh hak untuk menerima 

perkenanan Allah. Jika Ia menuliskan hukum-Nya dalam hati 

kita, Ia akan menjadi Tuhan bagi kita dan kita akan menjadi 

umat-Nya. Dari tutup pendamaian Ia akan mengajar kita, me-

nerima kita, dan menyatakan diri dengan penuh rahmat 


 564

terhadap ketidakbenaran kita. Dan di bawah bayang-bayang 

sayap-Nya kita akan aman dan tenteram. 

Meja Sajian dan Kandil 

(37:10-24) 

10 Dibuatnyalah meja itu dari kayu penaga, dua hasta panjangnya, sehasta 

lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. 11 Disalutnyalah itu dengan 

emas murni dan dibuatnya bingkai emas sekelilingnya. 12 Dibuatnyalah seke-

lilingnya jalur pinggir yang setapak tangan lebarnya dan dibuatnya bingkai 

emas sekeliling jalur pinggirnya itu. 13 Dituangnyalah untuk meja itu empat 

gelang emas dan dipasangnyalah gelang-gelang itu di keempat penjurunya, 

pada keempat kakinya. 14 Dekat ke jalur pinggirnyalah gelang itu, yakni tem-

pat memasukkan kayu pengusung, supaya meja itu dapat diangkut. 15 Di-

buatnyalah kayu pengusung itu dari kayu penaga dan disalutnya dengan 

emas, yaitu supaya meja itu dapat diangkut. 16 Dan dibuatnyalah perkakas 

yang di atas meja itu, yakni pinggannya, cawannya, piala dan kendinya, yang 

dipakai untuk persembahan curahan, semuanya dari emas murni. 17 

Dibuatnyalah kandil itu dari emas murni; dari emas tempaan dibuatnya 

kandil itu, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya – dengan tombolnya dan 

kembangnya – dibuat seiras dengan kandil itu. 18 Ada enam cabang timbul 

dari sisinya: tiga cabang kandil itu dari sisi yang satu dan tiga cabang dari 

sisi yang lain. 19 Tiga kelopak yang berupa bunga badam pada cabang yang 

satu – dengan tombol dan kembangnya – dan tiga kelopak yang serupa pada 

cabang yang lain – dengan tombol dan kembangnya – ;demikian juga dibuat 

keenam cabang yang timbul dari kandil itu. 20 Pada kandil itu sendiri ada 

empat kelopak berupa bunga badam – dengan tombolnya dan kembangnya. 

21 Juga ada satu tombol di bawah sepasang cabang yang pertama yang tim-

bul dari kandil itu, dan satu tombol di bawah yang kedua, dan satu tombol di 

bawah yang ketiga; demikianlah juga dibuat keenam cabang yang timbul dari 

situ. 22 Tombol dan cabang itu timbul dari kandil itu, dan semuanya itu 

dibuat dari sepotong emas tempaan yang murni. 23 Dibuatnyalah pada kandil 

itu tujuh lampu dengan sepitnya dan penadahnya dari emas murni. 24 Dari 

satu talenta emas murni dibuatnyalah kandil itu dengan segala perkakasnya. 

Di sini ada , 

1. Pembuatan meja yang akan dipakai untuk meletakkan roti sajian. 

Tuhan yaitu  pengurus rumah yang baik, yang senantiasa me-

nyiapkan meja perjamuan dengan berlimpah. Apakah dunia me-

rupakan kemah-Nya? Dengan pemeliharaan-Nya di dalam dunia, 

Tuhan membentangkan meja perjamuan bagi seluruh ciptaan-Nya: 

Ia memberi  roti kepada segala makhluk. Apakah jemaat meru-

pakan kemah-Nya? Dengan kasih karunia-Nya di dalamnya, Tuhan 

menyiapkan meja perjamuan bagi semua orang percaya, lengkap 

dengan roti hidupnya. Namun, amatilah betapa masa penyeleng-

garaan Injil melebihi masa penyelenggaraan hukum Taurat. Wa-

laupun di masa penyelenggaran Hukum Taurat ini ada meja

Kitab Keluaran 37:25-29 

 565 

yang diperlengkapi, namun di atasnya hanya ada roti sajian, roti 

yang hanya untuk dipandang dan tidak untuk dimakan selama 

roti itu berada di atas meja ini, dan nanti lalu  hanya para 

imam yang boleh memakannya. sedang  di meja yang diben-

tangkan oleh Kristus selama masa perjanjian baru, semua orang 

Kristen sejati diundang sebagai tamu, dan kepada mereka dikata-

kan, Marilah, makanlah rotiku. Apa yang diberikan hukum Taurat 

hanya sebatas untuk dipandang dari jauh, diberikan oleh Injil 

untuk dinikmati, disertai sambutan hangat untuk menikmatinya. 

2. Pembuatan kandil yang tidak terbuat dari kayu bersalut emas, 

tetapi seluruhnya dari emas murni yang ditempa (ay. 17, 22). Ini 

melambangkan terang pewahyuan ilahi yang senantiasa mene-

rangi jemaat Tuhan di bumi (yang merupakan kemah Tuhan di 

antara manusia), sebab  senantiasa dipenuhi minyak baru dari 

pohon zaitun Kristus (Za. 4:2-3). Penyataan Tuhan di dunia ini 

hanyalah bagaikan cahaya lilin bila dibandingkan dengan terang 

siang hari dari keadaan mendatang di sorga nanti. Alkitab yaitu  

sebuah kandil emas yang terbuat dari emas tua (Mzm. 19:11). 

Dari situ terpancar terang ke setiap bagian Kemah Suci Allah, 

supaya dengannya imam-imam rohani-Nya dapat melihat dengan 

jelas untuk melayani TUHAN, dan melaksanakan tugas di tempat 

kudus-Nya. Kandil ini tidak saja memiliki  tempat untuk 

meletakkan lilin,namun  juga ukiran dan kembang sebagai hiasan. 

ada banyak hal yang dipakai Tuhan pantas untuk memper-

indah firman-Nya. Dengan demikian kita tidak bisa memberi  

alasan lebih lagi mengenai tujuan mengapa ada segala ukiran dan 

kembang-kembang itu, sebab  pastilah benda-benda ini ditam-

bahkan untuk suatu tujuan yang baik. Marilah kita memuji Tuhan 

atas kandil ini, memperhatikannya senantiasa, disertai rasa takut 

kalau-kalau kandil itu dipindahkan dari tempatnya. 

Mezbah Emas, Minyak Urapan, dan Ukupan  

(37:25-29) 

25 Dibuatnyalah mezbah pembakaran ukupan itu dari kayu penaga, sehasta 

panjangnya dan sehasta lebarnya, empat persegi,namun  dua hasta tingginya; 

tanduk-tanduknya seiras dengan mezbah itu. 26 Disalutnyalah itu dengan 

emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta 

tanduk-tanduknya. Dibuatnyalah bingkai emas sekelilingnya. 27 Dibuatnya-

lah dua gelang emas untuk mezbah itu di bawah bingkainya, pada kedua 

rusuknya, pada kedua bidang sisinya, sebagai tempat memasukkan kayu 


 566

pengusung, supaya dengan itu mezbah dapat diangkut. 28 Dan dibuatnyalah 

kayu pengusung itu dari kayu penaga dan disalutnya dengan emas. 29 Dan 

dibuatnyalah minyak urapan yang kudus itu dan ukupan murni dari wangi-

wangian, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah. 

Di sini ada ,  

1. Pembuatan mezbah emas, yang di atasnya akan digunakan untuk 

membakar ukupan setiap hari. Pembakaran ukupan ini meng-

gambarkan doa-doa para orang kudus dan pengantaraan Kristus, 

yang berperan bagi diterimanya doa-doa. Gelang-gelang dan kayu 

pengusung serta seluruh perlengkapan mezbah ini disalut dengan 

emas, seperti halnya semua perkakas meja dan kandil yang ter-

buat dari emas, sebab benda-benda ini digunakan di tempat 

kudus. Tuhan itu yang terbaik, dan kita harus melayani-Nya 

dengan milik kita yang terbaik. Akannamun , apa pun yang terbaik 

yang kita miliki di dunia ini dan yang kita pakai untuk melayani-

Nya di pelataran-Nya, semuanya itu hanyalah bagaikan tembaga 

dibandingkan dengan emas. Emas itu seperti kesempurnaan tan-

pa dosa dan noda, yang akan dipakai nanti di sorga oleh orang-

orang kudus-Nya dalam melayani Dia.  

2. Cara mempersiapkan ukupan yang akan dibakar di atas mezbah 

ini, beserta minyak urapannya yang kudus (ay. 29), sesuai dengan 

cara peramuannya (30:22, dst.). Tuhan juga mengajarkan keahlian 

ini kepada Bezaleel. Jadi meskipun belum pernah melakukannya, 

ia mampu membuat bahan-bahan ini seperti buatan tukang 

campur rempah-rempah, sama terampil dan tepatnya seolah-olah 

ia memang dididik untuk melakukan pekerjaan ini. Bila Tuhan 

memberi  hikmat dan kasih karunia, pemberian-Nya itu akan 

membuat sang abdi Tuhan ini  diperlengkapi untuk setiap 

perbuatan baik. 

 

  

PASAL 38  

Dalam pasal ini digambarkan tentang,  

I.  Pembuatan mezbah korban bakaran dari kayu penaga (ay. 1-

7), dan bejana pembasuhan (ay. 8).  

II. Persiapan untuk memasang layar-layar yang menutupi pela-

taran tempat Kemah Suci akan didirikan (ay. 9-20).  

III. Sebuah daftar tentang emas, perak, dan tembaga, yang telah 

disumbangkan dan digunakan dalam pendirian Kemah Suci 

(ay. 21, dst.).  

Mezbah Korban Bakaran  

dan Bejana Pembasuhan  

(38:1-8) 

1 Dibuatnyalah mezbah korban bakaran itu dari kayu penaga, lima hasta 

panjangnya dan lima hasta lebarnya, empat persegi,namun  tiga hasta tinggi-

nya. 2 Dibuatnyalah tanduk-tanduknya pada keempat sudutnya; tanduk-tan-

duknya itu dibuat seiras dengan mezbah itu dan disalutnya dengan tembaga. 

3 Dibuatnyalah segala perkakas mezbah itu, yakni kuali-kuali, sodok-sodok, 

bokor-bokor penyiraman, garpu-garpu dan perbaraan-perbaraan, semua 

perkakasnya itu dibuatnya dari tembaga. 4 Dibuatnyalah untuk mezbah itu 

kisi-kisi, yakni jala-jala tembaga, di bawah jalur, mulai dari sebelah bawah 

sampai setengah tingginya. 5 Dituangnyalah empat gelang pada keempat 

ujung kisi-kisi tembaga itu, yakni tempat memasukkan kayu pengusung.  

6 Dibuatnyalah kayu-kayu pengusung itu dari kayu penaga dan disalutnya 

dengan tembaga. 7 Dan dimasukkannyalah kayu-kayu pengusung itu ke 

dalam gelang-gelang yang pada rusuk mezbah itu, supaya dengan itu mezbah 

dapat diangkut. Mezbah itu dibuatnya berongga dan dari papan. 8 Dibuat-

nyalah bejana pembasuhan dan juga alasnya dari tembaga, dari cermin-

cermin para pelayan perempuan yang melayani di depan pintu Kemah 

Pertemuan.  

Semua perlengkapan perabot emas, walaupun yang paling mahal 

biayanya, nanti akan diletakkan di tempat yang paling jauh dari 


 568

penglihatan di dalam Kemah Suci. Nah, sesudah  selesai mengerjakan 

semua pekerjaan emas ini, Bezaleel melanjutkan pekerjaan untuk 

mendirikan bagian pelataran, yang bisa dilihat oleh semua umat.  

Dua benda melengkapi pelataran, dan keduanya terbuat dari tem-

baga:  

I. Sebuah mezbah korban bakaran (ay. 1-7). Di atas mezbah inilah 

semua korban dipersembahkan, dan mezbah ini yang, sesudah  

dikuduskan tujuannya oleh penetapan ilahi, menguduskan per-

sembahan yang dipersembahkan dalam iman di atasnya. Kristus 

sendiri yaitu  mezbah bagi korban penebusan yang dipersembah-

kan-Nya sendiri, sehingga dengan demikian Ia yaitu  yang berhak 

untuk menerima semua korban persembahan kita. Kita harus 

memandang Dia di dalam mempersembahkan korban persembah-

an kita, sebagaimana Tuhan juga menerima korban persembahan 

kita dengan memandang Dia.  

II. Sebuah bejana pembasuhan, untuk menampung air guna para 

imam membersihkan diri saat  mereka masuk untuk melayani 

(ay. 8). Hal ini menunjukkan apa yang telah disediakan dalam Injil 

Kristus untuk pembasuhan jiwa kita dari kecemaran moral akibat 

dosa, yaitu jasa dan anugerah Kristus, sehingga oleh-Nya kita 

dapat layak untuk melayani Tuhan yang kudus saat  kita beriba-

dah kepada-Nya. Bejana ini dikatakan di sini dibuat dari cermin-

cermin para pelayan perempuan yang melayani di depan pintu 

Kemah Pertemuan.  

1. Sepertinya perempuan-perempuan ini sangat terkemuka dan 

menjadi teladan dalam hal beribadah, sebab  mereka hadir 

lebih sering dan bersungguh-sungguh di tempat ibadah umum, 

dibandingkan orang-orang lain. sebab  itu, mereka dicatat di 

sini sebagai sebuah kehormatan bagi mereka. Lama sesudah 

peristiwa ini, Hana yaitu  salah satu dari para perempuan 

seperti ini, yang tidak pernah meninggalkan Bait Tuhan dan 

siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa (Luk. 

2:37). Sepertinya di setiap masa jemaat selalu ada beberapa 

orang yang mengkhususkan diri melalui kesalehan mereka 

yang sungguh-sungguh. Sebab perempuan-perempuan yang 

takut akan Tuhan yaitu  perempuan-perempuan yang ter-

kemuka dan terhormat (Kis. 13:50), dan kehormatan mereka 

Kitab Keluaran 38:1-8 

 569 

ini tidak berkurang sedikit pun meskipun mereka sering 

diolok-olok sebagai perempuan yang bodoh-bodoh. Mungkin 

perempuan-perempuan ini dikenal saleh sebab  menunjukkan 

kesungguhan mereka pada waktu itu, dengan membantu pe-

kerjaan yang sekarang ini sedang berlangsung bagi pelayanan 

Kemah Suci. Mereka berkumpul dalam pasukan-pasukan, 

demikian istilahnya. Suatu pemandangan yang terberkati, 

untuk menyaksikan begitu banyak, begitu bersemangat dan 

begitu kompak, di dalam pekerjaan yang baik ini.  

2. Perempuan-perempuan ini rela berpisah dengan cermin-cer-

min mereka yang terbuat dari tembaga terbaik, dan yang di-

gosok mengkilap guna tujuan ini , bagi pelayanan Kemah 

Suci. Para perempuan ini yang mengagumi kecantikan mere-

ka, yang jatuh cinta dengan bayangan diri sendiri dan men-

jadikan hiasan tak terhingga nilainya, pastilah sangat menya-

yangi cermin-cermin mereka itu. Walaupun begitu, mereka rela 

mempersembahkan cermin-cermin mereka itu kepada Allah, 

entah,  

(1) Sebagai tanda atas pertobatan mereka atas penyalahguna-

an cermin mereka di masa lalu untuk mendukung kebang-

gaan dan kesombongan diri mereka. Kini mereka telah 

insaf akan kebodohan mereka dan mengabdikan diri untuk 

melayani Tuhan di depan pintu Kemah Suci. Dan sebagai 

akibatnya, mereka membuang apa yang, kendati tidak ada 

salahnya dan berguna, telah membuka kesempatan bagi 

mereka untuk berbuat dosa di masa lalu itu. Demikianlah 

juga Maria Magdalena, yang dahulunya seorang pendosa, 

saat  bertobat, menyeka kaki Kristus dengan rambutnya. 

Atau, 

(2) Sebagai tanda akan tekad besar mereka untuk melayani 

Kemah Suci. dibandingkan  para pekerja kekurangan tembaga, 

atau tidak memiliki bahan yang terbaik, para perempuan 

ini lebih memilih melepaskan cermin-cermin mereka, ken-

dati mereka tidak dapat bersolek tanpanya. Pelayanan dan 

kemuliaan Tuhan harus selalu lebih diutamakan oleh kita 

dibandingkan  kepuasan atau kepentingan diri kita sendiri. Hen-

daknya kita tidak pernah mengeluh tentang ketiadaan sua-

tu hal atau benda yang telah kita lepaskan demi menghor-

mati Allah.  


 570

3. Cermin-cermin ini dipakai untuk membuat bejana pembasuh-

an. Mungkin cermin-cermin ini secara indah digabung ber-

sama atau dilelehkan dan dibentuk baru. Mungkin bejana itu 

digosok mengkilap sehingga sisi-sisinya masih dapat berfungsi 

sebagai cermin, sehingga para imam, saat  mereka masuk 

untuk membasuh diri, dapat melihat wajah mereka, dan 

menemukan noda-noda kotoran sehingga dapat dibersihkan 

hingga bersih. Perhatikanlah, saat  kita bertobat, kita perlu 

bercermin diri untuk membasuh diri. Firman Tuhan yaitu  

sebuah cermin, di dalamnya kita dapat melihat muka kita 

sendiri (Lihat Yak. 1:23). Dan dengan Firman Tuhan kita harus 

membandingkan hati dan kehidupan kita sehingga, saat  

menemukan noda-noda dosa, kita dapat membersihkannya 

dengan berduka, dengan mengakui darah Kristus bagi jiwa 

kita. Biasanya bila kita mengakui suatu dosa secara khusus, 

semakin besar penghiburan yang kita rasakan, bahwa kita 

diampuni.  

Pembuatan Pelataran Kemah Suci  

(38:9-20) 

9 Dibuatnyalah pelataran itu; pada sebelah selatan: layar pelataran itu dari 

lenan halus yang dipintal benangnya, seratus hasta panjangnya; 10 kedua 

puluh tiang layar itu dengan kedua puluh alas tiang itu dari tembaga,namun  

kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya dari perak. 11 Pada 

sebelah utara: seratus hasta; kedua puluh tiang layar itu dengan kedua 

puluh alas tiang itu dari tembaga,namun  kaitan-kaitan tiang itu dan penyam-

bung-penyambungnya dari perak. 12 Pada sebelah barat: layar lima puluh 

hasta; dengan sepuluh tiangnya dan sepuluh alas tiang itu, dan kaitan-

kaitan tiang itu serta penyambung-penyambungnya dari perak. 13 Dan pada 

sebelah timur: lima puluh hasta, 14 yakni layar lima belas hasta untuk sisi 

yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tiga tiangnya dan tiga alas 

tiang itu; 15 dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu – 

sebelah-menyebelah pintu gerbang pelataran itu ada layar – lima belas hasta, 

dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu. 16 Segala layar yang mengelilingi 

pelataran, yaitu  dari lenan halus yang dipintal benangnya. 17 Alas-alas 

untuk tiang-tiang itu yaitu  dari tembaga,namun  kaitan-kaitan tiang itu dan 

penyambung-penyambungnya dari perak, juga salut kepalanya dari perak. 

Dihubungkanlah dengan penyambung-penyambung dari perak segala tiang-

tiang pelataran itu. 18 Tirai pintu gerbang pelataran itu tenunan yang ber-

warna-warna dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan dari 

lenan halus yang dipintal benangnya; dua puluh hasta panjangnya,namun  

tingginya – yang juga lebar kain itu – yaitu  lima hasta, sama dengan tinggi 

layar pelataran itu. 19 Keempat tiangnya dan keempat alas tiang itu dari 

tembaga;namun  kaitan-kaitannya dari perak, dan juga salut kepalanya, serta

Kitab Keluaran 38:21-31 

 571 

penyambung-penyambungnya dari perak. 20 Segala patok untuk Kemah 

pertemuan dan untuk pelataran itu, sekelilingnya, yaitu  dari tembaga.  

Tembok-tembok pelataran atau halaman Kemah Suci, seperti tirai-

tirai atau layar-layar lainnya, dibuat sesuai dengan apa yang telah 

ditentukan (27:9, dst.). Hal ini mewakili keadaan jemaat Perjanjian 

Lama, yang seperti sebuah taman yang dipagari di sekelilingnya. 

Orang-orang yang menyembah dibatasi dalam sebuah tempat kecil. 

Tetapi, sebab  yang dipakai untuk memagari hanyalah berupa tirai-

tirai, maka itu menyiratkan bahwa pembatasan jemaat dalam satu 

bangsa tertentu tidaklah bersifat kekal. Masa penyelenggaraan per-

aturan pembatasan ini sendiri hanya berlaku selama masa kemah 

pertemuan, yang dapat berubah dan dipindah-pindahkan. Pada wak-

tunya nanti layar pembatas ini akan diturunkan dan dilipat, saat  

tempat pertemuan harus diperluas dan tali-tali pancangnya diper-

panjang, untuk menyediakan ruangan bagi bangsa bukan Yahudi, 

sebagaimana dinubuatkan dalam Yesaya 54:2-3. Jemaat di atas bumi 

ini yaitu  pelataran rumah Allah, dan berbahagialah mereka yang 

melangkah masuk ke dalam pelataran ini dan mekar di sana. Namun, 

melalui pelataran ini kita sedang berjalan menuju ke tempat kudus di 

atas. Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah Allah, mereka 

akan terus-menerus memuji-muji Dia. Dipagarinya sebuah pelataran di 

depan kemah pertemuan mengajar kita bahwa kita sedang berjalan 

pelan-pelan mendekati Allah. Para imam yang melayani harus mele-

wati pelataran suci sebelum mereka masuk ke ruang suci. Jadi, sebe-

lum menjalankan segala ketetapan ibadah dengan khidmat, harus 

ada persiapan yang khidmat pula di dalam pelataran yang terpisah 

dan yang dipagari, sehingga di situ kita membasuh tangan kita dan 

datang mendekat dengan hati yang sungguh-sungguh.  

Daftar Bahan-bahan Pendirian Kemah Suci 

(38:21-31) 

21 Inilah daftar biaya untuk mendirikan Kemah Suci, yakni Kemah Suci, 

tempat hukum Allah, yang disusun atas perintah Musa, oleh orang Lewi di 

bawah pimpinan Itamar, anak imam Harun. 22 Bezaleel bin Uri bin Hur, dari 

suku Yehuda, membuat segala yang diperintahkan TUHAN kepada Musa,  

23 dan bersama-sama dengan dia turut Aholiab, anak Ahisamakh, dari suku 

Dan, seorang tukang dan ahli, seorang yang membuat tenunan yang ber-

warna-warna dari kain ungu tua, dari kain ungu muda, dari kain kirmizi dan 

dari lenan halus. – 24 Segala emas yang dipakai untuk segala pekerjaan men-

dirikan tempat kudus itu, yakni emas dari persembahan unjukan, ada dua 


 572

puluh sembilan talenta dan tujuh ratus tiga puluh syikal, ditimbang menurut 

syikal kudus. 25 Perak persembahan mereka yang didaftarkan dari antara 

jemaah itu ada seratus talenta dan seribu tujuh ratus tujuh puluh lima syikal, 

ditimbang menurut syikal kudus: 26 sebéka seorang, yaitu setengah syikal, 

ditimbang menurut syikal kudus, untuk setiap orang yang termasuk orang-

orang yang terdaftar, yang berumur dua puluh tahun ke atas, beberapa  enam 

ratus tiga ribu lima ratus lima puluh orang. 27 Seratus talenta perak dipakai 

untuk menuang alas-alas tempat kudus dan alas-alas tiang tabir itu, seratus 

alas sesuai dengan seratus talenta itu, jadi satu talenta untuk satu alas.  

28 Dari yang seribu tujuh ratus tujuh puluh lima syikal itu dibuatnyalah 

kaitan-kaitan untuk tiang-tiang itu, disalutnyalah kepala tiang itu dan 

dihubungkannya tiang-tiang itu dengan penyambung-penyambung. 29 Tem-

baga dari persembahan unjukan itu ada tujuh puluh talenta dan dua ribu 

empat ratus syikal. 30 Dari padanya dibuatnyalah alas-alas pintu Kemah 

Pertemuan, dan mezbah tembaga dengan kisi-kisi tembaganya, segala perka-

kas mezbah itu, 31 alas-alas pelataran sekelilingnya, alas-alas pintu gerbang 

pelataran itu, segala patok Kemah Suci dan segala patok pelataran sekeliling-

nya. 

Di sini kita memiliki sebuah daftar tentang perincian yang, oleh 

penugasan Musa, dibuat dan disimpan oleh orang-orang Lewi, ten-

tang emas, perak, dan tembaga, yang dipakai untuk pembuatan 

Kemah Suci, dan bagaimana bahan-bahan ini  dikelola. Itamar 

anak imam Harun ditunjuk untuk menyusun daftar penghitungan 

ini. Dengan demikian, dengan dilatih untuk mengerjakan sebuah 

pekerjaan kecil, ia dilayakkan untuk tugas yang lebih besar (ay. 21). 

Bezaleel dan Aholiab harus membuat laporan penggunaan barang-

barang itu (ay. 22-23), dan Itamar harus memeriksanya dengan teliti, 

baru lalu  melaporkannya kepada Musa. Laporan perhitungan 

itu demikian, 

1. Semua emas yaitu  suatu persembahan sukarela. Setiap orang 

membawa emas berdasar  kemampuan dan kerelaan mereka, 

dan berjumlah 29 talenta, dan 730 syikal. Dari semua emas ini di-

buatlah perabotan dan bejana-bejana.  

2. Perak dipungut melalui pembayaran pajak. Setiap orang dibebani 

setengah syikal, semacam uang retribusi, yang seluruhnya berjum-

lah hingga 100 talenta dan 1775 syikal (ay. 25-26). Dari semua 

perak ini mereka membuat alas-alas untuk menyambungkan la-

yar-layar Kemah Suci, dan untuk menyanggahnya, sehingga alas-

alas itu berfungsi sebagai dasar dari Kemah Suci (ay. 27). Pengum-

pulan emas melalui persembahan sukarela dan perak melalui 

pungutan pajak menunjukkan bahwa cara apa pun dapat diambil 

untuk pembiayaan biaya masyarakat, asal saja dilakukan secara 

adil.  

Kitab Keluaran 38:21-31 

 573 

3. Tembaga, kendati kurang berharga, berguna tidak hanya untuk 

mezbah tembaga,namun  juga untuk alas-alas bagi tiang pelataran, 

yang mungkin untuk tenda-tenda lain terbuat dari kayu. Telah 

dinubuatkan (Yes. 60:17), sebagai ganti kayu, tembaga. Lihatlah 

betapa murah hatinya umat dalam memberi dan betapa setianya 

para pekerja, dan keduanya menunjukkan keteladanan yang 

patut untuk diikuti.  

 

  

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 39  

asal ini memberi kita penjelasan tentang penyelesaian dari peker-

jaan Kemah Suci.  

I. Hal-hal terakhir yang disiapkan yaitu  pakaian-pakaian ku-

dus. Baju efod dan sabuk pengikatnya (ay. 1-5). Permata 

krisopras untuk bahu (ay. 6-7). Tutup dada dengan batu-batu 

permata di dalamnya (ay. 8-21). Gamis baju efod (ay. 22-26). 

Kemeja, destar, dan celana lenan untuk imam-imam yang 

lebih rendah jabatannya (ay. 27-29). Dan patam, jamang yang 

kudus (ay. 30-31).  

II. Ringkasan dari seluruh hasil pekerjaan Kemah Suci dan 

perabotnya itu, seperti yang diserahkan kepada Musa sesudah  

semuanya selesai (ay. 32, dst.). 

Pakaian-pakaian Kudus  

(39:1-31) 

1 Dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi dibuat merekalah 

pakaian jabatan yang dipakai jika  diselenggarakan kebaktian di tempat 

kudus; juga dibuat mereka pakaian-pakaian kudus untuk Harun, seperti 

yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 2 Dibuatnyalah baju efod dari 

emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang 

dipintal benangnya. 3 Mereka menempa emas papan dan dipotong-potong-

nyalah itu menjadi benang emas, untuk dipakankan pada kain ungu tua, 

pada kain ungu muda, pada kain kirmizi dan pada lenan halus: buatan se-

orang ahli. 4 Dibuat merekalah tutup bahu pada baju efod itu, yang disam-

bung kepadanya, dikedua ujungnyalah baju efod itu disambung. 5 Sabuk 

pengikat yang ada pada baju efod itu yaitu  seiras dan sama buatannya 

dengan baju efod itu, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain 

kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya, seperti yang diperintahkan 

TUHAN kepada Musa. 6 Dikerjakan merekalah permata krisopras, yakni dililit 

dengan ikat emas, diukirkan padanya nama para anak Israel, yang diukirkan 

seperti meterai. 7 Ditaruhnyalah itu pada kedua tutup bahu baju efod sebagai 

permata peringatan untuk mengingat orang Israel, seperti yang diperintah-


 576

kan TUHAN kepada Musa. 8 Dibuatnyalah tutup dada, buatan seorang ahli. 

Buatannya sama dengan baju efod, yakni dari emas, kain ungu tua, kain 

ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya. 9 Empat 

persegi dibuatnya itu; lipat dua dibuat mereka tutup dada itu, sejengkal 

panjangnya dan sejengkal lebarnya. 10 Ditatah merekalah itu dengan empat 

jajar permata: permata yaspis merah, krisolit, malakit, itulah jajar yang 

pertama; 11 jajar yang kedua: permata batu darah, lazurit, yaspis hijau;  

12 jajar yang ketiga: permata ambar, akik, kecubung; 13 jajar yang keempat: 

permata pirus, krisopras dan nefrit. Dililit dengan ikat emas, demikianlah 

permata-permata itu dalam tatahannya. 14 Sesuai dengan nama para anak 

Israel, permata itu yaitu  dua belas banyaknya; dan pada tiap-tiap permata 

ada diukirkan seperti meterai, nama salah satu suku dari yang dua belas itu. 

15 Juga dibuat merekalah untuk tutup dada itu untai berpilin, yang 

buatannya sebagai tali berjalin, dari emas murni. 16 Dibuat merekalah dua 

ikat emas dan dua gelang emas dan kedua gelang itu dipasang pada kedua 

ujung tutup dada. 17 Dipasang merekalah kedua untai emas yang berjalin itu 

pada kedua gelang itu di 


Related Posts:

  • keluaran imamat 17 penerangan; 15 mezbah pembakaran ukupan dengan kayu pengusungnya, minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian; tirai pintu untuk pintu Kemah Suci; 16 mezbah korban bakaran dengan kisi-kisi tem-baganya, kayu pe… Read More