keluaran imamat 4

 


Tuhan (4:3). Tongkat yang 

akan memberi  tanda mujizat-mujizat lain, sekarang menjadi 

pokok mujizat itu sendiri, untuk memberinya nama baik. Harun

Kitab Keluaran 7:8-13 

 101 

 melemparkan tongkatnya ke tanah, dan tongkat itu pun langsung 

berubah menjadi ular (ay. 10). Hal ini memang tepat sekali, tidak 

saja untuk memicu  rasa takjub pada diri Firaun,namun  juga 

untuk mendatangkan kengerian atasnya. Ular yaitu  hewan 

mengerikan yang mampu menyakiti. Melihat seekor ular yang 

muncul dengan begitu ajaib, boleh jadi akan melunakkan hati 

Firaun sehingga takut terhadap Tuhan yang dengan kuasa-Nya 

mujizat itu diadakan. Keajaiban pertama, yang meskipun bukan 

sebuah tulah, menghasilkan ancaman seperti sebuah tulah. Ka-

laupun tidak membuat Firaun sadar, hal ini dapat membuatnya 

merasa takut. Seperti inilah cara Tuhan berurusan dengan orang-

orang berdosa, yaitu Ia mendatangi mereka setahap demi setahap.  

3. Mujizat ini, meskipun terlampau jelas untuk bisa disangkal, 

lalu  dilemahkan dan disingkirkan kepastiannya oleh para 

ahli sihir yang menirukannya (ay. 11-12). Sejak semula Musa 

telah diajarkan untuk mempelajari ilmu orang Mesir. Ia dicurigai 

telah meningkatkan kemampuannya dalam seni sihir mereka 

selama ia mengasingkan diri untuk waktu cukup lama. Itulah 

sebabnya para ahli sihir didatangkan untuk bersaing dengannya. 

Ada yang beranggapan bahwa para ahli merasa dengki terhadap 

orang Ibrani sejak Yusuf mempermalukan mereka semua dengan 

menafsirkan mimpi yang tidak mampu mereka pahami. sebab  

mengingat penghinaan terhadap para pendahulu mereka, ahli-ahli 

sihir ini menentang Musa, seperti yang dijelaskan dalam 2 Timo-

tius 3:8. Tongkat-tongkat para ahli sihir itu pun berubah menjadi 

ular, ular-ular sungguhan. Ada yang berpendapat ini terjadi ka-

rena kuasa Allah, di luar tujuan dan harapan mereka, demi me-

ngeraskan hati Firaun. Ada pula yang berpendapat sebab  kuasa 

para malaikat jahat, yang dengan licik menggantikan tongkat-

tongkat itu dengan ular, sementara Tuhan mengizinkan tipuan itu 

terjadi demi tujuan yang bijaksana dan kudus, supaya orang-

orang yang tidak bersedia menerima kebenaran bisa mempercayai 

dusta. Dalam hal ini TUHAN sungguh adil. Bagaimanapun, hal ini 

bisa saja ikut membuat Firaun takut sehingga menyetujui tun-

tutan Musa, supaya ia terbebas dari kejadian menakutkan yang 

sulit dijelaskan ini, yang dilihatnya sendiri dengan jelas. Akan 

tetapi, bagi keturunan si ular ini, ular-ular para ahli sihir ini pun 

tidak mendatangkan kekaguman apa-apa. Perhatikanlah, Tuhan 

membiarkan roh dusta mengerjakan hal-hal ajaib, supaya iman 


 102

orang diuji dan dinyatakan (Ul. 13:3; 1Kor. 11:19), supaya keti-

dakpercayaan orang dapat ditegaskan, dan supaya orang yang 

tidak percaya akan tetap dibutakan (2Kor. 4:4). 

4. Walaupun demikian, dalam pertandingan ini Musa jelas menang. 

Ular yang berasal dari tongkat Harun menelan ular-ular lain itu. 

Hal ini sebenarnya cukup untuk meyakinkan Firaun di sisi mana 

kebenaran berpihak. Perhatikanlah, agunglah kebenaran itu, dan 

akan tetap menang. Perkara Tuhan pada akhirnya nanti pasti akan 

mengalahkan semua persaingan dan pertentangan, dan memerin-

tah sendiri (Dan. 2:44). Akannamun , Firaun ternyata tidak terge-

rak hatinya oleh kejadian ini. sebab  para ahli sihirnya juga telah 

mengubah tongkat mereka menjadi ular, ia bisa berkata bahwa 

kemampuan di antara mereka dengan Musa masih dapat diperde-

batkan. Dan pertentangan terhadap kebenaran itulah, termasuk 

sanggahan sekecil apa pun terhadapnya, yang dipakai orang 

sebagai alat pembenaran bagi ketidakpercayaan mereka terhadap 

terang dan kasih kepada terang. 

Tulah-tulah di Mesir 

(7:14-25) 

14 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Firaun berkeras hati, ia menolak 

membiarkan bangsa itu pergi. 15 Pergilah kepada Firaun pada waktu pagi, 

pada waktu biasanya ia keluar ke sungai; nantikanlah dia di tepi sungai Nil 

dengan memegang di tanganmu tongkat yang tadinya berubah menjadi ular. 

16 Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Tuhan orang Ibrani, telah mengutus 

aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mere-

ka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang 

engkau tidak mau mendengarkan. 17 Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari 

hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan 

tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu 

akan berubah menjadi darah, 18 dan ikan yang dalam sungai Nil akan mati, 

sehingga sungai Nil akan berbau busuk; maka orang Mesir akan segan memi-

num air dari sungai Nil ini.” 19 TUHAN berfirman kepada Musa: “Katakanlah 

kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air 

orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air 

yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada 

darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu.” 

20 Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan TUHAN; 

diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil, di 

depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di 

sungai Nil berubah menjadi darah; 21 matilah ikan di sungai Nil, sehingga 

sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari 

sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah. 22namun  para ahli Mesir 

membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga 

hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya

Kitab Keluaran 7:14-25 

 103 

seperti yang telah difirmankan TUHAN. 23 Firaun berpaling, lalu masuk ke 

istananya dan tidak mau memperhatikan hal itu juga. 24namun  semua orang 

Mesir menggali-gali di sekitar sungai Nil mencari air untuk diminum, sebab 

mereka tidak dapat meminum air sungai Nil. 25 Demikianlah genap tujuh hari 

berlalu sesudah  TUHAN menulahi sungai Nil. 

Inilah tulah pertama dari kesepuluh tulah, yakni air berubah menjadi 

darah, yang merupakan, 

1. Tulah mengerikan yang sangat menyengsarakan. Pemandangan 

aliran darah di mana-mana, tidak diragukan lagi darah murni 

berwarna merah terang, pastilah memicu  kengerian di hati 

rakyat. Akibatnya pun pasti jauh lebih mendatangkan penderita-

an bagi mereka. Tidak ada yang lebih biasa ditemukan di mana-

mana dibandingkan  air. Pemeliharaan Tuhan telah mengaturnya sede-

mikian bijaksana dan dengan murah hati, sehingga apa yang 

begitu dibutuhkan dan bermanfaat untuk kehidupan manusia 

dapat diperoleh dengan begitu murah dan hampir ada di 

mana pun. Namun, sekarang orang Mesir terpaksa minum darah, 

atau mati kehausan. Ikan merupakan makanan utama bagi 

mereka (Bil. 11:5), namun air yang telah berubah menjadi darah 

itu menyebabkan ikan-ikan mati. Inilah yang menjadi wabah 

dalam tulah itu (ay. 21): matilah ikan di sungai. saat  terjadi air 

bah dahulu, ikan-ikan itu berhasil melarikan diri, sebab  saat  

itu ikan tidak begitu dimanfaatkan manusia seperti sesudahnya. 

Namun, dalam hukuman yang dijatuhkan ini, ikan-ikan itu mati 

(Mzm. 105:29): dimatikan-Nya ikan-ikan mereka. saat  lama 

sesudah itu Mesir kembali diancamkan dengan kehancuran lain 

lagi, kekecewaan dirasakan kembali oleh orang-orang yang mem-

buat pintu air dan kolam ikan (Yes. 19:10). Mesir merupakan negeri 

yang nyaman,namun  bau ikan mati dan darah yang menjijikkan dan 

makin lama makin busuk, sekarang mengubah negeri itu menjadi 

sangat tidak nyaman. 

2. Tulah ini memang tepat dan adillah untuk ditimpakan ke atas 

orang Mesir, sebab, 

(1) Nil, sungai orang Mesir, merupakan berhala mereka. Baik me-

reka maupun tanah mereka menarik begitu banyak manfaat 

darinya hingga mereka lebih melayani dan menyembah sungai 

itu dibanding Sang Pencipta itu sendiri. sebab  tidak mengeta-

hui sumber air yang sejati dari sungai Nil, mereka meng-

abdikan diri sepenuhnya kepada alirannya. Oleh sebab itulah 


 104

Tuhan menghukum mereka dan mengubah air yang mereka 

dewa-dewakan itu menjadi darah. Perhatikanlah, apa pun 

yang kita jadikan berhala akan disingkirkan Tuhan dengan adil 

atau dibuat menyusahkan kita. Semua yang kita jadikan 

pesaing-Nya akan Ia jadikan bencana bagi kita. 

(2) Mereka telah mengotori sungai itu dengan darah anak-anak 

Ibrani, dan sekarang Tuhan membuat sungai itu penuh dengan 

darah. Demikianlah Ia memberi mereka darah untuk dimi-

num, sebab mereka memang wajar menerimanya (Why. 16:6). 

Perhatikanlah, orang tidak pernah haus akan darah,namun  

cepat atau lambat, mereka akan kekenyangan dengan darah. 

(3) Tulah ini sangat berarti. Mesir sangat bergantung pada sungai 

mereka ini (Za. 14:18), sehingga dengan menimpakan wabah 

ke sungai ini mereka diperingatkan akan kehancuran seluruh 

hasil negeri mereka, sebelum akhirnya menimpa anak sulung 

mereka. Sungai merah ini memberi pertanda menakutkan 

perihal kehancuran Firaun dan seluruh pasukannya di Laut 

Merah. Tulah di Mesir ini merujuk kepada nubuatan tentang 

kehancuran musuh-musuh jemaat Perjanjian Baru (Why. 

16:3-4). Namun, pada kehancuran yang dinubuatkan dalam 

Kitab Wahyu itu, baik laut, sungai maupun segala mata air 

berubah menjadi darah, sebab penghukuman rohani menjang-

kau lebih jauh dan menghunjam lebih dalam dibandingkan  peng-

hukuman duniawi yang bersifat sementara. Terakhir, mari kita 

amati tulah ini secara umum, bahwa bila salah satu mujizat 

pertama yang diadakan Musa yaitu  mengubah air menjadi 

darah, maka salah satu mujizat pertama yang diadakan Yesus 

Tuhan kita yaitu  mengubah air menjadi anggur. Hukum 

Taurat diberikan melalui Musa, dan hukum ini merupakan 

tata aturan tentang maut dan kengerian. Akannamun , kasih 

karunia dan kebenaran, seperti anggur, membuat hati gem-

bira, dan ini diberikan oleh Yesus Kristus. Amatilah, 

I.   Musa diarahkan untuk memperingatkan Firaun perihal tulah ini. 

“Hati Firaun dikeraskan (ay. 14), dan oleh sebab itu pergi dan 

cobalah kalau-kalau tulah ini bisa melunakkannya,” (ay. 15). 

Boleh jadi Musa tidak boleh masuk ke ruang takhta Firaun, atau 

ruangan resmi istana tempat ia biasa menerima para duta besar. 

Itulah sebabnya ia diarahkan untuk bertemu Firaun di tepi 

Kitab Keluaran 7:14-25 

 105 

sungai, sebab  Tuhan tahu betul Firaun akan datang ke sana pada 

pagi hari, baik untuk berjalan-jalan atau untuk menyembah su-

ngai itu. Itulah yang akan diperbuat semua orang, masing-masing 

di dalam nama allahnya. Mereka tidak akan pernah lalai menyem-

bah Tuhan mereka setiap pagi. Di situlah Musa harus siap mem-

berikan perintah baru kepada Firaun agar menyerah. Andaikata 

perintah itu ditolak, ia harus menyampaikan kepada Firaun ten-

tang hukuman yang akan dijatuhkan ke atas sungai, tempat 

mereka sedang berdiri di tepinya saat itu. Pemberitahuan telah 

diberikan sebelumnya kepada Firaun, supaya mereka tidak mem-

punyai alasan untuk berkata bahwa kejadian itu hanyalah kebe-

tulan belaka, atau mengaitkannya dengan sebab lain. Agar kejadi-

an itu tampak jelas diadakan oleh kuasa Tuhan orang Ibrani, dan 

sebagai hukuman atas kedegilannya. Musa diperintah dengan 

tegas agar membawa serta tongkatnya, supaya Firaun mendapat 

peringatan terlebih dahulu begitu melihat benda yang baru saja 

mengalahkan tongkat para ahli sihirnya. Sekarang amatilah, 

1. Bahwa semua penghukuman Tuhan telah diketahui oleh-Nya 

terlebih dahulu. Ia tahu apa yang akan dilakukan-Nya, baik 

dalam murka maupun dalam rahmat-Nya. Setiap kebinasaan 

sudah ditentukan lebih dahulu (Yes. 10:23). 

2. Bahwa manusia tidak dapat menghindar dari peringatan mur-

ka Allah, sebab mereka tidak dapat melepaskan diri dari 

pemeriksaan hati nurani mereka sendiri. Ia yang menciptakan 

hati mereka, dapat membuat pedang-Nya mencapai mereka. 

3. Bahwa Tuhan memberi peringatan sebelum ia melukai, sebab Ia 

panjang sabar, sebab  Ia menghendaki supaya jangan ada 

yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan 

bertobat. 

II. Harun (yang membawa tongkat itu) diarahkan untuk mendatang-

kan tulah itu dengan cara memukul permukaan sungai dengan 

tongkatnya (ay. 19-20). Hal ini dilakukan di depan mata Firaun 

dan para pelayannya. Mujizat Tuhan yang benar adanya tidak di-

adakan seperti halnya berbagai keajaiban palsu Iblis yang dilaku-

kan dengan mantra komat-kamit. Kebenaran tidak akan bersem-

bunyi. Perubahan menakjubkan langsung terjadi. Seluruh air, 

tidak saja yang ada di sungai,namun  di semua kolam mereka 

juga, berubah menjadi darah. 


 106

1. Lihatlah di sini kuasa tidak terbatas yang dimiliki Allah. Bagi 

kita, setiap ciptaan menjadi seperti apa yang Dia ciptakan, 

apakah itu air atau darah. 

2. Lihatlah, segala sesuatu di bawah matahari ini bisa berubah-

ubah. Saksikan saja bagaimana mereka berubah. Apa yang 

hari ini berupa air, bisa saja berubah menjadi darah keesokan 

harinya. Apa yang selama ini tidak berguna, bisa saja menjadi 

menjengkelkan. Sungai yang sangat indah dan tenang sekali-

pun hanya bertahan untuk sementara waktu, sebab  keadilan 

ilahi dapat segera mengubahnya menjadi ganas.  

3. Lihatlah betapa dosa dapat mendatangkan bencana. Jika hal-

hal yang selama ini mendatangkan kenyamanan bagi kita 

lalu  terbukti menjadi beban, maka itu salah kita sendiri. 

Dosalah yang mengubah air kita menjadi darah. 

III. Firaun berusaha keras menentang mujizat itu, sebab ia bertekad 

tidak akan merendahkan diri di bawah tulah itu. Ia memanggil 

para ahli sihir, dan atas izin Allah, mereka menirukan mujizat itu 

dengan ilmu mantra mereka (ay. 22). Hal ini memberi Firaun dalih 

untuk tidak memerhatikan tulah itu juga (ay. 23). Namun, 

dalihnya itu sungguh mengenaskan. Seandainya mereka mampu 

mengubah sungai darah itu menjadi air kembali, maka baiklah 

untuk mereka. Kalau mereka mampu, maka mereka dapat mem-

buktikan kuasa mereka, dan Firaun akan berutang budi kepada 

mereka sebagai pelindungnya. Namun, saat itu air sangatlah 

sedikit, jadi kalau mereka mengubah air yang ada menjadi darah, 

maka tindakan mereka itu sungguh tampak jelas merupakan sua-

tu kelicikan saja. Dengan demikian tampak jelas bahwa rancang-

an Iblis hanyalah untuk memperdayai dan menyenangkan para 

pengikutnya, tidak untuk benar-benar berbuat kebaikan bagi me-

reka. Tujuan Iblis hanyalah untuk mencegah mereka berbuat baik 

kepada diri mereka sendiri. Ia mencegah mereka bertobat dan 

kembali kepada Tuhan mereka. 

IV. Sementara itu, orang Mesir berusaha terbebas dari tulah itu, de-

ngan menggali tanah di sekitar sungai mencari air untuk dimi-

num (ay. 24). Boleh jadi mereka menemukan sedikit air dengan 

usaha keras, sebab  Tuhan ingat akan rahmat-Nya di tengah mur-

Kitab Keluaran 7:14-25 

 107 

ka itu. Ia memang penuh belas kasihan dan tidak akan membiar-

kan rakyat terlampau menderita akibat kedegilan raja mereka.  

V. Tulah itu berlangsung tujuh hari lamanya (ay. 25), dan selama itu 

hati Firaun yang congkak itu bahkan tidak membuatnya ingin 

meminta Musa menjadi perantara agar tulah itu disingkirkan. 

Demikianlah orang-orang munafik menimbun murka di dalam 

hati mereka. Mereka tidak berteriak minta tolong, kalau mereka 

dibelenggu-Nya (Ayb. 36:13). sebab  itu, tidaklah mengherankan 

bahwa murka-Nya tidak diangkat, malah tangan-Nya tetap ter-

acung. 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  8  

Tiga lagi dari tulah-tulah Mesir diceritakan dalam pasal ini,  

I. Tulah katak, yang,  

1. Diancamkan (ay. 1-4).  

2.  Ditimpakan (ay. 5-6).  

3.  Ditiru oleh ahli-ahli sihir Mesir (ay. 7).  

4.  Dijauhkan, atas permintaan Firaun yang disampaikannya 

dengan rendah hati (ay. 8-14). Walaupun demikian, Ia 

masih saja mengeraskan hatinya, dan, kendati dengan 

janjinya saat  tulah itu tengah menimpanya (ay. 8), ia 

tetap menolak membiarkan bangsa Israel pergi (ay. 15).  

II. Tulah nyamuk (ay. 16-17), yang olehnya,  

1. Ahli-ahli sihir dibuat kebingungan (ay. 18-19), dan sekali-

pun begitu,  

2. Firaun tetap berkeras hati (ay. 19).  

III. Tulah pikat.  

1. Firaun diperingatkan akan tulah itu sebelumnya (ay. 20- 

21), dan diberitahu bahwa tanah Gosyen akan terbebas 

dari tulah ini (ay. 22-23).  

2. Tulah itu didatangkan (ay. 24).  

3. Firaun berunding dengan Musa tentang pembebasan 

Israel, dan merendahkan dirinya (ay. 25-29).  

4. Tulah itu dengan demikian disingkirkan (ay. 31),namun  

Firaun tetap berkeras hati (ay. 32). 


 110

Tulah-tulah Mesir 

(8:1-15)  

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah menghadap Firaun dan 

katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi, 

supaya mereka beribadah kepada-Ku; 2 jika engkau menolak membiarkannya 

pergi, maka Aku akan menulahi seluruh daerahmu dengan katak. 3 Katak-

katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan masuk ke dalam 

istanamu dan kamar tidurmu, ya sampai ke dalam tempat tidurmu, ke dalam 

rumah pegawai-pegawaimu, dan rakyatmu, bahkan ke dalam pembakaran 

rotimu serta ke dalam tempat adonanmu. 4 Katak-katak itu akan naik me-

manjati engkau, memanjati rakyatmu dan segala pegawaimu.“ 5 Berfirmanlah 

TUHAN kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tanganmu 

dengan tongkatmu ke atas sungai, ke atas selokan dan ke atas kolam, dan 

buatlah katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.” 6 Lalu Harun meng-

ulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir, maka bermunculanlah katak-

katak, lalu menutupi tanah Mesir. 7namun  para ahli itu pun membuat yang 

demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat 

katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir. 8 lalu  Firaun memang-

gil Musa dan Harun serta berkata: “Berdoalah kepada TUHAN, supaya 

dijauhkan-Nya katak-katak itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka 

aku akan membiarkan bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan 

korban kepada TUHAN.” 9 Kata Musa kepada Firaun: “Silakanlah tuanku 

katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan 

rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-

rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja.” 10 Katanya: “Besok.” Lalu 

kata Musa: “Jadilah seperti katamu itu, supaya tuanku mengetahui, bahwa 

tidak ada yang seperti TUHAN, Tuhan kami. 11 Maka katak-katak itu akan di-

jauhkan dari padamu, dari rumah-rumahmu, dari pegawai-pegawaimu dan 

dari rakyatmu; dan hanya akan tinggal di sungai Nil saja.” 12 Lalu Musa dan 

Harun keluar meninggalkan Firaun, dan Musa berseru kepada TUHAN kare-

na katak-katak, yang didatangkan-Nya kepada Firaun. 13 Dan TUHAN mela-

kukan seperti yang dikatakan Musa, sehingga katak-katak itu mati lenyap 

dari rumah, dari halaman dan dari ladang. 14 Dikumpulkan oranglah bang-

kai-bangkainya bertumpuk-tumpuk, sehingga tanah itu berbau busuk.  

15namun  saat  Firaun melihat, bahwa telah terasa kelegaan, ia tetap berke-

ras hati, dan tidak mau mendengarkan mereka keduanya – seperti yang telah 

difirmankan TUHAN. 

Firaun di sini pertama-tama diancam dan lalu  ditimpa tulah 

katak. Dan sesudahnya, dalam pasal ini, ia ditimpa tulah nyamuk 

dan pikat, dua binatang yang kecil dan menjengkelkan. Walaupun 

kecil, dengan jumlah yang sangat banyak mereka mendatangkan 

tulah yang menyakitkan bagi orang-orang Mesir. Tuhan bisa saja me-

nimpakan kepada mereka tulah singa, atau beruang, atau serigala, 

atau burung bangkai, atau burung-burung pemangsa lain.namun  Ia 

memilih melakukannya melalui alat-alat yang hina ini. 

1. Supaya Ia dapat mengagungkan kuasa-Nya sendiri. Ia yaitu  

Tuhan atas segenap makhluk ciptaan, dan menguasai mereka 

untuk diperintah-Nya, dan Ia bebas memakai mereka seperti yang 

Kitab Keluaran 8:1-15 

 111 

dikehendaki-Nya. Sebagian orang berpendapat bahwa kuasa Tuhan 

dalam menciptakan seekor semut sama besarnya seperti saat  Ia 

menciptakan seekor gajah. Demikian pula dalam melakukan pe-

nyelenggaraan-Nya untuk memenuhi tujuan-tujuan-Nya, Ia mema-

kai makhluk-makhluk ciptaan yang paling hina dengan cara yang 

sama dahsyatnya seperti saat  Ia memakai makhluk-makhluk 

ciptaan yang paling kuat. Dengan demikian, keunggulan dari kua-

sa, dalam menghakimi dan menunjukkan belas kasihan, tampak 

jelas berasal dari Allah, dan bukan dari makhluk ciptaan itu sen-

diri. Lihatlah betapa sangat beralasan bagi kita untuk terkagum-

kagum dengan rasa hormat dan takut terhadap Tuhan ini, yang, 

jika Ia berkehendak, dapat mempergunakan makhluk-makhluk 

ciptaan terkecil sekalipun untuk melawan kita. Jika Tuhan menjadi 

musuh kita, maka semua makhluk ciptaan berperang melawan 

kita.  

2. Supaya Ia dapat merendahkan kesombongan Firaun, dan meng-

hajar kekurangajarannya. Betapa memalukannya bagi raja yang 

tinggi hati ini melihat dirinya dibuat berlutut, dan dipaksa tun-

duk, melalui cara-cara yang hina seperti itu! Anak kecil saja, bia-

sanya, sanggup menghadapi para penyerbu itu, binatang-binatang 

kecil itu, dan dapat menang melawan mereka. Namun, lihatlah 

sekarang, begitu banyaknya pasukan mereka, dan begitu ganas-

nya serangan-serangan mereka, hingga Firaun, dengan semua 

kereta dan orang-orang berkudanya, tidak bisa maju melawan 

mereka. Demikianlah Tuhan mendatangkan penghinaan kepada 

para pemuka yang melontarkan penghinaan terhadap Dia dan 

kedaulatan-Nya. Ia membuat orang-orang yang tidak mau meng-

akui Dia ada di atas mereka, harus mengetahui bahwa, jika Ia 

berkehendak, Ia mampu membuat makhluk yang paling hina 

menghina mereka dan menginjak-injak mereka. Mengenai tulah 

katak ini, kita dapat mengamati, 

I. Bagaimana tulah itu diancamkan. Musa, tidak diragukan lagi, 

bersekutu dengan Tuhan yang mahaagung setiap hari untuk 

menerima perintah-perintah baru, dan (mungkin saat  sungai 

Nil masih menjadi darah) ia di sini diperintahkan untuk memberi 

tahu Firaun tentang penghakiman lain yang akan menimpanya, 

kalau-kalau ia terus berkeras hati: Jika engkau menolak membiar-

kan mereka pergi, engkau sendirilah yang terancam bahaya (ay. 1-


 112

2). Perhatikanlah, Tuhan tidak menghukum manusia sebab  dosa 

kecuali mereka bersikeras di dalamnya. Sungguh, kembali ia 

mengasah pedangnya (Mzm. 7:13, KJV: Jika orang tidak berbalik, 

maka Tuhan akan mengasah pedang-Nya), yang menyiratkan per-

kenanan jika orang itu berbalik. Demikian pula di sini, jika engkau 

menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan menulahi seluruh 

daerahmu, yang menyiratkan bahwa jika Firaun patuh, maka per-

seteruan itu akan langsung dihentikan. Tulah yang diancamkan, 

kalau Firaun menolak, sangatlah dahsyat dan mengerikan. Katak-

katak akan menyerang rumah-rumah dengan hebatnya hingga 

membuat orang merasa tidak tenang di rumah mereka, di tempat 

tidur mereka, dan di meja mereka. Mereka tidak akan bisa 

makan, atau minum, atau tidur dalam ketenangan. Sebaliknya, di 

mana pun mereka berada, mereka akan dikerumuni oleh katak-

katak itu (ay. 3-4). Perhatikanlah,  

1. Kutukan Tuhan atas manusia akan mengejarnya ke mana saja 

ia pergi, dan akan menindihnya dengan berat apa pun yang 

dilakukannya (lihat Ul. 28:16, dst.).  

2. Tidak ada yang bisa menghindari penghakiman-penghakiman 

ilahi saat  penghakiman-penghakiman itu menyerang untuk 

menjalankan tugas. 

II. Bagaimana tulah itu ditimpakan. sebab  Firaun tidak mengindah-

kan tanda bahaya itu, dan tidak mau tunduk pada panggilan-

panggilan itu, maka Harun diperintahkan untuk mengerahkan 

pasukan-pasukan, dan dengan tangannya yang teracung dan 

dengan tongkatnya ia diperintah untuk memberi  isyarat per-

tempuran. Dictum factum – Begitu dikatakan, langsung dilaksana-

kan. Segenap pasukan dihimpun, dan, di bawah pimpinan dan 

perintah dari kuasa yang tak terlihat, gerombolan-gerombolan ka-

tak menyerang negeri itu. Dan orang-orang Mesir, dengan segala 

ilmu dan segenap kekuatan mereka, tidak bisa menahan majunya 

katak-katak itu atau mengusir mereka. Bandingkan ini dengan 

nubuatan tentang pasukan belalang pindahan dan belalang pela-

hap (Yl. 2:2, dst., Yes. 34:16-17). Katak-katak bermunculan, 

memenuhi panggilan ilahi, dan menutupi tanah. Perhatikanlah, 

Tuhan memiliki  banyak cara untuk membuat gelisah orang-

orang yang hidup tenang. 

Kitab Keluaran 8:1-15 

 113 

III. Bagaimana ahli-ahli sihir diizinkan untuk menirunya (ay. 7). 

Mereka juga mendatangkan katak-katak,namun  tidak bisa meng-

usir katak-katak yang dikirim Allah. Roh-roh najis yang keluar 

dari mulut naga dikatakan menyerupai katak, yang pergi menda-

patkan raja-raja di bumi, untuk menipu mereka (Why. 16:13), 

yang mungkin merujuk pada katak-katak ini, sebab hal itu 

diceritakan sesudah  diubahnya air menjadi darah. Si naga, seperti 

ahli-ahli sihir itu, berniat menipu melalui katak-katak itu,namun  

Tuhan melalui katak-katak itu berniat membinasakan orang-orang 

yang mau ditipu. 

IV. Bagaimana hati Firaun melunak di bawah tulah ini. Ini pertama 

kalinya hatinya melunak (ay. 8). Ia memohon kepada Musa untuk 

berdoa supaya menjauhkan katak-katak itu, dan berjanji bahwa 

ia akan membiarkan bangsa Israel pergi. Dia yang beberapa saat 

lalu berbicara dengan teramat menghina tentang Tuhan dan Musa, 

sekarang dengan senang hati bersedia berutang budi pada belas 

kasihan Tuhan dan doa-doa Musa. Perhatikanlah, orang-orang 

yang menentang Tuhan dan doa pada hari kesusahan yang luar 

biasa akan dibuat melihat, pada akhirnya, kebutuhan mereka 

akan Tuhan dan doa, dan akan berseru, Tuhan, Tuhan, (Mat. 7:22). 

Orang-orang yang mengolok-olok doa sudah dibuat mengemis 

meminta doa, seperti orang kaya yang pernah mencemooh Laza-

rus lalu  meminta-minta setetes air. 

V. Bagaimana Musa menetapkan waktunya dengan Firaun, dan ke-

mudian memohon kepada Tuhan untuk menjauhkan katak-katak 

itu. Musa, untuk menunjukkan bahwa tindakan-tindakan Tuhan 

tidak bergantung pada keselarasan atau pertentangan dari rasi-

rasi bintang, atau hari baik dan hari buruk, meminta Firaun me-

netapkan waktunya. Nellum occurrit tempus regi – Waktu yang 

ditetapkan oleh raja tidak akan dibantah (ay. 9). Silakanlah tuanku 

katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu. Ini dimaksud-

kan untuk menginsyafkan Firaun, bahwa, jika matanya tidak 

terbuka oleh tulah itu, maka mata itu mungkin akan terbuka 

dengan dijauhkannya tulah itu. Begitu beragamnya cara-cara 

yang diambil Tuhan untuk memimpin manusia ke dalam pertobat-

an. Firaun menetapkan waktunya besok (ay. 10). Dan mengapa 

tidak segera? Apakah ia sangat menyukai tamu-tamunya hingga 


 114

ia ingin mereka tinggal satu malam lagi dengannya? Tidak, mung-

kin ia berharap bahwa mereka akan pergi jauh dengan sendirinya, 

sehingga ia bisa terbebas dari tulah itu tanpa harus melakukan 

suatu kewajiban kepada Tuhan atau Musa. Walaupun begitu, Musa 

setuju saja dengannya dalam hal ini: “Jadilah seperti katamu itu, 

tulah itu akan ditiadakan sesuai saat yang engkau inginkan, 

supaya tuanku mengetahui, bahwa sehebat apa pun ahli-ahli sihir 

itu, tidak ada yang seperti TUHAN, Tuhan kami. Tak ada yang 

memiliki kuasa seperti yang dimiliki-Nya atas semua makhluk 

ciptaan, juga tidak ada yang begitu siap sedia untuk mengampuni 

orang-orang yang merendahkan diri mereka di hadapan-Nya.” Per-

hatikanlah, rancangan agung dari berbagai penghakiman maupun 

belas kasihan yaitu  untuk meyakinkan kita bahwa tidak ada 

yang seperti Tuhan, Tuhan kita, tak ada yang begitu bijak, begitu 

perkasa, begitu baik, tak ada lawan yang begitu menakutkan, tak 

ada kawan yang begitu diinginkan, begitu berharga, seperti Dia. 

Musa, dalam hal ini, mengarahkan hatinya kepada Allah, berdoa 

dengan sungguh-sungguh kepada-Nya, untuk menarik kembali 

katak-katak itu (ay. 12). Perhatikanlah, kita harus berdoa bagi 

musuh-musuh kita dan orang-orang yang menganiaya kita, bah-

kan musuh yang paling jahat sekalipun, seperti yang dilakukan 

Kristus. Sebagai jawaban terhadap doa Musa, katak-katak yang 

muncul pada satu hari, lenyap pada keesokan harinya, atau 

segera sesudah muncul. Mereka semua mati (ay. 13), dan supaya 

terlihat bahwa itu benar-benar katak, bangkai-bangkainya dibiar-

kan terkumpul bertumpuk-tumpuk, sehingga mengeluarkan bau 

yang menyengat (ay. 14). Perhatikanlah, Sang Penguasa yang ber-

daulat atas dunia memakai hidup dan mati makhluk-makhluk-

Nya seperti yang dikehendaki-Nya. Dan Dia yang membuat sesua-

tu menjadi ada, untuk memenuhi satu tujuan, bisa saja, tanpa 

melanggar keadilan-Nya, memanggilnya kembali dengan segera, 

untuk memenuhi tujuan lain. 

VI. Apa kesudahan dari tulah ini (ay. 15): saat  Firaun melihat, 

bahwa telah terasa kelegaan, tanpa mempertimbangkan apa yang 

belum lama ini dirasakannya atau apa yang telah membuatnya 

ketakutan, ia berkeras hati. Perhatikanlah, 

1. Sebelum hati diperbaharui oleh anugerah Allah, kesan-kesan 

yang ditimbulkan oleh kuatnya penderitaan tidak akan tinggal

Kitab Keluaran 8:16-19 

 115 

 lama. Hati yang insaf menjadi luntur, dan janji-janji yang 

diucapkan terlupakan. Sebelum keadaan udara berubah, apa 

yang mencair di bawah sinar matahari akan membeku lagi di 

tempat yang teduh.  

2. Kesabaran Tuhan disalahgunakan dengan hinanya oleh para 

pendosa yang tidak bertobat. Kelegaan yang diberikan-Nya 

kepada mereka, untuk memimpin mereka pada pertobatan, 

membuat mereka berkeras hati. Dan sementara Ia dengan 

penuh rahmat mengizinkan gencatan senjata, supaya mereka 

mau berdamai, mereka malah mengambil kesempatan itu 

untuk mengerahkan kembali pasukan-pasukan kedurhakaan 

yang sudah kebingungan, kedurhakaan yang terus membandel 

(lihat Pkh. 8:11; Mzm 78:34, dst.) 

Tulah-tulah Mesir  

(8:16-19) 

16 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ulurkan-

lah tongkatmu dan pukulkanlah itu ke debu tanah, maka debu itu akan 

menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.” 17 Lalu mereka berbuat demikian; 

Harun mengulurkan tangannya dengan tongkatnya dan memukulkannya ke 

debu tanah, maka nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada 

binatang. Segala debu tanah menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir. 18 Para 

ahli itu pun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu manteranya 

untuk mengadakan nyamuk-nyamuk,namun  mereka tidak dapat. Demikian-

lah nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang. 19 Lalu 

berkatalah para ahli itu kepada Firaun: “Inilah tangan Allah.”namun  hati 

Firaun berkeras, dan ia tidak mau mendengarkan mereka – seperti yang telah 

difirmankan TUHAN. 

Di sini ada penjelasan singkat tentang tulah nyamuk. Tidak tampak 

bahwa ada peringatan yang diberikan tentang tulah itu sebelumnya. 

Penyalahgunaan Firaun terhadap kelegaan yang diberikan kepadanya 

sebelum ini kiranya sudah cukup menjadi peringatan baginya untuk 

menantikan tulah lain. Sebab jika disingkirkannya penderitaan mem-

buat kita berkeras hati, dan dengan demikian membuat kita kehi-

langan manfaatnya, maka kita dapat menyimpulkan bahwa penderi-

taan itu pergi dengan tujuan untuk kembali, atau untuk memberi 

tempat bagi datangnya penderitaan yang lebih buruk lagi. Amatilah, 

I.  Bagaimana tulah nyamuk ini ditimpakan kepada orang Mesir (ay. 

16-17). Katak-katak ditimbulkan dari dalam air,namun  nyamuk-

nyamuk ini hidup dari debu tanah. Sebab dari bagian apa saja 


 116

dalam ciptaan, Tuhan dapat mengambil cambuk, untuk menghajar 

orang-orang yang memberontak terhadap-Nya. Ada banyak anak 

panah dalam tabung-Nya. Bahkan debu tanah patuh kepada-Nya. 

“Janganlah takut, hai si cacing Yakub, sebab  Tuhan dapat mema-

kaimu sebagai papan pengirik, jika Ia berkehendak” (Yes. 41:14-

15). Nyamuk-nyamuk ini, tidak diragukan lagi, luar biasa meng-

ganggu, dan juga luar biasa memalukan, bagi orang Mesir. Meski-

pun mereka telah mendapat kelegaan, namun itu cuma sesaat 

saja (Why. 11:14). Malapetaka kedua sudah berlalu,namun  lihatlah 

malapetaka ketiga datang dengan sangat cepat. 

II.  Bagaimana ahli-ahli sihir kebingungan dibuatnya (ay. 18). Mereka 

berusaha menirunya,namun  tidak bisa. saat  mereka gagal dalam 

hal ini, tampaknya mereka berusaha menjauhkan tulah itu. 

Sebab dikatakan selanjutnya, demikianlah nyamuk-nyamuk itu 

hinggap pada manusia dan pada binatang, kendati dengan usaha 

mereka. Hal ini memaksa mereka untuk mengakui bahwa 

kekuatan mereka dikalahkan: Inilah tangan Tuhan (ay. 19). Yaitu, 

“Rintangan dan kekangan yang diberikan kepada kami ini pasti 

berasal dari kuasa ilahi.” Perhatikanlah,  

1.  Tuhan merantai Iblis, dan membatasinya baik sebagai penipu 

maupun sebagai pembinasa. Sampai di sini boleh engkau 

datang, jangan lewat. Antek-antek Iblis, dengan seizin Allah, 

dapat melakukan perkara-perkara besar.namun  saat  Ia men-

jatuhkan larangan kepada mereka, meskipun itu hanya de-

ngan jari-Nya, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Ketidak-

mampuan ahli-ahli sihir itu, dalam contoh yang lebih kecil ini, 

menunjukkan dari mana mereka mendapat kemampuan mere-

ka dalam peristiwa-peristiwa sebelumnya yang tampak lebih 

besar, dan bahwa mereka tidak memiliki  kuasa melawan 

Musa selain yang diberikan kepada mereka dari atas.  

2.  Cepat atau lambat Tuhan akan membuat bahkan musuh-mu-

suh-Nya untuk mengakui kedaulatan-Nya dan kekuasaan-Nya 

yang mengatasi semuanya. Sudah pasti bahwa mereka semua 

(seperti yang kita katakan) akan roboh pada akhirnya, seperti 

yang terjadi pada kaisar Julianus yang murtad (abad ketiga M 

– pen.), yang saat  menjelang ajal mulutnya mengakui, Eng-

kau sudah mengalahkanku, hai orang Galilea! Tuhan tidak

Kitab Keluaran 8:20-32 

 117 

 hanya akan terlalu tangguh bagi semua lawan,namun  juga 

akan memaksa mereka untuk mengakuinya. 

III. Bagaimana Firaun, kendati demikian, dibuat semakin berkeras 

hati (ay. 19). Bahkan orang-orang yang telah menipunya sudah 

mengatakan apa yang cukup untuk menyadarkannya, namun 

semakin hari ia semakin berkeras hati. Bahkan mujizat-mujizat 

dan penghakiman-penghakiman itu menjadi baginya bau kemati-

an yang mematikan. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak dibuat 

menjadi lebih baik oleh firman Tuhan dan pemeliharaan-pemeli-

haraan-Nya biasanya dibuat menjadi lebih buruk oleh semuanya 

itu. 

Tulah-tulah Mesir  

(8:20-32) 

20 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Bangunlah pagi-pagi dan berdirilah 

menantikan Firaun, pada waktu biasanya ia keluar ke sungai, dan katakan-

lah kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya 

mereka beribadah kepada-Ku; 21 sebab jika engkau tidak membiarkan umat-

Ku itu pergi, maka Aku akan melepaskan pikat terhadap engkau, terhadap 

pegawai-pegawaimu, rakyatmu dan rumah-rumahmu, sehingga rumah-ru-

mah orang Mesir, bahkan tanah, di mana mereka berdiri akan penuh dengan 

pikat. 22namun  pada hari itu Aku akan mengecualikan tanah Gosyen, di 

mana umat-Ku tinggal, sehingga di sana tidak ada ada pikat, supaya 

engkau mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, ada di negeri ini. 23 Sebab Aku 

akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda 

mujizat ini akan terjadi.” 24 TUHAN berbuat demikian; maka datanglah 

banyak-banyak pikat ke dalam istana Firaun dan ke dalam rumah pegawai-

pegawainya dan ke seluruh tanah Mesir; negeri itu menderita sebab  pikat 

itu. 25 Lalu Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: “Pergilah, 

persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini.” 26namun  Musa 

berkata: “Tidak mungkin kami berbuat demikian, sebab korban yang akan 

kami persembahkan kepada TUHAN, Tuhan kami, yaitu  kekejian bagi orang 

Mesir. jika  kami mempersembahkan korban yang menjadi kekejian bagi 

orang Mesir itu, di depan mata mereka, tidakkah mereka akan melempari 

kami dengan batu? 27 Kami harus pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan 

jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Tuhan kami, 

seperti yang difirmankan-Nya kepada kami.” 28 Lalu kata Firaun: “Baik, aku 

akan membiarkan kamu pergi untuk mempersembahkan korban kepada 

TUHAN, Allahmu, di padang gurun; hanya janganlah kamu pergi terlalu jauh. 

Berdoalah untuk aku.” 29 Lalu kata Musa: “Sekarang aku keluar meninggal-

kan tuanku dan akan berdoa kepada TUHAN, maka pikat itu akan dijauhkan 

besok dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; hanya janganlah 

Firaun berlaku curang lagi dengan tidak membiarkan bangsa itu pergi untuk 

mempersembahkan korban kepada TUHAN.” 30 Sesudah itu keluarlah Musa 

meninggalkan Firaun, lalu berdoa kepada TUHAN. 31 Dan TUHAN membuat 

seperti yang dikatakan Musa: pikat itu dijauhkan-Nya dari Firaun, dari 


 118

pegawai-pegawainya dan rakyatnya; seekor pun tidak ada yang tinggal.  

32namun  sekali ini pun Firaun tetap berkeras hati; ia tidak membiarkan 

bangsa itu pergi.  

Di sini ada cerita tentang tulah pikat (lalat – pen.), yang di dalamnya 

kita diberi tahu, 

I. Bagaimana tulah itu diancamkan, seperti tulah katak, sebelum 

ditimpakan. Musa diperintahkan (ay. 20) untuk bangun pagi-pagi, 

untuk menemui Firaun saat  ia pergi ke sungai, dan untuk 

mengulangi tuntutan-tuntutannya di sana. Perhatikanlah,  

1. Orang-orang yang ingin mewujudkan perkara-perkara besar 

bagi Tuhan dan angkatan mereka harus bangun pagi-pagi, dan 

memanfaatkan waktu di pagi hari. Firaun saja mau bangun 

pagi-pagi untuk melakukan ibadah-ibadahnya yang penuh 

takhayul kepada sungai Nil. Masakan kita sendiri ingin tidur 

dan terlelap lagi saat  ada pelayanan yang harus dilakukan, 

yang akan membawa kebaikan bagi kita pada hari penghakim-

an agung itu?  

2. Orang-orang yang ingin membuktikan diri sebagai hamba-

hamba Tuhan yang setia tidak boleh takut terhadap wajah 

manusia. Musa harus berdiri menantikan Firaun (KJV: berdiri di 

hadapan Firaun), sekalipun Firaun itu sombong, dan memberi 

tahu dia apa yang akan merendahkan dia serendah-rendah-

nya. Musa harus menantang dia (jika ia menolak melepaskan 

para tawanannya) untuk berperang melawan pasukan pikat, 

yang akan mematuhi perintah-perintah Allah, jika Firaun tidak 

mau mematuhinya. Lihat ancaman serupa (Yes. 7:18): TUHAN 

bersuit memanggil lalat dan memanggil lebah, untuk datang 

dan memenuhi tujuan-tujuan-Nya. 

II. Bagaimana orang-orang Mesir dan orang-orang Ibrani akan di-

bedakan secara luar biasa dalam tulah ini (ay. 22-23). Ada ke-

mungkinan bahwa pembedaan ini tidak begitu jelas dan terlihat 

dalam tulah-tulah sebelumnya seperti yang terjadi dalam tulah 

ini. Dengan demikian, sama seperti tulah nyamuk dibuat lebih 

meyakinkan dibandingkan  tulah-tulah sebelumnya, dengan mengalah-

kan ahli-ahli sihir, begitu pula dengan tulah ini, melalui pembeda-

an yang dibuat antara orang-orang Mesir dan orang-orang Ibrani. 

Firaun harus dibuat mengetahui bahwa Allah, TUHAN, ada di 

Kitab Keluaran 8:20-32 

 119 

negeri ini. Dan melalui tulah ini, hal itu akan diketahui tanpa bisa 

dibantah.  

1. Kawanan-kawanan pikat, yang bagi kita tampak terbang 

secara sembarangan, akan terlihat jelas terbang di bawah pim-

pinan suatu Akal Budi yang cerdas, walaupun mereka tidak 

bisa dikendalikan oleh manusia mana pun. “Sampai di sini 

mereka akan pergi,” kata Musa, “dan ke sana mereka tidak 

boleh datang.” Dan pelaksanaannya dilakukan secara tepat 

sesuai ketetapan ini, dan baik pelaksanaannya maupun kete-

tapannya, jika dibandingkan, menunjukkan bahwa Dia yang 

mengatakannya dan Dia yang melakukannya yaitu  sama, 

yaitu Keberadaan yang memiliki  kuasa dan hikmat yang 

tak terhingga.  

2. Hamba-hamba dan penyembah-penyembah Yehova yang maha 

besar akan terlindungi dan tidak akan berbagi dalam mala-

petaka-malapetaka yang menimpa semua orang di tempat di 

mana mereka tinggal, sehingga tulah yang mengganggu semua 

tetangga mereka tidak akan mendekati mereka. Dan ini akan 

menjadi bukti yang tak terbantahkan bahwa Allah, TUHAN, 

ada di negeri ini. Jika kedua hal ini ditempatkan bersama-

sama, maka tampak bahwa mata TUHAN menjelajah seluruh 

bumi, dan menembus udara, untuk mengarahkan apa yang 

bagi kita tampak biasa-biasa saja, untuk memenuhi suatu 

tujuan yang besar dan sudah dirancang-Nya, supaya Ia dapat 

melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh 

hati terhadap Dia (2Taw. 16:9). Amatilah bagaimana pernyata-

an itu diulangi: Aku akan mengadakan perbedaan antara 

umat-Ku dan bangsamu (ay. 23). Perhatikanlah, Tuhan menge-

nal orang-orang kepunyaan-Nya, dan akan menunjukkan, 

mungkin di dunia ini, dan pasti di dunia lain, bahwa Ia telah 

memisahkan mereka bagi diri-Nya. Akan tiba hari saat  eng-

kau melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang 

fasik (Mal. 3:18), domba dan kambing (Mat. 25:32; Yeh. 34:17), 

meskipun sekarang mereka bercampur baur. 

III. Bagaimana tulah itu ditimpakan, sehari sesudah  diancamkan: 

Maka datanglah banyak-banyak pikat (ay. 24), lalat yang berma-

cam-macam jenisnya, sedemikan rupa hingga akan menelan me-

reka (Mzm. 78:45). Penguasa kerajaan angkasa bermegah dalam 


 120

menjadi Beelzebul – dewa lalat.namun  di sini terbukti bahwa bah-

kan dalam hal itu pun ia hanya mengaku-ngaku berkuasa, padahal 

ia tidak lebih dari seorang penyerobot kekuasaan, sebab bahkan 

melalui kawanan-kawanan pikat pun Tuhan berperang melawan 

kerajaannya dan menang. 

IV. Bagaimana Firaun, sesudah  serangan ini, mengajak berunding, 

dan mengadakan perjanjian dengan Musa dan Harun untuk me-

nyerahkan para tawanannya:namun  cermatilah betapa dengan 

enggan ia menyerah. 

1. Ia bersedia membiarkan mereka mempersembahkan korban 

kepada Tuhan mereka, asalkan mereka melakukannya di tanah 

Mesir (ay. 25). Perhatikanlah, Tuhan dapat membuat kegiatan 

ibadah kepada-Nya diizinkan, bahkan oleh orang-orang yang 

memusuhi kegiatan ibadah itu. Firaun, dalam kesakitan kare-

na dihajar tongkat, bersedia membiarkan mereka mempersem-

bahkan korban, dan memperbolehkan Israel milik Tuhan meng-

ikuti hati nurani mereka dengan bebas, bahkan di negerinya 

sendiri.namun  Musa tidak mau menerima kelonggaran yang 

diberikan Firaun. Ia tidak dapat menerimanya (ay. 26). Akan 

menjadi kekejian bagi Tuhan jika mereka mempersembahkan 

korban-korban Mesir, dan kekejian bagi orang Mesir jika mere-

ka mempersembahkan kepada Tuhan korban-korban mereka 

sendiri, yang seharusnya mereka persembahkan kepada dewa-

dewa mereka. Dengan demikian, orang Israel tidak bisa mem-

persembahkan korban di negeri itu tanpa menyulut amarah 

dari Tuhan mereka dan juga dari tuan-tuan mereka orang 

Mesir. Oleh sebab itu ia bersikukuh: Kami harus pergi ke pa-

dang gurun tiga hari perjalanan jauhnya (ay. 27). Perhatikan-

lah, orang-orang yang ingin mempersembahkan korban yang 

berkenan kepada Tuhan haruslah,  

(1) Memisahkan diri mereka dari orang-orang fasik dan dur-

haka. Sebab kita tidak bisa bersekutu pada saat yang sama 

dengan Bapa segala terang dan dengan pekerjaan-peker-

jaan kegelapan, dengan Kristus dan dengan Belial (2Kor. 

6:14, dst.; Mzm. 26:4, 6).  

(2) Mereka harus menarik diri dari gangguan-gangguan dunia, 

dan pergi sejauh mungkin dari kebisingannya. Israel tidak 

Kitab Keluaran 8:20-32 

 121 

bisa merayakan perayaan Tuhan di antara batu bata atau 

kuali-kuali berisi daging orang Mesir. Tidak, kami akan 

pergi ke padang gurun (Hos. 2:13; Kid. 7:11).  

(3) Mereka harus menjalankan ketetapan ilahi: “Kami akan 

mempersembahkan korban seperti yang akan diperintah-

kan Tuhan kepada kami, dan tidak dengan cara lain.” Meski-

pun mereka sedang berada dalam perbudakan yang seren-

dah-rendahnya kepada Firaun, namun dalam ibadah 

kepada Allah, mereka harus menjalankan perintah-perin-

tah-Nya, dan bukan perintah-perintah Firaun. 

2. saat  usulan ini ditolak, Firaun bersedia membiarkan mereka 

pergi ke padang gurun, asalkan mereka tidak pergi terlalu 

jauh, tidak begitu jauh supaya ia dapat menjemput mereka 

kembali (ay. 28). Ada kemungkinan bahwa ia sudah men-

dengar tentang rancangan mereka terhadap tanah Kanaan, 

dan curiga bahwa sekali mereka meninggalkan Mesir, mereka 

tidak akan pernah kembali lagi. Dan sebab  itu, walaupun ia 

terpaksa setuju untuk membiarkan mereka pergi (dengungan 

kawanan-kawanan pikat di telinganya mendesak dia), namun 

ia tidak bersedia kalau mereka pergi di luar jangkauannya. 

Demikian pula dengan sebagian orang berdosa yang, dalam 

pedihnya keinsyafan, berpisah dengan dosa-dosa mereka, na-

mun enggan untuk pergi terlalu jauh. Sebab, saat  kengerian 

itu sudah berlalu, mereka akan kembali kepada dosa-dosa 

mereka lagi. Kita mengamati di sini pergumulan antara rasa 

insaf Firaun dan kebobrokan-kebobrokannya. Keinsyafan-ke-

insyafannya berkata, “Biarkanlah mereka pergi.” sedang  

kebobrokan-kebobrokannya berkata, “Asal jangan terlalu 

jauh.”namun  ia berpihak kepada kebobrokan-kebobrokannya 

melawan keinsyafan-keinsyafannya, dan ini menjadi kehan-

curannya. Usulannya ini diterima oleh Musa, sehingga Musa 

berjanji untuk menjauhkan tulah ini (ay. 29). Lihatlah di sini,  

(1) Betapa siapnya Tuhan untuk menerima kepatuhan orang-

orang berdosa. Firaun hanya berkata, berdoalah untuk aku 

(meskipun disesalkan bahwa ia baru mau merendahkan diri 

sekarang), dan Musa segera berjanji, aku akan berdoa 

kepada TUHAN untukmu, supaya Firaun bisa melihat apa 

yang dirancangkan baginya dari tulah itu. Bukan untuk 


 122

membawanya ke dalam kehancuran, melainkan untuk mem-

bawanya ke dalam pertobatan. Betapa dengan senang hati 

Tuhan berkata (1Raj. 21:29), sudahkah kaulihat, bahwa Ahab 

merendahkan diri?  

(2) Betapa perlunya kita ditegur supaya kita tulus dalam kepa-

tuhan kita: Hanya janganlah Firaun berlaku curang lagi. 

Orang-orang yang berlaku curang patutlah dicurigai, dan 

harus diperingatkan untuk tidak kembali lagi kepada kebo-

dohan, sesudah  Tuhan menyatakan damai sekali lagi kepada 

mereka. Jangan sesat! Tuhan tidak membiarkan diri-Nya 

dipermainkan. Jika kita menyangka bisa menipu Tuhan 

dengan pertobatan yang pura-pura, dan penyerahan diri 

yang palsu kepada-Nya, maka kelirulah kita, sebab  pada 

akhirnya kita akan melihat penipuan itu justru akan mem-

binasakan jiwa kita sendiri. 

Yang terakhir, kesudahan dari semuanya ini yaitu  bahwa Tuhan 

dengan penuh rahmat menjauhkan tulah itu (ay. 30-31),namun  

Firaun dengan durhaka kembali lagi berkeras hati, dan tidak mem-

biarkan bangsa itu pergi (ay. 32). Kesombongannya tidak mau mem-

biarkan dia berpisah dengan bunga mahkotanya, seperti juga ia tidak 

mau berpisah dari kekuasaannya atas Israel. Ketamakannya tidak 

mau membiarkan dia berpisah dengan pendapatannya yang diper-

olehnya dari kerja paksa orang Israel. Perhatikanlah, hawa nafsu 

yang merajalela dapat memutus ikatan-ikatan yang paling kuat 

sekalipun, dan membuat manusia rela berbuat kurang ajar dan 

durhaka secara memalukan. Oleh sebab itu, jangan biarkan dosa 

memerintah. Sebab, jika ia memerintah, ia akan mengkhianati kita 

dan menggiring kita cepat-cepat ke dalam perbuatan-perbuatan tidak 

masuk akal yang teramat menjijikkan. 

 

PASAL  9  

Dalam pasal ini kita mendapati penjelasan tentang tiga tulah lagi 

yang terjadi di Mesir.  

I. Penyakit sampar di antara hewan ternak, yang mematikan 

bagi ternak-ternak itu (ay. 1-7).  

II. Barah pada manusia dan binatang (ay. 8-12).  

III. Hujan es, dengan guntur dan petir.  

1.  Diberikan peringatan tentang tulah ini (ay. 13-21). 

2. Tulah itu ditimpakan, dan memicu  rasa takut luar 

biasa (ay. 22-26).  

3. Firaun, dalam ketakutan, memperbaharui perjanjiannya 

dengan Musa,namun  langsung melanggar perkataannya 

sendiri (ay. 27, dst.). 

Tulah-tulah Mesir 

(9:1-7)  

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah menghadap Firaun dan 

berbicaralah kepadanya: Beginilah firman TUHAN, Tuhan orang Ibrani: 

Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku. 2 Sebab 

jika engkau menolak membiarkan mereka pergi dan masih menahan mereka, 

3 maka ternakmu, yang ada di padang, kuda, keledai, unta, lembu sapi dan 

kambing domba, akan kena tulah TUHAN, yakni kena penyakit sampar yang 

dahsyat. 4 Dan TUHAN akan membuat perbedaan antara ternak orang Israel 

dan ternak orang Mesir, sehingga tidak ada yang akan mati seekor pun dari 

segala ternak orang Israel.” 5 Selanjutnya TUHAN menentukan waktunya, 

firman-Nya: “Besoklah TUHAN akan melakukan hal itu di negeri ini.” 6 Dan 

TUHAN melakukan hal itu keesokan harinya; segala ternak orang Mesir itu 

mati,namun  dari ternak orang Israel tidak ada seekor pun yang mati. 7 Lalu 

Firaun menyuruh orang ke sana dan sesungguhnyalah dari ternak orang 

Israel tidak ada seekor pun yang mati.namun  Firaun tetap berkeras hati dan 

tidak mau membiarkan bangsa itu pergi. 


 124

Dalam perikop di atas ada ,  

I. Peringatan yang diberikan tentang tulah lain, yaitu, penyakit 

sampar pada binatang. saat  Firaun kembali berkeras hati, 

padahal ia sudah agak melunak akibat tulah sebelumnya, maka 

Musa pun diutus untuk memberi tahu Firaun bahwa ada tulah 

lain yang akan datang, untuk menguji apakah tulah itu akan 

berhasil menghidupkan kembali pada dirinya pengaruh-pengaruh 

dari tulah-tulah sebelumnya. Demikianlah murka Tuhan dinyata-

kan dari sorga, baik dalam firman-Nya maupun dalam perbuatan-

perbuatan-Nya, atas segala kefasikan dan kelaliman manusia.  

1. Musa menawarkan jalan yang adil kepada Firaun untuk men-

cegah tulah itu: Biarkanlah umat-Ku pergi (ay. 1). Tuntutannya 

masih tetap sama. Tuhan menginginkan Israel dibebaskan. 

Firaun menentangnya, dan sebab  itu mari kita uji, perkataan 

siapa yang akan terlaksana. Lihatlah betapa cemburunya 

Tuhan dalam membela umat-Nya. saat  tahun penebusannya 

telah datang, Ia akan menebus mereka dengan Mesir. Kerajaan 

Mesir akan dihancurkan, dibandingkan  Israel tidak dibebaskan. 

Lihatlah betapa masuk akalnya tuntutan-tuntutan Allah. Apa 

pun yang diminta-Nya, itu hanyalah kepunyaan-Nya sendiri: 

Mereka yaitu  umat-Ku, sebab  itu biarkanlah mereka pergi.  

2. Musa menggambarkan tulah yang akan datang, jika Firaun 

menolak (ay. 2-3). Tangan TUHAN secara langsung, tanpa 

tangan Harun yang teracung, akan mengenai ternakmu, yang 

banyak di antaranya, sebagian dari semua jenis, akan mati 

oleh semacam wabah penyakit. Hal ini sangat merugikan para 

pemiliknya: mereka sudah membuat Israel miskin, dan seka-

rang Tuhan akan membuat mereka miskin. Perhatikanlah, ta-

ngan Tuhan harus diakui ada bahkan dalam penyakit dan kema-

tian ternak, atau kerusakan lain yang diderita di dalamnya. 

Sebab seekor burung pipit pun tidak akan jatuh ke bumi di luar 

kehendak Bapa kita. 

3. Sebagai bukti dari campur tangan Tuhan yang istimewa dalam 

peristiwa ini, dan bukti dari perkenanan-Nya secara khusus 

terhadap umat-Nya sendiri, maka Musa pun menubuatkan 

bahwa tak satu pun dari ternak-ternak umat-Nya akan mati, 

meskipun mereka menghirup udara yang sama dan minum 

dari air yang sama dengan ternak orang Mesir: TUHAN akan 

Kitab Keluaran 9:1-7 

 125 

membuat perbedaan (ay. 4). Perhatikanlah, saat  penghakim-

an-penghakiman Tuhan dilaksanakan, meskipun itu dapat 

menimpa orang benar maupun orang fasik, namun Tuhan mem-

buat pembedaan yang begitu rupa hingga penghakiman-peng-

hakiman itu tidak sama akibatnya bagi orang benar seperti 

bagi orang fasik. Lihat Yesaya 27:7. Pemeliharaan Tuhan dalam 

kehidupan ternak harus diakui dengan penuh syukur, sebab 

Ia memelihara manusia maupun hewan (Mzm. 36:7).  

4. Untuk membuat peringatan itu lebih luar biasa lagi, maka 

waktu terjadinya tulah itu ditetapkan (ay. 5): Besoklah tulah 

itu akan ditimpakan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi da-

lam hari-hari hidup kita, dan sebab  itu kita tidak bisa menga-

takan apa yang akan kita lakukan besok.namun , tidak demi-

kianlah adanya dengan Allah. 

II. saat  tulah ditimpakan. Hewan-hewan ternak mati (ay. 6). Per-

hatikanlah, makhluk ciptaan dibuat tunduk pada kesia-siaan oleh 

dosa manusia, sebab  sesuai dengan kegunaannya, mereka di-

buat melayani kefasikan manusia maupun untuk berbagi dalam 

hukumannya, seperti dalam bencana air bah besar itu (Rm. 8:20, 

22). Firaun dan orang-orang Mesir berdosa.namun  domba-domba, 

apa yang telah mereka lakukan? Mereka ikut terkena tulah pula. 

Lihat Yeremia 12:4, sebab  kejahatan penduduknya binatang-bina-

tang habis lenyap. Orang-orang Mesir sesudah itu, dan (menurut 

sebagian orang) masih sampai saat ini, menyembah hewan ternak 

mereka. Di antara merekalah orang-orang Israel belajar membuat 

patung dewa anak lembu. Oleh sebab itu, dalam hal ini tulah 

yang dibicarakan di sini pantas mereka dapatkan. Perhatikanlah, 

apa yang kita jadikan sebagai berhala, dengan adil dijauhkan 

Tuhan dari kita, atau dibuat-Nya pahit bagi kita. Lihat Yesaya 19:1.  

IV. Pembedaan yang dibuat di antara ternak orang Mesir dan ternak 

orang Israel, sesuai firman Allah. Dari ternak orang Israel tidak 

ada seekor pun yang mati (ay. 6-7). Apakah Tuhan mengurus segala 

lembu sapi? Ya, benar. Pemeliharaan-Nya meluas sampai kepada 

yang paling hina dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya.namun  hal 

itu juga ditulis untuk kita, supaya, dengan percaya pada Allah, 

dan menjadikan-Nya sebagai perlindungan kita, kita tidak perlu 

takut terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, 


 126

tidak, walau seribu orang rebah di sisi kita (Mzm. 91:6-7). Firaun 

mengutus orang untuk melihat apakah ternak orang Israel ikut 

terjangkit penyakit itu, bukan untuk memuaskan hati nuraninya, 

melainkan hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya, atau 

dengan maksud untuk merampas ternak orang Israel guna meng-

ganti segala ternaknya yang hilang akibat penyakit itu, sebagai 

tindakan balas dendam. Dan, sebab  tidak memiliki  maksud 

yang baik dalam mencari tahu hal itu, maka kabar yang dibawa 

kembali kepadanya tidak memicu  kesan apa-apa pada diri-

nya,namun , sebaliknya, hatinya semakin degil. Perhatikanlah, bagi 

orang-orang yang sengaja buta, bahkan cara-cara untuk menda-

tangkan rasa insaf dan membawa kepada kehidupan pun akan 

menjadi bau kematian yang mematikan bagi mereka. 

Tulah-tulah Mesir  

(9:8-12) 

8 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun: “Ambillah jelaga dari dapur 

peleburan serangkup penuh, dan Musa harus menghamburkannya ke udara 

di depan mata Firaun. 9 Maka jelaga itu akan menjadi debu meliputi seluruh 

tanah Mesir, dan akan menjadikan barah yang memecah sebagai gelembung, 

pada manusia dan binatang di seluruh tanah Mesir.” 10 Lalu mereka meng-

ambil jelaga dari dapur peleburan, dan berdiri di depan Firaun, lalu  

Musa menghamburkannya ke udara, maka terjadilah barah, yang memecah 

sebagai gelembung pada manusia dan binatang, 11 sehingga ahli-ahli itu 

tidak dapat tetap berdiri di depan Musa, sebab  barah-barah itu; sebab ahli-

ahli itu pun juga kena barah sama seperti semua orang Mesir. 12namun  

TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga ia tidak mendengarkan mereka – 

seperti yang telah difirmankan TUHAN kepada Musa. 

Amatilah di sini, mengenai tulah barah yaitu bisul atau borok dan 

gelembung yaitu bengkak-bengkak yang perih, 

I. saat  orang Mesir tidak mau juga disadarkan oleh kematian 

segala ternak mereka, Tuhan pun mengirimkan tulah yang menye-

rang tubuh mereka sendiri, dan merasuk sampai ke dalam daging 

mereka. Jika penghakiman-penghakiman yang lebih kecil tidak 

berhasil mengerjakan pekerjaan mereka, maka Tuhan akan mengi-

rimkan penghakiman-penghakiman yang lebih besar. Oleh sebab 

itu, marilah kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang 

kuat, dan segera menemui-Nya di tengah jalan penghakiman-Nya, 

supaya kiranya murka-Nya dijauhkan dari kita. 

Kitab Keluaran 9:8-12 

 127 

II. Tanda yang melaluinya tulah ini dipanggil yaitu  dihamburkan-

nya jelaga-jelaga yaitu abu tungku panas dari dapur peleburan, ke 

udara (ay. 8, 10). Hal ini untuk menandakan memanasnya udara 

dengan wabah penyakit yang begitu rupa hingga akan menimbul-

kan barah-barah yang rasanya sangat perih dalam tubuh orang-

orang Mesir, yang akan berbau busuk dan menyakitkan. Segera 

sesudah  jelaga-jelaga atau abu-abu tungku itu dihamburkan, 

embun panas turun dari udara, yang membuat kulit melepuh di 

mana saja embun itu jatuh. Perhatikanlah, adakalanya Tuhan me-

nunjukkan kepada manusia apa dosa mereka melalui hukuman 

mereka. Mereka telah menindas orang-orang Israel dalam dapur 

peleburan, dan sekarang jelaga-jelaga dari dapur peleburan itu 

dibuat menjadi kengerian yang besar bagi mereka, seperti halnya 

dahulu mandor-mandor mereka telah memicu  rasa ngeri 

yang hebat pada diri orang-orang Israel. 

III. Tulah itu sendiri sangat menyakitkan. Bentol-bentol biasa saja 

sudah terasa menyakitkan, terutama bagi orang-orang yang ber-

perangai halus dan lembut, apalagi yang bengkak-bengkak merah 

perih seperti tulah ini, seperti yang dialami Ayub. Di lalu  

hari penyakit ini disebut sebagai barah Mesir (Ul. 28:27), seolah-

olah itu suatu penyakit baru, yang tidak pernah terdengar sebe-

lumnya, dan dikenal untuk seterusnya dengan nama itu. Cam-

kanlah, luka-luka pada tubuh harus dipandang sebagai hukuman 

terhadap dosa, dan harus diperhatikan sebagai panggilan untuk 

bertobat. 

IV. Ahli-ahli sihir sendiri dihantam oleh barah-barah ini (ay. 11).  

1. Demikianlah mereka dihukum,  

(1) sebab  membantu mengeraskan hati Firaun, seperti Elimas 

yang berusaha membelokkan Jalan Tuhan yang lurus. Tuhan 

akan mengadakan perhitungan yang berat dengan orang-

orang yang menguatkan tangan orang fasik dalam kefasik-

an mereka.  

(2) sebab  berlagak meniru tulah-tulah sebelumnya, dan mem-

buat diri mereka sendiri dan Firaun bermain-main dengan-

nya. Orang-orang yang ingin mendatangkan nyamuk, ber-

lawanan dengan kehendak mereka, akan mendatangkan 


 128

barah. Perhatikanlah, tidak baik mengolok-olok penghakim-

an-penghakiman Allah, dan itu lebih berbahaya dibandingkan  

bermain-main dengan api. Janganlah kamu mencemooh, 

supaya tali belenggumu jangan semakin keras.  

2. Demikianlah mereka dipermalukan di hadapan pengagum-

pengagum mereka. Betapa lemahnya mantra-mantra mereka, 

yang bahkan tidak bisa melindungi diri mereka sendiri! Iblis 

tidak dapat memberi  perlindungan kepada orang-orang 

yang bersekutu dengannya.  

3. Demikianlah orang Mesir dihalau dari medan pertempuran. 

Kekuatan mereka ditahan sebelumnya (8:18),namun  mereka 

terus menentang Musa, dan mengeraskan Firaun dalam 

ketidakpercayaannya, hingga sekarang, pada akhirnya, mereka 

dipaksa mundur, dan tidak tahan menghadapi Musa. Cerita 

inilah yang dirujuk Rasul Paulus (2Tim. 3:9) saat  ia berkata 

bahwa kebodohan mereka akan nyata bagi semua orang. 

V. Firaun terus keras kepala, sebab sekarang TUHAN mengeraskan 

hatinya (ay. 12). Sebelumnya, ia mengeraskan hatinya sendiri, 

dan menolak anugerah Allah. Dan sekarang Tuhan dengan adil 

menyerahkan dia kepada hawa nafsunya sendiri, kepada pikiran 

yang terkutuk, dan kepada kesesatan-kesesatan, dengan mem-

biarkan Iblis membutakan dan mengeraskan dia, dan dengan 

mengatur segala sesuatunya, mulai dari saat itu, dengan begitu 

rupa hingga membuatnya makin hari makin keras kepala. Per-

hatikanlah, kekerasan hati yang disengaja biasanya dihukum 

dengan kekerasan hati sebagai hukuman. Jika orang menutup 

mata terhadap terang, maka adillah bagi Tuhan untuk menutup 

mata mereka. Hendaklah kita ngeri akan hal ini sebagai peng-

hakiman yang paling menyakitkan yang dapat menimpa manusia 

di seberang neraka sini. 

Tulah-tulah Mesir 

(9:13-21) 

13 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Bangunlah pagi-pagi dan berdirilah 

menantikan Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN, Tuhan 

orang Ibrani: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-

Ku. 14 Sebab sekali ini Aku akan melepaskan segala tulah-Ku terhadap eng-

kau sendiri, terhadap pegawai-pegawaimu dan terhadap rakyatmu, dengan

Kitab Keluaran 9:13-21 

 129 

maksud supaya engkau mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti Aku di 

seluruh bumi. 15 Bukankah sudah lama Aku dapat mengacungkan tangan-

Ku untuk membunuh engkau dan rakyatmu dengan penyakit sampar, 

sehingga engkau terhapus dari atas bumi; 16 akannamun  inilah sebabnya Aku 

membiarkan engkau hidup, yakni supaya memperlihatkan kepadamu ke-

kuatan-Ku, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi. 17 Engkau 

masih selalu mengalangi umat-Ku, sehingga engkau tidak membiarkan 

mereka pergi. 18 Sesungguhnya besok kira-kira waktu ini Aku akan menu-

runkan hujan es yang sangat dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di 

Mesir sejak Mesir dijadikan sampai sekarang ini. 19 Oleh sebab itu, ternakmu 

dan segala yang kaupunyai di padang, suruhlah dibawa ke tempat yang 

aman; semua orang dan segala hewan, yang ada di padang dan tidak pulang 

berkumpul ke rumah, akan ditimpa oleh hujan es itu, sehingga mati.”  

20 Maka siapa di antara para pegawai Firaun yang takut kepada firman 

TUHAN, menyuruh hamba-hambanya serta ternaknya lari ke rumah, 21namun  

siapa yang tidak mengindahkan firman TUHAN, meninggalkan hamba-

hambanya serta ternaknya di padang. 

Di sini ada,  

I. Pernyataan umum tentang murka Tuhan terhadap Firaun sebab  

sikap keras kepalanya. Meskipun Tuhan telah mengeraskan hati-

nya (ay. 12), namun Musa harus mengulangi permohonan-permo-

honannya kepada Firaun. Tuhan menangguhkan anugerah-Nya, 

namun demikian menuntut ketaatan, untuk menghukum Firaun 

sebab  menuntut batu bata dari orang-orang Israel sementara ia 

tidak memberi mereka jerami. Tuhan juga akan menunjukkan 

sebuah contoh kesabaran, dan bagaimana Ia menanti untuk 

berlaku penuh rahmat terhadap bangsa yang tidak taat dan yang 

membantah. Enam kali tuntutan itu diajukan dengan sia-sia, 

namun Musa harus mengulanginya lagi pada kali ketujuh: Biar-

kanlah umat-Ku pergi (ay. 13). Sebuah pesan yang teramat menge-

rikan diperintahkan kepada Musa di sini untuk disampaikan 

kepada Firaun, tidak peduli Firaun mau mendengar atau menge-

lak.  

1. Musa harus memberi tahu Firaun bahwa Firaun ditandai un-

tuk hancur, bahwa ia sekarang berdiri sebagai sasaran tembak 

yang kepadanya Tuhan akan menembakkan semua anak panah 

murka-Nya (ay. 14-15). “Sekarang Aku akan mengirimkan 

segala tulah-Ku.” sebab  sekarang tidak ditemukan tempat 

untuk bertobat dalam diri Firaun, maka tak ada yang dapat 

mencegah kebinasaannya yang sehabis-habisnya, sebab hanya 

pertobatanlah yang akan mencegahnya. sebab  sekarang Tuhan 

mulai mengeraskan hatinya, maka ia sudah tidak dapat dito-


 130

long lagi. “Aku akan melepaskan tulah-tulah-Ku terhadap eng-

kau sendiri (KJV: terhadap hatimu), bukan hanya tulah-tulah 

jasmani terhadap tubuhmu, melainkan juga tulah-tulah roha-

ni terhadap jiwamu.” Perhatikanlah, Tuhan dapat mengirimkan 

tulah-tulah terhadap hati, dengan membuatnya tak berperasa-

an atau tanpa harapan. Dan ini yaitu  tulah-tulah yang paling 

buruk. Firaun sekarang tidak bisa menantikan kelegaan, tak 

ada gencatan senjata,namun  akan ditimpa tulah demi tulah, 

sampai ia benar-benar dihabiskan. Perhatikanlah, jika  Tuhan 

menghakimi, Ia akan berhasil. Tak seorang pun yang menge-

raskan hatinya terhadap Dia bisa selamat. 

2. Musa harus memberi tahu Firaun bahwa Firaun akan tinggal 

dalam sejarah sebagai tugu peringatan yang abadi tentang 

keadilan dan kekuatan murka Tuhan (ay. 16): “Inilah sebabnya 

Aku membiarkan engkau hidup (KJV: Inilah sebabnya Aku telah 

mengangkat engkau) ke atas takhta pada saat ini, dan mem-

buatmu bertahan melawan gempuran tulah-tulah itu sampai 

sekarang, yaitu untuk memperlihatkan kepadamu kekuatan-

Ku.” Pemeliharaan ilahi mengaturnya sedemikian rupa hingga 

Musa harus berhadapan dengan orang yang berjiwa bengis 

dan keras kepala seperti Firaun. Dan segala sesuatu dalam ke-

jadian ini diatur sedemikian rupa hingga membuatnya menjadi 

contoh yang paling gemilang dan yang akan terus dikenang 

mengenai kuasa Tuhan untuk merendahkan dan menjatuhkan 

musuh-musuh-Nya yang paling sombong. Segala sesuatu 

bekerja dengan serasi untuk membuat kejadian ini menonjol, 

supaya nama Tuhan (yaitu, kedaulatan-Nya yang tak dapat 

dibantah, kuasa-Nya yang tak dapat dilawan, dan keadilan-

Nya yang tak dapat dibengkokkan) dinyatakan ke seluruh 

bumi, bukan hanya ke semua tempat, melainkan juga ke 

segala zaman selama bumi tetap ada. Perhatikanlah, ada kala-

nya Tuhan mengangkat orang-orang yang sangat jahat ke tem-

pat kehormatan dan kekuasaan, mengasihani mereka untuk 

waktu yang lama, dan membiarkan mereka bertumbuh men-

jadi kurang ajar dengan melewati batas, supaya Ia semakin 

tinggi dimuliakan dalam kehancuran mereka pada akhirnya. 

Lihatlah bagaimana bangsa-bangsa sekitar, pada saat itu, 

melihat kehancuran Firaun dan memuliakan Allah. Yitro ber-

kata tentangnya, sekarang aku tahu, bahwa TUHAN lebih besar 

Kitab Keluaran 9:13-21 

 131 

dari segala Tuhan (18:11). Rasul Paulus menggambarkan ajaran 

tentang kedaulatan Tuhan dengan contoh ini (Rm. 9:17). Untuk 

membenarkan Tuhan dalam ketetapan-ketetapan ini, Musa 

diperintahkan untuk bertanya kepada Firaun (ay. 17), engkau 

masih selalu mengalangi umat-Ku? Firaun yaitu  seorang raja 

yang besar. Umat Tuhan paling-paling hanyalah para gembala 

yang miskin, dan sekarang budak-budak yang miskin. Namun 

demikian, Firaun akan dihancurkan jika ia meninggikan diri-

nya terhadap mereka, sebab hal itu dianggap sebagai mening-

gikan diri terhadap Allah. Ini bukan kali pertama Tuhan mene-

gur raja-raja demi umat-Nya itu, dan membiarkan mereka 

tahu bahwa Ia tidak akan membiarkan umat-Nya diinjak-injak 

dan dihina, tidak, bahkan oleh orang-orang yang paling ber-

kuasa sekalipun. 

II. Nubuatan khusus tentang tulah hujan es (ay. 18), dan nasihat 

yang penuh rahmat terhadap Firaun dan rakyatnya untuk me-

nyuruh pegawai-pegawai mereka dan hewan ternak mereka untuk 

menyingkir dari padang, supaya mereka terlindung dari hujan es 

itu (ay. 19). Perhatikanlah, jika  keadilan Tuhan mengancamkan 

kehancuran, maka belas kasihan-Nya, pada saat yang sama, 

menunjukkan kepada kita jalan keluar dari kehancuran itu. 

Betapa Ia tidak mau seorang pun binasa. Lihatlah di sini perhati-

an apa yang diberikan Allah, untuk membedakan bukan hanya 

antara orang-orang Mesir dan orang-orang Israel, melainkan juga 

antara sebagian orang Mesir dan sebagian orang Mesir lainnya. 

Jika Firaun tidak mau tunduk, dan dengan demikian mencegah 

penghakiman itu sendiri, maka diberikan kesempatan kepada 

orang-orang Mesir yang takut akan Tuhan dan firman-Nya untuk 

menyelamatkan diri, sehingga mereka tidak ikut berbagi dalam 

penghakiman itu. Perhatikanlah, orang-orang yang mau belajar 

dari peringatan dapat mencari tempat perlindungan. Dan orang-

orang yang tidak mau belajar darinya, menanggung akibatnya 

sendiri jika mereka binasa oleh bencana yang menghanyutkan itu, 

dan oleh hujan batu yang akan menyapu bersih perlindungan 

bohong (Yes. 28:17). Lihatlah dampak yang berbeda dari peringat-

an ini.  

1. Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, dan mereka 

takut, dan melindungi pegawai-pegawai mereka dan hewan 


 132

ternak mereka (ay. 20), seperti Nuh (Ibr. 11:7), dan itulah 

hikmat mereka. Bahkan di antara pegawai-pegawai Firaun ada 

sebagian yang gemetar terhadap firman Allah. Dan tidakkah 

bani Israel takut akan firman-Nya? Akannamun ,  

2. Ada sebagian yang lain yang tidak percaya. Sampai sejauh itu, 

tulah apa pun yang dinubuatkan Musa selalu saja tergenapi 

tepat seperti yang ia nubuatkan. Namun, masih juga mereka 

tidak mempercayai semua itu. Padahal, seandainya pun 

mereka masih juga meragukan kebenaran nubuatan ini, tetap 

saja tidak ada ruginya bagi mereka sebenarnya untuk mengu-

rung ternak mereka di dalam rumah selama satu hari saja, 

dan dengan demikian, memilih apa yang lebih pasti. Namun, 

dengan begitu bodohnya mereka menantang kebenaran yang 

Musa sampaikan, dan kuasa Tuhan (yang kedua-duanya sudah 

cukup mereka alami sebelumnya dan membuat mereka men-

derita), hingga mereka membiarkan ternak mereka di padang. 

Firaun sendiri, ada kemungkinan, memberi mereka contoh un-

tuk berbuat nekat seperti itu (ay. 21). Perhatikanlah, kedur-

hakaan yang mengeras, yang tuli terhadap peringatan-peringat-

an terbaik dan nasihat-nasihat terbijak, menimpakan darah 

orang-orang yang binasa ke atas kepala mereka sendiri. 

Tulah-tulah Mesir 

(9:22-35) 

22 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke langit, 

supaya hujan es turun di seluruh tanah Mesir, menimpa manusia dan 

binatang dan menimpa tumbuh-tumbuhan di padang di tanah Mesir.” 23 Lalu 

Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN mengadakan guruh 

dan hujan es, dan api pun menyambar ke bumi, dan TUHAN menurunkan 

hujan es meliputi tanah Mesir. 24 Dan turunlah hujan es, beserta api yang 

berkilat-kilat di tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti yang 

belum pernah terjadi di seluruh negeri orang Mesir, sejak mereka menjadi 

suatu bangsa. 25 Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di 

padang, di seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala 

tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala 

pohon di padang ditumbangkannya. 26 Hanya di tanah Gosyen, tempat ke-

diaman orang Israel, tidak ada turun hujan es. 27 Lalu Firaun menyuruh 

memanggil Musa dan Harun serta berkata kepada mereka: “Aku telah ber-

dosa sekali ini, TUHAN itu yang benar,namun  aku dan rakyatkulah yang 

bersalah. 28 Berdoalah kepada TUHAN; guruh yang sangat dahsyat dan hujan 

es itu sudah cukup. Maka aku akan membiarkan kamu pergi, tidak usah 

kamu tinggal lebih lama lagi.” 29 Dan berkatalah Musa kepadanya: “Sekeluar 

aku dari kota ini, aku akan mengembangkan tanganku kepada TUHAN; gu-

Kitab Keluaran 9:22-35 

 133 

ruh akan berhenti dan hujan es tidak akan turun lagi, supaya engkau me-

ngetahui, bahwa bumi yaitu  milik TUHAN. 30namun  tentang engkau dan 

para pegawaimu, aku tahu, bahwa kamu belum takut kepada TUHAN Allah.” 

31 – Tanaman rami dan jelai telah tertimpa binasa, sebab jelai itu sedang 

berbulir dan rami itu sedang berbunga. 32namun  gandum dan sekoi tidak ter-

timpa binasa, sebab belum lagi musimnya. – 33 Lalu keluarlah Musa dari kota 

itu meninggalkan Firaun, dikembangkannyalah tangannya kepada TUHAN, 

maka berhentilah guruh dan hujan es dan hujan tidak tercurah lagi ke bumi. 

34namun  saat  Firaun melihat, bahwa hujan, hujan es dan guruh telah ber-

henti, maka teruslah ia berbuat dosa; ia tetap berkeras hati, baik ia maupun 

para pegawainya. 35 Berkeraslah hati Firaun, sehingga ia tidak membiarkan 

orang Israel pergi – seperti yang telah difirmankan TUHAN dengan perantara-

an Musa. 

Tulah hujan es yang diancamkan di sini dipanggil datang oleh tangan 

Musa yang kuat dan tongkatnya (ay. 22-23), dan hujan es mematuhi 

panggilan-panggilannya itu, atau lebih tepatnya, mematuhi perintah 

ilahi. Sebab api dan hujan es melakukan firman Tuhan (Mzm. 148:8). 

Dan di sini kita diberi tahu, 

I. Kehancuran-kehancuran apa yang ditimbulkan oleh hujan es itu 

di atas bumi. Guruh, dan api dari langit (atau petir), membuat 

hujan es itu lebih men


Related Posts:

  • keluaran imamat 4  Tuhan (4:3). Tongkat yang akan memberi  tanda mujizat-mujizat lain, sekarang menjadi pokok mujizat itu sendiri, untuk memberinya nama baik. HarunKitab Keluaran 7:8-13  101  melemparka… Read More