keluaran imamat 7


 b  bila tidak demikian, 


 202

bagaimana ia dapat berharap mampu menaklukkan bangsa 

kesayangan Tuhan itu? Tuhan membuat Firaun tenggelam di da-

lam hasrat hatinya sendiri dan mengeraskannya. Orang Israel 

dikatakan berjalan terus dengan tangan yang dinaikkan (ay. 

8), yakni dengan keteguhan hati dan keberanian besar, sambil 

bersorak atas kebebasan mereka, dan bertekad menerobos 

segala rintangan yang menghadang di jalan mereka. Adapun 

orang Mesir mengejar mereka (ay. 9). Perhatikan, mereka yang 

dengan tulus menghadapkan wajah ke sorga dan hidup kudus 

di dalam Yesus Kristus, harus sadar betul bahwa mereka akan 

menjadi sasaran godaan dan serangan-serangan mengerikan 

dari Setan. Setan tidak akan begitu saja mau dipisahkan dari 

siapapun yang berada di bawah kekuasaannya, atau keluar 

pergi tanpa membabi buta (Mrk. 9:26). 

Orang Israel Dikejar oleh Firaun  

(14:10-14) 

10 saat  Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang 

Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan 

mereka berseru-seru kepada TUHAN, 11 dan mereka berkata kepada Musa: 

“Apakah sebab  tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami 

untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami 

dengan membawa kami keluar dari Mesir? 12 Bukankah ini telah kami 

katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami 

bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada 

orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.” 13namun  berkatalah Musa 

kepada bangsa itu: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamat-

an dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang 

Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-

lamanya. 14 TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” 

Kita dapati di sini, 

I. Ketakutan orang Israel saat  mengetahui bahwa Firaun mengejar 

mereka (ay. 10). Mereka tahu persis kekuatan dan murka sang 

musuh, serta kelemahan mereka sendiri. Meski jumlah mereka ba-

nyak, semuanya berjalan kaki, tak bersenjata, tak terlatih membela 

diri, gelisah akibat berada sekian lama di bawah perbudakan, dan 

yang paling buruk yaitu , mereka sekarang terkurung akibat tem-

pat perkemahan mereka yang buruk, sehingga mereka tidak dapat 

melarikan diri. Di satu sisi yaitu  Pi-Hahirot, yakni jajaran gunung 

batu yang mustahil dapat dilewati, sementara di sisi lainnya yaitu 

Kitab Keluaran 14:10-14 

 203 

 Migdol dan Baal-Zefon, yang oleh beberapa orang dipahami sebagai 

benteng dan pasukan penjaga di perbatasan Mesir. Di depan 

mereka, laut lepas. Di belakang mereka, pasukan Mesir. Tidak ada 

jalan keluar bagi mereka kecuali ke atas, dan dari sanalah kesela-

matan mereka datang. Perhatikan, kita mungkin sedang berada di 

tengah perjalanan menunaikan tanggung jawab kita, yakni meng-

ikut Tuhan dan bergegas menuju sorga, dan mungkin saja dalam 

semua keadaan itu kita berada dalam kesesakan besar, dalam 

segala hal ditindas (2Kor. 4:8). Di dalam keadaan terjepit seperti 

ini, tidak heran bila orang Israel sangat gentar. Bapa mereka 

Yakub pun merasakan hal yang sama saat  terjepit (Kej. 32:7). 

saat  di luar berkecamuk pertikaian, jelaslah di dalam batin ada 

ketakutan.namun , apa buahnya dari rasa takut ini? Seperti yang 

terjadi pada bangsa Israel ini, ketakutan dapat berarti baik atau 

buruk. 

1. Sebagian dari mereka berteriak kepada Tuhan. Ketakutan 

membuat mereka berdoa, dan inilah dampak yang baik dari 

ketakutan. Tuhan membawa kita ke dalam kesesakan agar kita 

bertekuk lutut di hadapan-Nya.  

2. Sebagian lainnya berteriak mengumpat Musa. Ketakutan mem-

buat mereka bersungut-sungut (ay. 11-12). Mereka putus asa 

sebab  telah kehilangan arah, dan sebab  seolah-olah lengan 

Tuhan sesaat  memendek dan Ia tidak mampu mengerjakan 

mujizat seperti yang telah dibuat-Nya di hari kemarin, mereka 

kehilangan harapan akan keselamatan dan percaya bahwa 

mereka akan mati di padang gurun. Ketidakpercayaan mereka 

sangat tak termaafkan! Bukankah mereka menyaksikan sen-

diri penyertaan Tuhan di bawah panduan dan perlindungan 

tiang dari sorga? Dan dapatkah kekuatan Yang Mahakuasa 

mengecewakan mereka, atau kebaikan kekal menipu mereka? 

Walaupun begitu, ini bukanlah hal yang terburuk yang bangsa 

Israel telah lakukan. Mereka bersitegang dengan Musa sebab  

sudah membawa mereka keluar dari Mesir, dan dengan ber-

tengkar dengan Musa, mereka menantang Tuhan sendiri, dan 

ini memancing amarah Dia yang empunya satu-satunya per-

tolongan yang dapat mereka andalkan. Seperti halnya orang 

Mesir yang murka terhadap diri mereka sendiri sebab  telah 

berbuat baik, demikian pula orang Israel murka terhadap 

Tuhan atas kebaikan terbaik yang pernah dikerjakan-Nya bagi 


 204

mereka. Begitu menjijikkannya perilaku aneh dari orang yang 

tidak percaya. Bangsa Israel di sini menyatakan, 

(1) Kejijikan mereka yang memuakkan terhadap kebebasan 

dan lebih memilih perbudakan, hanya sebab  kebebasan 

itu diiringi dengan beberapa  kesulitan. Roh yang berjiwa 

besar tentu akan berkata, “Bila keadaan semakin bertam-

bah buruk,” seperti yang kita katakan, “Lebih baik mati di 

medan kehormatan dibandingkan  hidup di dalam rantai perbu-

dakan,” Bahkan, di bawah tuntunan Allah, mereka mus-

tahil gagal, sehingga dengan demikian mereka bisa berkata, 

“Lebih baik menjadi umat Tuhan yang bebas di padang gu-

run dibandingkan  menjadi budak Mesir di tengah asap tempat 

pembuatan batu bata.” Akannamun , sebab  saat ini mereka 

merasa sedikit malu, mereka marah sebab  tidak ditinggal-

kan terkubur hidup-hidup di dalam perbudakan. 

(2) Rasa tidak tahu terima kasih mereka kepada Musa, yang 

telah menjadi alat keselamatan yang setia bagi mereka. 

Mereka mengutuki Musa seolah-olah ia telah berlaku kasar 

dan kejam terhadap mereka, sementara jelas nyata dan 

tidak terbantahkan bahwa segala sesuatu yang telah diper-

buatnya, dan apa pun hasilnya, dikerjakannya menurut pe-

tunjuk Tuhan mereka yang dirancang untuk kebaikan mere-

ka. Perkataan yang mereka ucapkan di dalam pertikaian 

sebelumnya, yaitu saat  mereka tidak mendengarkan Mu-

sa sebab  putus asa, mereka ulangi lagi di sini dan mereka 

mengamininya: Kami katakan kepadamu di Mesir: Jangan-

lah mengganggu kami. Perkataan ini sangat tidak pantas, 

tetapi lebih beralasan sebab  pada kala itu mereka belum 

pernah merasakan mujizat Tuhan bagi kebaikan mereka. 

Akannamun , mereka dengan sekejap melupakan pelbagai 

mujizat keselamatan itu, sama seperti orang Mesir telah 

melupakan mujizat kemarahan. Demikianlah orang Israel 

dan orang Mesir sama-sama mengeraskan hati mereka, 

pada akhirnya, hingga itu membawa kehancuran bagi 

mereka. Seperti bangsa Mesir sesudah  mengalami sepuluh 

tulah, demikianlah bangsa Israel, sesudah  sepuluh kali 

mencobai Allah, dihukum mati di padang gurun. Sungut-

sungut ini merupakan perbuatan pertama bangsa Israel 

mencobai Tuhan (Bil. 14:22). 

Kitab Keluaran 14:10-14 

 205 

II. Dorongan semangat yang tepat pada waktunya diberikan Musa 

kepada bangsa Israel di tengah-tengah keadaan terjepit (ay. 13-14). 

Musa tidak menjawab bangsa Israel menurut kebodohan mereka. 

Tuhan menanggung segala kegusaran yang mereka lampiaskan 

kepada-Nya, tidak memperlakukan mereka dengan sewenang-

wenang, meski Ia berhak melakukannya dan mendatangkan ke-

pada mereka apa yang ditakutkan mereka. Dengan demikian, 

Musa mampu mengatasi kejengkelan yang mereka datangkan ke-

padanya. Musa tidak mencaci balik bangsa Israel,namun  malahan 

ia menenangkan mereka dengan keteguhan hati yang mengagum-

kan dan pikiran yang jernih, tidak gentar oleh ancaman bangsa 

Mesir maupun murka bangsa Israel. Ia meneduhkan sungut-

sungut mereka, dengan jaminan akan keselamatan yang akan 

datang segera dan sempurna: Janganlah takut. Perhatikan, saat  

kita tidak dapat keluar dari masalah, kita bertanggung jawab dan 

berkepentingan mengatasi ketakutan kita, sehingga ketakutan ini 

hanya membuat kita bertambah gigih di dalam doa dan perjuang-

an,namun  tidak berkuasa mematikan iman dan harapan kita. 

1. Musa meyakinkan bangsa Israel bahwa Tuhan akan menyela-

matkan mereka, bahwa Tuhan sendiri akan turun melakukan-

nya, dan bahwa Tuhan akan membawa kehancuran bagi bangsa 

Mesir yang mengejar mereka: Tuhan akan berperang untuk 

kamu. Dan Musa sangat percaya akan hal ini, dan ia ingin 

bangsa Israel juga percaya, meski pada saat itu Musa tidak 

tahu bagaimana dan dari jalan mana keselamatan itu akan 

terwujud. Tuhan telah meyakinkan Musa bahwa Firaun dan 

pasukannya akan hancur, dan ia menghibur bangsa Israel 

dengan penghiburan yang telah ia terima dari Allah. 

2. Musa mengarahkan mereka untuk berserah kepada Allah, di 

dalam penantian yang senyap akan datangnya keselamatan 

itu: “Berdirilah tetap, dan jangan berpikir untuk menyelamat-

kan dirimu sendiri dengan berperang atau melarikan diri. Nan-

tikan perintah Tuhan dan perhatikan perintah-Nya itu. Jangan 

merancang sendiri langkah yang harus kau tempuh,namun  

ikutilah pemimpinmu. Nantikan kemunculan Allah, dan 

perhatikan kemunculan-Nya itu. Maka, engkau akan melihat 

betapa bodohnya engkau sebab  telah menyangsikan Dia. 

Kuasai dirimu dengan bersandar penuh kepada Allah. Nanti-

kan dengan penuh damai akan keselamatan besar yang Tuhan 


 206

akan segera kerjakan bagimu. Tenanglah, tidak perlu bersorak 

terhadap musuhmu, seperti di dalam Kitab Yosua 6:16. Kese-

lamatan itu akan dikerjakan tanpa campur tanganmu.” Per-

hatikan, 

(1) Bila Tuhan sendiri menuntun umat-Nya ke dalam kesesak-

an, Ia sendiri pula yang akan menemukan jalan untuk 

membawa mereka keluar dari sana.  

(2) Di tengah kesulitan dan pengharapan yang pelik, kita se-

baiknya menjaga jiwa kita agar tetap tenang, tenteram dan 

teduh. Dengan begitu kita berada dalam keadaan terbaik 

untuk melaksanakan pekerjaan kita dan memperhatikan 

pekerjaan Allah. Kekuatanmu yaitu  duduk diam (Yes. 

30:7) sebab  Mesir akan memberi pertolongan yang sia-sia 

(KJV), dan ancamannya tidak akan menyakiti.  

Tiang Awan 

(14:15-20) 

15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Mengapakah engkau berseru-seru demi-

kian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berang-

kat. 16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas 

laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-

tengah laut di tempat kering. 17namun  sungguh Aku akan mengeraskan hati  

orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan 

seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menya-

takan kemuliaan-Ku. 18 Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah 

TUHAN, jika  Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, kereta-

nya dan orangnya yang berkuda.” 19 lalu  bergeraklah Malaikat Allah, yang 

tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan 

tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mere-

ka. 20 Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara 

orang Israel; dan oleh sebab  awan itu memicu  kegelapan, maka malam 

itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-

malaman itu. 

Kita dapati di sini, 

I. Arahan yang diberikan kepada pemimpin bangsa Israel. 

1. Apa yang harus Musa kerjakan. Untuk saat ini, Musa harus 

menghentikan doanya dan mulai bertindak (ay. 15): Mengapa-

kah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Meski Musa 

telah diyakinkan akan adanya kesudahan yang baik dari ma-

salah yang kini sedang terjadi, ia tidak mengabaikan doa. Kita

Kitab Keluaran 14:15-20 

 207 

 memang tidak membaca satu kata pun yang Musa ucapkan di 

dalam doanya,namun  ia mengangkat hatinya kepada Allah. 

Inilah bahasa yang dipahami dan diperhatikan oleh-Nya. Doa 

Musa yang penuh iman di dalam hatinya lebih berkuasa 

dibandingkan  teriakan bangsa Israel yang penuh ketakutan (ay. 

10). Perhatikan, 

(1) Doa yang benar yaitu  berseru-seru kepada Tuhan, yang 

menunjukkan bahwa ini yaitu  sesuatu yang terjadi secara 

alamiah dan penuh permohonan. 

(2) Untuk mendorong Musa supaya bertindak dengan gigih. 

Ada pekerjaan lain yang harus Musa lakukan selain ber-

doa, yakni memimpin tentara Israel, dan sekaranglah saat-

nya ia harus menjalankan tugasnya. Segala sesuatu indah 

pada waktunya. 

2. Apa yang harus diperintahkan Musa kepada bangsa Israel. 

Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. 

Beberapa orang berpikir bahwa di dalam doanya, Musa lebih 

mendoakan pengampunan bagi bangsa Israel atas sungut-

sungut mereka dibandingkan  mendoakan keselamatan bagi mereka 

(sebab  Musa sudah yakin akan hal itu), dan perintah Tuhan 

agar bangsa Israel berangkat merupakan penyataan akan 

pengampunan-Nya. Tidak ada suatu perjalanan yang lebih 

menguatkan hati selain perjalanan yang dilakukan dalam rasa 

tenteram dengan Allah. Musa telah meminta bangsa Israel 

untuk berdiri tetap dan menantikan perintah Allah, dan seka-

rang perintah itu telah diberikan. Bangsa Israel berpikir bahwa 

mereka pasti akan diperintahkan untuk berangkat ke sisi 

kanan atau sisi kiri. “Tidak”, sahut Allah, “katakanlah kepada 

orang Israel untuk berangkat maju lurus terus, langsung ke 

tepi laut,” seolah-olah di sana telah siap satu armada kapal 

pengangkut yang siap mereka tumpangi. Perhatikan, saat  

kita sedang menjalankan tanggung jawab, meski menemui 

kesulitan, kita harus terus maju dan tidak diam tertegun. Kita 

harus bertekun di dalam pekerjaan yang ada di depan mata 

dan meninggalkan lainnya bagi Allah, mempergunakan segala 

cara yang ada dan mempercayakan kesudahannya kepada Dia. 

3. Apa yang Musa harapkan akan diperbuat Allah. Biarkan orang 

Israel berjalan di tanah kering sejauh yang mereka mampu, 


 208

dan lalu  Tuhan akan membelah lautan dan membuka 

jalan bagi mereka untuk lewat (ay. 16-18). Tuhan tidak hanya 

merancang keselamatan bangsa Israel,namun  juga kehancuran 

bangsa Mesir.Dan rencana dari keputusan hikmat Tuhan sesuai 

dengan itu. 

(1) Tuhan akan menolong bangsa Israel, dan lautan akan 

dibelah-Nya agar mereka dapat berjalan melaluinya (ay. 

16). Kuasa yang sama dapat saja membekukan air laut 

agar bangsa Israel dapat lewat di atasnya,namun  Kebijak-

sanaan yang Kekal lebih memilih untuk membelah laut itu 

bagi bangsa Israel agar mereka dapat lewat melaluinya, 

sebab  jalan keselamatan yang dipilih selalu yaitu  jalan 

yang paling bersahaja. Mengacu kepada hal ini, demikian-

lah dikatakan di dalam Kitab Yesaya 63:13-14: Dia menun-

tun mereka melintasi samudera raya, seperti ternak yang 

turun ke dalam lembah, sehingga oleh sebab nya Dia mem-

buat nama yang agung bagi-Nya. 

(2) Tuhan akan memperoleh bagi diri-Nya sendiri kemuliaan 

atas Firaun. Bila hak kehormatan tak kunjung diterima 

oleh Sang Tuan Tanah Agung, yang oleh-Nya dan dari-Nya 

kita menerima dan tetap memiliki segala kepunyaan dan 

penghiburan, maka Dia sendiri akan merampasnya dan 

memperolehnya kembali. Tuhan tak akan membiarkan diri-

Nya dikalahkan siapapun. Seturut dengan itu, ancaman 

berikut disampaikan: Aku, lihatlah Aku, akan mengeraskan 

hati Firaun (KJV) (ay. 17). Gaya ungkapan ini  jelas 

terlihat: Aku, lihatlah Aku, akan melakukannya. “Aku, yang 

dapat melakukannya.” Pernyataan ini memperlihatkan ke-

daulatan Allah. Kita tidak mampu mengeraskan hati siapa-

pun, atau melakukan sesuatu untuk melembutkan hati 

seseorang,namun  kasih karunia Tuhan yaitu  milik-Nya sen-

diri, Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehen-

daki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-

Nya. “Aku, yang mampu melakukannya.” Pernyataan ini 

memperlihatkan kuasa Allah. Tiada lain selain Sang Maha-

kuasa yang mampu melembutkan hati (Ayb. 23:16), dan 

tiada makhluk lain mana pun yang mampu mengeraskan-

nya. “Aku, yang akan melakukannya.” Pernyataan ini mem-

perlihatkan keadilan Allah. Tuhan benar dan berhak menda-

Kitab Keluaran 14:15-20 

 209 

tangkan murka-Nya ke atas mereka yang telah sekian lama 

menolak ajakan kasih karunia-Nya. Firman-Nya ini disam-

paikan dengan cara yang berkemenangan atas pemberon-

takan yang keras kepala dan lancang: “Aku, Akulah yang 

akan bertindak untuk merendahkan dia. Ia yang tidak mau 

dibengkokkan supaya lurus, akan diremukkan.” Ungkapan 

ini serupa dengan ayat berikut (Yes. 1:24), Ah, Aku akan 

melampiaskan dendam-Ku kepada para lawan-Ku. 

II. Pengawal ditempatkan berjaga-jaga di tengah umat Israel, yang 

saat ini ada di tempat yang sangat terancam bahaya, yakni di 

belakang (ay. 19-20). Malaikat Allah, yang karya pelayanan-Nya 

nyata di dalam tiang awan dan api, bergerak dari depan tentara 

Israel, sebab  mereka saat ini tidak memerlukan pemandu di 

depan lagi (tidak ada bahaya kehilangan arah saat  berjalan 

melewati laut dan tidak perlu perintah lain selain bergerak maju 

terus). Malaikat Tuhan berjalan di belakang mereka, tempat mereka 

sekarang memerlukan seorang pengawal sebab  orang Mesir 

sudah bersiap menyerang mereka dari belakang. Demikian pula, 

ada tiang awan yang menjadi pembatas di antara tentara orang 

Israel dan tentara orang Mesir. Tiang ini tidak hanya melindungi 

orang Israel,namun  juga menyinari perjalanan mereka melintasi 

lautan, dan pada waktu bersamaan, tiang ini mengganggu orang 

Mesir sehingga tidak bisa melihat mangsa mereka tepat saat  

tangan mereka sudah siap menerkam. Firman dan tindakan 

pemeliharaan Tuhan memiliki sisi yang hitam dan gelap terhadap 

dosa dan pendosa,namun  di lain pihak, memberi  sisi yang 

cerah dan menyenangkan bagi orang-orang yang hidup sebagai 

orang Israel sejati. Firman dan pemeliharaan Tuhan yang merupa-

kan bau kehidupan yang menghidupkan bagi beberapa orang, 

yaitu  bau kematian yang mematikan bagi yang lain. Ini bukan-

lah kali pertama Allah, yang pada mulanya memisahkan antara 

terang dan gelap (Kej. 1:4), dan masih membuat semuanya ini 

(Yes. 45:7), pada waktu bersamaan telah menentukan kegelapan 

bagi bangsa Mesir dan terang bagi bangsa Israel. Inilah satu 

contoh dari pembedaan yang selamanya akan ada antara ketu-

runan para orang kudus di dalam terang dan para orang munafik 

di dalam kegelapan. Tuhan akan memisahkan antara mereka yang 

berharga dan yang jahat di mata-Nya. 


 210

Laut Terbelah  

(14:21-31) 

21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman 

itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, 

membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. 22 Demi-

kianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang 

di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 23 Orang 

Mesir mengejar dan menyusul mereka – segala kuda Firaun, keretanya dan 

orangnya yang berkuda – sampai ke tengah-tengah laut. 24 Dan pada waktu 

jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada 

tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. 25 Ia 

membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga 

orang Mesir berkata: “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab 

Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.” 26 Berfirmanlah 

TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air ber-

balik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang 

berkuda.” 27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang 

pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air 

itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah 

laut. 28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda 

dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; 

seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. 29namun  orang Israel berjalan 

di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka 

air itu sebagai tembok bagi mereka. 30 Demikianlah pada hari itu TUHAN 

menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel 

melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. 31 saat  dilihat oleh orang 

Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang 

Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada 

TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu. 

Kita dapati di sini sejarah karya ajaib yang sangat sering disebut di 

Perjanjian Lama dan Baru, yakni terbelahnya Laut Teberau tepat di 

depan mata orang Israel. Peristiwa itu memicu  kengerian bagi 

orang Kanaan (Yos. 2:9-10), membuat orang Israel menaikkan puji-

pujian dan bersorak-sorak (Mzm. 114:3, 106:9, 136:13-14). Peristiwa 

ini menjadi gambaran untuk baptisan (1Kor. 10:1-2). Perjalanan 

bangsa Israel melintasi Laut Teberau menggambarkan pertobatan 

jiwa-jiwa (Yes. 11:15), dan kehancuran bangsa Mesir di dalamnya 

menggambarkan kehancuran akhir dari semua pendosa yang tidak 

mau bertobat (Why. 20:14). Di sini kita dapati, 

I. Satu contoh dari kuasa dahsyat Tuhan atas alam semesta. Ia mem-

belah lautan dan membuka jalan melaluinya. Air yang terbelah ini 

menjadi teluk, atau selat, atau ceruk laut, dengan lebar sekitar 

sebelas hingga enam belas setengah kilometer (ay. 21). Tanda 

yang dipakai untuk mengawali mujizat Tuhan ini yaitu  uluran 

tangan Musa ke atas laut, yang menandakan bahwa mujizat ini

Kitab Keluaran 14:21-31 

 211 

 diperbuat Tuhan sebagai jawaban atas doa Musa, untuk membe-

narkan tugas perutusan Musa, dan tanda keberpihakan Tuhan 

terhadap bangsa yang dipimpin Musa. Tanda alam yang menjadi 

perantara yaitu  angin timur yang keras, yang menunjukkan 

bahwa kuasa Tuhan yang mengerjakannya, di mana angin dan laut 

pun patuh kepada-Nya. jika  ada bagian di dalam Kitab Ayub 

yang merujuk kepada mujizat yang dikerjakan untuk keselamatan 

bangsa Israel keluar dari Mesir, bagian itu yaitu  Ayub 26:12, Ia 

telah meneduhkan laut dengan kuasa-Nya, dan meremukkan 

Rahab dengan kebijaksanaan-Nya. Rahab yang dimaksud di sini 

yaitu  Mesir. Perhatikan, Tuhan dapat membawa umat-Nya ber-

jalan menembus kesulitan terbesar sekalipun dan menerobos 

dengan kekuatan yang membuka jalan saat  seolah-olah tiada 

jalan. Tuhan semesta alam tidak terikat oleh segala hukum alam, 

tetapi dengan sesuka hati-Nya, Ia mempergunakan hukum alam 

itu, sehingga tidaklah mengherankan jika  api menjadi tak 

kuasa membakar, dan air pun tak kuasa mengalir. 

II. Satu contoh kebaikan Tuhan yang luar biasa bagi kepunyaan-Nya 

Israel. Bangsa Israel menyeberangi Laut Teberau dan berhasil 

mencapai daratan di sisi seberang, meski saya percaya mereka 

tidak memiliki kompas kala itu, sehingga bisa saja mereka keluar 

lagi di sisi daratan yang sama dengan sisi tempat mereka berang-

kat (ay. 22). Orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-

tengah laut (ay. 29), dengan tiang awan, yakni kemuliaan Tuhan, 

menjadi barisan belakang mereka (Yes. 58:8), sedang di kiri dan di 

kanan mereka air itu sebagai tembok agar orang Mesir tidak 

menyerang mereka dari sisi sayap. Musa dan Harun kemungkinan 

berjalan terlebih dulu di depan, melintasi jalur yang belum pernah 

dilalui ini, baru sesudah nya bangsa Israel mengikuti mereka. Per-

jalanan melalui jalur yang membelah lautan ini akan membuat 

perjalanan berikutnya di padang gurun tidaklah terlampau mena-

kutkan. Mereka yang sudah mengikuti Tuhan menyeberangi lautan 

tidak perlu takut mengikut-Nya ke mana pun Ia memimpin mere-

ka. Perjalanan menyeberangi laut ini berlangsung di malam hari, 

dan malam itu bukanlah malam yang diterangi cahaya bulan, 

sebab  saat itu yaitu  tujuh hari sesudah  bulan purnama, se-

hingga mereka tidak memiliki  penerangan apa pun selain dari 

tiang awan dan api. Ini membuat perjalanan bertambah mengeri-


 212

kan. Akannamun , ke mana pun Tuhan memimpin kita, Ia akan 

menerangi kita. Sementara kita mengikuti tuntunan-Nya, kita 

tidak akan kekurangan penghiburan-Nya. 

Peristiwa ini terjadi dan dicatat demi menguatkan umat Tuhan 

di segala zaman untuk percaya kepada-Nya di tengah kesesakan 

terhebat sekalipun. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Dia yang 

mengerjakan peristiwa ini? Apa yang tidak akan Dia lakukan bagi 

orang yang takut kepada-Nya dan mengasihi-Nya, Dia yang me-

ngerjakan peristiwa ini bagi orang Israel yang bersungut-sungut 

dan tidak percaya itu, yang menjadi kekasih Tuhan oleh sebab  

nenek moyang mereka dan oleh sebab  suatu kaum sisa di antara 

mereka? Kita melihat para orang kudus, lama sesudah peristiwa 

itu, turut mengambil bagian di dalam kemenangan perjalanan ini 

(Mzm. 66:6): Orang-orang itu berjalan kaki menyeberangi sungai. 

Oleh sebab itu, kita bersukacita sebab  Dia. Dan baca juga bagai-

mana karya ajaib ini dikenang dalam Mazmur 77:12, 17, 20.  

III. Satu contoh murka Tuhan yang adil dan benar atas musuh umat-

Nya, yakni orang Mesir. Perhatikan di sini, 

1. Bagaimana mereka menjadi lupa diri. Saking panasnya hati 

mereka, mereka menyusul orang Israel sampai ke tengah-tengah 

laut (ay. 23). “Masakan,” pikir mereka, “kita tidak berani pergi ke 

mana orang Israel juga pergi?” Sekali atau dua kali, ahli-ahli 

sihir Mesir telah mengerjakan apa yang Musa kerjakan, dengan 

ilmu tenung. Firaun ingat akan hal ini,namun  lupa bagaimana 

mereka pada akhirnya dibuat terheran-heran. Mereka sesung-

guhnya lebih diuntungkan sebab  memiliki banyak kereta dan 

kuda, sementara orang Israel hanya berjalan kaki. Firaun 

telah berkata, tidak kenal aku Tuhan itu, dan dengan nekat 

menyusul orang Israel ke tengah-tengah laut. Tindakan ini 

jelas memperlihatkan bahwa Firaun tidak mengenal Tuhan, 

sebab  bila ia mengenal-Nya, tentu ia tidak akan berbuat 

senekat itu. Tidak ada orang yang lebih berani dibandingkan  orang 

buta. Kemarahan terhadap orang Israel membuat orang Mesir 

keras kepala dan tidak berpikir panjang. Mereka telah lama 

mengeraskan hati mereka sendiri, dan kini Tuhan mengeraskan 

hati mereka demi kehancuran mereka, dan menyembunyikan 

dari mata mereka segala sesuatu yang memberi mereka rasa 

damai dan aman. Sebab percumalah jaring dibentangkan di 

Kitab Keluaran 14:21-31 

 213 

depan mata segala yang bersayap (Ams. 1:17). Akannamun , 

orang Mesir terlanjur gelap mata sehingga mereka dengan 

cepat menuju perangkap (Ams. 7:23). Perhatikan, kehancuran 

orang berdosa terjadi oleh kesombongan mereka sendiri, yang 

membuat mereka bergegas masuk ke dalam jurang. Orang 

berdosa menghancurkan diri mereka sendiri. 

2. Bagaimana mereka menjadi kacau dan kebingungan (ay. 24-

25). Selama beberapa jam, mereka berjalan melintasi laut yang 

terbelah dengan aman dan gagah seperti bangsa Israel, tidak 

merasa ragu bahwa sebentar lagi mereka akan mampu menyu-

sul bangsa Israel. Akannamun , pada waktu jaga pagi, Tuhan 

memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya 

tentara orang Mesir itu. Mereka melihat atau mendengar sesua-

tu yang lain dari tiang awan dan api yang membuat mereka 

sangat kebingungan, dan memberi mereka bayangan kehan-

curan mereka sebelum kehancuran itu nyata atas mereka. 

Sekarang jelas terlihat bahwa sorak-sorai orang fasik hanya 

sebentar saja, dan bahwa Tuhan memiliki  cara memicu  

kengerian bagi para pendosa hingga mereka putus asa, sebe-

lum Dia menjebloskan mereka ke dalam kehancuran. Dia yang 

mematahkan semangat para pemimpin, Dia yang dahsyat bagi 

raja-raja di bumi. 

(1) Mereka menggertak dan menyombongkan diri seakan-akan 

hari itu sudah menjadi milik mereka,namun  sekarang mere-

ka gelisah, khawatir, dan dihantui ketakutan dan kepanik-

an yang luar biasa. 

(2) Mereka bergerak maju dengan garang,namun  sekarang me-

reka maju dengan berat dan menemukan diri tersendat-

sendat dan merasa malu di tiap langkah. Jalan di hadapan 

mereka menjadi kelam, hati mereka muram, roda kereta 

mereka terlepas dari tuasnya, dan tangan-tangan roda 

kereta mereka patah. Demikianlah Tuhan mengatasi keke-

jaman mereka yang mengejar umat-Nya.  

(3) Mereka terbang membayangi Israel, seperti elang mengintai 

merpati yang gentar terhadapnya. Akannamun , sekarang 

mereka berteriak, Marilah kita lari meninggalkan orang 

Israel, yang bagi mereka telah menjadi seperti suluh berapi 

di tengah-tengah timbunan bulir gandum (Za. 12:6). Bangsa 

Israel sekonyong-konyong berubah menjadi kengerian bagi 


 214

mereka, seperti halnya mereka dahulu bagi bangsa Israel. 

Mereka bisa saja tidak mengusik bangsa Israel,namun  me-

reka tidak lakukan itu. Sekarang, mereka hendak lari dari 

orang Israel,namun  tidak bisa. Manusia tidak akan dapat 

diyakinkan sampai sudah terlambat waktunya, bahwa me-

reka yang menindas umat Tuhan sesungguhnya membawa 

penindasan bagi diri mereka sendiri. Pada saat Tuhan da-

tang dengan sepuluh ribu orang suci-Nya untuk melak-

sanakan penghakiman, orang-orang perkasa pun akan de-

ngan sia-sia mencari perlindungan di bawah batu karang 

dan pegunungan dari hadapan orang Israel dan Raja Israel 

(Why. 6:15). Bandingkan dengan kisah yang ada di dalam 

Kitab Ayub 27:20. 

3. Bagaimana mereka semua ditenggelamkan. Segera sesudah  

orang Israel tiba dengan selamat di pantai, Musa mendapat 

perintah untuk mengulurkan tangannya ke atas laut, yang 

dengan begitu memberi tanda kepada air laut untuk tertutup 

kembali, seperti sebelumnya saat  dengan perkataannya ia 

memerintahkan air laut supaya terbuka di kiri dan kanan 

orang Israel, menjadi sebagai tembok (ay. 29). Musa pun 

mengulurkan tangannya dan air laut pun segera berbalik ke 

tempatnya seperti semula dan menelan segenap tentara Mesir 

(ay. 27-28). Firaun beserta anak buahnya yang telah saling 

mengeraskan hati satu sama lain di dalam dosa, sekarang 

bersama-sama lenyap dan tidak ada satu pun yang berhasil 

selamat. Menurut cerita turun-temurun, ahli-ahli sihir Firaun, 

yakni Yanes dan Yambres, turut tewas bersama yang lainnya, 

seperti Bileam bersama orang-orang Midian yang telah ia 

sesatkan (Bil. 31:8). Sekarang, 

(1) Tuhan membalas dendam kepada orang Mesir atas darah 

semua anak laki-laki sulung orang Israel yang telah mereka 

tenggelamkan, dan Tuhan membalasnya dengan berlipat 

ganda, yakni laki-laki Mesir yang telah tumbuh dewasa 

menjadi pembayar ganti rugi bagi bayi-bayi Israel yang 

baru lahir. Demikianlah, Tuhan menunjukkan keadilan-Nya 

dan memperlihatkan betapa mahal harga darah umat Israel 

di mata-Nya (Mzm. 72:14). 

Kitab Keluaran 14:21-31 

 215 

(2) Tuhan membuat perhitungan dengan Firaun atas kesom-

bongan dan penghinaan yang ia lakukan terhadap duta-

Nya, yakni Musa. Kehancuran penuh akan menimpa mere-

ka yang menghina dan melecehkan utusan Tuhan. Seka-

rang, Tuhan memperlihatkan kemuliaan-Nya terhadap Fir-

aun, menatap manusia sombong itu, lalu merendahkannya 

(Ayb. 40:12). Datang dan saksikan kedahsyatan perbuatan-

Nya, lalu catatlah itu, tidak di atas air,namun  dengan besi 

pengukir pada gunung batu untuk selama-lamanya. Di 

tempat ini, berbaringlah sang penguasa haus darah yang 

menentang Penciptanya, menentang segala tuntutan, peri-

ngatan, dan penghakiman-Nya. Ia menjadi seorang pem-

berontak Tuhan, seorang budak terhadap nafsu bengisnya 

sendiri. Sepenuhnya ia telah kehilangan kemanusiaan, 

kebajikan, dan segenap kehormatan sejati. Di laut itulah ia 

berbaring, terkubur dalam-dalam, menjadi suatu tugu 

keadilan ilahi yang abadi. Di situlah ia jatuh ke dalam 

jurang, meski dahulu ia yaitu  sang pembawa kengerian di 

dunia orang hidup. Inilah yang dialami Firaun serta semua 

pengikutnya (Yeh. 31:18). 

IV. Inilah catatan yang dibuat bangsa Israel mengenai pekerjaan ajaib 

yang Tuhan kerjakan bagi mereka, serta penghiburan yang dibawa 

mujizat itu bagi mereka. 

1. Orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut 

(ay. 30). Pemeliharaan Tuhan telah mengaturnya sedemikian 

rupa sehingga gelombang pasang yang berikutnya menghem-

paskan mayat-mayat orang Mesir ke permukaan, 

(1) Untuk memicu  aib yang lebih besar bagi bangsa Me-

sir. Sekarang, segala binatang dan burung pemakan bang-

kai dipanggil untuk makan daging para panglima serta para 

pahlawan (Why. 19:17-18). Orang Mesir sangat mahir dan 

teliti dalam membalsam dan mengawetkan jenazah para 

penguasa mereka,namun  sekarang penistaan yang terbesar 

ditimpakan ke atas segenap bangsawan Mesir. Pandanglah 

bagaimana mayat mereka berserakan, bertumpuk-tumpuk, 

layaknya kotoron di permukaan bumi.  


 216

(2) Untuk memperbesar nilai kemenangan orang Israel, dan 

semakin memperlihatkan karya keselamatan yang telah 

dikerjakan bagi mereka, sebab  apa yang dilihat mata akan 

memengaruhi hati. Perhatikan ayat yang ada dalam 

Kitab Yesaya 66:24 berikut, Mereka akan keluar dan melihat 

mayat orang-orang yang memberontak melawan Aku. Orang 

Israel mungkin melucuti mayat-mayat orang Mesir itu dan 

memperoleh segala senjata dari mayat-mayat itu. Juga, 

sebab  sebelumnya mereka telah meminjam perhiasan dari 

orang Mesir, sekarang, sebab  dengan mengejar mereka, 

orang Mesir telah mengingkari itikad baik mereka terhadap 

orang Israel, maka sekarang orang Israel pun tak lagi harus 

mengembalikan perhiasan-perhiasan yang dahulu mereka 

pinjam itu. Begitulah, saat  Tuhan meremukkan kepala-

kepala Lewiatan, Ia memberi nya kepada penduduk pa-

dang pasir sebagai makanan (Mzm. 74:14). 

2. Mujizat ini  sangat memengaruhi orang Israel, dan seka-

rang takutlah bangsa itu kepada Tuhan dan mereka percaya 

kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya itu (ay. 31). Kini 

mereka menjadi malu atas ketidakpercayaan dan sungut-

sungut mereka. Sekarang mereka tidak lagi akan putus asa 

akan datangnya bantuan dari Sorga, sekalipun berada dalam 

kesesakan terhebat. Mereka tak akan lagi bertengkar dengan 

Musa ataupun berbicara untuk kembali ke Mesir. Mereka telah 

dibaptis di dalam laut untuk mengikut Musa (1Kor. 10:2). 

Mujizat yang telah Tuhan kerjakan bagi mereka melalui pela-

yanan Musa dengan demikian mengikat mereka untuk meng-

ikut Musa di bawah pimpinan Allah. Mujizat ini menguatkan 

iman mereka akan janji yang kelak akan digenapi, dan dengan 

dibawa keluar dari Mesir dengan penuh kemenangan, mereka 

tak lagi ragu bahwa sesaat lagi mereka akan tiba di tanah 

Kanaan, sebab  mereka memiliki Tuhan yang demikian dahsyat, 

serta seseorang yang memperantarai mereka dengan Allah. Ba-

yangkan, sekarang mereka telah memiliki hati yang sedemi-

kian rupa! Belas kasihan yang masih baru dirasakan, meng-

hasilkan kesan yang sangat terasa. Akannamun , dalam diri 

banyak orang, kesan seperti ini segera menjadi luntur. Sewak-

tu mereka menyaksikan pekerjaan Tuhan dan merasakan man-

faatnya, mereka menjadi takut dan percaya kepada-Nya. Akan 

Kitab Keluaran 14:21-31 

 217 

tetapi, mereka segera melupakan semua karya ajaib-Nya itu, 

lalu meremehkan-Nya. Alangkah baiknya bila kita senantiasa 

mengingat kedahsyatan mujizat Tuhan dalam hidup kita! 

  

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 1 5  

Dalam pasal ini,  

I. Israel melihat ke belakang, ke Mesir, dengan sebuah lagu 

pujian atas pembebasan mereka. Dalam bagian ini kita temu-

kan,  

1. Lagu pujian itu sendiri (ay. 1-19).  

2. Lantunan dari pujian itu dengan khidmat (ay. 20-21).  

II. Israel berjalan maju di padang gurun (ay. 22) dan di sana,  

1. Mereka tidak puas dengan air di Mara (ay. 23-24), dan 

kelegaan diberikan kepada mereka (ay. 25-26).  

2. Mereka puas dengan mata air di Elim (ay. 27).  

Nyanyian Kemenangan Israel 

(15:1-21) 

1 Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan 

nyanyian ini bagi TUHAN yang berbunyi: “Baiklah aku menyanyi bagi 

TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke 

dalam laut. 2 TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi kese-

lamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Tuhan bapaku, kuluhurkan Dia. 

3 TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya. 4 Kereta Firaun dan 

pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan 

dibenamkan ke dalam Laut Teberau. 5 Samudera raya menutupi mereka; ke 

air yang dalam mereka tenggelam seperti batu. 6 Tangan kanan-Mu, TUHAN, 

mulia sebab  kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, TUHAN, menghancurkan 

musuh. 7 Dengan keluhuran-Mu yang besar Engkau meruntuhkan siapa 

yang bangkit menentang Engkau; Engkau melepaskan api murka-Mu, yang 

memakan mereka sebagai tunggul gandum. 8 sebab  nafas hidung-Mu segala 

air naik bertimbun-timbun; segala aliran berdiri tegak seperti bendungan; air 

bah membeku di tengah-tengah laut. 9 Kata musuh: Aku akan mengejar, 

akan mencapai mereka, akan membagi-bagi jarahan; nafsuku akan kulam-

piaskan kepada mereka, akan kuhunus pedangku; tanganku akan melenyap-

kan mereka! 10 Engkau meniup dengan taufan-Mu, laut pun menutupi mere-


 220

ka; sebagai timah mereka tenggelam dalam air yang hebat. 11 Siapakah yang 

seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, 

mulia sebab  kekudusan-Mu, menakutkan sebab  perbuatan-Mu yang 

masyhur, Engkau pembuat keajaiban? 12 Engkau mengulurkan tangan kan-

an-Mu; bumi pun menelan mereka. 13 Dengan kasih setia-Mu Engkau menun-

tun umat yang telah Kautebus; dengan kekuatan-Mu Engkau membimbingnya 

ke tempat kediaman-Mu yang kudus. 14 Bangsa-bangsa mendengarnya, mereka 

pun menggigil; kegentaran menghinggapi penduduk tanah Filistin. 15 Pada 

waktu itu gemparlah para kepala kaum di Edom, kedahsyatan menghinggapi 

orang-orang berkuasa di Moab; semua penduduk tanah Kanaan gemetar.  

16 Ngeri dan takut menimpa mereka, sebab  kebesaran tangan-Mu mereka 

kaku seperti batu, sampai umat-Mu menyeberang, ya TUHAN, sampai umat 

yang Kauperoleh menyeberang. 17 Engkau membawa mereka dan Kaucangkok-

kan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri; di tempat yang telah Kaubuat 

kediaman-Mu, ya TUHAN; di tempat kudus, yang didirikan tangan-Mu, ya 

TUHAN. 18 TUHAN memerintah kekal selama-lamanya.” 19 saat  kuda Firaun 

dengan keretanya dan orangnya yang berkuda telah masuk ke laut, maka 

TUHAN membuat air laut berbalik meliputi mereka,namun  orang Israel 

berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut. 20 Lalu Miryam, nabiah itu, 

saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya, dan tampillah 

semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari. 21 Dan 

menyanyilah Miryam memimpin mereka: “Menyanyilah bagi TUHAN, sebab Ia 

tinggi luhur; kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.” 

Sesudah membaca bagaimana orang Israel mengalami kemenangan 

sepenuhnya atas orang Mesir, di sini kita diberi tahu bagaimana 

mereka merayakan kemenangan itu. Orang-orang yang harus mena-

han sabar sementara pembebasan mereka dikerjakan (14:14), seka-

rang tiba waktu bagi mereka untuk merasa lega, saat pembebasan 

bagi mereka telah terlaksana. Apa yang dulu kurang mereka lakukan 

kini harus lebih banyak mereka lakukan. Jika Tuhan mengerjakan 

pembebasan dengan kekuatan-Nya secara langsung, pembebasan 

ini  mendatangkan lebih banyak ketenaran bagi kemuliaan-Nya. 

Musa, tidak diragukan lagi oleh ilham ilahi, menciptakan lagu ini, 

dan menyampaikannya kepada anak-anak Israel, untuk dinyanyikan 

sebelum mereka bergerak dari tempat di mana mereka melihat orang-

orang Mesir mati di tepi pantai. Amatilah,  

1. Mereka mengungkapkan sukacita mereka di dalam Allah, dan 

bersyukur kepada-Nya, dengan bernyanyi. Memang wajarlah bagi 

kita untuk meluapkan sukacita kita dan kegembiraan jiwa kita 

seperti ini. Dari contoh ini bisa kita lihat bahwa menyanyikan 

nyanyian mazmur, sebagai suatu tindakan ibadah, telah dipakai 

di dalam jemaat Kristus sebelum hukum Taurat diberikan. Dan 

sebab  itu sesungguhnya bukan merupakan bagian dari hukum 

Taurat, dan sebab  itu juga tidak dihentikan kegiatannya ber-

sama hukum Taurat. Nyanyian yaitu  bahasa dari sukacita yang 

Kitab Keluaran 15:1-21 

 221 

kudus sama halnya dengan doa yang yaitu  bahasa dari keingin-

an yang kudus.  

2.  Musa, yang berjalan mendahului mereka melalui laut, mendahu-

lui mereka dalam nyanyian, dan menggubahnya bagi mereka. 

Catatlah, orang-orang yang giat di dalam pelayanan ibadah tidak 

seharusnya berdiam diri dalam pujian-pujian bersama.  

3. saat  rahmat masih baru, dan orang-orang Israel itu sangat ter-

sentuh hatinya olehnya, mereka pun menyanyikan lagu ini. Per-

hatikanlah, saat  kita telah menerima rahmat istimewa dari 

Allah, hendaklah kita cepat-cepat dan bergegas di dalam balasan 

pujian kepada-Nya, sebelum waktu dan ketidakjujuran hati kita 

menghapus kesan-kesan baik yang telah dibuat rahmat-Nya itu. 

Daud menyanyikan lagu kemenangannya di hari saat  Tuhan 

membebaskannya (2Sam. 22:1). Bis dat qui cito dat – Ia memberi 

dua kali lebih cepat dari orang yang memberi dengan cepat.  

4. saat  mereka percaya kepada TUHAN (14:31), mereka pun me-

nyanyikan lagu ini. Ini sebuah lagu iman. Kaitan ini bisa diamati 

dalam Mazmur 106:12: saat  itu percayalah mereka kepada 

segala firman-Nya, mereka menyanyikan puji-pujian kepada-

Nya. Jika dengan hati orang percaya, maka pengakuan harus 

dibuat. Di sini kita lihat,  

I. Lagu itu sendiri. Dan,  

1. Dengan rasa hormat dan kagum, kita dapat mengamati betapa 

lagu ini sebagai, 

(1) Sebuah lagu kuno, yang paling kuno yang kita ketahui.  

(2) Sebuah gubahan yang paling mengagumkan, gayanya 

luhur dan agung, gambarannya hidup dan tepat, dan kese-

luruhannya sangat menggugah.  

(3) Sebuah lagu yang kudus, yang dikhususkan bagi kehor-

matan Allah, dan dimaksudkan untuk meninggikan nama-

Nya dan memuji-muji-Nya, dan hanya bagi keagungan-Nya 

saja, tidak bagi manusia siapa pun. Kekudusan bagi Tuhan 

terukir di dalamnya, dan bagi Dia mereka menciptakan 

melodi di dalam menyanyikannya.  

(4) Sebuah lagu perlambangan. Kemenangan dan sorak sorai 

dari jemaat Injil, di dalam kekalahan musuh-musuhnya, 

diungkapkan jadi satu dalam nyanyian Musa dan nyanyian 


 222

Anak Domba, yang dikatakan dinyanyikan di atas sebuah 

lautan kaca, seperti lagu ini dinyanyikan di atas Laut 

Teberau (Why. 15:2-3).  

2. Mari kita mengamati apa yang terutama Musa maksudkan di 

dalam nyanyian ini.  

(1) Ia memberi kemuliaan bagi Allah, dan bersorak-sorak di 

dalam Dia. Inilah yang utama dari maksudnya (ay. 1): aku 

menyanyi bagi TUHAN. Perhatikanlah, semua sukacita kita 

harus berujung di dalam Allah, dan semua puji-pujian kita 

dipersembahkan kepada Dia, Bapa dari segala terang dan 

Bapa segala rahmat, sebab Ia tinggi luhur. Catatlah, Semua 

yang mengasihi Tuhan bersorak-sorai di dalam kemenangan-

Nya. Apa yang menjadi kehormatan-Nya harus menjadi 

sukacita kita. Israel bersukacita di dalam Allah,  

[1] Sebagai Tuhan mereka, dan sebab nya juga sebagai ke-

kuatan, mazmur, dan keselamatan mereka (ay. 2). Ber-

bahagia bangsa yang Allahnya yaitu  TUHAN. Mereka 

tidak perlu apa-apa lagi untuk membuat diri bahagia. 

Memang mereka memiliki tugas untuk dilakukan, pen-

cobaan untuk digumuli, dan penderitaan untuk ditang-

gung, serta kelemahan di dalam diri mereka sendiri. 

Namun, Ia menguatkan mereka. Anugerah-Nya yaitu  

kekuatan mereka. Mereka sering kali ada di dalam duka, 

sebab  banyak hal,namun  di dalam Dia mereka mendapat 

penghiburan. Ia yaitu  mazmur mereka. Dosa, kematian, 

dan neraka mengancam mereka,namun  Ia selalu dan 

terus akan menjadi keselamatan mereka (Yes. 12:2).  

[2] Sebagai Tuhan nenek moyang mereka. Hal ini mereka 

sadari betul, sebab, dengan menyadari diri sendiri akan 

ketidaklayakan dan kejahatan mereka terhadap Dia, 

mereka insaf bahwa apa yang Tuhan lakukan sekarang 

bagi mereka yaitu  demi nenek moyang mereka (Ul. 

4:37). Perhatikanlah, Anak-anak perjanjian harus me-

manfaatkan hubungan nenek moyang mereka dengan 

Allah, supaya mereka sadar bahwa Tuhan itu juga Tuhan 

mereka, supaya dengan demikian mereka dapat beroleh 

penghiburan dari Dia, dan mawas diri serta mengarah-

kan hati kepada Dia.  

Kitab Keluaran 15:1-21 

 223 

[3] Sebagai Tuhan perkasa yang Mahakuasa (ay. 3): TUHAN 

itu pahlawan perang, yaitu sangat sanggup untuk ber-

urusan dengan semua yang berjuang melawan Pencipta 

mereka, dan pasti akan menjadi terlalu tangguh bagi 

mereka.  

[4] Sebagai Tuhan yang kesempurnaan-Nya tak tertandingi 

dan tak terbandingkan (ay. 11). Hal ini diungkapkan, 

pertama, secara lebih umum: Siapakah yang seperti Eng-

kau, di antara para allah, ya TUHAN! Ini yaitu  pujian 

yang murni, dan sebuah ungkapan luhur dari pemujaan 

yang tulus. Ini yaitu  suatu tantangan kepada semua 

Tuhan lain untuk dibandingkan dengan Dia: “Silakan 

allah-Tuhan tampil di depan, dan coba tunjukkan kebo-

lehan mereka semampu-mampunya. Tak satu pun dari 

mereka yang berani membandingkan diri dengan Dia.” 

Mesir dahulu terkenal sebab  banyaknya allah,namun  

Tuhan orang Ibrani terlalu tangguh bagi mereka dan men-

jungkir-balikkan mereka semua (Bil. 33:4; Ul. 32:23-

39). Para raja dan penguasa dunia disebut allah-allah, 

tetapi mereka semua lemah dan fana, tak satu pun dari 

mereka dapat dibandingkan dengan Yahweh, Tuhan yang 

Mahakuasa dan kekal. Inilah pengakuan tentang kesem-

purnaan-Nya yang tak terbatas, yang mengatasi segala 

sesuatu dan yang tak dapat disejajarkan. Perhatikanlah, 

Tuhan harus disembah dan dipuja sebagai Pribadi yang 

sempurna tak terhingga sehingga tidak ada satu pun 

yang seperti Dia, tidak ada yang dapat dibandingkan 

dengan Dia, sebagai Satu-satunya yang memiliki keung-

gulan dan terunggul di dalam segala sesuatu (Mzm. 

89:7). Kedua, secara lebih khusus,  

1.  Ia yaitu  mulia sebab  kekudusan-Nya. Kekudusan-

Nya yaitu  kemuliaan-Nya. Sifat inilah yang disem-

bah oleh para malaikat (Yes. 6:3). Kekudusan-Nya 

tampak di dalam kehancuran Firaun, kebencian-Nya 

terhadap dosa, dan murka-Nya atas orang-orang 

berdosa yang keras kepala. Kekudusan-Nya tampak 

di dalam pembebasan Israel, kesukaan-Nya di dalam 

benih keturunan yang kudus, dan kesetiaan-Nya 

kepada janji-Nya sendiri. Tuhan kaya dengan rahmat, 


 224

ini yaitu  harta-Nya. Ia mulia sebab  kekudusan-

Nya, inilah kehormatan-Nya. Mari kita selalu meng-

ucap syukur setiap kali mengingat akan kekudusan-

Nya.  

2.  Ia yaitu  menakutkan sebab  perbuatan-Nya yang 

masyhur. Inilah isi dari pujian kita, yang meskipun 

menjadi kesukaan bagi hamba-hamba Allah, mena-

kutkan dan sangat mengerikan bagi musuh-musuh-

Nya (Mzm. 66:1-3). Atau hal ini mengarahkan kita di 

dalam cara kita memuji Allah. Kita seharusnya 

memuji Dia dengan suatu perasaan kagum yang 

disertai kerendahan hati yang tulus, dan beribadah 

kepada TUHAN dengan takut. Bahkan sukacita dan 

sorak sorai rohani kita harus diimbangi dengan 

suatu kegentaran yang saleh.  

3. Ia yaitu  pembuat keajaiban, menakjubkan bagi se-

mua, berada di atas kekuasaan dan di luar perpu-

taran alam yang biasa terjadi. Ia terutama ajaib bagi 

kita, yang demi kitalah Ia mengerjakan semua ke-

ajaiban itu, padahal betapa tidak layaknya kita un-

tuk mengharapkan perkenanan-Nya itu, biar sedikit 

pun. Semua perbuatan-Nya itu yaitu  keajaiban 

kuasa dan keajaiban anugerah, dan dalam kesemua-

nya itu Tuhan harus disembah dengan rendah hati.  

(2) Ia menjelaskan pembebasan yang sekarang mereka sedang 

rayakan dengan penuh sorak-sorai, sebab nyanyian itu 

dimaksudkan, tidak hanya untuk mengungkapkan dan 

menyerukan perasaan syukur mereka saat itu,namun  juga 

untuk memelihara dan mengabadikan ingatan akan karya 

ajaib ini sampai masa-masa sesudahnya. Dua hal yang 

harus diperhatikan:  

[1] Kehancuran musuh. Air naik bertimbun-timbun (ay. 

8). Segala aliran berdiri tegak seperti bendungan. Firaun 

dan semua bala tentaranya terkubur di dalam air. Kuda 

dan penunggangnya tidak dapat lolos (ay. 1), kereta Fir-

aun, dan para perwiranya yang pilihan (ay. 4). Mereka 

masuk ke laut dan mereka kewalahan (ay. 19). Air yang 

dalam, samudera raya, menutupi mereka, dan laut yang 

Kitab Keluaran 15:1-21 

 225 

bergelora dengan angkuhnya menutupi orang-orang 

berdosa yang sombong. Mereka tenggelam seperti batu, 

seperti timah (ay. 5, 10), ditindih oleh berat kesalahan 

mereka sendiri dan murka Allah. Dosa mereka telah 

menjadikan mereka keras seperti sebuah batu, dan 

sekarang mereka tenggelam seperti sebuah batu. Bah-

kan, bumi pun menelan mereka (ay. 12). Mayat mereka 

terbenam masuk ke dalam pasir yang ke atasnya mere-

ka dilemparkan, yang mengisap mereka. Orang-orang 

yang diperangi oleh Sang Pencipta, akan dilawan juga 

oleh seluruh ciptaan. Semuanya ini yaitu  perbuatan 

TUHAN, dan perbuatan-Nya saja, hanya Dia sendiri. Itu 

yaitu  suatu tindakan dari kuasa-Nya: Tangan kanan-

Mu, TUHAN, bukan tangan kami, menghancurkan mu-

suh (ay. 6). Itu yaitu  sebab  nafas hidung-Mu (ay. 8), 

dan taufan-Mu (ay. 10), dan uluran tangan kanan-Mu (ay. 

12). Itu yaitu  sebuah contoh dari kemaha-kuasaan-

Nya yang mengatasi segala sesuatu, dengan keluhuran-

Mu yang besar. Itu yaitu  pelaksanaan dari keadilan-

Nya: Engkau melepaskan api murka-Mu (ay. 7). Kehan-

curan dari orang-orang Mesir ini semakin luar biasa 

mengagumkan lagi, mengingat kesombongan dan keku-

rangajaran mereka, dan keyakinan keberhasilan mereka 

yang ganjil: Kata musuh, Aku akan mengejar (ay. 9). 

Tetapi, lihatlah di sini, Pertama, rasa percaya yang 

besar. saat  mereka mengejar, mereka tidak ragu-ragu 

sedikit pun,namun  yakin betul akan menyusul. Dan 

saat  mereka menyusul, mereka tidak meragukan apa 

pun selain akan mengalahkan, dan pasti memperoleh 

kemenangan dan membagi-bagi jarahan. Perhatikanlah, 

sudah biasa bagi manusia untuk merasa tinggi di awan-

awan sebab  merasa akan berhasil, padahal sebentar 

lagi mereka akan hancur, yang membuat kehancuran 

mereka begitu sangat menyakitkan (Yes. 37:24-25). Ke-

dua, kekejaman yang besar. Tidak ada hal lain selain 

membunuh, membantai, membinasakan, dan ini akan 

memuaskan nafsunya. Dan nafsunya itu sungguh bia-

dab, sebab  begitu banyak darah harus memuaskan-

nya. Perhatikanlah, kebencian yang dialami jemaat ada-


 226

lah kebencian yang kejam. Musuh-musuhnya yaitu  

orang-orang yang haus darah. Hal ini dicatat di sini 

untuk menunjukkan,  

1. Bahwa Tuhan melawan kecongkakan dan suka me-

rendahkan orang-orang yang meninggikan diri sen-

diri. Ia yang berkata, “Aku akan, dan aku akan, en-

tah Tuhan suka atau tidak suka,” akan dinyatakan 

dibuat mengetahui bahwa saat  ia berlaku som-

bong, Tuhan akan mengatasi dia.  

2. Bahwa orang-orang yang haus darah akan dihenti-

kan. Orang-orang yang senang untuk membinasa-

kan akan dibinasakan. Sebab kita tahu siapa yang 

telah berkata, Pembalasan itu yaitu  hak-Ku. Akulah 

yang akan menuntut pembalasan.  

[2] Perlindungan dan tuntunan Israel (ay. 13): Dengan kasih se-

tia-Mu Engkau menuntun umat yang telah Kautebus, memim-

pin mereka keluar dari kungkungan Mesir, memimpin me-

reka keluar dari kebinasaan Laut Teberau (ay. 19).namun  

orang Israel berjalan di tempat kering. Perhatikanlah, kehan-

curan orang jahat menjadi jalan bagi keselamatan Israel dan 

membuat keselamatannya semakin gemilang (Yes. 45:13-

15).  

(3) Musa mempersiapkan diri untuk menyambut penampakan 

Tuhan yang gemilang ini bagi mereka.  

[1] Untuk menggerakkan hati mereka untuk beribadah ke-

pada Allah, dengan pertimbangan ini: Aku akan menyiap-

kan tempat tinggal bagi-Nya (ay. 2, KJV). sesudah  Tuhan 

menyelamatkan mereka, dan mempersiapkan sebuah 

tempat persembunyian bagi mereka yang di dalamnya 

mereka telah menjadi aman dan nyaman, mereka 

berketetapan hati untuk mengeluarkan biaya berapa pun 

dan berjerih payah untuk mendirikan sebuah Kemah 

Suci untuk menghormati-Nya. Dan di kemah itu mereka 

akan meninggikan Dia, dan mengakui, bagi kepujian-

Nya, kehormatan yang telah diperoleh-Nya atas Firaun. 

Tuhan kini telah memuliakan mereka, menjadikan mere-

ka besar dan tinggi, dan sebab  itu mereka akan me-

ninggikan Dia, dengan menyebut-nyebut keluhuran dan 

Kitab Keluaran 15:1-21 

 227 

kemegahan-Nya yang tak terhingga. Perhatikanlah, kita 

harus terus-menerus meninggikan Allah, dengan me-

muji-muji nama-Nya dan melayani semua kepentingan-

Nya. Dan ini merupakan suatu keuntungan bagi kita 

untuk dipakai sedemikian rupa.  

[2] Untuk mendorong mereka supaya mempercayai Allah. 

Begitu yakinnya si pemazmur ini akan kebahagiaan 

yang dibawa keselamatan ini bagi mereka, yang telah 

mulai dikerjakan Tuhan dengan sedemikian mulia, se-

hingga dengan yakin ia melihat kebahagiaan itu telah 

tergenapi: “Engkau membimbingnya ke tempat kediam-

an-Mu yang kudus (ay. 13). Engkau telah membawa me-

reka ke dalam jalan menuju kebahagiaan itu, dan pada 

waktunya akan membawa mereka ke akhir jalan itu,” 

sebab pekerjaan Tuhan itu sempurna. Atau, ”Engkau 

telah menuntun mereka memasuki tempat kudus-Mu di 

Sorga dengan puji-pujian mereka.” Perhatikanlah, orang-

orang yang dituntun Tuhan akan dituntunnya ke tempat 

kudus-Nya di dalam iman sekarang, dan sesudah itu 

tidak lagi mereka akan menikmati tempat kudus-Nya itu. 

Pembebasan yang agung ini sangat membesarkan hati 

dalam dua hal: Pertama, pembebasan ini memperlihat-

kan tindakan kuasa Tuhan yang begitu hebat sampai 

membuat ngeri musuh-musuh orang Israel, dan sangat 

mengecilkan hati mereka (ay. 14-16). Kabar tentang 

kehancuran orang Mesir sudah cukup membuat terka-

par separuh dari musuh-musuh Israel. Semangat mere-

ka runtuh, sehingga ikut menenggelamkan segala ke-

kuatan dan kepentingan mereka. Orang-orang Filistin, 

Moab, Edom, dan Kanaan, yang dengannya bangsa 

Israel bergumul, digentarkan oleh kabar kehancuran 

Mesir itu, menjadi tawar hati, dan berpikir akan sia-sia 

saja untuk berperang melawan Israel, saat  Tuhan 

dengan kekuatan yang sedemikian besar berperang bagi 

mereka. Dan memang pengaruhnya demikian, orang-

orang Edom takut kepada mereka (Ul. 2:4), demikian 

pula dengan orang Moab (Bil. 22:3), dan orang Kanaan 

(Yos. 2:9-10; 5:1). Jadi, Tuhan telah mengirim kengerian-

Nya kepada mereka (23:27), dan mematahkan semangat 


 228

raja-raja. Kedua, pembebasan itu yaitu  suatu permu-

laan yang luar biasa dari perkenanan Tuhan kepada 

mereka, yang menjadi suatu tanda jaminan akan ke-

sempurnaan kebaikan hati-Nya. Hal ini hanyalah suatu 

awal yang mendahului sesuatu yang lebih lanjut: Eng-

kau membawa mereka masuk (ay. 17). Kalau Ia telah 

membawa mereka keluar dari Mesir dengan cara yang 

hebat, kendati mereka tidak layak, dan walaupun ada 

banyak kesulitan yang membentang di jalan keluar 

mereka, maka tidak diragukan lagi Ia juga akan mem-

bawa mereka masuk ke dalam Kanaan. Sebab, jika Ia 

telah memulai (dan memang telah dimulai), maka tidak-

kah Ia akan mengakhirinya? Perhatikanlah, segala peng-

alaman kita akan kuasa dan perkenanan Tuhan seharus-

nya dimanfaatkan untuk mendukung pengharapan kita. 

“Engkau telah, dan sebab  itu, tidak hanya Engkau 

dapat,namun  kami percaya juga Engkau akan,” yaitu  

sebuah keyakinan pendapat yang baik. Kaucangkokkan 

mereka di atas gunung milik-Mu sendiri, di tempat yang 

telah Kaubuat kediaman-Mu, ya TUHAN. Perhatikanlah, 

Tempat tinggal yang baik yaitu  tempat di mana Tuhan 

tinggal, di dalam jemaat-Nya di bumi (Mzm. 27:4), di 

dalam jemaat-Nya di Sorga (Yoh. 17:24). Di mana Ia ber-

kata, “Inilah tempat peristiratan-Ku untuk selamanya,” 

maka kita pun seharusnya berkata, “Biarlah itu menjadi 

tempat peristirahatan kami juga.” Yang terakhir, dasar 

pijakan agung yang menguatkan hati mereka, yang me-

reka peroleh dari karya ajaib ini yaitu , TUHAN meme-

rintah kekal selama-lamanya (ay. 18). Mereka sekarang 

telah melihat akhir dari pemerintahan Firaun.namun  

tidaklah demikian adanya dengan pemerintahan Ye-

hova, sebab  tidak akan ada akhir dengan pemerintah-

an-Nya, yang, seperti diri-Nya sendiri, yaitu  kekal, dan 

tidak tunduk pada perubahan. Perhatikanlah, yaitu  

penghiburan yang tak terkatakan bagi semua umat 

Tuhan yang setia, tidak hanya bahwa Ia memerintah atas 

segala sesuatu dan dengan suatu kekuasaan yang tak 

tertandingi,namun  juga bahwa Ia akan memerintah

Kitab Keluaran 15:22-27 

 229 

untuk selama-lamanya, dan kekuasaan-Nya tidak akan 

berakhir.  

II.  Dinyanyikannya lagu ini dengan khidmat (ay. 20-21). Miryam 

(atau Maria, yaitu  nama yang sama) turut bermain musik dalam 

sebuah paduan suara wanita, dan (sesuai dengan sifat lemah-

lembut kaum perempuan, dan cara kebiasaan mengungkapkan 

sukacita pada masa itu, dengan memainkan rebana dan tari-

tarian) menyanyikan lagu ini. Musa memimpin pembacaan maz-

mur, dan menyampaikannya kepada kaum pria, sedang  Mir-

yam kepada kaum wanita. Kemenangan terkenal yang diperoleh 

harus dihargai oleh putri-putri Israel (1Sam. 18:6-7), dan begitu-

lah yang terjadi di sini. Pada waktu Tuhan membawa Israel keluar 

dari Mesir, dikatakan (Mi. 6:4), Ia telah mengutus Musa dan Harun 

dan Miryam sebagai penganjur mereka, walaupun kita tidak mem-

baca tentang apa pun yang dapat dikenang yang telah dilakukan 

Miryam kecuali ini.namun , orang-orang yang telah membantu 

suatu umat Allah, yang tampil di depan mereka dalam memuji-

muji Allah, pastilah akan dipandang sebagai berkat besar bagi 

umat-Nya itu. 

Air di Mara 

(15:22-27) 

22 Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka 

pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang 

gurun itu dengan tidak mendapat air. 23 Sampailah mereka ke Mara,namun  

mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, sebab  pahit rasanya. 

Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. 24 Lalu bersungut-sungutlah 

bangsa itu kepada Musa, kata mereka: “Apakah yang akan kami minum?”  

25 Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya 

sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu men-

jadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-

peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka, 26 firman-

Nya: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, 

dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu 

kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, 

maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang 

telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyem-

buhkan engkau.” 27 Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua 

belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di 

sana di tepi air itu. 


 230

Tampaknya, dengan melalui sedikit kesulitan barulah Musa berhasil 

membujuk orang Israel untuk meninggalkan pantai kemenangan di 

mana mereka menyanyikan lagu sebelumnya. Mereka begitu terbawa 

oleh pemandangan di pantai itu, atau oleh lagu itu, atau oleh 

banyaknya mayat, sehingga tidak peduli lagi untuk berjalan maju. 

sebab  itu dengan susah payah Musa harus membawa mereka dari 

Laut Teberau ke padang gurun. Kesenangan dalam perjalanan kita ke 

Kanaan tidak seharusnya menghambat kemajuan kita, melainkan 

justru mempercepatnya, kendati ada padang gurun di hadapan kita. 

Sekarang, kita diberi tahu di sini:  

I. Bahwa di padang gurun Syur mereka tidak mendapatkan air (ay. 

22). Ini yaitu  sebuah cobaan yang menjengkelkan bagi para 

musafir muda itu, dan membuat sukacita mereka berkurang. 

Begitulah Tuhan ingin melatih mereka menghadapi kesulitan-

kesulitan. Daud, di sebuah negeri yang kering dan gersang tanpa 

air, menggapai kepada Tuhan (Mzm. 63:1).  

II. Bahwa di Mara mereka mendapatkan air,namun  airnya pahit, 

sehingga meskipun sudah di padang gurun selama tiga hari tanpa 

air, mereka tetap tidak dapat meminumnya. Air itu sangat tidak 

enak rasanya, atau agaknya merugikan bagi kesehatan mereka, 

atau begitu masin sehingga justru menambah rasa haus mereka 

ketimbang memuaskannya (ay. 23). Perhatikanlah, Tuhan bisa 

memahitkan bagi kita apa yang kita andalkan untuk memuaskan 

diri kita. Tuhan memang sering melakukan hal ini di padang gurun 

kehidupan di dunia ini, supaya kita merasa kecewa terhadap 

makhluk ciptaan yang kita andalkan. Dengan begitu, kita dapat 

digerakkan untuk datang kepada Sang Pencipta, yang di dalam 

perkenanan-Nya saja penghiburan yang sejati dapat diperoleh. 

Nah, di dalam kesesakan ini,  

1. Bangsa Israel menjadi jengkel dan bertengkar dengan Musa, 

seolah-olah Musa telah melakukan yang jahat terhadap 

mereka. “Apakah yang akan kami minum? yaitu  semua yang 

mereka ributkan (ay. 24). Perhatikanlah, sukacita dan peng-

harapan besar sekalipun segera berubah menjadi kesedihan 

dan kengerian besar bagi orang-orang yang hidup berdasar  

perasaan saja, dan tidak berdasar  iman.  

Kitab Keluaran 15:22-27 

 231 

2. Musa berdoa, Ia berseru-seru kepada TUHAN (ay. 25). Keluhan 

yang mereka bawa kepada Musa dibawanya kepada Allah, 

pada siapa, kendati kedudukannya tinggi, Musa tetap bergan-

tung terus-menerus. Perhatikanlah, merupakan kelegaan yang 

luar biasa bagi para hakim dan para hamba Tuhan bahwa 

mereka boleh berpaling kepada Tuhan melalui doa, saat  

orang-orang yang ada di bawah tanggung jawab mereka 

membuat mereka tidak nyaman. Tuhan yaitu  penuntun dari 

semua penuntun jemaat. Dia yaitu  Gembala Agung, dan para 

gembala yang ada di bawah Dia harus berserah diri kepada-

Nya di segala kesempatan.  

3. Tuhan menyediakan apa yang orang Israel perlukan secara 

berlimpah. Ia mengarahkan Musa kepada sepotong kayu, yang 

dilemparkannya ke dalam air, dan sebagai akibatnya, tiba-

tiba, air ini  menjadi manis. Sebagian orang berpikir bah-

wa kayu ini pasti memiliki suatu khasiat tertentu di dalamnya 

untuk tujuan di sini, sebab dikatakan, TUHAN menunjukkan 

kepadanya sepotong kayu. Tuhan harus diakui, tidak hanya 

dalam menciptakan segala sesuatu yang berguna bagi manu-

sia,namun  juga dalam menemukan kegunaan segala ciptaan-

Nya itu. Atau mungkin hal ini hanyalah suatu tanda kesem-

buhan, dan bukan sama sekali sarana kesembuhan itu, tidak 

ada bedanya dengan ular tembaga, atau peristiwa disebarkan-

nya satu wadah penuh garam oleh Elisa ke sungai Yerikho. 

Sebagian orang menafsirkan kayu ini sebagai perlambangan 

dari salib Kristus, yang memaniskan air penderitaan yang 

pahit bagi semua yang beriman, dan memampukan mereka 

untuk bersukacita di dalam kesengsaraan. Menurut tradisi 

Yahudi, kayu pohon itu sendiri pahit rasanya,namun  kayu itu 

memaniskan air Mara. Kepahitan dari penderitaan dan kemati-

an Kristus mengubahkan kepahitan yang kita miliki.  

4. Pada kesempatan ini, Tuhan menyampaikan persyaratan yang 

harus mereka lakukan. Dengan jelas Ia memberi tahu mereka, 

bahwa sekarang sesudah  terbebas dari orang Mesir, dan berada 

di padang gurun, mereka harus berperilaku baik, dan sesuai 

dengan pembawaan diri mereka sendiri, mereka akan baik-

baik saja atau menderita. Di sanalah diberikan TUHAN ketetap-

an-ketetapan dan peraturan-peraturan, dan memberlakukan 

semuanya itu kepada mereka. Di sanalah TUHAN mencoba 


 232

mereka, yaitu, di sana Ia menguji mereka, menyatakan mereka 

sebagai orang-orang yang menjalani masa percobaan supaya 

layak mendapatkan perkenanan-Nya. Pendek kata, Ia memberi 

tahu mereka (ay. 26),  

(1) Apa yang Ia harapkan dari mereka, dan itu yaitu , dalam 

satu kata, ketaatan. Mereka harus dengan rajin mende-

ngarkan suara TUHAN, dan memasang telinga kepada 

perintah-perintah-Nya, supaya tahu kewajiban mereka, dan 

tidak melanggar aturan dengan sikap acuh tak acuh. Dan 

mereka harus berhati-hati dalam setiap hal supaya mela-

kukan yang benar di pemandangan Allah, dan mengikuti 

segala ketetapan-Nya. Mereka tidak boleh berpikir, bahwa 

sebab  sekarang sudah terbebas dari kungkungan Mesir, 

mereka tidak lagi memiliki tuan yang berkuasa atas 

mereka, melainkan mereka sendiri yang menjadi tuan atas 

diri sendiri. Tidak, mereka harus memandang diri sebagai 

hamba-hamba Allah, sebab Ia telah membuka ikatan-ikatan 

mereka (Mzm. 116:16; Luk. 1:74-75).  

(2) Apa yang dapat mereka harapkan dari Dia dengan keadaan 

mereka ini: Aku tidak akan menimpakan kepadamu penya-

kit mana pun, yaitu, “Aku tidak akan menimpakan kepada-

mu tulah-tulah apa pun dari Mesir.” Hal ini mengisyarat-

kan bahwa, jika mereka memberontak dan tidak taat, maka 

segala tulah yang telah mereka lihat tertimpa kepada 

musuh-musuh mereka itu akan ditimpakan ke atas mereka 

juga. Demikianlah yang diancamkan kepada mereka (Ul. 

28:60). Hukuman-hukuman Tuhan atas Mesir, yang bagi 

Israel yaitu  rahmat yang membuka jalan bagi pembebas-

an mereka, sekaligus juga menjadi peringatan bagi Israel, 

dan dirancang untuk mengejutkan mereka supaya berlaku 

taat. Janganlah bangsa Israel berpikir, bahwa sebab  Tuhan 

sudah sangat meninggikan mereka dengan mengerjakan 

hal-hal besar bagi mereka, dan telah menyatakan kepada 

seluruh dunia bahwa mereka yaitu  umat kesayangan-

Nya, maka Ia akan membiarkan dosa-dosa mereka dan 

membiarkan mereka berbuat semau mereka. Tidak,  Tuhan 

tidaklah membeda-bedakan orang. Seorang Israel yang 

memberontak akan menanggung akibat yang sama dengan 

seorang Mesir yang memberontak. Dan demikianlah yang 

Kitab Keluaran 15:22-27 

 233 

mereka alami sebagai akibat pemberontakan mereka, sebe-

lum mereka sampai di Kanaan. “Tetapi, jika engkau mau 

taat, engkau akan selamat dan bahagia.” Ancamannya ha-

nyalah tersirat,namun  janjinya dinyatakan dengan jelas: 

“Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau, dan Aku 

akan menghibur engkau ke mana engkau pergi.” Perhati-

kanlah, Tuhan yaitu  tabib agung. Jika kita sampai ter-

pelihara dengan baik, itu sebab  Dialah yang menjaga kita. 

Jika kita sembuh, itu sebab  Dialah yang memulihkan kita. 

Ia yaitu  kehidupan kita dan keberlangsungan hari-hari 

kita.  

III. Bahwa di Elim mereka mendapatkan air yang baik, dan berkecu-

kupan (ay. 27). Kendati Tuhan menghendaki, untuk sesaat, agar 

umat-Nya berkemah di perairan Mara, namun hal itu tidak selalu 

menjadi bagian mereka. Lihatlah betapa berubah-ubahnya keada-

an kita di dunia ini, dari baik menjadi buruk, dari buruk menjadi 

baik. Oleh sebab  itu, marilah kita belajar bagaimana direndah-

kan dan bagaimana menjadi berkelimpahan, belajar bersukacita 

seakan-akan kita tidak bersukacita saat  kita berkelimpahan. 

Marilah kita belajar untuk menangis seakan-akan tidak menangis 

saat  kita tidak punya apa-apa. Kita temukan juga di sini ada 

dua belas mata air bagi persediaan mereka, satu untuk setiap 

suku, sehingga mereka tidak perlu berkelahi untuk mendapatkan 

air, seperti yang kadang-kadang dilakukan oleh bapak-bapak 

leluhur mereka. Dan, untuk kesenangan mereka, ada tujuh puluh 

pohon kurma, yang di bawah perteduhannya para pahlawan me-

reka bisa beristirahat. Perhatikanlah, Tuhan sanggup menemukan 

tempat-tempat penyegaran bagi umat-Nya bahkan di padang 

gurun dunia ini, mata-mata air di lembah Baka, supaya jangan 

hilang pikiran mereka sebab  kelelahan yang terus-menerus. 

Walaupun begitu, apa pun kesukaan yang kita rasakan di negeri 

penziarahan kita ini, kita harus ingat bahwa kita berkemah de-

ngan semua kesukaan itu hanya untuk sementara saja, sebab di 

sini kita tidak memiliki  kota yang terus ada untuk selama-

nya. 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 16  

asal ini bercerita tentang penyediaan makanan di perkemahan 

orang Israel. 

I. Mereka bersungut-sungut kekurangan makanan (ay. 1-3). 

II. Tuhan memberitahukan bahwa Ia akan menyediakan perbe-

kalan makanan bagi mereka (ay. 4-12). 

III. Turunnya manna (ay. 13-15). 

IV. Hukum dan peraturan berkaitan dengan manna. 

1.  Bahwa mereka harus mengumpulkannya setiap hari un-

tuk keperluan setiap hari (ay. 16-21). 

2.  Bahwa mereka harus mengumpulkan jatah sebanyak dua 

takaran pada hari keenam (ay. 22-26). 

3.  Bahwa mereka tidak boleh mengharapkannya pada hari 

ketujuh (ay. 27-31). 

4. Bahwa mereka harus menyimpan satu buli-buli berisi 

manna sebagai kenangan akan pemberian manna itu (ay. 

32 dst.). 

Bangsa Israel Bersungut-sungut tentang Makanan 

(16:1-12) 

1 sesudah  mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di 

padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari 

yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. 2 

Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada 

Musa dan Harun; 3 dan berkata kepada mereka: “Ah, kalau kami mati tadi-

nya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN saat  kami duduk menghadapi kuali 

berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami 

keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan 

kelaparan.” 4 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Sesungguhnya Aku 

akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan ke-

luar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya 


 236

mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. 5 Dan 

pada hari yang keenam, jika  mereka memasak yang dibawa mereka pu-

lang, maka yang dibawa itu akan ada dua kali lipat banyaknya dari apa 

yang dipungut mereka sehari-hari.” 6 Sesudah itu berkatalah Musa dan Ha-

run kepada seluruh orang Israel: “Petang ini kamu akan mengetahui bahwa 

Tuhanlah yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir. 7 Dan besok 

pagi kamu melihat kemuliaan TUHAN, sebab  Ia telah mendengar sungut-

sungutmu kepada-Nya. Sebab, apalah kami ini maka kamu bersungut-

sungut kepada kami?” 8 Lagi kata Musa: “Jika memang TUHAN yang memberi 

kamu makan daging pada waktu petang dan makan roti sampai kenyang pada 

waktu pagi, sebab  TUHAN telah mendengar sungut-sungutmu yang kamu 

sungut-sungutkan kepada-Nya – apalah kami ini? Bukan kepada kami sungut-

sungutmu itu,namun  kepada TUHAN.” 9 Kata Musa kepada Harun: “Katakanlah 

kepada segenap jemaah Israel: Marilah dekat ke hadapan TUHAN, sebab Ia 

telah mendengar sungut-sungutmu.” 10 Dan sedang Harun berbicara kepada 

segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun – 

maka tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan. 11 Lalu berfirmanlah TUHAN 

kepada Musa: 12 “Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah 

kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu 

pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa 

Akulah TUHAN, Allahmu.” 

Sepertinya, umat Israel membawa serta dari Mesir, perbekalan untuk 

satu bulan saat  mereka berangkat pada hari kelima belas pada 

bulan pertama, yang pada hari kelima belas pada bulan kedua sudah 

habis dimakan. Dan di sini kita dapati, 

I.   Ketidakpuasan dan sungut-sungut mereka akibat keadaan itu (ay. 

2-3). Seluruh umat atau sebagian besar dari mereka bergabung 

dalam pemberontakan ini. Mereka tidak langsung menggerutu 

kepada Allah,namun  terhadap Musa dan Harun, wakil-wakil Allah, 

yang sebenarnya sama saja dengan bersungut-sungut kepada-

Nya.  

1. Mereka beranggapan bahwa mereka akan mati kelaparan di 

p


Related Posts:

  • keluaran imamat 7 b  bila tidak demikian,  202bagaimana ia dapat berharap mampu menaklukkan bangsa kesayangan Tuhan itu? Tuhan membuat Firaun tenggelam di da-lam hasrat hatinya sendiri dan mengeraskannya. Orang Israel… Read More