ah Agama
yang mewakili Musa. namun bagi kita hanya ada satu Imam
Besar, satu Tuhan atas segala sesuatu, yang memegang segala
kuasa penghakiman.
II. Asal usul dan pengajaran baptisan Yohanes
1. Asal usulnya yaitu dari sorga: datanglah Firman Tuhan ke-
pada Yohanes (ay. 2). Yohanes menerima mandat dan perintah
sepenuhnya dari Tuhan untuk melakukan apa yang harus
dilakukannya. Inilah ungkapan yang sama seperti yang digu-
nakan untuk nabi-nabi Perjanjian Lama (Yer. 1:2), sebab
Yohanes yaitu nabi, ya, lebih daripada nabi, dan di dalam
dirinya kenabian bangkit lagi setelah lama tenggelam. Kita
tidak tahu bagaimana firman Tuhan datang kepada Yohanes,
apakah melalui malaikat, seperti yang dialami ayahnya, atau
melalui mimpi, atau penglihatan, atau suara, namun hal ini di-
yakininya dan harus kita yakini juga. Yohanes disebutkan di
sini sebagai anak Zakaria, untuk mengingatkan kita tentang
apa yang dikatakan malaikat kepada ayahnya, saat dia
diberi jaminan memperoleh anak ini. Firman Tuhan datang
kepada Yohanes di padang belantara; kepada orang-orang
yang dikehendaki-Nya, Tuhan akan mendatangi mereka di
mana pun mereka berada. Firman Tuhan tidak dapat dibeleng-
gu di dalam penjara, juga tidak dapat hilang di padang belan-
tara. Firman Tuhan datang kepada Yehezkiel di antara orang-
orang buangan di tepi sungai Kebar, dan kepada Yohanes di
pulau Patmos. Yohanes Pembaptis yaitu anak seorang imam,
saat itu memasuki umur tiga puluh tahun, dan sebab itu,
menurut kebiasaan Bait Suci, sekarang ia sudah bisa diakui
untuk melaksanakan pelayanan di Bait Suci, yang harus dila-
luinya dulu selama lima tahun sebagai seorang calon. namun
Tuhan memanggilnya untuk melakukan pelayanan yang lebih
terhormat, dan oleh sebab itu Roh Kudus membimbingnya ke
padang belantara, bukan ke dalam tumpukan kitab-kitab di
Bait Suci. Yohanes anak Zakaria mulai pelayanannya saat itu.
2. Ruang lingkup dan rancangan pengajarannya yaitu untuk
membawa bangsanya keluar dari dosa dan kembali kepada
Tuhan (ay. 3). Pertama-tama Ia datang ke semua wilayah sekitar
Yordan, di sekitar tempat tinggalnya, yang merupakan bagian
pertama yang menjadi milik Israel saat mereka masuk ke
tanah perjanjian di bawah kepemimpinan Yosua. Di sanalah
panji Injil pertama kali dikibarkan. Yohanes tinggal di bagian
yang paling terpencil dari wilayah itu, namun saat firman
Tuhan datang kepadanya, dia meninggalkan padang gurun
dan datang ke wilayah yang berpenduduk. Mereka yang ber-
diam diri dalam kepuasan harus segera berubah dengan suka-
cita, saat Tuhan memanggil mereka ke dalam masyarakat
ramai. Yohanes keluar dari padang belantara, masuk ke semua
wilayah, dengan beberapa tanda yang berbeda, mengkhotbah-
kan baptisan baru; bukan suatu sekte atau partai, namun suatu
pengakuan, atau tanda yang membedakan. Saat itu, simbol
atau perayaan di kalangan Yahudi, yaitu membasuh dengan
air, biasa dilakukan terhadap orang bukan-Yahudi untuk
diterima masuk ke dalam agama Yahudi atau terhadap murid-
murid seorang guru besar. Namun, simbol ini diubah makna-
nya oleh Yohanes sebagai pertobatan untuk pengampunan
dosa. Semua orang yang mengikuti baptisannya,
(1) Diwajibkan untuk bertobat dari dosa-dosa mereka, menye-
sali perbuatan-perbuatan menyimpang mereka dan tidak
mengulanginya lagi. Mereka harus mengakui bahwa mereka
bertobat atas dosa-dosa mereka, dan harus tulus dengan
pengakuan mereka itu. Setelah itu mereka harus berjanji
untuk tidak berbuat dosa lagi, dan harus menepati janji
mereka itu. Yohanes mengikat mereka, bukan dengan pera-
yaan-perayaan yang diwajibkan dalam tradisi nenek mo-
yang, namun dengan mengubah pola pikir dan cara hidup,
untuk mengenyahkan segala pelanggaran dari mereka, dan
untuk membuat bagi mereka hati yang baru dan untuk hi-
dup dalam kehidupan yang baru. Rancangan Injil, yang di-
mulai saat itu, yaitu untuk membuat manusia hidup ber-
ibadah dan saleh, kudus dan rohaniah, rendah hati dan
penurut. Juga sederhana dan tidak berlebihan, adil dan
jujur, murah hati dan baik hati, serta berbudi dalam segala
hal, jauh berbeda dari cara hidup yang lama. Inilah yang
disebut bertobat.
(2) Dengan cara inilah mereka diberi kepastian akan pengam-
punan dosa, sebagai hasil dari pertobatan mereka. Baptis-
an yang dilakukan Yohanes Pembaptis melepaskan mereka
dari kuasa dosa, dan memeteraikan mereka dengan anuge-
rah kebebasan atas kesalahan sebab dosa. Berpalinglah
dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi
batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesa-
lahan, sesuai dengan firman Tuhan dalam Perjanjian Lama
(Yeh. 18:30).
III. Penggenapan Kitab Suci dalam pelayanan Yohanes. Para penulis
Injil lain telah mengutip teks yang sama seperti yang dikutip di
sini, yaitu Yesaya 40:3. Tertulis di dalam kitab nubuat-nubuat
Yesaya, yakni apa yang didengarnya dari Tuhan , dan yang dikata-
kannya sebagai wakil Tuhan , yang ditulisnya untuk generasi yang
akan datang. Di antara mereka akan dijumpai suara seseorang
yang berseru-seru di padang belantara; dan Yohaneslah suara itu,
suara yang jelas berbeda, suara yang nyaring, suara yang lantang;
dia berseru, “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan
bagi-Nya.” Pekerjaan Yohanes yaitu untuk membuat jalan diteri-
manya Injil di dalam hati manusia, membawa mereka ke dalam
kerangka pemikiran dan perilaku yang sedemikian rupa sehingga
Kristus dapat menerima mereka dan mereka dapat menerima
Kristus. Lukas mengutip lebih jauh daripada Matius dan Markus,
dengan menerapkan perkataan-perkataan berikut terhadap pela-
yanan Yohanes (ay. 5-6), Setiap lembah akan ditimbun. Dr.
Hammond menafsirkan hal ini sebagai nubuat mengenai bencana
yang akan datang kepada bangsa Yahudi sebab pelanggaran me-
reka: wilayah mereka akan diratakan dan dimusnahkan oleh pra-
jurit-prajurit Roma, dan akan terlihat perbedaan antara orang-
orang yang tidak mau bertobat di satu sisi dan orang-orang yang
menerima Injil di sisi yang lain. namun tampaknya ini lebih ber-
kaitan dengan Injil Kristus, yaitu sebagai pendahuluan dari Injil
Kristus.
1. Orang yang rendah hati akan diperkaya dengan anugerah: Se-
tiap lembah yang letaknya rendah dan basah (oleh air mata
penyesalan) akan ditimbun dan ditinggikan.
2. Orang yang tinggi hati akan direndahkan; yang berbangga
akan kekuatannya sendiri dan yang menyombongkan diri de-
ngan mengangkat kepalanya akan direndahkan: Setiap gunung
dan bukit akan menjadi rata. Jika mereka bertobat, mereka
akan turun dalam debu, namun jika tidak bertobat, mereka di-
rendahkan sampai ke neraka yang paling dalam. Para pendosa
akan dipertobatkan kepada Tuhan : jalan-jalan yang berbeli-belit
dan roh-roh yang bengkok akan diluruskan; sebab meski tak
seorang pun dapat meluruskan apa yang dibengkokkan Tuhan
(Pkh. 7:13), namun Tuhan dengan anugerah-Nya dapat melu-
ruskan apa yang dibengkokkan oleh dosa.
4. Segala kesukaran yang merintangi dan menawarkan hati di te-
ngah jalan menuju sorga akan disingkirkan: Jalan yang ber-
lekuk-lekuk akan diratakan, dan mereka yang mencintai hu-
kum Tuhan akan mengalami damai sejahtera yang besar, dan
tidak ada batu sandungan bagi mereka. Injil telah membuat
jalan ke sorga menjadi datar dan mudah ditemukan, halus dan
mudah dilalui.
5. Keselamatan besar yang belum pernah ada akan sepenuhnya
ditemukan dan akan terus ditemukan di mana-mana (ay. 6):
Semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan; bu-
kan hanya bangsa Yahudi, namun juga orang bukan-Yahudi.
Semua akan melihatnya. Keselamatan itu akan dibawa ke ha-
dapan mereka dan ditawarkan kepada mereka, dan sebagian
dari mereka, yang berasal dari segala macam orang akan meli-
hatnya, menikmatinya dan memperoleh manfaat darinya. Ke-
tika jalan bagi Injil untuk masuk ke dalam hati dibukakan,
yakni dengan menaklukkan segala pikiran yang tinggi-tinggi
supaya patuh kepada Kristus, dengan merendahkan jiwa dan
membuang semua penghalang yang merintangi jalan Kristus
dan anugerah-Nya, maka bersiaplah untuk menyambut kese-
lamatan dari Tuhan .
IV. Peringatan dan nasihat umum yang diberikan oleh Yohanes ke-
pada orang-orang yang mengikuti baptisannya (ay. 7-9). Dalam
Injil Matius dikatakan bahwa Yohanes memberitakan hal yang
sama kepada banyak orang Farisi dan Saduki, yang datang untuk
dibaptis (Mat. 3:7-10). Namun, dalam Injil Lukas di sini, dikata-
kan bahwa ia berkhotbah kepada orang banyak yang datang ke-
padanya untuk dibaptis (ay. 7). Inilah maksud khotbahnya kepada
semua orang yang datang kepadanya, dan dia tidak membedakan
orang Farisi dan Saduki saat mereka datang, namun memandang
mereka sama saja dengan pendengar-pendengar yang lainnya.
Seperti halnya dia tidak mengagung-agungkan orang-orang besar,
demikian pula, dia tidak memuji-muji orang banyak, atau meng-
hakimi mereka, namun mencela dosa dan memberi peringatan
akan murka Tuhan kepada orang banyak seperti yang juga dilaku-
kannya kepada orang Saduki dan Farisi. sebab walaupun tidak
melakukan kesalahan yang sama, bisa saja mereka memiliki
kesalahan-kesalahan lain yang sama buruknya.
Sekarang perhatikanlah baik-baik:
1. Umat manusia yang telah rusak dan berdosa menjadi keturun-
an ular beludak; bukan hanya diracuni, namun beracun; mem-
benci Tuhan dan membenci satu sama lain. Hal ini semakin me-
nonjolkan kesabaran Tuhan dalam meneruskan keberadaan
kaum manusia ini di muka bumi dengan tidak memusnahkan
sarang ular beludak itu. Ia sudah melakukannya dengan air
bah, dan akan melakukannya lagi dengan api.
2. Keturunan ular beludak ini diperingatkan dengan sangat un-
tuk melarikan diri dari murka yang akan datang, yang pasti
akan menimpa mereka bila mereka terus hidup dalam dosa.
Jumlah mereka yang banyak tidak akan menjamin keselamat-
an mereka, sebab Tuhan tidak akan merasa tercela atau rugi
bila membuang mereka. Kita tidak hanya diperingatkan me-
ngenai murka ini, namun diberi jalan untuk melepaskan diri,
jika kita mewaspadai diri kita pada waktunya.
3. Tidak ada cara untuk melarikan diri dari murka yang akan da-
tang, kecuali melalui pertobatan. Mereka yang mengikuti bap-
tisan pertobatan dengan demikian membuktikan bahwa mere-
ka telah diperingatkan untuk melarikan diri dari murka yang
akan datang dan bahwa mereka memperhatikan peringatan
itu. sebab itu, melalui baptisan kita mengakui bahwa kita te-
lah melarikan diri dari Sodom, sebab takut pada apa yang
akan menimpa kota itu.
4. Mereka yang mengaku bertobat sangat dituntut untuk hidup
sesuai dengan pertobatannya (ay. 8), “Hasilkanlah buah-buah
sesuai dengan pertobatan, jika tidak, kamu tidak akan bisa
lolos dari murka yang akan datang, sekalipun kamu telah
mengaku bertobat.” Melalui buah pertobatan, maka akan dike-
tahui apakah murni atau tidak pertobatannya. Perubahan cara
hidup membuktikan adanya perubahan dalam akal budi kita.
5. Jika kita tidak sungguh-sungguh kudus, baik dalam hati mau-
pun hidup, pengakuan kita akan agama dan hubungan de-
ngan Tuhan serta jemaat-Nya tidak akan berarti apa pun. Ja-
ngan sekali-kali merancang segala alasan untuk menghindar
dari kewajiban pertobatan ini, dengan berkata dalam hati bah-
wa Abraham yaitu kita (jadi pasti kita akan selamat). Apa
untungnya bagi kita untuk menjadi anak-anak dari orangtua
yang saleh jika kita sendiri tidak saleh? Apa gunanya menjadi
anggota gereja jika kita tidak terhitung dalam ikatan perjanjian
(kovenan)?
6. Dengan demikian tidak ada alasan bagi kita untuk bergantung
pada hak-hak duniawi dan pengakuan keagamaan kita, kare-
na Tuhan tidak membutuhkan kita atau pelayanan kita. Ia bisa
secara pasti mendapatkan kehormatan dan kehendak-Nya
sendiri tanpa kita. Jika kita dibuang dan dibinasakan, Dia da-
pat membangkitkan bagi diri-Nya sendiri suatu jemaat dari
apa yang sangat tidak mungkin sekalipun – anak-anak Abra-
ham bahkan dari batu-batu.
7. Semakin nyata pengakuan kita akan pertobatan dan semakin
besar pertolongan dan dorongan yang kita terima untuk berto-
bat, semakin dekat dan semakin menyakitkan pula kehancur-
an akan menimpa kita jika kita tidak menghasilkan buah-buah
pertobatan. Sekarang, begitu Injil mulai diberitakan, begitu Ke-
rajaan Sorga sudah dekat, sekarang juga kampak telah dise-
diakan di akar pohon. Ancaman bagi para pendosa yang tidak
bertobat sekarang lebih mengerikan daripada sebelumnya, se-
perti halnya dengan penguatan dan damai sejahtera kepada
orang yang bertobat. “Sekarang kamu dinilai dengan perilaku-
mu, jadi berhati-hatilah.”
8. Pohon yang tidak berbuah akan dicampakkan ke dalam api se-
lamanya. Inilah tempat yang paling tepat bagi mereka: Setiap
pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang
dan dicampakkan ke dalam api. Jika tidak menghasilkan buah
untuk kemuliaan anugerah Tuhan , biarlah menjadi bahan ba-
kar, untuk kemuliaan penghakiman-Nya.
V. Petunjuk khusus diberikan Yohanes kepada orang-orang tertentu
yang meminta kepadanya untuk menjelaskan tugas mereka: orang
banyak, pemungut cukai, dan para prajurit. Beberapa orang Farisi
dan Saduki datang untuk dibaptis, namun kita tidak melihat mere-
ka bertanya, “Apa yang harus kami lakukan?” Mereka pikir, mere-
ka sudah mengetahui apa yang harus dilakukan, seperti halnya
mereka juga merasa sudah tahu semua apa yang Yohanes beri
tahukan kepada mereka. Atau, mereka pikir mereka sudah diten-
tukan untuk bisa melakukan apa saja yang mereka senangi, tidak
peduli dengan apa yang dikatakan Yohanes kepada mereka. Te-
tapi orang banyak, para pemungut cukai dan para prajurit, yang
menyadari kesalahan-kesalahan mereka dan merasa pantas un-
tuk berlaku lebih baik, yang juga sadar telah berlaku masa bodoh
dan tidak tahu apa-apa mengenai hukum Tuhan , sangat ingin me-
ngetahui, Apa yang harus kami lakukan?
Perhatikanlah:
1. Mereka yang dibaptis harus diajar, dan orang yang membaptis
mereka harus, semampu-mampunya, mengajar mereka (Mat.
28:19, 20).
2. Mereka yang mengakui dan berjanji bertobat secara umum ha-
rus membuktikannya melalui bentuk-bentuk perubahan ter-
tentu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun.
3. Mereka yang hendak melakukan kewajiban mereka harus
memiliki keinginan untuk mengetahui kewajiban mereka
dan bertanya mengenainya. Perkataan baik yang pertama kali
diucapkan oleh Rasul Paulus saat bertobat yaitu , “Tuhan,
apa yang Engkau kehendaki aku perbuat?” Di sini, yang dita-
nyakan bukanlah apa yang harus orang ini perbuat, namun apa
yang harus kami perbuat? Buah-buah perbuatan apa yang ha-
rus kami hasilkan? Yohanes memberi jawab kepada masing-
masing dari mereka sesuai dengan jabatan dan tugas mereka.
(1) Yohanes memberi tahu orang-orang tentang kewajiban me-
reka, yaitu untuk berbelas kasihan (ay. 11): Orang yang
memiliki dua helai baju, biarlah dia membaginya atau
paling tidak meminjamkannya sebuah, kepada orang yang
tidak memiliki , supaya orang itu dapat menghangatkan
tubuhnya. Mungkin dia melihat di antara banyak pende-
ngarnya ada beberapa orang yang memakai jubah berlapis-
lapis, sementara ada beberapa orang lain hampir mati
sebab compang-camping, dan dia memerintahkan orang
yang memiliki kelimpahan agar menyumbangkannya.
Injil menuntut belas kasihan, dan bukan korban persem-
bahan. Rancangan Injil yaitu agar kita melakukan semua
hal yang baik yang dapat kita lakukan. Makanan dan pa-
kaian yaitu dua kebutuhan hidup yang utama; orang
yang memiliki makanan sampai berkelebihan biarlah
memberikannya kepada orang yang kekurangan makanan
sehari-hari, demikian juga yang memiliki pakaian sam-
pai berlebih. Kita ini hanya hamba-hamba, jadi apa yang
kita miliki harus kita pergunakan sesuai dengan yang di-
perintahkan oleh Tuan kita.
(2) Dia mengajarkan kepada para pemungut cukai kewajiban
mereka sebagai pengumpul pendapatan kekaisaran (ay.
13), “Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah di-
tentukan bagimu.” Mereka harus melakukan keadilan an-
tara pemerintah dan pedagang, dan tidak menindas masya-
rakat dalam menarik pajak, ataupun membebani rakyat
melebihi apa yang ditetapkan dalam peraturan. Mereka
tidak boleh berpikir bahwa sebab mereka memiliki ke-
wenangan untuk mengawasi rakyat supaya tidak mengela-
bui kaisar, mereka boleh saja dengan sewenang-wenang
menekan rakyat. Mereka tidak boleh melakukan seperti
yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
kewenangan kecil, yaitu menyalahgunakan kewenangan
mereka itu. “Jangan, ikutilah angka-angka yang sudah di-
tetapkan dalam artikel pajakmu. Hitunglah apa yang kamu
kumpulkan itu sesuai dengan apa yang harus dikumpul-
kan bagi Kaisar, dan jangan memperkaya dirimu sendiri
dengan menarik pajak lebih banyak.” Pajak dari masyara-
kat harus dipakai untuk kepentingan umum dan tidak
untuk memperkaya diri perorangan. Perhatikan, Yohanes
tidak mengajarkan pemungut cukai untuk berhenti dari
pekerjaannya, dan tidak lagi mengumpulkan pajak. Peker-
jaan itu pada dasarnya sah secara hukum dan diperlukan,
hanya saja, lakukanlah pekerjaan itu secara adil dan jujur.
(3) Yohanes memberi tahu para prajurit mengenai kewajiban
mereka (ay. 14). Sebagian orang memperkirakan bahwa
para prajurit ini yaitu dari bangsa dan agama Yahudi.
Namun, sebagian orang lagi memperkirakan bahwa mereka
yaitu orang-orang Romawi, sebab tampaknya tidak
mungkin orang Yahudi melayani orang Romawi atau orang
Romawi memercayai orang Yahudi dalam kesatuan prajurit
di tengah-tengah bangsa Yahudi sendiri. Jadi, tampaklah di
sini sebuah contoh awal bagaimana orang-orang bukan-
Yahudi menerima Injil dan tunduk kepadanya. Para
anggota militer jarang memerhatikan agama, namun orang-
orang ini bahkan menerima baptisan dengan syarat yang
ketat dan ingin menerima kata perintah dari Yohanes, Apa
yang harus kami lakukan? Orang-orang yang sangat ber-
tanggung jawab atas hidup mati orang lain dan yang sering
kali menghadapi kematian, harus peduli untuk mencari
tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menemukan
kedamaian. Menjawab pertanyaan ini, Yohanes tidak me-
minta mereka meletakkan senjata dan melarikan diri dari
tugas, namun mengingatkan mereka akan dosa-dosa yang
biasanya dilakukan oleh prajurit-prajurit. Buah dari perto-
batan yaitu , menghindarkan diri kita dari perbuatan me-
nyimpang.
[1] Tidak boleh menganiaya orang-orang di sekitar tempat
tugas mereka dan orang-orang yang menjadi sasaran
tugas mereka: “Jangan melakukan kekerasan terhadap
siapa pun (KJV; TB: “Jangan merampas”). Tugas kalian
yaitu menjaga perdamaian dan mencegah orang
melakukan kekerasan satu terhadap yang lain; namun,
janganlah kamu menganiaya siapa pun. Jangan meng-
guncangkan hati orang” (begitulah artinya); “jangan
membuat orang ketakutan. Sebab, pedang perang dan
pedang keadilan diperuntukkan hanya untuk mengan-
cam para pembuat kejahatan, namun menjadi pelindung
134
bagi orang-orang baik. Jangan berlaku kejam di markas
kalian; jangan mencari uang dengan cara menakut-na-
kuti orang. Jangan menumpahkan darah peperangan di
masa damai; jangan melakukan perbuatan kurang ajar
baik terhadap laki-laki maupun wanita , jangan
pula melakukan penghancuran biadab seperti yang ka-
dang-kadang dilakukan oleh tentara.” Jangan memfit-
nah pemerintah (KJV; TB: “Jangan memeras”), untuk
membuat diri sendiri ditakuti, dan jangan menerima
suap.
[2] Mereka tidak boleh menganiaya sesama prajurit. Sebagi-
an orang berpendapat bahwa perintah “jangan memfit-
nah” secara khusus diperuntukkan bagi mereka. “Ja-
ngan mengajukan keluhan satu sama lain kepada atas-
anmu supaya dengan demikian kamu dapat membalas
sakit hatimu atau menjatuhkan orang lain yang di atas-
mu dan menggantikan kedudukannya.” Jangan menin-
das siapa pun, demikianlah yang diartikan sebagian
orang sesuai dengan arti yang dipakai dalam terje-
mahan Septuaginta dalam beberapa perikop Perjanjian
Lama.
[3] Mereka tidak boleh memberontak atau bertengkar de-
ngan atasan-atasan mereka mengenai masalah gaji,
“Cukupkanlah dirimu dengan gajimu. Bila kamu sudah
setuju dengan bayaranmu, jangan menggerutu bahwa
itu tidak cukup.” Ada rasa tidak puas dengan apa yang
dimiliki yang membuat orang menjadi penindas dan
buas. Orang yang tidak pernah merasa cukup tidak
akan segan-segan dengan segala cara-cara tidak wajar
untuk memperoleh lebih banyak lagi, dengan merugikan
orang lain. Aturan bagi semua pelayan yaitu cukup-
kanlah diri dengan gaji yang ada, sebab mereka yang
tidak puas menghadapkan diri sendiri dengan berbagai
pencobaan. sebab itu, sangatlah bijak bila melakukan
yang sebaiknya-baiknya dengan apa yang ada.
Injil Lukas 3:15-20
135
Pemenjaraan Yohanes Pembaptis
(3:15-20)
15 namun sebab orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya
bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia yaitu Mesias, 16
Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: “Aku membaptis
kamu dengan air, namun Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan
membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu
dengan Roh Kudus dan dengan api. 17 Alat penampi sudah di tangan-Nya un-
tuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gan-
dum-Nya ke dalam lumbung-Nya, namun debu jerami itu akan dibakar-Nya
dalam api yang tidak terpadamkan.” 18 Dengan banyak nasihat lain Yohanes
memberitakan Injil kepada orang banyak. 19 Akan namun setelah ia menegor
raja wilayah Herodes sebab peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan ka-
rena segala kejahatan lain yang dilakukannya, 20 raja itu menambah kejahat-
annya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara.
Kita sekarang dekat dengan waktu munculnya Yesus Tuhan kita di
khalayak umum. Matahari akan segera terbit setelah bintang fajar.
Di sini kita diberitahukan:
I. Bagaimana melalui pelayanan dan pembaptisan Yohanes, orang
banyak menaruh pikiran mereka mengenai Mesias, bahwa Ia su-
dah di depan pintu, sudah datang sekarang. Begitulah jalan un-
tuk Tuhan dipersiapkan, dan orang banyak dipersiapkan untuk
menyambut kedatangan Kristus; sebab saat pengharapan ma-
nusia semakin tinggi, apa yang mereka harapkan semakin
dirindukan. saat mereka mengamati betapa istimewanya ajaran
yang dikhotbahkan Yohanes Pembaptis, betapa hebatnya kuasa
Tuhan yang menyertai ajaran itu, dan betapa kuatnya pengajaran-
nya itu untuk mengubah dunia,
1. Mereka segera mulai menimbang-nimbang bahwa kinilah saat-
nya bagi Mesias untuk muncul. Tongkat kerajaan telah beran-
jak dari Yehuda, sebab mereka tidak memiliki raja selain
Kaisar, bahkan lebih dari itu, lambang pemerintahan pun ber-
anjak dari antara kakinya, sebab belum lama ini Herodes
telah membantai Mahkamah Agama. Tujuh puluh minggu
Daniel sekarang akan berakhir masanya, dan oleh sebab itu,
sekitar tiga atau empat tahun setelah saat itu, mereka akan
melihat bahwa kerajaan sorga akan datang segera (Luk.
19:11). Tidak pernah keadaan bangsa Yahudi yang rusak ini
lebih memerlukan pembaruan yang sedemikian rupa seperti
saat ini. Juga, tidak pernah sebelumnya mereka begitu me-
136
merlukan kelepasan seperti pada saat ini, di mana mereka
berada dalam keadaan yang begitu tertindas.
2. Yang mereka pikirkan selanjutnya yaitu , Apakah dia ini
orangnya yang akan datang itu? Semua orang merenungkan,
atau berpikir dalam hati mereka, mengenai Yohanes, Apakah
dia Kristus atau bukan. Memang dia tidak muncul dalam ke-
megahan dan kebesaran duniawi seperti yang mereka harap-
harapkan ada pada diri Mesias, namun hidupnya saleh dan lu-
rus, pengajarannya penuh kuasa dan otoritas, jadi “Mengapa
kita tidak berpikir saja bahwa dia inilah Sang Mesias itu, dan
bahwa dia akan segera menanggalkan penampilan saat ini ser-
ta muncul dalam kemuliaan?” Perhatikanlah, dengan menim-
bang-nimbang dan berpikir-pikir inilah orang banyak itu se-
dang mempersiapkan jalan untuk Kristus.
II. Bagaimana Yohanes menolak semua kehormatan untuk berpura-
pura menjadi Mesias. Sebaliknya, ia menegaskan pengharapan
mereka akan Mesias yang sebenarnya (ay. 16-17). Tugas Yohanes
sebagai orang yang berseru-seru atau sebagai pembawa berita
yaitu memberi peringatan bahwa Kerajaan Tuhan dan Sang Raja
dari Kerajaan itu segera akan datang. sebab itu, sesudah mem-
beritahukan segala macam orang apa yang harus mereka lakukan
(“Kamu harus melakukan ini, dan kamu harus melakukan itu”),
dia memberitahukan satu hal lagi yang mereka semua harus la-
kukan: mereka harus mengharapkan Mesias yang akan segera
datang. Hal ini merupakan jawaban terhadap segala pemikiran
dan debat orang banyak itu mengenai dirinya. Walaupun tidak
mengetahui apa yang ada dalam pikiran mereka, namun dengan
pernyataannya ia telah menjawab mereka.
1. Yohanes menyatakan bahwa sehebat-hebatnya yang dapat ia
lakukan hanyalah membaptis mereka dengan air. Ia tidak pu-
nya jalan untuk mencapai Roh Kudus, apalagi memerintahkan
Roh Kudus atau bekerja dengan kuasa-Nya. Ia hanya dapat
menyerukan mereka untuk bertobat, dan meyakinkan mereka
akan pengampunan dosa sebagai hasil pertobatan; namun, ia
tidak dapat mengerjakan pertobatan itu di dalam diri mereka,
atau memberikan pengampunan kepada mereka.
2. Yohanes menyerahkan dan mengarahkan hati mereka kepada
Yesus Kristus, yang untuk-Nya-lah ia dikirim guna menyiap-
Injil Lukas 3:15-20
137
kan jalan, dan untuk-Nya-lah ia siap mengalihkan semua ke-
pentingannya atas perasaan orang banyak. Ia mengakhiri
debat mereka tentang apakah dirinya Sang Mesias itu atau bu-
kan, dan mendorong mereka untuk mencari Mesias yang se-
benarnya.
(1) Yohanes mengakui bahwa Mesias jauh lebih besar daripada
dirinya, dan bahwa dalam segala hal Dia melebihi dirinya.
Dia yang tali kasut-Nya pun Yohanes tidak layak untuk
membukanya. Yohanes tidak berpikir bahwa dirinya bah-
kan layak menjadi pelayan Kristus untuk membantu-Nya
mengenakan dan melepaskan kasut-Nya. Yohanes yaitu
seorang nabi, ya bahkan lebih dari seorang nabi, lebih dari-
pada semua nabi-nabi Perjanjian Lama. namun , Kristus
yaitu Nabi yang lebih besar daripada Yohanes, sebab
oleh Roh Kristus dan anugerah Kristus-lah, semua nabi ber-
nubuat, termasuk Yohanes sendiri (1Ptr. 1:10-11). Inilah
kebenaran agung yang disampaikan Yohanes. Cara pe-
nyampaiannya menunjukkan kerendahan hati dan dalam
hal ini dia tidak hanya berlaku adil pada Tuhan Yesus, te-
tapi juga memuliakan-Nya: “Aku tidak layak mendekati-
Nya, ataupun melayaninya, tidak, walaupun sebagai pela-
yan.” Demikianlah, kita harus meninggikan Kristus dalam
percakapan kita, dan merendahkan diri kita sendiri.
(2) Yohanes mengakui bahwa Kristus memiliki kuasa yang
lebih besar daripada dirinya sendiri: “Dia lebih berkuasa
daripada diriku, dan akan melakukan apa yang tidak dapat
kulakukan, baik dalam memberikan penghiburan bagi
orang beriman maupun dalam memberikan hukuman bagi
orang munafik dan tidak tulus hatinya.” Mereka berpikir
bahwa ada kuasa yang menakjubkan mengiringi diri Yoha-
nes, namun apalah artinya kuasanya itu dibandingkan de-
ngan Yesus yang akan datang dengan segala kuasa?
[1] Yohanes hanya dapat melakukan baptisan dengan air,
yang maksudnya di sini yaitu mereka harus menyuci-
kan dan membersihkan diri; namun Kristus dapat dan
akan membaptis dengan Roh Kudus. Dia dapat membe-
rikan Roh Kudus untuk membersihkan dan menyuci-
kan hati, tidak seperti air yang hanya dapat membersih-
138
kan kotoran di sebelah luar, namun dengan api yang
membersihkan segala kotoran yang ada di sebelah da-
lam dan melelehkan logam sehingga dapat dibentuk
kembali menjadi suatu cetakan yang baru.
[2] Yohanes hanya dapat mengajarkan suatu ajaran menge-
nai pembedaan dan dengan kata maupun tanda memi-
sahkan antara yang berharga dan tak berharga; namun
Kristus memiliki penampi di tangan-Nya, yang de-
ngannya Dia dapat dan akan memisahkan antara gan-
dum dan sekam secara sempurna. Dia akan membersih-
kan tempat pengirikan-Nya. Ini yaitu tempat pengirik-
an-Nya, milik-Nya, dan sebab itu Dia akan membersih-
kannya dan akan membuang semua orang Yahudi yang
tak percaya dari dalam kumpulan jemaat-Nya dan
mengumpulkan di dalam kumpulan jemaat-Nya orang-
orang yang setia mengikut-Nya.
[3] Yohanes hanya dapat mengajarkan mengenai penghibur-
an kepada mereka yang menerima Injil dan seperti nabi-
nabi lain hanya dapat berkata kepada orang benar bah-
wa mereka akan selamat; namun Yesus Kristus sendiri
akan memberikan mereka penghiburan itu. Yohanes ha-
nya dapat menjanjikan bahwa mereka akan selamat;
namun Kristus yang akan menyelamatkan mereka. Dia
akan mengumpulkan gandum ke dalam lumbung. Orang-
orang yang baik, bersungguh-sungguh dan teguh akan
dikumpulkan-Nya di muka bumi ini saat ini ke dalam
kumpulan jemaat-Nya, yang dibangun dari kumpulan
orang-orang semacam ini, dan mereka akan segera di-
kumpulkan-Nya pula dalam kumpulan jemaat-Nya di
sorga, di mana mereka akan dinaungi selamanya.
[4] Yohanes hanya dapat mengancam orang-orang munafik,
dan memberi tahu pohon yang tidak berbuah bahwa me-
reka akan ditebang dan dibuang ke dalam api; namun
Kristus dapat melaksanakan ancaman itu; orang yang
seperti sekam, ringan, kosong dan tidak berharga, akan
dibakar-Nya dengan api yang tidak terpadamkan. Di sini
Yohanes mengacu pada Maleakhi 3:18; 4:1-2. Kemu-
dian, saat tempat pengirikan telah dibersihkan, maka
kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang
Injil Lukas 3:15-20
139
benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah ke-
pada Tuhan dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian.
Penulis Injil Lukas ini menutup catatannya tentang khotbah
Yohanes dengan kata lain-lain (ay. 18): Dengan banyak nasihat
lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak, yang tidak
dicatat.
Pertama, Yohanes yaitu pengkhotbah yang penuh kasih. Dia
parakalōn – menasihati, mendorong dengan sangat; dia menekan-
kan hal-hal sampai merasuk dalam diri pendengarnya, dan me-
reka mengikuti pengajarannya dengan setia, dengan penuh ke-
sungguhan.
Kedua, dia yaitu pengkhotbah yang praktis, yang menekan-
kan perbuatan. Banyak dari khotbahnya berupa nasihat, men-
dorong orang untuk melakukan kewajiban mereka, mengarahkan
mereka dalam kewajiban itu dan tidak menghibur mereka dengan
janji-janji manis.
Ketiga, dia yaitu pengkhotbah populer. Walaupun ada ahli-
ahli Taurat dan orang Farisi, kaum terpelajar yang sopan, yang
menghadiri pelayanannya, dan orang-orang Saduki, kaum yang
berpemikiran bebas, seperti yang mereka tunjukkan, namun dia
tetap dapat menampilkan dirinya dengan baik di hadapan orang
banyak, pros ton laon – di hadapan orang awam, dan menyesuai-
kan dirinya sesuai dengan kemampuan mereka, dan dengan
begitu membuat dirinya berhasil di antara mereka.
Keempat, dia pengkhotbah yang injili, seperti yang dimaksud-
kan di sini, euēngelizeto – dia memberitakan Injil kepada orang ba-
nyak. Dalam semua nasihatnya, dia mengarahkan orang banyak
kepada Kristus, dan meninggikan serta mendorong pengharapan
mereka kepada-Nya. saat kita mengharuskan suatu kewajiban
kepada orang banyak, kita harus mengarahkan mereka kepada
Kristus, baik untuk memperoleh kebenaran maupun kekuatan.
Kelima, dia yaitu pengkhotbah yang pandai bicara dan penuh de-
ngan segala pemikiran: Dengan banyak nasihat lain Yohanes mem-
beritakan Injil, polla men kai hetera – banyak hal dan berbeda. Dia
mengkhotbahkan banyak hal, supaya seluruh nasihat Tuhan bisa
dinyatakan. Dia sangat beragam dalam khotbahnya, supaya mere-
ka yang tidak terjangkau, tidak tersentuh, dan tidak tergerak hati-
140
nya oleh satu kebenaran, bisa diyakinkan dengan kebenaran lain-
nya.
III. Bagaimana khotbah Yohanes dihentikan sama sekali. saat se-
dang di tengah-tengah masa karyanya dan sangat berhasil, dia di-
penjarakan oleh sebab kekejaman Herodes (ay. 19-20): Ia mene-
gur raja wilayah Herodes, bukan hanya sebab melakukan per-
zinahan dengan istri saudaranya Filipus, namun sebab banyak
kejahatan lain yang dilakukan Herodes (sebab orang yang mela-
kukan suatu kejahatan, biasanya juga melakukan banyak hal-hal
jahat lainnya). Herodes tidak tahan dan merasa dendam terhadap
Yohanes sebab tegurannya yang terus terang itu. Lalu ia menam-
bah kejahatannya lagi, yang sesungguhnya jauh melebihi kejahat-
annya yang lain, yaitu ia mengurung Yohanes di dalam penjara,
meletakkan lampu yang menyala dan bercahaya itu di bawah gan-
tang. sebab Herodes tidak dapat menerima teguran ini, orang
lain yang menderita rugi sebab tidak bisa mendengar petunjuk
dan nasihat-nasihat Yohanes lagi. Beberapa kebaikan kecil mung-
kin dia lakukan untuk mereka yang memiliki hubungan
dengan Yohanes saat dia dipenjara; namun hal ini tidak ada apa-
apanya jika dibanding dengan apa yang bisa dia lakukan seandai-
nya dia memiliki kebebasan untuk pergi ke seluruh wilayah se-
perti yang telah dilakukannya sebelumnya. Kita hanya dapat
menerima kelakuan Herodes yang sangat kejam dan tidak ber-
belas kasihan ini dan mengapa Tuhan telah mengizinkan hal ini
terjadi jika kita mengagungkan hikmat ilahi, sebab semua ini ada
di luar pertimbangan kita. Haruskah suara orang yang berseru-
seru di padang belantara ini dibungkam? Haruskah pengkhotbah
yang sebaik ini dibungkam dalam penjara, dan bukannya ditem-
patkan di Bait Suci? namun , hal ini terjadi sebab iman dari para
pengikutnya harus diuji; sebab yang tidak percaya dan menolak-
nya harus dihukum; sebab Yohanes harus menjadi pendahulu
Kristus, baik dalam hal menderita maupun dalam hal berkhotbah.
sebab itulah, setelah sekitar satu setengah tahun mempersiap-
kan orang banyak untuk menyambut Kristus, sekarang tiba wak-
tunya ia memberikan jalan bagi-Nya. Matahari sedang terbit, jadi
tentu saja bintang fajar harus tenggelam.
Injil Lukas 3:21-38
141
Silsilah Kristus
(3:21-38)
21 saat seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan saat Yesus juga
dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit, 22 dan turunlah Roh Kudus
dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit:
“Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” 23 saat
Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan
menurut anggapan orang, Ia yaitu anak Yusuf, anak Eli, 24 anak Matat,
anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, 25 anak Matica, anak Amos,
anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, 26 anak Maat, anak Matica, anak
Simei, anak Yosekh, anak Yoda, 27 anak Yohanan, anak Resa, anak Zeru-
babel, anak Sealtiel, anak Neri, 28 anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak
Elmadam, anak Er, 29 anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat,
anak Lewi, 30 anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak
Elyakim, 31 anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud, 32
anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason, 33 anak
Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda,
34 anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nahor, 35 anak
Serug, anak Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon, 36 anak Kenan, anak
Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, 37 anak Metusalah, anak
Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan, 38 anak Enos, anak Set,
anak Adam, anak Tuhan .
Penulis Injil ini menyebutkan hal pemenjaraan Yohanes sebelum
menjelaskan peristiwa Kristus dibaptis, walaupun sebenarnya pe-
menjaraan Yohanes itu terjadi hampir setahun setelah Kristus
dibaptis. Hal ini dilakukan si penulis Injil ini sebab dia ingin menun-
taskan ceritera tentang pelayanan Yohanes terlebih dahulu, baru
lalu memperkenalkan pelayanan Kristus.
Sekarang di sini kita mendapatkan,
I. Penjelasan singkat tentang pembaptisan Kristus, yang dijelaskan
secara lebih lengkap oleh Matius. Yesus datang untuk dibaptis
oleh Yohanes, dan Dia memang dibaptis (ay. 21-22).
1. Dikatakan di sini bahwa, saat seluruh orang banyak itu telah
dibaptis, Yesus juga dibaptis. Semua orang hadir pada saat itu.
Kristus dibaptis terakhir, di antara orang-orang biasa, dan be-
lakangan setelah mereka semua. Dengan demikian Dia meren-
dahkan diri-Nya dan menjadikan diri-Nya bukan siapa-siapa,
sebagai seorang yang terkecil, bahkan yang lebih rendah dari
yang terkecil sekalipun. Dia melihat bahwa kumpulan orang
banyak ini telah dipersiapkan untuk menerima Dia, jadi Dia
pun muncullah.
142
2. Dicatat di sini bahwa Kristus berdoa saat dibaptis, yang
tidak dicatat dalam Injil Matius: dibaptiskan dan berdoa. Dia
tidak mengaku dosa, seperti yang dilakukan oleh orang lain,
sebab Dia tidak memiliki dosa untuk diakui; namun Dia
berdoa, seperti dilakukan orang lain, sebab Dia harus tetap
ada dalam persekutuan dengan Bapa-Nya. Perhatikanlah, anu-
gerah batiniah dan rohaniah yang ditampilkan dalam bentuk
sakramen-sakramen ditangkap melalui doa. sebab itu, doa
harus selalu mengiringi berbagai sakramen itu. Kita mempu-
nyai alasan untuk berpikir bahwa Kristus sekarang berdoa
untuk memohon perwujudan perkenaan Tuhan kepada-Nya, di
mana hal ini langsung terjadi. Dia berdoa untuk mencari per-
kenanan Bapa-Nya dan turunnya Roh Kudus. Apa yang dijan-
jikan kepada-Nya, harus diperoleh-Nya melalui doa: Mintalah,
maka akan diberikan kepadamu, dst. Dengan demikian Dia
hendak menaruh penghargaan atas doa, mengikat kita pada
doa dan mendorong kita supaya berdoa.
3. saat Dia berdoa, terbukalah langit. Dia yang dengan kuasa-
Nya dapat memisahkan air laut untuk membuka jalan bagi
mereka ke Kanaan, sekarang dengan kuasa-Nya memisahkan
udara, juga suatu elemen cair, untuk membuka hubungan de-
ngan Kanaan sorgawi. Dengan demikian dibukakan untuk
Kristus, dan oleh-Nya untuk kita, jalan dan hidup baru ke da-
lam kekudusan. Dosa telah menutup sorga, namun doa Kristus
membukanya kembali. Doa merupakan perangkat yang mem-
buka sorga. Ketoklah, dan pintu akan dibukakan bagimu.
4. Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-
Nya. Tuhan kita Yesus sekarang menerima pengurapan Roh
Kudus dalam ukuran yang lebih besar daripada sebelumnya,
untuk membuat-Nya layak dalam tugas kenabian-Nya (Yes.
61:1). saat Dia mulai berkhotbah, Roh Tuhan ada pada-Nya.
Sekarang di sini turunnya Roh Kudus ke atas-Nya dinyatakan
melalui suatu bukti yang bisa dilihat, untuk menguatkan hati-
Nya dalam pekerjaan-Nya, dan juga untuk kepuasan Yohanes
Pembaptis, sebab dia telah diberi tahu sebelumnya bahwa
tanda ini harus terlihat untuk menyatakan yang manakah
Kristus. Dr. Lightfoot menyarankan bahwa Roh Kudus turun
dalam bentuk jasmani untuk mengungkapkan bahwa Roh Ku-
dus sungguh-sungguh merupakan suatu pribadi tersendiri
Injil Lukas 3:21-38
143
dan bukannya suatu bentuk karya Tuhan semata. Dengan de-
mikian, kata Dr. Lightfoot, Trinitas itu sudah ditunjukkan se-
cara penuh, jelas, dan terlihat pada permulaan Injil. Dan sa-
ngat tepat hal ini terjadi pada saat pembaptisan Kristus, yang
sejak itu menetapkan upacara baptisan sebagai tanda peng-
akuan iman dalam doktrin Trinitas, Bapa, Anak, dan Roh
Kudus.
5. lalu terdengarlah suara dari sorga, dari Tuhan Bapa, dari
Yang Mahamulia (2Ptr. 1:17), Engkaulah Anak-Ku yang Kuka-
sihi. Di sini, dan dalam Injil Markus, perkataan ini dinyatakan
sebagai perkataan yang dikatakan kepada Kristus; dalam Injil
Matius dikatakan sebagai perkataan tentang Dia: Inilah Anak
yang Kukasihi. Semuanya diartikan sama; ini dimaksudkan
sebagai pemberitahuan kepada Yohanes, dan tepatlah kalau
dinyatakan dengan, Inilah Anak yang Kukasihi. Perkataan ini
juga merupakan jawaban atas doa Kristus, dan tepatlah kalau
perkataan itu diungkapkan dengan Engkaulah. Sudah dinu-
buatkan tentang Mesias, Aku akan menjadi Bapanya dan ia
akan menjadi anak-Ku (2Sam. 7:14). Aku pun juga akan meng-
angkat dia menjadi anak sulung (Mzm. 89:28). Telah dinubuat-
kan juga bahwa Dia akan menjadi orang pilihan Tuhan , yang
kepadanya Dia berkenan (Yes. 42:1); dan sesuai dengan semua
nubuat ini , di sini dinyatakan, Engkaulah Anak-Ku yang
Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.
II. Daftar panjang silsilah Kristus, yang oleh Matius diuraikan secara
lebih singkat.
Kita lihat di sini:
1. Umur-Nya: saat Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur
kira-kira tiga puluh tahun. Demikian juga umur Yusuf saat
menghadap Firaun (Kej. 41:46), umur Daud saat mulai ber-
takhta (2Sam. 5:4), dan pada umur ini imam-imam secara pe-
nuh melaksanakan jabatan keimamannya (Bil. 4:3). Dr. Light-
foot berpendapat, dari cara pengungkapan di sini, jelaslah
bahwa Dia baru berumur dua puluh sembilan tahun penuh,
dan sedang memasuki usia ketiga puluh, dalam bulan Tisri;
bahwa setelah ini, dia hidup tiga setengah tahun dan mati ke-
tika berumur tiga puluh dua setengah tahun. Tiga setengah
144
tahun, waktu pelayanan Kristus, merupakan suatu periode
yang sangat luar biasa di dalam Kitab Suci. Tiga tahun dan
enam bulan sorga tertutup dalam zaman Elia (Luk 4:25; Yak.
5:17). Ini yaitu waktu setengah minggu di mana Mesias akan
meneguhkan perjanjian (kovenan)-Nya (Dan. 9:27). Periode ini
dinyatakan dalam tulisan-tulisan para nabi dengan satu masa,
dua masa dan setengah masa (Dan. 12:7; Why. 12:14); dan
dengan empat puluh dua bulan, dan seribu dua ratus enam
puluh hari (Why. 11:2-3). Inilah waktu yang ditetapkan untuk
menyaksikan nubuat dalam kain kabung, sesuai dengan
Kristus yang berkhotbah di dalam kehinaan-Nya selama waktu
itu.
2. Silsilah-Nya (ay. 23 dst). Injil Matius juga menjelaskan kepada
kita mengenai hal ini. Matius tidak melanjutkannya sampai
melebihi Abraham, namun Lukas melanjutkannya sampai ke
Adam. Matius bermaksud untuk menunjukkan bahwa Kristus
yaitu Anak Abraham, yang melaluinya semua keluarga di
bumi diberkati, bahwa Ia yaitu pewaris tahta Daud. sebab
itu, Matius mulai dengan Abraham, dan menuliskan silsilah-
nya turun dari Yakub, yang yaitu bapa Yusuf yang merupa-
kan pewaris laki-laki dari rumah Daud. namun Lukas, yang
merancang untuk menunjukkan bahwa Kristus yaitu ketu-
runan dari wanita yang akan meremukkan kepala ular,
menyusun silsilahnya naik sampai ke Adam, dan mulai de-
ngan Ei atau Eli yang bukan bapa dari Yusuf namun bapa dari
Maria. Perbedaan antara kedua penulis Injil ini dalam hal silsi-
lah Kristus telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang
kafir yang meragukan kebenaran Firman Tuhan , namun keragu-
raguan mereka ini telah ditepiskan oleh upaya orang-orang
terpelajar, baik pada masa-masa awal gereja maupun pada
masa-masa selanjutnya, yang menjadi dasar bagi kita. Matius
menggambarkan silsilah dari Salomo, yang garis keturunan-
nya secara jasmani berakhir pada Yekhonya, dan keabsahan
haknya dialihkan kepada Sealtiel, yang berasal dari rumah
Nathan, anak Daud yang lain, yang garis keturunannya dirun-
tut oleh Lukas di sini, dan oleh sebab nya mengabaikan se-
mua raja-raja Yehuda. Syukurlah bahwa keselamatan kita
tidak bergantung kepada kemampuan kita untuk memecahkan
semua kesulitan ini, dan otoritas atau kewenangan ilahi Injil
Injil Lukas 3:21-38
145
tidak menjadi lemah oleh sebab nya. Para penulis Injil me-
mang tidak boleh menulis garis-garis silsilah ini menurut pe-
ngetahuan mereka sendiri atau mengatasnamakan penyataan
ilahi, namun mereka harus menyalinnya dari catatan-catatan
autentik yang dibuat di antara orang-orang Yahudi dan artikel -
artikel pencatatan resmi, yang wajib mereka ikuti. Dari sumber-
sumber inilah mereka menemukan silsilah Yakub, bapa dari
Yusuf, seperti yang tertera dalam Injil Matius, dan silsilah Eli,
bapa dari Maria, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas. Dan
inilah yang dimaksud dengan hōs enomizeto (ay. 23), bukan
seperti anggapan orang, dengan hanya mengacu pada Yusuf,
namun uti sancitum est lege – seperti yang ditulis dalam kitab-
kitab, seperti yang kita temukan di dalam catatan; yang
melaluinya tampak jelas bahwa Yesus baik dari pihak ayah
maupun ibu-Nya yaitu Anak Daud. Kesaksian mengenai hal
ini diambil dari catatan-catatan orang Yahudi sendiri, yang
pada waktu itu bebas bisa dilihat dan dibandingkan sendiri
oleh siapa pun untuk mencocokkan keasliannya, dan para
penulis Injil tidak perlu repot-repot untuk mencari pembuktian
sendiri. Para penulis Injil memang tidak perlu mengarang-nga-
rang bukti sendiri, sebab tujuan mereka tidak akan berhasil
kalau mereka melakukan hal ini. Kita boleh berpuas diri kare-
na masa itu sumber-sumber catatan yang mereka pakai tidak
dipersoalkan, yang membuktikan keaslian naskah yang mere-
ka pergunakan. Dan setelah itu pun naskah-naskah catatan
mengenai silsilah bangsa Yahudi masih terus dilanjutkan sam-
pai 30 atau 40 tahun lalu , dan ini merupakan waktu
yang cukup panjang untuk membenarkan apa yang ditulis
oleh para penulis Injil itu. Semua catatan itu lalu hilang
dan musnah bersama dengan bangsa dan negara Yahudi,
sebab tidak dibutuhkan lagi.
Satu kesulitan muncul antara Abraham dan Nuh, yang se-
dikit membingungkan kita (ay. 35-36). Selah (dalam TB disebut
sebagai Salmon) dikatakan sebagai anak Kenan, dan Kenan
yaitu anak Arphaksad, padahal Selah yaitu anak
Arphaksad (Kej. 10:24; 11:12), dan nama Kenan tidak disebut
di situ. namun , mengenai hal ini, cukup untuk dikatakan bah-
wa para penerjemah Septuaginta, yang sebelum zaman Penye-
lamat kita menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa
146
Yunani, dengan alasan-alasan terbaik menurut pengetahuan
mereka sendiri telah memasukkan nama Kenan; dan Lukas,
yang menulis Injil di antara kaum Yahudi Helenis, diwajibkan
untuk menggunakan terjemahan Septuaginta ini, dan sebab
itu ia menggunakannya sebagaimana adanya.
Silsilah ini ditutup dengan, anak Adam, anak Tuhan .
(1) Beberapa orang mengartikan bahwa Adamlah yang dimak-
sudkan sebagai anak Tuhan di sini. Secara khusus, dialah
yang merupakan anak Tuhan , sebab di antara semua anak-
anak Tuhan , dialah yang merupakan anak Tuhan melalui
penciptaan.
(2) Sebagian orang lain mengartikannya bahwa Kristuslah
yang dimaksudkan dengan anak Tuhan di sini, dan dengan
demikian, kata penutup dalam silsilah ini menunjukkan
sifat ilahi dan manusia-Nya. Dia yaitu Anak Adam dan se-
kaligus juga Anak Tuhan , dan sebab itu Dialah yang tepat
bertindak sebagai Pengantara antara Tuhan dan anak-anak
Adam, dan dapat membawa anak-anak Adam menjadi
anak-anak Tuhan melalui diri-Nya.
PASAL 4
ita tinggalkan kisah tentang Kristus yang baru dibaptis, diakui
oleh suara dari langit, dan turunnya Roh Kudus ke atas-Nya.
Sekarang, dalam pasal ini kita membaca perihal:
I. Persiapan selanjutnya bagi pelayanan-Nya di hadapan umum
melalui pencobaan di padang gurun (ay. 1-13). Catatan yang
sama seperti yang sekarang kita peroleh di sini telah kita
dapatkan sebelumnya dalam Injil Matius.
II. Permulaan pelayanan-Nya di Galilea (ay. 14-15), terutama di:
1. Nazaret, kota tempat Ia dibesarkan (ay. 16-30), yang sebe-
lumnya tidak tercatat di dalam Injil Matius.
2. Kapernaum, di mana Ia, setelah membuat orang banyak
merasa takjub dengan pengajaran-Nya (ay. 31-32), meng-
usir setan keluar dari seorang yang kerasukan (ay. 33-37),
menyembuhkan ibu mertua Petrus dari sakit demam (ay.
38-39), dan menyembuhkan banyak orang lain yang sakit
dan kerasukan (ay. 40-41). lalu Ia pergi dan mela-
kukan hal-hal yang sama ke kota-kota lain di wilayah
Galilea (TB: Yudea, ay. 42-44).
Pencobaan di Padang Gurun
(4:1-13)
1 Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari Sungai Yordan, lalu
dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. 2 Di situ Ia tinggal empat puluh
hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan
sesudah waktu itu Ia lapar. 3 Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: “Jika Engkau
Anak Tuhan , suruhlah batu ini menjadi roti.” 4 Jawab Yesus kepadanya: “Ada
tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” 5 lalu Ia membawa Yesus
ke tempat yang tinggi dan dalam sekejap ia memperlihatkan kepada-Nya se-
K
148
mua kerajaan dunia. 6 Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemu-
liaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan
kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.
7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-
Mu.” 8 namun Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus me-
nyembah Tuhan, Tuhan mu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” 9
lalu ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bu-
bungan Bait Tuhan lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Tuhan , jatuh-
kanlah diri-Mu dari sini ke bawah, 10 sebab ada tertulis: mengenai Engkau, Ia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, 11
dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu
jangan terantuk kepada batu.” 12 Yesus menjawabnya, kata-Nya: “Ada firman:
Jangan engkau mencobai Tuhan, Tuhan mu!” 13 Sesudah Iblis mengakhiri se-
mua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang
baik.
Kata-kata terakhir dari pasal sebelumnya bahwa Yesus yaitu Anak
Adam berbicara mengenai Dia sebagai keturunan wanita itu. Oleh
sebab nya, sesuai dengan janji itu kita menemukan di sini bagai-
mana Ia meremukkan kepala ular, menggagalkan dan mengalahkan
Iblis dan semua tipu daya pencobaannya, yang pernah menyesatkan
serta menjerumuskan nenek moyang kita hanya dengan satu
pencobaan saja. Dengan demikian, pada awal peperangan ini Yesus
melancarkan serangan balasan dan berhasil menaklukkan si penak-
luk.
Dalam kisah pencobaan Kristus ini, perhatikanlah:
I. Bagaimana Yesus dipersiapkan dan diperlengkapi untuk mengha-
dapi pencobaan itu. Tuhan yang merancang pencobaan ini bagi Dia
juga menyediakan perlengkapan yang cukup untuk menghadapi-
nya. Kita tidak tahu ujian apa yang ada di hadapan kita, dan kita
juga tidak tahu kejadian apa yang tiba-tiba akan datang menimpa
kita, namun Kristus tahu, dan Ia diperlengkapi untuk menghadapi
semua pencobaan itu. Tuhan juga melakukan hal yang sama bagi
kita, dan kita boleh berharap akan diperlengkapi oleh-Nya.
1. Ia penuh dengan Roh Kudus, yang turun ke atas-Nya dalam
rupa burung merpati. Sekarang Ia memiliki karunia, anugerah,
dan penghiburan yang lebih besar dari Roh Kudus dibanding
sebelumnya. Perhatikanlah, orang-orang yang bersenjata leng-
kap untuk menghadapi pencobaan terkuat yaitu mereka
yang penuh dengan Roh Kudus.
2. Ia baru kembali dari Sungai Yordan, tempat Ia dibaptis dan
diakui oleh suara dari langit sebagai Anak yang dikasihi Tuhan .
Injil Lukas 4:1-13
149
Dengan demikian Ia dipersiapkan untuk menghadapi pertem-
puran ini. Perhatikanlah, saat kita telah menjalin persekutu-
an yang sangat menyenangkan dengan Tuhan dan memperoleh
pernyataan kasih-Nya sedalam-dalamnya, maka kita harus
sadar bahwa Iblis akan terdorong untuk menyerang kita (kapal
yang paling kaya selalu menjadi sasaran utama para perom-
pak), dan Tuhan akan membiarkan dia melakukannya, supaya
kuasa anugerah-Nya dapat dinyatakan dan diagungkan.
3. Ia dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun, yaitu oleh Roh
yang baik, yang membawa Dia ke medan perang sebagai se-
orang juara, untuk menghantam musuh yang Ia yakin akan
ditaklukkan-Nya. Dengan dibawa ke padang gurun:
(1) Kristus memberikan keuntungan kepada si pencoba, kare-
na di sana Dia akan sendirian saja, tanpa ada yang men-
dampingi-Nya untuk membantu dengan dukungan doa dan
nasihat dalam waktu pencobaan. Wai orang yang jatuh,
yang tidak memiliki orang lain untuk mengangkatnya!
Yesus memberi kesempatan yang menguntungkan kepada
Iblis sebab Dia mengenal kekuatannya sendiri. namun kita
tidak boleh melakukan hal ini, sebab kita tidak tahu kele-
mahan kita sendiri.
(2) Kristus memperoleh keuntungan bagi diri-Nya selama ber-
puasa empat puluh hari di padang gurun. Kita bisa men-
duga bahwa selama itu Ia telah melakukan perenungan
yang sangat mendalam, dan memikirkan secara cermat se-
mua tugas dan pekerjaan yang ada di hadapan-Nya. Ia
menghabiskan segenap waktu-Nya untuk bercakap-cakap
secara langsung dan akrab dengan Bapa-Nya, sama seperti
Musa di puncak gunung bersama Tuhan tanpa perhatian
yang teralihkan, kekacauan pikiran, atau gangguan. Se-
panjang masa kehidupan Kristus sebagai manusia di dunia
ini, kegiatan rohani-Nya sangat mendekati kesempurnaan
malaikat dan kehidupan sorgawi, dan hal ini membuat Dia
siap untuk menghadapi serangan Iblis. Dia diperkuat un-
tuk menghadapi serangan-serangan ini .
4. Ia terus berpuasa (ay. 2), selama di situ Ia tidak makan apa-
apa. Puasa seperti ini yaitu puasa yang ajaib dan menakjub-
kan, sama seperti puasa yang dilakukan oleh Musa dan Elia.
150
Hal ini menunjukkan bahwa sama seperti mereka, Ia sungguh
seorang Nabi yang diutus Tuhan . Kemungkinan, pada saat itu Ia
sedang berada di padang gurun Horeb, tempat sama yang juga
dipakai oleh Musa dan Elia untuk berpuasa. Dengan me-
nyingkir ke padang gurun, Ia menunjukkan bahwa Ia sama se-
kali tidak tertarik pada dunia ini. Dengan berpuasa Ia menun-
jukkan bahwa Ia sama sekali tidak tertarik pada tubuh jas-
maniah ini, dan Iblis tidak dapat dengan mudah menguasai
orang-orang yang telah melepaskan diri dari dan mati ter-
hadap perkara-perkara dunia dan kedagingan. Semakin kita
melatih tubuh kita dan menguasainya seluruhnya, semakin
kurang kesempatan yang dapat dipakai Iblis untuk melawan
kita.
II. Bagaimana Ia diserang dengan pencobaan demi pencobaan, dan
bagaimana Ia mengalahkan rancangan si pencoba dan menjadi
lebih daripada seorang yang menang. Selama empat puluh hari itu
Ia dicobai Iblis (ay. 2). Ia tidak dicobai dengan hasutan-hasutan
yang berasal dari dalam hati, sebab di dalam diri Kristus pengua-
sa dunia ini tidak melihat adanya hal-hal semacam itu yang dapat
dipakainya untuk mencobai Kristus. Sebaliknya, Ia dicobai de-
ngan bujukan-bujukan yang berasal dari luar diri-Nya, mungkin
dalam rupa seekor ular, seperti saat ia mencobai nenek moyang
kita yang pertama. lalu , pada akhir empat puluh hari itu
Iblis mendekat kepada-Nya, datang sedekat mungkin, saat ia
melihat bahwa Ia merasa lapar (ay. 2). Mungkin saja, saat mera-
sa lapar, Yesus Tuhan kita lalu mulai melihat-lihat pepohonan
yang ada, mencari-cari apakah ada sesuatu yang dapat dimakan.
Dari situlah Iblis mengambil kesempatan untuk mengajukan ber-
bagai usul berikut ini kepada-Nya:
1. Iblis mencobai Dia untuk tidak mempercayai pemeliharaan
Bapa-Nya kepada-Nya dan mengusahakannya sendiri saja
dengan cara-Nya sendiri yang tidak ditentukan Bapa bagi-Nya
(ay. 3), Jika Engkau Anak Tuhan , seperti yang dinyatakan suara
dari langit itu, suruhlah batu ini menjadi roti.
(1) “Aku menasihati Engkau melakukan hal ini, sebab Tuhan ,
kalau benar Dia Bapa-Mu, telah melupakan Engkau, dan
juga akan butuh waktu cukup lama sebelum Ia mengutus
burung-burung gagak atau malaikat-malaikat untuk mem-
Injil Lukas 4:1-13
151
beri-Mu makan.” saat kita mulai berpikir bahwa kita
sendiri yaitu pemelihara atas kehidupan kita sendiri dan
hidup dengan pikiran kita sendiri tanpa bergantung pada
pemeliharaan ilahi, dan mendapatkan kekayaan dengan ke-
kuasaan dan kekuatan kita sendiri, maka kita harus me-
mandang pikiran semacam itu sebagai pencobaan Iblis dan
segera menolaknya. Nasihat Iblislah yang membuat kita
berpikir untuk melepaskan diri dan tidak bergantung pada
Tuhan .
(2) ’’Aku menantang Engkau untuk melakukan hal itu, kalau
Engkau mampu. Jika Engkau tidak mampu, Engkau bu-
kanlah Anak Tuhan ; sebab belum lama ini Yohanes Pem-
baptis berkata bahwa Tuhan dapat menjadikan anak-anak
bagi Abraham dari batu-batu ini, dan ini suatu pekerjaan
yang besar. Oleh sebab itu, Engkau tidak memiliki kuasa
Anak Tuhan , jika Engkau tidak mampu menyuruh batu-batu
ini menjadi roti bagi diri-Mu sendiri saat Engkau membu-
tuhkannya, dan ini akan lebih mudah daripada menjadi-
kannya sebagai anak-anak. Dengan cara yang sama Tuhan
sendiri juga pernah dicobai di padang gurun, Sanggupkah
Tuhan menyajikan hidangan di padang gurun? Sanggupkah
Ia memberikan roti juga? (Mzm. 78:19-20).
Sekarang:
[1] Kristus tidak tunduk pada pencobaan itu. Ia tidak akan
mengubah batu itu menjadi roti. Sama sekali tidak, se-
kalipun Ia lapar.
Pertama, sebab Ia tidak mau melakukan apa yang
diminta Iblis untuk dilakukan-Nya. sebab bila Ia mela-
kukannya, maka orang akan memandang bahwa me-
mang ada perjanjian antara Dia dan penguasa setan-
setan. Perhatikanlah, kita tidak boleh melakukan apa
pun yang tampak seperti memberikan kesempatan ke-
pada Iblis. Mujizat hanya dilakukan untuk meneguhkan
iman, dan Iblis tidak memiliki iman yang perlu diteguh-
kan. Itulah sebabnya Ia tidak mau membuat mujizat
bagi Iblis. Ia hanya membuat tanda-tanda di depan
mata murid-murid-Nya (Yoh. 20:30), dan secara khusus
mujizat-Nya yang pertama, yaitu mengubah air menjadi
152
anggur, dikerjakan supaya murid-murid-Nya percaya
kepada-Nya (Yoh. 2:11). namun di sini, di padang gurun
ini, tidak seorang murid pun yang ada bersama-Nya.
Kedua, Ia membuat mujizat untuk mengesahkan
pengajaran-Nya, dan sebab itu Ia tidak akan membuat
mujizat sebelum Ia mulai mengajar.
Ketiga, Ia tidak mau membuat mujizat bagi diri-Nya
sendiri dan untuk memenuhi kebutuhan-Nya sendiri,
sebab kalau tidak, Ia tampak seperti kehilangan kesa-
baran sebab lapar. Padahal Ia datang bukan untuk me-
nyenangkan Diri sendiri, namun untuk menderita seng-
sara dan menanggung kesengsaraan yang ada di antara
orang-orang lain. Untuk menunjukkan bahwa Ia tidak
mau menyenangkan Diri sendiri, Ia lebih suka meng-
ubah air menjadi anggur demi nama baik dan kebaikan
sahabat-sahabat-Nya, daripada mengubah batu menjadi
roti untuk memenuhi kebutuhan-Nya sendiri.
Keempat, Ia ingin menyimpan bukti bahwa Ia yaitu
Anak Tuhan untuk kesempatan lain dan memutuskan le-
bih baik dilecehkan Iblis sebagai Pribadi yang lemah
dan tidak mampu membuat mujizat daripada terbujuk
oleh Iblis untuk melakukan apa yang sebenarnya de-
ngan mudah dapat Ia lakukan. Dengan cara yang sama
Ia juga dilecehkan oleh musuh-musuh-Nya seolah-olah
Ia tidak dapat menyelamatkan diri-Nya sendiri dan turun
dari salib. Ia dapat saja melakukannya, namun tidak
mau, sebab itu memang bukan hal yang pantas Ia
lakukan.
Kelima, Ia tidak mau melakukan apa saja yang tam-
pak seperti tidak memercayai Bapa-Nya, atau bertindak
di luar Dia, atau melakukan tindakan apa pun yang
tidak sesuai dengan kedudukan-Nya pada saat itu. Ka-
rena dalam segala hal Ia harus disamakan dengan sau-
dara-saudara-Nya, maka seperti anak-anak Tuhan lain-
nya, Ia harus menjalani kehidupan dalam ketergantung-
an pada pemeliharaan dan janji ilahi. Ia harus tetap
mempercayai Tuhan yang sanggup mengirim makanan ke
padang gurun atau membawa-Nya ke kota tempat ke-
diaman orang, di mana ada persediaan makanan, se-
Injil Lukas 4:1-13
153
perti yang biasa Ia peroleh sebelum ini (Mzm. 107:5-7).
Ia percaya bahwa Tuhan akan tetap menyokong-Nya,
sekalipun Ia lapar, seperti yang telah Ia lakukan selama
empat puluh hari berselang ini.
[2] Ia membalas dengan jawaban yang diambil dari Kitab
Suci (ay. 4), Ada tertulis. Ini yaitu kata pertama yang
dicatat sebagai kata yang diucapkan Kristus setelah
pelantikan-Nya dalam jabatan Nabi. Ayat-ayat yang di-
ucapkan-Nya yaitu kutipan dari Perjanjian Lama, un-
tuk menunjukkan bahwa Ia datang untuk menegaskan
dan memelihara wewenang (otoritas) Kitab Suci yang
tidak dapat diperbantahkan, bahkan oleh Iblis sendiri.
Meskipun Ia memiliki Roh Kudus tanpa batas serta
memiliki pengajaran sendiri untuk disampaikan, dan
sebuah dasar keyakinan atau agama untuk didirikan,
namun semua perkataan-Nya sesuai dengan perkataan
Musa dan para nabi. Oleh sebab itu semua tulisan
mereka telah Ia tetapkan sebagai peraturan bagi diri-
Nya sendiri dan Ia juga menganjurkannya kepada kita
untuk dipakai sebagai jawaban kepada Iblis dan
semua pencobaannya. Firman Tuhan yaitu pedang kita,
sedangkan iman akan firman itu yaitu perisai kita.
Oleh sebab itu, hendaknya kita menjadi mahir dalam
soal-soal Kitab Suci, dan masuklah dalam kuasa itu.
Majulah terus, lanjutkanlah peperangan rohani kita,
dan ketahuilah apa yang telah ditulis dahulu, sebab
semua telah ditulis untuk pelajaran bagi kita, untuk kita
gunakan. Ayat Kitab Suci yang Ia gunakan diambil dari
Ulangan 8:3, “Manusia hidup bukan dari roti saja. Aku
tidak perlu mengubah batu ini menjadi roti, sebab
Tuhan sanggup mengirim manna untuk makanan-Ku,
seperti yang pernah Ia lakukan bagi bangsa Israel.
Manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan dan
dari apa pun yang akan ditetapkan Tuhan supaya ia
tetap hidup.” Bagaimana Kristus dapat tetap hidup,
bahkan hidup dengan nyaman selama empat puluh hari
berselang itu? Ia hidup bukan dari roti, namun dari
firman Tuhan , dengan merenungkan firman itu secara
mendalam, bersekutu dengan firman itu dan dengan
154
Tuhan di dalam dan oleh firman itu. Dengan cara seperti
itu Ia masih tetap hidup, sekalipun sekarang Ia mulai
merasa lapar. Tuhan memiliki banyak cara untuk
mencukupi umat-Nya, bahkan tanpa menggunakan
cara-cara yang lazim dalam menyokong penghidupan.
Oleh sebab itu, sampai kapan pun Tuhan tidak boleh
tidak dipercaya, sebaliknya kita harus tetap bergantung
kepada-Nya di sepanjang zaman. Jika yang dibutuhkan
yaitu makanan, Tuhan sanggup mengangkat nafsu ma-
kan itu atau bahkan memberikan tingkat kesabaran
tertentu yang memungkinkan seseorang mampu mener-
tawakan kemusnahan dan kelaparan (Ayb. 5:22), mem-
buat sayur dan air menjadi lebih bergizi daripada semua
santapan raja (Dan. 1:12-13), serta memampukan
umat-Nya tetap beria-ria di dalam Tuhan saat pohon
ara tidak berbunga (Hab. 3:17-18). Habakuk yaitu se-
orang percaya sejati, ia mengatakan bahwa ia mengolah
banyak makanan dari janji-janji Tuhan saat ia membu-
tuhkan roti.
2. Iblis mencobai Yesus untuk menerima kerajaan dari tangan-
nya, kerajaan yang seharusnya akan Ia terima dari Bapa-Nya
sendiri sebab Ia yaitu Anak Tuhan , dan supaya Ia mau me-
nyembah Iblis (ay. 5-7). Penulis Injil ini menempatkan penco-
baan ini dalam urutan kedua, sedangkan Matius menempat-
kannya dalam urutan terakhir. Pencobaan ini seharusnya
memang ada di urutan terakhir. Namun, Lukas tidak dapat
menahan diri untuk memikirkan dan membicarakan pencoba-
an itu sebagai yang paling jahat dan kejam, sebab itu ia ingin
segera mengemukakannya. saat Iblis mencobai nenek mo-
yang kita yang pertama, ia menunjukkan kepada mereka buah
yang terlarang untuk dimakan. Pertama sebagai buah yang
baik untuk dimakan, dan selanjutnya sebagai buah yang sedap
kelihatannya, dan mereka segera dikuasai oleh kedua daya
tarik ini. Di sini, mula-mula Iblis mencobai Kristus untuk
mengubah batu-batu menjadi roti, yang akan menjadi makan-
an yang baik untuk dimakan, lalu ia menunjukkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia serta segala kemuliaannya,
yang sedap dipandang mata. Namun, dalam kedua hal ini Ia
Injil Lukas 4:1-13
155
berhasil mengalahkan Iblis. Mungkin dengan memperhatikan
hal ini, Lukas mengubah urutannya.
Sekarang perhatikanlah:
(1) Bagaimana Iblis mengatur pencobaan ini untuk membujuk
Kristus menjadi penguasa bawahannya dengan menerima
kerajaan menurut penetapannya.
[1] Iblis memberikan sebuah penglihatan kepada-Nya ten-
tang semua kerajaan dunia dalam sekejap mata, sebuah
pemandangan indah yang bersifat khayal, yang disang-
kanya merupakan cara paling berhasil untuk membang-
kitkan khayalan dan supaya tampak nyata. Agar lebih
berhasil, ia membawa Kristus ke suatu tempat tinggi.
sebab setelah pencobaan ini Kristus berada di sebe-
rang Sungai Yordan, beberapa orang menduga bahwa
tempat tinggi yang dimaksud yaitu puncak gunung
Pisga, tempat Musa melayangkan pandangannya ke ta-
nah Kanaan. Bahwa yang ditunjukkan Iblis, sang pe-
nguasa kerajaan angkasa itu, kepada Juruselamat kita
itu hanyalah khayalan belaka ditegaskan kebenarannya
oleh keadaan yang digambarkan Lukas di sini, yaitu
bahwa penglihatan itu berlangsung dalam sekejap mata.
Padahal, jika seseorang ingin melihat keadaan suatu
negeri dengan sungguh-sungguh, maka orang itu harus
menjelajahi negeri itu; mula-mula ia harus melihat sa-
lah satu bagian dari negeri itu, lalu berpindah ke
bagian lain, dan seterusnya. Jadi, dengan cara itu Iblis
ingin memperdayai Juruselamat kita dengan sebuah
tipuan mata, pemandangan yang dapat menyesatkan
pikiran – sebuah deceptio visus. Dengan meyakinkan
Kristus bahwa ia sanggup memperlihatkan kepada-Nya
semua kerajaan dunia, ia berharap akan menarik
Kristus untuk berpikir bahwa ia juga sanggup memberi-
kan kepada-Nya semua kerajaan itu.
[2] Dengan berani Iblis berkata bahwa semua kerajaan itu
telah diserahkan kepadanya, dan ia berkuasa untuk
memberikan semua kekuasaan dan kemuliaan kerajaan-
kerajaan itu kepada siapa saja yang dikehendakinya
(ay. 6). Beberapa orang berpendapat bahwa di sini Iblis
156
menyamar sebagai malaikat terang, dan sebagai salah
satu malaikat yang diberi kuasa atas kerajaan-kerajaan
itu, ia telah menguasai kerajaan-kerajaan selebihnya
dengan cara berunding atau berperang dan lalu
menguasainya. Dengan demikian ia dipercaya untuk
menyerahkan semua kerajaan itu, dan dalam nama
Tuhan semua akan diberikan kepada Yesus, sebab ia
tahu bahwa semuanya telah direncanakan untuk diberi-
kan kepada Kristus, namun dengan tersandung persya-
ratan, bahwa Kristus harus sujud dan menyembah dia,
sesuatu yang tidak akan dituntut sejauh itu oleh malai-
kat yang baik, bahkan dengan memperlihatkan yang
lebih baik daripada ini sekalipun, sebagaimana yang
tersurat dalam Wahyu 19:10; 22:9. namun secara pri-
badi, saya lebih suka menafsirkan bahwa ia menyata-
kan haknya ini sebagai Iblis, dan kerajaan-kerajaan itu
diserahkan kepadanya bukan oleh Tuhan, namun oleh
raja-raja dan rakyat dari kerajaan-kerajaan itu sendiri
yang memberikan kuasa dan penghormatan mereka
kepada Iblis (Ef. 2:2). sebab itulah ia disebut penghulu
dunia ini dan penguasa dunia ini. Telah dijanjikan
kepada Anak Tuhan bahwa bangsa-bangsa akan diberi-
kan kepada-Nya menjadi milik pusaka-Nya (Mzm. 2:8).
“Yah,” kata Iblis, “bangsa-bangsa itu yaitu kepunya-
anku. Mereka yaitu rakyat yang berada di wilayah ke-
kuasaanku dan sangat suka kepadaku. namun bagai-
manapun juga mereka akan menjadi milik-Mu. Aku
akan memberikannya kepada-Mu, dengan syarat, Eng-
kau menyembah aku untuk itu, dan mengatakan bahwa
semua ini yaitu hadiah yang kuberikan kepada-Mu,
seperti yang dilakukan oleh orang-orang lain di hadap-
an-Mu (Hos. 2:11), dan Engkau harus setuju untuk me-
miliki dan menguasainya oleh, dari, dan di bawah perin-
tahku.”
[3] Iblis menuntut penyembahan dan pemujaan dari
Kristus. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruh-
nya itu akan menjadi milik-Mu (ay.7).
Pertama, Iblis meminta Kristus menyembah dia
(Iblis) sendiri. Mungkin ia tidak bermaksud untuk mela-
Injil Lukas 4:1-13
157
rang Yesus menyembah Tuhan , namun ia meminta-Nya
menyembah dia dalam hubungannya dengan Tuhan . Ka-
rena Iblis tahu bahwa kalau pada suatu waktu ia dapat
bermitra dengan Yesus, maka ia akan segera menjadi
pemilik tunggal dunia ini.
Kedua, Iblis ingin membuat persetujuan dengan
Kristus bahwa jika Kristus menjadi pemilik semua kera-
jaan dunia ini sesuai dengan janjinya kepada Kristus,
maka Kristus tidak boleh mengubah agama-agama yang
ada di dalamnya, namun tetap membiarkan dan menye-
tujui bangsa-bangsa untuk memberikan persembahan
kepada roh-roh jahat (1Kor. 10:20) seperti yang telah
dilakukan sampai sekarang ini. Yesus harus tetap mem-
pertahankan penyembahan kepada setan-setan di dunia
ini, dan lalu membiarkan Iblis mengambil semua
kekuasaan dan kemuliaan kerajaan itu jika ia meng-
inginkannya. Biarlah orang yang menginginkan kekaya-
an dan kebesaran dunia ini mengetahui bahwa Iblis
bisa memiliki semua yang ia inginkan itu, saat ia
memperoleh hati, perhatian, dan pujaan manusia. Ia
hanya bisa bekerja di antara orang-orang durhaka. Dan
saat semua ini terjadi, saat itulah sesungguhnya Iblis
telah menelan mereka.
(2) Bagaimana Yesus Tuhan kita mengalahkan pencobaan ini.
Ia melancarkan serangan menentukan yang berhasil me-
mukul mundur Iblis, yaitu menolaknya dengan kebencian
yang mendalam (ay. 8), “Enyahlah Iblis, Aku tidak mau
mendengarnya. Apa? Menyembah musuh Tuhan yang Aku
layani dengan kedatangan-Ku? Melayani musuh manusia
yang akan Kuselamatkan dengan kedatangan-Ku? Tidak!
Aku tidak akan pernah melakukannya.” Pencobaan seperti
ini tidak perlu ditimbang-timbang lagi, namun harus segera
ditolak. Langsung saja Iblis diketok kepalanya dengan satu
perkataan, Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,
Tuhan mu; dan bukan itu saja, hanya kepada Dia sajalah
engkau berbakti, Dia, bukan yang lain. sebab itulah
Kristus tidak mau menyembah Iblis. Demikian pula, saat Ia
telah menerima kerajaan-kerajaan dunia ini dari Bapa-Nya,
seperti yang dinantikan-Nya dalam waktu yang tidak lama
158
lagi, Ia tidak akan membiarkan penyembahan Iblis terjadi
di dalamnya. Tidak, penyembahan seperti itu harus dicabut
sampai ke akar-akarnya dan dihapuskan di mana pun Injil-
Nya diberitakan. Ia tidak akan pernah bersekutu dengan
Iblis. Penyembahan kepada banyak ilah (politheisme) dan
pemujaan berhala harus lenyap saat kerajaan Kristus
bangkit. Manusia harus berbalik dari kuasa Iblis kepada
kuasa Tuhan , dari penyembahan setan-setan kepada pe-
nyembahan satu-satunya Tuhan yang hidup dan benar. Ini-
lah hukum agung ilahi yang ingin ditegakkan kembali oleh
Kristus di antara manusia, dan melalui agama-Nya yang
kudus membawa manusia pada ketaatan, bahwa hanya
Tuhan sajalah yang harus dilayani dan disembah. Oleh ka-
rena itu siapa pun juga yang menetapkan suatu makhluk
untuk disembah, sekalipun itu orang kudus, malaikat,
atau bahkan