lukas 1-12 5


 ah Agama 

yang mewakili Musa. namun  bagi kita hanya ada satu Imam 

Besar, satu Tuhan atas segala sesuatu, yang memegang segala 

kuasa penghakiman. 

II.  Asal usul dan pengajaran baptisan Yohanes  

1.  Asal usulnya yaitu  dari sorga: datanglah Firman Tuhan   ke-

pada Yohanes (ay. 2). Yohanes menerima mandat dan perintah 

sepenuhnya dari Tuhan   untuk melakukan apa yang harus 

dilakukannya. Inilah ungkapan yang sama seperti yang digu-

nakan untuk nabi-nabi Perjanjian Lama (Yer. 1:2), sebab  

Yohanes yaitu  nabi, ya, lebih daripada nabi, dan di dalam 

dirinya kenabian bangkit lagi setelah lama tenggelam. Kita 

tidak tahu bagaimana firman Tuhan datang kepada Yohanes, 

apakah melalui malaikat, seperti yang dialami ayahnya, atau 

melalui mimpi, atau penglihatan, atau suara, namun  hal ini di-

yakininya dan harus kita yakini juga. Yohanes disebutkan di 

sini sebagai anak Zakaria, untuk mengingatkan kita tentang 

apa yang dikatakan malaikat kepada ayahnya, saat  dia 

diberi jaminan memperoleh anak ini. Firman Tuhan datang 

kepada Yohanes di padang belantara; kepada orang-orang 

yang dikehendaki-Nya, Tuhan   akan mendatangi mereka di 

mana pun mereka berada. Firman Tuhan tidak dapat dibeleng-

gu di dalam penjara, juga tidak dapat hilang di padang belan-

tara. Firman Tuhan datang kepada Yehezkiel di antara orang-

orang buangan di tepi sungai Kebar, dan kepada Yohanes di 

pulau Patmos. Yohanes Pembaptis yaitu  anak seorang imam, 

saat itu memasuki umur tiga puluh tahun, dan sebab  itu, 

menurut kebiasaan Bait Suci, sekarang ia sudah bisa diakui 

untuk melaksanakan pelayanan di Bait Suci, yang harus dila-

luinya dulu selama lima tahun sebagai seorang calon. namun  

Tuhan   memanggilnya untuk melakukan pelayanan yang lebih 

terhormat, dan oleh sebab  itu Roh Kudus membimbingnya ke 

padang belantara, bukan ke dalam tumpukan kitab-kitab di 

Bait Suci. Yohanes anak Zakaria mulai pelayanannya saat itu. 

2. Ruang lingkup dan rancangan pengajarannya yaitu  untuk 

membawa bangsanya keluar dari dosa dan kembali kepada 

Tuhan   (ay. 3). Pertama-tama Ia datang ke semua wilayah sekitar 

Yordan, di sekitar tempat tinggalnya, yang merupakan bagian 

pertama yang menjadi milik Israel saat  mereka masuk ke 

tanah perjanjian di bawah kepemimpinan Yosua. Di sanalah 

panji Injil pertama kali dikibarkan. Yohanes tinggal di bagian 

yang paling terpencil dari wilayah itu, namun  saat  firman 

Tuhan datang kepadanya, dia meninggalkan padang gurun 

dan datang ke wilayah yang berpenduduk. Mereka yang ber-

diam diri dalam kepuasan harus segera berubah dengan suka-

cita, saat  Tuhan   memanggil mereka ke dalam masyarakat 

ramai. Yohanes keluar dari padang belantara, masuk ke semua 

wilayah, dengan beberapa tanda yang berbeda, mengkhotbah-

kan baptisan baru; bukan suatu sekte atau partai, namun  suatu 

pengakuan, atau tanda yang membedakan. Saat itu, simbol 

atau perayaan di kalangan Yahudi, yaitu membasuh dengan 

air, biasa dilakukan terhadap orang bukan-Yahudi untuk 

diterima masuk ke dalam agama Yahudi atau terhadap murid-

murid seorang guru besar. Namun, simbol ini diubah makna-

nya oleh Yohanes sebagai pertobatan untuk pengampunan 

dosa. Semua orang yang mengikuti baptisannya, 

(1) Diwajibkan untuk bertobat dari dosa-dosa mereka, menye-

sali perbuatan-perbuatan menyimpang mereka dan tidak 

mengulanginya lagi. Mereka harus mengakui bahwa mereka 

bertobat atas dosa-dosa mereka, dan harus tulus dengan 

pengakuan mereka itu. Setelah itu mereka harus berjanji 

untuk tidak berbuat dosa lagi, dan harus menepati janji 

mereka itu. Yohanes mengikat mereka, bukan dengan pera-

yaan-perayaan yang diwajibkan dalam tradisi nenek mo-

yang, namun  dengan mengubah pola pikir dan cara hidup, 

untuk mengenyahkan segala pelanggaran dari mereka, dan 

untuk membuat bagi mereka hati yang baru dan untuk hi-

dup dalam kehidupan yang baru. Rancangan Injil, yang di-

mulai saat itu, yaitu  untuk membuat manusia hidup ber-

ibadah dan saleh, kudus dan rohaniah, rendah hati dan 

penurut. Juga sederhana dan tidak berlebihan, adil dan 

jujur, murah hati dan baik hati, serta berbudi dalam segala 

hal, jauh berbeda dari cara hidup yang lama. Inilah yang 

disebut bertobat. 

(2) Dengan cara inilah mereka diberi kepastian akan pengam-

punan dosa, sebagai hasil dari pertobatan mereka. Baptis-

an yang dilakukan Yohanes Pembaptis melepaskan mereka 

dari kuasa dosa, dan memeteraikan mereka dengan anuge-

rah kebebasan atas kesalahan sebab  dosa. Berpalinglah 

dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi 

batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesa-

lahan, sesuai dengan firman Tuhan dalam Perjanjian Lama 

(Yeh. 18:30). 

III. Penggenapan Kitab Suci dalam pelayanan Yohanes. Para penulis 

Injil lain telah mengutip teks yang sama seperti yang dikutip di 

sini, yaitu Yesaya 40:3. Tertulis di dalam kitab nubuat-nubuat 

Yesaya, yakni apa yang didengarnya dari Tuhan  , dan yang dikata-

kannya sebagai wakil Tuhan  , yang ditulisnya untuk generasi yang 

akan datang. Di antara mereka akan dijumpai suara seseorang 

yang berseru-seru di padang belantara; dan Yohaneslah suara itu, 

suara yang jelas berbeda, suara yang nyaring, suara yang lantang; 

dia berseru, “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan 

bagi-Nya.” Pekerjaan Yohanes yaitu  untuk membuat jalan diteri-

manya Injil di dalam hati manusia, membawa mereka ke dalam 

kerangka pemikiran dan perilaku yang sedemikian rupa sehingga 

Kristus dapat menerima mereka dan mereka dapat menerima 

Kristus. Lukas mengutip lebih jauh daripada Matius dan Markus, 

dengan menerapkan perkataan-perkataan berikut terhadap pela-

yanan Yohanes (ay. 5-6), Setiap lembah akan ditimbun. Dr. 

Hammond menafsirkan hal ini sebagai nubuat mengenai bencana 

yang akan datang kepada bangsa Yahudi sebab  pelanggaran me-

reka: wilayah mereka akan diratakan dan dimusnahkan oleh pra-

jurit-prajurit Roma, dan akan terlihat perbedaan antara orang-

orang yang tidak mau bertobat di satu sisi dan orang-orang yang 

menerima Injil di sisi yang lain. namun  tampaknya ini lebih ber-

kaitan dengan Injil Kristus, yaitu sebagai pendahuluan dari Injil 

Kristus.  

1.  Orang yang rendah hati akan diperkaya dengan anugerah: Se-

tiap lembah yang letaknya rendah dan basah (oleh air mata 

penyesalan) akan ditimbun dan ditinggikan.  

2.  Orang yang tinggi hati akan direndahkan; yang berbangga 

akan kekuatannya sendiri dan yang menyombongkan diri de-

ngan mengangkat kepalanya akan direndahkan: Setiap gunung 

dan bukit akan menjadi rata. Jika mereka bertobat, mereka 

akan turun dalam debu, namun  jika tidak bertobat, mereka di-

rendahkan sampai ke neraka yang paling dalam. Para pendosa 

akan dipertobatkan kepada Tuhan  : jalan-jalan yang berbeli-belit 

dan roh-roh yang bengkok akan diluruskan; sebab  meski tak 

seorang pun dapat meluruskan apa yang dibengkokkan Tuhan   

(Pkh. 7:13), namun Tuhan   dengan anugerah-Nya dapat melu-

ruskan apa yang dibengkokkan oleh dosa.  

4.  Segala kesukaran yang merintangi dan menawarkan hati di te-

ngah jalan menuju sorga akan disingkirkan: Jalan yang ber-

lekuk-lekuk akan diratakan, dan mereka yang mencintai hu-

kum Tuhan   akan mengalami damai sejahtera yang besar, dan 

tidak ada batu sandungan bagi mereka. Injil telah membuat 

jalan ke sorga menjadi datar dan mudah ditemukan, halus dan 

mudah dilalui.  

5.  Keselamatan besar yang belum pernah ada akan sepenuhnya 

ditemukan dan akan terus ditemukan di mana-mana (ay. 6): 

Semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan; bu-

kan hanya bangsa Yahudi, namun  juga orang bukan-Yahudi. 

Semua akan melihatnya. Keselamatan itu akan dibawa ke ha-

dapan mereka dan ditawarkan kepada mereka, dan sebagian 

dari mereka, yang berasal dari segala macam orang akan meli-

hatnya, menikmatinya dan memperoleh manfaat darinya. Ke-

tika jalan bagi Injil untuk masuk ke dalam hati dibukakan, 

yakni dengan menaklukkan segala pikiran yang tinggi-tinggi 

supaya patuh kepada Kristus, dengan merendahkan jiwa dan 

membuang semua penghalang yang merintangi jalan Kristus 

dan anugerah-Nya, maka bersiaplah untuk menyambut kese-

lamatan dari Tuhan  . 

IV. Peringatan dan nasihat umum yang diberikan oleh Yohanes ke-

pada orang-orang yang mengikuti baptisannya (ay. 7-9). Dalam 

Injil Matius dikatakan bahwa Yohanes memberitakan hal yang 

sama kepada banyak orang Farisi dan Saduki, yang datang untuk 

dibaptis (Mat. 3:7-10). Namun, dalam Injil Lukas di sini, dikata-

kan bahwa ia berkhotbah kepada orang banyak yang datang ke-

padanya untuk dibaptis (ay. 7). Inilah maksud khotbahnya kepada 

semua orang yang datang kepadanya, dan dia tidak membedakan 

orang Farisi dan Saduki saat  mereka datang, namun  memandang 

mereka sama saja dengan pendengar-pendengar yang lainnya. 

Seperti halnya dia tidak mengagung-agungkan orang-orang besar, 

demikian pula, dia tidak memuji-muji orang banyak, atau meng-

hakimi mereka, namun  mencela dosa dan memberi peringatan 

akan murka Tuhan   kepada orang banyak seperti yang juga dilaku-

kannya kepada orang Saduki dan Farisi. sebab  walaupun tidak 

melakukan kesalahan yang sama, bisa saja mereka memiliki  

kesalahan-kesalahan lain yang sama buruknya.  

Sekarang perhatikanlah baik-baik: 

1. Umat manusia yang telah rusak dan berdosa menjadi keturun-

an ular beludak; bukan hanya diracuni, namun  beracun; mem-

benci Tuhan   dan membenci satu sama lain. Hal ini semakin me-

nonjolkan kesabaran Tuhan   dalam meneruskan keberadaan 

kaum manusia ini di muka bumi dengan tidak memusnahkan 

sarang ular beludak itu. Ia sudah melakukannya dengan air 

bah, dan akan melakukannya lagi dengan api. 

2.  Keturunan ular beludak ini diperingatkan dengan sangat un-

tuk melarikan diri dari murka yang akan datang, yang pasti 

akan menimpa mereka bila mereka terus hidup dalam dosa. 

Jumlah mereka yang banyak tidak akan menjamin keselamat-

an mereka, sebab  Tuhan   tidak akan merasa tercela atau rugi 

bila membuang mereka. Kita tidak hanya diperingatkan me-

ngenai murka ini, namun  diberi jalan untuk melepaskan diri, 

jika kita mewaspadai diri kita pada waktunya. 

3. Tidak ada cara untuk melarikan diri dari murka yang akan da-

tang, kecuali melalui pertobatan. Mereka yang mengikuti bap-

tisan pertobatan dengan demikian membuktikan bahwa mere-

ka telah diperingatkan untuk melarikan diri dari murka yang 

akan datang dan bahwa mereka memperhatikan peringatan 

itu. sebab  itu, melalui baptisan kita mengakui bahwa kita te-

lah melarikan diri dari Sodom, sebab  takut pada apa yang 

akan menimpa kota itu. 

4. Mereka yang mengaku bertobat sangat dituntut untuk hidup 

sesuai dengan pertobatannya (ay. 8), “Hasilkanlah buah-buah 

sesuai dengan pertobatan, jika tidak, kamu tidak akan bisa 

lolos dari murka yang akan datang, sekalipun kamu telah 

mengaku bertobat.” Melalui buah pertobatan, maka akan dike-

tahui apakah murni atau tidak pertobatannya. Perubahan cara 

hidup membuktikan adanya perubahan dalam akal budi kita.  

5. Jika kita tidak sungguh-sungguh kudus, baik dalam hati mau-

pun hidup, pengakuan kita akan agama dan hubungan de-

ngan Tuhan   serta jemaat-Nya tidak akan berarti apa pun. Ja-

ngan sekali-kali merancang segala alasan untuk menghindar 

dari kewajiban pertobatan ini, dengan berkata dalam hati bah-

wa Abraham yaitu  kita (jadi pasti kita akan selamat). Apa 

untungnya bagi kita untuk menjadi anak-anak dari orangtua 

yang saleh jika kita sendiri tidak saleh? Apa gunanya menjadi 

anggota gereja jika kita tidak terhitung dalam ikatan perjanjian 

(kovenan)?  

6.  Dengan demikian tidak ada alasan bagi kita untuk bergantung 

pada hak-hak duniawi dan pengakuan keagamaan kita, kare-

na Tuhan   tidak membutuhkan kita atau pelayanan kita. Ia bisa 

secara pasti mendapatkan kehormatan dan kehendak-Nya 

sendiri tanpa kita. Jika kita dibuang dan dibinasakan, Dia da-

pat membangkitkan bagi diri-Nya sendiri suatu jemaat dari 

apa yang sangat tidak mungkin sekalipun – anak-anak Abra-

ham bahkan dari batu-batu. 

7. Semakin nyata pengakuan kita akan pertobatan dan semakin 

besar pertolongan dan dorongan yang kita terima untuk berto-

bat, semakin dekat dan semakin menyakitkan pula kehancur-

an akan menimpa kita jika kita tidak menghasilkan buah-buah 

pertobatan. Sekarang, begitu Injil mulai diberitakan, begitu Ke-

rajaan Sorga sudah dekat, sekarang juga kampak telah dise-

diakan di akar pohon. Ancaman bagi para pendosa yang tidak 

bertobat sekarang lebih mengerikan daripada sebelumnya, se-

perti halnya dengan penguatan dan damai sejahtera kepada 

orang yang bertobat. “Sekarang kamu dinilai dengan perilaku-

mu, jadi berhati-hatilah.” 

8.  Pohon yang tidak berbuah akan dicampakkan ke dalam api se-

lamanya. Inilah tempat yang paling tepat bagi mereka: Setiap 

pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang 

dan dicampakkan ke dalam api. Jika tidak menghasilkan buah 

untuk kemuliaan anugerah Tuhan  , biarlah menjadi bahan ba-

kar, untuk kemuliaan penghakiman-Nya. 

V.  Petunjuk khusus diberikan Yohanes kepada orang-orang tertentu 

yang meminta kepadanya untuk menjelaskan tugas mereka: orang 

banyak,  pemungut cukai, dan para prajurit. Beberapa orang Farisi 

dan Saduki datang untuk dibaptis, namun  kita tidak melihat mere-

ka bertanya, “Apa yang harus kami lakukan?” Mereka pikir, mere-

ka sudah mengetahui apa yang harus dilakukan, seperti halnya 

mereka juga merasa sudah tahu semua apa yang Yohanes beri 

tahukan kepada mereka. Atau, mereka pikir mereka sudah diten-

tukan untuk bisa melakukan apa saja yang mereka senangi, tidak 

peduli dengan apa yang dikatakan Yohanes kepada mereka. Te-

tapi orang banyak, para pemungut cukai dan para prajurit, yang 

menyadari kesalahan-kesalahan mereka dan merasa pantas un-

tuk berlaku lebih baik, yang juga sadar telah berlaku masa bodoh 

dan tidak tahu apa-apa mengenai hukum Tuhan  , sangat ingin me-

ngetahui, Apa yang harus kami lakukan?  

Perhatikanlah:  

1.  Mereka yang dibaptis harus diajar, dan orang yang membaptis 

mereka harus, semampu-mampunya, mengajar mereka (Mat. 

28:19, 20).  

2. Mereka yang mengakui dan berjanji bertobat secara umum ha-

rus membuktikannya melalui bentuk-bentuk perubahan ter-

tentu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun.  

3.  Mereka yang hendak melakukan kewajiban mereka harus 

memiliki  keinginan untuk mengetahui kewajiban mereka 

dan bertanya mengenainya. Perkataan baik yang pertama kali 

diucapkan oleh Rasul Paulus saat  bertobat yaitu , “Tuhan, 

apa yang Engkau kehendaki aku perbuat?” Di sini, yang dita-

nyakan bukanlah apa yang harus orang ini perbuat, namun  apa 

yang harus kami perbuat? Buah-buah perbuatan apa yang ha-

rus kami hasilkan? Yohanes memberi jawab kepada masing-

masing dari mereka sesuai dengan jabatan dan tugas mereka. 

(1) Yohanes memberi tahu orang-orang tentang kewajiban me-

reka, yaitu untuk berbelas kasihan (ay. 11): Orang yang 

memiliki  dua helai baju, biarlah dia membaginya atau 

paling tidak meminjamkannya sebuah, kepada orang yang 

tidak memiliki , supaya orang itu dapat menghangatkan 

tubuhnya. Mungkin dia melihat di antara banyak pende-

ngarnya ada beberapa orang yang memakai jubah berlapis-

lapis, sementara ada beberapa orang lain hampir mati 

sebab  compang-camping, dan dia memerintahkan orang 

yang memiliki  kelimpahan agar menyumbangkannya. 

Injil menuntut belas kasihan, dan bukan korban persem-

bahan. Rancangan Injil yaitu  agar kita melakukan semua 

hal yang baik yang dapat kita lakukan. Makanan dan pa-

kaian yaitu  dua kebutuhan hidup yang utama; orang 

yang memiliki  makanan sampai berkelebihan biarlah 

memberikannya kepada orang yang kekurangan makanan 

sehari-hari, demikian juga yang memiliki  pakaian sam-

pai berlebih. Kita ini hanya hamba-hamba, jadi apa yang 

kita miliki harus kita pergunakan sesuai dengan yang di-

perintahkan oleh Tuan kita.       

(2) Dia mengajarkan kepada para pemungut cukai kewajiban 

mereka sebagai pengumpul pendapatan kekaisaran (ay. 

13), “Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah di-

tentukan bagimu.” Mereka harus melakukan keadilan an-

tara pemerintah dan pedagang, dan tidak menindas masya-

rakat dalam menarik pajak, ataupun membebani rakyat 

melebihi apa yang ditetapkan dalam peraturan. Mereka 

tidak boleh berpikir bahwa sebab  mereka memiliki  ke-

wenangan untuk mengawasi rakyat supaya tidak mengela-

bui kaisar, mereka boleh saja dengan sewenang-wenang 

menekan rakyat. Mereka tidak boleh melakukan seperti 

yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki 

kewenangan kecil, yaitu menyalahgunakan kewenangan 

mereka itu. “Jangan, ikutilah angka-angka yang sudah di-

tetapkan dalam artikel  pajakmu. Hitunglah apa yang kamu 

kumpulkan itu sesuai dengan apa yang harus dikumpul-

kan bagi Kaisar, dan jangan memperkaya dirimu sendiri 

dengan menarik pajak lebih banyak.” Pajak dari masyara-

kat harus dipakai  untuk kepentingan umum dan tidak 

untuk memperkaya diri perorangan. Perhatikan, Yohanes 

tidak mengajarkan pemungut cukai untuk berhenti dari 

pekerjaannya, dan tidak lagi mengumpulkan pajak. Peker-

jaan itu pada dasarnya sah secara hukum dan diperlukan, 

hanya saja, lakukanlah pekerjaan itu secara adil dan jujur.  

(3) Yohanes memberi tahu para prajurit mengenai kewajiban 

mereka (ay. 14). Sebagian orang memperkirakan bahwa 

para prajurit ini yaitu  dari bangsa dan agama Yahudi. 

Namun, sebagian orang lagi memperkirakan bahwa mereka 

yaitu  orang-orang Romawi, sebab  tampaknya tidak 

mungkin orang Yahudi melayani orang Romawi atau orang 

Romawi memercayai orang Yahudi dalam kesatuan prajurit 

di tengah-tengah bangsa Yahudi sendiri. Jadi, tampaklah di 

sini sebuah contoh awal bagaimana orang-orang bukan-

Yahudi menerima Injil dan tunduk kepadanya. Para 

anggota militer jarang memerhatikan agama, namun  orang-

orang ini bahkan menerima baptisan dengan syarat yang 

ketat dan ingin menerima kata perintah dari Yohanes, Apa 

yang harus kami lakukan? Orang-orang yang sangat ber-

tanggung jawab atas hidup mati orang lain dan yang sering 

kali menghadapi kematian, harus peduli untuk mencari 

tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menemukan 

kedamaian. Menjawab pertanyaan ini, Yohanes tidak me-

minta mereka meletakkan senjata dan melarikan diri dari 

tugas, namun  mengingatkan mereka akan dosa-dosa yang 

biasanya dilakukan oleh prajurit-prajurit. Buah dari perto-

batan yaitu , menghindarkan diri kita dari perbuatan me-

nyimpang.  

[1] Tidak boleh menganiaya orang-orang di sekitar tempat 

tugas mereka dan orang-orang yang menjadi sasaran 

tugas mereka: “Jangan melakukan kekerasan terhadap 

siapa pun (KJV; TB: “Jangan merampas”). Tugas kalian 

yaitu  menjaga perdamaian dan mencegah orang 

melakukan kekerasan satu terhadap yang lain; namun, 

janganlah kamu menganiaya siapa pun. Jangan meng-

guncangkan hati orang” (begitulah artinya); “jangan 

membuat orang ketakutan. Sebab, pedang perang dan 

pedang keadilan diperuntukkan hanya untuk mengan-

cam para pembuat kejahatan, namun  menjadi pelindung 


 134

bagi orang-orang baik. Jangan berlaku kejam di markas 

kalian; jangan mencari uang dengan cara menakut-na-

kuti orang. Jangan menumpahkan darah peperangan di 

masa damai; jangan melakukan perbuatan kurang ajar 

baik terhadap laki-laki maupun wanita , jangan 

pula melakukan penghancuran biadab seperti yang ka-

dang-kadang dilakukan oleh tentara.” Jangan memfit-

nah pemerintah (KJV; TB: “Jangan memeras”), untuk 

membuat diri sendiri ditakuti, dan jangan menerima 

suap.  

[2] Mereka tidak boleh menganiaya sesama prajurit. Sebagi-

an orang berpendapat bahwa perintah “jangan memfit-

nah” secara khusus diperuntukkan bagi mereka. “Ja-

ngan mengajukan keluhan satu sama lain kepada atas-

anmu supaya dengan demikian kamu dapat membalas 

sakit hatimu atau menjatuhkan orang lain yang di atas-

mu dan menggantikan kedudukannya.” Jangan menin-

das siapa pun, demikianlah yang diartikan sebagian 

orang sesuai dengan arti yang dipakai  dalam terje-

mahan Septuaginta  dalam beberapa perikop Perjanjian 

Lama.  

[3] Mereka tidak boleh memberontak atau bertengkar de-

ngan atasan-atasan mereka mengenai masalah gaji, 

“Cukupkanlah dirimu dengan gajimu. Bila kamu sudah 

setuju dengan bayaranmu, jangan menggerutu bahwa 

itu tidak cukup.”  Ada rasa tidak puas dengan apa yang 

dimiliki yang membuat orang menjadi penindas dan 

buas. Orang yang tidak pernah merasa cukup tidak 

akan segan-segan dengan segala cara-cara tidak wajar 

untuk memperoleh lebih banyak lagi, dengan merugikan 

orang lain. Aturan bagi semua pelayan yaitu  cukup-

kanlah diri dengan gaji yang ada, sebab  mereka yang 

tidak puas menghadapkan diri sendiri dengan berbagai 

pencobaan. sebab  itu, sangatlah bijak bila melakukan 

yang sebaiknya-baiknya dengan apa yang ada. 

Injil Lukas 3:15-20 

 135 

Pemenjaraan Yohanes Pembaptis 

(3:15-20) 

15 namun  sebab  orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya 

bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia yaitu  Mesias, 16 

Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: “Aku membaptis 

kamu dengan air, namun  Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan 

membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu 

dengan Roh Kudus dan dengan api. 17 Alat penampi sudah di tangan-Nya un-

tuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gan-

dum-Nya ke dalam lumbung-Nya, namun  debu jerami itu akan dibakar-Nya 

dalam api yang tidak terpadamkan.” 18 Dengan banyak nasihat lain Yohanes 

memberitakan Injil kepada orang banyak. 19 Akan namun  setelah ia menegor 

raja wilayah Herodes sebab  peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan ka-

rena segala kejahatan lain yang dilakukannya, 20 raja itu menambah kejahat-

annya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara. 

Kita sekarang dekat dengan waktu munculnya Yesus Tuhan kita di 

khalayak umum. Matahari akan segera terbit setelah bintang fajar.  

Di sini kita diberitahukan: 

I.  Bagaimana melalui pelayanan dan pembaptisan Yohanes, orang 

banyak menaruh pikiran mereka mengenai Mesias, bahwa Ia su-

dah di depan pintu, sudah datang sekarang. Begitulah jalan un-

tuk Tuhan dipersiapkan, dan orang banyak dipersiapkan untuk 

menyambut kedatangan Kristus; sebab  saat  pengharapan ma-

nusia semakin tinggi, apa yang mereka harapkan semakin 

dirindukan. saat  mereka mengamati betapa istimewanya ajaran 

yang dikhotbahkan Yohanes Pembaptis, betapa hebatnya kuasa 

Tuhan   yang menyertai ajaran itu, dan betapa kuatnya pengajaran-

nya itu untuk mengubah dunia,  

1. Mereka segera mulai menimbang-nimbang bahwa kinilah saat-

nya bagi Mesias untuk muncul. Tongkat kerajaan telah beran-

jak dari Yehuda, sebab  mereka tidak memiliki  raja selain 

Kaisar, bahkan lebih dari itu, lambang pemerintahan pun ber-

anjak dari antara kakinya, sebab  belum lama ini Herodes 

telah membantai Mahkamah Agama. Tujuh puluh minggu 

Daniel sekarang akan berakhir masanya, dan oleh sebab  itu, 

sekitar tiga atau empat tahun setelah saat itu, mereka akan 

melihat bahwa kerajaan sorga akan datang segera (Luk. 

19:11). Tidak pernah keadaan bangsa Yahudi yang rusak ini 

lebih memerlukan pembaruan yang sedemikian rupa seperti 

saat ini. Juga, tidak pernah sebelumnya mereka begitu me-


 136

merlukan kelepasan seperti pada saat ini, di mana mereka 

berada dalam keadaan yang begitu tertindas.  

2. Yang mereka pikirkan selanjutnya yaitu , Apakah dia ini 

orangnya yang akan datang itu? Semua orang merenungkan, 

atau berpikir dalam hati mereka, mengenai Yohanes, Apakah 

dia Kristus atau bukan. Memang dia tidak muncul dalam ke-

megahan dan kebesaran duniawi seperti yang mereka harap-

harapkan ada pada diri Mesias, namun  hidupnya saleh dan lu-

rus, pengajarannya penuh kuasa dan otoritas, jadi “Mengapa 

kita tidak berpikir saja bahwa dia inilah Sang Mesias itu, dan 

bahwa dia akan segera menanggalkan penampilan saat ini ser-

ta muncul dalam kemuliaan?” Perhatikanlah, dengan menim-

bang-nimbang dan berpikir-pikir inilah orang banyak itu se-

dang mempersiapkan jalan untuk Kristus. 

II. Bagaimana Yohanes menolak semua kehormatan untuk berpura-

pura menjadi Mesias. Sebaliknya, ia menegaskan pengharapan 

mereka akan Mesias yang sebenarnya (ay. 16-17). Tugas Yohanes 

sebagai orang yang berseru-seru atau sebagai pembawa berita 

yaitu  memberi peringatan bahwa Kerajaan Tuhan   dan Sang Raja 

dari Kerajaan itu segera akan datang. sebab  itu, sesudah mem-

beritahukan segala macam orang apa yang harus mereka lakukan 

(“Kamu harus melakukan ini, dan kamu harus melakukan itu”), 

dia memberitahukan satu hal lagi yang mereka semua harus la-

kukan: mereka harus mengharapkan Mesias yang akan segera 

datang. Hal ini merupakan jawaban terhadap segala pemikiran 

dan debat orang banyak itu mengenai dirinya. Walaupun tidak 

mengetahui apa yang ada dalam pikiran mereka, namun dengan 

pernyataannya ia telah menjawab mereka. 

1.  Yohanes menyatakan bahwa sehebat-hebatnya yang dapat ia 

lakukan hanyalah membaptis mereka dengan air. Ia tidak pu-

nya jalan untuk mencapai Roh Kudus, apalagi memerintahkan 

Roh Kudus atau bekerja dengan kuasa-Nya. Ia hanya dapat 

menyerukan mereka untuk bertobat, dan meyakinkan mereka 

akan pengampunan dosa sebagai hasil pertobatan; namun, ia 

tidak dapat mengerjakan pertobatan itu di dalam diri mereka, 

atau memberikan pengampunan kepada mereka. 

2.  Yohanes menyerahkan dan mengarahkan hati mereka kepada 

Yesus Kristus, yang untuk-Nya-lah ia dikirim guna menyiap-

Injil Lukas 3:15-20 

 137 

kan jalan, dan untuk-Nya-lah ia siap mengalihkan semua ke-

pentingannya atas perasaan orang banyak. Ia mengakhiri 

debat mereka tentang apakah dirinya Sang Mesias itu atau bu-

kan, dan  mendorong mereka untuk mencari Mesias yang se-

benarnya. 

(1)  Yohanes mengakui bahwa Mesias jauh lebih besar daripada 

dirinya, dan bahwa dalam segala hal Dia melebihi dirinya. 

Dia yang tali kasut-Nya pun Yohanes tidak layak untuk 

membukanya. Yohanes tidak berpikir bahwa dirinya bah-

kan layak menjadi pelayan Kristus untuk membantu-Nya 

mengenakan dan melepaskan kasut-Nya. Yohanes yaitu  

seorang nabi, ya bahkan lebih dari seorang nabi, lebih dari-

pada semua nabi-nabi Perjanjian Lama. namun , Kristus 

yaitu  Nabi yang lebih besar daripada Yohanes, sebab  

oleh Roh Kristus dan anugerah Kristus-lah, semua nabi ber-

nubuat, termasuk Yohanes sendiri (1Ptr. 1:10-11). Inilah 

kebenaran agung yang disampaikan Yohanes. Cara pe-

nyampaiannya menunjukkan kerendahan hati dan dalam 

hal ini dia tidak hanya berlaku adil pada Tuhan Yesus, te-

tapi juga memuliakan-Nya: “Aku tidak layak mendekati-

Nya, ataupun melayaninya, tidak, walaupun sebagai pela-

yan.” Demikianlah, kita harus meninggikan Kristus dalam 

percakapan kita, dan merendahkan diri kita sendiri.  

(2) Yohanes mengakui bahwa Kristus memiliki  kuasa yang 

lebih besar daripada dirinya sendiri: “Dia lebih berkuasa 

daripada diriku, dan akan melakukan apa yang tidak dapat 

kulakukan, baik dalam memberikan penghiburan bagi 

orang beriman maupun dalam memberikan hukuman bagi 

orang munafik dan tidak tulus hatinya.” Mereka berpikir 

bahwa ada kuasa yang menakjubkan mengiringi diri Yoha-

nes, namun  apalah artinya kuasanya itu dibandingkan de-

ngan Yesus yang akan datang dengan segala kuasa?  

[1] Yohanes hanya dapat melakukan baptisan dengan air, 

yang maksudnya di sini yaitu  mereka harus menyuci-

kan dan membersihkan diri; namun  Kristus dapat dan 

akan membaptis dengan Roh Kudus. Dia dapat membe-

rikan Roh Kudus untuk membersihkan dan menyuci-

kan hati, tidak seperti air yang hanya dapat membersih-


 138

kan kotoran di sebelah luar, namun  dengan api yang 

membersihkan segala kotoran yang ada di sebelah da-

lam dan melelehkan logam sehingga dapat dibentuk 

kembali menjadi suatu cetakan yang baru.  

[2] Yohanes hanya dapat mengajarkan suatu ajaran menge-

nai pembedaan dan dengan kata maupun tanda memi-

sahkan antara yang berharga dan tak berharga; namun  

Kristus memiliki  penampi di tangan-Nya, yang de-

ngannya Dia dapat dan akan memisahkan antara gan-

dum dan sekam secara sempurna. Dia akan membersih-

kan tempat pengirikan-Nya. Ini yaitu  tempat pengirik-

an-Nya, milik-Nya, dan sebab  itu Dia akan membersih-

kannya dan akan membuang semua orang Yahudi yang 

tak percaya dari dalam kumpulan jemaat-Nya dan 

mengumpulkan di dalam kumpulan jemaat-Nya orang-

orang yang setia mengikut-Nya. 

[3] Yohanes hanya dapat mengajarkan mengenai penghibur-

an kepada mereka yang menerima Injil dan seperti nabi-

nabi lain hanya dapat berkata kepada orang benar bah-

wa mereka akan selamat; namun  Yesus Kristus sendiri 

akan memberikan mereka penghiburan itu. Yohanes ha-

nya dapat menjanjikan bahwa mereka akan selamat; 

namun  Kristus yang akan menyelamatkan mereka. Dia 

akan mengumpulkan gandum ke dalam lumbung. Orang-

orang yang baik, bersungguh-sungguh dan teguh akan 

dikumpulkan-Nya di muka bumi ini saat ini ke dalam 

kumpulan jemaat-Nya, yang dibangun dari kumpulan 

orang-orang semacam ini, dan mereka akan segera di-

kumpulkan-Nya pula dalam kumpulan jemaat-Nya di 

sorga, di mana mereka akan dinaungi selamanya.  

[4] Yohanes hanya dapat mengancam orang-orang munafik, 

dan memberi tahu pohon yang tidak berbuah bahwa me-

reka akan ditebang dan dibuang ke dalam api; namun  

Kristus dapat melaksanakan ancaman itu; orang yang 

seperti sekam, ringan, kosong dan tidak berharga, akan 

dibakar-Nya dengan api yang tidak terpadamkan. Di sini 

Yohanes mengacu pada Maleakhi 3:18; 4:1-2. Kemu-

dian, saat  tempat pengirikan telah dibersihkan, maka 

kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang 

Injil Lukas 3:15-20 

 139 

benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah ke-

pada Tuhan   dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya. 

Sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian. 

Penulis Injil Lukas ini menutup catatannya tentang khotbah 

Yohanes dengan kata lain-lain (ay. 18): Dengan banyak nasihat 

lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak, yang tidak 

dicatat.  

Pertama, Yohanes yaitu  pengkhotbah yang penuh kasih. Dia 

parakalōn – menasihati, mendorong dengan sangat; dia menekan-

kan hal-hal sampai merasuk dalam diri pendengarnya, dan me-

reka mengikuti pengajarannya dengan setia, dengan penuh ke-

sungguhan.  

Kedua, dia yaitu  pengkhotbah yang praktis, yang menekan-

kan perbuatan. Banyak dari khotbahnya berupa nasihat, men-

dorong orang untuk melakukan kewajiban mereka, mengarahkan 

mereka dalam kewajiban itu dan tidak menghibur mereka dengan 

janji-janji manis.  

Ketiga, dia yaitu  pengkhotbah populer. Walaupun ada ahli-

ahli Taurat dan orang Farisi, kaum terpelajar yang sopan, yang 

menghadiri pelayanannya, dan orang-orang Saduki, kaum yang 

berpemikiran bebas, seperti yang mereka tunjukkan, namun dia 

tetap dapat menampilkan dirinya dengan baik di hadapan orang 

banyak, pros ton laon – di hadapan orang awam, dan menyesuai-

kan dirinya sesuai dengan kemampuan mereka, dan dengan 

begitu membuat dirinya berhasil di antara mereka.  

Keempat, dia pengkhotbah yang injili, seperti yang dimaksud-

kan di sini, euēngelizeto – dia memberitakan Injil kepada orang ba-

nyak. Dalam semua nasihatnya, dia mengarahkan orang banyak 

kepada Kristus, dan meninggikan serta mendorong pengharapan 

mereka kepada-Nya. saat  kita mengharuskan suatu kewajiban 

kepada orang banyak, kita harus mengarahkan mereka kepada 

Kristus, baik untuk memperoleh kebenaran maupun kekuatan. 

Kelima, dia yaitu  pengkhotbah yang pandai bicara dan penuh de-

ngan segala pemikiran: Dengan banyak nasihat lain Yohanes mem-

beritakan Injil, polla men kai hetera – banyak hal dan berbeda. Dia 

mengkhotbahkan banyak hal, supaya seluruh nasihat Tuhan   bisa 

dinyatakan. Dia sangat beragam dalam khotbahnya, supaya mere-

ka yang tidak terjangkau, tidak tersentuh, dan tidak tergerak hati-


 140

nya oleh satu kebenaran, bisa diyakinkan dengan kebenaran lain-

nya.  

III. Bagaimana khotbah Yohanes dihentikan sama sekali. saat  se-

dang di tengah-tengah masa karyanya dan sangat berhasil, dia di-

penjarakan oleh sebab  kekejaman Herodes (ay. 19-20): Ia mene-

gur raja wilayah Herodes, bukan hanya sebab  melakukan per-

zinahan dengan istri saudaranya Filipus, namun  sebab  banyak 

kejahatan lain yang dilakukan Herodes (sebab  orang yang mela-

kukan suatu kejahatan, biasanya juga melakukan banyak hal-hal 

jahat lainnya). Herodes tidak tahan dan merasa dendam terhadap 

Yohanes sebab  tegurannya yang terus terang itu. Lalu ia menam-

bah kejahatannya lagi, yang sesungguhnya jauh melebihi kejahat-

annya yang lain, yaitu ia mengurung Yohanes di dalam penjara, 

meletakkan lampu yang menyala dan bercahaya itu di bawah gan-

tang. sebab  Herodes tidak dapat menerima teguran ini, orang 

lain yang menderita rugi sebab  tidak bisa mendengar petunjuk 

dan nasihat-nasihat Yohanes lagi. Beberapa kebaikan kecil mung-

kin dia lakukan untuk mereka yang memiliki  hubungan 

dengan Yohanes saat  dia dipenjara; namun  hal ini tidak ada apa-

apanya jika dibanding dengan apa yang bisa dia lakukan seandai-

nya dia memiliki kebebasan untuk pergi ke seluruh wilayah se-

perti yang telah dilakukannya sebelumnya. Kita hanya dapat 

menerima kelakuan Herodes yang sangat kejam dan tidak ber-

belas kasihan ini dan mengapa Tuhan   telah mengizinkan hal ini 

terjadi jika kita mengagungkan hikmat ilahi, sebab  semua ini ada 

di luar pertimbangan kita. Haruskah suara orang yang berseru-

seru di padang belantara ini dibungkam? Haruskah pengkhotbah 

yang sebaik ini dibungkam dalam penjara, dan bukannya ditem-

patkan di Bait Suci? namun , hal ini terjadi sebab  iman dari para 

pengikutnya harus diuji; sebab  yang tidak percaya dan menolak-

nya harus dihukum; sebab  Yohanes harus menjadi pendahulu 

Kristus, baik dalam hal menderita maupun dalam hal berkhotbah. 

sebab  itulah, setelah sekitar satu setengah tahun mempersiap-

kan orang banyak untuk menyambut Kristus, sekarang tiba wak-

tunya ia memberikan jalan bagi-Nya. Matahari sedang terbit, jadi 

tentu saja bintang fajar harus tenggelam. 

Injil Lukas 3:21-38 

 141 

Silsilah Kristus 

(3:21-38) 

21 saat  seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan saat  Yesus juga 

dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit, 22 dan turunlah Roh Kudus 

dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: 

“Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” 23 saat  

Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan 

menurut anggapan orang, Ia yaitu  anak Yusuf, anak Eli, 24 anak Matat, 

anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, 25 anak Matica, anak Amos, 

anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, 26 anak Maat, anak Matica, anak 

Simei, anak Yosekh, anak Yoda, 27 anak Yohanan, anak Resa, anak Zeru-

babel, anak Sealtiel, anak Neri, 28 anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak 

Elmadam, anak Er, 29 anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, 

anak Lewi, 30 anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak 

Elyakim, 31 anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud, 32 

anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason, 33 anak 

Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda, 

34 anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nahor, 35 anak 

Serug, anak Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon, 36 anak Kenan, anak 

Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, 37 anak Metusalah, anak 

Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan, 38 anak Enos, anak Set, 

anak Adam, anak Tuhan  .       

Penulis Injil ini menyebutkan hal pemenjaraan Yohanes sebelum 

menjelaskan peristiwa Kristus dibaptis, walaupun sebenarnya pe-

menjaraan Yohanes itu terjadi hampir setahun setelah Kristus 

dibaptis. Hal ini dilakukan si penulis Injil ini sebab  dia ingin menun-

taskan ceritera tentang pelayanan Yohanes terlebih dahulu, baru 

lalu   memperkenalkan pelayanan Kristus.  

Sekarang di sini kita mendapatkan, 

I.  Penjelasan singkat tentang pembaptisan Kristus, yang dijelaskan 

secara lebih lengkap oleh Matius. Yesus datang untuk dibaptis 

oleh Yohanes, dan Dia memang dibaptis (ay. 21-22). 

1.  Dikatakan di sini bahwa, saat  seluruh orang banyak itu telah 

dibaptis, Yesus juga dibaptis. Semua orang hadir pada saat itu. 

Kristus dibaptis terakhir, di antara orang-orang biasa, dan be-

lakangan setelah mereka semua. Dengan demikian Dia meren-

dahkan diri-Nya dan menjadikan diri-Nya bukan siapa-siapa, 

sebagai seorang yang terkecil, bahkan yang lebih rendah dari 

yang terkecil sekalipun. Dia melihat bahwa kumpulan orang 

banyak ini telah dipersiapkan untuk menerima Dia, jadi Dia 

pun muncullah. 


 142

2.  Dicatat di sini bahwa Kristus berdoa saat  dibaptis, yang 

tidak dicatat dalam Injil Matius: dibaptiskan dan berdoa. Dia 

tidak mengaku dosa, seperti yang dilakukan oleh orang lain, 

sebab  Dia tidak memiliki  dosa untuk diakui; namun  Dia 

berdoa, seperti dilakukan orang lain, sebab  Dia harus tetap 

ada dalam persekutuan dengan Bapa-Nya. Perhatikanlah, anu-

gerah batiniah dan rohaniah yang ditampilkan dalam bentuk 

sakramen-sakramen ditangkap melalui doa. sebab  itu, doa 

harus selalu mengiringi berbagai sakramen itu. Kita mempu-

nyai alasan untuk berpikir bahwa Kristus sekarang berdoa 

untuk memohon perwujudan perkenaan Tuhan   kepada-Nya, di 

mana hal ini langsung terjadi. Dia berdoa untuk mencari per-

kenanan Bapa-Nya dan turunnya Roh Kudus. Apa yang dijan-

jikan kepada-Nya, harus diperoleh-Nya melalui doa: Mintalah, 

maka akan diberikan kepadamu, dst. Dengan demikian Dia 

hendak menaruh penghargaan atas doa, mengikat kita pada 

doa dan mendorong kita supaya berdoa. 

3.  saat  Dia berdoa, terbukalah langit. Dia yang dengan kuasa-

Nya dapat memisahkan air laut untuk membuka jalan bagi 

mereka ke Kanaan, sekarang dengan kuasa-Nya memisahkan 

udara, juga suatu elemen cair, untuk membuka hubungan de-

ngan Kanaan sorgawi. Dengan demikian dibukakan untuk 

Kristus, dan oleh-Nya untuk kita, jalan dan hidup baru ke da-

lam kekudusan. Dosa telah menutup sorga, namun  doa Kristus 

membukanya kembali. Doa merupakan perangkat yang mem-

buka sorga. Ketoklah, dan pintu akan dibukakan bagimu. 

4.  Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-

Nya. Tuhan kita Yesus sekarang menerima pengurapan Roh 

Kudus dalam ukuran yang lebih besar daripada sebelumnya, 

untuk membuat-Nya layak dalam tugas kenabian-Nya (Yes. 

61:1). saat  Dia mulai berkhotbah, Roh Tuhan ada pada-Nya. 

Sekarang di sini turunnya Roh Kudus ke atas-Nya dinyatakan 

melalui suatu bukti yang bisa dilihat, untuk menguatkan hati-

Nya dalam pekerjaan-Nya, dan juga untuk kepuasan Yohanes 

Pembaptis, sebab  dia telah diberi tahu sebelumnya bahwa 

tanda ini harus terlihat untuk menyatakan yang manakah 

Kristus. Dr. Lightfoot menyarankan bahwa Roh Kudus turun 

dalam bentuk jasmani untuk mengungkapkan bahwa Roh Ku-

dus sungguh-sungguh merupakan suatu pribadi tersendiri 

Injil Lukas 3:21-38 

 143 

dan bukannya suatu bentuk karya Tuhan   semata. Dengan de-

mikian, kata Dr. Lightfoot, Trinitas itu sudah ditunjukkan se-

cara penuh, jelas, dan terlihat pada permulaan Injil. Dan sa-

ngat tepat hal ini terjadi pada saat pembaptisan Kristus, yang 

sejak itu menetapkan upacara baptisan sebagai tanda peng-

akuan iman dalam doktrin Trinitas, Bapa, Anak, dan Roh 

Kudus. 

5.  lalu   terdengarlah suara dari sorga, dari Tuhan   Bapa, dari 

Yang Mahamulia (2Ptr. 1:17), Engkaulah Anak-Ku yang Kuka-

sihi. Di sini, dan dalam Injil Markus, perkataan ini dinyatakan 

sebagai perkataan yang dikatakan kepada Kristus; dalam Injil 

Matius dikatakan sebagai perkataan tentang Dia: Inilah Anak 

yang Kukasihi. Semuanya diartikan sama; ini dimaksudkan 

sebagai pemberitahuan kepada Yohanes, dan tepatlah kalau 

dinyatakan dengan, Inilah Anak yang Kukasihi. Perkataan ini 

juga merupakan jawaban atas doa Kristus, dan tepatlah kalau 

perkataan itu diungkapkan dengan Engkaulah. Sudah dinu-

buatkan tentang Mesias, Aku akan menjadi Bapanya dan ia 

akan menjadi anak-Ku (2Sam. 7:14). Aku pun juga akan meng-

angkat dia menjadi anak sulung (Mzm. 89:28). Telah dinubuat-

kan juga bahwa Dia akan menjadi orang pilihan Tuhan  , yang 

kepadanya Dia berkenan (Yes. 42:1); dan sesuai dengan semua 

nubuat ini , di sini dinyatakan, Engkaulah Anak-Ku yang 

Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan. 

II.  Daftar panjang silsilah Kristus, yang oleh Matius diuraikan secara 

lebih singkat.  

Kita lihat di sini: 

1. Umur-Nya: saat  Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur 

kira-kira tiga puluh tahun. Demikian juga umur Yusuf saat  

menghadap Firaun (Kej. 41:46), umur Daud saat  mulai ber-

takhta (2Sam. 5:4), dan pada umur ini imam-imam secara pe-

nuh melaksanakan jabatan keimamannya (Bil. 4:3). Dr. Light-

foot berpendapat, dari cara pengungkapan di sini, jelaslah 

bahwa Dia baru berumur dua puluh sembilan tahun penuh, 

dan sedang memasuki usia ketiga puluh, dalam bulan Tisri; 

bahwa setelah ini, dia hidup tiga setengah tahun dan mati ke-

tika berumur tiga puluh dua setengah tahun. Tiga setengah 


 144

tahun, waktu pelayanan Kristus, merupakan suatu periode 

yang sangat luar biasa di dalam Kitab Suci. Tiga tahun dan 

enam bulan sorga tertutup dalam zaman Elia (Luk 4:25; Yak. 

5:17). Ini yaitu  waktu setengah minggu di mana Mesias akan 

meneguhkan perjanjian (kovenan)-Nya (Dan. 9:27). Periode ini 

dinyatakan dalam tulisan-tulisan para nabi dengan satu masa, 

dua masa dan setengah masa (Dan. 12:7; Why. 12:14); dan 

dengan empat puluh dua bulan, dan seribu dua ratus enam 

puluh hari (Why. 11:2-3). Inilah waktu yang ditetapkan untuk 

menyaksikan nubuat dalam kain kabung, sesuai dengan 

Kristus yang berkhotbah di dalam kehinaan-Nya selama waktu 

itu. 

2.  Silsilah-Nya (ay. 23 dst). Injil Matius juga menjelaskan kepada 

kita mengenai hal ini. Matius tidak melanjutkannya sampai 

melebihi Abraham, namun  Lukas melanjutkannya sampai ke 

Adam. Matius bermaksud untuk menunjukkan bahwa Kristus 

yaitu  Anak Abraham, yang melaluinya semua keluarga di 

bumi diberkati, bahwa Ia yaitu  pewaris tahta Daud. sebab  

itu, Matius mulai dengan Abraham, dan menuliskan silsilah-

nya turun dari Yakub, yang yaitu  bapa Yusuf yang merupa-

kan pewaris laki-laki dari rumah Daud. namun  Lukas, yang 

merancang untuk menunjukkan bahwa Kristus yaitu  ketu-

runan dari wanita  yang akan meremukkan kepala ular, 

menyusun silsilahnya naik sampai ke Adam, dan mulai de-

ngan Ei atau Eli yang bukan bapa dari Yusuf namun  bapa dari 

Maria. Perbedaan antara kedua penulis Injil ini dalam hal silsi-

lah Kristus telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang 

kafir yang meragukan kebenaran Firman Tuhan  , namun  keragu-

raguan mereka ini telah ditepiskan oleh upaya orang-orang 

terpelajar, baik pada masa-masa awal gereja maupun pada 

masa-masa selanjutnya, yang menjadi dasar bagi kita. Matius 

menggambarkan silsilah dari Salomo, yang garis keturunan-

nya secara jasmani berakhir pada Yekhonya, dan keabsahan 

haknya dialihkan kepada Sealtiel, yang berasal dari rumah 

Nathan, anak Daud yang lain, yang garis keturunannya dirun-

tut oleh Lukas di sini, dan oleh sebab nya mengabaikan se-

mua raja-raja Yehuda. Syukurlah bahwa keselamatan kita 

tidak bergantung kepada kemampuan kita untuk memecahkan 

semua kesulitan ini, dan otoritas atau kewenangan ilahi Injil 

Injil Lukas 3:21-38 

 145 

tidak menjadi lemah oleh sebab nya. Para penulis Injil me-

mang tidak boleh menulis garis-garis silsilah ini menurut pe-

ngetahuan mereka sendiri atau mengatasnamakan penyataan 

ilahi, namun  mereka harus menyalinnya dari catatan-catatan 

autentik yang dibuat di antara orang-orang Yahudi dan artikel -

artikel  pencatatan resmi, yang wajib mereka ikuti. Dari sumber-

sumber inilah mereka menemukan silsilah Yakub, bapa dari 

Yusuf, seperti yang tertera dalam Injil Matius, dan silsilah Eli, 

bapa dari Maria, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas. Dan 

inilah yang dimaksud dengan hōs enomizeto (ay. 23), bukan 

seperti anggapan orang, dengan hanya mengacu pada Yusuf, 

namun  uti sancitum est lege – seperti yang ditulis dalam kitab-

kitab, seperti yang kita temukan di dalam catatan; yang 

melaluinya tampak jelas bahwa Yesus baik dari pihak ayah 

maupun ibu-Nya yaitu  Anak Daud. Kesaksian mengenai hal 

ini diambil dari catatan-catatan orang Yahudi sendiri, yang 

pada waktu itu bebas bisa dilihat dan dibandingkan sendiri 

oleh siapa pun untuk mencocokkan keasliannya, dan para 

penulis Injil tidak perlu repot-repot untuk mencari pembuktian 

sendiri. Para penulis Injil memang tidak perlu mengarang-nga-

rang bukti sendiri, sebab  tujuan mereka tidak akan berhasil 

kalau mereka melakukan hal ini. Kita boleh berpuas diri kare-

na masa itu sumber-sumber catatan yang mereka pakai tidak 

dipersoalkan, yang membuktikan keaslian naskah yang mere-

ka pergunakan. Dan setelah itu pun naskah-naskah catatan 

mengenai silsilah bangsa Yahudi masih terus dilanjutkan sam-

pai 30 atau 40 tahun lalu  , dan ini merupakan waktu 

yang cukup panjang untuk membenarkan apa yang ditulis 

oleh para penulis Injil itu. Semua catatan itu lalu   hilang 

dan musnah bersama dengan bangsa dan negara Yahudi, 

sebab  tidak dibutuhkan lagi. 

Satu kesulitan muncul antara Abraham dan Nuh, yang se-

dikit membingungkan kita (ay. 35-36). Selah (dalam TB disebut 

sebagai Salmon) dikatakan sebagai anak Kenan, dan Kenan 

yaitu  anak Arphaksad, padahal Selah yaitu  anak 

Arphaksad (Kej. 10:24; 11:12), dan nama Kenan tidak disebut 

di situ. namun , mengenai hal ini, cukup untuk dikatakan bah-

wa para penerjemah Septuaginta, yang sebelum zaman Penye-

lamat kita menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa 


 146

Yunani, dengan alasan-alasan terbaik menurut pengetahuan 

mereka sendiri telah memasukkan nama Kenan; dan Lukas, 

yang menulis Injil di antara kaum Yahudi Helenis, diwajibkan 

untuk menggunakan terjemahan Septuaginta ini, dan sebab  

itu ia menggunakannya sebagaimana adanya. 

Silsilah ini ditutup dengan, anak Adam, anak Tuhan  .  

(1) Beberapa orang mengartikan bahwa Adamlah yang dimak-

sudkan sebagai anak Tuhan   di sini. Secara khusus, dialah 

yang merupakan anak Tuhan  , sebab  di antara semua anak-

anak Tuhan  , dialah yang merupakan anak Tuhan   melalui 

penciptaan.  

(2)  Sebagian orang lain mengartikannya bahwa Kristuslah 

yang dimaksudkan dengan anak Tuhan   di sini, dan dengan 

demikian, kata penutup dalam silsilah ini menunjukkan 

sifat ilahi dan manusia-Nya. Dia yaitu  Anak Adam dan se-

kaligus juga Anak Tuhan  , dan sebab  itu Dialah yang tepat 

bertindak sebagai Pengantara antara Tuhan   dan anak-anak 

Adam, dan dapat membawa anak-anak Adam menjadi 

anak-anak Tuhan   melalui diri-Nya.  

PASAL  4  

ita tinggalkan kisah tentang Kristus yang baru dibaptis, diakui 

oleh suara dari langit, dan turunnya Roh Kudus ke atas-Nya. 

Sekarang, dalam pasal ini kita membaca perihal:  

I. Persiapan selanjutnya bagi pelayanan-Nya di hadapan umum 

melalui pencobaan di padang gurun (ay. 1-13). Catatan yang 

sama seperti yang sekarang kita peroleh di sini telah kita 

dapatkan sebelumnya dalam Injil Matius.  

II. Permulaan pelayanan-Nya di Galilea (ay. 14-15), terutama di:  

1. Nazaret, kota tempat Ia dibesarkan (ay. 16-30), yang sebe-

lumnya tidak tercatat di dalam Injil Matius. 

2.  Kapernaum, di mana Ia, setelah membuat orang banyak 

merasa takjub dengan pengajaran-Nya (ay. 31-32), meng-

usir setan keluar dari seorang yang kerasukan (ay. 33-37), 

menyembuhkan ibu mertua Petrus dari sakit demam (ay. 

38-39), dan menyembuhkan banyak orang lain yang sakit 

dan kerasukan (ay. 40-41). lalu   Ia pergi dan mela-

kukan hal-hal yang sama ke kota-kota lain di wilayah 

Galilea (TB: Yudea, ay. 42-44).  

Pencobaan di Padang Gurun  

(4:1-13) 

1 Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari Sungai Yordan, lalu 

dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. 2 Di situ Ia tinggal empat puluh 

hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan 

sesudah waktu itu Ia lapar. 3 Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: “Jika Engkau 

Anak Tuhan  , suruhlah batu ini menjadi roti.” 4 Jawab Yesus kepadanya: “Ada 

tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” 5 lalu   Ia membawa Yesus 

ke tempat yang tinggi dan dalam sekejap ia memperlihatkan kepada-Nya se-


 148

mua kerajaan dunia. 6 Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemu-

liaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan 

kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.  

7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-

Mu.” 8 namun  Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus me-

nyembah Tuhan, Tuhan  mu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” 9 

lalu   ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bu-

bungan Bait Tuhan   lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Tuhan  , jatuh-

kanlah diri-Mu dari sini ke bawah, 10 sebab ada tertulis: mengenai Engkau, Ia 

akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, 11 

dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu 

jangan terantuk kepada batu.” 12 Yesus menjawabnya, kata-Nya: “Ada firman: 

Jangan engkau mencobai Tuhan, Tuhan  mu!” 13 Sesudah Iblis mengakhiri se-

mua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang 

baik.  

Kata-kata terakhir dari pasal sebelumnya bahwa Yesus yaitu  Anak 

Adam berbicara mengenai Dia sebagai keturunan wanita  itu. Oleh 

sebab nya, sesuai dengan janji itu kita menemukan di sini bagai-

mana Ia meremukkan kepala ular, menggagalkan dan mengalahkan 

Iblis dan semua tipu daya pencobaannya, yang pernah menyesatkan 

serta menjerumuskan nenek moyang kita hanya dengan satu 

pencobaan saja. Dengan demikian, pada awal peperangan ini Yesus 

melancarkan serangan balasan dan berhasil menaklukkan si penak-

luk.  

Dalam kisah pencobaan Kristus ini, perhatikanlah: 

I.  Bagaimana Yesus dipersiapkan dan diperlengkapi untuk mengha-

dapi pencobaan itu. Tuhan   yang merancang pencobaan ini bagi Dia 

juga menyediakan perlengkapan yang cukup untuk menghadapi-

nya. Kita tidak tahu ujian apa yang ada di hadapan kita, dan kita 

juga tidak tahu kejadian apa yang tiba-tiba akan datang menimpa 

kita, namun  Kristus tahu, dan Ia diperlengkapi untuk menghadapi 

semua pencobaan itu. Tuhan   juga melakukan hal yang sama bagi 

kita, dan kita boleh berharap akan diperlengkapi oleh-Nya.  

1. Ia penuh dengan Roh Kudus, yang turun ke atas-Nya dalam 

rupa burung merpati. Sekarang Ia memiliki karunia, anugerah, 

dan penghiburan yang lebih besar dari Roh Kudus dibanding 

sebelumnya. Perhatikanlah, orang-orang yang bersenjata leng-

kap untuk menghadapi pencobaan terkuat yaitu  mereka 

yang penuh dengan Roh Kudus. 

2.  Ia baru kembali dari Sungai Yordan, tempat Ia dibaptis dan 

diakui oleh suara dari langit sebagai Anak yang dikasihi Tuhan  . 

Injil Lukas 4:1-13 

 149 

 Dengan demikian Ia dipersiapkan untuk menghadapi pertem-

puran ini. Perhatikanlah, saat  kita telah menjalin persekutu-

an yang sangat menyenangkan dengan Tuhan   dan memperoleh 

pernyataan kasih-Nya sedalam-dalamnya, maka kita harus 

sadar bahwa Iblis akan terdorong untuk menyerang kita (kapal 

yang paling kaya selalu menjadi sasaran utama para perom-

pak), dan Tuhan   akan membiarkan dia melakukannya, supaya 

kuasa anugerah-Nya dapat dinyatakan dan diagungkan.  

3. Ia dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun, yaitu oleh Roh 

yang baik, yang membawa Dia ke medan perang sebagai se-

orang juara, untuk menghantam musuh yang Ia yakin akan 

ditaklukkan-Nya. Dengan dibawa ke padang gurun: 

(1) Kristus memberikan keuntungan kepada si pencoba, kare-

na di sana Dia akan sendirian saja, tanpa ada yang men-

dampingi-Nya untuk membantu dengan dukungan doa dan 

nasihat dalam waktu pencobaan. Wai orang yang jatuh, 

yang tidak memiliki  orang lain untuk mengangkatnya! 

Yesus memberi kesempatan yang menguntungkan kepada 

Iblis sebab  Dia mengenal kekuatannya sendiri. namun  kita 

tidak boleh melakukan hal ini, sebab  kita tidak tahu kele-

mahan kita sendiri.  

(2) Kristus memperoleh keuntungan bagi diri-Nya selama ber-

puasa empat puluh hari di padang gurun. Kita bisa men-

duga bahwa selama itu Ia telah melakukan perenungan 

yang sangat mendalam, dan memikirkan secara cermat se-

mua tugas dan pekerjaan yang ada di hadapan-Nya. Ia 

menghabiskan segenap waktu-Nya untuk bercakap-cakap 

secara langsung dan akrab dengan Bapa-Nya, sama seperti 

Musa di puncak gunung bersama Tuhan tanpa perhatian 

yang teralihkan, kekacauan pikiran, atau gangguan. Se-

panjang masa kehidupan Kristus sebagai manusia di dunia 

ini, kegiatan rohani-Nya sangat mendekati kesempurnaan 

malaikat dan kehidupan sorgawi, dan hal ini membuat Dia 

siap untuk menghadapi serangan Iblis. Dia diperkuat un-

tuk menghadapi serangan-serangan ini .  

4. Ia terus berpuasa (ay. 2), selama di situ Ia tidak makan apa-

apa. Puasa seperti ini yaitu  puasa yang ajaib dan menakjub-

kan, sama seperti puasa yang dilakukan oleh Musa dan Elia. 


 150

Hal ini menunjukkan bahwa sama seperti mereka, Ia sungguh 

seorang Nabi yang diutus Tuhan  . Kemungkinan, pada saat itu Ia 

sedang berada di padang gurun Horeb, tempat sama yang juga 

dipakai  oleh Musa dan Elia untuk berpuasa. Dengan me-

nyingkir ke padang gurun, Ia menunjukkan bahwa Ia sama se-

kali tidak tertarik pada dunia ini. Dengan berpuasa Ia menun-

jukkan bahwa Ia sama sekali tidak tertarik pada tubuh jas-

maniah ini, dan Iblis tidak dapat dengan mudah menguasai 

orang-orang yang telah melepaskan diri dari dan mati ter-

hadap perkara-perkara dunia dan kedagingan. Semakin kita 

melatih tubuh kita dan menguasainya seluruhnya, semakin 

kurang kesempatan yang dapat dipakai Iblis untuk melawan 

kita. 

II. Bagaimana Ia diserang dengan pencobaan demi pencobaan, dan 

bagaimana Ia mengalahkan rancangan si pencoba dan menjadi 

lebih daripada seorang yang menang. Selama empat puluh hari itu 

Ia dicobai Iblis (ay. 2). Ia tidak dicobai dengan hasutan-hasutan 

yang berasal dari dalam hati, sebab  di dalam diri Kristus pengua-

sa dunia ini tidak melihat adanya hal-hal semacam itu yang dapat 

dipakainya untuk mencobai Kristus. Sebaliknya, Ia dicobai de-

ngan bujukan-bujukan yang berasal dari luar diri-Nya, mungkin 

dalam rupa seekor ular, seperti saat  ia mencobai nenek moyang 

kita yang pertama. lalu  , pada akhir empat puluh hari itu 

Iblis mendekat kepada-Nya, datang sedekat mungkin, saat  ia 

melihat bahwa Ia merasa lapar (ay. 2). Mungkin saja, saat  mera-

sa lapar, Yesus Tuhan kita lalu mulai melihat-lihat pepohonan 

yang ada, mencari-cari apakah ada sesuatu yang dapat dimakan. 

Dari situlah Iblis mengambil kesempatan untuk mengajukan ber-

bagai usul berikut ini kepada-Nya: 

1. Iblis mencobai Dia untuk tidak mempercayai pemeliharaan 

Bapa-Nya kepada-Nya dan mengusahakannya sendiri saja 

dengan cara-Nya sendiri yang tidak ditentukan Bapa bagi-Nya 

(ay. 3), Jika Engkau Anak Tuhan  , seperti yang dinyatakan suara 

dari langit itu, suruhlah batu ini menjadi roti.  

(1) “Aku menasihati Engkau melakukan hal ini, sebab  Tuhan  , 

kalau benar Dia Bapa-Mu, telah melupakan Engkau, dan 

juga akan butuh waktu cukup lama sebelum Ia mengutus 

burung-burung gagak atau malaikat-malaikat untuk mem-

Injil Lukas 4:1-13 

 151 

beri-Mu makan.” saat  kita mulai berpikir bahwa kita 

sendiri yaitu  pemelihara atas kehidupan kita sendiri dan 

hidup dengan pikiran kita sendiri tanpa bergantung pada 

pemeliharaan ilahi, dan mendapatkan kekayaan dengan ke-

kuasaan dan kekuatan kita sendiri, maka kita harus me-

mandang pikiran semacam itu sebagai pencobaan Iblis dan 

segera menolaknya. Nasihat Iblislah yang membuat kita 

berpikir untuk melepaskan diri dan tidak bergantung pada 

Tuhan  .  

(2) ’’Aku menantang Engkau untuk melakukan hal itu, kalau 

Engkau mampu. Jika Engkau tidak mampu, Engkau bu-

kanlah Anak Tuhan  ; sebab  belum lama ini Yohanes Pem-

baptis berkata bahwa Tuhan   dapat menjadikan anak-anak 

bagi Abraham dari batu-batu ini, dan ini suatu pekerjaan 

yang besar. Oleh sebab  itu, Engkau tidak memiliki kuasa 

Anak Tuhan  , jika Engkau tidak mampu menyuruh batu-batu 

ini menjadi roti bagi diri-Mu sendiri saat  Engkau membu-

tuhkannya, dan ini akan lebih mudah daripada menjadi-

kannya sebagai anak-anak. Dengan cara yang sama Tuhan   

sendiri juga pernah dicobai di padang gurun, Sanggupkah 

Tuhan   menyajikan hidangan di padang gurun? Sanggupkah 

Ia memberikan roti juga? (Mzm. 78:19-20).  

Sekarang: 

[1] Kristus tidak tunduk pada pencobaan itu. Ia tidak akan 

mengubah batu itu menjadi roti. Sama sekali tidak, se-

kalipun Ia lapar.  

Pertama, sebab  Ia tidak mau melakukan apa yang 

diminta Iblis untuk dilakukan-Nya. sebab  bila Ia mela-

kukannya, maka orang akan memandang bahwa me-

mang ada perjanjian antara Dia dan penguasa setan-

setan. Perhatikanlah, kita tidak boleh melakukan apa 

pun yang tampak seperti memberikan kesempatan ke-

pada Iblis. Mujizat hanya dilakukan untuk meneguhkan 

iman, dan Iblis tidak memiliki iman yang perlu diteguh-

kan. Itulah sebabnya Ia tidak mau membuat mujizat 

bagi Iblis. Ia hanya membuat tanda-tanda di depan 

mata murid-murid-Nya (Yoh. 20:30), dan secara khusus 

mujizat-Nya yang pertama, yaitu mengubah air menjadi 


 152

anggur, dikerjakan supaya murid-murid-Nya percaya 

kepada-Nya (Yoh. 2:11). namun  di sini, di padang gurun 

ini, tidak seorang murid pun yang ada bersama-Nya.  

Kedua, Ia membuat mujizat untuk mengesahkan 

pengajaran-Nya, dan sebab  itu Ia tidak akan membuat 

mujizat sebelum Ia mulai mengajar.  

Ketiga, Ia tidak mau membuat mujizat bagi diri-Nya 

sendiri dan untuk memenuhi kebutuhan-Nya sendiri, 

sebab  kalau tidak, Ia tampak seperti kehilangan kesa-

baran sebab  lapar. Padahal Ia datang bukan untuk me-

nyenangkan Diri sendiri, namun  untuk menderita seng-

sara dan menanggung kesengsaraan yang ada di antara 

orang-orang lain. Untuk menunjukkan bahwa Ia tidak 

mau menyenangkan Diri sendiri, Ia lebih suka meng-

ubah air menjadi anggur demi nama baik dan kebaikan 

sahabat-sahabat-Nya, daripada mengubah batu menjadi 

roti untuk memenuhi kebutuhan-Nya sendiri.  

Keempat, Ia ingin menyimpan bukti bahwa Ia yaitu  

Anak Tuhan   untuk kesempatan lain dan memutuskan le-

bih baik dilecehkan Iblis sebagai Pribadi yang lemah 

dan tidak mampu membuat mujizat daripada terbujuk 

oleh Iblis untuk melakukan apa yang sebenarnya de-

ngan mudah dapat Ia lakukan. Dengan cara yang sama 

Ia juga dilecehkan oleh musuh-musuh-Nya seolah-olah 

Ia tidak dapat menyelamatkan diri-Nya sendiri dan turun 

dari salib. Ia dapat saja melakukannya, namun  tidak 

mau, sebab  itu memang bukan hal yang pantas Ia 

lakukan.  

Kelima, Ia tidak mau melakukan apa saja yang tam-

pak seperti tidak memercayai Bapa-Nya, atau bertindak 

di luar Dia, atau melakukan tindakan apa pun yang 

tidak sesuai dengan kedudukan-Nya pada saat itu. Ka-

rena dalam segala hal Ia harus disamakan dengan sau-

dara-saudara-Nya, maka seperti anak-anak Tuhan   lain-

nya, Ia harus menjalani kehidupan dalam ketergantung-

an pada pemeliharaan dan janji ilahi. Ia harus tetap 

mempercayai Tuhan   yang sanggup mengirim makanan ke 

padang gurun atau membawa-Nya ke kota tempat ke-

diaman orang, di mana ada persediaan makanan, se-

Injil Lukas 4:1-13 

 153 

perti yang biasa Ia peroleh sebelum ini (Mzm. 107:5-7). 

Ia percaya bahwa Tuhan   akan tetap menyokong-Nya, 

sekalipun Ia lapar, seperti yang telah Ia lakukan selama 

empat puluh hari berselang ini.  

[2] Ia membalas dengan jawaban yang diambil dari Kitab 

Suci (ay. 4), Ada tertulis. Ini yaitu  kata pertama yang 

dicatat sebagai kata yang diucapkan Kristus setelah 

pelantikan-Nya dalam jabatan Nabi. Ayat-ayat yang di-

ucapkan-Nya yaitu  kutipan dari Perjanjian Lama, un-

tuk menunjukkan bahwa Ia datang untuk menegaskan 

dan memelihara wewenang (otoritas) Kitab Suci yang 

tidak dapat diperbantahkan, bahkan oleh Iblis sendiri. 

Meskipun Ia memiliki Roh Kudus tanpa batas serta 

memiliki pengajaran sendiri untuk disampaikan, dan 

sebuah dasar keyakinan atau agama untuk didirikan, 

namun semua perkataan-Nya sesuai dengan perkataan 

Musa dan para nabi. Oleh sebab itu semua tulisan 

mereka telah Ia tetapkan sebagai peraturan bagi diri-

Nya sendiri dan Ia juga menganjurkannya kepada kita 

untuk dipakai  sebagai jawaban kepada Iblis dan 

semua pencobaannya. Firman Tuhan   yaitu  pedang kita, 

sedangkan iman akan firman itu yaitu  perisai kita. 

Oleh sebab  itu, hendaknya kita menjadi mahir dalam 

soal-soal Kitab Suci, dan masuklah dalam kuasa itu. 

Majulah terus, lanjutkanlah peperangan rohani kita, 

dan ketahuilah apa yang telah ditulis dahulu, sebab  

semua telah ditulis untuk pelajaran bagi kita, untuk kita 

gunakan. Ayat Kitab Suci yang Ia gunakan diambil dari 

Ulangan 8:3, “Manusia hidup bukan dari roti saja. Aku 

tidak perlu mengubah batu ini menjadi roti, sebab  

Tuhan   sanggup mengirim manna untuk makanan-Ku, 

seperti yang pernah Ia lakukan bagi bangsa Israel. 

Manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan dan 

dari apa pun yang akan ditetapkan Tuhan   supaya ia 

tetap hidup.” Bagaimana Kristus dapat tetap hidup, 

bahkan hidup dengan nyaman selama empat puluh hari 

berselang itu? Ia hidup bukan dari roti, namun  dari 

firman Tuhan  , dengan merenungkan firman itu secara 

mendalam, bersekutu dengan firman itu dan dengan 


 154

Tuhan   di dalam dan oleh firman itu. Dengan cara seperti 

itu Ia masih tetap hidup, sekalipun sekarang Ia mulai 

merasa lapar. Tuhan   memiliki  banyak cara untuk 

mencukupi umat-Nya, bahkan tanpa menggunakan 

cara-cara yang lazim dalam menyokong penghidupan. 

Oleh sebab  itu, sampai kapan pun Tuhan   tidak boleh 

tidak dipercaya, sebaliknya kita harus tetap bergantung 

kepada-Nya di sepanjang zaman. Jika yang dibutuhkan 

yaitu  makanan, Tuhan   sanggup mengangkat nafsu ma-

kan itu atau bahkan memberikan tingkat kesabaran 

tertentu yang memungkinkan seseorang mampu mener-

tawakan kemusnahan dan kelaparan (Ayb. 5:22), mem-

buat sayur dan air menjadi lebih bergizi daripada semua 

santapan raja (Dan. 1:12-13), serta memampukan 

umat-Nya tetap beria-ria di dalam Tuhan   saat  pohon 

ara tidak berbunga (Hab. 3:17-18). Habakuk yaitu  se-

orang percaya sejati, ia mengatakan bahwa ia mengolah 

banyak makanan dari janji-janji Tuhan   saat  ia membu-

tuhkan roti.  

2. Iblis mencobai Yesus untuk menerima kerajaan dari tangan-

nya, kerajaan yang seharusnya akan Ia terima dari Bapa-Nya 

sendiri sebab  Ia yaitu  Anak Tuhan  , dan supaya Ia mau me-

nyembah Iblis (ay. 5-7). Penulis Injil ini menempatkan penco-

baan ini dalam urutan kedua, sedangkan Matius menempat-

kannya dalam urutan terakhir. Pencobaan ini seharusnya 

memang ada di urutan terakhir. Namun, Lukas tidak dapat 

menahan diri untuk memikirkan dan membicarakan pencoba-

an itu sebagai yang paling jahat dan kejam, sebab  itu ia ingin 

segera mengemukakannya. saat  Iblis mencobai nenek mo-

yang kita yang pertama, ia menunjukkan kepada mereka buah 

yang terlarang untuk dimakan. Pertama sebagai buah yang 

baik untuk dimakan, dan selanjutnya sebagai buah yang sedap 

kelihatannya, dan mereka segera dikuasai oleh kedua daya 

tarik ini. Di sini, mula-mula Iblis mencobai Kristus untuk 

mengubah batu-batu menjadi roti, yang akan menjadi makan-

an yang baik untuk dimakan, lalu   ia menunjukkan 

kepada-Nya semua kerajaan dunia serta segala kemuliaannya, 

yang sedap dipandang mata. Namun, dalam kedua hal ini Ia 

Injil Lukas 4:1-13 

 155 

berhasil mengalahkan Iblis. Mungkin dengan memperhatikan 

hal ini, Lukas mengubah urutannya.  

Sekarang perhatikanlah: 

(1) Bagaimana Iblis mengatur pencobaan ini untuk membujuk 

Kristus menjadi penguasa bawahannya dengan menerima 

kerajaan menurut penetapannya.  

[1] Iblis memberikan sebuah penglihatan kepada-Nya ten-

tang semua kerajaan dunia dalam sekejap mata, sebuah 

pemandangan indah yang bersifat khayal, yang disang-

kanya merupakan cara paling berhasil untuk membang-

kitkan khayalan dan supaya tampak nyata. Agar lebih 

berhasil, ia membawa Kristus ke suatu tempat tinggi. 

sebab  setelah pencobaan ini Kristus berada di sebe-

rang Sungai Yordan, beberapa orang menduga bahwa 

tempat tinggi yang dimaksud yaitu  puncak gunung 

Pisga, tempat Musa melayangkan pandangannya ke ta-

nah Kanaan. Bahwa yang ditunjukkan Iblis, sang pe-

nguasa kerajaan angkasa itu, kepada Juruselamat kita 

itu hanyalah khayalan belaka ditegaskan kebenarannya 

oleh keadaan yang digambarkan Lukas di sini, yaitu 

bahwa penglihatan itu berlangsung dalam sekejap mata. 

Padahal, jika seseorang ingin melihat keadaan suatu 

negeri dengan sungguh-sungguh, maka orang itu harus 

menjelajahi negeri itu; mula-mula ia harus melihat sa-

lah satu bagian dari negeri itu, lalu   berpindah ke 

bagian lain, dan seterusnya. Jadi, dengan cara itu Iblis 

ingin memperdayai Juruselamat kita dengan sebuah 

tipuan mata, pemandangan yang dapat menyesatkan 

pikiran – sebuah deceptio visus. Dengan meyakinkan 

Kristus bahwa ia sanggup memperlihatkan kepada-Nya 

semua kerajaan dunia, ia berharap akan menarik 

Kristus untuk berpikir bahwa ia juga sanggup memberi-

kan kepada-Nya semua kerajaan itu.   

[2] Dengan berani Iblis berkata bahwa semua kerajaan itu 

telah diserahkan kepadanya, dan ia berkuasa untuk 

memberikan semua kekuasaan dan kemuliaan kerajaan-

kerajaan itu kepada siapa saja yang dikehendakinya 

(ay. 6). Beberapa orang berpendapat bahwa di sini Iblis 


 156

menyamar sebagai malaikat terang, dan sebagai salah 

satu malaikat yang diberi kuasa atas kerajaan-kerajaan 

itu, ia telah menguasai kerajaan-kerajaan selebihnya 

dengan cara berunding atau berperang dan lalu   

menguasainya. Dengan demikian ia dipercaya untuk 

menyerahkan semua kerajaan itu, dan dalam nama 

Tuhan   semua akan diberikan kepada Yesus, sebab  ia 

tahu bahwa semuanya telah direncanakan untuk diberi-

kan kepada Kristus, namun  dengan tersandung persya-

ratan, bahwa Kristus harus sujud dan menyembah dia, 

sesuatu yang tidak akan dituntut sejauh itu oleh malai-

kat yang baik, bahkan dengan memperlihatkan yang 

lebih baik daripada ini sekalipun, sebagaimana yang 

tersurat dalam Wahyu 19:10; 22:9. namun  secara pri-

badi, saya lebih suka menafsirkan bahwa ia menyata-

kan haknya ini sebagai Iblis, dan kerajaan-kerajaan itu 

diserahkan kepadanya bukan oleh Tuhan, namun  oleh 

raja-raja dan rakyat dari kerajaan-kerajaan itu sendiri 

yang memberikan kuasa dan penghormatan mereka 

kepada Iblis (Ef. 2:2). sebab  itulah ia disebut penghulu 

dunia ini dan penguasa dunia ini. Telah dijanjikan 

kepada Anak Tuhan   bahwa bangsa-bangsa akan diberi-

kan kepada-Nya menjadi milik pusaka-Nya (Mzm. 2:8). 

“Yah,” kata Iblis, “bangsa-bangsa itu yaitu  kepunya-

anku. Mereka yaitu  rakyat yang berada di wilayah ke-

kuasaanku dan sangat suka kepadaku. namun  bagai-

manapun juga mereka akan menjadi milik-Mu. Aku 

akan memberikannya kepada-Mu, dengan syarat, Eng-

kau menyembah aku untuk itu, dan mengatakan bahwa 

semua ini yaitu  hadiah yang kuberikan kepada-Mu, 

seperti yang dilakukan oleh orang-orang lain di hadap-

an-Mu (Hos. 2:11), dan Engkau harus setuju untuk me-

miliki dan menguasainya oleh, dari, dan di bawah perin-

tahku.” 

[3] Iblis menuntut penyembahan dan pemujaan dari 

Kristus. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruh-

nya itu akan menjadi milik-Mu (ay.7).  

Pertama, Iblis meminta Kristus menyembah dia 

(Iblis) sendiri. Mungkin ia tidak bermaksud untuk mela-

Injil Lukas 4:1-13 

 157 

rang Yesus menyembah Tuhan  , namun  ia meminta-Nya 

menyembah dia dalam hubungannya dengan Tuhan  . Ka-

rena Iblis tahu bahwa kalau pada suatu waktu ia dapat 

bermitra dengan Yesus, maka ia akan segera menjadi 

pemilik tunggal dunia ini.  

Kedua, Iblis ingin membuat persetujuan dengan 

Kristus bahwa jika Kristus menjadi pemilik semua kera-

jaan dunia ini sesuai dengan janjinya kepada Kristus, 

maka Kristus tidak boleh mengubah agama-agama yang 

ada di dalamnya, namun  tetap membiarkan dan menye-

tujui bangsa-bangsa untuk memberikan persembahan 

kepada roh-roh jahat (1Kor. 10:20) seperti yang telah 

dilakukan sampai sekarang ini. Yesus harus tetap mem-

pertahankan penyembahan kepada setan-setan di dunia 

ini, dan lalu   membiarkan Iblis mengambil semua 

kekuasaan dan kemuliaan kerajaan itu jika ia meng-

inginkannya. Biarlah orang yang menginginkan kekaya-

an dan kebesaran dunia ini mengetahui bahwa Iblis 

bisa memiliki semua yang ia inginkan itu, saat  ia 

memperoleh hati, perhatian, dan pujaan manusia. Ia 

hanya bisa bekerja di antara orang-orang durhaka. Dan 

saat  semua ini terjadi, saat itulah sesungguhnya Iblis 

telah menelan mereka. 

(2) Bagaimana Yesus Tuhan kita mengalahkan pencobaan ini. 

Ia melancarkan serangan menentukan yang berhasil me-

mukul mundur Iblis, yaitu menolaknya dengan kebencian 

yang mendalam (ay. 8), “Enyahlah Iblis, Aku tidak mau 

mendengarnya. Apa? Menyembah musuh Tuhan   yang Aku 

layani dengan kedatangan-Ku? Melayani musuh manusia 

yang akan Kuselamatkan dengan kedatangan-Ku? Tidak! 

Aku tidak akan pernah melakukannya.” Pencobaan seperti 

ini tidak perlu ditimbang-timbang lagi, namun  harus segera 

ditolak. Langsung saja Iblis diketok kepalanya dengan satu 

perkataan, Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, 

Tuhan  mu; dan bukan itu saja, hanya kepada Dia sajalah 

engkau berbakti, Dia, bukan yang lain. sebab  itulah 

Kristus tidak mau menyembah Iblis. Demikian pula, saat Ia 

telah menerima kerajaan-kerajaan dunia ini dari Bapa-Nya, 

seperti yang dinantikan-Nya dalam waktu yang tidak lama 


 158

lagi, Ia tidak akan membiarkan penyembahan Iblis terjadi 

di dalamnya. Tidak, penyembahan seperti itu harus dicabut 

sampai ke akar-akarnya dan dihapuskan di mana pun Injil-

Nya diberitakan. Ia tidak akan pernah bersekutu dengan 

Iblis. Penyembahan kepada banyak ilah (politheisme) dan 

pemujaan berhala harus lenyap saat  kerajaan Kristus 

bangkit. Manusia harus berbalik dari kuasa Iblis kepada 

kuasa Tuhan  , dari penyembahan setan-setan kepada pe-

nyembahan satu-satunya Tuhan   yang hidup dan benar. Ini-

lah hukum agung ilahi yang ingin ditegakkan kembali oleh 

Kristus di antara manusia, dan melalui agama-Nya yang 

kudus membawa manusia pada ketaatan, bahwa hanya 

Tuhan   sajalah yang harus dilayani dan disembah. Oleh ka-

rena itu siapa pun juga yang menetapkan suatu makhluk 

untuk disembah, sekalipun itu orang kudus, malaikat, 

atau bahkan


Related Posts:

  • lukas 1-12 5 ah Agama yang mewakili Musa. namun  bagi kita hanya ada satu Imam Besar, satu Tuhan atas segala sesuatu, yang memegang segala kuasa penghakiman. II.  Asal usul dan pengajaran baptisan Yohan… Read More