Perawan Maria sendiri, berarti secara lang-
sung telah menentang rencana Kristus dan jatuh kembali
pada kekafiran.
3. Iblis mencobai Kristus untuk menjadi pembunuh diri-Nya sen-
diri, dengan menyuruh Dia mencobai perlindungan Bapa-Nya
yang tidak pernah menjamin perlindungan dengan cara seperti
itu.
Perhatikanlah:
(1) Apa yang dirancang Iblis dalam pencobaan ini, Jika Engkau
Anak Tuhan , jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah (ay. 9):
[1] Iblis berusaha agar Yesus mencari bukti baru atas ke-
beradaan-Nya sebagai Anak Tuhan , seolah-olah tidak cu-
kup pengesahan yang diberikan Bapa-Nya melalui sua-
ra dari langit dan turunnya Roh Kudus ke atas-Nya.
Perbuatan ini sangat merendahkan Tuhan , seolah-olah Ia
tidak memilih cara yang paling tepat dalam memberikan
jaminan atas pengesahan itu. Hal ini juga akan menim-
bulkan keragu-raguan tentang berdiamnya Roh Kudus
di dalam diri-Nya, padahal ini merupakan bukti utama
dan paling meyakinkan bagi diri-Nya sendiri bahwa Ia
yaitu Anak Tuhan (Ibr. 1:8-9).
[2] Iblis hendak memaksa Yesus mencari cara baru dalam
menyatakan dan memberitakan keberadaan-Nya seba-
Injil Lukas 4:1-13
159
gai Anak Tuhan kepada dunia. Sebenarnya Iblis ingin
menunjukkan bahwa bukti Yesus sebagai Anak Tuhan
sangat kabur dan tidak jelas, Menurut Iblis, Ia hanya di-
permuliakan di antara rakyat jelata yang mengikuti
baptisan Yohanes, dan bukti ini kurang kuat. namun ,
jika Ia sekarang menyatakan diri dari atas bubungan
Bait Tuhan , di antara para pembesar yang sedang meng-
hadiri ibadah di Bait Tuhan , dan lalu untuk mem-
buktikan bahwa Ia yaitu benar-benar Anak Tuhan ,
menjatuhkan diri-Nya sendiri dari atas bubungan ke
bawah tanpa terluka, maka langsung saja Ia akan di-
terima oleh semua orang sebagai utusan yang diutus
dari Sorga. Dengan cara itu Iblis memaksa Kristus men-
cari kehormatan melalui rancangan sendiri (dengan me-
lecehkan kehormatan yang telah diberikan Tuhan ke-
pada-Nya), dan menyatakan diri sendiri di Bait Tuhan di
Yerusalem. Padahal Tuhan telah merancang bahwa
Kristus harus lebih banyak menyatakan diri-Nya di an-
tara murid-murid Yohanes Pembaptis yang baru berto-
bat, sebab pengajaran-Nya akan lebih disambut oleh
orang-orang ini daripada imam-imam.
[3] Mungkin Iblis berharap bahwa, meskipun ia tidak dapat
menjatuhkan Yesus ke bawah, setidaknya ia dapat me-
lukai Dia, bahkan jika Ia menjatuhkan diri-Nya sendiri,
kejatuhan itu akan membawa maut bagi-Nya, sehingga
dengan mudah ia dapat menyingkirkan Yesus.
(2) Bagaimana Iblis mendukung dan memperkuat pencobaan
ini. Ia mengingatkan, Sebab ada tertulis (ay. 10). Kristus
melawan dia dengan kutipan ayat Kitab Suci, dan Iblis
ingin menunjukkan bahwa ia pun mampu mengutip ayat-
ayat Kitab Suci seperti Yesus. Sudah menjadi hal yang la-
zim bagi para pengikut ajaran sesat dan penipu untuk me-
mutarbalikkan makna ayat-ayat Kitab Suci dan menyalah-
gunakannya untuk melakukan segala macam kefasikan. Ia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melin-
dungi Engkau, jika Engkau memang Anak Tuhan , dan me-
reka akan menatang Engkau di atas tangannya. Lebih-lebih
lagi sekarang Yesus berada di bubungan Bait Tuhan , jadi Ia
dapat mengharapkan pelayanan malaikat itu. Jika Ia ada-
160
lah Anak Tuhan , maka Bait Tuhan menjadi tempat yang tepat
bagi kehadiran-Nya (2:46). Dan, jika ada tempat di kolong
langit ini yang dikawal terus-menerus oleh pasukan malai-
kat, maka pastilah Bait Tuhan itu tempatnya (Mzm. 68:18).
Memang benar bahwa Tuhan telah menjanjikan perlindung-
an malaikat, namun itu untuk mendorong kita mempercayai-
Nya, dan bukan untuk mencobai Dia. Selama janji ke-
hadiran Tuhan kita pegang erat-erat, sejauh itu pula janji
pelayanan malaikat itu berlaku, namun tidak lebih jauh
daripada itu: “Mereka akan menjagamu dalam perjalanan
di darat, di segala jalan yang engkau tempuh, namun bukan
saat engkau mencoba melayang-layang di angkasa.”
(3) Bagaimana Iblis dihardik dan dikalahkan dalam pencobaan
ini (ay. 12). Kristus mengutip Ulangan 6:16 yang berbunyi,
Janganlah kamu mencobai TUHAN, Tuhan mu, dengan meng-
inginkan suatu tanda untuk membuktikan penyataan ilahi-
Nya, saat apa yang yang telah Ia berikan telah mencu-
kupi. Demikianlah yang diperbuat oleh bangsa Israel saat
mereka mencobai Tuhan di padang gurun dengan berkata,
Memang Ia memukul gunung batu, sehingga terpancar air
dan membanjir sungai-sungai; namun sanggupkah Ia menye-
diakan daging bagi umat-Nya? Dalam hal ini, Kristus akan
sangat bersalah andaikata Ia berkata, “Tuhan memang telah
membuktikan bahwa Aku ini Anak-Nya dengan mengirim-
kan Roh Kudus ke atas-Ku, yang merupakan tanda yang
agung; namun dapatkah juga Ia memberikan tugas kepada
malaikat-malaikat-Nya untuk melayani Aku, yang merupa-
kan tanda yang kurang berarti?”
III. Bagaimana kesudahan dan hasil akhir pertempuran ini (ay. 13).
Penebus kita yang berjaya dalam pertarungan ini berhasil mem-
pertahankan kedudukan-Nya dan tampil sebagai pemenang, bu-
kan hanya bagi diri-Nya sendiri, namun juga bagi kita juga.
1. Iblis sudah kehabisan senjata, ia mengakhiri semua pencobaan
itu. Kristus telah memberikan kesempatan kepadanya untuk
mengatakan apa saja dan melakukan apa saja yang dapat ia
lakukan terhadap-Nya. Yesus membiarkan dia mencoba semua
kekuatannya, namun sekalipun begitu, Yesus tetap berhasil
mengalahkan dia. Apakah Kristus menderita akibat pencobaan
Injil Lukas 4:14-30
161
itu, sampai semua pencobaan ini berakhir? Bukankah kita
juga harus berharap dapat mengatasi semua pencobaan kita,
untuk melalui semua masa pencobaan yang telah ditetapkan
bagi kita?
2. Iblis lalu meninggalkan medan pertempuran, Ia mundur
daripada-Nya. Ia menganggap sudah tidak ada gunanya lagi
menyerang Yesus. Ia tidak melihat apa pun di dalam diri Yesus
yang dapat dijadikan sasaran untuk panah apinya. Yesus ti-
dak memiliki sisi gelap. Tidak ada pada-Nya bagian yang
lemah atau yang tak terlindung, dan sebab itulah Iblis me-
nyerah kalah. Perhatikanlah, jika kita melawan Iblis, ia akan
lari dari kita.
3. Namun, Iblis tetap melanjutkan kedengkiannya terhadap
Kristus, dan mengundurkan diri dengan niat menyerang-Nya
lagi. Iblis mengundurkan diri untuk sementara saja, achri
kairou – sampai suatu masa, atau sampai suatu waktu saat
ia memiliki kesempatan lagi atas-Nya. Ia akan menyerang-Nya
lagi, namun bukan sebagai seorang penggoda untuk menarik-
Nya berbuat dosa supaya bisa menggebrak kepala-Nya, seperti
yang dilakukannya saat ini dan akhirnya kalah telak. Sebalik-
nya, ia akan berperan sebagai seorang penganiaya, untuk
membuat-Nya menderita, melalui Yudas dan alat-alat kejahat-
an lain yang dapat ia gunakan, supaya dengan demikian ia
dapat meremukkan tumitnya seperti yang telah dikatakan ke-
padanya untuk dilakukan (Kej. 3:15), dan ia akan tetap mela-
kukan serangan itu meskipun hal itu akan mengakibatkan
kepalanya sendiri diremukkan. Sekarang ia mengundurkan diri
sampai tiba waktunya yang disebut Kristus sebagai saat kuasa
kegelapan (22:53), dan saat saat penguasa dunia ini datang
kembali (Yoh. 14:30).
Kristus di Rumah Ibadat di Nazaret;
Kristus Dihalau dari Nazaret
(4:14-30)
14 Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar ten-
tang Dia di seluruh daerah itu. 15 Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah
ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. 16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia
dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah
162
ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan
Kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada
tertulis: 18 “Roh Tuhan ada pada-Ku. Oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, un-
tuk menyampaikan kabar baik bagi orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan peng-
lihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertin-
das, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” 20 lalu Ia
menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan
mata semua orang dalam rumah ibadat tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memu-
lai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya.” 22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka
heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka “Bu-
kankah Ia ini anak Yusuf?” 23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu
kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah
diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang
telah kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” 24 Dan kata-Nya lagi:
“Aku berkata kepada-Mu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tem-
pat asalnya. 25 Dan aku berkata kepadamu, dan kata-kata-Ku ini benar: Pada
zaman Elia ada banyak wanita janda di Israel saat langit tertutup
selama tiga tahun dan enam bulan dan saat bahaya kelaparan yang hebat
menimpa seluruh negeri. 26 namun Elia diutus bukan kepada salah seorang
dari mereka, melainkan kepada seorang wanita janda di Sarfat, di tanah
Sidon. 27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak
ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan selain daripada Naaman, orang
Siria itu.” 28 Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah
ibadat itu. 29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan mem-
bawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan
Dia dari tebing itu. 30 namun Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu
pergi.
Setelah Kristus menaklukkan roh jahat, Ia menunjukkan bahwa Ia
sepenuhnya dikuasai oleh Roh Kudus, yaitu Roh yang baik. Dan sete-
lah mempertahankan diri terhadap serangan Iblis, sekarang Yesus
bertindak dengan giat melakukan serangan gencar, dengan menye-
rang Iblis melalui pengajaran dan mujizat-mujizat-Nya yang tidak
dapat dilawan atau ditangkis oleh Iblis.
Perhatikanlah:
I. Apa yang dikatakan secara umum di sini tentang pengajaran-Nya
dan sambutan yang diperoleh atas pengajaran itu di daerah Gali-
lea, daerah yang terpencil di negeri Israel itu, jauh dari Yerusalem.
Pelayanan yang dimulai di sana merupakan salah satu bagian
dari tindakan perendahan diri Kristus.
namun :
1. Ia datang ke sana dalam kuasa Roh. Roh yang sama yang
membuat Ia memenuhi syarat untuk menjalankan jabatan ke-
nabian-Nya itu dengan kuat mendorong-Nya ke tempat itu. Ia
Injil Lukas 4:14-30
163
tidak perlu menunggu panggilan dari orang lain, sebab Ia
memiliki terang dan hidup dalam diri-Nya sendiri.
2. Di sana Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat mereka, tem-
pat ibadat untuk umum, tempat orang banyak bertemu. Iba-
dah di sini bukanlah seperti ibadah yang dilakukan orang di
Bait Tuhan yang sarat dengan upacara. Sebaliknya, yang dila-
kukan di sini yaitu kegiatan-kegiatan beribadah, seperti
membaca firman Tuhan , menguraikannya secara terperinci dan
menerapkan firman itu dalam doa dan puji-pujian, serta juga
untuk mendisiplin jemaat. Kegiatan seperti ini lebih sering di-
lakukan sejak bangsa ini ditawan dan diasingkan, saat masa
bagi ibadat yang bersifat upacara hampir berakhir.
3. Dengan melakukan kegiatan ini, Yesus menjadi sangat terke-
nal. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu (ay.
14). Kabar tentang Dia itu yaitu kabar tentang hal-hal yang
baik mengenai diri-Nya, sebab dikatakan, semua orang memu-
ji Dia (ay. 15). Semua orang mengagumi Dia, menyanjung-Nya,
dan belum pernah mereka mendengar pengajaran seperti itu
seumur hidup mereka. Sekarang perhatikanlah. Pada awalnya
Ia tidak menerima penghinaan atau perlawanan. Semua orang
memuji Dia, tidak ada seorang pun yang menjelek-jelekkan
Dia.
II. Tentang pengajaran Yesus di Nazaret, kota tempat Ia dibesarkan,
dan sambutan yang Dia dapatkan di sana. Di sini diceritakan ke-
pada kita bagaimana Ia mengajar di sana dan bagaimana Ia di-
aniaya.
1. Bagaimana Ia mengajar di sana.
Mengenai ini perhatikanlah:
(1) Kesempatan yang Ia dapatkan untuk mengajar: Ia datang
ke Nazaret saat Ia telah menjadi terkenal di tempat-tem-
pat lain, dengan harapan supaya setidaknya sikap suka
merendahkan dan prasangka orang-orang sekampung-Nya
terhadap Dia akan berkurang. Di sanalah Ia mengambil ke-
sempatan untuk mengajar:
[1] di rumah ibadat, tempat yang tepat, tempat yang biasa
Ia kunjungi pada hari Sabat sesuai dengan kebiasaan-
Nya dulu sebagai orang kebanyakan (ay. 16). Jika kita
164
memiliki kesempatan, seharusnya kita juga rajin meng-
hadiri pertemuan ibadah. namun sekarang, sebab Ia
telah memasuki masa pelayanan kepada orang banyak,
di sanalah Ia mengajar. Di mana ada banyak ikan, ke
sanalah Nelayan yang arif ini akan menebarkan jala-
Nya.
[2] Pada hari Sabat, hari yang pantas yang dilalui oleh
orang-orang Yahudi yang saleh, bukan sekadar untuk
beristirahat dari pekerjaan sehari-hari, namun untuk
beribadah kepada Tuhan , seperti yang sudah lama mere-
ka lakukan dengan sering menghadiri sekolah nabi
pada bulan-bulan baru atau hari-hari Sabat. Perhatikan-
lah, sungguh baik sekali untuk memelihara hari-hari
Sabat dengan melakukan ibadah jemaat dengan penuh
kesungguhan.
(2) Tugas yang diberikan kepada-Nya:
[1] Ia berdiri hendak membaca dari Alkitab. Dalam rumah
ibadat orang Yahudi biasanya ada tujuh pembaca pada
setiap hari Sabat. Yang pertama yaitu seorang imam,
yang kedua seorang Lewi, dan lima orang lainnya ada-
lah orang-orang Israel yang merupakan bagian dari ru-
mah ibadat setempat itu. Kita sering mendapati Kristus
mengajar di rumah-rumah ibadat lain, namun kita tidak
pernah menemukan Ia membaca Kitab Suci selain di ru-
mah ibadat yang ada di Nazaret ini, tempat Ia dahulu
menjadi anggota jemaat selama bertahun-tahun. Seka-
rang Ia diminta melakukan tugas pelayanan seperti
yang mungkin dahulu telah sering Ia lakukan. Ia mem-
baca salah satu pelajaran yang diambil dari kitab nabi-
nabi (Kis. 13:15). Perhatikanlah, pembacaan Kitab Suci
yaitu kegiatan yang sangat layak dilakukan dalam se-
tiap perhimpunan jemaat. Kristus sendiri tidak meng-
anggap hal itu sebagai pekerjaan yang rendah untuk di-
lakukan.
[2] Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya, yang mungkin
diberikan oleh kepala rumah ibadat itu atau oleh petu-
gas yang ditunjuk (ay. 20). Jadi, jelaslah Ia bukan se-
orang penyelundup yang menyerobot masuk ke dalam
pertemuan jemaat. Sebaliknya, Ia diberi tugas secara
Injil Lukas 4:14-30
165
resmi pro hac vice – pada kesempatan ini. Pelajaran ke-
dua untuk hari itu ada di dalam nubuat Nabi Yesaya
dan mereka memberikan bagian itu kepada-Nya untuk
dibaca.
(3) Ayat yang Ia ajarkan. Ia berdiri hendak membaca, untuk
mengajarkan kita suatu sikap hormat yang harus diberikan
saat membaca dan mendengar Firman Tuhan . saat Ezra
membuka kitab hukum, semua orang berdiri (Neh. 8:5).
Begitu juga sikap yang ditunjukkan Kristus di sini saat Ia
membaca kitab nabi-nabi. Nah, saat kitab itu diberikan
kepada-Nya:
[1] Ia membukanya. Kitab Perjanjian Lama tetap termeterai
sampai Kristus membuka kitab itu (Yes. 29:11). Layak-
lah Anak Domba yang telah disembelih menerima gu-
lungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya, se-
bab Ia bukan hanya dapat membuka kitab itu saja,
namun juga artinya.
[2] Yesus menemukan tempat ayat yang telah ditentukan
untuk dibaca pada hari itu sesuai urutannya. Ia tidak
perlu diarahkan lagi, Ia segera menemukan ayat itu dan
membacanya serta menjadikan ayat itu sebagai bahan
pengajaran-Nya. Sekarang, pengajaran-Nya diambil dari
Yesaya 61:1-2, yang sebagian besar dikutip di sini (ay.
18-19). ada campur tangan ilahi di dalamnya, se-
hingga bagian Kitab Suci itu yang harus dibaca pada
hari itu. Ayat ini berbicara begitu jelas tentang
Sang Mesias, sehingga mereka yang tidak mengenal Dia
sungguh tidak dapat dimaafkan. Setiap hari Sabat me-
reka ini mendengar perkataan para nabi yang bersaksi
tentang Dia, namun masih tidak tahu juga bahwa Dia
yaitu Sang Mesias itu (Kis. 13:27). Ayat-ayat ini mem-
berikan keterangan penuh tentang pekerjaan Kristus
dan tujuan-Nya datang ke dunia ini.
Perhatikanlah:
Pertama, bagaimana Ia diperlengkapi sehingga layak
untuk pekerjaan ini: Roh Tuhan ada pada-Ku. Semua
karunia dan anugerah Roh Kudus dilimpahkan ke atas-
Nya, tidak dalam jumlah terbatas seperti yang diterima
166
oleh para nabi, namun dalam jumlah yang tidak terbatas
(Yoh. 3:34). Sekarang Ia datang dalam kuasa Roh (ay.
14).
Kedua, bagaimana Ia diutus: Sebab Ia telah meng-
urapi Aku dan mengutus Aku. Persyaratan yang dimiliki-
Nya sungguh luar biasa memenuhi syarat untuk melak-
sanakan suatu tugas. Urapan yang diterima-Nya me-
nunjukkan bahwa Ia layak untuk melaksanakan tugas
dan panggilan itu. Orang-orang yang ditunjuk Tuhan un-
tuk melaksanakan tugas pelayanan tertentu akan di-
urapi oleh Tuhan , “sebab Ia telah mengutus Aku, Ia
telah mengirimkan Roh-Nya untuk menyertai Aku.”
Ketiga, apa yang menjadi pekerjaan-Nya. Ia dileng-
kapi dengan segala kemampuan dan diutus,
1. Untuk menjadi seorang Nabi Agung. Ia diurapi un-
tuk mengajar. Hal itu diulang sampai tiga kali di
sini, sebab inilah pekerjaan yang sekarang sedang
dimulai-Nya.
Perhatikanlah:
(1) Kepada siapa Ia mengajar. Kepada orang-orang
miskin, yaitu mereka yang miskin di dunia ini,
yang diremehkan oleh ahli-ahli Taurat sebagai
tidak pantas untuk menerima pengajaran, dan
yang selalu dihina. Kepada mereka yang miskin
rohani, kepada orang-orang yang lemah lembut
dan rendah hati, dan kepada orang-orang yang
sungguh-sungguh berduka atas dosa. Orang-
orang seperti inilah yang akan menyambut Injil
dan anugerah yang menyertainya, dan mereka
akan menerimanya (Mat. 11:5).
(2) Apa yang Ia hendak ajarkan. Secara umum Ia
harus memberitakan Injil. Ia diutus
euangelizesthai – untuk menginjili mereka. Bu-
kan sekadar memberitakan Injil kepada mereka,
namun untuk membuat pemberitaan itu berhasil.
Menyampaikan berita itu, bukan hanya bagi
telinga mereka, namun terutama bagi hati mereka,
Injil Lukas 4:14-30
167
untuk membentuk hati mereka menurut Kabar
Baik itu.
Ada tiga hal yang akan Ia ajarkan:
[1] Pembebasan kepada orang-orang tawanan.
Injil yaitu pernyataan akan adanya kebebas-
an, seperti pernyataan kebebasan bangsa Is-
rael dari negeri Mesir dan Babel. Berkat jasa
Kristus, orang-orang berdosa dilepaskan dari
ikatan dosa, dan oleh Roh serta anugerah-Nya
mereka dibebaskan dari perhambaan yang
merusak. Itu yaitu pembebasan dari per-
budakan yang paling buruk, dan mereka yang
telah dibebaskan itu akan bersedia menjadi-
kan Kristus sebagai Pemimpin mereka, dan
bersedia diperintah oleh-Nya.
[2] Penglihatan bagi orang-orang buta. Ia datang
bukan hanya dengan berita Injil-Nya yang
membawa terang bagi mereka yang diam di
negeri kekelaman, namun juga dengan kuasa
anugerah-Nya untuk memberikan penglihatan
bagi mereka yang buta. Bukan saja bagi dunia
bangsa-bangsa bukan Yahudi, namun juga bagi
setiap jiwa yang tidak menunjukkan pertobat-
an. Bukan saja bagi mereka yang dalam per-
hambaan, namun juga bagi mereka yang ada
dalam kebutaan, seperti Simson dan Zedekia.
Kristus datang untuk memberi tahu kita bah-
wa Ia membawa pelumas mata bagi kita, yang
dapat kita peroleh dengan memintanya. Arti-
nya, jika doa kita yaitu , Tuhan supaya mata
kami dapat melihat, maka jawaban-Nya ada-
lah, “Melihatlah engkau.”
[3] Kedatangan tahun rahmat Tuhan (ay. 19). Ia
datang untuk memberi tahu dunia bahwa
Tuhan yang telah mereka sakiti bersedia ber-
damai dengan mereka dan mau menerima me-
reka dengan persyaratan baru. Bahwa telah
terbuka jalan untuk membuat ibadah-ibadah
168
mereka dapat diterima Tuhan . Bahwa sekarang
yaitu masa di mana Tuhan berkenan kepada
manusia. Tahun rahmat Tuhan ini menunjuk
pada tahun penghapusan utang, atau tahun
Yobel yang menjadi tahun rahmat bagi para
hamba yang akan dibebaskan. Orang-orang
yang berutang akan memperoleh penghapus-
an atas kewajiban-kewajiban mereka. Orang-
orang yang menggadaikan tanah mereka akan
mendapatkan tanah mereka kembali. Kristus
datang untuk memperdengarkan bunyi sang-
kakala Yobel, dan berbahagialah segala umat
yang mendengar bunyi nafiri itu (Mzm. 89:16,
TL). Itulah tahun rahmat, sebab hari itu
membawa keselamatan.
2. Kristus datang untuk menjadi seorang Tabib agung.
sebab Ia diutus untuk menyembuhkan orang yang
hancur hati (ay. 18, KJV), untuk menghibur dan me-
nyembuhkan hati nurani yang menderita, memberi
kedamaian bagi orang-orang yang berduka dan me-
rendahkan diri atas dosa-dosanya. Dia datang untuk
orang-orang yang berada di bawah tekanan rasa ta-
kut akan murka Tuhan terhadap mereka, dan untuk
membawa perhentian dan kelegaan bagi yang lelah
dan bertanggungan berat di bawah beban rasa ber-
salah dan kecemaran.
3. Untuk menjadi seorang Penebus Agung. Ia tidak ha-
nya memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, seperti yang dilakukan Koresh kepada
orang Yahudi di Babel (Siapa di antara kamu terma-
suk umat-Nya, biarlah ia berangkat pulang), namun
juga membebaskan mereka yang terluka. Ia melaku-
kan itu dengan Roh-Nya yang mencondongkan hati
mereka dan menguatkan mereka untuk mengguna-
kan kebebasan yang dianugerahkan, sebab tidak
seorang pun akan melakukannya selain orang yang
hatinya digerakkan Tuhan (Ezr. 1:5). Ia datang dalam
nama Tuhan untuk membebaskan orang-orang ber-
dosa yang malang, yang telah menjadi orang-orang
Injil Lukas 4:14-30
169
berutang dan tawanan dari peradilan ilahi. Para nabi
hanya dapat memberitakan kebebasan namun Kristus
yang memiliki kuasa dan wewenang untuk meng-
ampuni dosa di dunia ini, datang untuk mengadakan
pembebasan. Itulah sebabnya perkataan mengenai
pembebasan itu ditambahkan dalam pembacaan ini.
Dr. Lightfoot (seorang theolog Inggris abad ketujuh
belas – pen.) berpendapat bahwa sesuai dengan
kebebasan yang diperbolehkan orang Yahudi kepada
para pembaca untuk membandingkan suatu ayat
Kitab Suci dengan ayat lainnya dalam pembacaan
mereka, maka untuk memperjelas bagian itu Kristus
menambahkan dengan kutipan dari Yesaya 58:6,
yang menekankan kewajiban untuk memerdekakan
orang yang teraniaya pada tahun rahmat Tuhan.
Ungkapan yang dipakai dalam Septuaginta juga
sama dengan ungkapan yang tersurat di sini.
(4) Inilah penerapan yang dilakukan Kristus atas bacaan terse-
but kepada diri-Nya sendiri (ay. 21). Setelah selesai mem-
baca, Ia menutup gulungan kitab itu dan memberikannya
kepada pejabat atau petugas di situ, lalu duduk sesuai de-
ngan adat guru-guru Yahudi. Dalam Matius 26:55 dikata-
kan bahwa Ia duduk mengajar tiap-tiap hari di Bait Tuhan .
Nah, Ia mulai mengajar demikian, “Pada hari ini genaplah
nas ini sewaktu kamu mendengarnya. Nas yang ditulis
Yesaya melalui nubuat, sekarang telah Kubaca di hadapan-
mu melalui sejarah.” Nubuat itu sekarang mulai digenapi
dengan masuknya Kristus ke dalam pelayanan umum.
Sekarang, melalui laporan yang mereka dengar tentang
pengajaran dan mujizat-mujizat yang dibuat-Nya di tempat
lain. Sekarang, melalui pengajaran-Nya kepada mereka di
rumah ibadat mereka sendiri. Besar kemungkinan Kristus
melanjutkan pemberitaan itu dan menunjukkan secara
khusus bagaimana ayat itu digenapi di dalam pengajaran
yang Ia beritakan tentang Kerajaan Sorga yang sudah de-
kat, yang memberitakan pembebasan, memberikan peng-
lihatan, kesembuhan, dan semua berkat dari tahun rahmat
Tuhan. Ada banyak perkataan berkat yang diucapkan-Nya,
dan yang diucapkan-Nya sekarang ini barulah permulaan-
170
nya. Kristus sering memberitakan pengajaran yang pan-
jang, namun laporan yang kita dapatkan hanya singkat saja.
Namun ini cukup untuk memperkenalkan sesuatu yang sa-
ngat besar: Pada hari ini genaplah nas ini.
Perhatikanlah:
[1] Semua ayat dalam Perjanjian Lama yang akan tergenapi
di dalam Sang Mesias telah digenapi sepenuhnya di da-
lam Tuhan Yesus, yang dengan demikian telah mem-
buktikan dengan sepenuh-penuhnya bahwa inilah Dia
yang akan datang.
[2] Sangatlah baik bagi kita untuk mengamati penggenap-
an ayat-ayat Kitab Suci berdasarkan pengamatan kita
terhadap setiap tindakan pemeliharaan Tuhan . Karya-
karya Tuhan bukan saja merupakan penggenapan atas
Firman-Nya yang rahasia, namun juga pengungkapan
Firman-Nya yang dinyatakan. Kita bisa dibantu untuk
memahami ayat-ayat Kitab Suci dan pemeliharaan Tuhan
bila kita saling membandingkan keduanya.
(5) Inilah perhatian dan kekaguman orang-orang yang mende-
ngarkan Dia.
[1] Perhatian mereka (ay. 20). Mata semua orang dalam ru-
mah ibadat itu (yang mungkin jumlahnya cukup ba-
nyak) tertuju kepada-Nya, terbuka lebar menantikan
apa yang akan Ia katakan, setelah akhir-akhir ini
mereka banyak mendengar tentang Dia. Perhatikanlah,
saat sedang mendengarkan firman Tuhan , baiklah bila
kita menjaga mata kita tertuju kepada pelayan firman
yang sedang dipakai Tuhan untuk berbicara kepada kita.
sebab , sama seperti mata mempengaruhi hati, begitu
juga biasanya hati akan mengikuti mata mengembara
ke mana-mana sesuai pandangan mata. Atau lebih te-
patnya, marilah kita mengarahkan mata kita hanya ke-
pada Kristus yang berbicara kepada kita di dalam atau
melalui sang pelayan firman itu. Apakah yang akan
dikatakan tuanku kepada hambanya ini?
[2] Kekaguman mereka (ay. 22). Semua orang itu membenar-
kan Dia, bahwa perkataan-Nya sangat mengagumkan
dan berarti. Mereka semua memuji-Nya dan merasa he-
Injil Lukas 4:14-30
171
ran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya. Namun,
seperti yang ditunjukkan oleh apa yang terjadi berikut-
nya, sesungguhnya mereka tidak percaya kepada-Nya.
Perhatikanlah, sangatlah mungkin bahwa orang-orang
yang menjadi pengagum seorang pelayan Tuhan dan
mengagumi pengajarannya yang baik, bukanlah orang-
orang Kristen yang sejati. Perhatikanlah, Pertama, apa
yang sebenarnya mereka kagumi: Kata-kata indah yang
diucapkan Yesus. Kata-kata anugerah yaitu kata-kata
indah yang diucapkan dengan cara yang meyakinkan
dan menarik hati. Perhatikanlah, perkataan-perkataan
Kristus yaitu perkataan anugerah, sebab kemurahan
tercurah pada bibir-Nya (Mzm. 45:3), kata-kata anuge-
rah itu tercurah dari bibir-Nya itu. Kata-kata anugerah
ini hendaklah dikagumi. Nama yang diberikan kepada
Kristus yaitu Penasihat Ajaib. Nama-Nya memang
sungguh Ajaib dalam anugerah-Nya, dalam perkataan
anugerah-Nya dan kuasa yang menyertainya. Kita pun
terkagum-kagum bahwa Ia bersedia mengucapkan kata-
kata anugerah seperti itu kepada orang-orang celaka
hina seperti kita-kita ini. Kedua, apa yang membuat me-
reka bertambah kagum lagi, dan itu yaitu pertimbang-
an mereka tentang asal-usul-Nya Bukankah Ia ini anak
Yusuf, bukankah Ia dari keturunan yang sederhana
saja, dan pendidikan-Nya juga rendah? Mungkin de-
ngan alasan ini sebagian orang semakin mengagumi
kata-kata-Nya yang indah, dan menyimpulkan bahwa Ia
tentunya telah diajar oleh Tuhan sendiri, sebab mereka
tidak mengenal siapa pun yang telah mengajar Dia. Se-
mentara sebagian lainnya mungkin dengan melihat
alasan ini malah batal mengagumi kata-kata-Nya yang
indah, dan menyimpulkan bahwa tidak ada apa pun
yang dapat dikagumi dalam kata-kata-Nya itu, betapa-
pun indahnya kata-kata itu, sebab Dia yaitu anak
Yusuf. Dapatkah sesuatu yang besar atau yang layak
untuk diperhatikan berasal dari seorang yang begitu
hina?
(6) Kristus mengetahui sebelumnya pasti ada keberatan timbul
di dalam benak sebagian besar pendengar-Nya.
172
Perhatikanlah:
[1] Apa keberatan mereka itu (ay. 23): “Tentu kamu akan
mengatakan pepatah ini kepada-Ku, hai tabib, sembuh-
kanlah diri-Mu sendiri. sebab kamu tahu bahwa Aku
yaitu Anak Yusuf, tetanggamu, kamu pasti berharap
bahwa Aku harus bisa membuat banyak mujizat di
antara kamu, seperti yang telah aku kerjakan di
tempat-tempat lain; seperti yang diharapkan orang dari
seorang tabib, bahwa jika ia memang mampu, ia harus
bisa menyembuhkan bukan hanya dirinya sendiri, teta-
pi juga sanak saudara dan sahabat-sahabatnya.” Se-
bagian besar mujizat Kristus yaitu mujizat kesembuh-
an. “Nah, mengapa orang-orang sakit di kotamu sendiri
tidak disembuhkan seperti orang-orang di kota lain?”
Penyembuhan-penyembuhan ini dirancang untuk
menyembuhkan orang dari ketidakpercayaan mereka.
“Nah, kalau begitu mengapa penyakit ketidakpercayaan,
kalau itu memang suatu penyakit, tidak disembuhkan
di kota-Mu sendiri seperti yang terjadi di kota-kota lain?
Segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kaper-
naum, yang begitu banyak dibicarakan orang, perbuat-
lah di sini juga, di tempat asal-Mu juga.” Mereka merasa
senang dengan kata-kata Kristus yang indah, hanya ka-
rena mereka berharap kata-kata itu akan mengawali
pekerjaan-pekerjaan ajaib-Nya nanti. Selanjutnya mere-
ka ingin supaya orang-orang lumpuh, buta, sakit, dan
kusta disembuhkan dan ditolong, sehingga beban kota
itu menjadi ringan. Itulah hal utama yang mereka ha-
rapkan. Mereka berpendapat bahwa kota mereka sama
layaknya untuk dijadikan panggung mujizat seperti ko-
ta-kota lainnya. Bukankah sudah seharusnya Ia mena-
rik kelompok pengikut-Nya dari kota itu daripada dari
kota-kota lainnya? Mengapa para tetangga dan kenalan-
Nya tidak memperoleh keuntungan dari pengajaran dan
mujizat-mujizat-Nya? Mengapa justru orang lain?
[2] Bagaimana Ia menjawab keberatan terhadap langkah
yang Ia ambil ini.
Pertama, dengan menggunakan alasan yang gam-
blang dan tegas mengapa Ia tidak menjadikan Nazaret
Injil Lukas 4:14-30
173
sebagai markas besar-Nya (ay. 24), sebab benarlah
yang sudah umum diketahui orang, bahwa tidak ada
nabi yang dihargai di tempat asalnya. Pengalaman
membuktikan hal ini, bahwa setidaknya mereka kurang
begitu dihargai dan hampir tidak ada kesempatan un-
tuk berbuat baik seperti di tempat-tempat lain. saat
para nabi diutus membawakan pesan mujizat belas
kasihan, hanya sedikit orang setempat, yang mengenal
garis keturunan dan pendidikan para nabi itu, yang
mau menerima mereka. Begitulah menurut Dr. Ham-
mond (theolog Inggris abad ketujuh belas – pen.).
Keakraban dapat melahirkan celaan. Kita mudah
memandang rendah orang-orang yang perilakunya telah
biasa kita ketahui, dan mereka yang kehidupannya
sebagai orang biasa sudah dikenal akrab, jarang
memperoleh penghormatan sebagai nabi. Yang paling
dihargai yaitu sesuatu yang sulit didapat dan mahal
harganya, jauh di atas sesuatu yang dapat dibuat
sendiri, meskipun yang dibuat sendiri itu sebenarnya
lebih unggul. Hal seperti ini juga muncul sebab rasa iri
hati yang umum terjadi di antara para tetangga atau
sahabat. Mereka tidak tahan melihat orang lebih unggul
daripada mereka, sementara beberapa waktu yang lalu
orang ini lebih rendah dari mereka. sebab alasan inilah
Kristus urung membuat mujizat atau melakukan
sesuatu yang luar biasa di Nazaret, sebab prasangka
orang-orang di sana yang telah berurat akar terhadap
Dia.
Kedua, dengan memberikan contoh yang berkaitan
tentang dua nabi paling terkenal dari Perjanjian Lama
yang lebih memilih bekerja di antara bangsa asing dari-
pada bekerja di antara orang sebangsanya, dan tidak
diragukan lagi bahwa mereka melakukan semua ini di
bawah bimbingan ilahi.
1. Elia mencukupi kebutuhan hidup seorang perem-
puan janda di Sarfat, di tanah Sidon, seorang asing
bagi bangsa Israel, saat terjadi bahaya kelaparan
yang hebat menimpa seluruh negeri (ay. 25-26).
Kisah ini dapat kita baca selengkapnya di dalam
174
1 Raja-raja 17:9 dst. Dikatakan di sana bahwa langit
tertutup selama tiga tahun enam bulan, sedangkan di
dalam 1 Raja-raja 18:1 dikatakan bahwa pada tahun
ketiga Elia menunjukkan diri kepada Ahab, dan
turunlah hujan di sana. Namun, itu bukan tahun
ketiga masa kekeringan, namun tahun ketiga Elia
tinggal bersama wanita janda di Sarfat itu.
Sama seperti Tuhan di sini ingin menyatakan diri-Nya
sebagai Bapa dari anak yatim dan Pelindung bagi
para janda, begitu pula Ia hendak menunjukkan
bahwa Ia kaya di dalam rahmat kepada semua
orang, bahkan juga kepada bangsa-bangsa bukan-
Yahudi (ay. 27).
2. Elisa menyembuhkan Naaman, orang Siria (atau
Aram – pen.) itu, dari penyakit kustanya, sekalipun
ia orang Siria, yang bukan saja orang asing, namun
juga musuh bagi Israel (ay. 27). Pada zaman nabi
Elisa, ada banyak orang kusta di Israel, khususnya
empat orang, membawa kabar tentang orang Aram
yang mengepung Samaria dan lalu melarikan
diri tunggang langgang meninggalkan begitu saja ba-
rang-barang rampasan di dalam kemah-kemah me-
reka untuk memperkaya Samaria. saat itu Elisa
sendiri sedang berada di dalam kota yang terkepung
itu, dan yang sedang terjadi ini yaitu penggenapan
dari nubuatnya juga (2Raj. 7:1, 3 dst.). Namun, kita
tidak menemukan di sana bahwa Elisa mentahirkan
orang-orang kusta itu sebagai imbalan atas pelayan-
an mereka atau pun atas kabar baik yang disampai-
kan mereka. Sebaliknya, Ia hanya mentahirkan si
orang Siria itu, sebab tidak seorang pun dari antara
mereka memiliki iman untuk menghadap nabi itu
supaya disembuhkan. Kristus sering menjumpai
iman yang lebih besar di antara orang bukan-Yahudi
daripada di antara orang Israel. Dan di sini Ia me-
nyebutkan kedua contoh ini untuk menunjukkan
bahwa mujizat-mujizat yang dibuat-Nya tidak ter-
gantung pada kehendak pribadi, namun sesuai de-
ngan penetapan Tuhan yang bijaksana. Mungkin saja
Injil Lukas 4:14-30
175
orang-orang Israel juga berseru kepada Elia atau
Elisa seperti yang diperbuat orang-orang Nazaret
kepada Kristus, ‘Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu
sendiri.’ Padahal Kristus telah mengadakan mujizat-
mujizat di antara orang Israel sendiri, walaupun bu-
kan di antara orang-orang sekampung-Nya, semen-
tara kedua nabi besar ini membuat mujizat mereka
di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Inilah con-
toh-contoh dari orang-orang kudus, yang meskipun
tidak mau mengubah perbuatan jahat menjadi baik,
namun bersedia membantu membebaskan suatu
perbuatan baik dari kecaman orang-orang tertentu.
2. Bagaimana Ia dianiaya di Nazaret.
(1) Yang menyulut amarah mereka yaitu perkataan-Nya yang
menunjukkan belas kasihan Tuhan kepada bangsa-bangsa
bukan-Yahudi melalui contoh Nabi Elia dan Elisa. Men-
dengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah
ibadat itu (ay. 28). Semua orang bersikap seperti itu. Sung-
guh sebuah perubahan sikap yang besar dibandingkan
dengan ayat 22, saat mereka heran akan kata-kata yang
indah yang diucapkan-Nya. Begitu tidak pastinya pendapat
dan kasih sayang orang banyak itu, begitu mudahnya ber-
ubah-ubah. Jika saja mereka menggabungkan iman de-
ngan kata-kata indah yang diucapkan Kristus yang mereka
kagumi itu, mereka tentunya akan disadarkan oleh kata-
kata-Nya yang terakhir tentang peringatan-Nya agar tidak
melakukan dosa dengan membuang-buang kesempatan.
Mereka hanya menyenangkan telinga, tidak lebih dari itu.
Oleh sebab nya, kata-kata terakhir itu menyakiti telinga
mereka, sehingga menyulut tabiat buruk mereka. Mereka
marah sebab Ia yang mereka kenal sebagai anak Yusuf,
menyamakan diri-Nya dengan nabi-nabi besar itu dan me-
nyamakan mereka dengan orang-orang dari zaman yang
jahat itu, saat semua orang bertekuk lutut menyembah
Baal. namun yang terutama menggusarkan mereka yaitu
bahwa Yesus menunjukkan sejumlah kemurahan yang di-
sediakan Tuhan kepada orang-orang bukan-Yahudi, sesuatu
yang membuat mereka tidak tahan untuk memikirkannya
176
(Kis. 22:21). Nenek moyang mereka yang saleh menyuka-
kan hati mereka sendiri dengan harapan dapat membawa
orang-orang bukan-Yahudi itu ke dalam jemaat mereka
(banyak kesaksian tentang ini ada di dalam Mazmur
Daud dan nubuat Nabi Yesaya). namun bangsa yang sema-
kin merosot akibat meninggalkan sendiri wasiat yang telah
diberikan kepada mereka itu sangat membenci setiap pemi-
kiran yang mengatakan bahwa bangsa lain akan mengam-
bil alih wasiat itu.
(2) Mereka tersulut sedemikian hebat, sehingga berusaha
membunuh Yesus. Ini yaitu ujian yang berat pada saat Ia
baru memulai pelayanan-Nya, dan merupakan contoh
nyata dari sesuatu yang terjadi saat Ia datang kepada
milik kepunyaan-Nya, namun orang-orang kepunyaan-Nya itu
tidak menerima-Nya.
[1] Mereka bangkit berhamburan menyerang Dia dan
menghentikan pembicaraan-Nya serta ibadah mereka
sendiri, sebab mereka tidak dapat menunggu sampai
kebaktian dalam rumah ibadat itu usai.
[2] Mereka menghalau Yesus ke luar kota, sebagai orang
yang tidak pantas menjadi penduduk negeri itu ber-
sama-sama mereka, meskipun Ia sudah begitu lama
bermukim di sana. Mereka menghalau Sang Juru-
selamat dari diri mereka sendiri dan keselamatan me-
reka sendiri, seolah-olah Ia orang buangan dan sampah
masyarakat. Betapa pantasnya seandainya Dia menyu-
ruh api turun dari langit ke atas mereka! namun inilah
saatnya Ia harus menunjukkan kesabaran-Nya.
[3] Mereka membawa Dia ke tebing gunung, dengan mak-
sud melemparkan Dia dari tebing itu, seperti orang yang
tidak pantas lagi untuk hidup. Mereka tahu selama ini
Ia hidup baik-baik di antara mereka bertahun-tahun la-
manya. Mereka juga tahu betapa cemerlangnya peri-
laku-Nya. Mereka telah mendengar ketenaran-Nya dan
baru saja merasa takjub akan kata-kata-Nya yang in-
dah. Dan untuk adilnya seharusnya Ia diperbolehkan
memberikan keterangan dan kebebasan untuk menje-
laskan perihal diri-Nya sendiri. Namun, yang terjadi ma-
lah sebaliknya, mereka menghalau-Nya dengan kege-
Injil Lukas 4:31-44
177
raman yang hebat, atau lebih tepatnya dengan kegilaan
yang dahsyat, untuk membunuh Dia dengan cara yang
paling biadab. Adakalanya mereka siap melempari Dia
dengan batu atas perbuatan baik yang Ia lakukan (Yoh.
10:32), namun di sini Ia mau dibunuh sebab tidak mau
melakukan perbuatan baik yang mereka harapkan dari
Dia. Sampai sejauh itu jadinya kejahatan yang ditimbul-
kan oleh kekerasan yang melonjak.
(3) namun Ia berhasil meloloskan diri, sebab saat-Nya belum
tiba. Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka tanpa ter-
luka. Mungkin Tuhan membutakan mata mereka seperti
yang pernah Ia lakukan terhadap orang Sodom dan Aram,
atau Ia mengikat tangan mereka atau memenuhi mereka
dengan kebingungan, sehingga mereka tidak dapat melaku-
kan apa yang telah mereka rencanakan. Semua ini dapat
terjadi sebab pekerjaan-Nya belum selesai, baru saja di-
mulai. Saat-Nya belum tiba, saat saat itu tiba, Ia akan
menyerahkan diri dengan sukarela. Mereka menghalau Dia
dari mereka, dan Ia pergi menempuh jalan-Nya sendiri. Ia
ingin mengumpulkan Nazaret, namun mereka tidak mau,
itulah sebabnya rumah mereka akan ditinggalkan dan
menjadi sunyi. Hal ini menambah celaan atas keberadaan-
Nya sebagai Yesus dari Nazaret, sebuah tempat yang bukan
saja tidak mungkin memberikan sesuatu yang baik, namun
juga tempat yang jahat, kasar, dan begitu bengis terhadap-
Nya. Namun, ada pengaturan Tuhan di dalamnya supaya Ia
tidak terlampau dihormati oleh orang-orang Nazaret itu, se-
hingga tidak akan tampak bahwa ia mengadakan perse-
kongkolan dengan kerabat dan kenalan lama-Nya. namun
sekarang, meskipun mereka tidak menerima Dia, masih
ada orang-orang yang mau menerima-Nya.
Yesus Mengusir Roh Jahat dan
Kepergian-Nya dari Kapernaum
(4:31-44)
31 lalu Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu meng-
ajar di situ pada hari-hari Sabat. 32 Mereka takjub mendengar pengajaran-
178
Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. 33 Di dalam rumah ibadat itu ada
seorang yang kerasukan setan dan ia berteiak dengan suara keras: 34 “Hai
Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang
hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari
Tuhan .” 35 namun Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah daripada-
nya!” Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang
banyak, lalu keluar daripadanya dan sama sekali tidak menyakitinya. 36 Dan
semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: “Alang-
kah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia mem-
beri perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.” 37 Dan tersebar-
lah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu. 38 lalu Ia mening-
galkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua
Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong
dia. 39 Maka Ia berdiri di sisi wanita itu, lalu menghardik demam itu, dan
penyakit itu pun meninggalkan dia. wanita itu segera bangun dan mela-
yani mereka. 40 saat matahari terbenam, semua orang membawa kepada-
Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia
pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuh-
kan mereka. 41 Dari banyak orang juga keluar setan-setan sambil berteriak:
“Engkau yaitu Anak Tuhan .” Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan
tidak memperbolehkan mereka berbicara, sebab mereka tahu bahwa Ia ada-
lah Mesias. 42 saat hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat
yang sunyi. namun orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan
berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. 43 namun Ia
berkata kepada mereka; “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan
Injil Kerajaan Tuhan sebab untuk itulah Aku diutus.” 44 Dan Ia memberitakan
Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Setelah Kristus dihalau dari Nazaret, Ia datang ke Kapernaum, se-
buah kota lain di daerah Galilea. Catatan yang ada dalam ayat-
ayat ini perihal pengajaran dan mujizat-mujizat-Nya telah kita dapat-
kan sebelumnya dalam Markus 1:21 dst.
Perhatikanlah:
I. Perihal pengajaran-Nya: Ia mengajar di situ pada hari-hari Sabat
(ay. 31). Dengan mendengarkan firman yang diajarkan sebagai hal
yang telah ditetapkan Tuhan , kita menyembah Tuhan , dan itu yaitu
pekerjaan yang pantas dilakukan pada hari-hari Sabat. Pengajar-
an Kristus sangat mempengaruhi banyak orang (ay. 32). Mereka
takjub mendengar pengajaran-Nya, setiap kata yang diucapkan-
Nya sangat berbobot dan membuat orang-orang itu merasa ka-
gum. Pengajaran itu sendiri memang menakjubkan dan tidak
tampak seperti disampaikan oleh orang yang tidak pernah menge-
nyam pendidikan tinggi. Perkataan-Nya penuh kuasa, ada wibawa
di dalamnya, dan kuasa itu bekerja bersama perkataan yang di-
ucapkan untuk masuk ke dalam hati nurani manusia. Dengan ini
terbukti bahwa pengajaran yang diajarkan oleh Paulus juga ber-
Injil Lukas 4:31-44
179
asal dari Tuhan , sebab disampaikan dengan penunjukan Roh dan
kuasa Tuhan .
II. Perihal mujizat-mujizat-Nya. Mengenai hal ini kita mendapatkan
di sini:
1. Dua mujizat yang disebutkan secara khusus, untuk menun-
jukkan bahwa Kristus yaitu :
(1) Penguasa dan penakluk Iblis dalam dunia umat manusia
dan jiwa-jiwa manusia. Dengan kuasa-Nya Ia mengusir se-
tan itu keluar dari tubuh orang-orang yang telah dirasuki-
nya. Untuk inilah Anak Tuhan menyatakan diri-Nya, yaitu su-
paya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
Perhatikanlah:
[1] Iblis yaitu roh najis. Sifatnya berlawanan secara
langsung dengan sifat Tuhan yang murni dan kudus,
dan mengalami kemerosotan dari kemuliaannya yang
semula.
[2] Roh najis ini bekerja di antara anak manusia, di dalam
jiwa banyak orang, dan lalu di dalam tubuh
mereka.
[3] Sangat mungkin orang-orang yang berada dalam geng-
gaman kuasa dan pekerjaan Iblis ditemukan di dalam
rumah ibadat, di antara para penyembah Tuhan .
[4] Bahkan setan-setan pun tahu dan percaya bahwa
Yesus Kristus yaitu Yang Kudus dari Tuhan , yang
diutus Tuhan dan Yang Kudus.
[5] Mereka percaya dan gemetar. Roh najis ini berteriak
dengan suara keras, dilanda ketakutan akan penghu-
kuman yang ia tahu pasti akan menimpanya, dan ia
gelisah bahwa Kristus sekarang datang untuk mem-
binasakan dia. Roh-roh najis terus-menerus berada
dalam keadaan ketakutan.
[6] Setan-setan tidak memiliki urusan dengan Yesus
Kristus, dan mereka juga tidak ingin berurusan de-
ngan-Nya, sebab Dia bukanlah seperti malaikat.
[7] Kristus menguasai setan ini: Yesus menghardiknya,
kata-Nya, “Diam!” Kata ini diucapkan dengan penuh
kuasa, phimōthēti – tutup mulutmu. Kristus bukan se-
180
kadar memerintahkan supaya ia diam, namun mem-
bungkam mulutnya dan memaksanya diam melawan
keinginannya.
[8] saat kuasa Iblis dipatahkan, musuh yang ditakluk-
kan ini menunjukkan kebenciannya, sedangkan
Kristus, Sang Penakluk, menunjukkan anugerah-Nya
yang menguasai segalanya.
Di sini kita melihat:
Pertama, setan itu menunjukkan apa yang sebenar-
nya akan dilakukannya, ia menghempaskan orang itu
ke tengah-tengah orang banyak. Ia melemparkannya
dengan sekuat tenaga dan dengan penuh amarah, se-
olah-olah ingin menghancurkan orang itu sampai
berkeping-keping. Sebaliknya,
Kedua, Kristus menunjukkan betapa lebih besar-
nya kuasa yang dimiliki-Nya dibandingkan dengan
kuasa setan itu. Dalam hal ini Yesus bukan saja me-
maksa dia keluar dari orang itu, namun supaya ia ke-
luar tanpa menyakiti orang itu sama sekali, tanpa
memberikan pukulan dan cengkeraman yang memati-
kan. Iblis akan berusaha menyakiti sebisa mungkin
orang yang tidak dapat dihancurkannya. Namun,
sungguh sangat menghiburkan bahwa ia tidak akan
dapat menyakiti lebih jauh lagi daripada yang sudah
diizinkan Kristus. Bahkan ia tidak akan menyakiti me-
reka sama sekali. Ia keluar dari orang itu dan sama
sekali tidak menyakitinya. Artinya, orang malang itu
benar-benar dipulihkan dalam sekejap, sekalipun se-
tan itu meninggalkan dia dengan mengamuk sampai
semua orang yang hadir mengira ia sudah tercabik-
cabik.
[9] Kuasa Kristus atas setan-setan diakui dan dikagumi
semua orang tanpa kecuali (ay. 36). Tidak seorang pun
meragukan kebenaran mujizat ini. Ini sungguh meru-
pakan bukti yang tidak dapat dibantah lagi. Tidak ada
hal yang dapat mengurangi kemuliaan mujizat itu, ka-
rena semua orang takjub, lalu berkata, “Alangkah he-
batnya perkataan ini!” Orang-orang yang berpura-pura
Injil Lukas 4:31-44
181
mengusir setan melakukannya dengan menggunakan
banyak jimat dan jampi-jampi untuk menenteramkan-
nya, meninabobokan dia sampai mengantuk sedemi-
kian rupa. namun , Kristus memerintahkan mereka
keluar dengan wibawa dan kuasa yang tidak dapat
mereka lawan atau tahan. Bahkan penguasa kerajaan
angkasa ini pun berada di bawah kekuasaan-Nya, dan
mereka gemetar di hadapan-Nya
[10] Sama seperti yang lain, peristiwa ini membawa nama
baik bagi Kristus dan membuat ketenaran-Nya sema-
kin menyebar ke mana-mana. Contoh kuasa-Nya ini,
yang dewasa ini mungkin dianggap ringan saja oleh
banyak orang, pada waktu itu membuat orang-orang
yang menyaksikan kejadian itu sangat terpukau (dan
mereka ini bukan orang-orang bodoh, namun sangat
cerdas) dan kuasa itu dipandang sangat memuliakan
Dia (ay. 37). Menurut catatan yang ada di sini dikata-
kan, tersebarlah berita tentang Dia, lebih daripada bia-
sanya, ke mana-mana di daerah itu. Pada saat Yesus
Tuhan kita mula-mula tampil dalam pelayanan di de-
pan umum, Ia banyak dibicarakan orang, lebih dari-
pada masa-masa lalu , sebab di lalu hari
kekaguman orang mulai luntur dengan hal-hal baru
yang dibawakan-Nya.
(2) Kristus menampilkan diri-Nya sebagai penyembuh berma-
cam-macam penyakit. Sebelumnya, Ia menyerang akar ke-
sengsaraan manusia, yaitu kebencian Iblis, yang menjadi
asal semua kejahatan. Dan sekarang di sini Ia menghan-
tam salah satu akibat kebencian Iblis itu, yang merupakan
salah satu malapetaka paling umum dalam kehidupan
umat manusia, yakni sakit-penyakit tubuh yang datang
bersama-sama dengan dosa, yang merupakan hukuman
paling umum dan bisa dirasakan dalam hidup ini dan
sangat menyusahkan hidup kita yang singkat ini. Yesus
Tuhan kita datang untuk mencabut sengat sakit penyakit
ini, dan sebagai tanda atas maksud ini , saat berada
di dunia ini Ia memilih untuk melakukan mujizat-mujizat
demikian untuk meneguhkan pengajaran-Nya, terutama
dengan mujizat menyembuhkan penyakit. Dari semua pe-
182
nyakit tubuh jasmaniah, tidak ada yang lebih lazim atau
dapat membawa maut bagi orang-orang dewasa selain de-
mam. Demam ini dapat datang dengan tiba-tiba, dan de-
ngan tiba-tiba pula mengakhiri hidup manusia di usia pa-
ruh baya. Adakalanya demam ini mewabah dan membunuh
ribuan orang di antara mereka dalam waktu singkat. Seka-
rang kita membaca di sini tentang penyembuhan demam
yang dilakukan Kristus dengan kata-kata yang diucapkan.
Penyembuhan itu terjadi di rumah Simon, dan penderita-
nya yaitu ibu mertua Simon sendiri (ay. 38-39).
Perhatikanlah:
[1] Kristus yaitu seorang tamu yang tahu membalas de-
ngan limpah pelayanan yang diberikan kepada-Nya.
Barangsiapa yang menyambut dan menerima Dia di
dalam hati dan di dalam rumah mereka tidak akan di-
rugikan oleh-Nya, sebab Ia datang membawa kesem-
buhan.
[2] Bahkan keluarga-keluarga yang dikunjungi Kristus
pun dapat terjangkit penyakit. Rumah-rumah yang di-
berkati dengan kasih sayang-Nya yang khusus, juga
dapat tertimpa malapetaka yang lazim terjadi dalam
kehidupan ini. Ibu mertua Simon menderita sakit de-
mam. Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.
[3] Bahkan orang-orang baik pun adakalanya diuji de-
ngan kemalangan yang paling memilukan, lebih me-
ngiris hati daripada orang lain. Ia menderita sakit de-
mam keras, sangat mendadak dan gawat, suhunya
tinggi dan mengancam nyawanya. Mungkin demam itu
menyerang kepalanya dan membuatnya mengigau.
Sebagian besar demam yang dianggap ringan terbukti
berbahaya, namun demam ini sejak munculnya sudah
merupakan demam keras.
[4] Penyakit dapat datang tanpa memandang usia. Mung-
kin ibu mertua Simon ini sudah cukup lanjut usia,
dan sekarang ia sedang menderita demam.
[5] saat sanak keluarga kita sakit, kita harus berusaha
datang kepada Kristus dengan iman dan doa untuk
kepentingan mereka. Mereka meminta kepada Yesus
Injil Lukas 4:31-44
183
supaya menolong dia, dan ada janji khusus bahwa doa
yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit
itu.
[6] Kristus sungguh peduli terhadap umat-Nya yang se-
dang sakit atau menderita. Ia berdiri di sisi wanita
itu, sebagai pribadi yang memedulikan dia dan yang
berbelas kasihan dengan penderitaannya.
[7] Kristus memiliki, dan sampai sekarang masih tetap
memiliki, kuasa yang berdaulat atas penyakit-penyakit
tubuh jasmaniah, Ia menghardik demam itu. Dan de-
ngan sepatah kata yang diucapkan, Dia mengusir de-
mam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Ia
berkata kepada sakit-penyakit, Pergi! maka penyakit
itu pergi, dan kepada yang lain lagi, Datang! maka ia
datang. Dan Ia masih sanggup menghardik demam,
bahkan demam yang tinggi sekalipun.
[8] Ayat ini membuktikan bahwa penyembuhan Kristus
terjadi melalui mujizat, bahwa kesembuhan itu terjadi
dalam sekejap: wanita itu segera bangun.
[9] Kalau Kristus memberikan sebuah kehidupan baru
dalam bentuk pemulihan dari penyakit, Ia merencana-
kan dan berharap bahwa kehidupan itu yaitu kehi-
dupan baru yang sesungguhnya, agar kita dapat lebih
banyak meluangkan waktu melayani Dia untuk kemu-
liaan-Nya. Jika penyakit dihardik dan kita bangun dari
ranjang sakit, kita harus bertekad melayani Yesus
Kristus.
[10] Orang-orang yang melayani Kristus harus siap mela-
yani semua umat-Nya demi kepentingan Dia. Di sini
dikatakan, wanita itu melayani mereka, bukan ha-
nya melayani Dia, namun juga mereka yang telah me-
minta kepada Yesus supaya menolong dia. Kita harus
belajar berterima kasih kepada mereka yang telah
mendoakan kita.
2. Sebuah catatan umum tentang banyak mujizat serupa yang
dilaksanakan Kristus secara besar-besaran.
(1) Yesus menyembuhkan banyak orang yang sakit, tanpa ke-
cuali semua orang yang datang kepada-Nya, dan saat itu
184
matahari terbenam (ay. 40), pada senja hari Sabat yang Ia
lalui di dalam rumah ibadat. Perhatikanlah, sungguh baik
untuk melakukan pekerjaan baik sepenuhnya pada hari
Sabat, untuk memberikan diri sepenuhnya dalam pekerja-
an pada hari itu dengan melakukan perbuatan baik atau
pekerjaan Tuhan lainnya, bahkan sampai matahari terbe-
nam. Lakukanlah ini seperti orang-orang yang menyebut
hari Sabat dan semua kegiatannya sebagai hari kenikmat-
an. Perhatikanlah, Ia menyembuhkan semua orang yang
sakit, baik kaya maupun miskin, bermacam-macam penya-
kit. Tidak ada celah untuk menduga bahwa Ia hanya me-
nyembuhkan penyakit tertentu, sebab dikatakan bahwa
mereka menderita bermacam-macam penyakit. Ia memiliki
obat bagi setiap penyakit. Tanda yang Ia gunakan dalam
penyembuhan ini yaitu dengan meletakkan tangan-Nya
atas mereka yang sakit. Bukan dengan mengangkat tangan
bagi mereka, sebab Ia menyembuhkan sebagai orang yang
memiliki kuasa. Ia menyembuhkan dengan kuasa-Nya sen-
diri. Dengan demikian Ia memberikan kehormatan pada
tanda ini , yang lalu dipakai juga dalam
penganugerahan Roh kudus.
(2) Yesus mengusir keluar setan-setan dari banyak orang yang
dirasuki (ay. 41). Pengakuan keluar dari mulut orang-orang
yang dirasuk setan itu. Mereka berkata, “Engkau yaitu
Kristus, Anak Tuhan .” namun mereka mengucapkan peng-
akuan itu sambil berteriak penuh kegeraman dan amarah.
Itu yaitu pengakuan yang dilakukan di bawah tekanan
kesakitan dan penderitaan, dan sebab itu pengakuan ter-
sebut tidak diterima sebagai bukti. Kristus dengan keras
melarang mereka, dan tidak memperbolehkan mereka ber-
bicara bahwa mereka tahu, Ia yaitu Mesias. Sehingga
tampak jelas, tak terbantahkan lagi, bahwa Ia memperoleh
kemenangan atas mereka dan bukannya berkomplot de-
ngan mereka.
3. Di sini kita membaca tentang kepergian Yesus dari Kapernaum
(ay. 42-43).
(1) Yesus beristirahat sejenak di tempat yang sunyi. Hanya
sebentar saja Ia membiarkan diri-Nya tertidur. Bukan ka-
Injil Lukas 4:31-44
185
rena Ia hanya membutuhkan sedikit tidur, namun sebab Ia
mencukupkan diri dengan yang sedikit itu. Ia tidak pernah
memperturutkan keinginan hati untuk bersenang-senang.
saat hari siang, Ia berangkat dan pergi ke suatu tempat
yang sunyi. Ia pergi bukan untuk tinggal menetap di sana
layaknya seorang pertapa, namun kadang-kadang Ia ingin
berada sendirian dengan Tuhan . Tindakan semacam ini
seharusnya juga perlu dilakukan oleh mereka yang banyak
berkecimpung dalam pelayanan orang banyak, supaya me-
reka punya kesempatan untuk merenung dan merencana-
kan segala sesuatu. Jika tidak, pekerjaan mereka berjalan
dengan cara yang kurang baik. Dalam kesendirian dengan
Tuhan itu, mereka akan menemukan bahwa mereka sama
sekali tidak sendirian.
(2) Ia kembali lagi ke tempat ramai dan kepada pekerjaan yang
masih harus dilakukan di sana. Meskipun tempat yang su-
nyi yaitu tempat yang nyaman untuk menyendiri dan me-
renung, namun tempat itu bukanlah tempat tinggal yang
cocok, sebab kita tidak diutus ke dunia ini untuk hidup
bagi diri kita sendiri. Bukan, bukan hanya untuk bagian
terbaik dari diri kita sendiri, namun untuk mempermuliakan
Tuhan dan berbuat baik bagi angkatan dan zaman kita.
[1] Ia diminta dengan sangat untuk tinggal di Kapernaum.
Orang-orang di sana sangat menyukai Dia. Saya men-
duga penyebabnya yaitu lebih sebab Ia telah me-
nyembuhkan banyak orang sakit di antara mereka dari-
pada sebab Ia telah mengajarkan pertobatan kepada
mereka. Mereka mencari Dia, mencari tahu ke mana Ia
pergi. Dan meskipun ke tempat yang sunyi sekalipun,
mereka ke sana juga menemukan Dia. Tempat yang su-
nyi tidak lagi menjadi tempat yang sunyi kalau kita ber-
ada di sana bersama Kristus. Mereka berusaha mena-
han Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Jadi, jika
Ia ingin pergi, itu bukanlah sebab kurangnya orang
yang mengundang Dia. Para tetangga lama-Nya di Naza-
ret telah menghalau Dia untuk meninggalkan mereka,
namun kenalan-kenalan baru-Nya di Kapernaum memin-
ta-Nya dengan sangat untuk tetap tinggal bersama me-
reka. Perhatikanlah, para pelayan Kristus seharusnya
186
tidak berkecil hati jika beberapa orang menolak mereka,
sebab mereka akan berjumpa dengan orang-orang lain
yang akan menerima mereka dan pesan yang mereka
sampaikan.
[2] Yesus memilih lebih baik menyebarkan terang Injil-Nya
ke banyak tempat daripada terpusat pada satu tempat
saja, supaya jangan ada satu tempat pun yang me-
ngaku-ngaku diri sebagai jemaat induk bagi jemaat di
tempat-tempat lain. Meskipun Ia disambut hangat di
Kapernaum, dan telah membuat banyak kebaikan di
sana, Ia diutus untuk memberitakan Injil Kerajaan Tuhan
ke kota-kota lain juga, dan Kapernaum tidak boleh men-
desak-Nya untuk tetap tinggal di sana. Orang-orang
yang menikmati berkat Injil juga harus membagikan
berkat itu dan tidak boleh menginginkannya untuk diri
sendiri saja. Begitu juga, para pelayan Tuhan yang tidak
pindah dari satu tempat bisa saja ditarik ke tempat lain
sebab ada manfaat yang lebih besar di sana. Meskipun
tidak sia-sia Kristus mengajar di rumah ibadat di Ka-
pernaum, Ia tidak mau terikat pada keberhasilan itu,
dan sebab itu Ia memberitakan Injil dalam rumah-
rumah ibadat di Galilea (ay. 44). Bonum est sui
diffusivum – Apa yang baik pasti menyebarkan diri.
Berbahagialah kita bahwa Yesus Tuhan kita tidak
mengikatkan diri pada suatu tempat atau bangsa ter-
tentu, sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul
dalam nama-Nya, di situ Dia ada di tengah-tengah me-
reka. Bahkan di Galilea bangsa-bangsa bukan-Yahudi
pun kehadiran-Nya yang khusus ada di dalam rumah-
rumah ibadat orang Kristen.
PASAL 5
Dalam pasal ini diceritakan tentang:
I. Berkhotbahnya Kristus dari atas perahu Petrus sebab tidak
ada lagi mimbar yang lebih baik yang bisa Ia gunakan (ay. 1-
3).
II. Balasan yang Ia berikan kepada Petrus sebab telah bersedia
meminjamkan perahunya, yaitu penangkapan ikan dengan
jumlah yang begitu ajaib. Hal ini menunjukkan rancangan-
Nya untuk menjadikan Petrus dan kawan-kawannya sebagai
rasul, penjala manusia (ay. 4-11).
III. Pentahiran yang Kristus lakukan terhadap seorang kusta
(ay. 12-15).
IV. Cerita singkat mengenai saat teduh dan pelayanan-Nya bagi
orang banyak (ay. 16-17).
V. Penyembuhan yang dilakukan oleh-Nya terhadap seorang
lumpuh (ay. 18-26).
VI. Pemanggilan Lewi si pemungut cukai oleh Kristus, serta per-
gaulan-Nya dengan para pemungut cukai dalam kesempatan
itu (ay. 27-32).
VII. Pembenaran Kristus atas tindakan para murid-Nya yang ti-
dak berpuasa sesering murid-murid Yohanes atau orang-
orang Farisi (ay. 33-39).
Petrus, Yakobus, dan Yohanes
Dipanggil Mengikut Yesus
(5:1-11)
1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang ba-
nyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Tuhan . 2 Ia melihat dua
188
perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang memba-
suh jalanya. 3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon,
dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai.
Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. 4 Setelah selesai
berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan
tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” 5 Simon menjawab: “Guru, te-
lah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-
apa, namun sebab Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” 6
Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan,
sehingga jala mereka mulai koyak. 7 Lalu mereka memberi isyarat kepada te-
man-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya.
Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu
dengan ikan hingga hampir tenggelam. 8 saat Simon Petrus melihat hal itu
ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari pada-
ku, sebab aku ini seorang berdosa.” 9 Sebab ia dan semua orang yang bersa-
ma-sama dengan dia takjub oleh sebab banyaknya ikan yang mereka tang-
kap; 10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang
menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari
sekarang engkau akan menjala manusia.” 11 Dan sesudah mereka menghela
perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu
mengikut Yesus.
Perikop ini memaparkan peristiwa yang terjadi sebelum kedua muji-
zat yang diceritakan dalam bagian akhir pasal sebelumnya terjadi,
yaitu kisah sama yang disinggung secara singkat saja oleh Matius
dan Markus, tentang bagaimana Kristus memanggil Petrus dan An-
dreas menjadi penjala manusia (Mat. 4:18; Mrk. 1:16). Penulis Injil
Matius dan Injil Markus tidak menceritakan tentang penangkapan
banyak ikan yang terjadi dengan begitu ajaib itu, sebab yang mereka
utamakan hanyalah pemanggilan murid-murid Kristus ini , teta-
pi di sini Lukas memaparkan kisah itu sebagai salah satu tanda yang
Yesus berikan di hadapan para murid-Nya, yang tidak tercatat dalam
kitab-kitab sebelumnya (Yoh. 20:30-31).
Perhatikanlah di sini:
I. Betapa banyaknya kumpulan orang yang hadir untuk mendengar-
kan khotbah Kristus: orang banyak mengerumuni Dia hendak
mendengarkan firman Tuhan (ay. 1), begitu banyaknya sampai-
sampai tidak ada satu rumah pun yang cukup untuk menampung
mereka semua, sehingga Ia terpaksa menggiring mereka ke tepi
pantai supaya mereka diingatkan kembali akan janji yang diberi-
kan kepada Abraham, yaitu bahwa keturunannya akan seperti pa-
sir di tepi laut (Kej. 22:17), namun hanya sisanya yang akan dise-
lamatkan (Rm. 9:27). Orang banyak berjubel di sekeliling-Nya
(begitulah arti kata yang dipakai di sini); mereka menghormati
Injil Lukas 5:1-11
189
khotbah-Nya, namun berlaku agak tidak sopan terhadap sang
Pengkhotbah sendiri. Namun, tidak mengapalah, sebab mereka
ramai mengerumuni Dia. Sebagian orang bisa saja menganggap hal
ini sebagai suatu hal yang merendahkan Dia, sebab Ia hanya di-
elu-elukan oleh rakyat kecil, sementara tidak satu pun penguasa
atau orang Farisi percaya pada-Nya. Akan namun , Ia sendiri meng-
anggapnya sebagai sebuah kehormatan, sebab jiwa orang-orang
itu sama berharganya dengan jiwa para pembesar, dan sasaran-
Nya yaitu bukan untuk membawa banyak orang yang terpan-
dang, melainkan untuk membawa banyak orang ke hadapan
Tuhan . Telah dinubuatkan mengenai Dia bahwa kepada-Nya akan
takluk bangsa-bangsa. Kristus yaitu seorang pengkhotbah yang
terkenal, dan meskipun pada saat baru berusia dua belas tahun
Ia telah memiliki hikmat untuk berdebat dengan para alim ulama,
namun pada umur tiga puluh tahun Ia memilih untuk berkhotbah
pada rakyat jelata. Lihatlah bagaimana orang rela menyusahkan
diri untuk menyambut kabar baik: mereka berkerumun untuk
mendengarkan firman Tuhan . Mereka meyakini khotbah-Nya seba-
gai firman Tuhan oleh sebab ada bukti dan kuasa ilahi yang me-
nyertainya, sehingga mereka pun ingin sekali mendengarnya.
II. Betapa sederhananya sarana yang dimiliki Kristus untuk berkhot-
bah: Ia berdiri di pantai danau Genesaret (ay.1), sejajar dengan ke-
rumunan orang itu sehingga mereka pun tidak dapat melihat atau
pun mendengar-Nya. Dia benar-benar berbaur di antara mereka,
dan setiap orang berebut untuk berdekatan dengan-Nya sehingga
Dia pun terdesak-desak, dan bisa saja terdorong ke dalam danau.
Apa yang harus Ia perbuat? Kelihatannya, tidak satu pun dari pa-
ra pendengar-Nya memiliki sarana untuk membantu-Nya, namun
di sana ada dua perahu, atau kapal nelayan, yang tengah menepi,
yang satu milik Simon dan Andreas, dan yang lainnya kepunyaan
Zebedeus dan anak-anaknya (ay. 2). Pada mulanya, Kristus meli-
hat Petrus dan Andreas tengah menjala ikan dari kejauhan (begi-
tulah yang dikatakan dalam Matius 4:18), namun Ia menunggu
sampai mereka tiba di darat, sampai nelayan-nelayannya, yaitu
pembantu-pembantu mereka, telah turun dan selesai membasuh
jalanya dan menebarnya pada saat itu. Lalu, Kristus menaiki pe-
rahu Simon dan memintanya supaya mau meminjamkan perahu
itu sebagai mimbar khotbah-Nya. Sekalipun Kristus berkuasa un-
190
tuk memerintah Simon, namun sebab kasih-Nya, Ia lebih memilih
memintanya untuk menolakkan perahunya sedikit jauh dari pan-
tai, yang akan membuat suara-Nya sedikit lebih susah didengar
namun sosok-Nya lebih mudah untuk dilihat. Hal ini me-
lambangkan bagaimana Ia diangkat tinggi supaya Ia bisa menarik
manusia datang kepada-Nya. Hikmat berseru-seru di tempat-tem-
pat yang tinggi (Ams. 8:2). Hal ini menunjukkan bahwa Kristus
memiliki suara yang nyaring (begitu nyaringnya sampai-sampai
orang mati pun dapat mendengar-Nya), dan bahwa Ia tidak suka
mementingkan diri sendiri. Di atas perahu itulah Ia duduk dan
mengajar orang banyak mengenai pengetahuan akan Tuhan.
III. Betapa karibnya sikap Kristus terhadap para nelayan itu. Sebe-
lumnya, mereka juga pernah berbincang-bincang dengan Dia, di-
mulai pada waktu pembaptisan Yohanes (Yoh. 1:40-41); mereka
ada bersama-sama dengan-Nya di Kana yang di Galilea (Yoh. 2:2),
dan juga di Yudea, namun sampai saat itu mereka belum dipang-
gil untuk menjadi pengikut tetap Kristus, sehingga di sini pun di-
ceritakan bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan mereka se-
hari-hari, dan pada saat itulah mereka dipanggil ke dalam perse-
kutuan yang erat dengan Kristus.
1. Saat Kristus telah selesai berkhotbah, Ia pun menyuruh Petrus
untuk kembali bekerja sesuai dengan mata pencariannya: Ber-
tolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk
menangkap ikan (ay. 4). Waktu itu bukan hari Sabat, sehingga
Ia pun segera menyuruh mereka bekerja lagi setelah khotbah-
Nya selesai. Melakukan kegiatan ibadah pada hari-hari kerja
hanya menyita sedikit saja dari waktu kita, namun mendatang-
kan kebaikan pada watak pikiran kita dalam melakukan tugas
sehari-hari. Betapa besar sukacita yang dapat kita rasakan
saat kita berkeliling melakukan pekerjaan kita setelah berada
di gunung dengan Tuhan , dan kita pun akan mendapatkan ber-
kat yang berlipat ganda dalam pekerjaan kita di dunia ini, dan
dengan begitu, kita telah menguduskan pekerjaan kita itu me-
lalui firman dan doa. Kita memiliki tugas dan kewajiban untuk
bertindak bijaksana dalam mengatur supaya kegiatan ibadah
kita sejalan dengan urusan pekerjaan kita. Kita harus menga-
tur urusan pekerjaan kita supaya jangan sampai menghalangi
kegiatan ibadah kita.
Injil Lukas 5:1-11
191
2. Setelah Petrus menyimak khotbah Kristus, Kristus pun me-
nyertai dia dalam kegiatannya menjala ikan. Petrus ada bersa-
ma-sama dengan Kristus di tepi pantai, dan kini Kristus pun
hendak ikut bertolak ke tempat yang dalam bersamanya. Per-
hatikan, Kristus akan setia menyertai mereka yang mau men-
jadi pengikut setia-Nya.
3. Kristus menyuruh Petrus dan orang-orang di kapalnya untuk
menebarkan jala di danau, yang segera mereka patuhi, meski-
pun mereka telah bekerja keras sepanjang malam dan tidak
berhasil menangkap apa-apa (ay. 4-5).
Kita bisa memperhatikan di sini:
(1) Betapa sulitnya usaha mereka saat itu: “Guru, kami telah
bekerja keras sepanjang malam, padahal seharusnya kami
bisa beristirahat, dan kami tidak menangkap apa-apa, pa-
dahal kami telah berusaha dengan susah payah.” Pasti
orang pun akan memaklumi jika mereka tidak mau ikut
mendengarkan khotbah. Namun, mereka begitu gemar
akan firman Tuhan sampai-sampai bagi mereka, firman itu
lebih menyegarkan dan menguatkan daripada tidur sejenak
setelah bekerja keras sepanjang malam. namun mereka kini
menyinggung-nyinggungnya lagi saat Kristus menyuruh
mereka untuk kembali menangkap ikan.
Perhatikan:
[1] Beberapa panggilan pekerjaan memang lebih sukar dan
berbahaya daripada yang lainnya, namun demi kebaikan
bersama, pemeliharaan ilahi telah mengaturnya sedemi-
kian rupa sehingga tidak ada satu pun panggilan yang
begitu menawarkan hati, namun selalu ada orang-orang
yang memiliki kemampuan untuk menjalankannya. Me-
reka yang memiliki usaha atau pekerjaan dan dengan
mudah menjadi berkelimpahan sebab nya haruslah me-
ngasihani orang-orang lain yang harus bekerja dengan
susah payah namun masih saja berkekurangan dalam hi-
dup mereka. Saat kita telah beristirahat sepanjang ma-
lam, hendaklah kita tidak melupakan mereka yang ha-
rus bekerja keras sepanjang malam, seperti halnya
Yakub sewaktu ia menjaga ternak Laban.
192
[2] Sekalipun panggilan itu amatlah berat, hendaknya se-
tiap orang rela untuk bertekun di dalamnya dan mem-
berikan yang terbaik yang mereka dapat lakukan. Para
nelayan yang rajin ini pun dipilih Kristus menjadi kesa-
yangan-Nya. Mereka yang telah terlatih dalam bersabar
menghadapi penderitaan layak dipilih sebagai prajurit-
prajurit Kristus Yesus yang baik.
[3] Bahkan sering kali orang yang begitu rajin dalam beker-
ja pun harus tetap mengalami kekecewaan, sebagaima-
na mereka yang telah bekerja keras sepanjang malam te-
tapi tidak berhasil menangkap apa-apa, sebab pergumul-
an tidaklah selalu memihak pada mereka yang tercepat.
Tuhan ingin supaya kita rajin dalam melaksanakan tugas
yang telah Ia berikan dan sekaligus bergantung dalam
kebaikan-Nya, bukannya mengandalkan jaminan keber-
hasilan duniawi. Kita harus menunaikan tugas kita dan
menyerahkan hasilnya ke tangan Tuhan .
[4] Saat kita merasa lelah dan kalah dalam usaha dan pe-
kerjaan kita di dunia ini, kita selalu dapat menghampiri
Kristus dan menumpahkan segala masalah kita di ha-
dapan-Nya, dan Dia pasti akan membantu kita menyele-
saikannya.
(2) Betapa taatnya mereka akan perintah Kristus: namun kare-
na Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.
[1] Meskipun mereka telah bekerja keras sepanjang malam,
namun mereka tetap bersedia mengulanginya lagi jika
Kristus menghendaki demikian, sebab mereka tahu
bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan men-
dapat kekuatan baru, sebagaimana tangan mereka men-
dapat kekuatan lagi untuk melakukan pekerjaan me-
reka kembali, sebab anugerah yang mencukupi selalu
menyertai setiap pelayanan yang baru.
[2] Meskipun mereka belum menangkap apa-a