lukas 1-12 6


  Perawan Maria sendiri, berarti secara lang-

sung telah menentang rencana Kristus dan jatuh kembali 

pada kekafiran. 

3. Iblis mencobai Kristus untuk menjadi pembunuh diri-Nya sen-

diri, dengan menyuruh Dia mencobai perlindungan Bapa-Nya 

yang tidak pernah menjamin perlindungan dengan cara seperti 

itu.   

Perhatikanlah: 

(1) Apa yang dirancang Iblis dalam pencobaan ini, Jika Engkau 

Anak Tuhan  , jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah (ay. 9): 

[1] Iblis berusaha agar Yesus mencari bukti baru atas ke-

beradaan-Nya sebagai Anak Tuhan  , seolah-olah tidak cu-

kup pengesahan yang diberikan Bapa-Nya melalui sua-

ra dari langit dan turunnya Roh Kudus ke atas-Nya. 

Perbuatan ini sangat merendahkan Tuhan  , seolah-olah Ia 

tidak memilih cara yang paling tepat dalam memberikan 

jaminan atas pengesahan itu. Hal ini juga akan menim-

bulkan keragu-raguan tentang berdiamnya Roh Kudus 

di dalam diri-Nya, padahal ini merupakan bukti utama 

dan paling meyakinkan bagi diri-Nya sendiri bahwa Ia 

yaitu  Anak Tuhan   (Ibr. 1:8-9).  

[2] Iblis hendak memaksa Yesus mencari cara baru dalam 

menyatakan dan memberitakan keberadaan-Nya seba-

Injil Lukas 4:1-13 

 159 

gai Anak Tuhan   kepada dunia. Sebenarnya Iblis ingin 

menunjukkan bahwa bukti Yesus sebagai Anak Tuhan   

sangat kabur dan tidak jelas, Menurut Iblis, Ia hanya di-

permuliakan di antara rakyat jelata yang mengikuti 

baptisan Yohanes, dan bukti ini kurang kuat.  namun , 

jika Ia sekarang menyatakan diri dari atas bubungan 

Bait Tuhan  , di antara para pembesar yang sedang meng-

hadiri ibadah di Bait Tuhan  , dan lalu   untuk mem-

buktikan bahwa Ia yaitu  benar-benar Anak Tuhan  , 

menjatuhkan diri-Nya sendiri dari atas bubungan ke 

bawah tanpa terluka, maka langsung saja Ia akan di-

terima oleh semua orang sebagai utusan yang diutus 

dari Sorga. Dengan cara itu Iblis memaksa Kristus men-

cari kehormatan melalui rancangan sendiri (dengan me-

lecehkan kehormatan yang telah diberikan Tuhan   ke-

pada-Nya), dan menyatakan diri sendiri di Bait Tuhan   di 

Yerusalem. Padahal Tuhan   telah merancang bahwa 

Kristus harus lebih banyak menyatakan diri-Nya di an-

tara murid-murid Yohanes Pembaptis yang baru berto-

bat, sebab  pengajaran-Nya akan lebih disambut oleh 

orang-orang ini  daripada imam-imam.  

[3] Mungkin Iblis berharap bahwa, meskipun ia tidak dapat 

menjatuhkan Yesus ke bawah, setidaknya ia dapat me-

lukai Dia, bahkan jika Ia menjatuhkan diri-Nya sendiri, 

kejatuhan itu akan membawa maut bagi-Nya, sehingga 

dengan mudah ia dapat menyingkirkan Yesus.  

(2) Bagaimana Iblis mendukung dan memperkuat pencobaan 

ini. Ia mengingatkan, Sebab ada tertulis (ay. 10). Kristus 

melawan dia dengan kutipan ayat Kitab Suci, dan Iblis 

ingin menunjukkan bahwa ia pun mampu mengutip ayat-

ayat Kitab Suci seperti Yesus. Sudah menjadi hal yang la-

zim bagi para pengikut ajaran sesat dan penipu untuk me-

mutarbalikkan makna ayat-ayat Kitab Suci dan menyalah-

gunakannya untuk melakukan segala macam kefasikan. Ia 

akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melin-

dungi Engkau, jika Engkau memang Anak Tuhan  , dan me-

reka akan menatang Engkau di atas tangannya. Lebih-lebih 

lagi sekarang Yesus berada di bubungan Bait Tuhan  , jadi Ia 

dapat mengharapkan pelayanan malaikat itu. Jika Ia ada-


 160

lah Anak Tuhan  , maka Bait Tuhan   menjadi tempat yang tepat 

bagi kehadiran-Nya (2:46). Dan, jika ada tempat di kolong 

langit ini yang dikawal terus-menerus oleh pasukan malai-

kat, maka pastilah Bait Tuhan   itu tempatnya (Mzm. 68:18). 

Memang benar bahwa Tuhan   telah menjanjikan perlindung-

an malaikat, namun  itu untuk mendorong kita mempercayai-

Nya, dan bukan untuk mencobai Dia. Selama janji ke-

hadiran Tuhan   kita pegang erat-erat, sejauh itu pula janji 

pelayanan malaikat itu berlaku, namun  tidak lebih jauh 

daripada itu: “Mereka akan menjagamu dalam perjalanan 

di darat, di segala jalan yang engkau tempuh, namun  bukan 

saat  engkau mencoba melayang-layang di angkasa.” 

(3) Bagaimana Iblis dihardik dan dikalahkan dalam pencobaan 

ini (ay. 12). Kristus mengutip Ulangan 6:16 yang berbunyi, 

Janganlah kamu mencobai TUHAN, Tuhan  mu, dengan meng-

inginkan suatu tanda untuk membuktikan penyataan ilahi-

Nya, saat  apa yang yang telah Ia berikan telah mencu-

kupi. Demikianlah yang diperbuat oleh bangsa Israel saat  

mereka mencobai Tuhan   di padang gurun dengan berkata, 

Memang Ia memukul gunung batu, sehingga terpancar air 

dan membanjir sungai-sungai; namun  sanggupkah Ia menye-

diakan daging bagi umat-Nya? Dalam hal ini, Kristus akan 

sangat bersalah andaikata Ia berkata, “Tuhan   memang telah 

membuktikan bahwa Aku ini Anak-Nya dengan mengirim-

kan Roh Kudus ke atas-Ku, yang merupakan tanda yang 

agung; namun  dapatkah juga Ia memberikan tugas kepada 

malaikat-malaikat-Nya untuk melayani Aku, yang merupa-

kan tanda yang kurang berarti?” 

III. Bagaimana kesudahan dan hasil akhir pertempuran ini (ay. 13). 

Penebus kita yang berjaya dalam pertarungan ini berhasil mem-

pertahankan kedudukan-Nya dan tampil sebagai pemenang, bu-

kan hanya bagi diri-Nya sendiri, namun  juga bagi kita juga. 

1. Iblis sudah kehabisan senjata, ia mengakhiri semua pencobaan 

itu. Kristus telah memberikan kesempatan kepadanya untuk 

mengatakan apa saja dan melakukan apa saja yang dapat ia 

lakukan terhadap-Nya. Yesus membiarkan dia mencoba semua 

kekuatannya, namun sekalipun begitu, Yesus tetap berhasil 

mengalahkan dia. Apakah Kristus menderita akibat pencobaan 

Injil Lukas 4:14-30 

 161 

 itu, sampai semua pencobaan ini berakhir? Bukankah kita 

juga harus berharap dapat mengatasi semua pencobaan kita, 

untuk melalui semua masa pencobaan yang telah ditetapkan 

bagi kita?  

2. Iblis lalu   meninggalkan medan pertempuran, Ia mundur 

daripada-Nya. Ia menganggap sudah tidak ada gunanya lagi 

menyerang Yesus. Ia tidak melihat apa pun di dalam diri Yesus 

yang dapat dijadikan sasaran untuk panah apinya. Yesus ti-

dak memiliki sisi gelap. Tidak ada pada-Nya bagian yang 

lemah atau yang tak terlindung, dan sebab  itulah Iblis me-

nyerah kalah. Perhatikanlah, jika kita melawan Iblis, ia akan 

lari dari kita.  

3. Namun, Iblis tetap melanjutkan kedengkiannya terhadap 

Kristus, dan mengundurkan diri dengan niat menyerang-Nya 

lagi. Iblis mengundurkan diri untuk sementara saja, achri 

kairou – sampai suatu masa, atau sampai suatu waktu saat  

ia memiliki kesempatan lagi atas-Nya. Ia akan menyerang-Nya 

lagi, namun  bukan sebagai seorang penggoda untuk menarik-

Nya berbuat dosa supaya bisa menggebrak kepala-Nya,  seperti 

yang dilakukannya saat ini dan akhirnya kalah telak. Sebalik-

nya, ia akan berperan sebagai seorang penganiaya, untuk 

membuat-Nya menderita, melalui Yudas dan alat-alat kejahat-

an lain yang dapat ia gunakan, supaya dengan demikian ia 

dapat meremukkan tumitnya seperti yang telah dikatakan ke-

padanya untuk dilakukan (Kej. 3:15), dan ia akan tetap mela-

kukan serangan itu meskipun hal itu akan mengakibatkan 

kepalanya sendiri diremukkan. Sekarang ia mengundurkan diri 

sampai tiba waktunya yang disebut Kristus sebagai saat kuasa 

kegelapan (22:53), dan saat saat  penguasa dunia ini datang 

kembali (Yoh. 14:30).  

Kristus di Rumah Ibadat di Nazaret;  

Kristus Dihalau dari Nazaret  

(4:14-30) 

14 Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar ten-

tang Dia di seluruh daerah itu. 15 Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah 

ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. 16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia 

dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah 


 162

ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan 

Kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada 

tertulis: 18 “Roh Tuhan ada pada-Ku. Oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, un-

tuk menyampaikan kabar baik bagi orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 

19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan peng-

lihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertin-

das, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” 20 lalu   Ia 

menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan 

mata semua orang dalam rumah ibadat tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memu-

lai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu 

mendengarnya.” 22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka 

heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka “Bu-

kankah Ia ini anak Yusuf?” 23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu 

kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah 

diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang 

telah kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” 24 Dan kata-Nya lagi: 

“Aku berkata kepada-Mu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tem-

pat asalnya. 25 Dan aku berkata kepadamu, dan kata-kata-Ku ini benar: Pada 

zaman Elia ada  banyak wanita  janda di Israel saat  langit tertutup 

selama tiga tahun dan enam bulan dan saat  bahaya kelaparan yang hebat 

menimpa seluruh negeri. 26 namun  Elia diutus bukan kepada salah seorang 

dari mereka, melainkan kepada seorang wanita  janda di Sarfat, di tanah 

Sidon. 27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak 

ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan selain daripada Naaman, orang 

Siria itu.” 28 Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah 

ibadat itu. 29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan mem-

bawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan 

Dia dari tebing itu. 30 namun  Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu 

pergi. 

Setelah Kristus menaklukkan roh jahat, Ia menunjukkan bahwa Ia 

sepenuhnya dikuasai oleh Roh Kudus, yaitu Roh yang baik. Dan sete-

lah mempertahankan diri terhadap serangan Iblis, sekarang Yesus 

bertindak dengan giat melakukan serangan gencar, dengan menye-

rang Iblis melalui pengajaran dan mujizat-mujizat-Nya yang tidak 

dapat dilawan atau ditangkis oleh Iblis.  

Perhatikanlah:  

I. Apa yang dikatakan secara umum di sini tentang pengajaran-Nya 

dan sambutan yang diperoleh atas pengajaran itu di daerah Gali-

lea, daerah yang terpencil di negeri Israel itu, jauh dari Yerusalem. 

Pelayanan yang dimulai di sana merupakan salah satu bagian 

dari tindakan perendahan diri Kristus.  

namun : 

1. Ia datang ke sana dalam kuasa Roh. Roh yang sama yang 

membuat Ia memenuhi syarat untuk menjalankan jabatan ke-

nabian-Nya itu dengan kuat mendorong-Nya ke tempat itu. Ia 

Injil Lukas 4:14-30 

 163 

tidak perlu menunggu panggilan dari orang lain, sebab  Ia 

memiliki terang dan hidup dalam diri-Nya sendiri.  

2. Di sana Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat mereka, tem-

pat ibadat untuk umum, tempat orang banyak bertemu. Iba-

dah di sini bukanlah seperti ibadah yang dilakukan orang di 

Bait Tuhan   yang sarat dengan upacara. Sebaliknya, yang dila-

kukan di sini yaitu  kegiatan-kegiatan beribadah, seperti 

membaca firman Tuhan  , menguraikannya secara terperinci dan 

menerapkan firman itu dalam doa dan puji-pujian, serta juga 

untuk mendisiplin jemaat. Kegiatan seperti ini lebih sering di-

lakukan sejak bangsa ini ditawan dan diasingkan, saat  masa 

bagi ibadat yang bersifat upacara hampir berakhir.  

3. Dengan melakukan kegiatan ini, Yesus menjadi sangat terke-

nal. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu (ay. 

14). Kabar tentang Dia itu yaitu  kabar tentang hal-hal yang 

baik mengenai diri-Nya, sebab  dikatakan, semua orang memu-

ji Dia (ay. 15). Semua orang mengagumi Dia, menyanjung-Nya, 

dan belum pernah mereka mendengar pengajaran seperti itu 

seumur hidup mereka. Sekarang perhatikanlah. Pada awalnya 

Ia tidak menerima penghinaan atau perlawanan. Semua orang 

memuji Dia, tidak ada seorang pun yang menjelek-jelekkan 

Dia.  

II. Tentang pengajaran Yesus di Nazaret, kota tempat Ia dibesarkan, 

dan sambutan yang Dia dapatkan di sana. Di sini diceritakan ke-

pada kita bagaimana Ia mengajar di sana dan bagaimana Ia di-

aniaya.  

1. Bagaimana Ia mengajar di sana.  

Mengenai ini perhatikanlah:  

(1) Kesempatan yang Ia dapatkan untuk mengajar: Ia datang 

ke Nazaret saat  Ia telah menjadi terkenal di tempat-tem-

pat lain, dengan harapan supaya setidaknya sikap suka 

merendahkan dan prasangka orang-orang sekampung-Nya 

terhadap Dia akan berkurang. Di sanalah Ia mengambil ke-

sempatan untuk mengajar:  

[1] di rumah ibadat, tempat yang tepat, tempat yang biasa 

Ia kunjungi pada hari Sabat sesuai dengan kebiasaan-

Nya dulu sebagai orang kebanyakan (ay. 16). Jika kita 


 164

memiliki kesempatan, seharusnya kita juga rajin meng-

hadiri pertemuan ibadah. namun  sekarang, sebab  Ia 

telah memasuki masa pelayanan kepada orang banyak, 

di sanalah Ia mengajar. Di mana ada banyak ikan, ke 

sanalah Nelayan yang arif ini akan menebarkan jala-

Nya.  

[2] Pada hari Sabat, hari yang pantas yang dilalui oleh 

orang-orang Yahudi yang saleh, bukan sekadar untuk 

beristirahat dari pekerjaan sehari-hari, namun  untuk 

beribadah kepada Tuhan  , seperti yang sudah lama mere-

ka lakukan dengan sering menghadiri sekolah nabi 

pada bulan-bulan baru atau hari-hari Sabat. Perhatikan-

lah, sungguh baik sekali untuk memelihara hari-hari 

Sabat dengan melakukan ibadah jemaat dengan penuh 

kesungguhan.  

(2) Tugas yang diberikan kepada-Nya: 

[1] Ia berdiri hendak membaca dari Alkitab. Dalam rumah 

ibadat orang Yahudi biasanya ada tujuh pembaca pada 

setiap hari Sabat. Yang pertama yaitu  seorang imam, 

yang kedua seorang Lewi, dan lima orang lainnya ada-

lah orang-orang Israel yang merupakan bagian dari ru-

mah ibadat setempat itu. Kita sering mendapati Kristus 

mengajar di rumah-rumah ibadat lain, namun  kita tidak 

pernah menemukan Ia membaca Kitab Suci selain di ru-

mah ibadat yang ada di Nazaret ini, tempat Ia dahulu 

menjadi anggota jemaat selama bertahun-tahun. Seka-

rang Ia diminta melakukan tugas pelayanan seperti 

yang mungkin dahulu telah sering Ia lakukan. Ia mem-

baca salah satu pelajaran yang diambil dari kitab nabi-

nabi (Kis. 13:15). Perhatikanlah, pembacaan Kitab Suci 

yaitu  kegiatan yang sangat layak dilakukan dalam se-

tiap perhimpunan jemaat. Kristus sendiri tidak meng-

anggap hal itu sebagai pekerjaan yang rendah untuk di-

lakukan.  

[2] Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya, yang mungkin 

diberikan oleh kepala rumah ibadat itu atau oleh petu-

gas yang ditunjuk (ay. 20). Jadi, jelaslah Ia bukan se-

orang penyelundup yang menyerobot masuk ke dalam 

pertemuan jemaat. Sebaliknya, Ia diberi tugas secara 

Injil Lukas 4:14-30 

 165 

resmi pro hac vice – pada kesempatan ini. Pelajaran ke-

dua untuk hari itu ada di dalam nubuat Nabi Yesaya 

dan mereka memberikan bagian itu kepada-Nya untuk 

dibaca.  

(3) Ayat yang Ia ajarkan. Ia berdiri hendak membaca, untuk 

mengajarkan kita suatu sikap hormat yang harus diberikan 

saat  membaca dan mendengar Firman Tuhan  . saat  Ezra 

membuka kitab hukum, semua orang berdiri (Neh. 8:5). 

Begitu juga sikap yang ditunjukkan Kristus di sini saat  Ia 

membaca kitab nabi-nabi. Nah, saat  kitab itu diberikan 

kepada-Nya:  

[1] Ia membukanya. Kitab Perjanjian Lama tetap termeterai 

sampai Kristus membuka kitab itu (Yes. 29:11). Layak-

lah Anak Domba yang telah disembelih menerima gu-

lungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya, se-

bab Ia bukan hanya dapat membuka kitab itu saja, 

namun  juga artinya.  

[2] Yesus menemukan tempat ayat yang telah ditentukan 

untuk dibaca pada hari itu sesuai urutannya. Ia tidak 

perlu diarahkan lagi, Ia segera menemukan ayat itu dan 

membacanya serta menjadikan ayat itu sebagai bahan 

pengajaran-Nya. Sekarang, pengajaran-Nya diambil dari 

Yesaya 61:1-2, yang sebagian besar dikutip di sini (ay. 

18-19). ada  campur tangan ilahi di dalamnya, se-

hingga bagian Kitab Suci itu yang harus dibaca pada 

hari itu. Ayat ini  berbicara begitu jelas tentang 

Sang Mesias, sehingga mereka yang tidak mengenal Dia 

sungguh tidak dapat dimaafkan. Setiap hari Sabat me-

reka ini mendengar perkataan para nabi yang bersaksi 

tentang Dia, namun  masih tidak tahu juga bahwa Dia 

yaitu  Sang Mesias itu (Kis. 13:27). Ayat-ayat ini mem-

berikan keterangan penuh tentang pekerjaan Kristus 

dan tujuan-Nya datang ke dunia ini. 

Perhatikanlah:  

Pertama, bagaimana Ia diperlengkapi sehingga layak 

untuk pekerjaan ini: Roh Tuhan ada pada-Ku. Semua 

karunia dan anugerah Roh Kudus dilimpahkan ke atas-

Nya, tidak dalam jumlah terbatas seperti yang diterima 


 166

oleh para nabi, namun  dalam jumlah yang tidak terbatas 

(Yoh. 3:34). Sekarang Ia datang dalam kuasa Roh (ay. 

14).  

Kedua, bagaimana Ia diutus: Sebab Ia telah meng-

urapi Aku dan mengutus Aku. Persyaratan yang dimiliki-

Nya sungguh luar biasa memenuhi syarat untuk melak-

sanakan suatu tugas. Urapan yang diterima-Nya me-

nunjukkan bahwa Ia layak untuk melaksanakan tugas 

dan panggilan itu. Orang-orang yang ditunjuk Tuhan   un-

tuk melaksanakan tugas pelayanan tertentu akan di-

urapi oleh Tuhan  , “sebab  Ia telah mengutus Aku, Ia 

telah mengirimkan Roh-Nya untuk menyertai Aku.”  

Ketiga, apa yang menjadi pekerjaan-Nya. Ia dileng-

kapi dengan segala kemampuan dan diutus, 

1. Untuk menjadi seorang Nabi Agung. Ia diurapi un-

tuk mengajar. Hal itu diulang sampai tiga kali di 

sini, sebab  inilah pekerjaan yang sekarang sedang 

dimulai-Nya.  

Perhatikanlah:  

(1) Kepada siapa Ia mengajar. Kepada orang-orang 

miskin, yaitu mereka yang miskin di dunia ini, 

yang diremehkan oleh ahli-ahli Taurat sebagai 

tidak pantas untuk menerima pengajaran, dan 

yang selalu dihina. Kepada mereka yang miskin 

rohani, kepada orang-orang yang lemah lembut 

dan rendah hati, dan kepada orang-orang yang 

sungguh-sungguh berduka atas dosa. Orang-

orang seperti inilah yang akan menyambut Injil 

dan anugerah yang menyertainya, dan mereka 

akan menerimanya (Mat. 11:5).  

(2) Apa yang Ia hendak ajarkan. Secara umum Ia 

harus memberitakan Injil. Ia diutus 

euangelizesthai – untuk menginjili mereka. Bu-

kan sekadar memberitakan Injil kepada mereka, 

namun  untuk membuat pemberitaan itu berhasil. 

Menyampaikan berita itu, bukan hanya bagi 

telinga mereka, namun  terutama bagi hati mereka, 

Injil Lukas 4:14-30 

 167 

untuk membentuk hati mereka menurut Kabar 

Baik itu.  

Ada tiga hal yang akan Ia ajarkan: 

[1] Pembebasan kepada orang-orang tawanan. 

Injil yaitu  pernyataan akan adanya kebebas-

an, seperti pernyataan kebebasan bangsa Is-

rael dari negeri Mesir dan Babel. Berkat jasa 

Kristus, orang-orang berdosa dilepaskan dari 

ikatan dosa, dan oleh Roh serta anugerah-Nya 

mereka dibebaskan dari perhambaan yang 

merusak. Itu yaitu  pembebasan dari per-

budakan yang paling buruk, dan mereka yang 

telah dibebaskan itu akan bersedia menjadi-

kan Kristus sebagai Pemimpin mereka, dan 

bersedia diperintah oleh-Nya. 

[2] Penglihatan bagi orang-orang buta. Ia datang 

bukan hanya dengan berita Injil-Nya yang 

membawa terang bagi mereka yang diam di 

negeri kekelaman, namun  juga dengan kuasa 

anugerah-Nya untuk memberikan penglihatan 

bagi mereka yang buta. Bukan saja bagi dunia 

bangsa-bangsa bukan Yahudi, namun  juga bagi 

setiap jiwa yang tidak menunjukkan pertobat-

an. Bukan saja bagi mereka yang dalam per-

hambaan, namun  juga bagi mereka yang ada 

dalam kebutaan, seperti Simson dan Zedekia. 

Kristus datang untuk memberi tahu kita bah-

wa Ia membawa pelumas mata bagi kita, yang 

dapat kita peroleh dengan memintanya. Arti-

nya, jika doa kita yaitu , Tuhan supaya mata 

kami dapat melihat, maka jawaban-Nya ada-

lah, “Melihatlah engkau.” 

[3] Kedatangan tahun rahmat Tuhan (ay. 19). Ia 

datang untuk memberi tahu dunia bahwa 

Tuhan   yang telah mereka sakiti bersedia ber-

damai dengan mereka dan mau menerima me-

reka dengan persyaratan baru. Bahwa telah 

terbuka jalan untuk membuat ibadah-ibadah 


 168

mereka dapat diterima Tuhan  . Bahwa sekarang 

yaitu  masa di mana Tuhan   berkenan kepada 

manusia. Tahun rahmat Tuhan ini menunjuk 

pada tahun penghapusan utang, atau tahun 

Yobel yang menjadi tahun rahmat bagi para 

hamba yang akan dibebaskan. Orang-orang 

yang berutang akan memperoleh penghapus-

an atas kewajiban-kewajiban mereka. Orang-

orang yang menggadaikan tanah mereka akan 

mendapatkan tanah mereka kembali. Kristus 

datang untuk memperdengarkan bunyi sang-

kakala Yobel, dan berbahagialah segala umat 

yang mendengar bunyi nafiri itu (Mzm. 89:16, 

TL). Itulah tahun rahmat, sebab  hari itu 

membawa keselamatan.  

2. Kristus datang untuk menjadi seorang Tabib agung. 

sebab  Ia diutus untuk menyembuhkan orang yang 

hancur hati (ay. 18, KJV), untuk menghibur dan me-

nyembuhkan hati nurani yang menderita, memberi 

kedamaian bagi orang-orang yang berduka dan me-

rendahkan diri atas dosa-dosanya. Dia datang untuk 

orang-orang yang berada di bawah tekanan rasa ta-

kut akan murka Tuhan   terhadap mereka, dan untuk 

membawa perhentian dan kelegaan bagi yang lelah 

dan bertanggungan berat di bawah beban rasa ber-

salah dan kecemaran. 

3. Untuk menjadi seorang Penebus Agung. Ia tidak ha-

nya memberitakan pembebasan kepada orang-orang 

tawanan, seperti yang dilakukan Koresh kepada 

orang Yahudi di Babel (Siapa di antara kamu terma-

suk umat-Nya, biarlah ia berangkat pulang), namun  

juga membebaskan mereka yang terluka. Ia melaku-

kan itu dengan Roh-Nya yang mencondongkan hati 

mereka dan menguatkan mereka untuk mengguna-

kan kebebasan yang dianugerahkan, sebab  tidak 

seorang pun akan melakukannya selain orang yang 

hatinya digerakkan Tuhan   (Ezr. 1:5). Ia datang dalam 

nama Tuhan   untuk membebaskan orang-orang ber-

dosa yang malang, yang telah menjadi orang-orang 

Injil Lukas 4:14-30 

 169 

berutang dan tawanan dari peradilan ilahi. Para nabi 

hanya dapat memberitakan kebebasan namun  Kristus 

yang memiliki kuasa dan wewenang untuk meng-

ampuni dosa di dunia ini, datang untuk mengadakan 

pembebasan. Itulah sebabnya perkataan mengenai 

pembebasan itu ditambahkan dalam pembacaan ini. 

Dr. Lightfoot (seorang theolog Inggris abad ketujuh 

belas – pen.) berpendapat bahwa sesuai dengan 

kebebasan yang diperbolehkan orang Yahudi kepada 

para pembaca untuk membandingkan suatu ayat 

Kitab Suci dengan ayat lainnya dalam pembacaan 

mereka, maka untuk memperjelas bagian itu Kristus 

menambahkan dengan kutipan dari Yesaya 58:6, 

yang menekankan kewajiban untuk memerdekakan 

orang yang teraniaya pada tahun rahmat Tuhan. 

Ungkapan yang dipakai  dalam Septuaginta juga 

sama dengan ungkapan yang tersurat di sini. 

(4) Inilah penerapan yang dilakukan Kristus atas bacaan terse-

but kepada diri-Nya sendiri (ay. 21). Setelah selesai mem-

baca, Ia menutup gulungan kitab itu dan memberikannya 

kepada pejabat atau petugas di situ, lalu duduk sesuai de-

ngan adat guru-guru Yahudi. Dalam Matius 26:55 dikata-

kan bahwa Ia duduk mengajar tiap-tiap hari di Bait Tuhan  . 

Nah, Ia mulai mengajar demikian, “Pada hari ini genaplah 

nas ini sewaktu kamu mendengarnya. Nas yang ditulis 

Yesaya melalui nubuat, sekarang telah Kubaca di hadapan-

mu melalui sejarah.” Nubuat itu sekarang mulai digenapi 

dengan masuknya Kristus ke dalam pelayanan umum. 

Sekarang, melalui laporan yang mereka dengar tentang 

pengajaran dan mujizat-mujizat yang dibuat-Nya di tempat 

lain. Sekarang, melalui pengajaran-Nya kepada mereka di 

rumah ibadat mereka sendiri. Besar kemungkinan Kristus 

melanjutkan pemberitaan itu dan menunjukkan secara 

khusus bagaimana ayat itu digenapi di dalam pengajaran 

yang Ia beritakan tentang Kerajaan Sorga yang sudah de-

kat, yang memberitakan pembebasan, memberikan peng-

lihatan, kesembuhan, dan semua berkat dari tahun rahmat 

Tuhan. Ada banyak perkataan berkat yang diucapkan-Nya, 

dan yang diucapkan-Nya sekarang ini barulah permulaan-


 170

nya. Kristus sering memberitakan pengajaran yang pan-

jang, namun  laporan yang kita dapatkan hanya singkat saja. 

Namun ini cukup untuk memperkenalkan sesuatu yang sa-

ngat besar: Pada hari ini genaplah nas ini.  

Perhatikanlah:  

[1] Semua ayat dalam Perjanjian Lama yang akan tergenapi 

di dalam Sang Mesias telah digenapi sepenuhnya di da-

lam Tuhan Yesus, yang dengan demikian telah mem-

buktikan dengan sepenuh-penuhnya bahwa inilah Dia 

yang akan datang.  

[2] Sangatlah baik bagi kita untuk mengamati penggenap-

an ayat-ayat Kitab Suci berdasarkan pengamatan kita 

terhadap setiap tindakan pemeliharaan Tuhan  . Karya-

karya Tuhan   bukan saja merupakan penggenapan atas 

Firman-Nya yang rahasia, namun  juga pengungkapan 

Firman-Nya yang dinyatakan. Kita bisa dibantu untuk 

memahami ayat-ayat Kitab Suci dan pemeliharaan Tuhan   

bila kita saling membandingkan keduanya.     

(5) Inilah perhatian dan kekaguman orang-orang yang mende-

ngarkan Dia.  

[1] Perhatian mereka (ay. 20). Mata semua orang dalam ru-

mah ibadat itu (yang mungkin jumlahnya cukup ba-

nyak) tertuju kepada-Nya, terbuka lebar menantikan 

apa yang akan Ia katakan, setelah akhir-akhir ini 

mereka banyak mendengar tentang Dia. Perhatikanlah, 

saat  sedang mendengarkan firman Tuhan  , baiklah bila 

kita menjaga mata kita tertuju kepada pelayan firman 

yang sedang dipakai Tuhan   untuk berbicara kepada kita. 

sebab , sama seperti mata mempengaruhi hati, begitu 

juga biasanya hati akan mengikuti mata mengembara 

ke mana-mana sesuai pandangan mata. Atau lebih te-

patnya, marilah kita mengarahkan mata kita hanya ke-

pada  Kristus yang berbicara kepada kita di dalam atau 

melalui sang pelayan firman itu. Apakah yang akan 

dikatakan tuanku kepada hambanya ini? 

[2] Kekaguman mereka (ay. 22). Semua orang itu membenar-

kan Dia, bahwa perkataan-Nya sangat mengagumkan 

dan berarti. Mereka semua memuji-Nya dan merasa he-

Injil Lukas 4:14-30 

 171 

ran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya. Namun, 

seperti yang ditunjukkan oleh apa yang terjadi berikut-

nya, sesungguhnya mereka tidak percaya kepada-Nya. 

Perhatikanlah, sangatlah mungkin bahwa orang-orang 

yang menjadi pengagum seorang pelayan Tuhan dan 

mengagumi pengajarannya yang baik, bukanlah orang-

orang Kristen yang sejati. Perhatikanlah, Pertama, apa 

yang sebenarnya mereka kagumi: Kata-kata indah yang 

diucapkan Yesus. Kata-kata anugerah yaitu  kata-kata 

indah yang diucapkan dengan cara yang meyakinkan 

dan menarik hati. Perhatikanlah, perkataan-perkataan 

Kristus yaitu  perkataan anugerah, sebab  kemurahan 

tercurah pada bibir-Nya (Mzm. 45:3), kata-kata anuge-

rah itu tercurah dari bibir-Nya itu. Kata-kata anugerah 

ini hendaklah dikagumi. Nama yang diberikan kepada 

Kristus yaitu  Penasihat Ajaib. Nama-Nya memang 

sungguh Ajaib dalam anugerah-Nya, dalam perkataan 

anugerah-Nya dan kuasa yang menyertainya. Kita pun 

terkagum-kagum bahwa Ia bersedia mengucapkan kata-

kata anugerah seperti itu kepada orang-orang celaka 

hina seperti kita-kita ini. Kedua, apa yang membuat me-

reka bertambah kagum lagi, dan itu yaitu  pertimbang-

an mereka tentang asal-usul-Nya Bukankah Ia ini anak 

Yusuf, bukankah Ia dari keturunan yang sederhana 

saja, dan pendidikan-Nya juga rendah? Mungkin de-

ngan alasan ini sebagian orang semakin mengagumi 

kata-kata-Nya yang indah, dan menyimpulkan bahwa Ia 

tentunya telah diajar oleh Tuhan   sendiri, sebab mereka 

tidak mengenal siapa pun yang telah mengajar Dia. Se-

mentara sebagian lainnya mungkin dengan melihat 

alasan ini malah batal mengagumi kata-kata-Nya yang 

indah, dan menyimpulkan bahwa tidak ada apa pun 

yang dapat dikagumi dalam kata-kata-Nya itu, betapa-

pun indahnya kata-kata itu, sebab  Dia yaitu  anak 

Yusuf. Dapatkah sesuatu yang besar atau yang layak 

untuk diperhatikan berasal dari seorang yang begitu 

hina?  

(6) Kristus mengetahui sebelumnya pasti ada keberatan timbul 

di dalam benak sebagian besar pendengar-Nya. 


 172

Perhatikanlah: 

[1] Apa keberatan mereka itu (ay. 23): “Tentu kamu akan 

mengatakan pepatah ini kepada-Ku, hai tabib, sembuh-

kanlah diri-Mu sendiri. sebab  kamu tahu bahwa Aku 

yaitu  Anak Yusuf, tetanggamu, kamu pasti berharap 

bahwa Aku harus bisa membuat banyak mujizat di 

antara kamu, seperti yang telah aku kerjakan di 

tempat-tempat lain; seperti yang diharapkan orang dari 

seorang tabib, bahwa jika ia memang mampu, ia harus 

bisa menyembuhkan bukan hanya dirinya sendiri, teta-

pi juga sanak saudara dan sahabat-sahabatnya.” Se-

bagian besar mujizat Kristus yaitu  mujizat kesembuh-

an. “Nah, mengapa orang-orang sakit di kotamu sendiri 

tidak disembuhkan seperti orang-orang di kota lain?” 

Penyembuhan-penyembuhan ini  dirancang untuk 

menyembuhkan orang dari ketidakpercayaan mereka. 

“Nah, kalau begitu mengapa penyakit ketidakpercayaan, 

kalau itu memang suatu penyakit, tidak disembuhkan 

di kota-Mu sendiri seperti yang terjadi di kota-kota lain? 

Segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kaper-

naum, yang begitu banyak dibicarakan orang, perbuat-

lah di sini juga, di tempat asal-Mu juga.” Mereka merasa 

senang dengan kata-kata Kristus yang indah, hanya ka-

rena mereka berharap kata-kata itu akan mengawali 

pekerjaan-pekerjaan ajaib-Nya nanti. Selanjutnya mere-

ka ingin supaya orang-orang lumpuh, buta, sakit, dan 

kusta disembuhkan dan ditolong, sehingga beban kota 

itu menjadi ringan. Itulah hal utama yang mereka ha-

rapkan. Mereka berpendapat bahwa kota mereka sama 

layaknya untuk dijadikan panggung mujizat seperti ko-

ta-kota lainnya. Bukankah sudah seharusnya Ia mena-

rik kelompok pengikut-Nya dari kota itu daripada dari 

kota-kota lainnya? Mengapa para tetangga dan kenalan-

Nya tidak memperoleh keuntungan dari pengajaran dan 

mujizat-mujizat-Nya? Mengapa justru orang lain? 

[2] Bagaimana Ia menjawab keberatan terhadap langkah 

yang Ia ambil ini.  

Pertama, dengan menggunakan alasan yang gam-

blang dan tegas mengapa Ia tidak menjadikan Nazaret 

Injil Lukas 4:14-30 

 173 

sebagai markas besar-Nya (ay. 24), sebab  benarlah 

yang sudah umum diketahui orang, bahwa tidak ada 

nabi yang dihargai di tempat asalnya. Pengalaman 

membuktikan hal ini, bahwa setidaknya mereka kurang 

begitu dihargai dan hampir tidak ada kesempatan un-

tuk berbuat baik seperti di tempat-tempat lain. saat  

para nabi diutus membawakan pesan mujizat belas 

kasihan, hanya sedikit orang setempat, yang mengenal 

garis keturunan dan pendidikan para nabi itu, yang 

mau menerima mereka. Begitulah menurut Dr. Ham-

mond (theolog Inggris abad ketujuh belas – pen.). 

Keakraban dapat melahirkan celaan. Kita mudah 

memandang rendah orang-orang yang perilakunya telah 

biasa kita ketahui, dan mereka yang kehidupannya 

sebagai orang biasa sudah dikenal akrab, jarang 

memperoleh penghormatan sebagai nabi. Yang paling 

dihargai yaitu  sesuatu yang sulit didapat dan mahal 

harganya, jauh di atas sesuatu yang dapat dibuat 

sendiri, meskipun yang dibuat sendiri itu sebenarnya 

lebih unggul. Hal seperti ini juga muncul sebab  rasa iri 

hati yang umum terjadi di antara para tetangga atau 

sahabat. Mereka tidak tahan melihat orang lebih unggul 

daripada mereka, sementara beberapa waktu yang lalu 

orang ini lebih rendah dari mereka. sebab  alasan inilah 

Kristus urung membuat mujizat atau melakukan 

sesuatu yang luar biasa di Nazaret, sebab  prasangka 

orang-orang di sana yang telah berurat akar terhadap 

Dia.  

Kedua, dengan memberikan contoh yang berkaitan 

tentang dua nabi paling terkenal dari Perjanjian Lama 

yang lebih memilih bekerja di antara bangsa asing dari-

pada bekerja di antara orang sebangsanya, dan tidak 

diragukan lagi bahwa mereka melakukan semua ini di 

bawah bimbingan ilahi. 

1. Elia mencukupi kebutuhan hidup seorang perem-

puan janda di Sarfat, di tanah Sidon, seorang asing 

bagi bangsa Israel, saat  terjadi bahaya kelaparan 

yang hebat menimpa seluruh negeri (ay. 25-26). 

Kisah ini dapat kita baca selengkapnya di dalam       


 174

1 Raja-raja 17:9 dst. Dikatakan di sana bahwa langit 

tertutup selama tiga tahun enam bulan, sedangkan di 

dalam 1 Raja-raja 18:1 dikatakan bahwa pada tahun 

ketiga Elia menunjukkan diri kepada Ahab, dan 

turunlah hujan di sana. Namun, itu bukan tahun 

ketiga masa kekeringan, namun  tahun ketiga Elia 

tinggal bersama wanita  janda di Sarfat itu. 

Sama seperti Tuhan   di sini ingin menyatakan diri-Nya 

sebagai Bapa dari anak yatim dan Pelindung bagi 

para janda, begitu pula Ia hendak menunjukkan 

bahwa Ia kaya di dalam rahmat kepada semua 

orang, bahkan juga kepada bangsa-bangsa bukan-

Yahudi (ay. 27).  

2. Elisa menyembuhkan Naaman, orang Siria (atau 

Aram – pen.) itu, dari penyakit kustanya, sekalipun 

ia orang Siria, yang bukan saja orang asing, namun  

juga musuh bagi Israel (ay. 27). Pada zaman nabi 

Elisa, ada banyak orang kusta di Israel, khususnya 

empat orang, membawa kabar tentang orang Aram 

yang mengepung Samaria dan lalu   melarikan 

diri tunggang langgang meninggalkan begitu saja ba-

rang-barang rampasan di dalam kemah-kemah me-

reka untuk memperkaya Samaria. saat  itu Elisa 

sendiri sedang berada di dalam kota yang terkepung 

itu, dan yang sedang terjadi ini yaitu  penggenapan 

dari nubuatnya juga (2Raj. 7:1, 3 dst.). Namun, kita 

tidak menemukan di sana bahwa Elisa mentahirkan 

orang-orang kusta itu sebagai imbalan atas pelayan-

an mereka atau pun atas kabar baik yang disampai-

kan mereka. Sebaliknya, Ia hanya mentahirkan si 

orang Siria itu, sebab  tidak seorang pun dari antara 

mereka memiliki iman untuk menghadap nabi itu 

supaya disembuhkan. Kristus sering menjumpai 

iman yang lebih besar di antara orang bukan-Yahudi 

daripada di antara orang Israel. Dan di sini Ia me-

nyebutkan kedua contoh ini untuk menunjukkan 

bahwa mujizat-mujizat yang dibuat-Nya tidak ter-

gantung pada kehendak pribadi, namun  sesuai de-

ngan penetapan Tuhan   yang bijaksana. Mungkin saja 

Injil Lukas 4:14-30 

 175 

orang-orang Israel juga berseru kepada Elia atau 

Elisa seperti yang diperbuat orang-orang Nazaret 

kepada Kristus, ‘Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu 

sendiri.’ Padahal Kristus telah mengadakan mujizat-

mujizat di antara orang Israel sendiri, walaupun bu-

kan di antara orang-orang sekampung-Nya, semen-

tara kedua nabi besar ini membuat mujizat mereka 

di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Inilah con-

toh-contoh dari orang-orang kudus, yang meskipun 

tidak mau mengubah perbuatan jahat menjadi baik, 

namun bersedia membantu membebaskan suatu 

perbuatan baik dari kecaman orang-orang tertentu.   

2. Bagaimana Ia dianiaya di Nazaret. 

(1) Yang menyulut amarah mereka yaitu  perkataan-Nya yang 

menunjukkan belas kasihan Tuhan   kepada bangsa-bangsa 

bukan-Yahudi melalui contoh Nabi Elia dan Elisa. Men-

dengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah 

ibadat itu (ay. 28). Semua orang bersikap seperti itu. Sung-

guh sebuah perubahan sikap yang besar dibandingkan 

dengan ayat 22, saat  mereka heran akan kata-kata yang 

indah yang diucapkan-Nya. Begitu tidak pastinya pendapat 

dan kasih sayang orang banyak itu, begitu mudahnya ber-

ubah-ubah. Jika saja mereka menggabungkan iman de-

ngan kata-kata indah yang diucapkan Kristus yang mereka 

kagumi itu, mereka tentunya akan disadarkan oleh kata-

kata-Nya yang terakhir tentang peringatan-Nya agar tidak 

melakukan dosa dengan membuang-buang kesempatan. 

Mereka hanya menyenangkan telinga, tidak lebih dari itu. 

Oleh sebab nya, kata-kata terakhir itu menyakiti telinga 

mereka, sehingga menyulut tabiat buruk mereka. Mereka 

marah sebab  Ia yang mereka kenal sebagai anak Yusuf, 

menyamakan diri-Nya dengan nabi-nabi besar itu dan me-

nyamakan mereka dengan orang-orang dari zaman yang 

jahat itu, saat  semua orang bertekuk lutut menyembah 

Baal. namun  yang terutama menggusarkan mereka yaitu  

bahwa Yesus menunjukkan sejumlah kemurahan yang di-

sediakan Tuhan   kepada orang-orang bukan-Yahudi, sesuatu 

yang membuat mereka tidak tahan untuk memikirkannya 


 176

(Kis. 22:21). Nenek moyang mereka yang saleh menyuka-

kan hati mereka sendiri dengan harapan dapat membawa 

orang-orang bukan-Yahudi itu ke dalam jemaat mereka 

(banyak kesaksian tentang ini ada  di dalam Mazmur 

Daud dan nubuat Nabi Yesaya). namun  bangsa yang sema-

kin merosot akibat meninggalkan sendiri wasiat yang telah 

diberikan kepada mereka itu sangat membenci setiap pemi-

kiran yang mengatakan bahwa bangsa lain akan mengam-

bil alih wasiat itu.  

(2) Mereka tersulut sedemikian hebat, sehingga berusaha 

membunuh Yesus. Ini yaitu  ujian yang berat pada saat Ia 

baru memulai pelayanan-Nya, dan merupakan contoh 

nyata dari sesuatu yang terjadi saat  Ia datang kepada 

milik kepunyaan-Nya, namun  orang-orang kepunyaan-Nya itu 

tidak menerima-Nya. 

[1] Mereka bangkit berhamburan menyerang Dia dan 

menghentikan pembicaraan-Nya serta ibadah mereka 

sendiri, sebab mereka tidak dapat menunggu sampai 

kebaktian dalam rumah ibadat itu usai.  

[2] Mereka menghalau Yesus ke luar kota, sebagai orang 

yang tidak pantas menjadi penduduk negeri itu ber-

sama-sama mereka, meskipun Ia sudah begitu lama 

bermukim di sana. Mereka menghalau Sang Juru-

selamat dari diri mereka sendiri dan keselamatan me-

reka sendiri, seolah-olah Ia orang buangan dan sampah 

masyarakat. Betapa pantasnya seandainya Dia menyu-

ruh api turun dari langit ke atas mereka! namun  inilah 

saatnya Ia harus menunjukkan kesabaran-Nya.  

[3] Mereka membawa Dia ke tebing gunung, dengan mak-

sud melemparkan Dia dari tebing itu, seperti orang yang 

tidak pantas lagi untuk hidup. Mereka tahu selama ini 

Ia hidup baik-baik di antara mereka bertahun-tahun la-

manya. Mereka juga tahu betapa cemerlangnya peri-

laku-Nya. Mereka telah mendengar ketenaran-Nya dan 

baru saja merasa takjub akan kata-kata-Nya yang in-

dah. Dan untuk adilnya seharusnya Ia diperbolehkan 

memberikan keterangan dan kebebasan untuk menje-

laskan perihal diri-Nya sendiri. Namun, yang terjadi ma-

lah sebaliknya, mereka menghalau-Nya dengan kege-

Injil Lukas 4:31-44 

 177 

 raman yang hebat, atau lebih tepatnya dengan kegilaan 

yang dahsyat, untuk membunuh Dia dengan cara yang 

paling biadab. Adakalanya mereka siap melempari Dia 

dengan batu atas perbuatan baik yang Ia lakukan (Yoh. 

10:32), namun  di sini Ia mau dibunuh sebab  tidak mau 

melakukan perbuatan baik yang  mereka harapkan dari 

Dia. Sampai sejauh itu jadinya kejahatan yang ditimbul-

kan oleh kekerasan yang melonjak.  

(3) namun  Ia berhasil meloloskan diri, sebab  saat-Nya belum 

tiba. Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka tanpa ter-

luka. Mungkin Tuhan   membutakan mata mereka seperti 

yang pernah Ia lakukan terhadap orang Sodom dan Aram, 

atau Ia mengikat tangan mereka atau memenuhi mereka 

dengan kebingungan, sehingga mereka tidak dapat melaku-

kan apa yang telah mereka rencanakan. Semua ini dapat 

terjadi sebab  pekerjaan-Nya belum selesai, baru saja di-

mulai. Saat-Nya belum tiba, saat  saat itu tiba, Ia akan 

menyerahkan diri dengan sukarela. Mereka menghalau Dia 

dari mereka, dan Ia pergi menempuh jalan-Nya sendiri. Ia 

ingin mengumpulkan Nazaret, namun  mereka tidak mau, 

itulah sebabnya rumah mereka akan ditinggalkan dan 

menjadi sunyi. Hal ini menambah celaan atas keberadaan-

Nya sebagai Yesus dari Nazaret, sebuah tempat yang bukan 

saja tidak mungkin memberikan sesuatu yang baik, namun  

juga tempat yang jahat, kasar, dan begitu bengis terhadap-

Nya. Namun, ada pengaturan Tuhan   di dalamnya supaya Ia 

tidak terlampau dihormati oleh orang-orang Nazaret itu, se-

hingga tidak akan tampak bahwa ia mengadakan perse-

kongkolan dengan kerabat dan kenalan lama-Nya. namun  

sekarang, meskipun mereka tidak menerima Dia, masih 

ada orang-orang yang mau menerima-Nya.  

Yesus Mengusir Roh Jahat dan  

Kepergian-Nya dari Kapernaum  

(4:31-44) 

31 lalu   Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu meng-

ajar di situ pada hari-hari Sabat. 32 Mereka takjub mendengar pengajaran-


 178

Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. 33 Di dalam rumah ibadat itu ada 

seorang yang kerasukan setan dan ia berteiak dengan suara keras: 34 “Hai 

Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang 

hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari 

Tuhan  .” 35 namun  Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah daripada-

nya!” Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang 

banyak, lalu keluar daripadanya dan sama sekali tidak menyakitinya. 36 Dan 

semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: “Alang-

kah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia mem-

beri perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.” 37 Dan tersebar-

lah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu. 38 lalu   Ia mening-

galkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua 

Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong 

dia. 39 Maka Ia berdiri di sisi wanita  itu, lalu menghardik demam itu, dan 

penyakit itu pun meninggalkan dia. wanita  itu segera bangun dan mela-

yani mereka. 40 saat  matahari terbenam, semua orang membawa kepada-

Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia 

pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuh-

kan mereka. 41 Dari banyak orang juga keluar setan-setan sambil berteriak: 

“Engkau yaitu  Anak Tuhan  .” Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan 

tidak memperbolehkan mereka berbicara, sebab  mereka tahu bahwa Ia ada-

lah Mesias. 42 saat  hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat 

yang sunyi. namun  orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan 

berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. 43 namun  Ia 

berkata kepada mereka; “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan 

Injil Kerajaan Tuhan   sebab untuk itulah Aku diutus.” 44 Dan Ia memberitakan 

Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.  

Setelah Kristus dihalau dari Nazaret, Ia datang ke Kapernaum, se-

buah kota lain di daerah Galilea. Catatan yang ada  dalam ayat-

ayat ini perihal pengajaran dan mujizat-mujizat-Nya telah kita dapat-

kan sebelumnya dalam Markus 1:21 dst.  

Perhatikanlah: 

I.  Perihal pengajaran-Nya: Ia mengajar di situ pada hari-hari Sabat 

(ay. 31). Dengan mendengarkan firman yang diajarkan sebagai hal 

yang telah ditetapkan Tuhan  , kita menyembah Tuhan  , dan itu yaitu  

pekerjaan yang pantas dilakukan pada hari-hari Sabat. Pengajar-

an Kristus sangat mempengaruhi banyak orang (ay. 32). Mereka 

takjub mendengar pengajaran-Nya, setiap kata yang diucapkan-

Nya sangat berbobot dan membuat orang-orang itu merasa ka-

gum. Pengajaran itu sendiri memang menakjubkan dan tidak 

tampak seperti disampaikan oleh orang yang tidak pernah menge-

nyam pendidikan tinggi. Perkataan-Nya penuh kuasa, ada wibawa 

di dalamnya, dan kuasa itu bekerja bersama perkataan yang di-

ucapkan untuk masuk ke dalam hati nurani manusia. Dengan ini 

terbukti bahwa pengajaran yang diajarkan oleh Paulus juga ber-

Injil Lukas 4:31-44 

 179 

asal dari Tuhan  , sebab  disampaikan dengan penunjukan Roh dan 

kuasa Tuhan  .   

II. Perihal mujizat-mujizat-Nya. Mengenai hal ini kita mendapatkan 

di sini: 

1. Dua mujizat yang disebutkan secara khusus, untuk menun-

jukkan bahwa Kristus yaitu : 

(1) Penguasa dan penakluk Iblis dalam dunia umat manusia 

dan jiwa-jiwa manusia. Dengan kuasa-Nya Ia mengusir se-

tan itu keluar dari tubuh orang-orang yang telah dirasuki-

nya. Untuk inilah Anak Tuhan   menyatakan diri-Nya, yaitu su-

paya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.  

Perhatikanlah: 

[1] Iblis yaitu  roh najis. Sifatnya berlawanan secara 

langsung dengan sifat Tuhan   yang murni dan kudus, 

dan mengalami kemerosotan dari kemuliaannya yang 

semula.  

[2] Roh najis ini bekerja di antara anak manusia, di dalam 

jiwa banyak orang, dan lalu   di dalam tubuh 

mereka.  

[3] Sangat mungkin orang-orang yang berada dalam geng-

gaman kuasa dan pekerjaan Iblis ditemukan di dalam 

rumah ibadat, di antara para penyembah Tuhan  .  

[4] Bahkan setan-setan pun tahu dan percaya bahwa 

Yesus Kristus yaitu  Yang Kudus dari Tuhan  , yang 

diutus Tuhan   dan Yang Kudus.       

[5] Mereka percaya dan gemetar. Roh najis ini berteriak 

dengan suara keras, dilanda ketakutan akan penghu-

kuman yang ia tahu pasti akan menimpanya, dan ia 

gelisah bahwa Kristus sekarang datang untuk mem-

binasakan dia. Roh-roh najis terus-menerus berada 

dalam keadaan ketakutan.  

[6] Setan-setan tidak memiliki  urusan dengan Yesus 

Kristus, dan mereka juga tidak ingin berurusan de-

ngan-Nya, sebab  Dia bukanlah seperti malaikat.  

[7] Kristus menguasai setan ini: Yesus menghardiknya, 

kata-Nya, “Diam!” Kata ini diucapkan dengan penuh 

kuasa, phimōthēti – tutup mulutmu. Kristus bukan se-


 180

kadar memerintahkan supaya ia diam, namun  mem-

bungkam mulutnya dan memaksanya diam melawan 

keinginannya.  

[8] saat  kuasa Iblis dipatahkan, musuh yang ditakluk-

kan ini menunjukkan kebenciannya, sedangkan 

Kristus, Sang Penakluk, menunjukkan anugerah-Nya 

yang menguasai segalanya.  

Di sini kita melihat:  

Pertama, setan itu menunjukkan apa yang sebenar-

nya akan dilakukannya, ia menghempaskan orang itu 

ke tengah-tengah orang banyak. Ia melemparkannya 

dengan sekuat tenaga dan dengan penuh amarah, se-

olah-olah ingin menghancurkan orang itu sampai 

berkeping-keping. Sebaliknya,  

Kedua, Kristus menunjukkan betapa lebih besar-

nya kuasa yang dimiliki-Nya dibandingkan dengan 

kuasa setan itu. Dalam hal ini Yesus bukan saja me-

maksa dia keluar dari orang itu, namun  supaya ia ke-

luar tanpa menyakiti orang itu sama sekali, tanpa 

memberikan pukulan dan cengkeraman yang memati-

kan. Iblis akan berusaha menyakiti sebisa mungkin 

orang yang tidak dapat dihancurkannya. Namun, 

sungguh sangat menghiburkan bahwa ia tidak akan 

dapat menyakiti lebih jauh lagi daripada yang sudah 

diizinkan Kristus. Bahkan ia tidak akan menyakiti me-

reka sama sekali. Ia keluar dari orang itu dan sama 

sekali tidak menyakitinya. Artinya, orang malang itu 

benar-benar dipulihkan dalam sekejap, sekalipun se-

tan itu meninggalkan dia dengan mengamuk sampai 

semua orang yang hadir mengira ia sudah tercabik-

cabik.  

[9] Kuasa Kristus atas setan-setan diakui dan dikagumi 

semua orang tanpa kecuali (ay. 36). Tidak seorang pun 

meragukan kebenaran mujizat ini. Ini sungguh meru-

pakan bukti yang tidak dapat dibantah lagi. Tidak ada 

hal yang dapat mengurangi kemuliaan mujizat itu, ka-

rena semua orang takjub, lalu berkata, “Alangkah he-

batnya perkataan ini!” Orang-orang yang berpura-pura 

Injil Lukas 4:31-44 

 181 

mengusir setan melakukannya dengan menggunakan 

banyak jimat dan jampi-jampi untuk menenteramkan-

nya, meninabobokan dia sampai mengantuk sedemi-

kian rupa. namun , Kristus memerintahkan mereka 

keluar dengan wibawa dan kuasa yang tidak dapat 

mereka lawan atau tahan. Bahkan penguasa kerajaan 

angkasa ini pun berada di bawah kekuasaan-Nya, dan 

mereka gemetar di hadapan-Nya 

[10] Sama seperti yang lain, peristiwa ini membawa nama 

baik bagi Kristus dan membuat ketenaran-Nya sema-

kin menyebar ke mana-mana. Contoh kuasa-Nya ini, 

yang dewasa ini mungkin dianggap ringan saja oleh 

banyak orang, pada waktu itu membuat orang-orang 

yang menyaksikan kejadian itu sangat terpukau (dan 

mereka ini bukan orang-orang bodoh, namun  sangat 

cerdas) dan kuasa itu dipandang sangat memuliakan 

Dia  (ay. 37). Menurut catatan yang ada di sini dikata-

kan, tersebarlah berita tentang Dia, lebih daripada bia-

sanya, ke mana-mana di daerah itu. Pada saat Yesus 

Tuhan kita mula-mula tampil dalam pelayanan di de-

pan umum, Ia banyak dibicarakan orang, lebih dari-

pada masa-masa lalu  , sebab  di lalu   hari 

kekaguman orang mulai luntur dengan hal-hal baru 

yang dibawakan-Nya.  

(2) Kristus menampilkan diri-Nya sebagai penyembuh berma-

cam-macam penyakit. Sebelumnya, Ia menyerang akar ke-

sengsaraan manusia, yaitu kebencian Iblis, yang menjadi 

asal semua kejahatan. Dan sekarang di sini Ia menghan-

tam salah satu akibat kebencian Iblis itu, yang merupakan 

salah satu malapetaka paling umum dalam kehidupan 

umat manusia, yakni sakit-penyakit tubuh yang datang 

bersama-sama dengan dosa, yang merupakan hukuman 

paling umum dan bisa dirasakan dalam hidup ini dan 

sangat menyusahkan hidup kita yang singkat ini. Yesus 

Tuhan kita datang untuk mencabut sengat sakit penyakit 

ini, dan sebagai tanda atas maksud ini , saat  berada 

di dunia ini Ia memilih untuk melakukan mujizat-mujizat 

demikian untuk meneguhkan pengajaran-Nya, terutama 

dengan mujizat menyembuhkan penyakit. Dari semua pe-


 182

nyakit tubuh jasmaniah, tidak ada yang lebih lazim atau 

dapat membawa maut bagi orang-orang dewasa selain de-

mam. Demam ini dapat datang dengan tiba-tiba, dan de-

ngan tiba-tiba pula mengakhiri hidup manusia di usia pa-

ruh baya. Adakalanya demam ini mewabah dan membunuh 

ribuan orang di antara mereka dalam waktu singkat. Seka-

rang kita membaca di sini tentang penyembuhan demam 

yang dilakukan Kristus dengan kata-kata yang diucapkan. 

Penyembuhan itu terjadi di rumah Simon, dan penderita-

nya yaitu  ibu mertua Simon sendiri (ay. 38-39).  

Perhatikanlah:  

[1] Kristus yaitu  seorang tamu yang tahu membalas de-

ngan limpah pelayanan yang diberikan kepada-Nya. 

Barangsiapa yang menyambut dan menerima Dia di 

dalam hati dan di dalam rumah mereka tidak akan di-

rugikan oleh-Nya, sebab  Ia datang membawa kesem-

buhan. 

[2] Bahkan keluarga-keluarga yang dikunjungi Kristus 

pun dapat terjangkit penyakit. Rumah-rumah yang di-

berkati dengan kasih sayang-Nya yang khusus, juga 

dapat tertimpa malapetaka yang lazim terjadi dalam 

kehidupan ini. Ibu mertua Simon menderita sakit de-

mam. Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit. 

[3] Bahkan orang-orang baik pun adakalanya diuji de-

ngan kemalangan yang paling memilukan, lebih me-

ngiris hati daripada orang lain. Ia menderita sakit de-

mam keras, sangat mendadak dan gawat, suhunya 

tinggi dan mengancam nyawanya. Mungkin demam itu 

menyerang kepalanya dan membuatnya mengigau. 

Sebagian besar demam yang dianggap ringan terbukti 

berbahaya, namun  demam ini sejak munculnya sudah 

merupakan demam keras. 

[4] Penyakit dapat datang tanpa memandang usia. Mung-

kin ibu mertua Simon ini sudah cukup lanjut usia, 

dan sekarang ia sedang menderita demam.  

[5] saat  sanak keluarga kita sakit, kita harus berusaha 

datang kepada Kristus dengan iman dan doa untuk 

kepentingan mereka. Mereka meminta kepada Yesus 

Injil Lukas 4:31-44 

 183 

supaya menolong dia, dan ada janji khusus bahwa doa 

yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit 

itu.  

[6] Kristus sungguh peduli terhadap umat-Nya yang se-

dang sakit atau menderita. Ia berdiri di sisi wanita  

itu, sebagai pribadi yang memedulikan dia dan yang 

berbelas kasihan dengan penderitaannya.  

[7] Kristus memiliki, dan sampai sekarang masih tetap 

memiliki, kuasa yang berdaulat atas penyakit-penyakit 

tubuh jasmaniah, Ia menghardik demam itu. Dan de-

ngan sepatah kata yang diucapkan, Dia mengusir de-

mam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Ia 

berkata kepada sakit-penyakit, Pergi! maka penyakit 

itu pergi, dan kepada yang lain lagi, Datang! maka ia 

datang. Dan Ia masih sanggup menghardik demam, 

bahkan demam yang tinggi sekalipun.  

[8] Ayat ini membuktikan bahwa penyembuhan Kristus 

terjadi melalui mujizat, bahwa kesembuhan itu terjadi 

dalam sekejap: wanita  itu segera bangun. 

[9] Kalau Kristus memberikan sebuah kehidupan baru 

dalam bentuk pemulihan dari penyakit, Ia merencana-

kan dan berharap bahwa kehidupan itu yaitu  kehi-

dupan baru yang sesungguhnya, agar kita dapat lebih 

banyak meluangkan waktu melayani Dia untuk kemu-

liaan-Nya. Jika penyakit dihardik dan kita bangun dari 

ranjang sakit, kita harus bertekad melayani Yesus 

Kristus.  

[10] Orang-orang yang melayani Kristus harus siap mela-

yani semua umat-Nya demi kepentingan Dia. Di sini 

dikatakan, wanita  itu melayani mereka, bukan ha-

nya melayani Dia, namun  juga mereka yang telah me-

minta kepada Yesus supaya menolong dia. Kita harus 

belajar berterima kasih kepada mereka yang telah 

mendoakan kita.  

2. Sebuah catatan umum tentang banyak mujizat serupa yang 

dilaksanakan Kristus secara besar-besaran. 

(1) Yesus menyembuhkan banyak orang yang sakit, tanpa ke-

cuali semua orang yang datang kepada-Nya, dan saat  itu 


 184

matahari terbenam (ay. 40), pada senja hari Sabat yang Ia 

lalui di dalam rumah ibadat. Perhatikanlah, sungguh baik 

untuk melakukan pekerjaan baik sepenuhnya pada hari 

Sabat, untuk memberikan diri sepenuhnya dalam pekerja-

an pada hari itu dengan melakukan perbuatan baik atau 

pekerjaan Tuhan lainnya, bahkan sampai matahari terbe-

nam. Lakukanlah ini seperti orang-orang yang menyebut 

hari Sabat dan semua kegiatannya sebagai hari kenikmat-

an. Perhatikanlah, Ia menyembuhkan semua orang yang 

sakit, baik kaya maupun miskin, bermacam-macam penya-

kit. Tidak ada celah untuk menduga bahwa Ia hanya me-

nyembuhkan penyakit tertentu, sebab  dikatakan bahwa 

mereka menderita bermacam-macam penyakit. Ia memiliki 

obat bagi setiap penyakit. Tanda yang Ia gunakan dalam 

penyembuhan ini yaitu  dengan meletakkan tangan-Nya 

atas mereka yang sakit. Bukan dengan mengangkat tangan 

bagi mereka, sebab  Ia menyembuhkan sebagai orang yang 

memiliki kuasa. Ia menyembuhkan dengan kuasa-Nya sen-

diri. Dengan demikian Ia memberikan kehormatan pada 

tanda ini , yang lalu   dipakai  juga dalam 

penganugerahan Roh kudus.  

(2) Yesus mengusir keluar setan-setan dari banyak orang yang 

dirasuki (ay. 41). Pengakuan keluar dari mulut orang-orang 

yang dirasuk setan itu. Mereka berkata, “Engkau yaitu  

Kristus, Anak Tuhan  .” namun  mereka mengucapkan peng-

akuan itu sambil berteriak penuh kegeraman dan amarah. 

Itu yaitu  pengakuan yang dilakukan di bawah tekanan 

kesakitan dan penderitaan, dan sebab  itu pengakuan ter-

sebut tidak diterima sebagai bukti. Kristus dengan keras 

melarang mereka, dan tidak memperbolehkan mereka ber-

bicara bahwa mereka tahu, Ia yaitu  Mesias. Sehingga 

tampak jelas, tak terbantahkan lagi, bahwa Ia memperoleh 

kemenangan atas mereka dan bukannya berkomplot de-

ngan mereka.  

3. Di sini kita membaca tentang kepergian Yesus dari Kapernaum 

(ay. 42-43). 

(1) Yesus beristirahat sejenak di tempat yang sunyi. Hanya 

sebentar saja Ia membiarkan diri-Nya tertidur. Bukan ka-

Injil Lukas 4:31-44 

 185 

rena Ia hanya membutuhkan sedikit tidur, namun  sebab  Ia 

mencukupkan diri dengan yang sedikit itu. Ia tidak pernah 

memperturutkan keinginan hati untuk bersenang-senang. 

saat  hari siang, Ia berangkat dan pergi ke suatu tempat 

yang sunyi. Ia pergi bukan untuk tinggal menetap di sana 

layaknya seorang pertapa, namun  kadang-kadang Ia ingin 

berada sendirian dengan Tuhan  . Tindakan semacam ini 

seharusnya juga perlu dilakukan oleh mereka yang banyak 

berkecimpung dalam pelayanan orang banyak, supaya me-

reka punya kesempatan untuk merenung dan merencana-

kan segala sesuatu. Jika tidak, pekerjaan mereka berjalan 

dengan cara yang kurang baik. Dalam kesendirian dengan 

Tuhan   itu, mereka akan menemukan bahwa mereka sama 

sekali tidak sendirian.  

(2) Ia kembali lagi ke tempat ramai dan kepada pekerjaan yang 

masih harus dilakukan di sana. Meskipun tempat yang su-

nyi yaitu  tempat yang nyaman untuk menyendiri dan me-

renung, namun tempat itu bukanlah tempat tinggal yang 

cocok, sebab  kita tidak diutus ke dunia ini untuk hidup 

bagi diri kita sendiri. Bukan, bukan hanya untuk bagian 

terbaik dari diri kita sendiri, namun  untuk mempermuliakan 

Tuhan   dan berbuat baik bagi angkatan dan zaman kita.  

[1] Ia diminta dengan sangat untuk tinggal di Kapernaum. 

Orang-orang di sana sangat menyukai Dia. Saya men-

duga penyebabnya yaitu  lebih sebab  Ia telah me-

nyembuhkan banyak orang sakit di antara mereka dari-

pada sebab  Ia telah mengajarkan pertobatan kepada 

mereka. Mereka mencari Dia, mencari tahu ke mana Ia 

pergi. Dan meskipun ke tempat yang sunyi sekalipun, 

mereka ke sana juga menemukan Dia. Tempat yang su-

nyi tidak lagi menjadi tempat yang sunyi kalau kita ber-

ada di sana bersama Kristus. Mereka berusaha mena-

han Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Jadi, jika 

Ia ingin pergi, itu bukanlah sebab  kurangnya orang 

yang mengundang Dia. Para tetangga lama-Nya di Naza-

ret telah menghalau Dia untuk meninggalkan mereka, 

namun  kenalan-kenalan baru-Nya di Kapernaum memin-

ta-Nya dengan sangat untuk tetap tinggal bersama me-

reka. Perhatikanlah, para pelayan Kristus seharusnya 


 186

tidak berkecil hati jika beberapa orang menolak mereka, 

sebab  mereka akan berjumpa dengan orang-orang lain 

yang akan menerima mereka dan pesan yang mereka 

sampaikan.  

[2] Yesus memilih lebih baik menyebarkan terang Injil-Nya 

ke banyak tempat daripada terpusat pada satu tempat 

saja, supaya jangan ada satu tempat pun yang me-

ngaku-ngaku diri sebagai jemaat induk bagi jemaat di 

tempat-tempat lain. Meskipun Ia disambut hangat di 

Kapernaum, dan telah membuat banyak kebaikan di 

sana, Ia diutus untuk memberitakan Injil Kerajaan Tuhan   

ke kota-kota lain juga, dan Kapernaum tidak boleh men-

desak-Nya untuk tetap tinggal di sana. Orang-orang 

yang menikmati berkat Injil juga harus membagikan 

berkat itu dan tidak boleh menginginkannya untuk diri 

sendiri saja. Begitu juga, para pelayan Tuhan yang tidak 

pindah dari satu tempat bisa saja ditarik ke tempat lain 

sebab  ada manfaat yang lebih besar di sana. Meskipun 

tidak sia-sia Kristus mengajar di rumah ibadat di Ka-

pernaum, Ia tidak mau terikat pada keberhasilan itu, 

dan sebab  itu Ia memberitakan Injil dalam rumah-

rumah ibadat di Galilea (ay. 44). Bonum est sui 

diffusivum – Apa yang baik pasti menyebarkan diri. 

Berbahagialah kita bahwa Yesus Tuhan kita tidak 

mengikatkan diri pada suatu tempat atau bangsa ter-

tentu, sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul 

dalam nama-Nya, di situ Dia ada di tengah-tengah me-

reka. Bahkan di Galilea bangsa-bangsa bukan-Yahudi 

pun kehadiran-Nya yang khusus ada di dalam rumah-

rumah ibadat orang Kristen.  

 PASAL  5  

Dalam pasal ini diceritakan tentang:  

I. Berkhotbahnya Kristus dari atas perahu Petrus sebab tidak 

ada lagi mimbar yang lebih baik yang bisa Ia gunakan (ay. 1-

3).  

II. Balasan yang Ia berikan kepada Petrus sebab  telah bersedia 

meminjamkan perahunya, yaitu penangkapan ikan dengan 

jumlah yang begitu ajaib. Hal ini menunjukkan rancangan-

Nya untuk menjadikan Petrus dan kawan-kawannya sebagai 

rasul, penjala manusia (ay. 4-11).   

III. Pentahiran yang Kristus lakukan terhadap seorang kusta 

(ay. 12-15).  

IV. Cerita singkat mengenai saat teduh dan pelayanan-Nya bagi 

orang banyak (ay. 16-17).  

V. Penyembuhan yang dilakukan oleh-Nya terhadap seorang 

lumpuh (ay. 18-26).  

VI. Pemanggilan Lewi si pemungut cukai oleh Kristus, serta per-

gaulan-Nya dengan para pemungut cukai dalam kesempatan 

itu (ay. 27-32).  

VII. Pembenaran Kristus atas tindakan para murid-Nya yang ti-

dak berpuasa sesering murid-murid Yohanes atau orang-

orang Farisi (ay. 33-39).  

Petrus, Yakobus, dan Yohanes  

Dipanggil Mengikut Yesus 

(5:1-11) 

1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang ba-

nyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Tuhan  . 2 Ia melihat dua 


 188

perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang memba-

suh jalanya. 3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, 

dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. 

Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. 4 Setelah selesai 

berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan 

tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”  5 Simon menjawab: “Guru, te-

lah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-

apa, namun  sebab  Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” 6 

Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, 

sehingga jala mereka mulai koyak. 7 Lalu mereka memberi isyarat kepada te-

man-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. 

Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu 

dengan ikan hingga hampir tenggelam. 8 saat  Simon Petrus melihat hal itu 

ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari pada-

ku, sebab  aku ini seorang berdosa.”  9 Sebab ia dan semua orang yang bersa-

ma-sama dengan dia takjub oleh sebab  banyaknya ikan yang mereka tang-

kap; 10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang 

menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari 

sekarang engkau akan menjala manusia.” 11 Dan sesudah mereka menghela 

perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu 

mengikut Yesus. 

Perikop ini memaparkan peristiwa yang terjadi sebelum kedua muji-

zat yang diceritakan dalam bagian akhir pasal sebelumnya terjadi, 

yaitu kisah sama yang disinggung secara singkat saja oleh Matius 

dan Markus, tentang bagaimana Kristus memanggil Petrus dan An-

dreas menjadi penjala manusia (Mat. 4:18; Mrk. 1:16). Penulis Injil 

Matius dan Injil Markus tidak menceritakan tentang penangkapan 

banyak ikan yang terjadi dengan begitu ajaib itu, sebab  yang mereka 

utamakan hanyalah pemanggilan murid-murid Kristus ini , teta-

pi di sini Lukas memaparkan kisah itu sebagai salah satu tanda yang 

Yesus berikan di hadapan para murid-Nya, yang tidak tercatat dalam 

kitab-kitab sebelumnya (Yoh. 20:30-31).  

Perhatikanlah di sini:  

I. Betapa banyaknya kumpulan orang yang hadir untuk mendengar-

kan khotbah Kristus: orang banyak mengerumuni Dia hendak 

mendengarkan firman Tuhan   (ay. 1), begitu banyaknya sampai-

sampai tidak ada satu rumah pun yang cukup untuk menampung 

mereka semua, sehingga Ia terpaksa menggiring mereka ke tepi 

pantai supaya mereka diingatkan kembali akan janji yang diberi-

kan kepada Abraham, yaitu bahwa keturunannya akan seperti pa-

sir di tepi laut (Kej. 22:17), namun hanya sisanya yang akan dise-

lamatkan (Rm. 9:27). Orang banyak berjubel di sekeliling-Nya 

(begitulah arti kata yang dipakai di sini); mereka menghormati

Injil Lukas 5:1-11  

 189 

 khotbah-Nya, namun  berlaku agak tidak sopan terhadap sang 

Pengkhotbah sendiri. Namun, tidak mengapalah, sebab mereka 

ramai mengerumuni Dia. Sebagian orang bisa saja menganggap hal 

ini sebagai suatu hal yang merendahkan Dia, sebab Ia hanya di-

elu-elukan oleh rakyat kecil, sementara tidak satu pun penguasa 

atau orang Farisi percaya pada-Nya. Akan namun , Ia sendiri meng-

anggapnya sebagai sebuah kehormatan, sebab jiwa orang-orang 

itu sama berharganya dengan jiwa para pembesar, dan sasaran-

Nya yaitu  bukan untuk membawa banyak orang yang terpan-

dang, melainkan untuk membawa banyak orang ke hadapan 

Tuhan  . Telah dinubuatkan mengenai Dia bahwa kepada-Nya akan 

takluk bangsa-bangsa. Kristus yaitu  seorang pengkhotbah yang 

terkenal, dan meskipun pada saat baru berusia dua belas tahun 

Ia telah memiliki hikmat untuk berdebat dengan para alim ulama, 

namun pada umur tiga puluh tahun Ia memilih untuk berkhotbah 

pada rakyat jelata. Lihatlah bagaimana orang rela menyusahkan 

diri untuk menyambut kabar baik: mereka berkerumun untuk 

mendengarkan firman Tuhan  . Mereka meyakini khotbah-Nya seba-

gai firman Tuhan   oleh sebab  ada bukti dan kuasa ilahi yang me-

nyertainya, sehingga mereka pun ingin sekali mendengarnya.  

II. Betapa sederhananya sarana yang dimiliki Kristus untuk berkhot-

bah: Ia berdiri di pantai danau Genesaret (ay.1), sejajar dengan ke-

rumunan orang itu sehingga mereka pun tidak dapat melihat atau 

pun mendengar-Nya. Dia benar-benar berbaur di antara mereka, 

dan setiap orang berebut untuk berdekatan dengan-Nya sehingga 

Dia pun terdesak-desak, dan bisa saja terdorong ke dalam danau. 

Apa yang harus Ia perbuat? Kelihatannya, tidak satu pun dari pa-

ra pendengar-Nya memiliki sarana untuk membantu-Nya, namun  

di sana ada dua perahu, atau kapal nelayan, yang tengah menepi, 

yang satu milik Simon dan Andreas, dan yang lainnya kepunyaan 

Zebedeus dan anak-anaknya (ay. 2). Pada mulanya, Kristus meli-

hat Petrus dan Andreas tengah menjala ikan dari kejauhan (begi-

tulah yang dikatakan dalam Matius 4:18), namun  Ia menunggu 

sampai mereka tiba di darat, sampai nelayan-nelayannya, yaitu 

pembantu-pembantu mereka, telah turun dan selesai membasuh 

jalanya dan menebarnya pada saat itu. Lalu, Kristus menaiki pe-

rahu Simon dan memintanya supaya mau meminjamkan perahu 

itu sebagai mimbar khotbah-Nya. Sekalipun Kristus berkuasa un-


 190

tuk memerintah Simon, namun  sebab  kasih-Nya, Ia lebih memilih 

memintanya untuk menolakkan perahunya sedikit jauh dari pan-

tai, yang akan membuat suara-Nya sedikit lebih susah didengar 

namun sosok-Nya lebih mudah untuk dilihat. Hal ini  me-

lambangkan bagaimana Ia diangkat tinggi supaya Ia bisa menarik 

manusia datang kepada-Nya. Hikmat berseru-seru di tempat-tem-

pat yang tinggi (Ams. 8:2). Hal ini menunjukkan bahwa Kristus 

memiliki suara yang nyaring (begitu nyaringnya sampai-sampai 

orang mati pun dapat mendengar-Nya), dan bahwa Ia tidak suka 

mementingkan diri sendiri. Di atas perahu itulah Ia duduk dan 

mengajar orang banyak mengenai pengetahuan akan Tuhan.  

III. Betapa karibnya sikap Kristus terhadap para nelayan itu. Sebe-

lumnya, mereka juga pernah berbincang-bincang dengan Dia, di-

mulai pada waktu pembaptisan Yohanes (Yoh. 1:40-41); mereka 

ada bersama-sama dengan-Nya di Kana yang di Galilea (Yoh. 2:2), 

dan juga di Yudea, namun sampai saat itu mereka belum dipang-

gil untuk menjadi pengikut tetap Kristus, sehingga di sini pun di-

ceritakan bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan mereka se-

hari-hari, dan pada saat itulah mereka dipanggil ke dalam perse-

kutuan yang erat dengan Kristus.  

1.  Saat Kristus telah selesai berkhotbah, Ia pun menyuruh Petrus 

untuk kembali bekerja sesuai dengan mata pencariannya: Ber-

tolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk 

menangkap ikan (ay. 4).  Waktu itu bukan hari Sabat, sehingga 

Ia pun segera menyuruh mereka bekerja lagi setelah khotbah-

Nya selesai. Melakukan kegiatan ibadah pada hari-hari kerja 

hanya menyita sedikit saja dari waktu kita, namun  mendatang-

kan kebaikan pada watak pikiran kita dalam melakukan tugas 

sehari-hari. Betapa besar sukacita yang dapat kita rasakan 

saat kita berkeliling melakukan pekerjaan kita setelah berada 

di gunung dengan Tuhan  , dan kita pun akan mendapatkan ber-

kat yang berlipat ganda dalam pekerjaan kita di dunia ini, dan 

dengan begitu, kita telah menguduskan pekerjaan kita itu me-

lalui firman dan doa. Kita memiliki tugas dan kewajiban untuk 

bertindak bijaksana dalam mengatur supaya kegiatan ibadah 

kita sejalan dengan urusan pekerjaan kita. Kita harus menga-

tur urusan pekerjaan kita supaya jangan sampai menghalangi 

kegiatan ibadah kita. 

Injil Lukas 5:1-11  

 191 

2. Setelah Petrus menyimak khotbah Kristus, Kristus pun me-

nyertai dia dalam kegiatannya menjala ikan. Petrus ada bersa-

ma-sama dengan Kristus di tepi pantai, dan kini Kristus pun 

hendak ikut bertolak ke tempat yang dalam bersamanya. Per-

hatikan, Kristus akan setia menyertai mereka yang mau men-

jadi pengikut setia-Nya.  

3.  Kristus menyuruh Petrus dan orang-orang di kapalnya untuk 

menebarkan jala di danau, yang segera mereka patuhi, meski-

pun mereka telah bekerja keras sepanjang malam dan tidak 

berhasil menangkap apa-apa (ay. 4-5).  

Kita bisa memperhatikan di sini: 

(1) Betapa sulitnya usaha mereka saat itu: “Guru, kami telah 

bekerja keras sepanjang malam, padahal seharusnya kami 

bisa beristirahat, dan kami tidak menangkap apa-apa, pa-

dahal kami telah berusaha dengan susah payah.” Pasti 

orang pun akan memaklumi jika mereka tidak mau ikut 

mendengarkan khotbah. Namun, mereka begitu gemar 

akan firman Tuhan   sampai-sampai bagi mereka, firman itu 

lebih menyegarkan dan menguatkan daripada tidur sejenak 

setelah bekerja keras sepanjang malam. namun  mereka kini 

menyinggung-nyinggungnya lagi saat Kristus menyuruh 

mereka untuk kembali menangkap ikan.  

Perhatikan:  

[1] Beberapa panggilan pekerjaan memang lebih sukar dan 

berbahaya daripada yang lainnya, namun  demi kebaikan 

bersama, pemeliharaan ilahi telah mengaturnya sedemi-

kian rupa sehingga tidak ada satu pun panggilan yang 

begitu menawarkan hati, namun  selalu ada orang-orang 

yang memiliki kemampuan untuk menjalankannya. Me-

reka yang memiliki usaha atau pekerjaan dan dengan 

mudah menjadi berkelimpahan sebab nya haruslah me-

ngasihani orang-orang lain yang harus bekerja dengan 

susah payah namun  masih saja berkekurangan dalam hi-

dup mereka. Saat kita telah beristirahat sepanjang ma-

lam, hendaklah kita tidak melupakan mereka yang ha-

rus bekerja keras sepanjang malam, seperti halnya 

Yakub sewaktu ia menjaga ternak Laban. 


 192

[2] Sekalipun panggilan itu amatlah berat, hendaknya se-

tiap orang rela untuk bertekun di dalamnya dan mem-

berikan yang terbaik yang mereka dapat lakukan. Para 

nelayan yang rajin ini pun dipilih Kristus menjadi kesa-

yangan-Nya. Mereka yang telah terlatih dalam bersabar 

menghadapi penderitaan layak dipilih sebagai prajurit-

prajurit Kristus Yesus yang baik.   

[3]  Bahkan sering kali orang yang begitu rajin dalam beker-

ja pun harus tetap mengalami kekecewaan, sebagaima-

na mereka yang telah bekerja keras sepanjang malam te-

tapi tidak berhasil menangkap apa-apa, sebab pergumul-

an tidaklah selalu memihak pada mereka yang tercepat. 

Tuhan   ingin supaya kita rajin dalam melaksanakan tugas 

yang telah Ia berikan dan sekaligus bergantung dalam 

kebaikan-Nya, bukannya mengandalkan jaminan keber-

hasilan duniawi. Kita harus menunaikan tugas kita dan 

menyerahkan hasilnya ke tangan Tuhan  .  

[4] Saat kita merasa lelah dan kalah dalam usaha dan pe-

kerjaan kita di dunia ini, kita selalu dapat menghampiri 

Kristus dan menumpahkan segala masalah kita di ha-

dapan-Nya, dan Dia pasti akan membantu kita menyele-

saikannya.  

(2) Betapa taatnya mereka akan perintah Kristus: namun  kare-

na Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.  

[1] Meskipun mereka telah bekerja keras sepanjang malam, 

namun  mereka tetap bersedia mengulanginya lagi jika 

Kristus menghendaki demikian, sebab mereka tahu 

bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan men-

dapat kekuatan baru, sebagaimana tangan mereka men-

dapat kekuatan lagi untuk melakukan pekerjaan me-

reka kembali, sebab anugerah yang mencukupi selalu 

menyertai setiap pelayanan yang baru. 

[2]  Meskipun mereka belum menangkap apa-a


Related Posts:

  • lukas 1-12 6  Perawan Maria sendiri, berarti secara lang-sung telah menentang rencana Kristus dan jatuh kembali pada kekafiran. 3. Iblis mencobai Kristus untuk menjadi pembunuh diri-Nya sen-diri, dengan menyuruh Dia mencob… Read More