mazmur 51-100 18


 rsedia menerima dan menguatkan mereka dalam 

melaksanakannya, dalam mengerjakan bagian mereka untuk 

memperoleh janji itu. 

(1) Supaya Ia bisa tersenyum kepada mereka di dalamnya: 

Kiranya kemurahan Tuhan, Tuhan   kami, atas kami. Biarlah 

kelihatan bahwa Tuhan   berkenan kepada kami. Biarlah kita 

memelihara ketetapan Tuhan   di antara kita dan tanda-tanda 

hadirat Tuhan   bersama ketetapan-ketetapan-Nya itu, demi-

kianlah yang dikatakan beberapa orang. Kita dapat mene-

rapkan permohonan ini, baik demi pengudusan maupun 

bagi penghiburan kita. Kesucian yaitu  keindahan Tuhan, 

Tuhan   kita. Biarlah hal itu ada atas kita dalam segala 

sesuatu yang kita katakan dan lakukan. Biarlah kasih 

karunia Tuhan   ada di dalam kita, dan terang pekerjaan kita 

membuat wajah kita bercahaya (yakni keelokan yang dita-

ruh Tuhan   ke atas kita, dan mereka yang dipercantik dengan 

cara demikian memang sungguh elok). sesudah  itu, biarlah 

penghiburan ilahi meletakkan sukacita di dalam hati kita 

dan cahaya ke atas paras muka kita. Maka itu pun akan 

menjadi keindahan Tuhan, Tuhan   kita, di atas kita. 

(2) Supaya Ia akan membuat mereka makmur di dalamnya: 

Teguhkanlah perbuatan tangan kami. Perbuatan Tuhan   atas 

kita (ay. 16) tidaklah membebaskan kita untuk tidak meng-

gunakan usaha keras kita dalam melayani Dia dan me-

ngerjakan keselamatan kita. Sebaliknya, sesudah  melaksa-

nakan semuanya, kita harus menantikan Tuhan   untuk 

memberi kita keberhasilan dan memohon kepada-Nya un-

tuk membuat kita beruntung dalam segala yang kita laku-

kan, untuk memampukan kita mengarahkan apa yang kita 

tuju demi kemuliaan-Nya. Kita sebenarnya begitu tidak 

layak menerima pertolongan ilahi, namun  juga sama sekali 

tidak mampu melaksanakan apa pun tanpa pertolongan 

itu, hingga kita perlu bersungguh-sungguh mencarinya dan 

mengulangi permohonan itu: “Ya, perbuatan tangan kami, 

teguhkanlah itu,” dan untuk dapat melakukan hal itu, 

teguhkanlah kami di dalamnya.   

PASAL  9 1  

eberapa penulis dari zaman dahulu berpendapat bahwa Musalah 

penulisnya, bukan saja mazmur sebelum ini yang dengan jelas 

menyebutkan dia sebagai penulis, namun  juga kedelapan mazmur se-

sudahnya. Namun, hal ini tidak mungkin terjadi,  sebab  dengan jelas 

disebutkan bahwa Mazmur 95 ditulis oleh Daud dan lama sesudah 

zaman Musa (Ibr. 4:7). Ada kemungkinan bahwa mazmur ini juga 

ditulis oleh Daud. Mazmur ini merupakan surat perintah perihal per-

lindungan bagi semua orang percaya sejati, bukan dalam nama Raja 

Daud, atau dibubuhi segelnya yang sah, melainkan dalam nama Raja 

di atas segala raja dan dibubuhi segel Sorgawi. Daud sendiri pun 

membutuhkan mazmur ini, terutama bila seperti diperkirakan bebe-

rapa orang, mazmur ini ditulis di masa terjadinya wabah penyakit 

sampar yang dikirimkan  sebab  ia menghitung jumlah rakyatnya.  

Lihatlah  : 

I. Ketetapan hati sang pemazmur untuk menganggap Tuhan   se-

bagai pelindungnya (ay. 2) untuk memberi  baik petunjuk 

maupun dorongan kepada orang lain (ay. 9). 

II. Janji-janji yang di sini dibuat dalam nama Tuhan  , kepada se-

mua orang yang bersungguh-sungguh. 

1.  Mereka akan dibawa ke dalam pemeliharaan Sorga yang 

khusus (ay. 1, 4). 

2.  Mereka akan dilepaskan dari kuasa kegelapan yang jahat 

(ay. 3, 5-6) melalui pemeliharaan yang istimewa (ay. 7-8). 

3.  Mereka akan dikawal oleh malaikat-malaikat yang kudus 

(ay. 10, 12). 

4.  Mereka akan berjaya atas musuh-musuh mereka (ay. 13). 

5.  Mereka akan sangat disayang oleh Tuhan   sendiri (ay. 14-16).  


Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus berlindung di bawah 

dan menghibur diri di dalam perlindungan ilahi. Banyak orang yang 

berpendapat bahwa janji-janji ini terutama berkaitan dengan Kristus 

sebagai Pengantara (Yes. 49:2). Bukan  sebab  Iblis menerapkan salah 

satu dari janji-janji ini terhadap Dia (Mat. 4:6), melainkan  sebab  

janji-janji ini memang dapat dipakai oleh-Nya.  sebab  asalnya dari 

Dia, janji-janji ini semakin terasa manis dan pasti bagi semua orang 

percaya. 

Jaminan bagi Orang Percaya 

(91:1-8) 

1 Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam 

naungan Yang Mahakuasa 2 akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindung-

anku dan kubu pertahananku, Tuhan  ku, yang kupercayai.” 3 Sungguh, Dialah 

yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit 

sampar yang busuk. 4 Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah 

sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tem-

bok. 5 Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah 

yang terbang di waktu siang, 6 terhadap penyakit sampar yang berjalan di 

dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. 7 

Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, 

namun  itu tidak akan menimpamu. 8 Engkau hanya menontonnya dengan mata-

mu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik. 

Di dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang, 

I.  Sebuah kebenaran agung yang ditetapkan secara umum, bahwa 

semua orang yang menjalani hidup persekutuan yang akrab 

dengan Tuhan   akan senantiasa aman di bawah perlindungan-Nya. 

Dan oleh sebab itu, mereka bisa memelihara ketenteraman yang 

kudus dan ketenangan pikiran sepanjang waktu (ay. 1): Orang 

yang duduk, atau tinggal, dalam lindungan Yang Mahatinggi akan 

bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa. Orang yang melalui 

iman memilih Tuhan   sebagai pelindungnya akan mendapati semua 

hal yang dibutuhkan atau diinginkannya di dalam Dia. 

Perhatikanlah: 

1.  Sudah menjadi sifat orang percaya sejati untuk duduk dalam 

lindungan Yang Mahatinggi. Dia merasa nyaman di dalam 

Tuhan  , kembali kepada Tuhan  , dan beristirahat di dalam Dia. Ia 

mengenal betul apa itu beragama secara batiniah, dan mela-

yani Tuhan   dengan sepenuh hati. Dia beribadah di balik tabir 

dan sangat suka berada sendirian bersama Tuhan   untuk ber-

gaul akrab dengan-Nya dalam keheningan. 

2.  Merupakan hak istimewa dan penghiburan bagi orang-orang 

seperti itu,  sebab  mereka bisa bermalam dalam naungan Yang 

Mahakuasa. Ia melindungi mereka dan akan memisahkan me-

reka dari segala sesuatu yang dapat mengganggu mereka, baik 

di tengah badai maupun di hari yang cerah. Mereka bukan 

saja akan memperoleh izin masuk, namun  juga tempat tinggal 

di bawah perlindungan Tuhan  . Dia akan menjadi peristirahatan 

dan tempat perlindungan mereka sampai selamanya. 

II.  Penerapan hal ini atas diri sang pemazmur sendiri (ay. 2): Aku 

akan berkata kepada TUHAN, tak peduli apa yang dikatakan 

orang tentang Dia, “tempat perlindunganku, Tuhan  ku. Aku memilih 

Dia sebagai tempat itu dan mempercayakan diri kepada-Nya. 

Orang lain menjadikan berhala sebagai perlindungan mereka, 

namun  aku akan berkata tentang Yahweh, Tuhan   yang benar dan 

hidup, bahwa Dia yaitu  tempat perlindunganku: yang lain yaitu  

perlindungan bohong. Dia yaitu  tempat perlindungan yang tidak 

akan mengecewakan aku, sebab Dia yaitu  tempat perlindungan-

ku dan kubu pertahananku. Para penyembah berhala menyebut 

dewa mereka Mahuzzim, benteng-benteng mereka yang diperkuat 

(Dan. 11:39), namun  dalam hal ini mereka sebenarnya telah me-

nipu diri sendiri. Hanya mereka yang menjadikan Tuhan sebagai 

Tuhan   dan kubu pertahanan merekalah yang dapat mengamankan 

diri.  sebab  tidak ada alasan untuk mempertanyakan kecukupan-

Nya, maka dengan sendirinya aku dapat berkata, Tuhan  ku, yang 

kupercayai. Jika Yahweh yaitu  Tuhan   kita, tempat perlindungan, 

dan kubu pertahanan kita, apa lagi yang kita inginkan, yang tidak 

dapat kita yakini ada di dalam Dia? Dia tidak pernah berubah, 

palsu, lemah, ataupun fana. Dia yaitu  Tuhan  , dan bukan manu-

sia. Oleh sebab itu kita tidak akan merasa kecewa di dalam Dia. 

Kita mengenal siapa yang kita percaya. 

III. Dorongan yang diberikannya kepada orang lain untuk berbuat 

sama, bukan saja melalui pengalamannya sendiri perihal penghi-

buran yang diperolehnya dari situ (sebab mungkin saja ada yang 

keliru dalam pengalaman), melainkan dari kebenaran janji Tuhan  , 

yang di dalamnya tidak atau tidak mungkin ada  kebohongan 

(ay. 3-4, dst.): Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau. 

Orang-orang yang telah menemukan sendiri penghiburan dengan 

menjadikan Tuhan   tempat perlindungan mereka, tidak bisa tidak 

pasti akan merindukan supaya orang lain juga berbuat hal yang 

sama. Di sini dijanjikan, 

1.  Bahwa orang-orang percaya akan dijauhkan dari celaka yang 

sangat mungkin mengintai mereka dan akan mendatangkan 

kematian kepada mereka (ay. 3), dari jerat penangkap burung, 

yang telah dipasang tanpa terlihat dan tiba-tiba mangsa yang 

tidak awas langsung tertangkap, dan dari penyakit sampar 

yang busuk yang menimpa manusia tanpa disangka-sangka 

dan yang tidak terlindung. Janji ini melindungi, 

(1) Kehidupan alami yang sering kali digenapi dengan terhin-

darnya kita dari bahaya-bahaya yang sangat mengancam 

dan dekat, sementara kita sendiri tidak menyadarinya, sama 

seperti burung tidak menyadari jerat penangkap burung. Le-

bih dibandingkan  yang kita sadari, kita patut mensyukuri Peme-

liharaan ilahi  sebab  telah dijauhkan dari penyakit menular 

dan tangan-tangan orang jahat dan tidak berakal budi. 

(2)  Kehidupan rohani yang dilindungi oleh anugerah ilahi dari 

pencobaan Iblis yang sama seperti jerat penangkap burung, 

dan dari pengaruh buruk dosa yang seperti penyakit sam-

par yang busuk. Orang yang telah menjadikan kasih karu-

nia sebagai kemuliaan jiwa akan menjaga baik-baik kemu-

liaan itu. 

2.  Bahwa Tuhan   sendirilah yang akan menjadi pelindung mereka. 

Orang-orang yang memiliki Dia sebagai pelindung mereka pas-

ti akan selamat, dan mereka yang dijamin oleh-Nya pasti akan 

berhasil (ay. 4): Ia akan menudungi engkau, dan menyembunyi-

kan engkau dalam naungan (31:21), sehingga dengan demikian 

melindungimu dengan aman (27:5). Tuhan   melindungi orang-

orang percaya, 

(1) Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang yang tersirat 

di dalam kata-kata Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi 

engkau, yang merujuk kepada induk ayam yang mengum-

pulkan anak-anaknya di bawah sayapnya (Mat. 23:37). Se-

cara naluri, induk ayam itu bukan saja melindungi anak-

anaknya, namun  juga menyayangi dan menghangatkan me-

reka. Dengan hal inilah Tuhan   suka membandingkan peme-

liharaan-Nya atas umat-Nya yang tidak berdaya seperti 

anak-anak ayam itu, yang mudah dijadikan mangsa. Mere-

ka diajak untuk percaya di bawah naungan kepak sayap 

janji dan pemeliharaan ilahi. Hal ini merupakan ungkapan 

tidak langsung bagi orang yang berbalik memeluk agama 

yang benar, yang telah datang untuk berlindung di bawah 

sayap Tuhan   Israel (Rut 2:12). 

(2) Dengan kekuatan dan kuasa sepenuhnya. Meskipun dikem-

bangkan dengan penuh kelembutan, sayap dan kepaknya 

masih dianggap lemah dan mudah diterobos. Oleh sebab itu 

ditambahkan, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok, 

pertahanan yang kuat. Tuhan   bersedia melindungi umat-Nya 

seperti seekor induk ayam melindungi anak-anaknya, dan 

sama perkasanya dengan pejuang bersenjata lengkap. 

3.  Bahwa Dia bukan saja akan menjauhkan mereka dari yang 

jahat, namun  juga dari ketakutan terhadap kejahatan (ay. 5-6). 

Di sini terlihat, 

(1) Bahaya besar yang diperkirakan. Mendengar kata ini dise-

but-sebut saja sudah cukup untuk membuat kita takut. 

Kita tidak terlindung baik siang maupun malam, dan orang-

orang yang cenderung mudah takut tidak akan pernah 

merasa dirinya aman. Pada waktu kita masuk beristirahat 

di kamar, di tempat tidur, dan mengamankan segala sesua-

tu di sekeliling kita, masih saja ada  ancaman di malam 

hari yang datang dari pencuri dan perampok, angin dan 

badai, di samping makhluk-makhluk yang hanya ada di 

dalam bayangan dan khayalan, yang justru sering terasa 

paling menakutkan. Kita membaca perihal kedahsyatan 

malam (Kid. 3:8). Selain itu ada juga penyakit sampar yang 

berjalan di dalam gelap, seperti penyakit yang telah mene-

waskan anak sulung orang Mesir dan pasukan orang 

Asyur. Tidak ada kunci ataupun jeruji yang mampu men-

cegah masuknya penyakit, sementara kita membawa-bawa 

benih kuman di dalam tubuh kita. Namun, di siang hari, 

pada waktu kita dapat melihat sekeliling kita dengan jelas, 

kita tidak begitu berada di dalam bahaya. Namun, juga ada 

panah yang terbang di waktu siang namun  tidak terlihat. 

Ada kehancuran yang bisa membinasakan di tengah hari, 

pada saat kita terjaga dan dikelilingi sahabat. Bahkan pada 

saat itu pun kita tidak mampu mengamankan diri sendiri 

dan mereka pun tidak dapat mengamankan kita. Justru di 

siang harilah penyakit sampar yang mampu membinasa-

kan itu dikirimkan untuk menegur Daud  sebab  meng-

hitung rakyatnya, dan menurut pendapat beberapa orang, 

atas peristiwa itulah mazmur ini ditulis. Namun, 

(2) Di sini sebuah jaminan dijanjikan kepada orang-orang per-

caya di tengah bahaya ini : “Engkau tak usah takut. 

Melalui anugerah-Nya, Tuhan   akan menjauhkanmu dari 

ketakutan penuh curiga yang meresahkan (ketakutan yang 

menyiksa) di tengah bahaya besar. Hikmat akan mencegah 

engkau merasa takut tanpa sebab, dan iman akan mence-

gah engkau merasa sangat ketakutan. Engkau tak usah 

takut terhadap panah itu,  sebab  tahu bahwa meskipun 

mengenaimu, panah itu tidak dapat melukaimu. Kalaupun 

berhasil mengambil kehidupan alami, panah itu tidak akan 

mampu merusak kehidupan rohani, sehingga kehidupan 

itu akan menjadi sempurna.” Orang percaya tidak usah ta-

kut, dan oleh  sebab  itu tidak akan takut terhadap panah 

apa pun,  sebab  ujungnya sudah tanggal, dan racunnya 

telah dikeluarkan. Hai maut di manakah sengatmu? Panah 

itu pun berada di bawah kendali ilahi dan hanya akan 

mengenai tempat yang ditunjuk Tuhan  , bukan di tempat 

lain. Setiap peluru mempunyai tugas masing-masing. Apa 

pun yang terjadi yaitu  atas kehendak Tuhan  , dan kita 

tidak punya alasan untuk takut dengan hal itu. 

4.  Bahwa mereka akan terpelihara dalam malapetaka yang biasa 

terjadi, dengan cara yang istimewa (ay. 7): “Pada waktu maut 

menjelang dengan penuh kemenangan dan penyakit meraja-

lela, sehingga seribu dan sepuluh ribu orang rebah, rebah ka-

rena penyakit, atau rebah  sebab  pedang dalam pertempuran, 

rebah di sisimu dan di sebelah kananmu, dan kejatuhan mere-

ka itu cukup untuk membuatmu takut, dan bila mereka rebah 

 sebab  penyakit sampar mereka rebah begitu dekat dengan 

dirimu hingga mungkin saja menularimu, namun  itu tidak akan 

menimpamu, baik maut maupun ketakutan terhadap maut.” 

Orang-orang yang memelihara kesucian mereka saat kerusak-

an akhlak terjadi di mana-mana, dapat mempercayakan ke-

amanan mereka kepada Tuhan   saat penghancuran menimpa 

orang banyak. saat  banyak orang tewas di sekeliling kita, 

dan meskipun dengan demikian kita harus berjaga-jaga mem-

persiapkan kematian kita sendiri, janganlah kita takut akan 

ancaman, atau takluk di bawah perhambaan, seperti yang di-

lakukan banyak orang seumur hidup mereka, oleh  sebab  

takutnya kepada maut (Ibr. 2:15). Pemercikan darah telah 

menyelamatkan semua anak sulung orang Israel sementara 

ribuan anak sulung lainnya rebah dan mati. Bahkan lebih dari 

itu, telah dijanjikan kepada umat Tuhan   bahwa mereka bukan 

saja boleh melihat janji-janji Tuhan   digenapi bagi mereka, namun  

juga ancaman-ancaman yang digenapi ke atas orang-orang 

yang membenci mereka (ay. 8): Engkau hanya menontonnya 

dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap 

orang-orang fasik, yang boleh jadi merujuk kepada pemus-

nahan anak-anak sulung orang Mesir melalui penyakit sam-

par, yang merupakan hukuman bagi para penindas dan juga 

pertolongan bagi mereka yang tertindas. Israel melihat ini pada 

waktu mereka melihat diri mereka terhindar dan tidak terjang-

kit oleh penyakit itu. Sama seperti hal ini memperparah hu-

kuman ke atas orang berdosa, yakni supaya mereka melihat 

sendiri pahala orang benar (Luk. 13:28), demikian juga hal ini 

akan memuliakan keselamatan orang-orang yang dikasihi 

Tuhan  , supaya mereka melihat sendiri kehancuran orang fasik 

(Yes. 66:24; Mzm. 58:11). 

Jaminan bagi Orang Percaya 

(91:9-16) 

9 Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat 

tempat perteduhanmu, 10 malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah 

tidak akan mendekat kepada kemahmu; 11 sebab malaikat-malaikat-Nya akan

diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. 12 

Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan ter-

antuk kepada batu. 13 Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan 

menginjak anak singa dan ular naga. 14 “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, 

maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia menge-

nal nama-Ku. 15 Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan me-

nyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. 16 

Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepa-

danya keselamatan dibandingkan -Ku  

Di sini masih ada lagi janji-janji yang intinya sama dengan janji-janji 

dalam ayat-ayat sebelumnya. Dan semua janji itu sangat luar biasa 

dan berharga, serta pasti bagi semua keturunan. 

I.  Sang pemazmur meyakinkan orang percaya akan perlindungan 

ilahi, berdasar  pengalamannya sendiri. Ia meyakinkan orang 

percaya bahwa apa yang dikatakannya itu yaitu  perkataan Tuhan   

dan kita dapat mengandalkannya.  

Lihatlah  : 

1. Sifat orang-orang yang akan menerima manfaat dan penghi-

buran dari janji-janji ini. Sifat-sifat yang dinyatakan di sini sa-

ngat mirip dengan yang dikatakan dalam ayat 1. Mereka men-

jadikan Yang Mahatinggi sebagai tempat perteduhan mereka 

(ay. 9), senantiasa tinggal bersama Tuhan   dan berdiam diri di 

dalam Dia. Mereka menjadikan nama-Nya bait dan menara 

mereka yang kuat, tinggal di dalam kasih dan dengan demi-

kian tinggal di dalam Tuhan  . Sudah menjadi kewajiban kita un-

tuk tinggal di dalam Tuhan  , memilih Dia dan sesudah  itu men-

jalani kehidupan kita di dalam Dia sebagai tempat tinggal kita 

sendiri, untuk bergaul akrab dengan-Nya, bersukacita di da-

lam Dia, dan bergantung kepada-Nya. Maka sesudah  itu, men-

jadi hak istimewa bagi kita untuk merasa dekat dengan Tuhan  . 

Kita akan disambut-Nya dengan akrab seperti seseorang yang 

merasa akrab dengan tempat tinggalnya sendiri. Tanpa ha-

langan, rintangan, atau gangguan sedikit pun berupa pena-

hanan hukum ataupun kekalutan hati nurani. Maka kita pun 

akan aman di dalam Dia dan akan tetap merasa damai sejah-

tera (Yes. 26:3). Untuk mendorong kita supaya menjadikan 

Tuhan sebagai tempat perteduhan kita dan untuk mengharap-

kan keamanan dan kepuasan di dalam Dia, sang pemazmur 

menyiratkan penghiburan yang telah diterimanya dengan ber-

buat demikian: “Dia yang engkau jadikan tempat perteduhan-

mu yaitu  tempat perlindunganku. Aku telah mendapati Dia 

teguh dan setia, dan di dalam diri-Nya ada  cukup tempat 

dan perlindungan, baik untukmu maupun untukku.” Di rumah 

Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Orang tidak perlu tinggal ber-

desak-desakan, apalagi sampai mendesak orang keluar. 

2.  Janji-janji yang pasti bagi semua orang yang telah menjadikan 

Yang Mahatinggi sebagai tempat perteduhan mereka. 

(1) Bahwa apa pun yang terjadi atas mereka, tidak ada yang 

akan melukai mereka (ay. 10): “Malapetaka tidak akan me-

nimpa kamu. Walaupun kesukaran dan penderitaan me-

nimpamu, tidak akan ada yang benar-benar jahat di dalam-

nya, sebab hal itu timbul dari kasih Tuhan   dan akan diku-

duskan. Kesukaran itu akan datang bukan untuk menya-

kitimu, melainkan untuk kebaikanmu. Pada waktu ia diberi-

kan, ganjaran tidak mendatangkan sukacita, namun  dukacita, 

namun pada akhirnya nanti, hal itu akan memberi  

hasil yang begitu baik sehingga kamu sendiri akan meng-

akui bahwa malapetaka tidak menimpa kamu. Itu bukanlah 

sesuatu yang jahat, yang jahat semata, melainkan per-

paduan dengan hal yang baik dan menghasilkan yang baik 

pula. Bahkan, bukan saja kamu secara pribadi, namun  juga 

tempat kediamanmu akan berada di bawah perlindungan 

ilahi: tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu sehingga 

tidak ada suatu pun yang menimbulkan kerusakan atas-

mu.” Nihil accidere bono viro mali potest – Yang jahat tidak 

akan menimpa orang yang baik. Seneca, De Providentia. 

(2) Sehingga para malaikat terang akan melayani mereka (ay. 

11-12). Ini merupakan janji yang sangat berharga dan ber-

bicara banyak tentang kehormatan dan penghiburan bagi 

orang-orang yang dikasihi Tuhan  . Sungguh keterlaluan ba-

gaimana Iblis mengutip dan menyalahgunakan ayat ini un-

tuk mencobai Kristus (Mat. 4:6).  

Lihatlah  : 

[1] Perintah yang diberikan kepada para malaikat berkena-

an dengan orang-orang yang dikasihi Tuhan  . Dia yang 

yaitu  Tuhan para malaikat, yang membuat mereka 

ada dan memberi hukum kepada mereka, yang memiliki 

mereka dan yang membuat mereka untuk melayani, 

malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepada-

mu, bukan saja kepada gereja secara umum, namun  juga 

kepada setiap orang percaya. Para malaikat memelihara 

kewajiban terhadap TUHAN, Tuhan   mereka, dan inilah 

kewajiban yang mereka terima dari Dia. Hal ini menun-

jukkan perhatian yang diberikan Tuhan   kepada orang-

orang yang dikasihi-Nya, sehingga para malaikat sendiri 

memelihara kewajiban dan dipekerjakan bagi mereka. 

Perintah itu yaitu  untuk menjaga engkau di segala 

jalanmu. Di sini tampak pembatasan berkaitan dengan 

janji itu: Mereka akan menjaga engkau di segala jalan-

mu. Artinya, “selama engkau memelihara kewajibanmu.” 

Orang-orang yang keluar dari jalan itu menempatkan 

diri di luar perlindungan Tuhan  . Bagian inilah yang dihi-

langkan Iblis pada waktu ia mengutip janji ini, untuk 

melancarkan pencobaan,  sebab  tahu betapa hal ini sa-

ngat berlawanan dengannya. Lihatlah   kelanjutan dari 

janji itu yang berbunyi untuk menjaga engkau di segala 

jalanmu. Bahkan saat  tampaknya tidak ada bahaya, 

kita tetap membutuhkan janji ini, dan saat  bahaya 

sudah sangat dekat, kita akan menerimanya. Ke mana 

pun orang yang dikasihi Tuhan   pergi, para malaikat akan 

bertanggung jawab atas mereka, sama seperti pelayan 

terhadap anak-anak yang mereka jaga. 

[2] Pemeliharaan yang diberikan para malaikat kepada 

orang-orang yang dikasihi Tuhan   dalam melaksanakan 

kewajiban ini: Mereka akan menatang engkau di atas ta-

ngannya, yang menunjukkan baik kemampuan maupun 

kasih sayang yang besar. Mereka mampu menatang 

orang-orang yang dikasihi Tuhan   hingga tidak terjangkau 

oleh bahaya, dan mereka melakukannya dengan penuh 

kelembutan serta kasih sayang seperti juru rawat meng-

gendong anak kecil. Hal ini berbicara tentang diri kita 

yang tidak berdaya dan tentang mereka yang suka me-

nolong. Mereka bersikap rendah hati dalam pelayanan 

mereka. Mereka menjaga kaki orang-orang yang dika-

sihi Tuhan  , supaya kaki mereka jangan terantuk kepada 

batu hingga jatuh dalam dosa dan kesukaran. 

[3] Kuasa kegelapan akan dikalahkan oleh mereka (ay. 13): 

Engkau akan menginjak anak singa dan ular naga. Iblis 

disebut singa yang mengaum-aum, si ular tua, naga me-

rah, sehingga kepada janji inilah sang rasul sepertinya 

merujuk (Rm. 16:20) bahwa Tuhan  , sumber damai sejah-

tera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kaki-

mu. Kristus telah menghancurkan kepala ular itu, melu-

cuti musuh-musuh kita (Kol. 2:15), dan melalui Dia, 

kita lebih dari pada orang-orang yang menang. Kristus 

memanggil kita, sama seperti Yosua memanggil para 

panglima tentara Israel untuk datang dan menaruh kaki 

kita ke atas tengkuk musuh yang telah ditaklukkan. 

Beberapa orang berpendapat bahwa janji ini digenapi 

sepenuhnya di dalam Kristus dan kuasa ajaib yang di-

miliki-Nya atas seluruh ciptaan di alam semesta, yang 

menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan ter-

utama menugaskan para murid untuk memegang ular 

(Mrk. 16:18). Hal ini dapat diterapkan kepada Pemeliha-

raan Tuhan   yang memelihara kita dari makhluk-makhluk 

berbahaya yang buas (binatang-binatang liar akan ber-

damai dengan engkau, Ayb. 5:23). Bahkan lebih dari itu, 

kita memiliki cara dan sarana untuk menjinakkan se-

mua binatang liar (Yak. 3:7). 

II.  Ia mengemukakan kata-kata penghiburan Tuhan   sendiri kepada 

orang-orang yang dikasihi-Nya, dan menyampaikan kasih setia 

yang disediakan-Nya bagi mereka (ay. 14-16). Beberapa orang ber-

pendapat bahwa kata-kata ini diucapkan kepada para malaikat 

sebagai alasan kewajiban mereka berkaitan dengan orang-orang 

yang dikasihi-Nya itu, seolah-olah Ia telah berkata, “Peliharakan 

mereka, sebab mereka sangat berharga bagi-Ku dan Aku sangat 

peduli kepada mereka.” Sekarang, kita patut memperhatikan se-

perti sebelumnya, 

1.  Kepada siapa saja janji-janji ini diberikan. Mereka digambar-

kan sebagai orang-orang yang memiliki tiga sifat berikut: 

(1) Mereka yaitu  orang-orang yang mengenal nama Tuhan  . 

Kita tidak dapat mengenal sifat Tuhan   dengan sempurna, 

namun  melalui nama-Nya Ia telah memperkenalkan diri, dan 

 sebab  itu kita juga harus memperkenalkan diri.  

(2) Mereka yaitu  orang-orang yang mengasihi Dia, dan mere-

ka yang mengenal Dia dengan baik akan mengasihi-Nya, 

mengasihi Dia sebagai satu-satunya yang pantas dikasihi, 

dan menyatakan kasih mereka kepada-Nya dengan suka-

cita yang semakin bertambah. Mereka akan mengasihi Dia 

dengan ketetapan hati untuk tidak pernah mengalihkan 

kasih itu kepada siapa pun. 

(3) Mereka yaitu  orang-orang yang berseru kepada-Nya, se-

perti melalui doa yang senantiasa dinaikkan selaras dengan-

Nya, dan berserah kepada-Nya dalam setiap kesulitan. 

2.  Janji-janji apa yang diberikan Tuhan   kepada orang-orang yang 

dikasihi-Nya. 

(1) Bahwa pada waktunya nanti, ia akan melepaskan mereka 

dari kesesakan: Aku akan meluputkannya (ay. 14 dan di-

ulang lagi dalam ay. 15), yang menunjukkan pembebasan 

ganda, baik dari kehidupan maupun kematian, baik di 

tengah-tengah maupun keluar dari kesesakan. Jika Tuhan   

menyesuaikan tingkat dan lamanya kesukaran kita dengan 

kekuatan kita, jika Ia menjauhkan kita dari perbuatan 

yang menyakitkan hati-Nya di tengah kesesakan kita dan 

akhirnya menggunakan kematian sebagai cara untuk mem-

bebaskan kita dari semua kesukaran kita, maka janji ini 

telah digenapi (34:20; 2Tim. 3:11; 4:18).  

(2) Bahwa sementara itu Ia akan menyertai mereka dalam ke-

sesakan (ay. 15). Kalaupun Ia tidak segera mengakhiri pen-

deritaan mereka, mereka akan disertai oleh-Nya di tengah 

kesesakan. Ia akan memperhatikan dukacita mereka dan 

mengenal jiwa mereka dalam kesengsaraan. Ia akan mela-

wat mereka dengan firman dan Roh-Nya, serta bergaul akrab 

dengan mereka. Ia akan turut mengambil bagian, mendu-

kung dan menghibur mereka, serta menguduskan penderita-

an mereka, yang akan menjadi tanda paling pasti tentang 

penyertaan-Nya di tengah semua kesesakan mereka. 

(3) Bahwa dalam hal ini Ia akan menjawab doa-doa mereka: 

Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan mencurahkan roh doa 

ke atasnya, dan Aku akan menjawab, menjawab melalui 

janji-janji (85:9), menjawab melalui pemeliharaan, mem-

bawa pembebasan pada waktunya, dan menjawab melalui 

kasih karunia, menambahkan kekuatan dalam jiwa mereka 

(138:3). Demikianlah ia menjawab Paulus dengan kasih 

karunia yang cukup (2Kor. 12:9). 

(4)  Bahwa Ia akan meninggikan dan memuliakan mereka: Aku 

akan membentenginya, tidak terjangkau oleh kesesakan, 

tinggi di atas badai, di atas bukit batu di atas gelombang-

gelombang laut (Yes. 33:16). Melalui anugerah Tuhan   mereka 

akan dimampukan untuk memandang hal-hal di dunia ini 

dengan rasa jijik dan ketidakacuhan yang kudus, dan 

menengadah kepada hal-hal di dunia lain dengan hasrat 

dan kepedulian yang kudus. Maka saat  itulah mereka 

akan dibentengi atau ditaruh di tempat yang tinggi. Aku 

akan memuliakannya. Orang-orang yang dimuliakan Tuhan   

dengan cara membawa mereka ke dalam kovenan dan per-

sekutuan yang akrab dengan-Nya, serta mempersiapkan 

mereka bagi kerajaan dan kemuliaan-Nya, dihormati oleh-

Nya (Yoh. 12:26). 

(5) Bahwa mereka akan hidup berkecukupan di dunia ini (ay. 

16): Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia. Artinya, 

[1] Mereka akan hidup cukup lama: umur mereka akan 

berlanjut di dunia ini sampai mereka telah menyelesai-

kan pekerjaan untuk apa mereka diutus ke dunia ini, 

serta siap masuk sorga, dan itu sudah cukup lama bagi 

mereka. Siapakah yang ingin hidup satu hari lebih lama 

dibandingkan  waktu yang diberikan untuk menyelesaikan 

tugas, baik oleh Dia maupun untuk Dia? 

[2] Mereka akan menganggapnya cukup lama, sebab mela-

lui anugerah-Nya, Tuhan   akan menyapih mereka dari 

dunia dan membuat mereka bersedia meninggalkannya. 

Seseorang mungkin saja mati di usia muda namun  juga 

sepuas umur, satur dierum – puas hidup. Orang duniawi 

yang fasik tidak merasa puas, bahkan dengan umur 

panjang. Dia masih saja berseru, Untukku! Untukku! Se-

baliknya, orang yang menyimpan harta dan hatinya di 

dalam dunia lain akan segera merasa cukup. Dia tidak 

akan hidup di dunia selamanya.  

(6) Bahwa mereka akan memperoleh kehidupan kekal di dunia 

lain. Hal inilah yang memahkotai kebahagiaan: Akan Ku-

perlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku, akan 

Kuperlihatkan kepadanya Mesias (begitulah dikatakan oleh 

beberapa orang). Simeon yang baik dan sudah tua itu me-

rasa puas dengan umur panjang pada saat ia berkata, Ma-

taku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu. Tidak 

ada sukacita yang lebih besar bagi orang-orang kudus dari 

Perjanjian Lama selain memandang hari Tuhan, meskipun 

hanya dari jauh. Lebih besar kemungkinan bahwa istilah 

keselamatan itu merujuk kepada negeri yang lebih baik, 

yakni negeri sorgawi yang didambakan dan dicari-cari para 

bapa leluhur: akan Dia perlihatkan kepadanya negeri itu. 

Dia akan membawanya kepada kebahagiaan itu, di mana 

kita akan melihat langsung muka dengan muka apa yang 

saat ini hanya dapat kita lihat dengan samar-samar. Dan 

sementara menantikan saat itu, Ia akan memberi mereka 

harapan mengenai hal itu. Menurut pendapat beberapa 

orang, semua janji ini terutama menunjuk kepada Kristus, 

dan penggenapannya ada di dalam kebangkitan dan peng-

agungan-Nya.   

PASAL  92  

ungguh tidak berdasar pendapat beberapa penulis Yahudi (yang 

biasanya bebas dalam memberi kesimpulan) bahwa mazmur ini 

ditulis dan dilantunkan oleh Adam pada hari Sabat pertama sebelum 

ia jatuh ke dalam dosa. Pendapat ini tidak sesuai dengan mazmur ini 

sendiri, yang berbicara tentang para pelaku kejahatan, bila memang 

benar saat  itu dosa belum masuk ke dunia. Ada kemungkinan maz-

mur ini ditulis oleh Daud, dan  sebab  ditujukan untuk hari Sabat, 

I.   Di sini dianjurkan untuk menaikkan pujian (ay. 2-4). 

II.  Di sini pekerjaan Tuhan   yang menjadi alasan diadakannya 

hari Sabat, dirayakan secara umum dengan meriah (ay. 5-7).  

Secara khusus, dengan mengacu kepada karya pemeliharaan dan 

penebusan, sang pemazmur bernyanyi bagi Tuhan   tiga kali berselang-

selang, tentang kasih setia dan hukuman, tentang kebinasaan orang 

berdosa dan sukacita orang kudus. 

1. Orang-orang fasik akan binasa (ay. 8), namun  Tuhan   yaitu  ke-

kal (ay. 9). 

2. Musuh-musuh Tuhan   akan dibasmi, namun  Daud akan diting-

gikan (ay. 10-11). 

3. Musuh-musuh Daud akan dikacaubalaukan (ay. 12), namun  

semua orang benar akan berbuah dan tumbuh subur (ay. 13-

16).  

Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus dengan senang hati 

memberi  kemuliaan kepada Tuhan    sebab  nama-Nya, dan bersuka-

cita penuh kemenangan di dalam pekerjaan-Nya.  


Anjuran untuk Memuji Tuhan   

(92:1-7) 

1 Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. 2 yaitu  baik untuk menyanyikan 

syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya 

Yang Mahatinggi, 3 untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan 

kesetiaan-Mu di waktu malam, 4 dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan de-

ngan gambus, dengan iringan kecapi. 5 Sebab telah Kaubuat aku bersuka-

cita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu,  sebab  perbuatan tangan-Mu aku 

akan bersorak-sorai. 6 Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, 

dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. 7 Orang bodoh tidak akan 

mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu. 

Mazmur ini dulunya ditetapkan untuk dinyanyikan, setidaknya, se-

lalu dinyanyikan di dalam bait tempat kudus pada hari Sabat, hari 

perhentian itu. Hari ini  merupakan peringatan yang diadakan 

berkaitan dengan karya penciptaan, beristirahatnya Tuhan   sesudah  be-

kerja, dan kelanjutan pekerjaan itu dalam tindakan pemeliharaan-

Nya.  sebab  Bapa-Ku bekerja sampai sekarang.  

Perhatikanlah: 

1. Hari Sabat harus merupakan hari yang tidak hanya untuk istira-

hat yang kudus semata, namun  juga dengan pekerjaan yang ku-

dus, dan istirahat itu memang harus mengikuti pekerjaan. 

2. Pekerjaan yang pantas dilakukan pada hari Sabat yaitu  memuji 

Tuhan  . Setiap hari Sabat harus merupakan hari pengucapan syu-

kur. Pelayanan-pelayanan lain pada hari itu haruslah sesuai de-

ngan hal ini, dan oleh sebab itu sama sekali tidak boleh disepele-

kan. Salah seorang penulis Yahudi menghubungkannya dengan 

kerajaan Mesias dan menyebutnya Mazmur atau nyanyian untuk 

masa depan, yakni semua hari Sabat. Melalui Kristus, orang-

orang percaya menikmati hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat 

Tuhan   (Ibr. 4:9), permulaan dari hari Sabat yang abadi. Di dalam 

ayat-ayat ini, 

I.  Kita dipanggil dan didorong untuk memuliakan Tuhan   (ay. 2-4): 

yaitu  baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN. Memuji 

Tuhan   yaitu  pekerjaan yang baik. Baik dengan sendirinya dan 

juga baik bagi kita. Ini yaitu  kewajiban, sewa, atau upeti yang 

harus kita bayarkan kepada Tuhan kita yang agung. Kita berbuat 

salah jika  menahannya. Sungguh merupakan hak istimewa 

bahwa kita diizinkan memuji Tuhan   dan boleh berharap bahwa 

pujian itu diterima. Memuji Tuhan   yaitu  baik,  sebab  menyenang-

kan dan juga menguntungkan, suatu pekerjaan yang merupakan 

upah itu sendiri. Ini yaitu  pekerjaan para malaikat, pekerjaan 

sorga. Sungguh baik untuk mengucapkan syukur atas rahmat yang 

telah kita terima, sebab itulah cara untuk memperoleh rahmat 

selanjutnya. Sungguh patut untuk bernyanyi bagi nama Dia, Yang 

Mahatinggi, yang ditinggikan di atas semua berkat dan pujian.  

Sekarang Lihatlah   di sini: 

1.  Bagaimana kita harus memuji Tuhan  . Kita harus melakukannya 

dengan memberitakan kasih setia dan kesetiaan-Nya.  sebab  

merasa yakin akan sifat dan kesempurnaan-Nya yang agung 

itu, kita harus memberitakannya seperti orang yang sangat 

terkesan dan rindu untuk juga memengaruhi orang lain. Kita 

bukan saja harus memberitakan kebesaran, keagungan, kesu-

cian, dan keadilan-Nya yang membesarkan Dia dan membuat 

kita terpesona, namun  juga kasih setia serta kesetiaan-Nya. 

 sebab  kebaikan-Nya yaitu  kemuliaan-Nya (Kel. 33:18-19), 

dan melalui kedua hal ini Ia menyatakan nama-Nya. Kasih 

setia dan kebenaran-Nya merupakan dukungan yang besar 

bagi iman dan pengharapan kita, serta dorongan bagi kasih 

dan ketaatan kita. Oleh  sebab  itu, hal-hal inilah yang harus 

kita nyatakan sebagai permohonan dalam doa dan sarana un-

tuk sukacita kita. Hal inilah yang dilakukan pada masa saat  

mazmur ini ditulis, bukan saja melalui nyanyian, namun  juga 

dengan musik yang mengiringinya, dengan bunyi-bunyian se-

puluh tali (ay. 4). Namun, di masa itu musik pengiringnya ha-

ruslah dengan bunyi khidmat. Bukan dengan nada ceria yang 

mudah mengalihkan perhatian, melainkan syahdu dan mudah 

menyatukan roh. 

2.  Kapan kita harus memuji Tuhan   – di waktu pagi dan di waktu 

malam, bukan hanya pada hari-hari Sabat, namun  tiap hari. 

Itulah kewajiban yang perlu dilakukan setiap hari. Kita harus 

memuji Tuhan  , bukan saja di dalam kebaktian bersama, namun  

juga secara pribadi dan bersama keluarga, sambil memberita-

kan kasih setia dan kesetiaan-Nya kepada diri sendiri dan juga 

kepada orang-orang di sekitar kita. Kita harus mengawali dan 

mengakhiri setiap hari dengan memuji Tuhan  , menaikkan syu-

kur kepada-Nya tiap pagi, saat  kita masih merasa segar dan 

sebelum kesibukan hari itu melanda kita. Juga tiap malam, 

saat  kita kembali merasa tenang dan hendak beristirahat 

serta merenungkan diri sendiri. Kita harus menaikkan syukur 

kepada-Nya di pagi hari atas kasih setia-Nya sepanjang malam 

sebelumnya, dan di malam hari atas kasih setia-Nya sepanjang 

hari itu. Baik keluar maupun masuk, kita harus memuji Tuhan  . 

II. Di dalam diri sang pemazmur, kita melihat teladan yang diberi-

kannya, baik untuk menggerakkan kita maupun untuk membim-

bing kita dalam pekerjaan ini (ay. 5): Sebab telah Kaubuat aku ber-

sukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu.  

Perhatikanlah:  

1.  Orang-orang yang telah mengalami sendiri kesenangan dalam 

menaikkan pujian sajalah yang mampu menganjurkannya ke-

pada orang lain. “Pekerjaan Tuhan   memang layak dipuji  sebab  

sudah begitu sering menyenangkan hatiku, dan oleh  sebab  

itu, apa pun yang dipikirkan orang lain, aku harus berpikiran 

dan berkata-kata baik tentang segala pekerjaan-Nya itu.” 

2.  Bila Tuhan   telah memberi kita sukacita melalui pekerjaan-Nya, 

sudah seharusnya kita menghormati Dia  sebab  semua peker-

jaan-Nya itu. Apakah Dia sudah membuat hati kita senang? 

Kalau memang begitu, marilah kita mengagungkan pujian ke-

pada-Nya. Apakah Tuhan   telah membuat kita senang melalui 

pekerjaan pemeliharaan-Nya bagi kita, dan melalui kasih karu-

nia-Nya di dalam kita, dan keduanya melalui pekerjaan pene-

busan yang agung itu? 

(1) Bila memang demikian halnya, biarlah kita dengan penuh 

semangat menaruh iman dan pengharapan seperti yang di-

lakukan sang pemazmur:  sebab  perbuatan tangan-Mu aku 

akan bersorak-sorai. Dari kenangan manis perihal apa yang 

telah diperbuat Tuhan   bagi kita, kita dapat menaruh harap-

an penuh sukacita tentang apa yang akan dilakukan-Nya, 

dan bersorak-sorai di dalam jaminan untuk hal itu, berso-

rak-sorai mengatasi semua perlawanan (2Tes. 2:13-14). 

(2) Biarlah kita lalu menghimpun bahan penyembahan yang 

kudus dan kekaguman terhadap Tuhan   (ay. 6): Betapa be-

sarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN. Begitu besar di 

luar batas pikiran, tak terungkapkan, hasil yang keluar dari 

kuasa dan hikmat yang luar biasa, dengan akibat yang ter-

amat besar dan penting! Dibandingkan dengan semua ini, 

pekerjaan manusia tidak ada artinya. Kita tidak dapat me-

mahami keagungan pekerjaan Tuhan  , dan oleh sebab itu 

kita harus merasa sangat takjub dan hormat, bahkan ter-

pesona memandang kedahsyatannya. “Pekerjaan manusia 

hanyalah kecil dan tidak berharga,  sebab  pikiran mereka 

dangkal. namun  Tuhan, betapa besarnya pekerjaan-pekerja-

an-Mu sehingga tidak dapat diukur. Begitu sangat dalam-

nya rancangan-rancangan-Mu, hingga tidak dapat dimeng-

erti.” Rancangan Tuhan   jauh melebihi buah pikiran kita, 

sama seperti pekerjaan-Nya melebihi upaya kekuatan kita 

sendiri. Rancangan-rancangan-Nya lebih tinggi dibandingkan  

rancangan-rancangan kita, sama seperti jalan-jalan-Nya le-

bih tinggi dibandingkan  jalan-jalan kita (Yes. 55:9). O, alangkah 

dalamnya kekayaan, hikmat dan rancangan Tuhan  ! (Rm. 

11:33). Kebesaran pekerjaan Tuhan   seharusnya membuat 

kita merenungkan dalamnya segala pemikiran-Nya, ren-

cana dari kehendak-Nya sendiri untuk melakukan semua 

hal. Betapa luas dan jauhnya jangkauan rancangan-Nya!  

III. Kita diperingatkan supaya tidak mengabaikan pekerjaan-pekerja-

an Tuhan  , seperti yang dilakukan orang-orang tertentu (ay. 7). 

Sungguh bodoh dan kasar orang-orang yang tidak tahu dan tidak 

mengerti betapa besar pekerjaan Tuhan  , yang tidak mau menge-

nalinya atau memberi kemuliaan kepada Tuhan    sebab  segala pe-

kerjaan-Nya itu. Mereka tidak mengindahkan pekerjaan TUHAN 

dan perbuatan tangan-Nya (28:5). Terutama sekali, mereka tidak 

mengerti arti kesejahteraan mereka sendiri (yang dibicarakan da-

lam ay. 8). Mereka menganggapnya sebagai jaminan kebahagiaan 

mereka, padahal sebenarnya ini yaitu  persiapan bagi kehancur-

an mereka. Jika ada begitu banyak orang yang tidak mengenal 

atau tidak peduli untuk mengetahui rancangan Pemeliharaan 

Tuhan  , maka semakin beralasanlah bagi orang-orang yang melalui 

anugerah sudah mengenalnya dan suka untuk mengenalnya 

untuk bersyukur. 


 

Kemenangan dan Kebahagiaan Orang Benar 

(92:8-16) 

8 jika  orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-

orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipu-

nahkan untuk selama-lamanya. 9 namun  Engkau di tempat yang tinggi untuk 

selama-lamanya, ya TUHAN! 10 Sebab, sesungguhnya musuh-Mu, ya TUHAN, 

sebab, sesungguhnya musuh-Mu akan binasa, semua orang yang melakukan 

kejahatan akan diceraiberaikan. 11 namun  Kautinggikan tandukku seperti tan-

duk banteng, aku dituangi dengan minyak baru; 12 mataku memandangi 

seteruku, telingaku mendengar perihal orang-orang jahat yang bangkit mela-

wan aku. 13 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh 

subur seperti pohon aras di Libanon; 14 mereka yang ditanam di bait TUHAN 

akan bertunas di pelataran Tuhan   kita. 15 Pada masa tua pun mereka masih 

berbuah, menjadi gemuk dan segar, 16 untuk memberitakan, bahwa TUHAN 

itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya. 

Pemazmur telah mengatakan (ay. 5) bahwa ia akan memperoleh ke-

sempatan untuk meraih kemenangan dari pekerjaan-pekerjaan Tuhan  , 

dan di sini ia benar-benar memperolehnya. 

I.   Ia bersukacita penuh kemenangan atas musuh-musuh Tuhan   (ay. 

8-9, 11) dan saat membayangkan kehancuran mereka. Bukan ka-

rena penderitaan yang dialami sesama, melainkan  sebab  hal ini 

akan mendatangkan kehormatan atas keadilan dan kesucian Tuhan  . 

Ia merasa yakin perihal kehancuran orang-orang berdosa, 

1.  Walaupun mereka berkembang dengan subur (ay. 8): jika  

orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan di musim 

semi (begitu banyak, begitu subur, begitu hijau, dan tumbuh 

begitu pesat), dan orang-orang yang melakukan kejahatan ber-

kembang dalam kemegahan, kekuasaan, dan kemakmuran 

lahiriah yang mudah didapat dengan berlimpah, serta berhasil 

di dalam pekerjaan mereka, orang akan menyangka bahwa se-

mua ini terjadi supaya mereka bahagia, bahwa itu merupakan 

bukti nyata perkenan Tuhan   dan jaminan atas sesuatu yang 

baik atau bahkan lebih baik, yang disediakan bagi mereka. Na-

mun, bukan demikian halnya. Semua itu boleh terjadi supaya 

mereka dipunahkan untuk selama-lamanya. Orang bebal akan 

dibinasakan oleh kelalaiannya (Ams. 1:32). Domba-domba yang 

hendak disembelih akan dilepas di padang rumput yang paling 

subur. 

2. Meskipun musuh sangat berani (ay. 10). Mereka yaitu  mu-

suh-musuh-Mu, dengan lancang mereka mengakui itu. Mereka

 bertolak belakang dengan Tuhan   dan melawan Dia. Mereka mem-

berontak terhadap mahkota dan martabat-Nya, dan oleh sebab 

itu sungguh mudah untuk memperkirakan bahwa mereka akan 

binasa. Sebab siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap 

selamat? Perhatikanlah, semua pelaku kejahatan yang tidak 

mau bertobat akan dibinasakan dan dianggap sebagai musuh 

Tuhan  , yang akan binasa dan dicerai-beraikan. Kristus akan 

menganggap orang-orang yang tidak mau diperintah oleh-Nya 

sebagai musuh, dan mereka akan dibawa serta dibunuh di 

hadapan-Nya. Sekarang para pelaku kejahatan bersatu dan 

berhubungan dekat untuk bersatu padu melawan Tuhan   dan 

agama. Namun, mereka akan dicerai-beraikan dan dilumpuh-

kan sehingga tidak dapat saling membantu melawan pengha-

kiman Tuhan   yang adil. Di dunia yang akan datang mereka 

akan dipisahkan dari perkumpulan orang benar (terjemahan 

dalam bahasa Aram, 1:5). 

3.  Mereka melakukan kejahatan terhadap sang pemazmur dan 

 sebab  itu ia mungkin saja tergoda untuk merasa takut ter-

hadap mereka. Walaupun begitu, ia bersukacita penuh keme-

nangan atas mereka (ay. 12): “Mataku memandangi seteruku 

yang bangkit melawan aku. Aku akan melihat bagaimana me-

reka bukan saja dilumpuhkan sehingga tidak dapat berbuat 

jahat terhadapku lagi, namun  juga akan dimintai pertanggung-

jawaban atas kejahatan mereka terhadapku, dan dibawa ke-

pada pertobatan atau kebinasaan.” Inilah keinginan pemazmur 

menyangkut diri mereka. Di dalam bahasa Ibrani, dikatakan, 

Mataku memandangi seteruku, telingaku mendengar perihal 

orang-orang jahat. Ia tidak mengatakan tentang apa yang akan 

dilihat atau didengarnya, melainkan melihat dan mendengar 

apa yang di dalamnya Tuhan   akan dipermuliakan dan dengan 

demikian membuatnya merasa puas. Hal ini boleh jadi meru-

juk kepada Kristus, kepada kemenangan-Nya atas Iblis, maut, 

dan neraka, atas kebinasaan orang-orang yang menganiaya 

dan menyalibkan Dia serta menolak Injil-Nya. Juga kepada 

kebinasaan orang-orang yang tidak mau bertobat pada akhir 

zaman. Orang-orang yang bangkit melawan Kristus akan jatuh 

tersungkur di hadapan-Nya dan dijadikan tumpuan kaki-Nya.  

II. Ia bersukacita di dalam Tuhan  , kemuliaan-Nya, dan anugerah-Nya. 

1.  Di dalam kemuliaan Tuhan   (ay. 9): “namun  Engkau di tempat 

yang tinggi untuk selama-lamanya, ya TUHAN. Para pelaku 

kejahatan yang bangkit melawan kita mungkin saja menem-

pati kedudukan yang tinggi untuk beberapa waktu, dan me-

nyangka telah mengangkat tinggi segala sesuatu, namun  Eng-

kau di tempat yang tinggi, paling tinggi, untuk selama-lamanya. 

Ketinggian mereka akan direndahkan dan diturunkan, namun  

ketinggian-Mu akan kekal selamanya.” Oleh sebab itu, jangan-

lah kita takut terhadap kesombongan dan kekuatan orang-

orang fasik, atau berkecil hati  sebab  kejahatan mereka yang 

sebenarnya tidak berdaya,  sebab  ngengat akan memakan me-

reka seperti memakan pakaian, namun  keselamatan yang dari 

pada Tuhan   akan tetap untuk selama-lamanya (Yes. 51:7-8). 

2.  Di dalam kasih karunia Tuhan  , perkenan-Nya, dan buah-buah 

yang dihasilkan, 

(1) Kepada dirinya sendiri (ay. 11): “Engkau, ya Tuhan, yang 

berada di tempat yang tertinggi, Kautinggikan tandukku.” 

Tuhan   yang besar yaitu  sumber kehormatan, dan Dia, 

yang di tempat yang tinggi untuk selama-lamanya, Dia sen-

dirilah yang akan meninggikan umat-Nya selama-lamanya, 

sebab Ia menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dika-

sihi-Nya (148:14). Orang-orang fasik dilarang meninggikan 

tanduk (75:5-6), namun  orang-orang yang melayani Tuhan   

dan kepentingan kerajaan-Nya dengan kehormatan atau 

kekuatan mereka, dan menyerahkan pelayanan mereka itu 

kepada-Nya untuk dijaga-Nya, ditinggikan-Nya, digunakan-

Nya, dan diatur-Nya seturut kehendak-Nya, boleh berharap 

bahwa Ia akan meninggikan tanduk mereka seperti tanduk 

banteng, sampai setinggi-tingginya, baik di dunia ini mau-

pun di dunia yang lain. Kautinggikan tandukku, saat  mu-

suh-Mu binasa, sebab pada waktu itulah orang-orang benar 

akan bercahaya seperti matahari, saat  orang-orang jahat 

dihukum untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang 

kekal. Pemazmur menambahkan, aku dituangi minyak 

baru, yang menunjukkan penegasan baru terhadap jabatan 

yang untuknya ia telah diurapi sebelum ini. Atau, ini juga 

berarti kelimpahan, sehingga ia bisa mendapatkan minyak 

baru sebanyak yang diinginkannya, atau penghiburan demi 

penghiburan untuk menyegarkan dirinya bilamana rohnya 

lesu. Kasih karunia yaitu  urapan Roh. saat  kasih karu-

nia ini diberikan untuk menolong kita pada waktu kita 

membutuhkan pertolongan, atau diterima pada saat ada 

kesempatan untuk itu, dari kepenuhan yang ada di dalam 

Kristus Yesus, maka saat itulah kita diurapi dengan mi-

nyak baru. Ada yang membaca ayat ini sebagai berikut, 

Pada waktu aku menjadi tua, Engkau akan mengurapiku de-

ngan minyak baru. Usia lanjutku akan Kautinggikan dengan 

kasih setia berlimpah, demikian menurut Septuaginta. Ban-

dingkan dengan ayat 15, Pada masa tua pun mereka masih 

akan berbuah. Penghiburan dari Roh Tuhan   dan sukacita 

keselamatan-Nya akan menjadi seperti minyak baru bagi 

mereka yang kepalanya ada rambut putih yang didapat 

pada jalan kebenaran. 

(2) Bagi semua orang yang dikasihi Tuhan  . Di sini mereka dium-

pamakan seperti pohon tarbantin kebenaran (Yes. 61:3; Mzm. 

1:3).  

Lihatlah  : 

[1] Tempat baik di mana mereka ditanam. Mereka ditanam 

di bait TUHAN (ay. 14). Pohon-pohon kebenaran bukan 

tumbuh dengan sendirinya namun  ditanam. Bukan di 

tanah biasa, melainkan di taman Firdaus, di bait TUHAN. 

Pepohonan tidak biasa ditanam di dalam rumah, namun  

dikatakan bahwa pohon-pohon Tuhan   ditanam di bait 

atau rumah-Nya  sebab  itu datang dari anugerah-Nya, 

dan melalui perkataan serta Roh-Nya sajalah mereka 

menerima seluruh sari gizi dan kebaikan yang membuat 

mereka tetap hidup dan berbuah. Mereka mengukuh-

kan diri kepada ketetapan kudus, berakar di dalamnya, 

mematuhinya, menempatkan diri di bawah perlindung-

an ilahi, dan menghasilkan buah demi kehormatan dan 

kemuliaan Tuhan  . 

[2] Ikrar yang di dalamnya mereka akan dipelihara. Di sini 

dijanjikan,  

Pertama, bahwa mereka akan bertumbuh (ay. 13). Di 

mana pun Tuhan   memberi  anugerah sejati, Ia akan 

memberi  lebih banyak lagi. Pohon-pohon Tuhan   akan 

tumbuh lebih tinggi seperti pohon aras, pohon-pohon 

aras di Libanon. Mereka akan tumbuh semakin dekat 

dengan sorga, dan dengan hasrat yang kudus mereka 

akan membubung tinggi menuju dunia atas. Mereka 

akan tumbuh semakin kuat seperti pohon aras, dan 

lebih layak untuk digunakan. Orang yang bersih tangan-

nya bertambah-tambah kuat.  

Kedua, bahwa mereka akan tumbuh subur, baik da-

slam hal pengakuan iman maupun di dalam penghibur-

an dan sukacita jiwa mereka. Mereka akan bergembira 

dan dihargai oleh semua orang di sekeliling mereka. 

Mereka akan bertunas seperti pohon korma, yang memi-

liki sosok yang agung (Kid. 7:7), dan cabang-cabang 

yang kokoh (Im. 23:40; Hak. 4:5). Buah korma sangat 

lezat, namun  di sini korma disinggung sebagai pohon 

yang senantiasa hijau. Orang-orang fasik bertunas se-

perti tumbuh-tumbuhan atau rerumputan (ay. 8), yang 

akan segera layu. Sebaliknya, orang benar akan bertu-

nas seperti pohon korma yang tahan hidup lama dan 

tidak berubah di musim dingin. Mengenai pohon korma, 

telah dikatakan, Sub pondere crescit – Semakin ditekan, 

semakin ia bertumbuh. Begitu pula, orang benar akan 

tumbuh subur di bawah beban mereka. Semakin ditim-

pa kemalangan, semakin bertambah banyaklah mereka. 

 sebab  ditanam di bait TUHAN (di situlah mereka ber-

akar), mereka akan bertunas di pelataran Tuhan  . Di sana-

lah dahan-dahan mereka membentang. Hidup mereka 

tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Tuhan  . 

Namun, terang mereka juga bersinar di hadapan manu-

sia. Sungguh diharapkan bahwa mereka yang memiliki 

tempat juga memiliki nama di tempat kediaman Tuhan   

dan di lingkungan tembok-temboknya (Yes. 56:5). Biar-

lah orang-orang Kristen yang baik mempunyai tujuan 

untuk menjadi unggul, supaya mereka bisa menjadi 

ulung dan bertunas, sehingga dengan demikian dapat 

memperindah pengajaran Tuhan   Juruselamat kita, se-

perti pohon-pohon bertunas yang menghiasi pelataran 

rumah. Biarlah mereka yang bertunas di pelataran 

Tuhan   memberi kemuliaan kepada-Nya,  sebab  melalui 

janji inilah mereka bertunas: mereka akan menjadi ge-

muk dan segar. Tunas mereka berasal dari gemuk atau 

sari gizi di dalamnya, dari akar pohon zaitun yang penuh 

getah (Rm. 11:17). Bila dasar kasih karunia yang mem-

beri kehidupan itu tidak ada di dalam hati, pengakuan 

iman tidak akan bertahan lama. Sebaliknya, di tempat 

pohon itu tumbuh, di situlah tidak layu daunnya (1:3). 

Kenyang pohon-pohon TUHAN (104:16). Baca juga Hosea 

14:5-6.  

Ketiga, bahwa mereka akan berbuah. Seandainya 

hanya berdaun, pohon-pohon itu tidak akan ada nilai-

nya. Jadi, lebih dari itu, mereka masih berbuah. Buah-

buah yang dihasilkan melalui pengudusan, yaitu semua 

pekerjaan penyembahan yang hidup dan percakapan 

yang bermanfaat, pekerjaan baik, yang melaluinya Tuhan   

dimuliakan dan orang lain dibangun. Semua inilah 

buah-buah kebenaran itu. Merupakan hak istimewa 

dan juga kewajiban orang benar untuk hidup berlimpah 

dengan semua buah-buah yang demikian. Menghasil-

kan buah-buah kebenaran dengan berlimbah ini meru-

pakan janji dan juga perintah. Telah dijanjikan bahwa 

mereka akan menghasilkan buah di usia lanjut. saat  

sudah tua, pohon-pohon lain akan berhenti berbuah, 

namun  di dalam pohon-pohon Tuhan  , kekuatan kasih ka-

runia tidak akan pudar bersama kekuatan alami. Hari-

hari terakhir orang-orang yang dikasihi Tuhan   adakala-

nya justru merupakan masa yang paling baik. Sebab 

semua ini benar-benar menunjukkan bahwa mereka 

hidup benar. Ketekunan yaitu  bukti paling nyata ten-

tang kesungguhan dan ketulusan. Namun, di sini dika-

takan untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar (ay. 

16), bahwa Ia menepati janji-janji-Nya dan setia kepada 

setiap perkataan yang telah diucapkan-Nya, dan bahwa 

Ia tetap melaksanakan pekerjaan yang telah dimulai-

Nya. Sama halnya seperti dengan janji-janji bahwa orang 

percaya harus terlebih dulu mengambil bagian di dalam 

sifat ilahi, demikian pula dengan janji-janji bahwa sifat 

ilahi itu dipelihara dan diteruskan. Oleh sebab itu kua-

sa yang dihasilkannya merupakan bukti bahwa Tuhan 

itu benar. Begitu pulalah Ia akan menyatakan diri 

terhadap orang yang tidak bercela (18:26). Di dalam hal 

inilah sang pemazmur bersukacita penuh kemenangan: 

“Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya. 

Aku telah memilih Dia sebagai gunung batu untuk 

membangun di atasnya, untuk berlindung di dalam 

celah-celahnya, dan menapakkan kaki di atasnya. Aku 

telah mendapati Dia sebagai gunung batu yang kuat 

dan kokoh, dan firman-Nya perkasa bagaikan gunung 

batu. Aku telah mendapati (dan biarlah semua orang 

mengatakannya saat ia mendapati demikian) “bahwa 

tidak ada kecurangan pada-Nya.” Dia sama mampunya, 

dan akan sama baiknya, seperti yang dikatakan oleh 

firman-Nya. Semua orang yang senantiasa percaya ke-

pada Tuhan   mendapati Dia setia dan Mahamencukupi. 

Dan, tidak seorang pun akan pernah dipermalukan ka-

rena berharap di dalam Dia.  

 

PASAL  93  

azmur yang singkat ini mengetengahkan kehormatan Kerajaan 

Tuhan   di tengah-tengah manusia, demi kemuliaan-Nya, kengeri-

an bagi musuh-musuh-Nya, dan penghiburan bagi semua hamba 

yang dikasihi-Nya. Mazmur ini menyinggung mengenai kerajaan peme-

liharaan-Nya, yang dengannya Ia menopang dan mengatur dunia, dan 

terutama mengenai kerajaan anugerah-Nya, yang dengannya Ia melin-

dungi jemaat, menguduskan dan memeliharanya. Pengurusan kedua 

kerajaan ini diserahkan ke dalam tangan Mesias, dan tentang Dia, 

tanpa diragukan lagi, sang nabi di sini bersaksi. Sang nabi juga ber-

saksi di sini tentang kerajaan-Nya, dengan berbicara tentangnya se-

bagai kerajaan yang sudah hadir,  sebab  sudah sedemikian pastinya, 

dan juga  sebab , sebagai Firman kekal, bahkan sebelum menjelma ke 

dunia ini, Ia telah ada sebagai Tuhan atas segalanya. Mengenai Kera-

jaan Tuhan  , hal-hal yang mulia dikatakan di sini,  

I.   Bukankah raja-raja memiliki jubah kebesaran? Begitu juga 

dengan Dia (ay. 1).  

II. Bukankah mereka memiliki takhta-tahkta? Begitu juga de-

ngan Dia (ay. 2).  

III. Bukankah mereka memiliki musuh-musuh yang mereka tak-

lukkan dan kalahkan? Begitu juga dengan Dia (ay. 3-4).  

IV. Bukankah suatu kehormatan bagi mereka untuk berlaku 

setia dan kudus? Begitu juga halnya dengan Dia (ay. 5).  

Dalam menyanyikan mazmur ini, kita melupakan diri kita jika 

kita melupakan Kristus, sebab, kepada-Nya Bapa telah menyerahkan 

segala kuasa baik di sorga maupun di bumi.    


Kemuliaan dan Kemegahan Tuhan   

(93:1-5) 

1 TUHAN yaitu  Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat 

pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; 2 takhta-

Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada. 3 Sungai-sungai telah 

mengangkat, ya TUHAN, sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-

sungai mengangkat bunyi hempasannya. 4 Dari pada suara air yang besar, 

dari pada pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat TUHAN di tempat 

tinggi. 5 Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu layak kudus, ya TUHAN, untuk 

sepanjang masa. 

Di samping keberadaan Tuhan  , tidak ada hal lain yang lebih penting 

untuk kita percayai dan pertimbangkan selain kekuasaan pemerin-

tahan Tuhan  , bahwa Yahwe yaitu  Tuhan  , dan bahwa Tuhan   ini ber-

takhta sebagai raja (ay. 1). Ia bukan saja Raja berdasar  hukum 

yang sah, dan pemilik atas semua orang dan segala benda, namun  

juga Raja seperti yang bisa disaksikan di dalam perbuatan. Ia sung-

guh-sungguh mengarahkan dan mengatur semua makhluk dan 

segala perbuatan mereka agar sesuai dengan keputusan kehendak-

Nya sendiri. Hal ini dirayakan dalam mazmur ini, dan dalam banyak 

mazmur lain: Tuhan yaitu  Raja. Ini merupakan nyanyian jemaat 

Injil, jemaat yang sudah dimuliakan (Why. 19:6), Haleluya!  sebab  

Tuhan, Tuhan   kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Di sini kita 

diberi tahu bagaimana Ia bertakhta sebagai raja.  

I. Tuhan bertakhta dengan mulia: Ia berpakaian kemegahan. Keme-

gahan penguasa-penguasa bumi, jika dibandingkan dengan keme-

gahan Tuhan   yang dahsyat, hanyalah seperti cahaya ulat kelap-

kelip yang redup dibandingkan dengan cahaya mentari yang terang 

benderang saat  bersinar dengan teriknya. Bukankah musuh-

musuh Kerajaan Tuhan   besar dan mengerikan? Ya, namun jangan-

lah kita takut pada mereka,  sebab  kemegahan Tuhan   akan memu-

darkan kemegahan mereka.  

II. Ia bertakhta dengan penuh kuasa. Ia tidak saja berpakaian keme-

gahan, seperti raja di dalam istananya, namun  juga bepakaian ke-

kuatan, seperti panglima di medan perang. Dengan kekuatan-Nya 

itu Ia menyokong kebesaran-Nya dan menjadikannya benar-benar 

dahsyat. Janganlah melihat-Nya hanya berpakaian jubah, namun  

juga berperlengkapan senjata. Baik kekuatan maupun kehormatan 

yaitu  pakaian-Nya. Ia sanggup berbuat apa saja, dan tidak ada 

yang mustahil bagi-Nya.  

1.  Kekuatan ini dijadikan-Nya ikat pinggang-Nya. Kekuatan ini 

tidak diambil dari siapa pun, atau dilaksanakan dengan ber-

gantung pada siapa pun, namun  Ia memilikinya dari diri-Nya 

sendiri, dan dengannya Ia berbuat apa saja yang dikehendaki-

Nya. Janganlah kita takut pada kekuatan manusia, yang hanya 

dipinjam dan terbatas, namun  takutlah pada Dia yang mem-

punyai kuasa untuk membunuh dan mencampakkan ke dalam 

neraka. 

2.  Oleh  sebab  kekuatan inilah dunia masih berdiri kokoh sam-

pai pada hari ini. Sungguh, telah tegak dunia. Telah tegak 

sejak mulanya dengan kekuatan Tuhan   yang mencipta, saat  

Ia mendasarkannya di atas laut. Dunia masih tetap tegak pada 

saat ini, dengan pemeliharaan ilahi yang menopang segala se-

suatu dan yang merupakan karya penciptaan yang terus ber-

lanjut. Dunia ditegakkan begitu rupa sehingga meskipun Tuhan   

menggantungkan bumi pada kehampaan (Ayb. 26:7) namun ia 

tidak bergoyang. Segala sesuatu terus berlanjut sampai pada 

hari ini, sesuai dengan ketetapan-Nya. Perhatikanlah, dijaga-

nya kekuatan-kekuatan alam dan peredaran alam merupakan 

suatu kemuliaan yang harus diberikan kepada Tuhan   yang ber-

kuasa atas alam.  sebab  itu, kita yang mendapatkan keun-

tungan darinya setiap hari sungguh bersikap tak acuh dan 

tidak tahu berterima kasih jika  tidak memberi  kemulia-

an kepada-Nya atas semuanya itu. Walaupun Tuhan   berpakaian 

kebesaran, namun Ia merendahkan diri untuk memperhatikan 

dunia bawah ini dan mengurus permasalahan-permasalahan-

nya. Jika Ia menegakkan dunia, terlebih lagi Ia akan menegak-

kan jemaat-Nya, sehingga ia tidak dapat digoncangkan. 

III. Ia bertakhta sejak dari kekekalan (ay. 2): Takhta-Mu tegak sejak 

dahulu kala.  

1. Hak Tuhan   untuk memerintah dunia didasarkan pada pencipta-

an-Nya atas dunia. Dia yang mengadakannya, tidak diragukan 

lagi, dapat memberi  hukum padanya, dan dengan demi-

kian hak-Nya untuk memerintah dunia tidak dapat diganggu 

gugat: Takhta-Mu tegak. Takhta-Nya itu sudah merupakan hak 

mutlak. Dan takhta itu sudah lama berdiri tegak: ia tegak se-

jak dahulu kala, sejak permulaan waktu, sebelum ditegakkan-

nya segala pemerintahan, kekuatan, dan kekuasaan apa pun, 

dan ia akan terus berlanjut saat  semua pemerintahan, ke-

kuatan, dan kekuasaan lain akan dibinasakan (1Kor. 15:24).  

2. Segala pengaturan pemerintahan-Nya ditetapkan dalam kepu-

tusan kehendak-Nya yang kekal sebelum segala dunia dijadi-

kan. Sebab, Ia melakukan semuanya sesuai dengan maksud 

yang dirancang-Nya dalam diri-Nya sendiri. Kereta-kereta Pe-

meliharaan ilahi turun dari antara gunung-gunung tembaga, 

dari titah-titah yang sudah tetap seperti gunung-gunung abadi 

(Za. 6:1): Dari kekal Engkau ada, dan oleh sebab itu takhta-Mu 

tegak sejak dahulu kala.  sebab  Tuhan   sendiri sudah ada sejak 

dari kekekalan, maka demikian pula dengan takhta-Nya dan 

segala ketentuan-ketentuannya. Sebab, dalam pikiran kekal 

tidak bisa ada yang lain selain pemikiran-pemikiran kekal. 

IV. Ia bertakhta dengan penuh kemenangan (ay. 3-4). Kita mendapati 

di sini,  

1. Ancaman badai yang dianggap ada: Sungai-sungai telah meng-

angkat, ya TUHAN! (kepada Tuhan   sendirilah keluhan ini disam-

paikan) sungai-sungai telah mengangkat suaranya, yang ber-

bicara tentang kengerian. Bukan itu saja, sungai-sungai itu 

telah mengangkat bunyi hempasannya, yang berbicara tentang 

bahaya nyata. Perkataan ini merujuk pada laut yang bergelora, 

yang dengannya orang-orang fasik dibandingkan (Yes. 57:20). 

Bangsa-bangsa rusuh (2:1) dan berencana menghancurkan je-

maat, menerjangnya seperti air bah, menenggelamkannya se-

perti kapal di tengah-tengah laut. Jemaat dikatakan dilanggar 

angin badai (Yes. 54:11), dan banjir-banjir jahanam membuat 

orang-orang kudus takut (18:5, KJV). Kita bisa menerapkannya 

pada gejolak-gejolak yang adakalanya bergemuruh di dalam 

dada kita sendiri,  sebab  hasrat-hasrat dan ketakutan-keta-

kutan yang melanda, yang membuat jiwa kita menjadi kacau, 

dan siap merobohkan segala anugerah dan penghiburannya. 

namun , jika Tuhan bertakhta di dalamnya, bahkan angin dan 

danau pun akan taat kepada-Nya.  

2.  Sebuah jangkar yang tak tergoyahkan dilemparkan di dalam 

badai ini (ay. 4): Tuhan sendiri lebih hebat. Biarlah hal ini me-

neguhkan pikiran kita,  

(1) Bahwa Tuhan   ada di tempat tinggi, mengatasi sungai-sungai 

itu, yang menandakan keamanan-Nya (mereka tidak dapat 

menjangkau-Nya, 29:10) dan kedaulatan-Nya. Mereka di-

atur oleh-Nya, mereka dikalahkan, dan jika  memberon-

tak, mereka akan ditaklukkan (Kel. 18:11).  

(2) Bahwa Ia lebih hebat, berbuat lebih banyak keajaiban dari-

pada suara air yang besar. Air itu tidak bisa mengganggu 

peristirahatan atau pemerintahan-Nya. Air itu tidak bisa 

mengacaukan rancangan-rancangan dan tujuan-tujuan-

Nya. Lihatlah  , kekuatan musuh-musuh jemaat hanyalah 

seperti suara air yang besar. Suaranya saja yang besar, 

namun  isinya kosong. Firaun, raja Mesir, hanyalah tukang 

ribut (Yer. 46:17). Sahabat-sahabat jemaat biasanya lebih 

sering merasa takut dibandingkan  benar-benar disakiti. Tuhan   

lebih hebat dibandingkan  suara ribut ini. Ia hebat untuk men-

jaga kepentingan-kepentingan umat-Nya agar tidak dihan-

curkan oleh air yang besar ini dan menjaga roh umat-Nya 

agar tidak ketakutan mendengar suara ributnya. jika  

berkenan, Ia sanggup memerintahkan damai kepada je-

maat (65:8), damai sejahtera di dalam jiwa (Yes. 26:3). Per-

hatikanlah, kedaulatan yang tak terbatas dan kuasa yang 

tak terbendung dari Yahweh yang agung sangatlah membe-

sarkan hati umat Tuhan  , saat mereka menghadapi segala 

keributan dan huru-hara di dunia ini (46:2-3).   

V.  Ia bertakhta dalam kebenaran dan kekudusan (ay. 5).  

1. Segala janji-Nya setia dan tidak dapat dilanggar: Peraturan-Mu 

sangat teguh. Seperti halnya Tuhan   sanggup melindungi jemaat-

Nya, demikian pula Ia setia pada janji-janji yang telah dibuat-

Nya tentang keamanan dan kemenangan bagi jemaat-Nya itu. 

Firman-Nya terlaksana, dan semua orang kudus dapat meng-

andalkannya. Apa pun yang dinubuatkan mengenai Kerajaan 

Mesias pasti akan digenapi pada waktunya. Peraturan atau 

kesaksian-kesaksian yang di atasnya iman dan pengharapan 

orang-orang kudus Perjanjian Lama dibangun itu sangatlah 

teguh, dan tidak akan mengecewakan mereka.  

2. Semua umat-Nya harus sungguh-sungguh murni: bait-Mu la-

yak kudus, ya TUHAN, untuk sepanjang masa. Jemaat Tuhan   

yaitu  bait-Nya. Bait itu yaitu  bait kudus, dibersihkan dari 

dosa, ditahbiskan oleh Tuhan  , dan digunakan untuk melayani-

Nya. Kekudusannya merupakan keindahannya (tidak ada hal 

lain yang lebih baik bagi orang-orang kudus dibandingkan  keseru-

paan dengan citra Tuhan   dan pengabdian sepenuhnya pada 

kehormatan-Nya), dan kekudusan juga merupakan kekuatan 

dan keamanan dari jemaat. Kekudusan rumah Tuhan  -lah yang 

melindunginya dari air besar dan suara ributnya. Di mana ada 

kemurnian, di situ ada damai. Gaya hidup berubah-ubah, dan 

apa yang berlaku pada suatu waktu tidak akan berlaku pada 

waktu lain. namun , kekudusan akan selalu layak bagi bait 

Tuhan   dan keluarga-Nya, dan bagi mereka yang menjadi bagian 

dari bait dan keluarga-Nya itu. Kekudusan itu senantiasa baik. 

Tidak ada lagi yang begitu jijik bagi orang-orang yang menyem-

bah Tuhan   yang kudus selain ketidakkudusan.  

 

PASAL  94  

azmur ini ditulis saat  jemaat Tuhan   sedang terimpit kesesakan, 

tertindas dan dianiaya. Mazmur ini merupakan sebuah seruan 

kepada Tuhan  , sebagai Hakim langit dan bumi, dan sebuah permo-

honan kepada-Nya, untuk tampil bagi umat-Nya melawan musuh-mu-

suh-Nya dan musuh-musuh mereka. Dua hal dibicarakan mazmur ini:  

I. Penghukuman dan kengerian bagi orang-orang yang meng-

aniaya (ay. 1-11), dengan menunjukkan kepada mereka ba-

haya serta kebodohan mereka, dan dengan membantah me-

reka.  

II. Penghiburan dan damai bagi yang teraniaya (ay. 12-23), de-

ngan meyakinkan mereka, baik dengan janji Tuhan   maupun 

dengan pengalaman si pemazmur sendiri, bahwa kesukaran 

mereka akan berakhir dengan baik, dan Tuhan  , pada waktu-

nya, akan tampil membawa sukacita bagi mereka dan men-

datangkan kegalauan di antara orang-orang yang menantang 

mereka.  

Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus menatap tegak kecong-

kakan para penindas dengan kebencian yang kudus, dan juga meman-

dang air mata orang-orang yang tertindas dengan belas kasihan yang 

kudus. Namun, pada saat yang sama, kita harus menengadah pada 

Sang Hakim yang benar dengan kepuasan penuh, dan memandang ke 

depan, pada kesudahan dari semua ini, dengan harapan yang meng-

hibur hati. 


Seruan kepada Tuhan   Melawan Para Penganiaya;  

Kebodohan Orang-orang yang Tidak Percaya  

kepada Tuhan dan Para Penindas  

(94:1-11) 

1 Ya Tuhan   pembalas, ya TUHAN, ya Tuhan   pembalas, tampillah! 2 Bangunlah, 

ya Hakim bumi, balaslah kepada orang-orang congkak apa yang mereka 

lakukan! 3 Berapa lama lagi orang-orang fasik, ya TUHAN, berapa lama lagi 

orang-orang fasik beria-ria? 4 Mereka memuntahkan kata-kata yang kurang 

ajar dan semua orang yang melakukan kejahatan itu menyombong. 5 Umat-

Mu, ya TUHAN, mereka remukkan, dan milik-Mu sendiri mereka tindas; 6 

janda dan orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bu-

nuh; 7 dan mereka berkata: “TUHAN tidak melihatnya, dan Tuhan   Yakub tidak 

mengindahkannya.” 8 Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat! 

Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu? 9 Dia yang me-

nanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, 

masakan tidak memandang? 10 Dia yang menghajar bangsa-bangsa, masakan 

tidak akan menghukum? Dia yang mengajarkan pengetahuan kepada manu-

sia? 11 TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya se-

muanya sia-sia belaka. 

Dalam perikop di atas kita mendapati, 

I. Seruan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan   melawan para pe-

nindas umat-Nya yang kejam (ay. 1-2). Seruan ini berbicara ten-

tang kengerian yang begitu menyerang mereka sehingga doa-doa 

umat Tuhan   dipanjatkan menghadapi para penindas itu. Mereka 

berseru kepada-Nya siang dan malam meminta Dia membalas 

musuh-musuh mereka. Bukankah Dia akan menghukum musuh-

musuh mereka dengan segera? (Luk. 18:3, 7).  

Lihatlah   di sini: 

1. Gelar-gelar yang mereka berikan kepada Tuhan   untuk mene-

guhkan iman mereka dalam seruan ini: Ya Tuhan   pembalas; 

dan Engkau ya Hakim bumi. Kita boleh berseru kepada-Nya 

dengan berani, sebab,  

(1) Dia yaitu  Hakim, Hakim agung, satu-satunya Hakim, 

yang menghakimi setiap orang. Dia yang memberi  hu-

kum juga memberi  penghakiman kepada setiap orang 

sesuai dengan perbuatannya, sesuai dengan peraturan hu-

kum itu. Ia telah mempersiapkan takhta-Nya untuk mem-

berikan penghakiman. Ia memang telah menunjuk hakim-

hakim di bawah-Nya untuk membalaskan murka-Nya (Rm. 

13:4), namun  Dia sendirilah Sang Pembalas Agung, yang ke-

pada-Nya bahkan hakim-hakim sendiri bertanggung jawab. 

Takhta-Nya yaitu  tempat perlindungan terakhir (tempat 

pengaduan terakhir, menurut istilah hukumnya) bagi keti-

dakbersalahan yang tertindas. Dia Hakim atas segalanya, 

bukan atas kota dan bangsa ini saja, namun  juga Hakim 

bumi, seluruh bumi: tidak ada yang luput dari wilayah per-

adilan-Nya. Penghakiman-Nya tidak dapat digugat di peng-

adilan mana pun sebagaimana pengadilan yang coram non 

judice – di hadapan hakim yang tidak sah.  

(2) Dia adil. Seperti halnya Dia mempunyai wewenang untuk 

membalaskan kesalahan, demikian pula membalaskan ke-

salahan sudah menjadi sifat, hak milik, dan kehormatan-

Nya. Hal ini juga tersirat dalam gelar yang diberikan di sini 

kepada-Nya dan yang diulangi dengan penekanan sedemi-

kian rupa, Ya Tuhan   pembalas, ya TUHAN, ya Tuhan   pem-

balas, yang tidak akan membiarkan keperkasaan selalu 

menang atas kebenaran. Inilah alasannya mengapa kita 

tidak boleh melakukan balas dendam itu sendiri,  sebab  

Tuhan   sudah berkata, Pembalasan itu yaitu  hak-Ku. Sung-

guh keterlaluan jika kita mencoba merampas hak istimewa-

Nya dan menaiki takhta-Nya (Rm. 12:19). Biarlah ini men-

jadi peringatan bagi mereka yang berbuat salah, entah de-

ngan tangan tertutup, supaya tidak diketahui, atau dengan 

tangan terangkat, supaya tidak dikendalikan, bahwa ada 

Tuhan   Sang Pembalas, yang pasti akan menuntut pertang-

gungjawaban dari mereka. Juga, biarlah ini mendorong 

orang-orang yang menderita dengan tidak adil agar mereka 

menanggungnya dengan diam, sambil menyerahkan diri 

kepada Dia yang menghakimi dengan benar.   

2.  Apa yang umat mint


Related Posts:

  • mazmur 51-100 18 rsedia menerima dan menguatkan mereka dalam melaksanakannya, dalam mengerjakan bagian mereka untuk memperoleh janji itu. (1) Supaya Ia bisa tersenyum kepada mereka di dalamnya: Kiranya kemurahan Tuha… Read More