rsedia menerima dan menguatkan mereka dalam
melaksanakannya, dalam mengerjakan bagian mereka untuk
memperoleh janji itu.
(1) Supaya Ia bisa tersenyum kepada mereka di dalamnya:
Kiranya kemurahan Tuhan, Tuhan kami, atas kami. Biarlah
kelihatan bahwa Tuhan berkenan kepada kami. Biarlah kita
memelihara ketetapan Tuhan di antara kita dan tanda-tanda
hadirat Tuhan bersama ketetapan-ketetapan-Nya itu, demi-
kianlah yang dikatakan beberapa orang. Kita dapat mene-
rapkan permohonan ini, baik demi pengudusan maupun
bagi penghiburan kita. Kesucian yaitu keindahan Tuhan,
Tuhan kita. Biarlah hal itu ada atas kita dalam segala
sesuatu yang kita katakan dan lakukan. Biarlah kasih
karunia Tuhan ada di dalam kita, dan terang pekerjaan kita
membuat wajah kita bercahaya (yakni keelokan yang dita-
ruh Tuhan ke atas kita, dan mereka yang dipercantik dengan
cara demikian memang sungguh elok). sesudah itu, biarlah
penghiburan ilahi meletakkan sukacita di dalam hati kita
dan cahaya ke atas paras muka kita. Maka itu pun akan
menjadi keindahan Tuhan, Tuhan kita, di atas kita.
(2) Supaya Ia akan membuat mereka makmur di dalamnya:
Teguhkanlah perbuatan tangan kami. Perbuatan Tuhan atas
kita (ay. 16) tidaklah membebaskan kita untuk tidak meng-
gunakan usaha keras kita dalam melayani Dia dan me-
ngerjakan keselamatan kita. Sebaliknya, sesudah melaksa-
nakan semuanya, kita harus menantikan Tuhan untuk
memberi kita keberhasilan dan memohon kepada-Nya un-
tuk membuat kita beruntung dalam segala yang kita laku-
kan, untuk memampukan kita mengarahkan apa yang kita
tuju demi kemuliaan-Nya. Kita sebenarnya begitu tidak
layak menerima pertolongan ilahi, namun juga sama sekali
tidak mampu melaksanakan apa pun tanpa pertolongan
itu, hingga kita perlu bersungguh-sungguh mencarinya dan
mengulangi permohonan itu: “Ya, perbuatan tangan kami,
teguhkanlah itu,” dan untuk dapat melakukan hal itu,
teguhkanlah kami di dalamnya.
PASAL 9 1
eberapa penulis dari zaman dahulu berpendapat bahwa Musalah
penulisnya, bukan saja mazmur sebelum ini yang dengan jelas
menyebutkan dia sebagai penulis, namun juga kedelapan mazmur se-
sudahnya. Namun, hal ini tidak mungkin terjadi, sebab dengan jelas
disebutkan bahwa Mazmur 95 ditulis oleh Daud dan lama sesudah
zaman Musa (Ibr. 4:7). Ada kemungkinan bahwa mazmur ini juga
ditulis oleh Daud. Mazmur ini merupakan surat perintah perihal per-
lindungan bagi semua orang percaya sejati, bukan dalam nama Raja
Daud, atau dibubuhi segelnya yang sah, melainkan dalam nama Raja
di atas segala raja dan dibubuhi segel Sorgawi. Daud sendiri pun
membutuhkan mazmur ini, terutama bila seperti diperkirakan bebe-
rapa orang, mazmur ini ditulis di masa terjadinya wabah penyakit
sampar yang dikirimkan sebab ia menghitung jumlah rakyatnya.
Lihatlah :
I. Ketetapan hati sang pemazmur untuk menganggap Tuhan se-
bagai pelindungnya (ay. 2) untuk memberi baik petunjuk
maupun dorongan kepada orang lain (ay. 9).
II. Janji-janji yang di sini dibuat dalam nama Tuhan , kepada se-
mua orang yang bersungguh-sungguh.
1. Mereka akan dibawa ke dalam pemeliharaan Sorga yang
khusus (ay. 1, 4).
2. Mereka akan dilepaskan dari kuasa kegelapan yang jahat
(ay. 3, 5-6) melalui pemeliharaan yang istimewa (ay. 7-8).
3. Mereka akan dikawal oleh malaikat-malaikat yang kudus
(ay. 10, 12).
4. Mereka akan berjaya atas musuh-musuh mereka (ay. 13).
5. Mereka akan sangat disayang oleh Tuhan sendiri (ay. 14-16).
Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus berlindung di bawah
dan menghibur diri di dalam perlindungan ilahi. Banyak orang yang
berpendapat bahwa janji-janji ini terutama berkaitan dengan Kristus
sebagai Pengantara (Yes. 49:2). Bukan sebab Iblis menerapkan salah
satu dari janji-janji ini terhadap Dia (Mat. 4:6), melainkan sebab
janji-janji ini memang dapat dipakai oleh-Nya. sebab asalnya dari
Dia, janji-janji ini semakin terasa manis dan pasti bagi semua orang
percaya.
Jaminan bagi Orang Percaya
(91:1-8)
1 Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam
naungan Yang Mahakuasa 2 akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindung-
anku dan kubu pertahananku, Tuhan ku, yang kupercayai.” 3 Sungguh, Dialah
yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit
sampar yang busuk. 4 Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah
sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tem-
bok. 5 Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah
yang terbang di waktu siang, 6 terhadap penyakit sampar yang berjalan di
dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. 7
Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu,
namun itu tidak akan menimpamu. 8 Engkau hanya menontonnya dengan mata-
mu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik.
Di dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang,
I. Sebuah kebenaran agung yang ditetapkan secara umum, bahwa
semua orang yang menjalani hidup persekutuan yang akrab
dengan Tuhan akan senantiasa aman di bawah perlindungan-Nya.
Dan oleh sebab itu, mereka bisa memelihara ketenteraman yang
kudus dan ketenangan pikiran sepanjang waktu (ay. 1): Orang
yang duduk, atau tinggal, dalam lindungan Yang Mahatinggi akan
bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa. Orang yang melalui
iman memilih Tuhan sebagai pelindungnya akan mendapati semua
hal yang dibutuhkan atau diinginkannya di dalam Dia.
Perhatikanlah:
1. Sudah menjadi sifat orang percaya sejati untuk duduk dalam
lindungan Yang Mahatinggi. Dia merasa nyaman di dalam
Tuhan , kembali kepada Tuhan , dan beristirahat di dalam Dia. Ia
mengenal betul apa itu beragama secara batiniah, dan mela-
yani Tuhan dengan sepenuh hati. Dia beribadah di balik tabir
dan sangat suka berada sendirian bersama Tuhan untuk ber-
gaul akrab dengan-Nya dalam keheningan.
2. Merupakan hak istimewa dan penghiburan bagi orang-orang
seperti itu, sebab mereka bisa bermalam dalam naungan Yang
Mahakuasa. Ia melindungi mereka dan akan memisahkan me-
reka dari segala sesuatu yang dapat mengganggu mereka, baik
di tengah badai maupun di hari yang cerah. Mereka bukan
saja akan memperoleh izin masuk, namun juga tempat tinggal
di bawah perlindungan Tuhan . Dia akan menjadi peristirahatan
dan tempat perlindungan mereka sampai selamanya.
II. Penerapan hal ini atas diri sang pemazmur sendiri (ay. 2): Aku
akan berkata kepada TUHAN, tak peduli apa yang dikatakan
orang tentang Dia, “tempat perlindunganku, Tuhan ku. Aku memilih
Dia sebagai tempat itu dan mempercayakan diri kepada-Nya.
Orang lain menjadikan berhala sebagai perlindungan mereka,
namun aku akan berkata tentang Yahweh, Tuhan yang benar dan
hidup, bahwa Dia yaitu tempat perlindunganku: yang lain yaitu
perlindungan bohong. Dia yaitu tempat perlindungan yang tidak
akan mengecewakan aku, sebab Dia yaitu tempat perlindungan-
ku dan kubu pertahananku. Para penyembah berhala menyebut
dewa mereka Mahuzzim, benteng-benteng mereka yang diperkuat
(Dan. 11:39), namun dalam hal ini mereka sebenarnya telah me-
nipu diri sendiri. Hanya mereka yang menjadikan Tuhan sebagai
Tuhan dan kubu pertahanan merekalah yang dapat mengamankan
diri. sebab tidak ada alasan untuk mempertanyakan kecukupan-
Nya, maka dengan sendirinya aku dapat berkata, Tuhan ku, yang
kupercayai. Jika Yahweh yaitu Tuhan kita, tempat perlindungan,
dan kubu pertahanan kita, apa lagi yang kita inginkan, yang tidak
dapat kita yakini ada di dalam Dia? Dia tidak pernah berubah,
palsu, lemah, ataupun fana. Dia yaitu Tuhan , dan bukan manu-
sia. Oleh sebab itu kita tidak akan merasa kecewa di dalam Dia.
Kita mengenal siapa yang kita percaya.
III. Dorongan yang diberikannya kepada orang lain untuk berbuat
sama, bukan saja melalui pengalamannya sendiri perihal penghi-
buran yang diperolehnya dari situ (sebab mungkin saja ada yang
keliru dalam pengalaman), melainkan dari kebenaran janji Tuhan ,
yang di dalamnya tidak atau tidak mungkin ada kebohongan
(ay. 3-4, dst.): Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau.
Orang-orang yang telah menemukan sendiri penghiburan dengan
menjadikan Tuhan tempat perlindungan mereka, tidak bisa tidak
pasti akan merindukan supaya orang lain juga berbuat hal yang
sama. Di sini dijanjikan,
1. Bahwa orang-orang percaya akan dijauhkan dari celaka yang
sangat mungkin mengintai mereka dan akan mendatangkan
kematian kepada mereka (ay. 3), dari jerat penangkap burung,
yang telah dipasang tanpa terlihat dan tiba-tiba mangsa yang
tidak awas langsung tertangkap, dan dari penyakit sampar
yang busuk yang menimpa manusia tanpa disangka-sangka
dan yang tidak terlindung. Janji ini melindungi,
(1) Kehidupan alami yang sering kali digenapi dengan terhin-
darnya kita dari bahaya-bahaya yang sangat mengancam
dan dekat, sementara kita sendiri tidak menyadarinya, sama
seperti burung tidak menyadari jerat penangkap burung. Le-
bih dibandingkan yang kita sadari, kita patut mensyukuri Peme-
liharaan ilahi sebab telah dijauhkan dari penyakit menular
dan tangan-tangan orang jahat dan tidak berakal budi.
(2) Kehidupan rohani yang dilindungi oleh anugerah ilahi dari
pencobaan Iblis yang sama seperti jerat penangkap burung,
dan dari pengaruh buruk dosa yang seperti penyakit sam-
par yang busuk. Orang yang telah menjadikan kasih karu-
nia sebagai kemuliaan jiwa akan menjaga baik-baik kemu-
liaan itu.
2. Bahwa Tuhan sendirilah yang akan menjadi pelindung mereka.
Orang-orang yang memiliki Dia sebagai pelindung mereka pas-
ti akan selamat, dan mereka yang dijamin oleh-Nya pasti akan
berhasil (ay. 4): Ia akan menudungi engkau, dan menyembunyi-
kan engkau dalam naungan (31:21), sehingga dengan demikian
melindungimu dengan aman (27:5). Tuhan melindungi orang-
orang percaya,
(1) Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang yang tersirat
di dalam kata-kata Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi
engkau, yang merujuk kepada induk ayam yang mengum-
pulkan anak-anaknya di bawah sayapnya (Mat. 23:37). Se-
cara naluri, induk ayam itu bukan saja melindungi anak-
anaknya, namun juga menyayangi dan menghangatkan me-
reka. Dengan hal inilah Tuhan suka membandingkan peme-
liharaan-Nya atas umat-Nya yang tidak berdaya seperti
anak-anak ayam itu, yang mudah dijadikan mangsa. Mere-
ka diajak untuk percaya di bawah naungan kepak sayap
janji dan pemeliharaan ilahi. Hal ini merupakan ungkapan
tidak langsung bagi orang yang berbalik memeluk agama
yang benar, yang telah datang untuk berlindung di bawah
sayap Tuhan Israel (Rut 2:12).
(2) Dengan kekuatan dan kuasa sepenuhnya. Meskipun dikem-
bangkan dengan penuh kelembutan, sayap dan kepaknya
masih dianggap lemah dan mudah diterobos. Oleh sebab itu
ditambahkan, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok,
pertahanan yang kuat. Tuhan bersedia melindungi umat-Nya
seperti seekor induk ayam melindungi anak-anaknya, dan
sama perkasanya dengan pejuang bersenjata lengkap.
3. Bahwa Dia bukan saja akan menjauhkan mereka dari yang
jahat, namun juga dari ketakutan terhadap kejahatan (ay. 5-6).
Di sini terlihat,
(1) Bahaya besar yang diperkirakan. Mendengar kata ini dise-
but-sebut saja sudah cukup untuk membuat kita takut.
Kita tidak terlindung baik siang maupun malam, dan orang-
orang yang cenderung mudah takut tidak akan pernah
merasa dirinya aman. Pada waktu kita masuk beristirahat
di kamar, di tempat tidur, dan mengamankan segala sesua-
tu di sekeliling kita, masih saja ada ancaman di malam
hari yang datang dari pencuri dan perampok, angin dan
badai, di samping makhluk-makhluk yang hanya ada di
dalam bayangan dan khayalan, yang justru sering terasa
paling menakutkan. Kita membaca perihal kedahsyatan
malam (Kid. 3:8). Selain itu ada juga penyakit sampar yang
berjalan di dalam gelap, seperti penyakit yang telah mene-
waskan anak sulung orang Mesir dan pasukan orang
Asyur. Tidak ada kunci ataupun jeruji yang mampu men-
cegah masuknya penyakit, sementara kita membawa-bawa
benih kuman di dalam tubuh kita. Namun, di siang hari,
pada waktu kita dapat melihat sekeliling kita dengan jelas,
kita tidak begitu berada di dalam bahaya. Namun, juga ada
panah yang terbang di waktu siang namun tidak terlihat.
Ada kehancuran yang bisa membinasakan di tengah hari,
pada saat kita terjaga dan dikelilingi sahabat. Bahkan pada
saat itu pun kita tidak mampu mengamankan diri sendiri
dan mereka pun tidak dapat mengamankan kita. Justru di
siang harilah penyakit sampar yang mampu membinasa-
kan itu dikirimkan untuk menegur Daud sebab meng-
hitung rakyatnya, dan menurut pendapat beberapa orang,
atas peristiwa itulah mazmur ini ditulis. Namun,
(2) Di sini sebuah jaminan dijanjikan kepada orang-orang per-
caya di tengah bahaya ini : “Engkau tak usah takut.
Melalui anugerah-Nya, Tuhan akan menjauhkanmu dari
ketakutan penuh curiga yang meresahkan (ketakutan yang
menyiksa) di tengah bahaya besar. Hikmat akan mencegah
engkau merasa takut tanpa sebab, dan iman akan mence-
gah engkau merasa sangat ketakutan. Engkau tak usah
takut terhadap panah itu, sebab tahu bahwa meskipun
mengenaimu, panah itu tidak dapat melukaimu. Kalaupun
berhasil mengambil kehidupan alami, panah itu tidak akan
mampu merusak kehidupan rohani, sehingga kehidupan
itu akan menjadi sempurna.” Orang percaya tidak usah ta-
kut, dan oleh sebab itu tidak akan takut terhadap panah
apa pun, sebab ujungnya sudah tanggal, dan racunnya
telah dikeluarkan. Hai maut di manakah sengatmu? Panah
itu pun berada di bawah kendali ilahi dan hanya akan
mengenai tempat yang ditunjuk Tuhan , bukan di tempat
lain. Setiap peluru mempunyai tugas masing-masing. Apa
pun yang terjadi yaitu atas kehendak Tuhan , dan kita
tidak punya alasan untuk takut dengan hal itu.
4. Bahwa mereka akan terpelihara dalam malapetaka yang biasa
terjadi, dengan cara yang istimewa (ay. 7): “Pada waktu maut
menjelang dengan penuh kemenangan dan penyakit meraja-
lela, sehingga seribu dan sepuluh ribu orang rebah, rebah ka-
rena penyakit, atau rebah sebab pedang dalam pertempuran,
rebah di sisimu dan di sebelah kananmu, dan kejatuhan mere-
ka itu cukup untuk membuatmu takut, dan bila mereka rebah
sebab penyakit sampar mereka rebah begitu dekat dengan
dirimu hingga mungkin saja menularimu, namun itu tidak akan
menimpamu, baik maut maupun ketakutan terhadap maut.”
Orang-orang yang memelihara kesucian mereka saat kerusak-
an akhlak terjadi di mana-mana, dapat mempercayakan ke-
amanan mereka kepada Tuhan saat penghancuran menimpa
orang banyak. saat banyak orang tewas di sekeliling kita,
dan meskipun dengan demikian kita harus berjaga-jaga mem-
persiapkan kematian kita sendiri, janganlah kita takut akan
ancaman, atau takluk di bawah perhambaan, seperti yang di-
lakukan banyak orang seumur hidup mereka, oleh sebab
takutnya kepada maut (Ibr. 2:15). Pemercikan darah telah
menyelamatkan semua anak sulung orang Israel sementara
ribuan anak sulung lainnya rebah dan mati. Bahkan lebih dari
itu, telah dijanjikan kepada umat Tuhan bahwa mereka bukan
saja boleh melihat janji-janji Tuhan digenapi bagi mereka, namun
juga ancaman-ancaman yang digenapi ke atas orang-orang
yang membenci mereka (ay. 8): Engkau hanya menontonnya
dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap
orang-orang fasik, yang boleh jadi merujuk kepada pemus-
nahan anak-anak sulung orang Mesir melalui penyakit sam-
par, yang merupakan hukuman bagi para penindas dan juga
pertolongan bagi mereka yang tertindas. Israel melihat ini pada
waktu mereka melihat diri mereka terhindar dan tidak terjang-
kit oleh penyakit itu. Sama seperti hal ini memperparah hu-
kuman ke atas orang berdosa, yakni supaya mereka melihat
sendiri pahala orang benar (Luk. 13:28), demikian juga hal ini
akan memuliakan keselamatan orang-orang yang dikasihi
Tuhan , supaya mereka melihat sendiri kehancuran orang fasik
(Yes. 66:24; Mzm. 58:11).
Jaminan bagi Orang Percaya
(91:9-16)
9 Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat
tempat perteduhanmu, 10 malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah
tidak akan mendekat kepada kemahmu; 11 sebab malaikat-malaikat-Nya akan
diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. 12
Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan ter-
antuk kepada batu. 13 Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan
menginjak anak singa dan ular naga. 14 “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku,
maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia menge-
nal nama-Ku. 15 Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan me-
nyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. 16
Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepa-
danya keselamatan dibandingkan -Ku
Di sini masih ada lagi janji-janji yang intinya sama dengan janji-janji
dalam ayat-ayat sebelumnya. Dan semua janji itu sangat luar biasa
dan berharga, serta pasti bagi semua keturunan.
I. Sang pemazmur meyakinkan orang percaya akan perlindungan
ilahi, berdasar pengalamannya sendiri. Ia meyakinkan orang
percaya bahwa apa yang dikatakannya itu yaitu perkataan Tuhan
dan kita dapat mengandalkannya.
Lihatlah :
1. Sifat orang-orang yang akan menerima manfaat dan penghi-
buran dari janji-janji ini. Sifat-sifat yang dinyatakan di sini sa-
ngat mirip dengan yang dikatakan dalam ayat 1. Mereka men-
jadikan Yang Mahatinggi sebagai tempat perteduhan mereka
(ay. 9), senantiasa tinggal bersama Tuhan dan berdiam diri di
dalam Dia. Mereka menjadikan nama-Nya bait dan menara
mereka yang kuat, tinggal di dalam kasih dan dengan demi-
kian tinggal di dalam Tuhan . Sudah menjadi kewajiban kita un-
tuk tinggal di dalam Tuhan , memilih Dia dan sesudah itu men-
jalani kehidupan kita di dalam Dia sebagai tempat tinggal kita
sendiri, untuk bergaul akrab dengan-Nya, bersukacita di da-
lam Dia, dan bergantung kepada-Nya. Maka sesudah itu, men-
jadi hak istimewa bagi kita untuk merasa dekat dengan Tuhan .
Kita akan disambut-Nya dengan akrab seperti seseorang yang
merasa akrab dengan tempat tinggalnya sendiri. Tanpa ha-
langan, rintangan, atau gangguan sedikit pun berupa pena-
hanan hukum ataupun kekalutan hati nurani. Maka kita pun
akan aman di dalam Dia dan akan tetap merasa damai sejah-
tera (Yes. 26:3). Untuk mendorong kita supaya menjadikan
Tuhan sebagai tempat perteduhan kita dan untuk mengharap-
kan keamanan dan kepuasan di dalam Dia, sang pemazmur
menyiratkan penghiburan yang telah diterimanya dengan ber-
buat demikian: “Dia yang engkau jadikan tempat perteduhan-
mu yaitu tempat perlindunganku. Aku telah mendapati Dia
teguh dan setia, dan di dalam diri-Nya ada cukup tempat
dan perlindungan, baik untukmu maupun untukku.” Di rumah
Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Orang tidak perlu tinggal ber-
desak-desakan, apalagi sampai mendesak orang keluar.
2. Janji-janji yang pasti bagi semua orang yang telah menjadikan
Yang Mahatinggi sebagai tempat perteduhan mereka.
(1) Bahwa apa pun yang terjadi atas mereka, tidak ada yang
akan melukai mereka (ay. 10): “Malapetaka tidak akan me-
nimpa kamu. Walaupun kesukaran dan penderitaan me-
nimpamu, tidak akan ada yang benar-benar jahat di dalam-
nya, sebab hal itu timbul dari kasih Tuhan dan akan diku-
duskan. Kesukaran itu akan datang bukan untuk menya-
kitimu, melainkan untuk kebaikanmu. Pada waktu ia diberi-
kan, ganjaran tidak mendatangkan sukacita, namun dukacita,
namun pada akhirnya nanti, hal itu akan memberi
hasil yang begitu baik sehingga kamu sendiri akan meng-
akui bahwa malapetaka tidak menimpa kamu. Itu bukanlah
sesuatu yang jahat, yang jahat semata, melainkan per-
paduan dengan hal yang baik dan menghasilkan yang baik
pula. Bahkan, bukan saja kamu secara pribadi, namun juga
tempat kediamanmu akan berada di bawah perlindungan
ilahi: tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu sehingga
tidak ada suatu pun yang menimbulkan kerusakan atas-
mu.” Nihil accidere bono viro mali potest – Yang jahat tidak
akan menimpa orang yang baik. Seneca, De Providentia.
(2) Sehingga para malaikat terang akan melayani mereka (ay.
11-12). Ini merupakan janji yang sangat berharga dan ber-
bicara banyak tentang kehormatan dan penghiburan bagi
orang-orang yang dikasihi Tuhan . Sungguh keterlaluan ba-
gaimana Iblis mengutip dan menyalahgunakan ayat ini un-
tuk mencobai Kristus (Mat. 4:6).
Lihatlah :
[1] Perintah yang diberikan kepada para malaikat berkena-
an dengan orang-orang yang dikasihi Tuhan . Dia yang
yaitu Tuhan para malaikat, yang membuat mereka
ada dan memberi hukum kepada mereka, yang memiliki
mereka dan yang membuat mereka untuk melayani,
malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepada-
mu, bukan saja kepada gereja secara umum, namun juga
kepada setiap orang percaya. Para malaikat memelihara
kewajiban terhadap TUHAN, Tuhan mereka, dan inilah
kewajiban yang mereka terima dari Dia. Hal ini menun-
jukkan perhatian yang diberikan Tuhan kepada orang-
orang yang dikasihi-Nya, sehingga para malaikat sendiri
memelihara kewajiban dan dipekerjakan bagi mereka.
Perintah itu yaitu untuk menjaga engkau di segala
jalanmu. Di sini tampak pembatasan berkaitan dengan
janji itu: Mereka akan menjaga engkau di segala jalan-
mu. Artinya, “selama engkau memelihara kewajibanmu.”
Orang-orang yang keluar dari jalan itu menempatkan
diri di luar perlindungan Tuhan . Bagian inilah yang dihi-
langkan Iblis pada waktu ia mengutip janji ini, untuk
melancarkan pencobaan, sebab tahu betapa hal ini sa-
ngat berlawanan dengannya. Lihatlah kelanjutan dari
janji itu yang berbunyi untuk menjaga engkau di segala
jalanmu. Bahkan saat tampaknya tidak ada bahaya,
kita tetap membutuhkan janji ini, dan saat bahaya
sudah sangat dekat, kita akan menerimanya. Ke mana
pun orang yang dikasihi Tuhan pergi, para malaikat akan
bertanggung jawab atas mereka, sama seperti pelayan
terhadap anak-anak yang mereka jaga.
[2] Pemeliharaan yang diberikan para malaikat kepada
orang-orang yang dikasihi Tuhan dalam melaksanakan
kewajiban ini: Mereka akan menatang engkau di atas ta-
ngannya, yang menunjukkan baik kemampuan maupun
kasih sayang yang besar. Mereka mampu menatang
orang-orang yang dikasihi Tuhan hingga tidak terjangkau
oleh bahaya, dan mereka melakukannya dengan penuh
kelembutan serta kasih sayang seperti juru rawat meng-
gendong anak kecil. Hal ini berbicara tentang diri kita
yang tidak berdaya dan tentang mereka yang suka me-
nolong. Mereka bersikap rendah hati dalam pelayanan
mereka. Mereka menjaga kaki orang-orang yang dika-
sihi Tuhan , supaya kaki mereka jangan terantuk kepada
batu hingga jatuh dalam dosa dan kesukaran.
[3] Kuasa kegelapan akan dikalahkan oleh mereka (ay. 13):
Engkau akan menginjak anak singa dan ular naga. Iblis
disebut singa yang mengaum-aum, si ular tua, naga me-
rah, sehingga kepada janji inilah sang rasul sepertinya
merujuk (Rm. 16:20) bahwa Tuhan , sumber damai sejah-
tera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kaki-
mu. Kristus telah menghancurkan kepala ular itu, melu-
cuti musuh-musuh kita (Kol. 2:15), dan melalui Dia,
kita lebih dari pada orang-orang yang menang. Kristus
memanggil kita, sama seperti Yosua memanggil para
panglima tentara Israel untuk datang dan menaruh kaki
kita ke atas tengkuk musuh yang telah ditaklukkan.
Beberapa orang berpendapat bahwa janji ini digenapi
sepenuhnya di dalam Kristus dan kuasa ajaib yang di-
miliki-Nya atas seluruh ciptaan di alam semesta, yang
menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan ter-
utama menugaskan para murid untuk memegang ular
(Mrk. 16:18). Hal ini dapat diterapkan kepada Pemeliha-
raan Tuhan yang memelihara kita dari makhluk-makhluk
berbahaya yang buas (binatang-binatang liar akan ber-
damai dengan engkau, Ayb. 5:23). Bahkan lebih dari itu,
kita memiliki cara dan sarana untuk menjinakkan se-
mua binatang liar (Yak. 3:7).
II. Ia mengemukakan kata-kata penghiburan Tuhan sendiri kepada
orang-orang yang dikasihi-Nya, dan menyampaikan kasih setia
yang disediakan-Nya bagi mereka (ay. 14-16). Beberapa orang ber-
pendapat bahwa kata-kata ini diucapkan kepada para malaikat
sebagai alasan kewajiban mereka berkaitan dengan orang-orang
yang dikasihi-Nya itu, seolah-olah Ia telah berkata, “Peliharakan
mereka, sebab mereka sangat berharga bagi-Ku dan Aku sangat
peduli kepada mereka.” Sekarang, kita patut memperhatikan se-
perti sebelumnya,
1. Kepada siapa saja janji-janji ini diberikan. Mereka digambar-
kan sebagai orang-orang yang memiliki tiga sifat berikut:
(1) Mereka yaitu orang-orang yang mengenal nama Tuhan .
Kita tidak dapat mengenal sifat Tuhan dengan sempurna,
namun melalui nama-Nya Ia telah memperkenalkan diri, dan
sebab itu kita juga harus memperkenalkan diri.
(2) Mereka yaitu orang-orang yang mengasihi Dia, dan mere-
ka yang mengenal Dia dengan baik akan mengasihi-Nya,
mengasihi Dia sebagai satu-satunya yang pantas dikasihi,
dan menyatakan kasih mereka kepada-Nya dengan suka-
cita yang semakin bertambah. Mereka akan mengasihi Dia
dengan ketetapan hati untuk tidak pernah mengalihkan
kasih itu kepada siapa pun.
(3) Mereka yaitu orang-orang yang berseru kepada-Nya, se-
perti melalui doa yang senantiasa dinaikkan selaras dengan-
Nya, dan berserah kepada-Nya dalam setiap kesulitan.
2. Janji-janji apa yang diberikan Tuhan kepada orang-orang yang
dikasihi-Nya.
(1) Bahwa pada waktunya nanti, ia akan melepaskan mereka
dari kesesakan: Aku akan meluputkannya (ay. 14 dan di-
ulang lagi dalam ay. 15), yang menunjukkan pembebasan
ganda, baik dari kehidupan maupun kematian, baik di
tengah-tengah maupun keluar dari kesesakan. Jika Tuhan
menyesuaikan tingkat dan lamanya kesukaran kita dengan
kekuatan kita, jika Ia menjauhkan kita dari perbuatan
yang menyakitkan hati-Nya di tengah kesesakan kita dan
akhirnya menggunakan kematian sebagai cara untuk mem-
bebaskan kita dari semua kesukaran kita, maka janji ini
telah digenapi (34:20; 2Tim. 3:11; 4:18).
(2) Bahwa sementara itu Ia akan menyertai mereka dalam ke-
sesakan (ay. 15). Kalaupun Ia tidak segera mengakhiri pen-
deritaan mereka, mereka akan disertai oleh-Nya di tengah
kesesakan. Ia akan memperhatikan dukacita mereka dan
mengenal jiwa mereka dalam kesengsaraan. Ia akan mela-
wat mereka dengan firman dan Roh-Nya, serta bergaul akrab
dengan mereka. Ia akan turut mengambil bagian, mendu-
kung dan menghibur mereka, serta menguduskan penderita-
an mereka, yang akan menjadi tanda paling pasti tentang
penyertaan-Nya di tengah semua kesesakan mereka.
(3) Bahwa dalam hal ini Ia akan menjawab doa-doa mereka:
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan mencurahkan roh doa
ke atasnya, dan Aku akan menjawab, menjawab melalui
janji-janji (85:9), menjawab melalui pemeliharaan, mem-
bawa pembebasan pada waktunya, dan menjawab melalui
kasih karunia, menambahkan kekuatan dalam jiwa mereka
(138:3). Demikianlah ia menjawab Paulus dengan kasih
karunia yang cukup (2Kor. 12:9).
(4) Bahwa Ia akan meninggikan dan memuliakan mereka: Aku
akan membentenginya, tidak terjangkau oleh kesesakan,
tinggi di atas badai, di atas bukit batu di atas gelombang-
gelombang laut (Yes. 33:16). Melalui anugerah Tuhan mereka
akan dimampukan untuk memandang hal-hal di dunia ini
dengan rasa jijik dan ketidakacuhan yang kudus, dan
menengadah kepada hal-hal di dunia lain dengan hasrat
dan kepedulian yang kudus. Maka saat itulah mereka
akan dibentengi atau ditaruh di tempat yang tinggi. Aku
akan memuliakannya. Orang-orang yang dimuliakan Tuhan
dengan cara membawa mereka ke dalam kovenan dan per-
sekutuan yang akrab dengan-Nya, serta mempersiapkan
mereka bagi kerajaan dan kemuliaan-Nya, dihormati oleh-
Nya (Yoh. 12:26).
(5) Bahwa mereka akan hidup berkecukupan di dunia ini (ay.
16): Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia. Artinya,
[1] Mereka akan hidup cukup lama: umur mereka akan
berlanjut di dunia ini sampai mereka telah menyelesai-
kan pekerjaan untuk apa mereka diutus ke dunia ini,
serta siap masuk sorga, dan itu sudah cukup lama bagi
mereka. Siapakah yang ingin hidup satu hari lebih lama
dibandingkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan
tugas, baik oleh Dia maupun untuk Dia?
[2] Mereka akan menganggapnya cukup lama, sebab mela-
lui anugerah-Nya, Tuhan akan menyapih mereka dari
dunia dan membuat mereka bersedia meninggalkannya.
Seseorang mungkin saja mati di usia muda namun juga
sepuas umur, satur dierum – puas hidup. Orang duniawi
yang fasik tidak merasa puas, bahkan dengan umur
panjang. Dia masih saja berseru, Untukku! Untukku! Se-
baliknya, orang yang menyimpan harta dan hatinya di
dalam dunia lain akan segera merasa cukup. Dia tidak
akan hidup di dunia selamanya.
(6) Bahwa mereka akan memperoleh kehidupan kekal di dunia
lain. Hal inilah yang memahkotai kebahagiaan: Akan Ku-
perlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku, akan
Kuperlihatkan kepadanya Mesias (begitulah dikatakan oleh
beberapa orang). Simeon yang baik dan sudah tua itu me-
rasa puas dengan umur panjang pada saat ia berkata, Ma-
taku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu. Tidak
ada sukacita yang lebih besar bagi orang-orang kudus dari
Perjanjian Lama selain memandang hari Tuhan, meskipun
hanya dari jauh. Lebih besar kemungkinan bahwa istilah
keselamatan itu merujuk kepada negeri yang lebih baik,
yakni negeri sorgawi yang didambakan dan dicari-cari para
bapa leluhur: akan Dia perlihatkan kepadanya negeri itu.
Dia akan membawanya kepada kebahagiaan itu, di mana
kita akan melihat langsung muka dengan muka apa yang
saat ini hanya dapat kita lihat dengan samar-samar. Dan
sementara menantikan saat itu, Ia akan memberi mereka
harapan mengenai hal itu. Menurut pendapat beberapa
orang, semua janji ini terutama menunjuk kepada Kristus,
dan penggenapannya ada di dalam kebangkitan dan peng-
agungan-Nya.
PASAL 92
ungguh tidak berdasar pendapat beberapa penulis Yahudi (yang
biasanya bebas dalam memberi kesimpulan) bahwa mazmur ini
ditulis dan dilantunkan oleh Adam pada hari Sabat pertama sebelum
ia jatuh ke dalam dosa. Pendapat ini tidak sesuai dengan mazmur ini
sendiri, yang berbicara tentang para pelaku kejahatan, bila memang
benar saat itu dosa belum masuk ke dunia. Ada kemungkinan maz-
mur ini ditulis oleh Daud, dan sebab ditujukan untuk hari Sabat,
I. Di sini dianjurkan untuk menaikkan pujian (ay. 2-4).
II. Di sini pekerjaan Tuhan yang menjadi alasan diadakannya
hari Sabat, dirayakan secara umum dengan meriah (ay. 5-7).
Secara khusus, dengan mengacu kepada karya pemeliharaan dan
penebusan, sang pemazmur bernyanyi bagi Tuhan tiga kali berselang-
selang, tentang kasih setia dan hukuman, tentang kebinasaan orang
berdosa dan sukacita orang kudus.
1. Orang-orang fasik akan binasa (ay. 8), namun Tuhan yaitu ke-
kal (ay. 9).
2. Musuh-musuh Tuhan akan dibasmi, namun Daud akan diting-
gikan (ay. 10-11).
3. Musuh-musuh Daud akan dikacaubalaukan (ay. 12), namun
semua orang benar akan berbuah dan tumbuh subur (ay. 13-
16).
Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus dengan senang hati
memberi kemuliaan kepada Tuhan sebab nama-Nya, dan bersuka-
cita penuh kemenangan di dalam pekerjaan-Nya.
Anjuran untuk Memuji Tuhan
(92:1-7)
1 Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. 2 yaitu baik untuk menyanyikan
syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya
Yang Mahatinggi, 3 untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan
kesetiaan-Mu di waktu malam, 4 dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan de-
ngan gambus, dengan iringan kecapi. 5 Sebab telah Kaubuat aku bersuka-
cita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, sebab perbuatan tangan-Mu aku
akan bersorak-sorai. 6 Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN,
dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. 7 Orang bodoh tidak akan
mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu.
Mazmur ini dulunya ditetapkan untuk dinyanyikan, setidaknya, se-
lalu dinyanyikan di dalam bait tempat kudus pada hari Sabat, hari
perhentian itu. Hari ini merupakan peringatan yang diadakan
berkaitan dengan karya penciptaan, beristirahatnya Tuhan sesudah be-
kerja, dan kelanjutan pekerjaan itu dalam tindakan pemeliharaan-
Nya. sebab Bapa-Ku bekerja sampai sekarang.
Perhatikanlah:
1. Hari Sabat harus merupakan hari yang tidak hanya untuk istira-
hat yang kudus semata, namun juga dengan pekerjaan yang ku-
dus, dan istirahat itu memang harus mengikuti pekerjaan.
2. Pekerjaan yang pantas dilakukan pada hari Sabat yaitu memuji
Tuhan . Setiap hari Sabat harus merupakan hari pengucapan syu-
kur. Pelayanan-pelayanan lain pada hari itu haruslah sesuai de-
ngan hal ini, dan oleh sebab itu sama sekali tidak boleh disepele-
kan. Salah seorang penulis Yahudi menghubungkannya dengan
kerajaan Mesias dan menyebutnya Mazmur atau nyanyian untuk
masa depan, yakni semua hari Sabat. Melalui Kristus, orang-
orang percaya menikmati hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat
Tuhan (Ibr. 4:9), permulaan dari hari Sabat yang abadi. Di dalam
ayat-ayat ini,
I. Kita dipanggil dan didorong untuk memuliakan Tuhan (ay. 2-4):
yaitu baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN. Memuji
Tuhan yaitu pekerjaan yang baik. Baik dengan sendirinya dan
juga baik bagi kita. Ini yaitu kewajiban, sewa, atau upeti yang
harus kita bayarkan kepada Tuhan kita yang agung. Kita berbuat
salah jika menahannya. Sungguh merupakan hak istimewa
bahwa kita diizinkan memuji Tuhan dan boleh berharap bahwa
pujian itu diterima. Memuji Tuhan yaitu baik, sebab menyenang-
kan dan juga menguntungkan, suatu pekerjaan yang merupakan
upah itu sendiri. Ini yaitu pekerjaan para malaikat, pekerjaan
sorga. Sungguh baik untuk mengucapkan syukur atas rahmat yang
telah kita terima, sebab itulah cara untuk memperoleh rahmat
selanjutnya. Sungguh patut untuk bernyanyi bagi nama Dia, Yang
Mahatinggi, yang ditinggikan di atas semua berkat dan pujian.
Sekarang Lihatlah di sini:
1. Bagaimana kita harus memuji Tuhan . Kita harus melakukannya
dengan memberitakan kasih setia dan kesetiaan-Nya. sebab
merasa yakin akan sifat dan kesempurnaan-Nya yang agung
itu, kita harus memberitakannya seperti orang yang sangat
terkesan dan rindu untuk juga memengaruhi orang lain. Kita
bukan saja harus memberitakan kebesaran, keagungan, kesu-
cian, dan keadilan-Nya yang membesarkan Dia dan membuat
kita terpesona, namun juga kasih setia serta kesetiaan-Nya.
sebab kebaikan-Nya yaitu kemuliaan-Nya (Kel. 33:18-19),
dan melalui kedua hal ini Ia menyatakan nama-Nya. Kasih
setia dan kebenaran-Nya merupakan dukungan yang besar
bagi iman dan pengharapan kita, serta dorongan bagi kasih
dan ketaatan kita. Oleh sebab itu, hal-hal inilah yang harus
kita nyatakan sebagai permohonan dalam doa dan sarana un-
tuk sukacita kita. Hal inilah yang dilakukan pada masa saat
mazmur ini ditulis, bukan saja melalui nyanyian, namun juga
dengan musik yang mengiringinya, dengan bunyi-bunyian se-
puluh tali (ay. 4). Namun, di masa itu musik pengiringnya ha-
ruslah dengan bunyi khidmat. Bukan dengan nada ceria yang
mudah mengalihkan perhatian, melainkan syahdu dan mudah
menyatukan roh.
2. Kapan kita harus memuji Tuhan – di waktu pagi dan di waktu
malam, bukan hanya pada hari-hari Sabat, namun tiap hari.
Itulah kewajiban yang perlu dilakukan setiap hari. Kita harus
memuji Tuhan , bukan saja di dalam kebaktian bersama, namun
juga secara pribadi dan bersama keluarga, sambil memberita-
kan kasih setia dan kesetiaan-Nya kepada diri sendiri dan juga
kepada orang-orang di sekitar kita. Kita harus mengawali dan
mengakhiri setiap hari dengan memuji Tuhan , menaikkan syu-
kur kepada-Nya tiap pagi, saat kita masih merasa segar dan
sebelum kesibukan hari itu melanda kita. Juga tiap malam,
saat kita kembali merasa tenang dan hendak beristirahat
serta merenungkan diri sendiri. Kita harus menaikkan syukur
kepada-Nya di pagi hari atas kasih setia-Nya sepanjang malam
sebelumnya, dan di malam hari atas kasih setia-Nya sepanjang
hari itu. Baik keluar maupun masuk, kita harus memuji Tuhan .
II. Di dalam diri sang pemazmur, kita melihat teladan yang diberi-
kannya, baik untuk menggerakkan kita maupun untuk membim-
bing kita dalam pekerjaan ini (ay. 5): Sebab telah Kaubuat aku ber-
sukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu.
Perhatikanlah:
1. Orang-orang yang telah mengalami sendiri kesenangan dalam
menaikkan pujian sajalah yang mampu menganjurkannya ke-
pada orang lain. “Pekerjaan Tuhan memang layak dipuji sebab
sudah begitu sering menyenangkan hatiku, dan oleh sebab
itu, apa pun yang dipikirkan orang lain, aku harus berpikiran
dan berkata-kata baik tentang segala pekerjaan-Nya itu.”
2. Bila Tuhan telah memberi kita sukacita melalui pekerjaan-Nya,
sudah seharusnya kita menghormati Dia sebab semua peker-
jaan-Nya itu. Apakah Dia sudah membuat hati kita senang?
Kalau memang begitu, marilah kita mengagungkan pujian ke-
pada-Nya. Apakah Tuhan telah membuat kita senang melalui
pekerjaan pemeliharaan-Nya bagi kita, dan melalui kasih karu-
nia-Nya di dalam kita, dan keduanya melalui pekerjaan pene-
busan yang agung itu?
(1) Bila memang demikian halnya, biarlah kita dengan penuh
semangat menaruh iman dan pengharapan seperti yang di-
lakukan sang pemazmur: sebab perbuatan tangan-Mu aku
akan bersorak-sorai. Dari kenangan manis perihal apa yang
telah diperbuat Tuhan bagi kita, kita dapat menaruh harap-
an penuh sukacita tentang apa yang akan dilakukan-Nya,
dan bersorak-sorai di dalam jaminan untuk hal itu, berso-
rak-sorai mengatasi semua perlawanan (2Tes. 2:13-14).
(2) Biarlah kita lalu menghimpun bahan penyembahan yang
kudus dan kekaguman terhadap Tuhan (ay. 6): Betapa be-
sarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN. Begitu besar di
luar batas pikiran, tak terungkapkan, hasil yang keluar dari
kuasa dan hikmat yang luar biasa, dengan akibat yang ter-
amat besar dan penting! Dibandingkan dengan semua ini,
pekerjaan manusia tidak ada artinya. Kita tidak dapat me-
mahami keagungan pekerjaan Tuhan , dan oleh sebab itu
kita harus merasa sangat takjub dan hormat, bahkan ter-
pesona memandang kedahsyatannya. “Pekerjaan manusia
hanyalah kecil dan tidak berharga, sebab pikiran mereka
dangkal. namun Tuhan, betapa besarnya pekerjaan-pekerja-
an-Mu sehingga tidak dapat diukur. Begitu sangat dalam-
nya rancangan-rancangan-Mu, hingga tidak dapat dimeng-
erti.” Rancangan Tuhan jauh melebihi buah pikiran kita,
sama seperti pekerjaan-Nya melebihi upaya kekuatan kita
sendiri. Rancangan-rancangan-Nya lebih tinggi dibandingkan
rancangan-rancangan kita, sama seperti jalan-jalan-Nya le-
bih tinggi dibandingkan jalan-jalan kita (Yes. 55:9). O, alangkah
dalamnya kekayaan, hikmat dan rancangan Tuhan ! (Rm.
11:33). Kebesaran pekerjaan Tuhan seharusnya membuat
kita merenungkan dalamnya segala pemikiran-Nya, ren-
cana dari kehendak-Nya sendiri untuk melakukan semua
hal. Betapa luas dan jauhnya jangkauan rancangan-Nya!
III. Kita diperingatkan supaya tidak mengabaikan pekerjaan-pekerja-
an Tuhan , seperti yang dilakukan orang-orang tertentu (ay. 7).
Sungguh bodoh dan kasar orang-orang yang tidak tahu dan tidak
mengerti betapa besar pekerjaan Tuhan , yang tidak mau menge-
nalinya atau memberi kemuliaan kepada Tuhan sebab segala pe-
kerjaan-Nya itu. Mereka tidak mengindahkan pekerjaan TUHAN
dan perbuatan tangan-Nya (28:5). Terutama sekali, mereka tidak
mengerti arti kesejahteraan mereka sendiri (yang dibicarakan da-
lam ay. 8). Mereka menganggapnya sebagai jaminan kebahagiaan
mereka, padahal sebenarnya ini yaitu persiapan bagi kehancur-
an mereka. Jika ada begitu banyak orang yang tidak mengenal
atau tidak peduli untuk mengetahui rancangan Pemeliharaan
Tuhan , maka semakin beralasanlah bagi orang-orang yang melalui
anugerah sudah mengenalnya dan suka untuk mengenalnya
untuk bersyukur.
Kemenangan dan Kebahagiaan Orang Benar
(92:8-16)
8 jika orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-
orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipu-
nahkan untuk selama-lamanya. 9 namun Engkau di tempat yang tinggi untuk
selama-lamanya, ya TUHAN! 10 Sebab, sesungguhnya musuh-Mu, ya TUHAN,
sebab, sesungguhnya musuh-Mu akan binasa, semua orang yang melakukan
kejahatan akan diceraiberaikan. 11 namun Kautinggikan tandukku seperti tan-
duk banteng, aku dituangi dengan minyak baru; 12 mataku memandangi
seteruku, telingaku mendengar perihal orang-orang jahat yang bangkit mela-
wan aku. 13 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh
subur seperti pohon aras di Libanon; 14 mereka yang ditanam di bait TUHAN
akan bertunas di pelataran Tuhan kita. 15 Pada masa tua pun mereka masih
berbuah, menjadi gemuk dan segar, 16 untuk memberitakan, bahwa TUHAN
itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Pemazmur telah mengatakan (ay. 5) bahwa ia akan memperoleh ke-
sempatan untuk meraih kemenangan dari pekerjaan-pekerjaan Tuhan ,
dan di sini ia benar-benar memperolehnya.
I. Ia bersukacita penuh kemenangan atas musuh-musuh Tuhan (ay.
8-9, 11) dan saat membayangkan kehancuran mereka. Bukan ka-
rena penderitaan yang dialami sesama, melainkan sebab hal ini
akan mendatangkan kehormatan atas keadilan dan kesucian Tuhan .
Ia merasa yakin perihal kehancuran orang-orang berdosa,
1. Walaupun mereka berkembang dengan subur (ay. 8): jika
orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan di musim
semi (begitu banyak, begitu subur, begitu hijau, dan tumbuh
begitu pesat), dan orang-orang yang melakukan kejahatan ber-
kembang dalam kemegahan, kekuasaan, dan kemakmuran
lahiriah yang mudah didapat dengan berlimpah, serta berhasil
di dalam pekerjaan mereka, orang akan menyangka bahwa se-
mua ini terjadi supaya mereka bahagia, bahwa itu merupakan
bukti nyata perkenan Tuhan dan jaminan atas sesuatu yang
baik atau bahkan lebih baik, yang disediakan bagi mereka. Na-
mun, bukan demikian halnya. Semua itu boleh terjadi supaya
mereka dipunahkan untuk selama-lamanya. Orang bebal akan
dibinasakan oleh kelalaiannya (Ams. 1:32). Domba-domba yang
hendak disembelih akan dilepas di padang rumput yang paling
subur.
2. Meskipun musuh sangat berani (ay. 10). Mereka yaitu mu-
suh-musuh-Mu, dengan lancang mereka mengakui itu. Mereka
bertolak belakang dengan Tuhan dan melawan Dia. Mereka mem-
berontak terhadap mahkota dan martabat-Nya, dan oleh sebab
itu sungguh mudah untuk memperkirakan bahwa mereka akan
binasa. Sebab siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap
selamat? Perhatikanlah, semua pelaku kejahatan yang tidak
mau bertobat akan dibinasakan dan dianggap sebagai musuh
Tuhan , yang akan binasa dan dicerai-beraikan. Kristus akan
menganggap orang-orang yang tidak mau diperintah oleh-Nya
sebagai musuh, dan mereka akan dibawa serta dibunuh di
hadapan-Nya. Sekarang para pelaku kejahatan bersatu dan
berhubungan dekat untuk bersatu padu melawan Tuhan dan
agama. Namun, mereka akan dicerai-beraikan dan dilumpuh-
kan sehingga tidak dapat saling membantu melawan pengha-
kiman Tuhan yang adil. Di dunia yang akan datang mereka
akan dipisahkan dari perkumpulan orang benar (terjemahan
dalam bahasa Aram, 1:5).
3. Mereka melakukan kejahatan terhadap sang pemazmur dan
sebab itu ia mungkin saja tergoda untuk merasa takut ter-
hadap mereka. Walaupun begitu, ia bersukacita penuh keme-
nangan atas mereka (ay. 12): “Mataku memandangi seteruku
yang bangkit melawan aku. Aku akan melihat bagaimana me-
reka bukan saja dilumpuhkan sehingga tidak dapat berbuat
jahat terhadapku lagi, namun juga akan dimintai pertanggung-
jawaban atas kejahatan mereka terhadapku, dan dibawa ke-
pada pertobatan atau kebinasaan.” Inilah keinginan pemazmur
menyangkut diri mereka. Di dalam bahasa Ibrani, dikatakan,
Mataku memandangi seteruku, telingaku mendengar perihal
orang-orang jahat. Ia tidak mengatakan tentang apa yang akan
dilihat atau didengarnya, melainkan melihat dan mendengar
apa yang di dalamnya Tuhan akan dipermuliakan dan dengan
demikian membuatnya merasa puas. Hal ini boleh jadi meru-
juk kepada Kristus, kepada kemenangan-Nya atas Iblis, maut,
dan neraka, atas kebinasaan orang-orang yang menganiaya
dan menyalibkan Dia serta menolak Injil-Nya. Juga kepada
kebinasaan orang-orang yang tidak mau bertobat pada akhir
zaman. Orang-orang yang bangkit melawan Kristus akan jatuh
tersungkur di hadapan-Nya dan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
II. Ia bersukacita di dalam Tuhan , kemuliaan-Nya, dan anugerah-Nya.
1. Di dalam kemuliaan Tuhan (ay. 9): “namun Engkau di tempat
yang tinggi untuk selama-lamanya, ya TUHAN. Para pelaku
kejahatan yang bangkit melawan kita mungkin saja menem-
pati kedudukan yang tinggi untuk beberapa waktu, dan me-
nyangka telah mengangkat tinggi segala sesuatu, namun Eng-
kau di tempat yang tinggi, paling tinggi, untuk selama-lamanya.
Ketinggian mereka akan direndahkan dan diturunkan, namun
ketinggian-Mu akan kekal selamanya.” Oleh sebab itu, jangan-
lah kita takut terhadap kesombongan dan kekuatan orang-
orang fasik, atau berkecil hati sebab kejahatan mereka yang
sebenarnya tidak berdaya, sebab ngengat akan memakan me-
reka seperti memakan pakaian, namun keselamatan yang dari
pada Tuhan akan tetap untuk selama-lamanya (Yes. 51:7-8).
2. Di dalam kasih karunia Tuhan , perkenan-Nya, dan buah-buah
yang dihasilkan,
(1) Kepada dirinya sendiri (ay. 11): “Engkau, ya Tuhan, yang
berada di tempat yang tertinggi, Kautinggikan tandukku.”
Tuhan yang besar yaitu sumber kehormatan, dan Dia,
yang di tempat yang tinggi untuk selama-lamanya, Dia sen-
dirilah yang akan meninggikan umat-Nya selama-lamanya,
sebab Ia menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dika-
sihi-Nya (148:14). Orang-orang fasik dilarang meninggikan
tanduk (75:5-6), namun orang-orang yang melayani Tuhan
dan kepentingan kerajaan-Nya dengan kehormatan atau
kekuatan mereka, dan menyerahkan pelayanan mereka itu
kepada-Nya untuk dijaga-Nya, ditinggikan-Nya, digunakan-
Nya, dan diatur-Nya seturut kehendak-Nya, boleh berharap
bahwa Ia akan meninggikan tanduk mereka seperti tanduk
banteng, sampai setinggi-tingginya, baik di dunia ini mau-
pun di dunia yang lain. Kautinggikan tandukku, saat mu-
suh-Mu binasa, sebab pada waktu itulah orang-orang benar
akan bercahaya seperti matahari, saat orang-orang jahat
dihukum untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang
kekal. Pemazmur menambahkan, aku dituangi minyak
baru, yang menunjukkan penegasan baru terhadap jabatan
yang untuknya ia telah diurapi sebelum ini. Atau, ini juga
berarti kelimpahan, sehingga ia bisa mendapatkan minyak
baru sebanyak yang diinginkannya, atau penghiburan demi
penghiburan untuk menyegarkan dirinya bilamana rohnya
lesu. Kasih karunia yaitu urapan Roh. saat kasih karu-
nia ini diberikan untuk menolong kita pada waktu kita
membutuhkan pertolongan, atau diterima pada saat ada
kesempatan untuk itu, dari kepenuhan yang ada di dalam
Kristus Yesus, maka saat itulah kita diurapi dengan mi-
nyak baru. Ada yang membaca ayat ini sebagai berikut,
Pada waktu aku menjadi tua, Engkau akan mengurapiku de-
ngan minyak baru. Usia lanjutku akan Kautinggikan dengan
kasih setia berlimpah, demikian menurut Septuaginta. Ban-
dingkan dengan ayat 15, Pada masa tua pun mereka masih
akan berbuah. Penghiburan dari Roh Tuhan dan sukacita
keselamatan-Nya akan menjadi seperti minyak baru bagi
mereka yang kepalanya ada rambut putih yang didapat
pada jalan kebenaran.
(2) Bagi semua orang yang dikasihi Tuhan . Di sini mereka dium-
pamakan seperti pohon tarbantin kebenaran (Yes. 61:3; Mzm.
1:3).
Lihatlah :
[1] Tempat baik di mana mereka ditanam. Mereka ditanam
di bait TUHAN (ay. 14). Pohon-pohon kebenaran bukan
tumbuh dengan sendirinya namun ditanam. Bukan di
tanah biasa, melainkan di taman Firdaus, di bait TUHAN.
Pepohonan tidak biasa ditanam di dalam rumah, namun
dikatakan bahwa pohon-pohon Tuhan ditanam di bait
atau rumah-Nya sebab itu datang dari anugerah-Nya,
dan melalui perkataan serta Roh-Nya sajalah mereka
menerima seluruh sari gizi dan kebaikan yang membuat
mereka tetap hidup dan berbuah. Mereka mengukuh-
kan diri kepada ketetapan kudus, berakar di dalamnya,
mematuhinya, menempatkan diri di bawah perlindung-
an ilahi, dan menghasilkan buah demi kehormatan dan
kemuliaan Tuhan .
[2] Ikrar yang di dalamnya mereka akan dipelihara. Di sini
dijanjikan,
Pertama, bahwa mereka akan bertumbuh (ay. 13). Di
mana pun Tuhan memberi anugerah sejati, Ia akan
memberi lebih banyak lagi. Pohon-pohon Tuhan akan
tumbuh lebih tinggi seperti pohon aras, pohon-pohon
aras di Libanon. Mereka akan tumbuh semakin dekat
dengan sorga, dan dengan hasrat yang kudus mereka
akan membubung tinggi menuju dunia atas. Mereka
akan tumbuh semakin kuat seperti pohon aras, dan
lebih layak untuk digunakan. Orang yang bersih tangan-
nya bertambah-tambah kuat.
Kedua, bahwa mereka akan tumbuh subur, baik da-
slam hal pengakuan iman maupun di dalam penghibur-
an dan sukacita jiwa mereka. Mereka akan bergembira
dan dihargai oleh semua orang di sekeliling mereka.
Mereka akan bertunas seperti pohon korma, yang memi-
liki sosok yang agung (Kid. 7:7), dan cabang-cabang
yang kokoh (Im. 23:40; Hak. 4:5). Buah korma sangat
lezat, namun di sini korma disinggung sebagai pohon
yang senantiasa hijau. Orang-orang fasik bertunas se-
perti tumbuh-tumbuhan atau rerumputan (ay. 8), yang
akan segera layu. Sebaliknya, orang benar akan bertu-
nas seperti pohon korma yang tahan hidup lama dan
tidak berubah di musim dingin. Mengenai pohon korma,
telah dikatakan, Sub pondere crescit – Semakin ditekan,
semakin ia bertumbuh. Begitu pula, orang benar akan
tumbuh subur di bawah beban mereka. Semakin ditim-
pa kemalangan, semakin bertambah banyaklah mereka.
sebab ditanam di bait TUHAN (di situlah mereka ber-
akar), mereka akan bertunas di pelataran Tuhan . Di sana-
lah dahan-dahan mereka membentang. Hidup mereka
tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Tuhan .
Namun, terang mereka juga bersinar di hadapan manu-
sia. Sungguh diharapkan bahwa mereka yang memiliki
tempat juga memiliki nama di tempat kediaman Tuhan
dan di lingkungan tembok-temboknya (Yes. 56:5). Biar-
lah orang-orang Kristen yang baik mempunyai tujuan
untuk menjadi unggul, supaya mereka bisa menjadi
ulung dan bertunas, sehingga dengan demikian dapat
memperindah pengajaran Tuhan Juruselamat kita, se-
perti pohon-pohon bertunas yang menghiasi pelataran
rumah. Biarlah mereka yang bertunas di pelataran
Tuhan memberi kemuliaan kepada-Nya, sebab melalui
janji inilah mereka bertunas: mereka akan menjadi ge-
muk dan segar. Tunas mereka berasal dari gemuk atau
sari gizi di dalamnya, dari akar pohon zaitun yang penuh
getah (Rm. 11:17). Bila dasar kasih karunia yang mem-
beri kehidupan itu tidak ada di dalam hati, pengakuan
iman tidak akan bertahan lama. Sebaliknya, di tempat
pohon itu tumbuh, di situlah tidak layu daunnya (1:3).
Kenyang pohon-pohon TUHAN (104:16). Baca juga Hosea
14:5-6.
Ketiga, bahwa mereka akan berbuah. Seandainya
hanya berdaun, pohon-pohon itu tidak akan ada nilai-
nya. Jadi, lebih dari itu, mereka masih berbuah. Buah-
buah yang dihasilkan melalui pengudusan, yaitu semua
pekerjaan penyembahan yang hidup dan percakapan
yang bermanfaat, pekerjaan baik, yang melaluinya Tuhan
dimuliakan dan orang lain dibangun. Semua inilah
buah-buah kebenaran itu. Merupakan hak istimewa
dan juga kewajiban orang benar untuk hidup berlimpah
dengan semua buah-buah yang demikian. Menghasil-
kan buah-buah kebenaran dengan berlimbah ini meru-
pakan janji dan juga perintah. Telah dijanjikan bahwa
mereka akan menghasilkan buah di usia lanjut. saat
sudah tua, pohon-pohon lain akan berhenti berbuah,
namun di dalam pohon-pohon Tuhan , kekuatan kasih ka-
runia tidak akan pudar bersama kekuatan alami. Hari-
hari terakhir orang-orang yang dikasihi Tuhan adakala-
nya justru merupakan masa yang paling baik. Sebab
semua ini benar-benar menunjukkan bahwa mereka
hidup benar. Ketekunan yaitu bukti paling nyata ten-
tang kesungguhan dan ketulusan. Namun, di sini dika-
takan untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar (ay.
16), bahwa Ia menepati janji-janji-Nya dan setia kepada
setiap perkataan yang telah diucapkan-Nya, dan bahwa
Ia tetap melaksanakan pekerjaan yang telah dimulai-
Nya. Sama halnya seperti dengan janji-janji bahwa orang
percaya harus terlebih dulu mengambil bagian di dalam
sifat ilahi, demikian pula dengan janji-janji bahwa sifat
ilahi itu dipelihara dan diteruskan. Oleh sebab itu kua-
sa yang dihasilkannya merupakan bukti bahwa Tuhan
itu benar. Begitu pulalah Ia akan menyatakan diri
terhadap orang yang tidak bercela (18:26). Di dalam hal
inilah sang pemazmur bersukacita penuh kemenangan:
“Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Aku telah memilih Dia sebagai gunung batu untuk
membangun di atasnya, untuk berlindung di dalam
celah-celahnya, dan menapakkan kaki di atasnya. Aku
telah mendapati Dia sebagai gunung batu yang kuat
dan kokoh, dan firman-Nya perkasa bagaikan gunung
batu. Aku telah mendapati (dan biarlah semua orang
mengatakannya saat ia mendapati demikian) “bahwa
tidak ada kecurangan pada-Nya.” Dia sama mampunya,
dan akan sama baiknya, seperti yang dikatakan oleh
firman-Nya. Semua orang yang senantiasa percaya ke-
pada Tuhan mendapati Dia setia dan Mahamencukupi.
Dan, tidak seorang pun akan pernah dipermalukan ka-
rena berharap di dalam Dia.
PASAL 93
azmur yang singkat ini mengetengahkan kehormatan Kerajaan
Tuhan di tengah-tengah manusia, demi kemuliaan-Nya, kengeri-
an bagi musuh-musuh-Nya, dan penghiburan bagi semua hamba
yang dikasihi-Nya. Mazmur ini menyinggung mengenai kerajaan peme-
liharaan-Nya, yang dengannya Ia menopang dan mengatur dunia, dan
terutama mengenai kerajaan anugerah-Nya, yang dengannya Ia melin-
dungi jemaat, menguduskan dan memeliharanya. Pengurusan kedua
kerajaan ini diserahkan ke dalam tangan Mesias, dan tentang Dia,
tanpa diragukan lagi, sang nabi di sini bersaksi. Sang nabi juga ber-
saksi di sini tentang kerajaan-Nya, dengan berbicara tentangnya se-
bagai kerajaan yang sudah hadir, sebab sudah sedemikian pastinya,
dan juga sebab , sebagai Firman kekal, bahkan sebelum menjelma ke
dunia ini, Ia telah ada sebagai Tuhan atas segalanya. Mengenai Kera-
jaan Tuhan , hal-hal yang mulia dikatakan di sini,
I. Bukankah raja-raja memiliki jubah kebesaran? Begitu juga
dengan Dia (ay. 1).
II. Bukankah mereka memiliki takhta-tahkta? Begitu juga de-
ngan Dia (ay. 2).
III. Bukankah mereka memiliki musuh-musuh yang mereka tak-
lukkan dan kalahkan? Begitu juga dengan Dia (ay. 3-4).
IV. Bukankah suatu kehormatan bagi mereka untuk berlaku
setia dan kudus? Begitu juga halnya dengan Dia (ay. 5).
Dalam menyanyikan mazmur ini, kita melupakan diri kita jika
kita melupakan Kristus, sebab, kepada-Nya Bapa telah menyerahkan
segala kuasa baik di sorga maupun di bumi.
Kemuliaan dan Kemegahan Tuhan
(93:1-5)
1 TUHAN yaitu Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat
pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; 2 takhta-
Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada. 3 Sungai-sungai telah
mengangkat, ya TUHAN, sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-
sungai mengangkat bunyi hempasannya. 4 Dari pada suara air yang besar,
dari pada pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat TUHAN di tempat
tinggi. 5 Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu layak kudus, ya TUHAN, untuk
sepanjang masa.
Di samping keberadaan Tuhan , tidak ada hal lain yang lebih penting
untuk kita percayai dan pertimbangkan selain kekuasaan pemerin-
tahan Tuhan , bahwa Yahwe yaitu Tuhan , dan bahwa Tuhan ini ber-
takhta sebagai raja (ay. 1). Ia bukan saja Raja berdasar hukum
yang sah, dan pemilik atas semua orang dan segala benda, namun
juga Raja seperti yang bisa disaksikan di dalam perbuatan. Ia sung-
guh-sungguh mengarahkan dan mengatur semua makhluk dan
segala perbuatan mereka agar sesuai dengan keputusan kehendak-
Nya sendiri. Hal ini dirayakan dalam mazmur ini, dan dalam banyak
mazmur lain: Tuhan yaitu Raja. Ini merupakan nyanyian jemaat
Injil, jemaat yang sudah dimuliakan (Why. 19:6), Haleluya! sebab
Tuhan, Tuhan kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Di sini kita
diberi tahu bagaimana Ia bertakhta sebagai raja.
I. Tuhan bertakhta dengan mulia: Ia berpakaian kemegahan. Keme-
gahan penguasa-penguasa bumi, jika dibandingkan dengan keme-
gahan Tuhan yang dahsyat, hanyalah seperti cahaya ulat kelap-
kelip yang redup dibandingkan dengan cahaya mentari yang terang
benderang saat bersinar dengan teriknya. Bukankah musuh-
musuh Kerajaan Tuhan besar dan mengerikan? Ya, namun jangan-
lah kita takut pada mereka, sebab kemegahan Tuhan akan memu-
darkan kemegahan mereka.
II. Ia bertakhta dengan penuh kuasa. Ia tidak saja berpakaian keme-
gahan, seperti raja di dalam istananya, namun juga bepakaian ke-
kuatan, seperti panglima di medan perang. Dengan kekuatan-Nya
itu Ia menyokong kebesaran-Nya dan menjadikannya benar-benar
dahsyat. Janganlah melihat-Nya hanya berpakaian jubah, namun
juga berperlengkapan senjata. Baik kekuatan maupun kehormatan
yaitu pakaian-Nya. Ia sanggup berbuat apa saja, dan tidak ada
yang mustahil bagi-Nya.
1. Kekuatan ini dijadikan-Nya ikat pinggang-Nya. Kekuatan ini
tidak diambil dari siapa pun, atau dilaksanakan dengan ber-
gantung pada siapa pun, namun Ia memilikinya dari diri-Nya
sendiri, dan dengannya Ia berbuat apa saja yang dikehendaki-
Nya. Janganlah kita takut pada kekuatan manusia, yang hanya
dipinjam dan terbatas, namun takutlah pada Dia yang mem-
punyai kuasa untuk membunuh dan mencampakkan ke dalam
neraka.
2. Oleh sebab kekuatan inilah dunia masih berdiri kokoh sam-
pai pada hari ini. Sungguh, telah tegak dunia. Telah tegak
sejak mulanya dengan kekuatan Tuhan yang mencipta, saat
Ia mendasarkannya di atas laut. Dunia masih tetap tegak pada
saat ini, dengan pemeliharaan ilahi yang menopang segala se-
suatu dan yang merupakan karya penciptaan yang terus ber-
lanjut. Dunia ditegakkan begitu rupa sehingga meskipun Tuhan
menggantungkan bumi pada kehampaan (Ayb. 26:7) namun ia
tidak bergoyang. Segala sesuatu terus berlanjut sampai pada
hari ini, sesuai dengan ketetapan-Nya. Perhatikanlah, dijaga-
nya kekuatan-kekuatan alam dan peredaran alam merupakan
suatu kemuliaan yang harus diberikan kepada Tuhan yang ber-
kuasa atas alam. sebab itu, kita yang mendapatkan keun-
tungan darinya setiap hari sungguh bersikap tak acuh dan
tidak tahu berterima kasih jika tidak memberi kemulia-
an kepada-Nya atas semuanya itu. Walaupun Tuhan berpakaian
kebesaran, namun Ia merendahkan diri untuk memperhatikan
dunia bawah ini dan mengurus permasalahan-permasalahan-
nya. Jika Ia menegakkan dunia, terlebih lagi Ia akan menegak-
kan jemaat-Nya, sehingga ia tidak dapat digoncangkan.
III. Ia bertakhta sejak dari kekekalan (ay. 2): Takhta-Mu tegak sejak
dahulu kala.
1. Hak Tuhan untuk memerintah dunia didasarkan pada pencipta-
an-Nya atas dunia. Dia yang mengadakannya, tidak diragukan
lagi, dapat memberi hukum padanya, dan dengan demi-
kian hak-Nya untuk memerintah dunia tidak dapat diganggu
gugat: Takhta-Mu tegak. Takhta-Nya itu sudah merupakan hak
mutlak. Dan takhta itu sudah lama berdiri tegak: ia tegak se-
jak dahulu kala, sejak permulaan waktu, sebelum ditegakkan-
nya segala pemerintahan, kekuatan, dan kekuasaan apa pun,
dan ia akan terus berlanjut saat semua pemerintahan, ke-
kuatan, dan kekuasaan lain akan dibinasakan (1Kor. 15:24).
2. Segala pengaturan pemerintahan-Nya ditetapkan dalam kepu-
tusan kehendak-Nya yang kekal sebelum segala dunia dijadi-
kan. Sebab, Ia melakukan semuanya sesuai dengan maksud
yang dirancang-Nya dalam diri-Nya sendiri. Kereta-kereta Pe-
meliharaan ilahi turun dari antara gunung-gunung tembaga,
dari titah-titah yang sudah tetap seperti gunung-gunung abadi
(Za. 6:1): Dari kekal Engkau ada, dan oleh sebab itu takhta-Mu
tegak sejak dahulu kala. sebab Tuhan sendiri sudah ada sejak
dari kekekalan, maka demikian pula dengan takhta-Nya dan
segala ketentuan-ketentuannya. Sebab, dalam pikiran kekal
tidak bisa ada yang lain selain pemikiran-pemikiran kekal.
IV. Ia bertakhta dengan penuh kemenangan (ay. 3-4). Kita mendapati
di sini,
1. Ancaman badai yang dianggap ada: Sungai-sungai telah meng-
angkat, ya TUHAN! (kepada Tuhan sendirilah keluhan ini disam-
paikan) sungai-sungai telah mengangkat suaranya, yang ber-
bicara tentang kengerian. Bukan itu saja, sungai-sungai itu
telah mengangkat bunyi hempasannya, yang berbicara tentang
bahaya nyata. Perkataan ini merujuk pada laut yang bergelora,
yang dengannya orang-orang fasik dibandingkan (Yes. 57:20).
Bangsa-bangsa rusuh (2:1) dan berencana menghancurkan je-
maat, menerjangnya seperti air bah, menenggelamkannya se-
perti kapal di tengah-tengah laut. Jemaat dikatakan dilanggar
angin badai (Yes. 54:11), dan banjir-banjir jahanam membuat
orang-orang kudus takut (18:5, KJV). Kita bisa menerapkannya
pada gejolak-gejolak yang adakalanya bergemuruh di dalam
dada kita sendiri, sebab hasrat-hasrat dan ketakutan-keta-
kutan yang melanda, yang membuat jiwa kita menjadi kacau,
dan siap merobohkan segala anugerah dan penghiburannya.
namun , jika Tuhan bertakhta di dalamnya, bahkan angin dan
danau pun akan taat kepada-Nya.
2. Sebuah jangkar yang tak tergoyahkan dilemparkan di dalam
badai ini (ay. 4): Tuhan sendiri lebih hebat. Biarlah hal ini me-
neguhkan pikiran kita,
(1) Bahwa Tuhan ada di tempat tinggi, mengatasi sungai-sungai
itu, yang menandakan keamanan-Nya (mereka tidak dapat
menjangkau-Nya, 29:10) dan kedaulatan-Nya. Mereka di-
atur oleh-Nya, mereka dikalahkan, dan jika memberon-
tak, mereka akan ditaklukkan (Kel. 18:11).
(2) Bahwa Ia lebih hebat, berbuat lebih banyak keajaiban dari-
pada suara air yang besar. Air itu tidak bisa mengganggu
peristirahatan atau pemerintahan-Nya. Air itu tidak bisa
mengacaukan rancangan-rancangan dan tujuan-tujuan-
Nya. Lihatlah , kekuatan musuh-musuh jemaat hanyalah
seperti suara air yang besar. Suaranya saja yang besar,
namun isinya kosong. Firaun, raja Mesir, hanyalah tukang
ribut (Yer. 46:17). Sahabat-sahabat jemaat biasanya lebih
sering merasa takut dibandingkan benar-benar disakiti. Tuhan
lebih hebat dibandingkan suara ribut ini. Ia hebat untuk men-
jaga kepentingan-kepentingan umat-Nya agar tidak dihan-
curkan oleh air yang besar ini dan menjaga roh umat-Nya
agar tidak ketakutan mendengar suara ributnya. jika
berkenan, Ia sanggup memerintahkan damai kepada je-
maat (65:8), damai sejahtera di dalam jiwa (Yes. 26:3). Per-
hatikanlah, kedaulatan yang tak terbatas dan kuasa yang
tak terbendung dari Yahweh yang agung sangatlah membe-
sarkan hati umat Tuhan , saat mereka menghadapi segala
keributan dan huru-hara di dunia ini (46:2-3).
V. Ia bertakhta dalam kebenaran dan kekudusan (ay. 5).
1. Segala janji-Nya setia dan tidak dapat dilanggar: Peraturan-Mu
sangat teguh. Seperti halnya Tuhan sanggup melindungi jemaat-
Nya, demikian pula Ia setia pada janji-janji yang telah dibuat-
Nya tentang keamanan dan kemenangan bagi jemaat-Nya itu.
Firman-Nya terlaksana, dan semua orang kudus dapat meng-
andalkannya. Apa pun yang dinubuatkan mengenai Kerajaan
Mesias pasti akan digenapi pada waktunya. Peraturan atau
kesaksian-kesaksian yang di atasnya iman dan pengharapan
orang-orang kudus Perjanjian Lama dibangun itu sangatlah
teguh, dan tidak akan mengecewakan mereka.
2. Semua umat-Nya harus sungguh-sungguh murni: bait-Mu la-
yak kudus, ya TUHAN, untuk sepanjang masa. Jemaat Tuhan
yaitu bait-Nya. Bait itu yaitu bait kudus, dibersihkan dari
dosa, ditahbiskan oleh Tuhan , dan digunakan untuk melayani-
Nya. Kekudusannya merupakan keindahannya (tidak ada hal
lain yang lebih baik bagi orang-orang kudus dibandingkan keseru-
paan dengan citra Tuhan dan pengabdian sepenuhnya pada
kehormatan-Nya), dan kekudusan juga merupakan kekuatan
dan keamanan dari jemaat. Kekudusan rumah Tuhan -lah yang
melindunginya dari air besar dan suara ributnya. Di mana ada
kemurnian, di situ ada damai. Gaya hidup berubah-ubah, dan
apa yang berlaku pada suatu waktu tidak akan berlaku pada
waktu lain. namun , kekudusan akan selalu layak bagi bait
Tuhan dan keluarga-Nya, dan bagi mereka yang menjadi bagian
dari bait dan keluarga-Nya itu. Kekudusan itu senantiasa baik.
Tidak ada lagi yang begitu jijik bagi orang-orang yang menyem-
bah Tuhan yang kudus selain ketidakkudusan.
PASAL 94
azmur ini ditulis saat jemaat Tuhan sedang terimpit kesesakan,
tertindas dan dianiaya. Mazmur ini merupakan sebuah seruan
kepada Tuhan , sebagai Hakim langit dan bumi, dan sebuah permo-
honan kepada-Nya, untuk tampil bagi umat-Nya melawan musuh-mu-
suh-Nya dan musuh-musuh mereka. Dua hal dibicarakan mazmur ini:
I. Penghukuman dan kengerian bagi orang-orang yang meng-
aniaya (ay. 1-11), dengan menunjukkan kepada mereka ba-
haya serta kebodohan mereka, dan dengan membantah me-
reka.
II. Penghiburan dan damai bagi yang teraniaya (ay. 12-23), de-
ngan meyakinkan mereka, baik dengan janji Tuhan maupun
dengan pengalaman si pemazmur sendiri, bahwa kesukaran
mereka akan berakhir dengan baik, dan Tuhan , pada waktu-
nya, akan tampil membawa sukacita bagi mereka dan men-
datangkan kegalauan di antara orang-orang yang menantang
mereka.
Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus menatap tegak kecong-
kakan para penindas dengan kebencian yang kudus, dan juga meman-
dang air mata orang-orang yang tertindas dengan belas kasihan yang
kudus. Namun, pada saat yang sama, kita harus menengadah pada
Sang Hakim yang benar dengan kepuasan penuh, dan memandang ke
depan, pada kesudahan dari semua ini, dengan harapan yang meng-
hibur hati.
Seruan kepada Tuhan Melawan Para Penganiaya;
Kebodohan Orang-orang yang Tidak Percaya
kepada Tuhan dan Para Penindas
(94:1-11)
1 Ya Tuhan pembalas, ya TUHAN, ya Tuhan pembalas, tampillah! 2 Bangunlah,
ya Hakim bumi, balaslah kepada orang-orang congkak apa yang mereka
lakukan! 3 Berapa lama lagi orang-orang fasik, ya TUHAN, berapa lama lagi
orang-orang fasik beria-ria? 4 Mereka memuntahkan kata-kata yang kurang
ajar dan semua orang yang melakukan kejahatan itu menyombong. 5 Umat-
Mu, ya TUHAN, mereka remukkan, dan milik-Mu sendiri mereka tindas; 6
janda dan orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bu-
nuh; 7 dan mereka berkata: “TUHAN tidak melihatnya, dan Tuhan Yakub tidak
mengindahkannya.” 8 Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat!
Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu? 9 Dia yang me-
nanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata,
masakan tidak memandang? 10 Dia yang menghajar bangsa-bangsa, masakan
tidak akan menghukum? Dia yang mengajarkan pengetahuan kepada manu-
sia? 11 TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya se-
muanya sia-sia belaka.
Dalam perikop di atas kita mendapati,
I. Seruan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan melawan para pe-
nindas umat-Nya yang kejam (ay. 1-2). Seruan ini berbicara ten-
tang kengerian yang begitu menyerang mereka sehingga doa-doa
umat Tuhan dipanjatkan menghadapi para penindas itu. Mereka
berseru kepada-Nya siang dan malam meminta Dia membalas
musuh-musuh mereka. Bukankah Dia akan menghukum musuh-
musuh mereka dengan segera? (Luk. 18:3, 7).
Lihatlah di sini:
1. Gelar-gelar yang mereka berikan kepada Tuhan untuk mene-
guhkan iman mereka dalam seruan ini: Ya Tuhan pembalas;
dan Engkau ya Hakim bumi. Kita boleh berseru kepada-Nya
dengan berani, sebab,
(1) Dia yaitu Hakim, Hakim agung, satu-satunya Hakim,
yang menghakimi setiap orang. Dia yang memberi hu-
kum juga memberi penghakiman kepada setiap orang
sesuai dengan perbuatannya, sesuai dengan peraturan hu-
kum itu. Ia telah mempersiapkan takhta-Nya untuk mem-
berikan penghakiman. Ia memang telah menunjuk hakim-
hakim di bawah-Nya untuk membalaskan murka-Nya (Rm.
13:4), namun Dia sendirilah Sang Pembalas Agung, yang ke-
pada-Nya bahkan hakim-hakim sendiri bertanggung jawab.
Takhta-Nya yaitu tempat perlindungan terakhir (tempat
pengaduan terakhir, menurut istilah hukumnya) bagi keti-
dakbersalahan yang tertindas. Dia Hakim atas segalanya,
bukan atas kota dan bangsa ini saja, namun juga Hakim
bumi, seluruh bumi: tidak ada yang luput dari wilayah per-
adilan-Nya. Penghakiman-Nya tidak dapat digugat di peng-
adilan mana pun sebagaimana pengadilan yang coram non
judice – di hadapan hakim yang tidak sah.
(2) Dia adil. Seperti halnya Dia mempunyai wewenang untuk
membalaskan kesalahan, demikian pula membalaskan ke-
salahan sudah menjadi sifat, hak milik, dan kehormatan-
Nya. Hal ini juga tersirat dalam gelar yang diberikan di sini
kepada-Nya dan yang diulangi dengan penekanan sedemi-
kian rupa, Ya Tuhan pembalas, ya TUHAN, ya Tuhan pem-
balas, yang tidak akan membiarkan keperkasaan selalu
menang atas kebenaran. Inilah alasannya mengapa kita
tidak boleh melakukan balas dendam itu sendiri, sebab
Tuhan sudah berkata, Pembalasan itu yaitu hak-Ku. Sung-
guh keterlaluan jika kita mencoba merampas hak istimewa-
Nya dan menaiki takhta-Nya (Rm. 12:19). Biarlah ini men-
jadi peringatan bagi mereka yang berbuat salah, entah de-
ngan tangan tertutup, supaya tidak diketahui, atau dengan
tangan terangkat, supaya tidak dikendalikan, bahwa ada
Tuhan Sang Pembalas, yang pasti akan menuntut pertang-
gungjawaban dari mereka. Juga, biarlah ini mendorong
orang-orang yang menderita dengan tidak adil agar mereka
menanggungnya dengan diam, sambil menyerahkan diri
kepada Dia yang menghakimi dengan benar.
2. Apa yang umat mint