mazmur 51-100 8


 lam peperangan dan bersenang-senang dalam perselisihan, 

Kitab Mazmur 68:23-32 

 971 

biarlah mereka tahu dengan pasti bahwa, cepat atau lambat, 

mereka akan mengalami bagian mereka dari semuanya itu 

(Yes. 33:1; Why. 13:10).  

2.  Sebagian yang lain akan menyerah dengan sukarela (ay. 30-

32): Demi bait-Mu di Yerusalem (ini dikatakan Daud dengan 

iman, sebab Bait Tuhan   di Yerusalem belum dibangun pada 

masanya, hanya bahan-bahan dan modelnya saja dipersiap-

kan) raja-raja menyampaikan persembahan kepada-Mu. Per-

sembahan-persembahan yang mahal akan dibawa, yaitu per-

sembahan-persembahan yang pantas untuk dibawa oleh raja-

raja. Bahkan raja-raja itu sendiri, yang dengan agung melam-

bangkan segala seluk-beluk kehormatan dan hak istimewa, 

akan berusaha mendapatkan perkenanan Kristus dengan mem-

bayar harga mahal. Di dalam Bait Tuhan   ada  keindahan 

dan keuntungan dalam melayani Tuhan   dan dalam bersekutu 

dengan-Nya, dan di dalam Injil Kristus yang muncul dari 

Yerusalem. Semuanya ini cukup untuk mengundang raja-raja 

sendiri untuk memberi  persembahan-persembahan mereka 

kepada Tuhan  , untuk mempersembahkan diri mereka sendiri 

kepada-Nya sebagai persembahan-persembahan yang hidup, 

dan untuk menjalankan semua itu sendiri dengan sebaik-

baiknya. Ia menyebutkan Mesir dan Etiopia, dua negara yang 

darinya orang tidak menyangka bahwa akan datang mereka 

yang mau tunduk dan memohon (ay. 32): Dari Mesir orang 

membawa barang-barang tembaga (KJV: Raja-raja akan datang 

dari Mesir – pen.), sebagai duta-duta untuk mencari perkenan-

an Tuhan   dan berserah kepada-Nya. Dan mereka akan diterima, 

sebab Tuhan semesta alam akan memberkati mereka  sebab -

nya, dengan berfirman: “Diberkatilah Mesir, umat-Ku” (Yes. 

19:25). Bahkan Etiopia, yang telah merentangkan tangannya 

melawan Israel kepunyaan Tuhan   (2Taw. 14:9), kini akan meng-

ulurkan tangannya kepada Tuhan  , di dalam doa, di dalam per-

sembahan-persembahan, untuk berpegangan kepada-Nya, dan 

mereka bersegera dalam melakukannya. Segeralah berdamai 

dengan lawanmu. Sebagian dari segala bangsa akan dikum-

pulkan kepada Kristus dan diakui oleh-Nya. 


 972

Pujian bagi Tuhan   atas Pemerintahan-Nya yang Berdaulat 

(68:33-36) 

33 Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Tuhan  , bermazmurlah bagi 

Tuhan; S e l a 34 bagi Dia yang berkendaraan melintasi langit purbakala. 

Perhatikanlah, Ia memperdengarkan suara-Nya, suara-Nya yang dahsyat! 35 

Akuilah kekuasaan Tuhan  ; kemegahan-Nya ada di atas Israel, kekuasaan-Nya 

di dalam awan-awan. 36 Tuhan   yaitu  dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya; 

Tuhan   Israel, Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya. 

Terpujilah Tuhan  . 

Sang pemazmur, sesudah  berdoa dan bernubuat tentang pertobatan 

bangsa-bangsa bukan-Yahudi, di sini mengundang mereka untuk 

datang dan bergabung bersama orang-orang Israel yang saleh untuk 

memuji Tuhan  . Ini menunjukkan bahwa masuknya mereka ke dalam 

jemaat akan menjadi pokok sukacita dan pujian bagi orang-orang 

Israel (ay. 33): Kiranya kerajaan-kerajaan bumi menyanyi bagi Tuhan  , 

dan bermazmur bagi Tuhan. Mereka semua harus melakukannya, 

dan, jika  semua kerajaan telah menjadi kerajaan kepunyaan 

Tuhan dan Dia yang diurapi-Nya, mereka pasti akan melakukannya. 

Di sini Tuhan   diketengahkan kepada mereka sebagai pokok pujian 

yang selayaknya  sebab  beberapa alasan:  

I.  sebab  pemerintahan-Nya yang agung dan berdaulat: Dia berken-

daraan melintasi langit purbakala (ay. 34), bandingkan dengan 

ayat 5. Sejak semula, bahkan, sejak sebelum segala waktu, Ia te-

lah menyiapkan takhta-Nya. Ia duduk di lingkaran langit, meng-

atur segala pergerakan benda-benda langit. Dan dari langit yang 

tertinggi, yang merupakan tempat kediaman kemuliaan-Nya, Ia 

menyebarkan pengaruh-pengaruh kuasa dan kebaikan-Nya ke-

pada dunia di bawah ini.  

II.  sebab  semarak-Nya yang menakjubkan dan dahsyat: Ia memper-

dengarkan suara-Nya, suara-Nya yang dahsyat! Ini mungkin me-

rujuk entah secara umum pada guntur, yang disebut suara Tuhan 

dan dikatakan penuh kekuatan dan penuh semarak (29:3-4), atau 

secara khusus pada guntur yang di dalamnya Tuhan   berbicara 

kepada Israel di Gunung Sinai.   

III.  sebab  kuasa-Nya yang perkasa: Akuilah kekuasaan Tuhan   (ay. 

35). Akuilah Dia sebagai Tuhan   yang kuasa-Nya tidak dapat dilawan, 

sehingga bodohlah kita jika berperang melawan-Nya, dan bijaklah

Kitab Mazmur 68:33-36 

 973 

 kita jika berserah kepada-Nya. Akuilah bahwa Dia mempunyai 

kuasa yang cukup untuk melindungi rakyat-Nya yang setia mau-

pun untuk menghancurkan seteru-seteru-Nya yang keras kepala. 

Jadi, berilah Dia kemuliaan untuk segala bukti pernyataan dari 

kemahakuasaan-Nya. Engkaulah yang empunya kerajaan dan 

kuasa, dan  sebab  itu Engkau pula yang empunya kemuliaan. Kita 

harus mengakui kuasa-Nya,  

1. Di dalam kerajaan anugerah: Kemegahan-Nya ada di atas 

Israel. Ia menunjukkan kepedulian-Nya yang berdaulat dalam 

melindungi dan memerintah jemaat-Nya. Itulah kemegahan 

kuasa-Nya, yang dikerahkan demi kebaikan umat-Nya.  

2. Di dalam kerajaan pemeliharaan-Nya: Kekuasaan-Nya ada di 

dalam awan-awan, yang darinya terdengarlah guntur kekua-

saan-Nya, hujan lebat dan hujan deras yang menunjukkan 

kekuatan-Nya. Meskipun kekuasaan Tuhan   ada di awan-awan, 

Ia berkenan turun untuk mengumpulkan Israel kepunyaan-

Nya di bawah naungan sayap-Nya (Ul. 33:26). 

IV.  sebab  kemuliaan tempat kudus-Nya dan keajaiban-keajaiban 

yang dikerjakan di sana (ay. 36): Tuhan   yaitu  dahsyat dari dalam 

tempat kudus-Nya. Tuhan   harus dikagumi dan dipuja dengan rasa 

hormat dan rasa takut yang kudus oleh semua orang yang mela-

yani-Nya di tempat kudus-Nya, yang menerima sabda-sabda-Nya, 

yang memperhatikan segala pekerjaan-Nya sesuai dengan sabda-

sabda itu, dan yang memberi  penghormatan kepada-Nya. Ia 

memperlihatkan dari tempat kudus-Nya dengan mengumandang-

kan secara lantang bahwa Ia akan dikuduskan dalam diri orang-

orang yang datang mendekat kepada-Nya. Dari sorga, tempat 

kudus-Nya di atas, Dia sungguh menunjukkan, dan akan menun-

jukkan, diri-Nya sebagai Tuhan   yang dahsyat. Dan tidak ada sifat 

Tuhan   mana pun yang lebih menakutkan bagi orang-orang berdosa 

selain kekudusan-Nya. 

V.   sebab  anugerah yang dicurahkan kepada umat-Nya: Tuhan   Israel, 

Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya, 

yang tidak dapat diberikan oleh ilah-ilah bangsa-bangsa lain, yang 

hanyalah kesia-siaan dan dusta belaka, kepada para penyembah 

mereka. Bagaimana mungkin ilah-ilah itu dapat menolong orang-

orang yang menyembah mereka kalau mereka tidak dapat meno-


 974

long diri mereka sendiri? Segala kekuatan Israel melawan musuh-

musuh mereka berasal dari Tuhan  . Mereka mengakui bahwa mere-

ka tidak mempunyai kekuatan sendiri (2Taw. 20:12). Dan segenap 

kemampuan kita untuk melaksanakan pekerjaan dan kesejah-

teraan rohani kita berasal dari anugerah Tuhan  . Melalui Kristus 

yang menguatkan kitalah kita dapat melakukan segala perkara, 

dan bukan sebaliknya. Oleh sebab itu, Dia harus mendapat ke-

muliaan atas segala hal yang kita perbuat (115:1). Dengan rendah 

hati kita harus bersyukur kepada-Nya  sebab  Dia memampukan 

kita untuk melakukan semuanya itu, dan  sebab  Dia memampu-

kan kita untuk menerima pekerjaan tangan-Nya sendiri di dalam 

diri kita. Jika Tuhan   Israel yang mengerahkan kekuatan dan 

kekuasaan kepada umat-Nya, maka sudah selayaknyalah bagi 

umat-Nya untuk berkata, Terpujilah Tuhan  ! Jika semuanya berasal 

dari Dia, maka biarlah semuanya hanya bagi Dia.  

PASAL  69  

aud menulis mazmur ini saat  dia sedang menderita, dan da-

lam penderitaannya itu, 

I. Dia mengeluh tentang kesusahan dan kesulitan besar yang se-

dang dialaminya, dan memohon dengan sungguh-sungguh ke-

pada Tuhan   untuk membebaskan dan menolongnya (ay. 2-22). 

II. Dia meminta supaya penghakiman Tuhan   menimpa orang-

orang yang menganiaya dia (ay. 23-30). 

III. Dia mengakhiri keluhan dan permohonannya itu dengan sua-

ra sukacita dan pujian, dengan keyakinan bahwa Tuhan   akan 

menolong dan melepaskan dia, dan akan mengerjakan ke-

baikan bagi jemaat-Nya (ay. 31-37). 

Nah, dalam mazmur ini Daud yaitu  bayangan Kristus yang akan 

datang. Berbagai bagian dalam mazmur ini berlaku pada diri Kristus 

dalam Perjanjian Baru dan dikatakan digenapi di dalam Dia (ay. 5, 

10, 22), sedangkan ayat 23 merujuk kepada musuh-musuh Kristus. 

Seperti Mazmur 22, mazmur ini dimulai dengan perendahan diri 

Kristus dan berakhir dengan pemuliaan-Nya. Salah satu bagian dari 

pemuliaan-Nya yaitu  kehancuran bangsa Yahudi  sebab  mengania-

ya Dia, yang dinubuatkan melalui kutukan-kutukan di sini. Dalam 

menyanyikan mazmur ini kita harus mengarahkan pandangan kita 

kepada penderitaan Kristus, dan kemuliaan yang menyusulnya, tan-

pa melupakan penderitaan orang-orang Kristen juga, dan kemuliaan 

yang akan menyusulnya. Sebab, mazmur ini menuntun kita untuk 

berpikir tentang kehancuran yang disediakan bagi para penganiaya 

dan ketenangan yang disediakan bagi orang-orang yang teraniaya. 


 976

Keluhan dan Permohonan 

(69:1-13)

1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari Daud. 2 Sela-

matkanlah aku, ya Tuhan  , sebab air telah naik sampai ke leherku! 3 Aku teng-

gelam ke dalam rawa yang dalam, tidak ada tempat bertumpu; aku telah 

terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan aku. 4 Lesu 

aku  sebab  berseru-seru, kerongkonganku kering; mataku nyeri  sebab  

mengharapkan Tuhan  ku. 5 Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan le-

bih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang-orang 

yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku di-

paksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas. 6 Ya Tuhan  , Engkau 

mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-

Mu. 7 Janganlah mendapat malu oleh  sebab  aku orang-orang yang menanti-

kan Engkau, ya Tuhan, Tuhan   semesta alam! Janganlah kena noda oleh 

 sebab  aku orang-orang yang mencari Engkau, ya Tuhan   Israel! 8 Sebab oleh 

 sebab  Engkaulah aku menanggung cela, noda meliputi mukaku. 9 Aku telah 

menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, orang asing bagi anak-anak ibu-

ku; 10 sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata 

yang mencela Engkau telah menimpa aku. 11 Aku meremukkan diriku de-

ngan berpuasa, namun  itu pun menjadi cela bagiku; 12 aku membuat kain ka-

bung menjadi pakaianku, aku menjadi sindiran bagi mereka. 13 Aku menjadi 

buah bibir orang-orang yang duduk di pintu gerbang, dengan kecapi pemi-

num-peminum menyanyi tentang aku. 

Dalam ayat-ayat ini Daud mengeluh tentang kesulitan-kesulitannya. 

Keluhan-keluhannya itu bercampur dengan permohonan untuk men-

dapat pertolongan. 

I. Keluhan-keluhannya sangat menyedihkan, dan dia mencurahkan-

nya di hadapan Tuhan  , yang diharapkannya akan membebaskan 

dia dari beban berat yang menindihnya. 

1. Dia mengeluh betapa kesulitan-kesulitan itu menekan jiwanya 

dalam-dalam (ay. 2-3): “Air penderitaan, air yang pahit itu, te-

lah naik sampai ke leherku, bukan hanya mengancam hidup-

ku, namun  juga menggelisahkan pikiranku. Air penderitaan itu 

mengisi benakku dengan rasa gelisah yang tak keruan, dan 

mengisi hatiku dengan kesedihan yang menyesakkan, sehing-

ga aku tidak dapat menikmati Tuhan   dan diriku sendiri seperti 

biasanya.” Kita akan mampu bertahan dalam kesulitan-kesu-

litan jika dapat menjauhkannya dari hati kita. Akan namun , jika 

kesulitan-kesulitan itu sampai membuat kita kehilangan se-

mangat kita sendiri, maka keadaan kita benar-benar buruk. 

Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, 

namun  apa yang dapat kita lakukan dengan semangat yang 

patah? Demikianlah keadaan Daud di sini. Pemikiran-pemikir-

Kitab Mazmur 69:1-13 

 977 

annya mencari sesuatu yang dapat dipercayai, yang menopang 

pengharapannya, namun  dia tidak menemukan satu pun: dia 

tenggelam ke dalam rawa yang dalam, tiada tempat bertumpu, 

tidak ada tempat pijakan yang kokoh. Pertimbangan-pertim-

bangan yang biasanya mendukung dan memberi dorongan ke-

padanya sekarang tidak bisa membantu dia atau tidak berdaya, 

dan dia sudah hampir menyerah untuk mati. Dia mencari 

sesuatu untuk menghibur dirinya, namun  justru mendapati diri-

nya di air yang dalam yang menghanyutkan dia, membenam-

kan dia. Dia seperti orang yang tenggelam dan terbenam dalam 

suatu kebingungan dan ketakutan yang melumpuhkan. Ini 

menunjukkan penderitaan jiwa Kristus, dan kesusahan batin 

yang dialami-Nya saat  Dia berkata, “Sekarang jiwa-Ku ter-

haru, dan Hati-Ku sangat sedih.” Ini  sebab  jiwa-Nyalah yang 

Dia jadikan persembahan untuk dosa. Dan ini mengajar kita 

untuk menyerahkan pemeliharaan jiwa kita kepada Tuhan   ke-

tika berada dalam penderitaan, supaya kita jangan disusahkan 

oleh ketidakpuasan ataupun tenggelam dalam keputusasaan. 

2. Dia mengeluh tentang lamanya penderitaannya itu berlang-

sung (ay. 4): Lesu aku  sebab  berseru-seru. Walaupun dia tidak 

dapat mempertahankan kepalanya di atas permukaan air, 

namun dia berseru-seru kepada Tuhan  nya, dan semakin dia 

melihat kematian semakin dia berdoa meminta hidup. Namun 

dia tidak segera mendapatkan jawaban yang memberi keda-

maian. Dia juga tidak mendapatkan banyak dukungan dan 

penghiburan dalam doa yang biasa dirasakan umat Tuhan  . Ka-

rena itulah dia hampir lelah berseru-seru, suaranya semakin 

parau, dan kerongkongannya kering sampai tidak dapat ber-

seru lagi. Dia pun tidak mendapatkan kepuasan yang biasa 

dia dapatkan dari mempercayai, mengharapkan, dan menanti-

kan pertolongan: Mataku nyeri  sebab  mengharapkan Tuhan  ku. 

Matanya serasa terlepas  sebab  terus memandang, menanti-

nantikan pertolongan. Namun permohonannya kepada Tuhan   

ini menandakan bahwa dia telah memutuskan untuk tidak 

menyerah untuk terus percaya dan berdoa. Kerongkongannya 

kering, namun hatinya tidak. Matanya nyeri, namun imannya 

tidak gagal. Demikian pula Tuhan kita Yesus, di atas kayu 

salib, berteriak, “Mengapa Engkau meninggalkan Aku?” namun 


 978

pada saat yang sama tetap mempertahankan hubungan-Nya 

dengan Dia: “Tuhan  -Ku, Tuhan  -Ku.” 

3. Dia mengeluh tentang kebencian musuh-musuhnya dan ba-

nyaknya jumlah mereka, juga ketidakadilan dan kekejaman 

mereka, serta kesukaran yang mereka timbulkan kepadanya 

(ay. 5). Mereka membenci dia dan hendak menghancurkan dia. 

Memang kebencian biasanya bertujuan menghancurkan orang 

yang dibenci. namun , apa kesalahannya, apa dosanya, panas 

hati apa yang dia timbulkan dalam hati mereka, sampai mere-

ka begitu dengki terhadap dia? Tidak ada sama sekali: “Orang-

orang yang membenci aku tanpa alasan, aku tidak pernah 

menyakiti mereka sedikit pun, sehingga mereka pantas mem-

bebaniku dengan niat jahat seperti itu.” Juruselamat kita meng-

gunakan ungkapan ini untuk diri-Nya sendiri (Yoh. 15:25): Me-

reka membenci Aku tanpa alasan. Kita cenderung menggunakan 

ungkapan seperti ini untuk membenarkan perasaan kita terha-

dap orang-orang yang membenci kita, bahwa kita tidak pernah 

melakukan sesuatu yang membuat mereka sampai membenci 

kita. Namun, ungkapan ini sebenarnya bukan untuk maksud 

seperti itu, namun  lebih merupakan pernyataan mengapa kita 

harus menanggung penderitaan dengan sabar,  sebab  dengan 

demikian kita menderita seperti Kristus, dan boleh berharap 

bahwa Tuhan   akan memberi kita ganti rugi. “Mereka memusuhi 

aku tanpa sebab,  sebab  aku tidak memusuhi mereka.” Di 

dunia di mana ketidakadilan begitu berkuasa, janganlah kita 

heran jika bertemu dengan orang-orang yang memusuhi kita 

tanpa sebab. Marilah kita berhati-hati supaya sekali-kali tidak 

melakukan kesalahan, supaya dengan demikian jika menda-

patkan perlakuan yang salah, kita lebih mampu menanggung-

nya. Musuh-musuh ini jangan dianggap remeh,  sebab  mereka 

sangat hebat, yaitu dalam hal jumlah mereka. Mereka lebih 

banyak dari pada rambut di kepalaku (musuh-musuh Kristus 

pun banyak, dan orang-orang yang datang untuk menangkap 

Dia sangat banyak, betapa bertambah banyaknya mereka yang 

menyusahkan Dia! Selain itu, musuh-musuh itu juga sangat 

hebat  sebab  kekuatan mereka. Mereka terlalu besar dalam 

hal kekuasaan dan kekuatan. Kita lemah, sedangkan musuh 

kita kuat,  sebab  perjuangan kita melawan pemerintah-peme-

rintah, melawan penguasa-penguasa. Aku dipaksa mengembali-

Kitab Mazmur 69:1-13 

 979 

kan apa yang tidak kurampas. Jika ini diterapkan pada Daud, 

ini yaitu  sesuatu yang dipaksakan musuh-musuhnya kepa-

danya (mereka membuat dia menderita  sebab  pelanggaran 

yang tidak pernah dilakukannya). Dia setuju saja untuk men-

derita, supaya dengan demikian, jika mungkin, dia dapat me-

redakan kemarahan mereka dan memperdamaikan mereka 

dengan dirinya. Dia bisa saja menuntut berdasar  hukum 

keadilan dan kehormatan. Hukum keadilan tidak menuntut 

kita mengembalikan apa yang tidak kita rampas, sedangkan 

hukum kehormatan biasa dianggap melarang tindakan itu, 

 sebab  merugikan diri kita sendiri baik dari segi materi mau-

pun nama baik. Namun, kadang-kadang keadaannya bisa saja 

menjadi sedemikian rupa sehingga menjadi kewajiban kita 

untuk tidak menuntut hak kita itu. Paulus yang terberkati, 

walaupun bebas terhadap semua orang, namun menjadikan 

dirinya hamba semua orang, demi kemuliaan Kristus dan 

pembangunan jemaat. namun , jika diterapkan pada Kristus, 

jelaslah bahwa hal ini menggambarkan ganti rugi yang Dia 

lakukan kepada Tuhan   untuk menebus dosa kita dengan darah-

Nya: Dia dipaksa mengembalikan apa yang tidak Dia rampas. 

Dia menjalani hukuman yang seharusnya ditanggung oleh 

kita, Dia membayar utang kita, menderita  sebab  kejahatan 

kita. Kemuliaan Tuhan  , dalam beberapa hal, dirampas oleh dosa 

manusia. Kemuliaan, damai sejahtera, dan kebahagiaan ma-

nusia dirampas. Bukan Dia yang merampasnya, namun berkat 

jasa kematian-Nya Dia telah memulihkannya. 

4. Daud mengeluh tentang kejahatan teman-teman dan sanak-

saudaranya. Kepedihan ini sungguh menusuk hati yang tulus 

sedalam-dalamnya (ay. 9): “Aku telah menjadi orang luar bagi 

saudara-saudaraku. Mereka berlaku sebagai orang asing ter-

hadapku dan memperlakukan aku sebagai orang asing. Me-

reka malu berbicara denganku dan malu untuk mengakui 

aku.” Ini digenapi pada Kristus, yang saudara-saudara-Nya sen-

diri pun tidak percaya kepada-Nya (Yoh. 7:5). Ia datang kepada 

milik kepunyaan-Nya, namun  orang-orang kepunyaan-Nya itu 

tidak menerima-Nya (Yoh. 1:11). Dia ditinggalkan oleh murid-

murid-Nya, padahal sebelumnya Dia bebas bergaul dengan 

mereka, seakan-akan mereka itu saudara-saudara-Nya. 


 980

5. Dia mengeluh tentang penghinaan yang diberikan kepadanya, 

dan celaan yang terus-menerus membebaninya. Keluhannya 

ini terutama menunjuk kepada Kristus, yang untuk kebaikan 

kita telah menerima penghinaan terbesar dan mengosongkan 

diri-Nya sendiri.  sebab  kita telah menodai kemuliaan Tuhan   

dengan dosa, Kristus telah menjadikan diri-Nya tebusan, bu-

kan hanya dengan melepaskan diri-Nya sendiri dari kemuliaan 

yang pantas dimiliki oleh Tuhan   yang menjadi manusia, melain-

kan juga mau menerima penghinaan yang serendah-rendah-

nya yang dapat dilakukan terhadap seorang manusia. Dua hal 

di sini yang Daud perhatikan sebagai hal-hal yang memperbu-

ruk penghinaan terhadapnya: 

(1) Alasan dan isi celaan ini  (ay. 11-12). Mereka meng-

ejek dia  sebab  dia merendahkan dirinya dan memuliakan 

Tuhan  . saat  manusia meninggikan dirinya sendiri dalam 

kebanggaan dan keagungan yang sia-sia, mereka layak di-

tertawakan  sebab  kebodohan mereka itu. namun  Daud 

telah meremukkan dirinya dan membuat kain kabung 

menjadi pakaiannya, dan saat  dia sedang merendahkan 

dirinya, mereka mengambil kesempatan untuk menginjak-

injak dia. saat  manusia menghina Tuhan  , maka perbuatan 

mereka itu hanya akan menjadi penghinaan bagi diri mere-

ka sendiri. Namun, Daud sepenuhnya berbakti kepada 

Tuhan   dan menunjukkan rasa hormatnya kepada Dia, mere-

mukkan dirinya dengan berpuasa dan membuat kain ka-

bung menjadi pakaiannya, seperti yang dahulu dilakukan 

orang yang bertobat untuk merendahkan dirinya. namun  

mereka tidak memuji ibadahnya itu dan menjadikannya se-

bagai sebuah teladan perbuatan saleh yang bagus. Sebalik-

nya, dengan berbagai cara mereka berusaha mematahkan 

semangat Daud dan mencegah orang lain mengikuti tela-

dannya itu, sehingga itu pun menjadi cela baginya. Mereka 

menertawakan dia sebagai orang bodoh  sebab  mematikan 

raganya seperti itu, bahkan dia menjadi sindiran bagi me-

reka  sebab  hal itu. Mereka sering menjadikan dia sasaran 

olok-olok mereka. Janganlah kita menganggapnya aneh 

jika orang mencemooh kita  sebab  melakukan perbuatan 

yang baik, yang dengannya kita pantas berharap bahwa 

Tuhan   berkenan kepada kita. Tuhan kita Yesus hampir 

Kitab Mazmur 69:1-13 

 981 

dilempari batu  sebab  pekerjaan-pekerjaan baik-Nya (Yoh. 

10:32), dan saat  Dia berseru, “Eli, Eli – Tuhan  -Ku, Tuhan  -

Ku,” Dia dicemooh, seakan-akan Dia memanggil Elia. 

(2) Orang-orang yang mencela dia (ay. 13). 

[1] Bahkan orang-orang yang paling penting dan terhormat, 

yang diharapkan bersikap lebih baik: Aku menjadi buah 

bibir orang-orang yang duduk di pintu gerbang. Celaan 

mereka dipandang sebagai ketentuan para pembesar 

dan keputusan hakim-hakim, sehingga dihargai.  

[2] Orang-orang yang paling hina, yang paling tercela, orang-

orang asing yang tidak dia kenal (35:15; KJV: “orang yang 

hina dina” – pen.), sampah masyarakat, orang-orang 

bebal yang tidak dikenal (Ayb. 30:8). Peminum-peminum 

seperti itu berkelakuan keji, dan mereka menjadikan dia 

sebagai nyanyian cemooh para peminum. Mereka mem-

permainkan dirinya untuk bersenang-senang di antara 

teman-teman mereka. Lihatlah pengaruh buruk dosa 

 sebab  kemabukan. Dosa ini membuat manusia tidak 

suka yang baik (2Tim. 3:3; KJV: “suka menghina orang-

orang baik” – pen.). Pada waktu mereka membuat sakit 

para pemuka dengan anggur yang menghangatkan, ia 

bersekutu dengan para pencemooh (Hos. 7:5). Bangku 

peminum yaitu  tempat duduk pencemooh. Lihatlah apa 

yang biasanya menjadi nasib orang-orang yang terbaik: 

puji-pujian yang diucapkan orang bijaksana yaitu  nya-

nyian cemooh bagi orang bodoh. namun  bagi orang-orang 

yang menilai segala sesuatu dengan benar, mudah untuk 

menganggap rendah sikap menghina seperti itu. 

II. Pengakuan dosanya sangat serius (ay. 6): “Ya Tuhan  , Engkau me-

ngetahui kebodohanku, apa yang termasuk kebodohanku dan apa 

yang tidak. Dosa-dosa yang merupakan kesalahanku tidak ter-

sembunyi bagi-Mu, dan oleh  sebab  itu Engkau tahu betapa tidak 

bersalahnya aku atas kejahatan-kejahatan yang mereka tuduh-

kan kepadaku.” Perhatikanlah, bahkan saat  kita mengaku tidak 

bersalah atas tuduhan manusia yang tidak adil, di hadapan Tuhan   

kita harus mengaku pantas menerima segala yang menimpa kita, 

juga hal-hal yang jauh lebih buruk. Ini yaitu  pengakuan yang 

tulus dari orang yang menyesali dosanya. Dia tahu bahwa dia 


 982

tidak mungkin berhasil menutupi dosanya, dan  sebab  itu dia 

bersikap bijaksana dengan mengakuinya,  sebab  dosanya telan-

jang dan terbuka di hadapan Tuhan  . 

1. Dia mengetahui kebejatan sifat dasar kita: Engkau mengetahui 

kebodohan yang tersimpan di dalam hatiku. Semua dosa-dosa 

kita bersumber dari kebodohan kita. 

2. Dia mengetahui pelanggaran-pelanggaran dalam hidup kita. 

Pelanggaran-pelanggaran kita itu tidak tersembunyi bagi-Nya, 

juga dosa-dosa dalam hati kita yang paling dirahasiakan. Se-

mua itu dilakukan dalam pandangan mata-Nya, dan tidak 

akan pernah disingkirkan dari hadapan-Nya, sampai disesali 

dan diampuni. Ini cocok diterapkan pada Kristus,  sebab  Dia 

tidak mengenal dosa, namun Dia dijadikan dosa  sebab  kita. 

Dan Tuhan   mengetahuinya, hal itu tidak tersembunyi baginya, 

saat  Dia berkenan menyakiti-Nya dan menempatkan-Nya da-

lam kesedihan. 

III. Doa permohonannya sangat sungguh-sungguh. 

1. Bagi dirinya sendiri (ay. 2): “Selamatkanlah aku, ya Tuhan  . Sela-

matkanlah aku supaya tidak tenggelam, dari keputus-asaan.” 

Demikian pula Kristus didengar seruan-Nya dalam kegentar-

an-Nya,  sebab  Dia diselamatkan sehingga tidak sampai mene-

lantarkan pekerjaan-Nya (Ibr. 5:7). 

2. Bagi teman-temannya (ay. 7): Janganlah mendapat malu oleh 

 sebab  aku orang-orang yang menantikan Engkau, ya Tuhan, 

Tuhan   semesta alam! Janganlah kena noda oleh  sebab  aku 

orang-orang yang mencari Engkau, ya Tuhan   Israel! Kita harus 

mencari Tuhan   dengan dua sifat-Nya ini. Dalam mencari Dia 

kita harus menantikan Dia sebagai Tuhan   semesta alam yang 

memiliki segala kuasa untuk menolong, dan sebagai Tuhan   

Israel yang memiliki kovenan dengan umat-Nya. Oleh  sebab  

kedua hal itu Dia terikat janji untuk menolong umat-Nya demi 

kemuliaan dan kebenaran. Janganlah mendapat malu dan ja-

nganlah kena noda oleh  sebab  aku. Ini menyiratkan kekhawa-

tiran Daud, bahwa jika Tuhan   tidak datang baginya maka itu 

akan mematahkan semangat semua orang baik lainnya, dan 

akan memberi kesempatan kepada musuh-musuh mereka un-

tuk bersorak-sorak atas mereka. Keinginannya yang paling 

Kitab Mazmur 69:1-13 

 983 

sungguh-sungguh yaitu  supaya, apa pun yang terjadi pada-

nya, semua orang yang mencari Tuhan   dan menantikan Dia 

akan dipelihara dalam kasih dan perkenanan-Nya, dan jangan 

sampai kehilangan semangat ataupun menjadi sasaran peng-

hinaan orang lain. Kalau Yesus Kristus tidak diakui dan dite-

rima oleh Bapa-Nya dalam penderitaan-Nya, maka semua orang 

yang mencari Tuhan   dan menantikan Dia akan malu dan 

bingung. namun   sebab  Dia diakui dan diterima oleh Bapa-Nya, 

mereka mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Tuhan  , 

dan dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karu-

nia dalam nama Kristus. 

IV. Seruan permohonannya sangat kuat (ay. 8, 10). Celaan yaitu  

salah satu bebannya yang terbesar: “Tuhan, singkirkanlah celaan 

itu, dan belalah perkaraku, sebab, 

1. Aku dicela  sebab  Engkau,  sebab  melayani dan mempercayai 

Engkau: Sebab oleh  sebab  Engkaulah aku menanggung cela.” 

Orang-orang yang dicela  sebab  perbuatan baik dapat menye-

rahkannya kepada Tuhan   dengan keyakinan yang rendah hati 

supaya Dia memunculkan kebenaran mereka seperti terang. 

2. “ sebab  mengikuti Engkaulah aku dicela: Cinta untuk rumah-

Mu menghanguskan aku, membuatku lupa diri, dan melaku-

kan apa yang dengan jahatnya mereka putar-balikkan menjadi 

cela bagiku. Orang-orang yang membenci-Mu dan rumah-Mu 

membenci aku,  sebab  mereka tahu betapa membaranya ka-

sihku kepadanya. Inilah yang membuat mereka hendak meng-

hanguskan aku, dan ini telah menghanguskan segala cinta 

dan hormat yang aku miliki di antara mereka.” Orang-orang 

yang menghujat Tuhan   dan menghina firman dan jalan-Nya, 

mencela Daud  sebab  dia percaya kepada firman-Nya dan 

berjalan di jalan-Nya. Atau ini dapat ditafsirkan sebagai contoh 

cinta Daud yang membara akan rumah Tuhan  , sehingga dia 

membenci semua penghinaan yang dilakukan terhadap nama 

Tuhan   seakan-akan itu dilakukan terhadap namanya sendiri. 

Dia sakit hati terhadap semua penghinaan yang dilakukan ter-

hadap Tuhan   dan celaan yang dilemparkan kepada agama. Ini 

lebih menyakitkan hatinya dibandingkan  penderitaan lahiriah apa 

pun yang dialaminya sendiri. Oleh  sebab  itu sudah sepantas-

nya jika dia berharap Tuhan   akan menunjukkan perhatian-Nya 


 984

terhadap celaan-celaan yang dilemparkan kepadanya,  sebab  

dia sendiri selalu menunjukkan perhatiannya terhadap celaan-

celaan yang dilemparkan kepada Tuhan  . Kedua bagian dari ayat 

10 ini berlaku pada Kristus. 

(1) Ini yaitu  tanda cinta-Nya kepada Bapa-Nya, bahwa cinta 

untuk rumah-Nya benar-benar sampai menghanguskan Dia 

saat  Dia mengusir dengan cambuk para pembeli dan pen-

jual keluar dari Bait Suci. Tindakan-Nya ini mengingatkan 

para murid-Nya akan ayat mazmur ini (Yoh. 2:17). 

(2) Ini yaitu  tanda penyangkalan diri-Nya, dan bahwa Dia 

tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, sehingga kata-kata 

cercaan mereka, yang mencerca Tuhan  , telah mengenai Dia 

(Rm. 15:3), dan dalam hal ini dia telah memberi kita teladan. 

Keluhan dan Permohonan 

(69:14-22) 

14 namun  aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN, pada waktu Engkau berke-

nan, ya Tuhan  ; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan perto-

longan-Mu yang setia! 15 Lepaskanlah aku dari dalam lumpur, supaya jangan 

aku tenggelam, biarlah aku dilepaskan dari orang-orang yang membenci aku, 

dan dari air yang dalam! 16 Janganlah gelombang air menghanyutkan aku, 

atau tubir menelan aku, atau sumur menutup mulutnya di atasku. 17 Jawab-

lah aku, ya TUHAN, sebab kasih setia-Mu baik, berpalinglah kepadaku me-

nurut rahmat-Mu yang besar! 18 Janganlah sembunyikan wajah-Mu kepada 

hamba-Mu, sebab aku tersesak; segeralah menjawab aku! 19 Datanglah ke-

padaku, tebuslah aku, bebaskanlah aku oleh  sebab  musuh-musuhku. 20 

Engkau mengenal celaku, maluku dan nodaku; semua lawanku ada di ha-

dapan-Mu. 21 Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku me-

nantikan belas kasihan, namun  sia-sia, menantikan penghibur-penghibur, te-

tapi tidak kudapati. 22 Bahkan, mereka memberi aku makan racun, dan pada 

waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam. 

Sebelumnya Daud telah berbicara tentang celaan penuh kebencian 

yang dilemparkan musuh-musuhnya kepada dia. Di sini dia menam-

bahkan, “namun  aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN.” Mereka 

mengatakan hal-hal buruk tentang dia  sebab  dia berpuasa dan ber-

doa, dan  sebab  ini pula dia dijadikan nyanyian cemoohan para 

peminum. namun , walaupun demikian, dia bertekad untuk terus ber-

doa. Perhatikanlah, walaupun mungkin kita diolok-olok  sebab  mela-

kukan yang benar, kita sama sekali tidak boleh mundur  sebab  olok-

olok itu. Orang-orang yang lebih suka meninggalkan tugas mereka 

dibandingkan  menanggung celaan dan kata-kata kasar, hanya dapat

Kitab Mazmur 69:14-22 

 985 

memberi  hasil yang sedikit untuk Tuhan  , dan tidak dapat memper-

tahankan pengakuan iman mereka akan nama-Nya di hadapan ma-

nusia. Musuh-musuh Daud sangat kejam terhadap dia, namun inilah 

penghiburannya, bahwa dia memiliki Tuhan   yang bisa didatanginya, 

yang kepada-Nya dia hendak mengadukan perkaranya. “Mereka ber-

maksud memenangkan perkara mereka dengan penghinaan dan fit-

nah, namun  aku memakai cara yang berbeda. namun  aku, apa pun 

yang mereka lakukan, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN.” Dan itulah 

waktu yang sungguh tepat untuk berdoa, sekalipun pada masa kese-

sakan. Tuhan   tidak akan menjauhkan kita dari diri-Nya, walaupun 

yang mendekatkan kita kepada-Nya yaitu  kebutuhan. Bahkan itu 

membuat Tuhan   lebih berkenan,  sebab  kesengsaraan dan penderita-

an umat Tuhan   justru lebih menjadikan mereka untuk dikasihani lagi 

oleh-Nya. Itulah waktu yang tepat bagi Dia untuk menolong mereka, 

saat  segala pertolongan lainnya gagal dan mereka akan binasa, 

saat  mereka merasa akan binasa jika Dia tidak menolong mereka. 

Kita menemukan ungkapan ini digunakan mengenai Kristus di dalam 

Yes. 49:8, Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau.  

Sekarang perhatikanlah: 

I. Apa saja permintaan-permintaannya. 

1. Supaya keluhan-keluhannya, teriakan penderitaannya, dan 

keinginan hatinya didengar dan mendapat kemurahan. Jawab-

lah aku (ay. 14), Jawablah aku, ya TUHAN (ay. 17), Segeralah 

menjawab aku! (ay. 18), bukan hanya mendengarkan apa yang 

aku katakan, melainkan juga mengabulkan apa yang aku min-

ta. Kristus tahu bahwa Bapa selalu mendengarkan Dia (Yoh. 

11:42). 

2. Supaya dia diselamatkan dari masalahnya, dan jangan sampai 

dia terbenam di bawah beban kesedihan (Lepaskanlah aku dari 

dalam lumpur, jangan biarkan aku terbenam di dalamnya, be-

gitu menurut beberapa orang, melainkan kiranya Engkau me-

nolong aku, dan menempatkan kakiku di atas bukit batu, 40:3). 

Supaya dia diselamatkan dari musuh-musuhnya, sehingga 

mereka tidak dapat menelannya, dan niat mereka terhadapnya 

tidak berhasil: “Biarlah aku dilepaskan dari orang-orang yang 

membenci aku, seperti seekor anak domba dilepaskan dari cakar 

seekor singa (ay. 15). Walaupun aku telah terperosok ke air 


 986

yang dalam (ay. 3), dan gelombang pasang pasti akan meng-

hanyutkan aku, namun biarlah hal yang kutakutkan itu dice-

gah dan dilenyapkan. Janganlah gelombang air yang mengalir 

ke atasku ini menghanyutkan aku (ay. 16). Janganlah aku ja-

tuh ke dalam jurang keputus-asaan, janganlah tubir menelan 

aku, dan janganlah sumur menutup mulutnya di atasku, kare-

na jika demikian aku akan binasa.” Dia sudah menyerah kalah 

pada awal mazmur ini, namun  sekarang kepalanya berada di 

atas air, dan tidak lelah berteriak-teriak lagi  sebab  ketakutan 

seperti yang tadi dia rasakan. 

3. Supaya Tuhan   mau berpaling kepadanya (ay. 17), mau terse-

nyum kepadanya, dan tidak menyembunyikan wajah-Nya dari 

dia (ay. 18). Tanda-tanda bahwa Tuhan   berkenan kepada kita 

dan terang wajah-Nya menyinari kita, sudah cukup untuk 

menjaga semangat kita agar tidak tenggelam dalam lumpur 

kesulitan-kesulitan lahiriah yang paling dalam, dan tidak ada 

lagi yang perlu kita inginkan untuk membuat kita aman dan 

tenang (ay. 19). “Mendekatlah kepada jiwaku, dan nyatakan 

diri-Mu kepadanya, supaya bebaslah jiwaku.” 

II. Apa saja yang diserukannya untuk memperkuat permintaan-per-

mintaannya ini . 

1. Dia berseru memohon kasih setia dan kebenaran Tuhan   (ay. 

14): Demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku. Ada kasih 

setia pada Tuhan  , yaitu kasih setia yang besar, dalam berbagai 

bentuk, tidak ada habisnya, cukup untuk semua orang, dan 

cukup untuk tiap-tiap orang. Ini harus menjadi dorongan se-

mangat bagi kita untuk berdoa. Juga kebenaran tentang kese-

lamatan-Nya, yaitu kebenaran semua janji keselamatan yang 

dia berikan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya, 

yaitu  dorongan semangat yang lebih lanjut. Dia mengulangi 

alasannya, yang bersumber pada kasih setia Tuhan  : “Jawablah 

aku, sebab kasih setia-Mu baik. Kasih setia-Mu memang pada 

hakikatnya baik. Kasih setia-Mu kaya, sangat banyak dan 

melimpah-ruah. Demikianlah kasih setia-Mu itu menurut ke-

saksian semua orang kudus. Kasih setia-Mu itu sangat berhar-

ga bagi mereka, merupakan hidup mereka, sukacita mereka, 

segala-galanya bagi mereka. Oh, perkenankanlah aku merasa-

kan manfaatnya! Berpalinglah kepadaku, menurut rahmat-Mu 

Kitab Mazmur 69:14-22 

 987 

yang besar!” (ay. 17). Lihatlah betapa luhurnya dia berbicara 

tentang kebaikan Tuhan  : di dalam Dia ada kasih setia, yaitu 

kasih setia yang lembut dan melimpah. Jika kita merenungkan 

kebaikan Tuhan  , dan tetap merenungkannya saat  mengalami 

kesulitan hebat, kita tidak perlu khawatir,  sebab  Tuhan   pasti 

akan melakukan kebaikan bagi kita. Sebab, TUHAN senang 

kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya 

(147:11). 

2. Dia memohon pembelaan terhadap kesesakan dan penderita-

annya: “Janganlah sembunyikan wajah-Mu dariku, sebab aku 

tersesak (ay. 18), dan  sebab nya memerlukan pertolongan-Mu. 

Inilah waktu yang tepat untuk pertolongan-Mu itu, dan aku 

akan tahu untuk menghargainya.” Dia memohon pembelaan 

terutama sekali terhadap cemooh yang dia alami, dan peng-

hinaan yang dilakukan terhadapnya (ay. 20): Engkau mengenal 

celaku, maluku dan nodaku. Lihatlah betapa ditekankannya 

hal ini.  sebab , dalam penderitaan Kristus bagi kita, barang-

kali tidak ada yang lebih berperan besar dalam karya penebus-

an-Nya atas dosa, yang telah begitu menodai kehormatan 

Tuhan  , dibandingkan  celaan, rasa malu, dan aib yang Dia alami. 

Semua yang dialami-Nya itu diperhatikan oleh Tuhan  , dan dite-

rima-Nya sebagai hal berharga yang melebihi rasa malu dan 

hinaan kekal yang seharusnya pantas kita terima bagi dosa 

kita. Oleh  sebab  itu, kita harus menerima rasa malu bagi diri

kita sendiri dan menanggung celaan masa muda kita melalui 

pertobatan. Oleh  sebab  itu pula, jika sewaktu-waktu kita di-

panggil untuk menderita celaan, malu, dan aib demi Dia, maka 

bolehlah kita merasa terhibur, bahwa Dia tahu itu. Dan ka-

rena Dia sudah mengalaminya lebih dulu dibandingkan  kita, maka 

Dia tidak akan terlambat menolong kita. Pemazmur berbicara 

dengan bahasa yang tulus saat  dia mengatakan (ay. 21): 

Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa. Sebab, 

penghinaan itu memang sulit ditanggung oleh orang yang 

sungguh tahu bagaimana harga sebuah nama baik yang diru-

sak. Namun jika kita mempertimbangkan betapa terhormatnya 

kita jika dihina demi Tuhan  , dan betapa itu suatu anugerah jika 

dianggap layak menderita penghinaan demi nama-Nya (seperti 

yang dipandang demikian dalam Kis. 5:41), maka hal itu sama 


 988

sekali tidak perlu begitu berat membebani atau menghancur-

kan hati kita.  

3. Dia memohon pembelaan melawan kebiadaban dan kekejaman 

musuh-musuhnya (ay. 19): Bebaskanlah aku oleh  sebab  mu-

suh-musuhku,  sebab  mereka itu seperti yang dia gambarkan 

sebelumnya dalam ayat 4. “Semua lawanku ada di hadapan-

Mu (ay. 20). Engkau tahu orang-orang seperti apa mereka itu, 

bahaya seperti apa yang aku dapatkan dari mereka, musuh-

musuh seperti apa mereka bagi-Mu, dan betapa Engkau diren-

dahkan dalam hal-hal yang mereka lakukan dan rencanakan 

terhadap aku.” Daud memberi  satu contoh kebiadaban me-

reka dalam ayat 22: Mereka memberi aku makan racun. Kata 

ini berarti suatu tanaman yang pahit, dan sering dicampur 

dengan ramuan minuman dari tumbuhan yang pahit. Dan 

pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur 

asam. Ini sungguh digenapi secara nyata pada diri Kristus, 

dan memang benar-benar langsung menunjuk kepada Dia, 

sehingga Dia tidak akan mengatakan Sudah selesai sampai ini 

digenapi. Juga, supaya musuh-musuh-Nya memiliki kesem-

patan untuk menggenapi pernyataan ini , Dia berkata, 

Aku haus (Yoh. 19:28-29). Beberapa orang berpikir bahwa 

hisop yang mereka sodorkan ke mulut-Nya dengan anggur 

asam yaitu  ramuan pahit yang mereka berikan kepada Daud 

dengan anggur asam. Lihatlah betapa telitinya penderitaan 

Kristus dinubuatkan, yang membuktikan bahwa Alkitab yaitu  

firman Tuhan  . Lihatlah juga betapa tepatnya nubuat-nubuat 

digenapi dalam diri Yesus Kristus, yang membuktikan bahwa 

Dia sungguh Mesias sejati. Dialah yang akan datang itu, dan 

kita tidak perlu mencari yang lain lagi. 

4. Dia memohon pembelaan melawan kejahatan teman-temannya 

dan kekecewaannya terhadap mereka (ay. 21): Aku menantikan 

belas kasihan, namun  sia-sia. Mereka semua mengecewakan dia 

seperti aliran air di musim panas. Ini digenapi dalam Kristus, 

yang saat  sedang menderita, semua murid-murid-Nya me-

ninggalkan Dia dan melarikan diri. Kita tidak bisa terlalu ba-

nyak berharap kepada manusia,  sebab  mereka semua peng-

hibur-penghibur yang menyedihkan. Sebaliknya, kita boleh 

berharap banyak kepada Tuhan  ,  sebab  Dia yaitu  Bapa yang

Kitab Mazmur 69:23-30 

 989 

memiliki belas kasihan dan Tuhan   yang memiliki segala penghi-

buran. Dialah Pelipur Lara atau Penghibur. 

Memohon kepada Tuhan  ;  

Kutukan-kutukan yang Mengandung Nubuatan 

(69:23-30) 

23 Biarlah jamuan yang di depan mereka menjadi jerat, dan selamatan me-

reka menjadi perangkap. 24 Biarlah mata mereka menjadi gelap, sehingga me-

reka tidak melihat; buatlah pinggang mereka goyah senantiasa! 25 Tumpah-

kanlah amarah-Mu ke atas mereka, dan biarlah murka-Mu yang menyala-

nyala menimpa mereka. 26 Biarlah perkemahan mereka menjadi sunyi, dan 

biarlah kemah-kemah mereka tidak ada penghuninya. 27 Sebab mereka me-

ngejar orang yang Kaupukul, mereka menambah kesakitan orang-orang yang 

Kautikam. 28 Tambahkanlah salah kepada salah mereka, dan janganlah 

sampai Engkau membenarkan mereka! 29 Biarlah mereka dihapuskan dari 

kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-

orang yang benar! 30 namun  aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari 

pada-Mu, ya Tuhan  , kiranya melindungi aku! 

 

Kutukan-kutukan ini bukan doa Daud melawan musuh-musuhnya, 

melainkan nubuat tentang kehancuran para penganiaya Kristus, ter-

utama bangsa Yahudi. Hal itu dinubuatkan sendiri oleh Tuhan kita 

sambil menangis, dan digenapi sekitar empat puluh tahun sesudah  

kematian Kristus. Dua ayat pertama dari paragraf di atas secara jelas 

dikaitkan oleh sang rasul dengan penghakiman Tuhan   atas orang-

orang Yahudi yang tidak percaya (Rm. 11:9-10), dan  sebab  itu selu-

ruh paragraf ini pasti mengarah kepada hal ini . Penolakan ter-

hadap bangsa Yahudi, yang disebabkan oleh penolakan mereka ter-

hadap Kristus, yaitu  contoh yang memperlihatkan keadilan Tuhan  . 

Itu juga merupakan tanda pembalasan yang Tuhan   pada akhirnya 

akan lakukan terhadap setiap orang yang bersikeras dengan ketidak-

percayaan mereka. Dengan demikian penolakan terhadap bangsa 

Yahudi itu akan terus menjadi bukti yang meyakinkan atas kebenar-

an agama Kristen. Salah satu keberatan besar yang dibuat menen-

tang agama Kristen pada mulanya yaitu  bahwa agama ini menge-

sampingkan hukum seremonial atau lahiriah belaka. namun  tindakan 

yang mengesampingkan hukum seremonial ini sepenuhnya terbukti 

benar dan keberatan terhadapnya gugur, saat  Tuhan   secara luar 

biasa menyingkirkan hukum seremonial itu melalui kehancuran me-

nyeluruh Bait Suci dan tenggelamnya orang-orang yang bersikeras 

mengikuti sistem pengaturan Musa dan melawan Injil Kristus.  


 990

Marilah kita perhatikan di sini: 

I. Penghakiman apa yang akan menimpa orang-orang yang menya-

libkan Kristus. Bukan menimpa mereka semua,  sebab  di antara 

mereka ada yang ikut mengusahakan kematian-Nya namun berto-

bat dan mendapatkan belas kasihan (Kis. 2:23; 3:14-15). Pengha-

kiman itu akan menimpa sebagian dari mereka serta pengganti 

mereka, yang membenarkan penyaliban Kristus melalui pembe-

rontakan mereka yang terus-menerus, penolakan mereka terha-

dap Injil-Nya, serta kebencian yang mendarah daging terhadap 

murid-murid dan pengikut-Nya (lihat 1Tes. 2:15-16). Di sini dinu-

buatkan, 

1. Bahwa pengorbanan dan persembahan mereka akan menjadi 

celaka dan kerugian bagi mereka (ay. 23): Biarlah jamuan (KJV: 

“meja” – pen.) yang di depan mereka menjadi jerat. Meja ini 

dapat diartikan sebagai mezbah TUHAN, yang disebut meja-

Nya dan meja mereka,  sebab  dalam merayakan korban-

korban mereka ikut makan dari mezbah. Seharusnya ini 

untuk kesejahteraan atau keselamatan mereka ( sebab  ini 

yaitu  korban pendamaian), namun  justru menjadi jerat dan 

perangkap bagi mereka.  sebab  cinta dan kesetiaan mereka 

kepada mezbah, mereka teguh bertahan dalam ketidakper-

cayaan mereka dan bersikeras dengan prasangka buruk mere-

ka terhadap Kristus. Padahal Dialah mezbah yang dari atasnya 

orang-orang yang melayani kemah tidak boleh memakan apa 

pun (Ibr. 13:10). Atau, meja ini dapat dipahami sebagai 

kesenangan-kesenangan lahiriah yang biasa mereka perbuat, 

termasuk makanan yang mereka butuhkan. Mereka telah 

memberi Kristus racun dan anggur asam, maka adillah pula 

jika makanan dan minuman mereka menjadi racun dan ang-

gur asam bagi mereka. Kalau sarana-sarana pemenuhan kebu-

tuhan hidup dan kenikmatan rasa,  sebab  sifat kita yang 

bejat, digunakan sebagai kesempatan untuk berbuat dosa, dan 

dijadikan sebagai makanan dan bahan bakar untuk memuas-

kan kedagingan kita, maka jamuan di depan kita menjadi 

suatu jerat. Inilah alasan yang tepat mengapa kita sama sekali 

tidak boleh melahap tanpa rasa takut (Yud. 12). 

2. Bahwa mereka tidak akan merasakan penghiburan, baik dari 

pengetahuan akan Injil itu maupun dari kedamaian yang me-

Kitab Mazmur 69:23-30 

 991 

rupakan berkat bagi orang-orang percaya dalam Injil Kristus 

(ay. 24).  

Mereka akan diserahkan: 

(1) Kepada suatu keadaan di mana mereka menjadi buta kare-

na penghukuman: Biarlah mata mereka menjadi gelap, se-

hingga mereka tidak melihat kemuliaan Tuhan   di wajah 

Kristus. Dosa mereka yaitu  tidak mau melihat, sebaliknya 

mereka menutup mata terhadap terang,  sebab  lebih suka 

kepada kegelapan. Hukuman mereka yaitu  mereka bu-

kannya akan melihat, melainkan justru diserahkan kepada 

hawa nafsu hati mereka sendiri yang semakin mengeras, 

dan ilah dunia ini akan diizinkan untuk membutakan pi-

kiran mereka (2Kor. 4:4). Ini sudah dinubuatkan mengenai 

mereka (Yes. 6:10), dan Kristus mengesahkan nubuat ter-

sebut (Mat. 13:14-15 dan Yoh. 22:40). 

(2) Kepada suatu kengerian akibat penghukuman. Ada kenge-

rian yang mengandung kasih karunia, yang membuka jalan 

menuju penghiburan, seperti yang dialami Paulus (Kis. 

9:6). Dia gemetar dan keheranan. namun  bagi orang yang 

menolak Kristus, kengerian yang mereka alami tidak akan 

pernah berakhir dengan kedamaian, melainkan akan terus 

membuat sendi-sendi mereka gemetar,  sebab  hati nurani 

mereka dihantui terus. Inilah yang dialami Belsyazar, keti-

ka sendi-sendi pangkal pahanya lemas. “Biarlah mereka 

digoncang-goncang sampai putus asa dan dikuasai kebi-

ngungan terus-menerus.” Hal ini digenapi dalam diri pengua-

sa-penguasa bangsa Yahudi yang dilanda keputusasaan 

saat  bangsa Romawi menaklukkan mereka. 

3. Bahwa mereka akan jatuh dan tergeletak ditimpa amarah dan 

murka Tuhan   yang menyala-nyala (ay. 25): Tumpahkanlah ama-

rah-Mu ke atas mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang me-

nolak keselamatan besar dari Tuhan   yang ditawarkan kepada 

mereka pantas merasa takut bahwa amarah-Nya akan ditum-

pahkan ke atas mereka. Sebab, barangsiapa tidak tunduk 

kepada Anak yang dikasihi-Nya pasti akan menjadi angkatan 

yang kena murka-Nya. yaitu  penghukuman yang diberikan 

kepada orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus, bahwa 

murka Tuhan   tetap ada di atas mereka (Yoh. 3:36). Murka itu 


 992

mencengkeram mereka dan tidak akan pernah melepaskan 

mereka. Keselamatan itu sendiri tidak akan menyelamatkan 

orang-orang yang tidak mau diperintah olehnya. Perhatikanlah 

kebaikan hati Tuhan   dan juga kekerasan-Nya!  

4. Bahwa tempat dan bangsa mereka akan dirampas seluruhnya. 

Itulah yang paling mereka takuti, dan untuk mencegah hal 

yang mereka perkirakan akan terjadi itu, mereka menganiaya 

Kristus (Yoh. 11:48). Biarlah perkemahan mereka menjadi 

sunyi (ay. 26). Ini digenapi saat  negeri mereka dikosongkan 

dari penduduk oleh bangsa Romawi, dan oleh  sebab  mereka 

Sion dibajak seperti ladang (Mi. 3:12). Bait Suci yaitu  bangun-

an yang secara khusus mereka banggakan, namun ini pun di-

tinggalkan dan menjadi sunyi (Mat. 23:38). Bahkan bukan 

hanya itu saja. Sebaiknya kalau ada orang lain yang menggan-

tikan kita, kalau kita tidak diberi kesempatan lagi untuk me-

nikmati harta milik kita, supaya orang lain dapat memperoleh 

manfaat darinya saat  kita diusir. Namun, di sini yang terjadi 

malah sebaliknya: Biarlah kemah-kemah mereka tidak ada 

penghuninya. Ini digenapi secara mengagumkan di Yudea dan 

Yerusalem, yang sesudah  kehancuran bangsa Yahudi, tidak di-

diami untuk tujuan apa pun sampai waktu yang lama. namun  

oleh Petrus nubuat ini diterapkan secara khusus pada Yudas 

(Kis. 1:20).  sebab  Yudas felo de se – bunuh diri, kita dapat 

menduga bahwa tanah miliknya disita, sehingga perkemahan-

nya menjadi sunyi, dan tidak ada penghuni dari kalangan 

keluarganya di dalamnya. 

5. Bahwa jalan mereka menuju kehancuran akan semakin terjal, 

dan tidak ada yang bisa menghentikan atau menahan kejatuh-

an mereka (ay. 28): “Tuhan, biarkan saja mereka sendiri, me-

nambahkan salah kepada salah.” Jika orang-orang yang jahat 

diserahkan kepada hawa nafsu hati mereka sendiri, maka 

mereka akan bertambah jahat. Mereka akan menambah dosa 

dengan dosa, bahkan akan menambahkan dosanya dengan 

pelanggaran (Ayb. 34:37). Dikatakan tentang orang Yahudi, 

bahwa mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai 

genap jumlahnya (1Tes. 2:16). Tambahkanlah penghukuman ke-

pada pelanggaran mereka, demikianlah beberapa orang meng-

artikannya,  sebab  kata yang sama [dalam bahasa aslinya – 

pen.] dapat berarti dosa ataupun penghukuman, dan kaitan 

Kitab Mazmur 69:23-30 

 993 

antara keduanya sangat erat. Jika manusia hendak berbuat 

dosa, Tuhan   akan memperhitungkannya. namun  orang-orang 

yang sudah melipatgandakan dosanya masih bisa mendapat-

kan anugerah,  sebab  Tuhan   melipatgandakan pengampunan 

melalui kebenaran Sang Pengantara. Oleh  sebab  itu, supaya 

musuh-musuhnya dapat dijauhkan dari semua pengharapan 

akan belas kasihan, Daud menambahkan, Janganlah sampai 

Engkau membenarkan mereka, sehingga mereka menerima 

manfaat kebenaran Tuhan  , yang oleh iman ada di dalam Peng-

antara (Flp. 3:9). Bukan supaya Tuhan   menghalangi semua 

orang untuk masuk ke dalam kebenaran itu,  sebab  Injil tidak 

menjauhkan siapa pun yang tidak menjauhkan diri melalui ke-

tidakpercayaan mereka, melainkan supaya mereka dibiarkan 

mengambil jalan mereka sendiri, sehingga tidak akan pernah 

masuk ke dalam pemerintahan kebenaran Tuhan  . Sebab, de-

ngan bersikap bebal terhadap tuntutan kebenaran Tuhan  , dan 

berusaha untuk menegakkan kebenaran mereka sendiri, mere-

ka tidak takluk kepada kebenaran Tuhan   (Rm. 10:3). Orang-

orang yang begitu angkuh dan mengikuti kehendak mereka 

sendiri sampai tidak mau menerima kebenaran Tuhan  , akan 

mendapatkan penghukuman yang sesuai. Mereka sendiri yang 

memutuskannya: mereka tidak akan masuk ke dalam kebenar-

an Tuhan  .  sebab  mereka tidak bersedia dan tidak rela tunduk 

kepada kebenaran Tuhan  , maka janganlah mereka mengharap-

kan manfaat apa pun darinya. 

6. Bahwa mereka akan dipisahkan dari semua pengharapan 

akan kebahagiaan (ay. 29): Biarlah mereka dihapuskan dari ki-

tab kehidupan. Janganlah mereka dibiarkan hidup lebih lama 

lagi,  sebab  semakin lama mereka hidup, semakin banyak 

kejahatan yang mereka lakukan. Banyak orang Yahudi yang 

tidak percaya Kristus mati  sebab  pedang dan kelaparan, dan 

tidak ada dari antara orang-orang yang menerima iman Kris-

ten ikut binasa bersama mereka. Bangsa itu, sebagai sebuah 

bangsa, telah dihapuskan, dan tidak lagi merupakan suatu 

umat. Banyak yang memahaminya sebagai penolakan terha-

dap mereka dari kovenan Tuhan   dan semua hak istimewa yang 

menyertainya. Itulah yang dimaksud dengan kitab kehidupan. 

“Kiranya kewargaan Israel sendiri, yaitu Israel menurut daging, 

sekarang terasingkan dari kovenan yang dijanjikan itu, yang 


 994

sampai waktu itu dikuasai sendiri oleh mereka. Kiranya nyata 

bahwa mereka tidak pernah tertulis di dalam kitab kehidupan 

Anak Domba, melainkan sebutkanlah mereka perak yang dito-

lak, sebab TUHAN telah menolak mereka! Janganlah mereka 

tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar. Arti-

nya, janganlah mereka mendapat tempat di dalam jemaat 

orang-orang kudus saat  jemaat ini semua nanti dikumpul-

kan di dalam perhimpunan besar orang-orang yang namanya 

terdaftar di sorga” (1:5). 

II. Dosa apa yang menyebabkan penghakiman yang mengerikan ini 

akan ditimpakan kepada mereka (ay. 27): Sebab mereka mengejar 

orang yang Kaupukul, mereka menambah kesakitan orang-orang 

yang Kautikam. 

1. Kristus yaitu  orang yang Tuhan   pukul,  sebab  TUHAN berke-

hendak meremukkan dia dengan kesakitan, dan Dia dikira 

kena tulah, dipukul dan ditindas Tuhan  , sehingga orang menu-

tup mukanya terhadap dia (Yes. 53:3-4, 10). Mereka meng-

aniaya Dia dengan kemarahan yang mencapai langit. Mereka 

berteriak, Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia! Bandingkanlah ini 

dengan khotbah Petrus dalam Kisah Para Rasul 2:23. Namun, 

walaupun Dia diserahkan menurut maksud dan rencana Tuhan  , 

dengan tangan durhakalah mereka menyalibkan dan membu-

nuh Dia. Mereka menambah kesakitan Tuhan Yesus saat  Dia 

sedang di atas salib dengan mengatakan, Ia menaruh harapan-

Nya pada Tuhan  : baiklah Tuhan   menyelamatkan Dia. Tidak ada 

perkataan yang lebih menyakitkan dibandingkan  itu. 

2. Orang-orang kudus yang menderita yaitu  orang-orang yang 

Tuhan   tikam, yang tertikam sesuai maksud-Nya dan demi 

nama-Nya, dan orang-orang demikianlah yang mereka aniaya 

dan menambah kesakitan mereka.  sebab  hal-hal inilah murka 

telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya (1Tes. 2:16; juga 

lihat Mat. 23:34, dsb.). Ini dapat diartikan secara lebih umum, 

dan mengajar kita, bahwa tidak ada yang lebih membangkit-

kan kemarahan Tuhan   selain tindakan yang menghina orang-

orang yang telah Dia pukul dan tindakan yang menindas 

orang-orang yang tertindas. Akibat yang pantas dari perbuat-

an-perbuatan itu yaitu , Tambahkanlah salah kepada salah 

mereka (lihat Za. 1:15). Orang-orang yang jiwanya sedang ter-

Kitab Mazmur 69:31-37 

 995 

luka, dalam kesulitan dan kekhawatiran tentang keadaan roha-

ni mereka, haruslah diperlakukan dengan sangat lemah lem-

but dan hati-hati, supaya jangan sampai menambah kesakitan 

mereka dan melukai hati orang benar. 

III. Apa yang dipikirkan pemazmur tentang dirinya sendiri di tengah 

semua itu (ay. 30): “namun  aku ini tertindas dan kesakitan (KJV: 

“miskin dan sedih” – pen.). Begitulah yang terburuk dari perkara-

ku ini saat mengalami penderitaan-penderitaan lahiriah, namun 

aku tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar, dan 

tidak berada di bawah murka Tuhan   seperti mereka.” Lebih baik 

miskin dan sedih namun diberkati Tuhan  , dibandingkan  kaya dan 

senang namun berada di bawah kutuk-Nya. Orang-orang yang 

menerima kebenaran Tuhan   akan segera melihat akhir dari kemis-

kinan dan kesedihan mereka, dan keselamatan-Nya akan mening-

gikan mereka. Inilah yang didoakan oleh Daud (Yes. 61:10). Ini 

dapat diterapkan pada Kristus. Dalam keadaan-Nya yang diren-

dahkan, Dia tertindas dan kesakitan, seorang yang penuh keseng-

saraan, dan tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-

Nya. namun  Tuhan   sangat meninggikan Dia. Keselamatan yang 

dikerjakan Tuhan   bagi-Nya, keselamatan yang dikerjakan oleh-Nya, 

telah meninggikan Dia, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan 

penguasa. 

Penghiburan bagi yang Teraniaya;  

Nyanyian Syukur dan Puji-pujian 

(69:31-37) 

31 Aku akan memuji-muji nama Tuhan   dengan nyanyian, mengagungkan Dia 

dengan nyanyian syukur; 32 pada pemandangan Tuhan   itu lebih baik dari pada 

sapi jantan, dari pada lembu jantan yang bertanduk dan berkuku belah. 33 

Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang 

mencari Tuhan  , biarlah hatimu hidup kembali! 34 Sebab TUHAN mendengar-

kan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam 

tahanan. 35 Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia, lautan dan segala yang 

bergerak di dalamnya. 36 Sebab Tuhan   akan menyelamatkan Sion dan memba-

ngun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; 

37 anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang 

mencintai nama-Nya akan diam di situ. 

Di sini pemazmur, baik sebagai pelambang dari Kristus yang akan 

datang maupun sebagai teladan bagi orang-orang Kristen, menutup 


 996

sebuah mazmur dengan sukacita dan puji-pujian yang kudus, sesudah  

sebelumnya dia awali dengan keluhan-keluhan dan pernyataan kese-

dihannya. 

I. Dia memutuskan untuk memuji Tuhan   sendiri, tanpa ragu-ragu 

sedikitpun bahwa dengan puji-pujian itu Tuhan   berkenan kepada-

nya (ay. 31-32): “Aku akan memuji-muji nama Tuhan  . Bukan hanya 

dengan hatiku, melainkan juga dengan nyanyian. Aku akan meng-

agungkan Dia dengan nyanyian syukur”  sebab  Dia senang di-

agungkan dengan puji-pujian yang penuh syukur oleh umat-Nya. 

Ini menunjukkan bahwa semua orang Kristen harus memuliakan 

Tuhan   dengan puji-pujian mereka, dalam mazmur, kidung puji-

pujian, dan nyanyian rohani. Dalam pemandangan Tuhan  , melalui 

Kristus Sang Pengantara bagi puji-pujian dan doa-doa kita, itu 

lebih baik dibandingkan  korban paling mahal yang diberikan berdasar-

kan hukum Taurat (ay. 32), yaitu sapi jantan dan lembu jantan. 

Ini yaitu  petunjuk yang jelas bahwa pada zaman Mesias bukan 

hanya korban-korban pendamaian saja yang harus diakhiri, namun  

juga korban-korban syukur dan pujian yang ditetapkan oleh hu-

kum seremonial. Sebagai gantinya, yang diterima yaitu  korban-

korban rohani berupa puji-pujian dan nyanyian syukur, yaitu kor-

ban yang keluar dari bibir kita, bukan yang keluar dari kandang 

(Ibr. 13:15). Inilah penghiburan yang besar bagi kita, bahwa puji-

pujian yang rendah hati dan penuh syukur lebih menyenangkan 

hati Tuhan   dibandingkan  korban-korban megah yang paling mahal atau 

korban apa pun yang pernah ada sebelumnya. 

II. Dia mendorong orang-orang saleh lainnya untuk bersukacita di 

dalam Tuhan   dan terus mencari Dia (ay. 33-34): Lihatlah, hai orang-

orang yang rendah hati, dan bersukacitalah. Sebagai penghiburan 

bagi mereka, mereka akan melihat, 

1. Pengalaman orang-orang kudus. Mereka akan melihat betapa 

Tuhan   siap mendengarkan orang-orang miskin saat  mereka 

berseru kepada-Nya, memberi  apa yang mereka minta dari-

Nya, dan tidak akan memandang hina orang-orang-Nya yang 

dalam tahanan. Walaupun manusia memandang rendah ter-

hadap mereka, Dia menganugerahi mereka dengan lawatan-

Nya yang murah hati dan menetapkan waktu untuk melapang-

kan hati mereka. Orang-orang yang rendah hati akan melihat 

Kitab Mazmur 69:31-37 

 997 

ini dan bersukacita. Bukan hanya  sebab  jika satu anggota 

dihormati maka semua anggota turut bersukacita, melainkan 

juga  sebab  ini merupakan dorongan bagi mereka untuk per-

caya kepada Tuhan   dalam kesukaran dan kesusahan mereka. 

Hati orang-orang yang mencari Tuhan   akan dibangkitkan kem-

bali  sebab  melihat lebih banyak meterai dan tanda tangan 

kebenaran ini, bahwa Tuhan   Yakub tidak pernah mengatakan 

kepada keturunan Yakub, Cari Aku dengan sia-sia! 

2. Ditinggikannya Sang Juruselamat. Dialah yang sedang dibica-

rakan oleh pemazmur, dan juga mengenai dirinya sendiri seba-

gai pelambang dari Dia yang akan datang. saat  kesedihan-

Nya berlalu, dan Dia masuk ke dalam sukacita yang sudah 

disediakan bagi-Nya, saat  Dia didengar dan dibebaskan dari 

kuburan yang menawan-Nya, orang-orang yang rendah hati 

akan melihatnya dan bersukacita, dan orang-orang yang men-

cari Tuhan   melalui Kristus akan hidup dan terhibur,  sebab  

mengetahui bahwa jika mereka menderita bersama-sama Dia, 

maka mereka juga akan memerintah bersama-sama Dia. 

III. Dia mengajak semua makhluk, langit, bumi, dan laut dengan se-

gala yang mendiaminya, untuk memuji Tuhan   (ay. 35). Langit dan 

bumi, dengan segala yang tinggal di dalamnya, diciptakan oleh 

Dia, maka biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia. Biarlah se-

tiap malaikat di sorga dan setiap orang kudus di bumi, di tempat 

kediamannya masing-masing, memperlengkapi diri mereka dengan 

pokok puji-pujian yang tak henti-hentinya. Biarlah ikan-ikan di 

laut, walaupun tidak dapat berkata-kata, memuji-muji Tuhan  , kare-

na laut yaitu  kepunyaan-Nya, dan Dialah yang menciptakannya. 

Dunia harus memberi  puji-pujian atas kemurahan hati Tuhan   

bagi jemaat-Nya (ay. 36-37). Tuhan   akan menyelamatkan Sion, 

gunung yang kudus itu, tempat umat-Nya beribadah kepada-Nya. 

Dia akan menyelamatkan setiap orang yang dikuduskan dan di-

khususkan bagi Dia, yang mengabdikan diri mereka dalam pe-

nyembahan-Nya, dan yang tunduk kepada pemerintahan Kristus. 

Sebab, Dia yaitu  Raja atas Sion, gunung yang kudus itu. Pada-

Nya ada belas kasihan yang tersimpan bagi kota-kota Yehuda, 

suku asal Kristus. Tuhan   akan melakukan hal-hal besar untuk 

gereja Injil, sehingga orang-orang yang mengharapkan hal-hal 


 998

baik bagi gereja Injil dapat bersukacita di dalamnya. Dikatakan 

demikian  sebab , 

1. Gereja Injil akan didiami dan dihuni. Orang-orang yang disela-

matkan akan ditambahkan ke sana. Kota-kota Yehuda akan 

dibangun, jemaat-jemaat khusus akan dibentuk dan diper-

satukan menurut teladan Injil, supaya masih ada umat tersisa 

yang diam di sana dan memilikinya. Di sana mereka menik-

mati hak-hak istimewa yang dianugerahkan kepada mereka 

dan memberi  persembahan-persembahan dan ibadah-

ibadah yang dikehendaki dari kota-kota itu. Orang-orang yang 

mengasihi nama-Nya, yang mengasihi agama pada umumnya, 

akan menyambut agama Kristen, dan mengambil bagian di 

dalam jemaat Kristen. Mereka akan tinggal di dalamnya, seba-

gai warga, dan sebagai anggota keluarga Tuhan  . 

Gereja Injil akan dilestarikan dan diwariskan. Kekristenan tidak boleh 

merupakan res unius ætatis – suatu hal yang bersifat sementara. Tidak. 

Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya. Tuhan   akan 

melindungi dan membangkitkan bagi diri-Nya sendiri keturunan 

untuk melayani Dia. Mereka akan mewarisi hak-hak istimewa leluhur 

mereka,  sebab  janji itu yaitu  untuk Anda dan anak-anak Anda, 

sama seperti yang berlaku di masa lalu. Aku menjadi Tuhan  mu dan 

Tuhan   keturunanmu. Tanah Perjanjian tidak akan pernah kekurangan 

ahli waris,  sebab  Tuhan   dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham 

dari batu-batu, dan Dia lebih suka melakukan hal itu dibandingkan  tidak 

ada yang mewarisinya. Daud tidak akan pernah kekurangan orang 

yang setia kepadanya. Sang Penebus akan melihat keturunannya, 

dan memperpanjang pemerintahannya melalui mereka, sampai raha-

sia Tuhan   digenapi, dan tubuh rohani dilengkapi. Dan  sebab  ketu-

runan yang kudus yaitu  tunggul atau hakikat dunia, maka jika 

mereka semua dituai, dunia ini akan segera berakhir. Oleh  sebab  

itulah, agar kelestarian keturunan yang kudus ini terjamin, maka 

langit dan bumi harus memuji-muji Dia.  

PASAL 70  

azmur ini disusun dan disesuaikan untuk dipakai dalam keada-

an yang sukar. Hampir seluruh isinya disalin kata per kata dari 

Mazmur 40, dan beberapa orang berpendapat bahwa  sebab  alasan 

itulah mazmur ini diberi judul “mazmur untuk mempersembahkan 

korban peringatan,” sebab mazmur ini dapat digunakan untuk men-

doakan doa-doa yang telah kita panjatkan sebelumnya ke hadapan 

Tuhan   mengenai situasi yang sama, namun dengan rasa hati yang 

baru. Di sini Daud berdoa supaya Tuhan   berkenan mengirimkan,  

I. Bantuan bagi dirinya sendiri (ay. 2, 6). 

II. Aib bagi para musuhnya (ay. 3-4).  

III. Sukacita bagi para sahabatnya (ay. 5).  

Kelima ayat ini merupakan lima ayat terakhir dalam Mazmur 40. 

Daud sepertinya memaksudkan doa pendek ini sebagai obat penawar 

untuk setiap kepedihan bagi dirinya sendiri dan bagi kita juga, dan 

 sebab  itulah doa ini harus selalu diingat. Dan dengan menyanyikan-

nya, kita dapat menerapkan mazmur ini dalam setiap kesusahan apa 

pun yang sedang kita hadapi.  

Permohonan Mendesak 

(70:1-6) 

1 Untuk pemimpin biduan. Dari Daud, pada waktu mempersembahkan kor-

ban peringatan. 2 Ya Tuhan  , bersegeralah melepaskan aku, menolong aku, ya 

TUHAN! 3 Biarlah mendapat malu dan tersipu-sipu mereka yang ingin men-

cabut nyawaku; biarlah mundur dan kena noda mereka yang mengingini 

kecelakaanku; 4 biarlah berbalik  sebab  malu mereka yang mengatakan: 

“Syukur, syukur!” 5 Biarlah bergirang dan bersukacita  sebab  Engkau semua 

orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan 

dari pada-Mu selalu berkata: “Tuhan   itu besar!” 6 namun  aku ini sengsara dan 


 1000

miskin – ya Tuhan  , segeralah datang! Engkaulah yang menolong aku dan 

meluputkan aku; ya TUHAN, janganlah lambat datang! 

Judul mazmur ini menunjukkan bahwa mazmur ini memang diran-

cang untuk membangkitkan ingatan, yaitu untuk mengingatkan 

Tuhan   akan belas kasihan dan janji-janji-Nya (sebab itulah yang dika-

takan untuk kita lakukan saat berdoa dan memohon kepada-Nya; 

Yes. 43:26, Ingatkanlah Aku). Ini bukan berarti Sang Akal Budi yang 

Abadi memerlukan orang untuk mengingatkan Dia, namun  Dia berke-

nan untuk menerima kehormatan dari doa yang dipanjatkan dengan 

iman. Atau, lebih tepat lagi, mazmur ini untuk mengingatkan diri si 

pemazmur sendiri dan orang lain mengenai kesusahan yang pernah 

dialami sebelumnya, supaya kita tidak pernah terlena, melainkan 

selalu bersiap siaga bahwa kesukaran selalu akan datang. Juga, su-

paya kita selalu teringat akan ibadah-ibadah kita sebelumnya, bahwa 

saat awan pergi sesudah  hujan turun, kita masih bisa kembali menda-

patkan sarana-sarana yang sama yang sebelumnya telah terbukti 

menjadi sumber kelegaan dan pertolongan bagi kita. Dalam doa, kita 

boleh mengulangi kata-kata yang telah sering kita pakai sebelumnya: 

Sang Juruselamat kita pun berdoa tiga kali dalam penderitaan-Nya 

dengan mengucapkan kata-kata yang sama. Demikianlah di sini, 

Daud pun memakai kata-kata yang pernah digunakannya sebelum-

nya, namun  bukannya tanpa perubahan sama sekali, untuk menun-

jukkan bahwa ia tidak memaksudkannya sebagai bentuk doa tetap 

yang wajib dipanjatkan olehnya atau orang lain. Tuhan   memandang 

hati, bukan kata-kata. 

I. Di sini Daud berdoa agar Tuhan   bersegera melepaskan dan meno-

longnya (ay. 2, 6): Aku ini sengsara dan miskin, berkekurangan 

dan tertekan, dan kebingungan. Kemiskinan dan kebutuhan me-

rupakan alasan kuat untuk berseru kepada Tuhan   melalui doa, 

 sebab  Dia Tuhan   yang memiliki belas kasihan yang tiada terbatas, 

yang tidak merendahkan keluhan hati yang remuk redam, yang 

telah mengumandangkan berkat kebahagiaan bagi orang-orang 

yang miskin di hadapan Tuhan  , dan yang memuaskan orang-orang 

lapar dengan hal-hal baik. Dia berdoa,  

1.  Agar Tuhan   berkenan tampil menyelamatkannya dari segala ke-

sukaran yang sedang ia hadapi pada waktu yang tepat.  

Kitab Mazmur 70:1-6 

 1001 

2.  Agar sementara menunggu, Tuhan   kiranya datang menolongnya 

di dalam kesesakannya itu, supaya dia tidak terbenam dan ja-

tuh.  

3.  Agar Tuhan   bergegas melakukannya: Bersegeralah (ay. 2), dan 

lagi (ay. 6), Segeralah datang, janganlah lambat. Terkadang Tuhan   

sepertinya berlambat-lambat menolong umat-Nya, supaya Ia 

dapat membangkitkan kerinduan yang mendalam seperti yang 

tertuang di sini. Siapa yang percaya, tidak akan gelisah, se-

hingga tidak sampai mau mendahului rencana ilahi, atau me-

maksakan jalan keluar atau mengambil cara penyelamatan 

diri yang tidak semestinya. Sebaliknya, siapa yang percaya, dia 

akan bergegas menghadap Tuhan   melalui doa dalam kerendah-

an hati sehingga dengan begitu ia mempercepat kedatangan 

bantuan yang diharapkan. “Bergegaslah datang, sebab jiwaku 

merindukan-Mu. Aku akan binasa jika tidak cepat-cepat dito-

long. Aku tidak punya sumber lain yang dapat kuharapkan 

untuk menolongku: Engkaulah yang menolong aku dan melu-

putkan aku. Engkau selalu berlaku demikian bagi semua orang 

yang mencari-Mu. Aku bergantung pada-Mu untuk menolong-

ku juga. Aku kerap mendapati-Mu seperti itu. Engkau me-

mang sanggup, selalu sanggup untuk melakukannya.  sebab  

itu, bergegaslah datang kepadaku.”   

II.  Dia berdoa agar Tuhan   memenuhi wajah musuh-musuhnya dengan 

aib (ay. 3-4).  

Perhatikanlah:   

1.  Bagaimana ia menggambarkan mereka. Mereka mengincar jiwa-

nya dan nyawanya untuk dihancurkan. Mereka juga mengincar 

pikirannya untuk diganggu, supaya dia menjauh dari Tuhan   dan 

terperangkap dalam dosa dan keputusasaan. Mereka meran-

cangkan kecelakaan dan kehancuran atasnya. saat  bencana 

menimpanya atau membahayakannya, mereka berkata, “Syu-

kur, syukur! Itulah keinginan kami. Kini kita hampir menang 

dan akan melihatnya hancur.” Mereka begitu mendendam dan 

kurang ajar.   

2.  Doanya melawan mereka: “Biarlah mereka mendapat malu. Biar-

lah mereka dibuat supaya bertobat, dipenuhi dengan aib sampai 

mencari nama-Mu (83:16). Biarlah mereka menyadari kesalah-


 1002

an dan kebodohan mereka dalam melawan orang-orang yang 

Engkau lindungi, dan biarlah mereka mendapat malu (Yes. 

26:11). Bagaimanapun juga, biarlah rancangan mereka mela-

wanku digagalkan dan segenap siasat mereka dipatahkan. 

Biarlah mereka berbalik dari perbuatan mereka yang jahat, 

dan menjadi malu serta bingung, dan seperti yang terjadi de-

ngan musuh-musuh bangsa Yahudi, mereka menjadi sangat 

kehilangan muka dan menjadi sadar” (Neh. 6:16).  

III. Dia berdoa agar Tuhan   berkenan untuk melimpahi hati sahabat-sa-

habatnya dengan sukacita (ay. 5), supaya semua orang yang men-

cari Tuhan   dan mengasihi keselamatan dari-Nya, yang merin-

dukannya, yang bersukacita di dalamnya dan bergantung kepada 

keselamatan itu, selalu memiliki alasan untuk bersukacita, me-

muji dan memiliki kerinduan hati bagi kedua hal ini . Dan 

dia juga tidak ragu bahwa dia akan mendapat bagian dari berkat 

yang ia doakan itu, begitu pula kita jika kita memiliki semua 

tabiat ini.  

1.  Marilah kita jadikan pelayanan bagi Tuhan   sebagai tujuan uta-

ma kita, dan menjadikan kebaikan Tuhan   sebagai sukacita dan 

kesenangan kita, sebab itulah yang namanya mencari-Nya dan 

mengasihi keselamatan dari-Nya. Mari kita jadikan pencarian 

kebahagiaan di dalam Tuhan   sebagai kepedulian utama dan 

menjadikan kenikmatan di dalamnya sebagai kepuasan kita. 

Hati yang mengasihi keselamatan dari Tuhan, dan yang lebih 

memilih keselamatan itu dibanding segala keuntungan dunia-

wi lainnya, sehingga rela melepaskan segalanya demi memper-

taruhkan keselamatan itu, merupakan bukti yang kuat akan 

ketertarikan dan kepemilikan kita akan keselamatan itu.  

2. Biarlah kita menjadi yakin bahwa, jika saja bukan  sebab  

kesalahan kita, sukacita Tuhan akan selalu memenuhi pikiran 

kita dan puji-pujian agung bagi Tuhan akan selalu memenuhi 

mulut kita. Orang-orang yang mencari Tuhan  , jika mereka men-

cari-Nya dengan giat dan tekun, akan bersukacita dan bergi-

rang di dalam-Nya, sebab pencarian mereka merupakan bukti 

dari maksud baik-Nya bagi mereka dan kesungguhan mereka 

dalam mencari-Nya (105:3). Kesenangan dan sukacita bahkan 

bisa didapatkan saat  mencari Tuhan  , sebab salah satu prinsip 

agama yang terpenting yaitu  bahwa Tuhan   memberi upah ke-

Kitab Mazmur 70:1-6 

 1003 

pada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Orang-orang 

yang mengasihi keselamatan dari Tuhan   akan berkata dengan 

penuh kegirangan, dengan kegirangan yang terus berkelanjut-

an (sebab memuji Tuhan   itu, jika kita lakukan terus-menerus, 

akan menjadi seperti pesta bagi kita). Biarlah Tuhan   ditinggikan, 

dan memang Dia akan ditinggikan, sampai selama-lamanya, di 

dalam keselamatan umat-Nya. Semua orang yang mengharap-

kan penghiburan bagi orang-orang kudus dan menginginkan 

kemuliaan bagi Tuhan  , tidak bisa tidak akan mengatakan amin 

dengan sepenuh hati terhadap doa ini. Mereka yang mengasihi 

keselamatan dari Tuhan   akan terus berkata, “Tuhan   itu besar.”  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 7 1  

aud menuliskan mazmur ini di masa tuanya, sebagaimana yang 


Related Posts:

  • mazmur 51-100 8 lam peperangan dan bersenang-senang dalam perselisihan, Kitab Mazmur 68:23-32  971 biarlah mereka tahu dengan pasti bahwa, cepat atau lambat, mereka akan mengalami bagian mereka dari semuanya it… Read More