lam peperangan dan bersenang-senang dalam perselisihan,
Kitab Mazmur 68:23-32
971
biarlah mereka tahu dengan pasti bahwa, cepat atau lambat,
mereka akan mengalami bagian mereka dari semuanya itu
(Yes. 33:1; Why. 13:10).
2. Sebagian yang lain akan menyerah dengan sukarela (ay. 30-
32): Demi bait-Mu di Yerusalem (ini dikatakan Daud dengan
iman, sebab Bait Tuhan di Yerusalem belum dibangun pada
masanya, hanya bahan-bahan dan modelnya saja dipersiap-
kan) raja-raja menyampaikan persembahan kepada-Mu. Per-
sembahan-persembahan yang mahal akan dibawa, yaitu per-
sembahan-persembahan yang pantas untuk dibawa oleh raja-
raja. Bahkan raja-raja itu sendiri, yang dengan agung melam-
bangkan segala seluk-beluk kehormatan dan hak istimewa,
akan berusaha mendapatkan perkenanan Kristus dengan mem-
bayar harga mahal. Di dalam Bait Tuhan ada keindahan
dan keuntungan dalam melayani Tuhan dan dalam bersekutu
dengan-Nya, dan di dalam Injil Kristus yang muncul dari
Yerusalem. Semuanya ini cukup untuk mengundang raja-raja
sendiri untuk memberi persembahan-persembahan mereka
kepada Tuhan , untuk mempersembahkan diri mereka sendiri
kepada-Nya sebagai persembahan-persembahan yang hidup,
dan untuk menjalankan semua itu sendiri dengan sebaik-
baiknya. Ia menyebutkan Mesir dan Etiopia, dua negara yang
darinya orang tidak menyangka bahwa akan datang mereka
yang mau tunduk dan memohon (ay. 32): Dari Mesir orang
membawa barang-barang tembaga (KJV: Raja-raja akan datang
dari Mesir – pen.), sebagai duta-duta untuk mencari perkenan-
an Tuhan dan berserah kepada-Nya. Dan mereka akan diterima,
sebab Tuhan semesta alam akan memberkati mereka sebab -
nya, dengan berfirman: “Diberkatilah Mesir, umat-Ku” (Yes.
19:25). Bahkan Etiopia, yang telah merentangkan tangannya
melawan Israel kepunyaan Tuhan (2Taw. 14:9), kini akan meng-
ulurkan tangannya kepada Tuhan , di dalam doa, di dalam per-
sembahan-persembahan, untuk berpegangan kepada-Nya, dan
mereka bersegera dalam melakukannya. Segeralah berdamai
dengan lawanmu. Sebagian dari segala bangsa akan dikum-
pulkan kepada Kristus dan diakui oleh-Nya.
972
Pujian bagi Tuhan atas Pemerintahan-Nya yang Berdaulat
(68:33-36)
33 Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Tuhan , bermazmurlah bagi
Tuhan; S e l a 34 bagi Dia yang berkendaraan melintasi langit purbakala.
Perhatikanlah, Ia memperdengarkan suara-Nya, suara-Nya yang dahsyat! 35
Akuilah kekuasaan Tuhan ; kemegahan-Nya ada di atas Israel, kekuasaan-Nya
di dalam awan-awan. 36 Tuhan yaitu dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya;
Tuhan Israel, Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya.
Terpujilah Tuhan .
Sang pemazmur, sesudah berdoa dan bernubuat tentang pertobatan
bangsa-bangsa bukan-Yahudi, di sini mengundang mereka untuk
datang dan bergabung bersama orang-orang Israel yang saleh untuk
memuji Tuhan . Ini menunjukkan bahwa masuknya mereka ke dalam
jemaat akan menjadi pokok sukacita dan pujian bagi orang-orang
Israel (ay. 33): Kiranya kerajaan-kerajaan bumi menyanyi bagi Tuhan ,
dan bermazmur bagi Tuhan. Mereka semua harus melakukannya,
dan, jika semua kerajaan telah menjadi kerajaan kepunyaan
Tuhan dan Dia yang diurapi-Nya, mereka pasti akan melakukannya.
Di sini Tuhan diketengahkan kepada mereka sebagai pokok pujian
yang selayaknya sebab beberapa alasan:
I. sebab pemerintahan-Nya yang agung dan berdaulat: Dia berken-
daraan melintasi langit purbakala (ay. 34), bandingkan dengan
ayat 5. Sejak semula, bahkan, sejak sebelum segala waktu, Ia te-
lah menyiapkan takhta-Nya. Ia duduk di lingkaran langit, meng-
atur segala pergerakan benda-benda langit. Dan dari langit yang
tertinggi, yang merupakan tempat kediaman kemuliaan-Nya, Ia
menyebarkan pengaruh-pengaruh kuasa dan kebaikan-Nya ke-
pada dunia di bawah ini.
II. sebab semarak-Nya yang menakjubkan dan dahsyat: Ia memper-
dengarkan suara-Nya, suara-Nya yang dahsyat! Ini mungkin me-
rujuk entah secara umum pada guntur, yang disebut suara Tuhan
dan dikatakan penuh kekuatan dan penuh semarak (29:3-4), atau
secara khusus pada guntur yang di dalamnya Tuhan berbicara
kepada Israel di Gunung Sinai.
III. sebab kuasa-Nya yang perkasa: Akuilah kekuasaan Tuhan (ay.
35). Akuilah Dia sebagai Tuhan yang kuasa-Nya tidak dapat dilawan,
sehingga bodohlah kita jika berperang melawan-Nya, dan bijaklah
Kitab Mazmur 68:33-36
973
kita jika berserah kepada-Nya. Akuilah bahwa Dia mempunyai
kuasa yang cukup untuk melindungi rakyat-Nya yang setia mau-
pun untuk menghancurkan seteru-seteru-Nya yang keras kepala.
Jadi, berilah Dia kemuliaan untuk segala bukti pernyataan dari
kemahakuasaan-Nya. Engkaulah yang empunya kerajaan dan
kuasa, dan sebab itu Engkau pula yang empunya kemuliaan. Kita
harus mengakui kuasa-Nya,
1. Di dalam kerajaan anugerah: Kemegahan-Nya ada di atas
Israel. Ia menunjukkan kepedulian-Nya yang berdaulat dalam
melindungi dan memerintah jemaat-Nya. Itulah kemegahan
kuasa-Nya, yang dikerahkan demi kebaikan umat-Nya.
2. Di dalam kerajaan pemeliharaan-Nya: Kekuasaan-Nya ada di
dalam awan-awan, yang darinya terdengarlah guntur kekua-
saan-Nya, hujan lebat dan hujan deras yang menunjukkan
kekuatan-Nya. Meskipun kekuasaan Tuhan ada di awan-awan,
Ia berkenan turun untuk mengumpulkan Israel kepunyaan-
Nya di bawah naungan sayap-Nya (Ul. 33:26).
IV. sebab kemuliaan tempat kudus-Nya dan keajaiban-keajaiban
yang dikerjakan di sana (ay. 36): Tuhan yaitu dahsyat dari dalam
tempat kudus-Nya. Tuhan harus dikagumi dan dipuja dengan rasa
hormat dan rasa takut yang kudus oleh semua orang yang mela-
yani-Nya di tempat kudus-Nya, yang menerima sabda-sabda-Nya,
yang memperhatikan segala pekerjaan-Nya sesuai dengan sabda-
sabda itu, dan yang memberi penghormatan kepada-Nya. Ia
memperlihatkan dari tempat kudus-Nya dengan mengumandang-
kan secara lantang bahwa Ia akan dikuduskan dalam diri orang-
orang yang datang mendekat kepada-Nya. Dari sorga, tempat
kudus-Nya di atas, Dia sungguh menunjukkan, dan akan menun-
jukkan, diri-Nya sebagai Tuhan yang dahsyat. Dan tidak ada sifat
Tuhan mana pun yang lebih menakutkan bagi orang-orang berdosa
selain kekudusan-Nya.
V. sebab anugerah yang dicurahkan kepada umat-Nya: Tuhan Israel,
Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya,
yang tidak dapat diberikan oleh ilah-ilah bangsa-bangsa lain, yang
hanyalah kesia-siaan dan dusta belaka, kepada para penyembah
mereka. Bagaimana mungkin ilah-ilah itu dapat menolong orang-
orang yang menyembah mereka kalau mereka tidak dapat meno-
974
long diri mereka sendiri? Segala kekuatan Israel melawan musuh-
musuh mereka berasal dari Tuhan . Mereka mengakui bahwa mere-
ka tidak mempunyai kekuatan sendiri (2Taw. 20:12). Dan segenap
kemampuan kita untuk melaksanakan pekerjaan dan kesejah-
teraan rohani kita berasal dari anugerah Tuhan . Melalui Kristus
yang menguatkan kitalah kita dapat melakukan segala perkara,
dan bukan sebaliknya. Oleh sebab itu, Dia harus mendapat ke-
muliaan atas segala hal yang kita perbuat (115:1). Dengan rendah
hati kita harus bersyukur kepada-Nya sebab Dia memampukan
kita untuk melakukan semuanya itu, dan sebab Dia memampu-
kan kita untuk menerima pekerjaan tangan-Nya sendiri di dalam
diri kita. Jika Tuhan Israel yang mengerahkan kekuatan dan
kekuasaan kepada umat-Nya, maka sudah selayaknyalah bagi
umat-Nya untuk berkata, Terpujilah Tuhan ! Jika semuanya berasal
dari Dia, maka biarlah semuanya hanya bagi Dia.
PASAL 69
aud menulis mazmur ini saat dia sedang menderita, dan da-
lam penderitaannya itu,
I. Dia mengeluh tentang kesusahan dan kesulitan besar yang se-
dang dialaminya, dan memohon dengan sungguh-sungguh ke-
pada Tuhan untuk membebaskan dan menolongnya (ay. 2-22).
II. Dia meminta supaya penghakiman Tuhan menimpa orang-
orang yang menganiaya dia (ay. 23-30).
III. Dia mengakhiri keluhan dan permohonannya itu dengan sua-
ra sukacita dan pujian, dengan keyakinan bahwa Tuhan akan
menolong dan melepaskan dia, dan akan mengerjakan ke-
baikan bagi jemaat-Nya (ay. 31-37).
Nah, dalam mazmur ini Daud yaitu bayangan Kristus yang akan
datang. Berbagai bagian dalam mazmur ini berlaku pada diri Kristus
dalam Perjanjian Baru dan dikatakan digenapi di dalam Dia (ay. 5,
10, 22), sedangkan ayat 23 merujuk kepada musuh-musuh Kristus.
Seperti Mazmur 22, mazmur ini dimulai dengan perendahan diri
Kristus dan berakhir dengan pemuliaan-Nya. Salah satu bagian dari
pemuliaan-Nya yaitu kehancuran bangsa Yahudi sebab mengania-
ya Dia, yang dinubuatkan melalui kutukan-kutukan di sini. Dalam
menyanyikan mazmur ini kita harus mengarahkan pandangan kita
kepada penderitaan Kristus, dan kemuliaan yang menyusulnya, tan-
pa melupakan penderitaan orang-orang Kristen juga, dan kemuliaan
yang akan menyusulnya. Sebab, mazmur ini menuntun kita untuk
berpikir tentang kehancuran yang disediakan bagi para penganiaya
dan ketenangan yang disediakan bagi orang-orang yang teraniaya.
D
976
Keluhan dan Permohonan
(69:1-13)
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari Daud. 2 Sela-
matkanlah aku, ya Tuhan , sebab air telah naik sampai ke leherku! 3 Aku teng-
gelam ke dalam rawa yang dalam, tidak ada tempat bertumpu; aku telah
terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan aku. 4 Lesu
aku sebab berseru-seru, kerongkonganku kering; mataku nyeri sebab
mengharapkan Tuhan ku. 5 Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan le-
bih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang-orang
yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku di-
paksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas. 6 Ya Tuhan , Engkau
mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-
Mu. 7 Janganlah mendapat malu oleh sebab aku orang-orang yang menanti-
kan Engkau, ya Tuhan, Tuhan semesta alam! Janganlah kena noda oleh
sebab aku orang-orang yang mencari Engkau, ya Tuhan Israel! 8 Sebab oleh
sebab Engkaulah aku menanggung cela, noda meliputi mukaku. 9 Aku telah
menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, orang asing bagi anak-anak ibu-
ku; 10 sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata
yang mencela Engkau telah menimpa aku. 11 Aku meremukkan diriku de-
ngan berpuasa, namun itu pun menjadi cela bagiku; 12 aku membuat kain ka-
bung menjadi pakaianku, aku menjadi sindiran bagi mereka. 13 Aku menjadi
buah bibir orang-orang yang duduk di pintu gerbang, dengan kecapi pemi-
num-peminum menyanyi tentang aku.
Dalam ayat-ayat ini Daud mengeluh tentang kesulitan-kesulitannya.
Keluhan-keluhannya itu bercampur dengan permohonan untuk men-
dapat pertolongan.
I. Keluhan-keluhannya sangat menyedihkan, dan dia mencurahkan-
nya di hadapan Tuhan , yang diharapkannya akan membebaskan
dia dari beban berat yang menindihnya.
1. Dia mengeluh betapa kesulitan-kesulitan itu menekan jiwanya
dalam-dalam (ay. 2-3): “Air penderitaan, air yang pahit itu, te-
lah naik sampai ke leherku, bukan hanya mengancam hidup-
ku, namun juga menggelisahkan pikiranku. Air penderitaan itu
mengisi benakku dengan rasa gelisah yang tak keruan, dan
mengisi hatiku dengan kesedihan yang menyesakkan, sehing-
ga aku tidak dapat menikmati Tuhan dan diriku sendiri seperti
biasanya.” Kita akan mampu bertahan dalam kesulitan-kesu-
litan jika dapat menjauhkannya dari hati kita. Akan namun , jika
kesulitan-kesulitan itu sampai membuat kita kehilangan se-
mangat kita sendiri, maka keadaan kita benar-benar buruk.
Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya,
namun apa yang dapat kita lakukan dengan semangat yang
patah? Demikianlah keadaan Daud di sini. Pemikiran-pemikir-
Kitab Mazmur 69:1-13
977
annya mencari sesuatu yang dapat dipercayai, yang menopang
pengharapannya, namun dia tidak menemukan satu pun: dia
tenggelam ke dalam rawa yang dalam, tiada tempat bertumpu,
tidak ada tempat pijakan yang kokoh. Pertimbangan-pertim-
bangan yang biasanya mendukung dan memberi dorongan ke-
padanya sekarang tidak bisa membantu dia atau tidak berdaya,
dan dia sudah hampir menyerah untuk mati. Dia mencari
sesuatu untuk menghibur dirinya, namun justru mendapati diri-
nya di air yang dalam yang menghanyutkan dia, membenam-
kan dia. Dia seperti orang yang tenggelam dan terbenam dalam
suatu kebingungan dan ketakutan yang melumpuhkan. Ini
menunjukkan penderitaan jiwa Kristus, dan kesusahan batin
yang dialami-Nya saat Dia berkata, “Sekarang jiwa-Ku ter-
haru, dan Hati-Ku sangat sedih.” Ini sebab jiwa-Nyalah yang
Dia jadikan persembahan untuk dosa. Dan ini mengajar kita
untuk menyerahkan pemeliharaan jiwa kita kepada Tuhan ke-
tika berada dalam penderitaan, supaya kita jangan disusahkan
oleh ketidakpuasan ataupun tenggelam dalam keputusasaan.
2. Dia mengeluh tentang lamanya penderitaannya itu berlang-
sung (ay. 4): Lesu aku sebab berseru-seru. Walaupun dia tidak
dapat mempertahankan kepalanya di atas permukaan air,
namun dia berseru-seru kepada Tuhan nya, dan semakin dia
melihat kematian semakin dia berdoa meminta hidup. Namun
dia tidak segera mendapatkan jawaban yang memberi keda-
maian. Dia juga tidak mendapatkan banyak dukungan dan
penghiburan dalam doa yang biasa dirasakan umat Tuhan . Ka-
rena itulah dia hampir lelah berseru-seru, suaranya semakin
parau, dan kerongkongannya kering sampai tidak dapat ber-
seru lagi. Dia pun tidak mendapatkan kepuasan yang biasa
dia dapatkan dari mempercayai, mengharapkan, dan menanti-
kan pertolongan: Mataku nyeri sebab mengharapkan Tuhan ku.
Matanya serasa terlepas sebab terus memandang, menanti-
nantikan pertolongan. Namun permohonannya kepada Tuhan
ini menandakan bahwa dia telah memutuskan untuk tidak
menyerah untuk terus percaya dan berdoa. Kerongkongannya
kering, namun hatinya tidak. Matanya nyeri, namun imannya
tidak gagal. Demikian pula Tuhan kita Yesus, di atas kayu
salib, berteriak, “Mengapa Engkau meninggalkan Aku?” namun
978
pada saat yang sama tetap mempertahankan hubungan-Nya
dengan Dia: “Tuhan -Ku, Tuhan -Ku.”
3. Dia mengeluh tentang kebencian musuh-musuhnya dan ba-
nyaknya jumlah mereka, juga ketidakadilan dan kekejaman
mereka, serta kesukaran yang mereka timbulkan kepadanya
(ay. 5). Mereka membenci dia dan hendak menghancurkan dia.
Memang kebencian biasanya bertujuan menghancurkan orang
yang dibenci. namun , apa kesalahannya, apa dosanya, panas
hati apa yang dia timbulkan dalam hati mereka, sampai mere-
ka begitu dengki terhadap dia? Tidak ada sama sekali: “Orang-
orang yang membenci aku tanpa alasan, aku tidak pernah
menyakiti mereka sedikit pun, sehingga mereka pantas mem-
bebaniku dengan niat jahat seperti itu.” Juruselamat kita meng-
gunakan ungkapan ini untuk diri-Nya sendiri (Yoh. 15:25): Me-
reka membenci Aku tanpa alasan. Kita cenderung menggunakan
ungkapan seperti ini untuk membenarkan perasaan kita terha-
dap orang-orang yang membenci kita, bahwa kita tidak pernah
melakukan sesuatu yang membuat mereka sampai membenci
kita. Namun, ungkapan ini sebenarnya bukan untuk maksud
seperti itu, namun lebih merupakan pernyataan mengapa kita
harus menanggung penderitaan dengan sabar, sebab dengan
demikian kita menderita seperti Kristus, dan boleh berharap
bahwa Tuhan akan memberi kita ganti rugi. “Mereka memusuhi
aku tanpa sebab, sebab aku tidak memusuhi mereka.” Di
dunia di mana ketidakadilan begitu berkuasa, janganlah kita
heran jika bertemu dengan orang-orang yang memusuhi kita
tanpa sebab. Marilah kita berhati-hati supaya sekali-kali tidak
melakukan kesalahan, supaya dengan demikian jika menda-
patkan perlakuan yang salah, kita lebih mampu menanggung-
nya. Musuh-musuh ini jangan dianggap remeh, sebab mereka
sangat hebat, yaitu dalam hal jumlah mereka. Mereka lebih
banyak dari pada rambut di kepalaku (musuh-musuh Kristus
pun banyak, dan orang-orang yang datang untuk menangkap
Dia sangat banyak, betapa bertambah banyaknya mereka yang
menyusahkan Dia! Selain itu, musuh-musuh itu juga sangat
hebat sebab kekuatan mereka. Mereka terlalu besar dalam
hal kekuasaan dan kekuatan. Kita lemah, sedangkan musuh
kita kuat, sebab perjuangan kita melawan pemerintah-peme-
rintah, melawan penguasa-penguasa. Aku dipaksa mengembali-
Kitab Mazmur 69:1-13
979
kan apa yang tidak kurampas. Jika ini diterapkan pada Daud,
ini yaitu sesuatu yang dipaksakan musuh-musuhnya kepa-
danya (mereka membuat dia menderita sebab pelanggaran
yang tidak pernah dilakukannya). Dia setuju saja untuk men-
derita, supaya dengan demikian, jika mungkin, dia dapat me-
redakan kemarahan mereka dan memperdamaikan mereka
dengan dirinya. Dia bisa saja menuntut berdasar hukum
keadilan dan kehormatan. Hukum keadilan tidak menuntut
kita mengembalikan apa yang tidak kita rampas, sedangkan
hukum kehormatan biasa dianggap melarang tindakan itu,
sebab merugikan diri kita sendiri baik dari segi materi mau-
pun nama baik. Namun, kadang-kadang keadaannya bisa saja
menjadi sedemikian rupa sehingga menjadi kewajiban kita
untuk tidak menuntut hak kita itu. Paulus yang terberkati,
walaupun bebas terhadap semua orang, namun menjadikan
dirinya hamba semua orang, demi kemuliaan Kristus dan
pembangunan jemaat. namun , jika diterapkan pada Kristus,
jelaslah bahwa hal ini menggambarkan ganti rugi yang Dia
lakukan kepada Tuhan untuk menebus dosa kita dengan darah-
Nya: Dia dipaksa mengembalikan apa yang tidak Dia rampas.
Dia menjalani hukuman yang seharusnya ditanggung oleh
kita, Dia membayar utang kita, menderita sebab kejahatan
kita. Kemuliaan Tuhan , dalam beberapa hal, dirampas oleh dosa
manusia. Kemuliaan, damai sejahtera, dan kebahagiaan ma-
nusia dirampas. Bukan Dia yang merampasnya, namun berkat
jasa kematian-Nya Dia telah memulihkannya.
4. Daud mengeluh tentang kejahatan teman-teman dan sanak-
saudaranya. Kepedihan ini sungguh menusuk hati yang tulus
sedalam-dalamnya (ay. 9): “Aku telah menjadi orang luar bagi
saudara-saudaraku. Mereka berlaku sebagai orang asing ter-
hadapku dan memperlakukan aku sebagai orang asing. Me-
reka malu berbicara denganku dan malu untuk mengakui
aku.” Ini digenapi pada Kristus, yang saudara-saudara-Nya sen-
diri pun tidak percaya kepada-Nya (Yoh. 7:5). Ia datang kepada
milik kepunyaan-Nya, namun orang-orang kepunyaan-Nya itu
tidak menerima-Nya (Yoh. 1:11). Dia ditinggalkan oleh murid-
murid-Nya, padahal sebelumnya Dia bebas bergaul dengan
mereka, seakan-akan mereka itu saudara-saudara-Nya.
980
5. Dia mengeluh tentang penghinaan yang diberikan kepadanya,
dan celaan yang terus-menerus membebaninya. Keluhannya
ini terutama menunjuk kepada Kristus, yang untuk kebaikan
kita telah menerima penghinaan terbesar dan mengosongkan
diri-Nya sendiri. sebab kita telah menodai kemuliaan Tuhan
dengan dosa, Kristus telah menjadikan diri-Nya tebusan, bu-
kan hanya dengan melepaskan diri-Nya sendiri dari kemuliaan
yang pantas dimiliki oleh Tuhan yang menjadi manusia, melain-
kan juga mau menerima penghinaan yang serendah-rendah-
nya yang dapat dilakukan terhadap seorang manusia. Dua hal
di sini yang Daud perhatikan sebagai hal-hal yang memperbu-
ruk penghinaan terhadapnya:
(1) Alasan dan isi celaan ini (ay. 11-12). Mereka meng-
ejek dia sebab dia merendahkan dirinya dan memuliakan
Tuhan . saat manusia meninggikan dirinya sendiri dalam
kebanggaan dan keagungan yang sia-sia, mereka layak di-
tertawakan sebab kebodohan mereka itu. namun Daud
telah meremukkan dirinya dan membuat kain kabung
menjadi pakaiannya, dan saat dia sedang merendahkan
dirinya, mereka mengambil kesempatan untuk menginjak-
injak dia. saat manusia menghina Tuhan , maka perbuatan
mereka itu hanya akan menjadi penghinaan bagi diri mere-
ka sendiri. Namun, Daud sepenuhnya berbakti kepada
Tuhan dan menunjukkan rasa hormatnya kepada Dia, mere-
mukkan dirinya dengan berpuasa dan membuat kain ka-
bung menjadi pakaiannya, seperti yang dahulu dilakukan
orang yang bertobat untuk merendahkan dirinya. namun
mereka tidak memuji ibadahnya itu dan menjadikannya se-
bagai sebuah teladan perbuatan saleh yang bagus. Sebalik-
nya, dengan berbagai cara mereka berusaha mematahkan
semangat Daud dan mencegah orang lain mengikuti tela-
dannya itu, sehingga itu pun menjadi cela baginya. Mereka
menertawakan dia sebagai orang bodoh sebab mematikan
raganya seperti itu, bahkan dia menjadi sindiran bagi me-
reka sebab hal itu. Mereka sering menjadikan dia sasaran
olok-olok mereka. Janganlah kita menganggapnya aneh
jika orang mencemooh kita sebab melakukan perbuatan
yang baik, yang dengannya kita pantas berharap bahwa
Tuhan berkenan kepada kita. Tuhan kita Yesus hampir
Kitab Mazmur 69:1-13
981
dilempari batu sebab pekerjaan-pekerjaan baik-Nya (Yoh.
10:32), dan saat Dia berseru, “Eli, Eli – Tuhan -Ku, Tuhan -
Ku,” Dia dicemooh, seakan-akan Dia memanggil Elia.
(2) Orang-orang yang mencela dia (ay. 13).
[1] Bahkan orang-orang yang paling penting dan terhormat,
yang diharapkan bersikap lebih baik: Aku menjadi buah
bibir orang-orang yang duduk di pintu gerbang. Celaan
mereka dipandang sebagai ketentuan para pembesar
dan keputusan hakim-hakim, sehingga dihargai.
[2] Orang-orang yang paling hina, yang paling tercela, orang-
orang asing yang tidak dia kenal (35:15; KJV: “orang yang
hina dina” – pen.), sampah masyarakat, orang-orang
bebal yang tidak dikenal (Ayb. 30:8). Peminum-peminum
seperti itu berkelakuan keji, dan mereka menjadikan dia
sebagai nyanyian cemooh para peminum. Mereka mem-
permainkan dirinya untuk bersenang-senang di antara
teman-teman mereka. Lihatlah pengaruh buruk dosa
sebab kemabukan. Dosa ini membuat manusia tidak
suka yang baik (2Tim. 3:3; KJV: “suka menghina orang-
orang baik” – pen.). Pada waktu mereka membuat sakit
para pemuka dengan anggur yang menghangatkan, ia
bersekutu dengan para pencemooh (Hos. 7:5). Bangku
peminum yaitu tempat duduk pencemooh. Lihatlah apa
yang biasanya menjadi nasib orang-orang yang terbaik:
puji-pujian yang diucapkan orang bijaksana yaitu nya-
nyian cemooh bagi orang bodoh. namun bagi orang-orang
yang menilai segala sesuatu dengan benar, mudah untuk
menganggap rendah sikap menghina seperti itu.
II. Pengakuan dosanya sangat serius (ay. 6): “Ya Tuhan , Engkau me-
ngetahui kebodohanku, apa yang termasuk kebodohanku dan apa
yang tidak. Dosa-dosa yang merupakan kesalahanku tidak ter-
sembunyi bagi-Mu, dan oleh sebab itu Engkau tahu betapa tidak
bersalahnya aku atas kejahatan-kejahatan yang mereka tuduh-
kan kepadaku.” Perhatikanlah, bahkan saat kita mengaku tidak
bersalah atas tuduhan manusia yang tidak adil, di hadapan Tuhan
kita harus mengaku pantas menerima segala yang menimpa kita,
juga hal-hal yang jauh lebih buruk. Ini yaitu pengakuan yang
tulus dari orang yang menyesali dosanya. Dia tahu bahwa dia
982
tidak mungkin berhasil menutupi dosanya, dan sebab itu dia
bersikap bijaksana dengan mengakuinya, sebab dosanya telan-
jang dan terbuka di hadapan Tuhan .
1. Dia mengetahui kebejatan sifat dasar kita: Engkau mengetahui
kebodohan yang tersimpan di dalam hatiku. Semua dosa-dosa
kita bersumber dari kebodohan kita.
2. Dia mengetahui pelanggaran-pelanggaran dalam hidup kita.
Pelanggaran-pelanggaran kita itu tidak tersembunyi bagi-Nya,
juga dosa-dosa dalam hati kita yang paling dirahasiakan. Se-
mua itu dilakukan dalam pandangan mata-Nya, dan tidak
akan pernah disingkirkan dari hadapan-Nya, sampai disesali
dan diampuni. Ini cocok diterapkan pada Kristus, sebab Dia
tidak mengenal dosa, namun Dia dijadikan dosa sebab kita.
Dan Tuhan mengetahuinya, hal itu tidak tersembunyi baginya,
saat Dia berkenan menyakiti-Nya dan menempatkan-Nya da-
lam kesedihan.
III. Doa permohonannya sangat sungguh-sungguh.
1. Bagi dirinya sendiri (ay. 2): “Selamatkanlah aku, ya Tuhan . Sela-
matkanlah aku supaya tidak tenggelam, dari keputus-asaan.”
Demikian pula Kristus didengar seruan-Nya dalam kegentar-
an-Nya, sebab Dia diselamatkan sehingga tidak sampai mene-
lantarkan pekerjaan-Nya (Ibr. 5:7).
2. Bagi teman-temannya (ay. 7): Janganlah mendapat malu oleh
sebab aku orang-orang yang menantikan Engkau, ya Tuhan,
Tuhan semesta alam! Janganlah kena noda oleh sebab aku
orang-orang yang mencari Engkau, ya Tuhan Israel! Kita harus
mencari Tuhan dengan dua sifat-Nya ini. Dalam mencari Dia
kita harus menantikan Dia sebagai Tuhan semesta alam yang
memiliki segala kuasa untuk menolong, dan sebagai Tuhan
Israel yang memiliki kovenan dengan umat-Nya. Oleh sebab
kedua hal itu Dia terikat janji untuk menolong umat-Nya demi
kemuliaan dan kebenaran. Janganlah mendapat malu dan ja-
nganlah kena noda oleh sebab aku. Ini menyiratkan kekhawa-
tiran Daud, bahwa jika Tuhan tidak datang baginya maka itu
akan mematahkan semangat semua orang baik lainnya, dan
akan memberi kesempatan kepada musuh-musuh mereka un-
tuk bersorak-sorak atas mereka. Keinginannya yang paling
Kitab Mazmur 69:1-13
983
sungguh-sungguh yaitu supaya, apa pun yang terjadi pada-
nya, semua orang yang mencari Tuhan dan menantikan Dia
akan dipelihara dalam kasih dan perkenanan-Nya, dan jangan
sampai kehilangan semangat ataupun menjadi sasaran peng-
hinaan orang lain. Kalau Yesus Kristus tidak diakui dan dite-
rima oleh Bapa-Nya dalam penderitaan-Nya, maka semua orang
yang mencari Tuhan dan menantikan Dia akan malu dan
bingung. namun sebab Dia diakui dan diterima oleh Bapa-Nya,
mereka mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Tuhan ,
dan dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karu-
nia dalam nama Kristus.
IV. Seruan permohonannya sangat kuat (ay. 8, 10). Celaan yaitu
salah satu bebannya yang terbesar: “Tuhan, singkirkanlah celaan
itu, dan belalah perkaraku, sebab,
1. Aku dicela sebab Engkau, sebab melayani dan mempercayai
Engkau: Sebab oleh sebab Engkaulah aku menanggung cela.”
Orang-orang yang dicela sebab perbuatan baik dapat menye-
rahkannya kepada Tuhan dengan keyakinan yang rendah hati
supaya Dia memunculkan kebenaran mereka seperti terang.
2. “ sebab mengikuti Engkaulah aku dicela: Cinta untuk rumah-
Mu menghanguskan aku, membuatku lupa diri, dan melaku-
kan apa yang dengan jahatnya mereka putar-balikkan menjadi
cela bagiku. Orang-orang yang membenci-Mu dan rumah-Mu
membenci aku, sebab mereka tahu betapa membaranya ka-
sihku kepadanya. Inilah yang membuat mereka hendak meng-
hanguskan aku, dan ini telah menghanguskan segala cinta
dan hormat yang aku miliki di antara mereka.” Orang-orang
yang menghujat Tuhan dan menghina firman dan jalan-Nya,
mencela Daud sebab dia percaya kepada firman-Nya dan
berjalan di jalan-Nya. Atau ini dapat ditafsirkan sebagai contoh
cinta Daud yang membara akan rumah Tuhan , sehingga dia
membenci semua penghinaan yang dilakukan terhadap nama
Tuhan seakan-akan itu dilakukan terhadap namanya sendiri.
Dia sakit hati terhadap semua penghinaan yang dilakukan ter-
hadap Tuhan dan celaan yang dilemparkan kepada agama. Ini
lebih menyakitkan hatinya dibandingkan penderitaan lahiriah apa
pun yang dialaminya sendiri. Oleh sebab itu sudah sepantas-
nya jika dia berharap Tuhan akan menunjukkan perhatian-Nya
984
terhadap celaan-celaan yang dilemparkan kepadanya, sebab
dia sendiri selalu menunjukkan perhatiannya terhadap celaan-
celaan yang dilemparkan kepada Tuhan . Kedua bagian dari ayat
10 ini berlaku pada Kristus.
(1) Ini yaitu tanda cinta-Nya kepada Bapa-Nya, bahwa cinta
untuk rumah-Nya benar-benar sampai menghanguskan Dia
saat Dia mengusir dengan cambuk para pembeli dan pen-
jual keluar dari Bait Suci. Tindakan-Nya ini mengingatkan
para murid-Nya akan ayat mazmur ini (Yoh. 2:17).
(2) Ini yaitu tanda penyangkalan diri-Nya, dan bahwa Dia
tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, sehingga kata-kata
cercaan mereka, yang mencerca Tuhan , telah mengenai Dia
(Rm. 15:3), dan dalam hal ini dia telah memberi kita teladan.
Keluhan dan Permohonan
(69:14-22)
14 namun aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN, pada waktu Engkau berke-
nan, ya Tuhan ; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan perto-
longan-Mu yang setia! 15 Lepaskanlah aku dari dalam lumpur, supaya jangan
aku tenggelam, biarlah aku dilepaskan dari orang-orang yang membenci aku,
dan dari air yang dalam! 16 Janganlah gelombang air menghanyutkan aku,
atau tubir menelan aku, atau sumur menutup mulutnya di atasku. 17 Jawab-
lah aku, ya TUHAN, sebab kasih setia-Mu baik, berpalinglah kepadaku me-
nurut rahmat-Mu yang besar! 18 Janganlah sembunyikan wajah-Mu kepada
hamba-Mu, sebab aku tersesak; segeralah menjawab aku! 19 Datanglah ke-
padaku, tebuslah aku, bebaskanlah aku oleh sebab musuh-musuhku. 20
Engkau mengenal celaku, maluku dan nodaku; semua lawanku ada di ha-
dapan-Mu. 21 Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku me-
nantikan belas kasihan, namun sia-sia, menantikan penghibur-penghibur, te-
tapi tidak kudapati. 22 Bahkan, mereka memberi aku makan racun, dan pada
waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
Sebelumnya Daud telah berbicara tentang celaan penuh kebencian
yang dilemparkan musuh-musuhnya kepada dia. Di sini dia menam-
bahkan, “namun aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN.” Mereka
mengatakan hal-hal buruk tentang dia sebab dia berpuasa dan ber-
doa, dan sebab ini pula dia dijadikan nyanyian cemoohan para
peminum. namun , walaupun demikian, dia bertekad untuk terus ber-
doa. Perhatikanlah, walaupun mungkin kita diolok-olok sebab mela-
kukan yang benar, kita sama sekali tidak boleh mundur sebab olok-
olok itu. Orang-orang yang lebih suka meninggalkan tugas mereka
dibandingkan menanggung celaan dan kata-kata kasar, hanya dapat
Kitab Mazmur 69:14-22
985
memberi hasil yang sedikit untuk Tuhan , dan tidak dapat memper-
tahankan pengakuan iman mereka akan nama-Nya di hadapan ma-
nusia. Musuh-musuh Daud sangat kejam terhadap dia, namun inilah
penghiburannya, bahwa dia memiliki Tuhan yang bisa didatanginya,
yang kepada-Nya dia hendak mengadukan perkaranya. “Mereka ber-
maksud memenangkan perkara mereka dengan penghinaan dan fit-
nah, namun aku memakai cara yang berbeda. namun aku, apa pun
yang mereka lakukan, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN.” Dan itulah
waktu yang sungguh tepat untuk berdoa, sekalipun pada masa kese-
sakan. Tuhan tidak akan menjauhkan kita dari diri-Nya, walaupun
yang mendekatkan kita kepada-Nya yaitu kebutuhan. Bahkan itu
membuat Tuhan lebih berkenan, sebab kesengsaraan dan penderita-
an umat Tuhan justru lebih menjadikan mereka untuk dikasihani lagi
oleh-Nya. Itulah waktu yang tepat bagi Dia untuk menolong mereka,
saat segala pertolongan lainnya gagal dan mereka akan binasa,
saat mereka merasa akan binasa jika Dia tidak menolong mereka.
Kita menemukan ungkapan ini digunakan mengenai Kristus di dalam
Yes. 49:8, Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau.
Sekarang perhatikanlah:
I. Apa saja permintaan-permintaannya.
1. Supaya keluhan-keluhannya, teriakan penderitaannya, dan
keinginan hatinya didengar dan mendapat kemurahan. Jawab-
lah aku (ay. 14), Jawablah aku, ya TUHAN (ay. 17), Segeralah
menjawab aku! (ay. 18), bukan hanya mendengarkan apa yang
aku katakan, melainkan juga mengabulkan apa yang aku min-
ta. Kristus tahu bahwa Bapa selalu mendengarkan Dia (Yoh.
11:42).
2. Supaya dia diselamatkan dari masalahnya, dan jangan sampai
dia terbenam di bawah beban kesedihan (Lepaskanlah aku dari
dalam lumpur, jangan biarkan aku terbenam di dalamnya, be-
gitu menurut beberapa orang, melainkan kiranya Engkau me-
nolong aku, dan menempatkan kakiku di atas bukit batu, 40:3).
Supaya dia diselamatkan dari musuh-musuhnya, sehingga
mereka tidak dapat menelannya, dan niat mereka terhadapnya
tidak berhasil: “Biarlah aku dilepaskan dari orang-orang yang
membenci aku, seperti seekor anak domba dilepaskan dari cakar
seekor singa (ay. 15). Walaupun aku telah terperosok ke air
986
yang dalam (ay. 3), dan gelombang pasang pasti akan meng-
hanyutkan aku, namun biarlah hal yang kutakutkan itu dice-
gah dan dilenyapkan. Janganlah gelombang air yang mengalir
ke atasku ini menghanyutkan aku (ay. 16). Janganlah aku ja-
tuh ke dalam jurang keputus-asaan, janganlah tubir menelan
aku, dan janganlah sumur menutup mulutnya di atasku, kare-
na jika demikian aku akan binasa.” Dia sudah menyerah kalah
pada awal mazmur ini, namun sekarang kepalanya berada di
atas air, dan tidak lelah berteriak-teriak lagi sebab ketakutan
seperti yang tadi dia rasakan.
3. Supaya Tuhan mau berpaling kepadanya (ay. 17), mau terse-
nyum kepadanya, dan tidak menyembunyikan wajah-Nya dari
dia (ay. 18). Tanda-tanda bahwa Tuhan berkenan kepada kita
dan terang wajah-Nya menyinari kita, sudah cukup untuk
menjaga semangat kita agar tidak tenggelam dalam lumpur
kesulitan-kesulitan lahiriah yang paling dalam, dan tidak ada
lagi yang perlu kita inginkan untuk membuat kita aman dan
tenang (ay. 19). “Mendekatlah kepada jiwaku, dan nyatakan
diri-Mu kepadanya, supaya bebaslah jiwaku.”
II. Apa saja yang diserukannya untuk memperkuat permintaan-per-
mintaannya ini .
1. Dia berseru memohon kasih setia dan kebenaran Tuhan (ay.
14): Demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku. Ada kasih
setia pada Tuhan , yaitu kasih setia yang besar, dalam berbagai
bentuk, tidak ada habisnya, cukup untuk semua orang, dan
cukup untuk tiap-tiap orang. Ini harus menjadi dorongan se-
mangat bagi kita untuk berdoa. Juga kebenaran tentang kese-
lamatan-Nya, yaitu kebenaran semua janji keselamatan yang
dia berikan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya,
yaitu dorongan semangat yang lebih lanjut. Dia mengulangi
alasannya, yang bersumber pada kasih setia Tuhan : “Jawablah
aku, sebab kasih setia-Mu baik. Kasih setia-Mu memang pada
hakikatnya baik. Kasih setia-Mu kaya, sangat banyak dan
melimpah-ruah. Demikianlah kasih setia-Mu itu menurut ke-
saksian semua orang kudus. Kasih setia-Mu itu sangat berhar-
ga bagi mereka, merupakan hidup mereka, sukacita mereka,
segala-galanya bagi mereka. Oh, perkenankanlah aku merasa-
kan manfaatnya! Berpalinglah kepadaku, menurut rahmat-Mu
Kitab Mazmur 69:14-22
987
yang besar!” (ay. 17). Lihatlah betapa luhurnya dia berbicara
tentang kebaikan Tuhan : di dalam Dia ada kasih setia, yaitu
kasih setia yang lembut dan melimpah. Jika kita merenungkan
kebaikan Tuhan , dan tetap merenungkannya saat mengalami
kesulitan hebat, kita tidak perlu khawatir, sebab Tuhan pasti
akan melakukan kebaikan bagi kita. Sebab, TUHAN senang
kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya
(147:11).
2. Dia memohon pembelaan terhadap kesesakan dan penderita-
annya: “Janganlah sembunyikan wajah-Mu dariku, sebab aku
tersesak (ay. 18), dan sebab nya memerlukan pertolongan-Mu.
Inilah waktu yang tepat untuk pertolongan-Mu itu, dan aku
akan tahu untuk menghargainya.” Dia memohon pembelaan
terutama sekali terhadap cemooh yang dia alami, dan peng-
hinaan yang dilakukan terhadapnya (ay. 20): Engkau mengenal
celaku, maluku dan nodaku. Lihatlah betapa ditekankannya
hal ini. sebab , dalam penderitaan Kristus bagi kita, barang-
kali tidak ada yang lebih berperan besar dalam karya penebus-
an-Nya atas dosa, yang telah begitu menodai kehormatan
Tuhan , dibandingkan celaan, rasa malu, dan aib yang Dia alami.
Semua yang dialami-Nya itu diperhatikan oleh Tuhan , dan dite-
rima-Nya sebagai hal berharga yang melebihi rasa malu dan
hinaan kekal yang seharusnya pantas kita terima bagi dosa
kita. Oleh sebab itu, kita harus menerima rasa malu bagi diri
kita sendiri dan menanggung celaan masa muda kita melalui
pertobatan. Oleh sebab itu pula, jika sewaktu-waktu kita di-
panggil untuk menderita celaan, malu, dan aib demi Dia, maka
bolehlah kita merasa terhibur, bahwa Dia tahu itu. Dan ka-
rena Dia sudah mengalaminya lebih dulu dibandingkan kita, maka
Dia tidak akan terlambat menolong kita. Pemazmur berbicara
dengan bahasa yang tulus saat dia mengatakan (ay. 21):
Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa. Sebab,
penghinaan itu memang sulit ditanggung oleh orang yang
sungguh tahu bagaimana harga sebuah nama baik yang diru-
sak. Namun jika kita mempertimbangkan betapa terhormatnya
kita jika dihina demi Tuhan , dan betapa itu suatu anugerah jika
dianggap layak menderita penghinaan demi nama-Nya (seperti
yang dipandang demikian dalam Kis. 5:41), maka hal itu sama
988
sekali tidak perlu begitu berat membebani atau menghancur-
kan hati kita.
3. Dia memohon pembelaan melawan kebiadaban dan kekejaman
musuh-musuhnya (ay. 19): Bebaskanlah aku oleh sebab mu-
suh-musuhku, sebab mereka itu seperti yang dia gambarkan
sebelumnya dalam ayat 4. “Semua lawanku ada di hadapan-
Mu (ay. 20). Engkau tahu orang-orang seperti apa mereka itu,
bahaya seperti apa yang aku dapatkan dari mereka, musuh-
musuh seperti apa mereka bagi-Mu, dan betapa Engkau diren-
dahkan dalam hal-hal yang mereka lakukan dan rencanakan
terhadap aku.” Daud memberi satu contoh kebiadaban me-
reka dalam ayat 22: Mereka memberi aku makan racun. Kata
ini berarti suatu tanaman yang pahit, dan sering dicampur
dengan ramuan minuman dari tumbuhan yang pahit. Dan
pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur
asam. Ini sungguh digenapi secara nyata pada diri Kristus,
dan memang benar-benar langsung menunjuk kepada Dia,
sehingga Dia tidak akan mengatakan Sudah selesai sampai ini
digenapi. Juga, supaya musuh-musuh-Nya memiliki kesem-
patan untuk menggenapi pernyataan ini , Dia berkata,
Aku haus (Yoh. 19:28-29). Beberapa orang berpikir bahwa
hisop yang mereka sodorkan ke mulut-Nya dengan anggur
asam yaitu ramuan pahit yang mereka berikan kepada Daud
dengan anggur asam. Lihatlah betapa telitinya penderitaan
Kristus dinubuatkan, yang membuktikan bahwa Alkitab yaitu
firman Tuhan . Lihatlah juga betapa tepatnya nubuat-nubuat
digenapi dalam diri Yesus Kristus, yang membuktikan bahwa
Dia sungguh Mesias sejati. Dialah yang akan datang itu, dan
kita tidak perlu mencari yang lain lagi.
4. Dia memohon pembelaan melawan kejahatan teman-temannya
dan kekecewaannya terhadap mereka (ay. 21): Aku menantikan
belas kasihan, namun sia-sia. Mereka semua mengecewakan dia
seperti aliran air di musim panas. Ini digenapi dalam Kristus,
yang saat sedang menderita, semua murid-murid-Nya me-
ninggalkan Dia dan melarikan diri. Kita tidak bisa terlalu ba-
nyak berharap kepada manusia, sebab mereka semua peng-
hibur-penghibur yang menyedihkan. Sebaliknya, kita boleh
berharap banyak kepada Tuhan , sebab Dia yaitu Bapa yang
Kitab Mazmur 69:23-30
989
memiliki belas kasihan dan Tuhan yang memiliki segala penghi-
buran. Dialah Pelipur Lara atau Penghibur.
Memohon kepada Tuhan ;
Kutukan-kutukan yang Mengandung Nubuatan
(69:23-30)
23 Biarlah jamuan yang di depan mereka menjadi jerat, dan selamatan me-
reka menjadi perangkap. 24 Biarlah mata mereka menjadi gelap, sehingga me-
reka tidak melihat; buatlah pinggang mereka goyah senantiasa! 25 Tumpah-
kanlah amarah-Mu ke atas mereka, dan biarlah murka-Mu yang menyala-
nyala menimpa mereka. 26 Biarlah perkemahan mereka menjadi sunyi, dan
biarlah kemah-kemah mereka tidak ada penghuninya. 27 Sebab mereka me-
ngejar orang yang Kaupukul, mereka menambah kesakitan orang-orang yang
Kautikam. 28 Tambahkanlah salah kepada salah mereka, dan janganlah
sampai Engkau membenarkan mereka! 29 Biarlah mereka dihapuskan dari
kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-
orang yang benar! 30 namun aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari
pada-Mu, ya Tuhan , kiranya melindungi aku!
Kutukan-kutukan ini bukan doa Daud melawan musuh-musuhnya,
melainkan nubuat tentang kehancuran para penganiaya Kristus, ter-
utama bangsa Yahudi. Hal itu dinubuatkan sendiri oleh Tuhan kita
sambil menangis, dan digenapi sekitar empat puluh tahun sesudah
kematian Kristus. Dua ayat pertama dari paragraf di atas secara jelas
dikaitkan oleh sang rasul dengan penghakiman Tuhan atas orang-
orang Yahudi yang tidak percaya (Rm. 11:9-10), dan sebab itu selu-
ruh paragraf ini pasti mengarah kepada hal ini . Penolakan ter-
hadap bangsa Yahudi, yang disebabkan oleh penolakan mereka ter-
hadap Kristus, yaitu contoh yang memperlihatkan keadilan Tuhan .
Itu juga merupakan tanda pembalasan yang Tuhan pada akhirnya
akan lakukan terhadap setiap orang yang bersikeras dengan ketidak-
percayaan mereka. Dengan demikian penolakan terhadap bangsa
Yahudi itu akan terus menjadi bukti yang meyakinkan atas kebenar-
an agama Kristen. Salah satu keberatan besar yang dibuat menen-
tang agama Kristen pada mulanya yaitu bahwa agama ini menge-
sampingkan hukum seremonial atau lahiriah belaka. namun tindakan
yang mengesampingkan hukum seremonial ini sepenuhnya terbukti
benar dan keberatan terhadapnya gugur, saat Tuhan secara luar
biasa menyingkirkan hukum seremonial itu melalui kehancuran me-
nyeluruh Bait Suci dan tenggelamnya orang-orang yang bersikeras
mengikuti sistem pengaturan Musa dan melawan Injil Kristus.
990
Marilah kita perhatikan di sini:
I. Penghakiman apa yang akan menimpa orang-orang yang menya-
libkan Kristus. Bukan menimpa mereka semua, sebab di antara
mereka ada yang ikut mengusahakan kematian-Nya namun berto-
bat dan mendapatkan belas kasihan (Kis. 2:23; 3:14-15). Pengha-
kiman itu akan menimpa sebagian dari mereka serta pengganti
mereka, yang membenarkan penyaliban Kristus melalui pembe-
rontakan mereka yang terus-menerus, penolakan mereka terha-
dap Injil-Nya, serta kebencian yang mendarah daging terhadap
murid-murid dan pengikut-Nya (lihat 1Tes. 2:15-16). Di sini dinu-
buatkan,
1. Bahwa pengorbanan dan persembahan mereka akan menjadi
celaka dan kerugian bagi mereka (ay. 23): Biarlah jamuan (KJV:
“meja” – pen.) yang di depan mereka menjadi jerat. Meja ini
dapat diartikan sebagai mezbah TUHAN, yang disebut meja-
Nya dan meja mereka, sebab dalam merayakan korban-
korban mereka ikut makan dari mezbah. Seharusnya ini
untuk kesejahteraan atau keselamatan mereka ( sebab ini
yaitu korban pendamaian), namun justru menjadi jerat dan
perangkap bagi mereka. sebab cinta dan kesetiaan mereka
kepada mezbah, mereka teguh bertahan dalam ketidakper-
cayaan mereka dan bersikeras dengan prasangka buruk mere-
ka terhadap Kristus. Padahal Dialah mezbah yang dari atasnya
orang-orang yang melayani kemah tidak boleh memakan apa
pun (Ibr. 13:10). Atau, meja ini dapat dipahami sebagai
kesenangan-kesenangan lahiriah yang biasa mereka perbuat,
termasuk makanan yang mereka butuhkan. Mereka telah
memberi Kristus racun dan anggur asam, maka adillah pula
jika makanan dan minuman mereka menjadi racun dan ang-
gur asam bagi mereka. Kalau sarana-sarana pemenuhan kebu-
tuhan hidup dan kenikmatan rasa, sebab sifat kita yang
bejat, digunakan sebagai kesempatan untuk berbuat dosa, dan
dijadikan sebagai makanan dan bahan bakar untuk memuas-
kan kedagingan kita, maka jamuan di depan kita menjadi
suatu jerat. Inilah alasan yang tepat mengapa kita sama sekali
tidak boleh melahap tanpa rasa takut (Yud. 12).
2. Bahwa mereka tidak akan merasakan penghiburan, baik dari
pengetahuan akan Injil itu maupun dari kedamaian yang me-
Kitab Mazmur 69:23-30
991
rupakan berkat bagi orang-orang percaya dalam Injil Kristus
(ay. 24).
Mereka akan diserahkan:
(1) Kepada suatu keadaan di mana mereka menjadi buta kare-
na penghukuman: Biarlah mata mereka menjadi gelap, se-
hingga mereka tidak melihat kemuliaan Tuhan di wajah
Kristus. Dosa mereka yaitu tidak mau melihat, sebaliknya
mereka menutup mata terhadap terang, sebab lebih suka
kepada kegelapan. Hukuman mereka yaitu mereka bu-
kannya akan melihat, melainkan justru diserahkan kepada
hawa nafsu hati mereka sendiri yang semakin mengeras,
dan ilah dunia ini akan diizinkan untuk membutakan pi-
kiran mereka (2Kor. 4:4). Ini sudah dinubuatkan mengenai
mereka (Yes. 6:10), dan Kristus mengesahkan nubuat ter-
sebut (Mat. 13:14-15 dan Yoh. 22:40).
(2) Kepada suatu kengerian akibat penghukuman. Ada kenge-
rian yang mengandung kasih karunia, yang membuka jalan
menuju penghiburan, seperti yang dialami Paulus (Kis.
9:6). Dia gemetar dan keheranan. namun bagi orang yang
menolak Kristus, kengerian yang mereka alami tidak akan
pernah berakhir dengan kedamaian, melainkan akan terus
membuat sendi-sendi mereka gemetar, sebab hati nurani
mereka dihantui terus. Inilah yang dialami Belsyazar, keti-
ka sendi-sendi pangkal pahanya lemas. “Biarlah mereka
digoncang-goncang sampai putus asa dan dikuasai kebi-
ngungan terus-menerus.” Hal ini digenapi dalam diri pengua-
sa-penguasa bangsa Yahudi yang dilanda keputusasaan
saat bangsa Romawi menaklukkan mereka.
3. Bahwa mereka akan jatuh dan tergeletak ditimpa amarah dan
murka Tuhan yang menyala-nyala (ay. 25): Tumpahkanlah ama-
rah-Mu ke atas mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang me-
nolak keselamatan besar dari Tuhan yang ditawarkan kepada
mereka pantas merasa takut bahwa amarah-Nya akan ditum-
pahkan ke atas mereka. Sebab, barangsiapa tidak tunduk
kepada Anak yang dikasihi-Nya pasti akan menjadi angkatan
yang kena murka-Nya. yaitu penghukuman yang diberikan
kepada orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus, bahwa
murka Tuhan tetap ada di atas mereka (Yoh. 3:36). Murka itu
992
mencengkeram mereka dan tidak akan pernah melepaskan
mereka. Keselamatan itu sendiri tidak akan menyelamatkan
orang-orang yang tidak mau diperintah olehnya. Perhatikanlah
kebaikan hati Tuhan dan juga kekerasan-Nya!
4. Bahwa tempat dan bangsa mereka akan dirampas seluruhnya.
Itulah yang paling mereka takuti, dan untuk mencegah hal
yang mereka perkirakan akan terjadi itu, mereka menganiaya
Kristus (Yoh. 11:48). Biarlah perkemahan mereka menjadi
sunyi (ay. 26). Ini digenapi saat negeri mereka dikosongkan
dari penduduk oleh bangsa Romawi, dan oleh sebab mereka
Sion dibajak seperti ladang (Mi. 3:12). Bait Suci yaitu bangun-
an yang secara khusus mereka banggakan, namun ini pun di-
tinggalkan dan menjadi sunyi (Mat. 23:38). Bahkan bukan
hanya itu saja. Sebaiknya kalau ada orang lain yang menggan-
tikan kita, kalau kita tidak diberi kesempatan lagi untuk me-
nikmati harta milik kita, supaya orang lain dapat memperoleh
manfaat darinya saat kita diusir. Namun, di sini yang terjadi
malah sebaliknya: Biarlah kemah-kemah mereka tidak ada
penghuninya. Ini digenapi secara mengagumkan di Yudea dan
Yerusalem, yang sesudah kehancuran bangsa Yahudi, tidak di-
diami untuk tujuan apa pun sampai waktu yang lama. namun
oleh Petrus nubuat ini diterapkan secara khusus pada Yudas
(Kis. 1:20). sebab Yudas felo de se – bunuh diri, kita dapat
menduga bahwa tanah miliknya disita, sehingga perkemahan-
nya menjadi sunyi, dan tidak ada penghuni dari kalangan
keluarganya di dalamnya.
5. Bahwa jalan mereka menuju kehancuran akan semakin terjal,
dan tidak ada yang bisa menghentikan atau menahan kejatuh-
an mereka (ay. 28): “Tuhan, biarkan saja mereka sendiri, me-
nambahkan salah kepada salah.” Jika orang-orang yang jahat
diserahkan kepada hawa nafsu hati mereka sendiri, maka
mereka akan bertambah jahat. Mereka akan menambah dosa
dengan dosa, bahkan akan menambahkan dosanya dengan
pelanggaran (Ayb. 34:37). Dikatakan tentang orang Yahudi,
bahwa mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai
genap jumlahnya (1Tes. 2:16). Tambahkanlah penghukuman ke-
pada pelanggaran mereka, demikianlah beberapa orang meng-
artikannya, sebab kata yang sama [dalam bahasa aslinya –
pen.] dapat berarti dosa ataupun penghukuman, dan kaitan
Kitab Mazmur 69:23-30
993
antara keduanya sangat erat. Jika manusia hendak berbuat
dosa, Tuhan akan memperhitungkannya. namun orang-orang
yang sudah melipatgandakan dosanya masih bisa mendapat-
kan anugerah, sebab Tuhan melipatgandakan pengampunan
melalui kebenaran Sang Pengantara. Oleh sebab itu, supaya
musuh-musuhnya dapat dijauhkan dari semua pengharapan
akan belas kasihan, Daud menambahkan, Janganlah sampai
Engkau membenarkan mereka, sehingga mereka menerima
manfaat kebenaran Tuhan , yang oleh iman ada di dalam Peng-
antara (Flp. 3:9). Bukan supaya Tuhan menghalangi semua
orang untuk masuk ke dalam kebenaran itu, sebab Injil tidak
menjauhkan siapa pun yang tidak menjauhkan diri melalui ke-
tidakpercayaan mereka, melainkan supaya mereka dibiarkan
mengambil jalan mereka sendiri, sehingga tidak akan pernah
masuk ke dalam pemerintahan kebenaran Tuhan . Sebab, de-
ngan bersikap bebal terhadap tuntutan kebenaran Tuhan , dan
berusaha untuk menegakkan kebenaran mereka sendiri, mere-
ka tidak takluk kepada kebenaran Tuhan (Rm. 10:3). Orang-
orang yang begitu angkuh dan mengikuti kehendak mereka
sendiri sampai tidak mau menerima kebenaran Tuhan , akan
mendapatkan penghukuman yang sesuai. Mereka sendiri yang
memutuskannya: mereka tidak akan masuk ke dalam kebenar-
an Tuhan . sebab mereka tidak bersedia dan tidak rela tunduk
kepada kebenaran Tuhan , maka janganlah mereka mengharap-
kan manfaat apa pun darinya.
6. Bahwa mereka akan dipisahkan dari semua pengharapan
akan kebahagiaan (ay. 29): Biarlah mereka dihapuskan dari ki-
tab kehidupan. Janganlah mereka dibiarkan hidup lebih lama
lagi, sebab semakin lama mereka hidup, semakin banyak
kejahatan yang mereka lakukan. Banyak orang Yahudi yang
tidak percaya Kristus mati sebab pedang dan kelaparan, dan
tidak ada dari antara orang-orang yang menerima iman Kris-
ten ikut binasa bersama mereka. Bangsa itu, sebagai sebuah
bangsa, telah dihapuskan, dan tidak lagi merupakan suatu
umat. Banyak yang memahaminya sebagai penolakan terha-
dap mereka dari kovenan Tuhan dan semua hak istimewa yang
menyertainya. Itulah yang dimaksud dengan kitab kehidupan.
“Kiranya kewargaan Israel sendiri, yaitu Israel menurut daging,
sekarang terasingkan dari kovenan yang dijanjikan itu, yang
994
sampai waktu itu dikuasai sendiri oleh mereka. Kiranya nyata
bahwa mereka tidak pernah tertulis di dalam kitab kehidupan
Anak Domba, melainkan sebutkanlah mereka perak yang dito-
lak, sebab TUHAN telah menolak mereka! Janganlah mereka
tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar. Arti-
nya, janganlah mereka mendapat tempat di dalam jemaat
orang-orang kudus saat jemaat ini semua nanti dikumpul-
kan di dalam perhimpunan besar orang-orang yang namanya
terdaftar di sorga” (1:5).
II. Dosa apa yang menyebabkan penghakiman yang mengerikan ini
akan ditimpakan kepada mereka (ay. 27): Sebab mereka mengejar
orang yang Kaupukul, mereka menambah kesakitan orang-orang
yang Kautikam.
1. Kristus yaitu orang yang Tuhan pukul, sebab TUHAN berke-
hendak meremukkan dia dengan kesakitan, dan Dia dikira
kena tulah, dipukul dan ditindas Tuhan , sehingga orang menu-
tup mukanya terhadap dia (Yes. 53:3-4, 10). Mereka meng-
aniaya Dia dengan kemarahan yang mencapai langit. Mereka
berteriak, Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia! Bandingkanlah ini
dengan khotbah Petrus dalam Kisah Para Rasul 2:23. Namun,
walaupun Dia diserahkan menurut maksud dan rencana Tuhan ,
dengan tangan durhakalah mereka menyalibkan dan membu-
nuh Dia. Mereka menambah kesakitan Tuhan Yesus saat Dia
sedang di atas salib dengan mengatakan, Ia menaruh harapan-
Nya pada Tuhan : baiklah Tuhan menyelamatkan Dia. Tidak ada
perkataan yang lebih menyakitkan dibandingkan itu.
2. Orang-orang kudus yang menderita yaitu orang-orang yang
Tuhan tikam, yang tertikam sesuai maksud-Nya dan demi
nama-Nya, dan orang-orang demikianlah yang mereka aniaya
dan menambah kesakitan mereka. sebab hal-hal inilah murka
telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya (1Tes. 2:16; juga
lihat Mat. 23:34, dsb.). Ini dapat diartikan secara lebih umum,
dan mengajar kita, bahwa tidak ada yang lebih membangkit-
kan kemarahan Tuhan selain tindakan yang menghina orang-
orang yang telah Dia pukul dan tindakan yang menindas
orang-orang yang tertindas. Akibat yang pantas dari perbuat-
an-perbuatan itu yaitu , Tambahkanlah salah kepada salah
mereka (lihat Za. 1:15). Orang-orang yang jiwanya sedang ter-
Kitab Mazmur 69:31-37
995
luka, dalam kesulitan dan kekhawatiran tentang keadaan roha-
ni mereka, haruslah diperlakukan dengan sangat lemah lem-
but dan hati-hati, supaya jangan sampai menambah kesakitan
mereka dan melukai hati orang benar.
III. Apa yang dipikirkan pemazmur tentang dirinya sendiri di tengah
semua itu (ay. 30): “namun aku ini tertindas dan kesakitan (KJV:
“miskin dan sedih” – pen.). Begitulah yang terburuk dari perkara-
ku ini saat mengalami penderitaan-penderitaan lahiriah, namun
aku tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar, dan
tidak berada di bawah murka Tuhan seperti mereka.” Lebih baik
miskin dan sedih namun diberkati Tuhan , dibandingkan kaya dan
senang namun berada di bawah kutuk-Nya. Orang-orang yang
menerima kebenaran Tuhan akan segera melihat akhir dari kemis-
kinan dan kesedihan mereka, dan keselamatan-Nya akan mening-
gikan mereka. Inilah yang didoakan oleh Daud (Yes. 61:10). Ini
dapat diterapkan pada Kristus. Dalam keadaan-Nya yang diren-
dahkan, Dia tertindas dan kesakitan, seorang yang penuh keseng-
saraan, dan tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-
Nya. namun Tuhan sangat meninggikan Dia. Keselamatan yang
dikerjakan Tuhan bagi-Nya, keselamatan yang dikerjakan oleh-Nya,
telah meninggikan Dia, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan
penguasa.
Penghiburan bagi yang Teraniaya;
Nyanyian Syukur dan Puji-pujian
(69:31-37)
31 Aku akan memuji-muji nama Tuhan dengan nyanyian, mengagungkan Dia
dengan nyanyian syukur; 32 pada pemandangan Tuhan itu lebih baik dari pada
sapi jantan, dari pada lembu jantan yang bertanduk dan berkuku belah. 33
Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang
mencari Tuhan , biarlah hatimu hidup kembali! 34 Sebab TUHAN mendengar-
kan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam
tahanan. 35 Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia, lautan dan segala yang
bergerak di dalamnya. 36 Sebab Tuhan akan menyelamatkan Sion dan memba-
ngun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya;
37 anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang
mencintai nama-Nya akan diam di situ.
Di sini pemazmur, baik sebagai pelambang dari Kristus yang akan
datang maupun sebagai teladan bagi orang-orang Kristen, menutup
996
sebuah mazmur dengan sukacita dan puji-pujian yang kudus, sesudah
sebelumnya dia awali dengan keluhan-keluhan dan pernyataan kese-
dihannya.
I. Dia memutuskan untuk memuji Tuhan sendiri, tanpa ragu-ragu
sedikitpun bahwa dengan puji-pujian itu Tuhan berkenan kepada-
nya (ay. 31-32): “Aku akan memuji-muji nama Tuhan . Bukan hanya
dengan hatiku, melainkan juga dengan nyanyian. Aku akan meng-
agungkan Dia dengan nyanyian syukur” sebab Dia senang di-
agungkan dengan puji-pujian yang penuh syukur oleh umat-Nya.
Ini menunjukkan bahwa semua orang Kristen harus memuliakan
Tuhan dengan puji-pujian mereka, dalam mazmur, kidung puji-
pujian, dan nyanyian rohani. Dalam pemandangan Tuhan , melalui
Kristus Sang Pengantara bagi puji-pujian dan doa-doa kita, itu
lebih baik dibandingkan korban paling mahal yang diberikan berdasar-
kan hukum Taurat (ay. 32), yaitu sapi jantan dan lembu jantan.
Ini yaitu petunjuk yang jelas bahwa pada zaman Mesias bukan
hanya korban-korban pendamaian saja yang harus diakhiri, namun
juga korban-korban syukur dan pujian yang ditetapkan oleh hu-
kum seremonial. Sebagai gantinya, yang diterima yaitu korban-
korban rohani berupa puji-pujian dan nyanyian syukur, yaitu kor-
ban yang keluar dari bibir kita, bukan yang keluar dari kandang
(Ibr. 13:15). Inilah penghiburan yang besar bagi kita, bahwa puji-
pujian yang rendah hati dan penuh syukur lebih menyenangkan
hati Tuhan dibandingkan korban-korban megah yang paling mahal atau
korban apa pun yang pernah ada sebelumnya.
II. Dia mendorong orang-orang saleh lainnya untuk bersukacita di
dalam Tuhan dan terus mencari Dia (ay. 33-34): Lihatlah, hai orang-
orang yang rendah hati, dan bersukacitalah. Sebagai penghiburan
bagi mereka, mereka akan melihat,
1. Pengalaman orang-orang kudus. Mereka akan melihat betapa
Tuhan siap mendengarkan orang-orang miskin saat mereka
berseru kepada-Nya, memberi apa yang mereka minta dari-
Nya, dan tidak akan memandang hina orang-orang-Nya yang
dalam tahanan. Walaupun manusia memandang rendah ter-
hadap mereka, Dia menganugerahi mereka dengan lawatan-
Nya yang murah hati dan menetapkan waktu untuk melapang-
kan hati mereka. Orang-orang yang rendah hati akan melihat
Kitab Mazmur 69:31-37
997
ini dan bersukacita. Bukan hanya sebab jika satu anggota
dihormati maka semua anggota turut bersukacita, melainkan
juga sebab ini merupakan dorongan bagi mereka untuk per-
caya kepada Tuhan dalam kesukaran dan kesusahan mereka.
Hati orang-orang yang mencari Tuhan akan dibangkitkan kem-
bali sebab melihat lebih banyak meterai dan tanda tangan
kebenaran ini, bahwa Tuhan Yakub tidak pernah mengatakan
kepada keturunan Yakub, Cari Aku dengan sia-sia!
2. Ditinggikannya Sang Juruselamat. Dialah yang sedang dibica-
rakan oleh pemazmur, dan juga mengenai dirinya sendiri seba-
gai pelambang dari Dia yang akan datang. saat kesedihan-
Nya berlalu, dan Dia masuk ke dalam sukacita yang sudah
disediakan bagi-Nya, saat Dia didengar dan dibebaskan dari
kuburan yang menawan-Nya, orang-orang yang rendah hati
akan melihatnya dan bersukacita, dan orang-orang yang men-
cari Tuhan melalui Kristus akan hidup dan terhibur, sebab
mengetahui bahwa jika mereka menderita bersama-sama Dia,
maka mereka juga akan memerintah bersama-sama Dia.
III. Dia mengajak semua makhluk, langit, bumi, dan laut dengan se-
gala yang mendiaminya, untuk memuji Tuhan (ay. 35). Langit dan
bumi, dengan segala yang tinggal di dalamnya, diciptakan oleh
Dia, maka biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia. Biarlah se-
tiap malaikat di sorga dan setiap orang kudus di bumi, di tempat
kediamannya masing-masing, memperlengkapi diri mereka dengan
pokok puji-pujian yang tak henti-hentinya. Biarlah ikan-ikan di
laut, walaupun tidak dapat berkata-kata, memuji-muji Tuhan , kare-
na laut yaitu kepunyaan-Nya, dan Dialah yang menciptakannya.
Dunia harus memberi puji-pujian atas kemurahan hati Tuhan
bagi jemaat-Nya (ay. 36-37). Tuhan akan menyelamatkan Sion,
gunung yang kudus itu, tempat umat-Nya beribadah kepada-Nya.
Dia akan menyelamatkan setiap orang yang dikuduskan dan di-
khususkan bagi Dia, yang mengabdikan diri mereka dalam pe-
nyembahan-Nya, dan yang tunduk kepada pemerintahan Kristus.
Sebab, Dia yaitu Raja atas Sion, gunung yang kudus itu. Pada-
Nya ada belas kasihan yang tersimpan bagi kota-kota Yehuda,
suku asal Kristus. Tuhan akan melakukan hal-hal besar untuk
gereja Injil, sehingga orang-orang yang mengharapkan hal-hal
998
baik bagi gereja Injil dapat bersukacita di dalamnya. Dikatakan
demikian sebab ,
1. Gereja Injil akan didiami dan dihuni. Orang-orang yang disela-
matkan akan ditambahkan ke sana. Kota-kota Yehuda akan
dibangun, jemaat-jemaat khusus akan dibentuk dan diper-
satukan menurut teladan Injil, supaya masih ada umat tersisa
yang diam di sana dan memilikinya. Di sana mereka menik-
mati hak-hak istimewa yang dianugerahkan kepada mereka
dan memberi persembahan-persembahan dan ibadah-
ibadah yang dikehendaki dari kota-kota itu. Orang-orang yang
mengasihi nama-Nya, yang mengasihi agama pada umumnya,
akan menyambut agama Kristen, dan mengambil bagian di
dalam jemaat Kristen. Mereka akan tinggal di dalamnya, seba-
gai warga, dan sebagai anggota keluarga Tuhan .
Gereja Injil akan dilestarikan dan diwariskan. Kekristenan tidak boleh
merupakan res unius ætatis – suatu hal yang bersifat sementara. Tidak.
Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya. Tuhan akan
melindungi dan membangkitkan bagi diri-Nya sendiri keturunan
untuk melayani Dia. Mereka akan mewarisi hak-hak istimewa leluhur
mereka, sebab janji itu yaitu untuk Anda dan anak-anak Anda,
sama seperti yang berlaku di masa lalu. Aku menjadi Tuhan mu dan
Tuhan keturunanmu. Tanah Perjanjian tidak akan pernah kekurangan
ahli waris, sebab Tuhan dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham
dari batu-batu, dan Dia lebih suka melakukan hal itu dibandingkan tidak
ada yang mewarisinya. Daud tidak akan pernah kekurangan orang
yang setia kepadanya. Sang Penebus akan melihat keturunannya,
dan memperpanjang pemerintahannya melalui mereka, sampai raha-
sia Tuhan digenapi, dan tubuh rohani dilengkapi. Dan sebab ketu-
runan yang kudus yaitu tunggul atau hakikat dunia, maka jika
mereka semua dituai, dunia ini akan segera berakhir. Oleh sebab
itulah, agar kelestarian keturunan yang kudus ini terjamin, maka
langit dan bumi harus memuji-muji Dia.
PASAL 70
azmur ini disusun dan disesuaikan untuk dipakai dalam keada-
an yang sukar. Hampir seluruh isinya disalin kata per kata dari
Mazmur 40, dan beberapa orang berpendapat bahwa sebab alasan
itulah mazmur ini diberi judul “mazmur untuk mempersembahkan
korban peringatan,” sebab mazmur ini dapat digunakan untuk men-
doakan doa-doa yang telah kita panjatkan sebelumnya ke hadapan
Tuhan mengenai situasi yang sama, namun dengan rasa hati yang
baru. Di sini Daud berdoa supaya Tuhan berkenan mengirimkan,
I. Bantuan bagi dirinya sendiri (ay. 2, 6).
II. Aib bagi para musuhnya (ay. 3-4).
III. Sukacita bagi para sahabatnya (ay. 5).
Kelima ayat ini merupakan lima ayat terakhir dalam Mazmur 40.
Daud sepertinya memaksudkan doa pendek ini sebagai obat penawar
untuk setiap kepedihan bagi dirinya sendiri dan bagi kita juga, dan
sebab itulah doa ini harus selalu diingat. Dan dengan menyanyikan-
nya, kita dapat menerapkan mazmur ini dalam setiap kesusahan apa
pun yang sedang kita hadapi.
Permohonan Mendesak
(70:1-6)
1 Untuk pemimpin biduan. Dari Daud, pada waktu mempersembahkan kor-
ban peringatan. 2 Ya Tuhan , bersegeralah melepaskan aku, menolong aku, ya
TUHAN! 3 Biarlah mendapat malu dan tersipu-sipu mereka yang ingin men-
cabut nyawaku; biarlah mundur dan kena noda mereka yang mengingini
kecelakaanku; 4 biarlah berbalik sebab malu mereka yang mengatakan:
“Syukur, syukur!” 5 Biarlah bergirang dan bersukacita sebab Engkau semua
orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan
dari pada-Mu selalu berkata: “Tuhan itu besar!” 6 namun aku ini sengsara dan
M
1000
miskin – ya Tuhan , segeralah datang! Engkaulah yang menolong aku dan
meluputkan aku; ya TUHAN, janganlah lambat datang!
Judul mazmur ini menunjukkan bahwa mazmur ini memang diran-
cang untuk membangkitkan ingatan, yaitu untuk mengingatkan
Tuhan akan belas kasihan dan janji-janji-Nya (sebab itulah yang dika-
takan untuk kita lakukan saat berdoa dan memohon kepada-Nya;
Yes. 43:26, Ingatkanlah Aku). Ini bukan berarti Sang Akal Budi yang
Abadi memerlukan orang untuk mengingatkan Dia, namun Dia berke-
nan untuk menerima kehormatan dari doa yang dipanjatkan dengan
iman. Atau, lebih tepat lagi, mazmur ini untuk mengingatkan diri si
pemazmur sendiri dan orang lain mengenai kesusahan yang pernah
dialami sebelumnya, supaya kita tidak pernah terlena, melainkan
selalu bersiap siaga bahwa kesukaran selalu akan datang. Juga, su-
paya kita selalu teringat akan ibadah-ibadah kita sebelumnya, bahwa
saat awan pergi sesudah hujan turun, kita masih bisa kembali menda-
patkan sarana-sarana yang sama yang sebelumnya telah terbukti
menjadi sumber kelegaan dan pertolongan bagi kita. Dalam doa, kita
boleh mengulangi kata-kata yang telah sering kita pakai sebelumnya:
Sang Juruselamat kita pun berdoa tiga kali dalam penderitaan-Nya
dengan mengucapkan kata-kata yang sama. Demikianlah di sini,
Daud pun memakai kata-kata yang pernah digunakannya sebelum-
nya, namun bukannya tanpa perubahan sama sekali, untuk menun-
jukkan bahwa ia tidak memaksudkannya sebagai bentuk doa tetap
yang wajib dipanjatkan olehnya atau orang lain. Tuhan memandang
hati, bukan kata-kata.
I. Di sini Daud berdoa agar Tuhan bersegera melepaskan dan meno-
longnya (ay. 2, 6): Aku ini sengsara dan miskin, berkekurangan
dan tertekan, dan kebingungan. Kemiskinan dan kebutuhan me-
rupakan alasan kuat untuk berseru kepada Tuhan melalui doa,
sebab Dia Tuhan yang memiliki belas kasihan yang tiada terbatas,
yang tidak merendahkan keluhan hati yang remuk redam, yang
telah mengumandangkan berkat kebahagiaan bagi orang-orang
yang miskin di hadapan Tuhan , dan yang memuaskan orang-orang
lapar dengan hal-hal baik. Dia berdoa,
1. Agar Tuhan berkenan tampil menyelamatkannya dari segala ke-
sukaran yang sedang ia hadapi pada waktu yang tepat.
Kitab Mazmur 70:1-6
1001
2. Agar sementara menunggu, Tuhan kiranya datang menolongnya
di dalam kesesakannya itu, supaya dia tidak terbenam dan ja-
tuh.
3. Agar Tuhan bergegas melakukannya: Bersegeralah (ay. 2), dan
lagi (ay. 6), Segeralah datang, janganlah lambat. Terkadang Tuhan
sepertinya berlambat-lambat menolong umat-Nya, supaya Ia
dapat membangkitkan kerinduan yang mendalam seperti yang
tertuang di sini. Siapa yang percaya, tidak akan gelisah, se-
hingga tidak sampai mau mendahului rencana ilahi, atau me-
maksakan jalan keluar atau mengambil cara penyelamatan
diri yang tidak semestinya. Sebaliknya, siapa yang percaya, dia
akan bergegas menghadap Tuhan melalui doa dalam kerendah-
an hati sehingga dengan begitu ia mempercepat kedatangan
bantuan yang diharapkan. “Bergegaslah datang, sebab jiwaku
merindukan-Mu. Aku akan binasa jika tidak cepat-cepat dito-
long. Aku tidak punya sumber lain yang dapat kuharapkan
untuk menolongku: Engkaulah yang menolong aku dan melu-
putkan aku. Engkau selalu berlaku demikian bagi semua orang
yang mencari-Mu. Aku bergantung pada-Mu untuk menolong-
ku juga. Aku kerap mendapati-Mu seperti itu. Engkau me-
mang sanggup, selalu sanggup untuk melakukannya. sebab
itu, bergegaslah datang kepadaku.”
II. Dia berdoa agar Tuhan memenuhi wajah musuh-musuhnya dengan
aib (ay. 3-4).
Perhatikanlah:
1. Bagaimana ia menggambarkan mereka. Mereka mengincar jiwa-
nya dan nyawanya untuk dihancurkan. Mereka juga mengincar
pikirannya untuk diganggu, supaya dia menjauh dari Tuhan dan
terperangkap dalam dosa dan keputusasaan. Mereka meran-
cangkan kecelakaan dan kehancuran atasnya. saat bencana
menimpanya atau membahayakannya, mereka berkata, “Syu-
kur, syukur! Itulah keinginan kami. Kini kita hampir menang
dan akan melihatnya hancur.” Mereka begitu mendendam dan
kurang ajar.
2. Doanya melawan mereka: “Biarlah mereka mendapat malu. Biar-
lah mereka dibuat supaya bertobat, dipenuhi dengan aib sampai
mencari nama-Mu (83:16). Biarlah mereka menyadari kesalah-
1002
an dan kebodohan mereka dalam melawan orang-orang yang
Engkau lindungi, dan biarlah mereka mendapat malu (Yes.
26:11). Bagaimanapun juga, biarlah rancangan mereka mela-
wanku digagalkan dan segenap siasat mereka dipatahkan.
Biarlah mereka berbalik dari perbuatan mereka yang jahat,
dan menjadi malu serta bingung, dan seperti yang terjadi de-
ngan musuh-musuh bangsa Yahudi, mereka menjadi sangat
kehilangan muka dan menjadi sadar” (Neh. 6:16).
III. Dia berdoa agar Tuhan berkenan untuk melimpahi hati sahabat-sa-
habatnya dengan sukacita (ay. 5), supaya semua orang yang men-
cari Tuhan dan mengasihi keselamatan dari-Nya, yang merin-
dukannya, yang bersukacita di dalamnya dan bergantung kepada
keselamatan itu, selalu memiliki alasan untuk bersukacita, me-
muji dan memiliki kerinduan hati bagi kedua hal ini . Dan
dia juga tidak ragu bahwa dia akan mendapat bagian dari berkat
yang ia doakan itu, begitu pula kita jika kita memiliki semua
tabiat ini.
1. Marilah kita jadikan pelayanan bagi Tuhan sebagai tujuan uta-
ma kita, dan menjadikan kebaikan Tuhan sebagai sukacita dan
kesenangan kita, sebab itulah yang namanya mencari-Nya dan
mengasihi keselamatan dari-Nya. Mari kita jadikan pencarian
kebahagiaan di dalam Tuhan sebagai kepedulian utama dan
menjadikan kenikmatan di dalamnya sebagai kepuasan kita.
Hati yang mengasihi keselamatan dari Tuhan, dan yang lebih
memilih keselamatan itu dibanding segala keuntungan dunia-
wi lainnya, sehingga rela melepaskan segalanya demi memper-
taruhkan keselamatan itu, merupakan bukti yang kuat akan
ketertarikan dan kepemilikan kita akan keselamatan itu.
2. Biarlah kita menjadi yakin bahwa, jika saja bukan sebab
kesalahan kita, sukacita Tuhan akan selalu memenuhi pikiran
kita dan puji-pujian agung bagi Tuhan akan selalu memenuhi
mulut kita. Orang-orang yang mencari Tuhan , jika mereka men-
cari-Nya dengan giat dan tekun, akan bersukacita dan bergi-
rang di dalam-Nya, sebab pencarian mereka merupakan bukti
dari maksud baik-Nya bagi mereka dan kesungguhan mereka
dalam mencari-Nya (105:3). Kesenangan dan sukacita bahkan
bisa didapatkan saat mencari Tuhan , sebab salah satu prinsip
agama yang terpenting yaitu bahwa Tuhan memberi upah ke-
Kitab Mazmur 70:1-6
1003
pada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Orang-orang
yang mengasihi keselamatan dari Tuhan akan berkata dengan
penuh kegirangan, dengan kegirangan yang terus berkelanjut-
an (sebab memuji Tuhan itu, jika kita lakukan terus-menerus,
akan menjadi seperti pesta bagi kita). Biarlah Tuhan ditinggikan,
dan memang Dia akan ditinggikan, sampai selama-lamanya, di
dalam keselamatan umat-Nya. Semua orang yang mengharap-
kan penghiburan bagi orang-orang kudus dan menginginkan
kemuliaan bagi Tuhan , tidak bisa tidak akan mengatakan amin
dengan sepenuh hati terhadap doa ini. Mereka yang mengasihi
keselamatan dari Tuhan akan terus berkata, “Tuhan itu besar.”
PASAL 7 1
aud menuliskan mazmur ini di masa tuanya, sebagaimana yang