terlihat di beberapa perikop di dalamnya. Perikop-perikop ini
membuat banyak orang beranggapan bahwa mazmur ini dituliskan
pada masa pemberontakan Absalom, sebab itulah kesukaran besar
yang melandanya di hari-hari tuanya. Mungkin juga mazmur ini ditu-
lis sebab perlawanan Syeba, atau kesukaran tertentu yang menim-
panya selama bagian masa hidupnya saat itu, sebab telah dinubuat-
kan bahwa pedang tidak akan jauh-jauh dari keluarganya. Akan
namun , Daud tidak terlalu memperinci perkaranya sendiri dalam maz-
mur ini, sebab ia menuliskannya dengan maksud supaya mazmur ini
dapat dipakai secara umum oleh umat Tuhan saat mereka mengalami
kesesakan, terutama kesesakan-kesesakan yang dialami di masa-masa
kemunduran. Sebab, mazmur ini, lebih dibandingkan mazmur-mazmur
yang lainnya, sangat sesuai untuk digunakan oleh murid-murid Ye-
sus Kristus yang sudah tua.
I. Daud memulai mazmur ini dengan doa-doa yang penuh de-
ngan keyakinan, dengan doa-doa bahwa Tuhan akan melepas-
kan dan menyelamatkan dia (ay. 2, 4), bahwa Tuhan tidak
akan membuangnya (ay. 9) atau menjauh darinya (ay. 12),
dan bahwa musuh-musuhnya akan mendapat malu (ay. 13).
Dia mengungkapkan keyakinannya akan Tuhan (ay. 1, 3, 5, 7),
dan pengalaman ditolong oleh Tuhan yang telah dialaminya (ay.
6), serta kejahatan para musuhnya yang melawannya (ay. 10-
11).
II. Dia mengakhiri mazmur ini dengan puji-pujian yang penuh de-
ngan iman (ay. 14, dst.). Pengharapannya tidak pernah sete-
guh ini (ay. 16, 18, 20-21), dan sukacita serta rasa syukurnya
pun tidak pernah selimpah ini (ay. 15, 19, 22-24). Dia sung-
D
1006
guh diliputi dan hanyut dengan puji-pujian yang penuh de-
ngan rasa sukacita.
Saat menyanyikan mazmur ini, iman kita kepada Tuhan juga harus
semakin didorong, dan hati kita harus semakin terangkat untuk
memuji nama-Nya yang kudus.
Daud Mengungkapkan Keyakinannya kepada Tuhan ;
Doa-doa yang Penuh dengan Iman
(71:1-13)
1 Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat
malu 2 Lepaskanlah aku dan luputkanlah aku oleh sebab keadilan-Mu, sen-
dengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku! 3 Jadilah bagiku
gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan
aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. 4 Ya Tuhan ku, luput-
kanlah aku dari tangan orang fasik, dari cengkeraman orang-orang lalim dan
kejam. 5 Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa
muda, ya Tuhan . 6 Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Eng-
kau telah mengeluarkan aku dari perut iartikel ; Engkau yang selalu kupuji-
puji. 7 Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib, sebab Engkaulah tempat
perlindunganku yang kuat. 8 Mulutku penuh dengan puji-pujian kepada-Mu,
dengan penghormatan kepada-Mu sepanjang hari. 9 Janganlah membuang
aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku jika kekuatanku
habis. 10 Sebab musuh-musuhku berkata-kata tentang aku, orang-orang yang
mengincar nyawaku berunding bersama-sama 11 dan berkata: “Tuhan telah
meninggalkan dia, kejar dan tangkaplah dia, sebab tidak ada yang melepaskan
dia!” 12 Ya Tuhan , janganlah jauh dari padaku! Tuhan ku, segeralah menolong
aku! 13 Biarlah mendapat malu dan menjadi habis orang-orang yang memu-
suhi jiwaku; biarlah berselubungkan cela dan noda orang-orang yang meng-
ikhtiarkan celakaku!
Ada dua hal umum yang didoakan Daud di sini, yaitu supaya dia
tidak mendapat malu, dan supaya lawan-lawan serta para pengani-
ayanyalah yang mendapat malu.
I. Dia berdoa supaya dia tidak akan dipermalukan sebab ketergan-
tungannya kepada Tuhan , dan tidak pernah dikecewakan sebab
pengharapannya di dalam Dia. Dengan permintaan ini setiap
orang percaya yang saleh boleh menghampiri takhta kasih karu-
nia dengan penuh keberanian, sebab Tuhan tidak akan pernah
mengecewakan pengharapan yang telah Ia kobarkan sendiri.
Perhatikanlah di sini:
1. Bagaimana Daud mengungkapkan keyakinannya terhadap Tuhan ,
serta bagaimana dia mengulangi pernyataan imannya itu de-
Kitab Mazmur 71:1-13
1007
ngan penuh rasa syukur dan sukacita, mengakuinya kepada
Tuhan dan menjadikannya sebagai dasar permohonannya. Kita
memuji Tuhan dan dengan begitu kita menyenangkan hati-Nya
pula saat kita mengungkapkan kepada Dia (jika memang
demikian adanya) betapa kita yakin dan percaya sepenuh-
penuhnya kepada Dia (ay. 1): “Pada-Mu, ya TUHAN, dan hanya
pada-Mu seorang, aku berlindung. Apa pun yang dilakukan
orang lain, aku tetap memilih Tuhan Yakub sebagai sumber
pertolonganku.” Orang-orang yang benar-benar berpuas hati
dengan kemahacukupan Tuhan dan dengan kebenaran janji-
Nya, dan dengan bergantung pada hal ini percaya bahwa
keadaan mereka akan diubahkan. Mereka ini dengan rela hati
pasti bersedia untuk melakukan dan menderita apa saja, serta
bersedia kehilangan dan mempertaruhkan nyawa bagi-Nya,
dan dapat berkata dengan sepenuh hati, Pada-Mu, ya TUHAN,
aku berlindung. Orang-orang yang ingin berhubungan dengan
Tuhan haruslah berhubungan dengan Dia berdasar keper-
cayaan. Jika kita malu untuk berhubungan dengan Dia, itu
menandakan bahwa kita tidak mempercayai-Nya. Engkaulah
bukit batuku dan pertahananku (ay. 3), dan lagi, “Engkaulah
tempat perlindunganku yang kuat” (ay. 7). Artinya, “Aku berlari
kepada-Mu, dan aku yakin akan aman di dalam Engkau, di
bawah perlindungan-Mu. Jika Engkau melindungiku, tidak
ada seorang pun yang dapat menyakitiku. Engkaulah harapan-
ku dan kepercayaanku (ay. 5). Artinya, “Engkau telah menya-
takan diri-Mu kepadaku melalui firman-Mu bahwa Engkau da-
pat menjadi sauh bagi pengharapan dan kepercayaanku. Aku
berharap kepada-Mu, dan tidak sia-sialah aku berharap ke-
pada-Mu.”
2. Bagaimana keyakinannya kepada Tuhan didukung dan dido-
rong oleh pengalaman-pengalamannya (ay. 5-6): “Engkaulah
kepercayaanku sejak masa muda. Begitu aku mampu mengenal
yang mana tangan kanan dan tangan kiriku, aku selalu berpaut
kepada-Mu dan aku sungguh mengerti alasannya mengapa aku
harus begitu. Sebab, oleh-Mulah aku ditopang sejak dari kan-
dungan.” Begitu ia sudah bisa bernalar, ia selalu bergantung
pada kebaikan Tuhan , sebab sejak ia terbentuk ia telah dijadi-
kan tugu kebaikan Tuhan . Perhatikanlah, kesadaran mengenai
Pemeliharaan ilahi yang penuh dengan kemurahan semasa
1008
kelahiran dan masa kanak-kanak haruslah mendorong kita
untuk berbakti bagi kehormatan-Nya dengan penuh kesalehan
sejak usia dini. Dia yang menjadi pertolongan kita sedari kita
lahir haruslah juga menjadi pengharapan kita sejak masa
muda kita. Jika kita telah menerima banyak sekali belas
kasihan dari Tuhan sebelum kita dapat melayani-Nya, maka se-
harusnyalah kita tidak menyia-nyiakan waktu untuk melayani
Dia bila kita telah mampu melakukannya. Hal ini dinyatakan
di sini sebagai peneguhan bagi sang pemazmur saat kesu-
karan tengah menimpanya. Bukan hanya bahwa Tuhan telah
mengaruniakan kepadanya kehidupan dan keberadaannya,
dengan mengeluarkannya dari kandungan ibunya ke dunia ini,
dan memeliharanya sehingga dia tidak meninggal di dalam
kandungan, juga tidak mengambil nyawanya saat ia keluar
dari rahim ibunya, namun juga Dia telah bersegera menjadikan-
nya salah satu dari anggota keluarga-Nya: “Engkaulah yang
telah mengeluarkanku dari rahim iartikel ke dalam tangan-Mu
yang penuh kemurahan, ke dalam ikatan kovenan-Mu. Eng-
kau membawaku masuk ke dalam jemaat-Mu, sebagai anak
dari hamba-Mu perempuan yang terlahir di rumah-Mu (116:16).
Dan sebab itulah,”
(1) “Aku punya alasan untuk berharap bahwa Engkau akan
melindungku. Engkau yang telah menyokongku sampai se-
jauh ini tidak akan membiarkanku jatuh saat ini. Engkau
yang telah menciptakanku tidak akan melalaikan pekerjaan
tangan-Mu sendiri. Engkau yang telah menolongku saat
aku tidak berdaya tidak akan meninggalkanku kini, saat
aku sama tidak berdayanya seperti dulu.”
(2) “ sebab itulah aku memiliki alasan untuk bertekad meng-
abdikan diriku bagi-Mu: Engkau selalu kupuji-puji,” artinya,
“Aku akan bergiat setiap hari untuk memuji-muji Engkau
dan memanfaatkan semua kesempatan untuk melakukan-
nya.”
3. Permintaan-permintaannya kepada Tuhan di dalam keyakinan-
nya itu.
(1) Supaya dia jangan sekali-kali mendapat malu, supaya dia
tidak dikecewakan oleh belas kasihan yang telah ia harap-
harapkan dan supaya dia tidak mendapat malu oleh sebab
Kitab Mazmur 71:1-13
1009
pengharapannya itu. Demikianlah kita dapat berdoa di da-
lam iman supaya keyakinan kita kepada Tuhan tidak men-
datangkan malu bagi kita. Pengharapan akan kemuliaan
Tuhan merupakan pengharapan yang tidak akan pernah me-
malukan.
(2) Supaya dia dilepaskan dari cengkeraman tangan para mu-
suhnya (ay. 2): “Luputkanlah aku oleh sebab keadilan-Mu.
sebab Engkau yaitu Hakim adil dunia ini, yang membela
perkara orang tertindas dan menghukum mereka yang me-
nindas, tolonglah carikan aku jalan keluar untuk meluput-
kan diri” (Tuhan akan memberi jalan keluar pada waktu
pencobaan datang, 1Kor. 10:13): “Sendengkanlah telinga-
Mu kepada doa-doaku, dan sebagai jawaban atas doa-doa-
ku itu, luputkanlah aku dari kesusahanku (ay. 4). Ya
Tuhan ku, luputkanlah aku dari tangan-tangan yang hendak
meluluh-lantakkan aku.” Ada tiga hal yang ia jadikan dasar
permohonan bagi keselamatannya itu:
[1] Dorongan yang telah Tuhan berikan kepadanya supaya ia
mengharapkan keselamatan itu: Telah Engkau suruh
lepaskan daku (ay. 3, TL). Artinya, Engkau telah berjanji
untuk melakukannya, dan begitu ampuhnya janji-janji
Tuhan hingga janji-janji itu sering diungkapkan sebagai
perintah seperti ini, Jadilah terang, lalu terang itu jadi.
Dia berfirman, maka firman itu pun jadi.
[2] Tabiat para musuhnya. Mereka fasik, lalim dan kejam,
dan merupakan kehormatan bagi Tuhan untuk tampil
melawan mereka (ay. 4), sebab Ia yaitu Tuhan yang ku-
dus, adil, dan baik.
[3] Banyaknya mata yang memperhatikan dia (ay. 7): “Bagi
banyak orang aku seperti tanda ajaib. Setiap orang me-
nanti-nantikan untuk menyaksikan apakah yang akan
terjadi dengan kesulitan dahsyat yang telah menimpaku
dan keyakinan teguh kepada-Mu yang aku kumandang-
kan.” Atau, “Aku dipandang seperti monster, seseorang
yang dikucilkan, dan sebab itulah aku akan celaka jika
Tuhan tidak menjadi tempat perlindunganku. Manusia
meninggalkanku, namun Tuhan tidak.”
1010
(3) Supaya dia selalu mendapat ketenangan dan keselamatan
di dalam Tuhan (ay. 3): Jadilah bagiku gunung batu, sebab
bagiku Engkau yaitu batu peristirahatan tempatku ber-
teduh. Orang-orang yang bernaung di dalam Tuhan , yang
menjalani hidup ini dengan bersekutu dengan-Nya dan per-
caya kepada-Nya, yang terus menjadikan-Nya tempat ber-
teduh melalui iman dan doa dengan mengarahkan pan-
dangan mata mereka kepada-Nya, dapat berharap menda-
pati-Nya sebagai gunung batu mereka yang tidak akan
pernah rubuh dan juga tidak akan dapat diruntuhkan oleh
kuasa mana pun juga. sebab itu, mereka akan bebas ber-
naung di dalam Dia pada setiap keadaan, dan tidak akan
ditegur sebab terlalu sering berlindung di sana.
(4) Supaya dia selalu memiliki alasan untuk mengucap syukur
kepada Tuhan , dan dapat terus melakukan tugas yang me-
nyenangkan itu (ay. 8): “Mulutku penuh dengan puji-pujian
kepada-Mu. Kini mulutku dipenuhi dengan keluhan, namun
nanti aku tidak akan dipermalukan oleh sebab pengha-
rapanku, malahan musuh-musuhkulah yang justru akan
mendapat malu sebab kelancangan mereka.” Orang-orang
yang mengasihi Tuhan haruslah senang memuji-muji Dia
dan haus untuk melakukannya sepanjang hari, bukan ha-
nya dalam ibadah pagi dan malam mereka saja, bukan ha-
nya tujuh kali dalam sehari (119:164), melainkan sepanjang
hari. Mereka selalu mengatakan hal-hal yang menambah
kehormatan dan pujian bagi Tuhan . Mereka bertekad untuk
melakukannya selagi mereka hidup, dan berharap untuk
dapat selamanya melakukan itu nanti di dunia yang lebih
baik.
(5) Supaya dia tidak ditinggalkan di tahun-tahun kemundur-
annya (ay. 9): Janganlah membuang aku pada masa tuaku,
janganlah meninggalkan aku jika kekuatanku habis.
Perhatikanlah di sini:
[1] Perasaan naluriah yang dia miliki mengenai kelemahan
tubuh yang sudah dimakan usia: Kekuatanku habis. Di
usia tua, tubuh yang dulu kuat dan pikiran yang dulu
cemerlang, penglihatan tajam, suara yang lantang, dan
tangan kaki yang cekatan kini tinggal kenangan. Hidup-
Kitab Mazmur 71:1-13
1011
nya terus berlanjut, namun kekuatannya habis, dan yang
tersisa hanyalah kesukaran dan penderitaan (90:10).
[2] Keinginan mendalam untuk terus merasakan hadirat
Tuhan di dekat-Nya saat dia sedang mengalami kele-
mahan-kelemahan itu: Tuhan, janganlah membuang aku,
janganlah meninggalkan aku. Hal ini menegaskan bahwa
dia menganggap dirinya celaka jika Tuhan meninggalkan-
nya. Dibuang dan ditinggalkan Tuhan yaitu hal yang
harus ditakutkan sepanjang waktu, terutama di masa
tua saat kekuatan kita habis, sebab Tuhan -lah yang
menjadi kekuatan hati kita. Akan namun hal itu juga
menegaskan bahwa dia memiliki alasan kuat untuk ber-
harap bahwa Tuhan tidak akan meninggalkannya. Para
hamba Tuhan yang setia dapat dengan lega merasa yakin
bahwa dia tidak akan membuang mereka di masa tua
mereka, ataupun meninggalkan mereka saat kekuatan
mereka sudah habis. Dia bukanlah seorang Majikan
yang tega membuang hamba-hambaNya yang sudah
tua. Dengan keyakinan inilah Daud berdoa lagi di sini
(ay. 12): “Ya Tuhan , janganlah jauh dari padaku! Jangan-
lah sekali-kali aku merasakan-Mu menjauh dariku, se-
bab jika begitu, aku akan sangat merana. Tuhan ku, Tuhan
yang terikat kovenan denganku, segeralah menolong
aku, jangan sampai aku binasa sebelum pertolongan-
Mu datang.”
II. Dia berdoa supaya musuh-musuhnya dipermalukan oleh sebab
rancangan jahat mereka terhadapnya.
Perhatikanlah:
1. Apa yang difitnahkan mereka terhadapnya (ay. 10-11). Ran-
cangan mereka begitu matang dan ganas, hendak menghan-
curkan nyawanya: Mereka mengincar nyawaku (ay. 10), mere-
ka memusuhi jiwanya (ay. 13). Kuasa dan siasat mereka di-
satupadukan: Mereka berunding bersama-sama. Dan lihatlah,
betapa lancangnya sikap mereka. Mereka berkata, Tuhan telah
meninggalkan dia, kejar dan tangkaplah dia. Inilah kekeliruan
anggapan mereka, yaitu hanya sebab seorang yang saleh se-
dang ada dalam kesulitan besar yang menimpanya dalam
1012
jangka waktu yang lama, dan sebab dia tidak segera disela-
matkan seperti yang mungkin dia harapkan, maka itu berarti
Tuhan telah meninggalkannya dan tidak sudi berurusan apa-
apa lagi dengannya. Semua orang yang berpikir atau disangka
orang lain telah ditinggalkan oleh Tuhan sebenarnya tidak di-
tinggalkan oleh-Nya. Dan, oleh sebab anggapan para musuh
Daud itu salah, maka kesimpulan yang mereka tarik sangat
tidak beradab. Jika Tuhan telah meninggalkan dia, maka kejar
dan tangkaplah dia, dan janganlah ragu untuk memangsanya.
Mereka menambah kesakitan orang-orang yang Tuhan tikam
(69:27). namun memang demikianlah ikhtiar mereka untuk
mengecilkan hati Daud, sebagaimana Sanherib berusaha me-
nakut-nakuti Raja Hizkia dengan mengatakan bahwa Tuhan
telah menjadi musuh yang memeranginya. Sekarang pun, ada-
kah di luar kehendak TUHAN aku maju melawan negeri ini
untuk memusnahkannya? (Yes. 36:10). Memang benar, jika
Tuhan telah meninggalkan seseorang, tidak satu pun dapat me-
nyelamatkannya. Akan namun , jika sebab itu ada orang-orang
yang menghinanya, maka mereka justru menunjukkan bahwa
merekalah yang patut ditinggalkan selamanya oleh Tuhan . Te-
tapi janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun
aku jatuh, aku akan bangun pula. Dia yang kelihatannya me-
ninggalkan kita untuk sementara akan kembali lagi dengan
kebaikan yang tiada habis-habisnya.
2. Apa yang secara layak didoakannya, yang berasal dari roh nu-
buatan, bukan roh hawa nafsu (ay. 13): “Biarlah mendapat malu
dan menjadi habis orang-orang yang memusuhi jiwaku. Jika
mereka tidak dipermalukan melalui pertobatan, dan dengan
begitu diselamatkan, maka biarlah mereka dipermalukan dengan
aib selamanya, dan dengan begitu dibinasakan.” Tuhan akan
membalikkan menjadi aib kemuliaan orang-orang yang mem-
balikkan kemuliaan-Nya dan kemuliaan umat-Nya menjadi aib.
Puji-pujian Penuh Sukacita;
Bergirang di dalam Pengharapan
(71:14-24)
14 namun aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-
Mu; 15 mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan keselamatan yang dari
Kitab Mazmur 71:14-24
1013
pada-Mu sepanjang hari, sebab aku tidak dapat menghitungnya. 16 Aku da-
tang dengan keperkasaan-keperkasaan Tuhan Tuhan , hendak memasyhur-
kan hanya keadilan-Mu saja! 17 Ya Tuhan , Engkau telah mengajar aku sejak
kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib;
18 juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Tuhan , janganlah mening-
galkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, ke-
perkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang. 19 Keadilan-Mu, ya
Tuhan , sampai ke langit. Engkau yang telah melakukan hal-hal yang besar, ya
Tuhan , siapakah seperti Engkau? 20 Engkau yang telah membuat aku meng-
alami banyak kesusahan dan malapetaka, Engkau akan menghidupkan aku
kembali, dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kem-
bali. 21 Engkau akan menambah kebesaranku dan akan berpaling menghibur
aku. 22 Akupun mau menyanyikan syukur bagi-Mu dengan gambus atas ke-
setiaan-Mu, ya Tuhan ku, menyanyikan mazmur bagi-Mu dengan kecapi, ya
Yang Kudus Israel. 23 Bibirku bersorak-sorai sementara menyanyikan maz-
mur bagi-Mu, juga jiwaku yang telah Kaubebaskan. 24 Lidahku juga menye-
but-nyebut keadilan-Mu sepanjang hari, sebab akan mendapat malu dan ter-
sipu-sipu orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku.
Di sini Daud sedang hanyut dalam kegirangan dan puji-pujian yang
timbul dari iman dan pengharapannya kepada Tuhan . Kita bisa men-
dapati kedua hal itu bersama-sama (ay. 14), saat tiba-tiba saja
nada suaranya berubah. Ketakutannya mereda, pengharapannya di-
teguhkan, dan doa-doanya diubahkan menjadi pujian syukur. “Biar
saja musuh-musuhku berkata semau-maunya untuk menjerumus-
kanku ke dalam keputusasaan, namun aku senantiasa mau berharap,
berharap dalam segala keadaan, bahkan di hari yang termendung
dan tergelap sekalipun. Aku akan hidup dalam pengharapan dan
akan senantiasa berharap sampai akhir.” sebab kita berharap ke-
pada Pribadi yang tidak akan pernah mengecewakan kita, maka
biarlah harapan kita kepada-Nya pun tidak pernah sirna, sehingga
kita akan terus memuji-Nya dengan lebih-lebih lagi. “Semakin mereka
menghinaku, semakin melekat pula aku kepada-Mu. Aku hendak me-
nambah puji-pujian kepada-Mu, lebih banyak dan lebih baik dibandingkan
yang pernah kulakukan sebelumnya.” Semakin lama kita hidup maka
kita juga harus semakin terampil dalam memuji Tuhan , dan kita harus
semakin berlimpah-limpah dalam memuji-Nya. Aku akan menambah-
nambahkan puji-pujian kepada-Mu lebih dari segalanya, yaitu mem-
perbanyak segala pujian yang sejauh ini telah aku panjatkan kepada-
Mu, sebab semua itu masih terlalu sedikit. Saat kita telah mengucap-
kan semua yang bisa kita katakan bagi kemuliaan kasih karunia
Tuhan , masih tetap banyak hal yang harus diucapkan, sebab menaik-
kan puji-pujian itu tidak pernah ada habis-habisnya, dan sebab itu-
lah kita tidak boleh menjadi jemu untuk melakukannya. Kini perhati-
kanlah di dalam ayat-ayat di atas,
1014
I. Bagaimana hatinya terpatri di dalam iman dan pengharapan. Baik
sekali jika hati kita menjadi terpatri demikian.
Perhatikanlah:
1. Di dalam hal apa ia menaruh pengharapannya itu (ay. 16).
(1) Di dalam kuasa Tuhan : “Aku datang dengan keperkasaan-
keperkasaan Tuhan Tuhan , tidak akan hanya duduk diam
dalam keputusasaan, namun memompa semangatku sendiri
di dalam pekerjaan dan peperanganku. Aku akan terus
maju, namun bukan dengan kekuatanku sendiri, melainkan
dengan kekuatan Tuhan . Aku menyatakan bahwa kemam-
puanku sendiri tidaklah mencukupi, jadi aku bergantung
sepenuhnya kepada Dia yang mahamencukupi – di dalam
kekuatan pemeliharaan-Nya dan di dalam kekuatan kasih
karunia-Nya.” Kita harus selalu mengerjakan pekerjaan
Tuhan dengan kekuatan-Nya, dengan mengarahkan mata kita
kepada-Nya supaya Dia bekerja di dalam kita, sehingga Dia-
lah yang akan melakukan dan terus melakukan pekerjaan
itu.
(2) Di dalam janji Tuhan : “Aku hendak memasyhurkan hanya ke-
adilan-Mu saja, yaitu memashyurkan kesetiaan-Mu, bahwa
Engkau berpegang teguh pada setiap kata yang telah Eng-
kau ucapkan, pada keadilan sikap-Mu, dan kebaikan-Mu
kepada umat-Mu yang mempercayai-Mu. Inilah yang akan
aku serukan sebagai dasar doaku untuk memohon belas
kasihan-Mu.” Kita juga dapat menerapkannya kepada ke-
adilan Kristus, yang disebut sebagai kebenaran Tuhan ka-
rena iman, dan yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Ki-
tab-kitab para nabi. Kita harus bergantung pada kekuatan
Tuhan dalam mencari pertolongan, dan pada kebenaran
Kristus untuk mendapatkan pembenaran (yaitu untuk di-
benarkan dan diterima oleh Tuhan – pen). Keadilan dan ke-
kuatan hanya ada di dalam TUHAN (Yes. 45:24).
2. Apa yang ia harapkan.
(1) Dia berharap bahwa Tuhan tidak akan meninggalkannya di
masa tuanya, melainkan akan tetap berlaku sama seperti
dari dulu-dulu terhadapnya sampai akhir hayatnya (ay. 17-
18).
Kitab Mazmur 71:14-24
1015
Perhatikanlah di sini:
[1] Apa yang telah Tuhan lakukan baginya semenjak dia ma-
sih muda: Engkau telah mengajar aku sejak kecilku. Ajar-
an dan bimbingan baik yang telah diberikan orangtuanya
saat dia masih kecil mendorongnya untuk bersyukur
kepada Tuhan sebab ia menganggap hal itu sebagai ke-
baikan besar dari-Nya. Berbahagialah kita jika sejak
kecil kita sudah diajari mengenai Tuhan , dan sudah me-
ngenal Kitab Suci sedari usia dini. Semua itu hendak-
nya mendorong kita untuk bersyukur dan memuji Tuhan .
[2] Apa yang telah ia lakukan bagi Tuhan saat dia sudah
setengah baya: Dia telah memberitakan perbuatan Tuhan
yang ajaib. Orang-orang yang pada masa mudanya
tidak berlaku baik haruslah memperbaiki kelakuan me-
reka saat beranjak dewasa dan terus menyampaikan ke-
pada orang lain apa yang telah mereka terima. Kita ha-
rus mengakui bahwa segala karya kebaikan Tuhan bagi
kita merupakan karya yang ajaib, dengan mengagumi
betapa Ia begitu rela berbuat banyak bagi kita, padahal
kita tidak layak mendapatkannya. sebab itu kita harus
bergiat untuk memberitakan kebaikan-Nya itu bagi ke-
muliaan Tuhan dan demi kebaikan orang lain.
[3] Apa yang ia kehendaki dari Tuhan saat ia telah tua kini:
sampai masa tuaku dan putih rambutku, sebentar lagi
akan meninggalkan dunia ini dan bergegas memasuki
dunia lain, ya Tuhan , janganlah meninggalkan aku. Inilah
yang sungguh-sungguh ia ingini dan begitu ia harap-
harapkan dengan yakin. Orang-orang yang telah diajari
mengenai Tuhan sedari masa muda mereka dan telah
bergiat menghormati-Nya dalam kehidupan mereka, da-
pat merasa yakin bahwa Dia tidak akan meninggalkan
mereka saat mereka sudah tua dan beruban. Mereka
yakin bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan mereka
sendirian tanpa daya dan tanpa penghiburan, melain-
kan akan menjadikan masa tua yang penuh kesukaran
menjadi hari-hari terbaik mereka. Dengan demikian me-
reka akan berkesempatan mengucap syukur sebab da-
pat menikmati masa tua mereka itu.
1016
[4] Apa yang hendak dia perbuat bagi Tuhan di masa tuanya:
“Aku tidak saja akan memberitakan kuasa-Mu, berda-
sarkan pengalamanku sendiri, kepada angkatan ini,
namun juga akan mencatatkan pengalamanku itu demi
kebaikan keturunanku dan kepada semua orang yang
akan datang.” Sepanjang hidup kita, kita harus berusa-
ha untuk memuliakan Tuhan dan saling membangun
satu sama lain, dan orang-orang yang memiliki paling
banyak pengalaman mengenai kebaikan Tuhan haruslah
memanfaatkan pengalaman mereka itu demi kebaikan
sahabat-sahabat mereka. Murid-murid Kristus di zaman
dahulu berutang untuk meninggalkan kesaksian mere-
ka terhadap angkatan berikutnya mengenai kuasa, ke-
senangan, dan keuntungan agamawi serta kebenaran
janji-janji Tuhan .
(2) Dia berharap bahwa Tuhan akan menghidupkannya kembali
dan mengangkatnya dari keadaannya saat ini yang ter-
puruk dan sangat menyedihkan (ay. 20): Engkau yang telah
membuat aku mengalami banyak kesusahan dan mala-
petaka, melebihi kebanyakan manusia, akan menghidup-
kan aku kembali.
Perhatikanlah:
[1] Orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan yang ter-
baik kadang kala mengalami berbagai kesukaran hebat
dan menyakitkan di dunia ini.
[2] Tangan Tuhan harus dipandang dalam segenap kesu-
sahan para orang kudus, dan sikap itu akan membantu
mengurangi kesusahan itu dan menjadikannya terasa
ringan. Sang pemazmur tidak berkata, “Engkau telah
membebaniku dengan kesusahan-kesusahan itu,” namun
“Engkau telah membuat aku mengalami semua itu,” se-
bagaimana seorang ayah yang baik menunjukkan cam-
buk kepada anaknya supaya dia patuh.
[3] Meskipun umat Tuhan dibiarkan menjadi begitu terpu-
ruk, Dia tetap dapat menghidupkan dan mengangkat
mereka kembali. Apakah mereka sudah mati? Dia dapat
membangkitkan mereka lagi (2Kor. 1:9). Apakah mereka
telah terkubur seperti orang-orang yang telah mening-
Kitab Mazmur 71:14-24
1017
gal? Dari samudera raya bumi Dia akan menaikkan me-
reka kembali. Dia akan membuat beria-ria roh yang
telah menjadi lesu sekalipun dan meninggikan minat
yang telah tenggelam begitu dalam.
[4] Jika kita memiliki pandangan yang tepat terhadap ta-
ngan Tuhan di dalam kesusahan kita, kita dapat menjan-
jikan diri kita sendiri bahwa pada waktu yang tepat, ke-
selamatan pun akan datang. Kesusahan kita pada masa
kini, meskipun hebat dan menyakitkan, tidak akan men-
jadi penghalang bagi kita untuk merasakan kebangkitan
kita yang penuh sukacita dari kedalaman bumi ini. Lihat
saja Guru agung kita sendiri, yang barangkali sedang
dirujuk oleh bagian ayat ini. Bapa-Nya membuat-Nya
mengalami kesusahan yang mendalam dan menyakit-
kan, namun meneguhkan-Nya dan membangkitkan-Nya
lagi dari dalam kubur.
(3) Dia berharap bahwa Tuhan bukan saja berkenan melepas-
kannya dari segala kesusahannya, namun juga berkenan
menambahkan kehormatan dan sukacitanya lebih dibandingkan
sebelumnya (ay. 21): “Engkau bukan saja akan memulih-
kan kebesaranku lagi, namun juga akan menambahkannya,
dan menambah-nambahkan keuntunganku sesudah kejutan
dahsyat ini, lebih dibandingkan sebelumnya. Engkau bukan
saja akan menghiburku, namun akan berpaling menghibur
aku dalam segala hal, sehingga tidak akan kulihat apa pun
yang gelap atau mengancam dari arah mana pun.” Perhati-
kanlah, terkadang Tuhan menjadikan kesusahan umat-Nya
sebagai sarana untuk menambah kebesaran mereka, dan
matahari mereka bersinar lebih terang sesudah diselubungi
awan selama beberapa waktu. Jika Dia menjadikan semua
itu sebagai sarana penambahan kebaikan mereka, maka
pada akhirnya semua itu akan menambah kebesaran dan
kemuliaan mereka. Dan jika Ia menghibur mereka dari
segala sisi, sesuai dengan waktu dan derajat kesusahan
yang telah Ia izinkan menimpa mereka, maka mereka tidak
akan memiliki alasan apa pun untuk mengeluh lagi. saat
Tuhan Yesus kita dibangkitkan lagi dan dikembalikan dari
kedalaman bumi, keagungan-Nya bertambah, dan Dia da-
pat menikmati sukacita yang dipersiapkan bagi-Nya.
1018
(4) Dia berharap bahwa semua musuhnya akan mendapat malu
(ay. 24). Dia membicarakan hal itu dengan sangat yakin,
seolah-olah aib memang sudah menimpa para musuhnya
itu, dan dia beria-ria sebab nya: akan mendapat malu dan
tersipu-sipu orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku. Ke-
muliaannya akan menjadi aib bagi mereka dan keselamat-
annya akan menjadi dukacita bagi mereka.
II. Marilah kita lihat bagaimana hati Daud meluap-luap dengan suka-
cita dan puji-pujian, bagaimana ia bergirang di dalam pengharapan
dan bernyanyi di dalam pengharapan, sebab kita memang disela-
matkan oleh pengharapan.
1. Dia akan menceritakan tentang keadilan Tuhan dan keselamat-
an dari-Nya, sebagai hal-hal yang besar, yang benar-benar
telah ia alami dan telah menggugahnya begitu dalam. Ia ingin
agar Tuhan menerima kemuliaan sebab kedua hal itu, dan
supaya orang-orang lain diteguhkan oleh pengenalan akan ke-
dua hal ini dan dihiburkan (ay. 15): Mulutku akan men-
ceritakan keadilan-Mu dan keselamatan yang dari pada-Mu,
dan lagi (ay. 24), Lidahku juga menyebut-nyebut keadilan-Mu,
dan hal itu berlangsung sepanjang hari. Keadilan Tuhan yang
sepertinya telah menggugah Daud dengan cara yang luar biasa
itu mencakup banyak hal: ketulusan sifat-Nya, keadilan peme-
liharaan-Nya, hukum yang adil yang telah Dia berikan untuk
mengatur kehidupan kita, janji-janji sejati yang dapat kita an-
dalkan, serta keadilan abadi yang telah dibawakan oleh Anak-
Nya demi pembenaran kita. Di sini, keadilan dan keselamatan
Tuhan dipadukan. Biarlah tidak seorang pun beranggapan dia
dapat memisahkan kedua hal ini , atau mengharapkan
keselamatan tanpa keadilan (50:23). Jika kedua hal ini
dijadikan sasaran dari hasrat kita, biarlah kita juga menjadi-
kan keduanya sebagai pokok pembicaraan kita sepanjang hari,
sebab keduanya merupakan bahan perbincangan yang tidak
akan pernah hancur oleh waktu.
2. Dia hendak menceritakan semua itu dengan penuh kekagum-
an dan sanjungan, sebagai seorang yang terkesima dengan
besar, tinggi dan dalamnya, serta panjang dan lebarnya kasih
dan karunia ilahi: “Aku tidak dapat menghitungnya (ay. 15).
Meski aku tidak dapat menceritakan semua kebaikan-kebaik-
Kitab Mazmur 71:14-24
1019
an yang telah Kau berikan kepadaku, sebab kebaikan-kebaik-
an itu begitu melimpah dan dahsyatnya (jika kumau memberi-
takan dan mengatakannya, terlalu besar jumlahnya untuk dihi-
tung, 40:6), akan namun , sebab aku tahu kebaikan-Mu itu
tidak terbilang banyaknya, aku akan menceritakannya. Dan di
dalamnya, aku akan menemukan kebaikan yang baru lagi,”
(ay. 19). Keadilan Tuhan begitu menjulang tinggi dan apa yang
telah diperbuat-Nya bagi umat-Nya amatlah agung. Padukan
kedua hal itu bersama-sama, dan kita pun akan berkata, “Ya
Tuhan , siapakah seperti Engkau?” Memuji Tuhan berarti meng-
akui bahwa kesempurnaan dan pekerjaan-Nya
(1) Lebih tinggi dari pemikiran kita. Keduanya begitu tinggi dan
agung sampai-sampai kita tidak bisa memahaminya dan me-
nyelaminya.
(2) Tiada bandingannya. Tidak ada seorang pun yang seperti
Dia, tidak satu pun seperti pekerjaan tangan-Nya: Ya Tuhan ,
siapakah seperti Engkau? Tidak ada satu pun seperti-Mu di
sorga ataupun di bumi, malaikat tidak, raja pun tidak.
Tiada yang menyamai Tuhan . Jika kita tidak mengakui kebe-
naran itu, maka itu berarti kita belum memuji-Nya dengan
benar.
3. Dia hendak menceritakan kedua hal itu dengan segenap ung-
kapan penuh sukacita dan penyanjungan (ay. 22-23).
Perhatikanlah:
(1) Bagaimana dia memandang Tuhan di dalam puji-pujiannya.
[1] Sebagai Tuhan yang setia: Aku pun mau menyanyikan
syukur bagi-Mu atas kesetiaan-Mu. Tuhan menampakkan
diri-Nya melalui firman-Nya, dan jika kita memuji hal
itu beserta kebenaran di dalam firman-Nya itu, maka
hal itu berarti bahwa kita memuji-Nya. Melalui iman,
kita memeteraikan kepercayaan kita bahwa Tuhan itu
benar, dan dengan begitu kita memuji kesetiaan-Nya.
[2] Sebagai Tuhan yang memiliki kovenan dengannya: “Ya,
Tuhan ku, yang aku percayai dan kupilih sebagai Tuhan -
ku.” Sebagaimana di dalam doa-doa, begitu pula di da-
lam puji-pujian, kita harus memandang Tuhan sebagai
Tuhan kita dan memberi-Nya kemuliaan atas bagian
1020
yang kita miliki di dalam Dia serta hubungan yang kita
punyai terhadap Dia.
[3] Sebagai Yang Kudus dari Israel, Tuhan Israel yang isti-
mewa, mulia dalam kekudusan-Nya di antara umat-Nya
itu, dan setia terhadap kovenan-Nya dengan mereka.
Tuhan yaitu Yang Kudus, dan hal itu merupakan kehor-
matan-Nya. Kebenaran bahwa Dia yaitu Yang Kudus
dari Israel juga merupakan kehormatan umat-Nya.
(2) Bagaimana dia hendak mengungkapkan sukacita dan pe-
nyanjungannya.
[1] Dengan tangannya sendiri, melalui musik yang khidmat
– dengan gambus, dengan kecapi. Daud memang cakap
sekali dalam memainkan alat-alat musik ini, dan ke-
unggulan dari keterampilannya ini hendak dipakainya
untuk menaikkan puji-pujian bagi Tuhan dengan sebaik-
baiknya supaya orang lain pun menjadi tergugah.
[2] Dengan bibirnya, melalui lagu-lagu syahdu: “Akupun mau
menyanyikan syukur bagi-Mu, bagi kehormatan-Mu, dan
dengan kerinduan mendalam untuk diterima oleh-Mu.
Bibirku bersorak-sorai sementara menyanyikan mazmur
bagi-Mu, sebab aku tahu itulah cara terbaik untuk meng-
gunakan bibirku.”
[3] Dengan hatinya, memakai tangan dan bibirnya: “Jiwaku
yang telah Kaubebaskan akan bergirang.” Perhatikan-
lah, Pertama, sukacita kudus merupakan jantung dan
hidup dari puji-pujian syukur. Kedua, kita tidak ber-
senandung indah bagi Tuhan saat menyanyikan puji-
pujiannya, kecuali jika kita melakukannya dengan hati
kita. Bibirku akan bersukacita, namun hal itu sia-sia.
Pekerjaan bibir, sekalipun amat indah, tidaklah berarti
apa-apa dalam melayani Tuhan , jika hanya bibir saja
yang bekerja. Jiwa juga harus bekerja, dan dengan
segala yang kita miliki di dalam diri kita, kita memuji
nama-Nya yang kudus. Sebab, jika jiwa tidak ikut
bekerja, maka tidaklah berharga semua yang lain yang
ada pada kita. Ketiga, jiwa-jiwa yang telah ditebus ha-
ruslah menjadi jiwa-jiwa yang bergirang dalam rasa
syukur. Karya penebusan harus kita rayakan melalui
Kitab Mazmur 71:14-24
1021
puji-pujian kita, lebih dari segala pekerjaan Tuhan yang
lain. sebab itulah, Anak Domba yang telah disembelih
dan yang telah menebus kita bagi Tuhan , layak untuk
menerima segala ucapan syukur dan puji-pujian.
PASAL 72
azmur sebelumnya dituliskan Daud saat dia sudah berusia
senja, dan kelihatannya, mazmur yang ini pun demikian. Se-
bab, kini Salomo sedang dipersiapkan untuk naik takhta. Mazmur se-
belumnya merupakan doa bagi dirinya sendiri, sedangkan yang ini
bagi putranya dan penerusnya. Dengan demikian, dengan kedua
mazmur ini , doa-doa Daud anak Isai pun berakhir, sebagai-
mana yang kita temukan pada bagian penutup mazmur ini. Cukup-
lah jika kita memiliki hadirat Tuhan selagi kita hidup, dan harapan
teguh bahwa orang-orang di masa mendatang yang akan memuji
Tuhan di bumi ini saat kita memuji-Nya di sorga. Mazmur ini diberi
judul “Mazmur dari Salomo:” mungkin sebab Daud mengimlakan-
nya, atau lebih tepatnya, Roh Kudus yang mulia mengimlakan kepa-
danya, saat , sesaat sebelum dia meninggal, oleh arahan hikmat
ilahi, ia menetapkan penerusnya, dan memerintahkan untuk mengu-
mandangkan Salomo sebagai raja (1Raj. 1:30, dst.). Akan namun , mes-
ki di sini nama Salomo yang dipakai, kerajaan Kristus dinubuatkan
dengan menjadikan Salomo sebagai pelambangannya. Daud menge-
nal firman ilahi, bahwa Tuhan akan mendudukkan seorang dari
keturunan Daud sendiri di atas takhtanya (Kis. 2:30, TL). Bagi Dialah
di sini Daud bersaksi. Dan, saat sedang menghadapi saat-saat ajal-
nya, dia pun menghiburkan dirinya sendiri dengan pengharapan
akan melihat kemuliaan kerajaan Kristus yang akan dinyatakan nan-
ti, sebab kini dia dapat melihat bahwa kaum keturunannya sendiri
tidak akan selalu melekat kepada Tuhan , tidak akan sehebat dan
sebagus yang ia harapkan. Di dalam Roh, Daud,
I. Mengawali mazmur ini dengan doa singkat bagi sang pene-
rusnya (ay. 1).
M
1024
II. Lalu ia beralih dengan segera ke dalam nubuatan yang pan-
jang mengenai kemuliaan pemerintahan penerusnya itu (ay.
2-17). Dan,
III. Dia mengakhiri mazmur ini dengan pujian bagi Tuhan Israel
(ay. 18-20).
saat menyanyikan mazmur ini, kita harus mengarahkan pan-
dangan kita kepada Kristus, memuji-Nya sebagai Raja, dan menik-
mati kebahagiaan kita sebagai umat-Nya.
Doa bagi Salomo
(72:1)
Dari Salomo 1 Ya Tuhan , berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu
kepada putera raja!
Ayat ini merupakan doa bagi sang raja, bahkan bagi anak dari sang
raja.
I. Kita dapat menerapkannya kepada Salomo: Ya Tuhan , berikanlah
hukum-Mu kepadanya, dan juga keadilan-Mu. Jadikanlah dia le-
laki sejati, seorang raja. Bentuklah dia menjadi seorang yang baik,
seorang raja yang baik.
1. Doa ini merupakan doa dari seorang ayah bagi anaknya, ber-
kat sebelum ia meninggal, sebagaimana yang selalu diucapkan
bapa-bapa leluhur dahulu kepada anak-anak mereka. Hal ter-
baik yang dapat kita minta dari Tuhan bagi anak-anak kita yaitu
supaya Tuhan berkenan mengaruniakan hikmat dan anugerah
agar mereka mampu mengenal dan menunaikan tugas mereka.
Permintaan ini lebih berharga dari emas. Salomo belajar untuk
berdoa bagi dirinya sendiri sebagaimana ayahnya telah berdoa
baginya, bukan supaya Tuhan memberinya kekayaan dan
kehormatan, melainkan supaya Ia mengaruniakan hati yang
penuh dengan hikmat dan pengertian. Daud terhibur sebab
anaknyalah yang akan menggantikannya, namun lebih-lebih
lagi sebab anak itu sepertinya akan bersikap benar dan adil.
Daud telah memberinya pengajaran yang baik (Ams. 4:3), telah
mengajarinya hukum dan keadilan, namun semuanya itu akan
sia-sia belaka jika Tuhan tidak memberi hukum kepadanya.
Para orangtua tidak dapat memberi kasih karunia kepada
Kitab Mazmur 72:1
1025
anak-anak mereka, namun mereka dapat menuntun anak-anak
itu kepada Tuhan yang penuh dengan kasih karunia melalui
doa. Usaha mereka itu tidak akan sia-sia, sebab doa mereka
akan dijawab, atau akan memberi mereka kelegaan.
2. Doa itu merupakan sebuah doa yang dipanjatkan oleh seorang
raja bagi penerusnya. Daud telah menjalankan hukum dan
keadilan selama masa pemerintahannya, dan kini dia berdoa
supaya anaknya juga berlaku serupa dengannya. Kita memang
harus memiliki kepedulian demikian terhadap keturunan kita,
menginginkan dan berusaha supaya anak-cucu yang terlahir
sesudah kita dapat melayani Tuhan dengan lebih baik lagi se-
panjang hidup mereka, lebih dari yang telah kita lakukan.
Orang-orang yang tidak peduli dengan apa yang akan menim-
pa dunia ini dan gereja sesudah mereka tiada, berarti tidak
mengasihi Tuhan ataupun manusia, memiliki jiwa yang sempit
dan mementingkan diri sendiri.
3. Doa ini merupakan sebuah doa dari rakyat bagi raja mereka.
Kelihatannya, Daud menuliskan mazmur ini supaya bisa dipa-
kai oleh rakyatnya, supaya saat mereka menyanyikan maz-
mur ini, mereka memanjatkan doa bagi Salomo. Orang-orang
yang ingin hidup tenang dan damai harus berdoa bagi para
raja dan penguasa supaya Tuhan berkenan mengaruniakan hu-
kum dan keadilan-Nya.
II. Kita dapat menerapkannya bagi Kristus, namun bukan berarti bah-
wa Dia yang bersyafaat bagi kita memerlukan doa syafaat kita
bagi-Nya, melainkan,
1. Doa ini merupakan doa gereja Perjanjian Lama supaya Sang
Mesias diutus, sebagai Raja dari gereja, Raja di gunung Sion
yang kudus, yang dipanggil oleh Raja segala raja, Anak-Ku Eng-
kau! (2:6-7). “Percepat kedatangan-Nya bagi orang-orang yang
menjalankan hukum-Nya.” sebab itulah kita harus mem-
percepat kedatangan Kristus yang kedua kalinya, saat Dia akan
menghakimi dunia dengan keadilan.
2. Doa ini merupakan ungkapan rasa puas semua orang percaya
sejati akan kuasa yang diterima Tuhan Yesus dari Bapa: “Biar-
lah Dia memiliki segala kuasa di bumi dan di sorga, dan men-
jadi Tuhan kebenaran kita. Biarlah Dia menjadi yang diperca-
yai untuk menjaga kasih karunia ilahi bagi semua orang yang
1026
merupakan kepunyaan-Nya. Berikanlah kasih karunia itu ke-
pada-Nya, supaya Dia dapat memberi nya juga kepada kita.”
Kerajaan Mesias
(72:2-17)
2 Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang
tertindas dengan hukum! 3 Kiranya gunung-gunung membawa damai sejah-
tera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran! 4 Kiranya ia mem-
beri keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu, menolong
orang-orang miskin, namun meremukkan pemeras-pemeras! 5 Kiranya lanjut
umurnya selama ada matahari, dan selama ada bulan, turun-temurun! 6
Kiranya ia seperti hujan yang turun ke atas padang rumput, seperti dirus
hujan yang menggenangi bumi! 7 Kiranya keadilan berkembang dalam za-
mannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! 8 Kira-
nya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung
bumi! 9 Kiranya penghuni padang belantara berlutut di depannya, dan
musuh-musuhnya menjilat debu; 10 kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-
pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba
dan Seba menyampaikan upeti! 11 Kiranya semua raja sujud menyembah
kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! 12 Sebab ia akan melepas-
kan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan
orang yang tidak punya penolong; 13 ia akan sayang kepada orang lemah dan
orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin. 14 Ia akan mene-
bus nyawa mereka dari penindasan dan kekerasan, darah mereka mahal di
matanya. 15 Hiduplah ia! Kiranya dipersembahkan kepadanya emas Syeba!
Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati sepanjang hari! 16 Biarlah
tanaman gandum berlimpah-limpah di negeri, bergelombang di puncak pegu-
nungan; biarlah buahnya mekar bagaikan Libanon, bulir-bulirnya berkem-
bang bagaikan rumput di bumi. 17 Biarlah namanya tetap selama-lamanya,
kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala
bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.
Ayat-ayat di atas merupakan nubuatan mengenai kejayaan dan
keberlangsungan kerajaan Kristus yang diperlambangkan oleh masa
pemerintahan Salomo. Ayat-ayat ini muncul di sini,
1. Sebagai dasar seruan untuk meneguhkan doa tadi di atas:
“Tuhan, berikanlah hukum dan keadilan-Mu kepadanya, sehingga
kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan, dan dengan begitu
tujuan pengangkatannya terpenuhi (ay. 2). Berikan kepadanya
kasih karunia-Mu, sehingga umat-Mu yang dipercayakan kepada-
nya akan mendapat keuntungan dari kasih karunia ini .”
sebab Tuhan mengasihi orang Israel, maka Ia menjadikan engkau
raja atas mereka untuk melakukan keadilan dan kebenaran (2Taw.
9:8). Dengan iman, kita juga dapat bergumul dengan Tuhan untuk
Kitab Mazmur 72:2-17
1027
meminta kasih karunia ini , yang kita yakini sebagai sesuatu
yang mendatangkan berkat bagi gereja-Nya.
2. Jawaban doa yang penuh dengan damai sejahtera. Sebagaimana
kita membalas budi kepada Tuhan atas janji-janji-Nya yang penuh
rahmat melalui doa yang penuh dengan iman, demikian pula
Tuhan menjawab doa kita yang dipanjatkan dalam iman itu melalui
janji-janji rahmani-Nya. Jelas sekali bahwa nubuatan ini mengacu
kepada kerajaan Mesias, sebab di dalamnya ada banyak ayat-ayat
yang tidak menggambarkan pemerintahan Salomo. Memang pada
awal masa pemerintahan Salomo ada kebenaran dan damai
sejahtera, namun masalah dan ketidakadilan melanda pemerintah-
an itu sesaat sebelum akhir pemerintahannya. Kerajaan yang
diperbincangkan dalam mazmur ini ialah kerajaan yang berlang-
sung seperti mentari, sementara kerajaan Salomo lenyap dengan
cepat. sebab itulah, bahkan para penafsir Yahudi pun mema-
haminya sebagai kerajaan Mesias.
Marilah kita memperhatikan janji-janji besar dan berharga yang
diungkapkan di sini, yang hanya dapat digenapi dengan sempurna di
dalam kerajaan Kristus saja. Akan namun , beberapa janji itu juga
tergenapi pada masa pemerintahan Salomo.
I. Bahwa kerajaan itu akan menjadi pemerintahan yang adil (ay. 2):
Ia mengadili umat-Mu dengan keadilan (bdk. Yes. 11:4). Segenap
hukum dari kerajaan Kristus sesuai dengan tata peraturan keadil-
an yang abadi. Tata peradilan yang didirikannya untuk menegak-
kan berbagai pelanggaran hukum sungguh merupakan pengadil-
an yang adil, dan tidak akan ada pengecualian dalam pelaksana-
an hukum-Nya pada hari akhir nanti. Kedamaian kerajaan-Nya
akan disokong oleh kebenaran (ay. 3). Sebab, damai sejahtera
akan seperti sungai yang tidak pernah kering, hanya jika kebenar-
an terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak
pernah berhenti. Dunia ini akan dihakimi dengan keadilan (Kis.
17:31).
II. Bahwa kerajaan itu akan menjadi sebuah pemerintahan yang da-
mai sentosa: Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera
bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran! (ay. 3). Artinya
(menurut Dr. Hammond), kedua hal itu melambangkan pengadil-
1028
an di tingkat atas dan bawah dalam sistem peradilan di kerajaan
Salomo. Di sana damai sejahtera berlimpah (ay. 7). Nama Salomo
berarti damai, dan memang demikianlah masa pemerintahannya,
sebab pada masa itu bangsa Israel menikmati kemenangan-keme-
nangan dari masa pemerintahan sebelumnya dan mampu mem-
pertahankan ketenangan serta kedamaiannya. Akan namun , dalam
artian yang istimewa, kedamaian merupakan kemuliaan kerajaan
Kristus, sebab kedamaian-Nya itu berhasil mendamaikan manu-
sia dengan Tuhan dan dengan diri mereka sendiri, serta dengan se-
sama, dan menghapuskan segenap permusuhan. sebab itu, Dia-
lah damai sejahtera kita.
III. Bahwa orang yang miskin dan sengsara akan dilindungi dengan
cara yang istimewa di dalam pemerintahan ini: Ia mengadili orang-
orang-Mu yang tertindas dengan hukum (ay. 2). Orang-orang yang
miskin sebab mempertahankan hati nurani yang bersih merupa-
kan orang-orang miskin kepunyaan Tuhan , dan mereka akan di-
pelihara dengan istimewa, akan diadili dengan hukum yang adil,
dibela dalam kasus mereka dan dibalaskan atas perlakuan jahat
yang telah mereka terima. Dia pasti akan menghakimi dan
menyelamatkan orang-orang yang tertindas dari bangsa itu dan
orang-orang miskin (ay. 4). Hal ini ditekankan kembali (ay. 12-13),
untuk menegaskan bahwa Kristus pasti akan membela kepenting-
an orang-orang-Nya yang tertindas. Ia akan melepaskan orang
miskin yang tidak berdaya di hadapan penindas mereka, orang
yang tertindas juga, sebab mereka tidak punya penolong, dan
sebab mereka berseru kepada-Nya dan Dia telah berjanji untuk
menolong mereka sebagai jawaban atas doa-doa mereka. Melalui
doa mereka menyerahkan diri mereka kepada-Nya (10:14). Ia akan
sayang kepada orang miskin yang bergantung pada belas kasihan-
Nya, dan tidak akan bertindak kejam terhadap mereka. Ia akan
menyelamatkan nyawa mereka, dan memang hanya itulah yang
mereka inginkan. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan
Tuhan , sebab merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Kristus
yaitu Raja orang-orang miskin.
IV. Bahwa pemeras-pemeras yang angkuh akan mendapatkan gan-
jaran: Dia akan meremukkan pemeras-pemeras (ay. 4), akan me-
renggut kuasa mereka dalam menindas, dan menghukum mereka
Kitab Mazmur 72:2-17
1029
atas semua kejahatan yang telah mereka lakukan. Inilah tang-
gung jawab dari seorang raja yang bijak, Parcere subjectis, et
debellare superbos – untuk menyelamatkan yang terpuruk dan me-
rendahkan yang angkuh. Iblis yaitu si penindas besar yang akan
Kristus remukkan, dan kerajaannya pun akan Ia hancurkan.
Dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik (Yes. 11:4),
dan akan menyelamatkan nyawa umat-Nya dari penindasan dan
kekerasan (ay. 14). Dia akan menyelamatkan mereka dari kuasa
Iblis, baik dari si ular tua yang hendak menjerat mereka dengan
tipu daya, maupun dari singa yang mengaum-ngaum untuk me-
nakut-nakuti dan menelan mereka dengan kekerasan. Darah me-
reka begitu mahal di matanya sampai-sampai tidak setetes pun
dibiarkan tertumpah oleh tipu daya atau kekejian Iblis dan para
pengikutnya tanpa dibalaskan. Kristus yaitu seorang Raja yang
tidak menyia-nyiakan darah para pengikut-Nya begitu saja, seka-
lipun Ia terkadang memanggil mereka untuk rela mempertaruh-
kan nyawa mereka bagi-Nya. Dia juga tidak akan membiarkan da-
rah mereka tertumpah dengan sia-sia, melainkan dengan pertim-
bangan mulia bahwa itu demi kemuliaan-Nya dan kehormatan
mereka, dan demi menggenapi sepenuh-penuhnya ganjaran terha-
dap kejahatan para musuh mereka.
V. Bahwa agama akan berkembang di bawah pemerintahan Kristus
(ay. 5): Kiranya lanjut umurnya selama ada matahari, dan selama
ada bulan, turun-temurun! Salomo memang mendirikan bait Tuhan ,
dan rasa takut akan Tuhan serta penyembahan terhadap-Nya di-
pertahankan selama beberapa waktu di bawah pemerintahannya,
namun hal itu tidak berlangsung lama. sebab itulah, mazmur ini
pastinya menunjuk kepada kerajaan Kristus, di mana semua war-
ga kerajaan-Nya dibawa dan dipelihara dalam rasa takut akan
Tuhan . Sebab, agama Kristen memiliki kecenderungan langsung
dan pengaruh yang kuat terhadap dasar-dasar kepercayaan ma-
nusia yang alamiah. Ia juga mendukung dan memajukan dasar-
dasar kepercayaan alamiah ini . Iman di dalam Kristus akan
membangun dan memelihara rasa takut akan Tuhan . sebab itulah
Injil abadi yang diberitakan yaitu , Takutlah akan Tuhan dan mu-
liakanlah Dia (Why. 14:7). Dan, oleh sebab pemerintahan Kristus
memajukan tindakan ibadah dan bakti kepada Tuhan , maka peme-
rintahan-Nya juga memajukan keadilan dan kasih di antara se-
1030
sama manusia (ay. 7): Kiranya keadilan berkembang dalam za-
mannya, keadilan dijalankan, dan orang-orang yang menjalankan
keadilan akan disukai. Keadilan akan berlimpah dan sangat di-
hormati, berkuasa dan memerintah. Hukum Kristus yang tertulis
di dalam hati, mengatur manusia supaya berlaku jujur dan adil,
dan memberi kepada orang lain apa yang menjadi hak mere-
ka. Demikian pula, hukum itu mengatur agar manusia hidup di
dalam kasih sehingga menghasilkan damai yang berkelimpahan
dan mengubah pedang menjadi mata bajak. Baik kekudusan mau-
pun kasih akan terus berlangsung dalam kerajaan Kristus, dan
tidak akan pernah lapuk, sebab semua warganya akan takut akan
Tuhan selama ada matahari, dan selama ada bulan. Kekristenan,
saat diakui dan menancapkan kakinya di dunia ini, akan tetap
berdiri teguh sampai akhir zaman. Juga, dalam hal kuasanya,
saat ia menancapkan akarnya di dalam hati, maka ia akan terus
memerintah di sana sampai kematian membuat matahari, bulan
dan bintang (yaitu, semua indra jasmani) menjadi gelap. Melalui
segala perubahan di dunia dan segenap perubahan dalam kehi-
dupan ini, kerajaan Kristus akan terus bertahan. Dan, jika rasa
takut akan Tuhan berlangsung sepanjang matahari dan bulan ada,
maka selama itu pula kedamaian akan melimpah ruah. Kedamai-
an gereja dan kedamaian jiwa akan berlangsung sejalan dengan
kemurnian dan kesalehan dari gereja dan jiwa itu sendiri, dan
berlangsung selama keduanya berlanjut.
VI. Bahwa pemerintahan Kristus akan menyenangkan bagi semua
warganya yang setia (ay. 6): Kiranya Ia, oleh kasih karunia dan
penghiburan Roh-Nya, seperti hujan yang turun ke atas padang
rumput, bukan ke atas rumput yang kemudian dipotong, namun
rumput yang dibiarkan tumbuh sampai mekar lagi, sekalipun
sebelumnya telah dipotong. Injil Kristus memurnikan bagaikan
hujan yang melunakkan tanah keras, melembabkan yang tandus
dan menjadikannya hijau dan berbuah (Yes. 55:10). Biarlah hati
kita menghisap air hujan (Ibr. 6:7).
Kitab Mazmur 72:2-17
1031
VII. Bahwa kerajaan Kristus akan berkembang pesat dan meluas.
Cermatilah:
1. Lingkup daerah kekuasaannya (ay. 8): Kiranya ia memerintah
dari laut ke laut (dari Laut Selatan sampai Utara, dari Laut
Merah sampai Mediterania) dan dari sungai Efrat, atau Nil,
sampai ke ujung bumi. Wilayah kekuasaan Salomo amat besar
(1Raj. 4:21), sesuai dengan yang telah dijanjikan (Kej. 15:18).
Akan namun tidak ada nama laut ataupun sungai yang dise-
butkan, sehingga melalui ungkapan peribahasa ini , ayat
ini menegaskan kekuasaan Tuhan Yesus yang men-
cakup seluruh dunia. Injil-Nya telah dan akan dikabarkan ke
segala bangsa (Mat. 24:14), dan pemerintahan atas dunia
akan dipegang oleh-Nya (Why. 11:15) saat segenap orang bu-
kan Yahudi dibawa serta. Daerah kekuasaan-Nya akan diper-
luas sampai ke negeri-negeri,
(1) Yang dulunya asing terhadap-Nya: penghuni padang belan-
tara, yang jauh dari jalan utama dan jarang mendengar
kabar berita, akan bergembira menyambut kabar baik me-
ngenai Sang Penebus dan penebusan yang dilakukan oleh-
Nya. Mereka akan berlutut di depannya, percaya kepada-
Nya, menerima-Nya, memuja-Nya, dan rela menanggung
kuk-Nya. Di hadapan Tuhan Yesus kita memang harus
berlutut, atau kalau tidak, kita hancur. Jika kita hancur,
kita binasa, namun jika kita berlutut, kita memiliki kehi-
dupan yang kekal.
(2) Yang dulu memusuhi-Nya dan berperang melawan-Nya:
Mereka menjilat debu. Mereka akan dijatuhkan dan dibe-
namkan di dalam debu, akan menggigit tanah sebab ke-
salnya, dan akan menjadi sangat lapar sampai-sampai me-
reka rela memakan debu, yaitu makanan si ular itu (Kej.
3:14), sebab mereka memang merupakan keturunannya.
Jadi, siapakah yang tidak akan mampu Ia taklukkan, jika
musuh-musuh-Nya saja telah direndahkan dan dipermalu-
kan seperti itu?
2. Martabat daerah-daerah yang dikuasai-Nya. Dia tidak saja
akan memerintah atas orang-orang yang menghuni padang
belantara, para petani dan orang desa, namun juga atas orang-
orang yang tinggal di istana-istana (ay. 10): raja-raja dari Tar-
1032
sis dan pulau-pulau yang paling terpencil dari Israel dan me-
rupakan bangsa-bangsa daerah pesisir (Kej. 10:5), membawa
persembahan-persembahan kepada-Nya sebagai Tuhan mere-
ka yang berdaulat, oleh Dia dan di bawah Dia mereka meme-
gang takhta dan tanah-tanah kekuasaan mereka. Mereka
akan berusaha mengambil hati-Nya dan menaruh perhatian
kepada-Nya untuk mendengarkan hikmat-Nya. Semua itu be-
nar-benar digenapi dalam diri Salomo (sebab semua raja di
bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hik-
matnya, dan mereka datang masing-masing membawa persem-
bahannya, 2Taw. 9:23-24), dan di dalam diri Kristus juga,
saat orang-orang majus dari Timur, yang kemungkinan me-
rupakan golongan dari derajat paling tinggi di negeri mereka,
datang untuk menyembah-Nya dan mempersembahkan per-
sembahan kepada-Nya (Mat. 2:11). Mereka hendak memper-
sembahkan diri mereka kepada-Nya. Inilah persembahan ter-
baik yang bisa kita berikan kepada Kristus, dan tanpa itu
tidak ada persembahan lain yang layak diterima (Rm. 12:1).
Mereka menyampaikan upeti, persembahan rohani berupa doa
dan pujian, dan mempersembahkannya kepada Kristus se-
bagai Tuhan mereka, kepada Kristus sebagai mezbah yang
menyucikan setiap persembahan. Pertobatan mereka kepada
Tuhan dinamakan persembahan atau korban dari bangsa-bang-
sa bukan Yahudi (Rm. 15:16). Benar, semua raja, cepat atau-
pun lambat, akan sujud menyembah kepada-Nya, untuk melak-
sanakan kewajiban mereka terhadap-Nya atau untuk menerima
penghukuman dari-Nya (ay. 11). Mereka akan jatuh tersung-
kur di hadapan-Nya, sebagai warga-Nya atau sebagai tawanan
yang telah Ia taklukkan, sebagai pemohon yang memohonkan
belas kasihan-Nya atau sebagai si terhukum yang menerima
penghakiman-Nya. Dan saat raja-raja takluk, rakyat pun ten-
tu akan datang pula: segala bangsa menjadi hamba-Nya.
Semua orang akan diundang untuk melayani-Nya. Sebagian
orang dari segala bangsa akan datang, dan di setiap bangsa
korban bagi nama-Nya dan juga korban sajian yang tahir di-
bakar dan dipersembahkan (Mal. 1:11; Why. 7:9).
VIII. Bahwa Ia akan dihormati dan dikasihi oleh semua rakyat-Nya
(ay. 15): Hiduplah Ia. Rakyat-Nya akan menginginkan supaya Ia
Kitab Mazmur 72:2-17
1033
panjang umur (Ya Raja, panjang umurlah selalu!) dan dengan
alasan yang baik pula. Sebab, Ia telah berkata, sebab Aku hidup
dan kamu pun akan hidup. Yang tentang Dia diberi kesaksian,
bahwa Ia hidup, sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Peng-
antara mereka (Ibr. 7:8, 25). Dia akan hidup dan berjaya, dan
1. Persembahan-persembahan akan dibawa kepada-Nya. Meski-
pun Dia sanggup hidup tanpa persembahan itu, sebab Dia
memang tidak membutuhkan persembahan ataupun pela-
yanan dari siapa pun, akan namun kepada-Nya tetap akan di-
persembahkan emas Syeba, yaitu emas, logam yang terbaik,
emas Syeba, yang mungkin merupakan emas termurni, sebab
kepada yang terbaik haruslah diberikan persembahan yang
terbaik pula. Orang-orang yang memiliki harta melimpah di
dunia ini dan bergelimang emas, harus memberi nya
kepada Kristus, harus melayani-Nya dengan harta mereka itu
dan menggunakannya untuk berbuat baik. Muliakanlah
TUHAN dengan hartamu.
2. Doa akan dipanjatkan kepada-Nya setiap waktu. Rakyat ber-
doa bagi Salomo, dan doa mereka menolongnya dan pemerin-
tahannya untuk menjadi berkat bagi mereka. Rakyat me-
mang wajib berdoa, bersyafaat dan mengucap syukur bagi
para raja dan segenap pihak yang berwenang, bukan untuk
mengucapkan selamat kepada mereka seperti yang kerap ter-
jadi, namun sebagai kepedulian bagi kesejahteraan rakyat.
Akan namun , bagaimana hal ini diterapkan kepada Kristus?
Dia tidak memerlukan doa-doa kita dan tidak diuntungkan
sebab nya. Akan namun para orang kudus di Perjanjian Lama
mendoakan kedatangan-Nya, berdoa tak henti-hentinya, se-
bab mereka menyebut-Nya Dia yang akan datang. Dan kini,
sebab Dia telah datang, maka kita harus berdoa bagi keber-
hasilan Injil dan kemajuan kerajaan-Nya, yang Ia anggap se-
bagai doa bagi-Nya (Hosana bagi Anak Daud, jayalah peme-
rintahan-Nya) dan kita harus mendoakan kedatangan-Nya
untuk yang kedua kalinya. Kalimat itu mungkin juga bisa
diartikan, doa akan dipanjatkan melalui Dia, atau demi ke-
pentingan-Nya. Apa pun yang kita minta dari Bapa haruslah
kita doakan dalam nama-Nya dan dengan kebergantungan
pada pengantaraan-Nya.
1034
3. Puji-pujian akan dilayangkan bagi-Nya dan sanjungan akan
diberikan atas hikmat, keadilan dan kebaikan-Nya: Kiranya
Ia diberkati sepanjang hari. Kita melayangkan penghormatan
bagi-Nya dengan berdoa setiap hari di dalam nama-Nya. Rak-
yat harus mengatakan yang baik-baik tentang pemerintah
yang telah menjadi berkat bagi mereka. Jadi, terlebih lagi
semua orang Kristen, mereka harus lebih-lebih lagi memuji
Yesus Kristus, memuji-muji-Nya setiap hari, sebab mereka
berutang segalanya kepada Dia dan memiliki segala kewajib-
an utama untuk dilakukan di bawah Dia.
IX. Bahwa di bawah pemerintahan-Nya akan ada peningkatan luar
biasa baik dalam kebutuhan pokok, maupun hasil bumi di dalam
negeri dan penghuni kota-kota (ay. 16).
1. Negeri itu akan menjadi makmur. Sekalipun benih gandum
yang ditabur sedikit, biarlah tanaman gandum berlimpah-lim-
pah di negeri, bergelombang di puncak pegunungan, di mana
biasanya orang tidak mengharapkan hasil yang banyak, namun
biarlah buahnya mekar bagaikan Libanon, tumbuh seperti
kayu yang bidang, menjulang tinggi dan kokoh, seperti pohon-
pohon aras di Libanon. Bahkan di puncak-puncak gunung, ta-
nah akan mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk, yaitu ung-
kapan untuk menggambarkan kelimpahan (Kej. 41:47), seba-
gaimana rumput di atap rumah dikatakan sebagai yang terse-
lamatkan dari alat pemotong. Hal ini dapat diterapkan kepada
pelipatgandaan benih Injil pada zaman Mesias. Segelintir benih
itu ditabur di tanah bukan Yahudi yang tandus dan berbukit-
bukit, namun menghasilkan tuaian melimpah yang dikumpul-
kan bagi Kristus, buah yang mekar bagaikan Libanon. Ladang-
ladang sudah menguning dan matang untuk dituai (Yoh. 4:35;
Mat. 9:37). Biji sesawi yang mungil tumbuh menjadi pohon
yang besar.
2. Kota-kota akan dipadati: Bulir-bulirnya berkembang bagaikan
rumput di bumi, sangat banyak dan menghijau. Gereja Injil,
kota Tuhan di antara manusia, akan memiliki semua tanda ke-
makmuran. Banyak orang akan ditambahkan ke dalamnya,
dan mereka akan sangat berbahagia di sana.
Kitab Mazmur 72:18-20
1035
X. Bahwa pemerintahan-Nya akan terus berlangsung, baik demi ke-
hormatan-Nya maupun demi kebahagiaan warga-Nya. Tuhan Ye-
sus akan memerintah selamanya, dan hal ini hanya dapat dipa-
hami sebagai menunjuk kepada-Nya, sama sekali bukan tentang
Salomo. Hanya Kristus saja yang lanjut umurnya turun temurun
(ay. 5) selama ada matahari, dan selama ada bulan (ay. 7).
1. Kehormatan Sang Pangeran abadi dan tidak akan pernah pu-
dar (ay. 17): Biarlah namanya tetap selama-lamanya. Meskipun
kuasa kegelapan terus berusaha menghalangi cahayanya dan
menghentikan keberlangsungannya, nama-Nya akan tetap ter-
pelihara, tetap ada, dan menyebar. Sebagaimana nama para
raja duniawi diwariskan kepada keturunan mereka, demikian
pula nama Kristus. Filiabitur nomen ejus – Nama-Nya akan di-
lanjutkan kepada angkatan selanjutnya. Selagi dunia ini masih
berdiri, semua bangsa menyebut-Nya berbahagia. Mereka akan
memuji Tuhan sebab Dia, terus-menerus menceritakan hal-hal
baik tentang Dia, dan merasa bahagia di dalam Dia. Sampai
akhir zaman dan selama-lamanya, nama-Nya akan terus di-
rayakan dan disebut-sebut. Setiap lidah akan mengakui nama-
Nya dan setiap lutut akan bertelut di hadapan-Nya.
2. Kebahagiaan seluruh manusia di dalam nama-Nya juga akan
menjadi sempurna dan kekal: Segala bangsa saling member-
kati, benar-benar terberkati untuk selama-lamanya dengan
nama-Nya. Hal ini dengan jelas mengacu kepada janji yang
dibuat dengan bapa leluhur kita, yaitu semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat melalui Mesias (Kej. 12:3).
Pengucapan Syukur dan Doa
(72:18-20)
18 Terpujilah TUHAN, Tuhan Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib se-
orang diri! 19 Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya,
dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin. 20 Se-
kianlah doa-doa Daud bin Isai.
Nubuatan mengenai Mesias dan kerajaan-Nya yang begitu cemerlang
dalam ayat-ayat sebelumnya memang layak ditutup dengan doa dan
pujian yang tulus seperti yang ada dalam ayat-ayat di atas.
1036
I. Di sini sang pemazmur begitu meluap dengan rasa syukur atas
nubuatan dan janji ini (ay. 18-19). Firman Tuhan begitu pas-
ti, sehingga dengan rasa puas tak terhingga kita dapat mengan-
dalkannya. sebab itu, beralasan bagi kita untuk menaikkan
ucapan terima kasih atas apa yang telah Ia katakan, sekalipun
hal itu belum terjadi. Kita harus mengakui semua hal-hal besar
yang telah Ia perbuat bagi dunia ini, bagi gereja, bagi anak-anak
manusia, bagi anak-anak-Nya sendiri di dalam kerajaan pemeliha-
raan dan di dalam kerajaan kasih karunia. Tuhan layak dipuji atas
segala kuasa dan kepercayaan yang diserahkan ke tangan Sang
Penebus. Kita harus mendorong diri kita dengan segala yang kita
punyai untuk memuji-Nya dengan sebaik-baiknya, dan meng-
inginkan orang lain untuk berbuat serupa. Terpujilah TUHAN, arti-
nya, terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia, sebab hanya dalam
nama-Nya saja kita dapat mempersembahkan sesuatu bagi kemu-
liaan dan kehormatan-Nya, yang ditinggikan mengatasi segala puji
dan hormat. Terpujilah kiranya nama-Nya untuk selama-lamanya,
sebab nama-Nya memang layak dipuji untuk selama-lamanya,
dan kita berharap untuk dapat memuji nama-Nya selama-lama-
nya. Di sini kita diajarkan untuk memuji nama Kristus dan untuk
memuji Tuhan di dalam Kristus, oleh sebab semua yang telah Ia
lakukan bagi kita melalui Kristus. Kita harus memuji Dia,
1. Sebagai Tuhan Tuhan , sebagai Pribadi yang ada dengan sendiri-
nya dan Tuhan yang mahamencukupi.
2. Sebagai Tuhan Israel, yang mengadakan kovenan dengan umat-
Nya dan disembah oleh mereka, yang mengadakan perjanjian
sesuai janji-Nya kepada Yakub dan belas kasihan kepada Abra-
ham.
3. Sebagai Tuhan yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang
diri, dalam penciptaan dan pemeliharaan, dan terutama dalam
karya penebusan yang mengungguli segala pekerjaan yang
lain. Pekerjaan manusia itu tidak begitu berarti, biasa-biasa
saja dan sepele. Namun, meskipun demikian mereka pun tidak
dapat melakukannya tanpa Dia. namun Tuhan melakukan se-
mua karya-Nya itu dengan kuasa-Nya sendiri, dan semuanya
merupakan hal-hal yang ajaib, sehingga menjadi pokok keka-
guman para orang kudus dan malaikat selama-lamanya.
Kitab Mazmur 72:18-20
1037
II. Dia begitu sungguh-sungguh dalam mendoakan penggenapan nu-
buatan dan janji itu: kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh
bumi, sebagaimana yang akan terjadi saat raja-raja dari Tarsis dan
pulau-pulau membawa persembahan-persembahan. Menyedihkan
sekali membayangkan betapa hampanya dunia ini tanpa kemulia-
an Tuhan , betapa sedikitnya pelayanan dan kehormatan yang Ia
terima dari dunia yang telah Ia berkati dengan begitu berlimpah.
Oleh sebab itu, semua orang yang menginginkan kehormatan
Tuhan dan kesejahteraan umat manusia, pasti menghendaki bumi
ini dipenuhi dengan penyataan kemuliaan-Nya dan dipenuhi de-
ngan pengakuan penuh rasa syukur atas kemuliaan-Nya itu.
Biarlah setiap hati, setiap mulut, dan setiap persekutuan dipe-
nuhi dengan puji-pujian agung bagi Tuhan . Kita akan bisa melihat
bagaimana kesungguhan hati Daud dalam mendoakan semua itu,
jika kita memperhatikan,
1. Bagaimana ia menutup doanya dengan meterai ganda: “Amin,
ya amin, lagi dan lagi aku katakan, aku mengatakannya dan
biarlah semua orang juga mengatakan hal yang sama, jadilah
demikian. Amin bagi doaku, amin bagi doa-doa semua orang
kudus mengenai tujuan ini: dikuduskanlah nama-Mu, datang-
lah Kerajaan-Mu.”
2. Bagaimana ia menutup lembaran kehidupannya dengan doa
ini (ay. 20). Mazmur ini merupakan mazmur terakhir yang dia
tulis, sekalipun tidak ditempatkan di urutan terakhir Kitab
Mazmur. Dia menuliskannya saat sedang terbaring menanti
ajal, dan dengan doa itu pulalah ia mengembuskan nafas ter-
akhirnya. “Kiranya Tuhan dimuliakan, kiranya kerajaan Mesias
didirikan dan teguh di dunia ini. Itu saja cukup bagiku, tidak
ada lagi yang kuinginkan. Dengan permohonan itu berakhir
sudahlah doa-doa Daud bin Isai. Sekalipun demikian, marilah,
datanglah segera, Tuhan Yesus!”
PASAL 73
azmur ini, dan juga kesepuluh mazmur berikutnya, mengusung
nama Asaf dalam judulnya. Jika dia yaitu penulis mazmur-
mazmur itu (sebagaimana yang dipikirkan banyak orang), maka
tepatlah untuk menyebutnya sebagai mazmur-mazmur Asaf. Jika ia
hanyalah si pemimpin biduan, yang kepadanya mazmur-mazmur itu
disampaikan, maka penafsiran tambahan kita benar, yang menyebut
mazmur-mazmur ini sebagai mazmur yang ditujukan bagi Asaf.
Mungkin saja ia yang menuliskannya, sebab kita mendapati kalimat
kata-kata Daud dan Asaf, pelihat itu, yang dipakai untuk memuji
Tuhan pada masa Hizkia (2Taw. 29:30). Sekalipun Roh nubuatan
dikaruniakan melalui nyanyian-nyanyian kudus terutama kepada
Daud, yang sebab nya disebut sebagai “pemazmur termanis di
Israel,” Tuhan juga mengaruniakan Roh nubuatan ini ke atas
orang-orang di sekelilingnya. Mazmur ini memang berguna sekali,
sebab menceritakan kepada kita mengenai pergumulan yang dialami
oleh sang pemazmur dalam melawan godaan kuat untuk mencem-
burui kemujuran orang-orang fasik. Ia memulai kisahnya ini dengan
sebuah azas yang kudus, yang ia pegang teguh, dan yang menolong-
nya untuk tetap teguh membela pendiriannya (ay. 1). Kemudian ia
memberi tahu kita,
I. Bagaimana ia terjerat dalam godaan (ay. 2-14).
II. Bagaimana ia terlepas dari godaan itu dan memenangkan
pertarungan terhadap godaan itu (ay. 15-20).
III. Bagaimana ia dibentuk menjadi lebih baik sesudah berhasil
melalui godaan ini (ay. 21-23).
Jika, saat kita menyanyikan mazmur ini, kita memperkuat diri
kita melawan godaan dalam hidup ini, maka tidak sia-sialah kita
M
1040
menggunakan mazmur ini. Pengalaman orang lain harus menjadi
pelajaran bagi kita.
Kebaikan Tuhan kepada Umat-Nya;
Kemujuran yang Tidak Dikuduskan
(73:1-14)
Mazmur Asaf. 1 Sesungguhnya Tuhan itu baik bagi mereka yang tulus hatinya,
bagi mereka yang bersih hatinya. 2 namun aku, sedikit lagi maka kakiku ter-
peleset, nyaris aku tergelincir. 3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pem-
bual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. 4 Sebab kesakitan
tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; 5 mereka tidak
mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang
lain. 6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekeras-
an. 7 sebab kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-
luap dengan sangkaan. 8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan
jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati. 9 Mereka
membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. 10
Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti
air yang berlimpah-limpah. 11 Dan mereka berkata: “Bagaimana Tuhan tahu
hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?” 12 Sesungguhnya,
itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selama-
nya! 13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan mem-
basuh tanganku, tanda tak bersalah. 14 Namun sepanjang hari aku kena
tulah, dan kena hukum setiap pagi.
Mazmur ini diawali dengan kalimat yang agak tidak terduga: Akan te-
tapi baiklah Tuhan bagi orang Israel (sebagaimana yang dapat diarti-
kan dari teks aslinya). Dia telah berpikir-pikir mengenai kemujuran
orang fasik. saat dia sedang merenungkan hal itu, kemarahannya
tersulut, dan akhirnya dia berbicara menegur dirinya sendiri sebab
apa yang telah ia pikirkan itu. “Bagaimanapun juga, Tuhan tetap
baik.” Sekalipun orang fasik menerima banyak kebaikan dari pemeli-
haraan-Nya yang melimpah, kita tetap harus mengakui bahwa Tuhan
itu baik, dengan cara yang istimewa, terhadap bangsa Israel. Mereka
mendapatkan kebaikan dari Dia, yang tidak didapat oleh bangsa lain-
nya.
Sang pemazmur merancangkan kisah mengenai godaan yang
menderanya, yaitu merasa iri terhadap kemujuran orang fasik, suatu
godaan yang biasa menerpa dan telah mencobai banyak orang kudus.
Dalam kisa