mazmur 51-100 9


 terlihat di beberapa perikop di dalamnya. Perikop-perikop ini 

membuat banyak orang beranggapan bahwa mazmur ini dituliskan 

pada masa pemberontakan Absalom, sebab itulah kesukaran besar 

yang melandanya di hari-hari tuanya. Mungkin juga mazmur ini ditu-

lis  sebab  perlawanan Syeba, atau kesukaran tertentu yang menim-

panya selama bagian masa hidupnya saat itu, sebab telah dinubuat-

kan bahwa pedang tidak akan jauh-jauh dari keluarganya. Akan 

namun , Daud tidak terlalu memperinci perkaranya sendiri dalam maz-

mur ini, sebab ia menuliskannya dengan maksud supaya mazmur ini 

dapat dipakai secara umum oleh umat Tuhan   saat  mereka mengalami 

kesesakan, terutama kesesakan-kesesakan yang dialami di masa-masa 

kemunduran. Sebab, mazmur ini, lebih dibandingkan  mazmur-mazmur 

yang lainnya, sangat sesuai untuk digunakan oleh murid-murid Ye-

sus Kristus yang sudah tua.   

I. Daud memulai mazmur ini dengan doa-doa yang penuh de-

ngan keyakinan, dengan doa-doa bahwa Tuhan   akan melepas-

kan dan menyelamatkan dia (ay. 2, 4), bahwa Tuhan   tidak 

akan membuangnya (ay. 9) atau menjauh darinya (ay. 12), 

dan bahwa musuh-musuhnya akan mendapat malu (ay. 13). 

Dia mengungkapkan keyakinannya akan Tuhan   (ay. 1, 3, 5, 7), 

dan pengalaman ditolong oleh Tuhan   yang telah dialaminya (ay. 

6), serta kejahatan para musuhnya yang melawannya (ay. 10-

11).  

II. Dia mengakhiri mazmur ini dengan puji-pujian yang penuh de-

ngan iman (ay. 14, dst.). Pengharapannya tidak pernah sete-

guh ini (ay. 16, 18, 20-21), dan sukacita serta rasa syukurnya 

pun tidak pernah selimpah ini (ay. 15, 19, 22-24). Dia sung-


 1006

guh diliputi dan hanyut dengan puji-pujian yang penuh de-

ngan rasa sukacita.  

Saat menyanyikan mazmur ini, iman kita kepada Tuhan   juga harus 

semakin didorong, dan hati kita harus semakin terangkat untuk 

memuji nama-Nya yang kudus.  

Daud Mengungkapkan Keyakinannya kepada Tuhan  ; 

Doa-doa yang Penuh dengan Iman 

(71:1-13)

1 Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat 

malu 2 Lepaskanlah aku dan luputkanlah aku oleh  sebab  keadilan-Mu, sen-

dengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku! 3 Jadilah bagiku 

gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan 

aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. 4 Ya Tuhan  ku, luput-

kanlah aku dari tangan orang fasik, dari cengkeraman orang-orang lalim dan 

kejam. 5 Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa 

muda, ya Tuhan  . 6 Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Eng-

kau telah mengeluarkan aku dari perut iartikel ; Engkau yang selalu kupuji-

puji. 7 Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib,  sebab  Engkaulah tempat 

perlindunganku yang kuat. 8 Mulutku penuh dengan puji-pujian kepada-Mu, 

dengan penghormatan kepada-Mu sepanjang hari. 9 Janganlah membuang 

aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku jika  kekuatanku 

habis. 10 Sebab musuh-musuhku berkata-kata tentang aku, orang-orang yang 

mengincar nyawaku berunding bersama-sama 11 dan berkata: “Tuhan   telah 

meninggalkan dia, kejar dan tangkaplah dia, sebab tidak ada yang melepaskan 

dia!” 12 Ya Tuhan  , janganlah jauh dari padaku! Tuhan  ku, segeralah menolong 

aku! 13 Biarlah mendapat malu dan menjadi habis orang-orang yang memu-

suhi jiwaku; biarlah berselubungkan cela dan noda orang-orang yang meng-

ikhtiarkan celakaku! 

Ada dua hal umum yang didoakan Daud di sini, yaitu supaya dia 

tidak mendapat malu, dan supaya lawan-lawan serta para pengani-

ayanyalah yang mendapat malu.  

I. Dia berdoa supaya dia tidak akan dipermalukan  sebab  ketergan-

tungannya kepada Tuhan  , dan tidak pernah dikecewakan  sebab  

pengharapannya di dalam Dia. Dengan permintaan ini setiap 

orang percaya yang saleh boleh menghampiri takhta kasih karu-

nia dengan penuh keberanian, sebab Tuhan   tidak akan pernah 

mengecewakan pengharapan yang telah Ia kobarkan sendiri. 

Perhatikanlah di sini:   

1. Bagaimana Daud mengungkapkan keyakinannya terhadap Tuhan  , 

serta bagaimana dia mengulangi pernyataan imannya itu de-

Kitab Mazmur 71:1-13 

 1007 

ngan penuh rasa syukur dan sukacita, mengakuinya kepada 

Tuhan   dan menjadikannya sebagai dasar permohonannya. Kita 

memuji Tuhan   dan dengan begitu kita menyenangkan hati-Nya 

pula saat kita mengungkapkan kepada Dia (jika memang 

demikian adanya) betapa kita yakin dan percaya sepenuh-

penuhnya kepada Dia (ay. 1): “Pada-Mu, ya TUHAN, dan hanya 

pada-Mu seorang, aku berlindung. Apa pun yang dilakukan 

orang lain, aku tetap memilih Tuhan   Yakub sebagai sumber 

pertolonganku.” Orang-orang yang benar-benar berpuas hati 

dengan kemahacukupan Tuhan   dan dengan kebenaran janji-

Nya, dan dengan bergantung pada hal ini  percaya bahwa 

keadaan mereka akan diubahkan. Mereka ini dengan rela hati 

pasti bersedia untuk melakukan dan menderita apa saja, serta 

bersedia kehilangan dan mempertaruhkan nyawa bagi-Nya, 

dan dapat berkata dengan sepenuh hati, Pada-Mu, ya TUHAN, 

aku berlindung. Orang-orang yang ingin berhubungan dengan 

Tuhan   haruslah berhubungan dengan Dia berdasar  keper-

cayaan. Jika kita malu untuk berhubungan dengan Dia, itu 

menandakan bahwa kita tidak mempercayai-Nya. Engkaulah 

bukit batuku dan pertahananku (ay. 3), dan lagi, “Engkaulah 

tempat perlindunganku yang kuat” (ay. 7). Artinya, “Aku berlari 

kepada-Mu, dan aku yakin akan aman di dalam Engkau, di 

bawah perlindungan-Mu. Jika Engkau melindungiku, tidak 

ada seorang pun yang dapat menyakitiku. Engkaulah harapan-

ku dan kepercayaanku (ay. 5). Artinya, “Engkau telah menya-

takan diri-Mu kepadaku melalui firman-Mu bahwa Engkau da-

pat menjadi sauh bagi pengharapan dan kepercayaanku. Aku 

berharap kepada-Mu, dan tidak sia-sialah aku berharap ke-

pada-Mu.”  

2.  Bagaimana keyakinannya kepada Tuhan   didukung dan dido-

rong oleh pengalaman-pengalamannya (ay. 5-6): “Engkaulah 

kepercayaanku sejak masa muda. Begitu aku mampu mengenal 

yang mana tangan kanan dan tangan kiriku, aku selalu berpaut 

kepada-Mu dan aku sungguh mengerti alasannya mengapa aku 

harus begitu. Sebab, oleh-Mulah aku ditopang sejak dari kan-

dungan.” Begitu ia sudah bisa bernalar, ia selalu bergantung 

pada kebaikan Tuhan  , sebab sejak ia terbentuk ia telah dijadi-

kan tugu kebaikan Tuhan  . Perhatikanlah, kesadaran mengenai 

Pemeliharaan ilahi yang penuh dengan kemurahan semasa 


 1008

kelahiran dan masa kanak-kanak haruslah mendorong kita 

untuk berbakti bagi kehormatan-Nya dengan penuh kesalehan 

sejak usia dini. Dia yang menjadi pertolongan kita sedari kita 

lahir haruslah juga menjadi pengharapan kita sejak masa 

muda kita. Jika kita telah menerima banyak sekali belas 

kasihan dari Tuhan   sebelum kita dapat melayani-Nya, maka se-

harusnyalah kita tidak menyia-nyiakan waktu untuk melayani 

Dia bila kita telah mampu melakukannya. Hal ini dinyatakan 

di sini sebagai peneguhan bagi sang pemazmur saat kesu-

karan tengah menimpanya. Bukan hanya bahwa Tuhan   telah 

mengaruniakan kepadanya kehidupan dan keberadaannya, 

dengan mengeluarkannya dari kandungan ibunya ke dunia ini, 

dan memeliharanya sehingga dia tidak meninggal di dalam 

kandungan, juga tidak mengambil nyawanya saat ia keluar 

dari rahim ibunya, namun  juga Dia telah bersegera menjadikan-

nya salah satu dari anggota keluarga-Nya: “Engkaulah yang 

telah mengeluarkanku dari rahim iartikel  ke dalam tangan-Mu 

yang penuh kemurahan, ke dalam ikatan kovenan-Mu. Eng-

kau membawaku masuk ke dalam jemaat-Mu, sebagai anak 

dari hamba-Mu perempuan yang terlahir di rumah-Mu (116:16). 

Dan  sebab  itulah,”  

(1) “Aku punya alasan untuk berharap bahwa Engkau akan 

melindungku. Engkau yang telah menyokongku sampai se-

jauh ini tidak akan membiarkanku jatuh saat ini. Engkau 

yang telah menciptakanku tidak akan melalaikan pekerjaan 

tangan-Mu sendiri. Engkau yang telah menolongku saat  

aku tidak berdaya tidak akan meninggalkanku kini, saat  

aku sama tidak berdayanya seperti dulu.”  

(2) “ sebab  itulah aku memiliki alasan untuk bertekad meng-

abdikan diriku bagi-Mu: Engkau selalu kupuji-puji,” artinya, 

“Aku akan bergiat setiap hari untuk memuji-muji Engkau 

dan memanfaatkan semua kesempatan untuk melakukan-

nya.” 

3. Permintaan-permintaannya kepada Tuhan   di dalam keyakinan-

nya itu.  

(1) Supaya dia jangan sekali-kali mendapat malu, supaya dia 

tidak dikecewakan oleh belas kasihan yang telah ia harap-

harapkan dan supaya dia tidak mendapat malu oleh  sebab  

Kitab Mazmur 71:1-13 

 1009 

pengharapannya itu. Demikianlah kita dapat berdoa di da-

lam iman supaya keyakinan kita kepada Tuhan   tidak men-

datangkan malu bagi kita. Pengharapan akan kemuliaan 

Tuhan   merupakan pengharapan yang tidak akan pernah me-

malukan. 

(2) Supaya dia dilepaskan dari cengkeraman tangan para mu-

suhnya (ay. 2): “Luputkanlah aku oleh  sebab  keadilan-Mu. 

 sebab  Engkau yaitu  Hakim adil dunia ini, yang membela 

perkara orang tertindas dan menghukum mereka yang me-

nindas, tolonglah carikan aku jalan keluar untuk meluput-

kan diri” (Tuhan   akan memberi  jalan keluar pada waktu 

pencobaan datang, 1Kor. 10:13): “Sendengkanlah telinga-

Mu kepada doa-doaku, dan sebagai jawaban atas doa-doa-

ku itu, luputkanlah aku dari kesusahanku (ay. 4). Ya 

Tuhan  ku, luputkanlah aku dari tangan-tangan yang hendak 

meluluh-lantakkan aku.” Ada tiga hal yang ia jadikan dasar 

permohonan bagi keselamatannya itu: 

[1]  Dorongan yang telah Tuhan   berikan kepadanya supaya ia 

mengharapkan keselamatan itu: Telah Engkau suruh 

lepaskan daku (ay. 3, TL). Artinya, Engkau telah berjanji 

untuk melakukannya, dan begitu ampuhnya janji-janji 

Tuhan   hingga janji-janji itu sering diungkapkan sebagai 

perintah seperti ini, Jadilah terang, lalu terang itu jadi. 

Dia berfirman, maka firman itu pun jadi.  

[2] Tabiat para musuhnya. Mereka fasik, lalim dan kejam, 

dan merupakan kehormatan bagi Tuhan   untuk tampil 

melawan mereka (ay. 4), sebab Ia yaitu  Tuhan   yang ku-

dus, adil, dan baik.  

[3] Banyaknya mata yang memperhatikan dia (ay. 7): “Bagi 

banyak orang aku seperti tanda ajaib. Setiap orang me-

nanti-nantikan untuk menyaksikan apakah yang akan 

terjadi dengan kesulitan dahsyat yang telah menimpaku 

dan keyakinan teguh kepada-Mu yang aku kumandang-

kan.” Atau, “Aku dipandang seperti monster, seseorang 

yang dikucilkan, dan  sebab  itulah aku akan celaka jika 

Tuhan tidak menjadi tempat perlindunganku. Manusia 

meninggalkanku, namun  Tuhan   tidak.” 


 1010

(3)  Supaya dia selalu mendapat ketenangan dan keselamatan 

di dalam Tuhan   (ay. 3): Jadilah bagiku gunung batu, sebab 

bagiku Engkau yaitu  batu peristirahatan tempatku ber-

teduh. Orang-orang yang bernaung di dalam Tuhan  , yang 

menjalani hidup ini dengan bersekutu dengan-Nya dan per-

caya kepada-Nya, yang terus menjadikan-Nya tempat ber-

teduh melalui iman dan doa dengan mengarahkan pan-

dangan mata mereka kepada-Nya, dapat berharap menda-

pati-Nya sebagai gunung batu mereka yang tidak akan 

pernah rubuh dan juga tidak akan dapat diruntuhkan oleh 

kuasa mana pun juga.  sebab  itu, mereka akan bebas ber-

naung di dalam Dia pada setiap keadaan, dan tidak akan 

ditegur  sebab  terlalu sering berlindung di sana.   

(4)  Supaya dia selalu memiliki alasan untuk mengucap syukur 

kepada Tuhan  , dan dapat terus melakukan tugas yang me-

nyenangkan itu (ay. 8): “Mulutku penuh dengan puji-pujian 

kepada-Mu. Kini mulutku dipenuhi dengan keluhan, namun  

nanti aku tidak akan dipermalukan oleh  sebab  pengha-

rapanku, malahan musuh-musuhkulah yang justru akan 

mendapat malu  sebab  kelancangan mereka.” Orang-orang 

yang mengasihi Tuhan   haruslah senang memuji-muji Dia 

dan haus untuk melakukannya sepanjang hari, bukan ha-

nya dalam ibadah pagi dan malam mereka saja, bukan ha-

nya tujuh kali dalam sehari (119:164), melainkan sepanjang 

hari. Mereka selalu mengatakan hal-hal yang menambah 

kehormatan dan pujian bagi Tuhan  . Mereka bertekad untuk 

melakukannya selagi mereka hidup, dan berharap untuk 

dapat selamanya melakukan itu nanti di dunia yang lebih 

baik.  

(5) Supaya dia tidak ditinggalkan di tahun-tahun kemundur-

annya (ay. 9): Janganlah membuang aku pada masa tuaku, 

janganlah meninggalkan aku jika  kekuatanku habis.  

Perhatikanlah di sini:  

[1] Perasaan naluriah yang dia miliki mengenai kelemahan 

tubuh yang sudah dimakan usia: Kekuatanku habis. Di 

usia tua, tubuh yang dulu kuat dan pikiran yang dulu 

cemerlang, penglihatan tajam, suara yang lantang, dan 

tangan kaki yang cekatan kini tinggal kenangan. Hidup-

Kitab Mazmur 71:1-13 

 1011 

nya terus berlanjut, namun  kekuatannya habis, dan yang 

tersisa hanyalah kesukaran dan penderitaan (90:10).  

[2] Keinginan mendalam untuk terus merasakan hadirat 

Tuhan   di dekat-Nya saat  dia sedang mengalami kele-

mahan-kelemahan itu: Tuhan, janganlah membuang aku, 

janganlah meninggalkan aku. Hal ini menegaskan bahwa 

dia menganggap dirinya celaka jika Tuhan   meninggalkan-

nya. Dibuang dan ditinggalkan Tuhan   yaitu  hal yang 

harus ditakutkan sepanjang waktu, terutama di masa 

tua saat  kekuatan kita habis, sebab Tuhan  -lah yang 

menjadi kekuatan hati kita. Akan namun  hal itu juga 

menegaskan bahwa dia memiliki alasan kuat untuk ber-

harap bahwa Tuhan   tidak akan meninggalkannya. Para 

hamba Tuhan   yang setia dapat dengan lega merasa yakin 

bahwa dia tidak akan membuang mereka di masa tua 

mereka, ataupun meninggalkan mereka saat kekuatan 

mereka sudah habis. Dia bukanlah seorang Majikan 

yang tega membuang hamba-hambaNya yang sudah 

tua. Dengan keyakinan inilah Daud berdoa lagi di sini 

(ay. 12): “Ya Tuhan  , janganlah jauh dari padaku!  Jangan-

lah sekali-kali aku merasakan-Mu menjauh dariku, se-

bab jika begitu, aku akan sangat merana. Tuhan  ku, Tuhan   

yang terikat kovenan denganku, segeralah menolong 

aku, jangan sampai aku binasa sebelum pertolongan-

Mu datang.”  

II.  Dia berdoa supaya musuh-musuhnya dipermalukan oleh  sebab  

rancangan jahat mereka terhadapnya.  

Perhatikanlah:  

1. Apa yang difitnahkan mereka terhadapnya (ay. 10-11). Ran-

cangan mereka begitu matang dan ganas, hendak menghan-

curkan nyawanya: Mereka mengincar nyawaku (ay. 10), mere-

ka memusuhi jiwanya (ay. 13). Kuasa dan siasat mereka di-

satupadukan: Mereka berunding bersama-sama. Dan lihatlah, 

betapa lancangnya sikap mereka. Mereka berkata, Tuhan   telah 

meninggalkan dia, kejar dan tangkaplah dia. Inilah kekeliruan 

anggapan mereka, yaitu hanya  sebab  seorang yang saleh se-

dang ada dalam kesulitan besar yang menimpanya dalam 


 1012

jangka waktu yang lama, dan  sebab  dia tidak segera disela-

matkan seperti yang mungkin dia harapkan, maka itu berarti 

Tuhan   telah meninggalkannya dan tidak sudi berurusan apa-

apa lagi dengannya. Semua orang yang berpikir atau disangka 

orang lain telah ditinggalkan oleh Tuhan   sebenarnya tidak di-

tinggalkan oleh-Nya. Dan, oleh  sebab  anggapan para musuh 

Daud itu salah, maka kesimpulan yang mereka tarik sangat 

tidak beradab. Jika Tuhan   telah meninggalkan dia, maka kejar 

dan tangkaplah dia, dan janganlah ragu untuk memangsanya. 

Mereka menambah kesakitan orang-orang yang Tuhan   tikam 

(69:27). namun  memang demikianlah ikhtiar mereka untuk 

mengecilkan hati Daud, sebagaimana Sanherib berusaha me-

nakut-nakuti Raja Hizkia dengan mengatakan bahwa Tuhan   

telah menjadi musuh yang memeranginya. Sekarang pun, ada-

kah di luar kehendak TUHAN aku maju melawan negeri ini 

untuk memusnahkannya? (Yes. 36:10). Memang benar, jika 

Tuhan   telah meninggalkan seseorang, tidak satu pun dapat me-

nyelamatkannya. Akan namun , jika  sebab  itu ada orang-orang 

yang menghinanya, maka mereka justru menunjukkan bahwa 

merekalah yang patut ditinggalkan selamanya oleh Tuhan  . Te-

tapi janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun 

aku jatuh, aku akan bangun pula. Dia yang kelihatannya me-

ninggalkan kita untuk sementara akan kembali lagi dengan 

kebaikan yang tiada habis-habisnya.  

2.  Apa yang secara layak didoakannya, yang berasal dari roh nu-

buatan, bukan roh hawa nafsu (ay. 13): “Biarlah mendapat malu 

dan menjadi habis orang-orang yang memusuhi jiwaku. Jika 

mereka tidak dipermalukan melalui pertobatan, dan dengan 

begitu diselamatkan, maka biarlah mereka dipermalukan dengan 

aib selamanya, dan dengan begitu dibinasakan.” Tuhan   akan 

membalikkan menjadi aib kemuliaan orang-orang yang mem-

balikkan kemuliaan-Nya dan kemuliaan umat-Nya menjadi aib. 

Puji-pujian Penuh Sukacita;  

Bergirang di dalam Pengharapan 

(71:14-24) 

14 namun  aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-

Mu; 15 mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan keselamatan yang dari 

Kitab Mazmur 71:14-24 

 1013 

pada-Mu sepanjang hari, sebab aku tidak dapat menghitungnya. 16 Aku da-

tang dengan keperkasaan-keperkasaan Tuhan Tuhan  , hendak memasyhur-

kan hanya keadilan-Mu saja! 17 Ya Tuhan  , Engkau telah mengajar aku sejak 

kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib; 

18 juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Tuhan  , janganlah mening-

galkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, ke-

perkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang. 19 Keadilan-Mu, ya 

Tuhan  , sampai ke langit. Engkau yang telah melakukan hal-hal yang besar, ya 

Tuhan  , siapakah seperti Engkau? 20 Engkau yang telah membuat aku meng-

alami banyak kesusahan dan malapetaka, Engkau akan menghidupkan aku 

kembali, dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kem-

bali. 21 Engkau akan menambah kebesaranku dan akan berpaling menghibur 

aku. 22 Akupun mau menyanyikan syukur bagi-Mu dengan gambus atas ke-

setiaan-Mu, ya Tuhan  ku, menyanyikan mazmur bagi-Mu dengan kecapi, ya 

Yang Kudus Israel. 23 Bibirku bersorak-sorai sementara menyanyikan maz-

mur bagi-Mu, juga jiwaku yang telah Kaubebaskan. 24 Lidahku juga menye-

but-nyebut keadilan-Mu sepanjang hari, sebab akan mendapat malu dan ter-

sipu-sipu orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku. 

Di sini Daud sedang hanyut dalam kegirangan dan puji-pujian yang 

timbul dari iman dan pengharapannya kepada Tuhan  . Kita bisa men-

dapati kedua hal itu bersama-sama (ay. 14), saat  tiba-tiba saja 

nada suaranya berubah. Ketakutannya mereda, pengharapannya di-

teguhkan, dan doa-doanya diubahkan menjadi pujian syukur. “Biar 

saja musuh-musuhku berkata semau-maunya untuk menjerumus-

kanku ke dalam keputusasaan, namun  aku senantiasa mau berharap, 

berharap dalam segala keadaan, bahkan di hari yang termendung 

dan tergelap sekalipun. Aku akan hidup dalam pengharapan dan 

akan senantiasa berharap sampai akhir.”  sebab  kita berharap ke-

pada Pribadi yang tidak akan pernah mengecewakan kita, maka 

biarlah harapan kita kepada-Nya pun tidak pernah sirna, sehingga 

kita akan terus memuji-Nya dengan lebih-lebih lagi. “Semakin mereka 

menghinaku, semakin melekat pula aku kepada-Mu. Aku hendak me-

nambah puji-pujian kepada-Mu, lebih banyak dan lebih baik dibandingkan  

yang pernah kulakukan sebelumnya.” Semakin lama kita hidup maka 

kita juga harus semakin terampil dalam memuji Tuhan  , dan kita harus 

semakin berlimpah-limpah dalam memuji-Nya. Aku akan menambah-

nambahkan puji-pujian kepada-Mu lebih dari segalanya, yaitu mem-

perbanyak segala pujian yang sejauh ini telah aku panjatkan kepada-

Mu, sebab semua itu masih terlalu sedikit. Saat kita telah mengucap-

kan semua yang bisa kita katakan bagi kemuliaan kasih karunia 

Tuhan  , masih tetap banyak hal yang harus diucapkan, sebab menaik-

kan puji-pujian itu tidak pernah ada habis-habisnya, dan  sebab  itu-

lah kita tidak boleh menjadi jemu untuk melakukannya. Kini perhati-

kanlah di dalam ayat-ayat di atas, 


 1014

I.  Bagaimana hatinya terpatri di dalam iman dan pengharapan. Baik 

sekali jika hati kita menjadi terpatri demikian.  

Perhatikanlah:  

1. Di dalam hal apa ia menaruh pengharapannya itu (ay. 16).  

(1) Di dalam kuasa Tuhan  : “Aku datang dengan keperkasaan-

keperkasaan Tuhan Tuhan  , tidak akan hanya duduk diam 

dalam keputusasaan, namun  memompa semangatku sendiri 

di dalam pekerjaan dan peperanganku. Aku akan terus 

maju, namun  bukan dengan kekuatanku sendiri, melainkan 

dengan kekuatan Tuhan  . Aku menyatakan bahwa kemam-

puanku sendiri tidaklah mencukupi, jadi aku bergantung 

sepenuhnya kepada Dia yang mahamencukupi – di dalam 

kekuatan pemeliharaan-Nya dan di dalam kekuatan kasih 

karunia-Nya.” Kita harus selalu mengerjakan pekerjaan 

Tuhan   dengan kekuatan-Nya, dengan mengarahkan mata kita 

kepada-Nya supaya Dia bekerja di dalam kita, sehingga Dia-

lah yang akan melakukan dan terus melakukan pekerjaan 

itu.   

(2) Di dalam janji Tuhan  : “Aku hendak memasyhurkan hanya ke-

adilan-Mu saja, yaitu memashyurkan kesetiaan-Mu, bahwa 

Engkau berpegang teguh pada setiap kata yang telah Eng-

kau ucapkan, pada keadilan sikap-Mu, dan kebaikan-Mu 

kepada umat-Mu yang mempercayai-Mu. Inilah yang akan 

aku serukan sebagai dasar doaku untuk memohon belas 

kasihan-Mu.” Kita juga dapat menerapkannya kepada ke-

adilan Kristus, yang disebut sebagai kebenaran Tuhan   ka-

rena iman, dan yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Ki-

tab-kitab para nabi. Kita harus bergantung pada kekuatan 

Tuhan   dalam mencari pertolongan, dan pada kebenaran 

Kristus untuk mendapatkan pembenaran (yaitu untuk di-

benarkan dan diterima oleh Tuhan   – pen). Keadilan dan ke-

kuatan hanya ada di dalam TUHAN (Yes. 45:24).   

2. Apa yang ia harapkan. 

(1) Dia berharap bahwa Tuhan   tidak akan meninggalkannya di 

masa tuanya, melainkan akan tetap berlaku sama seperti 

dari dulu-dulu terhadapnya sampai akhir hayatnya (ay. 17-

18).  

Kitab Mazmur 71:14-24 

 1015 

Perhatikanlah di sini:  

[1] Apa yang telah Tuhan   lakukan baginya semenjak dia ma-

sih muda: Engkau telah mengajar aku sejak kecilku. Ajar-

an dan bimbingan baik yang telah diberikan orangtuanya 

saat  dia masih kecil mendorongnya untuk bersyukur 

kepada Tuhan    sebab  ia menganggap hal itu sebagai ke-

baikan besar dari-Nya. Berbahagialah kita jika sejak 

kecil kita sudah diajari mengenai Tuhan  , dan sudah me-

ngenal Kitab Suci sedari usia dini. Semua itu hendak-

nya mendorong kita untuk bersyukur dan memuji Tuhan  .  

[2] Apa yang telah ia lakukan bagi Tuhan   saat  dia sudah 

setengah baya: Dia telah memberitakan perbuatan Tuhan   

yang ajaib. Orang-orang yang pada masa mudanya 

tidak berlaku baik haruslah memperbaiki kelakuan me-

reka saat beranjak dewasa dan terus menyampaikan ke-

pada orang lain apa yang telah mereka terima. Kita ha-

rus mengakui bahwa segala karya kebaikan Tuhan   bagi 

kita merupakan karya yang ajaib, dengan mengagumi 

betapa Ia begitu rela berbuat banyak bagi kita, padahal 

kita tidak layak mendapatkannya.  sebab  itu kita harus 

bergiat untuk memberitakan kebaikan-Nya itu bagi ke-

muliaan Tuhan   dan demi kebaikan orang lain.  

[3] Apa yang ia kehendaki dari Tuhan   saat ia telah tua kini: 

sampai masa tuaku dan putih rambutku, sebentar lagi 

akan meninggalkan dunia ini dan bergegas memasuki 

dunia lain, ya Tuhan  , janganlah meninggalkan aku. Inilah 

yang sungguh-sungguh ia ingini dan begitu ia harap-

harapkan dengan yakin. Orang-orang yang telah diajari 

mengenai Tuhan   sedari masa muda mereka dan telah 

bergiat menghormati-Nya dalam kehidupan mereka, da-

pat merasa yakin bahwa Dia tidak akan meninggalkan 

mereka saat  mereka sudah tua dan beruban. Mereka 

yakin bahwa Tuhan   tidak akan meninggalkan mereka 

sendirian tanpa daya dan tanpa penghiburan, melain-

kan akan menjadikan masa tua yang penuh kesukaran 

menjadi hari-hari terbaik mereka. Dengan demikian me-

reka akan berkesempatan mengucap syukur  sebab  da-

pat menikmati masa tua mereka itu.  


 1016

[4] Apa yang hendak dia perbuat bagi Tuhan   di masa tuanya: 

“Aku tidak saja akan memberitakan kuasa-Mu, berda-

sarkan pengalamanku sendiri, kepada angkatan ini, 

namun  juga akan mencatatkan pengalamanku itu demi 

kebaikan keturunanku dan kepada semua orang yang 

akan datang.” Sepanjang hidup kita, kita harus berusa-

ha untuk memuliakan Tuhan   dan saling membangun 

satu sama lain, dan orang-orang yang memiliki paling 

banyak pengalaman mengenai kebaikan Tuhan   haruslah 

memanfaatkan pengalaman mereka itu demi kebaikan 

sahabat-sahabat mereka. Murid-murid Kristus di zaman 

dahulu berutang untuk meninggalkan kesaksian mere-

ka terhadap angkatan berikutnya mengenai kuasa, ke-

senangan, dan keuntungan agamawi serta kebenaran 

janji-janji Tuhan  .  

(2)  Dia berharap bahwa Tuhan   akan menghidupkannya kembali 

dan mengangkatnya dari keadaannya saat ini yang ter-

puruk dan sangat menyedihkan (ay. 20): Engkau yang telah 

membuat aku mengalami banyak kesusahan dan mala-

petaka, melebihi kebanyakan manusia, akan menghidup-

kan aku kembali.  

Perhatikanlah:  

[1] Orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan   yang ter-

baik kadang kala mengalami berbagai kesukaran hebat 

dan menyakitkan di dunia ini.  

[2] Tangan Tuhan   harus dipandang dalam segenap kesu-

sahan para orang kudus, dan sikap itu akan membantu 

mengurangi kesusahan itu dan menjadikannya terasa 

ringan. Sang pemazmur tidak berkata, “Engkau telah 

membebaniku dengan kesusahan-kesusahan itu,” namun  

“Engkau telah membuat aku mengalami semua itu,” se-

bagaimana seorang ayah yang baik menunjukkan cam-

buk kepada anaknya supaya dia patuh.  

[3] Meskipun umat Tuhan   dibiarkan menjadi begitu terpu-

ruk, Dia tetap dapat menghidupkan dan mengangkat 

mereka kembali. Apakah mereka sudah mati? Dia dapat 

membangkitkan mereka lagi (2Kor. 1:9). Apakah mereka 

telah terkubur seperti orang-orang yang telah mening-

Kitab Mazmur 71:14-24 

 1017 

gal? Dari samudera raya bumi Dia akan menaikkan me-

reka kembali. Dia akan membuat beria-ria roh yang 

telah menjadi lesu sekalipun dan meninggikan minat 

yang telah tenggelam begitu dalam.  

[4] Jika kita memiliki pandangan yang tepat terhadap ta-

ngan Tuhan   di dalam kesusahan kita, kita dapat menjan-

jikan diri kita sendiri bahwa pada waktu yang tepat, ke-

selamatan pun akan datang. Kesusahan kita pada masa 

kini, meskipun hebat dan menyakitkan, tidak akan men-

jadi penghalang bagi kita untuk merasakan kebangkitan 

kita yang penuh sukacita dari kedalaman bumi ini. Lihat 

saja Guru agung kita sendiri, yang barangkali sedang 

dirujuk oleh bagian ayat ini. Bapa-Nya membuat-Nya 

mengalami kesusahan yang mendalam dan menyakit-

kan, namun  meneguhkan-Nya dan membangkitkan-Nya 

lagi dari dalam kubur.   

(3) Dia berharap bahwa Tuhan   bukan saja berkenan melepas-

kannya dari segala kesusahannya, namun  juga berkenan 

menambahkan kehormatan dan sukacitanya lebih dibandingkan  

sebelumnya (ay. 21): “Engkau bukan saja akan memulih-

kan kebesaranku lagi, namun  juga akan menambahkannya, 

dan menambah-nambahkan keuntunganku sesudah  kejutan 

dahsyat ini, lebih dibandingkan  sebelumnya. Engkau bukan 

saja akan menghiburku, namun  akan berpaling menghibur 

aku dalam segala hal, sehingga tidak akan kulihat apa pun 

yang gelap atau mengancam dari arah mana pun.” Perhati-

kanlah, terkadang Tuhan   menjadikan kesusahan umat-Nya 

sebagai sarana untuk menambah kebesaran mereka, dan 

matahari mereka bersinar lebih terang sesudah  diselubungi 

awan selama beberapa waktu. Jika Dia menjadikan semua 

itu sebagai sarana penambahan kebaikan mereka, maka 

pada akhirnya semua itu akan menambah kebesaran dan 

kemuliaan mereka. Dan jika Ia menghibur mereka dari 

segala sisi, sesuai dengan waktu dan derajat kesusahan 

yang telah Ia izinkan menimpa mereka, maka mereka tidak 

akan memiliki alasan apa pun untuk mengeluh lagi. saat  

Tuhan Yesus kita dibangkitkan lagi dan dikembalikan dari 

kedalaman bumi, keagungan-Nya bertambah, dan Dia da-

pat menikmati sukacita yang dipersiapkan bagi-Nya. 


 1018

(4) Dia berharap bahwa semua musuhnya akan mendapat malu 

(ay. 24). Dia membicarakan hal itu dengan sangat yakin, 

seolah-olah aib memang sudah menimpa para musuhnya 

itu, dan dia beria-ria  sebab nya: akan mendapat malu dan 

tersipu-sipu orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku. Ke-

muliaannya akan menjadi aib bagi mereka dan keselamat-

annya akan menjadi dukacita bagi mereka.  

II. Marilah kita lihat bagaimana hati Daud meluap-luap dengan suka-

cita dan puji-pujian, bagaimana ia bergirang di dalam pengharapan 

dan bernyanyi di dalam pengharapan, sebab kita memang disela-

matkan oleh pengharapan.  

1.  Dia akan menceritakan tentang keadilan Tuhan   dan keselamat-

an dari-Nya, sebagai hal-hal yang besar, yang benar-benar 

telah ia alami dan telah menggugahnya begitu dalam. Ia ingin 

agar Tuhan   menerima kemuliaan  sebab  kedua hal itu, dan 

supaya orang-orang lain diteguhkan oleh pengenalan akan ke-

dua hal ini  dan dihiburkan (ay. 15): Mulutku akan men-

ceritakan keadilan-Mu dan keselamatan yang dari pada-Mu, 

dan lagi (ay. 24), Lidahku juga menyebut-nyebut keadilan-Mu, 

dan hal itu berlangsung sepanjang hari. Keadilan Tuhan   yang 

sepertinya telah menggugah Daud dengan cara yang luar biasa 

itu mencakup banyak hal: ketulusan sifat-Nya, keadilan peme-

liharaan-Nya, hukum yang adil yang telah Dia berikan untuk 

mengatur kehidupan kita, janji-janji sejati yang dapat kita an-

dalkan, serta keadilan abadi yang telah dibawakan oleh Anak-

Nya demi pembenaran kita. Di sini, keadilan dan keselamatan 

Tuhan   dipadukan. Biarlah tidak seorang pun beranggapan dia 

dapat memisahkan kedua hal ini , atau mengharapkan 

keselamatan tanpa keadilan (50:23). Jika kedua hal ini  

dijadikan sasaran dari hasrat kita, biarlah kita juga menjadi-

kan keduanya sebagai pokok pembicaraan kita sepanjang hari, 

sebab keduanya merupakan bahan perbincangan yang tidak 

akan pernah hancur oleh waktu. 

2.  Dia hendak menceritakan semua itu dengan penuh kekagum-

an dan sanjungan, sebagai seorang yang terkesima dengan 

besar, tinggi dan dalamnya, serta panjang dan lebarnya kasih 

dan karunia ilahi: “Aku tidak dapat menghitungnya (ay. 15). 

Meski aku tidak dapat menceritakan semua kebaikan-kebaik-

Kitab Mazmur 71:14-24 

 1019 

an yang telah Kau berikan kepadaku, sebab kebaikan-kebaik-

an itu begitu melimpah dan dahsyatnya (jika kumau memberi-

takan dan mengatakannya, terlalu besar jumlahnya untuk dihi-

tung, 40:6), akan namun ,  sebab  aku tahu kebaikan-Mu itu 

tidak terbilang banyaknya, aku akan menceritakannya. Dan di 

dalamnya, aku akan menemukan kebaikan yang baru lagi,” 

(ay. 19). Keadilan Tuhan   begitu menjulang tinggi dan apa yang 

telah diperbuat-Nya bagi umat-Nya amatlah agung. Padukan 

kedua hal itu bersama-sama, dan kita pun akan berkata, “Ya 

Tuhan  , siapakah seperti Engkau?” Memuji Tuhan   berarti meng-

akui bahwa kesempurnaan dan pekerjaan-Nya  

(1) Lebih tinggi dari pemikiran kita. Keduanya begitu tinggi dan 

agung sampai-sampai kita tidak bisa memahaminya dan me-

nyelaminya.   

(2) Tiada bandingannya. Tidak ada seorang pun yang seperti 

Dia, tidak satu pun seperti pekerjaan tangan-Nya: Ya Tuhan  , 

siapakah seperti Engkau? Tidak ada satu pun seperti-Mu di 

sorga ataupun di bumi, malaikat tidak, raja pun tidak. 

Tiada yang menyamai Tuhan  . Jika kita tidak mengakui kebe-

naran itu, maka itu berarti kita belum memuji-Nya dengan 

benar.  

3. Dia hendak menceritakan kedua hal itu dengan segenap ung-

kapan penuh sukacita dan penyanjungan (ay. 22-23).  

Perhatikanlah:  

(1)  Bagaimana dia memandang Tuhan   di dalam puji-pujiannya.  

[1] Sebagai Tuhan   yang setia: Aku pun mau menyanyikan 

syukur bagi-Mu atas kesetiaan-Mu. Tuhan   menampakkan 

diri-Nya melalui firman-Nya, dan jika kita memuji hal 

itu beserta kebenaran di dalam firman-Nya itu, maka 

hal itu berarti bahwa kita memuji-Nya. Melalui iman,

kita memeteraikan kepercayaan kita bahwa Tuhan   itu 

benar, dan dengan begitu kita memuji kesetiaan-Nya.  

[2] Sebagai Tuhan   yang memiliki kovenan dengannya: “Ya, 

Tuhan  ku, yang aku percayai dan kupilih sebagai Tuhan  -

ku.” Sebagaimana di dalam doa-doa, begitu pula di da-

lam puji-pujian, kita harus memandang Tuhan   sebagai 

Tuhan   kita dan memberi-Nya kemuliaan atas bagian 


 1020

yang kita miliki di dalam Dia serta hubungan yang kita 

punyai terhadap Dia.  

[3] Sebagai Yang Kudus dari Israel, Tuhan   Israel yang isti-

mewa, mulia dalam kekudusan-Nya di antara umat-Nya 

itu, dan setia terhadap kovenan-Nya dengan mereka. 

Tuhan   yaitu  Yang Kudus, dan hal itu merupakan kehor-

matan-Nya. Kebenaran bahwa Dia yaitu  Yang Kudus 

dari Israel juga merupakan kehormatan umat-Nya. 

(2) Bagaimana dia hendak mengungkapkan sukacita dan pe-

nyanjungannya.  

[1] Dengan tangannya sendiri, melalui musik yang khidmat 

– dengan gambus, dengan kecapi. Daud memang cakap 

sekali dalam memainkan alat-alat musik ini, dan ke-

unggulan dari keterampilannya ini hendak dipakainya 

untuk menaikkan puji-pujian bagi Tuhan   dengan sebaik-

baiknya supaya orang lain pun menjadi tergugah.  

[2] Dengan bibirnya, melalui lagu-lagu syahdu: “Akupun mau 

menyanyikan syukur bagi-Mu, bagi kehormatan-Mu, dan 

dengan kerinduan mendalam untuk diterima oleh-Mu. 

Bibirku bersorak-sorai sementara menyanyikan mazmur 

bagi-Mu, sebab aku tahu itulah cara terbaik untuk meng-

gunakan bibirku.”  

[3]  Dengan hatinya, memakai tangan dan bibirnya: “Jiwaku 

yang telah Kaubebaskan akan bergirang.” Perhatikan-

lah, Pertama, sukacita kudus merupakan jantung dan 

hidup dari puji-pujian syukur. Kedua, kita tidak ber-

senandung indah bagi Tuhan saat  menyanyikan puji-

pujiannya, kecuali jika kita melakukannya dengan hati 

kita. Bibirku akan bersukacita, namun  hal itu sia-sia. 

Pekerjaan bibir, sekalipun amat indah, tidaklah berarti 

apa-apa dalam melayani Tuhan  , jika hanya bibir saja 

yang bekerja. Jiwa juga harus bekerja, dan dengan 

segala yang kita miliki di dalam diri kita, kita memuji 

nama-Nya yang kudus. Sebab, jika jiwa tidak ikut 

bekerja, maka tidaklah berharga semua yang lain yang 

ada pada kita. Ketiga, jiwa-jiwa yang telah ditebus ha-

ruslah menjadi jiwa-jiwa yang bergirang dalam rasa 

syukur. Karya penebusan harus kita rayakan melalui 

Kitab Mazmur 71:14-24 

 1021 

puji-pujian kita, lebih dari segala pekerjaan Tuhan   yang 

lain.  sebab  itulah, Anak Domba yang telah disembelih 

dan yang telah menebus kita bagi Tuhan  , layak untuk 

menerima segala ucapan syukur dan puji-pujian. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

PASAL 72  

azmur sebelumnya dituliskan Daud saat  dia sudah berusia 

senja, dan kelihatannya, mazmur yang ini pun demikian. Se-

bab, kini Salomo sedang dipersiapkan untuk naik takhta. Mazmur se-

belumnya merupakan doa bagi dirinya sendiri, sedangkan yang ini 

bagi putranya dan penerusnya. Dengan demikian, dengan kedua 

mazmur ini , doa-doa Daud anak Isai pun berakhir, sebagai-

mana yang kita temukan pada bagian penutup mazmur ini. Cukup-

lah jika kita memiliki hadirat Tuhan   selagi kita hidup, dan harapan 

teguh bahwa orang-orang di masa mendatang yang akan memuji 

Tuhan   di bumi ini saat kita memuji-Nya di sorga. Mazmur ini diberi 

judul “Mazmur dari Salomo:” mungkin  sebab  Daud mengimlakan-

nya, atau lebih tepatnya, Roh Kudus yang mulia mengimlakan kepa-

danya, saat , sesaat sebelum dia meninggal, oleh arahan hikmat 

ilahi, ia menetapkan penerusnya, dan memerintahkan untuk mengu-

mandangkan Salomo sebagai raja (1Raj. 1:30, dst.). Akan namun , mes-

ki di sini nama Salomo yang dipakai, kerajaan Kristus dinubuatkan 

dengan menjadikan Salomo sebagai pelambangannya. Daud menge-

nal firman ilahi, bahwa Tuhan   akan mendudukkan seorang dari 

keturunan Daud sendiri di atas takhtanya (Kis. 2:30, TL). Bagi Dialah 

di sini Daud bersaksi. Dan, saat  sedang menghadapi saat-saat ajal-

nya, dia pun menghiburkan dirinya sendiri dengan pengharapan 

akan melihat kemuliaan kerajaan Kristus yang akan dinyatakan nan-

ti,  sebab  kini dia dapat melihat bahwa kaum keturunannya sendiri 

tidak akan selalu melekat kepada Tuhan  , tidak akan sehebat dan 

sebagus yang ia harapkan. Di dalam Roh, Daud,  

I. Mengawali mazmur ini dengan doa singkat bagi sang pene-

rusnya (ay. 1).  


 1024

II. Lalu ia beralih dengan segera ke dalam nubuatan yang pan-

jang mengenai kemuliaan pemerintahan penerusnya itu (ay. 

2-17). Dan,  

III. Dia mengakhiri mazmur ini dengan pujian bagi Tuhan   Israel 

(ay. 18-20). 

saat  menyanyikan mazmur ini, kita harus mengarahkan pan-

dangan kita kepada Kristus, memuji-Nya sebagai Raja, dan menik-

mati kebahagiaan kita sebagai umat-Nya.  

Doa bagi Salomo 

(72:1) 

Dari Salomo 1 Ya Tuhan  , berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu 

kepada putera raja! 

Ayat ini merupakan doa bagi sang raja, bahkan bagi anak dari sang 

raja.  

I.  Kita dapat menerapkannya kepada Salomo: Ya Tuhan  , berikanlah 

hukum-Mu kepadanya, dan juga keadilan-Mu. Jadikanlah dia le-

laki sejati, seorang raja. Bentuklah dia menjadi seorang yang baik, 

seorang raja yang baik.  

1.  Doa ini merupakan doa dari seorang ayah bagi anaknya, ber-

kat sebelum ia meninggal, sebagaimana yang selalu diucapkan 

bapa-bapa leluhur dahulu kepada anak-anak mereka. Hal ter-

baik yang dapat kita minta dari Tuhan   bagi anak-anak kita yaitu  

supaya Tuhan   berkenan mengaruniakan hikmat dan anugerah 

agar mereka mampu mengenal dan menunaikan tugas mereka. 

Permintaan ini lebih berharga dari emas. Salomo belajar untuk 

berdoa bagi dirinya sendiri sebagaimana ayahnya telah berdoa 

baginya, bukan supaya Tuhan   memberinya kekayaan dan 

kehormatan, melainkan supaya Ia mengaruniakan hati yang 

penuh dengan hikmat dan pengertian. Daud terhibur  sebab  

anaknyalah yang akan menggantikannya, namun  lebih-lebih 

lagi  sebab  anak itu sepertinya akan bersikap benar dan adil. 

Daud telah memberinya pengajaran yang baik (Ams. 4:3), telah 

mengajarinya hukum dan keadilan, namun  semuanya itu akan 

sia-sia belaka jika Tuhan   tidak memberi hukum kepadanya. 

Para orangtua tidak dapat memberi  kasih karunia kepada

Kitab Mazmur 72:1 

 1025 

 anak-anak mereka, namun  mereka dapat menuntun anak-anak 

itu kepada Tuhan   yang penuh dengan kasih karunia melalui 

doa. Usaha mereka itu tidak akan sia-sia, sebab doa mereka 

akan dijawab, atau akan memberi mereka kelegaan. 

2.  Doa itu merupakan sebuah doa yang dipanjatkan oleh seorang 

raja bagi penerusnya. Daud telah menjalankan hukum dan 

keadilan selama masa pemerintahannya, dan kini dia berdoa 

supaya anaknya juga berlaku serupa dengannya. Kita memang 

harus memiliki kepedulian demikian terhadap keturunan kita, 

menginginkan dan berusaha supaya anak-cucu yang terlahir 

sesudah kita dapat melayani Tuhan   dengan lebih baik lagi se-

panjang hidup mereka, lebih dari yang telah kita lakukan. 

Orang-orang yang tidak peduli dengan apa yang akan menim-

pa dunia ini dan gereja sesudah  mereka tiada, berarti tidak 

mengasihi Tuhan   ataupun manusia, memiliki jiwa yang sempit 

dan mementingkan diri sendiri.  

3.  Doa ini merupakan sebuah doa dari rakyat bagi raja mereka. 

Kelihatannya, Daud menuliskan mazmur ini supaya bisa dipa-

kai oleh rakyatnya, supaya saat  mereka menyanyikan maz-

mur ini, mereka memanjatkan doa bagi Salomo. Orang-orang 

yang ingin hidup tenang dan damai harus berdoa bagi para 

raja dan penguasa supaya Tuhan   berkenan mengaruniakan hu-

kum dan keadilan-Nya. 

II.  Kita dapat menerapkannya bagi Kristus, namun  bukan berarti bah-

wa Dia yang bersyafaat bagi kita memerlukan doa syafaat kita 

bagi-Nya, melainkan,  

1.  Doa ini merupakan doa gereja Perjanjian Lama supaya Sang 

Mesias diutus, sebagai Raja dari gereja, Raja di gunung Sion 

yang kudus, yang dipanggil oleh Raja segala raja, Anak-Ku Eng-

kau! (2:6-7). “Percepat kedatangan-Nya bagi orang-orang yang 

menjalankan hukum-Nya.”  sebab  itulah kita harus mem-

percepat kedatangan Kristus yang kedua kalinya, saat Dia akan 

menghakimi dunia dengan keadilan.  

2.  Doa ini merupakan ungkapan rasa puas semua orang percaya 

sejati akan kuasa yang diterima Tuhan Yesus dari Bapa: “Biar-

lah Dia memiliki segala kuasa di bumi dan di sorga, dan men-

jadi Tuhan kebenaran kita. Biarlah Dia menjadi yang diperca-

yai untuk menjaga kasih karunia ilahi bagi semua orang yang 


 1026

merupakan kepunyaan-Nya. Berikanlah kasih karunia itu ke-

pada-Nya, supaya Dia dapat memberi nya juga kepada kita.”  

Kerajaan Mesias 

(72:2-17) 

2 Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang 

tertindas dengan hukum! 3 Kiranya gunung-gunung membawa damai sejah-

tera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran!  4 Kiranya ia mem-

beri keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu, menolong 

orang-orang miskin, namun  meremukkan pemeras-pemeras! 5 Kiranya lanjut 

umurnya selama ada matahari, dan selama ada bulan, turun-temurun! 6 

Kiranya ia seperti hujan yang turun ke atas padang rumput, seperti dirus 

hujan yang menggenangi bumi! 7 Kiranya keadilan berkembang dalam za-

mannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! 8 Kira-

nya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung 

bumi!  9 Kiranya penghuni padang belantara berlutut di depannya, dan 

musuh-musuhnya menjilat debu; 10 kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-

pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba 

dan Seba menyampaikan upeti! 11 Kiranya semua raja sujud menyembah 

kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! 12 Sebab ia akan melepas-

kan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan 

orang yang tidak punya penolong; 13 ia akan sayang kepada orang lemah dan 

orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin.  14 Ia akan mene-

bus nyawa mereka dari penindasan dan kekerasan, darah mereka mahal di 

matanya. 15 Hiduplah ia! Kiranya dipersembahkan kepadanya emas Syeba! 

Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati sepanjang hari! 16 Biarlah 

tanaman gandum berlimpah-limpah di negeri, bergelombang di puncak pegu-

nungan; biarlah buahnya mekar bagaikan Libanon, bulir-bulirnya berkem-

bang bagaikan rumput di bumi. 17 Biarlah namanya tetap selama-lamanya, 

kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala 

bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia. 

Ayat-ayat di atas merupakan nubuatan mengenai kejayaan dan 

keberlangsungan kerajaan Kristus yang diperlambangkan oleh masa 

pemerintahan Salomo. Ayat-ayat ini muncul di sini,  

1.  Sebagai dasar seruan untuk meneguhkan doa tadi di atas: 

“Tuhan, berikanlah hukum dan keadilan-Mu kepadanya, sehingga 

kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan, dan dengan begitu 

tujuan pengangkatannya terpenuhi (ay. 2). Berikan kepadanya 

kasih karunia-Mu, sehingga umat-Mu yang dipercayakan kepada-

nya akan mendapat keuntungan dari kasih karunia ini .” 

 sebab  Tuhan   mengasihi orang Israel, maka Ia menjadikan engkau 

raja atas mereka untuk melakukan keadilan dan kebenaran (2Taw. 

9:8). Dengan iman, kita juga dapat bergumul dengan Tuhan   untuk

Kitab Mazmur 72:2-17 

 1027 

 meminta kasih karunia ini , yang kita yakini sebagai sesuatu 

yang mendatangkan berkat bagi gereja-Nya.  

2.  Jawaban doa yang penuh dengan damai sejahtera. Sebagaimana 

kita membalas budi kepada Tuhan   atas janji-janji-Nya yang penuh 

rahmat melalui doa yang penuh dengan iman, demikian pula 

Tuhan   menjawab doa kita yang dipanjatkan dalam iman itu melalui 

janji-janji rahmani-Nya. Jelas sekali bahwa nubuatan ini mengacu 

kepada kerajaan Mesias, sebab di dalamnya ada banyak ayat-ayat 

yang tidak menggambarkan pemerintahan Salomo. Memang pada 

awal masa pemerintahan Salomo ada  kebenaran dan damai 

sejahtera, namun  masalah dan ketidakadilan melanda pemerintah-

an itu sesaat sebelum akhir pemerintahannya. Kerajaan yang 

diperbincangkan dalam mazmur ini ialah kerajaan yang berlang-

sung seperti mentari, sementara kerajaan Salomo lenyap dengan 

cepat.  sebab  itulah, bahkan para penafsir Yahudi pun mema-

haminya sebagai kerajaan Mesias. 

Marilah kita memperhatikan janji-janji besar dan berharga yang 

diungkapkan di sini, yang hanya dapat digenapi dengan sempurna di 

dalam kerajaan Kristus saja. Akan namun , beberapa janji itu juga 

tergenapi pada masa pemerintahan Salomo.   

I.  Bahwa kerajaan itu akan menjadi pemerintahan yang adil (ay. 2): 

Ia mengadili umat-Mu dengan keadilan (bdk. Yes. 11:4). Segenap 

hukum dari kerajaan Kristus sesuai dengan tata peraturan keadil-

an yang abadi. Tata peradilan yang didirikannya untuk menegak-

kan berbagai pelanggaran hukum sungguh merupakan pengadil-

an yang adil, dan tidak akan ada pengecualian dalam pelaksana-

an hukum-Nya pada hari akhir nanti. Kedamaian kerajaan-Nya 

akan disokong oleh kebenaran (ay. 3). Sebab, damai sejahtera 

akan seperti sungai yang tidak pernah kering, hanya jika kebenar-

an terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak 

pernah berhenti. Dunia ini akan dihakimi dengan keadilan (Kis. 

17:31).   

II.  Bahwa kerajaan itu akan menjadi sebuah pemerintahan yang da-

mai sentosa: Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera 

bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran! (ay. 3). Artinya 

(menurut Dr. Hammond), kedua hal itu melambangkan pengadil-


 1028

an di tingkat atas dan bawah dalam sistem peradilan di kerajaan 

Salomo. Di sana damai sejahtera berlimpah (ay. 7). Nama Salomo 

berarti damai, dan memang demikianlah masa pemerintahannya, 

sebab pada masa itu bangsa Israel menikmati kemenangan-keme-

nangan dari masa pemerintahan sebelumnya dan mampu mem-

pertahankan ketenangan serta kedamaiannya. Akan namun , dalam 

artian yang istimewa, kedamaian merupakan kemuliaan kerajaan 

Kristus, sebab kedamaian-Nya itu berhasil mendamaikan manu-

sia dengan Tuhan   dan dengan diri mereka sendiri, serta dengan se-

sama, dan menghapuskan segenap permusuhan.  sebab  itu, Dia-

lah damai sejahtera kita. 

III. Bahwa orang yang miskin dan sengsara akan dilindungi dengan 

cara yang istimewa di dalam pemerintahan ini: Ia mengadili orang-

orang-Mu yang tertindas dengan hukum (ay. 2). Orang-orang yang 

miskin  sebab  mempertahankan hati nurani yang bersih merupa-

kan orang-orang miskin kepunyaan Tuhan  , dan mereka akan di-

pelihara dengan istimewa, akan diadili dengan hukum yang adil, 

dibela dalam kasus mereka dan dibalaskan atas perlakuan jahat 

yang telah mereka terima. Dia pasti akan menghakimi dan 

menyelamatkan orang-orang yang tertindas dari bangsa itu dan 

orang-orang miskin (ay. 4). Hal ini ditekankan kembali (ay. 12-13), 

untuk menegaskan bahwa Kristus pasti akan membela kepenting-

an orang-orang-Nya yang tertindas. Ia akan melepaskan orang 

miskin yang tidak berdaya di hadapan penindas mereka, orang 

yang tertindas juga,  sebab  mereka tidak punya penolong, dan 

 sebab  mereka berseru kepada-Nya dan Dia telah berjanji untuk 

menolong mereka sebagai jawaban atas doa-doa mereka. Melalui 

doa mereka menyerahkan diri mereka kepada-Nya (10:14). Ia akan 

sayang kepada orang miskin yang bergantung pada belas kasihan-

Nya, dan tidak akan bertindak kejam terhadap mereka. Ia akan 

menyelamatkan nyawa mereka, dan memang hanya itulah yang 

mereka inginkan. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan 

Tuhan  ,  sebab  merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Kristus 

yaitu  Raja orang-orang miskin.  

IV. Bahwa pemeras-pemeras yang angkuh akan mendapatkan gan-

jaran: Dia akan meremukkan pemeras-pemeras (ay. 4), akan me-

renggut kuasa mereka dalam menindas, dan menghukum mereka 

Kitab Mazmur 72:2-17 

 1029 

atas semua kejahatan yang telah mereka lakukan. Inilah tang-

gung jawab dari seorang raja yang bijak, Parcere subjectis, et 

debellare superbos – untuk menyelamatkan yang terpuruk dan me-

rendahkan yang angkuh. Iblis yaitu  si penindas besar yang akan 

Kristus remukkan, dan kerajaannya pun akan Ia hancurkan. 

Dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik (Yes. 11:4), 

dan akan menyelamatkan nyawa umat-Nya dari penindasan dan 

kekerasan (ay. 14). Dia akan menyelamatkan mereka dari kuasa 

Iblis, baik dari si ular tua yang hendak menjerat mereka dengan 

tipu daya, maupun dari singa yang mengaum-ngaum untuk me-

nakut-nakuti dan menelan mereka dengan kekerasan. Darah me-

reka begitu mahal di matanya sampai-sampai tidak setetes pun 

dibiarkan tertumpah oleh tipu daya atau kekejian Iblis dan para 

pengikutnya tanpa dibalaskan. Kristus yaitu  seorang Raja yang 

tidak menyia-nyiakan darah para pengikut-Nya begitu saja, seka-

lipun Ia terkadang memanggil mereka untuk rela mempertaruh-

kan nyawa mereka bagi-Nya. Dia juga tidak akan membiarkan da-

rah mereka tertumpah dengan sia-sia, melainkan dengan pertim-

bangan mulia bahwa itu demi kemuliaan-Nya dan kehormatan 

mereka, dan demi menggenapi sepenuh-penuhnya ganjaran terha-

dap kejahatan para musuh mereka.  

V.  Bahwa agama akan berkembang di bawah pemerintahan Kristus 

(ay. 5): Kiranya lanjut umurnya selama ada matahari, dan selama 

ada bulan, turun-temurun! Salomo memang mendirikan bait Tuhan  , 

dan rasa takut akan Tuhan   serta penyembahan terhadap-Nya di-

pertahankan selama beberapa waktu di bawah pemerintahannya, 

namun  hal itu tidak berlangsung lama.  sebab  itulah, mazmur ini 

pastinya menunjuk kepada kerajaan Kristus, di mana semua war-

ga kerajaan-Nya dibawa dan dipelihara dalam rasa takut akan 

Tuhan  . Sebab, agama Kristen memiliki kecenderungan langsung 

dan pengaruh yang kuat terhadap dasar-dasar kepercayaan ma-

nusia yang alamiah. Ia juga mendukung dan memajukan dasar-

dasar kepercayaan alamiah ini . Iman di dalam Kristus akan 

membangun dan memelihara rasa takut akan Tuhan  .  sebab  itulah 

Injil abadi yang diberitakan yaitu , Takutlah akan Tuhan   dan mu-

liakanlah Dia (Why. 14:7). Dan, oleh  sebab  pemerintahan Kristus 

memajukan tindakan ibadah dan bakti kepada Tuhan  , maka peme-

rintahan-Nya juga memajukan keadilan dan kasih di antara se-


 1030

sama manusia (ay. 7): Kiranya keadilan berkembang dalam za-

mannya, keadilan dijalankan, dan orang-orang yang menjalankan 

keadilan akan disukai. Keadilan akan berlimpah dan sangat di-

hormati, berkuasa dan memerintah. Hukum Kristus yang tertulis 

di dalam hati, mengatur manusia supaya berlaku jujur dan adil, 

dan memberi  kepada orang lain apa yang menjadi hak mere-

ka. Demikian pula, hukum itu mengatur agar manusia hidup di 

dalam kasih sehingga menghasilkan damai yang berkelimpahan 

dan mengubah pedang menjadi mata bajak. Baik kekudusan mau-

pun kasih akan terus berlangsung dalam kerajaan Kristus, dan 

tidak akan pernah lapuk, sebab semua warganya akan takut akan 

Tuhan   selama ada matahari, dan selama ada bulan. Kekristenan, 

saat  diakui dan menancapkan kakinya di dunia ini, akan tetap 

berdiri teguh sampai akhir zaman. Juga, dalam hal kuasanya, 

saat  ia menancapkan akarnya di dalam hati, maka ia akan terus 

memerintah di sana sampai kematian membuat matahari, bulan 

dan bintang (yaitu, semua indra jasmani) menjadi gelap. Melalui 

segala perubahan di dunia dan segenap perubahan dalam kehi-

dupan ini, kerajaan Kristus akan terus bertahan. Dan, jika rasa 

takut akan Tuhan   berlangsung sepanjang matahari dan bulan ada, 

maka selama itu pula kedamaian akan melimpah ruah. Kedamai-

an gereja dan kedamaian jiwa akan berlangsung sejalan dengan 

kemurnian dan kesalehan dari gereja dan jiwa itu sendiri, dan 

berlangsung selama keduanya berlanjut.  

VI. Bahwa pemerintahan Kristus akan menyenangkan bagi semua  

warganya yang setia (ay. 6): Kiranya Ia, oleh kasih karunia dan 

penghiburan Roh-Nya, seperti hujan yang turun ke atas padang 

rumput, bukan ke atas rumput yang kemudian dipotong, namun  

rumput yang dibiarkan tumbuh sampai mekar lagi, sekalipun 

sebelumnya telah dipotong. Injil Kristus memurnikan bagaikan 

hujan yang melunakkan tanah keras, melembabkan yang tandus 

dan menjadikannya hijau dan berbuah (Yes. 55:10). Biarlah hati 

kita menghisap air hujan (Ibr. 6:7). 

Kitab Mazmur 72:2-17 

 1031 

VII. Bahwa kerajaan Kristus akan berkembang pesat dan meluas. 

Cermatilah:  

1.  Lingkup daerah kekuasaannya (ay. 8): Kiranya ia memerintah 

dari laut ke laut (dari Laut Selatan sampai Utara, dari Laut 

Merah sampai Mediterania) dan dari sungai Efrat, atau Nil, 

sampai ke ujung bumi. Wilayah kekuasaan Salomo amat besar 

(1Raj. 4:21), sesuai dengan yang telah dijanjikan (Kej. 15:18).

Akan namun  tidak ada nama laut ataupun sungai yang dise-

butkan, sehingga melalui ungkapan peribahasa ini , ayat 

ini  menegaskan kekuasaan Tuhan Yesus yang men-

cakup seluruh dunia. Injil-Nya telah dan akan dikabarkan ke 

segala bangsa (Mat. 24:14), dan pemerintahan atas dunia 

akan dipegang oleh-Nya (Why. 11:15) saat segenap orang bu-

kan Yahudi dibawa serta. Daerah kekuasaan-Nya akan diper-

luas sampai ke negeri-negeri, 

(1) Yang dulunya asing terhadap-Nya: penghuni padang belan-

tara, yang jauh dari jalan utama dan jarang mendengar 

kabar berita, akan bergembira menyambut kabar baik me-

ngenai Sang Penebus dan penebusan yang dilakukan oleh-

Nya. Mereka akan berlutut di depannya, percaya kepada-

Nya, menerima-Nya, memuja-Nya, dan rela menanggung 

kuk-Nya. Di hadapan Tuhan Yesus kita memang harus 

berlutut, atau kalau tidak, kita hancur. Jika kita hancur, 

kita binasa, namun  jika kita berlutut, kita memiliki kehi-

dupan yang kekal.  

(2) Yang dulu memusuhi-Nya dan berperang melawan-Nya: 

Mereka menjilat debu. Mereka akan dijatuhkan dan dibe-

namkan di dalam debu, akan menggigit tanah  sebab  ke-

salnya, dan akan menjadi sangat lapar sampai-sampai me-

reka rela memakan debu, yaitu makanan si ular itu (Kej. 

3:14),  sebab  mereka memang merupakan keturunannya. 

Jadi, siapakah yang tidak akan mampu Ia taklukkan, jika 

musuh-musuh-Nya saja telah direndahkan dan dipermalu-

kan seperti itu?  

2. Martabat daerah-daerah yang dikuasai-Nya. Dia tidak saja 

akan memerintah atas orang-orang yang menghuni padang 

belantara, para petani dan orang desa, namun  juga atas orang-

orang yang tinggal di istana-istana (ay. 10): raja-raja dari Tar-


 1032

sis dan pulau-pulau yang paling terpencil dari Israel dan me-

rupakan bangsa-bangsa daerah pesisir (Kej. 10:5), membawa 

persembahan-persembahan kepada-Nya sebagai Tuhan mere-

ka yang berdaulat, oleh Dia dan di bawah Dia mereka meme-

gang takhta dan tanah-tanah kekuasaan mereka. Mereka 

akan berusaha mengambil hati-Nya dan menaruh perhatian 

kepada-Nya untuk mendengarkan hikmat-Nya. Semua itu be-

nar-benar digenapi dalam diri Salomo (sebab semua raja di 

bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hik-

matnya, dan mereka datang masing-masing membawa persem-

bahannya, 2Taw. 9:23-24), dan di dalam diri Kristus juga, 

saat  orang-orang majus dari Timur, yang kemungkinan me-

rupakan golongan dari derajat paling tinggi di negeri mereka, 

datang untuk menyembah-Nya dan mempersembahkan per-

sembahan kepada-Nya (Mat. 2:11). Mereka hendak memper-

sembahkan diri mereka kepada-Nya. Inilah persembahan ter-

baik yang bisa kita berikan kepada Kristus, dan tanpa itu 

tidak ada persembahan lain yang layak diterima (Rm. 12:1). 

Mereka menyampaikan upeti, persembahan rohani berupa doa 

dan pujian, dan mempersembahkannya kepada Kristus se-

bagai Tuhan   mereka, kepada Kristus sebagai mezbah yang 

menyucikan setiap persembahan. Pertobatan mereka kepada 

Tuhan   dinamakan persembahan atau korban dari bangsa-bang-

sa bukan Yahudi (Rm. 15:16). Benar, semua raja, cepat atau-

pun lambat, akan sujud menyembah kepada-Nya, untuk melak-

sanakan kewajiban mereka terhadap-Nya atau untuk menerima 

penghukuman dari-Nya (ay. 11). Mereka akan jatuh tersung-

kur di hadapan-Nya, sebagai warga-Nya atau sebagai tawanan 

yang telah Ia taklukkan, sebagai pemohon yang memohonkan 

belas kasihan-Nya atau sebagai si terhukum yang menerima 

penghakiman-Nya. Dan saat raja-raja takluk, rakyat pun ten-

tu akan datang pula: segala bangsa menjadi hamba-Nya. 

Semua orang akan diundang untuk melayani-Nya. Sebagian 

orang dari segala bangsa akan datang, dan di setiap bangsa 

korban bagi nama-Nya dan juga korban sajian yang tahir di-

bakar dan dipersembahkan (Mal. 1:11; Why. 7:9).   

VIII. Bahwa Ia akan dihormati dan dikasihi oleh semua rakyat-Nya 

(ay. 15): Hiduplah Ia. Rakyat-Nya akan menginginkan supaya Ia 

Kitab Mazmur 72:2-17 

 1033 

panjang umur (Ya Raja, panjang umurlah selalu!) dan dengan 

alasan yang baik pula. Sebab, Ia telah berkata, sebab Aku hidup 

dan kamu pun akan hidup. Yang tentang Dia diberi kesaksian, 

bahwa Ia hidup, sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Peng-

antara mereka (Ibr. 7:8, 25). Dia akan hidup dan berjaya, dan  

1. Persembahan-persembahan akan dibawa kepada-Nya. Meski-

pun Dia sanggup hidup tanpa persembahan itu, sebab Dia 

memang tidak membutuhkan persembahan ataupun pela-

yanan dari siapa pun, akan namun  kepada-Nya tetap akan di-

persembahkan emas Syeba, yaitu emas, logam yang terbaik, 

emas Syeba, yang mungkin merupakan emas termurni, sebab 

kepada yang terbaik haruslah diberikan persembahan yang 

terbaik pula. Orang-orang yang memiliki harta melimpah di 

dunia ini dan bergelimang emas, harus memberi nya 

kepada Kristus, harus melayani-Nya dengan harta mereka itu 

dan menggunakannya untuk berbuat baik. Muliakanlah 

TUHAN dengan hartamu.  

2. Doa akan dipanjatkan kepada-Nya setiap waktu. Rakyat ber-

doa bagi Salomo, dan doa mereka menolongnya dan pemerin-

tahannya untuk menjadi berkat bagi mereka. Rakyat me-

mang wajib berdoa, bersyafaat dan mengucap syukur bagi 

para raja dan segenap pihak yang berwenang, bukan untuk 

mengucapkan selamat kepada mereka seperti yang kerap ter-

jadi, namun  sebagai kepedulian bagi kesejahteraan rakyat. 

Akan namun , bagaimana hal ini diterapkan kepada Kristus? 

Dia tidak memerlukan doa-doa kita dan tidak diuntungkan 

 sebab nya. Akan namun  para orang kudus di Perjanjian Lama 

mendoakan kedatangan-Nya, berdoa tak henti-hentinya, se-

bab mereka menyebut-Nya Dia yang akan datang. Dan kini, 

 sebab  Dia telah datang, maka kita harus berdoa bagi keber-

hasilan Injil dan kemajuan kerajaan-Nya, yang Ia anggap se-

bagai doa bagi-Nya (Hosana bagi Anak Daud, jayalah peme-

rintahan-Nya) dan kita harus mendoakan kedatangan-Nya 

untuk yang kedua kalinya. Kalimat itu mungkin juga bisa 

diartikan, doa akan dipanjatkan melalui Dia, atau demi ke-

pentingan-Nya. Apa pun yang kita minta dari Bapa haruslah 

kita doakan dalam nama-Nya dan dengan kebergantungan 

pada pengantaraan-Nya.   


 1034

3. Puji-pujian akan dilayangkan bagi-Nya dan sanjungan akan 

diberikan atas hikmat, keadilan dan kebaikan-Nya: Kiranya 

Ia diberkati sepanjang hari. Kita melayangkan penghormatan 

bagi-Nya dengan berdoa setiap hari di dalam nama-Nya. Rak-

yat harus mengatakan yang baik-baik tentang pemerintah 

yang telah menjadi berkat bagi mereka. Jadi, terlebih lagi 

semua orang Kristen, mereka harus lebih-lebih lagi memuji 

Yesus Kristus, memuji-muji-Nya setiap hari, sebab mereka 

berutang segalanya kepada Dia dan memiliki segala kewajib-

an utama untuk dilakukan di bawah Dia.  

IX. Bahwa di bawah pemerintahan-Nya akan ada peningkatan luar 

biasa baik dalam kebutuhan pokok, maupun hasil bumi di dalam 

negeri dan penghuni kota-kota (ay. 16).  

1. Negeri itu akan menjadi makmur. Sekalipun benih gandum 

yang ditabur sedikit, biarlah tanaman gandum berlimpah-lim-

pah di negeri, bergelombang di puncak pegunungan, di mana 

biasanya orang tidak mengharapkan hasil yang banyak, namun  

biarlah buahnya mekar bagaikan Libanon, tumbuh seperti 

kayu yang bidang, menjulang tinggi dan kokoh, seperti pohon-

pohon aras di Libanon. Bahkan di puncak-puncak gunung, ta-

nah akan mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk, yaitu ung-

kapan untuk menggambarkan kelimpahan (Kej. 41:47), seba-

gaimana rumput di atap rumah dikatakan sebagai yang terse-

lamatkan dari alat pemotong. Hal ini dapat diterapkan kepada 

pelipatgandaan benih Injil pada zaman Mesias. Segelintir benih 

itu ditabur di tanah bukan Yahudi yang tandus dan berbukit-

bukit, namun  menghasilkan tuaian melimpah yang dikumpul-

kan bagi Kristus, buah yang mekar bagaikan Libanon. Ladang-

ladang sudah menguning dan matang untuk dituai (Yoh. 4:35; 

Mat. 9:37). Biji sesawi yang mungil tumbuh menjadi pohon 

yang besar.  

2. Kota-kota akan dipadati: Bulir-bulirnya berkembang bagaikan 

rumput di bumi, sangat banyak dan menghijau. Gereja Injil, 

kota Tuhan   di antara manusia, akan memiliki semua tanda ke-

makmuran. Banyak orang akan ditambahkan ke dalamnya, 

dan mereka akan sangat berbahagia di sana. 

 

Kitab Mazmur 72:18-20 

 1035 

X. Bahwa pemerintahan-Nya akan terus berlangsung, baik demi ke-

hormatan-Nya maupun demi kebahagiaan warga-Nya. Tuhan Ye-

sus akan memerintah selamanya, dan hal ini hanya dapat dipa-

hami sebagai menunjuk kepada-Nya, sama sekali bukan tentang 

Salomo. Hanya Kristus saja yang lanjut umurnya turun temurun 

(ay. 5) selama ada matahari, dan selama ada bulan (ay. 7).   

1.  Kehormatan Sang Pangeran abadi dan tidak akan pernah pu-

dar (ay. 17): Biarlah namanya tetap selama-lamanya. Meskipun 

kuasa kegelapan terus berusaha menghalangi cahayanya dan 

menghentikan keberlangsungannya, nama-Nya akan tetap ter-

pelihara, tetap ada, dan menyebar. Sebagaimana nama para 

raja duniawi diwariskan kepada keturunan mereka, demikian 

pula nama Kristus. Filiabitur nomen ejus – Nama-Nya akan di-

lanjutkan kepada angkatan selanjutnya. Selagi dunia ini masih 

berdiri, semua bangsa menyebut-Nya berbahagia. Mereka akan 

memuji Tuhan    sebab  Dia, terus-menerus menceritakan hal-hal 

baik tentang Dia, dan merasa bahagia di dalam Dia. Sampai 

akhir zaman dan selama-lamanya, nama-Nya akan terus di-

rayakan dan disebut-sebut. Setiap lidah akan mengakui nama-

Nya dan setiap lutut akan bertelut di hadapan-Nya.  

2.  Kebahagiaan seluruh manusia di dalam nama-Nya juga akan 

menjadi sempurna dan kekal: Segala bangsa saling member-

kati, benar-benar terberkati untuk selama-lamanya dengan 

nama-Nya. Hal ini dengan jelas mengacu kepada janji yang 

dibuat dengan bapa leluhur kita, yaitu semua kaum di muka 

bumi akan mendapat berkat melalui Mesias (Kej. 12:3).  

Pengucapan Syukur dan Doa 

(72:18-20) 

18 Terpujilah TUHAN, Tuhan   Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib se-

orang diri! 19 Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya, 

dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin. 20 Se-

kianlah doa-doa Daud bin Isai. 

Nubuatan mengenai Mesias dan kerajaan-Nya yang begitu cemerlang 

dalam ayat-ayat sebelumnya memang layak ditutup dengan doa dan 

pujian yang tulus seperti yang ada  dalam ayat-ayat di atas.  


 1036

I.  Di sini sang pemazmur begitu meluap dengan rasa syukur atas 

nubuatan dan janji ini  (ay. 18-19). Firman Tuhan   begitu pas-

ti, sehingga dengan rasa puas tak terhingga kita dapat mengan-

dalkannya.  sebab  itu, beralasan bagi kita untuk menaikkan 

ucapan terima kasih atas apa yang telah Ia katakan, sekalipun 

hal itu belum terjadi. Kita harus mengakui semua hal-hal besar 

yang telah Ia perbuat bagi dunia ini, bagi gereja, bagi anak-anak 

manusia, bagi anak-anak-Nya sendiri di dalam kerajaan pemeliha-

raan dan di dalam kerajaan kasih karunia. Tuhan   layak dipuji atas 

segala kuasa dan kepercayaan yang diserahkan ke tangan Sang 

Penebus. Kita harus mendorong diri kita dengan segala yang kita 

punyai untuk memuji-Nya dengan sebaik-baiknya, dan meng-

inginkan orang lain untuk berbuat serupa. Terpujilah TUHAN, arti-

nya, terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia, sebab hanya dalam 

nama-Nya saja kita dapat mempersembahkan sesuatu bagi kemu-

liaan dan kehormatan-Nya, yang ditinggikan mengatasi segala puji 

dan hormat. Terpujilah kiranya nama-Nya untuk selama-lamanya, 

sebab nama-Nya memang layak dipuji untuk selama-lamanya, 

dan kita berharap untuk dapat memuji nama-Nya selama-lama-

nya. Di sini kita diajarkan untuk memuji nama Kristus dan untuk 

memuji Tuhan   di dalam Kristus, oleh  sebab  semua yang telah Ia 

lakukan bagi kita melalui Kristus. Kita harus memuji Dia,  

1. Sebagai Tuhan Tuhan  , sebagai Pribadi yang ada dengan sendiri-

nya dan Tuhan yang mahamencukupi.  

2. Sebagai Tuhan   Israel, yang mengadakan kovenan dengan umat-

Nya dan disembah oleh mereka, yang mengadakan perjanjian 

sesuai janji-Nya kepada Yakub dan belas kasihan kepada Abra-

ham.   

3. Sebagai Tuhan   yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang 

diri, dalam penciptaan dan pemeliharaan, dan terutama dalam 

karya penebusan yang mengungguli segala pekerjaan yang 

lain. Pekerjaan manusia itu tidak begitu berarti, biasa-biasa 

saja dan sepele. Namun, meskipun demikian mereka pun tidak 

dapat melakukannya tanpa Dia. namun  Tuhan   melakukan se-

mua karya-Nya itu dengan kuasa-Nya sendiri, dan semuanya 

merupakan hal-hal yang ajaib, sehingga menjadi pokok keka-

guman para orang kudus dan malaikat selama-lamanya.   

Kitab Mazmur 72:18-20 

 1037 

II. Dia begitu sungguh-sungguh dalam mendoakan penggenapan nu-

buatan dan janji itu: kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh 

bumi, sebagaimana yang akan terjadi saat raja-raja dari Tarsis dan 

pulau-pulau membawa persembahan-persembahan. Menyedihkan 

sekali membayangkan betapa hampanya dunia ini tanpa kemulia-

an Tuhan  , betapa sedikitnya pelayanan dan kehormatan yang Ia 

terima dari dunia yang telah Ia berkati dengan begitu berlimpah. 

Oleh  sebab  itu, semua orang yang menginginkan kehormatan 

Tuhan   dan kesejahteraan umat manusia, pasti menghendaki bumi 

ini dipenuhi dengan penyataan kemuliaan-Nya dan dipenuhi de-

ngan pengakuan penuh rasa syukur atas kemuliaan-Nya itu. 

Biarlah setiap hati, setiap mulut, dan setiap persekutuan dipe-

nuhi dengan puji-pujian agung bagi Tuhan  . Kita akan bisa melihat 

bagaimana kesungguhan hati Daud dalam mendoakan semua itu, 

jika kita memperhatikan,  

1.  Bagaimana ia menutup doanya dengan meterai ganda: “Amin, 

ya amin, lagi dan lagi aku katakan, aku mengatakannya dan 

biarlah semua orang juga mengatakan hal yang sama, jadilah 

demikian. Amin bagi doaku, amin bagi doa-doa semua orang 

kudus mengenai tujuan ini: dikuduskanlah nama-Mu, datang-

lah Kerajaan-Mu.”  

2.  Bagaimana ia menutup lembaran kehidupannya dengan doa 

ini (ay. 20). Mazmur ini merupakan mazmur terakhir yang dia 

tulis, sekalipun tidak ditempatkan di urutan terakhir Kitab 

Mazmur. Dia menuliskannya saat  sedang terbaring menanti 

ajal, dan dengan doa itu pulalah ia mengembuskan nafas ter-

akhirnya. “Kiranya Tuhan   dimuliakan, kiranya kerajaan Mesias 

didirikan dan teguh di dunia ini. Itu saja cukup bagiku, tidak 

ada lagi yang kuinginkan. Dengan permohonan itu berakhir 

sudahlah doa-doa Daud bin Isai. Sekalipun demikian, marilah, 

datanglah segera, Tuhan Yesus!”  

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

PASAL 73  

azmur ini, dan juga kesepuluh mazmur berikutnya, mengusung 

nama Asaf dalam judulnya. Jika dia yaitu  penulis mazmur-

mazmur itu (sebagaimana yang dipikirkan banyak orang), maka 

tepatlah untuk menyebutnya sebagai mazmur-mazmur Asaf. Jika ia 

hanyalah si pemimpin biduan, yang kepadanya mazmur-mazmur itu 

disampaikan, maka penafsiran tambahan kita benar, yang menyebut 

mazmur-mazmur ini  sebagai mazmur yang ditujukan bagi Asaf. 

Mungkin saja ia yang menuliskannya, sebab kita mendapati kalimat 

kata-kata Daud dan Asaf, pelihat itu, yang dipakai untuk memuji 

Tuhan   pada masa Hizkia (2Taw. 29:30). Sekalipun Roh nubuatan 

dikaruniakan melalui nyanyian-nyanyian kudus terutama kepada 

Daud, yang  sebab nya disebut sebagai “pemazmur termanis di 

Israel,” Tuhan   juga mengaruniakan Roh nubuatan ini  ke atas 

orang-orang di sekelilingnya. Mazmur ini memang berguna sekali, 

sebab menceritakan kepada kita mengenai pergumulan yang dialami 

oleh sang pemazmur dalam melawan godaan kuat untuk mencem-

burui kemujuran orang-orang fasik. Ia memulai kisahnya ini dengan 

sebuah azas yang kudus, yang ia pegang teguh, dan yang menolong-

nya untuk tetap teguh membela pendiriannya (ay. 1). Kemudian ia 

memberi tahu kita,  

I. Bagaimana ia terjerat dalam godaan (ay. 2-14).  

II. Bagaimana ia terlepas dari godaan itu dan memenangkan 

pertarungan terhadap godaan itu (ay. 15-20).  

III. Bagaimana ia dibentuk menjadi lebih baik sesudah  berhasil 

melalui godaan ini  (ay. 21-23).  

Jika, saat  kita menyanyikan mazmur ini, kita memperkuat diri 

kita melawan godaan dalam hidup ini, maka tidak sia-sialah kita 


 1040

menggunakan mazmur ini. Pengalaman orang lain harus menjadi 

pelajaran bagi kita.  

Kebaikan Tuhan   kepada Umat-Nya; 

Kemujuran yang Tidak Dikuduskan 

(73:1-14) 

Mazmur Asaf. 1 Sesungguhnya Tuhan   itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, 

bagi mereka yang bersih hatinya. 2 namun  aku, sedikit lagi maka kakiku ter-

peleset, nyaris aku tergelincir. 3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pem-

bual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. 4 Sebab kesakitan 

tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; 5 mereka tidak 

mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang 

lain. 6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekeras-

an. 7  sebab  kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-

luap dengan sangkaan. 8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan 

jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati. 9 Mereka 

membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. 10 

Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti 

air yang berlimpah-limpah. 11 Dan mereka berkata: “Bagaimana Tuhan   tahu 

hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?” 12 Sesungguhnya, 

itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selama-

nya! 13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan mem-

basuh tanganku, tanda tak bersalah. 14 Namun sepanjang hari aku kena 

tulah, dan kena hukum setiap pagi. 

Mazmur ini diawali dengan kalimat yang agak tidak terduga: Akan te-

tapi baiklah Tuhan   bagi orang Israel (sebagaimana yang dapat diarti-

kan dari teks aslinya). Dia telah berpikir-pikir mengenai kemujuran 

orang fasik. saat  dia sedang merenungkan hal itu, kemarahannya 

tersulut, dan akhirnya dia berbicara menegur dirinya sendiri  sebab  

apa yang telah ia pikirkan itu. “Bagaimanapun juga, Tuhan   tetap 

baik.” Sekalipun orang fasik menerima banyak kebaikan dari pemeli-

haraan-Nya yang melimpah, kita tetap harus mengakui bahwa Tuhan   

itu baik, dengan cara yang istimewa, terhadap bangsa Israel. Mereka 

mendapatkan kebaikan dari Dia, yang tidak didapat oleh bangsa lain-

nya.  

Sang pemazmur merancangkan kisah mengenai godaan yang 

menderanya, yaitu merasa iri terhadap kemujuran orang fasik, suatu 

godaan yang biasa menerpa dan telah mencobai banyak orang kudus. 

Dalam kisa


Related Posts:

  • mazmur 51-100 9 terlihat di beberapa perikop di dalamnya. Perikop-perikop ini membuat banyak orang beranggapan bahwa mazmur ini dituliskan pada masa pemberontakan Absalom, sebab itulah kesukaran besar yang melandanya di … Read More