sirah nabawiyah 19

 : 

 


(Ingatlah), saat  kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu (QS. al-Anfal: 9). 

Yakni, takala mereka berdoa sesudah  mengetahui begitu banyaknya jumlah musuh, dan sedikitnya 

jumlah mereka. 

sesudah  itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

lalu diperkenankan-Nya bagimu (QS. al-An¬fal: 9). 

Yakni, berkat doa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan doa kalian. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

"Sebetulnya  Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang 

datang berturut-turut" (QS. al-Anfal: 9). 

sesudah  itu Allah Subhanu wa Ta'ala berfirman: 

 

(Ingatlah), saat  Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman dari- pada-Nya (QS. 

al-Anfal: 11). 

Yakni, tatkala Aku membuat kalian mengantuk, lalu  kalian tidur tanpa ada rasa takut sedikit pun. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta 'ala berfirman: 

 

dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit (QS. al-Anfal: 11). 

Yakni, hujan yang turun pada mereka di malam hari dimana dengan hujan tadi Allah menjadikan 

orang-orang musyrikin tidak mampu mendahului kaum muslimin tiba di air Badar, dan Allah 

memudahkan perjalanan kaum Muslimin ke air Badar. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta 'ala berfirman: 

 

untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan 

dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki (mu). (QS. al-Anfal: 11). 

Yakni, untuk menyingkirkan dari kalian keragu-raguan setan. Allah menjadikan musuh mereka takut 

kepada mereka, dan menjadikan bumi keras dan padat bagi mereka sehingga mereka dapat 

mendahului musuh tiba lebih awal dengan mudah di tempat mereka. 

Lalu Allah Ta 'ala berfirman: 

 

(Ingatlah), saat  Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sebetulnya  Aku bersama kamu, 

maka teguhkanlah (pendirian) orang- orangyang telah beriman." (QS. al-Anfal: 12). Yakni, bantulah 

orang-orang beriman! 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 Kelak akan Aku timpakan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala 

mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (Ketentuan) yang demikian itu yaitu  sebab  

Sebetulnya  mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-

Nya, maka Sebetulnya  Allah amat keras siksaan-Nya. Itulah (hukum duniayang ditimpakan 

atasmu), maka rasakanlah hukuman itu. Sebetulnya  bagi orang-orang yang kafir itu ada (lagi) 

adzab neraka. ' (QS. al-Anfal: 12-14). 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta 'ala berfirman: 

 

Hai orang-orang yang beriman, jika  kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang 

menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barang siapa yang 

membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perangatau hendak 

menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka Sebetulnya  orang itu kembali dengan 

membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat 

kembalinya. (QS. al-Anfal: 15-16). 

Ayat di atas yaitu  dorongan Allah kepada kaum Muslimin dalam menghadapi orang-orang Quraisy, 

supaya mereka tidak kabur saat berhadapan dengan orang-orang Quraisy, sebab  Allah berjanji akan 

memberi kemenangan kepada mereka. 

lalu  Allah Ta'ala berfirman tentang pelemparan kerikil yang dilakukan oleh Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam dengan tangannya kepada orang-orang Quraisy saat  beliau melempar mereka. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan namun  Allah-lah yang 

membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar saat  kamu melempar, namun  Allah-lah yang 

melempar. (QS. al-Anfal: 17). 

Yakni, engkau tidak akan bisa melempar mereka jika Allah tidak memberi  pertolongan dengan 

lemparan ini , dan jika Allah tidak melemparkannya ke dada-dada musuhmu di saat Allah 

menjadikan kekalahan atas mereka. 

sesudah  itu AllahTa'ala berfirman: 

 

(Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada 

orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sebetulnya  Allah Maha Mendengar lagi 

Maha Mengetahui. (QS. al-Anfal: 17). 

Hal ini dimaksudkan agar kaum Mukminin mengetahui nikmat Allah pada mereka, yakni memberi 

mereka kemenangan, kendati jumlah mereka sedikit, juga agar mereka mengetahui hak Allah, lalu 

mereka mensyukuri nikmat-Nya pada mereka. 

Lalu Allah Ta'ala berfirman: 

 

Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; (QS. 

al-Anfal: 19). 

Yaitu ucapan Abu Jahal: Ya Allah, orang yang telah memutus tali persaudaraan, dan datang dengan 

sesuatu yang tidak kami ketahui, binasakan dia pada pagi ini!' 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

dan jika kamu berhenti; maka itulah yang lebih baik bagimu; (QS. al-Anfal; 19). 

Firman di atas ditujukan kepada orang-orang Quraisy. 

lalu  Allah Ta'ala berfirman: 

 

dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (pula); '(QS. al-Anfal: 19). 

Yakni, yang sama dengan apa yang Kami timpakan kekalahan pada kalian pada Perang Badar. 

lalu  Allah Ta'ala berfirman: 

 

dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahaya pun, biar 

pun dia banyak dan Sebetulnya  Allah beserta orang-orang yang beriman (QS. al-Anfal: 19). 

Yakni, Sebetulnya  jumlah kalian yang banyak tidak memberi guna apa pun bagi kalian, sebab  Aku 

bersama dengan kaum Mukminin, dan Aku menolong mereka dalam menghadapi siapa saja yang 

menentang mereka. 

Lalu Allah Ta'ala berfirman: 

 

Hai orang-orangyang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling 

daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya) (QS. al-Anfal: 20). 

Yakni, wahai orang-orang beriman, kalian jangan menentang perintah Allah, padahal kalian 

mendengar firman-Nya, dan mengklaim bahwa kalian berasal dari-Nya. 

 

dan janganlah kamu menjadi sebagai orang-orang (munafik) yang berkata: "Kami mendengarkan, 

padahal mereka tidak mendengarkan. (QS. al-Anfal: 21). 

Yakni, seperti orang-orang munafik yang menampakkan ketaatan kepada Allah, padahal sebenarnya 

mereka menyembunyikan kemaksiatan kepada-Nya. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta 'ala berfirman: 

 

Sebetulnya  binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang 

pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun. (QS. Al-Anfal: 22) 

Yakni, orang-orang munafik yang Aku larang kalian menjadi seperti mereka., sebab  mereka tuli 

terhadap kebaikan dan bisu akan kebenaran. Mereka tidak berakal dan tidak mengetahui hukuman 

yang ditimpakan kepada mereka. 

lalu  Allah Ta ala berfirman: 

 

Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat 

mendengar. (QS. al-Anfal: 23). 

Yakni, Kami pasti menembuskan ucapan mereka kepada mereka ucapan yang diucapkan mulut 

mereka, namun hati mereka mengingkari ucapan mereka. 

lalu  Allah Ta'ala berfirman: Dan andaikata mereka keluar bersamamu, 

 

niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar 

itu). " (QS. al-Anfal: 23). 

Yakni, mereka tidak memenuhi janji mereka kepada kalian. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta 'ala berfirman: 

 

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul jika  Rasul menyeru kamu 

kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa Sebetulnya  Allah 

membatasi antara manusia dan hatinya dan Sebetulnya  kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan. 

(QS. al-Anfal; 24). 

Yakni, jawablah panggilan perang di mana Allah memuliakan kalian dengannya di mana sebelumnya 

kalian hina, Allah menguatkan kalian dengannya dimana sebelumnya kalian lemah, dan Allah 

melindungi kalian dengannya dimana sebelumnya mereka mengalahkan kalian. 

Lalu Allah Ta'ala berfirman: 

 

 

 Dan ingatlah (haipara muhajirin) saat  kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi 

(Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat 

menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu 

rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu 

mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-

amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. al-Anfal: 26-27). 

Yakni, janganlah kalian menampakkan kepada Allah kebenaran yang dengannya Allah ridha kepada 

kalian, lalu kalian membangkang kebenaran itu secara diam-diam, sebab  itu yaitu  kebinasaan bagi 

kalian, dan pengkhianatan terhadap diri kalian. 

Lalu Allah berfirman: 

 

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberi  

kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) 

mu. Dan Allah memiliki  karunia yang besar. (QS. al-Anfal: 29). 

Maksud Furqaan pada ayat di atas ialah lini demarkatif antara kebenaran dan kebatilan. Dengannya, 

Allah memenangkan hak kalian, dengannya la memadamkan kebatilan orang yang menentang kalian. 

lalu  Allah Ta 'ala mengingatkan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tentang nikmat-Nya 

kepada beliau, saat  orang-orang Quraisy membikin makar, mereka mau membunuh, menahan 

beliau di Makkah, atau mengusirnya dari Makkah. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

Dan (ingatlah), saat  orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk 

menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu 

daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (QS. al-Anfal: 

30). 

Yakni, lalu Aku patahkan tipu-daya mereka dengan tipu daya-Ku yang dahsyat, sehingga Aku 

melepaskanmu dari mereka. Lalu Allah menyebutkan permohonan orang-orang di saat mereka 

berkata: 

 

"Ya Allah, jika betul (Al-Qur'an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau". (QS. al-Anfal: 32). 

Yakni, ia yaitu  ajaran yang dibawa Muhammad. Mereka berkata: 

 

maka hujanilah kami dengan batu dari langit (QS. al-Anfal: 32). 

Yakni, hujanilah kami dengan batu dari langit seperti Engkau menghujani kaum Luth dengan batu. 

Mereka berkata: 

 

Atau datangkanlah kepada kami adzab yang pedih (QS. al-Anfal: 32). 

Yakni, datangkan kepada kami sebagian adzab yang Engkau turunkan kepada umat-umat sebelum 

kami. Mereka berkata: "Sebetulnya  Allah tidak akan menyiksa kami, tatkala kami mohon ampunan 

kepada-Nya, dan Allah tidk akan menyiksa suatu kaum selama Nabi mereka masih bersama mereka, 

kecuali jika mereka mengusir Nabi mereka. Itulah perkataan mereka di hadapan Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam. Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya, mengingatkannya tentang kepandiran 

mereka, tentang permohonan mereka untuk diri mereka, dan Allah memberi tahu beliau tentang 

kejelekan perbuatan mereka: 

Dan (ingatlah), saat  mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Qur'an) ini, 

dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah 

kepada kami adzab yang pedih. (QS. al-Anfal: 32). 

Yakni, perkataan mereka: Kita memohon ampunan, sebab  Muhammad ada di tengah-tengah kita. 

Allah Ta'ala berfirman: 

 

Kenapa Allah tidak mengadzab mereka.. (QS. al-Anfal: 34). 

Yakni, mengapa Allah tidak akan mengadzab mereka, meskipun engkau (Muhammad) ada di tengah-

tengah mereka, dan kendati mereka meminta ampunan sebagaimana yang mereka ucapkan? 

Allah Ta'ala berfirman: 

 

padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidil haram.. (QS. al-Anfal: 34). 

Yakni, padahal mereka menghalang-halangi orang yang beriman kepada Allah dan orang yang 

menyembah-Nya, yaitu engkau dan orang-orang yang mengikutimu untuk mendatangi Masjidil 

Haram? 

Allah Ta'ala berfirman: 

 

dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai 

(nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa, namun  kebanyakan mereka tidak mengetahui (QS. al-

Anfal: 34). 

Yang dimaksud dengan orang-orang yang bertakwa pada ayat di atas ialah orang-orang yang 

mengharamkan apa yang Allah haramkan, dan menunaikan shalat di Masjidil Haram, yaitu engkau 

dengan orang-orang yang beriman kepadamu. 

Allah Ta'ala berfirman: 

 

shalat mereka di sekitar Baitullah itu, lain ti- dak hanyalah siul-siul dan tepukan tangan.. (QS. al-Anfal: 

35). 

Yakni, ibadah mereka yang seperti itu sama sekali tidak Allah ridhai bukan pula ibadah yang Dia 

wajibkan dan diperintahkan kepada mereka. Allah Ta'ala berfirman: 

 

Maka rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu. '(QS. al-Anfal; 35). 

Yakni, rasakanlah pembinasaan yang Allah jatuhkan kepada kalian di Perang Badar. 

Ibnu Ishaq berkata: Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Zubair berkata kepadaku dari ayahnya, Abbad 

dari Aisyah Radhiyallahu Anha yang berkata: "Jeda jarak antara turunnya ayat, 

 

'Hai orang yang berselimut (Muhammad), (QS. al-Muzzammil: 1) dengan ayat, 

 

'Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang 

memiliki  kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. sebab  Sebetulnya  pada 

sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala, dan makanan yang 

menyumbat di kerongkongan dan adzab yang pedih. ' (QS. al-Muzzammii: 11-13). 

Tidaklah lama, hingga Allah menimpakan kekalahan telak dan memalukan pada orang-orang Quraisy 

di Perang Badar. 

Ibnu Ishaq berkata: Lalu Allah Ta'ala berfirman: 

 

Sebetulnya  orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) 

dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, lalu  menjadi sesalan bagi mereka, dan 

mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan, 

(QS. al-Anfal: 36). 

Yang dimaksud orang-orang kafir pada ayat di atas ialah mereka yang pergi kepada Abu Sufyan bin 

Harb, dan kepada orang- orang kaya Quraisy di kafilah dagang Abu Sufyan bin Harb. Mereka meminta 

Abu Sufyan bin Harb, dan orang-orang kaya Quraisy untuk mendukung mereka dalam memerangi 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, lalu Abu Sufyan bin Harb dan orang-orang kaya Quraisy 

mengabulkan permintaan mereka. 

Allah Ta'ala berfirman: 

 

 Katakanlah kepada orang-orangyang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah 

akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi 

(QS. al-Anfal: 38). 

Yakni mereka kembali memerangimu, wahai Muhammad. 

Allah berfirman: 

 

Sebetulnya  akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu (QS. al-

Anfal: 38). 

Orang-orang terdahulu yang dimaksud pada ayat di atas ialah orang-orang yang telah terbunuh di 

Perang Badar dari mereka. 

Allah Ta 'ala berfirman: 

 

Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. 

Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka Sebetulnya  Allah Maha Melihat apa yang mereka 

kerjakan. (QS. al-Anfal: 39). 

Yakni, perangilah mereka agar tidak lagi ada orang Mukmin yang dipaksa keluar dari agamanya dan 

tauhid hanya untuk Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan semua tuhan-tuhan tandingan selain 

Allah dihilangkan. 

Allah berfirman: 

 

Dan jika mereka berpaling (QS. al-Anfal: 40). 

Yakni, jika  mereka berpaling dari perintahmu dan memilih kekafiran: 

 maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia yaitu  sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik 

Penolong (QS. al-Anfal: 40). 

Yakni, ketahuilah bahwa Allah yaitu  pelindung yang memuliakan dan menolong kalian di Perang 

Badar atas mereka, kendati jumlah mereka jauh lebih banyak, sementara jumlah kalian jauh lebih 

sedikit. 

lalu  Allah memaparkan kepada kaum Muslimin tentang pembagian harta rampasan, dan 

hukumnya sesudah  Allah menghalalkannya bagi mereka. Allah Ta'ala berfirman: 

 

Ketahuilah, Sebetulnya  apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka 

Sebetulnya  seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan 

ibnusabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami 

(Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas 

segala sesuatu. (QS. al-Anfal: 41). 

Hari Furqaan yang dimaksud pada ayat di atas yaitu  hari di mana pada hari ini  Aku memisahkan 

antara kebenaran dengan kebatilan dengan kekuatan-Ku, yaitu hari pertemuan dua kubu; kubu dari 

kalian dan kubu mereka. Lalu Allah Ta'ala berfirman: 

 

(Yaitu di hari) saat  kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah 

yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu.. (QS. al-Anfal: 42). 

Maksud kafilah pada ayat di atas yaitu  kafilah dagang Abu Sufyan bin Harb di mana kalian keluar dari 

Madinah untuk merampasnya, dan mereka keluar untuk melindungi kafilah dagang ini  tanpa 

ada kesepakatan sebelumnya baik dengan mereka ataupun dengan kalian. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak 

sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu... (QS. al-Anfal: 42). 

Yakni jika  perang itu dilakukan melalui kesepakatan antara kalian dengan mereka, lalu kalian tahu 

jumlah mereka yang banyak sementara jumlah kalian sedikit, pasti kalian tidak akan berani berperang 

dengan mereka. 

 

lalu  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: akan namun  (Allah mempertemukan dua pasukan itu) 

agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan (QS. al-Anfal: 42). 

Yakni, agar Allah melaksanakan apa yang Dia kehendaki seuai dengan ketentuan-Nya, yakni 

memuliakan Islam dan umatnya serta menghinakan kekafiran dan orang-orang kafir tanpa adanya 

kontribusi dari kalian. Lalu Allah melaksanakan apa yang Dia kehendaki dengan kebaikan-Nya. 

lalu  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup 

itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sebetulnya  Allah Maha Mendengar lagi Maha 

Mengetahui (QS. al- Anfal: 42). 

Yakni, supaya kafirlah orang yang kafir itu sesudah  dipaparkan pada mereka Hujjah dari ayat-ayat Allah 

dan ibrah-Nya, dan berimanlah orang yang beriman kepada ayat-ayat Allah dan ibrah-Nya. 

sesudah  itu Allah menyebutkan kebaikan Allah kepada Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam dan 

rencana-Nya untuk beliau. 

Allah Ta'ala berfirman. 

 

(yaitu) saat  Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan 

sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi 

gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan namun  Allah telah 

menyelamatkan kamu. Sebetulnya  Allah Maha Mengetahui segala isi hati (QS. al-Anfal: 43). 

Apa yang diperlihatkan Allah dalam mimpi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam yaitu  salah satu 

nikmat-Nya kepada kaum Muslimin. Dengan nikmat ini , Allah mendorong mereka untuk 

menghadapi mu- suhnya dan Allah cabut ketakutan dari mereka sebab  kelemahan mereka, sebab  

Allah mengetahui apa saja yang ada pada diri mereka. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman 

 

Dan saat  Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, saat  kamu berjumpa dengan mereka 

berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada 

penglihatan mata mereka, sebab  Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. 

Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. (QS. al-Anfal: 44).  

Yakni, supaya Allah mempertemukan di antara kedua kubu ini  dalam sebuah peperangan 

sebagai tempat balas dendam terhadap orang-orang yang Allah kehendaki balas dendam 

terhadapnya, dan memberi nik¬mat kepada orang-orang yang Allah kehendaki menyempurnakan 

nikmat-Nya kepada mereka, yaitu wali-wali-Nya. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala menasihati, mengajari kaum muslimin, dan menjelaskan kepada 

mereka tentang sikap yang seyogyaya mereka laksanakan dalam perang mereka. Allah Ta'ala 

berfirman: 

 

Hai orang-orang yang beriman, jika  kamu memerangi pasukan (musuh),.... (QS. al-An- fal: 45). 

Yakni, jika  kalian memerangi mereka di jalan Allah. lalu  Allah Subhanahu wa Ta'ala 

berfirman 

 

maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung 

(QS. al-Anfal: 45). 

Dan demi Dia yang kalian mengorbankan nyawa kalian, dan menepati janji baiat yang pernah kalian 

berikan kepada-Nya. lalu  Allah Ta'ala berfirman: 

 Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang 

menyebabkan kamu menjadi gentar.... (QS. al-Anfal 46). 

Yakni, janganlah kalian saling silang sengketa antara sesama kalian yang hanya akan mengakibatkan 

persatuan kalian menjadi tercabik-cabik. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

Dan hilang kekuatanmu... (QS. al-Anfal: 46). 

Yakni, hilang wibawa kalian. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman 

 

dan bersabarlah. Sebetulnya  Allah beserta orang-orangyang sabar (QS. al-Anfal: 46). 

Yakni, Aku bersama kalian jika kalian melaksanakan perintah-Ku ini . 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh 

dan dengan maksud ria kepada manusia serta menghalangi (orang) darijalan Allah. Dan (ilmu) Allah 

meliputi apa yang mereka kerjakan. (QS. al-Anfal: 47). 

Yakni, janganlah kalian menjadi laksana Abu Jahal beserta teman-temannya yang berkata: 'Kita tidak 

akan pulang hingga tiba di Badar. Di sanalah kita sembelih unta, kita adakan pesta minuman keras, 

para pelayan wanita bernyanyi untuk kita sementara orang-orang Arab mendengar siapa kita yang 

sebenarnya. ' Yakni, janganlah terjadi riya' dan sum'ah dalam urusan kalian. Jangan pula memiliki  

sifat dengki. Namun niatkan itu semata-mata sebab  Allah, dan mengharap pertolongan-Nya kepada 

agama kalian dan membela Nabi kalian. Janganlah beramal, kecuali sebab  tujuan ini , janganlah 

bertujuan selain tujuan ini . 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

 Dan saat  setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak 

ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan Sebetulnya  saya 

ini yaitu  pelindungmu." Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat 

(berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sebetulnya  saya berlepas diri daripada 

kamu; Sebetulnya  saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; Sebetulnya  

saya takut kepada Allah." Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (QS. al-Anfal: 48). 

Ibnu Hisyam berkata: Sebelum ini tafsir ayat ini telah kita bahas. 

Lalu Allah sebutkan tentang orang-orang kafir, dan apa yang mereka jumpai pada saat mereka 

meninggal dunia. Allah menyifati mereka dengan sifat mereka. Allah jelaskan tentang mereka kepada 

Nabi-Nya hingga hingga pada firman-Nya: 

 

Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di 

belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran. (QS. al-Anfal: 

57). 

Yakni, habisilah mereka dari belakang supaya mereka bisa berpikir. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta 'ala berfirman: 

 

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-

kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, 

musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah 

mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup 

kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan) (QS. al-Anfal: 60). 

Yakni, ganjaran kalian di sisi Allah Ta'ala dan menyegerakan penggantinya di dunia. lalu  Allah 

Ta'ala berfirman: 

 Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya.... (QS. al-Anfal: 61). 

Yakni, jika mereka mengajakmu berishlah untuk Islam atas Islam maka berishlahlah dengan Islam itu. 

lalu  Allah Ta'ala berfirman: 

 

Dan bertawakkallah engkau kepada Allah (QS. al-Anfaal: 61) Sebetulnya a Allah memberi jaminan 

padamu.. 

 

Sebetulnya  Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Anfal: 61). 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka Sebetulnya  cukuplah Allah (menjadi 

pelindungmu) (QS. al-Anfal: 62). 

Yakni, Allah berada di belakangmu mendukung itu semua. 

Lalu Allah Ta'ala berfirman: 

 

Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu'min, (QS. al-Anfal: 62). 

Yakni, Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dimana sebelumnya engkau lemah. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). (QS. al-Anfal 63). 

Yakni, Dia yang mempersatukan hati orang-orang beriman di atas petunjuk yang Engkau bawa dari 

Allah kepada mereka. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat 

mempersatukan hati mereka, akan namun  Allah telah mempersatukan hati mereka. Sebetulnya  Dia 

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al-Anfal: 63). 

Yakni, Allah telah menyatukan hati mereka dengan agama-Nya, dan mengumpulkan mereka di atas 

agama itu. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang 

mengikutimu. Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh 

orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan 

jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-

orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. (QS. al-Anfal: 64-65). 

Yakni, orang-orang kafir itu berperang tidak berdasarkan keikhlashan, tidak berdasar- kan kebenaran, 

dan tidk berlandadkan atas pengetahuan baik dan buruk. 

Ibnu Ishaq berkata: Abdullah bin Abu Najih berkata kepadaku dari Atha bin Rabah dari Abdullah bin 

Abbas Radhiyallahu Anhuma yang berkata: Pada saat ayat di atas turun, kaum Muslimin merasa 

keberatan dan mereka beranggapan bahwa dua puluh oran mukmin tidak mungkin mampu berperang 

melawan dua ratus orang dari kaum musyrikin, dan seratus dari mereka tidak mungkin dapat 

berperang melawan seribu orang musyrikin. Lalu Allah memberi  keringanan kepada mereka, dan 

ayat ini  di nasakh dengan ayat berikutnya: 

 

 

 

Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada 

kelemahan. Makajika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan 

dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat 

mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar (QS. al-

Anfal: 66). 

Ibnu Ishaq berkata: sesudah  turunnya ayat tadi maka jika  jumlah kaum Muslimin yaitu  

setengahnya dari jumlah musuh mereka, mereka tidak boleh kabur dari musuh. Jika jumlah mereka di 

bawah jumlah musuh, maka tidak wajib memeranginya dan diperbolehkan menghindar dari mereka. 

Ibnu Ishaq berkata: sesudah  itu Allah menegur Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dalam masalah 

tawanan dan pengambilan rampasan perang, sebab  sebelumnya tidak ada seorang pun nabi yang 

memakan rampasan perang dari musuhnya. 

Ibnu Ishaq berkata: Muhammad Abu Ja'far bin Ali bin Al-Husain berkata bahwa Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam bersabda: Aku ditolong dengan rasa takut (yang ditanamkan dalam jiwa musuh). 

Bumi dijadikan sebagai masjid dan suci untukku. Aku dikaruniai perkataan yang simple tapi padat. 

Dihalalkan bagiku rampasan perang dan sebelumnya rampasan perang tidak dihalalkan kepada 

seorang nabi pun. Aku diberi syafa'at. Lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang nabi 

pun sebelumku.88 

 

Ibnu Ishaq berkata: Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

Tidak patut, bagi seorang Nabi... (QS. al-An- fal: 67). Yakni, nabi sebelum kamu. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman 

 

memiliki  tawanan... (QS. al-Anfal: 67). Yakni, tawanan dari musuhnya. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi.. (QS. al-Anfal:67). Yakni, membuat 

musuhnya terjepit dan mengusirnya. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman 

 

 Kamu menghendaki harta benda duniawi. (QS. al-Anfal: 67). Harta benda duniawi ialah harta benda 

dan uang tebusan para tawanan perang. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha 

Bijaksana (QS. al-Anfal: 67). Yaitu pembunuhan atas orang-orang Quraisy demi kemenangan agama 

yang ingin Allah tampakkan dan dengannya akhirat bisa tercapai. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan 

yang besar sebab  tebusan yang kamu ambil. ! (QS. al-Anfal: 68). 

Sesuatu yang kalian ambil dari tawanan dan rampasan perang. Maksudnya, jika tidak telah Aku 

tetapkan sebelumnya, bahwa Aku tidak menghukum kalian melainkan sesudah  adanya larangan, 

pastilah Aku menghukum kalian akibat apa yang kalian perbuat. Lalu Aku menghalalkan rampasan 

perang kepada Muhammad dan kepada mereka sebagai rahmat dan kebaikan dari Allah Yang Maha 

Pengasih dan Maha Penyayang. lalu  Allah Ta'ala Subhanahu wa berfirman: 

  

Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang 

halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; Sebetulnya  Allah Maha Pengampun lagi Maha 

Penyayang. (QS. al-Anfal: 69) 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

  

Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: "Jika Allah mengetahui ada 

kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberi  kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah 

diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu." Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha 

Penyayang. (QS. al-Anfal: 70). 

Allah memerintahkan kaum Muslimin untuk senantiasa menjalin hubungan dengan sesama Muslim 

lainnya, dan menjadikan kaum Muhajirin dan kaum Anshar sebagai wali-wali dalam agama dan bukan 

orang-orang selain mereka. Selain itu, Allah menjadikan orang-orang kafir itu sebagai pelindung bagi 

orang- orang kafir lainnya. 

Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  

 

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika 

kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan 

terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS. al-Anfal: 73). 

Yakni, jika  orang Mukmin tidak menjadikan orang Mukmin lainnya wali-wali atas dia, bahkan 

sebaliknya ia menjadikan orang kafir sebagai wali baginya, kendati ia memiliki  hubungan 

kekerabatan dengan orang Mukmin, maka akan muncullah fitnah di muka bumi. Artinya, akan terjadi 

kesamaran antara kebenaran dengan kebatilan, dan akan muncl kerusakan di muka bumi, sebab  

orang Mukmin memberi  loyalitasnya kepada orang kafir dan bukan kepada orang Mukmin. 

lalu  Allah mengembalikan hak waris kepada keluarga mereka yang beriman sesudah  sebelumnya 

mereka memberi nya kepada kaum Mujahirin dan kaum Anshar. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

  

Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, lalu  berhijrah dan berjihad bersamamu maka 

orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang memiliki  hubungan itu 

sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang kerabat) di dalam kitab Allah. Yakni, 

warisan. Sebetulnya  Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. al-An- faal: 75). 

 

 

Kaum Muslimin yang Ikut Terjun di Perang Badar 

 Ibnu Ishaq berkata: Berikut yaitu  nama-nama kaum Muhajirin yang ikut terjun di Perang Badar dari 

Quraisy lalu  dari Bani Hasyim bin Abdu Manaf, dan Bani Al-Muthalib bin Abdu Manaf bin Qushay 

bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah. 

Muhammad Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, pemimpin para Rasul bin Abdullah bin Abdul 

Muthalib bin Hasyim. Hamzah bin Abdul Muthalib bin Hasyim, singa Allah, singa Rasul-Nya, dan paman 

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Ali bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim.. Zaid bin 

Haritsah bin Syurahbil bin Ka'ab bin Abdul Uzza bin Umm'ul Qais Al-Kalbi, semoga Allah dan Rasul-Nya 

memberi karunia kepadanya. 

Ibnu Hisyam berkata: Zaid ialah anak Haritsah bin Syurahbil bin Ka'ab bin Abdul Uzza bin Umru'ul Qais 

bin Amir bin An- Nu'man bin Amir bin Abdu Wudd bin Auf bin Kinanah bin Bakr bin Auf bin Udzrah bin 

Zaidullah bin Rufaidah bin Tsaur bin Kalb bin Wabrah. 

Anasah, mantan budak Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Abu Kabsyah, mantan budak Rasulullah 

Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. 

Ibnu Hisyam berkata: Anasah berasal dari Habasyah, sementara Abu Kabsyah berasal dari Persia. 

Ibnu Ishaq berkata: Abu Martsad Kannaz bin Hishn bin Yarbu' bin Amr bin Yarbu' bin Kharsyah bin 

Sa'ad bin Tharif bin Jillan bin Ghanm bin Ghani bin Ya'shur bin Sa'ad bin Qais bin Ailan. 

Ibnu Hisyam berkata: Kannaz yaitu  anak dari Hushain. 

Ibnu Ishaq berkata: Anak Kannaz yang bernama Martsad bin Abu Martsad, dua sekutu Hamzah bin 

Abdul Muthalib, Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muthalib, Saudara Ubaidah bin Al-Harits yang bernama 

Ath-Thufail bin Al-Harits, Saudara Ubaidah bin Al-Harits yang lain yang bernama Al-Hushain bin Al- 

Harits, Misthah. Ia bernama lengkap Auf bin Utsatsah bin Abbad bin Al-Muthalib. Jumlah seluruhnya 

dua belas orang lelaki. 

Kaum Muhajirin dari Bani Abdu Syams bin Abdu Manaf yang ikut terjun pada Perang Badar yaitu  

sebagai berikut: Utsman bin Affan bin Abu Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams. Sebenarnya ia tidak 

ikut di Perang Badar sebab  sedang menjaga istrinya, Ruqaiyyah binti Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa 

Sallam, tapi Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam memberinya satu bagian dari rampasan perang. 

Utsman bin Affan berkata: "Apakah aku dapat pahala juga wahai Rasulullah?" Rasulullah Shalallahu 

'Alaihi wa Sallam bersabda: "Engkau juga mendapatkan pahala."89 Dan Abu Hudzaifah bin Utbah bin 

Rabi'ah bin Abdu Syams dan Salim mantan budak Hudzaifah. 

 

Ibnu Hisyam berkata: Nama asli Abu Hudzaifah yaitu  Mihsyam. 

Ibnu Hisyam berkata: Salim yaitu  seorang budak yang dimerdekakan tuannya {saibah) yaitu 

Tsubaytah binti Ya'ar bin Zaid Malik bin Al-Aus. sesudah  Tsubaytah menjadikan Salim merdeka, lalu ia 

berikan kepada Abu Hudzaifah, maka Abu Huzaifah pun menjadikannya sebagai anak angkatnya. Dan 

ada yang berpendapat bahwa Tsubaytah binti Ya'ar yaitu  istri Abu Hudzaifah bin Utbah. Tsubaytah 

binti Ya'ar memerdekakan Salim dengan cara saibah. Namun ada pula yang mengatakan bahwa Salim 

yaitu  mantan budak Abu Hudzaifah. 

Ibnu Ishaq berkata: Para ulama mengklaim bahwa Shubaih, mantan budak Abu Al-Ash bin Umayyah 

bin Abdu Syams sebenarnya telah mempersiapkan diri untuk berangkat bersama dengan Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam ke Badar namun lalu  ia jatuh sakit. Lalu ia menaikkan Abu Salamah 

bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum ke atas untanya. Namun sesudah itu, 

Shubaih selalu hadir di semua perang bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. 

Ibnu Ishaq berkata: Nama-nama kaum Muhajirin dari sekutu Bani Abdu Syams lalu  dari Bani 

Asad bin Khuzaimah ikut terjun pada Perang Badar yaitu  sebagai berikut: 

Abdullah bin Jahsy bin Ri'ab bin Ya'mur bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin 

Asad, Ukkasyah bin Mihshan bin Hurtsan bin Qais bin Murrah bin Kabir bm Ghanm bin Dudan bin Asad, 

Syuja' bin Wahb bin Rabi'ah bin Asad bin Shuhaib bin Malik bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad, 

saudara Syuja' yang bemama asli Uqbah bin Wahb, Yazid bin Ruqaisy bin Ri'ab bin Ya'mur bin Shabrah 

bin Murrah binKabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad, Abu Sinan bin Mihshan bin Hurtsan bin Qais. Ia 

yaitu  saudara kandung Ukkasyah bin Mihshan, Anak Sinan yang bemama Sinan bin Abu Sinan, Muhriz 

bin Nadhlah bin Abdullah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad. Rabi'ah bin Aktam bin 

Sakhbarah bin Amr bin Lukaiz bin Amir bin Ghanm bin Dudan bin Asad. 

Ibnu Ishaq berkata: Kaum Muhajirin dari sekutu Bani Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad yang ikut 

terjun pada Perang Badar ialah sebagai berikut: Tsaqfu bin Amr dan kedua saudaranya Malik bin Amr 

dan Mudlij bin Amr. 

Ibnu Hisyam berkata: Midlaj bin Amr. Ibnu Ishaq berkata: Mereka berasal dari Bani Hajar, keluarga 

Bani Salim. Abu Mukhsyi sekutu mereka, jadi seluruhnya berjumlah enam belas orang. 

Ibnu Hisyam berkata: Abu Mukhsyi Thaai bernama asli Suwaid bin Mukhsyi. 

Ibnu Ishaq berkata: Kaum Muhajirin dari Bani Naufaul bin Abdu Manaf yang ikut terjun pada Perang 

Badar yaitu  sebagai berikut: 

Utbah bin Ghazwan bin Jabir bin Wahb bin Nusaib bin Malik bin Malik bin Al-Harits bin Mazin bin 

Manshur bin Ikrimah bin Khashafah bin Qais bin Ailan dan Khabbab, mantan budak Utbah bin 

Ghazwan. Total dua orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Kaum Muhajirin dari Bani Asad bin Abdul Uzza yang ikut serta pada Perang Badar 

yaitu  sebagai berikut: Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asad, Hathib bin Abu Balta'ah, Sa'ad, 

mantan budak Hathib bin Abu Balta'ah. Jumlah seluruhnya tiga orang. 

Ibnu Hisyam berkata: Hathib ialah anak Abu Balta'ah. Nama asli Abu Balta'ah ialah Amr. Hathib berasal 

dari Lakhmi, sedang Sa'ad mantan budak Hathib berasal dari Kalb. 

Ibnu Ishaq berkata: Kaum Muhajirin dari Bani Abduddar yang ikut terjun pada Perang Badar ialah 

sebagai berikut: Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abduddar bin Qushay dan 

Shuwaibith bin Sa'ad bin Huraimalah bin Malik bin Umailah bin As-Sabbaq bin Abduddar bin Qushay. 

Jumlah seluruhnya dua orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Kaum Muhajirin dari Bani Zuhrah bin Kilab yang ikut terjun pada Perang Badar 

yaitu  sebagai berikut: Abdur-rahman bin Auf bin Abdu Manaf bin Abdul Harits bin Zuhrah, Sa'ad bin 

Abu Waqqash. Abu Waqqash ialah Malik bin Uhaib bin Abdu Manaf bin Zuhrah, saudara Sa'ad bin Abu 

Waqqash yang bernama asli Umair bin Abu Waqqash. 

Kaum Muhaj'irin dari sekutu-sekutu Bani Zuhrah bin Kilab yang ikut terjun pada Perang Badar ialah 

sebagai berikut: 

Al-Miqdad bin Amr bin Tsa'labah bin Malik bin Rabi'ah bin Tsumamah bin Mathrud bin Amr bin Sa'ad 

bin Zuhair bin Tsaur bin Tsa'labah bin Malik bin Asy-Syarid bin Hazl bin Qaisy bin Duraim bin Al-Qain 

bin Ahwad bin Bahra' bin Amr bin Alhaf bin Qudha'ah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang berpendapat Hazl yaitu  anak Qas bin Dzar, dan Dahir bin Tsaur. 

Ibnu Ishaq berkata: lalu  Abdullah bin Mas'ud bin AI-Harits bin Syamkhu bin Makhzum bin 

Shahilah bin Kahil bin Al-Harits bin Tamim bin Sa'ad bin Hudzail, Mas'ud bin Rabi'ah bin Amr bin Sa'ad 

bin Abdut Uzza bin Hamalah bin Ghalib bin Muhallim bin Aidzah bin Subay'i bin Al-Hun bin Khuzaimah 

dari Al-Qarah. 

Ibnu Hisyam berkata: Al-Qarah yaitu  julukan buat meraka. Mereka ahli dalam melempar panah. 

Ibnu Ishaq berkata: Dzu Asy-Syamalain bin Abdu Amr bin Nadhlah bin Ghubsyan bin Sulaim bin Malkan 

bin Afsha bin Haritsah bin Amr bin Amir dari Khuza'ah. 

Ibnu Hisyam berkata: Dinamakan Dzu Asy-Syamalain, sebab  ia seorang yang sulit hidupnya. Ia 

bernama asli Umair. 

Ibnu Ishaq berkata: lalu  Khabbab bin Al-Arat. Ibnu Hisyam berkata: "Khabbab bin Al-Arat berasal 

dari Bani Tamim. sebab  itulah, ia dinasabkan kepada Bani Tamim. Bani Tamim menetap di Kufah. Ada 

yang mengatakan bahwa Khabbab bin Al-Arat berasal dari Khuza'ah. Jumlah seluruhnya delapan 

orang. 

Ibnu Ishaq berkata:Dari Bani Taim bin Murrah yang terjun pada Perang Badar yaitu  sebagai berikut: 

Abu Bakar Ash-Shiddiq. Nama lengkapnya ialah Atiq bin Ustman bin Amir bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad 

bin Taim. 

Ibnu Hisyam berkata: Nama asli Abu Bakar ialah Abdullah, sementara Atiq yaitu  julukannya, sebab  

wajahnya yang rupawan, dan sebab  seringnya ia memerdekakan budak. 

Ibnu Ishaq berkata: Bilal bin Rabah, mantan budak Abu Bakar. Bilal dilahirkan di Bani Jumah. Ia dibeli 

Abu Bakar dari Umayyah bin Khalaf, lalu  Amir bin Fuhairah. 

Ibnu Hisyam berkata: Amir bin Fuhairah dilahirkan di Bani Asad. Ia berkulit hitam, dan dibeli oleh Abu 

Bakar dari mereka. 

Ibnu Ishaq berkata: Dan Shuhaib bin Sinan dari Namir bin Qasith. 

Ibnu Hisyam berkata: Namir yaitu  anak Qasith bin Hinbu bin Afsha bin Jadilah bin Asad bin Asad bin 

Rabi'ah bin Nizar. Ada yang berpendapat bahwa Afsha yaitu  anak Du'mi bin Jadilah bin Asad bin 

Rabi'ah bin Nizar. Ada yang mengatakan Shuhaib yaitu  mantan budak Abdullah bin Jud'an bin Amr 

bin Kaab bin Sa'ad bin Taim. Ada juga yang berpendapat Shuhaib berasal dari Romawi. Sebagian ulama 

ada yang berpendapat bahwa Shuhaib berasal dari An-Namir bin Qasith. 

Ada puia yang berpendapat bahwa Shuhaib menjadi tawanan di tangan orang-orang Romawi, 

lalu  An-Namir bin Qasith mem- belinya dari mereka. Disebutkan dalam hadits bahwa Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Shuhaib yaitu  orang Romawi yang terdepan (yang memeluk 

Islam).90 

 

Ibnu Ishaq berkata: lalu  Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim. 

Awalnya Thalhah berada di Syam. Ia tiba di Madinah sesudah  Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam 

kembali dari Badar. Ia berbicara dengan Rasulullah Shalalahu 'Alaihi wa Sallam, lalu beliau 

memberinya satu bagian dari rampasan perang. Thalhah bin Ubaidillah bertanya: "Bagaimana dengan 

pahalaku, wahai Rasulullah?" Rasulullah Shalallahu 'Alaihiwa Sallam bersabda: "Engkau juga 

memperoleh pahala." Jumlah seluruhnya lima orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Bani Makhzum bin Yaqadzah bin Murrah yang ikut terjun pada Perang Badar 

yaitu  sebagai berikut: Abu Salamah bin Abdul Asad. Nama asli Abu Salamah ialah Abdullah bin Abdul 

Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, Syammas bin Utsman bin Asy-Syarid bin Suwaid 

bin Harmi bin Amir bin Makhzum. 

Ibnu Hisyam berkata: Nama asli Syammas ialah Utsman. Ia dinamakan Syammas, sebab  pada zaman 

jahiliyah ada seorang Syammas tiba di Makkah. Ia demikian rupawan. Orang-orang kagum akan 

kerupawanannya. lalu  Utbah bin Rabi'ah, yang tak lain yaitu  paman Syammas dari jalur 

ibunya, berkata: "Aku akan datangkan Syammas yang lebih tampan dari Syammas yang ini." Lalu, ia 

pergi dan datang iagi aengan membawa anak saudara perempuannya yang bernama Utsman bin 

Utsman. Sejak saat itulah, Utsman bin Utsman dipanggil Syammas seperti dituturkan kepadaku oleh 

Ibnu Syihab Az-Zuhri dan para ulama lainnya. 

lalu  Al-Arqam bin Abu Al-Arqam. Nama Abu Al-Arqam ialah Abdu Manaf bin Asad. Asad dijuluki 

Abu Jundab bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, Ammar bin Yasir. 

Ibnu Hisyam berkata: Ammar bin Yasir berasal dari Ansi dari Madhij. 

Ibnu Ishaq berkata: Muattib bin Auf bin Amir bin Al-Fadhl bin Afif bin Kulaib bin Hubsyiyah bin Salul 

bin Ka'ab bin Amr, sekutu Bani Makhzum dari Khuza'ah. Muattib bin Auf yang biasa dipanggil dengan 

sebutan Aihamah. Jumlah seluruhnya lima orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Adi bin Ka'ab yang ikut terjun pada Perang Badar yaitu  sebagai berikut: 

Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin bin Razah bin Adi 

dan saudara Umar bin Khaththab yang bernama Zaid bin Khaththab, Mihja', mantan budak Umar bin 

Khaththab. Ia berasal dari Yaman. Dialah Muslim pertama yang gugur di Perang Badar. Ia terkena 

lemparan anak panah. 

Ibnu Hisyam berkata: Mihja' berasal dari Akka bin Adnan, Amr bin Suraqah bin Al-Mu'tamir bin Anas 

bin Adzat bin Abdullah bin Qarth bin Riyah bin Rizah bin Adi bin Ka'ab, saudara Amir bin Suraqah yang 

bemama Abdullah bin Suraqah, Waqid bin Abdullah bin Abdu Manaf bin Arin bin Tsa'labah bin Yarbu' 

bin Hanzhalah bin Malik bin Zaid Manat bin Tamim, sekutu Bani Adi bin Ka'ab, Khauli bin Abu Khauli, 

sekutu Bani Adi bin Ka'ab, Malik bin Abu Khauli, sekutu Bani Adi bin Ka'ab. 

Ibnu Hisyam berkata: Abu Khauli berasal dari Bani Ijl bin Lujaim bin Sha'b bin Ali bin Bakr binWail. 

Ibnu Ishaq berkata: lalu  Amir bin Rabi'ah, sekutu keluarga Khaththab. Ia berasal dari Anz bin 

Wail. 

Ibnu Hisyam berkata: Anz yaitu  anak Wail bin Qasith bin Hinbu bin Afsha bin Jadilah bin Asad bin 

Rabi' bin Nizar. Ada yang mengatakan Afsha yaitu  anak Du'mi bin Jadilah. 

Ibnu Ishaq berkata: Amir bin Al-Bukair bin Abdu Yalail bin Nasyib bin Ghiyarah. Ia berasal dari Bani 

Sa'ad bin Laits. la sekutu Bani Adi bin Ka'ab, Aqil bin Al-Bukair. Ia sekutu Bani Adi bin Ka'ab, Khalid bin 

Al-Bukair. Ia sekutu Bani Adi bin Ka'ab. Iyas bin Al-Bukair. Ia sekutu Bani Adi bin Ka'ab. lalu  Sa'id 

bin Zaid bin Amr bin Nufail bin Abdul Uzza bin Abdullah bin Qurth bin Riyah bin Rizah bin Adi bin Ka'ab. 

Awalnya Sa'id bin Zaid berada di Syam. Ia tiba di Madinah sesudah  Rasululah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam tiba dari Badar, lalu  Sa'id bin Zaid berbicara dengan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam dan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam memberinya satu bagian dari rampasan perang. 

Sa'id bin Zaid berkata: Apakah aku juga dapat pahala wahai Rasulullah?' Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam bersabda, 'Engkaupun mendapat pahala juga.'91 Jumlah seluruhnya empat belas orang. 

 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Jumah bin Amr bm Hushaish bin Ka'ab yang ikut terjun pada Perang 

Badar yaitu  sebagai berikut: 

Utsman bin Mazh'un bin Habib bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah, Anak Utsman bin Madzh'un yang 

bemama As-Saib bin Utsman, dua saudara Utsman bin Mazh'un yang bernama Qudamah bin Mahz'un 

dan Abdullah bin Madz'un, Ma'mar bin Al-Harits bin Ma'mar bin Habib bin Wahb bin Hudzafah bin 

Jumah. Jumlah seluruhnya lima orang. 

Dari Bani Sahm bin Amr yang ikut terjun di Perang Badar hanya satu orang yaitu Khunais bin Hudzafah 

bin Qais bin Adi bin Su'aid bin Sahm. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Amir bin Luay lalu  dari Bani Malik bin Hisl bin Amir yang ikut terjun 

pada Perang Badar yaitu  sebagai berikut: Abu Sabrah bin Abu Ruhm bin Abdul Uzza bin Abu Qais bin 

Abdu Wudd bin Nashr bin Malik bin Hisl, Abdullah bin Makhramah bin Abdul Uzza bin Abu Qais bin 

Abdu Wudd bin Nashr bin Malik, Abdullah bin Suhail bin Amr bin Abdu Syams bin Abdu Wudd bin 

Nashr bin Malik bin Hisl. Ia berangkat bersama ayahnya, Suhail bin Amr. saat  orang-orang Quraisy 

tiba di Badar, ia menemui Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam lalu  terjun Perang Badar 

bersama Rasulullah Shalalahu 'Alaihi wa Sallam, Umair bin Auf, mantan budak Suhail bin Amr, Sa'ad 

bin Khaulah. Ia sekutu Bani Amir bin Luay. 

Ibnu Hisyam berkata: Sa'ad bin Khaulah berasal dari Yaman. Jumlah seluruhnya lima orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Al-Harits bin Fihr yang ikut terjun pada Perang Badar yaitu  sebagai 

berikut: Abu Ubadah bin al-Jarrah. Ia bernama lengkap Amir bin Abdullah bin Al-Jarrah bin Hilal bin 

Uhaib bin Dhabbah bin Al-Harits, Amr bin Al-Harits bin Zuhair bin Abu Syaddad bin Rabi'ah bin Hilal 

bin Uhaib bin Dhabbah bin At-Harits, Suhail bin Wahb bin Rabi'ah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin 

Al-Harits, Saudara Suhail bin Wahb yang benama Shafwan bin Wahb, Amr bin Abu Sarh bin Rabi'ah bin 

Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin Al-Harits. Total lima orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Jumlah seluruh kaum Muhajirin yang ikut terjun pada Perang Badar dan para 

sahabat yang diberi jatah rampasan perang dan pahala yaitu  berjumlah delapan puluh tiga orang. 

Ibnu Hisyam berkata: Banyak ulama selain Ibnu Ishaq menambahkan Wahb bin Sa'ad bin Abu Sarh dan 

Hathib bin Amr ke dalam kaum Muslimin dari Bani Amir bin Luay yang terjun di Perang Badar. Mereka 

juga memasukkan Iyadh bin Abu Zuhair ke dalam barisan kaum Muslimin dari Bani Al-Harits bin Fihr 

yang hadir di Perang Badar. 

 

 

Kaum Anshar dan Orang-orang yang Bersama Mereka yang Terjun Pada Perang Badar 

 

Ibnu Ishaq berkata: Kaum Muslimin kalangan Anshar yang hadir bersama Rasulullah Shalalahu 'Alaihi 

wa Sallam di Perang Badar, lalu  dari Al-Aus bin Haritsah bin Tsa'labah bin Amr, lalu  dari 

Bani Abdul Asyhal bin Jusyam bin Al-Harits bin Al-Khazraj bin Amir bin Malik bin Al-Aus yaitu  sebagai 

berikut: 

Sa'ad bin Muadz bin An-Nu'man bin Umru'ul Qais bin Zaid bin Abdul Asyhal,. Amr bin Muadz bin An-

Nu'man bin Umru'ul Qais bin Zaid bin Abdul Asyhal, Al-Harits bin Aus bin Muadz bin An-Nu'man, Al-

Harits bin Anas bin Rafi' bin Umru'ul Qais. 

Dari Bani Ubaid bin Ka'ab bin Abdul Asyhal yaitu Sa'ad bin Zaid bin Malik bin Ubaid. 

Dari Bani Za'ura bin Abdul Asyhal yaitu  sebagai berikut: Salamah bin Salamah bin Waqasy bin 

Zughbah, Abbad bin Bisyr bin Waqasy bin Zughbah bin Zaura, Salamah bin Tsabit bin Waqasy, Rafi' bin 

Yazid bin Kurz bin Sakan bin Zaura, Al-Harits bin Khazamah bin Adi bin Ubay bin Ghanm bin Salim bin 

Auf bin Amr bin Auf bin Al-Khazraj, sekutu Bani Zaura bin Abdul Asyhal. Muhammad bin Maslamah bin 

Khalid bin Uday Majda'ah bin Haritsah bin Al-Harits, sekutu Bani Zaura bin Abdul Asyhal dari Bani 

Haritsah bin Al-Harits, Salamah bin Aslam bin Harisy bin Uday bin Majda'ah bin Haritsah bin Al-Harits, 

sekutu Bani Zaura bin Abdul Asyhal dari Bani Haritsah bin Al-Harits. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang berpendapat bahwa Aslam yaitu  anak Haris bin Uday. 

Ibnu Ishaq: Abu Al-Haitsam bin At-Tayyahan, Ubaid bin At-Tayyahan. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang mengatakan Atik bin At-Tayyahan. 

Ibnu Ishaq berkata: Abdullah bin Sahl. Jumlah kaum Anshar lima belas orang. 

Ibnu Hisyam berkata: Abdullah bin Sahl yaitu  saudara Bani Zaura. Ada pula yang mengatakan ia 

berasal dari Ghassan. 

Ibnu Ishaq berkata: Kaum Anshar dari Bani Zhafar lalu  dari Sawwad bin Zhafar bin Kaab -Ka'ab 

yaitu  Dzafar. 

Ibnu Hisyam berkata: Zhafar yaitu  anak Al-Khazraj bin Amr bin Malik bin Al-Aus, yang ikut terjun pada 

Perang Badar yaitu  sebagai berikut: Qatadah bin An-Numan bin Zaid bin Amir bin Sawwad dan Ubaid 

bin Aus bin Malik bin Sawwad. Jumlah seluruhnya dua orang. 

Ibnu Hiysam berkata: Ubaid bin Aus yaitu  sahabat yang biasa disapa dengan nama Muqarrin, sebab  

ia mengikat empat tawanan di Perang Badar. Pada Perang Badar, Ubaid bin Aus menawan Aqil bin Abu 

Thalib. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Abd bin Rizah bin Ka'ab dan sekutu mereka yang hadir di Perang Badar 

yaitu  sebagai berikut: 

Nashr bin Al-Harits bin Abd., Mu'attib bin Abd. Sedangkan dari sekutu mereka dari Bali yaitu  Abdullah 

bin Thariq. Jumlah seluruhnya tiga orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Haritsah bin Al-Harits bin Al-Khazraj bin Amr bin Malik bin Al-Aus yang 

hadir di Perang Badar yaitu  sebagai berikut: Mas'ud bin Sa'ad bin Amir bin Adi bin Jusyam bin 

Majda'ah bin Haritsah. Ibnu Hisyam berkata: Ada yang pula yang menyebutkan Mas'ud bin Abdu Sa'ad. 

Ibnu Ishaq berkata: Abu Absu bin Jabr bin Amr bin Zaid bin Jusyam bin Majda'ah bin Haritsah. 

Sedangkankan dari sekutu Bani Haritsah bin Al-Harits dari Bali yaitu  Abu Burdah bin Niyar. Nama 

aslinya Hani' bin Niyar bin Amr bin Ubaid bin Kilab bin Duhman bin Ghanm bin Dzubyan bin Humaim 

bin Kahil bin Dzuhl bin Hunai bin Bali bin Amr bin Ilhaf bin Qudha'ah. Jumlah seluruhnya tiga orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Auf bin Amr bin Malik bin Al-Aus, lalu  dari Bani Dhubay'ah bin Zaid 

bin Malik bin Auf bin Amr bin Auf yang ikut serta di Perang Badar yaitu  sebagai berikut: Ashim bin 

Tsabit bin Qais. Qais yaitu  Abu Al-Aqlah bin Ishmah bin Malik bin Amah bin Dhubay'ah, Mu'attib bin 

Qusyair bin Mulail bin Zaid bin At-Aththaf bin Dhubay'ah, Abu Mulail bin Al- Az'ar bin Zaid bin Al-

Aththaf bin Dhubay'ah, Amr bin Ma'bad bin Al-Az'ar bin Ziad bin Al-Aththaf bin Dhubay'ah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang menyebutkan Umair bin Ma'bad. Ibnu Ishaq berkata: lalu  Sahl 

bin Hunaif bin Wahib bin Al-Ukaim bin Tsa'labah bin Majda'ah bin Al-Harits bin Amr. Ada yang 

berpendapat bahwa Amr yaitu  Bahzaj bin Hanasy bin Auf bin Amr bin Auf. Jumlah seluruhnya lima 

orang. 

Dari Bani Umayyah bin Zaid bin Malik: Mubasysyir bin Abdul Mundzir bin Zanbar bin Zaid bin Umayyah, 

Rifa'ah bin Abdul Mundzir bin Zanbar, Sa'ad bin Ubaid bin An-Nu'man bin Qais bin Amr bin Zaid bin 

Umayyah, Uwaim bin Sa'idah, Rafi' bin Unjadah, Unjadah yaitu  ibu Rafi' seperti dikatakan Ibnu 

Hisyam, Ubaid bin Abu Ubaid, Tsa'labah bin Hathib. 

Para ulama berpendapat bahwa Abu Lubabah bin Abdul Mundzir dan Al-Harits bin Hathib keluar 

bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam ke Badar, lalu  Rasulullah Shalalahu 'Alaihi wa 

Sallam memulangkan keduanya. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam menunjuk Abu Lubabah 

sebagai wakil beliau di Madinah. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam memberi kepada mereka 

masing-masing satu bagian dari rampasan perang bersama Mujahidin Perang Badar. Jumlah 

seluruhnya sembilan orang. 

Ibnu Hisyam berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam mengembalikan keduanya dari Ar-Rauha. 

Hathib bin Amr bin Ubaid bin Umayyah sedangkan nama Lubabah yaitu  Basyir. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Ubaid bin Zaid bin Malik ikut terjun pada Perang Badar yaitu  sebagai 

berikut: Unais bin Qatadah bin Rabia bin Khalid bin Al-Harits bin Ubaid. Sedangkan sekutu mereka dari 

Bali Ma'nu bin Adi bin Al-Jaddi bin Al-Ajlan bin Dhubay'ah, Tsabit bin Aqram bin Tsa'labah bin Adi bin 

A1 Ajlan,, Abdullah bin Salamah bin Malik Al-Harist bin Adi bin al-Ajlan, Zaid bin Aslam bin Tsa'labah 

bin Adi bin Al-Ajlan, Rib'i bin Rafi' bin Zaid bin Haritsah bin Al-Jaddi bin Al-Ajlan, Ashim bin Adi bin Al-

Jaddi bin Al-Ajlan ikut berangkat ke Badar, namun Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam memu- 

langkannya dan memberinya satu bagian dari rampasan perang Badar. Jumlah seluruhnya tujuh orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dri Bani Tsa'labah bin Amr bin Auf yang hadir di Perang Badar yaitu  sebagai 

berikut: Abdullah bin Jubair bin An-Nu'man bin Umayyah bin Al-Burak. Nama Al-Burak yaitu  Umru'ul 

Qais bin Tsa'labah. Ashim bin Qais. 

Ibnu Hisyam berkata: Ashim yaitu  anak Qais bin Tsabit bin An-Nu'man bin Umayyah bin Umru'ul Qais 

bin Tsa'labah. 

Ibnu Ishaq berkata: Dan Abu Dhayyah bin Tsabit bin An-Nu'man bin Umayyah bin Umru'ul Qais bin 

Tsa'labah, Abu Hannah. 

Ibnu Hisyam berkata: Abu Hannah yaitu  saudara Abu Dhayyah. Ada yang memanggilnya Abu 

Habbah. Imruul Qais disebut al-Burak bin Tsa'labah. 

Ibnu Ishaq berkata: Salim bin Umair bin Tsabit bin Tsa'labah bin An-Nu'man bin Umayyah Umru'ul Qais 

bin Tsa'labah. 

Ibnu Hisyam berkata: Tsabit bin Amr bin Tsa'tabah. 

Ibnu Ishaq berkata: Al-Harits bin An- Nu'man bin Umayyah bin Umru'ul Qais bin Tsa'labah, Khawwath 

bin Jubair bin An-Nu'man. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam memberinya satu bagian dari 

rampasan perang bersama Mujahidin Perang Badar. Total tujuh orang. 

Sementara dari Bani Jahjabah bin Kulfah bin Auf bin Amr bin Auf yaitu : Mundzir bin Muhammad bin 

Uqbah bin Uhaihah bin Al-Julah bin Al-Harisy bin Jahjabah bin Kulfah. Ibnu Hisyam berkata: Ada pula 

yang berpendapat Al-Haris bin Jahjaba. 

Ibnu Ishaq berkata: lalu  Abu Aqil bin Abdullah bin Tsa'labah bin Baihan bin Amir bin Al-Harits 

bin Malik bin Amir bin Unaif bin Jusyam bin Abdullah bin Taim bin Irasy. Ibnu Hisyam berkata: Ada 

yang mengatakan Tamim bin Arasyah bin Amir bin Umailah bin Qasmil bin Faran bin Bali bin Amr bin 

Ilhaf bin Qudha'ah. Jumlah seluruhnya dua orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Adapun dari Bani Ghanam bin As-Salm bin Umru'ul Qais bin Malik bin Al-Aus 

yaitu  sebagai berikut: Sa'ad bin Khaitsamah bin Al-Harits bin Malik bin Ka'ab bin An-Nahhath bin 

Ka'ab bin Haritsah bin Ghanm, Mundzir bin Qudamah bin Ar-fajah, Malik bin Qudamah bin Arfajah. 

Ibnu Hisyam berkata: Arfajah yaitu  anak Ka'ab bin An-Nahhath bin Ka'ab bin Haritsah bin Ghanm. 

Ibnu Ishaq berkata: Al-Harits bin Arfajah, Tamim, mantan budak Bani Ghanm. Ibnu Hisyam 

berkata:Tamim yaitu  mantan budak Sa'ad bin Khaitsamah. Jumlah seluruhnya lima orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Sedangkan dari Bani Muawiyah bin Malik bin Auf bin yaitu  sebagai berikut: Jabr 

bin Atik bin Al-Harits bin Qais bin Haisyah bin Al-Harits bin Umayyah bin Muawiyah, Malik bin 

Numailah, sekutu mereka dari Muzainah, An-Nu'man bin Ashar, sekutu Bani Muawiyah bin Malik dari 

Bali. Jumlah seluruhnya tiga orang. 

Jumlah keseluruhan kaum Anshar dari Al-Aus, dan para sahabat yang diberi bagian rampasan perang 

dan pahala jihad pada di Perang Badar bersama Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam berjumlah 

enam puluh satu orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Kaum Muslimin dari kaum Anshar dari Al-Khazraj bin Haritsah bin Tsa'labah bin 

Amr bin Amir, lalu  dari Bani Al-Harits bin Al-Khazraj, lalu  dari Bani Umru'ul Qais bin Malik 

bin Tsa'labah bin Ka'ab bin Al-Khazraj bin Al-Harits bin Al-Khazraj yaitu  sebagai berikut: 

Kharijah bin Zaid bin Abu Zuhair bin Malik bin Umru'ul Qais, Sa'ad bin Ar-Rabi' bin Amr bin Abu Zuhair 

bin Malik bin Umru'ut Qais, Abdullah bin Rawahah bin Tsa'labah bin Umru'ul Qais bin Amr bin Umru'ul 

Qais, Khallad bin Suwaid bin Tsa'labah bin Amr bin Haritsah bin Umru'ul Qais. Jumlah seluruhnya 

empat orang. 

Sementara dari Bani Zaid bin Malik bin Tsa'labah bin Ka'ab bin Al-Khazraj bin Al- Harits bin Al-Khadzraj 

yaitu  sebagai berikut: 

Basyir bin Sa'ad bin Tsa'labah bin Khilas bin Zaid. Ibnu Hisyam berkata: Ada pula yang berpendapat 

Julias bukan Khilas. Saudara Basyir bin Sa'ad, yaitu Simak bin Sa'ad. Jumlah seluruhnya dua orang. 

Adapun dari Bani Adi bin Ka'ab bin Al- Khadzraj bin Al-Harits bin Al-Khazraj yaitu  sebagai berikut: 

Subay'i bin Qais bin Aisyah bin Umayyah bin Malik bin Amir bin Adi. Saudara Subay'i bin Qais, yaitu 

Abbad bin Qais bin Aisyah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang berpendapat Qais bin Abasah bin Umayyah, Abdullah bin Absu. Jumlah 

seluruhnya tiga orang. 

Sementara itu dari Bani Ahmar bin Hari¬tsah bin Tsa'labah bin Ka'ab bin Al-Khazraj bin Al-Harits bin 

Al-Khazraj hanya satu orang, yaitu Yazid bin Al-Harits bin Qais bin 

Malik bin Ahmar. Dialah yang dikenal dengan panggilan Ibnu Fushum. 

Ibnu Hisyam berkata: Fushum yaitu  ibu Yazid. Ia berasal dari Bani Al-Qain bin Jasr. Jumlah seluruhnya 

satu orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Adapun dari Bani Jusyam bin Al-Haritsah bin Al-Khazraj dan dari Bani Zaid bin Al-

Harits bin Al- Khazraj -Jusyam dan Zaid yaitu  saudara kembar- yaitu  sebagai berikut: Khubaib bin 

Isaf bin Itabah bin Amr bin Khadij bin Amir bin Jusyam. Abdullah bin Zaid bin Tsa'labah bin Abdu Rabbih 

bin Zaid, saudara Abdullah bin Zaid, yaitu Huraits bin Zaid bin Tsa'labah. Mereka juga memasukkan 

Sufyan bin Basyir. 

Ibnu Hisyam berkata: Sufyan yaitu  anak Nasr bin Amr bin Al-Harits bin Ka'ab bin Zaid. Jumlah 

keseluruhan empat orang. 

Dari Bani Jidarah bin Auf bin Al-Harits bin Al-Khazraj yaitu  sebagai berikut: Tamim bin Ya'ar bin Qais 

bin Adi bin Umayyah bin Jidarah, Abdullah bin Umair dari Bani Haritsah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada pula yang berpendapat bahwa Abdullah yaitu  anak Umair bin Adi bin 

Umayyah bin Jidarah. 

Ibnu Ishaq: Zaid bin Al-Muzayyin bin Qais bin Adi bin Umayyah bin Jidarah. Ibnu Hisyam berkata: Zaid 

bin Al-Murry. 

Ibnu Ishaq berkata: Abdullah bin Ur-futhah bin Adi bin Umayyah bin Jidarah. Jumlah seluruhnya empat 

orang. 

Dari Bani Al-Abjar yang tidak lain yaitu  Bani Khudrah bin Auf bin Al-Harits bin Al-Khazraj hanya satu 

orang, yaitu Abdullah bin Rabi' bin Qais bin Amr bin Abbad bin Al-Abjar. 

Dari Bani Auf bin Al-Khazraj, lalu  dari Bani Ubaid bin Malik bin Salim bin Ghanm bin Auf bin Al-

Khazraj yang tidak lain yaitu  Bani Al-Hubla. 

Ibnu Hisyam berkata: Al-Hubla yaitu  

Salim bin Ghanm bin Auf. Ia dinamakan Al-Hubla sebab  perutnya buncit, yaitu  sebagai berikut: 

Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Malik bin Al-Harits bin Ubaid yang terkenal dengan sebutan Ibnu 

Salul. Salul yaitu  ibu Ubay, Aus bin Khauli bin Abdullah bin Al-Harits bin Ubaid. Jumlah seluruhnya 

dua orang. 

Dari Bani Jaz'i bin Malik bin Salim bin Ghanm yaitu  sebagai berikut: Zaid bin Wadi'ah bin Amr bin 

Qais bin Jaz'i, Uqbah bin Wahb bin Kaladah, sekutu Bani Jaz'i bin Adi dari Bani Abdullah bin Ghathafan, 

Rifa'ah bin Amr bin Zaid bin Tsa'labah bin Malik bin Salim bin Ghanm, Amir bin Salamah bin Amir, 

sekutu Bani Jaz'i bin Adi dari Yaman. Ibnu Hisyam berkata: Ada yang berpendapat bahwa Amr bin 

Salamah. Ia berasal dari Bali, tepatnya dari Qudha'ah. 

Ibnu Ishaq berkata: Abu Humaidhah bin Ma'bad bin Abbad bin Qusyair bin Al-Miqdam bin Salim bin 

Ghanm. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang pula mengatakan bahwa Ma'bad yaitu  anak Ubadah bin Qasyghar 

bin Al-Qudm. Ada lagi yang mengatakan Ubadah yaitu  anak Qais bin Al-Qudm. 

Ibnu Ishaq berkata: Amir bin Al-Bukair, sekutu Bani Jaz'i bin Adi. Jumlah seluruhnya enam orang. 

Ibnu Hisyam berkata: Amir bin al-Ukair, ada pula yang menyebutkan Ashim bin al-Ukair. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Salim bin Auf bin Amr bin Auf bin Al-Khazraj, lalu  dari Bani Al-Ajlan 

bin Zaid bin Ghanm bin Salim hanya satu orang, yaitu Naufal bin 

Abdullah bin Nadhlah bin Malik bin Al-Ajlan. 

Dari Bani Ashram bin Fihr bin Tsa labah bin Ghanm bin Salim bin Auf. Ibnu Hisyam berkata: Ini yaitu  

Ghanmbink Auf, saudara Salim bin Auf bin Amr bin Auf bin Al-Khazraj. yaitu  sebagai berikut: Ubadah 

bin Ash-Shamit bin Qais bin Ashram, saudara Ubadah bin Ash-Shamit, yaitu Aus bin Ash-Shamit. 

Jumlah seluruhnya dua orang. 

Dari Bani Da'du bin Fihr bin Tsa'labah bin Ghanm hanya satu orang, yaitu An-Nu'man bin Malik bin 

Tsa'labah bin Da'du. An-Nu'man biasa disapa dengan sapaan Qauqal. 

Dari Bani Qaryusy bin Ghanm bin Umayyah bin Laudzan bin Salim, Ibnu Hisyam berkata: ada pendapat 

yang mengatakan Quryus bin Ghanm, yang hadir di Perang Badar hanya satu orang, yaitu Tsabit bin 

Hazzal bin Amr bin Qaryusy. 

Dari Bani Mardhakhah bin Ghanm bin Salim hanya satu orang, yaitu Malik bin Ad-Dukhsyum bin 

Mardhakhah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang mengatakan Malik yaitu  anak Ad-Dukhsyum bin Malik bin Ad-

Dukhsyum bin Mardhakhah. 

Dari Bani Laudzan bin Ghanm bin Salim yaitu  sebagai berikut: Rabi' bin lyas bin Amr bin Ghanm bin 

Umayyah bin Laudzan, saudara Rabi' bin lyas, yaitu Waraqah bin lyas, Amr bin lyas, sekutu Bani 

Laudzan dari Yaman. Jumlah seluruhnya yaitu  tiga orang. 

Ibnu Hisyam berkata ada pendapat yang mengatakan bahwa Amr yaitu  saudara Rabi' dan Waraqah. 

Ibnu Ishaq berkata: Sekutu-sekutu Bani Laudzan dari Bani Bali dan dari Bani Ghushainah, Ibnu Hisyam 

berkata: Ghushainah yaitu  ibu mereka sedangkan ayah mereka yaitu  Amr bin Umarah, yaitu  

sebagai beri kut: Al-Mujadzdzar bin Dziyad bin Amr bin Zumzumah bin Amr bin Umarah bin Malik bin 

Ghashainah bin Amr bin Butairah bin Masynuuwi bin Qasr bin Taim bin Irasy bin Amir bin Umailah bin 

Qasmil bin Faran bin Bali bin Amr bin Ilhaf bin Qudha'ah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada pendapat yang mengatakan bahwa Qasr yaitu  anak Tamim bin Arasyah. 

Nama asli Al-Mujadzdzar yaitu  Abdullah. 

Ibnu Ishaq: Ubadah bin Al-Khasykhasy bin Amr bin Zumzumah. Nahhab bin Tsa'labah bin Khazamah 

bin Ashram bin Amr bin Imarah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang berpendapat Bahhats bin Tsa'labah. 

Ibnu Ishaq: Abdullah bin Tsa'labah bin Khazamah bin Ashram, para ulama berpendapat, bahwa Utbah 

bin Rabi'ah bin Khalid bin Muawiyah, sekutu Bani Laudzan dari Bahra' ikut terjun di Perang Badar. 

Ibnu Hisyam berkata: Utbah yaitu  anak Bahz dari Bani Salim. Jumlah seluruhnya lima orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Sa idah bin Ka'ab dan dari Bani Tsa'labah bin Al-Khazraj bin Sa'idah yaitu  

sebagai berikut: Abu Dujanah Simak bin Kharasyah. 

Ibnu Hisyam berkata: Abu Dujanah Samak yaitu  anak Aus bin Kharasyah bin Laudzan bin Abdu Wudd 

bin Zaid bin Tsa'labah. 

Ibnu Ishaq berkata: Al-Mundzir bin Amr bin Khunais bin Haritsah bin Zaid bin Laudzan bin Abdu Wudd 

bin Tsa'labah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang mengatakan bahwa Al-Mundzir yaitu  anak Amr bin Khanbasy. Jumlah 

mereka yaitu  dua orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Al-Badiyyi bin Amir bin Auf bin Haritsah bin Amr bin Al-Khazraj bin Sa'idah 

yaitu  sebagai berikut: 

Abu Usaid Malik bin Rabi'ah bin Al-Badiyyi, Malik bin Mas'ud. Ia dinasabkan kepada Al-Badiyyi. 

Ibnu Hisyam berkata: Malik yaitu  anak Mas'ud bin Al-Badiyyi seperti dikatakan oleh para ulama 

kepadaku. Total dua orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Tharif bin Al-Khazraj bin Sa'idah hanya seorang yaitu Abdu Rabbih bin 

Haq bin Aus bin Waqasy bin Tsa'labah. 

Sedangkan dari sekutu-sekutu Bani Tharif bin Al-Khazraj dari Bani Juhainah yaitu  sebagai berikut: 

Ka'ab bin Himar bin Tsa labah 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang menga-takan Ka'ab yaitu  anak Jammaz. la berasal dari Ghubsyan. 

Ibnu Ishaq berkata: Dhamrah bin Amr, Ziyad bin Amr dan Bas-bas Bani Amr. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang berpendapat bahwa Dhamrah dan Ziyad yaitu  anak Bisyr. 

Ibnu Ishaq berkata: Abdullah bin Amir, dari Bali. Jumlah seluruhnya yaitu  lima orang. 

Dari Bani Jusyam bin Al-Khazraj, lalu  dari Bani Salimah bin Sa'ad bin Ali bin Asad bin Saridah bin 

Tazid bin Jusyam, lalu  dari Bani Haram bin Ka'ab bin Ghanm bin Ka'ab bin Salimah yaitu  sebagai 

berikut: Khiras bin Ash-Shimmah bin Amr bin Al-Jamuh bin Zaid bin Haram, Al-Hubab bin Al-Mundar 

bin Al-Jamuh bin Zaid bin Haram, Umair bin Al-Humam bin Al-Jamuh bin Zaid bin Haram, Tamim, 

mantan budak Khiras bin Ash-Shimmah, Abdullah bin Amr bin Haram bin Tsa'labah bin Haram, Muadz 

bin Amr bin Al-Jamuh, Muawwidz bin Amr bin Al-Jamuh bin Zaid bin Haram, Khallad bin Amr bin AI- 

Jamuh bin Zaid bin Haram, Utbah bin Amir bin Nabi bin Zaid bin Haram, Habib bin Al-Aswad, mantan 

budak Bani Haram bin Ka'ab, Tsabit bin Tsa’labah bin Zaid bin Al-Harits bin Haram. Tsa'labah terkenal 

dipanggil dengan nama Al-Jidz'u, Umair bin Al-Harits bin Tsa'labah bin Al-Harits bin Haram. Jumlah 

seluruhnya dua belas orang. 

Ibnu Hisyam berkata: "Al-Jamuh yang maksud di atas yaitu  Al-Jamuh anak Zaid bin Haram, kecuali 

Jadd bin Ash-Shimmah, sebab  Ash-Shimah yaitu  anak Amr bin Al-Jamuh bin Haram. Umair yaitu  

anak al-Harits bin Labdah bin Tsa'labah. 

Dari Bani Ubaid bin Adi bin Ghanm bin Ka'ab bin Salimah, lalu  dari Bani Khansa' bin Sinan bin 

Ubaid dalah sebagai berikut: Bisyr bin Al-Barra' bin Ma'rur bin Shakhr bin Malik bin Khansa', Ath-

Thufail bin Malik bin Khansa', Ath-Thufail bin An-Nu'man bin Khansa', Sinan bin Shaifi bin Shakhrbin 

Khansa', Abdullah bin Al-Jadd bin Qais bin Shakhr bin Khansa', Utbah bin Abdullah bin Shakhr bin 

Khansa', Jabbar bin Shakhr bin Umayyah bin Khansa, Kharijah bin Humayyir, Abdullah bin Humayyir 

dua sekutu mereka dari Asyja' dari Bani Duhman. Jumlah mereka secara keseluruhan yaitu  sembilan 

orang. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada pendapat yang mengatakan bahwa Jabbar yaitu  anak Shakhr bin Umayyah 

bin Khunas. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Khunas bin Sinan bin Ubaid yaitu  sebagai berikut: Yazid bin Al-Mundzir 

bin Sarh bin Khunas, Ma'qil bin Al-Mundzir bin Sarh bin Khunas, Abdullah bin An-Nu'man bin 

Baldamah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang berpendapat bahwa, Abdullah yaitu  anak An- Nu'man bin Buldzumah 

atau Buldumah. 

Ibnu Ishaq berkata: Adh-Dhahhak bin Haritsah bin Zaid bin Tsa'labah bin Ubaid bin Adi, Sawad bin 

Zuraiq bin Tsa'labah bin Ubaid bin Adi. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang berpendapat bahwa Sawad yaitu  anak Razn bin Zaid bin Tsa'labah. 

Ibnu Ishaq berkata: Ma'bad bin Qais bin Shakr bin Haram bin Rabi'ah bin Adi bin Ghanm bin Ka'ab bin 

Salimah. Ada pula yang memiliki pendapat, bahwa Ma'bad yaitu  anak dari Qais bin Shaifi bin Shakh 

bin Haram bin Rabi'ah sebagaimana yang dikatakan Ibnu Hisyam. 

Ibnu Ishaq berkata: Abdullah bin Qais bin Shakhr bin Haram bin Rabi'ah bin Adi bin Ghanm. Jumlah 

mereka seluruhnya tujuh orang. 

Dari Bani An-Nu'man bin Sinan bin Ubayd yaitu  sebagai berikut: Abdullah bin Abdu Manaf bin An-

Nu'man, Jabir bin Abdulllah bin Ri'ab bin An-Nu'man, Khulaidah bin Qais bin An-Nu'man, An-Nu'man 

bin Sinan, mantan budak Bani An-Nu'man bin Sinan. Jumlah seluruhnya empat orang. 

Dari Bani Sawad bin Ghanm bin Ka'ab bin Salimah, lalu  dari Bani Hadidah bin Amr bin Ghanm 

bin Sawad, -Ibnu Hisyam berkata: Amr yaitu  anak Sawad dan Sawad tidak memiliki anak yang 

bernama Ghanm-, yaitu  sebagai berikut: Abu Al-Mundzir. Abu Al-Mundzir yaitu  Yazid bin Amir bin 

Hadidah, Sulaim bin Amr bin Hadidah. Quthbah bin Amir bin Hadidah, Antarah, mantan budak Sulaim 

bin Amr. 

Ibnu Hisyam berkata: Antarah berasal dari Bani Sulaim bin Manshur, lalu  dari Bani Dzakwan. 

Jumlah seluruhnya yaitu  empat orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Adi bin Nabi bin Amr bin Sawad bin Ghanm yang ikut terjun pada Perang 

Badar yaitu  sebagai berikut: Absu bin Amir bin Adi, Tsa'labah bin Anamah bin Adi, Abu Al-Yasar 

bernama lengkap Ka'ab bin Amr bin Abbad bin Amr bin Ghanm bin Sawad. Sahl bin Qais bin Abu Ka'ab 

bin Al- Qain bin Ka'ab bin Sawad, Amr bin Thalq bin Zaid bin Umayyah bin Sinan bin Ka'ab bin Ghanm, 

Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus bin Aidz bin Adi bin Ka'ab bin Adi bin Udaiyyi bin Sa'ad bin Ali bin 

Asad bin Saridah bin Tazid bin Jusyam bin Al-Khazraj bin Haritsah bin Tsa'labah bin Amr bin Amir. 

Ibnu Hisyam berkata: Aus yaitu  anak Abbad bin Adi bin Ka'ab bin Amr bin Udaiyyi bin Sa'ad. Ibnu 

Ishaq menisbatkan Muadz bin Jabal kepada Bani Sawad, padahal ia bukan berasal dari keturunan 

mereka, walaupun memang tinggal di tempat mereka. 

Ibnu Ishaq berkata: Sahabat-saJiabat yang memecah berhala-berhala Bani Salimah yaitu  Muadz bin 

Jabal, Abdullah bin Unais, dan Tsa'labah bin Anamah. Ketiga sahabat ini  berasal dari Bani Sawad 

bin Ghanm. Jumlah mereka secara keseluruhan yaitu  enam orang. 

Ibnu ishaq berkata: Dari Bani Zuraiq bin Amir bin Zuraiq bin Abdu Haritsah bin Malik bin Ghadzbu bin 

Jusyam bin Al-Khazraj, lalu  dari Bani Mukhallad bin Amir bin Zuraiq, Ibnu Hisyam berkata: Ada 

pula yang berpendapat bahwa Amir yaitu  anak Al-Azraq, yaitu  sebagai berikut: Qais bin Mihshan 

bin Khalid bin Mukhailad. Ibnu Hisyam berkata: Pendapat lain mengatakan bahwa Qais yaitu  anak 

dari Hishn. 

Ibnu Ishaq berkata: Abu Khalid Nama lengkap Abu Khalid yaitu  Al-Harits bin Qais bin Khalid bin 

Mukhallad, Jubair bin lyas bin Khalid bin Mukhallad, Abu Ubadah. Abu Ubadah bernama lengkap Sa'ad 

bin Utsman bin Khaladah bin Mukhallad, Uqbah bin Utsman bin Khaladah bin Mukhallad, saudara Abu 

Ubadah, Dzakwan bin Abu Qais bin Khaladah bin Mukhallad, Mas'ud bin Khaladah bin Amir bin 

Mukhallad. Jumlah mereka yaitu  tujuh orang. 

Dari Bani Khalid bin Amir bin Zuraiq hanya seorang, yaitu Abbad bin Qais bin Amir bin Khalid. 

Dari Bani Khaladah bin Amir bin Zuraiq yang ikut terjun dalam Perang Badar yaitu 

Related Posts:

  • sirah nabawiyah 19 :  (Ingatlah), saat  kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu (QS. al-Anfal: 9). Yakni, takala mereka berdoa sesudah  mengetahui begitu banyaknya jumlah musuh, dan sedikitnya jumlah mereka.&… Read More