sirah nabawiyah 20


  sebagai berikut: 

As'ad bin Yazid bin Al-Fakih bin Zaid bin Khaladah, Al-Fakih bin Bisyr bin Al-Fakih bin Zaid bin Khaladah. 

Ibnu Hisyam berkata: ada yang mengatakan, bahwa Al-Fakih yaitu  anak Busr bin Al-Fakih. 

Ibnu Ishaq berkata: lalu  Muadz bin Ma'ish bin Qais bin Khaladah dan sauda- ranya yang bernama 

Aidz bin Ma'ish bin Qais bin Khaladah, Mas'ud bin Sa'ad bin Qais bin Khaladah. Jumlah mereka 

seluruhnya yaitu  lima orang. 

Dari Bani Al-Ajlan bin Amr bin Arnir bin Zuraiq yaitu  sebagai berikut: Rifa'ah bin Rafi' bin Malik bin 

Al-Ajlan, Khallad bin Rafi' bin Malik bin Al-Ajlan saudara Rifa'ah bin Rafi, Ubaid bin Zaid bin Amir bin 

Al-Ajlan. Seluruhnya yaitu  tiga orang. 

Dari Bani Bayadhah bin Amir bin Zuraiq yaitu  sebagai berikut: Ziyad bin Lubaid bin Tsa'labah bin 

Sinan bin Amir bin Adi bin Umaiyyah bin Bayadhah, Farwah bin Amr bin Wadzafah bin Ubaid bin Amir 

bin Bayadhah. 

Ibnu Hisyam berkata: pendapat lain yang mengatakan Farwah yaitu  anak Amr bin Wadfah. 

Ibnu Ishaq berkata: Dan Khalid bin Qais bin Malik bin Al-Ajlan bin Amir bin Bayadhah., Rujailah bin 

Tsa'labah bin Khalid bin Tsa'labah bin Amir bin Bayadhah. Ibnu Hisyam berkata: pendapat lain 

mengatakan Rukhailah. 

Ibnu Ishaq berkata: Athiyyah bin Nuwairah bin Amir bin Athiyyah bin Amir bin Bayadhah, Khulaifah bin 

Adi bin Amr bin Malik bin Amir bin Fuhairah bin Bayadhah. Jumlah mereka enam orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Habib bin Abdu Haritsah bin Malik bin Ghadhbu bin Jusyam bin Al-Khazraj 

hanya seorang saja, yaitu Rafi' bin Al-Mu'alla bin Laudzan bin Haritsah bin Adi bin Zaid bin Tsa'labah 

bin Zaid Manat bin Habib. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani An-Najjar yang tidak lain yaitu  Taimullah bin Tsa'labah bin Amr bin Al-

Khazraj, lalu  dari Bani Ghanm bin Malik bin An-Najjar, lalu  dari Bani Tsa'labah bin Abdu 

Auf bin Ghanm yang ikut terjun pada Perang Badar hanya seorang, dia yaitu  Abu Ayyub Khalid bin 

Kulaib bin Tsa'labah. 

Dari Bani Usairah bin Abdu Auf bin Ghanm hanya satu orang, yaitu Tsabit bin An-Nu'man bin Khansa' 

bin Usairah. Ibnu Hisyam berkata: Ada yang mengatakan Usair atau Usyairah. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Amr bin Abdu Auf bin Ghanm yaitu  sebagai berikut: Umarah bin Hazm 

bin Zaid bin Laudzan bin Amr, Suraqah bin Ka'ab bin Abdul Uzza bin Ghaziyyah bin Amr. Jumlah mereka 

hanya dua orang. 

Dari Bani Ubay bin Tsa'labah bin Ghanm yaitu  sebagai berikut: Haritsah bin An-Nu'man bin Zaid bin 

Ubaid. Ibnu Hisyam berkata: Haritsah yaitu  anak An-Nu'man bin Naf'u bin Zaid. Sulaim bin Qais bin 

Qahdu. Nama Qahdu yaitu  Khalid  bin Qais bin Ubaid. Jumlah dua orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Kaum Anshar dari kaum Aidz bin Tsa’labah bin Ghanm, ada yang mengatakannya 

Bani Abid bin Adzz seperti dikatakan Ibnu Hisyam, yaitu  sebagai berikut: Suhail bin Rafi' bin Abu Amr 

bin Aidz, Adi bin Abu Az-Zaghba', sekutu Bani Aidz bin Tsa'labah. Mereka hanya dua orang. 

Dari Bani Zaid bin Tsa'labah bin Ghanm yaitu  sebagai berikut: Mas'ud bin Aus bin Zaid. Abu 

Khuzaimah bin Aus bin Zaid bin Ashram bin Zaid, Rafi' bin Al-Harits bin Sawwad bin Zaid. Jumlah 

mereka tiga orang. 

Dari Bani Sawad bin Malik bin Ghanm yaitu  sebagai berikut: Auf bin Al-Harits bin Rifa'ah bin Sawad, 

Saudara Auf bin Al-Harits, yaitu Muawwidz bin Al-Harits bin Rifa'ah bin Sawad, saudara Auf bin Al-

Harits yang lain, yaitu Muadz bin Al-Harits bin Rifa'ah bin Sawad. Ibu mereka bertiga yaitu  Afra'. 

Ibnu Hisyam berkata: Afra' yaitu  putri Ubaid bin Tsa'labah bin Ubaid bin Tsa'labah bin Ghanm bin 

Malik bin An-Najjar. Pendapat lain yang mengatakan Rifa'ah yaitu  anak Al-Harits bin Sawad. An-

Nu'man bin Amr bin Rifa'ah bin Sawad. Ada pula pendapat yang mengatakan Nu'iman dan bukannya 

An-Nu'man seperti dikatakan Ibnu Hisyam, Amir bin Mukhallad bin Al-Harits bin Sawad, Abdullah bin 

Qais bin Khalid bin Khaladah bin Al-Harits bin Sawad, Ushaimah, sekutu Bani Sawad bin Malik dari 

Asyja', Wadi'ah bin Amr, sekutu Bani Sawad bin Malik dari Juhainah, Tsabit bin Amr bin Zaid bin Adi 

bin Sawwad. Para ulama mengatakan Abu Al-Hamra, mantan budak Al-Harits bin Afra ikut terjun di 

Perang Badar. Ibnu Hisyam berkata: Atau Al-Hamra, mantan budak Al-Harits bin Rifa'ah. Secara 

keseluruhan mereka berjumlah sepuluh orang.  

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Amir bin Malik bin An-Najjar dan Amir Mabdzul, lalu  dari Bani Atik 

bin Amr bin Mabdzul yaitu  sebagai berikut: Tsa'labah bin Amr bin Mihshan bin Amr bin Atik, Sahl bin 

Atik bin An-Nu'man bin Amr bin Atik, Al-Harits bin Ash-Shimmah bin Amr bin Atik. Al-Harits diminta 

untuk kembali ke Madinah dari Ar-Rauha oleh Rasulullah', lalu  Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam memberinya satu bagian dari rampasan perang. Jumlah mereka tiga orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Amr bin Malik bin An-Najjar yaitu Bani Hudailah, lalu  dari Bani Qais 

bin Ubayd bin Zaid bin Muawiyah bin Amr bin Malik bin An-Najjar. 

Ibnu Hisyam berkata: Hudailah yaitu  putri Malik bin Zaidullah bin Habib bin Abdu Haritsah bin Malik 

bin Ghadhbu bin Jusyam bin Al-Khazraj. Hudailah yaitu  ibu Muawiyah bin Amr bin Malik bin An-

Najjar. Bani Muawiyah keturnan Hudaillah, yaitu  sebagai berikut: Ubay bin Ka'ab bin Qais, Anas bin 

Muadz bin Anas bin Qais. Jumlah mereka hanya dua orang. 

Dari Bani bin Amr bin Malik bin Najjar, Ibnu Hisyam berkata: Mereka yaitu  Bani Maghalah binti Auf 

bin Abdu Manat bin Amr bin Malik bin Kinanah bin Khuzaimah. Pendapat yang lain mengatakan 

Maghalah berasal dari Bani Zuraiq. Maghalah yaitu  ibu Adi bin Amr bin Malik bin An-Najjar. Bani Adi 

menisbatkan diri mereka kepada Maghalah. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Adi bin Amr bin Malik bin Najjar yaitu  sebagai berikut: Aus bin Tsabit 

bin Al-Mundzir bin Haram bin Amr bin Zaid Manat bin Adi, Abu Syaikh Ubay bin Tsabit bin Al-Mundzir 

bin Haram bin Amr bin Zaid Manat bin Adi. Ibnu Hisyam berkata: Abu Syaikh Ubay bin Tsabit yaitu  

saudara Hassan bin Tsabit, Abu Thalhah. Ia bernama lengkap Zaid bin Sahl bin Al-Aswad bin Haram bin 

Amr bin Zaid Manat bin Adi. Jumlah mereka yaitu  tiga orang. 

Dari Bani Adi bin An-Najjar, lalu  dari Bani Adi bin Amir bin Ghanm bin Adi bin An-Najjar yaitu  

sebagai berikut: Haritsah bin Suraqah bin Al-Harits bin Adi bin Matik bin Adi bin Amir, Amr bin 

Tsa'labah bin Wahb bin Adi bin Malik bin Adi bin Amir. Amr yaitu  ayah Hakim, Salith bin Qais bin Amr 

bin Atik bin Malik bin Adi bin Amir, Abu Salith yang tidak lain yaitu  Usairah bin Amr, Amr Abu Kharijah 

bin Qais bin Malik bin Adi bin Amir, Tsabit bin Umayyah bin Zaid bin Al-Hashas bin Malik bin Adi bin 

Amir, Muhriz bin Amir bin Malik bin Adi bin Amir, Sawad bin Ghaziyyah bin Uhaib, sekutu Bani Adi bin 

An-Najjar dari Bali. 

Ibnu Hisyam berkata: Pendapat lain mengatakan Sawwad. Jumlah seluruhnya yaitu  delapan orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanm bin Adi bin An-Najjar yaitu  

sebagai berikut: Abu Zaid bin Qais bin Sakan bin Qais bin Zaura' bin Haram, Abu Al-A'war bin Al-Harits 

bin Zalim bin Absu bin Haram. 

Ibnu Hisyam berkata: Pendapat lain mengatakan Abu Al-A'war yaitu  Al-Harits bin Zalim. 

Ibnu Ishaq berkata: Sulaim bin Milhan. Nama Milhan yaitu  Malik bin Khalid bin Zaid bin Haram, 

Haram bin Milhan. Jumlah seluruhnya yaitu  empat orang. 

Sedangkan yang berasal dari Bani Mazin bin An-Najjar, lalu  dari Bani Auf bin Mabdzul bin Amr 

bin Ghanm bin Mazin bin An-Najjar yaitu  sebagai berikut: Qais bin Abu Sha'sha'ah. Nama lengkap 

Abu Sha'sha'ah yaitu  Amr bin Zaid bin Auf, Abdullah bin Ka'ab bin Amr bin Auf, Ushaimah, sekutu 

Bani Mazin bin An-Najjar dari Bani Asad bin Khuzaimah. Seluruhnya berjumlah tiga orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Dari Bani Khansa' bin Amr bin Ghanm bin Mazin yaitu  sebagai berikut: Abu Daud 

Umair bin Amir bin Malik bin Khansa'. Jumlah seluruhnya hanya dua orang. 

Adapun dari Bani Tsa'labah bin Mazin bin An-Najjar hanya seorang, dia yaitu  Qais bin Mukhallad bin 

Tsa'labah bin Shakhr bin Habib bin Al-Harits bin Tsa'labah. 

Ibnu Ishaq berkata: Bani Dinar bin An-Najjar, lalu  dari Bani Mas'ud bin Abdul Asyhal bin Haritsah 

bin Dinar bin An-Najjar yaitu  sebagai berikut: An-Nu'man bin Abdu Amr bin Mas'ud, Saudara seibu 

An-Nu'man bin Abdu Amr, yaitu Adh-Dhahhak bin Abdu Amr bin Mas'ud, Sulaim bin Al-Harits bin 

Tsa'labah bin Ka'ab bin Haritsah bih Dinar, Jabir bin Khalid bin Abdul Asyhal bin Haritsah, Sa'ad bin 

Suhail bin Abdul Asyhat. Jumlah seluruhnya yaitu  lima orang. 

Dari Bani Qais bin Malik bin Ka'ab bin Haritsah bin Dinar bin An-Najjar yaitu  sebagai berikut: Ka'ab 

bin Zaid bin Qais, Bujair bin Abu Bujair, sekutu mereka. 

Ibnu Hisyam berkata: Bujair berasal dari Abdu bin Baghidh bin Raits bin Ghathafan, lalu  dari Bani 

Jadzimah bin Rawahah. Jumlah seluruhnya hanya dua orang. 

Dengan demikian total kaum Anshar dari Al-Khazraj yang ikut serta pada Perang Badar yaitu  seratus 

tujuh puluh orang. 

Ibnu Hisyam berkata: Sebagian besar ulama menambahkan Itban bin Malik bin Amr bin Al-Ajlan, Mulail 

bin Wabarah bin Khalid bin Al-Ajlan, dan Ishmah bin Al-Hushain bin Wabarah bin Khalid bin Al-Ajlan 

ke dalam daftar kaum Anshar dari Bani Al-Ajlan bin Zaid bin Ghanm bin Salim bin Auf bin Amr bin Auf 

bin Al-Ajlan yang turut serta pada Perang Badar. Mereka juga menambahkan Hilal bin Al-Mu'alla bin 

Laudzan bin Haritsah bin Adi bin Zaid bin Tsa'labah bin Malik bin Zaid Manat bin Habib ke dalam kaum 

Anshar dari Bani Habib bin Abdu Haritsah bin Malik bin Ghadhbu bin Jusyam bin Al-Khazraj yang hadir 

di Perang Badar. 

Ibnu Ishaq berkata: Jumlah keseluruhan kaum Muslimin dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar yang 

terjun pada Perang Badar, serta diberi jatah rampasan perang dan pahala jihad meskipun tidak hadir 

yaitu  tiga ratus empat belas. Dengan rincian sebagai berikut: Dari kaum Muhajirin sebanyak delapan 

puluh tiga orang, dari kaum Anshar dari kaum Al-Aus sebanyak enam puluh satu orang, dari kaum 

Anshar dari kaum Al-Khazraj sebanyak seratus tujuh puluh orang. 

Syuhada' Kaum Muslimin yang Gugur di Perang Badar 

 

Kaum Muslimin yang gugur sebagai syuhada pada Perang Badar dari Quraisy dari Bani Abdul Muthalib 

bin Abdu Manaf hanya seorang yaitu Ubadah bin Al-Harits bin Al-Muthalib. Ia dibunuh Utbah bin 

Rabi'ah. Utbah bin Rabi'ah memotong kakinya. Ubaidah bin Al- Harits gugur di Ash-Shafra'. 

Sedangkan dari Bani Zuhrah bin Kilab yaitu  sebagai berikut: Umair bin Abu Waqqash bin Uhaib bin 

Abdu Manaf bin Zuhrah. Ia saudara Sa'ad bin Abu Waqqash seperti dikatakan Ibnu Hisyam, Dzu Asy-

Syimalain bin Abdu Amr bin Nadhlah, sekutu Bani Zuhrah dari Khuza'ah, lalu  dari Bani Ghubsyan. 

Seluruhnya berjumlah dua orang. 

Dari Bani Adi bin Ka'ab bin Luay yaitu  sebagai berikut: Aqil bin Al-Bukair, sekutu Bani Adi bin Ka'ab 

dari Ibnu Sa'ad bin Laits bin Bakr bin Abdu Manat bin Kinanah, Mihja', mantan budak Umar bin 

Khaththab. Jumlah- nya yaitu  dua orang. 

Dari Bani Al-Harits bin Fihr hanya Shafwan bin Baidha'. 

Secara keseluruhan jumlah syuhada' Perang Badar dari kaum Muhajirin berjumlah enam orang. 

Sedangkan syuhada' Perang Badar dari kaum Al-Anshar dari Bani Amr bin Auf yaitu  sebagai berikut: 

Sa'ad bin Khaitsamah, Mubasysyir bin Abdul Mundzir bin Zanbar. Jumlahnya hanya dua orang. 

Dari Bani Al-Harits bin Al-Khazraj hanya Yazid bin Al-Harits yang biasa disapa dengan sapaan Ibnu 

Fushum. 

Dari Bani Salimah, lalu  dari Bani Haram bin Ka'ab bin Ghanm bin Ka'ab bin Salimah hanya Umair 

bin Al-Humam. 

Dari Bani Habib bin Abdu Haritsah bin Malik bin Ghadhbu bin Jusyam hanya Rafi' bin Al-Mu'alla. 

Dari Bani An-Najjar hanya Haritsah bin Suraqah bin Al-Harits. 

Dari Bani Ghanm bin Malik bin An-NaJ- jar yaitu  sebagai berikut: Auf bin Al-Harits bin Rifa'ah bin 

Sawad, Saudara Auf bin Al- Harits, yaitu Muawwidz bin Al-Harits bin Rifa'ah bin Sawad. keduanya 

merupakan anak dari Afra'. 

Jumlah seluruh sahabat yang gugur sebagai syuhada' Perang Badar dari kaum Anshar yaitu  delapan 

orang. 

 

 

Kaum Musyrikin yang Tewas di Perang Badar 

 

Korban tewas dari pihak kaum musyrikin di Perang Badar dari Quraisy dari Bani Abdu Syams bin Abdu 

Manaf yaitu  sebagai berikut: Hanzhalah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdu Syams. 

Hanzhalah dibunuh Zaid bin Haritsah, mantan budak Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. pendapat 

lain mengatakan Hanzhalah dibunuh oleh tiga orang sekaligus, yakni Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali 

bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah sebagaimana disebutkan Ibnu Hisyam. 

Ibnu Ishaq berkata: Al-Harits bin Al-Hadhrami, sekutu Bani Abdu Syams. Al-Harits dibunuh An-Nu'man 

bin Ashr, sekutu Al-Aus menurut Ibnu Hisyam. Amir bin Al-Hadhrami. Ia dibunuh oleh Ammar bin Yasir 

menurut Ibnu Hisyam, Umair bin Abu Umair, sekutu Bani Abdu Syams. Umair bin Abu Umair dibunuh 

Salim, mantan budak Abu Hudzaifah menurut Ibnu Hisyam. Anak Umair bin Abu Umair, yaitu Umair 

sekutu Bani Abdu Syams. 

Ibnu Ishaq berkata: Ubaidah bin Sa'id bin Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams. Ia dibunuh Zubair bin 

Awwam, Al-Ash bin Sa'id bin Al-Ash bin Umayyah. la dibunuh Ali bin Abu Thalib, Uqbah bin Abu Mu'aith 

bin Abu Amr bin Umayyah bin Abdu Syams. la dibunuh dalam keadaan terikat oleh Ashim bin Tsabit 

bin Abu Al-Aqla', saudara Bani Amr bin Auf. 

Ibnu Hisyam berkata: Dikatakan bahwa dia dibunuh oleh Ali bin Abi Thalib. 

Ibnu Ishaq berkata: Utbah bin Rabiah bin Abdu Syam. Ia dibunuh oleh Ubaidah bin al-Harits bin al-

Muthalib. 

Ibnu Hisyam berkata: Hamzah dan Ali bersamaan membunuh Utbah bin Rabiah bin Abdu Samy. 

Ibnu Ishaq berkata: Syaibah bin Rabi'ah bin Abdu Syams. Ia dibunuh oleh Hamzah bin Abdiri Muthalib, 

Al-Walid bin Utbah bin Rabi'ah. Ia dibunuh Ali bin Abu Thalib, Amir bin Abdullah, sekutu Bani Abdu 

Syams dari Bani Anmar bin Baghidh. Ia dibunuh Ali bin Abu Thalib. Seluruh korban tewas dari Bani 

Abdu Syams yaitu  dua belas orang. 

Sedangkan dari Bani Naufal bin Abdu Manaf yaitu  sebagai berikut: Al-Harits bin Amir bin Naufal. Ia 

dibunuh Khubaib bin Isaf, saudara Bani Al-Harits bin Al-Khazraj, Thu'aimah bin Adi bin Naufal. Ia 

dibunuh Ali bin Abu Thalib. Pendapat lain mengatakan bahwa dia dibunuh oleh Hamzah bin Abdul 

Muthalib. Seluruh korban tewas dari Bani Naufal bin Abu Manaf berjumlah dua orang. 

Dari Bani Asad bin Abdul Uzza bin Qushay yaitu  sebagai berikut: Zam'ah bin Al- Aswad bin Al-

Muthalib bin Asad. 

Ibnu Hisyam berkata: Zam'ah bin Al-Aswad dibunuh Al-Jidz'u, saudara Bani Haram. Pendapat lain 

mengatakan ia dibunuh oleh beberapa sahabat, yaitu; Al-Jidz'u sendiri, Hamzah bin Abdul Muthalib, 

Ali bin Abu Thalib, dan Tsabit. 

Ibnu Ishaq berkata: Al-Harits bin Zam'ah. Ia dibunuh Ammar bin Yasir sebagaimana dikatakan Ibnu 

Hisyam. Aqil bin Al-Aswad bin Al-Muthalib. Ia dibunuh Hamzah bin Abdul Muthalib dan Ali bin Abu 

Thalib sebagaimana dikatakan Ibnu Hisyam, Abu Al-Bakhtari. Nama lengkapnya Al-Ash bin Hisyam bin 

Al-Harits bin Asad. Ia dibunuh Al-Mujadzdzar bin Dziyad Al-Balawi. 

Ibnu Hisyam berkata: Nama lengkap Abu Al-Bakhtari yaitu  Al-Ash bin Hasyim. 

Ibnu Ishaq berkata: Naufal bin Khuwailid bin Asad. Dia yaitu  orang yang mengikat Abu Bakar Ash-

Shiddiq dan Thalhah bin Ubaidillah dalam satu ikatan saat  keduanya masuk Islam, sehingga 

keduanya dikenal dengan panggilan dua orang yang terkait. Naufal bin Khuwailid termasuk diantara 

setan-setan Quraisy. Ia dibunuh Ali bi Abu Thalib. 

Seluruh korban tewas dari Bani Naufal bin Abdul Uzza berjumlah lima orang. 

Dari Bani Abduddar bin Qushay yaitu  sebagai berikut: An-Nadhr bin Al-Harits bin Kaladah bin 

Alqamah bin Abdu Manaf bin Abduddar. Ia dibunuh oleh Ali bin Abu Thalib 

dalam keadaan terikat di hadapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam di Ash-Shafra'. 

Ibnu Hisyam berkata: An-Nadhar bin Al-Harits dibunuh di Al-Utsail. Ada pendapat yang mengatakan 

An-Nadhr yaitu  anak Al-Harits bin Alqamah bin Kaladah bin Abdu Manaf bin Abduddar. 

Ibnu Ishaq berkata: Zaid bin Mulaish, mantan budak Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abduddar. 

Ibnu Hisyam berkata: Zaid bin Mulaish dibunuh Bilal bin Rabah, mantan budak Abu Bakar. Zaid yaitu  

sekutu Bani Abduddar. Ia berasal dari Bani Mazin bin Malik bin Amr bin Tamim. Pendapat lain 

mengatakan Zaid bin Mulaish dibunuh Al-Miqdad bin Amr. seluruh korban tewas dari Bani Abduddar 

bin Qushay berjumlah dua orang. 

Dari Bani Taim bin Murrah yaitu  sebagai berikut: Umair bin Utsman bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin 

Taim. 

Ibnu Hisyam berkata: Umair bin Utsman dibunuh oleh Ali bin Abu Thalib. Pendapat lain menyebutkan 

bahwa ia dibunuh oleh Abdurrahman bin Auf. 

Ibnu Ishaq berkata: Utsman bin Malik bin Ubaidillah bin Utsman bin Amr bin Ka'ab. la dibunuh Shuhaib 

bin Sina. 

Jumlah korban tewas dari Bani Taim bin Murrah yaitu  dua orang. 

Dari Bani Makhzum bin Yaqadzah bin Murrah yaitu  sebagai berikut: Abu Jahal bin Hisyam. Abu Jahal 

bernama asli Amr bin Hisyam bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Kakinya ditebas 

oleh Muadz bin Amr bin Al-Jamuh hingga kakinya terputus, lalu  anak Abu Jahal, Ikrimah 

menyerang balik Muadz bin Amr hingga tangannya terputus, lalu Abu Jahal diserang Muawwidz bin 

Afra' dengan serangan yang membuatnya sekarat. Muawwidz membiarkan Abu Jahal dalam keadaan 

sekarat, lalu  Abu Jahal ditebas oleh Abdullah bin Mas'ud hingga tewas. Abdullah bin Mas'ud 

memenggal kepalanya pada saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam meminta para sahabat untuk 

mencari Abu Jahal di antara korban dari pihak kaum musyrikin. 

Al-Ash bin Hisyam bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Ia tewas di tangan Umar bin 

Khaththab. 

Yazid bin Abdullah, sekutu Bani Makhzum bin Murrah dari Bani Tamim. 

Ibnu Hisyam berkata: Yazid bin Abdullah yaitu  seorang yang sangat pemberani. Ia tewas dibunuh 

oleh Ammar bin Yasir. 

Ibnu Ishaq berkata: Abu Musafi' Al- Asy'ari, sekutu Bani Makhzum bin Murrah. Ia dibunuh Abu Dujanah 

As-Sa'idi sebagaimana dikatakan Ibnu Hisyam, Harmalah bin Amr, sekutu Bani Makhzum. 

Ibnu Hisyam berkata: Harmalah bin Amir dibunuh Kharijah bin Zaid bin Abu Zuhair, saudara Balharits 

bin Al-Khazraj. Pendapat lain mengatakan ia tewas dibunuh oleh Ali bin Abu Thalib. Harmalah berasal 

dari Al-Asd. 

Ibnu Ishaq berkata: Mas'ud bin Abu Umayyah bin Al-Mughirah. Ia dibunuh Ali bin Abu Thalib 

sebagaimana dikatakan Ibnu Hisyam. 

Abu Qais bin Al-Walid bin Al-Mughirah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ia tewas di tangan Hamzah bin Abdul Muthalib. 

Ibnu Ishaq berkata: Abu Qais bin Al-Fakih bin Al-Mughirah. Ia tewas dibunuh oleh Ali bin Abu Thalib. 

Pendapat lain mengatakan ia dibunuh oleh Ammar bin Yasir seperti dikatakan Ibnu Hisyam. 

Ibnu Ishaq berkata: Rifa'ah bin Abu Rifa'ah bin Aidz bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Ia tewas 

dibunuh oleh Sa'ad bin Ar-Rabi', saudara Al-Harits bin Al-Khazraj sebagaimana dikatakan Ibnu Hisyam. 

Al-Mundzir bin Abu Rifa'ah bin Aidz. Ia tewas dibunuh oleh Ma'nu bin Adi bin Al-Jaddu bin Al-Ajlan, 

sekutu Bani Ubaid bin Zaid bin Malik bin Auf bin Amr bin Auf seperti dikatakan Ibnu Hisyam. 

Abdullah bin Al-Mundzir bin Abu Rifa'ah bin Aidz. Ia tewas di tangan Ali bin Abu Thalib seperti 

dikatakan Ibnu Hisyam. 

Ibnu Ishaq berkata: As-Saib bin Abu As- Saib bin Abid bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. 

Ibnu Hisyam berkata: As-Saib bin Abu As-Saib merupakan sekutu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam. Rasulullah pernah bersabda tentang As-Saib bin Abu As-Saib: Sebaik-baik sekutu yaitu  As-

Saib bin Abu As-Saib. Ia tidak layak diajak bermusyawarah dan bertengkar92. ' Ia masuk Islam dan keis- 

lamannya sangat bagus. Demikianlah berita yang sampai pada kami, wallahu a'lam. " 

 

Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata dari Ubai- dillah bin Abdullah bin Utbah dari Ibnu Abbas, bahwa As-Saib 

bin Abu As-Saib bin Abid bin Abdullah bin Umar bin Makhzum termasuk diantara orang-orang Quraisy 

yang berbaiat kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Pada Perang Al-Ji'ranah, Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam memberinya rampasan Perang Hunain. Ibnu Hisyam berkata: Selain Ibnu 

Ishaq berkata bahwa As-Saib bin Abu As-Saib dibunuh Zubair bin Awwam. 

Ibnu Ishaq: Al-Aswad bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, la tewas dibunuh 

oleh Hamzah bin Abdul Muthalib. Hajib bin As-Saib bin Uwaimir bin Amr bin Abid, Ibnu Hisyam 

berkata: Pendapat lain mengatakan Aidz bin Abd bin Imran bin Makhzum. Ibnu Hisyam berkata: 

Pendapat lain mengatakan Hajiz bin As-Saib. la tewas dibunuh oleh Ali bin Abu Thalib. 

Ibnu Ishaq berkata: Uwaimir bin As-Saib bin Uwaimir. Ia tewas di tangan An-Nu'man bin Malik Al-

Qauqali dalam perang tanding sebagaimana dikatakan Ibnu Hisyam. 

Ibnu Ishaq berkata: Amr bin Sufyan sekutu Bani Makhzum bin Yaqazhah dari Thayyi'. Ia dibunuh Yazid 

bin Ruqaisy, Jabir bin Sufyan, sekutu Bani Makhzum bin Yaqazhah. Ia dibunuh Abu Burdah bin Niyar 

sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hisyam. 

Seluruh korban tewas dari Bani Makhzum bin Yaqazhah yaitu  berjumlah tujuh belas orang. 

Dari Bani Sahm bin Amr bin Hushaish bin Ka'ab bin Luay yaitu  sebagai berikut: Munabbih bin Al-

Hajjaj bin Amir bin Hudzaifah bin Sa'ad bin Sahm. Ia tewas dibunuh oleh Abu Al-Yasar saudara Bani 

Salimah. Anak Munabbih, yang bernama Al-Ash bin Munabbih bin Al-Hajjaj. Ia tewas dibunuh oleh Ali 

bin Abu Thalib sebagaimana dikatakan Ibnu Hisyam. Nubaih bin Al-Hajjaj bin Amir. Ia tewas di tangan 

Hamzah bin Abdul Muthalib dan Sa'ad bin Abu Waqqash. Abu Al-Ash bin Qais bin Adi bin Su'aid bin 

Sahm. 

Ibnu Hisyam berkata: Ia tewas di tangan Ali bin Abu Thalib. Pendapat lain menyebutkan bahwa ia 

tewas dibunuh oleh An-Nu'man bin Malik Al-Qauqali. Ada pula yang menyebutkan bahwa ia dibunuh 

oleh Abu Dujanah. 

Ibnu Ishaq berkata: Ashim bin Abu Auf bin Dhubayrah bin Su'aid bin Sahm. Ia tewas oleh Abu Al-Yasar, 

saudara Bani Salimah seperti dikatakan Ibnu Hisyam. seluruh korban tewas dari Bani Sahm bin Amr 

yaitu  berjumlah lima orang. 

Dari Bani Jumah bin Amr bin Hushaish bin Ka'ab bin Luay yaitu  sebagai berikut: Umayyah bin Khalaf 

bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah. Ia tewas di tangan seseorang dari kaum Anshar dari Bani Mazin. 

Ibnu Hisyam berkata: Ia dibunuh oleh Muadz bin Afra', Kharijah bin Zaid, dan Khubaib bin Isaf. 

Ibnu Ishaq berkata: Anak Umayyah bih Khalaf. yaitu Ali bin Umayyah bin Khalaf. Ia tewas di tangan 

Ammar bin Yasir. Aus bin Mi'yar bin Laudzan bin Sa'ad bin Jumah. Ia tewas oleh Ali bin Abu Thalib 

seperti dituturkan Ibnu Hisyam. Pendapat lain mengatakan ia tewas oleh Al-Hushain bin Al-Harits bin 

Al-Muthalib dan Utsman bin Madz'un. 

Jumlah keseluruhan korban tewas dari Bani Jumah bin Amr yaitu  tiga orang. 

Dari Bani Amir bin Luay yaitu  sebagai berikut: Muawiyah bin Amir, sekutu Bani Amir bin Luay. Ia 

tewas di tangan Ali bin Abu Thalib. Pendapat lain mengatakan ia dibunuh oleh Ukasyah bin Mihshan 

sebagaimana disebutkan Ibnu Hisyam. 

Ibnu Ishaq berkata: Ma'bad bin Wahb, sekutu Bani Amir bin Luay dari Bani Kalb bin Auf bin Ka'ab bin 

Amir bin Laits. Ia dibunuh Khalid bin Al-Bukair, dan Iyas bin Al-Bukair. Ada lagi yang mengatakan ia 

dibunuh Abu Dujanah. Jumlah seluruh korban tewas dari Bani Amir bin Luay yaitu  dua orang. 

Ibnu Ishaq berkata: seluruh korban dari pihak orang-orang Quraisy di Perang Badar yang disebutkan 

kepada kami yaitu  sebanyak lima puluh orang. 

berkata kepadaku dari Abu Amr yang berkata bahwa seluruh korban tewas dari pihak orang-orang 

Quraisy di Perang Badar berjumlah tujuh puluh orang. Jumlah orang-orang Quraisy yang tertawan juga 

tujuh puluh orang. Ini pendapat Ibnu Abbas dan Sa'id bin Musaiyyib. Allah Taala berfirman, 

 

Dan mengapa saat  kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah 

menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar). (QS. Ali 

Imran: 165). 

Ayat di atas ditujukan kepada para mujahidin Perang Uhud. Dimana jumlah syuhada kaum Muslimin 

pada Perang Uhud tujuh puluh orang. Allah mengatakan kepada mereka: Kalian telah menimpakan 

musibah kepada mereka (kaum musyrikin) dua kali lipat lebih banyak di Perang Badar daripada jumlah 

syuhada kalian di Perang Uhud; tujuh puluh korban yang tewas, dan tujuh puluh orang lainnya 

tertawan. 

Abu Zaid al-Anshari menyenandungkan syairnya kepadaku: 

Mereka berada di tempat menderumnya unta di sekitar air 

Tujuh puluh orang di antara mereka ada  Utbah dan Aswad 

 

Maksud tujuh puluh di sini yaitu  korban pihak Quraisy di Perang Badar. Ini yaitu  syair dia di perang 

Uhud yang akan aku paparkan nanti, Insyaallah. 

Ibnu Hisyam berkata: Di antara ketujuh puluh korban dari kaum musyrikin yang tidak disebutkan Ibnu 

Ishaq yaitu  sebagai berikut: 

Dari Bani Abdu Syams bin Abdu Manaf yaitu : Wahb bin Al-Harits, sekutu Bani Abdu Syams bin Abdu 

Manaf dari Bani Anmar bin Baghidh. Amir bin Zaid sekutu Bani Abdu Syams bin Abdu Manaf dari 

Yaman. seluruhnya dua orang. 

Dari Bani Asad bin Abdul Uzza yaitu : Utbah bin Zaid, sekutu Bani Asad bin Abdul Uzza dari Yaman. 

Ubaid bin Salith, sekutu Bani Asad bin Abdul Uzza dari Qais. Seluruh korbannya yaitu  dua orang. 

Dari Bani Taim bin Murrah yaitu : Malik bin Ubaidillah bin Utsman. Ia saudara Thalhah bin Ubaidillah 

bin Utsman. Ia ditawan lalu  meninggal dunia. Sebab itulah ia dimasukkan ke dalam daftar 

korban tewas. Amr bin Abdullah bin Jud'an. Seluruhnya berjumlah dua orang. 

Dari Bani Makhzum bin Yaqadzah yaitu : Hudzaifah bin Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah. Ia tewas oleh 

Sa'ad bin Abu Waqqash, Hisyam bin Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah. Ia tewas di tangan Shuhaib bin 

Sinan. Zuhair bin Abu Rifa'ah. Ia tewas oleh Abu Usaid bin Malik bin Rabi'ah. As-Saib bin Abu Rifa'ah. 

Ia tewas dibunuh oleh Abdurrahman bin Auf. Aidz bin As-Saib bin Uwaimir. Ia tertawan, lalu ditebus, 

dan meninggal dunia dalam perjalanan sebab  luka akibat serangan Hamzah bin Abdul Muthalib. 

Umair, sekutu Bani Makhzum bin Yaqadzah dari Thayyi'. Khiyar sekutu bani Makhzum bin Yaqadzah 

dari Al-Qarah. Seluruh korban tewas yaitu  tujuh orang. 

Dari Bani Jumah bin Amr hanya seorang Sabrah bin Malik sekutu Bani Jumah bin Amr. 

Dari Bani Sahm bin Amr yaitu : Al-Harits bin Munabbih bin Al-Hajjaj. Ia tewas dibunuh oleh Shuhaib 

bin Sinan. Amir bin Abu Auf bin Dhubayrah saudara Ashim bin Dhubayrah. la dibunuh oleh Abdullah 

bin Salamah Al-Ajlani. Pendapat lain mengatakan ia dibunuh Abu Dujanah. Seluruh korban tewas 

yaitu  dua orang. 

 

 

Tawanan Perang Badar 

 

Ibnu Ishaq berkata: Orang-orang musyrikin Quraisy dari Bani Hasyim bin Abdu Manaf yang tertawan 

pada Perang Badar yaitu  sebagai berikut: Aqil bin Abu Thalib bin Abddul Muthalib bin Hasyim dan 

Naufal bin Al-Harits bin Abdul Muthalib bin Hasyim. 

Dari Bani Al-Muthalib bin Abdu Manaf: As-Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al-Muthalib, 

Nu'man bin Amr bin Alqamah bin Al-Muthalib. Jumlahnya dua orang. 

Dari Bani Abdu Syams bin Abdu Manaf: Amr bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdu Syams. 

Al-Harits bin Abu Wajzah bin Abu Amr bin Umayyah bin Abdu Syam Ibnu Hisyam berkata: pendapat 

lain mengatakan Al-Harits yaitu  anak Abu Wahrah. Abu Al-Ash bin Ar-Rabi' bin Abdul Uzza bin Abdu 

Syams, Abu Al-Ash bin Naufal bin Abdu Syams, Abu Risyah bin Abu Amr, sekutu Bani Abdu Syams bin 

Abdu Manaf, Amr bin Al-Azraq, sekutu Bani Abdu Syams bin Abdu Manaf, Uqbah bin Abdul Harits bin 

Al-Hadhrami, sekutu Bani Abdu Syams bin Abdu Manaf. Jumlah seluruh tawanan dari Bani Abdu Syam 

bin Abdu Manaf, dan sekutu-sekutu mereka yaitu  tujuh orang. 

Ghazwan bin Jabir. Utsman bin Abdu Syams yaitu  sekutu Bani Naufal bin Abdu Manaf dari Bani Mazin 

bin Manshur. Abu Tsaur, sekutu Bani Naufal bin Abdu Manaf. Seluruhnya yaitu  tiga orang. 

Dari Bani Abduddar bin Qushay yaitu  sebagai berikut: Abu Aziz bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf 

bin Abduddar, Al-Aswad bin Amir, sekutu Bani Abdudaar bin Qushay. Orang-orang Bani Al-Aswad 

berkata: Kami keturunan Al-Aswad bin Amir bin Amr bin Al-Harits bin As-Sabbaq. Seluruhnya yaitu  

dua orang. 

Ibnu Ishaq berkata: dari Bani Asad bin Abdul Uzza yaitu  sebagai berikut: As-Saib bin Abu Hubaysy bin 

Al-Muthalib bin Asad. Al-Huwairits bin Abbad bin Utsman bin Asad. Ibnu Hisyam berkata: Dia bukan 

Al-Huwairits, tapi Al-Harits bin Aidz bin Utsman bin Asad. Salim bin Syammakh, sekutu Bani Asad bin 

Abdul Uzza. Seluruhnya yaitu  tiga orang. 

Dari Bani Makhzum bin Yaqadzah bin Murrah yang tertawan di Perang Badar yaitu  sebagai berikut: 

Khalid bin Hisyam bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Umayyah bin Abu Hudzaifah 

bin Al-Mughirah. Al-Walid bin Al-Walid bin Al-Mughirah Utsman bin Abdullah bin Al-Mughirah bm 

Abdullah bin Umar bin Makhzum, Shaifi bin Abu Rifa'ah bin Abid bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, 

Abu Al-Mundzir bin Abu Rifa'ah bin Abid bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Abu Atha' Abdullah bin 

Abu As-Saib bin Abid bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Al-Muthalib bin Hanthab bin Al-Harits bin 

Ubayd bin Umar bin Makhzurrij Quraisy yang mundur dari medan perang Badar. Dialah yang pernah 

berkata: Kami mundur bukan sebab  luka kami berdarah, namun dari kami-kami mengucur darah. ' 

Khalid bin Al-A'lam berasal dari Khuza'ah. 

Seluruhnya tawanan dari suku ini berjumlah sembilan orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Orang-orang Quraisy dari Bani Sahm bin Amr Hushaih bin Ka'ab bin Luay yaitu  

sebagai berikut: Abu Wada'ah bin Dhubairah bin Su'aid bin Sa'ad bin Sahm. Dialah tawanan Badar yang 

paling pertama ditebus. Ia ditebus oleh anaknya, AI-Muthalib bin Abu Wada'ah. Farwah bin Qais bin 

Adi bin Hudzafah bin Su'aid bin Sahm. Handzalah bin Qabishah bin Hudzafah bin Su'aid bin Sahm. Al-

Hajjaj bin Al-Harits bin Qais bin Adi bin Su'aid bin Sahm. Seluruh yang tertawan yaitu  empat orang. 

Dari Bani Jumah bin Amr bin Hushaish bin Ka'ab yaitu  sebagai berikut: Abdullah bin Ubay bin Khalaf 

bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah, Abu Azzah bin Amr bin Abdullah bin Utsman bin Uhaib bin 

Hudzafah bin Jumah, Al-Fakih, mantan budak Umayyah bin Khalaf. Rabah bin Al-Mughtarif mengaku 

bahwa ia yaitu  tuan (pemilik) Al-Fakih. Rabah bin Al-Mughtarif berkata bahwa Al-Fakih berasal dari 

Bani Syammakh bin Muharib bin Fihr. Pendapat lain mengatakan Al-Fakih yaitu  anak Jarwal bin 

Hidzyim bin Auf bin Ghadhbu bin Syammakh bin Muharib bin Fihr. Wahb bin Umair bin Wahb bin 

Khalaf bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah. Rabi'ah bin Darraj bin Al-Anbas bin Uhban bin Wahb bin 

Hudzafah bin Jumah. Selurunya berjumlah lima orang. 

Dari Bani Amir bin Luay yaitu  sebabagi berikut: Suhail bin Amr bin Abdu Syams bin Abdu Wudd bin 

Nashr bin Malik bin Hisl bin Amir. Ia ditawan oleh Malik bin Ad-Dukhsyum, saudara Bani Salim bin Auf. 

Abdu bin Zam'ah bin Qais bin Abdu Syams bin Abdu Wudd bin Nashr bin Malik bin Hisl bin Amir. 

Abdurrahman bin Mansyu' bin Waqdan bin Qais bin Abdu Syams bin Abdu Wudd bin 

Nashr bin Malik bin Hisl bin Amir. Seluruh-nya yaitu  tiga orang. 

Dari Bani Al-Harits bin Fihr yaitu  se-bagai berikut: Ath-Thufail bin Abu Qunay'i dan Utbah bin Amr 

bin Jahdam. Seluruhnya yaitu  dua orang. 

Ibnu Ishaq berkata: Seluruh orang-orang Quraisy yang tertawan di Perang Badar sebagaimana 

disampaikan kepada kami yaitu  berjumlah empat puluh tiga orang. 

Ibnu Hisyam berkata: ada  beberapa orang yang menjadi tawanan perang yang namanya tidak 

aku ketahui. 

Ibnu Hisyam berkata: ada  orang-orang Quraisy yang tertawan di Perang Badar, namun nama 

mereka tidak disebutkan oleh Ibnu Ishaq. Rinciannya yaitu  sebagai berikut: 

Dari Bani Hasyim bin Abdu Manaf hanya seorang, yaitu Utbah, sekutu Bani Hasyim bin Abdu Manaf 

dari Bani Fihr. 

Dari Bani Abdul Muthalib bin Abdu Manaf yaitu  sebagai berikut: Aqil bin Amr, sekutu Bani Abdul 

Muthalib bin Abdu Manaf. Saudara Aqil bin Amir, yaitu Tamim bin Amr,Anak Aqil bin Amr. Seluruhnya 

yaitu  tiga orang. 

Dari Bani Abdu Syams bin Abdu Manaf yaitu  sebagai berikut: Khalid bin Usaid bin Abu Al-Ish. Abu Al-

Aridh Yasar, mantan budak Umayyah bin Khalaf. seluruhnya dua orang. 

Dari Bani Naufal bin Abdu Manaf hanya serang, yaitu Nabhan, sekutu mereka. 

Dari Bani Asad bin Abdul Uzza hanya seorang, yaitu Abdullah bin Humaid bin Zuhair bin Al-Harits. 

Dari Bani Abduddar bin Qushay satu orang, yaitu Aqil, sekutu mereka dari Yaman. 

Dari Bani Taim bin Murrah yaitu  seba- gai berikut: Musafi' bin lyadh bin Shakhr bin Amir bin Ka'ab 

bin Sa'ad bin Taim. Jabir bin 

Zubair, sekutu mereka. Total Dua orang 

Dari Bani Makhzum bin Yaqadzah bin Murrah satu orang, yaitu Qais bin As-Saib. 

Dari Bani Jumah bin Amr yaitu  sebagai berikut: Amr bin Ubay bin Khalaf, Abu Ruhm bin Abdullah, 

sekutu mereka, dan seorang sekutu mereka yang aku lupa namanya. Nisthas dan Abu Rafi' keduanya 

yaitu  mantan budak Umayyah bin Khalaf. Total enam orang. 

Dari Bani Sahm bin Amr satu orang, yaitu Aslam, mantan budak Nubaih bin Al-Hajjaj. 

Dari Bani Amir bin Luay yaitu  sebagai berikut: Habib bin Jabir, As-Saib bin Malik. Total dua orang. 

Dari Bani Al-Harits bin Fihr yaitu  sebagai berikut: Syaafi' dan Syafii', sekutu mereka dari Yaman. Total 

dua orang. 

 

 

Perang Sawiq (Tepung) 

 

Ibnu Hisyam berkata: Ziyad bin Abdullah bin Al-Bakkai bercerita kepadaku dari Muhammad bin Ishaq 

Al Muthalibi yang berkata: Abu Sufyan bin Harb meninggalkan Makkah untuk melaksanakan Perang 

As-Sawiq, pada bulan Dzul Hijjah. Haji tahun itu dikelola oleh orang-orang musyrik. 

Ibnu Ishaq berkata: Muhammad bin Ta'far bin Zubair, Yazid bin Ruman, dan orang yang tidak diragukan 

kejujurannya berkata kepadaku dari Abdullah bin Ka’ab bin Malik –salah seorang Anshar yang berilmu 

tinggi: Tatkala Abu Sufyan bin Harb tiba di Makkah, dalam waktu yang bersamaan orang-orang Quraisy 

yang kalah perang lari dari Badr dalam keadaan berantakan. Maka ia bernazar untuk tidak ada air yang 

menyentuh kepalanya sebab  junub (tidak menggauli isterinya) hingga menyerang Muhammad 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Maka ia pun berangkat ia keluar dari Makkah bersama dengan dua ratus 

pasukan Quraisy demi menebus nazarnya. Abu Sufyan bin Harb berjalan melewati tanah tinggi yang 

rumit, hingga akhirnya ia tiba di depan terowongan ke arah Gunung Tsaib yang berjarak kurang lebih 

12 mil dari Madinah. 

Pada suatu malam yang gelap gulita, Abu Sufyan bin Harb pergi menuju Bani An-Nadhir. Setibanya di 

rumah Huyay bin Al Akhthab lalu mengetuk pintu rumahnya, namun sebab  ada rasa khawatir Huyay 

bin Akhthab menolak membukakan pintu untuknya. Abu Sufyan bin Harb segera berpindah pergi ke 

rumah Sallam bin Misykam. Sallam bin Misykam yaitu  tokoh sangat berpengaruh di Bani An-Nadhir 

dan penjaga harta kekayaan mereka. Abu Sufyan bin Harb meminta Sallam bin Misykam mengizinkan 

dirinya masuk rumah dan Sallam bin Misykam mengizikannya. Sallam bin Misykam menjamu Abu 

Sufyan dan memberi banyak informasi kepadanya. Pada penghujung malam, Abu Sufyan bin Harb 

keluar dari rumah Sallam bin Misykam ke tempat para sahabatnya, lalu ia mengutus beberapa orang 

Quraisy ke Madinah. Anak buah Abu Sufyan bin Harb tiba di Al-Uraidh lalu  mereka membakar 

perkebunan kurma di sana. Di Al Uraidh, mereka bertemu salah seorang Anshar dan sekutunya yang 

sedang bekerja ladang mereka, lalu mereka membunuh kedua Ibnu Ishaq berkata: lalu  

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam keluar untuk menguber orang-orang Quraisy ini  hingga 

tiba di dataran rendah Al-Kudri, lalu meninggalkannya sebab beliau tidak berhasil mengejar Abu 

Sufyan bin Harb dan anak buahnya. Di Al Kudri, para sahabat mendapatkan perbekalan orang-orang 

Quraisy yang dibuang di sawah dengan tujuan demi melincahkan gerak mereka dalam pelarian. saat  

para sahabat pulang ke Madinah bersama Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam mereka bertanya: 

Wahai Rasulullah apakah engkau menginginkan perang untuk kami? Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam menjawab: "Ya, benar." 

Ibnu Hisyam berkata: Selama Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam mengikuti perang Sawiq, beliau 

menunjuk Basyir bin Abdul Mundzir yakni Abu Lubabah sebagai pengganti beliau sementara untuk 

menjadi imam di Madinah. 

Ibnu Ishaq berkata: Perang ini dinamakan perang Sawiq, sebagaimana dituturkan Abu Ubaidah 

kepadaku yaitu  sebab  sebagian besar perbekalan yang dibuang oleh orang-orang Quraisy yaitu  

tepung (sawiq), lalu kaum muslimin mengambil tepung yang berjumlah sangat banyak itu. 

Ibnu Ishaq berkata: Tatkala Abu Sufyan bin Harb keluar dari rumah Sallam bin Misykam dan mendapat 

sambutan hangat, ia berkata: 

Aku pilih seseorang di Madinah, sebagai seorang sekutu 

Aku tiada menyesal tidak pula menghinanya  

Aku diberi minum hingga puas dengan minuman keras Kumait dan Mudamah  

Oleh Sallam bin Misykam Kala pasukan berbalik pulang, aku berkata: dan aku tidak ingin 

menggembirakannya  

Bergembiralah dengan kemuliaan dan rampasan perang 

Perhatikanlah sebab  Sebetulnya  kaum itu intinya 

Mereka yaitu  sisa-sisa kaum Luay  

Bukan campuran Jurhum 

Dan tidaklah dia diam kecuali pada sebagian malam 

Datang dalam kelaparan walaupun dia bukan orangyang miskin 

 

 

Perang Dzi Amar 

 

Ibnu Ishaq berkata: Sekembalinya dari perang Sawiq, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tinggal di 

Madinah pada sebagian bulan Dzulhijjah atau hampir sebulan penuh, lalu pergi ke Najed untuk 

memerangi orang-orang Ghathafan. Itulah yang dinamakan Perang Dzi Amar. 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menunjuk Utsman bin Affan sebagai Imam di Madinah untuk 

sementara waktu, sebagaimana hal ini dituturkan oleh Ibnu Hisyam. 

Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah tinggal selama sebulan atau mendekati sebulan di berada di Nejad, lalu 

pulang kembali ke Madinah sebab  tidak ada perlawanan. Beliau menghabiskan sisa bulan Rabiul 

Awwal atau sedikit dari bulan Rabiul Awwal di Madinah. 

 

 

Perang Al-Furu' di Bahran 

 

Lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam pergi untuk memerangi orang-orang Quraisy. Rasulullah 

Shallaullahu 'Alaihi wa Sallam mengangkat Ibnu Ummu Maktum sebagai imam pengganti sementara 

di Madinah. 

Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan perjalanan hingga sampai di 

Bahran, satu kawasan pertambangan di Hijaz dari arah Al-Furu'. Beliau menetap selama bulan Rabiul 

Akhir dan Jumadil Ula di kawasan. sesudah  itu kembali pulang ke Madinah, sebab  tiada perlawanan. 

 

 

Tentang Bani Qainuqa' 

 

Ibnu Ishaq berkata: Di tengah-tengah perang Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam di atas terjadilah 

insiden Bani Qainuqa. Insiden Bani Qainuqa' terjadi saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

menghimpun orang-orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa' lalu bersabda kepada mereka: "Wahai orang-

orang Yahudi, takutlah kepada Allah yang bisa menurunkan hukuman seperti yang Dia turunkan 

kepada orang-orang Quraisy dan masuklah kalian ke dalam Islam, sebab kalian telah mengetahui 

bahwa aku yaitu  seorang Nabi yang diutus. Inilah perjanjian Allah kepada kalian, dan telah kalian 

temukan di dalam kitab kalian." Orang-orang Yahudi berkata: "Wahai Muhammad, apa kau pikir kami 

ini sama dengan kaummu. Janganlah sekali-kali engkau tertipu sebab  engkau kini sedang berhadapan 

dengan kaum yang tidak paham tentang perang. Sehingg dengan sangat gampang engkau bisa 

mengalahkan mereka. Demi Allah, jika kami memerangimu, pasti kau sadar bahwa kami yaitu  

manusia yang sebenarnya."93 

 

Ibnu Ishaq berkata: Mantan budak keluarga Bani Yazid bin Tsabit berkata kepadanya dari Said bin 

Jubair atau dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata: sesudah  itu Allah menurunkan ayat tentang orang-

orang Yahudi ini . 

 Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan 

digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya." Sebetulnya  telah 

ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di 

jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang- 

orang muslimin dua kalijumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang 

dikehendaki-Nya. Sebetulnya  pada yang demikian itu ada  pelajaran bagi orang-orang yang 

memiliki  mata hati. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang 

diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, hartayang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, 

binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah 

tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran: 12-14). 

Ibnu Ishaq berkata: Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku bahwa Bani Qainuqa' yaitu  

kabilah Yahudi pertama yang mengingkari perjanjiannya dengan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam dan berperang melawan beliau antara perang Badar dan perang Uhud. 

Ibnu Hisyam berkata: Abdullah bin Ja'far bin Al-Miswar bin Makhramah berkata bahwa Abu Aun 

berkata: Penyebab terjadinya perang Bani Qainuqa' ialah seorang wanita Arab datang membawa 

barang dagangannya untuk dijual di pasar Bani Qainuqa' lalu  duduk bersebelahan dengan 

seorang tukang emas dan perak. Orang-orang Yahudi meminta wanita Arab ini  menyingkap 

wajahnya, tapi wanita itu menolak permintaan mereka. Tukang emas mendekat ke ujung pakaian 

wanita tadi dan mengikatkannya ke punggungnya. Saat wanita Arab tadi berdiri, maka tersingkaplah 

auratnya dan orang-orang Yahudi pun tertawa terbahak-bahak menyaksikan peristiwa ini . 

Mendapatkan perlakuan keji seperti itu, wanita Arab tadi berteriak kencang. Maka salah seorang dari 

kaum muslimin melompat ke tukang emas Yahudi itu lalu membunuhnya. Yahudi-yahudi lainnya tidak 

tinggal diam. Mereka menarik lelaki muslim tadi dan membunuhnya juga. Akibat peristiwa ini , 

keluarga lelaki muslim yang dibunuh berteriak memanggil kaum muslimin seraya menyebutkan aksi 

kurang ajar orang-orang Yahudi. Kaum muslimin pun geram sehingga meledaklah perang antara kaum 

muslimin dengan orang-orang Yahudi. 

Ibnu Ishaq berkata: Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku: maka Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam lalu mengepung orang-orang Yahudi Bani Qainuqa' hingga akhirnya mereka menerima 

keputusannya. Abdullah bin Ubay bin Salul, saat itu Allah menjadikan orang-orang Yahudi di bawah 

kepemimpinannya, menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: "Wahai 

Muhammad, berbuat baiklah kepada para klieanku, mereka yaitu  sekutu Khazraj." Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam diam tidak memberi jawaban hingga Abdullah bin Ubay bin Salul berkata 

untuk kedua kalinya: "Hai Muhammad, berbuat baiklah kepada para klienku." Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam memalingkan muka dari Abdullah bin Ubay bin Salul, lalu  Abdullah bin Salul 

memasukkan tangannya ke saku baju besi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. 

Ibnu Hisyam berkata: Baju besi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bernama Dzatu Al-Fudhul. 

Ibnu Ishaq berkata: Lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam berkata kepada Abdullah bin Ubay bin 

Salul: "Celakalah engkau. Biarkanlah aku pergi!" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam marah hingga 

wajah beliau berubah merah padam sebab  ucapan dan perbuatan Abdullah bin Ubay bin Salul. 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda lagi: "Celakalah engkau, biarkanlah aku pergi!" 

Abdullah bin Ubay bin Salul berkata: "Tidak, demi Allah, aku tidak akan membiarkanmu pergi hingga 

engkau berbuat baik kepada para klienku, yaitu empat ratus tentara tanpa baju besi dan tiga ratus 

tentara berbaju besi yang telah melindungiku dari orang-orang berkulit merah dan orang-orang 

berkulit hitam, namun engkau membunuh mereka hanya sekejap saja. Demi Allah, sungguh aku orang 

yang paling takut tertimpa malapetaka." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Mereka 

menjadi milikmu."94 

 

Ibnu Hisyam berkata: Pacta saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam memerangi orang-orang 

Yahudi Bani Qainuqa', beliau mengangkat Basyir bin Abdul Mundzir sebagai imam sementara di 

Madinah. Beliau mengepung Bani Qainuqa' selama lima belas malam. 

Ibnu Ishaq berkata: Abu Ishaq bin Yasar berkata kepadaku dari Ubadah bin Alwalid bin Ubadah bin 

Ash-Shamit yang berkata: "Saat Bani Qainuqa' memerangi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, 

mereka menyerahkan urusannya kepada Abdullah bin Ubay bin Salul sebab  dia yaitu  pemimpin 

mereka. Di sisi lain, Ubadah bin As-Shamit menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam -Ubadah 

bin As-Shamit yaitu  warga Bani Auf dan ia memiliki hubungan dekat dengan orang-orang Yahudi Bani 

Qainuqa' sebagaimana mereka memiliki  hubungan dekat dengan Abdullah bin Ubay bin Salul. 

Ubadah bin As-Shamit memutuskan hubungan dengan mereka dan ia berlepas diri dari mereka. 

lalu  dia berkata: "Wahai Rasulullah, aku memihak kepada Allah, Rasul-Nya dan kaum mukmi- 

nin. Dan aku berlepas diri dari persekutuan dengan mereka, tidak loyal kepada mereka." ' Tentang 

Ubadah bin As-Shamit dan Abdullah bin Ubay bin Salul turunlah ayat berikut: 

 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi 

pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka yaitu  pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang 

siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka Sebetulnya  orang itu termasuk 

golongan mereka. Sebetulnya  Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka 

kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) yakni 

Abdullah bin Ubay. Dan perkataannya Sebetulnya  aku orang yang paling tahu tertimpa bencana, 

 

Sebetulnya  mereka bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami 

takut akan mendapat bencana." Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada 

Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka sebab  itu, mereka menjadi menyesal 

terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. Dan orang-orang yang beriman akan 

mengatakan: "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, 

bahwasanya binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orangyang merugi. Hai 

orang- orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak 

Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, 

yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang 

kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah 

karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-

Nya) lagi Maha Mengetahui. 

lalu  kisahnya berlanjut hingga firman-Nya: 

 

Sebetulnya  penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang 

mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). "Allah menyebutkan 

tentang keberpihakan Ubadah bin Shamit kepada Allah, Rasululullah dan orang-orang mukmin dan 

berlepas dirinya dari Bani Qaynuqa' dalam firman-Nya: 

 

Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, 

maka Sebetulnya  pengikut (agama) Allah itulah yangpasti menang. (QS. al-Ma'idah: 51-56). 

Ekspedisi Zaid bin Haritsah ke Al-Qaradah 

 

Ibnu Ishaq berkata: Ekspedisi Zaid bin Haritsah yang ditugaskan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

telah berhasil menaklukkan kafilah dagang Quraisy, termasuk di dalamnya Abu Sufyan bin Harb di Al-

Qaradah, salah satu mata air di Najed. Saat itu, orang-orang Quraisy mengkhawatirkan jalur yang biasa 

mereka tempuh ke Syam, sesudah  kekalahan mereka yang getir di perang Badar. Oleh sebab  itu, 

mereka melewati jalur Irak. Lalu berangkatlah kafilah dagang mereka, termasuk di dalamnya Abu 

Sufyan bin Harb yang membawa perak dalam jumlah besar dan merupakan harta terbesar kafilah 

dagang tadi. Kafilah dagang Quraisy ini menyewa seseorang dari Bani Bakr bin Wail yang bernama 

Furat bin Hayyan yang menunjukkan jalan bagi mereka. 

Ibnu Hisyam berkata: Furat bin Hayyan bin Ijl yaitu  sekutu Bani Sham. 

Ibnu Ishaq berkata: sebab  itulah, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam mengirim Zaid bin Haritsah 

untuk menyongsong mereka. Ekspedisi Zaid bin Haritsah bertemu dengan mereka di mata air Al-

Qaradah dan berhasil mengalahkan dan menguasai barang dagangan mereka namun para 

saudagarnya dibiarkan perang. Zaid bin Haritsah lalu  membawa barang dagangan kafilah 

Quraisy ke hadapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. 

Pasca perang Uhud, yakni pada perang Badar Terakhir, Hassan bin Tsabit menyindir orang-orang 

Quraisy yang menempuh jalur Irak 

Mereka tinggalkan oase Syam yang dijaga oleh  

Urang kuat laksana mulut unta betina hamil yang makan di bawah pohon arak  

Di tangan orang-orang yang hijrah kepada Tuhan mereka 

Dengan dukungan para penolong-Nya yang setia dan para malaikat-Nya  

Tatkala mereka berjalan untuk menyerang melalui lembah Alij 

Katakan kepada mereka, 'Tak ada jalan di tempat ini ke sana. 

 

Ibnu Hisyam berkata: Bait-bait di atas yaitu  bait-bait syair Hassan bin Tsabit yang ditanggapi oleh 

Abu Sufyan bin A1 Harits bin Abdul Muthalib. Akan saya paparkan bait-bait Hassan bin Tsabit dan 

jawaban Abu Sufyan bin Al-Harits bin Abdul Muthalib pada tem- patnya. Insyaallah.  

 

 

Terbunuhnya Ka'ab bin Al-Asyraf 

 

Ibnu Ishaq berkata: saat  orang-orang Quraisy ditimpa kekalahan telak di perang Badar, Zaid bin 

Haritsah berangkat ke kawasan lembah sedangkan Abdullah bin Rawahah di kirim ke dataran atas 

sebagai utusan yang dikirim Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam untuk memberi kabar gembira 

kepada kaum muslimin di Madinah tentang pertolongan yang Allah berikan dan terbunuhnya orang-

orang musyrikin. Sebagaimana hal ini dikatakan kepadaku oleh Abdullah bin Al-Mughits bin Abu 

Burdah Adz-Dzafari, Abdullah bin Abu Bakr bin Muhammad bin Hazm, Ashim bin Umar bin Qatadah, 

dan Shalih bin Abu Umarah bin Sahl. Mereka semua menceri- takan sebagian ucapannya kepadaku 

bahwa 

Ka'ab bin Al-Asyraf berasal dari Thayyi' yang berasal dari Bani Nabhan, sedangkan ibunya berasal dari 

Bani An-Nadhir. Ka'ab bin Al-Asyraf berkata saat  mendengar kabar dari Zaid bin Haritsah dan 

Abdullah bin Rawahah: "Apakah berita ini benar? Benarkah Muhammad telah berhasil mengalahkan 

orang-orang yang disebutkan oleh kedua orang ini — yakni Abdullah bin Rawahah dan Zaid? 

Padahal mereka yaitu  orang-orang Arab yang termulia dan raja manusia? Demi Allah, bila 

Muhammad telah benar berhasil mengalahkan orang-orang ini , maka lebih baik aku mati saja." 

Ibnu Ishaq berkata: Tatkala musuh Allah ini yakin tentang kebenaran berita yang dibawa kedua 

sahabat ini , ia beranjak dari Madinah menuju Makkah dan singgah di rumah Al-Muthalib bin 

Abu Wada'ah bin Dhubairah As-Shami yang beristrikan Atikah binti Abu Al-Ish bin Umayyah bin Abdu 

Syams bin Abdu Manaf yang lalu  menjamu dan menghormatinya. Ka'ab bin Al-Asyraf 

memprovokasi orang-orang Quraisy untuk menggempur Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

dengan melantunkan untaian-untaian syair, dan menangisi penghuni sumur Badar, yaitu orang-orang 

Quraisy yang tewas di perang Badar. 

sesudah  itu, Ka'ab bin Al-asyraf pulang ke Madinah dan menyanjung istri-istri kaum muslimin sehingga 

membuat mereka tidak nyaman sebab nya. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda 

sebagaimana dikatakan kepadaku oleh Abdullah bin Al-Mughits bin Abu Burdah: "Siapa yang berani 

memberi pelajaran pada Ka'ab bin Al-Asyraf atas namaku?"95 

 

Muhammad bin Maslamah, dari Bani Abdul Asyhal berkata: "Wahai Rasullah, saya siap bertindak atas 

namamu!!. Aku akan habisi dial! Rasullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Silahkan ambil 

tindakan, bila engkau sanggup melakukannya." 

Muhammad bin Maslamah pulang ke rumah dan mengurung diri di dalamnya selama tiga hari tanpa 

makan dan minum, kecuali sekedarnya saja. Peristiwa ini dilaporkan kepada Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam, lalu beliau memanggilnya dan bersabda: "Kenapa engkau tidak makan dan 

minum?"Muhammad bin Maslamah menjawab: "Wahai Rasulullah, aku telah mengucapkan 

perkataan kepadamu dan aku tidak tahu pasti apakah aku mampu menepatinya atau tidak?" 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada Muhammad bin Maslamah: "Sebetulnya  

hal itu satu hal yang kau mesti engkau lakukan?" Muhammad bin Maslamah berkata: "Wahai 

Rasulullah, kita harus mengatakan sesuatu padanya." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: 

"Silahkan katakan apa yang terlintas untuk kalian katakan, sebab  itu bebas buat kalian lakukan." 

sesudah  itu terkumpullah sejumlah orang untuk membunuh Ka'ab bin Al-Asyraf. Mereka yaitu  

Muhammad bin Maslamah, Silkan bin Salamah bin Waqasy -Abu Nailah- salah seorang dari Bani Abdul 

Asyhal dan saudara sesusuan dengan Ka'ab bin Al-Asyraf-, Abbad bin Bisyr bin Waqasy -dari Bani Abdul 

Asyhal-, A1 Harts bin Aus bin Muadz -dari Bani Abdul Asyhal-, dan Abu Abs bin Jabr - dari Bani Haritsah. 

Sebelum mendatangi musuh Allah, Ka'ab bin Al-Asyraf, mereka mengutus Silkan bin Salamah 

menemui Ka'ab Bin Al-Asyraf. Silkan bin Salamah pun segera menemuinya. Silkan bin Salamah 

berbicara beberapa saat dengan Kaab bin Al-Asyraf, melantunkan syair-syair, dan berkata kepada 

Ka'ab bin Al- Asyraf: "Sungguh celaka engkau wahai Ka'ab bin Al-Asyraf, aku datang menemuimu 

sebab  sesuatu yang ingin aku utarakan kepadamu dan dengan harapan engkau merahasiakannya. 

Ka'ab bin Al-Asyraf berkata: "Pasti akan saya rahasiakan itu." Silkan bin Salamah berkata: "Sungguh 

kedatangan orang ini (Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam ) kepada kita yaitu  petaka di atas 

petaka, orang-orang Arab memusuhi kita sebab nya dan menyerang kita bersama-sama bersatu 

memusuhi kita, mereka memutus jalur dan jalan-jalan hingga orang-orang kita menjadi sengsara, 

setiap jiwa menderita, kita dan orang-orang tanggungan kita juga mengalami beban derita." 

Ka'ab bin Al-Asyraf berkata: "Aku anak Al-Asyraf, demi Allah, aku telah mengatakan padamu wahai 

Ibnu Salamah bahwa perkara ini akan berujung pada apa yang telah pernah aku katakan." Silkan bin 

Salamah berkata kepada Ka'ab bin Al-asyraf: "Aku ingin engkau menjual makanan kepada kami dan 

untuk itu kami gadaikan sesuatu kepadamu buat penguat untukmu sebagai balasannya engkau 

berbuat baik dalam hal ini." Ka'ab bin Al-Asyraf berkata: "Apakah engkau mau mengadaikan anak-anak 

kalian kepadaku?" Silkan bin Salamah berkata: "Tampaknva engkau hanya ingin menjelek-jelekkan 

kami. Sebetulnya  bersamaku ada teman-teman yang seide dan aku ingin datang menemuimu 

kembali bersama mereka lalu  engkau jual makanan kepada mereka, berbuat baik, dan kami 

gadaikan kepadamu senjata. Kami tidak akan melanggar janji." Silkan bin Salamah mengatakan itu 

padanya agar Ka'ab bin Al-Asyraf tidak menolak teman-temannya jika  mereka datang dengan 

menghunus pedang. 

lalu  Silkan bin Salamah menemui sahabat-sahabatnya, menceritakan keadaan Ka'ab Al-Asyraf 

dan meminta mereka untuk mengambil pedangnya masing-masing. Lalu merekapun berangkat untuk 

menghabisi Ka'ab bin Al-Asyraf, namun sebelum itu mereka berkumpul di tempat Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang mengatakan bahwa Ka'ab bin Al-Asyraf berkata: "Apakah kalian mau 

menggadaikan istri-istri kalian kepadaku?" Silkan bin Salamah berkata: "Bagaimana kami harus 

menggadaikan istri-istri kami, padahal engkau warga Yatsrib yang pintar memuji wanita dan paling 

gemar memakai parfum?" Ka'ab bin Al-Asyraf berkata: Apakah kalian mau menggadaikan anak-anak 

kalian?" 

Ibnu Ishaq berkata: Tsaur bin Ziad berkata kepadaku dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 

Anhuma yang berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersama sahabat-sahabat ini  

berangkat ke Baqi' Al-Gharqad dan memberi arahan kepada mereka. Beliau bersabda: "Berangkatlah 

kalian dengan nama Allah. Ya Allah, tolonglah mereka."96 lalu  Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam pulang ke rumah dan saat  itu malam sedang purnama. 

 

Sementara sahabat-sahabat tadi berjalan hingga sampai di benteng Ka'ab bin Al-Asyraf. Abu Nailah 

memanggil Ka'ab bin Al-Asyraf yang baru saja menikah. Ka'ab bin Al-Asyraf melompat namun istrinya 

memegang ujung selimutnya sambil berkata: "Engkau yaitu  seorang yang sudah terbiasa perang dan 

orang yang terbiasa perang tidak akan pernah terjun ke medan perang pada jam-jam seperti ini."Ka'ab 

bin Al-Asyraf berkata: Dia Abu Nailah, Silkan bin Salamah. Jika dia dapatkan aku tidur, pasti tidak akan 

membangunkanku." Istri Ka'ab bin Al-Asyraf berkata: "Sebetulnya  aku mengerti ada keburukan 

pada suaranya." Ka'ab bin Al-Asyraf berkata: "Seorang pemuda ditantang untuk bertarung, pastilah ia 

tak akan mundur." 

Ka'ab bin Al-Asyraf menemui Silkan bin Salamah dan sahabat-sahabatnya, mereka terlibat 

pembicaraan dalam beberapa saat. Sahabat-sahabat Silkan bin Salamah berkata: "Hai anak Al-Asyraf, 

maukah engkau berjalan ke Syi'ab al-Ajuz (luar Madinah) lalu  kita berbincang di sana di sisa-sisa 

malam kita ini?" Ka'ab bin Al-Asyraf berkata: "Jika kalian mau, mari silahkan saja!" Mereka pun keluar 

Madinah sambil jalan-jalan sesaat. Silkan bin Salamah berkata kepada Ka'ab bin Al-Asyraf: "Tidak 

pernah aku dapatkan parfum yang lebih wangi dari parfummu!" Silkan bin Salamah berjalan sesaat 

dan malakukan seperti yang dia lakukan sebelumnya, lalu  berkata: "Hantamlah musuh Allah 

ini!" Sahabat-shabatnyapun memukuli Ka'ab bin Al-Asyraf dan pedang mereka menyerangnya secara 

bertubi-tubi, namun ternyata pedang-pedang itu tidak mempan untuk melukainya. 

Muhammad bin Maslamah berkata: "Tatkala aku dapatkan pedang sahabat-sahabatku tidak mempan 

sedikit pun untuk melukai Ka'ab bin Asyraf, aku ingat belati kecil di pedangku dan akupun 

mengambilnya. Musuh Allah, Ka'ab bin Al-Asyraf, berteriak dengan teriakan yang melengking sehingga 

tidak ada satu benteng di sekitar kami yang tidak menyalakan api, lalu  aku menusukkan tombak 

kecilku kebagian antara pusar dan kemaluannya dan menancapkannya hingga mengenai 

kemaluannya. Musuh Allah Ka'ab bin Al-Asyraf, jatuh tersungkur ke tanah. Al- Harits bin Aus bin 

Muadz, sahabatku terluka di kepala atau kakinya sebab  terkena tebasan pedang salah seorang di 

antara kami sendiri. sesudah  itu, kami pulang melewati perkampungan Bani Umayyah bin Zaid, 

lalu  melewati perkampungan Bani Quraizhah, lalu melewati Buats hingga lalu  mendaki 

tanah berbatu hitam Al-Uraidhah. Al-Harits bin Aus tertinggal oleh kami sebab  kucuran darahnya. 

Kami berhenti sejenak menunggunya dan tidak lama berselang, ia datang menyusul kami. Kami 

membopong Al-Harits bin Aus dan membawanya kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam di 

akhir malam. Rasulullah saat  itu sedang shalat qiyamul lail. Kami ucapkan salam kepada beliau, 

lalu  beliau keluar menemui kami. Kami terangkan kronologi terbunuhnya musuh Allah, Ka'ab 

bin Al-Asyraf, dan terlukanya salah seorang dari kami, yakni Al-Harits bin Aus. Rasulullah menjampi 

luka sahabat itu lalu kami masing-masing pulang ke rumah. Keesokan harinya orang-orang Yahudi 

ketakutan sebab  pembunuhan kami terhadap musuh Allah, Ka'ab bin Al-Asyraf. Maka sejak saat itu 

semua orang Yahudi tidak ada yang berani macam-macam lagi. 

 

 

Tentang Muhayyishah dan Huwayyishah 

 

Ibnu Ishaq berkata: Rasullulah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barang siapa 

yang berhasil menguasai salah seorang lelaki Yahudi maka bunuhlah dia!"97 Dengan serta merta 

Muhaishah membunuhnya, Ibnu Hisyam berkata: Ada yang mengatakan namanya yaitu  Mahishah 

bin Mas'ud bin Ka'ab bin Amir bin Adi bin Majda'ah bin Haritsah bin Al-Khazraj bin Atnr bin Malik bin 

Al-Aus, menangkap Ibnu Sunainah.  

 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang menyebut namanya yaitu  Ibnu Subainah, salah seorangpedagang 

Yahudi yang realitanya memiliki hubungan sosial dan bisnis dengan mereka. Huwaiyyishah bin Mas'ud 

saat  itu belum masuk Islam dan secara usia lebih tua dari pada Muhaiyyishah. saat  Muhaiyyishah 

membunuh Ibnu Sunainah, Huwaiyyishah memukulnya dan berkata: "Wahai musuh Allah, kenapa 

engkau membunuh Ibnu Sunainah? Demi Allah, bukankah lemak yang di perutmu itu berasal dari 

hartanya?!" Muhaiyyishah berkata: "Demi Allah, aku diperintah untuk membunuhnya oleh orang yang 

jika ia menyuruhku membunuhmu, aku pasti mematahkan lehermu." Muhayyishah berkata lagi: 

"Demi Allah, itulah sebab awal masuk Islamnya Huwaiyyishah." Huwaiyyishah berkata: "Demi Allah, 

andaikata Muhammad menyuruhmu membunuhku, apakah engkau akan membunuhku juga?" 

Muhaiyyishah menjawab: "Ya, Demi Allah, seandainya dia memerintahkanku untuk membunuhmu, 

aku pasti mematahkan lehermu." Huwaiyyishah berkata: "Demi Allah, sungguh agama ini telah 

membuatmu demikian kagum." Lalu Huwaiyyishah pun masuk Islam. 

Ibnu Ishaq berkata: Cerita tentang hal di atas dituturkan kepadaku oleh mantan budak Bani Haritsah 

dari anak perempuan Muhaiyyishah. Tentang kejadian di atas, Muhaiyyishah berkata dalam untaian 

syair: 

Anak ibuku mencelaku jika  aku diperintah untuk membunuh dirinya  

Pasti potong tulang telinga belakangnya dengan pedang nan tajam 

Pedang laksana kristal garam yang putih cemerlang 

Bila pedang itu aku ayunkan, ia tidak pernah luput sasaran 

Aku bahagia sebab  aku membunuhmu berdasarkan ketaatan 

Dan kita berhak mendapatkan yang di antara Bushra dan Ma'arib 

Ibnu Hisyam berkata: Abu Ubaidah berkata kepadaku dari Abu Amr Al-Madani yang berkata: saat  

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam berhasil mengalahkan Bani Quraizhah, beliau menawan sekitar 

empat ratus orang Yahudi dari mereka. Mereka yaitu  sekutu orang-orang Al-Aus. Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan agar mereka dihabisi, lalu orang-orang Al-Khazraj 

menghabisi mereka dan itu membuat lega mereka. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melihat 

orang-orang Al-Khazraj, ternyata wajah mereka berbinar cerah penuh bahagia. Rasulullah melihat 

pada orang-orang Al-Aus namun tidak demikian halnya dengan orang-orang mereka. Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam mengira bahwa murung dan kusutnya wajah orang-orang Al-Aus itu 

disebabkan sebab  adanya persekutuan antara mereka dengan Bani Quraizhah. Sisa dari keempat 

ratus orang yang masih hidup dari Bani Quraizhah yaitu  delapan belas orang, lalu  ke dua belas 

orang ini  di serahkan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam kepada orang-orang Al-Aus, dan 

untuk setiap dua orang Al-Aus diserahi satu orang dari Bani Quraizhah. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam bersabda: "Hendaklah satu orang menghajarnya sedangkan satunya lagi membunuhnya." Di 

antara kedua belas orang Bani Quraizhah yang diserahkan kepada orang-orang Al-Aus ialah Ka'ab bin 

Yahudza, salah seorang tokoh utama Bani Quraizhah. Ia diserahkan kepada Mu- haiyyishah bin Mas'ud 

dan Abu Burdah bin Nayar. Abu Burdah inilah yang di beri keringanan oleh Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam untuk menyembelih anak kambing yang berusia delapan atau sembilan bulan di Hari Raya 

Idul Adha. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hendaklah Muhaiyyisah menghajar Ka'ab 

bin Yahudza dan hendaklah Abu Burdah membunuhnya!" Muhaiyyishah menghajar Ka'ab bin Yahudza 

lalu  barulah Abu Burdah menghabisinya. Huwaiyyishah yang saat itu masih kafir berkata kepada 

saudaranya: "Apakah engkau membunuh Ka'ab bin Yahudza?" Muhaiyyishah berkata: "Ya." 

Huwaiyyishah berkata: "Demi Allah, lemak yang ada di perutmu itu mungkin berasal dari hartanya? 

Engkau tercela, hai Muhaiyyishah!" Muhaiyyishah berkata: "Aku diperintah membunuhnya oleh orang 

yang jika menyuruhku membunuhmu, pasti aku membunuhmu juga." Huwaiyyishah berpaling dari 

Muhaiyyishah dalam keadaan terkagum-kagum. Para ulama sirah menyebutkan bahwa pada malam 

harinya, Huwaiyyishah terbangun dari tidurnya dan dia sangat kagum pada perktaan saudaranya. Esok 

harinya, Huwaiyyishah berkata: "Demi Allah, inilah agama yang benar." sesudah  itu, ia datang menemui 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, mengucapkan salam lalu masuk Islam, dan mengucapkan syair-

syair yang telah saya tuliskan sebelum ini. 

Ibnu Ishaq berkata: Sekembalinya dari Bahran, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menetap di 

Madinah selama bulan Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan. 

Orang-orang Quraisy memerangi beliau di Perang Uhud di bulan Syawal tahun ketiga Hijriyah. 

 

Perang Uhud 

 

Ibnu Ishaq berkata: Cerita tentang Perang Uhud yaitu  sebagaimana dituturkan kepadaku oleh 

Muhammad bin Muslim Az Zuhri, Muhammad bin Yahya bin Hibban, Ashim bin Umar bin Qatadah, A1 

Hushain bin Abdurrahman bin Amr bin Sa'ad bin Muadz, dan ulama-ulama lainnya. Semua dari mereka 

menceritakan sebagian cerita tentang Perang Uhud dan cerita mereka terkumpul menjadi satu dalam 

kisah Perang Uhud yang akan saya ketengahkan pada bahasan berikut ini. Para ulama tadi atau salah 

seorang dari mereka berkata: sesudah  orang-orang kafir Quraisy mengalami kekalahan telak di sumur 

Perang Badar, tokoh-tokoh mereka yang masih hidup pulang ke Makkah. Abu Sufyan bin Harb tiba di 

Makkah dengan kafilah dagangnya. Maka Abdullah bin Abu Rabi'ah, Ikrimah bin Abu Jahal, dan 

Shafwan bin Umaiyyah berangkat bersama dengan orang-orang Quraisy yang kehilangan ayah, anak 

dan saudara di Perang Badar mendatangi Abu Sufyan Bin Harb dan berkata kepadanya dan kepada 

para saudagar Quraisy yang ikut bersamanya: "Wahai orang-orang Quraisy, Sebetulnya  

Muhammad telah melakukan kekeliruan besar pada kalian dan membinasakan orang-orang pilihan 

kalian. Oleh sebab itulah, bantulah kami dengan harta kalian untuk memeranginya. Mudah-mudahan 

dengan itu kita bisa melakukan balas dendam atas kematian orang-orang kita!" Abu Sufyan bin Harb 

dan para saudagar Quraisy mengabulkan permintaan mereka. 

Ibnu Ishaq berkata: Sebagian ulama berkata kepadaku bahwa tentang Abu Sufyan bin Harb dan kawan-

kawan Allah menurunkan firman-Nya: 

 

Sebetulnya  orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) 

dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, lalu  menjadi sesalan bagi mereka, dan 

mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan 

(QS. al-Anfal: 36). 

Ibnu Ishaq berkata: Orang-orang Quraisy sepakat untuk memerangi Rasulullah saat  Abu Sufyan bin 

Harb melakukan itu dan di ikuti oleh pedagang-pedagang Quraisy dan kabilah lain yang bergabung 

dengan Quraisy dan kabilah-kabilah yang loyal kepada mereka seperti Kinanah dan orang-orang 

Tihamah. 

Ibnu Ishaq berkata: Abu Izzah Amr bin Abdullah Al-Jumahi yaitu  seorang tawanan yang dibebaskan 

secara gratis oleh Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam di Perang Badar, sebab  ia miskin dan 

menanggung tanggungan keluarga yang banyak. Seusai Perang Badar, ia berkata: "Wahai Rasulullah, 

aku seorang yang miskin dan memiliki  tanggungan keluarga yang banyak, maka bebaskanlah aku, 

mudah-mudahan Allah memberi shalawat dan salam kepadamu." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam lalu membebaskan Abu Izzah Al-Jumahi. 

Beberapa hari sebelum Perang Uhud, Shafwan bin Umaiyyah berkata kepada Abu Izzah Al Jumahi: 

"Wahai Abu 'Izzah, engkau yaitu  seorang penyair, maka bantulah kami dengan lidahmu dan keluarlah 

bersama kami!" Abu Izzah Al-Jumahi menjawab: "Sebetulnya  Muhammad telah membebaskanku 

dan aku tidak ingin membantu orang-orang yang hendak memeranginya." Shafwan bin Umaiyyah 

berkata: "Bantulah kami dengan kehadiran dirimu. Demi Allah, jika aku berhasil kembali maka aku 

berjanji akan membuatmu kaya dan jika engkau tidak terbunuh maka aku berjanji akan membuatmu 

kaya namun jika engkau terbunuh maka kami akan jadikan anak-anak perempuanmu mendapat jatah 

seperti jatah anak-anak perempuanku pada saat sulit dan mudah. Akhirnya Abu Izzah Al-Jumahi 

berangkat dalam rombongan orang-orang Tihamah dan mengajak orang-orang Bani Kinanah dengan 

berkata: 

Wahai Bani Abdu Manat nan tegar di medan perang, 

Kalian para pembela sebagaimana nenek moyang kalian 

Janganlah janjikan pertolonganmu padaku sesudah  tahun ini 

Dan jangan kalian khianati aku, sebab  pengkhianatan itu tidaklah dibenarkan 

 

Ibnu Ishaq berkata: Musafi' bin Abdu Manaf bin Wahb bin Hudzafah bin Jumahi pergi ke Bani Malik 

bin Kinanah untuk menghasut dan menyeru mereka memerangi Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam. 

Musafi' berkata: 

Wahai Malik, orang yang paling mulia 

Aku bersumpah dengan sanak kerabat dan mereka yang terikat perjanjian, 

Orang yang memiliki  kekerabatan dan orang yang tidak menghormati persekutuan 

Di tengah-tengah negeri nan suci 

Pada tembok Ka 'bah yang diagungkan 

 

Ibnu Ishaq berkata: Jubair bin Al-Muth’im memanggil budak hitamnya, Wahsyi, seorang ahli melempar 

tombak asal Habasyah dengan lemparan yang jarang sekali meleset dari sasaran. Jubiar berkata 

kepadanya, "Berangkatlah engkau bersama orang-orang Quraisy. Jika berhasil membunuh Hamzah, 

paman Muhammad, sebagai pembalasan atas kematian pamanku, Thu'aimah bin Adi, maka engkau 

menjadi orang bebas merdeka." 

Ibnu Ishaq berkata: Orang-orang Quraisy berangkat dengan kekuatan penuh, tokoh-tokoh, orang-

orang yang pro mereka, dan para pengikutnya baik orang-orang dari Bani Ki-nanah dan orang-orang 

Tihamah. Mereka juga mengikut sertakan istri-istri mereka sebagai penjaga agar mereka tidak 

melarikan diri dari medan perang. Abu Sufyan bin Harb sang komandan perang berangkat bersama 

istrinya, Hindun binti Utbah. Ikrimah bin Abu Jahal berangkat bersama istrinya, Ummu Hakim binti Al-

Harits bin Hisyam bin Al-Mughirah. Al-Harits bin Hisyam bin Al-Mughirah berangkat bersama istrinya, 

Fathimah binti Al-Walid bin At-Mughirah. Shafwan bin Umaiyyah berangkat bersama istrinya, Barzah 

binti Mas'ud bin Amr bin Umair Ats-Tsaqafi, ibu Abdullah bin Shafwan bin Umaiyyah. 

Ibnu Hisyam berkata: Ada yang mengatakan Ruqayyah. 

Amr bin Al-Ash berangkat bersama is-trinya, Barithah bin Munabbih bin Al-Hajjaj, ibu Abdullah bin 

Amr bin Al-Ash. Thalhah bin Abu Thalhah (Abu Thalhah ialah Abdullah bin Abdul Uzza bin Utsman bin 

Abdud- dar) berangkat bersama istrinya Sulafah binti Sa'ad bin Syuhaid Al-Anshariyah, ibu anak-anak 

Thalhah; Musafi', Al-Julas, dan Kilab yang seluruhnya tewas bersama ayah mereka. Khunas binti Malik 

bin Al-Mudharrib, salah satu istri Malik bin Hisl, berangkat bersama anaknya, Abu Aziz bin Umair. 

Khunas binti Malik yaitu  ibu Mush'ab bin Umair. Amrah binti Alqamah, salah seorang wanita Bani Al- 

Harits bin Abdu Manat bin Kinanah, juga ikut berangkat ke medan perang. 

jika  Hindun bin Utbah berjalan melewati Wahsyi atau Wahsyi berjalan melewatinya, ia selalu 

berkata: "Wahai Abu Dasamah, sembuhkanlah 

Related Posts:

  • sirah nabawiyah 20  sebagai berikut: As'ad bin Yazid bin Al-Fakih bin Zaid bin Khaladah, Al-Fakih bin Bisyr bin Al-Fakih bin Zaid bin Khaladah. Ibnu Hisyam berkata: ada yang mengatakan, bahwa Al-Fakih yaitu  anak Busr bin A… Read More