Home »
Yehezkiel 19
» Yehezkie 19
Yehezkie 19
Januari 30, 2025
Yehezkiel 19
eset (ay. 17), dan Tahpanhes (ay. 18). Tempat-tempat ini akan dibuat sunyi sepi, akan dibakar, dan penghakiman-penghakiman Allah akan dilaksanakan atas mere- ka, dan kegeraman-Nya ditumpahkan atas mereka. Kekuatan dan keramaian penduduk mereka akan dilenyapkan. Mereka akan gemetar, akan dikoyak-koyak oleh ketakutan, dan akan meng- Kitab Yehezkiel 30:20-26 alami kesusahan setiap hari (KJV). Hari mereka akan menjadi gelap. Kehormatan-kehormatan mereka, penghiburan-penghibur- an mereka, dan pengharapan-pengharapan mereka akan dipa- damkan. Kekuasaan (KJV: kuk-kuk) mereka akan dipatahkan, se- hingga mereka tidak akan lagi menindas dan memerintah dengan lalim seperti yang sudah mereka lakukan. Kecongkakannya, yang ditimbulkan kekuatannya, akan berakhir, dan awan akan menu- tupi mereka, awan yang begitu tebal sehingga mereka tidak akan melihat adanya harapan, tidak pula kemuliaan mereka akan terlihat, atau bersinar lebih jauh. Dan, yang terakhir, orang-orang Etiopia, yang berada jauh dari mereka, dan juga orang-orang yang berbaur dengan mereka, akan ikut berbagi dalam penderitaan dan kengerian mereka. Allah dengan tindakan penyelenggaraan-Nya akan menyebarkan berita itu, dan Etiopia yang bersenang-senang akan dibuat terkejut (ay. 9). Ingatlah, Allah dapat menghujamkan kengerian pada orang-orang yang merasa sudah sangat aman sekalipun. Ketakutan, jika Allah menghendakinya, akan me- ngejutkan orang-orang munafik yang teramat lancang sekalipun. Penutup nubuat ini meninggalkan, 1. Tanah Mesir dalam keadaan yang dipermalukan. Dan Aku akan menjatuhkan hukuman atas Mesir (ay. 19). Penghancuran Mesir yaitu pelaksanaan penghakiman-penghakiman, yang tidak hanya menyiratkan bahwa penghancuran itu dilakukan secara adil, sebab dosa-dosanya, namun juga bahwa penghan- curan itu dilakukan secara teratur dan sesuai hukum, melalui sebuah putusan peradilan. Semua pelaksanaan hukuman yang dilakukan Allah sesuai dengan penghakiman-penghakim- an-Nya. 2. Allah Israel dimuliakan dengan penghakiman ini: Mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Orang-orang Mesir akan dibuat mengetahuinya, dan umat Allah akan dibuat mengeta- huinya dengan lebih baik. TUHAN dikenal melalui penghakim- an-penghakiman yang dilaksanakan-Nya. Kehancuran Mesir Dinubuatkan (30:20-26) 20 Pada tahun kesebelas, dalam bulan pertama, pada tanggal tujuh bulan itu, datanglah firman TUHAN kepadaku: 21 “Hai anak manusia, Aku telah mema- tahkan tangan kekuatan Firaun, raja Mesir, dan lihat, tangannya itu tidak dibalut supaya sembuh kembali, tidak ada yang memasang pembalut supaya kuat kembali untuk mengacungkan pedang. 22 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku menjadi lawan Firaun, raja Mesir, dan Aku akan mematahkan tangannya, baik yang masih kuat maupun yang sudah patah, dan Aku akan menjatuhkan pedang dari tangannya. 23 Aku akan menyerakkan orang Mesir di antara bangsa-bangsa dan menghamburkan mereka ke semua negeri. 24 Aku akan menguatkan tangan raja Babel dan akan memberi pedang-Ku dalam tangannya, namun Aku akan mematah- kan tangan Firaun dan ia akan merintih di hadapannya seperti orang yang mendapat luka berat. 25 Ya, Aku akan menguatkan tangan raja Babel, namun tangan raja Firaun akan jatuh terkulai. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku memberi pedang-Ku dalam tangan raja Babel dan ia mengacungkannya melawan tanah Mesir. 26 Aku akan menye- rakkan orang Mesir di antara bangsa-bangsa dan menghamburkan mereka ke semua negeri. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.” Nubuat singkat tentang melemahnya kekuatan Mesir ini disampaikan kira-kira pada waktu tentara Mesir, yang berusaha menghentikan pengepungan terhadap Yerusalem, digagalkan dalam usaha-usaha- nya itu, dan kembali re infectâ – tanpa mencapai tujuan mereka. Se- sudah itulah raja Babel menggencarkan kembali pengepungan itu dan berhasil mencapai tujuannya. Kerajaan Mesir sangatlah kuno, dan merupakan kerajaan besar selama berabad-abad. Kerajaan Babel baru belakangan ini mencapai kemegahan dan kekuatannya yang besar, dibangun di atas reruntuhan kerajaan Asyur. Nah, berlaku pada kerajaan Mesir, seperti pada banyak keluarga dan pemerintah- an, bahwa sebagian akan bertumbuh, dan sebagian yang lain akan merosot dan mundur. Yang satu harus bertambah besar, dan yang lain tentu saja harus mengecil. I. Di sini dinubuatkan bahwa semakin hari raja Mesir akan bertam- bah lemah. Luas wilayah-wilayahnya akan dipersempit, kekayaan dan kekuasaannya akan berkurang, dan ia tidak akan lagi mampu seperti sebelumnya untuk menolong dirinya sendiri atau temannya. 1. Hal ini sudah terjadi sebagian (ay. 21): Aku telah mematahkan tangan kekuatan Firaun, beberapa waktu yang lalu. Satu tangan kerajaan itu bisa dikatakan patah saat raja Babel mengalahkan habis-habisan pasukan-pasukan Firaun Nekho di Karkemis (Yer. 46:2), dan menjadikan dirinya penguasa atas segala yang termasuk wilayah raja Mesir mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat (2Raj. 24:7). Mesir sudah lama mengumpulkan kekuatan dan memperluas wilayah-wilayah kekuasaannya, dan sebab itu, supaya sebagian tindakan Kitab Yehezkiel 30:20-26 penyelenggaraan ilahi dapat diamati, ia kehilangan kekuatan- nya secara perlahan-lahan dan bertahap. Segera sesudah raja Mesir membunuh Raja Yosia yang baik, dan dalam pemerin- tahan yang sama, tangannya dipatahkan seperti itu, dan ia menerima pukulan yang mematikan itu, yang darinya ia tidak pernah pulih. Sebelum hati dan leher Mesir patah, tangannya patah terlebih dulu. Penghakiman-penghakiman Allah menda- tangi sebuah bangsa selangkah demi selangkah, supaya mere- ka menjumpai-Nya dengan bertobat. saat tangan Mesir dipa- tahkan, tangannya itu tidak dibalut supaya sembuh kembali, sebab tak ada yang dapat menyembuhkan luka-luka yang di- timbulkan Allah selain Dia sendiri. Orang-orang yang tangan- nya dipatahkan-Nya, yang dilumpuhkan-Nya, tidak bisa lagi memegang pedang. 2. Berkurangnya kekuasaan raja Mesir ini akan terjadi lagi. Satu tangan sudah dipatahkan sebelumnya, dan ada sesuatu yang dilakukan untuk menguatkannya kembali, untuk menyem- buhkan luka mematikan yang diberikan kepada binatang itu. namun sekarang (ay. 22), Aku menjadi lawan Firaun, dan Aku akan mematahkan tangannya, baik yang masih kuat maupun yang sudah patah dan dikuatkan kembali. Perhatikanlah, jika penghakiman-penghakiman yang lebih kecil tidak berhasil un- tuk merendahkan dan memperbarui orang-orang berdosa, Allah akan mengirimkan penghakiman-penghakiman yang lebih besar. Sekarang Allah akan menjatuhkan pedang dari tangan Firaun, yang dia pegang erat-erat sambil berpikir bahwa dia cukup kuat untuk memegangnya. Diulangi sekali lagi (ay. 24), Aku akan mematahkan tangan Firaun. Ia sudah menjadi penin- das yang kejam bagi umat Allah sebelumnya, dan belakangan ini menjadi tongkat bambu yang patah terkulai bagi mereka. Dan sekarang Allah dengan mematahkan kedua tangannya akan mengadakan perhitungan dengannya atas perbuatannya sebagai penindas yang kejam maupun tongkat bambu yang patah terkulai. Allah sewajarnya mematahkan kekuasaan yang disalahgunakan untuk berbuat jahat kepada rakyat atau ber- buat curang kepada mereka. namun ini bukan yang terburuk. (1) Raja Mesir akan patah semangat saat ia mendapati diri- nya terancam bahaya dari pasukan-pasukan raja Babel: ia akan merintih di hadapannya seperti orang yang mendapat luka berat. Perhatikanlah, sudah biasa bahwa orang-orang yang sangat bangga dalam kemakmuran mereka akan me- rasa sangat hancur dan berkecil hati dalam kesusahan mereka. Firaun, bahkan sebelum pedang menyentuhnya, akan merintih seolah-olah ia sudah menerima luka yang membawa maut baginya. (2) Orang-orang Mesir akan diserakkan (ay. 23, dan lagi ay. 26): Aku akan menyerakkan orang Mesir di antara bangsa- bangsa. Bangsa-bangsa lain sudah berbaur dengan mereka (ay. 5). Sekarang mereka akan berbaur dengan bangsa-bang- sa lain, dan mencari tempat perlindungan di antara bangsa- bangsa itu, dan dengan demikian mereka akan dibuat me- ngetahui bahwa Tuhan yaitu benar. II. Dinubuatkan di sini, 1. Bahwa semakin hari raja Babel akan bertambah kuat (ay. 24- 25). Berilah kekuatan kepada kedua tangan raja Babel, supaya ia mampu menyelesaikan pekerjaan yang dirancang untuknya. 2. Bahwa Allah akan memberi pedang, pedang-Nya, ke dalam tangan raja Babel, yang menandakan bahwa Allah memberinya tugas dan melengkapinya dengan persenjataan untuk melak- sanakan perang, terutama melawan Mesir. Perhatikanlah, baik para hakim di pengadilan, seperti Pilatus (Yoh. 19:11), mau- pun para panglima di medan pertempuran, seperti Nebukad- nezar, tidak memiliki kuasa apa pun jikalau kuasa itu tidak diberikan kepada mereka dari atas. PASAL 3 1 ubuat dalam pasal ini, seperti dalam dua pasal sebelumnya, yaitu terhadap Mesir, dan dirancang untuk merendahkan dan mempermalukan Firaun. Dalam menjatuhkan hukuman kepada penjahat-penjahat besar, sudah biasa untuk mempelajari lebih dulu peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya dan melihat apa yang sudah dilakukan kepada orang lain dalam perkara serupa. Hal ini berguna baik untuk mengarahkan maupun membenarkan tindakan- tindakan hukum yang akan diambil. Firaun berdiri sebagai terdakwa di hadapan sidang peradilan ilahi atas kesombongan dan kecong- kakannya, dan kejahatan-kejahatan yang telah diperbuatnya terha- dap umat Allah. namun ia menganggap dirinya begitu tinggi, begitu besar, sehingga tidak harus bertanggung jawab kepada pihak berwe- nang mana pun. Ia memandang diri begitu kuat, dan begitu terlin- dungi dengan baik, sehingga tidak akan ditaklukkan oleh kekuatan apa pun. Oleh sebab itu, sang nabi diperintahkan untuk memberi laporan kepadanya tentang perkara raja Asyur, yang ibu kotanya yaitu Niniwe. I. Sang nabi harus menunjukkan kepadanya betapa raja Asyur di masa lalu menjadi raja yang besar, betapa luas kekaisaran yang dimilikinya, betapa besar kekuasaan yang dipegangnya. Raja Mesir, sekalipun besar, tidak dapat melampauinya (ay. 3-9). II. Sang nabi kemudian harus menunjukkan kepadanya betapa ia serupa dengan raja Asyur dalam hal kesombongan dan rasa aman jasmani (ay. 10). III. Sang nabi selanjutnya harus membacakan kepadanya seja- rah kejatuhan dan kehancuran raja Asyur, betapa peristiwa itu menggemparkan bangsa-bangsa, dan peringatan apa yang diberikannya kepada semua raja yang berkuasa untuk ber- jaga-jaga terhadap kesombongan (ay. 11-17). IV. Sang nabi harus membuat raja Mesir menerapkan semua ini kepada dirinya sendiri, melihat wajahnya sendiri dalam cermin dosa raja Asyur, dan merenungkan kemungkinan kejatuh- annya sendiri melalui cermin kehancuran raja Asyur (ay. 18). Kebesaran Raja Asyur (31:1-9) 1 Pada tahun kesebelas, dalam bulan yang ketiga, pada tanggal satu bulan itu, datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir dan kepada khalayak ramai yang mengikutinya: Di dalam kebesaranmu siapakah yang dapat menyamai engkau? 3 Lihat, Aku menyamakan engkau dengan pohon aras di Libanon, penuh dengan cabang yang elok dan daun yang rumpun sekali; tumbuhnya sangat tinggi, puncak- nya sampai ke langit. 4 Sungai-sungai membuatnya besar samudera raya membuatnya meninggi; itu membuat sungainya mengalir mengelilingi bedeng- nya itu; dan menjulurkan saluran-saluran ke segala pohon yang ada di padang. 5 Maka dari itu tumbuhnya lebih tinggi dari segala pohon di padang; ranting- rantingnya menjadi banyak, cabang-cabangnya menjadi panjang lantaran air yang melimpah datang. 6 Pada rantingnya diam bersarang segala burung yang di udara, di bawah cabangnya segala binatang di hutan, melahirkan anaknya; dan semuanya bangsa besar duduk bernaung di bawahnya. 7 Ia elok sebab besarnya dan sebab cabangnya yang panjang-panjang; sebab akarnya julur- jalar sampai di air yang berlimpah-limpah. 8 Pohon-pohon aras di dalam taman Allah tidak akan dapat menyainginya, juga pohon sanobar tidak akan dapat menyamai ranting-rantingnya, dan pohon berangan tidak dapat dibandingkan dengan cabang-cabangnya. Segala pohon-pohon yang di taman Allah tiada yang dapat disamakan dengan dia mengenai keelokannya. 9 Aku membuat dia sungguh-sungguh elok dengan cabang-cabangnya yang sangat rapat. Di taman Eden, di taman Allah segala pohon cemburu padanya. Nubuat ini tertanggal pada bulan sebelum Yerusalem direbut, seperti nubuat dalam penutup pasal sebelumnya tertanggal sekitar empat bulan sebelumnya. saat umat Allah sedang berada di kedalaman kesusahan mereka, akan sedikit banyak menghibur bagi mereka un- tuk diberi tahu dari sorga bahwa cawan itu sedang bergulir berpin- dah tangan, yaitu cawan dengan isinya yang memusingkan itu. Bah- wa cawan yang sekarang ada pada mereka itu, juga akan menegur kesombongan dan kebencian tetangga-tetangga yang menghina mere- ka. Bahwa cawan itu akan segera diambil dari tangan umat Allah itu, dan diberikan ke tangan orang-orang yang membenci mereka (Yes. 51:22-23). Dalam nubuat ini, Kitab Yehezkiel 31:1-9 I. Sang nabi diperintahkan untuk membuat Firaun menyelidiki catatan-catatan sejarah tentang perkara yang sepadan dengan perkaranya sendiri (ay. 2): Katakanlah kepada Firaun dan kepada khalayak ramai yang mengikutinya, kepada para pengiringnya yang ramai, yang begitu banyak berperan dalam mendatangkan kebesarannya, dan para tentaranya yang banyak, yang begitu berperan bagi kekuatannya. Semuanya ini dia banggakan, semua- nya ini dia andalkan. Dan mereka juga sama-sama bangga akan dia dan banyak menaruh percaya kepadanya. Sekarang tanyakan- lah kepada dia, di dalam kebesaranmu siapakah yang dapat me- nyamai engkau? Kita cenderung menilai diri kita sendiri dengan membandingkan diri dengan orang lain. Orang-orang yang me- mandang tinggi diri sendiri berkhayal bahwa mereka sama-sama besar dan baik seperti si ini dan si itu, yang sudah sangat ter- nama. Para penjilat raja-raja memberi tahu mereka siapa yang menyamai mereka dalam hal kemegahan dan keagungan. “Baik- lah,” firman Allah, “biarlah pandangannya terpaku pada penguasa yang paling termasyhur yang pernah ada, dan akan diakui bahwa sang raja menyamai dia di dalam kebesaran, dan sama sekali tidak kalah dengan dia. namun , kepada siapa saja ia ingin memakukan pandangannya, ia akan mendapati bahwa tiba juga masanya untuk jatuh. Ia akan melihat bahwa ada akhir dari semua kesempurnaannya, dan sebab itu ia harus menantikan akhir dari kesempurnaannya sendiri dengan cara serupa.” Per- hatikanlah, kejatuhan orang lain, baik ke dalam dosa maupun kehancuran, dimaksudkan sebagai peringatan bagi kita untuk tidak merasa aman atau tinggi hati, tidak pula untuk berpikir bahwa kita berada di luar jangkauan bahaya. II. Sang nabi diperintahkan untuk menunjukkan kepada Firaun contoh orang yang menyerupai dia dalam hal kebesaran, dan itu yaitu raja Asyur (ay. 3), yang kerajaannya berlanjut terus- menerus dari Nimrod. Sanherib yaitu salah satu dari raja-raja yang perkasa dari kerajaan itu. namun kerajaan itu tenggelam segera sesudah dia, dan kerajaan Nebukadnezar dibangun di atas reruntuhannya, atau lebih tepatnya dicangkokkan pada batang- nya. Sekarang marilah kita lihat betapa raja Asyur pernah men- jadi raja yang begitu maju. Dia di sini dibandingkan dengan po- hon aras yang megah (ay. 3). Kemuliaan keluarga Daud digambar- kan dengan perumpamaan yang sama (17:3). Pohon zaitun, pohon ara, dan pohon anggur, yang semuanya yaitu pohon buah, sudah menolak untuk ditinggikan mengatasi pohon-pohon lain sebab mereka tidak mau meninggalkan kesuburan mereka (Hak. 9:8, dst.). Oleh sebab itu, pilihan jatuh pada pohon aras, yang megah dan kuat, dan memantulkan bayangan besar, namun tidak berbuah. 1. Kerajaan Asyur yaitu pohon aras yang tinggi, seperti pohon- pohon aras di Libanon pada umumnya, yang tumbuhnya sangat tinggi, dan puncaknya sampai ke langit. Ia dilayani oleh raja-raja lain yang membayar upeti kepadanya, dan dikelilingi oleh para penjaga yang terdiri atas pria-pria pemberani. Ia mengungguli semua raja di sekitarnya. Mereka semua yaitu semak-semak baginya (ay. 5): Tumbuhnya lebih tinggi dari segala pohon di padang. Ada banyak pohon di padang yang sangat tinggi, namun ia melebihi mereka semua (ay. 8). Pohon- pohon aras, bahkan yang ada di taman Eden, yang dapat kita anggap sebagai yang paling baik dari jenisnya, tidak dapat me- nyainginya, namun pucuk-pucuknya menjulur lebih tinggi daripada pucuk pohon-pohon di taman Eden. 2. Ia yaitu pohon aras yang melebar. Cabang-cabangnya tidak hanya tumbuh meninggi, namun juga melebar, yang berarti bahwa raja yang perkasa ini tidak hanya ditinggikan pada martabat dan kehormatan yang besar, dan memiliki nama yang mengatasi nama-nama para pembesar di bumi, namun juga ia memperoleh kekuasaan dan kekuatan yang besar. Wilayah-wilayahnya luas, dan ia melebarkan penaklukan- penaklukannya ke tempat-tempat yang jauh, dan pengaruh- pengaruhnya ke tempat-tempat yang lebih jauh lagi. Pohon aras ini, seperti pohon anggur, menjulurkan pucuk-pucuknya sampai ke laut, sampai ke sungai (Mzm. 80:12). Ranting-ran- tingnya menjadi banyak, cabang-cabangnya menjadi panjang (ay. 5), sehingga daunnya rumpun sekali (ay. 3). Hal ini banyak berperan bagi keindahannya, bahwa ia tumbuh lebar dan juga tinggi secara seimbang. Ia elok sebab besarnya dan sebab cabangnya yang panjang-panjang (ay. 7), sangat indah dan juga sangat megah, elok dengan cabang-cabangnya yang sa- ngat rapat (ay. 9). Kekuasaan-kekuasaannya yang luas dikelola dengan baik, seperti bentuk dan tatanan pohon yang melebar Kitab Yehezkiel 31:1-9 dipelihara oleh tukang kebun yang terampil, sehingga menjadi sangat indah dipandang mata. Pemerintahannya bersahabat di mata orang-orang bijak dan juga mengagumkan di mata semua orang. Pohon sanobar tidak menyamai ranting-ranting- nya, begitu lurus, begitu hijau, begitu tertata. Tidak pula cabang-cabang pohon berangan dapat dibandingkan dengan cabang-cabangnya, begitu tebal, begitu menyebar. Singkatnya, segala pohon-pohon yang di taman Allah, di Eden, di Babel (sebab Babel berdiri di tempat firdaus ditanam), di mana ada setiap pohon yang menarik dipandang mata (Kej. 2:9), tiada yang dapat disamakan dengan pohon aras mengenai keelokan- nya; yaitu, dari semua bangsa sekitar, tidak ada raja yang begitu banyak dikagumi, begitu banyak dirayu, dan yang ke- padanya siapa saja jatuh cinta, seperti raja Asyur. Banyak dari mereka telah berbuat baik, namun ia melebihi mereka semua, bersinar lebih terang daripada mereka semua. Di taman Eden, di taman Allah segala pohon cemburu padanya (ay. 9). saat mereka mendapati bahwa mereka tidak bisa dibandingkan dengannya, mereka marah dan sedih bahwa ia begitu jauh mengalahkan mereka, dan diam-diam iri hati dengan pujian yang diberikan kepadanya. Ingatlah, menjadi ketidakbahagia- an orang-orang yang mengungguli orang lain dalam segala hal, bahwa dengan begitu mereka menjadikan diri sasaran iri hati. Dan siapa dapat tahan terhadap cemburu? 3. Ia berguna, sejauh pohon aras yang berdiri dan tumbuh bisa berguna, dan itu hanya oleh bayangannya (ay. 6): Segala burung yang di udara, beberapa burung dari segala jenis, pada rantingnya diam bersarang, di mana mereka terlindung dari terpaan-terpaan cuaca. Segala binatang di hutan membawa diri di bawah perlindungan cabang-cabangnya. Di sana mereka memanjat, dan berbaring. Di sana mereka melahirkan anak mereka. Sebab di sana ada tanaman lebat alami yang dapat melindungi mereka dari panas dan badai. Semuanya ini ber- arti, semua bangsa besar duduk bernaung di bawahnya. Mereka semua berlari kepadanya untuk mencari selamat, dan bersedia bersumpah setia kepadanya jika ia mau berusaha melindungi mereka, seperti para pelancong yang kehujanan berteduh di bawah pohon-pohon besar. Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki kekuasaan harus menggunakannya untuk melin- dungi dan menghibur orang lain yang atasnya mereka berkuasa. Sebab untuk tujuan itulah kekuasaan dipercayakan kepada mereka. Bahkan semak duri, jika ia diurapi menjadi raja, mengundang pohon-pohon untuk datang dan berlindung di bawah naungannya (Hak. 9:15). namun keamanan terbesar yang bisa diberikan makhluk mana saja, bahkan raja Asyur sekalipun, hanyalah seperti bayangan pohon, hanya merupa- kan perlindungan yang lemah dan tipis, dan membuat orang tetap rentan pada bahaya dari banyak arah. Oleh sebab itu, marilah kita berlari kepada Allah untuk mencari perlindungan, maka Ia akan membawa kita di bawah naungan sayap-Nya, di mana kita akan merasa lebih hangat dan lebih aman daripada di bawah naungan pohon aras yang paling kuat dan paling megah sekalipun (Mzm. 17:8; 91:4). 4. Ia tampak teguh dan mantap dalam kebesaran dan kekuasa- annya. Sebab, (1) Allah-lah yang membuat dia sungguh-sungguh elok (ay. 9). Sebab oleh Dialah para raja memerintah. Pohon itu indah dengan keindahan yang diberikan Allah kepadanya. Per- hatikanlah, tangan Allah harus dilihat dan diakui dalam keberhasilan orang-orang besar di bumi, dan oleh sebab itu kita tidak boleh iri hati terhadap mereka. Namun keber- hasilan itu tidak akan menjamin kelangsungan kesejahtera- an mereka, sebab Dia yang memberi keindahan kepada mereka, jika mereka sampai kehilangan hak atas keindahan itu, tahu bagaimana mengubahnya menjadi keburukan. (2) Ia tampak memiliki dasar yang baik. Pohon aras ini tidak seperti semak bulus di padang belantara, yang tum- buh untuk tinggal di tanah angus (Yer. 17:6). Ia bukan tunas di tanah kering (Yes. 53:2). Tidak, ia memiliki kekayaan yang berlimpah untuk menyokong kekuasaan dan ke- agungannya (ay. 4): Sungai-sungai membuatnya besar. Ia memiliki harta benda yang banyak, gudang-gudang dan tem- pat-tempat penyimpanan senjata yang besar, seperti samu- dera raya yang membuatnya meninggi, pendapatan-penda- patan yang senantiasa datang melalui pajak, bea cukai, dan sewa tanah, seperti sungai yang mengalir mengelilingi be- dengnya itu. Semuanya ini membuatnya mampu untuk menguatkan dan melindungi kepentingan-kepentingannya Kitab Yehezkiel 31:10-18 di mana-mana, sebab ia menjulurkan saluran-salurannya, atau anak-anak sungainya, ke segala pohon yang ada di padang, untuk mengairi mereka. Dan sebab mereka mem- punyai hubungan dengan raja (Ezr. 4:14), dan negeri mere- ka beroleh bahan makanan dari wilayah raja (Kis. 12:20), maka mereka mau melayani dan setia kepadanya. Orang- orang yang dialiri kekayaan dalam sungai-sungai besar mendapati diri wajib mengalirkannya kembali ke dalam sungai-sungai kecil. Sebab, dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya, dan semakin banyak orang memiliki harta, semakin banyak kesempatan yang mereka miliki untuk mengalirkan harta itu. Begitulah adanya, namun tetap saja semakin banyak lagi harta yang dapat mereka miliki. Cabang-cabang pohon aras ini menjadi panjang, lantaran air yang melimpah datang untuk memberi mereka makan (ay. 5 dan ay. 7). Akarnya julur-jalar sampai di air yang berlimpah-limpah, yang tampak melindunginya supaya tidak layu daunnya (Mzm. 1:3), sehingga ia tidak mengalami datangnya panas terik (Yer. 17:8). Camkanlah, orang-orang duniawi bisa saja tampak tetap sejahtera, namun tampaknya saja demikian (Ayb. 5:3; Mzm. 37:35). Kejatuhan Raja Asyur; Keruntuhan Asyur (31:10-18) 10 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh sebab ia tumbuh tinggi dan puncaknya menjulang sampai ke langit dan ia menjadi sombong sebab ketinggiannya, 11 maka Aku telah menyerahkan dia ke dalam tangan seorang berkuasa di antara bangsa-bangsa, supaya ia memperlakukannya selaras dengan kejahatannya; Aku menghalau dia. 12 Orang-orang asing, yaitu yang paling ganas di antara bangsa-bangsa, akan menebang dia dan membiarkannya; di atas gunung-gunung dan di semua lembah cabang- cabangnya berjatuhan dan di semua alur sungai negeri itu ranting-ranting- nya berpatahan dan semua bangsa di bumi pergi lari dari naungannya dan membiarkan dia. 13 Di atas batangnya yang roboh itu berhinggapan segala burung di udara dan di antara cabang-cabangnya diam segala binatang di hutan. 14 Semuanya ini terjadi supaya segala pohon yang di tepi air jangan meninggikan dirinya dan puncaknya jangan dijulurkan sampai ke langit dan supaya pohon-pohon besar, yaitu semua yang menghisap banyak air, jangan tetap berdiri di dalam kecongkakannya; sebab mereka semuanya telah dise- rahkan ke dalam maut, ke dalam bumi yang paling bawah, di tengah anak- anak manusia yang telah turun ke liang kubur. 15 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada hari ia turun ke dunia orang mati, Aku membuat samudera raya berkabung sebab dia. Aku mengempang sungai-sungainya, sehingga air banjirnya dibendung. Dan sebab dia Aku membuat gunung Libanon ber- pakaian kabung dan membuat segala pohon di hutan layu lesu. 16 Mendengar derum kejatuhannya Aku membuat bangsa-bangsa gemetar, pada saat Aku menurunkan dia ke dunia orang mati, menjumpai mereka yang telah turun ke liang kubur. Dan segala pohon taman Eden akan merasa terhibur di bumi yang paling bawah, yaitu pohon yang terpilih dan yang terindah dari Libanon, yang menghisap banyak air. 17 Mereka juga turun bersama dia ke dunia orang mati, yaitu ke orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang, dan mereka yang bernaung di bawahnya di tengah bangsa-bangsa mati juga. 18 Maka dengan siapakah engkau dapat disamakan di antara pohon-pohon di taman Eden dalam hal kemuliaan dan kebesaran? Engkau akan diturunkan ke bumi yang paling bawah bersama pohon-pohon di taman Eden dan engkau telentang di tengah orang-orang yang tak bersunat bersama orang- orang yang mati terbunuh oleh pedang. Itulah Firaun dengan semua khalayak ramai yang mengikutinya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” Kita sudah melihat raja Mesir menyerupai raja Asyur dalam keme- gahan, kekuasaan, dan kesejahteraan, bagaimana ia menyerupai raja Asyur dalam kebesarannya. Sekarang di sini kita melihat, I. Bagaimana ia juga menyerupai raja Asyur dalam kesombongan- nya (ay. 10). Sebab, sama seperti wajah memantulkan wajah di cermin, demikian pula hati yang rusak dan duniawi juga meman- tulkan hati yang serupa. Dan godaan-godaan terhadap kemak- muran yang menghanyutkan sebagian orang, juga sama-sama mematikan bagi banyak orang lain juga. “Engkau, ya raja Mesir, telah tumbuh tinggi, merasa bangga dengan kekayaan dan kekua- saanmu (29:3). Dan tepat seperti itu jugalah dia (yaitu raja Asyur). sesudah puncaknya menjulang sampai ke langit, ia langsung men- jadi sombong sebab ketinggiannya, dan ia menjadi kurang ajar dan berlagak berkuasa atas segala sesuatu, menantang Allah sendiri, dan menginjak-injak umat-Nya.” Lihat saja pesan-pesan dan surat yang dikirimkan raja agung, raja Asyur, kepada Hizkia (Yes. 36:4). Betapa dengan tinggi hati ia berbicara tentang dirinya dan segala pencapaiannya sendiri! Betapa dengan mencemooh ia berbicara tentang Hizkia, orang besar dan baik itu! Ada dosa-dosa lain yang di dalamnya orang Mesir dan orang Asyur sepakat, khususnya dosa menindas umat Allah, yang didakwakan kepada keduanya bersama-sama (Yes. 52:4). namun di sini dosa itu ditelusuri sampai ke penyebabnya, dan itu yaitu kesombongan. Sebab dengan penghinaan orang-orang yang sombonglah mereka kenyang. Perhatikanlah, jika kemakmuran lahiriah menanjak, cara berpikir orang juga biasanya ikut menanjak bersamanya. Kitab Yehezkiel 31:10-18 Dan sangat jarang menemukan orang yang rendah hati saat ia sedang mencapai kemajuan-kemajuan besar. II. Bagaimana ia sebab itu akan menyerupai raja Asyur dalam keja- tuhannya. Dan sebagai pembuka dari perbandingan mengenai kejatuhan ini, 1. Di sini ada sejarah tentang kejatuhan raja Asyur. Mengenai bagian-Nya, firman Allah (ay. 11), sebab raja Asyur meninggi- kan diri seperti itu, maka Aku telah menyerahkan dia ke dalam tangan seorang berkuasa di antara bangsa-bangsa. Cyaxares, raja orang Madai, pada tahun kedua puluh enam dari peme- rintahannya, bersamaan dengan Raja Nebukadnezar pada ta- hun pertama pemerintahannya, menghancurkan Niniwe, serta juga kerajaan Asyur bersamanya. Nebukadnezar, meskipun tidak pada waktu itu, kemudian dengan sangat meyakinkan menjadi seorang berkuasa di antara bangsa-bangsa. Ia men- jadi yang perkasa di antara bangsa-bangsa kafir itu, yang pa- ling hebat atas mereka, dan menang melawan mereka. (1) Menyangkut kejatuhan raja Asyur, ada tiga hal yang dite- gaskan: [1] Allah sendirilah yang memerintahkan kehancurannya: Aku telah menyerahkan dia ke dalam tangan algojo. Aku telah menghalau dia. Perhatikanlah, Allah yaitu Ha- kim, direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain (Mzm. 75:8). Dan jika Ia berkehendak, Ia dapat mencabut dan mengusir orang-orang yang meng- anggap diri mereka, dan yang dipandang demikian oleh orang lain, sudah berakar dalam-dalam. Dan raja-raja yang paling perkasa di antara bangsa-bangsa tidak bisa mencapai tujuan mereka melawan orang-orang yang berseteru dengan mereka, jika Yang Mahakuasa sendiri tidak menyerahkan orang-orang itu ke dalam tangan mereka. [2] Dosa raja Asyur sendirilah yang menyebabkan kehancur- annya: Selaras dengan kejahatannya, Aku menghalau dia. Tak seorang pun dihalau dari kehormatan, kekua- saan, dan segala milik mereka kecuali sebab kejahatan mereka. Tak satu pun dari penghiburan-penghiburan kita terhilang kecuali penghiburan itu sudah seribu kali dihilangkan. Jika orang fasik dihalau, mereka dihalau dalam kejahatan mereka. [3] Seorang yang berkuasa di antara bangsa-bangsalah yang akan menjadi alat kehancurannya. Sebab Allah sering mempekerjakan seorang fasik dalam menghukum orang fasik lain. Ia pasti akan menangani dia (KJV), akan menge- tahui bagaimana mengurusnya, sekalipun dia besar. Ingatlah, orang-orang yang sombong dan sok berkuasa, cepat atau lambat, akan bertemu dengan tandingan me- reka. (2) Dalam sejarah tentang kejatuhan raja Asyur ini amatilah, [1] Kelanjutan dari perumpamaan tentang pohon aras. Ia bertumbuh sangat tinggi, dan melebarkan dahan-da- hannya dengan sangat jauh. namun tiba saatnya untuk jatuh. Pertama, pohon aras yang megah ini dipotong: Yang paling ganas di antara bangsa-bangsa akan mene- bang dia. Para prajurit, yang dipersenjatai dan juga ditu- gaskan untuk membunuh, membinasakan, dan meng- hancurkan, dapat dipandang sebagai yang paling ganas di antara bangsa-bangsa. Mereka pertama-tama memangkas cabang-cabangnya, merebut beberapa bagi- an dari wilayah kekuasaannya, dan mengambilnya secara paksa dari tangannya. Dengan demikian, di atas gunung-gunung dan di semua lembah bangsa-bangsa sekitar, di dataran tinggi dan di dataran rendah, dan di semua alur sungai, ada kota-kota atau dusun-dusun yang terputus dari kerajaan Asyur, yang sebelumnya tunduk padanya, namun sudah memberontak atau dire- but kembali darinya. Bulu-bulunya merupakan barang pinjaman, dan, saat semua burung sudah mengambil kembali bulunya sendiri, maka ia pun telanjang seperti tunggul pohon. Kedua, pohon aras itu ditinggalkan: Semua bangsa di bumi, yang berlari kepadanya untuk mencari perlindungan, pergi lari dari naungannya dan membiarkan dia. saat ia tidak mampu memberi me- reka perlindungan, mereka berpikir bahwa mereka tidak lagi berutang kesetiaan terhadapnya. Janganlah orang- Kitab Yehezkiel 31:10-18 orang besar bangga dengan jumlah orang yang melayani mereka dan bergantung pada mereka. Orang-orang itu berbuat demikian hanya untuk apa yang bisa mereka peroleh. jika Sang Penyelenggara mengernyitkan dahi kepada mereka, para pengiring mereka akan segera tersebar dan terserak dari mereka. Ketiga, pohon aras itu dihina, dan kejatuhannya disorak-soraki (ay. 13): Di atas batangnya yang roboh itu berhinggapan segala bu- rung di udara, untuk menginjak-injak cabang-cabang yang patah dari pohon aras ini. Kejatuhannya disorak- soraki oleh pohon-pohon lain, yang marah melihat ke- tinggian mereka dikalahkan begitu jauh: Segala pohon taman Eden, yang sudah ditebang dan jatuh di hadap- annya, akan merasa terhibur di bumi yang paling bawah, saat mereka melihat pohon aras yang congkak ini diturunkan ke tempat yang rendah seperti mereka sendiri. Demikian pula dengan semua yang menghisap banyak air hujan dari langit, seperti dikatakan tentang tunggul pohon yang dibiarkan di tanah selatan, bahwa ia dibasahi dengan embun dari langit (Dan. 4:23) dan bersemi sesudah diciumnya air (Ayb. 14:9). Solamen miseris socios habuisse doloris – memiliki teman pada hari celaka yaitu pelipur lara bagi orang-orang yang menderita. namun , sebaliknya, pohon-pohon Libanon, yang masih berdiri dalam ketinggian dan kekuatan me- reka, berkabung sebab dia, dan segala pohon di hutan layu lesu dibuatnya, sebab tidak bisa tidak mereka pasti membaca nasib mereka sendiri dalam kejatuhan- nya. Merataplah, hai pohon sanobar, sebab sudah rebah pohon aras, sebab mereka tidak dapat berharap akan berdiri lama (Za. 11:2). [2] Penjelasan tentang perumpamaan pohon aras itu. Yang dimaksud dengan ditebangnya pohon aras ini yaitu dibantainya raja yang perkasa ini dan semua pengikut dan pendukungnya. Mereka semua diserahkan ke da- lam maut, mati rebah oleh pedang, seperti pohon aras rebah oleh kapak. Dia dan para pemukanya, yang dia katakan raja-raja semua, turun ke dalam kubur, ke dalam bumi yang paling bawah, di tengah anak-anak manusia, seperti orang-orang biasa tanpa kedudukan atau keistimewaan. Seperti manusia mereka akan mati (Mzm. 82:7). Mereka dibawa pergi bersama yang telah turun ke liang kubur, dan kemegahan mereka tidak melindungi mereka, tidak pula turun mengikuti mereka. Sekali lagi (ay. 16), ia diturunkan ke dunia orang mati, menjumpai mereka yang telah turun ke liang kubur. Ia pergi ke dunia orang mati, dan dikuburkan seperti orang lain, tanpa dikenal dan diingat lagi. Sekali lagi (ay. 17, KJV), mereka semua yang yaitu tangannya, yang pada mereka ia bertopang, yang melalui mereka ia bertindak dan mengerahkan kekuasaannya, semua yang bernaung di bawahnya, rakyat dan sekutu-seku- tunya, dan semua orang yang ada bergantung padanya, mereka semua turun ke dalam kehancuran. Mereka turun ke dalam kubur bersama dia, yaitu ke orang- orang yang mati terbunuh oleh pedang, ke orang-orang yang sudah dibinasakan sebelum mereka oleh kematian yang terlalu cepat, dengan menanggung beban kesalah- an dan celaan. saat orang-orang besar jatuh, banyak sekali orang yang jatuh bersama-sama mereka, seperti banyak sekali orang yang sudah jatuh sebelum mereka dengan cara serupa. [3] Apa yang dirancang Allah, dan yang menjadi tujuan- Nya, dalam menjatuhkan raja yang perkasa ini dan kerajaannya. Allah dengan berbuat begitu merancang, pertama, untuk menakut-nakuti bangsa-bangsa sekitar, untuk membuat mereka semua kebingungan, untuk membuat mereka semua terperanjat (ay. 16): Mendengar derum kejatuhannya Aku membuat bangsa-bangsa ge- metar. Mereka semua dihantam oleh rasa tertegun saat melihat raja yang begitu perkasa diturunkan seperti itu. Ini mengguncangkan semua keyakinan yang mereka andalkan, dan setiap orang berpikir bahwa gilir- annya akan tiba berikutnya. Pada hari ia turun ke dunia orang mati (ay. 15), Aku membuat berkabung, membuat ratapan di mana-mana, sebab seluruh kerajaan berka- bung atas kematian sang raja. Sebagai pertanda dari dukacita bersama ini, Aku menutupi samudera raya Kitab Yehezkiel 31:10-18 untuk dia (KJV), menutupinya dengan kain hitam, meng- hentikan segala pekerjaan, untuk mengikuti perkabung- an yang terjadi di mana-mana ini. Aku mengempang sungai-sungainya, sehingga air banjirnya dibendung, su- paya mengalir ke saluran lain, saluran ratapan. Libanon secara khusus, yaitu kerajaan Aram, yang selama bebe- rapa waktu bersekutu dengan raja Asyur, berkabung untuknya, seperti juga sekutu-sekutu Babel (Why. 18:9). Kedua, untuk memberi peringatan kepada bangsa-bangsa sekitar, dan kepada raja-raja mereka (ay. 14): Semuanya ini terjadi supaya segala pohon yang di tepi air, meskipun terletak di tempat yang begitu meng- untungkan, jangan meninggikan dirinya, jangan bangga dan menyombongkan diri, dan puncaknya jangan dijulur- kan sampai ke langit, sambil memandang rendah yang lain. Dan supaya mereka jangan tetap berdiri di dalam kecongkakannya, dengan mengandalkan keahlian meme- rintah dan kekuasaan mereka sendiri, seolah-olah mere- ka tidak akan pernah bisa diturunkan. Biarlah mereka semua mengambil pelajaran dari raja Asyur, sebab ia per- nah mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, dan menyangka bahwa ia tetap berpijak dengan teguh, sama seperti mereka. namun kesombongannya mendahului kehancur- annya, dan keyakinan yang diandalkannya menggagalkan dia. Perhatikanlah, kejatuhan orang-orang yang som- bong dan lancang dimaksudkan sebagai peringatan bagi orang lain untuk tetap rendah hati. Akan baik bagi Nebukadnezar, yang juga gigih dalam menjatuhkan raja Asyur, seandainya ia mau mendengar peringatan itu. 2. Di sini ada nubuat tentang kejatuhan raja Mesir dengan cara serupa (ay. 18). Ia menganggap dirinya seperti raja Asyur dalam hal kemuliaan dan kebesaran, lebih tinggi dari segala pohon taman Eden, seperti pohon cemara lebih tinggi dari semak-semak belukar. “namun engkau juga akan diturunkan, bersama-sama dengan pohon-pohon lain yang indah dipan- dang mata, seperti pohon-pohon di taman Eden. Engkau akan dibawa ke kuburan, ke bagian bumi yang paling bawah. Eng- kau akan telentang di tengah orang-orang yang tak bersunat, yang mati dalam kenajisan mereka, mati secara memalukan, mati di bawah kutukan dan berada jauh dari Allah. Pada waktu itu orang-orang yang telah engkau injak-injak akan bersorak-sorai atasmu, sambil berkata, itulah Firaun dengan semua khalayak ramai yang mengikutinya. Lihatlah betapa hinanya ia terlihat, betapa rendahnya ia tergeletak. Lihatlah apa jadinya dengan segala kemegahan dan kesombongannya. Ini sajalah yang tertinggal darinya.” Ingatlah, orang-orang besar dan khalayak ramai, beserta semua pengaruh besar dan kegemparan hebat yang mereka buat di dunia, saat Allah datang berseteru dengan mereka, mereka segera menjadi kecil, tidak ada apa-apanya, seperti Firaun dan semua khalayak ramai yang mengikutinya. PASAL 32 asih juga kita membahas kehancuran Firaun dan Mesir, yang dibicarakan secara panjang lebar dan menakjubkan, dan dengan penekanan yang sangat kuat. saat kita membaca begitu banyak tentang kehancuran Mesir, tidak kurang dari enam nubuat yang disampaikan pada waktu yang berbeda-beda tentangnya, maka pastilah kita menduga-duga, tentu ada suatu alasan khusus untuk itu. Dan, I. Mungkin kehancuran Mesir ini bisa dilihat ke belakang se- jauh Kitab Kejadian, di mana kita mendapati bahwa Allah menetapkan hati untuk menghakimi Mesir sebab menindas umat-Nya (Kej. 15:14). Dan, meskipun penghakiman itu sebagian digenapi dalam tulah-tulah Mesir dan tenggelamnya Firaun, namun, dalam kehancuran ini, yang dinubuatkan di sini, pelanggaran-pelanggaran yang dulu itu diperhitungkan, dan akan digenapi sepenuhnya. II. Mungkin kehancuran Mesir ini bisa tampak ke depan sejauh Kitab Wahyu, di mana kita mendapati bahwa musuh besar dari gereja Injil, yang berperang melawan Anak Domba, se- cara rohani disebut Mesir (Why. 11:8). Dan, jika demikian, kehancuran Mesir dan Firaunnya merupakan perlambang dari kehancuran musuh yang congkak itu. Dan di antara nubuat tentang kehancuran Mesir ini dan nubuat tentang kehancuran angkatan yang menentang Kekristenan itu ada suatu persamaan. Kita memiliki dua nubuat yang berbeda dalam pasal ini yang berkaitan dengan Mesir. Keduanya ter- jadi pada bulan yang sama, yang satu pada hari pertama, dan yang satu lagi pada minggu kedua, mungkin dua-duanya pada hari Sabat. Kedua nubuat itu merupakan ratapan, bukan hanya untuk menandakan betapa kejatuhan Mesir pantas diratapi, namun juga untuk menyiratkan betapa sang nabi sendiri harus banyak meratapinya, berdasar kemu- rahan hati dan kasih terhadap umat manusia. Kehancuran Mesir di sini digambarkan dengan dua perumpamaan: 1. Pembunuhan seekor singa, atau ikan paus (KJV), atau suatu binatang pemangsa semacamnya (ay. 1-16). 2. Pemakaman seorang panglima besar atau jenderal (ay. 17- 32). Kedua nubuat dalam pasal ini hampir sama panjang- nya. Kejatuhan Mesir; Ratapan untuk Firaun (32:1-16) 1 Pada tahun kedua belas, dalam bulan yang kedua belas, pada tanggal satu bulan itu, datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, ucap- kanlah suatu ratapan mengenai Firaun, raja Mesir dan katakanlah kepada- nya: Engkau menyamakan dirimu dengan singa muda di antara bangsa- bangsa. namun engkau seperti buaya di laut; sungai-sungaimu kaubuat berbuih, engkau mengeruhkan airnya dengan kaki dan menggelompar dalam lumpur sungainya. 3 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku memasang jaring- ku menangkap engkau dengan sekumpulan bangsa-bangsa yang banyak, dan mengangkat engkau di dalam pukat-Ku. 4 Kuhempaskan engkau ke tanah, Kulemparkan engkau ke padang. Dan ke atasmu Kusuruh hinggap segala burung di udara, dengan dagingmu Kukenyangkan binatang-binatang selu- ruh bumi. 5 Dagingmu Kubiarkan berhamburan di atas pegunungan, lembah- lembah Aku penuhi dengan bangkai-bangkaimu. 6 Bumi Kuberi minum darahmu yang mengalir, ya, juga gunung-gunung; dan alur-alur sungai akan penuh dengannya. 7 Waktu Aku membinasakan engkau, langit akan Kututup dan bintangnya Kubuat berkabut. Matahari Kututup dengan awan dan bulan, cahayanya tak disinarkan. 8 Semua yang bersinar di langit akan Kuge- lapkan demi engkau. Kegelapan Kudatangkan atas tanahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH. 9 Aku menggelisahkan hati banyak bangsa, kalau Aku membawa kamu sebagai tawanan di tengah bangsa-bangsa, ke negeri-negeri yang belum kamu kenal. 10 Aku akan membuat banyak bangsa kaget melihat engkau, dan raja-rajanya akan menggigil melihatmu, kalau Aku menetak- netakkan pedang-Ku di hadapan mereka. Mereka akan gentar, terus-mene- rus, masing-masing demi hidupnya, pada hari kesudahanmu. 11 Sebab begi- nilah firman Tuhan ALLAH: Pedang raja Babel akan datang atasmu. 12 Aku akan membuat khalayak pengikutmu berebahan oleh pedang para pahlawan, semuanya yang terganas di antara bangsa-bangsa. Kecongkakan Mesir akan dipatahkan dan khalayak pengikutnya semua dipunahkan. 13 Semua bina- tangnya akan Kubinasakan dari tepi sungai-sungai besar; kaki manusia tidak lagi mengeruhkannya dan di dalamnya tiada hewan menggelompar. 14 Maka airnya akan Kujernihkan, sungai-sungainya akan Kubuat mengalir seperti minyak, demikianlah firman Tuhan ALLAH. 15 Pada saat Mesir Kujadikan sunyi sepi, juga habis dilenyapkan segala isi negeri dan semua penduduknya Kitab Yehezkiel 32:1-16 habis Kumusnahkan, mereka akan tahu bahwa Akulah TUHAN. 16 Inilah ratapan yang seharusnya dinyanyikan; kaum perempuan bangsa-bangsa akan menyanyikannya; mereka akan menyanyikannya atas Mesir dan atas seluruh rakyatnya yang banyak, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” Di sini, I. Sang nabi diperintahkan untuk mengucapkan suatu ratapan me- ngenai Firaun, raja Mesir (ay. 2). Harus menjadi kepedulian ham- ba-hamba Tuhan untuk memiliki hati yang sungguh-sungguh, dan, untuk itu, sering mengucapkan ratapan-ratapan atas keja- tuhan dan kehancuran orang-orang berdosa, seperti orang yang tidak menginginkan hari celaka, namun ngeri terhadapnya. Perhati- kanlah, hamba-hamba Tuhan yang ingin membuat orang lain ter- gugah dengan perkara-perkara tentang Allah harus memperlihat- kan bahwa mereka juga terenyuh oleh kesengsaraan-kesengsaraan yang didatangkan para pendosa atas diri mereka sendiri sebab dosa-dosa mereka. Sudah sepatutnya kita menangis dan gemetar untuk orang-orang yang tidak mau menangis dan gemetar bagi diri mereka sendiri, untuk mencoba apakah dengan berbuat begitu kita bisa membuat mereka menangis, membuat mereka gemetar. II. Sang nabi diperintahkan untuk menunjukkan alasan dari ratapan itu. 1. Firaun sudah menjadi pembuat masalah bagi bangsa-bangsa, bahkan bagi bangsanya sendiri, yang seharusnya dibuatnya tenteram: Ia menyamakan dirinya dengan singa muda di an- tara bangsa-bangsa (ay. 2), keras dan gaduh, menggertak dan mengancam seperti singa yang mengaum-aum. Penguasa- penguasa besar, jika mereka lalim dan menindas, tidak lebih baik daripada binatang-binatang pemangsa di mata Allah. Ia seperti ikan paus (KJV), atau ular naga, seperti buaya (demikian menurut sebagian tafsiran) di laut, yang sangat bergolak dan menyusahkan, seperti Lewiatan yang membuat lubuk berbual- bual seperti periuk (Ayb. 41:22). saat Firaun terlibat dalam perang yang tidak perlu dengan orang-orang Kirene, ia datang dengan sungai-sungainya (KJV), dengan pasukan-pasukannya, mengeruhkan airnya, mengganggu kerajaannya sendiri dan bangsa-bangsa sekitar, menggelompar dalam lumpur sungai- nya, dan membuatnya kotor. Perhatikanlah, banyak keresah- an sering kali ditimbulkan di dunia oleh hasrat yang selalu gelisah dan kebencian-kebencian yang sudah mengeras dari para penguasa yang congkak. Ahablah yang menyusahkan Israel, dan bukan Elia. 2. Orang yang sudah menyusahkan orang lain harus menantikan saatnya untuk disusahkan juga. Sebab Tuhan yaitu benar (Yos. 7:25). (1) Hal ini dikemukakan di sini melalui sebuah perbandingan. Adakah Firaun seperti ikan paus besar, yang saat muncul ke sungai, menimbulkan gangguan besar (KJV), seperti Lewiatan yang tidak dapat ditarik Ayub dengan kail? (Ayb. 40:20). Namun Allah memiliki jaring untuknya, yang cukup besar untuk mengurung dia dan cukup kuat untuk mengamankannya (ay. 3): Aku memasang jaringku menang- kap engkau, yaitu tentara orang Kasdim, dengan sekumpul- an bangsa-bangsa yang banyak. Mereka akan memaksanya keluar dari benteng-benteng pertahanannya, merampas apa yang dimilikinya, dan melemparkannya seperti ikan besar ke tanah kering, ke padang (ay. 4). Di sana, sebab tidak berada di tempat yang semestinya, ia tentu saja akan mati, dan menjadi mangsa burung-burung dan binatang- binatang, seperti yang sudah dinubuatkan (29:5). Apa yang bisa dilakukan ikan terkuat sekalipun untuk menolong dirinya sendiri jika ia berada di luar air dan terbaring terengah-engah? Daging ikan paus besar ini akan diham- burkan di atas pegunungan (ay. 5) dan lembah-lembah akan dipenuhi dengan bangkai-bangkainya. Sedemikian banyak- nya prajurit Firaun yang akan terbunuh sehingga mayat- mayat mereka akan tersebar di atas bukit-bukit, dan akan ada tumpukan-tumpukan mayat di lembah-lembah. Darah akan tumpah dengan begitu melimpah sehingga meluapkan sungai-sungai di lembah-lembah. Atau, begitu besar, begitu tinggi, Lewiatan ini sehingga, saat ia terkapar di tanah, ia akan memenuhi satu lembah. Begitu banyak darah yang akan tumpah dari Lewiatan ini sehingga akan mengairi tanah Mesir, tanah yang di dalamnya ia berenang sekarang, sambil bermain-main di situ (ay. 6, KJV). Darah itu akan mencapai ke gunung-gunung, dan sungai-sungai Mesir akan kembali berubah menjadi darah dengan cara itu: Alur- Kitab Yehezkiel 32:1-16 alur sungai akan penuh dengannya. Penghakiman-peng- hakiman yang dilaksanakan atas Firaun di zaman dulu diungkapkan dengan memecahkan kepala-kepala Lewiatan di atas muka air (Mzm. 74:13-14). namun sekarang pengha- kiman-penghakiman itu dilaksanakan lebih jauh. Ular tua ini tidak hanya diremukkan kepalanya sekarang, namun juga dihancurkan berkeping-keping seluruhnya. (2) Kesusahan Mesir ini dikemukakan melalui nubuat tentang tekanan berat yang akan dirasakan negeri-negeri tetangga sebab kehancuran Mesir. Mereka semua akan cemas, se- perti yang mereka rasakan sewaktu melihat kejatuhan kerajaan Asyur (31:15-16). saat Firaun, yang sudah se- perti obor yang menyala-nyala dan membakar, dibinasakan dan dipadamkan, hal itu akan membuat segala sesuatu di sekelilingnya tampak kelam (ay. 7). Langit akan menggan- tung dalam kekelaman, bintang-bintang berkabut, matahari gerhana, dan bulan kehilangan cahaya yang dipinjamnya. Dari dunia ataslah dunia bawah ini menerima cahayanya. Oleh sebab itu (ay. 8), jika semua yang bersinar di langit di atas digelapkan, maka kegelapan pun datang atas negeri, atas bumi. Demikian pula yang akan terjadi atas tanah Mesir. Di sini tulah kegelapan, yang datang atas Me- sir di zaman dulu selama tiga hari, tampak dirujuk, seperti sebelumnya, air yang berubah menjadi darah. Sebab, jika penghakiman-penghakiman yang dulu dilupakan, sudah sewajarnya penghakiman-penghakiman itu diulangi kembali. saat dewan-dewan penasihat mereka, para pemuka negeri mereka, dan orang-orang yang mengatur kepentingan-kepentingan umum, kehilangan hikmat dan menjadi orang-orang bodoh, dan hal-hal yang menyangkut damai sejahtera mereka tersembunyi dari mata mereka, maka terang mereka pun menjadi gelap dan negeri itu diliputi kabut. Hal ini dinubuatkan dalam Yesaya 19:13, Para pembesar Zoan bertindak tolol. Nah, sewaktu tersebar berita tentang kejatuhan Mesir, dan dibawanya berita itu ke negeri-negeri terpencil, negeri-negeri yang belum mereka kenal (ay. 9), orang-orangnya akan sangat terenyuh, dan merasa ikut tersentuh olehnya. [1] Mereka akan dipenuhi kegelisahan melihat kerajaan yang sedemikian kuno, kaya, dan berkuasa direndah- kan dan diturunkan seperti itu, dan kebanggaan kemu- liaan duniawi, yang begitu mereka junjung tinggi, di- nodai sedemikian rupa. Hati banyak bangsa akan geli- sah melihat firman Allah Israel digenapi dalam kehan- curan Mesir, dan bahwa semua dewa Mesir tidak mam- pu menolongnya. Perhatikanlah, kehancuran sebagian orang fasik menggelisahkan sebagian orang fasik lain. [2] Mereka akan dipenuhi kekaguman olehnya (ay. 10): Me- reka akan kaget melihat engkau, akan bertanya-tanya melihat kekayaan dan kekuasaan sebanyak itu sudah binasa (Why. 18:17). Perhatikanlah, orang-orang yang mengagumi kemegahan dunia ini dengan hati puas, akan mengagumi kehancuran dari kemegahan itu de- ngan hati cemas. Sedangkan bagi orang-orang yang tahu betapa sia-sianya semua perkara di dunia bawah sini, hal itu tidak mengejutkan sama sekali. [3] Mereka akan dipenuhi ketakutan olehnya: bahkan raja- raja mereka (yang menganggap bahwa merupakan hak istimewa mereka untuk hidup aman) akan menggigil melihatmu, dengan menyadari bahwa rumah mereka sendiri terancam bahaya saat rumah tetangga mereka kebakaran. Kalau Aku menetak-netakkan pedang-Ku di hadapan mereka, mereka akan gentar, masing-masing demi hidupnya. Perhatikanlah, saat pedang keadilan Allah dihunus melawan sebagian orang, untuk menebas mereka, pada saat yang sama pedang itu juga teracung di hadapan sebagian yang lain, untuk memberi mereka peringatan. Dan orang-orang yang tidak mau ditegur olehnya, dan dibuat memperbarui diri, akan menjadi ketakutan olehnya, dan dibuat gemetar. Mereka akan gentar terus-menerus, oleh sebab kesudahanmu. saat orang lain dihancurkan oleh dosa, beralasan bagi kita untuk gemetar sebab takut, sebab mengetahui bahwa kita sendiri bersalah dan tidak disukai. Siapakah yang tahan berdiri di hadapan TUHAN, Allah yang kudus ini? Kitab Yehezkiel 32:1-16 (3) Kesusahan Mesir ini dikemukakan melalui nubuat yang jelas dan tegas tentang kehancuran yang akan datang atas Mesir sendiri. [1] Alat-alat kehancuran itu tampak sangat menakutkan di sini. Pedang raja Babel-lah, raja yang suka berperang itu, raja yang berkemenangan itu, yang akan datang atasmu (ay. 11), pedang para pahlawan, bahkan semua- nya yang terganas di antara bangsa-bangsa (ay. 12), tentara yang tidak sanggup dihadapi siapa pun. Perhati- kanlah, orang-orang yang suka berperang, dan yang dalam semua kesempatan memulai perseteruan, dapat menantikan, pada satu atau lain waktu, untuk di- perhadapkan dengan orang-orang yang terbukti terlalu tangguh bagi mereka. Firaun selalu maju berselisih dengan negeri tetangganya dan tampil dengan sungai- sungainya, dengan pasukan-pasukannya (ay. 2). namun sekarang Allah hendak memberi pelajaran kepadanya. [2] Kejadian-kejadian yang menghancurkannya terlihat di sini sangatlah menakutkan, hampir sama dengan apa yang sudah kita dapati sebelumnya (29:10-12; 30:7). Pertama, khalayak ramai Mesir akan dihancurkan, bu- kan dilenyapkan separuh, hanya sebagian orang yang dipilih untuk dijadikan contoh, namun semuanya dibi- nasakan. Perhatikanlah, jumlah orang-orang berdosa, meskipun banyak, tidak akan membuat mereka aman dari kuasa Allah atau berhak atas belas kasihan-Nya. Kedua, kemegahan Mesir akan dirusakkan, kemegahan istana mereka, apa yang sudah mereka bangga-bangga- kan. Perhatikanlah, dengan menolak kemegahan-keme- gahan dunia ini, kita banyak berbuat kebaikan bagi diri kita sendiri, sebab kemegahan dunia yaitu hal yang akan cepat rusak dan menipu orang-orang yang memu- janya. Ketiga, hewan ternak Mesir, yang biasa mencari makan di pinggir-pinggir sungai, akan dibinasakan (ay. 13), ditebas oleh pedang atau dibawa pergi sebagai mang- sa. Mesir terkenal dengan kuda-kudanya, yang akan men- jadi jarahan yang menggembirakan bagi orang-orang Kas- dim. Sungai-sungai tidak akan lagi dikunjungi seperti sebelumnya oleh manusia dan binatang, yang datang ke sana untuk minum. Keempat, sungai-sungai Mesir, yang dulu mengalir deras, sekarang akan bertambah dalam, lambat, dan berat, dan akan mengalir seperti minyak (ay. 14). Ini yaitu ungkapan kiasan yang menandakan bahwa akan ada kesedihan dan dukacita yang sedemi- kian dalam di seluruh bangsa itu sehingga bahkan su- ngai-sungai pun akan mengalir dengan perlahan dan hening seperti orang-orang yang berkabung, dan lupa akan gerakan mereka yang cepat. Kelima, seluruh ne- geri Mesir akan dilucuti kekayaannya. Segala isi negeri itu akan habis dilenyapkan (ay. 15), gandum, ternak, dan semua hasil bumi yang menyenangkan. saat se- mua penduduknya habis dimusnahkan, tanah itu tidak diolah, dan apa yang dikumpulkan menjadi mangsa yang empuk bagi penyerang. Perhatikanlah, Allah dapat segera mengosongkan barang-barang duniawi dari orang-orang yang paling banyak memilikinya dan yang kenyang dengannya, yang paling menikmatinya dan yang hatinya terpatri pada kenikmatan-kenikmatan itu. Orang-orang Mesir kenyang dengan negeri mereka yang menyenangkan dan berlimpah, dan hasil-hasilnya yang kaya. Semua orang yang berbicara dengan mereka da- pat melihat betapa negeri itu mengenyangkan mereka. namun Allah bisa segera membuat segala isi negeri mere- ka habis dilenyapkan. Oleh sebab itu, berhikmatlah kita jika kita kenyang dengan harta di sorga. saat negeri itu dibuat miskin, 1. Hal itu akan menjadi pelajaran bagi mereka: Mereka akan tahu bahwa Akulah TUHAN. Kesadaran dan keyakinan akan sia-sianya dunia ini, dan kodrat segala sesuatu di dalamnya yang akan pudar dan lenyap, akan banyak membantu kita mengenal Allah dengan benar sebagai bagian dan kebahagiaan kita. 2. Hal itu akan menjadi ratapan bagi semua orang di sekeliling mereka: Kaum perempuan bangsa-bangsa akan meratapinya. Mungkin, sebab bersekutu de- ngannya, mereka ikut berbagi dalam kesedihan-kese- dihannya dan menderita bersamanya, atau, sebagai pengagum-pengagumnya, mereka setidak-tidaknya Kitab Yehezkiel 32:17-32 ikut berbagi dalam kesedihannya dan berbela rasa terhadapnya. Mereka akan meratap atas Mesir dan atas seluruh rakyatnya yang banyak. Rasa kasihan mereka akan bangkit melihat terjadinya kehancuran yang begitu besar. Semakin bertambah hal-hal yang membuat kita bersukacita, semakin banyak pula kejadian yang membuat kita berduka. Kejatuhan Mesir; Kehancuran Mesir Dituntaskan (32:17-32) 17 Pada tahun kedua belas, dalam bulan pertama, pada tanggal lima belas bulan itu, datanglah firman TUHAN kepadaku: 18 “Hai anak manusia, perde- ngarkanlah suatu ratapan – engkau bersama kaum perempuan bangsa-bang- sa yang hebat – mengenai khalayak ramai di Mesir dan turunkanlah mereka ke bumi yang paling bawah menjumpai mereka yang telah turun ke liang kubur. 19 Dari siapakah engkau lebih cantik? Turunlah dan berbaringlah bersama orang-orang yang tidak bersunat! 20 Mereka akan rebah di tengah orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang dan seluruh rakyatnya yang banyak akan telentang bersama dia. 21 Orang-orang berkuasa yang gagah perkasa beserta pembantu-pembantunya akan berbicara mengenai dia dari tengah dunia orang mati: Mereka telah turun dan telentang, orang-orang yang tidak bersunat itu, yang mati terbunuh oleh pedang. 22 Di situ Asyur dengan semua sekutunya, sekelilingnya ada kuburnya; mereka semua- nya mati terbunuh, rebah oleh pedang. 23 Kuburnya ditentukan pada bagian yang terdalam dari liang dan kumpulan pengikutnya ada sekeliling kuburnya; mereka semuanya mati terbunuh, rebah oleh pedang, yaitu yang menimbulkan ketakutan di dunia orang-orang hidup. 24 Di situ Elam dan sekeliling kuburnya seluruh rakyatnya yang banyak; mereka semuanya mati terbunuh, rebah oleh pedang, yaitu yang tanpa disunat turun ke bumi yang paling bawah, yang dari pihaknya menimbulkan ketakutan di dunia orang- orang hidup. Mereka menanggung nodanya bersama orang-orang yang turun ke liang kubur. 25 Di tengah orang-orang yang mati terbunuh disediakan tempat tidur baginya dengan seluruh rakyatnya yang banyak sekeliling kuburnya; mereka semuanya orang-orang yang tidak disunat, mati terbunuh oleh pedang. Oleh sebab ketakutan terhadap mereka sudah ditimbulkan di dunia orang-orang hidup, dan mereka menanggung nodanya bersama orang- orang yang turun ke liang kubur; mereka ditempatkan di tengah orang-orang yang mati terbunuh. 26 Di situ Mesekh dan Tubal dengan seluruh rakyatnya yang banyak sekeliling kuburnya; mereka semuanya orang-orang yang tidak disunat, mati terbunuh oleh pedang, sebab mereka menimbulkan ketakutan di dunia orang-orang hidup. 27 Mereka tidak dibaringkan bersama pahlawan- pahlawan yang mati rebah pada zaman dahulu, yang turun ke dunia orang mati bersama segala senjata perangnya dan yang pedang-pedangnya ditaruh orang di bawah kepalanya serta perisai-perisainya terletak di atas tulang- tulangnya; sebab ketakutan terhadap pahlawan-pahlawan itu meliputi dunia orang-orang hidup. 28 Engkau akan telentang di tengah orang-orang yang tidak bersunat bersama orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang. 29 Di situ Edom, raja-rajanya dan semua pemimpinnya, yang ditempatkan dekat orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang, walaupun mereka kuat; mere- ka dibaringkan dekat orang-orang yang tidak disunat dan dekat orang-orang yang turun ke liang kubur. 30 Di situ pemimpin-pemimpin dari utara, semua- nya mereka, dan semua orang Sidon, yang dengan malu turun dekat orang- orang yang mati terbunuh, walaupun dengan kekuatannya mereka sudah menimbulkan ketakutan terhadap mereka; mereka dibaringkan tanpa disu- nat dekat orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang dan mereka menang- gung nodanya bersama orang-orang yang turun ke liang kubur. 31 Firaun akan melihat mereka semuanya dan ia akan merasa terhibur dengan nasib khalayak ramai yang mengikutinya. Firaun mati terbunuh oleh pedang dengan seluruh tentaranya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. 32 Oleh sebab ia menimbulkan ketakutan di dunia orang-orang hidup, maka ia di- baringkan di tengah orang-orang yang tidak disunat, dekat orang yang mati terbunuh oleh pedang. Firaun dengan seluruh khalayak ramai yang mengikutinya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” Nubuat ini menutup dan melengkapi ucapan ilahi tentang Mesir, dan meninggalkan Mesir beserta khalayak ramainya dalam lubang kehan- curan. I. Di sini kita diundang untuk mengiringi pemakaman kerajaan yang pernah berkembang itu, untuk meratapi kejatuhannya, dan meli- hat orang-orang yang mengiringinya ke pemakaman dan mene- maninya di dalam kubur. 1. Mayat dari kerajaan ini di sini dibawa ke dalam kubur. Sang nabi diperintahkan untuk menurunkan mereka ke liang kubur (ay. 18), untuk menubuatkan kehancuran mereka seperti orang yang berwenang melakukannya, sama seperti Yeremia diangkat atas kerajaan-kerajaan (Yer. 1:10). Ia harus berbicara dalam nama Allah, dan berbicara seolah-olah dari Dia yang akan menurunkan mereka. Namun ia harus menubuatkannya seperti orang yang peduli dan sayang terhadap mereka. Ia harus memperdengarkan suatu ratapan mengenai khalayak ramai di Mesir, bahkan sekalipun ia menurunkan mereka. saat Mesir dibunuh, biarlah ia mendapat pemakaman yang terhormat, sesuai dengan kedudukannya. Biarlah ia dimakam- kan bersama kaum perempuan bangsa-bangsa yang hebat, di tempat-tempat pemakaman mereka dan dengan upacara yang sama. Celaan dan kengerian maut hanya berkurang sedikit saja jika kita dimakamkan bersama orang-orang ternama. Namun ini sajalah yang diberikan untuk Mesir. Akankah Mesir menyangka dapat luput dari nasib yang biasa menimpa bang- sa-bangsa yang congkak dan berlagak berkuasa? Tidak. Ia harus mengambil bagiannya bersama dengan mereka (ay. 19): Kitab Yehezkiel 32:17-32 “Dari siapakah engkau lebih cantik? Apakah sebegitu jauh lebih eloknya engkau daripada bangsa mana saja sehingga engkau berharap akan dimaafkan? Tidak. Bangsa-bangsa lain yang seelok engkau sudah tenggelam ke dalam lubang. Oleh sebab itu turunlah, dan berbaringlah bersama orang-orang yang tidak bersunat. Engkau seperti mereka dan akan segera berbaring di antara mereka. Semua khalayak ramai Mesir akan rebah di tengah orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang, sebab sekarang pembantaian besar-besaran dilaku- kan di antara bangsa-bangsa.” Mesir bersama semua yang lain harus minum dari cawan yang berdarah itu, dan oleh sebab itu ia diserahkan kepada pedang (KJV), kepada pedang perang (namun , di tangan Allah, pedang keadilan), diserahkan untuk dihukum di depan umum. Tariklah ia dan seluruh rakyatnya yang banyak (KJV). Tariklah mereka seperti mayat orang-orang besar ditarik dengan hormat ke dalam kubur, dalam kereta jenazah, atau seperti penjahat-penjahat ditarik dalam kehina- an ke tempat penghukuman, dalam kereta tahanan. Tariklah mereka ke dalam lubang, dan biarlah mereka menjadi tonton- an bagi dunia. 2. Mayat dari kerajaan ini disambut di dalam kubur, dan Firaun dibuat bebas di antara perkumpulan orang-orang mati, dan disambut ke dalam wilayah mereka, bukan tanpa suatu kemegahan dan upacara. Sama seperti kejatuhan raja Babel yang mengejutkan digambarkan demikian, dunia orang mati yang di bawah gemetar untuk menyongsong kedatanganmu, dan untuk memperkenalkan engkau kepada rumah-rumah kegelapan itu (Yes. 14:9, dst.), demikian pula di sini, mereka akan berbicara mengenai dia dari tengah dunia orang mati (ay. 21). Seolah-olah untuk mengucapkan selamat datang kepada- nya dan memanggilnya untuk bergabung bersama mereka dalam mengakui apa yang tidak akan diakui oleh dia ataupun mereka dalam kemegahan dan kesombongan mereka, yaitu bahwa sia-sia saja mencoba berseteru dengan Allah, dan tak seorang pun mengeraskan hatinya melawan Dia dan berhasil. Mereka akan berkata kepadanya, dan kepada orang-orang yang berlagak membantunya, di manakah engkau sekarang? Apa jadinya dengan usaha -usaha mu itu pada akhirnya? Ber- bagai bangsa di sini disebutkan telah turun ke dalam kubur sebelum Mesir, dan siap untuk menyambutnya dengan men- cemooh dan mencelanya sebab sudah datang kepada mereka pada akhirnya. Bangsa-bangsa yang dibicarakan di sini mung- kin yaitu bangsa-bangsa yang pada tahun-tahun belakangan sudah dihancurkan dan diporak-porandakan oleh raja Babel, dan penguasa-penguasa mereka dibinasakan. Biarlah Mesir tahu bahwa ia memiliki tetangga-tetangga yang dengan me- reka ia harus akur. saat ia turun ke dalam kubur, ia hanya migrare ad plures – berpindah ke kediaman kebanyakan orang; yang mendahului dia tidak terbilang banyaknya (Ayb. 21:33). namun dapat diamati bahwa meskipun Yehuda dan Yerusalem kira-kira pada waktu itu, atau tidak lama sebelumnya, telah dihancurkan dan diporak-porandakan secara habis-habisan, namun keduanya tidak disebutkan di sini di antara bangsa- bangsa yang menyambut Mesir ke liang kubur. Sebab walau- pun mereka menderita hal-hal yang sama seperti yang diderita bangsa-bangsa ini, dan oleh tangan yang sama, namun mak- sud-maksud baik dari penderitaan mereka, dan kesudahannya yang membahagiakan pada akhirnya, dan rahmat Allah yang masih disediakan untuk mereka, mengubah hakikat penderita- an itu. Bagi mereka itu bukan turun ke liang kubur, seperti bagi bangsa-bangsa kafir. Mereka tidak dihajar seperti orang lain, atau dibunuh menurut cara pembantaian terhadap bangsa-bang- sa lain (Yes. 27:7, KJV). namun mari kita lihat siapa saja yang telah turun ke dalam kubur sebelum Mesir, yang telentang tidak bersunat, mati terbunuh oleh pedang, yang dengan mereka ia sekarang harus tinggal. (1) Di sana terbaring kerajaan Asyur, dan semua pemimpin dan orang-orang perkasa dari kerajaan itu (ay. 22): Di situ Asyur dengan semua sekutunya, semua negeri yang mem- bayar upeti kepadanya, dan yang bergantung pada mah- kota kerajaan itu. Penguasa yang perkasa yang dulu ber- baring dalam kebesaran, dengan dikelilingi para penjaga dan pejabatnya, sekarang berbaring tanpa dikenal. Dan di sekelilingnya ada kuburnya, dan para prajuritnya di dalamnya, tidak lagi mampu memberi pelayanan atau penghormatan terhadapnya. Mereka semuanya mati terbu- nuh, rebah oleh pedang. Jumlah bulan-bulan mereka dipu- tus di tengah-tengah, dan, sebab mereka yaitu orang Kitab Yehezkiel 32:17-32 penumpah darah dan penipu, mereka tidak dibiarkan men- capai setengah umur mereka. Kubur mereka ditentukan pada bagian yang terdalam dari liang, semuanya dalam satu baris, seperti tempat-tempat tidur di ruangan umum (ay. 23). Semua teman mereka yaitu orang-orang yang mati terbunuh, rebah oleh pedang. Ada sekumpulan besar orang-orang seperti itu, yang telah menimbulkan ketakutan di dunia orang-orang hidup. namun sama seperti kematian orang-orang yang menimbulkan kengerian mengakhiri ketakutan terhadap mereka (di dalam kubur para tawanan bersama-sama menjadi tenang dan tidak lagi mendengar suara pengerah [penindas – pen.], Ayb. 3:18), demikian pula kematian orang-orang perkasa ini mengakhiri kengerian terhadap mereka. Siapa yang takut terhadap singa mati? Perhatikanlah, maut akan menjadi raja kengerian bagi orang- orang yang bukannya menjadikan diri mereka sebagai berkat, namun malah sebagai kengerian, pada angkatan mereka. (2) Di sana terbaring kerajaan Persia, yang mungkin dalam ingatan orang pada masa itu sudah diporak-porandakan dan diturunkan: Di situ Elam dan sekeliling kuburnya seluruh rakyatnya yang banyak, raja Elam dan pasukan- pasukannya yang banyak (ay. 24-25). Mereka juga sudah menimbulkan ketakutan di dunia orang-orang hidup, sudah menimbulkan kegaduhan yang menakutkan dan gertakan di antara bangsa-bangsa pada masa mereka. namun seka- rang Elam memiliki kuburannya sendiri, dan kuburan- kuburan orang biasa di sekelilingnya, yang rebah oleh pedang. Tempat tidurnya ada di tengah orang-orang yang mati terbunuh, yang turun dengan tidak disunat, tidak disucikan, tidak kudus, dan tidak terikat perjanjian dengan Allah. Mereka telah menanggung noda mereka bersama orang-orang yang turun ke liang kubur. Mereka telah jatuh dalam kehinaan dan aib seluruh umat manusia, yaitu bah- wa mereka mati dan dikubur. Bahkan, mereka mati dengan membawa tanda-tanda celaan tertentu, yang diberikan Allah dan manusia kepada mereka. Perhatikanlah, orang- orang yang menimbulkan kengerian, cepat atau lambat, akan menanggung noda mereka, dan dijadikan kengerian bagi diri mereka sendiri. Raja Elam ditempatkan di tengah orang-orang yang mati terbunuh. Satu-satunya kehormatan yang dapat diakuinya sekarang yaitu dikuburkan di makam utama. (3) Di sana terbaring kekuasaan Skit, yang kira-kira pada wak- tu itu sedang sibuk di dunia. Mesekh dan Tubal, bangsa- bangsa utara yang biadab itu, yang belakangan ini sudah menyerang orang-orang Madai, dan menimbulkan ketakut- an di antara mereka, hidup di antara mereka dengan bebas selama beberapa tahun, dengan menjadikan segala sesuatu yang dapat mereka raih dengan tangan mereka sebagai milik mereka sendiri. namun pada akhirnya Cyaxares, raja orang Madai, menarik mereka ke dalam kekuasaannya sen- diri dengan tipu daya, melenyapkan banyak orang dari me- reka, dan membuat mereka harus meninggalkan negerinya (ay. 26). Di sana terbaring Mesekh dan Tubal, dan seluruh rakyat mereka yang banyak. Ada tempat pemakaman bagi mereka, dengan panglima besar mereka di tengah-tengah mereka, mereka semuanya orang-orang yang tidak disunat, mati terbunuh oleh pedang. Orang-orang Skit ini, yang mati dengan hina seperti mereka hidup, tidak dibaringkan, seperti bangsa-bangsa lain yang dibicarakan sebelumnya, di tempat tidur kehormatan (ay. 27): Mereka tidak dibaring- kan bersama pahlawan-pahlawan, tidak akan dimakamkan dalam kemegahan, bahkan dengan persetujuan musuh, seperti orang-orang yang terbunuh di medan pertempuran, yang turun ke dunia orang mati bersama segala senjata perang mereka yang dibawa di depan kereta jenazah, atau yang mengikuti di belakangnya, yang pedang-pedangnya ditaruh orang di bawah kepalanya, seolah-olah mereka bisa tidur dengan lebih manis di dalam kubur jika mereka membaringkan kepala mereka di atas bantal seperti itu. Orang-orang Skit ini tidak dikuburkan dengan tanda-tanda penghormatan ini, sebaliknya kejahatan-kejahatan mereka akan menempel pada tulang-tulang mereka (KJV); mereka, sebab kejahatan mereka, akan dibiarkan tanpa dikubur, walaupun mereka pernah menimbulkan ketakutan bahkan terhadap pahlawan-pahlawan di dunia orang-orang hidup. (4) Di sana terbaring kerajaan Edom, yang pernah lama ber- kembang, namun kira-kira pada waktu itu, setidak-tidaknya Kitab Yehezkiel 32:17-32 sebelum kehancuran Mesir, d
Related Posts:
Yehezkie 19 eset (ay. 17), dan Tahpanhes (ay. 18). Tempat-tempat ini akan dibuat sunyi sepi, akan dibakar, dan penghakiman-penghakiman Allah akan dilaksanakan atas mere- ka, dan kegeraman-Nya ditumpahkan atas mereka. Ke… Read More