Yehezkiel 18


 ah jika 

musuh-musuh kita memangsa apa yang sudah kita jadikan 

sebagai kebanggaan kita. Istana raja Tirus, perbendaharaan-

nya, kotanya, angkatan lautnya, tentaranya, semuanya ini dia 

megahkan sebagai kegemilangannya. Semuanya ini, pikirnya, 

menjadikannya tersohor dan mulia sebagai allah di bumi. 

namun  semua itu akan dinajiskan, dicoreng, dan dirusak oleh 

musuh yang berkemenangan. Ia menganggap semua itu suci, 

hal-hal yang tidak berani disentuh siapa pun. namun  para 

penakluk akan merebutnya sebagai hal-hal biasa, dan meru-

Kitab Yehezkiel 28:1-10 

 553 

sak kecemerlangannya. namun , pikirnya, apa pun yang terjadi 

dengan miliknya, pasti dia sebagai pribadi yaitu  suci. Tidak 

(ay. 8): Engkau diturunkannya ke lobang kubur, ke dalam ku-

bur. Engkau akan mati. Dan,  

(1) Itu tidak akan menjadi kematian yang terhormat, namun  

memalukan. Ia akan begitu tercoreng dalam kematiannya 

sehingga pupus harapannya untuk didewakan sesudah  ke-

matiannya. Ia akan mati seperti orang yang mati terbunuh 

di tengah lautan, yang tidak diberi penghormatan pada 

kematian mereka, namun  mayat-mayat mereka langsung 

dibuang ke laut, tanpa upacara atau tanda penghormatan, 

untuk menjadi santapan pesta ikan-ikan. Tirus akan di-

musnahkan di tengah lautan (27:32) dan raja Tirus tidak 

akan bernasib lebih baik daripada rakyatnya.  

(2) Itu tidak akan menjadi kematian yang membahagiakan, 

namun  menyengsarakan. Ia akan mati seperti orang tak 

bersunat (ay. 10), seperti orang-orang yang asing bagi Allah 

dan tidak mengikat kovenan dengan-Nya, dan sebab  itu 

mati di bawah murka dan kutuk-Nya. Itu merupakan 

kematian, kematian dua kali lipat, kematian jasmani dan 

kekal, kematian tubuh maupun jiwa. Ia akan mengalami 

kematian kedua, dan ini sungguh-sungguh mati dengan 

sengsara. Hukuman mati yang di sini dijatuhkan kepada 

raja Tirus disahkan oleh wewenang ilahi: Aku yang menga-

takannya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Dan apa yang 

telah Dia katakan akan dilakukan-Nya. Tak seorang pun 

dapat menyanggahnya, tidak pula Dia akan menariknya 

kembali. 

3. Bagaimana kematian ini akan berhasil menyangkal pengaku-

an-pengakuannya sebagai allah (ay. 9): “saat  sang penakluk 

menusukkan pedangnya ke dadamu, dan engkau tidak melihat 

adanya jalan keluar, apakah engkau masih akan mengatakan: 

Aku yaitu  Allah? Apakah nanti engkau akan tinggi hati 

seperti sekarang ini? Tidak. sebab  engkau dikuasai oleh ke-

matian, dan oleh rasa takut terhadapnya, engkau akan terpak-

sa mengakui bahwa engkau bukan allah, melainkan manusia 

yang lemah, penakut, gemetar, dan akan mati. Terhadap kua-

sa penikammu (di tangan Allah, dan di tangan alat-alat yang 


 554

dipakai-Nya) engkau yaitu  manusia, bukanlah Allah, sama 

sekali tidak sanggup melawan dan menolong dirimu sendiri.” 

Aku sendiri telah berfirman: Kamu yaitu  allah; namun seperti 

manusia kamu akan mati (Mzm. 82:6-7). Perhatikanlah, orang 

yang mengaku-ngaku sebagai saingan Allah akan dipaksa, 

dengan satu atau lain cara, untuk menanggalkan pengakuan-

pengakuan mereka. Sejauh-jauhnya kematian, saat  kita 

kembali ke dalam tangan-Nya, akan membuat kita tahu bahwa 

kita hanyalah manusia. 

Kejatuhan Raja Tirus 

(28:11-19)  

11 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 12 “Hai anak manusia, ucapkan-

lah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah 

firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat 

dan maha indah. 13 Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala 

batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata 

pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahan-

nya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu. 14 Kuberi-

kan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau 

berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya.  

15 Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sam-

pai ada  kecurangan padamu. 16 Dengan dagangmu yang besar engkau pe-

nuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau 

dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah 

batu-batu yang bercahaya. 17 Engkau sombong sebab  kecantikanmu, hikmat-

mu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-

raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya. 18 Dengan banyak-

nya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar keku-

dusan tempat kudusmu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang akan 

memakan habis engkau. Dan Kubiarkan engkau menjadi abu di atas bumi di 

hadapan semua yang melihatmu. 19 Semua di antara bangsa-bangsa yang 

mengenal engkau kaget melihat keadaanmu. Akhir hidupmu mendahsyatkan 

dan lenyap selamanya engkau.” 

Sama seperti sesudah  nubuat tentang kehancuran Tirus (ps. 26) ada 

ratapan yang memilukan untuknya (ps. 27), demikian pula sesudah  

kehancuran raja Tirus dinubuatkan, kehancuran itu diratapi. 

I.   Raja ini pada umumnya dipahami sebagai raja yang pada waktu 

itu memerintah atas Tirus, yang dibicarakan dalam ayat 2. Nama-

nya Etbaal, atau Itobalus, seperti yang disebut Diodorus Siculus 

(sejarawan Yunani – pen.) sebagai orang yang menjadi raja Tirus 

saat  Nebukadnezar menghancurkan Tirus. Tampaknya dia, 

dengan melihat semua keadaan lahiriahnya, yaitu  orang yang

Kitab Yehezkiel 28:11-19 

 555 

berhasil, sangat besar dan tersohor. namun  kejahatannya menjadi 

kehancurannya. Banyak ahli Alkitab menyarankan bahwa ratapan 

ini selain memiliki  arti sebenarnya, juga memiliki  arti kias-

an, dan bahwa itu merujuk pada kejatuhan para malaikat yang 

berdosa, yang membinasakan diri sendiri dengan kesombongan 

mereka. Dan (seperti yang lumrah dalam naskah-naskah yang 

memiliki makna rohani yang penuh misteri) sebagian bacaan di 

sini terutama merujuk pada raja Tirus, seperti bacaan tentang 

dagangan-dagangannya, dan sebagian yang lain merujuk pada 

para malaikat, seperti bacaan tentang berada di gunung kudus 

Allah. namun , kalau ada sesuatu yang rohani dan misteri di dalam-

nya (seperti yang mungkin ada), saya lebih merujuknya pada 

kejatuhan Adam, yang tampak disinggung sekilas (ay. 13). Engkau 

di taman Eden, yaitu taman Allah, dan itu pada hari penciptaanmu. 

II. Sebagian orang berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan 

raja Tirus yaitu  seluruh keluarga kerajaan, ini termasuk juga 

raja-raja sebelumnya, dan melihat jauh ke belakang sampai ke 

Hiram, raja Tirus. Penguasa Tirus pada waktu itu disebut pange-

ran (ay. 2, KJV). namun  orang yang diratapi di sini disebut raja. 

Istana Tirus dengan raja-rajanya sudah termasyhur selama ber-

abad-abad. namun  dosa menghancurkannya. Sekarang kita dapat 

mengamati dua hal di sini: 

1. Apa yang tersohor dari raja Tirus. Dia di sini dikatakan hidup 

dengan sangat megah (ay. 12-15). Dia yaitu  manusia, namun  

di sini diakui bahwa dia yaitu  manusia yang sangat luar 

biasa dan seorang yang perkasa pada zamannya.  

(1) Dia jauh mengungguli orang-orang lain. Hiram dan raja-

raja Tirus lainnya juga demikian pada zaman mereka. Dan 

raja yang memerintah ini mungkin tidak kalah dengan 

mereka: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat 

dan maha indah. namun  tampaknya kekuatan-kekuatan 

kodrat manusia dan kesejahteraan hidup manusia men-

capai puncak tertinggi pada dirinya. Ia dipandang sebagai 

orang bijak sejauh yang bisa dibuat oleh akal budi manu-

sia, dan bahagia sejauh yang dapat diberikan oleh keka-

yaan dunia ini dan kenikmatannya. Dalam dirinya engkau 

bisa melihat puncak tertinggi yang bisa diperbuat akal dan 


 556

kekayaaan. Oleh sebab itu ia memeteraikan jumlahnya (KJV), 

sebab tidak ada lagi yang bisa ditambahkan. Dia orang yang 

lengkap, sempurna in suo genere – dalam jenisnya.  

(2) Ia tampak bijak dan bahagia sama seperti Adam dalam 

kemurniannya (ay. 13): “Engkau di taman Eden, yaitu di 

taman Allah. Engkau seolah-olah hidup di firdaus selama 

hidupmu, menikmati secara penuh segala sesuatu yang 

baik untuk dimakan atau yang sedap kelihatannya, dan 

memiliki kekuasaan yang tak dapat dilawan atas segala 

sesuatu di sekitarmu, seperti yang dimiliki Adam.” Satu 

contoh dari kemegahan raja Tirus yaitu  bahwa ia 

mengalahkan semua raja lain dalam hal perhiasan. Orang 

yang memiliki perhiasan paling banyak yaitu  orang yang 

paling banyak berdagang dengan orang lain, seperti yang 

dilakukannya: Ia penuh segala batu permata yang berhar-

ga. Ada beraneka ragam batu permata yang berharga. 

namun  ia memiliki segala jenisnya, dan memilikinya dengan 

begitu berlimpah sehingga selain apa yang disimpan dalam 

lemarinya, dan apa yang menjadi perhiasan mahkotanya, ia 

juga menghiasi pakaian-pakaiannya dengan batu-batu per-

mata itu. Batu-batu permata itu menjadi penutup tubuh-

nya. Bahkan (ay. 14), ia berjalan-jalan di tengah batu-batu 

yang bercahaya-cahaya, yaitu, batu-batu permata yang 

berharga ini, yang berkilauan dan gemerlapan seperti api. 

Kamar-kamarnya dikelilingi oleh perhiasan, sehingga ia 

berjalan di tengah-tengahnya, dan membayangkan dirinya 

begitu mulia seolah-olah, seperti Allah, ia dikelilingi oleh 

begitu banyak malaikat, yang dibandingkan dengan nyala 

api. Dan, jika ia begitu mengagumi batu-batu permata yang 

berharga sampai menganggapnya terang seperti para 

malaikat, maka tidak heran kalau ia begitu mengagumi 

dirinya sendiri sampai menganggap dirinya hebat seperti 

Allah. Sembilan jenis batu mulia disebutkan di sini, yang 

semuanya ada  pada efod imam besar. Mungkin batu-

batu itu secara khusus disebutkan di sini sebab  sang raja, 

dalam kesombongannya, biasa berbicara secara khusus 

tentangnya, dan memberi tahu orang-orang di sekitarnya, 

dengan kegirangan yang bodoh, “Ini batu permata anu, 

yang harganya sekian, dan kelebihan-kelebihannya begini 

Kitab Yehezkiel 28:11-19 

 557 

dan begitu.” Demikianlah ia ditegur sebab  keangkuhan-

nya. Emas disebutkan terakhir, sebagai barang yang jauh 

lebih rendah nilainya daripada batu-batu mulia itu. Dan ia 

biasa berbicara tentang emas itu menurut nilainya itu. Hal 

lain yang membuatnya berpikir bahwa istananya itu firdaus 

yaitu  musiknya yang mengundang rasa penasaran, rebana 

dan suling, alat-alat musik tangan dan musik tiup. Penger-

jaannya luar biasa, dan alat-alat itu sengaja dipersiapkan 

baginya. Dipersiapkan di dalam engkau (KJV), ini yaitu  

kata ganti perempuan – di dalam engkau, hai Tirus! Atau 

itu menandakan bahwa sang raja berlaku keperempuan-

perempuanan dengan menggemari hal-hal seperti itu. Alat-

alat itu dipersiapkan pada hari penciptaannya, yaitu, pada 

waktu ia lahir atau pada waktu ia diciptakan sebagai raja. 

Alat-alat itu dibuat dengan tujuan untuk merayakan ke-

gembiraan-kegembiraan hari kelahirannya atau hari peno-

batannya. Ia sangat memegahkan dirinya dalam semuanya 

ini, dan ia ingin supaya  semua orang yang datang melihat 

istananya memberi perhatian pada semua itu.  

(3) Ia terlihat seperti malaikat yang menjelma (ay. 14): Kuberi-

kan tempatmu dekat kerub yang berjaga atau melindungi. 

Yaitu, ia memandang dirinya sebagai malaikat pelindung 

bagi rakyatnya, begitu terang, begitu kuat, begitu setia, di-

tunjuk untuk memangku jabatan ini dan memenuhi syarat 

untuknya. Raja-raja yang diurapi harus menjadi seperti 

kerub yang diurapi bagi rakyatnya, yang menutupi rakyat 

dengan sayap-sayap kekuasaan mereka. Dan jika  mere-

ka berlaku demikian, Allah akan mengakui mereka. Peng-

angkatan mereka berasal dari Dia: Aku telah mengangkat-

mu menjadi seperti itu (KJV). sebab  disebutkan tentang 

Eden, sebagian orang berpendapat bahwa itu merujuk pada 

kerub yang ditempatkan di sebelah timur Eden untuk 

menjaganya (Kej. 3:24). Ia menganggap dirinya mampu 

menjaga kotanya dari semua penyerang seperti malaikat itu 

mampu menjaga apa yang ditugaskan kepadanya. Atau 

mungkin itu merujuk pada kerub di tempat maha kudus, 

yang sayap-sayapnya menutupi tabut perjanjian. Ia meng-

anggap dirinya terang seperti salah satu dari kerub itu.  


 558

(4) Ia tampil dalam kemegahan yang begitu besar seperti imam 

besar saat  mengenakan jubah kemuliaan dan keindahan-

nya: “Di gunung kudus Allah engkau berada, sebagai pe-

mimpin bait suci yang dibangun di atas gunung kudus itu. 

Engkau memang terlihat sama-sama besar, dan sama-

sama mulia dan berkharisma, seperti imam besar saat  

berjalan di bait suci, yang dilapisi dengan batu permata 

yang mahal-mahal (2Taw. 3:6), dan mengenakan jubahnya, 

yang ada batu-batu permata baik di dada maupun di 

bahunya. Dalam hal ini ia tampak berjalan-jalan di tengah 

batu-batu yang bercahaya-cahaya.” Demikianlah mulianya 

raja Tirus. Paling tidak ia menganggap dirinya demikian. 

2. Sekarang mari kita lihat apa yang menjadi kehancuran raja 

Tirus, apa yang menodai kemuliaannya dan membaringkan 

semua kehormatan itu di dalam debu (ay. 15): “Engkau tak 

bercela di dalam tingkah lakumu. Engkau betul-betul berhasil 

dalam semua urusanmu, dan segala sesuatunya berjalan 

dengan baik bagimu. Engkau tidak hanya memiliki  nama 

baik yang bersih, namun  juga cemerlang, sejak hari penciptaan-

mu, sejak hari engkau naik takhta, sampai ada  kecurang-

an padamu. Dan itu merusak semuanya.” Ini mungkin meru-

juk pada keadaan yang menyedihkan dari para malaikat yang 

jatuh, dan keadaan orangtua pertama kita, yang keduanya tak 

bercela di dalam tingkah laku mereka sampai ada  kecu-

rangan pada mereka. Dan begitu kecurangan didapati pada-

nya, kecurangan itu bertambah. Semakin hari ia bertambah 

semakin buruk, seperti yang tampak dalam ayat 18: “Engkau 

melanggar kekudusan tempat kudusmu. Engkau telah kehi-

langan manfaat dari semua yang kau anggap suci, dan dengan 

berbuat begitu, seperti yang engkau perbuat juga dengan tem-

pat kudus, engkau menyangka dapat berlindung. Semuanya 

ini telah engkau najiskan, dan dengan demikian engkau mem-

bukakan dirimu pada bahaya dengan banyaknya kesalahan-

mu.” Sekarang amatilah, 

(1) Kecurangan apa yang menjadi kehancuran raja Tirus. 

[1] Kecurangan dalam dagangnya (demikian itu disebut 

dalam ayat 18), baik dagangnya maupun dagang rakyat-

nya, sebab dosa mereka didakwakan kepadanya, sebab  

Kitab Yehezkiel 28:11-19 

 559 

ia membiarkannya dan memberi  contoh yang buruk 

kepada mereka (ay. 16): Dengan dagangmu yang besar 

engkau penuh dengan kekerasan, dan dengan demikian 

engkau berbuat dosa. Sang raja memiliki  begitu 

banyak hal untuk dilakukan dengan barang dagangan-

nya, dan seluruh perhatiannya tercurah untuk mencari 

keuntungan darinya, sehingga ia tidak peduli untuk 

berbuat keadilan, untuk memberi  ganti rugi kepada 

orang-orang yang dijahati dan melindungi mereka dari 

kekerasan. Bahkan, dalam banyaknya urusan, kejahat-

an dilakukan terhadap banyak orang sebab  kelalaian. 

Dan dalam urusan-urusannya, ia menggunakan kekua-

saannya untuk melanggar hak orang-orang yang ber-

urusan dengannya. Perhatikanlah, orang-orang yang 

memiliki  banyak hal untuk dilakukan di dunia ter-

ancam bahaya besar akan berbuat banyak kesalahan. 

Dan sulit untuk berurusan dengan banyak orang tanpa 

berbuat kekerasan kepada sebagian dari mereka. Perda-

gangan disebut rahasia, namun  terlalu banyak orang 

membuatnya rahasia kedurhakaan.  

[2] Kesombongan dan keangkuhan dirinya (ay. 17): “Engkau 

sombong sebab  kecantikanmu. Engkau jatuh cinta pada 

dirimu sendiri, dan pada bayanganmu sendiri. Dan de-

ngan demikian hikmatmu kaumusnahkan demi semarak-

mu, demi kemegahan dan kecemerlangan, yang di 

dalamnya engkau hidup.” Dia begitu sering menatapi 

semaraknya ini sehingga semaraknya itu menyilaukan 

matanya dan membuatnya tidak bisa melihat ke mana 

ia melangkah. Ia tampak begitu sombong dengan kebe-

sarannya sehingga kesombongan itu merampas hikmat-

nya dan juga nama baik dari kebesarannya. Dia benar-

benar menjadi bodoh dalam bermegah. Orang-orang 

yang meninggalkan hikmat mereka demi memuaskan 

kegembiraan mereka, dan, demi menghibur perasaan 

yang sia-sia, kehilangan keunggulan yang sejati, dan ini 

sungguh suatu pilihan yang merugikan diri sendiri. 

(2) Kehancuran apa yang didatangkan kepadanya oleh kecu-

rangan ini.  


 560

[1] Ia terlempar dari martabatnya dan dihalau dari istana-

nya, yang dipandangnya sebagai firdaus dan bait suci-

nya (ay. 16): Maka Kubuangkan engkau dari gunung 

Allah. Kekuasaan rajawinya tinggi seperti gunung, dan 

menempatkannya di atas orang-orang lain. Itu yaitu  

gunung Allah, sebab kekuasaan-kekuasaan yang ada 

ditetapkan oleh Allah, dan mengandung suatu kesuci-

an. namun  , sebab  sudah menyalahgunakan ke-

kuasaannya, ia dipandang najis, dan sebab  itu ia 

diturunkan dan diusir. Ia merendahkan mahkota yang 

dipakainya, dan dengan demikian kehilangan mahkota 

itu, dan ia akan dihancurkan dari tengah batu-batu 

yang bercahaya-cahaya, batu-batu permata yang meng-

hiasi istananya, seperti yang ada pada bait suci. Dan 

batu-batu itu tidak akan bisa menjadi tempat perlin-

dungan baginya.  

[2] Ia membukakan dirinya pada kehinaan dan aib, dan 

diinjak-injak oleh para tetangganya: “Ke bumi kau Ku-

lempar (ay. 17). Aku akan melemparmu di antara alas 

batu, dari tengah-tengah batu permata yang berharga, 

dan akan membaringkan kamu sebagai tontonan yang 

menyedihkan di hadapan raja-raja, supaya  menjadi ton-

tonan bagi mata mereka, dan supaya  mereka mengambil 

pelajaran darimu untuk tidak sombong dan menindas.”  

[3] Ia betul-betul habis, kotanya dan dirinya sendiri di da-

lamnya: Aku akan menyalakan api dari tengahmu. Para 

penakluk, sesudah  menjarah kota, akan menyalakan api 

di jantung kota itu, yang akan membaringkannya, dan 

khususnya istananya, di dalam abu. Atau itu dapat 

dipandang secara lebih umum sebagai api penghakim-

an-penghakiman Allah, yang akan memakan habis baik 

raja maupun rakyat, dan membuat semua kemuliaan 

dari keduanya menjadi abu di atas bumi. Dan api ini 

akan dinyalakan dari tengahmu. Semua penghakiman 

Allah terhadap orang-orang berdosa timbul dari diri 

mereka sendiri. Mereka dimakan habis oleh api yang 

mereka nyalakan sendiri.  

[4] Ia dengan begitu dijadikan sebagai contoh mengerikan 

tentang pembalasan ilahi. Demikianlah ia direndahkan

Kitab Yehezkiel 28:20-26 

 561 

 di hadapan semua yang melihatnya (ay. 18): Orang-

orang yang mengenalnya kaget melihat keadaannya, 

dan akan bertanya-tanya bagaimana mungkin orang 

yang sudah berdiri begitu tinggi sampai diturunkan 

begitu rendah. Istana raja Tirus, seperti bait suci di 

Yerusalem saat  dihancurkan, akan menjadi kedah-

syatan dan sasaran suitan (2Taw. 7:20-21). Sedemikian 

dahsyatnya kejatuhan raja Tirus itu. 

Kejatuhan Sidon 

(28:20-26)  

20 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 21 “Hai anak manusia, tujukan-

lah mukamu kepada Sidon dan bernubuatlah melawan dia 22 dan katakan-

lah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai Sidon, 

dan Aku menyatakan kemuliaan-Ku di tengah-tengahmu. Dan mereka akan 

mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku menjatuhkan hukuman 

atasnya dan menunjukkan kekudusan-Ku terhadap dia. 23 Aku akan men-

datangkan sampar atasnya dan darah akan mengalir di jalan-jalannya dan 

orang-orang akan mati rebah di tengah-tengahnya sebab  pedang yang 

datang dari sekitarnya melawan dia. Dan mereka akan mengetahui bahwa 

Akulah TUHAN. 24 Dan tidak akan ada lagi bagi kaum Israel dari semua 

tetangganya yang menghina mereka, menjadi duri yang menusuk atau onak 

yang memedihkan. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan 

ALLAH. 25 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada saat Aku mengumpulkan 

kaum Israel dari tengah suku-suku bangsa, di mana mereka berserak dan 

Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepada mereka di hadapan bangsa-bang-

sa, maka mereka akan diam di tanah mereka yang telah Kuberikan kepada 

hamba-Ku Yakub. 26 Mereka akan diam di sana dengan aman tenteram, 

mereka akan membangun rumah dan membuat kebun anggur. Ya, mereka 

akan diam dengan aman tenteram pada saat Aku menjatuhkan hukuman 

atas semua tetangganya yang menghina mereka. Dan mereka akan mengeta-

hui bahwa Akulah TUHAN, Allah mereka.” 

Kemuliaan Allah yaitu  tujuan agung-Nya, baik dalam semua ke-

baikan maupun semua keburukan yang keluar dari mulut Yang 

Mahatinggi. Demikianlah yang kita dapati dalam ayat-ayat ini.  

1.  Allah akan dimuliakan dalam kehancuran Sidon, sebuah kota 

yang terletak dekat dengan Tirus, yang lebih tua, namun  tidak 

begitu besar, yang bergantung pada Tirus, dan yang berdiri dan 

jatuh dengannya. Allah berfirman di sini, Aku menjadi lawanmu, 

hai Sidon, dan Aku menyatakan kemuliaan-Ku di tengah-tengahmu 

(ay. 22). Dan lagi, “Orang-orang yang tidak mau disadarkan de-

ngan cara-cara yang lebih lembut akan dibuat mengetahui bahwa 

Akulah TUHAN, dan Aku saja. Dan bahwa Aku yaitu  Allah yang 


 562

adil dan cemburu, pada saat Aku menjatuhkan hukuman atasnya, 

hukuman-hukuman yang menghancurkan, dan pada saat Aku 

menjalankan hukuman itu sesuai keadilan dan sesuai putusan 

yang dijatuhkan, dan dengan demikian Aku akan dikuduskan di 

dalam dia.” Orang-orang Sidon, tampaknya, lebih kecanduan 

dengan penyembahan berhala daripada orang-orang Tirus, yang 

sebagai pedagang dan luas pergaulannya, tidak begitu dikuasai 

oleh kefanatikan dan takhayul. Orang-orang Sidon terkenal de-

ngan penyembahan Asytoret. Salomo memperkenalkannya (1Raj. 

11:5). Izebel yaitu  anak perempuan raja Sidon, yang membawa 

penyembahan Baal ke Israel (1Raj. 16:31). Dengan demikian Allah 

telah sangat dihina oleh orang-orang Sidon. Sekarang, firman-

Nya, Aku akan dimuliakan, Aku akan dikuduskan. Orang-orang 

Sidon tinggal berbatasan dengan tanah Israel, di mana Allah 

dikenal, dan di mana mereka bisa saja mendapat pengetahuan 

tentang Dia dan belajar untuk memuliakan-Nya. namun  , 

bukannya berbuat begitu, mereka malah menggoda Israel untuk 

menyembah berhala-berhala mereka. Perhatikanlah, jika  Allah 

dikuduskan, Ia dimuliakan, sebab kekudusan-Nya yaitu  kemu-

liaan-Nya. Dan dalam orang-orang yang tidak menguduskan dan 

memuliakan-Nya, Ia akan dikuduskan dan dimuliakan, dengan 

melaksanakan hukuman-hukuman atas mereka. Hal ini menyata-

kan bahwa Dia yaitu  pembalas yang adil bagi kehormatan-Nya 

sendiri dan kehormatan umat-Nya yang dilukai. Penghakiman-

penghakiman yang akan dilaksanakan atas Sidon yaitu  perang 

dan wabah penyakit, dua penghakiman yang memporak-poranda-

kan dan memakan habis penduduk (ay. 23). Penghakiman-peng-

hakiman itu yaitu  utusan-utusan Allah, yang dikirim-Nya untuk 

melaksanakan tugas-Nya, dan mereka akan menuntaskan tugas 

yang diberikan Allah kepada mereka. Sampar dan darah akan 

didatangkan ke jalan-jalannya. Di sana akan terbaring mayat 

orang-orang yang binasa, sebagian oleh wabah penyakit, yang 

mungkin disebabkan oleh buruknya makanan saat  kota itu 

dikepung, dan sebagian lagi oleh pedang musuh, kemungkinan 

besar tentara Kasdim, saat  kota itu direbut dan semua orang 

mati rebah oleh pedang. Demikianlah yang terluka akan dihakimi. 

saat  mereka sekarat sebab  luka-luka mereka, mereka akan 

menghakimi diri mereka sendiri, dan orang lain akan berkata, 

sudah sepantasnya mereka jatuh. Atau, seperti sebagian orang 

Kitab Yehezkiel 28:20-26 

 563 

membacanya, Mereka akan dihukum dengan pedang, pedang yang 

mendapat tugas untuk menghancurkan dari segala arah. Allah-

lah yang menghakimi, dan Dia akan berhasil. Dan bukan kepada 

Tirus dan Sidon saja Allah akan menjalankan hukuman-hukum-

an, melainkan juga kepada semua orang yang merendahkan 

umat-Nya Israel, dan bersorak-sorak atas malapetaka-malapetaka 

yang menimpa mereka. Sebab sekarang yaitu  perseteruan Allah 

dengan semua bangsa tetangganya (ay. 26). Perhatikanlah, apa-

bila umat Allah ditindih di bawah tangan-Nya yang menghajar 

sebab  kesalahan-kesalahan mereka, Ia tetap memelihara mereka, 

seperti yang Ia perbuat terhadap para penjahat yang dicambuk, 

supaya  mereka tidak tampak rendah di hadapan orang-orang di se-

kitar mereka. Oleh sebab itu Ia ikut merasa dihina bila orang-orang 

merendahkan umat-Nya, dan orang-orang itu sama saja seperti 

membantu menimbulkan kejahatan, saat  Ia hanya murka sedikit 

(Za. 1:15), sehingga membuat Dia menghukum mereka. Allah 

peduli terhadap umat-Nya bahkan dalam keadaan mereka yang 

rendah, dan sebab  itu janganlah orang merendahkan mereka.  

2. Allah akan dimuliakan dengan dipulihkannya umat-Nya pada ke-

amanan dan kesejahteraan mereka yang dulu. Allah sudah dihina 

oleh dosa-dosa umat-Nya, dan penderitaan-penderitaan mereka 

juga sudah memberi  peluang kepada musuh untuk menghujat 

(Yes. 52:5). namun  sekarang Allah akan menyembuhkan mereka 

dari dosa-dosa mereka dan juga melepaskan mereka dari kesu-

sahan-kesusahan mereka. Dan dengan demikian Aku akan me-

nunjukkan kekudusan-Ku kepada mereka di hadapan bangsa-

bangsa, akan memulihkan kehormatan kekudusan-Nya, supaya  

seluruh dunia terhibur (ay. 25). Sebab,  

(1) Mereka akan kembali memiliki tanah mereka sendiri: Aku 

akan mengumpulkan kaum Israel dari tempat-tempat mereka 

terserak, sebagai jawaban terhadap doa dalam Mazmur 106:47 

ini, Selamatkanlah kami, ya TUHAN, Allah kami, dan kumpul-

kanlah kami dari antara bangsa-bangsa. Dan menurut janji itu 

(Ul. 30:4), dari sana pun TUHAN Allahmu akan mengumpulkan 

engkau. sesudah  dikumpulkan, mereka akan dibawa dalam 

satu tubuh, untuk diam di tanah mereka yang telah Kuberikan 

kepada hamba-Ku Yakub. Dalam membawa mereka kembali, 

mata Allah tertuju pada pemberian dari dulu kala itu, sebab 

pemberian itu tetap berlaku. Kepemilikan mereka yang sempat 


 564

terputus atas tanah itu tidak berarti hak mereka atas tanah 

itu juga terputus. Dia yang sudah memberi nya akan mem-

berikannya lagi.  

(2) Mereka akan menikmati ketenteraman yang besar di sana. 

sesudah  orang-orang yang mengganggu mereka dilenyapkan, 

mereka akan hidup tenang. Tidak akan ada lagi duri yang me-

nusuk atau onak yang memedihkan (ay. 24). Mereka akan diam 

dengan berbahagia, sebab mereka akan membangun rumah, 

dan membuat kebun anggur. Dan mereka akan menikmati 

keamanan dan ketenteraman yang membahagiakan di sana. 

Mereka akan diam dengan aman, akan diam dengan tenteram, 

dan tak seorang pun yang akan meresahkan mereka atau 

membuat mereka takut (ay. 26). Hal ini tidak pernah digenapi 

secara penuh dalam tubuh bangsa Israel itu, sebab sesudah  

kembalinya mereka dari pembuangan, ada kalanya mereka 

diganggu oleh satu atau lain tetangga yang jahat. Tidak pula 

jemaat Injil pernah betul-betul bebas dari duri yang menusuk 

atau onak yang memedihkan. Namun, memang ada kalanya 

jemaat bisa beristirahat, dan orang-orang percaya selalu ting-

gal aman di bawah perlindungan ilahi, dan mungkin aman ter-

lindung dari pada kedahsyatan malapetaka. namun  peng-

genapan janji ini secara penuh disediakan untuk Kanaan 

sorgawi, saat  semua orang kudus dikumpulkan bersama-

sama, dan segala sesuatu yang jahat akan dilenyapkan, dan 

semua kesedihan dan ketakutan dibuang selama-lamanya. 

 

 

 

 

PASAL  29  

iga pasal tentang Tirus dan rajanya sudah kita lalui. Berikutnya 

ada empat pasal tentang Mesir dan rajanya. Ini yaitu  yang 

pertama dari keempat pasal itu. Mesir sebelumnya menjadi rumah 

perbudakan bagi umat Allah. Belakangan ini mereka memiliki  

hubungan yang terlalu bersahabat dengannya, dan terlalu banyak 

bergantung padanya. Dan sebab  itu, apakah mencapai Mesir atau 

tidak, nubuat ini akan berguna bagi Israel, untuk melepaskan mere-

ka dari keyakinan untuk tetap bergantung pada persekutuan mereka 

dengannya. Nubuat-nubuat melawan Mesir, yang semuanya ditem-

patkan bersama-sama dalam keempat pasal ini, terjadi pada lima 

penanggalan yang berbeda. Nubuat yang pertama pada tahun kese-

puluh dari pembuangan (ay. 1), yang kedua pada tahun kedua puluh 

tujuh (ay. 17), yang ketiga pada tahun kesebelas dalam bulan per-

tama (30:20), yang keempat pada tahun kesebelas dalam bulan yang 

ketiga (31:1), yang kelima pada tahun kedua belas (32:1), dan satu 

nubuat lagi pada tahun yang sama (ay. 17). Dalam pasal ini kita 

mendapati,  

I. Kehancuran Firaun dinubuatkan, sebab  ia sudah bertindak 

penuh tipu daya terhadap Israel (ay. 1-7).  

II. Kebinasaan tanah Mesir dinubuatkan (ay. 8-12).  

III. Sebuah janji tentang pemulihannya, sebagian saja, sesudah  

empat puluh tahun (ay. 13-16).  

IV. Kepemilikan yang akan diberikan kepada Nebukadnezar atas 

tanah Mesir (ay. 17-20).  

V. Sebuah janji rahmat untuk Israel (ay. 21). 


 566

Kesombongan Firaun; Kehancuran Firaun 

(29:1-7)  

1 Pada tahun kesepuluh, dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal dua 

belas bulan itu, datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, 

tujukanlah mukamu kepada Firaun, raja Mesir dan bernubuatlah melawan 

dia dan melawan seluruh Mesir. 3 Berbicaralah dan katakan: Beginilah fir-

man Tuhan ALLAH: Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai Firaun, raja Mesir, 

buaya yang besar, yang berbaring di tengah anak-anak sungaimu, yaitu Nil, 

dan yang berkata: Sungai Nil aku punya, aku yang membuatnya. 4 Aku akan 

mengenakan kelikir pada rahangmu dan membuat ikan dari anak-anak 

sungaimu berlekatan pada sisikmu. Aku akan mengangkat engkau dari 

tengah anak-anak sungaimu dengan segala ikannya yang berlekatan pada 

sisikmu 5 dan Aku akan melemparkan engkau ke padang gurun, ya, engkau 

dengan segala ikan anak-anak sungaimu. Engkau akan jatuh di padang dan 

tidak akan dipungut atau dikubur. Aku memberi  engkau menjadi makan-

an binatang-binatang liar dan burung-burung di udara. 6 Dan semua pen-

duduk Mesir akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Oleh sebab  engkau 

ibarat tongkat bambu bagi kaum Israel: 7 pada saat mereka memegang eng-

kau dengan tangan, engkau patah terkulai dan engkau melukai bahu mereka 

semua; dan waktu mereka bertopang padamu, engkau patah dan engkau 

membuat mereka semua terhuyung-huyung. 

Di sini ada,  

I. Penanggalan dari nubuat terhadap Mesir ini. Nubuat itu disam-

paikan pada tahun kesepuluh dari pembuangan, namun ditem-

patkan sesudah  nubuat melawan Tirus, yang disampaikan pada 

tahun kesebelas. sebab , dalam penggenapan nubuat-nubuat itu, 

kehancuran Tirus terjadi sebelum kehancuran Mesir, dan diper-

olehnya Mesir oleh Nebukadnezar yaitu  upah bagi usahanya 

melawan Tirus. Itulah sebabnya nubuat melawan Tirus ditempat-

kan terlebih dulu, supaya  kita dapat mengamatinya dengan lebih 

baik. namun  perhatian khusus harus diberikan pada hal ini, 

bahwa nubuat pertama melawan Mesir terjadi tepat saat  raja 

Mesir datang untuk membebaskan Yerusalem dan menghentikan 

pengepungan Nebukadnezar (Yer. 37:5), namun orang-orang Mesir 

tidak memenuhi apa yang diharapkan bangsa Yahudi dari mere-

ka. Perhatikanlah, sungguh baik untuk mengetahui sebelumnya 

mengenai kegagalan semua makhluk ciptaan yang kita andalkan, 

supaya  jika  kita amat tergoda untuk bergantung pada mereka, 

kita tidak berharap pada manusia. 

II. Maksud dari nubuat ini. Nubuat ini ditujukan melawan Firaun, raja 

Mesir, dan melawan seluruh Mesir (ay. 2). Nubuat melawan Tirus di-

mulai dengan rakyatnya, dan kemudian diteruskan melawan sang

Kitab Yehezkiel 29:1-7 

 567 

raja. namun  nubuat ini dimulai dengan sang raja, sebab  nubuat ini 

mulai digenapi dalam berbagai pembelotan dan pemberontakan rak-

yat terhadap sang raja, tidak lama sesudah nubuat ini diberikan. 

III. Nubuat itu sendiri. Firaun Hofra (sebab itulah nama keluarga 

Firaun yang sedang memerintah) di sini digambarkan sebagai 

naga besar (KJV), atau buaya, yang berbaring di tengah anak-anak 

sungainya, seperti Lewiatan di perairan, untuk bermain di dalam-

nya (ay. 3). Nil, sungai Mesir, terkenal dengan buaya-buayanya. 

Dan seperti apa raja Mesir itu, dalam pandangan Allah, selain 

hanya seperti naga besar, berbisa dan ganas? Oleh sebab itu, 

firman Allah, Aku menjadi lawanmu. Aku ada di atasmu, demikian 

ayat itu bisa dibaca. Betapa pun tingginya raja-raja dan pengua-

sa-penguasa di bumi, ada yang lebih tinggi daripada mereka (Pkh. 

5:7), ada Allah di atas mereka, yang dapat mengendalikan mereka, 

dan kalau mereka lalim dan menindas, ada Allah yang melawan 

mereka, yang bebas mengadakan perhitungan dengan mereka. 

Amatilah di sini, 

1. Kesombongan dan rasa aman Firaun. Ia berbaring di tengah 

anak-anak sungainya, bergulingan dengan puasnya dalam ke-

kayaan dan kesenangan-kesenangannya. Dan ia berkata, Su-

ngai Nil aku punya. Ia menyombongkan diri bahwa ia seorang 

raja yang berkuasa penuh atas apa saja (rakyatnya yaitu  

budak-budaknya. Yusuf membeli mereka pada waktu dulu 

sekali, Kej. 47:23). Bahwa ia yaitu  satu-satunya raja, dan 

tidak ada yang memerintah bersama dia atau bersaing mere-

but pemerintahannya. Bahwa ia bebas dari utang (apa yang 

dia punya yaitu  miliknya sendiri, dan tak seorang pun dari 

tetangga-tetangganya dapat menuntut dia). Bahwa ia tidak 

bergantung pada siapa pun, tidak pula harus membayar upeti 

atau memberi  pertanggungjawaban kepada siapa saja. 

Ingatlah, orang-orang yang berpikiran duniawi dan kedagingan 

menyenangkan dan menyombongkan diri dengan barang milik 

mereka, dan menjadi lupa bahwa apa saja yang kita punyai 

hanya bisa kita gunakan, sedangkan hak miliknya ada pada 

Allah. Diri kita sendiri bukanlah milik kita, melainkan milik-

Nya. Lidah kita bukan milik kita sendiri (Mzm. 12:5). Sungai kita 

bukan milik kita sendiri, sebab mata airnya ada pada Allah. Raja 

yang paling berkuasa sekalipun tidak bisa menyebut apa yang 


 568

dimilikinya sebagai kepunyaannya sendiri, sebab, meskipun 

memang demikian di hadapan seluruh isi dunia, namun tidak 

demikian di hadapan Allah. namun  alasan Firaun untuk 

pengakuan-pengakuannya lebih tidak masuk akal lagi: Sungai 

Nil aku punya, sebab aku yang membuatnya bagi diriku sendiri. 

Di sini ia merampas dua dari hak-hak istimewa ilahi, yaitu 

sebagai pencipta dan tujuan dari keberadaan dan kebahagia-

annya sendiri. Hanya Dia, Sang Pencipta agung yang dapat 

berkata tentang dunia ini, dan tentang segala sesuatu di 

dalamnya, Aku yang membuatnya bagi diri-Ku sendiri. Firaun 

menyebut sungainya sebagai miliknya sendiri sebab  ia tidak 

memandang kepada Dia yang membuatnya, dan tidak melihat 

kepada Dia yang telah sejak dahulu membentuknya (Yes. 

22:11). Apa yang kita miliki sudah kita terima dari Allah dan 

harus kita pergunakan bagi Allah, sehingga kita tidak bisa ber-

kata, kita yang membuatnya, apalagi, kita membuatnya bagi 

diri kita sendiri. Jadi mengapa kita bermegah? Perhatikanlah, 

diri sendiri yaitu  berhala besar yang disembah seluruh 

dunia, dalam penghinaan terhadap Allah dan kedaulatan-Nya. 

2. Jalan yang akan diambil Allah terhadap orang yang congkak 

ini, untuk merendahkannya. Dia yaitu  naga besar di air, dan 

Allah akan menghadapinya sesuai dengan siapa dia (ay. 4-5).  

(1) Allah akan menariknya keluar dari sungai-sungainya, se-

bab Ia memiliki  kail dan tali untuk Lewiatan ini, yang 

dengannya Ia bisa mengaturnya, sekalipun tak seorang 

pun di bumi bisa melakukannya (Ayb. 40:20). “Aku akan 

mengangkat engkau dari tengah anak-anak sungaimu, akan 

mengusirmu dari istanamu, dari kerajaanmu, dari segala 

sesuatu yang di dalamnya engkau berpuas diri dan mena-

ruh keyakinan seperti itu.” Herodotus (sejarawan Yunani 

abad ke-5 SM – pen.) menceritakan tentang Firaun ini, yang 

pada waktu itu menjadi raja Mesir, bahwa ia memerintah 

dengan sangat makmur selama dua puluh lima tahun, dan 

begitu ditinggikan dengan keberhasilan-keberhasilannya 

sehingga ia berkata bahwa Allah sendiri tidak akan meng-

usirnya dari kerajaannya. namun  ia akan segera sadar akan 

kesalahannya, dan apa yang diandalkannya tidak akan 

bisa menjadi tempat perlindungannya. Allah bisa memaksa 

Kitab Yehezkiel 29:1-7 

 569 

orang keluar dari sesuatu yang dengannya mereka merasa 

teramat aman dan nyaman.  

(2) Segala ikannya akan ikut ditarik keluar bersamanya, ham-

ba-hambanya, prajurit-prajuritnya, dan semua orang yang 

bergantung padanya, seperti yang dia pikir, walaupun sebe-

narnya kepada merekalah ia bergantung. Mereka ini akan 

berlekatan pada sisiknya, menempel pada raja mereka, 

menetapkan hati untuk sehidup semati bersamanya. namun ,  

(3) Raja dan pasukannya, naga dan semua ikan yang berlekat-

an pada sisiknya, akan binasa bersama-sama, seperti ikan 

yang dilemparkan ke tanah kering, dan akan menjadi 

makanan binatang-binatang liar dan burung-burung (ay. 5). 

Nah, nubuat ini diyakinkan penggenapannya terjadi segera 

sesudah dinubuatkan, saat  Firaun ini, dalam membela 

Arisius raja Libia, yang diusir dari kerajaannya oleh orang-

orang Kirene, mengerahkan pasukan besar, dan maju 

melawan orang-orang Kirene, untuk mengangkat kembali 

temannya itu. namun  ia dikalahkan dalam pertempuran itu, 

dan semua pasukannya kabur. Hal ini membuat orang 

sedemikian jijik terhadap kerajaannya sehingga mereka 

bangkit memberontak melawan dia. Demikianlah ia dibiar-

kan dilemparkan ke padang gurun, ya, dia dengan segala 

ikan anak-anak sungai. Itulah akibat dari kesombongan 

manusia, kelancangannya, dan rasa aman kedagingannya. 

Demikianlah secara adil orang kehilangan apa yang mereka 

sebut sebagai milik mereka sendiri dengan menentang 

Allah, padahal mereka bisa saja menyebutnya sebagai milik 

mereka namun  ada di bawah kuasa Allah. 

3. Alasan dari perseteruan Allah dengan orang-orang Mesir. Per-

seteruan itu disebabkan mereka telah berbuat curang terha-

dap umat-Nya. Orang-orang Mesir mendorong umat Allah un-

tuk mengharapkan pembebasan dan bantuan dari mereka 

saat  sedang kesusahan, namun  orang-orang Mesir mengece-

wakan mereka (ay. 6-7): Oleh sebab  mereka ibarat tongkat 

bambu bagi kaum Israel. Mereka mengaku-ngaku sebagai 

tongkat bagi kaum Israel untuk bersandar, namun , saat  suatu 

kesusahan menimpa kaum Israel, mereka entah lemah dan 

tidak mampu, atau berkhianat dan tidak mau melakukan bagi 

kaum Israel apa yang sudah diharapkan dari mereka. Mereka 

patah terkulai, yang membuat kaum Israel sangat kecewa dan 

tertegun, sehingga orang-orang Mesir itu melukai bahu mereka 

semua dan membuat mereka semua terhuyung-huyung. Raja 

Mesir, ada kemungkinan, mendorong Zedekia untuk memu-

tuskan persekutuannya dengan raja Babel, dengan janji bah-

wa ia akan berdiri membela Zedekia. saat  hal ini gagal di-

lakukannya, sebab  suatu alasan, maka orang Israel pun 

kebingungan. Padahal Allah sudah memberi tahu Israel, sejak 

dari dulu, bahwa orang-orang Mesir yaitu  bambu yang patah 

terkulai (Yes. 30:6-7). Sang juru minuman agung sudah mem-

beri tahu mereka demikian (Yes. 36:6). Dan sekarang mereka 

mendapatinya demikian. Sungguh bodoh Israel untuk memper-

cayai mereka, dan Israel sendiri kena batunya saat  tertipu 

oleh orang-orang Mesir. Allah bertindak benar dalam membiar-

kan mereka tertipu. namun  itu sama sekali tidak lalu memberi 

alasan bagi Mesir untuk membohongi dan mengkhinati mereka. 

Tidak pula hal itu dapat membuat mereka aman dari pengha-

kiman-penghakiman Allah, yang yaitu  Pembalas dan akan 

menuntut balas atas semua kejahatan seperti itu. yaitu  dosa 

besar, dan sangat menyulut murka Allah, bila kita berbuat 

curang kepada orang-orang yang menaruh keyakinan pada kita. 

Perbuatan demikian sangat tidak benar, kejam, rendah, dan 

sangat jahat. 

Kejatuhan dan Pemulihan Mesir 

(29:8-16)  

8 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku mendatang-

kan pedang atasmu dan melenyapkan manusia dan binatang dari padamu,  

9 sehingga tanah Mesir akan menjadi sunyi sepi dan menjadi reruntuhan. 

Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Oleh sebab  engkau 

berkata: Sungai Nil aku punya, aku yang membuatnya, 10 maka sungguh, 

Aku menjadi lawanmu dan lawan anak-anak sungaimu dan Aku akan mem-

buat tanah Mesir menjadi reruntuhan dan menjadi sunyi sepi mulai dari 

Migdol sampai Siene, bahkan sampai perbatasan tanah Etiopia. 11 Tidak 

seorang manusia pun akan melintasinya, bahkan seekor binatang pun tidak 

dan tanah itu tidak akan didiami selama empat puluh tahun. 12 Aku akan 

membuat tanah Mesir menjadi sunyi sepi di tengah negeri-negeri yang sudah 

dimusnahkan dan kota-kotanya akan menjadi sunyi sepi di tengah kota-kota 

yang diruntuhkan selama empat puluh tahun. Aku akan menyerakkan orang 

Mesir di antara bangsa-bangsa dan menghamburkannya ke semua negeri.  

13 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada akhir keempat puluh tahun itu 

Aku akan mengumpulkan orang-orang Mesir dari tengah bangsa-bangsa di 

mana mereka berserak. 14 Dan Aku akan memulihkan keadaan Mesir dan

Kitab Yehezkiel 29:8-16 

mengembalikan mereka ke tanah Patros, yaitu tanah asal mereka, dan di 

sana mereka menjadi kerajaan yang lemah. 15 Di antara kerajaan-kerajaan ia 

akan yang paling lemah dan tidak akan dapat meninggikan dirinya lagi di 

atas bangsa-bangsa lain. Aku akan membuat mereka begitu lemah, sehingga 

mereka tidak akan memerintah bangsa-bangsa lagi. 16 Dan bagi kaum Israel 

mereka tidak lagi menjadi kepercayaan, yang mengingatkan kesalahan Israel, 

kalau Israel berpaling kepada mereka untuk meminta pertolongan. Dan Mesir 

akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan ALLAH.” 

Nubuat ini menjelaskan nubuat sebelumnya, yang bersifat kiasan, 

dan melihat pada sesuatu yang lebih jauh. Dalam ayat-ayat di atas 

ini ada nubuat, 

I. Tentang kehancuran Mesir. Ancaman tentang kehancuran ini 

sangat lengkap dan terperinci. Dan dosa yang mendatangkan 

kehancuran atas mereka ini yaitu  kesombongan mereka (ay. 9). 

Mereka berkata, sungai Nil aku punya, aku yang membuatnya. 

Oleh sebab itu negeri mereka akan memuntahkan mereka.  

1. Allah melawan mereka, baik melawan raja maupun rakyat, 

menjadi lawanmu dan lawan anak-anak sungaimu. Air menan-

dakan bangsa-bangsa dan rakyat banyak (Why. 17:15).  

2. Banyak dari mereka akan dibinasakan oleh pedang perang, 

pedang yang akan didatangkan Allah atas mereka untuk 

melenyapkan manusia dan binatang, pedang perang saudara. 

3. Negeri itu tidak akan berpenghuni. Tanah Mesir akan menjadi 

sunyi sepi dan menjadi reruntuhan (ay. 9), negerinya tidak 

diolah, dan kota-kotanya tidak dihuni. Kekayaan keduanya 

menjadi kesombongan mereka, dan itu akan diambil oleh 

Allah. Tanah itu akan menjadi reruntuhan sepenuhnya (rerun-

tuhan dari segala reruntuhan, demikian dalam tafsiran yang 

agak luas), dan menjadi sunyi sepi (ay. 10). Tidak seorang ma-

nusiapun akan melintasinya, bahkan seekor binatangpun tidak, 

dan tanah itu tidak akan didiami (ay. 11). Tanah itu akan men-

jadi sunyi sepi di tengah negeri-negeri yang sudah dimusnah-

kan (ay. 12). Ini bukanlah dampak dari perang-perang yang 

dibicarakan sebelumnya, yang diadakan oleh mereka sendiri, 

melainkan terlebih dampak dari perang yang dilancarkan oleh 

raja Babel terhadap mereka. Negeri itu akan menjadi sunyi 

sepi dari satu ujung ke ujung lain, mulai dari Migdol sampai 

Siene, bahkan sampai perbatasan tanah Etiopia. Dosa kesom-

bongan sudah cukup untuk menghancurkan seluruh bangsa.  

4. Rakyatnya akan terserak dan tersebar di antara bangsa-bang-

sa (ay. 12), sehingga mereka yang dulu berpikir bahwa neraca 

kekuasaan ada di tangan mereka, sekarang akan menjadi 

bangsa yang hina. Kejatuhan seperti itulah yang ada di depan 

orang yang tinggi hati. 

II.  Nubuat tentang pemulihan Mesir sesudah  beberapa waktu (ay. 13). 

Mesir akan menjadi sunyi sepi selama empat puluh tahun (ay. 12) 

dan kemudian Aku akan memulihkan keadaan Mesir (ay. 14). 

Sebagian orang menghitung empat puluh tahun itu dari saat 

penghancuran Mesir oleh Nebukadnezar, dan sebagian yang lain 

dari saat kehancuran Mesir beberapa waktu sebelumnya. Apa pun 

itu, empat puluh tahun itu berakhir sekitar tahun pertama peme-

rintahan Koresh, saat  pembuangan Yehuda selama tujuh puluh 

tahun berakhir, atau segera sesudah itu. Pada saat itulah nubuat 

ini digenapi,  

1. Bahwa Allah akan mengumpulkan orang-orang Mesir dari 

semua negeri ke mana mereka terserak, dan membuat mereka 

kembali ke tanah asal mereka, dan memberi mereka tempat 

kediaman di sana lagi (ay. 14). Perhatikanlah, meskipun Allah 

akan menemukan cara untuk merendahkan orang congkak, 

namun bukan untuk selama-lamanya Ia hendak berbantah 

dengan mereka, tidak di dunia ini.  

2. Bahwa walaupun dipulihkan demikian, mereka tidak akan 

menjadi sosok besar lagi seperti dulu. Mesir akan menjadi kera-

jaan lagi, namun  kerajaan yang paling lemah (ay. 15). Ia hanya 

akan memiliki  sedikit kekayaan dan kekuasaan, dan tidak 

akan memperluas penaklukan-penaklukannya seperti sebelum-

nya. Ia akan menjadi ekor bangsa-bangsa, dan bukan kepala-

nya. yaitu  suatu rahmat bahwa ia akan menjadi kerajaan 

lagi, namun , untuk membuatnya rendah hati, ia akan menjadi 

kerajaan yang hina. Butuh waktu lama sebelum ia memu-

lihkan apa saja seperti kemilaunya di masa dulu. Untuk dua 

alasan ia akan dipermalukan seperti itu:  

(1) supaya  ia tidak berlagak berkuasa terhadap tetangga-

tetangganya, supaya  ia tidak dapat meninggikan dirinya lagi 

di atas bangsa-bangsa lain, atau memerintah bangsa-bang-

sa lagi, seperti dulu. Sebaliknya, supaya  ia tahu seperti apa 

Kitab Yehezkiel 29:17-21

rasanya menjadi rendah dan dihina. Ingatlah, orang-orang 

yang menyalahgunakan kekuasaan mereka sudah sewajar-

nya akan dilucuti dari kekuasaan itu. Dan Allah, sebagai 

Raja segala bangsa, akan menemukan cara untuk memper-

tahankan bukan hanya hak-hak dan kebebasan-Nya sen-

diri yang dilanggar, melainkan juga hak-hak dan kebebas-

an bangsa-bangsa lain.  

(2) supaya  ia tidak menipu umat Allah (ay. 16): Bagi kaum 

Israel mereka tidak lagi menjadi kepercayaan. Kaum Israel 

tidak akan lagi tergoda untuk mempercayainya seperti yang 

sudah mereka lakukan, yang merupakan dosa yang meng-

ingatkan kesalahan mereka. Yaitu, yang menyulut Allah 

untuk menghukum mereka bukan sebab  dosa itu saja, 

melainkan juga sebab  semua dosa mereka yang lain. Atau 

hal itu mengingatkan mereka untuk tidak kembali pada 

penyembahan-penyembahan berhala mereka, saat  me-

reka berpaling kepada para penyembah berhala dan ingin 

menaruh keyakinan pada mereka. Perhatikanlah, itulah 

mengapa makhluk-makhluk ciptaan yang kita andalkan 

sering kali dihancurkan, sebab tidak ada cara lain yang 

akan berhasil menyembuhkan kita dari keyakinan kita 

pada mereka. Daripada Israel terjerat lagi, lebih baik selu-

ruh tanah Mesir dijadikan reruntuhan. Dia yang pernah 

menebus mereka dengan Mesir (Yes. 43:3), sekarang akan 

menyembuhkan mereka dengan Mesir. Dan lebih baik 

Mesir dihancurkan daripada Israel dalam perkara yang 

satu ini tidak diperbarui. Allah, tidak hanya dalam keadil-

an, namun  juga dalam hikmat dan kebaikan kepada kita, 

mematahkan makhluk-makhluk ciptaan yang kita jadikan 

tongkat untuk bersandar terlalu banyak, dan membuat 

mereka hilang lenyap, supaya  mereka tidak lagi menjadi 

keyakinan yang kita andalkan. 

Sebuah Janji kepada Nebukadnezar  

(29:17-21)  

17 Lalu pada tahun kedua puluh tujuh, dalam bulan pertama, pada tanggal 

satu bulan itu, datanglah firman TUHAN kepadaku: 18 “Hai anak manusia, 

Nebukadnezar, raja Babel, menyuruh tentaranya bekerja keras melawan 

Tirus; semua kepala sudah gundul dan semua bahu sudah lecet, namun  baik 

ia maupun tentaranya tidak mendapat untung dari Tirus atas usaha yang 

dilakukannya melawan dia. 19 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: 

Aku memberi  tanah Mesir kepada Nebukadnezar, raja Babel, dan ia akan 

mengangkut kekayaannya; ia akan melakukan perampasan dan penjarahan 

dan itulah upah bagi tentaranya. 20 Aku akan memberi  kepadanya tanah 

Mesir sebagai pahala atas pekerjaan yang dilakukannya, sebab mereka sudah 

bekerja bagi-Ku, demikianlah firman Tuhan ALLAH. 21 Pada hari itu Aku 

akan menumbuhkan tanduk bagi kaum Israel dan membuat engkau dapat 

berbicara lagi di tengah-tengah mereka. Dan mereka akan mengetahui bahwa 

Akulah TUHAN.” 

Penanggalan dari nubuat ini jelas terlihat. Nubuat itu disampaikan 

pada tahun kedua puluh tujuh dari masa pembuangan Yehezkiel, 

enam belas tahun sesudah nubuat dalam bagian sebelumnya dari 

pasal ini, dan berlanjut hampir sepanjang sesudah  nubuat-nubuat be-

rikutnya dalam pasal-pasal selanjutnya. namun  nubuat itu ditempat-

kan di sini untuk menjelaskan semua yang telah dikatakan melawan 

Mesir. sesudah  kehancuran Yerusalem, Nebukadnezar menghabiskan 

dua atau tiga serangan untuk menaklukkan bani Amon dan orang 

Moab, dan menjadikan dirinya penguasa atas negeri-negeri mereka. 

Kemudian ia menghabiskan tiga belas tahun dalam mengepung 

Tirus. Sepanjang waktu itu orang-orang Mesir terlibat dalam pepe-

rangan dengan orang-orang Kirene dan dengan satu sama lain, yang 

olehnya mereka sangat diperlemah dan dimiskinkan. Dan tepat pada 

akhir pengepungan Tirus, Allah menyampaikan nubuat ini kepada 

Yehezkiel, untuk menandakan kepadanya bahwa kehancuran Mesir 

yang sepenuhnya itu, yang sudah dinubuatkannya selama lima belas 

atau enam belas tahun sebelumnya, dan yang baru digenapi sebagian 

sejauh ini, sekarang akan dituntaskan oleh Nebukadnezar. Nubuat 

yang dimulai di sini, tampaknya, dilanjutkan sampai ke ayat dua 

puluh dari pasal berikutnya. Dan Dr. Lightfoot mencermati bahwa ini 

yaitu  nubuat terakhir yang kita miliki dari nabi ini, dan seharusnya 

menjadi nubuat terakhir dalam kitab ini. namun  nubuat itu ditempat-

kan di sini, supaya  semua nubuat melawan Mesir bisa dikumpulkan 

bersama-sama. Kehancuran Firaun Hofra secara khusus, yang dinu-

buatkan dalam bagian sebelumnya dari pasal ini, juga dinubuatkan 

(Yer. 44:30). Penghancuran Mesir secara besar-besaran oleh Nebu-

kadnezar ini dinubuatkan dalam Yeremia 43:10. Amatilah, 

I. Keberhasilan apa yang akan diberikan Allah kepada Nebukadne-

zar dan pasukannya melawan Mesir. Allah memberinya tanah itu, 

supaya  ia dapat melakukan perampasan dan penjarahan terha-

Kitab Yehezkiel 29:17-21 

dapnya (ay. 19-20). Mesir yaitu  mangsa yang murah dan mu-

dah. Nebukadnezar menundukkannya tanpa kesulitan yang ber-

arti. Darah dan harta yang dikeluarkan untuk menaklukkannya 

tidak banyak. namun  Mesir yaitu  mangsa yang kaya, dan Nebu-

kadnezar pun mengangkut banyak barang berharga darinya. Ter-

pecah-pecahnya Mesir di antara mereka sendiri, tidak diragukan 

lagi, memberi  keuntungan besar kepada musuh bersama 

untuk melawan mereka. sesudah  begitu lama mereka memangsa 

satu sama lain, sang musuh segera memangsa mereka semua. En! 

quo discordia cives perduxit miseros – Betapa besar kesengsaraan 

yang ditimbulkan oleh perselisihan saudara! Yeremia menubuat-

kan bahwa Nebukadnezar akan membersihkan tanah Mesir dari 

kutu-kutu seperti seorang gembala membersihkan pakaiannya, 

yang mengisyaratkan betapa Mesir yaitu  mangsa yang kaya dan 

murah. 

II.  Atas pertimbangan-pertimbangan apa Allah akan memberi  

Nebukadnezar keberhasilan ini dalam melawan Mesir. Itu akan 

menjadi upah baginya atas kerja kerasnya dalam membawa 

pasukannya melawan Tirus (ay. 18, 20).  

1. Merebut Tirus yaitu  sebuah pekerjaan yang melelahkan. 

Nebukadnezar harus mengorbankan banyak darah dan harta. 

Perebutan itu berlangsung selama tiga belas tahun. Sepanjang 

waktu itu tentara Kasdim berusaha keras melawan Tirus, 

untuk menjadikan diri sebagai penguasa atasnya. Arus besar 

laut, di antara Tirus dan benua itu, dipenuhi dengan tanah, 

dan ada banyak kesulitan lain yang dianggap tak dapat diatasi 

yang harus mereka hadapi. namun  ia raja yang luar biasa, 

sesudah  memulai usaha semacam itu, ia merasa terikat kehor-

matan untuk maju terus, apa pun harga yang harus dibayar-

nya. Berapa ribu jiwa sudah dikorbankan untuk masalah-

masalah kehormatan seperti ini! Dalam menggencarkan penge-

pungan ini, semua kepala sudah gundul dan semua bahu 

sudah lecet, sebab  memikul banyak beban dan berjerih payah 

di dalam air, sementara mereka juga harus menghadapi gelom-

bang pasang yang kuat dan kota yang kokoh. Mesir, sebuah 

kerajaan besar, sebab  terpecah-pecah dalam dirinya sendiri, 

mudah ditaklukkan. Tirus, satu kota saja, sebab  bersatu 

padu, sulit ditundukkan. Orang-orang yang memiliki  ba-

nyak hal untuk dikerjakan di dunia mendapati bahwa sebagi-

an urusan dapat ditangani dengan lebih gampang dan tanpa 

hambatan daripada sebagian lain. namun ,  

2. Dalam pekerjaan ini, Allah mengakui bahwa orang-orang Ne-

bukadnezar bekerja bagi-Nya (ay. 20). Ia menetapkan mereka 

untuk melakukan pekerjaan itu, dengan maksud untuk 

merendahkan kota yang sombong dan rajanya itu, meskipun 

mereka sendiri yang dipekerjakan di dalamnya tidak demikian 

maksudnya dan tidak demikian rancangan hatinya. Ingatlah, 

bahkan orang-orang besar dan orang-orang jahat sekalipun 

yaitu  alat-alat yang dipakai Allah, dan bekerja bagi-Nya, 

walaupun mereka sedang menjalankan rancangan-rancangan 

mereka sendiri yang tamak dan penuh hasrat. Betapa dengan 

ajaib Allah mengatasi semua tindakan manusia demi kemulia-

an-Nya sendiri. Namun,  

3. Untuk menjalankan usaha ini Nebukadnezar tidak mendapat 

upah, tidak juga tentaranya. Dia mengeluarkan biaya besar 

untuk merebut Tirus. Dan sesudah  ia merebutnya, meskipun 

itu kota yang sangat kaya, dan ia menjanjikan dirinya akan 

mendapat jarahan yang baik dari situ untuk tentaranya, ia 

dikecewakan. Orang-orang Tirus membawa pergi harta benda 

terbaik mereka dengan kapal, dan melemparkan sisanya ke 

dalam laut, sehingga mereka tidak memiliki  apa-apa selain 

tembok-tembok belaka. Demikianlah anak-anak dunia ini 

biasanya dikecewakan dari harapan-harapan setinggi langit 

mereka akan dunia ini. Oleh sebab itu, 

4. Nebukadnezar akan mendapat jarahan Mesir sebagai imbalan 

atas usahanya melawan Tirus. Perhatikanlah, Allah tidak akan 

ketinggalan dalam memberi  upah kepada siapa saja atas 

suatu pelayanan yang mereka lakukan untuk-Nya. Dengan 

satu atau lain cara, Ia pasti akan memberi mereka imbalan 

untuk itu. Tak seorang pun menyalakan api di atas mezbah-

Nya dengan sia-sia. Pelayanan yang diberikan kepada-Nya oleh 

orang-orang duniawi, dengan rancangan-rancangan duniawi, 

hanya akan dibalas dengan upah duniawi, dan hamba-hamba-

Nya yang setia, yang memiliki  kepedulian tulus terhadap 

kehendak dan kemuliaan-Nya, tidak akan merasa berat hati 

sebab nya. Ini menjelaskan kemakmuran orang-orang fasik di 

dunia ini. Dengan kemakmuran itu Allah sedang membayar 

Kitab Yehezkiel 29:17-21 

mereka atas suatu pelayanan, yang di dalamnya Ia sudah me-

makai mereka. Sesungguhnya mereka sudah mendapat upah-

nya. Janganlah ada yang iri hati terhadap mereka sebab  itu. 

Penaklukan Mesir dibicarakan sebagai upah penuh untuk Nebu-

kadnezar, sebab penaklukan itu, dengan suatu cara, meleng-

kapi kekuasaannya atas dunia yang dikenal pada saat itu. Mesir 

yaitu  kerajaan terakhir dari kerajaan-kerajaan yang ia tun-

dukkan. saat  ia menguasai Mesir, ia menjadi kepala yang dari 

emas. 

III. Rahmat yang disediakan Allah untuk kaum Israel segera sesudah 

itu. saat  air pasang sedang tinggi-tingginya, air itu akan berba-

lik, demikian pula saat  air sedang surut-surutnya. Nebukad-

nezar sedang berada di puncak kemuliaannya saat  ia menakluk-

kan Mesir, namun  dalam waktu satu tahun sesudah itu ia menjadi 

gila (Dan. 4), dan terus menjadi gila selama tujuh tahun, dan 

dalam satu atau dua tahun sesudah  ia waras kembali, hidupnya 

berakhir. saat  ia sedang tinggi-tingginya, Israel sedang rendah-

rendahnya. Pada waktu itu mereka sedang terjerumus di keda-

laman pembuangan mereka, tulang-tulang mereka mati dan 

kering. namun  pada hari itu Aku akan menumbuhkan tanduk bagi 

kaum Israel (ay. 21). Fajar pembebasan mereka akan mulai me-

nyingsing, dan mereka akan mengalami sedikit penyegaran dalam 

perbudakan mereka, dalam penghormatan yang akan dilakukan,  

1. Kepada raja-raja mereka. Mereka yaitu  tanduk bagi kaum 

Israel, pusat kemuliaan dan kekuasaan mereka. Mereka ini 

mulai bertunas saat  Daniel dan teman-temannya diangkat 

ke dalam kedudukan tinggi di Babel. Daniel tinggal di istana 

raja. Sadrakh, Mesakh dan Abednego diserahkan pemerintahan 

wilayah Babel (Dan. 2:49). Mereka semua ini yaitu  keturunan 

raja dan dari kaum bangsawan (Dan. 1:3). Dan dalam waktu 

satu tahun sesudah  penaklukan Mesirlah mereka diangkat 

seperti itu. Dan, segera sesudahnya, tiga orang dari mereka 

menjadi termasyhur oleh kehormatan yang diberikan Allah 

kepada mereka dalam membawa mereka keluar hidup-hidup 

dari perapian yang menyala-nyala. Peristiwa ini sangat cocok 

disebut sebagai bertumbuhnya tanduk bagi kaum Israel. Dan, 

beberapa tahun sesudahnya, janji ini digenapi lebih jauh 

dengan diangkat dan ditinggikannya Yoyakhin raja Yehuda 

(Yer. 52:31-32). Kedua peristiwa ini merupakan tanda-tanda 

perkenanan Allah terhadap Israel, dan pertanda-pertanda yang 

membahagiakan.  

2. Kepada nabi-nabi mereka. Dan Aku akan membuat engkau da-

pat berbicara lagi. Meskipun tak satu pun dari nubuat-nubuat 

Yehezkiel dicatat sesudah ini, namun beralasan bagi kita 

untuk berpikir bahwa ia terus bernubuat. Dan ia bernubuat 

dengan lebih bebas dan berani, saat  Daniel dan teman-

temannya menduduki tempat kekuasaan, dan akan siap 

melindunginya bukan saja dari orang-orang Babel, melainkan 

juga dari orang-orang fasik sebangsanya sendiri. Ingatlah, sua-

tu pertanda baik bagi sebuah bangsa jika  Allah memper-

luas kebebasan-kebebasan para hamba-Nya, dan jika  me-

reka disokong dan didorong dalam pekerjaan mereka. 

 

 


PASAL 30  

Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Kelanjutan dari nubuat terhadap Mesir, yang sudah kita jum-

pai dalam bagian terakhir pasal sebelumnya, tepat sebelum 

kehancuran kerajaan yang pernah berkembang itu dituntas-

kan oleh Nebukadnezar. Nubuat ini menyatakan kehancuran 

semua sekutu dan sekongkolnya, semua kepentingan dan 

usahanya, dan sejumlah langkah yang akan diambil raja 

Babel untuk terus mengusahakan kehancuran ini (ay. 1-19).  

II. Pengulangan dari nubuat sebelumnya melawan Mesir, tepat 

sebelum kehancurannya dimulai oleh perilaku buruk mereka 

sendiri, yang secara perlahan-lahan melemahkan mereka dan 

mempersiapkan jalan bagi raja Babel (ay. 20-26). Maksud 

dan tujuannya banyak sama dengan apa yang sudah kita 

dapati sebelumnya. 

Nubuat Melawan Mesir;  

Kehancuran Mesir Dinubuatkan  

(30:1-19)  

1 Datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, bernubuatlah 

dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Merataplah: Aduh, hari itu! 

3 Hari itu sudah dekat, hari TUHAN sudah dekat, hari dengan awan gelap; itu 

yaitu  saat bangsa-bangsa. 4 Pedang datang atas Mesir dan Etiopia akan 

gemetar pada saat berebahan orang-orang yang mati terbunuh di Mesir dan 

kekayaannya dilarikan dan dasar-dasarnya terbongkar. 5 Orang Etiopia, Put, 

Lud, seluruh tanah Arab, Libia dan orang-orang dari negeri yang bersekutu 

dengan mereka akan mati rebah oleh pedang bersama mereka. 6 Beginilah 

firman TUHAN: Orang-orang yang mendukung Mesir akan mati rebah, dan 

kecongkakan Mesir yang ditimbulkan kekuatannya akan patah. Dari Migdol 

sampai Siene mereka mati rebah oleh pedang, demikianlah firman Tuhan 

ALLAH. 7 Ia akan dimusnahkan di tengah negeri-negeri yang sudah sunyi 

sepi dan kota-kotanya termasuk kota-kota yang sudah runtuh. 8 Maka mere-

ka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku menimbulkan api 

di Mesir sehingga semua orang yang membantunya dimusnahkan. 9 Pada 

hari itu utusan-utusan-Ku akan berangkat dengan cepat-cepat untuk menge-

jutkan Etiopia yang bersenang-senang dan mereka akan gentar pada hari 

penghukuman Mesir; sebab, sungguh, hari itu akan datang! 10 Beginilah 

firman Tuhan ALLAH: Aku akan meniadakan kekayaan Mesir dengan peran-

taraan Nebukadnezar, raja Babel. 11 Ia bersama bangsanya, yaitu yang paling 

ganas di antara bangsa-bangsa, akan dibawa untuk memusnahkan tanah itu 

dan mereka akan menghunus pedang terhadap Mesir dan memenuhi tanah 

itu dengan orang-orang yang terbunuh. 12 Aku akan mengeringkan anak-

anak sungai Nil dan akan menyerahkan tanah itu dalam tangan orang-orang 

jahat dan memusnahkan tanah itu serta segala isinya dengan perantaraan 

orang-orang asing. Aku, TUHAN, yang mengatakannya. 13 Beginilah firman 

Tuhan ALLAH: Aku akan membinasakan berhala-berhala dan meniadakan 

dewa-dewa dari Memfis; dan tidak akan ada lagi pemimpin di tanah Mesir 

dan Aku akan menimbulkan ketakutan di sana. 14 Aku akan memusnahkan 

Patros dan menimbulkan api di Soan dan menjatuhkan hukuman atas Tebe. 

15 Aku akan mencurahkan amarah-Ku atas Sin, benteng Mesir dan mele-

nyapkan kekayaan Tebe. 16 Aku akan menimbulkan api di Mesir, Sin akan 

gemetar dan Tebe akan direbut dan tembok-temboknya akan dibongkar.  

17 Teruna-teruna On dan Pi-Beset akan mati rebah oleh pedang dan perem-

puan-perempuan akan diangkut tertawan. 18 Di Tahpanhes hari akan menjadi 

gelap pada saat Aku mematahkan kekuasaan Mesir di sana dan kecongkakan-

nya, yang ditimbulkan kekuatannya, berakhir. Kota itu akan ditutupi oleh 

awan dan anak-anaknya perempuan akan diangkut tertawan. 19 Dan Aku 

akan menjatuhkan hukuman atas Mesir dan mereka akan mengetahui bahwa 

Akulah TUHAN.” 

Nubuat tentang kehancuran Mesir di sini sangat lengkap dan ter-

perinci, dan juga, secara keseluruhan, sangat menakutkan. Apa yang 

bisa melindungi bangsa yang menyulut murka, jika  Allah yang 

benar sampai maju untuk beperkara dengan mereka? 

I. Ini akan menjadi kehancuran yang sangat memilukan, dan yang 

sedemikian rupa sehingga akan menimbulkan dukacita besar (ay. 

2-3): “Merataplah. Wajar jika engkau menjerit-jerit sekarang sebab 

kehancuran itu sedang datang, dan engkau akan dibuat menjerit-

jerit dan mengeluarkan teriakan-teriakan yang mengerikan apa-

bila kehancuran itu sudah datang. Berserulah, Sungguh celaka 

hari itu! Atau, Aduh, hari itu! Malangnya hari itu! Hari yang 

mengerikan! Celaka dan malang nian! Sebab hari itu sudah dekat. 

Hari yang sudah begitu lama kami takutkan, sudah begitu lama 

pantas kami dapatkan. Ini yaitu  hari TUHAN, hari di mana Ia 

akan menyatakan diri-Nya sebagai Allah penuntut balas. Engkau 

sudah menikmati harimu, saat  kamu membawa pergi semua 

yang ada di hadapanmu, dan menginjak-injak semua orang di 

sekelilingmu, namun  Allah akan menikmati hari-Nya sebentar lagi, 

Kitab Yehezkiel 30:1-19 

hari saat  Ia menyingkapkan penghakiman-Nya yang benar” 

(Mzm. 37:13). Ini akan menjadi hari dengan awan gelap, yaitu 

pekat dan suram, tanpa secercah sinar penghiburan sedikit pun. 

Dan hari itu akan mengancam dengan badai, arang berapi dan 

belerang, dan angin yang menghanguskan. Itu yaitu  saat bang-

sa-bangsa, saat diadakannya perhitungan dengan bangsa-bangsa 

kafir atas semua perbuatan kafir mereka, saat yang dibicarakan 

Daud saat  Allah menumpahkan amarah-Nya ke atas bangsa-

bangsa (Mzm. 79:6), saat  mereka akan terbenam (Mzm. 9:16). 

II. Ini akan menjadi kehancuran Mesir, beserta semua pemerintahan 

dan negeri yang bersekutu dengannya dan yang ada di sekitarnya.  

1. Mesir sendiri akan jatuh (ay. 4): Pedang akan datang atas Me-

sir, pedang orang Kasdim, dan itu akan menjadi pedang yang 

berkemenangan, sebab akan berebahan orang-orang yang mati 

terbunuh di Mesir, berebahan olehnya, berebahan di hadapan-

nya. Adakah negeri itu padat penduduknya? Orang Kasdim 

akan melarikan penduduknya yang ramai (KJV). Adakah ia kuat, 

dan kokoh? Dasar-dasarnya akan dibongkar, maka kerang-

kanya, meskipun dibangun dengan begitu baik, begitu tinggi, 

tentu saja akan jatuh.  

2. Para negeri tetangga beserta penduduknya akan jatuh ber-

sama-sama dengan dia. saat  orang-orang yang terbunuh 

berebahan begitu banyak di Mesir, Etiopia akan gemetar, baik 

yang di Afrika, yang ada di sekitar Mesir pada satu sisi, 

maupun yang di Asia, yang dekat dengannya pada sisi lain. 

jika  rumah tetangga terbakar, mereka tidak bisa tidak kha-

watir akan keselamatan rumah mereka sendiri. Dan ketakut-

an-ketakutan mereka itu bukannya tak berdasar, sebab 

mereka semua akan mati rebah oleh pedang (ay. 5). Etiopia dan 

Libia (Kush dan Put, begitulah nama-nama Ibraninya, dua dari 

anak-anak Ham yang disebutkan, dan Misraim, yaitu Mesir, di 

antara keduanya, Kej. 10:6), dan orang-orang Lud (yang meru-

pakan pemanah-pemanah tersohor, dan dikatakan sebagai 

sekutu-sekutu Mesir, Yer. 46:9), mereka ini akan jatuh ber-

sama Mesir dan Kub (orang-orang Kasdim, penduduk di peda-

laman Libia). Mereka ini dan yang lain yaitu  orang-orang 

campuran. Ada sejumlah orang dari negeri-negeri ini dan 

negeri-negeri lain yang sebab  satu dan lain alasan berdiam di 

Mesir, seperti juga orang-orang dari negeri yang bersekutu, se-

bagian dari sisa-sisa kaum Israel dan Yehuda, anak-anak per-

janjian, atau persekutuan, sebagaimana mereka disebut (Kis. 

3:25), anak-anak janji (Gal. 4:28). Mereka ini tinggal sebagai 

orang asing di Mesir dengan menentang perintah Allah, dan 

orang-orang ini akan mati rebah bersama mereka. Perhatikan-

lah, orang-orang yang mau mengambil bagian dengan musuh-

musuh Allah akan mengalami nasib yang sama dengan mere-

ka, bahkan sekalipun mereka mengaku sebagai orang-orang 

dari negeri yang bersekutu dengan Allah. 

III. Semua orang yang berlagak mendukung kepentingan-kepentingan 

Mesir yang sedang tenggelam akan turun di bawahnya, akan 

turun bersama-sama dengannya (ay. 6): Orang-orang yang mendu-

kung Mesir akan mati rebah, dan kemudian Mesir pun tentu saja 

akan mati rebah. Lihatlah keadilan Allah. Mesir berlagak mendu-

kung Yerusalem saat  ia terhuyung-huyung, namun  terbukti men-

jadi buluh yang menipu. Dan sekarang mereka yang berlagak 

mendukung Mesir akan terbukti tidak lebih baik. Mereka yang 

menipu orang lain biasanya diganjar dengan hal yang sama, 

mereka sendiri ditipu.  

1. Adakah Mesir menganggap dirinya ditopang oleh wewenang 

dan kekuasaan rajanya yang berkuasa atas semua orang? 

Kecongkakan Mesir yang ditimbulkan kekuatannya akan patah 

(ay. 6). Kekuatan raja Mesir yaitu  kecongkakannya. namun  

kekuatan itu akan dipatahkan, dan direndahkan.  

2. Adakah keramaian penduduknya menjadi penyokongnya? Me-

reka ini akan mati rebah oleh pedang, bahkan dari Migdol sam-

pai Siene, yang terletak di sudut negeri yang paling terpencil, 

yang melaluinya musuh akan masuk. Baik dusun-dusun 

maupun kota-kota, para petani dan pedagang, akan menjadi 

sunyi sepi (ay. 7), seperti sebelumnya (29:12). Bahkan kekaya-

an Mesir akan ditiadakan (ay. 10, KJV: Keramaian penduduk 

Mesir akan ditiadakan). Negeri yang padat penduduk itu tidak 

akan berpenghuni. Tanah itu bahkan akan dipenuhi dengan 

orang-orang yang terbunuh (ay. 11).  

3. Adakah sungai Nil menjadi penyokongnya, dan adakah sejum-

lah salurannya menjadi benteng pertahanan baginya? “Aku 

akan mengeringkan anak-anak sungai Nil (ay. 12), sehingga 

Kitab Yehezkiel 30:1-19 

benteng-benteng alam yang dianggap tak tertembus itu, ka-

rena tak dapat dilalui, tidak akan berguna sama sekali untuk 

mereka.”  

4. Adakah berhala-berhalanya menjadi penyokongnya? Mereka 

akan dimusnahkan. Penopang-penopang khayalan itu akan 

tampak jelas sebagai khayalan lebih daripada waktu-waktu 

sebelumnya, sebab demikianlah dewa-dewa saat  berlagak 

menjadi pembebas dan kubu pertahanan (ay. 13): Aku akan 

meniadakan dewa-dewa dari Memfis.  

5. Adakah keluarga kerajaannya menjadi penyokongnya? Tidak 

akan ada lagi pemimpin di tanah Mesir. Keluarga kerajaan, 

yang sudah ada begitu lama, akan dimusnahkan dan dilenyap-

kan.  

6. Adakah keberaniannya menjadi penyokongnya, dan apakah 

dia berpikir untuk menopang dirinya dengan keberanian para 

prajuritnya, yang belakangan ini sudah terbiasa bertempur? 

Keberaniannya akan menjadi tawar: Aku akan menimbulkan 

ketakutan di tanah Mesir.  

7. Adakah angkatan mudanya yang sedang muncul menjadi pe-

nyokongnya? Adakah ia ditopang oleh anak-anaknya, dan apa-

kah dia mengganggap dirinya berbahagia sebab  tabung panah-

nya penuh dengan mereka? Sungguh malang! Teruna-teruna 

akan mati rebah oleh pedang (ay. 17) dan perempuan-perempuan 

akan diangkut tertawan (ay. 18), dan dengan demikian segala 

harapannya akan dirampas darinya. 

IV. Allah akan menimpakan penghakiman-penghakiman yang meng-

hancurkan ini ke atas Mesir (ay. 8): Mereka akan mengetahui 

bahwa Akulah TUHAN, bahwa Aku lebih besar daripada segala 

allah, daripada segala allah mereka, pada saat Aku menimbulkan 

api di Mesir. Api yang memakan habis bangsa-bangsa dinyalakan 

oleh Allah. Dan, jika  Ia menimbulkan api ke atas sebuah 

bangsa, semua orang yang membantunya akan dimusnahkan. 

Orang-orang yang berusaha  memadamkan api itu, mereka sendiri 

yang akan dihanguskan olehnya. Sebab siapa yang bisa berdiri di 

hadapan Allah pada saat Dia murka? jika  Ia mencurahkan 

amarah-Nya ke atas suatu tempat, jika  Ia menimbulkan api ke 

atasnya (ay. 15-16), baik kekuatannya maupun keramaian pendu-

duknya tidak akan berguna sama sekali untuknya. 

V. Raja Babel dan tentaranya akan dipekerjakan sebagai alat-alat 

kehancuran ini: Keramaian penduduk Mesir akan ditiadakan dan 

betul-betul dilenyapkan dengan perantaraan Nebukadnezar, raja 

Babel (ay. 10). Orang-orang yang berusaha melindungi Israel dari 

raja Babel tidak akan mampu melindungi diri mereka sendiri. Di-

katakan tentang orang-orang Kasdim, yang akan menghancurkan 

Mesir,  

1. Bahwa mereka yaitu  orang-orang asing (ay. 12), yang sebab  

itu tidak akan menunjukkan belas kasihan sebagai kenalan 

lama, namun  akan berperilaku sebagai orang asing terhadap 

orang-orang Mesir.  

2. Bahwa mereka yaitu  yang paling ganas di antara bangsa-

bangsa (ay. 11), baik dalam hal kekuatan maupun kebengisan. 

Dan, sebab  ganas, mereka akan melakukan perbuatan me-

ngerikan.  

3. Bahwa mereka yaitu  orang-orang fasik, yang tidak mau di-

kendalikan oleh akal budi dan hati nurani, oleh hukum-

hukum alam atau hukum bangsa-bangsa, sebab mereka tidak 

mengenal hukum: Aku akan menyerahkan tanah itu dalam 

tangan orang-orang jahat. Mereka melakukan kekerasan se-

cara tidak adil, sebab  mereka fasik. Namun, sejauh mereka 

merupakan alat-alat di tangan Allah untuk melaksanakan 

penghakiman-penghakiman-Nya, maka keadilan akan ditegak-

kan sendiri oleh-Nya. Perhatikanlah, Allah sering kali mem-

buat satu orang fasik menjadi cambuk bagi orang fasik lain. 

Dan bahkan orang-orang fasik mendapat hak untuk memang-

sa, jure belli – oleh hukum-hukum perang, sebab Allah menjual-

nya ke dalam tangan mereka (KJV). 

VI. Tidak ada tempat di tanah Mesir yang akan terluput dari kege-

raman tentara Kasdim, bahkan yang terkuat dan yang terpencil 

sekalipun: Pedang akan menjelajahi negeri itu. Berbagai tempat di 

sini disebutkan: Patros, Soan, dan Tebe (ay. 14.), Sin dan Memfis 

(ay. 15-16), On dan Pi-B

Related Posts:

  • Yehezkiel 18 ah jika musuh-musuh kita memangsa apa yang sudah kita jadikan sebagai kebanggaan kita. Istana raja Tirus, perbendaharaan-nya, kotanya, angkatan lautnya, tentaranya, semuanya ini dia megahkan sebagai kegem… Read More