an Israel ini), dan dari sejak saat itu dosa yang berteriak dari
bangsa itu berlanjut sedikit banyak sampai pada masa pembuangan.
Dan, meskipun kadang-kadang dosa itu sedikit banyak ditegur oleh
raja-raja yang ingin mengadakan pembaruan, namun dosa itu tidak
pernah ditekan sepenuhnya, dan untuk sebagian besar tampak se-
makin kurang ajar dan tak tahu malu. Mereka tidak hanya menyem-
bah Allah yang benar melalui patung-patung, seperti yang dilakukan
kesepuluh suku dengan patung-patung anak lembu di Dan dan
Betel, namun juga mereka menyembah allah-allah palsu, Baal dan
Molokh, dan semua gerombolan dewa kafir yang tak berakal.
Inilah yang digambarkan sejauh ini di sini (seperti yang sering kali
di tempat lain) melalui perumpamaan tentang pelacuran dan per-
zinahan,
1. Sebab penyembahan berhala yaitu pelanggaran terhadap perjan-
jian perkawinan dengan Allah, meninggalkan Dia dan jatuh ke
dalam pelukan orang asing. Penyembahan berhala yaitu mem-
berikan perasaan dan pelayanan kepada lawan-lawan-Nya, yang
semestinya diberikan kepada Dia saja.
2. Sebab penyembahan berhala merusak dan mencemarkan pikiran,
dan memperbudak bagian rohani dari manusia, dan menunduk-
Kitab Yehezkiel 16:15-34
kannya kepada kekuatan dan kuasa indera, seperti halnya per-
sundalan.
3. Sebab penyembahan berhala membuat hati nurani menjadi bobrok,
membekukan dan mengeraskannya. Dan orang-orang yang dengan
penyembahan berhala mereka merendahkan kodrat ilahi, dan
menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan kemuliaan-Nya
dengan kehinaan, dengan adil dihukum oleh Allah dengan menye-
rahkan mereka kepada pikiran yang terkutuk, untuk merendah-
kan kodrat manusia dengan perasaan-perasaan yang keji (Rm.
1:23, dst.). Penyembahan berhala yaitu dosa yang memperbodoh
dan menyihir. Dan, jika orang diserahkan kepadanya, mereka
jarang terlepas dari jeratnya.
4. Sebab penyembahan berhala yaitu dosa yang memalukan dan
membawa aib bagi orang-orang yang sudah bergabung dengan
Tuhan, lalu bergabung dengan berhala. Sekarang amatilah di sini,
I. Apa penyebab-penyebab dari dosa ini. Bagaimana bisa umat Allah
terseret untuk melayani berhala-berhala? Bagaimana bisa gadis
yang sudah diajar dengan begitu baik, dididik dengan begitu baik,
menjadi bejat? Siapa yang akan menyangkanya? namun ,
1. Mereka bertumbuh menjadi sombong (ay. 15): “Engkau meng-
andalkan kecantikanmu, dan benar-benar menantikan bahwa
kecantikan itu akan membawa keuntungan bagimu, dan eng-
kau seumpama bersundal dalam menganggarkan ketermasy-
huranmu.” Mereka berpikir, sebab mereka begitu dipuji dan
dikagumi oleh tetangga-tetangga mereka, bahwa, untuk lebih
mengambil hati tetangga-tetangga mereka dan membalas puji-
pujian mereka, mereka harus bergabung dengan tetangga-
tetangga mereka dalam ibadah mereka dan mengikuti kebiasa-
an-kebiasaan mereka. Salomo memperbolehkan penyembahan
berhala, untuk memuaskan istri-istrinya dan saudara-saudara
mereka. Perhatikanlah, banyak sekali orang muda dihancur-
kan oleh kesombongan, terutama kesombongan akan kecan-
tikan mereka. Rara est concordia formæ atque pudicitiæ – Ke-
cantikan dan kesucian jarang bersatu.
2. Mereka melupakan awal mula mereka (ay. 22): “Engkau tidak
teringat lagi kepada masa mudamu, betapa malang dan hina
dinanya engkau, dan betapa besar perkara-perkara yang su-
dah dilakukan Allah untukmu, dan betapa kekal kewajiban
kewajiban yang ditimpakan-Nya kepadamu dengan begitu.” Per-
hatikanlah, teguran terhadap kesombongan dan hawa nafsu
kita akan berhasil jika kita merenungkan siapa kita ini sebenar-
nya dan betapa kita berutang budi kepada anugerah Allah yang
cuma-cuma.
3. Mereka lemah dalam pengertian dan tekad (ay. 30): Betapa
besar hawa nafsumu itu (KJV: betapa lemah hatimu), engkau
yang melakukan segala-galanya ini. Perhatikanlah, kekuatan
hawa nafsu manusia yaitu bukti dari kelemahan hati mere-
ka. Mereka tidak mengenal diri sendiri, dan tidak bisa me-
nguasai diri. Israel lemah, namun juga menjadi perempuan
sundal jahanam. Perhatikanlah, orang-orang yang paling bo-
doh biasanya paling berlagak berkuasa, dan menganggap bah-
wa mereka pantas mengatur orang lain, padahal mereka sama
sekali tidak mampu mengatur diri sendiri.
II. Apa perincian-perincian dari dosa itu.
1. Mereka menyembah semua berhala yang lewat di depan mere-
ka, semua yang pernah mereka rayu untuk disembah. Mereka
siap sedia menuruti perintah semua tetangga mereka (ay. 15):
Engkau menghamburkan persundalanmu kepada setiap orang
yang lewat. Mereka siap menyerah pada setiap godaan sema-
cam ini, meskipun begitu tidak masuk akal. Setiap berhala
asing yang bisa didatangkan dari negeri asing, setiap dewa
baru yang ditemukan, mereka siap menangkapnya, sebagai
pemberitahuan umum bahwa ia melacurkan dirinya kepada
siapa saja yang datang, dan menambah-nambah persundalan-
nya (ay. 25). Demikianlah sebagian pemabuk mau menjadi
teman siapa saja yang menawarkan minuman kepada mereka.
Betapa lemahnya hati orang-orang seperti itu!
2. Mereka menghiasi kuil-kuil berhala, tiang-tiang berhala, dan
bukit-bukit pengorbanan mereka dengan pakaian yang indah
dan berharga yang telah diberikan Allah kepada mereka (ay.
16, 18): Engkau membuat bukit-bukit pengorbananmu berwar-
na-warni, menghiasinya dengan jubah-jubah yang beraneka
warna, seperti jubah Yusuf, yang telah diberikan Allah kepada
mereka sebagai tanda khusus dari perkenanan-Nya, dan
engkau bersundal (yaitu, menyembah berhala-berhala) di situ.
Tentang hal ini Allah berkata, “Seperti itu belum pernah terjadi
Kitab Yehezkiel 16:15-34
dan tidak akan ada lagi. Yaitu, ini merupakan hal yang sama
sekali tidak boleh dibiarkan. Aku tidak akan pernah tahan
dengan perbuatan-perbuatan seperti ini tanpa menunjukkan
kebencian-kebencian-Ku.”
3. Mereka membuat patung-patung untuk disembah dari per-
hiasan-perhiasan yang telah diberikan Allah kepada mereka
(ay. 17): Perhiasan-perhiasanmu yang dibuat dari emas-Ku dan
perak-Ku, yang Kuberikan kepadamu. Perhatikanlah, Allahlah
yang memberi kita emas dan perak kita. Hasil-hasil perda-
gangan, hasil-hasil keterampilan dan usaha, yaitu pemberi-
an-pemberian dari pemeliharaan Allah kepada kita, seperti
juga hasil-hasil bumi. Barang yang diberikan Allah kepada kita
untuk kita gunakan, hak miliknya masih dipegang oleh Dia.
“Itu yaitu perak-Ku dan emas-Ku, meskipun Aku telah mem-
berikannya kepadamu.” Itu masih milik-Nya, sehingga kita
harus melayani dan menghormati Dia dengannya, dan ber-
tanggung jawab kepada-Nya atas penggunaannya. Dalam
setiap sennya terlukis gambar Allah, dan juga gambar Kaisar.
Akankah kita membuat perak dan emas kita, perabotan kita,
uang, dan perhiasan-perhiasan kita sebagai sesuatu yang kita
bangga-banggakan dan perselisihkan? Akankah semua itu
membuat kita tamak dan boros? Padahal, jika kita renungkan
dengan sepatutnya, semuanya itu yaitu perak Allah dan
emas-Nya? Orang Israel sudah sejak dini mulai mengubah
perhiasan-perhiasan mereka menjadi berhala-berhala, saat
Harun membuat anak lembu emas dari anting-anting mereka.
4. Mereka melayani berhala-berhala mereka dengan hal-hal baik
yang diberikan Allah kepada mereka, padahal semuanya itu
diberikan Allah untuk mereka gunakan sendiri, dan untuk
melayani Dia (ay. 18): “Engkau mempersembahkan kepada me-
reka minyak-Ku dan ukupan-Ku, di atas mezbah-mezbah me-
reka, sebagai wangi-wangian bagi dewa-dewa kotor ini. Makan-
an-Ku, tepung yang terbaik, minyak, dan madu yang mengaliri
Kanaan itu, dan yang dengannya Kuberikan makananmu.
Dengan itu semua engkau telah menjamu mereka dan imam-
imam mereka yang lapar, dan mempersembahkannya untuk
mereka sebagai persembahan yang harum, untuk membersih-
kan mereka, dan supaya kamu diterima oleh mereka. Dan
begitulah yang terjadi, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Hal
itu terlalu jelas untuk disangkal, terlalu jahat untuk dimaaf-
kan. Semuanya ini telah engkau lakukan. Dia yang mengetahui
segala sesuatu, mengetahui hal ini.” Lihatlah betapa mereka
menyayangi berhala-berhala mereka, hingga mereka rela mele-
paskan apa yang diberikan kepada mereka sebagai kebutuhan
pokok bagi mereka dan keluarga mereka, demi menghormati
berhala-berhala itu. Di lain pihak, kita patut malu, betapa kita
kikir dan enggan memberi untuk melayani Allah yang benar
dan hidup.
5. Mereka telah mengorbankan anak-anak mereka kepada ber-
hala-berhala mereka. Hal ini ditegaskan di sini, dan sering kali
di tempat lain, sebagai salah satu contoh terburuk dari pe-
nyembahan berhala mereka. sebab memang tidak ada hal
lain yang di dalamnya Iblis bersorak-sorak dengan begitu
penuh kemenangan atas anak-anak manusia, baik atas akal
budi alami mereka maupun atas kasih sayang alami mereka,
seperti dalam hal ini (Yer. 7:31; 19:5; 32:35): Engkau meng-
ambil anak-anakmu lelaki dan perempuan, dan tidak hanya
membuat mereka melewati api, atau di antara dua perapian,
sebagai tanda mereka dipersembahkan kepada Molokh, namun
juga engkau telah mempersembahkan mereka menjadi makan-
an berhala itu (ay. 20). Inilah contoh dari kekuasaan orangtua
yang paling merosot derajatnya sampai jatuh ke dalam kela-
liman yang paling biadab, dan tidak pernah ada yang seperti
ini. Namun ini pun bukan yang terburuk. Perbuatan itu meru-
pakan kejahatan yang tak dapat diperbaiki bagi Allah sendiri,
yang menuntut hak milik istimewa atas anak-anak mereka
lebih daripada atas emas, perak, dan makanan mereka: Mere-
ka yaitu anak-anak-Ku (ay. 21), anak-anakmu lelaki dan
perempuan yang engkau lahirkan bagi-Ku (ay. 20). Dia yaitu
Bapa segala roh, dan jiwa-jiwa yang berakal yaitu milik-Nya
secara khusus. Oleh sebab itu, menghilangkan hidup, hidup
manusia, secara tidak adil, yaitu penghinaan yang besar
terhadap Allah pencipta kehidupan. Terlebih lagi, anak-anak
orang Israel yaitu milik-Nya berdasar hak yang lebih jauh
lagi. Mereka yaitu anak-anak perjanjian, lahir di rumah Allah.
Ia sudah berkata kepada Abraham, Aku akan menjadi Allahmu
dan Allah keturunanmu. Mereka memiliki meterai kovenan da-
lam daging mereka sejak mereka berusia delapan hari. Mereka
Kitab Yehezkiel 16:15-34
akan menyandang nama Allah, dan mempertahankan jemaat-
Nya. Membunuh mereka yaitu tindakan yang paling tidak
berperikemanusiaan, namun membunuh mereka untuk meng-
hormati berhala yaitu tindakan durhaka yang setinggi-tinggi-
nya. Orang tidak dapat memikirkannya tanpa kemarahan yang
teramat sangat: melihat tangan orangtua yang tanpa iba
menumpahkan darah anak-anak mereka sendiri yang tidak
bersalah. Dan dengan mempersembahkan darah daging mere-
ka sendiri secara terang-terangan kepada Iblis untuk membeli
korban-korban, mereka mengaku mempersembahkan diri me-
reka kepadanya sebagai korban yang hidup! Betapa tidak
masuk akal, bahwa anak-anak yang dilahirkan kepada Allah
sampai dipersembahkan kepada roh-roh jahat! Perhatikanlah,
anak-anak dari orangtua yang merupakan anggota jemaat
yang kelihatan di dunia ini harus dipandang sebagai dilahir-
kan bagi Allah, dan merupakan anak-anak-Nya. Sebagai anak-
anak-Nya, dan dengan kedudukan mereka itu, kita harus
mengasihi mereka, dan berdoa bagi mereka, membesarkan me-
reka untuk-Nya, dan, jika Ia memanggil mereka, harus ber-
pisah dengan mereka dengan senang hati dan menyerahkan
mereka kepada-Nya. Sebab tidakkah Ia bebas mempergunakan
milik-Nya menurut kehendak hati-Nya? Terhadap contoh pe-
nyembahan berhala bangsa Israel itu, yang memang tidak
boleh dibiarkan lewat tanpa diberi cap tertentu, dilontarkan
ucapan ini (ay. 20), apakah persundalanmu ini masih perkara
enteng? Ini menyiratkan bahwa ada orang-orang di antara
mereka yang menganggap enteng masalah itu, dan menjadi-
kannya sebagai bahan candaan. Perhatikanlah, tidak ada dosa
keji, yang begitu nyata-nyata keji, yang tidak akan diperolok-
olok oleh orang-orang yang bobrok hati nuraninya. namun
apakah pelacuran, apakah pelacuran rohani, yaitu perkara
yang enteng? Masakan enteng saja bagi manusia untuk men-
jadikan anak-anak mereka sebagai binatang, dan menjadikan
Iblis sebagai allah mereka? Dalam waktu singkat saja itu akan
menjadi perkara yang besar.
6. Mereka membangun kuil-kuil untuk menghormati berhala-
berhala mereka, supaya orang lain tertarik untuk datang ke
sana dan bergabung dengan mereka dalam menyembah ber-
hala-berhala mereka: “Sesudah segala kejahatanmu yang se-
macam ini dilakukan secara diam-diam, engkau pada akhirnya
sampai pada puncak kelancangan yang begitu rupa hingga
memberitahukannya secara terang-terangan. sebab itu, cela-
ka, celakalah engkau” (kata-kata itu muncul dalam sisipan
yang menyedihkan, untuk menunjukkan bahwa orang-orang
yang terus berdosa berada dalam keadaan yang celaka, dan
untuk memberi mereka peringatan pada waktunya, kalau-
kalau mereka mau menerimanya). “Engkau sudah lama mem-
punyai hati seorang pelacur, namun sekarang wajahmu pun
sudah tampak sebagai wajah seorang pelacur, dan mukamu
tidak lagi merah padam sebab malu” (ay. 23-35). Engkau
membangun bagimu tempat yang tinggi, sebuah rumah pela-
curan (demikian tafsiran yang agak luas membacanya), dan
seperti itulah kuil-kuil berhala mereka. Engkau membangun
tempatmu yang tinggi, untuk satu atau lain berhala, pada
setiap persimpangan jalan, dan di tiap-tiap tanah lapang (ay.
31). Dan lagi. Mereka berbuat semampu mereka untuk merayu
dan membuat bejat orang lain, dan menyebarkan penyakit
mereka yang menular, dengan memperkuat godaan-godaan
untuk menyembah berhala. Dan dengan begitu para biang
keladi penyembahan berhala menjadikan diri mereka sendiri
keji. Bahkan orang-orang yang pada awalnya merayu mereka
untuk menyembah berhala, kini mendapati diri mereka sendiri
dikalahkan oleh orang-orang Israel, dan mereka sendiri malah
mulai jenuh dengan berlimpah dan kerasnya penyembahan
berhala mereka: Engkau telah menjual kecantikanmu menjadi
kekejian (KJV: Engkau telah membuat kecantikanmu dibenci),
bahkan oleh orang-orang yang sudah lama mengaguminya.
Bangsa Yahudi, dengan meninggalkan Allah mereka sendiri,
dan menyayangi allah-allah dari bangsa-bangsa di sekitar
mereka, telah menjadikan diri mereka sendiri hina dan tercela
bahkan di mata tetangga-tetangga mereka yang kafir. Jauh
terlebih lagi kecantikan mereka dibenci oleh semua orang yang
bijak dan baik, yang peduli akan kehormatan Allah dan
agama. Perhatikanlah, orang-orang yang mendatangkan cela
atas pengakuan iman mereka, mereka itu mempermalukan diri
mereka sendiri. Dan adillah jika kecantikan itu, keunggulan
itu, pada akhirnya menjadi sasaran kebencian orang lain,
Kitab Yehezkiel 16:15-34
sebab mereka sudah menjadikannya sebagai sesuatu yang
mereka sombongkan.
III. Apa saja yang semakin memperberat dosa ini.
1. Mereka menyukai berhala-berhala dari bangsa-bangsa yang
sudah menjadi penindas dan penganiaya mereka sejak lama.
Seperti,
(1) Orang-orang Mesir. Mereka yaitu orang-orang yang terke-
nal dengan penyembahan berhala, dan dengan penyembah-
an-penyembahan berhala yang paling dungu dan tidak ma-
suk akal. Mereka pada waktu dulu melecehkan Israel de-
ngan perlakuan-perlakuan mereka yang biadab, dan belum
lama ini dengan tindakan-tindakan mereka yang khianat,
selalu bersikap kejam atau berdusta kepada orang Israel.
Namun demikian, begitu tergila-gilanya bangsa Israel hing-
ga mereka bersundal dengan orang Mesir, tetangga mereka,
tidak hanya dengan bergabung dengan orang Mesir dalam
penyembahan berhala mereka, namun juga dengan meng-
adakan perserikatan dan persekutuan dengan mereka, dan
bergantung pada mereka untuk mendapat pertolongan
dalam berbagai kesulitan. Ini berarti meninggalkan Allah
dengan berzinah.
(2) Orang-orang Asyur. Mereka juga sudah mengganggu keten-
teraman orang Israel: “Namun engkau bersundal juga de-
ngan orang Asyur (ay. 28). Meskipun mereka tinggal lebih
jauh, namun engkau menjamu berhala-berhala mereka dan
mengikuti kebiasan-kebiasaan takhayul mereka, dan de-
ngan demikian memperbanyak lagi persundalanmu dengan
negeri perdagangan Kasdim (KJV: memperbanyak lagi per-
sundalanmu sampai ke negeri Kasdim). Engkau meminjam
patung-patung dewa, pola-pola mezbah, upacara-upacara
pengorbanan, dan satu atau lain kebodohan semacamnya,
dari negara yang jauh itu, negeri musuh itu, dan membawa
masuk semuanya itu ke tanah Kanaan, menempatkan dan
meneguhkannya di sana.” Demikian pula Tuan George
Herbert sudah lama meramalkan, atau setidak-tidak takut,
Bahwa sungai Seine akan menelan sungai Tiber,
dan dengan membiarkan masuk kedua-duanya,
sungai Thames akan membuat airnya tercemar.
2. Mereka sudah ditimpa oleh teguran-teguran Sang Pemelihara
sebab dosa-dosa mereka, dan sekalipun begitu mereka ber-
sikeras dalam dosa-dosa itu (ay. 27): Aku telah melawan eng-
kau (KJV: Aku telah mengacungkan tangan-Ku ke atasmu),
untuk mengancam dan menakut-nakuti engkau. Demikianlah
yang dilakukan Allah sebelum Ia meletakkan tangan-Nya atas
mereka untuk menghancurkan dan membinasakan mereka.
Dan itu yaitu cara yang biasa dipakai-Nya, mencoba mem-
buat manusia bertobat pertama-tama dengan penghakiman-
penghakiman yang kecil. Ia berbuat demikian di sini. Sebelum
Ia mendatangkan kelaparan yang begitu rupa kepada mereka
hingga melenyapkan makanan pokok, Ia mengurangi bagian
mereka (KJV: Ia mengurangi makanan mereka yang biasa),
menguranginya sebelum Ia melenyapkannya. jika yang
berlebihan disalahgunakan, adillah bagi Allah untuk mengu-
rangi apa yang menjadi kebutuhan pokok. Sebelum Ia menye-
rahkan mereka kepada orang Kasdim untuk dihancurkan, Ia
menyerahkan mereka kepada perempuan-perempuan Filistin
untuk dicemooh sebab penyembahan-penyembahan berhala
mereka. Sebab orang-orang Filistin membenci mereka, dan,
walaupun orang-orang Filistin sendiri yaitu penyembah ber-
hala, namun mereka malu akan cara orang Israel yang cabul,
yang bertumbuh menjadi lebih cemar dalam penyembahan-
penyembahan berhala mereka daripada tetangga-tetangga me-
reka. Orang Israel menukarkan allah mereka, sementara bang-
sa-bangsa lain tidak menukarkan allah mereka (Yer. 2:10-11).
sebab hal ini mereka pantas dihajar oleh orang-orang Filistin.
Atau mungkin itu merujuk pada serangan-serangan yang di-
buat orang Filistin terhadap bagian selatan Yehuda pada masa
pemerintahan Ahas, yang olehnya Yehuda dibuat lemah dan
miskin, dan menjadi awal dari dukacita-dukacita mereka
(2Taw. 28:18). namun mereka tidak belajar dari peringatan me-
lalui penghakiman-penghakiman itu, dan sebab itu pantaslah
mereka dibiarkan menemui kehancuran pada akhirnya. Per-
hatikanlah, dalam perhitungan yang akan diadakan dengan
Kitab Yehezkiel 16:15-34
para pendosa yang tidak bertobat, mereka akan diberi tahu
bukan hanya tentang rahmat-rahmat yang untuknya mereka
sudah bersikap tidak tahu terima kasih, melainkan juga ten-
tang penderitaan-penderitaan yang melaluinya mereka tidak
dapat diperbaiki (Am. 4:11).
3. Mereka tidak pernah puas dalam pelacuran rohani mereka:
Engkau belum merasa puas (ay. 28, dan lagi ay. 29). saat
mereka sudah memperbanyak berhala-berhala mereka dan
kebiasaan-kebiasaan takhayul mereka secara tak terkira, ma-
sih juga mereka mencari-cari allah-allah baru dan gaya-gaya
baru dalam menyembah. Orang yang dengan tulus hati
menggabungkan diri dengan Allah yang benar mendapatkan
apa yang cukup di dalam Dia untuk memuaskan mereka. Dan,
meskipun mereka masih menginginkan yang lebih dari Allah,
namun mereka tidak pernah menginginkan yang lebih dari-
pada Allah. namun orang-orang yang meninggalkan sumber air
yang hidup ini demi sumur-sumur yang bocor akan segera
mendapati diri mereka sendiri jenuh, namun tidak pernah puas.
Mereka akan segera jemu dengan allah-allah yang mereka
miliki, dan masih juga mencari-cari yang lain.
4. Mereka mengeluarkan biaya besar untuk penyembahan ber-
hala mereka, dan menghabiskan banyak sekali kekayaan un-
tuk membeli pola-pola patung dan mezbah, dan menyewa
imam-imam dari negeri-negeri lain untuk melayani mereka.
Para pelacur pada umumnya mendapat upah mereka. namun
perempuan pezinah yang kurang ajar ini, bukannya dipekerja-
kan untuk melayani berhala-berhala, malah menyewa berhala-
berhala untuk melindunginya dan menerima penghormatan-
nya. Hal ini sangat ditekankan (ay. 31-34). “Dalam hal ini,
dalam persundalanmu engkau yaitu kebalikan dari perem-
puan-perempuan yang lain. Orang lain dirayu, namun engkau
merayu orang-orang yang tidak mengikutimu, senang meng-
adakan perserikatan dan persekutuan dengan bangsa-bangsa
kafir yang memandang rendah engkau. Orang lain diberi pem-
berian-pemberian, namun engkau memberi pemberian-pem-
berianmu, pemberian-pemberian yang dengan penuh rahmat
telah diberikan Allah kepadamu, kepada berhala-berhalamu.
Dalam hal ini engkau seperti seorang istri yang berbuat zinah,
bukan untuk mendapat uang, seperti yang dilakukan para
pelacur, namun sepenuhnya demi dosa itu sendiri.” Perhatikan-
lah, hawa nafsu rohani, yaitu hawa nafsu pikiran, seperti
hawa nafsu mereka terhadap berhala-berhala, sering kali sama
kuatnya dan sama tak tertahankannya seperti hawa nafsu
jasmani. Dan sungguh bertambahlah parah dosa itu jika
orang menjadi penggoda bagi diri mereka sendiri, dan, bukan-
nya menawarkan kepada diri mereka suatu keuntungan du-
niawi oleh dosa mereka, mereka malah mengeluarkan banyak
biaya untuk itu. Seperti itulah orang-orang yang berbuat khia-
nat dengan tidak ada alasannya (Mzm. 25:3), sungguh fasik
mereka itu.
Dan sekarang, bukankah Yerusalem dalam kesemuanya ini
dibuat mengetahui perbuatan-perbuatannya yang keji? Sebab
kekejian-kekejian apa yang lebih besar yang bisa menjadi
kesalahannya selain ini? Di sini kita dapat melihat dengan
heran dan ngeri seperti apa kodrat manusia yang bobrok itu
jika Allah membiarkan mereka sendiri, bahkan sekalipun
mereka memiliki keuntungan-keuntungan terbesar untuk
menjadi lebih baik dan berbuat lebih baik. Dan jalan dosa itu
terjal ke bawah. Nitimur in vetitum – Kita cenderung pada apa
yang dilarang.
Hukuman yang Menyedihkan bagi Israel;
Hukuman Diancamkan
(16:35-43)
35 Oleh sebab itu, hai perempuan sundal, dengarkanlah firman TUHAN!
36 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh sebab engkau menghamburkan
kemesumanmu dan auratmu disingkapkan dalam persundalanmu dengan
orang yang mencintaimu dan dengan berhala-berhalamu yang keji dan oleh
sebab darah anak-anakmu yang engkau persembahkan kepada mereka,
37 sungguh, oleh sebab itu Aku akan mengumpulkan semua kekasihmu,
yaitu yang merayu hatimu, baik yang engkau cintai maupun yang engkau
benci; Aku akan mengumpulkan mereka dari sekitarmu untuk melawan eng-
kau dan Aku akan menyingkapkan auratmu di hadapan mereka, sehingga
mereka melihat seluruh kemaluanmu. 38 Aku akan menghakimi engkau se-
perti orang menghakimi perempuan-perempuan yang berzinah dan yang me-
numpahkan darah dan Aku akan melampiaskan atasmu murka dan cem-
buruan-Ku. 39 Aku akan menyerahkan engkau di dalam tangan mereka dan
mereka akan meruntuhkan tempatmu yang tinggi dan merusakkan bukit-
bukitmu, mereka akan menelanjangi engkau, akan merampas perhiasan-
perhiasanmu dan membiarkan engkau telanjang bugil. 40 Mereka akan me-
nyuruh bangkit sekumpulan orang melawan engkau, yang melempari engkau
dengan batu dan memancung engkau dengan pedang-pedang mereka.
Kitab Yehezkiel 16:35-43
297
41 Mereka akan membakar rumah-rumahmu dan menjatuhkan hukuman
kepadamu di hadapan banyak perempuan. Dengan demikian Aku membuat
engkau berhenti bersundal dan upah sundal tidak akan kauberikan lagi.
42 Demikianlah Aku melampiaskan murka-Ku kepadamu sehingga cemburu-
Ku kepadamu reda kembali; barulah Aku merasa tenang dan tidak sakit hati
lagi. 43 Oleh sebab engkau tidak teringat lagi kepada masa mudamu, namun
dengan semuanya ini membuat Aku gemetar kemarahan, sungguh, Aku juga
akan menimpakan kelakuanmu atas kepalamu, demikianlah firman Tuhan
ALLAH. Bukankah engkau melakukan kemesuman ini lagi di samping segala
perbuatan-perbuatanmu yang keji?
Perzinahan oleh hukum Musa dijadikan sebagai kejahatan yang di-
kenakan hukuman mati. Perempuan pezinah yang tersohor ini, pen-
jahat yang sedang diadili, sebab dalam ayat-ayat sebelumnya
didapati bersalah, di sini dijatuhi hukuman. Penjatuhan hukuman
itu didahului dengan pernyataan yang khidmat (ay. 35). Sang nabi,
sebagai hakim, dalam nama Allah memanggil dia, hai perempuan
sundal, dengarkanlah firman TUHAN. Juruselamat kita berkhotbah
kepada para pelacur, supaya mereka bertobat, untuk membawa
mereka ke dalam kerajaan Allah, tidak seperti sang nabi di sini,
untuk mengusir mereka darinya. Perhatikanlah, jemaat yang murtad
yaitu perempuan sundal. Yerusalem yaitu demikian jika ia
menjadi penyembah berhala. Bagaimana ini, kota yang dahulu setia
sekarang sudah menjadi sundal! Roma digambarkan demikian dalam
kitab Wahyu, saat ia ditandai untuk kehancuran, seperti Yerusalem
di sini (Why. 17:1). Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu
putusan atas pelacur besar. Orang-orang yang tidak mau mendengar
firman Tuhan yang memerintah dan mematuhinya, akan dibuat men-
dengar firman Tuhan yang mengutuk dan akan gemetar mendengar-
nya. Marilah kita ikuti jalannya penghakiman itu.
I. Kejahatannya dinyatakan dan butir-butir dakwaannya dirangkum
(ay. 36), dan (seperti biasa) disertai hal-hal yang memperberat
kesalahan itu (ay. 43). Sebab jika Allah berbicara dalam mur-
ka, Ia akan dibenarkan, dan bersih saat Ia menghakimi, bersih
saat Ia dihakimi. Dan kepada para pendosa, saat mereka di-
hukum, dosa-dosa mereka akan disebutkan satu per satu di
hadapan mereka, supaya mulut mereka bungkam dan mereka
tidak memiliki sepatah kata pun untuk mengajukan keberatan
terhadap keadilan putusan itu. Kejahatan-kejahatan yang terbukti
dilakukan oleh perempuan sundal ini, dan yang sebab nya ia
sekarang akan mendapat hukuman, yaitu ,
1. Pelanggaran terhadap dua perintah pertama dari loh batu per-
tama, yaitu penyembahan berhala, yang di sini disebut per-
sundalan dengan orang yang mencintainya (demikian ia menye-
but mereka [Hos. 2:11], sebab ia mencintai mereka seolah-olah
mereka memang yaitu pemberi kebaikan baginya). Yaitu,
persundalan dengan berhala-berhalanya yang keji, berhala-
berhala yang menjijikkan yang dia layani dan sembah. Inilah
dosa yang membangkitkan cemburu Allah.
2. Pelanggaran terhadap dua perintah pertama dari loh batu
kedua, yaitu membunuh bayi-bayi mereka sendiri yang tidak
berdosa: Darah anak-anakmu yang engkau persembahkan
kepada mereka. Tidak mengherankan jika orang-orang yang
telah membuang Allah dan rasa takut terhadap-Nya memutus
tali-tali kasih sayang alami yang paling kuat dan paling suci.
Dosa-dosa mereka menjadi semakin berat dengan menimbang,
(1) Penghinaan yang mereka berikan terhadap diri mereka
sendiri dengan berbuat begitu: “Dengan ini engkau meng-
hamburkan kemesumanmu. Kenajisan yang ada dalam
hatimu dengan ini disingkapkan dan dibukakan, dan kete-
lanjanganmu terlihat oleh semua orang, dan dengan begitu
engkau dihadapkan pada penghinaan.” Allah murka terha-
dap orang-orang yang mengaku sebagai umat-Nya namun
mempermalukan diri mereka sendiri dengan dosa-dosa me-
reka.
(2) Sikap mereka yang hina, yaitu tidak tahu berterima kasih,
yaitu hal lain yang memperberat dosa-dosa mereka: “Eng-
kau tidak teringat lagi kepada masa mudamu, dan kepada
kebaikan yang dilakukan kepadamu pada waktu itu, yang
tanpanya kamu pasti sudah binasa” (ay. 43). Dan,
(3) Kemarahan yang ditimbulkan oleh dosa-dosa mereka pada
diri Allah, yang seharusnya mereka buat senang: “Dengan
semuanya ini engkau membuat Aku gemetar kemarahan,
tidak hanya membuat-Ku marah, namun juga membuat-Ku
sedih.” Ini yaitu ungkapan yang aneh dan yang, orang
akan berpikir, cukup untuk meluluhkan hati yang keras
seperti batu, bahwa Allah yang Mahabesar, yang tidak bisa
dibuat gelisah sedikit pun, berkenan berbicara tentang
dosa-dosa dan kebodohan-kebodohan orang-orang yang
mengaku sebagai umat-Nya sebagai sesuatu yang mem-
Kitab Yehezkiel 16:35-43
buat-Nya gemetar kemarahan. Empat puluh tahun Aku jemu
kepada angkatan itu.
II. Hukuman itu dijatuhkan secara umum: Aku akan menghakimi
engkau seperti orang menghakimi perempuan-perempuan yang ber-
zinah dan yang menumpahkan darah (ay. 38), dan kedua kejahat-
an itu dikenakan hukuman mati, mati dengan tercela. “Engkau
telah menumpahkan darah, dan sebab itu Aku akan memberimu
darah (KJV). Engkau telah memutus ikatan perkawinan (KJV), dan
sebab itu Aku akan memberi nya kepadamu, bukan hanya
dalam keadilan, melainkan juga dalam kecemburuan, bukan
hanya sebagai Hakim yang benar, melainkan juga sebagai suami
yang terluka dan naik pitam, yang tidak kenal belas kasihan pada
hari pembalasan dendam” (Ams. 6:34-35). Ia akan menimpakan
kelakuan mereka atas kepala mereka (ay. 43). Dalam semua
penghakiman yang dilaksanakan Allah atas orang-orang berdosa,
kita harus melihat kelakuan mereka sendiri ditimpakan atas
kepala mereka. Mereka diperlakukan bukan hanya seperti yang
pantas mereka dapatkan, melainkan juga sesuai perbuatan
mereka. Ini yaitu kesudahan dari dosa mereka, yang sebagai
jalan, cenderung langsung mengarah kepadanya. Secara lebih
khusus,
1. Kejahatan ini harus (seperti yang biasa dilakukan kepada para
penjahat) dibukakan kepada semua orang supaya mereka
mendapat malu (ay. 37). Para penjahat tidak dihukum secara
diam-diam, namun dijadikan tontonan bagi dunia. Diberikan
perhatian di sini untuk mengumpulkan para penonton ber-
sama-sama: “Semua yang engkau cintai, yang merayu hatimu,
akan datang untuk menjadi saksi-saksi atas pelaksanaan
hukuman itu, supaya mereka belajar dari peringatan itu dan
mencegah kehancuran serupa jangan sampai terjadi pada
mereka sendiri. Dan akan datang juga orang-orang yang
engkau benci, yang akan menghinamu dan bersorak-sorak
dalam kejatuhanmu.” Dengan kedua cara itu malapetaka-
malapetaka yang menimpa Yerusalem akan menjadi semakin
parah, sehingga hal itu akan membawa dukacita bagi kawan-
kawannya dan sukacita bagi lawan-lawannya. Mereka ini tidak
hanya akan dikumpulkan di sekitarnya, namun juga dikumpul-
kan untuk melawan dia. Bahkan orang-orang yang dengan
mereka ia merasakan kesenangan yang melanggar hukum,
yang dengan mereka ia mengadakan persekutuan-persekutuan
yang melanggar hukum, yaitu orang Mesir dan orang Asyur,
sekarang akan berperan dalam kehancurannya. Sama seperti,
jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh
orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia, demikian pula
jikalau TUHAN tidak berkenan kepada jalan seseorang, maka
teman-temannya pun dibuat-Nya berperang melawan dia. Dan
Ia dengan adil menjadikan sebagai cambuk dan tulah bagi
para pendosa, dan alat-alat kehancuran mereka, orang-orang
yang sudah menggoda mereka, dan yang dengannya mereka
ikut ambil bagian dalam kefasikan. Orang-orang yang sudah
mereka biarkan melucuti mereka dari kebajikan akan melihat
mereka dilucuti, dan mungkin ikut membantu melucuti mere-
ka, dari semua perhiasan mereka yang lain. Untuk melihat
ketelanjangan negeri itulah mereka akan datang. Ditambah-
kan, untuk maksud yang sama (ay. 41), Aku akan menjatuh-
kan hukuman kepadamu di hadapan banyak perempuan.
Engkau akan dijadikan contoh in terrorem – supaya orang lain
melihat dan merasa takut, dan tidak lagi berbuat lancang.
2. Si penjahat dijatuhi hukuman mati, sebab dosa-dosanya begitu
rupa hingga mautlah yang menjadi upahnya (ay. 40): Mereka
akan menyuruh bangkit sekumpulan orang (yaitu, sekumpulan
orang akan didatangkan) melawan engkau, dan mereka akan
melempari engkau dengan batu, dan memancung engkau de-
ngan pedang-pedang mereka. Begitu besar kematian, begitu
banyak kematian dalam satu orang, yang menjadi hukuman
bagi perempuan pezinah ini. saat tembok-tembok Yerusalem
diruntuhkan oleh batu-batu yang dilemparkan kepadanya, dan
para penduduk Yerusalem dibunuh dengan pedang, pada saat
itulah hukuman ini dilaksanakan dalam arti yang sebenar-
benarnya.
3. Harta benda si penjahat disita, dan semua yang menjadi milik-
nya dihancurkan bersama-sama dengan dia (ay. 39): Mereka
akan meruntuhkan tempatmu yang tinggi, dan (ay. 41) mereka
akan membakar rumah-rumahmu, seperti tempat-tempat ke-
diaman para perempuan yang jahat dihancurkan, dalam
kebencian terhadap kecabulan mereka. Tempat-tempat tinggi
mereka, yang didirikan untuk menghormati berhala-berhala
Kitab Yehezkiel 16:35-43
mereka, yang dengannya mereka berpikir dapat mengambil
hati tetangga-tetangga mereka, akan menjadi batu sandungan
bagi tetangga-tetangga mereka itu, dan mereka bahkan akan
merusakkannya. Sudah lama dikeluhkan, bahkan dalam seba-
gian pemerintahan terbaik dari raja-raja Yehuda, bahwa bukit-
bukit pengorbanan tidak dijauhkan. namun sekarang tentara
orang Kasdim, saat mereka memorak-porandakan semua-
nya, akan merusakkannya. Jika kejahatan tidak disingkirkan
oleh keadilan suatu bangsa, maka kejahatan itu akan dising-
kirkan oleh penghakiman-penghakiman Allah atas bangsa itu.
4. Dengan demikian baik dosa dan para pendosa akan dilenyap-
kan bersama-sama, dan kedua-duanya akan diakhiri: Aku
membuat engkau berhenti bersundal. Tidak akan ada sisa-sisa
penyembahan berhala di negeri itu, sebab para penduduknya
akan dibasmi sepenuhnya, dan upah sundal tidak akan
mereka berikan lagi sebab mereka tidak akan memiliki apa-
apa lagi untuk diberikan. Sebagian orang yang tidak mau
meninggalkan dosa-dosa mereka akan hidup sampai dosa-
dosa mereka meninggalkan mereka. saat segala sesuatu
yang dengannya mereka menghormati berhala-berhala mereka
diambil dari mereka, maka upah sundal tidak akan mereka
berikan lagi (ay. 41): “Maka engkau tidak akan melakukan
kemesuman ini lagi dengan mengorbankan anak-anakmu, yang
merupakan kejahatan yang menyulut murka di samping
segala perbuatan-perbuatanmu yang keji (KJV: di atas semua
kekejianmu), sebab anak-anakmu akan dilenyapkan semuanya
oleh pedang atau dibawa ke dalam pembuangan, sehingga
engkau tidak akan memiliki siapa-siapa untuk dikorban-
kan” (ay. 43). Atau mungkin yang dimaksudkan yaitu pem-
baruan orang-orang yang terluput dan lolos dari hukuman.
Mereka akan belajar dari peringatan, dan tidak akan lagi
berlaku terlalu berani. Pembuangan di Babel membuat orang-
orang Israel berhenti bersundal untuk selama-lamanya. Pem-
buangan itu secara mujarab menyembuhkan mereka dari
kecenderungan mereka pada penyembahan berhala. Maka
semuanya akan baik-baik saja, jika ini yaitu buahnya,
yaitu penghapusan dosa. Pada saat itu (ay. 42) cemburu-Ku
kepadamu reda kembali; barulah Aku merasa tenang dan tidak
sakit hati lagi. saat kita mulai berperang dengan dosa, Allah
akan berdamai dengan kita. Sebab Ia hanya akan meneruskan
penderitaan sampai penderitaan itu selesai menunaikan tugas-
nya. saat dosa pergi, kecemburuan Allah akan segera reda,
sebab Ia tidak pernah cemburu kecuali jika kita memberi-
Nya alasan yang benar untuk berlaku demikian. Namun seba-
gian orang memahami ini sebagai ancaman akan kehancuran
yang sehabis-habisnya, bahwa Allah akan menghabisi dengan
sepenuhnya dan api amarah-Nya akan berkobar selama ada
bahan bakar untuknya. Amarah-Nya akan tercurah ke atas
mereka, dan tidak akan berpindah. Bandingkan ini dengan hu-
kuman yang ditentukan untuk orang-orang yang tidak percaya
(Yoh. 3:36). Murka Allah tetap ada di atas mereka. Mereka
akan minum dari cawan itu sampai ke ampas-ampasnya, dan
pada saat itu Allah tidak akan sakit hati lagi, sebab Ia sudah
melampiaskan dendam-Nya kepada para lawan-Nya (Yes.
1:24). Ia puas dalam meninggalkan mereka, dan sebab itu
tidak akan sakit hati lagi, sebab tidak ada lagi yang harus
dikenai amarah-Nya. Mereka sudah membuat-Nya gemetar ke-
marahan, saat penghakiman dan rahmat sedang berseteru.
namun sekarang Ia merasa tenang, seperti yang akan dirasakan-
Nya dalam hukuman kekal bagi para pendosa, yang di dalam-
nya Ia akan dimuliakan, dan sebab itu Ia akan dipuaskan.
Kefasikan Yerusalem;
Hukuman terhadap Yerusalem
(16:44-59)
44 Lihat, setiap penyair akan mengatakan sindiran ini mengenai engkau:
Begitu ibu, begitu anak! 45 Anak ibumu engkau, yang jijik melihat suaminya
dan anak-anaknya lelaki, dan adik kakak-kakakmu perempuan engkau, yang
jijik melihat suami-suami mereka dan anak-anak mereka lelaki. Ibumu
yaitu orang Heti dan ayahmu yaitu orang Amori. 46 Kakakmu yang tertua
ialah Samaria, yang beserta anak-anaknya perempuan diam di sebelah utara-
mu, dan kakakmu yang termuda ialah Sodom, yang beserta anak-anaknya
perempuan diam di sebelah selatanmu. 47 Bukankah engkau hidup menurut
perbuatan mereka dan engkau lakukan seperti perbuatan-perbuatan mereka
yang keji; sebentar lagi saja engkau berbuat lebih jahat dari mereka dalam
seluruh hidupmu. 48 Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH,
sesungguh-sungguhnya Sodom, kakakmu yang termuda beserta anak-anaknya
perempuan tidak berbuat seperti engkau lakukan beserta anak-anakmu
perempuan. 49 Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu:
kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada
padanya dan pada anak-anaknya perempuan, namun ia tidak menolong orang-
orang sengsara dan miskin. 50 Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan
Kitab Yehezkiel 16:44-59
kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku meli-
hat itu. 51 Dan Samaria tidak membuat setengahpun dari dosa-dosamu, bah-
kan engkau melakukan lebih banyak kekejian dari mereka berdua, sehingga
dengan segala kekejian-kekejianmu yang engkau lakukan, engkau membuat
kakak-kakakmu perempuan kelihatan benar. 52 Tanggunglah nodamu, hai
engkau, yang mengakibatkan hukuman lebih ringan kepada kakak-kakakmu
perempuan; dengan dosa-dosamu yang lebih keji dari mereka, mereka lebih
benar dari padamu. Biarlah engkau merasa malu dan tanggunglah nodamu,
oleh sebab engkau membuat kakak-kakakmu perempuan kelihatan benar.”
53 “namun Aku akan memulihkan keadaan mereka, baik keadaan Sodom
bersama anak-anaknya perempuan maupun keadaan Samaria bersama
anak-anaknya perempuan, dan juga Aku akan memulihkan keadaanmu di
tengah-tengah mereka, 54 supaya engkau menanggung nodamu dan supaya
engkau merasa malu sebab segala perbuatanmu, sehingga engkau menjadi
penghiburan bagi mereka. 55 Mengenai kakak-kakakmu, Sodom bersama
anak-anaknya perempuan akan dipulihkan ke dalam keadaannya semula;
Samaria juga bersama anak-anaknya perempuan akan dipulihkan ke dalam
keadaannya semula; dan engkaupun bersama anak-anakmu perempuan
akan dipulihkan ke dalam keadaanmu semula. 56 Bukankah Sodom, kakak-
mu yang termuda, menjadi buah bibirmu pada masa kecongkakanmu,
57 sebelum kejahatanmu menjadi nyata, seperti pada saat ini engkau
diaibkan oleh anak-anak perempuan Edom dengan semua yang di sekitarnya
dan anak-anak perempuan Filistin, yang menghina engkau dari sekitarmu?
58 Kemesumanmu dan perbuatan-perbuatanmu yang keji harus engkau tang-
gung, demikianlah firman TUHAN. 59 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH:
Aku akan melakukan kepadamu seperti engkau lakukan, yaitu engkau
memandang ringan kepada sumpah dengan mengingkari perjanjian.
Sang nabi di sini menunjukkan lebih jauh kepada Yerusalem per-
buatan-perbuatannya yang keji, dengan membandingkannya dengan
tempat-tempat di waktu dulu, dan menunjukkan bahwa ia lebih buruk
daripada mereka semua. Oleh sebab itu ia harus, seperti mereka,
dihancurkan dengan sehabis-habisnya dan tanpa dapat diperbaiki.
Kita semua cenderung menilai diri kita dengan membandingkannya
dengan orang lain, dan membayangkan bahwa kita cukup baik kalau
kita sudah sebaik si ini dan si itu, yang dianggap cukup baik. Atau
bahwa kita tidak luar biasa buruk jika kita tidak lebih buruk
daripada si ini dan si itu, yang, meskipun buruk, bukan dari orang-
orang yang terburuk. Nah, Allah melalui sang nabi menunjukkan
kepada Yerusalem,
I. Bahwa dia sama buruknya dengan ibunya, yaitu, seperti orang-
orang Kanaan yang terkutuk dan penyembah berhala, yang
merupakan pemilik negeri ini sebelum dia. Orang-orang yang
menggunakan peribahasa, seperti kebanyakan orang, akan mene-
rapkan peribahasa itu kepada Yerusalem, begitu ibu, begitu anak
(ay. 44). Dia yaitu anak ibunya sendiri. Orang-orang Yahudi itu
seperti orang-orang Kanaan dalam perangai dan kecenderungan,
seolah-olah mereka yaitu anak dari orang-orang Kanaan sendiri.
Tabiat ibunya yaitu bahwa ia jijik melihat suaminya dan anak-
anaknya, ia memiliki semua tanda seorang perempuan pezinah.
Dan itulah tabiat putrinya: ia meninggalkan teman hidup masa
mudanya, dan berlaku biadab kepada anak-anak yang terlahir
dari rahimnya sendiri. saat Allah membawa Israel ke Kanaan, Ia
secara khusus memperingatkan mereka untuk tidak berbuat
mengikuti kekejian-kekejian penghuni negeri yang sebelum mere-
ka, yang untuknya negeri itu telah memuntahkan mereka (Im.
18:27-28). Tugu-tugu peringatan dari penyembahan berhala mere-
ka, beserta sisa-sisa dari para penyembah berhala itu sendiri,
akan senantiasa menjadi godaan bagi orang-orang Israel. Namun
demikian, mereka mempelajari jalan-jalan para penghuni negeri
itu, dan mengikuti jejak-jejak mereka, dan juga sangat sayang
kepada berhala-berhala Kanaan dari dahulu sampai sekarang
(Mzm. 106:38). Dan dengan demikian, dalam hal tiru-meniru, da-
pat dikatakan dengan benar bahwa ibu mereka yaitu orang Heti
dan ayah mereka yaitu orang Amori (ay. 45), sebab mereka lebih
menyerupai orang Heti dan orang Amori daripada menyerupai
Abraham dan Sara.
II. Bahwa ia lebih buruk daripada adik dan kakaknya, Sodom dan
Samaria, yang juga yaitu para pezinah, yang jijik melihat suami-
suami mereka dan anak-anak mereka, yang jemu dengan allah-
allah nenek moyang mereka, dan ingin memperkenalkan allah-
allah baru, a-la-mode – yang sedang musim, yang baru muncul,
dan cara-cara baru dalam agama, dan selalu ingin mengadakan
perubahan. Tentang perbandingan antara Yerusalem dan adik
kakaknya ini, sang nabi di sini berbicara secara panjang lebar,
supaya ia mempermalukan mereka hingga mereka bertobat, atau
membenarkan Allah dalam kehancuran mereka. Amatilah,
1. Siapa kakak dan adik Yerusalem (ay. 45). Samaria dan Sodom.
Samaria disebut sebagai kakak tertua, atau lebih tepatnya
saudari yang lebih besar, sebab Samaria yaitu sebuah kota
dan kerajaan yang jauh lebih luas, lebih kaya, dan lebih besar,
dan bersekutu secara lebih dekat dengan Israel. Jika Yeru-
salem melihat ke arah utara, sebagian Samaria ada di sebelah
kirinya. Kota Samaria ini, beserta kota-kota dan desa-desanya,
Kitab Yehezkiel 16:44-59
yang seperti anak-anak perempuan dari ibu kota itu, semuanya
belum lama ini dihancurkan sebab pelacuran rohani mereka.
Sodom, beserta kota-kota dan desa-desa di sebelahnya yang
yaitu anak-anak perempuannya, terletak di sebelah selatan
(KJV: di sebelah kanan) Yerusalem, dan merupakan kakaknya
yang termuda, lebih kecil dari Yerusalem, lebih kecil dari
Samaria, dan semuanya itu dihancurkan pada zaman dulu
sebab pelacuran jasmani mereka (Yud. 1:7).
2. Dalam hal apa dosa-dosa Yerusalem menyerupai dosa-dosa
kakak dan adiknya, terutama dosa-dosa Sodom (ay. 49): Inilah
kesalahan Sodom (kesalahan itu tersirat, dan ini yaitu kesa-
lahanmu juga), kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah
dan kesenangan hidup. Tindakan mereka yang mengejar ke-
puasan-kepuasan yang tak wajar, yang merupakan kefasikan
Sodom yang paling mencolok, tidak disebutkan, sebab sudah
terkenal di mana-mana, namun hanya dosa-dosa yang tidak
terlihat begitu hitam, namun membuka pintu dan memimpin
kepada kejahatan-kejahatan yang lebih besar ini, dan yang
mulai memenuhi takaran dosa-dosanya, yang pada akhirnya
menjadi penuh oleh kecabulan mereka yang tidak wajar. Nah,
dosa-dosa awal ini yaitu ,
(1) Kesombongan, yang di dalamnya hati meningggikan dirinya
mengatasi dan melawan Allah dan manusia. Kesombongan
yaitu dosa pertama yang mengubah malaikat menjadi se-
tan, dan taman TUHAN menjadi neraka di atas bumi. sebab
kesombongan orang-orang Sodomlah maka mereka mem-
benci Lot, orang benar, dan tidak tahan ditegur olehnya. Dan
hal ini membuat mereka matang bagi kehancuran.
(2) Kerakusan, yang di sini disebut makanan yang berlimpah-
limpah. sebab rahmat Allah yang besarlah mereka mem-
punyai banyak makanan, namun sebab dosa mereka yang
besarlah mereka menyalahgunakan kelimpahan makanan
itu. Mereka makan dengan rakus, makan dan minum se-
cara berlebihan, dan menjadikannya sebagai pemuas hawa
nafsu mereka, padahal itu diberikan kepada mereka untuk
menopang hidup mereka.
(3) Kemalasan, kesenangan hidup, takut bekerja dan senang
kenyamanan. Negeri mereka subur, dan kelimpahan yang
mereka miliki datang kepada mereka dengan mudah, yang
merupakan godaan bagi mereka untuk memanjakan diri
dalam kemalasan. Hal ini mencondongkan mereka pada se-
mua kecabulan yang menjijikkan yang membakar api nafsu
mereka. Perhatikanlah, kemalasan yaitu pintu masuk bagi
banyak dosa. Orang-orang Sodom, yang malas, berlaku
sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN (Kej. 13:13). Air
yang tergenang mengumpulkan kotoran, dan burung yang
duduk menjadi sasaran pemburu. saat Daud bangun dari
tempat pembaringannya pada waktu petang, ia melihat
Batsyeba. Quæritur, Ægisthus quare sit factus adulter? In
promptu causa est; desidiosus erat – Apa yang membuat
Aigisthos menjadi seorang pezinah? Kemalasan.
(4) Penindasan. Ia juga tidak menolong orang-orang sengsara
dan miskin. Mungkin tersirat bahwa ia melemahkan tangan
mereka dan mematahkan lengan mereka. Apa pun itu, su-
dah buruk bahwa, saat ia memiliki begitu banyak ke-
kayaan, dan sebab itu kekuasaan, kepentingan, dan
waktu senggang, ia tidak berbuat apa-apa untuk memban-
tu kaum miskin. Padahal dengan mencukupi kebutuhan-
kebutuhan mereka, orang-orang yang berlimpah dengan
makanan dapat menggunakan waktu mereka dengan baik.
Mereka tidak perlu berlaku sangat malas begitu, seperti
yang sudah sering demikian. Inilah dosa-dosa orang-orang
Sodom, dan inilah dosa-dosa Yerusalem. Kesombongan me-
reka, penyebab dari dosa-dosa mereka, disebutkan lagi (ay.
50): Mereka menjadi tinggi hati, beserta dampak-dampak
yang mengerikan dari dosa-dosa mereka, kekejian-kekejian
mereka yang mereka lakukan di hadapan Allah. Orang
sampai pada puncak kedurhakaan dan kefasikan secara
perlahan-lahan. Nemo repente fit turpissimus – Tak ada
orang yang mencapai puncak kejahatan dengan sesaat .
namun , jika kesombongan sudah meninggi dalam diri
seseorang, maka ia sedang meluncur mulus kepada semua
kekejian.
3. Seberapa besar dosa-dosa Yerusalem melebihi dosa-dosa
Sodom dan Samaria. Dosa-dosa Yerusalem lebih keji di hadap-
an Allah, baik sebab dosa-dosa mereka itu sendiri memang
demikian adanya maupun sebab sejumlah hal yang memper-
beratnya: “Engkau tidak hanya hidup menurut perbuatan
Kitab Yehezkiel 16:44-59
mereka, dan mengikuti jejak-jejak mereka, namun juga sudah
jauh mengalahkan mereka dalam kefasikan (ay. 47). Engkau
menganggap bahwa bukan perkara besar berbuat seperti yang
mereka perbuat. Engkau menertawakan mereka sebagai
orang-orang yang berbuat dosa dengan diam-diam, para pen-
dosa yang bodoh. Engkau ingin lebih licik, lebih lancang,
dalam kefasikan, ingin mengalahkan secara lebih berani suara
hatimu yang menyatakan engkau bersalah, dan membangkang
terhadap Allah dan agama secara lebih terang-terangan: ‘kalau
orang akan hancur, biarlah ia hancur untuk sesuatu.’ Demi-
kianlah engkau berbuat lebih jahat dari mereka dalam seluruh
hidupmu.” Yerusalem lebih sopan, dan sebab itu berdosa
dengan lebih cerdas, lebih lihai dan cerdik, daripada yang bisa
dilakukan Sodom dan Samaria. Yerusalem memiliki lebih
banyak kekayaan dan kekuasaan, dan pemerintahannya lebih
mutlak dan sewenang-wenang, dan sebab itu memiliki lebih
banyak kesempatan untuk menindas kaum miskin, dan
menyebarkan pengaruh-pengaruh jahatnya ke sekelilingnya,
daripada Sodom dan Samaria. Yerusalem memiliki Bait
Suci, tabut perjanjian, imamat, dan raja-raja dari keluarga
Daud. Dan sebab itu kefasikan kota yang kudus itu, yang
begitu dijunjung martabatnya, yang begitu dekat, begitu
disayang oleh Allah, lebih menyulut murka-Nya daripada
kefasikan Sodom dan Samaria, yang tidak memiliki hak-hak
istimewa Yerusalem dan sarana-sarana anugerahnya. Sodom
tidak berbuat seperti engkau lakukan (ay. 48). Hal ini sejalan
dengan apa yang dikatakan Kristus. Tanggungan negeri Sodom
akan lebih ringan dari pada tanggunganmu (Mat. 11:24). Kera-
jaan sepuluh suku sudah berbuat sangat fasik. Dan sekalipun
begitu Samaria tidak membuat setengah pun dari dosa-dosamu
(ay. 51), tidak menyembah setengah pun dari berhala-
berhalamu yang begitu banyak, atau membunuh setengah pun
dari begitu banyak nabi yang engkau bunuh. Sudah buruk
bahwa orang-orang Yerusalem bersalah atas dosa-dosa Sodom,
tak terkecuali pelacuran bakti (1Raj. 14:24; 2Raj. 23:7). Dan
walaupun Laut Mati, tugu peringatan yang abadi akan dosa
dan kehancuran Sodom, berbatasan dengan negeri mereka
(Bil. 34:12), dan danau belerang itu selalu tercium oleh hidung
mereka, namun mereka tidak belajar dari peringatan itu, namun
melakukan lebih banyak kekejian dari mereka berdua. (Allah
telah menjauhkan Sodom dan anak-anaknya perempuan de-
ngan jalan dan cara yang begitu rupa seperti yang dipandang-
Nya baik, seperti yang Dia katakan di sini [ay. 50, KJV], hingga
kefasikan mereka yang satu itu akan berhasil menjadikan
kemusnahan mereka suatu peringatan untuk mereka yang
hidup fasik di masa-masa kemudian [2Ptr. 2:6]. Dan,
(1) Dengan ini mereka membuat Sodom dan Samaria kelihatan
benar (ay. 51). Mereka berlagak, dalam keangkuhan dan
kecongkakan mereka, menghakimi Sodom dan Samaria, dan
pada waktu dulu, saat mereka menjaga kelurusan ting-
kah laku mereka, mereka memang menghakimi Sodom dan
Samaria (ay. 52). namun sekarang mereka membuat Sodom
dan Samaria kelihatan benar dibandingkan dengan mere-
ka. Sodom dan Samaria lebih benar dari padamu, yaitu,
tidak sefasik dirimu. Dosa-dosa mereka akan tampak lebih
ringan bahwa, sekalipun mereka buruk, Yerusalem lebih
buruk, meskipun itu kota Allah sendiri. Bukan berarti bah-
wa hal itu dapat dijadikan sebagai pembelaan untuk mem-
benarkan Sodom, namun itu justru mengutuk Yerusalem,
yang untuk melawannya Sodom dan Samaria akan bangkit
pada waktu penghakiman.
(2) Untuk hal ini mereka sendiri harus merasa sangat malu:
“Engkau yang telah mengakibatkan hukuman lebih ringan
kepada kakak-kakakmu perempuan (KJV: yang telah meng-
hakimi kakak-kakakmu), dan berseru mencela mereka,
sekarang tanggunglah nodamu, sebab dosa-dosamu, yang
meskipun sama jenisnya dengan dosa-dosa mereka, na-
mun, sebab dilakukan oleh engkau, menjadi lebih keji dari
mereka” (ay. 52). Ini dapat dipahami sebagai nubuat ten-
tang kehancuran mereka (engkau akan menanggung noda-
mu) atau ajakan kepada mereka untuk bertobat. “Biarlah
engkau merasa malu dan menanggung nodamu. Tanggung-
lah noda itu sendiri, yang memang semestinya engkau
dapatkan.” Dapat diharapkan bahwa orang-orang berdosa
akan meninggalkan dosa-dosa mereka saat mereka mulai
merasa malu dengan sepenuh hati atas dosa-dosa itu. Itu-
lah alasan mengapa mereka akan dibawa ke dalam pem-
buangan, dan di sana mereka akan terkapar, supaya mere-
Kitab Yehezkiel 16:44-59
ka merasa malu sebab segala perbuatan mereka, sebab
mereka sudah menjadi penghiburan dan dorongan bagi
Sodom dan Samaria (ay. 54). Perhatikanlah, tidak ada hal
lain dalam dosa yang memberi kita lebih banyak alasan
untuk malu selain ini, bahwa dengan dosa kita, kita telah
mendorong orang lain untuk berbuat dosa, dan meng-
hibur mereka di dalam dosa mereka, padahal seharusnya
mereka berduka dalam dosa mereka itu, sebab kalau
tidak mereka akan binasa. Alasan lain mengapa mereka
sekarang harus malu yaitu sebab pada hari kemujuran
mereka, mereka memandang sesama mereka itu dengan
begitu merendahkan. Bukankah Sodom, kakakmu yang
termuda, menjadi buah bibirmu pada masa kecongkak-
anmu (ay. 56). Mereka berpikir bahwa Sodom tidak layak
disebutkan pada hari yang sama dengan Yerusalem. Tidak
sedikit pun mereka bermimpi bahwa Yerusalem pada
akhirnya akan disebut dengan tabiat yang lebih buruk
dan lebih memalukan daripada Sodom sendiri. Orang-
orang yang ada di tempat tinggi mungkin saja akan ber-
diri sama tinggi dengan orang-orang yang mereka cemooh.
Atau “Sodom menjadi buah bibir (KJV: tidak disebutkan),
yaitu, peringatan yang dirancang untuk diberikan kepada-
mu melalui kehancuran Sodom tidak diindahkan.” Kalau
saja orang-orang Yahudi berbicara lebih sering dan sung-
guh-sungguh satu kepada yang lain, dan kepada anak-
anak mereka, tentang murka Allah yang nyata dari sorga
melawan segala kefasikan dan kelaliman Sodom, maka itu
mungkin akan membuat mereka tetap berlaku hormat
dan takut, dan mencegah mereka mengikuti jejak-jejak
Sodom. namun mereka membuang pikiran itu jauh-jauh,
tidak tahan mendengarnya disebutkan, dan (seperti kata
orang dulu) menghukum mati Yesaya sebab mengingat-
kan mereka akan murka itu, saat ia menyebut mereka
pemimpin-pemimpin, manusia Sodom dan rakyat, manusia
Gomora (Yes. 1:10). Perhatikanlah, orang-orang yang tidak
mau memperhatikan penghakiman-penghakiman Allah
atas orang lain, mereka itu sedang mempersiapkan peng-
hakiman-penghakiman bagi diri mereka sendiri.
4. Kehancuran-kehancuran apa yang sudah didatangkan Allah
dan sedang didatangkan-Nya atas Yerusalem sebab kefasik-
an-kefasikan ini, yang di dalamnya mereka sudah melebihi
Sodom dan Samaria.
(1) Yerusalem sudah dipermalukan sejak lama, dan sudah
jatuh ke dalam penghinaan, di antara tetangga-tetangganya
(ay. 57): Sebelum kejahatannya menjadi nyata, sebelum ia
menjadi keji dengan begitu menjijikkan dan terang-terang-
an, ia menanggung hukuman yang adil atas kemesum-
annya yang dilakukan secara diam-diam dan lebih sem-
bunyi-sembunyi, saat ia diaibkan oleh anak-anak perem-
puan Edom, dan anak-anak perempuan Filistin, yang dika-
takan merendahkannya dan merasa malu melihatnya (ay.
27), dan diaibkan oleh semua yang di sekitarnya. Ini tam-
pak merujuk pada serangan terhadap Yehuda oleh orang
Aram pada masa pemerintahan Ahas, dan segera sesudah
itu serangan lain oleh orang Filistin (2Taw. 28:5, 18). Per-
hatikanlah, orang-orang yang mempermalukan diri mereka
sendiri dengan menyerah pada hawa nafsu mereka, dengan
adil akan dipermalukan dengan dibuat menyerah kepada
musuh-musuh mereka. Dan dapat diamati bahwa sebelum
Allah mendatangkan musuh-musuh yang kuat atas mere-
ka, untuk menghancurkan mereka, Ia mendatangkan ke
atas mereka musuh-musuh yang tidak begitu menakutkan,
untuk mencela mereka. Jika penghakiman-penghakiman
yang kecil sudah berhasil, Allah tidak akan mengirimkan
penghakiman-penghakiman yang lebih besar. Dalam hal ini
engkau telah menanggung kemesumanmu (ay. 58). Barang
siapa tidak mau membuang dosa-dosa mereka dengan
bertobat dan memperbarui diri, akan dibuat menanggung
dosa-dosa mereka supaya mereka merasa malu sendiri.
(2) Yerusalem sekarang ada dalam pembuangan, atau ber-
gegas menuju pembuangan, dan dalam hal ini kepadanya
diadakan perhitungan, bukan hanya atas kemesumannya
(ay. 58), melainkan juga atas kedurhakaan dan pelanggar-
annya terhadap kovenan (ay. 59): “Aku akan melakukan
kepadamu seperti engkau lakukan. Aku akan meninggal-
kan engkau seperti engkau telah meninggalkan Aku, dan
membuangmu seperti engkau telah membuang Aku, se-
Kitab Yehezkiel 16:44-59
bab engkau memandang ringan kepada sumpah dengan
mengingkari perjanjian.” Yang tampak dimaksudkan ini
yaitu perjanjian yang dibuat Allah dengan bapak leluhur
mereka di Gunung Sinai, yang dengannya Ia mengambil
mereka dan keturunan mereka sebagai umat kesayangan
bagi diri-Nya. Mereka membuai diri mereka dengan ke-
sombongan bahwa sebab Allah sejauh ini meneruskan
perkenanan-Nya kepada mereka, kendati dengan tindak-
an-tindakan mereka yang menyulut murka, Ia akan tetap
berkenan kepada mereka. “Tidak,” firman Allah, “engkau
telah melanggar perjanjian dengan-Ku, telah memandang
rendah baik isi-isi perjanjian maupun kewajiban-kewajib-
annya, dan sebab itu Aku akan melakukan kepadamu
seperti engkau lakukan.” Perhatikanlah, orang-orang yang
tidak mau patuh kepada Allah sebagai Allah mereka, tidak
memiliki alasan untuk berharap bahwa Ia akan terus
mengakui mereka sebagai umat-Nya.
(3) Pembuangan orang-orang Yahudi yang fasik, dan kehan-
curan mereka, tidak akan dapat dipulihkan seperti keada-
an Sodom dan Samaria. Dalam pengertian inilah, yaitu
sebagai sebuah ancaman, sebagian besar penafsir mema-
hami ayat 53 dan 55. “saat Aku memulihkan keadaan
Sodom dan Samaria, dan saat mereka dipulihkan ke da-
lam keadaan mereka semula, maka Aku akan memulihkan
keadaanmu di tengah-tengah mereka, dan seolah-olah
pemulihan itu demi mereka, dan di bawah bayang-bayang
serta perlindungan mereka, sebab mereka lebih benar dari
padamu, dan pada saat itu engkau akan dipulihkan ke
dalam keadaanmu semula.” namun Sodom dan Samaria
tidak pernah dibawa kembali, tidak pula dipulihkan ke
dalam keadaan mereka semula, dan sebab itu janganlah
Yerusalem menantikannya, yaitu orang-orang yang seka-
rang menetap di sana, yang oleh Allah akan dibuat menjadi
kengerian bagi segala kerajaan di bumi (Yer. 24:9, 10).
Kalau orang-orang Sodom bisa muncul dari laut garam,
dan orang-orang Samaria bisa kembali dari negeri Asyur,
maka mereka bisa menikmati damai sejahtera mereka lagi.
Sebab, hendaklah ini dikatakan untuk mempermalukan
mereka, yaitu suatu penghiburan bagi orang-orang dari
sepuluh suku, yang terserak dan berada dalam pembuang-
an, melihat orang-orang dari dua suku yang sudah berlaku
buruk seperti mereka, atau lebih buruk, diserakkan dan
dibuang dengan cara serupa. Dan sebab itu mereka akan
hidup atau mati, berdiri atau jatuh, bersama-sama. Orang-
orang jahat dari suku-suku itu akan binasa bersama-sama.
Orang-orang baik dari mereka akan kembali bersama-
sama. Perhatikanlah, orang-orang yang berbuat seperti
para pendosa yang paling jahat harus bersiap-siap meng-
alami nasib yang sama seperti mereka. Biarlah musuhku
mengalami seperti orang fasik.
Rahmat Disediakan;
Janji akan Rahmat
(16:60-63)
60 namun Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa
mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal. 61 Baru-
lah engkau teringat kepada kelakuanmu dan engkau merasa malu, pada
waktu Aku mengambil kakak-kakakmu, baik yang tertua maupun yang ter-
muda, dan memberi mereka kepadamu menjadi anakmu, namun bukan
berdasar engkau memegang perjanjian. 62 Aku akan meneguhkan perjan-
jian-Ku dengan engkau, dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN,
63 dan dengan itu engkau akan teringat-ingat yang dulu dan merasa malu,
sehingga mulutmu terkatup sama sekali sebab nodamu, waktu Aku meng-
adakan pendamaian bagimu sebab segala perbuatanmu, demikianlah firman
Tuhan ALLAH.”
Di sini, dalam penutup pasal ini, sesudah ungkapan yang teramat
memalukan akan dosa dan kecaman yang teramat mengerikan ten-
tang penghakiman-penghakiman akibat dosa, rahmat diingatkan,
rahmat disediakan, bagi angkatan-angkatan yang akan datang kemu-
dian. Sama seperti saat Allah bersumpah dalam murka-Nya tentang
orang-orang yang keluar dari Mesir, bahwa mereka tidak akan masuk
Kanaan, “namun” (firman Allah) “anak-anakmu akan memasukinya,”
demikian pula di sini Allah melakukan hal yang sama. Dan sebagian
orang berpikir bahwa apa yang dikatakan tentang kembalinya Sodom
dan Samaria (ay. 53, 55), dan kembalinya Yerusalem bersama-sama
dengan mereka, yaitu sebuah janji. Itu dapat dipahami demikian,
jika yang dimaksud dengan Sodom kita pahami (seperti yang di-
pahami Grotius dan beberapa penulis Yahudi) sebagai bangsa Moab
dan Amon, keturunan Lot, yang pernah berdiam di Sodom. Mereka
Kitab Yehezkiel 16:60-63
dipulihkan dari pembuangan (Yer. 48:47; 49:6), seperti halnya ba-
nyak orang dari sepuluh suku, dan diikuti oleh Yehuda bersama-
sama dengan mereka. namun ayat-ayat penutup ini yaitu , tanpa
diragukan lagi, janji yang sebelumnya, yang secara sebagian digenapi
pada saat kembalinya orang-orang Yahudi yang bertobat dan diper-
barui dari Babel. namun janji itu akan digenapi sepenuhnya pada
zaman Injil, dan dalam pertobatan dan pengampunan dosa yang pada
saat itu akan disampaikan dengan berhasil kepada segala bangsa,
mulai dari Yerusalem. Sekarang amatilah di sini,
I. Dari mana rahmat ini akan timbul, yaitu, dari Allah sendiri, dan
sebab diingat-Nya perjanjian-Nya dengan mereka (ay. 60): namun ,
walaupun mereka sudah begitu menyulut murka, dan Allah
sudah tersulut murka sampai sedemikian rupa hingga orang akan
berpikir bahwa mereka tidak akan pernah bisa didamaikan lagi,
namun “Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau, per-
janjian yang Aku buat denganmu pada masa mudamu, dan Aku
akan menghidupkannya kembali. Meskipun engkau sudah meng-
ingkari perjanjian (ay. 59), Aku akan mengingatnya, dan perjanjian
itu akan berkembang lagi.” Lihatlah betapa menjadi suatu peng-
hiburan dan keuntungan bagi kita bahwa Allah berkenan ber-
urusan dengan kita melalui jalan perjanjian, sebab dengan cara
demikianlah kasih setia yang dinyatakan di dalam perjanjian
menjadi kasih setia yang teguh dan abadi (Yes. 55:3). Dan, selama
akar ini tertanam dengan kokoh di dalam tanah, ada harapan bagi
pohon, meskipun ia ditebang, bahwa bersemilah ia, sesudah
diciumnya air. Kita tidak mendapati bahwa mereka mengingatkan
Allah akan kovenan itu, namun itu ex mero motu – menurut kerela-
an hati-Nya sendiri, Ia mengingatnya seperti yang telah dijanjikan-
Nya. Maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku dan negeri itu akan
Kuingat juga (Im. 26:42). Dia yang meminta kita untuk senantiasa
mengingat perjanjian, tidak diragukan lagi akan senantiasa meng-
ingatnya sendiri, firman yang diperintahkan-Nya (dan apa yang
diperintahkan-Nya tetap teguh untuk selama-lamanya) kepada
seribu angkatan.
II. Bagaimana mereka harus mempersiapkan diri dan memenuhi
syarat untuk menerima rahmat ini (ay. 61): “Barulah engkau ter-
ingat kepada kelakuanmu, kelakukanmu yang jahat. Allah akan
mengingatkan engkau pada kelakuanmu, akan memperhadapkan-
nya di hadapanmu, supaya engkau merasa malu.” Perhatikanlah,
pekerjaan baik Allah dalam diri kita dimulai dan bergerak maju
seiring dengan kehendak baik-Nya terhadap kita. saat Ia meng-
ingat perjanjian-Nya untuk kita, supaya Ia tidak mengingat dosa-
dosa kita untuk melawan kita, maka Ia membuat kita mengingat
dosa-dosa kita melawan diri kita sendiri. Dan kalau saja kita mau
dibuat mengingat kelakuan kita, betapa bengkok dan sesatnya
kelakuan kita dan bagaimana kita sudah berjalan bertentangan
dengan Allah di dalamnya, maka kita tidak bisa tidak merasa
malu. Dan, jika kita merasa malu, kita paling siap menerima
kehormatan dan penghiburan dari pengampunan yang dimeterai-
kan dan damai sejahtera yang diteguhkan.
III. Rahmat apa yang disediakan Allah untuk mereka.
1. Ia akan membawa mereka ke dalam perjanjian dengan diri-Nya
(ay. 60): Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal;
dan lagi (ay. 62), Aku akan meneguhkan, meneguhkan kem-
bali, dan meneguhkan dengan lebih kokoh daripada sebelum-
nya, perjanjian-Ku dengan engkau. Perhatikanlah, yaitu sua-
tu penghiburan yang tak terucapkan bagi semua orang yang
sungguh-sungguh bertobat bahwa kovenan anugerah diatur
dengan begitu baik dalam segala sesuatunya sehingga setiap
pelanggaran terhadap kovenan itu tidak melemparkan kita
keluar dari kovenan, sebab kovenan itu tidak dapat diganggu
gugat.
2. Ia akan membawa bangsa-bangsa bukan Yahudi ke dalam
persekutuan jemaat dengan mereka (ay. 61): “Engkau akan
menerima saudari-saudarimu (KJV), bangsa-bangsa bukan
Yahudi yang didapati di sekitarmu, baik yang tertua mau-
pun yang termuda, baik yang lebih besar daripadamu mau-
pun yang lebih kecil, baik bangsa-bangsa kuno maupun
bangsa-bangsa zaman sekarang, dan Aku akan memberi
mereka kepadamu menjadi anakmu. Mereka akan ditegak-
kan, dipelihara, diajar, dan dididik oleh Injil itu, firman
TUHAN itu, yang akan keluar dari Sion dan dari Yerusalem.
Dengan begitu semua negeri tetangga akan menyebut
Yerusalem ibu, selama jemaat terus ada di sana, dan akan
mengakui Yerusalem yang dari atas, dan yang merdeka,
Kitab Yehezkiel 16:60-63
sebagai ibu kita semua (Gal. 4:26). Mereka akan menjadi
anak-anak perempuanmu, namun bukan berdasar engkau
memegang perjanjian, bukan berdasar perjanjian yang
menjadikanmu sebagai umat kesayangan, bukan sebagai
orang-orang yang masuk agama Yahudi dan tunduk pada
kuk hukum Taurat yang penuh tata upacara itu, melainkan
sebagai orang-orang yang bersamamu bertobat memeluk
agama Kristen.” Atau bukan berdasar engkau memegang
perjanjian bisa berarti, “bukan berdasar syarat-syarat
yang engkau pikir pantas untuk dikenakan kepada mereka
sebagai bangsa-bangsa yang ditaklukkan, sebagai para
tawanan dan budak yang kepada mereka engkau bisa mem-
berikan hukum sekehendak hatimu” (kekuasaan seperti
itulah yang berharap dimiliki orang-orang Yahudi duniawi
atas bangsa-bangsa lain). “Tidak, mereka akan menjadi
anak-anak perempuanmu berdasar perjanjian-Ku, per-
janjian anugerah yang dibuat denganmu dan dengan mere-
ka secara bersama-sama, seperti dalam indenture tripartite
(perjanjian tiga pihak – pen.). Aku akan menjadi Bapa, Bapa
bagi semua orang, baik bagi bangsa Yahudi maupun
bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan dengan demikian mereka
akan menjadi saudara satu sama lain. Dan, saat engkau
menerima mereka, engkau akan merasa malu akan kelaku-
anmu sendiri yang jahat yang engkau perbuat seperti mere-
ka pada waktu dulu. Wajahmu akan merah padam melihat
wajah orang bukan Yahudi, mengingat betapa engkau jauh
lebih buruk daripada orang-orang bukan Yahudi pada hari
engkau murtad dahulu.”
IV. Apa yang akan menjadi buah dan dampak dari semuanya ini.
1. Allah dengan ini akan dimuliakan (ay. 62): “Engkau akan
mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Dengan begitu akan
diketahui bahwa Allah Israel yaitu Yehova, Allah yang
Mahakuasa, dan setia kepada perjanjian-Nya. Dan engkau
akan mengetahuinya, walaupun sejauh ini engkau hidup
seolah-olah engkau tidak mengetahui atau mempercayainya.”
Sering dikatakan dalam murka, engkau akan mengetahui
bahwa Akulah TUHAN, akan mengetahuinya bagi kerugianmu
sendiri. Di sini dikatakan dalam rahmat, supaya engkau
akan mengetahuinya bagi penghiburanmu. Dan merupakan
salah satu janji yang paling berharga dari perjanjian baru
yang sudah dibuat Allah dengan kita bahwa semua, besar
kecil, akan mengenal Dia.
2. Mereka dengan ini akan dibuat lebih merendah dan tersung-
kur sebab dosa (ay. 63): “supaya engkau merasa lebih malu
saat engkau teringat-ingat segala perbuatan salahmu yang
dulu, supaya engkau menegur dirimu sendiri sebab nya dan
menyebut dirimu seribu kali tidak bijak, tidak patuh, tidak
tahu terima kasih, dan tidak seperti engkau pada mulanya.
supaya mulutmu terkatup sama sekali dan tidak membuka-
nya untuk menentang Allah, mencela Dia, atau mengeluh
kepada-Nya, namun supaya engkau selama-lamanya diam
dan tunduk sebab nodamu.” Perhatikanlah, orang-orang
yang mengingat dosa-dosa mereka dengan benar akan
sungguh-sungguh merasa malu sebab nya. Dan orang-orang
yang sungguh-sungguh malu akan dosa-dosa mereka akan
melihat banyak alasan untuk bersabar di bawah penderita-
an-penderitaan mereka, untuk menutup mulut, dan tidak
membuka mulut mereka melawan apa yang diperbuat Allah.
namun apa yang paling dapat diamati yaitu , bahwa semua-
nya ini akan terjadi waktu Aku mengadakan pendamaian
bagimu, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Perhatikanlah,
yaitu ketulusan hati yang penuh rahmat dari orang yang
sungguh-sungguh bertobat bahwa semakin jelas bukti-bukti
dan semakin penuh contoh-contoh yang mereka miliki
tentang berdamainya Allah dengan mereka, semakin sedih
dan malu mereka bahwa mereka pernah berlaku salah
kepada Allah. Allah dalam Yesus Kristus mengadakan
pendamaian bagi kita. Dialah damai sejahtera kita, dan oleh
salib-Nyalah kita didamaikan. Di dalam Injil Kristuslah Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya. Nah, saat perenung-
an kita akan semuanya ini seharusnya mampu meluluhkan
hati kita untuk berduka dengan hati yang kudus atas dosa
kita. Inilah yang disebut bertobat sebab kerajaan Sorga
sudah dekat. Si anak hilang, sesudah menerima ciuman yang
meyakinkan dirinya bahwa ayahnya mengadakan pendamai-
an baginya, merasa malu dan tercengang, dan berkata,
bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa.
Kitab Yehezkiel 16:60-63
Dan semakin besar rasa malu kita sebab dosa, dengan
kesadaran akan rahmat yang mengampuni, semakin besar
pula penghiburan yang akan kita rasakan di dalam Allah.
PASAL 17
llah, di pasal sebelumnya, membuat perhitungan dengan bangsa
Yehuda, dan menimpakan kehancuran atas mereka sebab telah
berkhianat dengan melanggar kovenan dengan-Nya. Dalam pasal ini,
Dia membuat perhitungan dengan raja Yehuda atas pengkhianatan-
nya melanggar perjanjian dengan raja Babel. Sebab, saat Allah
beperkara dengan bangsa itu, Dia memiliki banyak alasan dalam
melawan mereka. Perkara yang terjadi pada saat itu: Zedekia diam-
diam berkomplot dengan raja Mesir dan meminta bantuan kepadanya
dalam rencana pengkhianatan yang dibuatnya untuk melepaskan
kuk raja Babel. Dengan rencana ini ia hendak melanggar sumpahnya
untuk menghormati dan setia kepada raja Babel. sebab pengkhia-
natan ini, Allah, melalui sang nabi, di sini,
I. Mengancamkan keruntuhan sang raja dan kerajaannya dengan
memakai perumpamaan dua rajawali dan sebatang pohon
anggur (ay. 1-10), serta penjelas