menurut ber-
hala-berhalanya yang banyak itu, yaitu,
1. Menurut keinginan berhala-berhala mereka. Allah akan me-
nyerahkan mereka ke dalam kedegilan hatinya, dan membiar-
kan mereka menjadi sejahat yang mereka inginkan, sampai
mereka menggenapi ukuran kesalahan mereka. Kecemaran ma-
nusia berasal dari berhala-berhala dalam hatinya, dan mereka
sendiri yang menempatkan berhala-berhala itu. Pencobaan
manusia merupakan batu sandungan yang menjatuhkan
mereka ke dalam kesalahan, dan mereka sendiri yang mena-
ruh batu sandungan itu, maka Allah akan menjawab mereka
seturut dengan itu. Biarlah mereka mengambil jalan mereka.
2. Menurut penyesatan berhala-berhala mereka. Mereka akan
mendapat jawaban yang pantas diterima oleh para penyembah
berhala. Allah akan menghukum mereka lazimnya Dia meng-
hukum para penyembah berhala, yaitu, saat mereka sangat
membutuhkan pertolongan-Nya, Dia akan mengirim mereka
kepada para allah yang telah mereka pilih (Hak. 10:13-14).
Perhatikanlah, penghakiman Allah akan berlaku atas manusia
menurut keadaan mereka sebenarnya (yaitu, menurut hati
mereka sebenarnya), bukan menurut apa yang mereka tunjuk-
kan atau nyatakan. Dan, apakah akhir dari semua ini? Apa-
kah tujuan dari jawaban yang mengancam ini? Dia memberi
tahu mereka (ay. 5): supaya Aku memikat hati kaum Israel,
menyingkapkannya pada dunia, agar mereka merasa malu.
Bahkan, membuka hatinya pada kutuk, agar mereka hancur.
Perhatikanlah, dosa dan aib serta nyeri dan kehancuran orang
berdosa semua berasal dari diri mereka sendiri, hati mereka
yaitu jerat yang memerangkap mereka. Hati mereka merayu
mereka dan mengkhianati mereka. Hati nurani mereka bersak-
si melawan mereka, menuduh mereka, dan menjadi kengerian
bagi mereka. Jika Allah menangkap mereka, jika Dia menying-
kapkan mereka, jika Dia menegur mereka, jika Dia menimpa-
kan penghakiman-Nya pada mereka, semuanya melalui hati
mereka sendiri. Hai Israel, engkau membinasakan dirimu sen-
diri (KJV). Kaum Israel dihancurkan oleh tangannya sendiri,
sebab seluruhnya sudah menyimpang dari pada-Ku dengan
mengikuti segala berhala-berhala mereka. Perhatikanlah,
(1) Kehancuran orang berdosa terjadi sebab menyimpangnya
mereka dari Allah.
(2) Berhala atau perkara lainlah yang membuat hati manusia
menyimpang dari Allah. Suatu makhluk ciptaan telah
mengambil tempat dan kekuasaan dalam hati mereka yang
seharusnya yaitu milik Allah.
IV. Cakupan jawaban yang diberikan Allah kepada mereka, yaitu
seluruh kaum Israel (ay. 7-8). Perkataan yang sama diulangi, yang
menggambarkan kemarahan Allah yang adil terhadap orang-orang
munafik, yang mengolok-olok Dia dengan berlagak saleh dengan
rupa-rupa ibadah lahiriah, padahal hati mereka menyimpang
dari-Nya dan bermusuhan dengan-Nya. Amatilah,
1. Kepada siapa pernyataan ini ditujukan. Bukan hanya kepada
setiap orang dari kaum Israel seperti sebelumnya (ay. 4), namun
Kitab Yehezkiel 14:1-11
juga orang-orang asing yang tinggal di tengah-tengah Israel.
Janganlah ada yang mengira dapat berdalih dalam penyem-
bahan berhalanya bahwa ia hanyalah orang asing dan pen-
datang di Israel, dan hanyalah menyembah allah-allah yang
dilayani ayahnya, bahwa sudah begitulah ia dibesarkan untuk
beribadah kepada mereka. Tidak, janganlah ia mengharapkan
keuntungan apa pun dari Firman dan nabi-nabi orang Israel
jika ia tidak mau meninggalkan penyembahan berhalanya
sama sekali. Perhatikanlah, petobat dari bangsa bukan Israel
pun tidak akan mendapat perkenanan jika ia tidak tulus:
pertobatan yang pura-pura bukanlah pertobatan.
2. Penjelasan yang diberikan di sini mengenai orang-orang muna-
fik: Mereka menyimpang dari pada Allah sebab persekutuan
mereka dengan berhala-berhala. Mereka memutuskan hu-
bungan mereka dengan Allah dan tidak tertarik lagi kepada-
Nya. Mereka menghancurkan persahabatan dan persekutuan
mereka dengan Allah, dan menjauhkan diri dari-Nya. Perhati-
kanlah, orang-orang yang menggabungkan diri dengan ber-
hala-berhala, memisahkan diri dari Allah. Tidak ada orang
yang selamanya akan terpisah dari memandang dan menik-
mati Allah, kecuali ia sekarang memisahkan diri sendiri dari
beribadah kepada-Nya dan dengan sengaja mengundurkan diri
dari janji setia kepada-Nya. Namun, masih saja ada orang-
orang yang telah menjauhkan diri seperti itu dari Allah, namun
tetap mau datang kepada nabi-nabi dengan berpura-pura
menghormati dan menghargai tugas kenabian nabi-nabi itu,
untuk meminta petunjuk dari pada Allah baginya, hanya untuk
memuaskan rasa ingin tahu yang sia-sia, untuk membungkam
hati nurani mereka yang menuntut, atau untuk mencari atau
menjaga muka di antara manusia, namun tanpa kerinduan
untuk mengenal Allah ataupun ingin supaya dipimpin oleh-
Nya.
3. Malapetaka orang-orang yang bermain-main dengan Allah dan
mengira dapat mengambil keuntungan dari-Nya: “Aku, TUHAN
sendiri akan menjawab dia. Biarlah Aku sendiri yang berurus-
an dengannya. Aku akan memberi dia jawaban yang sangat
membingungkannya, yang akan membuatnya bertobat dari
kefasikannya yang lancang.” Ia akan mendapat jawaban-Nya,
bukan melalui perkataan sang nabi, melainkan melalui ber-
bagai penghakiman Allah. Aku sendiri akan menentang orang
itu, yang menggambarkan kemarahan yang besar terhadapnya
dan tekad yang kuat untuk menghancurkannya. Allah dapat
menundukkan orang berdosa yang sama sekali tidak mau ber-
tobat. Orang munafik mengira dapat menjaga nama baiknya,
bahkan, mendapat tepukan tangan, namun sebaliknya, Allah
akan membuat dia menjadi lambang dan kiasan, akan menim-
pakan penghakiman yang sedemikian rupa sampai dia menjadi
kedahsyatan dan celaan di mata semua orang di sekitarnya.
Penderitaannya akan digunakan untuk mengungkapkan pen-
deritaan terbesar, yaitu penderitaan yang dialami orang paling
berdosa saat dibuat senasib dengan orang-orang munafik
(Mat. 24:51). Allah akan membuatnya menjadi contoh. Pengha-
kiman Allah atasnya akan menjadi peringatan bagi yang lain
untuk berhati-hati agar tidak mengolok-olok Allah: sebab
demikianlah akan dilakukan kepada orang yang menyimpang
dari pada Allah, namun berpura-pura meminta petunjuk dari
pada-Ku baginya. Orang munafik mengira dapat lolos sebagai
salah satu umat Allah, dan bersama-sama mereka masuk ke
dalam sorga. Namun, Allah akan melenyapkan dia dari tengah-
tengah bangsanya, akan menyingkapkan dia, dan mencabut
dia dari kepadatan kumpulan mereka. Dan dengan begini,
Allah berkata, kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
Dengan disingkapkannya orang-orang munafik, akan tampak
bahwa Allah itu mahatahu: hamba-hamba Tuhan tidak tahu
apakah umat tergugah saat mereka datang mendengarkan
Firman, namun Allah tahu. Dan dengan menghukum orang-
orang munafik, akan tampak bahwa Dia itu Allah yang
cemburu, dan Allah yang tidak bisa dan tidak mau diperdaya.
V. Malapetaka para pemberi nubuat palsu yang memberi dukungan
pada orang-orang saleh palsu (ay. 9-10). Para peminta petunjuk
munafik ini, meskipun Yehezkiel tidak akan memberi mereka
jawaban yang menenangkan hati, tetap berharap dapat bertemu
dengan nabi-nabi lain yang mau. Jika mereka bertemu dengan
nabi-nabi itu, sebab memang ada kemungkinan begitu, biarlah
mereka mengetahui bahwa Allah membiarkan nabi-nabi pendusta
itu untuk menipu mereka, sebagai bagian dari penghakiman-Nya
untuk mereka: “Jika nabi yang membuai mereka itu membiarkan
Kitab Yehezkiel 14:1-11
dirinya tergoda, dan memberi mereka harapan yang tidak ber-
dasar, Aku, TUHAN yang menggoda nabi itu, membiarkan godaan
itu ditempatkan di hadapannya, dan membiarkan dia menyerah
terhadap godaan itu, dan dikalahkan oleh godaan itu, untuk
mengeraskan hati orang-orang yang dalam jalan-jalannya yang
jahat bertekad untuk terus berada dalam kejahatannya.” Kita
yakin bahwa Allah bukanlah pencipta dosa, namun kita percaya
bahwa Dia yaitu Tuhan atas segalanya dan Hakim atas orang-
orang berdosa. Dia sering kali menggunakan seorang yang jahat
untuk menghancurkan orang jahat lain, dan juga memakai
seorang yang jahat untuk menipu orang jahat lainnya. Dalam
kedua perkara ini, dosa ada di dalam orang yang melakukannya,
jadi bukan berasal dari Allah. Namun, keduanya yaitu penghu-
kuman bagi mereka yang dijahati itu, dan dengan begitu pengha-
kiman itu memang berasal dari Allah. Contoh yang jelas mengenai
hal ini dapat dilihat pada cerita nabi-nabi Ahab, yang diperdaya
oleh roh dusta, yang ditaruh Allah ke dalam mulut mereka (1Raj.
22:23). Contoh lainnya dapat dilihat pada mereka yang diserah-
kan Allah pada kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mere-
ka percaya akan dusta, sebab mereka tidak menerima dan
mengasihi kebenaran (2Tes. 2:10-11). namun , bacalah nasib
mengerikan nabi dusta itu: Aku akan mengacungkan tangan-Ku
melawan dia dan memunahkannya. saat Allah telah mencapai
tujuan-Nya yang benar melalui nabi dusta itu, Dia akan mengada-
kan perhitungan dengan nabi itu atas tujuannya yang tidak
benar. Seperti saat Allah mempergunakan orang Kasdim untuk
menghabisi bangsa yang berdosa, Dia dengan adil menghukum
orang-orang Kasdim itu atas amarah mereka. Begitu juga, sesu-
dah Dia selesai mempergunakan nabi-nabi palsu, dan sesudah itu
mesias-mesias palsu, untuk menipu suatu bangsa yang berdosa,
maka Dia akan menghukum mereka dengan adil atas kepalsuan
mereka. namun , di sini kita harus mengakui (seperti Calvin di
sini mengingatkan kita) bahwa hukum Allah bagaikan samudera
raya yang hebat, bahwa kita bukanlah hakim yang cakap untuk
menilainya, dan bahwa, sekalipun kita tidak dapat mengerti ke-
adilan cara-cara Allah dalam mendiamkan dan membungkam
setiap pendebat, namun akan datang harinya saat Dia dibenarkan
di hadapan seluruh dunia, dan khususnya dalam perkara ini,
saat hukuman nabi yang membuai orang-orang munafik dalam
jalannya yang jahat akan sama dengan hukuman orang munafik
yang meminta petunjuk kepadanya dan hanya mencari hal-hal
yang manis saja, (Yes. 30:10). Lubang yang sama tersedia bagi si
pemimpin buta dan para pengikutnya yang sama-sama buta.
VI. Nasihat bijaksana yang diberikan kepada mereka untuk menghin-
dari malapetaka yang mengerikan ini (ay. 6): “Oleh sebab itu, berto-
batlah dan berpalinglah dari berhala-berhalamu. Biarlah hal ini
memisahkanmu dengan berhala-berhala itu, supaya dengan begitu
berhala-berhala itu memisahkanmu dengan Allah. sebab berhala-
berhala itu membuat Allah menujukan muka-Nya menentang
engkau, maka engkau harus memalingkan mukamu dari berhala-
berhala itu,” yang artinya, bukan hanya meninggalkan berhala-ber-
hala itu, namun mencampakkannya dengan rasa benci dan jijik:
“Berpalinglah dari berhala-berhala itu seperti dari kejijikan yang
memuakkanmu. Baru kemudian engkau akan diterima saat me-
minta petunjuk Allah. Marilah, baiklah kita berperkara!”
VII. Kebaikan yang akan timbul dari semua ini bagi kaum Israel. De-
ngan demikian, nabi-nabi palsu, dan orang-orang kudus palsu,
akan sama-sama binasa sebab penghakiman Allah, sehingga
dengan adanya sebagian orang menjadi contoh, maka seluruh
bangsa itu dapat diperbarui, supaya kaum Israel jangan lagi
sesat dari pada-Ku (ay. 11). Perhatikanlah, hukuman beberapa
orang dirancangkan untuk mencegah dosa, agar yang lain
mendengarnya, dan menjadi takut, serta belajar dari peringatan
itu. saat kita melihat apa yang terjadi pada orang-orang yang
menyimpang dari Allah, kita akan terdorong untuk tetap dekat
dengan-Nya. Jika kaum Israel tidak sesat, mereka tidak akan lagi
menajiskan dirinya. Perhatikanlah, dosa yaitu sesuatu yang
menajiskan. Dosa membuat orang berdosa tampak menjijikkan
di mata Allah yang murni dan kudus, dan juga di mata si
pendosa itu sendiri, saat hati nuraninya disadarkan. Oleh
sebab itu, mereka tidak akan lagi menajiskan dirinya, dengan
demikian mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi
Allah mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang dibawa Allah
masuk ke dalam perjanjian dengan-Nya harus dibersihkan
dahulu dari kenajisan dosa. Dan orang-orang yang sudah
dibersihkan sedemikian bukan hanya akan diselamatkan dari
Kitab Yehezkiel 14:12-23
kehancuran, namun juga berhak atas semua hak istimewa umat
Allah.
Penghancuran Bangsa Itu Ditetapkan;
Berbagai Penghakiman Ilahi;
Suatu Sisa Diluputkan
(14:12-23)
12 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku: 13 “Hai anak manusia,
kalau sesuatu negeri berdosa kepada-Ku dengan berobah setia dan Aku
mengacungkan tangan-Ku melawannya dengan memusnahkan persediaan
makanannya dan mendatangkan kelaparan atasnya dan melenyapkan dari
negeri itu manusia dan binatang, 14 biarpun di tengah-tengahnya berada
ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan
hanya nyawanya sendiri sebab kebenaran mereka, demikianlah firman
Tuhan ALLAH. 15 Atau jikalau Aku membuat binatang buas berkeliaran di
negeri itu, yang memunahkan penduduknya, sehingga negeri itu menjadi
sunyi sepi, dan tidak seorangpun berani melintasinya sebab binatang buas
itu, 16 dan biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang tadi, demi Aku
yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, mereka tidak akan menye-
lamatkan baik anak-anak lelaki maupun anak-anak perempuan; hanya
mereka sendiri akan diselamatkan, namun negeri itu akan menjadi sunyi sepi.
17 Atau jikalau Aku membawa pedang atas negeri itu dan Aku berfirman: Hai
pedang, jelajahilah negeri itu!, dan Aku melenyapkan dari negeri itu manusia
dan binatang, 18 dan biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang tadi,
demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, mereka tidak akan
menyelamatkan baik anak-anak lelaki maupun anak-anak perempuan, namun
hanya mereka sendiri akan diselamatkan. 19 Atau jikalau Aku mendatangkan
sampar atas negeri itu dan Aku mencurahkan amarah-Ku atasnya sehingga
darah mengalir dengan melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang,
20 dan biarpun Nuh, Daniel dan Ayub berada di tengah-tengahnya, demi Aku
yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, mereka tidak akan menye-
lamatkan baik anak laki-laki maupun anak perempuan, melainkan mereka
akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri sebab kebenaran mereka.
21 Ya, beginilah firman Tuhan ALLAH: Jauh lebih dari itu, kalau Aku menda-
tangkan keempat hukuman-Ku yang berat-berat, yaitu pedang, kelaparan,
binatang buas dan sampar, atas Yerusalem untuk melenyapkan dari padanya
manusia dan binatang! 22 namun sungguh, akan tertinggal di sana orang
yang terluput, yang mengiring ke luar anak-anak lelaki dan perempuan;
lihat, mereka akan datang kepadamu dan kamu akan melihat tingkah laku
mereka dan kamu akan merasa terhibur tentang malapetaka yang Kudatang-
kan atas Yerusalem, ya tentang segala-galanya yang Kudatangkan atasnya.
23 Mereka akan menghibur kamu, kalau kamu melihat tingkah lakunya, dan
kamu akan mengetahui bahwa bukan tanpa alasan Kuperbuat segala sesua-
tu yang Kuperbuat atas Yerusalem, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
Ayat-ayat di atas bertujuan untuk menunjukkan,
I. Bahwa dosa bangsa menyebabkan penghakiman bangsa. Saat
kebajikan runtuh dan ditinggalkan, semua yang lain juga akan
segera runtuh dan ditinggalkan (ay. 13): Kalau sesuatu negeri ber-
dosa kepada-Ku, kalau kecemaran dan kejahatan mewabah, kalau
sesuatu negeri berdosa kepada-Ku dengan berobah setia, kalau
orang berdosa menjadi sangat banyak, dan dosa mereka menjadi
sangat jahat, kalau kefasikan dan kebejatan merajalela di mana-
mana, maka Aku mengacungkan tangan-Ku melawannya, sebagai
hukuman atas semua itu. Kuasa ilahi-Nya akan dinyatakan
dengan penuh kekuatan dan terang-terangan. Penghakiman-Nya
akan diteruskan dan direntangkan sampai ke ujung-ujung negeri,
ke semua perkara yang penting dan berpengaruh dalam negeri
itu. Dosa yang amat besar menyebabkan tulah yang amat besar.
II. Bahwa Allah memiliki berbagai hukuman berat untuk menghu-
kum bangsa-bangsa yang berdosa, dan hukuman-hukuman itu
ada dalam kendali-Nya dan ditimpakan-Nya pada bangsa mana
pun seturut kehendak-Nya. Allah memang memberi Daud pilihan
dengan penghakiman apa dia ingin dihukum untuk dosanya
menghitung jumlah rakyat, sebab setiap hukuman akan men-
capai tujuan akhir yang sama, yaitu mengurangi jumlah rakyat
yang Daud bangga-banggakan. Namun, Daud malah mengembali-
kan keputusan kepada Allah: “Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam
tangan TUHAN. Biarlah Dia yang memilih dengan tongkat apa kita
akan dipukul.” namun , Allah menggunakan berbagai hukum-
an agar tampak bahwa Dia berkuasa atas segalanya, dan agar
dalam segala hal dalam hidup kita, kita dapat melihat ketergan-
tungan kita kepada-Nya. Empat hukuman yang berat-berat diurai-
kan di sini:
1. Kelaparan (ay. 13). Pengabaian dan penahanan rahmat sehari-
hari saja sudah merupakan hukuman yang cukup berat, tidak
perlu hukuman lain lagi untuk membuat suatu bangsa seng-
sara. Allah tidak perlu mengacungkan tongkat penindasan,
hanya dengan memusnahkan persediaan makanan dan ter-
capai sudah tujuan-Nya. Dia melenyapkan manusia dan bina-
tang dengan melenyapkan persediaan yang dihasilkan alam
untuk keduanya melalui hasil-hasil bumi sehari-hari dalam
setahun. Allah juga sedang memusnahkan persediaan makan-
an saat , meskipun kita memiliki makanan, namun kita tidak
dikenyangkan dan dikuatkan oleh makanan itu. Kamu makan,
namun tidak sampai kenyang (Hag. 1:6).
Kitab Yehezkiel 14:12-23
2. Binatang buas, yang menjijikkan dan membahayakan, baik
binatang yang beracun ataupun kelaparan. Allah dapat mem-
buat binatang-binatang buas ini berkeliaran di negeri (ay. 15),
bertambah banyak di wilayah-wilayahnya, dan memunahkan
negeri, bukan hanya memunahkan hewan ternak, namun juga
penduduknya, memangsa pria, wanita, dan anak-anak, se-
hingga tidak seorangpun berani melintasinya sebab binatang
buas itu. Tidak ada orang yang berani melintasinya, bahkan di
jalan-jalan raya, sebab takut akan dicabik-cabik oleh singa,
atau binatang pemangsa lain, seperti yang terjadi pada anak-
anak Betel yang dimangsa oleh dua beruang. Perhatikanlah,
saat manusia ingkar dari janji setianya kepada Allah, dan
memberontak terhadap-Nya, adillah Allah jika Dia membuat
makhluk yang lebih rendah memberontak terhadap manusia
(Im. 26:22).
3. Perang. Allah sering kali menyesah bangsa-bangsa yang ber-
dosa dengan mengirim pedang atas bangsa-bangsa itu, yaitu
pedang bangsa asing musuh mereka. Allahlah yang memberi
tugas dan perintah pada pedang itu hukuman apa yang harus
dilakukannya (ay. 17): Dia berkata, Hai pedang, jelajahilah
negeri itu! Sudah cukup mengerikan jika pedang itu memasuki
perbatasan suatu negeri, namun jauh lebih mengerikan jika
pedang itu menjelajah sampai ke tengah-tengah negeri. De-
ngan pedang itu, Allah melenyapkan manusia dan binatang,
kuda dan pejalan kaki. Penghukuman yang dilakukan pedang
itu yaitu perbuatan Allah dengan menggunakan pedang itu,
sebab pedang itu yaitu pedang-Nya, dan bertindak sesuai
dengan perintah-Nya.
4. Sampar (ay. 19), penyakit yang mengerikan, yang sering kali
memunahkan penduduk kota-kota. Dengan penyakit ini, Allah
mencurahkan amarah-Nya sehingga darah mengalir (artinya,
terjadi kematian). Sampar membunuh sama dahsyatnya seper-
ti jika darah tertumpah sebab pedang, sebab orang diracuni
oleh penyakit itu, yang kita sebut penyakit sampar. Lihatlah
betapa menyedihkannya nasib umat manusia, yang tergeletak
dan dihadapkan pada kematian dalam berbagai bentuk. Lihat-
lah betapa berbahayanya nasib orang berdosa, yang ditentang
Allah dengan begitu banyak cara, sehingga, jika mereka ber-
hasil lolos dari satu hukuman, Allah sudah menyiapkan hu-
kuman lain yang menanti mereka.
III. Bahwa saat bangsa yang mengakui Allah berpaling dari-Nya,
dan memberontak terhadap-Nya, maka bersiap-siap sajalah mere-
ka menunggu datangnya berbagai hukuman atas mereka. Allah
memiliki berbagai cara untuk menentang bangsa yang berdosa.
namun , jika Yerusalem, kota yang kudus itu, sampai menjadi
sundal, Allah akan mengirimkan padanya keempat hukuman-Nya
yang berat-berat (ay. 21). Sebab, semakin dekat suatu bangsa
dengan Allah, yaitu yang disebut ada kaitan dengan Allah dan
yang mengakui Dia sebagai Allah mereka, maka semakin berat
Allah akan membuat perhitungan dengan mereka, jika mereka
menghina nama yang mulia itu, yang dikaitkan pada diri mereka,
dan berbohong dengan pengakuan iman mereka. Mereka akan
dihukum tujuh kali lipat.
IV. Bahwa mungkin ada, dan biasanya memang ada, beberapa orang
yang sangat saleh, bahkan di tempat-tempat yang sebab dosa
siap dituai untuk kehancuran. Bukanlah dugaan yang aneh jika,
bahkan di negeri yang sudah berobah setia, ada tiga orang seperti
Nuh, Daniel, dan Ayub. Daniel masih hidup saat kejadian dengan
Yehezkiel ini, dan pada waktu itu masih belum mencapai puncak
kejayaannya, namun ia sudah terkenal (paling tidak Firman Allah
mengenai dirinya ini pasti akan membuatnya terkenal). Namun, ia
dibawa ke pembuangan bersama kelompok yang pertama pergi
(Dan. 1:6). Sebagian orang kalangan atas di Yerusalem mungkin
berpikir bahwa, kalau saja Daniel (yang kemasyhurannya di
kerajaan Babel telah banyak mereka dengar) tetap tinggal di Yeru-
salem, Yerusalem pasti sudah diluputkan demi Daniel, seperti
diluputkannya orang-orang berilmu di Babel. “Tidak,” kata Allah,
“sekalipun kamu memiliki Daniel, yang luar biasa benar di
tengah-tengah waktu dan tempat yang jahat, seperti Nuh di dunia
purba dan Ayub di tanah Us, namun penangguhan hukuman
tidak akan diberikan.” Di tempat-tempat yang paling jahat, dan di
masa-masa yang paling bobrok, ada tinggal suatu sisa yang Allah
pisahkan dan pelihara bagi diri-Nya, dan yang masih bertekun
dalam kesalehan mereka dan berdiri tegak untuk kehormatan
Kitab Yehezkiel 14:12-23
menduduki negeri, seperti yang diperintahkan kepada orang-orang
tidak bersalah (Ayb. 22:30).
V. Bahwa Allah sering kali meluputkan tempat-tempat yang sangat
jahat demi sedikit orang saleh di dalamnya. Tersirat di sini bahwa
inilah yang menjadi pengharapan sahabat-sahabat Yerusalem
pada hari kesesakannya: “Pastilah Allah akan menghentikan per-
lawanan-Nya dengan kita. Sebab, bukankah ada beberapa orang
di antara kita yang mengosongkan takaran kesalahan bangsa
dengan doa-doa mereka, sementara yang lain memenuhinya
dengan dosa-dosa mereka? Lagipula, daripada Allah melenyapkan
orang benar bersama-sama dengan orang fasik, bukankah Dia
akan meluputkan orang fasik bersama-sama dengan orang benar.
Jika Sodom pasti sudah diselamatkan jika ada sepuluh orang
benar, pastilah Yerusalem dapat diselamatkan.”
VI. Bahwa jika ada yang dapat membalikkan murka Allah dari bangsa
yang berdosa, maka orang-orang seperti Nuh, Daniel, dan Ayub
akan dapat melakukannya. Nuh yaitu seorang yang tidak ber-
cela, dan menjaga ketulusan hatinya saat semua manusia men-
jalankan hidup yang rusak. Dan demi Nuh, keluarganya disela-
matkan dalam bahtera, meskipun salah seorang di antaranya
jahat (Ham). Ayub yaitu teladan yang sangat baik untuk kesa-
lehan dan keperkasaan dalam doa untuk anak-anaknya, dan
untuk sahabat-sahabatnya. Bahkan, Allah melepaskan ikatan-
Nya saat Ayub berdoa. Mereka yaitu teladan dari zaman
purbakala, sebelum Musa, sang pengantara besar itu. Dan sebab
itu Allah menyebutkan mereka, untuk mengisyaratkan bahwa ada
orang-orang yang sangat dikenan-Nya jauh sebelum bangsa
Yahudi dibentuk dan diciptakan, dan akan tetap ada orang-orang
seperti itu saat bangsa itu dihancurkan. Untuk alasan inilah,
tampaknya, nama-nama itu digunakan, dan bukan Musa, Harun,
atau Samuel. Namun, agar tidak ada yang berpikir bahwa Allah
pilih kasih dalam penghargaan-Nya terhadap zaman purbakala,
maka di sini, satu teladan dari masa sekarang, yang masih hidup,
ditempatkan di antara kedua orang yang menjadi kemuliaan masa
lampau itu, dan dia sekarang menjadi seorang buangan, dan dia
yaitu Daniel. Hal ini mengajar kita untuk tidak meremehkan
orang benar yang ada di masa kita sendiri dengan terlalu mem-
besar-besarkan masa lampau. Biarlah orang-orang dalam pem-
buangan mengetahui bahwa Daniel, sesama mereka, dan sekutu
dalam kesusahan mereka, seorang yang sangat rendah hati, saleh,
dan giat untuk Allah, yang selalu siap dan terus berdoa, men-
dapat perkenanan di sorga seperti yang dimiliki Nuh dan Ayub.
Mengapa sekarang Allah tidak lagi membangkitkan orang-orang
yang sama besar dan benarnya seperti yang Dia lakukan dahulu,
dan berbuat sama banyaknya seperti yang dilakukannya untuk
mereka?
VII. Bahwa saat dosa suatu bangsa sudah mencapai puncaknya,
dan putusan sudah dikeluarkan untuk kehancuran bangsa itu,
kesalehan dan doa orang-orang paling benar sekalipun tidak
akan bisa menyelesaikan perkara itu. Dalam ayat-ayat ini dite-
gaskan lagi dan lagi, bahwa, biarpun di tengah-tengah Yerusalem
berada ketiga orang tadi pada waktu itu, mereka tidak akan
menyelamatkan baik anak-anak lelaki maupun anak-anak
perempuan. Tidak akan ada anak-anak yang diselamatkan demi
orang-orang benar itu, seperti yang terjadi pada anak-anak
bangsa Israel oleh sebab doa Musa (Bil. 14:31). Tidak, negeri itu
akan menjadi sunyi sepi, dan Allah tidak akan mendengar doa-
doa mereka untuk negeri itu, sekalipun Musa dan Samuel berdiri
di hadapan-Nya (Yer. 15:1). Perhatikanlah, kesabaran yang di-
salahgunakan akhirnya akan berubah menjadi murka yang tidak
terpadamkan. Dan tampaknya murka Allah lebih tidak terpa-
damkan dalam perkara Yerusalem daripada perkara-perkara lain
(ay. 6), sebab, selain kesabaran ilahi, mereka telah menikmati
lebih banyak hak-hak istimewa dibandingkan bangsa mana pun
juga, dan inilah yang memperhebat dosa mereka.
VIII. Bahwa, meskipun orang-orang saleh yang berdoa tidak dapat
menyelamatkan yang lain, namun mereka akan menyelamatkan
nyawanya sendiri sebab kebenaran mereka, sehingga, sekali-
pun mereka bisa saja menderita dalam malapetaka yang sama-
sama menimpa semua orang, namun sifat malapetaka itu di-
ubah bagi mereka. Apa yang mereka rasakan tidak seperti yang
dirasakan orang fasik. Malapetaka itu tidak menekan, dan tidak
menyakiti mereka. Malapetaka itu disucikan, dan malah mem-
bawa kebaikan bagi mereka. Adakalanya nyawa mereka (hidup
Kitab Yehezkiel 14:12-23
mereka) diselamatkan dengan cara yang ajaib, dan diberikan
kepada mereka sebagai jarahan. Setidaknya, nyawa mereka
(kerinduan mereka untuk hal-hal rohani) terjaga aman. Jika
tubuh mereka tidak diselamatkan, jiwa mereka pasti diselamat-
kan. Pada hari kemurkaan harta memang tidak berguna, namun
kebenaran melepaskan orang dari maut, dari maut yang sangat
dahsyat, dari sangat banyak maut, seperti yang diancamkan di
sini. Hal ini seharusnya mendorong kita untuk menjaga ketulus-
an dan kelurusan hati kita saat kemurtadan ada di mana-mana,
sehingga, jika kita berbuat demikian, kita akan terlindung pada
hari kemurkaan TUHAN.
IX. Bahwa, saat Allah mendatangkan pemusnahan terbesar sekalipun
melalui penghakiman-Nya, Dia memisahkan dan memelihara
sebagian orang sebagai tugu peringatan akan belas kasihan-Nya
(ay. 22-23). Di Yerusalem sendiri, meskipun sudah ditandai untuk
dihancurkan habis, masih akan tertinggal di sana orang yang
terluput, yang tidak akan dilenyapkan oleh setiap penghakiman
berat yang disebutkan sebelumnya, namun akan dibawa ke pem-
buangan, yaitu anak-anak lelaki dan perempuan, yang akan
menjadi benih untuk suatu generasi yang baru. Anak-anak, yang
belum sampai sedegil itu dalam dosa, seperti ayah-ayah mereka
yang dilenyapkan sebab kedegilannya yang tidak terpulihkan,
anak-anak ini yang akan dibawa keluar (KJV) dari reruntuhan
Yerusalem oleh musuh yang berkuasa, dan lihat, mereka akan
datang kepadamu yang ada di pembuangan. Mereka akan berbuat
yang terbaik dalam situasi itu, dan lebih sukarela datang ke Babel
sebab banyak teman mereka yang sudah mendahului mereka ke
sana dan siap menerima mereka. Dan, saat mereka datang, kamu
akan melihat tingkah laku mereka. Kamu akan mendengar mereka
mengakui dosa-dosa masa lalu mereka dengan leluasa dan tulus,
dan kamu akan mendengar pengakuan mereka yang rendah hati,
disertai dengan janji untuk berubah. Dan kamu akan melihat
bukti pembaruan mereka, melihat kebaikan apa yang dikerjakan
penderitaan bagi mereka, dan betapa bijaksana dan sabarnya me-
reka melalui penderitaan itu. Pengalaman bahwa mereka hampir-
hampir tidak selamat akan berpengaruh baik pada diri mereka,
mengubah watak dan perangai mereka, dan membuat mereka
menjadi manusia baru. Dan hal ini akan berakibat baik pada,
1. Ketenangan saudara-saudara mereka: Kamu akan merasa
terhibur melihat tingkah laku mereka. Perhatikanlah, sangatlah
menenangkan hati melihat umat, yang saat dipukul dengan
tongkat didikan, bertobat dan merendahkan diri mereka, mem-
benarkan Allah dan menerima hukuman-Nya atas kesalahan
mereka. Saat kita berduka atas penderitaan orang lain (seperti
yang seharusnya kita rasakan), kita akan sangat dihiburkan
dalam dukacita kita saat melihat mereka belajar dari pen-
deritaan mereka dan mengambil hikmah darinya. Saat orang-
orang buangan memberitahukan teman-teman mereka betapa
jahatnya mereka dahulu, dan betapa adilnya Allah menimp-
akan penghakiman-penghakiman ini atas mereka, maka hal
ini membuat mereka merasa sangat tenang, dan lebih mudah
berdamai dengan malapetaka Yerusalem, dengan keadilan
Allah dalam menghukum umat-Nya sendiri sedemikian rupa,
dan dengan kebaikan Allah, yang kini disadari memiliki mak-
sud baik dalam segala hal. Dan sebab itu, “Kamu akan mera-
sa terhibur tentang malapetaka yang Kudatangkan atas Yeru-
salem, dan saat kamu memahami maksud Allah dengan lebih
baik, kamu tidak akan melihatnya sebagai hal yang mengeri-
kan lagi seperti sebelumnya.” Perhatikanlah, kita berutang
kepada saudara-saudara kita, jika kita mendapatkan kebaikan
melalui penderitaan kita, untuk menghibur mereka dengan
jalan menceritakannya kepada mereka.
2. Hal ini akan membawa kemuliaan kepada Allah: “Kamu akan
mengetahui bahwa bukan tanpa alasan, bukan tanpa penye-
bab yang adil, dan bukan tanpa rancangan kasih karunia, Ku-
perbuat segala sesuatu yang Kuperbuat.” Perhatikanlah, saat
penderitaan telah menyelesaikan tugasnya, dan mencapai tu-
juan ia diutus, akan tampak hikmat dan kebaikan Allah dalam
mengirimnya, dan Allah bukan hanya akan dibenarkan, namun
juga dimuliakan.
PASAL 1 5
erulang kali Yehezkiel telah bernubuat tentang kehancuran Kota
Yerusalem dalam nama Tuhan. Namun tampaknya ia sendiri
mengalami kesulitan untuk menerima nubuat ini dan tunduk pada
kehendak Allah dalam rancangan yang mengerikan ini. sebab itu
Allah menggunakan berbagai cara untuk meyakinkannya bahwa
bukan saja penghancuran Yerusalem harus terjadi, namun juga
bahwa tidak ada obat penawarnya lagi. Kehancuran itu harus terjadi.
Sudah sepantasnya hal itu terjadi. Dalam pasal yang singkat ini,
Allah menunjukkan kepada Yehezkiel (kemungkinan dengan tujuan
supaya ia kemudian menubuatkannya kepada bangsa Israel) bahwa
Yerusalem harus dihancurkan, seperti halnya ranting anggur yang
kering dan mati harus dipotong dan dibuang ke dalam api.
I. Perumpamaan yang digunakan sangat menawan (ay. 1-5), na-
mun,
II. Penjelasan akan perumpamaan ini sangat mengerikan (ay. 6-
8).
Yerusalem, Pohon Anggur yang Terkutuk
(15:1-8)
1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, apakah
kelebihan kayu anggur dari semua kayu yang buahnya seperti anggur yang
tumbuh di antara kayu-kayu di hutan? 3 Apakah orang mengambil kayunya
untuk membuat sesuatu dari padanya ataukah membuat gantungan dari
padanya untuk menggantungkan segala macam perkakas padanya? 4 Sung-
guh, kayu itu dilemparkan ke dalam api untuk dibakar; kedua ujungnya
habis dimakan api dan tengah-tengahnya sedang menyala, bergunakah lagi
itu untuk membuat sesuatu? 5 Lihat, sedangkan waktu ia masih utuh, tidak
dipakai untuk sesuatu, apalagi sesudah dimakan api dan terbakar; apakah
masih dapat lagi dipakai untuk sesuatu? 6 Oleh sebab itu beginilah firman
Tuhan ALLAH: Seperti kayu anggur di antara kayu-kayu di hutan, yang
Kulemparkan ke dalam api untuk dibakar, begitulah Aku lakukan terhadap
penduduk Yerusalem. 7 Aku sendiri akan menentang mereka. Walaupun me-
reka luput dari api, namun api akan memakan mereka. Dan kamu akan
mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku menentang mereka 8 dan
Aku menjadikan negeri itu sunyi sepi, oleh sebab mereka berobah setia,
demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
Pada ayat-ayat di atas sepertinya sang nabi sedang memikirkan be-
tapa mulianya kota Yerusalem itu, melampaui semua kota di dunia.
Ia yaitu mahkota dan sukacita bagi seluruh dunia, maka alangkah
disayangkan jika ia sampai dihancurkan. Ia yaitu kota yang agung,
kota Allah, kota yang menjadi kehormatan bangsa Israel.
Namun, jika ini yang merupakan pemikiran sang nabi, maka
di bagian ini Allah menjawabnya dengan membandingkan kota Yeru-
salem dengan pohon anggur.
1. yaitu benar bahwa jika sebuah pohon anggur berbuah, maka
pohon itu menjadi pohon yang paling berharga. Pohon anggur di-
sanjung-sanjung sebagai pohon yang menjadi raja atas pohon-
pohon lainnya, dan buahnya menyukakan Allah dan manusia (Hak.
9:12-13), menyukakan hati manusia (Mzm. 104:15). Jadi, kota
Yerusalem yaitu pokok anggur pilihan yang mulia, benih yang
sungguh murni (Yer. 2:21). Jadi, jika Yerusalem menghasilkan
buah yang sesuai dengan karakternya sebagai kota suci, maka
kota itu akan mendatangkan kemuliaan bagi Allah dan bangsa
Israel. Pohon anggur itu ditanam oleh tangan kanan Allah sendiri,
cabang yang keluar dari tanah yang kering, yang meskipun
asalnya rendah dan hina, namun telah Allah jadikan indah bagi
diri-Nya (Mzm. 80:16), bagi nama dan kemuliaan-Nya.
2. Namun, jika pohon anggur itu tidak berbuah, maka pohon itu
tidak ada gunanya. Pohon itu sama tidak bernilainya di bumi ini
seperti semak dan duri. Apalah nilai pohon anggur jika hanya
diperhitungkan dari kayunya saja, tanpa memperhitungkan buah-
nya? Apakah kelebihan kayu anggur dari semua kayu sehingga ia
memerlukan begitu banyak perawatan dan biaya? Apalah nilai
cabang anggur itu, meskipun jumlahnya lebih banyak dari ranting-
ranting pepohonan lainnya di hutan, namun liar dan terabaikan?
Atau, sebagaimana tafsiran beberapa orang, apalah kelebihan
kayu anggur dari semua kayu yang buahnya seperti anggur yang
tumbuh di antara kayu-kayu di hutan? Yakni, apalah artinya
jika ia tidak berbuah seperti kebanyakan pepohonan hutan
yang dirancang untuk diambil kayunya dan bukan buahnya?
Kitab Yehezkiel 15:1-8
Ada pula pohon buah-buahan yang meskipun tidak menghasilkan
buah, orang masih bisa mengambil kayunya untuk membuat sesuatu
dari padanya. Namun tidak demikian halnya dengan kayu anggur:
jika ia tidak berbuah, kayunya pun tidak layak digunakan. Per-
hatikan,
I. Bagaimana kiasan ini disampaikan. Pohon anggur liar, yang tum-
buh di antara kayu-kayu di hutan, atau pohon anggur yang tidak
berbuah (yang dibandingkan dengan bangsa Israel dalam Hosea
10:1), yang tidak menghasilkan buah seperti pohon di hutan,
tidak ada gunanya. Ia sama tidak bernilainya dengan duri, bah-
kan duri lebih bermanfaat untuk menambahkan ketajaman pada
semak belukar, hal yang tidak bisa dilakukan oleh ranting anggur.
Allah menunjukkan bahwa,
1. Pohon anggur tersebut tidak ada gunanya. Kayunya tidak da-
pat digunakan, bahkan tidak dapat digunakan untuk membuat
gantungan dari padanya untuk menggantungkan segala macam
perkakas (ay. 3). Perhatikanlah betapa beragamnya berkat
alam yang disediakan untuk manfaat bagi manusia. Di antara
bagian-bagian tumbuh-tumbuhan, ada akar-akaran, biji-bijian
maupun buah-buahan, daun-daunan dan batang-batangan
yang paling berguna bagi kita. Demikian juga, di antara po-
hon-pohonan, ada yang kayunya kuat namun tidak berbuah,
seperti pohon ek dan aras. Yang lainnya rapuh namun berbuah
lebat, seperti pohon anggur yang tampaknya jelek, rendah dan
memerlukan perawatan, namun sangat berguna. Rahel cantik
namun ia mandul, Lea tidak cantik namun ia subur.
2. sebab itu pohon anggur tersebut digunakan sebagai bahan
bakar. Ia digunakan untuk memanaskan tempat pembakaran.
sebab ia tidak berguna untuk membuat sesuatu, maka dilem-
parkan ke dalam api untuk dibakar (ay. 4). jika tidak ada
gunanya lagi, maka hanya dengan cara ini ia dapat menjadi
berguna, sebab bahan bakar ialah sesuatu yang wajib kita
miliki, dan membakar sesuatu yang masih berguna untuk hal
lain yaitu usaha yang buruk. Lalu apakah gunanya sampah
ini? Pohon anggur yang tidak berbuah dibuang layaknya
semak dan duri, yang ditolak dan berakhir di pembakaran (Ibr.
6:8). Apa gunanya ia dipelihara? jika sebuah balok kayu
yang kokoh hendak dibakar, orang mungkin akan segera
mengambilnya dari pembakaran, dan berkata, “Sayang sekali
jika dibakar, sebab kayu ini mungkin dapat digunakan
untuk hal yang lebih bermanfaat,” namun jika ranting
anggur dibakar, dan seperti biasa, baik kedua ujungnya mau-
pun bagian tengahnya dibakar bersama-sama, tidak ada orang
yang akan peduli untuk mengambilnya. Waktu ia masih utuh,
tidak dipakai untuk sesuatu, apalagi sesudah dimakan api dan
terbakar (ay. 5), bahkan abunya tidak layak disimpan.
II. Bagaimana perumpamaan ini diterapkan pada kota Yerusalem.
1. Bahwa kota suci itu telah menjadi tidak berguna dan tidak
bernilai. Dahulu kota itu bagaikan pohon anggur dalam kebun
anggur, melimpah dengan buah-buah kebenaran bagi kemulia-
an Allah. saat agama berkembang dan penyembahan Allah
yang suci dijunjung tinggi, banyaklah hasil panen sukacita
yang dikumpulkan darinya. Dan tatkala ia terus setia melaku-
kannya, Allah memagarinya. Ia menjadi tanaman kegemaran
Allah (Yes. 5:7). Ia menyiraminya setiap saat dan menjaganya
siang dan malam (Yes. 27:3). Namun, ia kini telah menjadi
pohon berbau busuk, pohon anggur liar, sulur-suluran liar
(seperti yang kita baca dalam 2 Raja-raja 4:39), kebun anggur
yang menghasilkan anggur yang asam (Yes. 5:4), yang bukan
saja tidak berguna, namun juga memualkan dan memuakkan
(Ul. 32:32), buah anggur mereka yaitu buah anggur yang
beracun, pahit gugusannya. Dijelaskan (ay. 8): “Mereka melaku-
kan pelanggaran, yaitu mereka telah berdusta dan mengkhia-
nati Allah serta berobah setia dari-Nya.” Demikian arti kata-
kata yang dipakai. Perhatikan, orang-orang yang telah menga-
ku memeluk agama Kristen, jika mereka tidak hidup sesuai
dengan pengakuan iman mereka, melainkan hidup berten-
tangan dengannya, jika mereka merosot dan menjauh
darinya, mereka menjadi makhluk paling tidak berguna di
dunia, layaknya garam yang menjadi tawar sehingga tidak ada
lagi gunanya (Mrk. 9:50). Bangsa-bangsa lain dikenal dengan
kegagahannya dalam bertempur dan keahlian bernegara, ada
yang termasyhur sebagai ahli perang, lainnya sebab perda-
gangan, dan mereka tetap memelihara kemasyhurannya. Na-
mun bangsa Yahudi, yang dikenal sebagai bangsa yang suci,
Kitab Yehezkiel 15:1-8
begitu mereka kehilangan kesuciannya dan menjadi jahat,
mereka menjadi tidak ada gunanya. Dengan demikian mereka
telah kehilangan nama baik dan kegunaannya, dan menjadi
bangsa yang paling rendah dan hina di bawah kolong langit,
diinjak-injak oleh bangsa(-bangsa) yang tidak mengenal Allah.
Daniel dan orang-orang Yahudi yang saleh lainnya menjadi
berkat besar bagi generasi mereka, namun orang-orang Yahudi
penyembah berhala pada masa Yehezkiel ini maupun orang-
orang Yahudi yang tidak percaya sejak pemberitaan Injil,
mereka menjadi orang tidak berguna, tidak layak dipakai
untuk sesuatu.
2. Maka Yerusalem pun dilemparkan ke dalam api untuk dibakar
(ay. 6). Perhatikan, orang yang tidak berbuah bagi kemuliaan
anugerah Allah akan menjadi bahan bakar bagi api murka-Nya
yang menyala-nyala. sebab itu, jika mereka tidak meng-
hormati-Nya, Ia akan membuat diri-Nya dihormati atas me-
reka, kehormatan-Nya akan bersinar terang dalam api yang
menyala-nyala yang menghanguskan orang berdosa yang tidak
mau bertobat. Ia tidak dapat dikalahkan oleh ciptaan-Nya.
TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-
masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka
(Ams. 16:4). Pada diri orang-orang yang tidak memuliakan-Nya
sebagai Allah yang layak dihormati, Ia akan dimuliakan
sebagai Allah pembalas. Api murka Allah sebelumnya telah
membakar kedua ujung bangsa Yahudi (ay. 4), Samaria dan
kota-kota Yudea. Kini Yerusalem yang berada di tengah-
tengahnya, dilemparkan ke dalam api, untuk dibakar pula,
sebab ia tidak berguna. Ia tidak mau dibentuk, oleh cara apa
pun yang telah Allah lakukan, untuk menjadi berguna bagi-
Nya. Penghuni kota Yerusalem bagaikan cabang anggur, busuk
dan buruk, sehingga (ay. 7), “Aku sendiri akan menentang
mereka, menggagalkan seluruh rencana mereka,” saat mereka
melawan Allah, menentang firman-Nya dan menggagalkan
seluruh rencana-Nya. Sudah ditetapkan, penghancuran sudah
ditetapkan: Aku akan meruntuhkan tanah itu, sehingga saat
mereka luput dari api, api lain akan memakan mereka (ay. 7).
Akhir dari penghakiman yang satu akan menjadi awal pengha-
kiman lainnya, dan luputnya mereka dari penghakiman yang
satu hanyalah merupakan penangguhan sementara sampai
penghakiman lainnya tiba. Mereka akan keluar dari penderita-
an di tanah mereka sendiri menuju ke penderitaan di tanah
Babel. Mereka yang berhasil melarikan diri dari pedang akan
mati sebab kelaparan atau wabah penyakit. Saat serangan
pasukan Kasdim atas mereka berakhir dan mereka berpikir
sesungguhnya kepahitan maut telah lewat, maka segera sete-
lah itu pasukan Kasdim pun kembali dengan dua kali lipat le-
bih kejam, sampai mereka habis seluruhnya. Dengan demikian
mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allah yang maha-
kuasa, pada saat Aku menentang mereka. Perhatikan, Allah
sendiri yang menyatakan bahwa Ia yaitu TUHAN, dengan
memusnahkan sampai habis semua musuh besar-Nya dan
meluputkan umat-Nya yang taat. saat Allah menentang
orang, maka sekalipun terluput dari satu kesulitan, mereka
akan jatuh ke dalam kesulitan lainnya. Meskipun mereka naik
dari dalam pelubang, mereka akan tertangkap dalam jerat (Yes.
24:18). Meskipun mereka terluput dari pedang Hazael, mereka
akan dibunuh oleh Yehu (1Raj. 19:17). Sebab, orang berdosa
dikejar oleh malapetaka. Meskipun mereka luput dari api
penghakiman di dunia ini dan kelihatannya seolah-olah mati
dengan damai, namun ada api kekal yang akan membakar
mereka. Sebab bila Allah menghakimi, pertama atau terakhir Ia
akan menang, dan Ia akan memperkenalkan diri-Nya melalui
penghakiman yang Ia jalankan (Mat. 3:10, Yoh. 15:6, KJV).
PASAL 16
llah masih lanjut dengan membenarkan tindakan-Nya dalam ke-
hancuran-kehancuran yang hendak didatangkan-Nya atas Yeru-
salem. Dan dengan panjang lebar, dalam pasal ini, Ia menunjukkan
kepada sang nabi, dan memerintahkannya untuk menunjukkan
kepada orang banyak, bahwa Ia hanya menghukum mereka sesuai
dengan yang pantas didapatkan mereka atas dosa-dosa mereka. Da-
lam pasal sebelumnya Ia membandingkan Yerusalem dengan pohon
anggur yang tidak berbuah, yang tidak cocok untuk apa pun kecuali
dibakar. Dalam pasal ini Ia membandingkannya dengan seorang
perempuan pezinah, yang, dengan adil, harus ditinggalkan dan di-
bukakan aibnya, dan sebab itu Ia harus menunjukkan kepada
orang banyak perbuatan-perbuatan mereka yang keji, supaya mereka
melihat betapa sedikit alasan bagi mereka untuk mengeluhkan peng-
hakiman-penghakiman yang menindih mereka. Dalam pasal yang
panjang ini dikemukakan,
I. Hina dan tercelanya awal mula dari jemaat dan bangsa Yahudi
(ay. 3-5).
II. Banyaknya kehormatan dan perkenanan yang sudah diberi-
kan Allah kepada mereka (ay. 6-14).
III. Perbuatan-perbuatan mereka yang berkhianat dan tidak tahu
terima kasih dengan meninggalkan Dia untuk melayani dan
menyembah berhala-berhala, yang di sini digambarkan de-
ngan perbuatan pelacuran yang teramat kurang ajar (ay. 15-
34).
IV. Ancaman melalui penghakiman-penghakiman yang mengeri-
kan dan menghancurkan, yang akan didatangkan Allah ke
atas mereka sebab dosa ini (ay. 35-43).
V. Lebih beratnya dosa dan hukuman mereka, dengan diperban-
dingkan dengan Sodom dan Samaria (ay. 44-59).
VI. Janji akan rahmat dalam bagian penutup, yang akan ditun-
jukkan Allah kepada sisa-sisa umat yang bertobat (ay. 60-
63). Dan semuanya ini dirancang sebagai peringatan untuk
kita.
Hinanya Asal-Usul Yehuda
(16:1-5)
1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, beritahukan-
lah kepada Yerusalem perbuatan-perbuatannya yang keji 3 dan katakanlah:
Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada Yerusalem: Asalmu dan kelahiranmu
ialah dari tanah Kanaan; ayahmu ialah orang Amori dan ibumu orang Heti.
4 Kelahiranmu begini: Waktu engkau dilahirkan, pusatmu tidak dipotong dan
engkau tidak dibasuh dengan air supaya bersih; juga dengan garampun eng-
kau tidak digosok atau dibedungi dengan lampin. 5 Tidak seorangpun merasa
sayang kepadamu sehingga diperbuatnya hal-hal itu kepadamu dari rasa belas
kasihan; malahan engkau dibuang ke ladang, oleh sebab orang pandang
enteng kepadamu pada hari lahirmu.
Yehezkiel sekarang sedang berada di antara para tawanan di Babel.
namun , sama seperti Yeremia di Yerusalem menulis untuk keperluan
para tawanan, meskipun ada Yehezkiel bersama mereka di tempat
mereka berada (ps. 29), demikian pula Yehezkiel menulis untuk
keperluan Yerusalem, meskipun ada Yeremia yang tinggal di sana.
Dan sekalipun begitu, mereka sama sekali tidak melihat tindakan
saling membantu dalam berkhotbah maupun menulis ini sebagai
suatu penghinaan terhadap mereka. Yeremia menulis kepada para
tawanan untuk menghibur mereka, yang merupakan hal yang mere-
ka butuhkan. Yehezkiel di sini diperintahkan untuk menulis kepada
para penduduk Yerusalem untuk menginsafkan mereka dan meren-
dahkan mereka, yang merupakan hal yang mereka butuhkan.
I. Inilah perintah penugasannya (ay. 2): “Beritahukanlah kepada
Yerusalem perbuatan-perbuatannya yang keji (yaitu, dosa-dosa-
nya). Sebutkanlah itu satu per satu di hadapannya.” Perhatikan-
lah,
1. Dosa-dosa bukan hanya merupakan tindakan yang menyulut
murka Allah, melainkan juga kekejian yang dibenci-Nya, kare-
na bertentangan dengan kodrat-Nya, dan yang harus kita
benci (Yer. 44:4).
Kitab Yehezkiel 16:1-5
2. Dosa-dosa Yerusalem secara khusus merupakan kekejian. Per-
buatan cemar tampak paling menjijikkan dalam diri orang-
orang yang mengaku beragama.
3. Meskipun Yerusalem yaitu tempat di mana ada banyak
pengetahuan, namun ia enggan mengetahui perbuatan-perbuat-
annya yang keji. Betapa manusia condong mengutamakan ke-
pentingan mereka sendiri, sehingga mereka susah sekali di-
buat melihat dan mengakui keburukan mereka sendiri, namun
malah menyangkalnya, memandang ringan atau meremehkan-
nya.
4. Kita dituntut untuk mengetahui dosa-dosa kita, supaya kita
dapat mengakuinya, dan dapat membenarkan Allah dalam apa
yang didatangkan-Nya ke atas kita sebab dosa-dosa itu.
5. yaitu pekerjaan hamba-hamba Tuhan untuk membuat
orang-orang berdosa, orang-orang berdosa di Yerusalem, me-
ngetahui perbuatan-perbuatan mereka yang keji, untuk me-
nempatkan cermin hukum di hadapan mereka, supaya dengan
bercermin mereka bisa melihat keburukan dan kekotoran
mereka sendiri, untuk memberi tahu mereka kesalahan-kesa-
lahan mereka secara terang-terangan. Engkaulah orang itu.
II. supaya Yerusalem dibuat mengetahui perbuatan-perbuatannya
yang keji, dan khususnya perbuatannya yang tidak tahu terima
kasih dan menjijikkan yang sudah menjadi kesalahannya, maka
ia harus diingatkan akan perkara-perkara besar yang telah dila-
kukan Allah untuknya, sebagai hal yang memperberat perilaku
buruknya terhadap Dia. Dan, untuk mengagungkan perkenanan-
perkenanan yang Allah sudah perbuat bagi Yerusalem itu, maka
Yerusalem dalam ayat-ayat ini dibuat mengetahui hina dinanya
asal usulnya, betapa dari awal mula yang menyedihkan Allah
telah mengangkatnya, dan betapa ia tidak layak menerima perke-
nanan-Nya dan kehormatan yang telah Dia berikan kepadanya.
Yerusalem di sini dipahami sebagai jemaat dan bangsa Yahudi,
yang di sini dibandingkan dengan anak yang dibuang, yang lahir
dengan hina dan ditinggalkan, yang tidak disayangi atau dipeduli-
kan oleh ibunya sendiri.
1. Asal usul bangsa Yahudi itu hina: “Kelahiranmu ialah dari
tanah Kanaan (ay. 3). Engkau sejak dari semula memiliki
roh dan kecenderungan orang Kanaan.” Para bapak leluhur
berdiam di Kanaan, dan mereka tinggal di sana hanya sebagai
orang asing dan pendatang, tidak memiliki apa-apa, tidak
memiliki kuasa, tidak memiliki sejengkal tanah pun kecuali
tempat penguburan. Abraham dan Sara memang ayah dan ibu
mereka, namun keduanya hanyalah sesama penduduk dengan
orang Amori dan orang Het, yang, sebab memiliki kekua-
saan, tampak seperti orangtua bagi keturunan Abraham. Lihat
saja permohonan yang diajukan Abraham kepada bani Set
(Kej. 23:4, 8), kebergantungan mereka pada tetangga-tetangga
mereka orang Kanaan, dan ketakutan mereka terhadap orang
Kanaan (Kej. 13:7; 34:30). Seandainya para bapak leluhur,
pada waktu pertama kali mereka datang ke Kanaan, telah
menaklukkan tanah itu, dan menjadikan diri mereka para
penguasa atasnya, maka ini akan memberi kehormatan ke-
pada keluarga mereka, dan akan terlihat hebat dalam sejarah.
namun , bukannya demikian, mereka justru mengembara
dari bangsa yang satu ke bangsa yang lain (Mzm. 105:13),
sebagai penyewa dari satu ladang ke ladang lain, hampir
seperti pengemis dari satu pintu ke pintu lain, saat mereka
masih sedikit jumlahnya, bahkan, sangat sedikit. Dan sekali-
pun begitu, ini bukan yang terburuk. Bapak leluhur mereka
beribadah kepada allah lain di Ur-Kasdim (Yos. 24:2). Bahkan
dalam keluarga Yakub, ada dewa-dewa asing (Kej. 35:2). Sejak
demikian dini ada kecenderungan pada mereka yang menun-
tun mereka ke dalam penyembahan berhala. Dan oleh sebab
itu nenek moyang mereka yaitu orang Amori dan orang Het.
2. saat mereka pertama kali mulai bertambah banyak, keadaan
mereka benar-benar sangat menyedihkan, seperti anak yang
baru lahir, yang pasti akan mati dalam rahim seandainya tidak
ada pangkuan yang menerimanya (Ayb. 3:11-12). Anak-anak
Israel, saat mulai bertumbuh menjadi sebuah kaum dan
menjadi besar, diusir dari negeri yang dimaksudkan untuk
mereka. Kelaparan menghalau mereka dari sana. Mesir yaitu
ladang terbuka yang ke dalamnya mereka terlempar. Di sana
mereka tidak memiliki perlindungan atau sokongan dari peme-
rintah yang berkuasa atas mereka, namun , sebaliknya, mereka
diperintah dengan keras, dan hidup mereka menjadi pahit.
Mereka tidak diberi dorongan untuk membangun keluarga,
tidak diberi pertolongan untuk memperbanyak harta benda
Kitab Yehezkiel 16:1-5
mereka, tidak ada teman atau sekutu untuk menguatkan
kepentingan-kepentingan mereka. Yusuf, yang sudah menjadi
gembalanya Gunung Batu Israel, telah mati. Raja Mesir, yang
seharusnya berbaik hati terhadap mereka demi Yusuf, mene-
tapkan hati untuk menelan anak orang ini segera sesudah
dilahirkan (Why. 12:4), memerintahkan supaya semua anak
laki-laki dibunuh, yang, ada kemungkinan, menyebabkan
banyak anak dan juga Musa diintai bahaya. Itulah yang mung-
kin dirujuk dalam perumpamaan di sini. Para pendiri bangsa-
bangsa dan kota-kota memiliki kesempatan untuk mengguna-
kan semua keahlian dan senjata yang mereka kuasai, mene-
tapkan hati untuk bekerja, dengan berbagai cara dan siasat,
untuk mempertahankan dan membesarkan pemerintahan
mereka yang baru tumbuh. Tantæ molis erat Romanam condere
gentem – Betapa besarnya usaha -usaha yang harus dilakukan
untuk meneguhkan nama Roma, Virgil (pujangga Romawi, 70-
19 SM – pen.). namun bangsa Israel tidak mendapat perhatian
seperti itu, tidak ada jerih payah yang dilakukan untuk itu,
seperti yang terjadi pada Atena, Sparta, Roma, dan pemerin-
tahan-pemerintahan lain saat pertama kali didirikan. namun ,
sebaliknya, bangsa Israel tampak ditentukan untuk meng-
alami kebinasaan, seperti bayi yang baru lahir yang terkena
angin dan hujan, yang tali pusarnya tidak dipotong. Bayi yang
malang itu tidak dibasuh, tidak diberi pakaian, tidak dibedungi
dengan lampin, sebab tidak disayang (ay. 4-5). Perhatikanlah,
untuk kelangsungan hidup kita pada waktu bayi, kita ber-
utang budi kepada rasa iba dan belas kasihan alami yang
ditempatkan Allah pencipta alam ke dalam hati orangtua dan
para perawat terhadap bayi-bayi yang baru lahir. Bayi ini
dikatakan dibuang, oleh sebab orang pandang enteng kepada-
nya. Itu merupakan tanda bahwa ia dibenci oleh orang yang
melahirkannya, dan tampak menjijikkan bagi semua orang
yang melihatnya. Orang Israel yaitu kekejian bagi orang
Mesir, seperti yang kita dapati (Kej. 43:32; 46:34). Sebagian
orang berpendapat bahwa ini merujuk pada kecenderungan
yang bobrok dan keji dari bangsa itu sejak dari semula.
Mereka bukan hanya yang paling lemah dan yang paling kecil
dari segala bangsa (Ul. 7:7), namun juga yang paling buruk dan
paling jahat dari semua bangsa. Bukan sebab jasa-jasamu
TUHAN, Allahmu, memberi kepadamu negeri yang baik itu.
Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk! (Ul. 9:6).
Dan Musa memberi tahu mereka dalam kitab itu (Ul. 9:24),
bahkan kamu menentang TUHAN, sejak aku mengenal kamu.
Mereka tidak dibersihkan, atau dibasuh, atau dibedungi de-
ngan lampin. Mereka sama sekali tidak penurut atau mudah
diatur, tidak pula bisa dibentuk menjadi baik. Allah meng-
ambil mereka sebagai umat-Nya, bukan sebab Ia melihat apa
saja dalam diri mereka yang menawan hati atau menjanjikan,
melainkan sebab itulah yang berkenan kepada-Nya. Dan itu
merupakan gambaran yang sangat tepat tentang keadaan yang
sengsara dari semua anak manusia secara kodrati. Kelahiran
kita begini: Waktu kita dilahirkan, kita diperanakkan dalam
kesalahan dan dikandung dalam dosa, pengertian kita menjadi
gelap, pikiran kita dijauhkan dari kehidupan Allah, dan ter-
cemar oleh dosa, yang menjadikan kita menjijikkan di mata
Allah. Maka janganlah heran, demikian kita diberi tahu, bahwa
kita harus dilahirkan kembali.
Kebaikan Allah terhadap Israel
(16:6-14)
6 Maka Aku lalu dari situ dan Kulihat engkau menendang-nendang dengan
kakimu sambil berlumuran darah dan Aku berkata kepadamu dalam keada-
an berlumuran darah itu: Engkau harus hidup 7 dan jadilah besar seperti
tumbuh-tumbuhan di ladang! Engkau menjadi besar dan sudah cukup
umur, bahkan sudah sampai pada masa mudamu. Maka buah dadamu
sudah montok, rambutmu sudah tumbuh, namun engkau dalam keadaan
telanjang bugil. 8 Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau, sungguh,
engkau sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kain-Ku
kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan per-
janjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu
engkau Aku punya. 9 Aku membasuh engkau dengan air untuk membersih-
kan darahmu dari padamu dan Aku mengurapi engkau dengan minyak.
10 Aku mengenakan pakaian berwarna-warna kepadamu dan memberi
engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan tutup kepala dari lenan
halus dan selendang dari sutera. 11 Dan Aku menghiasi engkau dengan per-
hiasan-perhiasan dan mengenakan gelang pada tanganmu dan kalung pada
lehermu. 12 Dan Aku mengenakan anting-anting pada hidungmu dan anting-
anting pada telingamu dan mahkota kemuliaan di atas kepalamu. 13 Dengan
demikian engkau menghias dirimu dengan emas dan perak, pakaianmu lenan
halus dan sutera dan kain berwarna-warna; makananmu ialah tepung yang
terbaik, madu dan minyak dan engkau menjadi sangat cantik, sehingga layak
menjadi ratu. 14 Dan namamu termasyhur di antara bangsa-bangsa sebab
kecantikanmu, sebab sangat sempurna adanya, oleh sebab semarak perhias-
an-Ku yang Kuberikan kepadamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
Kitab Yehezkiel 16:6-14
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati gambaran tentang perkara-per-
kara besar yang dilakukan Allah untuk bangsa Yahudi dalam meng-
angkat mereka secara perlahan-lahan untuk menjadi bangsa yang
sangat besar.
1. Allah menyelamatkan mereka dari ambang kehancuran pada wak-
tu di Mesir (ay. 6): “Maka Aku lalu dari situ dan Kulihat engkau
menendang-nendang dengan kakimu sambil berlumuran darah,
dibenci dan ditinggalkan, dan ditetapkan untuk mati, seperti
domba-domba sembelihan, lalu Aku berkata kepadamu: Engkau
harus hidup. Aku merancang engkau untuk hidup saat engkau
tampak ditentukan pada kehancuran, dan menetapkan hati un-
tuk menyelamatkan engkau dari maut.” Barang siapa yang Allah
perintahkan kehidupan kepadanya, ia pasti akan hidup. Allah
memandang dunia umat manusia sebagai terbuang seperti itu,
terusir seperti itu, tercemar seperti itu, bersimbah darah seperti
itu, dan Ia memikirkan pikiran-pikiran yang baik kepadanya, me-
rancangkan kepadanya hidup, dan hidup dalam segala kelimpah-
an. Melalui anugerah yang mempertobatkan, Ia berfirman kepada
jiwa, engkau harus hidup.
2. Ia memandang mereka dengan kebaikan dan kelembutan, tidak
hanya merasa iba terhadap mereka, namun juga hati-Nya terpikat
oleh mereka, yang tidak dapat dijelaskan, sebab tidak ada sesuatu
yang indah dalam diri mereka. namun Aku melihat engkau, dan,
sungguh, engkau sudah sampai pada masa cinta berahi (ay. 8, KJV:
“lihatlah, masamu yaitu masa cinta”). Kemurahan dan kasih
Allah Juruselamat kitalah yang mengutus Kristus untuk menebus
kita, yang mengutus Roh untuk menguduskan kita, yang
membawa kita keluar dari keadaan asali ke dalam keadaan yang
penuh anugerah. Sungguh itu merupakan masa cinta, cinta yang
istimewa, saat Allah menyatakan cinta-Nya kepada kita, dan
memikat cinta kita kepada-Nya. Dalam matanya saat itu aku
bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan (Kid. 8:10).
3. Ia membawa mereka ke dalam perlindungan-Nya: “Aku mengham-
parkan kain-Ku kepadamu, untuk menaungi engkau dari angin
dan cuaca, dan untuk menutupi auratmu, supaya ketelanjangan-
nya tidak terlihat.” Boas menghamparkan kainnya kepada Rut,
sebagai tanda perkenanan khusus yang dirancangnya untuk Rut
(Rut. 3:9, KJV). Allah mengambil mereka untuk dirawat-Nya,
seperti rajawali mendukung anak-anaknya di atas kepaknya (Ul.
32:11-12). saat Allah mengakui mereka sebagai umat-Nya, dan
mengutus Musa ke Mesir untuk membebaskan mereka, yang
merupakan ungkapan dari kehendak baik Dia yang diam dalam
semak duri, pada saat itulah Ia menghamparkan kain-Nya kepada
mereka.
4. Ia membersihkan mereka dari citra diri yang tercela yang terben-
tuk pada diri mereka oleh perbudakan di Mesir (ay. 9): “Aku mem-
basuh engkau dengan air, untuk membuatmu bersih, dan meng-
urapi engkau dengan minyak, untuk membuatmu harum dan
halus.” Semua aib perbudakan mereka disingkirkan saat mere-
ka dibawa, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, ke
dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. saat Allah ber-
firman, Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung, biarkanlah
umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku, firman itu,
yang didukung oleh begitu banyak perbuatan ajaib, membersih-
kan darah mereka sepenuhnya. Dan saat Allah memimpin
mereka di bawah iring-iringan tiang awan dan tiang api, Ia meng-
hamparkan kain-Nya kepada mereka.
5. Ia membuat mereka bertambah banyak dan membangun mereka
menjadi sebuah kaum. Hal ini disebutkan di sini (ay. 7) sebelum
Ia menghamparkan kain-Nya kepada mereka, sebab jumlah
mereka betambah-tambah sangat banyak sewaktu mereka masih
menjadi budak di Mesir. Mereka menjadi besar seperti tumbuh-
tumbuhan di ladang pada musim semi. Mereka bertambah banyak,
berlipat ganda dengan dahsyat (Kel. 1:7, 20). Buah dada mereka
sudah montok saat mereka dibentuk menjadi suku-suku tersen-
diri dan memiliki para mandor sendiri (Kel. 5:19). Rambut
mereka sudah tumbuh saat mereka bertambah banyak, sedang-
kan sebelumnya mereka telanjang dan bugil, sangat sedikit dan
sebab itu terhina.
6. Ia menerima mereka ke dalam perjanjian dengan diri-Nya. Lihat-
lah bagaimana bayi yang malang dan terlantar ini pada akhirnya
diangkat ke dalam pernikahan yang begitu mulia. Betapa marta-
batnya dijunjung tinggi, padahal pada awalnya hidupnya nyaris
diserahkan untuk dijadikan mangsa: Dengan sumpah Aku meng-
adakan perjanjian dengan engkau. Ini dilakukan di Gunung Sinai:
“saat perjanjian antara Allah dan Israel dimeteraikan dan
disahkan, pada saat itulah engkau Aku punya.” Allah menyebut
mereka umat-Nya, dan menyebut diri-Nya sendiri Allah Israel.
Kitab Yehezkiel 16:6-14
Perhatikanlah, orang-orang yang diberi kehidupan rohani oleh
Allah dibawa-Nya ke dalam perjanjian dengan diri-Nya. Melalui
perjanjian itu mereka menjadi rakyat dan hamba-hamba-Nya,
yang menyiratkan kewajiban mereka, menjadi bagian-Nya, harta
milik-Nya, yang menyiratkan hak istimewa mereka. Dan itu dite-
guhkan dengan sumpah, supaya kita beroleh dorongan yang kuat.
7. Ia mempercantik dan mendandani mereka. Gadis ini tidak bisa
lupa akan perhiasan-perhiasannya, dan ia dipuaskan dengan
kelimpahan perhiasan (ay. 10-13). Kita tidak perlu menerapkan
hal-hal ini secara terperinci. Lemarinya diperlengkapi dengan
pakaian-pakaian yang berharga. Ada pakaian yang berwarna-
warna untuk dipakai, sandal-sandal dari kulit lumba-lumba, tutup
kepala dari lenan halus, dan kerudung sutera, gelang-gelang dan
kalung-kalung, anting-anting pada hidung dan anting-anting pada
telinga, dan bahkan mahkota kemuliaan, atau hiasan kepala.
Mungkin ini merujuk pada perhiasan-perhiasan dan barang-
barang lain yang berharga yang mereka ambil dari orang-orang
Mesir, yang tidak ada salahnya dibicarakan dengan gembira
walaupun sudah lama terjadi, sebab seperti inilah rahmat yang
menyertai mereka saat dibebaskan. Rahmat seperti ini juga
telah dibicarakan jauh sebelumnya (Kej. 15:14). Mereka akan
keluar dengan membawa harta benda yang banyak. Atau itu
dapat dipahami secara kiasan untuk menandai semua berkat dari
sorga yang menghiasi jemaat maupun pemerintahan mereka.
Dalam waktu yang sebentar saja mereka sampai pada masa muda
mereka (ay. 7, KJV: mereka sudah memiliki perhiasan-perhiasan
yang sangat bagus). Hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan
yang diberikan Allah kepada mereka yaitu bagi mereka seperti
karangan bunga yang indah bagi kepala dan suatu kalung bagi
leher (Ams. 1:9). Tempat kudus Allah, yang didirikan-Nya di
antara mereka, yaitu mahkota kemuliaan di atas kepala mereka.
Tempat kudus itu yaitu hiasan kekudusan.
8. Ia memberi mereka makanan yang berlimpah, yang banyak, dan
yang lezat-lezat: Makananmu ialah tepung yang terbaik, madu dan
minyak, yaitu manna, makanan para malaikat, dan madu dari
bukit batu, dan minyak dari gunung batu yang keras. Di Kanaan
mereka benar-benar makan roti sampai kenyang, dari gandum
yang terbaik (Ul. 32:13-14). Orang-orang yang dibawa Allah ke
dalam perjanjian dengan diri-Nya akan diberi makan dengan roti
hidup, dipakaikan jubah kebenaran, dihiasi dengan anugerah-
anugerah dan penghiburan-penghiburan roh. Manusia batiniah
yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa.
9. Ia membuat mereka mendapat nama besar di antara tetangga-
tetangga mereka, dan membuat mereka menjadi bangsa luar
biasa, diterima oleh teman-teman dan sekutu-sekutu mereka dan
menakutkan bagi seteru-seteru mereka: Engkau layak menjadi
ratu (ay. 13, KJV: Engkau makmur dan menjadi sebuah kerajaan),
yang berbicara tentang martabat maupun kekuasaan. Dan, nama-
mu termasyhur di antara bangsa-bangsa sebab kecantikanmu (ay.
14). Bangsa-bangsa di sekitar mereka mengarahkan pandangan
kepada mereka, dan mengagumi mereka sebab hukum-hukum
yang unggul yang dengannya mereka diatur, dan hak istimewa
yang mereka miliki untuk datang kepada Allah (Ul. 4:7-8). Hikmat
Salomo dan Bait Suci Salomo menjadi kemasyhuran yang sangat
besar bagi bangsa itu. Dan, jika semua hak istimewa dari jemaat
dan kerajaan Yahudi digabung bersama, maka kita harus meng-
akui bahwa itu yaitu kecantikan yang paling sempurna di antara
semua bangsa di bumi. Kecantikannya sempurna. Coba sebut
saja hal apa yang menjadi kehormatan sebuah bangsa, tidak satu
pun yang tidak dapat ditemukan di Israel, pada masa Daud dan
Salomo, saat kerajaan itu sedang berada di puncak kesalehan,
pengetahuan, hikmat, keadilan, kemenangan, kedamaian, dan
kekayaannya, dan semuanya pasti akan berlanjut seandainya me-
reka tetap dekat dengan Allah. Sangat sempurna adanya, demi-
kianlah firman Tuhan ALLAH, oleh sebab semarak perhiasan-Ku
yang Kuberikan kepadamu, oleh sebab kecantikan dari kekudus-
an mereka, sebab mereka yaitu umat yang dikhususkan bagi
Allah, dan diabdikan kepada-Nya, untuk menjadi ternama, terpuji
dan terhormat bagi-Nya. Inilah yang memberi kemilau pada
semua kehormatan mereka yang lain, dan sungguh-sungguh
merupakan kesempurnaan dari kecantikan mereka. Kita dapat
menerapkan hal ini secara rohani. Jiwa-jiwa yang disucikan itu
sungguh-sungguh cantik. Mereka cantik dalam pandangan Allah,
dan mereka sendiri dapat mengambil penghiburan darinya. namun
Allah harus mendapatkan semua kemuliaan, sebab mereka secara
kodrati buruk dan tercemar, dan, kemolekan apa pun yang mere-
ka miliki, itu yaitu apa yang telah diberikan Allah kepada
Kitab Yehezkiel 16:15-34
mereka, dan yang dengannya Ia mempercantik mereka. Dan Ia
akan sangat berkenan dengan pekerjaan tangan-Nya sendiri.
Tindakan Israel yang Tidak Tahu Berterima Kasih;
Penyembahan Berhala Israel yang Memalukan
(16:15-34)
15 “namun engkau mengandalkan kecantikanmu dan engkau seumpama ber-
sundal dalam menganggarkan ketermasyhuranmu dan engkau mengham-
burkan persundalanmu kepada setiap orang yang lewat. 16 Engkau meng-
ambil dari pakaian-pakaianmu untuk membuat bukit-bukit pengorbananmu
berwarna-warni dan engkau bersundal di situ; seperti itu belum pernah
terjadi dan tidak akan ada lagi. 17 Engkau mengambil juga perhiasan-perhias-
anmu yang dibuat dari emas-Ku dan perak-Ku, yang Kuberikan kepadamu,
dan engkau membuat bagimu patung-patung lelaki dan engkau bersundal
dengan mereka. 18 Engkau mengambil dari pakaianmu yang berwarna-warni
untuk menutupi mereka dan engkau mempersembahkan kepada mereka
minyak-Ku dan ukupan-Ku. 19 Juga makanan-Ku yang Kuberikan kepadamu
– tepung yang terbaik, minyak dan madu Kuberikan makananmu – engkau
persembahkan kepada mereka menjadi persembahan yang harum, demikian-
lah firman Tuhan ALLAH. 20 Bahkan, engkau mengambil anak-anakmu lelaki
dan perempuan yang engkau lahirkan bagi-Ku dan mempersembahkannya
kepada mereka menjadi makanan mereka. Apakah persundalanmu ini masih
perkara enteng 21 bahwa engkau menyembelih anak-anak-Ku dan menyerah-
kannya kepada mereka dengan mempersembahkannya sebagai korban dalam
api? 22 Dalam segala perbuatan-perbuatanmu yang keji dan persundalanmu
itu engkau tidak teringat lagi kepada masa mudamu, waktu engkau telanjang
bugil sambil menendang-nendang dengan kakimu dalam lumuran darahmu.
23 Dan sesudah segala kejahatanmu itu – celaka, celakalah engkau! Demi-
kianlah firman Tuhan ALLAH – 24 engkau membangun bagimu tempat yang
tinggi dan membuat bagimu bukit pengorbanan di tiap-tiap tanah lapang.
25 Pada setiap persimpangan jalan engkau membangun bukit pengorbanan
dan menjual kecantikanmu menjadi kekejian dengan merenggangkan kedua
pahamu bagi setiap orang yang lewat, sehingga persundalanmu bertambah-
tambah. 26 Engkau bersundal dengan orang Mesir, tetanggamu, si aurat
besar itu, sehingga persundalanmu bertambah-tambah, yang menimbulkan
sakit hati-Ku. 27 Lihat, Aku telah melawan engkau dan telah mengurangi
bagianmu dan menyerahkan engkau kepada kesewenang-wenangan orang-
orang yang membenci engkau, yaitu perempuan-perempuan Filistin, yang
merasa malu melihat tingkah lakumu yang mesum itu. 28 Engkau bersundal
juga dengan orang Asyur, oleh sebab engkau belum merasa puas; ya, eng-
kau bersundal dengan mereka, namun masih belum merasa puas. 29 Engkau
memperbanyak lagi persundalanmu dengan negeri perdagangan Kasdim,
namun dengan itu juga engkau belum merasa puas. 30 Betapa besar hawa
nafsumu itu, demikianlah firman Tuhan ALLAH, engkau yang melakukan
segala-galanya ini, yaitu perbuatan seorang perempuan sundal jahanam,
31 yang membangun tempatmu yang tinggi pada setiap persimpangan jalan
dan membuat bukit pengorbananmu di tiap-tiap tanah lapang. namun engkau
tidak seperti sundal biasa, oleh sebab engkau menolak upah sundal. 32 Hai
isteri yang berzinah, yang memeluk orang-orang lain ganti suaminya sendiri.
33 Kepada semua perempuan sundal orang memberi upah, namun engkau
sebaliknya, engkau yang memberi hadiah umpan kepada semua yang men-
cintai engkau sebagai bujukan, supaya mereka dari sekitarmu datang
kepadamu untuk bersundal. 34 Maka dalam persundalanmu engkau yaitu
kebalikan dari perempuan-perempuan yang lain; bukan orang yang mengejar
engkau hendak bersundal; namun engkau yang memberi upah persundalan,
sedang engkau tidak diberi apa-apa; itulah kebalikannya padamu.
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati gambaran tentang kefasikan luar
biasa yang diperbuat bangsa Israel, terutama dalam menyembah
berhala-berhala, kendati dengan perkenanan-perkenanan besar yang
telah diberikan Allah kepada mereka, yang olehnya, orang akan
berpikir, mereka seharusnya melekat kepada-Nya untuk selama-
lamaya. Kefasikan mereka ini di sini digambarkan melalui pergaulan
yang cabul dan memalukan dari gadis cantik yang diselamatkan dari
kebinasaan itu, yang dibesarkan dan dipelihara dengan baik oleh
seorang teman dan pengayom yang baik hati, yang dalam segala hal
sudah menjadi seperti ayah dan suami baginya. Penyembahan ber-
hala mereka yaitu dosa yang sangat menyulut murka yang atasnya
mereka bersalah. Penyembahan berhala itu dimulai pada akhir masa
pemerintahan Salomo (sebab dari masa Samuel sampai pada masa
berhala ini seingat saya kita tidak membaca apa pun tentang per-
buat