Yehezkiel 9


  menurut ber-

hala-berhalanya yang banyak itu, yaitu,  

1. Menurut keinginan berhala-berhala mereka. Allah akan me-

nyerahkan mereka ke dalam kedegilan hatinya, dan membiar-

kan mereka menjadi sejahat yang mereka inginkan, sampai 

mereka menggenapi ukuran kesalahan mereka. Kecemaran ma-

nusia berasal dari berhala-berhala dalam hatinya, dan mereka 

sendiri yang menempatkan berhala-berhala itu. Pencobaan 

manusia merupakan batu sandungan yang menjatuhkan 

mereka ke dalam kesalahan, dan mereka sendiri yang mena-

ruh batu sandungan itu, maka Allah akan menjawab mereka 

seturut dengan itu. Biarlah mereka mengambil jalan mereka.  

2. Menurut penyesatan berhala-berhala mereka. Mereka akan 

mendapat jawaban yang pantas diterima oleh para penyembah 

berhala. Allah akan menghukum mereka lazimnya Dia meng-

hukum para penyembah berhala, yaitu, saat mereka sangat 

membutuhkan pertolongan-Nya, Dia akan mengirim mereka 

kepada para allah yang telah mereka pilih (Hak. 10:13-14). 

Perhatikanlah, penghakiman Allah akan berlaku atas manusia 

menurut keadaan mereka sebenarnya (yaitu, menurut hati 

mereka sebenarnya), bukan menurut apa yang mereka tunjuk-

kan atau nyatakan. Dan, apakah akhir dari semua ini? Apa-

kah tujuan dari jawaban yang mengancam ini? Dia memberi 

tahu mereka (ay. 5): supaya  Aku memikat hati kaum Israel, 

menyingkapkannya pada dunia, agar mereka merasa malu. 

Bahkan, membuka hatinya pada kutuk, agar mereka hancur. 

Perhatikanlah, dosa dan aib serta nyeri dan kehancuran orang 

berdosa semua berasal dari diri mereka sendiri, hati mereka 

yaitu  jerat yang memerangkap mereka. Hati mereka merayu 

mereka dan mengkhianati mereka. Hati nurani mereka bersak-

si melawan mereka, menuduh mereka, dan menjadi kengerian 

bagi mereka. Jika Allah menangkap mereka, jika Dia menying-

kapkan mereka, jika Dia menegur mereka, jika Dia menimpa-

kan penghakiman-Nya pada mereka, semuanya melalui hati 

mereka sendiri. Hai Israel, engkau membinasakan dirimu sen-

diri (KJV). Kaum Israel dihancurkan oleh tangannya sendiri, 

sebab  seluruhnya sudah menyimpang dari pada-Ku dengan 

mengikuti segala berhala-berhala mereka. Perhatikanlah,  

(1) Kehancuran orang berdosa terjadi sebab  menyimpangnya 

mereka dari Allah.  

(2) Berhala atau perkara lainlah yang membuat hati manusia 

menyimpang dari Allah. Suatu makhluk ciptaan telah 

mengambil tempat dan kekuasaan dalam hati mereka yang 

seharusnya yaitu  milik Allah.  

IV. Cakupan jawaban yang diberikan Allah kepada mereka, yaitu 

seluruh kaum Israel (ay. 7-8). Perkataan yang sama diulangi, yang 

menggambarkan kemarahan Allah yang adil terhadap orang-orang 

munafik, yang mengolok-olok Dia dengan berlagak saleh dengan 

rupa-rupa ibadah lahiriah, padahal hati mereka menyimpang 

dari-Nya dan bermusuhan dengan-Nya. Amatilah, 

1. Kepada siapa pernyataan ini ditujukan. Bukan hanya kepada 

setiap orang dari kaum Israel seperti sebelumnya (ay. 4), namun  

Kitab Yehezkiel 14:1-11 

juga orang-orang asing yang tinggal di tengah-tengah Israel. 

Janganlah ada yang mengira dapat berdalih dalam penyem-

bahan berhalanya bahwa ia hanyalah orang asing dan pen-

datang di Israel, dan hanyalah menyembah allah-allah yang 

dilayani ayahnya, bahwa sudah begitulah ia dibesarkan untuk 

beribadah kepada mereka. Tidak, janganlah ia mengharapkan 

keuntungan apa pun dari Firman dan nabi-nabi orang Israel 

jika ia tidak mau meninggalkan penyembahan berhalanya 

sama sekali. Perhatikanlah, petobat dari bangsa bukan Israel 

pun tidak akan mendapat perkenanan jika ia tidak tulus: 

pertobatan yang pura-pura bukanlah pertobatan.  

2. Penjelasan yang diberikan di sini mengenai orang-orang muna-

fik: Mereka menyimpang dari pada Allah sebab  persekutuan 

mereka dengan berhala-berhala. Mereka memutuskan hu-

bungan mereka dengan Allah dan tidak tertarik lagi kepada-

Nya. Mereka menghancurkan persahabatan dan persekutuan 

mereka dengan Allah, dan menjauhkan diri dari-Nya. Perhati-

kanlah, orang-orang yang menggabungkan diri dengan ber-

hala-berhala, memisahkan diri dari Allah. Tidak ada orang 

yang selamanya akan terpisah dari memandang dan menik-

mati Allah, kecuali ia sekarang memisahkan diri sendiri dari 

beribadah kepada-Nya dan dengan sengaja mengundurkan diri 

dari janji setia kepada-Nya. Namun, masih saja ada orang-

orang yang telah menjauhkan diri seperti itu dari Allah, namun  

tetap mau datang kepada nabi-nabi dengan berpura-pura 

menghormati dan menghargai tugas kenabian nabi-nabi itu, 

untuk meminta petunjuk dari pada Allah baginya, hanya untuk 

memuaskan rasa ingin tahu yang sia-sia, untuk membungkam 

hati nurani mereka yang menuntut, atau untuk mencari atau 

menjaga muka di antara manusia, namun  tanpa kerinduan 

untuk mengenal Allah ataupun ingin supaya  dipimpin oleh-

Nya.  

3. Malapetaka orang-orang yang bermain-main dengan Allah dan 

mengira dapat mengambil keuntungan dari-Nya: “Aku, TUHAN 

sendiri akan menjawab dia. Biarlah Aku sendiri yang berurus-

an dengannya. Aku akan memberi dia jawaban yang sangat 

membingungkannya, yang akan membuatnya bertobat dari 

kefasikannya yang lancang.” Ia akan mendapat jawaban-Nya, 

bukan melalui perkataan sang nabi, melainkan melalui ber-

bagai penghakiman Allah. Aku sendiri akan menentang orang 

itu, yang menggambarkan kemarahan yang besar terhadapnya 

dan tekad yang kuat untuk menghancurkannya. Allah dapat 

menundukkan orang berdosa yang sama sekali tidak mau ber-

tobat. Orang munafik mengira dapat menjaga nama baiknya, 

bahkan, mendapat tepukan tangan, namun  sebaliknya, Allah 

akan membuat dia menjadi lambang dan kiasan, akan menim-

pakan penghakiman yang sedemikian rupa sampai dia menjadi 

kedahsyatan dan celaan di mata semua orang di sekitarnya. 

Penderitaannya akan digunakan untuk mengungkapkan pen-

deritaan terbesar, yaitu penderitaan yang dialami orang paling 

berdosa saat  dibuat senasib dengan orang-orang munafik 

(Mat. 24:51). Allah akan membuatnya menjadi contoh. Pengha-

kiman Allah atasnya akan menjadi peringatan bagi yang lain 

untuk berhati-hati agar tidak mengolok-olok Allah: sebab  

demikianlah akan dilakukan kepada orang yang menyimpang 

dari pada Allah, namun berpura-pura meminta petunjuk dari 

pada-Ku baginya. Orang munafik mengira dapat lolos sebagai 

salah satu umat Allah, dan bersama-sama mereka masuk ke 

dalam sorga. Namun, Allah akan melenyapkan dia dari tengah-

tengah bangsanya, akan menyingkapkan dia, dan mencabut 

dia dari kepadatan kumpulan mereka. Dan dengan begini, 

Allah berkata, kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. 

Dengan disingkapkannya orang-orang munafik, akan tampak 

bahwa Allah itu mahatahu: hamba-hamba Tuhan tidak tahu 

apakah umat tergugah saat  mereka datang mendengarkan 

Firman, namun  Allah tahu. Dan dengan menghukum orang-

orang munafik, akan tampak bahwa Dia itu Allah yang 

cemburu, dan Allah yang tidak bisa dan tidak mau diperdaya. 

V. Malapetaka para pemberi nubuat palsu yang memberi dukungan 

pada orang-orang saleh palsu (ay. 9-10). Para peminta petunjuk 

munafik ini, meskipun Yehezkiel tidak akan memberi mereka 

jawaban yang menenangkan hati, tetap berharap dapat bertemu 

dengan nabi-nabi lain yang mau. Jika mereka bertemu dengan 

nabi-nabi itu, sebab  memang ada kemungkinan begitu, biarlah 

mereka mengetahui bahwa Allah membiarkan nabi-nabi pendusta 

itu untuk menipu mereka, sebagai bagian dari penghakiman-Nya 

untuk mereka: “Jika nabi yang membuai mereka itu membiarkan 

Kitab Yehezkiel 14:1-11  

dirinya tergoda, dan memberi mereka harapan yang tidak ber-

dasar, Aku, TUHAN yang menggoda nabi itu, membiarkan godaan 

itu ditempatkan di hadapannya, dan membiarkan dia menyerah 

terhadap godaan itu, dan dikalahkan oleh godaan itu, untuk 

mengeraskan hati orang-orang yang dalam jalan-jalannya yang 

jahat bertekad untuk terus berada dalam kejahatannya.” Kita 

yakin bahwa Allah bukanlah pencipta dosa, namun  kita percaya 

bahwa Dia yaitu  Tuhan atas segalanya dan Hakim atas orang-

orang berdosa. Dia sering kali menggunakan seorang yang jahat 

untuk menghancurkan orang jahat lain, dan juga memakai 

seorang yang jahat untuk menipu orang jahat lainnya. Dalam 

kedua perkara ini, dosa ada di dalam orang yang melakukannya, 

jadi bukan berasal dari Allah. Namun, keduanya yaitu  penghu-

kuman bagi mereka yang dijahati itu, dan dengan begitu pengha-

kiman itu memang berasal dari Allah. Contoh yang jelas mengenai 

hal ini dapat dilihat pada cerita nabi-nabi Ahab, yang diperdaya 

oleh roh dusta, yang ditaruh Allah ke dalam mulut mereka (1Raj. 

22:23). Contoh lainnya dapat dilihat pada mereka yang diserah-

kan Allah pada kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mere-

ka percaya akan dusta, sebab  mereka tidak menerima dan 

mengasihi kebenaran (2Tes. 2:10-11). namun  , bacalah nasib 

mengerikan nabi dusta itu: Aku akan mengacungkan tangan-Ku 

melawan dia dan memunahkannya. saat  Allah telah mencapai 

tujuan-Nya yang benar melalui nabi dusta itu, Dia akan mengada-

kan perhitungan dengan nabi itu atas tujuannya yang tidak 

benar. Seperti saat  Allah mempergunakan orang Kasdim untuk 

menghabisi bangsa yang berdosa, Dia dengan adil menghukum 

orang-orang Kasdim itu atas amarah mereka. Begitu juga, sesu-

dah Dia selesai mempergunakan nabi-nabi palsu, dan sesudah  itu 

mesias-mesias palsu, untuk menipu suatu bangsa yang berdosa, 

maka Dia akan menghukum mereka dengan adil atas kepalsuan 

mereka. namun  , di sini kita harus mengakui (seperti Calvin di 

sini mengingatkan kita) bahwa hukum Allah bagaikan samudera 

raya yang hebat, bahwa kita bukanlah hakim yang cakap untuk 

menilainya, dan bahwa, sekalipun kita tidak dapat mengerti ke-

adilan cara-cara Allah dalam mendiamkan dan membungkam 

setiap pendebat, namun  akan datang harinya saat Dia dibenarkan 

di hadapan seluruh dunia, dan khususnya dalam perkara ini, 

saat hukuman nabi yang membuai orang-orang munafik dalam 

jalannya yang jahat akan sama dengan hukuman orang munafik 

yang meminta petunjuk kepadanya dan hanya mencari hal-hal 

yang manis saja, (Yes. 30:10). Lubang yang sama tersedia bagi si 

pemimpin buta dan para pengikutnya yang sama-sama buta. 

VI. Nasihat bijaksana yang diberikan kepada mereka untuk menghin-

dari malapetaka yang mengerikan ini (ay. 6): “Oleh sebab  itu, berto-

batlah dan berpalinglah dari berhala-berhalamu. Biarlah hal ini 

memisahkanmu dengan berhala-berhala itu, supaya  dengan begitu 

berhala-berhala itu memisahkanmu dengan Allah. sebab  berhala-

berhala itu membuat Allah menujukan muka-Nya menentang 

engkau, maka engkau harus memalingkan mukamu dari berhala-

berhala itu,” yang artinya, bukan hanya meninggalkan berhala-ber-

hala itu, namun  mencampakkannya dengan rasa benci dan jijik: 

“Berpalinglah dari berhala-berhala itu seperti dari kejijikan yang 

memuakkanmu. Baru kemudian engkau akan diterima saat  me-

minta petunjuk Allah. Marilah, baiklah kita berperkara!”  

VII. Kebaikan yang akan timbul dari semua ini bagi kaum Israel. De-

ngan demikian, nabi-nabi palsu, dan orang-orang kudus palsu, 

akan sama-sama binasa sebab  penghakiman Allah, sehingga 

dengan adanya sebagian orang menjadi contoh, maka seluruh 

bangsa itu dapat diperbarui, supaya  kaum Israel jangan lagi 

sesat dari pada-Ku (ay. 11). Perhatikanlah, hukuman beberapa 

orang dirancangkan untuk mencegah dosa, agar yang lain 

mendengarnya, dan menjadi takut, serta belajar dari peringatan 

itu. saat  kita melihat apa yang terjadi pada orang-orang yang 

menyimpang dari Allah, kita akan terdorong untuk tetap dekat 

dengan-Nya. Jika kaum Israel tidak sesat, mereka tidak akan lagi 

menajiskan dirinya. Perhatikanlah, dosa yaitu  sesuatu yang 

menajiskan. Dosa membuat orang berdosa tampak menjijikkan 

di mata Allah yang murni dan kudus, dan juga di mata si 

pendosa itu sendiri, saat  hati nuraninya disadarkan. Oleh 

sebab itu, mereka tidak akan lagi menajiskan dirinya, dengan 

demikian mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi 

Allah mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang dibawa Allah 

masuk ke dalam perjanjian dengan-Nya harus dibersihkan 

dahulu dari kenajisan dosa. Dan orang-orang yang sudah 

dibersihkan sedemikian bukan hanya akan diselamatkan dari 

Kitab Yehezkiel 14:12-23  

kehancuran, namun  juga berhak atas semua hak istimewa umat 

Allah. 

Penghancuran Bangsa Itu Ditetapkan;  

Berbagai Penghakiman Ilahi;  

Suatu Sisa Diluputkan 

(14:12-23) 

12  Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku: 13 “Hai anak manusia, 

kalau sesuatu negeri berdosa kepada-Ku dengan berobah setia dan Aku 

mengacungkan tangan-Ku melawannya dengan memusnahkan persediaan 

makanannya dan mendatangkan kelaparan atasnya dan melenyapkan dari 

negeri itu manusia dan binatang, 14 biarpun di tengah-tengahnya berada 

ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan 

hanya nyawanya sendiri sebab  kebenaran mereka, demikianlah firman 

Tuhan ALLAH. 15 Atau jikalau Aku membuat binatang buas berkeliaran di 

negeri itu, yang memunahkan penduduknya, sehingga negeri itu menjadi 

sunyi sepi, dan tidak seorangpun berani melintasinya sebab  binatang buas 

itu, 16 dan biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang tadi, demi Aku 

yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, mereka tidak akan menye-

lamatkan baik anak-anak lelaki maupun anak-anak perempuan; hanya 

mereka sendiri akan diselamatkan, namun  negeri itu akan menjadi sunyi sepi. 

17 Atau jikalau Aku membawa pedang atas negeri itu dan Aku berfirman: Hai 

pedang, jelajahilah negeri itu!, dan Aku melenyapkan dari negeri itu manusia 

dan binatang,  18  dan biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang tadi, 

demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, mereka tidak akan 

menyelamatkan baik anak-anak lelaki maupun anak-anak perempuan, namun  

hanya mereka sendiri akan diselamatkan. 19 Atau jikalau Aku mendatangkan 

sampar atas negeri itu dan Aku mencurahkan amarah-Ku atasnya sehingga 

darah mengalir dengan melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang,  

20  dan biarpun Nuh, Daniel dan Ayub berada di tengah-tengahnya, demi Aku 

yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, mereka tidak akan menye-

lamatkan baik anak laki-laki maupun anak perempuan, melainkan mereka 

akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri sebab  kebenaran mereka.   

21  Ya, beginilah firman Tuhan ALLAH: Jauh lebih dari itu, kalau Aku menda-

tangkan keempat hukuman-Ku yang berat-berat, yaitu pedang, kelaparan, 

binatang buas dan sampar, atas Yerusalem untuk melenyapkan dari padanya 

manusia dan binatang!  22  namun  sungguh, akan tertinggal di sana orang 

yang terluput, yang mengiring ke luar anak-anak lelaki dan perempuan; 

lihat, mereka akan datang kepadamu dan kamu akan melihat tingkah laku 

mereka dan kamu akan merasa terhibur tentang malapetaka yang Kudatang-

kan atas Yerusalem, ya tentang segala-galanya yang Kudatangkan atasnya.  

23  Mereka akan menghibur kamu, kalau kamu melihat tingkah lakunya, dan 

kamu akan mengetahui bahwa bukan tanpa alasan Kuperbuat segala sesua-

tu yang Kuperbuat atas Yerusalem, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” 

Ayat-ayat di atas bertujuan untuk menunjukkan,  

I.  Bahwa dosa bangsa menyebabkan penghakiman bangsa. Saat 

kebajikan runtuh dan ditinggalkan, semua yang lain juga akan 

segera runtuh dan ditinggalkan (ay. 13): Kalau sesuatu negeri ber-

dosa kepada-Ku, kalau kecemaran dan kejahatan mewabah, kalau 

sesuatu negeri berdosa kepada-Ku dengan berobah setia, kalau 

orang berdosa menjadi sangat banyak, dan dosa mereka menjadi 

sangat jahat, kalau kefasikan dan kebejatan merajalela di mana-

mana, maka Aku mengacungkan tangan-Ku melawannya, sebagai 

hukuman atas semua itu. Kuasa ilahi-Nya akan dinyatakan 

dengan penuh kekuatan dan terang-terangan. Penghakiman-Nya 

akan diteruskan dan direntangkan sampai ke ujung-ujung negeri, 

ke semua perkara yang penting dan berpengaruh dalam negeri 

itu. Dosa yang amat besar menyebabkan tulah yang amat besar.  

II. Bahwa Allah memiliki berbagai hukuman berat untuk menghu-

kum bangsa-bangsa yang berdosa, dan hukuman-hukuman itu 

ada dalam kendali-Nya dan ditimpakan-Nya pada bangsa mana 

pun seturut kehendak-Nya. Allah memang memberi Daud pilihan 

dengan penghakiman apa dia ingin dihukum untuk dosanya 

menghitung jumlah rakyat, sebab  setiap hukuman akan men-

capai tujuan akhir yang sama, yaitu mengurangi jumlah rakyat 

yang Daud bangga-banggakan. Namun, Daud malah mengembali-

kan keputusan kepada Allah: “Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam 

tangan TUHAN. Biarlah Dia yang memilih dengan tongkat apa kita 

akan dipukul.” namun  , Allah menggunakan berbagai hukum-

an agar tampak bahwa Dia berkuasa atas segalanya, dan agar 

dalam segala hal dalam hidup kita, kita dapat melihat ketergan-

tungan kita kepada-Nya. Empat hukuman yang berat-berat diurai-

kan di sini: 

1. Kelaparan (ay. 13). Pengabaian dan penahanan rahmat sehari-

hari saja sudah merupakan hukuman yang cukup berat, tidak 

perlu hukuman lain lagi untuk membuat suatu bangsa seng-

sara. Allah tidak perlu mengacungkan tongkat penindasan, 

hanya dengan memusnahkan persediaan makanan dan ter-

capai sudah tujuan-Nya. Dia melenyapkan manusia dan bina-

tang dengan melenyapkan persediaan yang dihasilkan alam 

untuk keduanya melalui hasil-hasil bumi sehari-hari dalam 

setahun. Allah juga sedang memusnahkan persediaan makan-

an saat , meskipun kita memiliki makanan, namun kita tidak 

dikenyangkan dan dikuatkan oleh makanan itu. Kamu makan, 

namun  tidak sampai kenyang (Hag. 1:6). 

Kitab Yehezkiel 14:12-23  

2.  Binatang buas, yang menjijikkan dan membahayakan, baik 

binatang yang beracun ataupun kelaparan. Allah dapat mem-

buat binatang-binatang buas ini berkeliaran di negeri (ay. 15), 

bertambah banyak di wilayah-wilayahnya, dan memunahkan 

negeri, bukan hanya memunahkan hewan ternak, namun  juga 

penduduknya, memangsa pria, wanita, dan anak-anak, se-

hingga tidak seorangpun berani melintasinya sebab  binatang 

buas itu. Tidak ada orang yang berani melintasinya, bahkan di 

jalan-jalan raya, sebab  takut akan dicabik-cabik oleh singa, 

atau binatang pemangsa lain, seperti yang terjadi pada anak-

anak Betel yang dimangsa oleh dua beruang. Perhatikanlah, 

saat manusia ingkar dari janji setianya kepada Allah, dan 

memberontak terhadap-Nya, adillah Allah jika Dia membuat 

makhluk yang lebih rendah memberontak terhadap manusia 

(Im. 26:22).  

3.  Perang. Allah sering kali menyesah bangsa-bangsa yang ber-

dosa dengan mengirim pedang atas bangsa-bangsa itu, yaitu 

pedang bangsa asing musuh mereka. Allahlah yang memberi 

tugas dan perintah pada pedang itu hukuman apa yang harus 

dilakukannya (ay. 17): Dia berkata, Hai pedang, jelajahilah 

negeri itu! Sudah cukup mengerikan jika pedang itu memasuki 

perbatasan suatu negeri, namun  jauh lebih mengerikan jika 

pedang itu menjelajah sampai ke tengah-tengah negeri. De-

ngan pedang itu, Allah melenyapkan manusia dan binatang, 

kuda dan pejalan kaki. Penghukuman yang dilakukan pedang 

itu yaitu  perbuatan Allah dengan menggunakan pedang itu, 

sebab  pedang itu yaitu  pedang-Nya, dan bertindak sesuai 

dengan perintah-Nya.  

4.  Sampar (ay. 19), penyakit yang mengerikan, yang sering kali 

memunahkan penduduk kota-kota. Dengan penyakit ini, Allah 

mencurahkan amarah-Nya sehingga darah mengalir (artinya, 

terjadi kematian). Sampar membunuh sama dahsyatnya seper-

ti jika darah tertumpah sebab  pedang, sebab  orang diracuni 

oleh penyakit itu, yang kita sebut penyakit sampar. Lihatlah 

betapa menyedihkannya nasib umat manusia, yang tergeletak 

dan dihadapkan pada kematian dalam berbagai bentuk. Lihat-

lah betapa berbahayanya nasib orang berdosa, yang ditentang 

Allah dengan begitu banyak cara, sehingga, jika mereka ber-

hasil lolos dari satu hukuman, Allah sudah menyiapkan hu-

kuman lain yang menanti mereka. 

III. Bahwa saat  bangsa yang mengakui Allah berpaling dari-Nya, 

dan memberontak terhadap-Nya, maka bersiap-siap sajalah mere-

ka menunggu datangnya berbagai hukuman atas mereka. Allah 

memiliki berbagai cara untuk menentang bangsa yang berdosa. 

namun  , jika Yerusalem, kota yang kudus itu, sampai menjadi 

sundal, Allah akan mengirimkan padanya keempat hukuman-Nya 

yang berat-berat (ay. 21). Sebab, semakin dekat suatu bangsa 

dengan Allah, yaitu yang disebut ada kaitan dengan Allah dan 

yang mengakui Dia sebagai Allah mereka, maka semakin berat 

Allah akan membuat perhitungan dengan mereka, jika mereka 

menghina nama yang mulia itu, yang dikaitkan pada diri mereka, 

dan berbohong dengan pengakuan iman mereka. Mereka akan 

dihukum tujuh kali lipat. 

IV. Bahwa mungkin ada, dan biasanya memang ada, beberapa orang 

yang sangat saleh, bahkan di tempat-tempat yang sebab  dosa 

siap dituai untuk kehancuran. Bukanlah dugaan yang aneh jika, 

bahkan di negeri yang sudah berobah setia, ada tiga orang seperti 

Nuh, Daniel, dan Ayub. Daniel masih hidup saat kejadian dengan 

Yehezkiel ini, dan pada waktu itu masih belum mencapai puncak 

kejayaannya, namun  ia sudah terkenal (paling tidak Firman Allah 

mengenai dirinya ini pasti akan membuatnya terkenal). Namun, ia 

dibawa ke pembuangan bersama kelompok yang pertama pergi 

(Dan. 1:6). Sebagian orang kalangan atas di Yerusalem mungkin 

berpikir bahwa, kalau saja Daniel (yang kemasyhurannya di 

kerajaan Babel telah banyak mereka dengar) tetap tinggal di Yeru-

salem, Yerusalem pasti sudah diluputkan demi Daniel, seperti 

diluputkannya orang-orang berilmu di Babel. “Tidak,” kata Allah, 

“sekalipun kamu memiliki Daniel, yang luar biasa benar di 

tengah-tengah waktu dan tempat yang jahat, seperti Nuh di dunia 

purba dan Ayub di tanah Us, namun penangguhan hukuman 

tidak akan diberikan.” Di tempat-tempat yang paling jahat, dan di 

masa-masa yang paling bobrok, ada tinggal suatu sisa yang Allah 

pisahkan dan pelihara bagi diri-Nya, dan yang masih bertekun 

dalam kesalehan mereka dan berdiri tegak untuk kehormatan 

Kitab Yehezkiel 14:12-23 

menduduki negeri, seperti yang diperintahkan kepada orang-orang 

tidak bersalah (Ayb. 22:30). 

V. Bahwa Allah sering kali meluputkan tempat-tempat yang sangat 

jahat demi sedikit orang saleh di dalamnya. Tersirat di sini bahwa 

inilah yang menjadi pengharapan sahabat-sahabat Yerusalem 

pada hari kesesakannya: “Pastilah Allah akan menghentikan per-

lawanan-Nya dengan kita. Sebab, bukankah ada beberapa orang 

di antara kita yang mengosongkan takaran kesalahan bangsa 

dengan doa-doa mereka, sementara yang lain memenuhinya 

dengan dosa-dosa mereka? Lagipula, daripada Allah melenyapkan 

orang benar bersama-sama dengan orang fasik, bukankah Dia 

akan meluputkan orang fasik bersama-sama dengan orang benar. 

Jika Sodom pasti sudah diselamatkan jika ada sepuluh orang 

benar, pastilah Yerusalem dapat diselamatkan.” 

VI. Bahwa jika ada yang dapat membalikkan murka Allah dari bangsa 

yang berdosa, maka orang-orang seperti Nuh, Daniel, dan Ayub 

akan dapat melakukannya. Nuh yaitu  seorang yang tidak ber-

cela, dan menjaga ketulusan hatinya saat  semua manusia men-

jalankan hidup yang rusak. Dan demi Nuh, keluarganya disela-

matkan dalam bahtera, meskipun salah seorang di antaranya 

jahat (Ham). Ayub yaitu  teladan yang sangat baik untuk kesa-

lehan dan keperkasaan dalam doa untuk anak-anaknya, dan 

untuk sahabat-sahabatnya. Bahkan, Allah melepaskan ikatan-

Nya saat  Ayub berdoa. Mereka yaitu  teladan dari zaman 

purbakala, sebelum Musa, sang pengantara besar itu. Dan sebab  

itu Allah menyebutkan mereka, untuk mengisyaratkan bahwa ada 

orang-orang yang sangat dikenan-Nya jauh sebelum bangsa 

Yahudi dibentuk dan diciptakan, dan akan tetap ada orang-orang 

seperti itu saat bangsa itu dihancurkan. Untuk alasan inilah, 

tampaknya, nama-nama itu digunakan, dan bukan Musa, Harun, 

atau Samuel. Namun, agar tidak ada yang berpikir bahwa Allah 

pilih kasih dalam penghargaan-Nya terhadap zaman purbakala, 

maka di sini, satu teladan dari masa sekarang, yang masih hidup, 

ditempatkan di antara kedua orang yang menjadi kemuliaan masa 

lampau itu, dan dia sekarang menjadi seorang buangan, dan dia 

yaitu  Daniel. Hal ini mengajar kita untuk tidak meremehkan 

orang benar yang ada di masa kita sendiri dengan terlalu mem-

besar-besarkan masa lampau. Biarlah orang-orang dalam pem-

buangan mengetahui bahwa Daniel, sesama mereka, dan sekutu 

dalam kesusahan mereka, seorang yang sangat rendah hati, saleh, 

dan giat untuk Allah, yang selalu siap dan terus berdoa, men-

dapat perkenanan di sorga seperti yang dimiliki Nuh dan Ayub. 

Mengapa sekarang Allah tidak lagi membangkitkan orang-orang 

yang sama besar dan benarnya seperti yang Dia lakukan dahulu, 

dan berbuat sama banyaknya seperti yang dilakukannya untuk 

mereka? 

VII. Bahwa saat  dosa suatu bangsa sudah mencapai puncaknya, 

dan putusan sudah dikeluarkan untuk kehancuran bangsa itu, 

kesalehan dan doa orang-orang paling benar sekalipun tidak 

akan bisa menyelesaikan perkara itu. Dalam ayat-ayat ini dite-

gaskan lagi dan lagi, bahwa, biarpun di tengah-tengah Yerusalem 

berada ketiga orang tadi pada waktu itu, mereka tidak akan 

menyelamatkan baik anak-anak lelaki maupun anak-anak 

perempuan. Tidak akan ada anak-anak yang diselamatkan demi 

orang-orang benar itu, seperti yang terjadi pada anak-anak 

bangsa Israel oleh sebab  doa Musa (Bil. 14:31). Tidak, negeri itu 

akan menjadi sunyi sepi, dan Allah tidak akan mendengar doa-

doa mereka untuk negeri itu, sekalipun Musa dan Samuel berdiri 

di hadapan-Nya (Yer. 15:1). Perhatikanlah, kesabaran yang di-

salahgunakan akhirnya akan berubah menjadi murka yang tidak 

terpadamkan. Dan tampaknya murka Allah lebih tidak terpa-

damkan dalam perkara Yerusalem daripada perkara-perkara lain 

(ay. 6), sebab, selain kesabaran ilahi, mereka telah menikmati 

lebih banyak hak-hak istimewa dibandingkan bangsa mana pun 

juga, dan inilah yang memperhebat dosa mereka. 

VIII. Bahwa, meskipun orang-orang saleh yang berdoa tidak dapat 

menyelamatkan yang lain, namun mereka akan menyelamatkan 

nyawanya sendiri sebab  kebenaran mereka, sehingga, sekali-

pun mereka bisa saja menderita dalam malapetaka yang sama-

sama menimpa semua orang, namun sifat malapetaka itu di-

ubah bagi mereka. Apa yang mereka rasakan tidak seperti yang 

dirasakan orang fasik. Malapetaka itu tidak menekan, dan tidak 

menyakiti mereka. Malapetaka itu disucikan, dan malah mem-

bawa kebaikan bagi mereka. Adakalanya nyawa mereka (hidup 

Kitab Yehezkiel 14:12-23  

mereka) diselamatkan dengan cara yang ajaib, dan diberikan 

kepada mereka sebagai jarahan. Setidaknya, nyawa mereka 

(kerinduan mereka untuk hal-hal rohani) terjaga aman. Jika 

tubuh mereka tidak diselamatkan, jiwa mereka pasti diselamat-

kan. Pada hari kemurkaan harta memang tidak berguna, namun  

kebenaran melepaskan orang dari maut, dari maut yang sangat 

dahsyat, dari sangat banyak maut, seperti yang diancamkan di 

sini. Hal ini seharusnya mendorong kita untuk menjaga ketulus-

an dan kelurusan hati kita saat kemurtadan ada di mana-mana, 

sehingga, jika kita berbuat demikian, kita akan terlindung pada 

hari kemurkaan TUHAN. 

IX. Bahwa, saat Allah mendatangkan pemusnahan terbesar sekalipun 

melalui penghakiman-Nya, Dia memisahkan dan memelihara 

sebagian orang sebagai tugu peringatan akan belas kasihan-Nya 

(ay. 22-23). Di Yerusalem sendiri, meskipun sudah ditandai untuk 

dihancurkan habis, masih akan tertinggal di sana orang yang 

terluput, yang tidak akan dilenyapkan oleh setiap penghakiman 

berat yang disebutkan sebelumnya, namun  akan dibawa ke pem-

buangan, yaitu anak-anak lelaki dan perempuan, yang akan 

menjadi benih untuk suatu generasi yang baru. Anak-anak, yang 

belum sampai sedegil itu dalam dosa, seperti ayah-ayah mereka 

yang dilenyapkan sebab  kedegilannya yang tidak terpulihkan, 

anak-anak ini yang akan dibawa keluar (KJV) dari reruntuhan 

Yerusalem oleh musuh yang berkuasa, dan lihat, mereka akan 

datang kepadamu yang ada di pembuangan. Mereka akan berbuat 

yang terbaik dalam situasi itu, dan lebih sukarela datang ke Babel 

sebab  banyak teman mereka yang sudah mendahului mereka ke 

sana dan siap menerima mereka. Dan, saat mereka datang, kamu 

akan melihat tingkah laku mereka. Kamu akan mendengar mereka 

mengakui dosa-dosa masa lalu mereka dengan leluasa dan tulus, 

dan kamu akan mendengar pengakuan mereka yang rendah hati, 

disertai dengan janji untuk berubah. Dan kamu akan melihat 

bukti pembaruan mereka, melihat kebaikan apa yang dikerjakan 

penderitaan bagi mereka, dan betapa bijaksana dan sabarnya me-

reka melalui penderitaan itu. Pengalaman bahwa mereka hampir-

hampir tidak selamat akan berpengaruh baik pada diri mereka, 

mengubah watak dan perangai mereka, dan membuat mereka 

menjadi manusia baru. Dan hal ini akan berakibat baik pada,  

1. Ketenangan saudara-saudara mereka: Kamu akan merasa 

terhibur melihat tingkah laku mereka. Perhatikanlah, sangatlah 

menenangkan hati melihat umat, yang saat  dipukul dengan 

tongkat didikan, bertobat dan merendahkan diri mereka, mem-

benarkan Allah dan menerima hukuman-Nya atas kesalahan 

mereka. Saat kita berduka atas penderitaan orang lain (seperti 

yang seharusnya kita rasakan), kita akan sangat dihiburkan 

dalam dukacita kita saat melihat mereka belajar dari pen-

deritaan mereka dan mengambil hikmah darinya. Saat orang-

orang buangan memberitahukan teman-teman mereka betapa 

jahatnya mereka dahulu, dan betapa adilnya Allah menimp-

akan penghakiman-penghakiman ini atas mereka, maka hal 

ini membuat mereka merasa sangat tenang, dan lebih mudah 

berdamai dengan malapetaka Yerusalem, dengan keadilan 

Allah dalam menghukum umat-Nya sendiri sedemikian rupa, 

dan dengan kebaikan Allah, yang kini disadari memiliki mak-

sud baik dalam segala hal. Dan sebab  itu, “Kamu akan mera-

sa terhibur tentang malapetaka yang Kudatangkan atas Yeru-

salem, dan saat kamu memahami maksud Allah dengan lebih 

baik, kamu tidak akan melihatnya sebagai hal yang mengeri-

kan lagi seperti sebelumnya.” Perhatikanlah, kita berutang 

kepada saudara-saudara kita, jika kita mendapatkan kebaikan 

melalui penderitaan kita, untuk menghibur mereka dengan 

jalan menceritakannya kepada mereka.  

2. Hal ini akan membawa kemuliaan kepada Allah: “Kamu akan 

mengetahui bahwa bukan tanpa alasan, bukan tanpa penye-

bab yang adil, dan bukan tanpa rancangan kasih karunia, Ku-

perbuat segala sesuatu yang Kuperbuat.” Perhatikanlah, saat 

penderitaan telah menyelesaikan tugasnya, dan mencapai tu-

juan ia diutus, akan tampak hikmat dan kebaikan Allah dalam 

mengirimnya, dan Allah bukan hanya akan dibenarkan, namun  

juga dimuliakan. 

 

 

 

 

PASAL 1 5  

erulang kali Yehezkiel telah bernubuat tentang kehancuran Kota 

Yerusalem dalam nama Tuhan. Namun tampaknya ia sendiri 

mengalami kesulitan untuk menerima nubuat ini dan tunduk pada 

kehendak Allah dalam rancangan yang mengerikan ini. sebab  itu 

Allah menggunakan berbagai cara untuk meyakinkannya bahwa 

bukan saja penghancuran Yerusalem harus terjadi, namun juga 

bahwa tidak ada obat penawarnya lagi. Kehancuran itu harus terjadi. 

Sudah sepantasnya hal itu terjadi. Dalam pasal yang singkat ini, 

Allah menunjukkan kepada Yehezkiel (kemungkinan dengan tujuan 

supaya  ia kemudian menubuatkannya kepada bangsa Israel) bahwa 

Yerusalem harus dihancurkan, seperti halnya ranting anggur yang 

kering dan mati harus dipotong dan dibuang ke dalam api.  

I. Perumpamaan yang digunakan sangat menawan (ay. 1-5), na-

mun,  

II. Penjelasan akan perumpamaan ini sangat mengerikan (ay. 6-

8). 

Yerusalem, Pohon Anggur yang Terkutuk  

(15:1-8) 

1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, apakah 

kelebihan kayu anggur dari semua kayu yang buahnya seperti anggur yang 

tumbuh di antara kayu-kayu di hutan? 3 Apakah orang mengambil kayunya 

untuk membuat sesuatu dari padanya ataukah membuat gantungan dari 

padanya untuk menggantungkan segala macam perkakas padanya? 4 Sung-

guh, kayu itu dilemparkan ke dalam api untuk dibakar; kedua ujungnya 

habis dimakan api dan tengah-tengahnya sedang menyala, bergunakah lagi 

itu untuk membuat sesuatu? 5 Lihat, sedangkan waktu ia masih utuh, tidak 

dipakai untuk sesuatu, apalagi sesudah dimakan api dan terbakar; apakah 

masih dapat lagi dipakai untuk sesuatu? 6 Oleh sebab itu beginilah firman 

Tuhan ALLAH: Seperti kayu anggur di antara kayu-kayu di hutan, yang 

Kulemparkan ke dalam api untuk dibakar, begitulah Aku lakukan terhadap 

penduduk Yerusalem. 7 Aku sendiri akan menentang mereka. Walaupun me-

reka luput dari api, namun  api akan memakan mereka. Dan kamu akan 

mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku menentang mereka 8 dan 

Aku menjadikan negeri itu sunyi sepi, oleh sebab  mereka berobah setia, 

demikianlah firman Tuhan ALLAH.” 

Pada ayat-ayat di atas sepertinya sang nabi sedang memikirkan be-

tapa mulianya kota Yerusalem itu, melampaui semua kota di dunia. 

Ia yaitu  mahkota dan sukacita bagi seluruh dunia, maka alangkah 

disayangkan jika ia sampai dihancurkan. Ia yaitu  kota yang agung, 

kota Allah, kota yang menjadi kehormatan bangsa Israel.  

Namun, jika  ini yang merupakan pemikiran sang nabi, maka 

di bagian ini Allah menjawabnya dengan membandingkan kota Yeru-

salem dengan pohon anggur.  

1.  yaitu  benar bahwa jika  sebuah pohon anggur berbuah, maka 

pohon itu menjadi pohon yang paling berharga. Pohon anggur di-

sanjung-sanjung sebagai pohon yang menjadi raja atas pohon-

pohon lainnya, dan buahnya menyukakan Allah dan manusia (Hak. 

9:12-13), menyukakan hati manusia (Mzm. 104:15). Jadi, kota 

Yerusalem yaitu  pokok anggur pilihan yang mulia, benih yang 

sungguh murni (Yer. 2:21). Jadi, jika  Yerusalem menghasilkan 

buah yang sesuai dengan karakternya sebagai kota suci, maka 

kota itu akan mendatangkan kemuliaan bagi Allah dan bangsa 

Israel. Pohon anggur itu ditanam oleh tangan kanan Allah sendiri, 

cabang yang keluar dari tanah yang kering, yang meskipun 

asalnya rendah dan hina, namun telah Allah jadikan indah bagi 

diri-Nya (Mzm. 80:16), bagi nama dan kemuliaan-Nya.  

2.  Namun, jika  pohon anggur itu tidak berbuah, maka pohon itu 

tidak ada gunanya. Pohon itu sama tidak bernilainya di bumi ini 

seperti semak dan duri. Apalah nilai pohon anggur jika  hanya 

diperhitungkan dari kayunya saja, tanpa memperhitungkan buah-

nya? Apakah kelebihan kayu anggur dari semua kayu sehingga ia  

memerlukan begitu banyak perawatan dan biaya? Apalah nilai 

cabang anggur itu, meskipun jumlahnya lebih banyak dari ranting-

ranting pepohonan lainnya di hutan, namun liar dan terabaikan? 

Atau, sebagaimana tafsiran beberapa orang, apalah kelebihan 

kayu anggur dari semua kayu yang buahnya seperti anggur yang 

tumbuh di antara kayu-kayu di hutan? Yakni, apalah artinya 

jika  ia tidak berbuah seperti kebanyakan pepohonan hutan 

yang dirancang untuk diambil kayunya dan bukan buahnya?  

Kitab Yehezkiel 15:1-8  

Ada pula pohon buah-buahan yang meskipun tidak menghasilkan 

buah, orang masih bisa mengambil kayunya untuk membuat sesuatu 

dari padanya. Namun tidak demikian halnya dengan kayu anggur: 

jika  ia tidak berbuah, kayunya pun tidak layak digunakan. Per-

hatikan, 

I.  Bagaimana kiasan ini disampaikan. Pohon anggur liar, yang tum-

buh di antara kayu-kayu di hutan, atau pohon anggur yang tidak 

berbuah (yang dibandingkan dengan bangsa Israel dalam Hosea 

10:1), yang tidak menghasilkan buah seperti pohon di hutan, 

tidak ada gunanya. Ia sama tidak bernilainya dengan duri, bah-

kan duri lebih bermanfaat untuk menambahkan ketajaman pada 

semak belukar, hal yang tidak bisa dilakukan oleh ranting anggur. 

Allah menunjukkan bahwa,  

1.  Pohon anggur tersebut tidak ada gunanya. Kayunya tidak da-

pat digunakan, bahkan tidak dapat digunakan untuk membuat 

gantungan dari padanya untuk menggantungkan segala macam 

perkakas (ay. 3). Perhatikanlah betapa beragamnya berkat 

alam yang disediakan untuk manfaat bagi manusia. Di antara 

bagian-bagian tumbuh-tumbuhan, ada akar-akaran, biji-bijian 

maupun buah-buahan, daun-daunan dan batang-batangan 

yang paling berguna bagi kita. Demikian juga, di antara po-

hon-pohonan, ada yang kayunya kuat namun tidak berbuah, 

seperti pohon ek dan aras. Yang lainnya rapuh namun berbuah 

lebat, seperti pohon anggur yang tampaknya jelek, rendah dan 

memerlukan perawatan, namun sangat berguna. Rahel cantik 

namun ia mandul, Lea tidak cantik namun ia subur. 

2.  sebab  itu pohon anggur tersebut digunakan sebagai bahan 

bakar. Ia digunakan untuk memanaskan tempat pembakaran. 

sebab  ia tidak berguna untuk membuat sesuatu, maka dilem-

parkan ke dalam api untuk dibakar (ay. 4). jika  tidak ada 

gunanya lagi, maka hanya dengan cara ini ia dapat menjadi 

berguna, sebab  bahan bakar ialah sesuatu yang wajib kita 

miliki, dan membakar sesuatu yang masih berguna untuk hal 

lain yaitu  usaha  yang buruk. Lalu apakah gunanya sampah 

ini? Pohon anggur yang tidak berbuah dibuang layaknya 

semak dan duri, yang ditolak dan berakhir di pembakaran (Ibr. 

6:8). Apa gunanya ia dipelihara? jika  sebuah balok kayu 

yang kokoh hendak dibakar, orang mungkin akan segera 

mengambilnya dari pembakaran, dan berkata, “Sayang sekali 

jika  dibakar, sebab  kayu ini mungkin dapat digunakan 

untuk hal yang lebih bermanfaat,” namun jika  ranting 

anggur dibakar, dan seperti biasa, baik kedua ujungnya mau-

pun bagian tengahnya dibakar bersama-sama, tidak ada orang 

yang akan peduli untuk mengambilnya. Waktu ia masih utuh, 

tidak dipakai untuk sesuatu, apalagi sesudah dimakan api dan 

terbakar (ay. 5), bahkan abunya tidak layak disimpan. 

II. Bagaimana perumpamaan ini diterapkan pada kota Yerusalem.  

1. Bahwa kota suci itu telah menjadi tidak berguna dan tidak 

bernilai. Dahulu kota itu bagaikan pohon anggur dalam kebun 

anggur, melimpah dengan buah-buah kebenaran bagi kemulia-

an Allah. saat  agama berkembang dan penyembahan Allah 

yang suci dijunjung tinggi, banyaklah hasil panen sukacita 

yang dikumpulkan darinya. Dan tatkala ia terus setia melaku-

kannya, Allah memagarinya. Ia menjadi tanaman kegemaran 

Allah (Yes. 5:7). Ia menyiraminya setiap saat dan menjaganya 

siang dan malam (Yes. 27:3). Namun, ia kini telah menjadi 

pohon berbau busuk, pohon anggur liar, sulur-suluran liar 

(seperti yang kita baca dalam 2 Raja-raja 4:39), kebun anggur 

yang menghasilkan anggur yang asam (Yes. 5:4), yang bukan 

saja tidak berguna, namun juga memualkan dan memuakkan 

(Ul. 32:32), buah anggur mereka yaitu  buah anggur yang 

beracun, pahit gugusannya. Dijelaskan (ay. 8): “Mereka melaku-

kan pelanggaran, yaitu mereka telah berdusta dan mengkhia-

nati Allah serta berobah setia dari-Nya.” Demikian arti kata-

kata yang dipakai. Perhatikan, orang-orang yang telah menga-

ku memeluk agama Kristen, jika  mereka tidak hidup sesuai 

dengan pengakuan iman mereka, melainkan hidup berten-

tangan dengannya, jika  mereka merosot dan menjauh 

darinya, mereka menjadi makhluk paling tidak berguna di 

dunia, layaknya garam yang menjadi tawar sehingga tidak ada 

lagi gunanya (Mrk. 9:50). Bangsa-bangsa lain dikenal dengan 

kegagahannya dalam bertempur dan keahlian bernegara, ada 

yang termasyhur sebagai ahli perang, lainnya sebab  perda-

gangan, dan mereka tetap memelihara kemasyhurannya. Na-

mun bangsa Yahudi, yang dikenal sebagai bangsa yang suci, 

Kitab Yehezkiel 15:1-8 

begitu mereka kehilangan kesuciannya dan menjadi jahat, 

mereka menjadi tidak ada gunanya. Dengan demikian mereka 

telah kehilangan nama baik dan kegunaannya, dan menjadi 

bangsa yang paling rendah dan hina di bawah kolong langit, 

diinjak-injak oleh bangsa(-bangsa) yang tidak mengenal Allah. 

Daniel dan orang-orang Yahudi yang saleh lainnya menjadi 

berkat besar bagi generasi mereka, namun orang-orang Yahudi 

penyembah berhala pada masa Yehezkiel ini maupun orang-

orang Yahudi yang tidak percaya sejak pemberitaan Injil, 

mereka menjadi orang tidak berguna, tidak layak dipakai 

untuk sesuatu. 

2.  Maka Yerusalem pun dilemparkan ke dalam api untuk dibakar 

(ay. 6). Perhatikan, orang yang tidak berbuah bagi kemuliaan 

anugerah Allah akan menjadi bahan bakar bagi api murka-Nya 

yang menyala-nyala. sebab  itu, jika  mereka tidak meng-

hormati-Nya, Ia akan membuat diri-Nya dihormati atas me-

reka, kehormatan-Nya akan bersinar terang dalam api yang 

menyala-nyala yang menghanguskan orang berdosa yang tidak 

mau bertobat. Ia tidak dapat dikalahkan oleh ciptaan-Nya. 

TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-

masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka 

(Ams. 16:4). Pada diri orang-orang yang tidak memuliakan-Nya 

sebagai Allah yang layak dihormati, Ia akan dimuliakan 

sebagai Allah pembalas. Api murka Allah sebelumnya telah 

membakar kedua ujung bangsa Yahudi (ay. 4), Samaria dan 

kota-kota Yudea. Kini Yerusalem yang berada di tengah-

tengahnya, dilemparkan ke dalam api, untuk dibakar pula, 

sebab  ia tidak berguna. Ia tidak mau dibentuk, oleh cara apa 

pun yang telah Allah lakukan, untuk menjadi berguna bagi-

Nya. Penghuni kota Yerusalem bagaikan cabang anggur, busuk 

dan buruk, sehingga (ay. 7), “Aku sendiri akan menentang 

mereka, menggagalkan seluruh rencana mereka,” saat mereka 

melawan Allah, menentang firman-Nya dan menggagalkan 

seluruh rencana-Nya. Sudah ditetapkan, penghancuran sudah 

ditetapkan: Aku akan meruntuhkan tanah itu, sehingga saat  

mereka luput dari api, api lain akan memakan mereka (ay. 7). 

Akhir dari penghakiman yang satu akan menjadi awal pengha-

kiman lainnya, dan luputnya mereka dari penghakiman yang 

satu hanyalah merupakan penangguhan sementara sampai 

penghakiman lainnya tiba. Mereka akan keluar dari penderita-

an di tanah mereka sendiri menuju ke penderitaan di tanah 

Babel. Mereka yang  berhasil melarikan diri dari pedang akan 

mati sebab  kelaparan atau wabah penyakit. Saat serangan 

pasukan Kasdim atas mereka berakhir dan mereka berpikir 

sesungguhnya kepahitan maut telah lewat, maka segera sete-

lah itu pasukan Kasdim pun kembali dengan dua kali lipat le-

bih kejam, sampai mereka habis seluruhnya. Dengan demikian 

mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allah yang maha-

kuasa, pada saat Aku menentang mereka. Perhatikan, Allah 

sendiri yang menyatakan bahwa Ia yaitu  TUHAN, dengan 

memusnahkan sampai habis semua musuh besar-Nya dan 

meluputkan umat-Nya yang taat. saat  Allah menentang 

orang, maka sekalipun terluput dari satu kesulitan, mereka 

akan jatuh ke dalam kesulitan lainnya. Meskipun mereka naik 

dari dalam pelubang, mereka akan tertangkap dalam jerat (Yes. 

24:18). Meskipun mereka terluput dari pedang Hazael, mereka 

akan dibunuh oleh Yehu (1Raj. 19:17). Sebab, orang berdosa 

dikejar oleh malapetaka. Meskipun mereka luput dari api 

penghakiman di dunia ini dan kelihatannya seolah-olah mati 

dengan damai, namun ada api kekal yang akan membakar 

mereka. Sebab bila Allah menghakimi, pertama atau terakhir Ia 

akan menang, dan Ia akan memperkenalkan diri-Nya melalui 

penghakiman yang Ia jalankan (Mat. 3:10, Yoh. 15:6, KJV). 

 

 

 

PASAL 16  

llah masih lanjut dengan membenarkan tindakan-Nya dalam ke-

hancuran-kehancuran yang hendak didatangkan-Nya atas Yeru-

salem. Dan dengan panjang lebar, dalam pasal ini, Ia menunjukkan 

kepada sang nabi, dan memerintahkannya untuk menunjukkan 

kepada orang banyak, bahwa Ia hanya menghukum mereka sesuai 

dengan yang pantas didapatkan mereka atas dosa-dosa mereka. Da-

lam pasal sebelumnya Ia membandingkan Yerusalem dengan pohon 

anggur yang tidak berbuah, yang tidak cocok untuk apa pun kecuali 

dibakar. Dalam pasal ini Ia membandingkannya dengan seorang 

perempuan pezinah, yang, dengan adil, harus ditinggalkan dan di-

bukakan aibnya, dan sebab  itu Ia harus menunjukkan kepada 

orang banyak perbuatan-perbuatan mereka yang keji, supaya  mereka 

melihat betapa sedikit alasan bagi mereka untuk mengeluhkan peng-

hakiman-penghakiman yang menindih mereka. Dalam pasal yang 

panjang ini dikemukakan,  

I. Hina dan tercelanya awal mula dari jemaat dan bangsa Yahudi 

(ay. 3-5).  

II. Banyaknya kehormatan dan perkenanan yang sudah diberi-

kan Allah kepada mereka (ay. 6-14).  

III. Perbuatan-perbuatan mereka yang berkhianat dan tidak tahu 

terima kasih dengan meninggalkan Dia untuk melayani dan 

menyembah berhala-berhala, yang di sini digambarkan de-

ngan perbuatan pelacuran yang teramat kurang ajar (ay. 15-

34).  

IV. Ancaman melalui penghakiman-penghakiman yang mengeri-

kan dan menghancurkan, yang akan didatangkan Allah ke 

atas mereka sebab  dosa ini (ay. 35-43).  

V. Lebih beratnya dosa dan hukuman mereka, dengan diperban-

dingkan dengan Sodom dan Samaria (ay. 44-59).  

VI. Janji akan rahmat dalam bagian penutup, yang akan ditun-

jukkan Allah kepada sisa-sisa umat yang bertobat (ay. 60-

63). Dan semuanya ini dirancang sebagai peringatan untuk 

kita. 

Hinanya Asal-Usul Yehuda 

(16:1-5)  

1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, beritahukan-

lah kepada Yerusalem perbuatan-perbuatannya yang keji 3 dan katakanlah: 

Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada Yerusalem: Asalmu dan kelahiranmu 

ialah dari tanah Kanaan; ayahmu ialah orang Amori dan ibumu orang Heti.  

4 Kelahiranmu begini: Waktu engkau dilahirkan, pusatmu tidak dipotong dan 

engkau tidak dibasuh dengan air supaya  bersih; juga dengan garampun eng-

kau tidak digosok atau dibedungi dengan lampin. 5 Tidak seorangpun merasa 

sayang kepadamu sehingga diperbuatnya hal-hal itu kepadamu dari rasa belas 

kasihan; malahan engkau dibuang ke ladang, oleh sebab  orang pandang 

enteng kepadamu pada hari lahirmu. 

Yehezkiel sekarang sedang berada di antara para tawanan di Babel. 

namun , sama seperti Yeremia di Yerusalem menulis untuk keperluan 

para tawanan, meskipun ada Yehezkiel bersama mereka di tempat 

mereka berada (ps. 29), demikian pula Yehezkiel menulis untuk 

keperluan Yerusalem, meskipun ada Yeremia yang tinggal di sana. 

Dan sekalipun begitu, mereka sama sekali tidak melihat tindakan 

saling membantu dalam berkhotbah maupun menulis ini sebagai 

suatu penghinaan terhadap mereka. Yeremia menulis kepada para 

tawanan untuk menghibur mereka, yang merupakan hal yang mere-

ka butuhkan. Yehezkiel di sini diperintahkan untuk menulis kepada 

para penduduk Yerusalem untuk menginsafkan mereka dan meren-

dahkan mereka, yang merupakan hal yang mereka butuhkan. 

I. Inilah perintah penugasannya (ay. 2): “Beritahukanlah kepada 

Yerusalem perbuatan-perbuatannya yang keji (yaitu, dosa-dosa-

nya). Sebutkanlah itu satu per satu di hadapannya.” Perhatikan-

lah,  

1.  Dosa-dosa bukan hanya merupakan tindakan yang menyulut 

murka Allah, melainkan juga kekejian yang dibenci-Nya, kare-

na bertentangan dengan kodrat-Nya, dan yang harus kita 

benci (Yer. 44:4).  

Kitab Yehezkiel 16:1-5 

2. Dosa-dosa Yerusalem secara khusus merupakan kekejian. Per-

buatan cemar tampak paling menjijikkan dalam diri orang-

orang yang mengaku beragama.  

3. Meskipun Yerusalem yaitu  tempat di mana ada banyak 

pengetahuan, namun ia enggan mengetahui perbuatan-perbuat-

annya yang keji. Betapa manusia condong mengutamakan ke-

pentingan mereka sendiri, sehingga mereka susah sekali di-

buat melihat dan mengakui keburukan mereka sendiri, namun  

malah menyangkalnya, memandang ringan atau meremehkan-

nya.  

4. Kita dituntut untuk mengetahui dosa-dosa kita, supaya  kita 

dapat mengakuinya, dan dapat membenarkan Allah dalam apa 

yang didatangkan-Nya ke atas kita sebab  dosa-dosa itu.  

5. yaitu  pekerjaan hamba-hamba Tuhan untuk membuat 

orang-orang berdosa, orang-orang berdosa di Yerusalem, me-

ngetahui perbuatan-perbuatan mereka yang keji, untuk me-

nempatkan cermin hukum di hadapan mereka, supaya  dengan 

bercermin mereka bisa melihat keburukan dan kekotoran 

mereka sendiri, untuk memberi tahu mereka kesalahan-kesa-

lahan mereka secara terang-terangan. Engkaulah orang itu. 

II. supaya  Yerusalem dibuat mengetahui perbuatan-perbuatannya 

yang keji, dan khususnya perbuatannya yang tidak tahu terima 

kasih dan menjijikkan yang sudah menjadi kesalahannya, maka 

ia harus diingatkan akan perkara-perkara besar yang telah dila-

kukan Allah untuknya, sebagai hal yang memperberat perilaku 

buruknya terhadap Dia. Dan, untuk mengagungkan perkenanan-

perkenanan yang Allah sudah perbuat bagi Yerusalem itu, maka 

Yerusalem dalam ayat-ayat ini dibuat mengetahui hina dinanya 

asal usulnya, betapa dari awal mula yang menyedihkan Allah 

telah mengangkatnya, dan betapa ia tidak layak menerima perke-

nanan-Nya dan kehormatan yang telah Dia berikan kepadanya. 

Yerusalem di sini dipahami sebagai jemaat dan bangsa Yahudi, 

yang di sini dibandingkan dengan anak yang dibuang, yang lahir 

dengan hina dan ditinggalkan, yang tidak disayangi atau dipeduli-

kan oleh ibunya sendiri.  

1. Asal usul bangsa Yahudi itu hina: “Kelahiranmu ialah dari 

tanah Kanaan (ay. 3). Engkau sejak dari semula memiliki  

roh dan kecenderungan orang Kanaan.” Para bapak leluhur 

berdiam di Kanaan, dan mereka tinggal di sana hanya sebagai 

orang asing dan pendatang, tidak memiliki apa-apa, tidak 

memiliki  kuasa, tidak memiliki sejengkal tanah pun kecuali 

tempat penguburan. Abraham dan Sara memang ayah dan ibu 

mereka, namun  keduanya hanyalah sesama penduduk dengan 

orang Amori dan orang Het, yang, sebab  memiliki  kekua-

saan, tampak seperti orangtua bagi keturunan Abraham. Lihat 

saja permohonan yang diajukan Abraham kepada bani Set 

(Kej. 23:4, 8), kebergantungan mereka pada tetangga-tetangga 

mereka orang Kanaan, dan ketakutan mereka terhadap orang 

Kanaan (Kej. 13:7; 34:30). Seandainya para bapak leluhur, 

pada waktu pertama kali mereka datang ke Kanaan, telah 

menaklukkan tanah itu, dan menjadikan diri mereka para 

penguasa atasnya, maka ini akan memberi  kehormatan ke-

pada keluarga mereka, dan akan terlihat hebat dalam sejarah. 

namun  , bukannya demikian, mereka justru mengembara 

dari bangsa yang satu ke bangsa yang lain (Mzm. 105:13), 

sebagai penyewa dari satu ladang ke ladang lain, hampir 

seperti pengemis dari satu pintu ke pintu lain, saat  mereka 

masih sedikit jumlahnya, bahkan, sangat sedikit. Dan sekali-

pun begitu, ini bukan yang terburuk. Bapak leluhur mereka 

beribadah kepada allah lain di Ur-Kasdim (Yos. 24:2). Bahkan 

dalam keluarga Yakub, ada dewa-dewa asing (Kej. 35:2). Sejak 

demikian dini ada kecenderungan pada mereka yang menun-

tun mereka ke dalam penyembahan berhala. Dan oleh sebab  

itu nenek moyang mereka yaitu  orang Amori dan orang Het.  

2. saat  mereka pertama kali mulai bertambah banyak, keadaan 

mereka benar-benar sangat menyedihkan, seperti anak yang 

baru lahir, yang pasti akan mati dalam rahim seandainya tidak 

ada pangkuan yang menerimanya (Ayb. 3:11-12). Anak-anak 

Israel, saat  mulai bertumbuh menjadi sebuah kaum dan 

menjadi besar, diusir dari negeri yang dimaksudkan untuk 

mereka. Kelaparan menghalau mereka dari sana. Mesir yaitu  

ladang terbuka yang ke dalamnya mereka terlempar. Di sana 

mereka tidak memiliki perlindungan atau sokongan dari peme-

rintah yang berkuasa atas mereka, namun , sebaliknya, mereka 

diperintah dengan keras, dan hidup mereka menjadi pahit. 

Mereka tidak diberi dorongan untuk membangun keluarga, 

tidak diberi pertolongan untuk memperbanyak harta benda 

Kitab Yehezkiel 16:1-5 

mereka, tidak ada teman atau sekutu untuk menguatkan 

kepentingan-kepentingan mereka. Yusuf, yang sudah menjadi 

gembalanya Gunung Batu Israel, telah mati. Raja Mesir, yang 

seharusnya berbaik hati terhadap mereka demi Yusuf, mene-

tapkan hati untuk menelan anak orang ini segera sesudah 

dilahirkan (Why. 12:4), memerintahkan supaya  semua anak 

laki-laki dibunuh, yang, ada kemungkinan, menyebabkan 

banyak anak dan juga Musa diintai bahaya. Itulah yang mung-

kin dirujuk dalam perumpamaan di sini. Para pendiri bangsa-

bangsa dan kota-kota memiliki kesempatan untuk mengguna-

kan semua keahlian dan senjata yang mereka kuasai, mene-

tapkan hati untuk bekerja, dengan berbagai cara dan siasat, 

untuk mempertahankan dan membesarkan pemerintahan 

mereka yang baru tumbuh. Tantæ molis erat Romanam condere 

gentem – Betapa besarnya usaha -usaha  yang harus dilakukan 

untuk meneguhkan nama Roma, Virgil (pujangga Romawi, 70-

19 SM – pen.). namun  bangsa Israel tidak mendapat perhatian 

seperti itu, tidak ada jerih payah yang dilakukan untuk itu, 

seperti yang terjadi pada Atena, Sparta, Roma, dan pemerin-

tahan-pemerintahan lain saat  pertama kali didirikan. namun , 

sebaliknya, bangsa Israel tampak ditentukan untuk meng-

alami kebinasaan, seperti bayi yang baru lahir yang terkena 

angin dan hujan, yang tali pusarnya tidak dipotong. Bayi yang 

malang itu tidak dibasuh, tidak diberi pakaian, tidak dibedungi 

dengan lampin, sebab  tidak disayang (ay. 4-5). Perhatikanlah, 

untuk kelangsungan hidup kita pada waktu bayi, kita ber-

utang budi kepada rasa iba dan belas kasihan alami yang 

ditempatkan Allah pencipta alam ke dalam hati orangtua dan 

para perawat terhadap bayi-bayi yang baru lahir. Bayi ini 

dikatakan dibuang, oleh sebab  orang pandang enteng kepada-

nya. Itu merupakan tanda bahwa ia dibenci oleh orang yang 

melahirkannya, dan tampak menjijikkan bagi semua orang 

yang melihatnya. Orang Israel yaitu  kekejian bagi orang 

Mesir, seperti yang kita dapati (Kej. 43:32; 46:34). Sebagian 

orang berpendapat bahwa ini merujuk pada kecenderungan 

yang bobrok dan keji dari bangsa itu sejak dari semula. 

Mereka bukan hanya yang paling lemah dan yang paling kecil 

dari segala bangsa (Ul. 7:7), namun  juga yang paling buruk dan 

paling jahat dari semua bangsa. Bukan sebab  jasa-jasamu 

TUHAN, Allahmu, memberi  kepadamu negeri yang baik itu. 

Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk! (Ul. 9:6). 

Dan Musa memberi tahu mereka dalam kitab itu (Ul. 9:24), 

bahkan kamu menentang TUHAN, sejak aku mengenal kamu. 

Mereka tidak dibersihkan, atau dibasuh, atau dibedungi de-

ngan lampin. Mereka sama sekali tidak penurut atau mudah 

diatur, tidak pula bisa dibentuk menjadi baik. Allah meng-

ambil mereka sebagai umat-Nya, bukan sebab  Ia melihat apa 

saja dalam diri mereka yang menawan hati atau menjanjikan, 

melainkan sebab  itulah yang berkenan kepada-Nya. Dan itu 

merupakan gambaran yang sangat tepat tentang keadaan yang 

sengsara dari semua anak manusia secara kodrati. Kelahiran 

kita begini: Waktu kita dilahirkan, kita diperanakkan dalam 

kesalahan dan dikandung dalam dosa, pengertian kita menjadi 

gelap, pikiran kita dijauhkan dari kehidupan Allah, dan ter-

cemar oleh dosa, yang menjadikan kita menjijikkan di mata 

Allah. Maka janganlah heran, demikian kita diberi tahu, bahwa 

kita harus dilahirkan kembali. 

Kebaikan Allah terhadap Israel  

(16:6-14)  

6 Maka Aku lalu dari situ dan Kulihat engkau menendang-nendang dengan 

kakimu sambil berlumuran darah dan Aku berkata kepadamu dalam keada-

an berlumuran darah itu: Engkau harus hidup 7 dan jadilah besar seperti 

tumbuh-tumbuhan di ladang! Engkau menjadi besar dan sudah cukup 

umur, bahkan sudah sampai pada masa mudamu. Maka buah dadamu 

sudah montok, rambutmu sudah tumbuh, namun  engkau dalam keadaan 

telanjang bugil. 8 Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau, sungguh, 

engkau sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kain-Ku 

kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan per-

janjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu 

engkau Aku punya. 9 Aku membasuh engkau dengan air untuk membersih-

kan darahmu dari padamu dan Aku mengurapi engkau dengan minyak.  

10 Aku mengenakan pakaian berwarna-warna kepadamu dan memberi  

engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan tutup kepala dari lenan 

halus dan selendang dari sutera. 11 Dan Aku menghiasi engkau dengan per-

hiasan-perhiasan dan mengenakan gelang pada tanganmu dan kalung pada 

lehermu. 12 Dan Aku mengenakan anting-anting pada hidungmu dan anting-

anting pada telingamu dan mahkota kemuliaan di atas kepalamu. 13 Dengan 

demikian engkau menghias dirimu dengan emas dan perak, pakaianmu lenan 

halus dan sutera dan kain berwarna-warna; makananmu ialah tepung yang 

terbaik, madu dan minyak dan engkau menjadi sangat cantik, sehingga layak 

menjadi ratu. 14 Dan namamu termasyhur di antara bangsa-bangsa sebab  

kecantikanmu, sebab sangat sempurna adanya, oleh sebab  semarak perhias-

an-Ku yang Kuberikan kepadamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” 

Kitab Yehezkiel 16:6-14 

Dalam ayat-ayat ini kita mendapati gambaran tentang perkara-per-

kara besar yang dilakukan Allah untuk bangsa Yahudi dalam meng-

angkat mereka secara perlahan-lahan untuk menjadi bangsa yang 

sangat besar.  

1. Allah menyelamatkan mereka dari ambang kehancuran pada wak-

tu di Mesir (ay. 6): “Maka Aku lalu dari situ dan Kulihat engkau 

menendang-nendang dengan kakimu sambil berlumuran darah, 

dibenci dan ditinggalkan, dan ditetapkan untuk mati, seperti 

domba-domba sembelihan, lalu Aku berkata kepadamu: Engkau 

harus hidup. Aku merancang engkau untuk hidup saat  engkau 

tampak ditentukan pada kehancuran, dan menetapkan hati un-

tuk menyelamatkan engkau dari maut.” Barang siapa yang Allah 

perintahkan kehidupan kepadanya, ia pasti akan hidup. Allah 

memandang dunia umat manusia sebagai terbuang seperti itu, 

terusir seperti itu, tercemar seperti itu, bersimbah darah seperti 

itu, dan Ia memikirkan pikiran-pikiran yang baik kepadanya, me-

rancangkan kepadanya hidup, dan hidup dalam segala kelimpah-

an. Melalui anugerah yang mempertobatkan, Ia berfirman kepada 

jiwa, engkau harus hidup.  

2. Ia memandang mereka dengan kebaikan dan kelembutan, tidak 

hanya merasa iba terhadap mereka, namun  juga hati-Nya terpikat 

oleh mereka, yang tidak dapat dijelaskan, sebab tidak ada sesuatu 

yang indah dalam diri mereka. namun  Aku melihat engkau, dan, 

sungguh, engkau sudah sampai pada masa cinta berahi (ay. 8, KJV: 

“lihatlah, masamu yaitu  masa cinta”). Kemurahan dan kasih 

Allah Juruselamat kitalah yang mengutus Kristus untuk menebus 

kita, yang mengutus Roh untuk menguduskan kita, yang 

membawa kita keluar dari keadaan asali ke dalam keadaan yang 

penuh anugerah. Sungguh itu merupakan masa cinta, cinta yang 

istimewa, saat  Allah menyatakan cinta-Nya kepada kita, dan 

memikat cinta kita kepada-Nya. Dalam matanya saat  itu aku 

bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan (Kid. 8:10).  

3. Ia membawa mereka ke dalam perlindungan-Nya: “Aku mengham-

parkan kain-Ku kepadamu, untuk menaungi engkau dari angin 

dan cuaca, dan untuk menutupi auratmu, supaya  ketelanjangan-

nya tidak terlihat.” Boas menghamparkan kainnya kepada Rut, 

sebagai tanda perkenanan khusus yang dirancangnya untuk Rut 

(Rut. 3:9, KJV). Allah mengambil mereka untuk dirawat-Nya, 

seperti rajawali mendukung anak-anaknya di atas kepaknya (Ul. 

32:11-12). saat  Allah mengakui mereka sebagai umat-Nya, dan 

mengutus Musa ke Mesir untuk membebaskan mereka, yang 

merupakan ungkapan dari kehendak baik Dia yang diam dalam 

semak duri, pada saat itulah Ia menghamparkan kain-Nya kepada 

mereka.  

4. Ia membersihkan mereka dari citra diri yang tercela yang terben-

tuk pada diri mereka oleh perbudakan di Mesir (ay. 9): “Aku mem-

basuh engkau dengan air, untuk membuatmu bersih, dan meng-

urapi engkau dengan minyak, untuk membuatmu harum dan 

halus.” Semua aib perbudakan mereka disingkirkan saat  mere-

ka dibawa, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, ke 

dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. saat  Allah ber-

firman, Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung, biarkanlah 

umat-Ku pergi, supaya  mereka beribadah kepada-Ku, firman itu, 

yang didukung oleh begitu banyak perbuatan ajaib, membersih-

kan darah mereka sepenuhnya. Dan saat  Allah memimpin 

mereka di bawah iring-iringan tiang awan dan tiang api, Ia meng-

hamparkan kain-Nya kepada mereka.  

5. Ia membuat mereka bertambah banyak dan membangun mereka 

menjadi sebuah kaum. Hal ini disebutkan di sini (ay. 7) sebelum 

Ia menghamparkan kain-Nya kepada mereka, sebab  jumlah 

mereka betambah-tambah sangat banyak sewaktu mereka masih 

menjadi budak di Mesir. Mereka menjadi besar seperti tumbuh-

tumbuhan di ladang pada musim semi. Mereka bertambah banyak, 

berlipat ganda dengan dahsyat (Kel. 1:7, 20). Buah dada mereka 

sudah montok saat  mereka dibentuk menjadi suku-suku tersen-

diri dan memiliki  para mandor sendiri (Kel. 5:19). Rambut 

mereka sudah tumbuh saat  mereka bertambah banyak, sedang-

kan sebelumnya mereka telanjang dan bugil, sangat sedikit dan 

sebab  itu terhina.  

6. Ia menerima mereka ke dalam perjanjian dengan diri-Nya. Lihat-

lah bagaimana bayi yang malang dan terlantar ini pada akhirnya 

diangkat ke dalam pernikahan yang begitu mulia. Betapa marta-

batnya dijunjung tinggi, padahal pada awalnya hidupnya nyaris 

diserahkan untuk dijadikan mangsa: Dengan sumpah Aku meng-

adakan perjanjian dengan engkau. Ini dilakukan di Gunung Sinai: 

“saat  perjanjian antara Allah dan Israel dimeteraikan dan 

disahkan, pada saat itulah engkau Aku punya.” Allah menyebut 

mereka umat-Nya, dan menyebut diri-Nya sendiri Allah Israel. 

Kitab Yehezkiel 16:6-14 

Perhatikanlah, orang-orang yang diberi kehidupan rohani oleh 

Allah dibawa-Nya ke dalam perjanjian dengan diri-Nya. Melalui 

perjanjian itu mereka menjadi rakyat dan hamba-hamba-Nya, 

yang menyiratkan kewajiban mereka, menjadi bagian-Nya, harta 

milik-Nya, yang menyiratkan hak istimewa mereka. Dan itu dite-

guhkan dengan sumpah, supaya  kita beroleh dorongan yang kuat.  

7. Ia mempercantik dan mendandani mereka. Gadis ini tidak bisa 

lupa akan perhiasan-perhiasannya, dan ia dipuaskan dengan 

kelimpahan perhiasan (ay. 10-13). Kita tidak perlu menerapkan 

hal-hal ini secara terperinci. Lemarinya diperlengkapi dengan 

pakaian-pakaian yang berharga. Ada pakaian yang berwarna-

warna untuk dipakai, sandal-sandal dari kulit lumba-lumba, tutup 

kepala dari lenan halus, dan kerudung sutera, gelang-gelang dan 

kalung-kalung, anting-anting pada hidung dan anting-anting pada 

telinga, dan bahkan mahkota kemuliaan, atau hiasan kepala. 

Mungkin ini merujuk pada perhiasan-perhiasan dan barang-

barang lain yang berharga yang mereka ambil dari orang-orang 

Mesir, yang tidak ada salahnya dibicarakan dengan gembira 

walaupun sudah lama terjadi, sebab  seperti inilah rahmat yang 

menyertai mereka saat  dibebaskan. Rahmat seperti ini juga 

telah dibicarakan jauh sebelumnya (Kej. 15:14). Mereka akan 

keluar dengan membawa harta benda yang banyak. Atau itu 

dapat dipahami secara kiasan untuk menandai semua berkat dari 

sorga yang menghiasi jemaat maupun pemerintahan mereka. 

Dalam waktu yang sebentar saja mereka sampai pada masa muda 

mereka (ay. 7, KJV: mereka sudah memiliki perhiasan-perhiasan 

yang sangat bagus). Hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan 

yang diberikan Allah kepada mereka yaitu  bagi mereka seperti 

karangan bunga yang indah bagi kepala dan suatu kalung bagi 

leher (Ams. 1:9). Tempat kudus Allah, yang didirikan-Nya di 

antara mereka, yaitu  mahkota kemuliaan di atas kepala mereka. 

Tempat kudus itu yaitu  hiasan kekudusan.  

8. Ia memberi mereka makanan yang berlimpah, yang banyak, dan 

yang lezat-lezat: Makananmu ialah tepung yang terbaik, madu dan 

minyak, yaitu manna, makanan para malaikat, dan madu dari 

bukit batu, dan minyak dari gunung batu yang keras. Di Kanaan 

mereka benar-benar makan roti sampai kenyang, dari gandum 

yang terbaik (Ul. 32:13-14). Orang-orang yang dibawa Allah ke 

dalam perjanjian dengan diri-Nya akan diberi makan dengan roti 

hidup, dipakaikan jubah kebenaran, dihiasi dengan anugerah-

anugerah dan penghiburan-penghiburan roh. Manusia batiniah 

yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa.  

9. Ia membuat mereka mendapat nama besar di antara tetangga-

tetangga mereka, dan membuat mereka menjadi bangsa luar 

biasa, diterima oleh teman-teman dan sekutu-sekutu mereka dan 

menakutkan bagi seteru-seteru mereka: Engkau layak menjadi 

ratu (ay. 13, KJV: Engkau makmur dan menjadi sebuah kerajaan), 

yang berbicara tentang martabat maupun kekuasaan. Dan, nama-

mu termasyhur di antara bangsa-bangsa sebab  kecantikanmu (ay. 

14). Bangsa-bangsa di sekitar mereka mengarahkan pandangan 

kepada mereka, dan mengagumi mereka sebab  hukum-hukum 

yang unggul yang dengannya mereka diatur, dan hak istimewa 

yang mereka miliki untuk datang kepada Allah (Ul. 4:7-8). Hikmat 

Salomo dan Bait Suci Salomo menjadi kemasyhuran yang sangat 

besar bagi bangsa itu. Dan, jika semua hak istimewa dari jemaat 

dan kerajaan Yahudi digabung bersama, maka kita harus meng-

akui bahwa itu yaitu  kecantikan yang paling sempurna di antara 

semua bangsa di bumi. Kecantikannya sempurna. Coba sebut 

saja hal apa yang menjadi kehormatan sebuah bangsa, tidak satu 

pun yang tidak dapat ditemukan di Israel, pada masa Daud dan 

Salomo, saat  kerajaan itu sedang berada di puncak kesalehan, 

pengetahuan, hikmat, keadilan, kemenangan, kedamaian, dan 

kekayaannya, dan semuanya pasti akan berlanjut seandainya me-

reka tetap dekat dengan Allah. Sangat sempurna adanya, demi-

kianlah firman Tuhan ALLAH, oleh sebab  semarak perhiasan-Ku 

yang Kuberikan kepadamu, oleh sebab  kecantikan dari kekudus-

an mereka, sebab mereka yaitu  umat yang dikhususkan bagi 

Allah, dan diabdikan kepada-Nya, untuk menjadi ternama, terpuji 

dan terhormat bagi-Nya. Inilah yang memberi  kemilau pada 

semua kehormatan mereka yang lain, dan sungguh-sungguh 

merupakan kesempurnaan dari kecantikan mereka. Kita dapat 

menerapkan hal ini secara rohani. Jiwa-jiwa yang disucikan itu 

sungguh-sungguh cantik. Mereka cantik dalam pandangan Allah, 

dan mereka sendiri dapat mengambil penghiburan darinya. namun  

Allah harus mendapatkan semua kemuliaan, sebab mereka secara 

kodrati buruk dan tercemar, dan, kemolekan apa pun yang mere-

ka miliki, itu yaitu  apa yang telah diberikan Allah kepada

Kitab Yehezkiel 16:15-34 

 mereka, dan yang dengannya Ia mempercantik mereka. Dan Ia 

akan sangat berkenan dengan pekerjaan tangan-Nya sendiri. 

Tindakan Israel yang Tidak Tahu Berterima Kasih; 

Penyembahan Berhala Israel yang Memalukan  

(16:15-34)  

15 “namun  engkau mengandalkan kecantikanmu dan engkau seumpama ber-

sundal dalam menganggarkan ketermasyhuranmu dan engkau mengham-

burkan persundalanmu kepada setiap orang yang lewat. 16 Engkau meng-

ambil dari pakaian-pakaianmu untuk membuat bukit-bukit pengorbananmu 

berwarna-warni dan engkau bersundal di situ; seperti itu belum pernah 

terjadi dan tidak akan ada lagi. 17 Engkau mengambil juga perhiasan-perhias-

anmu yang dibuat dari emas-Ku dan perak-Ku, yang Kuberikan kepadamu, 

dan engkau membuat bagimu patung-patung lelaki dan engkau bersundal 

dengan mereka. 18 Engkau mengambil dari pakaianmu yang berwarna-warni 

untuk menutupi mereka dan engkau mempersembahkan kepada mereka 

minyak-Ku dan ukupan-Ku. 19 Juga makanan-Ku yang Kuberikan kepadamu 

– tepung yang terbaik, minyak dan madu Kuberikan makananmu – engkau 

persembahkan kepada mereka menjadi persembahan yang harum, demikian-

lah firman Tuhan ALLAH. 20 Bahkan, engkau mengambil anak-anakmu lelaki 

dan perempuan yang engkau lahirkan bagi-Ku dan mempersembahkannya 

kepada mereka menjadi makanan mereka. Apakah persundalanmu ini masih 

perkara enteng 21 bahwa engkau menyembelih anak-anak-Ku dan menyerah-

kannya kepada mereka dengan mempersembahkannya sebagai korban dalam 

api? 22 Dalam segala perbuatan-perbuatanmu yang keji dan persundalanmu 

itu engkau tidak teringat lagi kepada masa mudamu, waktu engkau telanjang 

bugil sambil menendang-nendang dengan kakimu dalam lumuran darahmu. 

23 Dan sesudah segala kejahatanmu itu – celaka, celakalah engkau! Demi-

kianlah firman Tuhan ALLAH – 24 engkau membangun bagimu tempat yang 

tinggi dan membuat bagimu bukit pengorbanan di tiap-tiap tanah lapang.  

25 Pada setiap persimpangan jalan engkau membangun bukit pengorbanan 

dan menjual kecantikanmu menjadi kekejian dengan merenggangkan kedua 

pahamu bagi setiap orang yang lewat, sehingga persundalanmu bertambah-

tambah. 26 Engkau bersundal dengan orang Mesir, tetanggamu, si aurat 

besar itu, sehingga persundalanmu bertambah-tambah, yang menimbulkan 

sakit hati-Ku. 27 Lihat, Aku telah melawan engkau dan telah mengurangi 

bagianmu dan menyerahkan engkau kepada kesewenang-wenangan orang-

orang yang membenci engkau, yaitu perempuan-perempuan Filistin, yang 

merasa malu melihat tingkah lakumu yang mesum itu. 28 Engkau bersundal 

juga dengan orang Asyur, oleh sebab  engkau belum merasa puas; ya, eng-

kau bersundal dengan mereka, namun  masih belum merasa puas. 29 Engkau 

memperbanyak lagi persundalanmu dengan negeri perdagangan Kasdim, 

namun  dengan itu juga engkau belum merasa puas. 30 Betapa besar hawa 

nafsumu itu, demikianlah firman Tuhan ALLAH, engkau yang melakukan 

segala-galanya ini, yaitu perbuatan seorang perempuan sundal jahanam,  

31 yang membangun tempatmu yang tinggi pada setiap persimpangan jalan 

dan membuat bukit pengorbananmu di tiap-tiap tanah lapang. namun  engkau 

tidak seperti sundal biasa, oleh sebab  engkau menolak upah sundal. 32 Hai 

isteri yang berzinah, yang memeluk orang-orang lain ganti suaminya sendiri. 

33 Kepada semua perempuan sundal orang memberi upah, namun  engkau 

sebaliknya, engkau yang memberi hadiah umpan kepada semua yang men-

cintai engkau sebagai bujukan, supaya  mereka dari sekitarmu datang 

kepadamu untuk bersundal. 34 Maka dalam persundalanmu engkau yaitu  

kebalikan dari perempuan-perempuan yang lain; bukan orang yang mengejar 

engkau hendak bersundal; namun  engkau yang memberi upah persundalan, 

sedang engkau tidak diberi apa-apa; itulah kebalikannya padamu. 

Dalam ayat-ayat ini kita mendapati gambaran tentang kefasikan luar 

biasa yang diperbuat bangsa Israel, terutama dalam menyembah 

berhala-berhala, kendati dengan perkenanan-perkenanan besar yang 

telah diberikan Allah kepada mereka, yang olehnya, orang akan 

berpikir, mereka seharusnya melekat kepada-Nya untuk selama-

lamaya. Kefasikan mereka ini di sini digambarkan melalui pergaulan 

yang cabul dan memalukan dari gadis cantik yang diselamatkan dari 

kebinasaan itu, yang dibesarkan dan dipelihara dengan baik oleh 

seorang teman dan pengayom yang baik hati, yang dalam segala hal 

sudah menjadi seperti ayah dan suami baginya. Penyembahan ber-

hala mereka yaitu  dosa yang sangat menyulut murka yang atasnya 

mereka bersalah. Penyembahan berhala itu dimulai pada akhir masa 

pemerintahan Salomo (sebab dari masa Samuel sampai pada masa 

berhala ini seingat saya kita tidak membaca apa pun tentang per-

buat


Related Posts:

  • Yehezkiel 9  menurut ber-hala-berhalanya yang banyak itu, yaitu,  1. Menurut keinginan berhala-berhala mereka. Allah akan me-nyerahkan mereka ke dalam kedegilan hatinya, dan membiar-kan mereka menjadi sejahat yang mereka … Read More