Yehezkiel 14

 


g secara 

perlahan-lahan, namun  pada akhirnya terlaksana juga, atas 

bangsa-bangsa yang menyulut murka Allah. Namun ini belum 

semua. Sang nabi tidak hanya menjadi pembawa pesan yang 

bersiap-siap menyatakan perang, dan berseru, Pedang! pedang! 

satu kali, satu kali lagi, dan untuk kali ketiga, melainkan juga, 

sebagai orang yang sangat berkepentingan, ia harus berseru dan 

meratap (ay. 12). Ia harus meratapi dengan sedih kehancuran-

kehancuran yang akan dibuat oleh pedang itu, sebagai orang 

yang tidak hanya berbela rasa dengan orang-orang yang men-

derita, namun  juga merasakan penderitaan-penderitaan itu. 

Dan lagi (ay. 14), Bernubuatlah dan tepuklah tanganmu, remas-

remaslah tanganmu, seperti sedang meratapi kehancuran itu. 

Atau bertepuk tanganlah, seperti sedang mendorong dan 

menyemangati, melalui nubuatmu, orang-orang yang akan 


 418

dijadikan sebagai alat-alatnya. Atau seperti orang yang berdiri 

tercengang melihat betapa penghakiman itu datang dengan 

tiba-tiba dan hebatnya. Sang nabi harus bertepuk tangan. 

Sebab (firman Allah) Aku juga akan bertepuk tangan (ay. 17). 

Allah bersungguh-sungguh dalam menyatakan hukuman ini 

terhadap mereka, dan sebab  itu sang nabi harus menunjuk-

kan dirinya bersungguh-sungguh dalam memberitahukannya. 

Bertepuk tangan Allah, dan juga sang nabi, yaitu  tanda dari 

kemarahan yang kudus terhadap kefasikan mereka, yang 

benar-benar sangat mencengangkan. saat  kemarahan Balak 

bangkit terhadap Bileam, ia meremas-remas jarinya (Bil. 

24:10). Perhatikanlah, Allah dan hamba-hamba-Nya sudah se-

wajarnya marah terhadap orang-orang yang bisa saja disela-

matkan namun  harus dihancurkan. Sebagian orang melihatnya 

sebagai ungkapan kemenangan dan kegembiraan, sejalan de-

ngan ungkapan dalam Yesaya 1:24, Ha, Aku akan melampias-

kan dendam-Ku kepada para lawan-Ku, dan dalam Amsal 1:26, 

Aku juga akan menertawakan celaka mereka. Dan dengan 

demikian dikatakan selanjutnya di sini, hati-Ku yang panas 

menjadi tenang kembali. Kegeraman-Ku tidak hanya akan di-

sempurnakan, namun  juga akan terpuaskan. Dan amatilah 

betapa dengan kesungguhan, betapa dengan penuh kuasa, 

penghukuman ini disahkan: “Aku, TUHAN, yang mengatakan-

nya, yang dapat menepati dan akan menepati apa yang telah 

Kukatakan. Aku telah mengatakannya, dan tidak akan pernah 

mencabutnya. Aku telah mengatakannya, dan siapa yang bisa 

membantahnya?” 

2. Rakyat harus sangat bersungguh-sungguh dalam menantikan 

penghakiman-penghakiman ini. Isyarat tentang hal ini muncul 

sebagai sisipan (ay. 10): Apakah kita akan bersukacita? Melihat 

bahwa Allah sudah mencabut pedang, dan sang nabi menge-

rang dan berseru, Apakah kita akan bersukacita? Sang nabi 

tampak memberi  sisipan ini sebagai alasan mengapa ia 

mengerang, seperti dalam Nehemia 2:3, bagaimana mukaku 

tidak akan muram, saat  Yerusalem porak-poranda? Perhati-

kanlah, sebelum kita membiarkan diri bergembira, kita harus 

mempertimbangkan apakah kita harus bergembira atau tidak. 

Haruskah kita bersukacita, kita yang sedang dihukum dengan 

pedang, yang terbaring di bawah murka dan kutuk Allah?

Kitab Yehezkiel 21:18-27 

 419 

 Apakah kita akan bersukacita seperti bangsa-bangsa, kita yang 

telah berzinah dengan meninggalkan Allah kita? (Hos. 9:1). Ha-

ruskah kita bersukacita sekarang, saat  tangan Allah sudah 

teracung melawan kita, saat  penghakiman-penghakiman 

Allah sudah tiba di negeri, dan dengan penghakiman-pengha-

kiman itu Dia menyuruh orang menangis dan meratap? (Yes. 

22:12). Akankah kita bersukacita sekarang seperti raja dan 

Haman, saat  jemaat sedang dalam kebingungan (Est. 3:15), 

saat  kita seharusnya berduka sebab  hancurnya keturunan 

Yusuf? (Am. 6:6). 

Penghakiman-penghakiman Dinubuatkan 

(21:18-27)  

18 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 19 “Hai engkau anak manusia, 

gambarlah dua jalan yang akan dilalui oleh pedang raja Babel; keduanya 

mulai dari satu negeri. Buatlah sebuah papan penunjuk jalan pada awal 

jalan yang menuju ke masing-masing kota. 20 Gambarlah dari jalan mana 

pedang itu datang melawan Raba, ibukota bani Amon dan melawan Yehuda, 

yang bentengnya ada di Yerusalem. 21 Sebab raja Babel berdiri pada persim-

pangan jalan itu, pada awal kedua jalan itu untuk melakukan tenungan; ia 

mengocok panah, meminta petunjuk dari terafim dan menilik hati binatang. 

22 Ke dalam tangan kanannya terjatuh panah tenungan mengenai Yerusalem: 

supaya  diperdengarkannya suara orang yang membunuh dan menyerukan 

pekik pertempuran, supaya  menyusun alat-alat pendobrak pintu gerbang 

dan menimbun tanah menjadi tembok pengepungan dan mendirikan benteng 

pengepungan. 23 namun  bagi mereka, itu yaitu  tenungan yang menipu, 

walaupun mereka mengangkat sumpah yang muluk-muluk; namun  ia 

mengingat kesalahan mereka, sehingga mereka ditangkap. 24 Oleh sebab itu, 

beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh sebab  kamu membuat kesalahanmu 

itu teringat kembali dengan tersingkapnya pelanggaranmu, sehingga kentara 

dosa-dosamu dalam segala perbuatanmu, oleh sebab  kamu menjadi teringat 

kembali, kamu akan ditangkap dengan kekerasan. 25 Dan hai engkau, raja 

Israel, orang fasik yang durhaka, yang saatmu sudah tiba untuk penghakim-

an terakhir, 26 beginilah firman Tuhan ALLAH: Jauhkanlah serbanmu dan 

buangkanlah mahkotamu! Tiada yang tetap seperti keadaannya sekarang. 

Yang rendah harus ditinggikan, yang tinggi harus direndahkan. 27 Puing, 

puing, puing akan Kujadikan dia! Ini pun tidak akan tetap. Sampai ia datang 

yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu.” 

Sang nabi, dalam ayat-ayat sebelumnya, sudah menunjukkan kepada 

mereka bahwa pedang sedang datang. Dalam perikop ini ia menun-

jukkan kepada mereka bahwa pedang itu datang melawan mereka, 

supaya  mereka tidak membuai diri sendiri bahwa dengan suatu cara 

pedang itu akan dialihkan ke arah yang berlawanan. 


 420

I.   Ia harus melihat dan menunjukkan bahwa tentara Kasdim datang 

melawan Yerusalem dan ditetapkan oleh suatu kekuasaan ter-

tinggi untuk melakukannya. Sang nabi harus menggambar dua 

jalan, yaitu, ia harus menggambar dua jalan di atas selembar 

kertas (ay. 19), seperti yang terkadang dilakukan dalam membuat 

peta. Dan ia harus membawa pasukan raja Babel ke tempat di 

mana kedua jalan itu bersimpangan, sebab  di sanalah mereka 

akan berdiri. Keduanya mulai dari satu negeri. namun  saat  

mereka tiba di tempat di mana satu jalan menuju ke Raba, kota 

utama bani Amon, dan jalan lain menuju ke Yerusalem, ia akan 

berhenti. Sebab, meskipun ia sudah menetapkan hati untuk 

menjadi kehancuran bagi keduanya, namun ia belum menetapkan 

hati yang mana yang pertama-tama akan diserang. Di sini kebi-

jakan pemerintahan dan para penasihatnya meninggalkan dirinya 

dalam kebingungan. Pedang itu harus terhunus ke Raba atau 

melawan Yehuda di Yerusalem. Banyak dari penduduk Yehuda 

pada waktu itu berlindung di Yerusalem, dan semua kepentingan 

negeri tergantung pada keamanan kota itu, dan sebab  itu dise-

but Yehuda, yang bentengnya ada di Yerusalem. Begitu kuatnya ia 

dibentengi, baik oleh alam maupun buatan manusia, sehingga ia 

dianggap tak tertembus (Rat. 4:12). Sang nabi harus menggam-

barkan buah simalakama yang dialami oleh raja Babel ini (ay. 21). 

Sebab raja Babel berdiri, yaitu, ia akan berdiri menimbang-

nimbang jalan mana yang harus diambil, pada awal kedua jalan 

itu. Meskipun ia seorang pemimpin yang sangat jeli dan bertekad 

kuat, namun, tampaknya, ia tidak mengetahui kepentingan-

kepentingannya atau pikirannya sendiri. Maka dari itu janganlah 

orang bijak bermegah dalam kebijaksanaannya atau orang kuat 

dalam kekuasaannya yang sewenang-wenang, sebab bahkan 

orang-orang yang bisa melakukan apa yang mereka mau sekali-

pun jarang mengetahui apa yang terbaik yang harus dilakukan. 

Sekarang amatilah,  

1. Cara yang dia pakai untuk mengambil keputusan. Ia melaku-

kan tenungan, memohon kepada suatu kuasa yang lebih tinggi 

dan tak terlihat, mungkin untuk mengetahui ketentuan dari 

Sang Pemelihara ilahi dengan membuang undi. Untuk tujuan 

itu ia mengocok panah (KJV: ia membuat panah-panahnya 

mengkilap), untuk dipakai membuang undi, untuk menghor-

mati khidmatnya kesempatan itu. Mungkin nama Yerusalem 

Kitab Yehezkiel 21:18-27 

 421 

ditulis pada satu panah dan Raba pada panah lain, dan apa 

yang pertama kali keluar dari tabung, itulah yang diputuskan 

untuk diserang terlebih dulu. Atau ia memohon bimbingan 

dari suatu wangsit. Ia meminta petunjuk dari patung-patung 

atau terafim, berharap menerima jawaban-jawaban yang bisa 

didengar dengan telinga mereka. Atau ia mencari tahu hasil-

hasil ramalan dari isi perut hewan korban: ia menilik hati 

binatang, apakah letaknya menandakan keberuntungan atau 

kemalangan. Perhatikanlah, matilah kesombongan orang-

orang bijak di bumi, bahwa dalam masalah-masalah yang 

sulit, mereka bersenang hati untuk memohon petunjuk dari 

sorga. Namun ini yaitu  contoh dari kebodohan mereka 

bahwa mereka memakai cara-cara yang konyol untuk meminta 

petunjuk seperti itu dari Sang Pemelihara, dengan berpikir 

bahwa caranya cukup dengan membuang undi di pangkuan, 

disertai dengan doa berilah undi yang sempurna, dan merasa 

yakin penuh bahwa setiap keputusannya bukan kebetulan, 

melainkan berasal dari pada TUHAN (Ams. 16:33).  

2. Keputusan yang diambilnya dengan cara ini. Bahkan melalui 

perbuatan-perbuatan yang berdosa ini (yaitu dengan cara 

tenungan – pen.), Allah memenuhi tujuan-tujuan-Nya sendiri 

dan memimpin sang raja untuk pergi ke Yerusalem (ay. 22). 

Tenungan mengenai Yerusalem kebetulan ada di tangan 

kanannya, yang, menurut aturan-aturan tenungan, menetap-

kan dia untuk pergi ke arah itu. Perhatikanlah, pelayanan apa 

saja yang dirancang Allah untuk dikerjakan manusia, Ia pasti 

dalam pemeliharaan-Nya akan memimpin mereka kepada 

pelayanan itu, meskipun mungkin mereka sendiri tidak me-

nyadari apa yang membimbing mereka. Nah, sebab  Yerusa-

lemlah yang ditandai, maka penyerbuan itu pun dibuka de-

ngan mengepung tempat yang penting itu. Panglima-panglima 

ditunjuk untuk memerintah pasukan-pasukan yang dikerah-

kan dalam pengepungan itu, yang harus memperdengarkan 

suara orang yang membunuh, harus memberi  perintah-

perintah kepada para prajurit mengenai apa yang harus di-

lakukan, dan membakar-bakar semangat mereka. Perintah-

perintah diberikan untuk menyiapkan segala sesuatu yang 

diperlukan untuk menjalankan pengepungan itu dengan 

sekuat tenaga. Alat-alat pendobrak pintu gerbang harus diper-


 422

siapkan dan benteng pengepungan didirikan. Oh betapa susah 

payah, betapa besar biaya, yang dikeluarkan manusia untuk 

menghancurkan satu sama lain! 

II. Sang nabi harus menunjukkan baik kepada raykat maupun 

pemimpin bahwa mereka mendatangkan kehancuran ini atas diri 

mereka sebab  dosa mereka sendiri. 

1. Rakyat mendatangkan kehancuran ini atas diri mereka sendiri 

(ay. 23-24). Mereka meremehkan pemberitahuan-pemberitahu-

an yang diberikan kepada mereka tentang penghakiman yang 

akan datang. Nubuat Yehezkiel bagi mereka yaitu  tenungan 

yang menipu. Hati mereka tidak tergerak atau tergugah untuk 

bertobat olehnya. saat  mereka mendengar bahwa Nebukad-

nezar melalui tenungannya diarahkan ke Yerusalem, dan diya-

kinkan akan berhasil dalam serangan itu, mereka menertawa-

kannya dan terus merasa aman, dengan menyebutnya sebagai 

tenungan yang menipu. sebab  mereka mengangkat sumpah, 

yaitu, mereka telah bergabung dalam persekutuan yang sung-

guh-sungguh dengan orang Mesir, dan mereka bergantung 

pada janji yang telah dibuat orang Mesir kepada mereka untuk 

mengakhiri pengepungan itu. Atau mereka bergantung pada 

jaminan-jaminan yang telah diberikan oleh nabi-nabi palsu 

kepada mereka bahwa pengepungan itu akan diakhiri. Atau itu 

mungkin merujuk pada sumpah-sumpah setia yang telah me-

reka ucapkan kepada raja Babel, namun  telah mereka langgar, 

dan sebab  pengkhianatan mereka itu Allah menyerahkan 

mereka pada kebutaan hukum, sehingga peringatan-peringat-

an yang paling baik yang diberikan kepada mereka diremeh-

kan sebagai tenungan-tenungan palsu. Perhatikanlah, tidak 

aneh jika orang yang menertawakan sumpah-sumpah yang 

teramat suci dapat menertawakan juga sabda-sabda yang ter-

amat suci. Sebab di mana pikiran duniawi akan berhenti? 

namun  apakah ketidakpercayaan mereka membuat putusan 

Allah tidak berlaku? Apakah mereka aman sebab  merasa 

aman? Sama sekali tidak. Bahkan, penghinaan yang mereka 

perbuat terhadap peringatan-peringatan ilahi yaitu  dosa 

yang membuat dosa-dosa mereka yang lain teringat, dan salah 

mereka sendiri jika dosa-dosa itu sekarang diingat melawan 

mereka.  

Kitab Yehezkiel 21:18-27 

 423 

(1) Kefasikan mereka yang sekarang tersingkapkan. Allah se-

dang berseteru dengan mereka, namun  begitu suka melawan 

dan keras kepalanya mereka sehingga apa pun yang mere-

ka lakukan untuk membela diri, ternyata hanya menambah 

pelanggaran mereka. Mereka tidak pernah berperilaku 

begitu buruk seperti sekarang sehingga mereka diberi 

panggilan yang paling keras untuk bertobat dan memper-

barui diri: “Sehingga kentara dosa-dosamu dalam segala 

perbuatanmu. Ke mana pun engkau berbalik, engkau me-

nunjukkan sisi hitam.” Ini sungguh benar bagi tiap-tiap 

orang dari kita. Sebab bukan saja tidak ada manusia yang 

hidup dan tidak berdosa, namun  juga di bumi tidak ada 

orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat 

dosa. Pelayanan-pelayanan kita yang terbaik sekalipun 

begitu dikecilkan oleh kelemahan, kebodohan, dan ketidak-

sempurnaan. Dan begitu banyak kejahatan ada pada diri 

kita sehingga meskipun kita ingin berbuat baik, kita tetap 

berkata, dengan rasa sedih dan malu, dalam segala per-

buatan kita, dan dalam semua perkataan kita juga, dosa-

dosa kita kentara, dan bersaksi melawan kita. sebab  itu, 

seandainya kita berada di bawah hukum Taurat, kita 

sudah binasa.  

(2) Hal ini mengingatkan kefasikan mereka yang dahulu: 

“Kamu membuat kesalahanmu itu teringat kembali, bukan 

oleh dirimu sendiri sehingga kamu bertobat darinya, me-

lainkan oleh keadilan Allah sehingga kesalahan itu harus 

diperhitungkan. Dosa-dosamu sendiri membuat dosa-dosa 

nenek moyangmu diingat-ingat melawan kamu, yang jika 

tidak demikian, kamu tidak akan pernah menderita kare-

nanya.” Perhatikanlah, Allah mengingat kejahatan-kejahat-

an yang dahulu hanya untuk melawan orang-orang yang, 

dengan tersingkapnya kefasikan mereka sekarang, menun-

jukkan bahwa mereka tidak bertobat darinya.  

(3) Bahwa supaya  mereka menderita sebab  semuanya itu, 

mereka diserahkan kepada si pembinasa, supaya  mereka 

dibawa (ay. 23): “Kamu akan ditangkap dengan tangan yang 

telah ditunjuk Allah untuk menyergap dan mencengkeram 

kamu, dan yang darinya kamu tidak bisa lepas.” Manusia 

dikatakan sebagai tangan Allah saat  mereka dipakai 


 424

sebagai hamba-hamba keadilan-Nya (Mzm. 17:14). Perhati-

kanlah, orang-orang yang tidak mau dibawa oleh firman 

anugerah Allah pada akhirnya akan dibawa oleh tangan 

murka-Nya. 

2. Raja juga mendatangkan kehancurannya pada dirinya sendiri. 

Zedekia yaitu  raja Israel, yang kepadanya sang nabi di sini, 

dalam nama Allah, berkata-kata. Dan, seandainya sang nabi 

tidak berbicara dalam nama Allah, ia tidak akan berbicara 

dengan demikian berani, demikian terus terang. Sebab tidak 

pantas berkata kepada raja; Hai, orang dursila.  

(1) Sang nabi memberitahukan kepada raja seperti apa tabiat-

nya (ay. 25). Engkau raja Israel, orang fasik yang durhaka! 

Ia tidak begitu buruk seperti sebagian dari pendahulu-

pendahulunya, namun  cukup buruk untuk disebut dengan 

tabiat itu. Ia durhaka, terhilang bagi segala sesuatu yang 

bajik dan suci. Dan ia fasik, sebab  ia menyuburkan dosa 

di antara rakyatnya. Ia berdosa, dan membuat orang Israel 

berdosa. Perhatikanlah, kedurhakaan dan kefasikan yaitu  

buruk pada siapa saja, namun  paling buruk bila ada pada 

seorang raja, raja Israel, yang sebagai orang Israel seharus-

nya mengetahui lebih baik, dan sebagai seorang raja seha-

rusnya memberi  contoh yang lebih baik, dan memiliki 

pengaruh lebih baik terhadap orang-orang di sekelilingnya.  

(2) Sang nabi membacakan hukuman sang raja kepadanya. 

Kejahatannya akan berakhir. Takarannya sudah penuh, 

dan sebab  itu saatnya sudah tiba, hari penghukumannya, 

hari pembalasan ilahi. Perhatikanlah, walaupun orang-

orang yang fasik dan durhaka bisa saja berkembang untuk 

sementara itu, namun saat mereka akan tiba untuk jatuh. 

Hukuman yang dijatuhkan di sini yaitu ,  

[1] Bahwa Zedekia akan diturunkan. Ia telah kehilangan 

mahkotanya, dan ia tidak akan lagi memakainya. Ia 

dengan kedurhakaannya telah menajiskan mahkotanya, 

dan mahkota itu akan dilemparkan ke tanah (ay. 26): 

Jauhkanlah serbanmu. Mahkota dan serban yaitu  

barang yang bisa hilang. Hanya di dunia lain ada mah-

kota kemuliaan yang tidak pudar, kerajaan yang tidak 

tergoncangkan. Terjemahan bahasa Kasdim mengurai-

Kitab Yehezkiel 21:18-27 

 425 

kannya demikian: Ambillah serban dari Seraya sang 

imam kepala, dan Aku akan mengambil mahkota dari 

Zedekia sang raja. Baik serban maupun mahkota tidak 

akan diam di tempatnya masing-masing, namun  akan 

dilenyapkan. Tiada yang tetap seperti keadaannya seka-

rang. Zedekia tidak sama seperti sebelumnya. Ini tidak 

begini (demikian kata yang dipakai). Mungkin ia dur-

haka dan fasik sekarang seperti sebelum-sebelumnya. 

Perhatikanlah, manusia kehilangan martabat mereka 

oleh sebab  kejahatan mereka. Kedurhakaan dan kefa-

sikan mereka menghilangkan serban mereka, melepas-

kan mahkota mereka, dan membuat mereka menjadi 

kebalikan dari apa yang sebelumnya.  

[2] Bahwa kebingungan dan kekacauan besar dalam peme-

rintahan akan mengikutinya sesudah itu. Segala sesua-

tu akan dijungkirbalikkan. Si penakluk akan bermegah 

dalam meninggikan yang rendah dan merendahkan yang 

tinggi, mengutamakan sebagian dan merendahkan seba-

gian yang lain, sesuai kehendaknya, tanpa mengindah-

kan hak atau jasa.  

[3] usaha -usaha  untuk mendirikan kembali pemerintahan 

akan gagal dan sia-sia, khususnya pemerintahan Gedal-

ya, dan pemerintahan Ismail yang berasal dari keturun-

an raja (yang dijadikan rujukan dalam terjemahan Alki-

tab bahasa Kasdim). Kedua-duanya tidak akan mampu 

berbuat apa pun. Puing, puing, puing akan Kujadikan 

dia! Pertama-tama satu rancangan digulingkan, kemu-

dian rancangan yang lain. Sebab siapa yang dapat 

membangun apa yang hendak dirobohkan Allah? 

[4] Kerajaan ini tidak akan pernah dipulihkan sampai kera-

jaan itu tetap untuk selama-lamanya di tangan Mesias. 

Tidak akan ada lagi raja-raja dari kaum keturunan 

Daud sesudah  Zedekia, sampai Kristus datang, yang 

berhak atasnya. Dialah keturunan Daud yang dalam 

diri-Nya janji itu akan mendapat penggenapannya, dan 

kepadanya akan Kuberikan itu. Ia akan mendapat 

takhta Daud, bapa leluhur-Nya (Luk. 1:32). Segera sebe-

lum kedatangan Kristus, ada kegelapan yang lama 

menutupi martabat rajawi, seperti juga ada kehilangan 


 426

roh nubuat, supaya  bersinarnya Dia dalam kegenapan 

waktu baik sebagai Raja maupun Nabi tampak lebih 

dikagumi lagi. Perhatikanlah, Kristus memiliki  hak 

yang tak dapat diganggu gugat atas pemerintahan dan 

kedaulatan baik di dalam jemaat maupun dunia. Kera-

jaan yaitu  hak-Nya. Dan, sebab  berhak, Ia akan me-

milikinya pada waktunya: Kepadanya akan Kuberikan 

itu. Dan akan ada penjungkirbalikan secara umum ter-

hadap segala sesuatu daripada Ia harus kehilangan 

hak-Nya secara penuh, dan akan ada penjungkirbalikan 

secara khusus terhadap semua perlawanan yang meng-

hadang di jalan-Nya, untuk memberi  tempat bagi-

Nya (Dan. 2:45; 1Kor. 15:25). Hal ini disebutkan di sini 

untuk menghibur orang-orang yang takut bahwa janji 

yang dibuat di dalam Daud tidak akan digenapi untuk 

selama-lamanya. “Tidak,” firman Allah, “janji itu pasti, 

sebab kerajaan Mesias akan berlangsung selama-lama-

nya.” 

Kehancuran Bani Amon 

(21:28-32)  

28 “Dan engkau anak manusia, bernubuatlah dan katakan: Beginilah firman 

Tuhan ALLAH mengenai bani Amon dan cercaan mereka; katakanlah: Pe-

dang, pedang sudah tercabut untuk menumpahkan darah, digosok untuk 

memusnahkan, dan supaya  mengkilap seperti petir – 29 sedang orang melihat 

penglihatan-penglihatan yang menipu bagimu dan memberi tenungan-te-

nungan bohong kepadamu – untuk ditetakkan ke leher orang-orang fasik 

yang durhaka, yang saatnya sudah tiba untuk penghakiman terakhir.  

30 Kembalikanlah itu ke sarungnya! Di tempat penciptaanmu dan di negeri 

asalmu Aku akan menghukum engkau. 31 Aku akan mencurahkan geram-Ku 

atasmu dan menyemburkan api murka-Ku kepadamu dan menyerahkan 

engkau ke dalam tangan orang-orang dungu, yang menimbulkan kemusnah-

an. 32 Engkau menjadi makanan api, darahmu akan tertumpah di tengah-

tengah tanah itu, dan engkau tidak akan diingat-ingat lagi, sebab Aku, 

TUHAN, yang mengatakannya.” 

Nubuat tentang kehancuran bani Amon, yang diwujudkan oleh 

Nebukadnezar sekitar lima tahun sesudah  kehancuran Yerusalem, 

tampak disebutkan di sini saat  raja Babel mengalihkan rancangan-

nya melawan Raba, dan mengarahkannya pada Yerusalem. Melihat 

ini bani Amon bertambah sangat kurang ajar, dan menyoraki 

Yerusalem. namun  sang nabi harus memberi tahu mereka bahwa ke-

Kitab Yehezkiel 21:28-32 

 427 

sabaran bukanlah pembebasan, dan penangguhan bukanlah peng-

ampunan. Saat mereka pun sudah dekat. Giliran mereka tiba beri-

kutnya, dan hanya memberi kepuasan malang belaka bagi mereka 

bahwa mereka yang terakhir dimakan habis, yang terakhir dilenyap-

kan. 

I. Dosa bani Amon di sini disiratkan. Dosa itu yaitu  cercaan mere-

ka (ay. 28).  

1. Cercaan yang mereka timpakan atas diri mereka sendiri saat  

mereka mendengarkan nabi-nabi palsu mereka (sebab seperti 

itulah tampaknya nabi-nabi yang ada di antara mereka, seperti 

juga yang ada di antara orang-orang Yahudi), yang mengaku-

ngaku menubuatkan keamanan mereka yang abadi di tengah-

tengah kehancuran yang sedang menimpa negeri-negeri seki-

tar mereka: “Mereka melihat penglihatan-penglihatan yang meni-

pu bagimu dan memberi tenungan-tenungan bohong (ay. 29). 

Mereka membuaimu dengan janji-janji damai, dan engkau be-

gitu bodoh sehingga membiarkan dirimu diperdaya oleh mereka, 

dan mendorong mereka berbuat demikian dengan mempercayai 

janji-janji mereka.” Perhatikanlah, orang-orang yang memberi 

makan diri mereka dengan keangkuhan di hari kemakmuran 

mereka, sedang mempersiapkan bahan cercaan di hari bencana 

mereka.  

2. Cercaan yang mereka lontarkan kepada Israel milik Allah, 

saat  mereka menyoraki penderitaan-penderitaan Israel, dan 

dengan demikian menambahkan penderitaan baginya, meru-

pakan hal yang sangat biadab dan tidak berperikemanusiaan. 

Juru-juru tenung mereka, yang meninggikan mereka dengan 

kesombongan bahwa mereka yaitu  bangsa yang lebih baik 

daripada Israel, sebab  mereka diluputkan saat  Israel dile-

nyapkan, dan dengan keyakinan bahwa kemakmuran mereka 

akan selalu berlanjut, membuat mereka begitu tinggi hati dan 

kurang ajar. Mereka bahkan menginjak-injak leher orang-orang 

Israel yang terbunuh, terbunuh oleh orang-orang Kasdim yang 

fasik (KJV), yang mendapat perintah untuk melaksanakan 

penghakiman-penghakiman Allah atas orang-orang Israel 

saat  kesalahan mereka telah berakhir, yaitu, saat  takaran-

nya sudah penuh. Kita akan menjumpai hal ini lagi dalam 

pasal 25:3, dst. Perhatikanlah, orang-orang yang menginjak-


 428

injak umat Allah dalam kesusahan mereka sudah matang bagi 

kesengsaraan, padahal mereka seharusnya gemetar saat  

penghakiman dimulai pada rumah Allah sendiri. 

II. Kehancuran bani Amon yang sehabis-habisnya diancamkan. Se-

bab cercaan yang diberikan kepada jemaat oleh tetangga-tetang-

ganya akan dikembalikan ke atas pangkuan mereka sendiri (Mzm. 

79:12). Mari kita lihat betapa mengerikannya ancaman itu dan 

kehancurannya nanti.  

1. Kehancuran itu akan datang dari murka Allah, yang membenci 

penghinaan-penghinaan dan kejahatan-kejahatan yang diper-

buat terhadap umat-Nya sebagai sesuatu yang diperbuat ter-

hadap diri-Nya sendiri (ay. 31): Aku akan mencurahkan geram-

Ku seperti hujan api dan belerang ke atasmu. Setetes saja 

murka dan geram ilahi akan menciptakan penderitaan dan 

kesesakan yang cukup bagi setiap orang yang hidup yang 

berbuat jahat. Lalu apa jadinya jika murka dan geram itu satu 

sungai penuh? “Aku akan menyemburkan api murka-Ku, yaitu, 

Aku akan mengobarkan api murka-Ku melawan engkau. Api 

itu akan membakar dengan sekuat-kuatnya.” Engkau menjadi 

makanan api (ay. 32). Perhatikanlah, orang-orang fasik men-

jadikan diri mereka bahan bakar bagi api murka Allah. Mereka 

dimakan habis olehnya, dan api itu dikobarkan oleh mereka.  

2. Kehancuran itu akan diwujudkan oleh pedang perang. Kepada 

mereka sang nabi harus berseru, seperti sebelumnya kepada 

Israel, sebab  mereka sudah bersorak-sorak atas tergulingnya 

Israel: Pedang, pedang sudah tercabut (ay. 28, bandingkan ay. 

9-10). Pedang itu tercabut untuk memusnahkan, dan supaya  

mengkilap seperti petir, teracung dan mengkilap, dan layak 

untuk dipakai. Pelaksanaan-pelaksanaan Allah akan sesuai 

dengan persiapan-persiapan-Nya. Pedang ini, saat  dicabut, 

tidak akan kembali ke sarungnya (ay. 30) sampai ia selesai 

melakukan pekerjaan yang untuknya ia dicabut. saat  pe-

dang itu dicabut, ia tidak kembali sampai Allah membuatnya 

kembali, dan Ia tidak pernah berubah dan siapa dapat mengha-

langi Dia? Siapa dapat mengubah tujuan-Nya?  

3. Orang-orang yang dipekerjakan di dalamnya yaitu  orang-

orang dungu, yang menimbulkan kemusnahan (KJV: pandai 

memusnahkan). Orang-orang yang bertabiat buruk seperti ini 

Kitab Yehezkiel 21:28-32 

 429 

memiliki  kecerdasan manusia untuk melakukan pekerjaan 

binatang buas. Mereka memiliki  akal manusia, yang mem-

buat mereka terampil, namun  tanpa belas kasihan manusia, 

yang membuat mereka hanya pandai memusnahkan. Meski-

pun mereka yaitu  aib bagi umat manusia, namun ada kala-

nya mereka dipakai untuk melayani tujuan-tujuan Allah. Allah 

menyerahkan bani Amon ke dalam tangan orang-orang yang 

demikian, dan itu wajar, sebab mereka sendiri kejam seperti 

binatang, dan bersuka dalam kehancuran Israel milik Allah. 

Beralasan bagi kita untuk berdoa, sebagaimana Paulus ingin 

didoakan, supaya  kita terlepas dari para pengacau dan orang-

orang jahat (2Tes. 3:2), orang-orang yang tampak dibuat untuk 

melakukan kejahatan. 

4. Tempat di mana mereka akan dimintai perhitungan seperti itu: 

“Di tempat penciptaanmu Aku akan menghukum engkau, di 

mana engkau pertama kali dibentuk sebagai sebuah bangsa, 

dan di mana engkau sudah berdiam semenjak itu, dan sebab  

itu di mana engkau tampak sudah berakar. Negeri asalmu 

akan menjadi negeri kehancuranmu.” Perhatikanlah, Allah da-

pat mendatangkan kehancuran atas diri kita bahkan di tempat 

kita merasa paling aman, dan mengusir kita dari tanah yang 

kita pikir kita berhak atasnya tanpa bisa diganggu gugat, dan 

memilikinya tanpa bisa diusik. Darahmu akan tertumpah bu-

kan hanya di perbatasan-perbatasanmu, melainkan juga di 

tengah-tengah tanahmu. Terakhir, kehancuran itu akan men-

jadi kehancuran yang tak dapat diperbaiki: “Meskipun engkau 

mungkin menyangka akan pulih, sia-sia saja berpikiran 

begitu. Engkau tidak akan diingat-ingat lagi dengan rasa hor-

mat sedikit pun” (Mzm. 9:7). Sudah sewajarnya nama mereka 

dihapuskan, sebab mereka ingin supaya  nama Israel hilang 

untuk selama-lamanya. 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  22  

i sini ada tiga pesan berbeda yang Allah percayakan kepada 

sang nabi untuk disampaikan mengenai Yehuda dan Yeru-

salem. Ketiga pesan itu memiliki tujuan yang sama, untuk menun-

jukkan kepada mereka dosa-dosa mereka dan penghakiman yang 

akan menimpa mereka sebab  dosa-dosa itu.  

I.  Inilah daftar dosa-dosa mereka, yang dengannya mereka men-

datangkan aib bagi diri sendiri, dan yang sebab nya Allah 

membawa mereka pada kehancuran (ay. 1-16).  

II. Mereka di sini dibandingkan dengan sanga, dan dihakimi se-

perti sanga dibersihkan dengan api (ay. 17-22).  

III. Semua orang dari segala tingkat dan derajat di antara me-

reka di sini didapati bersalah sebab  melalaikan tugas dan 

perannya serta ikut menambah dosa bangsa. Oleh sebab itu, 

sebab  tidak ada yang tampil sebagai pengantara, mereka 

semua harus ikut menanggung hukuman atas dosa itu (ay. 

23-31). 

Dosa-dosa Yerusalem 

(22:1-16) 

1 Datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai engkau, anak manusia, maukah 

engkau menjatuhkan, ya, menjatuhkan hukuman atas kota yang penuh 

hutang darah? Beritahukanlah kepadanya segala perbuatannya yang keji,  

3 dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai kota, yang mencurah-

kan darah di tengah-tengahmu, sehingga waktu penghukumanmu datang 

dan membuat berhala-berhala bagimu yang menajiskan dirimu. 4 Dengan 

darah yang engkau curahkan engkau bersalah dan dengan berhala-berhala-

mu yang engkau perbuat engkau menjadi najis; dengan demikian engkau 

membuat saatmu mendekat dan membuat akhir tahun-tahunmu datang. 

Oleh sebab  itu Aku memberi engkau cercaan bagi bangsa-bangsa dan 

ejekan bagi semua negeri.  5 Yang dekat padamu dan yang jauh dari padamu 


 432

akan mengejek engkau, yang kenajisannya terkenal dan yang penuh huru-

hara. 6 Lihat, masing-masing pemimpin Israel mengandalkan kekuatannya di 

tengah-tengahmu untuk menumpahkan darah. 7 Padamu ayah dan ibu 

dihina dan di tengah-tengahmu orang melakukan pemerasan terhadap orang 

asing, padamu anak yatim dan janda ditindas. 8 Engkau memandang ringan 

terhadap hal-hal yang kudus bagi-Ku dan hari-hari Sabat-Ku kaunajiskan.  

9 Padamu berkeliaran orang-orang pemfitnah dengan maksud mencurahkan 

darah dan orang makan daging persembahan di atas gunung-gunung; keme-

suman dilakukan di tengah-tengahmu. 10 Padamu orang menyingkapkan 

aurat isteri ayahnya dan memperkosa perempuan pada waktu cemar kainnya 

yang menajiskannya. 11 Yang satu melakukan kekejian dengan isteri sesama-

nya dan yang lain menajiskan menantunya perempuan dengan perbuatan 

mesum, orang lain lagi memperkosa saudaranya perempuan, anak kandung 

ayahnya. 12 Padamu orang menerima suap untuk mencurahkan darah, eng-

kau memungut bunga uang atau mengambil riba dan merugikan sesamamu 

dengan pemerasan, namun  Aku kaulupakan, demikianlah firman Tuhan 

ALLAH. 13 Sungguh, Aku bertepuk tangan mengenai keuntunganmu yang ha-

ram yang kaudapati dan mengenai darah yang dicurahkan di tengah-

tengahmu. 14 Apakah hatimu akan tetap teguh dan tanganmu merasa kuat 

pada masa Aku bertindak terhadap engkau? Aku, TUHAN, yang mengata-

kannya dan yang akan membuatnya. 15 Aku akan menyerakkan engkau di 

antara bangsa-bangsa dan menghamburkan engkau ke semua negeri dan 

Aku akan mengikis kenajisanmu dari padamu. 16 Maka engkau akan dinajis-

kan di hadapan bangsa-bangsa sebab  kesalahanmu sendiri, dan engkau 

akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.” 

Dalam ayat-ayat di atas, sang nabi dengan mandat dari Sorga bertin-

dak seperti hakim yang mengadili di pengadilan, dan Yerusalem 

dituntut sebagai seorang narapidana yang sedang diadili. Jika nabi-

nabi diangkat atas bangsa-bangsa, terlebih lagi mereka diangkat atas 

bangsa kepunyaan Allah (Yer. 1:10). Nabi ini diberi wewenang untuk 

menjatuhkan hukuman atas kota yang penuh hutang darah. Yeru-

salem disebut demikian sebab  ia tidak hanya bersalah atas dosa 

penumpahan darah tertentu, namun  kejahatannya hampir semuanya 

yaitu  kejahatan berdarah (7:23), yang membuatnya najis dalam 

kubangan darahnya, dan untuk itu ia sepantasnya diberi minum 

darah. Nah, tugas hakim atas narapidana yaitu  membuktikan ia 

bersalah atas kejahatan-kejahatannya, dan kemudian menjatuhkan 

putusan hukuman atasnya untuk kejahatan-kejahatan itu. Kedua 

hal ini yang akan dilakukan Yehezkiel di sini. 

I.  Yehezkiel akan membuktikan Yerusalem bersalah atas banyak 

kejahatan keji yang disebutkan di sini, dalam surat dakwaan yang 

panjang, yang yaitu  billa vera – surat dakwaan yang benar. 

Allah-lah yang menulis surat dakwaan itu, yang penghakiman-

Nya kita yakini berdasar  kebenaran. Yehezkiel harus memberi-

tahukan kepadanya segala perbuatannya yang keji (ay. 2), agar 

Kitab Yehezkiel 22:1-16 

 433 

Allah dibenarkan dalam semua kehancuran yang didatangkan-

Nya atas Yerusalem. Marilah kita mengamati setiap dosa yang di 

sini didakwakan kepada Yerusalem dan yang menyebabkan mere-

ka semua luar biasa berdosa. 

1. Pembunuhan: Kota yang mencurahkan darah, bukan hanya di 

pinggiran-pinggiran kota, tempat orang asing tinggal, namun  

juga di tengah-tengahnya, tempat, yang kita pikir, para hakim, 

jika memang ada, pasti akan lebih awas dibandingkan dengan 

di tempat-tempat lain. Bahkan di sana, orang dibunuh baik 

dalam perkelahian maupun secara diam-diam atau dengan 

diracuni, atau dalam sidang pengadilan dengan berkedok hu-

kum. Dan, tidak ada tindakan yang diambil untuk mengung-

kap dan menghukum para pembunuh itu menurut hukum 

(Kej. 9:6), tidak, bahkan tidak dilakukan upacara untuk men-

damaikan pembunuhan yang tidak jelas (Ul. 21:1), sehingga 

kesalahan dan kecemaran tetap tinggal dalam kota itu. Demi-

kianlah, dengan darah yang engkau curahkan engkau bersalah 

(ay. 4). Kejahatan inilah yang paling ditekankan, sebab  dosa 

ini menggenapi takaran dosa Yerusalem lebih dari dosa yang 

lain. Terhadap dosa ini, dikatakan TUHAN tidak mau mengam-

puninya (2Raj. 24:4).  

(1) Pemimpin-pemimpin Israel, yang seharusnya menjadi pelin-

dung bagi orang tak bersalah yang ditindas, masing-masing 

mengandalkan kekuatannya untuk menumpahkan darah 

(ay. 6). Mereka haus darah, dan suka menumpahkan da-

rah. Siapa pun yang masuk dalam lingkup kekuasaan me-

reka akan merasakannya. Siapa pun yang mengharapkan 

belas kasihan mereka tidak akan mendapatinya.  

(2) Ada orang-orang pemfitnah dengan maksud mencurahkan 

darah (ay. 9). Mereka memfitnah orang lain di hadapan 

para pemimpin, yang mereka tahu akan senang mende-

ngarnya, untuk memanas-manasi para pemimpin itu mela-

wan orang-orang yang difitnah. Atau, mereka membocor-

kan hal-hal yang dibicarakan dalam perbincangan tertutup, 

untuk membuat perpecahan antar sesama, dan menimbul-

kan percekcokan di antara mereka, agar mereka saling 

menggigit, dan menerkam, serta menyusahkan satu sama 

lain, bahkan sampai membunuh. Perhatikanlah, orang-


 434

orang yang, dengan menyakiti hati dan menjelek-jelekkan 

sesamanya, menabur perselisihan di antara saudara, harus 

bertanggung jawab untuk semua akibat buruk yang meng-

ikutinya. Sebab, orang yang menyulut api harus bertang-

gung jawab atas semua kerusakan yang terjadi.  

(3) Ada orang-orang yang menerima suap untuk mencurahkan 

darah (ay. 12), yang mau disewa untuk bersumpah palsu 

agar orang lain dihukum mati, atau, jika mereka bertindak 

sebagai juri, mau disuap untuk menyatakan bersalah orang 

yang tak berdosa. saat  begitu banyak kejahatan berdarah 

dan biadab seperti ini terjadi di Yerusalem, kita dapat me-

nyimpulkan,  

[1] Bahwa hati nurani manusia telah menjadi bejat dan be-

ngis serta hatinya telah mengeras. Sebab, hanya orang 

yang rela melakukan kejahatan apa pun, yang rela 

melakukan kejahatan ini.  

[2] Bahwa sangat banyak orang baik hati yang hidup tenang 

dibunuh, sehingga, dengan meningkatnya kesalahan 

kota itu, meningkat pula jumlah pemusnahan orang yang 

seharusnya bisa berdiri mempertahankan negeri itu 

untuk menyurutkan murka Allah. 

2. Penyembahan berhala: Ia membuat berhala-berhala baginya 

yang menajiskan dirinya (ay. 3-4). Dengan berhala-berhalamu 

yang engkau perbuat engkau menjadi najis. Perhatikanlah, 

orang-orang yang membuat berhala-berhala bagi dirinya akan 

didapati bahwa mereka membuat berhala-berhala itu untuk 

menghancurkan dirinya sendiri, sebab para penyembah ber-

hala menipu dirinya dan menyiapkan kehancurannya sendiri. 

Selain itu, dengan cara ini mereka menajiskan dirinya, mereka 

membuat diri mereka menjijikkan di mata Allah yang benar 

dan cemburu, dan bahkan akal maupun suara hati mereka 

najis, sehingga bagi mereka suatupun tidak ada yang suci. 

Orang-orang yang tidak membuat berhala-berhalanya sendiri 

tetap didapati bersalah sebab  makan daging persembahan di 

atas gunung-gunung, atau di bukit-bukit pengorbanan (ay. 9), 

untuk menghormati berhala-berhala itu dan bersekutu dengan 

para penyembah berhala. 

Kitab Yehezkiel 22:1-16 

 435 

3. Tidak taat kepada orangtua (ay. 7): Padamu ayah dan ibu dihina 

oleh anak-anaknya. Anak-anak mengejek orangtuanya, mengu-

tukinya, dan tidak mau menaatinya, yang menjadi pertanda ter-

jadinya kemerosotan yang lebih dari sekedar kemerosotan watak 

dan akhlak, namun  juga keinginan untuk melakukan segala jenis 

kekacauan (Yes. 3:5). Orang-orang yang menghina orang tuanya 

akan segera melakukan segala kejahatan. Allah telah membuat 

banyak hukum yang baik untuk melindungi kewenangan ayah, 

namun tidak ada tindakan yang diambil agar hukum-hukum ini 

dilaksanakan. Bahkan, orang Farisi zaman itu mengajar anak-

anak, dengan alasan membayar korban, menghina orang tua 

mereka dan menolak memelihara mereka (Mat. 15:5). 

4. Penindasan dan pemerasan. Untuk memperkaya diri sendiri, 

mereka menindas orang miskin (ay. 7): Orang melakukan 

pemerasan dan penipuan terhadap orang asing, mengambil 

keuntungan dari kebutuhannya, serta kebutaannya akan hu-

kum dan adat istiadat negeri itu. Di Yerusalem, yang seharus-

nya menjadi tempat perlindungan bagi yang tertindas, anak 

yatim dan janda ditindas dengan tuntutan dan penyelidikan 

yang tidak masuk akal, atau tuntutan hukum yang menyusah-

kan, sehingga di sini kekuasaan mengalahkan hak. “Engkau 

memungut bunga uang atau mengambil riba (ay. 12). Bukan 

hanya orang-orang yang ada padamu melakukannya, namun  

engkau juga melakukannya.” Tindakan itu dilakukan sebagai 

tindakan seluruh kota atau tindakan masyarakat. Uang rak-

yat, yang seharusnya digunakan untuk kebaikan rakyat, ma-

lah dijalankan untuk mendapatkan riba, dengan pemerasan. 

Engkau merugikan sesamamu dengan kekerasan dan penin-

dasan. Jika sesama saling mengambil keuntungan melalui 

perdagangan yang jujur boleh-boleh saja, namun  orang yang 

loba akan keuntungan gelap tidak akan peduli dengan hukum 

perdagangan yang adil. 

5. Penajisan hari Sabat serta hal-hal kudus lain. Dosa ini biasa-

nya terjadi bersama dengan dosa-dosa lain yang di sini di-

dakwakan kepada mereka (ay. 8): Engkau memandang ringan 

terhadap hal-hal yang kudus bagi-Ku, Firman yang kudus, 

peraturan-peraturan yang kudus. Upacara-upacara yang dite-

tapkan Allah dianggap terlalu membosankan, terlalu biasa. 

Mereka menghinakan upacara-upacara itu, dan sebab  itu 


 436

lebih menyukai cara-cara bangsa-bangsa lain. Perhatikanlah, 

kebejatan dan kecurangan sering kali disertai dengan peng-

hinaan terhadap agama dan penyembahan akan Allah. Hari-

hari Sabat-Ku kau najiskan. Bukan di Yerusalem yang meng-

agungkan pengudusan Sabat orang menyangka hal itu akan 

terjadi, di kota yang kudus. Pelanggaran Sabat merupakan 

kesalahan yang menjadi jalan masuk untuk semua kesalahan. 

Banyak orang mengakui bahwa pelanggaran Sabat merupakan 

penyebab kehancuran mereka yang paling besar dibandingkan 

perkara apa pun. 

6. Kenajisan dan segala macam dosa perintah ketujuh, buah dari 

hawa nafsu yang memalukan, yang padanya, Allah dalam 

penghakiman-Nya yang benar, menyerahkan mereka, untuk 

menghukum mereka atas penyembahan berhala dan penajisan 

hal-hal kudus yang mereka lakukan. Yerusalem dulu terkenal 

dengan kemurniannya, namun  sekarang kemesuman dilakukan 

di tengah-tengahmu (ay. 9). Kemesuman dilakukan terang-

terangan, bahkan dalam cara yang paling memalukan, seperti 

dalam perkara orang menghampiri istri ayahnya, yaitu me-

nyingkapkan aurat isteri ayahnya (ay. 10), dan dosa yang ja-

ngan disebut di antara orang Kristen tanpa kebencian yang 

mendalam (1Kor. 5:1), dan dosa yang dijadikan kejahatan yang 

setimpal diberi hukuman mati oleh hukum Musa (Im. 20:11). 

Waktu untuk menahan diri dari memeluk tidak ditaati (Pkh. 

3:5), sebab  mereka memperkosa perempuan pada waktu cemar 

kainnya yang menajiskannya. Mereka menganggap biasa per-

buatan kemesuman dengan isteri sesamanya, dengan menan-

tunya perempuan, atau saudaranya perempuan (ay. 11). Masak-

an Allah tidak menghukum mereka sebab  semuanya ini? 

7. Ketidakpedulian terhadap Allah yaitu  dasar dari semua keja-

hatan ini (ay. 12): “Aku kaulupakan, jika tidak tentu engkau 

tidak akan berbuat demikian.” Perhatikanlah, orang berdosa 

melakukan hal-hal yang menyulut murka Allah sebab  mereka 

melupakan Dia. Mereka melupakan bahwa mereka berasal 

dari-Nya. Mereka melupakan ketergantungan dan kewajiban 

mereka kepada-Nya. Mereka melupakan betapa berharganya 

kasih karunia-Nya, yang membuat mereka tidak layak mene-

rima kasih karunia itu. Mereka lupa betapa hebat murka-Nya, 

sehingga membuat mereka menjijikkan. Orang-orang yang me-

Kitab Yehezkiel 22:1-16 

 437 

milih jalan yang sesat, telah melupakan TUHAN, Allah mereka 

(Yer. 3:21). 

II. Ia akan menjatuhkan putusan hukum atas Yerusalem untuk 

kejahatan-kejahatan ini. 

1. Biarlah Yerusalem mengetahui bahwa dia telah memenuhi 

takaran kesalahannya, dan bahwa dosa-dosanya sudah se-

demikian jahatnya sehingga meniadakan penundaan dan 

menyerukan pembalasan segera. Dia membuat waktu peng-

hukumannya datang (ay. 3), membuat saatnya mendekat. Dan, 

dia membuat akhir tahun-tahunnya untuk penghukuman 

sudah matang untuk datang (ay. 4), seperti ahli waris yang 

sudah mencapai kedewasaan dan siap menerima warisannya. 

Allah ingin bersabar dengan mereka lebih lama lagi, namun  

kelancangan mereka dalam dosa sudah mencapai puncaknya 

sehingga Allah tidak mungkin dalam kebenaran memberi mere-

ka sehari lagi pun. Perhatikanlah, kesabaran yang disalah-

gunakan pada akhirnya akan habis. Dan, saat  orang berdosa 

(seperti yang dikatakan Salomo) menjadi terlalu fasik, mereka 

mati sebelum waktunya (Pkh. 7:17) dan memperpendek waktu 

penangguhan mereka. 

2. Biarlah Yerusalem mengetahui bahwa ia telah menghadapkan 

dirinya, dan sebab  itu, Allah sepantasnya menghadapkan 

Yerusalem pada penghinaan dan ejekan dari semua negeri 

sekitarnya (ay. 4): Aku memberi engkau cercaan bagi bangsa-

bangsa, baik yang dekat, yang menjadi saksi mata kemurtad-

an dan kebejatan Yerusalem, maupun yang jauh, yang, meski-

pun dari kejauhan, akan merasa perlu untuk memperhatikan 

(ay. 5). Mereka semua akan mengejek engkau. Waktu mereka 

dicela oleh bangsa sekitarnya sebab  mereka berpaut kepada 

Allah, cela itu pun menjadi kemuliaan mereka, dan mereka 

boleh yakin bahwa Allah pasti akan mengenyahkan cela itu 

dari mereka. namun  , sekarang saat mereka diolok-olok 

sebab  pemberontakan mereka terhadap Allah, maka mereka 

pun harus berbaring dalam rasa aib, dan berkata, TUHAN itu 

adil. Para tetangga mereka mengolok-olok Yerusalem, sebab  

dosanya sangat memalukan (ia terkenal, dengan nama yang 

cemar, dan sangat kehilangan kemuliaannya), dan sebab  

penghukumannya sangat berat, maka ia penuh huru-hara dan 


 438

sangat gusar akan kesesakannya. Perhatikanlah, orang-orang 

yang sangat gusar akan kesesakannya biasanya dikelilingi oleh 

orang-orang yang sangat ingin mengolok-olok mereka. 

3. Biarlah Yerusalem mengetahui bahwa Allah tidak berkenan, 

bahkan sangat murka, dengan kejahatannya, dan Allah akan 

dan pasti naik saksi menentangnya (ay. 13): Aku bertepuk 

tangan mengenai keuntunganmu yang haram. Allah, baik mela-

lui para nabi-Nya maupun melalui tindakan penyelenggaraan-

Nya, menyatakan murka-Nya dari sorga atas segala kefasikan 

dan kelaliman mereka, atas dosa penindasan yang mereka 

lakukan, meskipun mereka berhasil dari perbuatan mereka 

itu, dan atas dosa pembunuhan mereka (darah yang dicurah-

kan di tengah-tengahmu), dan semua dosa mereka yang lain. 

Perhatikanlah, Allah telah cukup mengungkapkan betapa 

murka Dia atas cara hidup umat-Nya yang jahat. Dan, agar 

mereka tidak dapat berkata mereka tidak diperingatkan de-

ngan adil, maka Dia bertepuk tangan menentang dosa itu sebe-

lum Dia meletakkan tangan-Nya ke atas orang berdosa. Inilah 

alasan yang tepat mengapa kita harus menolak keuntungan 

yang haram, apalagi untung hasil pemerasan, dan menge-

baskan tangan kita supaya  jangan menerima suap, sebab  

dosa-dosa ini yaitu  dosa yang ditentang Allah dengan menge-

baskan tangan-Nya (Yes. 33:15). 

4. Biarlah Yerusalem mengetahui bahwa, meskipun ia pikir ia 

teguh dan aman, ia bukanlah tandingan untuk penghakiman 

Allah (ay. 14). 

(1) Ia diberi kepastian bahwa penghancuran yang layak diteri-

manya pasti datang: Aku, TUHAN, yang mengatakannya 

dan yang akan membuatnya. Allah yang setia pada janji-

janji-Nya akan setia juga pada ancaman-ancaman-Nya, 

sebab  Dia bukanlah manusia sehingga Dia menyesal.  

(2) Mungkin Yerusalem mengira ia dapat berperkara dengan 

Allah, sebab  itu ia membangun benteng terhadap pengha-

kiman-Nya. Ia menentang hari Tuhan (Yes. 5:19). Namun,  

(3) Yerusalem diyakinkan bahwa ia pasti tidak akan mampu 

bertahan di hadapan-Nya: “Apakah hatimu akan tetap te-

guh, dan tanganmu merasa kuat, pada masa Aku bertindak 

terhadap engkau? Engkau mengira engkau hanya berper-

kara dengan manusia biasa seperti dirimu sendiri, namun  

Kitab Yehezkiel 22:1-16 

 439 

engkau akan mengetahui bahwa engkau jatuh ke dalam 

tangan Allah yang hidup.” Amatilah di sini,  

[1] Akan datang harinya saat  Allah bertindak terhadap 

orang berdosa, yaitu hari pelawatan. Dia bertindak ter-

hadap sebagian orang untuk membawa mereka pada 

pertobatan, dan tidak ada perlawanan terhadap kuasa 

teguran-Nya saat Dia melakukannya. Dia bertindak ter-

hadap yang lain untuk membawa mereka pada kehan-

curan. Dia berurusan dengan orang-orang berdosa da-

lam kehidupan ini, saat  Dia menimpakan hukuman-

hukumannya yang berat atas mereka. Namun, dalam 

hari-hari kekekalanlah terutama Dia berurusan dengan 

mereka, saat  cawan yang penuh dengan murka Allah 

dituangkan tanpa campuran.  

[2] Murka Allah terhadap orang berdosa, saat  tiba 

saatnya Dia bertindak terhadap mereka, akan didapati 

tidak tertahankan dan tidak terlawankan. Tidak ada 

hati yang cukup kuat untuk menahannya. Murka itu 

bukan penderitaan yang dapat ditanggung oleh orang 

yang bersemangat. Orang berdosa yang sedang dihu-

kum itu tidak dapat melupakan ataupun meremehkan 

siksaan mereka, mereka juga tidak memiliki sesuatu 

pun untuk menolong mereka dalam siksaan mereka. 

Tidak ada tangan yang cukup kuat untuk menyingkir-

kan pukulan murka Allah atau memutuskan rantai 

yang mengikat orang berdosa pada hari kemurkaan. 

Siapakah yang mengenal kekuatan murka Allah? 

5. Biarlah Yerusalem mengetahui bahwa, sebab  ia telah berjalan 

di jalan bangsa-bangsa lain, dan mempelajari perbuatan-per-

buatan mereka, maka ia akan muak dengan mereka (ay. 

15): “Aku bukan hanya akan mengirim engkau ke antara 

bangsa-bangsa, keluar dari negerimu sendiri, namun  Aku akan 

menyerakkan engkau di antara mereka dan menghamburkan 

engkau ke semua negeri, agar engkau disiksa dan dihina oleh 

orang-orang asing.” Dan, sebab  kenajisan dan orang-orang 

najis terus ada di dalam Yerusalem, terlepas dari semua cara 

yang Allah gunakan untuk memurnikannya, ia tidak mau 

dijadikan tahir (Yer. 13:27), maka penghakiman-Nya yang akan 


 440

mengikis kenajisannya dari padanya. Dia akan menghancur-

kan orang-orang yang tidak dapat diperbaiki lagi dan memper-

barui orang-orang yang mau menjadi baik. 

6. Biarlah Yerusalem mengetahui bahwa Allah telah menolaknya 

dan membuangnya. Allah tadinya menjadi warisannya dan 

bagiannya, namun sekarang (ay. 16), “Engkau harus mencari 

warisanmu sendiri (KJV), menopang dirimu sendiri, melakukan 

yang terbaik yang dapat dilakukan tanganmu sendiri, sebab  

Allah tidak akan bertanggung jawab lagi atasmu.” Perhatikan-

lah, orang-orang yang menyerahkan dirinya untuk dikuasai 

hawa nafsunya sudah sepantasnya diserahkan untuk men-

dapat hawa nafsu sebagai bagiannya. Orang-orang yang me-

mutuskan untuk menjadi tuan atas dirinya sendiri, janganlah 

mengharapkan kebaikan dan kebahagiaan selain dari yang 

dapat disediakan tangan mereka sendiri, dan akan terbukti 

betapa menyedihkan bagian mereka itu. Aku berkata kepada-

mu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Engkau 

telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu. Perkataan 

ini sama artinya dengan ini, “Engkau harus mencari warisan-

mu sendiri, lalu, jika sudah terlambat, harus mengakui di 

hadapan bangsa-bangsa bahwa Akulah TUHAN, Aku sendiri 

yaitu  bagian yang cukup untuk umatku.” Ingatlah, orang-

orang yang sudah kehilangan bagian mereka dalam Allah akan 

mengetahui bagaimana menghargainya. 

Dosa-dosa Yerusalem 

(22:17-22) 

17 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 18 “Hai anak manusia, bagi-Ku 

kaum Israel sudah menjadi sanga; mereka semuanya yaitu  ibarat tembaga, 

timah putih, besi dan timah hitam di dalam peleburan; mereka seperti sanga 

perak. 19 Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh sebab  kamu 

semuanya menjadi sanga, maka sungguh, Aku akan mengumpulkan kamu di 

tengah-tengah Yerusalem. 20 Seperti orang mengumpulkan perak, tembaga, 

besi, timah hitam dan timah putih di dalam peleburan dan mengembus api di 

bawahnya untuk meleburnya, demikianlah Aku akan mengumpulkan kamu 

dalam murka-Ku dan amarah-Ku dan menaruh kamu di dalamnya dan 

melebur kamu. 21 Aku akan mengumpulkan kamu dan menyemburkan api 

kemurkaan-Ku kepadamu, sehingga kamu dilebur di dalamnya. 22 Seperti 

perak dilebur dalam peleburan, begitulah kamu dilebur di dalamnya. Dan 

kamu akan mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, yang mencurahkan amarah-Ku 

atasmu.”

 

Kitab Yehezkiel 22:17-22 

 441 

Alunan sedih yang sama masih dimainkan dengan kecapi, dan 

berbagai nada hias diberikan, untuk membuatnya menggugah, agar 

alunan itu memengaruhi hati. Sang nabi harus menunjukkan di sini, 

atau paling tidak sang nabi diperlihatkan di sini, bahwa seluruh 

kaum Israel sudah menjadi seperti sanga, dan sebagai sanga, mereka 

akan dilahap api. Apa yang Daud katakan mengenai orang-orang 

fasik di dunia, di sini dikatakan mengenai orang-orang fasik dalam 

jemaat, sebab  kini jemaat itu berubah cemar dan rusak (Mzm. 

119:119): Sebagai sanga Kauanggap semua orang fasik di bumi. 

I. Lihatlah di sini bagaimana kemerosotan akhlak kaum Israel 

digambarkan. Negeri itu, pada masa Daud dan Salomo, dilam-

bangkan bagai kepala yang dari emas. saat  kerajaan itu pecah, 

negeri itu diibaratkan lengan dari perak. Namun sekarang,  

1. Israel merosot menjadi logam yang rendah, tidak ada harganya 

jika dibandingkan dengan keadaannya dahulu: Mereka semua-

nya yaitu  ibarat tembaga, timah putih, besi dan timah hitam, 

yang oleh beberapa penafsir dipakai untuk menggolongkan 

jenis orang berdosa yang ada di antara mereka. Menjadi tem-

baga menunjukkan kelancangan tak kenal malu sebagian 

orang dalam kejahatan mereka. Mereka berkepala batu, dan 

tebal muka. Sepatu  mereka dari besi dan dari tembaga (Ul. 

33:25, KJV), namun  sekarang kening mereka juga demikian (Yes. 

48:4, KJV). Menjadi timah putih melambangkan perbuatan 

kesalehan yang munafik yang mereka gunakan untuk menu-

tupi kesalahan mereka. Mereka melakukan pertunjukkan yang 

kelihatan bagus, namun  tanpa nilai di dalamnya. Menjadi besi 

melambangkan kecondongan hati yang kejam dalam diri seba-

gian orang, dan kesukaan mereka akan perang, sesuai dengan 

watak zaman besi. Menjadi timah hitam melambangkan kebe-

balan, kedunguan, dan kebodohan: meskipun lembek dan len-

tur untuk kejahatan, namun  berat dan tidak tergerakkan untuk 

kebaikan. Ah, sungguh emas itu telah menjadi sanga! Emas 

murni itu berubah! Demikianlah kemerosotan Yerusalem dira-

tapi (Rat. 4:1). Namun, kemorosotan ini bukanlah yang ter-

buruk, logam-logam ini, sekalipun bernilai rendah, masih me-

miliki kegunaan. namun  ,  

2. Bagi-Ku kaum Israel sudah menjadi sanga. Demikianlah Yeru-

salem di pemandangan Allah, tak peduli bagaimana ia di 


 442

pemandangannya sendiri dan di pemandangan negeri-negeri 

sekitarnya. Mereka tadinya perak, namun  sekarang mereka 

seperti sanga perak. Kata yang dipakai memiliki  arti semua 

kotoran, sampah, dan hal-hal tidak berguna, yang dipisahkan 

dari perak dalam pencucian, peleburan, dan pemurniannya. 

Perhatikanlah, orang berdosa, terutama orang beriman yang 

telah merosot menjadi cemar, di pemandangan Allah seperti 

sanga, keji dan hina, serta tidak berguna, seperti buah ara 

yang jelek, yang tak dapat dimakan sebab  jeleknya. Mereka 

menjadi sia-sia dan tidak berguna untuk apa pun, tidak 

memiliki ketetapan hati dan tidak berguna bagi orang lain. 

II. Bagaimana kehancuran yang memilukan dinubuatkan atas kaum 

Israel yang bobrok ini. Mereka semua berkumpul di Yerusalem. Ke 

sana orang-orang melarikan diri dari seluruh negeri, seperti ke 

kota perlindungan, bukan hanya sebab  Yerusalem kota yang 

kuat, namun  juga sebab  Yerusalem kota yang kudus. Nah, Allah 

memberi tahu mereka bahwa berkumpulnya mereka di Yeru-

salem, yang mereka maksudkan untuk keamanan mereka, akan 

seperti berkumpulnya berbagai logam dalam peleburan atau 

tungku, untuk dilebur, dan untuk dipisahkan dari sanga yang 

melekat padanya. Mereka di tengah-tengah Yerusalem, dikelilingi 

pasukan musuh. Dan, dalam keadaan terkurung seperti ini,  

1. Api kemurkaan Allah akan disulut memanasi peleburan ini, 

dan api itu akan diembus, agar menyala dengan ganas dan 

kuat (ay. 20-21). Allah akan mengumpulkan mereka dalam 

murka-Nya dan amarah-Nya. Penyemburan api menciptakan 

bunyi yang keras, begitu pula penghakiman Allah atas Yerusa-

lem. saat  Allah membangkitkan diri-Nya untuk melaksana-

kan hukuman atas bangsa yang membuat-Nya murka, demi 

kemuliaan-Nya dan untuk membuat contoh, maka Dia dapat 

dikatakan sedang menyemburkan api kemurkaan-Nya terhadap 

dosa dan orang berdosa, sedang memanaskan perapian tujuh 

kali lebih panas.  

2. Beberapa jenis logam yang berkumpul di dalamnya akan di-

lebur. Dengan hukuman yang berat-berat, seperti dengan 

amukan api, kekuatan mereka akan luluh, mereka akan kehi-

langan semua bentuk dan kesanggupan mereka yang dahulu, 

dan akhirnya tidak akan dapat bertahan sama sekali di hadap-

Kitab Yehezkiel 22:23-31 

 443 

an murka Allah. Berbagai jenis orang berdosa akan dilebur 

bersama, dan bercampur dalam tempat luluhan yang sama, 

seperti tembaga dan timah hitam dalam peleburan yang sama, 

seperti kayu diikat berberkas-berkas untuk dibakar. Mereka 

berbondong-bondong ke Yerusalem sebagai tempat pertahan-

an, namun  Allah mengumpulkan mereka di sana sebagai tempat 

pelaksanaan hukuman.  

3. Allah akan meninggalkan mereka dalam peleburan (ay. 20): 

Aku akan mengumpulkan kamu dalam peleburan dan mening-

galkanmu di sana (KJV). saat  Allah membawa umat-Nya ke 

dalam peleburan, Dia duduk di sampingnya, seperti pemurni 

emas menunggui emasnya, untuk memastikan umat-Nya tidak 

ada di sana lebih lama dari yang diperlukan. Namun, Allah 

akan membawa orang-orang ini ke dalam peleburan, seperti 

orang membuang sanga ke dalam peleburan, yang maksudnya 

untuk dilahap api, dan sebab  itu tidak akan memedulikan-

nya, namun  meninggalkannya di dalamnya. Bandingkanlah hal 

ini dengan Hosea 5:14, Aku ini akan menerkam, lalu pergi. 

4. Dengan cara ini, sanga akan dipisahkan seluruhnya dan logam 

yang baik akan dimurnikan, orang yang tidak mau bertobat 

akan dihancurkan dan orang yang bertobat akan diubahkan 

dan dibuat layak untuk kelepasan. Sisihkanlah sanga dari 

perak, maka keluarlah benda yang indah bagi pandai emas 

(Ams. 25:4). Penghakiman ini akan melakukan pemisahan itu 

pada kaum Israel sebab  semua tindakan lain telah dicoba 

dan sia-sia, dan mereka tidak akan disebut lagi perak yang 

ditolak (Yer. 6:30). 

Dakwaan terhadap Para Nabi dan Imam 

(22:23-31) 

23 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku: 24 “Hai anak manusia, ka-

takanlah kepadanya: Engkau yaitu  tanah yang tidak menerima hujan, tidak 

mendapat air pada masa kegeraman, 25 yang pemimpin-pemimpinnya di 

tengah-tengahnya seperti singa yang mengaum, yang menerkam mangsanya: 

manusia ditelan, harta benda dan barang-barang yang berharga dirampas, 

janda-janda dibuat bertambah-tambah di tengah-tengahnya. 26 Imam-imam-

nya memperkosa hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus 

bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak 

kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka 

menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di 

tengah-tengah mereka. 27 Pemuka-pemukanya di tengah-tengahnya yaitu  


 444

seperti serigala-serigala yang menerkam mangsanya dalam kehausan akan 

darah, yang membinasakan orang-orang untuk menguntungkan diri sendiri 

secara haram. 28 Dan nabi-nabinya mengoles mereka dengan kapur dengan 

melihat penglihatan yang menipu dan memberi tenungan bohong bagi mere-

ka; nabi-nabi itu berkata: Beginilah firman Tuhan ALLAH! – namun  TUHAN 

tidak berfirman. 29 Penduduk negeri melakukan pemerasan dan perampasan, 

menindas orang sengsara dan miskin dan mereka melakukan pemerasan 

terhadap orang asing bertentangan dengan hukum. 30 Aku mencari di 

tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang 

mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya  jangan Kumusnahkan, 

namun  Aku tidak menemuinya. 31 Maka Aku mencurahkan geram-Ku atas 

mereka dan membinasakan mereka dengan api kemurkaan-Ku; kelakuan 

mereka Kutimpakan atas kepala mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” 

Di sini,  

I.  Gambaran umum diberikan mengenai tanah Israel, mengapa 

tanah itu sangat layak menerima penghakiman yang akan meng-

hancurkannya dan mengapa tanah itu memerlukan penghakiman 

ini untuk memurnikannya. Biarlah sang nabi memberi tahu Israel 

dengan terang-terangan, “Engkau yaitu  tanah yang tidak diber-

sihkan, tidak dimurnikan seperti logam, dan sebab  itu sangat 

perlu untuk dimasukkan sekali lagi ke dalam peleburan. Segala 

cara dan tindakan untuk memperbarui tidak berhasil. Engkau 

tidak menerima hujan, tidak mendapat air pada masa kegeraman.” 

Inilah salah satu penghakiman yang Allah datangkan atas mereka 

pada hari kemurkaan-Nya, Dia menahan hujan dari mereka (Yer. 

14:4). Atau, “saat  engkau mengalami bukti kemarahan Allah, 

bahkan di masa kegeraman, engkau tidak menerima hujan. Eng-

kau tidak menerima petunjuk dari para nabi, yang pengajarannya 

dikatakan menitik laksana hujan.” Atau, “saat  kesalahanmu 

dinyatakan, engkau tidak dibersihkan. Kekotoranmu tidak diha-

puskan seperti kotoran di jalan disapu bersih oleh hujan. Bahkan, 

sekalipun masa itu yaitu  masa kegeraman bagimu, namun ke-

najisanmu, yang seharusnya dibersihkan, menjadi semakin men-

jijikkan, seperti kota di musim kering, saat  tidak menerima 

hujan.” Atau, “Engkau tidak memiliki apa pun untuk menyegar-

kanmu dan menghiburmu pada masa kegeraman. Engkau tidak 

dihujani dengan penghiburan ilahi.” Demikianlah, orang kaya itu 

dalam kesakitannya tidak mendapat setetes air, atau hujan, 

untuk menyejukkan lidahnya. 

Kitab Yehezkiel 22:23-31 

 445 

II. Suatu dakwaan dinyatakan terhadap orang-orang dari berbagai 

tingkat dan derajat di antara mereka, yang menunjukkan bahwa 

mereka semua ikut memenuhi takaran kesalahan bangsa, namun  

tidak ada seorang pun yang berbuat sesuatu untuk mengosong-

kannya. Oleh sebab  itu, mereka semua sama saja. 

1. Pada mereka, setiap orang menjalankan hidup yang rusak, 

orang-orang yang seharusnya menjadi teladan kebajikan yang 

paling cemerlang malah menjadi biang keladi dalam kesalahan 

dan contoh dalam kejahatan. 

(1) Nabi-nabinya, yang mengaku-ngaku mengungkapkan pikir-

an Allah kepada mereka, bukan hanya penipu, namun  juga 

pemangsa (ay. 25), dan mengeraskan hati mereka dalam 

kejahatan mereka baik melalui pemberitaannya, yang men-

janjikan mereka kebebasan dari hukuman dan kesejah-

teraan, maupun melalui perilaku mereka, yang sama tidak 

bermoralnya dengan semua orang. Ada persekongkolan 

nabi-nabinya di tengah-tengahnya melawan Allah dan 

agama, melawan nabi-nabi yang benar dan semua orang 

benar. Mereka bermufakat agar semua satu suara, seperti 

para nabi Ahab, dalam meyakinkan umat bahwa ada damai 

sejahtera dalam cara hidup mereka yang penuh dosa. Per-

hatikanlah, persatuan yang didapati di kalangan orang-

orang munafik yang mengaku-ngaku diri tidak bisa berbuat 

salah, yang sangat mereka bangga-banggakan, hanyalah 

hasil persekongkolan rahasia melawan kebenaran. Iblis 

tidak terbagi-bagi melawan dirinya sendiri. Nabi-nabi itu 

bersekongkol dengan para pembunuh dan penindas, men-

dukung dan melindungi mereka dalam kejahatan mereka, 

dan membenarkan apa yang mereka lakukan dengan 

nubuat-nubuat palsunya, asalkan nabi-nabi itu mendapat 

bagian dalam keuntungan yang diperoleh dari kejahatan-

kejahatan itu. Nabi-nabi itu seperti singa yang mengaum, 

yang menerkam mangsanya. Mereka mengumandangkan 

ancaman terhadap orang-orang yang ingin dihancurkan-

nya, menakut-nakuti mereka, atau membuat mereka di-

benci umat. Dengan berbuat demikian, nabi-nabi itu mem-

buat dirinya menjadi tuan,  


 446

[1] Atas hidup umat: Manusia ditelan mereka. Mereka mem-

bantu penumpahan darah banyak orang tidak berdosa, 

sehingga membuat banyak orang menjadi janda yang 

penuh penderitaan, padahal tadinya istri yang bahagia. 

Mereka menganiaya sampai mati orang-orang yang ber-

saksi menentang kepalsuan nubuat mereka dan yang 

tidak mau dipaksa mempercayai tugas palsu mereka. 

Atau, mereka menelan jiwa-jiwa dengan mengiming-

imingi orang berdosa dengan kedamaian palsu dan 

pengharapan kosong, serta merayu mereka untuk ma-

suk ke jalan dosa, yang akan menjadi kehancuran kekal 

bagi mereka. Ingatlah, barang siapa menarik orang ke 

dalam kejahatan, dan mendorong mereka untuk hidup 

di dalamnya, ia itu pemangsa dan pembunuh jiwa dari 

orang-orang itu.  

[2] Atas harta benda mereka. sesudah  Nabot dibunuh, mere-

ka merebut tanah miliknya. Harta benda dan barang-

barang yang berharga dirampas mereka, sebagai sitaan. 

Dengan segala cara, mereka menelan rumah janda-

janda, seperti orang-orang Farisi (Mat. 23:14). Atau, me-

reka memperoleh harta benda ini, dan semua barang-

barang yang berharga ini, sebagai upah untuk nubuat 

palsu dan menyesatkan. Terhadap orang yang tidak mem-

beri sesuatu ke dalam mulut mereka, mereka menyatakan 

perang (Mi. 3:5). Demikianlah dikatakan di Yerusalem 

saat  orang-orang semacam ini diterima sebagai nabi. 

(2) Imam-imamnya, yang bertugas mengajar, dan menjaga hal-

hal kudus, serta seharusnya memanggil para nabi palsu itu 

untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, sama bu-

ruknya dengan mereka (ay. 26).  

[1] Mereka melanggar hukum Allah yang seharusnya mere-

ka taati dan ajarkan kepada yang lain untuk ditaati. 

Mereka tidak memedulikan hukum imamat, namun  me-

langgarnya secara terang-terangan, dan dengan peng-

hinaan, seperti yang dilakukan Hofni dan Pinehas. 

Mereka melakukan apa pun yang ada di benak mereka, 

dengan segera dan non obstante – tak terhalangi oleh 

Firman Allah. Bagaimana mungkin orang-orang ini da-

Kitab Yehezkiel 22:23-31 

 447 

pat mengajar umat akan kewajibannya, kalau mereka 

sendiri hidup bertolak belakang dengan kewajibannya 

sendiri?  

[2] Mereka menajiskan hal-hal yang kudus bagi Allah, yang 

merupakan tanggung jawab pelayanan mereka, dan 

yang seharusnya mereka jaga agar tidak dinajiskan oleh 

orang lain. Mereka membiarkan orang-orang itu makan 

persembahan-persembahan kudus, yang tidak diperbo-

lehkan berdasar  hukum Taurat. Meja Tuhan boleh 

dihinakan menurut mereka. Dengan mengurus hal-hal 

kudus dengan tangan yang tidak kudus seperti ini, 

mereka sendiri telah menajiskannya.  

[3] Mereka sendiri tidak membedakan, dan tidak menunjuk-

kan kepada umat bagaimana cara membedakan, antara 

yang kudus dengan yang tidak kudus, yang najis dengan 

yang tahir, menurut petunjuk dan pembedaan menurut 

hukum Taurat. Mereka tidak mengeluarkan dari pelatar-

an Allah orang-orang yang dilarang menurut hukum 

Taurat, ataupun mengajar umat untuk menaati perbeda-

an yang dibuat hukum Taurat antara makanan yang ta-

hir dan najis, antara waktu dan tempat yang kudus dan 

tidak kudus. namun  , mereka sendiri hidup bebas 

dan mendorong umat untuk berbuat demikian juga.  

[4] Mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat Allah. 

Mereka tidak memedulikannya. Bagi mereka, tidak ada 

bedanya apakah hari-hari Sabat Allah dikuduskan atau 

tidak. Mereka tidak memuji orang-orang yang memeli-

haranya ataupun menegur orang-orang yang menajis-

kannya. Mereka sendiri tidak menunjukkan sedikit pun 

perhatian ataupun penghormatan padanya. Mereka me-

nutup mata pada orang-orang yang melakukan peker-

jaan berat pada hari itu, dan memalingkan wajah saat  

seharusnya memeriksa perilaku umat pada hari-hari 

Sabat. Hari-hari Sabat Allah telah diberi keindahan dan 

kemuliaan yang begitu luar biasa melalui penetapan 

ilahi sehingga patut diberi rasa hormat. namun  , 

mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat Allah 

dan tidak mau melihat kesempurnaan di dalamnya.  


 448

[5] sebab  semua ini, Allah sendiri dinajiskan di tengah-te-

ngah mereka. Kekuasaan-Nya disepelekan, kebaikan-Nya 

diremehkan, dan hinaan serta celaan terburuk yang da-

pat dibayangkan ditimpakan pada kekudusan-Nya. Per-

hatikanlah, penajisan terhadap kehormatan Kitab Suci, 

hari-hari Sabat, dan hal-hal kudus, yaitu  penajisan 

terhadap kehormatan Allah sendiri, yang punya kepen-

tingan dalam semua hal itu. 

(3) Pemuka-pemukanya, yang seharusnya menengahi dengan 

kuasa yang ada pada mereka, dan membenahi persoalan-

persoalan ini, malah sama beraninya melanggar hukum 

Taurat seperti yang lain (ay. 27): Mereka seperti serigala-

serigala yang menerkam mangsanya. Demikianlah jadinya 

dengan kuasa yang tidak disertai dengan keadilan dan 

kebaikan untuk mengarahkannya. Semua yang mereka 

lakukan hanyalah untuk memuaskan,  

[1] Keangkuhan dan ambisi mereka sendiri, dengan mem-

buat diri mereka sewenang-wenang dan ditakuti orang.  

[2] Kebencian dan dendam mereka sendiri, dengan penum-

pahan darah (KJV) dan pembinasaan orang-orang, me-

ngorbankan dengan kejam semua orang yang meng-

halangi mereka atau tidak tunduk pada mereka dalam 

segala hal.  

[3] Keserakahan mereka sendiri. Tujuan mereka hanyalah 

untuk menguntungkan diri sendiri secara haram, dengan 

menghancurkan dan menindas orang yang di bawah 

mereka. Lucri bonus est odor ex re qualibet. Rem, rem, 

quocunque modo rem – Harum baunya laba, dari apa pun 

laba itu berasal. Uang, uang, dengan kebaikan maupun 

penipuan, dapatkanlah uang. namun  , meskipun 

mereka memiliki kuasa yang cukup besar untuk terus 

berada di jalan penindasan, bagaimana mereka bertang-

gung jawab atas nama baik dan hati nurani mereka? 

Kita diberi tahu bagaimana (ay. 28): Nabi-nabinya meng-

oles mereka dengan kapur, memberi tahu mereka dalam 

nama Allah (betapa kejahatan yang mengerikan!) bahwa 

perbuatan mereka tidak jahat, bahwa mereka boleh 

mengatur hidup orang-orang di bawahnya serta harta 

Kitab Yehezkiel 22:23-31 

 449 

benda mereka sekehendak hatinya, dan hal itu tidak 

salah, bahkan, dengan menganiaya orang ini dan itu, 

yang telah mereka tandai, mereka melayani Allah. De-

ngan cara ini, mereka membungkam hati nurani mere-

ka. Mereka juga membenarkan apa yang mereka laku-

kan di hadapan bangsa itu, bahkan, mereka membesar-

besarkannya, seakan-akan untuk kebaikan bersama, 

sehingga mereka menjaga nama baik mereka, dan 

mencegah orang-orang yang mereka tindas mengeluh. 

Perhatikanlah, nabi-nabi pemoles sangat cocok menjadi 

pendukung pemimpin-pemimpin yang suka menerkam, 

namun  terbukti akhirnya akan menjadi penipu besar me-

reka, sebab mereka memoles dengan kapur yang tidak 

akan bertahan, dan tembok yang dibangun dengan po-

lesan itu pun tidak akan tetap berdiri. Mereka berlagak 

sebagai pelihat, namun  mereka melihat penglihatan yang 

menipu. Mereka berpura-pura menjadi penenung, namun  

mereka memberi tenungan bohong. Mereka bertindak 

seolah-olah ada jaminan dari Sorga untuk apa yang 

mereka katakan, dan bahwa perkataan mereka sama 

benarnya dengan Injil. Mereka berkata, Beginilah firman 

Tuhan ALLAH, namun  semua itu hanyalah tipuan, sebab  

TUHAN tidak berfirman demikian. 

(4) Orang-orang yang memiliki sedikit kuasa di tangannya, 

belajar dari pemuka-pemukanya, untuk menyalahgunakan-

nya (ay. 29). Orang-orang yang seharusnya mengeluhkan 

penindasan umat, dan mengeluarkan gugatan untuk mem-

bela hak-hak orang-orang yang tertindas, yang seharusnya 

menegakkan kebebasan dan kepemilikan, malah menjadi 

penyerangnya: Penduduk negeri melakukan pemerasan dan 

perampasan. Yang kaya menindas yang miskin, tuan me-

nindas hambanya, tuan tanah menindas penyewanya, bah-

kan orang tua menindas anak-anaknya sendiri. Bahkan, 

pembeli dan penjual mencari cara untuk saling menindas 

satu sama lain. Inilah jenis dosa yang, bila dilakukan oleh 

seluruh bangsa, akan menjadi penghakiman atas seluruh 

bangsa pula, dan akan dihukum sebagai dosa bangsa. 

Bangsa itu akan desak-mendesak, seorang kepada seorang, 

yang satu kepada yang lain (Yes. 3:5). Dosa ini semakin 


 450

parah kesalahannya saat  mereka menindas orang seng-

sara dan miskin, yang seharusnya mereka beri kelegaan, 

dan saat  mereka melakukan pemerasan terhadap orang 

asing dan perampasan haknya, yang seharusnya mereka 

beri keadilan dan juga kebaikan. Demikianlah, kemurtadan 

itu terjadi dimana-mana dan penyakit itu meraja-lela. 

2. Tidak ada yang tampil sebagai pengantara bagi mereka (ay. 

30): Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hen-

dak mempertahankan negeri itu, namun  Aku tidak menemui-

nya. Perhatikanlah,  

(1) Dosa menciptakan celah pada pagar perlindungan yang ada 

di sekitar umat sehingga hal-hal yang baik bocor keluar 

dari mereka dan hal-hal yang jahat tumpah masuk menim-

pa mereka, celah yang melaluinya Allah masuk untuk 

menghancurkan mereka.  

(2) Ada cara untuk berdiri di celah itu, dan menutup celah itu 

terhadap penghakiman Allah, yaitu dengan pertobatan, dan 

doa, serta pembaruan diri. Musa berdiri di celah saat  dia 

bersyafaat untuk Israel untuk menyurutkan amarah-Nya 

(Mzm. 106:23).  

(3) saat  Allah tampil melawan bangsa yang berdosa untuk 

menghancurkannya, Dia berharap ada orang yang bersya-

faat untuk mereka, dan mencari-cari jika ada satu orang 

saja yang melakukannya. Demikianlah besarnya kerinduan 

dan kesukaan


Related Posts:

  • Yehezkiel 14 g secara perlahan-lahan, namun  pada akhirnya terlaksana juga, atas bangsa-bangsa yang menyulut murka Allah. Namun ini belum semua. Sang nabi tidak hanya menjadi pembawa pesan yang bersiap-siap … Read More