Yehezkiel 17


 m, raja Tirus, yaitu  

teman baik Daud dan Salomo, dan kita tidak membaca perteng-

karan apa pun antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Tirus. 

namun  Tirus banyak berharap bahwa kejatuhan Yerusalem akan 

menjadi keuntungan baginya dalam hal perdagangan, bahwa 

sekarang ia akan mendapatkan pelanggan-pelanggan Yerusalem, 

dan orang-orang besar dari seluruh penjuru dunia yang biasa 

datang ke Yerusalem untuk menjalankan urusan mereka, dan 

menghabiskan harta benda mereka di sana, sekarang akan da-

tang ke Tirus dan menghabiskan harta benda mereka di situ. Dan 

kalau dulu banyak orang, sebab  tentara Kasdim begitu ditakuti 

di bagian-bagian dunia itu, menyingkir ke Yerusalem, dan mem-

bawa harta benda mereka ke sana untuk mengamankannya, se-

perti yang dilakukan kaum orang Rekhab, maka sekarang mereka 

akan datang ke Tirus. sebab  dikelilingi laut, Tirus akan dianggap 

sebagai tempat yang lebih kuat daripada Yerusalem, dan dengan 

demikian kemakmuran Tirus akan timbul dari reruntuhan Yeru-


 520

salem. Perhatikanlah, diam-diam senang dengan kematian atau 

kemerosotan orang lain, jika  ada kemungkinan kita mendapat 

untung darinya, dengan kejatuhan mereka jika  kita bisa maju 

sebab nya, yaitu  dosa yang paling mudah menyerang kita. Wa-

laupun begitu hal ini tidak begitu dianggap sebagai hal yang jahat 

dan sangat menyulut murka Allah. Kita cenderung berkata, apa-

bila orang-orang yang berdiri menghalangi kita, merintangi jalan 

kita, dilenyapkan, jika  mereka hancur atau jatuh dalam kehi-

naan, “Kita akan menjadi penuh sekarang sebab  mereka menjadi 

reruntuhan.” namun  ini timbul dari hati yang mementingkan diri 

dan tamak, dan keinginan untuk tinggal sendiri di dalam negeri, 

seolah-olah kita tidak rela ada orang lain yang hidup berdamping-

an dengan kita. Hal ini timbul sebab  tiadanya kasih terhadap 

sesama seperti terhadap diri sendiri, yang jelas-jelas dituntut oleh 

hukum Allah, dan sebab  cinta yang berlebihan terhadap dunia 

sebagai kebahagiaan kita, yang jelas-jelas dilarang oleh kasih 

Allah. Sudah sewajarnya Allah menghancurkan rancangan-ran-

cangan dan rencana-rencana orang yang berusaha meninggikan 

diri sendiri seperti itu di atas kehancuran orang lain. Dan kita 

melihat bahwa mereka sering kali dikecewakan.  

II. Murka Allah terhadap mereka sebab nya. Penyelenggaraan Allah 

telah memberi  hal yang baik untuk Tirus. Tirus yaitu  kota 

yang menyenangkan dan kaya, dan bisa jadi akan terus demikian 

seandainya ia, seperti yang seharusnya, berbela rasa terhadap 

Yerusalem dalam bencana-bencana yang menimpanya dan mengi-

rimkan kepadanya ucapan belasungkawa. namun  saat , bukannya 

berbuat demikian, ia menunjukkan dirinya senang dengan keja-

tuhan tetangganya, dan mungkin mengirimkan ucapan selamat 

kepada para penakluk, maka Allah berkata, “Lihat, Aku menjadi 

lawanmu, hai Tirus!” (ay. 3). Dan janganlah ia berharap akan mak-

mur untuk waktu yang lama jika Allah melawan dia. 

1. Allah akan mendatangkan musuh-musuh yang menakutkan 

kepadanya: Banyak bangsa akan bangkit melawan engkau, 

pasukan yang terdiri atas banyak bangsa, atau satu bangsa 

yang kuat seperti banyak bangsa. Orang-orang yang dilawan 

oleh Allah dapat bersiap-siap menantikan semua makhluk 

melawan mereka. Sebab damai sejahtera apa yang bisa dimiliki 

orang-orang yang dengan mereka Allah berperang? Musuh-

Kitab Yehezkiel 26:1-14 

 521 

musuh akan mendatangi mereka dengan berbondong-bondong 

seperti gelombang-gelombang laut, yang satu menyusul yang 

lain, dengan kekuatan yang tak tertahankan. Disebutkan 

nama orang yang akan mendatangkan pasukan ini kepada 

mereka, yaitu Nebukadnezar, raja Babel, raja segala raja, yang 

memiliki banyak raja pembayar upeti kepadanya dan yang 

bergantung padanya, selain orang-orang yang menjadi tawan-

annya (Dan. 2:37-38). Dialah kepala yang dari emas itu. Dia 

akan datang dengan pasukan besar, kuda dan kereta, dsb., 

semuanya pasukan darat. Kita tidak mendapati dia mempu-

nyai pasukan laut, atau apa saja yang dengannya ia dapat 

menyerang Tirus melalui laut, yang membuat usaha  itu lebih 

sulit, seperti yang kita dapati dalam pasal 29:18. Di dalamnya 

usaha  serangan itu disebut kerja keras yang dilakukannya 

melawan Tirus. Ia akan mengepungnya dengan (ay. 8), menim-

bun tembok pengepungan dan menyusun alat-alat pendobrak, 

dan (ay. 9) tumbukan alat pendobraknya akan dilancarkan 

terhadap tembok-temboknya. Pasukan-pasukannya akan sede-

mikian banyaknya sehingga membuat debu-debu beterbangan 

menutupi kota itu (ay. 10). Mereka akan menimbulkan suara 

derap dan kertak yang bahkan akan membuat gemetar tembok-

tembok. Dan mereka akan berteriak pada setiap serangan, 

seperti yang dilakukan para prajurit saat  mereka memasuki 

kota yang sudah didobrak. Kuda-kuda akan melompat-lompat 

dengan begitu marah dan keras sehingga mereka bahkan akan 

menginjak-injak semua jalan, meskipun sudah diaspal dengan 

begitu bagus. 

2. Mereka akan melaksanakan hukuman secara mengerikan.  

(1) Musuh akan menjadikan diri mereka sebagai tuan atas 

semua benteng mereka, akan memusnahkan tembok-tembok 

dan meruntuhkan menara-menaranya (ay. 4). Sebab tembok 

apa yang dibangun begitu kuat sehingga bisa menjadi pagar 

untuk menangkis hukuman-hukuman Allah? Tugu-tugu yang 

dia andalkan akan dirobohkan ke tanah (ay. 11). Dan tembok-

tembok akan dihancurkan (ay. 12). Kota itu bertahan lama 

menghadapi pengepungan, namun  pada akhirnya direbut juga.  

(2) Banyak darah akan tumpah: Anak-anaknya perempuan 

yang tinggal di daratan, yaitu kota-kota yang ada di benua 

itu, yang tunduk pada Tirus sebagai ibu kota, para pendu-


 522

duknya akan dibunuh dengan pedang (ay. 6). Para penyer-

bu memulai dengan orang-orang yang pertama-tama meng-

hadang jalan mereka. Dan (ay. 11) rakyatmu akan dibunuh 

dengan pedang. Bukan hanya tentara-tentara yang didapati 

bersenjata, melainkan juga para pedagang yang kaya, akan 

dibunuh dengan pedang, sebab raja Babel sudah sangat 

geram terhadap mereka sebab  bertahan begitu lama. 

(3) Kekayaan kota itu semuanya akan menjadi jarahan bagi 

sang penakluk (ay. 12): Mereka akan menjarah barang-

barang perniagaanmu. Dengan harapan akan mendapat 

jarahanlah kota itu diserang dengan sekuat tenaga seperti 

itu. Lihatlah betapa sia-sianya kekayaan itu, bahwa keka-

yaan itu binasa oleh kemalangan. Kekayaan menggoda dan 

memberi  hadiah kepada para pencuri, dan tidak hanya 

berhenti menguntungkan orang-orang yang bersusah pa-

yah mendapatkannya dan berhak atasnya sebagaimana 

mestinya, namun  juga dibuat melayani musuh-musuh mere-

ka, yang dengan demikian dimampukan untuk berbuat 

jauh lebih jahat lagi terhadap mereka.  

(4) Kota itu sendiri akan terbaring dalam reruntuhan. Semua 

rumahmu yang indah akan dirobohkan (ay. 12), rumah-

rumah yang terletak di tempat yang menyenangkan, yang 

diperindah, dan diperlengkapi dengan perabotan, akan 

menjadi timbunan sampah. Janganlah orang terlalu banyak 

menyenangkan diri dengan rumah mereka yang menye-

nangkan, sebab mereka tidak tahu seberapa cepat mereka 

melihat kehancurannya. Tirus akan diruntuhkan sehabis-

habisnya. Musuh tidak hanya akan merobohkan rumah-

rumahnya, namun  juga akan membawa pergi batu dan kayu, 

dan akan membuangnya ke dalam air, tanpa bisa ditemu-

kan lagi, atau dipergunakan lagi. Bahkan (ay. 4), debu ta-

nahnya akan Kubuang sampai bersih dari padanya. Bukan 

saja debu yang beterbangan akan tertiup jauh, namun  juga 

bahkan tanah yang di atasnya debu itu terhampar akan 

dibelah oleh musuh yang geram, akan dibawa, dan dibuang 

ke dalam air (ay. 12). Dasarnya ada dalam debu. Debu itu 

akan dibawa pergi, dan tentu saja kemudian kota itu akan 

jatuh. saat  Yerusalem dihancurkan, ia dibajak seperti 

ladang (Mi. 3:12). namun  kehancuran Tirus dibawa lebih 

Kitab Yehezkiel 26:15-21 

 523 

jauh daripada itu. Bahkan tanahnya pun akan dikeruk, 

dan dijadikan seperti gunung batu yang gundul (ay. 4, 14), 

menjadi bebatuan belaka yang di dalamnya tidak ada debu 

untuk menutupinya. Ia hanya akan menjadi tempat untuk 

penjemuran pukat (ay. 5, 14). Tanah itu akan berguna bagi 

para nelayan untuk menjemur jala mereka di atasnya, dan 

memperbaikinya.  

(5) Segala kegembiraan dan sukacitanya akan dihentikan se-

penuhnya (ay. 13): Aku akan mengakhiri keramaian nyanyi-

anmu. Tirus sudah menjadi kota yang beria-ria (Yes. 23:7). 

Dengan nyanyian-nyanyiannya, ia telah membujuk para 

pelanggan untuk berjual beli dengannya. namun  sekarang 

selamat tinggallah semua perniagaannya yang menguntung-

kan dan pergaulannya yang menyenangkan. Tirus tidak lagi 

menjadi tempat berdagang atau bersenang-senang. Terakhir, 

kota itu tidak akan dibangun kembali (ay. 14), tidak akan 

dibangun kembali seperti sebelumnya, dengan pemerintah-

an dan kemegahan yang seperti itu, juga tidak akan di-

bangun kembali di tempat yang sama, di tengah laut, atau 

dibangun di mana saja untuk waktu yang lama. Para 

penduduk yang hidup sekarang akan dihancurkan atau 

diserakkan, sehingga Tirus ini tidak terjumpa lagi. Sebab 

Allah yang mengatakannya (ay. 5, 14). Dan jika  yang 

dikatakan-Nya sudah digenapi, mereka dengan demikian 

akan mengetahui bahwa Dia yaitu  TUHAN, dan bukan 

manusia sehingga Ia berdusta, bukan pula anak manusia 

sehingga Ia menyesal. 

Ucapan Ilahi tentang Tirus  

(26:15-21) 

15 Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada Tirus: Apakah daerah pesisir tidak 

akan gemetar mendengar derum kejatuhanmu, kalau orang-orang yang bere-

bahan mengerang sebab  pembunuhan bersimaharajalela di tengah-tengah-

mu? 16 Semua pemuka bangsa-bangsa yang di tepi lautan akan turun takhta 

dan menjauhkan jubah-jubah kerajaannya dan menanggalkan pakaiannya 

yang berwarna-warna. Mereka akan diliputi kegentaran dan akan duduk di 

tanah; mereka akan gentar senantiasa dan kaget melihat engkau. 17 Dan me-

reka akan mengucapkan suatu ratapan mengenai engkau dan akan mengata-

kan kepadamu: Bagaimana engkau, hai kota yang terpuja, hilang dari lautan, 

kota yang berkuasa di laut, engkau dengan pendudukmu, yang menimbulkan 

ketakutan pada penduduk di daratan? 18 Sekarang, daerah pesisir jadi gentar 


 524

pada hari jatuhmu, ya, daerah pesisir yang di tepi laut gempar mendengar 

kesudahanmu. 19 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada saat Aku men-

jadikan engkau kota reruntuhan, seperti kota-kota yang tidak berpenduduk 

lagi, kalau Aku menaikkan pasang samudera raya atasmu dan air banjir 

menutupi engkau, 20 maka Aku akan menurunkan engkau, supaya  engkau 

bersama-sama di sana dengan orang-orang yang turun ke liang kubur, 

kepada bangsa dahulu kala, dan Aku akan membuat engkau tinggal di bumi 

yang paling bawah seperti reruntuhan dahulu kala, bersama dengan orang-

orang yang turun ke liang kubur, supaya  engkau jangan lagi didiami orang, 

dan jangan tampil lagi di negeri orang-orang hidup. 21 Aku menentukan 

bagimu akhir hidupmu yang mendahsyatkan dan engkau tidak terjumpa lagi. 

Engkau dicari orang, namun  tidak ditemui lagi untuk selama-lamanya, demi-

kianlah firman Tuhan ALLAH.” 

Kehancuran Tirus yang sehabis-habisnya digambarkan di sini dalam 

perlambang-perlambang yang sangat kuat dan hidup, yang membuat 

hati sangat tersentuh. 

1. Lihatlah betapa tinggi, betapa besar, Tirus selama ini, betapa sedi-

kit kemungkinannya akan jadi begini. Ingatan akan kebesaran 

dan kelimpahan orang-orang di masa lalu sangat memperparah 

kehinaan dan kemiskinan mereka pada saat ini. Tirus yaitu  kota 

yang terpuja (ay. 17), terkenal di antara bangsa-bangsa, kota yang 

pernah menghadiahkan mahkota (demikianlah ia disebut dalam 

Yesaya 23:8), kota yang memiliki mahkota-mahkota sebagai 

hadiahnya. Ia menghormati semua orang yang disapanya dengan 

senyum, dan memahkotai dirinya sendiri dan semua orang di 

sekelilingnya. Ia dihuni lautan (KJV), yaitu, dihuni oleh orang-orang 

yang berdagang di laut, orang-orang yang datang ke sana dari 

segala penjuru melalui laut, dengan membawa serta kelimpahan 

laut dan harta yang terpendam di dalam pasir. Ia berkuasa di laut, 

mudah didatangi kawan-kawannya, namun  susah ditembus lawan-

lawannya, dibentengi oleh tembok air, yang membuatnya tak ter-

tembus. Sehingga dia dengan kemegahannya, dan penduduknya 

dengan kesombongan mereka, menimbulkan ketakutan pada 

penduduk di daratan kota itu, yang sering mengunjunginya untuk 

alasan apa saja. Kota itu dibentengi dengan baik, dan menakutkan 

di mata semua orang yang mengenalnya. Semua orang hormat ter-

hadap orang-orang Tirus dan takut berbuat kasar terhadap mereka. 

Perhatikanlah, orang yang mengenal kekuatan mereka sendiri 

sangat berkecenderungan untuk menimbulkan ketakutan, untuk 

menyombongkan diri sendiri sebab  sudah membuat takut orang-

orang yang tidak layak menjadi tandingan mereka. 

Kitab Yehezkiel 26:15-21 

 525 

 2. Lihatlah betapa rendah, betapa kecil, Tirus jadinya (ay. 19-20). 

Kota yang terpuja ini dijadikan kota reruntuhan, tidak lagi dikun-

jungi seperti sebelumnya. Tidak ada lagi para pedagang yang pergi 

ke sana. Kota itu seperti kota-kota yang tidak berpenduduk lagi, 

yang sudah bukan kota lagi, dan sebab  tidak ada orang yang 

terus menjaganya, akan rusak dengan sendirinya. Tirus akan 

menjadi seperti kota yang meluap oleh genangan air, yang menu-

tupinya, dan yang di atasnya samudera raya naik. Sama seperti 

gelombang-gelombang sudah menjadi pertahanannya dulu, demi-

kian pula sekarang gelombang-gelombang itu akan menjadi 

kehancurannya. Ia akan diturunkan bersama orang-orang yang 

turun, bersama kota-kota dari dunia lama yang ada di bawah air, 

dan bersama Sodom dan Gomora, yang terbaring di dasar Laut 

Mati. Atau, keadaannya akan seperti orang-orang yang sudah 

lama terkubur, seperti bangsa dahulu kala, yang sudah lama 

menghuni kuburan yang senyap, yang sudah membusuk di 

bawah tanah dan terlupakan di atas tanah. Seperti itulah jadinya 

Tirus, tinggal di antara orang-orang mati, tinggal di bumi yang 

paling bawah, direndahkan, dipermalukan, diturunkan derajat-

nya. Kota itu akan menjadi seperti reruntuhan dahulu kala, dan 

juga seperti orang-orang yang sudah lama mati. Kota itu akan 

menjadi seperti kota-kota lain yang sebelumnya dengan cara 

serupa sudah ditinggalkan dan dihancurkan. Kota itu tidak akan 

lagi didiami orang. Tak seorang pun akan berani mencoba mem-

bangunnya kembali di tempat itu, sehingga ia tidak terjumpa lagi. 

Orang-orang Tirus akan terhilang di antara bangsa-bangsa, 

sehingga sia-sia saja orang mencari Tirus di Tirus: Engkau dicari 

orang, namun  tidak ditemui lagi untuk selama-lamanya. Penduduk 

baru bisa saja membangun kota yang baru di tanah baru di 

dekatnya, yang mungkin mereka sebut Tirus, namun  Tirus, seba-

gaimana adanya ia, tidak akan pernah ada lagi. Perhatikanlah, 

kota-kota yang terkuat sekalipun di dunia ini, yang dibentengi 

dan diperlengkapi dengan paling baik sekalipun, akan mengalami 

kerusakan, dan dalam waktu yang sebentar saja mungkin akan 

lenyap tak berbekas. Dalam sejarah pulau kita sendiri (di Inggris – 

pen.) banyak kota diperbincangkan keberadaannya saat  orang-

orang Romawi ada di sini, namun  sekarang ahli-ahli purbakala kita 

tidak tahu ke mana harus mencari kota-kota itu. Dan tidak ter-

tinggal lagi buktinya selain periuk dan uang logam Romawi yang 


 526

tergali di sana pada suatu waktu secara tidak sengaja. namun  di 

dunia lain kita mencari kota yang akan berdiri untuk selama-

lamanya dan berkembang dengan sempurna di sepanjang masa 

kekekalan.  

3. Lihatlah kesusahan apa yang menimpa penduduk Tirus (ay. 15): 

Pembunuhan bersimaharajalela di tengah-tengahmu, banyak orang 

terbunuh, dan itu orang-orang besar. Ada kemungkinan bahwa, 

saat  kota itu direbut, para penduduk pada umumnya dibunuh 

dengan pedang. Pada waktu itu orang-orang yang berebahan me-

ngerang, dan mereka mengerang dengan sia-sia kepada para 

penakluk yang tak berbelas kasihan. Mereka berteriak minta am-

pun, namun  pengampunan tidak diberikan kepada mereka. Orang-

orang yang terluka dibunuh tanpa belas kasihan. Atau lebih 

tepatnya, itulah satu-satunya belas kasihan yang ditunjukkan ke-

pada mereka, bahwa pukulan yang kedua akan menghilangkan 

rasa sakit dari mereka.  

4. Lihatlah betapa cemas semua tetangganya melihat kejatuhan 

Tirus. Hal ini diungkapkan secara elok di sini, untuk menunjuk-

kan betapa mencengangkan hal itu. 

(1) Daerah pesisir akan gemetar mendengar derum kejatuhanmu 

(ay. 15), seperti, saat  seorang pedagang besar hancur, semua 

orang yang berhubungan dengannya tergoncang olehnya, dan 

mulai melihat-lihat ke sekeliling mereka. Mungkin mereka me-

miliki harta benda di tangannya, yang mereka takutkan akan 

terhilang dari mereka. Atau, saat  mereka melihat satu orang 

gagal dan menjadi bangkrut secara tiba-tiba, sebab  terjerat 

utang melebihi kemampuannya, hal itu membuat mereka sen-

diri takut, jangan-jangan itu akan menimpa mereka juga. 

Demikianlah daerah pesisir, yang menganggap dirinya aman 

dalam pelukan laut, saat  melihat Tirus jatuh, akan jadi gen-

tar dan gelisah, dan berkata, “Apa jadinya dengan kita nanti?” 

Dan baguslah jika mereka memanfaatkan keadaan Tirus 

dengan baik seperti itu, melihatnya sebagai peringatan sehing-

ga tidak merasa diri aman-aman saja, namun  hormat dan takut 

akan Allah dan penghakiman-penghakiman-Nya. Jatuhnya 

menara yang besar secara tiba-tiba menggoncangkan tanah di 

sekitarnya. Demikian pula pulau-pulau di Laut Tengah akan 

betul-betul merasakan imbas dari kehancuran Tirus itu, kare-

na Tirus yaitu  tempat yang sudah sangat mereka kenal, yang 

Kitab Yehezkiel 26:15-21 

 527 

di dalamnya mereka memiliki  begitu banyak kepentingan, 

dan dengannya mereka terus-menerus berhubungan.  

(2) Semua pemuka bangsa-bangsa yang di tepi lautan, yang meme-

rintah di pulau-pulau itu, akan terkena dampaknya. Atau 

saudagar-saudagar yang kaya, yang hidup bagai pembesar-

pembesar (Yes. 23:8), dan tuan-tuan pemilik kapal, yang me-

merintah seperti penguasa, mereka ini akan turut berdukacita 

atas kejatuhan Tirus dengan penuh belas kasihan dan kese-

dihan (ay. 16): Mereka akan turun takhta, seperti mengabaikan 

urusan yang bersangkut-paut dengan takhta mereka dan 

memandang rendah kemegahannya. Mereka akan menjauhkan 

jubah-jubah kerajaan mereka, dan menanggalkan pakaian 

mereka yang berwarna-warna. Mereka akan diliputi kegentaran 

di sekujur tubuh mereka, diliputi kain kabung yang akan 

membuat mereka gemetar. Atau mereka dengan tindakan dan 

perbuatan mereka sendiri akan membuat diri mereka gemetar 

pada kesempatan ini. Mereka akan duduk di tanah dengan 

rasa malu dan sedih. Mereka akan gentar senantiasa saat  

memikirkan apa yang telah terjadi kepada Tirus, dan takut 

membayangkan apa yang dapat menimpa diri mereka sendiri. 

Sebab pulau apa yang aman jika Tirus tidak aman? Mereka 

akan mengucapkan suatu ratapan mengenai engkau, akan 

menuliskan sajak dan puisi sedih tentang kejatuhan Tirus (ay. 

17). Bagaimana engkau sudah hancur!  

[1] Kejatuhan Tirus akan sangat mengejutkan mereka, dan 

mereka akan tergerak oleh rasa heran, bahwa tempat yang 

dibentengi dengan begitu baik oleh alam dan keahlian 

manusia, yang begitu termasyhur akan pemerintahannya 

dan begitu penuh dengan uang, yang merupakan urat nadi 

perang, yang bertahan begitu lama dan dengan keberanian 

yang begitu besar, direbut juga pada akhirnya (ay. 21): Aku 

menentukan bagimu akhir hidupmu yang mendahsyatkan 

(KJV: Aku akan membuatmu menjadi kengerian). Perhatikan-

lah, orang-orang yang menjadikan diri mereka kengerian 

bagi tetangga-tetangga mereka dengan menyalahgunakan 

kekuasaan mereka, sudah sewajarnya dibuat Allah menjadi 

kengerian bagi tetangga-tetangga mereka melalui hukuman 

yang datang ke atas mereka secara tiba-tiba dan menghe-


 528

rankan. Tirus telah menimbulkan ketakutan (ay. 17) dan 

sekarang dijadikan contoh yang mengerikan.  

[2] Kejatuhan Tirus akan mendatangkan penderitaan besar bagi 

mereka, dan mereka akan tergerak oleh dukacita (ay. 17). 

Mereka akan mengucapkan suatu ratapan mengenai Tirus, 

sebab  berpikir bahwa sayang seribu kali sayang kota yang 

sedemikian kaya dan megah itu sampai terbaring dalam 

reruntuhan seperti itu. saat  Yerusalem, kota suci, dihan-

curkan, tidak ada ratapan-ratapan untuknya seperti itu. 

Orang sekalian yang berlalu acuh tak acuh terhadapnya 

(Rat. 1:12). namun  saat  Tirus, kota perdagangan, jatuh, 

kejatuhan itu diratapi di mana-mana. Perhatikanlah, orang 

yang hatinya terpatri pada dunia meratapi hilangnya orang-

orang besar daripada hilangnya orang-orang baik. 

[3] Kehancuran itu akan menjadi tanda bahaya yang berbunyi 

keras bagi mereka: Mereka akan jadi gentar pada hari jatuh-

mu, sebab mereka akan memiliki  alasan untuk berpikir 

bahwa giliran mereka akan tiba berikutnya. Jika Tirus 

jatuh, siapa yang bisa berdiri? Merataplah, hai pohon sano-

bar, jika pohon aras yang seperti itu digoncangkan. Perhati-

kanlah, kejatuhan orang lain haruslah membangunkan 

kita dari rasa aman kita. Kematian atau kemerosotan orang 

lain di dunia yaitu  teguran bagi kita, jika  kita bermim-

pi bahwa gunung kita teguh berdiri dan tidak akan goyah. 

5. Lihatlah bagaimana kehancuran Tirus yang tak dapat diperbaiki 

itu semakin diperparah oleh harapan dipulihkannya Israel. Demi-

kianlah Tirus akan tenggelam sewaktu Aku menegakkan kemulia-

an di negeri orang-orang hidup (ay. 20, KJV). Perhatikanlah, 

(1) Tanah suci yaitu  negeri orang-orang hidup. Sebab tak ada 

lagi selain jiwa-jiwa yang suci yang dapat dikatakan sebagai 

jiwa-jiwa yang hidup. Di mana korban-korban hidup dipersem-

bahkan kepada Allah yang hidup, dan di mana sabda-sabda 

hidup berada, di situlah ada negeri orang-orang hidup. Di sana 

Daud berharap untuk melihat kebaikan TUHAN (Mzm. 27:13). 

Negeri itu yaitu  perlambang sorga, yang betul-betul merupa-

kan negeri orang-orang hidup. 

(2) Meskipun negeri orang-orang hidup ini bisa saja untuk semen-

tara waktu terbaring dalam kehinaan, namun Allah akan 

Kitab Yehezkiel 26:15-21 

 529 

kembali menegakkan kemuliaan di dalamnya. Kemuliaan yang 

telah pergi akan kembali, dan pemulihan dari apa yang sudah 

dirampas dari mereka akan semakin menambah kemuliaan 

mereka. Allah sendiri akan menjadi kemuliaan dari negeri-

negeri yang merupakan negeri orang-orang hidup.  

(3) Kesengsaraan orang yang mendapat bagian di negeri orang-

orang mati, negeri orang-orang yang selama-lamanya mati, 

akan semakin diperparah saat  mereka melihat kebahagiaan 

orang-orang yang, pada saat yang sama, akan mendapat bagian 

yang kekal di negeri orang-orang hidup. saat  orang kaya itu 

disiksa, ia melihat Lazarus di pangkuan Abraham, dan kemu-

liaan ditetapkan bagi Lazarus di negeri orang-orang hidup. 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  27  

asih juga kita mengiringi pemakaman Tirus dan ratapan-ratap-

an yang diucapkan atas kejatuhan kota yang termasyhur itu. 

Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Sebuah penjelasan panjang lebar tentang martabat, kekaya-

an, dan kemegahan Tirus, sewaktu ia masih kuat, perda-

gangan luas yang dikemudikannya, dan pengaruh yang dimi-

likinya di antara bangsa-bangsa (ay. 1-25). Penggambaran ini 

dimaksudkan untuk membuat kehancurannya lebih memilu-

kan.  

II. Sebuah nubuat tentang kejatuhan dan kehancurannya, serta 

kebingungan dan kecemasan yang akan ditimbulkan kare-

nanya di antara semua tetangganya (ay. 26-36). Ini dimak-

sudkan untuk mencoreng kebanggaan terhadap segala kemu-

liaan duniawi, dan, dengan mempertentangkan kemuliaan 

dengan kejatuhan. Ini juga dimaksudkan untuk memberi tahu 

kita betapa sia-sia dan tidak pastinya kekayaan, kehormatan, 

dan kesenangan duniawi itu. Jadi betapa kita tidak mempu-

nyai alasan untuk menempatkan kebahagiaan kita di dalam-

nya atau merasa yakin akan keberlangsungannya. Dengan 

demikian, semuanya ini ditulis untuk menjadi pelajaran bagi 

kita. 

Kemakmuran Tirus 

(27:1-25)  

1 Datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai engkau anak manusia, ucap-

kanlah suatu ratapan mengenai Tirus, 3 dan katakanlah kepada Tirus, yang 

terletak di pintu masuk lautan, dan yang berdagang dengan bangsa-bangsa 

di banyak daerah pesisir: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai Tirus, engkau 


 532

berkata: aku kapal yang maha indah. 4 Wilayahmu di tengah lautan; ahli ba-

ngunmu membuat keindahanmu sempurna. 5 Seluruh badanmu mereka buat 

dari kayu sanobar Senir, mereka mengambil aras Libanon membuat bagimu 

tiang layar. 6 Pohon tarbantin dari Basan dipakai untuk dayungmu; geladak-

mu mereka buat dari tulang gading ditatahkan di cemara dari pantai Kitim.  

7 Layarmu diperbuat dari lenan halus yang berwarna-warni dari tanah Mesir; 

itulah tandamu. Dan tendamu diperbuat dari kain ungu tua dan kain ungu 

muda dari pantai Elisa. 8 Orang Sidon dan Arwad menjadi pendayungmu; 

tukang-tukangmu, hai Tirus, berada padamu, mereka menjadi pelaut-pelaut-

mu. 9 Tua-tua Gebal dengan ahli-ahlinya berada padamu hendak memper-

baiki kerusakan-kerusakanmu. Segala kapal laut beserta anak kapalnya 

berlabuh padamu hendak menukarkan barang dagangannya. 10 Orang Persia, 

Lud dan Put, yang menjadi prajuritmu ada dalam ketenteraanmu. Perisai dan 

ketopong digantungkan padamu; mereka menambah semarakmu. 11 Orang 

Arwad dan tentaranya memanjat di atas tembok-tembokmu sekeliling dan 

orang Gamad di atas menara-menaramu; mereka menggantungkan perisai-

perisainya pada tembok-tembokmu sekeliling, mereka membuat keindahan-

mu sempurna. 12 Tarsis berdagang dengan engkau dalam segala macam 

harta yang banyak; mereka menukarkan perak, besi, timah putih dan timah 

hitam ganti barang-barangmu. 13 Yawan, Tubal dan Mesekh berdagang de-

ngan engkau; mereka menukarkan budak-budak, barang-barang tembaga 

ganti barang-barang daganganmu. 14 Dari Bet-Togarma mereka menukarkan 

kuda kereta, kuda tunggang dan bagal ganti barang-barangmu. 15 Orang 

Rodos berdagang dengan engkau, banyak daerah pesisir menjadi daerah 

pasaranmu; mereka membawa kepadamu tulang gading dan kayu arang 

sebagai upeti. 16 Edom berdagang dengan engkau sebab  banyaknya hasil-

hasilmu; mereka menukarkan permata batu darah, kain ungu muda, 

pakaian berwarna-warna, kain lenan halus, karang dan batu delima ganti 

barang-barangmu. 17 Yuda dan tanah Israel berdagang dengan engkau; mere-

ka menukarkan gandum dari Minit, mur, madu, minyak dan balsam ganti 

barang-barang daganganmu. 18 Damsyik berdagang dengan engkau sebab  

banyaknya hasil-hasilmu, sebab  segala macam barangmu yang banyak. 

Anggur dari Helbon, bulu domba dari Sakhar, 19 dan anggur ditukarkan 

mereka ganti barang-barangmu; besi yang sudah dikerjakan dari Uzal, kayu 

teja dan tebu ada di antara barang-barang daganganmu. 20 Dedan berdagang 

dengan engkau dalam kulit pelana untuk menunggang kuda. 21 Arab dan 

semua pemuka Kedar berdagang dengan engkau dalam anak domba, domba 

jantan dan kambing jantan; dalam hal-hal itulah mereka berdagang dengan 

engkau. 22 Pedagang Syeba dan Raema berdagang dengan engkau; mereka 

menukarkan yang terbaik dari segala rempah-rempah dan segala batu per-

mata yang mahal-mahal dan emas ganti barang-barangmu. 23 Haran, Kane, 

Eden, Asyur dan Kilmad berdagang dengan engkau. 24 Mereka berdagang di 

pasar-pasarmu dalam jubah-jubah yang maha indah, kain ungu tua, pakaian 

yang berwarna-warni, permadani yang beraneka warna dan tali berpilin yang 

teguh. 25 Kapal-kapal Tarsis membawa barang-barang dagangan ini bagimu. 

Penuh dengan muatan berat engkau di tengah lautan. 

Di sini,  

I.  Sang nabi diperintahkan untuk mengucapkan ratapan bagi Tirus 

(ay. 2). Tirus pada waktu itu masih berada di puncak kemakmur-

annya, dan tidak tampak sedikit pun gejala kemerosotannya. 

Namun sang nabi harus meratapinya, sebab  kemakmurannya

Kitab Yehezkiel 27:1-25 

 533 

 menjadi jeratnya, menjadi penyebab dari kesombongannya dan 

rasa amannya, yang akan membuat kejatuhannya semakin pedih. 

Bahkan orang-orang yang hidup nyaman sekalipun harus diratapi 

jika mereka tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi kesu-

sahan. Ia harus meratapinya, sebab kehancuran kota itu sedang 

mendatanginya dengan cepat. Kehancuran itu pasti, kehancuran 

itu dekat. Dan meskipun sang nabi menubuatkannya, dan mem-

benarkan Allah dalam menimpakan kehancuran itu, namun ia 

harus meratapinya. Perhatikanlah, kita harus berduka bagi 

kesengsaraan bangsa-bangsa lain, seperti juga bagi kesengsaraan 

bangsa kita sendiri, atas dasar rasa kasih terhadap umat manusia 

pada umumnya. Kita berutang kehormatan kepada semua orang, 

dan bagian dari kehormatan itu yaitu  meratapi bencana-ben-

cana yang menimpa mereka, bahkan bencana-bencana yang 

sudah mereka datangkan atas diri mereka sebab  kebodohan me-

reka sendiri.  

II.  Sang nabi diberi petunjuk tentang apa yang harus dikatakan, dan 

untuk mengatakannya dalam nama Tuhan Yehova, nama yang 

bukan tidak dikenal di Tirus, dan yang akan dikenal dengan lebih 

baik lagi (26:6). 

1. Ia harus menegur Tirus sebab  kesombongannya: Hai Tirus, 

engkau berkata: aku kapal yang maha indah (ay. 3), yang 

indah bagi siapa saja (demikian kata yang dipakai), berhasil di 

mana-mana, dan sebab  itu dikagumi di mana-mana. Sion, 

yang berhiaskan kekudusan, memang disebut puncak keindah-

an (Mzm. 50:2), yaitu keindahan Tuhan. namun  Tirus, sebab  

dibangun dan dipenuhi oleh uang dan perdagangan, ingin 

menyatakan diri sebagai keindahan yang sempurna. Perhati-

kanlah, yaitu  kebodohan anak-anak dunia ini untuk meng-

hargai diri mereka berdasar  kemegahan dan kesenangan 

yang di dalamnya mereka hidup, untuk menyebut diri mereka 

indah demi keindahan belaka. Dan, jika dalam hal ini mereka 

unggul melebihi yang lain, mereka menganggap diri mereka 

sempurna. namun  Allah memperhatikan bagaimana orang me-

nyombongkan diri sendiri dalam kemakmuran mereka, saat  

pikiran mereka ikut terangkat bersama dengan keadaan mere-

ka. Dan sering kali, untuk merendahkan roh, Allah menemu-

kan cara untuk menurunkan harta benda yang mereka miliki. 


 534

Janganlah orang merasa bahwa mereka indah sebelum mereka 

dikuduskan, atau berkata bahwa mereka indah secara sem-

purna sebelum mereka tiba di sorga. 

2. Sang nabi harus menegur Tirus dengan kemakmurannya itu, 

yang menjadi penyebab kesombongannya. Dalam sajak, sudah 

biasa menyelipkan puji-pujian untuk orang-orang yang keja-

tuhannya kita ratapi. Sang nabi, sesuai dengan kebiasaan itu, 

memuji-muji Tirus atas semua yang dimilikinya yang patut 

dipuji. Ia tidak memiliki  apa-apa untuk dikatakan tentang 

agamanya, kesalehannya, amal baiknya, negerinya yang men-

jadi perlindungan untuk orang-orang yang sedang kesusahan, 

atau bagaimana ia memanfaatkan pengaruhnya untuk melaku-

kan pekerjaan-pekerjaan baik di antara negeri-negeri tetang-

ganya. namun  hidupnya hebat, dan ia memiliki perdagangan 

yang besar, dan semua pedagang dari seluruh umat manusia 

ingin merayunya. Sang nabi harus menggambarkan betapa 

tinggi dan hebatnya Tirus, supaya  Allah lebih dimuliakan lagi 

dalam kejatuhannya, sebagai Allah yang mengamat-amati 

setiap orang yang congkak dan menundukkan mereka, yang 

memendam orang congkak bersama-sama dalam debu, dan 

mengurung mereka di tempat yang tersembunyi (Ayb. 40:7-8). 

(1) Kota Tirus terletak di tempat yang menguntungkan, di pin-

tu masuk lautan (ay. 3). Ia memiliki banyak pelabuhan yang 

luas di segala arah, bukan seperti kota-kota yang terletak 

di sepanjang sungai, yang hanya dapat dilewati kapal dari 

satu arah. Tirus terletak di ujung timur Laut Tengah, 

sangat nyaman untuk perdagangan melalui darat ke semua 

bagian negeri Levant yang terletak di situ. Dengan demi-

kian ia berdagang dengan bangsa-bangsa di banyak daerah 

pesisir. sebab  terletak di antara Yunani dan Asia, Tirus 

menjadi pusat perdagangan besar, atau kota pasar, tempat 

bertemunya para pedagang dari segala penjuru: Wilayahmu 

di tengah lautan (ay. 4). Ia dikelilingi air, yang membawa 

keuntungan besar bagi perdagangannya. Ia menjadi kesa-

yangan laut, dekat di pangkuannya, dekat di hatinya. Per-

hatikanlah, untuk banyak alasan, sangat nyaman tinggal di 

sebuah pulau. Laut yaitu  batas tanah yang lama, yang 

ditetapkan bukan oleh nenek moyang kita, melainkan oleh 

Allah dari nenek moyang kita, dan yang tidak dapat diha-

Kitab Yehezkiel 27:1-25 

 535 

pus seperti batas tanah lain, tidak pula dapat dilanggar 

dengan begitu mudahnya. Orang-orang yang tinggal di tem-

pat seperti itu lebih mudah untuk tinggal sendirian, kalau 

mau, dan tidak dihitung di antara bangsa-bangsa, namun  

juga, kalau mau, lebih mudah untuk bepergian ke luar 

negeri dan menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain. 

Oleh sebab itu, kita yang tinggal di pulau harus mengakui 

bahwa Dia yang menetapkan batas-batas tempat kediaman 

manusia telah menetapkannya dengan baik untuk kita. 

(2) Tirus dibangun secara saksama, menurut gaya bangunan 

pada masa itu. Dan, sebab  merupakan kota di atas bukit, 

ia tampak mulia di pandang mata dan menggoda kapal-

kapal yang berlayar untuk datang ke pelabuhan-pelabuhan-

nya (ay. 4): Ahli bangunmu membuat keindahanmu sempur-

na. Mereka sudah begitu maju pesat dalam seni bangunan 

sehingga tak tampak satu kesalahan pun yang dapat dite-

mukan dalam bangunan-bangunan Tirus. Namun demikian, 

ia tidak memiliki  keindahan sempurna itu, yang ke da-

lamnya Tuhan sedang dan akan membangun Yerusalem-

Nya. 

(3) Tirus memiliki  pelabuhan yang dipenuhi dengan kelim-

pahan kapal-kapal besar (Yes. 33:21). Tukang-tukang kayu 

untuk kapal melakukan bagian mereka, dan tukang-

tukang kayu untuk rumah juga demikian. Orang-orang 

Tirus dianggap sebagai yang pertama kali menemukan ilmu 

pelayaran. Paling tidak mereka mengembangkannya, dan 

mungkin membawanya pada kesempurnaan yang sebisa 

mungkin tanpa kompas magnetis untuk menentukan arah. 

[1] Mereka membuat kayu, atau papan, untuk badan ka-

pal, dari pohon sanobar yang diambil dari Senir, sebuah 

gunung di tanah Israel, yang disatukan dengan gunung 

Hermon (Kid. 4:8). Kayu dari pohon sanobar itu halus 

dan ringan, namun  tidak begitu tahan lama seperti pohon 

tarbantin Inggris.  

[2]  Mereka mendapat pohon aras dari Libanon, gunung lain 

di Israel, untuk membut tiang layar mereka (ay. 5).  

[3] Mereka mendapat pohon tarbantin dari Basan (Yes. 2:13), 

untuk membuat dayung. Sebab ada kemungkinan bah-

wa sebagian besar kapal mereka yaitu  kapal dayung, 


 536

yang harus dilengkapi dengan dayung. Orang-orang 

Israel membangun sedikit kapal untuk diri mereka sen-

diri, namun  mereka menyediakan kayu balok bagi orang-

orang Tirus untuk membuat kapal. Demikianlah, satu 

negeri menggunakan apa yang dihasilkan oleh negeri 

lain, dan dengan begitu mereka bermanfaat bagi satu 

sama lain, dan tidak bisa berkata satu terhadap yang 

lain, Aku tidak membutuhkan engkau. 

[4] Betapa mereka ingin membangun kapal-kapal mereka 

dengan megah, sehingga mereka bahkan membuat gela-

daknya dari tulang gading, yang mereka ambil dari pan-

tai Kitim, dari Italia atau Yunani. Mereka menyuruh 

para pekerja dari Asyuri atau Asyur untuk membuat-

nya, sebab mereka ingin supaya  kabin-kabin kapal 

mereka sedemikian mewah.  

[5]  Betapa sangat borosnya mereka sehingga mereka mem-

buat layar mereka dari lenan halus yang diambil dari 

Mesir, dan disulam pula (ay. 7, KJV). Atau mungkin yang 

dimaksudkan dengan layar yaitu  bendera mereka 

(yang mereka kibarkan untuk memberitahukan dari 

kota apa mereka berasal), yang sangat mahal. Kata itu 

bisa berarti panji atau layar.  

[6] Mereka menggantung kain ungu tua dan kain ungu muda 

di badan kapal, kain-kain paling mahal dan warna-warna 

paling indah yang bisa mereka peroleh dari pulau-pulau 

yang berdagang dengan mereka. Sebab meskipun Tirus 

sendiri terkenal dengan kain ungunya, yang sebab  itu 

disebut pencelup warna Tirus, namun mereka harus 

memiliki kain yang didapat dari tempat jauh. 

(4) Kapal-kapal besar ini diperlengkapi dengan awak-awak yang 

andal, orang-orang yang terampil dan tekun. Para kapten 

dan nahkoda kapal yang memerintah dalam armada-armada 

kapal mereka berasal dari kota mereka sendiri, orang-orang 

yang dapat mereka andalkan (ay. 8): Tukang-tukangmu, hai 

Tirus, berada padamu, mereka menjadi pelaut-pelautmu 

(KJV: Orang-orang bijakmu yang ada padamu, hai Tirus, ada-

lah pengemudi-pengemudimu). namun  , untuk pelaut-

pelaut biasa, mereka mempekerjakan orang-orang dari ne-

geri-negeri lain. Orang Sidon dan Arwad menjadi penda-

Kitab Yehezkiel 27:1-25 

 537 

yungmu. Orang-orang ini berasal dari kota-kota di dekat 

mereka. Sidon yaitu  seperti saudara untuk Tirus, tidak 

sampai 10 km jauhnya ke arah utara. Di sana mereka mem-

besarkan pelaut-pelaut yang andal, yang menjadi kepen-

tingan negara-negara kelautan untuk menyokong mereka 

dan memberi  segala dukungan yang dapat diberikan. 

Mereka mengutus orang ke Gebal di negeri orang Aram un-

tuk mencari tukang-tukang, atau orang-orang yang dapat 

menguatkan apa yang sudah retak. Orang-orang ini dipe-

kerjakan untuk memperbaiki kapal-kapal yang berlabuh, 

sesudah  menempuh perjalanan-perjalanan jauh. Untuk me-

lakukannya mereka memiliki tua-tua dan ahli-ahli (ay. 9). 

Sebab lebih diperlukan hikmat dan kehati-hatian untuk 

memperbaiki apa yang sudah rusak daripada membangun 

sesuatu yang baru. Dalam urusan-urusan umum, tua-tua 

dan ahli-ahli mendapat kesempatan untuk menjadi orang 

yang memperbaiki tembok yang tembus dan yang membetul-

kan jalan supaya  tempat itu dapat dihuni. Bahkan, semua 

negeri yang berdagang dengan mereka siap melayani mere-

ka, dan bersedia mengirim orang-orang upahan kepada me-

reka, menempatkan pemuda-pemuda mereka untuk ber-

magang di Tirus, atau menempatkannya di armada-armada 

kapal orang Tirus. Dengan begitu segala kapal laut beserta 

anak kapalnya siap untuk berlabuh padamu hendak menu-

karkan barang dagangannya. Orang yang memberi  

upah yang baik akan memiliki  tangan-tangan yang siap 

bekerja untuk mereka. 

(5) Kota mereka dijaga oleh pasukan tentara yang sangat besar 

(ay. 10-11). Orang-orang Tirus sendiri memberi diri sepe-

nuhnya untuk bekerja sebagai pedagang. namun  penting 

bagi mereka untuk memiliki  tentara yang siap sedia, 

dan sebab  itu mereka mengambil orang-orang upahan 

dari negeri-negeri lain, yang paling pantas untuk pekerjaan 

itu, meskipun mereka mengambilnya dari tempat yang jauh 

(yang mungkin merupakan kebijakan mereka), dari Persia, 

Lud, dan Put. Orang-orang ini mengangkat senjata saat  

diperlukan, dan pada masa damai menggantungkan perisai 

dan ketopong di gudang senjata, seolah-olah untuk menya-

takan perdamaian, dan membuat dunia tahu bahwa pada 


 538

saat ini mereka tidak membutuhkannya. namun  senjata-

senjata itu siap diambil setiap kali ada keperluan. Tembok-

tembok mereka dijaga oleh orang Arwad. Menara-menara 

mereka dikawal oleh orang Gamad, orang-orang berbadan 

tegap, yang lengannya sangat kuat. namun  terjemahan 

bahasa Latin biasa mengartikannya orang kerdil, orang 

yang panjangnya tidak sampai satu lengan. Mereka meng-

gantungkan perisai-perisai mereka pada tembok-tembok di 

gudang senjata atau tempat penyimpanan senjata mereka. 

Atau mereka menggantungkannya pada tembok-tembok 

kota, supaya  tidak ada orang yang berani mendekati mere-

ka, melihat betapa mereka diperlengkapi dengan semua hal 

yang diperlukan untuk mempertahankan diri. “Demikian-

lah mereka menambah semarakmu (ay. 10), dan membuat 

keindahanmu sempurna” (ay. 11). Hal ini menambah 

kemuliaan Tirus, seperti hal-hal lain, bahwa semua bangsa 

di sekitarnya bersedia melayaninya, kecuali tanah Israel 

(meskipun tanah itu terletak di sebelah mereka), yang 

menyediakan kayu untuk mereka, namun  tidak kita dapati 

menyediakan orang-orang untuk mereka. Hal itu akan 

melanggar kebebasan dan martabat bangsa Yahudi (2Taw. 

2:17-18). Juga merupakan kemuliaan Tirus bahwa ia me-

miliki tentara sipil, yang sudah dipersiapkan untuk mela-

yani, dan diberi upah secara teratur, dan memiliki gudang 

senjata, seperti yang ada di menara Daud, di mana tergan-

tung gada para pahlawan (Kid. 4:4). Dapat diamati bahwa 

di sana sini gudang-gudang senjata dikatakan diperleng-

kapi dengan perisai dan ketopong, senjata untuk membela 

diri, bukan dengan pedang dan tombak, senjata untuk me-

nyerang, meskipun ada kemungkinan bahwa senjata untuk 

menyerang juga ada. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa 

tentara sipil dimaksudkan hanya untuk melindungi diri 

sendiri, dan bukan untuk menyerang dan mengganggu se-

sama, hanya untuk melindungi hak mereka sendiri, bukan 

untuk melanggar hak-hak orang lain. 

(6) Mereka memiliki perdagangan yang luas dan menjalin hu-

bungan dengan seluruh bagian dunia yang diketahui. Seba-

gian bangsa berurusan dengan mereka dalam satu barang 

dagangan, dan sebagian yang lain dalam barang dagangan 

Kitab Yehezkiel 27:1-25 

 539 

lain, sesuai dengan apa yang dihasilkan atau yang dibuat, 

dan apa hasil-hasil alamnya atau buatan-buatan tangan-

nya, yang dengannya ia diberkati. Hal ini dibahas secara 

panjang lebar di sini, sebagai hal yang merupakan kemulia-

an utama Tirus, dan yang menopang semua hal lain. Kita 

tidak menemukan di mana pun dalam Kitab Suci bahwa 

begitu banyak bangsa disebutkan bersama-sama seperti di 

sini. Dengan demikian pasal ini, menurut sebagian orang, 

banyak menjelaskan gambaran awal yang kita miliki ten-

tang berdiamnya bangsa-bangsa sesudah  air bah (Kej. 10). 

Para pengupas Alkitab kebanjiran pekerjaan di sini untuk 

menemukan sejumlah tempat dan bangsa yang dibicara-

kan. Mengenai banyak dari tempat dan bangsa itu, dugaan-

dugaan mereka berbeda-beda dan meninggalkan kita dalam 

kegelapan dan banyak ketidakpastian. Sungguh baik bah-

wa itu bukanlah hal pokok. Penelitian-penelitaan masa kini 

kurang dapat menjelaskan letak bangsa-bangsa kuno. Oleh 

sebab  itu, kita tidak akan menghibur diri di sini dengan 

pertanyaan khusus mengenai para pedagang ataupun 

barang-barang yang mereka perdagangkan. Kita menyerah-

kannya kepada para pengupas Alkitab, dan hanya mencer-

mati apa yang bermanfaat.  

[1] Beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa Yehezkiel ha-

nya tahu sedikit, dari pengetahuannya sendiri, menge-

nai perdagangan di Tirus. Dia yaitu  seorang imam, 

yang dibawa sebagai tawanan ke tempat yang cukup 

jauh dari daerah sekitar Tirus, sewaktu ia masih muda 

kita duga, dan sudah tinggal di sana selama sebelas 

tahun. Namun ia berbicara tentang barang-barang da-

gangan tertentu dari Tirus dengan begitu cermat seolah-

olah ia sudah menjadi pengawas rumah cukai di sana. 

Dari sini tampak bahwa ia mendapat ilham ilahi dalam 

apa yang dikatakan dan ditulisnya. Allah-lah yang me-

ngatakan ini (ay. 3).  

[2] Gambaran tentang perdagangan Tirus ini mengisyarat-

kan kepada kita bahwa mata Allah tertuju pada manu-

sia, dan bahwa Ia memperhatikan apa yang mereka 

lakukan saat  sedang mengerjakan urusan duniawi, 

bukan hanya saat  berada di tempat ibadah, sedang 


 540

berdoa dan mendengar firman, melainkan juga saat  

berada di pasar dan pameran, dan di tempat penukaran 

barang, untuk berjual beli. Ini merupakan alasan yang 

baik mengapa kita di dalam semua urusan kita harus 

hidup dengan hati nurani yang murni, dan selalu me-

nujukan mata kita kepada Dia yang mata-Nya selalu 

tertuju pada kita.  

[3] Di sini kita dapat mencermati hikmat Allah, dan kebaik-

an-Nya, sebagai Bapa semua umat manusia, dalam 

membuat satu negeri berlimpah dengan satu barang 

dan negeri lain dengan barang lain, dan semuanya 

kurang lebih bermanfaat bagi kebutuhan, penghiburan, 

atau perhiasan kehidupan manusia. Non omis fert omnia 

tellus – Satu negeri tidak menyediakan semua keragam-

an hasil bumi. Sang Penyelenggara membagi-bagikan 

pemberiannya secara beragam, sebagian untuk tiap-tiap 

orang, dan bukan semua untuk satu orang, supaya  ada 

saling berdagang di antara orang-orang yang telah di-

jadikan Allah dari satu orang saja, walaupun mereka 

dibuat mendiami seluruh muka bumi (Kis. 17:26). Oleh 

sebab itu, biarlah setiap bangsa bersyukur kepada Allah 

atas hasil-hasil negerinya. Meskipun hasil-hasil itu 

tidak begitu kaya seperti hasil-hasil negeri lain, namun 

itu bermanfaat untuk memberi  pelayanan umum 

kepada dunia.  

[4] Lihatlah betapa perdagangan barang merupakan berkat 

bagi umat manusia, terutama jika  dijalankan dalam 

takut akan Allah, dan dengan perhatian bukan hanya 

pada keuntungan pribadi, melainkan juga pada manfaat 

bersama. Bumi penuh dengan ciptaan Allah (Mzm. 104:24, 

KJV: Bumi penuh dengan kekayaan-kekayaan Allah). Ada 

segala macam harta yang banyak di dalamnya (seperti 

yang ada di sini, ay. 12), yang dikumpulkan dari permu-

kaannya dan digali dari perutnya. Bumi juga penuh 

dengan hasil-hasil keterampilan dan ketekunan manu-

sia, sesuai bagaimana kepandaian mereka memimpin 

mereka. Nah, melalui pertukaran dan penawaran, se-

mua hasil ini dibuat berguna secara lebih luas. Dengan 

demikian, apa yang bisa disisakan dapat diperbantukan 

Kitab Yehezkiel 27:1-25 

 541 

kepada orang lain, dan apa yang tidak ada dapat diam-

bil, sebagai penggantinya, dari negeri-negeri yang paling 

jauh. Orang-orang yang bukan pedagang juga mempu-

nyai alasan untuk bersyukur kepada Allah atas para 

pedagang dan saudagar, yang melaluinya hasil-hasil 

dari negeri-negeri lain dibawa ke tangan kita, seperti 

hasil-hasil dari negeri kita sendiri dibawa oleh para 

petani kita.  

[5] Selain kebutuhan-kebutuhan pokok yang di sini diper-

dagangkan, lihatlah betapa melimpahnya benda-benda 

yang disebutkan di sini yang hanya berguna untuk 

menyenangkan khayalan, dan menjadi berharga hanya 

oleh tabiat dan kebiasaan orang. Namun Allah meng-

izinkan kita untuk memakainya, dan memperdagang-

kannya, dan berpisah dengan barang-barang lain demi 

hal-hal itu, barang-barang yang memiliki  nilai hakiki 

jauh melebihi hal-hal itu. Di sini ada tulang gading dan 

kayu arang (ay. 15), yang dibawa sebagai upeti, dipa-

merkan untuk dijual, dan ditawarkan untuk ditukar-

kan, atau (seperti menurut sebagian orang) dipersem-

bahkan kepada kota, atau orang-orang besar di dalam-

nya, untuk mendapatkan perkenanan mereka. Di sini 

ada permata batu darah, karang, dan batu delima (ay. 

16), semua permata yang mahal-mahal, dan emas (ay. 

22), yang tanpanya dunia bisa berjalan lebih baik dari-

pada tanpa besi dan batu-batu biasa. Di sini, untuk 

menyenangkan rasa dan penciuman, ada yang terbaik 

dari segala rempah-rempah (ay. 22), kayu teja dan tebu 

(ay. 19), dan, sebagai hiasan, kain ungu muda, pakaian 

berwarna-warna, kain lenan halus (ay. 16), kulit pelana 

untuk menunggang kuda (ay. 20), kain ungu tua (yang 

terkenal dari Tirus), pakaian yang berwarna-warni, per-

madani yang beraneka warna dan tali berpilin yang 

teguh, dan kayu manis untuk mengharumkan pakaian-

pakaian yang disimpan (ay. 24). sesudah  melihat faktur 

ini, atau bisa kita katakan daftar harga barang ini, 

betapa banyak hal di sini yang tidak kita perlukan, dan 

yang tanpanya kita bisa hidup dengan sangat nyaman!  


 542

[6] Bisa diamati bahwa Yehuda dan tanah Israel yaitu  

pedagang-pedagang di Tirus juga. Lewat berdagang, me-

reka diperbolehkan untuk bergaul dengan orang kafir. 

namun  mereka sebagian besar berdagang gandum, ba-

rang dagangan yang penting, dan diperlukan, gandum 

dari Minit dan mur, dua negeri di Kanaan yang terkenal 

memiliki gandum terbaik, seperti menurut sebagian 

orang. Seluruh negeri itu memang yaitu  tanah gandum 

(Ul. 8:8, KJV). Ia memiliki gandum yang terbaik (Ul. 

32:14). Tirus dipelihara oleh gandum yang diambil dari 

tanah Israel. Mereka juga berdagang madu, minyak, dan 

balsam, atau damar. Semuanya barang yang berguna, 

dan bukan untuk melayani keangkuhan atau kemewah-

an. Dan negeri di mana barang-barang ini merupakan 

bahan pokok yaitu  tanah yang permai di antara semua 

negeri yang diperuntukkan Allah bagi umat kesayang-

an-Nya, bukan bagi orang-orang yang berdagang rem-

pah-rempah dan permata yang mahal-mahal. Dan Israel 

milik Allah harus menganggap diri mereka terpenuhi 

kebutuhannya jika mereka memiliki makanan yang 

menjadi bagian mereka. Sebab orang-orang yang menge-

nal kesenangan anak-anak Allah tidak akan meman-

cangkan hati mereka pada kesenangan anak-anak ma-

nusia, atau harta benda raja dan para panglimanya. 

Kita memang mendapati bahwa Babel Perjanjian Baru 

berdagang barang-barang seperti yang diperdagangkan 

Tirus (Why. 18:12-13). Sebab, meskipun berlagak suci, 

ia hanya mengutamakan kepentingan duniawi semata-

mata. 

[7] Meskipun Tirus yaitu  kota perdagangan yang besar, 

dan mereka mendapat kelimpahan dengan berjual beli, 

mendatangkan barang-barang dagangan dari satu tem-

pat dan mengirimkannya ke tempat lain, namun perda-

gangan hasil-hasil negeri sendiri tidak diabaikan. Hasil-

hasil mereka, dan banyaknya hasil-hasil itu, di sini 

dibicarakan (ay. 16, 18). Berhikmatlah sebuah bangsa 

jika mendorong keterampilan dan pembuatan barang, 

dan tidak berlaku keras terhadap para pedagang kera-

jinan tangan. Sebab akan memberi  banyak sum-

Kitab Yehezkiel 27:26-36 

 543 

bangan pada kekayaan dan kehormatan sebuah bangsa 

jika bangsa itu mengirimkan ke luar negeri hasil-hasil 

mereka sendiri, yang bisa mendatangkan kepada mere-

ka segala macam kekayaan.  

[8] Semuanya ini membuat Tirus sangat besar dan sangat 

sombong: Kapal-kapal Tarsis membawa barang-barang 

dagangan ini bagimu (ay. 25). Engkau dikagumi dan 

disanjung-sanjung oleh semua bangsa yang berhubung-

an denganmu. Sebab engkau penuh dengan kekayaan 

dan banyaknya orang, engkau dibuat menjadi indah, 

dan dijadikan sangat mulia, di tengah lautan. Orang-

orang yang bertambah sangat kaya disanjung-sanjung 

sebagai yang sangat mulia. Sebab kekayaan yaitu  hal-

hal yang mulia di mata orang duniawi (Kej. 31:1). 

Kejatuhan Tirus 

(27:26-36)  

26 Ke lautan luas pendayungmu membawa engkau. namun  badai timur melan-

damu di tengah lautan. 27 Hartamu, barangmu, daganganmu, anak kapalmu 

dan pelaut-pelautmu, tukang-tukangmu dan pedagang-pedagangmu dengan 

semua prajurit-prajuritmu yang ada padamu, ya, bersama seluruh penum-

pang-penumpangmu, terbenam dalam lautan pada hari tenggelammu.  

28 Mendengar teriakan pelautmu gemetarlah tanah daratan. 29 Mereka turun 

dari kapalnya, yang mengayun dayung semua. Anak kapal, pelaut semuanya 

ke daratan lari mereka. 30 Ratapan kuat, teriakan pahit diperdengarkan ter-

hadapmu; taruh abu di atas kepala, berguling-guling dalam debu. 31 Mereka 

menggundul diri, demi engkau, dan melilitkan kain kabung; mereka mena-

ngis, jiwa merana, sebab  engkau; suatu ratapan yang pahit. 32 Dalam mera-

tap sebab  engkau mereka mengucapkan, menangiskan ratapan: Siapa 

seperti Tirus, yang sudah dimusnahkan di tengah lautan? 33 Sesudah ba-

rangmu datang dari laut engkau mengenyangkan banyak bangsa-bangsa, 

dengan banyaknya hartamu, daganganmu engkau memperkaya raja-raja 

dunia. 34 Sekarang engkau dirusak dan dilenyapkan dari permukaan laut dan 

tenggelam di dasar lautan; daganganmu dan seluruh penumpangmu teng-

gelam dengan engkau. 35 Orang pesisir kaget semua melihatmu; raja-rajanya 

menggigil, mukanya berkerut. 36 Pedagang bangsa-bangsa bersuit-suit terha-

dapmu, akhir hidupmu mendahsyatkan, dan lenyap selamanya engkau.” 

Kita sudah melihat Tirus berkembang. Di sini kita mendapati Tirus 

jatuh, dan besarlah kejatuhannya, semakin jauh lebih besar sebab  

ia sudah menjadi sosok yang sedemikian penting di dunia. Perhati-

kanlah, kerajaan-kerajaan dan negara-negara yang paling perkasa 

dan megah sekalipun, cepat atau lambat, akan menemui saat saat  

mereka harus turun. Ada akhir bagi mereka juga. Dan, saat  mereka 


 544

berada di puncak, mereka akan mulai merosot. namun  kehancuran 

Tirus terjadi secara tiba-tiba. Mataharinya terbenam di siang hari. 

Dan segala kekayaan dan keagungannya, kemegahan dan kekuatan-

nya, hanya memperparah kehancurannya, dan membuatnya lebih 

pedih bagi dirinya sendiri dan mengejutkan bagi semua orang di 

sekelilingnya. Sekarang amatilah di sini,  

1.  Bagaimana kehancuran Tirus akan terjadi (ay. 26). Ia seperti 

kapal besar yang penuh muatan, yang terbelah atau tenggelam 

oleh kecerobohan para pengemudinya: Ke lautan luas dan berba-

haya pendayungmu sendiri membawa engkau. Pemimpin-pemim-

pin kota, dan orang-orang yang mengurusi masalah-masalah 

umum, sebab  satu atau lain kesalahan dalam mengelola, meli-

batkan mereka dalam perang dengan orang Kasdim itu, yang 

membawa kehancuran bagi pemerintahan mereka. Dengan keku-

rangajaran mereka, dengan suatu penghinaan yang diperbuat ter-

hadap orang Kasdim atau suatu usaha  untuk menjahati mereka, 

dalam keyakinan akan kemampuan mereka sendiri untuk bersaing 

dengan orang Kasdim, mereka menyulut amarah Nebukadnezar 

untuk mengadakan serangan terhadap mereka. Dan, dengan keke-

raskepalaan mereka untuk bertahan sampai pada akhirnya, mere-

ka membuatnya geram sedemikian rupa sehingga ia menetapkan 

hati untuk menghancur-leburkan pemerintahan mereka, dan, se-

perti badai timur, melanda mereka di tengah lautan. Perhatikanlah, 

sungguh buruk bagi sebuah bangsa jika  orang-orang yang 

duduk di buritan kapal bukannya membawa mereka ke pelabuh-

an, malah membuat mereka kandas.  

2. Betapa kehancuran itu besar dan terjadi di mana-mana. Semua 

kekayaannya akan dikuburkan bersama-sama dengannya, harta-

nya, barangnya, dan dagangannya (ay. 27). Semua orang yang 

bergantung padanya, dan berhubungan dengannya, dalam perda-

gangan, dalam peperangan, dalam pergaulan, akan terbenam 

dalam lautan pada hari tenggelam mereka. Perhatikanlah, orang-

orang yang mengandalkan makhluk ciptaan, yang menempatkan 

kebahagiaan dan kepentingan mereka pada makhluk ciptaan, dan 

menyandarkan harapan pada mereka, tentu saja akan jatuh ber-

sama-sama dengan mereka. Oleh sebab itu berbahagialah orang 

yang memiliki  Allah Yakub sebagai penolong, dan yang harap-

annya pada TUHAN Allahnya, yang hidup selama-lamanya.  

Kitab Yehezkiel 27:26-36 

 545 

3. Ratapan sedih apa yang akan diperdengarkan untuk kehancuran 

Tirus. Pengemudi-pengemudi, yaitu para raja dan pemimpinnya, 

saat  melihat betapa buruknya kesalahan yang mereka buat da-

lam mengelola dan betapa banyak mereka berperan dalam kehan-

curan mereka sendiri, akan berteriak begitu keras sehingga bah-

kan membuat tanah daratan gemetar (ay. 28), betapa mereka 

akan geram saat  merenungkan perilaku buruk mereka sendiri. 

Petugas-petugas yang lebih rendah, yang seperti anak buah kapal 

bagi negara itu, akan dipaksa turun dari jabatan mereka masing-

masing (ay. 29). Dan mereka akan berteriak kepadamu, sebab  

kamu telah menipu mereka, sebab ternyata kamu tidak mampu 

bertahan dengan begitu baik seperti yang mereka pikirkan ten-

tangmu. Mereka akan memperdengarkan teriakan pahit atas ke-

hancuran bersama itu, dan atas bagian mereka sendiri di dalam-

nya. Semua ungkapan kesedihan yang paling dalam akan mereka 

keluarkan. Mereka akan menaruh abu di atas kepala, dalam ke-

marahan terhadap diri mereka sendiri, dan akan berguling-guling 

dalam debu, seperti sudah mengucapkan selamat tinggal pada 

segala kenyamanan dan kesenangan. Mereka akan menggundul 

diri (ay. 31), dengan menjambak-jambak rambut mereka. Dan, 

sesuai dengan kebiasaan orang yang sangat berkabung, mereka 

yang terbiasa memakai kain yang indah-indah akan melilitkan 

kain kabung, dan bukannya menyanyikan lagu-lagu riang, mereka 

akan menangis dengan jiwa merana. Perhatikanlah, rasa kehi-

langan dan salib sungguh sangat pedih, dan sulit ditanggung, 

bagi orang-orang yang sudah lama berkubang dalam kesenangan 

dan tidur dalam rasa aman duniawi.  

4. Bagaimana Tirus akan ditegur dengan kehormatan dan kemak-

murannya yang dulu (ay. 32-33). Dia yang dulu yaitu  Tirus yang 

terpuja sekarang akan disebut Tirus yang sudah dimusnahkan di 

tengah lautan. “Siapa seperti Tirus? Apakah pernah suatu kota 

turun dari kemakmuran yang begitu tinggi ke dalam kesusahan 

yang begitu dalam seperti itu? Dulu barang-barangmu, barang-

barang buatanmu sendiri dan barang-barang yang melewati 

tanganmu, menyeberangi laut, dan dikirim ke seluruh bagian 

dunia. Pada waktu itu engkau mengenyangkan banyak bangsa-

bangsa, dan sungguh-sungguh memperkaya raja-raja dunia dan 

kerajaan-kerajaan mereka.” Meskipun orang-orang Tirus begitu 

berkuasa dalam perdagangan, namun, tampaknya, mereka yaitu  


 546

pedagang-pedagang yang jujur, dan membiarkan tetangga-tetang-

ga mereka tidak hanya hidup, namun  juga berkembang melalui 

mereka. Semua orang yang berhubungan dengan mereka menda-

pat untung. Mereka tidak berbuat curang atau menindas rakyat, 

namun  betul-betul memperkaya rakyat dengan banyaknya dagang-

an mereka. “namun  sekarang orang-orang yang dulu diperkaya 

olehmu akan dihancurkan bersama-sama denganmu” (seperti 

yang biasa terjadi dalam perdagangan). “jika  engkau dirusak 

dan dilenyapkan, dan semua yang engkau miliki dirampas, selu-

ruh penumpangmu akan tenggelam dengan engkau” (ay. 34). Itulah 

akhir dari Tirus, yang sudah membuat kebisingan dan hiruk pikuk 

seperti itu di dunia. Kobaran api yang besar ini padam seperti sum-

bu yang ditiup.  

5. Bagaimana kejatuhan Tirus akan menjadi kengerian bagi sebagian 

orang dan bahan tertawaan bagi sebagian yang lain, sesuai de-

ngan kepentingan dan pengaruhnya yang berbeda-beda pada me-

reka. Sebagian akan menggigil, dan mukanya berkerut (ay. 35), 

menyangka bahwa giliran mereka untuk jatuh akan tiba berikut-

nya. Sebagian yang lain akan bersuit-suit terhadapnya (ay. 36), 

akan mencemooh kesombongannya, keangkuhannya, dan penge-

lolaannya yang buruk, dan menganggap bahwa kehancurannya 

itu memang sudah sepantasnya. Ia sudah bersorak-sorak atas 

kejatuhan Yerusalem, dan sekarang akan ada orang-orang yang 

bersorak-sorak atas kejatuhannya. jika  Allah menjatuhkan 

penghakiman-penghakiman-Nya atas pendosa, orang-orang juga 

akan bertepuk tangan dan akan bersuit-suit sebab  dia dari tempat 

kediamannya (Ayb. 27:22-23). Inikah kota yang disebut orang kota 

yang paling indah? 

 

 

 

 

PASAL  28  

Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Sebuah nubuat tentang kejatuhan dan kehancuran raja Tirus, 

yang, dalam kehancuran kota Tirus, menjadi sasaran khusus 

panah-panah Allah (ay. 1-10).  

II. Sebuah ratapan untuk raja Tirus, sesudah  ia jatuh seperti itu, 

meskipun ia jatuh sebab  kejahatannya sendiri (ay. 11-19).  

III. Sebuah nubuat tentang kehancuran Sidon, yang terletak di 

sekitar Tirus dan bergantung padanya (ay. 20-23).  

IV. Sebuah janji tentang pemulihan Israel milik Allah, walaupun 

pada hari bencana mereka, mereka dihina oleh tetangga-

tetangga mereka (ay. 24-26). 

Kejatuhan Raja Tirus 

(28:1-10)  

1 Maka datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, katakanlah 

kepada raja Tirus: Beginilah firman Tuhan ALLAH: sebab  engkau menjadi 

tinggi hati, dan berkata: Aku yaitu  Allah! Aku duduk di takhta Allah di 

tengah-tengah lautan. Padahal engkau yaitu  manusia, bukanlah Allah, wa-

lau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. 3 Memang hikmatmu mele-

bihi hikmat Daniel; tiada rahasia yang terlindung bagimu. 4 Dengan hikmat-

mu dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas dan perak 

kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu. 5 sebab  engkau sangat pandai 

berdagang engkau memperbanyak kekayaanmu, dan sebab  itu engkau jadi 

sombong. 6 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: sebab  hatimu 

menempatkan diri sama dengan Allah 7 maka, sungguh, Aku membawa orang 

asing melawan engkau, yaitu bangsa yang paling ganas, yang akan menghu-

nus pedang mereka, melawan hikmatmu yang terpuja; dan semarakmu 

dinajiskan. 8 Engkau diturunkannya ke lobang kubur, engkau mati seperti 

orang yang mati terbunuh di tengah lautan. 9 Apakah engkau masih akan 

mengatakan di hadapan pembunuhmu: Aku yaitu  Allah!? Padahal terhadap 

kuasa penikammu engkau yaitu  manusia, bukanlah Allah. 10 Engkau akan 


 548

mati seperti orang tak bersunat oleh tangan orang asing. Sebab Aku yang 

mengatakannya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” 

Kita sudah selesai dengan Tirus dalam pasal sebelumnya, namun  

sekarang raja Tirus akan dibicarakan secara khusus. Di sini ada 

sesuatu untuk dikatakan kepadanya oleh Allah sendiri, pesan 

untuknya dari Allah, yang harus disampaikan sang nabi kepadanya, 

kalau-kalau ia mau mendengar atau menahan diri. 

I.  Sang nabi harus memberi tahu dia tentang kesombongannya. 

Rakyatnya sombong (27:3) begitu pula dia. Dan kedua-duanya 

akan dibuat mengetahui bahwa Allah menentang orang yang 

congkak. Mari kita lihat,  

1. Apa ungkapan-ungkapan kesombongannya: Ia menjadi tinggi 

hati (ay. 2). Ia sangat besar kepala, membusung dengan berpi-

kir bahwa kemampuannya sendiri sudah mencukupi, dan me-

mandang rendah semua orang di sekelilingnya. Dari luapan 

kesombongan hatinya ia berkata, Aku yaitu  Allah. Ia tidak 

hanya mengatakannya di dalam hatinya, namun  juga dengan 

lancang mengutarakannya. Allah sudah berkata tentang raja-

raja, bahwa mereka yaitu  allah (Mzm. 82:6). namun  tidak 

sepatutnya mereka sendiri berkata demikian. Itu sungguh 

menghina Dia sebagai satu-satunya Allah, yang tidak mau 

memberi  kemuliaan-Nya kepada yang lain. Raja Tirus 

berpikir bahwa kota Tirus mutlak bergantung pada dirinya se-

perti dunia mutlak bergantung pada Allah yang menciptakan-

nya, dan bahwa dia sendiri tidak bergantung pada siapa-siapa, 

sama seperti Allah adanya, dan tidak perlu bertanggung jawab 

pada siapa pun. Dia memandang dirinya memiliki banyak 

hikmat dan kekuatan seperti Allah sendiri, dan memiliki wewe-

nang yang sama-sama tidak dapat dilawan, dan bahwa hak-

hak istimewanya mutlak dan perkataannya yaitu  hukum, 

sama seperti firman Allah. Dia menantang kehormatan-kehor-

matan ilahi, dan berharap untuk dipuji dan dipuja sebagai 

allah, dan tidak ragu akan didewakan sesudah  kematiannya, di 

antara pahlawan-pahlawan lain, sebagai seorang penderma 

besar bagi dunia. Demikian pula raja Babel berkata, Aku hen-

dak menyamai Yang Mahatinggi (Yes. 14:14), dan bukan Yang 

Mahakudus. “Akulah Allah yang kuat, dan sebab  itu tidak 

mau dibantah, sebab aku tidak bisa dikendalikan. Aku duduk 

Kitab Yehezkiel 28:1-10 

 549 

di takhta Allah. Aku duduk di tempat tinggi setinggi Allah, 

takhtaku setara dengan takhta-Nya. Divisum imperium cum 

Jove Cæsar habet – Kaisar berbagi kekuasaan dengan Yupiter. 

Aku duduk aman seperti Allah, aman di tengah-tengah lautan, 

dan sangat jauh dari jangkauan bahaya, sama seperti Dia 

bersemayam di langit yang tinggi.” Dia berpikir bahwa para 

prajurit yang mengawalnya di sekeliling takhtanya sama-sama 

megah dan perkasa seperti segenap tentara malaikat yang ada 

di sekeliling takhta Allah. namun  dia diingatkan akan kehinaan 

dan kefanaannya, dan, sebab  dia perlu diberi tahu, maka dia 

akan diberi tahu tentang kebenaran yang sudah terbukti 

dengan sendirinya itu, bahwa engkau yaitu  manusia, bukan 

allah, makhluk yang bergantung. Engkau yaitu  makhluk 

yang lemah, bukan roh yang berkuasa (Yes. 31:3). Perhatikan-

lah, manusia harus dibuat mengetahui bahwa mereka yaitu  

manusia saja (Mzm. 9:21). Kecerdasan-kecerdasan tertinggi, 

penguasa-penguasa terhebat, orang-orang kudus terbesar se-

kalipun, yaitu  manusia, dan bukan Allah. namun  Yesus Kris-

tus yaitu  Allah dan juga manusia. Raja Tirus, meskipun 

memiliki pengaruh yang begitu besar atas semua orang di 

sekelilingnya, dan dengan bantuan kekayaannya menjadi ter-

amat sangat berkuasa, hanyalah seorang manusia. Meskipun 

ia mendapat upeti dan berbagai hadiah yang dibawa ke istana-

nya dengan pengabdian yang begitu besar seolah-olah itu ada-

lah korban yang dibawa ke mezbahnya, meskipun ia disanjung 

oleh pegawai-pegawai istananya dan dijadikan allah oleh pu-

jangga-pujangganya, namun, bagaimanapun juga, dia hanya-

lah seorang manusia. Ia tahu itu, dan ia takut akan hal itu. 

namun  hatinya menempatkan diri sama dengan Allah. “Engkau 

dengan tinggi hati menganggap dirimu sebagai allah, memban-

dingkan dirimu dengan Allah, berpikir bahwa engkau bijak 

dan kuat, dan pantas memerintah dunia, sama seperti Allah.” 

Menjadi kehancuran orangtua pertama kita, dan kehancuran 

kita dengan mengikuti mereka, bahwa mereka ingin menjadi 

seperti Allah (Kej. 3:5). Dan masih saja kodrat yang bobrok itu 

menempatkan diri sama dengan Allah, kodrat yang mencon-

dongkan manusia untuk menegakkan diri sebagai tuan atas 

diri mereka sendiri, untuk melakukan apa yang mereka mau, 

dan menjadi penentu kehidupan sendiri. Kodrat yang mencon-


 550

dongkan manusia untuk mendapatkan apa yang mereka mau, 

tujuan mereka sendiri, hidup untuk diri sendiri, dan untuk 

kebahagiaan mereka sendiri, dan menikmati diri sendiri. Kodrat 

yang bobrok ini menyerang hak-hak istimewa-Nya, dan meram-

pas bunga-bunga di mahkota-Nya. Semua ini yaitu  suatu 

kelancangan yang tak dapat dibiarkan tanpa dihukum. 

2. Di sini kita diberi tahu apa yang disombongkannya.  

(1) Hikmatnya. Ada kemungkinan bahwa raja Tirus ini yaitu  

orang yang memiliki  bakat-bakat alami yang sangat 

baik, seorang filsuf, dan sangat berpengetahuan dalam ba-

nyak bidang yang sedang disenangi pada masa itu. Setidak-

tidaknya ia seorang ahli negara, dan orang yang sangat 

tangkas dalam mengelola urusan-urusan negara. Lalu ia 

berpikir bahwa hikmatnya melebihi hikmat Daniel (ay. 3). 

Kita mendapati, sebelumnya, bahwa Daniel, meskipun ma-

sih muda pada waktu itu, dipuji-puji sebab  doanya yang 

sering dikabulkan (14:14). Kita mendapati dia termasyhur 

sebab  kebijaksanaannya dalam mengelola urusan-urusan 

dunia ini, seorang cendekiawan dan negarawan besar, dan 

bersamaan dengan itu orang yang sangat kudus, namun 

bukan seorang raja, melainkan seorang tawanan yang mis-

kin. Sungguh mengherankan bahwa dalam keterbatasan-

keterbatasan lahiriah seperti itu kemilaunya bersinar te-

rang, sehingga hikmatnya dijadikan pepatah. saat  raja 

Tirus bermimpi bahwa dia yaitu  Allah, dia berkata, Hik-

matku melebihi hikmat Daniel. Tiada rahasia yang terlin-

dung bagiku. Mungkin dia menantang semua orang di seke-

lilingnya untuk mengujinya dengan teka-teki, seperti yang 

diujikan kepada Salomo, dan ia sudah menjawab semua 

teka-teki mereka, sudah memecahkan semua masalah mere-

ka, dan tak satu pun darinya dapat membuatnya bingung. Ia 

mungkin sudah berhasil menyingkapkan persekongkolan-

persekongkolan, dan menyelami putusan-putusan para raja 

di sekitarnya, dan sebab  itu ia berpikir bahwa ia Maha-

tahu, dan bahwa tak ada pikiran yang bisa disembunyikan 

darinya. Oleh sebab itu ia berkata, Aku yaitu  Allah. Per-

hatikanlah, pengetahuan membuat orang menjadi sombong. 

Sulit untuk mengetahui banyak hal dan tidak menyadari-

nya, dan tidak menjadi tinggi hati sebab nya. Orang yang 

Kitab Yehezkiel 28:1-10 

 551 

lebih berhikmat daripada Daniel lebih sombong daripada 

Lusifer. Oleh sebab itu, orang-orang yang berpengetahuan 

harus berusaha untuk rendah hati dan membuktikan diri 

mereka demikian.  

(2) Kekayaannya. Ke sanalah hikmatnya memimpin dia. Tidak 

dikatakan bahwa dengan hikmatnya ia menyelidiki rahasia 

alam atau pemerintahan, membentuk negara yang lebih 

baik daripada sebelumnya, atau membuat hukum-hukum 

yang lebih baik, atau memajukan kepentingan-kepentingan 

ilmu pengetahuan. namun  hikmat dan pengertiannya itu dia 

manfaatkan dalam perdagangan. Sama seperti sebagian 

raja Yehuda suka pada pertanian (2Taw. 26:10), demikian 

pula raja Tirus suka pada perdagangan, dan dengannya ia 

memperoleh kekayaan, memperbanyak kekayaan, dan me-

ngumpulkan emas dan perak dalam perbendaharaannya 

(ay. 4-5). Lihatlah seperti apa hikmat dunia ini. Orang yang 

disanjung-sanjung sebagai orang paling bijaksana yaitu  

mereka yang tahu bagaimana mendapat uang, dan mem-

perbanyak harta benda dengan cara yang benar ataupun 

salah. Namun sebenarnya jalan mereka ini yaitu  kebodoh-

an mereka (Mzm. 49:14, KJV). yaitu  kebodohan raja Tirus,  

[1] Bahwa ia menganggap pertambahan kekayaannya ter-

jadi berkat dirinya sendiri, dan bukan berkat penyeleng-

garaan Allah, dengan melupakan Dia yang memberi  

kepadanya kekuatan untuk memperoleh kekayaan (Ul. 

8:17-18).  

[2] Bahwa ia menganggap dirinya orang berhikmat sebab  

ia orang kaya, sedangkan orang bodoh pun bisa saja 

memiliki  harta benda (Pkh. 2:19). Bahkan, orang 

bodoh bisa memperoleh harta benda, sebab sering kali 

diamati bahwa dunia menyokong orang-orang seperti 

itu, sebab  roti bukan untuk yang berhikmat (Pkh. 9:11).  

[3] Bahwa hatinya menjadi sombong sebab  kekayaannya, 

sebab  pertambahan kekayaannya, yang membuatnya 

begitu tinggi hati dan merasa aman, begitu kurang ajar 

dan sok berkuasa, dan yang membuatnya menempatkan 

diri sama dengan Allah. Manusia durhaka, sesudah  men-

dapat banyak sekali kemegahan dan kekuasaan dunia-

wi, mau menyatakan diri sebagai Allah (2Tes. 2:4). Oleh 


 552

sebab itu, orang-orang yang kaya di dunia ini perlu men-

camkan sendiri firman Allah yang menyuruh mereka, 

agar mereka jangan tinggi hati (1Tim. 6:17). 

II. sebab  kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati men-

dahului kejatuhan, sang nabi harus memberi tahu dia tentang 

kehancuran itu, tentang kejatuhan itu, yang tengah datang 

dengan cepat sebagai hukuman yang adil terhadap kelancangan-

nya dalam meninggikan diri sebagai saingan Allah. “sebab  eng-

kau sudah berlagak menjadi allah (ay. 6), maka tidak lama lagi 

engkau tidak akan menjadi manusia” (ay. 7). Amatilah di sini, 

1. Alat-alat yang dipakai untuk kehancurannya: Aku akan mem-

bawa orang asing melawan engkau, yaitu orang-orang Kasdim, 

yang tidak kita dapati disebutkan di antara banyak bangsa 

dan negeri yang berdagang dengan Tirus (ps. 27). Seandainya 

salah satu dari bangsa-bangsa itu dibawa untuk melawannya, 

mereka sedikit banyak akan berbelas kasihan kepadanya, 

demi seorang kenalan lama. namun  orang-orang asing ini tidak 

akan berbelas kasihan sedikit pun. Mereka yaitu  bangsa 

yang asing bahasanya, yang mungkin tidak dipahami raja 

Tirus sendiri, sekalipun dia berhikmat. Mereka yaitu  bangsa 

yang paling ganas. Mereka yaitu  pasukan yang terdiri atas 

banyak bangsa, dan yang pada waktu itu paling mengerikan 

baik dalam hal kekuatan maupun kegeramannya. Bangsa-

bangsa ini diperintah Allah, dan bangsa-bangsa ini akan Dia 

bawa untuk melawan raja Tirus. 

2. Luar biasanya kehancuran ini: Mereka akan menghunus pe-

dang mereka, melawan hikmatmu yang terpuja (ay. 7), mela-

wan semua hal yang kamu megahkan sebagai keindahanmu 

dan hasil dari hikmatmu. Perhatikanlah, adillah bagi All


Related Posts:

  • Yehezkiel 17 m, raja Tirus, yaitu  teman baik Daud dan Salomo, dan kita tidak membaca perteng-karan apa pun antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Tirus. namun  Tirus banyak berharap bahwa kejatuhan Yerusalem … Read More