m, raja Tirus, yaitu
teman baik Daud dan Salomo, dan kita tidak membaca perteng-
karan apa pun antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Tirus.
namun Tirus banyak berharap bahwa kejatuhan Yerusalem akan
menjadi keuntungan baginya dalam hal perdagangan, bahwa
sekarang ia akan mendapatkan pelanggan-pelanggan Yerusalem,
dan orang-orang besar dari seluruh penjuru dunia yang biasa
datang ke Yerusalem untuk menjalankan urusan mereka, dan
menghabiskan harta benda mereka di sana, sekarang akan da-
tang ke Tirus dan menghabiskan harta benda mereka di situ. Dan
kalau dulu banyak orang, sebab tentara Kasdim begitu ditakuti
di bagian-bagian dunia itu, menyingkir ke Yerusalem, dan mem-
bawa harta benda mereka ke sana untuk mengamankannya, se-
perti yang dilakukan kaum orang Rekhab, maka sekarang mereka
akan datang ke Tirus. sebab dikelilingi laut, Tirus akan dianggap
sebagai tempat yang lebih kuat daripada Yerusalem, dan dengan
demikian kemakmuran Tirus akan timbul dari reruntuhan Yeru-
520
salem. Perhatikanlah, diam-diam senang dengan kematian atau
kemerosotan orang lain, jika ada kemungkinan kita mendapat
untung darinya, dengan kejatuhan mereka jika kita bisa maju
sebab nya, yaitu dosa yang paling mudah menyerang kita. Wa-
laupun begitu hal ini tidak begitu dianggap sebagai hal yang jahat
dan sangat menyulut murka Allah. Kita cenderung berkata, apa-
bila orang-orang yang berdiri menghalangi kita, merintangi jalan
kita, dilenyapkan, jika mereka hancur atau jatuh dalam kehi-
naan, “Kita akan menjadi penuh sekarang sebab mereka menjadi
reruntuhan.” namun ini timbul dari hati yang mementingkan diri
dan tamak, dan keinginan untuk tinggal sendiri di dalam negeri,
seolah-olah kita tidak rela ada orang lain yang hidup berdamping-
an dengan kita. Hal ini timbul sebab tiadanya kasih terhadap
sesama seperti terhadap diri sendiri, yang jelas-jelas dituntut oleh
hukum Allah, dan sebab cinta yang berlebihan terhadap dunia
sebagai kebahagiaan kita, yang jelas-jelas dilarang oleh kasih
Allah. Sudah sewajarnya Allah menghancurkan rancangan-ran-
cangan dan rencana-rencana orang yang berusaha meninggikan
diri sendiri seperti itu di atas kehancuran orang lain. Dan kita
melihat bahwa mereka sering kali dikecewakan.
II. Murka Allah terhadap mereka sebab nya. Penyelenggaraan Allah
telah memberi hal yang baik untuk Tirus. Tirus yaitu kota
yang menyenangkan dan kaya, dan bisa jadi akan terus demikian
seandainya ia, seperti yang seharusnya, berbela rasa terhadap
Yerusalem dalam bencana-bencana yang menimpanya dan mengi-
rimkan kepadanya ucapan belasungkawa. namun saat , bukannya
berbuat demikian, ia menunjukkan dirinya senang dengan keja-
tuhan tetangganya, dan mungkin mengirimkan ucapan selamat
kepada para penakluk, maka Allah berkata, “Lihat, Aku menjadi
lawanmu, hai Tirus!” (ay. 3). Dan janganlah ia berharap akan mak-
mur untuk waktu yang lama jika Allah melawan dia.
1. Allah akan mendatangkan musuh-musuh yang menakutkan
kepadanya: Banyak bangsa akan bangkit melawan engkau,
pasukan yang terdiri atas banyak bangsa, atau satu bangsa
yang kuat seperti banyak bangsa. Orang-orang yang dilawan
oleh Allah dapat bersiap-siap menantikan semua makhluk
melawan mereka. Sebab damai sejahtera apa yang bisa dimiliki
orang-orang yang dengan mereka Allah berperang? Musuh-
Kitab Yehezkiel 26:1-14
521
musuh akan mendatangi mereka dengan berbondong-bondong
seperti gelombang-gelombang laut, yang satu menyusul yang
lain, dengan kekuatan yang tak tertahankan. Disebutkan
nama orang yang akan mendatangkan pasukan ini kepada
mereka, yaitu Nebukadnezar, raja Babel, raja segala raja, yang
memiliki banyak raja pembayar upeti kepadanya dan yang
bergantung padanya, selain orang-orang yang menjadi tawan-
annya (Dan. 2:37-38). Dialah kepala yang dari emas itu. Dia
akan datang dengan pasukan besar, kuda dan kereta, dsb.,
semuanya pasukan darat. Kita tidak mendapati dia mempu-
nyai pasukan laut, atau apa saja yang dengannya ia dapat
menyerang Tirus melalui laut, yang membuat usaha itu lebih
sulit, seperti yang kita dapati dalam pasal 29:18. Di dalamnya
usaha serangan itu disebut kerja keras yang dilakukannya
melawan Tirus. Ia akan mengepungnya dengan (ay. 8), menim-
bun tembok pengepungan dan menyusun alat-alat pendobrak,
dan (ay. 9) tumbukan alat pendobraknya akan dilancarkan
terhadap tembok-temboknya. Pasukan-pasukannya akan sede-
mikian banyaknya sehingga membuat debu-debu beterbangan
menutupi kota itu (ay. 10). Mereka akan menimbulkan suara
derap dan kertak yang bahkan akan membuat gemetar tembok-
tembok. Dan mereka akan berteriak pada setiap serangan,
seperti yang dilakukan para prajurit saat mereka memasuki
kota yang sudah didobrak. Kuda-kuda akan melompat-lompat
dengan begitu marah dan keras sehingga mereka bahkan akan
menginjak-injak semua jalan, meskipun sudah diaspal dengan
begitu bagus.
2. Mereka akan melaksanakan hukuman secara mengerikan.
(1) Musuh akan menjadikan diri mereka sebagai tuan atas
semua benteng mereka, akan memusnahkan tembok-tembok
dan meruntuhkan menara-menaranya (ay. 4). Sebab tembok
apa yang dibangun begitu kuat sehingga bisa menjadi pagar
untuk menangkis hukuman-hukuman Allah? Tugu-tugu yang
dia andalkan akan dirobohkan ke tanah (ay. 11). Dan tembok-
tembok akan dihancurkan (ay. 12). Kota itu bertahan lama
menghadapi pengepungan, namun pada akhirnya direbut juga.
(2) Banyak darah akan tumpah: Anak-anaknya perempuan
yang tinggal di daratan, yaitu kota-kota yang ada di benua
itu, yang tunduk pada Tirus sebagai ibu kota, para pendu-
522
duknya akan dibunuh dengan pedang (ay. 6). Para penyer-
bu memulai dengan orang-orang yang pertama-tama meng-
hadang jalan mereka. Dan (ay. 11) rakyatmu akan dibunuh
dengan pedang. Bukan hanya tentara-tentara yang didapati
bersenjata, melainkan juga para pedagang yang kaya, akan
dibunuh dengan pedang, sebab raja Babel sudah sangat
geram terhadap mereka sebab bertahan begitu lama.
(3) Kekayaan kota itu semuanya akan menjadi jarahan bagi
sang penakluk (ay. 12): Mereka akan menjarah barang-
barang perniagaanmu. Dengan harapan akan mendapat
jarahanlah kota itu diserang dengan sekuat tenaga seperti
itu. Lihatlah betapa sia-sianya kekayaan itu, bahwa keka-
yaan itu binasa oleh kemalangan. Kekayaan menggoda dan
memberi hadiah kepada para pencuri, dan tidak hanya
berhenti menguntungkan orang-orang yang bersusah pa-
yah mendapatkannya dan berhak atasnya sebagaimana
mestinya, namun juga dibuat melayani musuh-musuh mere-
ka, yang dengan demikian dimampukan untuk berbuat
jauh lebih jahat lagi terhadap mereka.
(4) Kota itu sendiri akan terbaring dalam reruntuhan. Semua
rumahmu yang indah akan dirobohkan (ay. 12), rumah-
rumah yang terletak di tempat yang menyenangkan, yang
diperindah, dan diperlengkapi dengan perabotan, akan
menjadi timbunan sampah. Janganlah orang terlalu banyak
menyenangkan diri dengan rumah mereka yang menye-
nangkan, sebab mereka tidak tahu seberapa cepat mereka
melihat kehancurannya. Tirus akan diruntuhkan sehabis-
habisnya. Musuh tidak hanya akan merobohkan rumah-
rumahnya, namun juga akan membawa pergi batu dan kayu,
dan akan membuangnya ke dalam air, tanpa bisa ditemu-
kan lagi, atau dipergunakan lagi. Bahkan (ay. 4), debu ta-
nahnya akan Kubuang sampai bersih dari padanya. Bukan
saja debu yang beterbangan akan tertiup jauh, namun juga
bahkan tanah yang di atasnya debu itu terhampar akan
dibelah oleh musuh yang geram, akan dibawa, dan dibuang
ke dalam air (ay. 12). Dasarnya ada dalam debu. Debu itu
akan dibawa pergi, dan tentu saja kemudian kota itu akan
jatuh. saat Yerusalem dihancurkan, ia dibajak seperti
ladang (Mi. 3:12). namun kehancuran Tirus dibawa lebih
Kitab Yehezkiel 26:15-21
523
jauh daripada itu. Bahkan tanahnya pun akan dikeruk,
dan dijadikan seperti gunung batu yang gundul (ay. 4, 14),
menjadi bebatuan belaka yang di dalamnya tidak ada debu
untuk menutupinya. Ia hanya akan menjadi tempat untuk
penjemuran pukat (ay. 5, 14). Tanah itu akan berguna bagi
para nelayan untuk menjemur jala mereka di atasnya, dan
memperbaikinya.
(5) Segala kegembiraan dan sukacitanya akan dihentikan se-
penuhnya (ay. 13): Aku akan mengakhiri keramaian nyanyi-
anmu. Tirus sudah menjadi kota yang beria-ria (Yes. 23:7).
Dengan nyanyian-nyanyiannya, ia telah membujuk para
pelanggan untuk berjual beli dengannya. namun sekarang
selamat tinggallah semua perniagaannya yang menguntung-
kan dan pergaulannya yang menyenangkan. Tirus tidak lagi
menjadi tempat berdagang atau bersenang-senang. Terakhir,
kota itu tidak akan dibangun kembali (ay. 14), tidak akan
dibangun kembali seperti sebelumnya, dengan pemerintah-
an dan kemegahan yang seperti itu, juga tidak akan di-
bangun kembali di tempat yang sama, di tengah laut, atau
dibangun di mana saja untuk waktu yang lama. Para
penduduk yang hidup sekarang akan dihancurkan atau
diserakkan, sehingga Tirus ini tidak terjumpa lagi. Sebab
Allah yang mengatakannya (ay. 5, 14). Dan jika yang
dikatakan-Nya sudah digenapi, mereka dengan demikian
akan mengetahui bahwa Dia yaitu TUHAN, dan bukan
manusia sehingga Ia berdusta, bukan pula anak manusia
sehingga Ia menyesal.
Ucapan Ilahi tentang Tirus
(26:15-21)
15 Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada Tirus: Apakah daerah pesisir tidak
akan gemetar mendengar derum kejatuhanmu, kalau orang-orang yang bere-
bahan mengerang sebab pembunuhan bersimaharajalela di tengah-tengah-
mu? 16 Semua pemuka bangsa-bangsa yang di tepi lautan akan turun takhta
dan menjauhkan jubah-jubah kerajaannya dan menanggalkan pakaiannya
yang berwarna-warna. Mereka akan diliputi kegentaran dan akan duduk di
tanah; mereka akan gentar senantiasa dan kaget melihat engkau. 17 Dan me-
reka akan mengucapkan suatu ratapan mengenai engkau dan akan mengata-
kan kepadamu: Bagaimana engkau, hai kota yang terpuja, hilang dari lautan,
kota yang berkuasa di laut, engkau dengan pendudukmu, yang menimbulkan
ketakutan pada penduduk di daratan? 18 Sekarang, daerah pesisir jadi gentar
524
pada hari jatuhmu, ya, daerah pesisir yang di tepi laut gempar mendengar
kesudahanmu. 19 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada saat Aku men-
jadikan engkau kota reruntuhan, seperti kota-kota yang tidak berpenduduk
lagi, kalau Aku menaikkan pasang samudera raya atasmu dan air banjir
menutupi engkau, 20 maka Aku akan menurunkan engkau, supaya engkau
bersama-sama di sana dengan orang-orang yang turun ke liang kubur,
kepada bangsa dahulu kala, dan Aku akan membuat engkau tinggal di bumi
yang paling bawah seperti reruntuhan dahulu kala, bersama dengan orang-
orang yang turun ke liang kubur, supaya engkau jangan lagi didiami orang,
dan jangan tampil lagi di negeri orang-orang hidup. 21 Aku menentukan
bagimu akhir hidupmu yang mendahsyatkan dan engkau tidak terjumpa lagi.
Engkau dicari orang, namun tidak ditemui lagi untuk selama-lamanya, demi-
kianlah firman Tuhan ALLAH.”
Kehancuran Tirus yang sehabis-habisnya digambarkan di sini dalam
perlambang-perlambang yang sangat kuat dan hidup, yang membuat
hati sangat tersentuh.
1. Lihatlah betapa tinggi, betapa besar, Tirus selama ini, betapa sedi-
kit kemungkinannya akan jadi begini. Ingatan akan kebesaran
dan kelimpahan orang-orang di masa lalu sangat memperparah
kehinaan dan kemiskinan mereka pada saat ini. Tirus yaitu kota
yang terpuja (ay. 17), terkenal di antara bangsa-bangsa, kota yang
pernah menghadiahkan mahkota (demikianlah ia disebut dalam
Yesaya 23:8), kota yang memiliki mahkota-mahkota sebagai
hadiahnya. Ia menghormati semua orang yang disapanya dengan
senyum, dan memahkotai dirinya sendiri dan semua orang di
sekelilingnya. Ia dihuni lautan (KJV), yaitu, dihuni oleh orang-orang
yang berdagang di laut, orang-orang yang datang ke sana dari
segala penjuru melalui laut, dengan membawa serta kelimpahan
laut dan harta yang terpendam di dalam pasir. Ia berkuasa di laut,
mudah didatangi kawan-kawannya, namun susah ditembus lawan-
lawannya, dibentengi oleh tembok air, yang membuatnya tak ter-
tembus. Sehingga dia dengan kemegahannya, dan penduduknya
dengan kesombongan mereka, menimbulkan ketakutan pada
penduduk di daratan kota itu, yang sering mengunjunginya untuk
alasan apa saja. Kota itu dibentengi dengan baik, dan menakutkan
di mata semua orang yang mengenalnya. Semua orang hormat ter-
hadap orang-orang Tirus dan takut berbuat kasar terhadap mereka.
Perhatikanlah, orang yang mengenal kekuatan mereka sendiri
sangat berkecenderungan untuk menimbulkan ketakutan, untuk
menyombongkan diri sendiri sebab sudah membuat takut orang-
orang yang tidak layak menjadi tandingan mereka.
Kitab Yehezkiel 26:15-21
525
2. Lihatlah betapa rendah, betapa kecil, Tirus jadinya (ay. 19-20).
Kota yang terpuja ini dijadikan kota reruntuhan, tidak lagi dikun-
jungi seperti sebelumnya. Tidak ada lagi para pedagang yang pergi
ke sana. Kota itu seperti kota-kota yang tidak berpenduduk lagi,
yang sudah bukan kota lagi, dan sebab tidak ada orang yang
terus menjaganya, akan rusak dengan sendirinya. Tirus akan
menjadi seperti kota yang meluap oleh genangan air, yang menu-
tupinya, dan yang di atasnya samudera raya naik. Sama seperti
gelombang-gelombang sudah menjadi pertahanannya dulu, demi-
kian pula sekarang gelombang-gelombang itu akan menjadi
kehancurannya. Ia akan diturunkan bersama orang-orang yang
turun, bersama kota-kota dari dunia lama yang ada di bawah air,
dan bersama Sodom dan Gomora, yang terbaring di dasar Laut
Mati. Atau, keadaannya akan seperti orang-orang yang sudah
lama terkubur, seperti bangsa dahulu kala, yang sudah lama
menghuni kuburan yang senyap, yang sudah membusuk di
bawah tanah dan terlupakan di atas tanah. Seperti itulah jadinya
Tirus, tinggal di antara orang-orang mati, tinggal di bumi yang
paling bawah, direndahkan, dipermalukan, diturunkan derajat-
nya. Kota itu akan menjadi seperti reruntuhan dahulu kala, dan
juga seperti orang-orang yang sudah lama mati. Kota itu akan
menjadi seperti kota-kota lain yang sebelumnya dengan cara
serupa sudah ditinggalkan dan dihancurkan. Kota itu tidak akan
lagi didiami orang. Tak seorang pun akan berani mencoba mem-
bangunnya kembali di tempat itu, sehingga ia tidak terjumpa lagi.
Orang-orang Tirus akan terhilang di antara bangsa-bangsa,
sehingga sia-sia saja orang mencari Tirus di Tirus: Engkau dicari
orang, namun tidak ditemui lagi untuk selama-lamanya. Penduduk
baru bisa saja membangun kota yang baru di tanah baru di
dekatnya, yang mungkin mereka sebut Tirus, namun Tirus, seba-
gaimana adanya ia, tidak akan pernah ada lagi. Perhatikanlah,
kota-kota yang terkuat sekalipun di dunia ini, yang dibentengi
dan diperlengkapi dengan paling baik sekalipun, akan mengalami
kerusakan, dan dalam waktu yang sebentar saja mungkin akan
lenyap tak berbekas. Dalam sejarah pulau kita sendiri (di Inggris –
pen.) banyak kota diperbincangkan keberadaannya saat orang-
orang Romawi ada di sini, namun sekarang ahli-ahli purbakala kita
tidak tahu ke mana harus mencari kota-kota itu. Dan tidak ter-
tinggal lagi buktinya selain periuk dan uang logam Romawi yang
526
tergali di sana pada suatu waktu secara tidak sengaja. namun di
dunia lain kita mencari kota yang akan berdiri untuk selama-
lamanya dan berkembang dengan sempurna di sepanjang masa
kekekalan.
3. Lihatlah kesusahan apa yang menimpa penduduk Tirus (ay. 15):
Pembunuhan bersimaharajalela di tengah-tengahmu, banyak orang
terbunuh, dan itu orang-orang besar. Ada kemungkinan bahwa,
saat kota itu direbut, para penduduk pada umumnya dibunuh
dengan pedang. Pada waktu itu orang-orang yang berebahan me-
ngerang, dan mereka mengerang dengan sia-sia kepada para
penakluk yang tak berbelas kasihan. Mereka berteriak minta am-
pun, namun pengampunan tidak diberikan kepada mereka. Orang-
orang yang terluka dibunuh tanpa belas kasihan. Atau lebih
tepatnya, itulah satu-satunya belas kasihan yang ditunjukkan ke-
pada mereka, bahwa pukulan yang kedua akan menghilangkan
rasa sakit dari mereka.
4. Lihatlah betapa cemas semua tetangganya melihat kejatuhan
Tirus. Hal ini diungkapkan secara elok di sini, untuk menunjuk-
kan betapa mencengangkan hal itu.
(1) Daerah pesisir akan gemetar mendengar derum kejatuhanmu
(ay. 15), seperti, saat seorang pedagang besar hancur, semua
orang yang berhubungan dengannya tergoncang olehnya, dan
mulai melihat-lihat ke sekeliling mereka. Mungkin mereka me-
miliki harta benda di tangannya, yang mereka takutkan akan
terhilang dari mereka. Atau, saat mereka melihat satu orang
gagal dan menjadi bangkrut secara tiba-tiba, sebab terjerat
utang melebihi kemampuannya, hal itu membuat mereka sen-
diri takut, jangan-jangan itu akan menimpa mereka juga.
Demikianlah daerah pesisir, yang menganggap dirinya aman
dalam pelukan laut, saat melihat Tirus jatuh, akan jadi gen-
tar dan gelisah, dan berkata, “Apa jadinya dengan kita nanti?”
Dan baguslah jika mereka memanfaatkan keadaan Tirus
dengan baik seperti itu, melihatnya sebagai peringatan sehing-
ga tidak merasa diri aman-aman saja, namun hormat dan takut
akan Allah dan penghakiman-penghakiman-Nya. Jatuhnya
menara yang besar secara tiba-tiba menggoncangkan tanah di
sekitarnya. Demikian pula pulau-pulau di Laut Tengah akan
betul-betul merasakan imbas dari kehancuran Tirus itu, kare-
na Tirus yaitu tempat yang sudah sangat mereka kenal, yang
Kitab Yehezkiel 26:15-21
527
di dalamnya mereka memiliki begitu banyak kepentingan,
dan dengannya mereka terus-menerus berhubungan.
(2) Semua pemuka bangsa-bangsa yang di tepi lautan, yang meme-
rintah di pulau-pulau itu, akan terkena dampaknya. Atau
saudagar-saudagar yang kaya, yang hidup bagai pembesar-
pembesar (Yes. 23:8), dan tuan-tuan pemilik kapal, yang me-
merintah seperti penguasa, mereka ini akan turut berdukacita
atas kejatuhan Tirus dengan penuh belas kasihan dan kese-
dihan (ay. 16): Mereka akan turun takhta, seperti mengabaikan
urusan yang bersangkut-paut dengan takhta mereka dan
memandang rendah kemegahannya. Mereka akan menjauhkan
jubah-jubah kerajaan mereka, dan menanggalkan pakaian
mereka yang berwarna-warna. Mereka akan diliputi kegentaran
di sekujur tubuh mereka, diliputi kain kabung yang akan
membuat mereka gemetar. Atau mereka dengan tindakan dan
perbuatan mereka sendiri akan membuat diri mereka gemetar
pada kesempatan ini. Mereka akan duduk di tanah dengan
rasa malu dan sedih. Mereka akan gentar senantiasa saat
memikirkan apa yang telah terjadi kepada Tirus, dan takut
membayangkan apa yang dapat menimpa diri mereka sendiri.
Sebab pulau apa yang aman jika Tirus tidak aman? Mereka
akan mengucapkan suatu ratapan mengenai engkau, akan
menuliskan sajak dan puisi sedih tentang kejatuhan Tirus (ay.
17). Bagaimana engkau sudah hancur!
[1] Kejatuhan Tirus akan sangat mengejutkan mereka, dan
mereka akan tergerak oleh rasa heran, bahwa tempat yang
dibentengi dengan begitu baik oleh alam dan keahlian
manusia, yang begitu termasyhur akan pemerintahannya
dan begitu penuh dengan uang, yang merupakan urat nadi
perang, yang bertahan begitu lama dan dengan keberanian
yang begitu besar, direbut juga pada akhirnya (ay. 21): Aku
menentukan bagimu akhir hidupmu yang mendahsyatkan
(KJV: Aku akan membuatmu menjadi kengerian). Perhatikan-
lah, orang-orang yang menjadikan diri mereka kengerian
bagi tetangga-tetangga mereka dengan menyalahgunakan
kekuasaan mereka, sudah sewajarnya dibuat Allah menjadi
kengerian bagi tetangga-tetangga mereka melalui hukuman
yang datang ke atas mereka secara tiba-tiba dan menghe-
528
rankan. Tirus telah menimbulkan ketakutan (ay. 17) dan
sekarang dijadikan contoh yang mengerikan.
[2] Kejatuhan Tirus akan mendatangkan penderitaan besar bagi
mereka, dan mereka akan tergerak oleh dukacita (ay. 17).
Mereka akan mengucapkan suatu ratapan mengenai Tirus,
sebab berpikir bahwa sayang seribu kali sayang kota yang
sedemikian kaya dan megah itu sampai terbaring dalam
reruntuhan seperti itu. saat Yerusalem, kota suci, dihan-
curkan, tidak ada ratapan-ratapan untuknya seperti itu.
Orang sekalian yang berlalu acuh tak acuh terhadapnya
(Rat. 1:12). namun saat Tirus, kota perdagangan, jatuh,
kejatuhan itu diratapi di mana-mana. Perhatikanlah, orang
yang hatinya terpatri pada dunia meratapi hilangnya orang-
orang besar daripada hilangnya orang-orang baik.
[3] Kehancuran itu akan menjadi tanda bahaya yang berbunyi
keras bagi mereka: Mereka akan jadi gentar pada hari jatuh-
mu, sebab mereka akan memiliki alasan untuk berpikir
bahwa giliran mereka akan tiba berikutnya. Jika Tirus
jatuh, siapa yang bisa berdiri? Merataplah, hai pohon sano-
bar, jika pohon aras yang seperti itu digoncangkan. Perhati-
kanlah, kejatuhan orang lain haruslah membangunkan
kita dari rasa aman kita. Kematian atau kemerosotan orang
lain di dunia yaitu teguran bagi kita, jika kita bermim-
pi bahwa gunung kita teguh berdiri dan tidak akan goyah.
5. Lihatlah bagaimana kehancuran Tirus yang tak dapat diperbaiki
itu semakin diperparah oleh harapan dipulihkannya Israel. Demi-
kianlah Tirus akan tenggelam sewaktu Aku menegakkan kemulia-
an di negeri orang-orang hidup (ay. 20, KJV). Perhatikanlah,
(1) Tanah suci yaitu negeri orang-orang hidup. Sebab tak ada
lagi selain jiwa-jiwa yang suci yang dapat dikatakan sebagai
jiwa-jiwa yang hidup. Di mana korban-korban hidup dipersem-
bahkan kepada Allah yang hidup, dan di mana sabda-sabda
hidup berada, di situlah ada negeri orang-orang hidup. Di sana
Daud berharap untuk melihat kebaikan TUHAN (Mzm. 27:13).
Negeri itu yaitu perlambang sorga, yang betul-betul merupa-
kan negeri orang-orang hidup.
(2) Meskipun negeri orang-orang hidup ini bisa saja untuk semen-
tara waktu terbaring dalam kehinaan, namun Allah akan
Kitab Yehezkiel 26:15-21
529
kembali menegakkan kemuliaan di dalamnya. Kemuliaan yang
telah pergi akan kembali, dan pemulihan dari apa yang sudah
dirampas dari mereka akan semakin menambah kemuliaan
mereka. Allah sendiri akan menjadi kemuliaan dari negeri-
negeri yang merupakan negeri orang-orang hidup.
(3) Kesengsaraan orang yang mendapat bagian di negeri orang-
orang mati, negeri orang-orang yang selama-lamanya mati,
akan semakin diperparah saat mereka melihat kebahagiaan
orang-orang yang, pada saat yang sama, akan mendapat bagian
yang kekal di negeri orang-orang hidup. saat orang kaya itu
disiksa, ia melihat Lazarus di pangkuan Abraham, dan kemu-
liaan ditetapkan bagi Lazarus di negeri orang-orang hidup.
PASAL 27
asih juga kita mengiringi pemakaman Tirus dan ratapan-ratap-
an yang diucapkan atas kejatuhan kota yang termasyhur itu.
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Sebuah penjelasan panjang lebar tentang martabat, kekaya-
an, dan kemegahan Tirus, sewaktu ia masih kuat, perda-
gangan luas yang dikemudikannya, dan pengaruh yang dimi-
likinya di antara bangsa-bangsa (ay. 1-25). Penggambaran ini
dimaksudkan untuk membuat kehancurannya lebih memilu-
kan.
II. Sebuah nubuat tentang kejatuhan dan kehancurannya, serta
kebingungan dan kecemasan yang akan ditimbulkan kare-
nanya di antara semua tetangganya (ay. 26-36). Ini dimak-
sudkan untuk mencoreng kebanggaan terhadap segala kemu-
liaan duniawi, dan, dengan mempertentangkan kemuliaan
dengan kejatuhan. Ini juga dimaksudkan untuk memberi tahu
kita betapa sia-sia dan tidak pastinya kekayaan, kehormatan,
dan kesenangan duniawi itu. Jadi betapa kita tidak mempu-
nyai alasan untuk menempatkan kebahagiaan kita di dalam-
nya atau merasa yakin akan keberlangsungannya. Dengan
demikian, semuanya ini ditulis untuk menjadi pelajaran bagi
kita.
Kemakmuran Tirus
(27:1-25)
1 Datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai engkau anak manusia, ucap-
kanlah suatu ratapan mengenai Tirus, 3 dan katakanlah kepada Tirus, yang
terletak di pintu masuk lautan, dan yang berdagang dengan bangsa-bangsa
di banyak daerah pesisir: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai Tirus, engkau
M
532
berkata: aku kapal yang maha indah. 4 Wilayahmu di tengah lautan; ahli ba-
ngunmu membuat keindahanmu sempurna. 5 Seluruh badanmu mereka buat
dari kayu sanobar Senir, mereka mengambil aras Libanon membuat bagimu
tiang layar. 6 Pohon tarbantin dari Basan dipakai untuk dayungmu; geladak-
mu mereka buat dari tulang gading ditatahkan di cemara dari pantai Kitim.
7 Layarmu diperbuat dari lenan halus yang berwarna-warni dari tanah Mesir;
itulah tandamu. Dan tendamu diperbuat dari kain ungu tua dan kain ungu
muda dari pantai Elisa. 8 Orang Sidon dan Arwad menjadi pendayungmu;
tukang-tukangmu, hai Tirus, berada padamu, mereka menjadi pelaut-pelaut-
mu. 9 Tua-tua Gebal dengan ahli-ahlinya berada padamu hendak memper-
baiki kerusakan-kerusakanmu. Segala kapal laut beserta anak kapalnya
berlabuh padamu hendak menukarkan barang dagangannya. 10 Orang Persia,
Lud dan Put, yang menjadi prajuritmu ada dalam ketenteraanmu. Perisai dan
ketopong digantungkan padamu; mereka menambah semarakmu. 11 Orang
Arwad dan tentaranya memanjat di atas tembok-tembokmu sekeliling dan
orang Gamad di atas menara-menaramu; mereka menggantungkan perisai-
perisainya pada tembok-tembokmu sekeliling, mereka membuat keindahan-
mu sempurna. 12 Tarsis berdagang dengan engkau dalam segala macam
harta yang banyak; mereka menukarkan perak, besi, timah putih dan timah
hitam ganti barang-barangmu. 13 Yawan, Tubal dan Mesekh berdagang de-
ngan engkau; mereka menukarkan budak-budak, barang-barang tembaga
ganti barang-barang daganganmu. 14 Dari Bet-Togarma mereka menukarkan
kuda kereta, kuda tunggang dan bagal ganti barang-barangmu. 15 Orang
Rodos berdagang dengan engkau, banyak daerah pesisir menjadi daerah
pasaranmu; mereka membawa kepadamu tulang gading dan kayu arang
sebagai upeti. 16 Edom berdagang dengan engkau sebab banyaknya hasil-
hasilmu; mereka menukarkan permata batu darah, kain ungu muda,
pakaian berwarna-warna, kain lenan halus, karang dan batu delima ganti
barang-barangmu. 17 Yuda dan tanah Israel berdagang dengan engkau; mere-
ka menukarkan gandum dari Minit, mur, madu, minyak dan balsam ganti
barang-barang daganganmu. 18 Damsyik berdagang dengan engkau sebab
banyaknya hasil-hasilmu, sebab segala macam barangmu yang banyak.
Anggur dari Helbon, bulu domba dari Sakhar, 19 dan anggur ditukarkan
mereka ganti barang-barangmu; besi yang sudah dikerjakan dari Uzal, kayu
teja dan tebu ada di antara barang-barang daganganmu. 20 Dedan berdagang
dengan engkau dalam kulit pelana untuk menunggang kuda. 21 Arab dan
semua pemuka Kedar berdagang dengan engkau dalam anak domba, domba
jantan dan kambing jantan; dalam hal-hal itulah mereka berdagang dengan
engkau. 22 Pedagang Syeba dan Raema berdagang dengan engkau; mereka
menukarkan yang terbaik dari segala rempah-rempah dan segala batu per-
mata yang mahal-mahal dan emas ganti barang-barangmu. 23 Haran, Kane,
Eden, Asyur dan Kilmad berdagang dengan engkau. 24 Mereka berdagang di
pasar-pasarmu dalam jubah-jubah yang maha indah, kain ungu tua, pakaian
yang berwarna-warni, permadani yang beraneka warna dan tali berpilin yang
teguh. 25 Kapal-kapal Tarsis membawa barang-barang dagangan ini bagimu.
Penuh dengan muatan berat engkau di tengah lautan.
Di sini,
I. Sang nabi diperintahkan untuk mengucapkan ratapan bagi Tirus
(ay. 2). Tirus pada waktu itu masih berada di puncak kemakmur-
annya, dan tidak tampak sedikit pun gejala kemerosotannya.
Namun sang nabi harus meratapinya, sebab kemakmurannya
Kitab Yehezkiel 27:1-25
533
menjadi jeratnya, menjadi penyebab dari kesombongannya dan
rasa amannya, yang akan membuat kejatuhannya semakin pedih.
Bahkan orang-orang yang hidup nyaman sekalipun harus diratapi
jika mereka tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi kesu-
sahan. Ia harus meratapinya, sebab kehancuran kota itu sedang
mendatanginya dengan cepat. Kehancuran itu pasti, kehancuran
itu dekat. Dan meskipun sang nabi menubuatkannya, dan mem-
benarkan Allah dalam menimpakan kehancuran itu, namun ia
harus meratapinya. Perhatikanlah, kita harus berduka bagi
kesengsaraan bangsa-bangsa lain, seperti juga bagi kesengsaraan
bangsa kita sendiri, atas dasar rasa kasih terhadap umat manusia
pada umumnya. Kita berutang kehormatan kepada semua orang,
dan bagian dari kehormatan itu yaitu meratapi bencana-ben-
cana yang menimpa mereka, bahkan bencana-bencana yang
sudah mereka datangkan atas diri mereka sebab kebodohan me-
reka sendiri.
II. Sang nabi diberi petunjuk tentang apa yang harus dikatakan, dan
untuk mengatakannya dalam nama Tuhan Yehova, nama yang
bukan tidak dikenal di Tirus, dan yang akan dikenal dengan lebih
baik lagi (26:6).
1. Ia harus menegur Tirus sebab kesombongannya: Hai Tirus,
engkau berkata: aku kapal yang maha indah (ay. 3), yang
indah bagi siapa saja (demikian kata yang dipakai), berhasil di
mana-mana, dan sebab itu dikagumi di mana-mana. Sion,
yang berhiaskan kekudusan, memang disebut puncak keindah-
an (Mzm. 50:2), yaitu keindahan Tuhan. namun Tirus, sebab
dibangun dan dipenuhi oleh uang dan perdagangan, ingin
menyatakan diri sebagai keindahan yang sempurna. Perhati-
kanlah, yaitu kebodohan anak-anak dunia ini untuk meng-
hargai diri mereka berdasar kemegahan dan kesenangan
yang di dalamnya mereka hidup, untuk menyebut diri mereka
indah demi keindahan belaka. Dan, jika dalam hal ini mereka
unggul melebihi yang lain, mereka menganggap diri mereka
sempurna. namun Allah memperhatikan bagaimana orang me-
nyombongkan diri sendiri dalam kemakmuran mereka, saat
pikiran mereka ikut terangkat bersama dengan keadaan mere-
ka. Dan sering kali, untuk merendahkan roh, Allah menemu-
kan cara untuk menurunkan harta benda yang mereka miliki.
534
Janganlah orang merasa bahwa mereka indah sebelum mereka
dikuduskan, atau berkata bahwa mereka indah secara sem-
purna sebelum mereka tiba di sorga.
2. Sang nabi harus menegur Tirus dengan kemakmurannya itu,
yang menjadi penyebab kesombongannya. Dalam sajak, sudah
biasa menyelipkan puji-pujian untuk orang-orang yang keja-
tuhannya kita ratapi. Sang nabi, sesuai dengan kebiasaan itu,
memuji-muji Tirus atas semua yang dimilikinya yang patut
dipuji. Ia tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan tentang
agamanya, kesalehannya, amal baiknya, negerinya yang men-
jadi perlindungan untuk orang-orang yang sedang kesusahan,
atau bagaimana ia memanfaatkan pengaruhnya untuk melaku-
kan pekerjaan-pekerjaan baik di antara negeri-negeri tetang-
ganya. namun hidupnya hebat, dan ia memiliki perdagangan
yang besar, dan semua pedagang dari seluruh umat manusia
ingin merayunya. Sang nabi harus menggambarkan betapa
tinggi dan hebatnya Tirus, supaya Allah lebih dimuliakan lagi
dalam kejatuhannya, sebagai Allah yang mengamat-amati
setiap orang yang congkak dan menundukkan mereka, yang
memendam orang congkak bersama-sama dalam debu, dan
mengurung mereka di tempat yang tersembunyi (Ayb. 40:7-8).
(1) Kota Tirus terletak di tempat yang menguntungkan, di pin-
tu masuk lautan (ay. 3). Ia memiliki banyak pelabuhan yang
luas di segala arah, bukan seperti kota-kota yang terletak
di sepanjang sungai, yang hanya dapat dilewati kapal dari
satu arah. Tirus terletak di ujung timur Laut Tengah,
sangat nyaman untuk perdagangan melalui darat ke semua
bagian negeri Levant yang terletak di situ. Dengan demi-
kian ia berdagang dengan bangsa-bangsa di banyak daerah
pesisir. sebab terletak di antara Yunani dan Asia, Tirus
menjadi pusat perdagangan besar, atau kota pasar, tempat
bertemunya para pedagang dari segala penjuru: Wilayahmu
di tengah lautan (ay. 4). Ia dikelilingi air, yang membawa
keuntungan besar bagi perdagangannya. Ia menjadi kesa-
yangan laut, dekat di pangkuannya, dekat di hatinya. Per-
hatikanlah, untuk banyak alasan, sangat nyaman tinggal di
sebuah pulau. Laut yaitu batas tanah yang lama, yang
ditetapkan bukan oleh nenek moyang kita, melainkan oleh
Allah dari nenek moyang kita, dan yang tidak dapat diha-
Kitab Yehezkiel 27:1-25
535
pus seperti batas tanah lain, tidak pula dapat dilanggar
dengan begitu mudahnya. Orang-orang yang tinggal di tem-
pat seperti itu lebih mudah untuk tinggal sendirian, kalau
mau, dan tidak dihitung di antara bangsa-bangsa, namun
juga, kalau mau, lebih mudah untuk bepergian ke luar
negeri dan menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain.
Oleh sebab itu, kita yang tinggal di pulau harus mengakui
bahwa Dia yang menetapkan batas-batas tempat kediaman
manusia telah menetapkannya dengan baik untuk kita.
(2) Tirus dibangun secara saksama, menurut gaya bangunan
pada masa itu. Dan, sebab merupakan kota di atas bukit,
ia tampak mulia di pandang mata dan menggoda kapal-
kapal yang berlayar untuk datang ke pelabuhan-pelabuhan-
nya (ay. 4): Ahli bangunmu membuat keindahanmu sempur-
na. Mereka sudah begitu maju pesat dalam seni bangunan
sehingga tak tampak satu kesalahan pun yang dapat dite-
mukan dalam bangunan-bangunan Tirus. Namun demikian,
ia tidak memiliki keindahan sempurna itu, yang ke da-
lamnya Tuhan sedang dan akan membangun Yerusalem-
Nya.
(3) Tirus memiliki pelabuhan yang dipenuhi dengan kelim-
pahan kapal-kapal besar (Yes. 33:21). Tukang-tukang kayu
untuk kapal melakukan bagian mereka, dan tukang-
tukang kayu untuk rumah juga demikian. Orang-orang
Tirus dianggap sebagai yang pertama kali menemukan ilmu
pelayaran. Paling tidak mereka mengembangkannya, dan
mungkin membawanya pada kesempurnaan yang sebisa
mungkin tanpa kompas magnetis untuk menentukan arah.
[1] Mereka membuat kayu, atau papan, untuk badan ka-
pal, dari pohon sanobar yang diambil dari Senir, sebuah
gunung di tanah Israel, yang disatukan dengan gunung
Hermon (Kid. 4:8). Kayu dari pohon sanobar itu halus
dan ringan, namun tidak begitu tahan lama seperti pohon
tarbantin Inggris.
[2] Mereka mendapat pohon aras dari Libanon, gunung lain
di Israel, untuk membut tiang layar mereka (ay. 5).
[3] Mereka mendapat pohon tarbantin dari Basan (Yes. 2:13),
untuk membuat dayung. Sebab ada kemungkinan bah-
wa sebagian besar kapal mereka yaitu kapal dayung,
536
yang harus dilengkapi dengan dayung. Orang-orang
Israel membangun sedikit kapal untuk diri mereka sen-
diri, namun mereka menyediakan kayu balok bagi orang-
orang Tirus untuk membuat kapal. Demikianlah, satu
negeri menggunakan apa yang dihasilkan oleh negeri
lain, dan dengan begitu mereka bermanfaat bagi satu
sama lain, dan tidak bisa berkata satu terhadap yang
lain, Aku tidak membutuhkan engkau.
[4] Betapa mereka ingin membangun kapal-kapal mereka
dengan megah, sehingga mereka bahkan membuat gela-
daknya dari tulang gading, yang mereka ambil dari pan-
tai Kitim, dari Italia atau Yunani. Mereka menyuruh
para pekerja dari Asyuri atau Asyur untuk membuat-
nya, sebab mereka ingin supaya kabin-kabin kapal
mereka sedemikian mewah.
[5] Betapa sangat borosnya mereka sehingga mereka mem-
buat layar mereka dari lenan halus yang diambil dari
Mesir, dan disulam pula (ay. 7, KJV). Atau mungkin yang
dimaksudkan dengan layar yaitu bendera mereka
(yang mereka kibarkan untuk memberitahukan dari
kota apa mereka berasal), yang sangat mahal. Kata itu
bisa berarti panji atau layar.
[6] Mereka menggantung kain ungu tua dan kain ungu muda
di badan kapal, kain-kain paling mahal dan warna-warna
paling indah yang bisa mereka peroleh dari pulau-pulau
yang berdagang dengan mereka. Sebab meskipun Tirus
sendiri terkenal dengan kain ungunya, yang sebab itu
disebut pencelup warna Tirus, namun mereka harus
memiliki kain yang didapat dari tempat jauh.
(4) Kapal-kapal besar ini diperlengkapi dengan awak-awak yang
andal, orang-orang yang terampil dan tekun. Para kapten
dan nahkoda kapal yang memerintah dalam armada-armada
kapal mereka berasal dari kota mereka sendiri, orang-orang
yang dapat mereka andalkan (ay. 8): Tukang-tukangmu, hai
Tirus, berada padamu, mereka menjadi pelaut-pelautmu
(KJV: Orang-orang bijakmu yang ada padamu, hai Tirus, ada-
lah pengemudi-pengemudimu). namun , untuk pelaut-
pelaut biasa, mereka mempekerjakan orang-orang dari ne-
geri-negeri lain. Orang Sidon dan Arwad menjadi penda-
Kitab Yehezkiel 27:1-25
537
yungmu. Orang-orang ini berasal dari kota-kota di dekat
mereka. Sidon yaitu seperti saudara untuk Tirus, tidak
sampai 10 km jauhnya ke arah utara. Di sana mereka mem-
besarkan pelaut-pelaut yang andal, yang menjadi kepen-
tingan negara-negara kelautan untuk menyokong mereka
dan memberi segala dukungan yang dapat diberikan.
Mereka mengutus orang ke Gebal di negeri orang Aram un-
tuk mencari tukang-tukang, atau orang-orang yang dapat
menguatkan apa yang sudah retak. Orang-orang ini dipe-
kerjakan untuk memperbaiki kapal-kapal yang berlabuh,
sesudah menempuh perjalanan-perjalanan jauh. Untuk me-
lakukannya mereka memiliki tua-tua dan ahli-ahli (ay. 9).
Sebab lebih diperlukan hikmat dan kehati-hatian untuk
memperbaiki apa yang sudah rusak daripada membangun
sesuatu yang baru. Dalam urusan-urusan umum, tua-tua
dan ahli-ahli mendapat kesempatan untuk menjadi orang
yang memperbaiki tembok yang tembus dan yang membetul-
kan jalan supaya tempat itu dapat dihuni. Bahkan, semua
negeri yang berdagang dengan mereka siap melayani mere-
ka, dan bersedia mengirim orang-orang upahan kepada me-
reka, menempatkan pemuda-pemuda mereka untuk ber-
magang di Tirus, atau menempatkannya di armada-armada
kapal orang Tirus. Dengan begitu segala kapal laut beserta
anak kapalnya siap untuk berlabuh padamu hendak menu-
karkan barang dagangannya. Orang yang memberi
upah yang baik akan memiliki tangan-tangan yang siap
bekerja untuk mereka.
(5) Kota mereka dijaga oleh pasukan tentara yang sangat besar
(ay. 10-11). Orang-orang Tirus sendiri memberi diri sepe-
nuhnya untuk bekerja sebagai pedagang. namun penting
bagi mereka untuk memiliki tentara yang siap sedia,
dan sebab itu mereka mengambil orang-orang upahan
dari negeri-negeri lain, yang paling pantas untuk pekerjaan
itu, meskipun mereka mengambilnya dari tempat yang jauh
(yang mungkin merupakan kebijakan mereka), dari Persia,
Lud, dan Put. Orang-orang ini mengangkat senjata saat
diperlukan, dan pada masa damai menggantungkan perisai
dan ketopong di gudang senjata, seolah-olah untuk menya-
takan perdamaian, dan membuat dunia tahu bahwa pada
538
saat ini mereka tidak membutuhkannya. namun senjata-
senjata itu siap diambil setiap kali ada keperluan. Tembok-
tembok mereka dijaga oleh orang Arwad. Menara-menara
mereka dikawal oleh orang Gamad, orang-orang berbadan
tegap, yang lengannya sangat kuat. namun terjemahan
bahasa Latin biasa mengartikannya orang kerdil, orang
yang panjangnya tidak sampai satu lengan. Mereka meng-
gantungkan perisai-perisai mereka pada tembok-tembok di
gudang senjata atau tempat penyimpanan senjata mereka.
Atau mereka menggantungkannya pada tembok-tembok
kota, supaya tidak ada orang yang berani mendekati mere-
ka, melihat betapa mereka diperlengkapi dengan semua hal
yang diperlukan untuk mempertahankan diri. “Demikian-
lah mereka menambah semarakmu (ay. 10), dan membuat
keindahanmu sempurna” (ay. 11). Hal ini menambah
kemuliaan Tirus, seperti hal-hal lain, bahwa semua bangsa
di sekitarnya bersedia melayaninya, kecuali tanah Israel
(meskipun tanah itu terletak di sebelah mereka), yang
menyediakan kayu untuk mereka, namun tidak kita dapati
menyediakan orang-orang untuk mereka. Hal itu akan
melanggar kebebasan dan martabat bangsa Yahudi (2Taw.
2:17-18). Juga merupakan kemuliaan Tirus bahwa ia me-
miliki tentara sipil, yang sudah dipersiapkan untuk mela-
yani, dan diberi upah secara teratur, dan memiliki gudang
senjata, seperti yang ada di menara Daud, di mana tergan-
tung gada para pahlawan (Kid. 4:4). Dapat diamati bahwa
di sana sini gudang-gudang senjata dikatakan diperleng-
kapi dengan perisai dan ketopong, senjata untuk membela
diri, bukan dengan pedang dan tombak, senjata untuk me-
nyerang, meskipun ada kemungkinan bahwa senjata untuk
menyerang juga ada. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa
tentara sipil dimaksudkan hanya untuk melindungi diri
sendiri, dan bukan untuk menyerang dan mengganggu se-
sama, hanya untuk melindungi hak mereka sendiri, bukan
untuk melanggar hak-hak orang lain.
(6) Mereka memiliki perdagangan yang luas dan menjalin hu-
bungan dengan seluruh bagian dunia yang diketahui. Seba-
gian bangsa berurusan dengan mereka dalam satu barang
dagangan, dan sebagian yang lain dalam barang dagangan
Kitab Yehezkiel 27:1-25
539
lain, sesuai dengan apa yang dihasilkan atau yang dibuat,
dan apa hasil-hasil alamnya atau buatan-buatan tangan-
nya, yang dengannya ia diberkati. Hal ini dibahas secara
panjang lebar di sini, sebagai hal yang merupakan kemulia-
an utama Tirus, dan yang menopang semua hal lain. Kita
tidak menemukan di mana pun dalam Kitab Suci bahwa
begitu banyak bangsa disebutkan bersama-sama seperti di
sini. Dengan demikian pasal ini, menurut sebagian orang,
banyak menjelaskan gambaran awal yang kita miliki ten-
tang berdiamnya bangsa-bangsa sesudah air bah (Kej. 10).
Para pengupas Alkitab kebanjiran pekerjaan di sini untuk
menemukan sejumlah tempat dan bangsa yang dibicara-
kan. Mengenai banyak dari tempat dan bangsa itu, dugaan-
dugaan mereka berbeda-beda dan meninggalkan kita dalam
kegelapan dan banyak ketidakpastian. Sungguh baik bah-
wa itu bukanlah hal pokok. Penelitian-penelitaan masa kini
kurang dapat menjelaskan letak bangsa-bangsa kuno. Oleh
sebab itu, kita tidak akan menghibur diri di sini dengan
pertanyaan khusus mengenai para pedagang ataupun
barang-barang yang mereka perdagangkan. Kita menyerah-
kannya kepada para pengupas Alkitab, dan hanya mencer-
mati apa yang bermanfaat.
[1] Beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa Yehezkiel ha-
nya tahu sedikit, dari pengetahuannya sendiri, menge-
nai perdagangan di Tirus. Dia yaitu seorang imam,
yang dibawa sebagai tawanan ke tempat yang cukup
jauh dari daerah sekitar Tirus, sewaktu ia masih muda
kita duga, dan sudah tinggal di sana selama sebelas
tahun. Namun ia berbicara tentang barang-barang da-
gangan tertentu dari Tirus dengan begitu cermat seolah-
olah ia sudah menjadi pengawas rumah cukai di sana.
Dari sini tampak bahwa ia mendapat ilham ilahi dalam
apa yang dikatakan dan ditulisnya. Allah-lah yang me-
ngatakan ini (ay. 3).
[2] Gambaran tentang perdagangan Tirus ini mengisyarat-
kan kepada kita bahwa mata Allah tertuju pada manu-
sia, dan bahwa Ia memperhatikan apa yang mereka
lakukan saat sedang mengerjakan urusan duniawi,
bukan hanya saat berada di tempat ibadah, sedang
540
berdoa dan mendengar firman, melainkan juga saat
berada di pasar dan pameran, dan di tempat penukaran
barang, untuk berjual beli. Ini merupakan alasan yang
baik mengapa kita di dalam semua urusan kita harus
hidup dengan hati nurani yang murni, dan selalu me-
nujukan mata kita kepada Dia yang mata-Nya selalu
tertuju pada kita.
[3] Di sini kita dapat mencermati hikmat Allah, dan kebaik-
an-Nya, sebagai Bapa semua umat manusia, dalam
membuat satu negeri berlimpah dengan satu barang
dan negeri lain dengan barang lain, dan semuanya
kurang lebih bermanfaat bagi kebutuhan, penghiburan,
atau perhiasan kehidupan manusia. Non omis fert omnia
tellus – Satu negeri tidak menyediakan semua keragam-
an hasil bumi. Sang Penyelenggara membagi-bagikan
pemberiannya secara beragam, sebagian untuk tiap-tiap
orang, dan bukan semua untuk satu orang, supaya ada
saling berdagang di antara orang-orang yang telah di-
jadikan Allah dari satu orang saja, walaupun mereka
dibuat mendiami seluruh muka bumi (Kis. 17:26). Oleh
sebab itu, biarlah setiap bangsa bersyukur kepada Allah
atas hasil-hasil negerinya. Meskipun hasil-hasil itu
tidak begitu kaya seperti hasil-hasil negeri lain, namun
itu bermanfaat untuk memberi pelayanan umum
kepada dunia.
[4] Lihatlah betapa perdagangan barang merupakan berkat
bagi umat manusia, terutama jika dijalankan dalam
takut akan Allah, dan dengan perhatian bukan hanya
pada keuntungan pribadi, melainkan juga pada manfaat
bersama. Bumi penuh dengan ciptaan Allah (Mzm. 104:24,
KJV: Bumi penuh dengan kekayaan-kekayaan Allah). Ada
segala macam harta yang banyak di dalamnya (seperti
yang ada di sini, ay. 12), yang dikumpulkan dari permu-
kaannya dan digali dari perutnya. Bumi juga penuh
dengan hasil-hasil keterampilan dan ketekunan manu-
sia, sesuai bagaimana kepandaian mereka memimpin
mereka. Nah, melalui pertukaran dan penawaran, se-
mua hasil ini dibuat berguna secara lebih luas. Dengan
demikian, apa yang bisa disisakan dapat diperbantukan
Kitab Yehezkiel 27:1-25
541
kepada orang lain, dan apa yang tidak ada dapat diam-
bil, sebagai penggantinya, dari negeri-negeri yang paling
jauh. Orang-orang yang bukan pedagang juga mempu-
nyai alasan untuk bersyukur kepada Allah atas para
pedagang dan saudagar, yang melaluinya hasil-hasil
dari negeri-negeri lain dibawa ke tangan kita, seperti
hasil-hasil dari negeri kita sendiri dibawa oleh para
petani kita.
[5] Selain kebutuhan-kebutuhan pokok yang di sini diper-
dagangkan, lihatlah betapa melimpahnya benda-benda
yang disebutkan di sini yang hanya berguna untuk
menyenangkan khayalan, dan menjadi berharga hanya
oleh tabiat dan kebiasaan orang. Namun Allah meng-
izinkan kita untuk memakainya, dan memperdagang-
kannya, dan berpisah dengan barang-barang lain demi
hal-hal itu, barang-barang yang memiliki nilai hakiki
jauh melebihi hal-hal itu. Di sini ada tulang gading dan
kayu arang (ay. 15), yang dibawa sebagai upeti, dipa-
merkan untuk dijual, dan ditawarkan untuk ditukar-
kan, atau (seperti menurut sebagian orang) dipersem-
bahkan kepada kota, atau orang-orang besar di dalam-
nya, untuk mendapatkan perkenanan mereka. Di sini
ada permata batu darah, karang, dan batu delima (ay.
16), semua permata yang mahal-mahal, dan emas (ay.
22), yang tanpanya dunia bisa berjalan lebih baik dari-
pada tanpa besi dan batu-batu biasa. Di sini, untuk
menyenangkan rasa dan penciuman, ada yang terbaik
dari segala rempah-rempah (ay. 22), kayu teja dan tebu
(ay. 19), dan, sebagai hiasan, kain ungu muda, pakaian
berwarna-warna, kain lenan halus (ay. 16), kulit pelana
untuk menunggang kuda (ay. 20), kain ungu tua (yang
terkenal dari Tirus), pakaian yang berwarna-warni, per-
madani yang beraneka warna dan tali berpilin yang
teguh, dan kayu manis untuk mengharumkan pakaian-
pakaian yang disimpan (ay. 24). sesudah melihat faktur
ini, atau bisa kita katakan daftar harga barang ini,
betapa banyak hal di sini yang tidak kita perlukan, dan
yang tanpanya kita bisa hidup dengan sangat nyaman!
542
[6] Bisa diamati bahwa Yehuda dan tanah Israel yaitu
pedagang-pedagang di Tirus juga. Lewat berdagang, me-
reka diperbolehkan untuk bergaul dengan orang kafir.
namun mereka sebagian besar berdagang gandum, ba-
rang dagangan yang penting, dan diperlukan, gandum
dari Minit dan mur, dua negeri di Kanaan yang terkenal
memiliki gandum terbaik, seperti menurut sebagian
orang. Seluruh negeri itu memang yaitu tanah gandum
(Ul. 8:8, KJV). Ia memiliki gandum yang terbaik (Ul.
32:14). Tirus dipelihara oleh gandum yang diambil dari
tanah Israel. Mereka juga berdagang madu, minyak, dan
balsam, atau damar. Semuanya barang yang berguna,
dan bukan untuk melayani keangkuhan atau kemewah-
an. Dan negeri di mana barang-barang ini merupakan
bahan pokok yaitu tanah yang permai di antara semua
negeri yang diperuntukkan Allah bagi umat kesayang-
an-Nya, bukan bagi orang-orang yang berdagang rem-
pah-rempah dan permata yang mahal-mahal. Dan Israel
milik Allah harus menganggap diri mereka terpenuhi
kebutuhannya jika mereka memiliki makanan yang
menjadi bagian mereka. Sebab orang-orang yang menge-
nal kesenangan anak-anak Allah tidak akan meman-
cangkan hati mereka pada kesenangan anak-anak ma-
nusia, atau harta benda raja dan para panglimanya.
Kita memang mendapati bahwa Babel Perjanjian Baru
berdagang barang-barang seperti yang diperdagangkan
Tirus (Why. 18:12-13). Sebab, meskipun berlagak suci,
ia hanya mengutamakan kepentingan duniawi semata-
mata.
[7] Meskipun Tirus yaitu kota perdagangan yang besar,
dan mereka mendapat kelimpahan dengan berjual beli,
mendatangkan barang-barang dagangan dari satu tem-
pat dan mengirimkannya ke tempat lain, namun perda-
gangan hasil-hasil negeri sendiri tidak diabaikan. Hasil-
hasil mereka, dan banyaknya hasil-hasil itu, di sini
dibicarakan (ay. 16, 18). Berhikmatlah sebuah bangsa
jika mendorong keterampilan dan pembuatan barang,
dan tidak berlaku keras terhadap para pedagang kera-
jinan tangan. Sebab akan memberi banyak sum-
Kitab Yehezkiel 27:26-36
543
bangan pada kekayaan dan kehormatan sebuah bangsa
jika bangsa itu mengirimkan ke luar negeri hasil-hasil
mereka sendiri, yang bisa mendatangkan kepada mere-
ka segala macam kekayaan.
[8] Semuanya ini membuat Tirus sangat besar dan sangat
sombong: Kapal-kapal Tarsis membawa barang-barang
dagangan ini bagimu (ay. 25). Engkau dikagumi dan
disanjung-sanjung oleh semua bangsa yang berhubung-
an denganmu. Sebab engkau penuh dengan kekayaan
dan banyaknya orang, engkau dibuat menjadi indah,
dan dijadikan sangat mulia, di tengah lautan. Orang-
orang yang bertambah sangat kaya disanjung-sanjung
sebagai yang sangat mulia. Sebab kekayaan yaitu hal-
hal yang mulia di mata orang duniawi (Kej. 31:1).
Kejatuhan Tirus
(27:26-36)
26 Ke lautan luas pendayungmu membawa engkau. namun badai timur melan-
damu di tengah lautan. 27 Hartamu, barangmu, daganganmu, anak kapalmu
dan pelaut-pelautmu, tukang-tukangmu dan pedagang-pedagangmu dengan
semua prajurit-prajuritmu yang ada padamu, ya, bersama seluruh penum-
pang-penumpangmu, terbenam dalam lautan pada hari tenggelammu.
28 Mendengar teriakan pelautmu gemetarlah tanah daratan. 29 Mereka turun
dari kapalnya, yang mengayun dayung semua. Anak kapal, pelaut semuanya
ke daratan lari mereka. 30 Ratapan kuat, teriakan pahit diperdengarkan ter-
hadapmu; taruh abu di atas kepala, berguling-guling dalam debu. 31 Mereka
menggundul diri, demi engkau, dan melilitkan kain kabung; mereka mena-
ngis, jiwa merana, sebab engkau; suatu ratapan yang pahit. 32 Dalam mera-
tap sebab engkau mereka mengucapkan, menangiskan ratapan: Siapa
seperti Tirus, yang sudah dimusnahkan di tengah lautan? 33 Sesudah ba-
rangmu datang dari laut engkau mengenyangkan banyak bangsa-bangsa,
dengan banyaknya hartamu, daganganmu engkau memperkaya raja-raja
dunia. 34 Sekarang engkau dirusak dan dilenyapkan dari permukaan laut dan
tenggelam di dasar lautan; daganganmu dan seluruh penumpangmu teng-
gelam dengan engkau. 35 Orang pesisir kaget semua melihatmu; raja-rajanya
menggigil, mukanya berkerut. 36 Pedagang bangsa-bangsa bersuit-suit terha-
dapmu, akhir hidupmu mendahsyatkan, dan lenyap selamanya engkau.”
Kita sudah melihat Tirus berkembang. Di sini kita mendapati Tirus
jatuh, dan besarlah kejatuhannya, semakin jauh lebih besar sebab
ia sudah menjadi sosok yang sedemikian penting di dunia. Perhati-
kanlah, kerajaan-kerajaan dan negara-negara yang paling perkasa
dan megah sekalipun, cepat atau lambat, akan menemui saat saat
mereka harus turun. Ada akhir bagi mereka juga. Dan, saat mereka
544
berada di puncak, mereka akan mulai merosot. namun kehancuran
Tirus terjadi secara tiba-tiba. Mataharinya terbenam di siang hari.
Dan segala kekayaan dan keagungannya, kemegahan dan kekuatan-
nya, hanya memperparah kehancurannya, dan membuatnya lebih
pedih bagi dirinya sendiri dan mengejutkan bagi semua orang di
sekelilingnya. Sekarang amatilah di sini,
1. Bagaimana kehancuran Tirus akan terjadi (ay. 26). Ia seperti
kapal besar yang penuh muatan, yang terbelah atau tenggelam
oleh kecerobohan para pengemudinya: Ke lautan luas dan berba-
haya pendayungmu sendiri membawa engkau. Pemimpin-pemim-
pin kota, dan orang-orang yang mengurusi masalah-masalah
umum, sebab satu atau lain kesalahan dalam mengelola, meli-
batkan mereka dalam perang dengan orang Kasdim itu, yang
membawa kehancuran bagi pemerintahan mereka. Dengan keku-
rangajaran mereka, dengan suatu penghinaan yang diperbuat ter-
hadap orang Kasdim atau suatu usaha untuk menjahati mereka,
dalam keyakinan akan kemampuan mereka sendiri untuk bersaing
dengan orang Kasdim, mereka menyulut amarah Nebukadnezar
untuk mengadakan serangan terhadap mereka. Dan, dengan keke-
raskepalaan mereka untuk bertahan sampai pada akhirnya, mere-
ka membuatnya geram sedemikian rupa sehingga ia menetapkan
hati untuk menghancur-leburkan pemerintahan mereka, dan, se-
perti badai timur, melanda mereka di tengah lautan. Perhatikanlah,
sungguh buruk bagi sebuah bangsa jika orang-orang yang
duduk di buritan kapal bukannya membawa mereka ke pelabuh-
an, malah membuat mereka kandas.
2. Betapa kehancuran itu besar dan terjadi di mana-mana. Semua
kekayaannya akan dikuburkan bersama-sama dengannya, harta-
nya, barangnya, dan dagangannya (ay. 27). Semua orang yang
bergantung padanya, dan berhubungan dengannya, dalam perda-
gangan, dalam peperangan, dalam pergaulan, akan terbenam
dalam lautan pada hari tenggelam mereka. Perhatikanlah, orang-
orang yang mengandalkan makhluk ciptaan, yang menempatkan
kebahagiaan dan kepentingan mereka pada makhluk ciptaan, dan
menyandarkan harapan pada mereka, tentu saja akan jatuh ber-
sama-sama dengan mereka. Oleh sebab itu berbahagialah orang
yang memiliki Allah Yakub sebagai penolong, dan yang harap-
annya pada TUHAN Allahnya, yang hidup selama-lamanya.
Kitab Yehezkiel 27:26-36
545
3. Ratapan sedih apa yang akan diperdengarkan untuk kehancuran
Tirus. Pengemudi-pengemudi, yaitu para raja dan pemimpinnya,
saat melihat betapa buruknya kesalahan yang mereka buat da-
lam mengelola dan betapa banyak mereka berperan dalam kehan-
curan mereka sendiri, akan berteriak begitu keras sehingga bah-
kan membuat tanah daratan gemetar (ay. 28), betapa mereka
akan geram saat merenungkan perilaku buruk mereka sendiri.
Petugas-petugas yang lebih rendah, yang seperti anak buah kapal
bagi negara itu, akan dipaksa turun dari jabatan mereka masing-
masing (ay. 29). Dan mereka akan berteriak kepadamu, sebab
kamu telah menipu mereka, sebab ternyata kamu tidak mampu
bertahan dengan begitu baik seperti yang mereka pikirkan ten-
tangmu. Mereka akan memperdengarkan teriakan pahit atas ke-
hancuran bersama itu, dan atas bagian mereka sendiri di dalam-
nya. Semua ungkapan kesedihan yang paling dalam akan mereka
keluarkan. Mereka akan menaruh abu di atas kepala, dalam ke-
marahan terhadap diri mereka sendiri, dan akan berguling-guling
dalam debu, seperti sudah mengucapkan selamat tinggal pada
segala kenyamanan dan kesenangan. Mereka akan menggundul
diri (ay. 31), dengan menjambak-jambak rambut mereka. Dan,
sesuai dengan kebiasaan orang yang sangat berkabung, mereka
yang terbiasa memakai kain yang indah-indah akan melilitkan
kain kabung, dan bukannya menyanyikan lagu-lagu riang, mereka
akan menangis dengan jiwa merana. Perhatikanlah, rasa kehi-
langan dan salib sungguh sangat pedih, dan sulit ditanggung,
bagi orang-orang yang sudah lama berkubang dalam kesenangan
dan tidur dalam rasa aman duniawi.
4. Bagaimana Tirus akan ditegur dengan kehormatan dan kemak-
murannya yang dulu (ay. 32-33). Dia yang dulu yaitu Tirus yang
terpuja sekarang akan disebut Tirus yang sudah dimusnahkan di
tengah lautan. “Siapa seperti Tirus? Apakah pernah suatu kota
turun dari kemakmuran yang begitu tinggi ke dalam kesusahan
yang begitu dalam seperti itu? Dulu barang-barangmu, barang-
barang buatanmu sendiri dan barang-barang yang melewati
tanganmu, menyeberangi laut, dan dikirim ke seluruh bagian
dunia. Pada waktu itu engkau mengenyangkan banyak bangsa-
bangsa, dan sungguh-sungguh memperkaya raja-raja dunia dan
kerajaan-kerajaan mereka.” Meskipun orang-orang Tirus begitu
berkuasa dalam perdagangan, namun, tampaknya, mereka yaitu
546
pedagang-pedagang yang jujur, dan membiarkan tetangga-tetang-
ga mereka tidak hanya hidup, namun juga berkembang melalui
mereka. Semua orang yang berhubungan dengan mereka menda-
pat untung. Mereka tidak berbuat curang atau menindas rakyat,
namun betul-betul memperkaya rakyat dengan banyaknya dagang-
an mereka. “namun sekarang orang-orang yang dulu diperkaya
olehmu akan dihancurkan bersama-sama denganmu” (seperti
yang biasa terjadi dalam perdagangan). “jika engkau dirusak
dan dilenyapkan, dan semua yang engkau miliki dirampas, selu-
ruh penumpangmu akan tenggelam dengan engkau” (ay. 34). Itulah
akhir dari Tirus, yang sudah membuat kebisingan dan hiruk pikuk
seperti itu di dunia. Kobaran api yang besar ini padam seperti sum-
bu yang ditiup.
5. Bagaimana kejatuhan Tirus akan menjadi kengerian bagi sebagian
orang dan bahan tertawaan bagi sebagian yang lain, sesuai de-
ngan kepentingan dan pengaruhnya yang berbeda-beda pada me-
reka. Sebagian akan menggigil, dan mukanya berkerut (ay. 35),
menyangka bahwa giliran mereka untuk jatuh akan tiba berikut-
nya. Sebagian yang lain akan bersuit-suit terhadapnya (ay. 36),
akan mencemooh kesombongannya, keangkuhannya, dan penge-
lolaannya yang buruk, dan menganggap bahwa kehancurannya
itu memang sudah sepantasnya. Ia sudah bersorak-sorak atas
kejatuhan Yerusalem, dan sekarang akan ada orang-orang yang
bersorak-sorak atas kejatuhannya. jika Allah menjatuhkan
penghakiman-penghakiman-Nya atas pendosa, orang-orang juga
akan bertepuk tangan dan akan bersuit-suit sebab dia dari tempat
kediamannya (Ayb. 27:22-23). Inikah kota yang disebut orang kota
yang paling indah?
PASAL 28
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Sebuah nubuat tentang kejatuhan dan kehancuran raja Tirus,
yang, dalam kehancuran kota Tirus, menjadi sasaran khusus
panah-panah Allah (ay. 1-10).
II. Sebuah ratapan untuk raja Tirus, sesudah ia jatuh seperti itu,
meskipun ia jatuh sebab kejahatannya sendiri (ay. 11-19).
III. Sebuah nubuat tentang kehancuran Sidon, yang terletak di
sekitar Tirus dan bergantung padanya (ay. 20-23).
IV. Sebuah janji tentang pemulihan Israel milik Allah, walaupun
pada hari bencana mereka, mereka dihina oleh tetangga-
tetangga mereka (ay. 24-26).
Kejatuhan Raja Tirus
(28:1-10)
1 Maka datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, katakanlah
kepada raja Tirus: Beginilah firman Tuhan ALLAH: sebab engkau menjadi
tinggi hati, dan berkata: Aku yaitu Allah! Aku duduk di takhta Allah di
tengah-tengah lautan. Padahal engkau yaitu manusia, bukanlah Allah, wa-
lau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. 3 Memang hikmatmu mele-
bihi hikmat Daniel; tiada rahasia yang terlindung bagimu. 4 Dengan hikmat-
mu dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas dan perak
kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu. 5 sebab engkau sangat pandai
berdagang engkau memperbanyak kekayaanmu, dan sebab itu engkau jadi
sombong. 6 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: sebab hatimu
menempatkan diri sama dengan Allah 7 maka, sungguh, Aku membawa orang
asing melawan engkau, yaitu bangsa yang paling ganas, yang akan menghu-
nus pedang mereka, melawan hikmatmu yang terpuja; dan semarakmu
dinajiskan. 8 Engkau diturunkannya ke lobang kubur, engkau mati seperti
orang yang mati terbunuh di tengah lautan. 9 Apakah engkau masih akan
mengatakan di hadapan pembunuhmu: Aku yaitu Allah!? Padahal terhadap
kuasa penikammu engkau yaitu manusia, bukanlah Allah. 10 Engkau akan
548
mati seperti orang tak bersunat oleh tangan orang asing. Sebab Aku yang
mengatakannya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
Kita sudah selesai dengan Tirus dalam pasal sebelumnya, namun
sekarang raja Tirus akan dibicarakan secara khusus. Di sini ada
sesuatu untuk dikatakan kepadanya oleh Allah sendiri, pesan
untuknya dari Allah, yang harus disampaikan sang nabi kepadanya,
kalau-kalau ia mau mendengar atau menahan diri.
I. Sang nabi harus memberi tahu dia tentang kesombongannya.
Rakyatnya sombong (27:3) begitu pula dia. Dan kedua-duanya
akan dibuat mengetahui bahwa Allah menentang orang yang
congkak. Mari kita lihat,
1. Apa ungkapan-ungkapan kesombongannya: Ia menjadi tinggi
hati (ay. 2). Ia sangat besar kepala, membusung dengan berpi-
kir bahwa kemampuannya sendiri sudah mencukupi, dan me-
mandang rendah semua orang di sekelilingnya. Dari luapan
kesombongan hatinya ia berkata, Aku yaitu Allah. Ia tidak
hanya mengatakannya di dalam hatinya, namun juga dengan
lancang mengutarakannya. Allah sudah berkata tentang raja-
raja, bahwa mereka yaitu allah (Mzm. 82:6). namun tidak
sepatutnya mereka sendiri berkata demikian. Itu sungguh
menghina Dia sebagai satu-satunya Allah, yang tidak mau
memberi kemuliaan-Nya kepada yang lain. Raja Tirus
berpikir bahwa kota Tirus mutlak bergantung pada dirinya se-
perti dunia mutlak bergantung pada Allah yang menciptakan-
nya, dan bahwa dia sendiri tidak bergantung pada siapa-siapa,
sama seperti Allah adanya, dan tidak perlu bertanggung jawab
pada siapa pun. Dia memandang dirinya memiliki banyak
hikmat dan kekuatan seperti Allah sendiri, dan memiliki wewe-
nang yang sama-sama tidak dapat dilawan, dan bahwa hak-
hak istimewanya mutlak dan perkataannya yaitu hukum,
sama seperti firman Allah. Dia menantang kehormatan-kehor-
matan ilahi, dan berharap untuk dipuji dan dipuja sebagai
allah, dan tidak ragu akan didewakan sesudah kematiannya, di
antara pahlawan-pahlawan lain, sebagai seorang penderma
besar bagi dunia. Demikian pula raja Babel berkata, Aku hen-
dak menyamai Yang Mahatinggi (Yes. 14:14), dan bukan Yang
Mahakudus. “Akulah Allah yang kuat, dan sebab itu tidak
mau dibantah, sebab aku tidak bisa dikendalikan. Aku duduk
Kitab Yehezkiel 28:1-10
549
di takhta Allah. Aku duduk di tempat tinggi setinggi Allah,
takhtaku setara dengan takhta-Nya. Divisum imperium cum
Jove Cæsar habet – Kaisar berbagi kekuasaan dengan Yupiter.
Aku duduk aman seperti Allah, aman di tengah-tengah lautan,
dan sangat jauh dari jangkauan bahaya, sama seperti Dia
bersemayam di langit yang tinggi.” Dia berpikir bahwa para
prajurit yang mengawalnya di sekeliling takhtanya sama-sama
megah dan perkasa seperti segenap tentara malaikat yang ada
di sekeliling takhta Allah. namun dia diingatkan akan kehinaan
dan kefanaannya, dan, sebab dia perlu diberi tahu, maka dia
akan diberi tahu tentang kebenaran yang sudah terbukti
dengan sendirinya itu, bahwa engkau yaitu manusia, bukan
allah, makhluk yang bergantung. Engkau yaitu makhluk
yang lemah, bukan roh yang berkuasa (Yes. 31:3). Perhatikan-
lah, manusia harus dibuat mengetahui bahwa mereka yaitu
manusia saja (Mzm. 9:21). Kecerdasan-kecerdasan tertinggi,
penguasa-penguasa terhebat, orang-orang kudus terbesar se-
kalipun, yaitu manusia, dan bukan Allah. namun Yesus Kris-
tus yaitu Allah dan juga manusia. Raja Tirus, meskipun
memiliki pengaruh yang begitu besar atas semua orang di
sekelilingnya, dan dengan bantuan kekayaannya menjadi ter-
amat sangat berkuasa, hanyalah seorang manusia. Meskipun
ia mendapat upeti dan berbagai hadiah yang dibawa ke istana-
nya dengan pengabdian yang begitu besar seolah-olah itu ada-
lah korban yang dibawa ke mezbahnya, meskipun ia disanjung
oleh pegawai-pegawai istananya dan dijadikan allah oleh pu-
jangga-pujangganya, namun, bagaimanapun juga, dia hanya-
lah seorang manusia. Ia tahu itu, dan ia takut akan hal itu.
namun hatinya menempatkan diri sama dengan Allah. “Engkau
dengan tinggi hati menganggap dirimu sebagai allah, memban-
dingkan dirimu dengan Allah, berpikir bahwa engkau bijak
dan kuat, dan pantas memerintah dunia, sama seperti Allah.”
Menjadi kehancuran orangtua pertama kita, dan kehancuran
kita dengan mengikuti mereka, bahwa mereka ingin menjadi
seperti Allah (Kej. 3:5). Dan masih saja kodrat yang bobrok itu
menempatkan diri sama dengan Allah, kodrat yang mencon-
dongkan manusia untuk menegakkan diri sebagai tuan atas
diri mereka sendiri, untuk melakukan apa yang mereka mau,
dan menjadi penentu kehidupan sendiri. Kodrat yang mencon-
550
dongkan manusia untuk mendapatkan apa yang mereka mau,
tujuan mereka sendiri, hidup untuk diri sendiri, dan untuk
kebahagiaan mereka sendiri, dan menikmati diri sendiri. Kodrat
yang bobrok ini menyerang hak-hak istimewa-Nya, dan meram-
pas bunga-bunga di mahkota-Nya. Semua ini yaitu suatu
kelancangan yang tak dapat dibiarkan tanpa dihukum.
2. Di sini kita diberi tahu apa yang disombongkannya.
(1) Hikmatnya. Ada kemungkinan bahwa raja Tirus ini yaitu
orang yang memiliki bakat-bakat alami yang sangat
baik, seorang filsuf, dan sangat berpengetahuan dalam ba-
nyak bidang yang sedang disenangi pada masa itu. Setidak-
tidaknya ia seorang ahli negara, dan orang yang sangat
tangkas dalam mengelola urusan-urusan negara. Lalu ia
berpikir bahwa hikmatnya melebihi hikmat Daniel (ay. 3).
Kita mendapati, sebelumnya, bahwa Daniel, meskipun ma-
sih muda pada waktu itu, dipuji-puji sebab doanya yang
sering dikabulkan (14:14). Kita mendapati dia termasyhur
sebab kebijaksanaannya dalam mengelola urusan-urusan
dunia ini, seorang cendekiawan dan negarawan besar, dan
bersamaan dengan itu orang yang sangat kudus, namun
bukan seorang raja, melainkan seorang tawanan yang mis-
kin. Sungguh mengherankan bahwa dalam keterbatasan-
keterbatasan lahiriah seperti itu kemilaunya bersinar te-
rang, sehingga hikmatnya dijadikan pepatah. saat raja
Tirus bermimpi bahwa dia yaitu Allah, dia berkata, Hik-
matku melebihi hikmat Daniel. Tiada rahasia yang terlin-
dung bagiku. Mungkin dia menantang semua orang di seke-
lilingnya untuk mengujinya dengan teka-teki, seperti yang
diujikan kepada Salomo, dan ia sudah menjawab semua
teka-teki mereka, sudah memecahkan semua masalah mere-
ka, dan tak satu pun darinya dapat membuatnya bingung. Ia
mungkin sudah berhasil menyingkapkan persekongkolan-
persekongkolan, dan menyelami putusan-putusan para raja
di sekitarnya, dan sebab itu ia berpikir bahwa ia Maha-
tahu, dan bahwa tak ada pikiran yang bisa disembunyikan
darinya. Oleh sebab itu ia berkata, Aku yaitu Allah. Per-
hatikanlah, pengetahuan membuat orang menjadi sombong.
Sulit untuk mengetahui banyak hal dan tidak menyadari-
nya, dan tidak menjadi tinggi hati sebab nya. Orang yang
Kitab Yehezkiel 28:1-10
551
lebih berhikmat daripada Daniel lebih sombong daripada
Lusifer. Oleh sebab itu, orang-orang yang berpengetahuan
harus berusaha untuk rendah hati dan membuktikan diri
mereka demikian.
(2) Kekayaannya. Ke sanalah hikmatnya memimpin dia. Tidak
dikatakan bahwa dengan hikmatnya ia menyelidiki rahasia
alam atau pemerintahan, membentuk negara yang lebih
baik daripada sebelumnya, atau membuat hukum-hukum
yang lebih baik, atau memajukan kepentingan-kepentingan
ilmu pengetahuan. namun hikmat dan pengertiannya itu dia
manfaatkan dalam perdagangan. Sama seperti sebagian
raja Yehuda suka pada pertanian (2Taw. 26:10), demikian
pula raja Tirus suka pada perdagangan, dan dengannya ia
memperoleh kekayaan, memperbanyak kekayaan, dan me-
ngumpulkan emas dan perak dalam perbendaharaannya
(ay. 4-5). Lihatlah seperti apa hikmat dunia ini. Orang yang
disanjung-sanjung sebagai orang paling bijaksana yaitu
mereka yang tahu bagaimana mendapat uang, dan mem-
perbanyak harta benda dengan cara yang benar ataupun
salah. Namun sebenarnya jalan mereka ini yaitu kebodoh-
an mereka (Mzm. 49:14, KJV). yaitu kebodohan raja Tirus,
[1] Bahwa ia menganggap pertambahan kekayaannya ter-
jadi berkat dirinya sendiri, dan bukan berkat penyeleng-
garaan Allah, dengan melupakan Dia yang memberi
kepadanya kekuatan untuk memperoleh kekayaan (Ul.
8:17-18).
[2] Bahwa ia menganggap dirinya orang berhikmat sebab
ia orang kaya, sedangkan orang bodoh pun bisa saja
memiliki harta benda (Pkh. 2:19). Bahkan, orang
bodoh bisa memperoleh harta benda, sebab sering kali
diamati bahwa dunia menyokong orang-orang seperti
itu, sebab roti bukan untuk yang berhikmat (Pkh. 9:11).
[3] Bahwa hatinya menjadi sombong sebab kekayaannya,
sebab pertambahan kekayaannya, yang membuatnya
begitu tinggi hati dan merasa aman, begitu kurang ajar
dan sok berkuasa, dan yang membuatnya menempatkan
diri sama dengan Allah. Manusia durhaka, sesudah men-
dapat banyak sekali kemegahan dan kekuasaan dunia-
wi, mau menyatakan diri sebagai Allah (2Tes. 2:4). Oleh
552
sebab itu, orang-orang yang kaya di dunia ini perlu men-
camkan sendiri firman Allah yang menyuruh mereka,
agar mereka jangan tinggi hati (1Tim. 6:17).
II. sebab kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati men-
dahului kejatuhan, sang nabi harus memberi tahu dia tentang
kehancuran itu, tentang kejatuhan itu, yang tengah datang
dengan cepat sebagai hukuman yang adil terhadap kelancangan-
nya dalam meninggikan diri sebagai saingan Allah. “sebab eng-
kau sudah berlagak menjadi allah (ay. 6), maka tidak lama lagi
engkau tidak akan menjadi manusia” (ay. 7). Amatilah di sini,
1. Alat-alat yang dipakai untuk kehancurannya: Aku akan mem-
bawa orang asing melawan engkau, yaitu orang-orang Kasdim,
yang tidak kita dapati disebutkan di antara banyak bangsa
dan negeri yang berdagang dengan Tirus (ps. 27). Seandainya
salah satu dari bangsa-bangsa itu dibawa untuk melawannya,
mereka sedikit banyak akan berbelas kasihan kepadanya,
demi seorang kenalan lama. namun orang-orang asing ini tidak
akan berbelas kasihan sedikit pun. Mereka yaitu bangsa
yang asing bahasanya, yang mungkin tidak dipahami raja
Tirus sendiri, sekalipun dia berhikmat. Mereka yaitu bangsa
yang paling ganas. Mereka yaitu pasukan yang terdiri atas
banyak bangsa, dan yang pada waktu itu paling mengerikan
baik dalam hal kekuatan maupun kegeramannya. Bangsa-
bangsa ini diperintah Allah, dan bangsa-bangsa ini akan Dia
bawa untuk melawan raja Tirus.
2. Luar biasanya kehancuran ini: Mereka akan menghunus pe-
dang mereka, melawan hikmatmu yang terpuja (ay. 7), mela-
wan semua hal yang kamu megahkan sebagai keindahanmu
dan hasil dari hikmatmu. Perhatikanlah, adillah bagi All