Yehezkiel 8


 , yang datang 

untuk berlindung di sana, akan makan makanannya dengan hati 

yang cemas dan minum air dengan hati yang gundah-gulana, 

entah sebab  mereka takut makanan itu tidak akan bertahan 

lama, dan mereka akan segera kekurangan, ataupun sebab  me-

reka terus-menerus harus bersiap-siap menanti bunyi tanda ba-

haya mengenai kedatangan musuh. Hidup mereka akan terkatung-

katung (Ul. 28:66), sehingga mereka tidak akan dapat menikmati 

apa yang mereka miliki ataupun mendapat suatu manfaat 

darinya. Perhatikanlah, kecemasan dan ketakutan, jika mengua-

sai kita, cukup untuk memahitkan semua kesenangan kita, dan 

kedua hal ini saja sudah merupakan penghakiman yang sangat 

menyakitkan. Mereka akan ditekan pelan-pelan sampai terjepit, 

supaya  oleh kesesakan sehebat ini, dan oleh tangan orang-orang 

yang menyesakkan mereka, kota dan negeri itu dapat diruntuh-

kan. Sebab, kehancuran menyeluruh kota dan negeri itulah, dan 

tidak kurang dari itu, yang menjadi tujuan penghakiman ini, yaitu 

supaya  tanah mereka menjadi sunyi sepi dari segala yang ada di 

dalamnya, dilucuti dari semua hiasannya, dan dirampok dari 

semua buahnya, sehingga akhirnya kota-kota yang masih didiami 

orang akan menjadi reruntuhan sebab  dipelihara oleh hasil tanah 

(KJV). Penghancuran segala sesuatu ini akan menimpa mereka, 

maka tidaklah mengherankan jika mereka memakan makanan 

dengan cemas dan takut. Nah, di sini diceritakan,  

Kitab Yehezkiel 12:21-28 

(1) Betapa buruknya penyebab penghakiman ini, yaitu oleh kare-

na kekerasan yang dilakukan oleh semua yang tinggal di sana, 

ketidakadilan dan penindasan yang mereka perbuat, dan keja-

hatan yang mereka lakukan seorang kepada yang lain. Untuk 

semua dosa inilah Allah akan melakukan perhitungan dengan 

mereka, serta untuk semua penghinaan yang diterima-Nya 

dalam tingkah laku penyembahan mereka. Perhatikanlah, ke-

merosotan kebajikan dalam suatu bangsa menyebabkan keme-

rosotan dalam semua hal lainnya, dan saat  sesama manusia 

saling memangsa, maka adillah Allah jika Dia mendatangkan 

musuh kepada mereka untuk memangsa mereka semua.  

(2) Betapa baiknya akibat yang akan ditimbulkan penghakiman 

ini: Kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Jika mela-

lui penghakiman ini mereka belajar mengenal Tuhan dengan 

benar, maka terbayarlah kerugian mereka sebab  semua yang 

hilang dari hidup mereka oleh sebab kebinasaan ini. Itulah 

penderitaan yang membawa sukacita, sebab  betapa menya-

kitkannya pun untuk daging dan darah, penderitaan itu mem-

bawa kita mengenal atau semakin mengenal Allah.  

Pesan dari Allah kepada Umat-Nya;  

Pengharapan yang Fasik dan Menipu  

(12:21-28) 

21 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:  22 “Hai anak manusia, sindiran 

apakah itu yang hidup di antara kamu di tanah Israel, yang berbunyi: Sudah 

lama berselang, namun  satu penglihatanpun tak jadi? 23 Oleh sebab  itu 

katakanlah kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan meng-

hentikan sindiran ini dan orang tidak akan mengucapkannya lagi di tanah 

Israel. Sebaliknya, katakanlah kepada mereka: Waktunya sudah dekat dan 

tiap penglihatan akan jadi. 24 Sebab tidak akan ada lagi penglihatan yang 

menipu ataupun tenungan yang menyesatkan di tengah-tengah kaum Israel,   

25 sebab Aku, TUHAN, akan berfirman dan apa yang Kufirmankan akan ter-

jadi, dan firman itu tidak akan ditunda-tunda lagi, sebab pada masa hidup-

mu, hai kaum pemberontak, Aku akan mengucapkan suatu firman dan Aku 

akan menggenapinya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” 26 Lalu datanglah 

firman TUHAN kepadaku: 27 “Hai anak manusia, lihatlah, kaum Israel 

berkata: Penglihatan yang dilihatnya itu, harinya masih jauh, nubuatan yang 

diucapkannya, waktunya masih lama.  28 Oleh sebab  itu katakanlah kepada 

mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak satupun dari firman-Ku akan 

ditunda-tunda. Apa yang Kufirmankan akan terjadi, demikianlah firman 

Tuhan ALLAH.” 

Berbagai cara telah digunakan untuk membangunkan bangsa yang 

merasa aman dan tidak peduli ini, agar mereka menyadari peng-

hakiman yang akan menimpa mereka, agar mereka tergerak untuk 

mencegahnya melalui pertobatan dan pembaruan diri. Nubuat-

nubuat tentang kehancuran mereka ditegaskan dengan penglihatan, 

dan digambarkan dengan berbagai lambang, dan semua itu dikuat-

kan dengan bukti dan kuasa yang membuat kita berpikir bahwa 

mereka pasti akan tergugah. namun  sebaliknya, di sini diceritakan 

bahwa mereka menolak untuk diyakinkan, bahkan membangun 

benteng terhadapnya. Mereka meyakinkan diri sendiri, serta satu 

sama lain, bahwa sekalipun ancaman penghakiman ini akhirnya 

akan datang, namun tidak akan terjadi dalam waktu yang lama. 

Pengharapan ini, yang membuat mereka terbuai dalam rasa aman, di 

sini ditanggapi dan dibuktikan sebagai pengharapan kosong dan 

tidak berdasar, melalui dua pesan terpisah yang Allah kirimkan 

melalui sang nabi di waktu yang berbeda namun  dengan tujuan yang 

sama. Kepedulian dan rasa sakit yang sebesar itu harus dirasakan 

oleh sang nabi agar mereka tidak tertipu lagi (ay. 21, 26). Amatilah,  

I.  Bagaimana mereka membuai diri mereka dengan pengharapan 

bahwa penghakiman itu akan ditunda. Ada satu ungkapan pada 

mereka, yang telah menjadi peribahasa di tanah Israel (ay. 22). 

Mereka berkata, “Sudah lama berselang, penghakiman itu tidak 

datang-datang saat  dikira akan datang, malah sepertinya terus 

ditunda de die in diem – dari hari ke hari, dan sebab  itu kami 

simpulkan satu penglihatan pun tak jadi. sebab  beberapa peng-

lihatan tampaknya memang tidak jadi, dan sebab  penghancuran 

tidak datang-datang, berarti penghakiman itu tidak akan pernah 

datang. Kami tidak akan percaya lagi kepada seorang nabi, sebab  

kami lebih dibuat ketakutan daripada mengalami celaka.” Dan 

ada lagi ungkapan lain pada mereka, yang sangat mereka yakini, 

atau paling tidak menenangkan kekhawatiran mereka dan mere-

dakan kecemasan mereka, yaitu “Penglihatan itu harinya masih 

sangat jauh. Penglihatan itu ditujukan untuk peristiwa-peristiwa 

yang jauh di masa depan, dan nubuat yang diucapkannya itu 

tentang perkara-perkara, yang sekalipun mungkin benar, namun 

waktunya masih sangat lama, jadi kami tidak perlu pusing-pusing 

memikirkannya (ay. 27). Kami mungkin sudah meninggal secara 

terhormat dan dalam damai sebelum semua kesulitan itu datang.” 

Kitab Yehezkiel 12:21-28 

Dan, jika semua kesulitan itu ditunda, maka mereka pun boleh 

merasa tenang tenteram saja, seperti yang dilakukan Hizkia. Asal 

ada damai dan keamanan seumur hidupku! Namun, semua ini 

salah besar, dan mereka hanya sedang menipu diri serta men-

jerumuskan diri ke dalam kehancuran. Dan, Allah di sini sangat 

murka sebab nya. Sebab,  

1. Ungkapan itu dengan keji menyalahgunakan kesabaran Allah, 

yang, sebab  untuk sedikit waktu berdiam diri, disangka 

sederajat dengan mereka (Mzm. 50:21). Kesabaran Allah yang 

seharusnya menuntun mereka pada pertobatan malah me-

ngeraskan mereka dalam dosa. Pikir mereka, perbuatan mere-

ka tidak jahat sebab  hukuman terhadap perbuatan jahat 

mereka tidak segera dilaksanakan, sehingga mereka menyim-

pulkan bahwa penglihatan itu sendiri tidak jadi sebab  waktu 

sudah lama berselang. 

2. Ungkapan itu mendapat dukungan dari nabi-nabi palsu di 

tengah-tengah mereka, seperti yang terlihat dari apa yang 

Allah katakan (ay. 24) mengenai penglihatan yang menipu, dan 

tenungan yang menyesatkan, bahkan di tengah-tengah kaum 

Israel, kaum yang dipercayakan firman Allah. Tidaklah meng-

herankan jika orang-orang yang menipu dirinya dengan 

menyembah allah-allah palsu, juga menipu dirinya dengan 

mempercayai nubuat-nubuat palsu. Dan adillah Allah jika Dia 

menyerahkan mereka pada kesesatan nubuat-nubuat palsu itu 

oleh sebab  penyembahan berhala mereka.  

3. Ungkapan ini sudah menjadi pepatah yang terus disebarkan di 

tengah-tengah bangsa itu, sampai ada di mulut setiap orang. 

Bukan itu saja, ungkapan ini disetujui oleh orang banyak, 

seperti layaknya pepatah, bukan hanya pepatah dari zaman 

dahulu kala, namun  juga pepatah masa sekarang. Perhatikan-

lah, inilah tanda kemerosotan besar suatu bangsa, saat  

perkataan yang cemar dan jahat berkembang menjadi pepatah. 

Dan inilah tipuan Iblis yang memakai pepatah untuk mene-

guhkan hati manusia dalam berprasangka buruk terhadap 

Firman dan jalan-jalan Allah, dan ini sungguh penghinaan 

hebat terhadap Allah semesta langit. Orang tidak boleh ber-

kata jahat dan berdalih bahwa perkataan itu sudah menjadi 

pepatah umum.   

II.  Bagaimana mereka diyakinkan bahwa mereka hanya menipu diri, 

sebab  penghakiman itu akan datang segera, dan pepatah-pepa-

tah sesat ini akan terbukti salah: Oleh sebab  itu katakanlah 

kepada mereka: Waktunya sudah dekat (ay. 23), dan lagi, tidak 

satupun dari firman-Ku akan ditunda-tunda (ay. 28). Dengan 

menjauhkan hari yang jahat itu dari mereka, mereka malah me-

mancing Allah untuk mendatangkannya lebih cepat atas mereka. 

Dan hari itu akan jauh lebih menyakitkan, jauh lebih berat, jauh 

lebih mengejutkan dan mengerikan bagi mereka saat benar-benar 

datang. Ia harus memberi tahu mereka,  

1. Bahwa Allah pasti akan membungkam pepatah bohong dan nu-

buat bohong, yang melambungkan pengharapan mereka yang 

sia-sia, dan akan membuat mereka malu sebab  keduanya:  

(1) Aku akan menghentikan sindiran ini. Sebab saat  mereka 

melihat hari pembalasan itu datang, dan tidak satu iota 

atau titik pun dari nubuat itu yang gugur ke tanah, mereka 

akan merasa malu untuk mengucapkannya lagi di tanah 

Israel, Sudah lama berselang, namun  satu penglihatanpun 

tak jadi? Perhatikanlah, orang-orang yang tidak mau 

matanya dicelikkan dan kesalahannya dinyatakan melalui 

Firman Allah, akan disadarkan melalui penghakiman-Nya: 

sebab  setiap mulut yang mengucapkan perkataan serong 

akan disumbat. 

(2) Sebab tidak akan ada lagi penglihatan yang menipu (ay. 24). 

Nabi-nabi palsu, yang mengatakan kepada bangsa itu 

bahwa akan ada damai dan mereka akan segera melihat 

akhir kesulitan mereka, akan terbukti salah dengan kejadi-

an itu. Nabi-nabi itu pun akan merasa malu dengan kebo-

hongan mereka, menyembunyikan muka dan bungkam 

seribu bahasa. Perhatikanlah, sebab  kebenaran lebih tua 

daripada kebohongan, maka kebenaran akan mengalahkan 

kebohongan. Kebenaran yang pertama ada, dan kebenaran 

yang akan menang. Penglihatan dan nubuat dari nabi-nabi 

yang benar akan teguh berdiri dengan kekuatan, kuasa, 

dan kebajikan penuh. Penglihatan dan nubuat itu menjadi 

hukum dan mendapat pengakuan, saat  penglihatan yang 

menipu dan tenungan yang menyesatkan lenyap dan 

dilupakan, dan tidak akan diucapkan lagi di tengah-tengah 

Kitab Yehezkiel 12:21-28 

kaum Israel. Sebab agunglah kebenaran itu, dan akan 

berjaya. 

2. Bahwa Allah pasti akan, dan dalam waktu yang sangat sing-

kat, menggenapi setiap Firman yang telah dikatakan-Nya. 

Allah menyatakannya dengan penuh kemegahan (ay. 25): Aku, 

TUHAN! Aku, Yahweh! Nama-Nya yang mulia itu berbicara 

bahwa Dia yaitu  Allah yang memberi kehidupan pada per-

kataan-Nya dengan menggenapinya. Oleh sebab itu, kepada 

bapa leluhur, yang hidup oleh iman kepada janji yang belum 

digenapi, Allah tidak menyatakan diri-Nya dengan nama-Nya 

Yahweh (Kel. 6:3). namun  , sebagai Yahweh yang meng-

genapi janji-janji-Nya, Dia juga Yahweh yang menggenapi an-

caman-ancaman-Nya. Biarlah mereka mengetahui bahwa 

Allah, yang berurusan dengan mereka, yaitu  Yahweh yang 

besar, dan sebab  itu,  

(1) Dia akan berbicara, baik mereka mendengarkan atau tidak: 

Aku, TUHAN, akan berfirman. Allah akan mengucapkan 

perkataan-Nya, tak peduli siapa pun yang membantahnya. 

Perkataan Allah disebut Firman yang hidup, sebab  

Firman-Nya itu tetap berbicara saat perkataan berhala 

telah lama dibuat bungkam. Penerus hamba-hamba Allah 

sudah ada, dan akan tetap ada sampai ke ujung bumi. 

Melalui mereka, Allah akan berbicara, dan, sekalipun 

mereka dihina, hal itu tidak akan menghentikan pelayanan 

mereka: Pada masa hidupmu, hai kaum pemberontak, Aku 

akan mengucapkan suatu firman. Bahkan di masa yang 

paling buruk dalam sejarah jemaat, Allah tidak membiar-

kan diri-Nya tanpa saksi (KJV), namun  Ia membangkitkan 

orang-orang yang berbicara untuk-Nya, yang berbicara dari 

perkataan-Nya. Aku akan mengucapkan suatu firman, 

Firman yang akan teguh berdiri.  

(2) Firman yang diucapkan-Nya pasti akan terjadi. Firman itu 

tidak mungkin tidak digenapi sesuai maksud dan makna 

sebenarnya, sepenuh-penuhnya dan sejauh jangkauan 

yang dimaksudkan baginya: Aku akan mengucapkan suatu 

firman dan Aku akan menggenapinya (ay. 25), sebab  pikir-

an-Nya tidak pernah berubah, dan tangan-Nya tidak pen-

dek, dan Sang Hikmat Tidak Terbatas tidak pernah kebi-

ngungan. Bagi manusia, perkataan dan perbuatan yaitu  

dua perkara yang berbeda, namun  tidaklah demikian dengan 

Allah, bagi-Nya dictum, factum – dikatakan, dan dilakukan. 

Dalam karya penyelenggaraan, sama seperti karya pencip-

taan, Dia berfirman, maka semuanya jadi. Sebab Dia ber-

kata, Jadilah terang, maka, terang pun jadi, Jadilah cakra-

wala, maka, cakrawala pun jadi (Bil. 23:19; 1Sam. 15:29). 

Saat mereka berkata, Satu penglihatanpun tak jadi (ay. 22), 

Allah berkata, “Tidak, tiap penglihatan akan jadi (ay. 23). 

Setiap lambang tidak akan kembali dengan sia-sia, namun  

akan digenapi oleh apa yang dilambangkannya.” Orang-

orang yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa 

bukan melihat penglihatan yang menipu. Allah menguatkan 

perkataan hamba-hamba-Nya dengan menggenapinya.  

(3) Firman itu akan digenapi dalam waktu yang sangat sing-

kat: “Waktunya sudah dekat saat kamu melihat bahwa tiap 

penglihatan akan jadi (ay. 23). Firman itu diucapkan, Fir-

man itu diikrarkan, bahwa tidak akan ada penundaan lagi 

(Why. 10:6). Tahun kesabaran Allah sudah berakhir seka-

rang, dan Dia tidak akan menunda lagi pelaksanaan 

hukuman-Nya. Firman itu tidak akan ditunda-tunda lagi 

(ay. 25). Dia sudah bersabar terhadap kamu dalam waktu 

yang sangat lama, namun  Dia tidak akan terus bersabar. 

Pada masa hidupmu, hai kaum pemberontak, Firman yang 

diucapkan itu akan digenapi, kamu akan melihat peng-

genapan ancaman penghakiman itu dan akan ikut meng-

alaminya. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang 

pintu. Orang benar diambil untuk dihindarkan dari kejahat-

an (KJV), namun  kaum pemberontak ini tidak akan diam-

diam diambil seperti itu. Tidak, mereka akan hidup untuk 

diburu-buru, untuk dienyahkan dari dunia.” Ucapan ini 

diulangi (ay. 28): “Tidak satupun dari firman-Ku akan ditun-

da-tunda, namun  penghakiman akan sangat dipercepat. Dan 

semakin lama busur ditarik, semakin dalam panah akan 

menancap.” Saat kita berbicara dengan orang berdosa ten-

tang kematian dan penghakiman, sorga dan neraka, dan 

berharap perkara-perkara ini dapat meyakinkan mereka 

untuk hidup kudus, meskipun kita mendapati mereka 

tidak langsung menolak (mereka akan mengakui bahwa 

Kitab Yehezkiel 12:21-28 

mereka percaya akan adanya pahala dan hukuman di du-

nia lain), mereka tetap saja akan mengesampingkan do-

rongan kebenaran agung ini, dan menolak kesan-kesan 

yang ditanamkannya, sebab  mereka melihat perkara-per-

kara dunia lain sebagai perkara-perkara yang masih sangat 

jauh. Mereka mengatakan kepada kita, “Penglihatan yang 

engkau lihat itu, harinya masih jauh, dan nubuatan yang 

engkau ucapkan itu, waktunya masih lama. Masih ada 

cukup waktu untuk memikirkannya saat  saatnya datang 

mendekat,” padahal sesungguhnya hanya ada selangkah 

saja antara kita dan kematian, antara kita dan kekekalan 

yang mengerikan. Sebab penglihatan itu bersegera menuju 

kesudahannya dengan tidak menipu. Oleh sebab  itu, kita 

harus mempergunakan waktu yang ada, dan mempersiap-

kan diri dengan kecepatan penuh untuk apa yang akan 

terjadi di masa depan. Sebab, sekalipun perkara-perkara 

itu ada di masa depan, namun  sudah sangat dekat, dan saat 

orang berdosa yang tidak mau bertobat menunda-nunda, 

kebinasaan mereka tidak akan tertunda. 

  

 

PASAL 1 3  

alam pasal sebelumnya, sudah disebutkan tentang penglihatan 

yang sia-sia dan tenungan-tenungan yang membuai hati, yang 

dengannya orang-orang Israel membiarkan diri mereka diperdaya (ay. 

24). Sekarang seluruh pasal ini digencarkan melawan mereka. Nabi-

nabi Allah yang setia tidak pernah begitu tajam dalam menegur 

orang-orang berdosa mana pun seperti saat  mereka menegur nabi-

nabi palsu. Bukan sebab  nabi-nabi palsu yaitu  musuh-musuh 

mereka yang paling jahat, melainkan sebab  nabi-nabi palsu mem-

berikan penghinaan hebat terhadap Allah dan melakukan kejahatan 

terbesar kepada umat-Nya. Sang nabi di sini menunjukkan dosa dan 

hukuman,  

I. Bagi nabi-nabi palsu (ay. 1-16).  

II. Bagi nabiah-nabiah palsu (ay. 17-23). Kedua-duanya sepakat 

untuk membuai rakyat dalam dosa-dosa mereka, dan, de-

ngan dalih menghibur umat Allah, membesar-besarkan hati 

mereka dengan harapan-harapan bahwa mereka akan men-

dapat damai sejahtera. namun  nabi-nabi itu akan terbukti 

hanyalah pendusta, nubuat-nubuat mereka hanyalah kebo-

hongan belaka, dan harapan-harapan orang banyak tidak 

lebih dari khayalan. Sebab Allah akan membuat mereka tahu 

bahwa “baik orang yang tersesat maupun orang yang menye-

satkan” harus memberi  pertanggungjawaban kepada-Nya 

(Ayb. 12:16). 


Kesalahan Nabi-nabi Palsu 

(13:1-9)  

1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, ber-

nubuatlah melawan nabi-nabi Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada 

mereka yang bernubuat sesuka hatinya saja: Dengarlah firman TUHAN!  

3 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah nabi-nabi yang bebal yang meng-

ikuti bisikan hatinya sendiri dan yang tidak melihat sesuatu penglihatan.  

4 Seperti anjing hutan di tengah-tengah reruntuhan, begitulah nabi-nabimu, 

hai Israel! 5 Kamu tidak mempertahankan lobang-lobang pada tembokmu dan 

tidak mendirikan tembok sekeliling rumah Israel, supaya  mereka dapat tetap 

berdiri di dalam peperangan pada hari TUHAN. 6 Penglihatan mereka menipu 

dan tenungan mereka yaitu  bohong; mereka berkata: Demikianlah firman 

TUHAN, padahal TUHAN tidak mengutus mereka, dan mereka menanti 

firman itu digenapi-Nya. 7 Bukankah penglihatan tipuan yang kamu lihat dan 

tenungan bohong yang kamu katakan, kalau kamu berkata: Demikianlah 

firman TUHAN, padahal Aku tidak berbicara? 8 Sebab itu, beginilah firman 

Tuhan ALLAH, oleh sebab  kamu mengatakan kata-kata dusta dan melihat 

perkara-perkara bohong, maka Aku akan menjadi lawanmu, demikianlah 

firman Tuhan ALLAH. 9 Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawan nabi-

nabi yang melihat perkara-perkara yang menipu dan yang mengucapkan 

tenungan-tenungan bohong; mereka tidak termasuk perkumpulan umat-Ku 

dan tidak akan tercatat dalam daftar kaum Israel, dan tidak akan masuk lagi 

di tanah Israel; dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan ALLAH. 

Nabi-nabi palsu, yang dilawan dalam nubuat di sini, sebagian tinggal 

di Yerusalem (Yer. 23:14): Di kalangan para nabi Yerusalem Aku 

melihat ada yang mengerikan. Sebagian dari mereka ada di antara 

orang-orang buangan di Babel, sebab kepada merekalah Yeremia 

menulis (Yer. 29:8, KJV). Janganlah kamu diperdayakan oleh juru-juru 

tenungmu yang ada di tengah-tengahmu. Dan sama seperti nabi-nabi 

Allah, meskipun berada di tempat atau waktu yang jauh satu sama 

lain, memberitakan kebenaran-kebenaran yang sama, yang merupa-

kan bukti bahwa mereka dibimbing oleh Roh baik yang satu dan 

sama, demikian pula nabi-nabi palsu menubuatkan kebohongan-

kebohongan yang sama, sebab  digerakkan oleh roh kesesatan yang 

satu dan sama. Sedikit saja harapan untuk membuat mereka ber-

tobat, sebab mereka begitu mengeras dalam dosa mereka. Sekalipun 

demikian, Yehezkiel harus bernubuat melawan mereka, dengan 

harapan supaya  orang-orang diperingatkan untuk tidak mendengar-

kan mereka. Dengan begitu, sebuah kesaksian pun akan ditinggalkan 

melawan mereka, sehingga mereka akan dibiarkan tanpa ampun. 

Yehezkiel mendapat perintah yang jelas untuk bernubuat mela-

wan nabi-nabi Israel. Demikianlah mereka menyebut diri mereka sen-

diri, seolah-olah tidak ada yang lain selain mereka yang layak me-

nyandang nama nabi-nabi Israel, padahal sebenarnya mereka yaitu 

Kitab Yehezkiel 13:1-9  

penyesat-penyesat Israel. namun  dapat diamati bahwa Israel sebelum-

nya tidak pernah diperdaya oleh orang yang mengaku-ngaku bernu-

buat sampai saat  mereka menolak dan melecehkan nabi-nabi yang 

benar. Sama halnya yang terjadi kemudian, mereka tidak pernah 

tertipu oleh mesias-mesias palsu sampai saat  mereka menolak 

Mesias yang sejati dan menyangkal-Nya. Nabi-nabi palsu ini harus 

dituntut untuk mendengar firman TUHAN. Atas keinginan sendiri 

mereka menyampaikan hal-hal yang menyangkut orang lain seolah-

olah itu datang dari Allah. Sekarang biarlah mereka mendengar hal-

hal yang menyangkut diri mereka sendiri yang memang datang dari 

Allah. Dan sang nabi diperintahkan untuk melakukan dua hal: 

I. Untuk menyingkapkan dosa mereka kepada mereka, dan meng-

insafkan mereka sekiranya itu mungkin, atau kalau tidak, men-

cegah mereka untuk terus berbuat dosa, dengan membuat kebo-

dohan mereka nyata bagi semua orang (2Tim. 3:9). Mereka di sini 

disebut nabi-nabi yang bebal (ay. 3), yaitu orang-orang yang sama 

sekali tidak memahami pekerjaan yang berlagak mereka lakukan. 

Dengan memperbodoh orang banyak, mereka membodohi diri 

mereka sendiri, dan menipu dalam-dalam jiwa mereka sendiri. 

Marilah kita lihat apa yang di sini dituduhkan kepada mereka.  

1. Mereka berlagak mendapat perintah penugasan dari Allah, 

padahal Ia tidak pernah mengutus mereka. Mereka memaksa-

kan diri mengerjakan pekerjaan nabi, tanpa surat perintah 

dari Dia yang yaitu  Tuhan ALLAH dari nabi-nabi kudus. 

Sungguh suatu kebodohan. Sebab bagaimana mereka bisa 

berharap bahwa Allah akan mengakui mereka dalam pekerja-

an yang untuknya Ia tidak pernah memanggil mereka? Mereka 

menjadikan diri mereka nabi dengan sesuka hati (demikian 

dalam tafsiran yang agak luas, ay. 2), mereka menjadikan diri 

mereka sendiri sebagai nabi (ay. 6). Mereka berkata: Demikian-

lah firman TUHAN. Mereka mengaku-ngaku menjadi utusan-

Nya, padahal TUHAN tidak mengutus mereka, tidak memberi 

mereka perintah apa pun. Mereka memalsukan meterai besar 

dari sorga, sebuah penghinaan hebat terhadap umat manusia, 

sebab dengan begitu mereka mencela wahyu ilahi, mengurangi 

kehormatannya, dan melemahkan kepercayaan terhadapnya. 

saat  para pengaku palsu ini didapati sebagai penipu, maka 

orang-orang yang tidak percaya Tuhan dan kafir akan meng-

ambil kesimpulan dari sini, bahwa semua nabi memang begi-

tu. TUHAN tidak mengutus mereka; sebab meskipun mereka 

cukup licik seperti anjing hutan dalam hal-hal lain, dan sangat 

pandai dalam perkara-perkara duniawi, namun mereka yaitu  

nabi-nabi yang bebal dan tidak mengenal serta mengalami 

sendiri perkara-perkara tentang Allah. Perhatikanlah, nabi-

nabi yang bebal bukanlah utusan Allah, sebab siapa yang 

diutus-Nya akan didapati-Nya layak atau dibuat-Nya layak. Di 

mana Ia memberi  perintah penugasan, di situ Ia memberi-

kan hikmat.  

2.  Nabi-nabi palsu itu mengaku-ngaku mendapat petunjuk dari 

Allah, padahal Ia tidak pernah menyatakan diri-Nya dan pikir-

an-Nya kepada mereka: Mereka mengikuti bisikan hati mereka 

sendiri (ay. 3). Mereka menyampaikan pesan yang kata mereka 

berasal dari Allah, padahal itu hanya rekaan mereka sendiri, 

untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri, atau khayalan 

mereka sendiri yang gila dan tidak karuan, untuk melampias-

kan angan-angan. Sebab mereka tidak melihat sesuatu peng-

lihatan, mereka tidak benar-benar mendapat penglihatan sorga-

wi. Mereka mengaku-ngaku bahwa apa yang mereka katakan 

itu firman TUHAN, namun  Allah tidak mengakuinya: “Aku tidak 

berbicara, Aku tidak pernah mengatakannya, tidak pernah me-

maksudkan hal seperti itu.” Apa yang mereka sampaikan bu-

kanlah apa yang telah mereka lihat atau dengar, tidak seperti 

yang disampaikan oleh hamba-hamba Kristus (1Yoh. 1:1), 

melainkan sesuatu yang telah mereka impikan atau yang 

mereka sangka akan menyenangkan orang banyak, sebab  ada 

keuntungan yang ingin mereka dapatkan dari orang-orang itu. 

Hal ini disebut penglihatan menipu dan tenungan bohong (ay. 

6). Mereka mengaku-ngaku telah melihat apa yang tidak mere-

ka lihat, dan menyampaikannya seolah-olah sebagai kebenar-

an ilahi, padahal mereka tahu itu palsu. Demikian pula untuk 

maksud yang sama (ay. 7): Bukankah penglihatan tipuan yang 

kamu lihat dan tenungan bohong yang kamu katakan, yang 

tidak berasal dari yang ilahi dan tidak akan terwujud, namun  

pasti akan terbukti sebagai kebohongan. Di sini kata-katanya 

diubah (ay. 8): Kamu mengatakan kata-kata dusta dan melihat 

perkara-perkara bohong. Apa yang mereka lihat dan apa yang 

mereka katakan semuanya sama saja, palsu belaka. Mereka 

Kitab Yehezkiel 13:1-9

tidak melihat apa pun, tidak mengatakan apa pun, yang ber-

makna, tidak ada yang bisa diandalkan atau pantas diperhati-

kan. Lagi (ay. 9), mereka melihat perkara-perkara yang menipu 

dan tenungan-tenungan bohong. Mereka mengaku-ngaku men-

dapat penglihatan, seperti yang didapat nabi-nabi yang benar, 

padahal sebenarnya mereka tidak mendapat penglihatan sama 

sekali, namun  itu hanya ciptaan khayalan mereka sendiri (mere-

ka menyangka mendapat penglihatan, seperti yang disangka 

orang sinting, yang melihat perkara-perkara yang menipu) atau 

itu yaitu  rekaan dari kelicikan mereka sendiri. Mereka tahu 

bahwa mereka tidak mendapat penglihatan sama sekali, se-

hingga mereka melihat kebohongan, dan tenungan-tenungan 

bohong (Lihat Yer. 23:16, dst.). Perhatikanlah, sebab  Iblis 

sudah dikenal di mana-mana sebagai bapa segala dusta, maka 

orang-orang yang berdusta sungguh tak terbayangkan telah 

menghina Allah, dan menuduh Dia sumber dusta. Orang-

orang yang sudah menggambarkan Iblis dengan sifat Allah, 

dengan menyembah setan-setan, pada puncak kedurhakaan, 

mereka menggambarkan Allah dengan sifat Iblis. 

3.  Mereka tidak berusaha  mencegah penghakiman-penghakiman 

Allah yang mendobrak masuk ke dalam kerajaan. Mereka 

seperti anjing hutan di tengah-tengah reruntuhan, berlari ke 

sana kemari, dan tampak sedang sangat terburu-buru, namun  

itu hanya untuk mencari aman dan selamat sendiri, bukan 

untuk melakukan kebaikan apa pun: Seorang upahan lari, dan 

meninggalkan domba-domba. Mereka seperti anjing hutan yang 

serakah mencari mangsa bagi diri mereka sendiri, licik dan 

kejam dalam mencari makan untuk diri sendiri. namun  (ay. 5), 

“Kamu tidak mempertahankan lobang-lobang pada tembokmu 

dan tidak mendirikan tembok sekeliling rumah Israel. Ada 

lobang dalam pagar-pagar mereka, dan dari situ penghakiman-

penghakiman siap menerjang masuk menimpa mereka, dan 

itulah saatnya, kalaupun itu pernah terjadi, untuk melayani 

kaum Israel. namun  kamu tidak berbuat apa-apa untuk mem-

bantu mereka.” Mereka seharusnya berdoa bagi kaum Israel, 

untuk menjauhkan murka Allah. namun  mereka bukanlah 

nabi-nabi yang pendoa, tidak memiliki  kepentingan di sorga 

atau hubungan dengan sorga, sebagaimana nabi-nabi dahulu 

memilikinya (Kej. 20:7), sehingga tidak bisa membantu kaum 

Israel dengan cara itu. Mereka seharusnya bekerja, melalui 

khotbah dan nasihat, untuk membuat orang-orang bertobat 

dan memperbarui diri, dan dengan demikian mendirikan tem-

bok, dan menghentikan penghakiman-penghakiman Allah. 

namun  hal ini tidak mereka pedulikan: mereka hanya ingin me-

nyenangkan orang-orang, bukan menguntungkan mereka. 

Mereka melihat banjir kecemaran dan kedurhakaan menerjang 

masuk ke negeri itu, berperang melawan kebajikan dan keku-

dusan, dan mengancam akan menghancurkan kedua-duanya 

dan merobohkannya. Pada saat itulah mereka seharusnya 

datang meminta bantuan TUHAN, meminta bantuan TUHAN 

melawan yang kuat, dengan memberi  kesaksian melawan 

kefasikan yang meraja pada masa dan tempat di mana mereka 

hidup. namun  mereka berpikir bahwa pelayanan seperti berdiri 

di lubang tembok untuk menghalangi para penyerang itu 

sungguh berbahaya, dan sebab  itu mereka menolaknya. Me-

reka tidak berbuat apa-apa untuk membendung air pansang, 

tidak berdiri di medan pertempuran untuk melawan perbuatan 

yang tercela dan asusila, namun  dengan hina meninggalkan 

kepentingan agama dan pembaruan, di hari Tuhan, saat  di-

serukan, siapa yang memihak kepada TUHAN? Siapakah yang 

bangkit bagi-Ku melawan orang-orang jahat (Mzm. 94:16). 

Tidak layak disebut sebagai nabi orang-orang yang berbaik 

hati dalam memandang dosa, dan yang sedikit saja semangat-

nya untuk Allah dan kesejahteraan orang banyak.  

4.  Mereka membuai orang banyak dengan harapan yang sia-sia 

bahwa penghakiman-penghakiman yang telah diancamkan 

Allah tidak akan pernah datang. Dengan begitu mereka me-

ngeraskan orang-orang dalam dosa yang seharusnya berusaha 

mereka jauhkan (ay. 6, KJV): Mereka telah membuat orang lain 

berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja, dan mereka 

akan mendapat damai sejahtera, meskipun mereka terus me-

lakukan pelanggaran-pelanggaran mereka. Mereka mengata-

kan bahwa perkataan mereka akan terbukti benar. Mereka 

siap sedia untuk berkata, “Kami menjamin bahwa semua ke-

susahan ini akan segera berakhir, dan kita akan sejahtera 

lagi.” Seolah-olah mereka mau meneguhkan nubuat-nubuat 

palsu, dengan menantang Allah sendiri. 

Kitab Yehezkiel 13:1-9 

II. Sang nabi diperintahkan untuk menyatakan penghakiman-peng-

hakiman Allah terhadap mereka sebab  dosa-dosa ini, dan peng-

akuan mereka sebagai nabi tidak akan meluputkan mereka dari 

penghakiman-penghakiman itu.  

1. Secara umum, di sini ada celaka terhadap mereka (ay. 3), dan 

apa celaka itu kita diberi tahu (ay. 8). Maka, Aku akan menjadi 

lawanmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Perhatikanlah, 

orang-orang yang membuat Allah melawan mereka berada 

dalam keadaan yang celaka. Celaka, seribu kali celaka, bagi 

orang-orang yang telah menjadikan Dia musuh mereka.  

2. Secara khusus, mereka dihukum akan dikucilkan dari semua 

hak istimewa sebagai warga Israel, sebab mereka diputuskan 

telah menghilangkan semua hak istimewa itu (ay. 9): Tangan 

Allah akan teracung melawan mereka, untuk menangkap me-

reka dan membawa mereka ke pengadilan-Nya, untuk meng-

urung mereka jauh-jauh dari hadirat-Nya, dan mereka akan 

mendapati bahwa ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan-

Nya. Mereka mengaku-ngaku sebagai nabi, orang-orang kesa-

yangan sorga, dan diberi wewenang untuk memimpin kumpul-

an jemaat-Nya di bumi. namun  , dengan mengaku-ngaku 

mendapat kehormatan yang tidak berhak mereka dapat, 

mereka justru kehilangan kehormatan yang bisa saja mereka 

nikmati (Mat. 5:19). Hukuman mereka yaitu ,  

(1) Diusir dari persekutuan orang-orang kudus, dan tidak di-

pandang sebagai bagian darinya: Mereka tidak termasuk 

perkumpulan umat-Ku. Kebodohan mereka akan begitu 

jelas dan nyata sehingga mereka tidak akan pernah dimin-

tai petunjuk, tidak pula dimintai nasihat. Mereka tidak 

akan hadir pada setiap perundingan apa pun tentang per-

kara-perkara yang menyangkut kepentingan umum. Atau 

lebih tepatnya, mereka tidak akan berada dalam perkum-

pulan umat Allah untuk beribadah, sebab mereka akan 

malu menunjukkan muka mereka di sana, sesudah  mereka 

terbukti sebagai nabi-nabi palsu, dan, seperti Kain, mereka 

akan pergi dari hadapan TUHAN. Orang-orang yang tertipu 

oleh mereka akan meninggalkan mereka, dan menetapkan 

hati untuk tidak mau lagi berurusan dengan mereka. 

Orang-orang yang sudah merebut kursi Musa tidak akan 

diperkenankan mendapat tempat bahkan sebagai penjaga 

pintu sekalipun. Pada hari penghakiman, mereka tidak akan 

tahan dalam perkumpulan orang benar (Mzm. 1:5), saat  

Allah mengumpulkan orang-orang yang dikasihi-Nya (Mzm. 

50:5, 16), untuk selama-lamanya bersama-sama dengan Dia.  

(2) Dihapus dari kitab kehidupan. Mereka akan mati dalam 

pembuangan mereka, dan akan mati tanpa keturunan. 

Mereka tidak akan meninggalkan keturunan yang akan 

meneruskan nama mereka, dan dengan demikian nama 

mereka tidak akan ditemukan di antara orang-orang atau 

keturunan mereka yang kembali dari Babel. Nama-nama 

orang yang kembali ini tersimpan dalam daftar umum, 

yang disebut daftar kaum Israel, seperti yang kita dapati 

dalam Ezra 2. Mereka tidak akan didapati di antara orang-

orang yang hidup di Yerusalem (Yes. 4:3). Atau mereka 

tidak akan didapati tertulis di antara orang-orang yang 

sejak dari kekekalan telah dipilih Allah untuk menjadi 

bejana-bejana belas kasihan-Nya sampai pada kekekalan. 

Kita membaca tentang orang-orang yang bernubuat demi 

nama Kristus, namun Ia akan memberi tahu mereka bahwa 

Ia tidak pernah mengenal mereka (Mat. 7:22-23), sebab  

mereka tidak termasuk orang-orang yang diberikan kepada-

Nya. Terjemahan bahasa Kasdim membacanya, mereka 

tidak akan tertulis dalam tulisan kehidupan kekal, yang 

ditulis untuk orang-orang benar dari kaum Israel (Lihat 

Mzm. 69:29). 

(3) Dikeluarkan selama-lamanya dari tanah Israel. Allah telah 

bersumpah dalam murka-Nya menyangkut mereka bahwa 

mereka tidak akan pernah masuk dengan orang-orang 

buangan yang kembali ke tanah Kanaan, yang pada kali 

kedua akan menjadi tempat perhentian yang tetap bagi 

mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang menentang mak-

sud ancaman-ancaman Allah, dan tidak mau takut dan 

tergerak olehnya, akan kehilangan keuntungan dari janji-

janji-Nya, dan tidak bisa berharap akan dihibur dan dido-

rong olehnya. 

 

Kitab Yehezkiel 13:10-16 

Penghakiman terhadap Nabi-nabi Palsu;  

Hukuman bagi Nabi-nabi Palsu  

(13:10-16)  

10 Oleh sebab , ya sungguh sebab  mereka menyesatkan umat-Ku dengan 

mengatakan: Damai sejahtera!, padahal sama sekali tidak ada damai sejah-

tera – mereka itu mendirikan tembok dan lihat, mereka mengapurnya –  

11 katakanlah kepada mereka yang mengapur tembok itu: Hujan lebat akan 

membanjir, rambun akan jatuh dan angin tofan akan bertiup! 12 Kalau tem-

bok itu sudah runtuh, apakah orang tidak akan berkata kepadamu: Di mana 

sekarang kapur, yang kamu oleskan itu? 13 Oleh sebab itu beginilah firman 

Tuhan ALLAH: Di dalam amarah-Ku Aku akan membuat angin tofan bertiup 

dan di dalam murka-Ku hujan lebat akan membanjir, dan di dalam amarah-

Ku rambun yang membinasakan akan jatuh. 14 Dan Aku akan meruntuhkan 

tembok yang kamu kapur itu dan merobohkannya ke tanah, supaya  

dasarnya menjadi kelihatan; tembok kota itu akan runtuh dan kamu akan 

tewas di dalamnya. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.  

15 Begitulah Aku akan melampiaskan amarah-Ku atas tembok itu dan kepada 

mereka yang mengapurnya dan Aku akan berkata kepadamu: Lenyap tem-

boknya dan lenyap orang-orang yang mengapurnya, 16 yaitu nabi-nabi Israel 

yang bernubuat tentang Yerusalem dan melihat baginya suatu penglihatan 

mengenai damai sejahtera, padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera, 

demikianlah firman Tuhan ALLAH.” 

Di sini kita mendapati perlakuan yang lebih terang-terangan terha-

dap nabi-nabi palsu, dan beberapa hal lebih jauh tentang hukuman 

yang menimpa mereka. Kita sudah melihat orang banyak dibuat malu 

oleh nabi-nabi palsu (meskipun adakalanya mereka senang terhadap 

nabi-nabi itu) dan mengusir mereka jauh-jauh dengan rasa marah, 

seperti yang mereka lakukan terhadap dewa-dewa palsu mereka. 

Sekarang di sini kita mendapati mereka sama-sama dipermalukan 

dengan nubuat-nubuat palsu para nabi itu, yang selama beberapa 

waktu mereka andalkan dengan sangat yakin. Amatilah, 

I. Bagaimana orang-orang tertipu oleh nabi-nabi palsu. Para pem-

buai itu memperdaya mereka, dengan berkata: Damai sejahtera!, 

padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera (ay. 10). Mereka 

mengaku-ngaku telah melihat suatu penglihatan mengenai damai 

sejahtera (ay. 16). namun  itu tidak mungkin, sebab tidak ada 

damai sejahtera, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Tidak ada 

kesejahteraan yang dirancang untuk mereka, dan sebab  itu tidak 

mungkin ada dasar untuk keamanan mereka. Sekalipun begitu, 

mereka berkata kepada orang-orang bahwa Allah berdamai 

dengan mereka, dan menyediakan belas kasihan bagi mereka, dan 

bahwa perang dengan orang-orang Kasdim yang mereka alami itu 

akan segera berakhir dalam damai yang penuh kehormatan, dan 

negeri mereka akan menikmati masa istirahat dan ketenangan 

yang membahagiakan. Mereka berkata kepada para penyembah 

berhala dan orang-orang berdosa lain bahwa tidak ada ancaman 

atau bahaya di jalan yang mereka tempuh. Demikianlah mereka 

menyesatkan umat Allah. Mereka memperdaya umat Allah, me-

nuntun mereka ke dalam kesalahan, dan menarik mereka jauh-

jauh dari jalan pertobatan dan pembaruan diri, padahal nabi-nabi 

lain berusaha membawa mereka ke situ. Perhatikanlah, orang-

orang yang menyarankan kepada para pendosa sesuatu yang 

cenderung mengurangi kengerian mereka terhadap dosa dan 

ketakutan mereka terhadap Allah, mereka itu yaitu  penyesat-

penyesat yang paling berbahaya. Nah, hal ini dibandingkan de-

ngan membangun tembok yang tipis dan mudah ambruk. Atau, 

menurut perumpamaan Juruselamat kita, yang maksudnya sama 

saja (Mat. 7:26), mendirikan rumah di atas pasir, yang tampak 

sebagai tempat bernaung dan berlindung untuk sementara waktu, 

namun  akan roboh saat  badai datang. Seorang nabi palsu mem-

bangun tembok, mendirikan gagasan bahwa Allah sama sekali 

tidak marah terhadap Yerusalem, melainkan bahwa kota itu akan 

diteguhkan dan terus berkembang, dan menang atas kekuatan-

kekuatan yang tengah mengancamnya. Gagasan ini sangat me-

nyenangkan, dan orang yang memulainya menjadikan dirinya 

disenangi dan disanjung-sanjung oleh semua orang, yang meng-

undang orang lain untuk mengatakan hal yang sama. Mereka 

membuat perkara itu terlihat lebih masuk akal dan menjanjikan. 

Mereka melabur dinding, yang sudah mereka bangun terlebih 

dahulu, namun  mereka melaburnya dengan kapur, barang yang 

rapuh, yang tidak akan mengikat atau melekatkan batu bata. 

Mereka tidak memiliki  dasar bagi apa yang mereka katakan, 

dan juga perkataan mereka tidak sejalan, melainkan seperti tali 

pasir. Mereka tidak memperkuat tembok itu, tidak peduli untuk 

membuatnya kokoh, untuk memastikan bahwa mereka berpijak 

di atas tanah yang kukuh. Mereka hanya melaburnya untuk me-

nyembunyikan celah-celahnya dan membuatnya bagus dipandang 

mata. Dan tembok yang dibangun seperti itu, jika  ditekan, 

apalagi dihantam, akan retak dan goyang, dan roboh secara 

perlahan-lahan. Perhatikanlah, ajaran-ajaran yang tidak berdasar, 

meskipun begitu menyenangkan hati, yang tidak dibangun di atas 

landasan Kitab Suci atau direkatkan kuat-kuat dengan Kitab 

Kitab Yehezkiel 13:10-16  

Suci, meskipun begitu masuk akal, begitu menyenangkan, tidak 

bernilai sama sekali, juga tidak akan bermanfaat sama sekali bagi 

orang. Dan harapan-harapan akan kedamaian dan kebahagiaan 

yang tidak dijamin oleh firman Allah hanya akan menipu orang, 

seperti tembok yang memang dilabur dengan baik, namun  tidak 

dibangun dengan baik. 

II.  Bagaimana mereka akan segera tersadar oleh penghakiman Allah 

yang, kita yakin, sesuai dengan kebenaran.  

1. Allah di dalam amarah akan mendatangkan badai yang me-

ngerikan yang akan menerjang tembok itu dengan keras dan 

ganas. Serangan yang akan digencarkan oleh tentara Kasdim 

terhadap Yehuda, dan pengepungan yang akan mereka gencar-

kan terhadap Yerusalem, akan menjadi seperti hujan lebat 

yang membanjir, atau banjir (seperti yang disebut Salomo se-

bagai hujan deras, namun  tidak memberi makanan, Ams. 28:3), 

akan merobohkan semua yang ada di hadapannya, seperti air 

bah pada zaman Nuh: Rambun, engkau akan jatuh!, persen-

jataan langit, segala hujan es, akan jatuh seperti bola meriam, 

menghajar tembok ini. Dan bersama semuanya itu angin tofan, 

yang ada kalanya begitu kuat sampai memecahkan bukit-bukit 

batu (1Raj. 19:11), apalagi tembok yang tidak dibangun 

dengan baik (ay. 11). namun  apa yang membuat hujan, rambun 

(hujan es – pen.), dan angin ini teramat mengerikan yaitu  

bahwa semua itu timbul dari murka Allah, dan dikuatkan 

olehnya. Murka itulah yang mengirimkan mereka. Murka itu-

lah yang membuat mereka sangat mengerikan (ay. 13). Itu 

yaitu  angin tofan di dalam amarah-Ku, dan di dalam murka-

Ku hujan lebat akan membanjir, dan di dalam amarah-Ku 

rambun yang membinasakan akan jatuh. Kegeraman Nebukad-

nezar dan para pemukanya, yang sangat membenci pengkhia-

natan Zedekia, membuat serangan itu sangat menakutkan, 

namun  itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan murka 

Allah. Mereka menjadi tongkat amarah-Ku (Yes. 10:5). Perhati-

kanlah, Allah yang murka memiliki  angin dan badai yang 

dapat diperintah-Nya untuk memberi  tanda bahaya kepada 

orang-orang berdosa yang merasa aman. Murka-Nya membuat 

angin dan badai itu sungguh-sungguh menakutkan dan dah-

syat. Sebab siapakah yang tahan berdiri di hadapan-Nya saat  

Ia murka?  

2. Badai ini akan meruntuhkan tembok itu: Tembok itu akan 

jatuh, dan angin topan akan mengoyakkannya (ay. 11, KJV), 

rambun akan membinasakannya (ay. 13). Aku akan meruntuh-

kannya (ay. 14) dan merobohkannya ke tanah, sehingga dasar-

nya menjadi kelihatan. Akan tampak betapa palsunya, betapa 

rapuhnya tembok itu, sehingga orang-orang yang membangun-

nya akan dicela dalam nubuat. sesudah  tentara Kasdim men-

jadikan Yehuda dan Yerusalem sunyi sepi, maka nama baik 

nabi-nabi palsu ini, dan harapan-harapan rakyat, akan teng-

gelam bersama-sama. Nabi-nabi palsu akan didapati palsu da-

lam membuai orang banyak, dan rakyat akan didapati bodoh 

dalam membiarkan diri mereka diperdaya oleh nabi-nabi itu, 

dan dengan demikian akan lebih diperhadapkan pada rasa 

malu yang jauh lebih besar, saat  penghakiman akan menge-

jutkan mereka dalam rasa aman mereka. Perhatikanlah, apa 

saja yang disangka manusia akan melindungi diri mereka dari 

penghakiman-penghakiman Allah, sementara mereka terus 

hidup tanpa diperbarui, akan terbukti sebagai perlindungan 

bohong belaka dan tidak akan bermanfaat bagi mereka di hari 

murka (Lih. Yes. 28:17). Amarah manusia tidak dapat meng-

goncangkan apa yang sudah dibanggun Allah (sebab amarah 

orang-orang yang gagah sombong itu seperti angin ribut di 

musim dingin, yang menimbulkan bunyi ribut yang besar, 

namun  tidak pernah membuat tembok bergerak sedikit pun 

(Lihat Yes. 25:4), namun  murka Allah akan menjungkir-balik-

kan apa yang sudah dibangun manusia dalam perlawanan ter-

hadap-Nya. Mereka dan semua usaha  mereka, mereka dan 

semua keamanan mereka yang mengelilingi mereka, akan 

menjadi seperti dinding yang miring dan tembok yang hendak 

roboh (Mzm. 62:4, 11). saat  ramalan-ramalan mereka yang 

sia-sia terbukti salah, dan harapan-harapan mereka yang sia-

sia dikecewakan, maka akan tersingkaplah bahwa tidak ada 

dasar bagi ramalan dan harapan mereka itu (Hab. 3:13). Hari 

Tuhan akan menyatakan apa pekerjaan setiap orang, dan api 

akan mengujinya (1Kor. 3:13).  

3. Para pembangun tembok itu, dan orang-orang yang mengapur-

nya, mereka sendiri akan dikuburkan di dalam reruntuhan-

Kitab Yehezkiel 13:10-16  

nya: Tembok kota itu akan runtuh dan kamu akan tewas di 

dalamnya (ay. 14). Dengan demikian ancaman-ancaman mur-

ka Allah, dan semua maksudnya yang adil, akan terlaksana 

sampai setuntas-tuntasnya, baik atas tembok itu maupun atas 

mereka yang mengapurnya (ay. 15). Penghakiman-penghakim-

an yang sama yang akan membuktikan nabi-nabi palsu itu 

palsu akan menghukum mereka atas kepalsuan mereka. Mere-

ka sendiri akan ikut dalam malapetaka yang menurut mereka 

tidak akan mengancam orang banyak, yang sudah mereka 

buat percaya dengan perkataan mereka. Dan mereka akan 

menjadi tugu peringatan keadilan yang mereka tentang itu. 

Demikianlah, jika orang buta menuntun orang buta, baik 

pemimpin yang buta maupun pengikut yang buta, akan jatuh 

ke dalam lobang. Perhatikanlah, mereka yang menipu orang 

lain pada akhirnya terbukti telah menipu diri sendiri. Dan 

tidak ada hukuman yang lebih menakutkan daripada hukum-

an terhadap hamba-hamba yang tidak setia, yang membuai 

para pendosa dalam dosa-dosa mereka.  

4. Baik para penipu maupun orang-orang yang tertipu, saat  

mereka binasa bersama-sama seperti itu, sewajarnya akan 

ditertawakan dan disorak-soraki (ay. 12): Kalau tembok itu 

sudah runtuh, apakah orang tidak akan berkata kepadamu, 

yaitu mereka yang percaya kepada nabi-nabi yang benar, dan 

takut akan firman Tuhan, “Di mana sekarang kapur, yang 

kamu oleskan itu? Apa jadinya dengan semua kata yang halus 

lembut itu dan janji-janji indah yang dengannya kamu sudah 

membuai sesamamu yang fasik, dan semua jaminan yang 

kamu berikan kepada mereka bahwa masalah-masalah bangsa 

ini akan segera berakhir?” Orang-orang benar akan menertawa-

kannya, Allah yang benar akan menertawakannya. Orang-

orang benar akan menertawakannya, sambil berkata, lihatlah 

orang itu yang tidak menjadikan Allah tempat pengungsiannya 

(Mzm. 52:8-9). Aku juga akan menertawakan celakamu (Ams. 

1:26). Mereka akan berkata kepadamu (ay. 15), “Lenyap tem-

boknya dan lenyap orang-orang yang mengapurnya. Harapan-

harapanmu telah lenyap, bersama orang-orang yang mendu-

kungnya, yaitu nabi-nabi Israel,” (ay. 16). Perhatikanlah, 

orang-orang yang merebut kehormatan yang bukan milik 

mereka akan segera dipenuhi dengan rasa malu yang menjadi 

milik mereka.  

Kesalahan Nabiah-nabiah Palsu 

(13:17-23)  

17 “Engkau anak manusia, tujukanlah mukamu kepada kaum perempuan 

bangsamu yang bernubuat sesuka hatinya saja dan bernubuatlah melawan 

mereka. 18 Katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah dukun-

dukun perempuan, yang mengikatkan tali-tali azimat pada semua pergelang-

an dan mengenakan selubung pada kepala semua orang, tua atau muda, 

untuk menangkap jiwa orang. Apakah kamu hendak menangkap jiwa orang 

yang termasuk umat-Ku dan membiarkan orang-orang lain hidup untuk 

kepentinganmu? 19 Kamu melanggar kekudusan-Ku di tengah-tengah umat-

Ku hanya demi beberapa genggam jelai dan beberapa potong roti, dengan 

membunuh orang-orang yang tidak patut mati, dan membiarkan hidup 

orang-orang yang tidak patut hidup, dalam hal kamu berbohong kepada 

umat-Ku yang sedia mendengar bohong. 20 Oleh sebab itu beginilah firman 

Tuhan ALLAH: Aku akan menentang tali-tali azimatmu, dengan mana kamu 

menangkap jiwa orang dan Aku akan mengoyakkannya dari tanganmu dan 

melepaskan seperti burung-burung, orang-orang yang kamu tangkap. 21 Aku 

akan mengoyakkan selubungmu dan akan melepaskan umat-Ku dari tangan-

mu dan mereka tidak lagi menjadi mangsa di dalam tanganmu. Dan kamu 

akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. 22 Oleh sebab  kamu melemahkan 

hati orang benar dengan dusta, sedang Aku tidak mendukakan hatinya, dan 

sebaliknya kamu mengeraskan hati orang fasik, sehingga ia tidak bertobat 

dari kelakuannya yang fasik itu, dan kamu membiarkan dia hidup. 23 Oleh 

sebab itu kamu tidak lagi melihat perkara-perkara yang menipu dan 

mengucapkan tenungan-tenungan bohong; Aku akan melepaskan umat-Ku 

dari tanganmu dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.” 

Sama seperti Allah telah berjanji bahwa saat  Ia mencurahkan Roh-

Nya atas umat-Nya, anak-anak mereka laki-laki dan perempuan akan 

bernubuat, demikian pula Iblis, saat  ia bertindak sebagai roh dusta 

dan kebohongan, bertindak demikian bukan hanya dalam mulut 

nabi-nabi palsu, melainkan juga dalam mulut nabiah-nabiah palsu. 

Dan orang-orang yang kepadanya di sini sang nabi diperintahkan 

untuk bernubuat yaitu  para penipu. Sebab mereka bukanlah 

musuh-musuh yang begitu keji terhadap kebenaran-kebenaran Allah 

sehingga tidak layak untuk diperhatikan, tidak pula kelemahan kaum 

mereka dapat dijadikan dalih untuk dosa mereka. Dan tidak pula 

kelembutan dan penghormatan yang harus diberikan kepada kaum 

mereka akan membebaskan mereka dari celaan-celaan dan ancaman-

ancaman firman Allah. Tidak: Engkau anak manusia, tujukanlah muka-

mu kepada kaum perempuan bangsamu (ay. 17). Allah tidak berkenan 

mengakui mereka sebagai umat-Nya. Mereka yaitu  bangsamu, seperti

Kitab Yehezkiel 13:17-23 

dalam Keluaran 32:7. Perempuan-perempuan itu mengaku-ngaku 

mendapat roh nubuat, dan mengalunkan lagu yang sama seperti kaum 

laki-laki, seperti nabi-nabi Ahab: Majulah dan engkau akan beruntung. 

Mereka juga bernubuat sesuka hatinya saja. Mereka mengatakan apa 

yang bagus-bagus saja dan apa yang tidak mereka ketahui. Oleh 

sebab  itu bernubuatlah melawan mereka dari mulut Allah sendiri. 

Sang nabi harus menujukan mukanya kepada mereka, dan melihat 

apakah mereka bisa memandang wajahnya dan tetap memegang apa 

yang mereka katakan. Perhatikanlah, saat  orang-orang berdosa 

semakin berlaku sangat kurang ajar, maka sudah waktunya bagi 

para penegur untuk berlaku sangat berani. Sekarang amatilah, 

I.   Bagaimana dosa nabiah-nabiah palsu ini digambarkan, dan apa 

saja dosa-dosanya.  

1.  Mereka sengaja berbohong kepada orang-orang yang meminta 

nasihat kepada mereka, dan yang datang kepada mereka 

untuk dinasihati, untuk diberi tahu mengenai keberuntungan 

mereka: “Kamu berbuat jahat dalam hal kamu berbohong 

kepada umat-Ku yang sedia mendengar bohong (ay. 19). Mere-

ka datang untuk diberi tahu tentang kebenaran, namun  kamu 

memberi tahu mereka kebohongan. Dan, sebab  kamu mem-

buai mereka dalam dosa-dosa mereka, mereka bersedia men-

dengarkan kamu.” Perhatikanlah, sungguh buruk bagi orang-

orang jika  mereka merasa lebih baik mendengarkan kebo-

hongan yang menyenangkan daripada kebenaran yang menya-

kitkan. Dan mereka yang pekerjaannya duduk menunggu 

untuk menipu orang akan tergoda untuk berkata bohong 

jika  mereka mendapati orang bersedia mendengarkan me-

reka, dan mereka juga tergoda untuk berdalih dengan alasan 

ini, Si populus vult decipi, decipiatur – Jika orang-orang mau 

ditipu, biarkan saja mereka.  

2. Mereka mencemarkan nama Allah dengan mengaku-ngaku 

telah menerima kebohongan-kebohongan itu dari Dia (ay. 19): 

“Kamu melanggar kekudusan-Ku di tengah-tengah umat-Ku, 

dan memakai nama-Ku untuk melindungi kebohongan-kebo-

honganmu dan membuatnya dipercaya.” Perhatikanlah, orang-

orang yang memakai nama Allah untuk mengizinkan kebo-

hongan dan kefasikan sangat mencemarkan nama-Nya yang 

kudus. namun  hal ini mereka lakukan hanya demi beberapa 

genggam jelai dan beberapa potong roti. Mereka melakukannya 

untuk mendapat untung. Mereka tidak peduli betapa mereka 

menghina nama Allah dengan dusta mereka, asal saja mereka 

bisa memanfaatkannya untuk kepentingan mereka sendiri. 

Tidak ada yang suci yang tidak akan dicemarkan dan dilacur-

kan oleh orang-orang yang mata duitan, yang dalam diri mere-

ka bertakhta cinta dunia, kalau mereka bisa mendapatkan 

uang dengan perbuatan itu. namun  mereka melakukannya 

demi keuntungan yang tidak seberapa. Jika mereka memang 

tidak bisa mendapat lebih untuk itu, maka daripada hancur 

mereka akan menjual kepadamu nubuat palsu yang akan 

menyenangkanmu demi makanan sebanyak jatah pengemis, 

sepotong roti atau segenggam jelai. Sekalipun demikian, itu 

melebihi nilai dari nubuat palsu itu. Seandainya mereka me-

mintanya sebagai sedekah, demi nama Allah, pasti mereka 

akan mendapatkannya, dan Allah akan dihormati. namun  , 

dengan mengambilnya sebagai upah untuk nubuat palsu, 

nama Allah dicemarkan, dan kecilnya upah itu memperbesar 

pelanggarannya. Untuk sekerat roti orang membuat pelanggaran 

(Ams. 28:21). Seandainya kemiskinan mereka menjadi godaan 

bagi mereka untuk mencuri, dan dengan demikian mencemarkan 

nama Allah, itu tidak akan begitu buruk seperti jika  kemis-

kinan menggoda mereka untuk bernubuat palsu demi nama-

Nya, dan dengan demikian mencemarkan nama-Nya.  

3. Mereka membuat orang tetap merasa takjub, dan menakut-

nakuti mereka dengan kepura-puraan mereka: “Kamu hendak 

menangkap jiwa orang yang termasuk umat-Ku (ay. 18), mem-

buru mereka untuk membuat mereka lari (ay. 20, KJV), memburu 

mereka ke kebun (demikian dalam tafsiran yang agak luas). 

Kamu menggunakan semua keahlian yang kamu miliki untuk 

membujuk atau memaksa mereka pergi ke tempat-tempat di 

mana kamu menyampaikan ramalan-ramalan palsumu. Atau 

kamu sudah begitu berpengaruh atas diri mereka sehingga 

kamu membuat mereka berbuat tepat seperti yang kamu 

inginkan, dan berkuasa dengan lalim atas diri mereka.” Me-

mang salah orang-orang itu sendiri bahwa mereka mendengar-

kan nabi-nabi palsu itu, namun  salah nabi-nabi palsu itu juga-

lah sehingga mereka dengan kebohongan dan kepalsuan mem-

buat orang-orang mendengarkan mereka. Mereka mengaku-

Kitab Yehezkiel 13:17-23  

ngaku menyelamatkan jiwa-jiwa yang datang kepada mereka 

supaya  hidup (ay. 18, KJV). Kalau saja orang mau mendengar-

kan mereka, dan menyumbangkan sesuatu untuk mereka, 

mereka pasti akan selamat. Demikianlah mereka memperdaya 

jiwa-jiwa yang tidak teguh, yang peduli akan keselamatan 

sebagai tujuan mereka, namun  tidak memahami dengan benar 

jalannya, dan sebab  itu mendengarkan orang-orang yang 

amat percaya diri dalam menjanjikannya kepada mereka. 

“namun  apakah kamu akan mengaku-ngaku menyelamatkan 

jiwa, atau menjamin keselamatan, bagi golonganmu sendiri?” 

Mereka yang membuat pengakuan-pengakuan seperti itu 

sewajarnya dicurigai.  

4. Mereka mematahkan semangat orang-orang yang jujur dan 

baik, dan menyemangati orang-orang yang fasik dan cemar: 

Kamu membunuh orang-orang yang tidak patut mati, dan 

membiarkan hidup orang-orang yang tidak patut hidup (ay. 19). 

Hal ini dijelaskan (ay. 22): Kamu melemahkan hati orang benar 

dengan dusta, sedang Aku tidak mendukakan hatinya. sebab  

mereka tidak mau, tidak berani, mengakui kepura-puraanmu, 

maka kamu menggelegarkan penghakiman-penghakiman Allah 

terhadap mereka, yang membuat mereka sangat sedih dan 

susah hati. Kamu menuduh mereka dengan sifat-sifat yang 

menyakitkan hati, untuk membuat mereka tercela atau di-

benci orang, dan mengaku-ngaku melakukannya dalam nama 

Allah, yang membuat mereka pergi berkali-kali dengan hati 

yang sedih. Padahal sudah menjadi kehendak Allah bahwa 

mereka harus dihibur, dan dengan diberi penghormatan, me-

reka akan mendapat dorongan. namun  di sisi lain, dan yang 

lebih buruk lagi, kamu malah mengeraskan hati orang fasik 

dan membuat mereka berani meneruskan kelakuan mereka 

yang fasik dan tidak berbalik darinya, yang diserukan sung-

guh-sungguh oleh nabi-nabi yang benar kepada mereka. 

“Kamu  menjanjikan hidup kepada orang-orang berdosa di ja-

lan-jalan mereka yang berdosa, berkata kepada mereka bahwa 

mereka akan mendapat damai sejahtera meskipun mereka 

terus hidup seperti itu. Dengan begitu, tangan mereka me-

nguat dan hati mereka mengeras.” Menurut sebagian orang, 

hal ini merujuk pada teguran-teguran berat yang mereka lon-

tarkan kepada orang-orang yang dibawa ke dalam pembuang-

an (yang merendah di bawah penderitaan mereka, yang oleh-

nya hati mereka menjadi lemah). Itu juga merujuk pada pujian-

pujian yang mereka berikan kepada orang-orang yang mem-

berontak terhadap raja Babel, yang mengeras dalam kefasikan 

mereka, yang olehnya tangan mereka menguat. Atau dengan 

mencemarkan nama Allah mereka membuat sedih hati orang-

orang baik yang menghargai dan menghormati firman Allah, 

dan menguatkan orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan 

dan kafir yang menghina wahyu ilahi, dan melengkapi mereka 

dengan alasan-alasan untuk menentangnya. Perhatikanlah, 

banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan oleh orang-

orang yang mendukakan roh orang-orang baik dan melemah-

kan tangan mereka. Mereka juga harus bertanggung jawab 

sebab  memuaskan hawa nafsu orang-orang berdosa, dan 

menyemangati mereka untuk melawan Allah dan agama. Tidak 

ada hal lain yang menguatkan tangan orang-orang berdosa se-

lain memberi tahu mereka bahwa mereka dapat diselamatkan 

dalam dosa-dosa mereka tanpa pertobatan, atau bahwa mere-

ka bisa dianggap bertobat meskipun mereka tidak berbalik 

dari kelakuan mereka yang fasik.  

5. Mereka meniru nabi-nabi yang benar, dengan memberi  

tanda-tanda untuk menggambarkan ramalan-ramalan palsu 

mereka (seperti yang dilakukan Hananya, Yer. 28:10), dan tan-

da-tanda itu sesuai dengan kebiasaan kaum mereka. Mereka 

mengikatkan tali-tali azimat pada semua pergelangan, untuk 

menandakan bahwa mereka bisa tenang dan santai, dan tidak 

perlu digelisahkan oleh kekhawatiran-kekhawatiran akan ma-

salah yang mendatangi mereka. Dan mereka mengenakan 

selubung pada kepala semua orang, semua orang dari segala 

usia, muda dan tua, yang dibedakan oleh kedudukan mereka 

(ay. 18). Selubung ini yaitu  lencana kebebasan atau keme-

nangan, yang menyiratkan bahwa mereka tidak hanya akan 

dibebaskan dari orang-orang Kasdim, namun  juga akan menang 

atas mereka. Menurut sebagian orang, ini yaitu  suatu upa-

cara takhayul yang mereka jalankan terhadap orang-orang 

yang mereka ramal. Mereka mempersiapkan orang-orang itu 

untuk menerima ramalan dengan menaruh tali-tali azimat di 

bawah lengan mereka dan selubung di atas kepala mereka, 

untuk meninggikan khayalan-khayalan dan harapan-harapan 

Kitab Yehezkiel 13:17-23  

mereka akan sesuatu yang besar. Atau mungkin ungkapan-

ungkapan itu yaitu  kiasan: mereka melakukan semua yang 

dapat mereka lakukan untuk membuat orang merasa aman, 

yang ditandakan dengan menenangkan hati mereka, dan un-

tuk membuat orang berbangga hati, yang ditandakan dengan 

mengenakan selubung yang indah pada mereka, yang mung-

kin ditaruh atau disulam di atas kepala mereka. 

II. Bagaimana murka Allah terhadap mereka dinyatakan. Inilah celaka 

untuk mereka (ay. 18), dan Allah menyatakan diri-Nya melawan 

cara-cara yang mereka pakai untuk memperdaya dan menipu (ay. 

20). namun  jalan apa yang akan diambil Allah terhadap mereka?  

1. Mereka akan dipermalukan dalam usaha -usaha  mereka, dan 

tidak bisa meneruskannya lagi. Sebab (ay. 23) kamu tidak akan 

lagi melihat perkara-perkara yang menipu dan mengucapkan 

tenungan-tenungan bohong. Bukan berarti bahwa mereka sen-

diri akan melepaskan kepura-puraan mereka dengan cara ber-

tobat, melainkan bahwa saat  kebohongan mereka menjadi 

nyata, mereka akan terdiam sebab  malu. Atau khayalan-kha-

yalan dan bayangan-bayangan mereka tidak akan dicondong-

kan untuk menerima kesan-kesan yang mendukung khayalan 

dan bayangan itu dalam tenungan-tenungan mereka, seperti 

yang sudah-sudah. Atau mereka sendiri akan dibinasakan.  

2. Umat Allah akan dilepaskan dari tangan mereka. saat  umat 

Allah melihat bahwa mereka telah diperdaya oleh nabi-nabi 

palsu itu sehingga mempercayai damai sejahtera yang palsu 

dan sorganya orang bodoh, maka mereka pun akan berbalik 

dari nabi-nabi itu dan memandang rendah ramalan-ramalan 

mereka. Mereka akan meninggalkan nabi-nabi itu saat  dosa 

meninggalkan nabi-nabi itu, sekalipun mereka sendiri tidak 

mau. Dengan begitu umat tidak lagi melihat perkara-perkara 

yang menipu dan mengucapkan tenungan-tenungan bohong. 

Orang benar tidak akan lagi dibuat sedih olehnya, tidak pula 

orang fasik akan dikuatkan: Tali-tali azimat akan dikoyakkan 

dari tangan mereka dan selubung dari kepala mereka. Kesa-

lahan-kesalahan akan disingkapkan, tipuan-tipuan mereka 

akan diketahui, dan umat Allah tidak akan lagi ada di tangan 

mereka, untuk diburu seperti sebelumnya. Perhatikanlah, 

suatu rahmat yang besar jika kita dilepaskan dari pikiran dan 

ketakutan terhadap orang-orang yang dengan mengaku-ngaku 

memiliki  wewenang ilahi, memperdaya dan berkuasa 

dengan lalim atas hati nurani kita. Mereka ini memperbudak 

jiwa dengan berkata, tunduklah, supaya  kami lewat menginjak 

kamu! Di lain pihak, orang-orang yang suka merebut kuasa 

akan merasakan kesedihan yang pedih jika kuasa mereka di-

hancurkan dan mangsa mereka dilepaskan. Dan, saat  Allah 

melakukan hal ini, Ia menunjukkan bahwa Ia yaitu  Tuhan, 

bahwa sudah menjadi hak istimewa-Nya untuk memberi hu-

kum kepada jiwa-jiwa. 

 

 

 

 

PASAL 14  

endengarkan Firman Tuhan dan berdoa yaitu  dua perintah 

agung Allah. Dengan melakukannya, kita memberi penghormat-

an kepada Allah dan boleh berharap mendapat kasih karunia serta 

penerimaan-Nya. Namun, dalam pasal ini, yang mengejutkan, kita 

melihat ada orang yang menantikan Allah dengan mendengarkan 

Firman, ada pula yang dengan berdoa, namun  tidak berhasil menemu-

kan apa-apa seperti yang mereka harapkan.  

I. Tua-tua Israel datang untuk mendengarkan Firman, dan me-

minta petunjuk dari sang nabi, namun , sebab  mereka tidak 

benar-benar layak, mereka malah mendapat hardikan dan 

bukan penerimaan (ay. 1-5). Mereka diminta untuk bertobat 

dari dosa-dosa mereka serta memperbarui hidup mereka, 

atau mereka harus menanggung akibatnya sebab  meminta 

petunjuk Allah (ay. 6-11).  

II. Nuh, Daniel, dan Ayub, pastilah berdoa untuk bangsa ini, 

namun, sebab  titah sudah dikeluarkan, dan penghancuran 

mereka sudah ditetapkan dengan berbagai-bagai penghakim-

an, doa mereka tidak akan dijawab (ay. 12-21). Meskipun 

demikian, janji diberikan bahwa pada bagian akhir pasal ini, 

akan ada sisa yang terluput (ay. 22-23).  

Tua-tua Israel Dihardik;  

Pembicaraan Sang Nabi dengan Tua-tua Israel  

(14:1-11) 

1  Sesudah itu datanglah kepadaku beberapa orang dari tua-tua Israel dan 

duduk di hadapanku. 2 Maka datanglah firman TUHAN kepadaku: 3 “Hai 

anak manusia, orang-orang ini menjunjung berhala-berhala mereka dalam 

hatinya dan menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang menja-

tuhkan mereka ke dalam kesalahan. Apakah Aku mau mereka meminta pe-

tunjuk dari pada-Ku? 4 Oleh sebab itu berbicaralah kepada mereka dan kata-

kan: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Setiap orang dari kaum Israel yang 

menjunjung berhala-berhalanya dalam hatinya dan menempatkan di hadap-

annya batu sandungan yang menjatuhkannya ke dalam kesalahan, lalu 

datang menemui nabi – Aku, TUHAN sendiri akan menjawab dia oleh sebab  

berhala-berhalanya yang banyak itu, 5 supaya  Aku memikat hati kaum Israel, 

yang seluruhnya sudah menyimpang dari pada-Ku dengan mengikuti segala 

berhala-berhala mereka. 6 Oleh sebab  itu katakanlah kepada kaum Israel: 

Beginilah firman Tuhan ALLAH: Bertobatlah dan berpalinglah dari berhala-

berhalamu dan palingkanlah mukamu dari segala perbuatan-perbuatanmu 

yang keji. 7 sebab  setiap orang, baik dari kaum Israel maupun dari orang-

orang asing yang tinggal di tengah-tengah Israel, yang menyimpang dari 

pada-Ku dan menjunjung berhala-berhalanya dalam hatinya dan menempat-

kan di hadapannya batu sandungan, yang menjatuhkannya ke dalam kesa-

lahan, lalu datang menemui nabi untuk meminta petunjuk dari pada-Ku 

baginya – Aku, TUHAN sendiri akan menjawab dia. 8 Aku sendiri akan me-

nentang orang itu dan Aku akan membuat dia menjadi lambang dan kiasan 

dan melenyapkannya dari tengah-tengah umat-Ku. Dan kamu akan mengeta-

hui bahwa Akulah TUHAN. 9  Jikalau nabi itu membiarkan dirinya tergoda 

dengan mengatakan suatu ucapan – Aku, TUHAN yang menggoda nabi itu – 

maka Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawan dia dan memunahkan-

nya dari tengah-tengah umat-Ku Israel. 10 Mereka akan menanggung kesa-

lahannya sendiri, baik yang meminta petunjuk maupun nabi, 11 supaya  

kaum Israel jangan lagi sesat dari pada-Ku dan jangan lagi menajiskan 

dirinya dengan segala pelanggaran mereka; dengan demikian mereka akan 

menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka, demikianlah firman 

Tuhan ALLAH.” 

Di sini diceritakan,  

I.  Pembicaraan yang dilakukan beberapa tua-tua Israel dengan sang 

nabi, sebagai juru bicara Allah, untuk meminta petunjuk Tuhan 

darinya. Mereka datang dan duduk di hadapannya (ay. 1). Ke-

mungkinan mereka tidak termasuk orang-orang yang sekarang 

bersama dengannya di pembuangan, dan selalu datang ke pela-

yanannya (seperti orang-orang yang kita baca di pasal 8:1), namun  

orang-orang yang sesekali datang mendengarkannya, beberapa 

pembesar di Yerusalem yang datang sebab  suatu urusan ke 

Babel, mungkin untuk urusan rakyat, sebagai utusan raja. Dan 

dalam perjalanan mereka, mereka mengunjungi sang nabi, sesudah  

banyak mendengar tentang dia, dan sebab  ingin mengetahui 

apakah sang nabi mendapat pesan dari Allah, yang dapat menjadi 

tuntunan bagi mereka dalam menyelesaikan urusan mereka. 

Melihat jawaban keras yang diberikan kepada mereka, orang 

menduga bahwa mereka berencana untuk menjebak sang nabi, 

atau mencoba menangkap setiap perkataan kalau-kalau ada yang 

bertentangan dengan nubuat-nubuat Yeremia, sehingga mereka

Kitab Yehezkiel 14:1-11  

 mendapat kesempatan untuk mencela kedua nabi itu. Meskipun 

demikian, mereka datang seolah-olah sebagai orang biasa, me-

muji-muji sang nabi, dan duduk dengan bersahaja di hadapan-

nya, seperti layaknya umat Allah. Perhatikanlah, bukanlah hal 

baru kita melihat orang jahat memperlihatkan perilaku-perilaku 

agama yang dari luar saja tampak benar.  

II.  Pernyataan yang secara pribadi diberikan Allah kepada sang nabi 

mengenai mereka. Mereka itu orang asing bagi sang nabi. Ia 

hanya tahu bahwa mereka itu tua-tua Israel. Itulah ciri-ciri yang 

mereka tunjukkan, dan sebab  itu, ia menerima mereka dengan 

hormat, dan mungkin, dengan senang hati sebab  melihat mereka 

begitu bersahabat. Namun, Allah mengungkapkan kepadanya 

watak mereka yang sebenarnya (ay. 3). Mereka itu penyembah 

berhala. Mereka datang kepada Yehezkiel seperti mendatangi 

juru-juru bicara allah-allah palsu, untuk memuaskan keinginta-

huan mereka saja. Oleh sebab  itu, Allah bertanya kepada sang 

nabi, apakah menurutnya mereka layak diberi suatu dukungan 

atau dorongan: “Apakah Aku mau mereka meminta petunjuk dari 

pada-Ku? Apakah aku harus menerima permohonan mereka 

sebagai suatu kehormatan bagi-Ku, atau menjawab mereka untuk 

memuaskan hati mereka? Tidak, mereka tidak punya alasan 

untuk berharap demikian.” Sebab,  

1. Mereka menjunjung berhala-berhala mereka dalam hatinya. 

Mereka bukan hanya memiliki berhala-berhala, namun  juga 

jatuh cinta kepadanya, tergila-gila padanya, bahkan menikah 

dengannya. Mereka menempatkan berhala-berhala itu begitu 

dekat dengan hati mereka, mencurahkan segenap perasaan 

dan perhatian padanya sampai tidak mau berpisah lagi. Ber-

hala-berhala itu mereka tempatkan di rumah mereka. Meski-

pun mereka sekarang berada jauh dari kamar tempat ukiran-

ukiran mereka, namun mereka membawanya dalam hati mere-

ka, dan mereka selalu dan segera menyembahnya dalam 

angan-angan dan khayalan mereka. Mereka meninggikan ber-

hala-berhala itu dalam hatinya (demikianlah arti kata yang 

dipakai). Mereka menundukkan hati mereka kepada berhala-

berhala mereka, dan berhala-berhala itu bertakhta di sana. 

Bisa juga, saat  mereka datang meminta petunjuk sang nabi, 

mereka bertindak seperti sudah menjauhkan berhala-berhala 

mereka, namun  itu hanya pura-pura. Mereka masih memiliki 

berhala-berhala itu dengan sembunyi-sembunyi. Mereka me-

nyimpan berhala-berhala itu dalam hatinya. Dan kalaupun 

mereka meninggalkan berhala-berhala itu sesaat lamanya, itu 

hanyalah cum animo revertendi – dengan maksud untuk kem-

bali kepadanya, bukan untuk berpisah selamanya. Atau, 

penyembahan berhala itu bisa juga penyembahan berhala 

rohani, yaitu orang-orang yang menaruh perhatian dan pera-

saannya pada kekayaan dunia dan pemuasan nafsu, yang 

allahnya ialah uangnya, Tuhan mereka ialah perut mereka, me-

reka menjunjung berhala-berhala mereka dalam hatinya. Ba-

nyak orang yang tidak memiliki berhala-berhala di tempat iba-

dahnya, namun  memilikinya di dalam hati mereka, yang sama 

saja dengan merebut takhta Allah dan menajiskan nama-Nya. 

Anak-anakku, waspyaitu  terhadap segala berhala itu. 

2. Mereka menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, 

yang menjatuhkan mereka ke dalam kesalahan. Perak dan 

emas mereka disebut batu sandungan yang menjatuhkan mere-

ka ke dalam kesalahan (7:19), berhala-berhala perak mereka 

dan berhala-berhala emas mereka. Oleh keindahan perak dan 

emas itulah mereka dipikat ke dalam penyembahan berhala, 

maka perak dan emas itulah batu yang menyebabkan mereka 

tersandung dan jatuh ke dalam dosa itu. Bisa juga dikatakan, 

kesalahan merekalah batu sandungan mereka, yang men-

dorong mereka, sehingga mereka jatuh ke dalam kehancuran. 

Perhatikanlah, orang berdosa mencobai dirinya sendiri (tiap-

tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, sebab  ia diseret 

dan dipikat olehnya) sehingga mereka menjadi penghancur 

dirinya sendiri. Jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah 

orang yang akan menanggungnya. Demikianlah, mereka me-

nempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang menja-

tuhkan mereka ke dalam kesalahan. Mereka tersandung kare-

na batu itu meskipun mereka melihatnya di depan mata 

mereka.  Tersirat bahwa mereka sudah bertekad untuk terus 

berbuat dosa, apa pun akibatnya. Sebab aku cinta kepada 

orang-orang asing, jadi aku mau mengikuti mereka. Inilah yang 

bertutur di lubuk hati mereka. Dan akankah Allah mau dimin-

tai petunjuk oleh orang-orang sebejat ini? Bukankah mereka 

malah memberi  penghinaan kepada-Nya daripada penghor-

Kitab Yehezkiel 14:1-11 

matan, seperti orang-orang yang berlutut di hadapan Kristus 

dan mengolok-olok Dia. Dapatkah orang-orang yang terus mela-

kukan tindakan yang melawan Allah ini mengharapkan jawaban 

damai sejahtera dari-Nya? “Yehezkiel, bagaimana menurutmu?” 

III. Jawaban yang Allah perintahkan kepada Yehezkiel, dalam kema-

rahan-Nya yang adil, untuk disampaikan kepada mereka (ay. 4). 

Biarlah mereka mengetahui bahwa bukan sebab  memandang 

rendah pribadi mereka sehingga Allah tidak mau memberi jawab-

an. namun  sudah menjadi peraturan bagi setiap orang dari kaum 

Israel, bahwa siapa pun dia, jika ia terus mengasihi dan ber-

sekutu dengan berhala-berhalanya, dan datang meminta petunjuk 

Allah, maka Allah akan murka dan memandangnya sebagai peng-

hinaan terhadap-Nya, dan akan menjawab dia menurut kesalah-

annya, bukan menurut kesalehannya yang palsu. Ia datang 

menemui nabi yang ia kira akan berlaku ramah kepadanya, 

namun Allah akan memberi jawaban-Nya kepadanya, dan meng-

hukumnya atas kelancangannya: Aku, TUHAN, yang berfirman, 

maka semuanya jadi, Aku, TUHAN sendiri akan menjawab dia oleh 

sebab  berhala-berhalanya yang banyak itu. Amatilah, orang-

orang yang menjunjung berhala-berhala mereka dalam hatinya, 

dan mencondongkan hatinya pada berhala-berhala mereka, biasa-

nya memiliki banyak berhala. Terhadap penyembah yang rendah 

hati Allah menjawab menurut kebesaran kasih setia-Nya, namun  

terhadap penyusup yang lancang Allah menjawab


Related Posts:

  • Yehezkiel 8 , yang datang untuk berlindung di sana, akan makan makanannya dengan hati yang cemas dan minum air dengan hati yang gundah-gulana, entah sebab  mereka takut makanan itu tidak akan bertahan lama,… Read More