arasi singasana allah 7


  Husaini (hal. 34); Ad-Durar Al

Kaminah (3/426\; Tadzkirat N Huffazh karya As-Suyuthi (517-518).

Al Arasy (Singgasana Allah) 

391

Ilmu qira'ah dan ilmu hadits. Untuk itu ia belajar kepada

para pembesar ulama qira'ah di masanya, hingga ia menguasai

bidang ini, pokok-pokoknya dan masalah-masalahnya, yang

membuatnya sejajar dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz

Ad-Dimyathi -yang termasuk kalangan muqri yang bagus-,

sehingga ia menyerahkan halaqahnya di Masjid Al Umawi di saat

sakitnya, yang kemudian ia meninggal di dalam sakitnya itu, pada

tahun 693 Y1.sza

Namun Adz-Dzahabi tidak melanjutkan aktifitas itu kecuali

hampir setahun karena kesibukannya dengan rihlahnya (berkelana)

dalam menunfut i1*.r.575

As-Suyuthi berkata mengenainya, "la membaca dengan

tujuh (macam qira'ah), dan orang-orang menyimaknya."576

Tentang ilmu hadits, Adz-Dzahabi memiliki perhatian besar

terhadapnya, yang mana ini memperhatikannya dengan seksama

hingga ilmu ini menyibukkannya sepanjang hidunya. Adz-Dzahabi

telah mendengarkan ratusan kitab dan juz-juz hadits, ini bila dilihat

di dalam Mujam Syyklrnya (Al Mu'jam Al Kabil, yang

menunjukkan keluasan pengkajiannya dan lebatnya ilmu yang

diraihnya pada bidang ini, di samping hasil yang menunjukkan

kedudukannya yang tinggi dan perannya yang luhur di kalangan

para pengkaji bidang ini.

As-Suyuthi berkata mengenainya, "la belajar hadits ketika

berusia delapan belas tahun, lalu ia mendengar dari banyak orang,

mengadakan berbagai perjalanan, berfokus kepada bidang ini dan

574 Mu'jam Asy-Syuyukh (2/218-279 (biografi no. 769).

575 7,4u',i1u141 Qura'(hal. 600).

s76 Thabaqar N Huffazh (hal. 518).

392 

Al Arasr (Singgasana Allah)

bersusah payah untuk ini, serta mendedikasikan dirinya untuk ini

hingga kakinya benar-benar terpancang di dalamnya."577

Kendati Adz-Dzahabi mendalami ilmu qira'ah dan hadits di

masa tersebut, namun ia tidak mengesampingkan ilmu-ilmu bahasa

Arab, sastra dan tarikh (sejarah), karena ia juga belajar nahwu,

sehingga ia memperdengarkan Al HaiibiSyah kepada gunrnya'

Muwaffaquddin Abu Abdullah Muhammad bin Abu Al Ala An-

Nashibi, yang wafat pada tahun 695 y1-5za

Disamping itu ia juga belajar kepada guru bahasa Arab dan

imamnya ahli sastra di Mesir saat itu, Syaikh Muhammad bin

Ibrahim bin An-Nuhas Al Halabi yang wafat pada tahun 699.s79

"Di samping itu ia juga mendengarkan banyak himpunan

syair, bahasa dan sastra,"s8o ia juga pandai bersyair dan

membuatnya.

"la juga mengkaji kitab-kitab sejarah (tarikh), sehingga ia

mendengar banyak hal dari para gunrnya mengenai kisah-kisah

peperangan, siroh, sejarah umum, mu'jam para gunr, dan kitab-

kitab biografi lainnya. "581

Intinya: Di masa belajamya, Adz-Dzahabi mengkaji banyak

ilmu agama di samping ilmu-ilmu lain yang dibutuhkannya, yaitr-r

ilmu alat dan serupanya sebagai ilmu-ilmu pendukung tanpa

menghentikan aktifitas belajar dan mendengar sepanjang

hidupnya. Hal ini ditunjukkan oleh mu'jam-mu'jam para gurunya

dan karya-karya tulisnya hasil dari mendengamya, yang

577 Tudrki,'ut Al Huffazh karya As-Suyuthi (hal 518)-

578 Mu'jam Asysyuwkh{2/323-324 (brografi no' 895)

57e 1614. (Z/t36-137 (biografi no. 659).

580 14rru641-u6 Siyar A'lam An-Nubala' (L/321.

581 16i6. (7/32).

AlArasy (SinggasanaAllah) 

393

menegaskan pengkajiannya terhadap sejumlah besar karangan-

karangan dalam masalah akidah, tafsir, hadits, fikih, tarikh,

bahasa, sastra dan lain{ain.

Pencapaian yang luas ini direfleksikan dalam karya-

karyanya yang menunjukkan keluasan kajiannya dan berlimpahnya

hasil yang diperolehnya di samping kekuatan dan penguasaannya

pada berbagai disipilin ilmu.

Kefujuh: Perjalanannya dalam memrntut ilmu

Kendati sebagaimana telah kami kemukakan, bahwa

ayahnya Adz-Dzahabi pemah melarangnya bepergian dan

melakukan penjelajahan dalam menuntut ilmu ketika di masa

mudanya, namun larangan itu tidak mutlak, karena ayahnya

membolehkannya melakukan rihlah-rihlah pendek, yang dari sifu

memungkinkannya berjumpa dengan sebagian ulama di luar

lingkup negerinya, Damaskus. Di antara rihlah-rihlah yang

dilakukannya di masa hidup ayahnya adalah rihlahnya ke sebagian

negeri Syam, di antaranya: Ba'labak, halab, Himsh, Humat,

Tharabulus, Al Kark, Al Ma'arrah, Bushra, Nabulus, Ar-Ramlah, Al

Quds dan Tabuk.s82

Namun rihlahnya yang paling menonjol di masa ini adalah

ke Mesir, yang mana ia mengunjunginya di masa dari Rajab hingga

Dzulqa'dah, tahun 695 H, dengan melewati Palestina. Ia telah

berjanji kepada ayahnya untuk tidak melakukan rihlah ini lebih dari

empat 611r',.583 Karena itulah rihlahnya tidak pemah lama,

namun demikian banyak mendatangkan manfaat karena ia

mendengar dari banyak gurunya dan para pembesar ulamanya.

582 14uru44i.u6 Silar Alam An-Nubala' (7/26).

583 14u',i1u7 41 Quna'(hal. 558).

394 

Al Arasy (Singgasana Allah)

Pada tahun 698 H, yakni setelah ayahnya wafat, Adz-

Dzahabi pergi untuk berhaji, dan mendengar ilmu di Makkah,

Arafah, Mina dan Madinah dari banyak syaikh-584

Sebagaimana rihlah-rihlah lainnya di masa itu, maka itu

terbatas hanya di wilayah negeri-negeri Syam.

Ibnu Ash-shafadi berkata mengenainya, "la mengadakan

perjalanan, dan mendengar di Damasku, Ba'labak, Himsh, Humat,

Halab, Tharabulus, Nabulus, Ar-Ramlah, Bilbis, Kairo,

Iskandariyah, Hilaz, Quds dan lain-lair',. "585

Kedelapan: Guru-Gumnya

Ash-Shafadi menyebutkan, bahwa jumlah guru-guru Adz-

Dzahabi mencapai tiga rafus ribu guru.586

Adz-Dzahabi berambisi mencatat nama-nama para gurunya

yang memberi rekomendasi melalui cara mendengar atau ijazah.

Maka ia pun menulis Mu'iam Asy-Syuykh Al Kabir, Al Ausath

dan Ash-Shaghir (Al-Lat114.saz Mu'iam Asy-Syuyukh Al Kabir

telah dicetak dengan tahqiq Dr. Muhammad Al Habib Al Hailah.

Adz-Dzahabi berkata di dalam muqaddimahnya, "Amma

ba'd. lnl adalah mu'jam seorang hamba nan miskin, Muhammad

bin Ahmad bin (Jsman" hingga ia mengatakan, "mencakup

penyebutan orang-orang yang pernah aku temui, atau menuliskan

ijazah kepadaku di masa kecil, namun banyak pemberi ijazah

kepadaku di masa dewasa yang tidak tercantum, karena

ss Muqaddimah Siyar A'lam An-Nubala' (1/31).

585 Nuliat Al Himyan (hal 242); l)h. Syadant Adz-Dzahab (6/154-155\;

Dail Tadzkirat Al Huffazh (hal. 34).

su6 Nukat Al Himyan (hal. 243).

s87 Naskahnya terdapat di Azh-Zhahinwh (himpunan 12).

AlArasy (SinggasanaAllah) 

395

adakalanya seseorang memberiku ijazah namun aku tidak

mengetahuinya, berbeda halnya bila aku mendengarnya langsung

darinya, maka aku mengetahuinya. "5S8

Kita tidak sedang menyebutkan jumlah yang sangat besar

dari guru-gumnya Adz-Dzahabi, namun kami hendak

mengisyaratkan bahwa Adz-Dzahabi setara dengan tiga tokoh

masyhur di masanya, yang namanya terdengar ke berbagai ufuk,

yaitu:

1. Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiyah (661-

728H\.

2. Al Allamah Al Hafizh Jamaluddin Yusuf bin Abdurrahman

Al Mizzi (654-742 Hl.

3. Al Allamah Al Hafizh Alamuddin Al Qasim bin Muhammad

Al Barzali (665-739 H).

Adz-Dzahabi bergaul dan berinteraksi dengan mereka. Adz-

Dzahabi adalah yang paling muda di antara mereka, sementara

Abu Al Jajjaj Al Mizzai adalah yang paling tua di antara mereka.

Sebagian mereka membacakan kepada sebagian lainnya, jadi

mereka adalah para gunr dan teman di waktu yang sama. Mereka

disatukan oleh berpegang teguh dengan akidah salaf shalih, dan

keinginan kuat untuk mengajarkannya dan menyebarkannya, serta

membelanya, dan kecintaan mereka kepada ilmu hadits dan

menyibukkan diri dengannya serta anhrsiasme mereka unfuk

mengikuti jejak para salaf nan shalih.

s8 Mu'iam Asy-Sgyukh At Kabir (7/721. Muhaqqiq kitab ini menyebutkan

(bahwa jumlah yang teicantum di dalam kitab ini sebanyak 1042 biografi (sesuai

i"rrgu., naskah Daml Kutub Al Mishri!ryah. Adapun naskah Istambul terdiri dari

1278 biografi.

395 

Al ArasY (Singgasana Allah)

Pada persahabatan ifu meninggalkan dampak yang kuat

terhadap kepribadian Adz-Dzahabi dan karakter ilmunya, dan itu

tampak jelas di dalam hrlisan-tulisannya.

Yang membantu membenfuk Adz-Dzahabi unfuk hubungan

yang kuat dengan para tokoh ifu -kendati usianya terpaut cukup

jauh, karena perbedaan usianya dengan Al Mizzi adalah sembilan

belas tahun, dan usianya dengan usia Ibnu Taimiyah terpaut dua

belas tahun- adalah apa yang Allah anugerahkan kepadanya yang

berupa kecerdasakan dan kekuatan hafalan. Ini hal yang

membantunya berinteraksi dengan para tokoh dan berdampingan

dengan mereka kendati mereka memiki kelebihan ilmu yang luas

dan kecerdasan yang menonjol.

Adz-Dzahabi telah memuji para tokoh kenamaan itu di

dalam fulisan-tuilsannya dan mengakui keutamaan dan kesanfunan

mereka.589

Kesembilan: Stafus Keilmuannya dan Sanjungan

Ulama Terhadapnya

Adz-Dzahabi mencapai tingkat imamah (kepemimpinan) di

sejumlah bidang ilmu, karena ia adalah imam dalam bidang ilmu

qira'ah, imam dalam bidang ilmu-ilmu hadits, dan imam dalam

bidang ilmu tarikh (sejarah).

Mengenai bidang ilmu qira'ah:

Ibnu Nashiruddin yang wafat pada tahun 842 H berkata

mengenainya, "la seorang imam dalam bidang qira'ah."sgo

s8e Mu'jam AsySgyukh (l/56-57 , 2/715-ll7 , dan 2/389-390).

AlArasy (SinggasanaAllah) 

- 3;g7

Ibnu Al Jauzi berkata, "seorang ustadz, tsiqah lagi

6naut."591

Adz-Dzahabi mendalami bidang ini di masa permulaan dari

kehidupannya. Di antara karya-karyanya dalam bidang ini adalah

kitab At-Talwihat fi 'Ilm Al Qira 'af, kitab Ma'ifat Al Qurra' Al

Kitab ala Ath-Thabaqat lbni Sa'd, wa Al A'shar. Namun demikian,

kendati ia menguasai bidang ini, namun ia tidak memfokuskan diri

padanya sebagaimana yang disebutkan oleh lbnu Al Jauzi.592

Mungkin hal itu disebabkan oleh kesibukannya dengan ilmu-ilmu

hadits.

Mengenai bidang ilmu hadits,

Adz-Dzahabi mendedikasikan diri dalam bidang ilmu-ilmu

hadits, dan mayoritas karangannya mengenai bidang ini, dan

karangan-karangannya diterima manusia. Ibnu Hajar berkata,

"Manusia menyukai karangan-karangannya, dan karena itu mereka

berpergian kepadanya, dan mendapatkannya secara langsung

melalui pembacaan, penyalinan dan mendenga.Lutr."593 Hal ini

tidak aneh, karena Al Imam Adz-Dzahabi telah mencapai

kedudukan yang tinggi dan derajat yang luhur disebabkan apa

yang dianugerahkan Allah kepadanya yang berupa sifat-sfiat dan

kekhususan-kekhususan ilmiah yang menonjolkannya. Simaklah

apa yang dikemukakan oleh sebagian muridnya -yaitu Shalahuddin

Ash-Shafadi-, yang mana ia berkata, "Muhammad bin Ahmad bin

Utsman bin Qayimaz, Asy-Syaikh Al Imam Al Allamah Al Hafizh,

seo Ar-Radd Al wafirhal.3l't.

set 61',uu27 4n-Nihayah fi Thabaqat Al Quna' (2/7L1.

5e2 16i4.

5e3 44-Puo Al Kaminah(3/4271.

398 - Al Arasy (Singgasana Allah)

Abu Abdullah Adz-Dzahabi, adalah seorang hafizh yang tidak

tertandingi, seorang pengucap hadits yang tidak tersaingi, teliti

dalam hadits dan para perawinya, mengerti cacatnya dan

perihalnya, mengetahui biografi orang-orang, menghilangkan

kesamaran dan ketidak jelasan di dalam sejarah-sejarah mereka, di

samping ketajaman pandangan yang ditopang kecerdasannya,

yang penisbatannya kepada emas, menghimpun banyak ilmu,

memberi manfaat yang sangat banyak, membuat banyak karya,

meringkas karya-karya yang panjang," hingga ia mengatakan,

"dan aku tidak menemukan di sisinya kekakuan para muhaddits

dan tidak pula kekacauan penukilan. Bahkan ia sangat tajam

pandangannya, ia memiliki kedudukan terkait pendapat orang-

orang, madzhab-madzhab para imam salaf dan para penyandang

ungkapan. Aku kagum apa yang dilakuknnya di dalam karya-

karyanya, yang mana tidaklah ia melewatkan suatu hadits pun

yang dikemukakannya kecuali mejelaskan kelemahan matatnya

atau kegelapan sanadnya, atau cela pada perawinya. Hal ini tidak

pemah aku lihat pada seorarlg pun yang melakukan faidah ini

terhadap apa yang dikemukakdnny6."594

Keimaman Adz-Dzahabi dalam bidang ini tidak

diperselisihkan, karena itu As-Suyuthi berkata, "sesungguhnya

para muhaddits sekarang, berkenaan dengan para perawi dan

lainnya dari bidang-bidang hadits, bertopang kepada empat orang:

Al Mizzi, Adz-Dzahabi, Al Iraqi dan hnu Hajar."S9s

At-Taj As-Subki berkata mengenainya, "syaikh kami dan

ustadz kami adalah muhaddits masa kini, di mana zaman kami

mencakup empat orang hafizh -di antara mereka ada yang umum

dan khusus-, yaitu N Mizzi, Al Barzali, Adz-Dzahabi dan Asy-

sea 1yu1*r1 41 Himlan hal. 241-2421.

595 7rililtirut Al Huffazhkarya As-Suyuthi (hal. 518).

Al Arasy (Singgasana Allah) 

- 399

Syaikh AlWalid, tidak ada yang kelimanya di zaman kami. Adapun

ustadz kami, Abu Abdullah, adalah seorang yang berpandangan

tajam, tidak ada bandingannya, dan sebagai rujukan ketika adanya

kerumitan. Ia imamnya manusia kini secara hafalan, emasnya

masa kini secara makna dan lafazh, syaikhnya bidang jarh dan

ta'dil, tokohnya para tokoh dalam segala jalan. Seakan-akan umat

berhimpun di suatu pelataran lalu ia melihatnya, kemudian ia mulai

mengabarkan mengenainya dengan pengabaran yang seakan-akan

ia menghadirinya. Ia menjadi pusat kerumunan khalayak dan

puncak keinginan orang yang berkeinginan, langkah dipacu ke

sisinya, perhatian di arahnya di pusatnya sehingga tidak meleset

atau melenceng dari arah rumahnya. Dialah yang mengeluarkan

kami dalam bentuk ini dan memasukkan kami ke dalam jama'ah."

Hingga berkata, "Telah mendengar darinya banyak orang, dan ia

masih terus berkhidmat pada bidang ini, hingga kakinya mantap

berpijak. Ia melelahkan malam dan siang sementara lisan dan

hatinya tidak lelah. Namanya dijadikan pemmpamaan, dan

namanya bergerak sebagaimana bergeraknya julukannya sang

mentari, hanya saja ia tidak menyusut saat turunnya hujan, dan

tidak mundur saat malam tiba. Ia tinggal di Damaskus, dituju dari

semua negeri, dan diseru berbagai pertanyaan dari segala

penjuru."596

Al Badr An-Nablusi berkata, "la allamah zamannya

mengenai biografi orang-orang dan perihal mereka, sangat tajam

pemahamannya, sangat dalam pemikirannya, dan

kemasyhurannya mencukupi dari berpanjang lebar

mengenainya."597

se6 Tha baqa t AstrSJn fi'iywh (9 / 70Oh Sgdzarat Adz-Daha b (6 / 753-1551 -

5e7 Ad-Duar Al Kaminah (3/427).

{OO - 

AI Aruy {Sirygesru Allah)

Ibnu Hajar berkata, "la pandai dalam bidang hadits, dalam

hal ini ia menghimpun berbagai himpunan yang bermanfaat dan

banyat1."59a

Di antara kitabnya yang paling terkenal dalam bidang ini

adalah Mizan Al I'tidal fi Naqd Ar-Rijal.

Mengenai bidang ilmu tarikh dan biografi'

Adz-Dzahabi adalah pengarang ensiklopedia-ensiklopedia

besar dalam bidang ini, yang tenttamanya adalah Taikh N Islam

wa Wafayat Al Masyahir wa Al Alam, Siyar AIam An-Nubala', Al

'lbar, Duwal Al Islam, Tadzkirat Al Huffazh, dan masih banyak

yang lainnya. Di dalam karya-karya tersebut Adz-Dzahabi

menunjukkan kepiawaiannya dalam mengemukakan, dan

ketelitiannya dalam mengurai dan mengkritik, di samping luasnya

pengetahuannya, hal ini menunjukkan kecerdasan, kejeniusan dan

kekuatan hafalannya, hingga pada tingkat dimana Ibnu Hajar -

kendati dengan keutamaan dan kebesaran tingkatnya- minum air

zamzam sambil memohon kepada Allah agar bisa sampai kepada

tingkat Adz-Dzahabi dalam halhafalan dan kecerdasan.S99

Para penulis dan para ulama bersandar kepada karya-

karyanya, dan menjadi sandaran bagi mereka dalam apa-apa yang

mereka tulis dan mereka karang setelahnya.

Adz-Dzahabi dan Al Mizzi dianggap sebagai muarrikh lahli

sejarah) terbesar pada abad kedelapan.mo

'eB 

16i4. (3/4261.

s99 N l'laml<arya As-Salfiawi bal.472l.

600 lbid. (hal. 604).

Al Arasy (Singgasana Allah) 

- 401

Kesepuluh: Akidahnya

Adz-Dzahabi ee* dikenal dengan sikapsikapnya yang

mengajak kepada berpegang teguh dengan akidah para salaf shalih

secara ilmu, keyakinan, amal, dakwah dan pengajaran. Hal itu

tampak jelas bagi yang mengkaji karya-karyanya, baik yang terkait

dengan masalah-masalah akidah, seperti Al Uuww, kitab Al Arsy,

kitab .4/ Arba'in fi Shifat Rabbil 'Namin, risalah At-Tamasuuk bi

As-Sunan wa At'Tahdzir min Al Bidai dan lain{ain, maupun kitab-

kitab lainnya dalam bidang ilmu hadits dan lainnya.

Dengan kecakapannya, Adz-Dzahabi telah menorehkan

keyakinan para salaf dan menetapkannya di dalam kitab-kitab

tersebut, menyebarkan dan membela akidah Ahlus Sunnah, serta

memuji para penganutnya dengan penyifatan-penyifatan yang

layak, sebagaimana juga ia menunjukkan upaya ilmiah dan

amaliyah mereka dalam menyebarkan As-Sunnah dan

membelanya. Dalam waktu yang bersamaan, penanya

menyanggah para ahli bid'ah dan para penurut hawa nafsu,

sehingga tidaklah ia melewati seorang ahli bid'ah kecuali

menunjukkan bid'ahnya dan menjelaskan letak penyimpangannya,

serta menjelaskan pendapat Ahlussunnah mengenai ifu dan

mengenai bid'ahnya. Walaupun adakalanya di sebagian

perkataannya ia menganggap ringan sebagian bid'ah, namun itu

hanya sedikit dan terbatas.

Hakikat yang perlu ditunjukkan dan dinyatakan di sini,

bahwa Adz-Dzahabi *B berdiri di atas kawah besar, yaitu ilmu

tentang orang-orang dan biografi-biografi mereka. Ia sangat fokus

dan memperhatikan itu dengan seksama, sampai-sampai menjadi

rotasi pemikirannya dan dasar dari banyak kitabnya. Maka ia pun

melakuan sumbangsihnya terhadap bidang ini dengan sebaik-

4O2 - 

Al Arasy (Singgasana Allah)

baiknya, dan itu sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah,

sebagaimana yang dilakukan oleh gurunya dan sekaligus

sahabatnya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang memberikan

kontribusi besar dalam masalah-masalah keyakinan dan

menyanggah pendapat-pendapat yang menyimpang. Maka kedua

imam ini berdiri di atas sebuah tonggak, dan memberikan

kontribusi yang sebesar-besamya.

Para pelaku bid'ah dan penganut berbagai faham telah

menyamarkan hakikat-hakikat sejarah dan kisah hidup para ulama

dengan cara melumurinya dengan berbagai kebohongan dan

kebathilan, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap masalah-

masalah keyakinan.

Maka Adz-Dzahabi agB tampil membela sisi sejarah dengan

meletakkan berbagai perkara pada tempatnya dan menerangkan

kejelasan kisah hidup para tokoih sunnah secara benar, dan

menghiasinya dengan hiasan-hiasan terindah serta memahkotainya

dengan ungkapan-ungkapan yang menawan.

Di waktu yang bersamaan, Adz-Dzahabi mempermalukan

para pelaku bid'ah dan para penumt hawa nafsu serta menyingkap

kebathilan-kebathilan mereka, yang membangkitan kejengkelan

para pelaku bid'ah dan para penumt hawa nafsu, serta

menimbulkan kemarahan mereka terhadap kitab-kitab Al Imam

Adz-Dzahabi, karena bobotnya yang luar biasa dalam bidangnya.

Maka kitab-kitabnya dianggap sebagai duri di kerongkongan para

ahli kalam, ahli tasawwuf dan rafidhah serta orang-orang yang

searah dengan mereka, karena kitab-kitab itu menyingkapkan cela-

cela para pemimpin mereka dan menampakkan kebathilan-

kebathilan keyakinan mereka.

Al Arasy (Singgasana Allah) 

- 403

Di masa hidupnya, Adz-Dzahabi dikenal dengan sikapnya

yang keras terhadap masalah-masalah akidah yang menyimpang

dan para penganutnya, sebagaimana ia juga terkenal dengan

hubungan yang kuat dan sikapnya dengan Syaikhul Islam lbnu

Taimiyah dalam membela As-Sunnah dan memerangi bid'ah, hal

mana yang menjadikan golongan Asy'ariyah dari golongan

syafi'iyah di Damaskus menghalanginya unfuk memegang kendali

Darul Hadits terbesar di Damaskus saat ifu, yaitu Darul Hadits Al

Asyrafiyah, yang telah kosong semenjak wafatnya temannya, Al

Mizzl, pada tahun 742 H, kendati telah dicalonkan oleh qadhil

qudhat AIi bin Abdul Kafi As-Subki, agar memberikan dukungan

terhadap Adz-Dzahabi untuk posisi itu. Sebab penolakan mereka

adalah karena Adz-Dzahabi bukan seorang penganut faham

Asy'36.601

Sebagaimana diketahui, bahwa perselisihan hingga

puncaknya pada waktu itu terjadi di Damaskus antara para

pembela manhaj salafi dan rival mereka dari kalangan ahli kalam

dan ahli tasawwuf.

Kitab yang di hadapan kita ini, memberikan gambaran yang

jelas tentang manhaj yang dianut oleh Adz-Dzahabi, karena ia

mengikuti jalan para ahli hadits dalam menetapkan masalah-

masalah dan pendalilannya. Ia menyebutkan keyakinan

Ahlussunnah dalam masalah al 'uluww (ketinggian Allah), dan

berdalih untuk pendapat mereka dengan nash-nash Al Kitab, As-

Sunnah dan perkataan para pendahulu urnat dari kalangan

sahabat, tabiin dan pengikut tabiin serta orang-orang yang

menempuh jalan mereka dan meniti manhaj mereka, yang dengan

begitu ia membela mereka dan menyanggah orang-orang yang

60r Tlruburrt Asy-Slafi'ignh karjn As-Subki (6/77 O-17 l).

404 - AlArasy (SinggasanaAllah)

menyelisihi mereka, sebagaimana yang nanti akan kami paparkan.

Semoga Allah merahmati Adz-Dzahabi, dan memberinya ganjaran

yang sebaik-baiknya atas jasanya membela As-Sunnah dan para

ahlinya. Namun di samping itu semua, Adz-Dzahabi mempunyai

sebagian karangan yang menyelisihi masalah-masalah yang terkait

dengan kuburan dan pengagungannya, yang tidak dapat dijadikan

pegangan dan tidak disepakati.5o2

Kesebelas: Karya-Karyanya

Adz-Dzahabi terkenal dengan banyaknya karangannya,603

sampai-sampai hnu Hajar berkata mengenainya, "la orang yang

paling banyak karangannya di masanya."6@

Dr. Basysyar Awwad telah berusaha mengumpulkan iudul-

judul karangan-karangan Adz-Dzahabi di dalam kitabnya, Ad-

Dzahabi wa Manhajuhu fi kitabihi At-Taikh, dan yang berhasil

dikumpulkannya dan. karangan-karangannya mencapai 215

karangan. Karena banyaknya, maka saya hanya menunjukkan

kepada pembaca kitab tersebut bila ingin mendapat tambahan

informasi pada sisi ini.

Saya akan akan menyebutkan judul-judul karangannya

dalam ilmu akidah saja, yaitu sebagai berikut:

l. N Uluww Ul'NiWil Ghaffan

602 Contohnya dalam Mu'jam ,asy"swwkh (l/731 Sigr A'km An-Nubala'

(10/107 (4/4844851.

@3 Nukat Al Himwn (hal. 241).

@4 Ad-Dunr Al ltamimh 13/4261.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

- 40S

Telah dicetak beberapa kali, dan Syaikh Muhammad

Nashiruddin Al Albani telah meringkasnya.

2- Kitab Al Arsy.

Yaitu kitab yang di hadapan kita ini.

3. Kitab AI Arba'in fi Shifat Rabbil Alamin.

Terdiri dari lebih dari safu juz, dan terdapat salah satu

naskahnya di perpustakaan Azh-Zhahiriyah yang terdiri dari juz

satu saja. Dr. Abdul Qadir bin Muhammad Atha Shaufi telah men-

tahqiq juz ini, dan diterbitkan oleh Maktabah Al Ulum wa Al

Hikam.

4. Al Muntaqa min Minhaj AI I'tidal fi Naqdh

Kalam Ahl Ar-Rafdh wa Al I'tizal.

Telah dicetak. Ini merupakan ringkasan dari kitab Mnhaj

As-Sunnah An-Nabawisyah fi Naqdh Kalam Asy-Syi'ah Al

Qadariyah.

5. Kitab Al Kabair.

Telah dicetak beberapa kali.

6. Rinlah fi AI Imamah AI Uzhma.

Di bagian awalnya disebutkan: "lni perkataan yang aku

ringkas dari perkataan Ibnu Hazm dan lainnya mengenai

kepemimpinan terbesar (al imamah al 'uzhma) ..."

406 - Al Arasy (Singgasana Allah)

Dr. Ramadhan Syasyan menyebutkannya di dalam

kitabnya, Nawadir Al Makhthuthat Al Arabiyryah, di perpustakaan

Turkiya, 2/22. Dan mengisyaratkan keberadaan salinannya di

Ra'is Al Kitab, nomor tL85/2, ditulis pada abad kedua belas, dari

L26/b sampai 133/b.Copiannya terdapat di bagian manuskrip di

direktoran urusan perpustakaan di Universitas Islam di Madinah

Nabawiyah, nomor 957 3/ 4.

7. Kitab Ahadits Ash-Shifat.

Disebutkan oleh Ibnu Al Imad bin Syadzurat Adz-Dzahab,

6/156.

Ibnu Taghra Burdi di dalam Al Manhal Ash-Shafi, q 70.

Sabth bin Hajar di dalam Raunaq Al Alfazh, q 181.

8. Juz'un fi Asy-Syafa'ah.

Disebutkan oleh hnu Taghra Burdi di dalam Al Manhal

Ash-Shafi, q7.

Ibnu Al Imad di dalam Syadanrat Adz-Dzahab, 6/156.

Sabth bin Halar di dalam Raunaq Al Alfazh, q 181.

9. Shifat An-Nar.

Disebutkan oleh hnu Taghra Burdi di dalam Al Manhal

Ash-Shafi, q77.

Ibnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz-Dzahab,6/756, darr

mengisyaratkan bahwa ini terdiri dari dua juz.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

- 4O7

Sabth bin Hajar di dalam Raunaq Al Alfazh, q 181.

LO. Mas'alah AI Ghaibiyyah.

Disebutkan oleh Ibnu Taghra Burdi di dalam Al Manhal

Ash-Shafi, q7l.

Ibnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz-Dzahab, 6/156.

Sabth bin Halar di dalam Raunaq Al Alfazh, q 180.

lL. Kitab Ru'yat Al Baari.

Disebutkan oleh Ibnu Taghra Burdi di dalam Al Manhal

Ash-Shafi, q 70.

Ibnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz-Dzahab, 6/156.

12- Kitab Al Maut wama Ba'dahu.

Disebutkan oleh Ash-Shafadi di dalam Nukat Al Himyan,

hal243, dan di dalam Al Wafi,2/764.

Disebutkan Ibnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz-Dzahab,

6/156.

Ibnu Syakir Al Katbi di dalam UWn At-Tawarikh, q78.

Ibnu Taghra Burdi di dalam Al Manhal Ash-Shafi, q70.

Sabth bin Hajar di dalam Raunaq Al Alfazh, q 181.

Al Baghdadi di dalam HadiSyat Al Arifin,2/L54.

408 - Al Arasy (Singgasma Aflah)

13- Thuruq Hadits An-Nuzul.

Disebutkan oleh Adz-Dzahabi di dalam kitab .4/ Arsy,5os

kitab Al [Jluww, hal. 73, dan di dalam Al Abra'in,hal.7O.

Disebutkan hnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz'Dzahab,

6/156.

L4. Thuruq Ahadits Ash-Shaut.

Disebutkan oleh Adz-Dzahabi di dalam kitab At Arsy.6o6

L5. Mas'alah Dawam An-Nar.

Disebutkan oleh Adz-Dzahabi di dalam Siyar A'lam An-

Nubala',78/L26.

Disebutkan Ibnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz-Dzahab,

6/1s6.

Disebutkan oleh Ibnu Taghra Burdi di dalam Al Manhal

Ash-Shafi, q77.

Sabth bin Halar di dalam Raunaq Al Alfazh, q 180.

16. Kitab At-Tamassuk bi As-Sunan.

Disebutkan Ibnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz-Dzahab,

6/L56.

605 I.j5. no.72 (bagian tahqid.

66 Uh. no. 81 (bagian tahqiq).

AlArasy (SinggasanaAllah) 

409

Telah ditahqiq oleh Dr. Muhammad Bakarim Muhammad

Ba'Abdillah, dan diterbitkan di dalam majalah Al Jami'ah Al

Islamiyyah, edisi nomor 103.

17. Mukhtashar Kitab Az-Zuhd lil Baihaqi.

Disebutkan lbnu Al Imad di dalam S5ndzurat Adz-Dzahab,

6/756.

Disebutkan oleh Basysyar Awwad, bahwa naskahnya

terdapat di Perpustakaan Arif Hikmat, di Al Madinah An-

Nabawiyyah.

t8. Mukhtashar Kitab Al Qadr lil Baihaqi.

Disebutkan oleh Ash-Shafadi di dalam Nukat Al Himyan,

hal243.

Disebutkan Ibnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz-Dzahab,

6/t56.

L9. Mukhtashar Kitab Al Ba'ts wa An-NusWr lil

Baihaqi.

Disebutkan Ibnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz-Dzahab,

6/156.

2O. Kitab Ar-Rau' wa AI Aujal fi Baqa' Ad'Dajjal.

Disebutkan oleh Ash-Shafadi di dalam Al Wafi,2/164, dan

di dalam Nukat Al Himyan, hal. 243.

41O - 

Al Arasy (Singgasana Allah)

As-Subki di dalam Ath-Thabaqat' 9/105.

Az-Zarkasyi di dalam Uqud Al Jummah, q79-

Disebutkan oleh lbnu Al Imad,_di dalam syadzurat Adz-

Dzahab,6/156.

Ibnu Taghra Burdi di dalam Al Manha Ash-Shafi, q 70'

Sabth bin Halar di dalam Raunaq Al Alfazh, q 180.

Haji l(halifah fi dalam Kasyf Azh-Zhunun, L/933.

Al Baghdadi di dalam Hadiyyat Al Arifin, 2/L54-

2i-- Mukhtashar Ar-Radd ala lbni Thahir libni AI

Majd.

Yaitu penjelasan tentang masalah mendengar, sebagai

sanggahan terhadap yang membolehkannya. Basysyar Awwad

menyebutkannya di dalam kitabnya, Adz-Dzahabi wa Manhaiuhu fi

kitabihi Taikh Al Islam, hal. 240-

22- Kitab Tasybih AI Khasis bi Ahl N Khamis.

Yaitu penjelasan bid'ah tasybih kaum nashrani dalam

perayaan-perayaan mereka-

Kitab ini telah dicetak dengan tahqiq Ali Hasan Abdul

Hamid, dan diterbitkan oleh Dar Ammar di Yordania, pada tahun

1408 H.

Kedua Belas: Murid-MuridnYa

Al Arasy (Singgasana Allah) 

411

Ratusan murid telah belajar kepada Adz-Dzahbi. Muridnya,

Al Husaini, berkata mengenainya, "Banyak orang yang membawa

Al Kitab dan As-Sunnah darinya."607

As-Subki berkata, "Sangat banyak orang yang telah

mendengar dariny3. "6o8

Orang yang memperhatikan kitab-kitab abad kedelapan

akan mendapati ratusan muridnya yang memberitakan Adz-

Dzahabi, dan mungkin di antara yang paling masyhur dari mereka

yang memberitakan dan mendengar darinya dari kalangan

setingkatannya adalah :

1. Al Hafizh Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir, yang wafat

pada tahun 774 H, pengarang kitab Tafsir Al Qur'an Al

'Azhim, dan kitab At Bidayah wa An-Mhayah.soe

2. Al Hafizh Zainuddin Abdurrahman bin Al Hasan bin

Muhammad As-Salami Al Baghdadi, yang dikenal dengan

sebutan Ibnu Rajab Al Hambali, yang wafat pada tahun795

9.610

Di antara murid-muridnya yang terkenal:

3. Shalahuddin l(halil bin Abik Ash-Shafadi, yang wafat tahun

764H, pengarang kitab Al Wafi bi Al Wafayat.

4. Syamsuddin Abu Al Mahasin, Muhammad bin Ali bin Al

HasanAl Husaini, Ad-Dimasyqi, Asy-Syafi'i, yang wafat

tahun 765 H, pengarang Dzail Tadzkirat Al Huffazh.

607 Dzail Tadzkirat Al Huffazh (hal. 36).

608 S*d'urut Adz-Daha b (6 /154).

6c,e tbid. (6/2571.

6to 44-Putu, Al Kaminah (2/3271.

412 

Al Arasy (Singgasana Allah)

5. Tajuddin Abu Nashr, Abdul Wahhab bin Ali As-Subki, yang

wafat pada tahun 771 H, pengarang Thabaqat Asy-

Syafi'ijyah Al Kubra.

Ketiga Belas: Wafatnya

Adz-Dzahabi *es wafat di tengah malam Senin, tanggal 3

Dzulqa'dah, tahun tujuh ratus empat puluh delapan, yang saat itu

telah mencapai usia tujuh puluh lima tahun tujuh bulan.

Ia wafat di Damaskus, dan dikuburkan di pekuburan Al Bab

Ash-Shaghir, penyalatannya dihadiri oleh sejumlah ulama.

Adz-Dzahabi *qs telah buta selama tujuh tahun sebelum

wafatnya. Muridnya, Al Husaini, berkata, "Beliau mengalami

kebutaan pada tahun empat puluh satu, dan beliau meninggal

pada malam Senin, tanggal tiga Dzulqa'dah, tahun fujuh ratus

empat puluh delapan, di Damaskus, dan dikuburkan di pekuburan

Al Bab Ash-Shaghir. Semoga Allah merahmatinya."6ll

Pasal Kedua

Mengenal Kitabnya

Pertama: Judul kitab

Kedua: Kepastian penisbatan kitab kepada sang pengarang

Ketiga: Perbedaan antara kitab Al Arsydanl*ab Al Uluww

Keempat: Sumber-sumber kitab Al Arsy

5LL Dzail TadzkiratN Huffazh (hal. 36).

AlArasy (SinggasanaAllah) 

413

Kelima: Metode pengarang di dalam kitab ini

Keenam: Urgensi judul dan kitabnya

Ketujuh: Kajian naskah tulisan tangan

Kedelapan: Yang saya lakukan di dalam kitab ini.

Pertama: Judul Kitab

Di bagian depan naskah manuskrip A tercantum fulisan:

\tlJlJ. S?r iq, (Kitab Al Arsykanya Adz-Dzahabi) sebagaimana

juga dicantumkan di bagian akhimya: Crtl, f'urlr rq ? (Selesai

Kitab Al Arsykarya Adz-Dzahabi).

Semua orang yang menyebutkan kitab ini dari mereka yang

menceritakan biografi Adz-Dzahabi, menyebutkan judul ini

padanya.

Saya tidak menemukan perbedaan dalam hal ini kecuali apa

yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim di dalam kitabnya, Ijtima' Al

Juytsy Al Islamiyyah, setelah ia menukil salah satu nash dari kitab

ini, ia berkata, "Difuturkan darinya oleh Muhammad bin Ahmad

bin Utsman di dalam risalahnya mengenai Al Fauqiyyah

(ketinggian1."6l2 Kemungkinannya ini penyrntingan dari Ibnul

Qayyim yang menyandangkan kepadanya sebutan isinya sebagai

pengganti dari judul yang sebenamya.

Juga yang disebutkan di dalam juz yang ada dari ringkasan

kitab ini, dan yang terdapat potongan darinya di Perpustakaan

Azh-Zhahiriyah di Damaskus, dalam himpunan nomor 47-majami',

dan ada copiannya di bagian manuskrip di Universitas Islam,

672 lifima' Al Jugsy N Islami54ah hal. 2321.

414 

AlArasy (SinggasanaAllah)

I

I

I

dengan nomor 1506, diperbesar, yang mana peringkasnya

memberinya judul " Mukhtashar Adz-Dzahabistyah" , dan saya tidak

tahu sebab pemberian judul ini.

Kedua: Kepastian penisbatan kitab kepada sang

pengarang

Kepastian penisbatan kitab ini kepada sang pengarang

adalah masalah yang cukup jelas, yang ditegaskan oleh hakikat-

hakikat berikut:

A. Apa yang disebutkan di permulaan dan akhir naskah

tulisan tangan A, yang menjadi sandaran saya, yaitu disebutkan

secara jelas penisbatan kitab ini kepada sang pengarang.

B. Pemyataan sejumlah ahli sejarah yang menyebutkan

karya-karya Adz-Dzahabi, yang menyebutkan judul kitabnya, dan

mereka menisbatkannya kepada Adz-Dzahabi, yaitu di antaranya:

1. Ibnu Taghra Burdi di dalam Al Manhal Ash-Shafi, q70.

2. Sabth bin Hajar di dalam Raunaq AlAlfazh, q 180.

3. hnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz-Dzahab, 6/756.

4. Haji Khalifah di dalam Kasyf Azh-Zhunn,2/t438.

5. Al Baghdadi di dalarn Hadilyat Al Aifin,2/L54.

6. Brokleman di dalam Tarikh At-Turatsc Al ' Arabi,

lampiran L/47, dengan bahasa Jerman.

7. Basysyar Awwad di dalam kitabnya, Adz-Dzahabi wa

Manhajuhu fi kitabihi At-Tarikh, hal. 148.

Semua referensi ini menyebutkan kitab ini dan menegaskan

penisbatannya kepada Adz-Dzahabi.

Al Arasy (Singgasana Allah) 

41S

C. Pernyataan orang yang menukil atau memberitahukan

dari kitab ini, dengan menisbatkannya kepada Adz-Dzahabi, di

antaranya:

* Ibnul Qayyrm yang di dalam krtab litima' Al Juysy Al

klamilyah. bersandar kepada lrotab Al Arsy pada nash-nash yang

dinukilnya dari Adz-Dzahabi, dan tidak bersandar kepada kitab Al

'Uuw. Saya telah mengisyaratkan itu di sebagian tempat di dalam

nash yang ditahqiq, sebagai contohnya silakan lihat nomor 226.

* Begitu juga As-Safaraini di dalam kitabnya, Lawaih Al

Anwar As-Sunni5ryah, ia menyebutkan dari kitab ini dan menukil

darinya, lalu berkata, "Al Imam Al Hafizh Adz-Dzahabi

mengatakan di dalam kitab Al Arsy ..." Lihat l/356.

* Ia juga menyebutkannya di dalam kitabnya, Lawamih Al

Anwar wa Sawathi' Al Asrar Al Atsari5ryah, L/\96, yang mana ia

mengatakan, "Dan kitab Al Arsykarya AI Hafizh Syamsuddin Adz-

Dzahabi, pemilik jiwa yang luhur."

D. Riwayat pengarang unfuk sebagian hadits dan atsar

dengan sanad-sanadnya yang bersambung dari para gurunya yang

masyhur dengan periwayatan dari mereka hingga asalnya dimana

ia mengambil darinya.

Sanad-sanad ifu menunjukkan kebenaran penisbatan kitab

ini kepadanya.

E. Pengarang menyebutkannya di sebagian karangannya di

sela-sela kitabnya, di antaranya:

L. Thuruq Ahadits An-Nuzul,lihat nomor 72.

2. Thuruf Ahadits Ash-Shaud lihat nomor 81.

416 - 

Al Arasy (Singgasana Allah)

3. Kesesuaian sebagian komentar di dalam kltab Al Arsy

dengan apa yang terdapat di dalam kitab Adz-Dzahabi yang

berjudul Al Uuww dan Al Arbi'in fi Shifat Rabbil 'Aalim.

Kesesuaian ini menguatkan penisbatan kitab ini kepadanya.

Ketiga: Perbedaan antara kitab Al Arsy dan kitab

AI Uluww.

Banyak para pengkaji yang bertanya-tanya ketika

mendengar judul kedua kitab ini tentang berbeda antara keduanya.

Contohnya adalah Brokleman di dalam kitabnya, Tarikh At-Turats

Al Arabi, lampiran L/47, ia bertanya-tanya mengenai apa yang

disebutkannya, yaitu kitab Al Arsy, apakah itu kitab Al Uluwwatau

memang kitab lainnya.613

Begitu juga Basysyar bin Awwad di dalam lttabnya, Adz-

Dzahabi wa Manhajuhu fi kitabihi Tarikh Al Islam, hal. 148, ia

mengatakan, "Sungguh tidak dapat dibedakan antara kedua kitab

ini, karena belum bisa melihat kitab Al Arcy."

Alasan Broklemen dan Basysyar Awwad cukup jelas,

karena keduanya belum pemah melihat naskah kitab Al Arsy.

Kemudian dari itu, kendati telah muncul cetakan kitab .4/

Arsy, kesamaran masih terjadi sebabkan tidak adanya kesempatan

bagi sebagian pengkaji untuk melihat naskah kitab Al Arsy, atau

karena tidak mengetahui keberadaan kitab Adz-Dzahabi yang

berjudul Kitab Al Arsy. Di antara yang samar mengenai masalah

ini adalah yang mulia Syaikh Al Albani, yang mana ia memastikan

di dalam muqaddimah kitabnya, Mukhtashar Al Uuww lil Ali@l

613 pinukil dari kitab Adz-Dahabi wa Manhajuhu fi kitabi Tarikh Al lslam

(hal. 148).

AlArasy (SinggasanaAllah) 

417

Ghaffar, bahwa Kitab Al Uuury adalah kitab Al Arsy yang

disebutkan oleh lbnu Al Imad di dalam Syadzurat Adz-Dzahab, dan

As-Safaraini di dalam Lawami'A Anwar.614 Perkataan Syaikh Al

Albani hafAhahullah ini sudah tersebar luas di kalangan para ahli

ilmu, dan telah tersiar pemyataan bahwa kedua kitab itu

sebenamya sama. Padahal ini tidak benar.

Dia mengkajinya ketika mentahqiq kitab Al Arsy, dan saat

membandingkannya dengan kitab Al Uluww, saya ingin

menjelaskan dan menerangkan apa yang sebenamya tedadi

sehingga menimbulkan kesamaran dan kekeliruan dalam masalah

ini, dan saya juga akan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, Dari segi literafur:

Sabth bin Hajar di dalam kitabnya, Raunaq Al Nfazh, q

180, membedakan antara kedua kitab itu, yang mana ia

menyebutkan Kitab Al Arsydengan nama tersendiri, dan Kitab Al

Uluww dengan nama tersendiri. Basysyar sendiri telah

mengisyaratkan informasi ini di dalam kitabnya, Adz-Dzahabi wa

Manhajuhu fi kitabihi Tarikh Al {slam.6r'

Begitu juga yang dilakukan oleh Ismail Basya Al Baghdadi

di dalam kitabnya, Hadiyyat N Arifin,6/t54, ketika menyebutkan

karya-karya Adz-Dzahabi,ia membedakan kedua kitab ini, yang

mana ia mengatakan, "Kitab Al Arcy wa Sifafuhu." Dan ia

berkata, " Kitab At Utuww lil AIM AIa Al Ghaffar fi ldhah N

Al<hbar."

Kedua, Setelah muncr.rlnya naskah kitab Al Arcy darr

muncul terbitannya dengan seizin Allah, keraguan masih ada

mengenai perbedaan antara kedua kitab ini. Namun orang yang

614 714u14i12s64' Al Uluww M. 51.

61s 66. hal. 148).

418 - 

Al Arasy (Singgasana Allah)

memperhatikan kitab ini dan membandingkannya dengan kitab .4/

'(Jluwakan mendapati kebenaran apa yang kami katakan.

Ketiga, Kendati kedua kitab ini bukanlah kitab yang sama,

namun ada beberapa hal yang mirip cukup besar antara isi kedua

kitab ini. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

1. Pengarang kedua kitab ini sama.

2. Bahwa kedua kitab ini membahas tentang topik yang

sama, yaitu masalah penetapan ketinggian Allah dan istiwa -Nya

di atas Arsy-Nya, dan memastikan hal ifu sesuai dengan akidah

para salaf shalih.

3. Metode pengarang dan cara pembahasannya unfuk

topik-topik ini menggunakan cara yang sama di kedua kitab ini,

yaitu memulai dengan menyebutkan nash-nash Al Qur'an,

kemudian hadits-hadits nabawi, kemudian perkataan para sahabat,

kemudian perkataan tabiin, kemudian tabi'ut tabiin, kemudian

generasi tingkatan-tingkatan setelah mereka.

Keempat: Kendati adanya keserupaan di antara kedua

kitab ini, namun ada perbedaan-perbedaan yang cukup jelas di

antara kedua kitab ini, di antaranya:

1.. Muqaddimah kedua kitab ini berbeda, karena masing-

masing dari kedua kitab ini memiliki muqaddimah yang berbeda

dari muqaddimah kitab lainnya.

2. Cara mengemukakan pasal pertama dari kitab Al Arsy

dan yang terkait dengan dalildalil dari Al Kitab, berbeda dengan

cara di dalam kitab A/ 'Uluw.

3. Kendati sebagian besar hadits-haditsnya sama pada pasal

yang terkait dengan dalildalil dari As-Sunnah, namun masing-

masing kitab berdiri sendiri dengan sebagian hadits-haditsnya di

AlArasy (SinggasanaAllah) 

419

samping juga berbedanya komentar Adz-Dzahabi terhadap hadits-

hadits di kedua kitab tersebut, yang menunjukkan bahwa masing-

masing kitab mengandung faidah{aidah tersendiri yang tidak

terdapat di dalam kitab lainnya.

4. Yang dicantumkan di dalam pasal dalil-dalil dari As-

Sunnah menyimpulkan dari pasal-pasal dan isi-isi kitabnya,

sehingga setiap kitab membawakan atsar-atsar dan faidah-faidah

tersendiri yang tidak terdapat di dalam kitab lainnya.

Saya berikan contohnya, bukan batasannya, faidah yang

dibawakan kitab Al Arsy dan tidak terdapat di dalam kitab Al

Uluuaa, yaifu perkataannya mengenai Abu Al Hasan Al Asy'ari: "la

tadinya seorang penganut faham Mu'tazilah kemudian bertaubat,

dan sependapat dengan para ahli hadits mengenai banyak hal

yang diselisihi oleh golongan Mu'tazilah. Kemudian ia menyepakati

para ahli hadits dalam mayoritas hal yang mereka katakan. Itulah

yang kami catat darinya, bahwa ia menukil ilma' mereka atas hal

itu, dan bahwa ia sependapat dengan mereka dalam semua ifu.

Jadi ia pemah mengalami tiga kondisi, yaifu: kondisi sebagai

penganut Mu'tazilah, kondisi sebagian sunni dan sebagiannya

bukan, dan kondisi seluruhnya sebagai sunni. Dan itulah yang kami

ketahui dari keadaannya. Maka semoga Allah merahmatinya dan

mengampuninya, serta bagi semua kaum *,s1irrri,'r."516

Faidah{aidah yang hanya terdapat di dalam kitab ini

dengan benfuk ini sangat banyak, nilainya dapat diketahui oleh

yang membufuhkannya.

Kelima: Perkataan pengarang di dalam lntab Al (Jluww,

"Maka sesungguhnya aku pada tahun enam ratus sembilan puluh

delapan, aku mengumpulkan hadits-hadits dan atsar-atsar

616 96. no. 247, dan komentar ataspya.

42O 

Al Arasy (Singgasana Allah)

mengenai masalah Al Uluw,a, dan aku terluputkan pembahasan

sebagiannya, dan tidak sempat menghimpun riwayat-riwayat

mengenai itu, karena itu aku menyertakan catatan tambahan

(catatan kaki,/pinggir) atas hal itu sebagai sebuah karangan yang

permulaannya: 'Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan aku

memuji-Nya atas kelembutan-Nya setelah ilmu-Nya'. Sekarang aku

menyusun himpunan itu dan menjelaskannya di sini ..."

Di sini tidak ada isyarat yang jelas yang menunjukkan

bahwa kitab .4/ Arsy adalah kitab yang dicoretnya pertama untuk

kitab Al Uluww. Karena pengarang tidak mencantumkan judul

kitabnya dan tidak menyebutkan muqaddimahnya. Di antara hal

yang juga menegaskannya, bahwa ifu juga bukan yang dicoretnya

yang kedua, yang diisyaratkan oleh pengarang di dalam

muqaddimahnya, karena ifu bukan muqaddimah Al Arsy yang

permulaannga: "Alhamdulillah. segala puji bagi Allah yang Arsy-

Nya tinggi di langit." Dalam keyakinan saya, seandainya kitab itu

dicoret, tentu Ibnu Qayyim tidak akan bersandar kepadanya di

dalam ljtima'Al Juytsy Al Islami5yah, dan begitu juga As-Safaraini

di dalam kitab Lawaih Al Anwar, dan tentunya juga kitab itu tidak

akan banyak disebutkan di dalam kitab-kitab biografi. Wallahu

a'lam.

Ringkasan kesimpulan yang dicapai dan diyakini'

Bahwa adalah keliru dan salah bila menganggap bahwa kedua

kitab itu sama, atau diklaim bahwa salah satunya mencukupi yang

lainnya. Karena masing-masing dari kedua kitab ifu' memiliki

faidah{aidah tersendiri dan perbedaan-perbedaan yang tidak

terdapat di dalam kitab lainnya.

NArasy (SintpsanaAll*) 

- 421

Karena itu, adalah salah menutupi kitab Al Arsy dat'r kitab-

kitab pokok di tangan para pembaca, karena bila begifu maka

berarti mencegah mereka dari mendapatkan faidah{aidah yang

dikandung kitab ini dalam banyak hal.

Adz-Dzahabi menonjol dengan komentar-komentamya, dan

yang menurut anggapan saya, lebih banyak yang terdapat di dalam

Al Arsydaripada yang terdapat di dalam kitab Al (lluww.

Komentar-komentar ini cukup penting dan bermanfaat, dan

dengan inilah menonjolnya karya-karya Adz-Dzahabi. Adalah Ash-

Shafadi, muridnya, berkata mengenainya, "Adalah menaklubkanku

apa yang terkandung di dalam karangan-karangannya, bahwa

tidaklah ia melewati suatu hadits yang dikemukakannya kecuali ia

menjelaskan kelemahan matannya, atau kegelapan sanadnya, atau

cela pada diri para perawinya. Hal ini belum pemah aku lihat pada

selainnya yang memberikan faidah ini pada apa yang

dikemukakannya."6lT

Keempat: Sumber-sumber kitab Al Arsy.

Adz-Dzahabi dikenal dengan keluasan kajiannya dan

pengetahuannya mengenai banyak kitab-kitab para ahli ilmu

terdahulu, dan itu tampak jelas di dalam kitab yang sedang di

hadapan kita ini, karena di dalam kitab ini Adz-Dzahabi merujuk

kepada banyak kitab-kitab para ahli ilmu terdahulu, yang sekarang

sebagiannya kami menganggapnya termasuk kategori yang hilang.

Maka unfuk menambah faidah, ada baiknya kami himpunkan

sumber-sumber rujukan yang menjadi sandarannya, unfuk

6t7 Nuliat At Himgn hal. 242).

422 - AlArasy (SinggasanaAllah)

memberi manfaat tambahan bagi yang ingin merujuknya dan

memastikannya. Sumber-sumber itu adalah:

1. Al lbanah an Ushul Ad-Diyanah. karya Abu Al Hasan Ali

bin Ismail Al Asy'ari (wafat tahun 324H\.

2. Al lbanah an Syari'at Al Firqah An-Najiyah, karya Abu

Abdullah Ubaidullah bin Muhammad bin Muhammad bin

Baththah Al Akbari (wafat tahun 387 H).

3. Al lbanah, karya Abu Bakar Muhammad bin Ath-Tha5yib Al

Baqilani (wafat tahun 403 H).

4. N lbanah fi Ar-Radd ala Az-Zaighin fi Mas'alah Al Qur'an,

karya Abu Nashr Ubaidullah bin Sa'id bin Hatim As-Sajzi

(wafat tahun 444H).

5. Ibthal At-Ta'wilat liakbar Ash-Shifat karya Abu Ya'la

Muhammad bin Al Husain bin Muhammad bin Al Farra

(wafat tahun 458 H).

6. Itsbat Shifat Al Uluww, karya Abu Muhammad Abdullah bin

Ahmad bin Qudamah Al Maqdisi (wafat tahun 620Hl.

7. Adab N Muridin wa At-Ta'atuf li Ahwal Al lbad, karya

Amr bin Utsman Al Makki (wafat tahun 297 H).

8. Al Isti'ab fi Ma'ifat Al Ashhab, karya Umar Yusuf bin

Abdullah bin Muhammad bin Abdil Barr (wafat tahun 463

H).

9. Al Asma ' wa Ash-Shifaf, karya Abu Bakar Ahmad bin Al

Husain Al Baihaqi (wafat tahun 458 H).

10. Ishlah Al Manthiq, karya Abu Yusuf Ya'qub bin As-Sakit.

AlArasy (SinggasanaAllelt) 

123

11. Al I'tiqad ala Madzhab As-Salaf Ahlussunnah wal Jama'ah,

karya Abu Bakar Ahmad bin Al Husain Al Baihaqi (wafat

tahun 458 H).

L2. Ta'wil Mukhtalaf Al Hadits, karya Abu Muhammad

Abdullah bin Muslim bin Qutaibah (wafat tahun 276H).

13. Tarikh Bagdad, karya Abu Bakar Ahmad bin Ali All{hathib

Al Baghdadi (wafat tahun 463 H).

14. At-Tanl<h Al Kabia karya Abu Abdullah Muhammad bin

Ismail Al Bukhari (wafat tahun 254 H).

15. At-Tabshir fi Mablim Ad-Din, karya Muhammad bin Jarir

Ath-Thabari (wafat tahun 310 H).

16. Tabyin l{adzib Al Muftari fima Nusiba lla Al Imam Al

Asy'ari, karya Abu Al Qasim Ali bin Al Hasan bin

Hibatullah bin Asakir (wafat tahun 571 H).

17. At-Tafsia karya Abu Bakar Muhammad bin Al Hasan An-

Naqqasy (wafat tahun 351 I-0.

18. Tafsir Al Qur 'an, karya Sulaim bin A5ryub Ar-Razi (wafat

tahun 447 l{1.

19. At-Tamhid lima fi Al Muunththa' min Al Ma'ani wa Al

Asanid, karya Abu Umar Yusuf bin Abdullah bin

Muhammad bin Abdil Ban (wafat tahun 463 H).

20. Tamhid Al Auail un Talkhish Ad-Dalail, karya Abu Bakar

Muhammad bin Ath-Tha!ryib Al Baqilani (wafat tahun 403

H).

21. At-Tauhid wa ltsbat Shifat Ar-RabbS, karya Muhammad

bin Ishaq bin Khuzaimah (wafat tahun 311 H).

424 - Al Arasy (Singgasana Allah)

22. At-Tauhid, karya Muhammad bin Ishaq bin Yahya bin

Mandah (wafat tahun 395 H).

23. Jami' Al Bayan an Ta'wil Aay Al Qur'an, karya

Muhammad bin Jarir Ath-Thabari (wafat tahun 310 FI).

24. Jumal Al Maqalad karya Abu Al Hasan Ali bin Ismail Al

Asy'ari (wafat tahun 324H).

25. Jawab Abi Bakar Al Khathib Al Baghdad(wafat tahun 463

H) an Su'al Ahli Dimas5ry fi Ash-Shifat

26. Hilyat N Auliya' wa Thabaqat Al Ashftya ', karya Abu

Nua'im Ahmad bin Abdullah Al Ashbahani (wafat tahun

430 H).

27. Al Haidah wa Al I'tidzar fi Ar-Radd ala Man Qala biKhalq

Al Qur'an, karya Abu Al Hasan Abdul Aziz Yahya Al

Kinani (wafat tahun 240 Hl.

28. Dzamm Al-Liwath, karya Al Haitsam bin Khalaf Ad-Dauri.

29. Ar-Ru'yah, karya Abu Al Hasan Ali bin Umar Ad-

Daraquthni (wafat tahun 385 H).

30. Ar-Radd ala Al Jahm$yah, karya Ibrahim bin Muhammad

bin Arafah Nathfawaih An-Nahwi.

31. Ar-Radd ala At Jahmi5ryah, karya Abu Muhammad

Abdurrahman bin Abu Hatim Ar-Razi (wafat tahun 327 Hl.

32. Ar'Radd ala Bisyr Al Muraisi, karya Utsman bin Sa'id Ad-

Darimi (wafat tahun 280 H).

33. Ar-Radd ala Al Jahmiyyah, karya Utsman bin Sa'id Ad-

Darimi (wafat tahun 280 FI).

34. Risalah Yahya bin AnmarAs-Siiistani (wafat tahun 442H\.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

425

35. Ar-Risalah karya Abu Muhammd Abdullah bin Abu Zaid N

Qairuwani (wafat tahun 386 H).

36. Ar-Risalah An-Nizhami5ryah, karya Abdul Malik bin

Abdullah Abu Al Ma'ali Al Juwaini (wafat tahun 478H\.

37. As-Sunnah, karya Abdullah bin Imam Ahmad bin Hambal

(wafat tahun 290 H).

38. As-Sunnah. karya Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin

Harun Al Khallal (wafat tahun 311 H).

39. As-Sunnah, karya Abu Al Qasim Sulaiman bin Ahmad Ath-

Thabarani (wafat tahun 360 H).

40. As-Sunnah, karya Abu Bakar Ahmad bin Umar bin Abu

Ashim (wafat tahun 287 H).

4l- As-Sunan, karya Abu Daud Sulaiman bin Al Asy'ats (wafat

tahun 275 H).

42. As-Sunan, karya Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi

(wafat tahun 297 Hl, (yuk i Al Jami'Ash-Shahihl.

43. As-Sunan, karya Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu'aib An-

Nasa'i (wafat tahun 303 H).

44. As-Sunan, karya Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Al

Qazwaini Ibnu Majah (wafat tahun 275 H).

45. Syarh As-Sunnah, karya Ismail bin Yahya Al Muzani (wafat

tahun 264 H).

46. Asy-Syai'ah, karya Abu Bakar Muhammad bin Al Husain

Al Aiuni (wafat tahun 360 H).

426 - 

AlArasy (SinggasanaAllah)

47. A4rSyuka karya Abu Bakar Abdullah bin Muhammad yang

dikenal dengan sebutan Ibnu Abi Ad-Dunya (wafat tahun

281 H).

48. Syikayah Ahlis Sunnah, karya Abu Al Qasim Abdul Karim

bin Hawazin Al Qusyairi (wafat tahun 465 H).

49. Ash-Shahih, karya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al

Bukhari (wafat tahun 254n.

50. Ash-Shahih, karya Abu Al Hajjaj Muslim bin Al Hajjaj Al

Qusyairi (wafat tahun 26LHl.

51. Ash-Shahih (Al Ahadits Al Mukhtarahl, karya Adh-Dhiva

Muhammad bin Abdul Wahid Al Maqdisi (wafat tahun 643

H).

52. Sharih As-sunnah, karya Muhammad bin Jarir Ath-Thabari

(wafat tahun 310 F0.

53. Ash-Shifal karya Muhammad bin Ishaq bin Yahya bin

Mandah (wafat tahun 395 H).

54. Ash-Shifat, karya Ismail bin Abdullah bin Muhammad Al

Anshari Al Harawi (wafat tahun 481).

55. Ash-Shifat karya Abu Al Hasan Ali bin Umar Ad-

Daraquthni (wafat tahun 385 H).

56. Shifat Ash-Sha{wah, karya Jamaluddin Abu Al Faraj

Abdurrahman bin Al Jauzi (wafat tahun 597 H).

57. Thabaqat Al Fuqaha ', karya Abu Ishaq Asy-Syairazi.

58. Al A,rsy wama Warada fihi, karya Abu Ja'far Muhammad

bin Utsman bin Abi Syaibah (wafat tahun 297 H\.

Al Arasy (Singgasana Allah) 

427

59. Al Azhamah, karya Abu Asy-Syaikh Abdullah bin

Muhammad bin Ja'far bin Ha5ryan Al Ashbahani (wafat

tahun 369 H).

50. Aqidah Aimatil Hadits, karya Abu Bakar Ahmad bin

Ibrahim Al Ismaili (wafat tahun 371 H).

6L. Aqidah Ashhab Al Hadits, karya Al Hasan Muhammad bin

Abdul Malik Al Karji (wafat tahun 632 Hl.

62. Aqidah As-Salaf wa Ashhab Al Hadrts, karya Abu Utsman

Ismail bin Abdurrahman Ash-Shabuni (wafat tahun 449 Hl.

63. Aqidah Asy-Syafi'i, karya Muhammad Abdul Ghani bin

AbdulWahid Al Maqdisi (wafat tahun 600 H).

64. Aqidah Ath-Thahawiyah, karya Abu Ja'far Ahmad bin

Muhammad bin Salamah Ath-Thahawi (wafat tahun 3t1

H).

66. Al Umad fi Ar-Ru'yah, karya Abu Al Hasan Ali bin Ismail

Al Asy'ari (wafat tahun 324 H).

67. Al Ghunyah, karya Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abu

Shalih Al Jaili (wafat tahun 47L H\

68. Al Ghunyah an Al Kalam, karya Abu Sulaiman Hamd bin

Muhammad Al Khaththabi (wafat tahun 388 H).

69. Al Ghailaniyyad karya Abu Bakar Muhammad bin Abdullah

bin Ibrahim Asy-Syafi'i (wafat tahun 354 H).

70. Fadhilah An-Nabiy fu, karya Abu Bakar Ahmad bin

Muhammad Alo Marwazi (wafat tahun 275H,1.

7L. Al Fiqh Al Akbaa karya Abu Muthi Al Hakam bin Abdullah

Al Balkhi.

428 - AlArasy (SinggasanaAllah)

72. Al Mabhaj fi Al Qira'at As-Sabi karya Abu Muhammad

Abdullah bin Ali bin Ahmad Al Khagyath (wafat tahun 541

H).

73. Al Musnad, karya Abu Abdullah Ahmad bin Muhammd bin

Hambal (wafat tahun 247 H).

74. Al Musnad, karya Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-

Syafi'i (wafat tahun 204 tI).

75. Al Musnad, karya Abu Ya'la Ahmad bin Ali bin Al

Mutsanna At-Tamimi AI Maushili (wafat tahun 307 H).

76. Musnad Abi Hurairah. karya Al Baruti (wafat tahun 280 I-0.

77. Al Mustadrak ala Ash-Shahihain, karya Abu Abdullah

Muhammad bin AMullah Al Hakim (wafat tahun 405 F0.

78. Al Maradh wa Al Kaf{arat, karya Abu Bakar bin Abi Ad-

Dunya (wafat tahun 287t{).

79. Ma'alim At-Tanzil, karya Abu Muhammad Al Husain bin

. Mas'ud Al Baghawi (wafat tahun 516 H).

80. Al Mu'jam Al Kabir, karya Abu Al Qasim Sulaiman bin

Ahmad Ath-Thabrani (wafat tahun 360 H).

81. Al Ma'ifah, karya Al Assal (wafat tahun 349 H).

82. Al Maghazi, karya Al Umawi (wafat tahun 194 H).

83. Musyhl Al Ayat, karya Ali bin Muhammad bin Mahdi Ath-

Tharabi.

84. Ma'rifat Ulum Al Hadits, karya Abu Abdullah Muhammad

bin Abdullah Al Hakim (wafat tahun 405 H).

85. Maqalat Al wa lkhtilaf Al Mushallin, karya Abu Al

Hasan Ali bin Ismail Al Asy'ari (wafat tahun 324tI).

Al r|rety (Sin33,asana AfrD 

- 429

86. Al Maqalat wa Al Khilaf baina Al Asy'ai wa Abi

Muhammad Abdullah bin Sa'id bin Kilab, karya Abu Ahmad

Musa bin Mardawaih bin Faurak (wafat tahun 410 H). dan

ada juga kitab Muiarrad Maqalat Abi Al Hasan Al Asy'ari,

telah dicetak, dan kemungkinannya yang ini.

Manaqib Al Imam Ahmad, karya Abu Muhammad

Abdunahman bin Abu Hatim Ar-Razi (wafat tahun 327 H).

Manaqib Al Imam Ahmad, karya Abu Bakar Ahmad bin

Muhammad Al Marwazi (wafat tahun 275 H).

Al Muwaththa', karya Abu Abdullah Malik bin Anas Al

Ashbahi (wafat tahun 179 H).

87.

88.

89.

Kelima: Metode pengarang dalam kitab ini

1. Pengarang mengawali kitabnya ini dengan muqaddimah

pendek, yang isinya, pujian kepada Allah &, kesaksian tauhid

bagi-Nya, dan kesaksian kerasulan bagi Rasul-Nya S, kemudian

shalawat unfuk Nabi S beserta semua keluarga dan para

sahabatnya.

Kemudian setelah ifu ia mencanfumkan sebuah pasal yang

di dalamnya ia menyebutkan, bahwa dalil-dalil yang digunakannya

menunjukkan ketinggian Allah dan meninggi-Nya di atas ArsyNya,

yaitu berupa nash-nash Al Kitab, As-Sunnah serta ijma' sahabat,

tabiin dan para imam pefunjuk.

Kemudia ia menyebutkan ayat-ayat Al Qur'an yang

menyebutkan tentang sifat ketinggian, dan dimulai dengan

menyebutkan ayat-ayat istiwa', dan nash-nash para ulama dalam

menafsirkannya, kemudian mengemukakan sejumlah ayat dalam

masalah ini.

430 - 

Al Arasy (Singgasana Allah)

Setelah itu ia menyebutkan hadits-hadits mengenai

masalah ini setelah mengatakan, "Adapun hadits-hadits mutawatir,

itu sangat banyak dari Rasulullah $, lebih banyak daripada yang

bisa aku himpun, di antaranya' ..."

Metode pengarang dalam mengemukakan hadits-hadits

adalah dengan menyandarkannya kepada kitab-kitab yang

mengeluarkannya. Adakalanya meriwayatkannya dengan sanad-

sanadnya, dan seringkali pula mengomentari haditsnya dan

menjelaskan derajatnya dari segi shahih dan dha'ifnya, atau

mengisyaratkan kepada sebagian jalur periwayatannya bila

keadaan membutuhkannya. Terkadang pula mengulas sebagian

perawi yang terdapat di dalam sanadnya, serta mengenai masalah-

masalah dan komentar-komentar bermanfaat lainnya. Hadits-hadits

ini dimulai dari nomor 13 sampai 100.

Setelah itu pengarang mengemukan sejumlah atsar

terpelihara dari para sahabat, yaitu dari ucapan mereka, bahwa

Allah & di langit di atas Arsy, dan menjelaskan bahwa ucapan-

ucapan itu memiliki hukum hadits-hadTts marfu', karena mereka -

para sahabat r&- tidak mengatakan sesuafu mengenai itu kecuali

mereka mengambilnya dari Rasulullah S. Karena tidak ada ruang

bagi mereka untuk berijtihad dalam masalah ini, dan mereka tidak

mengatakannya berdasarkan pendapat mereka sendiri, akan tetapi

mereka menerimanya dari Rasulullah 6$. Ia mengemukakan

sejumlah atsar dari mulai nomor 101 sampai t20, dengan

mengikuti redaksinya dari segi penyandaran dan

penghukumannya.

Kemudian setelah itu pengarang mengemukakan perkataan

tabiin dan menyebutkan sejumlah ucapan mereka yang dimulai

dari nomor L2l sampai 149. Dan dalam hal ini ia menggunakan

AlArasy (SinggasanaAllah) 

431

cara yang sama, yaitu dengan menyandarkan dan

menghukuminya.

Kemudian membuat pasal lainnya yang dimulai dengan

menjelaskan waktu munculnya pendapat ta'thil (meniadakan sifat-

sifat Allah), dan bahwa itu muncul di akhir masa tabiin, dan yang

mula-mula membicarakan itu adalah Al Ja'd bin Dirham, dan ia

pun mengisyaratkan kisah dihukum matinya Al Ja'd. Ia juga

menyebutkan, bahwa muridnya, Al Jahm bin Shafwan, mengambil

pendapatnya ini, lalu menyebarkannya dan berdalil dengan sy-rbhat

logika untuk menopangnya. [-alu pengarang menyebutkan sikap

para imam di masa itu terhadap ucapan-ucapan Al Jahm, dan

pengingkaran mereka terhadap ifu.

Kemudian ia menyebutkan ucapan para pengikut tabiin

dalam masalah ini.

Demikian setemsnya pengarang menyebutkan ucapan para

ulama tingkat demi tingkat, disertai dengan menyandarkan ucapan

mereka dan menghukuminya, sesuai dengan sanad-sanad atsar

mereka, yang disusul dengan mengulas sedikit stafus keilmuan

mereka, dan menyebutkan sekilas kisah hidup sebagian mereka

dan tahun wafat mereka, dan lain-lain, di samping disertai pula

dengan berbagai faidah dan komentar.

2. Pengarang menggunakan metode dan cara pemaparan

dalam menjelaskan masalah-masalah akidah. Yaifu cukup dengan

menjelaskan hal yang benar dalam masalah itu, dan

mengemukakan dalilnya berupa nash-nash Al Kitab, As-Sunnah

dan ucapan para salaf shalih dan para imam agama ini, tanpa

mengulasnya secara mendalam dalam menguraikan pendapat-

pendapat mereka yang menyelisihi dan menyebutkan syubhat-

syrbhat mereka serta sanggahan-sanggahan mereka-

432 - Al Arasy (Singgasana Allah)

Di antara syaimya cq$ mengenai metode ini adalah

ucapannya:

*:^iLv Lu,\L y ot# i";,r i6 ii,r iv l;i

* r1Y;3 J';'Sr i.# t6J>lt.# u)lo)

"Ilmu adalah: Allah b*firman, dan Rasul-Nya bersabda.

Bila benar, dan ijma', maka cukuplah dengan itu.

Waspadalah terhadap orang yang mengibarkan penyelisihan

dengan kejahilan

di antara sang Rasul dan pendapat ahli pendapaL"6l8

Yang perlu diisyaratkan juga di sini, bahwa ulama sunnah

memiliki dua metode dalam mengarang kitab-kitab akidah, yaitu:

1- Metode pemapdmn:

Yaitu metode yang ditempuh oleh pengarang di dalam

kitabnya ini. Metode ini memiliki kelebihan, sebagaimana yang

telah. kami kemukakan, bempa keluasan dalam menyebutkan

kebenaran yang disandarkan kepada Al Kitab, As-Sunnah, ucapan

para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan

kebaikan, tanpa mengulasnya secara mendalam dalam

memaparkan perkataan-perkataan pihak-pihak yang menyelisihi

dan menyebutkan sangkalan-sangkalan dan syubhat-s5n-rbhat

mereka.

Di antara kitab-kitab yang menggunakan metode ini adalah:

A. Kitab As-Sunnah karya Imam Ahmad bin Hambal aes

(wafat tahun 241Hl.

618 S*d-urut Adz-Dzaha b (6 /156-1521.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

433

H).

B. Kitab At-Tauhidkarya Ibnu Khuzaimah (wafat tahun 311

C. Kitab At-Tauhid karya Ibnu Mandah (wafat tahun 395

H).

2. Metode sanggahan'

Metode ini menggabungkan antara menjelaskan hal yang

benar disertai penyebutan dalilnya dan menyebutkan pendapat-

pendapat pihak-pihak yang menyelisihi, serta meluaskan ulasan

dalam mengemukakan syubhat-syubhat mereka dan

menyanggahnya, serta menjelaskan kerusakannya dan letak

kebathilannya.

Di antara kitab-kitab yang dikarang dengan metode ini

adalah:

A. Ar-Radd ala Az-Zanadiqah wa Al Jahmi5yah karya Al

Imam Ahmad bin Hambal.

B. Ar-Radd ala Al Jahmiiyah dan Ar-Radd ala Bisyr Al

MuraisikanTa Utsman bin Sa'id Ad-Darimi (wafat tahun 280 H)-

C. Ta'wit Mukhalaf Al Hadits karya Ibnu Qutaibah (wafat

tah un 276H).

3. Pengarang bersandar kepada kaidah yang luas

dari karangan-karangan yang masanya lebih dulu.

Telah dikemukakan informasi mengenai kitab-kitab tersebut

saat mengulas tentang sumber-sumber kitab ini. Keluasan dalam

referensi-referensi ini memberikan kepada kitab ini kekuatan dan

kekayaan dalam pengetahuan, yang menjadikan kitab ini sebagai

rujukan dasar bagi yang ingin membahas masalah al 'uluww

434 - 

Al Arasy (Singgasana Allah)

r

t

(ketinggian Allah) dan kajiannya, dan terkadang pengarang

menyebutkan judul-judul kitab yang disinggungnya.

4. Pengarang berdalih dengan ucapan-ucapan

sebagai pendahulu golongan Aq1'ari. Karena mereka pada

akhimya menyepakati kebenaran dalam masalah ini, dan

menetapkan ketinggian Allah di atas para makhluk-Nya. Ini tidak

berarti mereka menyepakati Ahlussunnah dalam segala masalah.

Inilah metode yang ditempuh oleh ulama sebelumnya, yaitu

Ibnu Taimiyah di dalam Al Fatwa Al Himawiyah Al Kubra, dan

ditempuh juga oleh lbnul Qayyim di dalam ljtimia' Al Juyusy Al

Islamiyyah.

Maka tidak selayaknya difahami bahwa mereka termasuk

Ahlussunnah murni, karena Syaikhul Islam lbnu Taimiyah berkata,

"Terkadang ini dimaksudkan (yuhi lafazh Ahlussunnah), adalah

ahtul hadits wassunnah secara mumi, sehingga di dalam tidak

termasuk kecuali yang menetapkan sifat-sifat bagi Allah @, dan

mengatakan, bahwa Al Qur'an bukan makhluk, dan bahwa Allah

akan dapat dilihat kelak di akhirat, serta menetapkan adanya

takdir, dan hal-hal tokoh lainnya yang dikenal di kalangan ahlul

hadits dan ahlus rr,',,',u1',. "619

Keenam: Urgensi topik dan kitab ini.

Kitab ini membahas masalah besar dan sangat penting dari

masalah-masalah sifat, dimana perdebatan besar dan mendalam

berpusar padanya, pandangan-pandangan sangat beragam di

sekitarnya, madzhab-madzhab bermunculan mengenai, dan banyak

kaki manusia terdahulu maupun kemudian yang tergelincir di

61e Mnliaj As-Sunnah (2 / 2271.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

435

dalamnya, sementara perdebatan dan persilangan pendapat

mengenainya masih terus berlangsung dari sejak abad kedua

hingga masa kita sekarang.

Persilangan pendapat ini telah menyebabkan

berkembangnya golongan-golongan yang berdiri sendiri-sendiri

yang berpangkal dari pendapat-pendapat yang dianut oleh

sebagian mereka mengenai masalah ini.

Masalah tingginya Allah termasuk masalah-masalah sifat

yang paling utama dan paling besar karena kaitannya yang kuat

dengan masalah keimanan akan keberadaan Allah S. Karena itu,

orang yang mengakui ketinggian Allah berarti mengakui

keberadaan-Nya secara hakiki, sedangkan yang mengingkari

tingginya Allah, maka ada tiga kemungkinan unhrk perihalnya:

Perihal pertama: Mengingkari keberadaan-Nya secara

hakiki dan berpendapat bahwa keberadaan-Nya hanya sekadar

imajinasi di dalam benak.

Perihal keduar Berpendapat menyatunya Allah dengan

makhluk, dan bahwa inti wujudnya Pencipta adalah inti w ujudnya

makhluk, sebagaimana pendapat golongan lttihadiyah.

Perihal ketiga' Berpendapat hulul, yakni bahwa Allah

masuk ke dalam segala sesuatu, dan bahwa Dia dengan Dzat-Nya

berada di segala tempat.

Pendapat-pendapat bathil ini intinya adalah mengingkari

keberadaan Allah secara hakiki, dan bahwa sesungguhnya itu

sama dengan tidak ada.

Karena pentingnya masalah ini dalam akidah muslim, maka

sudah semestinya para ulama salaf dan para imam membuat

tulisan dan karangan mengenai topik yang pentingn ini, agar bisa

436 - 

AlArasy (SinggasanaAllah)

menjelaskan kepada kaum muslimin tentang manhaj Al Qur'an

dan As-Sunnah mengenai masalah ini, dan menjelaskan kepada

mereka dalil-dalil yang shahih lagi jelas mengenai ihr.

Jelas perkara ini sangat penting dan sangat dibuhrhkan di

samping luasnya medan perdebatan, beragamnya pendapat dan

banyaknya syubhat, serta semakin bertambahnya para pendukung

golongan-golongan penyelisih dan penolong mereka dalam hal ini.

Maka adalah sehamsnya memberikan sanggahan terhadap mereka

yang menyelisihi, membungkam klaim-klaim mereka, menggugur-

kan syubhat-syubhat mereka dan kebohongan-kebohongan mereka

demi menjaga akidah kaum muslimin dari penyimpangan. Karena

celah apa pun dalam masalah ketinggian ini kerap membalik

banyak perkara akidah, dan menggeserkannya dari sisi yang

benar. Tidak diragukan lagi, bahwa jalan keluar dari pusaran kesia-

siaan dan perangkap kesesatan adalah dengan menjelaskan akidah

Ahlussunnah wal Jama'ah yang bersandar kepada Kitabullah,

sunnah Rasul-Nya serta ijma' para sahabat dan yang mengikuti

mereka dengan kebaikan.

. Di dalam kitab At Arsyini Adz-Dzahabi telah menjelaskan

poin-poin dari topik ini, dalam berkenaan itu ia telah

mengumpulkan puluhan dalil dan perkataan-perkataan yang

ma'tsur, yang menenteramkan hati setiap muwahhid, dan

menyumbat kerongkongan setiap mu'aththil (yang mengingkari

sifat-sifat Allah).

Kitab Adz-Dzahabi ini dianggap kitab yang luas yang

pemah dikarang dalam masalah ini di samping kitabnya yang lain,

yailu Al uluww, namun ia bukan yang pertama dalam masalah ini,

karena sebelumnyd, A Hafizh Muhammad bin utsman bin Abi

Syaibah (wafat tahun 97 Hl, telah mengarang kitab Al Arsy wama

Al Arasy (Singgasana Allah) 

437

Ruwiya fihi, dan juga Ibnu Qudamah (wafat tahun 620 H),

mempunyai kitab yang berjudul ltsbat Shifat Al Uuww.

Secara umum, kitab At 'Rasy karya Adz-Dzahabi ini

merupakan salah satu rujukan penting yang menjelaskan sikap

para salaf mengenai masalah ketinggian dan istiwa' serta masalah-

masalah lain yang terkait dengan ifu. Sebagaimana juga bisa

dianggap sebagai rujukan dalam bidang ilmu hadits karena

mengandung puluhan hadits dan atsar yang disertai dengan

penjelasan hukum dan derajatnya.

Semoga Allah memberi ganjaran kepada Adz-Dzahabi

dengan sebaik-baik ganjaran dan sebanyak-banyak balasan atas

apa yang telah dipersembahkannya, serta menjadikan amal ini di

dalam timbangan kebaikannya.

Ketujuh: Kajian naksah manuskrip.

Sebagaimana diketahui, bahwa banyaknya naskah

manuskrip yang ingin ditahqiq memudahkan pengkaji terhindar

dari problem pengoreksian nash dan dari kehilangan sebagian isi

yang bisa terjadi karena lupa, kabur (tidak jelas), terhapus dan

problem-problem lainnya yang berkaitan dengan nash.

Adapun bila hanya terdapat satu naskah saja untuk kitab

yang dimaksud, maka sangat sulit mengatasinya manakala

menemukan problem-problem tersebut.

Ketika saya telah berketatapan hati untuk mentahqiq kitab

Al Arsy ini, saya meneliti copyan naskahnya, yang aslinya

disimpan di Perpustakaan Darul Ulum Nadwah Al Ulama, di India,

nomor l22l hadits. Naskah ini memiliki copyan berupa film yang

438 -: Al Arasy(Singgesana Allah)

disimpan di bagian manuskrip di Direktorat Perpustakaan di

Universitas Islam di Madinah Nabawiyah, dengan nomor 564-

Di sela-sela pencarian saya terhadap naskah lainnya untuk

kitab ini, saya mendapati perkataan Basysyar Awwad di dalam

kitabnya, Adz-Dzahabi wa Manhaiuhu fi kitabihi At-Tail<h, hal.

148, ia mengatakan, "Broklemen menyebutkan, bahwa dari kitab

Al 'Rasyterdapat naskah di Rambur, dan naskah lainnya di Ashif

Basya."

Maka saya pun merujuk kepada manuskrip-manuskrip

berbahasa Arab di Perpustakan Ridha di Rambur, bagian shalat

dan ushuluddin, hal. 316-317, lalu jelaslah bagi saya, bahwa

muqaddimah tersebut untuk permulaan kitabnya di bagian daftar

isi, yang nashnya sebagai berikut: "Segala puji bagi Allah Yatg

Maha Tinggi lagi Maha Agung, Rabb Arsy yang agung." Ini

muqaddimah kitab Al Uuww, dan bukan muqaddimah kitab .4/

Arsy, karena nash muqaddimahnya untuk kitab ini adalah: "Segala

puji bagi Allah yang tinggi di atas Arsy-Nya di langit." Maka

berdasarkan ini, kitab yang ada di Perpustakaan Ridha di Rambur

adalah kitab ,4/ 'Uluw, dan bukannya kitab Al Arsy.

Adapun naskah Perpustakaan Ashif Basya yang

diisyaratkan oleh Broklemen, dan juga disebutkan di dalam daftar

Perpustakaan Rambur, maka saya telah mendapatkan copyannya

melalui Saudara Abdullah bin Shalih Al Barrak, dosen di

Universitas Al Imam Muhammad bin Sa'ud Al Islamiyyah di

Riyadh, yang saya sangat berterima kasih kepadanya karena juga

telah berkenan memberi saya copyan lainnya, yang temyata dalam

penelitian saya jelaslah bagi saya bahwa itu naskah lainnya untuk

kitab Al Arsy.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

43lg

r

Saya masih ingin mendapatkan tambahan naskah-naskah

lainnya, karena ifu saya merujuk kepada apa yang disebutkan oleh

Basysyar Awwad yang mengisyaratkan, bahwa di Darul Kutub

Azh-Zhahiriyah di Damaskus, terdapat safu bagian dari " Risalah fi

Annalkh ala Al ArsY' (risalah, bahwa Allah di atas Arsy), dan ia

berkata, "Ketika saya menelitinya, temyata itu bukan kltab Al

Uluww, maka kemungkinannya itu adalah kitab Al Arsy."

Bagian dari risalah tersebut terdapat di dalam himpunan

nomor 47-majami', dan ada copyannya yang diperbesar yang

disimpan di bagian manuskrip di Direktorat Urusan Perpustakaan

di Universitas Islam, nomor 1506, q94-702, q 112-113. Setelah

saya menelitinya, saya dapati bahwa di permulaannya dicantumkan

" Mukhtashar fi Adz-Dzahabi5tyah, dan di bagian akhimya

dicantumkan "Akhir Adz-Dzahabiyyah". Lalu ketika' saya

membandingkannya dengan kitab Al Arsy, saya dapati bahwa

bagian ini merupakan ungkapan tentang ringkasan htab Al Arty,

yang dimulai dari penyebutan kemunculan pendapal ta'thil, dan

penyebutan pendapat-pendapat para pengikut tabiin hingga akhir

kitab. Pembuat ringkasan ini membuang sebagian sanad dan

komentar, dan hanya menyebutkan atsar-atsar dan

penyandarannya, dan terkadang disertai dengan penyuntingan

pada ungkapan-ungkapan pengarang, dan membuang sebagian

atsar atau meringkasnya dengan sangat ringkas.

Karena itu, saya tidak menggunakan ringkasan tersebut,

dan juga tidak menggunakannya sebagai pembanding karena

keadaannya yang saya sebutkan tadi.

Jadi di hadapan saya tidak ada yang dijadikan sandaran

kecuali dua naskah yang telah saya dapatkan, yaitu yang telah saya

singgung di muka tadi. Berikut ini datanya:

44O - 

Al Arasy (Singgasana Allah)

i

1. Naskah Maktabah Darul Ulum,

Jumlah lembarannya: 94 lembar.

Jumlah baris: jumlah baris-barisnya antara lima belas

sampai enam belas baris di safu halaman.

Jumlah kalimat: jumlah kalimat di setiap baris rata-rata

tujuh kalimat.

Nama penyalin: Muhammad bin Muhammad bin Salim bin

Ali, dibantu oleh Ubaid bin Muhammad bin Salim bin Ali.

Tanggal penyalinan: tidak disebutkan tanggal

penyalinannya.

Bentuk tulisannya dan sifatrya: Naskah ini ditulis dangan

khath naskhi biasa, bertitik, namun tidak terlepas dari kekeliruan,

dan itu cukup banyak, di samping itu sebagian kalimat tidak

terbaca, dan juga ada sebagian ungkapan yang hilang, ditambah

lagi terdapat kekeliruan pada sebagian kalimat.

Karena ifu mayoritasnya merujuk kepada naskah lainnya,

dan sumber-sumber aslinya yang disebutkan di dalam nukilan-

,,rkilurrnyu.

2. Naskah Ashif Bas57a'

Jumlah lembarannya: 47 lembar.

Jumlah baris: 22bans.

Jumlah kalimat di setiap baris: 20 kalimat.

Nama penyalin: Saya tidak dapat membaca nama

penyalinnya, karena tulisannya yang tidak jelas, kemungkinannya

adalah: Wahid Az-Zaman.

Tanggal penyalinan: Hari Senin, 10 Dzulqa'dah 1293 H.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

441

Bentuk fulisan: Naskah ini ditulis dengan khath farisi bagus

bertitik, namun juga tidak terlepas dari kekeliruan sebagaimana

naskah sebelumnya. Dan tampak oleh saya -wallahu a'lanr,

bahwa kedua naskah ini dinukil dari sahr asal, karena keduanya

sama dalam banyak kesalahan dan bagian yang hilangnya.

Kedelapan: Yang saya lakukan pada kitab ini.

1. Saya bersandar kepada naskah Maktabah Darul Ulum,

dan menjadikannya sebagai asalnya, dan saya memberinya simbol

dengan huruf i 1A1, dan saya membandingkannya dengan naskah

Ashif Basya yang saya beri simbol dengan huruf ./ (B).

Yang mendorong saya untuk bersandar kepada naskah

Maktabah Darul Ulum, karena tulisannya yang jelas, kendati kedua

naskah ini, sebagaimana telah saya singgung tadi, tampak diambil

dari satu asal yang sama, dan perbedaan antara keduanya tidak

banyak. Tapi saya juga mengambil manfaat dari naskah Ashif

Basya dalam pengoreksian dan pembacaan sebagian ungkapan

yang hilang atau terhapus di dalam naskah Darul Ulum.

2. Saya berusaha keras dalam membaca naskah manuskrip,

membandingkannya, dan menyalinnya sesuai dengan kaidah imla

modem, serta mencanfumkan perbedaan-perbedaan antara kedua

naskah tersebut.

3. Saya mengoreksi naskah manuskrip tersebut, dan

membetulkan yang hilang atau salah atau keliru di dalamnya, dan

saya jadikan koreksi itu di antara dua tanda kurung siku [ ], lalu

mencatumkan yang benar di dalam matannya, dan saya juga

menyebutkan kesalahan tersebut di catatan kakinya. Kemudian

442 - 

Al Arasy (Singgasana Allah)

F

saya menyebutkan sumber-sumber pembetulan yang menjadi

rujukan saya, atau menyebutkan bahwa redaksinya tampak lebih

tepat dengan pembefulan tersebut.

4. Saya berusaha semampunya unfuk mengeluarkan nash

dengan bentuk paling mendekati yang ditinggalkan oleh

pengarang. Saya membandingkan kedua naskah tersebut dan

merujuk kepada asal-asal nash-nash yang disebutkan di dalam

kitabnya, serta membandingkannya dengan asal-asal tempat

pengambilannya. Karena pengarang kadang menyebutkan sumber

pengambilan yang dikemukakannya, maka manakala sumber itu

ada, saya merujuk kepadanya dan membandingkannya dengan

manuskrip ini.

Begifu juga di antara yang banyak memudahkan saya

perihal pembandingkannya adalah karena banyaknya keserupaan

nash-nashnya dengan kltab Al Uluww, temtama pada sanad-sanad

pengarang dan perkataan yang khusus mengenainya.

5. Saya mencanfumkan sebagian judul di dalam nash yang

ditahqiq, dan menjadikannya di antara antara dua tanda kurung

siku'[].

6. Saya mengisyaratkan permulaan setiap halaman dari

manuskrip dengan menempatkan garis miring pada nash (/), dan

isyarat di depannya di dalam catatan kaki yang menunjukkan

nomor lembar dan halaman dalam benfuk berikut: lq I t.r), yang

maksudnya: nomor menunjukkan nomor lembaran, dan huruf

menunjukkan kepada salah sahr dari dua mukanya (yakni safu

lembar terdiri dari dua muka, A dan B).

7. Saya mencantumkan nomor urut pada hadits-hadits,

a ts ar-a tsa r dan nukilan-nukilan.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

441

8. Saya mencantumkan nama surah dan nomor ayat untuk

ayat-ayat Al Qur'an yang dicantumkan di dalam nash ini, yaifu

dengan mencantumkannya di dalam catatan kaki unfuk

menunjukkan letaknya di dalam Al Qur'anul Karim.

9. Saya men-takhrij hadits-hadits nabawi yang dicantumkan

di dalam kitab ini dari kitab-kitab Sunnah yang bermacam-macam.

Lalu saya menyandarkan hadits kepada yang mengeluarkannya,

dengan menjaga penyandarannya secara umt berdasarkan urusan

masa meninggalnya para pengarangnya. Dan terkadang saya

menyebutkan perkataan ahli ilmu mengenai hukum hadits

dimaksud.

10. Saya men-takhij atsar-atsar yang dicantumkan di dalam

kitab ini, dan berusaha menyandarkannya kepada kitab-kitab yang

meriwayatkannya dengan sanad.

11. Saya mencocokkan nukilan-nukilan yang dicanfumkan

pengarang kepada kitab-kitab yang disebutkannya. Dan dalam

keadaan tidak ada, saya berusaha menelusurinya dan

menyandarkannya kepada kitab-kitab yang menyebutkannya.

L2. Saya mencantumkan biografi pada tokoh yang

disebutkan di dalam matan kitab ini, dan juga menyebutkan tahun

wafat mereka, dengan berusaha mengemukakan biografi mereka

secara ringkas. Saya memastikan itu dari safu atau dua sumber

yang bisa dijadikan pedoman dalam menjelaskan biografi mereka.

Dalam keadaan adanya nama tokoh yang terulang setelah saya

menyebutkan biografinya, maka saya mengisyaratkannya kepada

tempatnya pertama dengan redaksi: "Biografinya telah

dikemukakan pada halaman (sekian)."

13. Saya menjelaskan sebagian kalimat gharib dan

menjelaskan sebagian tempat yang perlu dijelaskan.

444 - 

AlArasy (SinggasanaAllah)

14. Saya juga memberikan komentar pada sebagian

masalah yang disebutkan pengarang manakala saya melihat sangat

diperlukan untuk diberi komentar.

15. Saya membuatkan daftar-daftar sebagai berikut:

1. Daftar ayat-ayat Al Qur'an.

2. Daftar hadits-hadits marfu'.

3. Daftar atsar-atsar mauquf.

4. Daftar para tokoh.

5. Daftar lafazh-lafaah ghanb.

6. Daftar bait-bait syair.

7. Daftar karangan-karangan yang dicantumkan di dalam kitab

ini.

8. Daftar golongan-golongan, kabilah-kabilah dan kelompok-

kelompok.

9. Daftarlokasi-lokasi, tempat-tempatdannegeri-negeri-

10.. Daftar referensi dan rujukan

11. Daftar isi kitab.

Tambahan

Disebutkan di bagian ketujuh (kajian naskah manuskrip),

dan juga bagian kedelapan (yang saya lakukan pada kitab ini),

bahwa saya bersandar kepada dua naskah manuskrip, yaitu:

naskah Perpustakaan Darul Ulum, dan naskah Ashif Basya.

Saya lupa menyebutkan naskah ketiga yang menjadi

sandaran saya setelah selesainya pekerjaan saya pada kitab ini di

Al Arasy (Singgasana Allah) 

445

masa-masa pertama, yaitu naskah Perpustakaan Bronston, di

United State of America. Datanya sebagai berikut:

Jumlah lembamya: 70 lembar.

Jumlah baris: Jumlah barisnya mencapai fujuh belas baris di

setiap safu halaman (safu muka).

Jumlah kalimat: Rata-rata jumlah kalimat di setiap baris

sebanyak sembilan kalimat.

Nama penyalin: Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad

bin Sulaiman Al Majd Ash-Shalihi Ad-Dimasyqi.

Tanggal penyalinan: Hari Senin, permulaan bulan Rabi'ul

Awwal, tahun 822 H.

Bentuk tulisannya: Naskah ini difulis dengan hrlisan.nakhi

biasa, bertitik, dan jelas, sedikit kesalahan bila dibandingkan

dengan kedua naskah lainnya.

Naskah ini termasuk di dalam himpunan yang terdiri dari:

Qa'idah fi Ash-Shabr karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan

Iam'at Al I'tiqad karya Ibnu Qudamah. Di bagian muka kitab

tersebut dicantumkart " wa fihi kitab Al Arsy li Adz-Dzahabi fi Al

Uuwd' (di dalamnya terdapat kitab Al Arsy karya Adz-Dzahabi

mengenai ketinggian), dan pada nomor 19 terdapat ungkapan,

" Kitab Al Arsy li Adz-Dzahabi' sebelum mulai pada muqaddimah

kitab.

Dengan begifu, pekerjaan pada kitab ini telah selesai

dengan ketiga naskah manuskrip tersebut, sebagaimana yang

dijelaskan pada contoh copyan manuskrip dan catatan-catatan kaki

tahqiq.

446 - 

Al Arasy (Singgasana Allah)

Saya memberi simbol untuk naskah Perpustakaan Broston

dengan huruf i(A).

Saya memberi simbol untuk naskah Perpustakaan Daml

Ulum dengan huruf ./ (B).

Saya memberi simbol untuk naskah Perpustakaan Ashif

Basya dengan huruf 6 (C).

Saya memilih naskah Broston karena merupakan naskah

paling lama dan paling sedikit kesalahannya.

Inilah yang perlu diketahui, hanya Allah-lah yang kuasa

memberi petunjuk.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

447

MUQADDIMAH

Bi sm i llah inahm a an inahii m

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang Arsy-Nya

meninggi di atas air, yang mengokohkan keyakinan hati orang-

orang pilihan-Nya yang bertakwa, dan menguji para makhluk-Nya

dengan kebahagiaan dan kesengsaraan.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan selain Allah

semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dengan kesaksian seorang yang

beriman akan penghimpunan dan perjumpaan kelak. Dan aku

bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya,

yang bersaksi atas umat para saksi, yang diufus dengan membawa

keterangan-keterangan dan pefunjuk serta meninggalkan riya.

Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam serta kemuliaan

dan keagungan, dengan limpahan yang berkesinambungan hingga

hari berbangkit, dan juga kepada para sahabatnya semua.

448 - AlArasy (Sin8gasanaAllah)

Pasal

Dalil yang menunjukkan bahwa Allah & di atas Arsy, di

atas semua makhluk, terpisah620 dari semuanya, tidak masuk di

dalam sesuatu pun dari ifu, namun ilmu-Nya mencakup segala

tempat, adalah:

Al Kitab, As-Sunnah, Uma' sahabat, tabiin dan para imam

yang mendapat petunjuk.

620 l;rfaz:h !-ui fterpisah), tidak dikenal di masa sahabat, dan mereka tidak

pemah menggunakan lafazh ini dalam perkataan-perkataan mereka saat

membicarakan masalah Al Uluw (ketinggian Allah). Sebab penggunaannya di

kalangan para salaf adalah karena bid'ah png dimunculkan oleh golongan

Jahmiyah, yaitu mereka mengatakan, bahwa Allah dengan Dzat-Nya berada di

setiap tempat. Maka kebuhrhan akan keterangan dan penjelasan menuntut

sebagian imam salaf menggunakan lafazh ini, dan penggunaannya pun oleh

mereka terus berkesinambungan tanpa ada seorang pun dari mereka yang

mengingkarinln.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

449

DALIL.DALIL DARI AL QUR'AN

Dalil-dalil yang bersumber dari Al Qur'an adalah'

Allah & berfirman'

i;3'iytr&'o$i

" Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas

Arsy." (Qs. Thaahaa [20]: 5)

';-;t, eqr:"1f

" Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy."

Ayat ini disebutkan di enam tempat.621

1. Al Bukhari622 berkata di dalam Shahilrnya, "Muj6[i61623

berkata, '{;J\artinya g,'-rdt ,lb rb (tinggi di atas Arsg'."524

621 Keenam tempat tersebut adalah: Qs. Al A'raaf 171 54; Yuunus [10]: 3;

Ar-Ra'd l73l:2; Al Furqaan l25l:59 As-&jdah 1321,4; dan Al Hadiid 1571t 4.

622 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin lbrahim bin Al Mughirah bin

Bardazaih Al Ju'fi Al Bukhari, lahir pada tahun 194 H, pengarang Ash-Shahih, ia

450 - 

Al Arasy (Singgasana Allah)

2. Ishaq bin Rahawaih625 berkata: [Aku mendengar

Bisyy6ze bin Umar berkatal527, 'Aku mendengar lebih dari satu

orang mufassir mengataka n, " ;9i5 J.;:i\ ["';1i (Tuhan vang

Maha Pemurah. Wng bersemayam di atas Arsl, maksudnya

adalah, €:1. (^"ninggi)'. "628

3. Muhammad bin Jarir Ath-T1',u6uti529 berkata mengenai

firman-Ny ", 

'q;l'ri, {fi"i " Kemudian dia bersemayam di atas

pemah berkata, "Aku hapal seratus ribu hadits shahih dan dua ratus ribu hadits

ndak shahih." Ia wafat pada tahun 256 H. [ih. AtTadzkirah A] Huffazh,2/122).

623 14,r1u1-,i6 bin Jabr Al Makki, seorang imam dalam bidang tafsir, meninggal

dalam keadaan sujud, pada tahun 104 H, dan ada juga yang mengatakan, pada

tahun 103 H. (Ljh. At-Tadzkinh Al Huffazh,92; At'Tahdzib,70/42\-

624 gp. Al Bukhari (pembahasan: Tauhid, bab: " Dan adalah singgasana-Nya

di atas a/' Qs. Huud [11]: 7, hal. 1554, terbitan Darussalam).

52F Ishaq bin Ibrahim bin Malihlad, Vang dikenal dengan sebutan lbnu

Rahawaih Al Marwazi. Al Khathib Al Baghdadi berkata mengenainya, "la salah

seorang imam kaum muslimin, dan salah seorang tokoh agama. Terhimpun

padanya hadits, pemahaman, hapalan, kejujuran, wara' dan kezuhudan." Ia

meninggal pada tahun 238. (Lrh. Tarikh Baghdad,6/345).

626 6isyn bin Umar bin Al Hakam Az-Tahrani Al Azdi, tsiqah, meninggal pada

tahun dua ratusan. (Uih. N Kasyil T/L56; Taqrib AbTahdzib, hal. 45).

627 Redaksi dalam kurung siku tidak terdapat pada manuskrip A, B dan C,

sedangkan pembetulan ini dari Syarh Ushul l'tiqad Ahlissunnah karya Al-Lalika'i.

628 pi6q76y6tkan oleh Al-Lalika'i dalam Syarh Ushul ltiqad Ahlissunnah raal

Jamaah, 3/397, no. 662; Dicantumkan oleh Adz-Dzahabi dalam Al Arba'in fi

Shifat Rabb Al Alamin, hal. 36, no. 3.

629 yui1, Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, sang ahli tarikh, mufassir, imam-

l-ahir pada tahun dua ratus dua puluh empat, meriwayatkan dari sangat banyak

orang, mengarang tarikh yang besar, dan mempunyai tafsir yang lengkap, yang

tidak ada tafsir lain yang seperti itu. Ia meninggal pada tahun tiga ratus sepuluh H.

Uh. Al Bidayah, L7 / 145-7471.

AlArasy (SinggasanaAllah) 

- 4S1

Arsy, (Dialah) yang Maha pemurah." (Qs. Al Furqaan [25]: 59)

bahwa maksudnya adalah (tinggi dan meninggi).630

4. Abu Ubai6u5631 berkata, "Maksudnya adalah 'Jtj

(naik)."

Disebutkan oleh Al Baghawi632 di dalam Tafsimya.6s3

5. Al Farra5il berkata, "';;:f :F$1i(Kemudian Dia

bersemayam), maksudnya adalah iri (nark), demikian yang

dikatakan oleh lbnu 666*.635 Yaitu seperti ungkapan:

630 Tafsir Ath-Thabari,l/192, L3/94, lg/2g.

631 yr'ur,r*ur bin Al Mutsanna At-Taimi dengan wala., Al Bashri, Abu

ubaidah An-Nahwi, termasuk kalangan imam di bidang ilmu tentang sastra dan

bahasa. lahir pada tahun 110 hadits di Bashrah, dan meninggal pada tahun 209

H. Ia mempunyai sejurnlah karangan, di antaranya: Mabni N ew.an, l,rab Al

Qur'an, Al Amtsal, dan lain-lain. (ih. Wafayat Al A'5nn, S/235-Z4S; Al Alam,

7/272.)

632 66u Muhammad, Al Husain Mas'ud bin Muhammad Al Baghawi, Al

Faqih, Asy-syafi'i, Al Muhaddits, Al Mufassir. Ia lautan dalam berbagai bidang

ilmu- Di antara karya-karyanp: Mablim At-Tanzit fr Tafsir At ew'an At IGd;,

At-Tahdzib, 55mrh As-sunnah, dan lain{ain. Ia wafat pada tahun slo H. (At

Wafayat, 2/736-137 ; Thabqat As-Subki, 4/Zl4l.

633 66. Tafsir Al Baghawi, l/lll,terbitan Darul Ma,rifah.

634 Abu Zakaiya, Yahya bin Ziyad bin AMullah bin Manzhur At Aslami, yang

dikenal dengan sebutan Al Farra, Ad-Dailmi, Al Kufi. Ia orang Kufah yang palin!

cerdas dan paling berilmu mengenai nahwu, bahasa dan bidang-bidang sastra

lahir di Kufah pada tahun 144 H, dan meninggal pada tahun zoz H.0,th. Tarikh

Baghdad, 74 / 739 ; T:ahdzib At-Tahdzib, Ll /zLZ).

53s 666.,11u1', bin Abbas bin Abdul Muththalib Al Hasyimi, anak paman

Rasulullah 6$. Lahir tiga tahun sebelum hilrah di celah bukit (milik Abu Thalib), di

masa boikot. Beliau adalah penerjemah Al Qur'an, dan uskupnya umat ini karena

ilmu dan pemahamannya. Ia wafat pada tahun 84 H- (Al Ishabah fi Tamyiz Ash-

Shahabah, no. 4781).

452 

AlArasy (SinggasanaAllah)

oe'J;')i

L-kS cy)t'e rSr) (orang itu tadinya duduk kemudian tegak

berdiri).

Diriwayatkan oleh Al Baihaqi635 dalam kitabnya, Ash-

Shifuy.637

ia berkata, "Aku

mengenai (ayat):

6. Ad-Daraquthni63s meriwayatkan dari Ishaq Al Kadzi,639

mendengar Abu Al Abbas 1tu'1u6640 berkata

e;:f S {gt (Dia bersemavam di atas Arsl,

'Maksud t;Sadalah irti (tinsgi) ilit 6t-'\artinya adalah $afr

(permukaannya tersambung), 'tjrt ,s*! artinya adalah'iI11 lyakni

536 Ahmad bin Al Husain bin Ali bin Musa Al Baihaqi An-Naisaburi, hafizh,-

sangat berilmu, tsabat, faqih, termasuk kalangan para pendahulu kaum Asy'ariyah,

mminggal pada tahun empat ratus lima puluh delapan. (Lrh. Tadzkirah N Huffazh,

3/1132i Siyar A'lam An-Nubala', 181163).

637 4J /sp2' wa Ash-shifaf karya Al Baihaqi, 2/310;

Disebutkan oleh Ibnul Qayyrm dalam ljtima' Al Juyusy Al lslamiyph, hal.

264, dgn ia berkata, "Aku katakan: Maksud Al Farra adalah tegaknya yang berdiri

dan yang duduk di saat bangkitnya dari tanah-"

538 Ali bin Umar bin Ahmad bin Mahdi Al Baghdadi Ad-Daraquthni Asy-

syafi'i, muhaddits, hafizh, faqih, murqi akhbari, ahli bahasa, lahir pada tahun 306

H, dan wafat pada tahun 385 hadits di Baghdad. Di antara karangan-

karangannya: As'Sunan dan Al Ma'ifah bi Madzhahib Al Fuqaha'. [--th. Siwr

A'lam An-Nubala', 70 /259-262\.

639 Ishaq bin Ahmad bin Ibrahim Al Kadzi -penisbatan kepada salah satu

desa di Baghdad yang bemama Kadzah-, tsiqah, zuhud. wafat pada tahun tiga

ratus empat puluh enam. (Lih. Tankh Baghdad, 6/399; N Ansab, 70/312;

Mu'jam Al Buldan, 4/ 428).

e0 Pada catatan kaki naskah A dan B dicantumkan: "la adalah Ahmad bin

Yahya Asy-syaibani, imamnya orang-orang Kufah dalam bidang Nahwu dan

batnsa. Ia hujjah, tsiqah, shahih, masyhur dengan hapalan dan kebenaran

pengucapan. Lebih dikedepankan daripada para syaikh kendati pun ia masih

mudah. Ia wafat pada tahun dua ratus sembilan puluh satu." Lih. biografinya

dalam Tarikh Baghdad, 5/204.

Al Arasy (singtasana Allah) 

- 4S3

penuh; bulan itu penuh) , ):;b3 \: c*y artinya adalah t4i*,3

(yakni Zaid dan Amr serupa), r(Jt jt oOyartinya adalah 

'Jji

(datang; yakni datang atau menuju langit). Inilah yang kami ketahui

dari perkataan orang Arab'."@l

541 Uh. gprh Ushut I'tiqad Ahlissunnah wal Jamaah karya Al-Lalika'i,

3/399400; Al Uluu,w karya Adz-Dzahabi, hal. 155; Al Arba'in fi Shifat Rabb At

Alamin, hal. 37, no. 5; Ijtima' Al Ju5nsy Al Islamilryah, hal. 264-265.

Komentar: Ibnul QaWim dB berkata, "sesungguhnya lafazh ir,r;;ti dalam

bahasa Arab, yang Allah meng-khitab ktta dengan bahasa mereka dan

menunrnkan firman-Nya dengan itu, ada dua macam: muthlak (tidak terikat) dan

m tqa5ry;a d (terikat; terbatas).

A. Yang muthlak adalah yang menyampaikan maknanya dengan kata, seperti

firman Allah $[i' aj.J"rta:&l {.r!l1"Dan setelah Musa cukup umur dan sempuma

akalnya." (Qs. Al Qashash [28]: 14). Ini maknanya,'ii'F (sempuma). Dikatakan:

';1€l rs*t(tumbuhan itu sempuma),itht opL(makanan itu sempuma).

B. Sedangkan yang muqa5ry;ad, ada tiga macam:

Pertama, muqaj,lnddengan j1, seperti firman Allah Si: ,Ar jl6ord "Dan

dia berkehendak (menciptakan) langit." (Qs. Al Baqarah {21: 29), F jliti,sp,\

'{:}1, jp "fulan naik ke atap dan ke loteng". Allah & menyebutkan.s(ii (yang ada

sublek


Related Posts:

  • arasi singasana allah 7  Husaini (hal. 34); Ad-Durar AlKaminah (3/426\; Tadzkirat N Huffazh karya As-Suyuthi (517-518).Al Arasy (Singgasana Allah) - 391Ilmu qira'ah dan ilmu hadits. Untuk itu ia belajar kepadapara pembesar ulama qira… Read More