Tujuan Illuminati yaitu merendahkan dan memperbudak
manusia, baik secara mental maupun spiritual, jika tidak secara fisik.
Kelompok ini seperti tumor yang menyebar luas di dalam masyarakat.
Mereka telah menyusup ke dalam banyak organisasi yang tampak
baik (seperti perserikatan amal dan persatuan profesional) dan juga
telah menyusup ke dalam sebagian besar gerakan politik, khususnya
zionisme, komunisme, sosialisme, liberalisme, neo-konservatisme,
dan fasisme. Ini yaitu pemicu mengapa pemerintahan tampak
dijalankan oleh orang-orang tak berjiwa dengan raut wajah
mengerikan yang melontarkan kata-kata hampa dan memancarkan
kejahatan.
Illuminati telah menyusupi seluruh agama dan institusi, termasuk
sekelompok yang menganggap diri mereka sebagai “Pilihan Tuhan”.
Orang-orang “Pilihan Tuhan” ini amat mahir dalam melakukan
manipulasi dan kejahatan. Namun, ketika kritik dilontarkan kepada
mereka, mereka menuduh balik bahwa kritik ini yaitu
“rasisme”—sebuah cara pandai untuk melakukan pembelaan.
Oleh sebab nya, perhatian terhadap permasalahan yang paling
menyulitkan sepanjang waktu ini dilencengkan sebagai “prasangka”.
Meskipun demikian, orang-orang yang merasa bahwa mereka yaitu
“Pilihan Tuhan” hanyalah pion, kambing hitam, serta tameng bagi
“pemimpin” mereka yang kejam dan licik.
Tirani Illuminati tidak terlihat sampai Anda melewatinya.
Selanjutnya, berbagai pintu secara diam-diam tertutup dan posisi
serta pengaruh mereka akan mereka pungkiri. Jika Anda berkeras,
Anda akan difitnah, dibangkrutkan, atau bahkan dibunuh. Kemudian,
3pengungkap kebenaran dan yang tidak menyetujui apa yang mereka
lakukan tidak akan mendapat akses kredit dan perdagangan. Amat
mencengangkan bagaimana mudahnya kita mengalah kepada tirani.
Kesuksesan publik ditentukan oleh pendirian setuju-atau-tidak
terhadap konspirasi jahat ini. Masyarakat Barat dibuat berkacamata
kuda, tanpa pemimpin, dan tanpa tanggung jawab. Pencapaian
material dan teknologi kita sangat luar biasa. Namun, secara budaya
dan spiritual kita kelaparan serta terbelenggu.
Baru-baru ini, dalam show internet radio-nya, Alan Stang bertanya kepada saya tentang kemungkinan adanya hal-hal seperti
konspirasi Yahudi. Ia mendapat banyak e-mail dari orang-orang yang
menyalahkan dan memojokkan Yahudi, Jesuit, Vatikan, Freemason,
dan yang lainnya.
Saya menjawab bahwa kartel bank sentral yaitu satu-satunya
kelompok yang memiliki niat sekaligus sarana untuk mengambil
alih dunia. Terdiri dari sebagian besar Yahudi yang percaya
terhadap Kabala dan Freemason, mereka merupakan kepala dari
“gurita” ini . Zionisme, Freemasonry, golongan Yahudi yang
terorganisasi, imperialisme, Jesuit, Vatikan, agen-agen intelijen,
media masa, yaitu di antara tangan-tangan “gurita” ini yang
jumlahnya tak terhitung.
Motifnya yaitu untuk melindungi monopoli yang amat bernilai
dan kejahatan kredit (penciptaan uang) publik (pemerintah). Mereka
membutuhkan “Pemerintahan Dunia” untuk memastikan bahwa
tidak ada satu pun negara yang mencetak uang mereka sendiri.
Selain itu, agar mereka tetap tergantung terhadap “pinjaman” yang
diciptakan oleh para bankir ini .
6Tentu saja “alat” yang mereka gunakan yaitu kekayaan tak
terbatas melalui saluran jaringan kartel mereka, yang memungkin-
kan mereka untuk menguasai pemerintah, media masa, pendidikan,
dan lain sebagainya. Setiap orang yang sukses dalam kehidupan
publik yaitu boneka mereka atau secara tidak sadar menjalankan
agenda mereka. Jaringan Zionis-Freemason-Komunis-Sosialis-MI-5/6
dan banyak lagi yang lain memungkinkan mereka untuk meme-
gang kendali tersembunyi.
Idiologi tirani dunia, Illuminisme, datang dari Kabala Yahudi
yang mendakwahkan bahwa manusia (yaitu para bankir) dapat naik
ke “posisi Tuhan” dan mendefinisikan ulang kebenaran.
Pada 1770, sebuah sindikat para bankir yang dipimpin oleh Mayer
Rothcshild memulai penyembahan Satanik “Illuminati” yang didesain
untuk menumbangkan masyarakat. Menurut Edith Starr Miller,
sindikat Rothschild meliputi para penguasa modal seperti Daniel Itzig,
Friendlander, Goldsmind, dan Moses Mocatta. (Occult Theocracy, hal.
184.) Menurut Miller, tujuan Illuminati (Komunisme dan NWO) yaitu
penghancuran Kristen, Kerajaan negara-bangsa (untuk digantikan
dengan pemerintahan dunia atau “internasionalisme” mereka),
pemutusan ikatan keluarga dan pernikahan dengan menganjurkan
homoseksualitas juga hubungan badan dengan siapa pun tanpa
pernikahan, mengakhiri pewarisan serta kepemilikan pribadi, dan
penekanan penindasan identitas kolektif atas nama “persaudaraan
manusia universal”, yaitu “keberagaman—diversity” (Occult Theocracy,
hal. 185).
Pada umumnya, mereka mencoba untuk menekan dan menutupi
informasi seperti ini. Kongres Yahudi Kanada telah mengajukan
gugatan kepada Komisi Hak Asasi Manusia Kanada untuk meminta
Komisi ini menghilangkan referensi mengenai Yahudi dari situs
7saya, www.henrymakow.com. Pada Maret 2009, Komisi Hak Asasi
Manusia ini melakukan “Persidangan” untuk menyelidiki tulisan
saya. Alasan bahwa saya menganjurkan “kebencian” merupakan dalih
yang sudah usang.
Dalam pikiran saya, ini semakin membenarkan semua hal yang
telah saya uraikan. Saya bukan seorang nabi agung, namun Yesaya,
Ezekiel, Jeremiah, dan Amos juga mengkritik “kepemimpinan” Yahudi
dan akan diperlakukan dengan cara yang sama jika mereka masih
hidup saat ini.
CJC tidak ingin para Yahudi mengetahui bahwa kegiatan
Yahudi telah dibajak. Para Pemimpin Yahudi telah menyimpangkan
keyakinan mengenai orang suci yang dipilih untuk memperbaiki
moralitas menjadi seorang elit yang menunjuk dirinya sendiri untuk
menggantikan posisi Tuhan. Para bankir mengunakan Mesianisme
Yahudi ini sebagai instrumen untuk menyatukan hegemoni materi,
spiritual, dan budaya mereka. Judaisme (bersama komunisme dan
zionisme) merupakan sistem untuk mengendalikan para penganut
Yahudi, dan melalui mereka mengendalikan ras manusia.
Tirani pemerintahan dunia merupakan satu-satunya kemenangan
yang harus didapatkan dengan tanpa disadari oleh orang yang
dikalahkan. Dalam Protokols of the Elders of Zion—Protokol Orang-
orang Bijak Zion, tercatat bahwa “penguat” kita yaitu “kekuatan dan
membuat yakin”. “Membuat yakin” dengan menggunakan muslihat
sebagai “magis” mereka. (Protokol 1)
Ketika para bankir memegang tali kendali, tak dapat dielakkan
lagi negara menjadi identik dengan para bankir ini. Negara yaitu
sebuah tipu daya untuk memanipulasi masa. Ini merupakan
kebenaran di balik wajah “membuat yakin” Komunis NWO.
8Tirani ini juga merupakan yang pertama dalam sejarah yang
tidak dapat disebutkan tanpa rasa takut akan dicap “anti-Semit”
dan “seorang pembenci”. Peracayalah bahwa kebencian ini
sepenuhnya yaitu berada pada sisi Kabalis.
Muslihat ini dicapai dengan menyalahkan semua penganut
Yahudi untuk kelicikan yang dilakukan oleh sedikit orang. Ini yaitu
sebagaimana seluruh orang Italia disalahkan atas aktifitas mafia.
Menyalahkan seluruh penganut Yahudi umumnya membuat mereka
melakukan campur tangan untuk Rothcshild, dan itu membenarkan
kecurigaan terhadap mereka. Membahas mengenainya berarti kita
menempatkan diri kita dalam posisi yang akan disudutkan oleh kritik!
Apa yang akan ada dalam benak kita mengenai orang-orang Italia
jika mereka membela Al Capone dan tindak kriminal terorganisasi?
Golongan Yahudi yang terorganisasi menggunakan “anti-Semit”
dan “kebencian” seperti kutukan dokter jahat yang darinya semua
terperangkap dalam kondisi mengerikan. Untuk menetralisasi guna-
guna ini, kita harus memakai emblem anti-semit dengan bangga
sambil mengungkapkan bahwa itu bermaksud untuk menentang
peran Yahudi (dan kripto-Yahudi) yang tidak proporsional dalam
pembentukan Tatanan Dunia Baru. (Tidak ada seorang pun yang
menganjurkan ataupun mengizinkan tindakan genosida atau
pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap suatu
bangsa atau ras). Oleh sebab nya, anti-semitisme akan menjadi
gerakan politik (bukan rasial) sah yang diarahkan untuk menentang
cengkeraman dan kebijakan Illuminati (Yahudi dan non-Yahudi).
9Apa Arti Menjadi Yahudi Bagi Saya
Bagi saya, menjadi Yahudi yaitu mengenai jiwa, pikiran, darah,
dan budaya. Saya memiliki keyakinan yang kuat bahwa Tuhan
merupakan dimensi moral yang berada dalam kesadaran dan
akal budi (pikiran). Saya tidak akan memaksakan pandangan saya
mengenai Tuhan kepada Anda. Namun, dalam masyarakat yang
memegang pandangan yang demikian, pertanyaan mengenai apa
yang benar, adil, atau indah merupakan titik pusat yang menjadi
bahan perdebatan berkelanjutan.
Saya merupakan Yahudi campuran. Saya terlebih dahulu dikenal
berdasar ras saya, kemudian dengan kebangsaan saya, lalu
sebagai seorang Yahudi. Saya tidak pernah mendapat pendidikan
Yahudi dan tidak secara rutin berhubungan dengan Yahudi. Sejauh
ini, kecuali untuk Sepuluh Firman Tuhan (Ten Commandement) dan
beberapa bagian dari Perjanjian Lama, saya tidak tertarik terhadap
“agama”. Yesus mengatakan, “Kenalilah mereka dengan buah mereka.”
Sebaliknya, saya melihat dampak yang dapat meningkatkan
kebudayaan pada Kitab Cinta Kristus untuk manusia. Langkah
pertama dalam evolusi spiritual manusia yaitu mendahulukan
orang lain sebelum diri sendiri dan memahami bahwa seluruh
manusia (bukan Yahudi) yaitu saudara.
Dalam bukunya, Jewish History, Jewish Religion (1994), Israel
Shahak menguatkan kecurigaan saya bahwa Judaisme bukan
merupakan agama. “Keimanan dan keyakinan (kecuali keyakinan
nasionalistis) memerankan bagian yang amat sangat kecil dalam
Judaisme klasik. Apa yang paling penting yaitu kegiatan ritual. Hal
itu lebih penting dibandingkan tindakan apa yang harus dilakukan atau
keyakinan yang melekat padanya.” (hal. 35)
Langkah selanjutnya bagi saya yaitu menyimpulkan bahwa
Judaisme paling baik merupakan kepercayaan pagan yang rasial atau
paling buruknya yaitu masyarakat rahasia Satanik. Sifat dasar dari
masyarakat rahasia yaitu bahwa para anggotanya disuapi dengan
idealisme yang hampa dan tidak diberi tahu mengenai agenda yang
sesungguhnya.
Sebagaian besar penganut Yahudi tidak menyadari bahwa
Judaisme menjauhkan mereka dari Perjanjian Lama dan mengarah-
kan mereka pada Talmud dan Kabala. Amat jarang yang membaca
buku ini. Jika mereka membacanya, mereka mungkin akan menyadari
bahwa Talmud penuh dengan kebencian dan pandangan yang
memandang rendah non-Yahudi. Mereka akan menemukan bahwa
Kabala merupakan basis dari sihir, astrologi, numerologi, kartu tarot,
black magic, androgini, penyembahan seks, dan banyak lagi ritual
dari gerakan New Age modern. Ia mengajarkan bahwa baik dan
buruk yaitu satu dan hitam yaitu putih, serta sebaliknya.
Pada Internal Yahudi Kabalis ada sebuah gurauan yang
mengatakan, “Seorang Yahudi ortodoks mewawancarai tiga orang
calon pekerja yang melamar sebuah pekerjaan. Ia bertanya kepada
mereka, “Berapakah 2 tambah 2?” Dua orang pelamar pertama
menjawab 4 dan 22. Ia langsung menendang mereka keluar ruangan.
Lalu, orang yang ketiga menjawab, “Apa pun yang Anda inginkan bisa
terjadi.” Ia diterima.” Ini yaitu apa yang kita hadapi dalam melawan
Tatanan Dunia Baru, sebuah upaya untuk membentuk kembali
kebenaran sesuai dengan kepentingan pribadi.
Kabala merupakan basis dari penyembahan seks yang telah
melanda dunia. Hubungan seks merupakan ritual yang diharuskan
bagi Yahudi Kabalis pada saat Sabbath. Nafsu fisik dianggap
meningkatkan kecintaan manusia kepada Tuhan dan bersetubuh
merupakan saranan untuk menyatu dengan Tuhan. (Hal ini, tentu
saja, yaitu sampah. Anda menyatu dengan Tuhan melalui pelayanan
terhadapnya selama tujuh hari dalam satu minggu. Seks yaitu naluri
alamiah seperti makan, bukan tindakan suci.)
Arah Peradaban Barat telah melenceng dari percaya kepada
Tuhan menjadi percaya kepada Setan. Titik kulminasinya yaitu
apa yang disebut “Pencerahan—Enlightment” ketika manusia
yang memiliki uang memutuskan bahwa mereka dapat berpaling
dari Tuhan. Umumnya, penurunan menuju kegelapan moral
direpresentasikan oleh Luciferian sebagai cahaya, matahari terbit.
Contohnya yaitu logo Barack Obama.
Menurut Texe Marrs, Kabala mengajarkan bahwa ular suci
merupakan Tuhan yang sesungguhnya; bahwa semua kejahatan
yang dilakukan oleh seseorang, secara magis diubah menjadi
kebenaran; dan bahwa ya, Lucifer yaitu Tuhan. Setan yaitu Tuhan
yang sesungguhnya dan satu-satunya. Itu merupakan esensi dari
doktrin Kabalisme. (Codex Magica hal. 426)
Saya menganggap bahwa Kabala yaitu cetak biru dari era post-
Christian, alasan kita tenggelam dalam okultisme1 yang disuburkan
oleh media, pornografi, kekerasan, dan rasa takut.
Sebagai seorang anak muda, saya selalu diberi tahu bahwa
Yahudi selalu dibenci tanpa alasan. (Ini yaitu cara bagaimana para
pemimpin mengontrol dan memanipulasi para penganut Yahudi.)
Kakek saya tewas dalam holokaus dan orangtua saya berupaya dengan
susah payah untuk dapat diakui sebagai non-Yahudi di era Nazi Eropa.
Saya diberi tahu bahwa Israel merupakan jawaban atas pembunuhan
1 Kepercayaan kepada kekuatan gaib yang dapat dikuasai manusia.
yang berlangsung selama berabad-abad. Saya melihat rekan-rekan
sesama Yahudi saya di Amerika sebagai komunitas kecil yang rapuh.
Saat ini saya menyadari bahwa anti-Semit disebabkan oleh
berbagai alasan. Hal yang utama yaitu bahwa—tidak diketahui oleh
sebagaian besar Yahudi—Judaisme mengandung ideologi supremasi
dan dominasi. Pemimpin Yahudi Illuminati menganggap dirinya
sebagai Tuhan. Leon Trotsky memasukkan Tuhan ke dalam pengadilan
di Moskow pada 1923 di hadapan 5.000 orang Tentara Merah. Tuhan
dinyatakan bersalah atas berbagai tindakan kejahatan dan dihukum
secara inabsentia. (Berliner Taegeblatt, 1 Mei 1923.)
Pada 9 Februari 1883, “Jewish World” mengumumkan, “Ide agung
Judaisme yaitu bahwa seluruh dunia akan diilhami dengan ajaran
Yahudi dan itu terjadi dalam sebuah Persaudaraan Universal Bangsa-
bangsa—sebuah ide Judaisme yang lebih besar sebenarnya—seluruh
ras dan agama yang terpisah akan menghilang.”
Sentimen ini memainkan peran yang penting dalam Tatanan
Dunia Baru. Hal ini memberikan sistem pendukung bagi para bankir
utama dan mengarahkan mereka untuk melakukan kesalahan. Jika
kelompok etnis atau agama Anda secara diam-diam digunakan untuk
kejahatan, Anda sebaiknya menjauhkan diri atau Anda akan menjadi
orang yang terkena getahnya.
Ini berlaku hampir untuk semua orang, bukan hanya Yahudi.
Sebagai etnis Yahudi, saya bertanya, apakah Tuhan Yahudi mewakili
tatanan moral universal atau ritual kesukuan primitif (yaitu peramalan
atau sihir?) Apakah Yahudi saat ini melakukan ritual untuk Lucifer?
(Lihat dalam The God that Serve Elite Jews.)
Kita sedang mendekati keadaan krisis. Organisasi Yahudi
terorganisasi dan aliansi Illuminati mereka sedang mengikuti sebuah
kitab yang didasarkan pada ramalan Akhir Waktu yang ada
di dalam kitab suci mereka (yang mungkin telah ditulis ulang atau
diubah oleh mereka). Kitab ini menyebutkan Perang Dunia Ketiga
dan pemusnahan massal seluruh manusia termasuk dua per tiga dari
seluruh penganut Yahudi. Tatanan Dunia Baru diharapkan bisa muncul
dari reruntuhan.
Ras manusia memasuki Zaman Kegelapan. Ketika Tatanan Dunia
Baru diwujudkan, tak dapat dihindarkan lagi bahwa anti-semitisme
akan tumbuh. Sekarang yaitu saatnya bagi para penganut Yahudi
untuk dibangunkan dan berjaga-jaga. Sekarang, tidak ada imbalan
atas tindakan yang berani ini , hanya cemoohan. Selanjutnya,
jika anti-semitisme merajalela, para penganut Yahudi harus menutupi
keyakinan mereka. Itu akan telah terlalu terlambat.
Komentar terakhir dan tidak berkaitan: banyak orang Yahudi yang
dialihkan dari konsep Tuhan yang mencintai dan direpresentasikan oleh
ajaran Yesus. Para Yahudi ini kelaparan secara metafisik. Mereka merasa
bahwa mereka harus “mendapat ” cinta dengan memperolehnya
secara berlebihan. Sebagaimana seorang wanita yang makan terlalu
banyak sebagai kompensasi atas kekurangan cinta, mereka mencari
uang dan kekuasaan. Dalam kasus yang ekstrem (seperti Rothcshild),
pencarian mereka terhadap kekayaan dan kekuasaan yang tak terbatas,
kebutuhan mereka untuk memiliki dan mengendalikan segalanya,
mendefinisikan kekuasaan Setan.
Dulu saya mencurigai kemampuan penganut Kristen untuk
dapat menikmati kehidupan biasa. “Normal” dan tenang tampak
membosankan dan menggelikan. Saya harus meluruskan hidup saya,
menemukan makna kehidupan. Saya tidak menyadari bahwa hidup
memiliki makna yang inheren ketika sejalan dengan desain cinta
Tuhan.
Akhirnya, masyarakat tidak akan dapat menemukan kebenaran
jika mereka tidak mengetahui apa yang harus dicari. Kebenaran—
bahwa manusia dikendalikan oleh para Satanis—sulit untuk dibukti-
kan secara meyakinkan. Namun, dalam lebih dari enam puluh artikel,
saya menunjukkan bahwa ini merupakan penjelasan yang paling
meyakinkan atas terjadinya kekacauan yang dialami ras manusia.
Siapa yang Mengucapkan Kalimat-kalimat
Berikut?
“Bukannya melakukan penolakan terhadap perang, kelompok-kelompok Yahudi di negara ini mendukungnya… sebab
mereka akan menjadi di antara pihak pertama yang merasakan man-
faatnya. Bahaya terbesar bagi negara ini terletak pada kepemilikan
dan pengaruh mereka yang amat besar dalam film, pers, radio, dan
pemerintah kita.”
Charles Linberg menyampaikan kalimat ini di Des Moines
pada 11 September 1941. Tepat enam puluh tahun kemudian,
Zionis Illuminati Mossad menjadi tersangka utama dalam serangan
dengan “bendera palsu” terhadap World Trade Center untuk memicu
peperangan.
Zionis juga berada di balik masuknya Amerika ke dalam Perang
Dunia Pertama. Mereka melakukan jual-beli. Amerika akan memasuki
peperangan jika Inggris mengambil Palestina dari Turki. (Lihat di
website saya mengenai Americans are Rothschild Proxies in Iraq.)
Sejarah terulang kembali sebab mengikuti naskah yang telah
dipersiapkan. Sindikat perbankan Rothschild tidak mengumumkan
tujuannya untuk meruntuhkan peradaban Barat. Mereka berjalan
maju dan melakukannya. Rothcshild mengklaim mewakili masyarakat
Yahudi, namun tidak pernah ada jajak pendapat untuk itu.
Untuk lebih dari dua ratus tahun, mereka telah menggunakan
kelompok-kelompok Yahudi dan Freemason untuk menggerakkan
perang dengan tujuan untuk memenangkan tirani pemerintahan
dunia mereka. Agen-agen Yahudi mereka mengakuinya. Sebagai
contoh, pada 4 Mei 2003, koran Israel Ha’aretz menyatakan bahwa
perang di Irak dikonsepkan oleh dua puluh lima orang intelektual
neo-konservatif, sebagian besar mereka yaitu Yahudi, yang
menekan Presiden Bush untuk mengubah arah sejarah… sebagian
besar dari mereka yaitu Yahudi dan sebagian besar dari mereka
yaitu para intelektual (sebagiaan dari mereka yaitu Richard Perle,
Paul Wolfowitz, Douglas Feith, William Kristol, Eliot Abrahams, Charles
Krauthammer…) (White Man’s Burden oleh Ari Shavit).
Dalam sebuah surat kepada Giuseppe Mazzini tertanggal 15
Agustus 1871, Albert Pike, Grand Commander (setara presiden)
Freemason A.S., meramalkan “tiga perang dunia”. Dua perang dunia
pertama telah terjadi sebagaimana yang diramalkan. Perang Dunia
Ketiga pasti digerakkan dengan memanfaatkan perbedaan yang
diciptakan oleh para agen Illuminati antara politik Zionis dan para
pemimpin Dunia Islam. Perang ini dilakukan sedemikian rupa
sehingga Islam (Dunia Arab Muslim) dan Zionisme Politik (negara
Israel) saling menghancurkan.
“Sementara itu, negara-negara lain, sekali lagi terbagi oleh isu
ini sehingga akan cenderung bertarung sampai titik kelelahan secara
fisik, moral, spiritual, dan ekonomi… Oleh sebab nya, negara-negara
ini akan dipaksa untuk menerima doktrin murni Lucifer yang
pada akhirnya akan dimunculkan ke hadapan publik.” (Lihat di http://
www.threeworldwars.com/albert-pike2.htm)
Panggungnya telah disiapkan di Teluk Persia, Eropa Barat, dan
Caucuses untuk konfigurasi nuklir yang melibatkan Rusia, Cina, dan
Iran melawan A.S, Uni Eropa, dan Israel. Rothschild mengendalikan
kedua belah pihak. Yahudi—kita semua—yaitu pion dalam
permainan catur lebih besar yang didesain untuk mengakhiri
peradaban Barat dan membangun Tatanan Dunia Baru dari debu-
debu peperangan ini . Dalam tingkatan kosmis, tujuannya
yaitu untuk membajak dan mengalihkan umat manusia agar
melayani Setan dan pengikut-pengikutnya.
Saat ini, bahkan setelah kegagalan Irak, Zionis melakukan lobi
agar dilakukan serangan terhadap Iran. Zionisme dikendalikan oleh
Ordo Illuminati yang diwakili oleh sekelompok dinasti keluarga dan
generasi Satanis yang berhubungan dengan aristokrasi Rothschilds
dan Eropa, disatukan oleh uang, pernikahan, dan Freemasonry (yaitu
Kabala). Gerakan ini mengakar darigerakan Sabbatean-Frankist
Yahudi Satanik yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam buku ini.
Sementara mereka sering merendahkan non-Yahudi, gerakan
ini saling menikah secara strategis dengan generasi Satanis
lainnya. Mereka memonopoli kekuasaan, kekayaan, budaya, dan
bekerja untuk merusak moral serta perkembangan ilmiah. Mereka
membentuk ulang tatanan kemanusiaan agar manusia menjadi
budak dalam Tatanan Dunia Neo-Feodal.
Apa yang kita sebut “sejarah” yaitu panggung sandiwara.
Pengalaman kemanusiaan kita sebagian besar yaitu produk dari
mantra yang mereka lontarkan melalui “pendidikan” dan media
masa. Perilaku politik dan sosial kita didiktekan kepada kita. Sebagai
contoh, baru-baru ini ada tekanan penuh pengadilan untuk
melemahkan pernikahan dan keluarga serta membuat kita memilih
kehidupan seks bebas.
Mary Anne, seorang mantan anggota Illuminati yang terkemuka,
mengatakan bahwa dirinya diberi tahu kalau gerakan ini
berakar dari masa Babilonia kuno dan Menara Babel (yang bukan
merupakan kebetulan mewakili kehadiran parlemen Uni Eropa).
Ketika rencana Kabalis untuk membuat menara yang mencapai langit
digagalkan oleh Tuhan, mereka mewujudkan dendam mereka yang
berabad-abad untuk menentang Dia dan memilih untuk membajak
ciptaan-Nya.
Para Kabalis memiliki anggota yang cenderung sedikit,
sehingga mereka memilih untuk mencapai kemenangan dengan
menggunakan Emas, yaitu dominasi ekonomi. Pada 1773, Amschel
Mayer Rothschild, seorang Yahudi ortodoks yang tidak pernah
mengganti celana dalamnya dan membiarkan pakaiannya sobek-
sobek, mengadakan sebuah pertemuan dengan dua belas orang
bankir terkemuka. Mereka memperbarui program mereka dengan
melakukan serangan melalui janji palsu kebebasan, persaudaraan,
dan persamaan—liberty, fraternity, equality. Manifesto Komunis
1848 yang menganjurkan pencurian kepemilikan pribadi dan
penghancuran kemerdekaan dan keluarga atas nama “persamaan”.
Ini mencerminkan agenda Satanis mereka.
Pada 1776, mereka menugaskan Adam Weishaupt untuk
mengorganisasi kembali Illuminati yang bergabung dengan
Freemasonry pada 1782. Menurut Andre Krylienko, Freemasonry
digunakan untuk membuat non-Yahudi, baik secara sadar maupun
tidak, melakukan pelayanan terhadap Yahudi.
Para bankir Kabalis berada di balik gerakan revolusioner abad ke-
17 sampai abad ke-20 dan juga teror yang terjadi pada masa ini .
Sepanjang sejarah, mereka telah melaksanakan dendam mereka
kepada kemanusiaan. Mereka memonopoli kredit (merebut kuasa
pemerintah untuk menciptakan uang) dan menggunakannya untuk
menaklukkan dunia. Oleh sebab mereka mampu menciptakan uang
bukan dari apa pun, mereka berpikir bahwa mereka yaitu Tuhan.
Ini terpaut dengan ramalan Mesiah Yahudi dan Kabalistik. Pada
dasarnya, untuk rencana kerja sama penghancuran mereka, mereka
memperbolehkan rekan mereka Yahudi Freemason dan non-Yahudi
terlibat dalam upaya penipuan mereka.
Dalam pernyataan yang termasyhur, Professor Carol Quigley
dari Georgetown University, orang dalam yang merupakan mentor
Bill Clinton, mengatakan bahwa rencana bank sentral yaitu tidak
lain dibandingkan menciptakan sebuah sistem dunia… yang dapat
mendominasi sistem politik setiap negara.
Illuminati mengendalikan pembangunan di Eropa, Amerika,
dan sebagian besar dunia. Perang rahasia melawan kemanusiaan
didesain untuk membuat kita setuju dengan tirani mereka (yaitu
pemerintahan dunia). Dengan menggenggam para pemimpin
media dari kedua sisi, mereka memulai seluruh perang besar dan
menentukan hasilnya. Mereka bertanggung jawab atas terjadinya
revolusi, depresi, dan ”perang terhadap teror” 9-11 yang baru-baru
ini terjadi—sebagai pendahuluan untuk dilakukannya lebih banyak
perang dan sebuah negara polisi. (lihat bagian Hidden History dalam
buku ini!)
Kelompok-kelompok Yahudi merupakan salah satu dari alat-
alat mereka. Pada 1920, Oscar Levy, seorang filusuf Yahudi menulis,
“Jarang sekali ada peristiwa di Eropa modern yang tidak dapat
ditelusuri berakar dari Yahudi… Elemen-elemen Yahudi memberikan
kekuatan pendorong, baik bagi Komunisme dan kapitalisme, untuk
kehancuran material dan juga kehancuran spiritual di dunia ini.”
Levy menyalahkan “idealism Yahudi yang intens” atas malapetaka
revolusioner. “Para Yahudi Revolusioner ini tidak mengetahui apa
yang mereka lakukan. Mereka merupakan pendosa yang tidak
menyadari bahwa tindakan mereka melebihi pelaku kejahatan
yang menyadari apa yang mereka lakukan… tapi mohon jangan
berpikir bahwa saya ingin membebaskan mereka dari kesalahan atas
hal ini …” (Pendahuluan untuk George Pitt-Rivers, The World
Significance of the Russian Revolution.)
Buku ini berfokus terhadap bagaimana Yahudi digunakan.
Volume berikutnya dapat saja akan membahas mengenai bagaimana
Freemasonry digunakan. Pada waktunya, saya menyarankan kepada
Anda untuk membaca Unholly Alliance (1996) oleh Dr. James Wardner.
Saya menduga bahwa Jesuit juga memainkan peran yang penting,
namun saya belum memiliki waktu untuk melakukan penelitian
mengenainya. Saya merekomendasikan Anda pada tulisan-tulisan
Eric Jon Phelps yang karya klasiknya yaitu Vatican Assasin. Saya
menekankan bahwa konspirasi Illuminati telah meresap ke seluruh
tempat, telah merasuki setiap institusi sosial yang berpengaruh,
termasuk jutaan penganut Yahudi.
“Anti-Semitisme”
Saya yakin bahwa seluruh umat manusia memiliki hubungan
langsung dengan Sang Pencipta tanpa memandang agama ataupun
kekurangan mereka. Kita semua memiliki percikan ketuhanan di
dalam diri kita. Saya memberikan penilaian kepada setiap orang
dengan tanggapannya terhadap panggilan ketuhanannya, bukan
berdasar etnisitas, agama, ataupun rasnya.
Sebagian besar Yahudi tidak menyadari agenda Illuminati.
Mereka dimanipulasi dan dikondisikan sebagaimana orang lainnya.
Sebagai contoh, seluruh rakyat Amerika terlibat kejahatan perang
di Irak melalui pajak mereka. Namun, rata-rata penduduk Amerika
mengatakan tidak terhadap dimulainya atau dilakukannya perang ini.
Yahudi terorganisasi tidak mewakili saya sebagaimana pemerintah
Amerika tidak mewakili rakyat Amerika. Keduanya telah dibajak oleh
para bankster Illumnati.
Illuminati bersembunyi di balik kaus Yahudi biasa. Gerakan yang
membajak dunia merupakan nukleus amat kecil yang terdiri dari para
bankir Kabalistis dan Mason yang berbasis di London dan diarahkan
oleh House of Rothschild.
Mereka menguasai melalui kendali mereka yang tak kentara
terhadap korporasi-korporasi besar (kartel—khususnya keuangan,
minyak, pertahanan, farmasi, media); pemerintahan, media masa,
masyarakat rahasia, agen intelijen, militer, hukum, gereja, yayasan,
lembaga-lembaga think tank, NGO, dan pendidikan. Catham House
di London (The Royal Institute of International Affairs) dan Pratt
House di New York (Council on Foreign Relation) merupakan dua
mekanisme kontrol utama. Kekuasaan Illuminati ada di mana
mana (omnipresent), namun masyarakat bahkan tidak menyadari
bahwa mereka ada.
Baru-baru ini, Dorean Dotan, seorang wanita Yahudi dengan
latar belakang Illuminati, mengunggah pembicaraan di You Tube
yang mengatakan bahwa ia lelah menjadi orang yang disalahkan
atas perbuatan Rothschild dan Warburg. Tidak seperti wanita yang
berani ini, para Yahudi biasa lebih menerima keadaan. Profesor
Albert Lindemann menulis bahwa Yahudi sebenarnya tidak ingin
memahami masa lalu mereka, atau paling tidak aspek dari masa lalu
mereka yang berkaitan dengan kebencian yang diarahkan kepada
mereka…
Umumnya, para Yahudi bertindak sebagaimana orang-orang
yang bekerja pada sebuah perusahaan. Mereka tidak begitu peduli
untuk benar-benar mengerti selama perusahaan ini berjalan
sesuai kebutuhan mereka. Saya amat jarang mendengar yang
berlainan dengan itu. Sebuah e-mail dari seorang Yahudi Inggris
berikut ini merupakan pengecualian yang menyenangkan:
“Halo, saya ingin berterima kasih untuk website Anda yang
amat menarik. Sebagaimana Anda, saya juga merupakan keturunan
Yahudi, sehingga dapat dimengerti bahwa saya amat khawatir ketika
mendengar mengenai ‘Plot Yahudi’ dan lain-lain. Namun, website
Anda telah merincinya menjadi bagian-bagian yang dapat dipahami
dan saya amat menghargai itu. Saya juga amat menghargai cara
Anda untuk tidak menyebarkan kebencian yang merupakan sesuatu
yang biasa ketika mengungkapkan validitas Protokol ini .
Cheers dan Shalom.”
Tidak ada yang terjadi tanpa restu uang ini . Hal yang
mereka sukai yaitu keuangan Illuminati. Sebagian besar orang
“ikut untuk mendapat nya” dengan tanpa mengetahui gambaran
yang lebih besar. Mereka secara naluriah merangkul ideologi dan
kelompok yang memenuhi kebutuhan materi mereka. Istilah yaitu
“orang bodoh yang berguna”.
“Masa terbiasa untuk hanya mendengarkan kita yang membayar
mereka agar patuh dan mendengarkan. Dengan cara ini, kita akan
menciptakan kekuatan amat besar yang tidak akan pernah bergerak
dari tempatnya ke arah mana pun tanpa arahan dari agen-agen
kami… Masyarakat akan patuh pada rezim ini sebab mereka
mengetahui bahwa kepada pimpinan ini bergantung pendapatan,
kesenangan, dan penerimaan segala bentuk yang bermanfaat bagi
mereka.” (Protokol Zion 10)
Sesungguhnya setiap negara, kelompok, dan agama telah
terkooptasi dan tanpa terkecuali para Yahudi biasa. (Baca dalam
The U.S. is a ‘Crown’ Financial Colony untuk mempelajari bagaimana
kendali ini mencakup seluruh organisasi, bahkan Pramuka dan
YMCA.)
Tuduhan keji “anti-Semit” pada dasarnya merupakan sebuah
muslihat untuk membuat orang-orang lengah dari konspirasi
Illuminati. Tidak ada seorang pun yang menganjurkan atau
pun menyetujui pembunuhan besar-besaran secara berencana
terhadap suatu bangsa atau ras. Tuduhan ini digunakan untuk
menyerang oposisi.
Isunya yaitu benar-benar mengenai monopoli kredit,
kekuasaan, budaya, dan kekayaan. Para bankir ini hanya
memedulikan supremasi mereka dan kelompok Illuminati-Frankis-
Saabatean mereka. Bukan mengenai Yahudi biasa.
Para pemimpin Yahudi tidak dapat mengakui yang dikemukakan
oleh anti-Semitisme sebab mereka tidak memiliki niat untuk
mengubah arah. Oleh sebab nya, mereka berpura-pura bahwa itu
dimotivasi oleh “prasangka”. Yahudi terorganisasi (Neocon, Zionis,
B’nai Brith) memiliki kesadaran sendiri mengenai ular yang memangsa
tikus. Mereka menganggap yang tidak menyetujui kematian tikus
ini yaitu “kebencian”. Meskipun demikian, kita terus-menerus
diajarkan untuk menerima sudut pandang ular ini walaupun
kita yaitu tikus.
“Kita telah menanamkan di benak kita bahwa kita yaitu
komunitas Yahudi… mereka semua mendekat… sedang melihat
melalui kacamata yang kita atur di atas hidung mereka.” (Protocols of
Zion, 12)
Talmud dan Kabala
Judaisme telah dibajak. Pada awalnya, Judaisme didasarkan pada
pandangan Musa mengenai Tuhan sebagai kekuatan moral universal.
Ini hanya merupakan Judaisme menurut pandangan saya. Saya selalu
menganggap bahwa kehidupan bukanlah sebuah kejadian acak
dan tidak berarti, namun terbentuk oleh hukum-hukum moral dan
spiritual yang inheren. Ini membuat saya menciptakan “Scruples”,
sebuah permainan mengenai dilemma keseharian, pada 1984.
Judaisme saat ini yaitu berdasar Talmud, yang terdiri dari
interpretasi terhadap “nasihat” (Farisi) selama pengasingan Babilonia
586 SM sampai 1040 M. secara umum, Talmud bertentangan dengan
semangat Musa dan menempati posisi yang lebih tinggi dibandingkan
Perjanjian Lama.
Yesus mengikuti ajaran Musa. Ia mengatakan kepada Yahudi
yang tidak percaya: “Jika kalian percaya kepada Musa, kalian percaya
kepadaku, atas apa yang ia tulis mengenaiku.” (Yohanes 5:24-27)
Yesus menyebut orang-orang Farisi (Pharisee) sebagai munafik,
bohong, dan sebuah “generasi berbisa)”. Ia mengatakan bahwa
mereka mengabaikan perintah Tuhan, ajaran yang memuat perintah
kepada manusia. (Markus 7: 6–8) Ia menuduh mereka menyembah
Iblis: “Iblislah yang menjadi Bapa-mu, dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan Bapa-mu.” (Yohanes 8:44)
Elizabeth Dilling, (1894–1966), seorang penganut Kristen
pemberani yang mengunjungi Soviet pada 1931 dalam rangka
melakukan penelitian yang menginspirasi, mengungkapkan rahasia
Judaisme yang paling dijaga kerahasiaannya—supremasisme dan
kebenciannya kepada non-Yahudi, khususnya Kristen. (The Jewish
Religion: Its Influence Today, 1964. http://www.come-and–hear.com/)
Hal ini begitu tidak menyenangkan dan mengejutkan. Saya
sama sekali tidak merasa senang untuk mengungkapkan
Dilling ini . Meskipun demikian, saya yakin bahwa apa yang ia
ungkapkan yaitu benar dan terlalu penting untuk diabaikan. Iblis
melakukan tindakannya dengan menipu dan merusak orang-orang
baik. Menurut Dilling, Talmud dibuat dengan asumsi supremasi
Yahudi.
“Non-Yahudi disetarakan dengan hewan, tidak memiliki hak
kepemilikan, dan tidak memiliki hak hukum di bawah sistem hukum
apa pun… Memerah ‘Susu non-Yahudi’ yaitu aturan Talmud. Namun,
mereka melakukannya dengan cara sedemikian rupa agar tidak
tertangkap berbuat hal demikian sebab akan merusak kepentingan
Yahudi. Sebagai rangkuman, Talmudisme menumbuhkan kebencian
dan diskriminasi, tanpa sebab, terhadap non-Yahudi.” (hal. 16)
“Talmud disifati oleh kekacauan dan ketidaklayakan, sebuah
pembuatan sistem hukum yang tampaknya untuk menciptakan
penipuan dan penolakan; sesuai dengan kekejaman yang sadis;
kebalikan dari ajaran moral Bible mengenai pencurian, pembunuhan,
sodomi, sumpah palsu, perlakuan terhadap anak dan orangtua,
kebencian mendalam terhadap Kristus, orang-orang Kristen, dan
setiap kemajuan Kristen.” (4)
“Ia menyifati Perawan Suci Maryam sebagai seorang ‘wanita tuna
susila’ dan pezina, serta Yesus yaitu seorang ‘bajingan’ dan sesat
yang disalib sebagai seorang ‘pengutuk Judaisme Farisi’. Hukuman
terhadap Yesus ‘dimasukkan ke dalam kotoran sampai lehernya’ dan
kemudian dicekik. Para penganut Kristen di dalam neraka dihukum
dengan ‘kotoran yang mendidih’. (14)
“Judaisme menolak ajaran Musa mengenai Tuhan sebagai
kekuatan moral. Ajaran dasarnya yaitu bahwa Tuhan yaitu ‘En Sof’,
sebuah saripati alam yang tidak memiliki jabatan, tidak mengetahui
dan juga tidak diketahui. Itu yaitu Ateisme…” (57)
“Yang disebut Judaisme tidak lain yaitu Farisianisme Talmud
Babilonnia, yang pada dasarnya merupakan paganisme yang amat
sesat, panteistik ateisme, sebuah gabungan dari seluruh bentuk
paganisme yang dicampur selama berabad-abad. Deskripsi-
deskripsi baru diberikan pada Satanisme yang telah berusia amat tua
ini, seperti dialektika materialisme (Marx) yang hanya ‘merias ulang’
konsep pagan kuno.” (38)
Talmud tidak diragukan lagi berkontribusi terhadap anti-
Semitisme. Dilling menulis: “Perilaku yang ditimbulkan dari ajaran
yang demikian telah dikecam oleh non-Yahudi di seluruh negara
dan sepanjang zaman. Meskipun demikian, kecaman yang seperti
itu selalu dianggap oleh orang-orang Yahudi sebagai ‘penganiayaan
terhadap Yahudi’.” (2)
Michael Wex, penulis Yahudi dalam bukunya yang berbahasa
Yiddi tahun 2006 mengonfirmasi penemuan Dilling: “Yahudi bukan
hanya berlainan jalan dengan peradaban Kristen, namun mereka
juga memandangnya dengan rasa jijik.” (Born to Kvetch, hal. 24)
Saya meragukan bahwa sepuluh persen dari penganut Yahudi
saat ini memahami Talmud. Saya sendiri tidak. Meskipun demikian,
saya menganggap bahwa kepemimpinan Yahudi dipengaruhi oleh
perilaku-perilaku ini.
Apa kesalahan yang dapat ditemukan oleh orang-orang Farisi
dari sebuah kitab suci yang menganjurkan persaudaraan dan men-
dahulukan orang lain atas diri sendiri? Ia menyangkal klaim mereka.
Mereka bersaing dengan Kristus untuk menjadi Tuhan. Itu yaitu
kebencian Talmud terhadap Kristus.
Buku utama Judaisme lainnya (dan teks utama Freemasonry)
yaitu Kabala. Dilling menulis: “Kabala Yahudi dengan ketidakadaan
kejahatannya, yaitu penuhanan manusianya, yaitu buku sumber
dari isme-isme modern.” (31)
Kabala mengambarkan pencapaian keharmonisan alam semesta
yaitu dengan memfasilitasi penyatuan seksual ketuhanan pria dan
wanita. Ia mengajarkan bahwa “gairah di bawah akan menimbulkan
gairah di atas”. Ia memberikan dasar untuk ritual seks Illuminati yang
direfleksikan dalam simbol Illumnati, titik di dalam lingkaran, yang
menyimbolkan penis dan vagina. Ia juga terlihat dari kecenderungan
homoseksual dan fedofilia yang ada di antara para anggotanya.
Kabala mengajarkan bahwa manusia memengaruhi Tuhan, dan
penciptaan membutuhkan penghancuran. Ia bukan merupakan
monoteistik; ia bahkan melibatkan persembahan untuk Setan (“God
of the Gentiles”) sehingga ia tidak akan mengganggu “Putri Tuhan”.
Menurut David Bay, dari Cutting Edge Ministry, Kabala yaitu
batu fondasi dari seluruh pemikiran dan pelaksanaan ritual Barat
saat ini. Ia merupakan batu fondasi bagi seluruh kepercayaan “Orang
yang Tersinari” (Master Illuminati) dan kekejamannya terhadap
Yahudi non-Kabalis.
“Apakah seorang pelaksana ritual melakukan white magic atau
black magic, fondasi keyakinan dan pemikiran mereka yaitu Kabala.
Ketika muncul Anti-Kristus, ia akan mendasarkan tindakan ritualnya
pada Kabala Yahudi. Oleh sebab nya, ironinya yaitu bahwa,
ketika anti-Kristus meruntuhkan Kuil Yahudi yang baru dibangun
setelah melakukan ‘Penyebaran Kebencian’ dan mulai melakukan
pembunuhan terhadap setiap Yahudi di dunia, Yahudi Kabala akan
memberikan dukungan yang besar untuk apa yang ia lakukan!
Sesungguhnya Kabala menjadi sandaran dari keyakinan Adolf Hitler.
Jadi, ironi yang menyedihkan ini akan menyerang Yahudi sebanyak
dua kali dalam sejarah dunia.”
Judaisme Bukan Merupakan Sebuah Agama
Beberapa penulis telah mengemukakan bahwa agama Yahudi
yaitu tipu daya. Harold Rosenthal menguatkan hal ini: “Pada waktu
baru-baru ini, dengan didorong oleh keinginan untuk mengarahkan
jalan kita di dunia, Yahudi mulai mencari sebuah cara di mana kita
mengalihkan perhatian dari aspek rasial. Apa yang dapat lebih efektif
dan pada saat yang sama tidak menimbulkan kecurigaan dibandingkan
meminjam dan menggunakan ide komunitas agama?” (Lihat dalam
pembahasan Protokol Orang-orang Bijak Zion yang Diperbarui oleh
Seorang Yahudi!)
Dalam pandangan saya, Yahudi merupakan etnis atau kelompok
rasial. Judaisme Talmud bukan merupakan ajaran agama, namun
ajaran rasial. Hari-hari libur Yahudi merayakan peristiwa-peristiwa
bersejarah.
Secara definitif, agama berarti mengenal dan mematuhi Tuhan.
Sifat alamiah Tuhan pada dasarnya yaitu moral, yaitu Tuhan. Kristus
mengajarkan bahwa Tuhan yaitu cinta.
Tuhan bersifat universal. Tuhan Yahudi yaitu benar-benar
merupakan ego yang telah diubah untuk mewujudkan ambisi
kepemimpinan Yahudi Farisaik. Tuhan Yahudi tidak mewakili tatanan
moral universal. Ia melayani para pemimpin Yahudi, dan pada tingkat
tertentu Yahudi. Tidak lain dari itu.
Judaisme Talmud tidak menolak kekayaan, kekuasaan, atau
nafsu. Ia hanya sedikit dalam menekankan kehidupan abadi. Ia
bersifat materialistis, naturalistis, dan menganggap non-Yahudi
sebagai sub-manusia.
Judaisme Talmud merupakan sebuah model dari totalitarianisme.
Ia mengisolasi Yahudi dari non-Yahudi dengan membuat sebuah
sistem hukum yang rumit untuk segala segi kehidupan. Ia diperkuat
oleh para rabi atau pendeta agama Yahudi yang sering kali
mengenakan denda, hukuman, hukuman mati, atau celaan yang
menyakitkan. Diambil dari sistem politik Plato, ia merupakan salah
satu model awal untuk totalitarianisme dan membuat sebagian besar
Yahudi tetap dalam perbudakan hingga sekitar 1780. Kecenderungan
authoritarian Yahudi ini yaitu bukti tertulis upaya mereka untuk
menguasai.
Tatanan Dunia Baru Komunis merepresentasikan kepulangan
pada tirani Talmud. John Beaty menulis: “sebab Talmud berisi lebih
dari dua belas ribu aturan yang bersifat mengendalikan, maka
cara Marxisme yang mengontrol secara penuh dapat diterima.
Ia memberikan politisi (Khazar) sebagaimana juga rabi Talmud,
kekuasaan untuk menerapkan kekuasaan yang diktator.” (Iron Curtain
Over America, 1953, hal. 27)
Goldwin Smith menyebut Talmud sebagai sebuah perben-
daharaan yang amat benyak mengenai legalisme, formalisme,
seremonialisme, dan ketetaan yang berlebihan. Tidak ada yang
dapat lebih bertentangan dengan spontanitas kesadaran, keyakinan
kepada prinsip-prinsip dasar, dan jiwa dari ayat-ayat kitab suci
melebihinya… (The Jewish Question dalam Essay on Question of the
Day, 1894)
Saya tidak menolak seluruh tradisi spiritual Yahudi. Saya
menganggap bahwa ada banyak unsur kebenaran yang dapat
kita ambil. Yahudi, sebagaimana orang lainnya, memiliki hubungan
langsung dengan Tuhan, dengan kebaikan jiwa mereka.
Saya mengatakan bahwa kebaikan dibuat sebagai kamuflase
oleh Satanis, dan kita perlu menyadari itu. Saya tidak mengatakan
bahwa Yahudi yaitu Satanis. Saya mengatakan bahwa Yahudi
terorganisasi yaitu , baik secara tertulis maupun tidak, merupakan
alat bagi agenda jangka panjang Satanis.
Iblis dan Yahudi
Pada 1943, Jewish Publication Society menerbitkan The Devil and
the Jews. Penulisnya, Profesor Joshua Trachtenberg tergelitik untuk
mengetahui mengapa pada Abad Pertengahan orang-orang Yahudi
dianggap sebagai agen-agen Setan. Tujuan mereka yaitu untuk
menghancurkan peradaban Kristen dan manusia. Yahudi diidentikkan
dengan penggunaan obat-obatan, narkotika, racun, kosmetik, zat
perangsang, alkimia, dan astrologi. Mereka dicap sebagai penipu,
lintah darat, penghianat, kafir, dan pembawa ajaran sesat.
“Dalam dunia Kristen, tidak dapat disangkal lagi bahwa Yahudi
dianggap sebagai pembawa ajaran sesat—sesungguhnya, pembawa
ajaran sesat ini … Yahudi secara umum dianggap menginspirasi
sekte schismatic, dan tuduhan yang paling umum terhadap ajaran
sesat ini yaitu judaizing… Di mana-mana gereja dan masyarakat
mengutuk tangan jahat Yahudi sebab membuat orang-orang Kristen
berpaling dari keimanan yang benar...”(174–176).
Trachtenberg meletakkan kesalahan ini pada ajaran gereja.
Namun, ada bukti bahwa mereka yaitu lebih dulu dibandingkan
ajaran Kristen.
Setelah menceritakan mengenai pembantaian besar-besaran
yang dilakukan oleh Yahudi terhadap non-Yahudi di Afrika dan
Siprus, Edward Gibbon mengungkapkan dalam kalimat flamboyan
mengenai kebencian dunia Romawi terhadap Yahudi, yang ia
katakan sebagai “musuh yang tak tergantikan, bukan hanya bagi
pemerintahan Romawi, namun juga bagi kemanusiaan”. (Edward
Gibbon, Decline and Fall of the Roman Empire, Bab. viv)
Tacitus mengemukakan bahwa Yahudi merupakan musuh
seluruh ras, kecuali diri mereka sendiri (Histories, V,v). Juvenal dalam
kalimat yang terkenal mengemukakan bahwa mereka yaitu orang-
orang yang tidak menunjukkan jalan kepada pengembara atau
memandu yang kehausan menuju mata air jika mereka tidak seiman.
Prof Goldwin Smith menulis, “Mereka yang berpendapat bahwa
tidak ada sesuatu dalam sifat, kebiasaan, atau pendirian Yahudi
yang akan memprovokasi harus membawa tuduhan prasangkan
fanatik bukan hanya kepada orang-orang Rusia atau Kristen, tapi
juga terhadap seluruh umat manusia.” (The Jewish Question, 1894)
Sebelum bekerja untuk bankir Yahudi, Winston Churchill
menulis, “Tampaknya hampir pasti bahwa kitab suci Kristen dan kitab
suci anti-Kristus ditakdirkan untuk berasal dari orang yang sama; dan
bahwa ras mistis dan misterius ini telah terpilih untuk unggul baik
dalam ketuhanan maupun penghancuran.”
Oscar Levy menulis: “Kami yang mengaku penyelamat dunia;
kami yang bahkan membual telah memberikannya ‘Penyelamat’, saat
ini kami tidak lain merupakan penghasut dunia, penghancurnya,
peluluh-lantaknya, eksekutornya.”
“Kami yang telah berjanji untuk membawa Anda menuju Surga
baru, akhirnya kami berhasil mendaratkan Anda dalam sebuah
Neraka baru… tidak ada perkembangan, paling tidak perkembangan
moral… dan hanya moralitas kami, yang telah melarang seluruh
perkembangan yang sesungguhnya, dan—apa yang paling
terburuk—yang bahkan berdiri di setiap masa depan dan rekontruksi
natural dalam dunia kita yang hancur ini… Saya melihat dunia ini,
dan saya takut terhadap kebengisannya; saya semakin takut ketika
saya mengetahui penulis spiritual dari seluruh kebengisan ini…”
Saya sama sekali tidak merasa senang untuk mengungkapkan
ulang hal-hal seperti ini. Namun, sampai orang-orang Yahudi
mencermati kembali persekutuan mereka, mereka akan tetap
dikecam dan disalahkan. Saya percaya bahwa banyak orang Yahudi
sebagai seorang individu yang memiliki kehangatan, kegeniusan,
dan integritas, dan mengamati hal yang rumit. Ini membuat saya
lebih tenang dan ini membuat saya ingin terpisah dari kelompok
Yahudi terorganisasi.
Saya tidak sendiri. Banyak orang Yahudi merasakan bahwa
ada sesuatu yang salah dan meninggalkan organisasi-organisasi
Yahudi. berdasar survei tahun 2001, 25 persen dari sekitar lima
juta Yahudi Amerika mengidentifikasikan diri mereka dengan
keyakinan lain. Seperempat lainnya sekuler dan hanya sekitar 51%
yang mengatakan bahwa agama mereka yaitu Yahudi. Seperdua
dari seluruh Yahudi Amerika melakukan pernikahan internal dan tiga
perempat dari jumlah ini membesarkan anaknya dengan agama lain.
(“The Jewish Week,” 2 November 2001)
Model Masyarakat Rahasia
“Masyarakat rahasia” tampak menjadi model pengorganisasian
Judaisme sebagaimana Freemasonry, Zionisme, dan Komunisme
(yang merupakan Ordo Masonik). Pada dasarnya, para pemimpin
menipu dan memanipulasi para anggota dengan tujuan yang
tampak ideal. Hanya orang yang mampu merusak (dan mampu
memfitnah) dibiarkan masuk ke dalam agenda yang sebenarnya dan
diperbolehkan mencuat.
Model seperti ini sekarang berlaku untuk dunia secara
keseluruhan. Orang-orang “sukses” sering kali harus menerima
tawar-menawar iblis. “Sembah aku dan aku akan memberikan dunia
kepadamu.”
Pandangan mengenai Judaisme ini dikuatkan oleh penulis
“Protokol Zion—Protocols of Zion” yang mengatakan: “Tidak ada
seorang pun yang akan pernah melakukan diskusi mengenai
keyakinan kami dari sudut pandang yang sebenarnya, sebab ini
akan sepenuhnya diketahui oleh yang akan mencelakakan kami,
yang tidak akan pernah berani mengkhianati rahasianya.”
(“Protokol Orang-orang Bijak Zion—Protocols of Elders Zion”
yaitu cetak biru dari Tatanan Dunia Baru dan kunci untuk memahami
sejarah dan peristiwa-peristiwa saat ini. Saya membahasnya dan
membahas mengenai klaim “palsu” dalam tulisan ini.)
Edith Starr Miller, seorang ahli agama dan klenik, mengatakan
bahwa yang disebut Judaisme yaitu sebuah masyarakat rahasia
yang menampilkan diri sebagai agama, dan sebuah sekte dengan
Judaisme sebagai ritual.
Tujuan sesungguhnya dari Judaisme dan seluruh masyarakat
rahasia, ungkap Miller, yaitu untuk memperdaya masyarakat
agar menjalankan agenda dari orang-orang super kaya. “Terlepas
dari objek rahasia mereka, tujuan tersembunyi dari sebagian besar
masyarakat yaitu mengarah pada akhir yang sama, yaitu: konsentrasi
kekuasaan politik, ekonomi, dan kekuasaan ke dalam kelompok kecil
individu, yang di antaranya yaitu yang mengendalikan kehidupan,
materi, dan spiritual dunia internasional.”
Flavien Brenier membandingkan tujuan Judaisme dengan
Freemasonry: mengamankan kekuasaan politik dan secara perlahan
mengubah konsepsi masyarakat menjadi searah dengan doktrin
rahasia mereka. (Occult Theocracy, 80)
Tujuan rahasia Judaisme yaitu sama dengan Freemasonry.
Dalam Encyclical Humanum Genus-nya, Paus Leo XIII (1884) menulis
bahwa tujuan utama dari Freemasonry yaitu untuk benar-benar
meruntuhkan seluruh agama dan tatanan moral dunia, yang telah
ditumbuhkan oleh Kristen… ini akan berarti bahwa fondasi dan
hukum-humum struktur baru masyarakat akan diambil sepenuhnya
dari naturalisme.
Sekali lagi Paus Leo XIII mengatakan: “Freemasonry yaitu
personifikasi permanen dari Revolusi. Ia terdiri dari masyarakat yang
berkebalikan dan tujuannya yaitu untuk menerapkan ritual sebagai
pengganti atas penyembahan yang dilakukan oleh masyarakat
sebagaimana yang kita kenal, dan yang tujuan utamanya terdiri dari
mengobarkan perang melawan Tuhan dan gerejanya.” (De Poncins,
Freemasonry and the Vatican, hal. 45)
Seorang ahli mengenai masyarakat rahasia menulis bahwa
Freemasonry telah digunakan sebagai sebuah jaring untuk
menangkap, menguji, dan memilih orang yang dapat digunakan
untuk akhir subversif… para pemimpin revolusioner (digunakan)
kapan pun jika dimungkinkan, badan-badan yang tidak mencelakai
sebagai jubah mereka, dan orang-orang tidak berdosa sebagai agen-
agen mereka yang tidak sadar…”
Ini dibenarkan oleh pendiri Illuminati, Adam Weishaupt, yang
menulis: “Lodge (Masonik) akan menjadi taman kanak-kanak kita.
Semua yang tidak sesuai terhadap apa yang kita kerjakan akan tetap
dalam Lodge Masonik dan tetap di sana dengan tanpa mengetahui
apa pun mengenai sistem masa depan.”
Para korban penipuan ini, “orang tak berdosa” atau “orang bodoh
yang dimanfaatkan” memiliki peran tambahan untuk menyerang
siapa pun yang berani mempertanyakan tujuan mereka. Orang-
orang yang tak berdosa tidak dapat merasakan bahwa mereka
telah dikelabui dan merasa nyaman dengan identitas mereka yang
berharga. Mereka lebih memilih kebohongan yang terasa nyaman
dibandingkan kebenaran yang pahit. Setan menentukan kedudukan
mereka.
Holokaus telah mengelabui orang-orang Yahudi untuk merebut
Palestina dan mendirikan “tanah air nasional”. Tujuan sesungguhnya
dari Israel yaitu untuk menjadi ibukota tirani satu-dunia Rothschild.
Namun, berapa banyak uang dan nyawa yang harus dikorbankan
Yahudi untuk itu? (Lihat Bagian Tiga: Zionisme dan Holokaus dalam
buku ini.)
Penipuan yaitu cara Setan. Secara harfiah Illuminati yaitu
pelayannya. Tujuannya yaitu untuk membuat masyarakat menye-
tujui mereka dan membuat mereka menanggung kesalahan. Apakah
masuk akal untuk mengatakan kepada orang Yahudi biasa atau para
Mason agenda yang sesungguhnya? Tentu tidak. Mereka tidak akan
mendukungnya. Namun, ketika mereka mengetahuinya, maka itu
telah terlambat.
Orang-orang Yahudi dibuat tetap berada dalam kegelapan
mengenai sejarah dan agama mereka. Antara abad pertama dan
awal abad ke-19, tidak ada satu pun teks sejarah Yahudi yang ditulis.
Setelah itu, para pembela Yahudi merupakan satu-satunya pihak
yang diperbolehkan untuk melakukan penerbitan dan didengar.
Para pembangkang Yahudi seperti Norman Finkelstein dihilangkan
posisi dan pengaruhnya.
Pada waktu yang sama, orang-orang Yahudi biasa diberikan
citra diri yang membanggakan serta dikondisikan untuk menyukai
tindakan para pemimpin mereka yang melakukan serangan kepada
institusi-institusi Kristen. Demikian juga dengan andil mereka
dalam Tatanan Dunia Baru yang totalitarian. Mereka dibuat bangga
akan kecerdasan intelektual mereka, kemajuan dalam industri, dan
pengabdian mereka terhadap keadilan sosial.
Karakteristik Sesugguhnya Dari Sejarah Modern
“Pertanyaan mengenai Yahudi dan pengaruh mereka terhadap
dunia, masa lalu dan masa kini, berkaitan dengan segala hal,” tulis
Oscar Levy. (op. cit)
Sejarah modern mencatat peradaban Kristen yang dirobohkan
oleh bankir Yahudi Kabalis dan orang-orang yang mereka pilih
dengan menggunakan Freemasonry, komunisme, zionisme, libe-
ralisme, feminisme, sosialisme, dan lain-lain. Para bankir Kabalis
ingin menjadi Tuhan, oleh sebab nya mereka melakukan penolakan
terhadap Tuhan, melakukan penghancuran gereja, dan menciptakan
tren masyarakat “sekuler”, yang merupakan tahap transisi menuju
tahapan yang lebih gelap.
Kristen tidak memiliki kesempatan. Ketika Kristen mengajarkan
kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesempurnaan spiri-
tual, Judaisme menganggap kekayaan sebagai karunia tuhan.
Sebagaimana seluruh agama yang sungguhan lainnya, Kristen yaitu
ajaran spiritual. Ia mengajukan dua tatanan: 1) sebuah tatanan moral
yang lebih tinggi (dunia rohani atau spiritual) yang berkaitan dengan
jiwa dan kehidupan abadi, dan 2) tatanan material atau naluriah lebih
rendah yang berkaitan dengan dunia dan tubuh.
Dasar dari seluruh agama yang benar yaitu untuk meninggikan
kemanusiaan dengan menata tatanan yang lebih rendah (kerakusan,
nafsu, kekuatan) dalam rangka mendukung aspirasi spiritual
(kebenaran, kebaikan, kedamaian, keharmonisan, keadilan).
Sebagaimana tidak masuk akal bagi seorang suci untuk
mengelola sebuah rumah bordil, seorang Kristen yang taat tidak
mungkin menjadi seorang pedagang, yaitu membeli dan menjual
dengan keuntungan. Ia berkeinginan untuk melayani Tuhan, bukan
Dewa Kekayaan (Mammon). Yahudi dengan senang hati mengisi
kekosongan ini dan mendominasi banyak sektor perdagangan. (Lihat
Warner Sombart, The Jews and Modern Capitalism.)
Oleh sebab nya, ketika Kristen (dan peradaban serta budaya)
meminta kita memeriksa nafsu jasmani kita, dalam banyak kasus,
kecenderungan Yahudi yaitu menganggap batasan diri sebagai
represif dan tidak sehat. Tampaknya banyak orang-orang Yahudi
yang lebih memilih naturalisme, yaitu merangkul fungsi dan naluri
jasmani.
“Lakukan sebagaimana yang Anda inginkan” yaitu semboyan
Illuminati. “Mari kita berikan apa pun yang diinginkan hasrat kita,
dan kita akan selalu bahagia… Nurani bukan merupakan suara alam,
namun hanya suara prasangka,” tulis Marquis de Sade.
Saya meragukan apakah Marquis de Sade merupakan seorang
Yahudi. Secara jelas konflik antara tubuh dan jiwa bersifat universal.
Yahudi terorganisasi tidak memiliki hak monopoli terhadap peme-
nuhan nafsu. Meskipun demikian, Illuminati mengendalikan media
dan pendidikan yang melegitimasi De Sade sebagaimana yang
dikemukakan “Protokol Zion” mengenai “keberhasilan yang telah
kami dapatkan dalam mewujudkan Darwinisme, Marxisme, dan
Nietzscheism”.
Sebagaimana ditulis oleh Leon the Pocins, Yahudi selalu
merupakan “doktor Ketidak percayaan”, musuh keyakinan, dan
benteng bagi mereka yang memberontak
Sa