Islam di Andalusia

 


Sislam di andalusia


Proses masuknya Islam ke wilayah Andalusia tidak berlangsung secara singkat, 

melainkan melalui beberapa tahap yang mendukung keberhasilannya menguasai wilayah 

ini . Sejumlah tokoh penting dalam sejarah Islam meyakini bahwa Andalusia memiliki 

potensi besar untuk mendukung perkembangan dan kemajuan peradaban Islam. Sebelum Islam 

masuk, kondisi di wilayah Eropa, khususnya Andalusia, ditandai oleh keterbelakangan dan 

kebodohan yang luar biasa, sering disebut sebagai masa kegelapan (Dark Age). Pada tahun 711 

M, kaum Muslim berhasil menuntaskan penaklukan di seluruh wilayah Afrika Utara, termasuk 

Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair, dan Maroko. Keputusan untuk menaklukkan Andalusia 

dipimpin oleh Musa bin Nushair, yang telah lama merencanakan ekspansi ini sebelum turun 

langsung ke medan perang. Perdebatan antara tradisionalisme dan modernisme di kalangan 

umat Islam muncul akibat pengaruh ide-ide baru dari dunia Barat. Di sisi lain, seluruh 

kehidupan umat Islam, termasuk literatur Arab, bahasa Arab, dan berbagai disiplin ilmu Islam, 

sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam.


Sebelum kedatangan Islam, Andalusia, yang kini menjadi bagian dari Spanyol, 

mengalami berbagai fase kekuasaan dan konflik. Wilayah ini awalnya berada di bawah kendali 

Kekaisaran Romawi dan dikenal dengan nama Iberia. Setelah masa Romawi, bangsa Vandal 

menguasai kawasan ini , sehingga dikenal sebagai Vandalisia. Selanjutnya, bangsa Ghotic 

(Visigoth) mengambil alih pemerintahan. Pada masa itu, warga   Andalusia hidup dalam 

kondisi yang sulit, dengan kesenjangan sosial dan ekonomi yang mencolok serta kerusakan 

moral yang meluas. Para penguasa memonopoli kekayaan dan sumber daya, sementara rakyat 

hidup dalam penderitaan. Masa ini dikenal sebagai periode kegelapan (Dark Age) di Eropa

Salah satu motivasi utama umat Islam untuk menaklukkan Andalusia adalah 

menyebarkan ajaran Islam. Selain itu, situasi politik dan sosial yang tidak stabil di wilayah 

ini , ditambah dengan permintaan bantuan dari kelompok-kelompok lokal, membuka 

peluang bagi kaum Muslim untuk memperluas wilayah mereka. Konflik internal yang 

melibatkan Romawi, Yahudi, Vandal, dan komunitas Kristen semakin memperlemah posisi 

Andalusia, sehingga memudahkan upaya penaklukan .Penaklukan Andalusia dipimpin oleh Musa bin Nushair bersama panglimanya, Thariq 

bin Ziyad. Dengan armada yang telah dipersiapkan, Thariq memimpin pasukan Muslim 

melintasi Selat Gibraltar dan berhasil mengalahkan pasukan Raja Roderick pada tahun 711 M. 

Salah satu langkah strategisnya yang terkenal adalah membakar kapal-kapal mereka untuk 

memastikan pasukannya tidak memiliki pilihan selain bertempur hingga mencapai 

kemenangan (Doe, diakses 1 Desember 2024).

Setelah berhasil dikuasai, Andalusia berkembang menjadi pusat peradaban Islam yang 

unggul di bawah pemerintahan Dinasti Umayyah. Kota Cordova menjadi simbol kemajuan di 

bidang ilmu pengetahuan, budaya, dan toleransi antaragama. Selama beberapa abad, Andalusia 

mencapai kemajuan pesat dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk filsafat, sains, dan arsitektur

Kehadiran Islam membawa perubahan besar, seperti penghapusan sistem kasta, 

peningkatan kesejahteraan warga  , dan pembentukan warga   baru hasil asimilasi 

antara penduduk asli dan kaum Muslim pendatang. Namun, meskipun sempat mencapai 

kejayaan, kekuasaan Islam di Andalusia mulai melemah akibat konflik internal, 

pemberontakan, dan tekanan dari kekuatan Kristen di Eropa. Akhirnya, kekuasaan Islam di 

Andalusia menyusut hingga hanya tersisa Kerajaan Granada, yang jatuh ke tangan Ratu 

Isabella dan Raja Ferdinand pada tahun 1492 


Bagian ini menguraikan teori-teori relevan yang mendasari topik penelitian dan 

memberikan ulasan tentang beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dan memberikan 

acuan serta landasan bagi penelitian ini dilakukan. Jika ada hipotesis, bisa dinyatakan tidak 

tersurat dan tidak harus dalam kalimat tanya.Penelusuran terhadap hasil penelitian terdahulu 

dilakukan untuk menentukan dasar penelitian dan mencari novelty dari penelitian yang akan 

dilakukan. Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah 

sebagai berikut: Pertama, artikel yang berjudul Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol) karya 

Nur Dinah Fauziah dan Muhammad Mujtaba Mitra Zuana. Penelitian ini membahas bagaimana 

Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol). Kedua, artikel yang berjudul Peradaban Dan Pemikiran 

Islam di Andalusia karya Muhammad Alfaridzi Matondang. Penelitian ini menjelaskan 

Peradaban Dan Pemikiran Islam di Andalusia. 

Dari artikel diatas, maka peneliti akan membahas tentang sejarah masuknya Islam di 

Andalusia dengan judul artikel "Sejarah Masuknya Islam di Andalusia".Proses masuknya Islam ke wilayah Andalusia tidak berlangsung secara singkat, 

melainkan melalui beberapa tahap yang mendukung keberhasilannya menguasai wilayah 

ini . Sejumlah tokoh penting dalam sejarah Islam meyakini bahwa Andalusia memiliki

potensi besar untuk mendukung perkembangan dan kemajuan peradaban Islam

Andalusia, yang kini menjadi salah satu wilayah otonom di Spanyol, dulunya 

merupakan bagian dari Eropa yang awalnya dikenal dengan nama Iberia. Nama ini merujuk 

pada penduduk asli wilayah ini , yaitu bangsa Iberia. lalu , ketika daerah ini dikuasai 

oleh Kekaisaran Romawi pada abad ke-2 Masehi, namanya berubah menjadi Asbania. 

Selanjutnya, wilayah ini sempat dikuasai oleh bangsa Vandal, sehingga dikenal sebagai 

Vandalisia. Ketika kaum Muslim mengambil alih daerah ini, mereka menyebutnya Andalus, 

sebuah nama yang berasal dari Vandalisia namun diadaptasi sesuai dengan pelafalan 

Arab

Dalam Sejarah dan Kebudayaan Islam jilid pertama, A. Syalabi menjelaskan sejumlah 

faktor yang mendorong kaum Muslim untuk menaklukkan wilayah Spanyol. Faktor-faktor 

ini  meliputi:

1) Konflik yang berlangsung antara kaum Muslim dan komunitas Kristen di Spanyol, yang 

pada masa itu menjadi pusat pertemuan berbagai agama.

2) Ketidakstabilan internal di kalangan penduduk Spanyol, termasuk konflik antara 

bangsa Romawi sejak tahun 133 M, komunitas Yahudi, Vandal, dan Kristen. Kondisi 

ini mendorong kaum Muslim untuk menyerang sebab   mereka yakin dapat dengan 

mudah menguasai wilayah ini .

3) Perebutan kekuasaan yang terjadi di Spanyol, di mana kelompok-kelompok tertentu 

mengundang umat Islam untuk membantu mencapai tujuan mereka.

4) Permintaan bantuan dari penduduk lokal, yang mengundang kaum Muslim untuk 

mempertahankan hak-hak mereka.

5) Keinginan umat Islam untuk menyebarkan ajaran Islam ke wilayah ini .Sebelum Islam masuk, kondisi di wilayah Eropa, khususnya Andalusia, ditandai oleh 

keterbelakangan dan kebodohan yang luar biasa, sering disebut sebagai masa kegelapan (Dark 

Age). Sistem yang berlaku di sana didominasi oleh kedzaliman. Para penguasa memonopoli 

kekayaan dan sumber daya, sementara rakyat hidup dalam kemiskinan yang ekstrem. Mereka 

menguasai istana dan benteng megah, sedangkan rakyatnya bahkan tidak memiliki tempat 

tinggal yang layak. Kemiskinan sangat merajalela, hingga penduduk sering diperlakukan 

seperti barang dagangan, dijual bersama dengan tanah yang mereka garap. Kehidupan diwarnai 

oleh kerusakan moral, di mana kehormatan tidak dihargai, dan norma-norma kehidupan jauh 

dari standar kemanusiaan. warga  nya, terutama suku Vandal, bahkan tidak memiliki 

bahasa lisan atau tulisan dan hanya berkomunikasi melalui isyarat(Fletcher, diakses 1 

Pada akhir abad ke-4, wilayah Andalusia berada di bawah kekuasaan bangsa Ghotic. 

Para penguasa Ghotic berupaya menekan suku Vandal agar tidak mengganggu stabilitas 

kawasan maupun wilayah lainnya. Meskipun suku Vandal melakukan pemberontakan besar￾besaran terhadap otoritas yang berkuasa, pemerintah berhasil meredamnya dengan mengusir 

mereka ke wilayah selatan. Setelah itu, bangsa Ghotic memproklamirkan kemerdekaannya dan 

mengambil alih kendali penuh atas Semenanjung Iberia. Pada tahun 467 M, Euric mulai 

menggunakan gelar raja dan dianggap sebagai pendiri sejati Kerajaan Ghotik Barat. Dalam 

perjalanan sejarah selanjutnya, bangsa ini lebih dikenal hanya dengan nama 

"Ghotic."

Sekitar satu tahun sebelum Spanyol ditaklukkan oleh Islam, seorang tokoh militer 

bernama Roderick melakukan kudeta dan menggulingkan Raja Gheitisya dari tampuk 

kekuasaan. Akibatnya, ketika penaklukan Islam pertama kali terjadi, Roderick telah menjabat 

sebagai penguasa wilayah ini 

Pada tahun 711 M, kaum Muslim berhasil menuntaskan penaklukan di seluruh wilayah 

Afrika Utara, termasuk Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair, dan Maroko. Mereka lalu  

dihadapkan pada dua pilihan untuk melanjutkan ekspansi: menuju ke utara dengan 

menyeberangi Selat Gibraltar untuk memasuki wilayah Spanyol dan Portugis (dikenal sebagai 

Andalusia pada masa itu), atau bergerak ke selatan ke padang pasir Sahara yang luas namun 

berpenduduk jarang. Penaklukan yang dilakukan oleh kaum Muslim tidak bertujuan semata￾mata untuk memperluas wilayah atau mengeksploitasi sumber daya alam. Sebaliknya, misi 

utama mereka adalah menyebarkan ajaran Islam dan menyeru manusia ke jalan Allah. Oleh 

sebab   itu, keputusan diambil untuk melakukan penaklukan di Spanyol Keputusan untuk menaklukkan Andalusia dipimpin oleh Musa bin Nushair, yang telah 

lama merencanakan ekspansi ini sebelum turun langsung ke medan perang. Meskipun 

menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan armada laut, keberadaan Pulau Balearik 

yang dikuasai kaum Nasrani di belakang mereka, serta pelabuhan Sabtah (Ceuta) yang 

berhubungan erat dengan kekuasaan Andalusia, Musa bin Nushair berhasil mengatasinya. Dia 

membangun beberapa pelabuhan baru dan mempersiapkan armada laut. Selain itu, ia menunjuk 

Thariq bin Ziyad sebagai pemimpin pasukan, menaklukkan Pulau Balearik untuk dimasukkan 

ke wilayah kaum Muslim, dan mengelola situasi di Sabtah (Ceuta). Dengan bantuan Allah, 

kaum Muslim akhirnya berhasil menaklukkan Andalusia.

Thariq bin Ziyad memimpin penaklukan Andalusia dengan membawa pasukannya 

menggunakan kapal-kapal penyeberangan. Setibanya di wilayah Andalusia, terjadi 

pertempuran besar di Lembah Barbate pada tahun 711 M. Pertempuran ini sangat bersejarah, 

di mana pasukan Muslim yang berjumlah sekitar 12.000 orang harus menghadapi tentara 

musuh yang dilengkapi persenjataan lengkap dan berjumlah sekitar 100.000 orang. Kondisi ini 

sempat menggoyahkan semangat sebagian pasukan Muslim, yang ikut berperang sebab   

terpaksa, meskipun ada pula yang bertekad kuat untuk berjihad di jalan Allah dan menyebarkan 

Islam. Dalam situasi ini, Thariq bin Ziyad mengambil langkah tegas dengan membakar kapal￾kapal penyeberangan dan menyampaikan khotbah yang membakar semangat pasukan, 

menekankan pentingnya jihad dan pengabdian kepada Allah. Ia mendorong pasukannya untuk 

maju tanpa ragu hingga mencapai kemenangan atau meraih surga. Dalam pertempuran ini , 

kaum Muslim berhasil meraih kemenangan. Penaklukan Andalusia pun diselesaikan oleh dua 

pemimpin utama, Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad, yang mencakup seluruh wilayah 

Semenanjung Andalusia.

Setelah masa Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad, Andalusia memasuki era 

kekhalifahan. Pada masa ini, terjadi berbagai perubahan signifikan, seperti penghapusan sistem 

kasta, munculnya generasi baru hasil perkawinan antara penduduk asli dan kaum Muslim 

pendatang, serta meningkatnya kebebasan beragama. Cordova pun ditetapkan sebagai ibu kota. 

Namun, Islam di Andalusia pada masa ini menghadapi tantangan besar yang hampir 

menyebabkan kehancurannya. Konflik antara bangsa Arab dan Berber semakin memanas, 

ditambah dengan kemunculan kelompok Khawarij yang memicu pemberontakan dan 

memimpin revolusi melawan gubernur Bani Umayyah akibat penyalahgunaan kekuasaan serta 

interaksinya yang buruk dengan kaum Berber 

Periode berikutnya dalam sejarah Islam di Andalusia adalah masa kekuasaan Dinasti 

Umayyah, yang ditandai dengan kepemimpinan Abdurrahman Ad-Dakhil bin Muawiyah. Ia dikenal sebagai sosok yang membawa kemajuan dalam bidang keilmuan dan menunjukkan 

kecerdasan luar biasa. Perjalanan Abdurrahman Ad-Dakhil menuju Andalusia penuh tantangan, 

termasuk menghadapi berbagai pertempuran dan pergolakan dari pihak-pihak yang 

menentangnya.

Perkembangan Islam di Andalusia dapat dibagi ke dalam enam periode. Periode 

pertama dimulai dengan kepemimpinan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. 

Selanjutnya, memasuki periode Keamiran, di mana pemimpin tertinggi bergelar Amir. Amir 

pertama, Abdurrahman Ad-Dakhil, tiba di Andalusia pada tahun 755 M, menandai awal 

kejayaan Islam di wilayah ini . Pada periode ini, kepemimpinan juga dipegang oleh Amir 

Hisyam yang memimpin Andalusia. Periode berikutnya ditandai dengan perpecahan Muslim 

Andalusia menjadi lebih dari tiga puluh kerajaan kecil, yang dikenal sebagai Muluk al-Thawaif 

atau raja-raja kelompok . lalu , kekuasaan diambil alih oleh dinasti 

Muslim dari Afrika Utara, yaitu Dinasti Murabithun dan Muwahidun

Periode terakhir menyaksikan Islam hanya berkuasa di wilayah Granada di bawah 

pemerintahan Dinasti Bani Ahmar

Islam di Andalusia mencapai puncak kejayaannya pada masa Keamiran Umayyah, yang 

dimulai dengan kepemimpinan Abdurrahman Ad-Dakhil dari tahun 138-172 H/755-788 M

(As-Sirjani, 2013). Setelah itu, kepemimpinan dilanjutkan oleh tiga gubernur, dengan Hisyam 

bin Abdurrahman Ad-Dakhil sebagai gubernur pertama. Ia memerintah Andalusia dari tahun 

172-180 H/788-796 M. Salah satu pilar kejayaan peradaban Islam di Andalusia adalah 

kontribusi para ulama dalam bidang studi keislaman. Kondisi Andalusia pada masa itu sangat 

mendukung kemunculan cendekiawan dan ilmuwan terkemuka. Menurut Abid al-Jabiri, 

perdebatan kontraproduktif yang sering muncul dalam diskursus ilmu kalam di dunia Islam 

bagian Timur tidak terjadi di Andalusia, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih kondusif 

untuk pengembangan ilmu pengetahuan 

Membicarakan agama Islam tidak bisa dipisahkan dari aturan dan hukum syariat Islam. 

Syariat Islam adalah keseluruhan aturan yang mencakup kewajiban-kewajiban agama, serta 

perintah-perintah Tuhan yang mengatur seluruh aspek kehidupan seorang Muslim dalam 

berbagai dimensinya 

Hukum Islam mencerminkan pemikiran Islam dan merupakan manifestasi paling 

mendalam dari pandangan hidup Islam. Hukum Islam menjadi inti dan pusat dari ajaran Islam 

itu sendiri. Istilah "Fikih" sebagai sebuah ilmu menunjukkan bahwa sejak awal, Islam telah 

memberikan perhatian besar terhadap ilmu hukum sebagai disiplin yang paling tinggi nilainya. 

Bidang teknologi tidak pernah mencapai kedudukan yang sama pentingnya dalam Islam. Hanya kelompok mistik yang cukup berpengaruh untuk menandingi pengaruh hukum dalam 

pemikiran umat Islam dan sering kali terbukti sebagai pemenang. Namun, hingga saat ini, 

bidang hukum, terutama dalam pengertian yang lebih sempit, tetap menjadi aspek yang sangat 

penting.

Perdebatan antara tradisionalisme dan modernisme di kalangan umat Islam muncul 

akibat pengaruh ide-ide baru dari dunia Barat. Di sisi lain, seluruh kehidupan umat Islam, 

termasuk literatur Arab, bahasa Arab, dan berbagai disiplin ilmu Islam, sangat dipengaruhi oleh 

ajaran-ajaran Islam. Oleh sebab   itu, tidak mungkin memahami agama Islam tanpa memahami 

hukum Islam itu sendiri. Hukum Islam adalah contoh konkret dari ajaran hukum yang dianggap 

suci, yang jelas berbeda dari bentuk-bentuk hukum lainnya. Meskipun begitu, hukum Islam 

tidak selalu menjadi yang paling dominan atau menentukan dalam setiap situasi. Salah satu 

aspek yang tak terhindarkan dalam kesepakatan hukum Islam adalah sejauh mana pembahasan 

dan kemaslahatan tasyri' (pembentukan hukum) diperhatikan. sebab   itu, pemikiran tentang 

hal ini penting untuk memahami dan menggali fenomena hukum secara benar


ebelum kedatangan Islam, Andalusia, yang kini menjadi bagian dari Spanyol, mengalami berbagai 

fase kekuasaan dan konflik. Wilayah ini awalnya berada di bawah kendali Kekaisaran Romawi dan dikenal dengan 

nama Iberia. . Setelah masa Romawi, bangsa Vandal menguasai kawasan ini , sehingga dikenal sebagai 

Vandalisia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejarah masuknya islam di Andalusia. Metode penelitian 

yang di gunakan adalah library research dimana sumber data diperoleh dari buku,artikel,jurnal dan bacaan lainnya. 

Dengan penelitian ini dapat menghasilkan pengetahuan mengenai proses masuknya islam di Andalusia.