Kematian muslim 1


 BERIMAN DENGAN HARI KEBANGKITAN 

Syaikhul  Islam  Ibnu  Taimiyah t  memulai pembicaraan  tentang  hari  akhir  dan  akidah  Ahlussunnah mengenai hari akhir, Beliau v berkata : 

ﻞﺼﻓ 

ﻨﻟﺍ ِﻪِﺑ ﺮﺒﺧﹶﺃ ﺎﻣ ﱢﻞﹸﻜِﺑ ﹸﻥﺎﳝِﺈﹾﻟﺍ ِﺮِﺧﺂﹾﻟﺍ ِﻡﻮﻴﹾﻟﺎِﺑ ِﻥﺎﳝِﺈﹾﻟﺍ ﻦِﻣﻭ ﻲِﺒ r ﺎﻤِﻣ 

ِﺕﻮﻤﹾﻟﺍ ﺪﻌﺑ ﹸﻥﻮﹸﻜﻳ . Pasal : Dan termasuk beriman dengan hari akhir adalah : Beriman dengan segala sesuatu yang Nabi r kabarkan tentang apa yang terjadi setelah mati. Hukum  beriman  kepada  hari  akhir  adalah  wajib dan kedudukannya dalam agama  adalah merupakan  salah satu  rukun  iman  yang  enam.  Sering  sekali  Allah  I menggabungkan  antara  iman  kepada  Allah  I  dengan beriman dengan  hari  akhir,  iman dengan  awal  kehidupan dan  iman  dengan  tempat  kembali.  sebab   barangsiapa yang  tidak  beriman  dengan  hari  akhir  maka  dia  tidak mungkin  beriman kepada Allah I. Sesungguhnya orang­ orang  yang  tidak  beriman  dengan  hari  akhir  niscaya  dia tidak akan beramal.   tidaklah seseorang itu beramal

2  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

melainkan sebab  dia berharap akan kemuliaan hari akhir dan  sebab   takut  adzab  dan  siksaan,  kalau  dia  tidak beriman dengan hari akhir maka dia menjadi seperti orang yang AllahI kisahkan :  ] ﺎﱠﻟِﺇ ﺎﻨﹸﻜِﻠﻬﻳ ﺎﻣﻭ ﺎﻴﺤﻧﻭ ﺕﻮﻤﻧ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﺎﻨﺗﺎﻴﺣ ﺎﱠﻟِﺇ ﻲِﻫ ﺎﻣ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗﻭ 

ﺮﻫﺪﻟﺍ [ “Dan mereka berkata : "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa." (QS. Al­Jatsiyah ; 24) Dinamakan  dengan  hari  akhir  sebab   sudah  tidak ada hari lagi sesudahnya dan ini adalah tahapan akhir yang dialami  manusia.  Manusia  itu  mengalami  lima  tahapan kehidupan : Tahapan  ketidakadaan,  tahapan  di  alam  rahim, alam dunia, alam barzakh dan kemudian alam akhirat. 1.  Tahapan ketidakadaan adalah sebagaimana ditunjukan oleh firman AllahI:  ] ﺎﹰﺌﻴﺷ ﻦﹸﻜﻳ ﻢﹶﻟ ِﺮﻫﺪﻟﺍ ﻦِﻣ ﲔِﺣ ِﻥﺎﺴﻧِﺈﹾﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﻰﺗﹶﺃ ﹾﻞﻫ 

ﺍﺭﻮﹸﻛﹾﺬﻣ [ “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al­Insan ; 1)  ] ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺎﻬﻳﹶﺃ ﺎﻳ ﺎﻧِﺈﹶﻓ ِﺚﻌﺒﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ٍﺐﻳﺭ ﻲِﻓ ﻢﺘﻨﹸﻛ ﹾﻥِﺇ 

ﻦِﻣ ﻢﹸﺛ ٍﺔﹶﻘﹶﻠﻋ ﻦِﻣ ﻢﹸﺛ ٍﺔﹶﻔﹾﻄﻧ ﻦِﻣ ﻢﹸﺛ ٍﺏﺍﺮﺗ ﻦِﻣ ﻢﹸﻛﺎﻨﹾﻘﹶﻠﺧ

ﺎﻣ ِﻡﺎﺣﺭﹶﺄﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﺮِﻘﻧﻭ ﻢﹸﻜﹶﻟ ﻦﻴﺒﻨِﻟ ٍﺔﹶﻘﱠﻠﺨﻣ ِﺮﻴﹶﻏﻭ ٍﺔﹶﻘﱠﻠﺨﻣ ٍﺔﻐﻀﻣ 

ﻢﹸﺛ ﻰﻤﺴﻣ ٍﻞﺟﹶﺃ ﻰﹶﻟِﺇ ُﺀﺎﺸﻧ ﺍﻮﻐﹸﻠﺒﺘِﻟ ﻢﹸﺛ ﺎﹰﻠﹾﻔِﻃ ﻢﹸﻜﺟِﺮﺨﻧ 

ِﻝﹶﺫﺭﹶﺃ ﻰﹶﻟِﺇ ﺩﺮﻳ ﻦﻣ ﻢﹸﻜﻨِﻣﻭ ﻰﱠﻓﻮﺘﻳ ﻦﻣ ﻢﹸﻜﻨِﻣﻭ ﻢﹸﻛﺪﺷﹶﺃ 

ﹰﺓﺪِﻣﺎﻫ ﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍ ﻯﺮﺗﻭ ﺎﹰﺌﻴﺷ ٍﻢﹾﻠِﻋ ِﺪﻌﺑ ﻦِﻣ ﻢﹶﻠﻌﻳ ﺎﹶﻠﻴﹶﻜِﻟ ِﺮﻤﻌﹾﻟﺍ 

ﺭﻭ ﺕﺰﺘﻫﺍ َﺀﺎﻤﹾﻟﺍ ﺎﻬﻴﹶﻠﻋ ﺎﻨﹾﻟﺰﻧﹶﺃ ﺍﹶﺫِﺈﹶﻓ ﱢﻞﹸﻛ ﻦِﻣ ﺖﺘﺒﻧﹶﺃﻭ ﺖﺑ 

ٍﺞﻴِﻬﺑ ٍﺝﻭﺯ [ “Wahai manusia jika kamu ragu kepada hari kebangkitan maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian  dari segumpal darah kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna. Agar Kami jelaskan kepadamu dan kami tetapkan dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi kemudian kamu menjadi dewasa. Dan di antaramu ada yang diwafatkan dan ada yang dipanjangkan umurnya hingga pikun supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang telah dia ketahui dahulu. Dan kamu lihat bumi itu kering dan jika  Kami turunkan air dari atasnya hiduplah bumi itu dan suburlah menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang indah.” (QS. Al­Hajj ; 5) 2.  Adapun  tahapan  alam  rahim,  sebagaimana  firman AllahI  :  ] ﻲِﻓ ٍﻖﹾﻠﺧ ِﺪﻌﺑ ﻦِﻣ ﺎﹰﻘﹾﻠﺧ ﻢﹸﻜِﺗﺎﻬﻣﹸﺃ ِﻥﻮﹸﻄﺑ ﻲِﻓ ﻢﹸﻜﹸﻘﹸﻠﺨﻳ 

ٍﺙﺎﹶﻠﹶﺛ ٍﺕﺎﻤﹸﻠﹸﻇ [

4  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

“Dia telah menciptakan kalian dalam perut­perut ibu­ibu kalian kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan”. (QS. Az­Zumar ; 6) 3.  Adapun  tahapan  kehidupan  dunia,  sebagaimana firman AllahI  :  ] ﺎﹰﺌﻴﺷ ﹶﻥﻮﻤﹶﻠﻌﺗ ﺎﹶﻟ ﻢﹸﻜِﺗﺎﻬﻣﹸﺃ ِﻥﻮﹸﻄﺑ ﻦِﻣ ﻢﹸﻜﺟﺮﺧﹶﺃ ﻪﱠﻠﻟﺍﻭ 

ﻭ ﺭﺎﺼﺑﹶﺄﹾﻟﺍﻭ ﻊﻤﺴﻟﺍ ﻢﹸﻜﹶﻟ ﹶﻞﻌﺟﻭ ﻢﹸﻜﱠﻠﻌﹶﻟ ﹶﺓﺪِﺌﹾﻓﹶﺄﹾﻟﺍ ﹶﻥﻭﺮﹸﻜﺸﺗ [ “Dan Allah telah mengeluarkan kalian dari perut­perut ibu­ ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui segala sesuatu dan Dia menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian bersyukur.” (QS. An­Nahl ; 78) Dan  pada  tahapan  inilah  yang  menentukan bahagia  dan  celakanya,  dan  merupakan  negeri  ujian dan cobaan. Sebagaimana firman AllahI :  ] ﺎﹰﻠﻤﻋ ﻦﺴﺣﹶﺃ ﻢﹸﻜﻳﹶﺃ ﻢﹸﻛﻮﹸﻠﺒﻴِﻟ ﹶﺓﺎﻴﺤﹾﻟﺍﻭ ﺕﻮﻤﹾﻟﺍ ﻖﹶﻠﺧ ﻱِﺬﱠﻟﺍ [ “Dialah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan agar menguji kalian siapa di antara kalian yang paling bagus amalannya.” (QS. Al­Mulk ; 2) 4.  Adapun  tahapan  alam  barzakh,  Allah U  berfirman tentangnya  :  ] ﹶﻥﻮﹸﺜﻌﺒﻳ ِﻡﻮﻳ ﻰﹶﻟِﺇ ﺥﺯﺮﺑ ﻢِﻬِﺋﺍﺭﻭ ﻦِﻣﻭ [ “Dan dari belakang mereka ada barzakh (pembatas) sampai hari kebangkitan.” (QS. Al­Mu’minun ;  100)

5.  Adapun  tahapan  kehidupan  akhirat  adalah  tahapan tujuan  dan  ujung  dari  semuanya.  Allah U  berfirman setelah  menyebutkan  tahapan­tahapan  kehidupan manusia :  ] ﻤﹶﻟ ﻚِﻟﹶﺫ ﺪﻌﺑ ﻢﹸﻜﻧِﺇ ﻢﹸﺛ ﹶﻥﻮﺘﻴ . ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻢﹸﻜﻧِﺇ ﻢﹸﺛ 

ﹶﻥﻮﹸﺜﻌﺒﺗ [ “Dan sesungguhnya setelah itu kalian akan menjadi mayit kemudian nanti di hari kiamat kalian akan dibangkitkan.” (QS. Al­Mukminun ; 16) Penulis v berkata : 

ِﻪِﺑ ﺮﺒﺧﹶﺃ ﺎﻣ ﱢﻞﹸﻜِﺑ ﹸﻥﺎﳝِﺈﹾﻟﺍ ﻲِﺒﻨﻟﺍ r ِﺕﻮﻤﹾﻟﺍ ﺪﻌﺑ ﹸﻥﻮﹸﻜﻳ ﺎﻤِﻣ Beriman dengan segala yang dikabarkan Nabi r dari perkara yang akan terjadi setelah kematian. Semua  ini  masuk  dalam  keimanan  dengan  hari akhir.  Yang  demikian  itu,  sebab   manusia  jika   telah mati  dia  akan  memasuki  hari  akhir  tersebut,  sehingga dikatakan  :  Orang  yang  telah  mati  itu  telah  terjadi kiamatnya.  Dan  segala  sesuatu  yang  terjadi  setelah kematian  adalah  termasuk bagian  dari  hari  akhir. Kalau demikian betapa dekatnya hari akhir dengan kita, tidaklah ada  pembatas  antara  kita  dengan  hari  akhir  kecuali kematian. Kemudian dia masuk ke dalam hari akhir yang mana  tidak  ada  di  sana  kecuali  balasan­balasan  amalan. Oleh  sebab   itu  wajib  bagi  kita  untuk  memperhatikan perkara ini. Pikirkanlah wahai manusia! Engkau dapati dirimu dalam bahaya, sebab  maut  itu tidak seorangpun di antara

6  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

kita  yang  mengetahui  kedatangannya.  Terkadang  sese­ orang keluar rumahnya akan tetapi dia tidak kembali  lagi ke rumahnya. Terkadang ada manusia yang duduk di atas kursi kantornya  tetapi dia  tidak bisa bangkit  lagi  darinya. Terkadang  seseorang  tidur  di  atas  kasurnya  akan  tetapi tidurnya membawanya ke tempat pemandian jenazah. Dan ini  adalah  perkara­perkara  yang  mewajibkan  kita  untuk memanfaatkan  kesempatan  umur  kita  agar  bertaubat kepada  Allah  dan  manusia  itu  terus  menerus  merasakan dirinya  bertaubat  kepada  Allah  dan  kembali  kepadaNya. Sehingga,  jika  datang  ajalnya,  dia  dalam  keadaan  baik amalannya seperti yang dia cita­citakan. Penulis v berkata : 

ِﺮﺒﹶﻘﹾﻟﺍ ِﺔﻨﺘِﻔِﺑ ﹶﻥﻮﻨِﻣﺆﻴﹶﻓ , ﻌِﺑﻭ ِﻪِﻤﻴِﻌﻧﻭ ِﺮﺒﹶﻘﹾﻟﺍ ِﺏﺍﹶﺬ Maka Ahlussunnah beriman (mempercayai) dengan fitnah kubur dan beriman dengan azab kubur dan nikmat kubur. Fitnah  di  sini  bermakna  ujian.  Yang  dimaksud dengan  fitnah  kubur  adalah  jika   selesai  dikubur  akan diajukan  kepada  mayit  pertanyaan­pertanyaan  berupa pertanyaan  tentang  Rabbnya,  agamanya  dan  nabinya. Sesungguhnya  Ahlussunnah wal  Jamaah  beriman  kepada fitnah  kubur  sebab   Al­Qur`an  dan  As­Sunnah  telah menerangkan demikian. Adapun di dalam Al­Quran, Allah U telah berfirman :  ] ﻲِﻓﻭ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ِﺓﺎﻴﺤﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ِﺖِﺑﺎﱠﺜﻟﺍ ِﻝﻮﹶﻘﹾﻟﺎِﺑ ﺍﻮﻨﻣَﺁ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﺖﺒﹶﺜﻳ 

ﺓﺮِﺧَﺂﹾﻟﺍ [ ِ

“Allah akan meneguhkan orang­orang yang beriman dengan perkataan yang kokoh  tersebut di kehidupan dunia dan akhirat.” (QS. Ibrahim ; 27) Sesungguhnya ayat  ini menjelaskan masalah fitnah kubur sebagaimana telah tsabit dalam Ash­Shahihain 1 dan lainnya dari hadits Al­Baro bin ‘Azib dari Nabi r. Adapun  dalam  As­Sunnah  sungguh  telah  banyak riwayat yang menjelaskan bahwa manusia itu akan ditanya dalam  kuburnya  yakni  fitnah  yang  sebagaimana  sabda Rasulullah r : 

ﻭ ﹶﻟ ﹶﻘ ﺪ ﹸﺃ ِﺣﻭ ﻲ ِﺇ ﹶﻟ ﻲ ﹶﺃ ﻧ ﹸﻜ ﻢ ﺗ ﹾﻔ ﺘ ﻨ ﹶﻥﻮ ِﻓ ﹾﺍ ﻲ ﹸﻘﻟ ﺒ ِﺭﻮ ِﻣ ﹾﺜ ﹶﻞ ﹶﺃ ﻭ ﹶﻗ ِﺮ ﻳ ﺒ ِﻣ ﺎ ﻦ ِﻓ ﺘ ﻨ ِﺔ 

ﺪﻟﺍ ﺟ ِﻝﺎ “Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku bahwasanya kalian itu akan difitnah (ditanya) di kubur kalian seperti (hampir sama) dengan fitnah Dajjal. 2 ” (HR. Al­Bukhari  dan Muslim dari Asma bintu Abi Bakrc) Dan fitnah Dajjal adalah sebesar­besar fitnah sejak Allah  menciptakan  Adam  hingga  hari  kiamat, sebagaimana  dalam  Shahih  Muslim  dari  ‘Imran  bin Husain t berkata : 

ﺳ ِﻤ ﻌ ﺖ ﺭ ﺳ ﹶﻝﻮ ِﷲﺍ r ﻳ ﹸﻘ ﹸﻝﻮ ﻣ ﺑ ﺎ ﻴ ﻦ ﺧ ﹾﻠ ِﻖ ﺩﺁ ﻡ ِﺇ ﹶﱃ ِﻗ ﹶﺎﻴ ِﻡ ﺴﻟﺍ ﻋﺎ ِﺔ 

ﺮﻣﹶﺃ ﹶﺃ ﹾﻛ ﺒ ﺮ ِﻣ ﻦ ﺪﻟﺍ ﺟ ِﻝﺎ 

1 Riwayat Al­Bukhari (4699) dan Muslim (2871). 2 Riwayat Al­Bukhari (184) dan Muslim (905) dari Asma’ x.

8  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

“Aku mendengar Rasulullah r berkata :”Tidaklah ada antara penciptaan Adam hingga hari kiamat sebuah kejadian yang lebih besar dibandingkan fitnah Dajjal” 3 (HR. Muslim ) Akan  tetapi  Nabi  r  bersabda  kepada  para shahabatnya bahkan kepada umatnya : 

ِﺇ ﹾﻥ ﻳ ﺨ ﺮ ﺝ ﻭ ﹶﺃ ﻧ ِﻓ ﺎ ﻴ ﹸﻜ ﻢ ﹶﻓ ﹶﺄ ﻧ ﺣ ﺎ ِﺠ ﻴ ﺠ ﻪ ﺩ ﻭ ﻧ ﹸﻜ ﻢ ﻭ ِﺇ ﹾﻥ ﻳ ﺨ ﺮ ﺝ ﻭ ﹶﻟ ﺴ ﺖ 

ِﻓ ﻴ ﹸﻜ ﻢ ﹶﻓ ﻣﺎ ﺮ ﺅ ﺣ ِﺠ ﻴ ﺞ ﻧ ﹾﻔ ِﺴ ِﻪ ﻭ ُﷲﺍ ﺧ ِِﻠ ﻴ ﹶﻔ ِﺘ ﻋ ﻲ ﹶﻠ ﹸﻛ ﻰ ﱢﻞ ﻣ ﺴ ِﻠ ٍﻢ “Kalau Dajjal keluar dan saya masih ada di tengah­tengah kalian maka saya yang akan membela kalian (melawan Dajjal). Dan jika dia keluar sementara saya tidak ada di tengah­tengah kalian maka setiap orang mesti membela dirinya sendiri. Dan Allah adalah penggantiku (yang membela) atas setiap muslim.” 4 (HR. Muslim dari Nawwas bin Sam’ant) Bersama  itu,  Nabi  kita  mengajari  kita  bagaimana cara  melawan  Dajjal. * )  Beliau  memberitahu  kita  tentang sifat­sifatnya  dan  keluarbiasaannya  sampai  kita  seolah­ olah  menyaksikan  sendiri  dengan  mata  kepala  kita. (sebab  teramat jelasnya penjelasan Beliau tentang Dajjal­ pent)  Dan terhadap sifat­sifat dan keluarbiasaannya, kita bisa  melawannya.  Oleh  sebab   itu  kita  katakan  : Sesungguhnya fitnah Dajjal itu adalah sebesar­besar fitnah dan Rasulullah r  berkata : 

3 Riwayat Muslim (2946) dari ‘Imran bin Husain t. 4 Riwayat Muslim (2937) dari Nawwas bin Sam’an t. *)  Riwayat  Al­Imam Muslim  dari  Abu  Darda  bahwa  Rasulullah r bersabda : Barang siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat Al­Kahfi dia akan dijaga dari Dajjal. Dalam riwayat lain dari akhir surat Al­Kahfi.

ﻭ ﹶﻟ ﹶﻘ ﺪ ﹸﺃ ِﺣﻭ ﻲ ِﺇ ﹶﻟ ﻲ ﹶﺃ ﻧ ﹸﻜ ﻢ ﺗ ﹾﻔ ِﺘ ﻨ ﹶﻥﻮ ِﻓ ﹾﺍ ﻲ ﹸﻘﻟ ﺒ ِﺭﻮ ِﻣ ﹾﺜ ﹶﻞ ﹶﺃ ﻭ ﹶﻗ ِﺮ ﻳ ﺒ ِﻣ ﺎ ﻦ ِﻓ ﺘ ﻨ ِﺔ 

ﺪﻟﺍ ﺟ ِﻝﺎ “Sesungguhnya kalian akan difitnah di kubur­kubur kalian seperti atau hampir sama dengan fitnah Dajjal “ 5 (HR.  Al­Bukhari Muslim) Betapa  besarnya  fitnah  kubur  tersebut,  sebab  manusia  di  sana  akan  mendapati  pertanyaan  yang  tidak mungkin  bisa  menjawabnya  kecuali  kalau  berada  di  atas pondasi  yang  sangat  kokoh  berupa  akidah  dan  amal shaleh. Perkataan penulis v : 

ﹸﺔﻨﺘِﻔﹾﻟﺍ ﺎﻣﹶﺄﹶﻓ ; ﱠﻥِﺈﹶﻓ ﻢِﻫِﺭﻮﺒﹸﻗ ﻲِﻓ ﹶﻥﻮﻨﺤﺘﻤﻳ ﺱﺎﻨﻟﺍ , Maka adapun fitnah tersebut adalah sesungguhnya manusia itu akan diuji (ditanya) di dalam kubur­ kuburnya. Penulis  di  sini  mulai  menjelaskan  bagaimana fitnah/ujian  yang  akan  dijalani  mayit  di  kubur­kubur mereka.  Perkataan  penulis  menunjukkan  bahwa  semua manusia  akan  diuji  sampai­sampai  para  nabi,  shiddiqin, syuhada,  orang­orang  yang  ribath  (orang  yang  berjaga­ jaga  di  perbatasan  medan  jihad­pent)  dan  orang­orang yang  tidak  mukallaf  (orang  yang  telah  dibebankan syaria’t­pent) seperti anak kecil dan orang gila. Dan dalam permasalahan ini ada perincian. 

5 Riwayat Al­Bukhari (184) dan Muslim (905) dari Asma’ x.

10  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

Maka kita katakan : 1.  Adapun  para  nabi  mereka  tidak  mengalami  fitnah kubur,  dan  tidak  akan  ditanya  (oleh  malaikat  Munkar­ Nakir). Yang demikian itu sebab  beberapa alasan : a.  Sesungguhnya  para  nabi  lebih  mulia  dibandingkan syuhada  (orang  yang  mati  syahid)  dan  sungguh  para nabi  itu  telah mengkabarkan,  bahwa para  syuhada  itu dilindungi dari fitnah kubur. Beliau r berkata : 

ﹶﻛ ﹶﻔ ِﺑ ﻰ ﺒ ِﺭﺎ ﹶﻗ ِﺔ ﺴﻟﺍ ﻴ ِﻑﻮ ﻋ ﻰﻠ ﺭ ﹾﺃ ِﺳ ِﻪ ِﻓ ﺘ ﻨ ﹰﺔ “Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya itu sebagai ujian/fitnah baginya.” (HR. An­Nasa’i) 6 b.  Sesungguhnya  para  nabi­lah  yang  keadaannya  akan dipertanyakan kepada mayit,  siapa  nabimu? Sehingga mereka  (para  nabi)  yang  akan  dipertanyakan  tentang­ nya, bukan akan ditanya. Oleh sebab  itu Rasulullah r berkata : 

ﻭ ﹶﻟ ﹶﻘ ﺪ ﹸﺃ ِﺣﻭ ﻲ ِﺇ ﹶﻟ ﻲ ﹶﺃ ﻧ ﹸﻜ ﻢ ﺗ ﹾﻔ ﺘ ﻨ ﹶﻥﻮ ِﻓ ﹾﺍ ﻲ ﹸﻘﻟ ﺒ ِﺭﻮ ِﻣ ﹾﺜ ﹶﻞ ﹶﺃ ﻭ ﹶﻗ ِﺮ ﻳ ﺒ ِﻣ ﺎ ﻦ 

ِﻓ ﺘ ﻨ ِﺔ ﺪﻟﺍ ﺟ ِﻝﺎ “Sesungguhnya diwahyukan kepadaku bahwa kalian itu akan ditanya di kubur­kubur kalian.” (HR.  Al­Bukhari­ Muslim) 7 

6  Riwayat  An­Nasa’i  (99/4)  darinya  Al­Qasim  Al­Sirqistiy  dalam (Gharibul  hadits)  (2/165/1)  sebagaimana  dalam  Ahkamul  Jana’iz karya Al­Albani (36) dan Beliau berkata : sanadnya shahih. 7 Riwayat Al­Bukhari (184) dan Muslim (905) dari Asma’x.

11 

Dan  khitobnya  (yang diajak  bicara­pent)  adalah  umat yang  diutus  rasul  kepadanya,  dan  para  rasul  tidak termasuk di dalamnya. 2.  Adapun  shiddiqin,  mereka  tidak  akan  ditanya  sebab  kedudukan  mereka  yang  lebih  tinggi  dibandingkan kedudukan  syuhada.  jika   syuhada  saja  tidak  ditanya, maka  shiddiqin  lebih  utama  untuk  tidak  ditanya  di  alam kubur. sebab   shiddiqin  itu  artinya  orang  yang memiliki sifat  jujur  dan  benar  (keimanan  mereka­pent)  dan  telah terbukti  keimanan  mereka  yang  tidak  perlu  lagi  untuk diuji.  sebab  ujian  itu  ditujukan untuk  orang­orang  yang masih  diragukan,  apakah  dia  jujur  atau  dusta (keimanannya­pent). Adapun kalau dia adalah orang yang jelas  jujur/shiddiq,  maka  tidak  perlu  lagi  untuk  ditanya. Ada  juga  ulama  yang  berpendapat  bahwa  mereka  juga akan ditanya berdasarkan keumuman dalil. 3.  Adapun  para  syuhada  yang  terbunuh  di  jalan  Allah, sesungguhnya  mereka  tidak  akan  ditanya  sebab   telah tampak  kebenaran  iman  mereka  dengan  jihad  mereka. AllahI berfirman :  ] ﻢﻬﹶﻟ ﱠﻥﹶﺄِﺑ ﻢﻬﹶﻟﺍﻮﻣﹶﺃﻭ ﻢﻬﺴﹸﻔﻧﹶﺃ ﲔِﻨِﻣﺆﻤﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ﻯﺮﺘﺷﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥﺍِ 

ﹶﻥﻮﹸﻠﺘﹾﻘﻳﻭ ﹶﻥﻮﹸﻠﺘﹾﻘﻴﹶﻓ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﻞﻴِﺒﺳ ﻲِﻓ ﹶﻥﻮﹸﻠِﺗﺎﹶﻘﻳ ﹶﺔﻨﺠﹾﻟﺍ [ “Sesungguhnya Allah telah membeli dari kaum mukminin diri dan harta mereka dengan surga, mereka berperang di jalan Allah. Mereka membunuh dan mereka dibunuh.” (QS.  At­Taubah  ; 111)

12  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

Dan juga firman AllahI :  ] ﺪﻨِﻋ ٌﺀﺎﻴﺣﹶﺃ ﹾﻞﺑ ﺎﺗﺍﻮﻣﹶﺃ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﻞﻴِﺒﺳ ﻲِﻓ ﺍﻮﹸﻠِﺘﹸﻗ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻦﺒﺴﺤﺗ ﺎﹶﻟﻭ 

ﹶﻥﻮﹸﻗﺯﺮﻳ ﻢِﻬﺑﺭ [ “Janganlah kalian menyangka kalau orang­orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dan mendapat rizki.” (QS. Ali Imran ; 169) Rasulullah r bersabda : 

ﹶﻛ ﹶﻔ ِﺑ ﻰ ﺒ ِﺭﺎ ﹶﻗ ِﺔ ﺴﻟﺍ ﻴ ﻮ ِﻑ ﻋ ﻰﻠ ﺭ ﹾﺃ ِﺳ ِﻪ ِﻓ ﺘ ﻨ ﹰﺔ “Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya itu sebagai ujian/fitnah baginya.” (HR. An­Nasa’i) 8 jika  orang yang ribath itu mati, maka dia  akan aman  dari  fitnah  kubur.  Hal  ini  sebab   telah  nampak kebenaran  imannya. Maka orang yang terbunuh di medan tempur/jihad  itu akan seperti  itu bahkan  lebih utama  lagi, sebab  dia telah mencurahkan dan menyerahkan nyawanya untuk  melawan  musuh­musuh  Allah  I  dalam  rangka meninggikan  kalimat Allah I  dan  menolong  agamaNya. Dan  ini  adalah  sebesar­besar  bukti  akan  kebenaran imannya. 4.  Adapun  orang­orang  yang  ribath,  sesungguhnya mereka  itu  tidak  akan  difitnah/diuji.  Dalam  Shahih Muslim, sesungguhnya Rasulullah r berkata : 

ِﺭ ﺑ ﹸﻁﺎ ﻳ ﻮ ٍﻡ ﻭ ﹶﻟ ﻴ ﹶﻠ ٍﺔ ﺧ ﻴ ﺮ ِﻣ ﻦ ِﺻ ﻴ ِﻡﺎ ﺷ ﻬ ٍﺮ ﻭ ِﻗ ﻴ ِﻣﺎ ِﻪ ﻭ ِﺇ ﹾﻥ ﻣ ﺕﺎ ﺟ ﺮ ﻯ 

8 Sama dengan footnote 6.

13 

ﻋ ﹶﻠ ﻴ ِﻪ ﻋ ﻤ ﹸﻠ ﻪ ﱠﻟﺍ ِﺬ ﹶﺎﻛ ﻱ ﹶﻥ ﻳ ﻌ ﻤ ﹸﻠ ﻪ ﻭ ﹶﺃ ﺟ ﺮ ﻋ ﻯ ﹶﻠ ﻴ ِﻪ ِﺭ ﺯ ﹸﻗ ﻪ ﻭ ﹶﺃ ِﻣ ﻦ ِﻔﻟﺍ ﺘ ﹶﻥﺎ . “Ribath (berjaga diperbatasan­pent) sehari semalam itu lebih baik dari pada berpuasa sambil melakukan shalat malam selama sebulan. Dan jika dia mati maka akan mengalir amalannya yang biasa dia kerjakan dan mengalir terus rizkinya dan akan aman dari fitnah kubur.” (HR. Muslim dari Salman t) 9 5.  Anak kecil dan orang gila apakah mereka juga akan ditanya? Sebagian ulama mengatakan mereka diuji sebab  termasuk dalam keumuman dalil. Kalau telah hilang taklif (beban  syariat)  maka  keadaan  setelah  kematiannya  itu berbeda dengan keadaan ketika hidup di dunia. Berkata sebagian ulama,  sesungguhnya anak kecil dan orang  gila  itu  tidak  ditanya,  sebab  mereka  itu  tidak mukallaf. Kalau tidak mukallaf, maka tidak ada hisab atas mereka.  sebab   memang  tidaklah  ada  hisab  kecuali kepada mukallaf  yang  akan  disiksa  atas  kemaksiatannya, dan  mereka  (anak  kecil  dan  orang  gila)  itu  tidak  akan disiksa.  Dan  jika  mereka  melakukan  amal  shalih  maka akan dibalas amal shalihnya dengan pahala. Kalau  demikian  dikecualikan  dari  perkataan penulis  :  (sesungguhnya manusia itu)  ada  lima  jenis manusia (yang tidak diuji/ditanya di dalam kuburnya­pent) yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada, orang yang ribath dan orang yang tidak berakal seperti orang gila dan anak kecil. Peringatan : Manusia ada tiga macam, mukmin murni, munafiq dan  terhadap  dua  jenis  ini  akan  ditanya.  Yang  ketiga adalah kafir murni dan tentang fitnah terhadap mereka ada terjadi  khilaf  di  antara  para  ulama.  Ibnul  Qoyim v 

9 Riwayat Muslim (1913) dari Salman t.

14  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

merojihkan  (menguatkan)  dalam  kitabnya  Ar­Ruh bahwasanya mereka itu akan difitnah juga. Apakah  umat  terdahulu  juga  akan  ditanya? Sebagian  ulama  berpendapat  ­  dan  ini  adalah  pendapat yang benar ­ bahwasanya mereka itu akan ditanya. sebab  kalau  umat  ini  saja  yang  merupakan  umat  terbaik  akan diuji/ditanya,  maka  umat­umat  yang  lebih  di  bawahnya lebih pantas untuk diuji/ditanya. Perkataan  penulis  :  “Di dalam kubur­kubur mereka”  yakni    maksudnya  di  tempat  dikuburnya  orang mati,  yang dimaksud di  sini adalah umum, meliputi  alam barzakh  yaitu  waktu  antara  matinya  manusia  hingga datangnya  hari  kiamat.  Sama  saja  apakah  mayit  tersebut ditanam  atau  dimakan  binatang  buas  di  hutan  atau dimakan ikan di lautan atau ditiup angin. Dan  yang  jelas  fitnah  tersebut  tidak  akan  terjadi kecuali bila telah selesai kehidupan  dunianya dan kembali ke  alam  akhirat,  jika   tertunda  penguburannya  sehari atau  lebih maka  tidak akan  terjadi pertanyaan  sampai dia dikuburkan. Perkataan Penulis v : 

ِﻞﺟﺮﻠِﻟ ﹸﻝﺎﹶﻘﻴﹶﻓ Maka dikatakan kepada mayit tersebut. Yang  berkata  adalah  dua  orang  malaikat  yang mendatangi  kuburannya  dan  keduanya  mendudukkannya dan bertanya padanya hingga dia (mayit) mendengar suara sandal­sandal  orang  yang  meninggalkannya  setelah menguburkannya dan keduanya bertanya kepadanya. Oleh sebab  itu termasuk petunjuk Rasulullah r adalah jika 

15 

mayit  telah  dikuburkan,  Beliau  r  berdiri  di  samping kuburannya dan berkata : 

ِﺍ ﺳ ﺘ ﻐ ِﻔ ﺮ ِﻟ ﺍﻭ ﹸﻜﻴِﺧﹶﺄ ﻢ ﻭ ﺍ ﺳ ﺆ ﹸﻟ ﹶﻟ ﺍﻮ ﻪ ّﺘﻟﺍ ﹾﺜ ِﺒ ﻴ ﺖ ﹶﻓ ِﺈ ﻧ ﻪ ﹾﺍ ﹶﻥﻵ ﻳ ﺴ ﹶﺄ ﹸﻝ “Mohonkanlah ampunan untuk saudara kalian dan mintakanlah keteguhan untuknya sebab  dia sekarang sedang ditanya.” (HR. Abu Dawud dan Al­Baihaqi) 10 Diriwayatkan  dalam  beberapa  atsar,  keduanya  itu bernama Munkar  dan  Nakir 11 .  Sebagian  ulama menging­ kari  dua  nama  tersebut,  mereka  berkata  :  Bagaimana mungkin  dinamakan  dengan  nama  Munkar  dan  Nakir, padahal  mereka  disifati  oleh  Allah I  dengan  sifat­sifat pujian? dan juga sebab  hadits yang menjelaskan demikian adalah hadits dha’if ? Sebagian  lainnya  berpendapat  (bahwa  nama keduanya  adalah  Munkar  dan  Nakir­pent),  berhujah dengan  hadits  tersebut.  Sesungguhnya penamaan  tersebut tidaklah  berarti  kedua malaikat  tersebut  munkar  dari  sisi dzatnya, akan  tetapi mereka disebut munkar dalam artian mayit  tersebut  tidak  mengenali  keduanya  dan  mayit tersebut  tidak  mengetahui  keduanya  sebelum  itu, 

10 Riwayat Abu Dawud (3221), Al­Baihaqi (4/56) dan dishahihkan Al­ Hakim  (1/370)  dan  disetujui  oleh  Al­Imam  Adz­Dzahabi,  dan dibaguskan oleh Al­Imam An­Nawawi dalam (Al Majmu’) (5/292) lihat Ahkamul Jana’iz karya Al­Albani (156). 11  Berdasarkan  riwayat At­Tirmidzi  (1083)  Ibnu Abi  ‘Ashim dalam As­Sunnah  (864),  Al­Ajuri  dalam  Asy­Syariah  (365)  dari  Abu Hurairah t berkata, bersabda Rasulullah r  : “jika  mayit telah dikubur  atau  Jika  salah  seorang  kalian  dikubur  maka  ada  dua malaikat yang mendatanginya yang keduanya hitam kebiruan, diberi nama  Munkar  dan  yang  lainnya  bernama  Nakir.”  Hadits  ini dishahihkan Al­Albani dalam Ash­Shahihah (1391).

16  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

sebagaimana Ibrahim q  berkata kepada para tamunya dari kalangan malaikat :  ] ﹶﻥﻭﺮﹶﻜﻨﻣ ﻡﻮﹶﻗ ﻡﹶﻼﺳ ﹶﻝﺎﹶﻗ [ “Sesungguhnya kalian adalah kaum yang munkar” (QS.  Adz­ Dzariat ; 25) Maksudnya;  Ibrahim  q  tidak  mengenali mereka  sebelum  itu.  Maka  dua  malaikat  tersebut  adalah Munkar dan Nakir sebab  keduanya itu tidak dikenali oleh mayit.  Kemudian,  apakah  dua  malaikat  tersebut  adalah malaikat  yang  baru,  yang  penghuni  kubur  diserahkan padanya atau malaikat yang dahulu mencatat amalan yang berada/duduk di kanan dan kirinya (ketika di dunia­pent) ? Di  antara  para  ulama  ada  yang berkata  :  “Bahkan keduanya  adalah  malaikat  yang  mengiringi  seseorang. Sesungguhnya pada setiap orang itu  ada dua malaikat di dunia yang selalu mencatat amalannya dan di alam kubur keduanya akan bertanya kepada mayit tiga pertanyaan.” Di  antara  mereka  ada  yang  berkata  :  ”Bahkan keduanya adalah malaikat lain dan AllahI berfirman :  ] ﻮﻫ ﺎﱠﻟِﺇ ﻚﺑﺭ ﺩﻮﻨﺟ ﻢﹶﻠﻌﻳ ﺎﻣﻭ [ “Dan tidaklah ada yang mengetahui pasukan (malaikat) Rabbmu kecuali Dia.” (QS. Al­Muddatstsir ; 31) Dan malaikat adalah makhluk yang sangat banyak jumlahnya. Rasulullah r bersabda : 

ِﺇ ﱠﻥ ﺴﻟﺍ ﻤ َﺀﺎ ﹶﺃ ﹶﻃ ﺖ ﻭ ﺣ ﻖ ﹶﻟ ﻬ ﹶﺃ ﺎ ﹾﻥ ﺗ ِﺌ ﱠﻂ ﻣ ِﻓ ﺎ ﻴ ﻬ ﹶﺃ ﺎ ﻭ ﻣ ِﻣ ﺎ ﻨ ﻬ ﻣ ﺎ ﻮ ِﺿ ِﻊ

17 

ﹶﺃ ﺭ ﺑ ِﻊ ﹶﺃ ﺻ ِﺑﺎ ﻊ ِﺇ ﱠﻻ ﻭ ﻪﻴﻓ ﻣ ﹶﻠ ﻚ ﻭﹶﺍ ﻊِﻛﺍﺭ ﻢِﺋﺎﹶﻗ ﺳ ِﺟﺎ  ِﺪ ِﷲ ﻌﺗ ﹶﺎ ﹶﱃ ) ﻩﺍﻭﺭ 

ﻢﻛﺎﳊﺍﻭ ﺔﺟﺎﻣ ﻦﺑﺍﻭ ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍﻭ ﺪﲪﺃ ( “Sesungguhnya langit berteriak dan dia berhak untuk berteriak, tidaklah ada satu jengkal tempat di langit atau tempat seluas empat jari kecuali di sana ada malaikat yang shalat kepada Allah U dan atau sedang ruku’ dan sujud.” 12 Dan langit itu sangat luas, sebagaimana firmanNya :  ] ﹶﻥﻮﻌِﺳﻮﻤﹶﻟ ﺎﻧِﺇﻭ ٍﺪﻳﹶﺄِﺑ ﺎﻫﺎﻨﻴﻨﺑ َﺀﺎﻤﺴﻟﺍﻭ [ “Dan langit telah kami bangun dengan kekuatan yang agung dan sungguh Kami telah meluaskannya.” (QS. Adz­Dzariyat ; 47) Yang  jelas  tidaklah  aneh,  manakala  Allah  I menciptakan bagi setiap orang dalam kuburnya dua orang malaikat  yang  diutus  kepadanya.  Allah Maha Kuasa  atas segala sesuatu. Berkata Penulis v : 

؟ﻚﻴِﺒﻧ ﻦﻣﻭ ؟ﻚﻨﻳِﺩ ﺎﻣﻭ ؟ﻚﺑﺭ ﻦﻣ ِﻞﺟﺮﻠِﻟ ﹸﻝﺎﹶﻘﻴﹶﻓ Maka dikatakan kepada mayit tersebut : siapakah Rabbmu? Dan apa agamamu? Dan siapakah nabimu? Perkataan  Beliau  “Siapakah Rabbmu?“  Yakni siapakah Rabbmu yang  telah menciptakanmu dan engkau 

12 Diriwayatkan Ahmad (5/173), At­Tirmidzi (2312) dan Ibnu Majah (4190) dan Al­Hakim dalam Al­Mustadrak (2/510) dari Abu Dzart dan dihasankan Al­Albani dalam Ash­Shahihah (1722).

18  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

beribadah  kepadaNya dan  yang  engkau khususkan  dalam beribadah? Terangkum  dalam  kalimat  ini  :  Tauhid  rububiyah dan uluhiyah. Perkataan  Beliau  “Apa agamamu?”  yakni  : apakah  amalanmu  yang  engkau  beragama  dengannya untuk AllahI dan mendekatkan diri kepadaNya? Perkataan  Beliau  “Siapakah nabimu?”  yakni siapakah  nabi  yang  engkau  beriman  dengannya  dan engkau mengikutinya? Perkataan Penulis v : Allah I berfirman : 

ﺤﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ِﺖِﺑﺎﱠﺜﻟﺍ ِﻝﻮﹶﻘﹾﻟﺎِﺑ ﺍﻮﻨﻣﺁ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﺖﺒﹶﺜﻳ ﻲِﻓﻭ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ِﺓﺎﻴ 

ِﺓﺮِﺧﻵﺍ . “Maka Allah I akan teguhkan orang­orang beriman dengan Al­Qaulitstsabit (perkataan yang teguh) di dunia dan akhirat (QS. Ibrahim: 27) Yakni  Allah I  jadikan  mereka  teguh  dan  tidak ragu­ragu, tidak bimbang dalam menjawab. Perkataan  yang  teguh  (Al­qoulutstsaabit)  adalah kalimat  tauhid  (Laa  ilaaha  illallah),  sebagaimana  firman AllahI :  ] ٍﺔﺒﻴﹶﻃ ٍﺓﺮﺠﺸﹶﻛ ﹰﺔﺒﻴﹶﻃ ﹰﺔﻤِﻠﹶﻛ ﹰﻼﹶﺜﻣ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﺏﺮﺿ ﻒﻴﹶﻛ ﻯﺮﺗ ﻢﹶﻟﹶﺃ 

ِﺀﺎﻤﺴﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎﻬﻋﺮﹶﻓﻭ ﺖِﺑﺎﹶﺛ ﺎﻬﹸﻠﺻﹶﺃ [

19 

“Apakah kamu tidak melihat bagaimana Allah U memberikan permisalan kalimat yang baik (kalimat tauhid) itu seperti pohon yang baik, akarnya kokoh dan cabangnya di langit” (QS. Ibrahim ; 24) Tentang  firman Allah  : ِﺓﺮِﺧَﺂﹾﻟﺍ ﻲِﻓﻭ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ِﺓﺎﻴﺤﹾﻟﺍ ﻲِﻓ kemungkinan  pertama  (jar  dan  majrur)  berkaitan  dengan kata  (ﺖﺒﹶﺜﻳ)  yakni  bermakna  sesungguhnya  Allah meneguhkan  seorang  mukmin  di  dunia  dan  akhirat. Kemungkinan  kedua  adalah  berkaitan  dengan  kata ِﺖِﺑﺎﱠﺜﻟﺍ sehingga  menjadi  sifat  bagi  perkataan  tesebut  yakni bahwasanya perkataan  tersebut  akan  tetap  teguh di  dunia dan akhirat. Akan  tetapi makna  pertama  lebih  baik  dan  benar. sebab  AllahI berfirman :  ] ﺎﻳ ﺍﻮﺘﺒﹾﺛﺎﹶﻓ ﹰﺔﹶﺌِﻓ ﻢﺘﻴِﻘﹶﻟ ﺍﹶﺫِﺇ ﺍﻮﻨﻣَﺁ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﺎﻬﻳﹶﺃ [ “Wahai orang yang beriman jika kalian bertemu musuh maka tetap teguhlah kalian.” (QS. Al­Anfal ; 45) Dan AllahI berfirman :  ] ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﺍﻮﺘﺒﹶﺜﹶﻓ ﻢﹸﻜﻌﻣ ﻲﻧﹶﺃ ِﺔﹶﻜِﺋﹶﻼﻤﹾﻟﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﻚﺑﺭ ﻲِﺣﻮﻳ ﹾﺫِﺇ    ﺍﻮﻨﻣﺁ [ “Ingatlah ketika Rabbmu mewahyukan kepada malaikat, sesungguhnya Aku bersama kalian. Maka menjadi teguhlah orang­ orang yang beriman.” (QS. Al­Anfal ; 12) Maka mereka orang­orang  yang  beriman  itu  tetap teguh  di  kehidupan  dunia  dan  akhirat  dengan  perkataan yang tsabit tersebut (kalimat Laa ilaaha illallah).

20  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

Perkataan Penulis v : 

ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻲﺑﺭ ﻦِﻣﺆﻤﹾﻟﺍ ﹸﻝﻮﹸﻘﻴﹶﻓ , ﻲِﻨﻳِﺩ ﻡﺎﹶﻠﺳِﺈﹾﻟﺍﻭ , ﺪﻤﺤﻣﻭ r ﻲﻴِﺒﻧ Maka orang mukmin akan berkata : Rabbku adalah Allah I, Islam agamaku, dan Muhammad r nabiku. Maka  seorang  mukmin  akan  berkata  :  ”Rabbku Allah” ketika ditanya  siapa Rabbmu?. Dia akan berkata : “Islam agamaku” ketika ditanya Apa agamamu? Demikian pula  dia  akan  menjawab  “Muhammad r  nabiku”  ketika dia  ditanya  siapa  nabimu?  Maka  ketika  itu  jawabannya telah    benar  sehingga  ada  penyeru  dari  langit  :  “Telah benar hambaKu maka bentangkanlah tempat tinggalnya di surga, pakaikanlah pakaian dari surga dan bukalah pintu surga untuknya.” Perkataan Penulis v : 

ﺏﺎﺗﺮﻤﹾﻟﺍ ﺎﻣﹶﺃﻭ ; ﻩﺎﻫ ﻩﺎﻫ ﹸﻝﻮﹸﻘﻴﹶﻓ , ﻱِﺭﺩﹶﺃ ﺎﹶﻟ , ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺖﻌِﻤﺳ 

،ﻪﺘﹾﻠﹸﻘﹶﻓ ﺎﹰﺌﻴﺷ ﹶﻥﻮﹸﻟﻮﹸﻘﻳ Adapun orang yang ragu­ragu dia akan berkata: Hah..hah aku tidak tahu, aku mendengar manusia mengatakan sesuatu maka aku pun ikut mengatakannya. Orang yang ragu di sini adalah orang orang­orang yang bimbang, munafik dan yang semisalnya.

21 

Perkataan  Penulis v “Hah..hah aku tidak tahu, aku mendengar manusia mengatakan sesuatu maka akupun ikut mengatakannya.” Yakni  sebab   belum  masuknya  keimanan  dalam hatinya, semata­mata dia mengucapkan seperti ucapannya manusia tanpa ada keimanan yang tersambung ke hatinya. Perhatikan  perkataan  orang  tersebut  “Hah..hah”  Seolah­ olah  ada  sesuatu  yang  hilang  dari  ingatannya,  dia  ingin mengingat­ingatnya  kembali.  Maka  ini  adalah  kerugian yang  sangat,  seolah­olah  dikhayalkan  bahwasanya  dia mengetahui  jawabannya,  akan  tetapi  dia  terhalangi darinya,  sehingga  dia  mengucapkan  “Hah..hah  aku mendengar  manusia  mengucapkan  sesuatu,  akupun  ikut mengucapkannya.”  Dia  tidak  mampu  berkata  “Rabbku Allah, agamaku Islam, nabiku Muhammad”, sebab  ketika di dunia, dia dalam keadaan ragu dan bimbang. jika   ditanya  di  kuburnya  maka  dia  menjadi sangat butuh dengan  jawaban yang benar,  akan  tetapi dia tidak mampu dan berkata “Aku tidak tahu, aku mendengar manusia  mengucapkan  sesuatu,  akupun  ikut  mengucap­ kannya.” Kalau demikian imannya cuma di lisan saja. Perkataan  Penulis v  : 

ٍﺪﻳِﺪﺣ ﻦِﻣ ٍﺔﺑﺯﺮِﻤِﺑ ﺏﺮﻀﻴﹶﻓ , ﱡﻞﹸﻛ ﺎﻬﻌﻤﺴﻳ ﹰﺔﺤﻴﺻ ﺢﻴِﺼﻴﹶﻓ 

ٍﺀﻲﺷ ; ﹸﻥﺎﺴﻧِﺈﹾﻟﺍ ﺎﱠﻟِﺇ , Maka dia dipukul dengan mirzabah dari besi lalu dia berteriak dengan teriakan yang bisa didengar oleh semua makhluk selain manusia.

22  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

Dia dipukul sebab  tidak mampu menjawab, sama saja apakah orang kafir atau munafik. Dan yang memukul adalah dua orang malaikat yang menanyainya. Mirzabah  adalah  pemukul/palu  dari  besi,  dan dalam  suatu  riwayat  :  Kalau  seluruh  penduduk  Mina berkumpul untuk memikulnya maka mereka tidak mampu untuk memikulnya. jika   dia  dipukul  maka  akan  berteriak  dengan teriakan  yang  terdengar  oleh  semua  makhluk  kecuali manusia. Perkataan  Penulis  v : (Dipukul dengan mirzabah maka dia berteriak …)  yakni  dengan  teriakan yang  terdengar  oleh  segala  sesuatu  yang  ada  di sekelilingnya,  bukan  segala  sesuatu  di  seluruh  penjuru dunia.  Terkadang  yang  mendengarnya  akan  terpengaruh dengannya,  sebagaimana  Nabi  r pernah  melewati kuburan  musyrikin  dari  atas  keledainya,  maka  keledai tersebut  lari  menjauh,  hampir  melemparkan  Beliau disebab kan keledai tersebut mendengar suara orang yang sedang diadzab. 13 Perkataan Penulis v: 

ﻥﺎﺴﻧِﺈﹾﻟﺍ ﺎﱠﻟِﺇ Kecuali manusia. Yakni bahwasanya manusia tidak mendengar  teriakan tersebut sebab  beberapa hikmah: o  Pertama  seperti  yang  diisyaratkan  Nabi  r  dengan perkataan Beliau r : 

13 Diriwayatkan Muslim (2867) dari Zaid bin Tsabit t.

23 

ﹶﻓ ﹶﻠ ﻮ ﹶﻻ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻻ ﺗ ﺪ ِﻓﺍ ﻨ ﹶﻟ ﺍﻮ ﺪ ﻋ ﻮ ﺕ َﷲﺍ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻳ ﺴ ِﻤ ﻌ ﹸﻜ ﻢ ِﻣ ﻦ ﻋ ﹶﺬ ِﺏﺍ 

ﹾﺍ ﹶﻘﻟ ﺒ ِﺮ ) ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ ( ”Kalaulah seandainya kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku akan berdo’a kepada Allah U agar Allah U memperdengarkan azab kubur kepada kalian”. 14 o  Kedua  : Dirahasiakannya  hal  tersebut  untuk menutup rahasia/aib­aib mayit. o  Ketiga  :  Agar  keluarganya  tidak  selalu  bersedih, sebab   jika  keluarganya  mendengar  mayit  tersebut sedang diadzab dan berteriak, maka mereka tidak akan tenang hidupnya. o  Keempat : Agar keluarganya tidak menanggung malu, sebab   manusia  akan  berkata  :  inilah  anakmu,  inilah bapakmu, inilah saudaramu, dan sebagainya. o  Kelima : Sesungguhnya kita akan binasa sebab  suara teriakan  tersebut  sangatlah  tidak  menyenangkan, bahkan suara tersebut dapat merontokkan jantung dari uratnya,  maka  manusia  akan  mati  atau  pingsan sebab nya. o  Keenam  :  Kalau  manusia  dapat  mendengar  teriakan orang­orang  yang  diadzab,  maka  beriman  dengan adzab  kubur  merupakan  keimanan  terhadap  sesuatu yang  nampak,  bukan  beriman  dengan  hal  ghaib  lagi, sehingga  ketika  itu  tidak  ada  lagi  manfaatnya  ujian. sebab   manusia  itu  akan  beriman  dengan  segala sesuatu yang dia akan saksikan dengan pasti, manakala hal  tersebut  tidak  nampak darinya. Dan mereka  tidak 

14 Potongan dari hadits sebelumnya. (Yakni pada footnote 13­pent)

24  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

akan mengetahuinya kecuali dengan  jalan pengabaran sehingga  menjadi  termasuk  bab  beriman  dengan  hal ghaib. Peringatan : Perkataan penulis v : 

ﻴﹶﻓ ٍﺀﻲﺷ ﱡﻞﹸﻛ ﺎﻬﻌﻤﺴﻳ ﹰﺔﺤﻴﺻ ﺢﻴِﺼ ; ﹸﻥﺎﺴﻧِﺈﹾﻟﺍ ﺎﱠﻟِﺇ , ﺎﻬﻌِﻤﺳ ﻮﹶﻟﻭ 

ﹸﻥﺎﺴﻧِﺈﹾﻟﺍ ; ﻖِﻌﺼﹶﻟ Maka dia akan berteriak yang segala sesuatu bisa mendengarnya kecuali manusia, kalau manusia mendengarnya niscaya akan pingsan. Sesungguhnya ada riwayat perkataan Beliau (yang segala sesuatu bisa mendengarnya kecuali manusia …) tentang kisah perkataan jenazah ketika telah diangkat oleh manusia  di  pundak­pundak  mereka,  sebagaimana  sabda Rasulullah r : 

ِﺇ ﹶﺫ ﻭ ﺍ ِﺿ ﻌ ِﺖ ﹾﻟﺍ ﺠ ﻨ ﺯﺎ ﹸﺓ ﻭ ﺣﺍ ﺘ ﻤ ﹶﻠ ﻬ ﺮﻟﺍ ﺎ ﺟ ﹸﻝﺎ ﻋ ﻰﻠ ﹶﺃ ﻋ ﻨ ِﻗﺎ ِﻬ ﻢ ﹶﻓ ِﺈ ﹾﻥ 

ﹶﻛ ﻧﺎ ﺖ ﺻ ِﻟﺎ ﺤ ﹰﺔ ﹶﻗ ﹶﻟﺎ ﺖ ﹶﻗ ﺪ ﻣ ِﻧﻮ ﻭ ﻲ ِﺇ ﹾﻥ ﹶﻛ ﻧﺎ ﺖ ﹶﻏ ﻴ ﺮ ﺻ ِﻟﺎ ﺤ ٍﺔ ﹶﻗ ﹶﻟﺎ ﺖ ﻳ ﺎ 

ﻭ ﻳ ﹶﻠ ﻬ ﹶﺃ ﺎ ﻳ ﻦ ﻳ ﹾﺬ ﻫ ﺒ ﹶﻥﻮ ِﺑ ﻬ ﻳ ﺎ ﺴ ﻤ ﻊ ﺻ ﻮ ﺗ ﻬ ﹸﻛ ﺎ ﱡﻞ ﺷ ﻲ ٍﺀ ِِﺇ ﱠﻻ ﹾﺍ ِﻹ ﻧ ﺴ ﹸﻥﺎ 

ﻭ ﹶﻟ ﻮ ﺳ ِﻤ ﻌ ﻪ ﺻ ِﻌ ﻖ ) ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ ( “jika  jenazah telah diletakkan (dalam  usungan jenazah) dan manusia telah membawanya di pundak­pundak mereka, jika jenazahnya orang shalih, maka dia akan berkata : Dahulukan aku! Jika jenazahnya orang jahat, maka dia akan berkata : Celaka! Ke mana mereka akan membawanya ? yang segala sesuatu akan bisa

25 

mendengarnya kecuali manusia. Dan jika manusia mendengarnya niscaya akan pingsan. 15 Adapun tentang teriakan dalam kubur, berkata Nabi r : 

ﹶﻓ ﻴ ِْﺼ ﺢﻴ ﺻ ﻴ ﺤ ﹰﺔ ﻳ ﺴ ﻤ ﻌ ﻬ ﻣ ﺎ ﻦ ﻳ ِﻠ ﻴ ﻪ ﹶﻏ ﻴ ﺮ ﱠﺜﻟﺍ ﹶﻘ ﹶﻠ ﻴ ِﻦ ) ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ ( “Maka dia akan berteriak dengan teriakan yang segala sesuatu di sekelilingnya akan mendengarnya selain jin dan manusia 16 

*** 

15  Diriwayatkan  Al­Bukhari  (1316  dan  1380)  dari  Abi  Sa’id  Al Khudryt. 16 Diriwayatkan Al­Bukhari (1374) dari Anas bin Malik t.

26  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

PASAL : ADZAB KUBUR 

Perkataan Penulis v : 

ﺏﺍﹶﺬﻋ ﺎﻣِﺇﻭ ﻢﻴِﻌﻧ ﺎﻣِﺇ ِﺔﻨﺘِﻔﹾﻟﺍ ِﻩِﺬﻫ ﺪﻌﺑ ﻢﹸﺛ , Kemudian setelah fitnah ini, ada yang mendapat nikmat kubur atau adzab kubur. 

Kata  ) ﻢﹸﺛ (  di sini mengandung arti berurutan, tidak ada  jedanya.  sebab   manusia  itu  diadzab  atau  diberi nikmat secara langsung (setelah diuji­pent). Sebagaimana  yang  telah  berlalu,  bila  seorang mayit  berkata  :  “Saya  tidak  tahu” maka dia akan dipukul dengan  mirzabah  dan  di  sana  juga  ada  mayit  yang menjawab  dengan  benar  maka  dibukakan  pintu  surga untuknya dan dilapangkan kuburnya. Maka  ini adalah nikmat atau adzab kubur, apakah hal  ini ditimpakan kepada badan atau atas pada  ruh saja? Atau ruh bersama dengan badan? Kita katakan : Yang ma’ruf menurut Ahlussunnah wal  Jama’ah  bahwasanya  pada  asalnya  adzab  itu ditimpakan  atas  ruh,  sedangkan  badan  itu  sekedar mengikuti  ruhnya  saja.  Sebagaimana  adzab  di  dunia  itu menimpa  badan  dan  ruhnya  hanya  mengikuti  saja, sebagaimana  hukum­hukum  syar’iyyah  di  dunia  itu berlaku atas dzahirnya dan di akhirat itu sebaliknya.

27 

Maka di alam kubur, adzab atau nikmat kubur  itu terjadi  kepada  ruh  akan  tetapi  jasad  itu  terpengaruh dengannya dan mengikutinya, jadi tidak secara langsung. Dan terkadang adzab itu terjadi pada badan dan ruh itu   mengikutinya, akan tetapi hal  ini  tidak terjadi kecuali jarang sekali. Sesungguhnya pada asalnya adzab itu terjadi pada  ruhnya,  dan  badan  sekedar  ikut.  Demikian  pula kenikmatan itu terjadi pada ruh dan badan cuma ikut saja. Perkataan  Beliau  v  :  (ada yang mendapat nikmat kubur atau adzab kubur)  di  sini  ada  penetapan adzab  kubur.  Al­Qur’an  dan  As  Sunnah  telah menerangkan  demikian,  bahkan  kita  katakan  ijma’  kaum muslimin. A.  Adapun  dalam  Kitabullah,  maka  kisah  3  golongan yang  dijelaskan  di  akhir  surat  Al­Waqi’ah  sangat  jelas menerangkan  kepastian  adanya  adzab  kubur  dan kenikmatannya. 1.  Allah I berfirman :  ] ﻡﻮﹸﻘﹾﻠﺤﹾﻟﺍ ِﺖﻐﹶﻠﺑ ﺍﹶﺫِﺇ ﺎﹶﻟﻮﹶﻠﹶﻓ . ﹶﻥﻭﺮﹸﻈﻨﺗ ٍﺬِﺌﻨﻴِﺣ ﻢﺘﻧﹶﺃﻭ . ﻦﺤﻧﻭ 

ﹶﻥﻭﺮِﺼﺒﺗ ﺎﹶﻟ ﻦِﻜﹶﻟﻭ ﻢﹸﻜﻨِﻣ ِﻪﻴﹶﻟِﺇ ﺏﺮﹾﻗﹶﺃ . ﲔِﻨﻳِﺪﻣ ﺮﻴﹶﻏ ﻢﺘﻨﹸﻛ ﹾﻥِﺇ ﺎﹶﻟﻮﹶﻠﹶﻓ . ﻢﺘﻨﹸﻛ ﹾﻥِﺇ ﺎﻬﻧﻮﻌِﺟﺮﺗ ﲔِﻗِﺩﺎﺻ . ﲔِﺑﺮﹶﻘﻤﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﹾﻥِﺇ ﺎﻣﹶﺄﹶﻓ . 

ٍﻢﻴِﻌﻧ ﹸﺔﻨﺟﻭ ﹲﻥﺎﺤﻳﺭﻭ ﺡﻭﺮﹶﻓ . ِﲔِﻤﻴﹾﻟﺍ ِﺏﺎﺤﺻﹶﺃ ﻦِﻣ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﹾﻥِﺇ ﺎﻣﹶﺃﻭ . ِﲔِﻤﻴﹾﻟﺍ ِﺏﺎﺤﺻﹶﺃ ﻦِﻣ ﻚﹶﻟ ﻡﺎﹶﻠﺴﹶﻓ . ﻦِﻣ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﹾﻥِﺇ ﺎﻣﹶﺃﻭ 

ﲔﱢﻟﺎﻀﻟﺍ ﲔِﺑﱢﺬﹶﻜﻤﹾﻟﺍ . ﻦِﻣ ﹲﻝﺰﻨﹶﻓ ٍﻢﻴِﻤﺣ . ٍﻢﻴِﺤﺟ ﹸﺔﻴِﻠﺼﺗﻭ [ 

28  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

“Maka mengapa ketika nyawa telah sampai di tenggorokan, padahal kamu ketika itu melihat, dan kami lebih dekat daripada kamu tetapi kamu tidak melihat. Maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah U) kamu tidak mampu mengembalikan nyawa itu jika kamu adalah orang yang benar? Adapun jika orang yang mati adalah orang yang didekatkan (kepada Allah U) maka dia mendapatkan ketentraman dan rizki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatan bagimu sebab  kamu dari golongan kanan. Dan adapun jika dia termasuk orang yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat hidangan dari air yang mendidih dan dibakar di neraka.” (QS. Al­Waqi’ah ; 83­94) Dan  ini  adalah  perkara  yang  dipersaksikan kebenarannya.  Orang  yang  hendak  mati  mendengar, menyambut  dua  orang  yang  datang  kepadanya  dari kalangan  malaikat 17  dan  berkata  :  Selamat  datang,  dan terkadang berkata : Selamat datang dan duduklah di sini, seperti  yang  disebutkan  oleh  Ibnul  Qoyyim v  dalam kitab Ar­Ruh. Dan terkadang dapat dirasakan bahwasanya orang  tersebut  tertimpa  sesuatu  yang  menakutkan  maka berubahlah  wajahnya  ketika  hendak  mati  ketika  turun kepadanya malaikat adzab. Wal’iyadzubillah. 2.  Dan  di  antara  dalil  dalam  Al­Quran  adalah  firman AllahI tentang kisah Fir’aun dan para pengikutnya : 

17  Al­Baro  bin Azib t meriwayatkan dalam kisah keluarnya Beliau bersama Nabi r kisah jenazah orang Anshar. Dikeluarkan Al­Imam Ahmad,  (4/287,288,295  dan  296)  Abu  Dawud  (4753)  Al­Ajuri dalam  Asy­Syari’ah  (367)  Al­Hakim  dalam  Al­Mustadrak  (1/37) berkata Beliau : Shahih berdasarkan syarat Al­Bukhari Muslim, dan disetujui Adz­Dzahabi dan disetujui oleh Al­Albani dalam Ahkamul Jana’iz (159) berkata Al­Hafidz Al­Mundziri  dalam At­Targhib wat Tarhib (4/369) : Hadits ini hasan shahih.

29  ] ﺎﻴِﺸﻋﻭ ﺍﻭﺪﹸﻏ ﺎﻬﻴﹶﻠﻋ ﹶﻥﻮﺿﺮﻌﻳ ﺭﺎﻨﻟﺍ [ “Neraka itu diperlihatkan kepada Fir’aun dan pengikutnya siang dan malam.” (QS. Ghafir ; 46) Ini  adalah  sebelum  tegaknya  hari  kiamat. Berdasarkan firman AllahI :  ] ِﺏﺍﹶﺬﻌﹾﻟﺍ ﺪﺷﹶﺃ ﹶﻥﻮﻋﺮِﻓ ﹶﻝَﺁ ﺍﻮﹸﻠِﺧﺩﹶﺃ ﹸﺔﻋﺎﺴﻟﺍ ﻡﻮﹸﻘﺗ ﻡﻮﻳﻭ [ “Dan pada hari kiamat masukkanlah pengikut Fir’aun ke dalam adzab yang pedih.” (QS. Ghafir ; 46) 3.  Dan di antara dalil lain dalam Al­Quran adalah  ] ﻤِﻟﺎﱠﻈﻟﺍ ِﺫِﺇ ﻯﺮﺗ ﻮﹶﻟﻭ ﹸﺔﹶﻜِﺋﺎﹶﻠﻤﹾﻟﺍﻭ ِﺕﻮﻤﹾﻟﺍ ِﺕﺍﺮﻤﹶﻏ ﻲِﻓ ﹶﻥﻮ 

ﻢﹸﻜﺴﹸﻔﻧﹶﺃ ﺍﻮﺟِﺮﺧﹶﺃ ﻢِﻬﻳِﺪﻳﹶﺃ ﻮﹸﻄِﺳﺎﺑ [ "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang­ orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat membentangkan tangan­tangan mereka, (sambil berkata) : "Keluarkanlah nyawa­nyawa kalian!" (QS. Al­An’am ; 93) Dan  mereka  berusaha  untuk  tetap menahan  jiwa­ jiwa  mereka,  dalam  keadaan  mereka  tidak  ingin  keluar. sebab  mereka telah merasakan adzab dan siksaan. Maka ruh­ruh  tersebut  tidak  mau/enggan  keluar  sehingga malaikat berkata :  ] ِﻥﻮﻬﹾﻟﺍ ﺏﺍﹶﺬﻋ ﹶﻥﻭﺰﺠﺗ ﻡﻮﻴﹾﻟﺍ ﻢﹸﻜﺴﹸﻔﻧﹶﺃ ﺍﻮﺟِﺮﺧﹶﺃ [ “Keluarkanlah nyawa kalian! hari ini kalian akan dibalas dengan adzab yang menghinakan.” (QS. Al­An’am ; 93)

30  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

Pada  hari  ini  kamu  dibalas  dengan  siksa  yang sangat  menghinakan,  sebab   kamu  selalu  mengatakan terhadap Allah  (perkataan)  yang  tidak benar dan  (sebab ) kamu selalu menyombongkan diri. Lafadz  “alyauma”  alif  lamnya  adalah  lil  ‘ahdi  al hudhuri seperti firman AllahI :  ] ﻢﹸﻜﻨﻳِﺩ ﻢﹸﻜﹶﻟ ﺖﹾﻠﻤﹾﻛﹶﺃ ﻡﻮﻴﹾﻟﺍ [ “Yaitu pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian.” (QS. Al­Maidah ; 3) Demikianlah  lafadz  alyauma  tujzauna  alif  lamnya adalah lil ‘ahdi dan yang dimaksud di sini adalah pada hari datangnya malaikat untuk mencabut nyawa mereka dan ini menunjukkan  bahwa  mereka  diadzab  ketika  dikeluarkan nyawa­nyawa  mereka  dan  ini  adalah  termasuk  adzab kubur. 4.  Dan  di  antara  dalil  (nikmat  kubur)  dalam  Al­Quran juga adalah :  ] ﺍﻮﹸﻠﺧﺩﺍ ﻢﹸﻜﻴﹶﻠﻋ ﻡﺎﹶﻠﺳ ﹶﻥﻮﹸﻟﻮﹸﻘﻳ ﲔِﺒﻴﹶﻃ ﹸﺔﹶﻜِﺋﺎﹶﻠﻤﹾﻟﺍ ﻢﻫﺎﱠﻓﻮﺘﺗ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ 

ﹶﻥﻮﹸﻠﻤﻌﺗ ﻢﺘﻨﹸﻛ ﺎﻤِﺑ ﹶﺔﻨﺠﹾﻟﺍ [ “Orang­orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan bagus mereka (para malaikat) berkata : keselamatan atas kalian dan masuklah ke dalam surga.” (QS. An­Nahl ; 32) Dan  ini  adalah  ketika  wafatnya,  oleh  sebab   itu diterangkan dalam hadits yang shahih : Dikatakan kepada jiwa seorang mukmin  :  “Keluarlah wahai  jiwa yang baik menuju ampunan dan keridhaan AllahI !” 18 

18 Sama dengan foot note no 17 dari hadits Al­Baro bin Azibz.

31 

Maka  dia  akan  berbahagia  dengan  kabar  gembira ini  dan  nyawanya  keluar  dengan  mudah.  Walaupun badannya terkadang terasa sakit akan tetapi ruhnya keluar dalam keadaan terbebas dan bergembira. B.  Adapun dalam As­Sunnah yang menjelaskan tentang adzab  kubur  dan  kenikmatannya  itu  mutawatir.  Di antaranya  adalah  dalam  Ash­Shahihain  dari  hadits  Ibnu Abbas c  bahwasanya  Nabi  r  melewati  dua  kuburan maka Beliau r berkata : 

ﺎﻤﻬﻧِﺇ ﹶﻟ ﻴ ﻌ ﱠﺬ ﺑ ِﻥﺎ ﻭ ﻣ ﻳ ﺎ ﻌ ﱠﺬ ﺑ ِﻥﺎ ِﻓ ﹶﻛ ﻲ ِﺒ ﻴ ٍﺮ ﹶﺃ ﻣ ﹶﺃ ﺎ ﺣ ﺪ ﻫ ﻤ ﹶﻓ ﺎ ﹶﻜ ﹶﻥﺎ ﻳ ﻤ ِﺸ ﻲ 

ِﺑ ﻨﻟﺎ ِﻤ ﻴ ﻤ ِﺔ ﻭ ﹶﺃ ﻣ ﹾﺍ ﺎ ﺧﻵ ﺮ ﹶﻓ ﹶﻜ ﹶﻥﺎ ﹶﻻ ﻳ ﺴ ﺘ ِﺘ ﺮ ِﻣ ﻦ ﺑ ﻮ ِﻟ ِﻪ ) ﻪﻴﻠﻋ ﻖﻔﺘﻣ ( “Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang diadzab, dan tidaklah mereka diadzab sebab  perkara yang berat untuk mereka tinggalkan. Adapun yang pertama, dia dahulu selalu berbuat namimah (adu domba) dan adapun yang kedua adalah dahulu tidak menjaga dirinya dari kencingnya.” (HR.  Al­Bukhari Muslim) 19 C.  Adapun  dalam  ijma’  maka  setiap  muslim  akan berkata dalam shalat mereka : “Aku  berlindung  kepada  Allah I  dari  Adzab  jahannam dan dari adzab kubur.” Jika  memang  adzab  kubur  itu  tidak  ada  maka tidaklah  benar  kalau  berlindung  kepada  Allah I  darinya sebab   berarti  berlindung dengan  sesuatu  yang  tidak  ada. Maka ini menunjukkan bahwa mereka itu beriman dengan adzab kubur. 

19 Diriwayatkan Al­Bukhari (1378) Muslim (1980) dari Ibnu Abbas t.

32  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

v  Kalau ada orang berkata : “Apakah kenikmatan dan adzab kubur itu terus menerus atau terputus­putus ?” v  Maka jawabnya adalah : Adapun adzab  terhadap orang kafir adalah  terus menerus dan  tidak mungkin  akan  dihilangkan  atas  mereka  sebab  mereka  memang  berhak  mendapatkannya.  Dan  kalau adzab  dihentikan  dari  mereka,  berarti  mereka  akan  bisa beristirahat  (dari  adzab­pent)  padahal  mereka  itu  tidak berhak  untuk  itu.  Maka  mereka  terus  menerus  diadzab hingga hari kiamat walau sangat panjang waktunya. Maka kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan  terus menerus diadzab di dalam api yang mereka dimasukkan ke dalamnya  dan  adzabnya  berlangsung  hingga  kiamat. Demikian  pula  pengikut  Fir’aun  selalu  diperlihatkan kepada  mereka  api  neraka  siang  malam.  Dan  sebagian ulama  menjelaskan  bahwasanya  adzab  diringankan  atas orang  kafir  ketika  waktu  antara  dua  tiupan  sangkakala. Mereka berdalil dengan firmanNya :  ] ﺎﻧِﺪﹶﻗﺮﻣ ﻦِﻣ ﺎﻨﹶﺜﻌﺑ ﻦﻣ ﺎﻨﹶﻠﻳﻭ ﺎﻳ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗ [ “Mereka berkata duhai celaka, siapa yang membangkitkan kami dari tempat­tempat tidur kami ?” (QS. Yasin 52) Akan tetapi ayat ini tidaklah menunjukkan atas hal ini  (bahwa  orang  kafir  itu  diringankan  adzabnya  di  saat dua  tiupan sangkakala­pent). sebab  kubur­kubur mereka adalah  tempat  tidur  mereka,  walaupun  mereka  tetap diadzab juga di dalamnya. Adapun  orang­orang  yang  bermaksiat  dari kalangan  mukminin  yang  Allah I  tetapkan  adzab  atas mereka,  maka  terkadang  adzab  atas  mereka  itu  terus­ menerus  dan  terkadang  tidak,  kadang  lama  kadang

33 

sebentar  tergantung  dari  dosa­dosanya  dan  tergantung ampunan dari AllahI. Dan adzab dalam kubur  itu  lebih ringan dari pada adzab hari kiamat, sebab  dalam adzab kubur itu tidak ada penghinaan  dan  pencacatan,  sedangkan  di  akhirat  ada penghinaan dan pencacatan, sebab  saksi­saksinya ada :  ] ﻡﻮﹸﻘﻳ ﻡﻮﻳﻭ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ِﺓﺎﻴﺤﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﺍﻮﻨﻣَﺁ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍﻭ ﺎﻨﹶﻠﺳﺭ ﺮﺼﻨﻨﹶﻟ ﺎﻧِﺇ 

ﺩﺎﻬﺷﹶﺄﹾﻟﺍ [ “Sesungguhnya Kami akan menolong rasul­rasul Kami dan orang­ orang beriman di dunia dan pada hari ditegakkan saksi­saksi.” (QS. Ghafir ; 51) v  Kalau ada yang berkata : “Kalau seandainya mayat tersebut  tercabik­cabik/terpisah­pisah  atau  dimakan  bina­ tang  buas  atau  diterbangkan  angin,  bagaimana  adzab terjadi  pada  orang  tersebut  ?”  “Dan  bagaimana  keadaan pertanyaan kepadanya?” v  Maka jawabannya adalah : Sesungguhnya  Allah  I  itu  Maha  Kuasa  atas  segala sesuatu dan ini adalah permasalahan ghaib maka Allah I Maha Mampu  untuk  mengumpulkan  bagian­bagian  yang terpisah tersebut di alam ghaib. Walaupun kita melihatnya di  dunia  jasadnya  terpisah­pisah  berjauhan  akan  tetapi  di alam  ghaib  Allah  I  mengumpulkannya.  Maka  lihatlah kepada malaikat yang turun mencabut ruh manusia dalam suatu tempat tertentu sebagaimana firman AllahI :  ] ﹶﻥﻭﺮِﺼﺒﺗ ﺎﹶﻟ ﻦِﻜﹶﻟﻭ ﻢﹸﻜﻨِﻣ ِﻪﻴﹶﻟِﺇ ﺏﺮﹾﻗﹶﺃ ﻦﺤﻧﻭ [

34  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

“Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kalian akan tetapi kalian tidak melihat.” (QS. Al­Waqi’ah ; 58) Dan  bersamaan  dengan  itu,  kita  tidak  melihatnya (yaitu malaikat maut). Malaikat maut berbicara dengan ruh (orang  yang  hendak  mati­pent)  akan  tetapi  kita  tidak mendengarnya.  Dan  malaikat  Jibril  q  juga menampakkan diri kepada Rasulullah r berbicara dengan Beliau  dengan  wahyu  di  tempat  tersebut  tetapi  para sahabat  tidak  melihat  dan  mendengarnya.  Maka  alam ghaib  itu  selamanya  tidak akan bisa dikiyaskan dengan alam  nyata  dan  ini  adalah  termasuk  hikmah  Allah I. Maka nyawamu yang ada dalam dirimu, engkau tidak tahu bagaimana  keterkaitannya  dengan  badanmu,  bagaimana nyawa  tersebut  tersusun  atas  badanmu?  dan  bagaimana nyawa itu keluar dari badanmu ketika tidur ? apakah kamu merasakannya ketika terbangun bahwasanya nyawamu itu kembali ? dan dari arah mana nyawamu kembali masuk ke dalam jasadmu ? Maka  alam  ghaib  tidaklah  ada  di  sana  kecuali hanya  kepasrahan  dan  ketundukkan  dan  tidak  mungkin untuk  dikiyaskan  secara  mutlaq.  Maka  Allah  I  Maha Mampu  untuk  mengumpulkan  bagian­bagian  yang terpisah­pisah  dari  badannya  yang  hancur  dan  yang diterbangkan  angin  sekalipun.  Kemudian  dilakukan kepadanya  pertanyaan  dan  adzab  atau  nikmat  kubur, sebab  sesungguhnya Allah I itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. v  Kalau  ada  yang  berkata  :  Mayit  di  kubur  dalam lubang  yang  sempit,  bagaimana  bisa  dilapangkan  sejauh mata memandang ?

35 

v  Maka  jawabannya  adalah  :  Bahwasanya  alam ghaib  tidak  bisa  dikiyaskan  dengan  alam  nyata.  Bahkan sesungguhnya kalau kita  tetapkan, bahwasanya seseorang mampu  menggali  lubang  seluas  sejauh  pandangan  mata dan  ditanam  mayit  di  sana  lalu  ditimbun  tanah,  maka orang  yang  tidak mengetahui  lubang  tersebut,  apakah dia melihatnya  ataukah  tidak  melihatnya?  Tidak  diragukan lagi  niscaya  dia  tidak  melihatnya  (lubang  tersebut), padahal ini di alam nyata. Akan tetapi dia tidak melihatnya luasnya  demikian,  tidak  mengetahuinya  kecuali  orang yang menyaksikannya (sebelum ditimbun­pent). v  Bila ada yang berkata : Kami melihat mayat orang kafir jika kita gali kuburnya setelah satu atau dua hari kita melihat  tulang­tulangnya  tidak  berantakan  dan  tidak terpisah sebab  terhimpit ? v  Maka  jawabannya  seperti  yang  lalu  : Bahwasanya ini  adalah  termasuk  alam  ghaib,  boleh  saja  kita  katakan tulangnya  sebenarnya  berantakan  akan  tetapi  bila  dibuka kubur  tersebut,  Allah I  kembalikan  semua  tulang  pada tempatnya  seperti  semula  sebagai  ujian  bagi  hamba. sebab   seandainya  tulang­tulang  berantakan  (setelah dibuka  kuburnya­pent)  padahal  kita  menguburnya  dalam keadaan  lurus  tulang­tulangnya maka  iman dalam  hal  ini menjadi  iman  kepada  perkara  nyata  (bukan  ghaib  lagi­ pent) v  Kalau ada orang seperti ahli  filsafat berkata : Jika kita meletakkan  raksa di atas mayit, dan  raksa adalah zat yang  paling  mudah  bergerak  dan  meluncur,  bila  kita datang  besok  harinya,  niscaya  kita  dapati  raksa  tersebut seperti  sediakala.  Mengapa  engkau  mengatakan  : “Sesungguhnya malaikat datang dan mendudukkan mayat

36  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

tersebut, dan kalau mayat tersebut duduk, bagaimana bisa raksanya seperti sediakala?” v  Maka  kita  menjawab  seperti  jawaban  yang  lalu pula : “Ini adalah permasalahan ghaib, kewajiban kita adalah  hanya  beriman  dan  mempercayainya.”  Dan boleh  pula  (untuk  kita  katakan)  “Allah  I  telah mengembalikan raksa tersebut seperti sediakala setelah dia bergerak/berubah sebab  mayatnya duduk.” v  Kita katakan pula : “Lihatlah kepada seorang yang bermimpi,  dia  melihat  sesuatu  (dalam  mimpinya), walaupun  penglihatannya  demikian,  dia  tetap  dalam pembaringan di tempat tidurnya. Dan terkadang mimpinya itu  benar  dari  Allah I  dan  terjadi  sebagaimana  yang  ia lihat  dalam  mimpinya.  Dan  bersamaan  dengan  itu  kita mempercayai hal tersebut. Dan  seseorang  merasa  manakala  melihat  dalam mimpinya sesuatu yang dia benci,   dan pada pagi harinya dia dalam keadaan sedih. Dan jika  dia melihat sesuatu yang menyenang­ kannya,  pagi  harinya  dalam  keadaan  bergembira.  Itu semua  menunjukkan  bahwasanya  perkara  ruh  adalah bukan  termasuk  perkara  yang  bisa  diindra  atau  dilihat. Dan perkara ghaib tidak bisa  dikiyaskan dengan perkara nyata  atau  yang  bisa  dilihat.  Janganlah  nash­nash  yang shahih  itu ditolak sebab  anggapan mustahil dari diri kita terhadap  perkara­perkara  yang  menunjukkan  ukuran kenyataan. 

***

37 

PASAL : TENTANG KIAMAT BESAR 

Perkataan Penulis v : 

ﻯﺮﺒﹸﻜﹾﻟﺍ ﹸﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﹸﻘﺗ ﹾﻥﹶﺃ ﻰﹶﻟِﺇ Hingga tegaknya kiamat kubra. Syarah (penjelasan) : Kiamat  kubra  adalah  dibangkitkannya  manusia dari kubur mereka di hadapan Rabb semesta alam. Penulis memberikan faedah kepada kita dengan perkataan Beliau:  (kiamat kubra)  bahwasanya  di  sana  ada  kiamat sughra  (kecil)  yakni  kiamat  setiap  insan  dengan sendirinya. Maka setiap manusia  itu memiliki kiamatnya, jika  manusia  mati  maka  telah  tegak/terjadi  kiamatnya padanya. Penulis  tidak  menjelaskan  tentang  tanda­tanda kiamat  sebab   penulis  hanya  menginginkan  untuk membicarakan  tentang  hari  akhir.  Dan  tidaklah  tanda­ tanda kiamat tersebut kecuali semata­mata tanda­tanda dan peringatan  akan  telah  dekatnya  hari  kiamat.  Dan  agar orang­orang menyiapkan dirinya. Dan  sebagian  ulama  yang  menulis  permasalahan aqidah,  menjelaskan  tanda­tanda  kiamat  juga.  Padahal

38  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

hakikatnya tanda­tanda kiamat bukanlah berkaitan dengan masalah aqidah yaitu iman terhadap hari akhir. Walaupun termasuk perkara  ghaib  yang Allah I  isyaratkan  atasnya dalam  Al­Qur’an  dan  yang  Nabi r  jelaskan  dalam  As­ Sunnah. A.  Perkara Pertama Yang Terjadi di Hari Kiamat. Apa yang penulis isyaratkan dengan perkataannya: 

ِﺩﺎﺴﺟﹶﺄﹾﻟﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﺡﺍﻭﺭﹶﺄﹾﻟﺍ ﺩﺎﻌﺘﹶﻓ Maka ruh­ruh akan dikembalikan ke jasad­jasadnya. Ini  adalah  perkara  pertama.  Terjadinya  setelah tiupan sangkakala kedua dan ini adalah setelah terpisahnya ruh­ruh  dari  jasad  dengan  kematian.  Dan  keadaan  ini berbeda  dengan  kembalinya  arwah  (ke  dalam  jasad)  di alam barzakh, ketika ada pertanyaan kepada mayit tentang Rabbnya,  agamanya  dan  nabinya.  Yang  demikian bahwasanya  Allah  I  memerintahkan  Malaikat  Israfil untuk  meniup  sangkakala,  maka  matilah  siapa  saja  yang ada  di  langit  dan  di  bumi,  kecuali  yang  Allah  I kehendaki.  Kemudian  ditiupkan  untuk  kedua  kalinya, maka  beterbanganlah  ruh­ruh  menuju  jasad­jasadnya kemudian menyatu dengannya. Pada perkataan penulis  :  (ke jasad­jasadnya), ada isyarat bahwasanya arwah  itu tidak keluar kecuali  setelah jasad tersebut sempurna menjadi makhluk, bila jasad telah sempurna  penciptaannya,  ditiuplah  sangkakala  dari  awal dan dikembalikan ruh­ruh ke jasad­jasadnya.

39 

Pada perkataan: (dikembalikan ruh­ruh ke jasad­ jasadnya)  bahwasanya  kebangkitan  adalah  dikem­ balikannya jasad­jasad yang dahulu, dan bukan jasad­jasad yang  baru  lagi.  Bahkan  sekedar  mengulang  jasad  yang telah  binasa,  diwujudkan  kembali  sebab   sesungguhnya jasad  itu  telah  berubah  menjadi  tanah,  dan  tulang­ tulangnya  telah  menjadi  debu.  Dan  Allah  I  mengum­ pulkan  bagian­bagian  yang  terpisah  tersebut  sampai menjadi  jasad  kembali,  maka  dikembalikanlah  ruh­ruh tersebut kepada jasad­jasadnya. Adapun orang­orang yang menyangka bahwa jasad itu diciptakan  baru  lagi  (bukan  jasad yang di dunia dulu­ pent) maka  ini adalah anggapan batil  yang telah dibantah oleh Al­Qur’an, As­Sunnah dan akal. Adapun  Al­Qur’an,  sesungguhnya  Allah  I  ber­ firman :  ] ِﺬﱠﻟﺍ ﻮﻫﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ﹸﻥﻮﻫﹶﺃ ﻮﻫﻭ ﻩﺪﻴِﻌﻳ ﻢﹸﺛ ﻖﹾﻠﺨﹾﻟﺍ ﹸﺃﺪﺒﻳ ﻱ [ ”Dan Dialah yang menciptakan makhluk dari permulaan kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan yang demikian itu lebih mudah bagiNya.” (QS Ar­Ruum ; 27) Yakni mengulangi penciptaan yang  telah Allah I awalinya. Dan dalam hadits Qudsi AllahI berfirman : 

ﻭ ﹶﻟ ﻴ ﺲ ﹶﺃ ﻭ ﹸﻝ ﹾﻟﺍ ﺨ ﹾﻠ ِﻖ ِﺑ ﹶﺄ ﻫ ﻮ ﹶﻥ ﻋ ﻲﻠ ِﻣ ﻦ ِﺇ ﻋ ﺩﺎ ِﺗ ِﻪ ) ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ ( ”Tidaklah awal penciptaan itu kecuali mudah bagiKu untuk mengulanginya. (HR. Al­Bukhari dari Abu Hurairah t ) 20 

20 Diriwayatkan Al­Bukhari (4974) dari Abu Hurairah t.

40  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

Maka segala sesuatu itu mudah baginya. Dan Allah I berfirman :  ] ﻩﺪﻴِﻌﻧ ٍﻖﹾﻠﺧ ﹶﻝﻭﹶﺃ ﺎﻧﹾﺃﺪﺑ ﺎﻤﹶﻛ [ ”Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan, Kami akan mengembalikannya pula.” (QS Al­Anbiya ; 104) AllahI berfirman :  ] ﺪﻌﺑ ﻢﹸﻜﻧِﺇ ﻢﹸﺛ ﹶﻥﻮﹸﺜﻌﺒﺗ ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻢﹸﻜﻧِﺇ ﻢﹸﺛ  ﹶﻥﻮﺘﻴﻤﹶﻟ ﻚِﻟﹶﺫ [ ”Kemudian kalian setelah itu akan menjadi mayit. Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (QS Al­Mukminuun ; 15­16) Dan AllahI berfirman :  ] ﻱِﺬﱠﻟﺍ ﺎﻬﻴِﻴﺤﻳ ﹾﻞﹸﻗ  ﻢﻴِﻣﺭ ﻲِﻫﻭ ﻡﺎﹶﻈِﻌﹾﻟﺍ ﻲِﻴﺤﻳ ﻦﻣ ﹶﻝﺎﹶﻗ ٍﺓﺮﻣ ﹶﻝﻭﹶﺃ ﺎﻫﹶﺄﺸﻧﹶﺃ 

ﻢﻴِﻠﻋ ٍﻖﹾﻠﺧ ﱢﻞﹸﻜِﺑ ﻮﻫﻭ [ ”Siapakah yang menghidupkan tulang­tulang setelah dia menjadi debu. Katakanlah yang menghidupkannya adalah yang telah menciptakannya pertama kali dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS Yasin ; 78­79) Dan  adapun  dalam  As­Sunnah,  maka  begitu banyak  dalil­dalil  semacam  ini,  ketika  Nabi  r menjelaskan  :”Bahwasanya manusia itu akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak memakai sandal, tidak memakai baju, dan belum dikhitan. 21 ” (HR.  Al­Bukhari Muslim) 

21 Berdasarkan riwayat Al­Bukhari danMuslim dari Ibnu Abbas c =

41 

Maka  yang  dibangkitkan  adalah  manusia  dan bukan  selain  mereka.  Yang  jelas  :  Kebangkitan  tersebut adalah  dikembalikannya  jasad  yang  dahulu  (ketika  di dunia­pent). v  Bila  engkau  katakan  :  “Terkadang  manusia dimakan  binatang  buas,  maka  jasadnya  yang  telah dimakan  binatang  buas  telah  berubah  menjadi  makanan dan  bercampur  dengan  darah,  daging,  tulang,  dan  keluar bersama  kotoran  dan  kencingnya.  Apa  jawaban  atas  hal ini? v  Maka jawabannya : Sesungguhnya  urusan  kebangkitan  ini  adalah  sangat mudah bagi Allah I, kalau Allah I berkata “Jadi!” maka jadilah.  Maka  terpisahlah  jasad  yang  akan  dibangkitkan tersebut  dari  segala  sesuatu  yang  mencampurinya  dan kekuasaan Allah I  itu di atas bisa kita gambarkan, maka Allah  Maha Kuasa atas segala sesuatu. Perkataan Penulis v : 

ِﻪِﺑﺎﺘِﻛ ﻲِﻓ ﺎﻬِﺑ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﺮﺒﺧﹶﺃ ﻲِﺘﱠﻟﺍ ﹸﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﹸﻘﺗﻭ , ِﻥﺎﺴِﻟ ﻰﹶﻠﻋﻭ 

ِﻪِﻟﻮﺳﺭ , ﹶﻥﻮﻤِﻠﺴﻤﹾﻟﺍ ﺎﻬﻴﹶﻠﻋ ﻊﻤﺟﹶﺃﻭ Dan hari kiamat itu akan terjadi yang telah Allah I kabarkan dalam kitabNya dan lewat lisan RasulNya dan telah ijma’ (sepakat) kaum muslimin. 

= Dia  berkata  :  Rasulullah r  berdiri  di  tengah­tengah  kami  sambil berkhutbah memberikan nasihat, Beliau berkata r: Wahai manusia sesungguhnya  kalian  akan  dikumpulkan  di  hadapan  Allah I dalam keadaan khuffaatan, ‘urraatan dan ghurlan……).

42  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

Ini  adalah  tiga  jenis  dalil  :  Kitabullah,  Sunnah Rasulullah r dan Ijma’ kaum muslimin. Adapun  dalam  kitabullah  :  Allah  I  telah menandaskan  dalam  KitabNya  perkara  kiamat  tersebut. Dan  Allah  I  menyebutkannya  dengan  sifat­sifat  yang dahsyat/hebat  yang menyebabkan  seseorang  itu  takut dan bersiap­siap untuk menghadapinya. AllahI berfirman :  ] ﻢﻴِﻈﻋ ٌﺀﻲﺷ ِﺔﻋﺎﺴﻟﺍ ﹶﺔﹶﻟﺰﹾﻟﺯ ﱠﻥِﺇ ﻢﹸﻜﺑﺭ ﺍﻮﹸﻘﺗﺍ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺎﻬﻳﹶﺃﺎﻳ . ﻡﻮﻳ 

ﺖﻌﺿﺭﹶﺃ ﺎﻤﻋ ٍﺔﻌِﺿﺮﻣ ﱡﻞﹸﻛ ﹸﻞﻫﹾﺬﺗ ﺎﻬﻧﻭﺮﺗ ِﺕﺍﹶﺫ ﱡﻞﹸﻛ ﻊﻀﺗﻭ 

ﻦِﻜﹶﻟﻭ ﻯﺭﺎﹶﻜﺴِﺑ ﻢﻫ ﺎﻣﻭ ﻯﺭﺎﹶﻜﺳ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻯﺮﺗﻭ ﺎﻬﹶﻠﻤﺣ ٍﻞﻤﺣ 

ﺪﻳِﺪﺷ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﺏﺍﹶﺬﻋ [ “Wahai manusia bertaqwalah kalian kepada Rabb kalian, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu sangatlah dahsyat. (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi sebab  azab Allah itu sangat kerasnya.” (QS. Al­Hajj ; 1­2) AllahI berfirman :  ] ﹸﺔﱠﻗﺎﺤﹾﻟﺍ . ﹸﺔﱠﻗﺎﺤﹾﻟﺍ ﺎﻣ . ﺎﻣﻭ ﹸﺔﱠﻗﺎﺤﹾﻟﺍ ﺎﻣ ﻙﺍﺭﺩﹶﺃ [ “Hari kiamat, apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apa hari kiamat itu?” (QS. Al­Haaqah ; 1­3)

43 

AllahI berfirman :  ] ﹸﺔﻋِﺭﺎﹶﻘﹾﻟﺍ . ﹸﺔﻋِﺭﺎﹶﻘﹾﻟﺍ ﺎﻣ . ِﺭﺎﹶﻘﹾﻟﺍ ﺎﻣ ﻙﺍﺭﺩﹶﺃ ﺎﻣﻭ ﹸﺔﻋ . ﹸﻥﻮﹸﻜﻳ ﻡﻮﻳ 

ِﺙﻮﹸﺜﺒﻤﹾﻟﺍ ِﺵﺍﺮﹶﻔﹾﻟﺎﹶﻛ ﺱﺎﻨﻟﺍ . ِﺵﻮﹸﻔﻨﻤﹾﻟﺍ ِﻦﻬِﻌﹾﻟﺎﹶﻛ ﹸﻝﺎﺒِﺠﹾﻟﺍ ﹸﻥﻮﹸﻜﺗﻭ [ “Hari kiamat, apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia adalah seperti anai­anai yang bertebaran, dan gunung­gunung adalah seperti bulu yang dihambur­hamburkan.” (QS. Al­Qaari’ah ; 1­5) Dan  sifat­sifat  hari  kiamat  dalam  Al­Quran  itu sangat  banyak,  semuanya  sangat  menakutkan  dan mengerikan,  sebab  keadaannya  sangat  dahsyat. Bila  kita tidak beriman dengannya, maka tidak akan beramal untuk menghadapinya.  sebab   memang  tidaklah  mungkin  bagi manusia  akan  beramal  untuk  hari  tersebut  sampai  dia beriman/meyakini dan sampai disebutkan kepadanya sifat­ sifat  (yang  mengerikan­pent)  yang  dengannya  dia  akan berusaha beramal untuk menghadapinya. Adapun  dalam  As­Sunnah  :  maka  hadits­hadits yang  menjelaskan  hari  kiamat  sangatlah  banyak. Rasulullah r  telah  menjelaskan  apa  yang  akan  terjadi  di sana. Sebagaimana akan datang insya Allah I penjelasan tentang  Al­Haudh,  Ash­Shirat,  catatan  amalan  dan  yang lainnya yang Nabi r jelaskan. Kesepakatan yang pasti terhadap iman dengan hari kiamat.  Oleh  sebab   itu  siapa  saja  yang  mengingkarinya maka  dia  telah  kafir,  kecuali  kalau  dia  terasing kehidupannya  dari  ajaran  Islam  dan  dia  bodoh, sesungguhnya orang semacam tadi mesti diajari, jika terus menerus ingkar sesudah diajari maka dia juga kafir.

44  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

Di  sana  ada  dalil  keempat  yakni  kitab­kitab samawiyah  (yang  diturunkan  dari  langit)  yang  mana  di sana telah sepakat atas kepastian hari kiamat. Oleh sebab  itu,  orang Yahudi  dan Nasrani  juga  beriman dengan  hari akhir,  hingga  sekarang  mereka  mengimaninya.  Oleh sebab   itu  kalian  mendengar  mereka  berkata,  “fulan  itu almarhum  atau  rahimahullahu”  atau  ungkapan  semisal itu. Yang menunjukkan atas keimanan mereka dengan hari akhir sampai hari ini. Di  sana  juga ada dalil kelima yaitu  akal. Dan  sisi pendalilan  hal  ini  adalah  kalau  seandainya  hari  akhir  itu tidak  terjadi,  niscaya wujud makhluk  itu  sia­sia  saja,  dan Allah  I  itu  Maha  Suci  dari  kesia­siaan,  maka  apakah hikmahnya  dari  sekelompok  kaum  yang  telah  diciptakan dan diperintahkan, dilarang  (dengan  syariat) dan diwajib­ kan  dengan  perkara­perkara wajib  dan  dianjurkan  (untuk beramal) dengan perkara­perkara sunnah, kemudi­an mati dalam keadaan tidak ada hisab balasan dan siksa? Oleh sebab  itu AllahI berfirman :  ] ﹶﻥﻮﻌﺟﺮﺗ ﹶﻻ ﺎﻨﻴﹶﻟِﺇ ﻢﹸﻜﻧﹶﺃﻭ ﺎﹰﺜﺒﻋ ﻢﹸﻛﺎﻨﹾﻘﹶﻠﺧ ﺎﻤﻧﹶﺃ ﻢﺘﺒِﺴﺤﹶﻓﹶﺃ . ﻰﹶﻟﺎﻌﺘﹶﻓ 

ِﱘِﺮﹶﻜﹾﻟﺍ ِﺵﺮﻌﹾﻟﺍ ﺏﺭ ﻮﻫ ﱠﻻِﺇ ﻪﹶﻟِﺇ ﹶﻻ ﻖﺤﹾﻟﺍ ﻚِﻠﻤﹾﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ [ “Apakah kalian menyangka kalau Kami telah menciptakan kalian dalam keadaan sia­sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maha Tinggi Allah U yang Maha Kuasa yang Haq. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Dia Rabb ‘arsy Yang Mulia.” (QS. Al­Mukminun ; 115­116) Dan AllahI berfirman :  ] ﺽﺮﹶﻓ ﻱِﺬﱠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ ٍﺩﺎﻌﻣ ﻰﹶﻟِﺇ ﻙﺩﺍﺮﹶﻟ ﹶﻥﺁﺮﹸﻘﹾﻟﺍ ﻚﻴﹶﻠﻋ [

45 

“Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum­ hukum) Al­Quran (yaitu Allah U), benar­benar akan mengembali­ kan kamu ke tempat kembali." (QS. Al­Qashash ; 85) Bagaimana  mungkin  diwajibkan  Al­Quran  dan diwajibkan  beramal  dengannya,  kemudian  tidak  akan terjadi  hari  pembalasan,  kita  tidak  dibalas  atas  apa  yang telah  kita  perlakukan  terhadap  Al­Quran  yang  telah diwajibkan atas kita? Maka  dalil­dalil  atas  kepastian  datangnya  hari kiamat  itu  menjadi  ada  lima  macam  (yang  baru  saja disebutkan­pent). B.  Perkara kedua yang terjadi di hari kiamat. Seperti yang penulis v isyaratkan dalam ucapannya: 

ﹰﻻﺮﹸﻏ ﹰﺓﺍﺮﻋ ﹰﺓﺎﹶﻔﺣ ﲔِﻤﹶﻟﺎﻌﹾﻟﺍ ﺏﺮِﻟ ﻢِﻫِﺭﻮﺒﹸﻗ ﻦِﻣ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻡﻮﹸﻘﻴﹶﻓ Maka manusia akan dibangkitkan dari kubur­kubur mereka untuk menghadap Rabb semesta alam, dalam keadaan tidak memakai sandal, tidak memakai baju dan belum dikhitan. Perkataan Beliau : (Dari kubur­kubur mereka) ini dibangun di atas keumuman, sebab  terkadang manusia itu ada yang tidak dikubur. Perkataan  Beliau  :  (untuk menghadap Rabb semesta alam) yakni sebab  Allah I memanggil mereka, Allah I berfirman :  ] ﻳ ﻡﻮﻳ ﻊِﻤﺘﺳﺍﻭ ٍﺐﻳِﺮﹶﻗ ٍﻥﺎﹶﻜﻣ ﻦِﻣ ِﺩﺎﻨﻤﹾﻟﺍ ِﺩﺎﻨ . ﹶﻥﻮﻌﻤﺴﻳ ﻡﻮﻳ

46  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

ِﺝﻭﺮﺨﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻚِﻟﹶﺫ ﻖﺤﹾﻟﺎِﺑ ﹶﺔﺤﻴﺼﻟﺍ [ ”Dengarlah seruan (malaikat) yang menyeru dari tempat yang dekat. Ketika mereka mendengar teriakan dengan haq ini adalah hari dikeluarkannya (dari kubur).” ( QS. Qaaf ; 41­42) Maka  manusia  bangkit  sebab   seruan  agung  ini dari kubur­kubur mereka untuk menghadap Rabb semesta alam. AllahI berfirman :  ] ﹶﻥﻮﹸﺛﻮﻌﺒﻣ ﻢﻬﻧﹶﺃ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺃ ﻦﹸﻈﻳ ﺎﹶﻟﹶﺃ . ٍﻢﻴِﻈﻋ ٍﻡﻮﻴِﻟ . ﻡﻮﹸﻘﻳ ﻡﻮﻳ 

ﹾﻟﺍ ﺏﺮِﻟ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﲔِﻤﹶﻟﺎﻌ [ “Bukankah mereka menyangka bahwasanya mereka akan dibangkitkan? Pada suatu hari yang agung, yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam.” (QS.  Al­ Muthaffifiin ; 4­6) Perkataan  Beliau  : khuffaatan, ’urraatan, ghurlan yaitu: ·  Khuffaatan  adalah  dalam  keadaan  tidak  memakai sandal atau sepatu yakni dia tidak memakai apa­apa di kakinya. ·  ‘Urraatan adalah dalam keadaan tidak memakai baju pada jasadnya. ·  Ghurlan  adalah  tidak  ada  yang  berkurang  dari  jasad aslinya sedikitpun. “Al­Ghurlu” adalah  jamak dari  “Aghrol”  yakni orang yang  belum  dikhitan,  sesungguhnya  kulup  yang

47 

dipotong di dunia itu akan dikembalikan lagi padanya. sebab  AllahI berfirman:  ] ﻩﺪﻴِﻌﻧ ٍﻖﹾﻠﺧ ﹶﻝﻭﹶﺃ ﺎﻧﹾﺃﺪﺑ ﺎﻤﹶﻛ [ “Sebagaimana Kami memulai awal penciptaan, demikian pula kami akan mengembalikannya (seperti awalnya).” (QS  Al­ Anbiyaa’  ; 104) Maka  manusia  akan  dikembalikan  seperti  semula secara  sempurna,  tidak  ada  yang  berkurang  sedikitpun. Dan  dikembalikan  dalam  sifat  tersebut  dan  dicampur antara laki­laki dan perempuan. Ketika Nabi r menjelas­ kan hal tersebut, ‘Aisyahx berkata : 

ﻳ ﺭ ﺎ ﺳ ﹶﻝﻮ ِﷲﺍ ﻨﻟﺍ ﺴ ُﺀﺎ ﻭ ﺮﻟﺍ ﺟ ﹸﻝﺎ ِﲨ ﻴ ﻌ ﻳ ﺎ ﻨ ﹸﻈ ﺮ ﺑ ﻌ ﻀ ﻬ ﻢ ِﺇ ﹶﻟ ﺑ ﻰ ﻌ ٍﺾ 

ﹶﻗ ﹶﻝﺎ ﺻ ﱠﻠ ُﷲﺍ ﻰ ﻋ ﹶﻠ ﻴ ِﻪ ﻭ ﺳ ﱠﻠ ﻢ ﻳ ﻋ ﺎ ِﺋﺎ ﺸ ﹸﺔ ﹾﺍ َﻷ ﻣ ﺮ ﹶﺃ ﺷ ﺪ ِﻣ ﻦ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻳ ﻨ ﹸﻈ ﺮ 

ﺑ ﻌ ﻀ ﻬ ﻢ ِﺇ ﹶﱃ ﺑ ﻌ ٍﺾ ) ﻪﻴﻠﻋ ﻖﻔﺘﻣ ( ”Wahai Rasulullah apakah laki­laki dan wanita semuanya saling memandang sebagian mereka atas sebagian lainnya? Maka Rasulullah menjawab : Wahai ‘Aisyah, urusan pada hari itu lebih sulit dibandingkan untuk memikirkan hal tersebut. (Dalam riwayat lain :dibandingkan untuk saling memandang satu dengan yang lainnya). (HR. Al­Bukhari Muslim) 22 Maka  setiap  manusia  memiliki  urusan  masing­ masing yang menyibukkan dirinya. Sebagaimana Allah I berfiman : 

22  Diriwayatkan  Al­Bukhari  (6527)  dan  riwayat  lain  oleh Al­Imam Muslim (2859) dari ‘Aisyah x.

48  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat  } ِﻪﻴِﺧﹶﺃ ﻦِﻣ ُﺀﺮﻤﹾﻟﺍ ﺮِﻔﻳ ﻡﻮﻳ . ِﻪﻴِﺑﹶﺃﻭ ِﻪﻣﹸﺃﻭ . ِﻪﻴِﻨﺑﻭ ِﻪِﺘﺒِﺣﺎﺻﻭ . 

ِﻪﻴِﻨﻐﻳ ﹲﻥﹾﺄﺷ ٍﺬِﺌﻣﻮﻳ ﻢﻬﻨِﻣ ٍﺉِﺮﻣﺍ ﱢﻞﹸﻜِﻟ { ”Yaitu pada hari seorang lari dari saudaranya, dari ibunya, dari bapaknya, dari sahabatnya, dan dari anak­anaknya. Dan setiap diri pada hari itu memiliki urusan yang menyibukkan dirinya.” (QS. ‘Abasa ; 34­37) Seorang laki­laki tidak akan melihat wanita, begitu pula  wanita  tidak  akan  melihat  laki­laki  sampai­sampai anak  atau  bapaknya  lari  meninggalkannya,  sebab   takut akan dimintai haknya. Kalau demikian kejadiannya, maka tidak mungkin  lagi untuk berpikir seorang wanita melihat laki­laki  dan  seorang  laki­laki  melihat  wanita.  sebab  urusannya lebih sulit dan berat. Akan tetapi bersamaan dengan itu, mereka akan diberi pakaian  sesudah  itu,  dan  orang  yang  pertama  dipakaikan pakaian  adalah  Nabi  Ibrahim  u sebagaimana  telah tsabit dari Nabi r. 23 C.  Perkara ketiga yang akan terjadi di hari kiamat Apa yang diisyaratkan penulis v dengan perkataannya : 

ﻨِﻣ ﻮﻧﺪﺗﻭ ﻢﻬ ﺲﻤﺸﻟﺍ Dan Matahari akan didekatkan kepada mereka. 

23  Diriwayatkan  Al­Bukhari  (3349)  dan  Muslim  (2860)  dari  Ibnu Abbas c.

49 

Yakni  didekatkan  kepada  mereka  sejauh  satu  mil. Dan  jarak  satu  mil  tersebut  sama  saja,  apakah  satu  mil jarak perjalanan  (1 mil  = +1,6 km) atau satu mil  (seperti batang/stick untuk memakai celak mata),    yang demikian itu sangat dekat. Kalau  di  dunia  saja  sudah  sedemikian  panasnya, sementara  jaraknya  dengan  kita  sedemikian  jauhnya,  lalu bagaimanakah kalau matahari tersebut didekatkan satu mil ke kepala kita? 24 Terkadang  ada  yang  berkata  :  “Sudah  ma’ruf sekarang,  kalau  matahari  didekatkan  sedekat  rambut niscaya akan membakar bumi, bagaimana mungkin ketika hari  itu  didekatkan  sedekat  itu,  dan  dalam  keadaan makhluk tidak terbakar?’’ Maka  jawabannya  :  “Bahwasanya  manusia  akan dikumpulkan  di  hari  kiamat  dan  kekuatannya  tidaklah seperti  kekuatannya  sekarang.  Bahkan  lebih  kuat  dan lebih  mampu  untuk  menanggung  beban  demikian.  Kalau sekarang  manusia  berdiri  lima  puluh  hari  di  bawah matahari  tanpa  naungan  dan  tanpa  makan  dan  minum, maka  manusia  tidak  akan  mampu,  bahkan  mereka  akan mati  !  Akan  tetapi  nanti  pada  hari  kiamat  mereka  akan 

24  Sebagaimana  dalam  hadits  shahih  riwayat  Muslim  (2864)  dari hadits  Al­Miqdad  bin  Al­Aswad  t  berkata  :  Aku  mendengar Rasulullah r berkata : Matahari akan didekatkan pada hari kiamat dengan makhluk  hingga  jaraknya  dengan mereka  sejauh  satu mil, maka manusia akan berkeringat sesuai dengan kadar amalan mereka, di  antara  mereka  ada  yang  ditenggelamkan  hingga  dua  mata kakinya,  di  antara  mereka  ada  sampai  kedua  lututnya,  di  antara mereka  ada  yang  ditenggelamkan  sampai  pinggangnya,  di  antara mereka ada yang sampai ditenggelamkan hingga mulutnya. Berkata Al­Miqdad : Beliau sambil berisyarat ke mulutnya.

50  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

tinggal  selama  lima  puluh  ribu  tahun,  tidak  makan  dan juga  tidak  minum,  tidak  ada  naungan,  kecuali  naungan AllahI. Bersamaan dengan itu mereka akan menyaksikan kengerian yang amat sangat dan mereka akan menanggung sendiri.” Maka  ambillah  pelajaran  dengan  ahli  neraka, bagaimana  mereka  menanggung  kengerian  yang  amat dahsyat. Sebagaimana firman AllahI :  ] ﻧ ﺎﻤﱠﻠﹸﻛ ﺍﻮﹸﻗﻭﹸﺬﻴِﻟ ﺎﻫﺮﻴﹶﻏ ﺍﺩﻮﹸﻠﺟ ﻢﻫﺎﻨﹾﻟﺪﺑ ﻢﻫﺩﻮﹸﻠﺟ ﺖﺠِﻀ 

ﺏﺍﹶﺬﻌﹾﻟﺍ [ ”Setiap kali matang kulit mereka maka Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan adzab”. (QS An­ Nisaa ; 56) Dan ambillah pelajaran pula dari penduduk  surga, ketika  manusia  di  sana  bisa  melihat  kerajaannya  yang jauhnya seribu tahun hingga ujungnya, sebagaimana meli­ hat bagian dekatnya, diriwayatkan demikian dari Nabi r. 25 v  Kalau ada orang berkata : Apakah ada orang yang selamat  dari matahari  ? Maka  jawabannya  adalah Ya. Di sana ada manusia yang Allah I menaungi mereka dalam naunganNya  pada  hari  yang  tiada  naungan  kecuali naunganNya.  Sebagaimana  yang  dikabarkan  oleh Rasulullah r : 

25 Diriwayatkan Ahmad (2/46), At­Tirmidzi (2553), Al­Hakim (2/509) dan  didha’ifkan  oleh  Asy­Syaikh  Al­Albani  dalam  Ad­dha’ifah (1985).

51 

ﺳ ﺒ ﻌ ﹲﺔ ﻳ ِﻈ ﱡﻠ ﻬ ﻢ ُﷲﺍ ِﻓ ِﻇ ﻲ ﱢﻠ ِﻪ ﻳ ﻮ ﻡ ﹶﻻ ِﻇ ﱠﻞ ِﺇ ﱠﻻ ِﻇ ﱡﻠ ﻪ ِﻹﺍ ﻣ ﻡﺎ ﹾﻟﺍ ﻌ ِﺩﺎ ﹸﻝ 

ﻭ ﺷ ﺏﺎ ﻧ ﺸ ﹶﺄ ِﺑ ِﻌ ﺒ ﺩﺎ ِﺓ ِﷲﺍ ﻭ ﺭ ﺟ ﹲﻞ ﹶﻗ ﹾﻠ ﺒ ﻪ ﻣ ﻌ ﱢﻠ ﻖ ِﻓ ﹾﺍ ﻲ ﹶﳌ ﺴ ِﺟﺎ ِﺪ ﻭ ﺭ ﺟ ﹶﻼ ِﻥ 

ﺗ ﺤ ﺑﺎ ِﻓ ﺎ ِﷲﺍ ﻲ ِﺍ ﺟ ﺘ ﻤ ﻌ ﻋ ﺎ ﹶﻠ ﻴ ِﻪ ﻭ ﺗ ﹶﻔ ﺮ ﹶﻗ ﻋ ﺎ ﹶﻠ ﻴ ِﻪ ﻭ ﺭ ﺟ ﹲﻞ ﺩ ﻋ ﺘ ﻪ ﻣﺍ ﺮ ﹶﺃ ﹲﺓ ﹶﺫ ﺕﺍ 

ﻣ ﻨ ﺼ ٍﺐ ﻭ ﺟ ﻤ ٍﻝﺎ ﹶﻓ ﹶﻘ ﹶﻝﺎ ِﺇ ﻧ ﹶﺃ ﻲ ﺧ ﻑﺎ َﷲﺍ ﻭ ﺭ ﺟ ﹲﻞ ﺗ ﺼ ﺪ ﻕ ِﺑ ﺼ ﺪ ﹶﻗ ٍﺔ 

ﹶﻓ ﹶﺄ ﺧ ﹶﻔ ﻫﺎ ﺣ ﺎ ﺘ ﹶﻻ ﻰ ﺗ ﻌ ﹶﻠ ﻢ ِﺷ ﻤ ﹸﻟﺎ ﻪ ﻣ ﺗ ﺎ ﻨ ِﻔ ﻖ ﻳ ِﻤ ﻴ ﻨ ﻪ ﻭ ﺭ ﺟ ﹲﻞ ﹶﺫ ﹶﻛ ﺮ َﷲﺍ 

ﺧ ِﻟﺎ ﹰﺎﻴ ﹶﻓ ﹶﻔ ﺿﺎ ﺖ ﻋ ﻴ ﻨ ﻩﺎ ) ﻪﻴﻠﻋ ﻖﻔﺘﻣ ( “Ada tujuh golongan, yang Allah U akan menaunginya di suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya : Imam yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah U, seorang laki­laki yang hatinya selalu terikat dengan masjid, dua orang yang saling mencintai sebab  Allah U, berkumpul sebab  Allah U, dan berpisah sebab  Allah U. Dan seorang laki­ laki yang dipanggil oleh wanita yang cantik lalu dia berkata :”Sesungguhnya aku takut kepada Allah U”. Dan seseorang yang bersedekah sambil menyembunyikannya sampai­sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Dan seseorang  yang berdzikir kepada Allah U sambil menyendiri hingga menangis kedua matanya.” (HR. Al­Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah z) 26 Dan di sana juga ada golongan lainnya yang Allah I menaunginya dalam naunganNya pada  hari  yang  tiada naungan kecuali naunganNya. Perkataan Beliau  r : ”Tidak ada naungan kecuali naunganNya”  yaitu  kecuali  naungan  yang  Allah  I 

26 Riwayat Al­Bukhari (220) dan Muslim (1031) dari Abu Hurairah t.

52  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

ciptakan, bukan yang seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwasanya naungan tersebut adalah Dzat Allah I itu  sendiri,  maka  ini  adalah  keyakinan  yang  batil  sebab  kalau  demikian  berarti  matahari  ketika  itu  berada  di  atas AllahI. Maka  ketika  di  dunia  mungkin  kita  masih  bisa membuat naungan untuk kita, akan tetapi pada hari kiamat tidak  ada  naungan  lagi  kecuali  naungan  yang  Allah I ciptakan  untuk  melindungi  orang­orang  yang  Allah  I kehendaki dari kalangan hamba­hambaNya. D.  Perkara Keempat Terjadi Pada Hari Kiamat Seperti  yang  disebutkan  oleh  penulis  v  dalam perkataannya : 

ﻢﻬﻤِﺠﹾﻠﻳﻭ ﻕﺮﻌﹾﻟﺍ Dan Manusia tenggelam oleh keringatnya sampai mulutnya. Akan  tetapi  ini adalah keringat  yang paling  tinggi sebab   sebagiannya  ada  yang  hanya  sampai  kedua  mata kakinya dan sampai kedua lututnya. Dan ada yang sampai pinggangnya,  dan  sebagiannya  juga  ada  yang  sampai mulutnya.  Dan  manusia  itu  bermacam­macam  kadar keringatnya. Manusia  berkeringat  disebabkan  sebab   sangat panasnya  (suasananya),  sebab   tempat  pada  waktu  itu sangat  berdesakkan  lagi  payah  dan  sebab  didekatkannya matahari,  sehingga  manusia  ditenggelamkan  (keringat)

53 

sebab   suasana  pada  hari  itu,  akan  tetapi  tenggelamnya sesuai dengan amalan­amalan mereka. 27 v  Kalau  engkau  katakan  :  ”Bagaimana  bisa  terjadi hal yang demikian padahal mereka dalam satu tempat?” v  Maka  jawabannya  :  ”Sesungguhnya  kita  selalu berpedoman  dengan  kaidah  yang  wajib  kita  kembali kepadanya, yaitu : ”Sesungguhnya dalam perkara­perkara ghaib  wajib  bagi  kita  untuk  beriman  dengannya,  dan mempercayainya  tanpa  bertanya  :  bagaimana  dan mengapa. sebab  ini adalah perkara yang dibalik akal­akal kita  yang  tidak mungkin  bagi  kita  untuk menjangkaunya atau meliputinya. Bagaimana menurutmu kalau  ada  dua orang  yang dikubur  dalam  satu  lubang,  yang  pertama  mukmin  dan yang  kedua  kafir.  Maka  yang  mukmin  akan  mendapat kenikmatan yang berhak dia dapatkan, dan yang kafir akan mendapat adzab yang berhak dia dapatkan. Dan keduanya dalam  satu  lubang  kubur,  maka  demikian  pula  yang  kita katakan tentang permasalahan keringat pada hari kiamat. v  Kalau  engkau  berkata  :  Apakah  engkau  akan katakan : “Sesungguhnya Allah I itu akan mengelompok­ kan  orang­orang  yang  tenggelam  dengan  keringatnya sampai  di  mulutnya  dalam  suatu  tempat,  dan  yang tenggelam  sampai  dua  mata  kakinya  dalam  satu  tempat, dan  yang  tenggelam  sampai  lututnya  dalam  satu  tempat, dan ada yang sampai di pinggangnya dalam satu tempat?” v  Maka  jawabannya  :  ”Tidaklah  harus  demikian keadaannya.  Allah I  Maha  Tahu,  bahkan  kita  katakan boleh­boleh  saja  kalau  orang­orang  yang  tenggelam 

27 Lihat foot note 24

54  Menelusuri Kejadian­kejadian di Hari Kiamat 

sampai mata kakinya akan berkumpul dengan orang­orang yang  tenggelam  sampai  di mulutnya,  dan Allah I Maha mampu terhadap segala sesuatu. Maka kejadiannya seperti cahaya milik orang mukmin  yang ada di hadapannya dan di  kanannya.  Dan  orang­orang  kafir  berada  dalam kegelapan. Maka  perkara  hari  kiamat  itu wajib  bagi  kita untuk  mengimaninya  dan  beriman  dengan  apa­apa  yang akan  terjadi di dalamnya. Adapun bagaimana dan kenapa maka ini bukan urusan kita. E.  Perkara Kelima dari Apa­apa yang Terjadi di hari Kiamat Yakni apa yang disebutkan o