leh penulis :
ﻦﻳِﺯﺍﻮﻤﹾﻟﺍ ﺐﺼﻨﺘﹶﻓ , ﻋﹶﺃ ﺎﻬِﺑ ﹸﻥﺯﻮﺘﹶﻓ ِﺩﺎﺒِﻌﹾﻟﺍ ﹸﻝﺎﻤ Maka akan ditegakkan timbangantimbangan, dan akan ditimbang dengannya amalanamalan hamba. Yang menegakkan timbangantimbangan tersebut adalah Allah I untuk ditimbang dengannya amalan amalan hamba. Dan penulis mengatakan dalam bentuk jamak ( ﻣ ﻮ ِﺯﺍ ﹲﻥ ) Padahal dalam riwayat yang ada dengan bentuk tunggal ( ِﻣ ﻴ ﺰ ﹲﻥﺍ ) dan jamak ( ﻣ ﻮ ِﺯﺍ ﹲﻥ ). · Contoh yang dalam bentuk jamak seperti pada firman Allah I : ] ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ِﻡﻮﻴِﻟ ﹶﻂﺴِﻘﹾﻟﺍ ﻦﻳِﺯﺍﻮﻤﹾﻟﺍ ﻊﻀﻧﻭ [
55
“Dan Kami letakkan timbangantimbangan dengan adil di hari kiamat.” (QS AlAnbiya ; 47) Dan firman AllahI : ] ﻢﻫ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺄﹶﻓ ﻪﻨﻳِﺯﺍﻮﻣ ﺖﹶﻠﹸﻘﹶﺛ ﻦﻤﹶﻓ ﻖﺤﹾﻟﺍ ٍﺬِﺌﻣﻮﻳ ﹸﻥﺯﻮﹾﻟﺍﻭ ﹶﻥﻮﺤِﻠﹾﻔﻤﹾﻟﺍ
. ﻢﻬﺴﹸﻔﻧﹶﺃ ﺍﻭﺮِﺴﺧ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺄﹶﻓ ﻪﻨﻳِﺯﺍﻮﻣ ﺖﱠﻔﺧ ﻦﻣﻭ [ ”Dan timbangan amalan pada hari itu adalah haq/benar, maka barangsiapa yang berat timbangantimbangannya maka mereka adalah orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang ringan timbangantimbangannya maka mereka adalah orangorang yang membikin rugi diridiri mereka sendiri.” (QS. AlA’raaf ; 89) · Adapun contoh dalam bentuk tunggal (mufrad) : Rasulullah r bersabda :
ﹶﻛ ِِﻠ ﻤ ﺘ ِﻥﺎ ﺧ ِﻔ ﻴ ﹶﻔ ﺘ ِﻥﺎ ﻋ ﹶﻠ ﱢﻟﺍ ﻰ ﺴﻠ ِﻥﺎ ﹶﺛ ِﻘ ﻴ ﹶﻠ ﺘ ِﻥﺎ ِﻓ ﹾﺍ ﻲ ِﳌ ﻴ ﺰ ِﻥﺍ ﺣ ِﺒ ﻴ ﺒ ـﺘ ِﻥﺎ ِﺇ ﹶﱃ
ﺮﻟﺍ ﺣ ﻤ ِﻦ ﺳ ﺒ ﺤ ﹶﻥﺎ ِﷲﺍ ﻭ ِﺑ ﺤ ﻤ ِﺪ ِﻩ ﺳ ﺒ ﺤ ﹶﻥﺎ ِﷲﺍ ﹾﻟﺍ ﻌ ِﻈ ﻴ ِﻢ ) ﻪﻴﻠﻋ ﻖﻔﺘﻣ ( ”Dua kalimat yang dicintai oleh ArRahman yang ringan di lisan tapi keduanya berat dalam timbangan. Yaitu :
ﺳ ﺒ ﺤ ﹶﻥﺎ ِﷲﺍ ﻭ ِﺑ ﺤ ﻤ ِﺪ ِﻩ ﺳ ﺒ ﺤ ﹶﻥﺎ ِﷲﺍ ﹾﻟﺍ ﻌ ِﻈ ﻴ ِﻢ Maha Suci Allah dan dengan memujiNya, dan Maha suci Allah yang Maha Agung.” (HR AlBukhari dan Muslim dari Abu Hurairah z) 28 v Bagaimana cara mengkompromikan ayat tadi dengan haditshadits tersebut ?
28 Riwayat AlBukhari (2406), Muslim (2694) dari Abu Hurairah t.
56 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
v Maka jawabannya adalah : “Sesungguhnya timbangan dalam bentuk jamak kalau ditinjau dari sisi yang ditimbang, (yakni amalanamalan–red) yakni ketika yang ditimbang itu berbilang. Sedangkan dalam bentuk mufrad (tunggal) jika ditinjau dari sisi alat timbangnya jumlahnya satu atau timbangan setiap umat (satu buah). Atau yang dimaksud timbangan dalam perkataan Rasulullah r yaitu : Yang keduanya berat dalam ( ِﻣ ﻴ ﺰ ﹲﻥﺍ ) yakni dalam penimbangannya. Akan tetapi yang jelas (Wallahu A’lam) bahwasanya timbangan tersebut adalah satu dan dikatakan dengan bentuk jamak sebab ditinjau dari sisi yang ditimbang. Berdasarkan dalil dalam firman AllahI : ] ﻢﻫ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺄﹶﻓ ﻪﻨﻳِﺯﺍﻮﻣ ﺖﹶﻠﹸﻘﹶﺛ ﻦﻤﹶﻓ ﻖﺤﹾﻟﺍ ٍﺬِﺌﻣﻮﻳ ﹸﻥﺯﻮﹾﻟﺍﻭ
ﹶﻥﻮﺤِﻠﹾﻔﻤﹾﻟﺍ [ ”Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orangorang yang beruntung.” (QS. AlA’raaf ; 8) Akan tetapi para ulama tawaquf (tidak berkomentar), apakah timbangannya itu satu untuk seluruh umat atau setiap umat itu memiliki timbangan, sebab setiap umat itu sebagaimana ditunjukan oleh nashnash berbedabeda dari sisi pahalanya ? Perkataan penulis v : (ditegakkan timbangan timbangan) zhahirnya menunjukkan akan timbangan hissiyah (benarbenar nyatapent) dan penimbangan tersebut itu seperti keumumannya ada yang berat ada yang
57
ringan, yang demikian itu sebab asal segala kalimat yang ada dalam AlQur’an dan AsSunnah, kita membawanya pada makna keumuman yang ma’ruf, kecuali kalau ada dalil yang menyelisihi hal tersebut. Yang biasa dan ma’ruf dipahami oleh orang yang diajak bicara sejak diturunkan AlQuran hingga hari ini. Yang dimaksud timbangan di sini adalah timbangan hissi (nyata) yang memiliki sisi yang berat dan ringan. Ada beberapa kelompok yang menyelisihi hal ini : 1. Golongan mu’tazilah berkata : Sesungguhnya timbangan di sana bukanlah timbangan nyata dan tidaklah perlu ada timbangan sebab (menurut mu’tazilahpent) Allah I itu sungguh telah mengetahui amalanamalan hamba dan telah menghitungnya akan tetapi yang dimaksud timbangan (menurut mereka) di sini adalah timbangan maknawi yaitu keadilan. Maka tidak ragu lagi bahwa perkataan mu’tazilah ini adalah batil sebab telah menyelisihi dzahir lafadz tersebut dan kesepakatan para salaf. sebab kalau kita katakan yang dimaksud timbangan adalah keadilan, maka kita tidak perlu memakai istilah mizan bahkan cukup kita pakai ungkapan “keadilan” saja sebab yang demikian itu lebih disukai jiwa jika dibandingkan kata mizan (timbangan). Oleh sebab itu AllahI berfirman : ] ِﻥﺎﺴﺣِﻹﺍﻭ ِﻝﺪﻌﹾﻟﺎِﺑ ﺮﻣﹾﺄﻳ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ [ “Sesungguhnya Allah U menyuruh kalian untuk berbuat adil dan ihsan.” (QS. AnNahl ; 90)
58 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
2. Sebagian ulama mengatakan : Sesungguhnya sisi yang kuat (dalam timbangan pent) adalah yang naik sebab tercapai ketinggian di sana. Akan tetapi yang benar adalah kita perlakukan timbangan secara dzahirnya dan kita katakan : yang kuat adalah yang turun (sebab beratpent) dan hal ini ditunjukkan dalam hadits bithaqah. Dijelaskan di sana catatan dosanya itu lebih ringan dan bithaqahnya lebih berat. Dengan demikian jelaslah bahwa yang kuat adalah yang turun (beratpent). Perkataan Beliau v :
ِﺩﺎﺒِﻌﹾﻟﺍ ﹸﻝﺎﻤﻋﹶﺃ ﺎﻬِﺑ ﹸﻥﺯﻮﺘﹶﻓ Maka ditimbanglah dengannya amalanamalan hamba. Dari perkataan penulis ini jelaslah bahwa yang ditimbang adalah amalanamalan hamba. Dan di sana ada dua pembahasan : 1. Pembahasan pertama : Bagaimana ditimbangnya amalanamalan, seme tara amalan adalah sifat yang berada pada pelakunya dan bukanlah sesuatu yang berwujud? Maka jawaban atas pertanyaan di atas adalah bahwasanya Allah I akan menjadian amalanamalan tersebut berwujud memiliki jasad, yang demikian itu tidak mengherankan atas kekuasaan AllahI. Yang demikian itu ada permisalannya yaitu AlMaut (kematianpent) sesungguhnya nanti AlMaut itu akan dijadikan seperti
59
bentuk domba dan disembelih di antara surga dan neraka 29 padahal sebelumnya maut adalah sekedar makna yang tidak berjasad (berbentuk) dan bukanlah yang disembelih adalah malaikat maut, tapi maut itu sendiri, ketika AllahI menjadikan maut tersebut menjadi memiliki jasad dan bisa disaksikan dan dilihat. Demikian pula amalanamalan, Allah I akan menjadikannya memiliki jasad yang bisa ditimbang dalam timbangan yang nyata. 2. Pembahasan kedua : Jelasnya perkataan penulis bahwasanya yang ditimbang adalah amalannya, sama saja apakah amalan kebaikan ataukah amalan kejelekan. Dan ini adalah dzahir AlQuran seperti firman AllahI : ] ﻢﻬﹶﻟﺎﻤﻋﹶﺃ ﺍﻭﺮﻴِﻟ ﺎﺗﺎﺘﺷﹶﺃ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺭﺪﺼﻳ ٍﺬِﺌﻣﻮﻳ . ﹶﻝﺎﹶﻘﹾﺜِﻣ ﹾﻞﻤﻌﻳ ﻦﻤﹶﻓ
ﻩﺮﻳ ﺍﺮﻴﺧ ٍﺓﺭﹶﺫ . ﻩﺮﻳ ﺍﺮﺷ ٍﺓﺭﹶﺫ ﹶﻝﺎﹶﻘﹾﺜِﻣ ﹾﻞﻤﻌﻳ ﻦﻣﻭ [ “Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacammacam supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) amalan mereka. Maka barangsiapa yang beramal kebaikan sebiji dzarah maka dia akan melihatnya (balasannya) dan barangsiapa yang beramal sebiji dzarah kejelekan dia akan melihatnya (balasannya)” (QS. AlZalzalah ; 68) Maka di sini jelaslah bahwa yang ditimbang adalah amalannya, sama saja apakah amalan kebaikan ataupun kejelekan. Dan Rasulullah r bersabda :
29 Sebagaimana dalam hadits shahih AlBukhari (4730) dan Muslim (2849) dari Abu Sa’id AlKhudryt.
60 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
“Dua kalimat yang dicintai olah ArRahman dan sangat ringan dalam lisan dan sangat berat dalam timbangan”. 30 Dan hadits ini sangat nyata bahkan jelas sekali, bahwasanya yang ditimbang adalah amalannya dan nash– nash yang menjelaskan demikian itu banyak sekali. Akan tetapi di sana ada nashnash yang menyeli sihi dzahir hadits ini, di antaranya : 1. Hadits pemilik bithaqah (kartu). Seorang lakilaki yang didatangkan di hadapan seluruh makhluk, kemudian dibentangkan atasnya amalanamalannya dalam lembaran lembaran yang mencapai 99 lembar, setiap lembaran panjangnya mencapai sejauh pandangan mata. Kemudian dia mengakuinya, kemudian dikatakan kepadanya : “Apakah engkau memiliki udzur atau kebaikan?” Dia berkata : “Tidak wahai Rabb”! maka Allah I berkata : “Bahkan kau memilikinya, sesungguhnya engkau memiliki kebaikan di sisi Kami.” Maka didatangkanlah sebuah kartu kecil, yang di dalamnya tertulis Asyhadu alla ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullah. Dia berkata : “Wahai Rabb, apalah artinya nilai kartu ini jika dibandingkan lembaranlembaran dosaku?” Maka dikatakan kepadanya : “Sesungguhnya engkau tidak akan didzalimi.” Maka diletakkanlah lembaranlembaran dosanya pada daun timbangan, kemudian kartu tersebut diletakan pada daun timbangan lainnya. Maka terangkatlah lembaranlembaran amalannya dan lebih berat kartunya. 31
30 Lihat footnote 28 31 Diriwayatkan AlImam Ahmad (2/213) AtTirmidzi (2639) dan Beliau menghasankannya, Ibnu Majah (4300) AlHakim dalam Al Mustadrak (1/529) berkata Beliau : “Sanadnya shahih dengan syarat =
61
Dzahir hadits ini menunjukkan yang ditimbang adalah lembaranlembaran amalannya. 2. Di sana juga ada nash lain yang menunjukkan bahwasanya yang ditimbang adalah orangnya, seperti : Firman AllahI : ] ﻢﻬﹸﻟﺎﻤﻋﹶﺃ ﺖﹶﻄِﺒﺤﹶﻓ ِﻪِﺋﺎﹶﻘِﻟﻭ ﻢِﻬﺑﺭ ِﺕﺎﻳَﺂِﺑ ﺍﻭﺮﹶﻔﹶﻛ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺃ
ﺎﻧﺯﻭ ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻢﻬﹶﻟ ﻢﻴِﻘﻧ ﺎﹶﻠﹶﻓ [ “Mereka itulah orangorang yang kafir kepada ayatayat Rabb mereka dan perjumpaan denganNya, maka terhapuslah amalan amalan mereka, maka Kami tidak akan menegakkan timbangan untuk mereka di hari kiamat.” (QS. AlKahfi ; 105) Bersamaan dengan itu, terkadang dibantah pendalilan dengan ayat ini, dikatakan : Sesungguhnya makna firman AllahI :
ﹰﺎﻧﺯﻭ ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻢﻬﹶﻟ ﻢﻴِﻘﻧ ﺎﹶﻠﹶﻓ “Maka Kami tidak akan menegakkan timbangan untuk mereka di hari kiamat.” Artinya adalah kadar amalannya (orang kafir yang tidak ditimbang). Seperti apa yang tsabit dari hadits Ibnu Mas’ud t, sesungguhnya dahulu Beliau ketika memetik kayu siwak dari pohon Arak, dan Beliau itu memiliki dua betis yang kecil. Ketika angin mulai menyingkap betisnya, maka tertawalah para sahabat. Maka Nabir berkata :
= Muslim” dan disetujui AdzDzahabi, dan dishahihkan oleh Al Albani (135) dan juga oleh AlHafidz Hamzah AlKinani (Juzul Bithaqah).
62 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
“Apa yang kalian tertawakan? Mereka berkata: (Kami tertawa) sebab kecilnya dua betisnya. Maka Nabi berkata : Demi Zat yang jiwaku ada ditangannya, kedua betisnya itu di timbangan nanti lebih berat dibandingkan gunung Uhud. 32 Maka di sini ada tiga hal yang ditimbang : amalannya, orangnya, catatan amalnya. Berkata sebagian ulama : Sesungguhnya cara mengkompromikan itu semua adalah : “Sesungguhnya ada di antara manusia yang ditimbang amalannya, sebagian lainnya ada yang ditimbang lembaran amalannya, sebagian lainnya ada yang ditimbang badannya.“ Berkata sebagian ulama lainnya : “Sesungguhnya cara mengkompromikan itu semua : Sesungguhnya yang dimaksud dengan timbangan amalan adalah bahwasanya amalan yang ditimbang dalam keadaan berada di dalam lembaran amalan.” Tinggallah masalah timbangan orangnya yang ditimbang, ini terjadi pada sebagian manusia saja. Akan tetapi jika kita cermati, kita mendapati kebanyakan nash menunjukkan bahwasanya yang ditimbang adalah amalannya, dan dikhususkan pada sebagian manusia, yang ditimbang adalah lembaran amalannya atau orangnya itu sendiri yang ditimbang. Adapun yang diriwayatkan dalam hadits Ibnu Mas’ud zdan hadits bithaqah maka terkadang ini
32 Riwayat AlImam Ahmad (1/421) dan berkata AlHaitsami dalam Majmu’zawaid (9/289) : AlImam Ahmad meriwayatkannya, Abu Ya’la, AlBazar, AtTabarani dari berbagai jalan, seperti dalam salah satu jalannya ada seorang yang bernama ‘Ashim bin Abin Nujud, dan dia haditsnya hasan atas kedha’ifannya, dan rawinya AlImam Ahmad, Abu Ya’la yang lain adalah rawi yang shahih.
63
adalah perkara yang Allah I khususkan pada orangorang yang Dia kehendaki dari para hambaNya saja. Perkataan Beliau v :
ِﺯﺍﻮﻣ ﺖﹶﻠﹸﻘﹶﺛ ﻦﻤﹶﻓ ﹶﻥﻮﺤِﻠﹾﻔﻤﹾﻟﺍ ﻢﻫ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺄﹶﻓ ﻪﻨﻳ Barangsiapa yang berat timbangan amalannya maka merekalah orang yang beruntung. (QS. AlMu’minuun ; 102)
ﻦﻤﹶﻓ adalah kata syarat. Dan jawabannya adalah
ﹶﻥﻮﺤِﻠﹾﻔﻤﹾﻟﺍ ﻢﻫ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺄﹶﻓ dan jumlah jazaa’iyah datang dengan jumlah ismiyah dengan sifat pembatasan ﹶﻥﻮﺤِﻠﹾﻔﻤﹾﻟﺍ ﻢﻫ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺄﹶﻓ, dan jumlah ismiyah itu memberikan faidah atstsubuut (tetapnya perkara tersebut) dan alistimroor (terus menerus).Dan juga datang dengan sifat pembatasan pada perkataanNya : ﻫ ﻢ yaitu dhamir fashal (penyambungpent) yang memberikan faidah pembatasan dan penandasan. Dan menyambung antara khabar dengan sifatnya.
ﺢِﻠﹾﻔﻤﹾﻟﺍ adalah orang yang berhasil meraih perkara yang dicarinya dan selamat dari perkara yang ditakutinya. Maka dia mendapatkan keselamatan dari yang dia takuti dan berhasil mencapai apa yang dia sukai. Dan yang dimaksud dengan diberatkannya timbangan adalah dikuatkannya timbangan kebaikannya atas kejelekannya.
64 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
Pada firmanNya : ِﺌﹶﻟﻭﹸﺄﹶﻓ ﻪﻨﻳِﺯﺍﻮﻣ ﺖﹶﻠﹸﻘﹶﺛ ﻦﻤﹶﻓ ﻢﻫ ﻚ ﹶﻥﻮﺤِﻠﹾﻔﻤﹾﻟﺍ terdapat musykilah dari sisi bahasa arab, sesungguhnya
ﻪﻨﻳِﺯﺍﻮﻣ dhamirnya (kata ganti) di sini mufrad (tunggal), sedangkan pada kalimat ﹶﻥﻮﺤِﻠﹾﻔﻤﹾﻟﺍ ﻢﻫ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺄﹶﻓ dhamirnya di sini jamak (lebih dari dua)? Maka jawabannya adalah sesungguhnya ﻦﻣ syarthiyyah itu cocok untuk mufrad dan jamak, maka berdasarkan dari lafadz yang dhamir kembali kepadanya adalah mufrad, dan berdasarkan makna yang dhamir kembali kepadanya adalah jamak. Dan setiap kali datang ﻦﻣ maka sesungguhnya boleh bagimu untuk mengembalikannya kepada dhamir mufrad atau jamak. Dan yang demikian itu banyak dalam AlQuran, AllahI berfirman : ] ﻦِﻣ ﻱِﺮﺠﺗ ٍﺕﺎﻨﺟ ﻪﹾﻠِﺧﺪﻳ ﺎﺤِﻟﺎﺻ ﹾﻞﻤﻌﻳﻭ ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ ﻦِﻣﺆﻳ ﻦﻣﻭ
ﹶﺃ ﺎﻬﻴِﻓ ﻦﻳِﺪِﻟﺎﺧ ﺭﺎﻬﻧﹶﺄﹾﻟﺍ ﺎﻬِﺘﺤﺗ ﺎﹰﻗﺯِﺭ ﻪﹶﻟ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻦﺴﺣﹶﺃ ﺪﹶﻗ ﺍﺪﺑ [ “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan beramal shalih, Allah akan masukkan dia ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungaisungai, mereka kekal di dalamnya. Sungguh Allah telah membaguskan rizqinya.” (QS. AthThalaq ; 11) Maka engkau dapatkan ayat yang mulia ini di dalamnya memperhatikan lafadz, kemudian makna kemudian lafadz. Dan firmanNya : ] ﻲِﻓ ﻢﻬﺴﹸﻔﻧﹶﺃ ﺍﻭﺮِﺴﺧ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺄﹶﻓ ﻪﻨﻳِﺯﺍﻮﻣ ﺖﱠﻔﺧ ﻦﻣﻭ
ﹶﻥﻭﺪِﻟﺎﺧ ﻢﻨﻬﺟ [
65
“Dan barang siapa yang ringan timbangan amalannya maka mereka itulah yang merugikan diridiri mereka di jahannam kekal di dalamnya.” (QS. AlMu’minuun ; 103) Dan kata isyarat dalam ayat ini kata isyarat jauh (ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺃ) bermakna akan rendahnya martabat mereka, bukan sebab tingginya martabat mereka (yaitu orangorang yang ringan timbangannyapent). Dan perkataanNya : ﻢﻬﺴﹸﻔﻧﹶﺃ ﺍﻭﺮِﺴﺧ (merugikan diridiri mereka) orang kafir itu sungguh telah merugikan dirinya, keluarganya dan hartanya. ] ﱠﻟﺍ ﻦﻳِﺮِﺳﺎﺨﹾﻟﺍ ﱠﻥِﺇ ﹾﻞﻗُ ﻡﻮﻳ ﻢِﻬﻴِﻠﻫﹶﺃﻭ ﻢﻬﺴﹸﻔﻧﹶﺃ ﺍﻭﺮِﺴﺧ ﻦﻳِﺬ
ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ [ “Katakanlah sesungguhnya orang yang merugi (orang kafir) itu adalah yang merugikan diri mereka dan keluarganya pada hari kiamat.” (QS. AzZumar ; 15) Ketika seorang mukmin yang beramal shalih itu telah menguntungkan dirinya, keluarganya dan hartanya serta mengambil manfaat darinya. Maka orangorang kafir itu telah merugikan diridiri mereka sebab mereka itu sedikitpun tidak mengambil faidah dari wujudnya mereka di dunia, bahkan tidak memanfaatkan dunianya kecuali untuk kemudharatan dan mereka telah merugikan harta mereka sebab mereka tidak mengambil manfaat darinya, sampaisampai apa yang mereka berikan kepada makhluk (sedekahpent) untuk mengambil manfaatnya, itupun tidak dapat bermanfaat kepada mereka (orangorang kafir).
66 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat ] ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ ﺍﻭﺮﹶﻔﹶﻛ ﻢﻬﻧﹶﺃ ﺎﱠﻟِﺇ ﻢﻬﺗﺎﹶﻘﹶﻔﻧ ﻢﻬﻨِﻣ ﹶﻞﺒﹾﻘﺗ ﹾﻥﹶﺃ ﻢﻬﻌﻨﻣ ﺎﻣﻭ
ِﻪِﻟﻮﺳﺮِﺑﻭ [ “Dan tidaklah ada yang menghalangi untuk diterimanya sedekah mereka kecuali sebab mereka kafir kepada Allah dan rasulNya.” (QS. AtTaubah ; 53) Mereka juga telah merugikan keluarga mereka, sebab mereka ada di neraka, dan penghuni neraka tidak akan beramahtamah dengan keluarganya bahkan dia terkunci di “peti mati” dan dia merasa tidak ada orang yang lebih keras siksanya dibandingkan dirinya. Dan yang dimaksud dengan diringankannya timbangan (bagi orang kafirpent) adalah : dikuatkannya kejelekan atas kebaikannya, atau dia kehilangan kebaikannya semua, jika memang orang kafir itu ditimbang amalan mereka sebagaimana dzahirnya ayat ini dan lainnya. Dan ini adalah salah satu pendapat ahlul ilmi. Dan pendapat kedua, bahwasanya orang kafir itu tidak akan ditimbang amalan mereka. Berdasarkan firmanNya : ] ﺎﹰﻟﺎﻤﻋﹶﺃ ﻦﻳِﺮﺴﺧﹶﺄﹾﻟﺎِﺑ ﻢﹸﻜﹸﺌﺒﻨﻧ ﹾﻞﻫ ﹾﻞﹸﻗ . ﱠﻞﺿ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ِﺓﺎﻴﺤﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﻢﻬﻴﻌﺳ
ﺎﻌﻨﺻ ﹶﻥﻮﻨِﺴﺤﻳ ﻢﻬﻧﹶﺃ ﹶﻥﻮﺒﺴﺤﻳ ﻢﻫﻭ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ . ﺍﻭﺮﹶﻔﹶﻛ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺃ
ﺎﻧﺯﻭ ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻢﻬﹶﻟ ﻢﻴِﻘﻧ ﺎﹶﻠﹶﻓ ﻢﻬﹸﻟﺎﻤﻋﹶﺃ ﺖﹶﻄِﺒﺤﹶﻓ ِﻪِﺋﺎﹶﻘِﻟﻭ ﻢِﻬﺑﺭ ِﺕﺎﻳَﺂِﺑ [ “Katakanlah maukah aku kabarkan tentang orang yang paling merugi amalannya? Yaitu orang yang sesat usahanya di dunia dan
67
dia menyangka telah beramal dengan sebaikbaiknya. Mereka itu adalah orangorang kafir dengan ayatayat Rabb mereka dan pertemuan denganNya, maka terhapuslah amalanamalan mereka dan Kami tidak akan menegakkan timbangan untuk mereka.” (QS. AlKahfi ; 103105) Wallahu a’lam F. Perkara keenam yang akan terjadi di hari kiamat Adalah seperti yang disebutkan oleh penulis v dengan perkataan Beliau :
ﻦﻳِﻭﺍﻭﺪﻟﺍ ﺮﺸﻨﺗﻭ Dan akan dibagikan lembaranlembaran amalan. Tunsyaru di sini bermakna : dibagikan dan di buka untuk pembacanya. AdDawawin adalah lembaran yang dituliskan amalanamalan di sana. Seperti istilah diwan baitul mal dan semisalnya. Berkata Penulis v: “lembaranlembaran amal an” yang ditulis oleh malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amalan anak Adam, AllahI berfirman : ] ِﻦﻳﺪﻟﺎِﺑ ﹶﻥﻮﺑﱢﺬﹶﻜﺗ ﹾﻞﺑ ﺎﱠﻠﹶﻛ . ﲔِﻈِﻓﺎﺤﹶﻟ ﻢﹸﻜﻴﹶﻠﻋ ﱠﻥِﺇﻭ . ﺎﻣﺍﺮِﻛ
ﲔِﺒِﺗﺎﹶﻛ . ﻌﹾﻔﺗ ﺎﻣ ﹶﻥﻮﻤﹶﻠﻌﻳ ﹶﻥﻮﹸﻠ [ “Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan. Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (amalanamalanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. AlInfithor ; 912)
68 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
Maka malaikat tersebut menulis amalanamalan dan hal ini terusmenerus dikerjakan di leher anak Adam, dan jika hari kiamat terjadi maka Allah I mengeluarkan catatan amalannya. AllahI berfirman : ] ﺰﹾﻟﹶﺃ ٍﻥﺎﺴﻧِﺇ ﱠﻞﹸﻛﻭ ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻪﹶﻟ ﺝِﺮﺨﻧﻭ ِﻪِﻘﻨﻋ ﻲِﻓ ﻩﺮِﺋﺎﹶﻃ ﻩﺎﻨﻣ
ﺍﺭﻮﺸﻨﻣ ﻩﺎﹶﻘﹾﻠﻳ ﺎﺑﺎﺘِﻛ . ﻚﻴﹶﻠﻋ ﻡﻮﻴﹾﻟﺍ ﻚِﺴﹾﻔﻨِﺑ ﻰﹶﻔﹶﻛ ﻚﺑﺎﺘِﻛ ﹾﺃﺮﹾﻗﺍ
ﺎﺒﻴِﺴﺣ [ “Dan tiaptiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya dalam keadaan terbuka. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." (QS. AlIsra’ ; 1314) Berkata sebagian salaf : “Sungguh telah berlaku adil kepadamu orang yang telah menjadikan dirimu sebagai penghisab dirimu sendiri.” Dan catatan dalam lembaran amalan ini adalah terhadap amalan kebaikan atau amalan kejelekan. Kebaikan yang dicatat itu adalah yang dikerjakan hamba, yang diniatkan dan yang dia inginkan/citacitakan, di sini ada perincian : · Adapun yang dia kerjakan maka dzahirnya akan dicatat. · Adapun yang dia niatkan maka akan dicatat baginya, akan tetapi dicatat sekedar pahala niat saja secara sempurna. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits
69
sahih tentang kisah seorang yang memiliki harta yang diinfakkan di jalan kebaikan. Kemudian berkata temannya yang miskin : ”Kalau saya memiliki harta niscaya saya akan menginfakan seperti yang dilakukan fulan. Maka Nabi r berkata: “Dia dari sisi niatnya, pahala keduanya sama.” 33 Hadits ini menunjukkan bahwa keduanya tidak sama pahalanya dari sisi amalannya. Sesungguhnya orang orang miskin dari muhajirin ketika datang kepada Nabi r berkata : “Wahai Rasulullah sesungguhnya orangorang kaya telah mendahului kami (dari sisi amalan shalih)”. Maka Rasulullah r berkata kepada mereka : “Kalian hendaknya mengucapkan Subhaanallah, Alhamdulillah, Allahu akbar sebanyak tiga puluh tiga kali. Maka ketika orangorang kaya mendengar hal ini, mereka mengerjakan seperti yang dikerjakan orang miskin. Maka orangorang miskin pun kembali mengadu kepada Rasulullah r. Maka Rasulullah ` berkata kepada mereka:”Ini adalah karunia AllahU yang Allah U berikan kepada siapa yang Dia kehendaki. 34 Dan Beliau r tidak mengatakan sesungguhnya engkau dengan niat kalian akan menyamai pahala amalanamalan mereka (orangorang kaya).
33 Potongan dari hadits yang diriwayatkan AlImam Ahmad (4/230) AtTirmidzi (2325) dan Ibnu Majah (4228) dari Abu Kabsyah Al Anmaari dan berkata AtTirmidzi : ini adalah hadits yang hasan sahih. Dan dishahihkan AlAlbani dalam Shahihul Jami’ (3024). 34 Diriwayatkan AlBukhari (483) dan Muslim (595) dari hadits Abu Hurairah t.
70 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
Dan sebab sesungguhnya merupakan suatu keadilan, manakala seorang yang belum pernah beramal, tidak akan (mendapatkan pahala) seperti orang yang pernah beramal, akan tetapi keduanya sama dalam perolehan pahala niatnya saja. · Adapun keinginan, maka terbagi menjadi dua : 1. Yang pertama : Seseorang yang berkeinginan melakukan sesuatu kebaikan dan berhasil mengerjakan sebagian yang dia mampu, kemudian dia terhalangi sehingga tidak menyelesaikan amalannya itu. Maka akan dicatat baginya pahala amalan secara sempurna, berdasarkan firman AllahI : ] ﻪﹾﻛِﺭﺪﻳ ﻢﹸﺛ ِﻪِﻟﻮﺳﺭﻭ ِﷲﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﺍﺮِﺟﺎﻬﻣ ِﻪِﺘﻴﺑ ﻦِﻣ ﺝﺮﺨﻳ ﻦﻣﻭ
ﹶﻗﻭ ﺪﹶﻘﹶﻓ ﺕﻮﻤﹾﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﻩﺮﺟﹶﺃ ﻊ [ “Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian kematian menimpa nya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah.” (QS. AnNisaa’ ; 100) Maka ini adalah kabar gembira bagi thalibul ilmi (para pencari ilmu) : Jika manusia berniat ingin mencari ilmu menginginkan untuk memberikan manfaat kepada manusia, membela Sunnah ArRasul, menyebarkan agama di muka bumi, kemudian belum ditakdirkan yang demikian untuknya sebab dia “keburu meninggal” ketika sedang mencari ilmu, maka dia akan mendapatkan pahala orang yang berniat dan beramal menuju ke sana.
71
Bahkan sesungguhnya manusia itu jika dahulunya terbiasa melakukan suatu amalan, kemudian dia terhalang dari amalannya tadi sebab sebab tertentu, maka akan dicatat pahala amalannya (seperti kebiasaannya dulupent). Bersabda Nabi r :
ﺎﻤﻴِﻘﻣ ﹸﻞﻤﻌﻳ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﺎﻣ ﹸﻞﹾﺜِﻣ ﻪﹶﻟ ﺐِﺘﹸﻛ ﺮﹶﻓﺎﺳ ﻭﹶﺃ ﺪﺒﻌﹾﻟﺍ ﺽِﺮﻣ ﺍﹶﺫِﺇ
ﺎﺤﻴِﺤﺻ ) ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ ( “Jika sakit seorang hamba atau safar, maka akan dicatat baginya pahala seperti pahala yang biasa dia lakukan ketika dia dalam keadaan mukim atau sehat.” (HR. Al Bukhari) 35 2. Jenis yang kedua : Seseorang berkeinginan melakukan kebaikan kemudian dia meninggalkannya padahal dia mampu menyelesaikannya, maka dicatat baginya kebaikan yang sempurna sebab niatnya. Adapun amalan kejelekan, maka yang dicatat atas manusia adalah yang telah dikerjakannya saja. Dan akan dicatat atasnya apaapa yang dia inginkan dan dia telah berusaha melakukannya akan tetapi dia tidak mampu melakukannya, maka dicatat atasnya apaapa yang dia niatkan dan citacitakan. Maka masalah yang pertama itu telah jelas. Adapun yang kedua maka akan dicatat atasnya secara sempurna berdasarkan sabda Nabi r :
35 Diriwayatkan AlBukhari (2996) dari Abu Musa AlAsy’ari t.
72 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
ﹾﻟﺍ ﺍﹶﺫِﺇ ﺭﺎﻨﻟﺍ ﻲِﻓ ﹸﻝﻮﺘﹾﻘﻤﹾﻟﺍﻭ ﹸﻞِﺗﺎﹶﻘﹾﻟﺎﹶﻓ ﺎﻤِﻬﻴﹶﻔﻴﺴِﺑ ِﻥﺎﻤِﻠﺴﻤﹾﻟﺍ ﻰﹶﻘﺘ ﺍﻮﻟﺎﻘﻓ
ﹶﻥﺎﹶﻛ ﻪﻧِﺇ ﹶﻝﺎﹶﻗ ِﻝﻮﺘﹾﻘﻤﹾﻟﺍ ﹸﻝﺎﺑ ﺎﻤﹶﻓ ﹸﻞِﺗﺎﹶﻘﹾﻟﺍ ﺍﹶﺬﻫ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ
ِﻪِﺒِﺣﺎﺻ ِﻞﺘﹶﻗ ﻰﹶﻠﻋ ﺎﺼﻳِﺮﺣ “Jika dua orang muslim saling berhadapan dengan kedua pedang mereka, maka yang membunuh dan terbunuh ada di neraka. Maka berkata para sahabat : Wahai Rasulullah ini sang pembunuh (memang pantas masuk neraka), kenapa yang terbunuh juga masuk neraka? Berkata Beliau : sebab sesungguhnya dia juga bersemangat ingin membunuh saudaranya.” (HR. AlBukhari Muslim) 36 Yang semisal ini adalah : Orang yang hendak minum khamer akan tetapi dia terhalangi darinya, maka akan dicatat dosanya secara sempurna sebab dia telah berusaha untuk melakukannya. Yang ketiga : orangorang yang berkeinginan dan berniat, akan dicatat baginya akan tetapi sekedar ganjaran atas niatnya saja. Di antaranya adalah hadits yang menjelaskan bahwa Nabi r mengkabarkan tentang seorang yang Allah I memberinya harta kemudian dia pakai untuk bermaksiat, maka berkatalah seorang yang miskin : “Kalau saya memiliki harta maka saya akan berbuat seperti perbuatan fulan (yang kayapent).” Nabi r mengatakan: “Dia dengan niatnya maka dosa keduanya sama.” 37
36 Diriwayatkan AlBukhari (31) dan Muslim (2888) dari Abu Bakrah t. 37 Lihat foot note no 34
73
Kalau seseorang berkeinginan melakukan kejelekan, akan tetapi dia meninggalkannya maka dalam hal ini ada tiga keadaan : 1. Jika dia meninggalkannya sebab tidak mampu melakukannya, maka hukumnya seperti orang yang mengamalkannya, apalagi jika dia telah berusaha melakukannya (telah melakukan pendahuluannya pent). 2. Jika dia meninggalkannya sebab Allah I maka dia mendapatkan pahala. 3. Jika dia meninggalkannya sebab jiwanya telah bosan darinya atau tidak terbetik sama sekali dalam jiwanya maka dia tidak ada dosa tidak pula pahala. Allah I akan membalas kebaikan dengan berlipat lipat lebih banyak dari pada amalannya, dan Allah I tidaklah membalas kejelekan kecuali dengan yang semisalnya. AllahI berfirman: ] ﺎﹶﻠﹶﻓ ِﺔﹶﺌﻴﺴﻟﺎِﺑ َﺀﺎﺟ ﻦﻣﻭ ﺎﻬِﻟﺎﹶﺜﻣﹶﺃ ﺮﺸﻋ ﻪﹶﻠﹶﻓ ِﺔﻨﺴﺤﹾﻟﺎِﺑ َﺀﺎﺟ ﻦﻣ
ﹾﻈﻳ ﺎﹶﻟ ﻢﻫﻭ ﺎﻬﹶﻠﹾﺜِﻣ ﺎﱠﻟِﺇ ﻯﺰﺠﻳ ﹶﻥﻮﻤﹶﻠ [ “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. AlAn’am ; 160) Dan ini merupakan karunia Allah I dan sebab rahmatNya itu mendahului kemurkaanNya.
***
74 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
Cara Menerima Catatan Amalan
Perkataan penulis v :
ِﺧﺂﻓ ﹸﺬ ِﻛ ﺘ ِﺑﺎ ِﻪ ِﺑ ﻴ ِﻤ ﻴ ِﻨ ِﻪ Kemudian di antara mereka ada yang mengambil kitabnya dengan tangan kanannya. Maka ـِﺧﺁ ﹸﺬ adalah mubtada, khabarnya makhdzuf (dihilangkan) takdirnya adalah ﺬﺧﺁ ﻢﻬﻨﻤﻓ (di antara mereka ada yang mengambil…) Dan dibolehkan mubtada itu nakiroh sebab dalam kedudukan terperinci, yakni sesungguhnya manusia itu terbagi menjadi beberapa macam, di antara mereka ada yang mengambil kitabnya dengan tangan kanannya. Mereka adalah kaum mukminin. Di sini ada isyarat bahwa ada kemuliaan pada tangan kanan sehingga seorang mukmin akan mengambil kitabnya dengan tangan kanannya. Dan orang kafir akan mengambil kitabnya dengan tangan kirinya atau dari belakang punggungnya sebagaimana perkataan penulis : ﻭ ِﺧﺁ ﹸﺬ ِﻛ ﺘ ِﺑﺎ ِﻪ ِﺑ ِﺸ ﻤ ِﻟﺎ ِﻪ artinya : dan di antara mereka ada yang mengambil kitabnya dengan tangan kirinya. Perkataan muallif/penulis ﹶﺃ ﻭ ِﻣ ﻦ ﻭ ﺭ ِﺀﺍ ﹶﻇ ﻬ ِﺮ ِﻩ (atau dari belakang punggungnya). Kata ﹶﺃ ﻭ di sini bermakna tanwi` (artinya macam cara mengambilnya) bukan sebab penulis ragu.
75
Dzahir perkataan penulis menyatakan bahwasanya manusia itu mengambil kitab mereka dalam tiga keadaan, dengan tangan kanan, dengan tangan kiri atau melalui belakang punggungnya. Akan tetapi dzahir perbedaan ini hanya perbedaan sifat mengambilnya saja. Orang yang mengambil kitabnya dari belakang punggungnya, hakikatnya adalah orang yang mengambil kitabnya dengan tangan kirinya. Dia mengambil dengan tangan kirinya dan dijadikan tangan kirinya dari belakangnya. Keadaannya mengambil dengan tangan kiri sebab dia termasuk golongan kiri. Dan keadaan dia mengambil kitabnya dari belakang punggung nya sebab dia telah berpaling dari Kitabullah dan dia juga memalingkan punggungnya dari Kitabullah di dunia. Maka menjadi adillah ketika catatan amalannya dijadikan dari belakang punggungnya di hari kiamat. Maka atas hal ini dilepaslah tangan kirinya sehingga berada di belakangnya. Wallahu a’lam. Perkataan penulis v : Sebagaimana Allah I berfirman : ] ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻪﹶﻟ ﺝِﺮﺨﻧﻭ ِﻪِﻘﻨﻋ ﻲِﻓ ﻩﺮِﺋﺎﹶﻃ ﻩﺎﻨﻣﺰﹾﻟﹶﺃ ٍﻥﺎﺴﻧِﺇ ﱠﻞﹸﻛﻭ
ﺍﺭﻮﺸﻨﻣ ﻩﺎﹶﻘﹾﻠﻳ ﺎﺑﺎﺘِﻛ . ﻚﻴﹶﻠﻋ ﻡﻮﻴﹾﻟﺍ ﻚِﺴﹾﻔﻨِﺑ ﻰﹶﻔﹶﻛ ﻚﺑﺎﺘِﻛ ﹾﺃﺮﹾﻗﺍ
ﺎﺒﻴِﺴﺣ [ "Dan tiaptiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri
76 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." (QS. AlIsra’ ; 1314)
ﺎﹶﻃ ﻩﺮِﺋ (Secara bahasa artinya: burungnya) maksud nya adalah amalannya, sebab terkadang manusia itu beranggapan sial atau anggapan baik dengan burung. Dan sesungguhnya manusia itu kadang ‘terbang’ dengan amalannya kemudian ‘meninggi’ atau ‘terbang’ dengan nya kemudian ‘menurun’.
ِﻪِﻘﻨﻋ ﻲِﻓ maknanya di lehernya. Dan ini merupakan sekuatkuatnya ikatan bagi manusia, ketika diikat di lehernya. sebab tidak akan bisa terlepas kecuali jika manusia tersebut binasa, maka demikianlah konsekuensi amalannya. Jika hari kiamat itu terjadi maka perkaranya seperti yang dikatakan oleh AllahI :
ﺍﺭﻮﺸﻨﻣ ﻩﺎﹶﻘﹾﻠﻳ ﺎﺑﺎﺘِﻛ ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻪﹶﻟ ﺝِﺮﺨﻧﻭ “Allah U akan mengeluarkan kitab yang dia jumpai dalam keadaan terbuka.” Tidak perlu repotrepot lagi untuk membukanya. Kemudian dikatakan kepadanya :
ﻚﺑﺎﺘِﻛ ﹾﺃﺮﹾﻗﺍ bacalah kitabmu, lihatlah apa yang telah ditulis atas dirimu di dalamnya.
ﺎﺒﻴِﺴﺣ ﻚﻴﹶﻠﻋ ﻡﻮﻴﹾﻟﺍ ﻚِﺴﹾﻔﻨِﺑ ﻰﹶﻔﹶﻛ (cukuplah dirimu hari ini sebagai penghisab terhadap dirimu sendiri). Dan ini adalah termasuk sempurnanya keadilan ketika diserahkan hisab tersebut kepada manusia itu sendiri. Maka manusia yang
77
berakal seharusnya melihat apa yang akan dicatat dalam kitabnya yang akan dia dapati pada hari kiamat dalam keadaan telah tertulis. Akan tetapi di depan kita ada pintu yang memungkinkan untuk menghapus segala kesalahan kesalahan yaitu pintu taubat. Jika seorang hamba bertaubat kepada Allah I betapapun besar dosanya maka sesungguhnya Allah I akan menerima taubatnya sampai walaupun dosanya berulang dan dia bertaubat, maka sesungguhnya Allah I menerima taubatnya. Selama urusan ini ada di tangan kita, maka wajib atas diri kita untuk bersemangat agar tidak tercatat dalam kitab tersebut kecuali amalan shalih. G. Perkara ke tujuh yang terjadi di hari kiamat Seperti yang disebutkan penulis v :
ﻖِﺋﹶﻼﺨﹾﻟﺍ ُﷲﺍ ﺐِﺳﺎﺤﻳﻭ Dan Allah I akan menghisab para makhluk. Hisab adalah ditampakkannya amalanamalan hamba kepadanya pada hari kiamat. Dan sungguh AlQur’an dan AsSunnah, ijma’ dan akal telah menunjukkan hal ini. Adapun dalam AlQur’an, AllahI berfirman :
ِﻪِﻨﻴِﻤﻴِﺑ ﻪﺑﺎﺘِﻛ ﻲِﺗﻭﹸﺃ ﻦﻣ ﺎﻣﹶﺄﹶﻓ . ﺍﲑِﺴﻳ ﺎﺑﺎﺴِﺣ ﺐﺳﺎﺤﻳ ﻑﻮﺴﹶﻓ .
78 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
“Maka adapun orang yang menerima catatan amalannya dengan tangan kanannya, maka dia akan mendapatkan hisab yang mudah." (QS. AlInsyiqaq ; 89) ] ﺍﺭﻮﺒﹸﺛ ﻮﻋﺪﻳ ﻑﻮﺴﹶﻓ ِﻩِﺮﻬﹶﻇ َﺀﺍﺭﻭ ﻪﺑﺎﺘِﻛ ﻲِﺗﻭﹸﺃ ﻦﻣ ﺎﻣﹶﺃﻭ
ﺍﲑِﻌﺳ ﻰﹶﻠﺼﻳﻭ [ “Dan adapun orang yang menerima catatan amalannya dari belakang punggungnya. maka dia akan berteriak: "Celakalah aku.". Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyalanyala (neraka)”. (QS. AlInsyiqaq ; 1012) Adapun dalam AsSunnah, maka telah tetap dari Nabi r bahwasanya Allah I itu akan menghisab para makhluk. Adapun dalam ijma’ maka sesungguhnya telah disepakati di antara semua umat, bahwasanya Allah I itu akan menghisab para makhluk. Adapun dalam akal, maka sangat jelas sebab sesungguhnya kita itu telah diberi beban syariat, apakah berupa amalan yang harus dikerjakan, ataukah yang harus ditinggalkan atau yang harus dipercayai. Maka akal dan hikmah itu menetapkan bahwa seseorang yang diberi beban amalan, maka sesungguhnya dia itu akan dihisab dan dimintai pertanggung jawaban. Perkataan penulis ﹶﳋﺍ ﹶﻼ ِﺋ ﻖ adalah jamak dari makhluk, mencakup setiap makhluk. Akan tetapi akan dikecualikan dari makhluk tersebut orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab. Sebagaimana hal ini tsabit dalam Ash Shahihain : Bahwasanya Nabi r melihat umatnya dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk
79
surga tanpa hisab tanpa adzab. Mereka adalah orang yang tidak pernah minta diruqyah, tidak pernah berobat dengan kay (besi dipanaskan), tidak pernah bertathayyur (menganggap sial sesuatu) dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakal. 38 Dan AlImam Ahmad v meriwayatkan dengan sanad yang bagus bahwasanya Rasulullah r bersabda :
ﻣ ﻊ ﹸﻛ ﱢﻞ ﻭ ِﺣﺍ ٍﺪ ﺳ ﺒ ِﻌ ﻴ ﻦ ﹶﺃ ﹾﻟ ﹰﺎﻔ “Bahwasanya bersama setiap orang tersebut ada tujuh puluh ribu orang yang lainnya.” (yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksa) 39 Maka tujuh puluh ribu dikalikan tujuh puluh ribu dan ditambah tujuh puluh ribu, mereka itu jumlahnya tujuh puluh ribu dikalikan tujuh puluh ribu kemudian ditambah dengan tujuh puluh ribu. Mereka semua yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab.
38 Diriwayatkan AlBukhari (6541) dan Muslim (220) dari Ibnu Abbas c. 39 Diriwayatkan AlImam Ahmad (1/5,196) dari Abu Bakrah t dan anaknya Abdurrahman, berkata AlHaitsami dalam Majmu’zawaid (10/410411) : AlImam Ahmad meriwayatkannya dan AlBazaar, dan AtThabarani juga seperti itu. Dalam sanadnya ada seorang bernama AlQasim bin Mihran dari Musa bin ‘Ubaid, dan Musa bin ‘Ubaid ini adalah maulanya (bekas budaknya) Khalid bin Abdullah bin Usaid. Ibnu Hibban menyebutkannya dalam AtTsiqaat, dan AlQasim bin Mihran disebutkan oleh AdzDzahabi dalam AlMizan, sesungguhnya tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali Salim bin Amr An Nakha’i. Tidaklah demikian, sungguh telah meriwayatkan hadits ini Hisyam bin Hissan. Dan sanad yang lainnya dipakai dalam Ash Shahih.
80 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
Perkataan penulis ﹶﳋﺍ ﹶﻼ ِﺋ ﻖ (makhlukmakhluk) menca kup bangsa jin juga, sebab mereka (bangsa jin) itu juga dibebani syariat. Oleh sebab itu, orang kafir dari bangsa jin juga akan masuk neraka dengan dasar nash dan ijma’. Seperti firman AllahI : ] ِﺲﻧِﺈﹾﻟﺍﻭ ﻦِﺠﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ﻢﹸﻜِﻠﺒﹶﻗ ﻦِﻣ ﺖﹶﻠﺧ ﺪﹶﻗ ٍﻢﻣﹸﺃ ﻲِﻓ ﺍﻮﹸﻠﺧﺩﺍ ﹶﻝﺎﹶﻗ
ﻟﺍ ﻲِﻓ ِﺭﺎﻨ [ Allah U berfirman: "Masuklah kamu sekalian ke neraka bersama umatumat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kalian.” (QS. AlA’raaf ; 38) Maka kaum mukminin dari bangsa jin juga akan masuk surga berdasarkan perkataan jumhur ulama dan ini adalah pendapat yang shahih, sebagaimana firman Allah I : ] ِﻥﺎﺘﻨﺟ ِﻪﺑﺭ ﻡﺎﹶﻘﻣ ﻑﺎﺧ ﻦﻤِﻟﻭ . ِﻥﺎﺑﱢﺬﹶﻜﺗ ﺎﻤﹸﻜﺑﺭ ِﺀﺎﹶﻟَﺁ ﻱﹶﺄِﺒﹶﻓ .
ٍﻥﺎﻨﹾﻓﹶﺃ ﺎﺗﺍﻭﹶﺫ . ِﻥﺎﺑﱢﺬﹶﻜﺗ ﺎﻤﹸﻜﺑﺭ ِﺀﺎﹶﻟَﺁ ﻱﹶﺄِﺒﹶﻓ . ِﻥﺎﻳِﺮﺠﺗ ِﻥﺎﻨﻴﻋ ﺎﻤِﻬﻴِﻓ .
ﺎﹶﻟَﺁ ﻱﹶﺄِﺒﹶﻓ ِﻥﺎﺑﱢﺬﹶﻜﺗ ﺎﻤﹸﻜﺑﺭ ِﺀ . ِﻥﺎﺟﻭﺯ ٍﺔﻬِﻛﺎﹶﻓ ﱢﻞﹸﻛ ﻦِﻣ ﺎﻤِﻬﻴِﻓ .
ِﻥﺎﺑﱢﺬﹶﻜﺗ ﺎﻤﹸﻜﺑﺭ ِﺀﺎﹶﻟَﺁ ﻱﹶﺄِﺒﹶﻓ . ﻦِﻣ ﺎﻬﻨِﺋﺎﹶﻄﺑ ٍﺵﺮﹸﻓ ﻰﹶﻠﻋ ﲔِﺌِﻜﺘﻣ
ٍﻥﺍﺩ ِﻦﻴﺘﻨﺠﹾﻟﺍ ﻰﻨﺟﻭ ٍﻕﺮﺒﺘﺳِﺇ . ِﻥﺎﺑﱢﺬﹶﻜﺗ ﺎﻤﹸﻜﺑﺭ ِﺀﺎﹶﻟَﺁ ﻱﹶﺄِﺒﹶﻓ .
ﻦِﻬﻴِﻓ ﹼﻥﺎﺟ ﺎﹶﻟﻭ ﻢﻬﹶﻠﺒﹶﻗ ﺲﻧِﺇ ﻦﻬﹾﺜِﻤﹾﻄﻳ ﻢﹶﻟ ِﻑﺮﱠﻄﻟﺍ ﺕﺍﺮِﺻﺎﹶﻗ [ “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Rabbnya ada dua surga. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kalian
81
dustakan? kedua surga itu mempunyai pohonpohonan dan buah buahan. Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan? Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan? Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah buahan yang berpasangan. Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan? Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buahbuahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat. Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan? Di dalam surga itu ada bidadaribidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (QS. ArRahman ; 4656) v Apakah hisab ini juga berlaku kepada binatang? v Adapun qishash, maka binatang termasuk di dalamnya (pada binatang juga ada qishashpent). sebab yang demikian itu tsabit dari hadits Rasulullah r :
ﺎﻬِﻠﻫﹶﺍ ﹶﱃِﺍ ﻕﻮﹸﻘﹸﳊﺍ ﱠﻥﺩﺆﺘﹶﻟ ﻦِﻣ ﺎﺤﻠﹶﳉﺍ ِﺓﺎﺸﻠِﻟ ﺩﺎﹶﻘﻳ ﻰﺘﺣ ِﺔَﻣﺎﻴِﻘﻟﺍ ﻡﻮﻳ
ﺎﻧﺮﹶﻘﻟﺍ ِﺓﺎﺸﻟﺍ “Bahwasanya akan diqishash untuk kambing yang patah tanduk nya menuntut dari kambing yang bertanduk.” 40 Dan ini dalam masalah qishash, akan tetapi binatang tidak akan dihisab seperti hisabnya manusia mukallaf beserta konsekuensinya, sebab binatang itu tidak akan mendapatkan pahala dan adzab.
40 Diriwayatkan AlImam Muslim (2587) dari hadits Abu Hurairaht.
82 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
Perkataan Penulis v :
ﻭ ﻳ ﺨ ﹸﻠ ِﺑﻮ ﻌ ﺒ ِﺪ ِﻩ ﹾﻟﺍ ﻤ ﺆ ِﻣ ِﻦ ﹶﻓ ﻴ ﹶﻘ ﺮ ﺭ ﻩ ِﺑ ﹸﺬ ﻧ ﻮ ِﺑ ِﻪ Dan Allah I akan bersendiri dengan hambaNya yang mukmin lalu (Allah) menjadikannya mengakui dosadosanya. Maka ini adalah sifat dari hisab kaum mukminin. Allah I bersendirian dengan hambaNya yang mukmin tanpa ada seorangpun yang tahu. Allah I mengungkap dosadosa hamba dengan berkata : “Apakah engkau melakukan demikian? dan melakukan demikian?” Sampai hamba menyatakan dan mengakuinya. Kemudian Allah I berfirman :
ﻡﻮﻴﹾﻟﺍ ﻚﹶﻟ ﺎﻫ ﺮِﻔﹾﻏﹶﺃﹶﺎﻧﹶﺃﻭ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﻲِﻓ ﻚﻴﹶﻠﻋ ﺎﻬﺗﺮﺘﺳ ﺪﹶﻗ “Sungguh Aku telah menutupi (dosadosamu) di dunia dan hari ini Aku akan mengampuninya untukmu.” 41 Bersama dengan itu, Allah I (ketika menghisab pent) meletakkan hijab (penutup) atas hamba tersebut yaitu ketika tidak ada seorangpun yang melihatnya, tidak ada seorangpun yang mendengarnya. Dan ini adalah karunia dari Allah I kepada seorang mukmin. Maka sesungguhnya jika ada seorang yang menanyakan perbuatan jahatmu di hadapan manusia dan jika mereka mendengar perbuatan jahatmu maka niscaya ini merupakan suatu pembongkaran aibaib. Akan tetapi jika
41 Shahih Muslim (2968)
83
hanya engkau sendiri, maka ini adalah merupakan penutupan aib bagi dirimu. Perkataan penulis v :
ِﺔﻨﺴﻟﺍﻭ ِﺏﹶﺎﺘِﻜﻟﹾﺍ ﻲِﻓ ﻚِﻟﹶﺫ ﻒِﺻﻭ ﺎﻤﹶﻛ Sebagaimana yang demikian itu disifatkan dalam Al Qur’an dan AsSunnah. Yakni seperti hisab yang disifatkan dalam Al Qur’an dan AsSunnah. sebab hal ini adalah termasuk perkara ghaib yang tergantung kepada khabar yang murni, maka wajib kembali kepada apa yang disifatkan oleh Al Qur’an dan AsSunnah. Perkataan penulis v :
ﹶﻥﻮﺒﺳﺎﺤﻳﹶﻼﹶﻓ ﺭﺎﱠﻔﹸﻜﻟﹾﺍﺎﻣﹶﺄﹶﻓ ﻪﺗﺎﹶﺌﻴﺳﻭ ﻪﺗﹶﺎﻨﺴﺣ ﹸﻥﺯﻮﺗ ﻦﻣ ﹶﺔﺒﺳﺎﺤﻣ
ﻰﺼﺤﺘﹶﻓ ﻢﻬﹸﻟﺎﻤﻋﹶﺃ ﺪﻌﺗ ﻦِﻜﹶﻟﻭ ﻢﻬﹶﻟ ِﺕﺎﻨﺴﺣ ﹶﻻ ﻢﻬﻧِﺈﹶﻓ
ﺎﻬِﺑ ﹶﻥﻭﺰﺠﻳﻭﺎﻬِﺑ ﹶﻥﻭﺭﺮﹶﻘﻳﻭﺎﻬﻴﹶﻠﻋ ﹶﻥﻮﹸﻔﹶﻗﻮﻴﹶﻓ Adapun orang kafir, maka mereka tidak akan dihisab dengan hisab yang ditimbang kebaikan dan kejelekannya, sebab mereka itu tidak memiliki kebaikan. Akan tetapi perbuatan mereka itu akan dihitung, kemudian dikhabarkan tentang amalan mereka (yang kafir), kemudian mereka akan mengakuinya dan mereka akan dibalas atasnya.
84 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
Yang demikian itu semakna dengan hadits Ibnu Umar c dari Nabi r ketika Beliau menyebutkan hisab Allah I atas hambaNya yang mukmin. Sesungguhnya Allah I akan bersendiri dengannya, dan mengungkapkan dosadosa kepada hamba tersebut. Kemudian Beliau berkata : “Adapun orangorang kafir dan munafik, maka mereka akan diseru di segenap makhluk : mereka itu adalah orang yang mendustakan Rabb mereka. Ketahuilah laknat Allah U itu atas orangorang yang dzalim.” (Muttafaqun ‘alaih) Dan dalam Shahih Muslim 42 dari Abu Hurairah t dalam hadits yang panjang dari Nabi r berkata :
ﹶﻓ ﻴ ﹾﻠ ﹶﻘ ﹾﻟﺍ ﻰ ﻌ ﺒ ﺪ ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﹸﻝﻮ ﹶﺃ ﻱ ﹸﻓ ﹾﻞ ﹶﺃ ﹶﻟ ﻢ ﹸﺃ ﹾﻛ ِﺮ ﻣ ﻚ ﻭ ﹸﺃ ﺳ ﻮ ﺩ ﻙ ﹸﺃﻭ ﺯ ﻭ ﺟ ﻚ
ﻭ ﹸﺃ ﺳ ﺨ ﺮ ﹶﻟ ﻚ ﹾﻟﺍ ﺨ ﻴ ﹶﻞ ﻭ ﹾﺍ ِﻹ ِﺑ ﹶﻞ ﻭ ﹶﺃ ﹾﺫ ﺭ ﻙ ﺗ ﺮ ﹶﺃ ﺱ ﻭ ﺗ ﺮ ﺑ ﻊ ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﺑ ﻰﻠ ﹶﻗ ﹶﻝﺎ
ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﹶﺃ ﹶﻓ ﹶﻈ ﻨ ﻨ ﺖ ﹶﺃ ﻧ ﻚ ﻣ ﹶﻼ ِﻗ ﹶﻓ ﻲ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﹶﻻ ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﹶﻓ ِﺈ ﻧ ﹶﺃ ﻲ ﻧ ﺴ ﻙﺎ ﹶﻛ ﻤ ﺎ
ﻧ ِﺴ ﻴ ﺘ ِﻨ ﹸﺛ ﻲ ﻢ ﻳ ﹾﻠ ﹶﻘ ﻟﺍ ﻰ ﱠﺜ ِﻧﺎ ﹶﻓ ﻲ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﹶﺃ ﻱ ﹸﻓ ﹾﻞ ﹶﺃ ﹶﻟ ﻢ ﹸﺃ ﹾﻛ ِﺮ ﻣ ﻚ ﻭ ﹸﺃ ﺳ ﻮ ﺩ ﻙ
ﻭ ﹸﺃ ﺯ ﻭ ﺟ ﻚ ﻭ ﹸﺃ ﺳ ﺨ ﺮ ﹶﻟ ﻚ ﹾﻟﺍ ﺨ ِﻴ ﹶﻞ ﻭ ﹾﺍ ِﻹ ِﺑ ﹶﻞ ﻭ ﻊﺑﺮﺗﻭ ﺱﺃﺮﺗ ﻙﺭﺫﺃ
ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﺑ ﻰﻠ ﹶﺃ ﻱ ﺭ ﺏ ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﹶﺃ ﹶﻓ ﹶﻈ ﻨ ﻨ ﺖ ﹶﺃ ﻧ ﻚ ﻣ ﹶﻼ ِﻗ ﹶﻓ ﻲ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﹶﻻ
ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﹶﻓ ِﺈ ﻧ ﹶﺃ ﻲ ﻧ ﺴ ﻙﺎ ﹶﻛ ﻤ ﻧ ﺎ ِﺴ ﻴ ﺘ ِﻨ ﹸﺛ ﻲ ﻢ ﻳ ﹾﻠ ﹶﻘ ﱠﺜﻟﺍ ﻰ ِﻟﺎ ﹶﺚ ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﹶﻟ ﻪ ِﻣ ﹾﺜ ﹶﻞ
ﹶﺫ ِﻟ ﻚ ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﻳ ﺭ ﺎ ﺏ ﻣﺁ ِْﻨ ﺖ ِﺑ ﻚ ﻭ ِﺑ ِﻜ ﺘ ِﺑﺎ ﻚ ﻭ ِﺑ ﺮ ﺳ ِﻠ ﻚ ﻭ ﺻ ﹶﻠ ﻴ ﺖ
ﻭ ﺻ ﻤ ﺖ ﻭ ﺗ ﺼ ﺪ ﹾﻗ ﺖ ﻭ ِﺑ ﲎﺜﻳ ﺨ ﻴ ٍﺮ ﻣ ﺳﺍ ﺎ ﺘ ﹶﻄ ﻉﺎ ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﻫ ﻬ ﻨ ِﺇ ﺎ ﹰﺫ ﹶﻗ ﺍ ﹶﻝﺎ
42 Shahih Muslim (2968)
85
ﹸﺛ ﻢ ﻳ ﹶﻘ ﹸﻝﺎ ﹶﻟ ﻪ ﹶﻥﻵﺍ ﻧ ﺒ ﻌ ﹸﺚ ﺷ ِﻫﺎ ﺪ ﻧ ﻋ ﺎ ﹶﻠ ﻴ ﻚ ﻭ ﻳ ﺘ ﹶﻔ ﱠﻜ ﺮ ِﻓ ﻧ ﻲ ﹾﻔ ِﺴ ِﻪ ﻣ ﻦ ﹶﺫ ﺍ
ﱠﻟﺍ ِﺬ ﻳ ﻱ ﺸ ﻬ ﺪ ﻋ ﻲﻠ ﹶﻓ ﻴ ﺨ ﺘ ﻢ ﻋ ﹶﻠ ِﻓ ﻰ ﻴ ِﻪ ﻭ ﻳ ﹶﻘ ﹸﻝﺎ ِﻟ ﹶﻔ ِﺨ ِﺬ ِﻩ ﻭ ﹶﻟ ﺤ ِﻤ ِﻪ
ﻭ ِﻋ ﹶﻈ ِﻣﺎ ِﻪ ﹶﺃ ﻧ ِﻄ ِﻘ ﹶﻓ ﻲ ﺘ ﻨ ِﻄ ﻖ ﹶﻓ ﺨ ﹸﺬ ﻩ ﻭ ﹶﻟ ﺤ ﻤ ﻪ ﻭ ِﻋ ﹶﻈ ﻣﺎ ﻪ ِﺑ ﻌ ﻤ ِﻠ ِﻪ ﻭ ﹶﺫ ِﻟ ﻚ
ِﻟ ﻴ ﻌ ِﺬ ﺭ ِﻣ ﻦ ﻧ ﹾﻔ ِﺴ ِﻪ ﻭ ﹶﺫ ِﻟ ﻚ ﹾﻟﺍ ﻤ ﻨ ِﻓﺎ ﻖ ﻭ ﹶﺫ ِﻟ ﻚ ﱠﻟﺍ ِﺬ ﻳ ﻱ ﺴ ﺨ ﹸﻂ ُﷲﺍ ﻋ ﹶﻠ ﻴ ِﻪ
) ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ ( “Kemudian Allah U menemui hamba tersebut yaitu orang munafik, kemudian Allah U berkata : Wahai fulan, bukankah Aku telah memuliakanmu, menjadikanmu sebagai tuan atas selainmu, memberimu istri, menundukkan untukmu kuda dan unta, dan Aku telah menjadikanmu pemimpin kaum dan pembesarnya, menjadikanmu sebagai pemimpin yang ditaati?” Hamba tersebut menjawab: “Benar.” Kemudian Allah U berfirman : “Apakah engkau yakin kalau engkau akan berjumpa denganKu?” Hamba berkata : “Tidak.” Maka Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku melupakan engkau sebagaimana engkau dahulu melupakan Aku.” Kemudian Allah U menemui hamba yang kedua, kemudian Allah U bertanya kepadanya, maka dia menjawab seperti jawaban orang yang pertama. Kemudian Allah U menemui orang yang ketiga, kemudian berfirman seperti tadi. Maka berkata hamba : “Wahai Rabbku aku beriman kepadaMu dengan kitabMu, dengan para rasulMu, aku shalat, aku berpuasa, aku bersedekah, aku melakukan kebaikan semampuku. Kemudian berkata : “Diamlah engkau di sini kalau demikian.” Kemudian dikatakan: “Sekarang Kami akan bangkitkan saksisaksi atas dirimu.” Kemudian dia berfikir dalam hatinya siapa yang akan menjadi saksi atas dirinya? Kemudian dikuncilah mulutnya, maka dikatakan kepada pahanya, dagingnya, dan tulangnya :
86 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
Berbicaralah kalian. Maka paha, daging dan tulangnya bisa berbicara tentang amalannya (dahulu ketika di duniapent) dari dirinya. Demikianlah orang munafik dan demikianlah orangorang yang AllahU murka kepadanya.” (HR. Muslim)
Peringatan : Dalam perkataan Penulis v : Penghisaban orang yang ditimbang kebaikan kebaikannya dan kejelekannya… Di sini ada isyarat bahwa hisab yang dinafikan dari mereka (orang kafir) adalah hisab berupa penimbangan amalanamalan baik dan buruk. Adapun hisab berupa pengakuan dan gertakan maka ini pasti terjadi pada mereka sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Abu Hurairaht. Faidah : Amalan yang pertama kali dihisab kepada seorang hamba adalah shalat, perkara hubungan sesama manusia yang pertama kali dihisab adalah masalah darah (pembunuhan), sebab shalat adalah ibadah badan yang paling utama, dan sebab darah adalah sebesarbesarnya pelanggaran hak hak anak Adam.
87
H. Perkara yang kedelapan yang akan terjadi di hari kiamat. Seperti yang disebutkan oleh penulis v dengan perkataannya :
ﻲِﺒﻨﻠِﻟ ﺩﻭﺭﻮﹶﳌﹾﺍ ﺽﻮﺤﹾﻟﺍ ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ِﺕﺎﺻﺮﻋ ﻲِﻓﻭ Dan dalam ‘Arshaatil qiyamah (padang mahsyar hari kiamat) terdapat AlHaudh (telaga) milik Nabi r yang akan didatangi manusia.
ﻌﻟﺍ ﺮ ﺻ ﺕﺎ adalah jamak dari ﻋ ﺮ ﺻ ﹾﺔ , secara bahasa artinya tempat yang luas di antara bangunan. Yang dimaksud di sini adalah padang mahsyar hari kiamat.
ﹶﺍ ﹾﻟ ﺤ ﻮ ﺽ makna asalnya adalah kumpulan air, dan yang dimaksud di sini adalah telaga Nabi r. Pembicaraan tentang telaga Nabi r ini ada beberapa permasalahan : 1) AlHaudh telah ada wujudnya sekarang ini. sebab telah tsabit dari Nabi r, Beliau pernah berkhotbah kepada para shahabatnya pada suatu hari :
ﻭ ِﺇ ﻧ ﻭ ﻲ ِﷲﺍ َ َﻷ ﻧ ﹸﻈ ﺮ ِﺇ ﹶﱃ ﺣ ﻮ ِﺿ ﹾﺍ ﻲ ﹶﻥﻵ “Dan sesungguhnya aku demi Allah U telah melihat kepada telagaku sekarang ini”. (HR. AlBukhari Muslim) 43 Dan juga telah tsabit dari Nabi r, Beliau berkata :
43 Diriwayatkan AlBukhari (6590) dan Muslim (2296) dari Uqbah bin Amr AlAnshari t.
88 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
ﻭ ِﻣ ﻨ ﺒ ِﺮ ﻋ ﻱ ﻰﻠ ﺣ ﻮ ِﺿ ﻲ “Dan mimbarku di atas telagaku.” (HR. AlBukhari dan Muslim) 44 Dan kemungkinan telaga tersebut ada di tempat tersebut (di bawah mimbar Beliaupent). Akan tetapi kita tidak menyaksikannya sebab ini adalah perkara ghaib. Atau kemungkinan lain bahwasanya mimbar Beliau akan diletakkan di atas telaga pada hari kiamat nanti. 2) Telaga tersebut dialiri oleh dua saluran air dari Al Kautsar, yaitu sungai yang amat besar yang diberikan kepada Rasulullah r di surga. Yang keduanya turun ke dalam telaga tersebut. 45 3) Zaman AlHaudh ini adalah sebelum melintas Ash Shirat, sebab keadaan yang menuntut demikian. Yaitu sesungguhnya manusia itu sangat membutuhkan kepada minuman ketika di padang mahsyar hari kiamat sebelum melintas di AshShirat. 46 4) Yang akan mendatangi telaga tersebut adalah orang yang beriman kepada Allah I dan RasulNya, yang
44 Diriwayatkan AlBukhari (6589) dan Muslim (1391) dari Abu Hurairah t. 45 Berdasarkan hadits riwayat Muslim (2300,2301) dari Hadits Abu Dzar t dan Tsauban t. 46 Berdasarkan riwayat Abdullah bin AlImam Ahmad dalam Ziyadaat ala AlMusnad (3/13) dalam hadits yang panjang dari Abu Rizzin, berkata AlHafidz dalam AlFath : (11/467) sesudah menguatkan Ibnu Abi Ashim dalam AsSunnah, AtThabarani dan AlHakim berkata : dan ini adalah jelas bahwasanya telaga itu terjadi sebelum AshShirat.
89
mengikuti syariat Beliau r. Adapun orang yang enggan dan sombong, tidak mau mengikuti syariat Beliau r akan ditolak dari telaga tersebut. 47 5) Tentang sifat air telaga tersebut. Berkata Penulis v :
ِﻦﺒﱠﻠﻟﺍ ﻦِﻣ ﺎﺿﺎﻴﺑ ﺪﺷﹶﺃ ﻩﺅﺎﻣ Airnya itu lebih putih dari susu. Ini dari segi warnanya. Adapun dari segi rasanya Beliau berkata :
ِﻞﺴﻌﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ﻰﹶﻠﺣﹶﺃﻭ Lebih manis dari madu. Dan dari segi aroma lebih wangi dari harum misik, sebagaimana yang tsabit hadits dari Nabi r. 48 6) Tentang gelasgelasnya. Berkata penulis v : jumlah gelasgelasnya adalah sejumlah bilangan bintang di langit. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebagian lafadz hadits, di antaranya :
ﺀِﺎﻤﺴﻟﺍ ِﻡﻮﺠﻨﹶﻛ ﻪﺘﻴِﻧﺁ
47 Telah tsabit yang demikian dalam Shahih AlBukhari (6576) dan Muslim (2297) dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi r bersabda : Aku mendahului kalian di atas AlHaudh dan sekelompok manusia dari kalian akan diangkat kepada AlHaudh, kemudian mereka terpisah dariku, maka aku katakan : “Wahai Rabbku selamatkan sahabatku.” maka dikatakan : “Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka adaadakan sesudah kematianmu.” 48 Diriwayatkan AlBukhari (6579) dan Muslim (2292) dari Abdullah bin Amru t.
90 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
“Gelasgelasnya seperti bintangbintang di langit.” (HR. Al Bukhari Muslim) Dan lafadz yang ini lebih sempurna, sebab (gelas gelas tersebutpent) seperti bintangbintang di langit dari segi jumlah dan dari segi sifat yang bercahaya dan berkilau, maka gelasgelasnya seperti bintang di langit yang sangat berkilau lagi terang. 7) Pengaruh bagi orang yang meminumnya. Berkata Penulis v :
ﹰﺔﺑﺮﺷ ﻪﻨِﻣ ﺏﺮﺸﻳ ﻦﻣ ; ﺍﺪﺑﹶﺃ ﺎﻫﺪﻌﺑ ﹾﺄﻤﹾﻈﻳ ﺎﹶﻟ “Barang siapa yang meminumnya satu tegukkan, maka dia tidak akan haus selamalamanya.” Hingga dia berada di AshShirat sesudahnya. Ini adalah hikmah Allah I sebab demikianlah, sesungguhnya orang yang telah ‘meminum’ syariat Beliau r di dunia, dia tidak akan merugi selamanya. 8) Ukuran AlHaudh. Berkata Penulis v :
ﺮﻬﺷ ﻪﹸﻟﻮﹸﻃ , ﺮﻬﺷ ﻪﺿﺮﻋﻭ ”Panjangnya perjalanan sebulan, dan lebarnya perjalanan sebulan.” Yang demikian itu berarti bentuk telaga tersebut adalah bujur sangkar, sebab tidak mungkin berjarak demikian dari segala sisi kecuali kalau bentuknya adalah bujur sangkar. Jarak tersebut berdasarkan yang telah maklum di zaman Nabi r berupa perjalanan dengan unta umumnya.
91
9) Akan tercurah ke telaga tersebut dua buah saluran dari sungai AlKautsar yang Allah I berikan kepada Muhammad r. 10) Apakah para nabi juga memiliki telaga? Maka jawabnya adalah : Ya, sebab telah datang dari hadits riwayat AtTirmidzi, walaupun hadits ini diperbin cangkan keshahihannya :
ﺎﺿﻮﺣ ﻲِﺒﻧ ﱢﻞﹸﻜِﻟ ﱠﻥِﺇ “Sesungguhnya setiap nabi memiliki haudh. 49 Akan tetapi hadits ini yang menguatkannya adalah maknanya, yaitu bahwasanya Allah I dengan hikmah dan keadilanNya telah menjadikan telaga untuk Nabi Muhammad r, di mana kaum mukminin dari kalangan umatnya akan mendatanginya, maka AllahI juga menjadikan telaga bagi setiap nabi sehingga kaum mukminin terdahulu akan mengambil manfaat dengannya. Akan tetapi telaga yang terbesar adalah telaga Rasulullah r.
49 Dikeluarkan AlImam AtTirmidzi (2443) Ibnu Abi Ashim dalam AsSunnah dan hadits ini diriwayatkan oleh AlHaitsami dalam Majmu’(10/363) dengan lafadz yang lain dan Beliau berkata : di dalamnya ada seorang rawi bernama Marwan bin Ja’far AsSamiriy dan dia ditsiqahkan oleh Ibnu Abi Hatim. Berkata AlAzdiy : manusia mengkritiknya. Dan rijal lainnya adalah tsiqat. Berkata AlAlbani dalam AshShahihah (1589) : Dan kesimpulannya hadits ini dengan semua jalanjalannya adalah hasan atau shahih, wallahu a’lam. Lihat Fathul bari (11/467).
92 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
I. Perkara yang ke sembilan yang akan terjadi di hari kiamat : AshShirat. Dan penulis v telah menyebutkan dengan perkataannya:
ِﺔﻨﹶﳉﹾﺍ ﻦﻴﺑ ﻱِﺬﱠﻟﺍﺮﺴِﺠﹾﻟﺍﻮﻫﻭ ﻢﻨﻬﺟ ِﻦﺘﻣ ﻰﻠﻋ ﺏﻮﺼﻨﻣ ﹸﻁﺍﺮﺼﻟﺍ
ِﺭﺎﻨﻟﺍﻭ AshShirat itu dipancangkan di atas jahannam, yaitu berupa jembatan yang terletak di antara surga dan neraka. Terjadi khilaf di kalangan ulama tentang bagaimana AshShirat tersebut : Di antara mereka ada yang mengatakan : Ash Shirat adalah jalan luas yang manusia melintasinya sesuai kadar amalannya. sebab kata ashshirat itu secara bahasa menunjukkan makna demikian, dan juga Rasulullah r mengkabarkan bahwasanya ashshirat itu licin dan menggelincirkan 50 . Maka yang licin dan menggelincirkan itu tidak terdapat kecuali pada jalan yang luas, adapun jalan yang sempit maka tidak ada di sana tempat yang licin lagi menggelincirkan. Di antara para ulama ada yang mengatakan : Bahkan AshShirat itu adalah jalan yang sangat kecil sekali, sebagaimana dalam hadits Abi Sa’id AlKhudry
50 Diriwayatkan AlBukhari (7439) dan Muslim (183) dari Abu Sa’id AlKhudryt.
93
yang dikeluarkan AlImam Muslim. 51 Bahwasanya Ash Shirat itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang. v Dengan demikian maka timbul pertanyaan, yaitu bagaimana mungkin akan bisa melewati jalan yang seperti itu? v Maka jawabnya adalah bahwasanya perkara akhirat itu tidak bisa dikiyaskan dengan perkara dunia, maka AllahI itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan kita tidaklah mengetahui bagaimana cara melintasinya? Apakah manu sia berkumpul semua di jalan ini atau satu orang demi satu orang. Dan dalam masalah ini, hampir tidak ada seorangpun yang menetapkan salah satu dari dua perkataan tadi. Dan perkataan penulis v : Yang dipancangkan di punggung jahannam. Yaitu di atas neraka itu sendiri. Perkataan penulis v: “Manusia akan melewatinya sesuai dengan kadar amalannya, di antara mereka ada yang melewatinya seperti kedipan mata, ada yang melewatinya seperti kilat, ada yang melewatinya seperti angin, ada yang melewatinya seperti kuda yang kencang, ada yang melewatinya seperti menunggang unta, ada yang melewatinya dengan berlari, ada yang melewatinya
51 Riwayat Muslim (183) berkata Abu Sa’id AlKhudry t telah sampai kepadaku bahwasanya jembatan AshShirat itu (ukurannya) lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang.
94 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat dengan berjalan, ada yang melewatinya dengan berjalan dengan pantatnya, di antara mereka ada yang disambar sekali sambaran ke neraka jahanam. Sesungguhnya jembatan tersebut memiliki pengait pengait yang akan menyambar manusia sebab sebab amalanamalan mereka(yang jelek) 52 Perkataan penulis v : Manusia akan melewati ... Yang dimaksud manusia di sini adalah yang mukmin, sebab yang kafir itu telah dimasukkan ke neraka sebelum itu. Maka manusia akan melewatinya sesuai kadar amalannya. Di antara mereka ada yang melewati seperti kedipan mata, di antara mereka ada yang seperti kilat, dan kedipan mata itu lebih cepat dari kilat, di antara mereka ada yang melewatinya seperti angin, maka tidak ragu lagi bahwa angin itu sangat cepat, lebihlebih ketika manusia belum mengetahui pesawat terbang. Dan angin itu sudah diketahui, kadang kecepatannya mencapai 140 mil perjam. Di antara mereka ada yang melewatinya seperti kuda, di antara mereka ada yang melewatinya seperti menunggang unta, yaitu lebih lambat dari naik kuda yang bagus, di antara mereka ada yang melewatinya dengan berlari, di antara mereka ada yang melewatinya dengan berjalan, di antara mereka ada yang melewatinya dengan berjalan dengan menyeret pantatnya. Semuanya ingin melewati jembatan tersebut.
52 Diriwayatkan AlBukhari (7439) dan Muslim (183) dari Abu Sa’id AlKhudryt.
95
Dan dalam hal ini tidak ada pilihan/ikhtiar manusia, kalau dengan pilihan/ikhtiar manusia niscaya setiap orang menginginkan yang paling cepatnya. Akan tetapi kecepatan ketika itu tergantung dengan cepat tidaknya seseorang dalam menerima syariat ini ketika hidup di dunia. Barang siapa yang bersegera dalam menerima perkara yang dibawa oleh Rasulullah r maka dia akan bersegera bisa melintasi AshShirat. Barang siapa yang lambat dalam menerima apa yang dibawa Rasulullah r maka akan lambat pula dalam melintasi AshShirat sebagai balasan yang setimpal. Dan balasan itu sesuai dengan jenis amalannya. Dan perkataan Beliau v :
ﺎﹰﻔﻄﺧ ﻒﹶﻄﺨﻳ ﻦﻣ ﻢﻬﻨِﻣﻭ Dan di antara mereka ada yang disambar dengan sekali sambaran. Yakni diambil dengan cepat. Yang demikian itu dengan pengaitpengait besi di atas neraka Jahanam, yang menyambar manusia sebab sebab perbuatan mereka di dunia. Perkataan Beliau v :
ﻢﻨﻬﺟ ﻲِﻓ ﻰﹶﻘﻠﻳﻭ dan dilemparkan ke dalam neraka jahanam. Dari sini dipahami bahwa neraka yang ahli maksiat dilemparkan ke dalamnya itu sama dengan neraka yang
96 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
orang kafir dilemparkan ke dalamnya. Akan tetapi tidak berupa adzab seperti orang kafir, bahkan berkata sebagian ulama : Sesungguhnya apinya itu akan dingin sebagai mana api Nabi Ibrahim q. Akan tetapi dzahirnya berlawanan dengan hal ini. Justru apinya itu panas dan menyakitkan, hanya saja tidak sepanas apinya orang kafir. Kemudian anggota sujud itu tidak akan disentuh oleh api neraka. Sebagaimana telah tsabit hal ini dari Nabi r dalam AshShahihain, yaitu dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan ujung jari jemari kaki. 53 Dan perkataan Beliau v :
ِﻁﺍﺮﺼﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﺮﻣ ﻦﻤﹶﻓ ; ﹶﺔﻨﺠﹾﻟﺍ ﹶﻞﺧﺩ Barang siapa yang bisa melewati AshShirat maka dia masuk surga. Yaitu dia akan selamat. Perkataan Beliau v :
ﻣ ﻦﻤﹶﻓ ﺮ ﺼﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﺮ ﺒﻋ ﺍﹶﺫِﺎﹶﻓ ﹶﺔﻨﺠﹾﻟﺍ ﹶﻞﺧﺩ ِﻁﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﺍﻮﹸﻔِﻗﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ﺍﻭﺮ
ِﺭﺎﻨﻟﺍﻭ ِﺔﻨﺠﹾﻟﺍ ﻦﻴﺑ ٍﺓﺮﹶﻄﻨِﻗ jika telah melewati AshShirat, maka manusia akan diberhentikan di Qintharah (jembatan) yang menghubungkan surga dan neraka.
53 Riwayat AlBukhari (7437) dan Muslim (182) dari hadits Abu Hurairah t.
97
AlQintharah di sini adalah jembatan kecil. Makna asalnya adalah sesuatu yang dipakai untuk menyeberang di atas air dalam sungai dan lainnya. Para ulama berselisih pendapat tentang Al Qintarah ini, apakah merupakan ujung jembatan ash shirath yang ada di atas jahanam, ataukah jembatan tersendiri yang lain lagi? Maka yang benar dalam hal ini kita katakan : “Bahwasanya wallahu a’lam bukan maksud kita menjelaskan keadaannya, akan tetapi yang kita maksud adalah manusia akan diberhentikan di atasnya.” Perkataan Beliau v :
ﻦِﻣ ﻢِﻬِﻀﻌﺒِﻟ ﺺﺘﻘﻴﹶﻓ ٍﺾﻌﺑ Kemudian diqishash antara satu dengan lainnya. Maka qishash di sini berbeda dengan qishash yang pertama yang terjadi di padang mahsyar, sebab qishash di sini lebih khusus. Yaitu untuk menghilangkan kedengkian, kebencian dan dendam yang ada pada hati manusia. Maka kedudukannya seperti pembersihan dan penyucian. Yang demikian itu sebab apa yang ada dalam hati itu tidak akan hilang dengan qishash semata. Jembatan yang ada di antara surga dan neraka ini untuk tujuan pembersihan apa yang ada dalam hati, sehingga manusia akan masuk surga dalam keadaan tidak ada kedengkian, dendam dalam hatinya, sebagaimana firman AllahI : ] ِﻠِﺑﺎﹶﻘﺘﻣ ٍﺭﺮﺳ ﻰﹶﻠﻋ ﺎﻧﺍﻮﺧِﺇ ﱟﻞِﻏ ﻦِﻣ ﻢِﻫِﺭﻭﺪﺻ ﻲِﻓ ﺎﻣ ﺎﻨﻋﺰﻧﻭ ﲔ [
98 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
“Dan kami akan angkat kedengkian yang ada dalam hati mereka sehingga mereka dalam keadaan bersaudara di atas dipandipan sambil berhadapan.” (QS. AlHijr ; 47) Perkataan Beliau v :
ﺍﻮﱡﻘﻧﻭ ﺍﻮﺑﱢﺬﻫ ﺍﹶﺫِﺈﹶﻓ ; ِﺔﻨﺠﹾﻟﺍ ِﻝﻮﺧﺩ ﻲِﻓ ﻢﻬﹶﻟ ﹶﻥِﺫﹸﺃ Jika telah dihilangkan dan dibersihkan, maka mereka akan diijinkan masuk surga. Demikianlah seperti yang diriwayatkan AlImam AlBukhariv dari hadits Abi Sa’id AlKhudry 54 Jika telah dihilangkan dari hatihati mereka berupa permusuhan, kebencian dan dibersihkan darinya, maka mereka pun diijinkan masuk ke surga. Maka ketika mereka telah diijinkan masuk ke surga, mereka tidak mendapati pintu surga dalam keadaan terbuka. Akan tetapi Nabi r meminta syafa’at kepada Allah I agar dibukakan pintu surga bagi mereka, sebagaimana akan datang pada pembahasan macammacam syafa’at insya Allah I. J. Perkara kesepuluh dari perkaraperkara yang akan terjadi pada hari kiamat : memasuki surga Penulis v mengisyaratkan dengan perkataannya :
ﹾﺍ ﺏﺎﺑ ﺢِﺘﹾﻔﺘﺴﻳ ﻦﻣ ﹸﻝﻭﹶﺃﻭ ﺪﻤﺤﻣ ِﺔﻨﹶﳉ Orang yang paling pertama meminta dibukakan pintu surga adalah Muhammad r.
54 Riwayat AlBukhari (7439)
99
Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim : Bahawasanya Nabi r berkata :
ﹶﺃ ﻧ ﹶﺃ ﺎ ﻭ ﹸﻝ ﺷ ِﻔ ﻴ ٍﻊ ِﻓ ﻲ ﹾﺍ ِﺔﻨﹶﳉ “Aku adalah orang yang pertama kali memberi syafa’at di surga.” (HR. Muslim) Dalam lafadz lain ;
ﻭ ﹶﺃ ﻧ ﹶﺃ ﺎ ﻭ ﹸﻝ ﻣ ﻦ ﻳ ﹾﻘ ﺮ ﻉ ﺑ ﺏﺎ ﹾﺍ ﹶﳉ ﻨ ِﺔ “Dan aku adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu surga. 55 Dalam lafadz lain :
ِﺗﺁ ﺑ ﻲ ﺏﺎ ﹾﺍ ﹶﳉ ﻨ ِﺔ ﻳ ﻮ ﻡ ﹾﻟﺍ ِﻘ ﻴ ﻣﺎ ِﺔ ﹶﻓ ﹶﺄ ﺳ ﺘ ﹾﻔ ِﺘ ﺢ ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ﹾﻟﺍ ﺨ ِﺯﺎ ﹸﻥ ﻣ ﻦ ﹶﺃ ﻧ ﺖ
ﹶﻓ َﹶﺄ ﹸﻗ ﻮ ﹸﻝ ﻣ ﺤ ﻤ ﺪ ﹶﻓ ﻴ ﹸﻘ ﻮ ﹸﻝ ِﺑ ﻚ ﹸﺃ ِﻣ ﺮ ﺕ ﹶﻻ ﹶﺃ ﹾﻓ ﺘ ﺢ ِ َﻷ ﺣ ٍﺪ ﹶﻗ ﺒ ﹶﻠ ﻚ “Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat kemudian aku minta dibukakan pintu, maka berkatalah penjaga surga : Siapakah engkau ? Maka aku menjawab : Muhammad r. Maka dia berkata: Denganmu aku diperintahkan (untuk membuka pintu pent) aku tidak akan membukakan untuk seorangpun sebelum engkau.” 56Maka ini adalah termasuk nikmat Allah I kepada Muhammad r. Sesungguhnya syafa’at yang pertama adalah Beliau r memberikan syafa’at pada manusia di padang Mahsyar untuk menghilangkan kengerian, kesedihan dan kesengsaraan (ketika itupent). Dan syafa’at
55 Riwayat Muslim (196) dari Anas bin Malik t. 56 idem
100 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
kedua adalah untuk mencapai kebahagiaan dan kesenangan. Maka Beliau r menjadi pemberi syafa’at untuk para makhluk dalam mencegah apa yang memudharatkan mereka dan dalam mencapai apa yang bermanfaat bagi mereka. Dan tidaklah bisa memasuki surga kecuali setelah mendapatkan syafa’at dari Rasulullah r, sebab yang demikian itu tsabit dalam AsSunnah sebagaimana telah lewat. Dan Allah I juga berisyarat demikian dalam firmanNya : ] ﺎﻬﺑﺍﻮﺑﹶﺃ ﺖﺤِﺘﹸﻓﻭ ﺎﻫﻭُﺀﺎﺟ ﺍﹶﺫِﺇ ﻰﺘﺣ [ “Sehingga mereka mendatanginya dan dibukakan pintupintu surga.” (QS. AzZumar ; 73) Sesungguhnya AllahI tidaklah mengatakan :
ﺟ ﺍﹶﺫِﺇ ﻰﺘﺣ ﺖﺤِﺘﹸﻓ ﺎﻫﻭُﺀﺎ “Hingga mereka mendatanginya dibukakan pintupintu surga.” Maka di sini ada isyarat akan adanya suatu kejadian sebelum dibukanya pintupintu surga, yaitu kejadian syafa’at. Adapun penduduk neraka, maka Allah I berfirman tentang mereka : ] ﺎﻬﺑﺍﻮﺑﹶﺃ ﺖﺤِﺘﹸﻓ ﺎﻫﻭُﺀﺎﺟ ﺍﹶﺫِﺇ ﻰﺘﺣ [ “Hingga mereka mendatanginya dibukakan pintupintu neraka.” (QS. AzZumar ; 71) sebab mereka itu mendatanginya yang sudah dipersiapkan dengan tibatiba sehingga mengagetkan
101
mereka. (sebab mereka langsung mendapati neraka dalam keadaan terbukapent) Na’udzu billah. Perkataan Beliau v :
ﻪﺘﻣﹸﺃ ِﻢﻣﹸﺄﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ﹶﺔﻨﺠﹾﻟﺍ ﹸﻞﺧﺪﻳ ﻦﻣ ﹸﻝﻭﹶﺃﻭ Dan umat yang pertama kali masuk ke surga adalah umat Beliau r. Maka ini adalah benar sebagaimana telah tsabit dalam shahih AlBukhari dan Muslim dari Abu Hurairah t, dia berkata: bersabda Rasulullah r :
ﻧ ﺤ ﻦ ِﺧﻵﺍ ﺮ ﻭ ﹶﻥ ﹾﺍ َﻷ ﻭ ﹸﻟ ﻮ ﹶﻥ ﻳ ﻮ ﻡ ﹾﻟﺍ ِﻘ ﻴ ﻣﺎ ِﺔ ﻭ ﻧ ﺤ ﻦ ﹶﺃ ﻭ ﹸﻝ ـﻣ ﻦ ـﻳ ﺪ ﺧ ﹸﻞ
ﹾﻟﺍ ﺠ ﻨ ﹶﺔ “Kita adalah umat yang terakhir dan yang pertama di hari kiamat, dan kita adalah umat yang pertama kali masuk surga.” 57 Dan (dalam lafadz lain) Beliau r bersabda :
ﻧ ﺤ ﻦ ﹾﺍ ِﺧﻵ ﺮ ﻭ ﹶﻥ ﺴﻟﺍ ِﺑﺎ ﹸﻘ ﻮ ﹶﻥ ﻳ ﻮ ﻡ ﹾﺍ ِﻘﻟ ﻴ ﻣﺎ ِﺔ “Kita adalah yang terakhir dan yang paling dahulu pada hari kiamat.” 58Ini adalah mencakup setiap kejadian di hari kiamat. Lihat kitab Hadil arwah karya Ibnul Qoyyimv.
57 Riwayat Muslim (855) 58 Riwayat AlBukhari (6634) Muslim (855) dari Abu Hurairah t.
102 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
Peringatan : Pintupintu surga tidak disebutkan oleh penulis, akan tetapi hal ini adalah sudah ma’ruf bahwasanya jumlahnya ada delapan. AllahI berfirman :
ﺑﹶﺃ ﺖﺤِﺘﹸﻓﻭ ﺎﻫﻭُﺀﺎﺟ ﺍﹶﺫِﺇ ﻰﺘﺣ ﺎﻬﺑﺍﻮ “Hingga jika mereka mendatangi surga dan dibukakan pintu pintu surga.” (QS. AzZumar ; 73) Nabi r bersabda tentang orang yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya dan membaca doa sesudah wudhu : “Kecuali akan dibukakan baginya pintupintu surga yang delapan buah jumlahnya dan dia akan memasukinya dari pintu mana saja yang dia kehendaki.” 59 Dan pintupintu surga tersebut jumlahnya delapan buah tergantung dengan jenis amalannya. sebab pada setiap pintu tersebut hanya bisa dimasuki oleh orangorang yang memiliki amalan tertentu. Maka ahli shalat akan dipanggil dari pintu shalat. Dan ahli sadaqah akan dipanggil dari pintu sadaqah, dan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad, dan ahli puasa akan dipanggil dari pintu yang bernama Rayyan. Dan terkadang Allah I memberikan taufiq kepada sebagian manusia untuk mengerjakan semua amalan shalih, maka orang tersebut akan dipanggil dari semua jenis pintu surga. Sebagaimana dalam AshShahihain 60 dari Abu Hurairaht bahwasanya Nabi r bersabda :
59 Riwayat Muslim (234) dari Uqbah bin Amir t. 60 Riwayat AlBukhari (3666) Muslim (1027).
103
ﻣ ﻦ ﹶﺃ ﻧ ﹶﻔ ﻖ ﺯ ﻭ ﺟ ﻴ ِﻦ ِﻓ ﺳ ﻲ ِﺒ ِﻞﻴ ِﷲﺍ ﻮﻧ ِﺩ ﻱ ِﻣ ﻦ ﹶﺃ ﺑ ﻮ ِﺏﺍ ﹾﻟﺍ ﺠ ﻨ ِﺔ ﻳ ﻋ ﺎ ﺒ ﺪ
ِﷲﺍ ﻫ ﹶﺬ ﺧ ﺍ ﻴ ﺮ ﹶﻓ ﻤ ﻦ ﹶﻛ ﹶﻥﺎ ِﻣ ﻦ ﹶﺃ ﻫ ِﻞ ﺼﻟﺍ ﹶﻼ ِﺓ ﺩ ِﻋ ﻲ ِﻣ ﻦ ﺑ ِﺏﺎ ﺼﻟﺍ ﹶﻼ ِﺓ
ﻭ ﻣ ﻦ ﹶﻛ ﹶﻥﺎ ِﻣ ﻦ ﹶﺃ ﻫ ِﻞ ﹾﻟﺍ ِﺠ ﻬ ِﺩﺎ ﺩ ِﻋ ﻲ ِﻣ ﻦ ﺑ ِﺏﺎ ﹾﻟﺍ ِﺠ ﻬ ِﺩﺎ ﻭ ﻣ ﻦ ـﹶﻛ ﹶﻥﺎ
ِﻣ ﻦ ﹶﺃ ﻫ ِﻞ ﺼﻟﺍ ﺪ ﹶﻗ ِﺔ ﺩ ِﻋ ﻲ ِﻣ ﻦ ﺑ ِﺏﺎ ﺼﻟﺍ ﺪ ﹶﻗ ِﺔ ﻭ ﻣ ﻦ ﹶﻛ ﹶﻥﺎ ِﻣ ﻦ ﹶﺃ ـﻫ ِﻞ
ﺼﻟﺍ ﻴ ِﻡﺎ ﺩ ِﻋ ﻲ ِﻣ ﻦ ﺑ ِﺏﺎ ﺼﻟﺍ ﻴ ِﻡﺎ ﻭ ﺑ ِﺏﺎ ﺮﻟﺍ ﻳ ِﻥﺎ ﹶﻓ ﹶﺎﻘ َﻝ : ﹶﺃ ﺑ ﺑ ﻮ ـﹾﻜ ٍﺮ
ِﷲﺍ ﹶﻝﻮﺳﺭ َﺎﻳ ﻲﻣﹸﺃﻭ ﺖﻧﹶﺃ ﻲِﺑﹶﺄِﺑ ﻣ ﻋ ﺎ ﻰﻠ ﻦﻣ ﺩ ﻲِﻋ ـِﻣ ﻦ ِﺗ ـﹾﻠ ﻚ
ﹾﺍ َﻷ ﺑ ﻮ ِﺏﺍ ِﻣ ﻦ ﺿ ﺮ ﻭ ﺭ ٍﺓ ﻭ ﹶﻗ ﹶﻝﺎ ﻫ ﹾﻞ ﻳ ﺪ ﻋ ﹶﺃ ﻰ ﺣ ﺪ ِﻣ ﻦ ِﺗ ﹾﻠ ﻚ ﹾﺍ َﻷ ـﺑ ﻮ ِﺏﺍ
ﹸﻛ ﱢﻠ ﻬ ﺎ ؟ ﹶﺎﻗ ﹶﻝ ﻧ ﻌ ﻢ ﻭ ﹶﺃ ﺭ ﺟ ﹶﺃ ﻮ ﹾﻥ ﺗ ﹸﻜ ﻮ ﹶﻥ ِﻣ ﻨ ﻬ ﻢ “Barang siapa yang menginfakan barang berharganya di jalan Allah U, dia akan dipanggil dari pintupintu surga : Wahai hamba Allah U ini adalah kebaikan. Barang siapa yang dahulu dia adalah ahli shalat, maka akan dipanggil dari pintu shalat. Barang siapa yang dahulu ahli jihad, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa yang dahulu ahli sedekah maka akan dipanggil dari pintu sedekah. Barang siapa yang dahulu ahli puasa maka akan dipanggil dari pintu puasa dan pintu Rayyan. Maka berkata Abu Bakar t : Bapak dan Ibuku jadi tebusanmu wahai Rasulullah r. Tidaklah mesti ada orang yang akan dipanggil dari semua pintu itu. Apakah ada orang yang dipanggil dari semua pintupintu surga ? Beliau berkata : Ya, dan aku berharap engkau adalah menjadi salah satu dari mereka.” (HR. AlBukhari Muslim). v jika engkau berkata : Jika pintupintu tersebut tergantung dari jenis amalannya, maka mengharuskan
104 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
setiap orang akan bisa diseru dari setiap pintu tersebut jika dia beramal dengan amalan tersebut ? Bagaimana cara menjawabnya? v Maka jawabannya adalah : Hendaknya dikatakan : akan dipanggil dari pintu tertentu orangorang yang dahulu ketika di dunia memperbanyak amalan tertentu dan mengkhususkannya. Seperti jika orang tersebut memper banyak shalat maka dia akan dipanggil dari pintu shalat. Jika banyak berpuasa maka dia akan dipanggil dari pintu Rayyan. Dan tidaklah setiap manusia itu mampu melaku kan setiap jenis amalan shaleh dengan banyak. sebab engkau mendapati dalam dirimu, sebagian jenis amalan kadang lebih banyak dan engkau lebih bersemangat dibandingkan amalan lainnya. Akan tetapi AllahI kadang memberikan karunia kepada sebagian manusia sehingga dia bersemangat dan kuat dalam segala jenis amal shaleh, sebagaimana kisahnya Abu Bakr t yang telah lalu. K. Perkara ke sebelas yang terjadi di hari kiamat : syafa’at. Dan penulis telah menyebutkan dengan perkataannya :
ﻪﹶﻟﻭ ) r ( ٍﺕﺎﻋﺎﹶﻔﺷ ﹸﺙﺎﹶﻠﹶﺛ ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻲِﻓ Dan Nabi r pada hari kiamat memiliki tiga jenis syafa’at. Syafa’at secara bahasa artinya menjadikan sesuatu itu menjadi genap. Menurut istilah, arti syafa’at adalah : menjadi perantara bagi orang lain dengan cara mendatang kan manfaat dan mencegah kemudharatan. Definisi ini
105
kesesuaiannya secara etimologi (asal kata) sangat jelas, sebab jika engkau menjadi perantara bagi orang lain, engkau akan menutupi (kekurangannya) berarti engkau telah memberi syafa’at kepadanya. Syafa’at itu dibagi dua : v syafa’at yang batil, dan v syafa’at yang benar. Maka syafa’at yang batil adalah berupa ketergan tungan orangorang musyrik dengan berhalaberhala mereka, ketika mereka menyembah mereka dan menyang ka kalau mereka bisa memberikan syafa’at untuk mereka di sisi AllahI. Sebagaimana AllahI berfirman : ] ﹶﻥﻮﹸﻟﻮﹸﻘﻳﻭ ﻢﻬﻌﹶﻔﻨﻳ ﺎﹶﻟﻭ ﻢﻫﺮﻀﻳ ﺎﹶﻟ ﺎﻣ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﻥﻭﺩ ﻦِﻣ ﹶﻥﻭﺪﺒﻌﻳﻭ
ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﺪﻨِﻋ ﺎﻧﺅﺎﻌﹶﻔﺷ ِﺀﺎﹶﻟﺆﻫ [ “Dan mereka menyembah selain Allah U yang tidak mampu memberikan kemudharatan dan tidak mampu memberi manfaat pada mereka dan mereka berkata : Berhalaberhala tersebut sebagai pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.” (QS. Yunus ; 18) Dan juga perkataan mereka orangorang musyrik : ) ﻰﹶﻔﹾﻟﺯ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﹶﻟِﺇ ﺎﻧﻮﺑﺮﹶﻘﻴِﻟ ﺎﱠﻟِﺇ ﻢﻫﺪﺒﻌﻧ ﺎﻣ ( “Kami tidak menyembah mereka kecuali agar mereka mendekatkan kami dengan Allah U dengan sedekatdekatnya.” (QS. Az Zumar ; 3) Akan tetapi syafa’at ini adalah batil dan tidak akan bermanfaat. Sebagaimana firman AllahI :
106 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat ] ﲔِﻌِﻓﺎﺸﻟﺍ ﹸﺔﻋﺎﹶﻔﺷ ﻢﻬﻌﹶﻔﻨﺗ ﺎﻤﹶﻓ [ “Maka tidak bermanfaat syafa’atnya orangorang yang memberi syafa’at.” (QS. AlMuddatstsir ; 48) Syafa’at yang benar, yaitu yang memenuhi tiga syarat : 1. Keridhaan AllahI kepada yang memberi syafa’at. 2. Keridhaan Allah I kepada orang yang mendapatkan syafa’at. Akan tetapi syafa’at al‘udzma (syafa’at kubro yang terjadi di padang Mahsyar, ketika itu manusia berbondongbondong datang kepada para nabi agar memintakan syafa’at kepada Allah, ternyata mereka tidak mampu sebab udzur yang ada pada mereka kecuali Rasulullah r, sebagaimana yang akan datang hadits tentangnyapent) itu berlaku umum bagi segenap manusia, apakah pada orang yang diridhai AllahI ataupun orang yang tidak diridhaiNya. 3. Izin dariNya untuk memberikan syafa’at. Dan izin ini tidak akan ada kecuali setelah keridhaanNya kepada orang memberi syafa’at dan orang yang mendapatkan syafa’at. Dalil hal ini adalah : ) ﻦِﻣ ﺎﱠﻟِﺇ ﺎﹰﺌﻴﺷ ﻢﻬﺘﻋﺎﹶﻔﺷ ﻲِﻨﻐﺗ ﺎﹶﻟ ِﺕﺍﻭﺎﻤﺴﻟﺍ ﻲِﻓ ٍﻚﹶﻠﻣ ﻦِﻣ ﻢﹶﻛﻭ
ﻰﺿﺮﻳﻭ ُﺀﺎﺸﻳ ﻦﻤِﻟ ُﷲﺍﺍ ﹶﻥﹶﺫﹾﺄﻳ ﹾﻥﹶﺃ ِﺪﻌﺑ ( “Betapa banyak malaikat yang di langit, syafa’at mereka tidak bermanfaat sama sekali, kecuali setelah Allah mengizinkannya bagi orang yang dikehendakiNya dan diridhaiNya.” (QS. An Najm ; 26)
107
Allah I tidak mengatakan “bagi orang yang memberi syafa’at” dan tidak pula mengatakan “bagi orang yang mendapat syafa’at”, agar lebih mencakup. AllahI berfirman : ] ﻪﹶﻟ ﻲِﺿﺭﻭ ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ﻪﹶﻟ ﹶﻥِﺫﹶﺃ ﻦﻣ ﺎﱠﻟِﺇ ﹸﺔﻋﺎﹶﻔﺸﻟﺍ ﻊﹶﻔﻨﺗ ﺎﹶﻟ ٍﺬِﺌﻣﻮﻳ
ﺎﹰﻟﻮﹶﻗ [ “Pada hari itu syafa’at sudah tidak berfaidah kecuali orangorang yang mendapatkan izin dari Dzat yang Maha Pengasih dan Dia telah meridhoi perkataannya.” (QS. Thaha ; 109) Dan AllahI berfirman : ] ﻰﻀﺗﺭﺍ ِﻦﻤِﻟ ﺎﱠﻟِﺇ ﹶﻥﻮﻌﹶﻔﺸﻳ ﺎﹶﻟﻭ [ “Dan tidak ada yang memberi syafa’at kecuali bagi orang yang diridhai (olehNya)” (QS. AlAnbiya ; 28) Maka pada ayat yang pertama itu mengandung tiga syarat syafa’at, ayat kedua mengandung dua syarat dan ayat ketiga mengandung satu syarat. Adapun Nabi r, maka Beliau memiliki tiga syafa’at : 1. Syafa’at al‘udzma. 2. Syafa’at untuk penduduk surga untuk bisa memasuki nya. 3. Syafa’at bagi orang yang berhak masuk neraka sehingga tidak jadi memasukinya, dan syafa’at bagi orang yang telah masuk neraka untuk keluar darinya.
108 Menelusuri Kejadiankejadian di Hari Kiamat
Penulis v berkata sambil menjelaskan tiga perkara ini :
ﻰﹶﻟﻭﹸﺄﹾﻟﺍ ﹸﺔﻋﺎﹶﻔﺸﻟﺍ ﺎﻣﹶﺃ : ﹶﻓ ﻰﺘﺣ ِﻒِﻗﻮﻤﹾﻟﺍ ِﻞﻫﹶﺃ ﻲِﻓ ﻊﹶﻔﺸﻴ
ﻡﺩﺁ َﺀﺎﻴِﺒﻧﹶﺄﹾﻟﺍ ﻊﺟﺍﺮﺘﻳ ﹾﻥﹶﺃ ﺪﻌﺑ ﻢﻬﻨﻴﺑ ﻰﻀﹾﻘﻳ , ﺡﻮﻧﻭ ,
ﻢﻴِﻫﺍﺮﺑِﺇﻭ , ﻰﺳﻮﻣﻭ , ﻰﺘﺣ ِﺔﻋﺎﹶﻔﺸﻟﺍ ِﻦﻋ ﻢﻳﺮﻣ ﻦﺑِﺍ ﻰﺴﻴِﻋﻭ
ِﻪﻴﹶﻟِﺇ ﻲِﻬﺘﻨﺗ Adapun syafa’at yang pertama, maka Rasulullah r memberikan syafa’at untuk ahli mauqif (padang mahsyar). Dengan sebab itu diputuskanlah perkara di antara mereka, setelah mereka berbolakbalik kepada para nabi : Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa bin Maryam untuk meminta syafa’at hingga berakhir kepada Beliau r. Perkataan Beliau ﺣ ﺘ ﻳ ﻰ ﹾﻘ ﻀ ﺑ ﻰ ﻴ ﻨ ﻬ ﻢ (untuk diputuskan perkara di antara mereka) ﺣ






