Tampilkan postingan dengan label yahudi dalam sejarah 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label yahudi dalam sejarah 2. Tampilkan semua postingan

yahudi dalam sejarah 2

 


jangan mengucapkan saksi dusta 

tentang sesamamu, jangan mengingini rumah sesamamu, jangan 

mengingini isterinya atau hambanya laki-laki atau hambanya 

perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai 

sesamamu.”7 

Di antara perintah doktrinal dan akhlak terdapat perintah-

perintah tentang ibadah ritual, yaitu perintah yang mencakup 

pengharaman menuturkan nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan  

“jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab 

Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya 

dengan sembarangan."8 

Perintah kedua dari jenis ini, khusus tentang pengkultusan hari 

Sabat (sabtu), yaitu "Ingatlah, dan kuduskanlah hari Sabat, enam hari 

lamanya engkau bekerja dan melakukan segalah pekerjaanmu, namun  

hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu maka jangan 

melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau 

anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu 

                                                                 

6

Kitab Keluaran 20:3 

7

Kitab Keluaran 20;12-17 

8

Kitab Keluaran 20;7 

42 

 

 

perempuan, atau hewanmu atau orang asing di tempat kediamanmu 

sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan 

segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh, itulah sebabnya Tuhan 

memberkati hari Sabat dan mengkuduskanya."9 

Teks perintah sepuluh yang mencakup tiga jenis perintah yang 

membentuk struktur keagamaan  agama Israel kepada Musa as yaitu: 

1. Perintah doktrinal yang terfokus pada konsep-konsep agama yang 

berkaitan dengan karakter Tuhan dan sifat-sifatnya. 

2. Perintah ritual yang mengingatkan kepada ibadah kepada Tuhan 

sebagai bentuk praktis melalui ritual-ritual yang membentuk 

ibadah. 

3. Perintah-perintah akhlak yang mengisyaratkan kepada keadaan 

Tuhan sebagai agama praktis yang terwujud lewat akhlak sebagai 

praktek keagamaan . 

Oleh sebab  itu, teks perintah yang sepuluh lebih merupakan teks 

doktrinal moral, namun  ia datang dalam bentuk hukum-hukum yang 

dinamakan dengan “perintah.” Ini berarti perkembangan gagasan 

hukum adalah salah satu dari akibat perkembangan doktrin dalam 

agama Yahudi. 

Sebagaimana yang disebutkan oleh Yosep Gerr, salah seorang 

sarjana yang pernah menjadi direktur Lembaga Kebudayaan Yahudi: 

"Kepercayaan orang Yahudi telah mengalami perubahan beberapa kali 

sejak dari permulaan sampai sekarang ini, ada beberapa kepercayaan 

dan upacara-upacara yang telah ditinggalkan dan beberapa yang telah 

                                                                 

9

Kitab Keluaran 20;8-11 

 

43 

 

 

berubah dan disusun sesuai dengan kebudayaan yang mana agama 

tersebut mengandung hubungan-hubungan antara satu dengan yang 

lain sehingga kebudayaan atau upacara-upacara tesebut mengalami 

pengertian yang baru. namun  ada beberapa kepercayaan Kuno yang 

disusun dalam tradisi yang masih tetap merupakan warisan masa 

lampau dan masih tetap mendapatkan pengikut-pengikut yang setia.”10 

Dengan demikian agama Yahudi pada masa sekarang atau masa 

selanjutnya sudah tidak dapat lagi dikatakan sebagai agama wahyu, 

sebab  telah mengalami perubahan-perubahan yang dilakukan oleh 

pengikut-pengikutnya sendiri, sebagaimana disebut dalam kitab 

Taurat; 33/50-53. Dikatakan; "Tuhanmu telah berfirman kepada Musa 

katakanlah kepada Bani Israel, "Kamu sekalian menyeberangi negeri 

menuju tanah Kana'an, maka usirlah warga  setempat dengan paksa, 

dan hapuslah segala hasil karya mereka, keluarkanlah bangunannya, 

rebutlah tanahnya, dan tinggallah disana, sebab  sesungguhnya Aku 

memberi tanah kepada kalian semua untuk dimiliki hanya oleh 

kalian."  

Jika kita teliti ajaran Lama yang tidak diperkenankan untuk 

membunuh, namun  dalam kitab Taurat yang telah diperbaharui ini justru 

menyuruh untuk membunuh. Dan hal ini amatlah mustahil jika benar 

ini adalah wahyu dari Tuhan. 

Oleh para teolog dikatakan, ada sifat Tuhan serta hubungan 

manusia dengannya dari waktu ke waktu sering sekali dirumuskan 

dalam bentuk berbeda-beda, sehingga agama Yahudi telah mengalami 

perubahan beberapa kali sejak dari permulaan sampai sekarang ini. 

                                                                 

10

 Yosep Gerr. "What The Great Telegion Believe"  h. 114  

44 

 

 

Ada beberapa kepercayaan dan upacara yang telah ditinggalkan, dan 

ada pula beberapa yang telah dirubah untuk disesuaikan dengan 

civilisasi dan kebudayaan dengan agama tersebut berhubungan, 

sehingga kepercayaan ataupun upacara-upacara tersebut mengalami 

pengertian yang baru. 

Di antara ideologi baru tersebut adalah keyakinan tentang 

kebangkitan, balasan kebaikan dan hukuman, dan keyakinan tentang 

datangnya juru selamat. Usaha-usaha yang terjadi pada abad 

pertengahan yang dilakukan oleh para ilmuan besar seperti Sa' diyah 

Al-Fayumi dan Musa bin Maimun. Demikian juga dengan berbagai 

usaha yang dilakukan pada zaman modern yang pada akhirnya 

menyebabkan Yahudi terbagi kepada beberapa kelompok yang 

memiliki arah keagamaan yang berbeda, seperti ortodoks, reformis, 

neo-ortodoks dan lainnya. Setiap kelompok memiliki kaedah 

keagamaan yang tetap untuk membedakannya dari kelompok lain. 

D. FASE SESUDAH MONOTEISME (MUSA/MASA KANA’AN)  

Akibat dari interaksi orang-orang Israel dengan bangsa Asing di 

kawasan Timur dekat Kuno, interaksi tersebut memberi pengaruh 

keagamaan dan peradaban terhadap orang-orang Israel. Orang Kana' an 

adalah bangsa yang pertama berinteraksi dengan orang-orang Israel 

setelah mereka keluar dari Mesir dan bermukim di Kana' an.  

Sebagian dari bentuk pengaruh itu adalah penambahan sifat-sifat 

baru bagi Yahwe, yang diambil dari sistem keagamaan orang-orang 

Kana'an. Lingkungan Kana' an adalah lingkungan agraris, dan mereka 

adalah penganut paganisme yang memiliki beberapa Tuhan. Secara 

45 

 

 

umum  dapat dikatakan bahwa periode Kanaan  tidak membawa 

perkembangan  positif pada agama Yahudi. Bahkan memasukkan ke 

dalamnya banyak unsur-unsur paganisme yang nantinya selalu menjadi 

bahan kritikan para Nabi.11 

Begitupun bentuk sistem kerajaan orang-orang Israel 

mengadopsinya dari Kana'an, sebab nya mereka masuk ke dalam 

hubungan-hubungan serta rentang terhadap pengaruh-pengaruh  asing. 

Adapun pengaruh agama Kana'an yang natural pada level pemahaman 

karakter Yahwe dalam konfliknya dengan Tuhan-Tuhan Kana'an dan 

pada level ritual-ritual serta ibadat-ibadat, khususnya sistem 

persembahan kurban-kurban.12 

Adapun pengaruh hakiki pada masa ini adalah interaksi dengan 

peradaban negeri-negeri di antara dua sungai Mesopotamia yang dapat 

diketahui sejak pecahnya kerajaan dan jatuhnya kerajaan  sebelah utara 

Palestina yang dinamakan "Israel" di bawah kekuasaan bangsa Asyur 

pada tahun 721 SM, kemudian wilayah tersebut jatuh secara 

keseluruhan  di bawah kekuasaan bangsa Babel pada tahun 586 SM. 

Sampai masa awal  masa Persia pada tahun 538 SM. Perkembangan ini 

memakan waktu hampir 3 abad sejak mereka masuk ke Kana'an pada 

abad XIII SM sampai berdirinya kerajaan  Daud dan Sulaiman pada 

abad X SM. 

 

 

                                                                 

11

James B. Pritchard, Ar haelogy and The Old Testament, Princeton Univ. Press, 

1985,hal.122). 

12

Anderson, hal.26-36 

46 

 

 

E. FASE KERAJAAN DAUD 

Daud adalah raja Ibrani kedua, dalam bahasa Ibrani kata "Daud" 

berarti "tercinta" Dia adalah keturunan Ishak bin Ibrahim. lahir pada 

abad ke-11  SM, naik tahta pada tahun 1004 SM hingga wafatnya pada 

tahun 965 SM. Kisah hidup Daud termaktub dalam Perjanjian Lama 

Kitab Samuel II, menurut keyakinan Islam, Daud adalah seorang nabi 

sekaligus Raja, namun  menurut keyakinan  Yahudi, Daud hanyalah 

seorang raja.13 

Daud mendirikan sebuah kerajaan Ibrani bersatu hanya dalam 

tempo 8 tahun setelah memerintah, Daud berhasil menaklukkan al-

Quds dan menjadikan sebagai ibu kota kerajaannya sebab  memang 

kota al-Quds terletak di tengah-tengah wilayah kerajaannya dan 

menjadi titik pertemuan jalur-jalur terpenting di kawasan tersebut. 

Daud kemudian mendirikan sebuah Haikal di sana, untuk 

menumbuhkan perasaan relegius di sekitar ibu kota yang baru, serta 

menguatkan  keyakinan bahwa kerajaan Daud dan keluarga Daud 

adalah pewaris sah bagi tatanan Israel kuno. Di dalamnya Daud 

menyimpan Tabut sebagai penegak penyatuan kerajaannya yang 

menaungi semua puak-puak Ibrani. 

Kerajaan Daud dan Sulaiman memiliki urgensi khusus  bila 

dikaitkan dengan agama Yahudi. Peristiwa sejarah yang penting ini 

telah ditafsirkan menurut penafsiran agama dengan makna 

terwujudnya “perjanjian tertulis dari Tuhan sebelumnya, yaitu " janji 

berupa Tanah,” sebagaimana berdirinya kerajaan ini dianggap sebagai 

bukti atas perkataan Tuhan. "Janji yang diberikan kepada Ibrahim 

                                                                 

13

Sami bin Abdullah Maghlouth, Atlas Agama-agama, hal.98. 

47 

 

 

kemudian berulang janji itu kepada Musa, sekarang menjadi kenyataan 

telah terwujud kepada Daud."14 

Dengan cepat berkembanglah keyakinan keagamaan bahwa 

sampainya Daud (demikian pula Sulaiman) ke tampuk kerajaan 

 merupakan bentuk dari kehendak Tuhan, bahwa Tuhan "Yahwe" telah 

memilih Zion sebagai tempat tinggal  yang abadi bahwa Dia 

melaksanakan satu perjanjian dengan Daud tentang keberlangsungan 

kerajaan pada anak cucu dan keluarganya. 

Berdasarkan konsep ini terbentuklah struktur teologis di seputar 

raja Daud dan kerajaannya yang intinya bahwa pilihan Tuhan kepada 

bukit Zion dan kepada keluarga  Daud adalah pilihan Azali. "bahwa 

sang raja memerintah sebagai wakil Tuhan  dari tuhan Yahwe dan ia 

seperti anak bagiNya". Ia adalah anak tunggalNya dan orang yang di 

urapiNya".15 

Pada saat ini berlangsunglah model yang sama yang dialami 

perjanjian bersama para leluhur, yaitu perjanjian yang tegak 

berdasarkan janji-janji Yahwe, sebagaimana janji tersebut merupakan 

janji yang tidak bersyarat. Ia hanya merupakan anugrah atau nikmat 

Tuhan yang dilimpahkan Tuhan atas para pengikutNya. Pada saat itu 

berlangsunglah dukungan kerajaan dengan pilar-pilar teologis dan 

ritual-ritual di mana Daud menjadi teladan kerajaan, kerajaannya 

menjadi model bagi sang raja, dan berlangsunglah  integrasi negara 

                                                                 

14

John Bright, A. History of Israel, Philadelphia, 1972,hal. 220. 

15

Mazmur 89;3, 132;11-14, dan lihat Bright, hal.221 

48 

 

 

dan akidah melalui pilar-pilar teologis ini serta tinggalnya Yahwe di 

Haikal sebagai jaminan Kelanggengan negara.16 

Runtuhnya struktur Teologis kerajaan ini, setelah kematian 

Sulaiman dan terpecahnya kerajaan dianggap sebagai pembatalan 

Tuhan akan perjanjian yang telah diputuskan bersama Daud dan anak 

cucunya. Maka mengkristallah keyakinan baru disamping keyakinan 

lama tentang kesucian kerajaan Daud. Inti dari keyakinan yang baru 

adalah  penolakan terhadap klaim-klaim keluarga Daud tentang 

pemerintahan abadi dan penolakan konsep asas ketuhanan bagi 

kerajaan  serta menganggapnya sebagai kerajaan bumi yang rentang 

mengalami perpecahan dan keruntuhan. 

Kemudian berkembanglah pendapat para imam yang terkait dengan 

keluarga Lewi atau bisa jadi terkait langsung dengan keluarga Harun  

bahwa asal usul pusat keagamaan yang pertama kembali kepada masa 

leluhur dia mengklaim bahwa para leluhur adalah Musa sendiri. Pusat 

kekuasaan yang didirikan telah lenyap. 

F. FASE KENABIAN KLASIK 

 Perpecahan kerajaan Daud dan Sulaiman berakhir dengan 

runtuhnya kerajaan Utara di tangan bangsa Asyur pada tahun 721 SM 

dan runtuhnya kerajaan selatan di tangan bangsa Babel pada tahun 586 

SM. Fase ini disebut fase kenabian klasik yang merespon fenomena 

agama terhadap peristiwa-peristiwa politik akibat perpecahan kerajaan 

dan dampaknya terhadap agama. 

                                                                 

16

John Bright, hal. 223) 

49 

 

 

Pada level ke agamaan, para Nabi menaruh perhatian terhadap 

agama Musa dan mereka menganggapnya sebagai fase keagamaan 

teladan dalam sejarah agama, dan mereka menuntut kembali kepada 

agama yang ideal dan kondisi yang ideal dulu. Akan namun  mereka 

justru mengembangkan agama Yahudi dan memasukkan banyak 

doktrin-doktrin baru yang tidak pernah ada sebelumnya. Di antaranya 

adalah doktrin kebangkitan pahala, siksa dan Al Masih sang juru 

selamat, di samping itu sangat fokus pada dimensi moralitas bagi 

agama Yahudi. 

1. Kebangkitan. 

Keyakinan tentang kebangkitan muncul setelah masa 

pengasingan atau penawanan, mungkin dipengaruhi oleh agama-

agama Persia.17 Yang telah mengenal konsep kebangkitan sejak 

lama. Khusus yang terkait dengan peranan situasi politik dengan 

runtuhnya kerajaan Israel dan Yehuda secara berturut-turut 

membawa kepada pemikiran tentang kemungkinan bangkitnya 

kembali kerajaan pada masa yang akan datang. 

Hal ini terkait pula dengan perubahan pandangan keagamaan 

kepada dunia menurut agama bisa tidak terwujud dalam kehidupan 

itu sendiri, melainkan di alam lain, yaitu alam sesudah kematian. 

Begitulah para nabi menghimpun antara pandangan historis masa 

depan dengan kemungkinan terwujudnya kebebasan di masa depan 

dalam bentuk yang mutlak di alam ukhrawi. 

                                                                 

17

G.F More, Yudaism in The First of The Christian Era , vol.II, Schocken Books, 

New York,, hal.394-395; Ringgren, Israelite, Relegion, hal.246. 

50 

 

 

Terdapat beberapa indikasi yang jelas pada Hosea yang 

menekankan adanya keyakinan tentang hari kebangkitan, "ya 

Tuhan, orang-orangMu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat 

mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di 

dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorak."18 Kitab Yunus 

memberikan perumpamaan lain kepada kita tentang kemungkinan 

terjadinya hari berbangkit lewat Kisah Yunus dan kondisinya yang 

tetap hidup di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam, " 

Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya 

Tuhan, Allahku. Lalu berfirmanlah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan 

itupun memuntahkan Yunus ke darat".19 

2. Balasan Pahala dan Hukuman. 

Adapun tentang konsep pahala dan hukuman, terdapat di dalam 

teks yang sepuluh memuat isyarat-isyarat penting tentang pahala 

dan siksa. Hanya saja konsep tersebut berkembang menjadi salah 

satu doktrin yang permanen dalam agama Yahudi kecuali di sela-

sela periode penawanan dan masa kenabian klasik. Para nabi 

mendiskusikan secara langsung konsep tanggung jawab individu 

atas perbuatan-perbuatannya, dan mereka menganggap individu 

bertanggung jawab langsung atas perbuatan-perbuatannya 

dihadapan Tuhan. Kemudian menanamkan pemikiran tentang 

tanggung jawab moral bagi setiap individu. Tanggung jawab 

individu tersebut dikaitkan dengan Tuhan sebagai suatu ikatan 

                                                                 

18

Yesaya, 26;19. 

19

Yunus 2;6 dan 10 

51 

 

 

langsung tentang amal perbuatannya yang pada akhirnya hukum 

ditetapkan berdasarkan kepada perbuatan tersebut.20 

Pada masa nabi sebelumnya tidak ditekankan tentang tanggung 

jawab individu, akan namun  tanggung jawab kelompok di hadapan 

Tuhan. Kondisi yang baru menggabungkan antara tanggung jawab 

kelompok dengan tanggung jawab individu. Sebagai ganti dari 

kebebasan kehendak manusia, maka konsep pahala dan hukuman 

duniawi dan ukhrawi perlu berkembang sebagai salah satu dasar-

dasar agama yang baru yang membatasi hubungan manusia dengan 

Tuhan yang meraih sifat moral ini sebelumnya, sebagaimana yang 

tampak jelas dari perintah-perintah moral dalam teks Perintah Yang 

Sepuluh, dan ditangan para nabi, Tuhan berubah menjadi Tuhan 

personal yang bermoral dan memiliki tuntutan-tuntutan moralitas 

terhadap hamba-hambaNya.21 

3. Al-Masih Sang Juru Selamat. 

Ide Al-Masih sang juru selamat mulai muncul setelah runtuhnya 

kerajaan Daud dan Sulaiman yakni kerajaan Utara dan Selatan 

sebagai upaya religius untuk mengganti runtuhnya kerajaan bumi. 

Doktrin ini tegak berdasarkan keyakinan akan datangnya seorang 

juru selamat di masa mendatang untuk mewujudkan kebebasan bagi 

kaumnya pada level politik dan agama.  

Nasab Al-Masih Juru Selamat ini diletakkan pada keluarga 

Daud sebab  keluarga itulah yang mendirikan kerajaan, dan sebab  

                                                                 

20

Yulius Gutmann, Philosophies of Yudaism, a History of Jewish Philosophy From 

Bibical Times to Fransz Rosenzweig, diterjemahkan oleh : David W.Silverman, 

Scken Books, New York,1973, hal.14-15. 

21

Muhammad Khalifah Hasan: Zhahirah An-Nubuwwah Al-Israilyyah, hal. 251. 

52 

 

 

Daud yang menjadi contoh teladan bagi raja-raja, dalam sejarah 

politik dan agama bagi orang-orang Israel. Ide Al-Masih ini tersebar 

di dalam kitab para nabi-nabi, seperti Amos, Hosea, Yesaya, 

Yeremia, Yehizkel dan lain-lain.22  

Risalah tentang juru selamat yang ada pada para nabi untuk 

seluruh manusia memberikan gambaran tentang berbagai peristiwa 

sejarah yang terjadi sebab  Tuhan. Lewat risalah itu juga 

diberitahukan atau diwujudkan tentang hari kiamat. Pemikiran 

tentang juru selamat itu adalah pemikiran kebangsaan (yahudi) 

menuju kembali berdirinya rumah Daud dan bercerita tentang 

keagungan masa depan Israel yang akan kembali kepada Tuhan, 

tentang perdamaian abadi dan arah setiap umat menuju kepada 

Tuhan Israel yang tunggal jauh dari keyakinan-keyakinan dan 

gambaran-gambaran penyembah berhalah, pemikiran tentang juru 

selamat ini berdasarkan kepada kitab-kitab para nabi.  

Para nabi sebelum penawanan dapat ditemukan gambaran 

tentang juru selamat seperti dalam ucapan Amos "Pada hari Aku 

akan mendirikan lagi pondok Daud yang telah roboh; Aku akan 

menutup pecahan dindingnya dan akan mendirikan kembali 

reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman 

dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan 

segala bangsa yang Kusebut milik-Ku," Demikian firman Tuhan 

yang melakukan hal ini. "Sesungguhnya waktu akan datang," 

Demikian firman Tuhan, "Bahwa pembajak akan tepat menyusul 

penuai dan pengirik buah anggur penabur benih, gunung-gunung 

                                                                 

22

lihat Amos 9:11-15, Hosea 3:4-5, Yesaya 56;3-4, Yeremia 3;3-9, dan Yehizkel 3:22 

53 

 

 

akan meniriskan anggur baru dan segala bukit akan kebanjiran. Aku 

akan memulihkan kembali umat-Ku Israel: mereka akan 

membangun kota-kota yang licin tandas dan mendiaminya; mereka 

menanamkan kebun-kebun anggur dan minum anggurnya mereka 

akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya. 

Maka Aku akan menanam mereka ditanah mereka, dan mereka 

tidak akan di cabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada 

mereka, "firman Tuhan, Allahmu"23 

Kitab Hosea menyebutkan bahwa juru selamat adalah seorang 

raja yang berasal dari keturunan Daud dan kedatangannya 

menjelang Hari Kiamat, "Sebab lama orang Israel akan diam dengan 

tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan 

tiada efod dan terafim. Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan 

akan mencari Tuhan, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka 

akan datang dengan gemetar kepada Tuhan dan kepada kebaikan-

Nya pada hari-hari yang terakhir."24 Yeremia juga menekankan hal 

yang sama, "Mereka akan mengabdi kepada Tuhan, Allah mereka, 

dan kepada Daud, raja mereka yang akan Kubangkitkan bagi 

mereka." 25 Dan Aku, Tuhan, akan mengangkat satu orang gembala 

atas mereka, yang akan, mengembalakannya, yaitu Daud, hamba-

Ku; dia akan mengembalakan mereka, dan menjadi gembalanya. 

Dan Aku Tuhan, akan menjadi Allah mereka serta hamba-Ku Daud 

menjadi raja di tengah-tengah mereka,"26 

                                                                 

23

Amos 9;11-15 

24

Hosea 3;4-5 

25

Yeremia 30:9 

26

Yehizkel 34; 23-24 

54 

 

 

Dalam Yesaya juga disebutkan, "Sendengkanlah telingamu dan 

datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku 

hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia 

yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud, Sesungguhnya, Aku 

telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi 

seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa.27 Ini adalah 

sebagian dari beberapa contoh tentang tersebarnya pemikiran juru 

selamat di kalangan para nabi Bani Israel, apakah sebelum masa 

penawanan ataupun setelahnya. Mengisyaratkan tentang Daud 

sebagai simbol.  

Akhirnya dapat dikatakan bahwa pemikiran para nabi terpusat 

kepada dua tokoh utama, pertama Musa yang dianggap sebagai 

model dalam hal penetapan hukum-hukum, khususnya perintah 

yang sepuluh dan gagasan hukum-hukum Kitab Perjanjian dan 

kedua Daud yang dianggap sebagai model bagi seorang raja yang 

juga juru selamat. Kandungan perjanjian baru ini adalah pengakuan 

akan sesuatu yang menyerupai keaslian dosa manusia, bahwa 

ketaatan bangsa itu kepada Tuhan menjadi tidak terjamin 

disebabkan pengabaian yang terus menerus terhadap perjanjian, 

bahwa jaminan satu-satunya untuk keberlangsungannya adalah 

campur tangan Tuhan untuk mengubah karakter manusia dan 

mengarahkannya kepada ketaatan kepada Tuhan secara paksa 

melalui rasa takut dan meletakkan syariat kedalam hati mereka. 

Pemikiran para nabi adalah pemikiran kembali ke agama dalam 

bentuk agama Musa dan kembali kepada raja dalam bentuk Daud, 

                                                                 

27

Yesaya 55;3-4 

55 

 

 

sebagai suatu usaha untuk mengembalikan kerajaan dalam bentuk 

masa silam yaitu kerajaan Daud. Akhirnya selesailah penetapan 

syariat menurut urutannya di Taurat yang di tulis oleh Ezra dan 

permanenlah teks-teksnya. 

G. FASE TERBENTUKNYA RUKUN IMAN YAHUDI 

 Keyakinan Yahudi dapat dibagi menjadi dua fase sebagai berikut: 

 Pertama, Fase pemilihan, yaitu ketika Tuhan (Yahwe), dipilih 

sebagai Tuhan yang diakui. Jadi, seakan-akan sebelumnya bangsa 

Yahudi mengakui adanya beberapa tuhan di alam semesta. 

Kedua, fase monoteisme, mutlak hanya kepada Allah. Keyakinan 

inilah yang ditanamkan Nabi Musa kepada kaum Yahudi. namun  

setelah Musa wafat, bangsa Yahudi kembali mengingkari keesaan 

Allah. Bangsa Yahudi mulai menggambarkan Allah sebagai Dzat yang 

memiliki tubuh. Keyakinan ini terus dipegangi bangsa Yahudi selama 

berabad-abad sampai kitab kejadian dan kitab Keluaran selesai ditulis, 

yaitu setelah Musa wafat.  

Keyakinan Yahudi ini kelak mengalami kemajuan luar biasa ketika 

muncul Musa bin Maimun yang menginterpretasikan arti “Pemilihan 

Tuhan”  menjadi pernyataan bahwa Allah adalah Tuhan  yang khusus 

bagi bani Israel saja. Ia menerangkan pendapatnya ini lewat penetapan 

tiga belas rukun iman Yahudi, Musa bin Maimun menjelaskan 

kedudukan Allah dengan cara yang hampir serupa dengan konsep 

ketuhanan dalam  agama Islam. 

Tiga Belas Rukun Iman Yahudi yang disusun oleh Musa bin 

Maimun. 

56 

 

 

1. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-

namaNya mulia adalah yang menciptakan dan mengayomi semua 

mahluk. Hanya Dialah yang telah membuat segala sesuatu, baik 

dahulu, kini, maupun esok. 

2. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-

Nya mulia adalah Esa dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupai 

keesaan-Nya dalam segala keadaan. Dialah satu-satunya Tuhan kita 

sejak zaman azali. Dialah yang telah ada dan akan selalu ada 

selamanya. 

3. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-

Nya mulia, tidak berbentuk, tidak dibatasi bentuk, serta sama sekali 

tidak ada yang menyerupai-Nya. 

4. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-

Nya mulia adalah Maha awal dan Maha akhir. 

5. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-

Nya mulia adalah salahsatunya yang berhak disembah oleh selain 

Dia. 

6. Aku beriman sepenuhnya bahwa setiap ucapan para nabi  tidak 

boleh diubah. 

7. Aku beriman sepenuhnya bahwa kenabian Musa adalah benar. 

Dialah bapak bagi semua nabi, yang datang sebelum, ataupun 

sesudah Dia. 

8. Aku beriman sepenuhnya bahwa setiap Taurat yang ada di tangan 

sekarang kita adalah yang dulu telah diberikan kepada Musa. 

9. Aku beriman sepenuhnya bahwa semua isi Taurat ini tidak boleh 

diubah, dan tidak akan mungkin ada hukum lain selain dari yang 

57 

 

 

termuat di dalamnya yang datang dari Sang Maha Pecipta yang 

nama-Nya mulia. 

10. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-

Nya Maha Mengetahui semua yang dilakukan dan dipikirkan oleh 

bani Adam, sebagaimana difirmankan-Nya, “Dialah yang telah 

menggambarkan di dalam hati mereka semua dan Dialah yang 

Maha Mengetahui setiap perbuatan mereka.” 

11. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-

Nya mulia akan memberi pahala bagi mereka yang selalu menjaga 

semua nasihat-Nya dan akan menjatuhkan hukuman kepada mereka 

yang melanggar nasihat-Nya. 

12. Aku beriman sepenuhnya akan kedatangan Messiah. Walaupun 

kedatangannya terlambat, aku akan selalu menunggu kedatangannya 

setiap hari. 

13. Aku beriman sepenuhnya akan kebangkitan orang-orang yang 

sudah mati ketika mereka harus bangkit dengan kehendak Sang 

Maha Pencipta yang nama-Nya mulia dan Mahatinggi, sekarang dan 

sampai kapan pun.28 

Adapun di dalam kitab suci Yahudi, Lafaz al-jalalah (allah) 

beberapa lafal lain, di antaranya adalah sebagai berikut:  

EL (II): nama yang menunjukkan sifat ketuhanan secara khusus. 

Nama ini menunjuk pada "Allah". Kata ini digunakan oleh beberapa 

bahasa Semit yang lain, termasuk yang digunakan oleh kaumpagan 

untuk menyebut "Allah." 

                                                                 

28

 Dr. Hasan Zasa, al- Fikr ad-Dini al- Yahudi Athwadru wa Madzahibuh, 

hal.133-135. 

58 

 

 

ELOHIM (Alunim): kata plural (jama'), bukan penekanan kata 

(tafkhim). Kata ini di gunakan oleh beberapa kitab pertama yang 

terdapat di dalam Taurat untuk menyebut "Allah". Terutama dalam 

Kitab Kejadian dan Mazmur dari ayat 43-74. Oleh sebab  itulah, Kitab 

Mazmur disebut sebagai " Mazmur Elohim". Orientalis Gustaf Lebon 

berpendapat bahwa kata "Elohim" berarti "yang tertinggi". Baal (Bal) 

dalam bahasa Semit berarti "Tuan" (Sayyid) atau "Tuhan" (Rabb). Ini 

adalah nama Tuhan (dewa) yang disembah bangsa Kan'an. Sementara 

itu, bangsa Yahudi menganggap bahwa nama "Baal" adalah padanan 

bagi kata" Allah"  (Tuhan). Dahulu, kaum Yahudi menggunakan kata 

Ba'l Barits (berarti Tuhan Perjanjian) sebagai nama sembahan mereka 

di Sikhem (Syakim) pada masa para hakim. Yahwe (Yahwah); nama 

Tuhan yang paling umum dipakai bangsa Yahudi. Kata ini digunakan 

untuk menyebut "Allah" dalam tingkat yang paling tinggi. Kata 

"Yahweh" sebenarnya memiliki arti 'Yang Ada' (al-Maujud) atau 

"Yang Tersembunyi" (al-kamin). 

Secara khusus, kata ini digunakan untuk menyebut sembahan 

bangsa Yahudi . Bangsa Yahudi juga menggunakan kata ini untuk 

menyebut kota-kota mereka dan menisbahkannya kepada nama 

mereka. Ada pendapat yang mengatakan bahwa arti dari kata "Yahwe" 

adalah 'jatuh' maksudnya dengan "Yahweh" jatuhlah musuh- musuh 

bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi selalu menggunakan lafal "Yahweh" 

walaupun kata ini digunakan untuk menyebut Tuhan sebab  ia 

digunakan ketika Musa menerimah wahyu untuk pertama kalinya. 

Berarti, kata ini sebenarnya tidak pernah digunakan pada masa- masa 

awal. Apalagi kata" Yahweh" yang ada di dalam Alkitab selalu 

59 

 

 

diterjemahkan "Tuhan", sebab  kata Ibrani yang biasa digunakan 

sebagai pengganti kata" Allah" adalah " Elohim". Selain kata 

"Yahweh" memang berarti yang tersembunyi dan Abadi. 

Bangsa Yahudi juga sering menggunakan kata "Donai" (berarti 

Tuhanku). Dalam perkembangan pemahaman temporalnya, kata 

"Yahweh" digunakan bangsa Yahudi sebagai salah satu sebutan di 

antara beberapa sebutan tentang Tuhan Israel yang amat banyak. Di 

samping itu, pemahaman tentang ketuhanan Yahudi juga terus 

berkembang di tangan nabi- nabi bani Israel yang dengan mudah dapat 

diketahui walaupun sebenarnya masalah ini juga sangat jelas jika kita 

melacak periode kenabian Yeremia, Ayu, dan Yehizkel. Dalam kitab 

Yesaya, masaalah ketuhanan ini diterangkan dengan jelas melalui 

potongan-potongan ayat berikut. 

1. Aku adalah Allah, dan bukan yang lain." 

2. Aku adalah Tuhan, tidak ada Tuhan selain Aku". 

3. Aku adalah Tuhan, yang menebarkan langit, dan sendirian Aku 

menghamparkan bumi".  

Tapi bangsa Yahudi tidak pernah mengenal "Allah" sebagai yang 

tunggal dan menjadi tempat bergantung kecuali setelah tujuh ratus 

tahun berlalu sejak Musa wafat. Itupun baru mereka capai setelah 

mereka melakukan penelitian dan telaah mendalam terhadap Perjanjian 

Lama yang sebenarnya telah menjadi kitab yang berisi campuran dari 

berbagai macam fakta, dongeng, kisah- kisah,kabar berita, dan Tradisi. 

Tonybee, seorang sejarawan menyatakan bahwa sebenarnya sangat 

mungkin bagi agama Yahudi untuk berkembang hingga mencapai 

paham monoteisme absolut di Babilonia. Paham ini bisa diraih jika 

60 

 

 

bangsa Yahudi tidakterus menjadikan agama mereka sebagai agama 

komunal yang hanya boleh dianut bangsa Yahudi saja. 29 

 

 

 

                                                                 

29 (Prof. Abdurrazzaq Mauhi, al-ibadat fi ad-Diyanah al- Yahudiyyah, 

hal 23-25. 

 

61  

 

 

BAB KEEMPAT 

 

 

Palestina: Tanah Yang Dijanjikan 

Dan Bangsa Pilihan 

A. TANAH PERJANJIAN 

Di dalam Talmud disebutkan, "Tuhan yang Maha Esa lagi Kudus 

yang namaNya suci telah mengukur seluruh negeri dengan 

menggunakan ukuran-Nya, dan Dia tidak menemukan satu negeripun 

yang tepat untuk mempersilahkan sekelompok orang Israel, kecuali 

"tanah Israel," tanah ini juga disebut sebagai "Tanah Permai."1 

Kenyataannya bahwa ajaran Taurat, Kitab suci orang Yahudi, tidak 

mungkin diterapkan secara penuh, kecuali di tanah suci tersebut. 

Dalam Kitab Yesaya disebutkan," tidak seorangpun yang tinggal disitu 

akan berkata, "Aku Sakit" dan semua warga nya akan di ampuni 

kesalahannya". 

Sosok Ibrahim dengan Tanah Perjanjian, menurut sumber-sumber 

Biblika yaitu, ditulis pada abad ke-18 SM, menegaskan bahwa nenek 

moyang bangsa Israel merujuk kepada nama Ibrahim sebagai bapak 

monoteisme. Dalam Pejanjian Lama disebutkan  bahwa Abram adalah 

putra Terah keturunan Shem, Terah membawa putranya dan 

menantunya Sara, dari kota asal mereka di UR Chaldea (Mesopotania) 

                                                                 

1

 Daniel 11:1 

62  

 

 

ke Tanah Kan’an.2 “Allah memanggil Abram,” Pergilah dari negerimu 

dan ayahmu ke tanah yang Aku Tunjukkan kepadamu. Aku akan 

membesarkan namamu.”3 Di tanah Kan’an dekat kota Sichem, Tuhan 

menampakkan diriNya dan menjanjikan, “ Kepada benih keturunanmu, 

Aku akan berikan tanah ini,4 camkanlah bahwa anak-anak 

keturunanmu akan menjadi asing di tanah bukan milik mereka, dan 

mereka (keturunanmu) ke Tanah Perjanjian ini dalam empat generasi.5 

Tanah yang dijanjikan merupakan pusat dunia, sebab  terletak tepat 

ditengah jagat raya ini, sebagaimana kaum Yahudi berdiri di tengah-

tengah berbagai komunitas lain. Sejarah mereka menjadi landasan di 

dalam sejarah dunia, dan aktifitas mereka menjadi landasan untuk 

menyelamatkan dunia. Ketika Tuhan mengadakan perjanjian “pada 

keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai 

ke sungai yang besar itu, sungai Eufrat, yakni tanah orang Keni, orang 

Kenas, orang Kadmon, orang Het, orang Feria, orang Refaim, orang 

Amori, orang Kana'an, orang Girgasi dan orang Yebus itu."6 Tanah 

yang dijanjikan dalam Injil Perjanjian Lama tersebut sekarang ini 

meliputi wilayah negeri Mesir, Arab Saudi, Yordania, Palestina, Syria, 

dan Irak.7 

Namun di ayat lain hanya menyebutkan Kana'an (Filistin), "Aku 

akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta 

keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, 

                                                                 

2

Kejadian 11;32. 

3

Kejadian 12;1. 

4

 Kejadian 12;7. 

5

Kejadian 15;13-16. 

6

 Kejadian 15; 18-21. 

7

 Kejadian Pasal 15;18-21. 

63  

 

 

“Kepadamu dan kapada ketururunanmu akan Kuberikan negeri ini 

yang kau diami sebagai orang Asing, yakni seluruh tanah Kana'an akan 

Kuberikan menjadi milik untuk selama-lamanya, dan Aku akan 

menjadi Allah mereka".8 

Nabi Ibrahim adalah bapak sejumlah besar bangsa dan beranak 

cucu sangat banyak. "Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman 

kepadanya "dari pihakKu, inilah perjanjianKu dengan engkau, engkau 

akan menjadi bapak sejumlah besar bangsa. sebab  itu namamu bukan 

lagi Abram, melaikan Abraham, sebab  engkau telah Kutetapkan 

menjadi bapak sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau 

beranak cucu sangat banyak, engkau akan Kubuat menjadi bangsa-

bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.9 Jika umat terpaut 

dengan tanah yang dijanjikan itu terpaut erat dengan zaman suci 

(sejarah Yahudi) dan tempat suci (tanah yang dijanjikan). Hal itu 

tampak pada anggapan bahwa Tanah suci itu tidak lain adalah tanah 

yang dijanjikan. Sebab Tuhan pernah menjanjikan kepada Ibrahim 

untuk memberikan kepada anak cucunya. Tanah itu juga disebut" 

Tanah Ma'ad" (tempat kembali) yang kelak orang Yahudi akan 

kembali ke sana di bawah kepemimpinan Messiah. Yakni, negeri yang 

akan menjadi saksi berakhirnya sejarah. Masalah krusial yang dihadapi 

para pemuka dan bangsa Yahudi adalah status kepemilikan tanah 

tersebut.  

Sepanjang sejarah, Tanah Suci umumnya selalu didiami bangsa 

yang tidak suci, sejak awal sejarahnya sampai tahun 1000 SM, tanah 

                                                                 

8

 Kejadian 17;7-8).  

9

 Kejadian 17; 3-6 

64  

 

 

tersebut ditinggali oleh bangsa Kana'an dan orang-orang Palestina. 

Sedangkan sejarah tanah yang dijanjikan itu dalam kacamata Islam 

adalah sebagai berikut.  

Pada Periode tahun 1200 SM-1100 SM, Nabi Musa as memimpin 

bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju 

"tanah yang dijanjikan” asalkan mereka taat kepada Allah swt 

berkehendak melengkapi rahmatNya bagi Bani Israel. Oleh sebab  itu, 

Musa as berkata kepada mereka "Wahai kaumku, masuklah ke tanah 

suci (Filistin) yang ditentukan Allah bagimu."10 Namun saat mereka di 

perintah untuk memasuki tanah Palestina, mereka membandel dan 

berkata; “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang yang 

gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan 

memasukinya sebelum mereka keluar dari sana. Jika mereka telah 

keluar dari situ, pasti kami akan memasukinya."11 Hanya dua orang di 

antara ribuan orang bani Israel yang bersedia bangkit dan berkata; 

Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila 

kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada 

Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu banar-banar orang 

yang beriman."12 

Namun mayoritas Bani Israel yang pengecut itu berkata pada Musa 

"Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, 

selagi mereka ada di dalamnya, sebab  itu pergilah kamu bersama 

Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya, kami hanya 

                                                                 

10

 QS. al-Maidah;21 

11

 QS. Al-Maidah:22 

12

 QS. Al-Maidah;23 

65  

 

 

duduk menanti di sini saja."13 Musa as. Menjadi sedih, maka iapun 

menengadah ke langit dan berkata; "Wahai Tuhanku, aku tidak 

menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah 

antara kami dan orang-orang fasik itu."14 sebab nya, Allah swt. pun 

murka kepada Bani Israel, sebab  telah menyakiti dan tidak mematuhi 

perintah Musa as. Akhirnya Allah mengazab Bani Israel dalam bentuk 

keterasingan mereka di alam liar gurun Sinai selama empat puluh 

tahun. Mereka hidup di tempat-tempat berbeda di gurun pasir tersebut 

selama masa itu. Dengan demikian, jelaslah bahwa isu "tanah yang 

dijanjikan ”tersebut telah selesai dan berakhir, disebab kan penolakan 

dan pengingkaran kaum Yahudi sendiri. Sampai kemudian, pada 

periode tahun 1000 SM-922 SM, Nabi Daud as. Mengalahkan Goliat 

(Jalut) dari Filistin. Filistin berhasi direbut dan Daud dijadikan raja . 

Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai 

Eufrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali 

kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel 

adalah dua garis biru (sungai nil dan sungai Eufrat) dan bintang Daud. 

Kepemimpinan Daud as diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman as 

Sepeninggal Sulaeman (922 SM-800 SM), Israel dilanda perang 

saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terpecah 

menjadi dua, yakni bagian Utara dan bernama Israel beribukota 

Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem. sebab  

kerajaan Israel terlalu durhaka kepada Allah swt maka kerajaan 

tersebut dihancurkan oleh Allah swt. Melalui penyerangan kerajaan 

                                                                 

13

 QS, al-Maidah;24 

14

 QS. Al-Maidah;25 

66  

 

 

Asyiria (800 SM-600 SM) "Sesungguhnya Kami telah mengambil 

kembali perjanjian dari Bani Israel, dan telah Kami utus kepada 

mereka rasul-rasul. namun  setiap datang seorang rasul kepada mereka 

dengan membawa apa yang tidak diinginkan hawa nafsu mereka, maka 

sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh,"15 Hal 

ini juga dapat dilihat dalam Injil.16 Sementara kerajaan Yahuda 

dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia (600 SM-500 

SM). Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23;27 dinyatakan bahwa mereka 

tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari 

Yerusalem dan dipenjara di Babylonia. Pada periode tahun (500 SM-

400 SM), Cyrus dari Persia meruntuhkan Babylonia dan menginginkan 

bangsa Israel kembali ke Yerusalem. Pada periode tahun (330SM-322 

SM), Israel diduduki Alexander The Great dari Macedonia (Yunani). 

Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa 

Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis 

dalam bahasa Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani. 

Pada periode tahun (300 SM-190 SM), Yunani dikalahkan 

Romawi, maka Yerusalem pun dikuasai oleh imperium Romawi. Pada 

periode (1-100 M), Nabi Isa as/Yesus lahir, kemudian menjadi 

pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain di 

anggap sebagai subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman 

hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib), ajaran Yesus 

sendiri di tolak oleh para Rabbi Yahudi. Setelah Isa tiada, bangsa 

Yahudi justru memberontak terhadap Romawi. 

                                                                 

15

 QS. 5;70. 

16

 Kitab Raja-raja ke-1, 14;15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17;18. 

67  

 

 

Pada periode tahun (100-300 M), pemberotakan berulang. 

Akibatnya Filistin dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. 

Mereka dideportasi keluar Filistin dan terdiaspora kesegala penjuru 

imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk 

Yahudi yang tetap bertahan di Filistin. Dengan masuknya Islam serta 

dipakainya bahasa Arab sebagai bahasa Resmi, mereka lambat laun 

terarabisasi atau bahkan masuk Islam. Kenyataan historis tersebut 

semakin dipertegas oleh pernyataan kelompok Yahudi yang tergabung 

dalam organisasi Natura Karta, sebuah organisasi yang menentang 

keras gerakan Zionisme. Mereka menyebut diri mereka sebagai 

kelompok Yahudi Judaisme, untuk membedakan dengan kelompok 

Yahudi Zionizme. Mereka menyatakan; "Judaisme merupakan 

keyakinan yang berdasarkan pada wahyu di Sinai. Keyakinan ini 

menyatakan bahwa pengasingan kaum Yahudi dapat diakhiri melalui 

agresi militer. Zionisme telah merampas hak warga Filistin. 

Mengabaikan tuntutan mereka, dan menjadikan mereka sebagai target 

penganiayaan, penyiksaan, dan pembunuhan. Kaum Yahudi Taurat di 

dunia terkejut dan terlukai dengan dogma irreligius dan kejam ini. 

Ribuan ulama dan pendeta Taurat telah mengutuk gerakan tersebut. 

Mereka tahu bahwa hubungan baik kaum Yahudi dan muslimin 

sebelumnya di Tanah Suci (Palestina) telah terlukai oleh gerakan 

Zionisme, yang sedikit banyak mengatasnamakan orang-orang Yahudi. 

Berdasarkan keyakinan Yahudi dan hukum Taurat, kaum Yahudi 

terlarang untuk memiliki negara sendiri, sementara menunggu 

datangnya sang Messiah". 

68  

 

 

B. BANGSA YANG TERPILIH 

Berbicara mengenai Bangsa Terpilih memberi tahu kita, "Bukan 

sebab  banyak jumlahnya dari bangsa manapun juga, maka hati Tuhan 

terpikat olehmu dan memilih kamu. Bukanlah kamu ini yang paling 

kecil dari segala bangsa, namun  sebab  Tuhan mengasihi kamu dan 

memegang sumpahNya yang telah di ikrarkan-Nya kepada nenek 

moyangmu, maka Tuhan membawa kamu keluar dengan tangan yang 

kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, 

raja Mesir. Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa Tuhan, Allahmu, 

Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih 

setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada 

perintahNya, sampai kepada beribu-ribu keturunan.17 Di ayat lain, 

"Allah memilih Bani Israel untuk menjadi umat yang akan melahirkan 

Yesus Kristus-penyelamat dari dosa dan kematian".18 "Allah pertama-

tama menjanjikan Messias setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam 

dosa".19 Kemudian Allah menegaskan bahwa Messias akan datang 

melalui jalur Abraham, Ishak dan Ya'kub".20 "Yesus Keristus adalah 

penyebab utama mengapa Allah memilih Israel menjadi Umat Pilihan, 

namun Dia memutuskan untuk melakukan-Nya dengan cara itu. Yesus 

harus datang melalui sebuah bangsa, dan Allah memilih Israel. 

Namun demikian, alasan Allah memilih Israel bukan hanya untuk 

kedatangan Messias semata-mata. Keinginan Allah bagi Israel adalah 

bahwa mereka akan pergi dan mengajar bangsa-bangsa lain mengenal 

                                                                 

17

 Ulangan 7;79 

18

 Yohanes 3:16. 

19

 Kejadian 3 

20

 Kejadian 12;1-3 

69  

 

 

Dia, Israel dipanggil menjadi bangsa Imam, Nabi dan missionari 

kepada dunia ini. Rencana Allah adalah bangsa Israel menjadi bangsa 

yang berbeda, bangsa yang membawa orang kepada Allah dan janji-

Nya mengenai Penebus, Messiah dan Juruselamat. 

Sebab itu Israel gagal dalam tugas ini. Namun demikian, tujuan 

utama Allah bagi Israel, yaitu membawah Messias dan Juruselamat, 

telah terpenuhi dengan sempurna "dalam diri Yesus Kristus". sebab  

itu, Gagasan bahwa umat Yahudi merupakan bangsa yang terpilih 

merupakan salah satu konsep yang paling banyak disalah fahami dalam 

sejarah. Konsep mengenai bangsa yang terpilih tak dimaksudkan untuk 

menegaskan keunggulan atau supremasi umat Yahudi, dan sudah 

barang tentu bukan itu yang dimaksudkan sekarang ini. Ketika umat 

Yahudi pertama kali dipilih untuk memperkenalkan membawa 

monoteisme etis ke dunia lebih dari dua ribu tahun yang silam, pada 

saat itu hanya ada umat Yahudi dan pagan di dunia. Kini, mayoritas 

masyarakat dunia penganut salah satu dari tiga agama Ibrahim, 

membicarakan hal ini lebih tepatnya, etika Yudeo-Kristen-Islam. 

Konsep keterpilihan Yahudi telah berevolusi melewati liku-liku yang 

panjang sejarah Yahudi. 

Taurat berisi sejumlah ayat yang menegaskan bahwa karakter 

Israel sebagai tanah bangsa terpilih adalah absolut; "Sebab engkaulah 

umat yang suci bagi Tuhan, Tuhanmu, dan Tuhan telah memilihmu 

untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang 

ada di atas muka bumi. "Namun, bahkan pada awal sejarah agama 

Yahudi, Musa telah mengingatkan warga  Israel bahwa mereka 

tidaklah superior sama sekali atas warga  bangsa-bangsa lain. ia 

70  

 

 

mengatakan kepada mereka."21 Bukan sebab  jumlahmu lebih banyak 

daripada bangsa manapun sehingga Tuhan menetapkan dan 

memilihmu, sebab sesungguhnya, kau adalah yang terkecil dari semua 

bangsa?"22 Musa kemudian mengecam kaumnya, “Bukanlah sebab  

jasa-jasamu Tuhanmu memberikan negeri yang subur ini kepadamu 

untuk kau miliki, sebab sesungguhnya engkau bangsa yang tegar.”23 

Meski Taurat tidak menunjukkan kebajikan tertentu yang membuat-

Nya memilih, Taurat tidak menuntut bahwa yang terpilih harus 

merespon dengan melaksanakan perintah-perintah Tuhan dengan setia. 

 

                                                                 

21

 Ulangan 14;2 

22

 ulangan 7:6-8 

23

 Ulangan 9:6 

71 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

BAB KELIMA  

 

  

Mazhab Dalam Agama Yahudi 

Hampir dapat dipastikan bahwa bilamana suatu agama atau 

ideologi telah ditinggalkan oleh nabinya atau pendirinya, maka 

timbullah perpecahan berupa aliran atau mazhab atau sekte-sekte. 

Penyebabnya yang paling utama ialah perbedaan pemahaman atau 

interpretasi terhadap ajaran-ajaran tertentu pada agama itu. 

Sebagaimana yang dialami oleh agama lain, demikian pula dengan 

agama Yahudi setelah ditinggalkan oleh Nabi Musa juga timbul 

perpecahan dalam kalangan pengikutnya menjadi berbagai aliran yang 

masing- masing mempunyai prinsip dan dasar sendiri, dalam hal 

pandangan hidup sehari-hari, pandangan terhadap alam semesta dan 

kehidupan di balik alam yang nampak. Mazhab-mazhab yang 

dimaksud adalah Hasideans, Parisi, Saduki, Essenes dan aliran Zealots. 

A. MAZHAB HASIDEANS 

Hasideans adalah sekte agama Yahudi yang tidak diketahui 

sedikitpun tentang asal-usulnya. Akan namun  sekte ini menjalankan 

aktivitasnya pada abad II SM, yakni masa penindasan Antiachus 

Epiphanes di mana para pengikutnya ini lebih memilih mati daripada 

mengotori hari Sabat,  mereka merupakan dalang revolusi Hasmonean. 

Kendati ada kesamaan nama, namun mereka merupakan sekte tua yang 

berbeda dengan sekte-sekte Hasideans Yahudi kontemporer. Keduanya 

dibedakan melalui penggunaan kata Yunani “Hasideans” daripada kata 

72 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

Ibrani “Hasidim” dengan makna “orang-orang yang bertaqwa.” Para 

pengikut sekte Hasideans dikenal sangat konsisten menjalankan 

perintah-perintah dan senantiasa berdoa serta sangat kuat berpegang 

teguh dengan ritual Sabat. Adapun hubungan mereka dengan sekte-

sekte Yahudi lainnya, mereka dari sisi politik memiliki andil dalam 

pemberontakan kaum Hasmonean melawan Yunani. Mereka bersekutu 

dengan orang-orang Mukabiyyin dan turut mendukung mereka sampai 

akhirnya terbukti bahwa orang-orang Mukabiyyin memiliki tujuan-

tujuan politik yang sekuler, lalu mereka berhenti memberi dukungan.  

Di antara sikap-sikap pemikiran mereka adalah melawan upaya 

Antiachus untuk memaksakan filsafat Helenisme terhadap kaum 

Yahudi, perhatian terhadap jaminan kebebasan beragama, dan tidak 

mendukung nasionalisme Yahudi. Kendati memiliki pangaruh terhadap 

orang-orang, namun mereka saling membantu dengan orang-orang 

Hasmonean dalam peperangan mereka demi kebebasan politik.1 Sekte 

ini berakhir setelah konflik orang-orang Mukabiyyin. Akan namun  

pemikiran-pemikiran mereka tetap hidup sebab  diadopsi oleh sekte-

sekte Yahudi lainnya, seperti sekte Parisi, sebagaimana mereka juga 

dianggap sebagai pendahulu sekte Eseni. Sebagian  ilmuwan melihat 

bahwa kata “ Hasid” dan “ Eseni” diambil dari suku kata yang 

bermakna ketakwaan.2 Berarti terdapat kedekatan pada yang 

dinamakan dan isi kandungan di antara kedua sekte itu. 

 

                                                                 

1

 Dr. . Muhammad Khalifah Hasan, Sejarah Agama Yahudi, Jakarta,Penerbit 

Pustaka Al- Kautsar, cet. I,1998, hal. 213. 

2

Ibid, hal. 214. 

73 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

B. MAZHAB PARISI 

Perkataan Parisi artinya sekte yang menyendiri dan berpecah. 

Aliran ini selalu menyendiri dan menginginkan perpecahan. Nama ini 

diberikan oleh orang yang tidak menyukainya. Mereka sendiri 

menamakan dirinya sebagai pendeta atau “rabbani” artinya pendeta-

pendeta agama atau saudara-saudara pada jalan Allah. Sekte Farisi 

merupakan sekte agama politik selama rentang waktu Haekal Kedua. 

Sebagian Ilmuwan menganggap mereka sebagai perpanjangan dari 

sekte Hasideans yang terkenal dengan perlawanan mereka terhadap 

pengaruh budaya Helenisme Yunani atas kaum Yahudi. Sekte ini 

mengadopsi ajaran agama Yahudi warisan tradisioni. Mereka 

membentuk suatu komunitas kecil yang tertutup dan menjalani 

kehidupan berkelompok khususnya dalam hal makan, dan menjaga 

aturan-aturan kesucian. Mereka berupaya memaksakan pengaruh 

mereka terhadap Haikal dan menyaingi orang –orang Saduki dalam hal 

pengaruh ini. Mereka menganggap Sinagoge sebagai lembaga 

keagamaan yang terbuka bagi semua orang intuk beribadah, berhikmat 

dan belajar, serta sebagai ganti Haikal yang dikuasai oleh orang 

saduki.   

Sebagian peneliti menganggap orang-orang Farisi sebagai 

komunitas keagamaan atau masyarakat beriman, dan inilah yang 

membuat agama Yahudi tetap dapat bertahan setelah runtuhnya 

negara.3 Pengikut sekte ini terdiri atas orang-orang kebanyakan yang 

bekerja sebagai guru, sebagai penghotbah agama. sebab  itu jumlah 

                                                                 

3

 DR Muahammad Khalifah Hasan, Ibid.hal. 216. 

74 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

pengikutnya lebih besar  dari pada Saduki. Pada umumnya mereka 

hidup membujang, zuhud dalam biara. 

Mereka percaya pada hari kiamat dan kebangkitan dalam kubur, 

akhirat dan malaikat. Menurut mereka, bukan Taurat saja yang harus 

diikuti sebagai kitab suci, namun  juga Talmud. Talmud dikumpulkan 

oleh para rabi yang mempunyai kekuasaan tertinggi sebab  mereka 

terpelihara dari maksiat, dan semua yang mereka ucapkan adalah dari 

Tuhan. sebab  itu mereka wajib ditaati. Kelompok ini berbeda dengan 

kelompok Yahudi yang lainnya disebabkan adanya dua hal: 

1. Kelompok Yahudi Farisi memercayai semua kitab dalam 

Perjanjian Lama, beberapa ucapan yang dinisbahkan kepada Musa 

dan kitab Talmud. Talmud dikumpulkan oleh para rabi yang 

mempunyai kekuasaan tertinggi sebab  mereka terpelihara dari 

maksiat, dan semua yang mereka ucapkan adalah dari Tuhan.  

2. Kelompok Yahudi Farisi meyakini adanya hari kebangkitan. 

Mereka juga meyakini bahwa orang-orang saleh yang sudah 

meninggal dunia, akan bangkit kembali untuk bersekutu dengan 

Messiah yang kelak akan datang untuk menyelamatkan umat 

manusia dan memasukkan mereka kedalam agama Musa. 

Kitab Injil berulang kali menyebutkan bahwa kaum Farisi 

adalah kelompok yang paling menentang kerasulan Isa ibn 

Maryam. Bahkan Injil juga menyatakan bahwa kaum Farisilah 

yang berkali-kali menudu Isa ibn Maryam . Merekalah kelompok 

terdepan menjadi penentang Isa al Masih, dan terus-menerus 

75 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

berupayah mencelakai nabi agung itu sampai akhirnya mereka 

berhasil menjatuhkan hukuman salib kepadanya.4 

C. MAZHAB SADUKI. 

Orang-orang Saduki merupakan kelompok kalangan atas yang 

terdiri dari para penguasa Yerusalem, dan loyalitas kepada kelompok 

mereka tetap terbatas hanya pada kalangan atas dari para imam dan 

skup-skup militer serta keluarga-keluarga aristokrat Yahudi. 

Asal-usul orang Saduki kembali kepada imam besar. Zadok, imam 

besar Sulaiman, dan anak cucunya yang mewarisi kedudukan ini 

sampai tahun 162 SM. Penamaan kelompok ini berasal dari kelompok 

yang memusuhi mereka sebab  keingkaran mereka yang luar biasa. 

Adapun yang terkait dengan agama, menurut mereka agama terkait 

dengan Haekal dan ritualnya tanpa ada kaedah teologi agama yang 

kuat5. Ia muncul menjelang abad pertama sebelum masehi berakhir. 

Cita-cita aliran ini tergolong ortodoks (kolot) sebab  tidak 

menginginkan adanya perubahan dalam syariat agama. 

 Pengikut-pengikut aliran  ini harus bersikap taqlid kepada apa 

yang telah disabdakan dalam kitab Talmud secara lafdziyah semata-

mata, dan kitab tersebut dilarang untuk ditafsirkan atau diterjemahkan 

ke dalam bahasa lain dari bahasa aslinya yaitu bahasa Ibrani. Mereka 

tidak menerima Talmud, Taurat pun tidak mereka sucikan seluruhnya. 

 Ditilik dari segi akidah, kelompok Saduki berbeda dengan 

kelompok Yahudi Farisi dalam dua hal pokok  sebagaimana berikut; 

                                                                 

4

 . Injil Matius 22. 

5

The Standar Jewish Encyclopedia , hal 1639. 

76 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

1. Kelompok Saduki tidak mengakui Perjanjian Lama dan menolak 

pengambilan hukum dari semua ucapan yang dinisbahkan kepada 

Musa. 

2. Kelompok Saduki tidak mempercayai adanya kebangkitan dan hari 

akhir. Mereka meyakini bahwa ganjaran yang akan menimpah 

pelaku kejahatan dan balasan pahala bagi pelaku kebaikan akan 

langsung diterima ketika yang bersangkutan masih hidup di dunia. 

Kitab Injil berulang kali menyebutkan bahwa kaum Saduki pernah 

beberapa kali berupaya memaksa Isa al Masih untuk meligitimasi 

keingkaran mereka atas kebangkitan dan hari akhir untuk kemudian 

bersatu menghadapi kaum Farisi. Akan namun  upaya mereka ini gagal 

sebab  Isa al Masih justru menjelaskan kesesatan mereka dalam 

beberapa hal yang mereka ingkari. 

Keberadaan orang-orang Saduki berakhir bersamaan dengan 

runtuhnya Haikal pada tahun 70 M di tangan bangsa Romawi. Dengan 

lenyapnya Haikal, maka lenyaplah kekuasaan agama, politik, sosial 

dan ekonomi orang-orang Saduki, serta lenyap pulalah keberadaan 

mereka. Pada waktu yang bersamaan, orang-orang farisi tetap eksis, 

dan akidah mereka berkembang sampai menjadi populer dengan istilah 

Yahudi Tradisionalis atau Rabisme. 

D. MAZHAB KARAITE 

Sekte Karaite muncul pada awal abad VII Masehi, termasuk sekte-

sekte Yahudi terpenting yang menentang sekte Yahudi Rabi. Mereka 

dijuluki dengan beberapa julukan, di antaranya ialah Abnaul Miqra dan 

Ahlul Miqra, sebagai isyarat kepada keteguhan orang-orang Karaite 

77 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

memegang Perjanjian lama sebagai sumber hukum satu-satunya dan 

tidak mengakui hukum-hukum verbal. 

Penamaan “Karaite” kembali kepada abad IX Masehi, sebagaimana 

sekte tersebut juga dinamakan “Ananiyah”, dikaitkan kepada 

pendirinya, Anan bin Daud (Adnan ben David). 

Faktor munculnya aliran ini  pada abad IX M. Salah satunya adalah 

berkembangnya beberapa kecenderungan agama yang non-tradisionalis 

di kalangan Yahudi Babel dan Persia, munculnya Islam dan perubahan 

kondisi keagamaan yang disebabkannya di Timur Dekat Kuno serta 

pengaruh langsungnya terhadap agama Yahudi dan Masehi, 

perubahan-perubahan agama, ekonomi, sosial dan politik yang 

melanda Timur keseluruhannya sebagai akibat munculnya Islam dan 

penyebarannya. Demikian pula menjamurnya kelas-kelas sosial 

Yahudi yang miskin secara sosial dan ekonomi sebab  jauhnya mereka 

dari pusat-pusat agama Yahudi, khususnya di Babel.6 

Pemikiran para pengikut sekte Karaite mencakup beberapa sekte 

Yahudi yang terpengaruh dengan Islam, seperti Al-sawiyah yang 

didirikan oleh Abu Isa Al-Ashfahani dan Al Yodganiyah yang 

didirikan oleh Yodgan, murid Abu Isa Al-Asfahani, dan kedua-duanya 

mengaku nabi pada abad VIII M. Kelompok yang terakhir terpengaruh 

dengan sekte Muktazilah Islam dan para pengikutnya masuk ke dalam 

sekte Karaite sesudah kemunculannya. Kemudian yang berafiliasi 

kepada Al-Yodganiyah adalah kelompok Al-Musykaniyah. Kelompok 

                                                                 

6

 Hasan Zhazha, Al-Fikr Ad- Diini Al Isra`ili,Cairo. 1975,hal.294. 

78 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

ini mengakui kenabian Muhammad dan mengakui bahwa beliau diutus 

kepada bangsa Arab, bukan kepada Bani Israel7 

Para pengikut sekte Karaite mencampur adukkan keyakinan 

mereka antara konsep-konsep agama Kuno yang keluar dari warisan 

Talmud dengan beberapa ajaran dari sekte Islam. Di antaranya adalah 

kecenderungan Anthropomistik yang mendominasi dalam agama 

Yahudi, khususnya tentang Agada dan tentang etika Tasawuf Yahudi 

di mana Tuhan disifatkan dengan sifat-sifat manusia tulen atau 

menyerupakan Tuhan dengan manusia (Musyabbahah). 

Di antara keyakinan terpenting sekte Karaite adalah menganggap 

Perjanjian Lama sebagai satu-satunya sumber agama dan hukum, yaitu 

dengan bersandar kepada makna literal teks dan pemakaian kaum 

awam akan lafazh-lafash, konteks redaksi, dan selanjutnya menolak 

takwil. Metode sekte Karaite dalam berinteraksi dengan Kitab Suci ini 

dapat disimpulkan sebagai metode yang diambil dari Islam di mana 

akal dijadikan sebagai sandaran dalam memahami teks dan tidak 

adanya batasan-batasan bagi kebebasan individu dalam menggunakan 

Alquran dan menafsirkannya selama ada pengetahuan yang memadai 

untuk itu. Keyakinan sekte Karaite terdiri dari 10 rukun utama. 

1. Bahwa Allah adalah pencipta alam natural dan alam ruh dari 

ketiadaan. 

2. Bahwa Allah adalah pencipta yang bukan mahluk. 

3. Bahwa Allah adalah Esa tanpa bentuk, tak ada apapun 

menyerupai-Nya, satu-satunya, tidak memilki jasad dan mutlak 

dalam ke-Esaannya. 

                                                                 

7

Ibid,hal. 220. 

79 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

4. Bahwa Allah telah mengutus Musa (Keyakinan terhadap kenabian 

dan para nabi). 

5. Bahwa Allah telah menurunkan Taurat melalui Musa yang 

mencakup hakikat yang sempurna, dan tak ada syariat lain apapun 

yang dapat menyempurnakan atau menghapusnya, khususnya 

syariat lisan yang dikenal oleh para Rabi. 

6. Bahwa setiap orang yang beriman harus mengetahui Taurat dalam 

bahasa aslinya dan mengetahui maknanya yang shahih. 

7. Bahwa Allah menurunkan wahyu sendiri-Nya kepada para nabi-

nabi lain, sekalipun status kenabian mereka berada di bawah 

Musa. 

8. Bahwa Allah akan membangkitkan orang yang telah mati pada 

hari perhitungan (hisab). 

9. Bahwa Allah membalas setiap manusia menurut cara hidupnya 

dan perbuatan-perbuatannya. 

10. Bahwa Allah tidak merendahkan orang-orang yang telah 

diasingkan, melainkan Dia mensucikan mereka melalui 

penderitaan dan kesengsaraan mereka di tempat pengasingan, 

sementara mereka menunggu pembebasan Ilahi melalui Al Masih 

sang juru selamat dari Bait Daud (namun sebagian dari sekte 

karaite menolak keyakinan tentang Al-Masih sang juru selamat). 

Hubungan orang-orang Karaite dengan para Rabi, adalah hubungan 

kebencian dan kedengkian. Hal tersebut disebabkan penolakan sekte 

Karaite terhadap Talmud dan setiap hukum-hukum verbal yang diakui 

oleh para Rabi. Demikian pula pernyataan sekte Karaite bahwa 

80 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

keyakinan merekalah yang merupakan keyakinan Musa yang asli, 

benar dan hampa dari penyimpangan-penyimpangan para Rabi. 

Adapun sikap Rabi Tradisional terhadap sekte Karaite adalah 

mengharamkan nikah dengan mereka dan menganggapnya zina, 

sementara anak-anak yang lahir dari pernikahan ini dianggap tidak sah 

dan membuat mereka keluar dari loyalitas menuju pilihan Tuhan. 

Sekte ini dianggap oleh para rabi yahudi dianggap murtad dari agama, 

dan masuknya mereka ke dalam aliran Rabi ditolak, dan 

menganggapnya termasuk golonga lain, maksudnya bukan Yahudi.8 

Mereka dianggap tidak suci menurut kelompok Rabi dan tidak boleh 

membacanya (Taurat) pada naskah yang ditulis oleh para Rabi.9 

E. MAZHAB HASIDIM 

Hasidim adalah sebuah gerakan sosial-relegius yang didirikan oleh 

Israel Ba`al Shem Tov (1699-1761), faktor kemunculannya sebab  

kondisi bangsa Yahudi di Eropa Timur pada abad XIII M, kaum 

Yahudi dalam penindasan politik dan Gereja setelah kegagalan 

gerakan Sabbatai. 

Di antara ajaran penting Ba`al Shem Tov adalah bahwa semua 

manusia sama dihadapan Allah dan Bahwa kesucian hati lebih utama 

daripada pendidikan, dan dia menganjurkan berdoa, beribadah dan 

hidup sederhana (Zuhud).10 Ba`al Shem Tov menyatakan bahwa Tuhan 

membutuhkan penyelamatan, sebab  Dia berada di tempat pengasingan 

bersama rakyat-Nya sebagai akibat kesalahan dunia. Supaya dunia 

                                                                 

8

 Hasan Zhazha, Al- Fikr Ad-Diini Al-Isra`ili,hal. 305. 

9

Ibid,hal. 289-299. 

10

 DR. Muhammad Khalifah Hasan, Ibid,hal.225. 

81 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah 

 

 

kembali kepada kesatuan yang hilang darinya disebabkan sebab  

kesalahan manusia, dan kaum Yahudi punya peranan penting dalam 

mewujudkan keselamatan ini. Menurutnya setiap perbuatan manusia 

bagaimanapun kecilnya dapat menjadi respon bagi Tuhan jika manusia 

melakukannya dengan dasar sebagai pesan Tuhan. Dan setiap manusia 

menurutnya memikul beban pengikut Al-Masih untuk menyiapkan 

dunia menghadapi masa depan. 

Gerakan ini diikuti oleh sejumlah sarjana dan cedekiawan Lituania. 

Namun gerakan tersebut mendapat perlawanan yang keras dari 

otoritas-otoritas Yahudi ortodoks. Disebabkan kecenderungan teologi 

mistiknya dan kepercayaannya kepada kesatuan wujud (pantheisme) 

serta