jangan mengucapkan saksi dusta
tentang sesamamu, jangan mengingini rumah sesamamu, jangan
mengingini isterinya atau hambanya laki-laki atau hambanya
perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai
sesamamu.”7
Di antara perintah doktrinal dan akhlak terdapat perintah-
perintah tentang ibadah ritual, yaitu perintah yang mencakup
pengharaman menuturkan nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan
“jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab
Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya
dengan sembarangan."8
Perintah kedua dari jenis ini, khusus tentang pengkultusan hari
Sabat (sabtu), yaitu "Ingatlah, dan kuduskanlah hari Sabat, enam hari
lamanya engkau bekerja dan melakukan segalah pekerjaanmu, namun
hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu maka jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau
anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
6
Kitab Keluaran 20:3
7
Kitab Keluaran 20;12-17
8
Kitab Keluaran 20;7
42
perempuan, atau hewanmu atau orang asing di tempat kediamanmu
sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan
segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh, itulah sebabnya Tuhan
memberkati hari Sabat dan mengkuduskanya."9
Teks perintah sepuluh yang mencakup tiga jenis perintah yang
membentuk struktur keagamaan agama Israel kepada Musa as yaitu:
1. Perintah doktrinal yang terfokus pada konsep-konsep agama yang
berkaitan dengan karakter Tuhan dan sifat-sifatnya.
2. Perintah ritual yang mengingatkan kepada ibadah kepada Tuhan
sebagai bentuk praktis melalui ritual-ritual yang membentuk
ibadah.
3. Perintah-perintah akhlak yang mengisyaratkan kepada keadaan
Tuhan sebagai agama praktis yang terwujud lewat akhlak sebagai
praktek keagamaan .
Oleh sebab itu, teks perintah yang sepuluh lebih merupakan teks
doktrinal moral, namun ia datang dalam bentuk hukum-hukum yang
dinamakan dengan “perintah.” Ini berarti perkembangan gagasan
hukum adalah salah satu dari akibat perkembangan doktrin dalam
agama Yahudi.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Yosep Gerr, salah seorang
sarjana yang pernah menjadi direktur Lembaga Kebudayaan Yahudi:
"Kepercayaan orang Yahudi telah mengalami perubahan beberapa kali
sejak dari permulaan sampai sekarang ini, ada beberapa kepercayaan
dan upacara-upacara yang telah ditinggalkan dan beberapa yang telah
9
Kitab Keluaran 20;8-11
43
berubah dan disusun sesuai dengan kebudayaan yang mana agama
tersebut mengandung hubungan-hubungan antara satu dengan yang
lain sehingga kebudayaan atau upacara-upacara tesebut mengalami
pengertian yang baru. namun ada beberapa kepercayaan Kuno yang
disusun dalam tradisi yang masih tetap merupakan warisan masa
lampau dan masih tetap mendapatkan pengikut-pengikut yang setia.”10
Dengan demikian agama Yahudi pada masa sekarang atau masa
selanjutnya sudah tidak dapat lagi dikatakan sebagai agama wahyu,
sebab telah mengalami perubahan-perubahan yang dilakukan oleh
pengikut-pengikutnya sendiri, sebagaimana disebut dalam kitab
Taurat; 33/50-53. Dikatakan; "Tuhanmu telah berfirman kepada Musa
katakanlah kepada Bani Israel, "Kamu sekalian menyeberangi negeri
menuju tanah Kana'an, maka usirlah warga setempat dengan paksa,
dan hapuslah segala hasil karya mereka, keluarkanlah bangunannya,
rebutlah tanahnya, dan tinggallah disana, sebab sesungguhnya Aku
memberi tanah kepada kalian semua untuk dimiliki hanya oleh
kalian."
Jika kita teliti ajaran Lama yang tidak diperkenankan untuk
membunuh, namun dalam kitab Taurat yang telah diperbaharui ini justru
menyuruh untuk membunuh. Dan hal ini amatlah mustahil jika benar
ini adalah wahyu dari Tuhan.
Oleh para teolog dikatakan, ada sifat Tuhan serta hubungan
manusia dengannya dari waktu ke waktu sering sekali dirumuskan
dalam bentuk berbeda-beda, sehingga agama Yahudi telah mengalami
perubahan beberapa kali sejak dari permulaan sampai sekarang ini.
10
Yosep Gerr. "What The Great Telegion Believe" h. 114
44
Ada beberapa kepercayaan dan upacara yang telah ditinggalkan, dan
ada pula beberapa yang telah dirubah untuk disesuaikan dengan
civilisasi dan kebudayaan dengan agama tersebut berhubungan,
sehingga kepercayaan ataupun upacara-upacara tersebut mengalami
pengertian yang baru.
Di antara ideologi baru tersebut adalah keyakinan tentang
kebangkitan, balasan kebaikan dan hukuman, dan keyakinan tentang
datangnya juru selamat. Usaha-usaha yang terjadi pada abad
pertengahan yang dilakukan oleh para ilmuan besar seperti Sa' diyah
Al-Fayumi dan Musa bin Maimun. Demikian juga dengan berbagai
usaha yang dilakukan pada zaman modern yang pada akhirnya
menyebabkan Yahudi terbagi kepada beberapa kelompok yang
memiliki arah keagamaan yang berbeda, seperti ortodoks, reformis,
neo-ortodoks dan lainnya. Setiap kelompok memiliki kaedah
keagamaan yang tetap untuk membedakannya dari kelompok lain.
D. FASE SESUDAH MONOTEISME (MUSA/MASA KANA’AN)
Akibat dari interaksi orang-orang Israel dengan bangsa Asing di
kawasan Timur dekat Kuno, interaksi tersebut memberi pengaruh
keagamaan dan peradaban terhadap orang-orang Israel. Orang Kana' an
adalah bangsa yang pertama berinteraksi dengan orang-orang Israel
setelah mereka keluar dari Mesir dan bermukim di Kana' an.
Sebagian dari bentuk pengaruh itu adalah penambahan sifat-sifat
baru bagi Yahwe, yang diambil dari sistem keagamaan orang-orang
Kana'an. Lingkungan Kana' an adalah lingkungan agraris, dan mereka
adalah penganut paganisme yang memiliki beberapa Tuhan. Secara
45
umum dapat dikatakan bahwa periode Kanaan tidak membawa
perkembangan positif pada agama Yahudi. Bahkan memasukkan ke
dalamnya banyak unsur-unsur paganisme yang nantinya selalu menjadi
bahan kritikan para Nabi.11
Begitupun bentuk sistem kerajaan orang-orang Israel
mengadopsinya dari Kana'an, sebab nya mereka masuk ke dalam
hubungan-hubungan serta rentang terhadap pengaruh-pengaruh asing.
Adapun pengaruh agama Kana'an yang natural pada level pemahaman
karakter Yahwe dalam konfliknya dengan Tuhan-Tuhan Kana'an dan
pada level ritual-ritual serta ibadat-ibadat, khususnya sistem
persembahan kurban-kurban.12
Adapun pengaruh hakiki pada masa ini adalah interaksi dengan
peradaban negeri-negeri di antara dua sungai Mesopotamia yang dapat
diketahui sejak pecahnya kerajaan dan jatuhnya kerajaan sebelah utara
Palestina yang dinamakan "Israel" di bawah kekuasaan bangsa Asyur
pada tahun 721 SM, kemudian wilayah tersebut jatuh secara
keseluruhan di bawah kekuasaan bangsa Babel pada tahun 586 SM.
Sampai masa awal masa Persia pada tahun 538 SM. Perkembangan ini
memakan waktu hampir 3 abad sejak mereka masuk ke Kana'an pada
abad XIII SM sampai berdirinya kerajaan Daud dan Sulaiman pada
abad X SM.
11
James B. Pritchard, Ar haelogy and The Old Testament, Princeton Univ. Press,
1985,hal.122).
12
Anderson, hal.26-36
46
E. FASE KERAJAAN DAUD
Daud adalah raja Ibrani kedua, dalam bahasa Ibrani kata "Daud"
berarti "tercinta" Dia adalah keturunan Ishak bin Ibrahim. lahir pada
abad ke-11 SM, naik tahta pada tahun 1004 SM hingga wafatnya pada
tahun 965 SM. Kisah hidup Daud termaktub dalam Perjanjian Lama
Kitab Samuel II, menurut keyakinan Islam, Daud adalah seorang nabi
sekaligus Raja, namun menurut keyakinan Yahudi, Daud hanyalah
seorang raja.13
Daud mendirikan sebuah kerajaan Ibrani bersatu hanya dalam
tempo 8 tahun setelah memerintah, Daud berhasil menaklukkan al-
Quds dan menjadikan sebagai ibu kota kerajaannya sebab memang
kota al-Quds terletak di tengah-tengah wilayah kerajaannya dan
menjadi titik pertemuan jalur-jalur terpenting di kawasan tersebut.
Daud kemudian mendirikan sebuah Haikal di sana, untuk
menumbuhkan perasaan relegius di sekitar ibu kota yang baru, serta
menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Daud dan keluarga Daud
adalah pewaris sah bagi tatanan Israel kuno. Di dalamnya Daud
menyimpan Tabut sebagai penegak penyatuan kerajaannya yang
menaungi semua puak-puak Ibrani.
Kerajaan Daud dan Sulaiman memiliki urgensi khusus bila
dikaitkan dengan agama Yahudi. Peristiwa sejarah yang penting ini
telah ditafsirkan menurut penafsiran agama dengan makna
terwujudnya “perjanjian tertulis dari Tuhan sebelumnya, yaitu " janji
berupa Tanah,” sebagaimana berdirinya kerajaan ini dianggap sebagai
bukti atas perkataan Tuhan. "Janji yang diberikan kepada Ibrahim
13
Sami bin Abdullah Maghlouth, Atlas Agama-agama, hal.98.
47
kemudian berulang janji itu kepada Musa, sekarang menjadi kenyataan
telah terwujud kepada Daud."14
Dengan cepat berkembanglah keyakinan keagamaan bahwa
sampainya Daud (demikian pula Sulaiman) ke tampuk kerajaan
merupakan bentuk dari kehendak Tuhan, bahwa Tuhan "Yahwe" telah
memilih Zion sebagai tempat tinggal yang abadi bahwa Dia
melaksanakan satu perjanjian dengan Daud tentang keberlangsungan
kerajaan pada anak cucu dan keluarganya.
Berdasarkan konsep ini terbentuklah struktur teologis di seputar
raja Daud dan kerajaannya yang intinya bahwa pilihan Tuhan kepada
bukit Zion dan kepada keluarga Daud adalah pilihan Azali. "bahwa
sang raja memerintah sebagai wakil Tuhan dari tuhan Yahwe dan ia
seperti anak bagiNya". Ia adalah anak tunggalNya dan orang yang di
urapiNya".15
Pada saat ini berlangsunglah model yang sama yang dialami
perjanjian bersama para leluhur, yaitu perjanjian yang tegak
berdasarkan janji-janji Yahwe, sebagaimana janji tersebut merupakan
janji yang tidak bersyarat. Ia hanya merupakan anugrah atau nikmat
Tuhan yang dilimpahkan Tuhan atas para pengikutNya. Pada saat itu
berlangsunglah dukungan kerajaan dengan pilar-pilar teologis dan
ritual-ritual di mana Daud menjadi teladan kerajaan, kerajaannya
menjadi model bagi sang raja, dan berlangsunglah integrasi negara
14
John Bright, A. History of Israel, Philadelphia, 1972,hal. 220.
15
Mazmur 89;3, 132;11-14, dan lihat Bright, hal.221
48
dan akidah melalui pilar-pilar teologis ini serta tinggalnya Yahwe di
Haikal sebagai jaminan Kelanggengan negara.16
Runtuhnya struktur Teologis kerajaan ini, setelah kematian
Sulaiman dan terpecahnya kerajaan dianggap sebagai pembatalan
Tuhan akan perjanjian yang telah diputuskan bersama Daud dan anak
cucunya. Maka mengkristallah keyakinan baru disamping keyakinan
lama tentang kesucian kerajaan Daud. Inti dari keyakinan yang baru
adalah penolakan terhadap klaim-klaim keluarga Daud tentang
pemerintahan abadi dan penolakan konsep asas ketuhanan bagi
kerajaan serta menganggapnya sebagai kerajaan bumi yang rentang
mengalami perpecahan dan keruntuhan.
Kemudian berkembanglah pendapat para imam yang terkait dengan
keluarga Lewi atau bisa jadi terkait langsung dengan keluarga Harun
bahwa asal usul pusat keagamaan yang pertama kembali kepada masa
leluhur dia mengklaim bahwa para leluhur adalah Musa sendiri. Pusat
kekuasaan yang didirikan telah lenyap.
F. FASE KENABIAN KLASIK
Perpecahan kerajaan Daud dan Sulaiman berakhir dengan
runtuhnya kerajaan Utara di tangan bangsa Asyur pada tahun 721 SM
dan runtuhnya kerajaan selatan di tangan bangsa Babel pada tahun 586
SM. Fase ini disebut fase kenabian klasik yang merespon fenomena
agama terhadap peristiwa-peristiwa politik akibat perpecahan kerajaan
dan dampaknya terhadap agama.
16
John Bright, hal. 223)
49
Pada level ke agamaan, para Nabi menaruh perhatian terhadap
agama Musa dan mereka menganggapnya sebagai fase keagamaan
teladan dalam sejarah agama, dan mereka menuntut kembali kepada
agama yang ideal dan kondisi yang ideal dulu. Akan namun mereka
justru mengembangkan agama Yahudi dan memasukkan banyak
doktrin-doktrin baru yang tidak pernah ada sebelumnya. Di antaranya
adalah doktrin kebangkitan pahala, siksa dan Al Masih sang juru
selamat, di samping itu sangat fokus pada dimensi moralitas bagi
agama Yahudi.
1. Kebangkitan.
Keyakinan tentang kebangkitan muncul setelah masa
pengasingan atau penawanan, mungkin dipengaruhi oleh agama-
agama Persia.17 Yang telah mengenal konsep kebangkitan sejak
lama. Khusus yang terkait dengan peranan situasi politik dengan
runtuhnya kerajaan Israel dan Yehuda secara berturut-turut
membawa kepada pemikiran tentang kemungkinan bangkitnya
kembali kerajaan pada masa yang akan datang.
Hal ini terkait pula dengan perubahan pandangan keagamaan
kepada dunia menurut agama bisa tidak terwujud dalam kehidupan
itu sendiri, melainkan di alam lain, yaitu alam sesudah kematian.
Begitulah para nabi menghimpun antara pandangan historis masa
depan dengan kemungkinan terwujudnya kebebasan di masa depan
dalam bentuk yang mutlak di alam ukhrawi.
17
G.F More, Yudaism in The First of The Christian Era , vol.II, Schocken Books,
New York,, hal.394-395; Ringgren, Israelite, Relegion, hal.246.
50
Terdapat beberapa indikasi yang jelas pada Hosea yang
menekankan adanya keyakinan tentang hari kebangkitan, "ya
Tuhan, orang-orangMu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat
mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di
dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorak."18 Kitab Yunus
memberikan perumpamaan lain kepada kita tentang kemungkinan
terjadinya hari berbangkit lewat Kisah Yunus dan kondisinya yang
tetap hidup di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam, "
Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya
Tuhan, Allahku. Lalu berfirmanlah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan
itupun memuntahkan Yunus ke darat".19
2. Balasan Pahala dan Hukuman.
Adapun tentang konsep pahala dan hukuman, terdapat di dalam
teks yang sepuluh memuat isyarat-isyarat penting tentang pahala
dan siksa. Hanya saja konsep tersebut berkembang menjadi salah
satu doktrin yang permanen dalam agama Yahudi kecuali di sela-
sela periode penawanan dan masa kenabian klasik. Para nabi
mendiskusikan secara langsung konsep tanggung jawab individu
atas perbuatan-perbuatannya, dan mereka menganggap individu
bertanggung jawab langsung atas perbuatan-perbuatannya
dihadapan Tuhan. Kemudian menanamkan pemikiran tentang
tanggung jawab moral bagi setiap individu. Tanggung jawab
individu tersebut dikaitkan dengan Tuhan sebagai suatu ikatan
18
Yesaya, 26;19.
19
Yunus 2;6 dan 10
51
langsung tentang amal perbuatannya yang pada akhirnya hukum
ditetapkan berdasarkan kepada perbuatan tersebut.20
Pada masa nabi sebelumnya tidak ditekankan tentang tanggung
jawab individu, akan namun tanggung jawab kelompok di hadapan
Tuhan. Kondisi yang baru menggabungkan antara tanggung jawab
kelompok dengan tanggung jawab individu. Sebagai ganti dari
kebebasan kehendak manusia, maka konsep pahala dan hukuman
duniawi dan ukhrawi perlu berkembang sebagai salah satu dasar-
dasar agama yang baru yang membatasi hubungan manusia dengan
Tuhan yang meraih sifat moral ini sebelumnya, sebagaimana yang
tampak jelas dari perintah-perintah moral dalam teks Perintah Yang
Sepuluh, dan ditangan para nabi, Tuhan berubah menjadi Tuhan
personal yang bermoral dan memiliki tuntutan-tuntutan moralitas
terhadap hamba-hambaNya.21
3. Al-Masih Sang Juru Selamat.
Ide Al-Masih sang juru selamat mulai muncul setelah runtuhnya
kerajaan Daud dan Sulaiman yakni kerajaan Utara dan Selatan
sebagai upaya religius untuk mengganti runtuhnya kerajaan bumi.
Doktrin ini tegak berdasarkan keyakinan akan datangnya seorang
juru selamat di masa mendatang untuk mewujudkan kebebasan bagi
kaumnya pada level politik dan agama.
Nasab Al-Masih Juru Selamat ini diletakkan pada keluarga
Daud sebab keluarga itulah yang mendirikan kerajaan, dan sebab
20
Yulius Gutmann, Philosophies of Yudaism, a History of Jewish Philosophy From
Bibical Times to Fransz Rosenzweig, diterjemahkan oleh : David W.Silverman,
Scken Books, New York,1973, hal.14-15.
21
Muhammad Khalifah Hasan: Zhahirah An-Nubuwwah Al-Israilyyah, hal. 251.
52
Daud yang menjadi contoh teladan bagi raja-raja, dalam sejarah
politik dan agama bagi orang-orang Israel. Ide Al-Masih ini tersebar
di dalam kitab para nabi-nabi, seperti Amos, Hosea, Yesaya,
Yeremia, Yehizkel dan lain-lain.22
Risalah tentang juru selamat yang ada pada para nabi untuk
seluruh manusia memberikan gambaran tentang berbagai peristiwa
sejarah yang terjadi sebab Tuhan. Lewat risalah itu juga
diberitahukan atau diwujudkan tentang hari kiamat. Pemikiran
tentang juru selamat itu adalah pemikiran kebangsaan (yahudi)
menuju kembali berdirinya rumah Daud dan bercerita tentang
keagungan masa depan Israel yang akan kembali kepada Tuhan,
tentang perdamaian abadi dan arah setiap umat menuju kepada
Tuhan Israel yang tunggal jauh dari keyakinan-keyakinan dan
gambaran-gambaran penyembah berhalah, pemikiran tentang juru
selamat ini berdasarkan kepada kitab-kitab para nabi.
Para nabi sebelum penawanan dapat ditemukan gambaran
tentang juru selamat seperti dalam ucapan Amos "Pada hari Aku
akan mendirikan lagi pondok Daud yang telah roboh; Aku akan
menutup pecahan dindingnya dan akan mendirikan kembali
reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman
dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan
segala bangsa yang Kusebut milik-Ku," Demikian firman Tuhan
yang melakukan hal ini. "Sesungguhnya waktu akan datang,"
Demikian firman Tuhan, "Bahwa pembajak akan tepat menyusul
penuai dan pengirik buah anggur penabur benih, gunung-gunung
22
lihat Amos 9:11-15, Hosea 3:4-5, Yesaya 56;3-4, Yeremia 3;3-9, dan Yehizkel 3:22
53
akan meniriskan anggur baru dan segala bukit akan kebanjiran. Aku
akan memulihkan kembali umat-Ku Israel: mereka akan
membangun kota-kota yang licin tandas dan mendiaminya; mereka
menanamkan kebun-kebun anggur dan minum anggurnya mereka
akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya.
Maka Aku akan menanam mereka ditanah mereka, dan mereka
tidak akan di cabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada
mereka, "firman Tuhan, Allahmu"23
Kitab Hosea menyebutkan bahwa juru selamat adalah seorang
raja yang berasal dari keturunan Daud dan kedatangannya
menjelang Hari Kiamat, "Sebab lama orang Israel akan diam dengan
tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan
tiada efod dan terafim. Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan
akan mencari Tuhan, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka
akan datang dengan gemetar kepada Tuhan dan kepada kebaikan-
Nya pada hari-hari yang terakhir."24 Yeremia juga menekankan hal
yang sama, "Mereka akan mengabdi kepada Tuhan, Allah mereka,
dan kepada Daud, raja mereka yang akan Kubangkitkan bagi
mereka." 25 Dan Aku, Tuhan, akan mengangkat satu orang gembala
atas mereka, yang akan, mengembalakannya, yaitu Daud, hamba-
Ku; dia akan mengembalakan mereka, dan menjadi gembalanya.
Dan Aku Tuhan, akan menjadi Allah mereka serta hamba-Ku Daud
menjadi raja di tengah-tengah mereka,"26
23
Amos 9;11-15
24
Hosea 3;4-5
25
Yeremia 30:9
26
Yehizkel 34; 23-24
54
Dalam Yesaya juga disebutkan, "Sendengkanlah telingamu dan
datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku
hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia
yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud, Sesungguhnya, Aku
telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi
seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa.27 Ini adalah
sebagian dari beberapa contoh tentang tersebarnya pemikiran juru
selamat di kalangan para nabi Bani Israel, apakah sebelum masa
penawanan ataupun setelahnya. Mengisyaratkan tentang Daud
sebagai simbol.
Akhirnya dapat dikatakan bahwa pemikiran para nabi terpusat
kepada dua tokoh utama, pertama Musa yang dianggap sebagai
model dalam hal penetapan hukum-hukum, khususnya perintah
yang sepuluh dan gagasan hukum-hukum Kitab Perjanjian dan
kedua Daud yang dianggap sebagai model bagi seorang raja yang
juga juru selamat. Kandungan perjanjian baru ini adalah pengakuan
akan sesuatu yang menyerupai keaslian dosa manusia, bahwa
ketaatan bangsa itu kepada Tuhan menjadi tidak terjamin
disebabkan pengabaian yang terus menerus terhadap perjanjian,
bahwa jaminan satu-satunya untuk keberlangsungannya adalah
campur tangan Tuhan untuk mengubah karakter manusia dan
mengarahkannya kepada ketaatan kepada Tuhan secara paksa
melalui rasa takut dan meletakkan syariat kedalam hati mereka.
Pemikiran para nabi adalah pemikiran kembali ke agama dalam
bentuk agama Musa dan kembali kepada raja dalam bentuk Daud,
27
Yesaya 55;3-4
55
sebagai suatu usaha untuk mengembalikan kerajaan dalam bentuk
masa silam yaitu kerajaan Daud. Akhirnya selesailah penetapan
syariat menurut urutannya di Taurat yang di tulis oleh Ezra dan
permanenlah teks-teksnya.
G. FASE TERBENTUKNYA RUKUN IMAN YAHUDI
Keyakinan Yahudi dapat dibagi menjadi dua fase sebagai berikut:
Pertama, Fase pemilihan, yaitu ketika Tuhan (Yahwe), dipilih
sebagai Tuhan yang diakui. Jadi, seakan-akan sebelumnya bangsa
Yahudi mengakui adanya beberapa tuhan di alam semesta.
Kedua, fase monoteisme, mutlak hanya kepada Allah. Keyakinan
inilah yang ditanamkan Nabi Musa kepada kaum Yahudi. namun
setelah Musa wafat, bangsa Yahudi kembali mengingkari keesaan
Allah. Bangsa Yahudi mulai menggambarkan Allah sebagai Dzat yang
memiliki tubuh. Keyakinan ini terus dipegangi bangsa Yahudi selama
berabad-abad sampai kitab kejadian dan kitab Keluaran selesai ditulis,
yaitu setelah Musa wafat.
Keyakinan Yahudi ini kelak mengalami kemajuan luar biasa ketika
muncul Musa bin Maimun yang menginterpretasikan arti “Pemilihan
Tuhan” menjadi pernyataan bahwa Allah adalah Tuhan yang khusus
bagi bani Israel saja. Ia menerangkan pendapatnya ini lewat penetapan
tiga belas rukun iman Yahudi, Musa bin Maimun menjelaskan
kedudukan Allah dengan cara yang hampir serupa dengan konsep
ketuhanan dalam agama Islam.
Tiga Belas Rukun Iman Yahudi yang disusun oleh Musa bin
Maimun.
56
1. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-
namaNya mulia adalah yang menciptakan dan mengayomi semua
mahluk. Hanya Dialah yang telah membuat segala sesuatu, baik
dahulu, kini, maupun esok.
2. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-
Nya mulia adalah Esa dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupai
keesaan-Nya dalam segala keadaan. Dialah satu-satunya Tuhan kita
sejak zaman azali. Dialah yang telah ada dan akan selalu ada
selamanya.
3. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-
Nya mulia, tidak berbentuk, tidak dibatasi bentuk, serta sama sekali
tidak ada yang menyerupai-Nya.
4. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-
Nya mulia adalah Maha awal dan Maha akhir.
5. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-
Nya mulia adalah salahsatunya yang berhak disembah oleh selain
Dia.
6. Aku beriman sepenuhnya bahwa setiap ucapan para nabi tidak
boleh diubah.
7. Aku beriman sepenuhnya bahwa kenabian Musa adalah benar.
Dialah bapak bagi semua nabi, yang datang sebelum, ataupun
sesudah Dia.
8. Aku beriman sepenuhnya bahwa setiap Taurat yang ada di tangan
sekarang kita adalah yang dulu telah diberikan kepada Musa.
9. Aku beriman sepenuhnya bahwa semua isi Taurat ini tidak boleh
diubah, dan tidak akan mungkin ada hukum lain selain dari yang
57
termuat di dalamnya yang datang dari Sang Maha Pecipta yang
nama-Nya mulia.
10. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-
Nya Maha Mengetahui semua yang dilakukan dan dipikirkan oleh
bani Adam, sebagaimana difirmankan-Nya, “Dialah yang telah
menggambarkan di dalam hati mereka semua dan Dialah yang
Maha Mengetahui setiap perbuatan mereka.”
11. Aku beriman sepenuhnya bahwa Sang Maha Pencipta yang nama-
Nya mulia akan memberi pahala bagi mereka yang selalu menjaga
semua nasihat-Nya dan akan menjatuhkan hukuman kepada mereka
yang melanggar nasihat-Nya.
12. Aku beriman sepenuhnya akan kedatangan Messiah. Walaupun
kedatangannya terlambat, aku akan selalu menunggu kedatangannya
setiap hari.
13. Aku beriman sepenuhnya akan kebangkitan orang-orang yang
sudah mati ketika mereka harus bangkit dengan kehendak Sang
Maha Pencipta yang nama-Nya mulia dan Mahatinggi, sekarang dan
sampai kapan pun.28
Adapun di dalam kitab suci Yahudi, Lafaz al-jalalah (allah)
beberapa lafal lain, di antaranya adalah sebagai berikut:
EL (II): nama yang menunjukkan sifat ketuhanan secara khusus.
Nama ini menunjuk pada "Allah". Kata ini digunakan oleh beberapa
bahasa Semit yang lain, termasuk yang digunakan oleh kaumpagan
untuk menyebut "Allah."
28
Dr. Hasan Zasa, al- Fikr ad-Dini al- Yahudi Athwadru wa Madzahibuh,
hal.133-135.
58
ELOHIM (Alunim): kata plural (jama'), bukan penekanan kata
(tafkhim). Kata ini di gunakan oleh beberapa kitab pertama yang
terdapat di dalam Taurat untuk menyebut "Allah". Terutama dalam
Kitab Kejadian dan Mazmur dari ayat 43-74. Oleh sebab itulah, Kitab
Mazmur disebut sebagai " Mazmur Elohim". Orientalis Gustaf Lebon
berpendapat bahwa kata "Elohim" berarti "yang tertinggi". Baal (Bal)
dalam bahasa Semit berarti "Tuan" (Sayyid) atau "Tuhan" (Rabb). Ini
adalah nama Tuhan (dewa) yang disembah bangsa Kan'an. Sementara
itu, bangsa Yahudi menganggap bahwa nama "Baal" adalah padanan
bagi kata" Allah" (Tuhan). Dahulu, kaum Yahudi menggunakan kata
Ba'l Barits (berarti Tuhan Perjanjian) sebagai nama sembahan mereka
di Sikhem (Syakim) pada masa para hakim. Yahwe (Yahwah); nama
Tuhan yang paling umum dipakai bangsa Yahudi. Kata ini digunakan
untuk menyebut "Allah" dalam tingkat yang paling tinggi. Kata
"Yahweh" sebenarnya memiliki arti 'Yang Ada' (al-Maujud) atau
"Yang Tersembunyi" (al-kamin).
Secara khusus, kata ini digunakan untuk menyebut sembahan
bangsa Yahudi . Bangsa Yahudi juga menggunakan kata ini untuk
menyebut kota-kota mereka dan menisbahkannya kepada nama
mereka. Ada pendapat yang mengatakan bahwa arti dari kata "Yahwe"
adalah 'jatuh' maksudnya dengan "Yahweh" jatuhlah musuh- musuh
bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi selalu menggunakan lafal "Yahweh"
walaupun kata ini digunakan untuk menyebut Tuhan sebab ia
digunakan ketika Musa menerimah wahyu untuk pertama kalinya.
Berarti, kata ini sebenarnya tidak pernah digunakan pada masa- masa
awal. Apalagi kata" Yahweh" yang ada di dalam Alkitab selalu
59
diterjemahkan "Tuhan", sebab kata Ibrani yang biasa digunakan
sebagai pengganti kata" Allah" adalah " Elohim". Selain kata
"Yahweh" memang berarti yang tersembunyi dan Abadi.
Bangsa Yahudi juga sering menggunakan kata "Donai" (berarti
Tuhanku). Dalam perkembangan pemahaman temporalnya, kata
"Yahweh" digunakan bangsa Yahudi sebagai salah satu sebutan di
antara beberapa sebutan tentang Tuhan Israel yang amat banyak. Di
samping itu, pemahaman tentang ketuhanan Yahudi juga terus
berkembang di tangan nabi- nabi bani Israel yang dengan mudah dapat
diketahui walaupun sebenarnya masalah ini juga sangat jelas jika kita
melacak periode kenabian Yeremia, Ayu, dan Yehizkel. Dalam kitab
Yesaya, masaalah ketuhanan ini diterangkan dengan jelas melalui
potongan-potongan ayat berikut.
1. Aku adalah Allah, dan bukan yang lain."
2. Aku adalah Tuhan, tidak ada Tuhan selain Aku".
3. Aku adalah Tuhan, yang menebarkan langit, dan sendirian Aku
menghamparkan bumi".
Tapi bangsa Yahudi tidak pernah mengenal "Allah" sebagai yang
tunggal dan menjadi tempat bergantung kecuali setelah tujuh ratus
tahun berlalu sejak Musa wafat. Itupun baru mereka capai setelah
mereka melakukan penelitian dan telaah mendalam terhadap Perjanjian
Lama yang sebenarnya telah menjadi kitab yang berisi campuran dari
berbagai macam fakta, dongeng, kisah- kisah,kabar berita, dan Tradisi.
Tonybee, seorang sejarawan menyatakan bahwa sebenarnya sangat
mungkin bagi agama Yahudi untuk berkembang hingga mencapai
paham monoteisme absolut di Babilonia. Paham ini bisa diraih jika
60
bangsa Yahudi tidakterus menjadikan agama mereka sebagai agama
komunal yang hanya boleh dianut bangsa Yahudi saja. 29
29 (Prof. Abdurrazzaq Mauhi, al-ibadat fi ad-Diyanah al- Yahudiyyah,
hal 23-25.
61
BAB KEEMPAT
Palestina: Tanah Yang Dijanjikan
Dan Bangsa Pilihan
A. TANAH PERJANJIAN
Di dalam Talmud disebutkan, "Tuhan yang Maha Esa lagi Kudus
yang namaNya suci telah mengukur seluruh negeri dengan
menggunakan ukuran-Nya, dan Dia tidak menemukan satu negeripun
yang tepat untuk mempersilahkan sekelompok orang Israel, kecuali
"tanah Israel," tanah ini juga disebut sebagai "Tanah Permai."1
Kenyataannya bahwa ajaran Taurat, Kitab suci orang Yahudi, tidak
mungkin diterapkan secara penuh, kecuali di tanah suci tersebut.
Dalam Kitab Yesaya disebutkan," tidak seorangpun yang tinggal disitu
akan berkata, "Aku Sakit" dan semua warga nya akan di ampuni
kesalahannya".
Sosok Ibrahim dengan Tanah Perjanjian, menurut sumber-sumber
Biblika yaitu, ditulis pada abad ke-18 SM, menegaskan bahwa nenek
moyang bangsa Israel merujuk kepada nama Ibrahim sebagai bapak
monoteisme. Dalam Pejanjian Lama disebutkan bahwa Abram adalah
putra Terah keturunan Shem, Terah membawa putranya dan
menantunya Sara, dari kota asal mereka di UR Chaldea (Mesopotania)
1
Daniel 11:1
62
ke Tanah Kan’an.2 “Allah memanggil Abram,” Pergilah dari negerimu
dan ayahmu ke tanah yang Aku Tunjukkan kepadamu. Aku akan
membesarkan namamu.”3 Di tanah Kan’an dekat kota Sichem, Tuhan
menampakkan diriNya dan menjanjikan, “ Kepada benih keturunanmu,
Aku akan berikan tanah ini,4 camkanlah bahwa anak-anak
keturunanmu akan menjadi asing di tanah bukan milik mereka, dan
mereka (keturunanmu) ke Tanah Perjanjian ini dalam empat generasi.5
Tanah yang dijanjikan merupakan pusat dunia, sebab terletak tepat
ditengah jagat raya ini, sebagaimana kaum Yahudi berdiri di tengah-
tengah berbagai komunitas lain. Sejarah mereka menjadi landasan di
dalam sejarah dunia, dan aktifitas mereka menjadi landasan untuk
menyelamatkan dunia. Ketika Tuhan mengadakan perjanjian “pada
keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai
ke sungai yang besar itu, sungai Eufrat, yakni tanah orang Keni, orang
Kenas, orang Kadmon, orang Het, orang Feria, orang Refaim, orang
Amori, orang Kana'an, orang Girgasi dan orang Yebus itu."6 Tanah
yang dijanjikan dalam Injil Perjanjian Lama tersebut sekarang ini
meliputi wilayah negeri Mesir, Arab Saudi, Yordania, Palestina, Syria,
dan Irak.7
Namun di ayat lain hanya menyebutkan Kana'an (Filistin), "Aku
akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta
keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal,
2
Kejadian 11;32.
3
Kejadian 12;1.
4
Kejadian 12;7.
5
Kejadian 15;13-16.
6
Kejadian 15; 18-21.
7
Kejadian Pasal 15;18-21.
63
“Kepadamu dan kapada ketururunanmu akan Kuberikan negeri ini
yang kau diami sebagai orang Asing, yakni seluruh tanah Kana'an akan
Kuberikan menjadi milik untuk selama-lamanya, dan Aku akan
menjadi Allah mereka".8
Nabi Ibrahim adalah bapak sejumlah besar bangsa dan beranak
cucu sangat banyak. "Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman
kepadanya "dari pihakKu, inilah perjanjianKu dengan engkau, engkau
akan menjadi bapak sejumlah besar bangsa. sebab itu namamu bukan
lagi Abram, melaikan Abraham, sebab engkau telah Kutetapkan
menjadi bapak sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau
beranak cucu sangat banyak, engkau akan Kubuat menjadi bangsa-
bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.9 Jika umat terpaut
dengan tanah yang dijanjikan itu terpaut erat dengan zaman suci
(sejarah Yahudi) dan tempat suci (tanah yang dijanjikan). Hal itu
tampak pada anggapan bahwa Tanah suci itu tidak lain adalah tanah
yang dijanjikan. Sebab Tuhan pernah menjanjikan kepada Ibrahim
untuk memberikan kepada anak cucunya. Tanah itu juga disebut"
Tanah Ma'ad" (tempat kembali) yang kelak orang Yahudi akan
kembali ke sana di bawah kepemimpinan Messiah. Yakni, negeri yang
akan menjadi saksi berakhirnya sejarah. Masalah krusial yang dihadapi
para pemuka dan bangsa Yahudi adalah status kepemilikan tanah
tersebut.
Sepanjang sejarah, Tanah Suci umumnya selalu didiami bangsa
yang tidak suci, sejak awal sejarahnya sampai tahun 1000 SM, tanah
8
Kejadian 17;7-8).
9
Kejadian 17; 3-6
64
tersebut ditinggali oleh bangsa Kana'an dan orang-orang Palestina.
Sedangkan sejarah tanah yang dijanjikan itu dalam kacamata Islam
adalah sebagai berikut.
Pada Periode tahun 1200 SM-1100 SM, Nabi Musa as memimpin
bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju
"tanah yang dijanjikan” asalkan mereka taat kepada Allah swt
berkehendak melengkapi rahmatNya bagi Bani Israel. Oleh sebab itu,
Musa as berkata kepada mereka "Wahai kaumku, masuklah ke tanah
suci (Filistin) yang ditentukan Allah bagimu."10 Namun saat mereka di
perintah untuk memasuki tanah Palestina, mereka membandel dan
berkata; “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang yang
gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan
memasukinya sebelum mereka keluar dari sana. Jika mereka telah
keluar dari situ, pasti kami akan memasukinya."11 Hanya dua orang di
antara ribuan orang bani Israel yang bersedia bangkit dan berkata;
Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila
kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada
Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu banar-banar orang
yang beriman."12
Namun mayoritas Bani Israel yang pengecut itu berkata pada Musa
"Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya,
selagi mereka ada di dalamnya, sebab itu pergilah kamu bersama
Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya, kami hanya
10
QS. al-Maidah;21
11
QS. Al-Maidah:22
12
QS. Al-Maidah;23
65
duduk menanti di sini saja."13 Musa as. Menjadi sedih, maka iapun
menengadah ke langit dan berkata; "Wahai Tuhanku, aku tidak
menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah
antara kami dan orang-orang fasik itu."14 sebab nya, Allah swt. pun
murka kepada Bani Israel, sebab telah menyakiti dan tidak mematuhi
perintah Musa as. Akhirnya Allah mengazab Bani Israel dalam bentuk
keterasingan mereka di alam liar gurun Sinai selama empat puluh
tahun. Mereka hidup di tempat-tempat berbeda di gurun pasir tersebut
selama masa itu. Dengan demikian, jelaslah bahwa isu "tanah yang
dijanjikan ”tersebut telah selesai dan berakhir, disebab kan penolakan
dan pengingkaran kaum Yahudi sendiri. Sampai kemudian, pada
periode tahun 1000 SM-922 SM, Nabi Daud as. Mengalahkan Goliat
(Jalut) dari Filistin. Filistin berhasi direbut dan Daud dijadikan raja .
Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai
Eufrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali
kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel
adalah dua garis biru (sungai nil dan sungai Eufrat) dan bintang Daud.
Kepemimpinan Daud as diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman as
Sepeninggal Sulaeman (922 SM-800 SM), Israel dilanda perang
saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terpecah
menjadi dua, yakni bagian Utara dan bernama Israel beribukota
Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem. sebab
kerajaan Israel terlalu durhaka kepada Allah swt maka kerajaan
tersebut dihancurkan oleh Allah swt. Melalui penyerangan kerajaan
13
QS, al-Maidah;24
14
QS. Al-Maidah;25
66
Asyiria (800 SM-600 SM) "Sesungguhnya Kami telah mengambil
kembali perjanjian dari Bani Israel, dan telah Kami utus kepada
mereka rasul-rasul. namun setiap datang seorang rasul kepada mereka
dengan membawa apa yang tidak diinginkan hawa nafsu mereka, maka
sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh,"15 Hal
ini juga dapat dilihat dalam Injil.16 Sementara kerajaan Yahuda
dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia (600 SM-500
SM). Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23;27 dinyatakan bahwa mereka
tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari
Yerusalem dan dipenjara di Babylonia. Pada periode tahun (500 SM-
400 SM), Cyrus dari Persia meruntuhkan Babylonia dan menginginkan
bangsa Israel kembali ke Yerusalem. Pada periode tahun (330SM-322
SM), Israel diduduki Alexander The Great dari Macedonia (Yunani).
Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa
Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis
dalam bahasa Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani.
Pada periode tahun (300 SM-190 SM), Yunani dikalahkan
Romawi, maka Yerusalem pun dikuasai oleh imperium Romawi. Pada
periode (1-100 M), Nabi Isa as/Yesus lahir, kemudian menjadi
pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain di
anggap sebagai subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman
hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib), ajaran Yesus
sendiri di tolak oleh para Rabbi Yahudi. Setelah Isa tiada, bangsa
Yahudi justru memberontak terhadap Romawi.
15
QS. 5;70.
16
Kitab Raja-raja ke-1, 14;15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17;18.
67
Pada periode tahun (100-300 M), pemberotakan berulang.
Akibatnya Filistin dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi.
Mereka dideportasi keluar Filistin dan terdiaspora kesegala penjuru
imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk
Yahudi yang tetap bertahan di Filistin. Dengan masuknya Islam serta
dipakainya bahasa Arab sebagai bahasa Resmi, mereka lambat laun
terarabisasi atau bahkan masuk Islam. Kenyataan historis tersebut
semakin dipertegas oleh pernyataan kelompok Yahudi yang tergabung
dalam organisasi Natura Karta, sebuah organisasi yang menentang
keras gerakan Zionisme. Mereka menyebut diri mereka sebagai
kelompok Yahudi Judaisme, untuk membedakan dengan kelompok
Yahudi Zionizme. Mereka menyatakan; "Judaisme merupakan
keyakinan yang berdasarkan pada wahyu di Sinai. Keyakinan ini
menyatakan bahwa pengasingan kaum Yahudi dapat diakhiri melalui
agresi militer. Zionisme telah merampas hak warga Filistin.
Mengabaikan tuntutan mereka, dan menjadikan mereka sebagai target
penganiayaan, penyiksaan, dan pembunuhan. Kaum Yahudi Taurat di
dunia terkejut dan terlukai dengan dogma irreligius dan kejam ini.
Ribuan ulama dan pendeta Taurat telah mengutuk gerakan tersebut.
Mereka tahu bahwa hubungan baik kaum Yahudi dan muslimin
sebelumnya di Tanah Suci (Palestina) telah terlukai oleh gerakan
Zionisme, yang sedikit banyak mengatasnamakan orang-orang Yahudi.
Berdasarkan keyakinan Yahudi dan hukum Taurat, kaum Yahudi
terlarang untuk memiliki negara sendiri, sementara menunggu
datangnya sang Messiah".
68
B. BANGSA YANG TERPILIH
Berbicara mengenai Bangsa Terpilih memberi tahu kita, "Bukan
sebab banyak jumlahnya dari bangsa manapun juga, maka hati Tuhan
terpikat olehmu dan memilih kamu. Bukanlah kamu ini yang paling
kecil dari segala bangsa, namun sebab Tuhan mengasihi kamu dan
memegang sumpahNya yang telah di ikrarkan-Nya kepada nenek
moyangmu, maka Tuhan membawa kamu keluar dengan tangan yang
kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun,
raja Mesir. Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa Tuhan, Allahmu,
Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih
setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada
perintahNya, sampai kepada beribu-ribu keturunan.17 Di ayat lain,
"Allah memilih Bani Israel untuk menjadi umat yang akan melahirkan
Yesus Kristus-penyelamat dari dosa dan kematian".18 "Allah pertama-
tama menjanjikan Messias setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam
dosa".19 Kemudian Allah menegaskan bahwa Messias akan datang
melalui jalur Abraham, Ishak dan Ya'kub".20 "Yesus Keristus adalah
penyebab utama mengapa Allah memilih Israel menjadi Umat Pilihan,
namun Dia memutuskan untuk melakukan-Nya dengan cara itu. Yesus
harus datang melalui sebuah bangsa, dan Allah memilih Israel.
Namun demikian, alasan Allah memilih Israel bukan hanya untuk
kedatangan Messias semata-mata. Keinginan Allah bagi Israel adalah
bahwa mereka akan pergi dan mengajar bangsa-bangsa lain mengenal
17
Ulangan 7;79
18
Yohanes 3:16.
19
Kejadian 3
20
Kejadian 12;1-3
69
Dia, Israel dipanggil menjadi bangsa Imam, Nabi dan missionari
kepada dunia ini. Rencana Allah adalah bangsa Israel menjadi bangsa
yang berbeda, bangsa yang membawa orang kepada Allah dan janji-
Nya mengenai Penebus, Messiah dan Juruselamat.
Sebab itu Israel gagal dalam tugas ini. Namun demikian, tujuan
utama Allah bagi Israel, yaitu membawah Messias dan Juruselamat,
telah terpenuhi dengan sempurna "dalam diri Yesus Kristus". sebab
itu, Gagasan bahwa umat Yahudi merupakan bangsa yang terpilih
merupakan salah satu konsep yang paling banyak disalah fahami dalam
sejarah. Konsep mengenai bangsa yang terpilih tak dimaksudkan untuk
menegaskan keunggulan atau supremasi umat Yahudi, dan sudah
barang tentu bukan itu yang dimaksudkan sekarang ini. Ketika umat
Yahudi pertama kali dipilih untuk memperkenalkan membawa
monoteisme etis ke dunia lebih dari dua ribu tahun yang silam, pada
saat itu hanya ada umat Yahudi dan pagan di dunia. Kini, mayoritas
masyarakat dunia penganut salah satu dari tiga agama Ibrahim,
membicarakan hal ini lebih tepatnya, etika Yudeo-Kristen-Islam.
Konsep keterpilihan Yahudi telah berevolusi melewati liku-liku yang
panjang sejarah Yahudi.
Taurat berisi sejumlah ayat yang menegaskan bahwa karakter
Israel sebagai tanah bangsa terpilih adalah absolut; "Sebab engkaulah
umat yang suci bagi Tuhan, Tuhanmu, dan Tuhan telah memilihmu
untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang
ada di atas muka bumi. "Namun, bahkan pada awal sejarah agama
Yahudi, Musa telah mengingatkan warga Israel bahwa mereka
tidaklah superior sama sekali atas warga bangsa-bangsa lain. ia
70
mengatakan kepada mereka."21 Bukan sebab jumlahmu lebih banyak
daripada bangsa manapun sehingga Tuhan menetapkan dan
memilihmu, sebab sesungguhnya, kau adalah yang terkecil dari semua
bangsa?"22 Musa kemudian mengecam kaumnya, “Bukanlah sebab
jasa-jasamu Tuhanmu memberikan negeri yang subur ini kepadamu
untuk kau miliki, sebab sesungguhnya engkau bangsa yang tegar.”23
Meski Taurat tidak menunjukkan kebajikan tertentu yang membuat-
Nya memilih, Taurat tidak menuntut bahwa yang terpilih harus
merespon dengan melaksanakan perintah-perintah Tuhan dengan setia.
21
Ulangan 14;2
22
ulangan 7:6-8
23
Ulangan 9:6
71 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
BAB KELIMA
Mazhab Dalam Agama Yahudi
Hampir dapat dipastikan bahwa bilamana suatu agama atau
ideologi telah ditinggalkan oleh nabinya atau pendirinya, maka
timbullah perpecahan berupa aliran atau mazhab atau sekte-sekte.
Penyebabnya yang paling utama ialah perbedaan pemahaman atau
interpretasi terhadap ajaran-ajaran tertentu pada agama itu.
Sebagaimana yang dialami oleh agama lain, demikian pula dengan
agama Yahudi setelah ditinggalkan oleh Nabi Musa juga timbul
perpecahan dalam kalangan pengikutnya menjadi berbagai aliran yang
masing- masing mempunyai prinsip dan dasar sendiri, dalam hal
pandangan hidup sehari-hari, pandangan terhadap alam semesta dan
kehidupan di balik alam yang nampak. Mazhab-mazhab yang
dimaksud adalah Hasideans, Parisi, Saduki, Essenes dan aliran Zealots.
A. MAZHAB HASIDEANS
Hasideans adalah sekte agama Yahudi yang tidak diketahui
sedikitpun tentang asal-usulnya. Akan namun sekte ini menjalankan
aktivitasnya pada abad II SM, yakni masa penindasan Antiachus
Epiphanes di mana para pengikutnya ini lebih memilih mati daripada
mengotori hari Sabat, mereka merupakan dalang revolusi Hasmonean.
Kendati ada kesamaan nama, namun mereka merupakan sekte tua yang
berbeda dengan sekte-sekte Hasideans Yahudi kontemporer. Keduanya
dibedakan melalui penggunaan kata Yunani “Hasideans” daripada kata
72 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
Ibrani “Hasidim” dengan makna “orang-orang yang bertaqwa.” Para
pengikut sekte Hasideans dikenal sangat konsisten menjalankan
perintah-perintah dan senantiasa berdoa serta sangat kuat berpegang
teguh dengan ritual Sabat. Adapun hubungan mereka dengan sekte-
sekte Yahudi lainnya, mereka dari sisi politik memiliki andil dalam
pemberontakan kaum Hasmonean melawan Yunani. Mereka bersekutu
dengan orang-orang Mukabiyyin dan turut mendukung mereka sampai
akhirnya terbukti bahwa orang-orang Mukabiyyin memiliki tujuan-
tujuan politik yang sekuler, lalu mereka berhenti memberi dukungan.
Di antara sikap-sikap pemikiran mereka adalah melawan upaya
Antiachus untuk memaksakan filsafat Helenisme terhadap kaum
Yahudi, perhatian terhadap jaminan kebebasan beragama, dan tidak
mendukung nasionalisme Yahudi. Kendati memiliki pangaruh terhadap
orang-orang, namun mereka saling membantu dengan orang-orang
Hasmonean dalam peperangan mereka demi kebebasan politik.1 Sekte
ini berakhir setelah konflik orang-orang Mukabiyyin. Akan namun
pemikiran-pemikiran mereka tetap hidup sebab diadopsi oleh sekte-
sekte Yahudi lainnya, seperti sekte Parisi, sebagaimana mereka juga
dianggap sebagai pendahulu sekte Eseni. Sebagian ilmuwan melihat
bahwa kata “ Hasid” dan “ Eseni” diambil dari suku kata yang
bermakna ketakwaan.2 Berarti terdapat kedekatan pada yang
dinamakan dan isi kandungan di antara kedua sekte itu.
1
Dr. . Muhammad Khalifah Hasan, Sejarah Agama Yahudi, Jakarta,Penerbit
Pustaka Al- Kautsar, cet. I,1998, hal. 213.
2
Ibid, hal. 214.
73 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
B. MAZHAB PARISI
Perkataan Parisi artinya sekte yang menyendiri dan berpecah.
Aliran ini selalu menyendiri dan menginginkan perpecahan. Nama ini
diberikan oleh orang yang tidak menyukainya. Mereka sendiri
menamakan dirinya sebagai pendeta atau “rabbani” artinya pendeta-
pendeta agama atau saudara-saudara pada jalan Allah. Sekte Farisi
merupakan sekte agama politik selama rentang waktu Haekal Kedua.
Sebagian Ilmuwan menganggap mereka sebagai perpanjangan dari
sekte Hasideans yang terkenal dengan perlawanan mereka terhadap
pengaruh budaya Helenisme Yunani atas kaum Yahudi. Sekte ini
mengadopsi ajaran agama Yahudi warisan tradisioni. Mereka
membentuk suatu komunitas kecil yang tertutup dan menjalani
kehidupan berkelompok khususnya dalam hal makan, dan menjaga
aturan-aturan kesucian. Mereka berupaya memaksakan pengaruh
mereka terhadap Haikal dan menyaingi orang –orang Saduki dalam hal
pengaruh ini. Mereka menganggap Sinagoge sebagai lembaga
keagamaan yang terbuka bagi semua orang intuk beribadah, berhikmat
dan belajar, serta sebagai ganti Haikal yang dikuasai oleh orang
saduki.
Sebagian peneliti menganggap orang-orang Farisi sebagai
komunitas keagamaan atau masyarakat beriman, dan inilah yang
membuat agama Yahudi tetap dapat bertahan setelah runtuhnya
negara.3 Pengikut sekte ini terdiri atas orang-orang kebanyakan yang
bekerja sebagai guru, sebagai penghotbah agama. sebab itu jumlah
3
DR Muahammad Khalifah Hasan, Ibid.hal. 216.
74 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
pengikutnya lebih besar dari pada Saduki. Pada umumnya mereka
hidup membujang, zuhud dalam biara.
Mereka percaya pada hari kiamat dan kebangkitan dalam kubur,
akhirat dan malaikat. Menurut mereka, bukan Taurat saja yang harus
diikuti sebagai kitab suci, namun juga Talmud. Talmud dikumpulkan
oleh para rabi yang mempunyai kekuasaan tertinggi sebab mereka
terpelihara dari maksiat, dan semua yang mereka ucapkan adalah dari
Tuhan. sebab itu mereka wajib ditaati. Kelompok ini berbeda dengan
kelompok Yahudi yang lainnya disebabkan adanya dua hal:
1. Kelompok Yahudi Farisi memercayai semua kitab dalam
Perjanjian Lama, beberapa ucapan yang dinisbahkan kepada Musa
dan kitab Talmud. Talmud dikumpulkan oleh para rabi yang
mempunyai kekuasaan tertinggi sebab mereka terpelihara dari
maksiat, dan semua yang mereka ucapkan adalah dari Tuhan.
2. Kelompok Yahudi Farisi meyakini adanya hari kebangkitan.
Mereka juga meyakini bahwa orang-orang saleh yang sudah
meninggal dunia, akan bangkit kembali untuk bersekutu dengan
Messiah yang kelak akan datang untuk menyelamatkan umat
manusia dan memasukkan mereka kedalam agama Musa.
Kitab Injil berulang kali menyebutkan bahwa kaum Farisi
adalah kelompok yang paling menentang kerasulan Isa ibn
Maryam. Bahkan Injil juga menyatakan bahwa kaum Farisilah
yang berkali-kali menudu Isa ibn Maryam . Merekalah kelompok
terdepan menjadi penentang Isa al Masih, dan terus-menerus
75 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
berupayah mencelakai nabi agung itu sampai akhirnya mereka
berhasil menjatuhkan hukuman salib kepadanya.4
C. MAZHAB SADUKI.
Orang-orang Saduki merupakan kelompok kalangan atas yang
terdiri dari para penguasa Yerusalem, dan loyalitas kepada kelompok
mereka tetap terbatas hanya pada kalangan atas dari para imam dan
skup-skup militer serta keluarga-keluarga aristokrat Yahudi.
Asal-usul orang Saduki kembali kepada imam besar. Zadok, imam
besar Sulaiman, dan anak cucunya yang mewarisi kedudukan ini
sampai tahun 162 SM. Penamaan kelompok ini berasal dari kelompok
yang memusuhi mereka sebab keingkaran mereka yang luar biasa.
Adapun yang terkait dengan agama, menurut mereka agama terkait
dengan Haekal dan ritualnya tanpa ada kaedah teologi agama yang
kuat5. Ia muncul menjelang abad pertama sebelum masehi berakhir.
Cita-cita aliran ini tergolong ortodoks (kolot) sebab tidak
menginginkan adanya perubahan dalam syariat agama.
Pengikut-pengikut aliran ini harus bersikap taqlid kepada apa
yang telah disabdakan dalam kitab Talmud secara lafdziyah semata-
mata, dan kitab tersebut dilarang untuk ditafsirkan atau diterjemahkan
ke dalam bahasa lain dari bahasa aslinya yaitu bahasa Ibrani. Mereka
tidak menerima Talmud, Taurat pun tidak mereka sucikan seluruhnya.
Ditilik dari segi akidah, kelompok Saduki berbeda dengan
kelompok Yahudi Farisi dalam dua hal pokok sebagaimana berikut;
4
. Injil Matius 22.
5
The Standar Jewish Encyclopedia , hal 1639.
76 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
1. Kelompok Saduki tidak mengakui Perjanjian Lama dan menolak
pengambilan hukum dari semua ucapan yang dinisbahkan kepada
Musa.
2. Kelompok Saduki tidak mempercayai adanya kebangkitan dan hari
akhir. Mereka meyakini bahwa ganjaran yang akan menimpah
pelaku kejahatan dan balasan pahala bagi pelaku kebaikan akan
langsung diterima ketika yang bersangkutan masih hidup di dunia.
Kitab Injil berulang kali menyebutkan bahwa kaum Saduki pernah
beberapa kali berupaya memaksa Isa al Masih untuk meligitimasi
keingkaran mereka atas kebangkitan dan hari akhir untuk kemudian
bersatu menghadapi kaum Farisi. Akan namun upaya mereka ini gagal
sebab Isa al Masih justru menjelaskan kesesatan mereka dalam
beberapa hal yang mereka ingkari.
Keberadaan orang-orang Saduki berakhir bersamaan dengan
runtuhnya Haikal pada tahun 70 M di tangan bangsa Romawi. Dengan
lenyapnya Haikal, maka lenyaplah kekuasaan agama, politik, sosial
dan ekonomi orang-orang Saduki, serta lenyap pulalah keberadaan
mereka. Pada waktu yang bersamaan, orang-orang farisi tetap eksis,
dan akidah mereka berkembang sampai menjadi populer dengan istilah
Yahudi Tradisionalis atau Rabisme.
D. MAZHAB KARAITE
Sekte Karaite muncul pada awal abad VII Masehi, termasuk sekte-
sekte Yahudi terpenting yang menentang sekte Yahudi Rabi. Mereka
dijuluki dengan beberapa julukan, di antaranya ialah Abnaul Miqra dan
Ahlul Miqra, sebagai isyarat kepada keteguhan orang-orang Karaite
77 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
memegang Perjanjian lama sebagai sumber hukum satu-satunya dan
tidak mengakui hukum-hukum verbal.
Penamaan “Karaite” kembali kepada abad IX Masehi, sebagaimana
sekte tersebut juga dinamakan “Ananiyah”, dikaitkan kepada
pendirinya, Anan bin Daud (Adnan ben David).
Faktor munculnya aliran ini pada abad IX M. Salah satunya adalah
berkembangnya beberapa kecenderungan agama yang non-tradisionalis
di kalangan Yahudi Babel dan Persia, munculnya Islam dan perubahan
kondisi keagamaan yang disebabkannya di Timur Dekat Kuno serta
pengaruh langsungnya terhadap agama Yahudi dan Masehi,
perubahan-perubahan agama, ekonomi, sosial dan politik yang
melanda Timur keseluruhannya sebagai akibat munculnya Islam dan
penyebarannya. Demikian pula menjamurnya kelas-kelas sosial
Yahudi yang miskin secara sosial dan ekonomi sebab jauhnya mereka
dari pusat-pusat agama Yahudi, khususnya di Babel.6
Pemikiran para pengikut sekte Karaite mencakup beberapa sekte
Yahudi yang terpengaruh dengan Islam, seperti Al-sawiyah yang
didirikan oleh Abu Isa Al-Ashfahani dan Al Yodganiyah yang
didirikan oleh Yodgan, murid Abu Isa Al-Asfahani, dan kedua-duanya
mengaku nabi pada abad VIII M. Kelompok yang terakhir terpengaruh
dengan sekte Muktazilah Islam dan para pengikutnya masuk ke dalam
sekte Karaite sesudah kemunculannya. Kemudian yang berafiliasi
kepada Al-Yodganiyah adalah kelompok Al-Musykaniyah. Kelompok
6
Hasan Zhazha, Al-Fikr Ad- Diini Al Isra`ili,Cairo. 1975,hal.294.
78 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
ini mengakui kenabian Muhammad dan mengakui bahwa beliau diutus
kepada bangsa Arab, bukan kepada Bani Israel7
Para pengikut sekte Karaite mencampur adukkan keyakinan
mereka antara konsep-konsep agama Kuno yang keluar dari warisan
Talmud dengan beberapa ajaran dari sekte Islam. Di antaranya adalah
kecenderungan Anthropomistik yang mendominasi dalam agama
Yahudi, khususnya tentang Agada dan tentang etika Tasawuf Yahudi
di mana Tuhan disifatkan dengan sifat-sifat manusia tulen atau
menyerupakan Tuhan dengan manusia (Musyabbahah).
Di antara keyakinan terpenting sekte Karaite adalah menganggap
Perjanjian Lama sebagai satu-satunya sumber agama dan hukum, yaitu
dengan bersandar kepada makna literal teks dan pemakaian kaum
awam akan lafazh-lafash, konteks redaksi, dan selanjutnya menolak
takwil. Metode sekte Karaite dalam berinteraksi dengan Kitab Suci ini
dapat disimpulkan sebagai metode yang diambil dari Islam di mana
akal dijadikan sebagai sandaran dalam memahami teks dan tidak
adanya batasan-batasan bagi kebebasan individu dalam menggunakan
Alquran dan menafsirkannya selama ada pengetahuan yang memadai
untuk itu. Keyakinan sekte Karaite terdiri dari 10 rukun utama.
1. Bahwa Allah adalah pencipta alam natural dan alam ruh dari
ketiadaan.
2. Bahwa Allah adalah pencipta yang bukan mahluk.
3. Bahwa Allah adalah Esa tanpa bentuk, tak ada apapun
menyerupai-Nya, satu-satunya, tidak memilki jasad dan mutlak
dalam ke-Esaannya.
7
Ibid,hal. 220.
79 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
4. Bahwa Allah telah mengutus Musa (Keyakinan terhadap kenabian
dan para nabi).
5. Bahwa Allah telah menurunkan Taurat melalui Musa yang
mencakup hakikat yang sempurna, dan tak ada syariat lain apapun
yang dapat menyempurnakan atau menghapusnya, khususnya
syariat lisan yang dikenal oleh para Rabi.
6. Bahwa setiap orang yang beriman harus mengetahui Taurat dalam
bahasa aslinya dan mengetahui maknanya yang shahih.
7. Bahwa Allah menurunkan wahyu sendiri-Nya kepada para nabi-
nabi lain, sekalipun status kenabian mereka berada di bawah
Musa.
8. Bahwa Allah akan membangkitkan orang yang telah mati pada
hari perhitungan (hisab).
9. Bahwa Allah membalas setiap manusia menurut cara hidupnya
dan perbuatan-perbuatannya.
10. Bahwa Allah tidak merendahkan orang-orang yang telah
diasingkan, melainkan Dia mensucikan mereka melalui
penderitaan dan kesengsaraan mereka di tempat pengasingan,
sementara mereka menunggu pembebasan Ilahi melalui Al Masih
sang juru selamat dari Bait Daud (namun sebagian dari sekte
karaite menolak keyakinan tentang Al-Masih sang juru selamat).
Hubungan orang-orang Karaite dengan para Rabi, adalah hubungan
kebencian dan kedengkian. Hal tersebut disebabkan penolakan sekte
Karaite terhadap Talmud dan setiap hukum-hukum verbal yang diakui
oleh para Rabi. Demikian pula pernyataan sekte Karaite bahwa
80 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
keyakinan merekalah yang merupakan keyakinan Musa yang asli,
benar dan hampa dari penyimpangan-penyimpangan para Rabi.
Adapun sikap Rabi Tradisional terhadap sekte Karaite adalah
mengharamkan nikah dengan mereka dan menganggapnya zina,
sementara anak-anak yang lahir dari pernikahan ini dianggap tidak sah
dan membuat mereka keluar dari loyalitas menuju pilihan Tuhan.
Sekte ini dianggap oleh para rabi yahudi dianggap murtad dari agama,
dan masuknya mereka ke dalam aliran Rabi ditolak, dan
menganggapnya termasuk golonga lain, maksudnya bukan Yahudi.8
Mereka dianggap tidak suci menurut kelompok Rabi dan tidak boleh
membacanya (Taurat) pada naskah yang ditulis oleh para Rabi.9
E. MAZHAB HASIDIM
Hasidim adalah sebuah gerakan sosial-relegius yang didirikan oleh
Israel Ba`al Shem Tov (1699-1761), faktor kemunculannya sebab
kondisi bangsa Yahudi di Eropa Timur pada abad XIII M, kaum
Yahudi dalam penindasan politik dan Gereja setelah kegagalan
gerakan Sabbatai.
Di antara ajaran penting Ba`al Shem Tov adalah bahwa semua
manusia sama dihadapan Allah dan Bahwa kesucian hati lebih utama
daripada pendidikan, dan dia menganjurkan berdoa, beribadah dan
hidup sederhana (Zuhud).10 Ba`al Shem Tov menyatakan bahwa Tuhan
membutuhkan penyelamatan, sebab Dia berada di tempat pengasingan
bersama rakyat-Nya sebagai akibat kesalahan dunia. Supaya dunia
8
Hasan Zhazha, Al- Fikr Ad-Diini Al-Isra`ili,hal. 305.
9
Ibid,hal. 289-299.
10
DR. Muhammad Khalifah Hasan, Ibid,hal.225.
81 Yahudi: Dalam Lintasan Sejarah
kembali kepada kesatuan yang hilang darinya disebabkan sebab
kesalahan manusia, dan kaum Yahudi punya peranan penting dalam
mewujudkan keselamatan ini. Menurutnya setiap perbuatan manusia
bagaimanapun kecilnya dapat menjadi respon bagi Tuhan jika manusia
melakukannya dengan dasar sebagai pesan Tuhan. Dan setiap manusia
menurutnya memikul beban pengikut Al-Masih untuk menyiapkan
dunia menghadapi masa depan.
Gerakan ini diikuti oleh sejumlah sarjana dan cedekiawan Lituania.
Namun gerakan tersebut mendapat perlawanan yang keras dari
otoritas-otoritas Yahudi ortodoks. Disebabkan kecenderungan teologi
mistiknya dan kepercayaannya kepada kesatuan wujud (pantheisme)
serta











