sifat bani israil
Penelitian ini berjudul SIFAT BANI ISRAIL MENURUT M.QURAISH SHIHAB DI
DALAM TAFSIR AL-MISBAH. Penelitian ini dilatar belakangi sebab melihat
pergantian zaman yang semakin parah, dan penulis ingin mengaitkannya dengan kisah
Bani Israil. Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana sifat Bani Israil menurut
M.Quraish Shihab, dan Bagaimana Analisis Paradikma Tentang Bani Israil pada
kehidupan sekarang. Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu library
research (kajian kepustakaan). Metode yang penulis gunakan yaitu metode maudhu’i
(tematik). Metode maudhu’i (tematik) yaitu metode penafsiran al-Qur`ān dengan ayat-
ayat yang sesuai dengan tema atau permasalahan yang telah di tetapkan yaitu untuk
mengetahui ayat-ayat Sifat Bani Israil dalam al-Qur`ān. Istilah Bani Israil di sebut
sebanyak 42 kali pada 17 surah di dalam Al-Qur’an dengan asal kata Israil. Penelitian ini
menggunakan sumber data primer yaitu kitab Tafsir Al-Misbah. Sedangkan sumber data
skundernya di ambil dari buku-buku, skiripsi, jurnal yang ada kaitannya dengan
penelitian ini. Hasil penelitian ini yaitu menurut M.Quraish Shihab sifat Bani Israil ada
beberapa hal seperti: keras kepala, ingkar, dengki, menyombongkan diri, membangkan.
Kemudian Analisis Paradikma Tentang Bani Israil pada kehidupan sekarang, masa
penjajahan Yahudi, Organisasi Yahudi terdiri dua organisasi yaitu, Fereemasonry dan
Zionisme, Pemikiran Wahba Az-Zuhaili Tentang Sifat Bani Israil yaitu: Ingkar,
Pembunuh Nabi , bohong, Sombong , Pembangkang. Selanjutnya Pemikiran Buya
Hamka Tentang Bani Israil yaitu Menurut Buya Hamka Bani Israil itu yaitu
sejarahahnya kaum yang sejak dahulu dengan segala cara menghalagi manusia untuk
tidak melaksanakan syariat Allah. Mereka membunuh para nabi berusaha mengubah
bentuk dan isi taurat dan injil, serta menghalalkan apa saja yang telah di haramkan Allah
swt, misalnya menلhalalkan hubungan seksual antara anak dengan ayah, membolehkan
adanya praktek sihir, menghalalkan riba sehingga terkenallah dari dahulu sampai
sekarang bahwa antara Yahudi dengan perbuatan riba yaitu susah dipisahkan. Kaum
yang istimewa. Segala bangsa mereka pandang rendah, dan mereka menyombong,
lantaran itu tentu saja perbuatan-perbuatan mereka yang hanya mementingkan diri
sendiri akhirnya membawa kerusakan, Sukarlah Bani Israil, sampai pun ke zaman kita
ini, buat mengelekkan diri dari tempelak Tuhan yang seperti ini.
ملخص
ىذاالبحث بعنوان طبيعة إسرائيل حسب حممد قريش شها ب:ىذا البحث مو جوديف اخللفية
إسرائيل. تتمشل صيا غة رية تزدادسوءا, ويريد الكا تب ربطها بقصة أطفا ل بسبب رؤية األوقا ت ادلتغ
وكيف يتم حتليل منوذج أطفال مشكلة ىذا البحث يف كيفية طبيعة بين إسر ئيل حسب مقر يش شها ب,
الطريقةاليت . اما بالنسبة لنوع البحث الذي استخدمو, فهودراسةاألدب.إسرائيل يف احليا ة احلا لية
استخدمها ىي طريقة موضوعية. الطريقة ادلواضيعيةىي طريقة لتفسريالقران الكرمي با يا ت تتوافق مع
ذكر مصطلح ادلوضوع أو ادلشكلة اليت مت حتديدىا, وىي معرفة ايا ت طبيعة أطفا ل اإلسالم يف القران. ي
مصا در البيا نا ت األولية وىي تفسري . تستخدم ىذه الدراسةسورةيف ااقران 17مرة ف 42بين إسرائيل
ادلصبا ح. يف حني أن مصا در البيا نا ت الثا نوية ما خؤذة من الكتب واألطروحا ت واجملالت اليت ذلا
ىي أن ىناك عالقة هبذا البحث. نتا ئج ىذه الدراسة وفقا حملمد قريش شها ب, طبيعة غسر ئيل
مث حتليل منوذج"أطفال إسرئيل" .ر, واحلسد, وادلفا خر, والتحديا العديدمن األشيا ء مثل: العناد, واإلنك
يف احلالية, احلقبة االستعمارية اليهودية, تتألف ادلنظمة اليهوديةمن منظمتني, مها ادلا سونيةوالصهيونية,
إنكار, القا تل النبوي, الكاذب, ادلتكرب, ادلنشق, أفكاروىبةالزحيلي حول حلزون بين إسرائيل, وىي:
ةعلى ذلك, فإن فكر بويا ىامكا حول بين إسرائيل ىو أنو وفقا بويا ىا مكا, فإن بين إسرائيل, ىو عالو
اهلل, على سبيل ادلثال, يربرالعالقا ت اجلنسية بني تاريخ األشخاص الذين منعوا مجيعا من مما رسة الشريعة.
يها الناس, كل أمة ينظرون إليها, فصله, أ األطفال واآلباء, ويسمح دلمارسة السحر, ويربرالربا من الصعب
ويفخرون بسبب تصرفات أولئك الذين يأ مرون بأنفسهم أخيرا إحداث الضرر,اجعل من الصعب على بني إسرائيل, حتى
يومنا هذا, أن يتخلصوامن مكان هللا مثل هذا.
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Huruf Huruf
Arab Latin Arab Latin
d / d = ض ‘ = ء
t / t = ط b = ب
z / z = ظ t = ت
‘ = ع ts = ث
Gh = غ j = ج
F = ف h / ḥ = ح
Q = ق kh = خ
K = ك d = د
L = ل dz = ذ
M = م r = ر
N = ن z = ز
H = ه s = س
W = و sy = ش
Y = ي s / ṣ = ص
Vokal Vokal Panjang
ā = ىا َ a : َـ
ī = ىِى i : َـ
ū = ىُوَ u : َـ
aw = ى وَ
ًَ ay = ى
Contoh
annasi = النَّاس
ٍ ن افِ al’afin = أ ل ع
فَِ ُرو ع ma’rufi = م
مَُ yawm = ٌ و
ءَ ً syayiun = ش
viii
Catatan :
1. Kata alīf-lam alta ‘rīf baik syamsiyyah maupun qamariyyah diawali dengan al-
dan dismbung dengan kata yang mengikutinya. Contoh: al-bayt, al-insān, al-dār,
al-sahīh.
2. Huruf tā marbūtah () ditulis dengan ḧ. Contoh : al-mar’aḧ (bukan al-mar’a),
Dzurriyaḧ (bukan dzurriya).
3. Huruf tasydīd ditulis dua kali. Contoh : al-quwwaḧ, al-makkaḧ, al-nabawiyaḧ.
4. Secara umum vokal huruf terakhir suatu kata tidak dituliskan pengecualian
diberikan pada huruf terakhir kata-kata berikut ini, dimana vokalnya ditulis
sebagaimana adanya:
a. Kata kerja (fi’il). Contoh: dzahaba (bukan dzahab), qara’a (bukan qara’),
yaqūlu (bukan yaqūl), yasma’ūna (bukan yasma’ūn).
b. Kata milik. Contoh: baytuka (bukan baytuk), qauluhu (bukan qauluh).
c. Vokal terakhir kata-kata fawqa (bukan fawq), tahta (bukan taht), bayna
(bukan bayn), amama (bukan amam), warā’a (bukan warā’), dan sejenisnya.
Ajaran Islam yaitu ajaran yang bersumberkan wahyu Allah SWT, Al-
Qur‟an yang dalam penjabarannya dilakukan oleh hadis Nabi Muhammad SAW.
Masalah akhlak dalam ajaran Islam sangat mendapatkan perhatian yang begitu besar
.menurut ajara islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk Al-
Qur‟an dan hadis. Jika kita perhatikan Al-Qur‟an maupun hadis dapat di jumpai
berbagai istilah yang mengacu kepada baik, dan ada pula yag mengacu kepada yang
buruk.
1
Kepribadian merupakan ciri karakteristik, atau sifat khas diri seseorang yang
bersumber dari bentukan-bentukan yang di terima dari lingkungan, misalnya
keluarga pada masa kecil dan bawaan sejak lahir. Seiring dengan pengertian ini, ada
sekelompok orang berpendapat baik buruknya karakter manusia sudah bawaan dari
lahir. Jika bawaannya baik, manusia itu akan berkarakter baik, dan sebaliknya jika
bawaannya jelek, manusia itu akan berkarakter jelek.
2
Imam Al-Ghazali menunjukkan bahwa akhlak sebagai kondisi atau sifat yang
telah meresap dalam jiwa dan terpatri dalam hati, akhlak itu suatu kebiasaan,
kesadaran, mudah melakukan tidak ada unsur pemaksaan dan factor ekstren.
Misalnya, seseorang yang mendermakan hartanya dengan jarang yang dilakukan,
maka seseorang itu tidak disebut dermawan sebagai pantulan dari kepribadiannya.
Suatu perbuatan dapat dinilai baik, jika munculnya perbuatan itu dengan mudah
sebagai suatu kebiasaan tanpa memaksakan dirinya untuk mendermakan hartanya,
atau memaksa batinnya sehingga terpaksa untuk berderma, maka orang yang
semacamitu tidak dapat disebut sebagai dermawan. Seseorang yang berahklak baik
atau buruk tidak dengan pemikiran dan pertimbangan, tetapi ia lakukan denkesadaran
1
.Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,(Jakarta :RajaGrafindo Persada, 2009) hlm.119-120
2
.Akhyar, Akhlak, (Pekanbaru :Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Unuversitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2014) hlmn.2
2
kejiwan yang terpatri dalam hatinya lalu melakukannya, sehingga perilaku akhlaknya
di sebut sifat kepribadian yang berahklak.
3
Qasas al-Qur’an yaitu pemberitaan Al-Qur‟an tentang hal ihwal umat yang
telah lalu, nubuat kenabian yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
Al-Qur‟an banyak mengandung keterangan tentang kejadian pada masa lalu, sejarah
bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri, dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia
menceritakan semua keadaan mereka dengan cara menarik dan mempesona.
4
Kisah dalam Al-Qur‟an sangat beragam bentuknya. Kisah merupakan salah
satu gaya yang digunakan Al-Qur‟an dalam memaparkan petunjuk-petunjuknya
kepada manusia. Model cerita selama ini memiliki daya tarik yang kuat sebab bisa
menggugah hati pembacanya. Dengan demikian,kisah-kisah dalam Al-Qur‟an
merupakan sarana pengajaran dan tidak hanya bermaksut untuk mengungkap sejarah
saja tapi melainkan juga tentang etika, sifat,karakter, dan pesan-pesan moral di
dalamnya. Hal ini dapat di lihat bagaimana Al-Qur‟an secara eksplisit berbicara
tentang kisah seperti firman Allah dalam surah yusuf/12:3
Artinya: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu”.
Dalam Al-Qur‟an kisah yang banyak di ungkap yaitu kisah bani israil. Kisah
ini menggambarkan tentang sifat bani israil, salah satu sifat bani israil yaitu suka
bertanya sehingga menyulitkan diri mereka sendiri. Seperti yang terdapat dalam
surah Al-Baqarah:
3
Nasharuddin, Akhlak (ciri manusia paripurna), (Jakarta: Rajawali pers, 2015) hlm.208-209
4
Mana Khalil Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, hlm. 432
3
“Mereka menjawab: " mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk Kami, agar Dia
menerangkan kepada kami; sapi betina Apakah itu." Musa menjawab:
"Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu yaitu sapi betina yang tidak
tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; Maka kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu".(Qs.2:68) mereka berkata: "Mohonkanlah kepada
Tuhanmu untuk Kami agar Dia menerangkan kepada Kami apa warnanya". Musa
menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu yaitu sapi betina
yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang
memandangnya."(Qs.2:69). mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk
Kami agar Dia menerangkan kepada Kami bagaimana hakikat sapi betina itu,
sebab Sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi Kami dan Sesungguhnya Kami
insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."(Qs.2:70). Musa
berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu yaitu sapi betina
yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi
tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." mereka berkata: "Sekarang barulah
kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". kemudian mereka
menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu(Qs.2:71).
Allah memberitahukan kepada mereka tentang sifat keras bani israil dan
banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan kepada Rasul mereka. Oleh sebab itu,
ketika mereka mempersulit diri sendiri, maka Allah pun mempersulit mereka.
Seandainya mereka menyembelih
5
sapi bagaimana pun wujutnya, maka sudah cukup
banginya, sebagaimana yang di katakana ibnu Abbas, Ubaidah dan ulama lainnya.
Terdapat juga sifat bani israil ini di jelaskan di dalam Al-Qur‟an, yaitu sifat
keras kepala.
6
Walaupu telah banyak mu‟ jizat yang di hadirkan melalui perantaraan
Musa, Isa, maupun para nabi lainnya: sebagian dari umat ini sering bersisi
keras tidak mengakui kebenaran risalah yang telah di sampaikan oleh para nabi ini.
Terdapat berbagai pembelotan terhadap pada nabi yang terjadi di sejarah bani israil,
7
bahkan terdapat nabi-nabi yang mereka bunuh.mereka juga beranggapan telah
membunuh serta menyalib Al-Masih isa putra Maryam meski mereka tidak meyakini
tentang siapa yang telah di salib itu.
8
5
Abdullah Bin Muhammad Alu Syaikh,Tafsir Ibnu Kasir,(Jakarta:Pustaka Imam Asy-Syafi‟I,2008),
hlm 91-92
6
Surah Al-Ma‟idah: 71, Al-Azhzab: 69
7
Surah Al-Ma‟idah: 70, Al-Baqarah: 61
8
An-Nisa‟: 157-158
4
Mayoritas mufassir mengatakan, Bani Israil itu terpecah menjadi tiga
golongan: satu golongan yang maksiat dan membangkang, mereka itu sekitar tujuh
puluh ribu orang. Satu golongan lainnya memisahkan diri, tidak melarang(mereka
yang maksiat) namuntidak ikut melakukan kemaksiatan. Dan satu golongan lain yang
memisahkan diri, namun melaran(mereka yang maksiat) dan tidak melakukan
kemaksiatan.lalu golongan yang tidak melarang dan tidak bermaksiat megatakan
kepada yang melarang”megapa kamu menasehati kaum”maksutnya yaitu golongan
yang maksiat. Lalu golongan yang melarang ia berkata, penyampaian nasehat kami
yaitu alasan kepada Allah”dan supaya mereka bertakwa”jika mereka terdiri dari
golongan, yaitu yang melarang namun tidak melakukan maksiat, dan yang
bermaksiat, tentulah yang di katakana yaitu : supaya kamu bertakwa.
9
Dalam surah Al-Ahqaf ayat 10 telah di jelaskan . Sungguh aneh sikap kaum
musyrikin yang menolak kenabian Muhammad Saw serta mengingkari kehadiran
wahyu kepada beliau , padahal bukti-bukti kebenarannya terlihat dengan jelas , dan
sekian banyak manusia sebelum Nabi Muhammad yang juga telah memeroleh
pengalaman serupa. sebab itu Allah swt melalui ayat-ayat di atas, memerintahkan
Nabi Muhammad bahwa: katakanlah, “Terangkanlah kepadaku bagaimanakah
pendapat kamu jika ia, yakni Al-Qur‟an yang kusampaikan ini, datang dari sisi Allah,
padahal kamu mengingkarinya, dan seorang saksi atau lebih dari Bani Israil bersaksi
mengakui kebenaran yang serupa dengan yang disebut didalamnya, yakni dalam Al-
Qur‟an itu menginformasikan hal yang sama lalu dia beriman dan membenarkannya,
sedang kamu menyombongkan diri enggan memercayaainya setelah bukti-bukti itu.
Bukankan dengan begitu kamu wahai pembangkang menjadi orang yang paling sesat
dan paling zalim terhadap diri sendiri? Ya, kamu yaitu orang yang benar-benar
telah berlaku zalim dan sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang zalim, yakni tidak memberi mereka kemampuan untuk melaksanakan
petunjuknya disebabkan oleh keengganan hari mereka menerima dan
melaksanakannya.
10
Ibnu Zaid berkata, tentang firman Allah SWT “Sesungguhnya Allah telah
mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan, sesungguhnya Allah miskin dan
kami kaya, bahwa mereka yaitu orang-orang yahudi.” Abu Ja‟far berkata makna
9
5
ayat ini yaitu , sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang
yang berkata, sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya. Mereka yaitu orang-
orang yahudi. Kami akan mencatat perkataan dusta yang mereka lakukan terhadap
Allah, dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar.
11
Dalam surah Al-Baqarah ayat 101firman Allah : ( ) wara‟a
zhuhurihim ke belakang punggung mereka, dalam hal ini melemparkan sesuatu, bisa
kedepan dan bisa juga kebelakang. Jika kedepan, bisa jadi si pelempar masih
melihatnya sehingga terpikir untuk mengambil kembali, dan mengambilnyapu tidak
sesulit dari yang dilempar ke belakang. Bila dilempar ke belakang, ia di tinggal dan
tidak terlihat lagi. Begitulah sikap mereka kepada Allah.
Al-Qur‟an menggambarkan Bani Israil sebagai orang yang berperilaku
kurang pantas mereka menunjukkan kesabaran yang rendah berkeluh kesah menjadi
sebuah hal yang biasa.
12
Tidak memiliki keyakinan yang teguh dan selalu curiga
terhadap perintah dan keputusan Nabi Musa.
13
Berlifat kenikmatan yang diberi Allah
pada Bani Israil selama dalam perjalanan. Secara garis besar Quraish Shihab
menyebutkan ada dua anugrah Allah kepada Bani Israil dalam konteks
penyelamatan: pertama menghindarkan sebagian mereka dari siksa, yang mana
dahulu Fir‟aun selama setahun memerintahkan untuk membunuh semua anak laki-
laki yang lahir pada tahun itu dan membiarkan hidup yang lahir pada tahun
berikutnya, demikian silih berganti. Anugerah yang kedua yaitu keruntuhan rezim
Fir‟aun dan kematiannya sehingga terhenti penindasan yang di lakukan terhadap
Bani Israil.
14
Dapat di bayangkan betapa buruknya sifat dan perbuatan mereka, apalagi jika
di sadari bahwa mereka juga yaitu pemilik kitab suci yang tentu saja percaya bahwa
Allah dapat menurunkan wahyu kepada siapa yang dia kehendaki. Mereka bukan
orang-orang yang musryik atau ateis yang tidak percaya tuhan, tetapi justru mereka
yang melempar kitab Allah yang di bawa oleh nabi yang mereka kenal itu. Yang
lebih buruk lagi yaitu bahwa kita Allah yang mereka abaikan itu membenarkan apa
6
yang tercantum dalam kitab suci yang ada di tangan mereka. Itu semua lahir sebab
sikap kepala batu mereka.
15
Berdasarkan masalah di atas maka penulis sangat tertarik untuk membahas
pandangan Quraish Shihab tentang sifat Bani Israil lebih dalam lagi. Keterkaitan
dalam permasalahan ini mengantarkan penulis pada pembahasan yang akan di teliti
dengan judul: SIFAT BANI ISRAIL MENURUT M.QURAISH SHIHAB DI
DALAM TAFSIR AL-MISHBAH
B. Alasan Pemilihan Judul
Adapun yang memotivasi penulis dalam melakukan penelitian terhadap
permasalahan di atas disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu :
Untuk mengetahui sifat Bani Israil dalam Al-Qur‟an dan menurut M.Quraish
Shihab, dan bisa untuk kita contoh seperti apa sifat yang baik untuk saat zaman
sekarang, sebab melihat pergantian zaman yang semakin parah. Dan juga bisa kita
contoh akhlak seperti apa yang pantas di contoh.
C. Penegasan Istilah
Agar kajian ini lebih mudah di mengerti serta menghindari kekeliruan dalam
memahami istilah kata kunci yang terdapat dalam judul.
1. Israil إِْسَرائِيل Israil (nama orang)
Bani Israil َبَن ْو إِْسَرائِيل (bangsa Yahudi)
2. Al-Qur‟an
Al-Qur‟an yaitu kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang
luar biasa yang melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para Nabi dan
Rasul yaitu Nabi Muhammad, melalui malaikat jibril, tertulis pada mushaf,
diriwayatkan pada kita secara mutawartir, membacanya dinilai ibadah, dimulai
dari surah al-Fatihah dan di akhiri dengan surah an-Nas.
16
7
3. Tafsir
Menerangkan/Menjelaskan
17
. Tafsir di ambil dari kata الفسر artinya yaitu
penjelasan dan penyingkapan sesuatu yang di tutup. Dan di jelaskan dalam
kamus Lisan Al-Arabiy sebagai penjelasan dan penyingkapan dari makna yang
musykil.
18
4. Tematik (Maudhu‟i)
Menurut bahasa, al-Maudhu’i berasal dari kata al-wadh’u yang dibentuik dari
wadha’a-yadhi’u-wadhi’un-maudhu’un yang artinya menjadikan, meletakkan,
atau menetapkan sesuatu pada tempatnya. Menurut istilah, tafsir al-maudhu’i
ialah tafsir dengan topic yang memiliki hubungan antara ayat satu dan ayat lain
mengenai tauhid, kehidupan sosial, atau ilmu pengetahuan.
19
D. Batasan masalah
Di dalam al-Qur`an menurut penelusuran penulis melalui kitab al-Mu’jam al-
Mufahras li al-Faz al-Qur`ān al-Karīm kata Bani Israil beserta derivasinya di ulang
sebanyak 42 kali dalam 17 surah dengan asal kata Israil.
20
Pada penelitian ini penulis
memfokuskan pembahasan sifat Bani Israil dalam 3 surah 11 ayat yaitu: QS.Al-
Baqarah[2]:83-91, QS.Al-Isra‟[17]:4 dan QS.Al-Ahqaf[46]:10. Dalam pembahasan
ini penulis akan merujuk pada kitab-kitab tafsir kontemporer, yaitu: kitab Tafsir Al-
Misbah, Al-Munir, Al-Azhar
E. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat Bani Israil Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-
Misbah ?
2. Bagaimana Analisis paradikma Bani Israil pada kehidupan sekarang?
a. Adapun manfaat dari penelitian di atas yaitu untuk mengetahui sifat yang
seperti apa seharusnya yang bisa kita contoh dari kisah Bani Israil
b. Dan kita bisa mengetahui akhlak yang seperti apa baiknya karna melihat zaman
sekarang ahlak itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
c. Untuk melengkapi dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi dan
mendapatkan gelar sarjana S1 di Jurusan Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau-Pekanbaru
A. Pengertian Umum Bani Israil
1. Secara Etimologi
orang إسرائيليون ,yang berkenang dengan Israel إسرائيلي ,Israel إ سرائيل
Israel, إسرائيليات budaya/artefak Yahudi بنو إسرائيل artinya Bani Israil.
21
Bani Israi atau Bangsa Yahudi dan mengenai orang-orang بنو إسرائيل
yahudi.
22
Bani Israil, orang-orang kaldan yang bertempat tinggal di bagian barat
sungai Effrat, mereka meninggalkan daerah ini setelah datang ajaran
Nabi Ibrahim as. Ik tahun 2000 SM. Dan mereka tinggalkan ajaran Babilon
dan Kaldani, kemudian menganut ajaran Nabi Ibrahim mereka mendapat
tekanan dari penguasa setempat dan mereka pindah ke Palestina, hidup
sebagai gembala kambing, Zaman Nabi Yusuf as, mereka, menghindari
kekejaman Fir‟aun dengan menyebrangi laut merah kemudian menetap di
Palestina setelah mengalahkan bangsa Kan‟an, menguasai bagian barat dan
timur Yordania sebab sikap mereka yang suka bertingkah, bangsa Israil di
tekan dan di usir oleh berbagai penguasa di negerinya, sehingga mereka
tersebar di seluruh antero, dunia. Raja Babilonia, raja Iskandar Agung,
Nepoleon dan Nazi Hitler pernah mengusir mereka dari negerinya.melalui
gerakan zionisme mereka mendirikan negara baru”Israil” melalui jasa baik
Amerika dan Inggris yang mengakibatkan sengketa Arab-Israil. Tentang
bangsa (bani) Israil Allah berulang kali menyebutkan dalam firmannya surat
Al-Baqarah ayat : 40, 47, 104, 210 dan lain-lain.
23
2. Secara Terminologi
Bani Israil yaitu anak keturunan Israil, yaitu anak keturunan Nabi
Ya‟qub, cucu Nabi Ibrahim dari Nabi Ishaq. Di dalam Al-Qur‟an Allah
11
mendudukan mereka pada tempat yang tinggi, dan kami utamakn mereka di
tas bangsa-bangsa (seluruh alam)(Q.45:16). Alam yng di mksut pada ayat ini
yaitu seluruh umat manusia. Sebenarnya janji Tuhan untuk
menggunggulkan Bani Isril di atas seluruh umat manusia itu dengan syarat
bahwa mereka berpengang kepada ajaran tuhan. Itu yaitu sama dengan
ketika tuhan menunjuk Ibrahim sebagai pemimpin umat manusia.
Allah berfirman: akan kujadikan engkau seorang iman umat manusia
kepada Ibrahim, sesungguhnya aku telah mengangkat engkau sebagai
pemimpin umat manusia” ia bermohon “ dan juga (imam-imam) dari
keturunanku ia berfirman, janjiku tak berlaku bagi orang-orang yang
zalim(Q.2:124). Artinya mestipun anak keturunan Ibrahim tetapi kalau zalim,
perjanjian itu tidak berlaku. sebab itu sebenarnya kesan keunggulan orang
Yahudi sampai sekarang hanya pada permukaannya saja. Indikasi bahwa
orang Yahudi sekarang hebat di amerika,
Sebenarnya mudah di tarik korelasinya ke belakang, sebagai kaum
minoritas, mereka harus mengikuti sistem amerika yang di dominasi Kristen
Protestan. Salah satunya yaitu orang Yahudi tidak boleh memiliki kekayaan,
terutama berup tanah, dan harus tinggal di kota. sebab itu mereka
menggeluti perdangangan ilmu pengetahuan dan sebangainya.
Kondisi ini di tambah dengan mentalitas minoritas yang tantangannya
just how to survive (bagaimana cara untuk bertaha hidup) membuar mereka
menjadi pekerja keras. Kerja keras inilah yang menjadi kunci kehebatan
orang Yahudi di amerika. Kalau melihat keunggulan orang Yahudi dalam arti
lebih luas apa lagi spiritual, sebagian memang benar, tetapi sebagian lagi
salah. Ketika orang Yahudi di kutuk tuhan sebab menolak Nabi Isa dan
menuduh Maryam sebagai pezina, kota yerussalem di hancurkan melalui
tangan titus. Orang Yahudi kemudian di larang tinggal di palestina dan
mengalami diaspora, yaitu hidup mengembara di seluruh muka bumi tanpa
tanah air.
Ini sebagian di gambarkan dalam Al-Qur‟an, mereka selalu diliputi
kebinaan(seperti kemah) dimanapun mereka berada, kecuali mereka bila
berperang pada tali (janji) dari Allah dan tali (janji) dari manusia. Mereka
dapat murka dari Allah dan selalu di liputi kesengsaraan. Yang demikian itu
12
sebab mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa
sebab: soalnya, sebab mereka durhaka dan melanggar batas(Q.S:3:112).
Kenyataannya memang orang Yahudi waktu itu nista sekali, sehingga istilah
ghetto, darerah kumuh di perkotaan, diasosiasikan kepada mereka.
24
Israil juga di sebut sebuah negara Yahudi yang berada di kawasan
Timur Tengah. Namun , demikian, masih banyak pihak yang tidak mengakui
eksistensi Israil sebagai sebuah negara. Berdirinya Israil di Palestina tidak di
cetuskan oleh suatu perjuangan anticolonial oleh rakyat untuk membela tanah
airnya dan berperang melawan penjajah asing sebaliknya.
25
B. Sejarah Bani Israil
Dalam perjanjian lama sejarah Bani Israil dikatakan sebagai sejarah
perjanjian Allah, yaitu janji Allah untuk menjanjikan bangsa Israil sebagai
bangsa yang besar sambil memberkati dan membesarkan nama-Nya di muka
bumi. Setelah Bani Israil keluar dari perhambaan di Mesir, maka diadakan-
Nya pula perjanjian di bukit Sinai. Melihat kenyataan bshwa bangsa Israil itu
sering pindah-pindah dan kadang mengalami penderitaan di tempat yang
lama atau di tempat yang baru, maka sejarah BaniIsrail disebut sejarah
pengembaraan dan penderitaan. Akan tetapi setelah sekarang ini dapat
menempati suatu tempat yang tepat, mereka mulai mengarah ketata
kehidupan berbangsa dan bertanah air yaitu di negara israil sekarang ini.
Sejarah yang panjang dari bangsa israil, dimulai dari kurun waktu
4000 tahun yang lalu. Ketikaitu hiduplah sebuah keluarga Terah di kota Ur di
tanah Khaldea. Mereka menyembah matahari dan berhala. Terah yang juga
disebut Azar dikenal sebagai tukang pembuat patung dan
memperdagangkannya. Semua putera-puterinya membantu usaha orang tua
mereka kecuali anaknya yang bernama Ibrahim. sebab Ibrahim tidak mau
menyembah berhala seperti orang tuanya, malah dia mengajar dan mengajak
orang tuanya untuk menyembah Allah Yang Maha Esa. Sikapnya ini
menyebabkan pertentangan dengan kebiasaan ayah dan sukunya.
Penentangan Ibrahim memuncak dengan tindakannya merusak patung-patung
yang menjadi sesembahan kaumnya dan yang sebagian dibuat oleh
13
keluarganya sendiri, perbuatan ini menimbulkan kemarahan kaumnya, juga
raja yang berkuasa di tanah Khaldea waktu itu yaitu Namrud.
Namrut menganggap Ibrahim berbahaya bagi kelangsungan
kekuasaannya. Oleh sebab itu ia berusaha menyingkirkan Ibrahim dengan
membakarnya dalam api unggun. Namun Ibrahim ternyata selamat dari api
tadi. sebab pertentangan Namrut terhadap Ibrahim semakin tajam, maka
akhirnya Ibrahim memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya, pergi
mengembara ke tempat yang belum tentu arahnya. Dari sinilah mulainya
sejarah pengembaraan Ibrahim sebagai salah seorang dari Bani Israil.
Pengembaraan Ibrahim dilakukan dalam rangka menegakkan akidah yang
benar sesuai dengan akidah dan dikehendaki oleh Allah.
Menurut International Bible Studennts Association, Ibrahim
mengembara bersama pengikutnya, menyebrangi sungai Eufrat terus ke
kanan. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1943 sebelum Masehi. Sedangkan
menurut perjanjian lama, kepergian Ibrahim yaitu sebab perintah tuhan.
Tentang kepindahan Ibrahim itu terdapat persesuaian antara kitab perjanjian
lama dengan al-Qur‟an, yaitu bahwa Ibrahim pindah dari Ur (Urkasdim) ke
kanaan atas perintah tuhan (al-Qurran surat As-Saffat ayat 99 dan perjanjian
lama kitab keajadian 12: 1-9). Di kanaan inilah lahir putera-putera Ibrahim
yang terkenal yaitu Ismail dan Ishaq. Ismail kemudian menjadi nenek
moyang bangsa arab sedangkan Ishaq, bapak Yaqub menjadi nenek moyang
bangsa Yahudi. Yaqub berputra 12 orang yang nantinya menjadi 12 suku
Bani Israil. Ismail juga menurunkan 12 suku. Selanjutnya keturunan Ismail
mendiami padang belantara paran (Hijaz) sedangkan keturunan Ishaq
mendiami Mesir diawali oleh Yusuf. sebab dalam kitab kejadian pasal-pasal
akhir (39-40) menyebutkan : Yusuf, putera Yaqub yang dikasihi, peran dijual
oleh saudara-saudaranya dan setelah mengalami bermacam-macam
penderitaan ia menjadi raja muda di mesir. Kemudian Yusuf mengajak 11
saudaranya beserta ayahnya Yaqub untuk menetap di Mesir, selama 400
tahun, sampai masanya lahir Nabi Musa yang nanti memimpin Bani Israil
keluar dari Mesir.
26
14
1. Bani Israil Dari Ibrahim Sampai Musa
Dalam kajian sosiologi agama modern, Nabi Musa di sebut sebagai
salah seorang “ Nabi bersenjata “ (the armed prophet). Sedangkan dalam
pandangan para ulam islam, Nabi Musa dikategorikan sebagai yag ketiga
dari Ilmu Rasul yang di sebut Ulul Azmi(mereka yang berkemauan keras),
yaitu lima yang paling utama dari semua utusan tuhan. Kita mendapat kisah
tentang musa beserta perjuangannya membebaskan Bani Israil (anak
keturunan Bani Israil, akni Nabi Ya‟qub) dari penindasan Fir‟aun di mesir
dan membimbing mereka keluar dari negeri turanik itu menuju kebebasan di
tanah suci yang di janjikan, kanaan (palestina selatan).
Kisah musa menyangkut tentang waktu yang cukup panjang, jika kita
menelusuri akar-akarnya. yaitu Ibrahim sang pengajar motoisme yang lahir
di kota Ur dari daerah Kaldea, di lembah Efrat Tingris (Mesopotamia, Irak
sekarang). sebab ajarannya yang menentang praktik penyembahan berhala
kaumnya (termasuk bapaknya sendiri), maka Ibrahim terpaksa lari keluar
negaranya. Mula-mula ia menuju ke utara, ke kota Harran (sekarang ada
dalam wilayah ke kuasa turki), namun di sana ia di musuhi juga. Kemudian ia
membelok ke barat, terus ke selatan, sampai ke Kanaan atau Palestina
Selatan. Di sana ia menetap. Untuk suatu keperluan, Ibrahim ke mesir dengan
istrinya Sarah. sebab Raja Mesir tertarik kepada Sarah, maka Ibrahim
terpaksa mengakunya sebagai saudaranya, sebab taut di aniaya oleh Raja,
dan Sarahpun di ambil oleh Raja. Tetapi Raja segera mengetahui bahwa
Sarah bukanlah saudara Ibrahim, melainkan istrinya. Maka Sarahpun di
kembalikan kepada Ibrahim, suaminya dengan di sertai hadiah seorang budak
perempuang berkebangsaan mesir, bernama Hajar, sebagai penghargaan raja
kepada Sarah sendiri dan Ibrahim yang bijak sana.
Agaknya sebab merasa bersalah tidak dapat memberi Ibrahim
keturunan, padahal sudah lanjut usia, sarah mempersilahkan Ibrahim
menikahi Hajar, budak perempuannya, setelah dinyatakan sebagi orang
merdeka. Dari Hajar lahirlah seorang putra yang di tunggu-tunggu, dan di
namai Ismail(Ishma El, “ Allah telah mendengar”), sebab Ibrahim
15
memandang lahirnya bayi itu sebagai jawaban atas doanya, atau sebab Allah
telah mendengar keluh kesah Hajar tidak sepenuhnya diterima oleh Sarah.
27
Ketengagang dalam rumah tangga Ibrahim memuncak ketika Sarah
meminta agar Hajar dan anaknya Ismail, di keluarkan dari rumah tangga
mereka. Ibrahim terpaksa menurut, namun Allah membimbingnya kea rah
yang kelak mengaruhi sejarah umat manusia seluruhnya. Ibrahim mendapat
petunjuk agar Hajar dan Ismail di bawa keselatan, suatu lembah yang di sebut
Bakkah atau mekkah, di lingkungan daerah perbukitan. Di lembah yang
kering kerontang itu dahulu telah berdiri rumah suci yang pertama, yaitu
Ka‟bah. Ibrahim kembali ke kanaan, kepada istrinya yang pertama, Sarah.
Selang berapa belas tahun, ternyata Ibrahim dan Sarah menerima kabar
gembira yang di bawa oleh para malaikat bahwa Sarah akan mengandung dan
melahirkan seorang putra. Ketika Sarah menerima kabar gembira itu, ia
tertawa, sebab merasa bahwa ia sendiri udah tua dan suaminyapun lanjut
usia, jadi darimana ia mendapatkan seorang anak? Namun kehendak Allah
pasti terjadi, dan lahirlah seorang anak, dan di namainya Ishaq (Izaac, artinya
tertawa)
28
Tapi melalui Ishaq itulah tuhan menjanjikan kepada Ibrahim akan
tampil banyak Nabi dan Rasul. Sedangkan melalui Ismail yang ada di
Makkah Tuhan yang menjanjikan untuk memenuhi doa Ibrahim bahwa di
kalangan anak di keturunannya akan di bandingkan seorang Nabi yang
mengajari mereka Kitab Suci dan hikmah (wisdom), dan akan tampil sebagai
bangsa yang besar. Rasul yang di mohonkan Ibrahi bagi keturunan Ismail itu
dan kemudian dikabulkan oleh Allah ialah Muhammad saw, sedang bangsa
besar yang bakal bangkit dari keturunan Ismail itu ialah bangsa Arab yang
berkat agama Islam menguasai dunia beradap saat itu.
Isak anaknya Ya‟qub yang bergelar Israil (Isra El, hamba Allah). Israil
mempunyai dua belas anak, sepuluh dari istri pertama, dan dua dari istri ke
dua. Salah seorang anaknya ialah Yusuf yang menjadi sasaran kecemburuan
dan penghianatan saudara-saudaramya. sebab ulah saudara-saudaranya,
Yusuf akhirnya terdampar di Mesir, mula-mula sebagai budak, kemudian
16
bebas lalu masuk penjara, dan akhirnya menjadi materi urusan pangan
kerajaan. Yaqub yang hidup di kanaan selalu merindukan Yusuf dengan cara,
tidak masuk dari satu pintu saja melainkan dari b.erbagai pintu yang
berbeda-beda (Q,:12:67) . akhirnya diketemukanlah Yusuf yang telah
menjadi materi ini . Yang kedudukannya yang baik itu, Yusuf maupun
memboyong seluruh keluarga ayahnya untuk menetap di Mesir. Maka
merekapun beranak pinak, dan lahirlah mesir suatu kelompok masyarakat
yang di kenali sebagai Bani Israil (anak keturunan Israil, Yakni Nabi Yaqub),
asal muasal bangsa Yahudi sekarang ini.
Bani Israil berkembang biak dan tumbuh menjadi ancaman bagi bangsa
Mesir, khususnya para penguasnya. Mereka di tindas dan di perbudak, dengan
penyiksaan yang paling buruk, sesuai denagn kebiasaan saat itu sekarangpun
masih ada, tapi lebih-lebih di masa lalu peranan ahli nujum mempunyai
pengaru yang besar kepada para penguasa. Fir‟aun pun harus menghentikan
nasihat-nasihat itu ialah hendaknya Fir‟aun waspada terhadap lahirnya
seorang bayi lelaki di kalangan anak keturunan israil yang akan membawa
akibat kehancuran kekuasaannya. Dalam suasana demikian itulah seorang
jabang bayi lahir. Dia yaitu bayi lelaki, sehingga terancam untuk di bunuh
suruhan Raja. Namun ibunya mendapat petunjuk dari Allah agar
mengapungkan bayinya di sugai Nil, yang ternyata diketemukan oleh
keluarga Raja. Bayi itu di pungutnya sebagai anak angkat, dan dinamai Musa.
Namun melalui kehendk Allah, akhirnya yang menyusui dan mengasuhnya
yaitu ibunya sendiri.
29
Musa di besarkan di istana Fir‟aun namu dari berbagai sumber, antara
lain ibu kandungnya sendiri yaitu wanita yang menyusui ia mengetahui
bahwa dirinya yaitu seorang warga Bani Israil. sebab itu ia langsung
merasai pedihnya penderitaan kaunnya itu. Instingnya untuk selalu membela
warganya yang selalu tertindas telah membuatnya dalam kesulitan, misalnya
secara tidak disengaja, ia membunuh seorang warga Mesir. Ia lari hanya
untuk akhirnya mendapat tempat dalam hati keluarga yang sagat saleh di
Madyan, sebuah tempat di tepi laut merah, antara Hijaz dan Palestina .
30
17
2. Bangsa Israil Setelah Musa
Dengan wafatnya Musa, sebenarnya sejarah Bani Israil yang
berhubungan dengan Taurat dan syari‟at Nabi Musa telah selesai. Tetapi kita
masih perlu mengikuti perkembangan bangsa Israil, sebab setelah Musa,
agama Israil berubah menjadi agama Yahudi dalam perkembangannya.
Perkembangan atau perubahan ini berhubungan langsung dengan
perkembangan bangsa Yahudi. Yusak yang menggantikan Musa memimpim
Bani Israil (1280-1200 SM) telah berhasil menduduki kan‟an kembali setelah
hamper 500 tahun ditinggalkan keluarga Yaqub. Setelah menduduki kan‟an,
bangsa Israil sering lupa perjanjiannya dengan tuhan. Mereka membaurkan
diri mereka dengan kehidupan penduduk ka‟an yang mempunyai adat istiadat
kafir. Allah memperingatkan mereka dengan mengangkat Nabi dan hakim di
antara bangsa Israil untuk menerangkan syari‟at Nabi Musa. Di samping itu
tuhan sering menghukum mereka dengan macam-macam penderitaan dan
peperangan sesame mereka. Malahan sebagian mereka kembali dijajah dan
ditindas oleh bangsa lain diantara penyelewengan akidah mereka ialah
penyembahan mereka kepada sapi emas seperti yang dijelaskan dalam Al-
Qur‟an surat Al-Baqarah (2): 92.
Bangsa Israil kemudian jaya tatkala dipimpin oleh Raja Talut (Saul)
1042-1012 SM, Nabi Dawud (David) 1012-972 SM dan Nabi Sulaiman
(Solomon) 972-932 Sm. Ketiga raja Israil ini merupakan tokoh-tokoh
kerajaan Israil. Punjak kejayaannya ialah di masa Nabi Sulaiman.
Kemakmuran di negeri Israil dan kebijaksanaan Nabi Sulaiman termasyhur di
mana-man. Daerah kekuasaannya meliputi daerah Israil, Transyordania,
Libanon, Syria, Sinai, sebagian Irak dan pulau-pulau sebelah barat dari laut
tengah. Sulaiman juga bersahabat dengan raja-raja di sekitarnya seperti raja-
raja Mesir, Babilonia, Syria, Persia, Arab (Saba‟) Ethiopia. Nabi Daut berjasa
dalam meletakkan agama sebagai dasar negara seperti yang telah dirintis oleh
syariat Nabi Musa. Sedangkan Nabi Sulaiman yang menyempurnakan cita-
cita ayahnya (Dawud). Sulaimanlah yang mula-mula mendirikan masjid
Jami‟ yang tetap bagi bangsa Israil di Baitul maqdis walaupun sudah di
rencanakan pada masa Dawud. Di dalamnya disimpan peti (tabut) yang
memuat sepuluh Amar Tuhan.
18
Baitul Maqdis di bangun di atas bukit Moria (Sion), dibagian utara
kota Yarussalem. Akan tetapi tatkala Yerussalem di duduki Nebuchadnesar
(raja Babilon) tahun 606 SM. Baitul Maqdis di bakar dan peralatannya
dibawa ke Babilon. Tujuh puluh tahun setelah bangsa Israil kembali dari
Babilon, mereka membangun Baitul Maqdis ini . Alat-alat peribadatan
yang di rampas Nebukadnezar dulu dikembalikan oleh raja Cyrus. Pada masa
raja Herodes, tahun (20 M) bait ini dimusnahkan oleh lascar romawi. Sejak
itu Baitul Maqdis tidak dibangu kembali. Yang tinggal hanya reruntuhannya
saja yang tetap dimuliakan oleh bangsa Israil dan Nasrani. Tatkala islam
menguasai Yerussalem. Ditempat reruntuhan Baitul Maqdis ini didirikan
sebuah masjid yang dikenal dengan sebutan “Masjid Umar”.
31
C. Nabi-Nabi Yang Di Utus Bani Israil
1) Nabi Ibrahim
2) Nabi Ismail
3) Nabi Ishak
4) Nabi Ya‟kub
5) Nabi Yusuf
6) Nabi Musa
7) Nabi Harun
8) Nabi Daud
9) Nabi Sulaiman
32
D. Bani Israil Di Palestina
Demikian permulaan kisah perampasan bumi Palestina yang
dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Kita bisa membagi kehidupan kaum
Bani Israil di Palestina itu dalam tiga bagian, yaitu:
1. Zaman pemerintahan Di Bawah Seorang Raja
Orang-orang Ibrani tidak berhasil membuka bumi yang dijanjikan
itu, melainkan daerah-daerah pedalaman yang berbukit-bukit tidak lebih
dari itu. Adapun kota-kota yang terletak di daerah-daerah pantai dapat
dipertahankan oleh para penduduknya dari serangan-serangan kaum
Ibrani. Anak cucu Ibrahim dan beberapa keturunannya hudup sebagai
19
suatu bangsa yang penuh kekuasaan dan kesengsaraan. Mereka yang
tinggal bukit-bukit sibuk menghadapi peperangan yang tak kunjung pada
melawan orang-orang Palestina dan kabilah-kabilah lain yang tinggal di
sekitar mereka, khususnya dengan orang-orang Moab dan penduduk-
penduduk Madyan. Musa dan Yusya telah memimpin Bani Israil selama
kurang lebih 80 tahun, hingga tahun 1130 SM. Yakni tahun
meninggalnya Yusya. Dari sinilah permulaan zaman pemerintahan yang
dipimpin oleh seorang ketua hingga berkelanjutan sampai tahun 1039
SM. Pakar penelitian ini berpendapat bahwa bilangan angka ini
yaitu sengaja di lebihkan oleh Sifir itu sebagaimana di dapati dalam
Sifir-sifir yang lain dalam persoalan angka.
Pada masa ini mulai di programkan cara hidup dan pemikiran-
pemikiran baru orang-orang Yahudi dalam masyarakatnya. Adapun yang
terlibat dalam menegakkan program-program hidup dan pemikirannya
yang baru itu antara lain ialah dari unsur-unsur tradisi dalam masyarakat
orang-orang Yahudi itu sendiri, unsur-unsur kebudayaan yang datang
dari luar,dan juga pengaruh-pengaruh sejarah yang di bawa oleh orang-
orang Yahudi ke dalam masyarakatnya, atau unsur dari kondisi yang
telah mempengaruhi jiwa mereka ketika mereka berpindah tinggal di
negeri palestina. Di bawah seorang ketua ini maka kehidupan mereka
sedikit demi sedikit mulai berubah. Pada mulanya berubah dari cara
hidup ala Badui kepada cara hidup yang menetap, dari hidup di dalam
kemah-kemah kepada kehidupan di kampong-kampung dan desa-desa
yang subur dan makmur. Dari perkembangan kehidupan sehari-hari,
mereka mulai mengetahui cara-cara bercocok tanam di samping
memelihara binatang ternak. Pada akhirnya dua pekerjaan inilah yang
menjadi sumber kepercayaan dalam kehidupan mereka.
Orang-orang Kan‟an yaitu guru mereka yang mengajarkan cara-
cara hidup berdomisili (menetap), membangun kampong dan bercocok
tanam. Di samping belajar dengan orang-orang Kan‟an, mereka juga
belajar dari penduduk-penduduk negeri yang bertentangan yang
mempunyai hubungan perniagaan dengannya, cara meningkatkan
produktivitas dan juga pertukangan. Dalam lapangan persenjataan dan
20
alat-alat pertukangan tukang-tukang Yahudi banyak yang mendapat
pengalaman dari orang-orang Kan‟an. demikian juga dengan tukang-
tukang yang menciptakan alat-alat perhisan dari kaca tembikar, mereka
juga mengambil pengalamannya dari orang-orang Kan‟an. Selain dari
pengalaman-pengalaman yang mereka dapati dalam keperluan hidup
sehari-hari, orang-orang Israil juga terpengaruh dengan orang-orang
Kan‟an dari segi akidah kepercayaan dan ibadat-ibadat mereka.
33
2. Zaman Pemerintahan Di Bawah Seorang Raja
Hancurnya zaman pemerintahan di bawah seorang ketua di mulai
ketika ancaman perang yang bertubi-tubi mencapai puncaknya. Ancaman
bahaya dari penguasaan orang-orang Palestina atas orang-orang Yahudi
menjadi paktor penting yang mendorong orang-orang keturunan Yahudi
itu untuk menyusun kebersatuan mereka yang kukuh, meskipun hal itu
hanya untuk sementara waktu saja, yakni setelah mereka dalam beberapa
waktu melalui liku-liku hidup yang tidak tentram pada masa
pemerintahan di bawah seorang ketua. Kondisi ini terjadi sebab ulah
ketua-ketua mereka yang semakin tidak sopan dan berkembangnya
penbuatan-perbuatan suka menerima pungutan liar (rasywah). Setelah itu
Samuelpun berkata kepada orang-orang Bani Israil :”Sesungguhnya Raja
yang akan memerintah kamu akan mengambil putera-putera kamu untuk
di jadikan hamba sahaya untuk kepentingan dirinya sendiri, dan
tumpaan/tunggangan serta tentara berkudanya. Kemudian mereka akan
dijadikan seperti kuda untuk menghela kereta-kereta tumpaannya itu,
mereka akan di perintahkan untuk membajak tanah sawah dan menunai
padi. Sedangkan puteri-puteri kamu akan di ambil oleh Raja untuk di
jadikan inang pengasuh, tukang masak dan kuli-kuli roti, raja itu akan
merampas kebun-kebun kamu, pohon-pohon anggur dan zaitun yang
kamu miliki. Dan dia akan merampas hamba perempuan-perempuan
kamu, pembantu-pembantu kamu yang muda belia dan keledai-keledai
kamu”.
21
Akibat dari perselisihan ini maka orang-orang Palestinapun
menggunakan kesemptan untuk menyerang kaum Bani Israil sehingga
mereka mengalami kekalahan yang fatal, dan Raja Saul pun gugur dalam
pertempuran di Wadi Bazrail. Baju kebesarannya di tinggalkan dari
tubuhnya dan di bawa ke Kuel Finus orang-orang Palestina dari jasadnya
di salib pada tembok rumah Syaan. Setelah kematian Raja Saul, maka
terjadilah permusuhan Daud dengan Ishbosheth bin Saul yang di bantu
oleh Abner, panglima tentara ayahnya, tetapi Daud berhasil mematahkan
dan membunuh keduanya. Dengan ini maka kemudian Daud pun dilantik
menjadi Raja kaum Bani Israil yang kedua. Sejak dari itu, maka
pemerintahan Bani Israil beralih sistem turun temurun secara warisan.
34
3. Zaman Perpecahan Dan Runtuhnya Kerajaan Bani Israil
Setelah kemangkatan Sulaiman, kira-kita pada tahun 935 SM.
Putranya yang bernama Rahub‟am pun menobatkan dirinya sebagai Raja
atas kerajaan Yahudi. Keturunan Yahuza dan benyamin di Yarussalem
telah mengakuinya dan berbait setia kepadanya. Kemudian dia berangkat
kea rah utara untuk mengambil baiat dari sisa-sisa keturunan dua belas
yang lain. Maka ketua-ketua Bani Israil pun berkumpul untuk menemui
Rahub‟am di Syakim (sekarang Nablus). Saudaranya yang bernama
Yarub‟am juga datang untuk menemuinya. Yarub‟am dulu pernah
memberontak terhadap kerajaan ayahnya (Sulaiman) tetapi gagal, lalu
melarikan diri ke mesir. Setelah kemangkatan Sulaiman ia kembali ke
Palestina.
Mereka sepakat mengajukan tuntutan-tuntutan kepada Rahub‟am
sebagaimana kami telah sebutkan di atas Yakni mengenai kekejaman dan
penindasan Sulaiman atas mereka. Para ketua yang merangkap sebagai
penasihat-penasihat Bani Israil mengajurkan kepada Rahub‟am supaya
menerima tuntutan-tuntutan ini . Tetapi kawan-kawan Rahub‟am
yang terdiri dari generasi angkatan muda mencengahnya dan bahkan
menasehatinya agar menolak tuntutan itu. Rahub‟am terpaksa tunduk
kepada ajuran kawan-kawan generasi seangkatannya, dan kemudian dia
22
pun mengumumkannya, bahwa dasar-dasar pemerimtahan yang akan di
jalankan nanti akan lebih keras dari dasar-dasar pemerintahan yang di
lakukan oleh ayahnya. Kalau ayahnya menghukum dengan menggunakan
kalajengking.
Justru sebab itu, maka kabilah-kabilah di daerah Utara pun enggan
memberikan baiat mereka kepada Raub‟am malahan yang sepuluh itu
memberikan baiatnya kepada Yarub,am dan mengangkatnya menjadi raja
mereka. Rahub‟am murka dan bermaksud memerangi saudaranya,
Yahub‟am murka dan bermaksud memerangi saudaranya, Yarub‟am.
Tetapi Nabi Syim‟iya menasihatinya agar ia mengurungkan niatnya
untuk berperang itu. Peristiwa ialah memecah kerajaan Bani Israil
menjadi dua kerajaan, yaitu kerajaan selatan yang beribukota di
Jerusalem yang di namakan kerajaan Yahuza, dan kerajaan Utara yang
beribukota di Syakim di namakan kerajaan Israil.
35
E. Biografi M.Quraish Shihab
1. Riwayat Hidup M. Quraish Shihab
Muhammad Quraish Sihab lahir di Rapang Sulawesi Selatan pada
tanggal 16 Februari 1944. Beliau berasal dari keluarga terpelajar. Ayahnya KH
Abdurrahman Shihab yaitu seorang ulama dan guru besar dalam bidang
Tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai tokoh pendidikan yang
memiliki reputasi yang baik di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan.
Kontrobusi beliau dapat dilihat dari usahanya membina dua perguruan tinggi di
kota Makassar yaitu Universitas Indonesia (UMI) dan IAIN Alauddin
Makassar. Kh Abdurrahman Shihab juga tercatat dalam sejarah sebangai rector
pada kedua perguruan tinggi yang berlandaskan islam ini .
36
Pak Quraish mendapat motivasi awal mendalam ilmu tafsir di dari ayah
handanya yang selalu mengajak anak-anaknyan untuk duduk bersama untuk
mengkaji firman Allah ini . Ayah beliau selalu menyampaikan nasehat-
nasehat yang selalu berisi ayat-ayat Al-Qur‟an sejak kecil pak Quraish Shihab
36
Ilyas husli Khairunnas Jamal, Jejak-jejak Syi’ah Dalam Tafsir Al-Misbah(Panam Pekanbaru Riau:
lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, 2014), hlm 27
23
selalu mengikuti pengajian Al-Qur‟an yang di adakan oleh ayahnya sendiri.
Ayah beliau juga selalu menguraikan kisah-kisah yang terdapat dalam Al-
Qur‟an sehingga semakin menumbuhkan kecintaan pak Quraish Shihab
kepada Al-Qur‟an. Pendidikan formalnya dimulai dari sekolah dasar di kota
Ujung Pandang. Setelah menyelesaikan sekolah ini beliau melanjutkan
beliau melanjutkan sekolahnya kepesantren Daru al-Hadis al-Fiqiyah di kota
Malang. Untuk mendalami studi keislamannya, setelah menyelesaikan
pendidikannya di Malang., ayahnya mengirimkan Quraish Shihab muda untuk
melanjutkan pendidikan di Azhar Khairo pada tahun 1958 .
37
Di Khairo Quraish Shihab diterima di kelas 2 Tsanawiyah. Setelah itu
beliau melanjutkan studinya pada jurusan Tafsir Hadis Universitas al-Azhar .
Tahun 1967 Quraish Shihab berhasil meraih gelar Lc. (setingkat sarjana S1).
Pada tahun 1967 Quraish berhasil memperoleh gelar Master pada jurusan yang
sama dengan judul tesis “ al I‟jaz al Tasyri‟I al-Qur‟an al Karim (kemukjizatan
Al-Qur‟an dari segi hukum) pada tahun 1973 beliau di panggil pulang ke
Ujung Pandang oleh ayahnya, yang sedang menjabat Rektor, untuk membantu
mengelola pendidikan di IAIN Alauddin. Beliau diangkat sebagai wakil Rektor
bidang Akademik dan kemahasiswaan sampai tahun 1980. Di samping
menduduki jabatan ini , beliau juga mewakili ayahandanya untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu disebab kan uzur. Beberapa jabatan
diemban oleh pak Quraish sesudah itu, di antarnya coordinator perguruan
Tinggi Swasta Wilayah VII Indonesia Timur dalam bidang pembinaan mental,
serta jabatan lainnya di luar kampus.
38
Demi cita-citanya, pada tahun 1980 M. Quraish Shihab menuntut ilmu
kembali kealmamaternya dulu, al-Azhar, dengan spesialisasi studi tafsir al-
Qur‟an. Untuk meraih gelar doctor dalam bidang ini, hanya di tempuh dalam
waktu dua tahun yang berarti selesai pada tahun 1982. Disertasinya yang
berjudul “Nazm al-Durar li al-Biqa’I Tahqiq wa Dirasah(suatu kajian terhadap
kitab Nazm al-Durar karya al-Baqa’i) berhasil dipertahankannya dengan
24
prediket summa cum laude dengan penghargaan Mumtaz Ma’a Martabah al-
Saraf al-Ula (sarjana teladan dengan prestasi istimewa).
39
Pendidikan Tingginya kebanyakan di tempuh di Timur Tengah, al-
Azhar, Kairo sampai mendapatkan gelar M.A dan Ph.Dnya. Atas prestasinya,
ia tercatat sebagai orang yang pertama dari Asia Tenggara yang meraih gelar
ini .
40
2. Aktivitas Dan Jabatan
Dalam perjalanan karir dan aktivitasnya, Quraish Shihab memiliki jasa
yang cukup besar di berbagai hal. Setelah kembali dari Mesir, sejak tahun
1984, ia pindah tugas dari IAIN Ujung Pandang ke fakultas Ushuluddin di
IAIN Jakarta. Di sini ia aktif mengajar bidang Tafsir dan Ulum al-Qur‟an di
program S1, S2 dan S3 sampai tahun 1998. Selain itu, ia juga menduduku
berbagai jabatan, antara lain: Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat (MUI)
sejak 1984, Anggota Lajnah Pentashih al-Qur‟an Departeman Agama sejak
1989, anggota badan Pertimbangan Pendidikan Nasional sejak 1989, dan Ketua
lembaga Pengembangan. Ia juga berkecipung di beberapa organisasi
professional, antara lain: pengurus pimpinan Ilmu-ilmu Syariah, Pengurus
Konsorsium ilmu-ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan
Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Rector
IAIN Jakarta selama dua periode(1992-1996 dan 1997-1998). Setelah itu ia
dipercaya menduduki jabatan sebagai Mentri Agama selama kurang lebih dua
bulan di awal tahun 1998, hingga kemudian dia diangkat sebagai Dua Besar li
ar biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk negara Republik Arab
Mesir merangkap negara Republik Djbauti berkedudukan di Kairo.
41
Kehadiran Quraish Shihab di Ibukota Jakarta telah memberikan suasana
baru dan di sambut hangat oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan adanya
berbagai aktifitas yang di jalankannya di tegah-tegah masyarakat. Di samping
mengajar, ia juga percaya untuk menduduki sejumlah jabatan. Di antaranya
yaitu sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (ICMI), Aktifitas lainnya yang
ia lakukan yaitu sebagai Dewan Redaksi Studia Islamika: Indonesia Journal
39
Quraish Shihab juga aktif dalam kegiatan tulis menulis seperti menulis
untuk surat kabar Pelita dalam rubric “Pelita Hati “. Kemudian rubric “Tafsir
al-Amanah” dalam majalah amanah di Jakarta yang terbit dua minggu sekali. Ia
juga tercatat sebagai anggota Dewan Redaksi majalah Ulumul Qur‟an dan
Mimbar Ulam, keduanya terbit di Jakarta, menulis berbagai buku suntingan
dan jurnal-jurnal ilmiah, diantaranya Tafsir al-Manar, keistimewaan dan
Kelemahannya (Ujung Pandang: IAIN Alauddin, 1984): Filsafat Hukum Islam
(Jakarta: Departemen Agama, 1987): dan Mahhota Tuntutan Ilahi (Tafsir Surat
Al-Fatihah) (Jakarta:Untagma, 1988).
43
Di samping kegiatan ini di atas, H.M.Quraish Shihab juga di kenal
penceramah yang handal. Kegiatan ceramah ini ia lakukan di sejumlah masjid
berngensi di Jakarta, seperti Masjid al-Tin dan Fathullah, di lingkungan pejabat
pemerintah seperti pengajian Istiqlal serta di sejumlah stasiun televise atau
media elektronik, khususnya di bulan Ramadhan. Beberapa stasiun televise,
seperti RCTI dan Metro TV.
3. Karya-karya M. Quraish Shihab
M. Quraish Shihab sebagai seorang pakar tafsir Indonesia memiliki
peran, dan kontrobusi yang besar dalam memperkaya khasanah keilmuwan
Islam, hal ini di buktikan dengan beberapa karya-karyanya sebagai berikut:
44
1. Mukjizat al-Qur’an di Tinjauan dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah
dan pemberitaan Ghaib (Bandungan: Mizan, 1996).
2. Tafsir al-Amanah (Jakarta: Pustaka Kartini, 1992).
3. Membumikan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1995).
4. Studi Kritis al-Munar (Bandung: Bandung: Pustaka Hidayah, 1994).
5. Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhi Atas berbagai Persoalan Umat
(Bandung: Mizan, 1996).
6. Haji Bersama Quraish Shihab (Bandung: Mizan, 1998).
26
7. Fatwa-fatwa Quraish Shihab (Bandung: Mizan, 1999).
8. Tafsir al-Qur’an al-Karim: Tafsir atas Surat-surat pendek berdasarkan
Urutan Turunnya Wahyu (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999).
9. Lentera Hati: Kisah dab Hikmah Kehidupan (Bandung: Mizan, 1998).
10. Logika Agama: Batas-batas Akal dan Kedudukan Wahyu dalam al-
Qur’an.
11. Yang tersembunyi Jin, Iblis, Setan dan Malaikat dalam al-Qur’an
(Jakarta: Lentera Hati, 1997).
12. Menjemput Maut Bekal Perjalanan Menuju Allah.
13. Islam Madzhab Indonesia.
14. Panduan Puasa Bersama Quraish Shihab (Bandung: Mizan, 1997).
15. Sahur Bersama Quraish Shihab (Bandung: Mizan, 1997).
16. Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung Pandang: IAIN
Alauddin, 1984).
17. Filsafat Hukum Islami (Jakarta: Departemen Agama,1987).
18. Mahkota Tuntunan Ilahi: Tafsir Surat al-fatihah (Jakarta: Untagma,
1988).
19. Hidangan Ilahi: Ayat-ayat Tahlil (Jakarta: Lentera Hati, 1997).
20. Menyingkap Tabir Ilahi: Tafsir asma al-Husnah (Bandung: Lentera Hati,
1998).
21. Tafsir Ayat-ayat Pendek (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999).
22. Tafsir al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2003).
23. Secerah Cahaya Ilahi (Bandung: Mizan, 2002).
24. Perjalanan Menuju Keabadian, Kematian, Surga dan Ayat-ayat Tahlil
(Jakarta: Lentera Hati, 2001).
45
27
5. Latar Belakang Penulis Tafsir Al-Misbah
Muhammad Qurais Shihab merupakan salah seorang penulis yang
produktif yang menulis berbagai karya ilmiah baik dalam artikel maupun
dalam bentuk buku yang di terbitkan. Muhammad Quraish juga berbagai
kajian yang menyentuh permasalahan hidup dan kehidupan dalam konteks
masyarakat Indonesia kontemporer. Salah satu karya fonomenal dari
Muhammad Quraish Shihab yaitu Tafsir al-Misbah. Tafsir ini merupakan
tafsir Al-Qur‟an lengkap 30 juz yang terdiri dari 15 jilid.
Kitab ini di tulus Quraish Shihab di Kairo Mesir, pada Jum‟at 4 Rabiul
Awal 1420 H atau 18 juni 1999 M. diselesaikan di Jakarta pada tanggal 8
Rajab 1423 H bertepatan dengan 5 september 2003 M yang di terbitkan oleh
penerbit Lentera Hati di bawah pimpinan Putrinya Najwa Shihab.
Pengambilan nama “Al-Misbah” pada kitab tafsir yang ditulis
Muhammad Quraish Shihab tentu saja bukan tanpa alasan. Bila dilihat dari kata
pengantarnya ditemukan penjelasan yaitu al-Misbah berarti lampu, pelita,
lentera atau benda lain yang berfungsi serupa, yaitu memberikan penerangan
bagi mereka yang berada dalam kegelapan. Dengan memilih nama ini, Quraish
Shihab berharap tafsir yang di tulisnya dapat memberikan penerangan dalam
mencari petunjuk dan pedoman hidup terutama bagi mereka yang mengalami
kesulitan dalam memahami makna Al-Qur‟an secara langsung sebab kendala
bahasa. Menurut analisis Prof.Dr.Hamdani Anwar, MA, alasan pemilihan al-
Misbah artinya lampu yang pungsinya untuk menerangi kengelapan. Menurut
Hamdani, dengan memilih nama ini, penulisnya berharap agar pkaryanya itu
dapat dijadikan sebagai pengangan bagi mereka yang berada dalam suasana
kegelapan dalam mencari petunjuk yang dapat dijadikan pengangan hidup.
Al-Qur‟an di turunkan menggunakan bahasa Arab sehingga banyak
orang yang kesulitan dalam memahaminya. Disinilah manfaat tafsir al-Misbah
diharapkan yaitu dapat membantu mereka yang sulit memahami wahyu Allah
ini .kedua pemilihan nama ini didasarkan pada awal kegiatan M.Quraish
Shihab dalam hal tulis menulis di Jakarta. Sebelum beliau bermukim di Jakarta.
Pada 1980 an, beliau menulis rubik “pelita hati” pada harian pelita pada
tanggal 1994, kumpulan tulisannya diterbitkan oleh Mizan dengan judul
Lentera hati. Darisinilah papar Hamdi, tentang alasan pengambilan nama Al-
28
MIsbah, yaitu bila dilihat dari maknanya. Kumpulan tulisan pada rubik “Pelita
Hati” diterbitkan dengan judul Lentera Hati. Lentera merupakan persamaan
kata dari pelita yang arti dan fungsinya sama. Dalam bahasa Arab, lentera,
pelita, atau lampu disebut Misbah, dan kata inilah yang kemudian dipakai oleh
Muhammad Quraish Shihab untuk dijadikan nama karyanya itu. Penerbitnya
pun menggunakan nama yang serupa yaitu Lentera Hati.
46
Latar belakang penulis tafsir Al-Misbah di awali oleh penafsiran
sebelumnya yang berjudul “ Tafsir al-Qur‟an al-Karim” dan “Tafsir surat-surat
pendek” berdasarkan urutan wahyu. Namun, hanya 24 surat saja yang
ditafsirkan belum sampai 30 juz. Ia menggunakan model penyajian tahlil dan
analisis terhadap kosakata yang menjadi kata kunci. Namun model penyajian
itu dikesankan banyak orang yang kurang menarik serta terlalu bertele. Sebab,
Quraish Shihab menguraikan terlebih dahulu kosa kata sulit hingga sangat
detail. Padahal masyarakat kebanyakan membutuhkan adanya tafsir yang
mudah di pahami dan subtansial. Bisa dibaca oleh siapapu, baik kalangan
pelajar maupun tidak. Kitab Tabsir Al-Misbah ini merupakan upaya dia untuk
menghindari model kajian yang terkesan bertele-tele.
Sebagai orang mufasir kontemporer Indonesia yang pernah menduduki
jabatan penting di antara birokrasi negeri ini, ia tentu relative lebih paham
dengan kondisi masyarakat yang ada. Ketika akan menulis tafsir Al-Misbah ini,
dalam analisis yang di lakukannya, ia melihat begitu dangkalnya pemahaman
masyarakat terhadap kandungan Al-Qur‟an. Itu di tandai dengan banyaknya
kaum muslimin yang hanya membaca surat-surat tertentu di dalam Al-Qur‟an,
tanfa mengetahui kandungannya. Misalnya mereka membaca surat al-Waqi‟ah
untuk melancarkan rezeki
47
. Muhammad Quraish Shihab juga melakukan
pengamatan tentang pemahaman masyarakat terhadap al-Qur‟an. Dia
menemukan bahwa, pemahaman keliru itu tidak hanya terjadi kepada orang
awam saja, melainkan terjadi dikalangan pelajar bahkan orang-orang yang
berkecipung dalam studi Islam sekalipun. Kekeliruan yang terjadi pada
29
kelompok kedua ini biasanya sebab melihat al-Qur‟an berdasarkan metode
ilmiah pada umumnya.
48
Dua kesalah pahaman iilah yang ingin diluruskan sehingga mendorong
Quraish Shihab untuk menuliskan tafsirnya, yakni tafsir al-Misbah. Dalam
tafsir ini, yang lebih diutamakan ialah pembahasan tentang tema pokok surat
dan keserasian antar ayat satu dengan yang lainnya, dan keserasian surat.
Sehingga pembaca bisa dengan mudah menangkap maksud dengan kandungan
ayat sederhana, dan mudah dipahami.
6. Metode Penafsiran
Al-Qur‟an yaitu kalam Allah yang di wahyukan kepada Nabi
Muhammad saw sebagai pedoman atau petunjuk bagi umat manusia. Umat
islam meyakininya sebagai kitab suci yang selalu releven bagi kehidupan
mereka sepanjang mas. Banyak kitab tafsir yang dapat kita jumpai sekarang
ini, merupakan bukti nyata yang mennunjukkan betapa tingginya semagat dan
besarnya perhatian para ulama untuk menggali dan memahami makna-makna
kandungan kitab suci al-Qur‟an. Berdasarkan berbagai metode penafsiran yang
digunakan para ulam ahli tafsir, diantaranya al-Farmawi membagi menjadi
empat macam yaitu: Metode Tahlili, Metode Ijmaiy, Metode Maqaran, Dan
Metode Maudhu’iy.
49
Metode berasal dari bahasa yunani “methodos” yang berarti cara atau
jalan. Di dalam bahasa inggris kata ini di tulis „method’ dan bahasa Arab
menerjemahkan dengan “thariqat” dan “manhaj”.
50
Metode dalam kamus
besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.
51
Jadi metode yang di gunakan oleh M.Quraish Shihab dalam Tafsir- Al-
Misbah yaitu gabungan dari beberapa metode, seperti tahlili ialah metode
penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an yang di lakukan dengan cara mendeskripsikan
uraian-uraian makna yang terkandung di dalam ayat-ayat alquran itu sendiri
48
30
dengan sedikit banyak melakukan analisis di dalamnya. Ijmali ialah metode
penafsiran alquran yang dilakukan dengan cara mengemukakan makna umum
(global), muqarran (komparatif) metode ini ialah dilakukan dengan cara
membandingkan ayat-ayat alquran yang memiliki redaksi yang berbeda, tetapi
isi kandungannya sama atau memambandingkan antara ayat-ayat yang
memiliki redaksi yang mirip, tetapi isi kandungannya berbeda, Maudhu’I
metode ini ialah di bagi menjadi dua: pertama tafsir yang membahas atau surah
alquran secara menyeluruh yang ke dua menghimpun dan menyusun ayat
alquran yang memiliki kesamaan arah dan tema kemudian memberi penjelasan
dan mengambil kesimpulan di bawah bahasan satu tema tertentu.
52
7. Corak Penafsiran
Jika dilihat dari corak penafsiran maka corak penafsiran Tafsir-
Almisbah termasuk dalam kategori Tafsir adaby ijtima’I. yakni corak
penafsiran yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur‟an berdasarkan ketelitian
ungkapan-ungkapan yang disusun dengan bahasa yang lugas dan menekankan
tujuan pokok di turunkan Al-Qur‟an, lalu mengaplikasikannya dalam tatanan
sosial seperti pemecahan masalah umat dan bangsa pada umumnya yang
sejalan dengan perkembangan masyarakat.
53
Dalam penafsiran Al-Qur‟an, di samping ada bentuk, dan metode
penafsiran, terdapat pula corak penafsiran. Diantara corak penafsiran yaitu al-
Adabi-ijtima‟I, corak ini menampilkan pola penafsiran berdasarkan rasio
kultural masyarakat. Di antara kitab tafsir yang bercorak demikian yaitu al-
Misbah. Dari beberapa kitaf tafsir yang menggunakan corak ini, seperti tafsir,
al-Maraghi, al-Manar, al-Wadlih pada umumnya berusaha untuk membuktikan
bahwa al-Quran yaitu sebagian kitab Allah yang mampu mengikuti
perkembangan manusia serta perubahan zamannya. Quraish Shihab lebih
banyak menekankan sangat perlunya memahami wahyu Allah secara
kontekstual dan tidak semata-mata terpaku dengan makna secara teks saja. Ini
penting sebab dengan memahami Al-Qur‟an secara kontekstual maka pesan-
31
pesan yang terkandung di dalamnya akan dapat di pungsikan dengan baik
kedalam dunia nyata.
54
8. Karakteristik Tafsir Al-Misbah
Karakter Tafsir Al-Misbah penulisan tafsirnya sebagai berikut:
1. Menjelaskan nama surah
Sebelum memulai pembahasan yang lebih mendalam Qurais mengawali
penulisannya dengan menjelaskan nama surat dan menggolongkan ayat-ayat
pada Makiyyah dam Madaniyyah.
2. Menjelaskan isi kandungan ayat.
Setelah menjelaskan nama surat, kemudian ia mengulas secara global isi
kandungan surat diiringi dengan riwayat-riwat dan pendapat-pendapat para
mufassir terkait ayat ini
3. Mengemukakan Ayat-ayat di Awal Pembahasan
Setiap memulai pembahasan, Quraish Shihab mengemukakan satu, dua atau
lebih ayat-ayat al-Qur‟an yang mengacu pada satu tujuan yang menyatu.
4. Menjelaskan pengertian ayat secara global
Kemudian ia menyebutkan ayat-ayat secara global sehingga sebelum
memasuki penafsiran yang menjadi topic utama,pembaca terlebih dahulu
mengetahui makna ayat-ayatsecara umum.
5. Menjelaskan kosa kata
Selanjutnya Quraish Shihab menjelaskankata-kata secara bahasa pada kata-
kata yang sulit dipahami oleh pembaca
6. Menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat
Terhadap ayat yang mempunyai asbabun nuzul dari riwayat shahih yang
menjadi pengagang para ahli tafsir, maka Qurish Shihab menjelaskan
terlebih dahulu
7. Memandang satu surat sebagai satu kesatuan ayat-ayat yang serasi.
8. Gaya bahasa
55
32
F. Penelitian Terdahulu
Untuk dapat memecahkan persoalan dan mencapai tujuan sebagaimana di
ungkapkan diatas, maka perlu melakukan tinjauan pustaka guna mendapat kerangka
berfikiir yang dapat mewarnai kerangka kerja serta memperoleh hasil sebagaimana
yang telah di ungkapkan.
Skiripsi yang berjudul”Eksodus Bani Israil Dari Mesir Ke Palestina
(menggali Ibrah dari Pembangkangan Bani Israil)” yang di susun oleh Nurul
Hikmah pada tahun 2018 dari fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, skiripsi ini membahas tentang ibrah atau sifat pembangkangan Bani
Israil.
Jurnal yang berjudul “Israel Dalam Teks-teks Agama Islam” yang di susun
oleh Otong Sulaeman pada tahun 2018 dari sekolah tinggi Filsafat Islam sadra, jurnal
ini membahas tentang konflik Israel dan Palestina, Yahudi.
Jurnal yang berjudul “Sejarah Zionisme Dan Berdirinya Negara Bani Israil”
yang di susun oleh Andi Satrianingsih pada tahun 2016 dari Muhammadiyah
Universitas Of Makassar, jurnal ini membahas tentang organisasi Ziodisme dan
sejarah munculnya gerakan Zinisme dan tentang berdirinya negara Bani Israil.
Skiripsi yang berjudul “Imigrasi Yahudi Ke Palestina (1882-1948)” yang di
susun oleh Aniesah Hasan Syihab pada tahun 2010 dari Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya, skiripsi ini membahas tentang imigrasi Yahudi ke Palestina sejak tahun
1948 sampai 1948 dan juga membahas Zionisme.
Skripsi yang berjudul “Eksistensi Komunitas Yahudi Keturunan Di Jakarta:
Studi Tentang Komunitas UIJC (The United Indinesia Jewish Community)” yang di
susun oleh Ilawati pada tahun 2018 dari Fakultas Ushuliddin Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, skiripsi ini membahas tentang komunitas Yahudi dan
masa penjajahan Yahudi.
METODE PENULISAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian perpustakaan sepenuh yang juga di kenal
dengan istilah “Library Research” artinya penelitian yang menitik beratkan pada
literature dengan cara menganalisil muatan isi dari literature-literatur yang terkait
dengan penelitian, baik dari sumber data primer maupun skunder.
56
Objek utama
penelitian ini yaitu buku-buku karya M.Quraish Shihab serta buku dan literature
lainnya yang berkenaan dengan sifat Bani Israil. Oleh sebab itu, jelaslah bahwa jenis
penelitian ini yaitu deskriftif-kualitatif.
Metode merupakan tata cara yang sudah sistematis untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan metode digabungkan dengan kata Logos yang berarti
ilmu/pengetahuan, maka metodologi memiliki arti cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai tujuan yang telah di
tentukan.
57
Dan metode yang di gunakan yang di gunakan dalam pembahasan skirifsi ini
yaitu metode tematik, yaitu dengan membahas ayat-ayat Al-Qur‟an sesuai dengan
tema yang di tetapkan. Sasaran yang dicapai dalam metode ini yaitu untuk
mengupas tuntas persoalan tema yang telah ditetapkan.
58
B. Sumber Penelitian
Sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu:
a. Data primer yaitu data yang di peroleh oleh peneliti secara langsung , data
yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu Tafsir Al-Misbah.
b. Data skunder, yaitu data yang dapat memperjelas dan mendukung data
primer. Data ini bersumber dari kitab tafsir, buku-buku, artikel, skripsi,
jurnal, dan literature-literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
34
C. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang akan penulis lakukan yaitu penelitian tematik, maka
untuk mendapatkan hasil yang objektif, langkah-langkah penelitian atau
pengumpulan data yang akan penulis lakukan mengacu pada metode penelitian
tafsir maudhu‟i. adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
a. Memilih topic pembahasan yang akan di kaji secara maudu‟I (tematik)
b. Mengumpulkan ayat-ayat yang terkait dengan topic pembahasan .
c. Mengidentifikasi ayat sesuai dengan masalah yang di bahas.
d. Membaca ayat yang terkait serta mengutip sebagai bahan untuk di bahas.
e. Menganalisa sesuai metode pendekatan tafsir.59
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dipergunakan dalam menganalisa data penelitian ini
melalui metode maudhu‟i. Masalah yang di teliti dalam penelitian ini yaitu
bagaimana penafsiran M.Quraish Shihab tentang Ayat-Ayat sifat Bani Israil,
maka analisis datanya sebagai berikut:
a. Menulis ayat.
b. Menjelaskan makna ayat secara ijmali (artinya)
c. Menjelaskan kronologis turunnya ayat
d. Menjelaskan munasabah ayat
e. Menganalisis dan merikan pemahaman ayat-ayat dengan cara membaca
tafsir Al-Misbah dan berbagai tafsir lain untuk mendukung pendapatnya.
A. Kesimpulan
Setelah peneliti membahas dan meneliti sifat Bani Israil pada bab-bab
sebelumnya, kemudian peneliti menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:
1) Sifat Bani Israil menurut Quraish Shihab sebagaimana yang ia jelaskan dalam
tafsir Al-Misbah yaitu sebagai berikut: suka bertanya, keras kepala, ingkar,
membangkang, dengki, pembunuh nabi, mendustakan nabi, sombong,
pembohong.
2) Analisis Paradikma tentang Sifat Bani Israil Dalam Kehidupan Sekarang:
Masa Penjajah Yahudi ,Orang Yahudi yang dari Eropa mulai berdatangan ke
Indonesia ketika ekspedisi bangsa Portugis ke Nusantara, orang Yahudi yang
datang dari Eropa ini yaitu mereka yang terusir dari spanyol. Alfonso
de I‟Albuquerque seorang pemimpin pasukan Portugis pada tahun 1511
datang dan berhasil menaklukan Malaka. Dua tahun setelah itu, De Alvin
datang dari Malaka dan mendarat di sunda Kelapa serta membawa empat
buah rombongan kapal laut yang berasal dari Portugal untuk mencari rempah-
rempah. Ketika pada masa VOC ada salah satu orang Yahudi yang bernama
Juda Leo Ezechiel Ige atau yang sering di sebut Leendert Miero. Ia sukser
menjadi seorang penambang emas dan membeli sebuah rumah di kawasan
pondok Gede yang ketika itu merupakan kawasan perumahan yang luas
pekarangannya. Selama kurang lebih 15 tahun memiliki rumah itu, ia sering
mengundang orang-orang Yahudi yang ada di Batvia untuk merayakan hari-
hari besar keagamaan Yahudi. Hal ini membuktikan bahwa Miero bukanlah
satu-satunya orang Yahudi pada saat itu, namun terdapat juga orang-orang
Yahudi lainnya yang tinggal di Batavia. Organisasi Yahudi terdiri dua
organisasi yaitu, Fereemasonry dan Zionisme. Pandangan Ialam tentang
Yahudi.Pemikiran Wahba Az-Zuhaili Tentang Sifat Bani Israil yaitu: Ingkar,
Pembunuh Nabi , pembohong, Sombong , Pembangkang. Selanjutnya
Pemikiran Buya Hamka Tentang Bani Israil yaitu Menurut Buya Hamka
Bani Israil itu yaitu sejarahahnya kaum yang sejak dahulu dengan segala
cara menghalagi manusia untuk tidak melaksanakan syariat Allah. Mereka
75
76
membunuh para nabi berusaha mengubah bentuk da nisi taurat dan injil, serta
menghalalkan apa saja yang telah di haramkan Allah swt, misalnya
menhalalkan hubungan seksual antara anak dengan ayah, membolehkan
adanya praktek sihir, menghalalkan riba sehingga terkenallah dari dahulu
sampai sekarang bahwa antara Yahudi dengan perbuatan riba yaitu susah
dipisahkan. dinyatakan Allah di dalam kitab yang di turunkan kepada mereka
itu bahwa Bani israil akan membuat kerusakan di muka bumi dua kali.
Lepasnya mereka dari perbudakan Fir‟aun di mesir sebab pemberian Allah
tidak menyebabkan mereka bertambah tekun menanti Allah, tapi malah
menyombong. Mereka membusungkan dada di hadapan segala bangsa di
dunia ini dan mengatakan bahwa mereka yaitu ”Kaum yang dipilih Allah”.
Kaum yang istimewa. Segala bangsa mereka pandang rendah, dan mereka
menyombong, lantaran itu tentu saja perbuatan-perbuatan mereka yang hanya
mementingkan diri sendiri akhirnya membawa kerusakan, Sukarlah Bani
Israil, sampai pun ke zaman kita ini, buat mengelekkan diri dari tempelak
Tuhan yang seperti ini. Sebab di dalam kitab-kitab mereka sendiri bertemu
catatan itu. Bahkan Nabi Musa sendiri ketika dekat ajalnya di peringatkan
oleh tuhan bahwa sepeninggalan dia mati kelak, kaumnya ini akan
menyembah dwa-dewa dan akan melanggar segala janji mereka. Dengan
terus terang dengan kesombongannya. Mereka mengatakan kepada
Rasulullah saw. Seketika datang tempelak-tempelak semacam ini bahwa hati
mereka tertutup. Artinya pengajaran dari siapapun tidak akan masuk lagi.
B. Saran
Kepada pembaca penulis mengajak secara bersama-sama untuk lebih
mendalami dan menyadari bahwa pentingnya mengkaji ilmu tafsiran al-Qur‟an.
sebab sifat Bani Israil itu jelek dan akan dampak dalam kehidupan maka kita wajib
menghindari sifat-sifat ini .





.jpeg)





