kerajaan saksi yehova
Dilatarbelakangi oleh perbedaan pemahaman dan pandangan, baik dalam hal ketuhanan, pandangan
terhadap Alkitab, maupun aturan peribadatan dan perayaan hari-hari besar. Pemahaman Saksi-Saksi Yehuwa
berbeda dengan pemahaman umat Kristen Protestan pada umumnya, Saksi-Saksi Yehuwa tidak mengenal konsep
Allah Tritunggal, tidak menggunakan tanda salib baik di tempat ibadah maupun untuk pemakaman. Penelitian ini
didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dengan jenis penelitian kualitatif dan menggunakan
pendekatan studi kasus. Saksi-Saksi Yehuwa lebih mengutamakan perayaan Paskah daripada perayaan Natal,
karena tidak ada ayat dalam kitab suci yang menganjurkan umat Kristiani untuk merayakan Natal. Saksi-Saksi
Yehuwa adalah sebuah denominasi Kristen yang dikenal dengan penafsiran Alkitab yang unik. Mereka
menekankan pentingnya nama Tuhan, Yehuwa, dan menolak doktrin Trinitas atau konsep Tuhan Tritunggal.
Komunitas ini juga dikenal dengan kegiatan penginjilan dari rumah ke rumah dan menolak perayaan Natal.
Makalah ini akan membahas sejarah singkat, kepercayaan inti, dan praktik keagamaan Saksi-Saksi Yehuwa, serta
menganalisis hubungan mereka dengan komunitas-komunitas kelompok agama lain dan pandangan masyarakat
terhadap kelompok-kelompok tersebut.
.
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang meyakini jikalau hanya ada satu saja
Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini dan kerap juga disebut agama Abrahamik yang
seluruh kehidupannya berlandaskan pada ajaran dan hidup Yesus Kristus yang diyakini bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias yang menebus manusia dari dosa. Kepercayaan ini
pada mulanya hanya diperuntukkan bagi bangsa Yahudi. Namun, seorang yang bernama Petrus
mendapatkan sebuah tanda saat ia bekerja di Yerusalem untuk membaptis orang yang berada
di ibukota Italia yang bernama Kornelius serta dengan seluruh orang yang tinggal bersamanya
di Kaesaria. Adapun agama Kristen masih terbagi menjadi beberapa bagian aliran, seperti:
Kristen Ortodoks (yang tersebar di benua Asia dan Eropa), Kristen Katolik, Protestan serta
Kristen Saksi-Saksi Yehuwa. Meskipun memiliki perbedaan pemahaman dan sudut pandang
dalam penafsiran Alkitab namun ke empat aliran tersebut sudah merupakan bagian dari Agama
Kristen yang sudah diakui oleh pemerintah di dunia.
Dalam kamus pengetahuan ketuhanan, Saksi-Saksi Yehuwa berawal dari seorang yang
bernama Charlez Taze Russel pada tahun 1852-1916 di negara Paman Sam. Namanya pada
waktu itu ialah “Asosiasi Pelajar Kitab Suci Internasional.” Menurut badan hukum resmi dari
Saksi Yehuwa di dunia yaitu The Watch Tower membuat pernyataan bahwa Saksi-Saksi
Yehuwa memiliki sebuah makna yang deskriptis yang memberikan saksi tentang Yehuwa,
keilahian-Nya dan maksud tujuan-Nya untuk dunia ini.
Salah satu perbedaan pandangan antara Protestan dan Saksi-Saksi Yehuwa yang
menonjol adalah Saksi-Saksi Yehuwa tidak memakai salib, tidak merayakan natal, serta tidak
meyakini doktrin Allah Tri Tunggal. Sebab di Alkitab tidak ada ayat yang menyatakan hal
tersebut. Kristen Saksi-Saksi Yehuwa yang berlandaskan Alkitab tentu saja memiliki sebuah
keyakinan yang tidak dimiliki oleh aliran Kristen lainnya yang memang berdasar dari isi
Alkitab itu sendiri.
Kristen Saksi-Saksi Yehuwa mengawali pengajarannya dengan melakukan pengabaran dari
rumah ke rumah dan kerap mendapatkan penolakan dari masyarakat. Namun, orang-orang yang
dirinya terpanggil untuk melakukan pengabaran pantang menyerah meskipun mendapatkan
penolakan. Mereka tetap berjuang untuk mengabarkan firman Tuhan.
2. KAJIAN TEORITIS
Kajian mengenai Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) terkait konsep keselamatan
perlu dimulai dengan pemahaman teologi mereka yang berfokus pada monoteisme yang ketat
dan pemahaman literal terhadap Alkitab. Dalam pandangan SSY, keselamatan dicapai melalui
iman kepada Yehuwa (Allah) sebagai satu-satunya Tuhan sejati, pengetahuan Alkitab yang
mendalam, dan ketaatan terhadap ajaran mereka, termasuk pelayanan aktif menyebarkan kabar
baik. Natal tidak dirayakan dalam ajaran mereka, karena dianggap tidak berakar pada tradisi
Alkitabiah, melainkan pada praktik paganisme. Hal ini menjadikan Natal, bagi SSY, bukan
bagian dari ajaran keselamatan, melainkan praktik yang harus dihindari. Perspektif mereka juga
tidak mengakui konsep Allah Tritunggal, yang dianggap tidak sesuai dengan Alkitab.
Sebaliknya, pandangan Trinitarian dalam kekristenan mainstream menempatkan Allah
Tritunggal sebagai pusat keselamatan, dengan peran Allah Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan
Roh Kudus dalam karya penebusan. Natal dirayakan sebagai momen kelahiran Kristus, Sang
Juruselamat, yang menjadi inti dari rencana keselamatan Allah bagi manusia. Dalam konteks
ini, Allah Tritunggal dipahami sebagai kesatuan yang saling melengkapi dalam menyatakan
kasih dan keselamatan Allah kepada dunia. Dengan demikian, kajian ini akan mengulas
perbedaan mendasar dalam doktrin keselamatan, pandangan terhadap Natal, serta teologi Allah
Tritunggal antara SSY dan kekristenan arus utama.
Saksi-Saksi Yehuwa adalah suatu aliran yang berupaya untuk memurnikan ajaran
Kristus, sesuai apa yang tercatat di Alkitab. Menurut salah satu narasumber yang penulis
wawancarai Br. Sibagariang mengakui jika kelompok mereka telah berjumlah sekitar 8 juta
jemaat pengikut yang tersebar di seluruh dunia serta berperan aktif dalam kegiatan pengabaran,
dan lebih dari 17 juta pengikut yang menghadiri Peringatan Kematian Yesus Kristus setiap
tahunnya. Pada tahun 1931 Saksi-Saksi Yehuwa dinamai dengan Siswa-Siswa Alkitab yang di
organisasi secara Internasional, dan di dunia Barat disebut juga sebagai Jehovah’s Witnesses.
Banyak orang-rang Kristen yang menganggap Saksi-Saksi Yehuwa merupakan sebuah aliran
sesat karena menolak Allah Tri Tunggal Mahakudus. Itulah sebabnya saat melakukan
pengabaran ke rumah-rumah, warga yang didatangi oleh pengabar akan memilih menutup pintu
rumahnya serta mengusir pengabar karena keyakinan mereka yang meyakini agama ini adalah
aliran sesat.
Sejarah Munculnya Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa
Saksi-Saksi Yehuwa sudah ada sejak lebih dari ratusan tahun yang lalu. Yang dimana
pada awal tahun 1870 di Allegheny, Pennsylvania, Amerika Serikat terbentuk kelompok
belajar Alkitab yang dipelopori oleh Charlez Taze Russel.
Dari hal tersebut Saksi-Saksi Yehuwa memberikan kesaksian atau pengabaran dari
rumah ke rumah sembari menawarkan bacaan Alkitab kepada orang-orang yang belum
memahami Alkitab dengan baik. Dahulu, pengajaran Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia secara
resmi dilarang melakukan pengabaran melalui Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 tahun
1976, dan memalui SK itulah Jaksa Agung telah melarang kegiatan Saksi Yehuwa atau Siswa
Alkitab di seluruh wilayah Indonesia. Sebab pemerintah meyakini Saksi-Saksi Yehuwa
memuat hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, seperti menolak
menghormat bendera kebangsaan dan menolak ikut berpolitik. Namun, pada Februari 1994 ada
upaya untuk mencabut SK dengan berlandaskan Pasal 29 UUD 1945, Tap MPR Nomor
XVII/1998 tentang HAM dan atas Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998. Pada 1 Juni 2001 SK
ini kemudian dicabut. Walaupun demikian, sebenarnya sejak tanggal 19 Juli 1996, Saksi-Saksi
Yehuwa telah membukan kantor cabang Indonesia berupa gedung yang dipergunakan sebagai
tempat pertemuan dan pusat kegiatan.
Kepercayaan Tentang Darah
Anggota Saksi-Saksi Yehuwa tidak menerima transfusi darah karena menurut
penafsiran sekte tersebut melalui Alkitab dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan
jelas Allah berfirman untuk tidak menggunakan darah. (Kejadian 9:4; Imamat 17:10; Ulangan
12:23: Kisah Para Rasul 15:28, 29) Juga, bagi Allah itu sendiri, darah adalah lambang dari
sebuah kehidupan mahluk hidup. Juga bangsa Israel pada pendahulu mencurahkan darah dari
hewan yang sudah ditentukan layak untuk mendapatkan pengampunan. Penebusan dosa hanya
sekali untuk selamanya juga didasarkan atas darah Yesus Kristus Putra Tunggal Allah yang
tercurah (Ibrani 9:24-28). Anggota Saksi-Saksi Yehuwa menaati peraturan yang tertulis dalam
Alkitab tanpa melanggarnya satupun sebagai wujud dari ketaatan mereka kepada Allah yang
telah memberikan kehidupan.
Perbedaan Kepercayaan Terhadap Doktrin Kristen
Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dengan Agama Kristen pada umumnya. Contohnya ialah
Saksi Yehuwa memercayai Alkitab bahwa Yahweh adalah Tuhan. Bukan Yesus Kristus.
Yehuwa ialah satu-satunya Allah, sedangkan Yesus adalah Putra Allah, sehingga bukan bagian
dari Tritunggal. (Markus 12:29) Mereka memercayai Yesus adalah Malaikat. Saksi-Saksi
Yehuwa tidak meyakini adanya roh manusia yang tak berkematian. Setelah seseorang mati ia
tidak tahu apa-apa dan menunggu kebangkitan jika ada dalam ingatan Allah Yehuwa. Menurut
kepercayaan mereka juga tidak ada dasar dalam Alkitab bahwa Allah menyiksa orang selama-
lamanya di Neraka, karena sifat utama Allah adalah Kasih. Sekte ini juga tidak percaya bahwa
orang yang memimpin kegiatan agama harus diberi gelar-gelar yang meninggikan mereka di
atas orang lain. (Pengkhotbah 9:5: Yehezkiel 18:44; Matius 23:8-10).
Hari Raya Besar Natal
Saksi-Saksi Yehuwa tidak merayakan hari raya Natal. Aliran ini berpendapat bahwa
perayaan Natal tidak memiliki dasar Alkitabiah dan Natal lebih condong perayaannya lebih ke
sebuah tradisi tahunan yang dirayakan oleh orang Kristen di dunia. Saksi-Saksi Yehuwa lebih
memilih untuk memperingati kematian Yesus Kristus pada tanggal 14 Nisan seusai dengan
kalender orang Yahudi. Saksi-Saksi Yehuwa juga meyakini jika semua manusia telah
diselamatkan lewat insiden penyaliban Yesus Kristus di kayu Salib.
Natal adalah hari kelahiran Yesus Kristus menurut orang Kristen yang diperingati
secara umum setiap tanggal 25 desember setiap tahunnya oleh penganutnya di seluruh dunia,
baik perayaan secara sederhana maupun secara besar dan mewah. Peringatan kelahiran ini
menjadi sorotan agama lain. Sebab menurut mereka, di dalam Alkitab itu sendiri tidak
dijelaskan tanggal kelahiran Yesus secara rinci dan transparan.
Jika menurut arti secara umumnya Natal tidak memiliki kaitan dengan agama Kristen.
Kata “natal” diartikan sebagai penanggalan dari hari kelahiran atapun sebuah ulangtahun.
Sehingga dalam sebuah lembaga saat merayakan hari natal tidak memakai istilah tersebut,
melainkan menggunakan kata istilah “Dies Natalis.”
Menolak Konsep Allah Tritunggal
Saksi-Saksi Yehuwa menolah keras doktrin Trinitas. Mereka percaya bahwa hanya ada
satu Allah yang benar, yaitu Yahweh atau Yehuwa dan Yesus Kristus adalah Putra Tunggal
Allah. Aliran ini meyakini bahwa Bapa lebih tinggi kedudukannya daripada Anak. Allah adalah
Bapa sedangkan Yesus adalah Anak. Sehingga tidak ada hubungannya dengan Tritunggal.
Tuhan yang mereka sembah adalah Allah itu sendiri yang memiliki nama di Alkitab Yahweh.
Yesus tidak disebut Tuhan karena tidak tertulis dalam Alkitab.
Pedoman Saksi-Saksi Yehuwa yang langsung berlandaskan dari Alkitab membuat
perbedaan yang amat jelas antara Kristen Protestan dengan aliran tersebut. Saksi-Saksi
Yehuwa tidak menggunakan pemahaman dokma dan doktrin. Alkitab adalah landasan utama
mereka dalam melakukan kegiatan pengabaran.
Pandangan-pandangan ini tentunya memiliki implikasi yang signifikan bagi kehidupan
sehari-hari bagi jemaat Saksi Yehuwa. Mereka hidup dengan gaya hidup yang sederhana,
menghindari perayaan-perayaan duniawi serta aktif dalam mengabarkan kabar baik kepada
orang lain yang mereka temui.
Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa merupakan pusat kegiatan keagamaan bagi
komunitas mereka. Pandangan mereka tentang keselamatan, Natal, Salib, dan Allah Tritunggal
didasarkan pada pemahaman mereka terhadap Alkitab. Perbedaan pandangan ini membentuk
identitas unik mereka sebagai sebuah kelompok agama.
Ajaran Saksi-Saksi Yehuwa
a. Allah
Allah yang Mahakuasa merupakan satu-satunya Allah yang disembah oleh Saksi-Saksi
Yehuwa. Karena Allah yang menciptakan Bumi serta isinya, sehingga Allah adalah pemegang
tertinggi dalam kerajaan surga.
b. Alkitab
Alkitab diakui oleh Saksi Yehuwa berisi pesan yang diberikan oleh Allah kepada
manusia yang membawakan kabar baik dan menyatakan bahwa manusia akan hidup kekal di
Bumi yang tertulis dalam Alkitab. Kepercayaan yang didasarkan pada Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru yang berisi 66 kitab.
Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwasanya Alkitab berasal dari Allah yang
menggunakan 40 orang untuk menuliskannya. Di mana lima buku pertama dalam Perjanjian
Lama ditulis oleh Musa saat membawa bangsa Israel menuju tanak Kanaan keluar dari Mesir.
Dan buku terakhir dalam Perjanjian Baru pada 1900 tahun lalu ditulis oleh rasul Yohannes.
c. Yesus
Allah menciptakan Yesus dengan tidak seperti manusia lainnya di muka Bumi. Yesus
lahir di Yudea dari seorang anak dara bernama Maria yang diberkati langsung oleh Bapa
Surgawi bernama Yehuwa. Apa yang Yesus ajarkan selama di Bumi tentunya diikuti oleh Saksi
Yehuwa. Namun, Saksi Yehuwa belajar dari Alkitab jika Yesus bukanlah Allah yang
Mahakuasa serta tidak ada ayat-ayat yang menjelaskan secara lengkap mengenai ajaran Tri
Tunggal.
d. Kerajaan Allah
Pemerintahan Allah merupakan sebuah kerajaan tentunya dibuat oleh Allah itu sendiri
dengan seorang pemimpin atau raja yang telah dipilih oleh Allah.
Yesus merupakan raja dari kerajaan Allah. Namun, jika saatnya tiba maka Allah lah
yang akan menjadi Raja yang kekal.
e. Keselamatan
Saksi-Saksi Yehuwa meyakini jika manusia sudah bebas dari dosa dan kematian lewat
karya penebusan yang diberikan Allah yaitu Putranya Yesus Kristus.
Namun, Saksi-Saksi Yehuwa tentunya tidak hanya harus beriman kepada Yesus tetapi
juga harus merubah kebiasaannya dalam hidup menjadi lebih baik dan diperbaharui agar sesuai
dengan hukum Allah. Iman seseorang dapat terlihat dari karakternya dan perilakunya.
f. Kejahatan dan Penderitaan
Saat salah satu malaikan Allah memberontak di surga itulah awal dari kejahatan dan
penderitaan itu bermula. Setan itu membujuk pasangan anak manusia yang pertama di ciptakan
untuk memberontak dan berpaling dari ajaran yang diberikan Allah. Semua keturunan mereka
juga tidak luput dari ganjaran yang sangat menyedihkan tersebut. Untuk menghentikan
penderitaan yang diawali oleh si malaikat yang memberontak, Allah mengijinkan segala
kejahatan dan penderitaan itu ada di Bumi untuk menguji iman manusia. Namun, Allah akan
segera turun ke dunia untuk menghentikannya.
Aktivitas di Balai Kerajaan Saksi Yehuwa yang berlokasi di Sipoholon sesuai dengan
informasi yang diberikan narasumber Br. Sibagariang dilaksanakan pertemuan dua kali dalam
satu minggu. Yang dimana sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh seluruh
pengikutnya.
Yaitu hari Kamis pada jam 16.30 WIB
Dan hari Minggu pada jam 09.30 WIB
Adapun pengajaran diterapkan berdasarkan Alkitab. Sebagian besar acaranya
mencakup partisipasi dan atusiasme jemaar, kemudian berdiskusi ayat Alkitab serta sharing isi
Alkitab. Acara bermula dan berakhir dengan lagu pujian serta doa. Pada akhir ibadah, biasanya
setiap jemaat akan berkumpul untuk mendengarkan ajaran dari Alkitab sekitar 30 menit perihal
kaitan Alkitab dengan kehidupan pada zaman ini. Para jemaat akan dianjurkan melihat nats-
nats Alkitab yang sudah dibacakan Penatua Saksi Yehuwa. Saksi-Saksi Yehuwa dilatih untuk
tegas dan kreatif dalam mengabarkan atau mengajar.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini kesimpulan yang dapat dituliskan oleh penulis adalah:
Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa merupakan sebuah kepercayaan aliran dari agama
Kristen yang memiliki perbedaan pandangan mengenai Salib, Natal dan Allah Tri Tunggal.
Saksi-Saksi Yehuwa merayakan perayaan sesuai dengan apa yang tertulis dalam Alkitab tanpa
mengurangi dan menambahi. Adapun perayaan yang dirayakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa
adalah Perjamun Malam Tuan yang diadakan pada malam Paskah pada 14 bulan Nisan sesuai
dengan kalender Yahudi yang diadakan satu kali dalam satu tahun.











